Aksara Kartasura - Laporan Rencana Studio Kota Kartasura

Page 1

laporan studio rencana kota kartasura

AKSARA KARTASURA st u dio kota k a rta su r a 2 0 19 | pe r enc a n a a n w i l aya h da n kota ug m

Ekonomi eko.no.mi

Industri in.dus.tri

Ketahanan ke.ta.han.an

n pemanfaatan uang, tenaga,

n kegiatan memproses atau

n kemampuan untuk menjaga

waktu, dan sebagainya

mengolah barang dengan

keadaannya (kedudukannya

yang berharga

menggunakan peralatan

dan sebagainya) meskipun mengalami berbagai hal



AKSARA KARTASURA laporan studio rencana kota kartasura


Aksara Kartasura â– ii

Kartasura

telah

menghadapi

Infrastruktur pendukung yang ada juga semakin

berbagai ancaman yang dapat menghambat

tidak dapat menopang kegiatan kota, seperti

perkembangan dan menurunkan pengaruhnya.

pasar yang kurang tertata sehingga mengham-

Dulu, Kartasura tetap dapat mempertahankan

bat jalan arteri di dekatnya. Kurangnya ruang

pamornya meski kehilangan status pusat

publik skala kota juga menyebabkan minimnya

pemerintahan Kesultanan Mataram dengan

interaksi antarmasyarakat kota dan berpotensi

berubah menjadi pusat perdagangan regional.

memicu masalah sosial.

Saat ini, pertumbuhan Kota Surakarta di

Ketiga

dekatnya yang sangat pesat perlahan-lahan

infrastruktur, dan sosial, akan menjadi fokus

mulai menggerus eksistensi Kartasura dan

utama

menjadi

Kartasura pada semester ini.

ancaman

dan

bagi

akan

perekonomiannya.

aspek kami

STUDIO KOTA KARTASURA

tersebut, dalam

yaitu

ekonomi,

perencanaan

Kota


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– iii

KATA PENGANTAR Ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini.

P

uji syukur kami panjatkan kepada Tuhan

3. bapak Ir. Agam Marsoyo, M.Sc., Antonius

Yang Maha Esa karena berkat rahmatnya

Eko Heri, S.T., M.T., dan Dr. Eng. M. Sani

kami dapat meyelesaikan laporan Aksara

Roychansyah, S.T., M. Eng, serta ibu Dr. Yori

Kartasura bagian kedua ini dengan baik. Di dalam Kata Pengantar ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung pembuatan laporan ini, terutama: 1. orang tua kami atas doa dan dukungan yang diberikan;

Herwangi, S.T., MURP dan Dr. Tri Mulyani Sunarharum,

S.T.,

selaku

para

dosen

pengampu mata kuliah Studio Rencana Kota yang telah memberikan bimbingan dan sarannya; serta 4. teman-teman

PWK

2017

yang

telah

memberikan bantuan dan dukungannya

2. bapak Prof. Bambang Hari Wibisono, MUP,

Kami menyadari bahwa di dalam laporan ini

M.Sc. sebagai dosen pembimbing kami

masih terdapat kekurangan, karenanya kami

yang telah memberikan pencerahan, saran,

mengharapkan kritik dan saran konstruktif

dan dukungannya;

untuk bahan penyempurnaan di kemudian hari.

Reaching for perfection,we will always come up short. But perhaps we can manage to get closer in the process.


Aksara Kartasura ■ iv

ALYA PUSPITA

ANNISA NISITA

FANY ARIENJY

ANDREAS GALIH

45461

45463

45468

45908

TIM KAMI “None of us, including me, ever do great things. But we can all do small things, with great love, and together we can do something wonderful.” - Mother Teresa

ANISA NURUL

ALFI HILMAN

DIKE ARMELIA

FIRMAN JAYA

45909

45924

46383

46384


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– v


Aksara Kartasura â– vi

DAFTAR ISI Direktori Konten Aksara Kartasura 2

1

PENDAHULUAN

3

14

22

latar belakang, tujuan, ruang lingkup, metodologi penulisan

sejarah, administrasi, fisik dasar, kependudukan, ekonomi, sarana, prasarana

GAMBARAN UMUM

PROFIL, POTENSI, MASALAH

KONSEP, TUJUAN, ALTERNATIF

45

88

114

138

RENCANA TATA RUANG

RENCANA PENTAHAPAN

PERATURAN ZONASI

RENCANA RANCANG KOTA

peta-peta rencana struktur, pola,dan intensitas ruang serta sarana prasarana, dilengkapi peta-peta existing sebagai pembanding

penjabaran program kegiatan selama 20 tahun perencanaan dalam bentuk tabel dan peta pola ruang

profil, potensi, dan masalah yang akan dijadikan dasar konsep perencanaan

peta rencana zonasi, matriks ITBX, teks zonasi

penjelasan konsep perencanaan, dasar perumusan dan proses pemilihan tujuan perencanaan, penjabaran alternatif perencanaan

penjabaran pengembangan kawasan-kawasan strategis kota dilengkapi dengan visualisasi


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 1

PENDAHULUAN latar belakang, tujuan, ruang lingkup, metodologi penulisan


Aksara Kartasura ■ 2

yang ada agar Kartasura dapat

LATAR BELAKANG

M

berkembang dengan baik, memberikan

penduduknya, serta menjadi kota

kota kecil dengan populasi

yang dapat beradaptasi dengan

hanya

segala perubahan yang akan terjadi

64.078

sangat

jiwa,

berpotensi

untuk berkembang pesat mengfungsinya

sebagai

pusat

perdagangan regional dan perannya

sebagai

wadah

kegiatan

industri pengolahan skala besar. Akan tetapi, berdasarkan analisis yang kami lakukan pada studio sebelumnya masalah

bagi

eskipun tergolong sebagai

Kartasura ingat

kesejahteraan

terdapat

yang

beberapa

dapat

meng-

TUJUAN DAN SASARAN

T

dari

struktur

pembahasan dalam laporan

jangka waktu yang ditetapkan adalah 20 tahun dari 2019—2038.

ini adalah Kota Fungsional

penyusunan

terletak

di

dalam

Kecamatan

METODOLOGI

Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Batas kota fungsional tersebut adalah Kec. Colomadu,

Sukoharjo di timur dan selatan;

dilakukan secara primer – melalui

yang

tertuang

serta Kec. Banyudono, Kab. Boyolali

observasi

Laporan

Aksara

di barat.

cara dengan pihak terkait, serta

sebelumnya dalam

analisis

pertama,

yaitu

rencana-rencana

dan

pengembangan Kota Kartasura

pemanfaatan ruang pada kasus

dengan memperhatikan masalah

jalan arteri primer (Jalan Ahmad

dan potensi yang ada. Sasaran

Yani) dan ruang terbuka publik

laporan

hijau skala kota.

pemangku

Berangkat dari hal tersebut, dalam

perencanaan Kartasura, baik itu

studio rencana kota ini kami telah

masyarakat, pemerintah, maupun

merumuskan berbagai rencana un-

swasta, yang harapannya dapat

tuk menyelesaikan permasalahan-

menjadikan isi laporan ini sebagai

permasalahan tersebut dengan

acuan dalam membuat kebijakan

turut mempertimbangkan potensi

penataan ruang di Kota Kartasura.

ini

adalah

seluruh

kepentingan

dalam

Ruang

lingkup

utara:

ini terbagi menjadi dua,

kami

dari

di

dalam penulisan laporan

analisis data. Pengumpulan data

kelanjutan

Karanganyar

M

etode yang digunakan

Kec. Kartasura dan Gatak, Kab.

merumuskan

ketidaksesuaian

spasial

kedua ini adalah sebagai

Masalah

adalah

lingkup

lumnya. Untuk perumusan rencana,

Kab.

Kartasura

utama

uang

diambil pada tahun-tahun sebe-

Laporan Aksara Kartasura

hambat pertumbuhan tersebut. yang

RUANG LINGKUP

Kartasura yang secara administratif

di masa depan.

ujuan

R

dengan beberapa data sekunder

substansial

pembahasan dalam laporan ini adalah gambaran umum, profil, potensi, masalah, konsep perencanaan, tujuan perencanaan, dan alternatif perencanaan; rencana tata ruang; rencana pentahapan; peraturan zonasi, dan rencana rancang kota. Ruang lingkup temporal pembahasan dalam laporan ini adalah tahun 2018—2019 untuk analisisnya,

yaitu

pengumpulan

data

lapangan,

dan

wawan-

dokumentasi; dan secara sekunder –

melalui

pengumpulan

data

yang sudah tersedia dari lembaga setempat. Lebih lanjut, metode analisis data yang digunakan berupa perhitungan kebutuhan standar dan analisis pemilihan multikriteria menggunakan metode analytical hierarchy process (AHP).


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 3

GAMBARAN UMUM sejarah, administrasi, fisik dasar kependudukan, ekonomi, sarana, prasarana


Aksara Kartasura â– 4

Kec. Colomadu, Kab. Karanganyar Wirogunan Ngabeyan

Kertonatan

Singopuran

Gonilan

Kel.

Kartasura

Kec. Banyudono, Kab. Boyolali

Kel.

Pucangan

Kec. Laweyan, Kota Surakarta

Pabelan

Ngadirejo Gumpang

Makamhaji

Ngemplak Kec. Gatak, Kab. Sukoharjo

ADMINISTRASI Kota Kartasura secara tidak langsung berbatasan dengan empat kabupaten/kota sekaligus.

Kec. Baki, Kab. Sukoharjo

K

ota fungsional Kartasura ter-

kecamatannya yang lebih luas,

letak di dalam Kecamatan

Kartasura secara tidak langsung ber-

Kartasura, Kabupaten Suko-

batasan dengan lima kecamatan

harjo. Kota Kartasura memiliki luas

di empat kabupaten/kota sekaligus,

8,48 km2 , sekitar 50,4% dari luas

yaitu

kecamatan, dan terdiri dari tujuh

Kabupaten Karanganyar di utara;

desa, yaitu Gumpang, Ngabeyan,

KecamatanLaweyan,KotaSurakarta

Ngemplak,

Pucangan,

di timur; Kecamatan Baki dan Gatak,

Singopuran, dan Wirogunan; serta

Kabupaten Sukoharjo di selatan;

dua kelurahan, yaitu Kartasura

serta

dan Ngadirejo. Dilihat dari wilayah

Kabupaten Boyolali di barat.

Pabelan,

Kecamatan

Kecamatan

Colomadu,

Banyudono,


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 5

P

erkembangan Kartasura

dipindahkan

Surakarta.

etnis Tionghoa, yang memilih

dimulai dengan pendiri-

Sejak saat itu Keraton Kartasura

berdagang di pinggir jalan yang

an

Kartasura

ditinggalkan. Pusat kota pun tak

telah dibangun tersebut. Sejak

oleh Sunan Amangkurat II

lagi berada di sekitar keraton,

saat

pada

Keraton

tetapi bergeser ke sepanjang

berkembang linear mengikuti

Keraton

tahun

1680.

ke

itu,

Kartasura

terus

tersebut

sempat

berjaya,

jalan-jalan utama kota, yaitu

jalan utama, terlebih setelah

namun

kemudian

hancur

Jalan Ahmad Yani dan Slamet

pendirian

karena

Riyadi yang dibangun oleh

pada tahun 1953 di pinggir

terjadi Geger Pecinan, yaitu

Belanda. Pergeseran tersebut

jalan

penyerangan oleh etnis Tiong-

disebabkan oleh pola guna

memelopori

hoa, dan akhirnya terpaksa

lahan

industri-industri lainnya.

pada

tahun

1741

pedagang,

terutama

pabrik

Slamet

Tyfountex

Riyadi

yang

munculnya

SEJARAH Pusat kota bergeser ke sepanjang jalan-jalan utama kota, tak lagi di sekitar keraton.


Aksara Kartasura â– 6

FISIK DASAR Kelerengan, curah hujan, dan jenis tanah di Kartasura cenderung homogen.

18,67 mm per hari

Regosol

0—2%

Kawasan tanaman dan permukiman

semusim

Sempadan sungai

CURAH HUJAN

M

enurut data dari Bappeda Kabupaten curah

hujan

Sukoharjo, di

Kota

Kartasura di semua daerahnya memiliki tingkat yang sama yaitu sebesar 18,67 mm per hari.

K

JENIS TANAH

ota

Kartasura

hanya

memiliki satu jenis tanah, yaitu regosol. Jenis tanah ini

berasal dari material gunung api sehingga memiliki sifat subur.

M

KELERENGAN asih

berdasarkan

KESESUAIAN LAHAN

data

Bappeda, diketahui bahwa

kabupaten

dalam

peta

kelerengan

skala Kota

B

erdasarkan olahan dari ketiga peta di samping, diperolehlah

kesesuaian

lahan

Kartasura yaitu kawasan tanaman

Kartasura termasuk datar pada

semusim

seluruh bagian kota. Kelerengan

Permukiman

Kota Kartasura berkisar antara

kawasan di luar lindung yang

0—2%.

berfungsi sebagai tempat tinggal dan

dan di

didukung

permukiman. sini

oleh

berarti

sarana

prasarana, serta tempat kerja.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 7

Kondisi keseluruhan lahan di Kartasura, kecuali area sempadan, cocok dijadikan sebagai kawasan permukiman. Akibatnya, alihfungsi lahan hijau meningkat dan memicu terjadinya banjir.


Aksara Kartasura ■ 8

FISIK RUANG Kartasura didominasi permukiman satu tingkat dengan komersial deret dan industri skala besar masing-masing berpusat di barat dan timur Sempadan Sungai Ruang Terbuka Hijau Lindung Cagar Budaya Perumahan Sempadan Sungai

Komersial

Ruang Terbuka Hijau

Perkantoran-Keamanan

Lindung Cagar Budaya

Industri

2.1 - 3

Perumahan

Pelayanan Umum

81% - 90%

3.1 - 4

Komersial

Pertanian Lahan Basah

91% - 100%

>4

Perkantoran-Keamanan

Peruntukan Khusus

≤ 60%

≤1

61% - 70%

1.1 - 2

71% - 80%

Magnitudo

Kuat Lemah

Industri Pelayanan Umum Pertanian Lahan Basah Peruntukan Khusus

KOEFISIEN DASAR BANGUNAN KOEFISIEN LANTAI BANGUNAN

PEMANFAATAN RUANG

K

K

81—100%. Semakin jauh dari jalan

sama dengan satu. Untuk area

(kebun, lahan kosong, lapangan,

adanya Bandara Adi Soemarmo

utama KDB semakin mengecil,

perumahan klaster dan komersial

makam, sawah, dan taman) sebesar

beserta

kecuali untuk perumahan klaster

berkisar antara 1,1—2, sedangkan

19%, dan komersial sebesar 9%.

sekitarnya,

yang relatif baru dibangun, yang

untuk area industri skala besar

Ruang

hampir

sebabkan oleh perluasan kegiatan

KDB-nya bisa mencapai 91—100%.

berkisar antara 2,1—3.

seluruhnya milik privat, dengan ha-

dari Kota Surakarta, sedangkan

Variasi KDB di Kartasura disebab-

nya 0,76% milik publik. Belum ada

ke arah selatan sebagai perluasan

kan oleh rendahnya homogenitas.

RTH publik skala kota di Kartasura.

fungsi perumahan.

oefisien Dasar Bangunan (KDB) di Kota Kartasura cenderung tinggi di dekat

jalan-jalan utama, berkisar antara

ota Kartasura didominasi oleh perumahan berlantai satu

sehingga

mayoritas

nilai KLB sebesar kurang dari

P

ARAH PERKEMBANGAN

ola pemanfaatan ruang Kota Kartasura didominasi oleh perumahan

sebesar

37%,

diikuti ruang terbuka hijau/RTH

terbuka

hijau

K

ota

Kartasura

saat

ini

berkembang ke arah utara, timur, dan selatan. Penyebab

perkembangan ke arah utara adalah generator ke

arah

aktivitas timur

di di-


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 9

Fisik ruang di Kartasura bisa bervariasi sangat drastis. Di daerah Gumpang, bangunan perumahan satu tingkat tampak kecil dibanding bangunan industri skala besar di dekatnya yang pagarnya menjulang tinggi.


Aksara Kartasura â– 10

JUMLAH PENDUDUK PER DESA/KELURAHAN DI KOTA KARTASURA PADA TAHUN 2017

KEPENDUDUKAN

(DALAM JIWA)

710 Ngemplak

Kelurahan Kartasura berkepadatan tertinggi karena di dalamnya terdapat Pasar Kartasura dan sarana lainnya serta mudah diakses dari jalan-jalan utama.

6524 Singopuran

825 Wirogunan

P

enduduk Kota Kartasura pada tahun 2017 berjumlah 64.078 jiwa, dengan kepadatan penduduk bruto 77 jiwa per hektar dan

7714 Gumpang

4600 Ngabeyan

6548 Pucangan

kepadatan penduduk neto 96 jiwa per hektar. Baik kepadatan

penduduk bruto maupun neto Kota Kartasura termasuk dalam klasifikasi rendah menurut SNI, yaitu <150 jiwa/ha. Apabila dirinci per kelurahan, terdapat perbedaan lokasi dengan angka kepadatan terendah. Angka kepadatan penduduk bruto terendah berada di Desa Ngemplak, sedangkan angka kepadatan penduduk neto terendah berada di Desa Pabelan. Namun untuk keduanya, angka kepadatan tertinggi berada di Kelurahan Kartasura. Hal tersebut dipengaruhi oleh letak Kelurahan Kartasura yang dekat dengan persimpangan jalan arteri primer dan dilintasi jalan kolektor sekunder sehingga mudah diakses. Selain itu, adanya Pasar Kartasura dan banyaknya sarana komersial serta jasa di Kelurahan Kartasura juga berpengaruh terhadap tingginya angka kepadatan penduduk di sana. Dari

piramida

penduduk

Kota

Kartasura

diketahui

bahwa

distribusi penduduk terbanyak adalah pada usia 14—24 tahun. Hal tersebut mengindikasikan bahwa jumlah tenaga kerja di usia produktif di Kartasura saat ini tergolong banyak, dengan angka beban tanggungan sebesar 38,5.

20346 Kartasura

4114 Pabelan

12697 Ngadirejo


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 11

KEPADATAN PENDUDUK BRUTO PER DESA/KELURAHAN DI KOTA KARTASURA PADA TAHUN 2017

PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK KOTA KARTASURA TAHUN 2017-2037 (DALAM JIWA)

(DALAM JIWA/KM2)

15000

200000

13779

12000 9889

9669

9000

150000

6738

6000

515 2

100000

5095 4493

3000

0

355 4

3064

50000 Ngemplak Gumpang

Pabelan

2017

Ngadirejo Kartasura Pucangan Wirogunan Ngabeyan Singopuran

2022

2027

2032

2037

KEPADATAN PENDUDUK NETO PER DESA/KELURAHAN DI KOTA KARTASURA PADA TAHUN 2017 (DALAM JIWA/KM2)

15000

13813

1033 3

9905

9000

K

ota

12000

8889

8513 7944

6000

7857

Kartasura

yang

menggunakan metode geometri dengan laju pertumbuhan

Desa Pabelan yang mengalami penurunan jumlah penduduk. Penurunan jumlah tersebut diakibatkan adanya alih fungsi lahan perumahan

3000

Pabelan

penduduk

penduduk rata-rata sebesar 5%. Dari kesembilan desa/kelurahan, hanya

7525

5425

Ngemplak Gumpang

proyeksi

meningkat dalam interval waktu 5 tahun apabila dianalisis

menjadi industri.

0

mempunyai

Ngadirejo Kartasura Pucangan Wirogunan NgabeyanS ingopuran


Aksara Kartasura â– 12

PEREKONOMIAN Kota Kartasura ditetapkan sebagai satu dari tiga kawasan strategis untuk pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sukoharjo.

M

enurut data BPS Kabupaten Sukoharo, mayoritas penduduk Kartasura bekerja di bidang perdagangan. Kegiatan perdagangan di Kartasura didukung oleh keberadaan jalan utama yang ramai

dan selalu dilalui oleh warga dalam maupun luar kota. Jenis perdagangan di Kartasura beraneka ragam, mulai dari kebutuhan sehari-hari (primer) berupa toko kelontong hingga kebutuhan tersier. Di Kartasura terdapat pasar skala regional, yaitu Pasar Kartasura yang terletak dekat dengan titik persimpangan Kota Semarang, Surakarta, dan Yogyakarta. Keberadaan pertokoan dan pusat perbelanjaan tersier di Kartasura pun cukup menggambarkan tingginya daya beli masyarakat Kartasura dan sekitarnya. Selain sektor perdagangan, sektor industri juga berperan besar dalam perekonomian Kartasura. Berdasarkan klasifikasi menurut badan hukum dan jumlah pekerjanya, di Kota Kartasura terdapat 2.604 pekerja industri kecil dan 12.539 pekerja industri besar dan menengah. Industri-industri tersebut telah menyerap 26% penduduk Kartasura sebagai tenaga kerja. Contoh industri kecil di Kartasura adalah pengolahan emping dan tahu, sedangkan untuk industri besar dan menengah terdapat mebel dan pakaian jadi. Sektor industri di Kartasura tergolong sangat bervariasi sehingga pengelompokan paling spesifik yang dapat dilakukan sebatas menyebutnya sebagai industri pengolahan. Menurut BPS, industri pengolahan merupakan industri yang dilakukan untuk mengubah barang mentah atau setengah jadi menjadi barang jadi.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 13

PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU KOTA KARTASURA TAHUN 2014

64,67% Industri Pengolahan

26,20% Perdagangan, Hotel, Restoran

6,11% Jasa-Jasa

M

1,11% Pengangkutan 0,13% & Komunikasi 0,85% Keungan, 0,34% 0,59% Bangunan Sewa, & Jasa Listrik, Gas, Pertanian Perusahaan & Air Bersih

enurut Laporan Akhir Analisis Potensi Ekonomi Daerah Kabupaten Sukoharjo Tahun 2017, perkotaan Kartasura telah ditetapkan sebagai satu dari tiga kawasan strategis untuk pertumbuhan

perekonomian Kabupaten Sukoharjo. Kondisi tersebut juga didukung oleh rendahnya angka kemiskinan yang dapat menghambat laju pertumbuhan ekonomi kota, dengan mayoritas penduduk Kartasura (>75%) tergolong keluarga sejahtera III. Analisis perekonomian di Kartasura dilakukan menggunakan data Produk Domestik Regional Bruto atau PDRB. Terdapat dua jenis PDRB, yakni PDRB ADHB (Atas Dasar Harga Berlaku) dan PDRB ADHK (Atas Dasar Harga Konstan). Selain itu, analisis Location Quotient juga dilakukan, yaitu analisis perbandingan pendapatan PDRB suatu sektor di Kartasura dengan PDRB sektor yang sama di Kabupaten Sukoharjo. Berdasarkan kedua analisis, dua sektor unggul Kartasura adalah industri dan perdagangan.


Aksara Kartasura â– 14

PROFIL, POTENSI, MASALAH Profil, potensi, dan masalah yang akan dijadikan dasar konsep perencanaan


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 15

PROFIL Kota Kartasura merupakan kota di persimpangan jalur menuju Semarang, Surakarta, dan Yogyakarta dengan luas 2% dari total wilayah Kabupaten Sukoharjo yang memiliki tingkat kepadatan penduduk tertinggi di kabupaten tersebut serta menjadi salah satu dari tiga kawasan strategis pertumbuhan ekonomi kabupaten yang unggul di bidang industri pengolahan dan perdagangan.


Aksara Kartasura â– 16

INDUSTRI PENGOLAHAN

P

otensi

POTENSI Potensi Kartasura ada pada banyaknya industri pengolahan dan Pasar Kartasura yang berskala regional

olahan

industri di

peng-

Kartasura

memberikan pengaruh sebesar

berada di persimpangan tiga

20%

jalur menuju tiga kota besar

terhadap

pendapatan

daerah dari sektor industri

(Semarang,

pengolahan.

Yogyakarta). Selain itu menurut

terukur dari tenaga kerja

PASAR KARTASURA

yang diserap, yaitu sebanyak

Surakarta,

dan

data yang dilansir BPS Kabupaten Sukoharjo, lebih dari

26% dari total penduduk kota

Pengaruh

Kartasura, serta pendapatan

dapat dilihat dari popularitas-

bekerja

kota

sebesar

nya di kalangan warga kota,

data tersebut memungkinkan

64,67% dari sektor industri

Kabupaten Sukoharjo, bahkan

mengingat potensi lain dari

pengolahan. Selain itu dengan

para pelancong yang singgah

Kartasura adalah industri pen-

luas hanya 2% dari luas total

di Kartasura. Hal ini karena

golahan.

kabupaten, Kartasura mampu

letak

yang

tinggi

pasar

Pasar

yang

Kartasura

strategis,

26%

penduduk sebagai

Kartasura pedagang,


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 17

MASALAH Masalah di Kota Kartasura adalah adanya ketidaksesuaian struktur dan pemanfaatan ruang pada kasus gangguan jalan arteri primer (Jalan Ahmad Yani) dan kasus tidak adanya Ruang Terbuka Hijau Publik skala kota.


Aksara Kartasura â– 18

Peraturan Jalan Arteri Primer

v/x

Lebar jalan minimal 11 m

v

Kecepatan rencana 60 km/jam

x

Terhambat, kurang dari 60 km/jam

Mempunyai kapasitas yang lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata

x

Sering terjadi kemacetan (menurut perhitungan lalu lintas)

Lalu lintas jarak jauh tidak boleh terganggu oleh lalu lintas ulang-alik, lalu lintas lokal, dan kegiatan lokal

x

Banyak aktivitas lokal di kanan dan kiri jalan, jalan digunakan untuk kepentingan lokal

Jalan masuk ke arteri primer dibatasi

x

Banyak percabangan dengan jalan lokal dan lingkungan dari perumahan

Jalan arteri primer yang memasuki perkotaan tidak boleh terputus

v

sepanjang jalan tersebut tanpa memperhatikan status jalan dalam RTRW

Badan jalan arteri primer selebar 15 m

x

Kurang dari 15 m

sebagai jalan arteri primer. Padahal, menurut PP Nomor 34 Tahun 2006

Pembebasan lalu lintas jarak jauh dari gangguan

x

Belum terdapat pembatasan, tidak terdapat jalur lambat, jembatan penyeberangan tidak fungsional, banyak kendaraan parkir di tepi jalan

K

GANGGUAN PADA JALAN ARTERI PRIMER

eberadaan jalan arteri primer di tengah Kota Kartasura tidak sematamata merupakan kesalahan pembangunnya, yakni Belanda, yang membangun untuk menghubungkan Yogyakarta dengan

Surakarta. Sebab, masyarakat pun tidak menolak dan justru secara organik juga memanfaatkannya untuk mendapatkan untung dari berdagang di

tentang Jalan, jalan arteri tidak boleh terdapat hambatan yang berat yang secara lebih rinci dijelaskan pada tabel di samping. Dampak yang ditimbulkan dari ketidaksesuaian tersebut adalah rendahnya tingkat keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat yang menggunakan jalan untuk kepentingan lokal. Selain itu bagi kendaraan antarkota pun waktu tempuhnya menjadi lebih lama dan meningkatkan risiko tabrakan seperti yang telah banyak terjadi yaitu melindas warga lokal Kartasura. Diprediksi kondisi akan semakin parah karena pemerintah setempat pun menetapkan kanan kiri jalan arteri primer tersebut sebagai kawasan komersial kota dalam RDTR sehingga melanggar RTRW serta PP Jalan yang berlaku.

Kondisi Existing


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 19

Peraturan RTH Publik

v/x

Kondisi Existing

RTH kota mencapai 30% dari luas kota

x

Hanya mencapai 19% dari luas kota

Sebesar 20% merupakan RTH Publik dan 10% RTH Privat

x

RTH publik di Kartasura berupa taman, lapangan, dan makam hanya sebesar 0,76% dari luas kota. Sisanya merupakan kebun dan sawah yang dimiliki privat dan tidak bisa digunakan oleh khalayak.

Terdapat RTH publik untuk skala kota

x

RTH publik sebatas pada tingkat kelurahan.

R

TIDAK ADANYA RTH PUBLIK SKALA KOTA

uang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Kartasura belum mencukupi, terlebih RTH yang bersifat publik. Hanya sekitar 19% atau 1,52 km2

yang merupakan RTH dari total 8,48 km2 luas lahan Kota Kartasura.

Dari luas RTH tersebut, hanya 0,06 km2 yang bersifat publik. Ini berarti

Kota Kartasura hanya memberikan 0,76% dari lahannya sebagai RTH publik bagi warganya. Terlebih lagi, RTH publik yang ada hanya berskala lokal untuk beberapa desa saja, bukan berskala kota. Pasal 29 UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang mengatur tentang RTH, yang rinciannya ada pada tabel di samping sekaligus komparasinya dengan keadaan di Kota Kartasura. Jika ditinjau dari sejarahnya, dahulu Kartasura memiliki dua buah RTH Publik dengan ukuran yang memadai berupa alun-alun keraton (utara dan selatan). Akan tetapi, setelah keraton hancur alun-alun tersebut dialihfungsikan menjadi perumahan yang kini menjadi Dusun Alun-Alun dan Alun-Alun Kidul. Selain itu, permasalahan tidak adanya RTH publik juga disebabkan mayoritas lahan di Kartasura sudah dimiliki oleh investor maupun spekulan dari luar Kartasura, sehingga lahan kosong yang belum dimanfaatkan sulit diubah menjadi RTH publik. Dampak dari permasalahan tersebut adalah masyarakat tidak memiliki wadah atau tempat untuk berkumpul dan melakukan kegiatan massal.


Aksara Kartasura â– 20

PROYEKSI MASALAH YANG AKAN DATANG Selain yang ada saat ini, masalah Kota Kartasura diperkirakan akan semakin beragam seiring bertambahnya penduduk dan berkembangnya perekonomian kota

1. Sektor industri di Kartasura menjadi salah satu potensi Kartasura dan menjadi salah satu dari tiga kawasan industri termaju di Sukoharjo. Ke depannya, industri beserta lapangan kerja ini berpotensi dikuasai oleh pihak asing dan mengurangi porsi tenaga kerja lokal kota. 2. Kota-kota di sekitar Kartasura (terutama Surakarta) dalam 20 tahun ke depan juga akan berkembang dengan pesat perekonomiannya, sehingga Kartasura harus memiliki daya saing yang tinggi. 3. Performa Pasar Kartasura menurun akibat pengelolaan yang kurang baik dan Pasar Kartasura berpotensi dikuasai oleh pihak asing. 4. Banyak industri besar milik asing yang semakin berkembang dan membuat industri kecil dan UMKM kalah bersaing. 5. Kartasura memiliki peninggalan sejarah berupa Keraton Kartasura dan beberapa destinasi wisata sejarah yang saat ini belum dikembangkan dengan baik. Apabila Keraton Kartasura terus diabaikan maka nilai sejarahnya akan hilang dan digantikan dengan fungsi-fungsi lain.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 21

PROYEKSI MASALAH YANG AKAN DATANG Selain yang ada saat ini, masalah Kota Kartasura diperkirakan akan semakin beragam seiring bertambahnya penduduk dan berkembangnya perekonomian kota

6. Kartasura memiliki kelerengan yang datar, sehingga jika RTH semakin berkurang dan lahan-lahan terbangun semakin meningkat maka Kartasura berpotensi mendapatkan limpasan air hujan dari daerah sekitarnya yang lebih tinggi dan mengalami bencana banjir. 7. Mayoritas lahan di Kartasura sudah dikuasai oleh pihak investor baik lokal asing dari luar Kartasura, menimbulkan banyak tanah kosong bersifat privat untuk investasi yang berdampak pada minimnya RTH publik untuk kegiatan masyarakat dan minimnya kepemilikan tanah oleh warga lokal dikarenakan investasi di masa mendatang akan membuat harga tanah tinggi. 8. Penduduk Kartasura diprediksikan akan terus meningkat sehingga kebutuhan akan fasilitas pemenuhan kehidupan masyarakat dan lapangan pekerjaan juga akan meningkat. 9. Pertumbuhan industri dan perdagangan yang tidak terkendali akan mengeksploitasi dan mengesampingkan kebutuhan masyarakat dan tenaga kerja.


Aksara Kartasura â– 22

KONSEP, TUJUAN, ALTERNATIF penjelasan konsep perencanaan, dasar perumusan dan proses pemilihan tujuan perencanaan, penjabaran alternatif perencanaan


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 23

TUJUAN PERENCANAAN Mewujudkan Kota Kartasura sebagai kawasan strategis pertumbuhan ekonomi utama di Kabupaten Sukoharjo melalui pengembangan kota perdagangan dan industri serta peningkatan daya tarik melalui sektor pariwisata belanja, budaya, dan ekowisata pada ruang-ruang terbuka publik pada tahun 2038.


Aksara Kartasura ■ 24

LATAR BELAKANG PERUMUSAN TUJUAN PERENCANAAN

“Mewujudkan Kota Kartasura sebagai kawasan strategis pertumbuhan ekonomi utama di Kabupaten Sukoharjo…”

B

erdasarkan hasil analisis sebelumnya, diketahui merupakan

bahwa satu

Kota dari

tiga

Kartasura kawasan

strategis pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sukoharjo. Dalam 20 tahun ke depan, Kartasura direncanakan menjadi pusat atau kawasan strategis utama, meskipun luas Kota Kartasura hanya berkisar 2% dari total luas Kabupaten Sukoharjo namun terdapat banyak potensi yang bisa dioptimalkan di Kartasura.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 25

â€œâ€Śmelalui pengembangan kota perdagangan dan industri‌â€? otensi tersebut tak lain adalah dari sektor

P

Lokasi yang strategis tersebut juga memudahkan

perdagangan dan industri pengolahan.

akomodasi dan pemasaran produk industri

Kartasura diuntungkan dengan lokasinya

pengolahan di Kartasura sehingga kian lama

yang strategis pada persimpangan Semarang,

kian maju. Berdasarkan hasil analisis PDRB, saat

Surakarta, dan Yogyakarta, sehingga sektor

ini 64,67% pendapatan di Kartasura diperoleh

perdagangan dapat berkembang secara pesat,

dari industri pengolahan dan nilainya terus

terbukti

perkembangan

meningkat. Perkembangan industri pengolahan

perdagangan di Pasar Tradisional Kartasura

baik skala besar maupun UMKM dengan target

serta koridor perdagangan di Jalan Ahmad

pasar hingga internasional dan menarik tenaga

Yani dan Slamet Riyadi, mayoritas penduduk

kerja hingga dari luar Kartasura memungkinkan

Kartasura pun bekerja sebagai pedagang.

industri tersebut untuk terus dioptimalkan.

dengan

adanya


Aksara Kartasura â– 26

â€œâ€Śserta peningkatan daya tarik melalui sektor pariwisata belanja, budaya, dan ekowisata pada ruang-ruang terbuka publik pada tahun 2038.â€?

T

anpa upaya peningkatan daya tarik

perdagangan

kota, atau dengan kata lain menjadikan

memiliki produk-produk lokal unggulan yang

Kartasura sebagai destinasi, pengem-

didukung oleh budaya dan peninggalan sejarah

bangan perdagangan dan industri hanya

seperti Keraton Kartasura. Selain itu, untuk

akan fokus pada internal kota saja dan kurang

menyeimbangkan pembangunan fisik dan

berdaya

mencapai

alam serta mengontrol investasi pembangunan

pasar eksternal. Oleh karena itu, Kartasura harus

oleh asing perlu dikembangkan pariwisata

memiliki daya tarik lebih yang dikembangkan

berbasis konservasi alam yang mengunggulkan

dalam sektor pariwisata. Kartasura memiliki

aspek lokalitas, yang tak lain adalah ekowisata.

potensi sebagai kawasan destinasi belanja

Sektor-sektor pariwisata tersebut dikembangkan

layaknya Malioboro, Yogyakarta dan Pasar Klewer,

padaruang-ruangterbukapublikKartasurauntuk

Surakarta. Sebab selain terdapat pengembangan

meningkatkan interaksi dengan warga lokal.

saing

karena

sulit

yang

masif,

Kartasura

juga


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 27

KONSEP DASAR TERMINOLOGI TUJUAN PERENCANAAN “Kawasan Strategis Pertumbuhan Ekonomi”

D

alam PP Nomor 26 tahun 2008 disebutkan bahwa kebijakan

Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala

pengembangankawasanstrategisnasionaldarisudutpertumbuhan

Badan Pertanahan Nasional Nomor 37 Tahun 2016 tentang Pedoman

ekonomi meliputi pengembangan dan peningkatan fungsi

Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi dan

kawasan dalam pengembangan perekonomian yang produktif, efisien, dan

Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten, untuk mewujudkan

mampu bersaing dalam perekonomian pada tingkat internasional. Dalam

kawasan strategis pertumbuhan ekonomi diperlukan kebijakan dan

hal ini kami membatasi bahwa “kawasan strategis pertumbuhan ekonomi”

strategi dengan fokus sebagai berikut.

pada pembahasan ini disesuaikan dengan konstelasi Kota Kartasura sehingga yang dimaksud adalah kawasan strategis pertumbuhan ekonomi kabupaten Sukoharjo. Seperti pada penentuan kawasan strategis dalam RTRW umumnya, Kartasura dipilih menjadi kawasan strategis pertumbuhan ekonomi didasarkan pada kriteria-kriteria berikut. •

Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh;

Memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi kabupaten;

Memiliki potensi ekspor;

Didukung jaringan prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi;

Memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi;

Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan kabupaten;

Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi kabupaten; dan

Ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.

Kebijakan

Strategi

Penetapan sektor-sektor unggulan;

Pengembangan perekonomian;

Penyediaan prasarana dan sarana;

Sistem pusat kegiatan ekonomi;

Moda transportasi terpadu;

Penetapan jenis kegiatan yang akan dikembangkan pada kawasan ekonomi;

Pengembangan antarsektor ekonomi secara terpadu;

Arahan penyediaan permukiman para pekerja;

Pengemabngan ekonomi berbasis lokal dan spesifik;

Arahan penyediaan prasarana dan sarana lingkungan;

Pengembangan ramah lingkungan;

Penyediaan sistem jaringan energi dan listrik;

Pemberian kemudahan investasi dan usaha; dan/atau

Penyediaan sistem jaringan telekomunikasi;

Pembangunan kawasan berbasis mitigasi bencana.

Penyediaan sistem jaringan transportasi terintegrasi; Penyediaan sistem jaringan sumber daya air Mitigasi bencana pada kawasan rawan bencana alam; dan/atau Pengembangan kawasan inti dan penyangga.


Aksara Kartasura â– 28

“Kota Perdagangan dan Industri�

S

esuai dengan pedoman yang dibahas sebelumnya, Kartasura difokuskan untuk berkembang menjadi kota perdagangan dan industri, sebab keduanya merupakan sektor unggulan seperti

yang telah dijelaskan dalam analisis sebelumnya. Menurut Kamus Besar

“Pariwisata Belanja, Budaya, dan Ekowisata�

S

ektor pariwisata dipilih agar menarik wisatawan datang ke Kartasura sekaligus meningkatkan fasilitas rekreasi dan konservasi bagi masyarakat setempat. Diharapkan konsep tersebut bisa lebih

menghidupkan Kota Kartasura sehingga tidak menjadi kota perdagangan

Bahasa Indonesia, kota perdagangan adalah kota besar maupun kecil

dan industri yang semata-mata mementingkan produktivitas dan

yang berpusat pada suatu pasar atau pusat perdagangan, sedangkan kota

penjualan produk ke luar. Dalam hal ini yang dimaksud dengan pariwisata

industri adalah kota yang merupakan tempat konsentrasi industri dengan

belanja merupakan pariwisata yang memungkinkan wisatawan untuk

penduduknya sebagian besar terlibat dalam kegiatan itu.

datang ke pusat-pusat perdagangan lalu melakukan transaksi jual beli dengan pedagang setempat. Selanjutnya, pariwisata budaya merupakan pariwisata yang memanfaatkan objek-objek peninggalan bersejarah dan memiliki nilai budaya sebagai objek destinasi utama. Sedangkan ekowisata atau terapan dari ecotourism merupakan wisata konservasi alam yang mengutamakan kearifan lokal dan partisipasi masyarakat. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengembangan Ekowisata di Daerah, prinsip pengembangan ekowisata harus bersifat melestarikan sumber daya alam, memberikan pengasilan berkelanjutan, edukatif, serta didominasi oleh partisipasi masyarakat. Ketiga jenis pariwisata tersebut akan diterapkan pada ruang-ruang terbuka publik sehingga dari segi kepemilikan yang menjadi destinasi wisata adalah milik publik atau pemerintah dan dengan begitu dapat dilakukan kontrol terhadap aspek lokalitas dan pendapatan dari sektor tersebut. Terlebih lagi, prinsip sebagai ruang publik akan memungkinkan adanya akses yang lebih besar bagi siapapun yang mengunjungi.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 29

PEMETAAN STRATEGI MELALUI VISI KOTA BERKETAHANAN Menggunakan Framework Kota Berketahanan dari 100 Resilient Cities

B

erdasarkan pedoman strategi yang telah dibahas sebelumnya, kami menyusun daftar rencana-rencana umum yang harus diwujudkan untuk menciptakan kawasan strategis pertumbuhan ekonomi. Daftar tersebut kemudian kami kelompokkan dengan bantuan

bagan framework kota berketahanan dari 100 Resilient Cities agar lebih mudah dalam menentukan indikator capaian dari setiap aspek. Dalam hal ini, konsep berketahanan sekaligus kami tentukan sebagai visi dari Kota Kartasura yang menjadi kawasan strategis pertumbuhan ekonomi di Sukoharjo. Sebab dengan visi berketahanan maka Kartasura dapat memiliki daya saing, daya tahan, daya tarik, dan kemampuan untuk terus stabil meskipun terdapat banyak ancaman seperti ancaman banjir, desakan perkembangan Surakarta, terorisme, bencana alam, dan lain sebagainya.


Aksara Kartasura â– 30

Ketersediaan rumah, penyediaan air bersih, penyediaan energi, pemenuhan kebutuhan pangan, akses terhadap pelayanan kesehatan

Kebijakan ketenagakerjaan, keahlian dan pelatihan, dukungan kehidupan sosial terhadap guncangan, pengembangan dan inovasi ekonomi lokal, akses keuangan

PEMETAAN STRATEGI MELALUI VISI KOTA BERKETAHANAN

Penyediaan fasilitas kesehatan yang sesuai standar

Menggunakan Framework Kota Berketahanan dari 100 Resilient Cities

Dimensi 1

Dimensi 3

Keberadaan jaringan transportasi, transportasi publik, pengangkutan/ transportasi logistik, teknologi komunikasi, dan sistem informasi

Pengelolaan ekosistem, pengelolaan risiko banjir, pengelolaan aset, optimalisasi infrastruktur penting, rencana darurat bagi pelayanan yang penting

Beragam infrastruktur yang berkecukupan, perlindungan terhadap infrastruktur penting, kebijakan lingkungan

Dimensi 2

Hubungan antarkomunitas sosial, identitas dan budaya lokal, partisipasi masyarakat

Mencegah kriminalitas, akses kepolisian untuk mendukung keamanan dan keselamatan, penegakan hukum

Rencana bisnis berkelanjutan, anggaran belanja kota, investasi dalam kota, ekonomi lokal, hubungan ekonomi yang luas


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 31

Ketersediaan rumah, penyediaan air bersih, penyediaan energi, pemenuhan kebutuhan pangan, akses terhadap pelayanan kesehatan

• • • • • •

Membangun dan mengoptimalkan permukiman (horizontal dan vertikal) yang sudah terbangun namun belum digunakan Membuat embung untuk penyedia air baku dan catchment area di dekat hulu sungai Menambah pasokan energi terbarukan dari ampas tahu dan kotoran ternak Menambah toko/warung kebutuhan pokok Menyediakan RTH publik skala kota (taman utama kota, jalur pedestrian, dan lapangan) Menambah fasilitas rekreasi (keraton, riverside, museum, taman, GOR, embung, dan pusat perbelanjaan)

Kebijakan ketenagakerjaan, keahlian dan pelatihan, dukungan kehidupan sosial terhadap guncangan, pengembangan dan inovasi ekonomi lokal, akses keuangan

Dimensi 1

Penyediaan fasilitas kesehatan yang sesuai standar

• • • •

Mengembangkan sentra industri UMKM Membangun kawasan industri pengolahan Menambah instansi perkantoran Menambah fasilitas jasa keuangan (misalnya perbankan)

• • •

Menambah jumlah fasilitas klinik Menambah fasilitas klinik bersalin Mengembangkan rumah sakit kota (PKU Muhammadiyah) Menyediakan klinik untuk pekerja di kawasan industri


Aksara Kartasura ■ 32

Membuat jalan alternatif berupa jalan lingkar, flyover, atau underpass Jalan A. Yani untuk mengurangi gangguan Menerapkan konsep TOD Merencanakan sistem jalur logistik Membuat jalur pedestrian di A. Yani, Slamet Riyadi, dan jalan ke keraton

• • •

• • • • •

Membuat catchment area sungai berupa embung untuk mencegah banjir kota Memperbaiki sistem drainase, terutama di kawasan industri Perbaikan TPS Memberikan edukasi terhadap masyarakat Menambah resapan air hujan

• • •

Dimensi 3

Keberadaan jaringan transportasi, transportasi publik, pengangkutan/ transportasi logistik, teknologi komunikasi, dan sistem informasi

Pengelolaan ekosistem, pengelolaan risiko banjir, pengelolaan aset, optimalisasi infrastruktur penting, rencana darurat bagi pelayanan yang penting

Menyediakan RTH publik skala kota (taman utama kota, jalur pedestrian, lapangan, embung) Melakukan penegakan sempadan sungai dengan membangun jalur hijau sepanjang sungai serta membuat beberapa segmen menjadi riverside public space Membuat koridor hijau sebagai penghalang jalan lokal ke arteri primer (mengurangi hambatan dan mengurangi polusi)

Beragam infrastruktur yang berkecukupan, perlindungan terhadap infrastruktur penting, kebijakan lingkungan


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 33

Dimensi 2

Hubungan antarkomunitas • sosial, identitas dan budaya lokal, partisipasi masyarakat •

Mencegah kriminalitas, akses kepolisian untuk mendukung keamanan dan • keselamatan, penegakan hukum

• • Rencana bisnis berkelanjutan, • anggaran belanja kota, investasi dalam kota, ekonomi lokal, • hubungan ekonomi yang luas

Menyediakan RTH publik skala kota (taman utama kota, jalur pedestrian) Konservasi dan revitalisasi kawasan pusat rekreasi (bekas keraton, museum, riverside, GOR, dan pusat perbelanjaan) Menyediakan fasilitas keagamaan skala kota di pusat kota

Mere vitalisasi kawasan terbengkalai yang bisa menjadi sumber kriminalitas (misalnya terminal yang mati) Menambah pusat keamanan, misalnya kantor polisi

Membuat pusat perdagangan serta “etalase” dan pergudangan produk UMKM dan industri besar Perbaikan sistem transportasi dengan menerapkan konsep TOD Membuat pariwisata berbasis industri dan perdagangan (museum tekstil dan pusat perdagangan) Mengembangkan sentra UMKM dan membangun kawasan industri


Aksara Kartasura â– 34

ALTERNATIF PERENCANAAN Monocentric, Polycentric, dan TOD-Network City


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 35

Pusat Kota

M

1. MONOCENTRIC CITY ewujudkan Kota Kartasura sebagai Kawasan

Strategis

Pertumbuhan

Ekonomi Utama Kabupaten Sukoharjo

melalui Pemusatan Fasilitas Perdagangan,

Industri,

dan

Pariwisata

Monocentric City

dengan

Konsep

Pusat dan Subpusat Kota

Pusat dan Subpusat Kota

M

2. POLYCENTRIC CITY ewujudkan Kota Kartasura sebagai Kawasan

Strategis

Pertumbuhan

Ekonomi Utama Kabupaten Sukoharjo

melalui Pemerataan Fasilitas Perdagangan, Industri,

dan

Polycentric City

Pariwisata

dengan

Konsep

Koridor Peningkatan Fungsi Jalan, Aktivitas, dan Keramahan Pejalan Kaki

M

3. TOD-NETWORK CITY ewujudkan Kota Kartasura sebagai Kawasan

Strategis

Pertumbuhan

Ekonomi Utama Kabupaten Sukoharjo

melalui Pengembangan Fasilitas Perdagangan,

Industri, dan Pariwisata di Sekitar Simpul Transportasi (Transit Oriented Development) dengan Implementasi Konsep Network City


Aksara Kartasura â– 36

1. MONOCENTRIC CITY Legenda:

M

enurut Sinulingga (2005), monocentric city merupakan kota yang hanya mempunyai satu pusat pelayanan yang sekaligus berfungsi sebagai CBD (Central Bussines District). Saat ini, Kartasura

cenderung berkembang monocentric dengan kawasan sekitar Tugu

Sempadan Sungai

dan Pasar Kartasura sebagai pusatnya. Melalui pendekatan Past Trend

Ruang Terbuka Hijau

Approach, model alternatif rencana ini difokuskan pada pengembangan

Lindung Cagar Budaya

Kota Kartasura yang sesuai dengan pola existing yang kemudian diadaptasi

Perumahan

lagi sesuai dengan proyeksi kebutuhan di masa yang akan datang.

Komersial

Penjabaran rencana yang akan diwujudkan ada di halaman selanjutnya.

Perkantoran Industri Pelayanan Umum Pertanian Peruntukan Khusus Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 37

1. MONOCENTRIC CITY

a. Merevitalisasi Kawasan Pasar Kartasura dan membuat etalase UMKM

Legenda:

c. Membangun taman kota di kawasan pusat kota; kemudian dilengkapi

di kawasan tersebut b. Membuat pusat komersial di sepanjang Slamet Riyadi dan Ahmad Yani segmen dekat Pasar Kartasura dengan fasilitas publik skala kota seperti peribadatan pusat

Simpul Transportasi Regional Lokal RTH

d. Merelokasi Kantor Kecamatan Kartasura menjadi di dekat taman kota e. Mengonservasi sungai khususnya dengan membuat embung dan taman riverside di kawasan pusat kota

Regional Lokal Instansi Regional

f.

pendidikan yang terletak di pusat kota

Lokal Industri Regional Lokal Jasa Regional Lokal Kesehatan Regional Lokal Pendidikan Regional Lokal Perdagangan Regional Lokal Hierarki Jalan Arteri Primer Kolektor Lokal Lingkungan

Lainnya Batas Amatan Sungai

Merevitalisasi sentra industri tahu di barat Tugu Kartasura

g. Memperbaiki fasilitas dan tingkat pelayanan rumah sakit dan h. Membangun flyover pada Jalan Ahmad Yani dekat Pasar Kartasura i.

Membuat fasilitas pedestrian di kawasan pusat kota


Aksara Kartasura â– 38

2. POLYCENTRIC CITY Legenda:

K

onsep polycentric menandakan bahwa suatu kota memiliki satu pusat dengan beberapa subpusat yang tersebar. Pada alternatif ini, pusat yang digunakan seperti pusat pada alternatif 1 yakni

pada kawasan Tugu dan Pasar Kartasura. Sedangkan pembentukan

Sempadan Sungai

sub-subpusat baru dilakukan pada bagian utara (mengarah ke bandara),

Ruang Terbuka Hijau

timur (pada kawasan industri), dan barat (pada IAIN-Keraton). Pembentukan

Lindung Cagar Budaya

subpusat tersebut diikuti dengan pengembangan fasilitas-fasilitas

Perumahan

pendukung seperti komersial, jasa, dan simpul transportasi berupa halte.

Komersial

Penjabaran rencana yang akan diwujudkan ada di halaman selanjutnya.

Perkantoran Industri Pelayanan Umum Pertanian Peruntukan Khusus Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 39

2. POLYCENTRIC CITY Legenda: Simpul Transportasi Regional Lokal RTH

a. Merevitalisasi terminal dan menambah halte tersebar di dekat pusat pertumbuhan (ke arah utara, kawasan industri, Keraton-IAIN) b. Mengadakan RTH berupa hutan kota di bagian utara dan selatan kawasan industri, sirkuit, serta lapangan dan taman di desa-desa. c. Menambah fasilitas jasa di sekitar sub-subpusat pertumbuhan d. Menambah fasilitas komersial di sekitar sub-subpusat pertumbuhan e. Membangun kawasan industri berskala besar pada subpusat timur f.

Lokal Instansi Regional Lokal

g. Membuat klinik bersalin serta klinik di kawasan industri h. Menambah kantor/pos polisi di kawasan timur i.

Industri Regional Lokal Jasa

Kesehatan Regional Lokal Pendidikan Regional Lokal Perdagangan Regional Lokal Hierarki Jalan Arteri Primer Kolektor Lokal Lingkungan

Lainnya Batas Amatan Sungai

Membangun jalan arteri alternatif pada subpusat utara dan menurunkan fungsi Jalan Ahmad Yani menjadi kolektor pada pusat kota

j.

Merevitalisasi TPS pada subpusat utara

k. Merevitalisasi Keraton pada dan kawasan sekitar Museum The Heritage

Regional Lokal

Mendirikan fasilitas pendidikan kejuruan berbasis industri dengan mengganti SMK Pelayaran

Regional

Palace pada subpusat barat dan timur l.

Merevitalisasi sentra industri tahu di subpusat barat


Aksara Kartasura â– 40

3. TODNETWORK CITY Legenda:

N

etwork City merupakan konsep yang memungkinkan adanya penyebaran fasilitas pada beberapa subpusat pertumbuhan, namun sub-subpusat tersebut saling terkoneksi dan diintegrasikan

sehingga tidak bersifat fragmental. Dalam alternatif ini, subpusat pertum-

Sempadan Sungai

buhan yang kami gunakan seperti pada alternatif 2 yakni di utara, barat, dan

Ruang Terbuka Hijau

timur. Dalam pengintegrasiannya kami menggunakan konsep adaptasi

Lindung Cagar Budaya

Transit Oriented Development, yakni mengintegrasikan transportasi

Perumahan

massal perkotaan yang diikuti dengan pengembangan kawasan mix use

Komersial

dan intensitas lebih tinggi di sekitar titik-titik simpul transportasi (berupa

Perkantoran

halte dan terminal) serta peningkatan fasilitas ramah pedestrian. Selain itu,

Industri

antarsubpusat dihubungkan dengan peningkatan fungsi dan kinerja jalan

Pelayanan Umum

serta dengan menghidupkan aktivitas di sekitarnya. Penjabaran rencana

Pertanian

yang akan diwujudkan ada di halaman selanjutnya.

Peruntukan Khusus Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 41

3. TODNETWORK CITY

a. Merevitalisasi terminal dan menambah halte yang tersebar menjadi titik-titik simpul transportasi b. Membangun RTH berupa hutan kota, taman kota, koridor pedestrian, koridor sungai, serta lapangan atau taman tersebar di kelurahan/desa serta satu taman kota yang menjadi RTH pusat. c. Membangun kawasan industri pengolahan berskala besar dan sentra industri UMKM

Legenda:

d. Mendirikan Fakultas Teknik IAIN dan fasilitas pendidikan kejuruan berbasis industri dan

Simpul Transportasi

e. Memperbaiki pelayanan rumah sakit serta mendirikan klinik bersalin dan klinik kawasan industri

Regional Lokal RTH Regional

menambah pendidikan di dekat kawasan industri f.

di dekat kawasan Pasar Kartasura g. Mendirikan

Regional Lokal Industri Regional

etalase

UMKM

di

dekat

Pasar

Kartasura

dan

pusat

komersial

di

sepanjang Jalan Slamet Riyadi dan Ahmad Yani serta simpul transportasi

Lokal Instansi

Menambah fasilitas jasa di sekitar titik simpul transportasi dan mendirikan pusat jasa dan instansi

h. Merelokasi kantor Kecamatan Kartasura ke dekat taman kota dan menambah kantor/pos polisi di subpusat timur i.

Membuat jalan arteri alternatif dan menurunkan fungsi Jalan Ahmad Yani menjadi kolektor, serta meningkatkan fungsi jalan-jalan internal kota yang menghubungkan antarsubpusat

Lokal

j.

Regional

k. Merevitalisasi TPS dan menentukan rute pengangkutan sesuai koridor penghubung subpusat

Merevitalisasi Keraton Kartasura dan kawasan di sekitar Museum The Heritage Palace serta dilengkapi fasilitas transit

Jasa Lokal Kesehatan Regional Lokal Pendidikan Regional Lokal Perdagangan Regional Lokal Hierarki Jalan Arteri Primer Kolektor Lokal Lingkungan

Lainnya Batas Amatan Sungai


Aksara Kartasura â– 42

PEMILIHAN ALTERNATIF Pemilihan dilakukan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP)


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 43

PAIRWISE COMPARISON Menyusun prioritas kriteria atau alternatif satu dengan yang lain

A = Alternatif 1, B = Alternatif 2, C = Alternatif 3

Criteria Preferences

Kerusakan Lingkungan

Pendapatan Ekonomi

Interaksi Masyarakat

Kerusakan Lingkungan

A

B

C

Kerusakan Lingkungan

1

0,3

0,5

A

1

3

5

Pendapatan Ekonomi

3

1

4

B

0,3

1

3

Interaksi Masyarakat

2

0,25

1

C

0,2

0,3

1

Pendapatan Ekonomi

A

B

C

Interaksi Masyarakat

A

B

C

A

1

0,3

0,2

A

1

0,3

0,2

B

3

1

0,3

B

3

1

0,3

C

5

3

1

C

5

3

1


Aksara Kartasura â– 44

Criteria Preferences

Kerusakan Lingkungan

Pendapatan Ekonomi

Interaksi Masyarakat

A

0,646

0,101

0,101

B

0,253

0,253

0,253

C

0,101

0,646

0,646

Criteria Preferences

Hasil

Kerusakan Lingkungan

0,142

Pendapatan Ekonomi

0,643

Interaksi Masyarakat

0,215

OPTION PERFORMANCE MATRIX Menyusun matriks dengan eigenvector yang didapat dari pairwise comparison, lalu dioperasikan antarmatriks untuk mendapatkan matriks berisi hasil AHP

Berdasarkan hasil perhitungan AHP diperoleh alternatif C (TOD-Network City) sebagai alternatif yang dipilih untuk perencanaan.

Alternatif

Kerusakan Lingkungan

Pendapatan Ekonomi

Interaksi Masyarakat

Hasil

A

0,0917

0,0649

0,0217

0,1782

B

0,0359

0,1625

0,0545

0,2528

C

0,0143

0,4154

0,1393

0,5690


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 45

RENCANA TATA RUANG peta-peta rencana struktur, pola, dan intensitas ruang serta sarana prasarana, dilengkapi peta-peta existing sebagai pembanding


Aksara Kartasura â– 46

PEMANFAATAN RUANG EXISTING

Legenda:

M

acam pola pemanfaatan ruang yang ada di Kota Kartasura yaitu industri, komersial, perumahan, ruang terbuka hijau (RTH), pelayanan, sempadan sungai, pertanian, peruntukan khusus,

perkantoran, serta cagar budaya. Pola pemanfaatan ruang Kota Kartasura

Sempadan Sungai

didominasi oleh perumahan sebesar 37%, diikuti RTH yang terdiri

Ruang Terbuka Hijau

dari kebun, lahan kosong, lapangan, makam, sawah, dan taman

Lindung Cagar Budaya

sebesar 19%, komersial sebesar 9%, dan pelayanan yang terdiri dari

Perumahan

pendidikan, kesehatan, instansi, sarana peribadatan, dan prasarana

Komersial

transportasi sebesar 4%. Untuk RTH skala publik jumlahnya masih sangat

Perkantoran

kecil yaitu sebesar 0,76% dan masih belum terdapat RTH skala kota.

Industri Pelayanan Umum Pertanian Peruntukan Khusus Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 47

PEMANFAATAN RUANG RENCANA

Legenda:

U

ntuk rencana pemanfaatan ruang di Kota Kartasura terlihat banyak perubahan yang cukup signifikan dibanding kondisi saat ini. Pertama, di bagian barat kota direncanakan adanya sentra

industri tahu dan juga penambahan embung lengkap dengan tamann-

Sempadan Sungai

ya. Kawasan di sekitar Pasar Kartasura juga ditujukan sebagai area pusat

Ruang Terbuka Hijau

komersial atau central bussiness district (CBD) dengan menambah ru-

Lindung Cagar Budaya

ang bagi komersial dan perkantoran. Di bagian utara kota serta di sepan-

Perumahan

jang Jalan Ahmad Yani dan Slamet Riyadi juga ditambahkan ruang bagi

Komersial

komersial sehingga koridornya menjadi lebih hidup. Di utara pasar juga

Perkantoran

terlihat perubahan lahan kosong menjadi taman kota, kantor kecamatan,

Industri

dan kompleks rumah ibadah. Terakhir, perubahan yang paling signifikan

Pelayanan Umum Pertanian Peruntukan Khusus Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung

ada di bagian timur kota yang kami tetapkan sebagai kawasan industri.


Aksara Kartasura â– 48

STRUKTUR RUANG EXISTING

Legenda: Simpul Transportasi Regional

S

truktur ruang pada kota fungsional Kartasura berupa konsentris-linear, terlihat fasilitas pendukung kegiatan yang terpusat di Jalan Ahmad Yani dan Jalan Slamet Riyadi. Fasilitas pendukung tersebut terdiri

dari fasilitas perdagangan, jasa, serta beberapa industri. Dalam struktur

ruang Kota Kartasura masih terdapat masalah yaitu kurang sesuainya skala

Lokal

fasilitas dengan hierarki jalan dan masih terdapat banyak hambatan di

Regional

Jalan Ahmad Yani yang berhierarki arteri primer.

RTH Lokal Instansi Regional Lokal Industri Regional Lokal Jasa Regional Lokal Kesehatan Regional Lokal Pendidikan Regional Lokal Perdagangan Regional Lokal Hierarki Jalan Arteri Primer Kolektor Lokal Lingkungan

Lainnya Batas Amatan Sungai


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 49

STRUKTUR RUANG RENCANA

Legenda: Simpul Transportasi Regional

D

alam peta struktur ruang rencana terlihat beberapa perubahan dari kondisi saat ini. Pertama, bagian Jalan Ahmad Yani yang melalui pusat kota diturunkan statusnya menjadi kolektor primer.

Sebagai gantinya, dibuat jalan lingkar di utara yang melewati terminal dan kompleks Museum The Heritage Palace. Turunnya status menjadi kolektor

Lokal

membuat Jalan Ahmad Yani bebas untuk menjadi koridor komersial, seh-

Regional

ingga bangunan perdagangan dan jasa banyak ditambahkan di sana dan

RTH Lokal Instansi Regional Lokal Industri Regional Lokal Jasa Regional Lokal Kesehatan Regional Lokal Pendidikan Regional Lokal Perdagangan Regional Lokal Hierarki Jalan Arteri Primer Kolektor Lokal Lingkungan

Lainnya Batas Amatan Sungai

juga di Jalan Slamet Riyadi. Terakhir, di bagian timur kota juga banyak industri regional sebagai bagian dari rencana kwasan industri.


Aksara Kartasura ■ 50

INTENSITAS RUANG: KDB EXISTING

Legenda:

K

oefisien Dasar Bangunan (KDB) di Kota Kartasura cenderung tinggi di dekat jalan-jalan utama, berkisar antara 81%—90% dan 91%—100%, sedangkan di dekat persawahan KDB sebesar ≤

60% dan 91%—100% untuk perumahan bertipe klaster yang relatif baru

≤ 60%

dibangun. Adanya variasi KDB diakibatkan homogenitas yang rendah di

61—70%

Kota Kartasura.

71—80% 81—90% 91—100% Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 51

INTENSITAS RUANG: KDB RENCANA

Legenda:

P

ada rencana KDB Kota Kartasura terjadi perubahan yang signifikan dari kondisi existing, dimana terjadi peningkatan kepadatan

bangunan di pusat-pusat kota yang terhubung oleh adanya

koridor-koridor jalan dengan konsep network city. Pusat-pusat tersebut

≤ 60%

diantaranya adalah kawasan industri, keraton, pasar, dan kawasan menuju

61—70%

Bandara Adi Soemarmo. Selain terjadinya peningkatan, penurunan

71—80%

kepadatan juga terjadi di rencana KDB yang diusung. Dilakukan tindakan

81—90%

relokasi dan revitalisasi perumahan warga yang ada, dan diarahkan ke

91—100%

model hunian vertikal seperti apartemen dan rumah susun. Kemudian

Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung

lahan-lahan yang tersisa akan dimanfaatkan untuk pembangunan ruang terbuka hijau publik maupun non publik serta fasilitas umum lainnya.


Aksara Kartasura ■ 52

INTENSITAS RUANG: KLB EXISTING

Legenda: ≤1 1,1—2 2,1—3 3,1—4 >4 Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung

K

oefisien Luas Bangunan (KLB) di Kota Kartasura didominasi oleh perumahan berlantai satu sehingga nilai KLB ≤ 1. Untuk area perumahan klaster dan komersial berkisar antara 1,1—2, sedang-

kan untuk area industri skala besar berkisar antara 2,1—3.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 53

INTENSITAS RUANG: KLB RENCANA

Legenda:

P

ada rencana KLB Kota Kartasura, terdapat beberapa peningkatan ketinggian bangunan yang didasari oleh orientasi pembangunan yang mengarah ke model vertikal. Hal ini disebabkan oleh sangat

minimnya lahan untuk dilakukan pembangunan dan juga pengembang-

≤1

an kota. Perubahan yang paling mencolok adanya peningkatan KLB di

1,1—2

area permukiman warga yang sebelumnya masih dominan bermodel

2,1—3

perumahan horizontal, dan juga di kawasan industri dimana kawasan

3,1—4

industri memerlukan lahan yang cukup luas untuk pembangunannya

>4

namun karena adanya keterbatasan lahan, model kawasan industri

Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung

dibuat menjadi vertikal.


Aksara Kartasura ■ 54

INTENSITAS RUANG: KDH EXISTING

Legenda: 0—10% 11—20% 21—30% 31—40% > 40% Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung

K

oefisien Dasar Hijau (KDH) tinggi (> 40%) saat ini di Kota Kartasura berada di pinggiran kota bagian selatan, utara, dan timur kota karena masih terdapat sawah. Sedangkan di pusat kota nilai

KDH tergolong rendah yaitu berkisar 0—30%.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 55

INTENSITAS RUANG: KDH RENCANA

Legenda:

R

encana KDH di Kota Kartasura ditingkatkan menjadi 40% pada beberapa titik, di pusat kota direncanakan akan dibangun RTH publik berupa taman kota yang dilengkapi taman tepi sungai, di

bagian barat direncanakan embung, serta pembangunan RTH publik

0—10%

skala kelurahan. KDH di bagian timur yang merupakan lahan sawah

11—20%

tidak produktif diturunkan karena direncanakan akan dibangun kawasan

21—30%

industri.

31—40% > 40% Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung


Aksara Kartasura ■ 56

INTENSITAS RUANG: KTB EXISTING

Legenda: ≤ 60% 61—70% 71—80% 81—90% 91—100% Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung

K

oefisien Tapak Bangunan (KTB) saat ini di Kota Kartasura pada bagian timur memiliki nilai berkisar antara < 60—90%. Sedangkan pada bagian barat Kota Kartasura didominasi KTB bernilai 91—

100%.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 57

INTENSITAS RUANG: KTB RENCANA

Legenda: ≤ 60% 61—70% 71—80% 81—90% 91—100% Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung

R

encana KTB bernilai tinggi (91—100%) pada pusat kota, sedangkan pada bagian timur diturunkan menjadi 71—80% serta pada bagian selatan diturunkan menjadi < 60%.


Aksara Kartasura â– 58

SARANA KESEHATAN EXISTING

Legenda:

S

arana kesehatan yang saat ini tersedia di Kota Kartasura terdiri dari sembilan apotek, satu klinik bersalin, empat klinik umum, sejumlah praktik dokter (tidak ditunjukkan di peta), empat

puskesmas, dan dua rumah sakit. Dari segi lokasinya, keseluruhan sa-

1

Rumah Sakit

2

rana sudah relatif tersebar merata di penjuru kota, terkecuali di daerah

Puskesmas

3

timur sekitar kawasan industri. Apabila ditinjau dari SNI berdasarkan jum-

Apotek

4

lah penduduk, Kartasura kekurangan satu klinik bersalin dan dua belas

Klinik

praktik dokter.

Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 59

SARANA KESEHATAN RENCANA

Legenda:

1

Peningkatan Pelayanan RS PKU Muhammadiyah

2

Klinik Kawasan Industri Gumpang

3

Klinik Bersalin Gumpang Fasilitas Existing Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung

S

aat ini pelayanan kesehatan yang ada di Kota Kartasura sudah

dapat

memenuhi

kebutuhan

seluruh

warganya

meskipun kurang memenuhi SNI. Namun, dengan jumlah

fasilitas layanan kesehatan yang ada saat ini diprediksikan tidak dapat mencukupi kebutuhan pelayanan kesehatan Kota Kartasura pada tahun 2039. Sebab itu direncanakan optimalisasi fasilitas kesehatan dengan meningkatkan kelas pelayanan RS PKU Muhammadiyah untuk menambah

kualitas

dan

kapasitas

layanan.

Perencanaan

juga

dilakukan dengan penambahan fasilitas kesehatan berupa klinik bersalin yang tersebar di setiap kelurahan dan pembangunan klinik kesehatan di kawasan industri sebagai pemenuhan standar kawasan industri.


Aksara Kartasura â– 60

SARANA PENDIDIKAN EXISTING

Legenda: Perguruan Tinggi SMA

S

arana pendidikan di Kota Kartasura yang ada saat ini sudah tersebar merata di penjuru kota. Tingkatannya juga lengkap, mulai dari TK yang berjumlah 28, SD yang berjumlah 34, SMP yang berjumlah

enam, SMA/SMK yang berjumlah enam, dan perguruan tinggi yang berjumlah satu. Namun, jika dilihat dari SNI berdasarkan jumlah penduduk, sarana pendidikan di Kartasura masih kurang. Keadaan ini disebabkan

SMP SD

kepadatan penduduknya yang cukup tinggi, sehingga meskipun jangkauan

TK

sarana sudah memadai kapasitasnya masih kurang. Penjurusan dari SMK pun ada yang berupa sekolah pelayaran, padahal Kartasura diproyeksikan

Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung

akan menjadi kota industri sehingga diperlukan penyesuaian.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 61

SARANA PENDIDIKAN RENCANA

Legenda:

S

alah satu hal yang ingin dituju Kota Kartasura adalah sebagai kota pusat perindustrian di Kabupaten Sukoharjo, oleh karena itu salah satu bidang yang menjadi aspek pendukungnya adalah bidang

pendidikan. Mendukung tujuan Kota Kartasura maka rencana bidang

Fasilitas Existing

pendidikan yang akan dilakukan mengarah pada penyediaan tenaga ahli

Fakultas Teknik IAIN Surakarta

dan terlatih di bidang manufaktur. Program yang dilaksanakan berupa

SMK Perindustrian

perubahan SMK Pelayaran Pancasila menjadi SMK Perindustrian Kartasura

Rencana

dan pembukaan fakultas teknik di IAIN Kartasura untuk mendukung ketersediaan tenaga kerja bidang perindustrian pada tahun 2039. Pada Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung

sektor pendidikan dasar dan menengah rencana yang dilakukan berupa penambahan sarana untuk meningkatkan daya tampung peserta didik.


Aksara Kartasura â– 62

SARANA PERIBADATAN EXISTING

Legenda: Masjid dan Musala Gereja

D

itinjau dari lokasi dan jangkauannya, sarana peribadatan di Kartasura sudah tersebar merata dan bahkan melebihi SNI untuk gereja, masjid, dan musala. Gereja yang ada sudah cukup

untuk melayani penduduk, dengan umat Protestan dan Katolik memiliki tempat ibadahnya masing-masing. Akan tetapi, Kartasura sampai saat ini belum memiliki masjid skala kota selayaknya kota-kota besar pada umum-nya, sehingga masyarakat muslim di Kartasura belum mempunyai tempat ibadah yang terpusat. Selain itu, Kartasura juga belum memiliki tempat ibadah untuk tiga agama resmi lainnya, yaitu Klenteng untuk

Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung

Konghucu, Pura untuk Hindu, dan Wihara untuk Buddha.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 63

SARANA PERIBADATAN RENCANA

Legenda:

K

artasura sudah sejak lama dikenal sebagai kota yang multikultur. Hal ini menjadikan kota ini kaya budaya, tetapi juga rawan terhadap gesekan sosial. Untuk mengantisipasi ancaman yang mungkin

terjadi tersebut, direncanakan pembangunan rumah–rumah peribadatan

Fasilitas Existing

induk (Gereja Sentral, Masjid Agung, Klenteng, dan Pura Kartasura). Selain

Masjid Agung Kartasura

itu, rencana lain yang dicanangkan adalah perhelatan festival-festival pada

Rencana

Gereja Sentral Kartasura Klenteng Kartasura

hari-hari besar keagamaan untuk mempererat hubungan kerukunan antarumat beragama.

Pura Kartasura

Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung


Aksara Kartasura â– 64

SARANA OLAHRAGA DAN REKREASI EXISTING

Legenda: Fasilitas Olahraga Futsal Center Singopuran Pusat Kegiatan Pemuda Kartasura Lapangan Desa

Tempat Rekreasi Kompleks Keraton Kartasura Museum Heritage Sirkuit Solo Transmart Pabelan Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung

S

aat ini, jumlah sarana rekreasi dan olahraga di Kota Kartasura masih belum mencukupi, terutama yang berupa ruang terbuka publik. Selain itu, di Kota Kartasura terdapat situs sejarah berupa Keraton

Kartasura yang berpotensi menjadi destinasi wisata namun belum dikembangkan dengan optimal.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 65

SARANA OLAHRAGA DAN REKREASI EXISTING

Legenda: Fasilitas Existing Fasilitas Olahraga Stadion Kartasura

S

ebagai rencana untuk sarana rekreasi dan olahraga di Kartasura, dilakukan penambahan enam sarana rekreasi berupa dua taman berskala kelurahan, taman berskala kota yang dilengkapi taman tepi

sungai, dan hutan kota; serta satu sarana olahraga berupa gelanggang olahraga. Selain itu, untuk meningkatkan potensi pariwisata Kota Kartasura

dilakukan juga renovasi dan perawatan pada sarana rekreasi dan olahraga yang sudah ada, terutama situs sejarah Keraton Kartasura.

Tempat Rekreasi Hutan Kota Gumpang Hutan Kota Pabelan Taman IAIN Surakarta Taman Kota Kartasura Taman Pabelan Taman Tepi Sungai Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung


Aksara Kartasura â– 66

SARANA PERDAGANGAN EXISTING

Legenda: Perdagangan

Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung

S

aat ini, sarana perdagangan, baik yang berskala lokal maupun regional, terpusat di sekitar jalan-jalan raya besar, terutama di Jalan Ahmad Yani dan Slamet Riyadi. Selain itu, terdapat juga sarana

perdagangan yang terletak di dekat-dekat permukiman warga, yang mayoritas berupa toko kelontong.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 67

SARANA PERDAGANGAN RENCANA

Legenda: Skala

K

eberadaan sarana perdagangan yang ada tetap dipertahankan, tetapi dilakukan juga penambahan sarana-sarana perdagangan di sekitar simpul-simpul transportasi yang letaknya tersebar di seluruh

kota. Selain itu, dilakukan juga penataan koridor komersial di sepanjang Jalan Ahmad Yani, revitalisasi Pasar Kartasura, dan pembangunan etalase

Lokal Regional

Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung

UMKM.


Aksara Kartasura â– 68

SARANA JASA EXISTING

Legenda:

Jasa

Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung

S

aat ini, sarana perdagangan, baik yang berskala lokal maupun regional, terpusat di sekitar jalan-jalan raya besar, terutama di Jalan Ahmad Yani dan Slamet Riyadi. Selain itu, terdapat juga sarana

perdagangan yang terletak di dekat-dekat permukiman warga, yang mayoritas berupa binatu, percetakan, dan salon.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 69

SARANA JASA RENCANA

Legenda: Skala Lokal Regional

P

embangunan fasilitas-fasilitas jasa dilakukan beriringan dengan rencana perkembangan pusat dan sub-sub pusat kota, sehingga jasa cenderung dipusatkan di pusat kota di area Pasar Tradisional

Kartasura serta disebar di area yang berdekatan dengan titik-titik simpul transportasi. Jenis jasa yang ditambahkan beragam, namun umumnya penambahan jasa tersebut disesuaikan dengan tujuan Kartasura khususnya terkait perdagangan dan pariwisata, sehingga bentuknya seperti jasa keuangan, perbankan, tukar uang, akomodasi, dan penginapan. Selain itu tetap dimungkinkan terdapat jasa berupa bengkel atau jasa otomotif

Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung

yang saat ini juga cukup berkembang di Kartasura.


Aksara Kartasura â– 70

SARANA INSTANSI DAN PERKANTORAN EXISTING

Legenda: Instansi Regional Lokal Perkantoran Kantor

Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung

S

aat ini, letak instansi dan perkantoran, baik yang berskala lokal maupun regional, tersebar di beberapa titik yang aksesnya dekat dengan jalan-jalan raya besar, yaitu di sekitar Jalan Adi Sumarmo dan

Ahmad Yani.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 71

SARANA INSTANSI DAN PERKANTORAN RENCANA

Legenda: Sarana Existing

S

ebagai rencana untuk sarana instansi di Kartasura, akan dilakukan relokasi Kompleks Kecamatan Kartasura ke dekat pusat kota dan penambahan dua Kepolisian Sektor (Polsek). Selain itu,

perkantoran di Kota Kartasura juga akan dipusatkan pada kawasan yang akan direncanakan menjadi Central Business District. Kawasan Central

Rencana Instansi Kompleks Kecamatan Kartasura

Business District tersebut berada di pusat kota dan memiliki akses yang

Polsek Gumpang

mendukung kegiatan perkantoran karena berada di dekat jalan-jalan

Polsek Pucangan

utama, yaitu Jalan Slamet Riyadi dan Ahmad Yani.

Rencana Perkantoran Perkantoran CBD Kartasura Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung


Aksara Kartasura â– 72

SARANA INDUSTRI EXISTING

Legenda: Skala Industri

S

arana industri di Kota Kartasura terdiri dari industri skala menengah dan besar. Industri menengah yang ada di Kartasura contohnya adalah pabrik emping, genting, dan tahu; sementara untuk

industri besar terdapat pabrik mebel, otomotif, dan tekstil. Industri skala

Besar

menengah tersebar pada area perumahan, sedangkan industri skala besar

Menengah

cenderung mengelompok di bagian utara dan timur kota dekat jalan-jalan utama. Selain itu, terdapat pula industri skala kecil, tetapi keberadaannya melebur dengan perumahan warga karena hanya dilaksanakan oleh rumah tangga saja.

Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 73

SARANA INDUSTRI RENCANA

Legenda: Sarana Existing Skala Industri

P

ada peta rencana yang sangat mencolok adalah penambahan peruntukan industri di Kartasura. Kartasura direncanakan, salah satunya, sebagai kota industri, sehingga fasilitas-fasilitas untuk

industri harus baik. Untuk mengontrol kebutuhan tersebut maka dibangun kawasan industri pengolahan skala besar pada sisi timur kota yang di dalamnya mengakomodasi kebutuhan fasilitas gedung operasional,

Besar Menengah

hunian pekerja (berupa rusunawa dan perumahan), pusat komersial, fasilitas kesehatan dan keamanan, IPAL industri, hingga RTH yang disediakan berupa hutan kota. Selain itu dilakukan juga revitalisasi dan konsep

Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung

renewal pada sentra industri tahu Pucangan dengan perbaikan lingkungan tempat tinggal, penyediaan air bersih dari embung, pembangunan IPAL industri dan komunal, serta pelengkapan fasilitas industri. Selain kawasan dan sentra industri tersebut masih terdapat sarana-sarana industri kecil dan menengah lainnya yang tersebar di seluruh bagian kota.


Aksara Kartasura â– 74

SARANA RUANG TERBUKA HIJAU EXISTING

Legenda: Kebun Lahan Kosong

K

ota Kartasura saat ini hanya memiliki 19% dari total lahannya yang dapat dikategorikan sebagai ruang terbuka hijau (RTH). Ruangruang tersebut terdiri dari kebun, lahan kosong, lahan pertanian,

lapangan, taman, dan permakaman umum. Jumlah tersebut masih belum memenuhi standar 30% RTH untuk kota-kota di Indonesia. Terlebih lagi,

Lapangan

dari berbagai RTH tersebut hanya sedikit sekali yang bersifat publik, sekitar

Makam

0,76% dari luas kota, yang menyebabkan warga kota hampir tidak

Sawah

memiliki tempat berkumpul di ruang terbuka.

Taman Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 75

SARANA RUANG TERBUKA HIJAU RENCANA

Legenda: GOR Kartasura

R

encana sarana RTH untuk Kartasura meliputi penambahan RTH publik dari lahan-lahan kosong maupun pengelolaan lahan yang sudah digunakan agar bisa menampung aktivitas publik. Contoh

rencana penambahan RTH dari lahan kosong adalah pembuatan Em-

Hutan Kota

bung Pucangan, Hutan Kota, dan Taman Kota Kartasura. Contoh ren-

Lapangan Desa

cana pengelolaan lahan agar bisa menampung aktivitas publik adalah

RTH Koridor Jalan

pembuatan RTH Koridor Jalan Ahmad Yani, Slamet Riyadi, dan Brigjen

Sirkuit Solo Taman Kota

Katamso; revitalisasi Lapangan Desa Gumpang, Ngadirejo, dan Pabelan;

Taman Desa

serta renovasi Sirkuit Solo.

Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung


Aksara Kartasura â– 76

PRASARANA JARINGAN JALAN EXISTING

Legenda: Arteri Primer Kolektor Sekunder

K

artasura dilalui oleh jalan-jalan dengan hierarki arteri, yaitu Jalan Ahmad Yani; kolektor, yaitu Jalan Adi Sumarmo dan Jalan Slamet Riyadi; lokal, contohnya Jalan Brigjen Katamso; dan jalan-jalan

lingkungan. Berdasarkan hasil perhitungan kinerja jaringan jalan, diketahui bahwa indeks aksesibilitas di Kartasura bernilai 0,157 km jalan/

Lokal

ha (rendah) dan indeks mobilitasnya 0,131 km/jiwa (sangat rendah). Kondisi

Lingkungan

tersebut mengakibatkan terjadinya permasalahan pada kinerja jaringan jalan. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui analisis derajat kejenuhan jalan. Dari hasil amatan diketahui bahwa pada titik-titik di pusat kota

Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung

seperti di Jalan A. Yani dan Slamet Riyadi derajat kejenuhan jalan bisa mencapai D bahkan hingga F, yang berarti Q (arus kendaraan) jumlahnya mendekati hingga melampaui C (kapasitas jalan) sehingga memicu permasalahan kemacetan.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 77

PRASARANA JARINGAN JALAN RENCANA

Legenda: Arteri Primer Kolektor Sekunder

R

encana perbaikan prasarana jaringan jalan di Kartasura yaitu berupa pengubahan morfologi dan fungsi jalan. Pengubahan morfologi jalan berupa pelebaran jalan, sedangkan pengubahan fungsi jalan

berupa peningkatan atau penurunan status jalan. Perbaikan prasarana jaringan jalan dalam kota misalnya pengubahan status Jalan A. Yani

Lokal

segmen barat yang semula merupakan jalan arteri menjadi kolektor untuk

Lingkungan

meredakan permasalahan lalu lintas yang terjadi di sana. Jalan lingkar baru akan dibangun melalui Jalan Terminal Kartasura di ujung baratnya, lalu belok ke timur melalui Jalan Veteran, hingga menyeberang Jalan

Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung

Adi Sumarmo dan belok ke selatan melalui Jalan Amarta. Selain untuk mengakomodasi mobilitas antarkota, jalan lingkar baru tersebut akan memudahkan akses menuju terminal.


Aksara Kartasura â– 78

PRASARANA JARINGAN DRAINASE EXISTING

Legenda: Tertutup

M

enurut data dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Sukoharjo, jaringan drainase di Kota Kartasura berdasarkan hierarkinya dari tahap paling awal (dekat dengan

rumah warga) hingga paling akhir berturut-turut dibagi menjadi tersier, sekunder, dan primer; sedangkan berdasarkan sistem perpipaannya dibagi

Terbuka Arah Pengaliran Air

menjadi tertutup dan terbuka. Sistem tertutup banyak diterapkan di tepi jalan A. Yani dan Slamet Riyadi untuk mencegah terjadinya luapan air ke jalan. Sedangkan sistem terbuka banyak diterapkan di dalam lingkungan permukiman untuk memaksimalkan catchment area.

Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 79

PRASARANA JARINGAN DRAINASE RENCANA

R

encana jaringan drainase di Kartasura meliputi penegakan sempadan sungai serta peningkatan perpipaan. Penegakan sempadan sungai dilakukan untuk mengembalikan fungsi daerah ali-

Legenda: Tertutup

ran sungai dan meningkatkan kapasitas aliran sungai. Lebih lanjut lagi, penegakan sempadan sungai juga dibarengi dengan pembuatan taman

Terbuka Arah Pengaliran Air

tepi sungai sehingga dapat menambah ruang terbuka hijau publik. Terakhir, peningkatan perpipaan dilakukan di beberapa jalan kota yang akan dinaikkan kelasnya, seperti di dekat terminal dan IAIN.

Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung


Aksara Kartasura â– 80

PRASARANA SISTEM AIR LIMBAH EXISTING

Legenda:

B

erdasarkan data yang diperoleh dari UPTD PUPR Kecamatan Kartasura diketahui bahwa di wilayah fungsional Kota Kartasura hanya terdapat 411 SR atau sambungan rumah yang terlayani IPAL

komunal. Limbah dari bangunan-bangunan yang belum terlayani IPAL

IPAL Industri

komunal sebagian ada yang diolah on-site dengan menggunakan tangki

IPAL Komunal

septik kemudian dibawa ke Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT),

Jaringan Air Limbah Primer (Sistem Terpusat)

Arah Pengaliran Air

Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung

sebagian lagi diolah off-site dengan disalurkan melalui jaringan pipa air limbah primer menuju IPAL Mojosongo dan Semanggi di Kota Surakarta.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 81

PRASARANA SISTEM AIR LIMBAH RENCANA

Legenda:

R

encana sistem pengelolaan air limbah di Kartasura terbagi menjadi dua bagian, yaitu menambah jumlah IPAL komunal dan industri serta menambah jaringan perpipaan air limbah primer. IPAL ko-

munal akan ditambah di beberapa subpusat kota yang intensitas ruangnya akan meningkat, yaitu di sekitar IAIN, Museum Heritage Palace, serta

IPAL Industri IPAL Komunal Jaringan Air Limbah Primer (Sistem Terpusat)

Arah Pengaliran Air

TOD Terminal Kartasura, yang mana di ketiganya akan dibangun asrama mahasiswa, rusunawa, dan rusunami. IPAL industri akan ditambah di bagian utara Kawasan Industri Pabelan untuk mengantisipasi penambahan limbah yang akan dihasilkan di sana. Terakhir, penambahan jaringan

Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung

perpipaan primer dilakukan untuk menjangkau area yang belum terlayani IPAL komunal kota.


Aksara Kartasura â– 82

PRASARANA SISTEM PERSAMPAHAN EXISTING

Legenda: Lokasi TPS

M

enurut data dari Dinas PUPR Kab. Sukoharjo, terdapat empat Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sampah di Kecamatan Kartasura. Dari keempat TPS sampah tersebut, hanya satu yang

terdapat di dalam wilayah fungsional Kota Kartasura, yaitu TPS Ngabeyan.

TPS Gonilan

Akan tetapi, wilayah pelayanan ketiga TPS lainnya juga mencakup wilayah

TPS Gumpang

kota. Timbulan sampah padat Kota Kartasura mencapai 235 m3/hari

TPS Ngabeyan

pada tahun 2016, jauh melebihi kapasitas TPS yang ada. Kondisi tersebut

Area Pelayanan TPS TPS Gonilan

menyebabkan terjadinya penumpukan sampah di lokasi-lokasi TPS,

TPS Gumpang

terutama di TPS Ngabeyan dan Makamhaji.

TPS Ngabeyan Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 83

PRASARANA SISTEM PERSAMPAHAN RENCANA

Legenda: Lokasi TPS TPS Gonilan

R

encana sistem persampahan Kartasura terbagi menjadi tiga, yaitu peningkatan kapasitas TPS, penambahan kontainer sampah, dan penetapan rute pengumpulan sampah. Peningkatan kapasitas

dilakukan di seluruh TPS yang melayani Kartasura agar tidak terjadi lagi penumpukan sampah berhari-hari. Selanjutnya, penambahan kontainer

TPS Gumpang

sampah dilakukan untuk mengurangi beban TPS sekaligus mempercepat

TPS Ngabeyan

proses pengumpulan sampah dari lingkungan warga. Terakhir, penetapan

Kontainer

rute pengumpulan dilakukan untuk efisiensi waktu pengumpulan

Area Pelayanan TPS TPS Gonilan TPS Gumpang TPS Ngabeyan Rute Truk Sampah

Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung

sekaligus mengurangi gangguan dari truk sampah terhadap warga kota.


Aksara Kartasura ■ 84

PRASARANA SISTEM TRANSPORTASI EXISTING

Legenda: Halte dan Terminal

S

aat ini simpul transportasi yang ada di Kartasura berupa terminal tipe B (regional) dan halte-halte bus Batik Solo Trans (BST). Operasional terminal Kartasura saat ini menurun dan cenderung

menjadi terminal yang “mati” karena kendaraan umum angkutan antar-

Terminal

kota dalam provinsi (AKDP) enggan singgah dan melintas akibat merasa

Halte Besar

dirugikan dengan pengelolaan terminal yang kurang baik serta akibat rute

Halte Kecil

yang menyimpang cukup jauh dari jalan utama bus antarkota. Sebaliknya,

Platform

simpul halte bus BST kini semakin dikembangkan seiring dengan

Koridor Batik Solo Trans 1 (Bandara - Palur)

penambahan rute yang menghubungkan Kartasura dengan Kota Surakarta

2 (Kartasura - Palur via Terminal Tirtonadi)

dan Bandara Adi Simarmo. Contoh rute BST yang melalui Kartasura

3 (Kartasura - Palur via Pasar Klewer)

adalah koridor Bandara—Palur, Kartasura—Palur via Terminal Tirtonadi,

Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung

dan Kartasura—Palur via Pasar Klewer.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 85

PRASARANA SISTEM TRANSPORTASI RENCANA

Legenda: Halte dan Terminal

U

ntuk mendukung tujuan Kota Kartasura sebagai destinasi wisata dan memudahkan mobilitas penduduk Kartasura, dilakukan penambahan transportasi umum yaitu “Angkota Kartasura� yang

berupa angkot. Nantinya akan terdapat dua jalur yang dilewati Angkota, yaitu jalur selatan dan utara. Penambahan halte akan dilakukan di pusat

Terminal Halte Besar

dan subpusat kota. Halte yang telah ada pun nantinya akan direlokasi agar

Halte Kecil

letaknya sesuai standar jarak. Selain itu, akan dilakukan revitalisasi terminal

Platform Jalur Angkota Kartasura

Kartasura beserta pembangunan simpul-simpul TOD di sekitarnya.

Utara Selatan Koridor Batik Solo Trans 1 (Bandara - Palur) 2 (Kartasura - Palur via Terminal Tirtonadi) 3 (Kartasura - Palur via Pasar Klewer) Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung


Aksara Kartasura â– 86

PRASARANA JALUR EVAKUASI EXISTING

Legenda: Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung

S

aat ini di Kota Kartasura belum terdapat jalur evakuasi bencana maupun titik kumpul gempa dan shelter pengungsian banjir. Hal tersebut terjadi karena selama ini Kartasura relatif aman dari

bencana alam. Akan tetapi, Kartasura terletak di wilayah yang berpotensi gempa dengan kondisi kelerengan yang datar dan minimnya ruang terbuka hijau sehingga diprediksikan sewaktu-waktu dapat terjadi gempa maupun banjir akibat limpasan dari daerah yang lebih tinggi. Karena itu, diperlukan jalur evakuasi dan titik kumpul gempa maupun shelter banjir agar Kartasura lebih siap menghadapi bencana, sesuai dengan kriteria kota berketahanan.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 87

PRASARANA JALUR EVAKUASI RENCANA

Legenda: Jalur Evakuasi

Shelter Banjir GOR Kartasura Terminal Kartasura

Titik Kumpul Gempa Sirkuit Solo Taman Kota Kartasura

Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung

K

arena Kartasura memiliki potensi gempa dan banjir, direncanakan pembuatan jalur evakuasi bencana di jalan-jalan utama kota dan penyediaan titik kumpul gempa maupun shelter banjir

pada ruang-ruang publik yang mampu menampung warga Kartasura. Jalur evakuasi berada di jalan-jalan utama seperti Jalan Ahmad Yani, Slamet Riyadi, dan Brigjen Katamso yang menuju titik kumpul gempa di Sirkuit Solo dan Taman Kota Kartasura maupun shelter banjir di GOR Kartasura dan Terminal Kartasura.


Aksara Kartasura â– 88

RENCANA PENTAHAPAN penjabaran program kegiatan selama 20 tahun perencanaan dalam bentuk tabel dan peta pola ruang


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 89

2019

Tahap I 2019—2023 Fokus: Sosialisasi dan persiapan; mulai ada pembangunan infrastruktur

2024

Tahap II 2024—2028 Fokus: pembangunan fisik infrastruktur lingkungan

2029

Tahap III 2029—2033 Fokus: Pembangunan sarana pendukung perekonomian dan kegiatan sosial

2034

Tahap IV 2034—2038 Fokus: Pengembangan sarana, meneruskan pembangunan, dan pemeliharaan

2039

P

entahapan di Kota Kartasura dibagi menjadi empat tahap per lima tahun, yakni tahun 2019— 2023, 2024—2028, 2029—2033, dan 2034—2038. Secara umum pada tahap pertama fokusnya

GAMBARAN UMUM PENTAHAPAN Implementasi rencana dilaksanakan selama 20 tahun dan terbagi dalam empat tahap

adalah melakukan sosialisasi dan persiapan untuk berbagai rencana pembangunan, serta

sudah mulai terdapat beberapa pembangunan khususnya yang berkaitan dengan infrastruktur jalan untuk koneksi antarkota, hal tersebut ditujukan agar jalan internal kota bisa sesegera mungkin diminimalisir ketersinggungannya dengan eksternal sehingga internal kota dapat segera dikembangkan. Kemudian untuk tahap kedua fokusnya adalah untuk internal kota, sehingga dilakukan pembangunan jalan internal dan pembangunan sarana-sarana yang berkaitan dengan konservasi lingkungan. Pada tahap ketiga fokusnya masih pada internal kota namun lebih banyak berkaitan

dengan pengoptimalan kegiatan ekonomi melalui peningkatan dan pembangunan sarana perdagangan dan industri, serta dilakukan pemerataan berbagai fasilitas sosial dan umum. Terakhir, pada tahap keempat fokusnya adalah melakukan pemeliharaan dan pembangunan lebih lanjut.


Aksara Kartasura â– 90

TABEL PENTAHAPAN Implementasi rencana dilaksanakan selama 20 tahun dan terbagi dalam empat tahap


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 91

TABEL PENTAHAPAN Implementasi rencana dilaksanakan selama 20 tahun dan terbagi dalam empat tahap


Aksara Kartasura â– 92

TABEL PENTAHAPAN Implementasi rencana dilaksanakan selama 20 tahun dan terbagi dalam empat tahap


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 93

TABEL PENTAHAPAN Implementasi rencana dilaksanakan selama 20 tahun dan terbagi dalam empat tahap


Aksara Kartasura â– 94

TABEL PENTAHAPAN Implementasi rencana dilaksanakan selama 20 tahun dan terbagi dalam empat tahap


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 95

PEMBIAYAAN

TAHAP PERTAMA


Aksara Kartasura â– 96

PEMBIAYAAN

TAHAP KEDUA


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 97

PEMBIAYAAN

TAHAP KETIGA


Aksara Kartasura â– 98

PEMBIAYAAN

TAHAP KEEMPAT


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 99

P

rogram dan kegiatan prioritas yang direncanakan untuk dilaksanakan pada rentang tahap pertama berfokus pada sosialisasi rencana kepada masyarakat dan persiapan pengembangan infrastruktur dan lingkungan dengan rincian sebagai berikut.

1. Pengembangan sarana transportasi dan prasarana jalan berupa pelebaran dan pengubahan status jalan antar kota, operasional jalan lingkar baru, revitalisasi bangunan dan perbaikan akses Terminal Kartasura, serta pembangunan halte di pusat utama kota. 2. Peningkatan ruang terbuka hijau dengan pengadaan koridor hijau di tepi jalan arteri baru. 3. Pembangunan tempat pemilahan dan pengolahan sampah; optimalisasi 3R dengan penyediaan fasilitas tempat sampah terpisah dan pengembangan kegiatan 3R di dusun percontohan.

4. Pembangunan kawasan perumahan dengan peningkatan intensitas permukiman eksisting, perbaikan lingkungan perumahan, pengurangan tingkat vacant housing dengan penetapan pajak progresif, memperketat pemberian IMB, dan pemberian subsidi untuk sewa/kepemilikan rumah bagi masyarakat lokal. 5. Pembangunan fasilitas kesehatan baru berupa klinik bersalin serta peningkatan kapasitas dan kelas pada rumah sakit dan puskesmas. 6. Pengembangan kawasan komersial di Jalan Slamet Riyadi. 7. Pengembangan sarana pariwisata existing (sirkuit) serta pemeliharaan objek wisata.

TAHAP I: 2019—2023 Program pada tahap I berfokus pada sosialisasi dan persiapan untuk tahap selanjutnya; juga mulai ada pembangunan infrastruktur


Aksara Kartasura â– 100

PEMANFAATAN RUANG EXISTING 2019

Legenda: Sempadan Sungai Ruang Terbuka Hijau Lindung Cagar Budaya Perumahan Komersial Perkantoran Industri Pelayanan Umum Pertanian Peruntukan Khusus Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 101

PEMANFAATAN RUANG TAHAP PERTAMA 2019—2023

Legenda: Sempadan Sungai Ruang Terbuka Hijau Lindung Cagar Budaya Perumahan Komersial Perkantoran Industri Pelayanan Umum Pertanian Peruntukan Khusus Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung


Aksara Kartasura â– 102

TAHAP II: 2024—2028 Program pada tahap II berfokus pada pembangunan fisik infrastruktur lingkungan

1. Pengembangan prasarana jalan berupa penataan

koridor dan

pembangunan jalur pedestrian di Jalan A. Yani segmen barat, pelebaran

dan

pengubahan

status

jalan

dalam

kota,

serta

pembangunan fasilitas komersial dan perumahan TOD. 2. Peningkatan ruang terbuka hijau dengan pengadaan Taman Pabelan, preservasi riverside berupa pengadaan Kawasan Embung Kartasura, serta pengadaan koridor hijau Jalan A. Yani dan Jalan Brigjen Katamso. 3. Pengembangan sarana dan prasarana sanitasi dengan pembangunan IPAL komunal dan pemasangan jaringan pipa IPAL komunal di rusun dan asrama, permukiman padat, dan sentra industri tahu. 4. Pengembangan sarana persampahan dengan penambahan garasi armada pengangkutan sampah, penetapan rute pengangkutan sampah dan penambahan container sampah pada lokasi yang sudah ditetapkan, serta pengembangan lanjutan kegiatan 3R di seluruh kota. 5. Peningkatan sarana perumahan dengan pembangunan rusunawa di Pabelan dan Wirogunan, asrama mahasiswa IAIN Surakarta, pengembangan perumahan kawasan industri dan peningkatan intensitas permukiman lebih lanjut serta pemeliharaan lingkungan.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 103

TAHAP II: 2024—2028 Program pada tahap II berfokus pada pembangunan fisik infrastruktur lingkungan

6. Pengembangan

kawasan

industri

berupa

sentralisasi

UMKM

dengan relokasi perumahan pekerja industri tahu ke Rusunawa Wirogunan, penambahan fasilitas produksi tahu, dan perbaikan lingkungan produksi tahu. 7. Pengembangan drainase dengan optimalisasi jaringan drainase berupa peningkatan catchment area di sempadan sungai. 8. Pengembangan sarana perdagangan dengan revitalisasi dan pemeliharaan pasar, pencitraan UMKM dengan pembangunan dan etalase UMKM serta pengintegrasiannya dengan sektor pariwisata, dan pengembangan kawasan komersial di Jalan A. Yani barat. 9. Peningkatan prasarana air bersih dengan pembangunan embung dan instalasi SPAM serta pemasangan jaringan pipa SPAM komunal di rusun, rumah-rumah penduduk,serta kawasan perkantoran dan toko. 10. Peningkatan sarana pariwisata dengan konservasi The Heritage Palace dan pengembangan pasar dan etalase UMKM sebagai objek wisata.


Aksara Kartasura ■ 104

PEMANFAATAN RUANG TAHAP PERTAMA 2019—2023

Legenda: Sempadan Sungai Ruang Terbuka Hijau Lindung Cagar Budaya Perumahan Komersial Perkantoran Industri Pelayanan Umum Pertanian Peruntukan Khusus Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 105

PEMANFAATAN RUANG TAHAP KEDUA 2024—2029

Legenda: Sempadan Sungai Ruang Terbuka Hijau Lindung Cagar Budaya Perumahan Komersial Perkantoran Industri Pelayanan Umum Pertanian Peruntukan Khusus Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung


Aksara Kartasura â– 106

TAHAP III: 2029—2033 Program pada tahap III berfokus pada pembangunan sarana pendukung perekonomian dan kegiatan sosial

1. Pengembangan sarana transportasi berupa publikasi rute dan pembangunan halte angkutan umum di sub-subpusat kota juga di antaranya; serta pembangunan dan pemeliharaan jalur pedestrian di Jalan Slamet Riyadi dan Brigjen Katamso 2. Peningkatan Ruang Terbuka Hijau dengan pengadaan Taman Kota Kartasura dan Taman IAIN Surakarta, penanaman pohon di Hutan Kota Pabelan dan Hutan Kota Gumpang, serta penambahan fasilitas pelengkap dan pengamanan. 3. Preservasi tepian sungai dengan pengebrasan bangunan pelanggar sempadan dan pembangunan taman tepi sungai 4. Pengembangan sarana pengelolaan air limbah dengan pembangunan IPAL Industri di Gumpang dan Pabelan serta pemasangan jaringan perpipaannya 5. Pengembangan sarana persampahan dengan melanjutkan pemeliharaan dan pengawasan operasional TPS, penetapan rute angkutan sampah, dan penambahan kontainer sampah 6. Pengembangan sarana instansi perkantoran dengan pemindahan Kantor Kecamatan Kartasura ke dekat Taman Kota dan penambahan unit-unit perkantoran di kawasan sekitar Kartasura.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 107

TAHAP III: 2029—2033 Program pada tahap III berfokus pada pembangunan sarana pendukung perekonomian dan kegiatan sosial

7. Pengembangan sarana industri dengan penentuan tapak-tapak kawasan industri, pemasaran, pembangunan sarana pelengkap, dan pembangunan industri oleh pihak ketiga. 8. Pengembangan sarana kesehatan dengan penjalinan kerjasama dengan pihak ketiga dan pembangunan fasilitas kesehatan baru berupa klinik industri. 9. Pengembangan sarana pendidikan industri dengan pengubahan SMK Pelayaran Pancasila menjadi SMK Industri Kartasura dan peningkatan kapasitas SMK Harapan Kartasura, serta peningkatan kapasitas fasilitas pendidikan umum lainnya. 10. Pengembangan sarana perdagangan dengan pembangunan sentra UMKM, pengembangan kawasan komersial berupa pengintegrasian pasar, pengintegrasian etalase UMKM dengan sektor pariwisata, dan pengembangan kawasan komersial di kawasan industri. 11. Pengadaan sarana peribadatan dan peningkatan inklusivitas dengan pembangunan rumah peribadatan utama untuk empat agama (masjid agung, gereja, klenteng, pura). 12. Pengembangan sektor pariwisata dengan pengembangan taman kota dan embung sebagai objek wisata serta pemeliharaan dan penertiban objek wisata.


Aksara Kartasura ■ 108

PEMANFAATAN RUANG TAHAP KEDUA 2024—2029

Legenda: Sempadan Sungai Ruang Terbuka Hijau Lindung Cagar Budaya Perumahan Komersial Perkantoran Industri Pelayanan Umum Pertanian Peruntukan Khusus Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 109

PEMANFAATAN RUANG TAHAP KETIGA 2029—2033 Legenda: Sempadan Sungai Ruang Terbuka Hijau Lindung Cagar Budaya Perumahan Komersial Perkantoran Industri Pelayanan Umum Pertanian Peruntukan Khusus Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung


Aksara Kartasura â– 110

TAHAP IV: 2034—2038 Program pada tahap IV berfokus pada pengembangan sarana, meneruskan pembangunan, dan pemeliharaan.

1. Program pembangunan di bidang transportasi dan jalan yang akan dilaksanakan berupa pemeliharaan jalur pedestrian di seluruh segmen jalan yang memiliki jalur pedestrian. 2. Program pembangunan di bidang pengembangan RTH yang akan dilaksanakan berupa akuisisi lahan yang direncanakan sebagai RTH, perluasan taman desa Pucangan, penambahan fasilitas-fasilitas taman dan pengamanan, serta perawatan dan pemeliharaan taman-taman dan hutan kota. 3. Program di bidang persampahan yang akan dilaksanakan berupa pemeliharaan kondisi TPS dan pengawasan tata kelola TPS. 4. Program di bidang perumahan yang akan dilaksanakan meliputi peningkatan kualitas lingkungan perumahan hingga memenuhi minimal standar nasional yang ditetapkan di Indonesia. 5. Program di bidang industri yang akan dilaksanakan yaitu mendorong pembangunan

bangunan

industri

oleh

pihak

ketiga

dan

penambahan fasilitas produksi UMKM serta perbaikan lingkungan di sentra industri UMKM. 6. Program di bidang kesehatan yang akan dilakukan berupa pemeliharaan fasilitas kesehatan untuk meningkatan kualitas pelayanan.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 111

TAHAP IV: 2034—2038 Program pada tahap IV berfokus pada pengembangan sarana, meneruskan pembangunan, dan pemeliharaan.

7. Program di bidang olahraga dan kepemudaan; program-program yang akan dilaksanakan berupa pembangunan GOR dengan segala fasilitasnya dan penerapan SHE pada fasilitas-fasilitas olahraga yang dibangun. 8. Program di bidang pendidikan; program-program yang akan dilaksanakan yaitu penambahan fakultas teknik di IAIN Surakarta dan pemeliharaan fasilitas-fasilitas pendidikan yang telah dibangun. 9. Program di bidang optimalisasi drainase; kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan berupa pemeliharaan saluran drainase yang sudah ada secara berkala. 10. Program di bidang perdagangan; program-program yang akan dilaksanakan berupa pengintegrasian kawasan-kawasan perdagangan (pasar dan etalase UMKM) dengan sektor pariwisata, pemeliharaan dan pengawasan tata kelola lingkungan kawasan-kawasan perdangangan. 11. Program di bidang sarana peribadatan berupa pemeliharaan lingkungan rumah ibadah. 12. Program di bidang pariwisata berupa pemeliharaan dan pengawasan tata kelola objek-objek wisata yang telah dibangun.


Aksara Kartasura ■ 112

PEMANFAATAN RUANG TAHAP KETIGA 2029—2033 Legenda: Sempadan Sungai Ruang Terbuka Hijau Lindung Cagar Budaya Perumahan Komersial Perkantoran Industri Pelayanan Umum Pertanian Peruntukan Khusus Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 113

PEMANFAATAN RUANG TAHAP KEEMPAT 2034—2038 Legenda: Sempadan Sungai Ruang Terbuka Hijau Lindung Cagar Budaya Perumahan Komersial Perkantoran Industri Pelayanan Umum Pertanian Peruntukan Khusus Batas Amatan

Rel Kereta

Jalan

Sungai/Embung


Aksara Kartasura â– 114

PERATURAN ZONASI peta rencana zonasi, matriks ITBX, teks zonasi


R5 = Rumah Susun Cagar Budaya

PL1 ==Pertanian SPU1 Pendidikan PL2 ==Pariwisata SPU2 Transportasi

R6= =Cagar Apartemen SC Budaya

Komersial Perumahan

Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 115

ZONASI

RTH K1==Perum. Tunggal Perkantoran R1 Teratur

RTH

RTH

H1 = Preservasi Sungai

K2 H1 ===Preservasi Sungai KT1 =Deret Pemerintah R2 Perum. Kampung

H2 = Taman Kota

H2 Taman Kota K3 KT2 =Blok Swasta R3 ===Perum. Pengembang

H3 = Pemakaman

H3 == Perum. Pemakaman Industri Perkantoran Pelayanan Umum R4 Industri

C1 == Pertanian Perumahan-Komersial SPU1 = Pendidikan PL1 C2 == Pariwisata Komersial-Perkantoran SPU2 = Transportasi PL2 C3 = Pergudangan Perumahan-Perkantoran SPU3 = Kesehatan PL3

I3 = Umum Kimia Dasar SPU3 = Kesehatan Perumahan Pelayanan Komersial

Cagar Budaya R1 = Perum. Teratur

Legenda:

PL6==Swasta KT2 SPU6 =TPS Peribadatan

CampuranUmum Pelayanan Peruntukan Lainnya

I2 Tekstil SC Cagar Budaya KT2 ==Swasta SPU2 = Transportasi R6 Apartemen

H2SC = Taman = CagarKota Budaya

RENCANA

PL5= =Pemerintah KT1 SPU5 =IPAL Sosial Budaya

Cagar Budaya I1 Pangan KT1 ===Pemerintah SPU1 = Pendidikan R5 Rumah Susun

Cagar H1 =Budaya Preservasi Sungai H3 = Pemakaman Perumahan

PL3 ==Pergudangan SPU3 Kesehatan PL4 ==Hankam Perkantoran SPU4 Olahraga

SCR2 = Cagar Budaya = Perum. Kampung R3 = Perum. Pengembang Perumahan

I4 Bahan Bangunan SPU4 = Olahraga R1 Perum. Teratur SPU1 Pendidikan K1 ===Tunggal

C4 = Hankam Perumahan-Industri SPU4 = Olahraga PL4

I5 Mebel SPU5 = Sosial Budaya R2 Perum. Kampung SPU2 Transportasi K2 ===Deret

C5 == IPAL RTH-Pariwisata SPU5 = Sosial Budaya PL5 SPU6 = Peribadatan PL6 = TPS

I6 Otomotif SPU6 = Peribadatan R3 Perum. Pengembang SPU3 Kesehatan K3 ===Blok

Peruntukan Lainnya Campuran

= Perum. Industri R1 R4 = Perum. Teratur

R4 = =Perum. Industri SPU4 Olahraga Peruntukan Lainnya Industri

Batas Amatan

= Rumah Susun R2 R5 = Perum. Kampung

R5 Susun SPU5 ==Rumah Sosial Budaya Pertanian I1PL1 = =Pangan

PL1==Perumahan-Komersial Pertanian C1

Jalan

= Apartemen R3R6 = Perum. Pengembang

R6 SPU6 =Apartemen =Peribadatan Pariwisata I2PL2 ==Tekstil

PL2 Pariwisata C2 ==Komersial-Perkantoran

Rel Kereta Sungai/Embung

Komersial R4 = Perum. Industri

=Lainnya Pergudangan Komersial Peruntukan I3PL3 = Kimia Dasar

PL3==Perumahan-Perkantoran Pergudangan C3

R5K1 = Rumah Susun = Tunggal

PL4 = Hankam K1 Tunggal PL1 ===Pertanian I4 Bahan Bangunan

PL4==Perumahan-Industri Hankam C4

R6K2 = Apartemen = Deret

PL5 = IPAL K2 Deret PL2 Pariwisata I5 ==Mebel

PL5==RTH-Pariwisata IPAL C5

K3 = Blok Komersial

PL6 = TPS

PL6 = TPS K3 Blok PL3 Pergudangan I6 ==Otomotif PL4 = Hankam Campuran Industri Perkantoran

RTH K1 = Tunggal Industri

Campuran

=Pangan Preservasi Sungai K2 H1 I1= =Deret

PL5 C1 =IPAL I1KT1 ==Pangan =Perumahan-Komersial Pemerintah

C1 = Perumahan-Komersial

Taman Kota K3 H2 = Blok I2 ==Tekstil

PL6 TPS C2 = =Komersial-Perkantoran I2KT2 == Tekstil Swasta

C2 = Komersial-Perkantoran

Pemakaman I3 ==Kimia Dasar IndustriH3

= Perumahan-Perkantoran I3C3 = Kimia Dasar Campuran Pelayanan Umum

C3 = Perumahan-Perkantoran

= Bahan Bangunan Cagar Budaya I1 =I4 Pangan

C4 = Perumahan-Industri Bahan Bangunan C1I4SPU1 = =Perumahan-Komersial = Pendidikan

C4 = Perumahan-Industri

I5Tekstil ==Mebel Cagar Budaya I2 =SC

C5 = RTH-Pariwisata Mebel C2I5SPU2 ==Komersial-Perkantoran = Transportasi

C5 = RTH-Pariwisata

= Otomotif I3 =I6Kimia Dasar Perumahan

Otomotif C3I6SPU3 ==Perumahan-Perkantoran = Kesehatan

I4 =R1Bahan Bangunan = Perum. Teratur

C4 SPU4 = Perumahan-Industri = Olahraga

I5 =R2 Mebel = Perum. Kampung

C5SPU5 = RTH-Pariwisata = Sosial Budaya

I6 =R3 Otomotif = Perum. Pengembang R4 = Perum. Industri

SPU6 = Peribadatan

Peruntukan Lainnya

R5 = Rumah Susun

PL1 = Pertanian

R6 = Apartemen

PL2 = Pariwisata

Komersial

PL3 = Pergudangan

K1 = Tunggal

PL4 = Hankam

K2 = Deret

PL5 = IPAL

K3 = Blok

Industri

PL6 = TPS

Campuran

I1 = Pangan

C1 = Perumahan-Komersial

I2 = Tekstil

C2 = Komersial-Perkantoran

I3 = Kimia Dasar

C3 = Perumahan-Perkantoran

I4 = Bahan Bangunan

C4 = Perumahan-Industri

I5 = Mebel

C5 = RTH-Pariwisata

I6 = Otomotif


Aksara Kartasura â– 116

No

Peraturan Zonasi

Kode

Kriteria

H1

Kawasan dengan peruntukan sebagai ruang terbuka hijau untuk penjagaan dan pemeliharaan fungsi dan ekosistem sungai.

H2

Kawasan dengan peruntukan sebagai area/ruang terbuka hijau yang berupa taman-taman dengan tempat bermain serta olahraga yang didukung dengan adanya fasilitas lampu, tempat duduk, kolam, dan pepohonan.

H3

Kawasan dengan peruntukan sebagai area permakaman umum yang berupa ruang terbuka yang didukung dengan adanya fasilitas makam, pedestrian, bangunan pengelola, parkiran, dan fasilitas lain sesuai dengan kebutuhan.

Subzona cagar budaya

SC

Ruang yang merupakan bagian dari kawasan lindung yang berfungsi sebagai kawasan pengawetan keragaman jenis budaya dan sejarah bangsa

5

Subzona perumahan teratur

R1

Kawasan hunian yang rata-rata memiliki luas persil yang sama, tipe jalan grid dan lurus, dan memiliki jarak sempadan yang sama.

6

Subzona perumahan kampung

R2

Kawasan hunian yang tidak teratur dan tumbuh secara organik, memiliki ciri khas kegiatan masyarakat lokal.

R3

Kawasan hunian yang baru berkembang, baik dikembangkan oleh pengembang atau mandiri, biasa diareal persawahan dan ditandai dengan struktur jalan masih seadanya.

R4

Kawasan hunian yang dikembangkan secara mandiri dan diperuntukkan bagi karyawan pabrik, biasanya teritegrasi dengan fasilitas komersial dan pusat ritel.

1

2

3

4

7

8

Zona

Subzona

Zona Preservasi

Subzona preservasi sungai

Zona Taman

Subzona taman

Zona Subzona permakaman Permakaman

Zona Cagar

Zona Perumahan Horizontal

Subzona perumahan baru Subzona perumahan kawasan industri


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 117

No 9

10

11

12

Peraturan Zonasi Zona Zona Perumahan Vertikal

Zona Tunggal

Zona Deret

Kode

Kriteria

Subzona rumah susun

R5

Kawasan hunian bertingkat yang dikembangkan oleh pemerintah dan dihuni bersama oleh banyak anggota keluarga dengan unit terpisah dan dilengkapi dengan fasilitas.

Subzona apartemen

R6

Kawasan hunian yang dikembangkan oleh swasta berupa high rise building yang dilengkapi fasilitas penunjang bagi penghuninya

K1

Kawasan yang menampung tenaga kerja, kios, jasa, dan pelayanan masyarakat dengan menyediakan fasilitas perdagangan dan jasa yang berskala nasional, regional, maupun lokal dalam bentukan ruang kota berupa bangunan tunggal.

K2

Kawasan yang menampung tenaga kerja, pertokoan, jasa, dan pelayanan masyarakat dengan menyediakan fasilitas perdagangan dan jasa yang berskala regional, kota, maupun lokal dalam bentukan ruang kota berupa unit tunggal yang berderet.

K3

Kawasan yang menampung tenaga kerja, lapak, kios, jasa, dan pelayanan masyarakat dengan menyediakan fasilitas perdagangan dan jasa yang berskala nasional, regional, maupun lokal dalam bentukan ruang kota berupa bangunan pasar tradisional dan kios-kios.

KT1

Kawasan yang diperuntukkan untuk penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dan pelayanan masyarakat. Kantor pemerintahan baik tingkat pusat maupun daerah

KT2

Kawasan yang difungsikan untuk pengembangan kelompok kegiatan perkantoran swasta, jasa, tempat bekerja, tempat berusaha dengan fasilitasnya

Subzona

Subzona pusat perbelanjaan tunggal

Subzona pertokoan deret

13

Zona Pasar

Subzona pasar

14

Zona Pemerintah

Subzona instansi pemerintahan

15

Zona Perkantoran

Subzona perkantoran swasta


Aksara Kartasura â– 118

No

Peraturan Zonasi Zona

Subzona

Kode

Kriteria

16

Subzona industri pangan

I1

Kawasan dengan peruntukan sebagai zona industri yang mengolah bahan mentah atau setengah jadi menjadi produk pangan.

17

Subzona industri tekstil

I2

Kawasan dengan peruntukan sebagai zona industri yang mengolah bahan mentah atau bahan setengah jadi menjadi tekstil siap pakai.

18

Subzona industri kimia dasar

I3

Kawasan dengan peruntukan sebagai zona industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku serta memiliki proses kimia yang menghasilkan produk zat kimia dasar

I4

Kawasan dengan peruntukan sebagai zona industri yang mengolah bahan mentah menjadi aneka bahan bangunan, seperti batu-bata, genting, keramik, kayu, dan lain-lain.

19

Zona Industri

Subzona industri bahan bangunan

20

Subzona industri mebel

I5

Kawasan dengan peruntukan sebagai zona industri yang mengolah bahan baku atau bahan setengah jadi dari kayu, rotan, dan bahan baku alami lainnya menjadi produk barang jadi yang dapat dimanfaatkan, seperti meja, kayu, lemari, dan lain-lain.

21

Subzona industri otomotif

I6

Kawasan dengan peruntukan sebagai zona industri yang merakit serta memproduksi suku cadang kendaraan bermotor.

22

Subzona pendidikan

SPU1

Kawasan dengan peruntukan sebagai sarana pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi, pendidikan informal dan formal

Subzona transportasi

SPU2

Kawasan dengan peruntukan sebagai tempat kegiatan terminal dan simpul-simpul transportasi umum beserta fasilitasnya

Subzona kesehatan

SPU3

Kawasan peruntukan pengembangan sarana kesehatan dengan hierarki dan skala pelayanan disesuaikan dengan jumlah penduduk

23 24

Zona Pelayanan Umum


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 119

No

Peraturan Zonasi

Kode

Kriteria

Subzona olahraga

SPU4

Kawasan dengan peruntukan sebagai zona industri yang mengolah bahan mentah atau setengah jadi menjadi produk pangan.

Subzona sosial budaya

SPU5

Kawasan dengan peruntukan sebagai zona industri yang mengolah bahan mentah atau bahan setengah jadi menjadi tekstil siap pakai.

27

Subzona peribadatan

Kawasan dengan peruntukan sebagai zona industri yang mengolah SPU6 bahan mentah menjadi bahan baku serta memiliki proses kimia yang menghasilkan produk zat kimia dasar

28

Subzona peruntukan pertanian

PL1

Ruang yang berfungsi menampung kegiatan yang berhubungan dengan pengusahaan tanaman tertentu; pengandangan, pemberian makanan, dan pemeliharaan hewan untuk pribadi atau niaga.

29

Subzona peruntukan pariwisata

PL2

Ruang yang berfungsi untuk pengembangan kegiatan pariwisata baik alam, buatan, maupun budaya.

PL3

Ruang yang berfungsi untuk tempat penyimpanan bahan baku industri, hasil industri, komoditi perdagangan, atau sumber daya lainnya yang dibutuhkan di kota dalam jangka waktu pendek hingga panjang dan dalam jumlah muatan yang besar

PL4

Ruang yang dikembangkan untuk menjamin kegiatan dan pengembangan bidang pertahanan dan keamanan seperti kantor, instalasi hankam, dan tempat latihan aparat.

Zona

25 26

30

31

Zona Pelayanan Umum

Zona Peruntukan Lainnya

Subzona

Subzona pergudangan

Subzona hankam

32

Subzona IPAL

PL5

Ruang yang berfungsi untuk tempat pembuangan segala macam air buangan (limbah) yang berasal dari limbah-limbah domestik, industri, maupun komersial dan lain-lainnya.

33

Subzona TPS

PL6

Ruang yang digunakan sebagai tempat untuk menimbun sampah dan merupakan bentuk terakhir perlakuan sampah.


Aksara Kartasura â– 120

No

Peraturan Zonasi

Kode

Kriteria

25

Subzona campuran perumahan dan perdagangan

C1

Kawasan budidaya dengan peruntukan campuran antara perumahan dan perdagangan

26

Subzona campuran perdagangan dan perkantoran

C2

Kawasan budidaya dengan peruntukan campuran antara perdagangan dan perkantoran

Subzona campuran perumahan dan perkantoran

C3

Kawasan budidaya dengan peruntukan campuran antara perumahan dan perkantoran

28

Subzona campuran perumahan dan industri

C4

Kawasan budidaya dengan peruntukan campuran antara perumahan dan industri

29

Subzona campuran ruang terbuka hijau dan pariwisata

C5

Kawasan lindung berupa ruang terbuka hijau yang juga memiliki peruntukan pariwisata

27

Zona

Zona Campuran

Subzona


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 121

MATRIKS ITBX

H1 H2 H3 SC R1 R2 R3 R4

: Preservasi sungai : Taman : Permakaman : Cagar budaya : Perum. teratur : Perum. kampung : Perum. baru : Perum. industri

R5 R6 K1 K2 K3 KT1 KT2 I1

: Rusun : Apartemen : Komersial tunggal : Komersial deret : Pasar : Instansi pemerintah : Perkantoran swasta : Industri pangan

I2 I3 I4 I5 I6 SPU1 SPU2 SPU3

: Industri tekstil : Industri kimia dasar : Industri bangunan : Industri mebel : Industri otomotif : Pendidikan : Transportasi : Kesehatan

SPU4 SPU5 SPU6 PL1 PL2 PL3 PL4 PL5

I

: Olahraga : Sosial budaya : Peribadatan : Pertanian : Pariwisata : Pergudangan : Hankam : IPAL

Diizinkan

T

Diizinkan Terbatas

PL6 C1 C2 C3 C4 C5

B

: TPS : Perum. + Komersial : Komersial + Kantor : Perum. + Kantor : Perum. + Industri : RTH + Pariwisata

Bersyarat

X

Tidak Diizinkan


Aksara Kartasura â– 122

MATRIKS ITBX

H1 H2 H3 SC R1 R2 R3 R4

: Preservasi sungai : Taman : Permakaman : Cagar budaya : Perum. teratur : Perum. kampung : Perum. baru : Perum. industri

R5 R6 K1 K2 K3 KT1 KT2 I1

: Rusun : Apartemen : Komersial tunggal : Komersial deret : Pasar : Instansi pemerintah : Perkantoran swasta : Industri pangan

I2 I3 I4 I5 I6 SPU1 SPU2 SPU3

: Industri tekstil : Industri kimia dasar : Industri bangunan : Industri mebel : Industri otomotif : Pendidikan : Transportasi : Kesehatan

SPU4 SPU5 SPU6 PL1 PL2 PL3 PL4 PL5

I

: Olahraga : Sosial budaya : Peribadatan : Pertanian : Pariwisata : Pergudangan : Hankam : IPAL

Diizinkan

T

Diizinkan Terbatas

PL6 C1 C2 C3 C4 C5

B

: TPS : Perum. + Komersial : Komersial + Kantor : Perum. + Kantor : Perum. + Industri : RTH + Pariwisata

Bersyarat

X

Tidak Diizinkan


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 123

MATRIKS ITBX

H1 H2 H3 SC R1 R2 R3 R4

: Preservasi sungai : Taman : Permakaman : Cagar budaya : Perum. teratur : Perum. kampung : Perum. baru : Perum. industri

R5 R6 K1 K2 K3 KT1 KT2 I1

: Rusun : Apartemen : Komersial tunggal : Komersial deret : Pasar : Instansi pemerintah : Perkantoran swasta : Industri pangan

I2 I3 I4 I5 I6 SPU1 SPU2 SPU3

: Industri tekstil : Industri kimia dasar : Industri bangunan : Industri mebel : Industri otomotif : Pendidikan : Transportasi : Kesehatan

SPU4 SPU5 SPU6 PL1 PL2 PL3 PL4 PL5

: Olahraga : Sosial budaya : Peribadatan : Pertanian : Pariwisata : Pergudangan : Hankam : IPAL

PL6 C1 C2 C3 C4 C5

: TPS : Perum. + Komersial : Komersial + Kantor : Perum. + Kantor : Perum. + Industri : RTH + Pariwisata

I

Diizinkan

T

Diizinkan Terbatas

B

Bersyarat

X

Tidak Diizinkan


Aksara Kartasura â– 124

MATRIKS ITBX

H1 H2 H3 SC R1 R2 R3 R4

: Preservasi sungai : Taman : Permakaman : Cagar budaya : Perum. teratur : Perum. kampung : Perum. baru : Perum. industri

R5 R6 K1 K2 K3 KT1 KT2 I1

: Rusun : Apartemen : Komersial tunggal : Komersial deret : Pasar : Instansi pemerintah : Perkantoran swasta : Industri pangan

I2 I3 I4 I5 I6 SPU1 SPU2 SPU3

: Industri tekstil : Industri kimia dasar : Industri bangunan : Industri mebel : Industri otomotif : Pendidikan : Transportasi : Kesehatan

SPU4 SPU5 SPU6 PL1 PL2 PL3 PL4 PL5

I

Diizinkan

: Olahraga : Sosial budaya : Peribadatan : Pertanian : Pariwisata : Pergudangan : Hankam : IPAL

T

Diizinkan Terbatas

PL6 C1 C2 C3 C4 C5

B

Bersyarat

: TPS : Perum. + Komersial : Komersial + Kantor : Perum. + Kantor : Perum. + Industri : RTH + Pariwisata

X

Tidak Diizinkan


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 125

ZONA LINDUNG & CAGAR BUDAYA

ZONING TEXT


Aksara Kartasura â– 126

ZONA PERUMAHAN

ZONING TEXT


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 127

ZONA PERUMAHAN

ZONING TEXT


Aksara Kartasura â– 128

ZONA KOMERSIAL

ZONING TEXT


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 129

ZONA PERKANTORAN

ZONING TEXT


Aksara Kartasura â– 130

ZONA INDUSTRI

ZONING TEXT


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 131

ZONA INDUSTRI

ZONING TEXT


Aksara Kartasura â– 132

ZONA PELAYANAN UMUM

ZONING TEXT


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 133

ZONA PELAYANAN UMUM

ZONING TEXT


Aksara Kartasura â– 134

ZONA PERUNTUKAN LAINNYA

ZONING TEXT


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 135

ZONA PERUNTUKAN LAINYA

ZONING TEXT


Aksara Kartasura â– 136

ZONA PERUNTUKAN CAMPURAN

ZONING TEXT


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 137

ZONA PERUNTUKAN CAMPURAN

ZONING TEXT


Aksara Kartasura â– 138

RENCANA RANCANG KOTA penjabaran pengembangan kawasan-kawasan strategis kota dilengkapi dengan visualisasi


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 139

TAPAK RENCANA RANCANG KOTA

Terminal dan TOD Sunan Amangkurat II Kartasura Embung Kartasura dan Sentra Industri Tahu Purwogondo

Legenda: Batas Amatan Jalan

Taman Kota Kartasura Taman Tepi Sungai Kartasura Pasar dan Etalase UMKM Kartasura

Rel Kereta Sungai/Embung

Koridor Komersial Jalan Ahmad Yani Kompleks Keraton Kartasura Adiningrat Kawasan Industri “Eco Industrial Park” Gumpang


Aksara Kartasura â– 140

PASAR DAN ETALASE UMKM KARTASURA Andreas Galih 45908


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 141

LATAR BELAKANG Kartasura merupakan salah satu tulang punggung pendapatan Sukoharjo karena letaknya serta komoditas perdagangan dan industri yang telah dikenal berskala regional hingga internasional. Keberadaan pasar yang representatif amat penting untuk mendukung fungsi dan peran Kartasura tersebut. Hal ini untuk menjaga roda perekonomian kota dan kabupaten tetap berjalan dengan stabil. Terhitung sejak disahkannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan, pasar tradisional telah berubah penyebutannya menjadi Pasar Rakyat, dengan tetap memperhatikan kekhususan pasar rakyat terkait aspek lokasi yang bersifat tetap serta menjadi tempat jual beli dengan proses tawar menawar. Saat ini kondisi Pasar Kartasura dapat dikatakan belum bisa memberikan citra terbaik yang dimiliki oleh kota. Berdasarkan analisis lapangan yang dilakukan, kondisi bangunan pasar yang sudah termakan usia menimbulkan efek domino bagi keberlangsungan sistem jual beli. Bangunan pasar yang sudah tidak mendukung lagi menimbulkan keengganan sebagian besar pelanggan untuk berbelanja. Permasalahan ini menimbulkan celah bagi pedagang untuk menggelar dagangan di luar pasar, hal ini menimbulkan permasalahan selanjutnya yaitu kemacetan yang terjadi diluar pasar pada saat-saat tertentu, karena kendaraan pelanggan maupun kendaraan barang yang parkir sembarangan, hal ini juga menimbulkan permasalahan parkir liar dan premanisme.


Aksara Kartasura â– 142

GAMBARAN UMUM Pasar Kartasura terletak di pinggir Jalan Nasional Rute 15 yang menghubungkan Yogyakarta dan Surabaya, Selain itu, Kartasura sendiri juga merupakan terminus dari Jalan Nasional Rute 16 yang berawal dari Semarang. Letak pasar yang dapat menjangkau tiga Pusat Kegiatan Nasional (empat termasuk Surakarta) inilah yang membuatnya sangat strategis karena memudahkan pengangkutan logistik barang-barang. Keberadaan Pasar Kartasura juga memiliki peran yang penting bagi Kota Kartasura dan bahkan bagi Kabupaten Sukoharjo. Banyaknya jumlah UMKM dan industri yang ada di Kartasura membuat Pasar Kartasura pernah menjadi pasar terbesar di Kabupaten Sukoharjo, sebelum dibangunnya Pasar Ir. Soekarno di Kabupaten Sukoharjo. Kawasan Pasar Kartasura yang akan direncanakan memiliki luas 10 hektare yang mencakup Pasar Kartasura saat ini dan kawasan di sekitarnya. Guna lahan yang ada di kawasan rencana, saat ini, didominasi oleh guna lahan komersial berupa toko, warung, dan ruko. Fungsi permukiman di kawasan tersebut saat ini sebagian besar sudah beralih menjadi fungsi campuran rumah tinggal dan tempat usaha secara organik. Ketersohoran Pasar Kartasura telah banyak mempengaruhi kawasan di sekitarnya. Oleh karena itu pengembangan Kawasan Pasar Kartasura menjadi sebuah peluang yang besar untuk lebih memajukan perekonomian yang ada di Kota Kartasura.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 143

Lokasi strategis

STRENGTH

WEAKNESS

Bangunan pasar sudah tua dan rusak

Komoditas yang diperdagangkan sangat beragam

Tidak tersedia lahan parkir yang mumpuni

Harga barang yang diperjualbelikan murah

Bangunan pasar gelap dan pengap

Nama Pasar Kartasura yang sudah tersohor

Tidak ada pemisahan pedagang berdasarkan jenis barang

Pasar dikelilingi kawasan perniagaan

ARTERI

PASAR

ANALISIS SWOT •

Keberadaan pintu tol Kartasura membuka peluang

Perkembangan pesat perdagangan di Kota Surakarta

Pertumbuhan jumlah penduduk usia muda

Era disrupsi (belanja daring) menggerus pasar nyata

Banyak keluarga muda yang tinggal di Kartasura

Keinginan generasi milenial yang instan dan praktis

Semakin berkembangnya UMKM di Kartasura

OPPORTUNITY

THREAT


Aksara Kartasura â– 144

KONSEP AWAL Pasar Kartasura sebagai pasar tradisional yang bersih, nyaman, praktis dengan tata kelola yang baik untuk menarik pangsa pasar keluarga muda dan para pelancong.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 145

KONSEP PENGEMBANGAN Berdasarkan analisis permasalahan yang telah dilakukan sebelumnya dan untuk mencapai tujuan perencanaan kota Kartasura sebagai kota berketahanan dari segi ekonomi, sosial, dan infrastruktur, ditariklah konsep pengembangan Pasar Kartasura. Pengembangan dari konsep awal yang dilakukan meliputi pengubahan konsep pasar tradisional satu gedung menjadi kawasan pasar yang di dalamnya terdapat gedung khusus sayur mayur dan daging, beverage food, food court, ruko, loading dock, dan day care. Selain itu di dalam kawasan tersebut akan didirikan Etalase UMKM Kartasura sebagai ruang pamer bagi UMKM yang ada di Kartasura serta dapat berfungsi juga sebagai venue acara-acara berskala kota yang ada di Kartasura. Tujuan dari pembuatan kawasan pasar ini adalah membuat blok-blok khusus untuk setiap komoditas yang berbeda-beda sehingga sensasi belanja yang ditimbulkan lebih nyaman.


Aksara Kartasura â– 146

KONSEP PENGEMBANGAN •

Bangunan Pasar Utama memiliki peruntukan sebagai pasar sayur mayur dan bahan makanan segar lainnya yang berpotensi menimbulkan bau, basah, dan lembap. Oleh karena itu bangunan dirancang memiliki banyak ventilasi, sirkulasi udara yang baik, dan pencahayaan yang baik.

•

Bangunan

Taman

Bakul

dan

Etalase

UMKM

Kartasura

diperuntukkan khusus untuk penjualan makanan-makanan masak, makanan awetan, makanan kemasan, dan bahan-bahan lain yang tidak menimbulkan bau atau mudah membusuk. Selain itu, pada etalase UMKM terdapat tiga bangunan identik dengan masingmasing peruntukan produk tekstil, produk kayu dan gerabah, serta produk otomotif dan pertukangan. Lapak-lapak dan kios-kios dirancang kering, dengan sirkulasi udara dan pencahayaan yang baik. •

Taman Kuliner Pasar Kartasura dibangun untuk memanjakan pengunjung yang ingin melakukan santap pagi-siang-malam bersama keluarga selepas berbelanja di pasar. Dapur masak yang ada di taman kuliner ini didesain dapat dilihat oleh pembeli agar kebersihan proses pemasakan makanan selalu terjaga.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 147

ELEMEN HAMID SHIRVANI: LAND USE Guna lahan mikro yang ada di kawasan inti Pasar Kartasura diperuntukkan sebagai Bangunan Pasar Bahan Segar, Bangunan Pasar Bahan Kering, Etalase UMKM, parkir dan area bongkar muat, serta Taman Kuliner. Sementara itu guna lahan makro di kawasan pasar didominasi dengan fungsi komersial. Bangunan dengan peruntukan lain tetap diperbolehkan apabila memenuhi syarat pada tabel ITBX Kota Kartasura.


Aksara Kartasura ■ 148

ELEMEN HAMID SHIRVANI: BUILDING FORM AND MASSING Selaras dengan Rencana Intensitas Ruang yang ditetapkan di Kota Kartasura, maka bangunan di Kawasan Pasar Kartasura maksimal memiliki jumlah lantai sebanyak dua lantai. Detail massa bangunan untuk setiap area yang direncanakan adalah sebagai berikut: •

Pasar Bahan Segar dan Pasar Bahan Kering: KDB: 80 % KLB: 2 lantai KDH: minimal 25 %

Etalase UMKM KDB: 80% KLB: 2 lantai KDH: minimal 25 %

Area Ruko Sekitar Pasar KDB: 90 % KLB: 2 lantai KDH: minimal 20 %

Selebihnya

terdapat

kawasan

milik

warga

yang

diperbolehkan

dipergunakan sebagai fungsi komersial dengan KDB 90 %, KLB maksimal 2 lantai, dan KDH minimal 25 %.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 149

ELEMEN HAMID SHIRVANI: CIRCULATION AND PARKING Kawasan Pasar Kartasura merupakan kawasan yang saling terintegrasi dengan jaringan jalan dan pedestrian. Terdapat 2 buah lapangan parkir yang masing-masing terletak di samping Beverages Market dan bagian belakang Etalase UMKM, dengan daya tampung total 800 kendaraan roda empat dan 1200 kendaraan roda dua, daya tampung tersebut sudah di atas standar minimal bangunan pasar dan bangunan lainnya. Kawasan Pasar Kartasura dapat diakses melalui Jalan Ahmad Yani dan akses keluar dari Kawasan Pasar Kartasura berada di barat kawasan. Selain itu terdapat juga loading dock untuk bongkar muat barang di kawasan Pasar Kartasura. Sistem Parkir yang digunakan untuk kendaraan pribadi adalah one way in-one way out. Sementara itu kendaraan barang masuk menuju loading dock melalui satu pintu yang berbeda dari pintu masuk kendaraan pribadi.


Aksara Kartasura â– 150

ELEMEN HAMID SHIRVANI: OPEN SPACE Ruang terbuka yang ada di kawasan Pasar Kartasura merupakan tamantaman yang terbentuk dari ruang antar bangunan. Ruang terbuka tersebut dapat dimanfaatkan sebagai tepat berinteraksi pengunjung dan kegiatan lainnya seperti pameran, panggung terbuka dan kegiatan lainnya yang membutuhkan ruang terbuka. Selain fungsi diatas, ruang terbuka yang terdapat di kawasan Pasar Kartasura dijadikan sebagai titik evakuasi jika terjadi bencana. Oleh sebab itu ruang terbuka yang ada saling terhubung dan tidak terputus serta luasnya melebihi jarak yang ditentukan apabila bangunan-bangunan di kawasan Pasar Kartasura roboh.

ELEMEN HAMID SHIRVANI:PEDESTRIAN WAYS Jalur pejalan kaki terdapat di sekeliling kawasan Pasar Kartasura untukmemudahkan pembeli yang tidak membawa kendaraan untuk mengakses pasar dan area-area lainnya di dalam kawasan Pasar Kartasura. Untuk menambah keamanan pejalan kaki, setiap jalur pejalan kaki yang berbatasan dengan jalan raya dilengkapi dengan bollard. Selain itu setiap jalur pejalan kaki dilengkapi tempat sampah dan lampu penerangan saat malam hari.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 151

ELEMEN HAMID SHIRVANI: ACTIVITY SUPPORT Pendukung aktivitas yang menyokong kegiatan jual beli di kawasan Pasar Kartasura berupa tempat pembuangan sampah sementara sebanyak 2 buah, lahan parkir yang memadai, foodcourt, day care, loading dock, dan area terbuka sebagai tempat evakuasi

ELEMEN HAMID SHIRVANI:SIGNAGE Penanda yang ada di kawasan Pasar Kartasura terbagi menjadi 2 jenis, yaitu penanda rambu petunjuk dan penanda sebagai penciri. Penanda sebagai rambu berupa lampu lalu lintas yang dipergunakan untuk mengatur lalu lintas keluar masuk kendaraan dari kawasan menuju Jalan Ahmad Yani. Penanda yang berfungsi sebagai penciri adalah plang nama kawasan yang bertuliskan “PASAR KARTASURA” dan “TAMAN BAKUL KARTASURA.”


Aksara Kartasura ■ 152

ELEMEN HAMID SHIRVANI: PRESERVATION Kawasan Pasar Kartasura dirancang untuk mempertahankan kegiatan jual beli sebagaimana yang telah disebutkan dalam latar belakang rencana Kawasan Pasar Kartasura. “Terhitung

sejak

disahkannya

Undang-undang

Nomor

7

Tahun

2014 tentang Perdagangan, maka pasar tradisional telah berubah penyebutannya menjadi Pasar Rakyat, dengan tetap memperhatikan kekhususan pasar rakyat terkait aspek lokasi yang bersifat tetap berupa toko/kios/los dan bentuk lainnya serta menjadi tempat jual beli dengan proses tawar menawar. “


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 153

PENTAHAPAN DAN PEMBIAYAAN

Program

Kegiatan

Tahap I 19

20

21

Tahap II 22

23

24

25

26

27

Tahap III 28

29

30

31

32

Tahap IV 33

34

35

36

37

38

Sosialisasi dan pendataan pedagang Relokasi sementara pedagang ke lahan bekas terminal lama Kartasura

Revitalisasi Pasar Renovasi kompleks pasar Integrasi pasar dengan sektor pariwisata Pemeliharaan pasar baru Biaya

Rp6.000.000,00

Rp20.815.000.000,00

Rp1.050.000.000,00

Rp1.050.000.000,00

Rp0,00

Rp3.470.000.000,00

Rp850.000.000,00

Rp850.000.000,00

Akuisisi lahan Pendataan UMKM Kartasura Pencitraan Pembangunan etalase UMKM UM Integrasi etalase UMKM dengan sektor pariwisata Pemeliharaan etalase UMKM Biaya

Total Biaya

Rp28.091.000.000,00


Aksara Kartasura â– 154

KOLASE VISUALISASI RENCANA


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 155

TERMINAL DAN TOD SUNAN AMANGKURAT II KARTASURA Alfi Hilman 45924


Aksara Kartasura â– 156

LATAR BELAKANG Sebagai kota yang terletak di persimpangan jalur menuju tiga kota besar di Pulau Jawa, Kartasura sebenarnya memiliki potensi untuk menjadi transit hub bagi daerah-daerah di sekitarnya. Di Kartasura, calon penumpang dapat dengan mudah pergi ke berbagai tujuan karena trayek bus yang melewatinya juga sangat beragam, mulai dari Surakarta, Yogyakarta, Semarang, bahkan hingga Surabaya dan Jakarta. Dan realitanya memang benar, banyak warga sekitar, terutama penduduk Kabupaten Sukoharjo, yang hendak pergi ke Semarang dan Yogyakarta lebih memilih naik bus dari Kartasura. Akan tetapi, Terminal Kartasura sebagai prasarana yang ada untuk mendukung kegiatan ini malah hampir tidak digunakan. Saat ini, terminal tersebut ditelantarkan dan keberadaannya terkesan hanya sebatas formalitas. Lokasinya yang mengharuskan bus belok ke dalam jalan kecil membuat sebagian besar memilih untuk tidak masuk ke sana sama sekali. Akibatnya, aktivitas penumpang hanya terbatas pada beberapa jam saja tiap harinya. Keadaan ini menyebabkan terminal sepi, kios di dalamnya banyak yang tutup, dan menambah kesan terlantarnya. Terminal Kartasura sangat berpotensi untuk dikembangkan. Lahannya yang luas (6,8 hektare kompleks inti, 10,6 hektare dengan hinterland) sangat disayangkan apabila ditelantarkan begitu saja. Terlebih lagi, saat ini Terminal Kartasura merupakan terminal tipe B yang dikelola langsung oleh Pemprov Jawa Tengah. Oleh karena itu, bersamaan dengan rencana pembuatan Jalan Lingkar Kartasura, Terminal Kartasura akan dikembangkan beserta fasilitas-fasilitas pelengkap di sekitarnya dengan konsep Transit Oriented Development (TOD) sebagai penarik kegiatan di sana.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 157

GAMBARAN UMUM Tapak rencana Terminal dan TOD Sunan Amangkurat II Kartasura terletak di Desa Wirogunan, Kecamatan Kartasura, dengan luas sekitar 10,6 hektare. Lokasinya berada 700 meter barat laut Tugu Kartasura, di tepi Jalan Lingkar Kartasura yang direncanakan akan melewati jalan akses lama terminal tersebut. Kondisi tapak saat ini sebagian besar berupa tanah lapang untuk parkir dan bangunan terminal, bangunan Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sampah Ngabeyan, serta persawahan di sekelilingnya. Nantinya di dalam tapak akan ada bangunan utama terminal yang terintegrasi, depot bus dan truk sampah, pertokoan, SPBU, serta Rusunami Wirogunan di bagian barat tapak.


Aksara Kartasura ■ 158

WEAKNESS

STRENGTH •

Tersedia lahan yang sangat luas

Lokasinya agak jauh dari pusat aktivitas kota dan menyulitkan

Berada di tepi Jalan Lingkar Kartasura

Pengelolaan terminal saat ini di bawah wewenang Pemprov

Terdapat TPS Ngabeyan di dalam tapak

sehingga kemungkinan alokasi dana lebih besar

Terdapat perumahan dan bangunan industri di bagian selatan

sirkulasi kendaraan

tapak

ANALISIS SWOT •

Dapat

dikembangkan

menjadi

kawasan

terpadu

antarmoda • •

Ada

kemungkinan

terminal

yang

baru

tetap

tidak

disinggahi bus apabila tidak dilakukan penegakan

Dapat menjadi transit hub bagi Kabupaten Sukoharjo dan Kota

Pengembangan

terminal

dapat

mengganggu

fungsi

TPS

Surakarta bagian barat

Ngabeyan di dekatnya yang mana merupakan TPS utama Kota

Dapat menjadi penarik kegiatan bagi bagian barat laut Kartasura

Kartasura

yang saat ini kurang terbangun

Ada kemungkinan kalah saing dengan Terminal Tirtonadi Surakarta apabila tidak dibuat kebijakan double hub

OPPORTUNITY

THREAT


Laporan Studio Aksara Rencana Kartasura Kotaâ– Kartasura 159 â– 159

KONSEP AWAL Terminal dan TOD Sunan Amangkurat II Kartasura sebagai integrated transit hub di rute Joglosemar sekaligus menjadi penarik kegiatan dan pemantik pengembangan bagi kawasan Kartasura barat laut.


Laporan Studio Aksara Rencana Kartasura Kotaâ– Kartasura 160 â– 160

KONSEP PENGEMBANGAN

Depot/ parkir bus

Pengembangan dari konsep awal yang dilakukan meliputi pengubahan

Depot truk sampah Bangunan utama terminal

Parkir terminal (gedung)

konsep terminal lama yang terbuka, berintensitas rendah, dan tersebar

Jalan Lingkar Kartasura

di lahan yang luas menjadi tertutup dan terintegrasi di dalam satu gedung untuk keberangkatan seluruh moda transportasi. Bangunan terminal yang baru nantinya juga akses masuknya akan terpisah antara

kendaraan

antar

jemput

penumpang

dengan

moda

transportasi lainnya. Sirkulasi penumpang juga akan dipisah, di mana penumpang naik akan mendatangi busnya dari ruang tunggu keberangkatan di lantai dua melalui jembatan layang yang mirip garbarata bandara lalu turun menggunakan eskalator ke concourse, sementara penumpang turun dari bus langsung masuk ke dalam ruang kedatangan di lantai satu. Tempat parkir untuk kendaraan penumpang tersedia di barat daya terminal, sementara tempat parkir/depot bus tersedia di utara terminal. Di sebelah timur depot bus juga akan dibangun pengembangan dari TPS Ngabeyan sekaligus depot truk sampahnya. Sebagai perwujudan dari konsep transit oriented development, di sisi selatan terminal akan ditujukan sebagai kawasan komersial sebagai penarik aktivitas di sekitar terminal. Di sisi barat tapak juga akan dibangun Rusunami Wirogunan yang merupakan rusun relokasi pekerja industri tahu, sehingga kawasan terminal bukan hanya akan menjadi tempat singgah tetapi juga menjadi tempat tujuan.

Rusunami Wirogunan

Parkir komersial (terbuka) Zona komersial SPBU


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 161

ELEMEN HAMID SHIRVANI: LAND USE Peruntukan Khusus Pelayanan Umum

Peruntukan lahan pada kawasan Terminal dan TOD Sunan Amangkurat II Kartasura terdiri dari pelayanan umum pada terminal dan depot bus, peruntukan khusus pada TPS/depot truk sampah, komersial pada zona komersial dan SPBU, serta perumahan pada rusun.

Perumahan Komersial

ELEMEN HAMID SHIRVANI: BUILDING FORM AND MASSING Massa bangunan pada tapak Terminal dan TOD Sunan Amangkurat II Kartasura berkoefisien dasar bangunan (KDB) 40-90% dan jumlah lantai maksimal 10. Setiap bangunan, termasuk terminal, akan memiliki lahan hijau untuk tempat peresapan air. Jumlah lantai maksimal yang tinggi juga didasarkan pada konsep transit oriented development itu sendiri yang memaksimalkan guna lahan di sekitar simpul transportasi. Untuk orientasi, bangunan mayoritas akan menghadap ke timurbarat dengan hanya terminal dan beberapa bangunan komersial yang menghadap ke utara-selatan.


Aksara Kartasura â– 162

ELEMEN HAMID SHIRVANI: CIRCULATION AND PARKING Untuk sirkulasi dan parkir makro, jalan yang berada di kawasan Terminal dan TOD Sunan Amangkurat II Kartasura berpola grid dan line dengan lebar jalan utama sebesar 11 m yang terdiri dari 2 lajur + bahu jalan dan jalan lokal selebar 8 meter. Parkir disediakan di zona komersial, di sisi barat daya simpang terminal. Untuk sirkulasi dan parkir mikro di dalam terminal, kendaraan akan masuk dari selatan bangunan terminal searah jarum jam, dengan lajur henti bus AKDP di sisi barat dan bus AKAP di sisi timur. Angkota Kartasura dan bus Batik Solo Trans akan berhenti di halte khusus yang terletak di sisi selatan terminal

ELEMEN HAMID SHIRVANI: OPEN SPACE Di kawasan Terminal dan TOD Sunan Amangkurat II Kartasura terdapat ruang terbuka publik di Rusunami Wirogunan. Ruang terbuka ini berupa common area yang memiliki fasilitas kursi, tempat bermain, dan taman yang diteduhi jembatan penyeberangan dari satu bangunan rusun ke bangunan lainnya.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 163

ELEMEN HAMID SHIRVANI: ACTIVITY SUPPORT Pendukung aktivitas yang ada di kawasan Terminal dan TOD Sunan Amangkurat II Kartasura adalah zona komersial yang akan mendukung aktivitas transportasi di terminal. Zona komersial akan menarik kegiatan ke kawasan terminal dan menjadi pusat aktivitas tambahan di kala terminal sedang sepi.

ELEMEN HAMID SHIRVANI: SIGNAGE Penanda yang ada di kawasan Terminal dan TOD Sunan Amangkurat II Kartasura terdiri dari tembok nama terminal, lampu lalu lintas, dan rambu parkir. Tembok nama terminal terletak di depan pintu masuk terminal dan menjadi penanda utamanya. Lampu lalu lintas terletak di persimpangan jalan lingkar dan menjadi elemen penting pengaturan lalu lintas di sana karena simpang tersebut terdiri dari lima kaki. Rambu parkir diletakkan di area parkir terbuka dan gedung.


Aksara Kartasura â– 164

PENTAHAPAN DAN PEMBIAYAAN Pentahapan dan pembiayaan ini disesuaikan dengan rencana pentahapan dan pembiayaan menyeluruh di Kota Kartasura. Berdasarkan pentahapan tersebut pembangunan terminal dan TOD dimulai pada tahap pertama. Karena Terminal Kartasura saat ini termasuk dalam pengelolaan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, sebagian besar dana akan bersumber dari APBD Provinsi. Kegiatan yang berhubungan langsung dengan terminal serta akuisisi lahan akan menjadi tanggung jawab Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Kegiatan lainnya akan menjadi tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Sukoharjo dan Kecamatan Kartasura.

Program

Kegiatan

Tahap I 2019 2020 2021

Sosialisasi

Revitalisasi Terminal

Tahap II 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028

Anggaran Biaya Rp8.000.000,00

Akuisisi lahan

Rp9.000.000.000,00

Revitalisasi bangunan utama terminal

Rp1.000.000.000,00

Perbaikan jalan akses masuk terminal

Rp800.000.000,00

Pembangunan fasilitas komersial TOD

Rp250.000.000,00

Pembangunan fasilitas perumahan TOD

Rp150.000.000,00 Total

Rp11.208.000.000,00


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 165

TAMAN KOTA KARTASURA Firman Jaya 46384


Aksara Kartasura â– 166

LATAR BELAKANG Kota Kartasura merupakan kota dengan luas wilayah yang hanya

Peraturan RTH Publik

V/X

Kondisi Saat Ini

RTH kota mencapai 30% dari luas kota

X

Hanya mencapai 19%.

memiliki luas kurang lebih 2% dari Kabupaten Sukoharjo namun memiliki

RTH publik di Kartasura berupa taman,

penduduk yang berkisar 65 ribu jiwa, di mana masyarakat berasal dari golongan yang heterogen, sehingga butuh suatu wadah untuk menaungi kegiatan sosial masyarakat tersebut. Hal tersebut dapat diwujudkan melalui ruang terbuka hijau publik yang berskala kota, di mana selain

Sebesar 20% merupakan RTH Publik dan 10% RTH Privat

lapangan, dan makam hanya sebesar

X

khalayak.

hijau publik juga akan mendorong aspek ekonomi dan ekologi serta ruang terbuka hijau publik di Kota Kartasura yang dikomparasikan dengan kondisi ideal yang seharusnya ada yang berdasarkan pada peraturan Pasal 29 UU Nomor 26 Tahun 2007. Jika ditinjau dari segi sejarah, dahulu Kartasura memiliki dua buah RTH Publik dengan ukuran yang memadai berupa alun-alun keraton. Akan tetapi setelah keraton hancur alun-alun tersebut dialihfungsikan menjadi perumahan yang kini menjadi Kampung Alun-Alun. Bahkan untuk fasilitas skala kota lainnya pun, seperti masjid agung atau gereja pusat, Kartasura saat ini tidak memiliki. Permasalahan tidak adanya RTH Publik tersebut juga disebabkan mayoritas lahan di Kartasura sudah dimiliki oleh investor maupun pihak asing dari luar Kartasura, sehingga lahan kosong yang belum dimanfaatkan pun sulit diubah menjadi RTH Publik karena kendala status tersebut.

kan kebun dan sawah yang dimiliki privat dan tidak bisa digunakan oleh

mendorong aspek kegiatan sosial budaya keberadaan ruang terbuka estetika. Tabel di samping menunjukkan kondisi eksisting keberadaan

0,76% dari luas kota. Sisanya merupa-

Terdapat RTH publik untuk skala kota

X

RTH publik sebatas pada tingkat kelurahan.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 167

DISTRIBUSI RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA KARTASURA MENURUT KEPEMILIKANNYA

Dampak dari permasalahan tersebut adalah masyarakat tidak memiliki wadah atau tempat untuk berkumpul dan melakukan kegiatan massal. Sebagai contoh, ketika perayaan HUT Kartasura perayaan tersebut dilaksanakan di jalan raya serta di petilasan Keraton Kartasura yang cenderung sempit. Dampaknya, kegiatan tersebut dapat membahayakan kea-

82% Non-RTH

manan warga dan membahayakan kelestarian cagar budaya. Selain itu, dari segi ekologi dampak lain yang disebabkan dari tidak adanya ruang terbuka hijau publik di Kartasura adalah air hujan akan sulit meresap ke dalam tanah mengingat lahan di Kartasura yang kian hari semakin ter-

17,24% RTH Privat

tutup untuk resapan karena pembangunan yang terus meningkat. Oleh karena itu sudah seharusnya ada ruang terbuka hijau publik skala kota di Kota Kartasura, pembangunan RTH publik ini nantinya akan

0,76% RTH Publik

berdampak positif bagi banyak aspek selain sosial, dan ekologis termasuk juga ekonomi karena akan menumbuhkan komersil maupun jasa di sekitarnya, contoh: foodcourt, angkringan, dan stand makanan lainnya.


Aksara Kartasura â– 168

GAMBARAN UMUM Kawasan Rencana yang diusung memiliki luasan berkisar 11 Ha, dengan siteplan utama yang berluas 3 Ha. Lokasi tapak persis berada di pinggir jalan arteri primer Ahmad Yani yang pada rencana Kota Kartasura jalan tersebut levelnya diturunkan menjadi jalan kolektor primer. Dapat dilihat dari peta, lokasi tapak sangat dekat dengan pertigaan Joglosemar yang mana juga terdapat Tugu Kartasura di pertigaan tersebut. Lokasi tapak juga dibelah oleh sungai yang memiliki lebar kurang lebih 5 m, di mana sungai tersebut juga perlu tindak preservasi. Pada siteplan saat ini juga terdapat permukiman padat, yang beberapa di antaranya slum dan juga squatter. Untuk kegiatannya juga variatif yakni ada komersial, jasa, instansi perkantoran, peribadatan, pendidikan.

Siteplan Ruang Terbuka Publik Batasan kawasan perencanaan


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 169

WEAKNESS

STRENGTH • •

Posisi tapak perencanaan RTH Publik Kartasura yang strategis

Kondisi eksisting tapak perencanaan merupakan permukiman

dekat dengan pertigaan antara Jogja, Solo, Semarang.

padat dengan beragam kegiatan, sehingga akan cenderung

Didukung oleh sektor kegiatan yang ada di sekelilingnya seperti

membutuhkan waktu yang lama dalam hal akuisisi lahan.

kegiatan komersial, perkantoran, dan juga peribadatan. •

Dekat dengan simpul transportasi karena berada pada pusat Kota

Bentuk eksisting tapak yang kurang teratur, sehingga perlu dilakukan penyesuaian rencana lebih lanjut lagi.

Kartasura. •

Diapit oleh dua aliran sungai yang akan semakin menambah fungsi ekologis dari Ruang Terbuka Hijau Publik yang akan dibangun

ANALISIS SWOT •

Berpeluang menjadi destinasi wisata yang tidak hanya dikunjungi

oleh masyarakat Kartasura tetapi juga dari luar Kartasura. •

Meningkatkan

pendapatan

ekonomi

masyarakat

kartasura,

karena daya tarik yang dimiliki oleh Ruang Terbuka Hijau Publik

Terjadi penolakan keras dari pihak-pihak asing yang memiliki kepemilikan tanah di Kartasura.

Adanya penyalahgunaan taman oleh beberapa pihak seperti kegiatan yang tidak normatif.

menimbulkan kegiatan ekonomi yang baru di sekitarnya.

OPPORTUNITY

THREAT


Aksara Kartasura â– 170

KONSEP AWAL Taman Kota Kartasura sebagai collaborative green space di Kota Kartasura yang mendukung kegiatan masyarakat Kota Kartasura dari segi sosial dan ekonomi, menopang ketahanan ekologi, serta menjadi daya tarik wisata kota.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 171

KONSEP PENGEMBANGAN UMUM Lahan untuk taman skala kota Lahan untuk alun-alun

Ruang terbuka hijau publik Kota Kartasura disusun dengan konsep collaborative green space, hal ini didasari karena peruntukan lahan yang dibagi menjadi alun-alun dan juga taman kota. Kedua aspek tersebut merupakan aspek penting di dalam suatu kota, dalam rangka mendukung kegiatan dan kestabilan kota. Dari beberapa contoh preseden di beberapa kota, jarang ada penempatan dua jenis ruang terbuka hijau publik ini secara berdampingan, mengingat kapasitas dari lahan. Pada

Lahan untuk tempat parkir

Kota Kartasura sendiri, berdasarkan rencana arahan pemanfaatan ruang yang disusun, lahan yang diperuntukkan untuk dibangunnya ruang terbuka hijau publik berkisar 3 Ha, oleh karena itu lahan dibagi menjadi dua peruntukan menjadi sekitar masing-masingnya 1,3 Ha dan sisanya digunakan untuk preservasi sungai. Untuk bangunan yang berada didalam kawasan perencanaan, akan dilakukan penataan yang meliputi penataan fasad, penataan terhadap sempadan jalan karena ada beberapa jalan yang dinaikkan maupun di turunkan levelnya.


Aksara Kartasura â– 172

KONSEP PENGEMBANGAN TEMPAT PARKIR Lahan parkir merupakan salah satu komponen wajib yang harus ada dalam pembangunan pusat-pusat kegiatan masyarakat. Dalam pembuatan parkir perlu dilakukan perhitungan desain yang presisi dan juga perhitungan volume kendaraan yang bisa ditampung dengan luas lahan yang ada. Jenis parkir pada umumnya ada dua jenis yaitu parkir onstreet dan dan off-street. Untuk parkir yang akan dibangun bagi ruang terbuka hijau publik Kartasura sendiri adalah model parkir off-street. Pertimbangan lain untuk membuat lahan parkir di tapak ini adalah, dikarenakan

kondisi

eksistingnya

yang

merupakan

bangunan

perdagangan dan jasa yang modelnya vertikal, sehingga jika bangunan tidak direlokasi, maka view ruang terbuka hijau publik yang akan dibangun akan terhalang. Untuk luas siteplan parkir ini berkisar 0,27 Ha di mana dalam lahan parkir ini sudah dilengkapi dengan bangunan pengelola dan juga pos penjaga serta vegetasi dan lampu penerangan. Parkir yang akan dibuat juga disediakan untuk mobil dan sepeda motor. Untuk jenis desain parkir mobil yang digunakan adalah parkir serong. Menurut ketentuan Dirjen Perhubungan Darat dalam Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir 1996, kemiringan yang digunakan dalam mendesain parkir adalah 30o,45o,60o. Untuk luas persil parkir satu mobil diatur berdasarkan golongan jenis kendaraan: Golongan I berluas 2,3 x 5,0 m, Golongan II berluas 2,5 x 5,0 m, dan Golongan III berluas 3,0 x 5,0 m. Pada desain parkir yang diusung digunakan patokan golongan yang paling tinggi karena golongan yang dibawahnya bisa menyesuaikan.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 173

KONSEP PENGEMBANGAN ALUN-ALUN Alun-alun yang direncanakan merupakan adaptasi dari konsep alunalun pada umumnya, karena terdapat perbedaan bentuk lahan di mana pada umumnya alun-alun berbentuk persegi atau persegi panjang, berbeda dengan bentuk lahan yang ada di Kartasura yang berbentuk segitiga karena dipotong oleh aliran sungai. Nantinya, alun-alun ini akan difungsikan untuk kegiatan-kegiatan perayaan atau hari-hari besar masyarakat Kartasura. Alun-alun yang akan dibuat juga didasari pada konsep catur gatra yang melekat erat di kerajaan-kerajaan jawa dahulu, di mana ada empat elemen utama penyusun sebuah kota yakni masjid agung, alun-alun, pasar, dan pusat pemerintahan. Oleh karena itu, desain yang akan digunakan juga akan mengadaptasi gaya arsitektur bangunan Jawa, khususnya Kerajaan Mataram yang dulunya berpusat di Kartasura. Kemudian di alun-alun yang dirancang juga dibuat sebuah pendopo khas Jawa yang diperuntukkan untuk panggung dalam kegiatankegiatan masyarakat Kartasura. Pada rencana alun-alun yang diusung, dibuat juga jalur pedestrian di sekelilingnya yang juga bisa digunakan untuk sarana olahraga seperti jogging bagi masyarakat Kartasura, dan juga desain yang direncanakan juga dibuat agar ramah bagi semua golongan, oleh karena itu jalur pedestrian yang dibuat juga dilengkapi dengan guiding block yang berguna bagi para difabel. Lalu, pemilihan warna yang akan dipakai juga disesuaikan dengan domain warna yang cenderung digunakan pada model arsitektur jawa terlebih dahulu seperti warna coklat beserta gradasinya.


Aksara Kartasura â– 174

KONSEP PENGEMBANGAN TAMAN Taman Kota Kartasura merupakan Ruang Terbuka Hijau Publik yang dirancang dengan fungsi estetika yang menonjol, namun dengan tidak meniadakan fungsi sosial, ekonomi, dan juga ekologi. Taman ini didesain dengan bentuk lansekap yang terdiri dari lekukan-lekukan garis melengkung dan lingkaran hingga membentuk sebuah pola, yang di antaranya menjadi sirkulasi jalan dan variasi lainnya. Taman ini dilengkapi dengan beberapa fasilitas yakni dari fungsi sosial terdapat sarana olahraga, bangku-bangku taman, dan sarana bermain bagi anak-anak, kemudian dari fungsi ekonomi terdapat foodcourt, dan dari fungsi ekologi terdapat pohon-pohon dan vegetasi lainnya yang daya serap airnya baik. Untuk konsep desainnya sendiri, warna yang digunakan cenderung warna cerah mengadaptasi warna dari bunga matahari yang memiliki filosofi kesetiaan dan kebahagiaan, dengan adanya penggunaan warnawarna tersebut mampu membawa semangat yang baru bagi masyarakat kartasura dan juga pengunjung lainnya.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 175

ELEMEN HAMID SHIRVANI: LAND USE Pada kawasan rencana, mayoritas guna lahan adalah perumahan warga, untuk batas sebelah selatannya didominasi oleh komersial. Keberagaman dari guna lahan ini nantinya akan semakin mendukung fungsi dari ruang terbuka hijau publik yang direncanakan.

ELEMEN HAMID SHIRVANI: CIRCULATION AND PARKING Jaringan sirkulasi yang direncanakan dibuat seefisien mungkin agar pengunjung yang ingin berkunjung terlayani dengan baik. Kantong parkir yang dibuat juga merupakan upaya untuk mengurangi kemacetan yang disebabkan oleh parkir liar yang sering dilakukan di pinggir jalan. Pengadaan kantong parkir juga membuat view dari ruang terbuka hijau publik yang direncanakan lebih jelas dan terpampang dari sisi jalan.


Aksara Kartasura ■ 176

ELEMEN HAMID SHIRVANI: BUILDING FORM AND MASSING •

Koefisien Dasar Bangunan (KDB) Kepadatan bangunan di kawasan rencana cenderung padat karena merupakan kawasan pusat Kota Kartasura. Namun untuk tapak ruang terbuka hijau publik yang akan dibangun sesua dengan peraturan zonasi yang ditentukan di mana KDB tidak boleh lebih dari 20%.

Koefisien Lantai Bangunan (KLB) Koefisien lantai bangunan di kawasan rencana cenderung tinggi karena bangunan pusat-pusat komersial yang dominan vertikal.

Bentuk Bangunan Mayoritas bangunan berbentuk dasar balok dengan bentuk fasad yang teratur sehingga lebih meningkatkan nilai estetika dari kawasan.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 177

ELEMEN HAMID SHIRVANI: OPEN SPACE Elemen ini merupakan unsur utama dari rencana yang diusung, sebagai salah satu komponen wajib penyusun sebuah kota, Ruang terbuka di rancang seefesien mungkin agar dapat mendukung eksistensi dari Kota Kartasura.

ELEMEN HAMID SHIRVANI: PEDESTRIAN WAYS Jalur Pejalan Kaki yang direncanakan didesain ramah untuk semua orang, dan juga bebas dari gangguan, oleh karena itu jalan dibuat agak lebar kemudian jalur pedestrian juga didukung dengan adanya guiding line untuk difabel.


Aksara Kartasura â– 178

ELEMEN HAMID SHIRVANI: ACTIVITY SUPPORT Merupakan segala jenis fungsi bangunan dan kegiatan yang mendukung fungsi dari ruang terbuka publik, seperti adanya kegiatan komersial dan juga jasa.

ELEMEN HAMID SHIRVANI: SIGNAGE Merupakan penanda tertentu agar orang mengetahui keberadaan sebuah tempat, signage dapat berupa rambu, baliho, maupun papan iklan.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 179

ELEMEN HAMID SHIRVANI: PRESERVATION Merupakan tindakan perawatan, pelestarian terhadap suatu kawasan atau lingkungan yang memiliki nilai penting bagi kota. Contohnya preservasi sungai


Aksara Kartasura â– 180

PENTAHAPAN DAN PEMBIAYAAN

Fasilitas

RTH

Program

Kegiatan

Tahap II

Tahap III

Tahap IV

24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

Anggaran Biaya

Sumber Dana

Sosialisasi

APBD Kota Kartasura

Rp5.000.000,00

Akuisisi dan Konsolidasi Lahan

APBD Kota Kartasura dan Kabupaten Sukoharjo

Rp850.000.000,00

APBD Kota Kartasura dan Kabupaten Sukoharjo

Rp1.200.000.000,00

APBD Kota Kartasura dan Kabupaten Sukoharjo

Rp370.000.000,00

Pengadaan dan Pemeliharaan Pembangunan Taman Taman Kota Kartasura Perawatan Taman Kota Kartasura

Total

Rp2.425.000.000,00


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 181

EMBUNG KARTASURA DAN SENTRA INDUSTRI TAHU PURWOGONDO Alya Puspita 45461


Aksara Kartasura â– 182

LATAR BELAKANG Ditinjau dari segi lokasinya, Kartasura memiliki banyak keuntungan

Menurut Galih (2017), saat ini Kartasura kerap mendapatkan luapan air

karena terletak di persimpangan jalur menuju Kota Semarang, Surakarta,

dari Boyolali sebesar 0,03052 m3/detik sehingga melebihi kategori kritis,

dan Yogyakarta; serta berbatasan langsung dengan kota-kota yang

jalan dan drainase antara Kartasura dan Boyolali juga dalam kategori poor

berkembang pesat seperti Boyolali dan Surakarta. Kondisi tersebut kian

karena bernilai 48–54 dari 100. Akibatnya dari tahun ke tahun Kartasura

mendukung Kota Kartasura untuk menjadi unggul pada sektor-sektor

langganan mengalami bencana banjir, contohnya yang tergolong parah

yang membutuhkan kemudahan akomodasi seperti sektor industri

pada tahun 2016 terjadi banjir setinggi 1,5 m di hilir kota Kartasura, serta

dan perdagangan. Oleh karena itu, tak heran bahwa saat ini Kabupaten

di pusat-pusat terpadat seperti di Kelurahan Kartasura dan Ngadirejo.

Sukoharjo telah menetapkan Kartasura sebagai kawasan strategis

Kondisi tersebut diperparah dengan adanya cemaran limbah dari sentra

pertumbuhan ekonomi kabupaten, bertumpu pada dua sektor tersebut.

industri tahu Purwogondo yang setiap hari dibuang langsung ke sungai

Meski di satu sisi memberikan keuntungan yang besar pada perekonomian kota dan kabupaten, di sisi lain kondisi tersebut juga mengancam aspek ekologi kota. Ketertarikan masyarakat asli maupun pendatang untuk mengoptimalkan peluang yang ditawarkan Kota Kartasura tersebut, menurut Dahroni, dkk (2013), membuat setidaknya setiap tahun terdapat 4,8% dari total luas lahan terbuka yang diubah menjadi lahan tertutup karena dialihfungsikan menjadi kawasan permukiman, perdagangan, dan kegiatan menguntungkan lainnya. Nilai tersebut pun terus meningkat setiap tahunnya sehingga terus mengurangi kemampuan Kartasura untuk menyerap air limpasan. Kondisi tersebut diperparah dengan fakta bahwa pembangunan di Kartasura tak hanya mengubah lahan terbuka menjadi tertutup tetapi juga melakukan perataan tanah, sehingga di beberapa titik yang semula topografinya variatif kini menjadi sepenuhnya datar dengan kelerengan 0–2%. Akibatnya Kartasura kerap dan masih berpotensi untuk mendapatkan air limpasan.

di kawasan hulu perairan Kota Kartasura.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 183

GAMBARAN UMUM Kondisi Ideal

Pertimbangan Pemilihan Lokasi

Apabila permasalahan ini hanya diselesaikan di titik-titik terjadinya

Lokasi kawasan tersebut dipilih karena letaknya tepat berada di hulu

permasalahan-permasalahan dampak saja, khususnya banjir, maka

Kota Kartasura dan di dalamnya terdapat komponen-komponen yang

perencanaan akan sangat segmental dan tidak dapat bertahan lama

perlu dikonservasi. Berdasarkan peta rencana struktur ruang dan

sebab kunci solusinya adalah pada kawasan hulu perairan, yaitu di

pemanfaatan ruang, kawasan tersebut mayoritas direncanakan sebagai

ujung Desa Pucangan. Seharusnya, kawasan tersebut dapat menjadi

sentra industri tahu dan RTH yakni berupa embung. Pada kawasan

kawasan konservasi sungai utama dengan disediakan fasilitas resapan

tersebut juga terdapat sarana lainnya seperti sekolah dan fasilitas

air, wadah penampung luapan air yakni embung, serta fasilitas sistem

komersial berskala lokal. Namun pada pembahasan ini batasan yang

pengelolaan air minum agar sekaligus dapat mengubah air tampungan

akan direncanakan adalah fungsi industri pada sentra industri tahu serta

menjadi sumber air baku kota. Selain itu, untuk mendukung tujuan

RTH yakni embung, dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas pendukungnya.

Kota Kartasura sebagai kota industri maka sentra industri yang semula

Secara umum fasilitas yang akan dikembangkan adalah fasilitas yang

menjadi pencemar perlu dikonservasi dan difasilitasi instalasi pengelolaan

memiliki nilai lokalitas tinggi. Di samping memberikan ciri atau identitas

air limbah agar tidak mencemari aliran yang menuju seluruh bagian

kota juga harus dapat dikontrol oleh masyarakat lokal karena konsep

kota dan dapat meningkatkan kualitas lingkungan produksi. Rencana

yang akan diterapkan adalah konsep ekowisata.

tersebut juga perlu untuk diintegrasikan dengan sektor pariwisata, yakni menjadi ekowisata embung, sehingga dapat selaras dengan tujuan kota untuk meningkatkan daya tarik namun tetap fokus pada penyeimbangan konservasi lingkungan dengan perkembangan sektor perdagangan dan industri yang sangat masif.


Aksara Kartasura ■ 184

WEAKNESS

STRENGTH • •

Letaknya strategis karena berada tepat di sisi barat persimpangan

Kualitas lingkungan tempat tinggal di kawasan hulu rendah

Semarang, Surakarta, dan Yogyakarta sehingga mudah diakses.

karena ketidaktertiban pengelolaan sentra industri tahu dalam

Dekat dengan Tugu Tani landmark utama Kota Kartasura serta

pembuangan limbah dan penertiban bangunan yang tergolong

dekat dari pusat kota (area Pasar Tradisional Kartasura) sehingga

padat dan menuju kumuh.

image Kartasura masih kental. •

Dapat mendukung tujuan Kartasura sebagai kota industri melalui optimalisasi sentra industri tahu Purwogondo.

ANALISIS SWOT • •

Ada limpasan air dengan debit mencukupi yang dapat mengisi

Diapit oleh dua jalan arteri primer sehingga pembangunan di tepi

embung dan dimanfaatkan sebagai sumber air baku kota.

jalan harus dibatasi agar tidak mengganggu kenyamanan dan

Terletak di hulu kota Kartasura sehingga tidak terpengaruh rencana

keamanan pengguna jalan maupun pengunjung tapak.

lainnya, melainkan justru dapat berpengaruh positif bagi seluruh bagian kota. •

Tapak untuk embung merupakan riverside yang belum terbangun sehingga lebih mudah diarahkan.

OPPORTUNITY

THREAT


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 185

KONSEP AWAL Mewujudkan Kawasan Embung Kartasura serta Sentra Industri Tahu Purwogondo sebagai Kawasan Hulu Perkotaan yang Mengoptimalkan Fungsi Konservasi dalam Pengembangan Ekowisata serta Mendukung Konsep Kota Industri pada Kota Kartasura


Aksara Kartasura â– 186

KONSEP PENGEMBANGAN

6. Memberikan pengalaman interpretatif yang mengesankan untuk pengunjung yang membantu meningkatkan sensitivitas 7. Mendesain, membangun, dan mengoperasikan fasilitas berdampak

Hulu merupakan titik asal atau titik terawal dari suatu rangkaian. Dalam hal ini yang dimaksud dengan kawasan hulu perkotaan adalah kawasan yang berada pada titik paling awal dari suatu perkotaan. Kawasan hulu yang ada di Kartasura juga identik dengan hulu perairan, yakni sungai, karena pada kawasan tersebut juga terdapat titik awal sungai yang mengaliri seluruh Kartasura. Dengan begitu, perancangan kawasan hulu tidak hanya akan mempengaruhi kawasan tersebut saja melainkan juga kawasan lainnya di sepanjang jalur yang dilewati oleh sungai tersebut. Embung dipilih untuk dibangun di kawasan hulu Kartasura karena memiliki karakteristik yang sesuai sebagai “tameng� dari permasalahanpermasalahan perairan yang masuk ke hulu Kartasura, utamanya limpasan air dari sungai dan daerah lainnya, sehingga embung tersebut nantinya dapat menghalau terjadinya banjir kiriman. Dalam hal ini embung akan dikembangkan dengan prinsip ekowisata, yakni konsep pariwisata yang mementingkan adanya konservasi terhadap lingkungan hidup. Meskipun embung merupakan bentang buatan namun embung tersebut tetap dapat dikategorikan dalam pariwisata ekowisata karena tujuan utamanya adalah untuk konservasi lingkungan. Terdapat delapan prinsip ekowisata menurut TIES yang akan diterapkan di embung Kartasura: 1. Meminimalisir dampak fisik, sosial, perilaku, dan psikologis 2. Membangun kesadaran lingkungan dan budaya serta rasa hormat 3. Memberikan pengalaman positif untuk pengunjung dan tuan rumah 4. Menghasilkan manfaat keuangan secara langsung untuk konservasi 5. Menghasilkan keuntungan finansial bagi masyarakat dan industri

rendah 8. Bekerja dalam kemitraan dan membuat kegiatan pemberdayaan Dengan prinsip-prinsip tersebut maka dapat dikatakan embung Kartasura terletak di lokasi yang sesuai, yakni yang masih tersedia lahan kosong, terdapat sungai yang perlu dikonservasi, lokasinya strategis sehingga mudah dikunjungi sebagai objek pariwisata, dan terletak di dekat permukiman warga yang memiliki nilai lokalitas tinggi, yakni di dekat kawasan sentra industri tahu. Selain dapat mengembangkan industri tahu masyarakat setempat dapat membuat media pembelajaran terkait pengolahan air bersih di embung dan pengelolaannya dalam industri tahu sehingga menghasilkan produk yang optimal.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 187

Kolam embung Sistem pengelolaan air minum dari air embung Pembangunan Embung

Perpipaan air minum untuk distribusi Pintu air antara sungai dan embung Instalasi perpipaan Vegetasi penyerap air dan peneduh Fasilitas pengunjung: masjid, toilet, food court, gazebo, panggung pertunjukan mini, tempat parkir

Perpipaan jaringan air bersih untuk bahan produksi Penataan rumah produksi tahu

Pengembangan Sentra Industri Tahu

Instalasi pengolahan air limbah industri tahu Sarana komersial Sarana pejalan kaki (trotoar) RTNH: lapangan dengan perkerasan

KONSEP PENGEMBANGAN


Aksara Kartasura â– 188

KONSEP PENGEMBANGAN

Rancangan Embung

Bangunan embung

Input

Limpasan air hujan/banjir/ air buangan

Sistem Pengolahan Air Minum (SPAM)

Proses

Rancangan Sentra Industri Tahu

Rumah produksi

Bangunan Embung

Output

Input

Air bersih siap distribusi; daerah resapan

Air cemaran buangan produksi tahu

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

Proses

Fasilitas pendukung

Output

Air bersih dengan kadar BOD COD normal


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 189

ELEMEN HAMID SHIRVANI LAND USE

BUILDING FORM AND MASSING

Guna lahan di kawasan rancangan didominasi

Mayoritas bangunan pada kawasan direncana-

oleh permukiman, namun fungsinya secara

kan berlantai satu, kecuali bangunan-bangun-

spesifik banyak yang digunakan sebagai home-

an khusus yang berbeda seperti sekolah yang

based industry tahu sehingga pada peta zonasi

berwarna pink.

ditetapkan sebagai zona industri pangan. Selain permukiman pada lokasi tersebut juga didominasi oleh RTH berupa embung dan area hijau di sekitarnya. Embung tersebut tidak dibangun banyak perkerasan untuk memperkuat upaya konservasi.

Sedangkan untuk bentuk bangunan pada kawasan umumnya bergeometri dasar persegi, sehingga untuk meninggalkan kesan kaku dan membosankan maka desain embung dan komponen pendukungnya dibuat lebih berkurva dan organik.


Aksara Kartasura â– 190

ELEMEN HAMID SHIRVANI OPEN SPACE

CIRCULATION AND PARKING

Open Space utama yang ada di kawasan

Titik masuk utama kawasan embung tidak

rancangan adalah area terbuka di sekitar

menghadap langsung ke Jalan Arteri Jogja–

embung. Area tersebut dapat digunakan untuk

Solo pada sisi timur, melainkan harus melewati

bersantai, berolah raga, memancing, bahkan

jalan lingkungan karena untuk mengurangi

hingga pentas seni karena juga disediakan mini

hambatan pada jalan antarkota tersebut. Un-

panggung di dekatnya. Selain area embung

tuk mencegah adanya kendaraan melintas,

juga terdapat area terbuka non hijau di dekat

diberikan pagar hidup (pohon) di antara lahan

rumah produksi tahu sesuai dengan aturan

parkir dengan jalan Arteri Primer. Untuk mem-

zoning text.

permudah sirkulasi antara embung dengan sentra industri tahu, dibuat jembatan kecil.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 191

ELEMEN HAMID SHIRVANI PEDESTRIAN WAYS

ACTIVITY SUPPORT

Jalur pedestrian di kawasan rancangan hanya

Sarana pendukung aktivitas di kawasan ini

dibuat di tepi jalan lingkungan dan di dalam

tidak hanya sebatas pada fasilitas umum

area embung. Hal ini dikarenakan pada jalan

seperti tempat ibadah, kamar mandi umum,

lainnya, yakni jalan Arteri Primer, keberadaan

food court, dan gazebo; tetapi juga hingga

jalur pedestrian justru akan membahayakan

pada penyediaan IPAL sentra industri tahu

pejalan kaki karena pengguna jalan umumnya

dan SPAM untuk cakupan satu Kota Kartasura.

memacu kendaraan dengan sangat cepat (di

Sarana tersebut dilengkapi dengan perpipaan

atas 60 km/jam).

yang ditanam di bawah tanah.


Aksara Kartasura â– 192

ELEMEN HAMID SHIRVANI SIGNAGE Ketika

orang

melewati

Jalan

PRESERVATION Yogyakarta-

Sarana preservasi yang utama adalah bangun-

Surakarta dari arah selatan otomatis akan

an embung, Bangunan tersebut menampung

melihat tulisan nama "Embung Kartasura" di

llimpasan air berlebih pada sungai yang berasal

sisi kiri jalan. Penempatan tersebut ditujukan

dari run off hujan maupun kiriman dari daerah

untuk menarik perhatian orang yang datang ke

lain. Air yang ditampung kemudian difiltra-

Kartasura. Selain signage penunjuk kawasan

si dengan SPAM kemudian didistribusikan ke

juga terdapat peringatan, misalnya peringatan

sentra industri tahu untuk bahan produksi dan

dilarang berenang di dan membuang sampah

ke kawasan lainnya di Kota Kartasura. Di seki-

ke embung.

tar embung terdapat beberapa vegetasi yang membantu penyerapan air di sana.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 193

PENTAHAPAN DAN PEMBIAYAAN Pentahapan dan pembiayaan ini disesuaikan dengan rencana pentahapan dan pembiayaan menyeluruh di Kota Kartasura. Berdasarkan pentahapan tersebut pembangunan embung dan sentra industri tahu baru dimulai pada akhir tahap kedua. Seluruh dana yang dibutuhkan pada rancangan ini bersumber dari APBD Kartasura dan Kabupaten Sukoharjo.

Program

Pembangunan Embung

Tahun

Kegiatan

2026

2027

2028

2029

Anggaran Biaya

Akuisisi dan Konsolidasi Lahan

Rp500.000.000,00

Pembangunan fisik embung

Rp600.000.000,00

Penambahan fasilitas SPAM

Rp450.000.000,00

Pengembangan embung menjadi tempat wisata Pemindahan & pembangunan IPAL Sentra Industri Pengembangan Relokasi penduduk nonprodusen tahu Sentra Industri Tahu Penambahan fasilitas produksi tahu Perbaikan lingkungan produksi tahu Total

Rp2.100.000.000,00 Rp88.000.000,00 Rp120.000.000,00 Rp80.000.000,00 Rp150.000.000,00 Rp4.088.000.000,00


Aksara Kartasura â– 194

KOMPLEKS KERATON KARTASURA ADININGRAT Annisa Nisita 45463


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 195

LATAR BELAKANG Budaya dan sejarah merupakan komponen integral dalam

sebagai kawasan wisata budaya, sedangkan Perda No. 1 tahun 2014

pembentukan identitas kota. Oleh sebab itu, keberadaannya perlu

menyebutkan bahwa Kawasan Keraton Kartasura merupakan obyek wisata

dilestarikan. Penataan dan revitalisasi merupakan beberapa upaya untuk

religi. Namun hingga saat ini belum ada usaha signifikan yang dilakukan

menghidupkan kembali kawasan yang cenderung mati, meningkatkan

pemerintah untuk memperbaiki kondisi kawasan karena terhalang oleh

nilai-nilai vitalitas yang strategis dan siginifikansi dari kawasan yang masih

beberapa kendala seperti biaya dan perizinan.

mempunyai potensi serta pengendalian lingkungan kawasan.

Salah satu program untuk mewujudkan tujuan perencanaan Kota

Wilayah Kabupaten Sukoharjo pernah menjadi saksi sejarah

Kartasura adalah peningkatan daya tarik melalui pengembangan sektor

kejayaan Kerajaan Mataram Islam di Jawa dengan berdirinya Keraton

pariwisata budaya. Program tersebut akan diwujudkan dengan revitalisasi

Kartasura di Desa Krapyak, Kecamatan Kartasura, Sukoharjo. Keraton

bekas peninggalan Keraton Kartasura guna melestarikan cagar budaya

Kartasura berdiri pada tahun 1680-1742 oleh Amangkurat II. Dalam

Kawasan Keraton Kartasura melalui pengembangan pariwisata.

perjalanannya, Keraton Kartasura menjadi saksi bisu pergejolakan berupa pemberontakan tokoh-tokoh radikal etnis Tionghoa yang sering dikenal dengan peristiwa Geger Pecinan. Menurut kepercayaan Jawa, pusat pemerintahan yang telah diduduki musuh tidak boleh berfungsi seperti semula lagi. Oleh karena itu, keraton beserta pemerintahannya dipindahkan ke Surakarta. Saat ini kondisi bekas peninggalan Keraton Surakarta sangat memprihatinkan. Bangunan-bangunan bersejarah sudah beralih fungsi menjadi makam dan permukiman. Benteng bagian luar pun hanya tersisa sebagian, sisanya rata dengan tanah dan runtuh. Sebagian besar bendabenda pusaka dipindahkan ke Keraton Surakarta. Sebagian yang tersisa disimpan oleh pihak keraton dan juru kunci makam abdi dalem. Penetapan Kawasan Keraton Kartasura sebagai situs cagar budaya sudah diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo tahun 2011-2031 serta Peraturan Daerah No. 1 Tahun 2014 tentang kepariwisataan. Pada RTRW disebutkan bahwa Kawasan Keraton Kartasura ditetapkan


Aksara Kartasura â– 196

POTENSI Kawasan Peninggalan Keraton Kartasura merupakan aset budaya dan sejarah yang bernilai tinggi, sebab keberadaannya mengindikasikan masa kejayaan Kerajaan Mataram Islam. Letaknya yang strategis, yaitu sekitar 300 meter dari Jalan Slamet Riyadi (kolektor sekunder) dan Brigjend Katamso (lokal sekunder), membuat kawasan tersebut mudah dijangkau. Meskipun fungsi bangunan-bangunan bersejarah peninggalan keraton telah beralih menjadi makam, sebagian besar pusaka yang ditinggal masih disimpan oleh juru kunci abdi dalem keraton dalam kondisi yang baik.

POTENSI DAN MASALAH

Pemerintahan Keraton Kartasura dulunya sangat berpengaruh di Pulau Jawa, sehingga nilai historis yang tersimpan di dalamnya sangat kuat. Namun, saat ini jejak Keraton Kartasura sudah mulai menghilang, bahkan sudah tidak dikenal masyarakat luas. Banyaknya warga pendatang menyebabkan degradasi nilai sosial masyarakat lokal. Masyarakat setempat pun tidak memiliki rasa ‘memiliki’, sehingga bangunan-bangunan bersejarah dialihfungsikan menjadi makam dan perumahan. Jumlah wisatawan yang berkunjung pun semakin berkurang karena kurang menarik dan kondisinya tidak terawat.

MASALAH


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 197

KONSEP AWAL Mengembangkan Kawasan Keraton Kartasura menjadi destinasi pariwisata budaya yang atraktif dan edukatif melalui pengadaan sarana edukasi dan rekreasi, restorasi citra historis kawasan, serta revitalisasi bekas peninggalan keraton.


Aksara Kartasura â– 198

KONSEP PENGEMBANGAN Dalam

memanfaatkan

kawasan

cagar

budaya

keraton

sebagai

Konsep adaptive re-use sendiri memiliki beberapa aspek:

destinasi pariwisata, konsep yang digunakan adalah konsep adaptive

Budaya

re-use,

bangunan

Konsep adaptive re-use bertujuan untuk mengganti fungsi lama dengan

bersejarah dengan mengalihkan fungsi lama menjadi fungsi baru

fungsi baru yang lebih bermanfaat. Dalam prosesnya, nilai-nilai budaya

yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar maupun kawasan itu

yang terkandung harus dijaga agar tidak tergerus nilai-nilai yang baru.

sendiri. Konsep ini adalah upaya untuk menghargai nilai sejarah

Edukasi

yang

maupun

Fungsi baru yang ditambahkan sebaiknya memiliki manfaat sebagai

bermanfaat.

wadah edukasi. Dalam perancangan kawasan keraton, fungsi pariwisata

Manfaat tersebut nantinya akan memberikan dampak positif berupa

berfungsi untuk mempertahankan pengetahuan budaya, atau dengan

identitas dan nilai pada kawasan serta membuat kota menjadi lebih

kata lain sebagai alat yang membuat informasi di masa lampau bisa

atraktif.

tersampaikan di masa kini.

yaitu

usaha

terkandung

pengalihan

fungsi

di

pelestarian

dalamnya

menjadi

yang

dan

melalui lebih

perlindungan

penambahan tepat

dan

Estetika Estetika

pada

desain

adalah

salah

satu

faktor

penentu

daya

Tarik wisatawan, sehingga menjadi aspek yang penting dalam mengembangkan kawasan menjadi destinasi pariwisata. Lingkungan Dalam melakukan perancangan, harus mempertimbangkan dampak lingkungan akibat pergeseran fungsi yang terjadi. Simbolis Pengubahan fungsi sebaiknya dilakukan dengan mempertahankan simbol-simbol yang telah ada. Pemberian simbol baru seperti landmark dapat dilakukan dengan disertai penyerasian ornamen pada bangunan untuk memberikan identitas dan keunikan pada kawasan.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 199

KONSEP PENGEMBANGAN Dengan didasari konsep adaptive re-use, dilakukan beberapa upaya untuk mencapai tujuan perencanaan kawasan: 1. Revitalisasi bekas peninggalan Keraton Kartasura berupa renovasi benteng dan penataan makam raja-raja mataram serta petilasan yang terletak di dalam Benteng Srimanganti 2. Pembangunan taman keraton di bekas Benteng Baluarti 3. Pembanguan museum keraton di lahan kosong bagian selatan Benteng Srimanganti


Aksara Kartasura â– 200

ELEMEN HAMID SHIRVANI: LAND USE Land Use Makro Menurut rencana pola ruang Kota Kartasura pada tahun 2038, Kawasan Keraton Kartasura memiliki guna lahan lindung dan cagar budaya. Guna lahan tersebut berbatasan dengan komersial, pelayanan umum, dan perumahan. Land Use Mikro Secara mikro, lahan Kawasan Keraton Kartasura berfungsi sebagai pariwisata budaya berbasis edukasi berwujud museum, sebagai pariwisata budaya dan religi berupa makam serta petilasan, dan ruang terbuka publik berupa taman yang mengusung tema kebudayaan


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 201

ELEMEN HAMID SHIRVANI: BUILDING FORM AND MASSING Koefisien Dasar Bangunan (KDB) Pada tahun 2038, intensitas KDB pada kawasan di dalam Benteng Kartasura direncanakan maksimal 60% sedangkan di bagian

yang

berbatasan langsung dengan luar kawasan memiliki intensitas lebih tinggi yaitu berkisar antara 71-80% Koefisien Lantai Bangunan (KLB) Pada tahun 2038, Kawasan Keraton Kartasura hanya diperbolehkan untuk memiliki KLB sebesar maksimal 0,6 dengan maksimal ketinggian bangunan satu lantai. Namun, pada area perencanaan terdapat pengecualian yaitu untuk gedung parkir pendukung Museum Peninggalan Keraton Kartasura yaitu memiliki 2 lantai. Koefisien Dasar Hijau Pada tahun 2038, dilakukan peningkatan intensitas KDH di beberapa titik Kawasan Keraton Kartasura. Intensitas KDH pada kawasan yang berada di dalam benteng yaitu sebesar >40%, sedangkan pada kawasan sekitar benteng mayoritas sebesar 21-30%


Aksara Kartasura â– 202

ELEMEN HAMID SHIRVANI: CIRCULATION AND PARKING Circulation Akses utama menuju Kawasan Keraton Kartasura yaitu Jalan Brigjend Katamso (lokal) dengan lebar sempadan jalan sebesar 6,75 meter,. sedangkan untuk konektivitas di dalam kawasan menggunakan melalui jalan-jalan lingkungan dengan lebar sempadan sebesar 2,25 meter. Lokasi Parking Pada Kawasan Keraton Kartasura terdapat dua jenis fasilitas parkir, yaitu berupa: 1.

Lahan parkir yang tersedia di taman dan makam serta petilasan

2.

Gedung parkir sebagai fasilitas pendukung museum


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 203

ELEMEN HAMID SHIRVANI: OPEN SPACE Dalam menciptakan suasana yang nyaman dalam kawasan sekaligus memfasilitasi aktivitas warga dan wisatawan, kawasan keraton dilengkapi dengan ruang terbuka berupa taman keraton dan jalur pedestrian. Taman keraton memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekologis dan sosial. Fungsi ekologis taman yaitu sebagai penghasil oksigen dan penyerap karbondioksida serta penyimpan air tanah. Sedangkan fungsi sosial taman yaitu berupa wadah interaksi masyarakat. Nantinya nilai-nilai budaya keraton akan disisipkan pada elemen-elemen taman ini, misalnya pembangunan tembok taman yang tampilannya menyerupai bekas Benteng Baluarti tempat taman tersebut berdiri. Adanya panggung dan area berkumpul juga akan mewadahi kegiatan-kegiatan kultural masyarakat setempat. Misalnya saat ulang tahun Kartasura, masyarakat yang turut serta dalam pawai bisa memanfaatkan taman keraton untuk beristirahat dan melakukan pementasan ataupun ritual.


Aksara Kartasura â– 204

ELEMEN HAMID SHIRVANI: PEDESTRIAN WAYS Jalur pedestrian pada kawasan keraton terletak di jalan lokal dan jalan lingkungan di sekitar rencana. Jalur pedestrian nantinya akan dilengkapi dengan kursi dan lampu untuk kenyamanan serta bollard dan guiding block untuk keamanan pejalan kaki. Sirkulasi pejalan kaki difasilitasi dengan jalur pedestrian tersendiri dengan lebar jalan yang sesuai, pada jalan kolektor primer sebesar 2 meter dan jalan lingkungan sebesar 1,5 meter. Pada jalur pedestrian yang terletak di sepanjang jalan kolektor primer, yaitu Jalan Slamet Riyadi, dilengkapi dengan guiding block untuk mempermudah para penyandang

disabilitas

untuk

menggunakan

jalur

tersebut.

Sedangkan pada jalur pedestrian yang terletak di sepanjang jalan lingkungan juga dapat diperuntukan sebagai jalur sepeda. Jalur pedestrian

tersebut

bebas

dari

pedagang

kaki

lima

serta

mengutamakan penggunaan vegetasi sebagai peneduh, peredam kebisingan, dan elemen estetika. Selain itu, terdapat pula jalur penyebrangan berupa zebra cross pada Jalan Slamet Riyadi sebagai akses masuk utama.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 205

ELEMEN HAMID SHIRVANI: ACTIVITY SUPPORT Akan ada tiga fokus utama dalam pengembangan kawasan, yaitu revitalisasi bekas peninggalan Keraton Kartasura berupa renovasi benteng dan penataan makam raja-raja mataram serta petilasan yang terletak di dalam Benteng Srimanganti. Ketiga hal tersebut didukung oleh aktivitas pendukung yang meliputi semua penggunan fungsi yang berlangsung di gedung dan lahan parkir, jalur pedestrian, dan sarana peribadatan berupa masjid.


Aksara Kartasura â– 206

ELEMEN HAMID SHIRVANI: SIGNAGE Penanda yang ada di Kawasan Keraton Kartasura yaitu berupa papan nama atau sebagai penunjuk fungsi bangunan. Selain itu juga terdapat rambu-rambu lalu lintas di perbatasan pintu masuk keraton yaitu di perempatan Jalan Brigjend Katamso.

ELEMEN HAMID SHIRVANI: PRESERVATION Preservasi atau perlindungan terhadap bangunan bersejarah yang dilakukan di Kawasan Keraton Kartasura dilakukan pada kawasan dalam benteng dan luar bentang. Tujuan dari adanya preservasi yaitu peningkatan nilai lahan, peningkatan nilai lingkungan, menghindarkan dari pengalihan bentuk dan fungsi karena aspek komersial, menjaga identitas kawasan perkotaan, dan peningkatan pendapatan dari pajak dan retribusi.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 207

PENTAHAPAN DAN PEMBIAYAAN Tahap

Kegiatan

Sumber Dana

Sosialisasi I

II

III

IV

APBD Kartasura

Anggaran Biaya Rp8.000.000,00

Akuisisi lahan

APBD Kartasura, Kab. Sukoharjo, LN, KPBU

Rp7.000.000.000,00

Pelebaran jalan segmen Brigjend Katamso

APBD Kartasura, Kab. Sukoharjo, LN, KPBU

Rp12.000.000.000,00

Pelebaran jalan segmen jalan lingkungan

APBD Kartasura dan Kab. Sukoharjo

Rp15.500.000.000,00

Pembangunan jalur pedestrian segmen jalan lingkungan

APBD Kartasura dan Kab. Sukoharjo

Rp800.000.000,00

Pembangunan jalur pedestrian segmen Jalan Brigjend Katamso

APBD Kartasura dan Kab. Sukoharjo

Rp500.000.000,00

Rekonstruksi tembok benteng

APBD Kartasura dan Kab. Sukoharjo

Rp600.000.000,00

Penataan makam dan petilasan

APBD Kartasura dan Kab. Sukoharjo

Rp100.000.000,00

Pembangunan fasilitas parkir

APBD Kartasura dan Kab. Sukoharjo

Rp50.000.000,00

Perbaikan sarana peribadatan masjid

APBD Kartasura dan Kab. Sukoharjo

Rp100.000.000,00

Rekonstruksi tembok benteng segmen ke-2

APBD Kartasura dan Kab. Sukoharjo

Rp300.000.000,00

Penataan makam dan petilasan

APBD Kartasura dan Kab. Sukoharjo

Rp100.000.000,00

Pembangunan taman keraton

APBD Kartasura dan Kab. Sukoharjo

Rp800.000.000,00

Pembangunan fasilitas parkir dan peribadatan

APBD Kartasura dan Kab. Sukoharjo

Rp100.000.000,00

Sosialisasi

APBD Kartasura dan Kab. Sukoharjo

Rp300.000.000,00

Akusisi lahan

APBD Kartasura dan Kab. Sukoharjo

Rp10.000.000,00

Pembangunan museum

APBD Kartasura dan Kab. Sukoharjo

Rp2.000.000.000,00

Pemeliharaan dan penertiban objek wisata

APBD Kartasura dan Kab. Sukoharjo

Rp1.200.000.000,00

Total

Rp41.368.000.000,00


Aksara Kartasura â– 208

FOTO-FOTO RENCANA KOLASE VISUALISASI


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 209

TAMAN TEPI SUNGAI KARTASURA Dike Armelia 46383


Aksara Kartasura â– 210

LATAR BELAKANG Salah

satu

permasalahan

utama

pada

Kota

Kartasura

adalah

ketidaksesuaian struktur dan pemanfaatan ruang pada kasus Ruang Terbuka Hijau (RTH) berskala kota. Saat ini, persentase RTH publik yang tersedia di Kota Kartasura hanya sebesar 0.79% dari total lahan dan seluruhnya berskala lokal dengan kapasitas ruang yang kecil dan kurang memadai. Di sisi lain, keberadaan perdagangan dan industri sebagai sektor unggulan di Kota Kartasura yang berpotensi untuk dikembangkan secara pesat dapat menimbulkan berbagai eksternalitas negatif, terutama dalam hal penurunan kualitas lingkungan biofisik dan hidup masyarakat. Terlebih lagi, pada kondisi existing, sempadan sungai seringkali dijadikan lahan untuk mendirikan rumah tinggal. Oleh karena itu, pembangunan RTH koridor sungai Anak Bengawan Solo, yang pada salah satu segmennya direncanakan sebagai riverside public space yang terintegrasi dengan Taman Kota Kartasura, dianggap sebagai solusi yang efektif untuk menyelesaikan permasalahan terkait kasus RTH, terutama di sepanjang koridor sungai, di Kota Kartasura. Pembangunan RTH koridor sungai diharapkan mampu menjadi salah satu komponen untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kota terhadap ruang-ruang sebagai sarana rekreasi sekaligus menjadi upaya untuk meningkatan dan melestarikan daerah resapan air hujan, mengingat adanya resiko bencana banjir di Kota Kartasura. Selain itu, kondisi Sungai Anak Bengawan Solo yang memiliki view aliran air yang stabil dan melintasi pusat kota dapat dioptimalkan sebagai salah satu pendukung pengembangan potensi pariwisata di Kota Kartasura yang mendukung terwujudnya tujuan utama perencanaan Kota Kartasura dalam hal peningkatan daya tarik melalui sektor ekowisata.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 211

WEAKNESS

STRENGTH •

Terletak dekat dengan pusat dan sub-subpusat perkotaan.

Salah satu upaya pencegahan terjadinya ancaman bencana banjir.

Kondisi alami aliran air sungai yang mendukung.

Keberadaan hunian-hunian bersifat permanen yang melanggar garis sempadan sungai.

Pembuangan limbah black water oleh warga secara langsung ke sungai tanpa diolah terlebih dahulu.

Ketersediaan lahan existing yang cukup terbatas pada beberapa segmen.

Tingkat kebersihan sungai dan lingkungan sekitarnya yang cukup buruk.

ANALISIS SWOT • •

Mendukung Kota Kartasura dalam meningkatkan daya tarik

Kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan sungai.

pariwisata.

Adanya potensi terjadi banjir.

Terciptanya interaksi sosial antar masyarakat karena adanya ruang

Penolakan masyarakat terhadap aktivitas peremajaan lingkungan

komunal.

perumahan.

OPPORTUNITY

THREAT


Aksara Kartasura â– 212

KONSEP AWAL Menciptakan kawasan koridor sungai menjadi Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik yang nyaman, tertata, alami, dan tanggap bencana banjir melalui pengembalian fungsi ekologis dan rekayasa pembangunan dengan konsep green infrastructure.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 213

KONSEP PENGEMBANGAN Konsep pengembangan RTH koridor sungai mengadaptasi konsep

Acuan Peraturan

green

infrastructure,

yaitu

sebuah

konsep

yang

menerapkan

prinsip ramah lingkungan, berkeadilan sosial, dan efisien secara ekonomi. Konsep ini merupakan salah satu pendukung communities development

dengan

meningkatkan

kondisi

lingkungan

Sungai dan Garis Sempadan Danau •

dan

memelihara RTH. Pengembangan rencana ini berdasar pada urutan pembangunan yang harus diprioritaskan, yaitu: 1) Perbaikan fungsional perumahan tepi sungai; 2) Pengembalian fungsi ekologis untuk fungsi

revitalisasi dan peremajaan. Revitalisasi akan dilakukan di sepanjang area sempadan sungai untuk mengembalikan fungsi ekologis sungai, sedangkan peremajaan akan dilakukan pada perumahan yang terletak di koridor sungai yang melanggar garis sempadan sungai. Pengembangan RTH koridor sungai ini memiliki dua fokus segmen rencana. Segmen pertama adalah area sempadan sungai yang langsung terintegrasi dengan Taman Kota Kartasura. Perencanaan pada segmen tersebut menerapkan koridor hijau yang dilengkapi ruang-ruang sebagai sarana rekreasi untuk mendukung keberadaan taman kota dalam rangka meningkatkan daya tarik pariwisata. Sedangkan segmen kedua adalah area sempadan sungai yang saat ini difungsikan sebagai perumahan masyarakat di tepi sungai. Layaknya segmen pertama, perencanaan segmen tersebut juga menerapkan koridor hijau yang disertai dengan penegakan sempadan dan perbaikan kualitas lingkungan perumahan. Selain itu, pada segmen kedua, dilakukan pula penataan perumahan dengan konsep flood-proof, low cost, dan land-friendly.

Permen

PU

No.

05/PRT/M/2008

tentang

Penyediaan

dan

Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan Pengembangan Rencana •

Membuat jalur pedestrian hijau di tepi sungai dengan penggunaan material permeable pavement yang dilengkapi dengan berbagai

"hijau"; 3) Pembangunan fasilitas penunjang. Dalam implementasinya, pembangunan tersebut akan terbagi menjadi dua kegiatan besar, yaitu

Permen PU No. 28/PRT/M/2015 tentang Penetapan Garis Sempadan

fasilitas penunjang. •

Menambahkan vegetasi di sepanjang koridor sungai sebagai peneduh dan peredam polusi suara.

Melakukan penataan pada bangunan perumahan tepi sungai yang melanggar sempadan.

Melakukan redesign dengan rekayasa elevasi bangunan pada perumahan tepi sungai sebagai antisipasi ancaman bencana banjir.

Mendukung keberadaan taman kota dengan penyediaan RTH publik tepi sungai sebagai ruang komunal untuk rekreasi dengan komponen alami sebagai elemen estetika, seperti rain gardens.


Aksara Kartasura â– 214

ELEMEN HAMID SHIRVANI: LAND USE Peruntukan Lahan Makro Berdasarkan arahan rencana pola ruang Kota Kartasura pada tahun 2038, lahan yang berada di sepanjang koridor Sungai Anak Bengawan Solo diperuntukkan bagi kegiatan ruang terbuka hijau. Peruntukan Lahan Mikro Secara mikro, peruntukan lahan di sepanjang koridor sungai untuk fungsi ruang terbuka hijau berupa ruang publik berbentuk taman yang terintegrasi dengan taman kota dan daerah preservasi sungai di lingkungan perumahan tepi sungai. Peruntukan tersebut mengacu pada rencana pola ruang dan peraturan zonasi Kota Kartasura tahun 2038. Perumahan yang terletak dekat dengan daerah preservasi sungai akan terdiri dari dua lantai dengan peruntukan lantai satu sebagai fungsi fleksibel dan lantai dua sebagai fungsi hunian pada umumnya sebagai Legenda:

antisipasi adanya ancaman banjir.

Sempadan Sungai Ruang Terbuka Hijau Lindung Cagar Budaya Perumahan Komersial Perkantoran Industri Pelayanan Umum Pertanian Peruntukan Khusus

Segmen 1

Segmen 2


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 215

ELEMEN HAMID SHIRVANI: BUILDING FORM AND MASSING Legenda: ≤ 60% 61—70% 71—80% 81—90% 91—100%

Koefisien Dasar Bangunan (KDB) Pada tahun 2038, intensitas KDB pada koridor sungai direncanakan maksimal 60% pada segmen pertama dan berada pada interval 81-90% pada segmen kedua. Sesuai dengan arahan intensitas KDB tersebut, segmen pertama yang berupa taman tepi sungai direncanakan memiliki intensitas KDB pada angka 5%. Sedangkan pada segmen kedua

Segmen 1

Segmen 2

direncanakan memiliki intensitas KDB yang cukup tinggi, yaitu sekitar 65% karena adanya lahan terbangun untuk perumahan tepi sungai. Namun, pada segmen kedua, untuk daerah sempadan yang berfungsi Legenda: ≤1 1,1—2 2,1—3 3,1—4 >4

Segmen 1

sebagai preservasi sungai, angka KDB hanya akan berkisar 3% saja. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) Pada tahun 2038, intensitas KLB pada koridor sungai, baik segmen pertama maupun segmen kedua, direncanakan memiliki interval kurang dari 1. Namun, bangunan perumahan tepi sungai itu sendiri direncanakan memiliki intensitas KLB pada interval 1,1-2 karena adanya rekayasa elevasi bangunan yang membutuhkan dua lantai.

Segmen 2

Koefisien Dasar Hijau (KDH) Legenda: 0—10% 11—20% 21—30% 31—40% > 40%

Segmen 1

Segmen 2

Pada tahun 2038, intensitas KDH pada koridor sungai direncanakan maksimal >40% pada segmen pertama dan berada pada interval 21-30% pada segmen kedua. Sesuai dengan arahan tersebut, segmen pertama yang berupa taman tepi sungai direncanakan memiliki intensitas KDH pada angka 95%. Sedangkan pada segmen kedua direncanakan memiliki intensitas KDH sekitar 35% karena adanya perumahan tepi sungai. Namun, pada segmen kedua, untuk daerah sempadan yang berfungsi sebagai preservasi sungai, angka KDB hanya akan berkisar 3% saja.


Aksara Kartasura â– 216

ELEMEN HAMID SHIRVANI: BUILDING FORM AND MASSING Letak Bangunan Pendirian bangunan harus memiliki jarak minimal 10 meter dari tepi sungai. Hal tersebut untuk menjaga area sempadan sungai namun tetap mempertimbangkan faktor keterbatasan lahan. Kaveling Lahan Bangunan Ukuran kaveling disesuaikan dengan ketentuan sempadan bangunan, KDB, dan KLB. Garis Sempadan Bangunan (GSB) tiap bangunan, terutama pada lingkungan perumahan tepi sungai, dianjurkan sejajar sehingga tidak ada bangunan yang terkesan menghalangi pandangan dan memunculkan rasa keteraturan. Ketinggian Bangunan Ketinggian bangunan di sepanjang koridor sungai maksimal satu lantai, dengan tinggi maksimal tiap lantai 4 meter. Namun, berlaku pengecualian bagi perumahan tepi sungai, karena adanya rekayasa elevasi yang membutuhkan dua lantai bangunan. Orientasi Bangunan Bangunan maksimal terdiri dari 1 lapis dan seluruhnya menghadap ke arah sungai untuk memberikan rasa pengawasan langsung terhadap kondisi sungai, terutama dalam hal kebersihan. Bentuk Bangunan Bentuk bangunan di sepanjang koridor sungai harus serasi dengan lingkungan sekitar. Pada bangunan perumahan, akan diterapkan rekayasa elevasi bangunan sehingga bentuk bangunan akan menyerupai bangunan berlantai ganda dengan lantai bawah sebagai ruang yang fleksibel dan memiliki toleransi sewaktu-waktu sungai meluap.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 217

ELEMEN HAMID SHIRVANI: CIRCULATION AND PARKING Jaringan Jalan dan Pergerakan Akses masuk ke segmen rencana pertama, yaitu koridor sungai yang langsung terintegrasi dengan Taman Kota Kartasura, diutamakan melalui Jalan Ahmad Yani yang direncanakan sebagai jalan kolektor primer. Sedangkan akses masuk ke segmen rencana kedua, yaitu perumahan difungsikan sebagai perumahan masyarakat di tepi sungai, melalui jalan-jalan lingkungan. Sistem Sirkulasi Kendaraan Umum Jalan yang dapat dilewati kendaraan umum sebagai akses termudah untuk masuk ke koridor rencana adalah Jalan Ahmad Yani yang merupakan jalan kolektor primer. Pada jalan tersebut nantinya terdapat halte BRT di dekat pintu masuk Taman Kota Kartasura. Sistem Sirkulasi Kendaraan Pribadi Kendaraan pribadi dapat melewati semua akses jalan kota untuk mencapai RTH koridor sungai yang direncanakan. Sistem Parkir Area parkir di Jalan Ahmad Yani bersamaan dengan lahan parkir yang telah disediakan Taman Kota Kartasura karena keduanya saling terhubung dan terdapat permasalahan lahan di koridor sungai yang terbatas. Sedangkan area parkir perumahan berada pada halaman rumah masing-masing didesain sebagai area parkir off-street. Sistem parkir off-street ini diterapkan agar tidak menghambat jalur kendaraan maupun pedestrian di sepanjang perumahan yang ukurannya tidak terlalu lebar karena adanya keterbatasan lahan.


Aksara Kartasura â– 218

ELEMEN HAMID SHIRVANI: OPEN SPACE Koridor sungai yang direncanakan itu sendiri, seluruhnya akan direncanakan menjadi RTH publik. RTH publik yang dimaksud berupa taman tepi sungai yang terintegrasi langsung dengan Taman Kota Kartasura sebagai pendukung daya tarik sektor pariwisata dan taman di lingkungan perumahan tepi sungai sebagai upaya pengembalian daerah preservasi sungai. Pada taman-taman tersebut juga difasilitasi oleh jalur pedestrian hijau dan fasilitas penunjang lainnya. Fasilitas seperti jalur pedestrian atau lahan parkir dianjurkan untuk tidak diperkeras. Apabila harus diperkeras, penggunaan material yang digunakan harus mampu meresapkan air ke dalam tanah, seperti paving block. RTH publik yang direncanakan tersebut memiliki fungsi sebagai sarana rekreasi sekaligus untuk meningkatan dan melestarikan daerah resapan air hujan. Sistem Tata Hijau Sistem tata hijau untuk RTH koridor sungai memiliki tujuh kriteria, yaitu (1) sistem perakarannya kuat dan masuk ke dalam tanah; (2) tumbuh baik pada tanah padat; (3) kecepatan tumbuhnya variatif; (4) jarak tanam rapat 50–90% dari luas area; (5) tajuk cukup rindang dan kompak, tetapi tidak terlalu gelap; (6) berupa tanaman lokal dan budidaya; serta (7) dominasi tanaman tahunan. Berdasarkan kriteria tersebut, beberapa tanaman yang cocok untuk digunakan pada RTH koridor sungai di Kota Kartasura adalah Tanjung (Mimusops elengi), Flamboyan (Delonix regia), Palem Raja (Oerodoxa regia).


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 219

ELEMEN HAMID SHIRVANI: PEDESTRIAN WAYS Sistem Sirkulasi Pejalan Kaki, Difabel, dan Pesepeda Sirkulasi pejalan kaki difasilitasi dengan jalur pedestrian tersendiri dengan lebar jalan yang sesuai, pada jalan kolektor primer sebesar 2 m dan jalan lingkungan sebesar 1,5 meter. Jalur pedestrian yang terletak di sepanjang jalan kolektor primer dilengkapi dengan guiding block bagi difabel. Sedangkan pada jalur pedestrian yang terletak di sepanjang jalan lingkungan juga dapat digunakan sebagai jalur sepeda. Jalur pedestrian tersebut bebas dari pedagang kaki lima serta mengutamakan penggunaan vegetasi sebagai peneduh, peredam kebisingan, dan elemen estetika. Selain itu, terdapat pula jalur penyeberangan berupa zebra cross pada Jalan Ahmad Yani sebagai akses masuk utama.


Aksara Kartasura â– 220

ELEMEN HAMID SHIRVANI: SIGNAGE Papan Nama Bangunan Untuk taman tepi sungai, kepemilikan papan identitas bersama dengan taman kota karena taman tepi sungai merupakan rencana yang lokasinya berada di dalam Taman Kota Kartasura. Papan identitas tersebut terletak pada gerbang utama di tepi Jalan Ahmad Yani. Tulisan berbentuk balok dan berukuran cukup besar sehingga lebih mudah untuk dilihat. Selain itu, di sekitar papan identitas dilengkapi dengan vegetasi sebagai elemen estetika serta lampu sebagai sumber pencahayaan pada malam hari. Tata Rambu Pengarah Rambu-rambu ditempatkan di titik-titik yang mudah terlihat oleh pejalan kaki atau pengendara yang melintas, tidak terhalang oleh vegetasi, bangunan, maupun papan atau rambu lainnya. Penerangan Jalan Lampu penerangan jalan terletak di sepanjang ruang milik jalan dan jalur pedestrian. Lampu penerangan harus mampu menerangi badan dan sempadan jalan terutama saat malam hari. Perabot Jalan Perabot jalan, seperti kursi dan tempat sampah, dapat diletakkan di perluasan jalur pedestrian, dengan syarat tidak melebihi dimensi lokasi penempatan dan mudah dipindahkan, kecuali untuk perabot tertentu. Wajah Bangunan Pada bangunan rumah tepi sungai, material atap yang digunakan berupa genteng. Sedangkan material lainnya selain atap menggunakan batubata dan kayu. Selain itu, sangat dianjurkan untuk memberi vegetasi, salah satunya pada bidang vertikal di dinding belakang rumah.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 221

ELEMEN HAMID SHIRVANI: ACTIVITY SUPPORT Koridor sungai yang direncanakan menjadi taman tepi sungai terintegrasi langsung dengan Taman Kota Kartasura. Sehingga segala aktivitas, terutama aktivitas sosial antar masyarakat, yang dilakukan di Taman Kota Kartasura akan mendukung keberlangsungan taman tepi sungai. Begitu juga dengan taman yang terletak di dekat lingkungan perumahan, adanya aktivitas sosial menyebabkan kawasan perumahan menjadi lebih hidup. Selain itu, aktivitas komersial, seperti jual beli di food court Taman Kota Kartasura, akan meningkatkan daya tarik taman tepi sungai itu sendiri.

ELEMEN HAMID SHIRVANI: PRESERVATION Rencana koridor sungai dengan konsep Green Infrastructure memiliki tujuan utama untuk menciptakan koridor sungai yang alami melalui pengembalian fungsi ekologis sungai dengan peningkatan kondisi lingkungan dan pemeliharaan ruang terbuka hijau. Kegiatan preservasi yang dilakukan di koridor sungai, utamanya untuk mengembalikan fungsi sungai yang semestinya, seperti sebagai sarana drainase air hujan kawasan, habitat ekologi yang paling kondusif, pemasok oksigen perkotaan, dan sarana rekreasi masyarakat kota.


Aksara Kartasura â– 222

PENTAHAPAN DAN PEMBIAYAAN Proses pentahapan pembangunan Taman Tepi Sungai Kartasura terbagi dalam tiga fokus program. Pelaksanaan program tersebut diurutkan berdasarkan pembangunan yang harus diprioritaskan, yaitu: 1) Perbaikan fungsional perumahan tepi sungai; 2) Pengembalian fungsi ekologis untuk fungsi "hijau"; dan terakhir 3) Pembangunan fasilitas penunjang

Program

Perbaikan Fungsional Perumahan Tepi Sungai

Pengembalian Fungsi Ekologis Sungai

Tahun

Kegiatan

2026

Sosialisasi

2028

2029

2030

2031

2032

Anggaran Biaya Rp6.500.000,00

Akuisisi dan pengebrasan bangunan

Rp750.000.000,00

Penataan kaveling dan bangunan

Rp670.000.000,00

Penambahan vegetasi

Rp95.000.000,00

Perbaikan jaringan drainase

Rp110.000.000,00

Pengadaan koridor hijau

Rp500.000.000,00

Pengadaan fasilitas penunjang PembangunanFasilitas Penunjang

2027

Rp80.000.000,00

Pembangunan RTH publik

Rp450.000.000,00

Pengembangan menjadi sektor pariwisata

Rp250.000.000,00

Pemeliharaan dan perawatan

Rp250.000.000,00 Total

Rp3.161.500.000,00


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 223

KOLASE VISUALISASI RENCANA


Aksara Kartasura ■ 224

KAWASAN INDUSTRI “ECO INDUSTRIAL PARK” DAN HUTAN KOTA GUMPANG Fany Arienjy 45468


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 225

LATAR BELAKANG Kartasura memiliki potensi besar dalam bidang industri untuk memperkuat dan meningkatkan perekonomiannya. Namun, ancaman dari perkembangan industri kota-kota di sekitar Kartasura yang pesat dapat menggunguli Kota Kartasura sehingga Kartasura perlu memiliki daya tarik yang dapat meyakinkan para investor untuk mengembangkan perindustrian di Kota Kartasura sehingga dapat menyokong perekonomian dan menampung banyak tenaga kerja di Kartasura. Untuk mendukung potensi industri Kota Kartasura, alternatif rencana yang dipilih adalah “Pengembangan Eco Industrial Park” yang menggambarkan keunggulan dan kesiapan Kartasura menjadi kota industri sehingga dapat menarik investor dan mengembangkan perindustrian di Kartasura. Kawasan Industrial Park dilalui jalan arteri primer dan terletak di timur Kota Kartasura tepatnya di Gumpang. Kawasan Industri Gumpang “Eco Industrial Park” berupa kawasan industri hijau sehingga perkembangannya dapat meminimalisasi polusi dan meningkatkan ruang terbuka hijau sebagai area resapan di Kartasura. Di sisi lain, terdapat juga masalah yang ditimbulkan dari perkembangan industri.

Berbagai

industri

baru

beserta

tenaga

kerjanya

akan

membutuhkan lahan yang besar. Hal tersebut menyebabkan semakin banyaknya lahan terbangun dan semakin minimnya penyediaan ruang publik. Selain itu, polusi juga terancam meningkat. Oleh karena itu, alternatif yang dipilih adalah "Hutan Kota Gumpang” yang akan meningkatkan ruang terbuka hijau, menjadi area resapan, dan menyediakan ruang publik untuk masyarakat berekreasi dan berinteraksi serta dapat menjadi pembatas dan penyaring polusi industri.


Aksara Kartasura â– 226

GAMBARAN UMUM Lahan untuk kawasan industri

Alternatif rencana Pengembangan Kawasan Eco Industrial Park dan Hutan Kota Gumpang dipilih untuk memaksimalkan potensi dan mengatasi masalah serta mencapai tujuan Kota Kartasura yaitu: "Mewujudkan Kota Kartasura sebagai Kawasan Strategis Pertumbuhan Perekonomian Utama di Kabupaten Sukoharjo melalui Perwujudan Kota Perdagangan dan Industri serta Peningkatan Daya Tarik melalui Sektor Pariwisata Belanja, Budaya, dan Hijau pada Ruang-Ruang Terbuka Publik pada Tahun 2018". Kawasan rencana Pengembangan Eco Industrial Park dan Hutan Kota Gumpang terletak di area paling timur Kota Kartasura. Lokasi dari Eco Industrial Park memiliki letak yang strategis karena berada di dekat jalan arteri primer yaitu Jalan A. Yani yang menghubungkan Semarang, Surakarta, dan Yogyakarta. Sedangkan Hutan Kota Gumpang terletak di sebelah selatan Kawasan Eco Industrial Park sebagai pembatas antara kawasan industri dan permukiman.

Lahan untuk hutan kota


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 227

WEAKNESS

STRENGTH •

Letaknya strategis dan mudah di akses, dekat jalan arteri primer

Memiliki potensi daya tarik tinggi karena terletak di bagian timur

masyarakat lokal Kartasura dalam hal penyaringan tenaga kerja

Kartasura menuju ke arah Solo.

hanya apabila masyarakat juga memiliki kesiapan dan kemampuan

Konsep Eco Industrial Park dapat meningkatkan daya tarik

sehingga diperlukan pelatihan maupun pendidikan dalam bidang

Kartasura yang berpengaruh pada peningkatan perekonomian.

industri.

• •

Kawasan Hutan Kota Gumpang masih belum terbangun sehingga

mudah untuk dikonversi menjadi hutan kota.

Perkembangan perindustrian Kartasura dapat berpengaruh pada

Hutan Kota Gumpang terletak di belakang kawasan industri dan di jalan lokal menuju perumahan masyarakat sehingga aksesnya agak sulit.

ANALISIS SWOT •

Di Sukoharjo maupun Surakarta, belum ada kawasan industri

Kawasan Industri Gumpang “Eco Industrial Park” terletak di area

yang menerapkan konsep Eco Industrial Park sehingga dapat

paling timur Kota Kartasura menuju Surakarta sehingga ada

menjadi ciri khas dan manifestasi kesiapan Kartasura menjadi kota

kemungkinan perkembangannya lebih condong ke arah Surakarta

industri dan menarik banyak investor untuk mengembangkan

apabila Kartasura belum siap mengoptimalkan perindustrian yang

perindustrian di Kartasura.

ada baik melalui ketenagakerjaan maupun fasilitas penunjang

Adanya ruang terbuka hijau publik di Gumpang dapat mendorong

lainnya.

keinginan masyarakat di sana untuk berekreasi dan meningkatkan interaksi.

Peningkatan jumlah penduduk dan kebutuhan akan perumahan dapat membuat lahan persawahan yang direncanakan lebih diprioritaskan menjadi perumahan.

OPPORTUNITY

THREAT


Aksara Kartasura â– 228

KONSEP AWAL Mewujudkan Kawasan Industri Gumpang sebagai Kawasan Eco Industrial Park yang Berkonsep Hijau sebagai Wisata Industri dan Daya Tarik yang Dapat Meningkatkan Perekonomian dalam Sektor Industri di Kartasura yang Didukung dengan Penyediaan RTH berupa Hutan Kota Gumpang sebagai Pembatas antara Kawasan Industri dan Perumahan.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 229

KONSEP PENGEMBANGAN Perencanaan Kawasan Industri Gumpang “Eco Industrial Park” dan

jasmani masyarakat dengan adanya Hutan Kota Gumpang yang dapat

Hutan Kota Gumpang menerapkan konsep hijau dan humanis.

digunakan untuk berekreasi maupun berolah raga. Pada kawasan Hutan

Konsep hijau berarti menciptakan ruang terbuka hijau yang dapat menjadi area resapan dalam menghadapi banyaknya area terbangun dan meminimalisasi polusi akibat kegiatan industri. Konsep kawasan hijau mengedepankan kelestarian lingkungan dan kehidupan masyarakat agar tidak membawa dampak negatif seperti meningkatnya penyakit akibat polusi dari industri maupun bencana banjir akibat semakin minimnya area resapan. Kawasan Industri Gumpang “Eco Industrial Park” awalnya merupakan kawasan industri yang masih bergabung dengan kawasan permukiman warga sehingga memerlukan pengalihan lahan untuk mengubah permukiman warga menjadi kawasan industri. Pada Kawasan Eco Industrial Park terdapat kantor, lahan transit untuk truk dan kontainer, lahan parkir, kantin, dan akan menambahkan vegetasi dan area yang tidak terbangun sebagai area hijau, rumah susun khusus para pekerja industri dan dapat disewa oleh pihak luar yang melakukan bisnis dengan industri berupa rumah susun, sarana jasa pendukung berupa restoran sederhana, bank, dan jasa pengiriman barang. Selain itu, di Kawasan Eco Industrial Park akan dibuat IPAL khusus industri untuk mengolah limbah industri dan dialirkan ke sungai yang terdapat di dekat kawasan industri. Konsep humanis berarti menciptakan interaksi antara masyarakat dengan penyediaan ruang publik berupa hutan kota yang dapat menjadi tempat berekreasi. Konsep humanis mengedepankan terwujudnya interaksi yang lebih baik dan meningkatkan kesehatan mental maupun

Kota Gumpang terdapat jalan untuk menyusuri hutan dan menuju ke area-area yang dapat digunakan beraktivitas seperti berkumpul, berolah raga, bermain, dll. Kawasan ini juga dilengkapi dengan kursi-kursi yang terbuat dari kayu, tempat sampah, dan penerangan untuk mendukung aktivitas masyarakat.


Aksara Kartasura ■ 230

ELEMEN HAMID SHIRVANI: LAND USE Tata Guna Lahan Makro Secara makro, tata guna lahan kawasan yang berbatasan langsung Kawasan Industri Gumpang “Eco Industrial Park” dan Kawasan Hutan Kota Gumpang adalah kawasan permukiman. Tata Guna Lahan Mikro Secara mikro, tata guna lahan Kawasan Industri Gumpang “Eco Industrial Park”dan Kawasan Hutan Kota Gumpang adalah industri, hunian, jasa, perkantoran, dan ruang terbuka yang berbatasan langsung dengan peruntukan ruang jalan dan utilitas serta tata guna lahan perumahan, perkantoran, dan jasa.

Legenda: Sempadan Sungai Ruang Terbuka Hijau Lindung Cagar Budaya Perumahan Komersial Perkantoran Industri Pelayanan Umum Pertanian Peruntukan Khusus


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 231

ELEMEN HAMID SHIRVANI: BUILDING FORM AND MASSING Legenda: ≤ 60% 61—70%

Koefisien Dasar Bangunan (KDB)

71—80%

Koefisien Dasar Bangunan Kawasan Industri Gumpang “Eco Industrial

81—90%

Park” berkisar 75-80% berupa bangunan dan perkerasan jalan beton.

91—100%

Koefisien Dasar Bangunan Kawasan Hutan Kota Gumpang berkisar 20%– 30% berupa area perkerasan paving block. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) Koefisien Lantai Bangunan (KLB) Kawasan Industri Gumpang “Eco Industrial Park”berkisar 2,1–2,4 dengan ketinggian lantai minimal 2 lantai

Legenda:

dan maksimal 3 lantai. Pada Kawasan Hutan Kota Gumpang tidak ada

≤1

lahan yang didirikan bangunan sehingga KLB adalah 0.

1,1—2

Koefisien Dasar Hijau (KDH)

2,1—3

Koefisien Dasar Hijau (KDH) Kawasan Industri Gumpang “Eco Industrial

3,1—4

Park” berkisar 20-25% berupa ruang terbuka hijau dan area resapan di

>4

dalam kawasan industri. Koefisien Dasar Hijau Hutan Kota Gumpang berkisar 95%-100% berupa lahan peruntukan hutan. Skala Pada Kawasan Industri Gumpang “Eco Industrial Park” terdapat

Legenda:

perubahan ketinggian dan ukuran bangunan. Area depan Kawasan didominasi oleh bangunan luasnya lebih kecil dengan ketinggian rata-

0—10%

rata 2 lantai. Pada bagian tengah sudah didominasi oleh bangunan 3 lantai

11—20%

dengan ukuran luas kecil hingga sedang. Bagian belakang didominasi

21—30% 31—40% > 40%

bangunan berlantai 3 dengan ukuran luas yang besar dengan kegiatan perindustrian yang lebih besar. Pada Kawasan Hutan Kota, kontras visual tidak terlalu terlihat namun terjadi perubahan bentuk dan luas area paving block yang dapat dirasakan dengan pandangan manusia.


Aksara Kartasura ■ 232

ELEMEN HAMID SHIRVANI: CIRCULATION AND PARKING Sirkulasi Kendaraan Pada Kawasan Industri Gumpang “Eco Industrial Park” dan jalan menuju Hutan Kota Gumpang jalan berupa jalan 2 arah dengan kecepatan 40km/ jam. Untuk Kawasan industri dengan kegiatan perkantoran sirkulasi kendaraan berupa jalan satu arah. Pada area dalam Kawasan Hutan Kota Gumpang, tidak terjadi pergerakan kendaraan bermotor namun hanya kendaraan tidak bermotor seperti sepeda yang jalurnya menjadi satu dengan pejalan kaki. Sistem Parkir Pada Kawasan Industri Gumpang “Eco Industrial Park” lahan parkir untuk kendaraan berupa mobil dan motor disediakan pada di setiap bangunan perkantoran, jasa, dan hunian. Sistem parkir untuk kendaraan besar seperti truk tersedia pada lahan transit truk dan kontainer. Parkir untuk kendaraan pengangkut barang antar bangunan industri berada di lahan transit dan lahan di depan bangunan industri yang terhubung jalan. Pada Kawasan Hutan Kota Gumpang, lahan parkir untuk kendaraan bermotor terdapat di lahan kosong sebelah selatan yang berada diluar area amatan. Namun, karena pengadaan hutan kota ini diperkirakan lahan sebelah selatan tidak akan berubah menjadi area perumahan namun lebih kepada komersial dan peruntukan parkir. Untuk parkir kendaraan tidak bermotor seperti sepeda di dalam Kawasan Hutan Kota Gumpang diperbolehkan pada area paving block selama tidak mengganggu pejalan kaki dan pengguna jalan lain.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 233

ELEMEN HAMID SHIRVANI: CIRCULATION AND PARKING Pada Kawasan Industri Gumpang “Eco Industrial Park” ruang terbuka terbagi menjadi ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau. Ruang terbuka non hijau berupa kantin dan lahan transit. Ruang terbuka hijau berupa area resapan dan vegetasi pada area tidak terbangun di dalam kawasan industri. Pada Kawasan Hutan Kota Gumpang ruang terbuka non hijau berupa area beraktivitas dengan perkerasan paving block yang berada di dalam hutan kota dengan dominasi ruang terbuka adalah ruang terbuka hijau berupa hutan.


Aksara Kartasura â– 234

ELEMEN HAMID SHIRVANI: PEDESTRIAN WAYS Jalur pejalan kaki pada Kawasan Industri Gumpang �Eco Industrial Park� yang berupa peninggian jalan hanya diberlakukan dari area luar Kawasan menuju ke dalam sampai pada lahan transit dan juga di sekeliling hunian dan jasa dengan tujuan untuk memisahkan pejalan kaki dari aktivitas kendaraan besar dan kendaraan pribadi. Pada area dalam kawasan industri, jalur pejalan kaki bergabung dengan kendaraan industri yang berkecepatan rendah dengan intensitas yang rendah sehingga aman. Jalur pejalan kaki pada Kawasan hutan kota berupa paving block yang tedapat di dalam kawasan hutan kota sebagai area untuk berkegiatan dan rekreasi.

ELEMEN HAMID SHIRVANI: ACTIVITY SUPPORT Fasilitas pendukung aktivitas yang tedapat pada kawasan industri berupa pos pengamanan, IPAL, tempat pembuangan sampah, hidran, penerangan, tempat ibadah pada tiap bangunan perkantoran dan juga pada bangunan kantin serta toilet. Fasilitas pendukung aktivitas yang terdapat pada kawasan hutan kota adalah tempat pembuangan sampah, tempat duduk, dan penerangan.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 235

ELEMEN HAMID SHIRVANI: SIGNAGE Penanda yang ada di Kawasan Industri Gumpang “Eco Industrial Park” berupa rambu-rambu yaitu rambu arahan masuk dan keluar serta dilarang masuk yang ari diletakkan di gerbang utama dan jalan menuju keluar kawasan. Rambu petunjuk parkir dan rambu dilarang masuk bagi yang bukan karyawan, serta bangunan penanda kawasan berupa gapura beton. Penanda yang ada di Kawasan Hutan Kota Gumpang berupa batu nama Hutan Kota Gumpang beserta tiang beton yang diletakkan pada jalan masuk ke dalam hutan kota.

ELEMEN HAMID SHIRVANI: PRESERVATION Rencana Kawasan Industri Gumpang “Eco Industrial Park” dan Hutan Kota Gumpang dirancang sebagai upaya untuk mempertahankan dan mengembangkan potensi perindustrian Kartasura serta menjaga dan meningkatkan ruang terbuka hijau dan ruang terbuka hijau publik di Kota Kartasura sebagai upaya untuk meningkatkan nilai lahan dan lingkungan, menjaga identitas Kota Kartasura, dan meningkatkan pendapatan.


Aksara Kartasura â– 236

PENTAHAPAN DAN PEMBIAYAAN

Tahap

Tahun

Kegiatan

2031

Pembebasan Lahan

Rp47.000.000,00

Pembangunan Jalan di Dalam Kawasan Industri

Rp450.000.000,00

Pembangunan Gudang dan Transit Truk Kontainer

Rp720.000.000,00

Revitalisasi Bangunan Industri Eksisting

Rp1.425.000.000,00

Penanaman Pohon Tahap Pertama

Rp20.000.000,00

Pembangunan Gedung Kantor, Kantin dan Pos Keamanan

Rp70.000.000,00

Pembangunan Rumah Sewa Bertingkat dan Bangunan Jasa Pendukung

Rp88.000.000,00

Pembuatan Lahan Parkir Kawasan Industri II

III

Anggaran Biaya Rp1.004.200.000,00

Pembuatan Gapura Penanda Kawasan Industri I

2032 2033 2034 2035 2036

Rp140.000.000,00

Penanaman Pohon Tahap Kedua dan Vegetasi

Rp25.000.000,00

Pembuatan Paving Block Hutan Kota

Rp60.000.000,00

Penanaman Pohon Hutan Kota

Rp113.000.000,00

Penambahan Utilitas dan Pendirian Batu Nama Hutan Kota

Rp315.000.000,00

Peningkatan Daya Tarik dan Pengembangan Kawasan Industri Bekerja Sama dengan Pihak Ketiga Pemasaran dan Pembukaan Peluang Investasi Kawasan Industri Total

Rp15.000.000,00 Rp4.502.200.000,00


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 237

KORIDOR KOMERSIAL JALAN AHMAD YANI Anisa Nurul 45909


Aksara Kartasura â– 238

LATAR BELAKANG DAN GAMBARAN UMUM Latar Belakang Berangkat dari permasalahan utama Kota Kartasura yaitu ketidaksesuaian struktur dan pemanfaatan ruang pada kasus jalan arteri primer yaitu Jalan Ahmad Yani, permasalahan tersebut timbul karena adanya Pasar Kota Kartasura yang juga memunculkan kegiatan-kegiatan perdagangan dan jasa di sepanjang jalan tersebut. Seiring berjalannya waktu, koridor Jalan Ahmad Yani akan terus mengalami perkembangan terutama pada kegiatan komersial karena perdagangan merupakan salah satu sektor unggulan Kota Kartasura. Hal tersebut juga didukung dengan adanya arahan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) tahun 2012–2032, sepanjang Jalan Ahmad Yani ditetapkan sebagai kawasan komersial. Maka dari itu, adanya rencana untuk pengalihan jalan arteri dan penurunan kelas Jalan Ahmad Yani menjadi kolektor diharapkan dapat menunjang rencana tersebut. Dengan turunnya kelas jalan pada Jalan Ahmad Yani menjadi jalan kolektor dapat lebih memaksimalkan elemen-elemen penunjang kegiatan komersial seperti pengadaan jalur pedestrian, pengadaan area parkir, serta pengadaan jalur hijau pada koridor jalan tersebut. Gambaran Umum Lokasi rencana pengembangan koridor komersial adalah bangunan yang berada di sepanjang Jalan Ahmad Yani, Kota Kartasura. Rencana pengembangan koridor komersial ini memiliki luas 14,5 Ha. Berdasarkan rencana struktur ruang Kota Kartasura tahun 2038, Jalan Ahmad Yani yang berkelas arteri primer diturunkan menjadi kolektor primer. Maka dari itu, lebar jalan dapat dipersempit sesuai standar jalan kolektor primer sehingga jalur pedestrian dapat dibangun lebih luas.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura ■ 239

WEAKNESS

STRENGTH • •

Jalan Ahmad Yani yang strategis menjadikan jalan tersebut menjadi

Hierarki Jalan Ahmad Yani yang merupakan jalan arteri primer tidak

salah satu koridor komersial di Kota Kartasura.

sesuai dengan aturan yang ada yaitu adanya kegiatan berskala

Adanya Pasar Kartasura yang menjadi salah satu potensi Kota

lokal pada jalan berskala regional.

Kartasura sehingga memunculkan kegiatan-kegiatan perdagangan

Tidak didukung dengan lahan parkir yang mencukupi.

dan jasa pada koridor Jalan Ahmad Yani.

Jalur pedestrian yang kurang memadai serta tidak didukung

Jenis dagangan yang beragam menjadikan koridor Jalan Ahmad

dengan

fasilitas

street

furniture

yang

Yani menjadi hidup.

mengurangi kenyamanan pejalan kaki.

memadai,

sehingga

ANALISIS SWOT •

Menurut Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) tahun 2012 – 2032,

sepanjang Jalan Ahmad Yani ditetapkan sebagai kawasan komersial. •

sirkulasi pejalan kaki. •

Potensi kota Kartasura dalam bidang perdagangan sehingga

Munculnya Pedagang Kaki Lima (PKL) yang dapat menghambat Terbatasnya lahan parkir dapat memicu munculnya parkir-parkir liar yang dapat mengganggu sirkulasi

koridor Jalan Ahmad Yani akan terus berkembang. •

Rencana penerapan prinsip TOD di Kota Kartasura yang akan mengintegrasikan beberapa pusat kegiatan di Kota Kartasura akan memudahkan aksesibilitas dengan adanya penambahan halte di sepanjang Jalan Ahmad Yani.

OPPORTUNITY

THREAT


Aksara Kartasura â– 240

KONSEP AWAL Mewujudkan koridor komersial Jalan Ahmad Yani sebagai shopping street yang didukung jalur pedestrian dengan konsep active living yang aman, nyaman, dan inklusif


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 241

KONSEP PENGEMBANGAN Konsep

pengembangan

koridor

komersial

Jalan

Ahmad

Yani

menerapkan konsep shopping street dimana bangunan komersial ditata linear dengan jalan dan memiliki sempadan muka bangunan yang seragam. Koridor ini didukung dengan jalur pedestrian dengan konsep active living yang aman, nyaman, serta inklusif bagi pengunjung untuk mendukung kegiatan komersial menjadi lebih hidup. Acuan Peraturan •

PMPU 03/PRT/M/2014 tentang Pedoman Perencanaan Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan

•

PMPU

29/PRT/M/2006

tentang

Pedoman

Persyaratan

Teknis

Bangunan Gedung Pengembangan Rencana Pengembangan koridor komersial di Jalan Ahmad Yani diprioritaskan pada : 1. Penataan kaveling dan bangunan membentuk linear dengan sempadan muka bangunan yang seragam 2. Pengadaan dan atau perbaikan jalur pedestrian di sepanjang Jalan Ahmad Yani yang merupakan koridor komersial serta penambahan street furniture 3. Perbaikan median jalan serta pengadaan dan pemasangan marka jalan sebagai penanda parkir on-street 4. Pengadaan parkir off-street terpusat pada beberapa titik disepajang koridor komersial


Aksara Kartasura ■ 242

ELEMEN HAMID SHIRVANI: LAND USE Peruntukan lahan makro di sepanjang koridor Jalan Ahmad Yani berdasarkan arahan rencana pola ruang Kota Kartasura pada tahun 2038 diarahkan sebagai kegiatan perdagangan dan jasa. Peruntukan lahan ini berbatasan langsung dengan permukiman di belakangnya. Peruntukan lahan mikro di koridor Jalan Ahmad Yani untuk fungsi komersial terdiri dari bangunan deret dan tunggal. Sesuai peraturan zonasi tahun 2038, bangunan deret berbentuk ruko dengan ketinggian bangunan 2 lantai, sedangkan untuk bangunan tunggal terdiri dari 1–2 lantai. Untuk peruntukan lahan perumahan yang berbatasan langsung dengan bangunan komersial merupakan tipe perumahan teratur.

ELEMEN HAMID SHIRVANI: BUILDING FORM AND MASSING Pengaturan peletakan bangunan komersial di koridor Jalan Ahmad Yani linear mengikuti jalan dengan garis sempadan muka bangunan 0,5 m, tinggi 1–2 lantai (rata-rata 4 m per lantai), dan bentuk bangunan deret agar tercipta koridor dengan konsep shopping street. Konsep shopping street juga menjadi alasan intensitas ruang keseluruhan koridor tinggi, tercermin dari nilai KDB dan KLB sekitar 91–100% dan 1,1–2 berturut-turut. Nilai KDB yang tinggi membuat nilai KDH rendah, sekitar 0–10%. Dengan intensitas yang tinggi, pada koridor tersebut ditambahkan jalur hijau agar tetap terdapat daerah resapan.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 243

ELEMEN HAMID SHIRVANI: CIRCULATION AND PARKING Jaringan Jalan dan Pergerakan Koridor Jalan Ahmad Yani berdasarkan arahan rencana struktur ruang Kota Kartasura pada tahun 2038 merupakan jalan kolektor dengan konstruksi aspal. Jalan ini terbagi atas 2 arah dan 4 lajur dengan dibatasi median. Ukuran

penampang

jalan

dideskripsikan

pada

gambar

sketsa

penampang jalan di samping. Sistem Sirkulasi Kendaraan Umum Koridor Jalan Ahmad Yani dilalui oleh angkutan umum Bus Rapid Transit (BRT) sebagai penerapan prinsip Transit Oriented Development (TOD) di Kota Kartasura dengan adanya halte yang tersebar di beberapa titik di koridor ini Sistem Parkir Area parkir di koridor Jalan Ahmad Yani terdapat dua jenis area parkir yaitu on-street dan off-street. Untuk area parkir on-street berada di badan jalan di sepanjang koridor dan hanya diperuntukan untuk mobil, parkir di badan jalan diadakan agar koridor komersil tersebut tetap hidup. Sedangkan parkir off-street disediakan secara terpusat di beberapa titik pada koridor tersebut dan diprioritaskan untuk motor. Parkir terpusat ini disediakan agar tercipta koridor dengan jalur pedestrian yang walkable.


Aksara Kartasura ■ 244

ELEMEN HAMID SHIRVANI: OPEN SPACE Sistem Ruang Terbuka Open space pada koridor komersial di Jalan Ahmad Yani diwujudkan dari adanya jalur pedestrian. Terciptanya ruang antara bangunan (hardscape) dan vegetasi (softscape) di sepanjang koridor dengan dilengkapi dengan fasilitas kursi sebagai salah satu street furniture dapat memicu adanya interaksi sosial. Kenyamanan dan keamanan jalur pedestrian yang diperuntukkan bagi pejalan kaki tanpa adanya banyak pemotongan jalur akibat gangguan lalu lalang kendaraan bermotor akan lebih mendukung terciptanya open space pada koridor tersebut. Tata Hijau Sistem tata hijau pada koridor komersial di Jalan Ahmad Yani berupa penambahan vegetasi pada jalur pedestrian dengan kriteria : •

Sistem perakaran yang kuat

Tumbuh baik pada tanah padat

Sistem perakaran masuk ke dalam tanah

Kecepatan tumbuh bervariasi

Jarak tanam setengah rapat sampai rapat 80% dari luas area

Tajuk cukup rindang dan kompak, tetapi tidak terlalu gelap

Berupa tanaman lokal dan budidaya

Dominasi tanaman tahunan

Contoh tanaman yang cocok berada di jalur pedestrian adalah pohon tanjung, pohon ketapang (Terminalia mantaly), dan lain-lain.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 245

ELEMEN HAMID SHIRVANI: PEDESTRIAN WAYS Salah satu rencana yang diprioritaskan pada koridor Jalan Ahmad Yani adalah pengadaan dan perbaikan jalur pedestrian, hal tersebut untuk mendukung konsep koridor yang active living. Selain itu, jalur pedestrian ini bersifat inklusif bagi difabel karena terdapat guiding block dan akses bagi pengguna kursi roda. Jalur pedestrian memiliki lebar 2 meter dengan desain seperti di samping. Material yang digunakan adalah paving block dengan dua warna berbeda untuk mengurangi kesan monoton dan menambah nilai estetika. Dalam pola tersebut terdapat bentuk panah sepasang dengan warna dan pattern yang berbeda diletakkan berlawanan arah pada sisi kanan dan kiri merupakan salah satu penanda untuk arah sirkulasi pengunjung. Di sepanjang jalur pedestrian juga akan dilengkapi vegetasi sebagai peneduh dan street furniture sedangkan dipersimpangan jalan terdapat jalur penyeberangan berupa zebra cross.

ELEMEN HAMID SHIRVANI: ACTIVITY SUPPORT Activity support pada koridor komersial di Jalan Ahmad Yani adalah adanya jalur pedestrian dengan konsep active living sehingga mendorong orang untuk berjalan melewati beberapa bangunan komersial pada koridor tersebut. Selain itu, terdapat parkir off-street terpusat hal tersebut juga mendukung orang untuk berjalan melewati beberapa bangunan komersial untuk mencapai toko yang akan dituju.


Aksara Kartasura â– 246

ELEMEN HAMID SHIRVANI: SIGNAGE

Papan Nama Bangunan Untuk papan identitas bangunan di koridor Jalan Ahmad Yani dimiliki oleh masing-masing bangunan komersial. Papan nama bangunan diwujudkan dalam bentuk nama toko. Selain itu, terdapat baliho sebagai sarana untuk promosi. Peletakan baliho pada beberapa titik di sepanjang koridor dengan jumlah terbatas. Tata Rambu Pengarah Rambu-rambu diletakKan di titik-titik yang mudah terlihat oleh pejalan kaki maupun pengendara yang melintas, tidak terhalang oleh vegetasi, bangunan, maupun papan atau rambu lainnya.


Laporan Studio Rencana Kota Kartasura â– 247

PENTAHAPAN DAN PEMBIAYAAN Pembangunan koridor komersial di Jalan Ahmad Yani dimulai pada tahun 2024. Tahap pertama dilakukan prapembangunan berupa sosialisasi dan pembebasan lahan. Setelah itu dilanjut pembangunan jalur pedestrian, penataan kaveling dan bangunan, pengadaan area parkir terpusat, serta penataan lansekap jalan. Pada tahap selanjutnya dilakukan pembangunan halte dan pengadaan fasilitas penunjang. Tahap terakhir adalah pengendalian dan perawatan

Program

Kegiatan Sosialisasi

Pembangunan Embung

24 25 26 27 28 29 30 31

32 33 34 35 36 37 38

Anggaran Biaya Rp10.000.000,00

Pembebasan lahan

Rp500.000.000.000,00

Penataan Kavling dan bangunan Pembangunan Pembangunan jalur pedestrian & Pemeliharaan Penambahan dan penataan Jalur Pedestrian street furniture Pengadaan Koridor Hijau

Tahun

Pengadaan koridor hijau Pengadaan area parkir terpusat

Penataan lansekap jalan Pengembangan Kawasan Pembangunan halte Komersial Pengadaan fasilitas penunjang Pengendalian dan Perawatan Total

Rp2.000.000.000,00 Rp500.000.000,00 Rp100.000.000,00 Rp500.000.000,00 Rp150.000.000,00 Rp80.000.000,00 Rp60.000.000,00 Rp100.000.000,00 Rp200.000.000,00 Rp503.200.000.000,00


Aksara Kartasura â– 248

KOLASE VISUALISASI RENCANA



“Cities have the capability of providing something for everbody, only because, and only when, they are created by everybody.� - Jane Jacobs 66


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.