laporan studio rencana kota kartasura
AKSARA KARTASURA st u dio kota k a rta su r a 2 0 19 | pe r enc a n a a n w i l aya h da n kota ug m
Ekonomi eko.no.mi
Industri in.dus.tri
Ketahanan ke.ta.han.an
n pemanfaatan uang, tenaga,
n kegiatan memproses atau
n kemampuan untuk menjaga
waktu, dan sebagainya
mengolah barang dengan
keadaannya (kedudukannya
yang berharga
menggunakan peralatan
dan sebagainya) meskipun mengalami berbagai hal
AKSARA KARTASURA laporan studio rencana kota kartasura
Aksara Kartasura â– ii
Kartasura
telah
menghadapi
Infrastruktur pendukung yang ada juga semakin
berbagai ancaman yang dapat menghambat
tidak dapat menopang kegiatan kota, seperti
perkembangan dan menurunkan pengaruhnya.
pasar yang kurang tertata sehingga mengham-
Dulu, Kartasura tetap dapat mempertahankan
bat jalan arteri di dekatnya. Kurangnya ruang
pamornya meski kehilangan status pusat
publik skala kota juga menyebabkan minimnya
pemerintahan Kesultanan Mataram dengan
interaksi antarmasyarakat kota dan berpotensi
berubah menjadi pusat perdagangan regional.
memicu masalah sosial.
Saat ini, pertumbuhan Kota Surakarta di
Ketiga
dekatnya yang sangat pesat perlahan-lahan
infrastruktur, dan sosial, akan menjadi fokus
mulai menggerus eksistensi Kartasura dan
utama
menjadi
Kartasura pada semester ini.
ancaman
dan
bagi
akan
perekonomiannya.
aspek kami
STUDIO KOTA KARTASURA
tersebut, dalam
yaitu
ekonomi,
perencanaan
Kota
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– iii
KATA PENGANTAR Ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini.
P
uji syukur kami panjatkan kepada Tuhan
3. bapak Ir. Agam Marsoyo, M.Sc., Antonius
Yang Maha Esa karena berkat rahmatnya
Eko Heri, S.T., M.T., dan Dr. Eng. M. Sani
kami dapat meyelesaikan laporan Aksara
Roychansyah, S.T., M. Eng, serta ibu Dr. Yori
Kartasura bagian kedua ini dengan baik. Di dalam Kata Pengantar ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung pembuatan laporan ini, terutama: 1. orang tua kami atas doa dan dukungan yang diberikan;
Herwangi, S.T., MURP dan Dr. Tri Mulyani Sunarharum,
S.T.,
selaku
para
dosen
pengampu mata kuliah Studio Rencana Kota yang telah memberikan bimbingan dan sarannya; serta 4. teman-teman
PWK
2017
yang
telah
memberikan bantuan dan dukungannya
2. bapak Prof. Bambang Hari Wibisono, MUP,
Kami menyadari bahwa di dalam laporan ini
M.Sc. sebagai dosen pembimbing kami
masih terdapat kekurangan, karenanya kami
yang telah memberikan pencerahan, saran,
mengharapkan kritik dan saran konstruktif
dan dukungannya;
untuk bahan penyempurnaan di kemudian hari.
Reaching for perfection,we will always come up short. But perhaps we can manage to get closer in the process.
Aksara Kartasura ■ iv
ALYA PUSPITA
ANNISA NISITA
FANY ARIENJY
ANDREAS GALIH
45461
45463
45468
45908
TIM KAMI “None of us, including me, ever do great things. But we can all do small things, with great love, and together we can do something wonderful.” - Mother Teresa
ANISA NURUL
ALFI HILMAN
DIKE ARMELIA
FIRMAN JAYA
45909
45924
46383
46384
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– v
Aksara Kartasura â– vi
DAFTAR ISI Direktori Konten Aksara Kartasura 2
1
PENDAHULUAN
3
14
22
latar belakang, tujuan, ruang lingkup, metodologi penulisan
sejarah, administrasi, fisik dasar, kependudukan, ekonomi, sarana, prasarana
GAMBARAN UMUM
PROFIL, POTENSI, MASALAH
KONSEP, TUJUAN, ALTERNATIF
45
88
114
138
RENCANA TATA RUANG
RENCANA PENTAHAPAN
PERATURAN ZONASI
RENCANA RANCANG KOTA
peta-peta rencana struktur, pola,dan intensitas ruang serta sarana prasarana, dilengkapi peta-peta existing sebagai pembanding
penjabaran program kegiatan selama 20 tahun perencanaan dalam bentuk tabel dan peta pola ruang
profil, potensi, dan masalah yang akan dijadikan dasar konsep perencanaan
peta rencana zonasi, matriks ITBX, teks zonasi
penjelasan konsep perencanaan, dasar perumusan dan proses pemilihan tujuan perencanaan, penjabaran alternatif perencanaan
penjabaran pengembangan kawasan-kawasan strategis kota dilengkapi dengan visualisasi
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 1
PENDAHULUAN latar belakang, tujuan, ruang lingkup, metodologi penulisan
Aksara Kartasura ■ 2
yang ada agar Kartasura dapat
LATAR BELAKANG
M
berkembang dengan baik, memberikan
penduduknya, serta menjadi kota
kota kecil dengan populasi
yang dapat beradaptasi dengan
hanya
segala perubahan yang akan terjadi
64.078
sangat
jiwa,
berpotensi
untuk berkembang pesat mengfungsinya
sebagai
pusat
perdagangan regional dan perannya
sebagai
wadah
kegiatan
industri pengolahan skala besar. Akan tetapi, berdasarkan analisis yang kami lakukan pada studio sebelumnya masalah
bagi
eskipun tergolong sebagai
Kartasura ingat
kesejahteraan
terdapat
yang
beberapa
dapat
meng-
TUJUAN DAN SASARAN
T
dari
struktur
pembahasan dalam laporan
jangka waktu yang ditetapkan adalah 20 tahun dari 2019—2038.
ini adalah Kota Fungsional
penyusunan
terletak
di
dalam
Kecamatan
METODOLOGI
Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Batas kota fungsional tersebut adalah Kec. Colomadu,
Sukoharjo di timur dan selatan;
dilakukan secara primer – melalui
yang
tertuang
serta Kec. Banyudono, Kab. Boyolali
observasi
Laporan
Aksara
di barat.
cara dengan pihak terkait, serta
sebelumnya dalam
analisis
pertama,
yaitu
rencana-rencana
dan
pengembangan Kota Kartasura
pemanfaatan ruang pada kasus
dengan memperhatikan masalah
jalan arteri primer (Jalan Ahmad
dan potensi yang ada. Sasaran
Yani) dan ruang terbuka publik
laporan
hijau skala kota.
pemangku
Berangkat dari hal tersebut, dalam
perencanaan Kartasura, baik itu
studio rencana kota ini kami telah
masyarakat, pemerintah, maupun
merumuskan berbagai rencana un-
swasta, yang harapannya dapat
tuk menyelesaikan permasalahan-
menjadikan isi laporan ini sebagai
permasalahan tersebut dengan
acuan dalam membuat kebijakan
turut mempertimbangkan potensi
penataan ruang di Kota Kartasura.
ini
adalah
seluruh
kepentingan
dalam
Ruang
lingkup
utara:
ini terbagi menjadi dua,
kami
dari
di
dalam penulisan laporan
analisis data. Pengumpulan data
kelanjutan
Karanganyar
M
etode yang digunakan
Kec. Kartasura dan Gatak, Kab.
merumuskan
ketidaksesuaian
spasial
kedua ini adalah sebagai
Masalah
adalah
lingkup
lumnya. Untuk perumusan rencana,
Kab.
Kartasura
utama
uang
diambil pada tahun-tahun sebe-
Laporan Aksara Kartasura
hambat pertumbuhan tersebut. yang
RUANG LINGKUP
Kartasura yang secara administratif
di masa depan.
ujuan
R
dengan beberapa data sekunder
substansial
pembahasan dalam laporan ini adalah gambaran umum, profil, potensi, masalah, konsep perencanaan, tujuan perencanaan, dan alternatif perencanaan; rencana tata ruang; rencana pentahapan; peraturan zonasi, dan rencana rancang kota. Ruang lingkup temporal pembahasan dalam laporan ini adalah tahun 2018—2019 untuk analisisnya,
yaitu
pengumpulan
data
lapangan,
dan
wawan-
dokumentasi; dan secara sekunder –
melalui
pengumpulan
data
yang sudah tersedia dari lembaga setempat. Lebih lanjut, metode analisis data yang digunakan berupa perhitungan kebutuhan standar dan analisis pemilihan multikriteria menggunakan metode analytical hierarchy process (AHP).
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 3
GAMBARAN UMUM sejarah, administrasi, fisik dasar kependudukan, ekonomi, sarana, prasarana
Aksara Kartasura â– 4
Kec. Colomadu, Kab. Karanganyar Wirogunan Ngabeyan
Kertonatan
Singopuran
Gonilan
Kel.
Kartasura
Kec. Banyudono, Kab. Boyolali
Kel.
Pucangan
Kec. Laweyan, Kota Surakarta
Pabelan
Ngadirejo Gumpang
Makamhaji
Ngemplak Kec. Gatak, Kab. Sukoharjo
ADMINISTRASI Kota Kartasura secara tidak langsung berbatasan dengan empat kabupaten/kota sekaligus.
Kec. Baki, Kab. Sukoharjo
K
ota fungsional Kartasura ter-
kecamatannya yang lebih luas,
letak di dalam Kecamatan
Kartasura secara tidak langsung ber-
Kartasura, Kabupaten Suko-
batasan dengan lima kecamatan
harjo. Kota Kartasura memiliki luas
di empat kabupaten/kota sekaligus,
8,48 km2 , sekitar 50,4% dari luas
yaitu
kecamatan, dan terdiri dari tujuh
Kabupaten Karanganyar di utara;
desa, yaitu Gumpang, Ngabeyan,
KecamatanLaweyan,KotaSurakarta
Ngemplak,
Pucangan,
di timur; Kecamatan Baki dan Gatak,
Singopuran, dan Wirogunan; serta
Kabupaten Sukoharjo di selatan;
dua kelurahan, yaitu Kartasura
serta
dan Ngadirejo. Dilihat dari wilayah
Kabupaten Boyolali di barat.
Pabelan,
Kecamatan
Kecamatan
Colomadu,
Banyudono,
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 5
P
erkembangan Kartasura
dipindahkan
Surakarta.
etnis Tionghoa, yang memilih
dimulai dengan pendiri-
Sejak saat itu Keraton Kartasura
berdagang di pinggir jalan yang
an
Kartasura
ditinggalkan. Pusat kota pun tak
telah dibangun tersebut. Sejak
oleh Sunan Amangkurat II
lagi berada di sekitar keraton,
saat
pada
Keraton
tetapi bergeser ke sepanjang
berkembang linear mengikuti
Keraton
tahun
1680.
ke
itu,
Kartasura
terus
tersebut
sempat
berjaya,
jalan-jalan utama kota, yaitu
jalan utama, terlebih setelah
namun
kemudian
hancur
Jalan Ahmad Yani dan Slamet
pendirian
karena
Riyadi yang dibangun oleh
pada tahun 1953 di pinggir
terjadi Geger Pecinan, yaitu
Belanda. Pergeseran tersebut
jalan
penyerangan oleh etnis Tiong-
disebabkan oleh pola guna
memelopori
hoa, dan akhirnya terpaksa
lahan
industri-industri lainnya.
pada
tahun
1741
pedagang,
terutama
pabrik
Slamet
Tyfountex
Riyadi
yang
munculnya
SEJARAH Pusat kota bergeser ke sepanjang jalan-jalan utama kota, tak lagi di sekitar keraton.
Aksara Kartasura â– 6
FISIK DASAR Kelerengan, curah hujan, dan jenis tanah di Kartasura cenderung homogen.
18,67 mm per hari
Regosol
0—2%
Kawasan tanaman dan permukiman
semusim
Sempadan sungai
CURAH HUJAN
M
enurut data dari Bappeda Kabupaten curah
hujan
Sukoharjo, di
Kota
Kartasura di semua daerahnya memiliki tingkat yang sama yaitu sebesar 18,67 mm per hari.
K
JENIS TANAH
ota
Kartasura
hanya
memiliki satu jenis tanah, yaitu regosol. Jenis tanah ini
berasal dari material gunung api sehingga memiliki sifat subur.
M
KELERENGAN asih
berdasarkan
KESESUAIAN LAHAN
data
Bappeda, diketahui bahwa
kabupaten
dalam
peta
kelerengan
skala Kota
B
erdasarkan olahan dari ketiga peta di samping, diperolehlah
kesesuaian
lahan
Kartasura yaitu kawasan tanaman
Kartasura termasuk datar pada
semusim
seluruh bagian kota. Kelerengan
Permukiman
Kota Kartasura berkisar antara
kawasan di luar lindung yang
0—2%.
berfungsi sebagai tempat tinggal dan
dan di
didukung
permukiman. sini
oleh
berarti
sarana
prasarana, serta tempat kerja.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 7
Kondisi keseluruhan lahan di Kartasura, kecuali area sempadan, cocok dijadikan sebagai kawasan permukiman. Akibatnya, alihfungsi lahan hijau meningkat dan memicu terjadinya banjir.
Aksara Kartasura ■ 8
FISIK RUANG Kartasura didominasi permukiman satu tingkat dengan komersial deret dan industri skala besar masing-masing berpusat di barat dan timur Sempadan Sungai Ruang Terbuka Hijau Lindung Cagar Budaya Perumahan Sempadan Sungai
Komersial
Ruang Terbuka Hijau
Perkantoran-Keamanan
Lindung Cagar Budaya
Industri
2.1 - 3
Perumahan
Pelayanan Umum
81% - 90%
3.1 - 4
Komersial
Pertanian Lahan Basah
91% - 100%
>4
Perkantoran-Keamanan
Peruntukan Khusus
≤ 60%
≤1
61% - 70%
1.1 - 2
71% - 80%
Magnitudo
Kuat Lemah
Industri Pelayanan Umum Pertanian Lahan Basah Peruntukan Khusus
KOEFISIEN DASAR BANGUNAN KOEFISIEN LANTAI BANGUNAN
PEMANFAATAN RUANG
K
K
81—100%. Semakin jauh dari jalan
sama dengan satu. Untuk area
(kebun, lahan kosong, lapangan,
adanya Bandara Adi Soemarmo
utama KDB semakin mengecil,
perumahan klaster dan komersial
makam, sawah, dan taman) sebesar
beserta
kecuali untuk perumahan klaster
berkisar antara 1,1—2, sedangkan
19%, dan komersial sebesar 9%.
sekitarnya,
yang relatif baru dibangun, yang
untuk area industri skala besar
Ruang
hampir
sebabkan oleh perluasan kegiatan
KDB-nya bisa mencapai 91—100%.
berkisar antara 2,1—3.
seluruhnya milik privat, dengan ha-
dari Kota Surakarta, sedangkan
Variasi KDB di Kartasura disebab-
nya 0,76% milik publik. Belum ada
ke arah selatan sebagai perluasan
kan oleh rendahnya homogenitas.
RTH publik skala kota di Kartasura.
fungsi perumahan.
oefisien Dasar Bangunan (KDB) di Kota Kartasura cenderung tinggi di dekat
jalan-jalan utama, berkisar antara
ota Kartasura didominasi oleh perumahan berlantai satu
sehingga
mayoritas
nilai KLB sebesar kurang dari
P
ARAH PERKEMBANGAN
ola pemanfaatan ruang Kota Kartasura didominasi oleh perumahan
sebesar
37%,
diikuti ruang terbuka hijau/RTH
terbuka
hijau
K
ota
Kartasura
saat
ini
berkembang ke arah utara, timur, dan selatan. Penyebab
perkembangan ke arah utara adalah generator ke
arah
aktivitas timur
di di-
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 9
Fisik ruang di Kartasura bisa bervariasi sangat drastis. Di daerah Gumpang, bangunan perumahan satu tingkat tampak kecil dibanding bangunan industri skala besar di dekatnya yang pagarnya menjulang tinggi.
Aksara Kartasura â– 10
JUMLAH PENDUDUK PER DESA/KELURAHAN DI KOTA KARTASURA PADA TAHUN 2017
KEPENDUDUKAN
(DALAM JIWA)
710 Ngemplak
Kelurahan Kartasura berkepadatan tertinggi karena di dalamnya terdapat Pasar Kartasura dan sarana lainnya serta mudah diakses dari jalan-jalan utama.
6524 Singopuran
825 Wirogunan
P
enduduk Kota Kartasura pada tahun 2017 berjumlah 64.078 jiwa, dengan kepadatan penduduk bruto 77 jiwa per hektar dan
7714 Gumpang
4600 Ngabeyan
6548 Pucangan
kepadatan penduduk neto 96 jiwa per hektar. Baik kepadatan
penduduk bruto maupun neto Kota Kartasura termasuk dalam klasifikasi rendah menurut SNI, yaitu <150 jiwa/ha. Apabila dirinci per kelurahan, terdapat perbedaan lokasi dengan angka kepadatan terendah. Angka kepadatan penduduk bruto terendah berada di Desa Ngemplak, sedangkan angka kepadatan penduduk neto terendah berada di Desa Pabelan. Namun untuk keduanya, angka kepadatan tertinggi berada di Kelurahan Kartasura. Hal tersebut dipengaruhi oleh letak Kelurahan Kartasura yang dekat dengan persimpangan jalan arteri primer dan dilintasi jalan kolektor sekunder sehingga mudah diakses. Selain itu, adanya Pasar Kartasura dan banyaknya sarana komersial serta jasa di Kelurahan Kartasura juga berpengaruh terhadap tingginya angka kepadatan penduduk di sana. Dari
piramida
penduduk
Kota
Kartasura
diketahui
bahwa
distribusi penduduk terbanyak adalah pada usia 14â&#x20AC;&#x201D;24 tahun. Hal tersebut mengindikasikan bahwa jumlah tenaga kerja di usia produktif di Kartasura saat ini tergolong banyak, dengan angka beban tanggungan sebesar 38,5.
20346 Kartasura
4114 Pabelan
12697 Ngadirejo
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 11
KEPADATAN PENDUDUK BRUTO PER DESA/KELURAHAN DI KOTA KARTASURA PADA TAHUN 2017
PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK KOTA KARTASURA TAHUN 2017-2037 (DALAM JIWA)
(DALAM JIWA/KM2)
15000
200000
13779
12000 9889
9669
9000
150000
6738
6000
515 2
100000
5095 4493
3000
0
355 4
3064
50000 Ngemplak Gumpang
Pabelan
2017
Ngadirejo Kartasura Pucangan Wirogunan Ngabeyan Singopuran
2022
2027
2032
2037
KEPADATAN PENDUDUK NETO PER DESA/KELURAHAN DI KOTA KARTASURA PADA TAHUN 2017 (DALAM JIWA/KM2)
15000
13813
1033 3
9905
9000
K
ota
12000
8889
8513 7944
6000
7857
Kartasura
yang
menggunakan metode geometri dengan laju pertumbuhan
Desa Pabelan yang mengalami penurunan jumlah penduduk. Penurunan jumlah tersebut diakibatkan adanya alih fungsi lahan perumahan
3000
Pabelan
penduduk
penduduk rata-rata sebesar 5%. Dari kesembilan desa/kelurahan, hanya
7525
5425
Ngemplak Gumpang
proyeksi
meningkat dalam interval waktu 5 tahun apabila dianalisis
menjadi industri.
0
mempunyai
Ngadirejo Kartasura Pucangan Wirogunan NgabeyanS ingopuran
Aksara Kartasura â&#x2013; 12
PEREKONOMIAN Kota Kartasura ditetapkan sebagai satu dari tiga kawasan strategis untuk pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sukoharjo.
M
enurut data BPS Kabupaten Sukoharo, mayoritas penduduk Kartasura bekerja di bidang perdagangan. Kegiatan perdagangan di Kartasura didukung oleh keberadaan jalan utama yang ramai
dan selalu dilalui oleh warga dalam maupun luar kota. Jenis perdagangan di Kartasura beraneka ragam, mulai dari kebutuhan sehari-hari (primer) berupa toko kelontong hingga kebutuhan tersier. Di Kartasura terdapat pasar skala regional, yaitu Pasar Kartasura yang terletak dekat dengan titik persimpangan Kota Semarang, Surakarta, dan Yogyakarta. Keberadaan pertokoan dan pusat perbelanjaan tersier di Kartasura pun cukup menggambarkan tingginya daya beli masyarakat Kartasura dan sekitarnya. Selain sektor perdagangan, sektor industri juga berperan besar dalam perekonomian Kartasura. Berdasarkan klasifikasi menurut badan hukum dan jumlah pekerjanya, di Kota Kartasura terdapat 2.604 pekerja industri kecil dan 12.539 pekerja industri besar dan menengah. Industri-industri tersebut telah menyerap 26% penduduk Kartasura sebagai tenaga kerja. Contoh industri kecil di Kartasura adalah pengolahan emping dan tahu, sedangkan untuk industri besar dan menengah terdapat mebel dan pakaian jadi. Sektor industri di Kartasura tergolong sangat bervariasi sehingga pengelompokan paling spesifik yang dapat dilakukan sebatas menyebutnya sebagai industri pengolahan. Menurut BPS, industri pengolahan merupakan industri yang dilakukan untuk mengubah barang mentah atau setengah jadi menjadi barang jadi.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 13
PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU KOTA KARTASURA TAHUN 2014
64,67% Industri Pengolahan
26,20% Perdagangan, Hotel, Restoran
6,11% Jasa-Jasa
M
1,11% Pengangkutan 0,13% & Komunikasi 0,85% Keungan, 0,34% 0,59% Bangunan Sewa, & Jasa Listrik, Gas, Pertanian Perusahaan & Air Bersih
enurut Laporan Akhir Analisis Potensi Ekonomi Daerah Kabupaten Sukoharjo Tahun 2017, perkotaan Kartasura telah ditetapkan sebagai satu dari tiga kawasan strategis untuk pertumbuhan
perekonomian Kabupaten Sukoharjo. Kondisi tersebut juga didukung oleh rendahnya angka kemiskinan yang dapat menghambat laju pertumbuhan ekonomi kota, dengan mayoritas penduduk Kartasura (>75%) tergolong keluarga sejahtera III. Analisis perekonomian di Kartasura dilakukan menggunakan data Produk Domestik Regional Bruto atau PDRB. Terdapat dua jenis PDRB, yakni PDRB ADHB (Atas Dasar Harga Berlaku) dan PDRB ADHK (Atas Dasar Harga Konstan). Selain itu, analisis Location Quotient juga dilakukan, yaitu analisis perbandingan pendapatan PDRB suatu sektor di Kartasura dengan PDRB sektor yang sama di Kabupaten Sukoharjo. Berdasarkan kedua analisis, dua sektor unggul Kartasura adalah industri dan perdagangan.
Aksara Kartasura â&#x2013; 14
PROFIL, POTENSI, MASALAH Profil, potensi, dan masalah yang akan dijadikan dasar konsep perencanaan
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 15
PROFIL Kota Kartasura merupakan kota di persimpangan jalur menuju Semarang, Surakarta, dan Yogyakarta dengan luas 2% dari total wilayah Kabupaten Sukoharjo yang memiliki tingkat kepadatan penduduk tertinggi di kabupaten tersebut serta menjadi salah satu dari tiga kawasan strategis pertumbuhan ekonomi kabupaten yang unggul di bidang industri pengolahan dan perdagangan.
Aksara Kartasura â&#x2013; 16
INDUSTRI PENGOLAHAN
P
otensi
POTENSI Potensi Kartasura ada pada banyaknya industri pengolahan dan Pasar Kartasura yang berskala regional
olahan
industri di
peng-
Kartasura
memberikan pengaruh sebesar
berada di persimpangan tiga
20%
jalur menuju tiga kota besar
terhadap
pendapatan
daerah dari sektor industri
(Semarang,
pengolahan.
Yogyakarta). Selain itu menurut
terukur dari tenaga kerja
PASAR KARTASURA
yang diserap, yaitu sebanyak
Surakarta,
dan
data yang dilansir BPS Kabupaten Sukoharjo, lebih dari
26% dari total penduduk kota
Pengaruh
Kartasura, serta pendapatan
dapat dilihat dari popularitas-
bekerja
kota
sebesar
nya di kalangan warga kota,
data tersebut memungkinkan
64,67% dari sektor industri
Kabupaten Sukoharjo, bahkan
mengingat potensi lain dari
pengolahan. Selain itu dengan
para pelancong yang singgah
Kartasura adalah industri pen-
luas hanya 2% dari luas total
di Kartasura. Hal ini karena
golahan.
kabupaten, Kartasura mampu
letak
yang
tinggi
pasar
Pasar
yang
Kartasura
strategis,
26%
penduduk sebagai
Kartasura pedagang,
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 17
MASALAH Masalah di Kota Kartasura adalah adanya ketidaksesuaian struktur dan pemanfaatan ruang pada kasus gangguan jalan arteri primer (Jalan Ahmad Yani) dan kasus tidak adanya Ruang Terbuka Hijau Publik skala kota.
Aksara Kartasura â&#x2013; 18
Peraturan Jalan Arteri Primer
v/x
Lebar jalan minimal 11 m
v
Kecepatan rencana 60 km/jam
x
Terhambat, kurang dari 60 km/jam
Mempunyai kapasitas yang lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata
x
Sering terjadi kemacetan (menurut perhitungan lalu lintas)
Lalu lintas jarak jauh tidak boleh terganggu oleh lalu lintas ulang-alik, lalu lintas lokal, dan kegiatan lokal
x
Banyak aktivitas lokal di kanan dan kiri jalan, jalan digunakan untuk kepentingan lokal
Jalan masuk ke arteri primer dibatasi
x
Banyak percabangan dengan jalan lokal dan lingkungan dari perumahan
Jalan arteri primer yang memasuki perkotaan tidak boleh terputus
v
sepanjang jalan tersebut tanpa memperhatikan status jalan dalam RTRW
Badan jalan arteri primer selebar 15 m
x
Kurang dari 15 m
sebagai jalan arteri primer. Padahal, menurut PP Nomor 34 Tahun 2006
Pembebasan lalu lintas jarak jauh dari gangguan
x
Belum terdapat pembatasan, tidak terdapat jalur lambat, jembatan penyeberangan tidak fungsional, banyak kendaraan parkir di tepi jalan
K
GANGGUAN PADA JALAN ARTERI PRIMER
eberadaan jalan arteri primer di tengah Kota Kartasura tidak sematamata merupakan kesalahan pembangunnya, yakni Belanda, yang membangun untuk menghubungkan Yogyakarta dengan
Surakarta. Sebab, masyarakat pun tidak menolak dan justru secara organik juga memanfaatkannya untuk mendapatkan untung dari berdagang di
tentang Jalan, jalan arteri tidak boleh terdapat hambatan yang berat yang secara lebih rinci dijelaskan pada tabel di samping. Dampak yang ditimbulkan dari ketidaksesuaian tersebut adalah rendahnya tingkat keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat yang menggunakan jalan untuk kepentingan lokal. Selain itu bagi kendaraan antarkota pun waktu tempuhnya menjadi lebih lama dan meningkatkan risiko tabrakan seperti yang telah banyak terjadi yaitu melindas warga lokal Kartasura. Diprediksi kondisi akan semakin parah karena pemerintah setempat pun menetapkan kanan kiri jalan arteri primer tersebut sebagai kawasan komersial kota dalam RDTR sehingga melanggar RTRW serta PP Jalan yang berlaku.
Kondisi Existing
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 19
Peraturan RTH Publik
v/x
Kondisi Existing
RTH kota mencapai 30% dari luas kota
x
Hanya mencapai 19% dari luas kota
Sebesar 20% merupakan RTH Publik dan 10% RTH Privat
x
RTH publik di Kartasura berupa taman, lapangan, dan makam hanya sebesar 0,76% dari luas kota. Sisanya merupakan kebun dan sawah yang dimiliki privat dan tidak bisa digunakan oleh khalayak.
Terdapat RTH publik untuk skala kota
x
RTH publik sebatas pada tingkat kelurahan.
R
TIDAK ADANYA RTH PUBLIK SKALA KOTA
uang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Kartasura belum mencukupi, terlebih RTH yang bersifat publik. Hanya sekitar 19% atau 1,52 km2
yang merupakan RTH dari total 8,48 km2 luas lahan Kota Kartasura.
Dari luas RTH tersebut, hanya 0,06 km2 yang bersifat publik. Ini berarti
Kota Kartasura hanya memberikan 0,76% dari lahannya sebagai RTH publik bagi warganya. Terlebih lagi, RTH publik yang ada hanya berskala lokal untuk beberapa desa saja, bukan berskala kota. Pasal 29 UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang mengatur tentang RTH, yang rinciannya ada pada tabel di samping sekaligus komparasinya dengan keadaan di Kota Kartasura. Jika ditinjau dari sejarahnya, dahulu Kartasura memiliki dua buah RTH Publik dengan ukuran yang memadai berupa alun-alun keraton (utara dan selatan). Akan tetapi, setelah keraton hancur alun-alun tersebut dialihfungsikan menjadi perumahan yang kini menjadi Dusun Alun-Alun dan Alun-Alun Kidul. Selain itu, permasalahan tidak adanya RTH publik juga disebabkan mayoritas lahan di Kartasura sudah dimiliki oleh investor maupun spekulan dari luar Kartasura, sehingga lahan kosong yang belum dimanfaatkan sulit diubah menjadi RTH publik. Dampak dari permasalahan tersebut adalah masyarakat tidak memiliki wadah atau tempat untuk berkumpul dan melakukan kegiatan massal.
Aksara Kartasura â&#x2013; 20
PROYEKSI MASALAH YANG AKAN DATANG Selain yang ada saat ini, masalah Kota Kartasura diperkirakan akan semakin beragam seiring bertambahnya penduduk dan berkembangnya perekonomian kota
1. Sektor industri di Kartasura menjadi salah satu potensi Kartasura dan menjadi salah satu dari tiga kawasan industri termaju di Sukoharjo. Ke depannya, industri beserta lapangan kerja ini berpotensi dikuasai oleh pihak asing dan mengurangi porsi tenaga kerja lokal kota. 2. Kota-kota di sekitar Kartasura (terutama Surakarta) dalam 20 tahun ke depan juga akan berkembang dengan pesat perekonomiannya, sehingga Kartasura harus memiliki daya saing yang tinggi. 3. Performa Pasar Kartasura menurun akibat pengelolaan yang kurang baik dan Pasar Kartasura berpotensi dikuasai oleh pihak asing. 4. Banyak industri besar milik asing yang semakin berkembang dan membuat industri kecil dan UMKM kalah bersaing. 5. Kartasura memiliki peninggalan sejarah berupa Keraton Kartasura dan beberapa destinasi wisata sejarah yang saat ini belum dikembangkan dengan baik. Apabila Keraton Kartasura terus diabaikan maka nilai sejarahnya akan hilang dan digantikan dengan fungsi-fungsi lain.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 21
PROYEKSI MASALAH YANG AKAN DATANG Selain yang ada saat ini, masalah Kota Kartasura diperkirakan akan semakin beragam seiring bertambahnya penduduk dan berkembangnya perekonomian kota
6. Kartasura memiliki kelerengan yang datar, sehingga jika RTH semakin berkurang dan lahan-lahan terbangun semakin meningkat maka Kartasura berpotensi mendapatkan limpasan air hujan dari daerah sekitarnya yang lebih tinggi dan mengalami bencana banjir. 7. Mayoritas lahan di Kartasura sudah dikuasai oleh pihak investor baik lokal asing dari luar Kartasura, menimbulkan banyak tanah kosong bersifat privat untuk investasi yang berdampak pada minimnya RTH publik untuk kegiatan masyarakat dan minimnya kepemilikan tanah oleh warga lokal dikarenakan investasi di masa mendatang akan membuat harga tanah tinggi. 8. Penduduk Kartasura diprediksikan akan terus meningkat sehingga kebutuhan akan fasilitas pemenuhan kehidupan masyarakat dan lapangan pekerjaan juga akan meningkat. 9. Pertumbuhan industri dan perdagangan yang tidak terkendali akan mengeksploitasi dan mengesampingkan kebutuhan masyarakat dan tenaga kerja.
Aksara Kartasura â&#x2013; 22
KONSEP, TUJUAN, ALTERNATIF penjelasan konsep perencanaan, dasar perumusan dan proses pemilihan tujuan perencanaan, penjabaran alternatif perencanaan
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 23
TUJUAN PERENCANAAN Mewujudkan Kota Kartasura sebagai kawasan strategis pertumbuhan ekonomi utama di Kabupaten Sukoharjo melalui pengembangan kota perdagangan dan industri serta peningkatan daya tarik melalui sektor pariwisata belanja, budaya, dan ekowisata pada ruang-ruang terbuka publik pada tahun 2038.
Aksara Kartasura ■ 24
LATAR BELAKANG PERUMUSAN TUJUAN PERENCANAAN
“Mewujudkan Kota Kartasura sebagai kawasan strategis pertumbuhan ekonomi utama di Kabupaten Sukoharjo…”
B
erdasarkan hasil analisis sebelumnya, diketahui merupakan
bahwa satu
Kota dari
tiga
Kartasura kawasan
strategis pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sukoharjo. Dalam 20 tahun ke depan, Kartasura direncanakan menjadi pusat atau kawasan strategis utama, meskipun luas Kota Kartasura hanya berkisar 2% dari total luas Kabupaten Sukoharjo namun terdapat banyak potensi yang bisa dioptimalkan di Kartasura.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 25
â&#x20AC;&#x153;â&#x20AC;Śmelalui pengembangan kota perdagangan dan industriâ&#x20AC;Śâ&#x20AC;? otensi tersebut tak lain adalah dari sektor
P
Lokasi yang strategis tersebut juga memudahkan
perdagangan dan industri pengolahan.
akomodasi dan pemasaran produk industri
Kartasura diuntungkan dengan lokasinya
pengolahan di Kartasura sehingga kian lama
yang strategis pada persimpangan Semarang,
kian maju. Berdasarkan hasil analisis PDRB, saat
Surakarta, dan Yogyakarta, sehingga sektor
ini 64,67% pendapatan di Kartasura diperoleh
perdagangan dapat berkembang secara pesat,
dari industri pengolahan dan nilainya terus
terbukti
perkembangan
meningkat. Perkembangan industri pengolahan
perdagangan di Pasar Tradisional Kartasura
baik skala besar maupun UMKM dengan target
serta koridor perdagangan di Jalan Ahmad
pasar hingga internasional dan menarik tenaga
Yani dan Slamet Riyadi, mayoritas penduduk
kerja hingga dari luar Kartasura memungkinkan
Kartasura pun bekerja sebagai pedagang.
industri tersebut untuk terus dioptimalkan.
dengan
adanya
Aksara Kartasura â&#x2013; 26
â&#x20AC;&#x153;â&#x20AC;Śserta peningkatan daya tarik melalui sektor pariwisata belanja, budaya, dan ekowisata pada ruang-ruang terbuka publik pada tahun 2038.â&#x20AC;?
T
anpa upaya peningkatan daya tarik
perdagangan
kota, atau dengan kata lain menjadikan
memiliki produk-produk lokal unggulan yang
Kartasura sebagai destinasi, pengem-
didukung oleh budaya dan peninggalan sejarah
bangan perdagangan dan industri hanya
seperti Keraton Kartasura. Selain itu, untuk
akan fokus pada internal kota saja dan kurang
menyeimbangkan pembangunan fisik dan
berdaya
mencapai
alam serta mengontrol investasi pembangunan
pasar eksternal. Oleh karena itu, Kartasura harus
oleh asing perlu dikembangkan pariwisata
memiliki daya tarik lebih yang dikembangkan
berbasis konservasi alam yang mengunggulkan
dalam sektor pariwisata. Kartasura memiliki
aspek lokalitas, yang tak lain adalah ekowisata.
potensi sebagai kawasan destinasi belanja
Sektor-sektor pariwisata tersebut dikembangkan
layaknya Malioboro, Yogyakarta dan Pasar Klewer,
padaruang-ruangterbukapublikKartasurauntuk
Surakarta. Sebab selain terdapat pengembangan
meningkatkan interaksi dengan warga lokal.
saing
karena
sulit
yang
masif,
Kartasura
juga
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 27
KONSEP DASAR TERMINOLOGI TUJUAN PERENCANAAN “Kawasan Strategis Pertumbuhan Ekonomi”
D
alam PP Nomor 26 tahun 2008 disebutkan bahwa kebijakan
Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
pengembangankawasanstrategisnasionaldarisudutpertumbuhan
Badan Pertanahan Nasional Nomor 37 Tahun 2016 tentang Pedoman
ekonomi meliputi pengembangan dan peningkatan fungsi
Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi dan
kawasan dalam pengembangan perekonomian yang produktif, efisien, dan
Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten, untuk mewujudkan
mampu bersaing dalam perekonomian pada tingkat internasional. Dalam
kawasan strategis pertumbuhan ekonomi diperlukan kebijakan dan
hal ini kami membatasi bahwa “kawasan strategis pertumbuhan ekonomi”
strategi dengan fokus sebagai berikut.
pada pembahasan ini disesuaikan dengan konstelasi Kota Kartasura sehingga yang dimaksud adalah kawasan strategis pertumbuhan ekonomi kabupaten Sukoharjo. Seperti pada penentuan kawasan strategis dalam RTRW umumnya, Kartasura dipilih menjadi kawasan strategis pertumbuhan ekonomi didasarkan pada kriteria-kriteria berikut. •
Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh;
•
Memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi kabupaten;
•
Memiliki potensi ekspor;
•
Didukung jaringan prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi;
•
Memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi;
•
Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan kabupaten;
•
Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi kabupaten; dan
•
Ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.
Kebijakan
Strategi
Penetapan sektor-sektor unggulan;
Pengembangan perekonomian;
Penyediaan prasarana dan sarana;
Sistem pusat kegiatan ekonomi;
Moda transportasi terpadu;
Penetapan jenis kegiatan yang akan dikembangkan pada kawasan ekonomi;
Pengembangan antarsektor ekonomi secara terpadu;
Arahan penyediaan permukiman para pekerja;
Pengemabngan ekonomi berbasis lokal dan spesifik;
Arahan penyediaan prasarana dan sarana lingkungan;
Pengembangan ramah lingkungan;
Penyediaan sistem jaringan energi dan listrik;
Pemberian kemudahan investasi dan usaha; dan/atau
Penyediaan sistem jaringan telekomunikasi;
Pembangunan kawasan berbasis mitigasi bencana.
Penyediaan sistem jaringan transportasi terintegrasi; Penyediaan sistem jaringan sumber daya air Mitigasi bencana pada kawasan rawan bencana alam; dan/atau Pengembangan kawasan inti dan penyangga.
Aksara Kartasura â&#x2013; 28
â&#x20AC;&#x153;Kota Perdagangan dan Industriâ&#x20AC;?
S
esuai dengan pedoman yang dibahas sebelumnya, Kartasura difokuskan untuk berkembang menjadi kota perdagangan dan industri, sebab keduanya merupakan sektor unggulan seperti
yang telah dijelaskan dalam analisis sebelumnya. Menurut Kamus Besar
â&#x20AC;&#x153;Pariwisata Belanja, Budaya, dan Ekowisataâ&#x20AC;?
S
ektor pariwisata dipilih agar menarik wisatawan datang ke Kartasura sekaligus meningkatkan fasilitas rekreasi dan konservasi bagi masyarakat setempat. Diharapkan konsep tersebut bisa lebih
menghidupkan Kota Kartasura sehingga tidak menjadi kota perdagangan
Bahasa Indonesia, kota perdagangan adalah kota besar maupun kecil
dan industri yang semata-mata mementingkan produktivitas dan
yang berpusat pada suatu pasar atau pusat perdagangan, sedangkan kota
penjualan produk ke luar. Dalam hal ini yang dimaksud dengan pariwisata
industri adalah kota yang merupakan tempat konsentrasi industri dengan
belanja merupakan pariwisata yang memungkinkan wisatawan untuk
penduduknya sebagian besar terlibat dalam kegiatan itu.
datang ke pusat-pusat perdagangan lalu melakukan transaksi jual beli dengan pedagang setempat. Selanjutnya, pariwisata budaya merupakan pariwisata yang memanfaatkan objek-objek peninggalan bersejarah dan memiliki nilai budaya sebagai objek destinasi utama. Sedangkan ekowisata atau terapan dari ecotourism merupakan wisata konservasi alam yang mengutamakan kearifan lokal dan partisipasi masyarakat. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengembangan Ekowisata di Daerah, prinsip pengembangan ekowisata harus bersifat melestarikan sumber daya alam, memberikan pengasilan berkelanjutan, edukatif, serta didominasi oleh partisipasi masyarakat. Ketiga jenis pariwisata tersebut akan diterapkan pada ruang-ruang terbuka publik sehingga dari segi kepemilikan yang menjadi destinasi wisata adalah milik publik atau pemerintah dan dengan begitu dapat dilakukan kontrol terhadap aspek lokalitas dan pendapatan dari sektor tersebut. Terlebih lagi, prinsip sebagai ruang publik akan memungkinkan adanya akses yang lebih besar bagi siapapun yang mengunjungi.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 29
PEMETAAN STRATEGI MELALUI VISI KOTA BERKETAHANAN Menggunakan Framework Kota Berketahanan dari 100 Resilient Cities
B
erdasarkan pedoman strategi yang telah dibahas sebelumnya, kami menyusun daftar rencana-rencana umum yang harus diwujudkan untuk menciptakan kawasan strategis pertumbuhan ekonomi. Daftar tersebut kemudian kami kelompokkan dengan bantuan
bagan framework kota berketahanan dari 100 Resilient Cities agar lebih mudah dalam menentukan indikator capaian dari setiap aspek. Dalam hal ini, konsep berketahanan sekaligus kami tentukan sebagai visi dari Kota Kartasura yang menjadi kawasan strategis pertumbuhan ekonomi di Sukoharjo. Sebab dengan visi berketahanan maka Kartasura dapat memiliki daya saing, daya tahan, daya tarik, dan kemampuan untuk terus stabil meskipun terdapat banyak ancaman seperti ancaman banjir, desakan perkembangan Surakarta, terorisme, bencana alam, dan lain sebagainya.
Aksara Kartasura â&#x2013; 30
Ketersediaan rumah, penyediaan air bersih, penyediaan energi, pemenuhan kebutuhan pangan, akses terhadap pelayanan kesehatan
Kebijakan ketenagakerjaan, keahlian dan pelatihan, dukungan kehidupan sosial terhadap guncangan, pengembangan dan inovasi ekonomi lokal, akses keuangan
PEMETAAN STRATEGI MELALUI VISI KOTA BERKETAHANAN
Penyediaan fasilitas kesehatan yang sesuai standar
Menggunakan Framework Kota Berketahanan dari 100 Resilient Cities
Dimensi 1
Dimensi 3
Keberadaan jaringan transportasi, transportasi publik, pengangkutan/ transportasi logistik, teknologi komunikasi, dan sistem informasi
Pengelolaan ekosistem, pengelolaan risiko banjir, pengelolaan aset, optimalisasi infrastruktur penting, rencana darurat bagi pelayanan yang penting
Beragam infrastruktur yang berkecukupan, perlindungan terhadap infrastruktur penting, kebijakan lingkungan
Dimensi 2
Hubungan antarkomunitas sosial, identitas dan budaya lokal, partisipasi masyarakat
Mencegah kriminalitas, akses kepolisian untuk mendukung keamanan dan keselamatan, penegakan hukum
Rencana bisnis berkelanjutan, anggaran belanja kota, investasi dalam kota, ekonomi lokal, hubungan ekonomi yang luas
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 31
Ketersediaan rumah, penyediaan air bersih, penyediaan energi, pemenuhan kebutuhan pangan, akses terhadap pelayanan kesehatan
• • • • • •
Membangun dan mengoptimalkan permukiman (horizontal dan vertikal) yang sudah terbangun namun belum digunakan Membuat embung untuk penyedia air baku dan catchment area di dekat hulu sungai Menambah pasokan energi terbarukan dari ampas tahu dan kotoran ternak Menambah toko/warung kebutuhan pokok Menyediakan RTH publik skala kota (taman utama kota, jalur pedestrian, dan lapangan) Menambah fasilitas rekreasi (keraton, riverside, museum, taman, GOR, embung, dan pusat perbelanjaan)
Kebijakan ketenagakerjaan, keahlian dan pelatihan, dukungan kehidupan sosial terhadap guncangan, pengembangan dan inovasi ekonomi lokal, akses keuangan
Dimensi 1
Penyediaan fasilitas kesehatan yang sesuai standar
• • • •
Mengembangkan sentra industri UMKM Membangun kawasan industri pengolahan Menambah instansi perkantoran Menambah fasilitas jasa keuangan (misalnya perbankan)
• • •
Menambah jumlah fasilitas klinik Menambah fasilitas klinik bersalin Mengembangkan rumah sakit kota (PKU Muhammadiyah) Menyediakan klinik untuk pekerja di kawasan industri
•
Aksara Kartasura ■ 32
•
Membuat jalan alternatif berupa jalan lingkar, flyover, atau underpass Jalan A. Yani untuk mengurangi gangguan Menerapkan konsep TOD Merencanakan sistem jalur logistik Membuat jalur pedestrian di A. Yani, Slamet Riyadi, dan jalan ke keraton
• • •
• • • • •
Membuat catchment area sungai berupa embung untuk mencegah banjir kota Memperbaiki sistem drainase, terutama di kawasan industri Perbaikan TPS Memberikan edukasi terhadap masyarakat Menambah resapan air hujan
• • •
Dimensi 3
Keberadaan jaringan transportasi, transportasi publik, pengangkutan/ transportasi logistik, teknologi komunikasi, dan sistem informasi
Pengelolaan ekosistem, pengelolaan risiko banjir, pengelolaan aset, optimalisasi infrastruktur penting, rencana darurat bagi pelayanan yang penting
Menyediakan RTH publik skala kota (taman utama kota, jalur pedestrian, lapangan, embung) Melakukan penegakan sempadan sungai dengan membangun jalur hijau sepanjang sungai serta membuat beberapa segmen menjadi riverside public space Membuat koridor hijau sebagai penghalang jalan lokal ke arteri primer (mengurangi hambatan dan mengurangi polusi)
Beragam infrastruktur yang berkecukupan, perlindungan terhadap infrastruktur penting, kebijakan lingkungan
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 33
Dimensi 2
•
Hubungan antarkomunitas • sosial, identitas dan budaya lokal, partisipasi masyarakat •
•
Mencegah kriminalitas, akses kepolisian untuk mendukung keamanan dan • keselamatan, penegakan hukum
• • Rencana bisnis berkelanjutan, • anggaran belanja kota, investasi dalam kota, ekonomi lokal, • hubungan ekonomi yang luas
Menyediakan RTH publik skala kota (taman utama kota, jalur pedestrian) Konservasi dan revitalisasi kawasan pusat rekreasi (bekas keraton, museum, riverside, GOR, dan pusat perbelanjaan) Menyediakan fasilitas keagamaan skala kota di pusat kota
Mere vitalisasi kawasan terbengkalai yang bisa menjadi sumber kriminalitas (misalnya terminal yang mati) Menambah pusat keamanan, misalnya kantor polisi
Membuat pusat perdagangan serta “etalase” dan pergudangan produk UMKM dan industri besar Perbaikan sistem transportasi dengan menerapkan konsep TOD Membuat pariwisata berbasis industri dan perdagangan (museum tekstil dan pusat perdagangan) Mengembangkan sentra UMKM dan membangun kawasan industri
Aksara Kartasura â&#x2013; 34
ALTERNATIF PERENCANAAN Monocentric, Polycentric, dan TOD-Network City
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 35
Pusat Kota
M
1. MONOCENTRIC CITY ewujudkan Kota Kartasura sebagai Kawasan
Strategis
Pertumbuhan
Ekonomi Utama Kabupaten Sukoharjo
melalui Pemusatan Fasilitas Perdagangan,
Industri,
dan
Pariwisata
Monocentric City
dengan
Konsep
Pusat dan Subpusat Kota
Pusat dan Subpusat Kota
M
2. POLYCENTRIC CITY ewujudkan Kota Kartasura sebagai Kawasan
Strategis
Pertumbuhan
Ekonomi Utama Kabupaten Sukoharjo
melalui Pemerataan Fasilitas Perdagangan, Industri,
dan
Polycentric City
Pariwisata
dengan
Konsep
Koridor Peningkatan Fungsi Jalan, Aktivitas, dan Keramahan Pejalan Kaki
M
3. TOD-NETWORK CITY ewujudkan Kota Kartasura sebagai Kawasan
Strategis
Pertumbuhan
Ekonomi Utama Kabupaten Sukoharjo
melalui Pengembangan Fasilitas Perdagangan,
Industri, dan Pariwisata di Sekitar Simpul Transportasi (Transit Oriented Development) dengan Implementasi Konsep Network City
Aksara Kartasura â&#x2013; 36
1. MONOCENTRIC CITY Legenda:
M
enurut Sinulingga (2005), monocentric city merupakan kota yang hanya mempunyai satu pusat pelayanan yang sekaligus berfungsi sebagai CBD (Central Bussines District). Saat ini, Kartasura
cenderung berkembang monocentric dengan kawasan sekitar Tugu
Sempadan Sungai
dan Pasar Kartasura sebagai pusatnya. Melalui pendekatan Past Trend
Ruang Terbuka Hijau
Approach, model alternatif rencana ini difokuskan pada pengembangan
Lindung Cagar Budaya
Kota Kartasura yang sesuai dengan pola existing yang kemudian diadaptasi
Perumahan
lagi sesuai dengan proyeksi kebutuhan di masa yang akan datang.
Komersial
Penjabaran rencana yang akan diwujudkan ada di halaman selanjutnya.
Perkantoran Industri Pelayanan Umum Pertanian Peruntukan Khusus Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 37
1. MONOCENTRIC CITY
a. Merevitalisasi Kawasan Pasar Kartasura dan membuat etalase UMKM
Legenda:
c. Membangun taman kota di kawasan pusat kota; kemudian dilengkapi
di kawasan tersebut b. Membuat pusat komersial di sepanjang Slamet Riyadi dan Ahmad Yani segmen dekat Pasar Kartasura dengan fasilitas publik skala kota seperti peribadatan pusat
Simpul Transportasi Regional Lokal RTH
d. Merelokasi Kantor Kecamatan Kartasura menjadi di dekat taman kota e. Mengonservasi sungai khususnya dengan membuat embung dan taman riverside di kawasan pusat kota
Regional Lokal Instansi Regional
f.
pendidikan yang terletak di pusat kota
Lokal Industri Regional Lokal Jasa Regional Lokal Kesehatan Regional Lokal Pendidikan Regional Lokal Perdagangan Regional Lokal Hierarki Jalan Arteri Primer Kolektor Lokal Lingkungan
Lainnya Batas Amatan Sungai
Merevitalisasi sentra industri tahu di barat Tugu Kartasura
g. Memperbaiki fasilitas dan tingkat pelayanan rumah sakit dan h. Membangun flyover pada Jalan Ahmad Yani dekat Pasar Kartasura i.
Membuat fasilitas pedestrian di kawasan pusat kota
Aksara Kartasura â&#x2013; 38
2. POLYCENTRIC CITY Legenda:
K
onsep polycentric menandakan bahwa suatu kota memiliki satu pusat dengan beberapa subpusat yang tersebar. Pada alternatif ini, pusat yang digunakan seperti pusat pada alternatif 1 yakni
pada kawasan Tugu dan Pasar Kartasura. Sedangkan pembentukan
Sempadan Sungai
sub-subpusat baru dilakukan pada bagian utara (mengarah ke bandara),
Ruang Terbuka Hijau
timur (pada kawasan industri), dan barat (pada IAIN-Keraton). Pembentukan
Lindung Cagar Budaya
subpusat tersebut diikuti dengan pengembangan fasilitas-fasilitas
Perumahan
pendukung seperti komersial, jasa, dan simpul transportasi berupa halte.
Komersial
Penjabaran rencana yang akan diwujudkan ada di halaman selanjutnya.
Perkantoran Industri Pelayanan Umum Pertanian Peruntukan Khusus Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 39
2. POLYCENTRIC CITY Legenda: Simpul Transportasi Regional Lokal RTH
a. Merevitalisasi terminal dan menambah halte tersebar di dekat pusat pertumbuhan (ke arah utara, kawasan industri, Keraton-IAIN) b. Mengadakan RTH berupa hutan kota di bagian utara dan selatan kawasan industri, sirkuit, serta lapangan dan taman di desa-desa. c. Menambah fasilitas jasa di sekitar sub-subpusat pertumbuhan d. Menambah fasilitas komersial di sekitar sub-subpusat pertumbuhan e. Membangun kawasan industri berskala besar pada subpusat timur f.
Lokal Instansi Regional Lokal
g. Membuat klinik bersalin serta klinik di kawasan industri h. Menambah kantor/pos polisi di kawasan timur i.
Industri Regional Lokal Jasa
Kesehatan Regional Lokal Pendidikan Regional Lokal Perdagangan Regional Lokal Hierarki Jalan Arteri Primer Kolektor Lokal Lingkungan
Lainnya Batas Amatan Sungai
Membangun jalan arteri alternatif pada subpusat utara dan menurunkan fungsi Jalan Ahmad Yani menjadi kolektor pada pusat kota
j.
Merevitalisasi TPS pada subpusat utara
k. Merevitalisasi Keraton pada dan kawasan sekitar Museum The Heritage
Regional Lokal
Mendirikan fasilitas pendidikan kejuruan berbasis industri dengan mengganti SMK Pelayaran
Regional
Palace pada subpusat barat dan timur l.
Merevitalisasi sentra industri tahu di subpusat barat
Aksara Kartasura â&#x2013; 40
3. TODNETWORK CITY Legenda:
N
etwork City merupakan konsep yang memungkinkan adanya penyebaran fasilitas pada beberapa subpusat pertumbuhan, namun sub-subpusat tersebut saling terkoneksi dan diintegrasikan
sehingga tidak bersifat fragmental. Dalam alternatif ini, subpusat pertum-
Sempadan Sungai
buhan yang kami gunakan seperti pada alternatif 2 yakni di utara, barat, dan
Ruang Terbuka Hijau
timur. Dalam pengintegrasiannya kami menggunakan konsep adaptasi
Lindung Cagar Budaya
Transit Oriented Development, yakni mengintegrasikan transportasi
Perumahan
massal perkotaan yang diikuti dengan pengembangan kawasan mix use
Komersial
dan intensitas lebih tinggi di sekitar titik-titik simpul transportasi (berupa
Perkantoran
halte dan terminal) serta peningkatan fasilitas ramah pedestrian. Selain itu,
Industri
antarsubpusat dihubungkan dengan peningkatan fungsi dan kinerja jalan
Pelayanan Umum
serta dengan menghidupkan aktivitas di sekitarnya. Penjabaran rencana
Pertanian
yang akan diwujudkan ada di halaman selanjutnya.
Peruntukan Khusus Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 41
3. TODNETWORK CITY
a. Merevitalisasi terminal dan menambah halte yang tersebar menjadi titik-titik simpul transportasi b. Membangun RTH berupa hutan kota, taman kota, koridor pedestrian, koridor sungai, serta lapangan atau taman tersebar di kelurahan/desa serta satu taman kota yang menjadi RTH pusat. c. Membangun kawasan industri pengolahan berskala besar dan sentra industri UMKM
Legenda:
d. Mendirikan Fakultas Teknik IAIN dan fasilitas pendidikan kejuruan berbasis industri dan
Simpul Transportasi
e. Memperbaiki pelayanan rumah sakit serta mendirikan klinik bersalin dan klinik kawasan industri
Regional Lokal RTH Regional
menambah pendidikan di dekat kawasan industri f.
di dekat kawasan Pasar Kartasura g. Mendirikan
Regional Lokal Industri Regional
etalase
UMKM
di
dekat
Pasar
Kartasura
dan
pusat
komersial
di
sepanjang Jalan Slamet Riyadi dan Ahmad Yani serta simpul transportasi
Lokal Instansi
Menambah fasilitas jasa di sekitar titik simpul transportasi dan mendirikan pusat jasa dan instansi
h. Merelokasi kantor Kecamatan Kartasura ke dekat taman kota dan menambah kantor/pos polisi di subpusat timur i.
Membuat jalan arteri alternatif dan menurunkan fungsi Jalan Ahmad Yani menjadi kolektor, serta meningkatkan fungsi jalan-jalan internal kota yang menghubungkan antarsubpusat
Lokal
j.
Regional
k. Merevitalisasi TPS dan menentukan rute pengangkutan sesuai koridor penghubung subpusat
Merevitalisasi Keraton Kartasura dan kawasan di sekitar Museum The Heritage Palace serta dilengkapi fasilitas transit
Jasa Lokal Kesehatan Regional Lokal Pendidikan Regional Lokal Perdagangan Regional Lokal Hierarki Jalan Arteri Primer Kolektor Lokal Lingkungan
Lainnya Batas Amatan Sungai
Aksara Kartasura â&#x2013; 42
PEMILIHAN ALTERNATIF Pemilihan dilakukan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 43
PAIRWISE COMPARISON Menyusun prioritas kriteria atau alternatif satu dengan yang lain
A = Alternatif 1, B = Alternatif 2, C = Alternatif 3
Criteria Preferences
Kerusakan Lingkungan
Pendapatan Ekonomi
Interaksi Masyarakat
Kerusakan Lingkungan
A
B
C
Kerusakan Lingkungan
1
0,3
0,5
A
1
3
5
Pendapatan Ekonomi
3
1
4
B
0,3
1
3
Interaksi Masyarakat
2
0,25
1
C
0,2
0,3
1
Pendapatan Ekonomi
A
B
C
Interaksi Masyarakat
A
B
C
A
1
0,3
0,2
A
1
0,3
0,2
B
3
1
0,3
B
3
1
0,3
C
5
3
1
C
5
3
1
Aksara Kartasura â&#x2013; 44
Criteria Preferences
Kerusakan Lingkungan
Pendapatan Ekonomi
Interaksi Masyarakat
A
0,646
0,101
0,101
B
0,253
0,253
0,253
C
0,101
0,646
0,646
Criteria Preferences
Hasil
Kerusakan Lingkungan
0,142
Pendapatan Ekonomi
0,643
Interaksi Masyarakat
0,215
OPTION PERFORMANCE MATRIX Menyusun matriks dengan eigenvector yang didapat dari pairwise comparison, lalu dioperasikan antarmatriks untuk mendapatkan matriks berisi hasil AHP
Berdasarkan hasil perhitungan AHP diperoleh alternatif C (TOD-Network City) sebagai alternatif yang dipilih untuk perencanaan.
Alternatif
Kerusakan Lingkungan
Pendapatan Ekonomi
Interaksi Masyarakat
Hasil
A
0,0917
0,0649
0,0217
0,1782
B
0,0359
0,1625
0,0545
0,2528
C
0,0143
0,4154
0,1393
0,5690
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 45
RENCANA TATA RUANG peta-peta rencana struktur, pola, dan intensitas ruang serta sarana prasarana, dilengkapi peta-peta existing sebagai pembanding
Aksara Kartasura â&#x2013; 46
PEMANFAATAN RUANG EXISTING
Legenda:
M
acam pola pemanfaatan ruang yang ada di Kota Kartasura yaitu industri, komersial, perumahan, ruang terbuka hijau (RTH), pelayanan, sempadan sungai, pertanian, peruntukan khusus,
perkantoran, serta cagar budaya. Pola pemanfaatan ruang Kota Kartasura
Sempadan Sungai
didominasi oleh perumahan sebesar 37%, diikuti RTH yang terdiri
Ruang Terbuka Hijau
dari kebun, lahan kosong, lapangan, makam, sawah, dan taman
Lindung Cagar Budaya
sebesar 19%, komersial sebesar 9%, dan pelayanan yang terdiri dari
Perumahan
pendidikan, kesehatan, instansi, sarana peribadatan, dan prasarana
Komersial
transportasi sebesar 4%. Untuk RTH skala publik jumlahnya masih sangat
Perkantoran
kecil yaitu sebesar 0,76% dan masih belum terdapat RTH skala kota.
Industri Pelayanan Umum Pertanian Peruntukan Khusus Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 47
PEMANFAATAN RUANG RENCANA
Legenda:
U
ntuk rencana pemanfaatan ruang di Kota Kartasura terlihat banyak perubahan yang cukup signifikan dibanding kondisi saat ini. Pertama, di bagian barat kota direncanakan adanya sentra
industri tahu dan juga penambahan embung lengkap dengan tamann-
Sempadan Sungai
ya. Kawasan di sekitar Pasar Kartasura juga ditujukan sebagai area pusat
Ruang Terbuka Hijau
komersial atau central bussiness district (CBD) dengan menambah ru-
Lindung Cagar Budaya
ang bagi komersial dan perkantoran. Di bagian utara kota serta di sepan-
Perumahan
jang Jalan Ahmad Yani dan Slamet Riyadi juga ditambahkan ruang bagi
Komersial
komersial sehingga koridornya menjadi lebih hidup. Di utara pasar juga
Perkantoran
terlihat perubahan lahan kosong menjadi taman kota, kantor kecamatan,
Industri
dan kompleks rumah ibadah. Terakhir, perubahan yang paling signifikan
Pelayanan Umum Pertanian Peruntukan Khusus Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
ada di bagian timur kota yang kami tetapkan sebagai kawasan industri.
Aksara Kartasura â&#x2013; 48
STRUKTUR RUANG EXISTING
Legenda: Simpul Transportasi Regional
S
truktur ruang pada kota fungsional Kartasura berupa konsentris-linear, terlihat fasilitas pendukung kegiatan yang terpusat di Jalan Ahmad Yani dan Jalan Slamet Riyadi. Fasilitas pendukung tersebut terdiri
dari fasilitas perdagangan, jasa, serta beberapa industri. Dalam struktur
ruang Kota Kartasura masih terdapat masalah yaitu kurang sesuainya skala
Lokal
fasilitas dengan hierarki jalan dan masih terdapat banyak hambatan di
Regional
Jalan Ahmad Yani yang berhierarki arteri primer.
RTH Lokal Instansi Regional Lokal Industri Regional Lokal Jasa Regional Lokal Kesehatan Regional Lokal Pendidikan Regional Lokal Perdagangan Regional Lokal Hierarki Jalan Arteri Primer Kolektor Lokal Lingkungan
Lainnya Batas Amatan Sungai
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 49
STRUKTUR RUANG RENCANA
Legenda: Simpul Transportasi Regional
D
alam peta struktur ruang rencana terlihat beberapa perubahan dari kondisi saat ini. Pertama, bagian Jalan Ahmad Yani yang melalui pusat kota diturunkan statusnya menjadi kolektor primer.
Sebagai gantinya, dibuat jalan lingkar di utara yang melewati terminal dan kompleks Museum The Heritage Palace. Turunnya status menjadi kolektor
Lokal
membuat Jalan Ahmad Yani bebas untuk menjadi koridor komersial, seh-
Regional
ingga bangunan perdagangan dan jasa banyak ditambahkan di sana dan
RTH Lokal Instansi Regional Lokal Industri Regional Lokal Jasa Regional Lokal Kesehatan Regional Lokal Pendidikan Regional Lokal Perdagangan Regional Lokal Hierarki Jalan Arteri Primer Kolektor Lokal Lingkungan
Lainnya Batas Amatan Sungai
juga di Jalan Slamet Riyadi. Terakhir, di bagian timur kota juga banyak industri regional sebagai bagian dari rencana kwasan industri.
Aksara Kartasura ■ 50
INTENSITAS RUANG: KDB EXISTING
Legenda:
K
oefisien Dasar Bangunan (KDB) di Kota Kartasura cenderung tinggi di dekat jalan-jalan utama, berkisar antara 81%—90% dan 91%—100%, sedangkan di dekat persawahan KDB sebesar ≤
60% dan 91%—100% untuk perumahan bertipe klaster yang relatif baru
≤ 60%
dibangun. Adanya variasi KDB diakibatkan homogenitas yang rendah di
61—70%
Kota Kartasura.
71—80% 81—90% 91—100% Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 51
INTENSITAS RUANG: KDB RENCANA
Legenda:
P
ada rencana KDB Kota Kartasura terjadi perubahan yang signifikan dari kondisi existing, dimana terjadi peningkatan kepadatan
bangunan di pusat-pusat kota yang terhubung oleh adanya
koridor-koridor jalan dengan konsep network city. Pusat-pusat tersebut
≤ 60%
diantaranya adalah kawasan industri, keraton, pasar, dan kawasan menuju
61—70%
Bandara Adi Soemarmo. Selain terjadinya peningkatan, penurunan
71—80%
kepadatan juga terjadi di rencana KDB yang diusung. Dilakukan tindakan
81—90%
relokasi dan revitalisasi perumahan warga yang ada, dan diarahkan ke
91—100%
model hunian vertikal seperti apartemen dan rumah susun. Kemudian
Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
lahan-lahan yang tersisa akan dimanfaatkan untuk pembangunan ruang terbuka hijau publik maupun non publik serta fasilitas umum lainnya.
Aksara Kartasura ■ 52
INTENSITAS RUANG: KLB EXISTING
Legenda: ≤1 1,1—2 2,1—3 3,1—4 >4 Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
K
oefisien Luas Bangunan (KLB) di Kota Kartasura didominasi oleh perumahan berlantai satu sehingga nilai KLB ≤ 1. Untuk area perumahan klaster dan komersial berkisar antara 1,1—2, sedang-
kan untuk area industri skala besar berkisar antara 2,1—3.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 53
INTENSITAS RUANG: KLB RENCANA
Legenda:
P
ada rencana KLB Kota Kartasura, terdapat beberapa peningkatan ketinggian bangunan yang didasari oleh orientasi pembangunan yang mengarah ke model vertikal. Hal ini disebabkan oleh sangat
minimnya lahan untuk dilakukan pembangunan dan juga pengembang-
≤1
an kota. Perubahan yang paling mencolok adanya peningkatan KLB di
1,1—2
area permukiman warga yang sebelumnya masih dominan bermodel
2,1—3
perumahan horizontal, dan juga di kawasan industri dimana kawasan
3,1—4
industri memerlukan lahan yang cukup luas untuk pembangunannya
>4
namun karena adanya keterbatasan lahan, model kawasan industri
Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
dibuat menjadi vertikal.
Aksara Kartasura ■ 54
INTENSITAS RUANG: KDH EXISTING
Legenda: 0—10% 11—20% 21—30% 31—40% > 40% Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
K
oefisien Dasar Hijau (KDH) tinggi (> 40%) saat ini di Kota Kartasura berada di pinggiran kota bagian selatan, utara, dan timur kota karena masih terdapat sawah. Sedangkan di pusat kota nilai
KDH tergolong rendah yaitu berkisar 0—30%.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 55
INTENSITAS RUANG: KDH RENCANA
Legenda:
R
encana KDH di Kota Kartasura ditingkatkan menjadi 40% pada beberapa titik, di pusat kota direncanakan akan dibangun RTH publik berupa taman kota yang dilengkapi taman tepi sungai, di
bagian barat direncanakan embung, serta pembangunan RTH publik
0—10%
skala kelurahan. KDH di bagian timur yang merupakan lahan sawah
11—20%
tidak produktif diturunkan karena direncanakan akan dibangun kawasan
21—30%
industri.
31—40% > 40% Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
Aksara Kartasura ■ 56
INTENSITAS RUANG: KTB EXISTING
Legenda: ≤ 60% 61—70% 71—80% 81—90% 91—100% Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
K
oefisien Tapak Bangunan (KTB) saat ini di Kota Kartasura pada bagian timur memiliki nilai berkisar antara < 60—90%. Sedangkan pada bagian barat Kota Kartasura didominasi KTB bernilai 91—
100%.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 57
INTENSITAS RUANG: KTB RENCANA
Legenda: ≤ 60% 61—70% 71—80% 81—90% 91—100% Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
R
encana KTB bernilai tinggi (91—100%) pada pusat kota, sedangkan pada bagian timur diturunkan menjadi 71—80% serta pada bagian selatan diturunkan menjadi < 60%.
Aksara Kartasura â&#x2013; 58
SARANA KESEHATAN EXISTING
Legenda:
S
arana kesehatan yang saat ini tersedia di Kota Kartasura terdiri dari sembilan apotek, satu klinik bersalin, empat klinik umum, sejumlah praktik dokter (tidak ditunjukkan di peta), empat
puskesmas, dan dua rumah sakit. Dari segi lokasinya, keseluruhan sa-
1
Rumah Sakit
2
rana sudah relatif tersebar merata di penjuru kota, terkecuali di daerah
Puskesmas
3
timur sekitar kawasan industri. Apabila ditinjau dari SNI berdasarkan jum-
Apotek
4
lah penduduk, Kartasura kekurangan satu klinik bersalin dan dua belas
Klinik
praktik dokter.
Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 59
SARANA KESEHATAN RENCANA
Legenda:
1
Peningkatan Pelayanan RS PKU Muhammadiyah
2
Klinik Kawasan Industri Gumpang
3
Klinik Bersalin Gumpang Fasilitas Existing Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
S
aat ini pelayanan kesehatan yang ada di Kota Kartasura sudah
dapat
memenuhi
kebutuhan
seluruh
warganya
meskipun kurang memenuhi SNI. Namun, dengan jumlah
fasilitas layanan kesehatan yang ada saat ini diprediksikan tidak dapat mencukupi kebutuhan pelayanan kesehatan Kota Kartasura pada tahun 2039. Sebab itu direncanakan optimalisasi fasilitas kesehatan dengan meningkatkan kelas pelayanan RS PKU Muhammadiyah untuk menambah
kualitas
dan
kapasitas
layanan.
Perencanaan
juga
dilakukan dengan penambahan fasilitas kesehatan berupa klinik bersalin yang tersebar di setiap kelurahan dan pembangunan klinik kesehatan di kawasan industri sebagai pemenuhan standar kawasan industri.
Aksara Kartasura â&#x2013; 60
SARANA PENDIDIKAN EXISTING
Legenda: Perguruan Tinggi SMA
S
arana pendidikan di Kota Kartasura yang ada saat ini sudah tersebar merata di penjuru kota. Tingkatannya juga lengkap, mulai dari TK yang berjumlah 28, SD yang berjumlah 34, SMP yang berjumlah
enam, SMA/SMK yang berjumlah enam, dan perguruan tinggi yang berjumlah satu. Namun, jika dilihat dari SNI berdasarkan jumlah penduduk, sarana pendidikan di Kartasura masih kurang. Keadaan ini disebabkan
SMP SD
kepadatan penduduknya yang cukup tinggi, sehingga meskipun jangkauan
TK
sarana sudah memadai kapasitasnya masih kurang. Penjurusan dari SMK pun ada yang berupa sekolah pelayaran, padahal Kartasura diproyeksikan
Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
akan menjadi kota industri sehingga diperlukan penyesuaian.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 61
SARANA PENDIDIKAN RENCANA
Legenda:
S
alah satu hal yang ingin dituju Kota Kartasura adalah sebagai kota pusat perindustrian di Kabupaten Sukoharjo, oleh karena itu salah satu bidang yang menjadi aspek pendukungnya adalah bidang
pendidikan. Mendukung tujuan Kota Kartasura maka rencana bidang
Fasilitas Existing
pendidikan yang akan dilakukan mengarah pada penyediaan tenaga ahli
Fakultas Teknik IAIN Surakarta
dan terlatih di bidang manufaktur. Program yang dilaksanakan berupa
SMK Perindustrian
perubahan SMK Pelayaran Pancasila menjadi SMK Perindustrian Kartasura
Rencana
dan pembukaan fakultas teknik di IAIN Kartasura untuk mendukung ketersediaan tenaga kerja bidang perindustrian pada tahun 2039. Pada Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
sektor pendidikan dasar dan menengah rencana yang dilakukan berupa penambahan sarana untuk meningkatkan daya tampung peserta didik.
Aksara Kartasura â&#x2013; 62
SARANA PERIBADATAN EXISTING
Legenda: Masjid dan Musala Gereja
D
itinjau dari lokasi dan jangkauannya, sarana peribadatan di Kartasura sudah tersebar merata dan bahkan melebihi SNI untuk gereja, masjid, dan musala. Gereja yang ada sudah cukup
untuk melayani penduduk, dengan umat Protestan dan Katolik memiliki tempat ibadahnya masing-masing. Akan tetapi, Kartasura sampai saat ini belum memiliki masjid skala kota selayaknya kota-kota besar pada umum-nya, sehingga masyarakat muslim di Kartasura belum mempunyai tempat ibadah yang terpusat. Selain itu, Kartasura juga belum memiliki tempat ibadah untuk tiga agama resmi lainnya, yaitu Klenteng untuk
Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
Konghucu, Pura untuk Hindu, dan Wihara untuk Buddha.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 63
SARANA PERIBADATAN RENCANA
Legenda:
K
artasura sudah sejak lama dikenal sebagai kota yang multikultur. Hal ini menjadikan kota ini kaya budaya, tetapi juga rawan terhadap gesekan sosial. Untuk mengantisipasi ancaman yang mungkin
terjadi tersebut, direncanakan pembangunan rumahâ&#x20AC;&#x201C;rumah peribadatan
Fasilitas Existing
induk (Gereja Sentral, Masjid Agung, Klenteng, dan Pura Kartasura). Selain
Masjid Agung Kartasura
itu, rencana lain yang dicanangkan adalah perhelatan festival-festival pada
Rencana
Gereja Sentral Kartasura Klenteng Kartasura
hari-hari besar keagamaan untuk mempererat hubungan kerukunan antarumat beragama.
Pura Kartasura
Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
Aksara Kartasura â&#x2013; 64
SARANA OLAHRAGA DAN REKREASI EXISTING
Legenda: Fasilitas Olahraga Futsal Center Singopuran Pusat Kegiatan Pemuda Kartasura Lapangan Desa
Tempat Rekreasi Kompleks Keraton Kartasura Museum Heritage Sirkuit Solo Transmart Pabelan Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
S
aat ini, jumlah sarana rekreasi dan olahraga di Kota Kartasura masih belum mencukupi, terutama yang berupa ruang terbuka publik. Selain itu, di Kota Kartasura terdapat situs sejarah berupa Keraton
Kartasura yang berpotensi menjadi destinasi wisata namun belum dikembangkan dengan optimal.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 65
SARANA OLAHRAGA DAN REKREASI EXISTING
Legenda: Fasilitas Existing Fasilitas Olahraga Stadion Kartasura
S
ebagai rencana untuk sarana rekreasi dan olahraga di Kartasura, dilakukan penambahan enam sarana rekreasi berupa dua taman berskala kelurahan, taman berskala kota yang dilengkapi taman tepi
sungai, dan hutan kota; serta satu sarana olahraga berupa gelanggang olahraga. Selain itu, untuk meningkatkan potensi pariwisata Kota Kartasura
dilakukan juga renovasi dan perawatan pada sarana rekreasi dan olahraga yang sudah ada, terutama situs sejarah Keraton Kartasura.
Tempat Rekreasi Hutan Kota Gumpang Hutan Kota Pabelan Taman IAIN Surakarta Taman Kota Kartasura Taman Pabelan Taman Tepi Sungai Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
Aksara Kartasura â&#x2013; 66
SARANA PERDAGANGAN EXISTING
Legenda: Perdagangan
Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
S
aat ini, sarana perdagangan, baik yang berskala lokal maupun regional, terpusat di sekitar jalan-jalan raya besar, terutama di Jalan Ahmad Yani dan Slamet Riyadi. Selain itu, terdapat juga sarana
perdagangan yang terletak di dekat-dekat permukiman warga, yang mayoritas berupa toko kelontong.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 67
SARANA PERDAGANGAN RENCANA
Legenda: Skala
K
eberadaan sarana perdagangan yang ada tetap dipertahankan, tetapi dilakukan juga penambahan sarana-sarana perdagangan di sekitar simpul-simpul transportasi yang letaknya tersebar di seluruh
kota. Selain itu, dilakukan juga penataan koridor komersial di sepanjang Jalan Ahmad Yani, revitalisasi Pasar Kartasura, dan pembangunan etalase
Lokal Regional
Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
UMKM.
Aksara Kartasura â&#x2013; 68
SARANA JASA EXISTING
Legenda:
Jasa
Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
S
aat ini, sarana perdagangan, baik yang berskala lokal maupun regional, terpusat di sekitar jalan-jalan raya besar, terutama di Jalan Ahmad Yani dan Slamet Riyadi. Selain itu, terdapat juga sarana
perdagangan yang terletak di dekat-dekat permukiman warga, yang mayoritas berupa binatu, percetakan, dan salon.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 69
SARANA JASA RENCANA
Legenda: Skala Lokal Regional
P
embangunan fasilitas-fasilitas jasa dilakukan beriringan dengan rencana perkembangan pusat dan sub-sub pusat kota, sehingga jasa cenderung dipusatkan di pusat kota di area Pasar Tradisional
Kartasura serta disebar di area yang berdekatan dengan titik-titik simpul transportasi. Jenis jasa yang ditambahkan beragam, namun umumnya penambahan jasa tersebut disesuaikan dengan tujuan Kartasura khususnya terkait perdagangan dan pariwisata, sehingga bentuknya seperti jasa keuangan, perbankan, tukar uang, akomodasi, dan penginapan. Selain itu tetap dimungkinkan terdapat jasa berupa bengkel atau jasa otomotif
Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
yang saat ini juga cukup berkembang di Kartasura.
Aksara Kartasura â&#x2013; 70
SARANA INSTANSI DAN PERKANTORAN EXISTING
Legenda: Instansi Regional Lokal Perkantoran Kantor
Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
S
aat ini, letak instansi dan perkantoran, baik yang berskala lokal maupun regional, tersebar di beberapa titik yang aksesnya dekat dengan jalan-jalan raya besar, yaitu di sekitar Jalan Adi Sumarmo dan
Ahmad Yani.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 71
SARANA INSTANSI DAN PERKANTORAN RENCANA
Legenda: Sarana Existing
S
ebagai rencana untuk sarana instansi di Kartasura, akan dilakukan relokasi Kompleks Kecamatan Kartasura ke dekat pusat kota dan penambahan dua Kepolisian Sektor (Polsek). Selain itu,
perkantoran di Kota Kartasura juga akan dipusatkan pada kawasan yang akan direncanakan menjadi Central Business District. Kawasan Central
Rencana Instansi Kompleks Kecamatan Kartasura
Business District tersebut berada di pusat kota dan memiliki akses yang
Polsek Gumpang
mendukung kegiatan perkantoran karena berada di dekat jalan-jalan
Polsek Pucangan
utama, yaitu Jalan Slamet Riyadi dan Ahmad Yani.
Rencana Perkantoran Perkantoran CBD Kartasura Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
Aksara Kartasura â&#x2013; 72
SARANA INDUSTRI EXISTING
Legenda: Skala Industri
S
arana industri di Kota Kartasura terdiri dari industri skala menengah dan besar. Industri menengah yang ada di Kartasura contohnya adalah pabrik emping, genting, dan tahu; sementara untuk
industri besar terdapat pabrik mebel, otomotif, dan tekstil. Industri skala
Besar
menengah tersebar pada area perumahan, sedangkan industri skala besar
Menengah
cenderung mengelompok di bagian utara dan timur kota dekat jalan-jalan utama. Selain itu, terdapat pula industri skala kecil, tetapi keberadaannya melebur dengan perumahan warga karena hanya dilaksanakan oleh rumah tangga saja.
Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 73
SARANA INDUSTRI RENCANA
Legenda: Sarana Existing Skala Industri
P
ada peta rencana yang sangat mencolok adalah penambahan peruntukan industri di Kartasura. Kartasura direncanakan, salah satunya, sebagai kota industri, sehingga fasilitas-fasilitas untuk
industri harus baik. Untuk mengontrol kebutuhan tersebut maka dibangun kawasan industri pengolahan skala besar pada sisi timur kota yang di dalamnya mengakomodasi kebutuhan fasilitas gedung operasional,
Besar Menengah
hunian pekerja (berupa rusunawa dan perumahan), pusat komersial, fasilitas kesehatan dan keamanan, IPAL industri, hingga RTH yang disediakan berupa hutan kota. Selain itu dilakukan juga revitalisasi dan konsep
Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
renewal pada sentra industri tahu Pucangan dengan perbaikan lingkungan tempat tinggal, penyediaan air bersih dari embung, pembangunan IPAL industri dan komunal, serta pelengkapan fasilitas industri. Selain kawasan dan sentra industri tersebut masih terdapat sarana-sarana industri kecil dan menengah lainnya yang tersebar di seluruh bagian kota.
Aksara Kartasura â&#x2013; 74
SARANA RUANG TERBUKA HIJAU EXISTING
Legenda: Kebun Lahan Kosong
K
ota Kartasura saat ini hanya memiliki 19% dari total lahannya yang dapat dikategorikan sebagai ruang terbuka hijau (RTH). Ruangruang tersebut terdiri dari kebun, lahan kosong, lahan pertanian,
lapangan, taman, dan permakaman umum. Jumlah tersebut masih belum memenuhi standar 30% RTH untuk kota-kota di Indonesia. Terlebih lagi,
Lapangan
dari berbagai RTH tersebut hanya sedikit sekali yang bersifat publik, sekitar
Makam
0,76% dari luas kota, yang menyebabkan warga kota hampir tidak
Sawah
memiliki tempat berkumpul di ruang terbuka.
Taman Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 75
SARANA RUANG TERBUKA HIJAU RENCANA
Legenda: GOR Kartasura
R
encana sarana RTH untuk Kartasura meliputi penambahan RTH publik dari lahan-lahan kosong maupun pengelolaan lahan yang sudah digunakan agar bisa menampung aktivitas publik. Contoh
rencana penambahan RTH dari lahan kosong adalah pembuatan Em-
Hutan Kota
bung Pucangan, Hutan Kota, dan Taman Kota Kartasura. Contoh ren-
Lapangan Desa
cana pengelolaan lahan agar bisa menampung aktivitas publik adalah
RTH Koridor Jalan
pembuatan RTH Koridor Jalan Ahmad Yani, Slamet Riyadi, dan Brigjen
Sirkuit Solo Taman Kota
Katamso; revitalisasi Lapangan Desa Gumpang, Ngadirejo, dan Pabelan;
Taman Desa
serta renovasi Sirkuit Solo.
Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
Aksara Kartasura â&#x2013; 76
PRASARANA JARINGAN JALAN EXISTING
Legenda: Arteri Primer Kolektor Sekunder
K
artasura dilalui oleh jalan-jalan dengan hierarki arteri, yaitu Jalan Ahmad Yani; kolektor, yaitu Jalan Adi Sumarmo dan Jalan Slamet Riyadi; lokal, contohnya Jalan Brigjen Katamso; dan jalan-jalan
lingkungan. Berdasarkan hasil perhitungan kinerja jaringan jalan, diketahui bahwa indeks aksesibilitas di Kartasura bernilai 0,157 km jalan/
Lokal
ha (rendah) dan indeks mobilitasnya 0,131 km/jiwa (sangat rendah). Kondisi
Lingkungan
tersebut mengakibatkan terjadinya permasalahan pada kinerja jaringan jalan. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui analisis derajat kejenuhan jalan. Dari hasil amatan diketahui bahwa pada titik-titik di pusat kota
Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
seperti di Jalan A. Yani dan Slamet Riyadi derajat kejenuhan jalan bisa mencapai D bahkan hingga F, yang berarti Q (arus kendaraan) jumlahnya mendekati hingga melampaui C (kapasitas jalan) sehingga memicu permasalahan kemacetan.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 77
PRASARANA JARINGAN JALAN RENCANA
Legenda: Arteri Primer Kolektor Sekunder
R
encana perbaikan prasarana jaringan jalan di Kartasura yaitu berupa pengubahan morfologi dan fungsi jalan. Pengubahan morfologi jalan berupa pelebaran jalan, sedangkan pengubahan fungsi jalan
berupa peningkatan atau penurunan status jalan. Perbaikan prasarana jaringan jalan dalam kota misalnya pengubahan status Jalan A. Yani
Lokal
segmen barat yang semula merupakan jalan arteri menjadi kolektor untuk
Lingkungan
meredakan permasalahan lalu lintas yang terjadi di sana. Jalan lingkar baru akan dibangun melalui Jalan Terminal Kartasura di ujung baratnya, lalu belok ke timur melalui Jalan Veteran, hingga menyeberang Jalan
Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
Adi Sumarmo dan belok ke selatan melalui Jalan Amarta. Selain untuk mengakomodasi mobilitas antarkota, jalan lingkar baru tersebut akan memudahkan akses menuju terminal.
Aksara Kartasura â&#x2013; 78
PRASARANA JARINGAN DRAINASE EXISTING
Legenda: Tertutup
M
enurut data dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Sukoharjo, jaringan drainase di Kota Kartasura berdasarkan hierarkinya dari tahap paling awal (dekat dengan
rumah warga) hingga paling akhir berturut-turut dibagi menjadi tersier, sekunder, dan primer; sedangkan berdasarkan sistem perpipaannya dibagi
Terbuka Arah Pengaliran Air
menjadi tertutup dan terbuka. Sistem tertutup banyak diterapkan di tepi jalan A. Yani dan Slamet Riyadi untuk mencegah terjadinya luapan air ke jalan. Sedangkan sistem terbuka banyak diterapkan di dalam lingkungan permukiman untuk memaksimalkan catchment area.
Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 79
PRASARANA JARINGAN DRAINASE RENCANA
R
encana jaringan drainase di Kartasura meliputi penegakan sempadan sungai serta peningkatan perpipaan. Penegakan sempadan sungai dilakukan untuk mengembalikan fungsi daerah ali-
Legenda: Tertutup
ran sungai dan meningkatkan kapasitas aliran sungai. Lebih lanjut lagi, penegakan sempadan sungai juga dibarengi dengan pembuatan taman
Terbuka Arah Pengaliran Air
tepi sungai sehingga dapat menambah ruang terbuka hijau publik. Terakhir, peningkatan perpipaan dilakukan di beberapa jalan kota yang akan dinaikkan kelasnya, seperti di dekat terminal dan IAIN.
Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
Aksara Kartasura â&#x2013; 80
PRASARANA SISTEM AIR LIMBAH EXISTING
Legenda:
B
erdasarkan data yang diperoleh dari UPTD PUPR Kecamatan Kartasura diketahui bahwa di wilayah fungsional Kota Kartasura hanya terdapat 411 SR atau sambungan rumah yang terlayani IPAL
komunal. Limbah dari bangunan-bangunan yang belum terlayani IPAL
IPAL Industri
komunal sebagian ada yang diolah on-site dengan menggunakan tangki
IPAL Komunal
septik kemudian dibawa ke Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT),
Jaringan Air Limbah Primer (Sistem Terpusat)
Arah Pengaliran Air
Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
sebagian lagi diolah off-site dengan disalurkan melalui jaringan pipa air limbah primer menuju IPAL Mojosongo dan Semanggi di Kota Surakarta.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 81
PRASARANA SISTEM AIR LIMBAH RENCANA
Legenda:
R
encana sistem pengelolaan air limbah di Kartasura terbagi menjadi dua bagian, yaitu menambah jumlah IPAL komunal dan industri serta menambah jaringan perpipaan air limbah primer. IPAL ko-
munal akan ditambah di beberapa subpusat kota yang intensitas ruangnya akan meningkat, yaitu di sekitar IAIN, Museum Heritage Palace, serta
IPAL Industri IPAL Komunal Jaringan Air Limbah Primer (Sistem Terpusat)
Arah Pengaliran Air
TOD Terminal Kartasura, yang mana di ketiganya akan dibangun asrama mahasiswa, rusunawa, dan rusunami. IPAL industri akan ditambah di bagian utara Kawasan Industri Pabelan untuk mengantisipasi penambahan limbah yang akan dihasilkan di sana. Terakhir, penambahan jaringan
Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
perpipaan primer dilakukan untuk menjangkau area yang belum terlayani IPAL komunal kota.
Aksara Kartasura â&#x2013; 82
PRASARANA SISTEM PERSAMPAHAN EXISTING
Legenda: Lokasi TPS
M
enurut data dari Dinas PUPR Kab. Sukoharjo, terdapat empat Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sampah di Kecamatan Kartasura. Dari keempat TPS sampah tersebut, hanya satu yang
terdapat di dalam wilayah fungsional Kota Kartasura, yaitu TPS Ngabeyan.
TPS Gonilan
Akan tetapi, wilayah pelayanan ketiga TPS lainnya juga mencakup wilayah
TPS Gumpang
kota. Timbulan sampah padat Kota Kartasura mencapai 235 m3/hari
TPS Ngabeyan
pada tahun 2016, jauh melebihi kapasitas TPS yang ada. Kondisi tersebut
Area Pelayanan TPS TPS Gonilan
menyebabkan terjadinya penumpukan sampah di lokasi-lokasi TPS,
TPS Gumpang
terutama di TPS Ngabeyan dan Makamhaji.
TPS Ngabeyan Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 83
PRASARANA SISTEM PERSAMPAHAN RENCANA
Legenda: Lokasi TPS TPS Gonilan
R
encana sistem persampahan Kartasura terbagi menjadi tiga, yaitu peningkatan kapasitas TPS, penambahan kontainer sampah, dan penetapan rute pengumpulan sampah. Peningkatan kapasitas
dilakukan di seluruh TPS yang melayani Kartasura agar tidak terjadi lagi penumpukan sampah berhari-hari. Selanjutnya, penambahan kontainer
TPS Gumpang
sampah dilakukan untuk mengurangi beban TPS sekaligus mempercepat
TPS Ngabeyan
proses pengumpulan sampah dari lingkungan warga. Terakhir, penetapan
Kontainer
rute pengumpulan dilakukan untuk efisiensi waktu pengumpulan
Area Pelayanan TPS TPS Gonilan TPS Gumpang TPS Ngabeyan Rute Truk Sampah
Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
sekaligus mengurangi gangguan dari truk sampah terhadap warga kota.
Aksara Kartasura ■ 84
PRASARANA SISTEM TRANSPORTASI EXISTING
Legenda: Halte dan Terminal
S
aat ini simpul transportasi yang ada di Kartasura berupa terminal tipe B (regional) dan halte-halte bus Batik Solo Trans (BST). Operasional terminal Kartasura saat ini menurun dan cenderung
menjadi terminal yang “mati” karena kendaraan umum angkutan antar-
Terminal
kota dalam provinsi (AKDP) enggan singgah dan melintas akibat merasa
Halte Besar
dirugikan dengan pengelolaan terminal yang kurang baik serta akibat rute
Halte Kecil
yang menyimpang cukup jauh dari jalan utama bus antarkota. Sebaliknya,
Platform
simpul halte bus BST kini semakin dikembangkan seiring dengan
Koridor Batik Solo Trans 1 (Bandara - Palur)
penambahan rute yang menghubungkan Kartasura dengan Kota Surakarta
2 (Kartasura - Palur via Terminal Tirtonadi)
dan Bandara Adi Simarmo. Contoh rute BST yang melalui Kartasura
3 (Kartasura - Palur via Pasar Klewer)
adalah koridor Bandara—Palur, Kartasura—Palur via Terminal Tirtonadi,
Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
dan Kartasura—Palur via Pasar Klewer.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 85
PRASARANA SISTEM TRANSPORTASI RENCANA
Legenda: Halte dan Terminal
U
ntuk mendukung tujuan Kota Kartasura sebagai destinasi wisata dan memudahkan mobilitas penduduk Kartasura, dilakukan penambahan transportasi umum yaitu â&#x20AC;&#x153;Angkota Kartasuraâ&#x20AC;? yang
berupa angkot. Nantinya akan terdapat dua jalur yang dilewati Angkota, yaitu jalur selatan dan utara. Penambahan halte akan dilakukan di pusat
Terminal Halte Besar
dan subpusat kota. Halte yang telah ada pun nantinya akan direlokasi agar
Halte Kecil
letaknya sesuai standar jarak. Selain itu, akan dilakukan revitalisasi terminal
Platform Jalur Angkota Kartasura
Kartasura beserta pembangunan simpul-simpul TOD di sekitarnya.
Utara Selatan Koridor Batik Solo Trans 1 (Bandara - Palur) 2 (Kartasura - Palur via Terminal Tirtonadi) 3 (Kartasura - Palur via Pasar Klewer) Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
Aksara Kartasura â&#x2013; 86
PRASARANA JALUR EVAKUASI EXISTING
Legenda: Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
S
aat ini di Kota Kartasura belum terdapat jalur evakuasi bencana maupun titik kumpul gempa dan shelter pengungsian banjir. Hal tersebut terjadi karena selama ini Kartasura relatif aman dari
bencana alam. Akan tetapi, Kartasura terletak di wilayah yang berpotensi gempa dengan kondisi kelerengan yang datar dan minimnya ruang terbuka hijau sehingga diprediksikan sewaktu-waktu dapat terjadi gempa maupun banjir akibat limpasan dari daerah yang lebih tinggi. Karena itu, diperlukan jalur evakuasi dan titik kumpul gempa maupun shelter banjir agar Kartasura lebih siap menghadapi bencana, sesuai dengan kriteria kota berketahanan.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 87
PRASARANA JALUR EVAKUASI RENCANA
Legenda: Jalur Evakuasi
Shelter Banjir GOR Kartasura Terminal Kartasura
Titik Kumpul Gempa Sirkuit Solo Taman Kota Kartasura
Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
K
arena Kartasura memiliki potensi gempa dan banjir, direncanakan pembuatan jalur evakuasi bencana di jalan-jalan utama kota dan penyediaan titik kumpul gempa maupun shelter banjir
pada ruang-ruang publik yang mampu menampung warga Kartasura. Jalur evakuasi berada di jalan-jalan utama seperti Jalan Ahmad Yani, Slamet Riyadi, dan Brigjen Katamso yang menuju titik kumpul gempa di Sirkuit Solo dan Taman Kota Kartasura maupun shelter banjir di GOR Kartasura dan Terminal Kartasura.
Aksara Kartasura â&#x2013; 88
RENCANA PENTAHAPAN penjabaran program kegiatan selama 20 tahun perencanaan dalam bentuk tabel dan peta pola ruang
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 89
2019
Tahap I 2019—2023 Fokus: Sosialisasi dan persiapan; mulai ada pembangunan infrastruktur
2024
Tahap II 2024—2028 Fokus: pembangunan fisik infrastruktur lingkungan
2029
Tahap III 2029—2033 Fokus: Pembangunan sarana pendukung perekonomian dan kegiatan sosial
2034
Tahap IV 2034—2038 Fokus: Pengembangan sarana, meneruskan pembangunan, dan pemeliharaan
2039
P
entahapan di Kota Kartasura dibagi menjadi empat tahap per lima tahun, yakni tahun 2019— 2023, 2024—2028, 2029—2033, dan 2034—2038. Secara umum pada tahap pertama fokusnya
GAMBARAN UMUM PENTAHAPAN Implementasi rencana dilaksanakan selama 20 tahun dan terbagi dalam empat tahap
adalah melakukan sosialisasi dan persiapan untuk berbagai rencana pembangunan, serta
sudah mulai terdapat beberapa pembangunan khususnya yang berkaitan dengan infrastruktur jalan untuk koneksi antarkota, hal tersebut ditujukan agar jalan internal kota bisa sesegera mungkin diminimalisir ketersinggungannya dengan eksternal sehingga internal kota dapat segera dikembangkan. Kemudian untuk tahap kedua fokusnya adalah untuk internal kota, sehingga dilakukan pembangunan jalan internal dan pembangunan sarana-sarana yang berkaitan dengan konservasi lingkungan. Pada tahap ketiga fokusnya masih pada internal kota namun lebih banyak berkaitan
dengan pengoptimalan kegiatan ekonomi melalui peningkatan dan pembangunan sarana perdagangan dan industri, serta dilakukan pemerataan berbagai fasilitas sosial dan umum. Terakhir, pada tahap keempat fokusnya adalah melakukan pemeliharaan dan pembangunan lebih lanjut.
Aksara Kartasura â&#x2013; 90
TABEL PENTAHAPAN Implementasi rencana dilaksanakan selama 20 tahun dan terbagi dalam empat tahap
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 91
TABEL PENTAHAPAN Implementasi rencana dilaksanakan selama 20 tahun dan terbagi dalam empat tahap
Aksara Kartasura â&#x2013; 92
TABEL PENTAHAPAN Implementasi rencana dilaksanakan selama 20 tahun dan terbagi dalam empat tahap
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 93
TABEL PENTAHAPAN Implementasi rencana dilaksanakan selama 20 tahun dan terbagi dalam empat tahap
Aksara Kartasura â&#x2013; 94
TABEL PENTAHAPAN Implementasi rencana dilaksanakan selama 20 tahun dan terbagi dalam empat tahap
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 95
PEMBIAYAAN
TAHAP PERTAMA
Aksara Kartasura â&#x2013; 96
PEMBIAYAAN
TAHAP KEDUA
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 97
PEMBIAYAAN
TAHAP KETIGA
Aksara Kartasura â&#x2013; 98
PEMBIAYAAN
TAHAP KEEMPAT
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 99
P
rogram dan kegiatan prioritas yang direncanakan untuk dilaksanakan pada rentang tahap pertama berfokus pada sosialisasi rencana kepada masyarakat dan persiapan pengembangan infrastruktur dan lingkungan dengan rincian sebagai berikut.
1. Pengembangan sarana transportasi dan prasarana jalan berupa pelebaran dan pengubahan status jalan antar kota, operasional jalan lingkar baru, revitalisasi bangunan dan perbaikan akses Terminal Kartasura, serta pembangunan halte di pusat utama kota. 2. Peningkatan ruang terbuka hijau dengan pengadaan koridor hijau di tepi jalan arteri baru. 3. Pembangunan tempat pemilahan dan pengolahan sampah; optimalisasi 3R dengan penyediaan fasilitas tempat sampah terpisah dan pengembangan kegiatan 3R di dusun percontohan.
4. Pembangunan kawasan perumahan dengan peningkatan intensitas permukiman eksisting, perbaikan lingkungan perumahan, pengurangan tingkat vacant housing dengan penetapan pajak progresif, memperketat pemberian IMB, dan pemberian subsidi untuk sewa/kepemilikan rumah bagi masyarakat lokal. 5. Pembangunan fasilitas kesehatan baru berupa klinik bersalin serta peningkatan kapasitas dan kelas pada rumah sakit dan puskesmas. 6. Pengembangan kawasan komersial di Jalan Slamet Riyadi. 7. Pengembangan sarana pariwisata existing (sirkuit) serta pemeliharaan objek wisata.
TAHAP I: 2019â&#x20AC;&#x201D;2023 Program pada tahap I berfokus pada sosialisasi dan persiapan untuk tahap selanjutnya; juga mulai ada pembangunan infrastruktur
Aksara Kartasura â&#x2013; 100
PEMANFAATAN RUANG EXISTING 2019
Legenda: Sempadan Sungai Ruang Terbuka Hijau Lindung Cagar Budaya Perumahan Komersial Perkantoran Industri Pelayanan Umum Pertanian Peruntukan Khusus Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 101
PEMANFAATAN RUANG TAHAP PERTAMA 2019—2023
Legenda: Sempadan Sungai Ruang Terbuka Hijau Lindung Cagar Budaya Perumahan Komersial Perkantoran Industri Pelayanan Umum Pertanian Peruntukan Khusus Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
Aksara Kartasura â&#x2013; 102
TAHAP II: 2024â&#x20AC;&#x201D;2028 Program pada tahap II berfokus pada pembangunan fisik infrastruktur lingkungan
1. Pengembangan prasarana jalan berupa penataan
koridor dan
pembangunan jalur pedestrian di Jalan A. Yani segmen barat, pelebaran
dan
pengubahan
status
jalan
dalam
kota,
serta
pembangunan fasilitas komersial dan perumahan TOD. 2. Peningkatan ruang terbuka hijau dengan pengadaan Taman Pabelan, preservasi riverside berupa pengadaan Kawasan Embung Kartasura, serta pengadaan koridor hijau Jalan A. Yani dan Jalan Brigjen Katamso. 3. Pengembangan sarana dan prasarana sanitasi dengan pembangunan IPAL komunal dan pemasangan jaringan pipa IPAL komunal di rusun dan asrama, permukiman padat, dan sentra industri tahu. 4. Pengembangan sarana persampahan dengan penambahan garasi armada pengangkutan sampah, penetapan rute pengangkutan sampah dan penambahan container sampah pada lokasi yang sudah ditetapkan, serta pengembangan lanjutan kegiatan 3R di seluruh kota. 5. Peningkatan sarana perumahan dengan pembangunan rusunawa di Pabelan dan Wirogunan, asrama mahasiswa IAIN Surakarta, pengembangan perumahan kawasan industri dan peningkatan intensitas permukiman lebih lanjut serta pemeliharaan lingkungan.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 103
TAHAP II: 2024â&#x20AC;&#x201D;2028 Program pada tahap II berfokus pada pembangunan fisik infrastruktur lingkungan
6. Pengembangan
kawasan
industri
berupa
sentralisasi
UMKM
dengan relokasi perumahan pekerja industri tahu ke Rusunawa Wirogunan, penambahan fasilitas produksi tahu, dan perbaikan lingkungan produksi tahu. 7. Pengembangan drainase dengan optimalisasi jaringan drainase berupa peningkatan catchment area di sempadan sungai. 8. Pengembangan sarana perdagangan dengan revitalisasi dan pemeliharaan pasar, pencitraan UMKM dengan pembangunan dan etalase UMKM serta pengintegrasiannya dengan sektor pariwisata, dan pengembangan kawasan komersial di Jalan A. Yani barat. 9. Peningkatan prasarana air bersih dengan pembangunan embung dan instalasi SPAM serta pemasangan jaringan pipa SPAM komunal di rusun, rumah-rumah penduduk,serta kawasan perkantoran dan toko. 10. Peningkatan sarana pariwisata dengan konservasi The Heritage Palace dan pengembangan pasar dan etalase UMKM sebagai objek wisata.
Aksara Kartasura ■ 104
PEMANFAATAN RUANG TAHAP PERTAMA 2019—2023
Legenda: Sempadan Sungai Ruang Terbuka Hijau Lindung Cagar Budaya Perumahan Komersial Perkantoran Industri Pelayanan Umum Pertanian Peruntukan Khusus Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 105
PEMANFAATAN RUANG TAHAP KEDUA 2024—2029
Legenda: Sempadan Sungai Ruang Terbuka Hijau Lindung Cagar Budaya Perumahan Komersial Perkantoran Industri Pelayanan Umum Pertanian Peruntukan Khusus Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
Aksara Kartasura â&#x2013; 106
TAHAP III: 2029â&#x20AC;&#x201D;2033 Program pada tahap III berfokus pada pembangunan sarana pendukung perekonomian dan kegiatan sosial
1. Pengembangan sarana transportasi berupa publikasi rute dan pembangunan halte angkutan umum di sub-subpusat kota juga di antaranya; serta pembangunan dan pemeliharaan jalur pedestrian di Jalan Slamet Riyadi dan Brigjen Katamso 2. Peningkatan Ruang Terbuka Hijau dengan pengadaan Taman Kota Kartasura dan Taman IAIN Surakarta, penanaman pohon di Hutan Kota Pabelan dan Hutan Kota Gumpang, serta penambahan fasilitas pelengkap dan pengamanan. 3. Preservasi tepian sungai dengan pengebrasan bangunan pelanggar sempadan dan pembangunan taman tepi sungai 4. Pengembangan sarana pengelolaan air limbah dengan pembangunan IPAL Industri di Gumpang dan Pabelan serta pemasangan jaringan perpipaannya 5. Pengembangan sarana persampahan dengan melanjutkan pemeliharaan dan pengawasan operasional TPS, penetapan rute angkutan sampah, dan penambahan kontainer sampah 6. Pengembangan sarana instansi perkantoran dengan pemindahan Kantor Kecamatan Kartasura ke dekat Taman Kota dan penambahan unit-unit perkantoran di kawasan sekitar Kartasura.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 107
TAHAP III: 2029â&#x20AC;&#x201D;2033 Program pada tahap III berfokus pada pembangunan sarana pendukung perekonomian dan kegiatan sosial
7. Pengembangan sarana industri dengan penentuan tapak-tapak kawasan industri, pemasaran, pembangunan sarana pelengkap, dan pembangunan industri oleh pihak ketiga. 8. Pengembangan sarana kesehatan dengan penjalinan kerjasama dengan pihak ketiga dan pembangunan fasilitas kesehatan baru berupa klinik industri. 9. Pengembangan sarana pendidikan industri dengan pengubahan SMK Pelayaran Pancasila menjadi SMK Industri Kartasura dan peningkatan kapasitas SMK Harapan Kartasura, serta peningkatan kapasitas fasilitas pendidikan umum lainnya. 10. Pengembangan sarana perdagangan dengan pembangunan sentra UMKM, pengembangan kawasan komersial berupa pengintegrasian pasar, pengintegrasian etalase UMKM dengan sektor pariwisata, dan pengembangan kawasan komersial di kawasan industri. 11. Pengadaan sarana peribadatan dan peningkatan inklusivitas dengan pembangunan rumah peribadatan utama untuk empat agama (masjid agung, gereja, klenteng, pura). 12. Pengembangan sektor pariwisata dengan pengembangan taman kota dan embung sebagai objek wisata serta pemeliharaan dan penertiban objek wisata.
Aksara Kartasura ■ 108
PEMANFAATAN RUANG TAHAP KEDUA 2024—2029
Legenda: Sempadan Sungai Ruang Terbuka Hijau Lindung Cagar Budaya Perumahan Komersial Perkantoran Industri Pelayanan Umum Pertanian Peruntukan Khusus Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 109
PEMANFAATAN RUANG TAHAP KETIGA 2029—2033 Legenda: Sempadan Sungai Ruang Terbuka Hijau Lindung Cagar Budaya Perumahan Komersial Perkantoran Industri Pelayanan Umum Pertanian Peruntukan Khusus Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
Aksara Kartasura â&#x2013; 110
TAHAP IV: 2034â&#x20AC;&#x201D;2038 Program pada tahap IV berfokus pada pengembangan sarana, meneruskan pembangunan, dan pemeliharaan.
1. Program pembangunan di bidang transportasi dan jalan yang akan dilaksanakan berupa pemeliharaan jalur pedestrian di seluruh segmen jalan yang memiliki jalur pedestrian. 2. Program pembangunan di bidang pengembangan RTH yang akan dilaksanakan berupa akuisisi lahan yang direncanakan sebagai RTH, perluasan taman desa Pucangan, penambahan fasilitas-fasilitas taman dan pengamanan, serta perawatan dan pemeliharaan taman-taman dan hutan kota. 3. Program di bidang persampahan yang akan dilaksanakan berupa pemeliharaan kondisi TPS dan pengawasan tata kelola TPS. 4. Program di bidang perumahan yang akan dilaksanakan meliputi peningkatan kualitas lingkungan perumahan hingga memenuhi minimal standar nasional yang ditetapkan di Indonesia. 5. Program di bidang industri yang akan dilaksanakan yaitu mendorong pembangunan
bangunan
industri
oleh
pihak
ketiga
dan
penambahan fasilitas produksi UMKM serta perbaikan lingkungan di sentra industri UMKM. 6. Program di bidang kesehatan yang akan dilakukan berupa pemeliharaan fasilitas kesehatan untuk meningkatan kualitas pelayanan.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 111
TAHAP IV: 2034â&#x20AC;&#x201D;2038 Program pada tahap IV berfokus pada pengembangan sarana, meneruskan pembangunan, dan pemeliharaan.
7. Program di bidang olahraga dan kepemudaan; program-program yang akan dilaksanakan berupa pembangunan GOR dengan segala fasilitasnya dan penerapan SHE pada fasilitas-fasilitas olahraga yang dibangun. 8. Program di bidang pendidikan; program-program yang akan dilaksanakan yaitu penambahan fakultas teknik di IAIN Surakarta dan pemeliharaan fasilitas-fasilitas pendidikan yang telah dibangun. 9. Program di bidang optimalisasi drainase; kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan berupa pemeliharaan saluran drainase yang sudah ada secara berkala. 10. Program di bidang perdagangan; program-program yang akan dilaksanakan berupa pengintegrasian kawasan-kawasan perdagangan (pasar dan etalase UMKM) dengan sektor pariwisata, pemeliharaan dan pengawasan tata kelola lingkungan kawasan-kawasan perdangangan. 11. Program di bidang sarana peribadatan berupa pemeliharaan lingkungan rumah ibadah. 12. Program di bidang pariwisata berupa pemeliharaan dan pengawasan tata kelola objek-objek wisata yang telah dibangun.
Aksara Kartasura ■ 112
PEMANFAATAN RUANG TAHAP KETIGA 2029—2033 Legenda: Sempadan Sungai Ruang Terbuka Hijau Lindung Cagar Budaya Perumahan Komersial Perkantoran Industri Pelayanan Umum Pertanian Peruntukan Khusus Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 113
PEMANFAATAN RUANG TAHAP KEEMPAT 2034—2038 Legenda: Sempadan Sungai Ruang Terbuka Hijau Lindung Cagar Budaya Perumahan Komersial Perkantoran Industri Pelayanan Umum Pertanian Peruntukan Khusus Batas Amatan
Rel Kereta
Jalan
Sungai/Embung
Aksara Kartasura â&#x2013; 114
PERATURAN ZONASI peta rencana zonasi, matriks ITBX, teks zonasi
R5 = Rumah Susun Cagar Budaya
PL1 ==Pertanian SPU1 Pendidikan PL2 ==Pariwisata SPU2 Transportasi
R6= =Cagar Apartemen SC Budaya
Komersial Perumahan
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 115
ZONASI
RTH K1==Perum. Tunggal Perkantoran R1 Teratur
RTH
RTH
H1 = Preservasi Sungai
K2 H1 ===Preservasi Sungai KT1 =Deret Pemerintah R2 Perum. Kampung
H2 = Taman Kota
H2 Taman Kota K3 KT2 =Blok Swasta R3 ===Perum. Pengembang
H3 = Pemakaman
H3 == Perum. Pemakaman Industri Perkantoran Pelayanan Umum R4 Industri
C1 == Pertanian Perumahan-Komersial SPU1 = Pendidikan PL1 C2 == Pariwisata Komersial-Perkantoran SPU2 = Transportasi PL2 C3 = Pergudangan Perumahan-Perkantoran SPU3 = Kesehatan PL3
I3 = Umum Kimia Dasar SPU3 = Kesehatan Perumahan Pelayanan Komersial
Cagar Budaya R1 = Perum. Teratur
Legenda:
PL6==Swasta KT2 SPU6 =TPS Peribadatan
CampuranUmum Pelayanan Peruntukan Lainnya
I2 Tekstil SC Cagar Budaya KT2 ==Swasta SPU2 = Transportasi R6 Apartemen
H2SC = Taman = CagarKota Budaya
RENCANA
PL5= =Pemerintah KT1 SPU5 =IPAL Sosial Budaya
Cagar Budaya I1 Pangan KT1 ===Pemerintah SPU1 = Pendidikan R5 Rumah Susun
Cagar H1 =Budaya Preservasi Sungai H3 = Pemakaman Perumahan
PL3 ==Pergudangan SPU3 Kesehatan PL4 ==Hankam Perkantoran SPU4 Olahraga
SCR2 = Cagar Budaya = Perum. Kampung R3 = Perum. Pengembang Perumahan
I4 Bahan Bangunan SPU4 = Olahraga R1 Perum. Teratur SPU1 Pendidikan K1 ===Tunggal
C4 = Hankam Perumahan-Industri SPU4 = Olahraga PL4
I5 Mebel SPU5 = Sosial Budaya R2 Perum. Kampung SPU2 Transportasi K2 ===Deret
C5 == IPAL RTH-Pariwisata SPU5 = Sosial Budaya PL5 SPU6 = Peribadatan PL6 = TPS
I6 Otomotif SPU6 = Peribadatan R3 Perum. Pengembang SPU3 Kesehatan K3 ===Blok
Peruntukan Lainnya Campuran
= Perum. Industri R1 R4 = Perum. Teratur
R4 = =Perum. Industri SPU4 Olahraga Peruntukan Lainnya Industri
Batas Amatan
= Rumah Susun R2 R5 = Perum. Kampung
R5 Susun SPU5 ==Rumah Sosial Budaya Pertanian I1PL1 = =Pangan
PL1==Perumahan-Komersial Pertanian C1
Jalan
= Apartemen R3R6 = Perum. Pengembang
R6 SPU6 =Apartemen =Peribadatan Pariwisata I2PL2 ==Tekstil
PL2 Pariwisata C2 ==Komersial-Perkantoran
Rel Kereta Sungai/Embung
Komersial R4 = Perum. Industri
=Lainnya Pergudangan Komersial Peruntukan I3PL3 = Kimia Dasar
PL3==Perumahan-Perkantoran Pergudangan C3
R5K1 = Rumah Susun = Tunggal
PL4 = Hankam K1 Tunggal PL1 ===Pertanian I4 Bahan Bangunan
PL4==Perumahan-Industri Hankam C4
R6K2 = Apartemen = Deret
PL5 = IPAL K2 Deret PL2 Pariwisata I5 ==Mebel
PL5==RTH-Pariwisata IPAL C5
K3 = Blok Komersial
PL6 = TPS
PL6 = TPS K3 Blok PL3 Pergudangan I6 ==Otomotif PL4 = Hankam Campuran Industri Perkantoran
RTH K1 = Tunggal Industri
Campuran
=Pangan Preservasi Sungai K2 H1 I1= =Deret
PL5 C1 =IPAL I1KT1 ==Pangan =Perumahan-Komersial Pemerintah
C1 = Perumahan-Komersial
Taman Kota K3 H2 = Blok I2 ==Tekstil
PL6 TPS C2 = =Komersial-Perkantoran I2KT2 == Tekstil Swasta
C2 = Komersial-Perkantoran
Pemakaman I3 ==Kimia Dasar IndustriH3
= Perumahan-Perkantoran I3C3 = Kimia Dasar Campuran Pelayanan Umum
C3 = Perumahan-Perkantoran
= Bahan Bangunan Cagar Budaya I1 =I4 Pangan
C4 = Perumahan-Industri Bahan Bangunan C1I4SPU1 = =Perumahan-Komersial = Pendidikan
C4 = Perumahan-Industri
I5Tekstil ==Mebel Cagar Budaya I2 =SC
C5 = RTH-Pariwisata Mebel C2I5SPU2 ==Komersial-Perkantoran = Transportasi
C5 = RTH-Pariwisata
= Otomotif I3 =I6Kimia Dasar Perumahan
Otomotif C3I6SPU3 ==Perumahan-Perkantoran = Kesehatan
I4 =R1Bahan Bangunan = Perum. Teratur
C4 SPU4 = Perumahan-Industri = Olahraga
I5 =R2 Mebel = Perum. Kampung
C5SPU5 = RTH-Pariwisata = Sosial Budaya
I6 =R3 Otomotif = Perum. Pengembang R4 = Perum. Industri
SPU6 = Peribadatan
Peruntukan Lainnya
R5 = Rumah Susun
PL1 = Pertanian
R6 = Apartemen
PL2 = Pariwisata
Komersial
PL3 = Pergudangan
K1 = Tunggal
PL4 = Hankam
K2 = Deret
PL5 = IPAL
K3 = Blok
Industri
PL6 = TPS
Campuran
I1 = Pangan
C1 = Perumahan-Komersial
I2 = Tekstil
C2 = Komersial-Perkantoran
I3 = Kimia Dasar
C3 = Perumahan-Perkantoran
I4 = Bahan Bangunan
C4 = Perumahan-Industri
I5 = Mebel
C5 = RTH-Pariwisata
I6 = Otomotif
Aksara Kartasura â&#x2013; 116
No
Peraturan Zonasi
Kode
Kriteria
H1
Kawasan dengan peruntukan sebagai ruang terbuka hijau untuk penjagaan dan pemeliharaan fungsi dan ekosistem sungai.
H2
Kawasan dengan peruntukan sebagai area/ruang terbuka hijau yang berupa taman-taman dengan tempat bermain serta olahraga yang didukung dengan adanya fasilitas lampu, tempat duduk, kolam, dan pepohonan.
H3
Kawasan dengan peruntukan sebagai area permakaman umum yang berupa ruang terbuka yang didukung dengan adanya fasilitas makam, pedestrian, bangunan pengelola, parkiran, dan fasilitas lain sesuai dengan kebutuhan.
Subzona cagar budaya
SC
Ruang yang merupakan bagian dari kawasan lindung yang berfungsi sebagai kawasan pengawetan keragaman jenis budaya dan sejarah bangsa
5
Subzona perumahan teratur
R1
Kawasan hunian yang rata-rata memiliki luas persil yang sama, tipe jalan grid dan lurus, dan memiliki jarak sempadan yang sama.
6
Subzona perumahan kampung
R2
Kawasan hunian yang tidak teratur dan tumbuh secara organik, memiliki ciri khas kegiatan masyarakat lokal.
R3
Kawasan hunian yang baru berkembang, baik dikembangkan oleh pengembang atau mandiri, biasa diareal persawahan dan ditandai dengan struktur jalan masih seadanya.
R4
Kawasan hunian yang dikembangkan secara mandiri dan diperuntukkan bagi karyawan pabrik, biasanya teritegrasi dengan fasilitas komersial dan pusat ritel.
1
2
3
4
7
8
Zona
Subzona
Zona Preservasi
Subzona preservasi sungai
Zona Taman
Subzona taman
Zona Subzona permakaman Permakaman
Zona Cagar
Zona Perumahan Horizontal
Subzona perumahan baru Subzona perumahan kawasan industri
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 117
No 9
10
11
12
Peraturan Zonasi Zona Zona Perumahan Vertikal
Zona Tunggal
Zona Deret
Kode
Kriteria
Subzona rumah susun
R5
Kawasan hunian bertingkat yang dikembangkan oleh pemerintah dan dihuni bersama oleh banyak anggota keluarga dengan unit terpisah dan dilengkapi dengan fasilitas.
Subzona apartemen
R6
Kawasan hunian yang dikembangkan oleh swasta berupa high rise building yang dilengkapi fasilitas penunjang bagi penghuninya
K1
Kawasan yang menampung tenaga kerja, kios, jasa, dan pelayanan masyarakat dengan menyediakan fasilitas perdagangan dan jasa yang berskala nasional, regional, maupun lokal dalam bentukan ruang kota berupa bangunan tunggal.
K2
Kawasan yang menampung tenaga kerja, pertokoan, jasa, dan pelayanan masyarakat dengan menyediakan fasilitas perdagangan dan jasa yang berskala regional, kota, maupun lokal dalam bentukan ruang kota berupa unit tunggal yang berderet.
K3
Kawasan yang menampung tenaga kerja, lapak, kios, jasa, dan pelayanan masyarakat dengan menyediakan fasilitas perdagangan dan jasa yang berskala nasional, regional, maupun lokal dalam bentukan ruang kota berupa bangunan pasar tradisional dan kios-kios.
KT1
Kawasan yang diperuntukkan untuk penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dan pelayanan masyarakat. Kantor pemerintahan baik tingkat pusat maupun daerah
KT2
Kawasan yang difungsikan untuk pengembangan kelompok kegiatan perkantoran swasta, jasa, tempat bekerja, tempat berusaha dengan fasilitasnya
Subzona
Subzona pusat perbelanjaan tunggal
Subzona pertokoan deret
13
Zona Pasar
Subzona pasar
14
Zona Pemerintah
Subzona instansi pemerintahan
15
Zona Perkantoran
Subzona perkantoran swasta
Aksara Kartasura â&#x2013; 118
No
Peraturan Zonasi Zona
Subzona
Kode
Kriteria
16
Subzona industri pangan
I1
Kawasan dengan peruntukan sebagai zona industri yang mengolah bahan mentah atau setengah jadi menjadi produk pangan.
17
Subzona industri tekstil
I2
Kawasan dengan peruntukan sebagai zona industri yang mengolah bahan mentah atau bahan setengah jadi menjadi tekstil siap pakai.
18
Subzona industri kimia dasar
I3
Kawasan dengan peruntukan sebagai zona industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku serta memiliki proses kimia yang menghasilkan produk zat kimia dasar
I4
Kawasan dengan peruntukan sebagai zona industri yang mengolah bahan mentah menjadi aneka bahan bangunan, seperti batu-bata, genting, keramik, kayu, dan lain-lain.
19
Zona Industri
Subzona industri bahan bangunan
20
Subzona industri mebel
I5
Kawasan dengan peruntukan sebagai zona industri yang mengolah bahan baku atau bahan setengah jadi dari kayu, rotan, dan bahan baku alami lainnya menjadi produk barang jadi yang dapat dimanfaatkan, seperti meja, kayu, lemari, dan lain-lain.
21
Subzona industri otomotif
I6
Kawasan dengan peruntukan sebagai zona industri yang merakit serta memproduksi suku cadang kendaraan bermotor.
22
Subzona pendidikan
SPU1
Kawasan dengan peruntukan sebagai sarana pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi, pendidikan informal dan formal
Subzona transportasi
SPU2
Kawasan dengan peruntukan sebagai tempat kegiatan terminal dan simpul-simpul transportasi umum beserta fasilitasnya
Subzona kesehatan
SPU3
Kawasan peruntukan pengembangan sarana kesehatan dengan hierarki dan skala pelayanan disesuaikan dengan jumlah penduduk
23 24
Zona Pelayanan Umum
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 119
No
Peraturan Zonasi
Kode
Kriteria
Subzona olahraga
SPU4
Kawasan dengan peruntukan sebagai zona industri yang mengolah bahan mentah atau setengah jadi menjadi produk pangan.
Subzona sosial budaya
SPU5
Kawasan dengan peruntukan sebagai zona industri yang mengolah bahan mentah atau bahan setengah jadi menjadi tekstil siap pakai.
27
Subzona peribadatan
Kawasan dengan peruntukan sebagai zona industri yang mengolah SPU6 bahan mentah menjadi bahan baku serta memiliki proses kimia yang menghasilkan produk zat kimia dasar
28
Subzona peruntukan pertanian
PL1
Ruang yang berfungsi menampung kegiatan yang berhubungan dengan pengusahaan tanaman tertentu; pengandangan, pemberian makanan, dan pemeliharaan hewan untuk pribadi atau niaga.
29
Subzona peruntukan pariwisata
PL2
Ruang yang berfungsi untuk pengembangan kegiatan pariwisata baik alam, buatan, maupun budaya.
PL3
Ruang yang berfungsi untuk tempat penyimpanan bahan baku industri, hasil industri, komoditi perdagangan, atau sumber daya lainnya yang dibutuhkan di kota dalam jangka waktu pendek hingga panjang dan dalam jumlah muatan yang besar
PL4
Ruang yang dikembangkan untuk menjamin kegiatan dan pengembangan bidang pertahanan dan keamanan seperti kantor, instalasi hankam, dan tempat latihan aparat.
Zona
25 26
30
31
Zona Pelayanan Umum
Zona Peruntukan Lainnya
Subzona
Subzona pergudangan
Subzona hankam
32
Subzona IPAL
PL5
Ruang yang berfungsi untuk tempat pembuangan segala macam air buangan (limbah) yang berasal dari limbah-limbah domestik, industri, maupun komersial dan lain-lainnya.
33
Subzona TPS
PL6
Ruang yang digunakan sebagai tempat untuk menimbun sampah dan merupakan bentuk terakhir perlakuan sampah.
Aksara Kartasura â&#x2013; 120
No
Peraturan Zonasi
Kode
Kriteria
25
Subzona campuran perumahan dan perdagangan
C1
Kawasan budidaya dengan peruntukan campuran antara perumahan dan perdagangan
26
Subzona campuran perdagangan dan perkantoran
C2
Kawasan budidaya dengan peruntukan campuran antara perdagangan dan perkantoran
Subzona campuran perumahan dan perkantoran
C3
Kawasan budidaya dengan peruntukan campuran antara perumahan dan perkantoran
28
Subzona campuran perumahan dan industri
C4
Kawasan budidaya dengan peruntukan campuran antara perumahan dan industri
29
Subzona campuran ruang terbuka hijau dan pariwisata
C5
Kawasan lindung berupa ruang terbuka hijau yang juga memiliki peruntukan pariwisata
27
Zona
Zona Campuran
Subzona
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 121
MATRIKS ITBX
H1 H2 H3 SC R1 R2 R3 R4
: Preservasi sungai : Taman : Permakaman : Cagar budaya : Perum. teratur : Perum. kampung : Perum. baru : Perum. industri
R5 R6 K1 K2 K3 KT1 KT2 I1
: Rusun : Apartemen : Komersial tunggal : Komersial deret : Pasar : Instansi pemerintah : Perkantoran swasta : Industri pangan
I2 I3 I4 I5 I6 SPU1 SPU2 SPU3
: Industri tekstil : Industri kimia dasar : Industri bangunan : Industri mebel : Industri otomotif : Pendidikan : Transportasi : Kesehatan
SPU4 SPU5 SPU6 PL1 PL2 PL3 PL4 PL5
I
: Olahraga : Sosial budaya : Peribadatan : Pertanian : Pariwisata : Pergudangan : Hankam : IPAL
Diizinkan
T
Diizinkan Terbatas
PL6 C1 C2 C3 C4 C5
B
: TPS : Perum. + Komersial : Komersial + Kantor : Perum. + Kantor : Perum. + Industri : RTH + Pariwisata
Bersyarat
X
Tidak Diizinkan
Aksara Kartasura â&#x2013; 122
MATRIKS ITBX
H1 H2 H3 SC R1 R2 R3 R4
: Preservasi sungai : Taman : Permakaman : Cagar budaya : Perum. teratur : Perum. kampung : Perum. baru : Perum. industri
R5 R6 K1 K2 K3 KT1 KT2 I1
: Rusun : Apartemen : Komersial tunggal : Komersial deret : Pasar : Instansi pemerintah : Perkantoran swasta : Industri pangan
I2 I3 I4 I5 I6 SPU1 SPU2 SPU3
: Industri tekstil : Industri kimia dasar : Industri bangunan : Industri mebel : Industri otomotif : Pendidikan : Transportasi : Kesehatan
SPU4 SPU5 SPU6 PL1 PL2 PL3 PL4 PL5
I
: Olahraga : Sosial budaya : Peribadatan : Pertanian : Pariwisata : Pergudangan : Hankam : IPAL
Diizinkan
T
Diizinkan Terbatas
PL6 C1 C2 C3 C4 C5
B
: TPS : Perum. + Komersial : Komersial + Kantor : Perum. + Kantor : Perum. + Industri : RTH + Pariwisata
Bersyarat
X
Tidak Diizinkan
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 123
MATRIKS ITBX
H1 H2 H3 SC R1 R2 R3 R4
: Preservasi sungai : Taman : Permakaman : Cagar budaya : Perum. teratur : Perum. kampung : Perum. baru : Perum. industri
R5 R6 K1 K2 K3 KT1 KT2 I1
: Rusun : Apartemen : Komersial tunggal : Komersial deret : Pasar : Instansi pemerintah : Perkantoran swasta : Industri pangan
I2 I3 I4 I5 I6 SPU1 SPU2 SPU3
: Industri tekstil : Industri kimia dasar : Industri bangunan : Industri mebel : Industri otomotif : Pendidikan : Transportasi : Kesehatan
SPU4 SPU5 SPU6 PL1 PL2 PL3 PL4 PL5
: Olahraga : Sosial budaya : Peribadatan : Pertanian : Pariwisata : Pergudangan : Hankam : IPAL
PL6 C1 C2 C3 C4 C5
: TPS : Perum. + Komersial : Komersial + Kantor : Perum. + Kantor : Perum. + Industri : RTH + Pariwisata
I
Diizinkan
T
Diizinkan Terbatas
B
Bersyarat
X
Tidak Diizinkan
Aksara Kartasura â&#x2013; 124
MATRIKS ITBX
H1 H2 H3 SC R1 R2 R3 R4
: Preservasi sungai : Taman : Permakaman : Cagar budaya : Perum. teratur : Perum. kampung : Perum. baru : Perum. industri
R5 R6 K1 K2 K3 KT1 KT2 I1
: Rusun : Apartemen : Komersial tunggal : Komersial deret : Pasar : Instansi pemerintah : Perkantoran swasta : Industri pangan
I2 I3 I4 I5 I6 SPU1 SPU2 SPU3
: Industri tekstil : Industri kimia dasar : Industri bangunan : Industri mebel : Industri otomotif : Pendidikan : Transportasi : Kesehatan
SPU4 SPU5 SPU6 PL1 PL2 PL3 PL4 PL5
I
Diizinkan
: Olahraga : Sosial budaya : Peribadatan : Pertanian : Pariwisata : Pergudangan : Hankam : IPAL
T
Diizinkan Terbatas
PL6 C1 C2 C3 C4 C5
B
Bersyarat
: TPS : Perum. + Komersial : Komersial + Kantor : Perum. + Kantor : Perum. + Industri : RTH + Pariwisata
X
Tidak Diizinkan
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 125
ZONA LINDUNG & CAGAR BUDAYA
ZONING TEXT
Aksara Kartasura â&#x2013; 126
ZONA PERUMAHAN
ZONING TEXT
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 127
ZONA PERUMAHAN
ZONING TEXT
Aksara Kartasura â&#x2013; 128
ZONA KOMERSIAL
ZONING TEXT
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 129
ZONA PERKANTORAN
ZONING TEXT
Aksara Kartasura â&#x2013; 130
ZONA INDUSTRI
ZONING TEXT
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 131
ZONA INDUSTRI
ZONING TEXT
Aksara Kartasura â&#x2013; 132
ZONA PELAYANAN UMUM
ZONING TEXT
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 133
ZONA PELAYANAN UMUM
ZONING TEXT
Aksara Kartasura â&#x2013; 134
ZONA PERUNTUKAN LAINNYA
ZONING TEXT
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 135
ZONA PERUNTUKAN LAINYA
ZONING TEXT
Aksara Kartasura â&#x2013; 136
ZONA PERUNTUKAN CAMPURAN
ZONING TEXT
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 137
ZONA PERUNTUKAN CAMPURAN
ZONING TEXT
Aksara Kartasura â&#x2013; 138
RENCANA RANCANG KOTA penjabaran pengembangan kawasan-kawasan strategis kota dilengkapi dengan visualisasi
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 139
TAPAK RENCANA RANCANG KOTA
Terminal dan TOD Sunan Amangkurat II Kartasura Embung Kartasura dan Sentra Industri Tahu Purwogondo
Legenda: Batas Amatan Jalan
Taman Kota Kartasura Taman Tepi Sungai Kartasura Pasar dan Etalase UMKM Kartasura
Rel Kereta Sungai/Embung
Koridor Komersial Jalan Ahmad Yani Kompleks Keraton Kartasura Adiningrat Kawasan Industri “Eco Industrial Park” Gumpang
Aksara Kartasura â&#x2013; 140
PASAR DAN ETALASE UMKM KARTASURA Andreas Galih 45908
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 141
LATAR BELAKANG Kartasura merupakan salah satu tulang punggung pendapatan Sukoharjo karena letaknya serta komoditas perdagangan dan industri yang telah dikenal berskala regional hingga internasional. Keberadaan pasar yang representatif amat penting untuk mendukung fungsi dan peran Kartasura tersebut. Hal ini untuk menjaga roda perekonomian kota dan kabupaten tetap berjalan dengan stabil. Terhitung sejak disahkannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan, pasar tradisional telah berubah penyebutannya menjadi Pasar Rakyat, dengan tetap memperhatikan kekhususan pasar rakyat terkait aspek lokasi yang bersifat tetap serta menjadi tempat jual beli dengan proses tawar menawar. Saat ini kondisi Pasar Kartasura dapat dikatakan belum bisa memberikan citra terbaik yang dimiliki oleh kota. Berdasarkan analisis lapangan yang dilakukan, kondisi bangunan pasar yang sudah termakan usia menimbulkan efek domino bagi keberlangsungan sistem jual beli. Bangunan pasar yang sudah tidak mendukung lagi menimbulkan keengganan sebagian besar pelanggan untuk berbelanja. Permasalahan ini menimbulkan celah bagi pedagang untuk menggelar dagangan di luar pasar, hal ini menimbulkan permasalahan selanjutnya yaitu kemacetan yang terjadi diluar pasar pada saat-saat tertentu, karena kendaraan pelanggan maupun kendaraan barang yang parkir sembarangan, hal ini juga menimbulkan permasalahan parkir liar dan premanisme.
Aksara Kartasura â&#x2013; 142
GAMBARAN UMUM Pasar Kartasura terletak di pinggir Jalan Nasional Rute 15 yang menghubungkan Yogyakarta dan Surabaya, Selain itu, Kartasura sendiri juga merupakan terminus dari Jalan Nasional Rute 16 yang berawal dari Semarang. Letak pasar yang dapat menjangkau tiga Pusat Kegiatan Nasional (empat termasuk Surakarta) inilah yang membuatnya sangat strategis karena memudahkan pengangkutan logistik barang-barang. Keberadaan Pasar Kartasura juga memiliki peran yang penting bagi Kota Kartasura dan bahkan bagi Kabupaten Sukoharjo. Banyaknya jumlah UMKM dan industri yang ada di Kartasura membuat Pasar Kartasura pernah menjadi pasar terbesar di Kabupaten Sukoharjo, sebelum dibangunnya Pasar Ir. Soekarno di Kabupaten Sukoharjo. Kawasan Pasar Kartasura yang akan direncanakan memiliki luas 10 hektare yang mencakup Pasar Kartasura saat ini dan kawasan di sekitarnya. Guna lahan yang ada di kawasan rencana, saat ini, didominasi oleh guna lahan komersial berupa toko, warung, dan ruko. Fungsi permukiman di kawasan tersebut saat ini sebagian besar sudah beralih menjadi fungsi campuran rumah tinggal dan tempat usaha secara organik. Ketersohoran Pasar Kartasura telah banyak mempengaruhi kawasan di sekitarnya. Oleh karena itu pengembangan Kawasan Pasar Kartasura menjadi sebuah peluang yang besar untuk lebih memajukan perekonomian yang ada di Kota Kartasura.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 143
•
Lokasi strategis
•
STRENGTH
WEAKNESS
•
Bangunan pasar sudah tua dan rusak
Komoditas yang diperdagangkan sangat beragam
•
Tidak tersedia lahan parkir yang mumpuni
•
Harga barang yang diperjualbelikan murah
•
Bangunan pasar gelap dan pengap
•
Nama Pasar Kartasura yang sudah tersohor
•
Tidak ada pemisahan pedagang berdasarkan jenis barang
•
Pasar dikelilingi kawasan perniagaan
ARTERI
PASAR
ANALISIS SWOT •
Keberadaan pintu tol Kartasura membuka peluang
•
Perkembangan pesat perdagangan di Kota Surakarta
•
Pertumbuhan jumlah penduduk usia muda
•
Era disrupsi (belanja daring) menggerus pasar nyata
•
Banyak keluarga muda yang tinggal di Kartasura
•
Keinginan generasi milenial yang instan dan praktis
•
Semakin berkembangnya UMKM di Kartasura
OPPORTUNITY
THREAT
Aksara Kartasura â&#x2013; 144
KONSEP AWAL Pasar Kartasura sebagai pasar tradisional yang bersih, nyaman, praktis dengan tata kelola yang baik untuk menarik pangsa pasar keluarga muda dan para pelancong.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 145
KONSEP PENGEMBANGAN Berdasarkan analisis permasalahan yang telah dilakukan sebelumnya dan untuk mencapai tujuan perencanaan kota Kartasura sebagai kota berketahanan dari segi ekonomi, sosial, dan infrastruktur, ditariklah konsep pengembangan Pasar Kartasura. Pengembangan dari konsep awal yang dilakukan meliputi pengubahan konsep pasar tradisional satu gedung menjadi kawasan pasar yang di dalamnya terdapat gedung khusus sayur mayur dan daging, beverage food, food court, ruko, loading dock, dan day care. Selain itu di dalam kawasan tersebut akan didirikan Etalase UMKM Kartasura sebagai ruang pamer bagi UMKM yang ada di Kartasura serta dapat berfungsi juga sebagai venue acara-acara berskala kota yang ada di Kartasura. Tujuan dari pembuatan kawasan pasar ini adalah membuat blok-blok khusus untuk setiap komoditas yang berbeda-beda sehingga sensasi belanja yang ditimbulkan lebih nyaman.
Aksara Kartasura â&#x2013; 146
KONSEP PENGEMBANGAN â&#x20AC;˘
Bangunan Pasar Utama memiliki peruntukan sebagai pasar sayur mayur dan bahan makanan segar lainnya yang berpotensi menimbulkan bau, basah, dan lembap. Oleh karena itu bangunan dirancang memiliki banyak ventilasi, sirkulasi udara yang baik, dan pencahayaan yang baik.
â&#x20AC;˘
Bangunan
Taman
Bakul
dan
Etalase
UMKM
Kartasura
diperuntukkan khusus untuk penjualan makanan-makanan masak, makanan awetan, makanan kemasan, dan bahan-bahan lain yang tidak menimbulkan bau atau mudah membusuk. Selain itu, pada etalase UMKM terdapat tiga bangunan identik dengan masingmasing peruntukan produk tekstil, produk kayu dan gerabah, serta produk otomotif dan pertukangan. Lapak-lapak dan kios-kios dirancang kering, dengan sirkulasi udara dan pencahayaan yang baik. â&#x20AC;˘
Taman Kuliner Pasar Kartasura dibangun untuk memanjakan pengunjung yang ingin melakukan santap pagi-siang-malam bersama keluarga selepas berbelanja di pasar. Dapur masak yang ada di taman kuliner ini didesain dapat dilihat oleh pembeli agar kebersihan proses pemasakan makanan selalu terjaga.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 147
ELEMEN HAMID SHIRVANI: LAND USE Guna lahan mikro yang ada di kawasan inti Pasar Kartasura diperuntukkan sebagai Bangunan Pasar Bahan Segar, Bangunan Pasar Bahan Kering, Etalase UMKM, parkir dan area bongkar muat, serta Taman Kuliner. Sementara itu guna lahan makro di kawasan pasar didominasi dengan fungsi komersial. Bangunan dengan peruntukan lain tetap diperbolehkan apabila memenuhi syarat pada tabel ITBX Kota Kartasura.
Aksara Kartasura ■ 148
ELEMEN HAMID SHIRVANI: BUILDING FORM AND MASSING Selaras dengan Rencana Intensitas Ruang yang ditetapkan di Kota Kartasura, maka bangunan di Kawasan Pasar Kartasura maksimal memiliki jumlah lantai sebanyak dua lantai. Detail massa bangunan untuk setiap area yang direncanakan adalah sebagai berikut: •
Pasar Bahan Segar dan Pasar Bahan Kering: KDB: 80 % KLB: 2 lantai KDH: minimal 25 %
•
Etalase UMKM KDB: 80% KLB: 2 lantai KDH: minimal 25 %
•
Area Ruko Sekitar Pasar KDB: 90 % KLB: 2 lantai KDH: minimal 20 %
Selebihnya
terdapat
kawasan
milik
warga
yang
diperbolehkan
dipergunakan sebagai fungsi komersial dengan KDB 90 %, KLB maksimal 2 lantai, dan KDH minimal 25 %.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 149
ELEMEN HAMID SHIRVANI: CIRCULATION AND PARKING Kawasan Pasar Kartasura merupakan kawasan yang saling terintegrasi dengan jaringan jalan dan pedestrian. Terdapat 2 buah lapangan parkir yang masing-masing terletak di samping Beverages Market dan bagian belakang Etalase UMKM, dengan daya tampung total 800 kendaraan roda empat dan 1200 kendaraan roda dua, daya tampung tersebut sudah di atas standar minimal bangunan pasar dan bangunan lainnya. Kawasan Pasar Kartasura dapat diakses melalui Jalan Ahmad Yani dan akses keluar dari Kawasan Pasar Kartasura berada di barat kawasan. Selain itu terdapat juga loading dock untuk bongkar muat barang di kawasan Pasar Kartasura. Sistem Parkir yang digunakan untuk kendaraan pribadi adalah one way in-one way out. Sementara itu kendaraan barang masuk menuju loading dock melalui satu pintu yang berbeda dari pintu masuk kendaraan pribadi.
Aksara Kartasura â&#x2013; 150
ELEMEN HAMID SHIRVANI: OPEN SPACE Ruang terbuka yang ada di kawasan Pasar Kartasura merupakan tamantaman yang terbentuk dari ruang antar bangunan. Ruang terbuka tersebut dapat dimanfaatkan sebagai tepat berinteraksi pengunjung dan kegiatan lainnya seperti pameran, panggung terbuka dan kegiatan lainnya yang membutuhkan ruang terbuka. Selain fungsi diatas, ruang terbuka yang terdapat di kawasan Pasar Kartasura dijadikan sebagai titik evakuasi jika terjadi bencana. Oleh sebab itu ruang terbuka yang ada saling terhubung dan tidak terputus serta luasnya melebihi jarak yang ditentukan apabila bangunan-bangunan di kawasan Pasar Kartasura roboh.
ELEMEN HAMID SHIRVANI:PEDESTRIAN WAYS Jalur pejalan kaki terdapat di sekeliling kawasan Pasar Kartasura untukmemudahkan pembeli yang tidak membawa kendaraan untuk mengakses pasar dan area-area lainnya di dalam kawasan Pasar Kartasura. Untuk menambah keamanan pejalan kaki, setiap jalur pejalan kaki yang berbatasan dengan jalan raya dilengkapi dengan bollard. Selain itu setiap jalur pejalan kaki dilengkapi tempat sampah dan lampu penerangan saat malam hari.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 151
ELEMEN HAMID SHIRVANI: ACTIVITY SUPPORT Pendukung aktivitas yang menyokong kegiatan jual beli di kawasan Pasar Kartasura berupa tempat pembuangan sampah sementara sebanyak 2 buah, lahan parkir yang memadai, foodcourt, day care, loading dock, dan area terbuka sebagai tempat evakuasi
ELEMEN HAMID SHIRVANI:SIGNAGE Penanda yang ada di kawasan Pasar Kartasura terbagi menjadi 2 jenis, yaitu penanda rambu petunjuk dan penanda sebagai penciri. Penanda sebagai rambu berupa lampu lalu lintas yang dipergunakan untuk mengatur lalu lintas keluar masuk kendaraan dari kawasan menuju Jalan Ahmad Yani. Penanda yang berfungsi sebagai penciri adalah plang nama kawasan yang bertuliskan “PASAR KARTASURA” dan “TAMAN BAKUL KARTASURA.”
Aksara Kartasura ■ 152
ELEMEN HAMID SHIRVANI: PRESERVATION Kawasan Pasar Kartasura dirancang untuk mempertahankan kegiatan jual beli sebagaimana yang telah disebutkan dalam latar belakang rencana Kawasan Pasar Kartasura. “Terhitung
sejak
disahkannya
Undang-undang
Nomor
7
Tahun
2014 tentang Perdagangan, maka pasar tradisional telah berubah penyebutannya menjadi Pasar Rakyat, dengan tetap memperhatikan kekhususan pasar rakyat terkait aspek lokasi yang bersifat tetap berupa toko/kios/los dan bentuk lainnya serta menjadi tempat jual beli dengan proses tawar menawar. “
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 153
PENTAHAPAN DAN PEMBIAYAAN
Program
Kegiatan
Tahap I 19
20
21
Tahap II 22
23
24
25
26
27
Tahap III 28
29
30
31
32
Tahap IV 33
34
35
36
37
38
Sosialisasi dan pendataan pedagang Relokasi sementara pedagang ke lahan bekas terminal lama Kartasura
Revitalisasi Pasar Renovasi kompleks pasar Integrasi pasar dengan sektor pariwisata Pemeliharaan pasar baru Biaya
Rp6.000.000,00
Rp20.815.000.000,00
Rp1.050.000.000,00
Rp1.050.000.000,00
Rp0,00
Rp3.470.000.000,00
Rp850.000.000,00
Rp850.000.000,00
Akuisisi lahan Pendataan UMKM Kartasura Pencitraan Pembangunan etalase UMKM UM Integrasi etalase UMKM dengan sektor pariwisata Pemeliharaan etalase UMKM Biaya
Total Biaya
Rp28.091.000.000,00
Aksara Kartasura â&#x2013; 154
KOLASE VISUALISASI RENCANA
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 155
TERMINAL DAN TOD SUNAN AMANGKURAT II KARTASURA Alfi Hilman 45924
Aksara Kartasura â&#x2013; 156
LATAR BELAKANG Sebagai kota yang terletak di persimpangan jalur menuju tiga kota besar di Pulau Jawa, Kartasura sebenarnya memiliki potensi untuk menjadi transit hub bagi daerah-daerah di sekitarnya. Di Kartasura, calon penumpang dapat dengan mudah pergi ke berbagai tujuan karena trayek bus yang melewatinya juga sangat beragam, mulai dari Surakarta, Yogyakarta, Semarang, bahkan hingga Surabaya dan Jakarta. Dan realitanya memang benar, banyak warga sekitar, terutama penduduk Kabupaten Sukoharjo, yang hendak pergi ke Semarang dan Yogyakarta lebih memilih naik bus dari Kartasura. Akan tetapi, Terminal Kartasura sebagai prasarana yang ada untuk mendukung kegiatan ini malah hampir tidak digunakan. Saat ini, terminal tersebut ditelantarkan dan keberadaannya terkesan hanya sebatas formalitas. Lokasinya yang mengharuskan bus belok ke dalam jalan kecil membuat sebagian besar memilih untuk tidak masuk ke sana sama sekali. Akibatnya, aktivitas penumpang hanya terbatas pada beberapa jam saja tiap harinya. Keadaan ini menyebabkan terminal sepi, kios di dalamnya banyak yang tutup, dan menambah kesan terlantarnya. Terminal Kartasura sangat berpotensi untuk dikembangkan. Lahannya yang luas (6,8 hektare kompleks inti, 10,6 hektare dengan hinterland) sangat disayangkan apabila ditelantarkan begitu saja. Terlebih lagi, saat ini Terminal Kartasura merupakan terminal tipe B yang dikelola langsung oleh Pemprov Jawa Tengah. Oleh karena itu, bersamaan dengan rencana pembuatan Jalan Lingkar Kartasura, Terminal Kartasura akan dikembangkan beserta fasilitas-fasilitas pelengkap di sekitarnya dengan konsep Transit Oriented Development (TOD) sebagai penarik kegiatan di sana.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 157
GAMBARAN UMUM Tapak rencana Terminal dan TOD Sunan Amangkurat II Kartasura terletak di Desa Wirogunan, Kecamatan Kartasura, dengan luas sekitar 10,6 hektare. Lokasinya berada 700 meter barat laut Tugu Kartasura, di tepi Jalan Lingkar Kartasura yang direncanakan akan melewati jalan akses lama terminal tersebut. Kondisi tapak saat ini sebagian besar berupa tanah lapang untuk parkir dan bangunan terminal, bangunan Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sampah Ngabeyan, serta persawahan di sekelilingnya. Nantinya di dalam tapak akan ada bangunan utama terminal yang terintegrasi, depot bus dan truk sampah, pertokoan, SPBU, serta Rusunami Wirogunan di bagian barat tapak.
Aksara Kartasura ■ 158
WEAKNESS
STRENGTH •
Tersedia lahan yang sangat luas
•
Lokasinya agak jauh dari pusat aktivitas kota dan menyulitkan
•
Berada di tepi Jalan Lingkar Kartasura
•
Pengelolaan terminal saat ini di bawah wewenang Pemprov
•
Terdapat TPS Ngabeyan di dalam tapak
sehingga kemungkinan alokasi dana lebih besar
•
Terdapat perumahan dan bangunan industri di bagian selatan
sirkulasi kendaraan
tapak
ANALISIS SWOT •
Dapat
dikembangkan
menjadi
kawasan
terpadu
•
antarmoda • •
Ada
kemungkinan
terminal
yang
baru
tetap
tidak
disinggahi bus apabila tidak dilakukan penegakan
Dapat menjadi transit hub bagi Kabupaten Sukoharjo dan Kota
•
Pengembangan
terminal
dapat
mengganggu
fungsi
TPS
Surakarta bagian barat
Ngabeyan di dekatnya yang mana merupakan TPS utama Kota
Dapat menjadi penarik kegiatan bagi bagian barat laut Kartasura
Kartasura
yang saat ini kurang terbangun
•
Ada kemungkinan kalah saing dengan Terminal Tirtonadi Surakarta apabila tidak dibuat kebijakan double hub
OPPORTUNITY
THREAT
Laporan Studio Aksara Rencana Kartasura Kotaâ&#x2013; Kartasura 159 â&#x2013; 159
KONSEP AWAL Terminal dan TOD Sunan Amangkurat II Kartasura sebagai integrated transit hub di rute Joglosemar sekaligus menjadi penarik kegiatan dan pemantik pengembangan bagi kawasan Kartasura barat laut.
Laporan Studio Aksara Rencana Kartasura Kotaâ&#x2013; Kartasura 160 â&#x2013; 160
KONSEP PENGEMBANGAN
Depot/ parkir bus
Pengembangan dari konsep awal yang dilakukan meliputi pengubahan
Depot truk sampah Bangunan utama terminal
Parkir terminal (gedung)
konsep terminal lama yang terbuka, berintensitas rendah, dan tersebar
Jalan Lingkar Kartasura
di lahan yang luas menjadi tertutup dan terintegrasi di dalam satu gedung untuk keberangkatan seluruh moda transportasi. Bangunan terminal yang baru nantinya juga akses masuknya akan terpisah antara
kendaraan
antar
jemput
penumpang
dengan
moda
transportasi lainnya. Sirkulasi penumpang juga akan dipisah, di mana penumpang naik akan mendatangi busnya dari ruang tunggu keberangkatan di lantai dua melalui jembatan layang yang mirip garbarata bandara lalu turun menggunakan eskalator ke concourse, sementara penumpang turun dari bus langsung masuk ke dalam ruang kedatangan di lantai satu. Tempat parkir untuk kendaraan penumpang tersedia di barat daya terminal, sementara tempat parkir/depot bus tersedia di utara terminal. Di sebelah timur depot bus juga akan dibangun pengembangan dari TPS Ngabeyan sekaligus depot truk sampahnya. Sebagai perwujudan dari konsep transit oriented development, di sisi selatan terminal akan ditujukan sebagai kawasan komersial sebagai penarik aktivitas di sekitar terminal. Di sisi barat tapak juga akan dibangun Rusunami Wirogunan yang merupakan rusun relokasi pekerja industri tahu, sehingga kawasan terminal bukan hanya akan menjadi tempat singgah tetapi juga menjadi tempat tujuan.
Rusunami Wirogunan
Parkir komersial (terbuka) Zona komersial SPBU
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 161
ELEMEN HAMID SHIRVANI: LAND USE Peruntukan Khusus Pelayanan Umum
Peruntukan lahan pada kawasan Terminal dan TOD Sunan Amangkurat II Kartasura terdiri dari pelayanan umum pada terminal dan depot bus, peruntukan khusus pada TPS/depot truk sampah, komersial pada zona komersial dan SPBU, serta perumahan pada rusun.
Perumahan Komersial
ELEMEN HAMID SHIRVANI: BUILDING FORM AND MASSING Massa bangunan pada tapak Terminal dan TOD Sunan Amangkurat II Kartasura berkoefisien dasar bangunan (KDB) 40-90% dan jumlah lantai maksimal 10. Setiap bangunan, termasuk terminal, akan memiliki lahan hijau untuk tempat peresapan air. Jumlah lantai maksimal yang tinggi juga didasarkan pada konsep transit oriented development itu sendiri yang memaksimalkan guna lahan di sekitar simpul transportasi. Untuk orientasi, bangunan mayoritas akan menghadap ke timurbarat dengan hanya terminal dan beberapa bangunan komersial yang menghadap ke utara-selatan.
Aksara Kartasura â&#x2013; 162
ELEMEN HAMID SHIRVANI: CIRCULATION AND PARKING Untuk sirkulasi dan parkir makro, jalan yang berada di kawasan Terminal dan TOD Sunan Amangkurat II Kartasura berpola grid dan line dengan lebar jalan utama sebesar 11 m yang terdiri dari 2 lajur + bahu jalan dan jalan lokal selebar 8 meter. Parkir disediakan di zona komersial, di sisi barat daya simpang terminal. Untuk sirkulasi dan parkir mikro di dalam terminal, kendaraan akan masuk dari selatan bangunan terminal searah jarum jam, dengan lajur henti bus AKDP di sisi barat dan bus AKAP di sisi timur. Angkota Kartasura dan bus Batik Solo Trans akan berhenti di halte khusus yang terletak di sisi selatan terminal
ELEMEN HAMID SHIRVANI: OPEN SPACE Di kawasan Terminal dan TOD Sunan Amangkurat II Kartasura terdapat ruang terbuka publik di Rusunami Wirogunan. Ruang terbuka ini berupa common area yang memiliki fasilitas kursi, tempat bermain, dan taman yang diteduhi jembatan penyeberangan dari satu bangunan rusun ke bangunan lainnya.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 163
ELEMEN HAMID SHIRVANI: ACTIVITY SUPPORT Pendukung aktivitas yang ada di kawasan Terminal dan TOD Sunan Amangkurat II Kartasura adalah zona komersial yang akan mendukung aktivitas transportasi di terminal. Zona komersial akan menarik kegiatan ke kawasan terminal dan menjadi pusat aktivitas tambahan di kala terminal sedang sepi.
ELEMEN HAMID SHIRVANI: SIGNAGE Penanda yang ada di kawasan Terminal dan TOD Sunan Amangkurat II Kartasura terdiri dari tembok nama terminal, lampu lalu lintas, dan rambu parkir. Tembok nama terminal terletak di depan pintu masuk terminal dan menjadi penanda utamanya. Lampu lalu lintas terletak di persimpangan jalan lingkar dan menjadi elemen penting pengaturan lalu lintas di sana karena simpang tersebut terdiri dari lima kaki. Rambu parkir diletakkan di area parkir terbuka dan gedung.
Aksara Kartasura â&#x2013; 164
PENTAHAPAN DAN PEMBIAYAAN Pentahapan dan pembiayaan ini disesuaikan dengan rencana pentahapan dan pembiayaan menyeluruh di Kota Kartasura. Berdasarkan pentahapan tersebut pembangunan terminal dan TOD dimulai pada tahap pertama. Karena Terminal Kartasura saat ini termasuk dalam pengelolaan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, sebagian besar dana akan bersumber dari APBD Provinsi. Kegiatan yang berhubungan langsung dengan terminal serta akuisisi lahan akan menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan lainnya akan menjadi tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Sukoharjo dan Kecamatan Kartasura.
Program
Kegiatan
Tahap I 2019 2020 2021
Sosialisasi
Revitalisasi Terminal
Tahap II 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028
Anggaran Biaya Rp8.000.000,00
Akuisisi lahan
Rp9.000.000.000,00
Revitalisasi bangunan utama terminal
Rp1.000.000.000,00
Perbaikan jalan akses masuk terminal
Rp800.000.000,00
Pembangunan fasilitas komersial TOD
Rp250.000.000,00
Pembangunan fasilitas perumahan TOD
Rp150.000.000,00 Total
Rp11.208.000.000,00
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 165
TAMAN KOTA KARTASURA Firman Jaya 46384
Aksara Kartasura â&#x2013; 166
LATAR BELAKANG Kota Kartasura merupakan kota dengan luas wilayah yang hanya
Peraturan RTH Publik
V/X
Kondisi Saat Ini
RTH kota mencapai 30% dari luas kota
X
Hanya mencapai 19%.
memiliki luas kurang lebih 2% dari Kabupaten Sukoharjo namun memiliki
RTH publik di Kartasura berupa taman,
penduduk yang berkisar 65 ribu jiwa, di mana masyarakat berasal dari golongan yang heterogen, sehingga butuh suatu wadah untuk menaungi kegiatan sosial masyarakat tersebut. Hal tersebut dapat diwujudkan melalui ruang terbuka hijau publik yang berskala kota, di mana selain
Sebesar 20% merupakan RTH Publik dan 10% RTH Privat
lapangan, dan makam hanya sebesar
X
khalayak.
hijau publik juga akan mendorong aspek ekonomi dan ekologi serta ruang terbuka hijau publik di Kota Kartasura yang dikomparasikan dengan kondisi ideal yang seharusnya ada yang berdasarkan pada peraturan Pasal 29 UU Nomor 26 Tahun 2007. Jika ditinjau dari segi sejarah, dahulu Kartasura memiliki dua buah RTH Publik dengan ukuran yang memadai berupa alun-alun keraton. Akan tetapi setelah keraton hancur alun-alun tersebut dialihfungsikan menjadi perumahan yang kini menjadi Kampung Alun-Alun. Bahkan untuk fasilitas skala kota lainnya pun, seperti masjid agung atau gereja pusat, Kartasura saat ini tidak memiliki. Permasalahan tidak adanya RTH Publik tersebut juga disebabkan mayoritas lahan di Kartasura sudah dimiliki oleh investor maupun pihak asing dari luar Kartasura, sehingga lahan kosong yang belum dimanfaatkan pun sulit diubah menjadi RTH Publik karena kendala status tersebut.
kan kebun dan sawah yang dimiliki privat dan tidak bisa digunakan oleh
mendorong aspek kegiatan sosial budaya keberadaan ruang terbuka estetika. Tabel di samping menunjukkan kondisi eksisting keberadaan
0,76% dari luas kota. Sisanya merupa-
Terdapat RTH publik untuk skala kota
X
RTH publik sebatas pada tingkat kelurahan.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 167
DISTRIBUSI RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA KARTASURA MENURUT KEPEMILIKANNYA
Dampak dari permasalahan tersebut adalah masyarakat tidak memiliki wadah atau tempat untuk berkumpul dan melakukan kegiatan massal. Sebagai contoh, ketika perayaan HUT Kartasura perayaan tersebut dilaksanakan di jalan raya serta di petilasan Keraton Kartasura yang cenderung sempit. Dampaknya, kegiatan tersebut dapat membahayakan kea-
82% Non-RTH
manan warga dan membahayakan kelestarian cagar budaya. Selain itu, dari segi ekologi dampak lain yang disebabkan dari tidak adanya ruang terbuka hijau publik di Kartasura adalah air hujan akan sulit meresap ke dalam tanah mengingat lahan di Kartasura yang kian hari semakin ter-
17,24% RTH Privat
tutup untuk resapan karena pembangunan yang terus meningkat. Oleh karena itu sudah seharusnya ada ruang terbuka hijau publik skala kota di Kota Kartasura, pembangunan RTH publik ini nantinya akan
0,76% RTH Publik
berdampak positif bagi banyak aspek selain sosial, dan ekologis termasuk juga ekonomi karena akan menumbuhkan komersil maupun jasa di sekitarnya, contoh: foodcourt, angkringan, dan stand makanan lainnya.
Aksara Kartasura â&#x2013; 168
GAMBARAN UMUM Kawasan Rencana yang diusung memiliki luasan berkisar 11 Ha, dengan siteplan utama yang berluas 3 Ha. Lokasi tapak persis berada di pinggir jalan arteri primer Ahmad Yani yang pada rencana Kota Kartasura jalan tersebut levelnya diturunkan menjadi jalan kolektor primer. Dapat dilihat dari peta, lokasi tapak sangat dekat dengan pertigaan Joglosemar yang mana juga terdapat Tugu Kartasura di pertigaan tersebut. Lokasi tapak juga dibelah oleh sungai yang memiliki lebar kurang lebih 5 m, di mana sungai tersebut juga perlu tindak preservasi. Pada siteplan saat ini juga terdapat permukiman padat, yang beberapa di antaranya slum dan juga squatter. Untuk kegiatannya juga variatif yakni ada komersial, jasa, instansi perkantoran, peribadatan, pendidikan.
Siteplan Ruang Terbuka Publik Batasan kawasan perencanaan
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 169
WEAKNESS
STRENGTH • •
Posisi tapak perencanaan RTH Publik Kartasura yang strategis
Kondisi eksisting tapak perencanaan merupakan permukiman
dekat dengan pertigaan antara Jogja, Solo, Semarang.
padat dengan beragam kegiatan, sehingga akan cenderung
Didukung oleh sektor kegiatan yang ada di sekelilingnya seperti
membutuhkan waktu yang lama dalam hal akuisisi lahan.
kegiatan komersial, perkantoran, dan juga peribadatan. •
•
•
Dekat dengan simpul transportasi karena berada pada pusat Kota
Bentuk eksisting tapak yang kurang teratur, sehingga perlu dilakukan penyesuaian rencana lebih lanjut lagi.
Kartasura. •
Diapit oleh dua aliran sungai yang akan semakin menambah fungsi ekologis dari Ruang Terbuka Hijau Publik yang akan dibangun
ANALISIS SWOT •
Berpeluang menjadi destinasi wisata yang tidak hanya dikunjungi
•
oleh masyarakat Kartasura tetapi juga dari luar Kartasura. •
Meningkatkan
pendapatan
ekonomi
masyarakat
kartasura,
karena daya tarik yang dimiliki oleh Ruang Terbuka Hijau Publik
Terjadi penolakan keras dari pihak-pihak asing yang memiliki kepemilikan tanah di Kartasura.
•
Adanya penyalahgunaan taman oleh beberapa pihak seperti kegiatan yang tidak normatif.
menimbulkan kegiatan ekonomi yang baru di sekitarnya.
OPPORTUNITY
THREAT
Aksara Kartasura â&#x2013; 170
KONSEP AWAL Taman Kota Kartasura sebagai collaborative green space di Kota Kartasura yang mendukung kegiatan masyarakat Kota Kartasura dari segi sosial dan ekonomi, menopang ketahanan ekologi, serta menjadi daya tarik wisata kota.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 171
KONSEP PENGEMBANGAN UMUM Lahan untuk taman skala kota Lahan untuk alun-alun
Ruang terbuka hijau publik Kota Kartasura disusun dengan konsep collaborative green space, hal ini didasari karena peruntukan lahan yang dibagi menjadi alun-alun dan juga taman kota. Kedua aspek tersebut merupakan aspek penting di dalam suatu kota, dalam rangka mendukung kegiatan dan kestabilan kota. Dari beberapa contoh preseden di beberapa kota, jarang ada penempatan dua jenis ruang terbuka hijau publik ini secara berdampingan, mengingat kapasitas dari lahan. Pada
Lahan untuk tempat parkir
Kota Kartasura sendiri, berdasarkan rencana arahan pemanfaatan ruang yang disusun, lahan yang diperuntukkan untuk dibangunnya ruang terbuka hijau publik berkisar 3 Ha, oleh karena itu lahan dibagi menjadi dua peruntukan menjadi sekitar masing-masingnya 1,3 Ha dan sisanya digunakan untuk preservasi sungai. Untuk bangunan yang berada didalam kawasan perencanaan, akan dilakukan penataan yang meliputi penataan fasad, penataan terhadap sempadan jalan karena ada beberapa jalan yang dinaikkan maupun di turunkan levelnya.
Aksara Kartasura â&#x2013; 172
KONSEP PENGEMBANGAN TEMPAT PARKIR Lahan parkir merupakan salah satu komponen wajib yang harus ada dalam pembangunan pusat-pusat kegiatan masyarakat. Dalam pembuatan parkir perlu dilakukan perhitungan desain yang presisi dan juga perhitungan volume kendaraan yang bisa ditampung dengan luas lahan yang ada. Jenis parkir pada umumnya ada dua jenis yaitu parkir onstreet dan dan off-street. Untuk parkir yang akan dibangun bagi ruang terbuka hijau publik Kartasura sendiri adalah model parkir off-street. Pertimbangan lain untuk membuat lahan parkir di tapak ini adalah, dikarenakan
kondisi
eksistingnya
yang
merupakan
bangunan
perdagangan dan jasa yang modelnya vertikal, sehingga jika bangunan tidak direlokasi, maka view ruang terbuka hijau publik yang akan dibangun akan terhalang. Untuk luas siteplan parkir ini berkisar 0,27 Ha di mana dalam lahan parkir ini sudah dilengkapi dengan bangunan pengelola dan juga pos penjaga serta vegetasi dan lampu penerangan. Parkir yang akan dibuat juga disediakan untuk mobil dan sepeda motor. Untuk jenis desain parkir mobil yang digunakan adalah parkir serong. Menurut ketentuan Dirjen Perhubungan Darat dalam Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir 1996, kemiringan yang digunakan dalam mendesain parkir adalah 30o,45o,60o. Untuk luas persil parkir satu mobil diatur berdasarkan golongan jenis kendaraan: Golongan I berluas 2,3 x 5,0 m, Golongan II berluas 2,5 x 5,0 m, dan Golongan III berluas 3,0 x 5,0 m. Pada desain parkir yang diusung digunakan patokan golongan yang paling tinggi karena golongan yang dibawahnya bisa menyesuaikan.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 173
KONSEP PENGEMBANGAN ALUN-ALUN Alun-alun yang direncanakan merupakan adaptasi dari konsep alunalun pada umumnya, karena terdapat perbedaan bentuk lahan di mana pada umumnya alun-alun berbentuk persegi atau persegi panjang, berbeda dengan bentuk lahan yang ada di Kartasura yang berbentuk segitiga karena dipotong oleh aliran sungai. Nantinya, alun-alun ini akan difungsikan untuk kegiatan-kegiatan perayaan atau hari-hari besar masyarakat Kartasura. Alun-alun yang akan dibuat juga didasari pada konsep catur gatra yang melekat erat di kerajaan-kerajaan jawa dahulu, di mana ada empat elemen utama penyusun sebuah kota yakni masjid agung, alun-alun, pasar, dan pusat pemerintahan. Oleh karena itu, desain yang akan digunakan juga akan mengadaptasi gaya arsitektur bangunan Jawa, khususnya Kerajaan Mataram yang dulunya berpusat di Kartasura. Kemudian di alun-alun yang dirancang juga dibuat sebuah pendopo khas Jawa yang diperuntukkan untuk panggung dalam kegiatankegiatan masyarakat Kartasura. Pada rencana alun-alun yang diusung, dibuat juga jalur pedestrian di sekelilingnya yang juga bisa digunakan untuk sarana olahraga seperti jogging bagi masyarakat Kartasura, dan juga desain yang direncanakan juga dibuat agar ramah bagi semua golongan, oleh karena itu jalur pedestrian yang dibuat juga dilengkapi dengan guiding block yang berguna bagi para difabel. Lalu, pemilihan warna yang akan dipakai juga disesuaikan dengan domain warna yang cenderung digunakan pada model arsitektur jawa terlebih dahulu seperti warna coklat beserta gradasinya.
Aksara Kartasura â&#x2013; 174
KONSEP PENGEMBANGAN TAMAN Taman Kota Kartasura merupakan Ruang Terbuka Hijau Publik yang dirancang dengan fungsi estetika yang menonjol, namun dengan tidak meniadakan fungsi sosial, ekonomi, dan juga ekologi. Taman ini didesain dengan bentuk lansekap yang terdiri dari lekukan-lekukan garis melengkung dan lingkaran hingga membentuk sebuah pola, yang di antaranya menjadi sirkulasi jalan dan variasi lainnya. Taman ini dilengkapi dengan beberapa fasilitas yakni dari fungsi sosial terdapat sarana olahraga, bangku-bangku taman, dan sarana bermain bagi anak-anak, kemudian dari fungsi ekonomi terdapat foodcourt, dan dari fungsi ekologi terdapat pohon-pohon dan vegetasi lainnya yang daya serap airnya baik. Untuk konsep desainnya sendiri, warna yang digunakan cenderung warna cerah mengadaptasi warna dari bunga matahari yang memiliki filosofi kesetiaan dan kebahagiaan, dengan adanya penggunaan warnawarna tersebut mampu membawa semangat yang baru bagi masyarakat kartasura dan juga pengunjung lainnya.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 175
ELEMEN HAMID SHIRVANI: LAND USE Pada kawasan rencana, mayoritas guna lahan adalah perumahan warga, untuk batas sebelah selatannya didominasi oleh komersial. Keberagaman dari guna lahan ini nantinya akan semakin mendukung fungsi dari ruang terbuka hijau publik yang direncanakan.
ELEMEN HAMID SHIRVANI: CIRCULATION AND PARKING Jaringan sirkulasi yang direncanakan dibuat seefisien mungkin agar pengunjung yang ingin berkunjung terlayani dengan baik. Kantong parkir yang dibuat juga merupakan upaya untuk mengurangi kemacetan yang disebabkan oleh parkir liar yang sering dilakukan di pinggir jalan. Pengadaan kantong parkir juga membuat view dari ruang terbuka hijau publik yang direncanakan lebih jelas dan terpampang dari sisi jalan.
Aksara Kartasura ■ 176
ELEMEN HAMID SHIRVANI: BUILDING FORM AND MASSING •
Koefisien Dasar Bangunan (KDB) Kepadatan bangunan di kawasan rencana cenderung padat karena merupakan kawasan pusat Kota Kartasura. Namun untuk tapak ruang terbuka hijau publik yang akan dibangun sesua dengan peraturan zonasi yang ditentukan di mana KDB tidak boleh lebih dari 20%.
•
Koefisien Lantai Bangunan (KLB) Koefisien lantai bangunan di kawasan rencana cenderung tinggi karena bangunan pusat-pusat komersial yang dominan vertikal.
•
Bentuk Bangunan Mayoritas bangunan berbentuk dasar balok dengan bentuk fasad yang teratur sehingga lebih meningkatkan nilai estetika dari kawasan.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 177
ELEMEN HAMID SHIRVANI: OPEN SPACE Elemen ini merupakan unsur utama dari rencana yang diusung, sebagai salah satu komponen wajib penyusun sebuah kota, Ruang terbuka di rancang seefesien mungkin agar dapat mendukung eksistensi dari Kota Kartasura.
ELEMEN HAMID SHIRVANI: PEDESTRIAN WAYS Jalur Pejalan Kaki yang direncanakan didesain ramah untuk semua orang, dan juga bebas dari gangguan, oleh karena itu jalan dibuat agak lebar kemudian jalur pedestrian juga didukung dengan adanya guiding line untuk difabel.
Aksara Kartasura â&#x2013; 178
ELEMEN HAMID SHIRVANI: ACTIVITY SUPPORT Merupakan segala jenis fungsi bangunan dan kegiatan yang mendukung fungsi dari ruang terbuka publik, seperti adanya kegiatan komersial dan juga jasa.
ELEMEN HAMID SHIRVANI: SIGNAGE Merupakan penanda tertentu agar orang mengetahui keberadaan sebuah tempat, signage dapat berupa rambu, baliho, maupun papan iklan.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 179
ELEMEN HAMID SHIRVANI: PRESERVATION Merupakan tindakan perawatan, pelestarian terhadap suatu kawasan atau lingkungan yang memiliki nilai penting bagi kota. Contohnya preservasi sungai
Aksara Kartasura â&#x2013; 180
PENTAHAPAN DAN PEMBIAYAAN
Fasilitas
RTH
Program
Kegiatan
Tahap II
Tahap III
Tahap IV
24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Anggaran Biaya
Sumber Dana
Sosialisasi
APBD Kota Kartasura
Rp5.000.000,00
Akuisisi dan Konsolidasi Lahan
APBD Kota Kartasura dan Kabupaten Sukoharjo
Rp850.000.000,00
APBD Kota Kartasura dan Kabupaten Sukoharjo
Rp1.200.000.000,00
APBD Kota Kartasura dan Kabupaten Sukoharjo
Rp370.000.000,00
Pengadaan dan Pemeliharaan Pembangunan Taman Taman Kota Kartasura Perawatan Taman Kota Kartasura
Total
Rp2.425.000.000,00
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 181
EMBUNG KARTASURA DAN SENTRA INDUSTRI TAHU PURWOGONDO Alya Puspita 45461
Aksara Kartasura â&#x2013; 182
LATAR BELAKANG Ditinjau dari segi lokasinya, Kartasura memiliki banyak keuntungan
Menurut Galih (2017), saat ini Kartasura kerap mendapatkan luapan air
karena terletak di persimpangan jalur menuju Kota Semarang, Surakarta,
dari Boyolali sebesar 0,03052 m3/detik sehingga melebihi kategori kritis,
dan Yogyakarta; serta berbatasan langsung dengan kota-kota yang
jalan dan drainase antara Kartasura dan Boyolali juga dalam kategori poor
berkembang pesat seperti Boyolali dan Surakarta. Kondisi tersebut kian
karena bernilai 48â&#x20AC;&#x201C;54 dari 100. Akibatnya dari tahun ke tahun Kartasura
mendukung Kota Kartasura untuk menjadi unggul pada sektor-sektor
langganan mengalami bencana banjir, contohnya yang tergolong parah
yang membutuhkan kemudahan akomodasi seperti sektor industri
pada tahun 2016 terjadi banjir setinggi 1,5 m di hilir kota Kartasura, serta
dan perdagangan. Oleh karena itu, tak heran bahwa saat ini Kabupaten
di pusat-pusat terpadat seperti di Kelurahan Kartasura dan Ngadirejo.
Sukoharjo telah menetapkan Kartasura sebagai kawasan strategis
Kondisi tersebut diperparah dengan adanya cemaran limbah dari sentra
pertumbuhan ekonomi kabupaten, bertumpu pada dua sektor tersebut.
industri tahu Purwogondo yang setiap hari dibuang langsung ke sungai
Meski di satu sisi memberikan keuntungan yang besar pada perekonomian kota dan kabupaten, di sisi lain kondisi tersebut juga mengancam aspek ekologi kota. Ketertarikan masyarakat asli maupun pendatang untuk mengoptimalkan peluang yang ditawarkan Kota Kartasura tersebut, menurut Dahroni, dkk (2013), membuat setidaknya setiap tahun terdapat 4,8% dari total luas lahan terbuka yang diubah menjadi lahan tertutup karena dialihfungsikan menjadi kawasan permukiman, perdagangan, dan kegiatan menguntungkan lainnya. Nilai tersebut pun terus meningkat setiap tahunnya sehingga terus mengurangi kemampuan Kartasura untuk menyerap air limpasan. Kondisi tersebut diperparah dengan fakta bahwa pembangunan di Kartasura tak hanya mengubah lahan terbuka menjadi tertutup tetapi juga melakukan perataan tanah, sehingga di beberapa titik yang semula topografinya variatif kini menjadi sepenuhnya datar dengan kelerengan 0â&#x20AC;&#x201C;2%. Akibatnya Kartasura kerap dan masih berpotensi untuk mendapatkan air limpasan.
di kawasan hulu perairan Kota Kartasura.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 183
GAMBARAN UMUM Kondisi Ideal
Pertimbangan Pemilihan Lokasi
Apabila permasalahan ini hanya diselesaikan di titik-titik terjadinya
Lokasi kawasan tersebut dipilih karena letaknya tepat berada di hulu
permasalahan-permasalahan dampak saja, khususnya banjir, maka
Kota Kartasura dan di dalamnya terdapat komponen-komponen yang
perencanaan akan sangat segmental dan tidak dapat bertahan lama
perlu dikonservasi. Berdasarkan peta rencana struktur ruang dan
sebab kunci solusinya adalah pada kawasan hulu perairan, yaitu di
pemanfaatan ruang, kawasan tersebut mayoritas direncanakan sebagai
ujung Desa Pucangan. Seharusnya, kawasan tersebut dapat menjadi
sentra industri tahu dan RTH yakni berupa embung. Pada kawasan
kawasan konservasi sungai utama dengan disediakan fasilitas resapan
tersebut juga terdapat sarana lainnya seperti sekolah dan fasilitas
air, wadah penampung luapan air yakni embung, serta fasilitas sistem
komersial berskala lokal. Namun pada pembahasan ini batasan yang
pengelolaan air minum agar sekaligus dapat mengubah air tampungan
akan direncanakan adalah fungsi industri pada sentra industri tahu serta
menjadi sumber air baku kota. Selain itu, untuk mendukung tujuan
RTH yakni embung, dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas pendukungnya.
Kota Kartasura sebagai kota industri maka sentra industri yang semula
Secara umum fasilitas yang akan dikembangkan adalah fasilitas yang
menjadi pencemar perlu dikonservasi dan difasilitasi instalasi pengelolaan
memiliki nilai lokalitas tinggi. Di samping memberikan ciri atau identitas
air limbah agar tidak mencemari aliran yang menuju seluruh bagian
kota juga harus dapat dikontrol oleh masyarakat lokal karena konsep
kota dan dapat meningkatkan kualitas lingkungan produksi. Rencana
yang akan diterapkan adalah konsep ekowisata.
tersebut juga perlu untuk diintegrasikan dengan sektor pariwisata, yakni menjadi ekowisata embung, sehingga dapat selaras dengan tujuan kota untuk meningkatkan daya tarik namun tetap fokus pada penyeimbangan konservasi lingkungan dengan perkembangan sektor perdagangan dan industri yang sangat masif.
Aksara Kartasura ■ 184
WEAKNESS
STRENGTH • •
Letaknya strategis karena berada tepat di sisi barat persimpangan
•
Kualitas lingkungan tempat tinggal di kawasan hulu rendah
Semarang, Surakarta, dan Yogyakarta sehingga mudah diakses.
karena ketidaktertiban pengelolaan sentra industri tahu dalam
Dekat dengan Tugu Tani landmark utama Kota Kartasura serta
pembuangan limbah dan penertiban bangunan yang tergolong
dekat dari pusat kota (area Pasar Tradisional Kartasura) sehingga
padat dan menuju kumuh.
image Kartasura masih kental. •
Dapat mendukung tujuan Kartasura sebagai kota industri melalui optimalisasi sentra industri tahu Purwogondo.
ANALISIS SWOT • •
Ada limpasan air dengan debit mencukupi yang dapat mengisi
•
Diapit oleh dua jalan arteri primer sehingga pembangunan di tepi
embung dan dimanfaatkan sebagai sumber air baku kota.
jalan harus dibatasi agar tidak mengganggu kenyamanan dan
Terletak di hulu kota Kartasura sehingga tidak terpengaruh rencana
keamanan pengguna jalan maupun pengunjung tapak.
lainnya, melainkan justru dapat berpengaruh positif bagi seluruh bagian kota. •
Tapak untuk embung merupakan riverside yang belum terbangun sehingga lebih mudah diarahkan.
OPPORTUNITY
THREAT
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 185
KONSEP AWAL Mewujudkan Kawasan Embung Kartasura serta Sentra Industri Tahu Purwogondo sebagai Kawasan Hulu Perkotaan yang Mengoptimalkan Fungsi Konservasi dalam Pengembangan Ekowisata serta Mendukung Konsep Kota Industri pada Kota Kartasura
Aksara Kartasura â&#x2013; 186
KONSEP PENGEMBANGAN
6. Memberikan pengalaman interpretatif yang mengesankan untuk pengunjung yang membantu meningkatkan sensitivitas 7. Mendesain, membangun, dan mengoperasikan fasilitas berdampak
Hulu merupakan titik asal atau titik terawal dari suatu rangkaian. Dalam hal ini yang dimaksud dengan kawasan hulu perkotaan adalah kawasan yang berada pada titik paling awal dari suatu perkotaan. Kawasan hulu yang ada di Kartasura juga identik dengan hulu perairan, yakni sungai, karena pada kawasan tersebut juga terdapat titik awal sungai yang mengaliri seluruh Kartasura. Dengan begitu, perancangan kawasan hulu tidak hanya akan mempengaruhi kawasan tersebut saja melainkan juga kawasan lainnya di sepanjang jalur yang dilewati oleh sungai tersebut. Embung dipilih untuk dibangun di kawasan hulu Kartasura karena memiliki karakteristik yang sesuai sebagai â&#x20AC;&#x153;tamengâ&#x20AC;? dari permasalahanpermasalahan perairan yang masuk ke hulu Kartasura, utamanya limpasan air dari sungai dan daerah lainnya, sehingga embung tersebut nantinya dapat menghalau terjadinya banjir kiriman. Dalam hal ini embung akan dikembangkan dengan prinsip ekowisata, yakni konsep pariwisata yang mementingkan adanya konservasi terhadap lingkungan hidup. Meskipun embung merupakan bentang buatan namun embung tersebut tetap dapat dikategorikan dalam pariwisata ekowisata karena tujuan utamanya adalah untuk konservasi lingkungan. Terdapat delapan prinsip ekowisata menurut TIES yang akan diterapkan di embung Kartasura: 1. Meminimalisir dampak fisik, sosial, perilaku, dan psikologis 2. Membangun kesadaran lingkungan dan budaya serta rasa hormat 3. Memberikan pengalaman positif untuk pengunjung dan tuan rumah 4. Menghasilkan manfaat keuangan secara langsung untuk konservasi 5. Menghasilkan keuntungan finansial bagi masyarakat dan industri
rendah 8. Bekerja dalam kemitraan dan membuat kegiatan pemberdayaan Dengan prinsip-prinsip tersebut maka dapat dikatakan embung Kartasura terletak di lokasi yang sesuai, yakni yang masih tersedia lahan kosong, terdapat sungai yang perlu dikonservasi, lokasinya strategis sehingga mudah dikunjungi sebagai objek pariwisata, dan terletak di dekat permukiman warga yang memiliki nilai lokalitas tinggi, yakni di dekat kawasan sentra industri tahu. Selain dapat mengembangkan industri tahu masyarakat setempat dapat membuat media pembelajaran terkait pengolahan air bersih di embung dan pengelolaannya dalam industri tahu sehingga menghasilkan produk yang optimal.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 187
Kolam embung Sistem pengelolaan air minum dari air embung Pembangunan Embung
Perpipaan air minum untuk distribusi Pintu air antara sungai dan embung Instalasi perpipaan Vegetasi penyerap air dan peneduh Fasilitas pengunjung: masjid, toilet, food court, gazebo, panggung pertunjukan mini, tempat parkir
Perpipaan jaringan air bersih untuk bahan produksi Penataan rumah produksi tahu
Pengembangan Sentra Industri Tahu
Instalasi pengolahan air limbah industri tahu Sarana komersial Sarana pejalan kaki (trotoar) RTNH: lapangan dengan perkerasan
KONSEP PENGEMBANGAN
Aksara Kartasura â&#x2013; 188
KONSEP PENGEMBANGAN
Rancangan Embung
Bangunan embung
Input
Limpasan air hujan/banjir/ air buangan
Sistem Pengolahan Air Minum (SPAM)
Proses
Rancangan Sentra Industri Tahu
Rumah produksi
Bangunan Embung
Output
Input
Air bersih siap distribusi; daerah resapan
Air cemaran buangan produksi tahu
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Proses
Fasilitas pendukung
Output
Air bersih dengan kadar BOD COD normal
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 189
ELEMEN HAMID SHIRVANI LAND USE
BUILDING FORM AND MASSING
Guna lahan di kawasan rancangan didominasi
Mayoritas bangunan pada kawasan direncana-
oleh permukiman, namun fungsinya secara
kan berlantai satu, kecuali bangunan-bangun-
spesifik banyak yang digunakan sebagai home-
an khusus yang berbeda seperti sekolah yang
based industry tahu sehingga pada peta zonasi
berwarna pink.
ditetapkan sebagai zona industri pangan. Selain permukiman pada lokasi tersebut juga didominasi oleh RTH berupa embung dan area hijau di sekitarnya. Embung tersebut tidak dibangun banyak perkerasan untuk memperkuat upaya konservasi.
Sedangkan untuk bentuk bangunan pada kawasan umumnya bergeometri dasar persegi, sehingga untuk meninggalkan kesan kaku dan membosankan maka desain embung dan komponen pendukungnya dibuat lebih berkurva dan organik.
Aksara Kartasura â&#x2013; 190
ELEMEN HAMID SHIRVANI OPEN SPACE
CIRCULATION AND PARKING
Open Space utama yang ada di kawasan
Titik masuk utama kawasan embung tidak
rancangan adalah area terbuka di sekitar
menghadap langsung ke Jalan Arteri Jogjaâ&#x20AC;&#x201C;
embung. Area tersebut dapat digunakan untuk
Solo pada sisi timur, melainkan harus melewati
bersantai, berolah raga, memancing, bahkan
jalan lingkungan karena untuk mengurangi
hingga pentas seni karena juga disediakan mini
hambatan pada jalan antarkota tersebut. Un-
panggung di dekatnya. Selain area embung
tuk mencegah adanya kendaraan melintas,
juga terdapat area terbuka non hijau di dekat
diberikan pagar hidup (pohon) di antara lahan
rumah produksi tahu sesuai dengan aturan
parkir dengan jalan Arteri Primer. Untuk mem-
zoning text.
permudah sirkulasi antara embung dengan sentra industri tahu, dibuat jembatan kecil.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 191
ELEMEN HAMID SHIRVANI PEDESTRIAN WAYS
ACTIVITY SUPPORT
Jalur pedestrian di kawasan rancangan hanya
Sarana pendukung aktivitas di kawasan ini
dibuat di tepi jalan lingkungan dan di dalam
tidak hanya sebatas pada fasilitas umum
area embung. Hal ini dikarenakan pada jalan
seperti tempat ibadah, kamar mandi umum,
lainnya, yakni jalan Arteri Primer, keberadaan
food court, dan gazebo; tetapi juga hingga
jalur pedestrian justru akan membahayakan
pada penyediaan IPAL sentra industri tahu
pejalan kaki karena pengguna jalan umumnya
dan SPAM untuk cakupan satu Kota Kartasura.
memacu kendaraan dengan sangat cepat (di
Sarana tersebut dilengkapi dengan perpipaan
atas 60 km/jam).
yang ditanam di bawah tanah.
Aksara Kartasura â&#x2013; 192
ELEMEN HAMID SHIRVANI SIGNAGE Ketika
orang
melewati
Jalan
PRESERVATION Yogyakarta-
Sarana preservasi yang utama adalah bangun-
Surakarta dari arah selatan otomatis akan
an embung, Bangunan tersebut menampung
melihat tulisan nama "Embung Kartasura" di
llimpasan air berlebih pada sungai yang berasal
sisi kiri jalan. Penempatan tersebut ditujukan
dari run off hujan maupun kiriman dari daerah
untuk menarik perhatian orang yang datang ke
lain. Air yang ditampung kemudian difiltra-
Kartasura. Selain signage penunjuk kawasan
si dengan SPAM kemudian didistribusikan ke
juga terdapat peringatan, misalnya peringatan
sentra industri tahu untuk bahan produksi dan
dilarang berenang di dan membuang sampah
ke kawasan lainnya di Kota Kartasura. Di seki-
ke embung.
tar embung terdapat beberapa vegetasi yang membantu penyerapan air di sana.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 193
PENTAHAPAN DAN PEMBIAYAAN Pentahapan dan pembiayaan ini disesuaikan dengan rencana pentahapan dan pembiayaan menyeluruh di Kota Kartasura. Berdasarkan pentahapan tersebut pembangunan embung dan sentra industri tahu baru dimulai pada akhir tahap kedua. Seluruh dana yang dibutuhkan pada rancangan ini bersumber dari APBD Kartasura dan Kabupaten Sukoharjo.
Program
Pembangunan Embung
Tahun
Kegiatan
2026
2027
2028
2029
Anggaran Biaya
Akuisisi dan Konsolidasi Lahan
Rp500.000.000,00
Pembangunan fisik embung
Rp600.000.000,00
Penambahan fasilitas SPAM
Rp450.000.000,00
Pengembangan embung menjadi tempat wisata Pemindahan & pembangunan IPAL Sentra Industri Pengembangan Relokasi penduduk nonprodusen tahu Sentra Industri Tahu Penambahan fasilitas produksi tahu Perbaikan lingkungan produksi tahu Total
Rp2.100.000.000,00 Rp88.000.000,00 Rp120.000.000,00 Rp80.000.000,00 Rp150.000.000,00 Rp4.088.000.000,00
Aksara Kartasura â&#x2013; 194
KOMPLEKS KERATON KARTASURA ADININGRAT Annisa Nisita 45463
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 195
LATAR BELAKANG Budaya dan sejarah merupakan komponen integral dalam
sebagai kawasan wisata budaya, sedangkan Perda No. 1 tahun 2014
pembentukan identitas kota. Oleh sebab itu, keberadaannya perlu
menyebutkan bahwa Kawasan Keraton Kartasura merupakan obyek wisata
dilestarikan. Penataan dan revitalisasi merupakan beberapa upaya untuk
religi. Namun hingga saat ini belum ada usaha signifikan yang dilakukan
menghidupkan kembali kawasan yang cenderung mati, meningkatkan
pemerintah untuk memperbaiki kondisi kawasan karena terhalang oleh
nilai-nilai vitalitas yang strategis dan siginifikansi dari kawasan yang masih
beberapa kendala seperti biaya dan perizinan.
mempunyai potensi serta pengendalian lingkungan kawasan.
Salah satu program untuk mewujudkan tujuan perencanaan Kota
Wilayah Kabupaten Sukoharjo pernah menjadi saksi sejarah
Kartasura adalah peningkatan daya tarik melalui pengembangan sektor
kejayaan Kerajaan Mataram Islam di Jawa dengan berdirinya Keraton
pariwisata budaya. Program tersebut akan diwujudkan dengan revitalisasi
Kartasura di Desa Krapyak, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo. Keraton
bekas peninggalan Keraton Kartasura guna melestarikan cagar budaya
Kartasura berdiri pada tahun 1680-1742 oleh Amangkurat II. Dalam
Kawasan Keraton Kartasura melalui pengembangan pariwisata.
perjalanannya, Keraton Kartasura menjadi saksi bisu pergejolakan berupa pemberontakan tokoh-tokoh radikal etnis Tionghoa yang sering dikenal dengan peristiwa Geger Pecinan. Menurut kepercayaan Jawa, pusat pemerintahan yang telah diduduki musuh tidak boleh berfungsi seperti semula lagi. Oleh karena itu, keraton beserta pemerintahannya dipindahkan ke Surakarta. Saat ini kondisi bekas peninggalan Keraton Surakarta sangat memprihatinkan. Bangunan-bangunan bersejarah sudah beralih fungsi menjadi makam dan permukiman. Benteng bagian luar pun hanya tersisa sebagian, sisanya rata dengan tanah dan runtuh. Sebagian besar bendabenda pusaka dipindahkan ke Keraton Surakarta. Sebagian yang tersisa disimpan oleh pihak keraton dan juru kunci makam abdi dalem. Penetapan Kawasan Keraton Kartasura sebagai situs cagar budaya sudah diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo tahun 2011-2031 serta Peraturan Daerah No. 1 Tahun 2014 tentang kepariwisataan. Pada RTRW disebutkan bahwa Kawasan Keraton Kartasura ditetapkan
Aksara Kartasura â&#x2013; 196
POTENSI Kawasan Peninggalan Keraton Kartasura merupakan aset budaya dan sejarah yang bernilai tinggi, sebab keberadaannya mengindikasikan masa kejayaan Kerajaan Mataram Islam. Letaknya yang strategis, yaitu sekitar 300 meter dari Jalan Slamet Riyadi (kolektor sekunder) dan Brigjend Katamso (lokal sekunder), membuat kawasan tersebut mudah dijangkau. Meskipun fungsi bangunan-bangunan bersejarah peninggalan keraton telah beralih menjadi makam, sebagian besar pusaka yang ditinggal masih disimpan oleh juru kunci abdi dalem keraton dalam kondisi yang baik.
POTENSI DAN MASALAH
Pemerintahan Keraton Kartasura dulunya sangat berpengaruh di Pulau Jawa, sehingga nilai historis yang tersimpan di dalamnya sangat kuat. Namun, saat ini jejak Keraton Kartasura sudah mulai menghilang, bahkan sudah tidak dikenal masyarakat luas. Banyaknya warga pendatang menyebabkan degradasi nilai sosial masyarakat lokal. Masyarakat setempat pun tidak memiliki rasa â&#x20AC;&#x2DC;memilikiâ&#x20AC;&#x2122;, sehingga bangunan-bangunan bersejarah dialihfungsikan menjadi makam dan perumahan. Jumlah wisatawan yang berkunjung pun semakin berkurang karena kurang menarik dan kondisinya tidak terawat.
MASALAH
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 197
KONSEP AWAL Mengembangkan Kawasan Keraton Kartasura menjadi destinasi pariwisata budaya yang atraktif dan edukatif melalui pengadaan sarana edukasi dan rekreasi, restorasi citra historis kawasan, serta revitalisasi bekas peninggalan keraton.
Aksara Kartasura â&#x2013; 198
KONSEP PENGEMBANGAN Dalam
memanfaatkan
kawasan
cagar
budaya
keraton
sebagai
Konsep adaptive re-use sendiri memiliki beberapa aspek:
destinasi pariwisata, konsep yang digunakan adalah konsep adaptive
Budaya
re-use,
bangunan
Konsep adaptive re-use bertujuan untuk mengganti fungsi lama dengan
bersejarah dengan mengalihkan fungsi lama menjadi fungsi baru
fungsi baru yang lebih bermanfaat. Dalam prosesnya, nilai-nilai budaya
yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar maupun kawasan itu
yang terkandung harus dijaga agar tidak tergerus nilai-nilai yang baru.
sendiri. Konsep ini adalah upaya untuk menghargai nilai sejarah
Edukasi
yang
maupun
Fungsi baru yang ditambahkan sebaiknya memiliki manfaat sebagai
bermanfaat.
wadah edukasi. Dalam perancangan kawasan keraton, fungsi pariwisata
Manfaat tersebut nantinya akan memberikan dampak positif berupa
berfungsi untuk mempertahankan pengetahuan budaya, atau dengan
identitas dan nilai pada kawasan serta membuat kota menjadi lebih
kata lain sebagai alat yang membuat informasi di masa lampau bisa
atraktif.
tersampaikan di masa kini.
yaitu
usaha
terkandung
pengalihan
fungsi
di
pelestarian
dalamnya
menjadi
yang
dan
melalui lebih
perlindungan
penambahan tepat
dan
Estetika Estetika
pada
desain
adalah
salah
satu
faktor
penentu
daya
Tarik wisatawan, sehingga menjadi aspek yang penting dalam mengembangkan kawasan menjadi destinasi pariwisata. Lingkungan Dalam melakukan perancangan, harus mempertimbangkan dampak lingkungan akibat pergeseran fungsi yang terjadi. Simbolis Pengubahan fungsi sebaiknya dilakukan dengan mempertahankan simbol-simbol yang telah ada. Pemberian simbol baru seperti landmark dapat dilakukan dengan disertai penyerasian ornamen pada bangunan untuk memberikan identitas dan keunikan pada kawasan.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 199
KONSEP PENGEMBANGAN Dengan didasari konsep adaptive re-use, dilakukan beberapa upaya untuk mencapai tujuan perencanaan kawasan: 1. Revitalisasi bekas peninggalan Keraton Kartasura berupa renovasi benteng dan penataan makam raja-raja mataram serta petilasan yang terletak di dalam Benteng Srimanganti 2. Pembangunan taman keraton di bekas Benteng Baluarti 3. Pembanguan museum keraton di lahan kosong bagian selatan Benteng Srimanganti
Aksara Kartasura â&#x2013; 200
ELEMEN HAMID SHIRVANI: LAND USE Land Use Makro Menurut rencana pola ruang Kota Kartasura pada tahun 2038, Kawasan Keraton Kartasura memiliki guna lahan lindung dan cagar budaya. Guna lahan tersebut berbatasan dengan komersial, pelayanan umum, dan perumahan. Land Use Mikro Secara mikro, lahan Kawasan Keraton Kartasura berfungsi sebagai pariwisata budaya berbasis edukasi berwujud museum, sebagai pariwisata budaya dan religi berupa makam serta petilasan, dan ruang terbuka publik berupa taman yang mengusung tema kebudayaan
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 201
ELEMEN HAMID SHIRVANI: BUILDING FORM AND MASSING Koefisien Dasar Bangunan (KDB) Pada tahun 2038, intensitas KDB pada kawasan di dalam Benteng Kartasura direncanakan maksimal 60% sedangkan di bagian
yang
berbatasan langsung dengan luar kawasan memiliki intensitas lebih tinggi yaitu berkisar antara 71-80% Koefisien Lantai Bangunan (KLB) Pada tahun 2038, Kawasan Keraton Kartasura hanya diperbolehkan untuk memiliki KLB sebesar maksimal 0,6 dengan maksimal ketinggian bangunan satu lantai. Namun, pada area perencanaan terdapat pengecualian yaitu untuk gedung parkir pendukung Museum Peninggalan Keraton Kartasura yaitu memiliki 2 lantai. Koefisien Dasar Hijau Pada tahun 2038, dilakukan peningkatan intensitas KDH di beberapa titik Kawasan Keraton Kartasura. Intensitas KDH pada kawasan yang berada di dalam benteng yaitu sebesar >40%, sedangkan pada kawasan sekitar benteng mayoritas sebesar 21-30%
Aksara Kartasura â&#x2013; 202
ELEMEN HAMID SHIRVANI: CIRCULATION AND PARKING Circulation Akses utama menuju Kawasan Keraton Kartasura yaitu Jalan Brigjend Katamso (lokal) dengan lebar sempadan jalan sebesar 6,75 meter,. sedangkan untuk konektivitas di dalam kawasan menggunakan melalui jalan-jalan lingkungan dengan lebar sempadan sebesar 2,25 meter. Lokasi Parking Pada Kawasan Keraton Kartasura terdapat dua jenis fasilitas parkir, yaitu berupa: 1.
Lahan parkir yang tersedia di taman dan makam serta petilasan
2.
Gedung parkir sebagai fasilitas pendukung museum
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 203
ELEMEN HAMID SHIRVANI: OPEN SPACE Dalam menciptakan suasana yang nyaman dalam kawasan sekaligus memfasilitasi aktivitas warga dan wisatawan, kawasan keraton dilengkapi dengan ruang terbuka berupa taman keraton dan jalur pedestrian. Taman keraton memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekologis dan sosial. Fungsi ekologis taman yaitu sebagai penghasil oksigen dan penyerap karbondioksida serta penyimpan air tanah. Sedangkan fungsi sosial taman yaitu berupa wadah interaksi masyarakat. Nantinya nilai-nilai budaya keraton akan disisipkan pada elemen-elemen taman ini, misalnya pembangunan tembok taman yang tampilannya menyerupai bekas Benteng Baluarti tempat taman tersebut berdiri. Adanya panggung dan area berkumpul juga akan mewadahi kegiatan-kegiatan kultural masyarakat setempat. Misalnya saat ulang tahun Kartasura, masyarakat yang turut serta dalam pawai bisa memanfaatkan taman keraton untuk beristirahat dan melakukan pementasan ataupun ritual.
Aksara Kartasura â&#x2013; 204
ELEMEN HAMID SHIRVANI: PEDESTRIAN WAYS Jalur pedestrian pada kawasan keraton terletak di jalan lokal dan jalan lingkungan di sekitar rencana. Jalur pedestrian nantinya akan dilengkapi dengan kursi dan lampu untuk kenyamanan serta bollard dan guiding block untuk keamanan pejalan kaki. Sirkulasi pejalan kaki difasilitasi dengan jalur pedestrian tersendiri dengan lebar jalan yang sesuai, pada jalan kolektor primer sebesar 2 meter dan jalan lingkungan sebesar 1,5 meter. Pada jalur pedestrian yang terletak di sepanjang jalan kolektor primer, yaitu Jalan Slamet Riyadi, dilengkapi dengan guiding block untuk mempermudah para penyandang
disabilitas
untuk
menggunakan
jalur
tersebut.
Sedangkan pada jalur pedestrian yang terletak di sepanjang jalan lingkungan juga dapat diperuntukan sebagai jalur sepeda. Jalur pedestrian
tersebut
bebas
dari
pedagang
kaki
lima
serta
mengutamakan penggunaan vegetasi sebagai peneduh, peredam kebisingan, dan elemen estetika. Selain itu, terdapat pula jalur penyebrangan berupa zebra cross pada Jalan Slamet Riyadi sebagai akses masuk utama.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 205
ELEMEN HAMID SHIRVANI: ACTIVITY SUPPORT Akan ada tiga fokus utama dalam pengembangan kawasan, yaitu revitalisasi bekas peninggalan Keraton Kartasura berupa renovasi benteng dan penataan makam raja-raja mataram serta petilasan yang terletak di dalam Benteng Srimanganti. Ketiga hal tersebut didukung oleh aktivitas pendukung yang meliputi semua penggunan fungsi yang berlangsung di gedung dan lahan parkir, jalur pedestrian, dan sarana peribadatan berupa masjid.
Aksara Kartasura â&#x2013; 206
ELEMEN HAMID SHIRVANI: SIGNAGE Penanda yang ada di Kawasan Keraton Kartasura yaitu berupa papan nama atau sebagai penunjuk fungsi bangunan. Selain itu juga terdapat rambu-rambu lalu lintas di perbatasan pintu masuk keraton yaitu di perempatan Jalan Brigjend Katamso.
ELEMEN HAMID SHIRVANI: PRESERVATION Preservasi atau perlindungan terhadap bangunan bersejarah yang dilakukan di Kawasan Keraton Kartasura dilakukan pada kawasan dalam benteng dan luar bentang. Tujuan dari adanya preservasi yaitu peningkatan nilai lahan, peningkatan nilai lingkungan, menghindarkan dari pengalihan bentuk dan fungsi karena aspek komersial, menjaga identitas kawasan perkotaan, dan peningkatan pendapatan dari pajak dan retribusi.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 207
PENTAHAPAN DAN PEMBIAYAAN Tahap
Kegiatan
Sumber Dana
Sosialisasi I
II
III
IV
APBD Kartasura
Anggaran Biaya Rp8.000.000,00
Akuisisi lahan
APBD Kartasura, Kab. Sukoharjo, LN, KPBU
Rp7.000.000.000,00
Pelebaran jalan segmen Brigjend Katamso
APBD Kartasura, Kab. Sukoharjo, LN, KPBU
Rp12.000.000.000,00
Pelebaran jalan segmen jalan lingkungan
APBD Kartasura dan Kab. Sukoharjo
Rp15.500.000.000,00
Pembangunan jalur pedestrian segmen jalan lingkungan
APBD Kartasura dan Kab. Sukoharjo
Rp800.000.000,00
Pembangunan jalur pedestrian segmen Jalan Brigjend Katamso
APBD Kartasura dan Kab. Sukoharjo
Rp500.000.000,00
Rekonstruksi tembok benteng
APBD Kartasura dan Kab. Sukoharjo
Rp600.000.000,00
Penataan makam dan petilasan
APBD Kartasura dan Kab. Sukoharjo
Rp100.000.000,00
Pembangunan fasilitas parkir
APBD Kartasura dan Kab. Sukoharjo
Rp50.000.000,00
Perbaikan sarana peribadatan masjid
APBD Kartasura dan Kab. Sukoharjo
Rp100.000.000,00
Rekonstruksi tembok benteng segmen ke-2
APBD Kartasura dan Kab. Sukoharjo
Rp300.000.000,00
Penataan makam dan petilasan
APBD Kartasura dan Kab. Sukoharjo
Rp100.000.000,00
Pembangunan taman keraton
APBD Kartasura dan Kab. Sukoharjo
Rp800.000.000,00
Pembangunan fasilitas parkir dan peribadatan
APBD Kartasura dan Kab. Sukoharjo
Rp100.000.000,00
Sosialisasi
APBD Kartasura dan Kab. Sukoharjo
Rp300.000.000,00
Akusisi lahan
APBD Kartasura dan Kab. Sukoharjo
Rp10.000.000,00
Pembangunan museum
APBD Kartasura dan Kab. Sukoharjo
Rp2.000.000.000,00
Pemeliharaan dan penertiban objek wisata
APBD Kartasura dan Kab. Sukoharjo
Rp1.200.000.000,00
Total
Rp41.368.000.000,00
Aksara Kartasura â&#x2013; 208
FOTO-FOTO RENCANA KOLASE VISUALISASI
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 209
TAMAN TEPI SUNGAI KARTASURA Dike Armelia 46383
Aksara Kartasura â&#x2013; 210
LATAR BELAKANG Salah
satu
permasalahan
utama
pada
Kota
Kartasura
adalah
ketidaksesuaian struktur dan pemanfaatan ruang pada kasus Ruang Terbuka Hijau (RTH) berskala kota. Saat ini, persentase RTH publik yang tersedia di Kota Kartasura hanya sebesar 0.79% dari total lahan dan seluruhnya berskala lokal dengan kapasitas ruang yang kecil dan kurang memadai. Di sisi lain, keberadaan perdagangan dan industri sebagai sektor unggulan di Kota Kartasura yang berpotensi untuk dikembangkan secara pesat dapat menimbulkan berbagai eksternalitas negatif, terutama dalam hal penurunan kualitas lingkungan biofisik dan hidup masyarakat. Terlebih lagi, pada kondisi existing, sempadan sungai seringkali dijadikan lahan untuk mendirikan rumah tinggal. Oleh karena itu, pembangunan RTH koridor sungai Anak Bengawan Solo, yang pada salah satu segmennya direncanakan sebagai riverside public space yang terintegrasi dengan Taman Kota Kartasura, dianggap sebagai solusi yang efektif untuk menyelesaikan permasalahan terkait kasus RTH, terutama di sepanjang koridor sungai, di Kota Kartasura. Pembangunan RTH koridor sungai diharapkan mampu menjadi salah satu komponen untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kota terhadap ruang-ruang sebagai sarana rekreasi sekaligus menjadi upaya untuk meningkatan dan melestarikan daerah resapan air hujan, mengingat adanya resiko bencana banjir di Kota Kartasura. Selain itu, kondisi Sungai Anak Bengawan Solo yang memiliki view aliran air yang stabil dan melintasi pusat kota dapat dioptimalkan sebagai salah satu pendukung pengembangan potensi pariwisata di Kota Kartasura yang mendukung terwujudnya tujuan utama perencanaan Kota Kartasura dalam hal peningkatan daya tarik melalui sektor ekowisata.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 211
WEAKNESS
STRENGTH •
Terletak dekat dengan pusat dan sub-subpusat perkotaan.
•
•
Salah satu upaya pencegahan terjadinya ancaman bencana banjir.
•
Kondisi alami aliran air sungai yang mendukung.
Keberadaan hunian-hunian bersifat permanen yang melanggar garis sempadan sungai.
•
Pembuangan limbah black water oleh warga secara langsung ke sungai tanpa diolah terlebih dahulu.
•
Ketersediaan lahan existing yang cukup terbatas pada beberapa segmen.
•
Tingkat kebersihan sungai dan lingkungan sekitarnya yang cukup buruk.
ANALISIS SWOT • •
Mendukung Kota Kartasura dalam meningkatkan daya tarik
•
Kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan sungai.
pariwisata.
•
Adanya potensi terjadi banjir.
Terciptanya interaksi sosial antar masyarakat karena adanya ruang
•
Penolakan masyarakat terhadap aktivitas peremajaan lingkungan
komunal.
perumahan.
OPPORTUNITY
THREAT
Aksara Kartasura â&#x2013; 212
KONSEP AWAL Menciptakan kawasan koridor sungai menjadi Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik yang nyaman, tertata, alami, dan tanggap bencana banjir melalui pengembalian fungsi ekologis dan rekayasa pembangunan dengan konsep green infrastructure.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 213
KONSEP PENGEMBANGAN Konsep pengembangan RTH koridor sungai mengadaptasi konsep
Acuan Peraturan
green
•
infrastructure,
yaitu
sebuah
konsep
yang
menerapkan
prinsip ramah lingkungan, berkeadilan sosial, dan efisien secara ekonomi. Konsep ini merupakan salah satu pendukung communities development
dengan
meningkatkan
kondisi
lingkungan
Sungai dan Garis Sempadan Danau •
dan
memelihara RTH. Pengembangan rencana ini berdasar pada urutan pembangunan yang harus diprioritaskan, yaitu: 1) Perbaikan fungsional perumahan tepi sungai; 2) Pengembalian fungsi ekologis untuk fungsi
revitalisasi dan peremajaan. Revitalisasi akan dilakukan di sepanjang area sempadan sungai untuk mengembalikan fungsi ekologis sungai, sedangkan peremajaan akan dilakukan pada perumahan yang terletak di koridor sungai yang melanggar garis sempadan sungai. Pengembangan RTH koridor sungai ini memiliki dua fokus segmen rencana. Segmen pertama adalah area sempadan sungai yang langsung terintegrasi dengan Taman Kota Kartasura. Perencanaan pada segmen tersebut menerapkan koridor hijau yang dilengkapi ruang-ruang sebagai sarana rekreasi untuk mendukung keberadaan taman kota dalam rangka meningkatkan daya tarik pariwisata. Sedangkan segmen kedua adalah area sempadan sungai yang saat ini difungsikan sebagai perumahan masyarakat di tepi sungai. Layaknya segmen pertama, perencanaan segmen tersebut juga menerapkan koridor hijau yang disertai dengan penegakan sempadan dan perbaikan kualitas lingkungan perumahan. Selain itu, pada segmen kedua, dilakukan pula penataan perumahan dengan konsep flood-proof, low cost, dan land-friendly.
Permen
PU
No.
05/PRT/M/2008
tentang
Penyediaan
dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan Pengembangan Rencana •
Membuat jalur pedestrian hijau di tepi sungai dengan penggunaan material permeable pavement yang dilengkapi dengan berbagai
"hijau"; 3) Pembangunan fasilitas penunjang. Dalam implementasinya, pembangunan tersebut akan terbagi menjadi dua kegiatan besar, yaitu
Permen PU No. 28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan
fasilitas penunjang. •
Menambahkan vegetasi di sepanjang koridor sungai sebagai peneduh dan peredam polusi suara.
•
Melakukan penataan pada bangunan perumahan tepi sungai yang melanggar sempadan.
•
Melakukan redesign dengan rekayasa elevasi bangunan pada perumahan tepi sungai sebagai antisipasi ancaman bencana banjir.
•
Mendukung keberadaan taman kota dengan penyediaan RTH publik tepi sungai sebagai ruang komunal untuk rekreasi dengan komponen alami sebagai elemen estetika, seperti rain gardens.
Aksara Kartasura â&#x2013; 214
ELEMEN HAMID SHIRVANI: LAND USE Peruntukan Lahan Makro Berdasarkan arahan rencana pola ruang Kota Kartasura pada tahun 2038, lahan yang berada di sepanjang koridor Sungai Anak Bengawan Solo diperuntukkan bagi kegiatan ruang terbuka hijau. Peruntukan Lahan Mikro Secara mikro, peruntukan lahan di sepanjang koridor sungai untuk fungsi ruang terbuka hijau berupa ruang publik berbentuk taman yang terintegrasi dengan taman kota dan daerah preservasi sungai di lingkungan perumahan tepi sungai. Peruntukan tersebut mengacu pada rencana pola ruang dan peraturan zonasi Kota Kartasura tahun 2038. Perumahan yang terletak dekat dengan daerah preservasi sungai akan terdiri dari dua lantai dengan peruntukan lantai satu sebagai fungsi fleksibel dan lantai dua sebagai fungsi hunian pada umumnya sebagai Legenda:
antisipasi adanya ancaman banjir.
Sempadan Sungai Ruang Terbuka Hijau Lindung Cagar Budaya Perumahan Komersial Perkantoran Industri Pelayanan Umum Pertanian Peruntukan Khusus
Segmen 1
Segmen 2
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 215
ELEMEN HAMID SHIRVANI: BUILDING FORM AND MASSING Legenda: ≤ 60% 61—70% 71—80% 81—90% 91—100%
Koefisien Dasar Bangunan (KDB) Pada tahun 2038, intensitas KDB pada koridor sungai direncanakan maksimal 60% pada segmen pertama dan berada pada interval 81-90% pada segmen kedua. Sesuai dengan arahan intensitas KDB tersebut, segmen pertama yang berupa taman tepi sungai direncanakan memiliki intensitas KDB pada angka 5%. Sedangkan pada segmen kedua
Segmen 1
Segmen 2
direncanakan memiliki intensitas KDB yang cukup tinggi, yaitu sekitar 65% karena adanya lahan terbangun untuk perumahan tepi sungai. Namun, pada segmen kedua, untuk daerah sempadan yang berfungsi Legenda: ≤1 1,1—2 2,1—3 3,1—4 >4
Segmen 1
sebagai preservasi sungai, angka KDB hanya akan berkisar 3% saja. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) Pada tahun 2038, intensitas KLB pada koridor sungai, baik segmen pertama maupun segmen kedua, direncanakan memiliki interval kurang dari 1. Namun, bangunan perumahan tepi sungai itu sendiri direncanakan memiliki intensitas KLB pada interval 1,1-2 karena adanya rekayasa elevasi bangunan yang membutuhkan dua lantai.
Segmen 2
Koefisien Dasar Hijau (KDH) Legenda: 0—10% 11—20% 21—30% 31—40% > 40%
Segmen 1
Segmen 2
Pada tahun 2038, intensitas KDH pada koridor sungai direncanakan maksimal >40% pada segmen pertama dan berada pada interval 21-30% pada segmen kedua. Sesuai dengan arahan tersebut, segmen pertama yang berupa taman tepi sungai direncanakan memiliki intensitas KDH pada angka 95%. Sedangkan pada segmen kedua direncanakan memiliki intensitas KDH sekitar 35% karena adanya perumahan tepi sungai. Namun, pada segmen kedua, untuk daerah sempadan yang berfungsi sebagai preservasi sungai, angka KDB hanya akan berkisar 3% saja.
Aksara Kartasura â&#x2013; 216
ELEMEN HAMID SHIRVANI: BUILDING FORM AND MASSING Letak Bangunan Pendirian bangunan harus memiliki jarak minimal 10 meter dari tepi sungai. Hal tersebut untuk menjaga area sempadan sungai namun tetap mempertimbangkan faktor keterbatasan lahan. Kaveling Lahan Bangunan Ukuran kaveling disesuaikan dengan ketentuan sempadan bangunan, KDB, dan KLB. Garis Sempadan Bangunan (GSB) tiap bangunan, terutama pada lingkungan perumahan tepi sungai, dianjurkan sejajar sehingga tidak ada bangunan yang terkesan menghalangi pandangan dan memunculkan rasa keteraturan. Ketinggian Bangunan Ketinggian bangunan di sepanjang koridor sungai maksimal satu lantai, dengan tinggi maksimal tiap lantai 4 meter. Namun, berlaku pengecualian bagi perumahan tepi sungai, karena adanya rekayasa elevasi yang membutuhkan dua lantai bangunan. Orientasi Bangunan Bangunan maksimal terdiri dari 1 lapis dan seluruhnya menghadap ke arah sungai untuk memberikan rasa pengawasan langsung terhadap kondisi sungai, terutama dalam hal kebersihan. Bentuk Bangunan Bentuk bangunan di sepanjang koridor sungai harus serasi dengan lingkungan sekitar. Pada bangunan perumahan, akan diterapkan rekayasa elevasi bangunan sehingga bentuk bangunan akan menyerupai bangunan berlantai ganda dengan lantai bawah sebagai ruang yang fleksibel dan memiliki toleransi sewaktu-waktu sungai meluap.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 217
ELEMEN HAMID SHIRVANI: CIRCULATION AND PARKING Jaringan Jalan dan Pergerakan Akses masuk ke segmen rencana pertama, yaitu koridor sungai yang langsung terintegrasi dengan Taman Kota Kartasura, diutamakan melalui Jalan Ahmad Yani yang direncanakan sebagai jalan kolektor primer. Sedangkan akses masuk ke segmen rencana kedua, yaitu perumahan difungsikan sebagai perumahan masyarakat di tepi sungai, melalui jalan-jalan lingkungan. Sistem Sirkulasi Kendaraan Umum Jalan yang dapat dilewati kendaraan umum sebagai akses termudah untuk masuk ke koridor rencana adalah Jalan Ahmad Yani yang merupakan jalan kolektor primer. Pada jalan tersebut nantinya terdapat halte BRT di dekat pintu masuk Taman Kota Kartasura. Sistem Sirkulasi Kendaraan Pribadi Kendaraan pribadi dapat melewati semua akses jalan kota untuk mencapai RTH koridor sungai yang direncanakan. Sistem Parkir Area parkir di Jalan Ahmad Yani bersamaan dengan lahan parkir yang telah disediakan Taman Kota Kartasura karena keduanya saling terhubung dan terdapat permasalahan lahan di koridor sungai yang terbatas. Sedangkan area parkir perumahan berada pada halaman rumah masing-masing didesain sebagai area parkir off-street. Sistem parkir off-street ini diterapkan agar tidak menghambat jalur kendaraan maupun pedestrian di sepanjang perumahan yang ukurannya tidak terlalu lebar karena adanya keterbatasan lahan.
Aksara Kartasura â&#x2013; 218
ELEMEN HAMID SHIRVANI: OPEN SPACE Koridor sungai yang direncanakan itu sendiri, seluruhnya akan direncanakan menjadi RTH publik. RTH publik yang dimaksud berupa taman tepi sungai yang terintegrasi langsung dengan Taman Kota Kartasura sebagai pendukung daya tarik sektor pariwisata dan taman di lingkungan perumahan tepi sungai sebagai upaya pengembalian daerah preservasi sungai. Pada taman-taman tersebut juga difasilitasi oleh jalur pedestrian hijau dan fasilitas penunjang lainnya. Fasilitas seperti jalur pedestrian atau lahan parkir dianjurkan untuk tidak diperkeras. Apabila harus diperkeras, penggunaan material yang digunakan harus mampu meresapkan air ke dalam tanah, seperti paving block. RTH publik yang direncanakan tersebut memiliki fungsi sebagai sarana rekreasi sekaligus untuk meningkatan dan melestarikan daerah resapan air hujan. Sistem Tata Hijau Sistem tata hijau untuk RTH koridor sungai memiliki tujuh kriteria, yaitu (1) sistem perakarannya kuat dan masuk ke dalam tanah; (2) tumbuh baik pada tanah padat; (3) kecepatan tumbuhnya variatif; (4) jarak tanam rapat 50â&#x20AC;&#x201C;90% dari luas area; (5) tajuk cukup rindang dan kompak, tetapi tidak terlalu gelap; (6) berupa tanaman lokal dan budidaya; serta (7) dominasi tanaman tahunan. Berdasarkan kriteria tersebut, beberapa tanaman yang cocok untuk digunakan pada RTH koridor sungai di Kota Kartasura adalah Tanjung (Mimusops elengi), Flamboyan (Delonix regia), Palem Raja (Oerodoxa regia).
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 219
ELEMEN HAMID SHIRVANI: PEDESTRIAN WAYS Sistem Sirkulasi Pejalan Kaki, Difabel, dan Pesepeda Sirkulasi pejalan kaki difasilitasi dengan jalur pedestrian tersendiri dengan lebar jalan yang sesuai, pada jalan kolektor primer sebesar 2 m dan jalan lingkungan sebesar 1,5 meter. Jalur pedestrian yang terletak di sepanjang jalan kolektor primer dilengkapi dengan guiding block bagi difabel. Sedangkan pada jalur pedestrian yang terletak di sepanjang jalan lingkungan juga dapat digunakan sebagai jalur sepeda. Jalur pedestrian tersebut bebas dari pedagang kaki lima serta mengutamakan penggunaan vegetasi sebagai peneduh, peredam kebisingan, dan elemen estetika. Selain itu, terdapat pula jalur penyeberangan berupa zebra cross pada Jalan Ahmad Yani sebagai akses masuk utama.
Aksara Kartasura â&#x2013; 220
ELEMEN HAMID SHIRVANI: SIGNAGE Papan Nama Bangunan Untuk taman tepi sungai, kepemilikan papan identitas bersama dengan taman kota karena taman tepi sungai merupakan rencana yang lokasinya berada di dalam Taman Kota Kartasura. Papan identitas tersebut terletak pada gerbang utama di tepi Jalan Ahmad Yani. Tulisan berbentuk balok dan berukuran cukup besar sehingga lebih mudah untuk dilihat. Selain itu, di sekitar papan identitas dilengkapi dengan vegetasi sebagai elemen estetika serta lampu sebagai sumber pencahayaan pada malam hari. Tata Rambu Pengarah Rambu-rambu ditempatkan di titik-titik yang mudah terlihat oleh pejalan kaki atau pengendara yang melintas, tidak terhalang oleh vegetasi, bangunan, maupun papan atau rambu lainnya. Penerangan Jalan Lampu penerangan jalan terletak di sepanjang ruang milik jalan dan jalur pedestrian. Lampu penerangan harus mampu menerangi badan dan sempadan jalan terutama saat malam hari. Perabot Jalan Perabot jalan, seperti kursi dan tempat sampah, dapat diletakkan di perluasan jalur pedestrian, dengan syarat tidak melebihi dimensi lokasi penempatan dan mudah dipindahkan, kecuali untuk perabot tertentu. Wajah Bangunan Pada bangunan rumah tepi sungai, material atap yang digunakan berupa genteng. Sedangkan material lainnya selain atap menggunakan batubata dan kayu. Selain itu, sangat dianjurkan untuk memberi vegetasi, salah satunya pada bidang vertikal di dinding belakang rumah.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 221
ELEMEN HAMID SHIRVANI: ACTIVITY SUPPORT Koridor sungai yang direncanakan menjadi taman tepi sungai terintegrasi langsung dengan Taman Kota Kartasura. Sehingga segala aktivitas, terutama aktivitas sosial antar masyarakat, yang dilakukan di Taman Kota Kartasura akan mendukung keberlangsungan taman tepi sungai. Begitu juga dengan taman yang terletak di dekat lingkungan perumahan, adanya aktivitas sosial menyebabkan kawasan perumahan menjadi lebih hidup. Selain itu, aktivitas komersial, seperti jual beli di food court Taman Kota Kartasura, akan meningkatkan daya tarik taman tepi sungai itu sendiri.
ELEMEN HAMID SHIRVANI: PRESERVATION Rencana koridor sungai dengan konsep Green Infrastructure memiliki tujuan utama untuk menciptakan koridor sungai yang alami melalui pengembalian fungsi ekologis sungai dengan peningkatan kondisi lingkungan dan pemeliharaan ruang terbuka hijau. Kegiatan preservasi yang dilakukan di koridor sungai, utamanya untuk mengembalikan fungsi sungai yang semestinya, seperti sebagai sarana drainase air hujan kawasan, habitat ekologi yang paling kondusif, pemasok oksigen perkotaan, dan sarana rekreasi masyarakat kota.
Aksara Kartasura â&#x2013; 222
PENTAHAPAN DAN PEMBIAYAAN Proses pentahapan pembangunan Taman Tepi Sungai Kartasura terbagi dalam tiga fokus program. Pelaksanaan program tersebut diurutkan berdasarkan pembangunan yang harus diprioritaskan, yaitu: 1) Perbaikan fungsional perumahan tepi sungai; 2) Pengembalian fungsi ekologis untuk fungsi "hijau"; dan terakhir 3) Pembangunan fasilitas penunjang
Program
Perbaikan Fungsional Perumahan Tepi Sungai
Pengembalian Fungsi Ekologis Sungai
Tahun
Kegiatan
2026
Sosialisasi
2028
2029
2030
2031
2032
Anggaran Biaya Rp6.500.000,00
Akuisisi dan pengebrasan bangunan
Rp750.000.000,00
Penataan kaveling dan bangunan
Rp670.000.000,00
Penambahan vegetasi
Rp95.000.000,00
Perbaikan jaringan drainase
Rp110.000.000,00
Pengadaan koridor hijau
Rp500.000.000,00
Pengadaan fasilitas penunjang PembangunanFasilitas Penunjang
2027
Rp80.000.000,00
Pembangunan RTH publik
Rp450.000.000,00
Pengembangan menjadi sektor pariwisata
Rp250.000.000,00
Pemeliharaan dan perawatan
Rp250.000.000,00 Total
Rp3.161.500.000,00
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 223
KOLASE VISUALISASI RENCANA
Aksara Kartasura ■ 224
KAWASAN INDUSTRI “ECO INDUSTRIAL PARK” DAN HUTAN KOTA GUMPANG Fany Arienjy 45468
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 225
LATAR BELAKANG Kartasura memiliki potensi besar dalam bidang industri untuk memperkuat dan meningkatkan perekonomiannya. Namun, ancaman dari perkembangan industri kota-kota di sekitar Kartasura yang pesat dapat menggunguli Kota Kartasura sehingga Kartasura perlu memiliki daya tarik yang dapat meyakinkan para investor untuk mengembangkan perindustrian di Kota Kartasura sehingga dapat menyokong perekonomian dan menampung banyak tenaga kerja di Kartasura. Untuk mendukung potensi industri Kota Kartasura, alternatif rencana yang dipilih adalah “Pengembangan Eco Industrial Park” yang menggambarkan keunggulan dan kesiapan Kartasura menjadi kota industri sehingga dapat menarik investor dan mengembangkan perindustrian di Kartasura. Kawasan Industrial Park dilalui jalan arteri primer dan terletak di timur Kota Kartasura tepatnya di Gumpang. Kawasan Industri Gumpang “Eco Industrial Park” berupa kawasan industri hijau sehingga perkembangannya dapat meminimalisasi polusi dan meningkatkan ruang terbuka hijau sebagai area resapan di Kartasura. Di sisi lain, terdapat juga masalah yang ditimbulkan dari perkembangan industri.
Berbagai
industri
baru
beserta
tenaga
kerjanya
akan
membutuhkan lahan yang besar. Hal tersebut menyebabkan semakin banyaknya lahan terbangun dan semakin minimnya penyediaan ruang publik. Selain itu, polusi juga terancam meningkat. Oleh karena itu, alternatif yang dipilih adalah "Hutan Kota Gumpang” yang akan meningkatkan ruang terbuka hijau, menjadi area resapan, dan menyediakan ruang publik untuk masyarakat berekreasi dan berinteraksi serta dapat menjadi pembatas dan penyaring polusi industri.
Aksara Kartasura â&#x2013; 226
GAMBARAN UMUM Lahan untuk kawasan industri
Alternatif rencana Pengembangan Kawasan Eco Industrial Park dan Hutan Kota Gumpang dipilih untuk memaksimalkan potensi dan mengatasi masalah serta mencapai tujuan Kota Kartasura yaitu: "Mewujudkan Kota Kartasura sebagai Kawasan Strategis Pertumbuhan Perekonomian Utama di Kabupaten Sukoharjo melalui Perwujudan Kota Perdagangan dan Industri serta Peningkatan Daya Tarik melalui Sektor Pariwisata Belanja, Budaya, dan Hijau pada Ruang-Ruang Terbuka Publik pada Tahun 2018". Kawasan rencana Pengembangan Eco Industrial Park dan Hutan Kota Gumpang terletak di area paling timur Kota Kartasura. Lokasi dari Eco Industrial Park memiliki letak yang strategis karena berada di dekat jalan arteri primer yaitu Jalan A. Yani yang menghubungkan Semarang, Surakarta, dan Yogyakarta. Sedangkan Hutan Kota Gumpang terletak di sebelah selatan Kawasan Eco Industrial Park sebagai pembatas antara kawasan industri dan permukiman.
Lahan untuk hutan kota
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 227
WEAKNESS
STRENGTH •
Letaknya strategis dan mudah di akses, dekat jalan arteri primer
•
Memiliki potensi daya tarik tinggi karena terletak di bagian timur
masyarakat lokal Kartasura dalam hal penyaringan tenaga kerja
Kartasura menuju ke arah Solo.
hanya apabila masyarakat juga memiliki kesiapan dan kemampuan
Konsep Eco Industrial Park dapat meningkatkan daya tarik
sehingga diperlukan pelatihan maupun pendidikan dalam bidang
Kartasura yang berpengaruh pada peningkatan perekonomian.
industri.
• •
Kawasan Hutan Kota Gumpang masih belum terbangun sehingga
•
•
mudah untuk dikonversi menjadi hutan kota.
Perkembangan perindustrian Kartasura dapat berpengaruh pada
Hutan Kota Gumpang terletak di belakang kawasan industri dan di jalan lokal menuju perumahan masyarakat sehingga aksesnya agak sulit.
ANALISIS SWOT •
•
Di Sukoharjo maupun Surakarta, belum ada kawasan industri
•
Kawasan Industri Gumpang “Eco Industrial Park” terletak di area
yang menerapkan konsep Eco Industrial Park sehingga dapat
paling timur Kota Kartasura menuju Surakarta sehingga ada
menjadi ciri khas dan manifestasi kesiapan Kartasura menjadi kota
kemungkinan perkembangannya lebih condong ke arah Surakarta
industri dan menarik banyak investor untuk mengembangkan
apabila Kartasura belum siap mengoptimalkan perindustrian yang
perindustrian di Kartasura.
ada baik melalui ketenagakerjaan maupun fasilitas penunjang
Adanya ruang terbuka hijau publik di Gumpang dapat mendorong
lainnya.
keinginan masyarakat di sana untuk berekreasi dan meningkatkan interaksi.
•
Peningkatan jumlah penduduk dan kebutuhan akan perumahan dapat membuat lahan persawahan yang direncanakan lebih diprioritaskan menjadi perumahan.
OPPORTUNITY
THREAT
Aksara Kartasura â&#x2013; 228
KONSEP AWAL Mewujudkan Kawasan Industri Gumpang sebagai Kawasan Eco Industrial Park yang Berkonsep Hijau sebagai Wisata Industri dan Daya Tarik yang Dapat Meningkatkan Perekonomian dalam Sektor Industri di Kartasura yang Didukung dengan Penyediaan RTH berupa Hutan Kota Gumpang sebagai Pembatas antara Kawasan Industri dan Perumahan.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 229
KONSEP PENGEMBANGAN Perencanaan Kawasan Industri Gumpang “Eco Industrial Park” dan
jasmani masyarakat dengan adanya Hutan Kota Gumpang yang dapat
Hutan Kota Gumpang menerapkan konsep hijau dan humanis.
digunakan untuk berekreasi maupun berolah raga. Pada kawasan Hutan
Konsep hijau berarti menciptakan ruang terbuka hijau yang dapat menjadi area resapan dalam menghadapi banyaknya area terbangun dan meminimalisasi polusi akibat kegiatan industri. Konsep kawasan hijau mengedepankan kelestarian lingkungan dan kehidupan masyarakat agar tidak membawa dampak negatif seperti meningkatnya penyakit akibat polusi dari industri maupun bencana banjir akibat semakin minimnya area resapan. Kawasan Industri Gumpang “Eco Industrial Park” awalnya merupakan kawasan industri yang masih bergabung dengan kawasan permukiman warga sehingga memerlukan pengalihan lahan untuk mengubah permukiman warga menjadi kawasan industri. Pada Kawasan Eco Industrial Park terdapat kantor, lahan transit untuk truk dan kontainer, lahan parkir, kantin, dan akan menambahkan vegetasi dan area yang tidak terbangun sebagai area hijau, rumah susun khusus para pekerja industri dan dapat disewa oleh pihak luar yang melakukan bisnis dengan industri berupa rumah susun, sarana jasa pendukung berupa restoran sederhana, bank, dan jasa pengiriman barang. Selain itu, di Kawasan Eco Industrial Park akan dibuat IPAL khusus industri untuk mengolah limbah industri dan dialirkan ke sungai yang terdapat di dekat kawasan industri. Konsep humanis berarti menciptakan interaksi antara masyarakat dengan penyediaan ruang publik berupa hutan kota yang dapat menjadi tempat berekreasi. Konsep humanis mengedepankan terwujudnya interaksi yang lebih baik dan meningkatkan kesehatan mental maupun
Kota Gumpang terdapat jalan untuk menyusuri hutan dan menuju ke area-area yang dapat digunakan beraktivitas seperti berkumpul, berolah raga, bermain, dll. Kawasan ini juga dilengkapi dengan kursi-kursi yang terbuat dari kayu, tempat sampah, dan penerangan untuk mendukung aktivitas masyarakat.
Aksara Kartasura ■ 230
ELEMEN HAMID SHIRVANI: LAND USE Tata Guna Lahan Makro Secara makro, tata guna lahan kawasan yang berbatasan langsung Kawasan Industri Gumpang “Eco Industrial Park” dan Kawasan Hutan Kota Gumpang adalah kawasan permukiman. Tata Guna Lahan Mikro Secara mikro, tata guna lahan Kawasan Industri Gumpang “Eco Industrial Park”dan Kawasan Hutan Kota Gumpang adalah industri, hunian, jasa, perkantoran, dan ruang terbuka yang berbatasan langsung dengan peruntukan ruang jalan dan utilitas serta tata guna lahan perumahan, perkantoran, dan jasa.
Legenda: Sempadan Sungai Ruang Terbuka Hijau Lindung Cagar Budaya Perumahan Komersial Perkantoran Industri Pelayanan Umum Pertanian Peruntukan Khusus
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 231
ELEMEN HAMID SHIRVANI: BUILDING FORM AND MASSING Legenda: ≤ 60% 61—70%
Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
71—80%
Koefisien Dasar Bangunan Kawasan Industri Gumpang “Eco Industrial
81—90%
Park” berkisar 75-80% berupa bangunan dan perkerasan jalan beton.
91—100%
Koefisien Dasar Bangunan Kawasan Hutan Kota Gumpang berkisar 20%– 30% berupa area perkerasan paving block. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) Koefisien Lantai Bangunan (KLB) Kawasan Industri Gumpang “Eco Industrial Park”berkisar 2,1–2,4 dengan ketinggian lantai minimal 2 lantai
Legenda:
dan maksimal 3 lantai. Pada Kawasan Hutan Kota Gumpang tidak ada
≤1
lahan yang didirikan bangunan sehingga KLB adalah 0.
1,1—2
Koefisien Dasar Hijau (KDH)
2,1—3
Koefisien Dasar Hijau (KDH) Kawasan Industri Gumpang “Eco Industrial
3,1—4
Park” berkisar 20-25% berupa ruang terbuka hijau dan area resapan di
>4
dalam kawasan industri. Koefisien Dasar Hijau Hutan Kota Gumpang berkisar 95%-100% berupa lahan peruntukan hutan. Skala Pada Kawasan Industri Gumpang “Eco Industrial Park” terdapat
Legenda:
perubahan ketinggian dan ukuran bangunan. Area depan Kawasan didominasi oleh bangunan luasnya lebih kecil dengan ketinggian rata-
0—10%
rata 2 lantai. Pada bagian tengah sudah didominasi oleh bangunan 3 lantai
11—20%
dengan ukuran luas kecil hingga sedang. Bagian belakang didominasi
21—30% 31—40% > 40%
bangunan berlantai 3 dengan ukuran luas yang besar dengan kegiatan perindustrian yang lebih besar. Pada Kawasan Hutan Kota, kontras visual tidak terlalu terlihat namun terjadi perubahan bentuk dan luas area paving block yang dapat dirasakan dengan pandangan manusia.
Aksara Kartasura ■ 232
ELEMEN HAMID SHIRVANI: CIRCULATION AND PARKING Sirkulasi Kendaraan Pada Kawasan Industri Gumpang “Eco Industrial Park” dan jalan menuju Hutan Kota Gumpang jalan berupa jalan 2 arah dengan kecepatan 40km/ jam. Untuk Kawasan industri dengan kegiatan perkantoran sirkulasi kendaraan berupa jalan satu arah. Pada area dalam Kawasan Hutan Kota Gumpang, tidak terjadi pergerakan kendaraan bermotor namun hanya kendaraan tidak bermotor seperti sepeda yang jalurnya menjadi satu dengan pejalan kaki. Sistem Parkir Pada Kawasan Industri Gumpang “Eco Industrial Park” lahan parkir untuk kendaraan berupa mobil dan motor disediakan pada di setiap bangunan perkantoran, jasa, dan hunian. Sistem parkir untuk kendaraan besar seperti truk tersedia pada lahan transit truk dan kontainer. Parkir untuk kendaraan pengangkut barang antar bangunan industri berada di lahan transit dan lahan di depan bangunan industri yang terhubung jalan. Pada Kawasan Hutan Kota Gumpang, lahan parkir untuk kendaraan bermotor terdapat di lahan kosong sebelah selatan yang berada diluar area amatan. Namun, karena pengadaan hutan kota ini diperkirakan lahan sebelah selatan tidak akan berubah menjadi area perumahan namun lebih kepada komersial dan peruntukan parkir. Untuk parkir kendaraan tidak bermotor seperti sepeda di dalam Kawasan Hutan Kota Gumpang diperbolehkan pada area paving block selama tidak mengganggu pejalan kaki dan pengguna jalan lain.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 233
ELEMEN HAMID SHIRVANI: CIRCULATION AND PARKING Pada Kawasan Industri Gumpang “Eco Industrial Park” ruang terbuka terbagi menjadi ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau. Ruang terbuka non hijau berupa kantin dan lahan transit. Ruang terbuka hijau berupa area resapan dan vegetasi pada area tidak terbangun di dalam kawasan industri. Pada Kawasan Hutan Kota Gumpang ruang terbuka non hijau berupa area beraktivitas dengan perkerasan paving block yang berada di dalam hutan kota dengan dominasi ruang terbuka adalah ruang terbuka hijau berupa hutan.
Aksara Kartasura â&#x2013; 234
ELEMEN HAMID SHIRVANI: PEDESTRIAN WAYS Jalur pejalan kaki pada Kawasan Industri Gumpang â&#x20AC;?Eco Industrial Parkâ&#x20AC;? yang berupa peninggian jalan hanya diberlakukan dari area luar Kawasan menuju ke dalam sampai pada lahan transit dan juga di sekeliling hunian dan jasa dengan tujuan untuk memisahkan pejalan kaki dari aktivitas kendaraan besar dan kendaraan pribadi. Pada area dalam kawasan industri, jalur pejalan kaki bergabung dengan kendaraan industri yang berkecepatan rendah dengan intensitas yang rendah sehingga aman. Jalur pejalan kaki pada Kawasan hutan kota berupa paving block yang tedapat di dalam kawasan hutan kota sebagai area untuk berkegiatan dan rekreasi.
ELEMEN HAMID SHIRVANI: ACTIVITY SUPPORT Fasilitas pendukung aktivitas yang tedapat pada kawasan industri berupa pos pengamanan, IPAL, tempat pembuangan sampah, hidran, penerangan, tempat ibadah pada tiap bangunan perkantoran dan juga pada bangunan kantin serta toilet. Fasilitas pendukung aktivitas yang terdapat pada kawasan hutan kota adalah tempat pembuangan sampah, tempat duduk, dan penerangan.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 235
ELEMEN HAMID SHIRVANI: SIGNAGE Penanda yang ada di Kawasan Industri Gumpang “Eco Industrial Park” berupa rambu-rambu yaitu rambu arahan masuk dan keluar serta dilarang masuk yang ari diletakkan di gerbang utama dan jalan menuju keluar kawasan. Rambu petunjuk parkir dan rambu dilarang masuk bagi yang bukan karyawan, serta bangunan penanda kawasan berupa gapura beton. Penanda yang ada di Kawasan Hutan Kota Gumpang berupa batu nama Hutan Kota Gumpang beserta tiang beton yang diletakkan pada jalan masuk ke dalam hutan kota.
ELEMEN HAMID SHIRVANI: PRESERVATION Rencana Kawasan Industri Gumpang “Eco Industrial Park” dan Hutan Kota Gumpang dirancang sebagai upaya untuk mempertahankan dan mengembangkan potensi perindustrian Kartasura serta menjaga dan meningkatkan ruang terbuka hijau dan ruang terbuka hijau publik di Kota Kartasura sebagai upaya untuk meningkatkan nilai lahan dan lingkungan, menjaga identitas Kota Kartasura, dan meningkatkan pendapatan.
Aksara Kartasura â&#x2013; 236
PENTAHAPAN DAN PEMBIAYAAN
Tahap
Tahun
Kegiatan
2031
Pembebasan Lahan
Rp47.000.000,00
Pembangunan Jalan di Dalam Kawasan Industri
Rp450.000.000,00
Pembangunan Gudang dan Transit Truk Kontainer
Rp720.000.000,00
Revitalisasi Bangunan Industri Eksisting
Rp1.425.000.000,00
Penanaman Pohon Tahap Pertama
Rp20.000.000,00
Pembangunan Gedung Kantor, Kantin dan Pos Keamanan
Rp70.000.000,00
Pembangunan Rumah Sewa Bertingkat dan Bangunan Jasa Pendukung
Rp88.000.000,00
Pembuatan Lahan Parkir Kawasan Industri II
III
Anggaran Biaya Rp1.004.200.000,00
Pembuatan Gapura Penanda Kawasan Industri I
2032 2033 2034 2035 2036
Rp140.000.000,00
Penanaman Pohon Tahap Kedua dan Vegetasi
Rp25.000.000,00
Pembuatan Paving Block Hutan Kota
Rp60.000.000,00
Penanaman Pohon Hutan Kota
Rp113.000.000,00
Penambahan Utilitas dan Pendirian Batu Nama Hutan Kota
Rp315.000.000,00
Peningkatan Daya Tarik dan Pengembangan Kawasan Industri Bekerja Sama dengan Pihak Ketiga Pemasaran dan Pembukaan Peluang Investasi Kawasan Industri Total
Rp15.000.000,00 Rp4.502.200.000,00
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 237
KORIDOR KOMERSIAL JALAN AHMAD YANI Anisa Nurul 45909
Aksara Kartasura â&#x2013; 238
LATAR BELAKANG DAN GAMBARAN UMUM Latar Belakang Berangkat dari permasalahan utama Kota Kartasura yaitu ketidaksesuaian struktur dan pemanfaatan ruang pada kasus jalan arteri primer yaitu Jalan Ahmad Yani, permasalahan tersebut timbul karena adanya Pasar Kota Kartasura yang juga memunculkan kegiatan-kegiatan perdagangan dan jasa di sepanjang jalan tersebut. Seiring berjalannya waktu, koridor Jalan Ahmad Yani akan terus mengalami perkembangan terutama pada kegiatan komersial karena perdagangan merupakan salah satu sektor unggulan Kota Kartasura. Hal tersebut juga didukung dengan adanya arahan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) tahun 2012â&#x20AC;&#x201C;2032, sepanjang Jalan Ahmad Yani ditetapkan sebagai kawasan komersial. Maka dari itu, adanya rencana untuk pengalihan jalan arteri dan penurunan kelas Jalan Ahmad Yani menjadi kolektor diharapkan dapat menunjang rencana tersebut. Dengan turunnya kelas jalan pada Jalan Ahmad Yani menjadi jalan kolektor dapat lebih memaksimalkan elemen-elemen penunjang kegiatan komersial seperti pengadaan jalur pedestrian, pengadaan area parkir, serta pengadaan jalur hijau pada koridor jalan tersebut. Gambaran Umum Lokasi rencana pengembangan koridor komersial adalah bangunan yang berada di sepanjang Jalan Ahmad Yani, Kota Kartasura. Rencana pengembangan koridor komersial ini memiliki luas 14,5 Ha. Berdasarkan rencana struktur ruang Kota Kartasura tahun 2038, Jalan Ahmad Yani yang berkelas arteri primer diturunkan menjadi kolektor primer. Maka dari itu, lebar jalan dapat dipersempit sesuai standar jalan kolektor primer sehingga jalur pedestrian dapat dibangun lebih luas.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 239
WEAKNESS
STRENGTH • •
•
Jalan Ahmad Yani yang strategis menjadikan jalan tersebut menjadi
•
Hierarki Jalan Ahmad Yani yang merupakan jalan arteri primer tidak
salah satu koridor komersial di Kota Kartasura.
sesuai dengan aturan yang ada yaitu adanya kegiatan berskala
Adanya Pasar Kartasura yang menjadi salah satu potensi Kota
lokal pada jalan berskala regional.
Kartasura sehingga memunculkan kegiatan-kegiatan perdagangan
•
Tidak didukung dengan lahan parkir yang mencukupi.
dan jasa pada koridor Jalan Ahmad Yani.
•
Jalur pedestrian yang kurang memadai serta tidak didukung
Jenis dagangan yang beragam menjadikan koridor Jalan Ahmad
dengan
fasilitas
street
furniture
yang
Yani menjadi hidup.
mengurangi kenyamanan pejalan kaki.
memadai,
sehingga
ANALISIS SWOT •
Menurut Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) tahun 2012 – 2032,
•
sepanjang Jalan Ahmad Yani ditetapkan sebagai kawasan komersial. •
sirkulasi pejalan kaki. •
Potensi kota Kartasura dalam bidang perdagangan sehingga
Munculnya Pedagang Kaki Lima (PKL) yang dapat menghambat Terbatasnya lahan parkir dapat memicu munculnya parkir-parkir liar yang dapat mengganggu sirkulasi
koridor Jalan Ahmad Yani akan terus berkembang. •
Rencana penerapan prinsip TOD di Kota Kartasura yang akan mengintegrasikan beberapa pusat kegiatan di Kota Kartasura akan memudahkan aksesibilitas dengan adanya penambahan halte di sepanjang Jalan Ahmad Yani.
OPPORTUNITY
THREAT
Aksara Kartasura â&#x2013; 240
KONSEP AWAL Mewujudkan koridor komersial Jalan Ahmad Yani sebagai shopping street yang didukung jalur pedestrian dengan konsep active living yang aman, nyaman, dan inklusif
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 241
KONSEP PENGEMBANGAN Konsep
pengembangan
koridor
komersial
Jalan
Ahmad
Yani
menerapkan konsep shopping street dimana bangunan komersial ditata linear dengan jalan dan memiliki sempadan muka bangunan yang seragam. Koridor ini didukung dengan jalur pedestrian dengan konsep active living yang aman, nyaman, serta inklusif bagi pengunjung untuk mendukung kegiatan komersial menjadi lebih hidup. Acuan Peraturan â&#x20AC;˘
PMPU 03/PRT/M/2014 tentang Pedoman Perencanaan Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan
â&#x20AC;˘
PMPU
29/PRT/M/2006
tentang
Pedoman
Persyaratan
Teknis
Bangunan Gedung Pengembangan Rencana Pengembangan koridor komersial di Jalan Ahmad Yani diprioritaskan pada : 1. Penataan kaveling dan bangunan membentuk linear dengan sempadan muka bangunan yang seragam 2. Pengadaan dan atau perbaikan jalur pedestrian di sepanjang Jalan Ahmad Yani yang merupakan koridor komersial serta penambahan street furniture 3. Perbaikan median jalan serta pengadaan dan pemasangan marka jalan sebagai penanda parkir on-street 4. Pengadaan parkir off-street terpusat pada beberapa titik disepajang koridor komersial
Aksara Kartasura ■ 242
ELEMEN HAMID SHIRVANI: LAND USE Peruntukan lahan makro di sepanjang koridor Jalan Ahmad Yani berdasarkan arahan rencana pola ruang Kota Kartasura pada tahun 2038 diarahkan sebagai kegiatan perdagangan dan jasa. Peruntukan lahan ini berbatasan langsung dengan permukiman di belakangnya. Peruntukan lahan mikro di koridor Jalan Ahmad Yani untuk fungsi komersial terdiri dari bangunan deret dan tunggal. Sesuai peraturan zonasi tahun 2038, bangunan deret berbentuk ruko dengan ketinggian bangunan 2 lantai, sedangkan untuk bangunan tunggal terdiri dari 1–2 lantai. Untuk peruntukan lahan perumahan yang berbatasan langsung dengan bangunan komersial merupakan tipe perumahan teratur.
ELEMEN HAMID SHIRVANI: BUILDING FORM AND MASSING Pengaturan peletakan bangunan komersial di koridor Jalan Ahmad Yani linear mengikuti jalan dengan garis sempadan muka bangunan 0,5 m, tinggi 1–2 lantai (rata-rata 4 m per lantai), dan bentuk bangunan deret agar tercipta koridor dengan konsep shopping street. Konsep shopping street juga menjadi alasan intensitas ruang keseluruhan koridor tinggi, tercermin dari nilai KDB dan KLB sekitar 91–100% dan 1,1–2 berturut-turut. Nilai KDB yang tinggi membuat nilai KDH rendah, sekitar 0–10%. Dengan intensitas yang tinggi, pada koridor tersebut ditambahkan jalur hijau agar tetap terdapat daerah resapan.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 243
ELEMEN HAMID SHIRVANI: CIRCULATION AND PARKING Jaringan Jalan dan Pergerakan Koridor Jalan Ahmad Yani berdasarkan arahan rencana struktur ruang Kota Kartasura pada tahun 2038 merupakan jalan kolektor dengan konstruksi aspal. Jalan ini terbagi atas 2 arah dan 4 lajur dengan dibatasi median. Ukuran
penampang
jalan
dideskripsikan
pada
gambar
sketsa
penampang jalan di samping. Sistem Sirkulasi Kendaraan Umum Koridor Jalan Ahmad Yani dilalui oleh angkutan umum Bus Rapid Transit (BRT) sebagai penerapan prinsip Transit Oriented Development (TOD) di Kota Kartasura dengan adanya halte yang tersebar di beberapa titik di koridor ini Sistem Parkir Area parkir di koridor Jalan Ahmad Yani terdapat dua jenis area parkir yaitu on-street dan off-street. Untuk area parkir on-street berada di badan jalan di sepanjang koridor dan hanya diperuntukan untuk mobil, parkir di badan jalan diadakan agar koridor komersil tersebut tetap hidup. Sedangkan parkir off-street disediakan secara terpusat di beberapa titik pada koridor tersebut dan diprioritaskan untuk motor. Parkir terpusat ini disediakan agar tercipta koridor dengan jalur pedestrian yang walkable.
Aksara Kartasura ■ 244
ELEMEN HAMID SHIRVANI: OPEN SPACE Sistem Ruang Terbuka Open space pada koridor komersial di Jalan Ahmad Yani diwujudkan dari adanya jalur pedestrian. Terciptanya ruang antara bangunan (hardscape) dan vegetasi (softscape) di sepanjang koridor dengan dilengkapi dengan fasilitas kursi sebagai salah satu street furniture dapat memicu adanya interaksi sosial. Kenyamanan dan keamanan jalur pedestrian yang diperuntukkan bagi pejalan kaki tanpa adanya banyak pemotongan jalur akibat gangguan lalu lalang kendaraan bermotor akan lebih mendukung terciptanya open space pada koridor tersebut. Tata Hijau Sistem tata hijau pada koridor komersial di Jalan Ahmad Yani berupa penambahan vegetasi pada jalur pedestrian dengan kriteria : •
Sistem perakaran yang kuat
•
Tumbuh baik pada tanah padat
•
Sistem perakaran masuk ke dalam tanah
•
Kecepatan tumbuh bervariasi
•
Jarak tanam setengah rapat sampai rapat 80% dari luas area
•
Tajuk cukup rindang dan kompak, tetapi tidak terlalu gelap
•
Berupa tanaman lokal dan budidaya
•
Dominasi tanaman tahunan
Contoh tanaman yang cocok berada di jalur pedestrian adalah pohon tanjung, pohon ketapang (Terminalia mantaly), dan lain-lain.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 245
ELEMEN HAMID SHIRVANI: PEDESTRIAN WAYS Salah satu rencana yang diprioritaskan pada koridor Jalan Ahmad Yani adalah pengadaan dan perbaikan jalur pedestrian, hal tersebut untuk mendukung konsep koridor yang active living. Selain itu, jalur pedestrian ini bersifat inklusif bagi difabel karena terdapat guiding block dan akses bagi pengguna kursi roda. Jalur pedestrian memiliki lebar 2 meter dengan desain seperti di samping. Material yang digunakan adalah paving block dengan dua warna berbeda untuk mengurangi kesan monoton dan menambah nilai estetika. Dalam pola tersebut terdapat bentuk panah sepasang dengan warna dan pattern yang berbeda diletakkan berlawanan arah pada sisi kanan dan kiri merupakan salah satu penanda untuk arah sirkulasi pengunjung. Di sepanjang jalur pedestrian juga akan dilengkapi vegetasi sebagai peneduh dan street furniture sedangkan dipersimpangan jalan terdapat jalur penyeberangan berupa zebra cross.
ELEMEN HAMID SHIRVANI: ACTIVITY SUPPORT Activity support pada koridor komersial di Jalan Ahmad Yani adalah adanya jalur pedestrian dengan konsep active living sehingga mendorong orang untuk berjalan melewati beberapa bangunan komersial pada koridor tersebut. Selain itu, terdapat parkir off-street terpusat hal tersebut juga mendukung orang untuk berjalan melewati beberapa bangunan komersial untuk mencapai toko yang akan dituju.
Aksara Kartasura â&#x2013; 246
ELEMEN HAMID SHIRVANI: SIGNAGE
Papan Nama Bangunan Untuk papan identitas bangunan di koridor Jalan Ahmad Yani dimiliki oleh masing-masing bangunan komersial. Papan nama bangunan diwujudkan dalam bentuk nama toko. Selain itu, terdapat baliho sebagai sarana untuk promosi. Peletakan baliho pada beberapa titik di sepanjang koridor dengan jumlah terbatas. Tata Rambu Pengarah Rambu-rambu diletakKan di titik-titik yang mudah terlihat oleh pejalan kaki maupun pengendara yang melintas, tidak terhalang oleh vegetasi, bangunan, maupun papan atau rambu lainnya.
Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â&#x2013; 247
PENTAHAPAN DAN PEMBIAYAAN Pembangunan koridor komersial di Jalan Ahmad Yani dimulai pada tahun 2024. Tahap pertama dilakukan prapembangunan berupa sosialisasi dan pembebasan lahan. Setelah itu dilanjut pembangunan jalur pedestrian, penataan kaveling dan bangunan, pengadaan area parkir terpusat, serta penataan lansekap jalan. Pada tahap selanjutnya dilakukan pembangunan halte dan pengadaan fasilitas penunjang. Tahap terakhir adalah pengendalian dan perawatan
Program
Kegiatan Sosialisasi
Pembangunan Embung
24 25 26 27 28 29 30 31
32 33 34 35 36 37 38
Anggaran Biaya Rp10.000.000,00
Pembebasan lahan
Rp500.000.000.000,00
Penataan Kavling dan bangunan Pembangunan Pembangunan jalur pedestrian & Pemeliharaan Penambahan dan penataan Jalur Pedestrian street furniture Pengadaan Koridor Hijau
Tahun
Pengadaan koridor hijau Pengadaan area parkir terpusat
Penataan lansekap jalan Pengembangan Kawasan Pembangunan halte Komersial Pengadaan fasilitas penunjang Pengendalian dan Perawatan Total
Rp2.000.000.000,00 Rp500.000.000,00 Rp100.000.000,00 Rp500.000.000,00 Rp150.000.000,00 Rp80.000.000,00 Rp60.000.000,00 Rp100.000.000,00 Rp200.000.000,00 Rp503.200.000.000,00
Aksara Kartasura â&#x2013; 248
KOLASE VISUALISASI RENCANA
â&#x20AC;&#x153;Cities have the capability of providing something for everbody, only because, and only when, they are created by everybody.â&#x20AC;? - Jane Jacobs 66