IRASAH D MEDP Newsletter
Oktober 2009
PENGADAAN BARANG & JASA
HARUS SESUAI PROSEDUR DIRASAH
1
DA F T A R I S I
DIRASAH MEDP Newsletter
Alamat: Lantai 8 Blok C 808 Gedung Departemen Agama Jl. Lapangan Banteng Barat no. 3-4 Jakarta Dewan Redaksi: Bahrul Hayat, PhD, Dr. Mohammad Ali, Dr. Affandi Mochtar Pemimpin Umum: Drs. H. Firdaus, M.Pd Pemimpin Redaksi: Dr. Rohmat Mulyana, M.Pd Wakil Pemred: Aceng Abdul Aziz, M.Pd Staf Redaksi: Abdul Rouf, Bekti Indramaji, Ety Herawati, Fifi Mutia, Nina Hasanah, Muhibuddin Konsultan Produksi: PT. Madah Arbata Design: Ahmad Gabriel Website: medp.depag.go.id
4 SALAM REDAKSI 3
Training Besar Jelang Akhir Tahun
LAPORAN UTAMA 4 7
Pengadaan Sesuai Prosedur Amanat Kepres No. 80 TAHUN 2003 8 Krusialnya Pengadaan Barang dan Jasa 10 Manajemen Kontrak Pengadaan 12 Mementingkan Kualitas Barang dan Jasa PENGALAMAN 14 Qurratul Aini: Madrasah Perlu Dukungan dan Bantuan
18 MTS Al-Ma’arif Bangkalan, Maju dengan Dukungan Pesantren 20 MAS Darul Ulum Amessangeng, Menggapai Simbol Kemajuan PROGRAM 22 Mantapkan Persiapan Training Besar 23 PBNU akan Bangun 75 SBI 24 Rp 117 Miliar untuk Rekonstruksi Sarana Pendidikan Islam 25 JIC Pusat Pendidikan Islam Dunia 26 Pendidikan Islam Mengalami Perbaikan 27 Semua Madrasah Sudah Terapkan ICT SUKSES
PROFIL
28 Wali Band Asal Pesantren, Sukses di Jalur Musik
16 MI Mujahidin Jombang, Rajin Menggalang Kerjasama
PERSPEKTIF
16
2
10
Oktober 2009
32 Tujuan Pendidikan Islam
24
28
SAL AM RE DAKSI
Training Besar Jelang Akhir Tahun
K
ami sebagai pengelola MEDP sedang mematangkan persiapan pelaksanaan sepuluh paket wokrshop dan pelatian (training) yang akan melibatkan para pemangku program MEDP. Taining kali ini boleh dibilang training besar, melibatkan hampir seribu orang peserta dan pelatih. Kegiatan ini merupakan paket pelatihan terakhir pada program MEDP 2009. Demi efektifitas dan efisiensinya, kami merangkul sepuluh rekanan yang mempunyai kredibilitas di bidangnya. Para rekanan menyiapkan aspek-aspek teknis pelatihan, sedangkan kami dari CPMU bertanggung jawab pada konten pelatihan. Kesepuluh konsultan tersebut adalah PT PPA Cons, SIMES, PT Tridarma, PT Amythas, PT Buah Bumi Bersama, PPSDM, PT Sucofindo, PT One System Solution, PT Sinergi Bintang MA, dan PT Adhira Karya Persada. Merekalah yang bertanggung jawab masalah teknis di lapangan. Para konsultan bertanggung jawab masalah teknis, mulai dari persiapan penginapan, tempat acara, konsumsi, hingga sususan
acara. Sehingga nanti semua peserta bisa langsung datang dan mengikuti kegiatan. Begitu juga dengan pihak CPMU tinggal mengisi acara pelatihan. Dalam mempersiapkan kegiatan, setiap rekanan tentu mempunyai caranya sendiri-sendiri. Namun mereka kami tuntut untuk memberikan pelayanan kepada para peserta maupun pemateri training sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh kami. Para peserta training berasal dari kalangan madrasah, petugas MEDP dan para undangan di tiga provinsi sasaran MEDP, yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Jumlah mereka bervariasi, sekitar 300-an orang di setiap provinsi. Setelah dilaksanakannya training-training dengan ragam materi itu nantinya insya Allah kita telah bersiap-siap memasuki program MEDP tahun 2010 dengan lebih baik. Kita yakin, hanya dengan persiapan yang benar-benar matang, kita bisa berhasil menjalankan semua kegiatan MEDP dengan sukses. Semoga. Dr Rohmat Mulyana, M.Pd. Manajer Proyek MEDP
DIRASAH
3
LA P O RA N UT A M A
google.com
PENGADAAN SESUAI PROSEDUR Setiap elemen yang terlibat dalam MEDP diharuskan mengerti tentang prosedur pengadaan barang
P
roses perubahan pasti terjadi pada 500 madrasah yang mendapatkan blockgrant dari program Madrasah Education Development Project (MEDP). Sesuai MDP (Madrasah Development Plan) yang disusun masing-masing madrasah, perubahan itu akan terjadi pada ranah sarana prasarana, kualitas pendidik dan tenaga kependidikan, serta kualitas proses belajar-mengajar. Satu faktor penting yang akan menentukan adalah proses pengadaan barang dan jasa yang dilaksanakan masing-masing madrasah 4
Oktober 2009
penerima blockgrant. Setiap elemen yang terlibat dalam MEDP diharuskan mengerti tentang prosedur pengadaan barang ini. Dalam pelaksanaan MEDP, pengadaaan memang kerap dilakukan baik untuk bangunan fisik maupun pengadaan barang-barang yang telah dianggarkan. Semua fasilitator dan DCU sudah mendapatkan petunjuk teknis pelaksanaan pengadaan barang tersebut. Dengan demikian diharapkan, pada pelaksanaan di lapangan semua elemen MEDP tidak mengalami kesulitan, apalagi
L AP O RAN UTAMA kesalahan. Dengan metode dan petunjuk teknis yang telah dibekalkan ke seluruh elemen MEDP, proyek ini bisa dilakukan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Pengadaan dalam program MEDP bisa dilakukan dalam beberapa metode, yakni metode pembelanjaan (shopping), penunjukan langsung (direct contracting), dan pastisipasi masyarakat (community participation). Di setiap metode yang dilakukan dalam pengadaan barang, juga diperlukan prosedurprosedur tertentu. Shopping merupakan metode pengadaan berdasarkan perbandingan harga penawaran yang diperoleh dari beberapa supplier atau kontraktor. Dalam melakukan metode ini, minimal harus ada tiga penawar. Cara ini sangat tepat untuk pengadaan barang yang sudah tersedia dengan standar spesifikasi tertentu. Permintaan penawaran akan
disampaikan dengan uraian, jumlah barang atau persyaratan pekerjaan, juga ketentuan waktu dan tempat pemasukan. Penawaran harus disampaikan secara langsung atau melalui kurir. Evaluasi penawaran akan mengikuti prinsip-prinsip yang sama dengan penawaran persaingan terbuka. Ada dua cara yang bisa dilakukan dalam metode shopping. Pertama, prior review, yaitu metode yang memerlukan semua review dokumen oleh ADB sebelum kegiatan pengadaan dilakukan. Metode ini harus dilakukan untuk pengadaan barang (goods) atau jasa pekerjaan sipil (civil works) dengan biaya antara US$ 50 ribu hingga US$100 ribu. Cara kedua adalah post review. Metode ini memang tidak memerlukan semua dokumen, sebelum kegiatan pengadaan dimulai. Tetapi setelah pelaksanaan pengadaan selesai, dokumen kontrak harus google.com
DIRASAH
5
LA P O RA N UT A M A
dikirimkan ke ADB untuk review melalui CPMU. Cara ini dilaksanakan untuk pengadaan barang dan pekerjaan sipil dengan biaya antara US$ 30 ribu hingga US$ 50 ribu. Begitu juga dengan pengadaan barang antara US$ 5,000 hingga US$ 30 ribu. Metode pengadaan barang yang kedua adalah dengan penunjukan langsung. Metode ini dilakukan melalui kontrak dengan penyedia tunggal barang tanpa proses penawaran yang bersaing. Metode ini dipakai jika dibutuhkan tambahan barang dengan kontrak yang sudah ada. Standar barang harus cocok dengan yang sudah ada, jika dibutuhkan tambahan pembelian dari pemasok pemula. Barang yang dibutuhkan hanya dapat diperoleh dari satu sumber. Dalam metode ini hanya diperbolehkan untuk pengadaaan barang dengan dengan biaya maksimal US$ 5 ribu. 6
Oktober 2009
depag.go.id
Metode pengadaan barang yang ketiga adalah dengan melibatkan partisipasi masyarakat. Metode ini bisa dilakukan untuk pengadaan pekerjaan sipil dengan biaya maksimal US$ 30 ribu. Masyarakat diajak untuk terlibat dalam pekerjaan-pekerjaan sipil sebagaimana sering dilakukan pada pembangunan madrasah selama ini. Untuk kelestarian proyek atau untuk mencapai tujuan sosial khusus tertentu, perlu mengundang partisipasi masyarakat dan atau lembaga swadaya masyarakat setempat dalam memberikan pelayanan untuk meningkatkan penggunaan kemampuan dan material setempat, menggunakan tenaga kerja setempat, memulai teknologi yang tepat guna, dan lain lain. Prosedur penggunaan harus sesuai, efisien dan dapat diterima ADB. (*at)
L AP O RAN UTAMA
Amanat Kepres No. 80 Tahun 2003
G
una menjamin proses pengadaan barang dan jasa yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah, atau yang mempergunakan dana APBN/APBD, menghasilkan barang dan jasa dengan kualitas andal sesuai kebutuhan, telah dikeluarkan Kepres No. 80 Tahun 2003 tentang Pengadaan Barang dan Jasa. Kepres ini memuat beberapa prinsip penting dalam proses pengadaan barang dan jasa. Prinsip pertama adalah efisien. Ini berarti pengadaan barang/jasa harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu sesingkat-singkatnya. Prinsip kedua, efektif, berarti pengadaan barang/ jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan. Kepres tersebut juga menegaskan prinsip terbuka dan bersaing, yang berarti pengadaan barang/jasa harus terbuka bagi penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui persaingan yang sehat di antara penyedia barang/jasa yang
setara dan memenuhi syarat/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan. Pengadaan barang dan jasa juga harus dilaksanakan secara transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang/jasa termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi, penatapan calon penyedia barang/jasa, sifatnya terbuka bagi peserta penyedia barang/jasa yang berminat serta bagi masyarakat luas pada umumnya. Berikutnya, pengadaan barang dan jasa harus dilakukan secara adil/tidak diskriminatif, berarti memberika perlakuan yang sama bagi semua calon penyedia barang/ jasa dan tidak mengarah untuk member keuntungan kepada pihak tertentu, dengan cara dan atau alas an apapun. Dan terakhir, pengadaan barang dan jasa harus dilaksanakan secara akuntabel, berarti harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun manfaat bagi kelancaran pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pelayanan masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip serta ketentuan yang berlaku dalam pengadaan barang dan jasa.
DIRASAH
7
LA P O RA N UT A MA
Krusialnya Pengadaan Barang dan Jasa google.com
Pihak madrasah harus mempertimbangkan dengan cermat, siapa yang akan menjadi rekanan dalam pengadaan barang dan jasa di madrasah
K
egiatan pengadaan barang dan jasa merupakan bagian tak terpisahkan dari proses perubahan yang menjadi mandat sebuah proyek. IBM Jayamartha, ahli manajemen proyek yang saat ini terlibat sebagai konsultan IT dan manajemen proyek di lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, menjelaskan, manajemen pengadaan barang dan jasa, atau istilah teknisnya procurement man8
Oktober 2009
agement, adalah salah satu dari sembilan area pengetahuan dalam Manajemen Proyek, sebagaimana dijelaskan di dalam Project Managemen Body of Knowledge (PMBOK) Guide. Penguasaan terhadap keahlian di bidang ini sangat menentukan keberhasilan sebuah proyek. Pentingnya soal ini bisa kita pahami dengan melihat bagaimana sesungguhnya proses perubahan yang akan digulirkan oleh madrasah-madrasah penerima blockgrant MEDP. Sebagian madrasah akan memanfaatkan sebagian besar dana blockgrant itu untuk merenovasi ruang kelas ataupun membangun ruang kelas baru. Diasumsikan, dengan langkah ini daya tampung
L AP O RAN UTAMA siswa maupun daya tarik madrasah secara fisik akan meningkat, sehingga jumlah siswa yang belajar di madrasahpun akan bertambah. Secara akumulatif, hal ini akan meningkatkan Angka Partisipasi Kasar pada madrasah. Pada prakteknya, sejauh mana dampak positif benar-benar akan dinikmati oleh madrasah maupun oleh masyarakat luas, tergantung pada bagaimana proses renovasi maupun pembangunan ruang kelas baru itu diselenggarakan. Jika ia diselenggarakan secara baik, dengan mempergunakan material, ukuran dan prosedur kerja sesuai dengan bestek atau perencanaan, bisa dipastikan hasilnya akan memuaskan dan ruang kelas itu akan berdiri dan berfungsi untuk jangka waktu yang lama. Sebaliknya, jika terjadi penyalahgunaan atau kekeliruan dalam proses renovasi atau pembangunan ruang kelas baru itu, kerusakan akan lebih cepat terjadi dan usia bangunan menjadi lebih singkat. Tentunya, dampak positif yang direncanakanpun tak akan pernah bisa diraih. Kemudian, berdasarkan Madrasah Development Plan juga bisa diketahui bahwa sebagian madrasah akan memanfaatkan dana blockgrant itu untuk menyiapkan laboratorium komputer ataupun laboratorium IPA. Keberadaan laboratorium komputer dan laboratorium IPA tersebut diharapkan akan menunjang peningkatan mutu pembelajaran madrasah. Nah, pada prakteknya, terwujud tidaknya harapan tadi, juga sangat tergantung
pada proses pengadaan laboratorium komputer dan IPA tersebut. Jika madrasah bisa melaksanakan proses pengadaan secara efisien dan efektif, sehingga didapatkan perangkat komputer ataupun peralatan laboratorium IPA yang andal dengan dana yang ada, maka peningkatan mutu pembelajaran di madrasah itu niscaya akan terwujud. Jika sebaliknya yang terjadi, katakanlah perangkat komputer yang dibeli ternyata tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan, dan baru beberapa bulan dipergunakan sudah mengalami kerusakan, maka harapan peningkatan mutu itupun akan sulit diwujudkan. Mempertimbangkan itu semua, IBM Jayamartha memberi saran agar kita berupaya memperoleh barang dan jasa yang sesuai dengan harapan kita. Pihak-pihak yang terlibat dalam proses pengadaan barang dan jasa tersebut haruslah memegang teguh prinsip efisiensi dan efektivitas, dengan memilih barang dan jasa yang mutunya bisa diandalkan dengan tingkat harga yang rasional. Secara praktis, itu berarti pihak madrasah harus mempertimbangkan dengan cermat, siapa yang akan menjadi rekanan dalam pengadaan barang dan jasa di madrasah tersebut, juga bagaimana kesesuaian barang dan jasa yang ditawarkan rekanan dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. Jangan sampai, pihak madrasah gigit jari akibat dana dihabiskan untuk barang dan jasa yang tidak berkualitas. DIRASAH
9
LA P O RA N UT A MA Flickr.com
Manajemen Kontrak Pengadaan Pihak madrasah harus mempersiapkan tim yang bisa menyusun kontrak-kontrak pengadaan barang dan jasa dengan baik
S
atu aspek penting yang harus diperhatikan pihak madrasah dalam pengadaan barang dan jasa, adalah penanganan kontrak. IBM Jayamartha menegaskan bahwa kontrak harus dibuat dengan jelas dan tegas ketika kita melaksanakan pengadaan barang dan jasa, karena ia merupakan satu-satunya acuan yang valid baik bagi pihak rekanan maupun pihak kita. 10
Oktober 2009
Terkait dengan hal ini, pihak madrasah pertama-tama harus paham tentang definisi kontrak. Dalam hukum bisnis kontrak didefinisikan sebagai perjanjian di antara pihak-pihak yang kompeten untuk menyelesaikan masalah secara hukum dengan istilah yang dipaparkan dengan jelas. Implikasinya, pihak-pihak yang terkait harus menyamakan persepsinya dan memutuskan bahwa mereka
L AP O RAN UTAMA akan melaksanakan hal-hal yang dijabarkan di dalam kontrak. Dari definisi tadi jelas bahwa tidak boleh ada kontrak yang dipaksakan kepada seseorang. Jika ada tekanan dan paksaan, maka tidak ada kontrak yang dapat ditegakkan. Anda tidak bisa menodongkan senjata ke seseorang agar menandatangani pembelian lemari es dan mengharapkan orang tersebut memegang kontrak tersebut. Kontrak juga harus dilakukan oleh pihak-pihak yang berwenang atau kompeten. Artinya orang yang membuat perjanjian harus kompeten untuk membuat perjanjian. Orang yang tidak memiliki kewenangan sehingga tidak berhak untuk membuat keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan atau orang yang tidak cukup umur tidak dapat membuat kontrak. Berdasarkan kenyataan, jika ada pihak yang tidak kompeten masuk kedalam kontrak, maka kontrak akan dilaksanakan oleh pihak yang berkompeten dan bukan oleh orang yang tidak kompeten tersebut. Agar pihak madrasah maupun pihak rekanan tidak ada yang dirugikan terkait dengan pengadaan barang dan jasa yang akan dilaksanakan, maka mutlak pihak madrasah harus mempersiapkan tim yang bisa menyusun kontrakkontrak pengadaan barang dan jasa secara baik.
Langkah-Langkah Pengadaan Berikut ini langkah demi langkah proses pengadaan barang dan jasa sesuai Project Managemen Body of Knowledge (PMBOK) Guidance. 1. Perencanaan Pengadaan: Pihak madrasah harus menetapkan barang dan jasa apa yang akan diadakan dan kapan itu harus dilaksanakan. 2. Perencanaan Solisitasi: Pihak madrasah harus mendokumentasikan apa saja persyaratan, kriteria atau spesifikasi barang dan jasa yang dibutuhkan, lalu menginventarisasi sumber-sumber pengadaan barang dan jasa tersebut. 3. Solisitasi: Pihak madrasah mengumumkan kebutuhan pengadaan barang dan jasa sesuai dengan metode pengadaan yang dipilih. 4. Pemilihan Sumber: Pihak madrasah menetapkan rekanan atau pihak yang ditunjuk untuk memasok barang dan jasa sesuai kebutuhan. 5. Administrasi Kontrak: Pihak madrasah membereskan masalah administrasi kontrak atau perjanjian dengan pihak rekanan, sehingga masing-masing pihak memiliki acuan hukum yang jelas. 6. Penutupan Kontrak: Pihak madrasah menangani pemenuhan dan penyelesaian kontrak, hingga semua barang dan jasa yang dibutuhkan pihak madrasah benarbenar tersedia sesuai permintaan. DIRASAH
11
LA P O RA N UT A MA
Mementingkan Kualitas Barang dan Jasa google.com
CPMU juga telah menentukan kategori dan kualitas barang yang harus diadakan pada proses pengadaan
D
alam memanfaatkan dana blockgrant MEDP, terbuka kemungkinan bagi pihak madrasah untuk mengadakan barang dan jasa secara swadaya, atau memilih rekanan mempergunakan berbagai metode pengadaan. CPMU sudah menentukan cara yang bisa dilakukan untuk pengadaan barang serta pembangunan sarana prasarana. Setiap cara mempunyai berbagai langkah administratif yang harus dilakukan. Semua langkah ditujukan untuk menjamin kualitas barang yang 12
Oktober 2009
akan disediakan. Prior review dalam metode belanja misalnya, cara ini mempunyai 14 langkah yang harus dilakukan. Mulai dari pembentukan panitia pengadaan, penyusunan jadwal pelaksanaan pengadaan hingga persiapan dan penandatanganan kontrak. Begitu juga post review yang juga mengharuskan 14 langkah. Sementara itu, metode pengadaan langsung mempunyai 13 cara yang harus dilalui. Semua langkah yang harus dilakukan selain untuk menjamin kualitas barang yang akan didapat madrasah juga untuk menjaga agar program berjalan sesuai aturan yang ada dan dapat dipertanggungjawabkan dengan benar. Ada
L AP O RAN UTAMA satu lagi metode yang dilakukan untuk pengadaan sarana yaitu dengan partisipasi masyarakat. Metode ini tentunya memerlukan dukungan dari masyarakat setempat. Posisi kepala madrasah sangat penting dalam pengadaan barang ini. Karena dialah yang akan membentuk panitia penerimaan barang sekaligus panitia pengadaan. Selanjutnya panitialah yang akan menindaklanjuti langkah-langkah selanjutnya. Walaupun telah dibentuk panitia, kepala madrasah setelah menerima barang juga dituntut untuk mencatat semua barang yang diadakannya tersebut. Untuk menjamin sebuah kualitas, CPMU juga telah menetukan kategori dan kualitas barang yang harus diadakan pada proses pengadaan barang dan sarana fisik tersebut. Bukan hanya itu CPMU juga menetukan standar harga bagi setiap kualitas yang ada. Sehingga dengan ini sekolah bisa mendapatkan barang dengan kualitas baik bermutu dengan harga yang telah dipatokkan. Masalah harga ini sangat penting karena akan sangat berpengaruh pada pelaporan nantinya. Pematokan harga juga membuat rekanan pengadaan barang tidak menetapkan harga yang tidak wajar. Misalnya harga yang terlalu tinggi. Untuk daerah-daerah tertentu, harga yang ada di daerah tersebut lebih rendah dari harga yang telah ditetapkan CPMU. Hal ini mungkin disebabkan harga yang
telah ditetapkan CPMU sesuai standar nasional, sementara sebagian barang di daerah masih cukup murah untuk kualitas barang yang sama. Misalnya harga batu coran di daerah yang mungkin lebih rendah dari harga yang telah ditetapkan. CPMU tidak mempermasalahkan jika ada harga yang lebih rendah di daerah, sepanjang kualitasnya tidak lebih rendah. “Harga yang lebih rendah juga tidak menjadi persoalan dalam pengadaan barang. Asalkan kualitas barang yang ada harus sesuai dengan SIN (Standar Nasional Indonesia),� ujar perwakilan CPMU ketika memberikan diklat pengadaan barang di Surabaya beberapa waktu lalu. Yang tidak dilupakan dari setiap proses pengadaan barang adalah pelaporan yang harus dipertanggung jawabkan. Setelah proses pengadaan selesai Madrasah harus menjilid hasil pengadaan menjadi satu buku mulai dari surat keputusan (SK) panitia pengadaan, jadwal pengadaan, dokumen shopping sampai dengan kontrak dan dibuatkan rekapitulasi kontrak. Untuk keperluan monitoring satu copy kontrak yang sudah dijilid dan rekapitulasi kontrak dikirimkan ke CPMU setiap tiga bulan sekali. Dengan langkah yang sistematis dan terarah, diharapkan pada akhirnya bisa dihasilkan barangbarang yang berkualitas. Sehingga dapat menunjang kualitas madrasah, baik dari pengajaran, manajemen dan lainnya. DIRASAH
13
P EN G A L A M A N ilustrasi
D
Qurratul Aini, Fasilitator MEDP Jawa Timur
Madrasah Perlu Dukungan dan Bantuan
itemui ketika tengah mengajar di pesantren yang diasuhnya, Pesantren Urwatul Wutsqo, Jombang, Jawa Timur, fasilitator MEDP Qurrotul Aini memaparkan banyak hal tentang keadaan dan prospek madrasah di wilayah yang dibawahinya, yaitu Kabupaten Jombang. Bagaimana sebenarnya keadaan madrasah sebagai institusi pendidikan Islam di Kabupaten Jombang? Di kecamatan tertentu seperti Ndiwek, jumlah madrasah dan siswanya lebih banyak dibandingkan sekolah umum. Pada jenjang pendidikan dasar misalnya, jumlah MI bisa mencapai 72, sementara SD hanya 20-an. Dan dari 72 MI itu, semuanya swasta, dirintis dan dikelola oleh masyarakat sendiri. Apakah lebih tingginya minat masyarakat kepada madrasah merupakan gambaran umum di Jombang yang memang dikenal sebagai kota santri? Tidak sepenuhnya begitu. Di kawasan yang secara kultural memang bisa disebut sebagai kawasan 14
Oktober 2009
santri, dan di situ banyak terdapat pesantren, yaitu di bagian Selatan dan Timur Jombang, madrasah memang cenderung lebih diminati. Tapi di kawasan yang bisa kita kategorikan abangan, yaitu bagian Utara Jombang, sekolah umum jumlahnya lebih banyak dan lebih diminati. Tapi secara umum, jumlah lembaga dan siswa madrasah masih lebih sedikit dibanding jumlah lembaga dan siswa sekolah umum. Di Jombang, secara total terdapat sekitar 262 MI, sementara SD berjumlah 578. Di jenjang sekolah lanjutan tingkat pertama, jumlah MTs sama dengan SMP yaitu 119, tapi jumlah murid SMP jauh lebih banyak, sekitar 25.000 siswa di MTs berbanding 38.000 siswa di SMP. Sementara MA berjumlah 73, SMU dan SMK berjumlah 101. Faktor apa yang membuat sebagian masyarakat lebih meminati madrasah? Sejauh yang saya ketahui, faktor keinginan orang tua untuk melihat anaknya baik secara akhlak, paham soal agama sebagai pedoman hidup, itu yang membuat
P EN GALAMAN masyarakat memilih menyekolahkan anaknya di madrasah. Lalu, tantangan apa yang dihadapi madrasah? Kadang-kadang kita berhadapan dengan persepsi masyarakat awam yang kurang menguntungkan madrasah. Misalkan ada sebagian kalangan masyarakat awam, khawatir jika anaknya masuk madrasah tidak akan kuat atau malah jadi kelelahan, karena harus belajar ilmu agama sekaligus ilmu umum, dengan jam belajar yang lebih panjang. Jika madrasah ingin lebih berkembang dan diminati masyarakat, apa yang harus dilakukan? Menurut saya, pembenahan faktor fisik atau sarana prasarana mutlak harus dilakukan. Madrasah perlu punya daya tarik, seperti gedung yang lebih baik, tersedianya laboratorium IPA dan laboratorium komputer, dan semacamnya. Masyarakat pada umumnya sangat memperhatikan hal-hal seperti ini, sebelum melihat hal lainnya. Sejauh ini, apa saja inovasi yang telah dilakukan madrasah atau pendidikan Islam pada umumnya di Jombang? Saya bisa contohkan yang dilakukan di lingkungan pesantren Urwatul Wutsqo, di mana saya menjadi salah satu pengasuhnya. Kami di sini mengembangkan dan memodifikasi kurikulum secara mandiri untuk MI, MTs dan MA yang kami kelola. Salah satu point pentingnya, berbagai mata pela-
jaran agama, seperti Qur’an Hadits, Akhlak, Fiqih, disinergikan dalam satu mata pelajaran yaitu Ilmu Al-Qur’an, yang disajikan kepada anak-anak secara tematik. Jadi, di madrasah yang kami kelola, secara garis besar hanya ada dua rumpun mata pelajaran, yaitu mata pelajaran yang diujikan secara nasional, dan mata pelajaran Al-Qur’an. Kemudian, untuk meningkatkan kecakapan para guru, secara rutin dilakukan pembinaan terhadap para guru, yang dilakukan langsung oleh pimpinan pesantren. Untuk kaderisasi, ditetapkan setiap guru didampingi dua orang asisten dari kalangan mahasiswa jurusan Tarbiyah di perguruan tinggi yang juga merupakan bagian dari pesantren Urwatul Wutsqo. Dan salah satu hal yang sangat memberi kebanggaan, adalah keberadaan program akselerasi, yang salah satu hasilnya, lulusan Madrasah Aliyah Urwatul Wutsqo menjadi mahasiswa termuda di Universitas Airlangga. Terakhir, menyangkut kerja Ibu sebagai fasilitator MEDP, apa yang menjadi misi Ibu? Saya melihat bahwa persaingan antara madrasah dan sekolah sangat ketat. Agar bisa bertahan, madrasah perlu dukungan dan bantuan. Salah satunya berbentuk pendampingan. Dalam konteks MEDP, pendampingan itu harus dilakukan agar dana blockgrant yang diterima madrasah bisa dimanfaatkan dengan baik. DIRASAH
15
PROFIL
MI Mujahidin Jombang
Rajin Menggalang Kerjasama
google.com
Lembaga pendidikan yang didirikan sejak tahun 1927 ini pun benar-benar dipercaya masyarakat untuk mengantarkan putra-putri mereka menjadi generasi yang mempunyai dedikasi yang tinggi, berakhlakul karimah dan menguasai Imtaq dan Imtek.
M
adarasah Ibtidaiyah (MI) Mujahidin Parimono Plandi, Jombang, Jawa Timur, merupakan salah satu madrasah yang aktif melakukan kerjasama dengan berbagai pihak. Tak cuma dengan kalangan Departemen Agama setempat, kerjasama itu dilakukan juga dengan pihak-pihak lain, termasuk di antaranya dengan GN-OTA (Gerakan Orang Tua Asuh). 16
Oktober 2009
Tak aneh bila MI Mujahidin yang dikelola para penisepuh NU itu berkembang dengan pesat. Kepala MI Mujahidin, Abdul Adzim, SE, MSi, mengatakan, lembaga pendidikan yang didirikan sejak tahun 1927 ini pun benar-benar dipercaya masyarakat untuk mengantarkan putra-putri mereka menjadi generasi yang mempunyai dedikasi yang tinggi, berakhlakul karimah dan menguasai Imtaq dan Imtek.
PROF I L Untuk mencapai misi tersebut, pihak madrasah tak segan-segan untuk menggalang berbagai peluang sumberdaya yang berguna bagi pengembangan mutu pendidikan Islam. Sumberdaya itu harus dicari di luar wilayahnya mengingat keterbatasan yang tersedia. Itu sebabnya, dirasakan berapa pentingnya arti kerjasama. Kerjasama terakhir dilakukan MI Mujahidin dengan Departemen Agama melalui program Madrasah Education Development Project (MEDP). Melalui pendekatan intensif yang selama ini dilakukan pihak pimpinan, tak mengherankan bila madrasah ini terpilih masuk dalam program MEDP, sebuah kegiatan yang didanai melalui kerjasama Departemen Agama dengan pihak bank. Sasaran utama program MEDP mencakup seluruh jenjang pendidikan madrasah, dari MI, Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA). Karena sasarannya yang luas, saat ini hanya diperuntukkan bagi 500 madrasah yang tersebar di 27 kabupaten di tiga provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan. MI Mujahidin salah satu madrasah sasaran. Karena itulah, MI Mujahidin kemudian bisa terlibat di semua kegiatan yang diadakan MEDP. Di antaranya adalah pembuatan Madrasah Development Plan (MDP, Rencana Pengembangan Madrasah). “Kami berharap mudah-mudahan MDP
ini dapat berkenan sehingga kami dapat melanjutkan perjuangan di Madrasah Mujahidin dengan program MEDP,� tutur Abdul Adzim.
MI Mujahidin bisa terlibat di semua kegiatan yang diadakan MEDP. Di antaranya pembuatan Madrasah Development Plan (MDP) MI Mujahidin pun telah lama menyelesaikan penyusunan MDP tersebut. Rencana pengembangan ini berisikan rencana kerja sekolah. Ia memuat berbagai program yang berhubungan dengan peningkatan mutu madrasah dan rencana pengembangan madrasah yang berkualitas standar nasional, serta mampu bersaing di dunia pendidikan yang selalu meningkatkan layanan pendidikan. Penyusunan MDP merupakan pelaksanaan program MEDP. Ini merupakan program terobosan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Departemen Agama untuk mendorong pendidikan madrasah agar berbenah diri dengan suatu perencanaan yang matang sehingga secara mandiri mampu mengelola serta memberikan layanan pendidikan yang lebih baik kepada masyarakat sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. DIRASAH
17
PROFIL
MTS Al-Ma’arif Bangkalan
Maju dengan Dukungan Pesantren
google.com
Karena merupakan bagian tak terpisahkan dari pondok pesantren, tentu saja corak pendidikan ala pesantren di madrasah ini sangat kental.
M
adrasah dengan bangunan kokoh bertingkat dua ini terletak di Jl. KHA. Marzuki No. 30 Kota Bangkalan. Berdiri pada tahun 1968, Madrasah Tsanawiyah Al-Ma’arif Bangkalan kini telah berkembang relatif pesat, dengan jumlah murid pada saat ini mencapai 300 orang. Salah satu titik tolak perkembangan madrasah ini adalah ke18
Oktober 2009
tika pesantren yang menaunginya, yaitu Pesantren Syaikhona Kholil, membuka pesantren putri. Para santri berasal dari berbagai pulau di Indonesia. Selain dari pulau Madura, mereka juga datang dari pulau Jawa dan Kalimantan. Effendi Yunan, Wakil Kepala Bidang Kurikulum MTs Al-Ma’arif, menjelaskan bahwa 90 persen siswa di madrasah ini memang berasal dari Pesantren Syaikhona
PROF I L Kholil. Karena itu, perkembangan madrasah ini memang tergantung dari dukungan pihak pesantren. “Alhamdulillah, pihak pesantren mendukung penuh keberadaan madrasah ini, untuk melengkapi pendidikan yang disajikan di pondok, yang menekankan pada pembelajaran kitab kuning,” kata Effendi. Agar madrasah dan pesantren saling mendukung, maka kegiatan di kedua lembaga ini diatur tak saling berbenturan. Karena merupakan bagian tak terpisahkan dari pondok pesantren, tentu saja corak pendidikan ala pesantren di madrasah ini sangat kental. Di madrasah ini, para siswa mendapatkan pelajaran muatan lokal berupa materi Ahlus Sunnah wal Jama’ah (Aswaja). Kemudian, titik tekan pendidikan di madrasah ini juga terletak pada pembentukan ahlakul karimah dan penegakan disiplin. Saat ini, MTs Al Maa’rif diperkuat oleh 38 orang guru, 95%-nya telah memenuhi kualifikasi S1 dan 7 orang guru telah mengikuti sertifikasi. Dari sisi latar belakang pendidikan, 80 % guru madrasah ini juga telah mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan mereka. Yang menarik, para guru di madrasah ini rata-rata memiliki kebanggaan tinggi karena telah mengabdikan diri mereka pada pesantren milik kyai besar dan karismatik. Dengan kualitas pengajar yang demikian, salah satu hasilnya, pada tiga tahun terakhir, MTs Al-Maarif men-
capai kelulusan seratus persen. Dari sisi manajemen, salah satu kunci kemajuan madrasah ini, seperti dituturkan oleh Drs. Kuswandi, M.Pd, Wakil Kepala Madrasah Bidang Humas, adalah adanya otonomi yang luas bagi pengelola sekolah. “Di sini, pihak sekolah memang bebas melakukan berbagai terobosan, yang penting memberikan laporan kepada pihak yayasan dan pesantren.” Kemudian, yang tak kalah penting, adalah diterapkannya strategi jemput bola untuk meraih dukungan dan bantuan dari berbagai pihak untuk mendukung pengadaan berbagai kebutuhan pesantren, khususnya untuk melengkapi kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan. Selain itu, Kuswandi menjelaskan, “Kerjasama tim di sini juga relatif bagus. Jika ada pekerjaan, kami kerjakan bersama.” Loyalitas dari para guru dan staf sangat bagus. Tapi, yang pertama-tama menentukan adalah faktor pimpinan. “Kami mengembangkan pola di mana setiap pimpinan bekerja secara nyata bersama yang lain, sehingga terbangun kebersamaan.” Melalui bantuan program MEDP diberikan Departemen Agama, kita berharap MTs Al-Maa’rif terus bergerak maju meraih visinya menjadi madrasah yang unggul dalam Imtaq maupun Iptek, yang memiliki sarana-prasarana memadai, serta diterima sepenuhnya oleh masyarakat. (*is/*sof) DIRASAH
19
PROFIL
MAS Darul Ulum Amessangeng
Menggapai Simbol Kemajuan
flickr.com
Madrasah ini memang menargetkan para lulusannya mampu dan bisa membaca kitab kuning (kitab tahriri).
M
adrasah Aliyah Swasta (MAS) Darul Ulum Amessangeng sungguh beruntung. Pasalnya, madrasah yang terletak di Amessangeng Baru No 10, Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, ini termasuk salah satu dari limaratus madrasah peserta program MEDP yang memperoleh kucuran blockgrant tahap pertama. Sebagian besar dana blockgrant yang diterima oleh MA Darul Ulum Amessangeng diperuntukkan bagi pengadaan fisik seperti bangunan dan laboratorium. Pihak MEDP 20
Oktober 2009
mengabulkan sebagian besar usulan yang diajukan. Dalam MDP-nya, madrasah ini memang menganggarkan pengadaan laboratorium komputer dan IPA. Sekolah tersebut memiliki empat gedung, masing-masing terdiri dari dua ruangan. Namun dalam kegiatan belajarnya, MA Darul Ulum Amessangeng berbagi dengan MTs yang berada di bawah yayasan yang sama. Bangunan gedung-gedung itupun ada yang kurang bagus sehingga sudah semestinya direbilitasi. Maka sekitar Rp 600 juta dari Rp 900 juta blockgrant yang disetujui pihak MEDP dipergunakan untuk pengadaan barang dan fisik. Tampaknya pimpinan MA Darul Ulum Amessangeng tak salah dalam merancang penggunaan blockgrant
PROF I L tadi. Keberadaan laboratorium komputer dan IPA diyakini bisa mengangkat kompetensi siswa yang ada. Sebagian siswa yakin, dengan bertambahnya kemampuan komputer, mereka dapat mudah diterima bekerja. Apalagi madrasah Darul Ulum berdiri dekat pabrik semen Bosowa. Sebagian siswa, jika nantinya tidak mampu melanjutkan kuliah, berharap nantinya bisa diterima untuk bekerja di pabrik semen tersebar di Indonesia bagian timur tersebut. Namun tak sedikit siswa yang masih ingin melanjutkan studi ke jenjang lebih lanjut. Selain masalah sarana fisik, dalam MDP, mereka juga memprogramkan perbaikan kualitas guru dan manajemen sekolah. Saat ini ada beberapa guru yang diprogramkan untuk melanjutkan kuliah di Universitas Negeri Makasar. MA Darul Ulum Amessangeng merupakan tumpuan bagi masyarakat sekitar untuk mengenyam pendidikan tingkat atas. Tidak ada MA lain atau SMA yang jarak dekat dari
daerah itu. Sehingga tidak heran masyarakat sekitar sangat menginginkan madrasah aliyah tersebut menjadi maju. Keberadaan laboratorium merupakan salah satu simbol kemajuan yang ingin mereka raih. Bagi mereka, laboratorium bukan hanya simbol kemajuan, namun juga sarana mencapai kemajuan. Atmosfir kabupaten Maros cukup maju dibanding sejumlah kabupaten lain di Sulsel. Sehingga walaupun berjarat berjarak 18 KM dari kota Maros, di MAS Darul Ulum Amessangeng masih terlihat gairah kemajuan. Sehingga mereka berharap bisa mengikuti atmosfir kemajuan ini dengan pendidikan yang berkualitas. Berkat keberadaan MEDP, seluruh elemen MA Darul Ulum Amessangeng yakin bisa lebih berkualitas dari sebelumnya. Mereka tidak lagi akan jauh ketinggalan dari sekolah lain. Sebab dua laboratorium akan segera mereka miliki. Serta kualitas guru dan manajemen sekolah akan menjadi lebih baik.
flickr.com
DIRASAH
21
P RO G RA M
Mantapkan Persiapan Training Besar CPMU menggelar rapat koordinasi terakhir tentang persiapan teknis pelaksanaannya
P
elaksanaan sepuluh paket wokrshop dan pelatian (training) yang melibatkan para pemangku program MEDP dipersiapkan dengan matang. Untuk itu, CPMU menggelar rapat koordinasi terakhir tentang persiapan teknis pelaksanaannya, yang berlangsung di salah satu ruangan di Kantor CPMU di Lantai 8 Gedung Departemen Agama Jakarta Pusat. Kegiatan tersebut dihadiri oleh sejumlah kepala seksi yang berasal dari tiga provinsi sasaran MEDP, yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Juga hadir sepuluh konsultan yang menjadi rekanan MEDP. Merekalah yang bertanggung jawab masalah teknis di lapangan. Kesepuluh konsultan tersebut adalah PT PPA Cons, SIMES, PT Tridarma, PT Amythas, PT Buah Bumi Bersama, PPSDM, PT Sucofindo, PT One System Solution, PT Sinergi Bintang MA, dan PT Adhira Karya Persada. Menurut Direktur Pelatihan CPMU Muhibuddin, kegiatan yang 22
Oktober 2009
dilaksanakan pada 2 November 2009 ini bertujuan untuk mengetahui persiapan pelaksanaan sepuluh paket kegiatan training. Kegiatan ini merupakan paket pelatihan terakhir pada program MEDP 2009. Demi efektifitas dan efisiensinya, CPMU merangkul sepuluh rekanan yang mempunyai kredibilitas di bidangnya. Para rekanan menyiapkan aspek-aspek teknis pelatihan, sedangkan CPMU bertanggung jawab pada konten pelatihan. Menurut Caesar, salah satu konsultan dari PT One System Solustion, pihaknya bersama konsultan yang lain bertanggung jawab masalah teknis, mulai dari persiapan penginapan, tempat acara, konsumsi, hingga sususan acara. Sehingga nanti semua peserta bisa langsung datang dan mengikuti kegiatan. Begitu juga dengan pihak CPMU tinggal mengisi acara pelatihan. “Semua pemateri dan jumlah materi yang akan disampaikan pada kegiatan telah dipersiapkan oleh CPMU,� jelas Caesar. PT. One System Solustion bertanggung jawab atas kegiatan Training on Project Management Information System (PMIS) untuk wilayah Jawa Timur. Kegiatan yang berada di bawah tanggungjawab-
P ROGRAM nya itu akan diikuti 267 peserta dari 118 Madrasah di Jawa Timur. Ditambah petugas MEDP dan undangan, diperkirakan sekitar 300 orang akan mengikuti acara. “Semua fasilitas dan kebutuhan buat 300an peserta akan kami persiapkan dengan baik,” kata Caesar.
Caesar menambahkan, dalam mempersiapkan kegiatan setiap rekanan mempunyai caranya sendiri. Namun mereka tetap dituntut untuk memberikan pelayanan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh CPMU dan disepakati para rekanan.
PBNU akan Bangun 75 SBI komunitaspers.blog.dada.net
P
engurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) menargetkan bisa membangun 75 sekolah bertaraf internasional (SBI) sampai tahun 2014 mendatang untuk mencetak generasi muda yang handal. “Sekolah-sekolah itu akan dibangun di seluruh wilayah Indonesia,” kata Wakil Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Lembaga Maarif NU, Dr. Mamat Salamet Burhanuddin, di Surabaya, beberapa waktu lalu. “Tentunya, jumlah SBI tersebut berbeda antara daerah yang satu dengan lainnya. Di Jawa Barat misalnya, direncanakan lima SBI,” katanya. Selain itu, di Bali (2), Banten (5), Lampung (3), Yogyakarta (10), Kalimantan Timur (2), Jawa Tengah (10), Jawa Timur (20), DKI Jakarta (6), Kalimantan Barat (2), Papua Barat (1), Papua (2), Sulawesi Tenggara (1), Bengkulu (4), dan Gorontalo (1).(no.ol) DIRASAH
23
P R O G RA M
Gempa Sumbar, Jabar dan Jambi
Rp 117 Miliar untuk Rekonstruksi Sarana Pendidikan Islam
google.com
Akibat gempa di Jabar, Sumbar dan Jambi beberapa waktu lalu, ratusan sarana pendidikan agama Islam rusak
D
epartemen Agama membutuhkan biaya Rp 117,869 miliar untuk rekonstruksi dan rehabilitasi sarana pendidikan Islam di 3 provinsi korban gempa. Dana itu sebagian akan diambil dari APBN 2009 dan 2010. “Akan direhabilitasi sampai semua seperti sebelum terjadinya gempa,� kata Dirjen Pendidikan Islam Depag Mohammad Ali saat 24
Oktober 2009
jumpa pers di Hotel Treva, Cikini, Jakarta, Selasa (13/10/2009). Depag mencatat, akibat gempa di Jabar, Sumbar dan Jambi beberapa waktu lalu, ratusan sarana pendidikan agama Islam rusak. Mulai dari pondok pesantren, Raudlatul Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsnawiyah (MTs) hingga Madrasah Aliyah (MA). Untuk Ponpes, Depag akan mengalokasikan dana sebesar Rp 11,56 miliar. Sedangkan untuk RA sebesar Rp 2,58 miliar, MI sebesar Rp 28,6 miliar, MA sekitar Rp 9,4 miliar dan MTs senilai Rp 26,9 miliar.
PROGRAM Beberapa pendidikan tinggi agama Islam yang rusak akibat guncangan gempa di 3 provinsi tersebut juga tidak luput dari perhatian Depag Rp 40,7 miliar sudah siap digelontorkan untuk biaya rehabilitasi. Selain dari APBN, menurut Ali, dana rehabilitasi juga sebagian akan diambil dari sumbangan Australia. Negeri kanguru tersebut siap menyumbang bagi penanganan gempa
sebesar US$ 17 juta. Sementara itu Direktur Madrasah Depag, Firdaus Basani menjelaskan, dalam menyurvei kerusakan gempa pihaknya akan memakai data dari dua sumber. Yang pertama data dari daerah mengenai. Selanjutnya, tim dari Depag akan berangkat untuk mengecek kebenaran informasi tersebut. “Alhamdulillah, jumlah dana yang diperlukan hampir mendekati angka pasti,” pungkas Basani.
JIC Jadi Pusat Pendidikan Islam Dunia
P
emprov DKI Jakarta tetap berkomitmen menjadikan Jakarta Islamic Center (JIC) sebagai pusat syiar Islam di Indonesia melalui pendidikan agama. Hal ini dikatakan oleh Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo saat mendatangani peluncuran buku Genealogi Intelektual Ulama Betawi di Jakarta Islamic Center (JIC), Jakarta Utara, awal September. “Kami tetap berkomitmen terus membangun Jakarta Islamic Center untuk yang lebih besar,” kata Bang Fauzi. Tak hanya itu, keberadaan JIC dalam beberapa tahun belakangan ini bisa menjadikan umat muslim dunia dapat belajar di tempat ini. Sementara itu terkait soal pendidikan dan membrantas kebodohan terhadap umat Islam JIC bisa menjadi salah satu gudang
google.com
data serta informasi yang nantinya dapat memicu umat Islam berlajar dengan giat untuk kemaslahatan umat. DIRASAH
25
P RO G RA M
Pendidikan Islam Mengalami Perbaikan
G
eliat dalam bidang pendidikan Islam melalui pesantren, madrasah umum dan madrasah diniyah dalam kurun waktu 10 tahun reformasi sudah terlihat. Hal ini tampak dari kemajuan dan perbaikan yang terjadi di bidang ini, meskipun masih ada beberapa kendala yang harus diatasi. “Madrasah kini sudah terintegrasi dengan sistem pendidikan nasional, sehingga siswa madrasah sejajar dengan sekolah umum,” kata Ketua PBNU Masykuri Abdillah menanggapi perkembangan sektor pendidikan berbasis Islam seperti dikutip NU-Online. Ia menjelaskan, saat ini materi-materi yang diajarkan di Madrasah Aliyah atau Madrasah Tsanawiyah sama dengan sekolah umum, dengan kekhususan penambahan materi keagamaan yang lebih banyak. “Mereka juga mengikuti Ujian Nasional, yang memungkinkan mereka dapat melanjutkan sekolah ke mana saja setelah lulus,” ujarnya. Lebih lanjut Masykuri mengatakan, madrasah diniyah yang selama ini hanya mengajarkan materi-materi keagamaan seperti fikih, al-Qur’an, hadist, bahasa Arab dan lainnya, siswanya dapat mengikuti paket A, B atau C jika 26
Oktober 2009
google.com
mereka menambahkan empat materi umum, yaitu IPS, Matematika, Bahasa Indonesia dan Pendidikan Kewarganegaraan. “Pemerintah bukan hanya memperbolehkan, tetapi mendorong mereka untuk mengikutinya untuk mendukung program wajib belajar,” imbuh mantan wakil rektor UIN Syarif Hidayatullah. Ia menambahkan, kendala yang masih dihadapi pendidikan berbasis Islam adalah rendahnya kualitas, di antaranya kualitas guru yang masih harus diperbaiki, infrastruktur yang buruk, maupun alokasi anggaran yang proporsinya belum sepenuhnya seimbang dengan sekolah umum. (*sof)
PROGRAM
Semua Madrasah Sudah Terapkan ICT
D
irjen Pendis Depag Prof Dr Mohammad Ali mengatakan, lembaga pendidikan Islam di bawah naungan Departemen Agama (Depag) sudah membuka diri terhadap setiap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai indikatornya dia menyebut pemanfaatan ICT. “Bukan lagi hampir semua, tapi 100 persen lembaga pendidikan Islam yang ada di bawah binaan Depag sudah membuka diri seluasluasnya terhadap perkembangan science dan tecnology. Bahkan, pemanfaatan ICT itu sudah lama diterapkan,� kata dia. Sebagai indikator, dia tunjukkan pemanfaatan fasilitas tehnologi informasi yang selama ini sudah dipakai di madrasah negeri dan beberapa madrasah swasta. Misalnya, laboratorium komputer, Internet dan lain sebagainya yang menggunakan produk Iptek. Bahkan, pendidikan tinggi Islam seperti UIN Jakarta sudah menjain kerja sama dengan Kementrian Menkominfo dalam pemanfaatan ICT. Makanya, dia merasa heran jika ada yang menyarankan perlunya pendidikan Islam membuka diri terhadap perkembangan. Sebab, pendidikan Islam dikatakan sudah lama membuka diri pada perkem-
bangan dan kemajuan Iptek. Meski begitu, dia mengakui dan menyadari bila kebijakan membuka diri seluas-luasnya pada perkembangan itu bakal ada eksesnya. “Ya, soal dampak pasti ada dari pemanfaatan ICT itu. Tapi, kami sudah mengantisipasi dengan memproteksi lewat agama. Sehingga bisa ditangkal dengan sendirinya oleh masing-masing anak,� katanya. Selain mengantisipasi ekses itu lewat agama, kata dia, juga menggunakan alat penyaring. Alat ICT yang dipakai di madrasah-madrasah itu sudah dilengkapi dengan alat proteksi dari hardware. Sehingga, kalau ada anak atau siswa yang membuka situs-situs tidak bermanfaat, maka komputer yang digunakan akan langsung mati dengan sendirinya. Sedangkan swasta memang masih banyak. Sebab, jumlah sekolah negeri itu hanya sekitar 8 persen dari total madrasah di Indonesia yang mencapai sekitar 40 ribuan. Sementara 92 persennya atau sekitar 36 ribu merupakan madrasah swasta. Karena itu, dia berharap ada kepedulian dari semua kalangan agar anak-anak madrasah yang ada di desa-desa itu bisa memanfaatkan fasilitas ICT itu dengan baik. DIRASAH
27
S U K S ES
Wali Band Asal Pesantren
Sukses di Jalur Musik google.com
T
ak banyak lulusan madrasah dan pesantren sukses berkiprah di dunia musik, apalagi sampai membuat grup musik yang berhasil di blantika musik Indonesia. Boleh jadi hanya Wali Band satu-satunya grup musik yang dibentuk oleh personil yang semuanya lulusan pesantren dan sebagiannya alumnus Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 28
Oktober 2009
Di mana-mana konser Wali Band menuai sukses. Terakhir, dalam konsernya Wali Cari Jodoh yang berlangsung di Makassar, Sulawesi Selatan, awal November, Wali Band dielu-elu. Apalagi grup musik ini membuka acara dengan kejutan tak lazim, yakni menampilkan pementasan monolog kabaret yang bercerita tentang seorang wanita yang kebingungan mencari jodoh.
SUKSE S Grup musik Wali didirikan oleh lima orang santri yang sekaligus menjadi awaknya -- Faank (vokal), Apoy (gitar), Tomie (drum), Ovie (kibor), dan Nunu (bass). Mereka alumnus pondok pesantren La Tansa Parakansantri, Lebakgedong, Lebak, Banten. Bahkan Apoy, yang nama lengkapnya Aan Kurnia, menikah dengan Ustadzah Hurriyah Agustini puteri keempat pendiri pesantren ini. Sebutan “wali” sangat dikenal dalam dakwah Islam berkat penyebaran Islam di Indonesia oleh sembilan wali yang dikenal sebagai Walisongo. Wali dalam bahasa Arab berarti wakil. “Mengapa dinamakan Wali, karena salah satunya mudah diucapkan oleh semua orang. Sisi lainnya adalah kami (Wali) dengan segala keterbatasan yang ada berharap bisa mewakili segenap perasaan dan curahan hati manusia,” urai Apoy. Musik memang sumber inspirasi. Dalam keadaan senang, sedih dan jatuh cinta, musik bisa menjadi motivator tersendiri. Beranjak dari pola pikir semacam itulah, Wali Band yang terbentuk pada 31 Oktober 1999 memberanikan diri menggapai mimpi untuk eksis berkarya dalam blantika musik Indonesia. Lagu Dik yang ditulis Apoy sebagai songwriter, di album pertama mereka, bercerita tentang ungkapan kasih sayang abadi seorang terhadap pasangannya. Lagu Dik dalam album pertama Wali Band Orang Bilang (2008), tercatat hingga pertengahan Mei 2008
berhasil menjadi RBT (Ringbacktone) bagi sejuta pemilik ponsel. Ini menjadi barometer kesuksesan Wali Grup. Sukses dengan album perdana, Wali segera merilis album keduanya. Sebelumnya, Wali telah merilis single jagoan dari album terbarunya, Cari Jodoh. Bahkan berkat RBT single Cari Jodoh ini, Wali mendapat hadiah umrah dari labelnya, Nagaswara. Tak ingin melewatkan momen Ramadhan 2009, Wali juga mengeluarkan single religius yang berjudul Ingat Sholawat. Meski dituduh mengekor, Wali mengaku tidak mempermasalahkan jika banyak pihak menilai mereka ikut-ikutan menggarap album religi seperti grup band lain. Bahkan sudah selayaknya sebuah grup musik yang diawaki para santri menelorkan album religius yang berisi pesan-pesan Islam. “Menurut kami, dikatakan ikutikutan tidak masalah jika dilakukan dalam hal kebaikan, apalagi lagu bernuansa religi juga mengandung pesan yang baik,” kata gitaris Wali, Aan Kurnia yang suka dipanggil Apoy. Ia mengatakan, motivasi Wali menggarap album religi sebenarnya sederhana dan tidak terlalu muluk, yakni ingin mengingatkan diri sendiri terhadap kesalahan yang diperbuat dan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. “Kalau orang lain yang mendengar akhirnya jadi teringat dan menyadari kesalahannya, tentunya hal itu merupakan kebaikan, meskipun kami sendiri tidak pernah memDIRASAH
29
S UK S ES bayangkannya sampai seperti itu,” katanya. Sebab, kata dia, dalam menciptakan sebuah karya mereka selalu berupaya bersikap apa yang ada biarlah terjadi apa adanya dan tidak mengada-ada, termasuk dalam menciptakan lagu dengan tema religi. “Masyarakat tentunya tidak hanya menilai sebuah band atau kelompok musik dari karya yang dihasilkannya, namun sikap dan perilaku masing-masing anggota kelompok pasti juga diperhatikan dan dinilai,” katanya. Berkaitan dengan lagu-lagu yang terdapat dalam album religi Wali, ia mengatakan, lagu religi yang terbaru berjumlah sebanyak lima lagu, di antaranya lagu dengan judul Mari Shalawat, sisanya lagu lama. “Sama seperti saat menciptakan lagu-lagu lain, lagu berjudul Mari Shalawat itu juga mengalir dan tidak memiliki target tertentu, namun kami tetap menekankan bahwa irama lagu itu harus mudah diingat,” katanya. Karena itu, tidak mengherankan setiap lagu memiliki kecenderungan pengulangan dan penekanan nada. Hal itu dilakukan untuk memudahkan pendengar mengingatnya. Saat ditanya mengapa lagu baru yang diboyong dalam album religinya hanya lima judul, ia mengatakan, apabila dipaksa untuk membuat lagu religi dalam jumlah banyak dalam waktu terbatas tentunya sangat sulit. “Setiap lagu tentunya memiliki sebuah tema dan mengandung 30
Oktober 2009
pesan yang berbeda, kalau terlalu banyak pasti membutuhkan banyak tema, misalnya untuk satu tema Ramadhan yang harus dibagi-bagi dalam beberapa lagu,” katanya. Ramadhan 1430 benar-benar disyukuri Wali Band. Pasalnya, video klip mereka juga dilihat jarang absen di televisi setiap harinya. Dan bukan hanya itu, di bulan puasa ini sekali lagi Wali diberi kesempatan untuk menuai rezeki. Itulah hikmah bulan puasa untuk Wali. “Hikmahnya banyak banget. Salah satunya berkah di Ramadhan kita full jadwal, mulai dari awal Ramadhan sampai dua hari Lebaran ini. Kita sengaja forsir waktu untuk bikin acara santunan anak yatim piatu,” kata Faank di sela acara buka puasa bareng dan santunan kepada anak yatim di kampus UIN Jakarta. Sukses seperti itu telah diperoleh Wali jauh sebelumnya. Single Mencari Jodoh laku lebih dari 40.000 keping CD. Sementara album Orang Bilang terjual 100.000 keping dengan total nilai Rp 5 miliar. Angka penjualan album pertama Wali ini tergolong bagus melihat kondisi pasar yang sedang lesu saat ini. Wali masih meraup untung dari hasil penjualan nada dering (ring back tones). Bayangkan, lagu Dik saja diunduh sebanyak empat juta kali sebagai nada dering bernilai Rp 14 miliar. Dari duit sejumlah itu, yang menjadi hak Nagaswara sebanyak Rp 6 miliar , operator seluler sebesar Rp 7 miliar, namun Wali cuma mendapat Rp 1 miliar.
SUKSE S
Mencipta Sejak di Pesantren
A
poy, saat mengikuti upacara peringatan HUT RI ke-64 di La Tansa, mengaku kembali ke rumah abadinya. Yang disebutnya rumah abadi tak lain almamaternya, Pondok Pesantren La Tansa. Inilah ‘orangtua’ yang telah membesarkannya sekaligus menjadi tempat pengabdian abadi baginya. Betapa tidak, Apoy kini menjadi “kekasih halal” Hurriyyah Agustini, putri keempat pendiri La Tansa. “Saya ingat 12 tahun silam, saat upacara pembukaan Khutbatul ‘Arsy tahun 1997,” ungkap Apoy penuh haru. Kala itu pendiri La Tansa, Drs. K.H. Ahmad Rifa’i Arief (Alm), masih hidup. “Saat itu saya mengatakan dalam diri saya, ‘sepertinya La Tansa akan menjadi rumah saya yang abadi’. Kini hal itu telah menjadi kenyataan.”
Apoy juga sekilas mengenang saat-saat dia menjadi pengurus OSIS di Pondok Pesantren La Tansa. Saat itu dalam momen sama ia pernah membimbing adik-adik kelasnya untuk menyanyikan lagu hymne La Tansa yang ia ciptakan 12 tahun silam. Apoy menciptakan lagu hymne La Tansa saat diutus mengikuti perkemahan Raimuna tingkat Nasional di Cibubur pertengahan tahun 1998. Apoy pun kini menjadi pencipta banyak lagu di Wali Band. Tapi, ia juga kini harus lebih hatihati menyusun lirik lagu. Pasalnya, sebuah lagu Wali sempat dicekal karena penggunaan kata makian. Faank mengaku kapok dan menjadikan pencekalan itu sebagai pelajaran. “Kami tidak menyangka kalau lagu tersebut akan berdampak sangat luas, terutama banyak ditirukan oleh kalangan anak-anak, sehingga kami akan berusaha untuk lebih jeli dalam memilih kata,” katanya, diamini personel Wali lainnya.
google.com
DIRASAH
31
P E RSP EK T I F
Tujuan Pendidikan Islam google.com
P
endidikan dalam Islam memperoleh perhatian sangat besar. Banyak sekali ayat Al-Qur’an dan hadis Nabi memuat perintah agar umat Islam menjalankan pendidikan yang benar dan berkualitas. Dengan pendidikan demikian, individu-individu yang beradab akan terbentuk, sehingga pada akhirnya memunculkan kehidupan sosial yang bermoral. Namun, sekalipun institusiinstitusi pendidikan saat ini memiliki kualitas dan fasilitas, mereka belum banyak bisa memproduksi individuindividu yang beradab. Ini terutama disebabkan terabaikannya visi dan misi pendidikan yang mengarah kepada terbentuknya manusia yang 32 32
Oktober Oktober 2009 2009
beradab, dalam tujuan institusi pendidikan tersebut. Saat ini, banyak institusi pendidikan telah berubah menjadi industri bisnis. Visi dan misi mereka bersifat pragmatis. Pendidikan diarahkan untuk melahirkan individuindividu pragmatis yang bekerja untuk meraih kesuksesan materi dan profesi sosial yang akan memakmuran diri, perusahaan dan negara. Pendidikan hanya dipandang secara ekonomis dan dianggap sebagai sebuah investasi. Dalam kondisi institusi pendidikan yang demikian, gelar dianggap sebagai tujuan utama. Gelar kesarjaan ingin segera dan secepatnya diraih supaya modal yang
P ER SPE KTI F selama ini dikeluarkan akan menuai keuntungan. Sistem pendidikan seperti ini sekalipun akan memproduksi anak didik yang memiliki status pendidikan yang tinggi, namun status tersebut tidak akan menjadikan mereka sebagai individu-individu yang beradab. Pendidikan yang bertujuan pragmatis dan ekonomis seperti itu merupakan pengaruh dari paradigma pendidikan Barat yang sekular. Dalam budaya Barat sekular, tingginya pendidikan seseorang tidak berkorespondensi dengan kebaikan dan kebahagiaan individu yang bersangkutan. Dampak dari hegemoni pendidikan Barat terhadap kaum Muslimin adalah banyaknya dari kalangan Muslim memiliki pendidikan yang tinggi, namun dalam kehidupan nyata, mereka belum menjadi Muslim-Muslim yang baik dan berbahagia. Masih ada kesenjangan gg y ggelar ppendidikan antara tingginya
yang diraih dengan rendahnya moral serta akhlak kehidupan Muslim. Ini terjadi disebabkan visi dan misi pendidikan yang pragmatis. Sebenarnya, agama Islam memiliki tujuan yang lebih komprehensif dan integratif dibanding dengan sistem pendidikan sekular yang semata-mata menghasilkan para anak didik yang memiliki paradigma yang pragmatis. Tujuan utama pendidikan dalam Islam adalah mencari ridha Allah swt. Dengan pendidikan, diharapkan akan lahir individu-indidivu yang baik, bermoral, berkualitas, sehingga bermanfaat kepada dirinya, keluarganya, masyarakatnya, negaranya dan ummat manusia secara keseluruhan. Disebabkan manusia merupakan fokus utama pendidikan, maka seyogianyalah institusi-institusi pendidikan memfokuskan kepada substansi kemanusiaan, membuat y g mendukungg kepada p sistem yang
flickr.com
DIRASAH
33
P ER SP EK T I F terbentuknya manusia yang baik, yang menjadi tujuan utama dalam pendidikan. Dalam pandangan Islam, manusia bukan saja terdiri dari komponen fisik dan materi, namun terdiri juga dari spiritual dan jiwa. Oleh sebab itu, sebuah institusi pendidikan bukan saja memproduksi anak didik yang akan memiliki kemakmuran materi, namun juga yang lebih penting adalah melahirkan individu-individu yang memiliki diri yang baik sehingga mereka akan menjadi manusia yang serta bermanfaat bagi ummat dan mereka mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Institusi pendidikan perlu mengarahkan anak didik supaya mendisiplinkan akal dan jiwanya, memiliki akal yang pintar dan sifat-sifat dan jiwa yang baik, melaksanakan perbuatan-perbuatan yang baik dan benar, memiliki pengetahuan yang luas, yang akan menjaganya dari kesalahan-kesalahan, serta memiliki hikmah dan keadilan. Oleh sebab itu juga, ilmu pengetahuan yang diajarkan dalam institusi pendidikan seyogianya dibangun di atas Wahyu yang membimbing kehidupan manusia. Kurikulum yang ada perlu mencerminkan memiliki integritas ilmu dan amal, fikr dan zikr, akal dan hati. Pandangan hidup Islam perlu menjadi paradigma anak didik dalam memandang kehidupan. Dalam Islam, Realitas dan Kebenaran bukanlah semata-mata fikiran tentang alam fisik dan keterlibatan manusia dalam sejarah, sosial, politik dan budaya sebagaimana yang 34 34
Oktober Oktober 2009 2009
ada dalam konsep Barat sekular mengenai dunia, yang dibatasi kepada dunia yang dapat dilihat. Realitas dan kebenaran didasarkan kepada dunia yang nampak dan tidak nampak; mencakup dunia dan akhirat, yang aspek dunia harus dikaitkan dengan aspek akhirat, dan aspek akhirat memiliki signifikansi yang terakhir dan final. (Syed Muhammad Naquib al-Attas, Prolegomena to the Metaphysics of Islam). Jadi, institusi pendidikan Islam perlu mengisoliir pandangan hidup sekular-liberal yang tersurat dan tersirat dalam setiap disiplin ilmu pengetahuan modern saat ini, dan sekaligus memasukkan unsurunsur Islam setiap bidang dari ilmu pengetahuan saat ini yang relevant. Dengan perubahan-perubahan kurikulum, lingkungan belajar yang agamis, kemantapan visi, misi dan tujuan pendidikan dalam Islam, maka institusi-institusi pendidikan Islam akan membebaskan manusia dari kehidupan sekular menuju kehidupan yang berlandaskan kepada ajaran Islam. Institusi–institusi pendidikan sepatutnya melahirkan individu-individu yang baik, memiliki budi pekerti, nilai-nilai luhur dan mulia, yang dengan ikhlas menyadari tanggungjawabnya terhadap Tuhannya, serta memahami dan melaksanakan kewajiban-kewajibannya kepada dirinya dan yang lain dalam masyarakatnya, dan berupaya terus-menerus untuk mengembangkan setiap aspek dari dirinya menuju kemajuan sebagai manusia yang beradab.
LE NSA
Foto-foto Pelatihan Manajemen Madrasah dan Pengembangan Kapasitas Madrasah di Jawa Timur
Foto-foto:Istimewa
DIRASAH
35
Program MEDP untuk Madrasah yang Lebih Baik!
Departemen Agama RI
36
Departemen Agama RI Berperan Menuntaskan Program Wajib Belajar Sembilan Tahun melalui Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Pondok Pesantren Salafiyah Ula dan Wustho, serta Program Paket A dan B di Pesantren
Oktober 2009