Pemikiran, Eksperimentasi, dan Studi Terkait dari Mata Kuliah Desain untuk Lingkungan Desain Berkelanjutan:Grafis Alfiansyah Zulkarnain, S.Sn., M.Ds. Brian Alvin Hananto, S.Sn., M.Ds.
Pemikiran, Eksperimentasi, dan Studi Terkait dari Mata Kuliah Desain untuk Lingkungan Desain Berkelanjutan:Grafis
Alfiansyah Zulkarnain, S.Sn., M.Ds. Brian Alvin Hananto, S.Sn., M.Ds.
Desain sampul dan Tata letak Brian Alvin Hananto, S.Sn., M.Ds. Kartika Magdalena Suwanto, S.Ds.
Telp: +62-21-5460901
Cetakan pertama, April 2022
Penerbit Fakultas Desain Universitas Pelita Harapan
Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit
ISBN: 978-623-7489-69-6 (PDF)
Penerbit
Redaksi
Fax: sod.uph@uph.edu+62-21-5460910
Editor
Jl. M.H. Thamrin Boulevard 1100 Lippo Village – Tangerang Banten 15811
Desain Berkelanjutan:Grafis
Editor:
Pemikiran, Eksperimentasi, dan Studi Terkait dari Mata Kuliah Desain untuk Lingkungan
Alfiansyah Zulkarnain, S.Sn., M.Ds. Brian Alvin Hananto, S.Sn., M.Ds.
Buku ini disusun melihat adanya potensi lebih untuk membuka diskusi lebih lanjut terkait isu desain berkelanjutan, khususnya pada desain grafis, pada tingkat pendidikan tinggi sarjana strata satu. Isu sustainability, atau berkelanjutan, merupakan sebuah isu yang kerap terkesan kompleks dan tidak realistis dalam desain grafis. Isu-isu seperti keterbatasan sumber daya, kerap menjadi hal yang membuat obyek-obyek desain grafis enggan untuk dirancang dengan kacamata berkelanjutan ini. Kami menggunakan istilah “enggan”, karena kami percaya desain grafis dapat dirancang dengan memperhatikan isu keberlanjutan, namun karena faktor-faktor diluar desain grafis itu sendiri, hal itu kerap tidak terealisasi. Buku ini memuat beberapa eksperimentasi, yaitu perancangan ulang simulatif dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip berkelanjutan pada beberapa obyek desain grafis yang sudah ada. Obyek-obyek seperti media promosi, buku, maupun kemasan menjadi obyek yang dibahas dan diulas dalam studi dan eksperimentasi yang dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswi dalam mata kuliah ini.
Tentunya pemikiran ini tidak akan memiliki nilai lebih ketika hanya tidak disampaikan dan dikomunikasikan. Hal ini yang akhirnya mendorong kami untuk mempublikasikan buku ini, secara digital dan daring, agar dapat diakses dan dibaca oleh siapapun juga. Kami harap dengan membaca ini, para pembaca bisa melihat bahwa ada hal yang bisa dilakukan oleh desainer grafis untuk membuat obyek-obyek desain grafis ini lebih baik, lebih memiliki nilai dan berkelanjutan. Tentu desainer memiliki keterbatasan-keterbatasan, namun hal itu tidak berarti seorang desainer adalah sosok yang tidak memiliki kebebasan dan kemampuan untuk Semogaberinovasi.parapembaca dapat melihat lebih dari apa yang ada didepan, dan terus bebas untuk berinovasi untuk masa depan yang lebih baik.
vii
Prakata
Buku “Desain Grafis Berkelanjutan: Pemikiran, Eksperimentasi, dan Studi Terkait dari Mata Kuliah Desain untuk Lingkungan” adalah buku yang berisi kumpulan pemikiran-pemikiran dan eksperimentasi desain yang dilakukan oleh mahasiswamahasiswi dari peminatan Desain Grafis dari Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Pelita Harapan.
Pengantar dari Dekan Fakultas Desain Universitas Pelita Harapan
ix
Buku ini adalah kumpulan karya pemikiran, eksperimentasi dan kajian desain para mahasiswa/i Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Desain, Universitas Pelita Harapan, Karawaci, Tangerang, Banten, yang dihasilkan selama proses MK. Desain untuk Lingkungan. MK. Ini dirancang sebagai salah satu mata kuliah yang mentranslasi visi dan misi besar Universitas Pelita Harapan untuk menjadi Christ Centered University – yang mengedepankan True Knowledge, Faith in God and Godly Character dan visi Fakultas Desain yang bertujuan ’menjadi Fakultas Desain yang unggul dalam kancah Internasional dengan berlandaskan Pengetahuan Sejati, Iman pada Kristus dan Karakter Ilahi yang menggunakan Desain sebagai Strategi untuk menghasilkan pelaku Desain yang mumpuni serta mampu membawa dampak transformasional yang memulihkan melalui inovasi berkelanjutan demi perubahan sosial serta menjadi terang bagi masyarakat melalui mandat penatalayanan Budaya dan Lingkungan’.
Para mahasiswa/i diajak untuk berpikir kritis tentang bagaimana menghasilkan Desain Grafis Berkelanjutan – desain grafis yang berdampak pemulihan bagi lingkungan yang berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan key values Prodi Desain Komunikasi Visual, SoD, UPH, yaitu: menghadirkan ’Design as storytelling/designer as storyteller with holistic narratives that position design as stewardships’ dan mendidik seorang untuk menjadi ‘Designer as culture shaper through mass media visual communication’. Buku ini menunjukkan keragaman narasi (storytelling) yang dapat dimunculkan oleh keilmuan desain komunikasi visual dan bagaimana seorang calon desainer komunikasi visual menarasikan (storyteller) karya-karyanya yang kelak berdampak pemulihan lingkungan yang berkelanjutan.
Akhir kata saya ucapkan selamat membaca dan bagi para mahasiswa/i yang karyanya ada dalam buku ini - teruslah membangun semangat ber-inovasi yang berdampak pemulihan dan menjadi terang bagi banyak orang! Stay safe, healthy and always be productive!
Only by His Grace, Dr. Martin L. Katoppo, S.T., M.T. Dekan Fakultas Desain (School of Design) – Universitas Pelita Harapan Karawaci, Tangerang, Banten, Jawa Barat www.uph.edu!
‘…bahwa kita harus melihat kembali kepada masing-masing dari diri kita, apakah yang dapat dikontribusikan melalui peran-peran spesifik (keahlian) kita kepada masyarakat...’ (Papanek (1995) The green imperative – ecology and ethics in design and architecture)
Tuhan memberkati, Dr. Lala Palupi Santyaputri S.Sn., M.Si Kaprodi Desain Komunikasi Visual Universitas Pelita Harapan
Artikel-artikel ini mengaplikasikan proses berpikir dan kolaborasi multidisiplin, pentingnya melibatkan masyarakat sebagai elemen ekosistem dalam desain berkelanjutan. Investasi dalam proses ini dimulai dari pendidikan dasar, berpikir kritis dan analitis, mengeksplorasi karya dan dimanisfestasikan pada karya tulis. Buku ini akan sangat bermanfaat bagi mahasiswa/mahasiswi sebagai tahapan dasar untuk melakukan refleksi lebih mendalam untuk membuat karya desain grafis berkelanjutan dan akan menjadi pengetahuan tambahan bagi masyarakat luas.
xi
Desain Komunikasi Visual Universitas Pelita Harapan
Desain untuk Lingkungan adalah mata kuliah yang dirancang untuk mengakomodasi aplikasi desain pada mahasiswa Desain Komunikasi Visual tingkat lanjut di Universitas Pelita Harapan. Desain Grafis sebagai salah satu ranah ilmu desain yang memiliki dampak besar untuk masyarakat, aktifitas ini memiliki peluang besar menjadikan desain grafis sebagai inovasi berkelanjutan dalam karya desain yang dihasilkan.
Beberapa karya tulis dalam buku ini mewakili dari proses pemikiran mahasiswa dan dosen dalam mengaplikasikan desain grafis secara berkelanjutan untuk masyarakat. Eksplorasi karya desain kemasan dalam Perancangan Ulang Kemasan Obat Sirup Actifed melalui Pendekatan Sustainable Graphic Design dan Aplikasi dari Sustainable Design dalam Desain Kemasan Makanan (Studi Kasus Kemasan Pop Mie). Proses perancangan desain buku yang ditujukan untuk pelajar dengan artikel “Pendidikan Agama Kristen & Budi Pekerti; Hidup yang dibarui” dengan mengelaborasi menggunakan bahan ramah lingkungan. Perancangan karya desain dan material pada karya tulis “Proposal Solusi Sustainable Toiletries bagi Perhotelan di Bali” dan “Sustainable Graphic Design dalam Pembangunan Ekonomi atau Usaha pada Kemasan Sekunder Kiehl’s Nightly Refining Micro-Peel Concentrate”. Artikel yang mengeksplorasi kampanye yang ditempatkan pada desain unconventional dan eco-friendly dalam artikel “Implementasi Media Massa Ramah Lingkungan pada Sepeda”.
Pengantar dari Kepala Program Studi
Perancangan Ulang Kemasan Obat Sirup Actifed melalui Pendekatan Sustainable Graphic Design
Proposal Perancangan Ulang Desain Buku “Pendidikan Agama Kristen & Budi Pekerti; Hidup yang dibarui”
Pendahuluan: Mata Kuliah Desain untuk Lingkungan, Semester Ganjil TA. 2021/2022
Pengantar dari Kepala Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Pelita Harapan
Aplikasi dari Sustainable Design dalam Desain Kemasan Makanan (Studi Kasus Kemasan Pop Mie)
Daftar Isi
dari Dekan Fakultas Desain Universitas Pelita Harapan
PengantarPrakata
Implementasi Media Massa Ramah Lingkungan pada DaftarSepedaPeserta
Proposal Solusi Sustainable Toiletries bagi Perhotelan di Bali
Sustainable Graphic Design dalam Pembangunan Ekonomi atau Usaha pada Kemasan Sekunder Kiehl’s Nightly Refining Micro-Peel Concentrate
viiiviix 49291651354256 xiii
Pendahuluan: Mata Kuliah Desain untuk Lingkungan, Semester Ganjil TA. 2021/2022
1
Buku ini, seperti yang disampaikan pada prakata, adalah sebuah kumpulan dari karya-karya mahasiswa-mahasiswi peminatan Desain Grafis yang mengikuti mata kuliah Desain untuk Lingkungan di Program Studi Desain Komunikasi Visual pada semester ganjil, tahun akademik 2021/2022. Mata kuliah Desain untuk Lingkungan pada semester tersebut, menurut agenda operasional universitas, merupakan kali terakhir mata kuliah tersebut akan berjalan. Pada Kurikulum Operasional selanjutnya, mata kuliah Desain untuk Lingkungan ini akan ‘berubah’ kedalam bentuk baru, dan format mata kuliah yang berlangsung pada semester ganjil 2021/2022 ini tidak akan dapat direplika kembali.
Pembelajaran dalam kelas ini menggunakan metode pembelajaran ceramah, diskusi, tanya jawab, dan project based learning (PBL). Metode pembelajaran ceramah merupakan metode pembelajaran dimana dosen menyampaikan materi dan juga mengendalikan kelas (Awwaabiin, 2021). Metode pembelajaran ceramah digabungkan dengan metode diskusi dan tanya jawab yang menuntut partisipasi aktif dari mahasiswa-mahasiswi(Awwaabiin, 2021). Metode terakhir yang digunakan untuk mendukung perkuliahan ini adalah metode pembelajaran PBL. PBL adalah pendekatan pembelajaran yang mengkondisikan mahasiswamahasiswi untuk mengerjakan sebuah proyek dalam satu periode waktu tertentu; hal ini dilakukan guna mempraktekkan pemahaman yang dimiliki untuk sebuah
Bagian Pendahuluan ini akan berfungsi sebagai ‘pengantar’ untuk memberikan konteks dan latar belakang mengenai isi buku ini dengan lebih spesifik dan jelas.
Kendati demikian, praktek perkuliahan yang dilakukan dalam mata kuliah Desain untuk Lingkungan pada peminatan Desain Grafis ini juga mengalami perubahan dibandingkan praktek yang dilakukan pada empat tahun belakangan. Sebelumnya, secara tradisional, mata kuliah Desain untuk Lingkungan merupakan sebuah mata kuliah praktek, dimana mahasiswa-mahasiswi mengerjakan sebuah proyek konkret yang memposisikan mahasiswa-mahasiswi sebagai desainer sosial yang menjalankan metode desain partisipatif untuk bisa menggali, menemukan, dan merespon isu yang memang ada dalam masyarakat. Sekarang, selain melakukan proyek konkret yang difasilitasi oleh tim pengajar, perkuliahan ini juga memperkenalkan kerangka berfikir mengenai desain untuk lingkungan itu sendiri dan meminta mahasiswa-mahasiswi untuk melatih pemikiran teoritis dan konseptual itu untuk menelaah persoalan desain yang mungkin ada dalam kehidupan sehari-hari.
2
proyek nyata yang menuntut kemampuan berfikir kritis, kolaboratif, dan kreatif (What Is PBL?, n.d.).
Terakhir, mahasiswa-mahasiswi juga diperkenalkan ke metodologi dan metodemetode design thinking dan desain partisipatif Perspektif design thinking dari IDEO diperkenalkan sebagai perspektif yang lebih konkret dan aplikatif dari keseluruhan konsep-konsep yang telah diajarkan. Metodologi Design Council, the framework for innovation, diajarkan guna memahami fase-fase desain yang perlu dilakukan secara umum, yaitu menemukan, mendefinisikan, mengembangkan, dan menyelesaikan desain (What Is the Framework for Innovation? Design Council’s Evolved Double Diamond, 2015). Untuk metode-metode, selain metode dari Desing Council, mahasiswa-mahasiswi diajarkan metode-metode desain dari IDEO (IDEO.org, 2015) dan Hanington & Martin (Martin & Hanington, 2012) sebagai referensi praktis yang bisa diimplementasikan dalam eksperimen dan studi mereka.
Perspektif desain yang diajarkan kepada mahasiswa-mahasiswi dalam perkuliahan ini berasal dari John Heskett, dan David Berman. Heskett menuliskan potensi dan signifikansi desain bagi masyarakat luas (Heskett, 2002), sedangkan Berman menuliskan potensi, peran, dan juga tanggungjawab desainer dalam melihat isuisu sosial dan lingkugan yang ada selama ini (Berman, 2009)
Mahasiswa-mahasiswi juga diperkenalkan kepada First Things First manifesto, yang membahas terkait bagaimana desainer-desainer grafis menyadari dan mengundang desainer-desainer lain untuk mendesain dengan tidak hanya berfikir secara komersial saja, namun untuk sesuatu yang melampaui kepentingan komersial itu sendiri (First Things First Manifesto 2000, 1999; The First Things First Manifesto, n.d.).
Dari materi yang telah diajarkan, eksperimen dan studi yang diminta untuk dilakukan oleh kelompok mahasiswa-mahasiswi memiliki tahapan-tahapan sebagai berikut:
Selain perspektif desain, mahasiswa-mahasiswi juga diperkenalkan kepada beberapa kerangka atau model yang mengenai sustainability dan juga desain berkelanjutan. Kerangka-kerangka seperti waste hierarchy, craddle to grave & craddle to craddle, menjadi pegangan untuk mahasiswa-mahasiswi untuk melihat apakah isu dan obyek desain yang selama ini mereka lihat dan temukan dalam kehidupan sehari-hari itu “baik” atau belum.
Mahasiswa-mahasiswi juga diajarkan pemahaman mengenai kerangka berfikir untuk melihat desain melalui triadik form-konten-konteks. Triadik tersebut membahas bagaimana dalam melihat dan memahami desain, tidak cukup melihat apa yang tampak, namun kita perlu memahami apa yang ada didalam (konten), dan juga apa yang melatari atau ada dibelakang (konteks) (Belton, 1996).
First Things First Manifesto 2000. (1999). Eyemagazine.Com. http://www. Heskett,eyemagazine.com/feature/article/first-things-first-manifesto-2000J.(2002).
6. Jika tidak, sebagai desainer grafis, apa yang dapat dilakukan untuk berkontribusi dan membuat agar obyek tersebut menjadi lebih sustainable. Opini dan argumentasi ini perlu didukung oleh referensi, sumber, ataupun hasil studi empiris atau eksperimentasi yang dilakukan.
Daftar Pustaka Awwaabiin, S. (2021). 7 Macam Metode Pembelajaran yang Kerap Digunakan. Penerbitdeepublish.Com. https://penerbitdeepublish.com/macam-metodepembelajaran/
3
Design: A Very Short Introduction. Oxford University Press.
5. Dengan studi-studi referensi yang ada, dan juga analisis berdasarkan modelmodel seperi craddle to grave dan craddle to craddle, kelompok mahasiswa perlu menilai apakah obyek-obyek tersebut sudah sustainable atau tidak.
3. Dari topik yang ada, kelompok-kelompok tersebut dapat mencari dan mengidentifikasi obyek-obyek desain grafis yang ada dan digunakan selama ini.
Dari perkuliahan yang berlangsung selama satu semester, terdapat enam kelompok, masing-masing dengan hasil studi mereka yang akan dibahas pada bab-bab lebih lanjut dari buku ini.
IDEO.org. (2015). The Field Guide to Human Centered Design (1st ed.). IDEO.
7. Setelah selesai memiliki argumentasi, mahasiswa-mahasiswi ini juga perlu menjelaskan sejauh apa kontribusi dan batasan-batasan desainer grafis dalam merespon isu-isu tersebut. Hal ini krusial untuk memastikan bahwa pemahaman peran dan tanggungjawab mereka sebagai desainer tidak tepat.
4. Berdasarkan kerangka form-konten-konteks, kelompok mahasiswa dapat mempelajari dan memahami bagaimana obyek-obyek tersebut selama ini dirancang dan juga digunakan.
2. Dari tema tersebut, kelompok-kelompok tersebut diminta untuk mengidentifikasi topik-topik yang dapat mereka turunkan.
1. Setiap kelompok diminta untuk memilih tema yang telah dipersiapkan: pendidikan, kesehatan, pariwisata, media massa, ekonomi, dan lingkungan.
Belton, R. J. (1996). Art History: A Preliminary Handbook. Art History Instructional Resources. https://fccs.ok.ubc.ca/student-resources/arth/ Berman, D. B. (2009). Do Good Design: How Designers Can Change the World (R. Weisbund, Ed.). AIGA Design Press.
What is PBL? (n.d.). Pblworks.Org. Retrieved August 17, 2021, from https://www. pblworks.org/what-is-pbl
The First Things First Manifesto. (n.d.). Designishistory.Com. Retrieved August 20, 2020, from http://www.designishistory.com/1960/first-things-first/
What is the framework for innovation? Design Council’s evolved Double Diamond (2015). Designcouncil.Org.Uk. https://www.designcouncil.org.uk/news-opinion/ what-framework-innovation-design-councils-evolved-double-diamond
Martin, B., & Hanington, B. (2012). Universal Methods of Design: 100 Ways to Research Complex Problems, Develop Innovative Ideas, and Design Effective Solutions. Rockport Publisher.
4
Sustainable Graphic Design
Obat Sirup Actifed Melalui Pendekatan
Dari lingkup kesehatan, kami membagi topik-topik berdasarkan kategori medis dan non-medis. Secara medis, yaitu barang-barang yang langsung menyentuh ke bidang kedokteran, dan non-medis yaitu hal-hal yang masih masuk dalam lingkup kesehatan namun tidak secara langsung bersifat medis (Arti Kata Medis - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online, n.d.). Berikut adalah penurunan topik tersebut:
Melalui pemaparan Tabel 1, objek desain yang dirancang dengan pendekatan sustainable graphic design adalah kemasan obat sirup cair Actifed. Actifed plus cough suppressant merupakan obat sirup cair yang meringankan pilek, batuk gatal dan kering untuk orang anak-anak dan orang dewasa. Obat sirup cair ini memiliki banyak informasi pada kotak kemasan, diikuti dengan label pada kemasan botol, dan ditambah dengan kertas petunjuk di dalamnya. Objek ini menarik untuk diangkat karena informasi yang banyak ternyata tidak selalu dibaca oleh konsumen. Dalam penelitian ini, kami berupaya menemukan permasalahan-permasalahan desain yang ada, serta menawarkan solusi dari sudut pandang desainer grafis. Dalam First Thing First Manifesto 2020, tertera bahwa tidak dapat dipungkiri,
Elizabeth, Helena Calista, Stefanny Kusuma, Vanessa Leoni
Kesehatan merupakan kondisi fisik, mental, dan sosial yang aman dan lengkap, dan bukan sekedar tidak adanya penyakit atau kelemahan (World Health Organization, 2020). Kesehatan berperan penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita sebagai manusia yang merawat lingkungan seharusnya bersifat bijak dalam penggunaan barang-barang yang tidak sustainable. Salah satu lingkup yang menimbulkan banyak limbah per harinya adalah lingkup kesehatan.
5
Tabel 1 Pembagian Kategori Medis dan Non-medis. (Dokumentasi Penulis, 2021)
Perancangan Ulang Kemasan
2. Sendok takar plastik;
Berdasarkan survei mengenai penggunaan obat sirup yang diadakan oleh tim penulis, lebih dari 70% orang yang mengkonsumsi obat sirup tidak pernah memperhatikan kertas yang terdapat di dalam kemasan tersebut karena merasa kurang penting. Kebanyakan dari mereka juga merasa bahwa informasi dalam kertas tersebut sudah tertera pada kemasan luar dan label pada botol sirup. Hal ini menyebabkan kertas petunjuk penggunaan (Gambar 1 nomor 4) dianggap kurang diperlukan dan seringkali langsung dibuang atau dibiarkan tanpa dibaca terlebih dahulu1
Secara konten, kemasan kotak luar berisi informasi mengenai nama obat, cara pakai, indikasi, dan efek samping. Label pada botol sirup juga memuat informasi seperti yang ada di kotak luar, tetapi tidak mendetail. Selain itu ada kertas petunjuk yang memuat informasi lengkap, namun seringkali dihiraukan oleh konsumen.
Perancangan Ulang Kemasan Obat Sirup Actifed Melalui Pendekatan Sustainable Graphic Design Elizabeth, Helena Calista, Stefanny Kusuma, Vanessa Leoni seorang desainer tentunya berusaha memenuhi permintaan klien juga untuk kepentingan penjualan. Pada akhirnya, desainer membutuhkan luaran berupa media cetak yang kerap menimbulkan sampah. Kami sebagai desainer memiliki tugas untuk memikirkan sebuah sistem baru yang dapat meminimalisir sampahsampah tersebut dengan menemukan permasalahan-permasalahan desain yang dapat diatasi dengan desain grafis (First Things First 2020, n.d.).
Kemasan Actifed terdiri dari empat bagian yaitu:
Pembuka pada kemasan kotak luar obat sirup Actifed terdapat pada bagian atas, dan barang-barang lainnya berada di dalam kemasan kotak.
1 https://bit.ly/ResponSurveyActifed 6
4. Kertas petunjuk penggunaan (13 cm x 35 cm).
3. Botol sirup (60 mL) dengan label kemasan (4,5 cm x 11 cm); dan
Gambar 1 Kemasan Obat Sirup Actifed. (Dokumentasi Penulis, 2021)
1. Kemasan kotak luar (5 cm x 10,5 cm x 4,5 cm);
Berdasarkan permasalahan yang telah diidentifikasi dan dianalisa sebelumnya, kami akhirnya berdiskusi dan menemukan suatu gagasan yang dapat dilakukan oleh desainer untuk membuat desain kemasan botol obat sirup ini bisa lebih sustainable dan meminimalisir pengaruh buruknya terhadap lingkungan. Gambaran besar dari gagasan tersebut adalah menggunakan bagian dalam kotak kemasan botol obat sirup untuk menggantikan kertas instruksi sebagai media untuk menuliskan petunjuk dan informasi-informasi tambahan. Gagasan ini memang sudah pernah ada di beberapa kemasan produk, baik di bidang kesehatan maupun bidang lainnya. Kami pun terinspirasi dari kemasan-kemasan tersebut, seperti yang ada pada Gambar 2 & 3. Namun, kami belum menemukannya pada kemasan botol obat sirup. Oleh karena itu, kami menjadikan ide ini sebagai referensi untuk diaplikasikan pada kemasan botol obat sirup.
4. Kebanyakan informasi yang berada dalam kertas instruksi juga sudah ada di kemasan primer dan sekunder;
7. Melakukan perancangan ulang pada tata letak (layout) kemasan;
9. Memperbaiki tipografi, elemen, dan beberapa pengaturan desain lainnya.
Perancangan Ulang Kemasan Obat Sirup Actifed Melalui Pendekatan Sustainable Graphic Design Elizabeth, Helena Calista, Stefanny Kusuma, Vanessa Leoni
2. Sudah ada kemasan primer dan sekunder yang padat akan tulisan, tetapi masih ditambah dengan kertas petunjuk serta sendok takar plastik;
7
5. Secara visual, kertas instruksi juga terlihat terlalu padat dan membosankan sehingga hanya sedikit konsumen yang membaca kertas tersebut.
6. Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut, kami menentukan objektif desain yang ingin dicapai yaitu:
Gambar 2 Kotak Kemasan Obat Softlens. (Sumber: Dokumentasi penulis, 2021)
1. Maka dari itu, secara konteks, objek ini merupakan objek yang tidak sustainable karena:
3. Informasi yang dimuat di kemasan sekunder sudah tertera di kemasan primer;
8. Mengubah letak pembuka pada bentangan kemasan supaya lebih ergonomis; dan
Perancangan Ulang Kemasan Obat Sirup Actifed Melalui Pendekatan Sustainable Graphic Design Elizabeth, Helena Calista, Stefanny Kusuma, Vanessa Leoni
8
Gambar 3 Kotak Kemasan Kamera. (Sumber: Lomography.com, 2011)
Terdapat beberapa permasalahan yang muncul apabila kita hanya mengaplikasikan sistem ini secara keseluruhan ke kotak kemasan botol obat sirup. Pertama, kotak kemasan obat tidak dapat digunakan kembali sebagai tempat penyimpanan apabila kotaknya sudah dibuka. Kemungkinan, instruksinya hanya akan dibaca sekali, lalu dibuang karena sudah tidak bisa digunakan lagi. Dengan begitu, kotak kemasan akan kehilangan fungsi utamanya yaitu untuk melindungi botol obat dan malah akan menjadi sampah bagi lingkungan dan instruksi di bagian dalam kotak tidak bisa dibaca ketika sewaktu-waktu dibutuhkan kembali. Hal ini tentu berbeda dengan fungsi kotak kemasan kamera yang ada pada Gambar 3. Umumnya, kotak kemasan kamera akan dibuang setelah dibuka dan kamera akan disimpan di dalam casing, tas, atau diletakkan begitu saja di tempat yang datar.
Gambar 4 Kemasan yang Rusak. (Sumber: Dokumentasi penulis, 2021) Ketiga, jika memang konsumen tidak ingin membentangkan kotak kemasannya,
Kedua, ada kemungkinan terjadinya kerusakan dalam proses membuka dan membentangkan kotak kemasan. Misalnya lecek/terlipat dan bahkan robek hingga informasinya tidak dapat terbaca dengan jelas.
Perancangan Ulang Kemasan Obat Sirup Actifed Melalui Pendekatan Sustainable Graphic Design Elizabeth, Helena Calista, Stefanny Kusuma, Vanessa Leoni
Gambar 5 Tampilan Instruksi dalam Kemasan Kotak yang Dilihat dari Bagian Atas. (Sumber: Dokumentasi penulis, 2021)
Gambar 6 Kemasan Makanan Cepat Saji. (Sumber: Gopack.id)
Berikut ini adalah gambaran apabila sistem tersebut diaplikasikan pada kotak kemasan obat sirupnya.
Untuk mengatasi masalah tersebut, kami berdiskusi untuk menemukan solusinya kembali. Kali ini, kami terinspirasi dari kotak kemasan makanan cepat saji yang mudah dibuka-tutup seperti Gambar 6. Hal yang ingin kami jadikan referensi adalah sistem buka-tutup dari sisi yang paling luas dan aksen selipan yang terdapat pada sisi-sisi sampingnya.
9
maka instruksinya akan sulit dibaca atau bahkan konsumen akan lebih malas membaca instruksi di dalam kotak tersebut. Bacaan yang terletak di bawah tidak akan dibaca karena tidak terlihat dari atas.
Setelah melalui berbagai proses sketsa dan perancangan ide, akhirnya kami membuat tampilan depan atau prime design panel (PDP) dan prototype-nya agar bisa menunjukkan hasil dari gagasan-gagasan yang telah dijelaskan sebelumnya. Berikut ini adalah foto-foto PDP dan prototype pertama beserta dengan perubahanperubahan yang telah kami aplikasikan pada desain kemasannya.
Selain permasalahan form yaitu jaring-jaring dan kerangka kemasan, kami juga peduli terhadap desain konten yang terdapat dalam kotak kemasannya. Ada beberapa pengaturan desain yang kami lakukan supaya konsumen bisa lebih nyaman membacanya dan informasi dapat tersampaikan dengan jelas tanpa menghilangkan unsur estetikanya. Beberapa pengaturan tersebut misalnya pengaturan tata letak, pengaturan alignment pada elemen dan teks, pengelompokan teks, numbering, dan perubahan beberapa elemen grafis supaya lebih selaras/ sintaks.
Perancangan Ulang Kemasan Obat Sirup Actifed Melalui Pendekatan Sustainable Graphic Design Elizabeth, Helena Calista, Stefanny Kusuma, Vanessa Leoni
10
Gambar 7 Gambaran Sistem Buka-Tutup dari Samping (1). (Sumber: Dokumentasi penulis, 2021)
Gambar 8 Gambaran Sistem Buka-Tutup dari Samping (2). (Sumber: Dokumentasi penulis, 2021)
Dengan begitu, ketiga permasalahan yang telah disebutkan di atas bisa teratasi. Pertama, kotak kemasan tetap bisa berfungsi sebagai wadah kemasan dan tidak langsung dibuang setelah konsumen membaca instruksinya. Kedua, dengan sistem buka-tutup seperti ini, konsumen tidak perlu lagi membuka dan membentangkan kotak dengan paksa sehingga akan meminimalisir terjadinya kerusakan pada kemasan. Ketiga, instruksi dapat dibaca dengan lebih jelas karena tidak dibaca dari atas melainkan dari samping.
Gambar 10 Before-After Bagian dalam Kotak Kemasan Botol Obat Sirup Actifed. (Sumber: Dokumentasi penulis, 2021)
Gambar 12 Perubahan Desain yang Diterapkan (1). (Sumber: Dokumentasi penulis, 2021)
Perancangan Ulang Kemasan Obat Sirup Actifed Melalui Pendekatan Sustainable Graphic Design Elizabeth, Helena Calista, Stefanny Kusuma, Vanessa Leoni
11
Gambar 11 Tampilan Bagian Luar dan Dalam Kotak Kemasan Botol Obat Sirup Actifed Setelah Dirancang Ulang (re-design). (Sumber: Dokumentasi penulis, 2021)
Gambar 9 Before-After Bagian Luar Kotak Kemasan Botol Obat Sirup Actifed. (Sumber: Dokumentasi penulis, 2021)
12
Gambar 14 Perubahan Desain yang Diterapkan (3). (Sumber: Dokumentasi penulis, 2021)
Gambar 13 Perubahan Desain yang Diterapkan (2). (Sumber: Dokumentasi penulis, 2021)
Gambar 15 Hasil Prototype Pertama. (Sumber: Dokumentasi penulis, 2021)
Selanjutnya, kami memasuki tahap revisi dan penyempurnaan atau finishing prototype. Berikut ini adalah hasil prototype final dari gagasan kami.
Perancangan Ulang Kemasan Obat Sirup Actifed Melalui Pendekatan Sustainable Graphic Design Elizabeth, Helena Calista, Stefanny Kusuma, Vanessa Leoni
Dalam tulisan ini, kami memilih untuk menganalisa, mengidentifikasi, dan mencari solusi dari permasalahan kemasan obat sirup yang kurang sustainable Perubahan yang bisa kami lakukan sebagai desainer adalah menghilangkan kertas tambahan yang diganti dengan menggunakan ruang yang ada di dalam kotak kemasan. Kami juga mengganti sistem buka tutup kemasan botol yang sebelumnya dari atas menjadi dari samping agar instruksinya lebih mudah terbaca. Selain mengenai kerangkanya, kami berusaha untuk memperbaiki beberapa pengaturan desainnya juga agar dapat memaksimalkan ruang yang ada dengan baik, misalnya engubah typeface yang digunakan supaya lebih legible dalam paragraf yang padat dan menggunakan type pairing, mengubah ilustrasi elemen grafis supaya lebih sintaks, dan sebagainya. Tidak lupa, kami juga memperhatikan unsur keindahan, hierarki, readability, legibility, dan prinsip-prinsip desain lainnya yang telah kita pelajari pada semester-semester sebelumnya.
Gambar 16 Hasil Prototype Final. (Sumber: Dokumentasi penulis, 2021)
13
Perancangan Ulang Kemasan Obat Sirup Actifed Melalui Pendekatan Sustainable Graphic Design Elizabeth, Helena Calista, Stefanny Kusuma, Vanessa Leoni
Ada batasan-batasan yang perlu diketahui dan tidak boleh dilanggar oleh desainer, yaitu tidak boleh mengubah, mengurangi, atau menambah konten narasi/informasi
Setelah mengidentifikasi, menganalisa, dan berhasil mencari solusi atas permasalahan yang ada, kami menyadari bahwa desainer juga bisa melakukan sesuatu untuk membawa perubahan terhadap lingkungan. Perubahan tersebut tidak harus perubahan yang drastis atau menakjubkan, tetapi dapat dimulai dari hal-hal kecil yang terkadang terlewat untuk dipikirkan. Faktanya, perubahan sekecil apapun, apabila diterapkan secara massal dan konsisten, bisa berdampak besar. Begitu pula dengan perubahan kecil yang bisa kita lakukan sebagai desainer.
yang ada pada kotak kemasan. Dalam beberapa kasus, desainer bisa menyarankan atau memberi pertimbangan-pertimbangan khusus mengenai konten dan hal itu dapat disampaikan pada copywriter atau penulis konten. Namun, umumnya, desainer hanya bisa mengatur/menata konten yang tersedia tanpa campur tangan dalam penulisan kontennya. Sama halnya dengan tugas ini, kami juga tidak boleh mengubah, mengurangi, atau menambah konten-konten yang ada, apalagi petunjuk-petunjuk wajib yang tertulis dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI).
Dus Fried Chicken Spesial untuk Ayam Fried Chicken agar Laris Manis. (n.d.). Retrieved December 11, 2021, from https://gopack.id/product/dus-fried-chicken/ First Things First 2020. (n.d.). Retrieved December 11, 2021, from https://www. firstthingsfirst2020.org/
Arti kata medis - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. (n.d.). Retrieved December 11, 2021, from https://kbbi.web.id/medis
Terlepas dari batasan-batasan tersebut, ada banyak hal yang dapat kami pelajari dari kegiatan evaluasi pembelajaran 1 ini. Melihat banyaknya desain-desain kemasan yang masing kurang efektif dan sustainable, membuat kami mengetahui bahwa masih sedikit orang yang mengerti tentang desain dan sedikit juga desainer yang mau terlibat aktif untuk berperan terhadap lingkungan. Kami juga tersadar bahwa sebagai desainer, kami tidak hanya bisa berperan dalam bidang komersial atau bisnis saja, melainkan dapat berperan aktif dan positif juga terhadap lingkungan, misalnya dengan membuat desain yang sustainable.
Free Exposure Guide Inside a Film Box · Lomography. (n.d.). Retrieved December 11, 2021, from (includingWorldguide-inside-a-film-boxhttps://www.lomography.com/magazine/129715-free-exposure-HealthOrganization.(2020).Basicdocuments:forty-nintheditionamendmentsadoptedupto31May2019).In วารสารสังคมศาสตร์วิชาการ (Vol. 7, Issue 2). https://apps.who.int/gb/bd/
14
Gambar 1 Kemasan Obat Sirup Actifed. (Dokumentasi Penulis, 2021) 2 Gambar 2 Kotak Kemasan Obat Softlens. (Sumber: Dokumentasi penulis, 2021) 3 Gambar 3 Kotak Kemasan Kamera. (Sumber: Lomography.com, 2011) 4 Gambar 4 Kemasan yang Rusak. (Sumber: Dokumentasi penulis, 2021) 5 Gambar 5 Tampilan Instruksi dalam Kemasan Kotak yang Dilihat dari Bagian Atas. (Sumber: Dokumentasi penulis, 2021) 5 Gambar 6 Kemasan Makanan Cepat Saji. (Sumber: Gopack.id) 6 Gambar 7 Gambaran Sistem Buka-Tutup dari Samping (1). (Sumber: Dokumentasi
Perancangan Ulang Kemasan Obat Sirup Actifed Melalui Pendekatan Sustainable Graphic Design
Daftar Gambar
Elizabeth, Helena Calista, Stefanny Kusuma, Vanessa Leoni
Daftar Pustaka
Gambar 11 Tampilan Bagian Luar dan Dalam Kotak Kemasan Botol Obat Sirup Actifed Setelah Dirancang Ulang (re-design). (Sumber: Dokumentasi penulis, 2021) 8
Gambar 10 Before-After Bagian dalam Kotak Kemasan Botol Obat Sirup Actifed. (Sumber: Dokumentasi penulis, 2021) 7
Gambar 8 Gambaran Sistem Buka-Tutup dari Samping (2). (Sumber: Dokumentasi penulis, 2021) 6
Gambar 13 Perubahan Desain yang Diterapkan (2). (Sumber: Dokumentasi penulis, 2021) 9
Gambar 14 Perubahan Desain yang Diterapkan (3). (Sumber: Dokumentasi penulis, 2021) 9
Gambar 15 Hasil Prototype Pertama. (Sumber: Dokumentasi penulis, 2021)
Perancangan Ulang Kemasan Obat Sirup Actifed Melalui Pendekatan Sustainable Graphic Design Elizabeth, Helena Calista, Stefanny Kusuma, Vanessa Leoni
penulis, 2021) 6
Gambar 9 Before-After Bagian Luar Kotak Kemasan Botol Obat Sirup Actifed. (Sumber: Dokumentasi penulis, 2021) 7
15
Gambar 12 Perubahan Desain yang Diterapkan (1). (Sumber: Dokumentasi penulis, 2021) 8
Gambar10 16 Hasil Prototype Final. (Sumber: Dokumentasi penulis, 2021) 11
“Pendidikan Agama Kristen & Budi Pekerti; Hidup yang dibarui”
Proposal Perancangan Ulang Desain Buku
Aileen, Caroline Heliawanto, Heidi Maurina, Melanie Xaviera
Permendikbud Nomor 8 Tahun 2016, buku teks pembelajaran merupakan salah satu sumber utama dalam pembelajaran dan untuk mencapai sebuah kompetensi dasar dan kompetensi inti. Selain itu, buku teks pembelajaran ini juga dinyatakan kayak dan menjadi satuan pendidikan menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Deepublish, 2020). Buku teks pembelajaran ini juga merupakan sebuah media dan juga sumber pembelajaran yang dapat menyalurkan ilmu pengetahuan dan nilai kehidupan terkait kompetensi dasar yang sedang diajarkan (Deepublish, 2020).
16
Topik yang diturunkan untuk pembahasan kali ini adalah soal buku pendidikan agama Kristen tingkat SMA Sekolah SMA Ora Et LaBora. Sekolah SMA Ora Et LaBora merupakan sekolah swasta yang terletak di BSD, Tangerang. Buku pelajaran agama yang dipilih berjudul “Pendidikan Agama Kristen & Budi Pekerti; Hidup yang Dibarui” oleh Yethie Bessie untuk kelas 10 SMA/SMK. Buku ini dipilih karena desain dan layout yang menurut analisa belum cukup efektif dan menarik untuk dibaca oleh murid-murid. Informasi dalam buku ini memakan banyak bidang dan menciptakan ruang kosong tidak optimal. Ruang kosong tersebut sebenarnya dapat digunakan untuk mengisi konten lainnya dan berpotensi menghemat jumlah kertas yang dipakai. Melalui analisis dan perancangan ulang ini buku ini, diharapkan dapat membantu dan menunjukan bahwa dengan low production cost juga, Sekolah SMA Ora Et LaBora dapat menghasilkan buku dengan kualitas yang lebih Berdasarkanbaik.
Edukasi merupakan hal yang sangat penting khususnya dalam tumbuh kembang seorang anak hingga mereka menjadi dewasa. Terkait edukasi formal, masih terdapat banyak hal yang dapat dikembangkan, khususnya pada buku pelajaran anak kelas SMA. Buku teks pembelajaran adalah buku bacaan dan merupakan media yang berisikan tulisan, gambar dan informasi yang sudah dikemas oleh penulis dan penerbit untuk membantu proses pembelajaran murid. Buku yang sulit dibaca dapat menjadi kurang efektif dan berpotensi menghambat proses pembelajaran murid, padahal seharusnya buku merupakan media yang dapat membantu murid untuk belajar.
Buku teks pembelajaran ini merupakan salah satu hal penting yang dibutuhkan terutama dalam bidang pendidikan. Dalam bidang pendidikan buku teks pembelajaran merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan karena digunakan
3. Membantu mengarahkan metode yang akan digunakan oleh pendidik dalam kegiatan belajar dan mengajar;
5. Menyediakan kesempatan bagi murid untuk dapat mengulang kembali pembelajaran yang telah diajarkan disekolah.
Buku teks pembelajaran ini telah menjadi salah satu komponen utama dalam pendidikan dan masih terus digunakan hingga saat ini. Selama ini buku teks pembelajaran hanya dirancang seadanya sesuai dengan Permendikbud Nomor 8 Tahun 2016 dan hanya memuat unsur-unsur yang dibutuhkan untuk mendukung aktivitas pembelajaran. Buku teks pembelajaran ini masih dirancang dengan tidak efektif dan efisien dimana pada buku teks pembelajaran masih menggunakan tampilan yang tidak menarik dan tidak menggunakan layout yang baik untuk dapat memanfaatkan bidang dari buku. Objek utama untuk penelitian ini adalah buku teks pembelajaran Agama untuk tingkat Sekolah Menengah Atas. Pada umumnya buku teks pembelajaran ini dirancang dengan tidak memanfaatkan bidang buku dengan baik yang menyebabkan buku ini menjadi tidak sustainable.
Objek desain yang dipilih merupakan buku teks pembelajaran yaitu buku “Pendidikan Agama Kristen & Budi Pekerti; Hidup yang Dibarui” oleh Yethie Bessie untuk kelas 10 SMA/SMK. Buku ini dinilai tidak sustainable karena juga di desain dengan tidak menarik dan tidak memiliki memanfaatkan bidang buku dengan baik. Selain itu, saat ini juga masih belum terdapat standar tertentu dalam membuat desain buku teks pembelajaran. Pada buku agama yang menjadi objek analisis ini tidak menggunakan pengaturan jarak dengan baik dan masih tidak menggunakan adanya sistem grid. Hal ini dapat dilihat pada halaman pembukaan bab yang tidak menggunakan pemanfaatan bidang dengan efisien. Selain itu, hal ini juga dapat menyebabkan penggunaan kertas yang lebih banyak lagi. Dengan
“Pendidikan Agama Kristen & Budi Pekerti; Hidup yang dibarui” Aileen, Caroline Heliawanto, Heidi Maurina, Melanie Xaviera oleh guru dan juga murid untuk menunjang aktivitas pendidikan. Dibandingkan dengan menggunakan ebook penggunaan buku teks pembelajaran yang bersifat konvensional ini dinilai lebih efektif untuk digunakan karena terdapat beberapa materi pembelajaran yang tidak dapat tersampaikan melalui penggunaan ebook. Manfaat mengenai buku teks pembelajaran ini juga telah diteliti oleh para ahli dan juga dalam Peraturan Perundangan Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20. Buku teks pelajaran ini menjadi sumber untuk menyimpan segala pengetahuan dan memfasilitasi murid untuk dapat belajar secara mandiri. Namun dalam hal ini bukan berarti buku teks pembelajaran menjadi patokan utama dalam kegiatan belajar dan mengajar, guru juga memiliki peran untuk mengembangkan materi yang terdapat di dalam buku teks pembelajaran sehingga murid memiliki pemahaman yang lebih mendalam terkait materi yang diajarkan. Menurut Nasution dalam Prastowo (2012: 169) terdapat beberapa fungsi dan manfaat dari buku teks pembelajaran yaitu:
17
1. Menjadi bahan untuk referensi atau rujukan bagi peserta didik;
4. Membantu pendidik untuk melaksanakan kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah;
2. Menjadi bahan untuk evaluasi;
Proposal Perancangan Ulang Desain Buku
John Heskett memiliki pemahaman bahwa ketika desain digunakan dengan serius dan secara bertanggung jawab maka desain dapat menjadi sebuah landasan penting dalam hidup manusia. Semua detail dari desain tersebut akan dibangun dan dibentuk untuk kesenangan manusia (Heskett, 2005, p. 1). Berdasarkan pemahaman John Heskett ini maka dipilihlah buku teks pembelajaran yang merupakan salah satu objek yang digunakan dalam bidang pendidikan. Buku teks pembelajaran ini menjadi salah satu landasan penting dalam hidup manusia terutama dalam bidang pendidikan. Namun saat ini desain buku teks pembelajaran masih belum dibangun dan dibentuk untuk kesenangan manusia karena masih terdapat buku teks pembelajaran yang belum di desain dengan baik sehingga menyebabkan banyaknya pembaca yang tidak tertarik untuk melihat atau membaca buku teks pembelajaran tersebut. Berdasarkan apa yang telah dikemukakan oleh Heskett dimana desain seharusnya dapat dibuat untuk kesenangan manusia (Heskett, 2005, p. 1) maka pada buku teks pembelajaran yang sebelumnya hanya berisi berbagai macam paragraf saja dibuat menjadi memiliki beberapa gambar sehingga buku tidak terkesan membosankan dan lebih menarik untuk dibaca.
Tidak hanya bermasalah pada pemanfaatan bidang. Buku agama ini juga dinilai tidak menarik dan kurang mengangkat keinginan murid untuk membaca karena menggunakan warna hitam putih. Padahal sebenarnya keinginan murid untuk membaca buku merupakan salah satu hal penting yang sangat diperlukan dan mengingat manfaat dari adanya buku teks pembelajaran ini dalam bidang pendidikan. Tidak hanya itu, dalam buku ini juga beberapa informasi terlihat tidak dapat tersampaikan dengan baik karena penggunaan kertas yang kurang baik sehingga ketika tulisan dicetak di atas kertas tersebut menimbulkan adanya kesulitan keterbacaan karena kurangnya kontras antara warna bidang kertas dengan teks. Penggunaan gambar pada buku ini juga menggunakan warna hitam putih dimana hal tersebut menyebabkan gambar tersebut terlihat tidak jelas karena kontras yang minim dengan bidang kertas sehingga informasi dari gambar tersebut juga tidak dapat tersampaikan dengan baik.
Proposal Perancangan Ulang Desain Buku
Menurut pandangan David Berman, seorang desainer seharusnya dapat menjadi jembatan bagi informasi dan juga pemahaman. Selain itu, desainer juga dapat menambahkan kegunaan dan daya tarik pada sebuah objek. Menurutnya, desainer juga memiliki tanggung jawab sosial karena desain merupakan tantangan dan juga sebuah solusi untuk permasalahan yang terdapat di dunia (Berman, 2009, p. 1). Kreativitas dari seorang desainer bahkan dapat menjadi alat yang sangat efisien untuk dapat mengubah sejarah (Berman, 2009, p. 2). Berdasarkan pemahaman Berman ini, objek desain yang dianalisis merupakan buku teks pembelajaran yang merupakan salah satu sarana untuk dapat menjadi penghubung suatu informasi. Sebagai desainer, maka diharapkan dapat memberikan solusi mengenai bagaimana informasi tersebut dapat tersampaikan dan diterima dengan baik oleh pengguna
“Pendidikan Agama Kristen & Budi Pekerti; Hidup yang dibarui”
Aileen, Caroline Heliawanto, Heidi Maurina, Melanie Xaviera
menggunakan jarak dan sistem layout yang baik seharusnya dalam satu buku dapat mencegah adanya lembar kertas yang tidak terpakai.
18
seringkali menjadi permasalahan lingkungan. Berdasarkan pandangan Cradle to Grave atau hierarki waste, keputusan buku pembelajaran agama ini bukanlah pilihan terbaik bagi lingkungan. Dalam beberapa kasus, sekolah akan mengizinkan siswa untuk meminjam buku pembelajaran mereka yang berarti mereka berada di bagian penggunaan kembali (re-use) pada Waste Hierarchy. Namun tidak semua sekolah menggunakan metode ini, bahkan ada yang meminta siswanya untuk membeli sendiri buku pelajarannya yang akhirnya menjadi sampah kecuali mereka memilih untuk menjualnya atau digunakan kembali oleh adik dari pemilik buku tersebut.
Proposal Perancangan Ulang Desain Buku
Aileen, Caroline Heliawanto, Heidi Maurina, Melanie Xaviera
19
“Pendidikan Agama Kristen & Budi Pekerti; Hidup yang dibarui”
Dalam buku pembelajaran agama ini merupakan buku aktivitas dimana siswa dapat menulis langsung pada buku tersebut. Artinya buku tersebut pastinya tidak dapat digunakan kembali karena adanya bekas coretan dalam aktivitas yang sudah dilakukan oleh pemilik sebelumnya. Hal ini dapat dilihat sebagai hal yang positif, dimana fungsi buku ini dapat dibenarkan. Dengan menentukan jumlah garis di bidang aktivitas, siswa dapat menyesuaikan jawaban mereka berdasarkan garis yang telah diberikan. Artinya, siswa yang sering menulis lebih dari yang seharusnya mungkin bisa menyesuaikan diri dengan ruang yang diberikan dan menulis lebih sedikit dari biasanya. Berbeda dengan jika buku pembelajaran didesain tanpa menyediakan garis dimana siswa disuruh menulis jawaban mereka pada buku catatan mereka sendiri. Siswa mungkin menulis lebih dari yang seharusnya karena jumlah baris yang diberikan pada selembar kertas dapat mempengaruhi cara berpikir mereka. Misalnya, ketika seorang siswa selama ujian diberikan 2 lembar kertas jawaban yang memiliki garis, mereka akan mencoba sebaik-baiknya untuk mengisi seluruh lembar jawaban karena berpikir ketika diberikan 2 halaman, berarti mereka diharapkan karena dapat mengisi jawaban sampai 2 halaman. Jika siswa menulis kurang dari yang diharapkan, hal tersebut tidak menjadi suatu masalah karena garis-garis yang disediakan pada buku pembelajaran juga cukup terbatas (5 baris). Pilihan terakhir akhirnya hanya untuk mendaur ulang kertas buku pelajaran. Tetapi mendesain ulang buku pembelajaran ini dapat dianggap sebagai tahap awal pencegahan (prevention) karena tujuan dari mendesain ulang buku pembelajaran ini adalah untuk membatasi jumlah halaman yang digunakan,
buku teks pembelajaran tersebut. Kemudian berdasarkan First Things First Manifesto dikatakan bahwa seiring dengan perkembangan zaman kita juga dapat melihat sebuah desain dengan tidak nyaman sehingga mereka menyarankan agar dapat dibuat adanya sistem yang dapat bertahan lama sehingga kemampuan dari seorang desainer seharusnya dapat dimanfaatkan dengan lebih baik (Workhorse, 2019). Melihat buku teks pembelajaran yang sudah digunakan untuk waktu lama, desain tersebut terlihat tidak relevan lagi dan membutuhkan adanya sebuah perubahan. Oleh karena itu, diperlukannya sebuah sistem yang dapat digunakan dalam merancang buku teks pembelajaran agar dapat terus relevan untuk digunakan dalam jangka waktu yang Bukupanjang.pembelajaran
20
tetapi lebih dari itu untuk membuat produksi sepadan dengan biaya dan waste (membuat item berguna secara maksimal).
Berdasarkan pada analisa yang telah dilakukan sebelumnya maka dilakukan beberapa perubahan dalam membuat desain buku “Pendidikan Agama Kristen & Budi Pekerti; Hidup yang Dibarui” agar dapat membuat buku tersebut lebih sustainable dan dapat digunakan dengan lebih baik lagi oleh para pembacanya.
Aileen, Caroline Heliawanto, Heidi Maurina, Melanie Xaviera
Triadik Form, Content, dan Context adalah sistematika yang dapat diterapkan pada proses mendesain dan analisis media yang baik dan benar. Dalam proses mendesain, semua berangkat dari dasar yang sama yaitu dengan mengerti apa yang mau didesain, mulai dari suatu bentuk yang melahirkan konteks dengan makna tertentu. Dalam mendesain buku teks pembelajaran, desainer menerapkan sistematika ini agar tetap dapat menciptakan buku teks pembelajaran yang efektif. Mulai dari form yaitu bagaimana seorang desainer mengerti bentuk-bentuk dasar ketika ingin mendesain sebuah buku. Form yang dimaksud adalah elemen dari seni, principle of design, komposisi dari buku teks pembelajaran yang diolah, warna yang dipilih untuk membangun suasana belajar dan membaca murid, tipografi jenis apa yang dipilih agar keterbacaan buku baik dan tidak mengganggu, teknik apa yang digunakan ketika mendesain buku teks pembelajaran dan material dasar apa yang dipilih untuk mencetak buku teks pembelajaran tersebut. Setelah memiliki bentuk dasar sebagai landasan yang tepat, desainer masuk ke isi dari yang ingin disampaikan melalui buku teks pembelajaran. Konten yang ingin disampaikan oleh penulis tidak boleh dihilangkan atau diubah oleh seorang desain. Pesan yang ingin disampaikan harus tersampaikan dengan tepat tanpa menghilangkan esensi dari buku teks pembelajaran yang sebelumnya. Desainer harus dapat memilah topik mana yang paling utama dan harus ditonjolkan di dalam buku agar secara sistematis, hirarki dan judul besar dari buku dapat tampil dengan baik. Setelah masuk ke dalam konten apa yang ingin disampaikan, desainer masuk ke dalam konteks mengapa. Pesan yang disampaikan melalui desain yang baik harus mempertimbangkan efek-efek yang dapat ditimbulkan setelah pengguna menggunakan buku yang telah didesain, apakah buku tersebut secara psikologis dapat dimengerti dengan baik? Bagaimana dengan penulisnya? Apakah buku sudah sesuai dengan yang ia maksud? Apakah ada unsur-unsur lain yang dapat mempengaruhi buku tersebut? Ketiga sistematika ini terus berhubungan dan akan mempengaruhi satu dan yang lain. Jika buku teks pembelajaran tidak memiliki landasan seni yang kuat, konten dan konteks selanjutnya akan terpengaruh dan tidak dapat menghasilkan desain yang baik. Sebaliknya jika konten dari buku tidak jelas, pasti konteks dari hasil desain desainer ikut dipertanyakan dan akan mempengaruhi banyak aspek desain maupun emosional. Media apapun yang ingin dikembangkan dengan baik harus memiliki triadik bentuk, konten, dan konteks yang baik. Dengan desain buku teks pembelajaran yang berkembang menjadi lebih baik, kualitas dari pengguna juga ikut menjadi lebih baik dan manfaat dari buku teks tersebut juga dapat dirasakan oleh pengguna.
Proposal Perancangan Ulang Desain Buku “Pendidikan Agama Kristen & Budi Pekerti; Hidup yang dibarui”
Proposal Perancangan Ulang Desain Buku “Pendidikan Agama Kristen & Budi Pekerti; Hidup yang dibarui” Aileen, Caroline Heliawanto, Heidi Maurina, Melanie Xaviera
Beberapa gagasan yang akan dilakukan dalam proses perancangan baru ini adalah dengan menggunakan sistem grid dua kolom dan menggunakan gutter 5mm terutama pada halaman awal bab dan juga uji kompetensi. Hal ini dilakukan agar dapat mengurangi adanya negative space yang terlalu berlebihan sehingga menyebabkan terjadinya pemanfaatan bidang kertas yang kurang baik. Selain itu, dilakukan juga pengaturan ulang margin agar pemanfaatan bidang kertas menjadi lebih maksimal namun harus tetap mengingat batasan karena bagaimanapun dalam merancang sebuah desain masih diperlukan adanya negative space. Oleh karena itu digunakanlah margin dalam sebesar 2 cm dan margin luar sebesar 1,5 cm Melalui adanya pemanfaatan bidang kertas yang lebih baik ini juga dapat mengurangi biaya produksi sehingga desain yang dihasilkan menjadi lebih sustainable karena juga akan mengurangi penggunaan kertas. Tidak hanya itu untuk dapat menunjang manfaat dari buku pembelajaran ini agar lebih baik lagi juga dilakukan pembagian konten yang lebih menarik dan juga jelas. Untuk pembagian konten ini dapat dilakukan melalui adanya hierarki yang ditimbulkan melalui adanya perbedaan ukuran teks dan juga penggunaan opacity yang berbeda untuk berbagai teks dan juga elemen. Untuk membuat buku teks pembelajaran ini lebih menarik lagi juga dilakukan adanya perubahan pada cover dan juga adanya penambahan ilustrasi sehingga menimbulkan keinginan bagi pembaca untuk membaca buku tersebut. Selain itu, pada rancangan desain buku yang baru juga akan dilakukan adanya perubahan pada penggunaan kertas yang lebih baik yaitu menggunakan kertas hvs atau alternatif lainnya yang lebih terjangkau namun tetap dapat memperhatikan kualitas kertas dan juga kontras antara bidang kertas dengan teks. Hal ini dilakukan agar dapat memberikan solusi bagi permasalahan pembaca dan juga manfaat dari buku tersebut dengan maksimal bagi para pembacanya.
21
Gambar 1. Perbandingan penggunaan typeface Segoe UI dan Myriad Pro
Terdapat beberapa perubahan yang dilakukan untuk membuat desain buku “Pendidikan Agama Kristen & Budi Pekerti; Hidup yang Dibarui” yang lebih sustainable. Pertama adalah dengan menentukan typeface yang memiliki readability yang baik dan juga mudah untuk dibaca namun juga dapat meminimalisir penggunaan bidang kertas. Dalam hal ini typeface yang memiliki readability yang baik adalah Myriad Pro, Open Sans, Segoe UI, Tahoma, Frutiger, Bell Gothic, Lato, Antique Olive, dan Source Sans Pro (Cartaino, 2017).
Gambar 3. Perbandingan buku halaman kegiatan pembelajaran Proposal Perancangan Ulang Desain Buku “Pendidikan Agama Kristen & Budi Pekerti; Hidup yang dibarui”
Gambar 2. Penggunaan typeface Myriad Pro yang lebih efisien Pada mulanya, pada buku yang menjadi objek analisis menggunakan typeface Segoe UI untuk ukuran 12 pt namun setelah dibandingkan dengan typeface lainnya ditemukan bahwa penggunaan typeface Myriad Pro 12 pt lebih dapat meminimalisir penggunaan bidang kertas namun tetap memiliki readability yang baik sehingga tidak mengganggu keterbacaan karena minimnya penggunaan negative space. Pemilihan ukuran typeface 12 pt ini juga didasarkan melalui adanya percobaan dan ukuran 12 pt merupakan ukuran teks yang baik untuk ukuran bidang kertas tersebut. Selain itu, ditemukan standar ukuran untuk ukuran teks pada bidang buku tersebut adalah 10-12 pt.
Aileen, Caroline Heliawanto, Heidi Maurina, Melanie Xaviera
22
Aileen, Caroline Heliawanto, Heidi Maurina, Melanie Xaviera
Tidak hanya itu, pada buku ini juga terdapat halaman kegiatan pembelajaran yang meminta pengguna untuk mengisi dan menjawab sebuah pertanyaan tertentu. Berdasarkan standar yang ada pada setiap sekolah yang mengatur siswa untuk menulis dan menjawab pertanyaan secara langsung pada buku maka pada desain buku sebelumnya pertanyaan untuk mengisi refleksi tidak disediakan space untuk menjawab pertanyaan. Oleh karena itu, pada rancangan desain baru ini disediakan space bagi pengguna untuk dapat mengisi refleksi.
23
Kedua adalah pada halaman kegiatan pembelajaran dimana pada buku tersebut pembaca diminta untuk mengisi dan menjawab beberapa pertanyaan. Pada desain buku sebelumnya garis yang menjadi ruang bagi pembaca untuk menjawab soal masih belum menggunakan sistem dari aturan yang telah ditetapkan. Menurut Lipsyte, jarak garis horizontal yang menjadi grid bagi pembaca untuk menulis pada buku seharusnya memiliki jarak antar garis sebesar 7,1mm hingga 8,7mm (Lipsyte, 2011). Namun dengan memikirkan pertimbangan untuk membuat ulang rancangan desain yang lebih sustainable dan efisien dipilih jarak antar garis sebesar 7,1mm dengan banyak garis sebanyak 5 garis untuk setiap pertanyaan. Hal ini dilakukan agar dapat lebih meminimalisir penggunaan bidang yang berlebihan. Selain itu penggunaan jarak antar garis ini juga tidak akan mempengaruhi pengguna karena pada umumnya pengguna akan menyesuaikan ukuran tulisan dengan tempat yang disediakan namun harus diperhatikan jika jarak antar garis ini juga masih harus dapat memenuhi standar yang telah ditetapkan. Melalui adanya pengaturan jarak antar garis ini rancangan desain buku yang baru memiliki sebuah sistem tertentu sehingga tidak akan berubah-ubah untuk jangka waktu yang lama sehingga pengguna menjadi sudah lebih terbiasa untuk menyesuaikan ukuran tulisan dengan space yang telah disediakan.
Gambar 4. Perbandingan halaman penutup
Proposal Perancangan Ulang Desain Buku
“Pendidikan Agama Kristen & Budi Pekerti; Hidup yang dibarui”
Gambar 5. Perbandingan halaman pembukaan bab serta penggunaan grid dan kolom
Yang ketiga untuk merancang desain dari buku ini agar lebih sustainable juga dilakukan adanya pembagian kolom menjadi 8 kolom dan 2 kolom khusus untuk teks dengan gutter 5 mm dan hal ini dibuktikan dapat membuat penggunaan bidang kertas menjadi lebih efisien. Seperti pada halaman pembukaan bab yang pada desain sebelumnya masih belum terdapat adanya penggunaan grid dan kolom. Selain itu juga terdapat negative space yang tidak memiliki fungsi apapun pada halaman tersebut. Dapat dibuktikan melalui adanya penggunaan grid dan pembagian kolom ini penggunaan bidang kertas menjadi lebih efisien dan dapat mengurangi adanya penggunaan kertas yang berlebihan dan tidak memiliki manfaat. Tidak hanya mengatur kolom untuk membuat penggunaan bidang kertas menjadi lebih efisien, dalam perancangan ulang untuk desain buku ini juga dilakukan pengaturan ulang pada margin dengan menggunakan 2 cm untuk margin dalam dan 1,5 cm pada margin luar.
Gambar 6. Perbandingan halaman uji kompetensi
24
“Pendidikan Agama Kristen & Budi Pekerti; Hidup yang dibarui” Aileen, Caroline Heliawanto, Heidi Maurina, Melanie Xaviera
Proposal Perancangan Ulang Desain Buku
Selain itu, dapat dilihat juga pada halaman uji kompetensi dimana pada awalnya pada halaman uji kompetensi ini hanya menggunakan 1 kolom saja sehingga pada sebelah kanan jawaban pilihan ganda tersisa banyak sekali negative space yang tidak memiliki manfaat atau fungsi apapun. Tidak hanya itu dengan adanya
25
Gambar 8. Perbandingan cover desain buku
Menurut pandangan Heskett, desain juga seharusnya dapat memberikan kesenangan bagi penggunanya (Heskett, 2005, p. 1). Pada desain buku sebelumnya desain terlihat kurang menarik dan memuat banyak foto yang ukurannya cukup kecil dan tidak begitu terlihat jelas. Selain itu penggunaan warna pada cover juga terlihat terlalu banyak dan saling ingin mendominasi sehingga focal point utama dari cover yaitu judul menjadi tidak menonjol. Oleh karena itu, dalam perancangan cover desain buku yang baru digunakan beberapa ilustrasi dan menggunakan satu warna sebagai warna utama dan membuat judul buku yang menjadi focal point utama menjadi lebih menonjol. Penggunaan ilustrasi pada rancangan desain buku yang baru ini juga dilakukan agar dapat memberikan kenyamanan dan kesenangan pada pengguna buku tersebut. Tidak hanya menggunakan ilustrasi pada cover, penggunaan ilustrasi ini juga digunakan pada bagian dalam buku untuk dapat
Aileen, Caroline Heliawanto, Heidi Maurina, Melanie Xaviera
Proposal Perancangan Ulang Desain Buku
“Pendidikan Agama Kristen & Budi Pekerti; Hidup yang dibarui”
Pada desain sebelumnya bab dan nama bab yang terletak pada footer juga mengambil dua baris walau tidak terlalu signifikan karena muncul di awal pembukaan bab. Perubahan yang dilakukan dalam rancangan baru adalah untuk membuatnya sebaris dalam opacity yang rendah dan ukuran typeface yang kecil (9pt) karena tidak begitu signifikan. Melalui adanya perubahan jumlah baris dan ukuran teks ini menjadikan desain menjadi lebih efisien karena dapat menghemat bidang kertas meskipun hanya sedikit. Selain itu adanya penggunaan opacity yang rendah juga dilakukan untuk mengatur hierarki keterbacaan teks pada halaman tersebut.
Gambar 7. Perbandingan footer sebelum dan sesudah dikembangkan
penggunaan 1 kolom ini juga membuat dalam satu halaman hanya dapat memuat 5 soal. Namun ketika menggunakan adanya sistem grid 2 kolom pada satu halaman dapat memuat 6 soal. Hal ini membuktikan penggunaan grid dapat membuat penggunaan bidang kertas menjadi lebih efisien.
Proposal Perancangan Ulang Desain Buku
Sustainable desain juga tidak hanya mementingkan penggunaan bidang kertas yang lebih efisien untuk mengurangi adanya penggunaan kertas. Dalam membuat desain yang sustainable juga seorang desainer harus dapat membuat desain yang dapat membuat pengguna nyaman dan merasakan manfaat ketika menggunakan desain tersebut. Tidak hanya itu desain buku yang baru ini dipilih untuk hanya menggunakan satu warna saja karena untuk mengurangi adanya biaya produksi yang lebih besar jika menggunakan beberapa warna atau full color terutama pada bagian isi buku. Oleh karena itu pada perancangan awal diputuskan untuk menggunakan warna hijau, orange, atau biru, Alasan pemilihan warna ini adalah karena warna hijau ini merupakan warna yang dapat meningkatkan konsentrasi. Kemudian orange merupakan warna yang dapat mengangkat mood untuk belajar. Yang terakhir biru merupakan warna yang dapat meningkatkan produktivitas. Dengan mempertimbangkan biaya produksi pada perancangan desain ditetapkan penggunaan warna biru atau cyan sebagai warna utama dari rancangan desain buku yang baru. Warna cyan ini merupakan warna yang memiliki harga produksi yang sama dengan warna hitam seperti yang sudah digunakan pada desain sebelumnya. Kemudian untuk menciptakan adanya hierarki maka digunakan adanya perbedaan opacity antara tiap teks dan elemen. Namun melalui hal ini menyebabkan adanya permasalahan pada readability dimana warna biru dengan opacity yang rendah menyebabkan teks atau objek tersebut tidak kontras dengan bidang kertas. Oleh karena itu, pada akhirnya perancangan ditetapkan untuk tetap hanya menggunakan warna hitam pada bagian isi buku seperti desain sebelumnya dan menggunakan adanya perbedaan opacity untuk menciptakan adanya hierarki. Seorang desainer grafis dapat menciptakan ide-ide baru untuk mengembangkan media yang masih kurang baik atau belum efektif, seperti buku teks pembelajaran Agama yang dipilih sebagai media untuk diidentifikasi dan dianalisa. Dari buku teks pembelajaran Agama ini desainer dapat menciptakan buku teks pembelajaran yang lebih efektif untuk membantu proses pembelajaraan murid-murid tanpa menghilangkan esensi dari yang buku tersebut ingin sampaikan. Desain dari teks pembelajaran yang baik dapat mendorong murid untuk lebih ingin membaca dan mencari tahu apa isi dari buku tersebut. Buku teks pembelajaran yang menarik dengan layout grid yang efektif dapat dikembangkan oleh desainer grafis. Seorang desainer grafis tidak hanya memikirkan sebuah media dari desainnya saja tetapi mereka juga dapat mempertimbangkan penggunaan material yang digunakan untuk membuat sebuah buku teks pembelajaran. Buku teks pembelajaran yang menggunakan terlalu banyak kertas berlebih menjadi tidak ramah lingkungan dan hanya menamba limbah-limbah di dunia. Seorang desainer grafis dapat mempertimbangkan mulai dari desain buku teks pembelajaran yang menggunakan semua spasi dengan baik, lalu memilih kertas yang cocok dan ramah lingkungan untuk sebuah buku teks pembelajaran yang memerlukan banyak halaman. Zaman sekarang sudah banyak kertas yang berasal dari bahan olahan atau biasa disebut
“Pendidikan Agama Kristen & Budi Pekerti; Hidup yang dibarui”
memberikan kesenangan pada pengguna dan pengguna dapat merasakan manfaat yang maksimal dari buku tersebut.
Aileen, Caroline Heliawanto, Heidi Maurina, Melanie Xaviera
26
Bab II tinjauan pustaka 2.1 buku teks ... - eprints.umm.ac.id. (n.d.). Diakses pada 13 December 2021, dari DanDeepublish.Calif:Berman,maulidinar-48839-3-babii.pdfhttps://eprints.umm.ac.id/35370/3/jiptummpp-gdl-D.B.(2009).Dogood:Howdesignerscanchangetheworld.Berkeley,AIGA.(2020,November20).PengertianBukuTeks:Unsur,Fungsi,ManfaatJenisnya.Diaksespada13December2021,darihttps://penerbitdeepublish. com/buku-teks/
First things first 2000 at 20. (2019, September 10). Diakses pada 13 December 2021, dari https://wrkhrs.co/notes/culture/first-things-first-2000-at-20/
“Pendidikan Agama Kristen & Budi Pekerti; Hidup yang dibarui”
recycled paper yang dapat menjadi salah satu opsi pilihan desain grafis ketika mendesain sebuah buku.
Seorang desainer grafis memiliki beberapa hal yang tidak dapat mereka lakukan ketika sedang merancang dan mengembangkan media. Menghilangkan manfaat utama dari sebuah buku teks pembelajaran adalah kesalahan yang paling fatal. Seorang desainer grafis dapat mengembangkan sebuah teks pembelajaran tetapi tidak boleh menghilangkan manfaat utama dari buku teks pembelajaran tersebut, maksudnya jika layout grid buku desain dikembangkan menjadi lebih baik tetapi esensi dari yang ingin disampaikan hilang, buku teks pembelajaran menjadi percuma dan hanya akan menghambat proses pembelajaran murid. Ketika mendesain sebuah buku teks pembelajaran, desainer grafis memiliki batasan untuk tidak mengubah konten dan isi buku teks pembelajaran karena hal itu hanya dapat dilakukan oleh penulis bukan seorang desainer grafis. Desainer grafis harus membuat desain buku teks pembelajaran yang dikembangkannya menjadi lebih baik dan tidak menyulitkan pengguna buku teks pembelajaran dengan desain yang berlebihan dan membingungkan. Semua perubahan yang dilakukan oleh seorang desainer tentu memiliki batasannya tersendiri. Di dalam dunia kerja, setiap orang memiliki tugas dan tanggung jawabnya masing-masing jadi banyak hal yang tidak dapat dilanggar dan semua bekerja sesuai dengan aturan yang sudah ada.
27
S. (2011). The ask. Diakses pada 13 December 2021, dari bronzeCrookRichardrichardamazon.com/ask/questions/Tx3VVWTFF58DD2X/ref=ask_ql_ql_al_hzahttps://www.3,Jpiersonjpierson1,DirkvBDirkvB4,JamesCrookJames4,KitGroseKitGrose14.8k22goldbadges3333silverbadges6868badges,Terraceterrace23122silverbadges44bronzebadges,...
Aileen, Caroline Heliawanto, Heidi Maurina, Melanie Xaviera
Proposal Perancangan Ulang Desain Buku
Daftar Pustaka
Heskett, J. (2005). Design: A very short introduction. Oxford: Oxford University Lipsyte,Press.
Aileen, Caroline Heliawanto, Heidi Maurina, Melanie Xaviera
28
“Pendidikan Agama Kristen & Budi Pekerti; Hidup yang dibarui”
Lawyerman1000Lawyerman1000 1. (1959, March 01). How do you choose a font for extremely limited space, i.e. will fit the most readable text in the smallest space? Diakses pada 13 December 2021, dari PERMENDIKBUD%206%20TAHUN%202021.pdf13Salinanfit-the-most-reaquestions/3330/how-do-you-choose-a-font-for-extremely-limited-space-i-e-will-https://ux.stackexchange.com/menteripendidikandan...-jdih.kemdikbud.go.id.(n.d.).DiaksespadaDecember2021,darihttp://jdih.kemdikbud.go.id/arsip/SALINAN%20
Proposal Perancangan Ulang Desain Buku
Frederick Christopher, Jessica Pricilia, Sean Michael, Tarisha Anindya Rizal
Aplikasi dari Sustainable Design dalam Desain Kemasan Makanan (Studi Kasus Kemasan Pop Mie)
Pop Mie sendiri pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat pada tahun 1991, Pop Mie merupakan salah satu solusi makanan cepat dan praktis yang digemari anak muda. Semenjak pertama kali diperkenalkan Pop Mie sangat digemari oleh masyarakat indonesia. Selain karena rasanya yang enak, proses pembuatan Pop Mie terbilang cukup mudah yakni hanya dengan menuangkan air panas ke dalam wadah lalu menambahkan bumbu yang tersedia. Bahkan dalam kemasan Pop Mie sudah disediakan alat makan berupa garpu yang dapat digunakan sekali pakai. Kemasan sekali pakai seperti ini sangat menyumbang sampah yang cukup signifikan di Indonesia, sehingga sejalan dengan perubahan dan perkembangan zaman, jika hal ini terus dibiarkan maka keseimbangan alam yang akan terkena imbasnya.
29
Sementara untuk topik turunan dari tema yang penulis pilih adalah pembahasan mengenai sampah kemasan makanan, dengan fokus membahas studi kasus kemasan Pop Mie. Sampai tahun 2021, industri makanan sendiri masih menjadi salah satu sektor andalan penopang pertumbuhan manufaktur dan ekonomi nasional. Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Abdul Rochim mengatakan peran sektor ini terlihat dari kontribusinya yang konsisten dan signifikan terhadap produk domestik bruto (PDB) industri non-migas (Warta Ekonomi, 2021). Hal ini menyebabkan sampah hasil produksi makanan tidak bisa lagi dihindari, ditambah semakin banyak perusahaan yang ingin membuat konsumen mudah mengkonsumsi produk mereka sehingga mereka meluncurkan kemasan sekali pakai membuat sampah menjadi sangat menumpuk di Indonesia. Salah satunya adalah produk makanan buatan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. yaitu pop mie atau mie instan dalam cup.
Tema yang penulis pilih pada karya tulis kali ini adalah bagaimana peran, cara, dan batasan dalam mengaplikasikan sustainable Graphic Design dalam lingkup lingkungan. Tema ini dipilih karena penulis melihat bahwa ada cukup banyak sampah yang dihasilkan oleh pekerjaan desainer grafis, dimana kebanyakan adalah sampah dari hasil karya atau desain yang sudah tidak dipakai kembali. Hasil sampah ini nantinya akan didistribusikan menuju TPS (Tempat Pembuangan Sampah), lalu diolah sehingga dapat didistribusikan kembali menuju TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) untuk diuraikan. Pada tahun 2015 dari kurang lebih 43,98 juta ton total sampah yang ditimbun pada TPS hanya sebanyak 9,48% yang dapat dibawa sampai menuju TPA untuk diuraikan (Wasteforchange, 2019). Hal ini membuat penulis tertarik untuk mencari jalan keluar dari penumpukan limbah atau sampah yang terjadi pada setiap TPS, yang menyebabkan penulis memilih topik lingkungan pada karya tulis kali ini.
Aplikasi dari Sustainable Design dalam Desain Kemasan Makanan (Studi Kasus Kemasan Pop Mie)
Pada tulisan ini, penulis membahas sebuah opsi untuk mengganti kemasan sekali pakai yang terbuat dari plastik serta tidak sustainable serta kemasan dari bumbu pada isi produk agar menjadi lebih ramah lingkungan dan sustainable. Objek desain yang dilakukan adalah menjadikan kemasan pop mie menjadi lebih sustainable supaya dapat mengurangi limbah plastik dan styrofoam pada lingkungan. Objek desain yang dilakukan merupakan penggantian bahan dasar kemasan Pop Mie dengan bahan yang aman dalam lingkungan. Kemasan pop mie tersebut memiliki dua jenis kemasan yang berbeda.
Frederick Christopher, Jessica Pricilia, Sean Michael, Tarisha Anindya Rizal
Menurut mindset cradle atau konsep membuat produk tanpa limbah (cradle to cradle), terdapat kriteria untuk menciptakan sebuah objek desain yang sustainable, yaitu yang pertama adalah sebuah produk yang dapat didaur ulang dengan mengubah suatu material menjadi material yang sama. Kedua adalah downcycling yang merupakan proses mengubah suatu produk menjadi produk baru dengan kualitas lebih rendah. Ketiga adalah upcycling yang merupakan proses mengubah suatu produk bekas menjadi lebih meningkat dan unggul (Iskandar, 2020). Pengertian dan mindset sustainable menurut Cradle tersebutlah yang digunakan dalam merancang objek redesain kemasan tersebut dengan tujuan untuk mengurangi limbah dalam lingkungan.
Kemasan pertama adalah kemasan primer yang terdiri dari bungkus bumbu bubuk dan bumbu cair dengan lapisan aluminium. Kemasan sekunder merupakan bagian luar pop mie yaitu styrofoam dengan lapisan plastik di luarnya. Riset tersebut juga didasari oleh pemahaman desain menurut John Heskett, dimana Heskett mengatakan bahwa “Design is to design a design to produce a design” (Pengertian Desain Versi John Hesket, 2015). Melalui pemahaman mengenai desain ini, obyek redesain kemasan pop mie memiliki tujuan untuk memperbaharui dan meningkatkan sustainability tanpa memberikan kerugian yang signifikan. Sebagai desainer grafis, pemahaman desain menurut Heskett sangat krusial dan penting saat mengerjakan suatu objek redesain sebuah desain. Solusi untuk menyelesaikan masalah unsustainability pada kemasan pop mie di pada gambar 1 adalah dengan mengganti kemasan primer yang berupa plastik untuk bumbu dengan kemasan biopac. Biopac merupakan perusahaan yang berdiri di Tangerang dengan tujuan untuk menciptakan kemasan yang ramah lingkungan serta juga dapat mengurangi penggunaan plastik dalam industri makanan.
30
Gambar 1. Foto kemasan pop mie (Sumber: Detik.com)
Aplikasi dari Sustainable Design dalam Desain Kemasan Makanan (Studi Kasus Kemasan Pop Mie)
Obyek desain tersebut merupakan sesuatu yang sustainable karena kemasan biopac sendiri terbuat dari bahan dasar rumput laut yang dapat dimakan dan secara bersamaan juga dapat mengurangi penggunaan plastik sebagai kemasan untuk bumbu pada pop mie. Biomass eco cups juga merupakan sesuatu yang sustainable dalam hal mengurangi penggunaan bahan plastik atau styrofoam dalam kemasan mie cup seperti pop mie.
Frederick Christopher, Jessica Pricilia, Sean Michael, Tarisha Anindya Rizal
Berdasarkan dari analisa yang telah kami lakukan sebelumnya, kami memberikan solusi untuk kemasan dari pop mie agar menjadikan seluruh produk sebagai barang yang dapat diuraikan dengan kurun waktu lebih cepat atau didaur ulang. Saat ini, banyak bahan biodegradable tersedia. Bahan yang menjadi fokus utama perancang adalah untuk mengubah bahan styrofoam menjadi Biomass Eco cups. Biomass ECO Cups menggunakan 81% bahan yang berasal dari biomassa dengan mengganti sebagian plastik yang digunakan dalam wadah dengan plastik biomassa yang berasal dari tumbuhan, sambil mempertahankan insulasi panas dan retensi aroma dari “ECO Cups” konvensional. Selain itu, dibandingkan dengan “ECO Cups” konvensional, jumlah plastik membatu yang digunakan per cangkir hampir setengahnya, dan jumlah CO₂ yang dipancarkan di seluruh siklus hidup wadah berkurang sekitar 16%. Begitu juga yang kami tawarkan untuk kemasan yang digunakan dalam isi pop mie untuk bumbu. Kami mengusulkan untuk mengganti plastik bumbu ini menjadi casing biopac. Biopac menggunakan rumput laut sebagai bahan baku karena memberikan manfaat dibandingkan bahan nabati terestrial lainnya, seperti: cepat bercocok tanam, tidak membutuhkan pestisida dan pupuk, tidak membutuhkan lahan untuk perkebunan, tidak membutuhkan air untuk irigasi, dan tumbuh secara sinergis dengan produktivitas tinggi. Biopac merupakan casing yang dapat dimakan secara bersamaan dengan bumbunya.
31
Pada kemasan sekunder, styrofoam pada pop mie digantikan dengan bahan eco cups yang diproduksi oleh Zhejiang Pando EP Technology Co, Ltd. Bahan kemasan tersebut menggunakan bahan dasar kertas sehingga mudah untuk didaur ulang dibandingkan menggunakan styrofoam yang tidak bisa didaur ulang dan terurai.
Maka ketika air panas dimasukan kedalam packing pop mie beserta dengan biopac yang berisi bumbu berminyak maupun bumbu kering. Setelah melakukan proses survey dengan pihak Biopac, kami mendapatkan harga untuk perbandingan dengan plastik.
Gambar 3. Referensi Bahan (Sumber: Survey Dengan Biopac dan Alibaba, 2021)
Frederick Christopher, Jessica Pricilia, Sean Michael, Tarisha Anindya Rizal
Aplikasi dari Sustainable Design dalam Desain Kemasan Makanan (Studi Kasus Kemasan Pop Mie)
Sebagai Biomass Eco Cup sebagai bahan cup dan Biopac sebagai kemasan bumbu, kami merancang ulang desain dari packaging pop mie agar menngurangi menggunakan bahan sebagai pengamang produk. Berikut gagasan design yang diajukan dengan menggunakan packaging yang berbeda agar dapat mengatasi solusi kesulitan terurai ketika menggunakan styrofoam dengan menggunakan Biomass Eco Cups dan Biopac.
32
Gambar 2. Bagan harga perancangan bahan (Sumber: Dokumentasi Penulis, 2021)
Berdasarkan ICOGRADA Design Education Manifesto (Triggs, 2011), kami menyadari peran kami sebagai desainer profesional, antara lain adalah memiliki kemampuan dan sensibilitas intelektual untuk menghasilkan karya desain berbentuk komunikasi visual sebagai solusi terhadap permasalahan yang dalam hal ini berupa produk kemasan. Kami tak hanya menafsirkan apa yang
Gambar 4. Gagasan Desain (Sumber: Dokumentasi Penulis, 2021)
Berdasarkanefisien.studi
5. Menggunakan media bahan yang dibuat dari proses beracun. Contohnya, kertas yang dibuat dari pemutihan pulp menggunakan proses klorin.
kasus kami, terdapat hal-hal yang menjadi refleksi kami sebagai desainer untuk bisa menjadi lebih baik kedepannya, antara lain;
komunitas butuhkan, tetapi juga menawarkan solusi konservatif dan inovatif yang sesuai secara budaya, etika, dan profesional. Sebagai desainer harus mampu mengidentifikasi masalah dan memecahkan masalah tersebut secara kolaboratif dengan mengeksplorasi berbagai kemungkinan melalui pemikiran yang kritis, kreativitas, eksperimentasi, dan evaluasi.
1. Mempertimbangkan bahan kertas hasil daur ulang dengan mencari persentase tertinggi dari konten daur ulang yang terkandung.
6. Mencetak hal-hal yang sekiranya tidak perlu. Solusinya adalah memanfaatkan ruang putih pada media sebaik mungkin dan pikirkan alur kerja kami sebagai desainer. Apakah kami benar-benar perlu mencetak begitu banyak draft desain?
Frederick Christopher, Jessica Pricilia, Sean Michael, Tarisha Anindya Rizal
Aplikasi dari Sustainable Design dalam Desain Kemasan Makanan (Studi Kasus Kemasan Pop Mie)
4. Beberapa hal yang kami sebagai desainer tidak dapat lakukan, antara lain;
3. Memilih perusahaan percetakan yang telah mempertimbangkan emisinya. Periksa apakah mereka memiliki akreditasi lingkungan untuk percetakan dan sistem manajemen yang mereka terapkan.
33
Iskandar, L. (2020, April 20). Perubahan Perspektif Pengelolaan Lingkungan: From Cradle To Grave Menjadi From Cradle To Cradle. Katigaku.top. Retrieved December 10, 2021, from https://katigaku.top/2020/04/20/perspektifpengelolaan-lingkungan-from-cradle-to-grave/
Peran kami sebagai desainer tidak sebatas profesionalisme tetapi juga perlu ditinjau sebagai warga global. Desainer selayaknya memiliki tanggung jawab sosial yang penting. Kami menyadari, profesi desainer tak hanya sekedar menciptakan karya yang bernilai secara estetis saja, namun juga harus berkontribusi dalam membentuk kehidupan dan menciptakan dampak bagi komunitas dan lingkungan. Industri desain grafis bergantung pada sejumlah sumber daya, seperti energi, air, kertas, tinta, kemasan, dan sebagainya. Baik menghasilkan desain secara digital maupun cetak, keputusan yang kita ambil sebagai desainer dapat berdampak bagi lingkungan. Segala keputusan mengenai ukuran, bentuk, warna, percetakan, dan pilihan kertas yang dibuat oleh seorang desainer dapat memiliki implikasi yang luas dan pada akhirnya menentukan seberapa besar jejak ekologis yang dihasilkan. Oleh sebab itu, dengan membuat keputusan yang tepat, kami sebagai desainer dapat berkontribusi dalam mengurangi jejak karbon memanfaatkan sumber daya alam lebih
2. Mempertimbangkan bagaimana bahan yang digunakan dalam desain kami dapat dengan mudah didaur ulang.
Daftar Pustaka
Mulyadi. (2015, September 10). Pengertian Desain Versi John Hesket. Design and
34
Aplikasi dari Sustainable Design dalam Desain Kemasan Makanan (Studi Kasus Kemasan Pop Mie)
Frederick Christopher, Jessica Pricilia, Sean Michael, Tarisha Anindya Rizal
Design Education. Retrieved December 10, 2021, from IndonesiaWasteforchange.industri-makanan-minuman-masih-jadi-andalan-di-2021AndalanWartaac.id/2015/09/10/pengertian-desain-versi-john-hesket/https://mulyadi.staff.uns.Ekonomi.(2021,January20).IndustriMakananMinumanMasihJadidi2021.WartaEkonomi.https://www.wartaekonomi.co.id/read323825/(2019,February4).IndonesiaDaruratSampah:TPA-TPAdiyangTerancamPenuh.Waste4Change.RetrievedJanuary31,2022, from https://waste4change.com/blog/tpa-terancam-penuh/
Tema studi proyek Desain Untuk Lingkungan kali ini adalah Pariwisata. Tema pariwisata ini akan diangkat dari sisi Sustainable Travel dimana dilihat dari kata travel atau berpergian, proposal solusi desain akan terfokus pada elemen-elemen yang terkait dengan bepergian seperti benda-benda yang sering dibawa maupun tempat yang sering dikunjungi. Tim penulis mengambil keadaan yang masih dekat relevan dengan situasi saat ini, yaitu bepergian dalam kondisi pandemi COVID-19. Situasi pandemi ini membuat pariwisata bepergian menurun (Egsaugm, 2021). Tim penulis akhirnya mengambil pariwisata yang masih memungkinkan dengan pandemi sebagai pertimbangan yaitu pariwisata berupa staycation. Staycation sendiri erat hubungannya dengan tempat penginapan seperti hotel, villa, rumah, dan sebagainya sehingga tidak banyak bepergian keluar dari ruangan tertutup (Practical Money Skills, 2021).
Albert Joseph, Hannah Christian, Nivelle Aruana, Patricia Frite
Pariwisata merupakan sektor andalan bagi perekonomian Bali dan secara nasional Bali merupakan barometer bagi kemajuan pariwisata Indonesia (Somantri, 2021). Melihat hal ini tim penulis memilih Bali sebagai tempat wisata yang tepat untuk diangkat sebagai obyek proposal solusi desain untuk lingkungan. Seiring dengan populernya Bali sebagai tempat pariwisata, hal ini juga menimbulkan meningkatnya keberadaan sampah yang tidak dibuang pada tempatnya. Sebagian besar sungai di Bali tercemar akibat fungsi sungai sebagai tempat pembuangan limbah berupa limbah rumah tangga, limbah industri maupun limbah sosial dan ekonomi (Sutrisnawati, 2018). Permasalahan sampah memang bukan hal yang baru tetapi masih perlu untuk disoroti akan bisa dikelola dengan lebih baik lagi. Hal ini juga bertujuan agar keacuhan terhadap sampah tidak menyerang balik pada pariwisata Bali di masa depan. Berhubungan dengan tema pariwisata tim penulis mencari klasifikasi sampah seperti apa yang akan bahas berdasarkan sumber dan jenis. Berdasarkan kategori sumber sampah dipilih sumber industri yaitu limbah yang bersumber dari pabrik, hotel, laboratorium, dan rumah sakit. Berdasarkan kategori jenis sampah dipilih sampah anorganik yaitu sampah yang sebagian besar tersusun oleh senyawa anorganik dan tidak lapuk atau sulit terurai oleh bakteri seperti contoh plastik, botol/kaca, logam, dan sebagainya (Sutrisnawati, 2018). Sampah hotel yang memiliki jenis anorganik atau sulit terurai biasanya berasal dari toiletries atau perlengkapan mandi yang seringkali disediakan kepada tamu hotel
35
Proposal Solusi Sustainable Toiletries bagi Perhotelan di Bali
Dari pemilihan tema dan topik sustainable travel, tim penulis memilih objek desain toiletries atau perlengkapan kamar mandi di hotel. Toiletries biasanya mencakup produk-produk seperti sampo, sabun, sikat gigi, shower cap, cotton bud beserta kemasannya. Menggunakan cara berpikir pada kerangka Cradle to Cradle yang terinspirasi oleh alam: Tujuannya tidak hanya untuk meminimalkan
Proposal Solusi Sustainable Toiletries bagi Perhotelan di Bali Albert Joseph, Hannah Christian, Nivelle Aruana, Patricia Frite
Gambar 1. Referensi Toiletries Hotel (Sumber: http://www.asia-hotelsupply.com/hotel-amenities-toiletries/)
Dengan pemahaman dasar kerangka Cradle to Cradle, penggantian bahan gagang sikat gigi dari plastik menjadi kayu/bambu dan juga penggantian bahan kemasan menjadi plastik singkong adalah pilihan yang lebih biodegradable, compostable dan lebih mudah terurai. Saat bahan sudah terurai, akan melebur menjadi tanah lalu menjadi dasar untuk menanam pohon-pohon yang baru sehingga terbentuk siklus yang sustainable (EPEA, 2010).
36
pengaruh negatif tetapi juga untuk meninggalkan jejak ekologis yang positif akan muncul produk, proses, bangunan, dan kota yang aman bagi manusia, sehat bagi lingkungan, dan sukses bagi bisnis (EPEA, 2010). Dari hal ini dapat dilihat pada umumnya perusahaan atau hotel hanya berusaha untuk mengurangi jejak ekologis yang tidak baik untuk terlihat sedikit tidak buruk. Akan tetapi kita perlu fokus bukan untuk menjadi sedikit tidak buruk melainkan fokus untuk menjadi lebih baik dan memberikan nilai tambah. Melalui pola pikir Cradle to Cradle ini dipilih toiletries, yang mana menurut tim penulis masih bisa untuk ditingkatkan.
Dalam topik pariwisata staycation, tim penulis memilih toiletries khususnya sikat gigi sebagai objek desain utama. Dalam perhotelan, toiletries sikat gigi merupakan hal yang cukup wajib disediakan untuk pengunjung hotel. Toiletries sikat gigi tersebut biasanya menggunakan bahan plastik dengan kemasan tambahan dengan bahan plastik atau kotak kemasan karton untuk melapisinya. Sikat gigi yang disediakan berperan seperti sikat gigi pada umumnya. Sedangkan kemasan sikat gigi berperan untuk melindungi isi dari bakteri, udara atau air sehingga isi dalam tetap terjaga higienis. Selain itu, kemasan sikat gigi juga berperan sebagai penyampaian informasi seperti nama hotel dan keterangan lainnya. Penggunaan sikat gigi dari hotel biasanya hanya sebagai pengganti untuk berjaga-jaga saat pengunjung tidak membawa sikat gigi sendiri, maka itu, seringkali penggunaannya hanya sekali atau kurang dari 2 minggu dan lalu akan segera dibuang beserta dengan kemasan luarnya. Hal ini dapat membuat toiletries hotel bersifat kurang sustainable bagi lingkungan karena menghasilkan banyak limbah dari turis-turis yang banyak berkunjung dan menginap di hotel.
2. Membuat kemasan dengan bahan yang lebih mudah terurai
5. Shower cap/sanitary bag: menggunakan bahan yang lebih tebal sehingga dapat dibawa pulang dan digunakan lagi
Kemasan tersebut bahannya akan diganti menjadi bahan plastik dengan bahan dasar singkong yang dapat lebih mudah terurai oleh mikroorganisme dan menjadi alternatif yang lebih sustainable. Indonesia merupakan negara penghasil singkong terbanyak keempat di dunia. Ampas-ampas dari singkong ini merupakan bahan utama untuk dijadikan plastik biodegradable yang dapat menanggulangi pencemaran lingkungan. Plastik biasa yang umumnya ditemukan dapat terurai setelah 100-500 tahun lamanya sedangkan plastik yang terbuat dari singkong tidak memerlukan waktu bertahun-tahun agar terurai. Plastik singkong ini memiliki karakter yang cukup berbeda dengan plastik biasa yang ditemukan pada umumnya. Plastik singkong ini bersifat sangat fleksibel, dapat dicetak, dan tidak memiliki bau. Maka dari itu plastik singkong merupakan solusi terbaik untuk menggantikan pemakaian plastik biasa yang digunakan untuk toiletries di hotel. Untuk bahan bambu sebagai gagang sikat gigi sendiri merupakan bahan yang eco-friendly dan sustainable untuk digunakan, karena setelah pemakaian bahan dari bambu, bambunya sendiri dapat ditanam lagi menjadi pohon bambu yang baru. Pohon bambu yang baru dapat dimanfaatkan untuk berbagai barang seperti furnitur, sistem irigasi, jembatan, dan lainnya. Tanaman bambu juga merupakan tanaman yang cepat bertumbuh dan menyerap lebih banyak karbon dioksida serta menghasilkan sekitar 35% lebih banyak oksigen daripada pohon biasanya (Krosofsky, 2019).
Proposal Solusi Sustainable Toiletries bagi Perhotelan di Bali Albert Joseph, Hannah Christian, Nivelle Aruana, Patricia Frite
37
1. Membuat kemasan baru yang bisa digunakan lagi (masih menggunakan secondary berupa kotak carton).
3. Shampoo, sabun, lotion menggunakan botol yang bisa diisi ulang (tidak bisa dibawa pulang) sehingga mengurangi single use amenities (produk sekali pakai) di hotel.
4. Sikat gigi/sisir: menggunakan bahan bambu/kayu daripada plastik
Dari solusi di atas tim penulis memutuskan untuk fokus dengan solusi nomor 2 dan 4 dimana memfokuskan dengan material yang lebih mudah terurai. Hal ini juga berhubungan dengan problem pada latar belakang berupa hasil sampah hotel yang seringkali sulit terurai karena terbuat dari bahan anorganik. Gagasan utamanya adalah mengganti bahan sikat gigi dengan bahan dari bambu, kayu atau bahan yang plant-based untuk menggantikan bahan gagang dari sikat gigi plastik. Selain dari sikat giginya, tim penulis juga memikirkan solusi untuk mengganti bentuk kemasan dengan bentuk sealed bag/pouch. Jika dibandingkan dengan kemasanberbentuk kotak dus, kemasan bag/pouch memiliki bentuk yang pipih dan lebih sedikit menggunakan bahan sehingga mengurangi ruang atau bentuk keseluruhan dari kemasan.
Kelompok kami mengidentifikasi dan menganalisa solusi untuk masalah limbah toiletries, khususnya sikat gigi dan kemasannya. Solusi yang bisa kami tawarkan adalah:
Proposal Solusi Sustainable Toiletries bagi Perhotelan di Bali Albert Joseph, Hannah Christian, Nivelle Aruana, Patricia Frite
Untuk biaya produksi plastik yang terbuat dari singkong pastinya memiliki biaya yang lebih mahal jika disandingkan dengan plastik biasa. Plastik singkong pada umumnya memiliki kisaran harga di Rp650-Rp700 per lembar. Sedangkan untuk plastik biasa memiliki kisaran harga sekitar Rp150-Rp180 per lembar. Untuk biaya produksisikat gigi yang terbuat dari bambu juga pastinya memiliki biaya yang lebih mahal daripada sikat gigi dengan gagang plastik. Sikat gigi dengan gagang bambu pada umumnya memiliki kisaran harga Rp3.700-Rp18.000 per buah. Sedangkan sikat gigi dengan gagang plastik memiliki kisaran harga Rp300-Rp1.300 per buah (harga berdasarkan observasi pasar).
38
Namun melihat biaya dari pembuatan bahan-bahan ramah lingkungan bisa terbilang tidak lebih murah dibandingkan biaya dari plastik biasa, tentunya tidak semua hotel di Bali mau menerapkan toiletries yang ramah lingkungan. Akan tetapi ditemukan beberapa hotel seperti salah satunya Hotel Padma Ubud Bali yang sudah mulai menerapkan beberapa gagasan ramah lingkungan, yang mana salah satu contohnya adalah toiletries yang ramah lingkungan.
10. Tembok dan lantai menggunakan permukaan non-porous.
8. Untuk setiap western WC toilet memiliki tempat duduk dengan penutup dan tisu toilet.
12. Tempat mandi seperti bathtub atau shower cabin menggunakan tirai penutup.
13. Keran air menggunakan teknologi hemat air.
4. Menyediakan gantungan baju untuk setiap kamar mandi.
9. Menyediakan modern-water based post-toilet paper hygiene facilities.
39
1. Semua kamar harus memiliki kamar mandi dalam.
2. Ukuran minimal dari kamar mandi adalah 45 meter persegi.
Dari penerapan penilaian Green Star Hotel di negara luar Indonesia, tim penulis mengajukan gagasan untuk diaplikasikannya kebijakan Green Star Hotel pada perhotelan yang berbintang lima di Indonesia khususnya daerah Bali. Hal ini mengingat akan cukupnya biaya yang dapat dikeluarkan untuk cost production toiletries dengan bahan yang lebih sustainable. Jadi menurut proposal yang kami ajukan, untuk sebuah hotel dapat memiliki peringkat bintang lima, hotel tersebut diharuskan untuk memiliki tanda Green Star Hotel terlebih dahulu. Dengan adanya
5. Setiap toiletries (cair) memiliki wadah berupa botol.
3. Menyediakan 1 handuk badan dan 1 handuk tangan untuk setiap tamu.
14. Menggunakan lampu hemat energi di kamar mandi.
6. Mengganti toiletries untuk setiap tamu baru, dan menyediakan minimal 1 sabun baru untuk setiap tamunya.
Hotel Padma Ubud Bali sendiri merupakan sebuah hotel dengan bintang lima. Untuk sebuah hotel dapat dikatakan atau masuk dalam kategori bintang lima, hotel tersebut perlu mencapai standar-standar Salah satunya yang relevan dengan gagasan tim penulis adalah standar fasilitas kamar mandi sebagai berikut:
11. Air panas dan dingin tersedia selama 24 jam penuh.
Dari standar hotel berbintang lima diatas, dapat diketahui bahwa untuk mencapai standar tersebut, sebuah hotel bintang lima pastinya memiliki budget, nilai, aset dan fasilitas yang lebih tinggi dan memadai dibandingkan hotel biasanya. Maka dari itu, hotel berbintang lima juga pastinya memiliki biaya yang cukup untuk biaya produksi untuk mengaplikasikan alternatif solusi yang lebih sustainable terhadap beberapa aspek tingkat standar hotel yang telah disebutkan. Dari hal ini, maka tim penulis akan menjelaskan proposal gagasan atau penawaran usul akan kebijakan yang dapat diaplikasikan untuk hotel dengan peringkat bintang lima (Hoteltalk, 2019).
Salah satu alternatif atau usaha yang telah diterapkan pada hotel-hotel internasional di luar Indonesia, dapat terlihat dalam penilaian Green Star Hotel. Standar hotel bukan hanya dinilai dari kualitas fasilitas, namun sejauh apa hotel memikirkan dan memperhatikan dampak yang mereka berikan ke lingkungan sekitar. Kebanyakan standar dari Green Star Hotel berkisar dalam bahasan ramah lingkungan. Salah satunya adalah aturan bahwa hotel harus menggunakan barang yang biodegradable (seperti peralatan makan, peralatan kebersihan, dll).
Proposal Solusi Sustainable Toiletries bagi Perhotelan di Bali Albert Joseph, Hannah Christian, Nivelle Aruana, Patricia Frite
7. Menyediakan tempat sampah khusus untuk sanitasi.
penerapan kebijakan seperti ini, maka hotel-hotel yang berbintang 5 akan lebih bertanggung jawab dan diharapkan bisa meminimalisir pengaruh negatif kepada lingkungan sekitar dengan banyaknya pengunjung atau wisatawan yang menginap di hotel tersebut dengan penggunaan toiletries-nya.
Pariwisata Indonesia di Tengah Pandemi – Environmental Geography Student Association.” EGSA UGM, 11 February 2021, E.index.php/JIHM/article/view/143/138PariwisataSutrisnawati,PEND._GEOGRAFI/132314541-LILI_SOMANTRI/makalah_bali.pdfRetrievedSomantri,practicalmoneyskills.co.id/keuangan/anggaran/mengelola/wisata/staycation.phpStaycation.Decemberac.id/2021/02/11/pariwisata-indonesia-di-tengah-pandemi/.https://egsa.geo.ugm.Accessed22021.(n.d.).RetrievedDecember07,2021,fromhttps://www.L.(n.d.).KeunggulanPulauBaliSebagaiDaerah...-direktorifileupi.December7,2021,fromhttp://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._N.K.,&Purwahita,R.M.(2018,December).FenomenaSampahdanBali.RetrievedDecember07,2021,fromhttps://jihm.stpbipress.id/hal49-50(2010).Cradletocradle.RetrievedDecember07,2021,fromhttps://epea.com/ en/about-us/cradle-to-cradle
40
Albert Joseph, Hannah Christian, Nivelle Aruana, Patricia Frite
Proposal Solusi Sustainable Toiletries bagi Perhotelan di Bali
Daftar Pustaka
Abdou, A. H., Hassan, T. H., & El Dief, M. M. (2020, November 18). Sustainability. A Description of Green Hotel Practices and Their Role in Achieving Sustainable Development. Retrieved December 5, 2021, from https://bit.ly/3KcPwsc
Sebagai desainer grafis tim penulis dapat mencari data-data terkait topik pariwisata ini dan memberikan gagasan berupa solusi dari segi desain seperti kemasan, layout, isi konten, dan sebagainya. Pada kasus kali ini kami mencoba memberikan solusi dari sisi sampah yang ditimbulkan secara nyata berupa sampah anorganik yang sulit terurai. Sebagai desainer grafis tim penulis hanya bisa mengajukan gagasan berupa aplikasi kebijakan baru, solusi pada bahan kemasan atau bahan benda-benda lain. Kami juga berusaha untuk kedepannya menjadi lebih sadar akan dampak yang bisa ditimbulkan dari hasil desain terhadap lingkungan. Sayangnya, praktikdesain grafis pada umumnya terbatas pada keterlibatan pihak ketiga. Pihak ketiga disini adalah pemerintah, hotel, penginapan, jasa travel, dan sebagainya. Lalu pada proposal gagasan ini tim penulis juga hanya bisa memberikan solusi berupa peraturan pemerintah baru untuk menerapkan material-material ramah lingkungan pada hotel berbintang lima yang tentunya keberlangsungannya di luar bidang kami. Sebagai desainer grafis, tim penulis juga tidak dapat terjun langsung untuk berkontribusi membuat produk dengan material yang ramah lingkungan sendiri karena merupakan bidang tekunan di luar praktik desain grafis.
Daftar Gambar Gambar 1 Referensi Toiletries Hotel. Ritz Carlton. Asia Hotel Supply, http://www. Gambarasia-hotelsupply.com/hotel-amenities-toiletries/2(a)ToiletriesHotelIbis.WidhaKumalasari.
Krosofsky, A. (2021, January 19). What makes bamboo sustainable? Retrieved December 07, 2021, from https://www.greenmatters.com/p/why-is-bamboosustainable
Hoteltalk. (2019, November 6). 5 star hotel classification - list of required facilities and services. HotelTalk. Retrieved January 12, 2022, from t/5-star-hotel-classification-list-of-required-facilities-and-services/2404https://hoteltalk.app/
Proposal Solusi Sustainable Toiletries bagi Perhotelan di Bali Albert Joseph, Hannah Christian, Nivelle Aruana, Patricia Frite
41
DearWidha, https://www. wordpress.com/2017/05/26/padma-hotel-bandung/Gambarhttps://padmaresortlegian.com/blog/every-little-thing-matters/Gambardearwidha.com/2020/03/kembali-lagi-ke-yogyakarta-nih.html2(b)PadmaHotelToiletriesLegianBali.PadmaLegian.PadmaResortLegian,2(c)PadmaHotelBandung.Dinda.CabinBag,https://cabinbag.
PAKARTIKO, B. (1970, January 01). Sifat Fisik dan mekanik plastik biodegradable Dari Pati singkong dengan variasi Penambahan Ampas Tebu Dan Gliserol. Retrieved December 05, 2021, from http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/97888
Kompas.com. (2019, September 28). Indonesia Penghasil Singkong Nomor Empat di Dunia, Kenapa Masih Impor? Retrieved December 06, 2021, from wartakota.tribunnews.com/2019/09/28/indonesia-penghasil-singkong-nomor-https:// empat-di-dunia-kenapa-masih-impor
Obyek desain dalam penelitian dan perancangan ini yaitu kemasan produk perawatan wajah Kiehl’s. Kiehl’s merupakan produsen kosmetik Amerika Serikat yang memiliki spesialisasi pada produk perawatan kulit, badan, dan rambut. Kemasan produk Kiehl’s menggunakan pendekatan yang sederhana dan mengutamakan nilai kepraktisan. Hal ini dikarenakan Kiehl’s sendiri berfokus pada produk kosmetik yang bersifat alami (Witchel, 2001).
Pendekatan Sustainable Graphic Design banyak diterapkan oleh pengusaha bisnis ekonomi dan usaha dengan tinjauan dalam pengaruh bisnis ekonominya dengan keadaan lingkungan hidup sekarang. Selain itu juga dengan tujuan untuk meningkatkan value dari brand, karena masyarakat pada era ini sudah mulai meningkat kesadarannya akan pelestarian lingkungan (Hamlett, n.d.). Namun, seringkali dari implementasinya yang cenderung masih keliru karena mereka hanya memikirkan untuk menggantikan bahan yang lebih “eco-friendly” (Konchada & Betgevargiz, 2014). Meskipun hal ini tetap menjadi bagian dari sustainability, masih banyak hal yang dapat digali, seperti contohnya pada pengolahan tipografi ataupun meminimalisirkan bentuk dari kemasan yang beredar dari berbagai perusahaan perekonomian (Konchada & Betgevargiz, 2014).
Kemasan Sekunder Kiehl’s Nightly Refining Micro-Peel Concentrate
42
Annika Lienardo, Chelsey Suwandi, Ria Melati, Yosephin
Pembangunan Ekonomi atau Usaha pada
Dalam proses pemasaran suatu ekonomi atau usaha, kemasan menjadi jembatan antara suatu usaha kepada konsumennya. Komunikasi visual pada kemasan yang didesain dengan efektif dapat meyakinkan konsumen untuk membeli produk tersebut (Benson & Perullo, 2017). Kemasan yang beredar seringkali dipenuhi dengan pesan tercetak pada bidang kertas atau kotak kemasan yang seharusnya tidak diperlukan dan pada akhirnya kemasan dibuang begitu saja (Benson & Perullo, 2017). Pada makalah ini, obyek penelitian yang diangkat adalah kemasan produk perawatan wajah. Pada kemasan luar dan juga dalam produk perawatan wajah seringkali ditemukan pengulangan informasi yang sama. Menurut perkiraan, biaya yang dikeluarkan pada kemasan produk kosmetik atau perawatan wajah setinggi 30% dari biaya jual produknya (Benson & Perullo, 2017). Biaya tersebut menjadi salah satu aspek yang membebani kedua belah pihak dari pihak perusahaan dan juga konsumen (Benson & Perullo, 2017). Solusi dari hal ini yaitu dengan meminimalisirkan ukuran serta berat dari kemasan sehingga dapat mengurangi biaya produksi serta berdampak positif juga pada lingkungan (Benson & Perullo, 2017).
Sustainable Graphic Design dalam
43
Sustainable Graphic Design dalam Pembangunan Ekonomi atau Usaha pada Kemasan Sekunder Kiehl’s Nightly Refining Micro-Peel Concentrate Annika Lienardo, Chelsey Suwandi, Ria Melati, Yosephin
Kebanyakan produk dari Kiehl’s memiliki dua jenis kemasan, yaitu label yang menempel pada kemasan botol produknya dan kotak kemasan di luar yang melindungi produknya, salah satunya yaitu pada produk Kiehl’s Nightly Refining Micro-Peel Concentrate. Produk perawatan wajah ini memiliki 2 lapisan kemasan, dimana jika dilihat secara langsung, sisi luar kotak kemasan dengan kemasan depan label pada botol memiliki konten yang sama. Hal ini tentunya bukanlah sesuatu yang sustainable, karena terdapat repetisi konten yang sama, sehingga salah satu kemasan tersebut menjadi sia-sia dan hanya menambah biaya produksi. Selain itu, karena kesamaan konten antara dua kemasan tersebut, pembeli cenderung langsung membuang kemasan yang satunya, dalam kasus ini yaitu kemasan sekundernya.
Gambar 1. Kiehl’s Nightly Refining Micro-Peel Concentrate. Kiehl’s. Kiehl’s. (Sumber: https://www.kiehls.co.id/)
Gambar 2. Beberapa informasi dalam kemasan yang identik. Annika, Chelsey, Ria, dan Yosephin. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Menurut John Heskett, kata “desain” sendiri memiliki banyak makna, tergantung konteksnya, tetapi desain dalam makna yang mendalam dapat didefinisikan sebagai kemampuan manusia dalam membentuk dan menciptakan suatu lingkungan sebagaimana bertujuan untuk melayani kebutuhan dan memberikan makna terhadap hidup manusia (Heskett, 2002). Peran desainer yaitu membentuk dan
Sustainable Graphic Design dalam Pembangunan Ekonomi atau Usaha pada Kemasan Sekunder Kiehl’s Nightly Refining Micro-Peel Concentrate Annika Lienardo, Chelsey Suwandi, Ria Melati, Yosephin
44
Hal ini dapat diterapkan dalam desain kemasan dengan prinsip “from cradle to grave”, yaitu prinsip dimana pengelolaan sampah tidak hanya dihilangkan saja, melainkan dapat diolah menjadi sesuatu yang lebih berguna dan ekonomis (Iskandar, 2020). Selain itu, terdapat prinsip “from cradle to cradle”, dimana menciptakan sesuatu tanpa menghasilkan sampah (Iskandar, 2020). Untuk mendesain dengan prinsip tersebut, perlu memperhatikan tiga hal utama, yang pertama adalah content, yaitu pesan yang ingin disampaikan, context, yaitu mengapa hal tersebut dilakukan, dan form, yaitu bagaimana menyampaikan pesan tersebut.
menciptakan lingkungan tersebut dan oleh karena itu, desainer memiliki tanggung jawab sosial untuk mempengaruhi bagaimana dunia bisa berjalan dan merancang masa depan melalui desain yang menjadi tantangan sekaligus solusi (Berman, 2010). Desainer harus dapat menentukan kepentingan atau prioritas demi bentuk komunikasi yang lebih berguna dan tahan lama (Berman, 2010).
Dari proses analisis kemasan produk Kiehl’s, tim penulis telah menentukan beberapa masalah mengenai pengolahan konten informasi yang terulang pada kemasan label dalam dan juga kemasan luarnya. Dalam menanggapi masalah ini, diciptakan sebuah gagasan dengan merekonstruksi ulang bentuk kemasan tersebut. Kemasan yang awalnya merupakan sebuah kotak kemasan tertutup empat sisi menjadi kotak kemasan terbuka dua sisi. Pengurangan ini tentunya membuat proses produksi lebih efisien serta lebih sustainable terhadap lingkungan mengingat mengurangi luas material yang digunakan. Meskipun ada pengurangan sisi pada desain kemasan yang dirancang namun tetap memuat informasi yang ada tanpa adanya pengurangan. Hasil sketsa kemasan yang baru dapat dilihat pada Gambar 3, beserta dengan bentangan kemasan sekundernya di Gambar 4
Gambar 3. Sketsa awal kemasan sekunder luar Kiehl’s. Annika, Chelsey, Ria, dan Yosephin. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
45
Gambar 4. Preview bentangan kemasan sekunder Kiehl’s (warna latar belakang cokelat hanya mengidentifikasi bahan kertas). Annika, Chelsey, Ria, dan Yosephin. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Gambar 5. Tampilan sebelum dan sesudah kemasan sekunder Kiehl’s dalam bentuk 3D. Annika, Chelsey, Ria, dan Yosephin. (Sumber: Dokumentasi Penulis)
Sustainable Graphic Design dalam Pembangunan Ekonomi atau Usaha pada Kemasan Sekunder Kiehl’s Nightly Refining Micro-Peel Concentrate Annika Lienardo, Chelsey Suwandi, Ria Melati, Yosephin
Sebagai seorang desainer grafis, tim penulis dapat ikut serta berkontribusi dalam menjaga kelangsungan lingkungan hidup agar menjadi lebih baik. Seorang desainer grafis memegang peran kuat sebagai komunikator yang dapat mempengaruhi cara berpikir orang lain terhadap lingkungan (Benson & Perullo, 2017). Dengan ini kita semua bertanggung jawab untuk dapat membangkitkan kesadaran masyarakat mengenai masalah kelangsungan lingkungan hidup (Konchada & Betgevargiz, 2014). Peran desainer menjadi penghubung antara suatu usaha ekonomi dengan konsumennya. Selain itu, peran desainer grafis sebagai seseorang yang mengkomunikasikan visual dapat mengubah informasi yang kompleks menjadi suatu pesan yang lebih mudah dicerna atau dikenal dengan sebutan user-friendly. Hal ini dapat dilakukan salah satunya yaitu melalui pengolahan ulang desain
bentuk kemasan sekunder menjadi bentuk yang lebih sederhana dan minimal, keamanan produk juga tetap terjaga dengan baik. Hal ini dikarenakan adanya desain penyangga di bagian bawah kemasan sekunder tersebut yang dirancang ukurannya menyesuaikan ukuran botol, sehingga tidak akan lepas. Pada bagian atas kemasan sekunder juga terdapat penyangga untuk bagian tutup botolnya untuk menambahkan keamanan. Tampilan yang minimalis ini beserta dengan substitusi bahan yang biodegradable dirancang dengan memperhatikan value brand tersebut, yaitu brand Kiehl’s yang mengutamakan kesederhanaan dan kepraktisan. Dengan menghapus beberapa bagian yang merupakan repetisi dari kemasan lainnya, diharapkan akan memudahkan konsumennya dalam mencari informasi-informasi penting produk tersebut.
46
Gagasan mengenai kemasan ini yaitu mengurangi sisi pada kotak kemasan di bagian depan dan belakang, mengingat konten dari bagian kotak kemasan tersebut hanyalah repetisi dari yang sudah tertera pada kemasan label pada botol. Selain itu, ukuran dari kemasan luar kotak kemasan juga diperkecil tingginya menyesuaikan dengan ukuran botol tersebut tanpa pipetnya. Bahan kertas yang digunakan kotak kemasan juga diganti dengan bahan yang lebih ramah lingkungan dan biodegradable, sehingga dapat diolah kembali yang mengusung prinsip “cradle to grave”. Pada kemasan ini memanfaatkan seluruh bidangnya untuk dicetak, seperti contohnya pada bagian dalam boks kemasan tersebut, tetap memuat konten yang secara hirarkinya lebih rendah dibandingkan dengan konten informasi yang tertera di luar kotak kemasan tersebut. Hal ini akan menghemat biaya produksi untuk kemasan luar kotak kemasannya sebesar lebih dari 50% dari biaya produksi kemasan Walaupunsebelumnya.terdapatperubahan
Kemasan label yang menempel pada botol tidak melakukan perubahan, karena pada dasarnya sudah memuat informasi-informasi penting yang bersifat mandatory atau wajib sesuai dengan kepentingan produk brand Kiehl’s tersebut. Oleh karena itu, kemasan label ini akan berperan menjadi Principal Display Panel yang memuat identitas brand. Perubahan yang signifikan terjadi pada kemasan sekunder, yang pada beberapa bagiannya hanya mengulang informasi yang bersifat identik dengan label kemasan.
Sustainable Graphic Design dalam Pembangunan Ekonomi atau Usaha pada Kemasan Sekunder Kiehl’s Nightly Refining Micro-Peel Concentrate Annika Lienardo, Chelsey Suwandi, Ria Melati, Yosephin
Iskandar, Linda. (2020, April 20). Perubahan Perspektif Pengelolaan Lingkungan: From Cradle to Grave Menjadi From Cradle To Cradle. Diakses dari katigaku.top/2020/04/20/perspektif-pengelolaan-lingkungan-from-cradle-to-https:// grave/
Benson, Eric & Yvette, Perullo. (2017) Design to Renourish: Sustainable Graphic Design in Practice. Beyond The Bottom line. Page 3,5,7,8,9
47
Berman, David. (2010). Do Good Design: Bagaimana Desainer Dapat Mengubah Dunia. Hamlett,159Phil.
Dalam usaha untuk menerapkan Sustainable Graphic Design, tim penulis sebagai desainer tentunya ingin menampilkan kemasan yang visualnya menarik dan estetis ketika dilihat. Namun terdapat beberapa batasan yang ditemukan. Salah satunya yaitu seorang desainer tidak dapat semata-mata hanya mengubah bentuk atau material dari botol produknya. Hal ini sudah menjadi pertimbangan dari perusahaan terkait ketahanan produk yang membutuhkan spesifikasi botol atau material tertentu. Batasan lainnya terkait visual desain kemasan produk yaitu desainer label kemasan tidak dapat menghilangkan informasi yang tertera pada produk untuk kebutuhan estetika saja. Dalam penerapan hal ini ke dunia pekerjaan nantinya, batasan yang mungkin ditemukan yaitu permintaan klien yang mungkin lebih mementingkan keestetikaan kemasannya daripada dampaknya pada lingkungan (Benson & Perullo, 2017). Beberapa material yang “eco-friendly” memiliki harga yang lebih tinggi sehingga memberatkan pihak pengusaha atau klien.
Sustainability and Graphic Design. Diakses dari https://www. Heskett,commarts.com/columns/sustainability-and-graphic-designJohn.(2002).DESIGN: A Very Short Introduction. 1-7
kemasan yang telah tim penulis lakukan, yang dimana kami mencoba mengurangi luas kemasan produk tersebut melalui pengolahan bentuk serta tipografi.
Konchada, Sadhvi & Betgevargiz, Sharokin. (2014, November 18). Research Paper Graphic Designer’s Role in Promoting Sustainability. Diakses dari counterintelligence-new-owners-let-kiehl-s-be-kiehl-s.htmlKiehl’sWitchel,SUSTAINABILITYacademia.edu/11061716/GRAPHIC_DESIGNER_S_ROLE_IN_PROMOTING_https://www.Alex.(2001,Augustus12).COUNTERINTELLIGENCE;NewOwnersLetBeKiehl’s.Diaksesdarihttps://www.nytimes.com/2001/08/12/style/
Daftar Pustaka
Sustainable Graphic Design dalam Pembangunan Ekonomi atau Usaha pada Kemasan Sekunder Kiehl’s Nightly Refining Micro-Peel Concentrate Annika Lienardo, Chelsey Suwandi, Ria Melati, Yosephin
48
Daftar Gambar
Tampilan sebelum dan sesudah kemasan sekunder Kiehl’s dalam bentuk 3D. Annika, Chelsey, Ria, dan Yosephin. Dokumentasi Penulis
Sketsa awal kemasan sekunder luar Kiehl’s. Annika, Chelsey, Ria, dan Yosephin. Dokumentasi Penulis
Preview bentangan kemasan sekunder Kiehl’s. Annika, Chelsey, Ria, dan Yosephin. Dokumentasi Penulis
Sustainable Graphic Design dalam Pembangunan Ekonomi atau Usaha pada Kemasan Sekunder Kiehl’s Nightly Refining Micro-Peel Concentrate Annika Lienardo, Chelsey Suwandi, Ria Melati, Yosephin
Kiehl’s Nightly Refining Micro-Peel Concentrate. Kiehl’s. Kiehl’s. https://www. Beberapakiehls.co.id/informasi dalam kemasan yang identik. Annika, Chelsey, Ria, dan Yosephin. Dokumentasi Penulis
Namun bila dilihat dari tingkat relevansinya, penggunaan sepeda pribadi sangatlah minim di Indonesia. Maka tim penulis melihat dari sudut pandang lain dimana banyak perusahaan yang mulai untuk menyewakan sepeda/sepeda listrik ini sebagai solusi sarana transportasi lain yang lebih ramah lingkungan. Sepedasepeda ini sering kita temukan di FX Sudirman, Senayan dan Kota tua. Sepedasepeda ini bisa digunakan sebagai pengaplikasian media massa baru ini dimana targetnya berupa pejalan kaki dan juga wisatawan sehingga apa yang dipromosikan melalui sepeda ini tetap bisa efektif dengan menyasar pasar pejalan kaki dan juga wisatawan yang menggunakan jasa ini.
Ramah Lingkungan pada Sepeda
1 https://www.theguardian.com/environment/2019/nov/26/yes-electric-vehicles-really-arebetter-than-fossil-fuel-burners
Media massa adalah sarana yang digunakan dalam menyampaikan informasi atau pesan dari sumber kepada banyak orang. Alat alat komunikasi yang digunakan berupa TV, koran, banner, majalah, surat kabar, radio, dan lain-lain. Di Indonesia sendiri, pemasangan iklan di kendaraan konvensional atau disebut juga iklan berjalan ini sudah banyak diaplikasikan sebagai media massa, seperti pada beberapa bagian badan bis, bahkan beberapa ada pada mobil pribadi. Beberapa juga terpasang pada motor dengan posisi seolah seperti sandaran bagi orang di belakang. Maka dari hal tersebut, tim penulis mendapatkan inspirasi ide untuk menawarkan media promosi baru yaitu eco-advertising pada roda sepeda listrik.
Angel Christina, Daffa Andrian, Fransiskus Kevin Kana, Sherina Lie, Vittorio Agung Purnama
49
Di Indonesia sendiri perkembangan teknologi otomotif terus berkembang, dimana mulai muncul kendaraan yang menggunakan energi listrik. Inovasi ini disambut dengan baik oleh masyarakat dan mulai menyaingi kendaraan lain yang berbahan bakar fosil Kendaraan dengan tenaga listrik ini dianggap lebih ramah lingkungankarena tidak memproduksi karbon dioksida dari saluran pembuangan, berbeda dengan kendaraan berbahan bakar fosil 1. Di Indonesia sendiri, awal mula kendaraan dengan tenaga listrik yang pertama adalah jenis skuter dan otopet listrik. Grab adalah perusahaan jasa angkutan online juga turut memperkenalkan layanan Grab Wheels yang juga merupakan jasa persewaan skuter listrik, Grab juga mulai menggunakan sepeda listrik pada layanannya yang lain yaitu GrabFood. Maka dari itu sepeda listrik dapat menjadi penawaran media iklan berjalan baru yang lebih ramah lingkungan. Pada saat ini media sepeda listrik tidak dikembangkan dan tidak digunakan sebagai wadah media massa, padahal media ini memiliki fitur - fitur menarik seperti penggunaan listrik hingga nol emisi, unik dan menjadi daya tarik masyarakat, dan juga tidak menggunakan bahan bakar bensin yang semakin langka bahan bakunya.
Implementasi Media Massa
Implementasi Media Massa Ramah Lingkungan pada Sepeda Angel Christina, Daffa Andrian, Fransiskus Kevin Kana, Sherina Lie, Vittorio Agung Purnama
2 https://www.firstthingsfirst2020.org
Sebuah perusahaan bernama Monkeylectric memperkenalkan dirinya melalui ciptaannya yaitu Monkey Light, sebuah produk media promosi yang dipasang pada velg sepeda dan dapat menggambarkan sebuah karakter, foto, ataupun gif (Graphics Interchangeable Format, formatgambar berulang yang membentuk sebuah animasi). Objek ini akan berfungsi dan mulai memunculkan gambar saat roda sepeda berputar dengan kecepatan minimal 10 km/jam.
Setiap roda dapat dipasangkan dengan empat Monkey Light, yang diikat erat menggunakan ziplock. Kawat besi juga dapat digunakan untuk mengencangkan produk ini pada pelek sepeda, agar juga lebih aman dari pencurian3
3 https://www.monkeylectric.com/products/m133s_instr1.pdf
Mengingat zaman modern yang semakin padat dan juga peningkatan global warming yang semakin pesat diperlukan solusi melalui pengenalan media massa baru yang lebih ramah lingkungan. Media massa pun mulai berkembang seiring zaman dengan adanya digitalisasi dalam koran, majalah, spanduk digital yang sudah marak di jalanan, dan juga spanduk berjalan yang berada dalam kendaraan bermotor. Diperlukan sebuah media massa baru yang tidak mengotori atau menyebarkan polusi terhadap lingkungan, yaitu media promosi pada sepeda yang menggunakan energi listrik karena penggunaan listrik dinilai lebih efektif dan juga ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar yang lainnya. Seperti yang dinyatakan pada ‘First things First Manifesto’, kita harus mencoba untuk mencari cara ataupun bahasa baru dalam mendesain2
(sumber: Monkeylectric, -)
50
Untuk kegunaan lain dari produk ini, pihak Monkeylectric mempromosikannya sebagai penanda adanya seorang pesepeda di malam hari. Tidak hanya itu, mereka juga mempromosikannya sebagai suatu bentuk dekorasi sepeda yang menarik. Dalam hal ini, tim penulis merasa bahwa produk mereka bisa dipakai lebih dari kedua fungsi tersebut
Solusi atau gagasan yang bisa kami berikan adalah memberikan media baru dalam penggunaan media massa spanduk berjalan. Mengingat dampak negatif yang diberikan spanduk berjalan tersebut adalah emisi dari kendaraan bermotor dan penggunaan bahan bakar yang cukup banyak, terdapat solusi yang sudah pernah diaplikasikan sebelumnya yaitu pemasangan media marketing di pelek sepeda Hal tersebut dinilai kurang relevan di Indonesia mengingat penggunaan sepeda yang tidak banyak, namun bila dilihat dari sudut pandang lain di Indonesia sedang marak skuter, motor dan juga sepeda yang menggunakan listrik Maka dari itu solusi yang bisa diberikan adalah pemanfaatan skuter/ sepeda listrik yang beredar untuk digunakan sebagai aplikasi banner berjalan ini. Dengan penggunaan media berbahan dasar listrik, hal ini dinilai lebih efisien dibandingkan menggunakan bahan bakar bensin. Selain itu juga tidak ada emisi yang dikeluarkan dari media
(sumber: Monkeylectric Youtube Channel, 2015)
51
Implementasi Media Massa Ramah Lingkungan pada Sepeda Angel Christina, Daffa Andrian, Fransiskus Kevin Kana, Sherina Lie, Vittorio Agung Purnama
Langkah selanjutnya adalah memindahkan foto-foto yang kita inginkan ke dalam software yang disediakan oleh Monkeylectric. Kita hanya harus memindahkannya ke software tersebut, serta menerapkan kapan waktu setiap fotonya akan muncul pada pelek sepeda. Lalu kita akan menghubungkan dan mengunggahnya ke produk Monkey Light di roda sepeda yang digunakan4.
4 https://www.youtube.com/watch?v=x-TXjKzxw9g
Obyek desain tersebut tentu merupakan sebuah objek yang sustainable. Mereka menggunakan bahan daya listrik (rechargeable). Agar dapat berfungsi mereka hanya perlu diisi daya listriknya selama empat jam, dan dapat bekerja hingga delapan jam. Tidak hanya itu, perusahaan Monkeylectric sudah memaksimalkan bahan yang dipakai untuk memproduksi Monkey Lights agar dapat bertahan lama dan tidak mudah rusak5. Ini membantu mengurangi jumlah sampah yang dapat dihasilkan oleh Monkey Lights. Perlu diingat, bahwa kita berada berdampingan dengan alam dan harus ikut serta melestarikan mereka.
5 https://www.monkeylectric.com/monkey_light_pro/
Dengan melihat contoh dari media spanduk berjalan yang berada di sepeda motor, terbentuk inspirasi untuk membuat media yang serupa namun lebih ramah lingkungan. Mengingat kendaraan bermotor mengeluarkan emisi yang dapat mengotori udara, selain itu juga penggunaan banner yang ada di sepeda motor menggunakan bahan bakar yang tidak efisien. Dengan melihat permasalahan tersebut kami mencoba untuk mencari sebuah media massa baru yang serupa namun tidak mengotori lingkungan. Media yang paling sesuai adalah sepeda elektrik yang menggunakan energi listrik, energi ini dinilai lebih efisien dan ramah lingkungan karena tidak mengeluarkan emisi. media ini dapat dikembangkan untuk menyediakan informasi dengan memanfaatkan pelek sepeda tersebut, menggunakan led light yang dapat membentuk suatu visual yang berisikan informasi informasi. Hal ini cocok untuk diaplikasikan pada sepeda yang berada di jalan FX Sudirman dan juga kota tua, dimana di sana terdapat jasa penyewaan sepeda yang sering digunakan. Daerah daerah tersebut cukup ramai digunakan untuk aktifitas berolahraga dan jalan santai oleh masyarakat setempat maupun wisatawan. Dengan target tersebut media ini dapat menjadi media komunikasi visual yang efektif karena menarik perhatian pejalan kaki atau pengguna trotoar ketika Sebagaiberjalan.desainer
(sumber: Angga Yuniar, Liputan 6, 2020)
grafis, tim penulis melakukan riset mengenai penentuan solusi desain untuk lingkungan mencakup media massa. Dalam kasus tersebut gagasan dari tim penulis adalah dengan menawarkan eco-advertising melalui media promosi
ini sehingga lebih ramah lingkungan. Pada saat ini pemanfaatan media baru ini hanya sebagai aksesoris kendaraan saja, namun media ini dapat dijadikan media komunikasi baru yang unik dan menjadi media komunikasi brand, produk, ataupun jasa secara efektif. Namun terdapat kekurangan dalam pengaplikasian media ini dimana jarangnya penggunaan sepeda secara pribadi. Namun tim penulis melihat dari sudut pandang lain, dimana pada jalan-jalan tertentu di kota besar seperti Jakarta, sudah ada beberapa titik penyewaan sepeda yang diminati masyarakat contohnya di jalan FX Sudirman dan di daerah Kota Tua. Penyewaan sepeda ini dapat menjadi daya tarik masyarakat untuk berolahraga dan juga solusi lain sarana transportasi umum, sehingga media ini bisa dimanfaatkan untuk menjadi media massa baru yang lebih Eco-friendly.
Implementasi Media Massa Ramah Lingkungan pada Sepeda
Angel Christina, Daffa Andrian, Fransiskus Kevin Kana, Sherina Lie, Vittorio Agung Purnama
52
Angga Yuniar, Liputan 6. Anggabike-sharing-jakarta-simak-tarif-cara-pakai-dan-9-titik-parkir-sepeda-goweshttps://www.liputan6.com/citizen6/read/4295938/Yuniar,Liputan6.
really are better than fossil fuel burners. Retrieved from nov/26/yes-electric-vehicles-really-are-better-than-fossil-fuel-burnershttps://www.theguardian.com/environment/2019/
53
Daftar Gambar Monkeylectric. https://www.monkeylectric.com
Sebagai desainer, dalam pelaksanaan ide ini yang menjadi keterbatasan tim penulis adalah tahapan realisasi yang memerlukan orang teknik dan juga persetujuan dari pihak penyelenggara.
First things First : A Manifesto. (2020, January 1). Retrieved from https://www. M.firstthingsfirst2020.org(2019,June21).Monkey Light Pro. Retrieved from https://www.monkeylectric. Monkeycom/monkey_light_pro/LightPro+POV360: Playlist Software for Mac OSX. (2015, February 3). Retrieved from https://www.youtube.com/watch?v=M1a_6I5Buho
pada sepeda listrik. Penawaran ide ini merupakan hasil observasi tim penulis terhadap media iklan promosi yang diletakkan atau ditempel di kendaraan yang masih menghasilkan emisi karbon dioksida serta menggunakan bahan bakar bensin.
Dengan media baru ini tim penulis berharap bahwa para pemilik usaha dapat memanfaatkan hal tersebut sebagai pilihan media untuk mempromosikan usahanya dengan cara yang lebih ramah lingkungan. Selain itu media ini juga bisa digunakan secara efektif untuk menyasar target pasar tertentu terutama pejalan kaki dan juga wisatawan yang terekspos media tersebut.
Daftar Pustaka
Monkey Light Pro Installation. (2014, December 31). Retrieved from https://www. M.youtube.com/watch?v=x-TXjKzxw9g(2021,January1).MonkeyLight Pro. Retrieved from https://www. Reporter,monkeylectric.com/products/m133s_instr1.pdfG.S.(2021,August25).Yes,electricvehicles
Dokumentasi Penulis
Implementasi Media Massa Ramah Lingkungan pada Sepeda Angel Christina, Daffa Andrian, Fransiskus Kevin Kana, Sherina Lie, Vittorio Agung Purnama
55
Daftar PerancanganPesertaUlangKemasan
Aplikasi dari Sustainable Design dalam Desain Kemasan Makanan (Studi Kasus Kemasan Pop Mie) Frederick Christopher, Jessica Pricilia, Sean Michael, Tarisha Anindya Rizal
Proposal Solusi Sustainable Toiletries Bagi Perhotelan di Bali Albert Joseph, Hannah Christian, Nivelle Aruana, Patricia Frite
Sustainable Graphic Design dalam Pembangunan Ekonomi atau Usaha pada Kemasan Sekunder Kiehl’s Nightly Refining Micro-Peel Concentrate Annika Lienardo, Chelsey Suwandi, Ria Melati, Yosephin
Proposal Perancangan Ulang Desain Buku “Pendidikan Agama Kristen & Budy Pekerti; Hidup yang dibarui” Aileen, Caroline Heliawanto, Heidi Maurina, Melanie Xaviera
Implementasi Media Massa Ramah Lingkungan pada Sepeda Angel Christina, Daffa Andrian, Fransiskus Kevin Kana, Sherina Lie, Vittorio Agung Purnama
Dosen Pengampu Alfiansyah Zulkarnain, S.Sn., M.Ds. Brian Alvin Hananto, S.Sn., M.Ds.
56
Obat Sirup Actifed Melalui Pendekatan Sustainable Graphic Design Elizabeth, Helena Calista, Stefanny Kusuma, Vanessa Leoni
Nama Project/Area Nama Mahasiswa desaingrafis.uph.edu