Hello ALSAians, Puji syukur atas kuasa dan kehendak-NYA, ALSA LC UNAIR MAGAZINE Vol. II akhirnya dapat terbit di bulan Oktober 2014 ini. Dengan mengangkat tema mengenai “Technology and Environment”, kami mengulas beberapa teknologi dan inovasinya sehingga ramah terhadap lingkungan. Kami tentunya dengan senang hati menerima kritik dan saran dari ALSAians terhadap kekurangan ataupun kesalahan dalam penyusunan ALSA LC UNAIR MAGAZINE Vol. II ini. ALSAians dapat langsung menyampaikan kritik dan saran tersebut melalui email ict.alsalcunair@gmail.com. Thank you,
Greeting From The Magazine Team
ALSA ALWAYS BE ONE!
Director’s Letter Upcoming Events Recent Issue ALSA Event Review Alumni Advices
EDITOR
Legal Review From AD Division
MELIZA MAYA
Recipes For ALSAians
REPORTER
Merchandise
ERIZA „IZZATI RAHAYU BINTARI ARIYANI
DESIGN AND LAYOUT NOVITA TRY JAYANTI ARDIAN NUR RAHMAN
1|
#2 ALSA LC UNAIR Magazine 2014
Assalamualaikum Wr. Wb. Salam sejahtera untuk kita semua Pertama – tama, marilah kita panjatkan puji syukur kehadiratNYA, karena atas berkat, rahmat, dan hidayahNYA ALSA LC UNAIR dapat menerbitkan Magazine Volume II dalam kepengurusan kali ini. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras dalam penyusunan majalah ini, khususnya ICT Division ALSA LC UNAIR. Pada Magazine edisi kali ini, kami membahas tentang “Technology and Environment�, yang mana kedua hal tersebut sangat berkaitan. Keberadaan teknologi dewasa ini di satu sisi sangat membantu kehidupan manusia, namun disisi lain dapat merusak lingkungan apabila digunakan dengan berlebihan atau tidak bijaksana, dan tentunya akan merugikan manusia juga pada akhirnya, maka kami merasa isu tersebut cocok untuk dibahas. Akhir kata, selamat membaca dan semoga dengan membaca Magaz ine ini, pembaca mendapatkan manfaat dan wawasan leb ih terkait tema tersebut. Wassalamualaikum Wr. Wb. Have a good day, and ALSA ALWAYS BE ONE!
#2 ALSA LC UNAIR Magazine 2014
|2
Organzing Leadership
Video Conference
Managerial of ALSA (OLMA)
at Ruang Vidcon
At Villa Cuban Talun
FH UNAIR
Public Speaking
ALSA International Moot Court Class
Seminar ALSA
ALSA Legal Coaching Clinics
Pra Musyawarah Lokal
3|
#2 ALSA LC UNAIR Magazine 2014
Alumni Night
Indonesia sebagai negara berkembang terus berupaya memberdayakan semua komponen yang dimilikinya untuk mencapai pembangunan nasional yang merata. Salah satunya melalui industri alat transportasi (otomotif) yang diprioritaskan untuk dikembangkan. Untuk mendukung hal tersebut, maka Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Perindustrian (Kemenperin) menerbitkan kebijakan mengenai mobil murah dan ramah lingkungan atau low cost green car (LGCG) yang diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian No. 33/M-IN/PER/7/2013 tentang Pengembangan Produksi Kendaraan Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau. Peraruran ini ditetapkan pada tanggal 1 Juli 2013 dan diundangkan pada tanggal 5 Juli 2013. Mobil LCGC memiliki beberapa kriteria tertentu, yakni ramah lingkungan dengan ketentuan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) minimal 20km/liter untuk motor bakar cetus api dan motor bakar nyala kompresi (diesel). Selain itu, diatur juga mengenai ketentuan penggunaan tambahan merek, model, dan logo yang mencerminkan Indonesia. Selain ramah lingkungan, keistimewaan dari mobil LGCG ini adalah harga jual mobil ini maksimal Rp. 95 juta berdasarkan lokasi kantor pusat Agen Pemegang Merek. Harga murah ini disebabkan adanya pemberian fasilitas oleh Pemerintah berupa keringanan Pajak Pertambahan Nilai atas Barang Mewah (PPnBM). Penerbitan Permenprin No. 33/2013 ini dimaksudkan untuk terus mendorong dan mengembangkan kemandirian industri otomotif nasional, khususnya industri komponen kendaraan bermotor roda empat agar mampu menciptakan motor penggerak, transmisi, dan axle yang berdaya saing seiring dengan peningkatan permintaan kendaraan bermotor yang hemat energi dan harga terjangkau. Kebijakan oleh Menprin ini memiliki banyak dampak bagi Indonesia, salah satunya adalah dari segi lapangan pekerjaan. Dengan kebijakan ini, investasi di Indonesia dalam industri otomotif akan berkembang karena peluang pasar otomotif saat ini sudah condong ke arah mobil LGCG. Perusahaan-perusahaan otomotif, baik produsen mobil nasional atau perusahaan perakit mobil maupun perusahaan penghasil komponen mobil, akan banyak bermunculan di Indonesia. Hal ini dapat menyerap tenaga kerja secara masif dan dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia secara luas sehingga membantu Pemerintah mewujudkan pembangunan nasional yang merata. (BA/EIR)
#2 ALSA LC UNAIR Magazine 2014
|4
INNOVATIONS Teknologi saat ini tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia. Teknologi diciptakan untuk memudahkan pekerjaan manusia sehari-hari. Penciptaan teknologi didasarkan pada pengamatan terhadap perilaku dan kebutuhan masyarakat. Sadar akan pentingnya teknologi dalam kegiatan seharihari, pemuda Indonesia telah banyak menciptakan berbagai inovasi teknologi yang sederhana, namun dapat membantu kehidupan masyarakat. Berikut adalah beberapa contoh inovasi teknologi karya pemuda Indonesia. (EIR)
2
1 1
JAJAWARE – PRANGKI ANAS Jajaware adalah sebuah produk yang ditujukan untuk memudahkan aktifitas para penjual makanan basah. Dengan Jajaware, pedagang dapat membawa makanan dagangannya dalam jumlah banyak dan dapat langsung dijual tanpa harus menggunakan meja, tempat membawa makanan, dan tanpa menggunakan nampan terpisah untuk menjajakan kue basah yang dijual. Selain itu, dengan Jajaware lokasi tempat berjualan, seperti di pasar, akan tertata lebih rapi, karena pedagang tidak perlu banyak meja.
SIGN-O-TREE - ADITYO Sign-O-Tree adalah sistem pemasangan signage yaitu iklan atau informasi tertentu pada suatu pohon tanpa melukai pohon tersebut. Alat ini bersifat portable sehingga dapat dibongkar pasang dan dapat disesuaikan dengan keadaan pohon tersebut sehingga dapat memperindah pohon di berbagai ruang publik. Sistem alatnya yang mudah membuat Sign-O-Tree dapat diaplikasikan dimana saja, terutama pada daerah dengan banyak pohon tanpa melukai pohon tersebut.
3
ECOBATA – RINA NURHAYATI Ecobata adalah inovasi bentuk dari batu bata untuk menghemat penggunaan semen. Penyemenan untuk ecobata dilakukan dengan mengisi rongga yang ada di tengah profil ecobata dengan semen (vertical sementing). Profil Ecobata memungkinkan disusun seperti lego dan saling mengunci pergerakan antara satu sama lain, sedangkan batu bata biasa membutuhkan semen untuk menjaganya tidak bergerak. Rongga tengah Ecobata dapat diisi untuk pembuatan rangka tiang baja, instalasi kabel listrik bangunan, instalasi pipa air, entilasi udara, dan bahkan sebagai pot bunga.
is the act or turning new and imaginative ideas into reality. Creativity involves two processes : thinking, then producing.
is the
production or implementation of a creative idea. If you have ideas, but donâ€&#x;t act on them, you are imaginative but not creative.
-Linda Naiman
5|
#2 ALSA LC UNAIR Magazine 2014
Iameco adalah salah satu komputer sebagian besar berbahan dasar kayu. Iameco dibuat oleh tim engineer dari MicroPro Computers Irlandia dan Fraunhofer Institute for Reliability and Microintegration Jerman dengan spesifikasi v3 touchscreen yang diklaim memiliki 70% jejak karbon lebih sedikit daripada desktop PC dengan monitor biasa. Kayu dipilih sebagai bahan utama untuk meminimalisir jumlah zat beracun yang digunakan pada produksi komputer seperti yang sering dilakukan. Sebanyak 98% dari mesin komputer ini dapat didaur ulang setelah tidak lagi digunakan. Bahkan 20% dari bagian komputer dapat didaur ulang tanpa proses, contohnya frame kayu mudah dipindahkan ke komputer lain.
IAMECO
Konsep desain AIRE Mask diciptakan oleh Joao Paulo Lammoglia. Alat ini akan mengkonversi napas manusia menjadi listrik melalui turbin angin kecil. Cara menggunakannya adalah cukup menggunakan masker AIRE ini, hubungkan dengan perangkat iOS, bernapas seperti biasa, dan baterai perangkat iOS pun akan diisi ulang. Menurut penciptanya, masker AIRE ini dapat digunakan saat indoor maupun outdoor. Selain menghemat energi, alat ini juga melatih fisik. Masker AIRE ini memenangkan RedDot Design Award sebagai Best of the Best tahun 2011.
SOLAR IMPULSE 2
Modifikasi dari generasi pertama Solar Impulse, memiliki teknologi yang sangat canggih, & desain terbaru ini dapat tinggal di udara tanpa batas. Sebanyak 7200 keping panel surya yang menutupi sayap raksasa pesawat berfungsi untuk menyimpan energi yang diserap dari matahari. Bentangan sayap Solar Impulse-2 sekitar 72 meter, lebih panjang 8 meter dari generasi pertama, bahkan lebih panjang dari bentangan sayap pesawat jet jumbo 747 Boeing. Tapi beratnya 2,54 ton, setara dengan sebuah mobil ukuran besar. Menurut André Borschberg, material yang digunakan pada pesawat versi up-grade ini juga lebih ringan. Pesawat ini memiliki motor yang lebih efisien, dan dilengkapi dengan kursi kelas bisnis. Sebanyak 80 perusahaan terkait telah memberikan bantuan teknologi mutahir untuk mengembangkan pesawat ini. Tujuan mereka supaya pesawat ini menunjukkan kemungkinan penggunaan energi bersih.
AIRE MASK
QUANT E-SPORTLIMOUSINE
XEROS
Xeros adalah temuan baru Stephen Burkinshaw dari University of Leeds, Inggris yang merupakan mesin cuci yang mampu menekan 72 persen penggunaan air dan memotong penggunaan
energi hingga 47 persen. Pengguna Xeros hanya perlu memasukkan satu cangkir air dan sedikit detergen sebelum mencuci, dimana mesin cuci biasa akan menghabiskan hingga 208,1 liter air setiap kali mencuci. Mesin cuci Xeros ini mengunakan manik-manik nilon polimer yang menyerap kotoran dan lemak. Xeros telah menerima berbagai penghargaan, termasuk daftar WWF “Green Game-Changers”, penghargaan dari pemerintah Inggris untuk “Best Technological Breakthrough” dan Penghargaan Pekan Iklim 2011.
Mobil ramah lingkungan persembahan nanoFLOWCELL AG. Mobil ini mendapat persetujuan layak jalan untuk kawasan Eropa dari Germany TÜV SÜD. Menggunakan sistem electrolyte flow cell power system dan motor elektrik di setiap roda, Quant e-Sportlimousine mampu menghasilkan tenaga impresif 921 HP, dengan kemampuan melesat dari titik 0-100 km/jam dalam waktu 2.8 detik, serta top speed 380 km/jam. Hebatnya lagi, mobil ini menggunakan sumber tenaga yang unik, yakni air laut. Selain itu, mobil ini juga memiliki desain futuristik. Memiliki panjang 5,25 meter dan menggunakan struktur bodi monokok dari serat karbon, serta pintu gullwing unik untuk akses keluar masuk bagi penumpang depan dan belakang
#2 ALSA LC UNAIR Magazine 2014
|6
Sudahkah ALSAians menjadi anggota dari salah satu organisasi penyelamatan lingkungan dan ikut menjalankan misi melakukan perubahan di dunia? Inilah beberapa organisasi di dunia yang bergerak di bidang tersebut.
Organisasi ini berdiri sejak 29 April 1961. Indonesia mulai ikut bergerak di organisasi ini sejak tahun 1962 dan menjadi lembaga nasional berbadan hukum sejak tahun 1998. “Saving the planet. Thatâ€&#x;s our day job. And it could be yours tooâ€?, motto inilah yang diusung WWF untuk mengajak seluruh manusia di bumi untuk menyelamakan bumi demi keberlangsungan seluruh makhluk hidup.
Berawal dari motivasi dan visi untuk menjadikan dunia menjadi hijau dan damai, pada tahun 1971 para aktivis yang percaya bahwa setiap orang dapat melakukan perubahan mulai mendirikan organisasi ini. Beberapa perubahan positif untuk lingkungan di dunia telah dilakukan oleh organisasi ini.
Merupakan yayasan yang didirikan oleh Ian Somerhalder, aktor serial tv di Amerika Serikat. Yayasan ini difokuskan pada bidang habibat, energi, dan hewan. Misi dari yayasan ini adalah untuk mendukung, mengedukasi, dan bekerja sama dengan orang maupun lembaga lain untuk memberikan dampak positif bagi bumi dan makhluk hiodup di dalamnya.
7|
#2 ALSA LC UNAIR Magazine 2014
Merupakan organisasi lingkungan hidup yang independen, non-profit dan terbesar di Indonesia. WALHI dapat ditemui di 28 provinsi dengan 156 orang anggota yang aktif berkampanye di tingkat lokal, nasional, dan internasional. Di tingkat internasional, WALHI berkampanya melalui jaringan Friends of The Earth International.
Event Review International Events
Acara Study Trip Japan 2014 kali ini diadakan pada tanggal 18-24 Agustus 2014. Rangkaian acara Study Trip (ST) ini dimulai dengan Welcome Party di Sunshine Academy Hall. Dilanjutkan dengan sesi Table Discussion (TD) yang membahas beberapa tema dan dilakukan selama beberapa hari, Cultural Interaction dan Cultural Night untuk mempresentasikan negara asal para delegasi, sesi Progress Report mengenai hasil dari TD yang dilakukan selama beberapa hari, dan ditutup dengan Farewell Party di Rose Garden Hotel.
.
Dalam acara ini, para delegasi mengenal Jepang lebih dalam lagi dengan mengunjungi berbagai tempat wisata, tempat bersejarah, tempat belanja, dan mencicipi makanan khas terkenal yang ada di Jepang. Hal menarik yang didapat dalam ST ini adalah pengalaman mengenal kebudayaan Jepang dan negara asal delegasi lainnya yang didapat dalam ST ini adalah pengalaman mengenal kebudayaan Jepang dan negara asal delegasi lainnya yang belum pernah diketahui sebelumnya, makananmakanan unik khas Jepang yang tidak akan ditemui di Indonesia, serta kerahtamahan warga Jepang yang sangat menyukai Indonesia. (ZHA/EIR)
ALSA National Chapter (NC) Malaysia menyelenggarakan Study Trip Malaysia 2014 pada tanggal 16-22 September 2014 di Kuala Lumpur, Ipoh, dan Penang. Tema yang diusung dalam Study Trip (ST) ini adalah We Unite As One (One Kind, One Gender, One People). ALSA NC Indonesia mengirimkan 3 (tiga) orang delegasinya dalam ST kali ini. Acara ST ini dimulai dengan Welcoming Dinner, lalu mengunjungi beberapa tempat wisata di Malaysia. Para delegasi juga berkontribusi dalam charity event bersama organisasi muslim di Kuala Lumpur. Para delegasi juga diajak menyaksikan sidang common law system di Palace of Justice (Istana Kehakiman) dan mengunjungi Prime Minister’s Palace. Acara dilanjutkan dengan kegiatan akademik yakni Model United Nations di Advance Tertiary College (ATC) dan kedua delegasi dari ALSA LC UNAIR memperoleh penghargaan Best Speaker untuk Shofa dan Best Position Paper untuk Adinda. ST kali ini diisi juga dengan kegiatan outbond, beach party, dan cultural night serta ST ini ditutup dengan Farewell Party and Dinner. Kegiatan ST Malaysia ini menambah pengetahuan dan wawasan khususnya dalam bidang hukum dan menjadi ajang bagi para delegasi untuk menambah teman dari negara lainnya serta menambah pengalaman untuk mengetahui kebudayaan Malaysia dan negara asal delegasi lainnya. (SAD/RAI/EIR)
National Events SEMWORKNAS tahun ini diadakan pada tanggal 1-3 Juli 2014 dengan tema “Shaping Indonesia Future Tourism Law Towards Sustainable Tourism For Tomorrow“ yang diadakan oleh ALSA LC UNUD di Universitas Udayana Bali . ALSA LC UNAIR mengirim 8 orang delegasi pada acara ini. Hari pertama diisi dengan seminar di Gedung Fakultas Hukum Universitas Udayana Bali. Hari kedua diisi dengan acara workshop di Hotel Mercure. Workshop kali ini membahas mengenai permasalahan eksploitasi pariwisata dan budaya di Indonesia. Salah seorang delegasi ALSA LC UNAIR, Dede Perkasa, meraih penghargaan best table discussion bersama timnya. Malam inagurasi kali ini mengusung tema Hollywood. Hari ketiga adalah hari terkahir yang diisi dengan city trip ke Museum Pacifica, Pirates Bay, dan tempat oleh – oleh Krisna. (BA/EIR)
#2 ALSA LC UNAIR Magazine 2014
|8
Local Events
Pra Musyawarah dan Outward Bound XXI dilaksanakan di ALSA LC Universitas Padjajaran Bandung. Sama seperti konsep POWB XX, POWB kali ini terdapat program ALSA Leadership Training dimana para peserta dibagi per-table discussion untuk saling sharing mengenai divisi yang ada di masing – masing LC. Kegiatan POWB XXI lain yang lebih seru yaitu para peserta diajak ke pemandian air panas di Ciater, melakukan Outbound flying fox di Lembang. Selain itu para peserta diajak menjelajahi kota Bandung dengan bermain Amazing Race. Closing ceremony POWB XXI kali ini mengangkat tema “Bollywood Night”, dimana delegasi ALSA LC UNAIR yaitu Dea Zulkarnain angkatan 2013 memperoleh penghargaan sebagai Miss Bollywood. Pada hari terakhir, semua ALSAians yang mengikuti kegiatan POWB XXI tersebut diajak City Trip, salah satunya mengunjungi Saung Angklung Mang Ujo, tempat ini menjadikan semua ALSAians mengagumi budaya bangsa Indonesia khususnya angklung yang benar – benar harus dilestarikan dan dilindungi agar tidak semakin banyak budaya kita yang diakui oleh negara lain.
ALSA Visit kali ini adalah ALSA LC Undip Visit ALSA LC Unair. ALSA Visit kali ini diselenggarakan pada tanggal 1-3 September 2014. Sebanyak 60 (enam puluh) orang rombongan dari ALSA LC UNDIP bertandang ke kota Surabaya. Rangkaian kegiatan dalam acara ini dibagi dalam 3 (tiga) hari. Hari pertama, ALSA LC UNDIP mengikuti seminar dengan tema “LGBT Marriage” yang diadakan di Ruang 303 Gedung A Fakultas Hukum UNAIR dengan pembicara dosen dari Fakultas Hukum UNAIR yakni M. Syaiful Aris, S.H., M.H. Hari kedua diisi dengan kegiatan yang menyenangkan, yakni game “Amazing Race” yang dibagi menjadi beberapa kelompok dengan berjalan mengelilingi pusat kota Surabaya dan berhenti di pos-pos yang disediakan panitia. Di setiap pos peserta disambut dengan game-game seru. Kelompok yang berhasil menjadi pemenang adalah kelompok yang paling cepat melalui 5 pos tersebut. Di hari ketiga, ALSA LC UNAIR mengajak ALSA LC UNDIP untuk mengunjungi House of Sampoerna. House of Sampoerna adalah museum rokok Sampoerna yang memiliki keunikan-keunikan tersendiri. Setelah mengunjungi House of Sampoerna, ALSA LC UNDIP dan ALSA LC Unair mengadakan closing ceremony yang diadakan di Tugu Pahlawan Surabaya. Setelah closing ceremony selesai, semua peserta dan panitia dari ALSA LC UNDIP dan ALSA LC UNAIR makan malam bersama di R.M. Soto Lamongan Cak Har. Disitulah tempat akhir dari semua rangkaian acara ALSA Visit kali ini. Semua kegiatan bersama ALSA LC UNDIP sangat menyenangkan. Semoga di lain waktu ALSA LC UNAIR dapat berjumpa lagi dengan ALSA LC UNDIP! (BA/EIR)
Halal Bihalal Keluarga Besar ALSA LC UNAIR & Closing Panitia SEMUNAS XXI ALSA diadakan pada Sabtu, 13 September 2014 di Ruang Budi Susetyo, Gedung A Fakultas Hukum Universitas Airlangga. Acara ini diadakan untuk mempererat kekeluargaan para anggota ALSA LC UNAIR sekaligus pembubaran kepanitian SEMUNAS XXI ALSA yang dilaksanakan pada awal bulan Maret lalu di Hotel Singgasana. Acara ini dihadiri oleh seluruh anggota ALSA LC UNAIR dan juga panitia SEMUNAS XXI ALSA, selain itu acara ini juga dihadiri oleh alumni ALSA LC UNAIR. Acara Halal Bi Halal di awali dengan sambutan dari PO acara ini , dilanjutkan dengan sambutan dari PO acara SEMUNAS XXI ALSA , kemudian sambutan dari Director ALSA LC UNAIR, setelah sambutan acara dilanjutkan dengan games menarik dan ramah tamah. (ANR/EIR)
9|
#2 ALSA LC UNAIR Magazine 2014
ALSA CARE kali mengusung tema "One Day For Better Life" yang dilaksanakan tanggal 7 September 2014 di Desa Jawar, Kel. Sumber Rejo, Kec. Pakal, Surabaya. Dalam rangkaian ALSACARE tahun ini ALSA LC UNAIR memberikan pengobatan gratis bagi warga sekitar Desa Jawar, Kel. Sumber Rejo. Pengobatan gratis yg diberikan adalah pengecekan tensi darah, pemeriksaan warga oleh para dokter, pemberian obat gratis bagi warga, akupuntur bagi pria dan wanita, pijat refleksi, serta cek gula darah, kolesterol, asam urat, dll. Acara pengobatan gratis ini diselenggarakan dari pukul 08.00 hingga pukul 11.00 WIB. Pihak ALSA LC UNAIR dalam kegiatan ini bekerja sama dengan LIONS International distrik Indonesia. (BA/EIR)
ALSA Study Trip merupakan salah satu acara tahunan yang dilaksanakan oleh ALSA LC UNAIR. Pada kesempatan kali ini acara Study Trip diadakan pada tanggal 23 September 2014, dan bertempat pada Bursa Efek Indonesia. Para peserta ALSA Study Trip berkumpul di kampus dan berangkat bersamasama menuju lokasi acara Study Trip, yakni di Bursa Efek Indonesia, Surabaya dan tiba pada pukul 09:40. Acara ini dimulai pada pukul 10:00 hingga 12:00. Setelah peserta berkumpul di lokasi acara, lalu dilanjutkan dengan berkeliling di Bursa Efek Indonesia dan mengikuti seminar mengenai pasar modal. Acara Study Trip kali ini selain menambah wawasan, juga mempererat keakraban di antara para ALSA-ians. (BA/EIR)
Divisi Internal kembali lagi dengan ALSA Days Out keduanya! Acara ini diadakan pada Sabtu, 11 Oktober pukul 06.00 WIB s/d selesai.. ALSA Days Out kali ini mengusung tema “Let‟s Run ALSAians!” sehingga acara ini mengajak semua ALSAians maupun non ALSAians untuk jogging bersama di Lapangan KONI, Surabaya. Setelah jogging bersama, acara ALSA Days Out ini ditutup dengan makan bersama di R.M. Soto Lamongan Cak Har. Lewat acara ini, diharapkan dapat menjalin kebersamaan bagi para ALSAians dan non ALSAians, serta sebagai salah satu ajang untuk memperkenalkan dunia ALSA kepada non ALSAians, khususnya dari angkatan 2014. (EIR)
Divisi Academic and Development (AD) kali ini hadir lagi dengan acaranya yaitu ALSA Study Club. Acara ini diselenggarakan pada hari Jumat, 17 Oktober 2014 pukul 13.00 WIB s/d selesai di Ruang 307 Gedung A Fakultas Hukum UNAIR. Acara ini diadakan untuk membantu para mahasiswa FH UNAIR khususnya angkatan 2014, dimana para ALSAians berdiskusi bersama mengenai mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum (PIH) dan Pengantar Hukum Indonesia (PHI). Selain berdiskusi, para ALSAians juga memberi tips & tricks untuk menghadapi Ujian Tengah Semester (UTS) untuk mata kuliah PIH dan PHI. Acara ini selain menambah wawasan, juga menjadi ajang untuk memperkenalkan dunia ALSA kepada non-ALSAians dan mengakrabkan diri satu sama lain. (EIR)
Trofeo ALSA is back!! Divisi Internal kembali menyelenggarakan Trofeo ALSA Jilid II pada hari Sabtu, 18 Oktober 2014 pukul 08.00 WIB s/d 18.00 WIB di GOR Basket Kampus C UNAIR. Game yang diusung dalam Trofeo kedua ini adalah Fun Basketball dengan tema “Superhero”. Pertandingan basket pada acara ini berbeda dengan permainan basket pada umumnya, dimana setiap tim terdiri atas 3 perempuan dan 2 laki-laki yang diwajibkan mengenakan kostum superhero baik pada saat pertandingan maupun tidak. Terdapat 9 (sembilan) tim yang bertanding dalam Trofeo kali ini untuk memperebutkan piala bergilir Trofeo yang diraih oleh divisi Eksternal pada acara Trofeo pertama “Fun Futsal” sebelumnya. (EIR)
#2 ALSA LC UNAIR Magazine 2014
| 10
Alumni Advices adalah satu rubrik spesial dalam ALSA LC UNAIR Magazine. Rubrik ini berisikan cerita,pengalaman, dan nasihat dari para Alumni ALSA LC UNAIR. Semoga rubrik ini dapat menginspirasi bagi para ALSAians sekalian.
ALUMNI ADVICES Marializia Abdullah Sadig, atau yang biasa dipanggil Maria, merupakan salah satu Alumni ALSA Local Chapter Universitas Airlangga. Wanita kelahiran 5 Juni 1990 ini merupakan ex-Presiden ALSA National Board Indonesia periode 2011-2012. Beliau telah menamatkan pendidikannya di Fakultas Hukum UNAIR dan menjadi sarjana hukum pada tahun 2012. Saat ini, beliau bekerja sebagai jurnalis di salah satu televisi swasta nasional. Berbahagialah dan nikmati waktu kalian bagi temanteman yang saat ini masih di bangku kuliah. Karena saat kalian sudah kerja kelak, masa-masa di bangku kuliah pasti akan kalian rindukan. Tapi ingat, jangan terlalu terlena di bangku kuliah hingga tidak bisa lulus dalam waktu yang tepat. Ambil segala kesempatan yang ada pada masa kuliah, karena hal itu dapat menjadi modal yang berguna saat kita bekerja kelak.
Jadilah aktif di setiap kelas, aktif dalam organisasi, aktif dalam perlombaan, dll. selama masa kuliah mumpung kalian masih muda. Tiap tahun, akan banyak saingansaingan baru bagi kalian yang pastinya semakin berkualitas. Arek Suroboyo juga jangan mau kalah! Bila kalian ikut dalam suatu organisasi, haruslah total dan maksimal supaya mendapatkan banyak manfaat. Jangan hanya menjadi followers saja, jadilah ‘sesuatu’ yang sesuai dengan kemampuan dan skill temanteman sekalian. Di ALSA, saya mendapatkan banyak pembelajaran berharga yang sangat berguna sampai saat ini. Saya harap ALSAians dapat merasakan apa yang saya dapat selama ini. Jadikan ALSA, organisasi lain, maupun acara kampus yang kalian ikuti sebagai wadah kalian untuk mengembangkan diri, dan jangan takut salah.
Untuk pilihan karir kalian selepas masa kuliah, pilihlah karir yang sesuai dengan keinginan dan kesukaan kalian dari hati. Kalau kalian cinta pekerjaan yang kalian pilih, kalian pasti akan bahagia mengerjakannya. Kalau sudah bahagia menjalaninya, Insya Allah sukses akan mudah diarih. Saya percaya bahwa kita harus bahagia terlebih dahulu agar bisa mencapai sukses. So, all the best buat teman-teman semuanya. See you all on top ! (ed. EIR)
MARIALIZIA ABDULLAH SADIG
Ex-Presiden ALSA National Board Indonesia 2011-2012
11 |
#2 ALSA LC UNAIR Magazine 2014
PERLINDUNGAN KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM BENTUK PENGETAHUAN TRADISIONAL DAN EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL (PTEBT) DI INDONESIA Oleh: G.V. Cahyaningsih1
Sejak awal penciptaannya, manusia memiliki satu karunia yang tidak dimiliki oleh makhluk hidup lain, yaitu karunia akal pikiran. Karunia inilah yang membuat manusia dapat mencipta dan berkarya, baik untuk memenuhi kebutuhan hidupnya melalui berbagai karya dan inovasi dalam berbagai bentuk, maupun untuk memuaskan inderanya melalui karya-karya seni. Hasil karya seni tersebut tidak jarang tercipta sebagai hasil dari interaksi sekumpulan masyarakat dengan keadaan lingkungan sekitarnya, seperti yang dapat kita lihat dari penggunaan pakaian yang menyesuaikan dengan iklim; corak batik yang menyesuaikan dengan daerah tempat tinggal si pencipta; atau berupa tarian-tarian yang menggambarkan makhluk hidup endemik yang hanya terdapat di tempat tinggal si pencipta tarian. Si pencipta pun tidak jarang mewariskan karya-karya seninya secara turun temurun, dan menjadikan kreasinya tersebut sebagai bagian dari suatu tradisi. Menurut Black’s Law Dictionary, kata tradisi merujuk pada adat dan kebiasaan masa lampau yang mempengaruhi atau mengatur mengenai tingkah laku dan cara bertindak di masa sekarang. Consolidated Analysis of the Legal Protection of Traditional Culture Expressions yang diterbitkan oleh WIPO (World Intellectual Property Organization) 2 menyatakan bahwa hukum kekayaan intelektual memberikan batasan jelas antara budaya tradisional (yang merujuk pada kebudayaan tradisional atau folklor secara tegas, dengan ekspresi budaya kontemporer yang berkembang dan diciptakan oleh generasi masa kini di suatu masyarakat yang berasal dari atau berdasarkan atas budaya tradisional atau folklor yang sudah ada sebelumnya). Berdasarkan definisi di atas, dapat dibayangkan betapa banyak hasil budaya maupun pengetahuan tradisional yang dimiliki oleh Indonesia. namun, hingga saat ini UndangUndang Perlindungan Hak Cipta yang dimiliki Indonesia masih kurang melindungi kekayaan budaya, terutama budaya tradisional dan ekspresi budaya yang dimiliki Indonesia. Salah satu kasus kontroversial yang pernah dialami Indonesia akibat kurangnya perlindungan hukum terhadap kekayaan budaya kita adalah ketika seni tarian Reog Ponorogo yang diklaim oleh Malaysia beberapa tahun yang lalu. Tidak hanya kesenian Reog Ponorogo, nyanyian „Rasa Sayange‟ dari Nusa Tenggara Timur pun turut juga diklaim oleh negara tetangga, bahkan dijadikan sebagai lagu latar untuk iklan promosi wisata mereka. Dua dari berbagai kasus klaim negara lain atas bentuk seni budaya Indonesia tidak membuat Indonesia membuat perangkat hukum yang lebih baik lagi. Hingga saat ini wacana untuk mendaftarkan segala bentuk kesenian budaya kita masih mengalami kendala dengan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mendaftarkan karya seni yang sudah dimiliki. Dalam legal review kali ini, penulis akan mencoba memaparkan mengenai beberapa kelemahan dalam sistem regulasi perlindungan hak cipta bagi karya seni bangsa. 1 2
Mahasiswa semester VII FH UNAIR. Penulis dapat dihubungi di gabcahya@gmail.com. WIPO, ‘Consolidated Analysis of the Legal Protection of Traditional Culture Expressions’, WIPO/PTEBT/IC/5/3, para. 53.
#2 ALSA LC UNAIR Magazine 2014
| 12
Rezim Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional dengan Hak atas Kekayaan Intelektual Definisi mengenai apa itu pengetahuan tradisional dan ekspresi budaya tradisional coba diberikan oleh World Intellectual Property Organization melalui Glossary of Key Terms Related to Intellectual Property and Genetic Resources, Traditional Knowledge and Traditional Expressions menyebutkan bahwa kata „tradisional‟ bukanlah berarti suatu benda atau karya seni itu berasal dari jaman yang lampau dan telah usang. Terminologi tradisional memiliki arti bahwa suatu pengetahuan tradisional atau suatu ekspresi budaya dikembangkan menurut aturan-tata cara dan kebiasaan dari suatu komunitas, sehingga dapat menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan tradisional adalah cara pengembangan pengetahuan tradisional atau ekspresi budaya tersebut, dan bukan menunjuk langsung pada pengetahuan tradisional atau ekspresi budaya itu sendiri. 3 UNESCO dalam Pasal 4 ayat (3) Convention on the Protection and Promotion of the Diversity of Cultural Expressions (2005) mendefinisikan ekspresi budaya sebagai “berbagai bentuk ekspresi yang mengandung kebudayaan yang berasal dari kreativitas individual, sekelompok orang dan masyarakat. 4 Bersama dengan sumber budaya genetik, penegetahuan tradisional dan ekspresi budaya tradisional menciptakan sebuah rezim hukum dalam hukum kekayaan intelektual yang sui generis. Hak kekayaan intelektual sendiri dalam Trade-Related Aspect of Intellectual Property Rights (TRIPs) dimaknai sebagai hak-hak yang diberikan kepada seseorang atas hasil karya pikiran mereka. Hal-hak ini biasanya memberikan kepada si pencipta suatu hak eksklusif atas penggunaan kreasinya untuk periode waktu tertentu. Dalam Pasal 1 nomor 2 TRIPs sendiri dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan „kekayaan intelektual‟ adalah segala macam kekayaan intelektual yang diatur dalam Bagian II Seksi 1-7 dari TRIPs, yaitu hak cipta dan hak-hak lain yang berhubungan dengannya, merek dagang, indikasi geografis, desain industri, paten, desain tata letak sirkuit terpadu, dan perlindungan terhadap rahasia dagang. 5 Muhammad Jumhana dan R. Djubaedillah mendefinisikan hak kekayaan intelektual sebagai hak yang berasal dari kemampuan intelektual/kegiatan kreatif suatu kemampuan daya pikir manusia yang diekspresikan kepada khayalak umum dalam berbagai bentuknya, yang memiliki manfaat serta berguna dalam menunjang kehidupan manusia, serta memiliki nilai ekonomis. Bentuk nyata dari kemampuan karya intelekual itu dapat dilihat di bidang teknologi, ilmu pengetahuan, seni dan sastra.6 Sayangnya, kedua rezim ini tidak dapat menjadi satu dan melindungi ekspresi budaya tradisional. TRIPS yang diratifikasi oleh Indonesia lebih menjunjung tinggi pandangan individual, sedangkan ekspresi budaya tradisional merupakan kekayaan intelektual yang bersifat komunal. Negara berkembang macam Indonesia terbiasa hidup dalam
Nino Pires de Carvalho, ‘From the Shaman’s Hut to the Patent Office: A Road Under Construction, Biodiversity and the Law’, Biodiversity and the Law: Intellectual Property, Biotechnology and Traditional Knowledge Journal, (Earthscan, 2007) halaman 244. 4 UNESCO, ‘Convention on the Protection and Promotion of the Diversity of Cultural Expression, 2005, Records of the General Confrence, 33rd Session, vo.1 hal 83. 5 World Trade Organization, ‘Frequently Asked Questions About TRIPS in the WTO’, http://WTO%20_%20intellectual%20property%20(TRIPS)%20-%20frequently-asked%20questions.htm. Diakses tanggal 2 Oktober 2014. 6 Muhammad Djumhana & R. Djubaedillah, ‘Hak Milik Intelektual: Sejarah, Teori dan Prakteknya di Indonesia (Citra Aditya Bakti, 1993). 3
13 |
#2 ALSA LC UNAIR Magazine 2014
sosial komunitas dan tidak terbiasa dengan produk hukum yang bersifat individual, terutama di bidang hak kekayaan intelektual.di berbagai negara berkembang, suatu karya umumnya diciptakan oleh masyarakat secara bersama-sama dan ditularkan secara turun temurun, berbeda dengan negara-negara maju yang cenderung menjunjung tinggi hak-hak individual dan mengeksklusifkan diri terhadap suatu karya, sehingga negara maju cenderung menolak perlindungan terhadap PTEBT karena dianggap tidak memiliki batasan jelas.7 Belum lagi jika dikaitkan dengan latar belakang adanya PTEBT yang bukan didasarkan pada tujuan komersil semata, melainkan lebih dipengaruhi oleh tujuan budaya dan spiritualitas yang berbeda dengan tujuan pembentukan TRIPS untuk melindungi benda-benda yang memiliki nilai komersil.8 Selain itu, alasan utama mengapa TRIPS tidak memasukan PTEBT sebagai salah satu kekayaan intelektual yang dilindungi dalam TRIPS, karena adanya strategi dari negara-negara maju untuk mengeksploitasi dan mengeksplorasi pengetahuan tradisional masyarakat yang sebagian besar tersebar di negara berkembang tanpa ingin memberikan kompensasi yang wajar.9
Perlunya Pengaturan PTEBT Nasional Pentingnya keberadaan PTEBT mulai diakui sejak undang-undang mengenai hak cipta pertama kali diundangkan melalui Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta Nasional dalam Pasal 10, selanjutnya dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta keberadaan PTEBT juga diakui dalam Pasal 10, yang berisi: ”1). Negara memegang Hak Cipta atas karya peninggalan prasejarah, sejarah, dan benda budaya nasional lainnya. 2). Negara memegang Hak Cipta atas folklor dan hasil kebudayaan rakyat yang menjadi milik bersama, seperti cerita, hikayat, dongeng, legenda, babad, lagu, kerajinan tangan, koreografi, tarian, kaligrai, dan karya seni lainnya. 3). Untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaan tersebut pada ayat (2), orang bukan warga negara Indonesia harus terlebih dahulu mendapat izin dari instansi yang terkait dalam masalah tersebut. 4). Ketentuan lebih lanjut mengenai Hak Cipta yang dipegang oleh Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal ini, diatur dengan Peraturan Pemerintah.” Pasal ini memiliki kelemahan di segi implementasi di lapangan akibat dari kedudukan pasal yang belum jelas, dan kurangnya peran serta masyarakat tradisional sebagai pemegang hak cipta PTEBT sekaligus pemangku kepentingan dalam penyusunan peraturan ini, sehingga rawan menimbulkan sengketa akibat adanya perbedaan pemahaman tentang PTEBT antara pemerintah dengan masyarakat tradisional.10 Selain dari segi implementasi di lapangan, UU Hak Cipta ini sendiri masih mengandung kelemahan di dalam tubuhnya. Mari kita lihat Pasal 10 ayat (4) yang menunjuk Peraturan Pemerintah untuk melaksanakan pasal inipun masih belum terimplementasi karena belum adanya Peraturan Pemerintah yang dimaksud. Masuk ke dalam bagian Muh. Miftachun Niam, ‘Strategi Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual Komunal (PTEBT) di Indonesia’, (Universitas Slamet Riyadi, 2011). 8 Agus Sardjono, ‘Hak Kekayaan Intelektual dan Pengetahuan Tradisional’, (Alumni, 2010). 9 Noegroho Amien Sutiarto, ‘Hak atas Kekayaan Intelektual dan Kekayaan Intelektual Tradisional dalam Konteks Otonomi Daerah, Mimbar Hukum, 34/II/2000. 10 Tim Lindsey, et.al., ‘Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar’, (Alumni, 2002). 7
#2 ALSA LC UNAIR Magazine 2014
| 14
Penjelasan, Pasal 35 UU Hak Cipta yang menyatakan, “Pendaftaran Ciptaan bukan merupakan suatu keharusan bagi Pencipta atau pemegang Hak Cipta, dan timbulnya perlindungan suatu Ciptaan dimulai sejak ciptaan itu ada atau terwujud dan bukan karena pendaftaran.� Penjelasan inilah yang menyebabkan Indonesia tidak berdaya ketika Malaysia tiba-tiba mengklaim lagu Rasa Sayange maupun kesenian Reog Ponorogo, karena dengan tidak adanya pendaftaran, kita tidak mempunyai bukti yang valid mengenai kepemilikan dua ekspresi budaya tradisional tersebut. Karena masih maraknya klaim dari negara lain atas PTEBT milik Indonesia setelah berlakunya UU Hak Cipta tahun 2002, Pemerintah dan DPR mengambil inisiatif untuk mempertegas perlindungan bagi PTEBT dengan membuat RUU PTEBT dan memasukkannya dalam Prolegnas 2010-2014, namun hingga kini belum juga diundangkan. Belum diundangkannya RUU PTEBT dapat kembali menunjukkan kurangnya perhatian Pemerintah Indonesia terhadap PTEBT milik Indonesia. Segera dibentuknya suatu peraturan yang dapat mengakomodir keunikan hak atas kekayaan intelektual komunal sangat mendesak untuk dilakukan, mengingat berbagai macam faktor yang tidak hanya akan merugikan masyarakat tradisional saja, namun juga dapat merugikan Indonesia, akibat berkurangnya kekayaan budaya maupun sumber pemasukan negara dari kekayaan budaya tersebut. Faktor pertama mendesaknya pembuatan perangkat hukum untuk melindungi kekayaan intelektual PTEBT, yaitu adanya ancaman klaim dari negara, seperti yang tercantum dalamUndangUndang Warisan Kebangsaan Malaysia yang di Pasal 69 dan Pasal 70 pada intinya mengatur bahwa setiap komunitas maupun orang perseorangan dapat mendaftarkan kepemilikan kebangsaan yang dimilikinya kepada negara. Pasal 70 ayat (2) dalam penjelasannya menyatakan bahwa dalam hal jual beli kepemilikan warisan nasional, pemilik warisan kebangsaan tersebut wajib memprrioritaskan Pemerintah Malaysia terlebih dahulu melalui Komisioner Warisan Nasional. Hal ini tentu saja menggelisahkan mengingat banyaknya warga Indonesia yang pada akhirnya menetap di Malaysia dan menjadi warga negara Malaysia membawa serta tradisi beserta hasil budaya mereka dari daerah asal di Indonesia dapat dengan mudah menjual kepemilikan warisan budaya tersebut, dan tentu saja harus terlebih dahulu memprioritaskan Pemerintah Malaysia. Keadaan genting ini tentunya diharap dapat menjadi alarm tanda bahaya bagi Pemerintah untuk segera mengambil tindakan untuk mengamankan hasil budaya dan pengetahuan tradisional yang dimiliki Indonesia dari klaim bukan hanya oleh Malaysia, tapi juga oleh pihak-pihak asing lainnya, yang mungkin saja malah merusak makna asli atau malah mempergunakan karya budaya dan pengetahuan tradisional tersebut tanpa memberikan keuntungan yang berarti bagi pemilik PTEBT tersebut. Harapan Ke Depan untuk PTEBT Tidak dipungkiri, terdapat banyak hambatan yang dialami oleh para pemegang hak PTEBT yang menyebabkan mereka tidak berdaya menghadapi klaim-klaim maupun penyalahgunaan dari pihak asing. Bagaimanapun, selalu terdapat solusi bagi permasalahan ini. Pemerintah Indonesia mungkin dapat meniru mekanisme yang telah digunakan India dalam membuat database bagi pengetahuan tradisionalnya di bidang medis. The Traditional Knowledge Digital Library (TKDL) merupakan proyek bersama beberapa kementerian di India yang mengumpulkan berbagai ahli interdisipliner (ahli penyembuhan tradisional, ahli paten, ahli teknologi, dsb.) untuk mendigitalkan literatur-
15 |
#2 ALSA LC UNAIR Magazine 2014
literatur mengenai pengobatan dan penyembuhan tradisional, seperti yoga dan ayurweda, ke dalam lima bahasa resmi internasional. Sederhananya, TKDL ini berniat untuk menghubungkan antara konsep tradisional dari metode pengobatan dan penyembuhan India dan menyederhanakannya dalam bentuk digital, sehingga nantinya lebih mudah dipahami oleh para pemeriksa paten dari International Patent Office (IPO)11, untuk mencegah pemberian paten kepada pihak yang tidak semestinya. 12 Penyuluhan mengenai arti penting hak atas kekayaan intelektual, terutama kekayaan intelektual komunal seperti PTEBT terhadap pemegang hak maupun masyarakat awam perlu dilakukan mengingat banyak awam yang masih belum memahami apa itu hak atas kekayaan intelektual13, serta potensi yang dapat diambil dari situ. Pengesahan RUU PTEBT juga perlu dilakukan dengan segera untuk menciptakan sebuah rezim hukum yang sui generis, yang juga mengatur mengenai akses pihak asing terhadap PTEBT nasional. Hal ini demi melindungi PTEBT sebelum adanya klaim atau penyalahgunaan dari asing14 yang dapat mengakibatkan hilangnya devisa negara karena hilangnya PTEBT. Dengan membentuk peraturan sui generis di bidang PTEBT dan menerapkannya dengan maksimal, Indonesia dapat menjadi „laboratorium percobaan‟ bagi perlindungan PTEBT, dan dapat suatu saat mengajukan rancangan peraturan yang berskala internasional mengenai PTEBT. Kesimpulan dan Saran Penulis berkesimpulan bahwa karena adanya perbedaan sifat dari rezim hak atas kekayaan intelektual dengan rezim kekayaan intelektual komunal (PTEBT), maka perlu adanya upaya inventarisasi PTEBT sebagai dasar untuk klaim di kemudian hari, dan peraturan hukum sui generis untuk PTEBT untuk mengatur mengenai payung hukum yang akan melindungi PTEBT milik Indonesia. Hal ini berimplikasi pada adanya kepastian bagi para pelaku budaya mengenai hasil karyanya, dan mengurangi klaim dan penyalahgunaan dari negara lain terhadap hasil budaya Indonesia.
WIPO (supra 2), hal. 40. United Nations University Institute of Advanced Studies [UNU-IAS], ‘The Role of Registers&Databases in the Protection of Traditional Knowledge: A Comparative Analysis’, ( UNU-IAS, 2003) halaman 18. Dapat diakses melalui <http://www.icimod.org/resource/2234>. 13 IP Academy, ‘Harapan Baru Pembelajaran HKI 2009, < http://www.dgip.go.id/ebscript/publicportal.cgi?. ucid=376&ctid=23&id=2174&type=2>, diakses tanggal 2 Oktober 2014. 14 Dr. H.. Ahad Ubbe, S.H., M.H., APU, dkk.,;Pengkajian Hukum Tentang Perlindungan Hukum Kebudayaan Daerah’, (Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, 2011), halaman 13. 11 12
#2 ALSA LC UNAIR Magazine 2014
| 16
laughter is brightest where
Chocolate Bahan – bahan : 250 mL air 100 gram mentega tawar 150 gram terigu berprotein sedang ¼ sdt garam 3 butir telur, kocok ringan Minyak goreng secukupnya 200 gram dark chocolate, cacah kasar 250 mL susu segar Gula Cinnamon jika suka Cara membuat: 1. Campur air dan mentega dalam wajan, panaskan dan aduk selama 3-4 menit hingga mendidih dan mentega lumer. Matikan api, sisihkan. 2. Tambahkan terigu dan garam, aduk menggunakan sendok kayu hingga tercampur rata dan adonan kalis. Tutupi dengan plastik, sisihkan selama 15 menit atau hingga dingin. 3.Tambahkan telur satu persatu sambil diaduk hingga rata. 4.Masukkan adonan ke dalam kantong semprot dengan ujung berbentuk bintang, berdiameter 2 cm. 5.Tuangkan minyak dalam wajan kira-kira ketinggian 6 cm, panaskan hingga 180ºC (panas sedang). Tekan keluar adonan dari kantong semprot, potong sepanjang 10 cm dan masukkan ke dalam minyak yang telah panas. Goreng selama 2 menit atau hingga kecoklatan. 6. Tiriskan churros matang di ataskertas roti. Perciki gula cinnamon. Sisihkan. Sajikan bersama saus cokelat. Membuat Saus Cokelat Campurkan cacahan coklat dan susu dalam wajan, panaskan dengan api sedang, aduk hingga coklat meleleh dan tercampur rata.
17 |
#2 ALSA LC UNAIR Magazine 2014
food is best
Bahan: 150 g stroberi, potong-potong 150 g anggur hijau, potong-potong 150 g mangga, potong-potong 100 g daun selada Bahan Saus Yoghurt : 200 ml yoghurt rasa orange 3 sdm simple syrup/madu 3 sdm air jeruk lemon/nipis 1 sdmsusukentalmanis Cara Membuat Membuat Salad Saus Yoghurt: 1. Campur potongan stroberi, anggur dan mangga. Aduk rata. Diginkan di dalam kulkas selama 20 menit. 2. Saus Yoghurt: Campur yoghurt dengan simple syrup, air jeruk lemon dan susu kental manis. Aduk rata. Dinginkan. 3. Penyelesaian: Alas piring saji dengan daun selada. Masukkan potongan buah-buahan. Sesaat sebelum di sajikan siram dengan saus yoghurt. Hidangkan.
Cara membuat Infused Water : 1. Siapkan buah segar diantaranya Timun, Strawberry, Jeruk Nipis, iris tipis dan tambahan daun mint 2. Kemudian masukan ke dalam wadah kaca dan tambahkan air dingin. 3. Diamkan beberapa jam atau bahkan semalaman di dalam kulkas agar sari dari bahan-bahan tersebut masuk kedalam air.
#2 ALSA LC UNAIR Magazine 2014
| 18