Radar Banyuwangi | 14 Januari 2016

Page 1

Rujukan Informasi Terkini

KAMIS 14 JANUARI TAHUN 2016

Eceran Rp.5.750

HALAMAN 25

PG Glenmore Beroperasi Bulan Agustus Menteri BUMN: Kita tak Perlu Impor Gula Lagi GLENMORE - Industri Gula Glenmore (IGG) siang kemarin menerima kunjungan Menteri BUMN Rini Mariani Sumarno. Dalam kunjungan kerja ke lokasi proyek Pabrik Gula Glenmore di Kebun Kalirejo, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, tersebut dia ditemani sejumlah pihak perbankan dan Arum Sabil selaku ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI). Dari pihak PTPN dan jajaran IGG hadir Direktur IGG Ade Prasetyo, Direktur Utama PTPN XII Irwan Basri bersama sejumlah manajer perkebunan di wilayah kabupaten Banyuwangi, Jember, dan Bondowoso. Tidak hanya itu, sejumlah manajer perkebunan swasta juga hadir dalam acara tersebut n Baca PG Glenmore...Hal 35 KUNJUNGAN: Menteri BUMN Rini Mariani Sumarno (kanan) bersama Dirut PTPN XII Irwan Basri dan Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia, Arum Sabil (bertopi), menyimak paparan Direktur IGG Ade Prasetyo (kiri) saat menjelaskan lokasi maket Pabrik Gula Glenmore siang kemarin. TULUS HARYONO FOR RABA

DB Renggut Nyawa Dua Bocah Sebelumnya Empat Anak dari Gintangan Masuk Rumah Sakit ROGOJAMPI - Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) mulai merebak di wilayah Rogojampi. Dalam empat hari terakhir dua bocah asal Desa Gintangan, Kecamatan Rogojampi, meninggal dunia akibat terjangkit penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes aegypti tersebut.

Siaga Satu Demam Berdarah Korban meninggal 1. Zulia Rahma Putri, 9, warga Dusun Kedungbaru RT 01/RW 04, Desa Gintangan. Korban tercatat sebagai siswi kelas 3 SDN 1 Gintangan. Meninggal dunia kemarin (13/1).

Kemarin pagi (13/1) bocah berusia sembilan tahun, Zulia Rahma Putri, 9, asal Dusun Kedungbaru RT 01/RW 04 Desa Gintangan, mengembuskan napas terakhir setelah menjalani perawatan intensif selama tiga hari di RSNU Mangir, Rogojampi n

2. Imro’atul Muntafiah, 7, anak pasangan suami istri Slamet dan Siti Naqiyah asal Dusun Kedungsari RT 02/RW 02, Desa Gintangan. Meninggal Sabtu dini hari (9/1).

Baca DB Renggut..Hal 35

Pemicu Demam Berdarah n Diduga tumpukan sampah yang menggunung di belakang SDN 1 Gintangan. Di situlah nyamuk bersarang. n Kondisi setiap ruang kelas terlihat lembab dan gelap n Sungai dengan debit air kecil yang setiap hari dijadikan tempat pembuangan sampah oleh warga sekitar.

Penderita Sebelumnya n Selain dua korban meninggal, sejak tanggal 1 Januari 2016 tercatat ada empat anak Gintangan yang terserang penyakit DBD n Pada bulan yang sama, enam warga Kelir. Kalipuro juga kena DBD.

REZA FAIRUZ/RABA

Zulia Rahma Putri

Imro’atul Muntafiah

BWI DISCOVERY

SAMSUDIN ADLAWI/RABA

KERJASAMA: Kepala Kemenag Banyuwangi, Santoso, saat menemui tim Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin.

Kemenag Beri Dukungan BANYUWANGI - Persiapan pelaksanaan Banyuwangi Discovery kemarin (13/1) merambah pada sekolah di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag). Kepala Kemenag Banyuwangi, Santoso, langsung mengapresiasi kegiatan yang mengeksplorasi pengetahuan siswa tentang keberagaman di Banyuwangi tersebut n Baca Kemenag...Hal 35

Undang Petugas Fogging, Warga Terpaksa Urunan

SAKSIKAN FOGGING: Kepala Desa Gintangan, Rusdianah (berjilbab); bersama Camat Rogojampi, Lukman Hakim (berkopiah); dan Kepala Puskesmas Gladag, Zaenal Abidin (kanan); di Desa Gintangan kemarin (13/1).

SEMENTARA itu, biar tidak kembali jatuh korban, kemarin pagi (13/1) warga Dusun Kedungsari, Desa Gintangan, bersama perangkat desa melakukan fogging atau pengasapan untuk memberantas sarang nyamuk demam berdarah dengue (DBD). Di wilayah tersebut memang terdapat banyak anakanak yang terserang penyakit DBD n Baca Undang...Hal 35 DIAN EFFENDI/RABA

Mama Subari Membidani Lahirnya Komunitas Pelangi Laros

Jadi Wadah Efektif untuk Mencegah HIV/AIDS Di beberapa kota, komunitas gay, lesbian, dan waria, seringkali sulit disatukan. Tetapi, hal itu tidak berlaku di Banyuwangi. Mereka dapat disatukan lewat komunitas bernama Pelangi Laros.

JADI SATU: Anggota Komunitas Pelangi Laros berkumpul di rumah Subari, Jalan Banterang Baru, Kelurahan Kampung Melayu, Banyuwangi.

FREDY RIZKI, Banyuwangi PELANGI bisa berarti berwarnawarni. Itulah yang mengilhami nama komunitas Pelangi Laros. Pelangi Laros berkomitmen mempersatukan beberapa komunitas gay atau lelaki seks lelaki (LSL), lesbian, dan wanita pria (waria). Semua orang dari semua http://www.radarbanyuwangi.co.id

Ngurus SIM bisa secara online Para calo tetap pakai cara manual saja! Pabrik Gula Glenmore beroperasi Agustus Semoga manisnya gula bisa dirasakan warga lokal!

PELANGI LAROS FOR RABA

latar belakang dapat bersatu di Pelangi Laros. Jawa Pos Radar Banyuwangi

mendengarkan langsung kisah terbentuknya komunitas tersebut berdasar penuturan Dewan Pembina

Komunitas Pelangi Laros. Subari Sofyan salah satunya n Baca Jadi...Hal 35 email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com


olahraga RADAR Banyuwangi

26

Jawa Pos

Kamis 14 Januari 2016

Tiket Khusus Pelajar Diturunkan BANYUWANGI - Persewa­ ngi bakal memanfaatkan betul laga kandang saat menjamu Persela Lamongan di Stadion Diponegoro, Banyuwangi, 31 Januari nanti. Target utama adalah meraih kemenangan di laga tersebut. Meski hanya laga ekshibisi, ada trik khusus untuk menarik publik memadati stadion. Tentu saja, selain mengandalkan suporter Laros Jenggirat, Persewangi juga membidik kalangan pelajar. Untuk menggaet kalangan pelajar itu, panitia pelaksana (panpel) memberikan harga khusus. Tiket ekonomi khusus

RENDRA KURNIA/RaBa

Agenda Kota

Lomba Lagu Banyuwangi IKUTI, lomba karaoke lagu daerah Banyuwangi se-Kare­ sidenan Besuki plus Lumajang. Untuk usia 40 tahun keatas putra/putri. Lomba digelar Minggu, 17 Januari 2015, pukul 12.00 di Café VW/Fafan Jalan Raya Jember KM 7 DadapanKabat. Pendaftaran Rp 100 ribu. Kejuaraan dibagi dua ka­ tegori. Hadiah uang pembinaan dan tropy. Informasi Eddy 085102631173; 082140262676.; Si Hem 081249298008. (*)

Pencak Silat

Dok.RaBa

BERJAYA: Salah satu prestasi PSHT Banyuwangi dalam kejuaraan krida siswa Banyuwangi beberapa waktu lalu.

PSHT Tatap Kejuaraan Internasional di Solo BANYUWANGI - Kiprah organisasi pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Banyuwangi semakin berkembang. Potensi para atlet untuk meraih prestasi terus ditingkatkan. Bukan hanya di level lokal, salah satu anggota dari Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) juga siap berlaga pada agenda internasional yang digeber di Solo. Even tersebut bertajuk Sebelas Maret Internasional Pencak Silat Championship yang dilaksanakan pada tanggal 19 hingga 24 Maret nanti. ‘’Kita siapkan atlet terbaik,” tukas pelatih tim PSHT Banyuwangi, Siswanto, kemarin. Dia menyebut, saat ini para atlet terus melakukan latihan keras. Sebab, persaingan menuju juara sangat berat. “Kita bukan sekadar tampil, tapi ditarget meraih medali,” tegas tokoh asal Cluring itu. Lantas, berapa atlet yang akan dikirim dalam even itu? Siswanto telah memiliki kerangka tim terbaik. Dia mencatat ada sepuluh pesilat yang tengah digodok dalam latihan rutin. ‘’Kita siapkan di 10 kelas,” tandasnya. Capaian PSHT Banyuwangi dalam beberapa tahun memang menanjak. Belum lama ini para atlet PSHT Banyuwangi sukses besar dalam Kejuaraan PSHT bertajuk Unej Cup. PSHT Banyuwangi juga menjadi bagian yang sukses pada Kejuaraan Kabupaten Pencak Silat Antarpelajar yang digeber di GOR Tawang Alun, Banyuwangi. PSHT menjadi salah satu organisasi yang mendominasi perebutan juara. (ton/c1/als)

KONI

Paguyuban Cabor Kebakaran Jenggot BANYUWANGI - Polemik terus terjadi pasca mundurnya Bambang Wahyudi sebagai ketua umum KONI Banyuwangi. Hingga kemarin nasib induk organisasi semua cabang olahraga (cabor) itu masih belum jelas. Masalah baru muncul hingga menimbulkan perang terbuka yang melibatkan Paguyuban Cabor versus pengurus internal KONI Banyuwangi. kedua kubu memiliki pandangan berbeda terkait langkah-langkah penyelamatan organisasi olahraga tersebut. Ketua Paguyuban Cabor, Mukayin, telah ditunjuk mayoritas cabor untuk mengisi pelaksana tugas (Plt) Ketua KONI Banyuwangi n  Baca Paguyuban...Hal 35

Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono Wakil Pemimpin Redaksi/Korlip: Syaifuddin Mahmud Redaktur: Ali Sodiqin, A.F. Ichsan Rasyid Staf Redaksi: Sigit Hariyadi, Niklaas Andries, Ali Nurfatoni, Chien Jullien Anisa, Taufik Ferdiansyah, Fredy Rizki Manunggal Fotografer: Galih Cokro Buwono Editor Bahasa: Minhajul Qowim Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis (Koordinator), Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja

Gunakan Pemain Gabungan LAMONGAN - Misi ganda diusung Persela Lamongan dalam laga ekshibisi melawan Persewangi Banyuwangi akhir bulan ini. Selain menyolidkan tim, Persela bakal melakukan evaluasi terhadap para pemain hasil penjaringan dari kompetisi internal. Sebab, tim berjuluk Laskar Joko Tingkir tersebut berencana membawa beberapa pemain hasil penjaringan kompetisi internal yang baru usai digelar. “Saat ini masih sedang diinventarisasi pemain-pemain hasil penjaringan dari kompetisi internal lalu untuk dibawa ke Banyuwangi nanti,” kata pelatih Persela, Didik Ludianto. Menurut dia, skuad Persela di Banyuwangi nanti merupakan gabu­ ngan pemain senior, muda, dan hasil penjaringan kompetisi internal. ‘’Para pemain dari tiga unsur tersebut akan dipadukan. Mudah-mudahan hasilnya bagus,” harapnya. Didik menjelaskan, pemain senior dan muda selama ini sering berlatih dan bertanding. Tan-

tangannya justru memadukan pemain baru hasil bidikan dari kompetisi internal dengan para pemain Persela. ‘’Memang akan ada kesenjangan. Tapi kalau pemain hasil penjaringan memiliki skill unggul, akan mudah terlihat dari kemampuannya beradaptasi dengan pemain yang sudah berpengalaman. Hal itu yang kita harapkan, sehingga bisa muncul lebih banyak pemain baru produk internal Persela sendiri,” jelasnya. Menurut dia, saat ini masih pro­ ses inventarisasi pemain. Sehingga, latihan belum dilaksanakan. “Mungkin latihan baru diagendakan setelah 16 Januari mendatang, setelah inventarisasi pemain selesai,” tuturnya. (feb/yan/c1/jpnn) DIGABUNGKAN PEMAIN MUDA: Gelandang senior Zaenal dan Arifin bakal dipadukan dengan gelandang lokal hasil kompetisi internal Askab PSSI Lamongan untuk menghadapi laga ekshibisi di Banyuwangi. FARID FANDI/JAWA POS

Pujo Waluyo Pimpin IGORA BANYUWANGI - Kepengurus­ an Ikatan Guru Olahraga (IGORA) Banyuwangi berpindah komando. Pujo Waluyo resmi menggantikan ketua sebelumnya, Suhartoyo. Pujo terpilih secara aklamasi dari peserta yang merupakan perwakilan guru olahraga se-Kecamatan Banyuwangi pada Rabu (13/1) di SD Tunas Zaitun lingkungan Perumahan Mendut Regency Banyuwangi. Pujo akan menjabat Ketua IGORA hingga 2019 mendatang. Kepada koran ini, Pujo Waluyo mengatakan, pemilihan peng­ urus baru ini merupakan penyegaran yang bertujuan untuk lebih meningkatkan prestasi siswa-siswi SD yang selama ini sudah sangat bagus. Tugas yang diemban ini memiliki tanggung jawab yang berat. Karena harus mempertahankan dan mening­ katkan prestasi atlet siswa SD. Seperti diketahui, saat Pekan Olahraga (POR) SD di Tulung­ agung, kontingen atlet SD Banyuwangi berhasil menjadi runner up setelah Kota Surabaya. “Meski runner up, tetapi juara 2 se-Jatim sudah sangat bagus,” kata guru olahraga SDN 1 Kalipuro ini. Dikatakan, dengan kerjasama antarguru olahraga di masingmasing sekolah, maka perjuang­ an untuk membina atlet SD ini dirasa akan mudah. IGORA bertekad memajukan prestasi olahraga di Kabupaten Banyuwangi, khususnya di kalangan

Pemasaran dan Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha Iklan: Sidrotul Muntaha, Dian Effendi Administrasi Iklan: Fitria Arifiana Event: Benny Siswanto Keuangan: Citra Puji Rahayu Kasir: Widi Ukiyanti, Piutang: Anissa Windyah Sari Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti Perpajakan: Cici Irma Setyani Corporate Lawyer Jawa Pos Group: Dr. Harris Arthur Hedar SH MH Direktur: Samsudin Adlawi

 Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.

BIDIK KALANGAN MUDA: Kapolres Bastoni menendang bola tanda dimulainya pertandingan antara Persewangi v Persebaya. Panitia menurunkan harga tiket untuk laga ekshibisi melawan Persela.

pelajar itu dijual hanya Rp 15 ribu. ‘’Kita memang membidik kalangan pelajar. Tarif yang kita patok untuk pelajar paling murah dari kategori lain,” ungkap ketua panpel, Yusuf Hidayat, kemarin. Menurut Yusuf, even tersebut memang bukan sekadar laga uji coba. Sebab, pertandingan ekshibisi itu membawa misi gerakan antinarkoba. ‘’Karena kalangan pelajar merupakan generasi bangsa, maka kita beri kebijakan khusus untuk pelajar,” tandasnya. Dia menjelaskan, harga tiket khusus pelajar itu memang sesuai seruan Kapolres Banyuwangi, AKBP Bastoni Purnama. ‘’Harga tiket ekonomi umum dan khusus Laros juga berbeda,” tukasnya. Pada kesempatan itu, Yusuf menyebut harga tiket ekonomi umum senilai Rp 25 ribu. Khusus suporter Laros Jenggirat tarif yang ditentukan senilai Rp 20 ribu. (ton/c1/als)

WAHIDA/RaBa

Dengan kerjasama antarguru olahraga, maka perjuangan untuk membina atlet SD ini akan mudah” Pujo Waluyo Ikatan Guru Olahraga Banyuwangi

pelajar, dalam rangka upaya pembibitan dan pembinaan yang berkesinambungan. “Selain itu, untuk memberda­ yakan kemampuan profesional guru olahraga di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang tergabung dalam IGORA dalam upaya meningkatkan mutu olahraga di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Banyuwangi,” kata Pujo kemarin. (*/als)

Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Agus Baihaqi Staf Redaksi: Shulhan Hadi, Dedy Jumhardiyanto Pengembangan Usaha: Abdul Aziz Iklan: Thomy Sila Acrhdiansyah, Eko Budiyono Pemasaran: Wahyu Nugroho Administrasi: Titin Wulandari Kantor Genteng: Ruko Madania, Jl Hasyim Asy’ari No 06 Genteng Telp : (0333) 845860

Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Edy Supriyono Staf Redaksi: Nur Hariri, Habibul Adnan Fotografer: Rendra Des Kurnia Lay Out/Grafis: Pemasaran: Samsuri Administrasi: Dimas Ayu Dewi Fintari Kantor Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982.

 Wartawan Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.

Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Website: www.radarbanyuwangi.co.id. Email: radarbwi@gmail.com, beritaraba@gmail.com, artikelradarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300

 Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi


KAMis 14 JAnuARi

tAHun 2016

HALAMAn 27

Nilai Situbondo Belum Capai 50 Kunjungan Kerja, Menpan RB Bertemu dengan Pejabat Pemkab SITUBONDO – Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB), Yuddy Chrisnandi kemarin (13/1) berkunjung ke Kota Santri. Dia menyempatkan bertemu dengan pejabat pemerintahan di lingkungan Pemkab Situbondo. Dalam kesempatan itu, dia meminta kepada jajaran birokrasi untuk meningkatkan pelayanan publik. Birokrasi harus mempermudah pelayanan kepada masyarakat. ”Perbaiki pelayanan, jangan dipersulit,” terangnya. Yuddy menerangkan, sudah bukan waktunya birokrasi mempersulit pelayanan. Di instansi pemerintahan, seperti perijinan, dan lain sebagainya, harus lebih mengedepankan memberi kemudahan kepada masyarakat. ”Birokrasi adalah pelayan rakyat, jadi harus lebih melayani,” terang Yuddy. Dengan begitu, akan berdampak terhadap peningkatan capaian kinerja atau yang disebut akuntabilitas. Nah, dari hasil evaluasi, akuntabilitas Kabupaten Situbondo masih rendah. ”Instansi pemerintahan daerah Kabupaten Situbondo, nilainya belum mencapai 50. Masih di bawah n  Baca Nilai...Hal 28 bERKunJunG: Menpan-Rb,Yuddy Chrisnandi memberikan arahan di pendopo bupati kemarin.

KASUS PILKADA

HAbibuL ADnAn/JPRs

Da-Di Menjawab Materi Gugatan Dalam Persidangan Lanjutan di MK SITUBONDO – Pasangan Calon (Paslon) Dadang Wigiarto- Yoyok Mulyadi (DaDi) mengklaim bisa

menjawab semua materi gugatan yang diajukan Paslon Abdul Hamid Wahid-Fadil Muzaki Syah (Hafass) selaku pemohon dalam persidangan jawaban termohon kemarin (13/1). Pengacara DaDi, Reno Widigdiyo menerangkan,

seluruh gugatan Hafass dijawab berdasarkan dalil-dalil kuat di hadapan majelis hakim Mahkamah Konstitusi (MK). Bahkan, terang Reno, merujuk dari bukti yang dimilikinya, gugatan Hafass tidak ada yang ter-

bukti sama sekali. ”Malah materi gugatan yang disampaikan pemohon tertuju atau mengarah kepada dirinya,” terang Reno. Dia mencontohkan tentang adanya praktik money politik yang dilakukan Paslon nomor urut tiga

itu. Dari semua dalil-dalil yang diajukan, tidak ada satu pun yang mengarah kepada praktek money politik. ”Misalnya money politik disebut terjadi di salah satu desa di Kecamatan Banyuglugur n  Baca Da-Di...Hal 28

Tarif MPU Jadi Rp 6 Ribu Berlaku Mulai Jum’at Besok

nuR HARiRi/JPRs

PAsRAH: sri Handayani bersama kuasa hukumnya, Fathol bari sebelum sidang pledoi, di Pn situbondo kemarin (13/1).

SITUBONDO – Ini kabar gembira bagi warga yang sering menggunakan jasa mobil penumpang umum (MPU). Sebab, setelah pemerintah pusat menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) awal Januari 2015 lalu, para pemilik dan sopir MPU di Situbondo juga menurunkan tarifnya. Bahkan, tarif yang diturunkan

Berharap Keajaiban Putusan Sidang SITUBONDO - Terdakwa kasus nyoblos dua kali dalam pemilihan bupati dan wakil bupati (pilbub) Situbondo 9 Desember lalu, tampak pasrah dalam sidang pledoi, di Pengadilan Negeri (PN) Situbondo, kemarin (13/1). Sri Handayani berharap, dirinya bisa dibebaskan oleh majelis hakim dalam sidang putusan yang rencananya akan digelar Jumat (15/1) besok. Ibu rumah tangga asal Desa Wringinanom, Kecamatan Panarukan ini menilai, perbuatan mencoblos dua kali dengan tuntutan jaksa tidak sepadan. Sri Handayani merasa tuntutannya terlalu berat. Dia berharap ada keajaiban putusan majelis hakim n  Baca Berharap...Hal 28

HUKUM

nuR HARiRi/JPRs

oleh pengelola dan sopir MPU mencapai 14 persen. Hal ini jauh melampaui ketentuan Surat Edaran (SE) Nomor 2 Menteri Perhubungan Tahun 2016. Sebab dalam SE, penyesuaian tarif angkutan angkutan umum kelas ekonomi hanya mematok penurunan tarif harus turun sebanyak lima persen. Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Pemkab Situbondo n  Baca Tarif...Hal 28

bAnYAK KosonG: suasana angkutan umum yang mengangkut dan menunggu penumpang di perempatan jalan Madura, kemarin (13/1).

Fraksi PKB Bagi-bagi Sembako SITUBONDO – Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) belum lama ini mengadakan kegiatan sosial. Partai yang berlambang bola dunia dengan bintang sembilan itu membagikan sembako (sembilan bahan kebutuhan pokok) kepada masyarakat yang membutuhkan. Kegiatan dilaksanakan di Dusun Krajan, Desa Sumberkolak, Kecamatan Pana-

rukan. Ada beberapa warga yang mendapatkan bingkisan sembako. ”Acara ini dalam rangka khidmat PKB kepada masyarakat,” terang Edy Wahyudi, Ketua Fraksi PKB Kabupaten Situbondo. Dia menerangkan, kegiatan ini sekaligus sebagai bentuk kepedulian partai terhadap masyarakat miskin. Menurutnya, masyarakat yang kurang beruntung, memang harus

mendapatkan perhatian dari semua pihak. Bagi Edy, semua pihak harus menyempatkan diri mengulurkan tangan kepada masyarakat yang kurang mampu. Setiap saat, bantuan dan uluran tangan dari para deramawan, sudah pasti mereka harapan. ”Sudah pasti uluran tangan kita ditunggu dan diHAbibuL ADnAn/JPRs harapkan mereka,” ujar Edy n bERbAGi: Ketua FPKb, Edy Wahyudi membagikan sembako di Desa sumberkolak,  Baca Fraksi...Hal 28 Kecamatan Panarukan.

Rina, bocah 23 bulan yang Menderita Hydrocephalus nuR HARiRi/JPRs

KoMPAK: Massa menunjukkan poster seputar kasus korupsi di depan pintu gerbang Kejari situbondo, kemarin (13/1).

Tuntut Selesaikan Kasus Korupsi SITUBONDO - Ratusan massa menuntut penuntasan kasus korupsi yang penangannya dinilai lamban, kemarin (13/1). Massa yang tergabung dalam Forum Masyarakat Bersatu (Formabes) for Situbondo ini mendatangi kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Situbondo. Massa ini sebelumnya berkumpul di Jalan WR Soepratman dan berkonvoi menuju Kejari Situbondo. Mereka menggunakan sepeda motor, pikap, bahkan naik angkutan umum. Begitu sampai di depan Kejari Situbondo, massa mulai turun dan membentangkan puluhan poster. Pengamatan wartawan Jawa Pos Radar Situbondo menyebutkan, beberapa poster itu bertuliskan hujatan kepada koruptor. Diantaranya bertuliskan: ‘Buanglah Sampah Pada Mulut Koruptor’ n  Baca Tuntut...Hal 28

Baru Diketahui Orang Tua Sejak Usia Empat Bulan Kepala Rina semakin membesar. Ini akibat dari penyakit yang diderita bocah yang belum genap berusia dua tahun itu. Rina menderita Hydrocephalus sejak usia empat bulan.

bARu DAPAt PERAWtAn: Rina terbaring lemas di RsuD dr. Abdoer Rahem. saat ini dia mendapatkan perawatan di rumah sakit tersebut.

HABIBUL ADNAN, Banyuglugur RUMAH tersebut hanya berukuran 3 x 5 meter. Lantainya dari tanah. Di dalam rumah gedek yang sempit itu ada dua lencak (balai-balai yang terbuat dari bambu). Hanya ada satu tikar diantara dua balai yang berjejer lurus tersebut. Sedangkan balai-balai yang satu tanpa sehelai alas pun. Padahal, balai tanpa tikar tersebut setiap malam digunakan sebagai tempat istirahat dua bocah dan satu nenek tua yang sudah berusia lanjut. Gubuk kecil ini adalah milik keluarga Rina, bocah penderita Hydrocephalus yang baru berusia 23 bulan n  Baca Menderita...Hal 28

HAbibuL ADnAn/JPRs


RADAR situbondo

afriCa Van java Sidang Berlangsung Selama Dua Jam

28

Jawa Pos

n da-di...

Sambungan dari Hal 27

Padahal, tidak ada desa yang bernama itu di Banyuglugur,” terangnya. Berdasarkan bukti yang dimiliki DaDi, praktek money politik malah dilakukan pemohon. Reno menerangkan, pihaknya memiliki video tentang hal itu. ”Praktek money politik yang tertangkap basah dilakukan pihak mereka. Kita punya videonya,” terangnya lagi. Begitu juga dengan daftar pemilih tetap (DPT) fiktif disebut oleh pemohon ada di basis suara Paslon nomor urut tiga. Padahal, berdasarkan data DaDi, DPT fiktif di beberapa basisnnya jumlahnya sangat sedikit. ”Di Kecamatan Panji hanya 669, Kapongan 670 DPT yang disebut fiktif. Sedangkan di

Banyuputih ada 7 ribu lebih DPT fiktif. Artinya, DPT fiktif itu terbesar ada di basis suara Hafass,” kata Reno. Pengacara asal Kecamatan Panji itu juga mengklaim bisa mematahkan materi gugatan tentang adanya pengerahan birokrasi. Kata Reno, pengerahan birokrasi malah secara masif dilakukan Hafass. Menurut Reno, pihaknya memiliki bukti kuat adanya usaha pengerahan birkorasi untuk memilih Hafass. ”Kita punya video penekanan kepada SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) untuk memilih Hafass,” terang Reno lagi. Dia menambahkan, terkait masalah ini, Dadang Wigiarto saat masih menjabat sebagai bupati malah menyebarkan edaran tentang netralitas Pegawai Negeri Sipil (PNS). Edaran ini kembali diperkkuat oleh

Pj bupati. Atas dasar ini, sebagai bukti kalau bukti pengerahan birokrasi untuk memilih DaDi tidak ada sama sekali. Makanya, Reno sangat yakin kalau persidangan perselisihan Pilkada ini sulit dilanjutkan ke persidangan pokok-pokok perkara. ”Tapi kita tetap menunggu putusan sela hakim,” terang Reno. Sayang sekali, Jawa Pos Radar Situbondo (JPRS) tidak bisa mendapatkan keterangan dari tim Paslon Hafass. Sunardi Muhib selaku ketua tim pemenangan Paslon ditelepon beberapa kali tidak pernah mengangkat telepon. Pesan singkat yang dikirim kepadanya juga tidak dibalas. Sementara itu, Kuasa Hukum Komisi pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Situbondo, Eko Kintoko Kusumo mengatakan,

eksepsi dan bantahan yang disampaikan kemarin ada 17 halaman dengan mengajukan 74 Alat Bukti. Termasuk di dalamnya ada alat bukti 17 ribu lebih pemilih yang oleh pemohon disebut sebagai pemilih fikitif. Melalui pesan singkat yang dikirimkan via black berry masanger (BBM) kepada wartawan koran ini, Eko mengatakan, yang sebenarnya ini adalah pemilih yang memiliki hak pilih. Ini terbukti dari jangka waktu mereka tinggal di Situbondo yang sudah lebih dari enam bulan, bahkan bertahun-tahun. Hanya saja, terang Eko, tidak tersentuh layanan administrasi kependudukan. ”Sehingga mereka tidak punya NIK dan NKK,” terangnya. Kasus yang demikian, tidak bisa dikatakan pemilih fiktif. Terhadap mereka ini, meng-

hilangkan hak pilih satu orang saja, berakibat terjadi pelanggaran HAM yang berkaitan dengan hak politik warganegara. ”Ini PR Pemkab mencari solusi untuk mengcover problematik kependudukan agar dalam Pemilu kedepan tidak menjadi masalah klise,” tulis Eko.

Sidang lanjutan dengan agenda pembacaan jawaban termohon kemarin dimulai sekitara pukul 08.00 hingga pukul 10.00. Sidang akan dilanjutkan kembali pada tanggal 18 Januari dengan agenda sidang putusan sela hakim. ”Apakah permohonan pemo-

Kamis 14 Januari 2016

hon diterima dan sidang dilanjutkan pembuktian atau kah putusan permohonan tidak dapat diterima, sehingga per­kara ditutup karena tidak memenuhi syarat formil, akan diketahui dalam putusan sela pekan depan,” pungkas Eko. (bib/pri)

NUR HARIRI/JPRS

AUDIENSI: Perwakilan massa berdialog dengan Kasat Reskrim di Polres Situbondo, kemarin (13/1).

Massa Demo Juga Menuju Polres n tuntut...

Sambungan dari Hal 27

HABIBUL ADNAN/JPRS

BERSALAMAN: PJ Bupati Zainal Muhtadien memberikan cinderamata kepada Menpan-RB, Yuddy Chrisnandi di pendopo kemarin.

Puji Pelaksanaan Pilkada Kondusif n nilai...

Sambungan dari Hal 27

Artinya, banyak hal yang harus diperbaiki,” ujarnya panjang lebar. Sebab itulah, segala upaya harus terus ditingkatkan. Itu jika menginginkan kualitas pembangunan dan hasil kinerja pemerintah daerah di Kabupaten Situbondo semakin baik.

Baginya, untuk meningkatkan akuntabilitas, harus ada komitmen dari jajaran pimpinan di pemerintahan Kabupaten Situbondo. Menurut Yuddy, pimpinan itu bukan hanya kepala daerah atau wakil kepala daerah saja. ”Semua kesatuan sistem birokrasi yang disebut dengan institusi adalah jajaran pimpinan.

Makanya yang dinilai kinerja institusi pemerintahan,” terang orang nomor satu dilingkungan kementerian PAN & RB itu. Jika akuntabilitas meningkat, secara langsung akan berdampak terhadap kemajuan Kabupaten Situbondo. ”Sudah pasti PAD (Pendapatan Asli Daerah) meningkat jika akuntabel baik,” katanya.

Selain itu, Yuddy juga menyinggung soal pelaksanaan Pilkada di Kabupaten Situbondo. Dia mengatakan, Pilkada sudah berjalan dengan kondusif. Oleh karena itulah, kondusifitas tersebut harus tetap dijaga sampai dengan pelantikan bupati dan wakil bupati nanti. ”Selanjutnya, kita dukung pemerintahan yang baru,” katanya. (bib/pri)

Dishub Berjanji Beri Sanksi Tegas n tarif...

Sambungan dari Hal 27

Lutfi Joko Prihatin mengatakan, berdasar SE Kementerian Perhubungan tertanggal 7 Januari 2016 lalu, pihaknya langsung mengumpulkan paguyuban MPU. “MPU trayek ke wilayah Bondowoso, Besuki maupun trayek ke wilayah Asembagus, semuanya dikumpulkan. Selain itu kami juga mengundang

organisasi gabungan angkutan darat (Organda) Situbondo,” kata Lutfi ditemui di ruang kerjanya. Dalam musyawarah yang digelar di Kantor Dishubkominfo, akhirnya disepakati penurunan tarif sebesar Rp 1.000 atau 14 persen. “Kesepakatan tiga paguyuban pengelola MPU di Situbondo, disepakati untuk penurunan tarif MPU. Yaitu, dari sebelumnya sebesar Rp 7 ribu menjadi Rp 6 ribu. Itu untuk

trayek jurusan Situbondo-Asembagus, Situbondo-Besuki dan trayek Situbondo-Bondowoso. Kesepakatan ini disaksikan langsung oleh Organda Situbondo,” paparnya. Nah, berdasar kesepakan tersebut, pihaknya memberi peringatan keras agar tidak ada pengelola dan sopir MPU yang bermain-main. “Kalau ada yang melanggar kesepakan ini kami tidak akan segan-segan untuk

memberikan sanksi tegas. Ada sanksi ringan berupa peringatan sampai sanksi berat yaitu pencabutan ijin trayek,” tegas Lutfi. Data yang berhasil dikumpulkan, penerapan turunnya tarif MPU tersebut akan diberlakukan sejak Jumat (15/1) besok. Dishubkominfo meminta jika ada MPU yang melanggar kesepakatan itu diharapkan agar segera dilaporkan sehingga bisa ditindaklanjuti. (rri/pri)

Ke Depan Bantuan Akan Ditingkatkan n fraksi...

Sambungan dari Hal 27

Tidak terkecuali partai-partai politik. Dia berharap, partai politik seharusnya lebih peka terhadap kemiskinan. Makanya,

FPKB akan terus berkomitmen untuk lebih peduli kepada masyarakat miskin. Edy berharap, kegiatan tersebut akan mampu mengurangi beban hidup masyarakat dan kaum dhuafa. Dengan be-

gitu, tingkat kemsikinan yang tinggi di Kabupaten Situbondo tidak terlalu membenani masyarakat. Ke depan, direncanakan Frak­si PKB akan memberikan bantuan dalam jumlah yang

lebih banyak lagi. Termasuk juga jumlah masyarakat yang menerimanya juga diusahakan lebih banyak. ”Semoga ke depan kita mampu berbuat yang lebih banyak lagi,” katanya. (bib/pri/adv)

Mengharapkan Anaknya Hidup Normal n menderita...

Sambungan dari Hal 27

Balai-balai yang menggunakan tikar sebagai tempat tidur Rina bersama Sunip, 40, ibu kandungnya. Sedangkan balai yang satunya sebagai tempat tidur kedua kakak Rina dan dan neneknya. Sunip, ibu kandung Rina sudah lama menjanda. Dari hasil pernikahannya dengan Sati’i, mantan suaminya, dia dikarunia tiga anak. Anak yang pertama baru kelas 6 SD, anak kedua kelas 3 SD. Sedangkan Rina adalah anak ketiganya. Sunip satu-satunya sebagai ujung tombak keluarga itu. Sedangkan dia sendiri hanya bekerja sebagai buruh tani se-

rabutan. Dia mengaku, untuk biaya hidup anak-anaknya, menjadi tanggung jawab Sunip. ”Biaya makan, biaya berobat dan biaya sekolah anak saya, menjadi tanggung jawab saya,” katanya. Sunip mengaku, sejak kecil, anaknya tidak pernah men­ dapatkan perawatan. Dia sendiri tidak membawa anaknya ke dokter karena tidak memilik biaya. ”Hanya berdoa saja semoga mendapatkan kesembuhan,” katanya. Menurutnya, penyakit yang diderita anaknya mulai terlihat sejak usianya empat bulan. Semula kata Sunip, anaknya menderita demam terus me­ nerus. Lama-kelamaan, bentuk kepalanya semakin membesar.

Kondisi penyakit yang menggerogoti balita ini sudah cukup parah. Dari kepalanya yang berukuran besar, mengeluarkan cairan melalui kedua matanya. Sedangkan di bawah mata sebelah kiri, terdapat benjolan. Selain itu, akibat penyakit yang dideritanya, pertumbuhan Rina tak seperti anak seusianya. Sampai saat ini Rina masih belum bisa merangkak maupun duduk. Itu karena dia tidak kuat menahan beban ukuran kepalanya yang kian membesar. Sunip menerangkan, anaknya baru mendapatkan perawatan medis saat usianya sudah meng­ in­jak 19 bulan. Dan inilah yang membuat penyakit tersebut semakin parah. ”Dan imbasnya sekarang semakin sulit ditan-

gani,” katanya lagi. Akan tetapi Rina sendiri bersyukur karena anaknya sudah mendapatkan perawatan. Saat ini Rina memang sedang menjalani perawatan intensif di RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo. Dia dirawat di rumah sakit yang berlokasi di Jalan Anggrek ini atas rujukan dari Polindes di tempatnya. Sunip sendiri berharap agar anaknya segera diberikan kesembuhan. Sebab, dari pengakuannya, dirinya sudah lama mengharapkan anaknya hidup normal. Dia sebenarnya tidak tega melihat Rina bergelut dengan penyakit yang parah itu. Apalagi anaknya masih sangat kecil. ”Kadang saya menangis kalau melihat kondisi anak saya,” katanya.(pri)

‘Koruptor Lebih Kejam Dari Penjajah’. ‘Hukum Gantung Koruptor dan Bersihkan Situbondo Dari Korupsi’. Anang Sugik, salah satu orator menyebutkan, kejaksaan harus berani menyeret para koruptor ke meja hijau. “Kejaksaan harus bisa merebut kepercayaan kami dengan kerja nyata memberantas koruptor di Situbondo. Jangan justru melindungi para koruptor, kami pasti akan melawan,” katanya. Sekitar 30 menit kemudian, enam perwakilan massa diijinkan masuk ke kantor Kejari Situbondo. Mereka ditemui Kepala Kajari Situbondo, Satimin dan Kasi Intel Kejari Situbondo, Aditya. Audiensi antara perwakilan massa dengan Kejari Situbondo ini berlangsung secara tertutup di lantai dua.

Usai itu, ratusan massa kemudian bergeser ke Polres Situbondo. di Polres mereka ditemui Kasat Reskrim dan Kanit Pidek. Kepada polisi ini massa mempertanyakan dua kasus. Yaitu kasus dugaan penggelapan dan kasus pelanggaran ITE. Menurut Kasat Reskrim, AKP Riyanto, dua kasus yang ditanyakan masih dalam proses hukum. “Ada tiga yang ditanyakan. Kasus korupsi sudah puas semuanya. Kemudian kasus penggelapan dengan tersangka Amirul Mustofa dan kasus ITE dengan tersangka Hafid Yusik,” katanya. Riyanto menjelaskan, posisi kasus Amirul Mustofa yang diduga melakukan penggelapan dana aksi masih P19. Berkas kasus ini sebenarnya sudah dilimpahkan ke Kejari Situbondo. Namun, masih ada persyaratan yang dinilai jaksa masih kurang. “Sudah empat kali kami lim-

pahkan. Tapi, masih ada yang kurang. Untuk kasus ini kerugiannya kecil, kalau tidak salah dibawah satu juta,” ujarnya. Untuk kasus pelanggaran ITE dengan tersangka Hafid Yusik, pihaknya masih menunggu hasil labfor yang dilakukan di Mabes Polri. “Kalau pemberkasannya sudah hampir tuntas. Tetapi sampai saat ini hasil labfor masih belum. Kalau Hp (handphone Hafid Yusik) sudah kami kirim ke mabes. Jadi masih menunggu hasil labfor itu,” paparnya. Riyanto menegaskan, setiap kasus yang masuk ke Polres seluruhnya ditangani. Akan tetapi setiap kasus memiliki tahapan dan penanganan yang tidak sama. “Kalau harapan kami ingin cepat P21 sehingga pekerjaan tuntas. Tapi yang menentukan kasus menjadi P21 itu adalah hak kejaksaan,” pungkasnya. (rri/pri)

Dituntut dengan Hukuman Paling Ringan n berharap...

Sambungan dari Hal 27

“Saya hanya pakai undangan milik satu orang, tapi dituntut 12 bulan penjara dan denda Rp 4 juta subsider satu bulan, ini menurut saya terlalu berat. Saya harap hakim membebaskan saya atau hukumannya diringankan,” kata Sri Handayani, kepada wartawan Jawa Pos Radar Situbondo, kemarin (13/1). Sementara itu, dalam sidang pledoi yang digelar di PN Situbondo kemarin (13/1), kuasa hukum terdakwa, Fathol Bari mengaku terus mengupayakan

pembelaan. “Kami mengupayakan yang terbaik untuk terdakwa,” katanya. Dikatakan, Sri Handayani merupakan seorang ibu rumah tangga yang memiliki anak kecil. “Secara kemanusiaan kami harap, hakim memutuskan dengan adil. Kalau terbukti bersalah semoga dihukum seringan mungkin, kalau tidak terbukti bersalah semoga dibebaskan,” ungkapnya. Sidang pledoi yang dipimpin hakim ketua Mira Senandung, SH. ini kemudian ditutup usai Fathol Bari membacakan pembelaannya. Sidang lanjutan rencananya

akan digelar Jumat (15/1) besok, dengan agenda putusan. Data yang berhasil dikumpulkan, tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) yang dibacakan JPU Suryani dan Yusak Djunarto dalam sidang sebelumnya merupakan tuntutan paling ringan. Dalam peraturan tindak pidana pilkada, terdapat ancaman hukuman minimal serta ancaman hukuman maksimal bagi pelanggar. Dengan dituntut 12 bulan kurungan dan denda Rp 4 juta subsider sebulan penjara, maka JPU sudah menuntut Sri Handayani dengan tuntutan paling ringan. (rri/pri)

Dikira Tewas, Orgil Malah Tertawa PANJI - Ratusan warga dihebohkan dengan keberadaan orang gila (orgil) yang dikira tewas, kemarin (13/1). Orgil itu ditemukan di dalam saluran drainase depan kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Pemkab Situbondo. Pada mulanya, warga yang melintas di atas drainase pinggir Jalan Madura, Kecamatan Panji, melihat dua kaki di dalam drainase. Warga yang menemukan itu kemudian menceritakan kepada beberapa pegawai BKD. Begitu dipastikan, kaki orgil tidak bergerak, peristiwa ini dilaporkan kepada polisi. Hanya sekitar 15 menit, sejumlah polisi dari Polsek Panji dan Polres Situbondo tiba di lokasi. Puluhan pegawai dan puluhan warga yang melintas di Jalan Madura kemudian ikut menyaksikan rencana evakuasi jasad orgil tersebut. Polisi yang sudah siap kemudian memasang police line atau tanda larangan melintas. Siapa sangka, setelah tali plastik kuning di pasang, dua kaki orgil itu bergerak. Namun, polisi dan warga masih tetap menduga jika orgil sudah mati. Salah seorang anggota polisi kemudian memegang dua kaki orgil tersebut. Pada saat ditarik pertama kali, mungkin orgil itu berpegangan sehingga sulit dikeluarkan. “Berat sekali ini, sulit ditarik,” kata anggota polisi yang menarik kaki orgil di drainase yang hanya memiliki dalam sekitar 60 cm tersebut. Upaya penarikan untuk kali kedua baru berhasil.

NUR HARIRI/JPRS

MENGEJUTKAN: Salah seorang anggota polisi menarik kaki orgil di saluran drainase depan kantor BKD Situbondo, kemarin (13/1).

Tubuh orgil selanjutnya bisa dikeluarkan dari dalam drainase. Begitu seluruh tubuhnya keluar, orgil itu justru tersenyum tanpa merasa bersalah. Ratusan warga selanjutnya tertawa dan meninggalkan orang gila yang duduk di atas drainase tersebut. “Orang gila ini bikin susah orang saja,” kata warga di sekitar lokasi. Menurut pegawai BKD, Jonaidi mengatakan, warga sebelumnya memang terkejut. Sebab, orgil itu hanya terlihat kakinya saja. “Semua orang terkejut. Karena hanya terlihat kakinya, tidak bergerak lagi. Makanya tadi dipanggilkan polisi,” katanya. (rri/pri)


EKONOMI BISNIS R A D A R

Jawa Pos

Kamis 14 Januari 2016

BERAS IR 64 0

GULA PASIR

MIGOR CURAH

DAGING SAPI

0

TELUR AYAM RAS

DAGING AYAM BROILER

0

0

KACANG KEDELAI IMPOR 0

100

CABAI RAWIT

KACANG KEDELAI LOKAL

12.500

9.200

CABAI BIASA

0

100

10.400

29

B A N Y U W A N G I

BAWANG MERAH

BAWANG PUTIH 0

600

200

19.000

34.800

3400

109.000

32.200

22.100

8.600

7.600

34.600

24.800

RENDRA DES KURNIA/RABA

MERUGIKAN: Investor Kawasan Industri Wongsorejo keberatan kawasannya dilalaui saluran udara tegangan ekstra tinggi milik PLN karena dianggap akan merugikan calon investor.

Investor Keberatan SUTET Jawa-Bali Minta tak Lewat Kawasan Industri Wongsorejo BANYUWANGI - Rencana pembangunan saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) Jawa-Bali melalui wilayah Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, disoal. Kalangan investor mendesak

jalur SUTET tersebut dialihkan melintasi zona inti rencana kawasan industri dan resor yang berlokasi di kecamatan paling utara Bumi Blambangan. Hal itu terungkap saat perwakilan PT. Wongsorejo dan resor Bangsring Breeze mendatangi kantor Pemkab Banyuwangi kemarin (12/1). Rombongan investor tersebut diterima Asisten Administrasi

Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra), Wiyono. Berdasar road map pembangunan SUTET yang akan dilakukan PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN), jalur SUTET tersebut bakal melintasi zona “A” alias zona inti lahan kawasan industri milik PT. Wongsorejo. Selain itu, jalur SUTET juga melintasi lahan yang berada tidak

jauh dari resor Bangsring Breeze. Oleh karena itu, mereka berharap PLN menggeser lokasi pembangunan SUTET tersebut lantaran dikhawatirkan berdampak pada investasi dan pariwisata di Bumi Blambangan. Misalnya dampak negatif akibat radiasi dan penurunan harga lahan yang berada di dekat jaringan SUTET.

Humas PT. Wongsorejo, Triya Utama, mengatakan berdasar informasi yang dia terima, ada empat menara dan kabel SUTET sepanjang 1.250 meter yang melintasi kawasan industri tersebut. “Secara komersial tidak menguntungkan. Secara estetika juga tidak menguntungkan kami. PLN bisa mengalihkan jalur SUTET tersebut,” ujarnya didampingi Kepala

Divisi Teknik PT. Wongsorejo, Muhammad Hussen. Triya mengaku, PT. Wongsorejo berencana membangun kawasan industri terpadu seluas 400 hektare (Ha) di Desa Alasbuluh dan Desa Wongsorejo. Dia mengaku kawasan industri tersebut akan membutuhkan aliran listrik 144 megawatt ■ Baca Investor...Hal 33

Daging Ayam dan Sapi masih Mahal EFEK MAULID: Pedagang daging ayam sedang melayani pembeli di Pasar Banyuwangi.

RENDRA KURNIA/RABA

BANYUWANGI - Walau peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW mulai berkurang, tapi harga daging ayam di beberapa pasar masih tinggi dan berkisar Rp 30 ribu hingga 34 ribu. Di Pasar Banyuwangi harga daging ayam Rp 34 ribu, sementara di Pasar Rogojampi Rp 33 ribu per kilogram. Para pedagang mengungkapkan, kenaikan harga daging ayam tersebut terjadi karena permintaan masih tinggi sejak awal bulan Maulid. Meski puncak perayaan Maulid Nabi sudah berlalu, tapi masyarakat masih

ada yang merayakan. Harga daging sapi di beberapa pasar juga masih mahal. Selama Maulid harga daging sapi naik menjadi Rp 120 ribu per kilogram. Saat ini sudah turun Rp 5.000 per kilogram. Di Pasar Banyuwangi daging dijual di kisaran Rp 105.000 hingga Rp 115.000. Itu sama dengan harga daging di Pasar Rogojampi. Namun, berbeda dengan di Pasar Blambangan yang Rp 105.000 per kilogram. Abdul Muhyi, 23, pedagang Pasar Banyuwangi, menjelaskan kenaikan harga tersebut diduga karena pasokan sapi

AKBAR KONSTRUKSI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

KAN AHLI MENGERJA

Innova

All New Xenia

Toyota Fortuner

Honda New CRV

berkurang, sehingga harga mahal. Dia menyebutkan, harga sapi yang biasanya dijual Rp 12 juta kini berubah harga hampir Rp 13 juta per ekor. Selain itu, biaya jasa potong juga meningkat. “Akibatnya, penjual daging sapi menaikkan harga,” ujarnya. Permintaan bulan ini cenderung turun. Permintaan naik hanya saat puncak Maulid Nabi. Ia berharap pemerintah mampu mengatasi mahalnya harga daging tersebut. Sebab, jika terus mahal, dikhawatirkan permintaan akan terus menyusut. (cin/c1/afi)

BAJA BERAT

081 234 555 255 PURWOHARJO - BANYUWANGI

Rumah Minimalis PLN Dijual cepat Rumah modern minimalis PLN Gg. 1 Rt II/Rw II Ling. Parse dawuhan stb. LT.198, LB.138, 3KT, 2KM, Garasi. IMB. SHM Hub: 085640256801 / 081356354608

Antara Lain :

DINDING KACA / SOFT RON ALUMUNIUM COMPOSIT PANEL / ALUCOPAN / ACP JENDELA PINTU KACA / KARTEN WOLT GUDANG / PABRIK POM BENSIN TERAS / KANOPI RUMAH SEKOLAH / AULA PAGAR TERALIS, DLL

SITUBONDO

DIJUAL Innova (solar)/All New Avanza tahun 014/013/012/013 htm/pth PMK hrg 232,5/225/133,5/138,5 jt nego brg istw bisa cash/ kredit hub (0333)631526-635176, 0811351148

DIJUAL All New Xenia / pick up tahun 013/013/014 htm PMK hrg 122,5/77,5/75 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

DIJUAL Fortuner 2.5 M/T / Pajero Exeed (solar) tahun 011/010 htm PMK hrg 252,5/262,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

Honda Freed

Toyota Etios

Toyota Innova

Dijual New CRV Thn 013/011 manual/ matic hitam hrg 305/225 jt nego bisa cash & kredit atau tukar tambah HB: 082142194111

New Limo J. New Limo 2010 Siap Pakai 68 Jt Ng Byk Pilihan H:08126086869/085283866858

DIJUAL Honda Freed / Brio bil up tahun 012/013 htm/pth PMK hrg 163,5/123,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

DIJUAL Toyota Etios / Captiva tahun 013/012 (solar) putih PMK hrg 122,5/232,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

VIMAX KAPSUL & VIMAX OIL KANADA, BRKHASIAT UTK MEMPERPANJANG DAN MEMPER BSR Mr. P PRIA DGN CPT, KUAT, KERAS, THN LAMA & TANPA EFEK SAMPING. • OBAT MATA, MIN/PLUS, KATARAK, RABUN • PENINGGI BDN, KAPSUL UTK MENAMBAH • PEMBESAR PAYUDARA, MONTOK, PAPOSTUR TUBUH + TINGGI IDEAL 1 BLN + DAT, KENCANG 5-10 CM TANPA EFEK SMPING 185.000 • PENGHILANG BKS LUKA LAMA/BARU • PELANGSING BADAN 1 MINGGU TRN 2-3 • PENUMBUH RAMBUT BOTAK KG TANPA EFK SMPING 175.000 • PERONTOK BULU YG TDK DISUKAI • KING COBRA USA, OBT L.SYAWAT, IMPO• PERAPAT VGN WANITA TEN, EJAKULASI DINI 155.000 • PEMUTIH SELANGKANGAN/KETIAK • PEMUTIH SLRH BADAN/MUKA 165.000 • VAKUN ALAT PEMBSR PENIS 375.000 • PEMERAH BIBIR ALAMI& PERMANN BUAT LELAKI VIAGRA USA/CINA, CIALIS, VG PROGOMIE SP, VGN GETAR, VGN SUARA, WNS GETAR, VNS MJU MUNDUR, VNS 2 KEPALA, RING PENGGELI

VITOP JAYA

JL. SONGGON 15 ROGOJAMPI – BWI ST BONDO BISA DIKIRIMHP. 082 333 79 4444 PESAN DI ANTAR ONGKOS GRATIS

Dijual Innova Thn 09 disel silver hrg 176 jt nego bisa cash & kredit atau tukar tambah HB : 08123453975

BANYUWANGI

Tanah 611m2 STNK Hlg STNK P 4560 ZI an Mujiono, Dsn. Kemiri RT. 2/1, Ds. Kemiri, Bwi STNK P 8180 VB, PU T120SS Th ‘01. Jika menemukan hub: 082334124496

Djl Tanah SHM Luas 611 m2, Ada Bangunan Semi Permanen, LB 18X8 m Tanpa Perantara, Lok. Jl. Lingk Lalangan Ds. Rejosari Hrg 125 Jt Nego H: 085204588246

BANYUWANGI

Hlg STNK P 2790 YG an Ilyus SoÀa, Dra, Lingk. Watu Ulo RT. 2/3, Bakungan

Jl. Ijen 2 Banyuwangi

Hlg STNK P 5465 YH an Nurma Anita, Jl. Indra Giri RT. 3/5, Penataban, Giri

Ditawarkan Rumah+Tanah Luas 820 m2, SHM, Bs Nego Jl. Ijen 2 Bwi H:082132724891

Hlg STNK P 4319 XH an Lila Susanti, Dsn. Krajan RT. 3/1, Ds. Rogojampi, Bwi

Mau pasang lowongan? Hubungi HP: 08123353502

BANYUWANGI Rumah Jl. Tengiri

Dijual Rumah Luas 240 m2, Lt Atas 4 Kmr, Lt Bawah 3 Kmr, Garasi. Bisa dibuat Kos2an, Lokasi Jl. Tengiri Sekitar MAN Bwi Hrg Rp. 777 Juta Nego Hub: 082382689998


KAMIS 14 JANUARI TAHUN 2016

HALAMAN 32

APA kata MEREKA S. AGUS IRIANTO

Senang ke Sawah SEBAGAI orang yang tinggal di desa, bekerja di sawah sudah menjadi bagian dari hidup. Itu yang terus dilakukan S. Agus Irianto. Di tengah kesibukannya sebagai kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Purwoharjo, hampir setiap hari tetap menyempatkan diri ke sawah. “Saya ini aslinya juga anak petani deles, kalau tidak ke kantor ya pergi ke sawah,” cetus bapak tiga anak dengan satu cucu yang tinggal di Desa Wringin Pitu, Kecamatan Tegaldlimo, itu ■ Baca Senang... Hal 33

AGUS BAIHAQI/JPRG

ADA APA LAGI

FOTO-FOTO: SHULHAN HADI/JPRG

Dibekuk karena Hamili Siswi SMP SEMPU - Diduga telah menodai MS, 15, siswi kelas VII salah satu SMP swasta di Kecamatan Sempu hingga hamil, Eko Wahyudi, 30, asal Dusun Parastembok, Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, ditangkap di rumahnya oleh anggota polsek setempat Selasa siang (12/1). Keperluan pemeriksaan, tersangka yang tubuhnya penuh tato itu sementara dijebloskan ke ruang tahanan polsek. “Tersangka dilaporkan telah menodai anak di bawah umur hingga hamil,” cetus DEDY JUMHARDIYANTO/JPRG Kapolsek Sempu, AKP Eko Wahyudi Jaenur Choliq, melalui Kanitreskrim Aiptu Subakti. Kisah kasih MS dan Eko Wahyudi yang berakhir di balik jeruji besi itu bermula saat MS menerima telepon nyasar dari Eko Wahyudi. Lantaran penasaran, MS yang saat itu masih kelas VI SD terus melayani hingga akhirnya kenalan. Selanjutnya, keduanya sering bertemu dan pacaran. “Mengakunya pacaran,” katanya ■ Baca Dibekuk...Hal 33

POLISI

Masih Ada yang

MENEMPEL TEMBOK: Kondisi gubuk di Jalan Kawi, Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, kemarin (atas). Penghuni gubuk tidur dengan tutup kain seadanya.

Menetap di Tepi Jalan GENTENG - Warga yang tinggal di sekitar Jalan Kawi, Dusun Kopen, Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, meresahkan gubuk di pinggir jalan yang menempel ke tembok warga. Gubuk sederhana itu ditempati Sumarmi, 52, warga Dusun Grajagan Pantai, Desa Grajagan, Kecamatan Purwoharjo. Dia tinggal bersama anaknya, Ahmad, yang berumur

sekitar 10 tahun. “Warga resah dan kasihan dengan anaknya yang masih kecil,” cetus Ketua BPD Desa Genteng Kulon, Rudi H. Latif. Menurut Rudi, ibu dan anak itu bekerja sebagai pemulung dan buruh peretel lombok setiap pagi. Saat ibunya bekerja, anaknya sering telantar di gubuk itu ■ Baca Masih...Hal 33

Truk Terguling di Lampu Merah GENTENG - Truk gandeng sarat muatan pakan udang terguling di simpang tiga lampu merah Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, sekitar pukul 05.00 kemarin pagi (13/1). Beruntung tidak ada korban dalam kecelakaan tunggal pagi itu. Truk gandeng bernomor polisi N 9127 US yang terguling itu hanya bagian gandengan belakangnya yang rusak. Saat truk terguling, beruntung tidak ada orang dan suasana relatif sepi. Biasanya di lokasi kejadian setiap pagi cukup ramai. Kecelakaan yang menimpa truk gandeng yang disopiri Sugianto, 57, warga Dusun/ Desa Kalirejo, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, dengan kernet Novan,

20, itu bermula saat truk yang melaju dari arah barat itu setiba di lokasi kejadian akan belok ke kanan menuju jurusan Kecamatan Gambiran. “Kami melaju hatihati,” terang Sugianto, sopir truk. Sugianto mengaku truk yang dia sopiri itu mengangkut pakan udang dengan berat 40 Ton. Barang itu dari Jakarta dan akan dikirim ke Muncar. “Selama perjalanan tidak ada hambatan. Semua lancar,” katanya. Selama perjalanan, Sugianto mengaku kerap masuk jembatan timbang dan mengikuti semua prosedur yang ada. “Dari Jakarta aman-aman saja. Sampai sini kok terguling,” ungkapnya kepada Jawa Pos Radar Genteng ■ Baca Truk...Hal 33

SHULHAN HADI/JPRG

TERGULING: Badan gandengan truk terguling di simpang tiga Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, kemarin pagi (13/1).

Gerebek Sumberloh, Tangkap Mucikari

diamankan dan Masih Ada Q Supiyanto dijerat UU nomor 21 tahun 2007, tentang Prostitusi pemberantasan tindak pidana perdagangan orang. di Sumberloh Q Lokalisasi Sumberloh Ditutup sejak 2013 Q Bisnis prostitusi masih berlangsung sembunyi-sembunyi Kejadian Terakhir: 11Januari 2016 Q YL, perempuan asal Jember diundang oleh Supiyanto sejak 3 bulan lalu Q YL dipekerjakan untuk melayani lelaki hidung belang Q Setiap transaksi, YL memasang tarif Rp 150.000

SHULHAN HADI/JPRG

SANTAI: Kapolsek Genteng, Kompol Sumartono (dua dari kanan), melakukan patroli sepeda pancal bersama anggota kemarin (13/1).

Nyaman Patroli Sepeda Pancal GENTENG - Kapolsek Genteng, Kompol Sumartono, punya kebiasaan unik dalam melaksanakan patroli di wilayahnya, yakni keliling kota menggunakan sepeda pancal bersama beberapa anggota. Selain memantau wilayahnya, patroli menggunakan sepeda pancal itu juga bisa dijadikan sarana olahraga. “Lebih nyaman patroli dengan sepeda, tubuh juga bisa sehat,” kata Kompol Sumartono kepada Jawa Pos Radar Genteng ■ Baca Nyaman...Hal 33

Q YL dapat bagian Rp 120.000 Q Supiyanto minta bagian Rp 30.000 Q Polisi menyisir deretan eks wisma di Sumberloh Q Polisi mengamankan bukti sprei, baju YL, baju tamu nya, dan bantal

Polisi Jeratkan Pasal Perdagangan Orang

DEDY JUMHARDIYANTO/JPRG

Supiyanto

GRAFIS: REZA FAIRUZ/RABA

SINGOJURUH - Polsek Singojuruh tampaknya sudah tidak mau ampun dengan pelaku bisnis esekesek di eks lokalisasi penjaja seks komersial (PSK) Sumberloh, Dusun Padang Bulan, Desa Benelan Kidul, Kecamatan Singojuruh. Dalam operasi yang dilakukan pada Senin malam (11/1), seorang mucikari yang menyediakan PSK di wismanya langsung ditangkap dan dibawa ke polsek. “Kita tangkap saat razia,” cetus Kapolsek Singojuruh, AKP Priono.

Mucikari yang kini dijebloskan ke ruang tahanan polsek sambil menjalani pemeriksaan itu adalah Supiyanto, 45. Pelaku oleh polisi dijerat pasal trafficking. “Mucikari kita proses hukum,” katanya. Razia yang dilakukan anggota polsek itu sempat membuat penghuni bekas lokalisasi itu geger. Sejumlah petugas langsung menyisir sejumlah wisma yang berjejer. “Kita temukan wisma yang masih menyediakan PSK, malahan baru transaksi,” ujarnya. Salah satu PSK berinisial YL, 35, asal Mumbulsari, Kabupaten Jember, mengaku sudah tiga bulan berada di wisma milik Supiyanto itu ■ Baca Gerebek...Hal 33

Melihat Drum Band Lansia Asal Desa Temuguruh, Sempu

Rambut Beruban, Kulit Keriput, tapi Stamina Tetap Prima Grup drum band asal Dusun Krajan Kulon, Desa Temuguruh, Kecamatan Sempu, ini beda dengan lain. Sebagian besar anggota dari kelompok itu sudah lanjut usia (lansia). Bagaimana penampilannya? DEDY JUMHARDIYANTO, Sempu DRUM band biasanya dimainkan pelajar mulai tingkat taman kanak-kanak (TK), sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), hingga pelajar tingkat SMA. Ada juga grup drum band mahasiswa, pemuda, dan masyarakat umum.

Namun, di Kampung Lalangan, Dusun Krajan Kulon, Desa Temuguruh, Kecamatan Sempu, ada grup drum band yang personelnya sebagian besar orang tua. Nama grup itu adalah drum band lansia. Usia memang boleh tua, tapi semangat para anggota drum band itu perlu diapresiasi. Dengan rambut yang sudah beruban dan kulit mulai keriput, stamina mereka tetap prima dalam memainkan alat musik. Malahan, penampilan mereka masih sangat atraktif dan menghibur. Grup drum band lansia itu berjumlah 45 orang. Dari jumlah itu, enam pemain marching, tujuh pemain drum, empat pemain keyboard, dua pemain quarto, empat pemain bass, dan dua pemain simbal. Selain penabuh alat musik, juga dilengkapi color guard atau perempuan pemain bendera di barisan belakang.

DBL FOR JPRG

Mayoret yang bertugas memberi instruksi kode lagu, pengatur ritme nada, dan barisan, juga ibu-ibu rumah tangga. “Khusus mayoret sengaja kita pilih ibu-ibu muda yang berparas cantik,” ujar ketua grup drum band lansia, Zainul, 55. Setiap penampilan, kelompok drum band itu selalu mengutamakan kekompakan, rampak, dan kerapian barisan. Grup drum band itu sebenarnya terbentuk dari sikap iseng pada setiap acara peringatan hari besar Islam. “Selalu mengundang grup drum band dari luar daerah, padahal pelatih warga kita,” katanya. Pada tahun 2013 suami Fitriya, 48, itu mulai mengumpulkan warga di sekitar tempat tinggalnya yang sebagian besar orang tua agar ikut berlatih alat musik drum band dengan pelatih Hanafi, 60 ■

ATRATAKTIF: Penampilan grup drum band lansia dalam acara Maulid Nabi Muhammad di Kauman, Desa/Kecamatan Rogojampi, Minggu (10/1).

Baca Rambut...Hal 33


RADAR BANYUWANGI

Jawa Pos

Kamis 14 Januari 2016

BLAMBANGAN RAYA

33

Anak Sendirian Ditinggal Kerja ■ MASIH...

Sambungan adari Hal 32

LEMAH: Hartatik menunggui putrinya, Hadiah Restu Angelia, di ruang Argo Wilis RSUD Blambangan, Banyuwangi, kemarin (13/1).

“Ini kami bingung, orang itu normal tapi ya seperti itu. Kasihan anaknya,” katanya. Rudi mengaku sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Desa Genteng Kulon untuk menangani warga tersebut. Apalagi, identitas ibu dan anaknya itu juga jelas. “Kita masih mencari solusi terbaik,” ujarnya.

Sambungan adari Hal 32

Balita Kepala Besar Masuk Ruang Perawatan BANYUWANGI - Balita penderita hydrocephalus, Hadiah Restu Angelia, mulai memperoleh perawatan di RSUD Blambangan kemarin (12/1). Tiba sekitar pukul 10.00 pagi balita dengan diameter kepala 79 cm itu langsung dimasukkan ke ruang Argo Wilis sebelum memperoleh penanganan lanjutan. Saat Jawa Pos Radar Banyuwangi mengunjungi balita berusia lima tahun tersebut kemarin, balita yang akrab disapa Diah itu sedang ditemani ibunya, Hartatik. Kondi-

sinya sementara ini masih sama seperti saat ditemui di rumahnya. Namun, melihat persiapan pakaian yang dibawa oleh ibu korban, sepertinya perempuan tersebut sudah mulai mempercayakan penanganan kesehatan anaknya kepada pihak rumah sakit. “Lihat itu ada banyak tamu,” ujar perempuan itu. Namun, Hadiah Restu terlihat belum banyak merespons. Kepala Ruang Argo Wilis RSUD Blambangan, Sestu, mengatakan langkah yang dilakukan sementara adalah

membersihkan infeksi di sekitar kepala Hadiah. Beberapa kulit kering dan luka di kepala balita yang ditinggal mati ayahnya sejak kecil itu dibersihkan. Sehingga, sebelum dioperasi nanti, Diah akan memperoleh perawatan hingga kondisinya benar-benar siap. “Selagi tim dokter mempersiapkan langkah medis, balita itu akan disiapkan dulu kondisinya. Karena kita lihat banyak kulit kering di kepalanya,” ujar Sestu. Sementara itu, kepala Seksi Pela-

yanan Medis RSUD Blambangan, dr. Dwi Prihatiningsih, mengatakan sementara ini tim medis yang terdiri atas dokter spesialis bedah, dokter spesialis kulit, dan dokter spesialis anak, masih akan melakukan rapat terkait tindakan medis yang akan dilakukan. Dwi Prihatiningsih menambahkan, paling lambat Sabtu mendatang (16/1) pihak RSUD Blambangan akan memaparkan tindakan yang akan dilakukan para dokter terhadap Hadiah. (fre/c1/bay)

itu sebenarnya punya rumah di Grajagan, tapi kondisinya juga serba pas-pasan. “Suaminya meninggal di laut,” ungkapnya. Warga mulanya akan membuatkan rumah sederhana sebagai tempat tinggal ibu tersebut. Tetapi, pemerintah desa menolak karena bisa mengundang yang lain untuk datang ke Genteng. “Kita sedang koordinasi dengan Dinas Sosial,” ujarnya. (sli/c1/abi)

Pasang Tarif Rp 150 Ribu ■ GEREBEK...

FREDY RIZKI/RABA

Sekretaris Desa Genteng Kulon, BB. Budiarto, mengatakan sudah berkomunikasi dengan berbagai pihak mengenai nasib warga yang berasal dari Desa Grajagan, Kecamatan Purwoharjo, itu. “Kepala dusun sudah berkomunikasi dengan Satpol PP Kecamatan dan Dinas Sosial,” ucapnya. Selain itu, lanjut Budiarto, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Pemerintah Desa Grajagan. Dari informasi yang diterima, warga

“Selama tiga bulan YL melayani tamu yang datang,” ungkapnya. Keperluan pemeriksaan, YL dan pasangannya, SN, yang mengaku dari Kecamatan Srono dibawa ke polsek berikut beserta Supiyanto. “YL mengaku ke Sumberloh karena diundang Supi-

yanto,” terangnya. Selama beroperasi, jelas dia, YL memasang tarif Rp 150 ribu sekali kencan. Dari tarif itu, YL mendapat bagian Rp 120 ribu. Supiyanto selaku mucikari minta bagian Rp 30 ribu. “Supiyanto telah memperjualbelikan manusia,” sebutnya. Berdasar keterangan PSK itu, polisi menjerat Supiyanto dengan Undang-Undang (UU) Nomor 21

Tahun 2007 tentang pemberantasan tindak pidana perdagangan orang. “Ancamannya maksimal 15 tahun penjara,” jelasnya. Sebagai barang bukti (BB) kasus tersebut, polisi menyita alat bukti berupa pakaian YL dan SN, sprei, dan sarung bantal. “ Setelah kita mintai keterangan, YL dan SN kita pulangkan. Supiyanto kita amankan,” katanya. (ddy/c1/abi)

Tiga Anak Kuliah di IPB ■ SENANG...

Sambungan adari Hal 32

Kecintaannya pada bidang pertanian ternyata juga diteruskan ketiga anaknya. Tiga anaknya itu semua menempuh pendidikan di Institut Pertanian Bogor (IPB). Anak pertama hingga lulus S2, sedang

anak kedua masih menempuh S2 di IPB. “Anak yang ketiga mengikuti kedua kakaknya di IPB juga,” katanya. Terkait tiga anaknya yang semua sekolah di pertanian itu, Irianto punya alasan yang sederhana. “Kampusnya itu negeri dan biayanya cukup ringan, wong anaknya petani, kok,” ujarnya. (c1/abi)

Dianggap Lebih Merakyat ■ NYAMAN...

Sambungan adari Hal 32

Patroli dengan sepeda itu kemarin (13/1) dilakukan kapolsek bersama Kanitsabhara Ipda Dalyono, dan Kanitbinmas Ipda Lipur, serta satu anggota. “Kami juga minta anggota patroli dengan sepeda,” ujarnya.

Polisi yang mau patroli menggunakan sepeda pancal itu mendapat pujian masyarakat. Itu dianggap lebih merakyat dibanding naik motor atau mobil. “Bagus lagi kalau mau membaur dengan masyarakat, akan lebih akrab,” cetus Elok Puji, 25, salah satu warga RTH Maron, Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, kemarin (13/1). (sli/c1/abi)

Polisi Menyebut karena Human Error Dijerat UU Perlindungan Anak dengan Ancaman Lima Tahun

■ TRUK...

Sambungan adari Hal 32

Kecelakaan yang menimpanya ini, terang Sugianto, karena salah satu pegas sisi kanan bagian belakang truk patah. Sebenarnya saat turun dari Gunung Kumitir kendaraannya sudah terasa beda. “Tadi malam (kemarin malam), saya saat istirahat dan tidur mimpi

truk terguling,” ungkapnya. Kapolsek Genteng Kompol Sumartono melalui Kanitlantas AKP Indah Citra Fitriani mengatakan, usai mengalami kecelakaan, pihaknya bersama anggota Koramil Genteng langsung menuju lokasi untuk mengamankan gandengan truk yang terguling itu. “Truk kita amankan di polsek,” cetusnya. Ditanya penyebab kecelakaan, Kanitlantas

Indah Citra menduga karena kelalaian pengemudi. “Itu jelas human error. Barang bawaannya melebihi tonase, tadi kita lihat sudah berantakan,” ujarnya. Meski dalam kecelakaan itu tidak ada korban jiwa, polisi akan melakukan mediasi karena beberapa infrastruktur umum mengalami kerusakan. “Kita buat laporan dan pernyataan, lampu merah rusak, kabel PLN juga ada yang rusak,” terangnya. (sli/c1/abi)

Segera Bangun Menara 376 Meter ■ INVESTOR...

Sambungan dari Hal 29

Dia menegaskan, tidak menolak rencana pembangunan SUTET tersebut. Hanya saja, dia berharap jalur SUTET tersebut dialihkan. Triya menambahkan, pihaknya berharap Pemkab Banyuwangi tidak hanya menjadi penengah dalam menangani permasalahan tersebut. Dia berharap pemkab mengirim rekomendasi pengalihan jalur SUTET kepada PLN sebagai bentuk perlindungan kepada investor. Lebih jauh dikatakan, lahan PT. Wongsorejo seluas 400 Ha tersebut diproyeksi bisa dimanfaatkan untuk membangun 200 pabrik. Nilai investasi yang akan digelontorkan untuk membangun kawasan itu mencapai Rp 7 triliun dan akan mampu menyerap 70 ribu tenaga kerja. Menurut Triya, mulai tahun ini akan dilakukan pembangunan pagar keliling lahan PT. Wongsorejo. Setelah pembangunan pagar, perusahaan tersebut akan mulai menawarkan lahan industri tersebut kepada para calon investor.

“Jaringan SUTET tersebut berlokasi di zona A kawasan industri Wongsorejo. Jika tidak dipindahkan, investor pasti enggan menanamkan investasinya,” kata dia. Sementara itu, keluhan lain datang dari owner Bangsring Breeze Resort, Jeroen van Der Kooij. Menurut dia, wisatawan akan takut datang jika ada jaringan SUTET yang berlokasi tidak jauh dari resor miliknya tersebut. “Sebab, kawasan dengan jarak 500 meter dari SUTET akan terkena imbas radiasi. Radiasi tersebut berbahaya bagi manusia,” tuturnya. Menurut Triya dan Jeroen, saat ini PT. PLN telah membuat patokpatok tanda lokasi pembangunan tower SUTET. Oleh karena itu, mereka meminta PT. PLN menggeser jaringan SUTET ke daerah yang jauh dari permukiman, kawasan industri, dan tempat wisata. Camat Wongsorejo, Sulistiyowati, mengatakan SUTET trans Jawa-Bali tersebut akan melintasi 12 desa di Kecamatan Wongsorejo. Camat mengaku pihak PLN sudah pernah melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Namun, sosialisasi tersebut dinilai tidak tepat sasaran lantaran tidak me-

libatkan masyarakat yang terkena dampak langsung. “Masyarakat yang dilibatkan dalam sosialisasi beberapa waktu lalu bukanlah mereka yang akan terkena dampak langsung pembangunan SUTET tersebut,” akunya. Asisten Administrasi Pembangunan dan Kesra Wiyono, mengatakan meski tidak berwenang memberikan izin, pemkab akan memberikan rekomendasi terkait keberadaan transmisi listrik yang menghubungkan Jawa-Bali tersebut. “Pemkab akan mengajukan solusi, kalau bisa ada evaluasi, tiang pancang yang dianggap membahayakan,” cetusnya. Dia berharap, pihak-pihak terkait melakukan tinjau lapangan untuk mengetahui apakah benar jika disesuaikan dengan perencanaan saat ini, kawasan strategis dan sarana pariwisata akan terdampak. “Kalau betul, pemkab akan mengajukan permohonan kepada Direktur Utama (Dirut) PLN agar ada evaluasi penempatan tiang pancang, sehingga lintas kepentingan tidak berbenturan,” pungkasnya. Sekadar diketahui, SUTET ter-

sebut akan dimulai dari PLTU Paiton, Probolinggo, menuju Banyuwangi. PLN rencananya akan membangun 341 menara dengan bentang kabel mencapai 131,54 kilometer (km). Proyek yang menelan anggaran Rp 1,8 triliun itu bertujuan menambah pasokan listrik di Pulau Bali yang semula berkapasitas 150 kilovolt (kv) menjadi 500 kv. Di Banyuwangi, proyek itu berakhir di Pantai Watudodol, Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro. Dari kawasan Pantai Watudodol akan dibangun menara SUTET setinggi 376 meter, yang diproyeksikan sebagai menara tertinggi di dunia. Dari menara tersebut kabel dibentangkan di atas Selat Bali menuju Pulau Bali. (sgt/c1/afi)

Koreksi

PADA edisi 12 Januari 2016, halaman Ekonomi Bisnis terjadi kesalahan penuliasan nama. Tertulis Datuk Abdurrahman, yang benar adalah Datuk Abdurrahim Bauzir. Demikian koreksi ini sebagai ralat kesalahan penulisan nama. (redaksi)

Latihan Sebulan hanya Hafal Tiga Lagu ■ RAMBUT...

Sambungan adari Hal 32

“Satu bulan latihan baru hafal tiga lagu,” katanya. Setelah sebulan berlatih dan menghafal lagu, mereka memberanikan diri tampil perdana di kampungnya dengan alat meminjam milik salah satu sekolah di Desa Karangsari, Kecamatan Sempu. Penampilan perdana itu ternyata membuat para penonton puas. Tidak sedikit para penonton yang tertawa terpingkal-pingkal melihat penampilan para lansia tersebut. “Kita langsung dapat tawaran main di Banyuwangi waktu itu,” kenangnya. Saat tampil di Banyuwangi, drum band lansia masih belum memiliki seragam. Agar tidak mengecewakan dan terlihat kompak, terpaksa hanya mengenakan kaus berwarna putih, celana gelap, dan diberi hiasan sarung.

Tidak beda dengan penampilan perdana, saat tampil atas undangan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banyuwangi itu, tidak sedikit penonton yang terpukau dan tertawa melihat permainan para lansia yang atraktif dalam memainkan alat musik itu. Terlebih, para color guard yang terdiri atas nenek-nenek itu berjalan sambil berjoget dan bergoyang mengikuti alunan nada drum band. Di balik penampilan yang atraktif dan menghibur itu, anggota grup drum band lansia itu ternyata kerap tidak menerima honor. Kalaupun menerima, paling hanya sekitar Rp 20 ribuan. Maklum, uang hasil pertunjukan digunakan untuk biaya pembuatan seragam. Selain itu, juga untuk mengisi kas pembelian alat musik. “Sekarang sudah punya alat sendiri, uangnya dari hasil pertunjukan,” terang Zainul. Bila ada yang mengundang, pengurus drum band lansia itu mematok harga Rp 1,5 juta. Dana

sebesar itu belum termasuk biaya transportasi bagi anggota dan alat drum band. “Kami minta dijemput,” ungkapnya. Selama peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, kalender tampil grup drum band lansia itu terisi penuh. Hampir setiap hari selalu ada undangan tampil. Malahan, anggota yang biasanya bekerja di sawah dan jualan ditinggalkan demi ikut pertunjukan. “Jadi yang pekerjaannya membajak sawah, kalau ada jadwal selalu ditinggal,” jelasnya. Dengan adanya grup drum band lansia itu, warga di Dusun Krajan Kulon, Desa Temuguruh, semakin kompak dan rukun. Warga yang biasanya tidak pernah keluar rumah, kini sudah mulai berpengalaman. “Sudah tua tidak ingin yang macam-macam. Ingin bahagia dan menikmati saja,” cetus Saleh, 62, salah satu anggota drum band lansia. (c1/abi)

■ DIBEKUK...

Sambungan adari Hal 32

Karena sering komunikasi itu, tersangka yang bekerja di Bali memutuskan pulang. Dari seringnya bertemu, tersangka yang sudah dua tahun menduda itu tidak tahan melihat kecantikan dan kemolekan korban. Perbuatan tidak senonoh itu kali pertama terjadi pada 27 Juli 2015. Saat itu keduanya janjian bertemu di kebun dekat bendungan di desanya. Di tempat itulah tersangka merayu korban hingga “pertahanannya” jebol. “Itu hubungan badan yang pertama,” terangnya. Setelah pertemuan itu, keduanya

sering komunikasi melalui telepon seluler. Pada Oktober 2015, tersangka mengajak bertemu dan menjanjikan sesuatu kepada korban di salah satu hotel di Kecamatan Genteng. “Di hotel itu kejadian yang kedua,” katanya. Perbuatan bejat tersangka itu terbongkar setelah orang tua MS curiga dengan putrinya yang sering muntah dan badannya tambah gemuk. Saat didesak, korban mengelak. Hingga akhirnya, orang tua korban memutuskan membeli tes kehamilan. Berdasar tes itu diketahui korban hamil. Bocah malang itu pun menceritakan kejadian yang sebenarnya kepada orang tuanya. “Orang tua-

nya lapor ke polsek, dan pelaku langsung kita tangkap di rumahnya,” ungkapnya. Untuk memperjelas kehamilan korban, polisi membawa cewek yang masih berusia belia itu ke dokter spesialis kandungan. Hasil pemeriksaan, korban dinyatakan positif hamil. “Hamilnya sudah 22 minggu atau lima bulan,” terangnya. Atas perbuatannya itu, penyidik Polsek Sempu memasang Pasal 76D jo Pasal 81, ayat 2 UndangUndang (UU) Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas UndangUndang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak (PA). “Dengan ancaman minimal lima tahun penjara. (ddy/c1/abi)


berita daerah RADAR Banyuwangi

34

Jawa Pos

Kamis 14 Januari 2016

Kaur Umum Tolak Pencabutan SK ROGOJAMPI - Polemik di tubuh pemerintahan Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi, terkait pemberhentian kepala urusan (Kaur) Umum, Anton Sujarwo, dan Kaur Pembangunan, Bambang Supinto Hadi, tampaknya semakin memanas. Setelah Camat Rogojampi, Lukman Hakim, mengirimkan rekomendasi agar Kepala Desa (Kades) Aliyan, Sigit Purnomo, mencabut surat keputusan (SK) pemberhentian dua staf yang

menjabat kaur umum dan pemerintahan, langsung dituruti oleh kades. Hanya saja, surat pencabutan SK pemberhentian itu ditolak oleh Kaur Umum, Anton Sujarwo. Alasannya, dalam surat pencabutan SK pemberhentian yang telah dikirim oleh Kades Aliyan, tidak ada permintaan agar dirinya kembali masuk kerja seperti biasa. Selain itu, SK pemberhentian yang ditandatangani Kades Aliyan pada 2 Januari 2016, dianggap sudah merugi-

kan dirinya dan keluarga besar. Sebab, gara-gara SK pemberhentian itu banyak asumsi masyarakat yang kurang baik terhadap dirinya. “Saya tetap menolak, ini sudah merugikan saya,” katanya. Dalam surat pencabutan SK itu, lanjut Anton, Kades harusnya minta maaf dan minta dirinya kembali masuk bekerja sebagai Kaur Umum Desa Aliyan. “Kades tidak pernah silaturahmi ke rumah saya,” cetusnya. Menanggapi penolakan surat pen-

cabutan SK dari kaur umum, Camat Rogojampi, Lukman Hakim, akan segera memanggil Kades Aliyan, Sigit Purnomo beserta dua perangkat desa yang sempat di pecat itu. Ketiganya akan diberi pembinaan agar permasalahan di pemerintahan Desa Aliyan segera berakhir. Kedua kaur itu, lanjut dia, bisa segera aktif kembali bekerja untuk memberi pelayanan kepada masyarakat desa. “Mungkin masih ada rasa sungkan dan acuh tak acuh, jika demikian

kedua perangkat desa dan kades akan kita panggil,” cetusnya. Seperti diberitakan koran ini sebelumnya, diduga hanya karena ingin menjadi calon kepala desa (cakades) dalam pemilihan kepala desa (pilkades) yang rencananya akan digelar pada tahun 2017, dua karyawan Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi dipecat oleh kepala desanya. Kedua karyawan desa yang diberhentikan itu, adalah Kepala Urusan (Kaur)

Pembangunan, Bambang Supinto Hadi, dan Kaur Umum, Anton Sujarwo. Surat keputusan (SK) pemberhentian tertanggal 2 Januari 2016, itu ditandatangani langsung oleh Kepala Desa (Kades) Aliyan, Sigit Purnomo. Kades Aliyan, Sigit Purnomo, saat ditemui di kantornya bersikap dingin. Jawa Pos Radar Genteng yang berupaya untuk konfirmasi, hanya diterima di teras kantor desa. “Semua sudah prosedur,” katanya. (ddy/abi)

kasus korupsi

RULLY EFENDI / Radar Jember

SERIUS: Sejumlah petugas dari Kejaksaan Negeri Jember melakukan penyidikan puluhan saksi atas laporan dugaan korupsi dana kas desa di Kantor Desa Sumberejo, Ambulu, kemarin.

30 Perangkat Desa Diperiksa Jaksa JEMBER – Kejaksaan Negeri (Kejari) Jember rupanya serius menyikapi laporan dugaan korupsi dana kas desa di Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu. Buktinya, tim pidana khusus kejari sampai turun langsung ke desa tersebut, memeriksa sekitar 30 perangkat desa setempat, kemarin. Pantauan koran ini, di sekitar kantor Desa Sumberejo, sejumlah perangkat desa tampak serius melakukan pemeriksaan bergantian. Perangkat desa yang dimaksud mulai dari ketua RT hingga beberapa kepala urusan (Kaur) yang bertugas di Desa Sumberejo. “Kepala desa tidak kami periksa. Karena sebelumnya sudah kami panggil ke kantor kejari,” ujar Kasi Pidsus Asih. Kepada sejumlah wartawan, jaksa berkerudung tersebut mengelak dianggap berlebihan melakukan pemeriksaan, yang banyak orang sebut jemput bola. Sebab katanya, tim harus turun ke desa karena jumlah saksi yang bakal dimintai keterangan terlalu banyak. “Pertimbangannya efisiensi. Kasihan juga 30 lebih warga desa harus berbondong-bondong datang ke kantor kami,” jelasnya. Saat ditanya identitas terlapor dalam kasus tersebut, Asih hanya menjawabnya dengan diplomatis yang sulit ditebak. Meski di luar santer beredar kabar bahwa terlapor tak lain orang yang ada di dalam lingkaran pemerintahan desa. “Nanti teman-teman wartawan bakal segera tahu saat di persidangan,” katanya sambil melempar senyuman. Terkait kejelasan penetapan tersangka, dia mengaku tidak bisa terburu-buru karena berkaitan dengan nasib dan nama baik seseorang. Namun yang terpenting baginya, ketika sudah ditetapkan menjadi tersangka, bersangkutan sudah dimungkinkan benar-benar bersalah. “Kami harus berhati-hati,” imbuhnya. (rul/c1/sh/jpnn)

Narkoba

Heru Putranto/Radar Jember/jpnn

CEK PELAYANAN PUBLIK: Menteri PAN-RB Yuddy Chrisnandi melihat langsung pelayanan di loket Dispendukcapil Jember kemarin (13/1).

Dua Tahun, Birokrasi Jember Tak Menggembirakan JEMBER – Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara (PAN-RB) Yuddy Chrisnandi menilai, dua tahun terakhir prestasi birokrasi di Jember tidak menggembirakan. Karena itu, ke depan Jember harus bisa meningkatkan ketertinggalannya. Hal itu sekilas terlihat dari hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang menilai Jember dengan status wajar dengan pengecualian (WDP). Dia menilai, WDP itu bukan nilai yang bagus untuk pemerintahan. “WTP pun saya kira bukan prestasi, tapi memang sudah semestinya,” ujarnya saat melakukan kunjungan kerja di Jember kemarin (13/1). Sebab, kata dia, wajar sebagai “anak” yang mendapatkan dana dari APBN harus melaporkan penggunaan anggaran yang ada. Dengan APBD senilai Rp 3,2 triliun dan pendapatan asli daerah (PAD) seki-

tar 10 persen sebenarnya bukan hal yang membanggakan. Sebab, 90 persen dana tersebut merupakan subsidi silang uang rakyat yang dikelola di APBN. Belum lagi, lanjut Yuddy, belum adanya Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di Jember. Padahal, Jatim termasuk provinsi terbaik di Indonesia dalam masalah birokrasi. “Di Indonesia ada dua propinsi yang mendapatkan nilai A, salah satunya Jatim,” ucapnya. Karena itu, dia berharap Jember untuk bisa mengejar ketertinggalan di bidang birokrasi. Seharusnya birokrat bisa tertib laporan karena sudah menjadi tanggung jawabnya. Selain itu, seluruh birokrat harus mampu menjaga amanah dengan tidak melakukan korupsi. Dalam kesempatan itu, Yuddy juga sempat menyinggung keberhasilan Jember dalam menggelar pilkada den-

gan aman, tertib dan lancar. “Kami kira tidak ada perseteruan dan pelanggaran yang berarti yang dapat menganulir hasil pilkada,” tegas Politisi Hanura itu. Namun, menurut dia, keputusan memang masih meninggu persidangan di Jakarta. Karena itu, dia meminta kepada PNS untuk ikhlas dan menerima hasilnya dengan lapang dana. “Kita ASN (aparatu sipil negara) ini abdi negara, sehingga wajib mendukung program dan menyukseskan kepada bupati terpilih nantinya,” tandasnya. Sehingga, siapa pun yang akan duduk menjadi Bupati Jember dapat langsung bekerja dan melaksanakan program layanan kepada masyarakat. Dalam kesempatan itu, Yuddy sempat menjelaskan mengenai audit kinerja bagi calon kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di daerah. “Kepala SKPD

Berharap Ami Kapok dan Tobat

Era Digital masih Ngecer Togel Kertas JUMAI/RADAR JEMBER/JPNN

DITANGKAP: Tersangka Purwanto saat menjalani pemeriksaan di ruang Reskoba Polres Jember dengan barang bukti berupa pil anjing.

Jual Pil Anjing, Warga Balung Disel JEMBER-Kasus penyalahgunaan narkoba jenis obat keras berbahaya terus saja terjadi. Salah satu bukti adalah penangkapan terhadap Purwanto, warga Dusun Kebonsari, Desa Balung Lor, Kecamatan Balung. Pria yang penuh dengan tato ini dibekuk saat melakukan transaksi jual beli obat berbahaya di rumahnya. Selain menangkap Purwanto, petugas juga berhasil menyita sejumlah barang bukti. Diantaranya Obat Trek logo ‘Y’ sebanyak 468 butir, Pil Dextrometrophan warna kuning sebanyak 737 butir, serta uang tunai Rp 60 ribu. Usai menjalani pemeriksaan di Mapolres Jember, Purwanto ditetapkan sebagai tersangka. Selanjutnya dijebloskan ke tahanan Mapolres Jember. Kepada petugas, tersangka mengaku menjalani bisnis itu sejak beberapa bulan terakhir. Persoalan klasik masih menjadi alasan utama tersangka menjalani bisnisnya, yakni faktor ekonomi. “Gak punya pekerjaan tetap. Akhirnya saya nekat melakukan ini. Meski saya tahu bahwa ini melanggar hukum,” ungkap tersangka. Selain itu, tersangka mengaku bahwa Obat itu hanya titipan dari temannya yang tinggal di Lumajang. Tersangka hanya menjualkan dan mengambil keuntungan dari penjualan itu. (jum/c1/aro/jpnn)

KABAT - Ketika modus judi su­dah merambah gadget seluler, praktik perjudian toto gelap (togel) cara konvensional dengan kertas rekapan masih berlangsung di Banyuwangi. Kali ini Polsek Kabat berhasil mengamankan satu tersangka judi togel dengan sarana kertas rekapan Senin lalu (11/1). Tersangka judi togel konvensional yang diamankan kali ini bernama Andri Febriyanto, 43, warga Desa Kalirejo, Kecamatan Kabat. Tersangka tunggal judi togel itu ditangkap polisi sekitar pukul 14.00. Dia diamankan di Dusun Krajan, Desa Kalirejo, saat menjajakan angka perjudian. Barang bukti berupa uang tunai senilai Rp 55 ribu, selembar kertas berisi tulisan nomor togel, bolpoin, dan satu unit telepon seluler (ponsel), juga berhasil diamankan pihak Polsek Kabat. Kapolsek Kabat, AKP Heri Subagyo, mengatakan tertangkapnya pelaku judi togel itu berawal dari laporan warga yang resah atas kelakuan tersangka selama ini yang dianggap meresahkan. Setelah menerima laporan, aksi terselubung pelaku mulai diendus petugas hingga digelar aksi penangkapan. ”Ini yang perdana di awal 2016 tangkapan judi Polsek Kabat. Semoga tidak ada lagi pejudi togel yang beraksi di Ka-

minimal nanti memiliki pengalaman lima tahun di instansi tersebut,” ungkapnya. Selain itu, yang bersangkutan harus memiliki sertifikasi kedinasan. Dengan demikian, kepala SKPD tidak bisa meloncat ke SKPD lain tanpa pendidikan khusus. Siapa pun kepala daerahnya tidak bisa seenaknya memindah kepala SKPD tanpa kompetensi. “Jika dipromosikan, minimal ada rekam jejaknya,” katanya. Dalam kunjungannya ke Jember, Yuddy sempat mengunjungi kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Jember. Dia menilai, sebenarnya ada beberapa hal yang mestinya bisa dioptimalkan di dispendukcapil, meski secara keseluruhan pelayanan di dispendukcapil sudah cukup baik. “Memang harus selalu ada evaluasi, sehingga layanan publik bisa semakin baik,” tandasnya. (ram/jpnn)

POLRES BANYUWANGI FOR RABA

PASAL 303: Tersangka Andri Febrianto diamankan anggota Polsek Kabat Senin lalu (11/1).

bat,” terangnya. Sementara itu, pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi, mengawali tahun baru ini anggota kepolisian tampaknya memang gencar-gencarnya memberantas aksi perjudian di Banyuwangi.

Sebelumnya, Polsek Tegaldlimo berhasil mengungkap aksi judi domino dan menahan dua tersangka. Di Rogojampi, Resmob Polres Banyuwangi juga berhasil menjaring pelaku judi online. (tfs/c1/bay)

BANYUWANGI - Hukuman penjara terhadap Amirudin alias Ami, 50, terdakwa kasus illegal fishing, sudah dijatuhkan. Majelis hakim Pengadilan Negeri Banyuwangi yang menyidangkan perkara itu telah memvonis 20 bulan penjara terhadap warga Dusun Posumur, Desa Bengkak, Kecamatan Wongsorejo, tersebut. Banyak pengamat hukum menilai vonis tersebut kurang memenuhi unsur keadilan. Meski begitu, beberapa pihak rupanya mencoba bersikap positif atas putusan yang diberikan tersebut. Kasatpolair Banyuwangi, AKP Basori Alwi, mengaku menghormati putusan yang diambil majelis hakim Pengadilan Negeri Banyuwangi. Dia berharap lewat hukuman yang dijatuhkan itu pelaku illegal fishing tersebut bisa mengambil hikmahnya. “Saya hormati putusan itu dan semoga dia (Ami) jera,” katanya. Bagi kepolisian, Ami bukan orang asing. Dia sudah tiga kali masuk-keluar sel tahanan atas kasus illegal fishing. Selain pernah ditangkap Satpolair, Ami juga pernah ditahan atas kasus serupa oleh Polsek Wongsorejo, Satpoair Situbondo, dan TNI AL. Diberitakan sebelumnya, sepak terjang Amirudin alias Ami berburu ikan memakai potasium belum setimpal dengan hukuman yang dijatuhkan majelis hakim Pengadilan Negeri Banyuwangi. Pria asal Desa

Bengkak, Kecamatan Wongsorejo, yang sudah empat kali keluar-masuk penjara itu hanya divonis 20 bulan penjara. Padahal, mengacu peraturan yang dilanggar, Ami bisa terancam hukuman lima tahun lebih dan denda Rp 2 miliar. Hukuman itu mengacu UndangUndang Perikanan Nomor 45 Tahun 2009 yang merupakan perubahan UU 31 Tahun 2004. Dalam pembacaan putusan yang digelar di PN Banyuwangi kemarin, Ami divonis 20 bulan penjara dan denda Rp 3 juta. Bila tidak sanggup membayar, bisa diganti kurungan selama 45 hari. Rekan Ami, Munir, 55, bernasib lebih mujur. Warga Dusun Pos Sumur, Desa Bengkak, itu hanya dijatuhi hukuman 14 bulan penjara. Putusan yang dibacakan majelis hakim Ahmad Rasyid itu lebih rendah daripada tuntutan jaksa penuntut umum (JPU). Dalam tuntutannya, JPU menuntut Ami dan Munir dengan hukuman 36 bulan penjara. Selain itu, jaksa juga mewajibkan terdakwa membayar denda Rp 3 juta subsider tiga bulan kurungan. Amirudin alias Ami, 50, ditangkap Satpolair Banyuwangi dalam kasus illegal fishing awal Desember 2015 lalu. Saat beraksi, Ami menggunakan bondet alias bom ikan. Sebagai barang bukti kejahatannya, polisi mengamankan dua unit kapal dan speed boat, dua mesin tempel, dan satu boks ikan. (nic/c1/aif)


RADAR BANYUWANGI

Jawa Pos

Kamis 14 Januari 2016

BERITA UTAMA

35

Jumlah CJH Tahun Ini 951 Orang BANYUWANGI - Jumlah masyarakat yang terdaftar sebagai calon jamaah haji (CJH) untuk tahun 2016 sebanyak 951 orang. Jumlah itu lebih sedikit ketimbang pemberangkatan tahun lalu yang mencapai 981 orang. Kasi Pemberangkatan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Banyuwangi, Mukhlis, mengatakan jumlah tersebut berdasar jumlah pendaftar haji tahun 2009 lalu. “Jumlah tahun ini merupakan akumulasi dari pendaftar bulan November-Desember tahun 2009 dan Januari 2010,” ujarnya saat dikonfirmasi JP-RaBa kemarin. Jumlah tersebut bisa berubah seiring syarat keberangkatan haji. Saat ini saja pihaknya menerima laporan dua CJH dipastikan gagal berangkat karena meninggal

dunia. Selain itu, ketidaksiapan jamaah dari sisi pelunasan biaya haji juga menjadi faktor berubahnya jumlah CJH. Menyinggung pelunasan biaya haji, Muklis menginformasikan tahun ini mekanisme waktunya sedikit berbeda. “Tahun ini pemerintah memutuskan memajukan waktu pelunasan biaya haji. Tahun lalu waktu pelunasan mepet dengan tanggal keberangkatan, sehingga menyebabkan keberangkatan beberapa jamaah meleset,” bebernya. Lebih jauh dia menjelaskan, pelunasan biaya haji mempengaruhi waktu turunnya visa jamaah. Dengan pelunasan awal, visa jamaah dipastikan terbit lebih awal sebelum berangkat, sehingga persiapan lebih matang.

“Jika pelunasan biaya lebih awal, maka visa juga diproses lebih awal. Jadi, misalnya ada kesalahan nama dan lain-lain bisa diantisipasi lebih awal,” katanya lagi. Sementara itu, saat ini persiapan calon haji masih dalam tahap pengiriman berkas-berkas bukti setor awal tabungan haji dan validasi nama calon jamaah haji. Validasi nama haji untuk me_ ngantisipasi perbedaan identitas calon jamaah saat pertama mendaftar. “Sering terjadi kesalahan nama atau huruf pada identitas jamaah saat pertama kali mendaftar dengan identitas saat ini. Untuk membenarkan nama harus melalui proses sidang di pengadilan yang tentu membutuhkan waktu tidak sebentar,’’ tandasnya. (cin/c1/aif)

DAFTAR HAJI: Suasana pelayanan calon jamaah haji di kantor Kementerian Agama (Kemenag) Banyuwangi beberapa waktu lalu.

RENDRA KURNIA/RABA

Sempat Kejang sebelum Dirujuk ke RS n DB RENGGUT... Sambungan dari Hal 25

Menurut keterangan kakek korban, Kaspi, 55, murid kelas 3 SDN 1 Gintangan tersebut awalnya mengalami gejala panas dan tubuhnya lemas. “Awalnya saya kira kena typus karena kon-

disinya terus memburuk. Pada hari Minggu (10/1) kami bawa ke rumah sakit, ternyata kena penyakit demam berdarah dan akhirnya meninggal,’’ jelas Kaspi. Sebelumnya, kejadian serupa juga menimpa Imro’atul Muntafiah, 7, anak pasangan suami istri Slamet dan Siti Naqiyah asal

Dusun Kedungsari RT 02/RW 02, Desa Gintangan. Bocah tersebut meninggal akibat penyakit DBD Sabtu dini hari (9/1). Menurut Slamet, anak keduanya itu sempat mengalami kejang hebat sebelum dirujuk ke RSNU. “Padahal, sebelumnya dia sehat dan masuk sekolah seperti biasa.

Tetapi, setelah pulang sekolah di hari Kamis itu (7/10) dia sakit, malah gurunya sempat merawatnya di sekolah,“ jelasnya. Berdasar penelusuran Jawa Pos Radar Banyuwangi di SDN 1 Gintangan, di tempat kedua korban bersekolah tampak tumpukan sampah menggunung

Butuh Rp 20 Juta untuk Fogging 20 RW n UNDANG... Sambungan dari Hal 25

Bahkan, gadis cilik kelas 1 sekolah dasar (SD), Imro’atul Muntafiah, 7, pada Sabtu lalu (9/1) meninggal. Dia meninggal akibat serangan nyamuk Aedes aegypti. “Untuk pengasapan, saya dikenakan iuran Rp 5 ribu dan setor ke ketua RT, sama seperti warga yang lain,“ ujar Muthowip kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin (13/1). “Dari sekitar 100 kepala keluarga (KK), terkumpul uang Rp 500 ribu. Itu digunakan membeli

bensin, solar, dan ongkos tenaga pengasapan,’’ timpal Muhtadi, kepala Dusun Kedungsari. Menurut Muhtadi, iuran tersebut merupakan arahan Kepala Desa Gintangan, Rusdianah. Menurutnya, iuran swadaya tersebut memang harus ditempuh karena wilayahnya sudah masuk kategori darurat demam berdarah dan harus ditangani secara serius, salah satunya dengan cara pengasapan. Ditemui di kantornya, Rusdianah menyatakan agar di-fogging, semua warga harus swadaya atau iuran. “Karena Puskesmas Gladag

menyatakan tidak ada anggaran fogging dan saya disarankan menggerakkan warga agar mau iuran,’’ ungkapnya. Pelaksanaan fogging yang dipantau langsung Kepala Puskesmas Gladag, dr. Zaenal Abidin, bersama Camat Rogojampi, Lukman Hakim, itu melibatkan beberapa pegawai Puskesmas Gladag sebagai operator mesin pengasap. Saat disinggung mengenai kebenaran tentang tidak adanya anggaran fogging, Zaenal Abidin menyatakan hal tersebut benar. “Jadi, puskesmas hanya me-

nyediakan alat dan obat. Solar, bensin, dan ongkos, harus swadaya masyarakat,’’ jelasnya. Padahal, sesuai prosedur, fogging harus dilakukan dalam dua siklus selama satu minggu. Jika satu kali siklus per RW membutuhkan biaya sedikitnya Rp 500 ribu, maka dua kali siklus selama satu minggu setiap RW harus mengeluarkan biaya fogging minimal Rp 1 juta. Jika di sebuah desa terdapat 20 RW yang masuk kategori darurat DBD, seperti di Desa Gintangan, maka dibutuhkan swadaya masyarakat senilai Rp 20 juta. (c1/aif)

Kapasitas Produksi 6.000 Ton per Hari n GLENMORE... Sambungan dari Hal 25

Dalam sambutannya, Direktur Utama PTPN XII Irwan Basri mengatakan, capaian pembangunan Pabrik Gula Glenmore saat ini sudah cukup baik dan sesuai rencana. Bahkan, berdasar laporan yang ada telah melebihi rencana yang dijadwalkan. “Saat ini mencapai 53,1 persen dari rencana 45,6,” jelasnya. Selain itu, sejumlah perlengkapan dan alat yang akan dirakit untuk pabrik saat ini sudah siap dan tinggal pemasangan. “Semua barang impor sudah selesai disiapkan,” imbuhnya. Secara umum, dia menyampaikan kepada menteri dan rombongan mengenai lokasi dan sarana pendukung pabrik, seperti cadangan air dan sarana lain. “Lokasi pabrik bertempat di lahan Perkebunan Kalirejo, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, itu

seluas 3.100 hektare. Sementara itu, lokasi yang digunakan mendirikan bangunan pabrik mencapai 103 Ha. Sementara itu, luas waduk mencapai dua hektare dengan volume air 50.000 meter kubik,” beber Irwan Basri. Usai mengelilingi lokasi pabrik, menteri BUMN menyambut baik keberhasilan dan capaian yang telah diraih IGG. Menurutnya, proses yang dilakukan pabrik gula terpadu Glenmore cukup bagus. “Saya sangat bangga melihat pembangunan pabrik ini,’’ ucapnya. Untuk kemampuan produksi, Rini berharap produksi gula di Pabrik Gula Glenmore bisa lebih besar, sehingga Indonesia tidak perlu mengimpor gula lagi. Selain itu, ke depan kemampuan pabrik juga bisa untuk mencukupi kebutuhan gula obat-obatan yang saat ini masih mengandalkan impor dari luar negeri. “Kita harus bisa memproduksi gula rafinasi, sehingga kita tidak perlu impor lagi,” jelasnya.

Sebelum menutup pidatonya, menteri BUMN berharap kesejahteraan karyawan dan pegawai di lingkungan pabrik menjadi perhatian utama. “Pabrik harus bisa meningkatkan kesejahteraan karyawan dan petani tebu,” harapnya. Menanggapi hal itu, Dirut IGG Ade Prasetyo mengatakan pabrik gula memiliki komitmen menyejahterakan karyawan dan tenaga kerja. Salah satu yang menjadi prioritas adalah melakukan standarisasi upah. “UMK kita perhatikan,” tandasnya. Selain kewajiban terhadap hak karyawan, Ade menyatakan komitmen pihak pabrik terkait kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar lokasi pabrik.“ CSR menjadi kewajiban kami. Sebagian nanti akan kita berikan untuk CSR,” ucapnya. Dia juga menegaskan, berdasar hasil yang diraih saat ini pihaknya optimistis Pabrik Gula Glenmore

bisa beroperasi sesuai jadwal yang diagendakan, yakni pada Agustus 2016 dengan kondisi 100 persen pabrik siap giling. “Kita mohon doanya. Kita akan giling 24 jam per hari, tiga shift, dengan kapasitas produksi 6.000 ton per hari,” ucapnya. Sementara itu, Arum Sabil selaku ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia berharap keberadaan Pabrik Gula Glemore bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya petani tebu. “Kami berharap kinerja pabrik ini nanti bisa saling mendukung, terutama terhadap petani tebu,” harapnya. Menurut Arum, langkah dan proses yang telah dilakukan pihak IGG dan jajaran pendukung dalam proses pembangunan ini terlihat cukup baik. “Saya optimistis dan mendukung kinerja yang telah ada. Semoga pabrik ini nanti benarbenar bisa besar dan bermanfaat,” tandasnya. (sli/c1/aif)

Anggotanya Lesbian, Gay, dan Waria n JADI... Sambungan dari Hal 25

Nama yang satu ini pasti sudah tidak asing di telinga masyarakat Banyuwangi. Saat ditemui di rumahnya, waria yang pernah menjadi ketua Himpunan Waria Banyuwangi (Hiwaba) itu menceritakan ide mendirikan komunitas bersama itu muncul dari kesamaan hati dan perasaan terhadap nasib mereka. Sebagai komunitas yang memiliki orientasi seksual berbeda dengan orang kebanyakan, Subari merasakan banyak permasalahan yang dihadapi anggotaanggota komunitas, baik gay maupun lesbian. Oleh karena itu, pada 21 Desember waria yang berkecimpung di dunia seni sejak tahun 70-an itu mendirikan komunitas Pelangi Laros. Kediaman Subari yang berada di Lingkungan Jajang Penatu, Kelurahan Kampung Melayu, langsung dijadikan base camp anggota komunitas yang berjumlah ratusan orang itu. “Tidak hanya komunitas lesbian dan gay, komunitas lintas agama pun ikut bergabung ke dalam Pelangi Laros.

Jadi tak hanya masalah kehidupan kita sehari-hari, masalah spiritual juga menjadi perhatian komunitas kami,” jelasnya. Sebelum menceritakan visi komunitas yang dia bina, Subari sesekali menunjukkan foto perjalanan hidupnya seputar Hiwaba yang berdiri untuk mempersatukan para waria yang berasal dari Kalibaru hingga Wongsorejo. Dia berharap komunitas Pelangi Laros dapat melakukan hal yang positif bagi masyarakat luas. Ketika ditanya program ke depan yang akan dilakukan Pelangi Laros, Waria yang akrab disapa Mama Bari itu menjelaskan sebenarnya banyak yang akan mereka lakukan. Namun, yang paling mendasar adalah masalah kesehatan anggota komunitas. Sebab, bukan rahasia umum bahwa kelompok gay, waria, dan lesbian, amat rentan terhadap virus HIV/AIDS. Maka kebiasaan seks sehat dan menghindari risiko akan selalu disosialisasikan kepada sesama anggota komunitas, mulai membiasakan diri membawa alat pengaman, kebiasaan berolahraga, dan menghindari perilaku berisiko.

Yang hasilnya, menurut Mama Bari, diharapkan bisa mengurangi penularan dan penyebaran HIV/ AIDS, baik bagi komunitasnya maupun masyarakat luas. “Dulu banyak rekan-rekan kita yang tiba-tiba meninggal, tapi tidak ada yang tahu bagaimana mencegahnya dan bagaimana mengobatinya. Dengan adanya komunitas ini, kita akan lebih terbuka. Kalau ada yang sakit akan ada yang memperhatikan dan memberi solusi,” ujarnya. Selain masalah kesehatan, aktivitas Pelangi Laros juga menyentuh hal lain, seperti olahraga voli, kursus kecantikan, acara hiburan, dan beribadah bersama. Tak jarang, Subari mengajak anggota komunitasnya salat Jumat bersama bagi yang muslim. Khusus yang beragama lain akan dipandu kelompok lintas agama. Subari percaya dalam kehidupan ini mereka tak bisa lepas dari kuasa Tuhan, baik dalam memperlancar usaha maupun urusan kesehatan. “Kita juga ingin memberikan yang terbaik bagi masyarakat. Kita percaya jika melakukan hal baik untuk masyarakat dan tetap beribadah,

maka akan ada timbal balik yang baik bagi kita,” kata Subari. Yudha Tri,41, salah seorang pembina Pelangi Laros, menambahkan kepedulian kepada sesama akan membuat beberapa komunitas lain mau bergabung dalam Pelangi Laros. Tri tercatat sebagai senior di Komunitas Gaya Laros. Anggotanya yang mencapai 400 orang lebih kini bergabung dalam komunitas Pelangi Laros. Di berpikir daripada terus berbeda-beda dengan komunitas lain, akan lebih baik jika bersatu. Sama seperti yang diucapkan Subari, Tri pun memprioritaskan masalah kesehatan anggota komunitas. Selain itu ada pemberdayaan keahlian, seperti tata rias, olahraga, dan kegiatan seni. Sehingga, komunitas Pelangi Laros tak hanya menjadi tempat kumpul-kumpul saja, tapi juga dapat meningkatkan tingkat ekonomi anggota. “Dengan adanya komunitas ini banyak hal yang kita dapat. Selain membuka jalur rezeki melalui koneksi, kita juga bisa lebih bersosial bersama masyarakat dan membuat kita merasa setara dengan masyarakat lain,” ucapnya. (c1/aif)

di belakang gedung sisi barat yang memang digunakan sebagai tempat pembuangan sampah sekolah. Selain itu, kondisi setiap ruang kelas terlihat lembab dan gelap. Tak jauh dari sekolah itu terdapat sungai dengan debit air kecil yang setiap hari dijadikan tempat pembuangan sampah oleh warga sekitar. Tumpukan sampah tampak memenuhi pinggiran sungai, sehingga menimbulkan bau tidak sedap dan menjadi sumber penyakit. Menurut warga sekitar, kebiasaan buruk membuang sampah di sungai sudah lama terjadi.

Mereka beralasan tidak ada tempat pembuangan sampah resmi yang disediakan. “Mau dibuang ke mana, tempat sampah juga tidak ada,“ terang Suharti, warga setempat. Bahkan, hampir di seluruh perkampungan di Desa Gintangan kebiasaan membuang sampah sembarangan sudah lumrah, mulai membuang sampah di selokan hingga membuang limbah rumah tangga di got dan sungai. Selain dua korban meninggal, sesuai informasi yang didapat dari Pemerintah Desa Gintangan, sejak

tanggal 1 Januari 2016 tercatat ada empat anak yang terserang penyakit DBD, tapi nyawanya masih dapat diselamatkan. Menyikapi kejadian itu, Kepala Desa Gintangan, Rusdianah, berjanji akan melakukan langkahlangkah cepat untuk mengantisipasi jatuhnya korban akibat penyakit demam berdarah tidak terulang. “Kami akan melakukan sosialisasi dan melaksanakan kegiatan Jumat Bersih. Selain itu, kami akan melakukan pengecekan kesehatan gratis dalam waktu dekat,“ pungkasnya. (c1/aif)

Bakal Diikuti 12.000 Siswa n KEMENAG... Sambungan dari Hal 25

Kemarin (13/1) tim Banyuwangi Discovery menemui Santoso di kantor Kemenang Banyuwangi. Hadir juga Direktur Jawa Pos Radar Banyuwangi, SamsudinAdlawi.Santosomenyatakan dukungan atas penyelenggaraan kegiatan tersebut. Dia mengatakan, selama ini sekolah di bawah Kemenag turut mengaplikasikan muatan lokal Banyuwangi, baik bahasa Oseng

maupun kesenian khas Banyuwangi. Oleh karena itu, pejabat asal Jember itu berharap dengan penyelenggaraan Banyuwangi Discovery, para siswa yang ikut, baik dari madrasah maupun SD, dapat lebih mencintai dan memahami budaya Banyuwangi. “Secara prinsip saya mendukung kegiatan ini, tinggal nanti mengoordinasikan dengan madrasah yang ada agar bisa berpartisipasi,” ujar Santoso. Banyuwangi Discovery akan diselenggarakan pada 30 Januari

2016 mendatang. Even yang sudah diselenggarakan selama tiga kali itu akan diikuti lebih dari 12.000 siswa kelas 4, 5, dan 6, sekolah dasar (SD) se-Banyuwangi. Banyuwangi Discovery tahun ini rencananya akan melibatkan peran Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Banyuwangi dan Dinas Kesehatan Banyuwangi. Dua lembaga itu akan berpartisipasi dalam memberikan pemeriksaan kesehatan gratis kepada para siswa-siswi yang datang. (fre/c1/aif)

Proyek Poskeswan Hemat Rp 300 Juta n PENYERAPAN... Sambungan dari Hal 36

Selain itu, kata Heru, penyerapan anggaran tidak maksimal karena efisiensi beberapa kegiatan pengadaan barang dan jasa. Seperti lelang proyek pembangunan pusat kesehatan hewan (puskeswan) senilai Rp 1,8 miliar. Dari pagu anggaran Rp 1,8 miliar itu, setelah dilakukan lelang bisa dihemat hingga Rp 1,5 miliar. “Efisiensi anggaran juga dilakukan

pada kegiatan pengadaan barang dan jasa lain,” ujar Heru. Kepala Dispertahutbun, Ikrori Hudanto, menuturkan mayoritas anggaran 2015 dimanfaatkan untuk pembangunan infrastruktur, misalnya jalan usaha tani, jaringan irigasi, dam parit, dan lain-lain. “Tahun lalu total nilai anggaran sekitar Rp 44 miliar,” cetusnya. Di tahun 2016, imbuh Ikrori, Dispertahutbun akan melakukan upaya meningkatkan sumber daya manusia (SDM) petani. Pe-

ningkatan SDM petani itu dilakukan melalui sekolah-sekolah lapang. “Supaya petani tahu teknik-teknik budi daya, tidak hanya digelontor bantuan,” kata dia. Ikrori menambahkan, nilai anggaran Dispertahutbun pada APBD induk 2016 mencapai Rp 30 miliar. “Anggaran tahun 2016 memang lebih rendah dibanding APBD Perubahan Tahun 2015. Karena tahun lalu kita mendapat Dana Alokasi Khusus Tambahan,” pungkasnya. (sgt/c1/afi)

Kirim Surat Keprihatinan n PAGUYUBAN... Sambungan dari Hal 26

Sebaliknya, pengurus internal KONI Banyuwangi tidak sependapat dengan hal itu. Alasannya, paling tidak Plt itu diisi unsur pengurus KONI Banyuwangi. Penegasan calon plt dari unsur KONI Banyuwangi itu disuarakan Wakil Sekretaris KONI Banyuwangi, Edy Syaiful Anwar. Gara-gara pernyataan itu, Paguyuban Cabor kebakaran jenggot. Sebab, mereka berhak mengambil langkah-langkah taktis. Sebab, KONI itu dibentuk atas keberadaan cabor. ‘’Kita sudah menentukan

Pak Mukayin sebagai Plt,” tegas Ketua Harian FORKI Banyuwangi, Yuli Sudariyanto, kemarin. Keputusan itu berdasar pembahasan internal dan dengan pengurus KONI Banyuwangi. Namun, belakangan justru pengusulan itu tiba-tiba dimentahkan. ‘’Mayoritas cabor, sebanyak 20 cabor, menyetujui Pak Mukayin jadi Plt,’’ terangnya. Apalagi, jelas dia, pengurus KONI Banyuwangi belum melakukan rapat lanjutan mengenai langkah-langkah penyelamatan organisasi. Jajaran wakil ketua juga enggan menjadi Plt. ‘’Para cabor satu suara mendukung

Pak Mukayin jadi Plt,” tekadnya. Terkait keinginan KONI Banyuwangi yang memilih unsur internal menjadi Plt, Mukayin tampaknya sangat bersyukur. Sebab, sejak awal dirinya memang tidak pernah mencalonkan diri menjadi Plt, apalagi menjadi ketua umum KONI Banyuwangi. ‘’Sejak dulu saya tidak butuh jabatan dan pengakuan, karena apa yang saya lakukan murni demi kebaikan,” tegasnya kemarin. Sementara itu, karena nasib organisasi semua cabor itu belum ada kepastian, Paguyuban Cabor akhirnya mengirimkan surat keprihatinan. (ton/c1/als)

Kemenag-MUI Waspadai Gafatar BANYUWANGI - Heboh Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang dirasa menyesatkan juga sampai ke Banyuwangi. Namun, berdasar data pihak Kementerian Agama (Kemenag) Banyuwangi, sejauh ini belum ada warga Banyuwangi yang mengikuti aliran Gafatar. Hal itu ditegaskan Kepala Kemenag Banyuwangi, Santoso, kemarin. Menurutnya, sejauh ini belum ada laporan warga Banyuwangi mengikuti aliran Gafatar. Meski begitu, pihaknya tetap mengimbau masyarakat hati-hati terhadap aliran-aliran yang menyimpang jauh dari rukun Islam dan ideologi

bangsa. ”Baik info maupun data masih belum ada yang terekrut Gafatar. Kita harus tetap waspada hal itu,” tegas Santoso. Selain perlu sikap hati-hati dari diri kita sendiri, tampaknya peran orang tua juga perlu dalam mengawasi perilaku anak-anaknya yang dinilai mengalami perubahan yang sangat drastis dibandingkan sebelumnya. Faktor lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap masuknya aliran Gafatar ke tengah masyarakat. Santoso menambahkan, masyarakat Banyuwangi sebaiknya tidak terlalu muluk-muluk dalam mendalami ilmu agama. Lebih

baik masyarakat Banyuwangi belajar agama Islam sesuai syariat yang sudah ada. Senada dengan pihak Kemenag Banyuwangi. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Banyuwangi, Moch Yamin, menegaskan di Banyuwangi belum ada laporan terkait warga yang ikut Gafatar. Dia juga mengimbau masyarakat agar hati-hati terhadap aliran yang selama ini santer dianggap sesat tersebut. ”Kita memang harus waspada. Masuknya aliran-aliran seperti itu biasanya melalui diskusi-diskusi yang eksklusif,” jelas Yamin. (tfs/c1/aif)


pemerintahan RADAR Banyuwangi

36

Jawa Pos Kamis 14 Januari 2016

layanan publik

Ngurus SIM Bisa secara Online BANYUWANGI - Pemohon surat izin mengemudi (SIM) di Polres Banyuwangi kini bisa mendaftarkan diri melalui jaringan internet (online). Layanan akan diberlakukan Kamis hari ini (14/1). Lewat layanan tersebut, kepolisian berharap bisa memangkas waktu pengurusan lisensi mengemudi itu menjadi lebih cepat. Kasatlantas Polres Banyuwangi, AKP Samirin, mengatakan pengurusan SIM online berbeda dengan program serupa yang telah dijalankan kepolisian. Kepengurusan SIM online di Polres Banyuwangi masih sebatas pendaftaran dan nomor urut pembuatan SIM. “Jadi, persyaratan lain, seperti cek kesehatan dan lain-lain masih manual,” katanya. Lewat jaringan internet, pemohon bisa mendaftarkan diri. Setelah mendaftar, mereka bisa mendatangi polres dengan mengonfirmasi kepada petugas di loket pendaftaran. Baru kemudian kelengkapan lain akan diproses petugas. Pendaftaran SIM online itu berlaku bagi pemohon baru dan perpanjangan masa berlaku. Bagi calon pemohon bisa mendaftarkan diri lewat situs polresbanyuwangi.com. Dari halaman utama website, masyarakat silakan mencari formulir pendaftaran di bagian “Layanan Masyarakat”. “Kemudian silakan diisi data sesuai yang tertera di kartu tanda penduduk. Proses berikutnya tetap di polres. Itu bisa memotong waktu pelayanan menjadi lebih cepat,” katanya. Bahkan, layanan tersebut dijadwalkan akan segera di-launching dan diuji coba. Layanan SIM di Polres Banyuwangi setiap hari tidak pernah sepi pemohon. Estimasinya lebih-kurang 150 hingga 300 pemohon SIM tiap hari antre. (nic/c1/aif)

Dishub

Dok.RaBa

KONSULTASI: Kabid Pemerintah Desa BPM-PD Ahmad Faishol (kiri) memberikan penjalasan proses pencairan dana desa dan dana ADD kepada dua perangkat desa.

Dana Desa Cair Rp 59,53 Miliar DOK. RABA

MELANGGAR: Petugas Dishubkominfo men­do­ rong paksa mobil yang parkir sembarangan di Ja­lan PB. Sudirman beberapa waktu.

Parkir Ngawur Akan Diderek BANYUWANGI - Peringatan bagi para pengguna kendaraan agar tidak parkir di Kawasan Tertib Lalu-lintas (KTL) Kota Banyuwangi. Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Banyuwangi telah menyiapkan mobil derek untuk memindahkan paksa kendaraan yang diparkir sembarangan. Kepala Dishubkominfo, Suprayogi, mengatakan pihaknya bakal menerapkan sanksi tegas untuk menindak para pelanggar peraturan parkir tersebut. Penerapan sanksi bakal dilakukan mengacu peraturan daerah (perda) yang berlaku. Dikatakan, Dishubkominfo telah mengajukan pengadaan satu unit mobil derek melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Banyuwangi 2016. Mobil derek tersebut akan digunakan menertibkan kendaraan yang melanggar zona parkir di kota Banyuwangi. “Yang mengadakan (mobil derek) Bagian Perlengkapan Sekretariat Daerah (Setda) Banyuwangi. Dishubkominfo hanya memanfaatkan,” ujarnya kemarin (13/1). Menurut Suprayogi, sesuai perda yang berlaku, pengguna jalan yang melanggar ketentuan parkir akan diberi peringatan pertama. Jika peringatan tersebut tidak digubris, Dishubkominfo akan memberikan peringatan keras berupa pencopotan pentil ban kendaraan tersebut. “Jika terpaksa, kendaraan yang melanggar ketentuan parkir itu akan dieksekusi menggunakan mesin derek,” kata dia. Suprayogi mengaku, penerapan eksekusi kendaraan pelanggar ketentuan parkir itu ditarget berlaku tahun ini. (sgt/c1/afi)

Tahun 2015 Dapat Jatah Rp 59,88 Miliar BANYUWANGI - Realisasi Dana Desa (DD) tahun 2016 untuk 189 desa se-Banyuwangi terancam turun dibanding tahun lalu. Dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) itu berpotensi menyusut lantaran penyerapan DD pada tahun 2015 tidak mencapai seratus persen. Jumlah DD yang ditransfer ke kas daerah (kasda) tahun lalu mencapai Rp 59,88 miliar lebih. Namun, hingga tutup tahun 2015 anggaran itu tidak bisa dicairkan 100 persen karena tiga desa tidak melakukan pencairan tahap ketiga. Tiga desa yang tidak mencairkan DD tahap tiga tersebut adalah Desa Tamansuruh dan Desa Olehsari, Kecamatan Glagah; serta Desa Kalibaru Wetan, Kecamatan kalibaru. Pencairan DD tahap pertama berhasil diserap 100 persen oleh desa. Pada pencairan tahap kedua, satu desa gagal melakukan pencairan, yakni Desa Tamansuruh. Dikonfirmasi usai mengikuti rapat kerja (raker) dengan Komisi I DPRD kemarin (13/1), Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD), Suyanto Waspo Tondo Wicaksono, mengatakan realisasi penyerapan DD pada periode ketiga kembali mengalami penurunan. Hingga tutup tahun terdapat tiga desa yang tidak melakukan pencairan DD tahun 2015. Suyanto menambahkan, dari total alokasi Rp 59,88 miliar, jumlah DD yang dicairkan Rp 59,52 miliar atau 99,38 persen. “Kendala yang mengakibatkan desa tidak bisa mencairkan DD adalah surat pertanggungjawaban (Spj) tahap sebelumnya

Dok.RaBa

KLINIK DD: Untuk mempercepat realisasi dana desa (DD) BPM-PD membuka klinik konsultasi DD bagi perangkat desa.

belum dilaksanakan,” ujar pria yang akrab disapa Yayan itu Menurut Yayan, dalam rapat kemarin pihaknya mendapat masukan dari Komisi I terkait beban BPM-PD dalam melakukan pengendalian keuangan di desa. “Intinya, teman-teman DPRD bersedia membantu kami melakukan tinjau lapangan di desa,” kata mantan kepala Dinas Pendapatan (Dispenda) Banyuwangi tersebut. Selain itu, para anggota dewan diharapkan terlibat musyawarah perencanaan pembangunan desa (musrenbangdes). “Sehingga program pembangunan di desa bisa nyambung dengan program pemba­ ngunan atas,” tuturnya. Untuk mengatasi berbagai kendala dalam pencairan dana desa itu, kata Yayan, BPMPD membuka klinik konsultasi. Di klinik

Penyerapan Disnak Disorot DPRD Realisasi Anggaran hanya 68 Persen BANYUWANGI - Komisi II (Bi­dang Perekonomian) DPRD Banyuwangi menggelar rapat kerja (raker) bersama sejumlah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang menjadi mitra kerjanya. Agendanya, evaluasi penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2015 dan membahas program kerja tahun 2016 kemarin (13/1). Dalam raker itu hadir para pimpinan dari Dinas Pertanian, Kehutanan, dan Perkebunan (Dispertahutbun); Kantor Ke­ tahanan Pangan; dan Dinas Peternakan (Disnak). Penyerapan anggaran Disnak menjadi sorotan para wakil rakyat karena penyerapan anggaran dinas itu dinilai sangat minim, hanya sekitar 68 persen. Penyerapan anggaran Dispertahutbun dan Kantor Ketahanan Pangan tidak menjadi persoalan karena penyerapannya dinilai sangat memuaskan, di atas 90 persen. Dari pemaparan pihak Dispertahutbun, realisasi penyerapan anggaran SKPD yang membidangi pertanian, kehutanan, dan perkebunan, itu mencapai 96,3 persen.

Dok.RaBa

KEGIATAN RUTIN : Salah satu kegiatan rutin yang dilakukan Dinas Peternakan selama tahun anggran 2015 melakukan pemeriksaaan kesehatan daging sapi di beberapa pasar Banyuwangi.

Penyerapan anggaran Kantor Ketahanan Pangan lebih besar lagi, yakni 98 persen lebih. Sementara itu, penyerapan anggaran Disnak hanya 68,4 persen. “Angka itu jauh di bawah target realisasi minimal sebesar 80 persen,” ujar Ketua Komisi II, Marifatul Kamila. Wakil rakyat yang akrab disapa Rifa itu mengungkapkan, salah satu kendala yang mengakibatkan penyerapan anggaran Disnak rendah adalah keluarnya

Surat Edaran (SE) Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor 900 Tahun 2015. Penerapan SE tersebut mengakibatkan banyak program bantuan yang sedianya akan diberikan kepada masyarakat tidak bisa dicairkan. Itu terjadi lantaran kelompok masyarakat calon penerima bantuan tidak memiliki badan hukum. Untuk mengantisipasi minimnya tingkat penyerapan anggaran tersebut, mulai tahun ini Disnak akan memprioritaskan

rehabilitasi rumah potong hewan dan pusat kesehatan hewan (puskeswan). “Selain itu, masih ada bantuan yang akan diberikan kepada masyarakat. Tetapi, itu masih diiringi pesimisme tidak terserap. Karena itu, persyaratan agar bantuan itu dapat diserap harus dipersiapkan dengan baik,” katanya. Berbeda dengan Disnak, Komisi II menilai kinerja Dispertahutbun di tahun 2015 cukup baik. Bukan hanya dari sisi penyerapan anggaran, keberhasilan Banyuwangi mempertahankan predikat sebagai daerah surplus beras juga tetap terjaga tahun lalu. “Untuk Dispertahutbun dan Kantor Ketahanan Pangan, kita minta mempertahankan kinerjanya pada tahun 2016,” harap Rifa. Kepala Disnak Heru Santoso mengatakan, keluarnya SE Mendagri Nomor 900 tahun 2015 itu cukup menghambat realisasi anggaran Disnak tahun lalu. Akibat SE itu, penyerapan anggaran Disnak tidak bisa direalisasikan karena banyak kelompok ternak penerima manfaat yang tidak berbadan hukum. “Kegiatan pengadaan ternak bantuan sekitar Rp 2 miliar tidak bisa kita laksanakan karena terbentur SE Mendagri itu,” teags Heru n  Baca Penyerapan...Hal 35

itu aparat desa bisa bertanya seputar dana desa mulai proses pencairan, tata cara penatausahaan, dan pelaporan dana desa. Penggunaan dana desa itu, lanjut Yayan, tidak boleh tumpang tindih dengan Alokasi Dana Desa (ADD) yang bersumber dari APBD Rp 61, 9 miliar untuk 189 desa. 60 persen ADD digunakan untuk penghasilan tetap aparat desa. Sisanya yang 40 persen masih dibagi lagi, yakni 50 persen untuk operasional pemerintahan desa dan selebihnya untuk pemberdayaan masyarakat. “Yang APBN digunakan untuk pembangunan fisik, sedangkan ADD bisa digunakan untuk modal usaha masyarakat. Intinya penggunaan kedua dana desa tersebut harus dimaksimalkan untuk kesejahteraan desa dengan pertanggungjawaban yang jelas,” tegas Yayan.

Untuk memastikan dana desa dialokasikan dengan tepat, pemkab membuat emonitoring system. Dalam sistem itu setiap program pembangunan fisik desa difoto lalu diunggah. Koordinat lokasi pembangunannya pun diunggah ke website yang ditentukan agar bisa dipantau langsung melalui google map. “Cara ini cukup efisien, bisa mengurangi jumlah titik program yang harus dipantau secara manual,” pungkas Yayan. Ketua Komisi I, Ficky Septalinda, menuturkan penyerapan DD yang tidak mencapai seratus persen tersebut akan menjadi bahan evaluasi pemerintah pusat. “Sehingga pada 2016 ada pengurangan DD yang akan dicairkan di Banyuwangi,” kata politikus PDIP tersebut. Selain melakukan evaluasi laporan pencairan DD, dalam rapat kemarin Komisi I menegaskan bakal melakukan pengawasan maksimal terhadap DD yang diterima masing-masing desa di Banyuwangi. Sebagai mitra BPM-PD, komisi yang membidangi pemerintahan tersebut akan melakukan tinjau lapangan ke desa. Ficky menjelaskan, tugas Komisi I melakukan pengawasan bidang pemerintahan, termasuk pemerintahan desa. “Kami akan melakukan pengawasan secara maksimal terhadap dana-dana yang diterima pemerintah desa agar tidak menimbulkan permasalahan di kemudian hari,” akunya. Ficky menambahkan, terkait rencana melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke desa, hal itu dilakukan untuk mengetahui desa yang memiliki indikator baik terkait pelaporan keuangan dan pengelolaan pembangunan. Dengan demikian, dewan bisa menyarankan agar desa tersebut menjadi rujukan studi banding desa lain di Banyuwangi. “Jadi, tidak perlu ke luar Banyuwangi untuk studi banding,” katanya. (sgt/c1/afi)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.