13 SEPTEMBER TAHUN 2015
Eceran Rp.5.750
HALAMAN 29
Mengikuti Perjalanan Wisata Pelanggan Koran ke Thailand (3-Habis)
Strategi Jitu Kosongkan Kantong Wisatawan Perjalanan wisata gratis ke Thailand yang diikuti Ipung Purwadi, pelanggan koran Jawa Pos Radar Banyuwangi, menyisakan banyak kisah menarik. Apa saja? Berikut laporan Manajer Pengembangan Usaha dan Pemasaran Langganan Elly Irwan Suryanto yang mendampingi selama wisata yang disponsori Pesona Ijen Tour and Travel Banyuwangi itu pada 6-9 September 2015 lalu: ISTIMEWA
MIRIP VENESIA: Ipung (bertopi) dan Irwan berfoto di studio Art in Paradise Bangkok.
BANYAK hal positif yang bisa dijadikan pelajaran berharga selama menikmati perjalanan wisata di Negeri Gajah Putih. Teknik promosi dan pemasaran di Thailand yang menarik ternyata berdampak pada tingginya minat belanja wisatawan. Contohnya di pabrik batu mulia Gems Jewelry Pattaya. Tidak beda dengan batu akik di Indonesia, produk yang ditawarkan adalah batu indah asli Thailand. Batu-batu tersebut telah diolah dan dibuat beraneka perhiasan, seperti cin-
cin, kalung, dan gelang. Bukan cuma kualitas produknya yang menakjubkan. Tetapi, cara memasarkannya juga sangat mengagumkan. Betapa tidak, perusahaan batu permata itu membuat wahana khusus untuk mengedukasi wisatawan tentang cara mendapatkan hingga memproses batu mulia. Pengunjung, termasuk Ipung dan keluarga, diajak berkeliling melihat diorama dengan mengendarai kereta khusus n Baca Strategi...Hal 35
Jamaah Haji BWI Selamat MAKKAH - Tragedi ambruknya crane di Masjidilharam, Makkah, Arab Saudi, Jumat malam lalu (11/9) menyebabkan jatuhnya puluhan korban jiwa. Namun, informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Banyuwangi, sejauh ini jamaah asal Banyuwangi dikabarkan selamat. Tidak ada warga Bumi Blambangan yang menjadi korban meninggal maupun lukaluka. Juhdy, salah satu petugas haji Banyuwangi mengatakan n Baca Jamaah...Hal 35
Laporan Juhdy dari Makkah
RENDRA KURNIA/RABA
GEMERLAP: Suasana panggung Jazz Beach Festival 2015 di kawasan Pantai Boom, Banyuwangi, tadi malam.
MUSIK BERBONUS BANYUWANGI - Aksi penyanyi papan atas Indonesia dalam Banyuwangi Beach Jazz Festival 2015 menyemarakkan suasana malam di Pantai Boom tadi malam (12/9). Pergelaran musik bernuansa Jazz yang diselenggarakan malam kemarin tak hanya menghibur para penikmat jazz, tapi juga menghibur penikmat baru jenis musik tersebut. Lima jam sebelum Festival Beach Jazz dibuka, sekitar 80 persen tiket yang disediakan panitia
ANGIN PANTAI
sudah sold out. Panitia menyediakan 1.200 tiket dengan klasifikasi tiket platinum, gold, dan silver. Husin Albadar, event organizer Banyuwangi Beach Jazz Festival, mengatakan animo masyarakat cukup baik mengingat ada beberapa artis pop yang juga turut meramaikan Jazz Pantai tersebut.
Dimulai pukul 18.30, seperti biasa festival yang dilangsungkan di Bibir Pantai Boom tersebut diawali tari jejer gandrung. Selanjutnya, beberapa band lokal ikut meramaikan pembukaan festival yang berbonus embusan angin pantai itu. Tidak ketinggalan, seratus pemain alat musik terbang mengiringi Selawat yang juga dirangkai dalam alunan musik Jazz n Baca Musik...Hal 35
JUHDY FOR RABA
BERANTAKAN: Suasana jalanan Kota Makkah, Arab Saudi, setelah diterpa hujan badai selama kurang-lebih 30 menit Jumat (11/9) malam kemarin.
BURSA KERJA
Bangun Marina Boom Diawali Lepas Tukik
Sediakan 10.000 Lowongan Kerja BANYUWANGI - Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnaketrans) Banyuwangi kembali menggelar Job Fair. Kali ini bursa pencari kerja itu akan digelar pada 18-20 September 2015 di GOR Tawang Alun, Banyuwangi. Kepala Dinsosnakertrans Banyuwangi, Syaiful Alam Sudrajat, mengatakan tahun 2015 ini adalah tahun ketiga digelarnya Job Fair/ Bursa Kerja. Tahun ini perusahaan yang sudah mendaftar DOK.RABA mengisi stan sebaSyaiful Alam Sudrajat nyak 50 perusahaan dengan menyediakan total 10.698 lowongan pekerjaan. Tenaga kerja sebanyak itu terdiri dari berbagai bidang n Baca Sediakan...Hal 35
RENDRA KURNIA/RABA
BANYUWANGI - Sebanyak 50 ekor tukik yang diselamatkan Banyuwangi Sea Turtle Foundation (BSTF) bersama Jawa Pos Radar Banyuwangi dilepas bebas di pinggir Pantai Boom, Banyuwangi, sore kemarin (12/9). Pelepasan tukik ke lautan bebas itu merupakan kegiatan penutup dari peresmian pencanangan pengembangan kawasan Marina Boom, Banyuwangi n Baca Bangun...Hal 35
PELESTARIAN: Suasana pelepasan tukik di Pantai Boom, Banyuwangi, sore kemarin.
Ekspedisi Jelajah Pantai Timur Jawa (32)
Pantai Wedi Ireng, Lagoon Eksotis di Balik Bukit Tim ekspedisi Jawa Pos Radar Banyuwangi akhirnya mencapai Pantai Wedi Ireng. Lokasi ini memang baru populer dan banyak dikunjungi masyarakat. Pantai ini masuk kawasan Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Perhutani Banyuwangi Selatan.
Harga Daging Ayam dan Gula Turun Yang lain kapan menyusul? Sediakan 10.000 Lowongan Pekerjaan Belum sebanding dengan jumlah pengangguran
TAUFIK FERDIANSYAH, Pesanggaran BAYU SAKSONO/RABA
MASIH berada di Kecamatan Pesanggaran, kecamatan ujung selatan ini memang banyak menyimpan pantai eksotis. Setelah dari Pantai http://www.radarbanyuwangi.co.id
MENARIK: Panorama salah satu sudut Pantai Wedi Ireng, Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Pesanggaran, Banyuwangi.
Mustika, tim ekspedisi mengunjungi Pantai Wedi Ireng. Pantai yang merupakan tipe lagoon ini berada di
balik bukit sisi barat Pantai Mustika, Dusun Pancer, Desa Sumber Agung, Kecamatan Pesanggaran.
Ada dua pilihan jalur untuk mencapai lokasi Pantai Wedi Ireng n Baca Pantai...Hal 35 email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com
RADAR BANYUWANGI
BERITA UTAMA
30
Jawa Pos
Minggu 13 September 2015
Mujiono Gantikan Jodana Gunadi Mutasi Jajaran Perwira Polres BANYUWANGI - Gerbong mutasi perwira di jajaran Polres Banyuwangi kembali menggelinding. Kali ini pejabat di dua polsek masuk gerbong mutasi. Dua kapolsek yang mendapat giliran mutasi ada-
lah Giri dan Glenmore. Kapolsek Giri yang dijabat Iptu Mujiono akan berpindah tangan kepada Iptu Sudariyono. Sebelumnya, Sudariyono merupakan pemegang kas keuangan di Polres Banyuwangi. Dia akan menggantikan posisi Mujiono dan meninggalkan posisi sebagai Kasi Keuangan Polres Banyuwangi.
Mutasi Korps Baju Cokelat Perwira Jabatan Lama 1. Iptu Mujiono Kapolsek Giri 2. Iptu Sudariyono Kasi Keuangan Polres 3. AKP Jodana Kapolsek Glenmore
Selepas dari Kapolsek Giri, Mujiono akan berpindah menuju Polsek Glenmore. Mantan
Jabatan Baru Kapolsek Glenmore Kapolsek Giri KasubagdalopsPolres
Kanitlaka Polres Banyuwangi itu akan menggantikan posisi seniornya, AKP Jodana Gu-
nadi, yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolsek Glenmore. Lalu, ke mana Jodana Gunadi berlabuh sesudah dari Glenmore? Jodana tidak ke mana-mana. Dia akan menempati tugas barunya sebagai Pama atau Kasubagdalops Polres Banyuwangi. Mutasi kali ini juga akan menjadi pengu-
kuhan sejumlah perwira lain, di antaranya Kanitlantas Polsek Genteng Iptu Indah Citra Fitriani dan Kanit Binmas Polsek Genteng Iptu Yoni. Selain mereka, mutasi kali ini juga melibatkan perwira berpangkat ipda dan iptu lainnya. Kabag Sumda Polres Banyuwangi Kompol Mustakim menuturkan, mutasi bagian dari penyegaran
yang dilakukan jajaran Polres Banyuwangi. “Ini mutasi biasa,” katanya. Mutasi tersebut dijadwalkan paling cepat akan dilangsungkan pekan depan. Persiapan terkait mutasi tersebut kini masih dalam tahap proses. Dasar mutasi tersebut adalah telegram dari Polda Jawa Timur. (nic/c1/aif )
Dinas PU Sabet Piala Kapolres Futsal Antar Instansi 2015 BANYUWANGI –Piala bergilir Kapolres Banyuwangi dalam turnamen futsal antar instansi akhirnya berlabuh di rak piala Dinas Pekerjaan Umum Tata Ruang dan Bina Marga Banyuwangi. Dalam laga final yang digelar di Lapangan Scudetto Jumat (11/9) malam kemarin. Tim Dinas Pekerjaan Umum mampu mengkandaskan perlawanan Wings Food dengan skor tipis 5-4. Laga yang disaksikan ratusan pasang mata itu pun berjalan seru. Kedua tim mampu memperagakan permainan dalam tempo tinggi. Dinas PU yang tampil percaya diri berhasil mencuri dua gol diawal pertandingan. Namun Wings Food tidak mau ketinggalan. Usaha mereka mengejar skor pun akhirnya bisa tercapai.
ISTIMEWA
Setelah sempat tertinggal 4-2, anak-anak Wings Food mampu memaksakan keadaan kembali menjadi imbang 4-4. Namun dukungan suporter yang tidak kenal lelah membuat pemain Dinas Pekerjaan Umum berhasil mencetak gol kemenangan. Skor 5-4 menjadi penyudah laga lama itu. Sementara itu diposisi ketiga juga ditempati Wings Food B. Dalam perembutan peringkat ketiga, tim ini berhasil menundukkan tim kuat lainnya BTN FC. Ketatnya pertandingan membuat laga harus
PIALA BERGILIR: Kapolres Banyuwangi menyerahkan piala bergilir kepada jawara futsal antar instansi.
dituntaskan lewat adu tendangan penalti. Dibabak ini, Wings Food B lebih beruntung dan keluar sebagai juara ketiga. Kapolres Banyuwangi AKBP Bastoni Purnama yang menutup acara ini mengatakan banyak berterima kasih kepada semua pihak yang telah berpatisipasi dalam ajang ini. bila tidak ada halangan kompetisi serupa dijadwalkan akan digelar pada bulan Mei mendatang atau sebelum puasa tahun depan. “Jadi persiapkan tim lebih baik lagi,” katanya.(adv)
Kenalkan Pencegahan Kanker Serviks kepada Fatayat Tidur, Pengurus Parpol tak Bangun-bangun ISTIMEWA
DIVISUM: Tim medis saat memeriksa kondisi Prajitno setelah ditemukan meninggal di rumahnya kemarin.
ROGOJAMPI – Warga di Perum Wahana Pengatigan Indah 2 di Dusun Krajan, Desa Krajan, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi, geger. Ini setelah salah satu penghuni rumah di sana ditemukan tidak bernyawa saat sedang tertidur di dalam kamar rumahnya kemarin. Dia adalah Prajitno Soejono, 53. Kali pertama korban ditemukan tidak bernyawa oleh Dayat dan Sholeh. Dua orang ini menemukan Prajit yang dikenal sebagai salah satu pengurus partai politik ini tidur dengan posisi menyamping ke kiri. Setelah dibangunkan beberapa kali, korban tidak menyahut. Saat diperiksa, badan korban
BANYUWANGI – Pemberdayaan perempuan tidak semata-mata melakukan kegiatan sosial saja. Tetapi juga menjaga kesehatan, termasuk pencegahannya, adalah salah satu kegiatan pemberdayaan perempuan. Setiap menit di Indonesia, tercatat satu perempuan meninggal dunia karena kanker serviks. Hal ini yang menjadikan Pengurus Cabang (PC) Fatayat NU untuk menyelenggarakan seminar sehari tentang kanker rahim atau kanker serviks. Bertempat di Aulia Hotel Ikhtiar Surya, Jalan Gajah Mada Banyuwangi, sebanyak 150 peserta berkumpul untuk mendengarkan penjelasan seputar kanker serviks dari dua pembicara sekaligus. Kegiatan yang dilaksanakan kemarin (12/9) juga dihadiri oleh Camat Giri, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) serta dibuka langsung oleh Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, MSi. Narasumber dr Selamet
sudah dingin. Kedua orang ini pun segera melaporkan kondisi mantan pengurus PSSI dan Persewangi ini ke tokoh masyarakat setempat. Warga kemudian melaporkan kejadian ini ke aparat kepolisian. Dibantu warga, polisi pun memeriksa kondisi jenasah pria berkumis tebal ini. Dari hasil pemeriksaan luar diketahui tidak ada tanda-tanda penganiayaan maupun kekerasan yang dialami korban. Lewat pengakuan keluarga diketahui bila Prajit memiliki riwayat penyakit jantung. “Keluarganya bilang dia memiliki riawayat jantung,” ujar salah satu anggota Polsek Rogojampi.
Usai divisum, jasad korban langsung diurus keluarganya. Jasadnya langsung dimakamkan di pemakaman umum setempat
JEMBER
BANYUWANGI
BANYUWANGI
BANYUWANGI
BANYUWANGI
BANYUWANGI
Jl Karimata
Karangagung
Hlg STNK P 2349 ZB an Ira Rusdiyana, Lingk. Pelampang RT. 2/1, Pakis
Suzuki Ertiga
All New Xenia
Mitsubishi Pajero
Djl Tanah Kavling , SHM, Siap Bangun Lt. 680 m2, Tepi Sungai Sukowidi di Karangagung Dkt Hardys H:081336611511 TP
Hlg STNK P 3104 VH an Luthfiana AR, Dsn. Donosuko RT. 1/2, Ds. Badean, Kabat
DIJUAL Suzuki Ertiga/karimun tahun 013/05 pth htm PMK hrg 141/75 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
DIJUAL All New Xenia tahun 013/014 slv/htm PMK hrg 127,5/129,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
DIJUAL Mitsubisi Pajero Exeed tahun 011 htm PMK hrg 275 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
BANYUWANGI
Chevrolet Spin
All New Avanza
DIJUAL Chevrolet spin/aveo tahun 014/06 htm/pth PMK hrg 141/79 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
DIJUAL All New Avanza tahun 013 slv/htm PMK hrg 130/128,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Sabtu (12/9) kemarin. Meski demikian kasus ini masih dalam penanganan aparat kepolisian Polsek Rogojampi. (nic/als)
GERDA SUKARNO/RABA
SEMINAR SEHARI: Bupati Banyuwangi, H Abdullah Azwar Anas, MSi membuka secara resmi keigatan bertajuk pencegahan dini kanker serviks yang diselenggrakan PC “Kekuatan perempuan ikut Widodo,NU SPoG, MKes Fatayat Banyuwangi.
memberikan penjelasan seputar rahim, kandungan dan gejala-gejala kanker serviks. Termasuk cara penanganan dan pencegahannya. Sementara perwakilan Dinas Kesehatan, memberikan gambaran kepada peserta tentang hidup sehat seputar kewanitaan. Ketua PC Fatayat NU Banyuwangi, Hj. Siti Mafrohatin Ni’mah, SPd, MM dengan diadakannya kegiatan seminar sehari ini, angka kematian dari kanker serviks bisa ditekan seminimal mungkin.
menentukan kualitas dan kokohnya sebuah rumah tangga, sebuah pemerintahan,”ujar Ni’mah, yang juga anggota fraksi PKB DPRD Banyuwangi ini. Selain itu, program Fatayat NU yang menjadi prioritas adalah program yang berkaitan dengan anak-anak dan pemberdayaan perempuan. Seperti mencerdaskan kehidupan bangsa. Termasuk mengharapkan kepada pemerintah untuk menambahkan alokasi anggaran untuk kepedulian anak dan perempuan. (*/als)
Hlg STNK P 1639 VK an Durahim, Jl. Banterang RT. 3/3, Kampung Melayu
Jual Cpt 2 Ruko 2,5 lantai, murah @ Rp. 750 Jt Cocok Utk Kos/Usaha Jl. Karimata Jbr Hub: 08123329102
BANYUWANGI Rumah Gardenia
SITUBONDO Jl. Anggrek
BANYUWANGI
Djl Rmh Gardenia Lt. 96, Lb. 54, 2 kmr, 1 gdg, 1 toilet+pemanas, AC, Carport 450 Jt (Nego) Hp. 082233615369
Truck Mitsubishi Dijual Cpt BU Dump Truck Mitsh ‘12, HDV 125 ps, Istimewa Hubungi: 081358339500
Djl.Tanah 2 Kapling L+- 40m2 blkg K. Dinsos Jl. Anggrek stb 150jt Hub.08563639318
Nissan Big Promo
HATI - HATI Motor anda belum laku? Hubungi HP: 08123353502
Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono Wakil Pemimpin Redaksi/Korlip: Syaifuddin Mahmud Redaktur: Ali Sodiqin, A.F. Ichsan Rasyid Staf Redaksi: Sigit Hariyadi, Niklaas Andries, Ali Nurfatoni, Chien Jullien Anisa, Taufik Ferdiansyah, Fredy Rizki Manunggal Fotografer: Galih Cokro Buwono Editor Bahasa: Minhajul Qowim Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis (Koordinator), Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja J
Radar Banyuwangi menghimbau untuk waspada dan berhati-hati dalam bertransaksi. Bila Anda menerima telepon, SMS dengan mengatasnamakan petugas dari Radar Banyuwangi maka segera konfirmasi ke Radar Banyuwangi (0333) 412224. Radar Banyuwangi tidak bertanggungjawab atas semua transaksi yang terjadi selain pemasangan iklan secara resmi di Radar Banyuwangi.
Pemasaran dan Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha Iklan: Sidrotul Muntaha, Dian Effendi Administrasi Iklan: Fitria Arifiana Event: Benny Siswanto Keuangan: Citra Puji Rahayu Kasir: Widi Ukiyanti, Piutang: Anissa Windyah Sari Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti Perpajakan: Cici Irma Setyani Corporate Lawyer Jawa Pos Group: Dr. Harris Arthur Hedar SH MH Direktur: Samsudin Adlawi
Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.
J Wartawan
Nissan Big Promo DP Mulai 21 Jt.an, Tenor 1-7 Th & Dapatkan 2 Th Free Jasa Servis. Info dan pemesanan: ANDI 081359944425 BB 2881226A
Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Agus Baihaqi Staf Redaksi: Shulhan Hadi, Dedy Jumhardiyanto Pengembangan Usaha: Abdul Aziz Iklan: Thomy Sila Acrhdiansyah, Eko Budiyono Pemasaran: Wahyu Nugroho Administrasi: Titin Wulandari Kantor Genteng: Ruko Madania, Jl Hasyim Asy’ari No 06 Genteng Telp : (0333) 845860
Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Edy Supriyono Staf Redaksi: Nur Hariri, Habibul Adnan Fotografer: Rendra Des Kurnia Lay Out/Grafis: M. Fatah Yasin Pemasaran: Samsuri Administrasi: Dimas Ayu Dewi Fintari Kantor Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982.
Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.
J
Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Website: www.radarbanyuwangi.co.id. Email: radarbwi@gmail.com, beritaraba@gmail.com, artikelradarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300
Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi
EKONOMI BISNIS 31 Harga Daging Ayam dan Gula Pasir Normal RADAR BANYUWANGI
Jawa Pos
Minggu 13 September 2015
BA N Y U WA N G I - Pe k a n kedua bulan September ini harga daging ayam mulai mengalami penurunan meski tidak signifikan. Harga daging ayam broiler turun kurang lebih lima persen. Dari yang semula Rp 34 ribu menjadi Rp 32 ribu per kilogram. Pedagang daging ayam mengatakan, turunnya harga tersebut diiringi stabilnya pasokan dari pengepul. Berbeda dengan daging ayam broiler, daging ayam kampung bertengger mahal sejak Lebaran lalu, yakni berada di kisaran Rp 75 ribu per kilogram. Menurut Mujiono, 49, salah satu pedagang daging ayam kampung mengatakan, mahalnya harga daging ayam kampung berarti stok ayam kampung sedang menipis. “Ayam kampung kan tidak diproduksi di peternakan. Tetapi, dari rumah tangga mandiri. Jika dilihat kondisi sekarang tidak sulit memang mencari ayam kampung, tapi harganya belum turun,� katanya. Sementara itu, harga gula pasir dan cabai rawit juga mengalami penurunan. Harga gula pasir non-kemasan yang bertahan Rp 12 ribu pada Juli-Agustus lalu, pekan ke dua September menjadi Rp 10 ribu per kilogram. Salah satu pedagang kebutuhan sehari-hari, Misnayah, 37, mengatakan turunnya harga gula pasir nonkemasan itu disebabkan panen tebu sedang berlangsung. “Berdasar info distributornya. Sekarang di beberapa daerah memang sedang panen tebu,� katanya.
CHIN JULLIEN/RaBa
KEBUTUHAN POKOK: Seorang pedagang sedang menata barang dagangannya di Pasar Banyuwangi.
Harga cabai rawit yang cukup mahal berada di kisaran Rp 60 ribu per kilogram pada minggu lalu juga mengalami penurunan. Berdasar data di web Dinas Perdagangan Jawa Timur mengenai informasi ketersediaan pangan area Banyuwangi, harga cabai rawit rata-rata turun jadi Rp 40 ribu di pedagang pengecer. Di beberapa pasar seperti Pasar Genteng dan Pasar Gambiran harga cabai rawit sudah berkisar Rp 35 ribu per kilogram. Di Pasar Banyuwangi beberapa pedagang menjual dengan harga Rp 50 ribu. Salma, 32, pedagang bawang dan cabai
mengatakan harga tersebut telah sesuai dari harga mentah yang ia terima dari pengepul. “Ini ambilnya dari selatan.
Wajar kalau di sebelah utara harganya semakin mahal. Kan transportnya lebih banyak,� tandasnya. (cin/c1/als)
Ingin Pasang Iklan?
' ( ) *+ , -
# ///0 - 0 . - #-- *+
1 2 $ $
& % 3 - $ 4 - #
! "#$%& !!
RADAR BANYUWANGI
BUDAYA
34
Jawa Pos
Minggu 13 September 2015
Beberapa Bulan Terakhir Oleh Zyadah Rintik Gerimis*
A
KU mengoyak telur dadar yang tak lebar di atas piring itu dengan kesal menggunakan garpu. Di sampingku Kak Salim mengunyah nasi goreng buatannya dengan hambar. Kesal, kesal, kesal, dan kesal. Aku benci semua ini. Sudah empat bulan terakhir ini ayah berubah, sejak kewafatan ibu. Ya, tak ada sepuluh hari ibu pergi, ayah pergi pagi datang pagi. Tak melihatnya sarapan, ayah pergi dengan gegas pagi-pagi sekali dan pulang saat dini hari. Tak ada belasungkawa di wajahnya dan aku tak dapat menebak apa yang tengah dirasakannya, sedih atau biasa saja ditinggal ibu pergi. Mula-mula sikapnya dingin. Ayah seperti mulai membangun jarak di antara aku dan Kak Salim. Ayah cenderung tertutup, kadang saat ia sedang di rumah dan aku baru saja pulang kuliah, aku memergoki ayah sedang bercakap dengan seseorang di telepon genggamnya diselingi tawa kecil, lalu seketika itu juga ia mengakhiri pembicaraannya begitu melihat kedatanganku. Kak Salim juga merasakan dan mengalami hal itu. Ayah bagiku adalah sosok yang menyenangkan. Sikapnya yang terbuka terhadap setiap hal, perhatian dan kehangatannya—yang belakangan kusadari diwariskan kepada Kak Salim, membuatku enggan dan tak pernah kucari sosok lain di luar rumah. Teman lelaki, maksudku. Karena dua lelaki itulah aku tak mengenal apa yang namanya pacaran. Hah... itu dulu! Kini semuanya sudah berubah. “Kak, aku bosan.” Kesahku pada Kak Salim. “Aku mengerti perasaanmu, Elsa. Kita sabar saja. Mungkin begitulah cara ayah berduka dengan kepergian ibu.” Ujar Kak Salim. “Dengan bersikap dingin di depan kita dan tertawatawa di belakang kita? Apa begitu? Aku tak habis pikir, Kak.” Aku menekan ritme suara. “Sudah, jangan terlalu dipikirkan. Abaikan saja. Ayo berangkat!” Kak Salim beranjak dari duduknya. Aku menghela napas berat. Kami berangkat bersama ke kampus. Jarak usiaku yang hanya 1,5 tahun dengan Kak Salim membuat kami selalu berangkat bersama ke kampus, boncengan, lantaran jenjang pendidikan yang sedang kami tempuh terpaut dua semester. Kak Salim semester tujuh di Fakultas Ekonomi, dan aku semester lima di Fakultas Adab. Kak Salim sudah mandiri sejak awal kuliah. Usaha warung makan kecil yang diupayakannya untuk segmen mahasiswa kalangan bawah sukses mendominasi pasar. Letak warung makannya yang tak jauh dari kampus membuat ia mudah menghandle bisnisnya secara langsung. Berkat doa dan usahanya yang cukup maju, Kak Salim membayar semua biaya kuliah dan kesenangannya dengan hasil jerih payahnya sendiri. Bakat wirausahanya ini, juga diturunkan oleh ayah. Ayah yang mempunyai ladang usaha dimana-mana, menjelma sebagai lelaki tangguh yang pekerja keras sekaligus sangat loyal terhadap keluarganya. Dan sejak ayah berubah, dalam urusan finansial, Kak Salim berperan menggantikan ayah. ### Sore itu aku mendengar suara sedikit gaduh dari ruang kerja ayah. Aku yang sedang sibuk di dapur segera kesana. “Kak Salim? Apa yang sedang Kakak lakukan?” tanyaku begitu melihat Kak Salim sedang mengobrak-abrik lemari di meja kerja ayah. Kak Salim mendengus kesal, “Lihat, Elsa! Aku tidak percaya akan hal ini! Coba lihat berkas-berkas ini!” Kak Salim menunjukkan beberapa file kepadaku. Kubuka satu persatu. Sedikit kuketahui apa yang bisa kumengerti dari beberapa file tersebut. Sebagian lembaran bermaterai itu menunjukkan pengalihan hak milik beberapa aset bisnis keluarga kami ke atas nama orang lain. Tanggal yang tertera di sana adalah beberapa minggu setelah ibu meninggal. Satu ruko dan dua toko sembako yang letaknya di tengah kota, juga sebuah lahan perkebunan yang ukurannya tak cukup luas, semua berpindah kepada nama orang lain yang bukan nama salah satu dari kami. Apa mungkin aset-aset ini di jual? “Apa mungkin ayah telah menjualnya ya, Kak?” Tanyaku. Kak Salim hanya diam, seperti sedang menerka-nerka sesuatu. “Tapi untuk apa, ya? Nama-nama pemilik barunya belum pernah kita kenal. Atau apa Kakak pernah tahu nama-nama itu?” tanyaku lagi. “Tidak. Kakak belum pernah tahu. Bisa jadi ayah telah menjualnya. Oh, sialan! Apa maksud dari semua ini?” Ujar Kak Salim. Matanya tak lepas dari tatapannya yang lekat pada berkas-berkas di tangannya. “Kalau memang ayah telah menjualnya, tapi kita belum pernah melihat uang hasil penjualan itu, atau setidaknya, ada keceriaan di wajah ayah.” Tukasku. “Bisa jadi ini sudah lama direncanakan oleh ayah tanpa sepengetahuan ibu.” “Tapi untuk apa, Kak?” “Entah. Mungkin untuk istri barunya!” Pungkas Kak Salim lalu menghempaskan berkas-berkas itu ke meja kerja ayah dan pergi dari sana. Aku kaget bukan main. Kuucap berkali-kali istighfar dalam hati, berharap apa yang Kak Salim katakan itu salah. Tidak mungkin ayah berlaku demikian. Apa iya, ayah tega, begitu ibu meninggal langsung merencanakan kehidupan baru dengan
perempuan lain dan menjual aset-aset yang telah dihasilkan bersama? Kuharap tidak. Kuharap dugaan Kak Salim salah. Kubereskan ruangan yang tampak kocar-kacir itu agar ayah tidak tahu bahwa kami telah mencurigai banyak hal darinya. Tetapi kalau dugaan Kak Salim memang benar, tanpa kami cari tahu, semua akan tampak dengan sendirinya. Di dunia ini tak ada rahasia yang bisa disimpan. Dan sepanjang malam setelah itu, aku tak bisa tidur. Pikiranku tertuju hanya pada ayah. Hatiku telah dirasuki berbagai macam prasangka. Tidak mungkin ayah setega itu. Ah, tapi lelaki, dimana-mana akan merasa sehari bagaikan setahun hidup tanpa perempuan di sampingnya. Aku menahan amarah yang tiba-tiba menyeruak dari dalam hati. Dan aku terjaga hingga kokok ayam terdengar sebagai pertanda pagi, pada saat dimana ayah sering baru datang dari tanah pijakan barunya yang antah berantah. ### Dingin subuh. Aku yang baru saja usai solat subuh mendengar pintu depan dibuka dan derap langkah yang pelan. Mungkin ayah baru datang. Entah ini yang keberapa kalinya ayah pulang jam segini. Aku mendatanginya. Kulihat ayah sedang berjalan dengan wajah waspada, ia menggenakan jaket tebal hitam dan syal yang melingkar di lehernya. “Ayah dari mana?” Tanyaku, mendekat lalu mencium tangannya. “Elsa, kau sudah bangun, Nak? Ayah dari rumah teman.” Jawab ayah dengan nada suara yang pelan dan gugup. “Oh, Ayah. Elsa kira Ayah bersama Kak Salim.” Jawabku sekenanya, kendati aku tahu Kak Salim sedang sibuk dengan suatu acara di kampusnya. “Ke mana kakakmu?” belum sempat aku menjawab, seseorang datang membuka pintu depan. Kak Salim rupanya. “Salim, kau dari mana, Nak? Kenapa baru pulang?” Ayah bertanya. “Eh, Ayah sendiri kenapa baru datang? Ayah dari mana?” Kak Salim balik bertanya sambil meraih tangan ayah dan menciumnya. Ayah tak segera menjawab. Ia tampak gugup saat hendak menjawab pertanyaan Kak Salim. Tak mau melihat percakapan antara ayah dan anak lelakinya itu, aku segera meninggalkan mereka berdua ke kamar. Perasaan cemas yang sejak lama ada itu kini semakin mene-
bal saja. Kudengar mereka berdua berdebat dengan suara yang ditahan. Dan air mataku jatuh satu persatu. “Oh, Ibu...” Kututup mataku dengan rapat, kubiarkan air mata ini tumpah ruah. Dari dalam sana berkelebat bayangan ibu. Kuingat betul wajahnya yang masih sangat cantik. Pribadinya yang selalu ceria senantiasa menjadi tempat yang nyaman untuk meredamkan amarah kami. Ayah yang selalu takluk pada semua tentangnya; senyum, kehalusan sikap, juga masakannya. Dan sejak ibu mengidap penyakit Myom dan operasinya yang gagal hingga menyebabkannya wafat, ayah berubah menjadi sosok yang asing bagi kami. Aku sangat tidak terbiasa dengan situasi yang tidak nyaman begini. ### Sudah seminggu ayah tak pulang, sejak suara perdebatan kedua lelaki itu kudengar. Kak Salim mulai tak peduli padanya. Ia selalu mengalihkan pembahasan tentang ayah pada hal lain setiap aku hendak membahasnya. Tapi, suara hati anak perempuan selalu saja, sedikit banyak, menghalau prasangka buruk pada setiap lelaki yang disayanginya, kendati hatinya telah dilukai. “Kak, ayah sudah seminggu tidak pulang.” Tukasku pada Kak Salim yang sedang sibuk dengan ponselnya. “Biarkan saja, Elsa. Seharusnya Ayah menceritakan semua yang telah ia rahasiakan kepada kita. Kelak kalau Ayah sudah bosan dengan perempuan barunya itu ia baru akan kembali pada kita lagi.” Jawab Kak Salim tanpa melihat lawan bicaranya. “Kak, jangan berkata yang tidak-tidak! Ayah tidak mungkin melakukan hal itu! Bukankah kita sangat mengenal Ayah, Kak?” Sergahku meyakinkan Kak Salim. “Awalnya Kakak berpikir demikian. Tetapi akan ada banyak hal yang membuat seorang lelaki berubah. Terlebih saat ditinggal pergi oleh isterinya. Aku tahu sendiri, Elsa.” Kak Salim juga berusaha meyakinkanku. “Kakak tahu apa?” “Saat kau masuk ke kamar subuh itu. Aku mendengar aroma alkohol dari beberapa sisi pakaian ayah, dan sedikit sedikit parfum wanita.” Deg! Aku tak bisa menjawab sepatah kata pun. “Ayah memang lelaki yang baik, Elsa. Aku khawatir ayah
menyembunyikan perempuan barunya karena masih malu pada kita, sebab ibu tak lama yang meninggal. Atau kemungkinan lain ayah diperas oleh wanita yang tidak baik, sehingga ayah menjual beberapa aset keluarga untuk menghindari hal yang tak diinginkannya.” Ujar Kak Salim panjang lebar. Aku mulai ragu. Perkataan Kak Salim mungkin ada benarnya. Kami berdua akhirnya saling diam tak bergeming. ### Ini hari ke sepuluh sejak ayah pergi. Sejak subuh itu aku tak enak makan. Beberapa tugas kuliah hampir saja terbengkalai jika Kak Salim tak mengingatkanku. Pikiranku benar-benar tertekan dan sakit. Sepulang kuliah aku menyempatkan jalan bersama teman-teman. Ke toko buku dan makan. Di cafe itu kami bersenang-senang. Sudah lama kami tidak berkumpul seperti ini akibat tugas yang menumpuk dan menyita perhatian kami. Syukurlah, bersama mereka pikiranku rasanya lebih ringan daripada sebelumnya. “Elsa, lihat! Itu ayahmu, ya?” Nindi melempar pandangannya ke meja di dekat pintu masuk. Kami semua melihat ke arah yang Nindi tuju. Betapa kagetnya aku melihat ayah duduk berhadapan dengan seorang perempuan berparas cantik menggunakan blus cokelat dan rok berwarna merah selutut. Sesekali kulihat mereka berdua tertawa seperti sedang senang dengan sesuatu yang mereka obrolkan. Mungkin ini yang Kak Salim maksud. Ternyata dugaan Kak Salim benar. Aku segera pamit untuk pulang duluan kepada teman-teman. Kutelepon Kak Salim untuk segera menjemputku. Teman-teman saling bersitatap tak mengerti. Ah, pikiranku kacau. Jantungku berdegup kencang dan kepalaku berdenyut hebat. Segera setelah Kak Salim menjemputku, aku menceritakan apa yang kulihat semua di cafe tadi. Tak ada respon dari Kak Salim. Aku tahu apa yang dirasakannya kini, dan sepertinya perasaan itu sama denganku. ### Malam itu, seorang perempuan tak dikenal bertamu ke rumah kami. Penampilannya sangat asing. Menggunakan coat berwarna krem, celana hitam, dan boots. Kulihat di luar ternyata hujan deras. Sikapnya sangat sopan dan manis. Rambutnya yang tergerai panjang sesekali di sibak ke belakang, sambil berbicara. Dia mengatakan bahwa ia diutus oleh ayah untuk menjemputku dan mendatangi suatu tempat yang tidak bisa ia katakan. Oleh karena ia meyakinkan, kami berdua pun menuruti permintaan itu. Di sepanjang perjalanan, aku tiba-tiba teringat sesuatu. Perempuan ini adalah yang kulihat bersama ayah di cafe tadi sore. Kami penasaran. ### Jumat ini adalah hari yang sangat berbeda dari biasanya. Cuaca yang begitu panas, cahaya mentari yang sangat terik, angin yang menerbangkan dedaunan kering bunga cempaka, dan debu yang berhembus menggerahkan. Mungkin Tuhan sengaja membuat lapisan petala langit lebih tipis pada hari jumat ini sehingga panas mentari lebih tajam, dan tentu, doa-doa mungkin akan lebih mudah sampai ke langit. Di tempat ini hanya ada kami bertiga. Aku, Kak Salim, dan Tante Lena, seorang pengacara muda. Pemakaman sudah sepi sejak sepuluh menit berlalu. Kak Salim yang juga berderai air mata berusaha menenangkanku yang masih terisak dalam duka. Tante Lena yang duduk di sebelah kami hanya menunduk penuh iba. Rasanya aku akan meniti di atas jalan yang penuh dengan kesedihan tak berujung. Kami menangis seolah air mata kami akan habis. Nyatanya tidak. Kami masih terbayang wajah ayah saat terbaring lemah di ranjang sebuah paviliun rumah sakit. Sudah lima bulan ini ayah divonis penyakit penggumpalan darah di otak yang cukup parah yang hal itu menyebabkannya kesulitan dalam berbicara, bergerak, dan harus menjalani serangkaian terapi di rumah sakit. Dan ayah merahasiakannya pada kami. Menjelang detik terakhir hidup ayah kala itu, kami diminta menandatangani sejumlah file penting di hadapan ayah dan Tante Lena. Yayasan panti asuhan dan pendidikan yang diam-diam ibu dan ayah rintis setahun belakangan ini, kulihat alamatnya berada di kota sebelah. Ayah juga meminta maaf kepada kami atas sikapnya yang berubah 360 derajat sehingga menimbulkan banyak prasangka yang tak seharusnya dipelihara. “Salim, Elsa, kalian anak yang cerdas, mandiri, dan taat kepada Allah dan orangtua. Berjanjilah kepada ayah untuk tetap bersama selamanya, rukun, saling mencintai. Ayah wariskan semuanya kepada kalian. Jadikanlah ia laboratoriun yang terus hidup membibit generasi Islam. Ayah percaya kalian sangat tangguh. Ibu dan ayah akan memintakan banyak kebahagiaan kalian kepada Allah. Berjanjilah, Nak...” wajah ayah sangat bercahaya kala itu. Suaranya terbata dan air matanya meluncur deras di pipinya. Selanjutnya, Allah mengalihkan detik hidup ayah dalam genggaman-Nya. Ayah, tak kusangka dengan cara begini engkau meninggalkan kami. Maafkan kami, Ayah...! Sukorejo, 15 Juni 2015 *) Perempuan penikmat hujan, buku, khayalan, ikan, dan psikologi. Tinggal di Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur.
SAJAK-SAJAK LIA ZAENAB ZEE
Pada Ddee Menemu-sua-mu Laksana belajar mengeja rindu Menina bobo angan siur pesona Rangkuman setera-gesa pengakuan . Rindu tak pernah memilih pilih tuk disambangi Lalu datang menyusup jantung menari memainkan degup Rekahkan mimpi cita kilau Hadirkan pelangi tanpa hujan . Entah isi samudera dadamu? Mencelup risau atas nama rasa Menabuh tabuh genderang perih Membalik tanya hakikat rindu . Di talu denting sungkawa Kuhalimunkan dalam sunyi resah Membiar kecamuk-kecamuk angan Melipat serpih-keping gelebah semai . ‘’Rindu tak selamanya memetik bulan’’ Pergilah! Rindu tak tamam menasbihkan Aku-kamu menjadi kita
Nota: Rindu: gelebah, sungkawa Cukup: tamam. Pergi: siuh
Sagara-sagara Belai Subak airmata, semilir angin bentang tanah pusara semata pandang Mewarta bilah-bilah sedih penziarah . Mama dada gersang tiadamu Sesak setia menarik kilik tegar Tuangan air rupa-rupa bunga Laksana airmata tumpah Bersama rupa-rupa duka . ‘’Hanya kita, mom’’ Bermusim-musim lampau Kita sejoli nyawa ... Papa? Tahu hanya lewat kisahmu Kisah tak utuh ... . ‘’Lelaki, Pemilik rindu bukan untukmu’’ . Ceruk pilu sejoli semu Lelaki tawanan pusaka
Demi banda, segala memikat Meletak cinta di selubung rahasia . ‘’Dinikahi karena harta kakekmu.’’ . Dan..., Berenang luka di matamu Mula semat kesumat sakit Menikung batin lisan dan lafalku ‘Tuk tak menganggapmu ada. . Mama-aku hanya kita Renda sulam tisik perjalanan Pergimu, Kukelu engah di simpang jalan Lesap buaian sagara-sagara belai Lengan rengkuh pelukan Hangat kasih surgawi. Lenyap! Tertawan aku sunyi . Lalu? Doa hadir menyapih bestari luka Meng-eja tentang kepasrahan Tiada lestari luka Karena yang abadi, hanyalah Sang Pengijabah munajat .
Note: Subak: tampungan, kolam Lesap: hilang Sagara: kolam. Ijabah:terima Harta: banda, pusaka Lestari: abadi, Bestari: Bijak
Pembacaan Nestapa di Helai Daun ‘Tika daun ranggas dijerang musim Putik gegas pucuk menyambung rekah Walau nestapa menggadang erang lingkar batang, kering kerontang Jika Sunnatullah bertitah dalam rengkuh pembacaan semesta Musim mewarta pada tuai semesti . Menerima terimakan segala yang tersuluh kobar dan menghanguskan Laksana ketamakan keserakahan dan kehancuran Semena-mena menggerus perut, kulit dan wajah mayapada Merapalkan mantera-mantera kesewenangan laku ;Babat, bunuh, dan letus hanguskan keragaman hayati nabati-hewani
. Daun menguning ranggas luruh Bersama waktu yang membilang luka-luka ;paceklik Sinyal pesakitan buana atas tuah laku tak memanusia Siklus ekuilibrum menjadi buta dan kehilangan peta Segala yang terukut-teratur menjadi lingkar semrawut menyakitkan . Dan kita seolah rabun dan kehilangan makna istighfar pada tuai alpa-alpa ini Pada firasat alam yang terpampang gajah di depan mata Jika daun-daun terisak lara terpusara jatuh sebelum takdirnya Kapankah kita punya waktu membaca ejaan nestapa di helainya? Note: Sunnatulah: ketetapann-Nya Mayapada: buana: bumi Hayati nabati-hewani: Tumbuh-tumbuhan&hewan Ekuilibrum: keseimbangan
==================== *) Perempuan penyair asal Bugis, Makassar.
RADAR BANYUWANGI
Jawa Pos
Minggu 13 September 2015
BERITA UTAMA
35
Proses Evakuasi masih Berlangsung n JAMAAH... Sambungan dari Hal 29
musibah tersebut berawal dari turunnya hujan badai yang datang secara tiba-tiba di kawasan Makkah sekitar pukul 16.30 waktu Arab
Saudi (WAS) atau sekitar pukul 20.30 (WIB). Hujan badai yang cukup besar itu menyebabkan jalanan Kota Makkah banjir. Tidak hanya itu, beberapa kali kilat juga terlihat dengan begitu jelas di langit Makkah saat
hujan badai terjadi. Hujan es juga sempat melanda kota Makkah. Sontak, atas kejadian yang tidak biasa di Makkah itu jalanan Kota Makkah menjadi macet. Arus lalu lintas tidak karuan karena hujan badai yang me-
nerpa begitu kuat. ”Cukup lama hujannya sekitar 30 menit. Kacakaca di beberapa hotel di Makkah juga banyak yang pecah akibat hujan badai itu. Angin yang berembus berkecepatan sekitar 17 Km/jam lebih,” terang
Pelindo Diminta Utamakan Kelestarian Penyu n BANGUN... Sambungan dari Hal 29
Dalam pelepasan tukik kemarin selain diikuti Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, juga diikuti Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Wisata Alam Kementerian Pariwisata RI, Azwir Malaon, Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III Djarwo Surjanto, dan Kapolres Banyuwangi AKBP Bastoni Purnama. Beberapa jajaran Forpimda Banyuwangi juga tampak hadir dan ikut melepas tukik ke
lautan bebas kemarin. Pelepasan anak penyu ke laut bebas itu selain untuk melestarikan dan menyelamatkan hewan purba yang mulai langka itu, juga untuk menegaskan bahwa Pantai Boom merupakan sebuah pantai tengah kota yang menjadi tempat favorit bagi penyu untuk bertelur. Harapannya, jika nanti Pantai Boom benar-benar akan disulap menjadi dermaga kapal pesiar, keberadaan penyu-penyu yang mendarat dan menetas tidak akan dihilangkan begitu saja. Dirut Pelindo III, Djarwo Sur-
janto, mengatakan jika dermaga kapal pesiar itu akan dibangun nanti tidak akan mengganggu ekosistem penyu yang biasa mendarat di Pantai Boom. Sebab, pihaknya telah melakukan pembagian zona di Pantai Boom. “Tentu antara zona yang padat kegiatan manusia dengan zona ekowisata akan kami bedakan,” kata Djarwo. Dia menambahkan, pembatasan antara kegiatan manusia dengan kelestarian lingkungan (penyu) penting dilakukan nanti jika dermaga kapal pesiar sudah jadi. Hal itu dilakukan agar
kegiatan manusia di Pantai Boom nanti tidak mengganggu aktivitas penyu yang mendarat yang sudah ada sejak dulu. Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Wisata Alam, Azwir Malaon, juga berharap Pelindo tetap mengutamakan kelestarian lingkungan di dermaga kapal pesiar Boom tersebut. Pihaknya juga berharap konsen pertama dari pembangunan dermaga kapal pesiar itu adalah kelestarian lingkungan. “Konsen terhadap lingkungan harus nomor satu,” pungkas Azwir. (tfs/c1/bay)
Masuk Wilayah KPH Perhutani Banyuwangi Selatan n PANTAI... Sambungan dari Hal 29
Alternatif pertama adalah melewati jalur laut, dan rute kedua adalah jalur darat. Jika melewati jalur darat, kendaraan mentok harus parkir di kawasan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pancer. Karena akses jalan darat hanya bisa dilewati dengan berjalan kaki. Nah, untuk jalur laut, kita bisa menyewa perahu di Pantai Mustika maupun Pantai Pancer untuk menuju Pantai Wedi Ireng. Tentu menumpang perahu ini tidak gratis. Menuju Pantai Wedi Ireng dengan jalur laut, para pengunjung harus membayar ongkos perahu Rp 25 ribu per orang. Akan tetapi, pada waktu itu kami sengaja memilih jalur darat. Lepas dari TPI Pancer, kami harus menyeberangi sebuah muara sungai di Pancer. Muara yang kami lewati juga tidak terlalu dalam. Kedalaman muara saat kami lewati hanya sebatas dengkul orang dewasa. Setelah melewati muara tersebut, kami pun menjumpai sebuah gapura dari kayu pertanda itu adalah pintu masuk menuju Pantai Wedi Ireng. Tidak gratis masuk menuju Pantai Wedi Ireng melewati bukit tersebut. Setiap pengunjung harus membayar Rp 3.000 per orang. Yang menjaga loket pintu masuk menuju Pantai Wedi Ireng adalah warga setempat. ”Ini untuk biaya kebersihan. Yang mengelola warga sekitar,” ujar salah satu warga bertampang sangar yang menjaga loket pembayaran. Patut disayangkan, tarif Rp 3.000 per orang itu tidak disertai tiket.
Juhdy melalui sambungan telepon Jumat malam kemarin. Nah, saat kejadian Juhdy berada di maktab. Sekitar 30 menit setelah hujan badai, dia mendapat informasi terkait robohnya crane akibat diterpa hujan badai di Masjidilharam. Dia dan petugas lain langsung menginformasikan kepada seluruh jamaah di maktab menggunakan pengeras suara. Saat itu juga seluruh jamaah diminta tenang dan tetap berada di dalam maktab. ”Semua jamaah dari lantai 1 sampai lantai 15 di maktab pun kaget. Saya informasikan agar sama-sama ikut memastikan bahwa JCH Banyuwangi yang ada di Masjidilharam semua selamat. Alhamdulillah, semua JCH Banyuwangi selamat,” jelas Juhdy. Sementara itu, dr. M. Nizam Fahmi juga memastikan bahwa seluruh jamaah haji Banyuwangi tidak ada yang menjadi korban musibah robohnya crane di Masjidilharam itu. Baik jamaah Banyuwangi di kloter 8, kloter 9, dan kloter 10, semua tidak ada yang menjadi korban atas musibah itu. ”Di kloter 8 aman. Informasi dari dr. Erva yang berada di kloter 9, semua jamaah selamat. Begitu juga dengan jamaah di kloter 10,” timpal Nizam. Pada saat hujan badai menerpa
ISTIMEWA
AMBRUK: Crane besar di Masjidilharam roboh setelah tersapu badai yang begitu kuat Jumat (11/9).
kemarin, sebagian jamaah memang ada yang sedang berada di maktab. Tetapi, sebagian jamaah lagi juga ada yang sedang melakukan ibadah di Masjidilharam. Suasana mencekam saat hujan badai yang berlangsung kemarin, sempat membuat jamaah di maktab panik. Sebab, hal tersebut tidak pernah dirasakan jamaah asal Indonesia, khususnya jamaah asal Banyuwangi. Terlebih akhir-akhir ini cuaca di Makkah sangat panas menyengat. Atas kejadian itu, untuk mengantisipasi hal-hal yang
tidak diinginkan, seluruh jamaah haji masih tidak diperbolehkan pergi ke Masjidilharam. Hingga berita ini ditulis, proses evakuasi korban dan reruntuhan bangunan masih berlangsung. ”Seluruh jamaah masih tidak diperbolehkan pergi ke Masjidilharam sampai ada informasi lebih lanjut. Doanya saja, mudah-mudahan seluruh JCH Banyuwangi di Tanah Suci semua sehat dan selamat,” pungkas petugas haji asal Desa Labanasem, Kecamatan Kabat, itu. (tfs/c1/bay)
Kombinasi Pop untuk Semua Kalangan n MUSIK... BAYU SAKSONO/RABA
ADA PAYUNG: Papan nama terpasang di Pantai Wedi Ireng, Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi.
Pengunjung hanya dicatat di buku tulis. Itu pun buku tulis terkesan sekenanya, mirip buku tulis siswa kelas tiga sekolah dasar. ‘’Tanpa karcis semacam itu cukup repot pertanggungjawabannya,” ujar seorang lelaki yang menunggu warung di puncak bukit menuju Pantai Wedi Ireng. Benar juga yang dikatakan lelaki itu. Tarif masuk Rp 3.000 memang tidak banyak. Tetapi, pantauan tim ekspedisi, pengunjung pantai Wedi Ireng sore itu terus mengalir hingga ratusan orang. Artinya, uang pemasukan kas yang katanya untuk kebersihan itu lumayan besar. Namun, lupakan saja urusan pungutan kebersihan tanpa karcis itu. Kita kembali fokus ke perjalanan menuju Pantai Wedi Ireng melintasi bukit. Ya, namanya saja bukit, jalur yang kami lewati bisa dikatakan sangat ekstrem karena jalannya menanjak. Jarak yang kami lewati juga cukup jauh saat melewati bukit menuju pantai. Kira-kira berjarak 3 Km jauhnya. Sepanjang perjalanan, kami banyak menjumpai pohon pisang dan pohon-pohon besar lain. Sekitar 45 menit melewati jalan bukit dengan pemandangan pohon, akhirnya kami sampai
juga di Pantai Wedi Ireng. Suguhan pemandangan yang eksotik pantai ini ternyata mampu mengobati rasa lelah berjalan kaki naik turun bukit. Keindahan pantai yang ada di sebuah teluk lagoon ini sangat menawan sekali. Pantai ini diapit oleh dua bukit. Ombak yang ada di Pantai Wedi Ireng juga tidak besar. Relatif aman untuk berenang dan snorkeling. Air laut juga terlihat jernih dan tentunya pasirnya berwarna putih menarik. Menariknya, air laut yang ada di Pantai Wedi Ireng ini tidak terlalu terasa asin, airnya mungkin sedikit terasa payau di lidah. Saat kami menceburkan diri ke air laut, mata kami pun tidak terasa pedas karena memang air tidak terlalu asin. ”Enak mandi di sini, airnya tidak terlalu asin,” ujar wartawan olahraga JP-RaBa Ali Nurfatoni yang spontan menceburkan diri berenang di pantai ini. Suasana Pantai Wedi Ireng ini tampaknya masih benar-benar alami. Warna air laut yang jernih tampak kehijauan saat kami lihat dari atas pasir di Pantai Wedi Ireng. Tampak kontras antara warna pasir putih, bukit berwarna hijau, air laut berwarna kehi-
jauan, dan tentunya langit yang berwarna biru menyala. Sungguh indah, kami pun ingin berlama-lama di lagoon kecil ini, karena suguhan pemandangan yang sangat begitu eksotik. Bebatuan cadas juga banyak terdapat di pantai Wedi Ireng. Banyak pengunjung yang datang menjadikan batu paras tersebut untuk latar belakang foto. Karena pantai ini semakin hari semakin banyak pengunjung, beberapa fasilitas penunjang seperti toilet, warung, dan gazebo juga sudah tersedia. Bahkan deretan payung tempat berteduh juga tampak berjejer di sepanjang pasir putih Pantai Wedi Ireng. Nah, kami pun sempat heran dengan nama Pantai Wedi Ireng ini. Sebab, pantai ini seluruh pasirnya berwarna putih. Dilihat sekilas, pantai yang ada di Wedi Ireng ini seluruhnya berwarna putih. Namun, rasa penasaran kami pun terjawab sendirinya, ternyata ada juga sedikit butiran pasir yang berwarna hitam yang ada di sekitar pantai. ”Adanya beberapa butiran pasir berwarna hitam di sekitar pasir warna putih ini yang membuat pantai ini dinamakan Pantai Wedi Ireng,” ujar Agus Baihaqi, kepala biro Jawa Pos Radar Genteng. (bay/ c1/bersambung)
Sambungan dari Hal 29
Salah satu daya tarik festival Jazz kali ini, selain dimeriahkan artis top, seperti Shena Malsiana, Citra Scholastika, Marcel Siahaan, Once Mekel, dan Vina Panduwinata, ternyata ada dua presenter kocak, yakni Vincent dan Desta. Duet pembawa acara itu mampu membawa penonton betah berlama-lama di area tersebut. Selanjutnya, lagu-lagu jazz pun mengalir dinyanyikan. Penampil pertama adalah jebolan X-Factor Indonesia, Shena Malsiana. Sementara itu, janji Bupati Abdullah Azwar Anas yang mengatakan bahwa festival kali ini akan lebih bergairah tersaji saat lagu khas Banyuwangi dinyanyikan Shena. Penyanyi Jazz bertubuh subur itu menyanyikan lagu berjudul ‘’Rehana’’ yang pernah di-
populerkan almarhum Alif S. Alunan musik Jazz terus berlanjut ketika Marcel Siahaan beraksi di atas panggung. Pria berkepala plontos itu menyanyikan single dari album keenamnya yang bertajuk ‘’Jadi Milikku’’. Berikutnya giliran Citra Scholastika, Once Mikel, dan Vina Panduwinata, yang melantunkan lagu dengan gaya khas masingmasing. Alunan lagu yang mengalir itu semakin membuat penonton larut dalam indahnya musik jazz. Beberapa orang pun tampak menutup mata untuk meresapi lagu-lagu cinta yang disajikan. “Kombinasi pop dan jazz-nya bikin festivalnya bisa dinikmati, “ ujar Andy, salah seorang penonton. Sementara itu, sebelumnya Bupati Anas mengatakan bahwa jazz kali ini memang dikonsep dengan kombinasi penyanyi pop.
Tujuannya, agar semua penikmat musik ikut terhibur. Sehingga, tidak hanya kalangan pencinta jazz yang dimanjakan. Selain itu, Anas berharap festival jazz unik yang diselenggarakan di pantai ini menjadi destinasi tambahan bagi wisatawan ke Banyuwangi. “Ini menjadi salah satu andalan kita di B-Fest dengan menggabungkan budaya dan tourism,” ujar Anas. Sementara itu, Vina Panduwinata mengaku senang dapat menjadi bagian dari promosi wisata Banyuwangi. “Di luar sana sudah heboh dulu dengan adanya Beach Jazz. Saya senang terlibat di dalamnya,” tutur penyanyi berjuluk Si Burung Camar itu. Sementara itu, hingga berita ini ditulis sekitar pukul 21.00 tadi malam, festival tersebut masih berlangsung di tepi Pantai Boom. (fre/c1/bay)
Silakan Datang Bawa Lamaran n SEDIAKAN... Sambungan dari Hal 29
Rinciannya, sekitar 698 lowongan berasal dari perusahaan, perbankan, rumah sakit, instansi, retail, otomotif, leasing, penambangan, dan cold storage. Sementara itu, dari sektor pelayaran membutuhkan 1.100 tenaga kerja, Perusahaan Pengerah
Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) butuh 1.900 orang, dan Lembaga Pendidikan Keterampilan (LPK) membutuhkan 7.000 orang. “Total ada 10.698 lowongan pekerjaan di dalam bursa kerja ini,” kata Alam kemarin (12/9). Alam menambahkan, bursa kerja ini rencananya akan dibuka Bupati Abdullah Azwar Anas di GOR Tawang Alun Jumat
mendatang (18/9). Masyarakat yang ingin mencari kerja dipersilakan datang dengan membawa surat lamaran dan curriculum vitae lengkap. “Silakan membawa surat lamaran sebanyak-banyaknya. Setiap orang bebas memilih dan memasukkan ke mana perusahaan yang dituju. Mumpung ada kesempatan,” jelas Alam. (cin/c1/bay)
Pengguna Jalan Tertib, Sopir Jarang Bunyikan Klakson n STRATEGI... Sambungan dari Hal 29
Diawali diorama berupa miniatur tiga dimensi yang menggambarkan kejadian alam berupa letusan gunung berapi. Dari letusan itu dihasilkan aneka mineral dan bebatuan yang indah. Pada diorama selanjutnya digambarkan bagaimana penambangan batu-batu mulia itu hingga diproses menjadi cincin yang indah. Selain miniatur, diorama itu juga dilengkapi penjelasan yang bisa dipilih dalam 20 bahasa. Tombol bergambar bendera dari 20 negara terdapat di kereta yang dikendarai wisatawan. Setelah diedukasi, wisatawan diajak berkeliling ke ruang pembuatan aneka perhiasan dan pengolahan batu mulia. Yang menarik, ada seorang pekerja asal Blitar, Jawa Timur. Pria itulah yang mengajari teman-temannya di bidang pemasaran berbahasa Indonesia. Jangan heran bila saat memasuki ruang pamer, kita disambut sapaan ramah pegawai berjas dengan bahasa Indonesia. Pengetahuan yang diberikan di awal dan sambutan ramah dengan bahasa negara asal wisatawan menjadi strategi penjualan yang jitu. Tak sedikit wisatawan yang membeli perhiasan dengan harga sesuai kemampuan kantong. Di situ perhiasan mulai harga setara ratusan ribu rupiah hingga miliaran bisa didapatkan. Strategi mengeruk devisa dari dunia pariwisata adalah menyediakan pusatpusat perbelanjaan, mulai pusat oleholeh makanan kering, grosir suvenir, hingga pusat barang bermerek bebas pajak. Rombongan wisatawan tak hanya dibawa ke objek wisata, tapi
berkali-kali diajak mampir ke pusatpusat belanja tersebut. Apalagi, wisatawan asal Indonesia yang terkenal suka belanja. King Duty Free adalah pusat perbelanjaan barang branded. Wisatawan yang nomor paspornya sudah didaftarkan biro perjalanan yang mengantarnya akan mendapatkan diskon dan bebas pajak. Kemudian, pusat makanan kering menawarkan aneka makanan khas Thailand. Ada makanan yang diolah dari buahbuahan, seperti kerupuk durian, keripik mangga, pisang, nangka, dan lain-lain. Manisan buah-buahan juga tersedia. Bahkan buah asam dikemas dalam keranjang jaring-jaring, lalu ditulisi “Asam Jawa” juga dijual di situ. Keripik maupun kerupuk aneka seafood olahan tidak jauh beda dengan oleh-oleh khas Banyuwangi. Yang beda hanya kerupuk babi, karena tidak ada di toko Banyuwangi. “Semua makanan disediakan contoh untuk dicicipi sebelum dibeli. Enak-enak lho. Kecuali kerupuk babi, yang tidak saya cicipi hehe,” kata Yuni, istri Ipung, yang menemani perjalanan ke Thailand bersama putrinya Billa. Ada lagi pusat grosir enam lantai bernama Mah Boon Krong atau di Kota Bangkok lebih dikenal dengan MBK. Banyak jenis suvenir seperti kaus dan tas bergambar simbol-simbol Thailand, seperti gajah atau candi, bisa dibeli dengan harga murah. Wisatawan dimanjakan dengan harga grosirnya. Biasanya mereka diajak ke situ pada malam terakhir sebelum keesokan harinya terbang ke negara asal. Tujuannya adalah menguras sisa-sisa uang baht di kantong. Saat berbelanja di Thailand, wisatawan asal Indonesia harus memper-
IRWAN/JP-RABA
MEJENG: Ipung dan keluarga berfoto di depan gambar Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej.
hatikan komunikasi tawar-menawar. Di pusat grosir biasanya barang ditawarkan dengan harga tinggi, sehingga harus ditawar. Celakanya, pedagangnya sulit diajak berkomunikasi dengan Bahasa Inggris. Mereka juga tidak bisa berbahasa Indonesia, meski sekadar tawar-menawar harga. Nah, kalkulator menjadi alat komunikasi
paling efektif untuk menawar. Berbeda dengan belanja di objek wisata yang harganya relatif seragam. Menariknya, pedagangnya bisa bercakapcakap dengan bahasa Indonesia, meski sekadar membahas harga. Tetapi, jika ditanya masalah di luar tawar-menawar, mereka akan kehabisan kosa kata. Ini menjadi kesulitan tersendiri ketika kita
tersesat, karena warga Thailand jarang yang bisa berbahasa Inggris. Apalagi berbahasa Indonesia. Satu lagi yang harus diperhatikan jika ngelencer ke Thailand adalah sangu uang Baht yang cukup. Nyaris tidak ada money changer yang bersedia menerima uang rupiah. Bahkan bank sekali pun. Kesulitan menukar uang rupiah sempat dialami oleh Ipung ketika kehabisan sangu uang Baht. Harapan terakhir ketika kehabisan uang Baht adalah menukar dengan teman satu rombongan. Bisa juga menukar kepada pemandu wisata, namun tidak bisa banyak. Hal menarik lainnya di Kota Bangkok adalah fasilitas transportasi. Ada sungai membelah kota yang dijadikan sarana transportasi air dengan perahu. Nama sungainya pun unik. Dalam bahasa Indonesia, namanya berarti seratus ribu kesedihan. Dahulu kala, sungai buatan itu dibangun oleh ribuan budak tahanan perang dari kerajaan tetangga. Mereka dipekerjakan secara paksa hingga ribuan orang yang tewas di situ. Transportasi menarik lainnya adalah bus berwarna pink. Ada 2000 unit bus tak ber-AC itu yang tersebar di seantero Kota Bangkok. Seluruh bus itu disediakan oleh pemerintah Thailand untuk ditumpangi masyarakat secara gratis. Budaya menarik juga ditunjukkan oleh pengemudi bus dan kendaraan lain saat berlalu lintas. Mereka jarang membunyikan klakson di jalan raya. Ketika di depan terhalang oleh kendaraan lain hingga tak bisa lewat pun, bus wisata yang kami tumpangi cukup berhenti dan sabar menunggu mobil di depan bergerak. Tidak membunyikan klakson sama sekali.
Mahmad, pemandu wisata mengakui bahwa pengemudi mobil jarang membunyikan klakson. Sebab, mereka khawatir suara klakson bisa mengganggu pemeluk agama Buddha yang sedang sembahyang. Seperti di Pulau Bali yang mayoritas penduduknya memeluk agama Hindu, rumah atau kantor di Thailand terdapat tempat sembahyang Buddha di halaman depan. Sikap hormat kepada Raja Bhumibol Adulyadej dan Ratu Sirikit juga patut diacungi jempol. Rakyat Thailand sangat menghormati raja dan ratunya. Tak hanya bendera negara, setiap hari mereka memasang bendera warna biru sebagai simbol Ratu Sirikit. Sedangkan baliho bergambar raja atau ratu bertebaran di depan kantor-kantor pemerintahan maupun perusahaan swasta. Banyak hal menarik yang bisa dilihat dan dipelajari dari Thailand. Kreativitas dalam mengemas pariwisata bisa menjadi rujukan. Seperti Museum Madame Tussaud Bangkok yang memajang patung lilin tokoh-tokoh dunia. Patung Presiden RI pertama Soekarno berada di urutan terdepan karena sahabat dari Raja Thailand Bhumibol Adulyadej. Studio foto tiga dimensi Art in Paradise di Bangkok juga menjadi cerminan wisata kreatif. Studio serupa kini mulai bermunculan di Indonesia. Saat membaca tulisan pertama dari perjalanan Ipung ke Thailand di koran ini, I Made Pasek, pemenang liburan gratis ke Tiongkok langsung menelepon. Katanya dia terkesan dengan cerita perjalanan wisata ke Negeri Gajah Putih. Bahkan dia mengaku berminat menukar liburannya ke Thailand saja. “Sepertinya menarik sekali mengunjungi Thailand,” katanya. (bay/c1/habis)
36
Jawa Pos
Minggu 13 September 2015
Menepis kesan . .
Mistis
daun kelor Daun Kelor
Kelor dan Kelentang, Sayuran yang Nikmat DAUN kelor memang sangat nikmat disajikan sebagai bahan makanan sehari-hari. Biasanya, sayur kelor ini disajikan dalam bentuk sayur bening. Jika dilihat saja, sayur kelor sudah terlihat sangat segar. Saat dirasakan pun demikian, sayur kelor ini juga terasa sangat segar, dan biasanya sangat cocok disajikan sebagai menu sarapan sehari-hari. Tentu harus ada sajian lain jika kita memasak sayur kelor, misalnya sayur kelor sangat cocok disajikan dengan sambal pedas dengan lauk ikan asin atau lauk tahu dan tempe. Terlihat sederhana, tapi rasanya luar biasa. ”Makan sayur kelor memang harus dengan sambal biar tambah maknyus,” ujar Shoifulloh, warga Perumahan Klatak, yang suka sayur kelor. Sayur kelor ini juga bisa mengajarkan kepada kita bahwa kalau ingin makan enak tidak perlu mengeluarkan uang banyak.
Sebab, mendapatkan daun kelor tidak terlalu sulit. Bumbu-bumbu yang digunakan untuk memasak daun kelor juga sangat mudah. Hampir di setiap pekarangan rumah warga, khususnya di pedesaan, memiliki tanaman kelor. Tanaman kelor sangat mudah ditanam. Tidak ada musim bagi tanaman kelor. Hampir setiap saat tanaman kelor bisa tumbuh dan berbuah asalkan tanamannya tidak mati. Selain daun kelor yang bisa dimasak, buah tanaman kelor, yakni kelenteng, juga sangat bisa dijadikan sebagai bahan makanan. Tentu tidak kalah nikmat dengan sayur kelor. Jika daun kelor lebih cocok dimasak menjadi sayur bening, lain halnya dengan kelentang. Kelentang lebih cocok dimasak menjadi sayur asam. Di Lingkungan Tanjung, Kelurahan Klatak, Kalipuro, banyak warga yang menanam tanaman kelor. Namun, kebanyakan warga
setempat menanam kelor untuk membudidayakan kelentangnya. Sebab, harga kelentang lebih mahal daripada daun kelor. Jika sedang mahal-mahalnya, per 300 batang kelentang bisa dijual seharga Rp 50 ribu. ”Sekarang sedang musim panen, jadi harganya murah. Per 300 batang harganya Rp 20 ribu,” ujar Sucipto, 40, petani kelentang di Lingkungan Tanjung. Sucipto menambahkan, tanaman kelor akan lebih banyak menghasilkan buah kelentang jika musim panas tiba. Sebab, kalau musim hujan tiba, bunga kelor yang nanti menjadi kelentang bisa dipastikan akan rontok. Tentu panen kelentang yang diharap-harap tidak akan kunjung datang. ”Musim panas seperti saat ini bagus untuk tanaman kelor. Buah kelenteng bisa dipastikan banyak. Buktinya, sekarang harganya agak murah kan,” pungkasnya. (tfs/c1/als)
Peribahasa yang berbunyi ”Dunia tak Selebar Daun Kelor” mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita. Mendengar kata kelor, tentu yang ada di benak kita sebagai orang Banyuwangi pasti sebuah daun yang bisa dijadikan sayuran sehari-hari.
N
amun, bagi orang luar Banyuwangi, mungkin saja daun kelor ini masih dianggap tabu. Terlebih jika digunakan sebagai bahan makanan. Memang, sebagian masyarakat luar kota Banyuwangi masih menganggap kelor adalah tanaman yang dikait-kaitkan dengan hal mistik atau gaib. Seperti, daun kelor bisa untuk menyembuhkan orang yang sedang kerasukan. Ada juga yang beranggapan, daun kelor bisa merontokkan susuk di dalam tubuh manusia. Nah, hal itulah yang membuat daun kelor masih dianggap tabu oleh sebagian masyarakat. Tidak halnya dengan orang Banyuwangi. Orang Banyuwangi justru menganggap daun kelor adalah daun biasa yang dapat digunakan sebagai bahan makanan yang sangat nikmat. Hampir semua kalangan, mulai anak-anak sampai dewasa suka sayur kelor. Biasanya sayur kelor disajikan kepada anak-anak untuk sarapan dan lain sebagainya. Banyak juga yang beranggapan balita yang diberi makan sayur kelor akan sehat. Hal itu juga tidak salah. Sebab, kelor juga memiliki banyak kandungan nutrisi yang bisa menyehatkan badan. Kelor mengandung antioksidan kuat yang dapat melindungi tubuh terhadap efek merusak atau radikal bebas. Daun kelor memiliki potensi yang sangat baik untuk melengkapi kebutuhan nutrisi dalam tubuh. Dengan mengonsumsi daun kelor, maka keseimbangan nutrisi dalam tubuh akan terpenuhi, sehingga orang yang mengonsumsi daun kelor akan terbantu dalam meningkatkan energi dan ketahanan tubuh. Informasi yang diperoleh dari buku-buku kesehatan, daun kelor juga berkhasiat mengatasi berbagai keluhan yang diakibatkan kekurangan vitamin dan mineral, seperti kekurangan vitamin A (gangguan penglihatan), kekurangan choline (penumpukan lemak pada liver), kekurangan vitamin B1 (beriberi), kekurangan vitamin B2 (kulit kering dan pecah-pecah), kekurangan vitamin B3 (dermatitis), kekurangan vitamin C (pendarahan gusi), kekurangan kalsium (osteoporosis), kekurangan zat besi (anemia), kekurangan protein (rambut pecah-pecah dan gangguan pertumbuhan pada anak). Seperti diketahui, tumbuhan kelor memiliki ketinggian batang 7-11 meter. Daun kelor berbentuk bulat telur dengan ukuran kecil-kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai; dapat dibuat sayur atau obat. Bunganya berwarna putih kekuning-kuningan dan tudung pelepah bunganya berwarna hijau. Bunga ini keluar sepanjang tahun dengan aroma bau semerbak. Buah kelor berbentuk segitiga memanjang yang disebut kelentang; juga dapat disayur. Biasanya kelentang dimasak dengan menu sayur asem. Tentu nikmat dan pastinya kita sebagai orang Banyuwangi pernah merasakannya. (tfs/c1/als)
FOTO-FOTO: RENDRA KURNIA/RaBa
Sayur Kelor BAHAN-BAHAN 1. Satu ikat daun kelor 2. Dua batang serai 3. Empat siung bawang merah (tidak pakai bawang tidak apa-apa) 4. Garam dan gula secukupnya. CARA MEMASAK 1. Petik daun kelor dari tangkainya 2. Panaskan air dalam panci hingga mendidih 3. Masukkan bawang merah dan serai yang sudah digeprek ke dalam panci 4. Setelah berbau harum, masukkan daun kelor ke dalam panci 5. Masukkan garam dan gula secukupnya 6. Tunggu sampai matang
Sayur Kelentang BAHAN-BAHAN 1. Satu ikat kelentang 2. Bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, ranti/tomat dan lengkuas 3. Terasi bila perlu 4. Gula dan garam secukupnya CARA MEMASAK 1. Kulit luar kelentang dikupas, kemudian potong-potong seukuran jari. 2. Panaskan air dalam panci 3. Bumbu bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, gula, garam dan ranti/tomat ditumbuk halus 4. Masukkan bumbu yang sudah halus ke dalam air yang sudah mendidih. Laos juga dimasukkan tanpa perlu ditumbuk 5. Setelah berbau harum masukkan kelentang yang sudah dipotong ke dalam panci 6. Tunggu hingga matang
Kelentang
KELENTANG: Dibanding daun, buah kelor lebih memiliki nilai ekonomis bagi petani.