KELOMPOK
6
PWK
UGM
2017
Serangan Bertahan
PERENCANAAN KONSEP ECO-RESISTANT HOUSING DI KAMPUNG SERANGAN, YOGYAKARTA
P.P.PERMUKIMAN
Kata Pengantar Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan Serangan Bertahan ini sebagai tugas mata kuliah Perencanaan Pembangunan Permukiman. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihakpihak yang telah membantu kami selama proses penyelesaian laporan ini baik secara langsung maupun tidak langsung, di antaranya: 1. bapak Deva Fosterharoldas Swasto, S.T., M.Sc., Ph.D., selaku dosen pengampu mata kuliah; 2. bapak Ir. Agam Marsoyo, , S.T., M.Sc., Ph.D., selaku dosen pengampu mata kuliah; 3. masyarakat Kampung Serangan, Yogyakarta sebagai responden; dan 4. pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu. Meskipun
telah
mendapatkan
bimbingan,
bantuan,
dukungan,
dan
dorongan dari berbagai pihak namun kami menyadari laporan yang kami susun ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan. Harapan kami, meskipun belum sempurna, karya ini ke depannya dapat bermanfaat bagi pembaca. Yogyakarta, Mei 2019 Tim Penyusun
TIM Kami Alya Puspita 45461
Fransisca Livia
Margarettha Roselyn
Alfi Hilman
rita hidayanti
abimanyu arya
rahmi namira
45469
45924
46376
45475
45935
46392
SERANGAN
BERTAHAN
DAFTAR ISI 2 Pendahuluan 3 Latar Belakang 3 Tujuan Perencanaan 3 Rumusan Masalah 3 Manfaat Studi 4 Gambaran Umum Kawasan
6 analisis kondisi kawasan saat ini 7 Analisis Fisik 11 Analisis Sosial 13 Analisis Ekonomi 14 Penilaian dan Pembobotan Kawasan 14 Analisis SWOT Kawasan
16 rencana kawasan 17 Program Pembangunan Perumahan 20 Tahapan Rencana Pembangunan 21 Perhitungan Rencana Pembiayaan
KELOMPOK
6
Pendahuluan
Kampung Serangan secara administratif terletak di Kelurahan Notoprajan, Kecamatan Ngampilan, Kota Yogyakarta
Latar Belakang
dengan nyaman. Kesadaran dari
Konsep Eco-Resistant Living, di
penduduk
mana dengan konsep ini nantinya
yang
merupakan
tinggal
salah
satu
juga faktor
Kebutuhan perumahan dan sarana
dalam
prasarana
kualitas lingkungan permukiman
permukiman
sebanding
dengan
selalu
peningkatan
yang
menentukan ideal,
tingkat
bersih,
dan
tahun 2011 tentang Perumahan dan
tentu menjadi fokus perhatian
Kawasan Permukiman, dijelaskan
dari segala pihak dalam upaya
pada pasal 1 bahwa “Perumahan
penanganan
dan Kawasan Permukiman adalah
permukiman.
satu
kesatuan
terdiri
sistem
atas
yang
pembinaan,
penyelenggaraan
perumahan,
penyelenggaraan
kawasan
permukiman,
pemeliharaan
perbaikan,
dan
pencegahan
peningkatan
kualitas
dan
terhadap
perumahan kumuh dan permukiman kumuh,
penyediaan
tanah,
pendanaan dan sistem pembiayaan, serta peran masyarakat�. Akan tetapi,
kebutuhan
perumahan
dengan jumlah penduduk kadang tidak sebanding besarnya yang mengakibatkan permasalahan yang berdampak pada permukiman. Permasalahan
pada
permukiman
Salah di
dengan
Kondisi lingkungan
permukiman yang
sehat
Ngampilan,
Kota
Yogyakarta.
Kepadatan bangunan dan penduduk di
kampung
mulai
ini
kawasan
dari
sedang
sehat,
kondisi lingkungan
Kampung
dari
di
Serangan,
kondisi
fisik,
sosial, dan ekonomi 2. Mengidentifikasi dan
masalah
potensi
yang
ada
di
kawasan Kampung Serangan 3. Menyusun
program
alternatif
didominasi
rencana
yang
mendukung
hingga
dapat
permukiman
di
Kampung Serangan
tinggi. Kampung ini berbatasan
rumusan masalah
langsung dengan Sungai Winongo di sebelah barat. Permasalahan ini
Bagaimana konsep Eco-Resistant
yaitu kurangnya lahan terbuka
Living dapat diterapkan secara
hijau karena kepadatan bangunan
ideal
yang
Serangan?
yang
timbul
di
kampung
berdekatan,
kesadaran terhadap
dari
ditambah masyarakat
lingkungan
masih di
kurang
peduli.
pinggir
sungai
di
permukiman
Kampung
Manfaat Studi
perumahan Dengan
konsep
Eco-Resistant
Living, ke depannya permukiman
juga berpotensi terkena imbas
di
dari
dapat menjadi contoh permukiman
banjir
lahar
dingin.
Konsep
kualitas penduduk untuk tinggal
untuk
dan
di Kampung Serangan ini yaitu
sehari-hari
eksisting
ada
Kampung
dan ideal tentu dapat mendukung beraktivitas
1. Menganalisis
Kelurahan Notoprajan, Kecamatan
Perumahan
serius.
yang
yaitu
Serangan. Kampung ini terletak di
yang
secara
kampung
hijau,
Tujuan Perencanaan
yang
baik
satu
harus
diatasi
inilah
yang
lingkungan
dan tahan bencana.
permasalahan
Yogyakarta,
saat ini sangat beragam dan tentu segera
Hal
menciptakan
perumahan
sehat,
jumlah penduduk. Menurut UU No. 1
nyaman.
dapat
yang
akan
menangani
3
digunakan
permasalahan
kawasan
ramah sehat,
Kampung
lingkungan dan
Serangan
yang
dapat
ideal,
mengatasi
permasalahan lingkungan global.
gambaran Umum
Parkir (TKP) Ngabean, sehingga beberapa warga memanfaatkannya dengan membuka beberapa toko, warung, jasa servis, dan jasa MCK umum. Akan tetapi, perumahan di kampung ini tergolong memiliki
Dalam studi ini, Kampung Serangan kami bagi ke dalam tiga blok
kepadatan bangunan yang tinggi dan
kurangnya
terbuka
suatu
untuk
lahan
keseimbangan
lingkungan. Lokasi di kampung ini kami bagi menjadi yaitu
tiga
bagian
kawasan
Kawasan
A
A,
kawasan,
B,
terletak
dan
di
C.
utara
Kampung Serangan bagian barat Lokasi di
kampung
ini
Kelurahan
Kecamatan Istimewa ini
Notoprajan,
Ngampilan,
Yogyakarta,
sehingga
terletak Kota
Provinsi
Yogyakarta.
berjarak
dan Keraton Yogyakarta. Batas ini
yaitu
K.H.
Ahmad
Dahlan,
Winongo
sebelah di
jalan
kampung
Kawasan timur
di
yang
berbatasan
beberapa
Jalan
dan
di
K.H.
bagian
Serangan
kampung.
juta/m2
kampung
sebuah dapat
ini
juga
terdapat
tempat
parkir
menampung
bus,
sebelah A
sebelah
barat
di
dan
sebelah untuk
di
bagian
berbatasan
dengan
wawancara
warga
dan
dengan
ketua
RT
setempat, harga tanah di Kampung
selatan berbatasan dengan jalan
Di
dan
Kawasan
terletak
Berdasarkan
dengan
di
Sedangkan C
Sungai Winongo, di bagian timur Hasyim,
Ahmad
utara
Jalan K.H. Wahid Hasyim.
bagian barat berbatasan dengan
Wahid
K.H.
selatan
Winongo selatan.
di
bagian utara berbatasan dengan Jalan
Raya
sebelah
yang berbatasan dengan Sungai
terutama daerah Alun-Alun Utara kampung
di
di
dekat
dengan pusat kota Yogyakarta,
lokasi
Jalan
Dahlan
langsung
barat. Untuk Kawasan B terletak
Kampung
sangat
dengan Sungai
Daerah
berbatasan
yang
berkisar tergantung
antara
2—5
lokasinya
4
tergolong memiliki kepadatan bangunan
dalam Kawasan A dan C rata-rata
yang tinggi dan
Kawasan B rata-rata 2 juta/m2.
dan mobil, yaitu Tempat Khusus
kampung ini
dari jalan raya. Harga tanah di 2,5 juta/m2, sementara di dalam
motor,
Perumahan di
kurangnya suatu lahan terbuka untuk keseimbangan lingkungan.
jalan K.H. Ahmad Dahlan
Kawasan
A
Kawasan
C
Kawasan
B
Sungai Winongo
jalan K.H. wahid Hasyim 5
Analisis Kondisi Saat ini
Kawasan A
Kawasan B
Kawasan C 6
analisis Fisik Lokasi Dalam analisis kondisi kawasan
tinggi.
Bagian
saat ini, kami membagi Kampung
memiliki
landmark
Serangan menjadi tiga kawasan
Aisyiyah
Yogyakarta.
amatan.
berlantai
Untuk
analisis,
mempermudah
ketiga
tersebut
kemudian
kawasan
menjadi
disebut
kontras
sebagai kawasan A, B, dan C. a.
Jalan
Dahlan.
Raya
Pada
K.H.
Ahmad
kawasan
ini
landmark
SD
Serangan.
Negeri
tersebut luasan
serta
signifikan bangunan
desain
yang
pada
lengkap
rumah
sarana
kesehatan
kos, berupa
jasa
pendukung
sarana
keamanan
banyak
berupa
hingga
yang pos
cukup
kamling.
seperti
kelompok
MCK
umum,
ruang
dan
balai
bersama
warga.
lain
kawasan
masjid
berupa
umum
di
sekitarnya. Fasilitas
cukup
Selain itu terdapat juga sarana
bangunanpadat
yang
perumahan
toko,
perbedaan
terhadap
cukup
bangunan-
puskesmas dan posyandu, warung
berupa
perumahan
ini
antara lain sarana pendidikan,
Sekolah
memiliki
karena
dengan
sarana
langsung
terdapat
penanda
Bangunan luas
Bagian permukiman ini didukung
Kampung Serangan bagian barat dengan
dan
rata hanya berlantai satu.
Kawasan ini terletak di utara berbatasan
tiga
ini
Universitas
bangunan sekitarnya yang rata-
Lokasi Kawasan A
sehingga
kawasan
yang
terdapat
tersebut
kampung
yang
c.
adalah bernama
Pada
Lokasi Kawasan C kawasan
bagian
Timur
Masjid Nur Huda serta terdapat
terdapat
deretan fasilitas komersial di
berupa
tepi
Ahmad
Taman parkir ini memiliki dua
hanya
lantai
Jalan
Dahlan.
Raya
K.
H.
Selebihnya
Taman dan
berupa rumah-rumah warga yang
kendaraan
dilengkapi fasilitas MCK umum,
motor
pos
ruko-ruko
kamling,
rumah
serta
memiliki
beberapa
fungsi
yang
b.
Lokasi Kawasan B
Bagian
barat
merupakan padat. atau
kampung
distrik
Semakin menuju
ke
ke
sungai
menampung
mobil,
dilengkapi dan
dengan
toilet
taman
dan
parkir
umum. ini
membuka usaha atau berjualan di ruko yang telah disediakan dan di luar kawasan. Selain Taman
yang
cukup
Parkir Ngabean, kawasan bagian
arah
barat
Timur
sungai
terdapat
dan kampus swasta.
bangunan,
juga
ini
fasilitas
umum kesehatan berupa Puskesmas
kemiringan lahan di perumahan pinggir
dapat bus,
Ngabean.
serang
arah
intensitas
Parkir
dimanfaatkan oleh warga dengan
intensitas bangunan meningkat. Selain
yang
Keberadaan
bercampur untuk berwirausaha.
kawasan
landmark
sangat
7
LEGENDA Ibadah
Lain-Lain
Instansi
Mixed Use
Jasa
Pendidikan
Kesehatan
Perumahan
Komersial
Hinterland
Kosong
Jalan
Sungai
Batas Amatan
Fungsi Bangunan
ORIENTASI
Alya Puspita Fransisca Livia P. Margarettha Roselyn M. Alfi Hilman Rita Noor Hidayanti Abimanyu Arya R. Rahmi Namira P.
SKALA 0 5 10
SUMBER
PENYUSUN
INSET
20 m
1:1,100
A. Kawasan A dipadati bangunan perumahan dan pendidikan berupa SDN Serangan B. Kawasan B didominasi bangunan perumahan dan pendidikan berupa Universitas ‘Aisyiyah
8
45461 45469 45475 45924 45935 46376 46392
OpenStreetMap 2019 ArcMap 10.5 Survei Lapangan 2019 Perencanaan Wilayah dan Kota Dept. Teknik Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada 2019
C. Kawasan C terbagi menjadi daerah perumahan-instansi di barat dan TKP Ngabean di timur Kampung Serangan didominasi fungsi bangunan perumahan di bagian dalam dan komersial di pinggir jalan raya
KEL. NOTOPRAJAN, KEC. NGAMPILAN, KOTA YOGYAKARTA
LEGENDA 40-60% 61-80% 81-100%
ORIENTASI
INSET
SKALA
Hinterland
Jalan
Sungai
Batas Amatan
0 5 10
20 m
1:1,100
SUMBER
PENYUSUN Alya Puspita Fransisca Livia P. Margarettha Roselyn M. Alfi Hilman Rita Noor Hidayanti Abimanyu Arya R. Rahmi Namira P.
A. Kawasan A dipadati bangunan ber-KDB 80—100%. Rumah berlantai dua di kawasan ini paling banyak dibanding lainnya. B. Keseluruhan bangunan kawasan B ber-KDB 80—100%. Universitas ‘Aisyiyah mendominasi dengan tiga lantainya.
jaringan jalan A. Di bagian terluar kawasan A ini terdapat jalan dengan fungsi kolektor sekunder, yaitu Jalan K.H. Ahmad Dahlan, sedangkan di dalam lingkungan permukiman terdapat fungsi jalan lingkungan dengan lebar 4 meter serta jalan lingkungan berupa jalan setapak selebar 0,5—2 meter.
KEL. NOTOPRAJAN
45461 45469 45475 45924 45935 46376 46392
LEGENDA
OpenStreetMap 2019 ArcMap 10.5 Survei Lapangan 2019
0,4 - 1 1,1 - 2 2,1 - 3
Perencanaan Wilayah dan Kota Dept. Teknik Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada 2019
C. Kawasan C dipenuhi bangunan ber-KDB tinggi dengan pengecualian di bagian utara. Bangunan TKP Ngabean mendominasi dengan tiga lantainya.
SKALA
Hinterland
Jalan
Sungai
Batas Amatan
Intensitas Bangunan
Bangunan-bangunan di Kampung Serangan tergolong padat dengan mayoritas berlantai satu, kecuali di bagian utara dan timur.
B. Kawasan B memiliki fungsi jalan lingkungan dengan lebar 3 hingga 4 meter. Untuk jaringan jalan setapak di dalam permukiman padat sekitar 1-2 meter. Semakin ke arah sungai, jaringan jalan semakin sempit dan curam. Material jalan di kawasan ini berupa aspal maupun beton dan keseluruhan kondisinya masih baik.
C. Kawasan C memiliki jalan dengan fungsi kolektor sekunder untuk jalan yang berada di pinggir jalan dan tingkat lingkungan yang berada di dalam kawasan. Kondisi jalan yang sudah beraspal dan dilengkapi drainase di kedua sisi jalan. Jalan di dalam kawasan memiliki lebar 4 meter dan terdapat polisi tidur di setiap 20 meter untuk mengatasi pengguna kendaraan agar tidak melaju terlalu cepat. Jalan di dalam kawasan ini juga dilengkapi dengan cermin cembung pada persimpangan-persimpangan untuk menghindari terjadinya kecelakaan. Keseluruhan jalan di Kampung Serangan kondisinya masih baik dengan materialnya aspal, beton, dan paving block
9
ORIENTASI
0 5 10
20 m
1:1,100
I
sungai.
Kondisi Lingkungan Kawasan A Pada
kawasan
ini
kepadatan
termasuk Dengan
masyarakat
masyarakat
ini dengan sistem pengambilan
tinggi
sampah
rutin
sekali.
setiap
Selain
1
Bank
minggu Sampah
bangunan ini saling berdekatan
juga terdapat tempat pembuangan
sehingga beberapa akses menuju
sampah yang berada di pinggir
rumah – rumah pada bagian dalam
jalan dekat dengan sungai yang
kawasan
jalan
mana akan diambil menggunakan
kecil setapak yang hanya bisa
pick up pengangkut sampah. Untuk
digunakan
sistem drainasenya menggunakan
hanya
melalui
oleh
pejalan
kaki.
Pada bagian Utara kawasan kami
sistem
merupakan area komersial yang
sepanjang pinggir jalan.
berada
di
disusul
pinggir
area
bagian
jalan
belakangnya.
di
Sebagian
besar bangunan di kawasan ini konstruksinya tetapi
sudah
kami
permanen,
menemukan
1—2
rumah yang konstruksinya masih belum permanen. Kondisi rumah yang
ada
dapat
pada
kawasan
dibilang
terutama
kurang
pada
bagian
ini baik dalam
kawasan sampai menuju sungai. Di
sepanjang
pada
kawasan
pinggir kami
sungai terdapat
beberapa kandang ayam & burung yang
dipelihara
masyarakat.
Hal tersebut mengakibatkan bau yang tidak sedap saat melintasi jalan
yang
berada
di
drainase
raya
permukiman
pinggir
dan
permukiman
persampahan,
Sampah yang berada di kampung
tinggi.
keamanan
Untuk
utara
yang
aspek
kebersihan, meskipun tergolong
bangunannya
kategori
Dari
masih mengandalkan MCK umum.
mengelola sampah mereka di Bank
bagian
kepadatan
Beberapa
tertutup
ke
barat,
ini meningkat dari intensitas sedang menuju tinggi. Rata-rata bangunan
merupakan
bangunan berlantai satu dengan jarak
antar
bangunan
yang
rendah. Kondisi bangunan juga memiliki pola variasi yang sama yaitu
semakin
ke
arah
barat
terdapat perubahan kondisi dari bangunan permanen menjadi semi permanen.
Pada
kawasan
barat
daya di tepi sungai ditemukan beberapa rumah dengan kondisi non
permanen
serta
sirkulasi yang buruk.
10
tingkat
ini
kebersihan
dilihat
dari
banyaknya
tempat sampah yang disediakan, sarana pos kamling serta kondisi drainase
yang
baik
dan
tidak
tersumbat. Namun, pada beberapa titik
di
barat
daya
masih
kebersihannya masih rendah dan drainasenya
bermasalah
karena
terjadi penyumbatan. Kawasan C Kondisi lingkungan di kawasan
kepadatan bangunan pada kawasan
ketinggian
dapat
bagian
arah
kawasan
dan keamanan yang baik. Hal ini
di
Kawasan B Semakin
memiliki
padat
memiliki
Timur
kepadatan tingkat
ini
memiliki
bangunan sedang
dengan
dan
jalan
lingkungan yang sudah beraspal dengan lebar 4 meter. Bangunan yang
berdiri
di
kawasan
ini
sebagian memiliki pagar batas untuk
meningkatkan
bangunan.
Untuk
permasalahan
keamanan mengatasi
sampah,
Kampung
Serang ini memiliki bank sampah yang terletak di kawasan bagian Timur
ini
dan
menggunakan
sistem pengambilan sampah rumah per
rumah
untuk
sampah
rumah
tangga. Drainase yang terdapat di kedua sisi jalan lingkungan kawasan
merupakan
tertutup dan terbuka.
drainase
analisis Sosial Kesadaran Lingkungan Kawasan A
Jumlah Penduduk
Kawasan B Kesadaran kawasan
masyarakat bagian
pada
barat
Kawasan A
ini
Masyarakat pada kawasan bagian
terhadap lingkungan sudah baik
Jumlah penduduk yang berada pada
Utara
kegiatan
tercermin
kawasan
diadakan
tempat
ini
melakukan
gotong
royong
yang
setiap
kampung
tersebut
dari
sampah
ketersediaan
didepan
rumah-
ini
dapat
dikatakan
cukup banyak mengingat jumlah
akan
rumah warga, tempat sampah di
bangunan
mengadakan acara. Selain itu,
pinggiran sungai dan kegiatan
ini cukup banyak dan padat.
dalam
sosial
hal
juga
sampah
masyarakat
memperhatikan
pembuangannya membuang
sehingga
sampah
berupa
membersihkan lingkungan. Namun,
tidak
terdapat beberapa rumah dengan
mereka
ke
kondisi yang kurang baik karena belum
ini
memadai.
dengan
sungai.
memiliki
Tetapi terdapat beberapa area seperti area sepanjang pinggir sungai yang mana digunakan oleh masyarakat
untuk
memelihara
ayam & burung sehingga membuat bau
tidak
sedap
bagi
orang
yang melintasi jalan tersebut. Kepedulian masyarakat terhadap lingkungan sosialnya tercermin melalui
adanya
program
Jam
Belajar Masyarakat pukul 19.00 – 21.00 WIB.
royong
dalam
sungai walaupun letak kawasan dekat
gotong
sanitasi
yang
ada
di
kawasan
Kawasan B Kawasan
ini
memiliki
tingkat
kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari
kepadatan
bangunan
yang
tinggi dengan rata-rata orang
Kawasan C Di
yang
yang menghuni 1 bangunan rumah
kawasan
ini,
setiap
sekitar
rumah
warga
terdapat
sebuah
universitas juga turut menambah
tempat
sampah.
Hal
ini
dapat
mengindikasikan bahwa kesadaran
ramaidengan
tidak
cukup
peduli
membuang
sampah
dengan secara
sembarangan. Daerah sekitar TKP Ngabean
juga
terlihat
bersih
karena sering dikunjungi turis.
11
orang. adanya
Adanya
rumah
kos
bagi mahasiswa pendatang.
masyarakat terhadap lingkungan sudah
4—5
Kawasan C Penduduk yang tinggal di kawasan ini tergolong sedikit dibanding kawasan lainnya karena jumlah bangunan
yang
tidak
terlalu
banyak dan agak berjauhan.
Kawasan C
Keamanan
Tingkat keamanan di kawasan ini cukup aman hal ini karena adanya
Kawasan A Pada
segmen
kawasan
toko
permukiman
ini
dapat
sehingga aktivitas di kawasan
dekat
jalan
raya
dikatakan
cukup
aman
karena
letaknya
berada
di
dekat keramaian yang tentunya sulit
untuk
dilakukan
tindak
kejahatan.
ini
keamanan karena
memiliki
yang
tingkat
cukup
memiliki
tinggi
banyak
pos
Untuk keamanan bangunan, ratabangunan
lingkungan
di
tepi
sudah
jalan
dilengkapi
pagar. Sedangkan di perumahan padat, jarak antar rumah yang berdekatan aman
bagi
meningkatkan warga.
rasa
Ditambah
dengan gaya rumah yang memiliki teras tempat duduk di depan yang menambah eyes on the street bagi warganya. Selain bangunan, untuk sirkulasi
Interaksi Masyarakat Berdasarkan
pengamatan
dan
wawancara,
masyarakat
di
keseluruhan
kawasan
yang
kemiringannya
tinggi juga terdapat pegangan untuk memudahkan pejalan kaki.
12
sering
berinteraksi dan aktif melakukan sosial
kamling,
kamling yang aktif dan rutin. rata
ini cukup aktif.
kegiatan Kawasan B
Kawasan
kelontong,
dikatakan
cukup sepi. Tetapi untuk area dapat
warung
kampus, puskesmas, dan koramil,
kurang aman karena suasananya komersial
atau
di
seperti
pertemuan
pos
warga,
gotong royong, karang taruna, pengajian,
arisan
warga
dan
kegiatan PKK. Hubungan sosial antar warga di kawasan ini baik dan
rukun.
Selain
masyarakat
asli, terdapat juga mahasiswa dan
pelajar
kawasan
yang
ini.
keterangan Interaksi
tinggal
di
Berdasarkan
warga antara
setempat, masyarakat
dengan mahasiswa dirasa kurang karena
tidak
ada
kegiatan
sosial bersama sehingga jarang bersinggungan. Mahasiswa disana juga dinilai kurang aktif dan inisiatif untuk aktif mengikuti kegiatan masyarakat.
analisis Ekonomi Tingkat Ekonomi
Tingkat ekonomi masyarakat di
Kawasan A
kawasan
Tingkat ekonomi masyarakat di kawasan
ini
didominasi
oleh
ini
didominasi
terlihat pada kondisi bangunan rumah
ke bawah. Tepi jalan K.H. Ahmad
dan tergolong cukup.
Dahlan tingkat ekonominya cukup namun
tidak jika
kepemilikannya
oleh
sedangkan
warga
dilihat
permukiman
dari
kondisi
dan kelayakanan rumahnya pada bagian
dekat
dengan
masyarakatnya
sungai
merupakan
masyarakat menengah ke bawah, sedangkan sungai
warga
semakin
jauh
tingkat
dari
ekonominya
semakin baik.
didominasi
oleh
kelas menengah hingga menengah ke bawah. Hal ini dapat terlihat dari
kondisi
bangunan
rumah
warga yang rata-rata merupakan bangunan
semi
layak
permanen
dan
warga
yang
di
pinggir
jalan
besar
memiliki
kondisi
yang permanen dan layak.
berupa
dipakai
oleh
masyarakat
dan
juga pengunjung yang berwisata di sekitar kawasan ini, serta jasa bengkel kendaraan.
Kawasan A
Pada
Ahmad
Rata-rata pekerjaan masyarakat
Dahlan jenis kegiatannya adalah
di kawasan ini adalah sebagai
perdagangan dengan skala yang
pedagang
cenderung
ojek online, penjahit, asisten
dalam
tepi
Jalan
K.H.
besar.
permukiman
Sedangkan warga
jenis
kecil
yang
dimiliki
warga
setempat seperti warung.
keliling,
pengemudi
rumah tangga, dan buruh cuci.
kegiatannya adalah usaha-usaha
Kawasan B Rata-rata pekerjaan masyarakat di kawasan ini adalah pedagang keliling, buruh kasar seperti
Kegiatan ekonomi yang ada pada
penambang
kawasan ini adalah perdagangan.
tukang bangunan, dan pengemudi
Hal
ojek online.
ini
dapat
dilihat
dari
cukup banyak warga yang membuka usaha seperti warung kelontong dan warung makan pada kawasan ini.
Kegiatan
ekonomi
yang
di
kawasan ini yaitu perdagangan dan jasa, di mana perdagangan
13
sungai
dan
Rata-rata pekerjaan masyarakat di kawasan ini adalah sebagai atau
ada
pasir
Kawasan C
pedagang
Kawasan C
sedikit kumuh sedangkan untuk rumah
jasa
Kawasan A
Kawasan B
Tingkat ekonomi masyarakat di ini
masih
dan
tempat toilet umum yang dapat
Pekerjaan Masyarakat
Kawasan B kawasan
yang
kelontong,
Kegiatan Ekonomi
setempat,
untuk
kelas
menengah, dimana hal ini dapat
kelas menengah hingga menengah
tinggi
ini berbentuk toko atau warung
Kawasan C
dengan
warung
membuka
toko
kelontong,
jasa
bengkel kendaraan, dan penjaga parkir kendaraan.
Penilaian dan Pembobotan kawasan
Pemilihan lokasi yang menjadi prioritas perencanaan perumahan dilakukan dengan menggunakan metode skoring, yaitu dengan melakukan pembobotan terhadap komponen penilaian yang terdiri dari aspek fisik maupun non fisik. Komponen penilaian secara fisik di antaranya; kepadatan bangunan, kondisi bangunan, kondisi lingkungan, aksesibilitas, ketersediaan RTH atau ruang publik, ketersediaan hidran, drainase, sanitasi, serta keterjangkauan dengan fasum dan fasos. Komponen penilaian non fisik berupa kondisi ekonomi masyarakat pada kawasan. Masing-masing blok pada kawasan akan diberi skor 1 sampai 5 sesuai kondisinya terhadap komponen penilaian dimana skor 1 untuk kondisi sangat bagus hingga skor 5 untuk kondisi sangat buruk. Blok kawasan yang memiliki stress score paling tinggi merupakan blok yang diprioritaskan untuk perencanaan perumahan. Berdasarkan metode skoring diatas, blok kawasan A terpilih menjadi blok perencanaan perumahan karena memiliki stress score paling tinggi dibanding blok lainnya, yaitu sebesar 444.
ANALISIS SWOT KAWASAN • Kawasan berada dekat dengan jalan kolektor,
• Kepadatan kawasan tinggi
Jalan KH Ahmad Dahlan • Kawasan
ini
didukung
• Beberapa rumah masih nonpermanen sarana
yang
cukup
• Sirkulasi antar-rumah cukup buruk karena
lengkap, mulai dari pendidikan, kesehatan (puskesmas
dan
posyandu),
lebar jalan yang sempit
komersial
• Kondisi lingkungan yang kurang bersih
pendukung, hingga keamanan (poskamling)
• Tidak ada ruang terbuka hijau publik
• Interaksi sosial masyarakat cukup bagus
Strength Threat • Meningkatnya
intensitas
kegiatan
Weakness Opportunity
karena
• Potensi bencana kebakaran yang cukup tinggi
berada di pusat kota
karena jarak antarbangunan sangat kecil
• Nilai lahan yang tinggi
• Potensi longsor dan banjir karena berada pada tepian sungai • Munculnya
hunian-hunian
baru
baik
bersifat non- maupun semipermanen
14
yang
Rencana Kawasan
Konsep Eco-Resistant Housing dipilih untuk menyelesaikan masalah kepadatan yang terlalu tinggi dan ketidaktersediaan ruang terbuka hijau
Program pembangunan perumahan
Eco-Resistant Housing Konsep
Eco-Resistant
merupakan yang
konsep
Housing perumahan
menggabungkan
konsep
perumahan hijau (eco-green) dan konsep
perumahan
(resistant).
berketahanan
Konsep
perumahan
hijau yang dimaksud adalah konsep perumahan ramah lingkungan di mana persentase lahan terbuka harus mencapai 40% dan lahan bangunan 60%
perumahan
sehingga
mencapai
sangat
ideal
untuk permukiman yang sehat dan dapat
mengatasi
permasalahan
lingkungan global saat ini. Ada lima
dasar
dalam
menciptakan
perumahan berkonsep eco-green, yaitu
smart
material,
design,
energy
eco-
efficiency,
water conservation, dan healthy environment. Konsep
perumahan
adalah
konsep
berketahanan
perumahan
yang
mampu bertahan terhadap iklim ataupun contoh
bencana. bencana
yang
Latar belakang Alasan
pemilihan
konsep
Eco-
Resistant Housing pada rencana perbaikan
kawasan
perumahan
kami yaitu: • Tingkat kepadatan bangunan yang cukup tinggi • Tidak
tersedianya
ruang
terbuka hijau yang cukup • Tingginya risiko kebakaran
Beberapa
karena bangunan yang padat
dimaksud
dan
berdempetan
sehingga
adalah kebakaran, banjir, gempa
menyebabkan
bumi, dll.
menyebar dari satu bangunan
Dari
gabungan
tersebut tercipta
kedua
konsep
diharapkan
dapat
lingkungan
perumahan
yang hijau, sehat, dan tahan
api
mudah
ke bangunan lain • Kondisi kurang
lingkungan baik
dari
yang segi
kesehatan maupun kebersihan
bencana.
17
“Diharapkan dapat tercipta lingkungan perumahan yang hijau, sehat, dan tahan bencana.”
Jalan Lingkungan
Taman Pinggir Sungai
Musala & RTH
Pendopo 18
Penerapan Konsep Penerapan konsep Eco-Resistant Housing
ini
Kampung
Serangan
akan
menghindari bencana,
Dalam
mewujudkan yang
dan
utamanya
mewujudkan
Serangan
yang
Kampung
berkelanjutan
dapat
ini akan terdapat sumur resapan
mengatasi
dan Water Treatment Plant (WTP)
kebakaran,
untuk
menjaga
kualitas
air
serta memperhatikan lingkungan
bersih dari PDAM tetap baik dan
berkelanjutan
tidak tercemar. Untuk mengatasi
(sustainable Konsep
environment). Resistant diterapkan
Housing dengan
Eco-
sanitasi
akan
sanitasi
melakukan
adalah
warga, yang IPAL
jaringan
akan
digunakan
komunal.
Untuk
revitalisasi permukiman penduduk
jaringan
drainase
menggunakan
yang
drainase
terbuka
agar
dilengkapi
terbuka
hijau,
dengan lahan
ruang
parkir,
dibersikan
secara
dapat
rutin
dan
dan hidran. Untuk menghindari
dapat menampung kapasitas yang
terjadinya kebakaran di Kampung
lebih besar. Kawasan permukiman
Serangan
ini,
yang
penggantian
kabel
dilakukan yang
biasa
akan
Kampung
direncanakan
Serangan
ini
di juga
digunakan dengan kabel antiapi
dilengkapi
untuk meminimalisasi terjadinya
sampah
yang
korsleting. Penataan rumah yang
dengan
kategorinya,
diletakkan
berderet
untuk menangani persampahan di
dan
secara
memiliki
tempat sesuai
kemudian
terbuka
kampung ini terdapat bank sampah
hijau pada masing-masing rumah
dan organisasi warga yang telah
dan
dipisahkan
ruang
dengan dibedakan
jalan
diberikan pelatihan oleh pihak
yang memiliki lebar 3—4 meter
oleh
yang ahli pada bidang tersebut
akan memudahkan mobil pemadam
untuk
kebakaran lewat apabila terjadi
yang masih bisa diolah menjadi
kebakaran.
barang yang lebih berguna.
19
dapat
mengolah
sampah
Pentahapan Pembangunan
Pembangunan
permukiman
direncanakan
di
yang
Kampung
Perlibatan
masyarakat
mengembangkan
perbaikan
Serangan ini akan menggunakan
perumahan
ini
metode
banyaknya
masyarakat
partisipatif
pengembangannya. metode
dalam
Penggunaan
partisipatif
diharapkan
ini
dikarenakan yang
akan terlibat dalam perbaikan sehingga
membutuhkan
kerja
akan
sama
antarpihak
menerima
agar
berjalan
kualitas
demikian, pada saat pengembangan
permukiman perumahan di Kampung
perbaikan perumahan ini terdapat
Serangan.
empat tahapan, yaitu:
lebih
masyarakat
untuk
terbuka
adanya
dan
perbaikan
dengan
lancar.
baik Dengan
Tahap Pertama Tahapan
pertama
adalah
sosialisasi
kepada
masyarakat
Kampung
Serangan dan melakukan akuisisi lahan setelah terjadi persetujuan dari
seluruh
pihak
yang
terlibat.
Adanya
sosialisasi
kepada
warga ini agar masyarakat tidak merasa terbebani adanya program perbaikan perumahan di Kampung Serangan. Pada tahapan ini pihak dari pemerintah dan masyarakat akan berdiskusi mengenai usulan perbaikan perumahan yang diusulkan oleh pemerintah yang kemudian akan menampung masukan yang sesuai dan sejalan dengan adanya pembangunan perumahan baru tersebut. Tahap Kedua Pada tahap kedua, mulai dibangun perumahan baru sesuai dengan lahan yang akan digunakan. Pada tahapan ini masyarakat yang akan dipindahkan masih dapat menempati rumah tinggal saat ini hingga rumah di perumahan baru sudah terbangun. Bagi masyarakat yang lahannya digunakan untuk pembangunan perumahan baru ini akan disediakan tempat untuk hunian sementara.
Tahap Ketiga Pada
tahapan
keempat
mulai
adanya
pembangunan
seperti
water
treatment plant (WTP), ruang terbuka hijau, hidran, jaringan jalan, jaringan drainase, dan jaringan sanitasi.
Tahap Keempat Pada tahapan keempat ini, masyarakat yang tinggal di rumah saat ini dan masyarakat yang tinggal di tempat hunian sementara akan mulai berpindah ke perumahan baru.
20
Pembiayaan Pembangunan Pembangunan permukiman yang direncanakan di Kampung Serangan ini akan dibagi menjadi 4 tahap pembangunan. Masing-masing tahap akan ada biaya yang diperlukan ditiap kegiatannya. Dana pembangunan permukiman ini direncanakan bersumber dari APBD Kota Yogyakarta. Rincian biaya yang diperlukan untuk pembangunan adalah sebagai berikut:
21
Visualisasi
Tampak Depan Rumah
Taman Bermain
SDN Serangan
Lapangan Olahraga
Tampak ATAS Kawasan 22
Perencanaan Wilayah dan Kota Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada