13 DESEMBER TAHUN 2015
Eceran Rp.5.750
HALAMAN 29
Lautan Manusia di Blambangan BANYUWANGI - Dalam rangka memperingati Hari Amal Bakti (HAB) Kementerian Agama RI ke-70 dan juga Harjaba ke-244, Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA) Banyuwangi, menggelar senam bareng yang bertajuk senam anak saleh. Senam kemarin diikuti kurang-lebih 8.000 peserta dari siswa-siswi Raudhatul Athfal beserta guru dan wali murid di Taman Blambangan sejak pukul 06.00 pagi kemarin Gebyar senam anak saleh tampak semarak pagi kemarin. Ribuan anak tampak semangat mengikuti senam yang dipandu beberapa pemandu senam dari perwakilan kecamatan itu. Tidak kalah semangat, guru beserta wali murid yang datang juga lebih heboh mengikuti senam anak saleh kemarin. Datangnya ribuan anak-anak dan wali murid untuk senam kemarin membuat lapangan Taman Blambangan tampak dipenuhi lautan manusia n Baca Lautan...Hal 35
KOMPAK: Ribuan anak Raudhatul Athfal se-Banyuwangi beserta wali murid senam bersama di lapangan Taman Blambangan pagi kemarin (12/12). RENDRA KURNIA/RABA
BAGAIMANA INI
Angin Terjang Yosomulyo Pohon Tumbang Tutup Jalan Glagah
RENDRA KURNIA/RABA
BAHAYA: Pengendara melintas di Jalan Gajah Mada, Banyuwangi, siang kemarin.
BANYUWANGI - Hujan deras disertai angin kencang melanda sebagian wilayah Banyuwangi sore kemarin. Hal itu menimbulkan kerusakan di beberapa daerah. Sebuah selep penggilingan padi milik Yasin, warga Dusun Sidorejo Wetan, Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, porakporanda diterjang angin puting beliung
sore itu. Tidak hanya itu, angin kencang juga menumbangkan pohon di Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, tadi malam. Informasi yang diperoleh Jawa Pos Radar Banyuwangi, puting beliung yang melanda wilayah Kecamatan Gambiran terjadi sekitar pukul 15.00 n
BERANTAKAN: Atap bangunan penggilingan padi milik Yasin, warga Dusun Sidorejo Wetan, Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi, rusak setelah diterjang angin puting beliung sore kemarin.
Baca Angin...Hal 35 BPBD FOR RABA
Jalan Rusak Tidak Kunjung Diperbaiki
Kurangi Personel di Tumpang Pitu
GIRI - Ruas jalan yang rusak di Jalan Gajah Mada, Kelurahan Mojopanggung, Kecamatan Giri, masih belum diperbaiki hingga kemarin (12/12). Padahal, kerusakan tersebut sudah berlangsung beberapa bulan. Kerusakan jalan itu terasa mengganggu pengendara yang melintas. Bagaimana tidak, jalan rusak itu menyebabkan jalan nasional di sisi barat kota Banyuwangi itu menjadi sempit. Tidak sedikit pengendara yang harus mengurangi kecepatan secara mendadak saat melintas di lokasi itu. Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin, banyak kendaraan roda dua yang terpaksa melaju zigzag demi menghindari lubang jalan itu. Sementara itu, kendaraan roda empat harus melintas secara bergantian dengan kecepatan rendah. ”Sudah lama jalan ini tidak diperbaiki. Sangat mengganggu dan sepertinya memang langganan rusak,” ujar Ribut, salah satu pengendara motor yang melintas, kemarin. (tfs/c1/bay)
KUCUR
NGOPAI
Tunda Hias Pohon Natal FRANSCISKA Sudarmi, 50, memiliki semangat tinggi dalam menye marakkan Hari Natal n Baca Tunda...Hal 35
RENDRA KURNIA/RABA
RENDRA KURNIA/RABA
PENUH: Ratusan guru mengikuti rapat koordinasi pendidikan di hall Hotel Ketapang Indah, Kalipuro, Banyuwangi, kemarin (12/12).
Pendidikan 2016 Fokus Garap SDM KALIPURO - Ratusan guru yang berasal dari berbagai wilayah di Banyuwangi berkumpul di hall Hotel Ketapang Indah pagi kemarin (12/12). Mereka mengikuti rapat koordinasi untuk mengupas permasalahan seputar
pendidikan di Bumi Blambangan. Hasil rakor itu menjadi evaluasi bagi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, khususnya Dinas Pendidikan (Dispendik), dalam menentukan arah pendidikan di Banyuwangi.
Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Sulihtiyono, mengakui rakor tersebut menjadi agenda koordinasi terbesar para guru setelah otonomi daerah n Baca Pendidikan...Hal 35
BANYUWANGI - Pertemuan Komite Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dengan Kapolres Banyuwangi, AKBP Bastoni Purnama, terkait kerusuhan di kawasan tambang Tumpang Pitu d i a n g g a p Pasukan pengamanmembawa si- an di Tumpang Pitu nyal positif dasegera dikurangi lam upaya pesecara bertahap. negakan hukum di kawa- Penarikan personel san tersebut. itu disesuaikan Selain membahas kisruh di situasi yang cukup Tumpang Pitu, kondusif.” salah satu poin pertemuan AKP Subandi tersebut adalah Kasubag Humas Polres pengurangan Banyuwangi personel kepolisian di lokasi tambang di Kecamatan Pesanggaran itu. Hal itu disampaikan perwakilan Komnas HAM saat bertemu Kapolres Bastoni Purnama. “Pasukan pengamanan di Tumpang Pitu akan segera dikurangi,” ujar AKP Subandi, Kasubag Humas Polres Banyuwangi. Permintaan Komnas HAM pun sudah dilakukan polres. Polisi secara berkala akan mengurangi kekuatan di kawasan tambang Tumpang Pitu secara bertahap n Baca Kurangi...Hal 35
Melihat Kondisi Nelayan Pulau Santen di Musim Ubur-ubur
Stop Melaut hingga Januari, Pilih Jual Jagung Bakar
Jalan Rusak tak Kunjung Diperbaiki Menunggu Bupati Selesai Cuti Pilkada
Populasi ubur-ubur kian membengkak di Selat Bali akhir-akhir ini. Dampaknya, ikan semakin sulit dicari. Bagaimana para nelayan di Pulau Santen bertahan pada masa yang kurang menguntungkan tersebut?
Personel Polisi di Tumpang Pitu Dikurangi Sebelum Pulang, Mampir Dulu di Pulau Merah, Ndan!
CHIEN JULLIEN, Banyuwangi SORE itu belasan nelayan di pantai Pulau Santen, Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Banyuwangi, tampak semangat menyambut sejumlah perahu kecil yang sedang membuang sauh. Nelayan yang berada di pantai tamhttp://www.radarbanyuwangi.co.id
RENDRA KURNIA/RABA
KERJA BARENG: Nelayan menarik jaring di pantai Pulau Santen, Kelurahan Karangrejo, Banyuwangi.
paknya akan segera menggantikan kawan-kawannya yang baru saja mencari nafkah di tengah laut. Namun, baru saja mereka bangkit dari du-
duknya, hujan turun cukup deras. Mereka pun berlarian mencari tempat berteduh. Ibu-ibu pembawa keranjang bambu
yang sejak tadi mendampingi tampak mengikuti langkah para nelayan mencari tempat berteduh n Baca Stop...Hal 35 email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com
RADAR BANYUWANGI
EDUKASI
30
Jawa Pos
Minggu 13 Desember 2015
Material Batu Menumpuk di Bibir Sungai SONGGON - Kegiatan normalisasi sungai Badeng di wilayah lokasi wisata arung jeram Karo Adventure, Desa Sumberbulu, Kecamatan Songgon, banyak dikeluhkan masyarakat. Sebab, material berupa batu dan pasir dibiarkan menumpuk di sepanjang bibir sungai. Dikhawatirkan, tumpukan material itu akan longsor dan kembali ke jatuh sungai bila turun hujan. Itu bisa membahayakan warga dan mengganggu wisata arung jeram. “Banjir bisa longsor,” cetgus Sutrisno, 50, warga setempat. Menurut Sutrisno, normalisasi sungai seharusnya tidak hanya pengerukan dan pelebaran sungai, tapi juga harus mempertimbangkan asas keselamatan, keindahan, dan kemanfaatan. Apalagi Sungai Badeng yang dikeruk itu sudah dijadikan kawasan wisata air n Baca Material...Hal 35 TAK RAPI: Tumpukan batu dan pasir di bibir dam Sungai Badeng, Desa Sumberbulu, Kecamatan Songgon, Jumat lalu (11/12).
WISATA
Pilkada, Usaha Advertising Sepi GENTENG - Pelaksanaan pemilihan kepala daerah (pilkada) ternyata tidak berdampak terhadap usaha advertising. Sejumlah pemilik usaha percetakan mengaku selama masa kampanye tidak ada pemasukan. Salah satu pemilik usaha advertising di Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng, Muhamad Heri, 34, mengaku dalam pesta demokrasi di Kabupaten Banyuwangi, pemesanan sarana kampanye ke tempatnya nyaris tidak ada. Jika dibandingkan pemilu legislatif (pileg) atau pilkada tahun 2010 lalu, kondisinya sangat jauh berbeda. “Di tempat saya tidak ada pesanan sama sekali,” cetus mantan ketua IPNU Cabang Banyuwangi itu. Menurut Heri, sejumlah percetakan lain nasibnya juga hampir sama. Mereka mengaku, selama pilkada 2015 ini tidak
DEDY JUMHARDIYANTO/JPRG
PELESIR: Remaja berpose di jembatan gantung Desa Sumberbulu, Kecamatan Songgon, Banyuwangi, kemarin.
Jembatan Gantung Digemari Remaja
ada pembuatan alat peraga kampanye. “Teman-teman kebetulan cetak banner dan cetak lain tidak di sini,” katanya. Catatan yang dimiliki, masih kata dia, pada pileg 2014 omzet percetakannya mencapai Rp 1,5 miliar. Pada Pilkada Banyuwangi 2010 juga cukup tinggi. “Pileg masih lumayan, tapi pilkada
kali ini kosong,” ujarnya. Heri menyayangkan pengadaan barang dalam pilkada tidak dikerjakan oleh orang Banyuwangi. Padahal, sumber daya manusia dan alat yang dimiliki orang Banyuwangi sudah bagus. “Saya berharap kegiatan di Banyuwangi melibatkan warga Banyuwangi,” harapnya. (sli/c1/abi)
SHULHAN HADI/JPRG
STAGNAN: Usaha publikasi dan percetakan nyaris tidak terdampak selama pelaksanaan pilkada kemarin.
SONGGON - Jembatan gantung yang dibangun anggota Kodim 0825 Banyuwangi bersama masyarakat di Dusun Sumberagung, Desa Sumberbulu, Kecamatan Songgon, kini banyak dikunjungi warga. Hampir setiap hari warga berdatangan ke jembatan yang membelah Sungai Badeng itu. Pengunjung yang sebagian besar kawula muda itu datang untuk selfie. “Tempatnya asyik, sejuk, dan menarik,” ujar Vita Charista, 15, salah satu remaja asal Kecamatan Rogojampi. Selain berfoto dengan latar jembatan gantung, sekitar lokasi jembatan juga menjadi sasaran objek foto. Maklum, di bawah jembatan itu mengalir sungai Badeng yang sangat jernih dan bersih. Di sisi kanan dan kiri sungai terdapat hutan pinus yang hijau menjulang tinggi. “Pemandangannya bagus dan gratis lagi,” katanya. Objek wisata di jembatan gantung yang menghubungkan Desa Sumberbulu dan Desa Bayu, Kecamatan Songgon, itu sebelumnya kurang begitu dikenal. (ddy/c1/abi)
SRONO
BANYUWANGI
BANYUWANGI
BANYUWANGI
Tanah & Rumah Kebaman
Honda CRV
Bisnis Barang Impor
Belakang TMP
Bisnis Brg Import Untung 100% Modal Kcl & Minim Resiko Promoku Net 085330200800
Tanah dijual luas 335 m2 dibelakang TMP Banyuwangi. Hub : 0811394175 - 08123484149
Djl Tnh & Rmh L 285 m2,150 Jt, Kebaman Srono,Bwi, SHM an Siti Maryam PPJB No. 61 Notaris Wibowo Ibo Sarwono 031-8988308
Kucing Persia BANYUWANGI Komplek KGI Klatak VIMAX KAPSUL & VIMAX OIL KANADA, BRKHASIAT UTK MEMPERPANJANG DAN MEMPER BSR Mr. P PRIA DGN CPT, KUAT, KERAS, THN LAMA & TANPA EFEK SAMPING. • OBAT MATA, MIN/PLUS, KATARAK, RABUN • PENINGGI BDN, KAPSUL UTK MENAMBAH • PEMBESAR PAYUDARA, MONTOK, PAPOSTUR TUBUH + TINGGI IDEAL 1 BLN + DAT, KENCANG 5-10 CM TANPA EFEK SMPING 185.000 • PENGHILANG BKS LUKA LAMA/BARU • PELANGSING BADAN 1 MINGGU TRN 2-3 • PENUMBUH RAMBUT BOTAK KG TANPA EFK SMPING 175.000 • PERONTOK BULU YG TDK DISUKAI • KING COBRA USA, OBT L.SYAWAT, IMPO• PERAPAT VGN WANITA TEN, EJAKULASI DINI 155.000 • PEMUTIH SELANGKANGAN/KETIAK • PEMUTIH SLRH BADAN/MUKA 165.000 • VAKUN ALAT PEMBSR PENIS 375.000 • PEMERAH BIBIR ALAMI& PERMANN BUAT LELAKI VIAGRA USA/CINA, CIALIS,VG PROGOMIE SP,VGN GETAR,VGN SUARA, WNS GETAR, VNS MJU MUNDUR, VNS 2 KEPALA, RING PENGGELI
VITOP JAYA
Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono Wakil Pemimpin Redaksi/Korlip: Syaifuddin Mahmud Redaktur: Ali Sodiqin, A.F. Ichsan Rasyid Staf Redaksi: Sigit Hariyadi, Niklaas Andries, Ali Nurfatoni, Chien Jullien Anisa, Taufik Ferdiansyah, Fredy Rizki Manunggal Fotografer: Galih Cokro Buwono Editor Bahasa: Minhajul Qowim Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis (Koordinator), Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja J
JL. SONGGON 15 ROGOJAMPI – BWI ST BONDO BISA DIKIRIMHP. 082 333 79 4444 PESAN DI ANTAR ONGKOS GRATIS
Pemasaran dan Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha Iklan: Sidrotul Muntaha, Dian Effendi Administrasi Iklan: Fitria Arifiana Event: Benny Siswanto Keuangan: Citra Puji Rahayu Kasir: Widi Ukiyanti, Piutang: Anissa Windyah Sari Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti Perpajakan: Cici Irma Setyani Corporate Lawyer Jawa Pos Group: Dr. Harris Arthur Hedar SH MH Direktur: Samsudin Adlawi
Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.
J Wartawan
Djl Rmh Komp. KGI Klatak, LT 104, LB 84, Hrg 165 Jt Nego Hub: 082335717152
Djl Murah Kucing Persi Mdm 3 Ekor, umr 3 bln, Sdh Vaksin & PKS H: 085335734023 Dijual New CRV Hitam, Manual/Matic Th 013/011. Hrg 310/240 Jt Nego Bisa Cash/Kredit atau Tukar Tambah Hub: 082142194111
BANYUWANGI Rumah Dump Truck
Hotel santika
Rmh djl LT.280;LB.187 IMB,1RTM,1RKL,3KMT, 1KMakan, K.Mandi dlm&luar, gudang,garasi. Bag.blkg cor siap ditingkat.Lok 400m timur Hotel Santika.Hrg Rp 600jt nego.H 081937676945;0333421127(sore)
Dijual Cpt 2 Unit Dump Truk Mits 125 HD 12/13 Hub: 081358333950 BU MAU PROMOSI USAHA ANDA? Toha HP: 08123353502
PA K E T H E M AT
STNK Hlg STNK p 2905 ye AN Lailatul Mufida, Lingk. Tirtopuro RT. 2/1, Kalipuro Hlg STNK P 3396 TJ an Sudiyono, S.pd, Perum Berlian Indah C6 RT. 6/2, Kblenan Hilang STNK P 4049VL an Slamet Riyanto Jl DI Panjaitan RT 03/RW I Kampung Mandar, BWI Hlg STNK P 4182 YU an Mustafa, Jl. Kapten Ilyas No. 09 RT. 3/1, Singonegaran
Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Agus Baihaqi Staf Redaksi: Shulhan Hadi, Dedy Jumhardiyanto Pengembangan Usaha: Abdul Aziz Iklan: Thomy Sila Acrhdiansyah, Eko Budiyono Pemasaran: Wahyu Nugroho Administrasi: Titin Wulandari Kantor Genteng: Ruko Madania, Jl Hasyim Asy’ari No 06 Genteng Telp : (0333) 845860
Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Edy Supriyono Staf Redaksi: Nur Hariri, Habibul Adnan Fotografer: Rendra Des Kurnia Lay Out/Grafis: Pemasaran: Samsuri Administrasi: Dimas Ayu Dewi Fintari Kantor Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982.
Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.
PAHE
J
110rb 2 baris / 7x muat Harga sudah termasuk PPN 10% Syarat & Ketentuan Berlaku
Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Website: www.radarbanyuwangi.co.id. Email: radarbwi@gmail.com, beritaraba@gmail.com, artikelradarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300
Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi
42
Jawa Pos Jawa Pos
Minggu 13 Desember 2015
31
Sabtu 21 November 2015
Pembiayaan Umrah BRI Syariah, Mudah dan Murah BANYUWANGI – Setiap umat muslim pasti merindukan Baitullah. Pembiayaan umrah BRI Syariah kini hadir membantu dan memberi solusi menyempurnakan niat beribadah umrah ke tanah suci. Dengan fasilitas pembiayaan umrah fleksibel dengan pilihan jangka waktu yang bisa disesuaikan dengan kemampuan hingga 36 bulan, nasabah dapat mengangsur setelah selesai menjalankan ibadah umrah. “Persyaratan mudah dan proses sangat
cepat. Paket umrah tersedia dari berbagai pilihan biro Tour dan Travel yang bekerja sama dengan kami. Atau dari pilihan nasabah sendiri,“ ujar Aris Budianto, Pim pi nan Cabang BRI Syariah Banyuwangi. Aris menambahkan, produk pembiayaan umrah BRI Syariah menggunakan prinsip akad jual beli manfaat atau jasa (Ijarah Multijasa). “Kelebihan lainnya, cicilan tetap dan ringan. Satu orang nasabah dapat mengajukan
pinjaman hingga lima paket dengan nilai pembiayaan umrah maksimal Rp 150 juta,“ tambahnya. Adapun persyaratan untuk menjadi nasabah pembiayaan umrah BRI Syariah cukup mudah. Yakni usia minimal 21 tahun atau sudah menikah dan maksimal berusia 65 tahun, dengan jaminan bisa berupa emas, deposito, BPKB mobil atau motor, atau tanah bangunan bersertifikat SHM/SHGB. Untuk informasi lebih lengkap, silakan
datang langsung ke kantor Cabang BRI Syariah Banyuwangi, Jl A Yani No.95 Banyuwangi. KCP Rogojampi, Jl Raya Rogojampi, Komplek Pertokoan Centra Niaga. KCP Genteng, Jl Wahid Hasyim No 11 Genteng. (*/als)
PELAYANAN CEPAT: Karyawan BRI Syariah Cabang Banyuwangi, saat memberikan penjelasan kepada calon nasabah. DIAN EFFENDI/JP-RABA
Cetak Paralegal dari Kalangan Mahasiswa
GERDA SUKARNO/RABA
OFF ROAD: Personel KPH Perhutani Banyuwangi Barat bersama Polsek Licin dan masyarakat berpatroli naik motor di kawasan hutan lindung di Kecamatan Licin, Banyuwangi, kemarin (12/12).
Patroli Bersama di Hutan Lindung LICIN - Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Perhutani Banyuwangi Barat bersama polisi dan tokoh masyarakat melakukan patroli kawasan hutan lindung di Kecamatan Licin, Banyuwangi, kemarin (2/12). Karena kawasan hutan lindung sulit dijangkau, petugas dan tokoh masyarakat harus menggunakan sepeda motor khusus untuk medan off road. Administratur KPH Perhutani Banyuwangi Barat, Prihono Mardi, mengakui kawasan Perhutani tidak hanya didominasi hutan produksi. Sebagian ada yang merupakan hutan lindung. ‘’Malah untuk wilayah Perhutani Banyuwangi Barat total luas lahannya sekitar 50 ribu hektare. Dari luas wilayah
tersebut, lebih 27 ribu hektare merupakan hutan lindung. Artinya, hutan lindung di wilayah kami justru lebih banyak,” ujar lelaki asal Purwokerto itu. Menurut Prihono, kawasan hutan lindung di wilayah tersebut memiliki peran penting sebagai buffer zone (daerah penyangga air) untuk kota Banyuwangi dan sekitarnya. Oleh karena itu, bila zona itu rusak, kebutuhan air bersih kota Banyuwangi bakal terancam. Dengan begitu, pihaknya merasa perlu menjaga kelestarian kawasan hutan lindung tersebut. ‘’BUTUH dukungan banyak pihak untuk menjaga kelestarian hutan lindung ini,” tuturnya didampingi Waka Adm. KPH Perhutani Barat, Rusydi.
Sementara itu, warga sekitar hutan lindung Licin menyatakan bahwa kondisi hutan buffer zone tersebut masih utuh. Seperti yang dikatakan tokoh masyarakat tepi Hutan Bedengan, Desa Kluncing, Kecamatan Licin, M. Sentot. Sentot yang juga ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan Mega Arum itu menjamin hutan lindung di lereng Gunung Ijen itu masih utuh. Masyarakat setempat, kata dia, kompak menjaga kelestarian hutan penyangga air tersebut. ‘’Jangankan pembalak kayu, truk saja kami larang masuk kampung ini. Apalagi, kalau ada pemburu pasti akan disikat masyarakat setempat,” tegas lelaki yang akrab disapa Pak Mega itu. (ton/c1/bay)
Persewangi Butuh Uji Coba Lagi BANYUWANGI - Kompetisi Liga Indonesia belum jelas kapan bergulir. Tetapi, kondisi tersebut tidak membuat Persewangi mati suri, salah satunya dengan melakukan serangkaian pertandingan. Sebelumnya, The Lasblang (Laskar Blambangan) meladeni tantangan Persebaya di Stadion Diponegoro, Banyuwangi, tanggal 29 November lalu. Meski akhirnya harus kalah via adu penalti, tapi tim kebanggaan rakyat Banyuwangi itu tak patah arang. Yang dibidik berikutnya adalah PSS Sleman. Sejauh ini PSS Sleman telah memberikan lampu hijau terkait tawaran
Persewangi dalam pertandingan ekshibisi itu. Hanya saja, mereka ditunjuk sebagai panitia pelaksana (panpel) babak delapan besar Piala Panglima Sudirman. Mereka memberikan kepastian setelah ajang tersebut berakhir. Paling tidak mereka bakal memberikan jawaban setidaknya pada Januari 2016. Hal itu yang membuat manajemen Persewangi segera mengalihkan opsi lain. Sebab, tim Merah-Hitam menginginkan laga ekshibisi itu digelar secepatnya. Hal itu yang diungkapkan manajer Persewangi, Iwan Rudiyanto, kemarin (11/12). Dia mengatakan, Persewangi
kini tengah menyusun serangkaian agenda. Agenda jangka pendek hingga jangka panjang telah disusun. Salah satu agenda jangka pendek adalah melakukan uji coba. ‘’Kita masih terus komunikasi dengan timtim lain,” terangnya. Tokoh asal Muncar itu menambahkan, laga uji coba itu merupakan program jangka pendek. Jangka panjang adalah persiapan menghadapi kompetisi
yang direncanakan digulirkan pada tahun depan. “Kita siapkan segala amunisi mulai sekarang,” tandasnya. Dia menggarisbawahi, ada beberapa tim yang diincar untuk dijadikan lawan tanding. Selain PSS Sleman, juga Persela Lamongan. ‘’Persela jadi salah satu alternatif uji coba. Karena kita butuh uji coba secepat mungkin,” pungkas Iwa Rudiyanto. (ton/c1/bay)
BANYUWANGI - Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum (LKBH) Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi melakukan pelatihan dan pendidikan paralegal kemarin (12/12). Calon-calon paralegal tersebut berasal dari kalangan mahasiswa segala jurusan. Sekretaris LKBH Untag, Saleh, mengatakan 25 mahasiswa itu merupakan yang terpilih dari 800 mahasiswa yang mendaftar. “Tadinya ada 800-an siswa yang mendaftar, tapi setelah di-screening hasilnya 25 orang ini. Mereka kami anggap memiliki komitmen terhadap persoalan hukum di masyarakat,” ucap Saleh. Kegiatan ini dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan peserta untuk berbagi pengalaman advokasi yang pernah dilakukan. Dalam kegiatan tersebut, panitia mengundang instansi terkait, seperti Tentara Nasional Indonesia (TNI), kepolisian, kejaksaan, pengadilan, dan kalangan rektorat. Saleh mengatakan saat ini Banyuwangi belum memiliki paralegal. Paralegal memiliki
CHIN JULLIEN/RABA
PARTISIPATIF: Narasumber dari pengadilan negeri (PN) mengajak interaksi peserta di kampus Untag kemarin (12/12).
tugas bidang advokasi tapi bersifat nonlitigasi. “Tugas mereka mirip advokat. Membantu penyelesaian hukum di luar pengadilan seperti pendampingan dan mediasi atau membantu menyambungkan pihak yang bersengketa ke instansi terkait,” bebernya. Objek kerja paralegal nanti adalah masyarakat yang memiliki kasus hukum tapi tidak memiliki
akses menuju keadilan. LKBH Untag berharap kehadiran paralegal akan membantu memperluas jaringan bantuan hukum bagi masyarakat miskin dan termarjinalkan dalam pemenuhan bantuan hukum dan hak asasi manusia (HAM). Melalui kegiatan itu, ia berharap bisa mencetak paralegal yang memiliki pengetahuan dasar hukum. (cin/c1/als)
Jelang Seabad, Klenteng Rogojampi Bersolek BANYUWANGI - Umat Tri Dharma di Klenteng Tik Liong Tian, Rogojampi, kini tengah bersibuk diri. Menyambut seratus abad berdirinya tempat peribadatan umat Tri Dharma itu, puluhan pemuda tampak memadati klenteng yang persis berhadapan dengan Pasar Rogojampi tersebut. Mempercantik diri merupakan bagian dari rangkaian peringatan hari jadi klenteng itu ke-100. Diawali ritual berdoa, mereka tampak bersemangat membersihkan sejumlah bagian klenteng. “Semua ruangan kelenteng dibersihkan menjelang perayaan ulang tahun. Kegiatan bersihbersih merupakan tahap awal perayaan agar kegiatan bisa berjalan lancar,” ujar Tommy Yong, salah satu awak klenteng. Dikatakan, selain menggelar
ISTIMEWA
BERSIH-BERSIH: Umat Tri Dharma mempercantik klenteng jelang perayaan satu abad.
kegiatan bersih-bersih sekitar kelenteng, pengurus kelenteng juga mengecat ulang pagar dan
dinding kelenteng. Hal tersebut dilakukan dalam rangka menyambut perayaan Imlek. Adapun untuk menyambut hari jadi satu abad Klenteng Tik Liong Tian, pihak klenteng sudah mempersiapkan beberapa rangkaian kegiatan. Selain doa bersama untuk memohon keberkahan dan keselamatan yang rutin digelar setiap perayaan ulang tahun, juga akan ada kirap budaya yang akan diikuti sekitar 33 klenteng di Jawa dan Bali. Kirab itu nanti akan mengelilingi sejumlah jalan protokol di Rogojampi. Kirab tersebut sekaligus merupakan wujud terima kasih dan syukur kepada Tuhan atas kenikmatan yang telah diberikan. “Ya, nanti puncaknya akan ada kirab di Rogojampi,” ujarnya. (nic/c1/als)
New Year Eve m a s q u e r a d e
Room Rate:
p a r t y
Include :
Start From IDR 1.500.000 (3 Day 2 Night)
Gala Dinner 31th December
Additional Ticket IDR 300.000
BBQ Party On The Beach
Entertaint: Band | Fun Game | Door Prize | DJ Party On The Beach | Fire Work Jl. Gatot Subroto km.6 Banyuwangi 68421 East Java, Indonesia. Tel: +62 333 422280 (hunting),422281, 424760 Fax: +62 333 423597 www.ketapangindahhotel.com info@ketapangindahhotel.com
RADAR BANYUWANGI
BUDAYA
34
Jawa Pos
Minggu 13 Desember 2015
Anak Lelaki dari Brownsville Oleh Fernanda Rochman Ardhana
NAMAKU Frederick Simon. Orang-orang yang mengenalku akan memanggilku dengan nama panggilan Fred atau Freddie, sesuai dengan selera dan kemauan mereka. Bahkan beberapa orang yang seakan Tuhan sudah tetapkan bahwa pikiran dan hati mereka memang terlahir sebagai seorang rasial sejati, memanggilku sesuai dengan warna kulitku. Mereka tak akan pernah segan untuk menyebutku ‘Nigga’ karena memang itulah kenyataan yang terlihat oleh mata mereka, meski aku menyadari bahwa saat ini, sebutan itu tidaklah layak dipandang lagi sebagai sebuah kata panggilan untuk melecehkan seorang negro sepertiku, karena sejak Undang-Undang Hak-Hak Sipil ditetapkan tahun 1964 di Amerika Serikat, kedudukan kami sebagai orang-orang kulit hitam setara dengan orang-orang kulit putih dalam bidang apapun. Dan faktanya, etnis kami berjumlah kurang lebih tiga puluh juta jiwa yang tersebar di seluruh negara bagian, yang artinya dua belas persen dari jumlah keseluruhan populasi di negara ini, dan itu adalah salah satu bukti penopang bagi kaum kami untuk mendapat perlakuan yang sama dengan kaum kulit putih. Lagipula, aku sendiri sebenarnya berdarah campuran, meski darah ayahku yang ber-ras negroid begitu dominan menurun padaku, namun ibuku seorang Asia, tepatnya berasal dari Pulau Jawa, Indonesia, yang mana penduduknya kebanyakan berkulit sawo matang. Aku berasal dari sebuah daerah kumuh dan miskin, tepatnya di Brownsville, sebuah daerah pemukiman padat yang terletak di tenggara Brooklyn, yang merupakan salah satu Borough di negara bagian New York, Amerika Serikat, dan mempunyai julukan daerah gelap, yang mana dapat dimaklumi karena daerah tersebut memang didominasi oleh etnis Afro-Amerika, dengan jumlah sekitar tujuh puluh enam persen dari seluruh populasi yang bermukim di tempat itu. Sebagai orang yang terlahir di pinggiran Brooklyn, sebenarnya aku memang diharuskan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarku, sehingga diriku tidaklah terlihat jauh berbeda dengan orang-orang yang memang juga ditakdirkan untuk mengawali kehidupannya di sana. Narkoba, seks bebas, prostitusi, anarkis, transaksi gelap, kekerasan bahkan pembunuhan seakan sudah menjadi hal yang lumrah di daerah asalku, dan aparat setempat hanya sesekali berusaha untuk mengungkap kasus-kasus yang terjadi, sementara yang lainnya dibiarkan berlalu seperti sebuah omong kosong, karena pada kenyataannya dengan sejumlah dollar, sebuah kasus dapat segera tertutupi tanpa harus berlanjut ke pengadilan hingga berakhir mendekam di balik jeruji. Banyaknya tempat-tempat hiburan malam serta maraknya organisasi-organisasi kriminal semakin menambah pesona aura negatif di daerah tersebut. Kebanyakan anak-anak muda yang masih labil dan merasa bosan dengan kehidupannya yang ‘broken home’ akan mudah tertarik untuk bergabung, sehingga di tiap tahunnya akan didapati sebuah fakta yang cukup mencengangkan bahwa anggota sebuah organisasi kriminal semakin bertambah hingga melebihi jumlah anggota baru kepolisian sekitar. Namun hal itu tidak berlaku untukku, yang justru tidak tumbuh sebagai sosok yang bengal dan urakan. Meski kehidupanku pun tidak bisa dilepaskan dari sebutan ‘broken home’ karena sejak ibuku meninggal dunia, – saat umurku baru menginjak beberapa tahun— aku hidup bersama ayahku, seorang pemabuk tua yang bertabiat kasar. Ketidakpedulian ayahku terhadap diriku membuatku harus bekerja keras mencari nafkah sendiri. Sejak usiaku masih belia, aku sudah terbiasa menjadi ‘Paperboy’ di setiap pagi hari-hariku. Dengan menggunakan sepeda, aku berkeliling Brownsville mengantar koran ke rumah-rumah yang terletak sepanjang rute East 98th street hingga Rockaway Avenue. Dan sebagai upah jerih payahku, aku akan menemukan beberapa dollar di dalam kantongku, yang mana cukup untuk membeli beberapa hotdog atau potongan roti gandum untuk makanku sehari. Luka-luka lebam dan memar yang menghiasi wajah dan hampir sekujur tubuhku –akibat perlakuan ayahku— tentu saja menjadi pusat perhatian bagi pelanggan-pelanggan koran yang kuantarkan. Kebanyakan dari mereka hanya selintas melirik lalu pergi dengan acuh tak acuh setelah menerima koran pemberianku, seakan sudah mengetahui dan memaklumi akan kehidupan yang penuh kekerasan yang memang marak terjadi di daerah tersebut, namun tampaknya hal itu belum dipahami benar oleh Amy, seorang gadis remaja kulit putih yang dapat kuperkirakan usianya masih sekitar belasan tahun –tidak terpaut terlalu jauh dari usiaku— yang mana di setiap pagi selalu menantikanku di gerbang depan rumahnya untuk sekedar menyapa dan mengambil koran dariku. Ketika bertemu denganku, tatapannya akan menelusuriku dari ujung rambut hingga kaki, dan dia akan mulai bertanya tentang kejanggalan-kejanggalan yang ditemuinya, mengapa aku hanya mengenakan t-shirt tipis di udara pagi yang begitu dingin? Mengapa aku tak menggunakan alas kaki? Mengapa aku tak bersiap untuk pergi ke sekolah layaknya dirinya dan temanteman sebayanya? Dan seringkali kubalas semua pertanyaannya itu hanya dengan senyuman, karena
selain aku harus pergi mengantar koran ke rumah pelanggan lainnya, aku pun tak tahu harus menjawab apa terkait semua itu. Semua kejadian yang kualami maupun kulihat di Brownsville, tidaklah merubah pendirianku dan turut menjadi orang yang benar-benar bajingan. Aku masih sempat datang ke gereja terutama di hari kebaktian, untuk menyapa Father George, seorang pendeta yang bagiku merupakan satu-satunya orang suci di kawasan tersebut. Aku begitu dekat dengannya dan seringkali meminta nasihat padanya tentang kehidupan yang kualami. Dengan senang hati, dia akan menceritakan kisah-kisah yang termuat dalam Alkitab, sembari membubuhi nasihat di akhir masing-masing kisah yang diceritakannya tersebut. Sebegitu menarik dan fasihnya dia bercerita, sehingga aku membayangkan seakan sosok Tuhan sendirilah yang sedang bercerita kepadaku. Dan pagi itu setelah mengantar beberapa koran ke rumah pelanggan, untuk ke sekian kalinya aku kembali mengunjungi gerejanya. Lalu aku pun menuju ke ruangan pribadinya yang terletak tepat di belakang gedung kebaktian. Aku baru menyadari bahwa itu adalah awal dari sebuah mimpi buruk, setelah nampak olehku beberapa orang berkulit hitam, diantaranya berambut dreadlocks, yang mana hampir semuanya berpakaian t-shirt putih dengan dilapisi jaket hitam tebal serta mengenakan beberapa aksesoris yang mirip dengan yang dikenakan oleh para berandalan di Brooklyn, memenuhi ruangan tersebut. Dengan mengenakan pakaian yang kurang lebih sejenis, seakan menyiratkan bahwa mereka semua berasal dari satu perkumpulan yang sama, namun aku tidak melihat tato atau aksesoris khas yang mencirikan identitas perkumpulan mereka, seperti yang dipunyai oleh beberapa gangster atau mafia yang sudah mempunyai nama dan ditakuti di seluruh
wilayah New York, seperti Murder inc, Five Families, atau Black Spades. Dari roman muka yang mereka perlihatkan, yang tampak penuh dengan rona kebencian, membuatku menerka bahwa mereka tidak datang dengan tujuan yang baik dan dugaanku segera terungkap ketika terlihat olehku, salah satu pria berambut dreadlocks memegang sebuah pistol M10 dan di hadapannya nampak tubuh Father George bersimbah darah. Sebuah peristiwa mengerikan sepertinya baru saja terjadi, pembunuhan sadis yang dilakukan oleh seorang biadab yang menembakkan peluru .45 hingga tepat menancap pada dahi korban dan membuat lubang menganga berdiameter cukup besar, yang tidak hanya membuat korbannya kehabisan kata-kata, namun juga hembusan napas. Tubuhku gemetar melihat kenyataan tersebut. Aku ingin segera melarikan diri dari tempat tersebut, namun tiba-tiba si pembunuh biadab itu berbalik dan mengalihkan todongan pistolnya ke arahku, rupanya mereka semua telah menyadari kehadiranku, “Tetaplah disitu, Boy. Aku belum menyapamu, bukan?” perintahnya sembari menyunggingkan senyum sinis ke arahku. Aku yang merasa geram dengan perbuatan kejinya itu memakinya dengan kasar, “Bajingan! Teganya kau membunuh orang suci!” “Hahaha, orang suci katanya?” ucapnya sembari tertawa terbahak-bahak dan disambut oleh gelak tawa para kawanannya. “Hei, Boy. Sepertinya pikiranmu sudah teracuni omong kosongnya.” ujarnya. “Kau dapat lihat?” tanyanya padaku sambil menunjuk ke arah mayat Father George. “Ini hukuman bagi orang suci yang terlalu memuliakan Tuhannya hingga tak ingin menyisihkan sedikit uang untuk kelompok kami, sebagai jaminan atas
nyawanya sendiri.” ucapnya dengan nada angkuh. Lalu dia berjalan mendekatiku dengan masih menampakkan senyum menyeringai pada wajahnya. Aku ingin segera beranjak dan menghindar darinya, namun dengan gesit ia segera menarik t-shirtku dan mencengkeram kedua pipiku sebelum niatku dapat terlaksana. “Katakan, kau berasal darimana, Boy?” tanyanya dengan mimik yang cukup serius. “Brown ... Brownsville ....” jawabku terbata-bata. “Brownsville, huh?” Dia menggeleng-gelengkan kepalanya seolah tak percaya, lalu kembali tertawa terbahak-bahak. “Hahaha, lelucon yang bagus, Nak. Bagaimana mungkin seorang negro dari Brownsville menghabiskan waktunya bermain-main di tempat seperti ini, huh?” Setelah cukup puas menertawaiku, dia mencondongkan tubuhnya, lalu kembali mendekatkan wajahnya ke wajahku dan menatapku dengan tajam sembari memasang mimik muka yang kembali dibuat-buat serius. “Kau seharusnya bermain dengan kami, Boy atau umurmu sebatas hari ini.” ujarnya dengan nada mengancam dan cukup membuat batinku menjadi gusar. Lalu dia berusaha menggerakkan tubuhku dengan cara menarik t-shirtku hingga hampir sedikit koyak, sehingga tubuhku ikut tertarik lalu dihempaskannya tubuhku pada salah satu kawanannya yang berbadan tinggi kekar, yang dengan sigapnya langsung memegang kedua lenganku. “Bawa dia, Zac! Kelompok kita butuh darah segar!” perintah si rambut dreadlocks. Aku meronta-ronta sekuat tenaga, berusaha untuk lepas dari dekapan salah satu kawanannya itu, namun tiba-tiba sebuah pukulan menghantam wajahku, kurasakan pemandangan di sekitarku menjadi gelap dan tak kuingat apa-apa lagi. *) Aktif menulis di beberapa grup sastra media sosial.
SAJAK TAN TJIN SONG
RUANG I Dinding bungkam. Tidak ada yang dieja Buku-buku tanpa halaman Hanya ada di bayang-bayang Dan mulut nganga, lalu terkunci : hati melafal nama-NYA Kasur tanpa sprei. Geliat tubuh beku Pada derajat tak terbaca, membekukan lidah : mata berkercap, bagai morse Membentuk huruf
DIA
Tanpa apa-apa, sejuta kalimat disimpan Pada kantung ruh, digaungkan Ketika sebuah kesaksian menjadi berbukubuku
RUANG II
Bincang-bincang empat penjuru Kembali meruang, tanpa gema Langit-langit masih menyergap Meski tanpa kisi-kisi
Seperti cemeti melecut tanpa melukai Hanya deraannya menghantam di detak jantung Membangkitkan rasa puas yang makin purba Cahaya milik lampu tanpa daya Karena jendela masih kirimkan lidah matahari Melumatkan ruh-ruh pelemah : dan ruangan Tak lagi mengkristalkan Segala hasrat yang sempurna
DOA I
Karena DIA yang menguji
Kantuk hanya mata terkatup Bukan pikir dan hati mereda Dalam daya melafal nama DIA
Pada semua kalimat panjang atau pendek Berujung amin
Selalu disudahi dengan amin
MEDITASI
DOA II Tanpa harus mengingat Pada ucap lantang atau hanya gumam Tetap pasrah, bersyukur dan percaya
Musik itu menikam Pada ruh Menyejukkan pikir *) Sastrawan.
RADAR BANYUWANGI
Jawa Pos
Minggu 13 Desmeber 2015
BERITA UTAMA
35
Awan Cb Memicu Hujan dan Petir n ANGIN... Sambungan dari Hal 29
Meski hanya terjadi beberapa menit, angin kencang itu menyebabkan atap seng selep penggilingan padi milik Yasin itu porak-poranda. Tidak ada korban jiwa dalam musibah itu. Meski begitu, pemilik bangunan menderita kerugian material sekitar Rp 10 juta. �Angin kencang ini terjadi sebelum hujan melanda. Angin itu mengangkat atap seng selep itu. Alhamdulillah tidak ada korban jiwa,� terang Kepala Pelaksana BPBD Banyuwangi, Kusiyadi, melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik, Eka
Muharam, saat dikonfirmasi tadi malam. Eka Muharam menambahkan, Desa Yosomulyo tampaknya memang menjadi daerah langganan puting beliung. Hal itu disebabkan topografi Desa Yosomulyo lebih datar dibandingkan daerah lain. Jika ada angin kencang lewat, karena topografi daerahnya datar, tidak ada hambatan yang menghalangi. �Setelah terjadi angin kencang pukul 15.00, disusul hujan lebat,� tambahnya. Angin tidak hanya membuat kerusakan bangunan selep di Desa Yosomulyo, angin kencang disertai hujan lebat juga melanda
MACET: Pohon tumbang di sebelah timur SPBU Olehsari, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, tadi malam.
BPBD FOR RABA
kawasan Kecamatan Glagah tadi malam. Pihak BPBD Banyuwangi
melaporkan, sekitar pukul 18.00 tadi malam pohon di sebelah
timur SPBU Desa Olehsari tumbang. Tumbangnya pohon
besar itu sampai menutup jalan raya dan membuat arus lalu lintas tersendat. �Pohon besar ini tumbang karena angin kencang. Batang pohon menutup jalan dan membuat macet kendaraan,� jelas Eka Muharam tadi malam. Sementara itu, hingga berita ini ditulis tadi malam, pihak BPBD Banyuwangi dibantu warga masih melakukan evakuasi pohon tumbang di Desa Olehsari tersebut. Kendaraan tampak mengantre dari sisi barat maupun timur jalan menunggu proses evakuasi pohon yang dilakukan para petugas dan warga tersebut selesai. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Saat pohon
tumbang kondisi jalan raya sedang sepi. Sekadar diketahui, pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi menyebutkan, dengan datangnya musim pancaroba saat ini pertumbuhan awan tebal sangat berpotensi terjadi. Potensi hujan lebat, petir, puting-beliung, dan angin kencang sesaat, juga berpeluang terjadi. Masyarakat diimbau waspada apabila melihat awan Cumulonimbus (Cb) di langit saat musim pancaroba seperti ini. Hal itu dapat memicu hujan lebat, petir, dan angin kencang sesaat, serta puting beliung. (tfs/c1/bay)
Menunggu Jadwal Libur Anak n TUNDA... Sambungan dari Hal 29
RENDRA KURNIA/RABA
KOMPAK: Kepala kantor Kementerian Agama Banyuwangi, Santoso memberikan sambutan dalam acara senam bersama anak soleh dalam rangka memperingati Hari Amal Bakti (HAB) Kemenag RI ke-70 dan peringatan Harjaba ke-244 di lapangan Taman Blambangan pagi kemarin (12/12).
Puncak Acara Digelar Januari n LAUTAN... Sambungan dari Hal 29
Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Banyuwangi, Santoso, dalam sambutannya yang sekaligus membuka acara pagi itu mengatakan merasa bangga atas acara gebyar senam anak saleh tersebut. Gebyar senam anak saleh itu dia berharap bisa dijadikan ruang kreasi untuk anak dan juga kesempatan bagi anak-anak untuk berkarya. �Semoga anak-anak generasi penerus bangsa ini bisa lebih cerdas, kreatif, dan menjadi anak saleh dan saleha,�
tegas Santoso. Gebyar senam anak saleh tersebut, kata Santoso, juga sebagai sarana mempererat silaturahmi antara anggota IGRA se-Banyuwangi. Selain itu, kegiatan itu juga diharapkan bisa menumbuhkan semangat juang anak dalam meraih prestasi di segala bidang. �Ini juga untuk memupuk sportivitas dalam berlomba di antara anak-anak,� jelas Santoso. Sekadar diketahui, selain gebyar anak saleh kemarin, beberapa kegiatan lain juga dilaksanakan. Kemarin pihak panitia jua
mengadakan lomba plastisin. Dalam lomba itu yang dinilai adalah kreativitas, tingkat kerapuhan, dan komposisi warna. Ketua Panitia HAB, Mustain Hakim, mengatakan gebyar senam anak saleh tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam memperingati HAH ke-70. Sejak Agustus lalu beberapa kegiatan telah dilakukan, seperti lomba khotbah nikah bagi penyuluh honorer, kursus lomba baca kitab cepat, lomba baca kitab kuning bagi penghulu dan penyuluh, kompetisi sains madrasah,
donor darah, lomba guru berprestasi, jambore, lomba beberapa cabang olahraga, dan lain sebagainya. Tidak hanya itu, selain gebyar senam anak saleh tersebut nanti beberapa kegiatan juga masih terus berlangsung dalam memperingati HAB ke-70 ini. �Yang belum dilaksanakan upacara dan jalan santai. Rencananya upacara puncak acara akan dilaksanakan 3 Januari 2016 dan jalan santai dilakukan pada 10 Januari 2015 mendatang,� pungkas pria yang juga kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Banyuwangi itu. (tfs/c1/bay)
Tetap Usut Aktor Intelektual n KURANGI... Sambungan dari Hal 29
Tentu penarikan personel itu disesuaikan situasi yang sudah cukup kondusif. Kasubag Humas Polres Subandi mengatakan, terkait pola pengamanan yang telah dilakukan kepolisian, Komnas HAM sudah bisa memahami tindakan yang dilakukan kepolisian. Aksi massa yang muncul saat itu, kata dia, sudah di luar kendali. Oleh karena itu, untuk
meredam situasi, kepolisian harus bersikap tegas sesuai prosedur yang berlaku. Langkah kepolisian itu diapresiasi perwakilan Komnas HAM. Sejumlah dokumen dan bukti anarkis massa diperlihatkan saat pertemuan dengan perwakilan Komnas HAM dengan kapolres. ‘’Dan memang saat itu situasinya memang cukup mencekam. Mereka akhirnya bisa memahami alasan kami yang bersikap tegas,� beber Subandi.
Sementara itu, pengusutan hukum perkara itu akan tetap diproses sesuai prosedur. Pengembangan perkara itu akan diteruskan hingga aktor intelektualnya ditemukan. Pemeriksaan saksi terus dikebut demi segera merampungkan perkara tersebut. Seperti diberitakan kemarin, kisruh aparat keamanan versus warga di Tumpang Pitu mengundang kedatangan Komnas HAM. Perwakilan Komnas HAM
menemui Kapolres Banyuwangi Jumat lalu (11/12). Dalam pertemuan itu, kedua pihak mencapai kesepahaman, di antaranya meminta polisi terus melanjutkan penyelidikan. Pemeriksaan kasus tidak hanya melibatkan masyarakat biasa. Tetapi, juga menjangkau lapisan elite yang diduga menjadi aktor intelektual aksi itu. Selain itu, Komnas HAM juga meminta agar tidak ada intervensi dari mana pun dalam penanganan perkara tersebut. (nic/c1/bay)
Tiga pekan sebelum natal biasanya kepala Bidang Penagihan, Pengendalian, dan Pelaporan di Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Banyuwangi itu sudah memasang dekorasi natal. Namun, tahun ini ia harus menunda menghiasi rumah dengan dekorasi Natal. Sebab, dua buah hatinya yang biasa membantunya memasang dekorasi Natal sedang berada
di luar kota. “Biasanya dibantu mereka. Mau pasang sendiri tapi capai,� ujar alumnus STIE Mandala Jember itu. Menurut Sudarmi, kedua anaknya yang sedang menempuh pendidikan di luar kota belum mendapat waktu libur. Akhirnya, perempuan yang biasa dipanggil Siska itu menunda menghias dekorasi Natal di rumah. Lagi pula mendekorasi rumah bersama anak-anaknya menurutnya membuat suasana Natal lebih terasa. Saat ini dia sudah membeli
aksesori Natal, seperti bola-bola, gantungan bintang, gantungan kaus kaki natal, dan gantungan Santa Klaus. “Pohon tidak perlu beli lagi. Yang ada masih bagus,� ucapnya. Pohon Natal tersebut merupakan pohon yang sama sejak sepuluh tahun lalu. Jika dua buah hatinya datang, dia akan segera menghias pintu-pintu dan pohon Natal. Dia juga telah menyiapkan kado dan kue-kue khusus untuk tamu yang membawa anak-anak. (cin/c1/bay)
Cukup Mengganggu Kegiatan Wisata Air n MATERIAL... Sambungan dari Hal 30
“Maksudnya sudah sangat baik, tapi kalau pengerjaannya asalasalan dan dibiarkan menumpuk seperti ini, sangat tidak elok,� katanya. Kepala Desa Sumberbulu, Baringat Makruf, mengatakan normalisasi sungai sebenarnya cukup baik. Apalagi, sungai di desanya itu sudah banyak yang dangkal, terutama
di dekat dam. Apalagi, daerah di Songgon itu masuk dataran tinggi. “Apalagi bulan-bulan ini sering hujan, debit air tentu naik,� cetusnya. Hanya, lanjut dia, normalisasi sungai itu belum maksimal. Tumpukan pasir dan bebatuan di pinggir sungai tentu sangat mengganggu kegiatan wisata air. “Saya tidak mengerti apakah akan tetap dibiarkan atau bagaimana,� katanya. Menurut Baringat, ada dua titik
sungai di desanya yang dinormalisasi, yakni di dam Dusun Bulurejo dan Sungai Badeng di Dusun Sumberagung. Normalisasi sungai di Dusun Bulurejo dianggap sudah baik. Perbaikan dam Sungai Badeng, jelas dia, dilakukan cukup singkat dan tidak lebih dari sepekan. Padahal, pengerjaan sungai Dusun Bulurejo berlangsung cukup lama dan menggunakan alat berat. (ddy/c1/abi)
Jadi Rapat Koordinasi Terbesar n PENDIDIKAN... Sambungan dari Hal 29
Dalam rakor tersebut, para guru yang hadir melakukan evaluasi secara menyeluruh terkait program yang mereka laksanakan pada 2015, baik masalah penganggaran, program, pelayanan, maupun hasil yang dicapai. Rakor tersebut melibatkan seluruh stakeholder di dunia pendidikan. Kemudian, mereka membentuk empat komisi pembahasan, yaitu komisi saranaprasarana (sarpras), komisi pendidikan dasar (dikdas), komisi pendidikan swasta, dan pen-
didikan luar biasa. Seluruh elemen pendidikan, mulai kepala sekolah, pengawas, guru, dan pegawai Dispendik, dapat mengutarakan kendala dan kondisi yang terjadi di lapangan. Sulihtiyono berharap, evaluasi itu dapat merumuskan program pendidikan untuk tahun 2016. Tujuannya, agar program tersebut dapat disesuaikan kebutuhan di masyarakat. “Ada sekitar 500 orang guru, kepala sekolah, pesantren, dan yayasan. Dengan evaluasi ini, semoga jangan sampai ada kebijakan kami yang tidak populis hanya karena salah penganggaran,� jelas Sulih.
Terkait proyeksi prioritas dunia pendidikan di Banyuwangi tahun 2016, Sulih mengatakan masih memfokuskan pada peningkatan SDM, baik melalui program Banyuwangi Cerdas maupun Banyuwangi mengajar. “Patokan terhadap dunia pendidikan tetap mengarah pada tiga hal, mencerdaskan siswa, membuat perbaikan sikap siswa, dan memberikan keterampilan bagi yang dibutuhkan masyarakat. Salah satunya adalah penentuan arah Banyuwangi cerdas dan program peningkatan sumber daya manusia, baik guru maupun siswa,� tegas Sulih. (fre/c1/bay)
Lebih Banyak Sampah Nyangkut di Jaring n STOP... Sambungan dari Hal 29
“Semoga cuaca nanti lebih baik,� ucap Tariyo, 37, nelayan yang sedang berteduh di warung tidak terpakai. Ia menatap langit gelap dan melanjutkan perbincangan dengan dua nelayan lain yang berteduh bersamanya. Jika hujan masih deras, terpaksa dirinya tidak bisa melaut. Padahal, ikan lebih banyak ditangkap pada malam hari. Tariyo mengatakan, sejak awal Desember ini perolehan ikan menurun drastis. Jika biasanya dalam sehari dia dan kelompoknya bisa memperoleh empat sampai lima keranjang ikan, sekarang mendapat satu keranjang saja sulit. Satu keranjang bisa berisi 50 kilogram ikan. “Sekarang paling banyak dapat 20 kilogram, dan paling sering dapat kurang dari 10 kilogram,� ucap Tariyo. Menurutnya, angin kencang dari utara membuat tangkapan mereka berkurang. Ikan seperti lemuru atau cumi-cumi yang
menjadi tangkapan andalan mereka tidak muncul. “Paling yang ada ikan lemuru kecil-kecil,� imbuhnya sembari mengibaratkan ukuran ikan sebesar jari telunjuknya. Sisanya hanya ikan berukuran kecil yang memiliki harga jual murah. Padahal, pada bulanbulan sebelumnya mereka cukup senang dengan kemudahan memperoleh ikan ukuran besar, seperti tongkol atau putihan. Angin kencang membuat para nelayan menomorsatukan nyawa mereka ketimbang berburu ikan di tengah laut. Sementara ini mereka lebih sering menebar jaring di pinggir laut. Namun, kegiatan itu tidak bisa diharapkan juga. Seperti yang tampak kemarin sore, Tariyo bersama tiga nelayan lain menarik jaring ikan yang sudah dipasang sejak pagi tadi. Setiap sisi ditarik dua orang. Melihat para nelayan menarik jaring tersebut, beberapa pengunjung pantai Pulau Santen membantu mereka. Seluruh pengunjung, baik wanita, anak-
anak, maupun remaja, pun berkerumun. Mereka tertarik menyaksikan lebih dekat. Ibu-ibu tengkulak pembawa keranjang mencari titik aman untuk menampung ikan perolehan menjaring tersebut. Kurang dari 10 menit jaring yang tampaknya sangat berat ketika ditarik tersebut sudah sampai di pantai. Belum terlihat sampai ujung, ibuibu tengkulak tampak lesu tidak antusias. Sebab, jaring ikan tersebut lebih banyak disangkuti sampah. Tampak hanya tiga hingga empat ikan putihan yang tampaknya layak dijual. Ada juga ikan mernying, tapi itu pun tidak banyak. Tangkapan mereka hari ini lebih didominasi ubur-ubur dan sampah. Menurut Tariyo, ubur-ubur yang sedang pesat populasinya itu merupakan pemangsa ikan-ikan di tepi pantai. Sementara itu, saat nelayan merapikan jaring, ibu-ibu tengkulak ikan memilah ikan yang menggelepar di tumpukan sampah yang turut terjaring. Sambil memilah, mereka be-
berapa kali tampak mengomel. “Sedikit sekali,� keluh salah satu ibu tengkulak tersebut. Meski demikian, mereka tetap menjual ikan-ikan tersebut kepada penampung di pasarpasar. Nelayan memprediksi cuaca pada Januari sedikit lebih normal. Pada bulan itu nelayan akan kembali antusias mencari ikan di tengah laut. Mereka mengakui, meski cuaca buruk, mereka tetap melaut, hanya intensitasnya lebih rendah. “Kita kan tidak tahu ikan ini ada atau tidak. Agar tahu ya harus dilihat sendiri,� ucap Agus, nelayan di kawasan Pulau Santen. Berkurangnya aktivitas melaut membuat pendapatan mereka menyusut. Beberapa yang tidak punya pilihan nekat melaut meski cuaca tidak mendukung. Yang lain beralih pekerjaan. Ketika Jawa Pos Radar Banyuwangi bertanya apa yang mereka lakukan saat tidak bisa melaut, ada yang menjawab menjual jagung bakar dan membantu tetangga bertani. (c1/bay)
RENDRA KURNIA/RABA
KOMPAK: Kepala Dispendik Banyuwangi, Sulihtiyono membeberkan tujuan rakor guru di hall Hotel Ketapang Indah kemarin (12/12).
36
Jawa Pos
Minggu 13 Desember 2015
Buah Jambe, Kini Tak Hanya Dipakai Nyisig
Dipakai Obat, Angkat Ekonomi Warga FOTO-FOTO: FREDY RIZKI/RABA
Ibu-ibu warga Dusun Plampang, Desa Bulusan, Kecamatan Kalipuro, tengah mengupas kulit pinang (jambe). Berton-ton buah jambe dikirim ke Papua lewat pengepul di Jember. Harganya yang relatif mahal mampu menaikkan derajat hidup warga desa.
Di Dusun Plampang, Desa Bulusari, Kalipuro, awalnya sama seperti di tempat lain. Jika tidak digunakan sebagai hiasan pernikahan, buah Jambe hanya digunakan sebagai teman nyisig si embah.
LURUS: Pohon jambe dibandingkan dengan pohon kelapa. Memanjat pohon pinang lebih sulit dibanding kelapa.
Cara Tanam Mudah, Cara Panen Susah BENAR kata penyanyi Koes Plus yang mengatakan, tanah kita adalah tanah surga. Karena cukup dengan dilempar ke tanah, maka bibit jambe bisa tumbuh. Begitu juga yang dikatakan Sakwi. Dia menunjukkan di belakang rumahnya ratusan tanaman jambe kecil yang tumbuh sembarangan. Katanya tanaman itu tidak ditanam. Tanaman itu tumbuh sendiri dari buah-buah jambe tua yang sengaja dibuang di belakang rumah. Sakwi mengaku tak pernah merawat tanaman itu. Namun, rupanya tanaman yang memiliki sebutan betel palm itu cukup tangguh. Saking mudahnya tumbuh, Sakwi sering bingung ketika ada orang yang mau membeli bibit jambe miliknya. “Tumbuhnya seperti itu, saya juga tidak rugi dan tidak modal. Jadi bingung kalau ada yang beli,” ujarnya. Namun, meski mudah ditanam, ternyata tanaman jambe tak mudah dipanen. Untuk mengambil buahnya, Sakwi mengatakan perlu keahlian khusus. Karakter pohon jambe berbeda dengan kelapa. “Memanjat pohon jambe susah, pohonnya lunak, dan lurus. Pertama memanjat saya merosot sampai lima kali, sadahal sudah sampai ujung,” kata pria berkumis tipis itu. Untuk mempermudah memanjat, Sakwi pun menggunakan selamper, yaitu karung yang dililitkan di kaki agar mudah memanjat pohon jambe. (fre/c1/als)
PERSEPSI itu mulai berubah sekitar 15 tahun lalu. Saat itu, ada salah seorang warga yang pernah menjadi buruh pengupas buah jambe. Dia melihat pasar buah berserabut itu cukup bagus di luar Banyuwangi. dia pun mencoba memanen sendiri buah-buah jambe yang bertebaran di dusundusun di Desa Bulusari. Sejak itu satu per satu warga mulai ikut mengunduh hasil buah dari pohon yang dapat mencapai tinggi maksimal 25 meter tersebut. Sakwi, 41, salah seorang warga yang ikut memanfaatkan tanaman jambe, menceritakan dirinya sudah memulai usaha itu lebih dari 12 tahun. Awalnya sama, dia bekerja sebagai pemanjat pohon pinang. Buah yang dia dapat dijual kepeda orang-orang yang menjadi pemodal atau pemilik pohon seperti dirinya saat ini. Baru setelah itu dirinya memperoleh upah untuk tiap satu karung goni buah yang dia dapat. Akan tetapi, saat ini Sakwi menjadi pemodal untuk usaha kecil penjualan biji buah jambe. Setiap musim panen jambe, dia akan memanggil beberapa perempuan di sekitar rumahnya untuk mengupas kulit buah jambe. Tak jarang pohon-pohon jambe milik beberapa warga dia tebas (dibeli semua). Sakwi mengatakan, buah jambe yang dia tebas dijual kepada pengepul di Kabupaten Jember. Dari Jember, jambe itu dikirim ke Papua. Rupanya pasar jambe di sana jauh lebih menjanjikan daripada di Jawa. Jenisjambe yang diambil Sakwi ada dua. Yang pertama jambe emprit dan jambe wangi. Yang paling bagus, kata Sakwi, sebenarnya adalah jambe wangi. Selain biji di dalamnya bagus, jambe wangi dapat dipanen setahun dua kali. Sayang, jumlah jambe wangi di Desa Bulusari terbatas. Kalah banyak dengan jambe emprit. Sejak usaha buah Jambe merambah di dusundusun, Sakwi mengatakan, kini ibu-ibu menjadi lebih sibuk. Mereka tidak lagi kumpul-kumpul untuk ngerumpi seperti ibu-ibu pada umumnya. “Per kilo mereka dapat bayaran Rp 750. Kadang sehari bisa empat sampai lima karung. Sekarung berisi 20 kilogram. Lumayan buat mereka daripada nonggo,” ujar Sakwi. (fre/c1/als)
HANYA DILEMPAR: Pohon jambe tumbuh subur meski tanpa proses pembibitan yang njlimet.
MULTIFUNGSI: Kini, buah jambe tidak hanya dipakai nyisig bagi si Mbah. Namun juga bisa dipakai obat dan pewarna konveksi.
Buah Multiguna, dari Hiasan Sampai Obat BUAH jambe atau pinang (areca catechu) yang dikenal masyarakat Banyuwangi selama ini hanya dimanfaatkan sebagai pelengkap nyisig atau nginang bagi orang-orang tua. Atau pohonnya digunakan sebagai salah satu media pada lomba tujuh belasan, yaitu
panjat pinang. Sisanya, tidak ada yang memanfaatkan tanaman yang memiliki buah berserabut itu. Padahal, di luar sana, selain dapat digunakan sebagai tanaman hias yang memperindah jalan perumahan mewah, tanaman yang sekilas
mirip pohon kelapa itu juga memiliki banyak manfaat sebagai tanaman obat. Beberapa jenis penyakit, seperti cacingan, perut kembung akibat gangguan pencernaan, batuk berdahak, beri-beri, terlambat haid, keputihan, dan sakit pinggang, bisa diatasi.
Bahkan, warna merah yang dihasilkan tanaman itu juga mulai dilirik perusahaan konveksi untuk digunakan sebagai pewarna buatan. Nah, jadi tinggal bagaimana cara memanfaatkan tanaman ini agar memiliki nilai ekonomis tinggi. (fre/c1/als)
BISA DIPAKAI PEWARNA: Dua jenis jambe, jambe wangi dan jambe emprit, sama-sama memiliki nikai ekonomis cukup tinggi.