Rujukan Informasi Terkini
SABTU 14 NOVEMBER TAHUN 2015
Eceran Rp.5.750
HALAMAN 33
Mahasiswa Desak Rektor Mundur Demo Malam Hari di Depan Kampus Untag BANYUWANGI - Konflik Perpenas Untag 1945 Banyuwangi semakin meruncing. Setelah kubu Sugihartoyo melaporkan kubu Waridjan ke polisi, tadi malam sejumlah mahasiswa turun ke jalan. Para pendemo yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Kampus (Ampek) menggelar aksi unjuk rasa di depan kampus Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi pukul 18.00 Jumat (13/11) kemarin. Demo itu digelar untuk menyikapi polemik yang terjadi di kampus Merah-Putih itu akhirakhir ini. Polemik itu dirasa sangat merugikan proses belajar-mengajar mahasiswa. Dalam orasinya, puluhan mahasiswa itu menyerukan tuntutan agar segera sengketa yang terjadi di internal Perpenas itu disudahi. Mereka juga menyerukan agar kembali mengaktifkan beberapa dosen yang sebelumnya dinonaktifkan dengan alasan keamanan. Selain itu, puluhan mahasiswa dari berbagai fakultas itu juga menuntut pihak kampus mengklarifikasi dan mencabut Surat Rektor No. 0606/Sek-2/R-UT/XI/2015 yang dirasa tidak memiliki dasar logis n Baca Mahasiswa...Hal 43 INDEPENDEN: Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Ampek unjuk rasa di depan Untag 1945 Banyuwangi tadi malam. TAUFIK FERDIANSYAH/RABA
DERMAGA ASDP
Green Diamond Di-Police Line Lima Tersangka yang Ditangkap Pemain Lama
RENDRA KURNIA/RABA
BELUM SEMPURNA: Dermaga MB III ASDP Ketapang belum dioperasikan hingga kemarin.
MB III Ketapang masih Mangkrak KALIPURO - Hanya beroperasinya dua dermaga di Pelabuhan ASDP Ketapang, yakni dermaga MB I dan pontoon, karena dermaga MB II sedang direhab menyebabkan kendaraan sedikit lambat masuk kapal. Untuk mengurangi keterlambatan masuk kapal itu sebenarnya dermaga MB III bisa menjadi solusi. Namun, dermaga yang ada di sebelah utara ASDP Ketapang itu ternyata belum bisa dioperasikan lantaran pengerjaan belum selesai n
KALIPURO - Lima tersangka narkoba yang terjaring dalam Operasi Sakau di kafe Green Diamond (GD) dan Hotel Watudodol, Ketapang, Rabu lalu (11/11) ternyata cukup lama ter diincar polisi. Mereka di ttercatat sebagai pemain lama narkoba Banyuwangi. Hanya saja, selama ini mereka aman-aman saja karena belum kena batunya. Tersangka Sg alias Gen, 37, ternyata sudah tiga kali berurusan dengan polisi. Warga Lingkungan Tanjung, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, itu pernah kesandung kasus togel dan narkoba. Bisa jadi karena hukumannya terlalu ringan, Gen tak jera berbisnis narkoba lagi. Tersangka Int, 25, asal Perum Gentengan Baru, Blok C 17, Jalan MH. Thamrin, Banyuwangi, juga lama diincar polisi n Baca Green...Hal 43
1 Sebelum beraksi
3 Sapi sasaran
empat sindikat curwan itu melakukan survei sasaran selama 3-5 hari.
diambil dari kandang lalu dimasukkan mobil. Kadang juga diangkut sepeda motor
GIRI - Jumlah penderita HIV/AIDS yang mirip dengan fenomena gunung es membutuhkan penelusuran menyeluruh untuk melihat data sebenarnya. Palang Merah Indonesia (PMI) Banyuwangi melalui unit donor darah menyatakan akan membantu Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) dan Dinas Kesehatan untuk mencari data para pendonor darah. Wakil Ketua PMI Banyuwangi, Nurhadi, menjelaskan setiap darah yang didonorkan di unit donor darah terlebih dulu di-screening. Dalam proses tersebut akan terlihat apakah pasien tersebut sehat ataukah mengidap virus berbahaya, seperti hepatitis atau HIV/AIDS n Baca Pendonor...Hal 43
http://www.radarbanyuwangi.co.id
4 Sapi curian kemudian ditampung di tempat
2
Pendonor Positif HIV/ AIDS Tergolong Kecil
HUMAS POLRES FOR RABA
DILARANG MELINTAS: Kasatnarkoba AKP Agung bersama KBO Satnarkoba Iptu Kusmin memasang police line di gerbang masuk Kafe Green Diamond siang kemarin.
Aksi Sindikat Maling Sapi
Baca MB III...Hal 43
PMI
Tersangka Gen
penampungan. Jaelani berperan sebagai sopir pengangkut hasil curian. Setelah Untuk memudahkan aksinya, mereka membawa mobil Avanza, dirasa aman, sapi-sapi itu dijual ke pasar sapi. Panther, dan sepeda motor
5 Polisi akhirnya berhasil meringkus
komplotan pencuri sapi. Satu pelaku bernama Faisol terpaksa ditembak kakinya.
Identitas Pelaku: Q Ditangkap Kamis malam (12/11) Q Ahmad Jaelani, 46 (warga Jelun) Q Ario Widiyo, 24 (warga Jelun) Q Nur Hariri, 36 (warga Jelun) Q Faisol, 43 (warga Kenjo) 22 TKP itu: Q Pelaku menjarah 10 ekor sapi (yang ditemukan baru 2 ekor). Sedangkan dari 45 ekor kambing yang berhasil ditemukan 8 ekor. Q Glagah : 14 kambing, sapi Q Giri : Satu sapi Q Banyuwangi : 12 kambing, 1 sapi Q Kalipuro : 1 sapi, 5 kambing Q Kabat : 5 kambing, 3 sapi Q Rogojampi : 10 kambing
Tersangka Int
Enam Bulan Gasak 45 Kambing BANYUWANGI - Maraknya pencurian hewan (curwan) yang meresahkan masyarakat belakangan ini akhirnya terungkap. Kemarin (12/11) Resmob Polres Banyuwangi berhasil meringkus sindikat spesialis curwan tersebut. Ada empat pelaku yang tertangkap, satu orang terpaksa dihadiahi pelor panas. Mereka adalah Ahmad Jaelani, 46, Ari Widiyo, 24, dan Nurhariri, 36, ketiganya merupakan warga Dusun Krajan, Desa Jelun, Kecamatan Licin n Baca Enam...Hal 43
Kesibukan Pengolah Buah Jambe di Desa Bulusari, Kalipuro
Tukang Kupas Libatkan Ibu-ibu, Hasilnya Dikirim ke Papua Buah jambe atau pinang sering dibiarkan terjatuh tanpa manfaat. Tetapi, masyarakat di Dusun Plampang, Desa Bulusari, Kecamatan Kalipuro, memanfaatkan buah jambe sebagai salah satu komoditas perdagangan. FREDY RIZKI, Kalipuro SEBELUM menjadi industri rumahan seperti saat ini, fungsi buah jambe atau pinang (areca catechu) di Dusun Plampang, Desa Bulusari, Kalipuro, sama seperti di tempat lain. Jika tidak digunakan
FREDY RIZKI/RABA
SEKILO DIBAYAR RP 750: Ibu-ibu di Dusun Plampang, Desa Bulusari, sibuk mengupas buah jambe di rumah Sakwi.
sebagai hiasan pernikahan, buah jambe hanya digunakan sebagai teman nyirih nenek-nenek sampai giginya merah. Tetapi, persepsi itu berubah ketika kurang-lebih 15 tahun lalu ada salah seorang warga yang pernah menjadi buruh pengupas buah jambe. Dia melihat pasar buah tersebut cukup bagus di luar Banyuwangi. Lalu, dia pun mencoba memanen sendiri pohon jambe yang bertebaran di dusundusun di Desa Bulusari. Sejak itu satu per satu warga mulai ikut mengunduh hasil buah dari pohon jambe. Sakwi, 41, salah seorang warga yang ikut memanfaatkan tanaman jambe itu menceritakan, dirinya sudah memulai usaha itu lebih dari 12 tahun lalu n
KPU kirim tim gabungan ke Kudus Wah, kayak mau nangkap penjahat saja! Mahasiswa Untag desak rektor mundur dari jabatan Awas, bisa diancam tidak lulus lho...
Baca Tukang...Hal 43 email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com
radar sport Ribut Santoso mulai Kumpulkan Pemain RADAR Banyuwangi
34
Jawa Pos
Agenda Kota
Kepala Kopertis Hadiri Wisuda UBI UNIVERSITAS Bhakti Indonesia (UBI) Kecamatan Cluring, Banyuwangi, menggelar wisuda Sarjana Strata (S1) di Hall Hotel Baru Indah Jajag, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi, pukul 07.00 hari ini (14/11). Direncanakan, wisuda sarjana ini akan disaksikan Kepala Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah VII, Prof Dr Ir Suprapto DEA. (*)
BANYUWANGI - Laga Persewangi versus Persebaya akan digeber di Stadion Diponegoro Banyuwangi 29 November mendatang. Duel The Lasblang (Laskar Blambangan) dengan Green Force itu diprediksi berlangsung seru. Persewangi bertekad memenangkan pertandi ngan sekaligus merebut trofi kapolres Banyuwangi. Sebab itulah, tim Merah-Hitam dituntut siap segalanya dalam menghadapi Bajul Ijo yang dianggap memiliki materi pemain mumpuni. Para pemain akan segera dipanggil. Tentu saja, mereka yang dipanggil sesuai pantauan selama ini. Kualitas pemain tetap menjadi prioritas. Sejauh ini banyak pemain yang telah masuk radar. Hanya saja, pemain yang layak itu tetap harus melalui seleksi. ‘’Sudah kita data, mereka akan kita panggil,’’ ujar Ribut Santoso, pelatih yang ditunjuk membesut
Paparan Buku Jelajah Pantai Timur Jawa REDAKSI Jawa Pos Radar Banyuwangi akan menggelar paparan hasil Ekspedisi Jelajah Pantai Timur Jawa di gedung Toyota Auto2000 Jalan S. Parman 28 Banyuwangi pada pukul 09.00 Ming gu besok (15/11). Hasil pendataan dan dokumentasi ekspedisi ini disusun dalam belum master buku berjudul ‘’Jelajah Pantai Timur Jawa’’. Master buku inilah yang akan dipaparkan besok pagi. (bay)
Pelatih: Ribut Santoso di Stadion Diponegoro beberapa waktu lalu. Kini, dia mulai mengumpulkan pemain untuk skuad Persewangi.
Sabtu 14 November 2015
Persewangi dalam menghadapi Persebaya itu. Dia menjelaskan, setiap pemain harus menunjukkan kualitas dalam proses seleksi. Sebab, kata dia, persaingan masuk tim sangat ketat. ‘’Semua pemain harus disiplin,’’ ulasnya. Ribut Santoso memang diminta menjaring pemain lokal. Sebab, pemain asli daerah juga memiliki kualitas mumpuni. Terkait hal itu, Ribut mengaku sangat sepakat. ‘’Banyak pemain kita berkualitas unggul,’’ pelatih asal Desa Sraten, Kecamatan Cluring, Banyuwangi, itu. Terkait pemanggilan, Ribut menyebut proses pemanggilan akan dilakukan secara serentak. Para pemain akan dikumpulkan untuk mengikuti latihan. ‘’Awal pekan ini sudah dimulai. Kita tidak bisa berleha-leha,” tandasnya. Dia mengatakan, pemain yang masuk pantauan itu tersebar hampir di semua kecamatan di Banyuwangi. Meski begitu, prioritas utama adalah kualitas. ‘’Semua pemain yang direkrut nanti se suai kebutuhan tim,’’ pungkasnya. (ton/c1/bay)
PENGUMUMAN TELAH DIBUKA LOWONGAN KERJA
di Kantor Otoritas Pelabuhan Penyebrangan Gilimanuk, Kementrian Perhubungan Darat di Ketapang
Syarat:
Jl. Gatot Subroto No. 70, Ketapang
a. Warga Negara Indonesia b. Lulusan SLTA Sederajat (Ijasah dan Nilai foto copy) c. Umur Min.18 - Max 25 tahun d. SKCK e. Surat Sehat dari dokter Bagian Personalia f. Foto copy KTP TTD g. Pas photo 4x6 berwarna dasar biru Wisnu P. Utomo, SH.MH h. Bersedia di tempatkan di pelabuhan
ROGOJAMPI
BANYUWANGI
STNK
BANYUWANGI
Honda Jazz
Dump Truck
Hlg STNK P 3677 XJ an Januar Catur Hidayat, Jl. Ikan Belanak RT. 3/3, Kertosari
Perusahaan Telekomunikasi
Djl Jazz Silver, M/T, IDSI 2007 Plat DK KM 41 Rb, 120 Jt (Nego) Hub: 085338228415
Dijual Dump Truck Mits 2 Unit Tahun 2012/2013 Hubungi 081358339500
Hlg stnk P 5815 ZM an Harianto,S.Pd.I, Perum Permata Jingga 1 Blok C rt.2/2,Bylngu
Toyota New Limo
BANYUWANGI
Hlg STNK P 4092 YW an Lita Rosita Sari, Jl. Penataran Gg. IV No. 89 RT. 1/3, Tamanbaru
BANYUWANGI
Rumah Rogojampi Jual/Sewa Rumah+Toko Rp. 27,5 Jt/Th, Cck Buat Bank, Koperasi, Kantor dll, Pnggr Jln Raya Dpn Stasiun Rgjmpi (Kmr 3+Toko) H: 081291718688/08121068792
Promo Akhir Tahun New Limo 2010 68 Jt Nego Hub: 08126086869/085736684669
Honda CRV
VIMAX KAPSUL & VIMAX OIL KANADA, BRKHASIAT UTK MEMPERPANJANG DAN MEMPER BSR Mr. P PRIA DGN CPT, KUAT, KERAS, THN LAMA & TANPA EFEK SAMPING. • OBAT MATA, MIN/PLUS, KATARAK, RABUN • PENINGGI BDN, KAPSUL UTK MENAMBAH • PEMBESAR PAYUDARA, MONTOK, PAPOSTUR TUBUH + TINGGI IDEAL 1 BLN + DAT, KENCANG 5-10 CM TANPA EFEK SMPING 185.000 • PENGHILANG BKS LUKA LAMA/BARU • PELANGSING BADAN 1 MINGGU TRN 2-3 • PENUMBUH RAMBUT BOTAK KG TANPA EFK SMPING 175.000 • PERONTOK BULU YG TDK DISUKAI • KING COBRA USA, OBT L.SYAWAT, IMPO• PERAPAT VGN WANITA TEN, EJAKULASI DINI 155.000 • PEMUTIH SELANGKANGAN/KETIAK • PEMUTIH SLRH BADAN/MUKA 165.000 • VAKUN ALAT PEMBSR PENIS 375.000 • PEMERAH BIBIR ALAMI& PERMANN BUAT LELAKI VIAGRA USA/CINA, CIALIS,VG PROGOMIE SP,VGN GETAR,VGN SUARA, WNS GETAR, VNS MJU MUNDUR, VNS 2 KEPALA, RING PENGGELI
VITOP JAYA Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono Wakil Pemimpin Redaksi/Korlip: Syaifuddin Mahmud Redaktur: Ali Sodiqin, A.F. Ichsan Rasyid Staf Redaksi: Sigit Hariyadi, Niklaas Andries, Ali Nurfatoni, Chien Jullien Anisa, Taufik Ferdiansyah, Fredy Rizki Manunggal Fotografer: Galih Cokro Buwono Editor Bahasa: Minhajul Qowim Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis (Koordinator), Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja
Pemasaran dan Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha Iklan: Sidrotul Muntaha, Dian Effendi Administrasi Iklan: Fitria Arifiana Event: Benny Siswanto Keuangan: Citra Puji Rahayu Kasir: Widi Ukiyanti, Piutang: Anissa Windyah Sari Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti Perpajakan: Cici Irma Setyani Corporate Lawyer Jawa Pos Group: Dr. Harris Arthur Hedar SH MH Direktur: Samsudin Adlawi
Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.
JL. SONGGON 15 ROGOJAMPI – BWI ST BONDO BISA DIKIRIMHP. 082 333 79 4444 PESAN DI ANTAR ONGKOS GRATIS
Hlg STNK P 3245 WP an Ismail, Jl. Ahmad Yani No. 100 RT. 00/00, Bwi Hlg STNK P 308 WA an Saifudin, SH, Jl. Tunggul Ametung RT. 2/3, Kebalenan
Perusahaan Telekomunikasi Membutuhkan segera Karyawan utk Area Banyuwangi dan Situbondo: (1) Canvaser (2) Merchandiser (3) Administrasi. Syarat: (1) Lulusan SMA Sederajat (2) Mempunyai Kendaraan Sendiri R2+SIM C/CVS+MD (3) Good Looking+Good Skill Administration + Menguasai MS Office (4) Pengalaman Tdk Diutamakan Lamaran Lsg Ke Prm Bunga Residen G-03, Jln Brawijaya Banyuwangi
Hlg STNK P 6561 ZA an Miswanah, Dsn. Warengan RT. 04/01, Ds. Bubuk. Rgjmpi
Usaha Anda Ingin Dikenal?
Dijual Honda CRV silver matic 2000cc tahun 2005, super istimewa. Hubungi 0811351093
promosikan saja di
BANYUWANGI INFO MOBIL MOTOR Iklan Radar Banyuwangi akan membantu anda dalam mempromosikan perusahaan, usaha anda. Pasang dan dapatkan harga menarik untuk pemasangan iklan mobil dan motor. Info dan pemesanan bisa menghubungi Toha HP: 08123353502.
Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Agus Baihaqi Staf Redaksi: Shulhan Hadi, Dedy Jumhardiyanto Pengembangan Usaha: Abdul Aziz Iklan: Thomy Sila Acrhdiansyah, Eko Budiyono Pemasaran: Wahyu Nugroho Administrasi: Titin Wulandari Kantor Genteng: Ruko Madania, Jl Hasyim Asy’ari No 06 Genteng Telp : (0333) 845860
Jl. Lingkar Ketapang Djl Rmh 490 m2, SHM, Jl. Lingkar Sblh Htl Lingkar Ktpng Bwi H: 081336440899
Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Edy Supriyono Staf Redaksi: Nur Hariri, Habibul Adnan Fotografer: Rendra Des Kurnia Lay Out/Grafis: Pemasaran: Samsuri Administrasi: Dimas Ayu Dewi Fintari Kantor Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982.
Wartawan Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.
0333 412224
Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Website: www.radarbanyuwangi.co.id. Email: radarbwi@gmail.com, beritaraba@gmail.com, artikelradarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300
Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi
sabtu 14 November
Halaman 35
TAHUN 2015
Yoyok Terkaya, Gus Faqih Termiskin KPK Umumkan Harta Kekayaan Cabup – Cawabup
SITUBONDO – Berapa harta kekayaan pasangan calon bupati (cabup) dan calon wakil bu pati (cawabup) Situbondo sud ah diketahui. Kamis ma lam (12/11) lalu, Komisi Pem
berantasan Korupsi (KPK) sudah mengumumkan harta kekayaan paslon. Berdasarkan data yang dida patkan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Situ
bondo, Yoyok Mulyadi memiliki harta paling banyak. Kekayaan cawabup yang berpasangan dengan Dadang Wigiarto itu mencapai Rp 10,3 miliar. Se dangkan KH. Faqih Gufran
menjadi calon yang memiliki harta kekayaan paling sedikit. Yaitu, hanya Rp 268 juta. Terkaya kedua adalah cabup Abdul Hamid Wahid. Harta ke kayaan pria asal Probolinggo
itu mencapai Rp. 6,2 Miliar. Sedangkan diurutan ketiga Ahmad Fadhil Muzakki Syah. Kekayaan yang dilaporkan ke KPK mencapai Rp. 5,9 Miliar. Cabup incumbent, Dadang
Wigiarto menjadi termiskin kedua. Jumlah harta kekayaan nya kalah oleh H. Untung, Cawa bup yang berpasangan dengan Gus Faqih n Baca Yoyok...Hal 36
Pasang Radio untuk Amankan Pilbub SITUBONDO - Alat komunikasi jajaran kepolisian Polres Situbondo bertambah. Perangkat itu adalah radio rig stasioner. Selain untuk komunikasi internal, radio tersebut dipersiapkan guna mendukung kelancaran pelaksanaan pemilihan Calon Bupati dan Wakil Bupati Situbondo. Perangkat radio ini merupakan bantuan dari Polda Jawa Timur. Alat-alatnya mulai di distribusikan dan pasang di polsek-polsek, sejak Kamis (12/11) lalu. Secara bertahap, seluruh polsek akan dipasangi perangkat radio sebelum masa pemilihan berlangsung. Tujuannya, pada waktu pilbup berlangsung, segala permasalahan yang membutuhkan pihak kepolisian bisa cepat ditangani. Untuk operator radio rig stasioner akan tetap berpusat di Polres Situbondo. Menurut Kasubag Humas Polres Situbondo, Ipda Nanang Priambodo, pemasangan perangkat radio dilakukan dari ujung timur Situbondo. “Pemasangan Radio Rig Stasioner di polsekpolsek dilakukan Kasitipol Polres Situbondo, Ipda Teguh bersama sejumlah anggota,” katanya. Nanang menambahkan, sejak perangkat radio dipasang, maka akan langsung bisa dioperasikan sebagai alat komunikasi n Baca Pasang...Hal 36
ALAT BARU: Guna mendukung kelancaran Pilbub 2015, polisi memasang radio di Polsek Asembagus, kemarin (13/11).
NUR HARIRI/JPRS
Miliki IUP Esplorasi, Seharusnya Beraktifitas
asembagus
Karyawan Embat Uang Koperasi PELAKU kejahatan terkadang tidak hanya dilakukan orang luar sebuah lembaga. Banyak juga, karyawan yang justru merusak dengan mengembat kekayaan institusi. Salah satunya seperti yang dialami Koperasi Aping, di Desa/ Kecamatan Asembagus. Koperasi simpan pinjam ini sebelumnya mempekerjakan seorang karyawan berinisial AYR, 26, warga Desa Selowogo, Kecamatan Bungatan. Dalam pekerjaannya, AYR bertugas mencari dan menagih tanggungan nasabah yang pinjam kepada koperasi. Nah, sejak Bulan Mei 2015 lalu, AYR diduga sudah mulai melakukan kejahatan. Caranya, uang yang disetor oleh seorang nasabah tidak disetor kepada koperasi tempatnya bekerja. Kejahatan AYR terus dilakukan hingga uang milik koperasi ludes belasan juta rupiah. Kasus dugaan penggelapan uang ini kemudian terbongkar, setelah koperasi diaudit oleh tim pengawas. Hasil pengecekan menyebutkan ada sejumlah uang yang raib hingga mencapai sebesar Rp 19.703.000. Audit tim pengawas mengarah kepada orang yang mengambil uang, yaitu AYR. Mengatahui ada uang yang digelapkan karyawannya, pihak koperasi berusaha kooperatif. Pihak koperasi menanyakan perihal raibnya uang tersebut dan diakui AYR n Baca Karyawan...Hal 36
NUR HARIRI/JPRS
MENGEJUTKAN: Anggota polisi mengidentifikasi tengkorak yang ditemukan warga di sekitar Hutan Baluran, kemarin (13/11).
Temukan Tengkorak di Hutan Baluran Identitas Belum Diketahui BANYUPUTIH - Tengkorak manusia ditemukan warga di se kitar Hutan Baluran, Kecamatan Banyuputih, kemarin (13/11). Identitas dan jenis kelamin belum
diketahui, karena kondisinya su dah merupakan potongan-po tongan tulang. Kerangka manusia ini dite muk an kali pertama oleh war ga yang mencari rumput ke areal hutan. Lokasi penemuan berada di jarak sekitar lima kilo meter dar i jalan raya pantura.
Warga yang menemukan kemu dia n mengabarkannya kep ada sejumlah warga Desa Su m beranyar. Informasi penemuan itu dengan cepat sampai ke Polsek Banyuputih. Beberapa polisi kemudian bergerak menuju lokasi n Baca Temukan...Hal 36
Endah Supriyani, Produksi Odheng Demi Lestariskan Identitas Budaya Situbondo
Konsultasi dengan Sejumlah Budayawan untuk Tentukan Bentuk Ciri khas suatu daerah bisa dilihat dari pakaian. Salah satunya adalah odheng. Demi melestarikannya, Endah Supriyani membuat terobosan dengan memproduksi odheng khas Situbondo yang lebih fleksibel. NUR HARIRI, Panarukan. Jari-jemari ibu-ibu penjahit tampak cekatan memotong kain-kain batik yang ada di tangannya. Konsentrasinya sejalan dengan arah pikirannya. Tanganya melekukkan kain batik dengan modifikasi tertentu untuk diproduksi menjadi odheng khas Situbondo. Kain yang sudah dibentuk
sedemikian rupa yang dililitkan di kepala tersebut pernah menjadi produk kebudayaan di Kota Santri. Sayang, dalam p er jala nan nya ke mud ia n ditinggalkan banyak orang. Ba h k a n , s e ju m l a h o ra n g Situbondo sudah banyak yang tidak mengenal odheng khas Situbondo. Dengan semangat melestarikan salah satu produk budaya itulah, Endah Supriyani berusaha mendesain odheng dengan nama ‘Udheng Situbondoku’. Untuk kepentingan itu, dia berkonsultasi kepada sejumlah sesepuh budayawan senior Kota Santri. Misalnya, tentang bentuk odheng Situbondo. Odheng yang dibuat wanita di perumahan Panorama, Desa Sumberkolak, Kecamatan Panarukan ini sengaja dibikin lebih fleksibel n Baca Konsultasi...Hal 36
KHAS: Kerajinan Odheng Situbondo di rumah Endang sudah mampu memproduksi hingga ratusan bahkan ribuan Odheng
EDY SUPRIYONO/JPRS
SITUBONDO – Keputusan pe nutupan aktifitas penambangan terus mendapatkan sorotan. Sebab, Selain menimbulkan beberapa kerugian, keputusan tersebut tidak sesuai dengan regulasi. Terutama penutupan penambangan yang memiliki Ijun Usaha Pertambangan (IUP) Ekspolrasi Jika merujuk terhadap kepu tusan Gubernur Jawa Timur tentang persetujuan IUP eks plorasi, pemegang ijin tersebut mempunyai hak untuk mela kukan penyelidikan umum dan eksplorasi. ”Garis bawahnya adalah eksplorasi,” ujar Rahmad, mantan Wakil Bupati Situbondo. Dia menjelaskan, dalam Un dang-undang (UU) nomor 4 tahun 2009 tentang pertam bangan mineral dan batu bara (Minerba), ekspolrasi ada
lah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk mem peroleh informasi secara rinci tentang lokasi untuk dimensi sebaran kualitas dan sumberdaya terukur dari bahan galian. ”Artinya, kalau bicara normatif, yang boleh diberhentikan ak tif itasnya adalah diangkut di truk kemudian di jual ke luar dari wilayah ijin usaha pertambangan. Teman-teman yang memiliki IUP eksplorasi tidak boleh dihentikan akti fitasnya selama pasir tidak di angkut di truk dan dijual,” terang Rahmad. Bagi Rahmad, yang terjadi di Kabupaten Situboondo saat ini tidak sesuai dengan aturan. Semua aktifitas penambangan diberhentikan secara merata tanpa ada pemilahan n Baca Miliki...Hal 36
RA D AR s i t u b o nd o
afriCa Van java
36
Jawa Pos
Sabtu 14 November 2015
Perda akan Atur Madrasah Diniyah SITUBONDO – Keberadaa lembaga pendidikan diniyah dalam waktu dekat ini akan diatur dalam Peraturan Daerah (Perda). Rancangan Perda (Raperda) insiatif Komisi IV DPRD Kabupaten Situbondo tersebut tinggal disahkan oleh DPRD untuk menjadi Perda. Ketua Komisi IV, Hasanah Tahir mengatakan, Raperda t e r s e b u t b e r na m a Pe rd a Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDK). ”Memuat tentang pe mahaman MDK itu sendiri,” te rangnya kepada Jawa Pos Radar Situbondoa, kemarin. Dia menerangkan, MDK per lu diperdakan karena saat ini lembaga-lembaga diniyah sudah menjamur. Karena itulah, proses pendirian dan pengajarannya nanti akan mengikuti ketentuan dalam Perda tersebut. ”Sehingga tidak sembarangan dalam pendirian dan pengajaranya,” tambah Hasanah. Politisi perempuan berjilbab ini menjelaskan, MDK adalah lembaga diniyah non formal yang didirikan oleh masyarakat. Sedangkan dalam Raperda tersebut, sekolah-sekolah umum diimbau untuk mengadakan MDK. Tujuannya sebagai pen yempurna dari pelajaran agam di sekolah umum. ”Nanti kalau sudah ada Perda, perannya akan
Dadang Kalah ke H Untung n yoyok...
Sambungan dari Hal 35
Untung memiliki harta Rp. 2,5 Miliar. Sedangkan kekayaan Dadang hanya Rp. 1,1 Miliar. Salah satu komisiner KPU Situbondo, Iwan Sur yadi mengatakan, pengumuman harta kekayaan tersebut diber
samakan dengan kabupaten/ kota lain se Jawa Timur yang mengadakan Pilkada tahun ini. ”Diumumkan secara serentak di kampus Universitas Negeri Surabaya (Unesa),” ujar Iwan. Dia menerangkan, KPU Si tubondo kemungkinan tidak akan mengumumkan lagi harta kekayaan paslon. Sebab,
berdasarkan Peraturan KPU (PKPU) nomor 9 tahun 2015 dij el askan, pengumuman harta kekayaan paslon difasi litasi oleh KPU provinsi atau KPU Kabupaten. ”Berarti agenda di Surabaya itu sudah pengumumannya,” terang Iwan. Semua paslon sudah menye rahkan laporan harta kekayaan
penyelenggara negara (LHKPN) ke KPK beberapa waktu la lu. LHKPN itu kemudian di samp aikan kepada publik. Dalam penyampaian LHKPN, dibacakan sendiri oleh masingmasing paslon. Sedangkan paslon yang tidak hadir, penyampaian LHKPN diwakili oleh pegawai KPK. (bib/pri)
Diduga Orang Gila yang Kelaparan n Temukan...
Sambungan dari Hal 35
Setelah sampai di lokasi, polisi langs ung mengidentifikasi tengkorak manusia di Pelabuhan Merak, Dusun Sidomulyo, Desa Sumber war u, Ke camatan Banyuputih. Di lokasi, polisi menemukan tengkorak kepala serta sejumlah tulang-belulang yang berserakan diantara bebatuan. Polisi yang melakukan olah TKP tidak dapat membuka iden titas korban. Sebab, kondisinya sudah tinggal tengkorak. Kerangka tersebut kemudian dievakuasi untuk ditindaklanjuti dan di kuburkan. Salah seorang warga, Nurhadi,
NUR HARIRI/JPRS
Berserakan: Polisi mengumpul kan tulang belulang tengkorak.
45, mengatakan, kerangka manusia itu diduga merupakan
orang gila. Sebab, hanya orang gila yang biasanya ada di lokasi jauh dari permukiman warga. “Kalau letaknya jauh seperti itu, biasanya orang gila. Di si ni sering ada orang gila mati karena kelaparan,” katanya Dikonfirmasi secara terpisah, Kepala Desa Sumberanyar, Sumakki menyebut tengkorak yang ditemukan bukan me rupakan warga desanya. Sebab, sejauh ini tidak ada laporan warga yang melapor kehilangan anggota keluarganya. “Kondi sinya sudah tulang-belulang, itu jadi sulit di kenali. Tapi se jauh ini di desa kami tidak ada laporan kehilangan orang,” pa par Sumakki. Sementara itu, Kanit Reskrim
Polsek Banyuputih, Aiptu Misto menyebutkan pihaknya belum bisa memastikan jenis kelamin tengkorak tersebut. “Kondisinya sudah tinggal tulang dan tengk orak. Jenis kelamin dan identitas belum diketahui,” katanya. Mengenai tewasnya korban, Misto menjelaskan tidak ada indikasi pembunuhan. Bahkan, korban diduga merupakan orang gila yang mati kelaparan. “Dugaan sementara, korban adalah orang gila. Karena se lain menemukan tengkorak, petugas juga menemukan celana pendak. Di saku celana terdapat plastik yang sudah hancur serta sejumlah tutup botol,” terangnya. (rri)
Tak Elok Jika ada Aksi Jelang Pilkada n miliki...
Sambungan dari Hal 35
”Kalau mengacu regulasi, mereka yang memiliki IUP eksplorasi masih boleh beraktiftas karena memang diperbolehkan secara aturan,” tambah Rahmad. Lebih jauh, Rahmad menje laskan, jika berbicara ijin pe nambangan, memang ada tiga tahapan. Tahapan pertama adalah mengurus wilayah ijin usaha pertmabangan (WIUP),
kemudain IUP ekspolrasi. Selanjutnya dilengkapi dengan IUP usaha produksi. Penambang sudah boleh beraktifitas jika mengantongi IUP ekspolrasi. Dan jika ingin melakukan pejualan, maka harus memiliki IUP usaha produksi. ”Akan tetapi dalam kenyataan nya, yang memiliki ekspolrasi ini yang ditutup. Ini yang salah,” terang pria yang menjabat sebagai Ketua DPD Golkar Si
tubondo itu. Karena itulah, dia meminta DPRD agar segera mencabut rekomendasi pemberhentian aktifitas penambangan. Sebab, jika tetap ditutup, bukan tidak mungkin akan ada aksi dari para penambang. ”Tidak elok kalau ada aksi menjelang Pilkada,” terangnya lagi. Sementara itu, beberapa pen ambangan di Situbondo mengaku sudah memiliki IUP eksplorasi. Misalnya pe
nambangan di Kecamatan Banyuputih. ” D i Ba n y u p u t i h a d a t i ga penambangan. Dan keti gan ya sudah memiliki IUP ekspolrasi,” ujar Totok, salah satu pengelola tambang. Dia menerangkan, dirinya memang belum memiliki IUP usaha produksi. Akan tetapi jenis ijin tersebut sudah di proses. ”Bukannya kami tidak men gu rusi. Saat ini sedang proses,” pungkas Totok. (bib/pri)
Lebih Fleksibel, Tidak Kaku, dan Bisa Masuk Saku n konsultasi...
Sambungan dari Hal 35
Tujuannya, agar bisa dibawa kemana saja tanpa mengganggu aktifitas pemakainya. Pembuatan odheng yang lebih fleksibel dimaksudkan agar tidak kaku seperti pada umumnya. Odheng yang dibuat Endah lebih tipis dibandingkan dengan odheng yang ada di daerah manapun. “Odheng Situbondo yang saya desain melibatkan penjahit dengan bahan kain batik lokal. Lebih fleksibel, sehingga bisa diletakkan di saku. Jadi tidak mengganggu saat dibawa ke mana saja,” kata perempuan 38 tahun tersebut.
Meski lebih fleksibel, odheng yang dibuat Endah tidak mengurangi nilai odheng khas Situbondo. Dimana, bentuk odhen g tetap sesuai dengan odheng yang dipakai oleh orang-orang terdahulu. “Bedanya hanya kaku dan tidaknya. Kalau dulu odheng jenisnya kaku, kalau yang saya buat lebih lentur,” imbuhnya. Ibu dua anak ini menjelaskan, kelenturan odheng tidak meng hilangkan keindahan pada odheng. Misalnya saja, tetap memiliki ciri khusus yaitu dua ekor jengger berada di belakang. Sedangkan samping kiri juga tetap terdapat satu jengger. Perbedaan dua jengger di belakang dan satu jengger di
sisi kiri, dibuatnya sama persis dengan udeng yang kaku. Meski lebih lentur, tetapi jengger ter sebut tidak akan melekuk. “Dari keterangan sejumlah budayawan, termasuk Pak Kutu nuk, jengger milik Situbondo lebih tinggi dari udeng yang ada di Jawa Timur,” terangnya. Ciri khas jengger ini menurut nya juga mengibaratkan kejanta nan seorang pria. Dengan jeng ger dua di belakang dan satu di sebelah kiri, maka kewiba waan pemakainya semakin meningkat. Makna udeng milik Situbondo ini yang juga tidak banyak dikenal oleh masyarakat. Hanya dengan niat memper tahankan dan melestarikan kebudayaan Situbondoitulah,
Endah Supriyani terus mem produksi odheng hingga ratusan bahkan ribuan jumlahnya. Dia berharap Udeng Situbondoku bisa dikenal oleh warga Si tubondo. “Selama ini memang banyak orang yang tidak kenal Odheng Situbondo. Tetapi jika terus diproduksi maka orangorang akan mengenalnya. Saya memproduksi dengan tujuan kebudayaan Situbondo dapat dilestarikan dan dicintai warganya,” paparnya. Endah Supriyani berharap, warga Situbondo bisa mencintai Odheng Situbondo. Sebab, jika sebaliknya, maka kebudayaan itu bisa ditinggalkan dan tidak dikenal oleh anak cucu yang ada di Kota Santri. (pri)
dioptimalkan,” tambahnya. Teknis pelaksanaannyan nanti, MDK akan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Situbondo dan Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Situbondo. ”Artinya untuk memfasiliatsi sekolah umum dalam penambahan pelajaran agama,” kata Hasanah. Bagi Hasanah, keberadaan MDK sangat penting. Lebihlebih di lembaga pendidikan umum. Sebab, dengan adanya tambahan mata pelajaran agama, otomatis akan memban tu dalam penguatan perilaku dan karakter siswa. Terkait hal itu menjadi salah satu tujuan dalam kurikulum 2013 (K13). Sehingga secara tidak langsung akan membantu impelementasi K13. ”Yaitu pen guatan perilaku-perliku terpuji dari para siswa itu sendiri,” katanya lagi. Oleh sebab itu, Hasanah ber harap agar Raperda tersebut seg era bisa disahkan dalam waktu dekat. Dia juga yakin pelaksanaannya di lapangan akan berjalan sesuai dengan rencananya. ”Karena Dinas Pendidikan (Dispnedik) akan ikut mambantu. Tenhnisnya nanti kita kerja sama dengan mereka,” pungkas Hasanah. (bib/pri)
Ditargetkan Selesai Pekan Depan n Pasang...
Sambungan dari Hal 35
Pemasangan seluruh radio rig stasioner rencananya akan selesai minggu depan. “Untuk polsek-polsek rayon timur sudah selesai. Minggu mendatang pemasakan akan dilakukan di rayon tengah dan rayon barat,” imbuhnya.
Dengan adanya radio terse but, komunikasi internal un tuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat di harapkan bisa lebih maksimal. “Untuk radio langsung re ad y setelah terpasang se mua. Tetapi meskipun ada rad io, i n s t a l a s i ra d i o H T tetap digunakan untuk di lapangan dan polsek-polsek,”
pungkasnya. Data yang berhasil dikumpul kan, sejumlah perangkat radio yang sudah dipasang dia n taranya adalah Polsek Banyu putih, Asembagus, Jangkar, Arjasa, serta Polsek Kapongan. Sementara untuk Polsek Ma ngaran ke barat hingga Banyu glugur akan dipasang secara bertahap. (rri/pri)
Polisi Minta Keterangan Saksi Pelapor n karyawan...
Sambungan dari Hal 35
Sayang, beberapa kali koperasi meminta agar uang dikem balikan, AYR selalu menghindar dan lari dari tanggung jawab. Merasa ada yang tidak beres dan uangnya ingin kembali, pihak koperasi melaporkan AYR kepada polisi. Laporan disampaikan Amiruddin, 44, warga Desa
Kertosari, Kecamatan Asembagus ke SPKT Polres Situbondo, kemarin (13/11). Dikonfirmasi, Kasubag Humas Polres Situbondo, Ipda Nanang Priambodo membenarkan laporan dari pihak koperasi Aping itu. Menurutnya, laporan dugaan kasus penipuan akan diselidiki dengan memanggil sejumlah saksi. “Laporan sudah kami terima. Kemudian dari
pihak koperasi akan dimintai lagi. Jadi kasus ini masih di dalami penyidik,” katanya. Pihak kepolisian juga akan memanggil AYR guna dimintai keterangannya sebagai saksi. Jika benar AYR menggelapkan uang milik nasabah ditempat kerjanya, maka polisi akan menjerat pelaku dengan pasal 372 atau 378 KUHP tentang penipuan dan penggelapan. (rri/pri)
EKONOMI BISNIS R A D A R
Jawa Pos
Sabtu 14 November 2015
BERAS IR 64 0
GULA PASIR 0
MIGOR CURAH 0
DAGING SAPI
DAGING AYAM BROILER
TELUR AYAM RAS
0
37
B A N Y U W A N G I
KACANG KEDELAI IMPOR
0
CABAI RAWIT
KACANG KEDELAI LOKAL
0
0
8.800
8.100
600
CABAI BIASA
BAWANG MERAH
0
0
BAWANG PUTIH 0
200
10.000
11.100
9.300
107.000
27.400
15.700
11.000
7.200
15.200
19.000
Tingkatkan SDM Mulai dari Keluarga ■ Untuk Memenangkan Persaingan Pasar Bebas ASEAN
RENDRA KURNIA/RABA
TELUR KAMPUNG: Akhir pekan ini telur ras turun drastis, sementara telur ayam kampung melonjak.
Akhir Pekan Telur Ras dan Daging Sapi Turun BANYUWANGI - Jelang liburan akhir pekan, harga komoditas telur ayam ras dan daging sapi menunjukkan tren turun. Telur ayam turun menjadi Rp 15 ribu dari harga awal pekan Rp 18 ribu. Anjloknya harga telur ayam ras ini karena stok melimpah dari peternak ayam petelur melimpah. Pihak pedagang eceran tidak bisa memastikan sampai kapan harga tersebut bertahan. “Sebab harga telur ini seperti harga cabai gampang berubah. Tapi lebih parah harga cabai. Naiknya hanya hitungan jam,” ujar salah seorang pedagang, Sipnatun. Pedagang lainnya memprediksi, harga telur ayam ras akan melonjak pada Desember. Sebab, pada Desember mulai memasuki bulan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Tradisi warga Banyuwangi, pada bulan Maulid permintaan telur meningkat sehingga memicu naik harga telur. Pasokan telur ayam saat ini terbilang lancar dan sedang penjualan stagnan. Sementara itu harga daging sapi mulai turun. Harga daging sapi yang sebelumnya dijual dengan rata-rata eceran Rp 110.000 kini turun Rp 5.000 per kilogram. Menurut pedagang ada kemungkinan hal itu dipengaruhi masuknya daging sapi impor ke Indonesia. “Ya, memang tidak sampai Banyuwangi. Tapi beberapa daerah mulai menurunkan harga sapi sehingga peternak di sini juga ikutan,” ujar Abdul Muhyi, salah seorang pedagang. Konsumsi daging sapi masyarakat terlihat stabil, sedangkan penjualan yang stagnan.
Turunnya harga daging ini tidak membuat konsumen tertarik untuk membeli daging sapi. Sebab harga tersebut menurutnya masih tergolong mahal. “Suka sih daging sapi. Tapi karena harganya mahal tidak bisa sering-sering beli. Andai saja bisa turun Rp 10.000 lagi kan enak, seperti di kota-kota besar,” ucap Ira, salah seorang konsumen daging sapi Harga daging dan telur ayam kampung masih mahal. Sejak Lebaran lalu, keduanya mengalami kenaikan signifikan dan bertahan hingga saat ini. Harga daging ayam kampung semula dijual dengan harga Rp 60.000 per kilogram. Harga telur ayam kampung semula Rp 26.000, kini dijual rata-rata Rp 30.000 per kilogram. (cin/c1/afi)
Tunggakan Rayon Kota Capai Rp 8 Miliar BANYUWANGI - PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) area Banyuwangi tampaknya akan kesulitan memenuhi target penyelesaian tunggakan tahun ini. Bagaimana tidak, dua bulan menjelang akhir tahun angka tunggakan yang biasanya menurun justru membengkak. Sejak Oktober, jumlah tunggakan terus bertambah hingga Rp 10 miliar lebih. Tambahan tunggakan itu berasal dari lima rayon yang ada di wilayah Banyuwangi, yakni Banyuwangi kota, Rogojampi, Genteng, Jajag, dan Muncar. Rinciannya, tunggakan di Banyuwangi kota menempati urutan tunggakan yang paling besar Rp 8 miliar. Rayon Rogojampi Rp 959 juta, Rayon Muncar sebesar Rp 262 juta, Rayon Jajag Rp 234 juta, dan Rayon Genteng menunggak Rp 495 juta. Manager PLN area Banyuwangi Dwi Alfan Junaedi melalui Asisten Manager Pelayanan Administrasi, Didik Hendro
Utomo mengatakan, rayon dengan tunggakan terbesar yakni di Banyuwangi disebabkan tunggakan dari beberapa Industri. Tidak tanggung-tanggung, besaran tunggakan industri tersebut berkisar Rp 6 miliar lebih.“Sepertinya besaran tunggakan akan masih bertambah, informasi yang kami terima di lapangan sejumlah instansi kewalahan mengatur keuangan internal mereka sehingga mengorbankan tanggungan listrik,” ujarnya dikonfirmasi kemarin (13/11). Diakui Didik, beberapa penyebabnya adalah kenaikan tarif dasar listrik beberapa waktu lalu membuat sejumlah instansi memasang anggaran kebutuhan listrik sesuai daftar lama. Namun, pihaknya telah memberikan peringatan lebih awal pada instansi untuk menyesuaikan anggaran terkait tarif listrik yang baru. Total tunggakan Rp 10 miliar tersebut, kata Didik, PLN hanya memiliki waktu dua
bulan untuk menekan tunggakan yang ditarget tahun ini sebesar Rp 2,4 miliar. Pihaknya hanya berharap kepatuhan industri yang menggunakan daya besar untuk segera melunasi tunggakan tersebut. Jika tidak berhasil, PLN akan merugi dengan jumlah tunggakan tersebut. Selain itu sejumlah instansi daerah ada juga yang menjadi langganan menunggak rekening. Ia berharap pihak yang berwenang mengendalikan instansi tersebut membayar rekening dengan patuh. Sebab setiap instansi daerah pasti telah diberikan anggaran kebutuhan listrik. “Ada sejumlah instansi yang menjadi langganan terlambat. Padahal saya cek mereka sudah mendapat anggaran kebutuhan listrik,” ucapnya. Terkait tunggakan pelanggan dari kalangan rumah tangga yang menjadi komponen penunggak terbanyak, PLN telah memberikan toleransi cukup besar. “Tunggakan
rumah tangga ada yang empat sampai lima bulan,” ujar Didik. Pihaknya juga membuat upaya ekstrem untuk meredakan tunggakan tersebut. Antara lain dengan rutin melakukan grebegan yakni pemutusan aliran listrik kepada pelanggan yang dianggap melebihi batas toleran. Selain itu, PLN mengadakan kegiatan Jumat Peduli untuk menuntaskan tunggakan datang langsung ke pelanggan untuk menagih sejumlah tunggakan sekaligus memberikan edukasi pentingnya kepatuhan membayar tagihan listrik. Terkait pemadaman yang sering terjadi di rayon Banyuwangi utara, yakni Banyuwangi ke Wongsorejo, tidak ada kaitannya dengan tunggakan pelanggan. Hal tersebut terkait penambahan satu penyulang baru yakni di Baluran untuk memenuhi kebutuhan daya di daerah utara mengingat kebutuhan di daerah tersebut semakin meningkat seiring pertumbuhan industri. (cin/c1/afi)
BANYUWANGI - Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) segera diberlakukan. Tidak hanya barang dan jasa yang akan menyerbu Indonesia, tenaga kerja asing juga akan membanjiri Indonesia. Oleh karena itu, tidak hanya pengusaha yang akan bersaing dalam pasar bebas ASEAN, tenaga kerja juga ikut bersaing. Kualitas sumber daya manusia (SDM) pun perlu ditingkatkan, sehingga memiliki nilai saing tinggi. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Surya Chandra, mengatakan salah satu upaya meningkatkan SDM adalah melakukan revolusi mental. Dalam revolusi mental ada pembenahan kompetensi dan karakter negatif yang lama melekat dalam masyarakat. “Karakter masyarakat yang masih mudah menyerah, tidak mau bekerja keras, kurang jujur, dan tidak disiplin, harus segera diubah,” ungkap Surya dalam seminar yang bertajuk Strategi Penguatan Keluarga Excellent dalam Menghadapi MEA yang diselenggarakan Universitas Airlangga (Unair) PDD Banyuwangi kemarin (13/11). Menurut Surya, bangsa Indonesia harus berani mengubah yang penakut menjadi pemberani, yang pemalas jadi rajin, dan yang hanya bisanya ngomel di belakang berani berdialog. Kompetensi dan karakter harus dibenahi. “Jangan sampai menjadi kuli di negara sendiri,” bebernya. Jika hal tersebut berhasil dila-
kukan, maka akan tercipta masyarakat yang memiliki karakter kuat dan berintegritas, sehingga mampu bersaing dengan asing. Pengembangan kualitas masyarakat, lanjut Surya, berkaitan erat dengan asupan gizi masyarakat. Dalam hal ini pihaknya fokus pada gizi bayi. Orang tua harus memenuhi gizi saat bayi berada dalam kandungan. Sebab, di situlah mula pembentukan individu unggul yang sehat. Kondisi keluarga juga mempengaruhi kualitas dan menciptakan rasa aman bagi tumbuh kembang anak. Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pertambangan (Disprindagtam) Hary Cahyo mengatakan, Pemkab Banyuwangi sudah melakukan terobosan untuk mempersiapkan masyarakat menghadapi MEA. Di antaranya dengan menciptakan sebuah program yang dinamai Pesona Desa. “Ini merupakan program peningkatan SDM yang berfokus pada tiga pilar yakni pemuda, perempuan dan netizen. Tiga pilar ini merupakan ujung tombak kemajuan desa,” ujar Hary. Manager ASEAN Economic Community Center dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) Tri Marjoko mengatakan salah satu solusi yang dibutuhkan adalah perubahan pola pikir lama dan pengelolaan pemerintah yang cenderung birokratis menjadi pola pikir social-entrepreneurship yang lebih taktis efektif dan efisien. (cin/c1/afi)
CHIN JULLIEN/RABA
HARUS BERUBAH: Kepala BKKBN Surya Chandra, Manager ASEAN Economic Community Center dari Kementerian Perdagangan Tri Marjoko, dan Kepala Disperindagtam Banyuwangi Hary Cahyo, saat memberikan pemaparan kemarin.
Home Industry Pembuatan Sepatu Kulit Eksis 70 Tahun
Posisi Toko Tidak Berubah sejak Zaman Penjajahan Seiring berkembangnya zaman, beberapa home industry dan usaha rumahan mulai tergerus dan kalah bersaing dengan produk pendatang baru. Ditengah ketatnya persiangan itu, ada home industry pembuatan sepatu kulit milik Edi Gunawan yang mampu bertahan hingga 70 tahun lebih. CHIN JULLIEN, Banyuwangi USAHA pembuatan sepatu kulit milik Edi Gunawan berada Jalan Jaksa Agung Suprapto, Kelurahan Penganjuran, Kecamatan Banyuwangi. Selain berfungsi sebagai pabrik pembuatan sepatu kulit, lokasi itu juga digunakan Gunawan sebagai toko pemasaran hasil produksinya. Home industry milik Edi itu merupakan usaha warisan orang tuanya yang dibangun sejak sebelum kemerdekaan, tepatnya pada tahun 1940. Di toko kecil menyerupai kios itu Edi memajang sepatu buatan sendiri berbahan kulit. Tidak ada poster, spanduk, atau plakat yang menunjukkan nama toko tersebut. Belakangan Jawa Pos Radar Banyuwangi mengetahui itu benar-benar toko sepatu
setelah melihat jumlah perabotan untuk memajang sepatu yang terlihat kuno. Namun, beberapa sisi tampak sudah dimodifikasi dengan elemen yang lebih modern. Ada lemari yang menghadap ke utara, timur, dan selatan, sebagai tempat memajang sepatu pria dan wanita berbahan dasar kulit. Lemari yang paling kuno menghadap barat. Lemari itu menampung bahan baku sepatu, seperti kulit, sol sepatu, dan peralatan produksi lain. Edi menuturkan, toko sepatu miliknya memang sangat kuno. “Seingat saya, home industry yang dibangun tahun 1940 tinggal usaha ini yang bertahan hingga sekarang,” tutur Edi. Home industry dan toko lainnya, seperti dekat Masjid Agung Baiturrahman dan di Simpang Lima sebelah utara sudah tidak ada. Usaha sepatu kulit yang Edi jalankan sekarang usianya lebih tua daripada usia Edi. Usaha pembuatan dan penjualan sepatu itu sudah ada sejak Edi masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) “Sudah berdiri sebelum Indonesia mereka. Hanya saja baru mendapat izin HO (izin gangguan) pada tahun 1948; Nomor 6 Tahun 1948,” sebut Edi. Sejak pertama berdiri, home industry itu memiliki lima pekerja dan mampu memproduksi ratusan pasang sepatu setiap bulan. Produknya menjadi
CHIN JULLIEN/RABA
Edi Gunawan, 58, di antara rak sepatu miliknya menunjukkan salah satu bengkung atau alat ukur alas kaki.
langganan pabrik sepatu ternama dan pernah menjadi sepatu resmi tentara Indonesia. Edi yang merupakan anak kedua dari enam bersaudara tersebut mengaku
awalnya tidak begitu tertarik dengan usaha yang digeluti ayahnya. Dia memilih menyelesaikan pendidikannya hingga tamat SMA. Ketika ayahnya meninggal dunia 30 tahun lalu, Edi yang awalnya
bekerja sebagai driver dipilih ayahnya itu melanjutkan usaha pembuatan dan penjualan sepatu. Kelima saudaranya yang lain tidak ada yang mau melanjutkan usaha yang dirintis
orang tuanya itu. “Saya masih ingat, Papa bilang jangan sampai jadikan usaha utama. Tapi bagaimana lagi, semakin tua tenaga saya semakin berkurang untuk bekerja yang lain. Akhirnya, saya fokus di sini,” ujarnya. Edi mengaku, awalnya kerap mengeluh dan tidak betah karena usaha sepatu kulit tidak begitu laku. Namun, dia menyadari yang membuat usaha berhasil adalah ketelatenan. Meski sudah 70 tahun, menurut Edi usahanya itu tidak banyak yang berubah. Mulai tata letak lemari yang men-display sepatu hingga warna dan desain produk, tetap sama. “Dari dulu desain sepatu kulit ya seperti ini. Apalagi yang ini. Yang sepatu laras ini,” ucapnya sambil menunjuk sepatu-sepatu yang biasa digunakan tentara atau polisi. Sementara itu, sepatu wanita yang lebih modis dan modern tidak diproduksi sendiri oleh Edi, melainkan kulakan ke beberapa sentra kerajinan kulit di Jawa Timur. Beberapa tahun belakangan dia mulai menambah jenis produk yang dijual, yakni tas kulit dan ikat pinggang kulit. Ikat pinggang dia produksi sendiri. Bahan bakunya beli kepada langganannya di Surabaya. Dalam 10 tahun belakangan persaingan dengan produk yang lebih modern sangat dia rasakan. “Saya optimistis akan tetap eksis sampai nanti,” katanya. (c1/afi)
SABTU 14 NOVEMBER TAHUN 2015
HALAMAN 40
Penahan Badan Jalan Disoal Warga SRONO - Pengerjaan proyek penahan badan jalan di Dusun Suwaluh, Desa Sumbersari, Kecamatan Srono, Banyuwangi, disoal warga sekitar. Proyek yang didanai APBD Banyuwangi pada tahun anggaran 2015 dengan nilai Rp 87 juta lebih itu dianggap warga setempat dikerjakan dengan asal-asalan. Masyarakat sekitar sebenarnya sangat senang karena Pemkab Banyuwangi memperhatikan daerahnya dengan membangun penahan badan jalan. “Tapi pengerjaannya kurang rapi,” cetus Kepala Dusun Suwaluh, Desa Sumbersari, Kecamatan Srono, Banar, 45. Menurut Banar, pembangunan penahan badan jalan itu masih dalam pengerjaan. Tetapi, hasil yang sudah terlihat, bangunan itu tidak lurus sehingga terlihat kurang
rapi. “Kami ingin bangunan bagus dan bertahan lama,” cetusnya. Banar menyebut, pelaksana proyek yang mengerjakan proyek itu sepertinya kurang profesional. Hasil pengerjaan diduga tidak sesuai gambar yang ada. Bangunan yang sudah jadi tidak mengikuti bentuk badan jalan. “Tidak rapi dan berkelok-kelok,” ungkapnya. Saat proyek itu mulai dikerjakan, Banar mengaku telah memberi masukan kepada kepala tukang yang mengerjakan. Sayang, saat diberi masukan, pengerjaan malah berhenti. “Masyarakat kami juga ada yang mengerti tentang pertukangan, jadi melihat pengerjaan yang kurang baik ya tidak puas, apalagi ini menggunakan anggaran negara,” jelasnya. Sebagai kepala dusun, Banar bersama
DEDY JUMHARDIYANTO/JPRG
TIDAK RAPI: Proyek penahan jalan yang disoal warga di Dusun Suwaluh, Desa Sumbersari, Kecamatan Srono, Banyuwangi, kemarin (13/11).
warga pernah menanyakan gambar proyek penahan badan jalan itu kepada pelaksana proyek. Sayang, pihak pelaksana enggan menunjukkan. “Bangunan
kurang bagus,” kata Tukijan, 46, salah satu warga Dusun Suwaloh. Tukijan yakin bila pengerjaan proyek itu terus dilanjutkan, maka bangunan
penahan badan jalan itu tidak akan bertahan lama. Apalagi, pemasangan batu penahan badan jalan dikerjakan dengan tegak lurus dari fondasi. “Mestinya sedikit
miring ke arah badan jalan, tidak lurus seperti itu. Itu jelas kurang kuat,” ungkapnya. Sementara itu, kepala tukang proyek itu, Taufiq, 43, saat dikonfirmasi membenarkan bahwa pengerjaan penahan badan jalan itu dikomplain warga. “Tapi yang diprotes warga sudah kita perbaiki,” dalihnya. Terkait gambar proyek, Taufiq mengaku tidak tahu-menahu. Sebab, gambar itu dipegang pelaksana proyek. Pihaknya hanya bertugas sebagai koordinator tukang dan para pekerja. “Kami hanya mengerjakan sesuai arahan pengawas proyek. Kami hanya memperhatikan ketinggian, panjang, dan lebar, sesuai volume. Pembenangan juga sudah kami lakukan,” tandasnya. (ddy/c1/abi)
ADA APA LAGI
Desak Revisi Larangan Cari Benur PESANGGARAN - Para nelayan di pesisir Pantai Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, masih terus mendesak Peraturan Kementerian Perikanan dan Kelautan (Kemenperiklut) RI tentang larangan mencari benur segera direvisi. Mereka kini menunggu surat yang pernah disampaikan saat menggelar aksi ke Kota Banyuwangi beberapa waktu lalu ■ Baca Desak...Hal 41 MENUNGGU REGULASI: Sejumlah nelayan Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, membenahi jaring yang rusak kemarin (13/11). SHULHAN HADI/JPRG
DEDY JUMHARDIYANTO/JPRG
TAK BERUNTUNG: Sarimin membabat tanaman buah naga yang sudah tidak produktif di Dusun Sumbermulyo, Desa Glagahagung, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi, kemarin (12/11).
Tidak Berbuah, Pohon Buah Naga Dibabat PURWOHARJO - Tanaman buah naga yang kini mulai memasuki masa panen tampaknya tidak bisa dinikmati Sarimin, 50, petani asal Dusun Sumbermulyo, Desa Glagahagung, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi. Saat ini tanaman buah naga miliknya di lahan seluas seperempat hektare yang dia tanam empat tahun lalu sudah tidak berbuah lagi. “Seharusnya sudah berbuah, tapi ini tidak ada buangannya,” cetus Sarimin. Di lahan seluas seperempat hektare yang ditanami buah naga itu, jelas dia, yang berbuah hanya beberapa pohon. Itu pun buahnya tidak banyak. “Buahnya kecil dan jarang, tidak memuaskan,” katanya. Tanaman buah naga yang sudah tidak produktif itu, diduga akibat musim kemarau panjang. “Saat kemarau air sangat sulit didapat,” ujarnya. Merasa tanaman yang dipelihara tidak produktif, ratusan tegakan buah naga dibabat. Rempesan buah naga di lahannya pun dikumpulkan untuk dimusnahkan. “Biasanya digunakan pakan ternak kambing,” ungkapnya. (ddy/c1/abi)
Limbah Disulap Jadi Alat Pengiris TEGALDLIMO - Limbah kayu mebel yang berserakan ternyata bisa dimanfaatkan. Bahkan, potongan kayu yang sering dijadikan kayu bakar itu bila diolah dapat mendatangkan hasil yang cukup lumayan. Itu yang kini ditekuni Romy Syahroni, 27, warga Dusun Kedungsumur, Desa Kedunggebang, Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi. Berkat ketelatenannya, limbah kayu dari sisa-sisa mebeler disulap menjadi alat pengiris keripik, bawang, dan kerajinan lain. “Tidak ada limbah kayu yang terbuang. Hampir semua bisa digunakan,” ungkap Romy Syahroni, kepada Jawa Pos Radar Genteng kemarin (13/11). Ide membuat alat pengiris bawang dan keripik itu muncul setelah melihat banyaknya industri usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Banyuwangi yang makin banyak. Di antara industri rumahan itu masih ada yang menggunakan pisau biasa untuk mengiris.
DEDY JUMHARDIYANTO/JPRG
KREATIF: Romy Syahroni mengolah limbah kayu untuk pengiris keripik kemarin (13/11).
Bahkan, sebut dia, para pemilik home industry juga masih kerap kebingungan mempercepat pengirisan usaha keripiknya. “Awalnya saya hanya membuat
contoh sekitar 20 biji, ternyata kok ramai dan jadi keterusan sampai sekarang,” cetus mantan aktivis mahasiswa itu ■
Se’ad, Perajin Gamelan Asal Desa Rogojampi
Peralatan Serba Manual, Sering Dipakai Tampil di Luar Negeri Se’ad, 74, asal Dusun Pancoran, Desa Karangbendo, Kecamatan Rogojampi, ini merupakan perajin gamelan yang masih eksis di Banyuwangi. Meski terkena serangan stroke ringan, bapak enam anak itu masih tetap memantau proses pembuatan gamelan yang kini dilakukan dua anaknya. DEDY JUMHARDIYANTO, Rogojampi RUMAH Se’ad masih berada di lingkungan kota Rogojampi, tepatnya beberapa meter dari Terminal Rogojampi. Hanya, untuk masuk ke rumah sederhana dengan dinding gedhek (anyaman bambu) itu harus melalui gang. Rumah bapak enam anak itu berada di belakang rumah megah. Sejak puluhan tahun lalu Se’ad membuat gamelan tradisional di rumah itu. Hampir setiap hari di rumah itu terdengar suara keras orang yang sedang memukul besi. Warga di sekitar rumah perajin gamelan itu rata-rata kalangan kurang mampu. Sebagian besar rumah di perkampungan
DEDY JUMHARDIYANTO/JPRG
SENI: Se’ad (kiri) memantau pembuatan saron yang dikerjakan putranya, Gitono, kemarin (13/11).
itu berdinding gedhek. Malahan, tidak sedikit rumah yang belum diplester alias masih berlantai tanah. Di perkampungan itu perajin gamelan senior itu tinggal bersama anaknya. Lantaran usia yang sudah tidak muda, usaha kerajinan gamelan itu diteruskan Gitono, 35, putra kelima Se’ad. Pengerjaannya dilakukan
di belakang rumah. “Saya sedang membuat saron,” cetus Gitono. Gitono terlihat serius membuat saron. Pelat besi setebal 70 centimeter dan panjang mulai 20 centimeter hingga 30 centimeter dijajar rapi sesuai tata urutan wilah (bilah) bunyi ■ Baca Peralatan...Hal 41
Baca Limbah...Hal 41
RADAR BANYUWANGI
Jawa Pos
Sabtu 14 November 2015
BLAMBANGAN RAYA
41
Kering Main Bola, Basah Main Air GAMBIRAN - Sungai di Desa Purwodadi, Kecamatan Gambiran, tampaknya sangat dibutuhkan warga. Saat air di sungai itu tidak mengalir karena kemarau panjang, sungai besar itu dijadikan lokasi bermain sepak bola. Mulai kemarin (13/11) sungai yang mengaliri beberapa kecamatan, seperti Kecamatan Cluring, Srono, Purwoharjo, Muncar, dan Tegaldlimo, itu airnya mulai mengalir. Itu oleh anak-anak digunakan untuk bermain ban. Selama musim kemarau, hampir setiap sore sejumlah anak di daerah itu berkumpul bermain sepak bola. Di sungai itu juga dipasangi dua
gawang. “Setiap sore main bola,” terang Yoga,15, salah satu anak yang ikut bermain sepak bola. Apa yang mereka lakukan itu, terang dia, sekadar mencari keringat. Selain itu, juga untuk menyalurkan bakat dalam bermain sepak bola. “Lapangan sepak bola jauh sekali dari sini. Sungai kering kita gunakan main saja,” katanya. Olahraga dengan bermain sepak bola di sungai itu tentu hanya sementara. Jika air di sungai itu mengalir, mereka tidak bisa bermain lagi. “Daripada sia-sia, ya kami manfaatkan saja,” imbuh Bambang, 25, salah satu pemuda setempat.
Sementara itu, sejak kemarin (13/11) sungai di Desa Purwodadi itu mengalir cukup besar. Para remaja yang biasa bermain sepak bola kini sudah tidak lagi. Mistar gawang yang dipasang di sungai kini sudah hilang. Air yang mengalir cukup besar di sungai itu bukan berarti tidak bisa digunakan bermain. Sejumlah anak-anak terlihat asyik bermain di sungai menggunakan ban. “Kemarin-kemarin tidak bisa karena air sungai kering. Sekarang airnya besar,” cetus Dimas, salah satu anak yang tinggal di Desa Purwodadi. (ddy/sli/c1/abi)
DEDY JUMHARDIYANTO/JPRG
SALURKAN BAKAT: Sungai di Desa Purwodadi yang airnya tidak mengalir dimanfaatkan untuk bermain sepak bola Senin sore lalu (9/11).
Diminta Salurkan Aspirasi dengan Baik ■ DESAK...
Sambungan adari Hal 40
Dalam aksi itu para nelayan minta Kemenperiklut RI, Susi Pujiastuti, menarik aturan penjualan benur. “Peraturannya harus dikaji ulang,” cetus Wiaji, 51, salah satu tokoh nelayan Pancer, Desa Sumberagung, kemarin (13/11). Menurut Wiaji, peraturan Kemenpriklut RI itu dianggap telah merugikan para nelayan. Makanya, revisi peraturan harus dilakukan sebelum menjadi undang-undang (UU). “Kalau jadi undang-undang
semakin repot,” katanya. Tuntutan yang dilakukan para nelayan itu, terang dia, sudah dihitung dan didasarkan pada kondisi ekonomi masyarakat dan ekosistem laut. “Saat ini banyak nelayan yang mencari benur karena menghasilkan,” ujarnya. Bagi para nelayan Pancer, terang dia, yang bisa menyejahterakan masyarakat pesisir pantai adalah benur. Sebab, mencari benur tidak memerlukan keahlian khusus. “Asal bisa ke tengah laut, pasti dapat benur,” katanya. Wiaji menyebut benur itu tidak
mengenal musim, sehingga kapan saja selalu dapat. Itu berbeda dengan ikan yang sering menghilang. “Semua yang di laut itu diambil sesuai musim, kecuali benur,” ucapnya. Mengenai alasan larangan penangkapan benur demi kelestarian, para nelayan sudah menghitung. Hasil penelitian, dari sekitar 7.000 telur yang dihasilkan induk benur, kemungkinan hidup hanya di bawah nol koma sekian. Menyusutnya jumlah itu, karena faktor alam seperti serangan predator dan siklus alam.
Jumlah benur yang ditangkap para nelayan, jelas dia, hanya sebagian kecil dibandingkan telur yang dihasilkan induk benur. “Benur ini kalaupun dibiarkan, yang hidup juga sedikit, kenapa tidak boleh diambil,” jelasnya. Sementara itu, Komandan Pos TNI AL Pancer, Pelda Adiyanto, meminta para nelayan yang ingin menyampaikan aspirasi disampaikan secara baik dan benar. “Kami berharap menjaga ketenangan, salurkan aspirasi melalui cara yang baik,” pintunya. (sli/c1/abi)
Pemasaran Tembus Batam hingga NTT ■ LIMBAH...
Sambungan adari Hal 40
Usaha yang dirintis sejak tujuh tahun lalu itu kini tidak hanya dipesan warga Banyuwangi. Pemasarannya sudah merambah ke kota-kota besar di luar Jawa Timur, seperti Bali, Lombok, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Batam.
Mengenai harga, pengiris bawang dijual Rp 30 ribu per buah. Pengiris keripik dijual seharga Rp 50 ribu per buah. “Alhamdulillah pesanan cukup banyak,” terang mantan wartawan itu. Banyaknya pesanan dari luar daerah itu, terang dia, tidak semua bisa dilayani dengan baik. Permodalan menjadi kendala pengembangan usahanya itu. “Modalnya tidak cukup
untuk melayani semua pesanan,” katanya. Romy mengaku dibantu dua tenaga kerja. Sebenarnya tempat usaha membuat pisau itu adalah usaha membuat kerajinan berupa sangkar burung dan mainan mobil-mobilan untuk anak-anak. “Sisa gergaji masih laku dijual, jadi tak ada limbah yang terbuang siasia,” tandasnya. (ddy/c1/abi)
Sehari hanya Bisa Tuntaskan Dua Set Alat ■ PERALATAN...
Sambungan adari Hal 40
Di samping Gitono yang sedang menata plat besi, lelaki tua yang sudah berumur separo abad lebih duduk sambil mengamati. Itulah Se’ad. Meski terkesan tak ada yang dikerjakan, dan hanya duduk di atas kursi roda, kehadiran Se’ad sangat penting. Pasalnya, dari telinga suami Misni, 65, itulah gamelan mulai dari selenthem, saron, peking, gong, hingga kempul, diciptakan. “Kalau tidak ada bapak (Se’ad), larasnya bisa tidak pas. Jadi selama membuat gamelan harus ditemani bapak meski hanya duduk,” ujar Gitono. Sebelum jatuh sakit dan menderita stroke ringan, Se’ad masih tetap membuat alat musik (gamelan) sendiri. Dibantu dua putranya, Poniman, 41, anak kedua, dan Gitono, 35, anak kelima, mereka mengerjakan gamelan secara bersama. Sudah setahun lebih Gitono diwarisi keahlian sang ayah sebagai pembuat gamelan, khusus selenthem, saron, dan peking. Pembuatan gong dan kempul adalah bagian kakaknya, Poniman, 41. “Ada keahlian sendiri-sendiri, agar tetap rukun,” ujar Se’ad. Sebetulnya Se’ad tidak memiliki keahlian bermusik, apalagi gamelan. Dia membuat gamelan bermula pada tahun 1971 saat dirinya mendapat tawaran membuat gamelan dari Sahuni, salah seorang seniman ternama Banyuwangi. “Saya dulu hanya pembuat perabot rumah tangga, seperti dandang dan tong bakso,” ungkapnya. Saat mendapat tawaran membuat gong itu, dia kerjakan seperti membuat dandang dengan menyambung semua bagian hingga mirip gong. Setelah berbentuk gong, baru laras suaranya didengarkan kepada Sahuni. “Yang bagian nyetel suara Pak Sahuni. Saya hanya membuat dan
SHULHAN HADI/JPRG
MAINAN: Lima anak mandi bersama di sungai Desa Purwodadi setelah lama airnya tidak mengalir kemarin (13/11).
Sulit Air, Bertahan dengan Sistem Gogo PESANGGARAN - Meski sudah mulai turun hujan, sejumlah petani di Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, belum bisa mengelola lahan dengan irigasi yang baik. Para petani yang menggarap lahan milik KPH Perhutani Banyuwangi Selatan, tepatnya di sekitar Gunung Tumpang Pitu, Dusun Pancer, Desa Sumberagung, selama ini bercocok tanam dengan sistem gogo. “Sekarang musim tanam,” cetus Suprihatin, 50, warga Dusun Pancer, Desa Sumberagung. Suprihatin mengaku sudah lama menggarap lahan milik Perhutani itu dengan cara sewa lahan. Dia selalu menggarap menggunakan sistem gogo. “Setahun hanya dua kali panen padi dan jagung. Semua sistem gogo,” katanya. Suprihatin menyebut, warga yang menggarap lahan milik Perhutani itu cukup banyak. Meski tidak berada di pegunungan, tapi tidak ada saluran irigasi. “Lahan itu seperti rawa-rawa, tapi tidak ada saluran air. Kita hanya mengan-
SHULHAN HADI/JPRG
BERTANI: Warga memulai menanam padi sistem gogo di lahan utara Gunung Tumpang Pitu, Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, kemarin (13/11).
dalkan hujan,” ungkapnya. Terkait hasil panen, masih kata Suprihatin, tentu lebih bagus mengolah lahan di per-
sawahan dengan irigasi yang normal. “Hasilnya bagus di sawah yang ada irigasinya,” cetusnya. (sli/c1/abi)
Tangkapan Ikan Layur Menurun
DEDY JUMHARDIYANTO/JPRG
PERAJIN: Poniman menyelesaikan gamelan gong di rumah orang tuanya kemarin (13/11).
membetulkan sampai suaranya bagus,” ujarnya. Sejak mendapat tawaran pembuatan gong itu, pesanan terus berdatangan hingga kini. Membuat aneka gamelan itu masih dilakukan secara manual, seperti memotong pelat besi, kuningan, pembentukan, dan finishing. “Ongkos pembuatan gamelan hanya cukup untuk kebutuhan seharihari,” jelasnya Tidak terhitung sudah berapa banyak gamelan yang dibuat Se’ad dan kedua anaknya. Dari sekian gamelan hasil karyanya ada beberapa yang digunakan pementasan kesenian di luar negeri. “Biasanya kalau dibawa ke luar negeri ditinggal di sana,” katanya. Para pemesan gamelan itu bukan hanya warga Banyuwangi, banyak juga dari luar pulau, seperti
Bali, Sulawesi, Kalimantan, dan beberapa daerah lain di Indonesia. Terkait harga, gamelan buatan Se’ad bervariasi, selenthem dijual Rp700 ribu, saron Rp 500 ribu, dan peking Rp 400 ribu. Harga itu hanya untuk bilah besi dan ongkos pembuatan, tidak termasuk rancak kayu tempat bilah besi. “Biasanya di sini hanya pesan bilah besi saja,” terang Gitono. Khusus harga gong, satu set dijual seharga Rp 1,1 juta. Satu set kempul atau kethuk dibanderol seharga Rp 250 ribu. Dalam sehari mereka bisa dua set atau dua rancak. Sementara itu, membuat satu set gong biasanya membutuhkan waktu lima hari. “Yang paling cepat kempul atau kethuk, sehari bisa dapat dua set atau empat buah,” tandas Poniman. (c1/abi)
PESANGGARAN - Ikan jenis layur yang biasanya cukup banyak di perairan Laut Selatan, beberapa hari terakhir sulit ditangkap. Akibatnya, penghasilan para nelayan menurun di Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi. Saat ini sebenarnya sedang musim ikan layur. Sejak sepuluh hari lalu, tangkapan ikan layur cukup meningkat. Tapi anehnya, tiga hari terakhir ikan jenis layur ini seperti menghilang lagi. “Hujan turun, ikan layur sulit ditangkap,” cetus Sunarya, 50, salah satu nelayan Pancer. Meski ikan jenis layur ini seperti menghilang, terang dia, bukan berarti tidak ada sama sekali. Sejumlah nelayan, masih banyak yang menangkap ikan dengan bentuk memanjang ini. “Hasilnya berkurang,” ungkapnya. Untuk harga ikan layur, jelas dia, saat ini mencapai Rp 25 ribu per kilogram hingga Rp 46 ribu per kilogram. Harga itu, dianggap masih cukup normal. “Kalau besar ya mahal, tapi yang paling banyak dicari pembeli itu yang ukurannya kecil,” katanya.
SHULHAN HADI/JPRG
LARIS: Pedagang menunjukkan ikan layur di los pasar Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, kemarin (13/11).
Menurut Sunarya, musim ikan layur itu tidak menentu. Malahan, sudah lima tahun terakhir ikan jenis ini hampir tidak pernah muncul. “Ini baru saja ada ikan layur, tapi kok menghilang lagi,” ujarnya. Salah satu pedagang ikan di los Pasar Pancer, Jamilatun, 60, menyampaikan saat ini ikan layur banyak dicari pembeli. Hanya saja, barangnya sangat terbatas. Tiga hari terakhir, hasil tangkapan nelayan juga menurun drastis.
“Sepuluh hari lalu dapat 50 Kilogram (kg), sekarang hanya dapat 25 Kg,” katanya. Ikan jenis layur itu banyak dicari karena rasanya cukup lezat. Tapi, tidak jarang yang memasak dengan dibuat rempeyek. “Saat aku masih kecil, sering makan rempeyek dari ikan layur,” terang Wakhidin, 45, warga Desa/Kecamatan Tegaldlimo yang sedang berkunjung ke Pantai Pancer kemarin (13/11). (sli/c1/abi)
R A D A R B A NYUW A NGI
opini One Day Without Plastic
42
Jawa Pos
Pendidikan
Lintang Anis Bena Kinanti/Radar Jember
AKTIF KEMBALI: Sebuah baliho ucapan selamat atas akre ditasi dan dicabutnya status nonaktif terpasang di gerbang kampus Universitas Moch. Sroedji kemarin (13/11).
Kampus Sroedji Kembali Aktif JEMBER – Status Universitas Moch. Sroedji yang sebelumnya nonaktif kini telah kembali aktif per 9 November 2015. Hal ini disampaikan Rektor Universitas Moch. Sroedji Jember H Djoko Prawito SH MM MBA kepada Jawa Pos Radar Jember kemarin (13/12). Di website pangkalan data Dikti pun statusnya telah diubah menjadi aktif. Beberapa mahasiswa menunjukkan apresiasinya dengan memasang baliho bertuliskan ucapan selamat atas pengaktifan kembali status Universitas Moch. Sroedji. Baliho berukuran besar tersebut dipasang tepat di depan gerbang masuk kampus. Seperti diberitakan sebelumnya, pada September lalu kampus yang berlokasi di Jl Sriwijaya 32 Jember ini di nyatakan nonaktif akibat rasio dosen dan mahasiswa yang tidak seimbang. Serta adanya laporan pelaksanaan kelas jauh bagi mahasiswa di luar kota Jember. Namun, setelah dikonfirmasi oleh pihak kampus, hal tersebut dibantah. “Kami telah mendatangi Kopertis VII untuk menuntaskan masalah kelas jauh tersebut,” kata Joko. Setelah diperiksa oleh Kopertis VII, kata dia, permasalah an yang ditemukan adalah ketimpangan rasio dosen dan mahasiswa yang tidak memenuhi standar. Hal ini terjadi pada dua fakultas, yaitu Fakultas Ekonomi Manajemen dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan. ”Untuk menyelesaikannya, kami melakukan penambahan jumlah dosen,” lanjut Joko. Karena itu, dia mengatakan, pihak institusi telah melakukan berbagai langkah untuk normalisasi kehidupan akademik. Sekaligus memastikan penyelenggaraan pendidikan berjalan kondusif dengan mengacu pada ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku. “Kami telah melaksanakan seluruh ketentuan yang diberikan oleh Kemristekdikti dan Kopertis VII Jatim,” tuturnya. (kr/lin/har/jpnn)
Kaki Lima
Heru Putranto/Radar Jember
KUMUH: Para pedagang kaki lima (PKL) di kawasan kampus Unej menguasai semua pedestrian, sehingga pejalan kaki tidak bisa memanfaatkan fasilitas publik tersebut.
Perlu Penataan Pedestrian JEMBER–Kondisipedestrianatautrotoardisejumlahlokasidikota sudah saatnya ditata dengan serius. Saat ini penataan pedestrian terkesan tidak ditata, bahkan tidak terawat. Malah, pedestrian seringkali dipakai untuk parkir motor maupun ditempati pedagang kali lima (PKL). “Trotoar masih belum mampu dikelola dengan penataan yang baik,” ujar Nunung Nuring Hayati, dosen Fakultas Teknik Universitas Jember (Unej). Hal itu, kata dia, terlihat dari tidak tertibnya tempat parkir atau pembangunan taman di sekitar pedestrian tersebut. Contohnya seperti di Jl Gajah Mada yang merupakan land mark Jember. Pedestrian malah banyak ditempati oleh para PKL, sehingga tidak terlihat indah. “Bukan saya anti PKL, tapi penempatannya harus tepat,” katanya. Sebenarnya, menurut dia, konsep awal pedestrian di jalan utama Jember tersebut bagus. Namun, dalam perjalanannya berubah ketika tidak mampu dikelola dengan baik, khususnya dalam mengendalikan PKL. Adanya PKL di pedestrian sangat mengganggu pejalan kaki. Tak heran, kata dia, jika hendak bepergian jarak dekat, masyarakat harus menggunakan sepeda. Sebab, ketika berjalan kaki, keamanan mereka terganggu oleh PKL maupun pengendara yang lain. “Padahal kalau jalan kaki tidak akan terasa jauhnya jika trotoar bagus,” tandasnya. Demikian pula dengan pembangunan taman di jalur hijau tengah jalan. Nunung mengatakan, diperlukan pengaturan yang lebih baik, seperti penataan ukuran, lebar, maupun tingginya. Dia menilai, perlu ada keseriusan dari pemerintah untuk memperbaiki tata letak pedestrian. Jika dibiarkan akan semakin memperparah keadaan. Seperti amburadulnya lahan parkir dan hilangnya fungsi pedestrian. Karena pedestrian tidak berfungsi dengan baik, lanjut Nunung, masyarakat akhirnya memarkir kendaraannya sesuka mereka, termasuk di atas pedestrian. Jika tidak diatasi, hal itu bisa menimbulkan kemacetan, bahkan kecelakaan. (gus/har/jpnn)
Kantong plastik adalah produk kemasan yang paling banyak digunakan di Indonesia. Bayangkan, berapa lama waktu yang dibutuhkan agar bahan plastik tersebut terurai dengan sempurna. Mungkin butuh ra tusan tahun atau lebih. Apakah kit a pernah membayangkan bagaimana kondisi bumi kita nanti? Mungkin kalau dilihat dari atas akan tampak seperti tercekik kantong plastik. Diperkirakan, 500 juta hingga satu miliar kantong plastik di gunakan di dunia tiap tahun. Jika sampah-sampah itu diben tangkan, maka dapat mem bungkus permukaan bumi setidaknya hingga 10 kali lipat. Begitu fantastisnya sampah plastik yang sudah terlampau menggunung di bumi kita ini. Setiap tahun sekitar 500 miliar hingga satu triliun kantong plastik digunakan di seluruh dunia. Diperkirakan, setiap orang menghabiskan 170 kan tong plastik setiap tahun. Lebih dari 17 miliar kantong plastik dibagikan secara gratis oleh supermarket di seluruh dunia setiap tahun. Kantong plastik mulai marak digunakan sejak supermarket berdiri di kotakota besar. Laporan jurnal Science pada pertengahan Februari lalu me nyebutkan, jumlah sampah plastik di dunia pada 2010, dihi tung dari 192 negara, mencapai angka 270 juta ton. Tak hanya ter buang di permukiman manusia, sampah plastik juga terbuang di
lautan di hampir seluruh belahan dunia. Jumlah sampah plastik yang terbuang di lautan kuranglebih 12,7 juta ton. Indonesia menjadi negara pembuang sampah plastik di lautan terbesar kedua di dunia setelah China. Di Indonesia, jumlah produksi sampah plastik secara keseluruhan diperkirakan mencapai 26.000 ton per hari. Permasalahan limbah kantong plastik di Indonesia telah me ma suki tahap yang sangat mengkhawatirkan. Diperkirakan lebih dari 100 miliar kantong plastik digunakan masyarakat tiap tahun dan kebanyakan lim bah plastik tersebut tidak dike lola atau diolah secara benar. Limbah plastik sangat sulit sekali terurai secara sempurna oleh tanah karena prosesnya membutuhkan waktu lama. Partikel hasil uraian plastik juga berisiko mencemari ling kungan. Pencemaran ling kungan akibat limbah plastik akhirnya menjadi sebuah kon sekuensi yang harus ditang gapi serius, terutama oleh masyarakat sebagai pihak yang sangat berperan dalam perma salahan tersebut. Plastik me rupakan benda anorganik dan non-biodegradable yang terbuat dari bahan-bahan kimia yang dapat mencemari lingkungan. Bahan-bahan kimia itu yang membuat limbah plastik ber bahaya bagi kelestarian ling kungan. Limbah plastik mengandung polychlorinated bip henyl atau PCB, sehingga
Oleh:
Amelia Dwi Puji Istiyana *
menyebabkan limbah plastik sulit terurai. Selain itu, jika limbah plas tik termakan hewan dan ta nama n, maka hewan dan tan aman tersebut beracun, sehingga berbahaya bagi ke berlangsungan rantai ma kanan. Limbah plastik yang teru rai di dalam tanah akan menghasilkan partikel-partikel yang bisa mencemari air dan tanah. Tanah menjadi tidak subur karena banyak hewan pengurai, misalnya cacing ta nah, terbunuh akibat partikelpartikel tersebut; air di dalam tanah tidak bisa mengalir lancar; dan menghalangi sirkulasi udara di dalam tanah. Kantong-kantong plastik itu tidak mudah terurai, sehingga hanya akan terus menumpuk dan bertambah di TPA sampai 1.000 tahun ke depan. Memusnahkan sampah plastik pun tidak semudah yang kita bayangkan. Kalau kita membakar sampah plastik, sampah plastik akan mengh asilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan. Jik a proses pembakaran ti dak sempurna, plastik akan mengurai di udara sebagai diok sin. Senyawa ini sangat ber bahaya bila dihirup manusia. Dampaknya, antara lain memicu penyakit kanker, hepatitis, pem bengkakan hati, gangguan sis tem saraf, dan memicu depresi. Pembuangan sampah plastik
sembarangan di sungai-su ngai akan men ga kibatkan pend angkalan sungai dan pen yumb atan aliran sungai yang dapat menyebabkan ban jir karena menyumbat aliran sun gai, saluran-saluran air, dan tanggul, sehingga meng akibatkan banjir bahkan yang terparah akan merusak turbin waduk. Hal tersebut adalah sebagian bahaya pemakaian kantong plast ik, baik bagi kesehatan maupun lingkungan. Oleh ka ren a itu, perlu pengolahan limb ah plastik yang sudah telanjur membeludak dan menggantinya dengan kantong plastik yang biodegradable. Di Indonesia, pengalihan plastik konvensional dengan plastik berbahan biodegradable memang terbilang tertinggal. Sejak tahun 2008 perusahaan-perusahaan plastik di Amerika semakin me ngembangkan bahan pembuat plastik biodegradable dari bahanbahan alam yang terbarukan. Hal yang lebih penting lagi adalah tindakan preventif, yai tu mengurangi penggunaan kantong plastik tiap hari, jual beli baik di warung, pedagang keliling, toko, pasar, maupun di supermarket. Dengan me nerapkan program “One Day Without Plastic”, maka se tid aknya akan mengurangi jumlah limbah kantong plastik sekitar 300-500 juta setiap hari. Sosialisasi tersebut menekankan berbagai macam bentuk pe n g ur a n g a n p e n g g u n a a n
Sabtu 14 November 2015
kantong plastik agar tidak me numpuk menjadi sampah yang membebani lingkungan. Salah satu caranya adalah membuat t-shirt bags dan menggunakannya sebagai pengganti kantong plastik. Cara lain adalah meng gunakan kantong plastik secara berulang dan membuat box khusus tempat penyimpanan kantong plastik tersebut. Semua ini perlu dipertim bangkan pemerintah. Pemerintah juga bisa menjadikan program tersebut sebagai program wajib yang harus dilaksanakan semua lapisan masyarakat, seperti program “Car Free Day” yang sudah berjalan dengan baik beberapa tahun lalu. Program “One Day Without Plastic” diharapkan dapat berjalan dengan baik. Tentu harus dengan kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat. Jika perlu berikan tindakan yang tegas berupa sanksi atau sebagainya bagi pihak-pihak yang melanggar. Jangan lupa ajak teman-teman kita mengurangi pemakaian plastik dengan ikut bergabung dalam program “One Day Without Plastic”. Dengan begitu, kita bisa ikut menyelamatkan bumi dengan cara yang asyik dan menyenangkan. Mari kurangi sampah plastik dari Banyuwangi. *) Mahasiswa Pascasarjana Program Studi IPA, Universitas Negeri Malang.
Benang Kusut Birokrasi sebagai Tantangan Bupati Pada 9 Desember 2015 nanti warga Banyuwangi akan menggunakan hak politiknya dalam menentukan bupati dan wakil bupati periode 2016-2021. Ada dua pasangan calon yang lolos administrasi dan akan bertarung dalam pilkada tersebut. Pasangan calon bupati (cabup) petahana, Abdullah Azwar Anas-Yusuf Widyatmoko (Dahsyat), mendapat nomor urut 1, sedangkan pasangan Sumantri Soedomo-Sigit Wahyu Widodo (Su-Si) menempati nomor urut 2. Sebagai warga Banyuwangi yang berada di perantauan, tentu momen tersebut menarik diperbincangkan. Meskipun kami tidak dapat menyalurkan hak pilih secara langsung terhadap mereka yang akan berkompetisi itu, tapi setidaknya kami tetap memiliki hak berpendapat. Kami juga bisa memberikan masukan atau pertimbangan kepada kerabat kami di Banyuwangi dalam menentukan pilihan. Dalam menentukan pilihan, setiap individu pasti akan mencari pengalaman, profil, integritas, karakter kepemimpinan, dan target yang ingin dicapai dalam memimpin Banyuwa ngi. Empat perkara pokok itu dapat mempengaruhi seseorang dalam menentukan pilihan. Bagi kami di perantauan, selain kabar dari kerabat, kami sangat mengandalkan referensi hanya dari internet untuk mengetahui setiap pasangan cabup tersebut. Pilkada adalah momen politik. Momen tersebut merupakan perwujudan hasrat memilih dan dipilih sebagai manusia yang merdeka dan terbebas dari belenggu. Sederhananya, momen tersebut dapat dikatakan sebagai media kedua-duanya dalam menggapai tujuan. Tinggal bagaimana para cabup tersebut memikat para calon pemilih yang juga memiliki kepentingan atas kepentingan para cabup itu. Dalam tulisan ini saya hendak merefleksikan dan menganalisis birokrasi oleh rezim sebelumnya dan rezim masa mendatang dalam mewujudkan kesejahter-
aan masyarakat melalui alat-alat birokrasinya. Pelayanan birokrat sekelas hotel bintang lima, mungkinkah? Kaku, lambat, berbelit, takut, dan ribet, mungkin itu ungkapan yang ada dalam benak kita ketika berhadapan dengan atribut birokrasi. Organisasi birokrasi memang dibentuk atas dasar peraturan-peraturan yang mengikat dan tegas untuk me rencanakan, melaksanakan, dan pengawasan setiap pelayanan pembangunan. Akan tetapi, peraturan-peraturan yang ketat itu memungkinkan dua tindakan bagi birokrat. Pertama, memahami dan mengerti peraturan untuk melaksanakannya atau malah takut dengan peraturan dan takut melaksanakannya. Pada situasi ini kita terkadang merasakan bahwa tindakan para birokrat itu abu-abu; tidak konsisten dan cenderung diplomatis. Meskipun ada juga birokrat yang memiliki keberanian atas konsekuensi tindakannya. Dalam melakukan tindakan, seseorang pasti akan memikirkan konsekuensi pada level mikro. Misalnya, apa akibatnya jika tindakan itu saya lakukan? Terkait hasil atas suatu tindakan pasti memenuhi pikiran bawah sadar manusia. Meskipun ada juga seseorang yang berpikiran makro lebih dulu. Perlu diketahui, birokrat bertindak atas dasar sumpah jabatan. Seharusnya itu berimplikasi pada tindakan mereka di level makro. Itu yang terkadang terlepas dari benak para birokrat. Konsekuensi mikro di pikirkan terlebih dahulu, setelah itu konsekuensi makro. Konsekuensi makro yang dimaksud di sini adalah tindakan birokrat terhadap masyarakat luas berdasar tugas pokok dan fungsi (tupoksi). Ketika pemikiran mikro yang memenuhi benak birokrat adalah hasil bagi dirinya sendiri, maka dampaknya pasti akan mempengaruhi pelayanan ke-
Oleh:
Ridwan Wahyudi *
pada masyarakat. Memang dalam pelaporan aktivitas dan performa orga nisasi perangkat daerah tahun lalu, Kabupaten Banyuwangi meraih predikat wajar tanpa pengecualian (WTP) oleh BPK. Akan tetapi, laporan tersebut masih dirasa kurang memenuhi kepuasan masyarakat. Sebab, pengukuran indeks kepuasan masyarakat atas pelayanan publik tidak digalakkan, baik yang sifatnya online maupun offline. Informasi kajian tentang kepuasan masyarakat kurang terbuka. Padahal, dalam proses pemba ngunan, partisipasi masyarakat adalah sesuatu yang prinsip. Masih terpatri dalam benak masyarakat bahwa perwujudan sumber daya manusia (SDM) yang profesional, efektif, dan efisien, merupakan misi calon petahana. Apakah wujud misi itu dilaporkan atau diberitahukan kepada masyarakat? Masih menjadi tanda tanya. Extraordinary behavior merupakan sebuah keniscayaan bagi para birokrat. Kebiasaan tersebut harus benar-benar dijalankan birokrat. Seperti ketika masyarakat mendatangi kantor pemerintahan, para birokrat bisa melempar senyum kepada mereka sambil mengatakan, “Ada yang bisa saya bantu, Bapak/Ibu?” Itu merupakan contoh kecil dalam perilaku extraordinary behavior. Selama ini, hubungan birokrat dan masyarakat umum terkesan layaknya hubungan kelas, yakni
antara superior dan inferior. Meskipun para birokrat sudah melepas atribut birokrasinya, hubungan superior dan inferior tersebut tidak hilang. Hubungan antara struktur dan agen diciptakan oleh pembiasaan sistem tindakan, misalnya oleh pengusaha, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan organisasi pemerintahan. Dalam kondisi tersebut, masyarakat awam akhirnya merasa perilaku superior yang diperlihatkan para birokrat dirasa cukup wajar. Ketika hal semacam itu terjadi secara berulang dan membudaya di masyarakat, maka masyarakat sebenarnya merasakan keadaan kesadaran tanpa kesadaran. Pada keadaan itu, masyarakat tidak menyadari lagi bahwa birokrat adalah aktor pelayan yang digaji demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Sementara itu, masyarakat adalah aktor yang harus dilayani. Seperti kebiasaan masyarakat Jepang. Setiap pagi para birokrat di sana selalu mengulang-ulang perkataan, “Saya bisa”. Kekuat an pengulangan kata seperti itu sangat mempengaruhi seseorang dalam melakukan tindakan, tidak terkecuali tindakan dalam melayani masyarakat. Mungkin dalam konteks ini, para birokrat dapat mengatakan dan mengulangi kata-kata positif lain sesuai tujuan masyarakat. Dalam mengarahkan tindakan perangkat daerah dan aktor di dalamnya, peran bupati sangat vital. Bupati adalah agen pengemban dan yang mengamankan rakyat. Tujuannya, tidak lain memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat. Oleh karena itu, tugas bupati mendatang adalah memastikan bahwa rakyat adalah principal (rakyat), sedangkan organisasi birokrasi adalah pengelola aset principal untuk memenuhi kebutuhan principal, baik itu barang maupun jasa yang bersifat umum dan yang bersifat swasta. Itu merupakan perwujudan kesejahteraan sosial.
Keterbukaan Informasi Publik Mengukur kepuasan masyarakat atas pelayanan publik bukanlah perkara yang mudah. Sama dengan para birokrat, masyarakat juga memiliki pertimbangan pada level mikro dan makro dalam melihat tindakan yang dialami. Namun, yang terpenting masyarakat memahami dan mengerti setiap hak yang diberikan pemerintah beserta alat-alatnya. Lantaran itu adalah hak, maka birokrasi harus memberikan informasi ketika informasi itu diminta masyarakat. Akan tetapi, kebiasaan birokrasi yang penuh pertimbangan dengan semua peraturan terkadang membuat para birokrat tidak memberikan informasi utuh. Padahal, dalam konteks pembangunan masyarakat, tidak ada informasi pemerintah yang sifatnya rahasia negara. Sebenarnya bukan zamannya lagi para birokrat bertindak reaktif. Birokrat harus aktif terhadap masyarakat. Begitu juga sebaliknya, masyarakat juga harus gemar meminta informasi atas pembangunan di Banyuwangi. Proses tersebut bisa dikatakan sebagai proses pemenuhan hak. Ketika hakhak itu sudah dipahami dan dimengerti masyarakat, maka masyarakat bisa bertindak untuk menuntut hak-haknya. Sebab, informasi yang berkaitan dengan hak masyarakat bisa dikatakan sebagai indikator kepuasan masyarakat. Peran bupati dalam hal ini sangat penting, yakni menjembatani kepentingan principal terkait hak atas informasi dan memenuhinya melalui pela yanan birokrasi yang prima. Sinergisitas keduanya merupakan keniscayaan yang harus diwujudkan bupati pada masa mendatang. *) Mahasiswa Pascasarjana Program Development Science the National University of Malaysia.
Dua Siswa Madrasah Yang Juara CMP se Jatim-Bali
NARTO/RADAR JEMBER
PRESENTASI ILMIAH: Ayyu Faridhatul Masrura (tengah) dan Ilma Zakiyyah (kanan) memperkenalkan karya ilmiahnya di CMP, di PKM Universitas Jember, beberapa pekan lalu.
JEMBER - Semakin banyak siswa Madrasah di Jember yang unjuk gigi dengan meraih prestasi regional Jawa Timur hingga Bali. Salah satunya Ayyu Faridhatul Masrura dan Ilma Zakiyyah. Dua siswa MAN 3 Jember itu berhasil meraih juara I Chemistry Mini Projek se Jawa Timur dan Bali, yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Kimia FMIPA Universitas Jember (Unej). Ayyu Faridhatul Masrura dan Ilma Zakiyyah diminta menyampaikan presentasi karya CMP-nya dalam seminar nasional (8/11). Keduanya menceritakan latar belakang membuat media pembelajaran berupa animasi. “Kami ini siswa madrasah, saya belajar animasi otodidak di madrasah. Hasil belajar
otodidak itu yang kami aplikasikan dalam kegiatan CMP kali ini,” ungkap Ayyu, sapaan karib Ayyu Faridhatul Masrura. Keduanya membuat animasi larutan elektrolit dan on elektrolit dalam pelajaran kimia. Baginya, pelajaran kimia sering kurang diminati siswa. Sebab, selain materinya berat, metode penyampaian yang digunakan guru kimia sering kali kurang menarik. “Biasanya teman-teman kurang minat. Dengan metode animasi ini kami ingin para pelajar lebih berminat untuk mengikuti pelajaran Kimia,” ungkapnya. Ayyu mengaku belum begitu mahir menguasai aplikasi animasi. “Kami masih pemula. Cukup lama membuat animasi ini. Butuh kesabaran dan ketelitian untuk membuat animasi yang menarik.
Juga butuh kreativitas,” ujarnya. Ke duanya membuat animasi larutan untuk materi pelajaran elektrolida. Dengan animasi tersebut, siswa yang mengikuti mata pelajaran kimia seperti diajak melihat nonton kartun. Sebab, animasi elektrolit yang dibuatnya memang seperti kartun. Sebab, meski sudah SMA/MA kebanyakan masih suka melihat film kartun. Selain itu, selama ini metode yang diterapan guru rata-rata hanya menghafal dan menbayangkan saja. Padahal, sering siswa butuh eksperimen secara langsung. Agar mata pelajaran lebih mengena dan diserap siswa dengan baik. “Kalau hanya membayangkan saja susah diterima. Tetapi dengan animasi pelaja-
ran lebih menarik. Siswa lebih tertarik dan mengena,” terangnya. Ilma menambahkan bahwa hasil animasi komputer saat ini sudah umum. “Butuh kreatifitas dan desain yang me narik sehingga animasi menjadi menarik. Kalau perlu dibuat yang lucu sehingga siswa tertarik,” imbuhnya. Kalau sudah ada minat, maka materi lebih mudah dicerna dan diterima siswa. Untuk membuat animasi tersebut menggunakan software macromediamedia flash. “Butuh software yang mudah diaplikasi dalam membuat animasi. Animasi ini kami gunakan dengan macromediamedia flash. Masih ada software yang lain yang bisa digunakan tinggal pilih yang biasa digunakan,” terangnya. (hdi/jpnn)
RADAR BANYUWANGI
Jawa Pos
Sabtu 14 November 2015
BERITA UTAMA
43
Ancam Gelar Demo Lebih Besar n MAHASISWA... Sambungan dari Hal 33
Tidak hanya itu, mereka juga menyerukan agar pihak kampus bertanggung jawab atas isu tentang pembekuan kampus Untag Banyuwangi kepada seluruh mahasiswa. Yang paling sering dilontarkan mahasiswa dalam orasinya, mereka menuntut pihak rektor dan jajaran rektorat turun jabatan.
Sebab, apa yang telah terjadi itu dirasa telah melanggar kode etik pendidik. ”Penonaktifan dosen dan beberapa karyawan kami kira bukanlah sikap yang tidak sewajarnya. Ini menunjukkan bahwa kampus tidak independen,” teriak Rian Kurniawan, korlap demo tadi malam. Mahasiswa Fakultas Pertanian Untag Banyuwangi itu menambahkan, penonaktifan beberapa dosen itu dirasa sangat merugikan
pihak mahasiswa. Dia mengatakan, dari beberapa dosen yang dinonaktifkan, ada empat orang yang saat ini telah menjadi dosen pembimbing skripsi. Dengan penonaktifan tersebut, mahasiswa yang akan melaksanakan bimbingan skripsi saat ini menjadi kesulitan karena dosen pembimbing sudah dinonaktifkan. Jika beberapa tuntutan yang telah dibacakan mahasiswa itu tidak dikabulkan, mereka
berjanji akan menggelar aksi demo serupa dengan jumlah masa yang lebih banyak. ”Turunkan rektor, turunkan rektor, turunkan rektor,“ teriak puluhan mahasiswa sembari membeber spanduk berisi kecaman terhadap rektor. Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi malam kemarin, aksi demo ini membuat jalan Adi Sucipto sisi barat ditutup sementara mulai pukul 18.00-
Tersangka Wib, Gen, dan Hot, Pernah Dihukum n GREEN... Sambungan dari Hal 33
Dia tercatat sebagai kekasih Gen dan disebut-sebut sering nyabu bersama Gen. Track record tersangka Wib, 44, lebih mencengangkan. Dia cukup lama malang-melintang di dunia narkoba. Warga Jalan Bedadung 22, Jember, itu pernah ditangkap Badan Narkotika Provinsi (BNP) dalam kasus narkoba. Bukan hanya itu, Wib juga tercatat sebagai residivis narkoba karena pernah dihukum di Jember. “Gen dan Wib pemain lama. Kita masih kembangkan kasusnya. Yang pasti keduanya pernah dihukum atas kasus serupa,’’ ujar Kasatnarkoba Polres Banyuwangi, AKP Agung Setya Budi, kemarin. Bagaimana dengan Hot? Warga Dusun Badean, Desa/Kecamatan Kabat, itu juga sudah tiga kali berurusan dengan hukum terkait narkoba. Tersangka IS, polisi masih terus mengembangkan. Untuk kepentingan penyidikan, kemarin IS yang juga pemilik Green Diamond dibawa ke lokasi penangkapan. Selama olah TKP, pria 44 tahun itu didampingi pengacaranya, Sri Wuryanti. Cukup lama IS dibawa ke markasnya di Green Diamond. Dia disuruh menunjukkan roomroom yang digunakan tersangka lain dugem. Usai “merekonstruksi” IS, sejumlah anggota Satnarkoba berpakaian preman yang dipimpin Kasatnarkoba AKP Agung Setya Budi dan KBO Iptu Kusmin langsung memasang police line. Garis polisi itu dipasang tepat di pintu gerbang GD. Setelah dipasangi police line, pintunya langsung digembok Pemasangan police line itu merupakan bagian dari mengembangkan kasus penangkapan yang melibatkan lima tersangka tersebut. Tidak disebutkan hasil olah tempat kejadian perkara tersebut. Namun, pasca penyegelan oleh kepolisian tersebut, polisi langsung melakukan pemeriksaan tambahan terhadap IS. Didampingi kuasa hukumnya, Sri Wuryanti, IS menjalani pemeriksaan tambahan di unit Satnarkoba Polres Banyuwangi. “Ini mau diperiksa lagi. Olah
HUMAS POLRES FOR RABA
LOKASI PENGGEREBEKAN: Tersangka IS didampingi pengacaranya dibawa ke Green Diamond siang kemarin. Usai olah TKP, polisi langsung memasang police line di pintu Green Diamond.
TKP-nya sudah selesai siang tadi,” beber pengacara asal Kertosari tersebut. Sementara itu, disinggung tentang senpi dan puluhan peluru yang ditemukan di rumah IS, Polres Banyuwangi menyatakan senjata itu tidak ada hubungannya dengan perkara. “Itu tidak ada hubungannya dengan perkara,” ujar AKP Subandi, Kasubaghumas Polres Banyuwangi. Sumber lain menyebutkan, senjata api yang ditemukan di rumah IS merupakan senjata legal. Senjata itu memiliki izin dan dokumen yang sah. Hanya saja saat ditemukan di sana senjata itu baru saja menjalani perawatan atau habis diservis. “Dokumen lengkap dan itu (senjata) baru selesai diservis,” ujar sumber yang tidak mau disebutkan namanya tersebut. Diberitakan sebelumnya, Operasi Sakau yang dilancarkan Polres Banyuwangi menyisir hotel dan tempat dugem Rabu dini hari kemarin (13/11). Tempat yang dituju adalah Hotel Watudodol, Ketapang, dan Kafe Green Diamond (GD). Di dua tempat tersebut petugas Satnarkoba menggelandang lima orang yang diduga menyimpan dan memiliki narkoba. Setelah dites urine, lima orang tersebut positif mengon-
sumsi narkoba. Kelima orang tersebut adalah Sg alias Gen, 37, warga Lingkungan Tanjung, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, dan Int, 25, asal Perum Gentengan Baru, Blok C 17, Jalan MH. Thamrin, Banyuwangi, Wib, 44, warga Jalan Bedadung 22, Jember, Hot, 33, warga Dusun Badean, Desa/Kecamatan Kabat, dan IS alias Lg, 44, warga Kelurahan Taman Baru, Banyuwangi. Lima orang itu ditangkap di waktu berbeda. Pukul 03.30 anak buah Kasatnarkoba AKP Agung Setya Budi berbagi tugas. Satu tim menggeledah kamar 104 Hotel Watudodol. Ketika pintu didobrak, petugas mendapati Sg dan kekasihnya, Int. Setelah dilakukan penggeledahan, di kamar tersebut dite_ mukan satu paket sabu-sabu seberat 0,44 gram, hand phone, timbangan digital, satu sebendel plastik klip, dan sebuah pipet kaca. Pengakuannya, barang haram tersebut didapatkan dari seseorang di depan Green Diamond. Setelah dikembangkan, polisi akhirnya mendapatkan sejumlah nama. Selanjutnya, tim kedua mendatangi GD. Seluruh room di tempat dugem yang beralamat di Dusun Selogiri, Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, itu dige-
ledah, termasuk room 06. Polisi mendapatkan Wib, 44, warga Jalan Bedadung 22, Jember. Dia kedapatan membawa satu paket sabu seberat 0,35 gram dan satu butir ekstasi seberat 0,21 gram lengkap dua buah sekrop plastik untuk mengonsumsi sabu. Pengakuannya, Wib mendapatkan barang itu dari kenalannya di Surabaya. Pengiriman dilakukan lewat jasa kurir. Masih di lokasi yang sama, polisi mengamankan Hot, warga Dusun Badean, Desa/Kecamatan Kabat. Pria yang masuk buruan petugas itu ditangkap di room 09. Dari tangannya disita satu paket sabu seberat 0,85 gram dan sebuah BlackBerry. Setelah dikorek keterangannya, Hotibin mengaku sabu-sabu itu didapat dari IS, sang pemilik GD. Tanpa membuang-buang waktu, polisi melacak IS. Pria tersebut ditemukan di lantai dua, bagian selatan GD. Saat pintu didobrak, polisi menemukan IS sedang santai di kamar. Petugas pun melakukan penggeledahan. Di kamar berukuran 3x 4 meter itu ditemukan beraneka macam narkoba. Sabu yang ditemukan sebanyak 11,26 gram, empat paket ganja seberat 11, 26 gram, dan tiga paket ganja seberat 210 gram. (nic/c1/aif)
Tiang Dermaga Belum Simetris n MB III... Sambungan dari Hal 33
General Manajer (GM) PT. Indonesia Ferry (Persero) ASDP Ketapang, M. Yusuf Hadi, mengatakan bahwa proyek dermaga MB III di Pelabuhan ASDP Ketapang yang menggunakan dana dari APBN itu berada di bawah naungan Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jawa Timur. Sampai saat ini pengerjaan dermaga MB III tersebut belum diserahkan sepenuhnya kepada pihak ASDP. Terkait belum beroperasinya
dermaga tersebut, Yusuf mengatakan, pengerjaan dermaga MB III tersebut masih belum sempurna 100 persen. Penyem_purnaan dermaga yang dirasa sangat penting adalah posisi dolpin atau tiang dermaga yang masih belum simetris. Saat ini proses simetrisasi tiang dermaga telah dilakukan. Akan tetapi, dermaga tetap belum bisa dioperasikan lantaran menunggu cor di bagian bawah kering. Sebab, tiang dermaga tersebut merupakan tempat kapal sandar. ”Kalau tidak menunggu kering, tiang itu bisa roboh,” kata Yusuf kepada Jawa Pos Radar
Banyuwangi. Dermaga MB III tersebut pada masa mudik Lebaran lalu memang sempat dioperasikan. Namun, ternyata pengoperasian dermaga MB III di Pelabuhan ASDP Ketapang pada saat Lebaran lalu sifatnya hanya sementara, yakni hanya mengurai kemacetan. Kendaraan yang melintasi dermaga MB III waktu dioperasikan pada Lebaran lalu adalah kendaraan yang memiliki tonase di bawah 5 ton. ”Lebaran lalu sebenarnya memang belum selesai. Tetapi, karena mendesak pelabuhan sedang ramai, maka
dioperasikan sementara. Tapi hanya untuk kendaraan di bawah 5 ton,” tambahnya. Saat ini pengerjaan dermaga MB III itu masih dalam tahap penyempurnaan. Ditargetkan, dermaga MB III rampung dan bisa beroperasi pada 20 Desember 2015 mendatang. Sementara itu, dermaga MB III di Pelabuhan Gilimanuk, menurut Yusuf, secara teknis sudah siap dioperasikan karena telah selesai dengan sempurna. ”Dermaga MB III ini bisa disandari kapal dengan kekuatan 2.000-2.500 gross ton (GT),” pungkasnya. (tfs/c1/aif)
19.00. Selain membacakan orasi, beberapa mahasiswa tadi malam juga mendesak rektor untuk menemui mereka. Sayang, ditunggu cukup lama, sang rektor Tutut Hariyadi tidak kunjung muncul. Mereka juga melakukan aksi bakar ban bekas dan aksi duduk di jalan raya. Meski tidak ditemui rektor—sampai pukul 19.00— puluhan mahasiswa ini akhirnya membubarkan diri. ”Kami akan melakukan demo lebih besar jika tuntutan tidak dikabulkan,” ujar salah satu pendemo. Hingga berita ini ditulis, pihak rektorat belum berhasil dikonfirmasi. Demikian juga dengan pihak Perpenas terpilih Sugihartoyo maupun kubu Waridjan. Konflik internal di tubuh Persatuan Gema Pendidikan Nasional (Perpenas) 17 Agustus 1945 Banyuwangi antara kubu Waridjan dan Sugihartoyo semakin memanas. Pasca konflik tersebut muncul surat edaran dari rektorat Untag 1945 yang melarang pengajar tertentu memasuki kampus. Konon, surat itu dikeluarkan dalam rangka menjamin keamanan para pengajar yang namanya disebut dalam surat itu dengan dalih kondisi kampus belum kondusif. Ada lima dosen Untag yang “dilarang” datang ke kampus
yang berlokasi di Jalan Adi Sucipto, Banyuwangi, tersebut. Surat tersebut dilayangkan Rektor Untag, Tutut Hariyadi, pada 9 November dengan alasan menjaga keamanan sembilan karyawan itu lantaran situasi kampus Untag belum kondusif. Lima dosen dan karyawan yang diminta tidak datang ke kampus tersebut, di antaranya Sugihartoyo, I Wayan Mertha, Ahmad Nurkomari, Dwi Wulandari, dan Purnawan Aribowo. Wayan dan Nurkomari merupakan pegawai negeri sipil (PNS) Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah VII yang berstatus DPK (Dipekerjakan) di Untag Banyuwangi. Bukan hanya menjalar ke kalangan dosen, empat karyawan Untag Banyuwangi juga dilarang datang ke kampus akibat imbas konflik kepemimpinan Perpenas. Mereka adalah Nuri, Dian, Yosita, dan Anam. Sembilan orang itu disebut-sebut dekat dengan kubu ketua Perpenas terpilih, Sugihartoyo. Rektor Tutut Hariyadi kala itu mengatakan, dirinya melayangkan surat permintaan kepada sembilan dosen dan karyawan lantaran mereka masuk dalam kepengurusan Perpenas kepemimpinan Sugihartoyo, yakni kepengurusan yang dicantumkan
pada Akta Notaris Nomor 9 Tahun 2015 yang dibuat oleh notaris Abdul Malik. Di sisi lain, Tutut mengaku dirinya tidak ke manamana, melainkan tetap berpegangan pada Akta Notaris Nomor 42 yang dikeluarkan notaris Woro Indah Soeryandari pada tahun 2010 lalu. Konflik kian memanas tatkala rapat periodisasi untuk memilih ketua Perpenas periode 20152020 berlangsung pada 21 Oktober. Rapat yang digelar di kantor Perpenas yang berlokasi di kompleks kampus Untag tersebut dihadiri lima pengurus, yakni Waridjan, Stefanus Suhardji, Sutopo, Sugihartoyo, dan Inani Sukesi. Satu pengurus Perpenas yang lain, yakni Untung Husamadiman, tidak hadir karena sakit. Nah, ada dua versi tentang rapat dan hasil rapat periodisasi Perpenas tersebut. Berdasar versi Sugihartoyo, rapat periodisasi tersebut membahas agenda tunggal, yakni periodisasi Perpenas masa bakti 2015-2020. Dalam rapat yang diikuti lima orang tersebut, kata Sugihartoyo, dirinya mendapat dukungan tiga suara. Waridjan mendapat du_ kungan dua suara. Peserta rapat yang memberikan dukungan kepada Sugihartoyo adalah Inani Sukesi, Sutopo, dan Sugihartoyo. (tfs/c1/aif)
Sehari Ada 40 Pendonor Darah n PENDONOR... Sambungan dari Hal 33
Jika ditemukan ada yang positif, Nurhadi akan melakukan koordinasi dengan Dinkes. Data setiap pasien ODHA yang dimiliki PMI selalu dirahasiakan. Bahkan, kepada si pasien sendiri, jika belum ada keputusan dari KPA atau Dinkes, tidak akan diberi tahu. Sehingga, nanti hanya pihak Dinkes atau KPA dan pasien yang mengetahui kondisi pendonor tersebut. “Nanti biar Dinkes dan
KPA yang melakukan parenting, termasuk pemberian antiretroviral (ARV) kepada pendonor yang positif HIV. Darahnya kami yang memusnahkan” ujarnya. Dalam sehari Nurhadi mengatakan, ada sekitar 40 lebih pendonor di unit donor darah. Jika dihitung, kemungkinan pendonor yang positif HIV/AIDS masih tergolong kecil. Namun, dia berharap dengan langkah tersebut, ada upaya membongkar fenomena gunung es HIV/ AIDS. “Jumlah yang ditemukan sekarang ini kan masih puncak
gunung es, sedang yang berada di bawah masih belum terhitung. Karena itu kita bantu mengungkap” terang Nurhadi. Sebelumnya, Sekretaris KPA Banyuwangi, Waluyo, berupaya menemukan pola-pola lain agar bisa mengungkap fenomena gunung es terkait jumlah ODHA. Mulai pencarian di tingkat golongan berisiko sampai pencegahan kepada golongan yang mudah tertular. “Kita kembangkan pola-pola baru supaya angka riil penderita HIV terungkap,” ujarnya. (fre/c1/aif)
Sapi Curian Dimasukkan Mobil n ENAM... Sambungan dari Hal 33
Satu lagi Faisol, 43, warga Dusun Salakan, Desa Kenjo, Kecamatan Glagah. Dia tercatat sebagai otak pelaku pencurian sapi dan kambing itu. Dalam melumpuhkan komplotan ini, polisi terpaksa melumpuhkan Faisol dengan timah panas. Itu dilakukan karena Faisol berusaha kabur dari sergapan tim resmob yang mengepung rumahnya. Dalam catatan petugas, kelompok Faisol telah beraksi di 22 tempat kejadian perkara (TKP) di enam kecamatan. Menurut catatan kepolisian, selama enam bulan beraksi, komplotan itu berhasil mencuri sedikitnya 10 ekor sapi dan 45 ekor kambing. Dalam penangkapan malam kemarin, polisi mengamankan dua ekor sapi dan delapan ekor kambing sebagai barang bukti. Di Glagah sedikitnya 14 ekor kambing dan empat sapi milik warga dicuri. Di Kecamatan Giri satu ekor, dan di kota Banyuwangi 12 kambing dan satu sapi. Di Kalipuro para pelaku berhasil mencuri satu ekor sapi dan lima kambing. Di Kecamatan Kabat mencuri lima kambing dan satu ekor sapi. Di Rogojampi 10 ekor kambing yang dicuri. Kasatreksrim Polres
HUMAS POLRES FOR RABA
SPESIALIS MALING SAPI: Inilah komplotan maling sapi yang tertangkap Resmob. Mereka telah beraksi di 22 TKP pencurian sapi.
Banyuwangi AKP Wahyudin Latief mengatakan, saat beraksi, para pelaku membagi peran sesuai tugas. Ada yang bertugas sebagai tukang survei, eksekutor, dan ada yang menyalurkan barang curian kepada penadah. Menghindari kecurigaan warga, hewan ternak curian itu diangkut menggunakan kendaraan minibus, Avanza, dan Isuzu Panther. Kadang komplotan tersebut juga menggunakan motor. “Modus ini memang sudah dikenal di kalangan pelaku pencurian ternak,” beber Latief. Setelah hewan curian diperoleh, mereka memindahkan hewan itu ke tempat penampungan yang
aman. Kadang pasar hewan menjadi tempat penyimpanan sementara sembari menunggu hewan hasil curian tersebut terjual. “Sapi dan kambing itu dijual di pasar hewan, sehingga pelaku leluasa memindahkan hewan curian itu dari satu tempat ke tempat lain,’’ kata Latief. Dalam mengungkap jaringan tersebut, polisi lebih dulu menangkap Faisol. Dia cukup lama diincar petugas. Bermula dari penangkapan warga Desa Kenjo itu akhirnya tiga pelaku lain juga tertangkap. “Mereka ada yang menjadi sopir, penunjuk jalan, dan penadah,” tandas Latief. (nic/c1/aif)
Dari Tukang Selep Kopi, Kini Lebih Mandiri Tim Sukses Dilarang Cetak APK n TUKANG... Sambungan dari Hal 33
Awalnya sama, dia bekerja sebagai pemanjat pohon pinang. Buah yang dia dapat dijual kepada orang-orang yang menjadi pemodal atau pemilik pohon seperti dirinya saat ini. Baru setelah itu dirinya memperoleh upah untuk tiap satu karung goni yang dia dapat. Saat ini Sakwi menjadi pemodal untuk usaha kecil penjualan biji buah jambe. Setiap musim panen jambe, dia akan memanggil beberapa perempuan di sekitar rumahnya untuk mengupas kulit buah jambe. Untuk memperoleh buah jambe, dia memborong beberapa pohon jambe. Sakwi harus berbagi wilayah dengan pengusaha lain. Untuk menambah biji jambe yang dia dapat, Sakwi kadang
ikut memanjat sendiri pohon jambe. “Memanjat pohon jambe ini susah. Pohonnya lunak, dan lurus. Pertama memanjat saya merosot sampai lima kali, padahal sudah sampai ujung,” kata pria berkumis tipis itu. Untuk mempermudah memanjat, Sakwi menggunakan selamper, yaitu karung yang dililitkan di kakinya, agar mudah merosot ketika menaiki pohon jambe. Jenis jambe yang diambil Sakwi ada dua. Yang pertama jambe emprit dan jambe wangi. Yang paling bagus, kata Sakwi, sebenarnya jambe wangi. Selain biji di dalamnya bagus, jambe wangi dapat dipanen setahun dua kali. Sayang jumlah jambe wangi di Desa Bulusari terbatas, kalah banyak dengan jambe emprit. Dalam satu pohon ada sekitar
tiga sampai lima mayang berisi puluhan buah jambe. Para pemanjat biasanya memanen dua sampai empat kali untuk satu pohon. Karena posisi mayang sangat tinggi, biasanya para pemanjat memilih dua kali saja memanen karena malas kembali lagi. “Yang laku dijual ini bijinya, biji dari buah yang berwarna hijau, kalau yang buahnya sudah kuning atau merah, bijinya tidak laku jadi biasanya dibuat bibit,” jelas Sakwi. Kondisi di dalam rumah Sakwi ketika panen jambe tampak cukup ramai. Ibu-ibu dari usia kepala dua hingga nenek-nenek terlihat asyik mengupas buah jambe dengan kecepatan yang menakjubkan. Di belakang rumah, Sakwi menunjukkan beberapa bibit jambe yang dia tanam.
Sejak usaha buah jambe merambah di dusun-dusun, ibu-ibu menjadi lebih sibuk. Mereka tidak lagi kumpul-kumpul untuk ngerumpi seperti ibu-ibu pada umumnya. “Per kilogramnya mereka dapat bayaran Rp 750. Kadang sehari bisa empat sampai lima karung, sekarung berisi 20 kilogram, lumayan buat mereka daripada nonggo” ujar Sakwi. Setelah mengembangkan usaha jambe, Sakwi pun mengakui ada perubahan ekonomi dari sebelumnya yang hanya bekerja sebagai tukang selep kopi dan pemanjat jambe . Ketika ditanya dikemanakan biji Jambe yang sudah dikupas itu, Sakwi justru kebingungan. “Pokoknya kata yang beli akan dikirim ke Papua, untuk dibuat makanan. Yang membeli ini orang Jember,’’ tukasnya. (c1/aif)
n ATRIBUT... Sambungan dari Hal 44
paslon dan tim sukses dilarang mencetak atau memproduksi alat peraga kampanye (APK) selain yang difasilitasi KPU. Sesuai Peraturan KPU tersebut, APK terdiri dari baliho, umbul-umbul, dan spanduk. Lilikh menambahkan, sebenarnya Panwaslih telah melayangkan rekomendasi kepada pihak terkait untuk menertibkan
APK yang pengadaan dan pemasangannya tidak difasilitasi KPU itu beberapa hari yang lalu. “Jika hingga hari ini (kemarin) APK itu masih terpasang, kita akan memberikan peringatan tertulis. Jika peringatan tertulis juga tidak segera diindahkan, kami akan menertibkan APK tersebut bersama Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP),” kata dia. Selain spanduk yang dipasang relawan pasangan Dahsyat di kawasan Kota Banyuwangi,
pihaknya juga mendapat laporan adanya APK liar yang dipasang kubu relawan Sumantri SoedomoSigit Wahyuwidodo (Su-Si). APK dukungan untuk Su-Si itu terpasang di wilayah Banyuwangi selatan. Lilikh menambahkan, pihaknya tidak akan tebang pilih dalam menanggapi APK liar tersebut. “APK yang dipasang relawan kedua kubu harus ditertibkan. Kami tidak akan tebang pilih,” pungkasnya. (sgt/c1/afi)
44
Jawa Pos Sabtu 14 November 2015
Periksa Kesiapan Armada Pengamanan Pilbup 2015
NIKLAAS ANDRIES/RaBa
CEK ONDERDIL: Petugas kepolisian memeriksa secara detail bagian kendaraan yang akan digunakan pengamanan coblosan pilbup.
BANYUWANGI - Coblosan pesta demokrasi Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) Banyuwangi 2015 tinggal beberapa hari lagi. Persiapan untuk mendukung pelaksanaan pilbup 9 Desember itu terus dimatangkan jajaran kepolisian. Selain mempersiapkan personel pengamanan, Korp Bhayangkara juga mempersiapkan kendaraan operasional yang siap pakai. Demi mendukung kelancaran pengamanan pilbup itu, Polres Banyuwangi melakukan pemeriksaan fisik kendaraan operasional kemarin (13/11). Kendaraan milik kepolisian mulai dari polres dan polsek dikumpulkan di halaman Polres Banyuwangi. Selain pendataan, ke beradaan mobil itu juga merupakan bagian pengecekan kesiapan pendukung ope rasional pelaksanaan pengamanan pilbup mendatang. Tidak hanya bagian luar kendaraan saja yang diperiksa. Bagian mesin hingga oli dan air radiator pun dicek. Termasuk beberapa peralatan di dalam kendaraan seperti rotator dan sirine juga mendapat perhatian khusus. “Ini pengecekan kesiapan kendaraan. Semua bagian diperiksa,” ujar Kasatsabhara Polres Banyuwangi, AKP Sudarmaji, kemarin. Tidak hanya melibatkan unsur kepolisian dari polres. Pengecekan kendaraan ini juga melibatkan tim dari Sabhara Polda Jawa Timur. Setelah diperiksa, kendaraan baru diperbolehkan kembali ke tempat asalnya bertugas. (nic/c1/afi)
Beda PHPU Dibatasi 0,5 Persen Dapat 656.329 Suara tanpa Sengketa di MK BANYUWANGI - Mesin pemenangan dua pasangan calon (paslon) yang berlaga pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) Banyuwangi 2015 harus tampaknya harus kerja ekstrakeras menjaring dukungan masyarakat. Jika salah satu paslon berhasil mengumpulkan suara 3.266 lebih banyak dibanding pesaing, maka paslon tersebut dipastikan bakal bisa langsung melenggang menuju kursi bupati dan wakil bupati terpilih tanpa harus melalui tahap persidangan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi (MK). Pedoman beracara dalam perkara perselisih an hasil pemilihan gubernur, bupati, dan
wali kota diatur dalam Peraturan MK Nomor 1 Tahun 2015. Pada Pasal 6 ayat (2) huruf d disebutkan, kabupaten dengan jumlah penduduk lebih dari satu juta jiwa, pengajuan permohonan dilakukan jika terdapat perbedaan perolehan suara paling banyak 0,5 persen antara pemohon dengan pasangan calon peraih suara terbanyak berdasar penetapan hasil penghitungan suara oleh termohon. Berdasar data agregat kependudukan 2015 yang diterima KPU dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), jumlah penduduk Banyuwangi mencapai 1.656.309 jiwa. Sedang kan jumlah penduduk yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) dan Daftar Pemilih Tetap Tambahan (DPTb-1) yang ditetapkan KPU Banyuwangi 28 Oktober lalu mencapai 1.306.126 jiwa. Pilbup Banyuwangi tahun ini diikuti dua
paslon, yakni Abdullah Azwar Anas-Yusuf Widyatmoko (Dahsyat) dan Sumantri Soedomo-Sigit Wahyuwidodo (Su-Si). Jika mengacu jumlah penduduk yang terdaftar dalam DPT dan DPTb-1 tersebut, posisi imbang antar kedua paslon terjadi apabila kedua kandidat berhasil mengantongi dukungan sebanyak 653.063 suara sah. Jika dikalkulasi dengan ketentuan batas maksimal 0,5 selisih perolehan suara yang bisa diajukan sebagai perkara PHPU, maka pengajuan bisa dilakukan jika selisih suara antar kedua paslon paling banyak 3.266 suara. Artinya,
Atribut Kampanye Ilegal mulai Bertebaran BANYUWANGI - Aroma persaingan antar relawan atau pendukung pasangan calon (paslon) yang berlaga pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) 2015 mulai memanas. Setidaknya itu tergambar dengan adanya spanduk bernada dukung-mendukung paslon di sejumlah titik di kota Banyuwangi dari berbagai elemen warga. Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi, salah satu spanduk dukungan ditujukan kepada pasangan Abdullah Azwar AnasYusuf Widyatmoko (Dahsyat). Spanduk tersebut terpasang di sebelah barat Stadion Diponegoro Banyuwangi kemarin (13/11). Sayang, bentuk dukungan yang
SIGIT HARIYADI/RABA
ILEGAL: Spanduk dukungan kepada pasangan Dahsyat terpa sang di sebelah barat Stadion Diponegoro, Banyuwangi, kemarin. Spanduk tersebut dianggap ilegal karena pengadaan dan pema sangannya tidak difasilitasi KPU.
diberikan kalangan relawan dengan memasang spanduk tersebut justru dikategorikan pelanggaran pilbup. Spanduk itu dianggap ilegal lantaran pengadaan dan pemasangannya tidak difasilitasi Komisi Pemilihan Umum (KPU). Oleh karena itu, jika tidak segera diturunkan, Panitia Pengawas Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Panwaslih) Banyuwangi akan menertibkan spanduk tersebut. Komisioner Divisi Hukum dan Penanganan Pelanggaran Panitia Pengawas Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Panwaslih), Lilikh Maslikah, mengatakan sebagaimana amanat Peraturan KPU Nomor 7 Tahun 2015, n Baca Atribut...Hal 43
KPU Kirim Tim Gabungan ke Kudus Untuk Amankan Cetak Surat Suara BANYUWANGI - Cetak masal surat suara Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) Banyuwangi 2015 segera dimulai. Pencetakan masal segera dilakukan lantaran tim kampanye kedua kubu pasangan calon (paslon) telah menyetujui model surat suara yang dikirimkan rekanan pemenang tender pengadaan logistik pilbup tersebut. Sebelumnya, pihak rekanan, yakni PT. Pura Barutama, telah mengirimkan model surat suara yang telah dilengkapi foto paslon nomor urut 1, Abdullah Azwar Anas-Yusuf Widyatmoko (Dahsyat), dan paslon nomor urut 2, Sumantri Soedomo-Sigit Wahyuwidodo (Su-Si). Pihak KPU lantas
menggelar rapat persetujuan bersama tim kampanye kedua paslon dan Panitia Pengawas Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Panwaslih) Banyuwangi. Hasilnya, tim kampanye kedua paslon sama-sama mengajukan revisi model surat suara tersebut. Tim kampanye Dahsyat meminta proporsi ukuran wajah calon wakil bupati (cawabup) Yusuf perlu diperbesar, sehingga sama dengan ukuran wajah calon bupati (cabup) Anas. Selain itu, tulisan gelar Cawabup Yusuf diminta dilakukan revisi dari S. Sos menjadi S.Sos (tanpa spasi). Tidak jauh berbeda, tim kampanye paslon Su-Si juga tidak banyak menuntut perubahan model surat suara pilbup. Tim pasangan Su-Si minta nama belakang Cawabup Sigit ditulis tanpa spasi, yakni menjadi Sigit
Wahyuwidodo. Selanjutnya, pihak KPU langsung mengirimkan revisi yang diajukan kedua kubu kepada PT Pura Barutama Kamis (12/11). Perusahaan tersebut merespons cepat dengan mengirimkan kembali model surat suara yang telah direvisi. KPU Banyuwangi lantas kembali meminta persetujuan tim kampanye kedua paslon terhadap model surat suara yang telah direvisi tersebut kemarin (13/11). Kali ini, tim kampanye kedua paslon menyetujui model surat suara tersebut. Komisioner KPU, Edi Syaiful Anwar, mengatakan setelah mo del surat suara pilbup disetujui tim kampanye kedua paslon, pencetakan secara masal bisa langsung dilakukan. “Pencetakan surat suara secara masal dija
dwalkan berlangsung mulai besok (hari ini, 14/11),” ujarnya. Dikatakan, proses pencetakan secara masal dilakukan, KPU bersama Panwaslih dan Polres Banyuwangi akan mengunjungi perusahaan yang berlokasi di jalan AKBP Agil Kusumadya Nomor 203, Kudus, Jateng, tersebut. “KPU, Panwaslih, dan Polres Banyuwangi, akan mengunjungi perusahaan pemenang lelang untuk memantau jalannya pencetakan secara masal,” pungkasnya. Seperti diberitakan, lelang surat suara Pilbup Banyuwangi dimenangkan perusahaan yang mengajukan penawaran terendah, PT. Pura Barutama. Dari pagu lelang sebesar Rp 1,309 miliar, perusahaan yang satu ini mengajukan penawaran hingga di bawah Rp 300 juta, tepatnya Rp 236,623 juta. (sgt/c1/afi)
apabila salah satu kandidat berhasil mengumpulkan dukungan sebanyak 656.329 suara sah, nyaris dipastikan pengajuan perkara PHPU ke MK tidak bisa dilakukan kandidat yang kalah. Komisioner Divisi Hukum dan Penanganan Pelanggaran Panitia Pengawas Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Panwaslih) Banyuwangi, Lilikh Maslikah, mengatakan sesuai Peraturan MK Nomor 1 Tahun 2015, penga juan PHPU pada Pilbup Banyuwangi bisa dilakukan jika selisih suara antar paslon paling banyak 0,5 persen. Sebab, jumlah penduduk Banyuwangi lebih dari 1 juta jiwa. Dikatakan, jika selisih perolehan suara antar paslon lebih besar dari 0,5 persen, maka pasa ngan calon yang kalah tidak bisa mengajukan perkara PHPU ke MK. “Apabila selisih suara antar paslon lebih dari 0,5 persen, otomatis paslon peraih suara terbanyak langsung menang karena
pada Pilbup 2015 tidak ada putaran kedua dan ketiga,” ujarnya kemarin (13/11). Menurut Lilikh, secara teknis permohon an sengketa PHPU bisa dilayangkan paling lambat 3 kali 24 jam sejak penetapan perolehan suara hasil pemilihan ditetapkan KPU. “Permohonan dibuat 12 rangkap dan ditandatangani oleh pemohon dan/atau kuasa hukumnya,” kata dia. Lilikh menambahkan, MK hanya akan memutuskan sengketa terkait selisih hasil penghitungan suara. Sedangkan perselisihan terkait proses pelaksanaan pilbup menjadi ranah Panwaslih. Karena itu, imbuh Lilikh, Badan Pengawas Pemilu (bawaslu) RI selalu mengingatkan jajaran Panwaslih agar setiap persoalan yang terkait pelanggaran Pilbup bisa diselesaikan di tingkat kabupaten. (sgt/c1/afi)