Perlindungan Bagi Nasabah (Debitur) Financial Technology Peer-to-Peer Lending (Aspek Perlindungan Data Pribadi Serta Penegakan Hukum)
Arinni Dewi Ambarningrum, Muhammad Rafi Satya Ganindra, dan Nandani Bayu Prasanti Universitas Airlangga
I. LATAR BELAKANG Dewasa ini dunia dihadapkan dengan revolusi industri 4.0 yang menggunakan internet di berbagai bidang. Revolusi yang menjadi tren di dunia industri ini menggabungkan teknologi otomatisasi dengan teknologi siber. Fenomena disruptive innovation menekankan pola digital economy, artificial intelligence, robotic, dan big data. Zaman serba digital ini, meyakini data is the new oil karena data menjadi komoditas utama yang paling berharga. Data dimanfaatkan oleh pengguna artificial intelligence untuk menciptakan suatu produk atau layanan. Salah satu bidang yang “terbawa arus� revolusi industri 4.0 adalah bidang perekonomian,
khususnya
sektor
jasa
keuangan.
Sektor
tersebut
terus
mengembangkan inovasi dalam hal pelayanan terhadap konsumennya sebagai alternatif jasa keuangan konvensional. Hal itu sangat dibutuhkan dalam menghadapi persaingan seiring pesatnya pertumbuhan teknologi keuangan atau Financial Technology (Fintech). Bank Indonesia mendefinisikan Fintech sebagai hasil kombinasi antara jasa keuangan dengan teknologi yang mengubah model bisnis konvensional menjadi lebih moderat, yang dapat melakukan transaksi jarak jauh dengan pembayaran dalam hitungan detik. Bank Indonesia sebagai lembaga yang bertugas mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran menetapkan dasar hukum penyelenggaraan Fintech dalam sistem pembayaran di Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia No. 18/40/PBI/2016 tentang Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran.
1
1
Endang Dwi Ari Surjaningsih, “Fintech Peer-to-Peer (P2P) Lending dan Potensi Pemajakannya�, https://www.pajak.go.id/id/artikel/Fintech-peer-peer-p2p-lending-dan-potensi-pemajakannya, dikunjungi pada tanggal 18 Februari 2020. 1