10 JANUARI
TAHUN 2016
Eceran Rp 5.750 HALAMAN 25
RENDRA KURNIA/RABA
BERJUANG: Peserta rapat koordinasi Forum Honorer Kategori 2 Indonesia (FHK2I) di aula Kampus Universitas PGRI Banyuwangi (Uniba) kemarin (9/1).
Honorer K2 Minta Diangkat Tagih Janji Men PAN-RB agar Dijadikan CPNS BANYUWANGI - Ratusan tenaga honorer K2 Kabupaten Banyuwangi berkumpul di aula Kampus Universitas PGRI Banyuwangi (Uniba) pada Sabtu (9/1). Ratusan tenaga honorer dari berbagai satuan
KUCUR
kerja perangkat daerah (SKPD) itu menghadiri rapat koordinasi (rakor) bersama Forum Honorer Kategori 2 Indonesia (FHK2I). Rakor itu dihadiri sejumlah kalangan, seperti perwakilan PGRI se-Kabupaten/Kota Jatim; Pengurus Besar PGRI, Dr. H. Didi Suprijadi; Wakil Ketua DPP FHK2-I, Andi Nurdiansyah; Tim Advokasi DPP FHK2-I, Iwan Ali Darmawan; PGRI Jatim, H. Thoyieb Rantiono.
Hadir juga Ketua PGRI Banyuwangi, Drs. H. Teguh Sumarno; Sekretaris Dinas Pendidikan Banyuwangi, H. Dwiyanto; dan Kabid Pengendalian dan Pengolahan Data BKD Banyuwangi, Heri Waluyo. Ketua Umum FHK2-I Jawa Timur, Riyanto Agung Subekti, mengatakan penyelesaian nasib honorer kategori dua (K2) hingga kini belum jelas arahnya ■
Pegawai honorer mendominasi aparatur di pusat hingga daerah hampir 80 persen. Pemerintah jangan lupa, bahwa selama ini yang menjalankan tugas PNS itu honorer. Kalau honorer tidak ada, apa bisa jalan fungsi pemerintahan.’’ RIYANTO AGUNG SUBEKTI Ketua Umum FHK2-I Jawa Timur
Baca Honorer...Hal 31
Bocah Kepala Besar mulai Dirawat Besok
NGOPAI
BANYUWANGI - Bocah penderita hidrochepalus, Hadiah Restu Angelia, 5, akan dirawat di RSUD Blambangan, Banyuwangi, mulai Senin besok (11/1). Anak pasangan almarhum Ristu dan Hartatik tersebut akan memulai babak baru pengobatan penyakit yang membuat volume kepalanya membesar. Direktur RSUD Blambangan, dr. Taufiq Hidayat SP And, mengatakan pada Jumat lalu (8/1) pasien tersebut sebenarnya sudah datang.
Namun, karena kedatangannya terlalu sore, pihak RSUD Blambangan belum bisa melayani pengobatan Hadiah Restu. Oleh karena itu, rencananya pada Senin besok pasien anak-anak tersebut dijadwalkan akan dirawat di RSUD Blambangan. Taufiq menjelaskan, langkah awal yang mereka lakukan nanti adalah membersihkan kepala anak tersebut sebelum dilakukan operasi ■ Baca Bocah...Hal 31
FREDY RIZKI/RABA
ARTERIA DAHLAN
Paham Betul Susahnya Guru BAGI Arteria Dahlan, 40, nasib guru honorer saat ini benar-benar harus memperoleh perhatian khusus. Saat pemerintah menggembar-gemborkan peningkatan sumber daya manusia (SDM) dengan cara meningkatkan anggaran pendidikan hingga 20 persen dari APBN, nasib guru honorer justru masih jauh dari kata sejahtera ■ Baca Tahu...Hal 31
FREDY RIZKI/RABA
BURAM: Petugas sedang mengasapi gedung Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam, Dusun Krajan, Desa Kelir, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, kemarin (9/1).
Lima Warga Kelir Terserang DB KALIPURO - Petugas Dinas Kesehatan Banyuwangi melakukan fogging (pengasapan) di Dusun Krajan, Desa Kelir, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, kemarin (9/1). Sebelumnya, petugas menemukan lima warga yang positif terinfeksi demam berdarah dengue (DBD) di desa tersebut. Penyemprotan obat malathion ke rumah warga di Dusun Krajan itu dimulai sekitar pukul 08.30 kemarin. Pengasapan tersebut sengaja dilakukan pada pagi hari untuk menyesuaikan dengan jam aktivitas nyamuk. Selain
itu, pengasapan pagi hari dilakukan untuk menghindari angin yang dapat menyapu asap. Tindakan pengasapan itu dilakukan setelah ada laporan banyak masyarakat yang dirawat di RSUD karena menderita DBD. Begitu ada laporan warga, petugas Puskesmas Kelir langsung melakukan survei di lokasi rumah warga yang menderita DBD. Setelah dinyatakan sesuai syarat dilakukan fogging, barulah datang petugas untuk mengasapi wilayah yang dianggap sebagai sarang nyamuk ■
RENDRA KURNIA/RABA
Baca Lima...Hal 31
AKUT: Hadiah Restu yang memiliki lingkar kepala 79 cm digendong ibunya.
Ayong Laros, Penjual Kacamata yang Aktif Mencipta Lagu Daerah
Pernah Jadi Mentor Danang, Pinjam BPKB untuk Biaya Rekaman SAMPAH
Langsung Didenda bila Buang Sembarangan BANYUWANGI - Jangan sembarangan membuang sampah di Bumi Blambangan. Apalagi, membuang sampah di tempat-tempat wisata. Sebab, pemerintah akan memberlakukan denda bagi pembuang sampah di tempat wisata mulai Februari 2016 mendatang. Dinas Kebudayaan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi mengakui bahwa selama ini sampah menjadi masalah krusial bagi pariwisata Bumi Blambangan ■ Baca Langsung...Hal 31 http://www.radarbanyuwangi.co.id
Karir Pradana Dieva alias Danang D2 kini melejit. Kalau melihat ke belakang, bakat penyanyi itu tidak lepas dari polesan salah satu seniman Banyuwangi, Ayong Laros. Lelaki penjual kacamata itu pernah menjadi mentor Danang semasa anak-anak.
AKTIF BERKARYA: Ansori alias Ayong Laros di Kompleks Inggrisan Banyuwangi.
CHIN JULLIEN, Banyuwangi MASIH ingat dengan lagu Ethekethekan? Lagu yang menceritakan permainan anak tersebut merupakan lagu
CHIN JULLIEN/RABA
pertama yang dinyanyikan Danang pada tahun 2002. Lagu tersebut diciptakan Ayong Laros setahun sebelumnya. Pria yang memiliki nama asli Ansori tersebut saat itu memang tengah mengasuh Danang dalam belajar menyanyi. Lagu tersebut merupakan lagu kedua yang dia ciptakan. Ceritanya pun cukup menarik. Ide lagu Ethek-ethekan tersebut muncul dari tiga buku yang mengulas politik yang dia baca pada tahun 2001. Selama setahun, pria yang gemar menulis puisi, sajak, pantun, dan membaca, ini dihantui isi buku tersebut. “Waktu itu saya di sungai. Tiba-tibamuncul inspirasi lagu permainan anak-anak itu,” ujar warga Jalan Sutawijaya, Lingkungan Pakis Jalio, Kelurahan Sumberrejo, Banyuwangi, itu ■
Honorer K2 Minta Diangkat PNS Semoga tidak menambah beban rakyat
Bocah Kepala Besar mulai Dirawat Besok Hayo..., mana politisi yang katanya peduli?
Baca Pernah...Hal 31 email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com
OLAHRAGA
26
R A D A R
PENCAK SILAT
ALI NURFATONI/RABA
POTENSIAL: Deretan para juara Kejurkab Pencak Silat antarpelajar di GOR Tawang Alun, Banyuwangi, akhir Desember 2015 lalu.
Sebagian Perguruan Dominasi Juara BANYUWANGI - Kejuaraan Kabupaten (Kejurkab) Pencak Silat Antarpelajar Banyuwangi memang sudah berakhir. Sejumlah sekolah, mulai tingkat SD, SMP hingga SMA, dinobatkan sebagai juara umum. Selain itu, pada arena tersebut juga ada penganugerahan untuk pesilat terbaik. Ada enam pesilat yang mendapatkan predikat tersebut. Yang menarik, mereka tercatat dari anggota perguruan yang berbeda. Melihat fenomena itu, maka persaingan antar perguruan di induk organisasi Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Banyuwangi cukup merata. Hanya saja, ada sejumlah perguruan yang mendominasi perebutan juara. Hal itu diungkapkan sekretaris panitia kejurkab pencak silat antarpelajar Banyuwangi, Suyanto, kemarin. Dia menyebut, sesuai data terakhir, para pesilat berasal dari sejumlah perguruan. ‘’Ada beberapa perguruan yang belum dapat medali,” ungkapnya. Sementara itu, Suyanto menjelaskan, para juara itu masih didominasi sejumlah perguruan. Sebab, para perguruan itu memang sangat eksis dalam mengembangkan atlet. ‘’Para perguruan itu bersaing sehat,’’ tandasnya. Beberapa perguruan yang mendominasi tangga juara itu, antara lain Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), Persinas Asad, Kujang Padjajaran, Suaka Pasung Laksa (SPL), Percaya Diri (PD), Pamur, dan Singo Wongso. (ton/c1/als)
B A N Y U W A N G I
Jawa Pos
Minggu 10 Januari 2016
Gelar BBL, Perbasi Target Bangkit BANYUWANGI - Kegagalan dalam Porprov edisi kelima lalu seolah menjadi pelajaran berharga bagi Pengkab Perbasi Banyuwangi. Tidak ingin nasib serupa terjadi di kemudian hari, induk olahraga bola basket ini pun mencoba bangkit. Hal itu diperlihatkan dengan digelarnya kejuaraan Banyuwangi Bola Basket League (BBL) yang digeber mulai kemarin (9/1). Kejuaraan yang dibagi dalam tiga kategori, yakni sekolah dasar (SD), menengah pertama (SMP), dan menengah atas (SMA), itu dijadwalkan berlangsung hingga 23 Januari mendatang. GOR Sahabat menjadi pilihan dalam even yang akan menjadi sarana bagi Perbasi Banyuwangi untuk membentuk skuad bayangan Porprov VI di Gresik dan Lamongan itu. “Kegiatan ini merupakan bagian dari pembinaan. Termasuk, target menembus babak Porprov dua tahun mendatang,” tegas Sujito, ketua Perbasi Banyuwangi. Rencananya, BBL tersebut akan dibuka dalam prosesi seremoni Senin (11/1) besok. Meski demikian, agenda pertandingan tetap berjalan, di antaranya kemarin antara SDN Penganjuran 4 melawan SDN Model. Dalam pertandingan tersebut, SDN Model harus mengakui keunggulan lawannya. SDN Penganjuran 4 putri mencukur SDN Model dalam empat babak dengan skor akhir 68-2. Sementara itu, di pertandingan berikutnya duel tim SMP putra mempertemukan SMP 1 Kalibaru versus SMP 5 Banyuwangi. Dalam pertandingan yang berlangsung kurang seimbang itu, duta Kalibaru unggul atas lawannya. Pertandingan empat kuarter disudahi skuad SMP 1 Kalibaru dengan skor cukup mencolok, 34-6. Di Minggu ini (10/1) ada 11 pertandingan yang akan digelar di semua kategori. Semua pertandingan merupakan babak penyisihan untuk menentukan tim yang berhak lolos ke babak selanjutnya. (nic/c1/als)
RENDRA/RABA
TIDAK SEIMBANG: SMP 1 Kalibaru (kiri) saat melawan SMP 5 Banyuwangi dalam pertandingan BBL di GOR Sahabat kemarin.
BANYUWANGI
BANYUWANGI
BANYUWANGI
SITUBONDO
Innova
All New Xenia
Toyota Fortuner
Tanah Luas 490m2
BANYUWANGI
Tanah 611m2 Djl Tanah SHM Luas 611 m2, Ada Bangunan Semi Permanen, LB 18X8 m Tanpa Perantara, Lok. Jl. Lingk Lalangan Ds. Rejosari Hrg 125 Jt Nego H: 085204588246 DIJUAL Innova (solar)/All New Avanza tahun 014/013/012/013 htm/pth PMK hrg 232,5/225/133,5/138,5 jt nego brg istw bisa cash/ kredit hub (0333)631526-635176, 0811351148
DIJUAL All New Xenia / pick up tahun 013/013/014 htm PMK hrg 122,5/77,5/75 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
DIJUAL Fortuner 2.5 M/T / Pajero Exeed (solar) tahun 011/010 htm PMK hrg 252,5/262,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Dijual Tanah SHM Luas 490m2 Sebelah Timur Polsek/Puskesmas Kapongan, pinggir jalan raya Hub: Maimun Zaky 085230811642 TP
Honda Freed
Toyota Etios
BANYUWANGI
PESANGGARAN
Barat Indomaret Jl. S. Parman Djl Tnh L 170 m2, Barat Indomart Pakis, Jl. S.Parman, H:085203287226/08123482216
Dump Truk Tanah 1.050m2
Dijual Cpt Mitsubishi Dump Truk 125 PS 2 Unit 12/13 Hub: 081358339500
New Limo DIJUAL Honda Freed / Brio bil up tahun 012/013 htm/pth PMK hrg 163,5/123,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
DIJUAL Toyota Etios / Captiva tahun 013/012 (solar) putih PMK hrg 122,5/232,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
J. New Limo 2010 Siap Pakai 68 Jt Ng Byk Pilihan H:08126086869/085283866858
VITOP JAYA
JL. SONGGON 15 ROGOJAMPI – BWI ST BONDO BISA DIKIRIMHP. 082 333 79 4444 PESAN DI ANTAR ONGKOS GRATIS
Jl. Ijen 2 Banyuwangi Ditawarkan Rumah+Tanah Luas 820 m2, SHM, Bs Nego Jl. Ijen 2 Bwi H:082132724891
Dijual Tanah Kosong Luas 1.050m2 ada Tanaman Jati Dijual 550 Juta Harga Nego. Lokasi Jl. Raya Pesanggaran Ds. Kedungrejo Kec. Bangorejo. Hubungi 081252695197
PESANGGARAN
VIMAX KAPSUL & VIMAX OIL KANADA, BRKHASIAT UTK MEMPERPANJANG DAN MEMPER BSR Mr. P PRIA DGN CPT, KUAT, KERAS, THN LAMA & TANPA EFEK SAMPING. • OBAT MATA, MIN/PLUS, KATARAK, RABUN • PENINGGI BDN, KAPSUL UTK MENAMBAH • PEMBESAR PAYUDARA, MONTOK, PAPOSTUR TUBUH + TINGGI IDEAL 1 BLN + DAT, KENCANG 5-10 CM TANPA EFEK SMPING 185.000 • PENGHILANG BKS LUKA LAMA/BARU • PELANGSING BADAN 1 MINGGU TRN 2-3 • PENUMBUH RAMBUT BOTAK KG TANPA EFK SMPING 175.000 • PERONTOK BULU YG TDK DISUKAI • KING COBRA USA, OBT L.SYAWAT, IMPO• PERAPAT VGN WANITA TEN, EJAKULASI DINI 155.000 • PEMUTIH SELANGKANGAN/KETIAK • PEMUTIH SLRH BADAN/MUKA 165.000 • VAKUN ALAT PEMBSR PENIS 375.000 • PEMERAH BIBIR ALAMI& PERMANN BUAT LELAKI VIAGRA USA/CINA, CIALIS, VG PROGOMIE SP, VGN GETAR, VGN SUARA, WNS GETAR, VNS MJU MUNDUR, VNS 2 KEPALA, RING PENGGELI
BANYUWANGI
SITUBONDO
Toko & Gudang
BANYUWANGI
Rumah Minimalis PLN
Rumah Jl. Tengiri
Dijual cepat Rumah modern minimalis PLN Gg. 1 Rt II/Rw II Ling. Parse dawuhan stb. LT.198, LB.138, 3KT, 2KM, Garasi. IMB. SHM Hub: 085640256801 / 081356354608
Dijual Rumah Luas 240 m2, Lt Atas 4 Kmr, Lt Bawah 3 Kmr, Garasi. Bisa dibuat Kos2an, Lokasi Jl. Tengiri Sekitar MAN Bwi Hrg Rp. 777 Juta Nego Hub: 082382689998
Dijual Toko dan Gudang LT 940 m2, LB 700 m2, SHM, IMB Dijual 2,5 M. Lokasi Jl. Raya Pesanggaran Ds. Kedungrejo Kec. Bangorejo. Hubungi 081252695197
STNK Hlg STNK P 6361 VK an Beny Setiawan, Dsn. Maduran RT. 1/3, Rogojampi Hlg STNK L 2693 VV an El Muzammil, Manukan Tama A-2/50 RT. 11/6, Surabaya Hlg STNK P 6038 YE an Iin Sunarti, Jl. Kapten Waroka RT. 2/3, Tukangkayu Hlg STNK P 5468 YI an Rina Dwi Septiarini, Jl. Cendrawasih RT. 3/2, Pakis Hlg STNK P 5359 WQ an Drg. Hj. Tristiana Rahayu Dsn. Krj RT. 3/5, Tegalharjo P 8180 VB. Mitsubishi T 120SS th 2001. Menemukan harap Hub 082334124496
Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono Wakil Pemimpin Redaksi/Korlip: Syaifuddin Mahmud Redaktur: Ali Sodiqin, A.F. Ichsan Rasyid Staf Redaksi: Sigit Hariyadi, Niklaas Andries, Ali Nurfatoni, Chien Jullien Anisa, Taufik Ferdiansyah, Fredy Rizki Manunggal Fotografer: Galih Cokro Buwono Editor Bahasa: Minhajul Qowim Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis (Koordinator), Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja
Pemasaran dan Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha Iklan: Sidrotul Muntaha, Dian Effendi Administrasi Iklan: Fitria Arifiana Event: Benny Siswanto Keuangan: Citra Puji Rahayu Kasir: Widi Ukiyanti, Piutang: Anissa Windyah Sari Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti Perpajakan: Cici Irma Setyani Corporate Lawyer Jawa Pos Group: Dr. Harris Arthur Hedar SH MH Direktur: Samsudin Adlawi
J Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.
http://www.radarbanyuwangi.co.id
Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Agus Baihaqi Staf Redaksi: Shulhan Hadi, Dedy Jumhardiyanto Pengembangan Usaha: Abdul Aziz Iklan: Thomy Sila Acrhdiansyah, Eko Budiyono Pemasaran: Wahyu Nugroho Administrasi: Titin Wulandari Kantor Genteng: Ruko Madania, Jl Hasyim Asy’ari No 06 Genteng Telp : (0333) 845860
Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Edy Supriyono Staf Redaksi: Nur Hariri, Habibul Adnan Fotografer: Rendra Des Kurnia Lay Out/Grafis: Pemasaran: Samsuri Administrasi: Dimas Ayu Dewi Fintari Kantor Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982.
J Wartawan Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.
Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Website: www.radarbanyuwangi.co.id. Email: radarbwi@gmail.com, beritaraba@gmail.com, artikelradarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300
J Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi
email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com
BERITA UTAMA RADAR BANYUWANGI
Jawa Pos
Minggu 10 Januari 2016
27
Suhu Udara Panas Terus Berlanjut
RENDRA KURNIA/RABA
SAMPAI SEPTEMBER : Sopir maupun kernet truk masih diperbolehkan naik kapal jenis LCT sampai September 2016 mendatang.
Usahakan Tidak Ada Lagi LCT di LCM KALIPURO – Guna menyikapi regulasi baru bahwa kapal jenis landing craft tank (LCT) tidak boleh lagi mengangkut segala jenis penumpang sampai bulan September 2016 nanti, pihak Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) juga akan mengikuti regulasi dari pemerintah itu. Pihaknya saat ini mempersiapkan kesiapan armada KMP untuk beroperasi menggantikan kapal jenis LCT di Pelabuhan LCM Ketapang. Ketua DPC Gapasdap Banyuwangi, Novi Budiyanto mengatakan beberapa kapal baru jenis KMP baik dari perusahaan baru maupun dari lintasan lain juga sudah mulai merapat di pelabuhan Ketapang. Tidak hanya itu, ada tiga unit kapal jenis LCT yang saat ini sedang dalam proses modifikasi menjadi KMP juga telah dipersiapkan untuk menyikapi regulasi pemerintah tersebut. ”KMP Jambo 9 sudah merapat. Untuk tiga LCT yang dimodifikasi kemungkinan Februari atau Maret baru bisa merapat,” kata Novi.
PENCURIAN
Ditanya nantinya pihaknya akan meniadakan LCT atau tetap mengoperasikan LCT di Pelabuhan LCM Ketapang, pihaknya akan terus mengoptimalkan agar nantinya pelayanan kapal di Pelabuhan LCM Ketapang terlayani oleh kapal jenis KMP. ”Kami usahakan semuanya harus KMP yang beroperasi. Ini juga demi mengikuti regulasi pemerintah yang sudah ditentukan kalau mulai September nanti LCT tidak lagi boleh mengangkut penumpang,” pungkasnya. Seperti diketahui, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Dirjen Hubdat) mengeluarkan kebijakan yang merugikan pengusaha kapal LCT. Sejak 9 Agustus 2015 lalu kapal LCT dilarang mengangkut kendaraan. Sebagai gantinya, pihak Hubdat mengoperasikan kapal motor penumpang (KMP). Hari pertama hanya dua KMP yang beroperasi. Dampak minimnya kapal LCT yang beroperasi, Pelabuhan Ketapang macet total. Hari ketiga pemberlakuan larangan LCT, antrean truk mengular
sampai Jembatan Kramasan, Desa Alas Buluh, Kecamatan Wongsorejo. Panjang antrean mencapai 21 kilometer. Melihat kemacetan panjang itu, pemerintah akhirnya menunda pemberlakuan aturan tersebut. Pemerintah melalui Menteri Perhubungan memberikan perpanjangan waktu pengoperasian kapal LCT di Pelabuhan LCM Ketapang hingga 31 Desember. Toleransi itu diberikan karena dampak kemacetan sangat mengganggu perekonomian. Nah, karena tanggal 31 Desember 2015 kemarin dirasa masih belum siap dan juga bertepatan dengan padatnya kendaraan menuju Pulau Bali untuk merayakan tahun baru waktu itu, akhirnya larangan kapal LCT mengangkut penumpang di perpanjang sampai September 2016 mendatang. Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur LLASDP Kementerian Perhubungan RI, Eddy Gunawan yang datang ke Ketapang (29/12), beberapa waktu lalu. (tfs/als)
Judi Domino, Dua Sekawan Tua Ditangkap
DPO Pembobol Rumah Keok di Tanjung Perak BANYUWANGI - Pelaku pencurian spesialis rumah kosong yang meresahkan masyarakat di Banyuwangi akhirnya kena batunya. Pelaku, Jarot Susanto, 50 warga Kelurahan Lateng, Banyuwangi, berhasil diciduk polisi. Dia ditangkap tim Resmob Polres Banyuwangi bersama Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jumat (8/1) lalu. Pria yang masuk daftar pencarian orang (DPO) Polres Banyuwangi itu ditangkap saat akan menggunakan jasa pelayaran menuju Kalimantan. “Pelaku ditangkap di Pelabuhan Tanjung Perak. Dia mau kabur ke Balikpapan,” ujar sumber koran ini di Polres Banyuwangi kemarin. Dalam catatan kepolisian, Jarot Susanto dikenal sebagai pelaku spesialis pembobolan rumah yang sadis. Tidak jarang saat beraksi dia melukai korban. Target pria yang sudah memasuki usia senja itu adalah rumah kosong. Berbekal informasi dari Polres Banyuwangi, Tim Resmob Polres Banyuwangi dan Reskrim Polres Tanjung Perak bergerak menuju pintu loket pelabuhan. Penyergapan yang dipimpin Kasatreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak, AKP Ardian Satrio Wibowo, akhirnya menemukan pelaku bersama barang bawaannya yang siap dimasukkan kapal. (nic/c1/als)
TEGALDLIMO - Kepergok main judi domino di emperan rumah, dua warga Dusun Kampung Limo, Desa/ Kecamatan Tegaldlimo, langsung diamankan pihak Polsek Tegaldlimo. Sekitar pukul 00.30 Sabtu (9/1) kedua pemain judi domino yang diketahui bernama Wagiono, 50, dan Wakidi, 60, yang sedang asyik bermain judi itu digelandang ke Mapolsek Tegaldlimo untuk proses pemeriksaan. Selain mengamankan kedua tersangka, polisi juga mengamankan barang bukti uang untuk judi senilai Rp 40 ribu plus satu set kartu domino. Kain seprei warna abu-abu yang digunakan sebagai alas judi juga diamankan pihak kepolisian. ”Kita intens melakukan pengintaian. Sebelumnya mau kita tangkap, tapi warga ini tidak sedang bermain judi. Kemarin (9/1) dini hari mereka main judi lagi, akhirnya ya kami tangkap,” jelas AKP Heri Purnomo, Kapolsek Tegladlimo. Dia menambahkan, saat aparat mendatangi tempat kejadian perkara (TKP), selain kedua pelaku ada tiga pria lain. Namun, ketiganya tidak ikut bermain judi bersama Wagiono dan Wakidi. ”Yang tiga hanya
BANYUWANGI - Kondisi suhu udara yang panas di Bumi Blambangan hampir setiap hari dirasakan, baik siang maupun malam, sejak beberapa hari terakhir. Data Badan Meteorologi, Klimatplogi, dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi menyebut suhu maksimal saat ini di wilayah Banyuwangi dan sekitarnya sudah mencapai 34° celsius meskipun saat ini Banyuwangi sudah memasuki musim hujan. Prakirawan BMKG Banyuwangi, Anjar Triono Hadi, mengatakan suhu panas dan gerah yang dirasakan masyarakat Banyuwangi disebabkan berubahnya pola angin yang sebelumnya dari arah barat beralih ke arah timur. ”Ada gangguan di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Ada pusaran tekanan rendah di sana, sehingga pola angin berubah,” jelas Anjar. Panas yang dirasakan ini karena pola angin timur tidak banyak membawa uap air, beda dengan pola angin barat yang lebih banyak membawa uap air, sehingga tidak menimbulkan cuaca yang sangat panas seperti saat ini. Pihaknya memprediksi, kondisi seperti ini akan berlangsung beberapa hari ke depan, mengingat pusaran tekanan rendah di wilayah Sumatera dan Kalimantan masih berlangsung. ”Prediksi sampai pertengahan bulan kondisinya masih panas seperti ini. Besok (hari ini) bisa lebih panas lagi,” kata Anjar. Meski begitu, potensi hujan masih bisa terjadi di beberapa wilayah di Banyuwangi, misalnya di Banyuwangi Barat dan Tengah. Sebab, semakin tinggi topografi suatu daerah, peluang hujan di daerah tersebut semakin tinggi. ”Wilayah Banyuwangi barat dan tengah memang ada potensi
Prakiraan Cuaca Daerah Banyuwangi BERLAKU 10 JANUARI 2016
ARAH ANGIN Timur Laut - Tenggara KECEPATAN ANGIN 06-36 km/jam SUHU UDARA 22-33˚ KELEMBAPAN UDARA 60-91% KEADAAN CUACA Berawan – Hujan Ringan TINGGI GELOMBANG KETAPANG-GILIMANUK 0.25-0.5 m PASANG AIR LAUT MAXIMUM 80 cm jam 21.00 WIB SURUT AIR LAUT MINIMUM -100 cm jam 03.00 WIB SUMBER BMKG BANYUWANGI
hujan, tapi intensitasnya sedang dan hanya sesaat. Di kota peluang hujan malam hari,” jelas Anjar. Sudah masuk musim penghujan seperti saat ini, kewaspadaan terhadap pertumbuhan awan Cumulonimbus (Cb) juga perlu ditingkatkan. Sebab, awan Cb selain bisa menimbulkan hujan lebat disertai petir juga bisa menimbulkan angin kencang sesaat dan puting beliung. ”Wilayah perairan masih aman. Saat ini masih terasa panas, karena fenomena El-Nino masih terjadi,” pungkasnya. (tfs/c1/als)
POLRES BANYUWANGI FOR RABA
SUDAH TUA: Dua tersangka, Wagiono dan Wakidi, saat diperiksa di Mapolsek Tegaldlimo Sabtu dini hari (9/1) kemarin.
menonton. Wagiono dan Wakidi ini terindikasi kuat melakukan judi domino,” tambahnya. Meski nilai uang yang dijadikan taruhan tidak besar dan bisa dibilang judi yang digelar dua sekawan tua
tersebut kecil-kecilan, tapi hal itu tetap judi dan harus ditertibkan aparat karena termasuk penyakit masyarakat (pekat) dan tentu melanggar hukum. ”Segala jenis judi harus tetap ditertibkan,” tegas kapolsek. (tfs/c1/als)
Mahasiswa Unej Juara satu LKTI Nasional
Temukan Mesin Dekafeinasi Kopi, Kalahkan Kampus Lain Prestasi kembali diraih oleh mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember, di Jogjakarta. Melalui alat yang bisa merendahkan kafein kopi, mereka juara satu dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional di Jogjakarta pertengahan Desember 2015. BAGUS SAJIWO, Jember AWALNYA hanyalah tugas dari salah seorang dosen ketika mengikuti mata kuliah. Namun, tak disangka, tugas yang ditekuni dengan sungguh-sungguh itu mampu membawa prestasi di tingkat nasional dalam Young Entrepreneur Forum Coffee, Tea, Cocoa Beverages Week 2015. Para mahasiswa tersebut adalah Tri Angga Maulana, Bagas Rizky Aldiano, dan M Ali Firdaus. Mereka pulang membawa piala dari kampus Institut
Pertanian Jogjakarta (Instiper), setelah mengalahkan kampus ternama, seperti UGM. “Keunggulan kami dengan yang lain karena alat yang kami ciptakan,” kata Angga, ketua tim. Judul yang diambil dalam lomba itu adalah inovasi pembuatan MESSI (Mesin Dekaifenasi Kopi) guna produksi kopi rendah kafein dengan pemanfaatan limbah dari kakao sebagai pelarut organik. “Jika berlebihan mengkonsumsi kafein dalam kopi, ada efek sampingnya, seperti imsomnia,” akunya. Sehingga, ide untuk membuat alat itu muncul ketika mendapat tugas dari dosennya, Asmak Afriliana. Setelah melalui proses panjang, alat itu selesai dan diikutkan dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) namun tidak lolos. Sehingga, ketika ada informasi LKTI, mereka mencoba mencari peluang untuk ikut berpartisipasi. Tentun dengan memperbaiki segala kekuarangan alat yang sudah dibuat tersebut. “Kami juga membuat karya tulisnya, sekitar dua minggu,” imbuhnya. Selama ini, kata dia, untuk menu-
ISTIMEWA
JUARA SATU: Para mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian usai menerima penghargaan di Instiper Jogjakarta, Desember lalu.
runkan kafein yang ada dalam kopi masih menggunakan secara manual, yakni dengan air panas. Sehingga, untuk memudahkannya, inspirasi itu
datang dengan membuat inovasi. “Kami membuatnya cukup lama, karena menyusun alat itu,” tambahnya. Seperti menyusun corong pengeluaran
asap, sistem kontrol suhu dan lainnya. Begitu juga terus mempedalami literatur, jurnal serta konsultasi agar proses pembuatan bisa lebih baik dan sempurna. Baginya, kopi selalu menjadi isu menarik untuk diteliti. Sebab, Indonesia merupakan produsen terbesari nomor tiga di dunia setelah Vietnam dan Brazil. Sebanyak 96 persennya adalah kopi rakyat yang masih diolah secara manual. Sehingga kualitasnya masih rendah dibandingkan negara lain. Untuk itu, melalui penelitian itu, dirinya ingin mencari solusi agar kopi rakyat tidak kalah unggul dengan negara lain. Sebab, biji kopi Indonesia yang hendak dikirim ke luar negeri, selalu ditolak oleh food and drug administration, salah satu lembaga yang menilai kualitas kopi. “Ditolak karena kualitasnya rendah,” tegasnya. Yakin dengan kelebihan alat yang dibuat, Angga bersama teman-temannya berangkat ke Jogjakarta setelah proposal penelitian yang dikirim masuk sepuluh besar. “Setelah di Jogja, kami mendapat giliran presentasi nomor urut tiga,” tuturnya.
Uniknya, kata pria kelahiran 16 November 1995 itu, usai presentasi, para juri tertarik karena penasaran dengan hasil kopi yang kafein-nya sudah rendah. Sehingga, mereka meminta kopi yang sudah dalam bentuk sachet tersebut. Dia menilai, juara yang diraih oleh timnya karena asas kemanfaatan alat yang diciptakan. Sehingga, meraih juara satu, mengalahkan kampus UGM. “Yang juara dua Universitas Negeri Makasar (UNM), juara tiga dan juara favorit juga dari FTP unej,” ucapnya. Sebab, FTP mengirim tiga tim untuk ikut LTKTI, ke dua tim mampu meraih juara satu dan tiga. Para peraih juara tiga itu adalah Putri Qoriasiatul Khotijah, Carolina Hendra Puspita Maqdis dan Rado Heksa Sampurna. “Judul juara ketiga adalah teknologi fermentasi biji kopi menggunakan ragi singkong untuk menghasilkan kopi spesialis,” jelasnya. Kendari sudah meraih juara satu, mereka tak berhenti disitu, tapi akan dilanjutkan ke jurnal internasional. Sehingga penelitian akan terus dikembangkan menjadi lebih baik.(gus/hdi/jpnn)
BUDAYA
30
R A D A R
B A N Y U W A N G I
Jawa Pos
Minggu 10 Januari 2016
Ketika Datang Panggilan Oleh Wahyu Wibowo
SEPERTI biasa, langit menyajikan kenyamanan bagi penginjak bumi. Angin mendesir mesra dari arah hulu. Ketika itu, sahut-sahutan kicau burung menyisir lembah sungai. Sehingga tak hanya gemericik sungai yang mengisi sekitar sungai, melainkan suara alam yang menampakkan kekhasan. Apalagi dari aliran sungai sebagian terdapat batu-batu yang melahirkan nada riuh dan berombak. Aura menakutkan menjamah diri, kecuali hanya cericau burung yang hijrah dan menukik merdu di telinga. Selain kisaran tanah cukup melelahkan jika hendak menujuinya, aral merintang juga tersedia di sana dan memakan waktu yang menguras energi. Hanya dengan setapak jalan merah yang jika tertimbun hujan akan menjadi kubangan tanah merah. Menakutkan. Ah, adakah jalan yang lebih baik untuk mendatanginya? Selain dunia mimpi yang tersulit datang mengenai lembah yang didambakan. “Adakah waktu untuk kembali mengarungi lembah sungai seperti dulu?” “Waktu sendiri yang akan menjawab,” Fauzi membalikkan lembaran koran. Semenjak lulus tes PNS enam tahun lalu atas usulan Fauzi, seorang sahabat saat menimba ilmu di universitas bergengsi di negeri ini, Hendri harus merelakan kebiasaan arungi curamnya sungai yang sempat mengharumkan namanya di tingkat provinsi. Di sisi lain, bayangan masa depan selalu menghantuinya. Pun desakan demi desakan keluarga menjadi pertimbangan tersendiri yang akhirnya tercapai ketetapan hati untuk mengikuti tes itu: seorang guru. Berada di tanah rantau dengan hati masih berada di dua palung yang berbeda adalah hal yang sangat menyakitkan. Seperti sayatan pisau tak hentinya melukai setelah mengenai tubuh. Meninggalkan jati diri dan menanggalkan rutinitas yang sebelumnya tak pernah dipikirkan merupakan hal yang berat. Sungguh pemberdirian yang memasung diri. Sekalipun tegukan manis akan didapatkan, tetapi kecambuk diri akan menganak kepahitan tiada hingga. -oOoDiskusi panjang tengah digelar. Berkibar-kibar bendera hangat dalam ruangan. Melahap-lahap. Rambatan ego atas kehendak kepemilikan tuan rumah di pergelaran Nasional adalah keharusan. Dengan fondasi bahwa titik-titik penting akan didapat jika penyelenggaraan di daerah sendiri. Baik itu penambahan infrastruktur, pengunjung, juga dana mengalir deras. “Papua.” “Makassar lebih siap!” “Bali banyak wisatawan.” Butir-butir kata meluncur tanpa menyadari adanya pembatas. Apa pun sebutannya dianggap hal yang lumrah, sedang ruang penadah merasakan pedas berkepanjangan. Pedas yang jika didiamkan akan melahap sendi-sendi dan sisakan tulang-tulang kering, atau bahkan menjadi bara api yang ganas melahap ketika sambaran mengenai urat sendi. “Muara Enim, Sumsel dirasa paling tepat selenggarakan arung jeram kali ini. Selain memiliki lintasan tingkat kecuraman tinggi, juga ada daya tarik sendiri,” kata seorang perwakilan daerah. Suasana hening sejenak. “Ya, saya sepakat.” “Kami juga.” “Tiada kata lain, selain kata sepakat.” Langit-langit ruangan tersenyum, tiada lagi keegoisan meruang. Tak lain, senyum-senyum kecil mulai mengantikan posisinya. Apalagi dari perwakilan Sumsel, ia tak dapat menahan serbuan rasa haru. Bukan penyerbuan yang melukai, melainkan serbuan yang tebarkan aroma mewangi. -oOoKabar digelarnya Kejurnas Arung Jeram 2012 di Muara Enim ternyata cepat tersebar di seantero Sumsel. Pun warga Muara Rengas, sebuah desa kecil di ujung timur Musi Rawas. Kecuali Hendri yang terus khusyuk dengan profesinya sebagai pendidik. Tapi kepakan kabar kali ini dirasa mengandung perbedaan yang mencolok. Aneh! Hal ini tak lepas dengan biasanya digelar event nasional di bumi Sriwijaya, tetapi selalu saja biasa reaksi masyarakat Sumsel. Tok… tok… tooook… Terdengar gesekan suara berasal dari daun pintu depan. Suara itu mengagetkan Salsa, putri semata wayang Hendri. Malam itu Hendri tengah makan bersama istri dan anaknya malam itu. Malam bersenandung cinta dan keakraban keluarga sakinah. “Ayah, ada orang menggedor pintu. Salsa buka ya?” ucap Salsa lugu. Empat tahun lalu ibunya menangis haru setelah setahun menikah tiada kabar akan momongan di sisinya dan Hendri. Barulah di tahun kedua kabar gembira itu datang di tengah-tengah keluarga. “Biar ayah saja, Nak. Mungkin si Fauzi yang menggedor itu,” Hendri memandangi Salsa. “Tak seperti biasanya mas Fauzi mengetuk pintu sekeras itu, Mas,” Okta, istri Hendri menanggapi. “Ya, coba mas buka dulu ya. Salsa terusi saja makannya.” Baru beberapa detik setelah pintu dibuka, Fauzi langsung
menepuk pundak Hendri. Tak pelak, Hendri pun terkaget. “Hei, ada apa kau ini?” “Ada kabar gembira untukmu. Untuk kita!” Fauzi membaurkan aura bahagia. “Lah… lah… lah… Ini ada apa toh?” Hendri dengan logat jawanya. “Masih ingin melintasi air arung jeram?” “Tentu! Hendak di mana melakukan itu? Sejauh ini belum ada sungai yang curam, kecuali di Aceh Tenggara, Lampung, Bengkulu, atau di Jawa. Di Sumsel mah tak ada tempatnya!” “Wah…wah, belum tahu ya kalau di Sumsel juga banyak sungai bercuram. Di Kabupaten kita juga ada, tepatnya di Ulu Rawas,” Fauzi tesenyum mengucilkan. Memang, selama ini katupan hati membuat Hendri terkungkung oleh hasratnya untuk mengetahui titik curam sungai di sekitar rumah barunya. Okta menjadi salah satu faktornya, walau ia sendiri belum tau respon Okta jika mengetahui kegemaran yang pernah sukses melejitkan namanya di tingkat provinsi. “Benarkah?” Hendri penuh semangat. “Tapi tunggu, aku habiskan nasi dulu. Jika belum makan, mari gabung!” “Kebetulan nih…” Fauzi tersenyum. Hendri pun timpali senyum di antara ruang kosong di hadapan mereka. Okta tengah menunggu Hendri. Okta tak meneruskan makannya karena menurutnya menghabiskan nasi bersama suami itu lebih membahagiakan. Fauzi duduk bersama mereka. “Makan yang banyak ya, Salsa,” ujar Fauzi. “Pasti Paman.” Salsa memang memiliki keterampilan di atas rata-rata dibandingkan anak seusianya. Susunan Bahasa Indonesia runut keluar dari bibirnya ketika berbicara. Keterampilan mewarnai dan menggambar sudah harumkan nama Hendri dan Okta. Beberapa trofi juara pertama terpampang di lemari karenanya. “Tinggal mencari dua orang lagi,” Fauzi mengawali pembicaraan. Okta sedikit bingung arah pembicaraan Fauzi. Ia melihat Hendri, lalu melihat Salsa yang masih asyik melahap nasinya. “Maksudnya apa?” Hendri menatap dalam-dalam wajah Fauzi, kemudian mengeryitkan alis. “Begini Hendri, baru saja diinformasikan bahwa akan diadakan Kejurnas Arung Jeram di Muara Enim. Nah, saatnya untuk beraksi. Bukankah hatimu masih mengarah ke sana?” Fauzi menatap Hendri. “Apakah bisa seorang Guru mengarungi terjalnya sungai Enim yang dikenal dengan rintangan paling menakutkan di Sumsel?” Okta bergeming.
“Eh… jangan salah, Mas-mu ini mantan atlet Arung Jeram lho! Sudah lama ia tak menemukan sungai bagus untuk diarungi, padahal di sini banyak sekali. Sepertinya dia sibuk mencerdaskan generasi bangsa, maka aku biarkan dulu ia memaksimalkan dirinya disana,” timpal Fauzi. “Benarkah?” Okta terkejut. Hendri mengangguk. Ia tak kuasa menatap wajah istrinya. Selama enam tahun menjalani bahtera keluarga belum sekalipun ia menceritakan pengalaman bujangnya. “Kenapa tak dilanjuti saja. Ikuti Kejurnas ini. Siapa tau ada nasib,” Okta penuh semangat, sedang Salsa hanya melongo. Begitu terkejut Hendri mendengar kabar tersebut. Ia tak pernah menduga sebelumnya kalau ucapan itu akan keluar dari bibir Okta. -oOo“Kiki, Imam, tolong siapkan peralatan Arung Jeram. Nanti biar kami yang bayar kontibusi Kejurnas ini,” ucap Fauzi dalam konfrensi di ponsel. “Beres. Akan siapi galo itu,” sahut Kiki. “Ada yang perlu disiapkan lagi?” “Dak ado. Dah siap galo, tinggal beraksi be kito,” Imam berlogat Palembang. “Apa kita tak perlu lahitan? Aku sudah enam tahun tak mengarungi sungai yang terjal,” Hendri khawatir. “In sya Allah, biso. Lagian kito jugo jauh nian jaraknyo.” -oOoGemericik air dapat didengar setelah sebelumnya merelakan diri terhisap lelah dari jalan terjal. Gemericik air yang kembali mengeliatkan hasrat untuk arungi, memainkan, bahkan menggenggamnya. Gemericik air tambatkan rindu begitu dalam. Mungkin lebih dalam dari dalamnya sungai di sepanjang aliran. Ah, begitu rindunya. Air mata Hendri menetes tanpa ada rasa sakit melukai tubuhnya. Air mata melepas bingkai rindu di lika-liku jalan hidup. Air mata haru. “Inilah salah satu sungai yang menjadi bukti terjungkalnya sang Timnas Arung Jeram Indonesia, padahal mereka selalu meraih prestasi gemilang di kejuaraan Arung Jeram Internasional. Artinya, sungai ini tak mudah ditaklukkan,” cetus Imam seraya memakai peralatan. “Luar biasa. Ternyata ada ya sungai terjalnya luar biasa di Sumsel?” ucap Hendri. “Inilah perlunya penjajakan di dunia yang kita gemari. Oke, mari kita bersiap, sebentar lagi akan dimulai perlombaannya,” timpal Kiki. Detik berlalu dengan jantung berdetak kencang. Sesekali detakan itu mengatup pori sehingga nampak seperti orang bodoh. Menyadari kekakuan sudah menggerayapi, sebab enam tahun tak menjamah peralatan Arung Jeram. Kali ini
ia harus Down River Race yang memang dibutuhkan keterampilan pandai mengendalikan perahu dari kecuraman sungai dalam jarak yang jauh. Tanpa basa-basi setelah tanda dimulainya perlombaan, Hendri mengikuti gerak dan arahan dari Kiki, Imam, dan Fauzi. Dalam enam tahun terakhir Hendri tak menyentuh air seperti ini, sedangkan Fauzi ternyata hampir setiap dua bulan sekali menguji diri dengan ikut latihan Kiki dan Imam di sungai-sungai yang ada di Sumsel. Seperti Sungai Manna di Lahat, Sungai Rawas di Rawas Ulu, pun Sungai Enim. Sedang Kiki dan Imam tercatat sebagai mantan atlet Sumsel, namun berkat munculnya atletatlet muda berbakat mereka akhirnya tersisih. Arus semakin deras, tingkat kecuraman semakin tinggi. Kekhwatiran terlihat jelas di wajah Hendri. Entah pergi kemana pikirannya, hingga ia tak mampu mengendalikan perahu yang ditumpangi. Tumbang! Beruntung, mereka berempat masih bisa menangkap perahu tersebut. Dengan segera mereka mencoba naik kembali ke atas perahu. Berhasil. Sudah beberapa detik mereka terlewatkan akibat dari kekhilafan yang dilakukan Hendri. Mereka kembali memulai, kali ini Kiki yang memberikan komando. “Mari kosentrasi. Apapun yang terjadi, air adalah saudara kita.” Berkat motivasi itulah Hendri bergeliat beda. Tak sekaku sebelumnya. Nama atlet yang pernah disandang melengkapkan semangatnya. Lengkap sudah tim mereka oleh mantan atlet dari dua provinsi, Sumsel dan Jabar. Baru kali ini Hendri merasakan aura beda ketika mengikuti Arung Jeram. Selain sudah lama tak mengendalikan perahu di aliran deras, ia juga telah habiskan beberapa detik akibat terjungkal di awal lomba. Begitu berat. Angin berdesir di tubuh mereka. Rasa berat itu meringan. Lalu hilang. Benar, semua beban hilang semuanya. Seperti dunia dongeng saja angin dapat menyihir besi menjadi kapas. Ah, beruntungnya mereka. Mereka tersenyum. “Ayo...ayo...ayo... garis finish sudah di depan mata.” “Ayo... “ yang lain menimpali. Kelelahan beraromakan wewangi. Aroma wewangi yang tak dapat disebutkan dengan huruf, angka, pun kata-kata. Tanpa disadari mereka telah memangkas waktu yang telah dibuang sia-sia di awal perlombaan. Ya, merekalah yang tercepat pada kelas ini. Hendri bersujud, lalu mengusap wajah. Menatap ke langit dengan tanpa suara. O, inikah yang akan direngkuh bila kedatangan panggilan dipeduli? *) Peraih Anugerah Cerpen Silampari dan Peraih FLP Sumsel Award
Sajak-sajak Alfa Anisa
Surat untuk Masa Depan Dear masa depan Kutulis sebuah surat untukmu sebelum aku terlelap bersama khayalan sebelum aku menidurkan wajah-wajah masa depan di atas ranjang harapan sebelum aku meniupkan doa-doa sederhana pada bumi pertiwi kutulis surat ini saat negeriku sedang pincang keadilan nun jauh di sana, di sebuah kampung yang dihuni sunyi wajah-wajah masa depan menyalakan secuil harapan kaki-kaki telanjang menelusuri rimbun ilalang mengukur jalan ribuan kilometer, bersahabat dengan angin dan jarak seperti letih yang terkubur tertatih-tatih bersama letupan mimpi memilih nasib beruntung dan buntung di gedung-gedung harapan kutulis surat ini saat negeriku sedang merayakan kepongahan nun jauh di sana, di sebuah kota yang dihuni bising wajah-wajah masa depan sedang meninabobokan mimpi berselimut emas permata, berbalut puja-puja cita-cita tinggal dibeli berjuta-juta, asa hanyalah nasib orang tak punya
sebab kini orang-orang lebih takluk pada uang dibanding doa-doa yang dianggap penipuan harapan kutulis surat ini saat negeriku sedang dirundung duka orang-orang menjadi berhati beku budaya dan sejarah masa lalu hanyalah kenangan yang tak perlu digugu sebab hari depan sudah mulai ditumbuhi benih-benih keterasingan orang-orang jadi sering lupa bahasa yang paling menentramkan patuh pada dunia kesendirian dear masa depan negeriku sedang sekarat dapatkah kau datang lebih cepat agar harapan-harapan kemakmuran semakin mendekat
Surat untuk Masa Lalu dear masa lalu kutulis surat ini saat negeriku terluka dokter-dokter enggan menyembuhkan sebab obatnya adalah puing-puing sejarah yang mulai menguap ke angkasa orang-orang serba gelisah alam pun berperilaku tak ramah musim dan cuaca saling melempar amarah saling berebut dan menuntut ah, negeriku sedang mengaduh kutulis surat ini saat negeriku tiba-tiba melupa
jarum jam sengaja berputar lebih cepat membuang janji, menanam puji membiarkan bumi semakin membenci pada fakir-fakir yang melangkah kuasa di gedung-gedung mewah
mengelilingi dinding-dinding ingatan bersembunyi di buramnya poto kekasihmu
dear masa lalu aku ingin menaruh rindu pada dongeng yang melantun lugu mengusir kebisingan yang berlalu lalang mencium aroma pepohonan, ilalang dan binatang-binatang jalang sambilmembayangkankedamaianadalahlidahsurga yang harus senantiasa terjaga
Kekasih jauh, kekasih tanah rantau Menghitung hari, mengukur jarak, menukar kabar via gambar Setiap kali malam datang, aku membisikkan pesan pada kerlip bintang Pada separuh bulan yang terayun-ayun. Menunggu Perjumpaan adalah doa-doa Sebab Tuhan telah merencanakan akhir cerita
Kita adalah Sepasang Maut
Ibu dan Sebuah Nasib
Kita adalah sepasang yang dikutuk menjadi bayang-bayang maut Setiap dari kita selalu bertengkar mengajak mencintai kematian Kau berjalan pelan di garis tanganmu sendiri mencari-cari urat nadi yang bersembunyi Dan aku memaksa langkahku berlari menuju dengus napasmu yang terbata-bata memilih kematian paling mesra
Masa Lalu Kita mengukur jarak kenangan yang tercipta dari puing-puing rindu
Kekasih Jauh
Ibumembekalikusebuahnasibdansegenggampasrah Yang harus kurawat dengan hati-hati Sebuah nasib ditanam di telapak tanganku Agar doa-doa dan harapan bisa diterka melalui garis tangan :kapan akan pulang, kapan akan petualang
Peziarah kita adalah peziarah kelak di dalam pusara, kita memanggul tanah dan bumi semakin diobral kata-kata murah tawaran surga pun bertumpahan di dalam kalimat pasrah lalu kita mendekap jam-jam gelisah menanti jemputan kendaraan paling mewah kita adalah peziarah semerbak kamboja bergelantungan di kaki langit bercampur dengan aroma kembang kerantil, melati, mawar memecah tangis yang berduyun-duyun meminta persembahan doa-doa
Di Depan Monumen Jayandaru
Bila aku berkelana, sebuah nasib membuntutiku Mengejar gelombang waktu Memburu senyuman sang ibu Di penghujung rindu
Percik air hinggap di wajahku memancar deras dari mulut singa yang patuh deru motor dan klakson mobil saling bersahutan menumbuhkan kebisingan semakin berderet dari seberang utara dan dan selatan berkarib dengan riuh ramai kota udang
Dan kepasrahan membuat benang-benang air mata Bila nasib sedang tak bahagia, air mata itu mengucur Dari telapak tanganku
*) Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Islam Blitar aktif di komunitas menulis FLP dan KOBIMO.
RADAR BANYUWANGI
Jawa Pos
Minggu 10 Januari 2016
BERITA UTAMA
31
BWI Punya 1.924 Tenaga Honorer K2 ■ HONORER...
Sambungan dari Hal 25
Oleh karena itu, pemerintah tidak memandang sebelah mata para honorer. Sebab, pegawai honorer mendominasi dari seluruh aparatur di instansi pusat hingga daerah. Bahkan, jumlah tenaga honorer hampir 80 persen. “Pemerintah jangan lupa bahwa selama ini yang menjalankan tugas PNS itu honorer.
Kalau honorer tidak ada, apa bisa jalan fungsi-fungsi pemerintahan. Kami akan tetap fokus pada perjuangan yang didukung penuh PB PGRI dan para pengurusnya di seluruh Indonesia,” kata pria yang akrab dipanggil Itong itu. Itong menambahkan, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Men PAN-RB), Yuddy Chrisnandi, pernah memberikan pernyataan akan
mengangkat tenaga honorer kategori dua (K2) beberapa waktu lalu. Sebanyak ratusan ribu tenaga honorer K2 akan menagih kepastian yang telah dinyatakan Men PANRB tersebut. “Namun, hingga saat ini pernyataan Men PAN, Yuddy, sering berubah-ubah alias tidak konsisten, sehingga honorer K2 merasa bingung. Para honorer K2 menganggap menteri Men PANRB saat ini mencla-mencle. “Kami
butuh kepastian nasib kami. Kami tidak bisa konsentrasi untuk bekerja di lembaga daerah kami masingmasing,” tegas Itong. Ketua PGRI Banyuwangi, Teguh Sumarno, berharap pemerintah segera mengeluarkan regulasi yang bisa dijadikan dasar mengangkat guru honorer menjadi PNS. PGRI tetap rasional berkaitan dengan jumlah guru secara keseluruhan, tentu di dalamnya juga ada guru
Permukiman Padat dan Banyak Genangan ■ LIMA...
Sambungan dari Hal 25
Seluruh rumah warga terutama yang berada di lingkungan padat, termasuk kompleks gedung sekolah, menjadi sasaran pengasapan. Tidak terkecuali pondok pesantren di tengah desa. Kepala Desa Kelir, Alfian Harsono, merasa terkejut dengan sejumlah warga yang
menjadi korban DBD. Pasalnya, ketika dirinya bertanya ke puskesmas, jumlah warga yang menderita DBD belum tercatat sebanyak saat ini. “Pihak puskesmas mengatakan pasien rata-rata langsung ke RSUD, jadi tidak terdata oleh mereka. Begitu dilakukan disurvei, ditemukan lima pasien. Besok akan coba saya galakkan lagi pro-
gram bersih-bersih desa. Karena fogging terakhir baru dilaksanakan empat bulan lalu, masa ini sudah di-fogging lagi,” terangnya. Sementara itu, Kasi Pencegahan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Banyuwangi, Sudarto, menambahkan dengan jumlah lima warga yang menderita DBD sudah termasuk angka yang besar. Seharusnya, kata Sudarto, pihak
pemerintah desa dan puskesmas lebih tanggap mencegah tersebarnya virus yang disebarkan nyamuk aedes aegypti itu. “Berdasar data petugas, kondisi lingkungan di Dusun Krajan terlalu padat dan kotor, banyak genangan air, sampai kemudian menimbulkan empat anak-anak dan seorang dewasa terjangkit DBD,” ujarnya. (fre/c1/bay)
honorer K2 yang selama ini memberikan kontribusi besar bagi bangsa ini di bidang pendidikan. Kabupaten Banyuwangi, kata Teguh, memiliki 1924 tenaga honorer dari berbagai latar belakang. Mereka tidak hanya tersebar di pelosok wilayah Banyuwangi. “Oleh sebab itu, PGRI sudah membicarakan dengan pemerintah bahwa harus mendapat prioritas dalam pengangkatan sebagai PNS pada tahun 2016 ini,” katanya. Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan (Dispendik) Banyuwangi, Dwiyanto, mengatakan wewenang untuk mengangkat tenaga honorer K2 ini adalah sepenuhnya
wewenang Men PAN-RB. “Perlu kebijakan atau peraturan yang menyangkut formasi tahap pengangkatan K2 menjadi CPNS,” katanya. Kabid Pengendalian dan Pengolahan Data BKD Banyuwangi, Heri Waluyo, mengatakan BKD memiliki tugas memverifikasi seseorang menjadi PNS setelah menerima petunjuk dari pusat. Jika dia sudah diangkat, kata Heri, maka BKD segera melakukan verifikasi datanya. “Kami tidak akan menghambat persoalan tersebut. Namun, BKD juga memberikan pesan agar berhati-hati jika seseorang dinyatakan lulus CPNS. Sebab, beberapa waktu lalu ada yang terkena peni-
puan. Mereka diminta sejumlah uang agar SK CPNS-nya keluar,” ujar Heri kemarin. Hal senada juga dikatakan Anggota Komisi II DPR RI, Arteria Dahlan, yang hadir dalam rakor tersebut. Selama ini Komisi II DPR RI konsisten membela tenaga honorer K2. Salah satunya mengawal janji Men PANRB, Yuddy Chrisnandi, mengangkat seluruh honorer kategori dua (K2) menjadi CPNS melalui verifikasi. “Persoalan K2 ini masih belum selesai, tapi kami bertekad akan memperjuangkan nasib ribuan tenaga honorer K2 ini menjadi CPNS seperti janji awal Men PAN-RB,” ujarnya. (fre/c1/bay)
Besarnya Denda Dibahas Bersama Pokdarwis ■ LANGSUNG...
RENDRA KURNIA/RABA
RAKOR: Ketua PGRI Banyuwangi Teguh Sumarno (tengah) bersama anggota Komisi II DPR RI, Arteria Dahlan (kanan) di aula Universitas PGRI Banyuwangi kemarin.
Sambungan dari Hal 25
Nyaris setiap lokasi wisata, terutama yang berbasis alam, tidak luput dari sampah. Hal itu menunjukkan tingkat kesadaran masyarakat terhadap kebersihan masih rendah. Untuk mengatasi kebersihan di tempat wisata, pemerintah menyerahkan kepada petugas kebersihan. Hal tersebut tentu bertolak belakang dengan konsep pariwisata yang diusung Banyuwangi, yakni ecotourism alias ekowisata. “Nggak nyambung juga kalau kita punya konsep ecotourism tapi sampah di mana-mana,” cetus Plt Kepala Disbudpar Banyuwangi, M. Yanuar Bramuda, beberapa waktu lalu. Oleh karena itu, kata Bramuda, di setiap lokasi wisata akan ditempatkan personel yang mengawasi sampah. Jika pengunjung wisata didapati membuang sampah sembarangan, pemerintah tidak sertamerta melakukan denda. Petugas akan terlebih dahulu memberikan peringatan. “Kita beri tahu agar sampah dibawa kembali dan dibuang saat menemui tempat sampah,” katanya. Namun, jika tidak berkenan, kata Bramuda, barulah denda diberlakukan. “Bukan dendanya yang diutamakan, tapi edukasinya. Bayangkan kalau Gunung Ijen
Lingkar Kepala Mencapai 79 Centimeter ■ BOCAH...
Sambungan dari Hal 25
RENDRA KURNIA/RABA
KOTOR: Sampah di Pantai Andelan, Desa Sumber Kencono, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi.
penuh sampah, tentu sulit dijangkau petugas kebersihan. Denda akan membuat orang jera, sehingga ada perubahan perilaku,” bebernya. Mengenai besaran denda, Bramuda mengatakan pihaknya masih mendiskusikan hal tersebut dengan Kelompok Masyarakat Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat. Dia menekankan, aturan denda itu sebenar-
nya lebih mengutamakan perubahan mindset (pola pikir) masyarakat. Perlu partisipasi masyarakat untuk menciptakan lingkungan wisata yang bersih, sehingga nyaman disinggahi. Selain itu, lokasi yang bersih akan membawa citra baik bagi wisata Banyuwangi di mata wisatawan domestik atau mancanegara. Meski demikian, Bramuda me-
Termasuk mencukur rambut dan membersihkan infeksi di sekitar kepala (jika ada). Setelah bersih dan jika anak itu sudah dalam keadaan sehat, proses operasi dijalankan sesegera mungkin. Tindakan pertama yang mungkin dapat dilakukan, kata Taufiq, adalah pemasangan selang untuk mengalirkan cairan di kepala Hadiah Restu. Sebab, selama ini produksi cairan di kepala bocah itu tidak dapat dikeluarkan. Setelah itu, selang khusus tersebut disalurkan ke rongga perut hingga cairan di kepalanya dalam jumlah normal. “Kasus ini memang
bukan yang pertama. Tetapi, anak yang usianya sudah sebesar itu mungkin baru pertama. Karena itu, kita upayakan otaknya bersih dari cairan dulu. Karena cairan tersebut bisa menekan otak. Kita berharap orang tua Hadiah Restu memasrahkan putrinya untuk dilakukan tindakan medis, karena biayanya kita yang tanggung” ujarnya. Terkait penanganannya sendiri, Taufiq mempersiapkan tim khusus yang dipimpin dokter spesialis saraf, Firman Adi Sanjaya Sp.BS. Sementara itu, sebelumnya, dr. Firman Adi Sanjaya, mengatakan berdasar hasil pemeriksaan awal, penyakit yang diderita bocah itu sudah stadium akhir dan harus segera menjalani
perawatan medis secara intensif di rumah sakit. Akibat hidrocephalus yang dideritanya, kepala bocah itu membengkak hingga lingkar kepalanya mencapai 79 centimeter. Padahal, lingkar kepala orang dewasa normal hanya 49 centimeter. “Ini harus dilakukan perawatan intensif, karena sudah akut,” ujar Firman. Hadiah Restu diketahui menderita hidrocepalus sejak berusia tiga bulan. Namun, karena tak lama setelah itu ayah kandungnya meninggal dunia, akhirnya balita yang tinggal bersama ibu dan neneknya itu belum bisa ditangani medis. Apalagi, sang ibu kala itu masih mengkhawatirkan biaya perawatan dan hasil operasi medis. (fre/c1/bay)
ngakui bahwa sampah menumpuk di tempat wisata karena faktor alam. Seperti yang sering terjadi di Pantai Pulau Merah, Kecamatan Pesanggaran. “Laut pasang dan musim air barat, cenderung membawa sampah ke pantai. Jika sudah demikian, kawan-kawan kebersihan bekerja ekstra keras untuk mengatasi hal tersebut,” ujarnya. (cin/c1/bay)
Terus Perjuangkan Nasib Tenaga Honorer ■ TAHU...
Sambungan dari Hal 25
Padahal, kata anggota Komisi II DPR RI tersebut, kinerja dan loyalitas honorer kategori 2 (K2), baik yang berprofesi sebagai guru, tenaga kesehatan, maupun instansi lain, tidak perlu dipertanyakan. Jika dibandingkan dengan buruh yang
terus-terusan meminta peningkatan gaji, tenaga honorer K2 pun memiliki hak yang sama karena sering kali tugas mereka jauh lebih besar. Ketika menyambangi para tenaga K2 di Banyuwangi, Arteria Dahlan ikut prihatin dengan banyaknya jumlah tenaga honorer yang mencapai 1924 orang. Oleh karena itu, pria yang dibesarkan oleh orang
tua yang berprofesi sebagai guru itu berjanji akan memperjuangkan hak para honorer sesuai program pemerintah yang akan menuntaskan pengangkatan K2 sampai tahun 2019. Banyuwangi, kata dia, menjadi kabupaten yang cukup solid dalam rangka peningkatan kualitas hidup tenaga honorer. Dari bupati hingga
kepala dinas memiliki keinginan yang sama dalam membantu tenaga honorer. “Kita doakan bersama, saya akan ikut bantu agar program pengangkatan 100.000 honorer per tahun bisa berjalan. Karena saya sendiri juga dibesarkan di lingkungan guru, jadi tahu bagaimana susahnya guru,” ungkap alumnus Fakultas Hukum UI tersebut. (fre/c1/bay)
Setiap Pencipta Dapat Bagian Rp 500 Ribu ■ PERNAH...
Sambungan dari Hal 25
Seketika, Ayong yang saat itu berprofesi sebagai tukang tambal ban segera kembali ke bengkel dan menulis idenya tersebut di notes yang selalu dia bawa ke mana-mana. Ulasan positif mengenai politik pada tiga buku tersebut dia transformasi pada permainan ethek-ethekan. Meski lagu tersebut lebih banyak menguraikan tentang permainan anak, Ayong mengaku lagu tersebut sarat makna, yakni mempersatukan masyarakat Banyuwangi agar tercipta ketenteraman. Itu tersurat dalam salah satu liriknya. “Ojo sampe riko koyo ethek-ethekan dienggo memengan, genthus-genthusan. Mumpungmumpung nggoleto kepinteran (Jangan sampai kamu seperti ethek-ethekan dipakai mainan, dibentur-benturkan. Selagi masih ada waktu, carilah ilmu),” kata Ayong sambil menyanyikan lirik itu. Saat itu Ayong merupakan pengajar vokal Danang. Dia pun mempercayakan lagu tersebut dinyanyikan anak asuhnya yang telah dibimbing kurang lebih dua tahun tersebut. Danang dilatih vokal oleh Ayong sejak kelas lima SD. Ayong menceritakan, meski masih belia, Danang cepat menguasai seni menyanyi, seperti artikulasi, vibrasi, pemenggalan lagu, penghayatan, dan improvisasi. Menurut Ayong, semua istilah vokal itu sebenarnya sulit dipahami anak-anak seusia Danang. Saat Danang baru masuk kelas satu SMP,
rekaman pertama dilakukan. “Proses rekamannya benar-benar perjuangan,” kenang Ayong sambil tertawa. Maklum, kata Ayong, saat itu alat rekam lagu yang ada di Banyuwangi tidak secanggih sekarang. Ayong bersama tiga kawan yang juga pencipta lagu, yakni Yono Leong, Markum, dan Mamang, yang berencana menciptakan sebuah album dengan lagu anak-anak, termasuk Danang di dalamnya, harus mondar-mandir meminjam instrumen agar hasil rekaman berkualitas. Mula-mula mereka meminta bantuan sahabat lain, Momo Bromo. Rumah kontrakan Momo Bromo pun disulap menjadi studio rekaman. Saat itu Momo merupakan satu-satunya relasi Ayong yang memiliki komputer paling canggih, yakni Pentium 3. “Untuk urusan mikrofon dan lain-lain, kami ke sana-sini cari pinjaman,” cerita pria yang saat ini membuka usaha servis kompor gas dan berdagang kaca mata itu. Semua upaya itu dilakukan untuk menciptakan lagu yang berkualitas. Namun, apa yang diharapkan jauh dari kenyataan. Hasil rekaman jauh di bawah standar. “Ruang studionya adalah kamar rumah Momo yang dekat dengan jalan. Ada suara motor lewat dan suara orang berbicara ikut terekam dalam lagu,” kenangnya lagi. Kemudian, ruang studionya dipindah ke dapur. Lantaran proses rekaman tidak kunjung selesai, Ayong menyarankan rekan-rekannya kredit komputer dengan spesifikasi lebih baik. Sayang, baik Ayong, Yono Leong, Markum
maupun Mamang, saat itu tidak ada yang memiliki dana untuk beli komputer yang mereka butuhkan. Tak kehabisan akal, mereka berempat meminjam Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) salah seorang kawan lain sebagai agunan di bank. Namun apes, bank-bank saat itu tutup karena mendekati Hari Raya Idul Fitri. Akhirnya, pasca hari raya Mamang memberanikan diri kredit komputer. Proses rekaman pun bisa berjalan hingga tuntas, termasuk pembuatan video klip. Tetapi, lagi-lagi hasilnya jauh di bawah standar. Setelah proses rekaman selesai, cobaan belum selesai. Karena tidak ada dana, mereka pun kesulitan menggandakan master hasil rekaman. Tak disangka, nasib baik menghampiri mereka. Dua studio ternama di Banyuwangi, Sandy record dan Scorpio Record, bersedia membeli master audio-visual album berisi sepuluh lagu tersebut. “Masternya saat itu dibeli dengan harga Rp 15 juta. Setiap pencipta mendapat bagian Rp 500 ribu,” kenangnya. Setelah album pertama mengorbitkan Danang tersebut meledak, Ayong terus berkarya menciptakan ratusan lagu. Namun, hingga kini hanya puluhan lagu yang sudah masuk dapur rekaman. Sementara itu, ditanya terkait Danang yang kini menjadi idola dangdut Indonesia, bahkan menjuarai kontes dangdut Asia, Ayong mengaku bersyukur dan bangga. “Melihat orang yang pernah saya ajari menyanyi sejak kelas 5 SD kini sukses, saya sangat bangga,” katanya. (c1/bay)
RENDRA KURNIA/RABA
MAKIN RAMAI: Suasana jual-beli aneka bumbu masakan di stan PKL tepi Jalan Satsuit Tubun, Pasar Banyuwangi, kemarin.
Harga Bahan Makanan kian Mahal BANYUWANGI - Ibu rumah tangga tampaknya harus pandai mengelola anggaran rumah tangga, terutama untuk kebutuhan makanan. Meski harga bahan bakar minyak turun, ternyata harga-harga kebutuhan pokok di pasaran justru makin melambung sepekan terakhir. Beberapa komoditas yang merangkak harganya adalah cabai rawit. Kenaikan bumbu berasa pedas itu malah mencapai 16 persen dari harga semula. Harga cabai rawit meningkat jadi Rp 28.000 per kilogram (Kg) pekan ini, padahal harga cabai pekan sebelumnya Rp 24.000 per Kg. Selain itu, harga bawang merah yang cukup mahal sejak Desember 2015 lalu kembali mengalami kenaikan. Harga bawang merah
naik Rp 2.000 dari harga semula. Kini harga bawang merah mencapai lebih dari Rp 35.000 per Kg. Hal yang sama juga terjadi pada bawang putih. Harga bawang putih kini Rp 26.000 per Kg, sedangkan harga pekan sebelumnya masih di kisaran Rp 24.000 per Kg. Misnaya, 37, salah satu pedagang di Pasar Banyuwangi, mengatakan kenaikan harga dua komoditas tersebut disebabkan minimnya air pada musim panas. Kondisi itu menyebabkan banyak petani di sentra penghasil bawang merah mengalami gagal panen. Misnaya menambahkan, dampak kenaikan itu dirasakan langsung para pedagang. Biasanya, dirinya mendapat pasokan bawang merah minimal empat kuintal. Namun, perlahan-
lahan pasokan dari distributor berkurang hingga hanya mendapat jatah 1,5 kuintal bawang merah. Tidak hanya itu, harga daging ayam ras juga mengalami kenaikan sekitar enam persen. Harga daging ayam ras kini nyaris menyentuh angka Rp 35.000 per Kg. “Padahal, dua pekan lalu harga daging ayam sudah hampir normal Rp 28.000 sampai Rp 30.000 per Kg,” ucap Misnayah. Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi di Pasar Banyuwangi kemarin hanya cabai merah besar yang mengalami penurunan harga. Harga cabai merah besar turun sekitar 16 persen dari Rp 24.000 per Kg menjadi Rp 20.000 per Kg. Harga komoditas lain, seperti gula, naik tipis dari Rp 12.000 per Kg menjadi Rp 13.000 per Kg. (cin/c1/bay)
32
Jawa Pos
Minggu 10 Januari 2016
Menengok Aktivitas Nelayan Jaring Tarik di Pulau Santen
Ada Burung = Banyak Ikan Jelang pagi hari kawasan pantai di Pulau Santen di Dusun Karang Anom, Kelurahan Karangrejo, Banyuwangi, selalu sibuk. Hampir seluruh warga setempat yang berprofesi sebagai nelayan turun ke pantai untuk mencari ikan menggunakan jaring tarik. MENCARI ikan dengan hanya menggunakan jaring merupakan ciri khas masyarakat Pulau Santen. Penuh gotong-royong puluhan warga Pulau Santen mencari ikan menggunakan jaring tarik berukuran besar. Jangan salah, meski hanya menggunakan jaring dan menjaring hanya dari tepi pantai, ikan yang didapat sangat banyak. Berbagai macam ikan segar hampir pasti terkena jaring yang ditebar nelayan Pulau Santen itu, mulai lemuru, cumi-cumi, teri, ikan putihan, hingga ikan longser (mirip tongkol). Kalau sedang beruntung, ikan tongkol juga bisa didapat dalam jumlah banyak. ”Sekarang yang sering kena tangkap nelayan cumi-cumi. Beberapa hari terakhir banyak yang dapat cumi,” ujar Siwi, 38 salah satu nelayan. Dia menambahkan, sebenarnya warga Pulau Santen menggunakan jaring untuk berburu ikan teri yang sedang menepi dari tengah laut. Namun, ikan teri sejak bulan Puasa beberapa bulan lalu sedang sepi sampai sekarang. Oleh karena itu, warga Pulau Santen saat ini menjaring ikan sedapatnya yang dijaring. ”Semua ikan laku. Mungkin harganya saja yang berbeda.
Apalagi, yang dijual di sini dipastikan ikan segar karena baru dapat,” tambah Siwi. Suharmo, nelayan lain, mengatakan nelayan Pulau Santen masih mencari ikan dengan menebar jaring dari tepi pantai karena ingin mempertahankan tradisi nenek moyang. Selain itu, menggunakan jaring tidak perlu biaya banyak. Warga cukup membeli jaring dan tidak perlu perahu banyak untuk mencari ikan ke tengah laut. ”Mencari ikan menggunakan jaring ini juga mengajarkan kita gotong-royong. Warga yang tidak punya perahu bisa bekerja menarik jaring bersama-sama dengan kita,” ujar pria yang akrab disapa Pak Mo itu. Dengan menggunakan jaring, nelayan setempat juga tidak terlalu pusing dengan bahan bakar perahu. Sebab, hanya butuh dua atau empat perahu untuk menebar jaring ke tengah laut. Lalu, nelayan lain tinggal menunggu dan menarik jaring ke pinggir pantai. ”Selain pagi hari, nelayan di sini juga biasa mencari ikan sore hari. Kalau ada banyak burung di pinggir pantai itu pertanda banyak ikan yang menepi,” pungkasnya. (tfs/c1/als)
FOTO-FOTO: RENDRA KURNIA/RABA
GOTONG-ROYONG: Nelayan dan warga Pulau Santen bahu-membahu menarik jaring ke bibir pantai. Semua hasil tangkapan tidak sampai ke tangan tengkulak karena biasanya habis sesaat setelah tiba di darat.
Menunggu Musim Teri
SEJENIS TONGKOL: Ikan langser yang berhasil ditangkap jaring tarik. MANTAP: Cumi yang berhasil dijaring bisa ada yang berukuran besar.
Harga Ikan Lebih Murah dan Segar IKAN teri merupakan jenis ikan yang ditunggu-tunggu masyarakat Pulau Santen. Namun, sejak beberapa bulan terakhir ikan teri tak kunjung menepi ke pantai Pulau Santen. Alhasil, teri yang biasanya menjadi primadona warga setempat saat ini menjadi ikan yang langka bagi nelayan Pulau Santen. Ikan teri dinilai sangat ekonomis karena hargnya lumayan mahal. Selain itu, menjualk ikan teri juga tidak sulit. Bisa dijual waktu ikan masih basah maupun sudah kering. Biasanya ikan teri yang baru dijaring dijual nelayan ke pasar. Ikan teri yang sudah kering biasanya bisa dijadikan rempeyek yang renyah. ”Sekarang enggak pernah panen teri. Mungkin karena cuacanya ini,” ujar Suharmo. Jika sedang panen teri, warga Pulau Santen bisa dikatakan tidak mengalami masa sulit seperti ini. Hampir seluruh warga membeli motor baru dengan
cara kredit di dealer motor saat musim teri tiba. Namun, jika sedang tidak musim seperti ini, ditambah panen ikan lain sedang anjlok, dipastikan motor-motor yang dibeli secara kredit oleh warga itu ditarik kembali pihak diler. ”Nasib kita ini ditentukan banyak-tidaknya ikan,” timpal Siwi, nelayan lain. Dengan potensi yang dimiliki Pulau Santen, warga berharap ada perhatian lagi dari pemerintah terkait penataan kawasan Pulau Santen agar lebih rapi dan bersih. Sebab, melihat potensi mangrove, air sungai dekat pantai, dan garis pantai yang panjang, bisa menjadi daya tarik wisata yang sangat bagus jika dikelola dengan baik. ”Mudah-mudahan saja ke depan ada perhatian lagi untuk Pulau Santen ini. Jadi, warga di sini ini jika sedang sepi ikan, bisa mengandalkan sektor pariwisata untuk menambah penghasilan seharihari,” harapnya. (tfs/c1/als)
MACAM-MACAM: Ikan putihan dan cumi-cumi berukuran kecil juga terjaring.
IKAN teri merupakan jenis ikan yang ditunggu-tunggu masyarakat Pulau Santen. Namun, sejak beberapa bulan terakhir ikan teri tak kunjung menepi ke pantai Pulau Santen. Alhasil, teri yang biasanya menjadi primadona warga setempat saat ini menjadi ikan yang langka bagi nelayan Pulau Santen. Ikan teri dinilai sangat ekonomis karena hargnya lumayan mahal. Selain itu, menjualk ikan teri juga tidak sulit. Bisa dijual waktu ikan masih basah maupun sudah kering. Biasanya ikan teri yang baru dijaring dijual nelayan ke pasar. Ikan teri yang sudah kering biasanya bisa dijadikan rempeyek yang renyah. ”Sekarang enggak pernah panen teri. Mungkin karena cuacanya ini,” ujar Suharmo. Jika sedang panen teri, warga Pulau Santen bisa dikatakan tidak mengalami masa sulit seperti ini. Hampir seluruh warga membeli motor baru dengan cara kredit di dealer motor saat musim teri tiba. Namun, jika sedang tidak musim seperti ini, ditambah panen ikan lain sedang anjlok, dipastikan motor-motor yang dibeli secara kredit oleh warga itu ditarik kembali pihak diler. ”Nasib kita ini ditentukan banyak-tidaknya ikan,” timpal Siwi, nelayan lain. Dengan potensi yang dimiliki Pulau Santen, warga berharap ada perhatian lagi dari pemerintah terkait penataan kawasan Pulau Santen agar lebih rapi dan bersih. Sebab, melihat potensi mangrove, air sungai dekat pantai, dan garis pantai yang panjang, bisa menjadi daya tarik wisata yang sangat bagus jika dikelola dengan baik. ”Mudah-mudahan saja ke depan ada perhatian lagi untuk Pulau Santen ini. Jadi, warga di sini ini jika sedang sepi ikan, bisa mengandalkan sektor pariwisata untuk menambah penghasilan sehari-hari,” harapnya. (tfs/c1/als)
PANEN: Ikan lemuru paling sering terjaring nelayan Pulau Santen.
MASIH SUBUH: Aktivitas nelayan jaring tarik di Pulau Santen biasanya dilakukan pagi dan sore hari.