15 NOVEMBER TAHU TAHUN UN 2015
Eceran Rp.5.750
HALAMAN 29
Rektor Tutut Enggan Komentar
Jebeng-Thulik 2015 Milik
Imarita-Gama BANYUWANGI - Bumi Blambang punya duta wisata baru sejak Jumat malam lalu (13/11). Gelar Jebeng 2015 resmi menjadi milik Imarita Dinar Fajriani. Gelar Thulik 2015 resmi disandang Gama Akbar Sabana. Pada malam grand final pemilihan Jebeng-Thulik 2015 di Gesibu Blambangan Jumat malam lalu, sepuluh finalis bergiliran melewati tahap penilaian terakhir. Mereka membeberkan materi yang tertera pada layar menggunakan bahasa Inggris. Gambar yang disediakan oleh panitia rata-rata menyangkut potensi daerah, seperti sektor pariwisata, perikanan, perairan, pertanian, dan peluang pasar bebas. Selanjutnya, juri melontarkan pertanyaan menyangkut materi yang dibawakan. Sesekali para finalis menimpali menggunakan bahasa Inggris. Kemampuan finalis mengenai potensipotensi daerah diuji para juri. Kecakapan public speaking atau berbicara di depan umum juga diperhitungkan. Sementara itu, suasana penobatan duta wisata Banyuwangi 2015 tersebut sangat meriah. Tribun penonton dipadati pendukung para finalis. Even tersebut diramaikan duta wisata dari berbagai daerah di Jawa Timur dan Denpasar. Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi, pasangan duta wisata yang hadir, antara lain gus-yuk Mojokerto, gus-ning Jember, dan kakang-mbakyu Malang. Mereka semua mengenakan pakaian adat daerah masingmasing. Mereka juga mengisi acara tersebut dan memberikan dukungan bagi para finalis jebeng-thulik n
n Mahasiswa Siap Aksi Lanjutan Besok BANYUWANGI - Aksi demo mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Kampus (Ampek) Jumat (13/11) malam lalu tidak digubris rektor Uni_versitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi, Tutut Hariyadi. Karena belum ada jawaban atas
tuntutan yang diajukan kepada rektor tersebut, para mahasiswa tersebut berjanji akan melakukan demo serupa dengan jumlah massa lebih banyak di depan kampus Merah Putih Senin besok (16/11) n Baca Rektor...Hal 35
Saya tidak mau komentar dulu, kita takut salah dan takut memunculkan sahur manuk jadi saling mengomentari. Biarkan kita selesaikan dulu secara internal.� Tutut Hariyadi Rektor Untag Banyuwangi
Penyidik mulai Periksa Saksi
Baca Jebeng...Hal 35
SEMENTARA itu, kisruh di internal Persatuan Gema Pendidikan Nasional (Perpenas) 17 Agustus 1945 resmi masuk meja kepolisian Rabu lalu (11/11). Itu ditandai dengan masuknya laporan dugaan penghasutan dan
Imarita Dinar Fajriani Gama Akbar Sabana
perbuatan tidak menyenangkan yang diterima kubu Sugihartoyo dan beberapa dosen serta pegawai. Seperti mekanisme yang ada, laporan itu mulai ditindaklanjuti pihak kepolisian n Baca Penyidik...Hal 35
FOTO-FOTO: RENDRA KURNIA/RABA
CUACA
Empat Kecamatan Rawan Longsor BANYUWANGI - Musim penghujan sudah terjadi di wilayah Banyuwangi bagian barat sejak beberapa hari lalu. Dengan sudah mulai datangnya musim penghujan itu, beberapa hal perlu diwaspadai, yakni petir, puting beliung, tanah longsor, dan banjir. Kewaspadaan itu tak hanya berlaku bagi warga di wilayah dataran tinggi, warga di wilayah dataran rendah juga perlu waspada n Baca Empat...Hal 35
ADA APA LAGI
Karnaval Malam Libatkan 1.200 Penampil BANYUWANGI - Parade budaya dalam rangka hari ulang tahun Provinsi Jawa Timur ke-70 berlangsung meriah di Banyuwangi tadi malam (14/11). Ribuan warga menyemut menyaksikan iring-iringan pawai budaya di sepanjang rute dari Gedung Juang di Jalan Diponegro hingga finis di Jalan A. Yani depan kantor Pemkab Banyuwangi. Sebanyak 24 kontingen dari kabupaten/kota memeriahkan parade budaya bertajuk Spectra Night Jatim itu. Dari 24 kontingen kota/kabupaten di Jatim tersebut, tiap kabupaten minimal
menerjunkan 50 personel. Sehingga, ada sekitar 1.200 penampil yang memeriahkan parade budaya Jatim di jalan protokol Banyuwangi tadi malam. Dalam parade budaya Jatim kali ini, Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi, M. Yanuarta Bramuda, yang memberangkatkan kontingen pertama parade budaya dari depan Gedung Juang. Sementara itu, di panggung kehormatan depan kantor Pemkab tampak Pj Bupati Banyuwangi Zarkasi hadir bersama forum pimpinan daerah
menyaksikan parade budaya Jatim. Asisten III Kesejahteraan Masyarakat Jatim, Dr. Shofwan, juga hadir mewakili Gubernur Soekarwo yang sedang berada di luar negeri. Sementara itu, suguhan parade budaya, seperti tarian, musik tradisional, ditampilkan dengan kemasan menarik. Mereka beraksi di sepanjang rute yang dimulai dari Jalan Diponegoro, Jalan Susuit Tubun, Jalan PB. Sudirman, Jalan A. Yani, dan finis di depan kantor Pemkab Banyuwangi n Baca Karnaval...Hal 35
TAUFIK FERDIANSYAH/RABA
DISEGEL: Kondisi gerbang kafe dan karaoke Green Diamond di kawasan Watudodol, jalan raya Situbondo, Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, kemarin. RENDRA KURNIA/RABA
Senpi di GD hanya Titipan KALIPURO - Penangkapan IS alias LG pemilik Green Diamond oleh Satnarkoba Polres Banyuwangi rupanya merembet ke ranah hukum lain. Itu setelah polisi menemukan senjata api saat menggeledah tempat tinggal IS Rabu lalu (11/11). Untuk mengusut sepucuk senapan laras panjang dan 48 butir peluru tersebut, IS harus menjalani pemeriksaan di Satreskrim Polres Banyuwangi kemarin (14/11) n Baca Senpi...Hal 35
MERIAH: Penampilan peserta Specta Night Jatim di Jalan Diponegoro, Banyuwangi, tadi malam (14/11).
Tiga Mahasiswa Unair Banyuwangi Ciptakan Puding Ikan Mujair
Hilangkan Bau Amis, Sempat Dikira Pakan Ikan
Perlu Digiatkan Lagi Penanaman Pohon
Pernah menemukan puding dari ikan? Memang terdengar tidak lazim. Sebab, umumnya hidangan penutup terbuat dari bahan ringan berasa manis seperti susu, maizena, dan agar-agar. Jangan heran, tiga mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Unair Banyuwangi ini mampu berinovasi menciptakan puding berbahan ikan mujair.
SEDERHANA BERGIZI: Novi, Riski, dan Bari, mengukur komposisi puding di kontrakan mereka di Lingkungan Cungking, Kelurahan Mojopanggung, Kecamatan Giri, Banyuwangi, kemarin (14/11).
Empat Kecamatan Rawan Longsor
CHIEN JULLIEN, Banyuwangi KONSUMSI masyarakat Indonesia, khususnya Banyuwangi, akan hasil laut tergolong minim. Indikasinya, pemerintah memiliki banyak program bidang perikanan guna mendorong masyarakat mengonsumsi ikan n
Nyambi Jualan Togel, Petani Diringkus Sekali-kali Bandarnya Juga Diciduk, Ndan!
Baca Hilangkan...Hal 35 CHIEN JULLIEN/RABA
http://www.radarbanyuwangi.co.id
email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com
RADAR BANYUWANGI
BERITA UTAMA
30
Jawa Pos
Minggu 15 November 2015
Kirim 5 Calon Pelatih Bela Negara BANYUWANGI - Kurikulum pendidikan bela negara yang menjadi program Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI rencananya akan disebarluaskan ke seluruh masyarakat. Kali ini Pemkab Banyuwangi mengirim lima orang pegawai negeri sipil (PNS) untuk mengikuti pelatihan kurikulum bela negara ke Mojokerto. Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Banyuwangi, Djafri Yusuf, mengatakan kurikulum tersebut sebenarnya untuk seluruh lapisan masyarakat, baik pelajar maupun pegawai. Namun, karena diklat dilaksanakan lebih dari tiga hari, Bakesbangpol memilih mengirim PNS. Sebab, saat ini anggaran pemkab untuk diklat bela negara belum siap.
Lima tenaga yang dikirim diklat itu terdiri atas tiga PNS Dinas Pendidikan, satu tenaga Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), dan satu PNS Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora). Nanti, kata Djafri, akan diarahkan menjadi kader pelatih. Sehingga, lima pegawai ini dapat mengajari kader lain setelah kembali nanti. “Kita kirim PNS untuk diklat kurikulum bela negara di Mojokerto. Kami belum dapat petunjuk teknis untuk tahun 2016, bagaimana nanti kurikulum itu diimplementasikan. Tetapi, yang jelas, kita siap karena sudah ada kader pelatih ini,” terang Djafri. Kurikulum itu meski terkesan bermuatan militer, tapi Djafri menjamin tidak ada unsur militerisme di dalamnya. Apalagi,
mengarah ke wajib militer seperti yang menjadi pemikiran beberapa orang. Djafri mengatakan, ada unsur militer yang bertugas sebagai pelatih untuk kurikulum tersebut. Intinya, pada kurikulum itu negara ingin mengukuhkan rasa nasionalisme pada generasi muda dan masyarakat Indonesia. Sehingga, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara mereka dapat berpegang pada UUD 1945 dan Pancasila. “Ini bentuk antisipasi pemerintah menghadapi degradasi mental generasi kita. Dengan kurikulum ini mereka bisa kembali menjadi warga negara yang memiliki rasa cinta tanah air, rela berkorban, sadar berbangsa, dan bernegara,” ujarnya. (fre/c1/bay)
GERDA SUKARNO/RABA
REDUP: Tim penilai Kementerian Lingkungan Hidup melakukan penilaian di SDN 4 Penganjuran Banyuwangi kemarin (14/11).
SDN 4 Penganjuran
Masuk Adiwiyata Nasional, Dinilai Kementerian LH DOK. RABA
UNTUK ABK: Guru-guru pendidikan inklusif dilatih motorik tunanetra di SDLB A Giri Oktober lalu.
Butuh 850 Orang Guru Pembimbing Khusus BANYUWANGI - Kabupaten Banyuwangi yang tahun lalu telah mendeklarasikan diri sebagai kabupaten inklusif yang mendukung pendidikan luar biasa masih kekurangan guru. Namun, saat ini baru tersedia 175 Guru Pembimbing Khusus (GPK) di beberapa sekolah di Banyuwangi. Padahal, dibutuhkan minimal 1.025 guru yang memiliki kemampuan mendidik siswa inklusif. Saat ini seluruh sekolah di Banyuwangi tidak diperbolehkan menolak siswa anak berkebutuhan khusus (ABK), yang tentu harus diimbangi keberadaan para guru.
Dengan jumlah di atas, setidaknya dibutuhkan kurang-lebih 850 GPK yang disebar di seluruh sekolah. Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan, Hamami menerangkan, banyak sekolah yang kerepotan ketika menerima murid ABK lantaran tidak memiliki GPK. Sehingga, kesannya ada sekolah yang menghindar dan mengarahkan ABK ke sekolah rujukan. Oleh karena itu, pria yang menjadi ketua kelompok kerja pendidikan inklusif di Banyuwangi tersebut mengupayakan beberapa hal, salah satunya mendiklat beberapa
BANYUWANGI – Dua anggota tim penilai dari Kementerian Lingkungan Hidup tiba di SDN 4 Penganjuran Banyuwangi kemarin (14/11) SDN 4 Penganjuran menjadi salah satu dari tiga sekolah di Banyuwangi yang masuk kriteria sekolah yang masuk Adiwiyata Nasional. Setelah tiba dan memberikan sedikit paparan, kedua tim penilai didampingi Plt. Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH), Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan, Hamami, dan Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Banyuwangi, Pur wanto berkeliling SDN 4 Penganjuran. Mereka melihat satu per satu bagian sekolah dan menyesuaikan dengan dokumen, serta apa yang disampaikan kepala sekolah.
guru di sekolah agar memiliki kemampuan mendidik ABK.“Kita meminta guru yang mau mengikuti diklat. Tentu mereka yang berminat sesuai hati nurani, sabar, dan cinta anak-anak. Sementara ini karena dana kita terbatas. kita bekerja sama dengan BKD,” kata Hamami kemarin (14/11). Ada beberapa stimulus yang dikeluarkan Dispendik bagi para guru yang mau menjadi GPK. Yang pertama terkait insentif sebesar Rp 3 juta per tahun yang diambil dari APBD. Kemudian, ada penambahan enam jam per minggu bagi guru-guru tersebut.
Sehingga, mereka yang memiliki sertifikasi dan memerlukan target mengajar 24 jam selama satu minggu dapat memenuhi jam mengajar. “GPK yang ada adalah guru reguler yang kita diklat, sehingga jadi GPK, karena butuh dana dan waktu untuk merekrut guru baru,” terangnya. Hamami mengatakan, Dispendik bekerja sama dengan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) untuk memperoleh GPK baru. Caranya, menambahkan dua semester bagi mahasiswa fakultas Ilmu Pendidikan agar memiliki kemampuan mengajar ABK. (fre/c1/bay)
BANYUWANGI
BANYUWANGI
BANYUWANGI
STNK
Pengawas & Sopir Proyek
Honda Jazz
Dump Truck
Hlg STNK P 308 WA an Saifudin, SH, Jl. Tunggul Ametung RT. 2/3, Kebalenan
Dcr Pengawas Proyek Perum Kertosari Lulusan Sarjana Teknik Sipil, 2. Supir Proyek Pny SIM B1 H:082145368344, 081235829127
Djl Jazz Silver, M/T, IDSI 2007 Plat DK KM 41 Rb, 120 Jt (Nego) Hub: 085338228415
Dijual Dump Truck Mits 2 Unit Tahun 2012/2013 Hubungi 081358339500
Hlg STNK P 6561 ZA an Miswanah, Dsn. Warengan RT. 04/01, Ds. Bubuk. Rgjmpi
Toyota New Limo
BANYUWANGI
Hlg STNK P 4058 ZM an As’ad Shidqy Aziz, Dsn. Krajan RT. 8/1, Ds. Sidodadi, Wngsrjo
Mau pasang lowongan? Hubungi HP: 08123353502
Paparan Buku Jelajah Pantai Timur Jawa REDAKSI Jawa Pos Radar Banyuwangi akan menggelar paparan hasil Ekspedisi Jelajah Pantai Timur Jawa di gedung Toyota Auto2000 Jalan S. Parman 28 Banyuwangi pada pukul 09.00 Minggu hari ini (15/11). Hasil pendataan dan dokumentasi ekspedisi ini disusun dalam belum master buku berjudul ‘’Jelajah Pantai Timur Jawa’’. Master buku inilah yang akan dipaparkan pagi ini. (bay)
Promo Akhir Tahun New Limo 2010 68 Jt Nego Hub: 08126086869/085736684669
• OBAT MATA, MIN/PLUS, KATARAK, RABUN • PENINGGI BDN, KAPSUL UTK MENAMBAH • PEMBESAR PAYUDARA, MONTOK, PAPOSTUR TUBUH + TINGGI IDEAL 1 BLN + DAT, KENCANG 5-10 CM TANPA EFEK SMPING 185.000 • PENGHILANG BKS LUKA LAMA/BARU • PELANGSING BADAN 1 MINGGU TRN 2-3 • PENUMBUH RAMBUT BOTAK KG TANPA EFK SMPING 175.000 • PERONTOK BULU YG TDK DISUKAI • KING COBRA USA, OBT L.SYAWAT, IMPO• PERAPAT VGN WANITA TEN, EJAKULASI DINI 155.000 • PEMUTIH SELANGKANGAN/KETIAK • PEMUTIH SLRH BADAN/MUKA 165.000 • VAKUN ALAT PEMBSR PENIS 375.000 • PEMERAH BIBIR ALAMI& PERMANN BUAT LELAKI VIAGRA USA/CINA, CIALIS,VG PROGOMIE SP,VGN GETAR,VGN SUARA, WNS GETAR, VNS MJU MUNDUR, VNS 2 KEPALA, RING PENGGELI
VITOP JAYA
J
Pemasaran dan Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha Iklan: Sidrotul Muntaha, Dian Effendi Administrasi Iklan: Fitria Arifiana Event: Benny Siswanto Keuangan: Citra Puji Rahayu Kasir: Widi Ukiyanti, Piutang: Anissa Windyah Sari Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti Perpajakan: Cici Irma Setyani Corporate Lawyer Jawa Pos Group: Dr. Harris Arthur Hedar SH MH Direktur: Samsudin Adlawi
Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.
J Wartawan
JL. SONGGON 15 ROGOJAMPI – BWI ST BONDO BISA DIKIRIMHP. 082 333 79 4444 PESAN DI ANTAR ONGKOS GRATIS
non akademik, berakhlak mulia, berkarakter, peduli dan berbudaya lingkungan, jadi poin yang dinilai masuk ke VISI SDN 4 penganjuran,” terangnya. Menurut Setyaningsih, jika hasil penilaian itu sesuai, tentu akan membuat sekolahnya lolos di tingkat nasional. Karena itu, pihaknya telah mempersiapkan secara maksimal termasuk bekerja sama dengan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Banyuwangi, serta Bank Sampah Banyuwangi (BSB) untuk me numbuhkan budaya kepedulian siswa. “Juara nasional nanti tidak hanya satu, kita berharap bisa jadi salah satunya, karena kita sudah membiasakan siswa sebelum ada penilaian ini” ujarnya.(fre/*/bay)
AG E N DA KOTA
Honda CRV
PAHE
VIMAX KAPSUL & VIMAX OIL KANADA, BRKHASIAT UTK MEMPERPANJANG DAN MEMPER BSR Mr. P PRIA DGN CPT, KUAT, KERAS, THN LAMA & TANPA EFEK SAMPING.
Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono Wakil Pemimpin Redaksi/Korlip: Syaifuddin Mahmud Redaktur: Ali Sodiqin, A.F. Ichsan Rasyid Staf Redaksi: Sigit Hariyadi, Niklaas Andries, Ali Nurfatoni, Chien Jullien Anisa, Taufik Ferdiansyah, Fredy Rizki Manunggal Fotografer: Galih Cokro Buwono Editor Bahasa: Minhajul Qowim Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis (Koordinator), Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja
Kepala SDN 4 Penganjuran, Setyaningsih mentgatakan, penilaian dan pemeriksaan yang dilakukan tim penilai Kementerian LH itu seputar kesesuaian antara dokumen, komponen kebijakan, kurikulum partisipatif, serta sarana dan prasarana. Pihak sekolah sudah menyiapkan semua kebutuhan penilaian itu, mulai dari dokumen hingga pembelajaran yang berhubungan dengan lingkungan hidup. Seluruh persiapan untuk penilaian Adiwiyata Nasional, kata Setyaningsih, sesuai dengan visi sekolah. Sehingga mereka tidak begitu kesulitan untuk menunjukkan apa yang akan dilihat tim penilai. “Visi kita ini berdedikasi tinggi dalam ilmu pengetahuan teknologi, akademik
PA K E T H E M AT
Dijual Honda CRV silver matic 2000cc tahun 2005, super istimewa. Hubungi 0811351093 INFO MOBIL MOTOR Iklan Radar Banyuwangi akan membantu anda dalam mempromosikan perusahaan, usaha anda. Pasang dan dapatkan harga menarik untuk pemasangan iklan mobil dan motor. Info dan pemesanan bisa menghubungi Toha HP: 08123353502.
Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Agus Baihaqi Staf Redaksi: Shulhan Hadi, Dedy Jumhardiyanto Pengembangan Usaha: Abdul Aziz Iklan: Thomy Sila Acrhdiansyah, Eko Budiyono Pemasaran: Wahyu Nugroho Administrasi: Titin Wulandari Kantor Genteng: Ruko Madania, Jl Hasyim Asy’ari No 06 Genteng Telp : (0333) 845860
110rb 2 baris / 7x muat Harga sudah termasuk PPN 10% Syarat & Ketentuan Berlaku
Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Edy Supriyono Staf Redaksi: Nur Hariri, Habibul Adnan Fotografer: Rendra Des Kurnia Lay Out/Grafis: Pemasaran: Samsuri Administrasi: Dimas Ayu Dewi Fintari Kantor Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982.
Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.
J
RUMAH ANDA BELUM LAKU? PASANG SAJA
IKLAN JITU
0333 412224
email : radarbwi@gmail.com
Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Website: www.radarbanyuwangi.co.id. Email: radarbwi@gmail.com, beritaraba@gmail.com, artikelradarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300
Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi
BERITA UTAMA RADAR BANYUWANGI
Jawa Pos
Minggu 15 November 2015
31
JUDI
Asyik Main Remi, Empat Pejudi Diamankan BANYUWANGI - Empat orang pejudi diamankan tim Resmob Polres Banyuwangi dari sebuah rumah di Dusun Glowong, Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi, Jumat (13/11) malam. Mereka yang terkena tangkapan polisi itu adalah Bagus, 34, Budi, 29, Jaswadi, 37, dan Asep, 40. Semua warga Desa Yosomulyo itu ditangkap dengan barang bukti uang Rp 435 ribu dan satu kartu set remi. Penangkapan ini sendiri bermula dari adanya informasi masyarakat yang mengabarkan adanya praktik perjudian remi digelar di sebuah rumah di Desa Yosomulyo. Seolah ingin membuktikan laporan itu polisi segera menyisir beberapa rumah yang terindikasi masuk dalam laporan tersebut. Benar saja, setelah diamati barulah sebuah rumah terlihat ada kegiatan judi yang dicurigai tersebut. Tim resmob dan Polsek Gambiran pun langsung mengepung lokasi tersebut. Empat pelaku yang digerebek tidak bisa berbuat banyak. Meski mereka sempat berdalih bahwa kegiatan itu hanya main kartu remi biasa. Namun setelah ditemukan adanya uang sejumlah Rp 435 ribu barulah keempat pelaku ini jadi diam. “Warga sekitar lokasi tahu dan merasa resah, lantas memberi info. Kabar itu kita tindak lanjuti dengan penggerebekan,” beber AKP Suwanto Bari, Kapolsek Gambiran. Saat ini proses penyidikan terhadap empat pejudi ini masih terus berjalan. Demi mempermudah pemeriksaan mereka ditempatkan di sel tahanan Mapolsek Gambiran. Barang bukti pendukung kejahatannya juga diamankan. (nic/c1/als)
EKONOMI RENDRA KURNIA/RaBa
Tiga Hari Lagi Foto Harus Dikumpulkan BANYUWANGI - Cukup panjang waktu membidik objek yang diberikan kepada peserta Lomba Foto Pengairan. Yakni, mulai tanggal 20 Oktober hingga 17 November. Donny Arsilo Sofyan, kepala seksi (Kasi) Kerjasama dan Pemberdayaan Masyarakat PU Pengairan selaku panitia mengatakan rentang waktu yang panjang diberikan agar peserta
bisa maksimal mencari objek foto. “Tanggal 18 November nanti hari terakhir penyerahan foto,” ucap Donny kemarin (14/11). Oleh karena itu, Donny meminta agar peserta memanfaatkan waktu yang tersisa untuk mendapatkan objek foto lebih banyak. Sebab, seperti diwartakan sebelumnya, setiap peserta diberi kesempatan untuk menyerahkan
karya foto lebih dari satu. Dengan begitu potensi air baik segi wisata, irigasi maupun konservasi yang ada di Banyuwangi bisa terekspos. Menurut Donny posisi geografis Banyuwangi yang di keliling hutan memiliki banyak potensi pengairan maupun konservasi. Seperti yang tampak pada gambar di atas, fotografer Jawa Pos Radar Banyuwangi mem-
bidik foto tersebut di Dusun Paras Putih, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo. Lokasinya sedikit tersembunyi di tengah hutan yang tandus. Oleh penduduk setempat mata air tersebut diberikan nama Sumber Taman. Mata air ini masuk dalam kawasan Perhutani KPH Banyuwangi Utara n Baca Tiga...Hal 35
POTENSI TERSEMBUNYI: Sumber air Sumber Taman di Dusun Paras Putih, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo. Tiga hari lagi peserta lomba foto pengairan wajib mengumpulkan foto.
Nyambi Nogel, Petani Diringkus RENDRA KURNIA/RABA
NGANGGUR: Sejak beberapa bulan terakhir nelayan pesisir Pulau Santen jarang mendapat ikan.
Kemarau Berkepanjangan, Ikan Tangkapan Sepi BANYUWANGI - Beberapa bulan terakhir ikan tangkapan nelayan pesisir Pulau Santen, Kelurahan Karangrejo, Banyuwangi, sedang paceklik. Musim kemarau berkepanjangan menjadi penyebab ikan tangkapan nelayan menjadi sepi. Jika biasanya per hari dapat 10 kg, saat ini sehari hanya dapat setengah kilogram. Sapri, 45, salah satu nelayan jaring Pulau Santen mengatakan, kemarau panjang ini membuat ikan yang biasanya mudah dijaring dari pinggir pantai menjadi sulit. Hal itu disebabkan ikan lebih cenderung berada di tengah laut saat musim kemarau. ”Kalau musim panas ikannya ke tengah meski sudah sore hari. Tangkapan kita makanya sepi sekarang,” ujarnya. Sepinya ikan yang di dapat juga membuat harga ikan menjadi sedikit lebih mahal dari biasanya. Jika biasanya seharga Rp 7.500 per kilogram, saat ini mencapai Rp 10.000 per satu kilogram. Tentu dengan mahalnya harga ikan itu membuat warga atau konsumen enggan untuk membeli ikan lantaran harga ikan mahal. ”yang kita jaring ini ikan tamban. Terpaksa kami naikkan harganya karena sepi. Tapi malah membuat tidak ada yang membeli,” jelas Sapri. Dia menambahkan, saat ini seluruh nelayan yang ada di Pulau Santen sedang susah karena ikan sedang sepi seperti saat ini. Banyak nelayan yang terbelit utang lantaran pendapatan mereka dari hasil menjaring ikan menjadi sedikit. Biasanya, dalam sehari nelayan ini bisa mendapatkan ikan sebanyak 10 kg, namun karena sedang seperti ini, per hari hanya dapat setengah kilogram saja. ”Tidak cukup kalau hanya setengah kilogram. Kita utang ke sana kemari untuk uang makan kalau sepi begini,” pungkasnya. (tfs/c1/als)
KALIPURO - Tampaknya praktik judi toto gelap (togel) masih saja marak di Banyuwangi. Buktinya, Satuan Reskrim Polsek Kawasan Pelabuhan Tanjung Wangi (KPT) dan Polsek Kalipuro berhasil mengamankan beberapa tersangka judi togel. Pola transaksi yang dilakukan juga bermacammacam. Ada yang transaksi langsung, ada juga yang melakukan transaksi pembelian nomor togel melalui short message service (SMS). Kamis (12/11) sekitar pukul 14.30 lalu, anggota Reskrim Polsek KPT berhasil menangkap dua orang laki-laki yang diduga melakukan kegiatan perjudian togel di wilayah Pelabuhan LCM Ketapang. Kedua tersangka tersebut adalah Marhadi, 66, seorang petani yang beralamat di Lingkungan Krajan, Kelurahan Bulusan, Kalipuro, yang bertindak sebagai penjual togel, dan Mahrus, 47, warga Desa Ketapang, Kalipuro, sebagai pembeli nomor togel. Dari tangan kedua tersangka tersebut, petugas berhasil mengamankan barang bukti berupa dua lembar potongan kertas berisi nomor togel dan uang senilai Rp 62.000 dengan rincian uang pecahan Rp 2 ribu sebanyak satu lembar, uang Rp 5 ribu sebanyak empat lembar, Rp 10 ribu sebanyak dua
selaku penggila togel dan Apidi, 51 asal Lingkungan Kluncing, Kelurahan/Kecamatan Giri, sebagai penjual. Penangkapan ini berawal dari kecurigaan petugas terhadap gelagat Arifin saat berada di sekitar SPBU Farly, Desa Ketapang. Benar saja, saat dilakukan penggeledahan sekitar pukul 16.30 Rabu (11/11), dari
tangan Arifin petugas menemukan ponsel merek i-cherry warna merah hitam. Dalam pesan konsep ponsel Arifin terdapat sejumlah nomor togel yang baru dikirim ke nomor ponsel milik Apidi. Ternyata Arifin baru saja memesan angka togel lewat short message service (SMS) kepada Apidi n Baca Nyambi...Hal 35
ISTIMEWA
LEWAT SMS: Anggota Polsek KPT membeber barang bukti judi togel yang diduga dilakukan Marhadi dan Mahrus.
lembar dan uang senilai Rp 20 ribu sebanyak satu lembar. Uang tersebut adalah hasil tombokan pembelian nomor togel yang dilakukan Mahrus kepada Marhadi. Penangkapan kedua tersangka togel ini berawal dari kecurigaan petugas terhadap gerak-gerik dua tersangka ini selama ada di Pelabuhan LCM Ketapang. Saat digeledah petugas, kecurigaan petugas itu benar adanya. Barang bukti yang ditemukan oleh petugas dari kedua tangan tersangka
menjadi bukti kuat bahwa kedua orang ini telah melakukan transaksi jual beli nomor togel. ”Kedua tersangka kita jerat dengan pasal 303 KUHP tentang perjudian,” ujar Kapolsek KPT, AKP Hadi Siswoyo. Selain dua tersangka togel itu, sehari sebelumnya petugas Reskrim Polsek Kalipuro juga berhasil mengamankan dua tersangka judi togel yang melakukan transaksi di wilayah hukum Polsek Kalipuro. Dua tersangka itu adalah Arifin, 45 warga Jalan Riau Kelurahan Lateng, Banyuwangi,
Kiat PKBI dan BKKBN Sambut World Vasectomy Day 2015
Ajak Para Suami Ikut Vasektomi Jika Anda cinta istri Anda, maka vasektomi adalah pilihan bijak. Karena vasektomi diyakini bisa menyelamatkan kaum perempuan, khususnya yang berusia di atas 35 tahun. SURYA KENCANA, Gianyar VASEKTOMI yang berarti memotong tabung benih agar sel spermatozoa tidak masuk pada air mani (agar sel telur tidak dibuahi sperma) itu telah berlangsung selama 150 tahun lebih. India menerapkannya sejak 1956 dan Amerika Serikat empat tahun setelahnya, yakni 1960 sebagai upaya kontrasepsi. Di berbagai belahan dunia dilaporkan bahwa partisipasi laki-laki dalam kesehatan reproduksi dan keluarga berencana (KB), khususnya vasektomi masih sangat rendah; di bawah 1 persen. Di Indonesia, pada 2014 dilaporkan
jumlah akseptor vasektomi hanya 0,25 persen dari total 8.500.247 orang akseptor. Berangkat dari permasalahan tersebut, Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) berkolaborasi dengan PPD (Partner in Population and Development) dan BKKBN menggelar ajang World Vasectomy Day (WVD) 2015 di Gianyar Bali, Jumat (13/11) lalu. “Vasektomi adalah metode kontrasepsi khusus untuk laki-laki yang sudah tidak ingin menambah anak lagi,” kata dr Asri, salah satu staf medis BKKBN Bali yang akan terlibat ajang tersebut kemarin di Kantor BKKBN Bali kemarin. Teknisnya, kata dia, adalah dengan cara memotong dan mengikat saluran sperma, sehingga pada saat ejakulasi tidak ditemukan kembali sperma yang dapat membuahi sel telur. Ti n d a k a n s e d e r h a n a t a n p a menggunakan jarum dan pisau ini dilakukan kurang dari 15 menit dan dikenal dengan istilah MESRA (murah, efektif, sederhana, risiko
BALI EKSPRES/JPNN
VASEKTOMI: Dr Dough Stein menjelaskan proses vasektomi menyambut ajang WVD 2015 di Kantor BKKBN Bali.
rendah, dan aman). Menurutnya, vasektomi bukan sebuah metode yang baru, sudah dikenal cukup lama dan tidak lebih berisiko alias aman
dibanding kontrasepsi perempuan, namun hingga saat ini masih kurang diminati. Film maker Jonathan Stack menyampaikan bahwa meskipun
vasektomi sangat sederhana dan tidak ada efek sampingnya, namun hingga saat ini masih sedikit laki-laki yang berminat. “Alasannya karena masih banyak laki-laki yang berpola pikir lama, mempunyai pengetahuan yang minim tentang vasektomi, khawatir organ reproduksinya tidak berfungsi lagi dan masih ada pula yang beranggapan bahwa vasektomi sama dengan pengebirian,” ungkap pria asal New York peraih beberapa award ini. Sebagai wujud kepedulian terhadap gerakan ini, Jonathan telah menjadi akseptor vasektomi pada tahun 2013 di Australia, saat pertama kali dicanangkan World Vasectomy Day. Dijelaskannya bahwa WVD adalah gerakan global. “Sebanyak 750 dokter di 40 negara di dunia akan terlibat untuk memberikan pelayanan vasektomi,” tegas Jonathan. Imbuhnya, puncak acara yang digelar di Bali itu disiarkan langsung secara live streaming ke seluruh dunia.
Kepala BKKBN Provinsi Bali Ida Bagus Wirama menjelaskan bahwa laki-laki punya peran penting dalam pergerakan vasektomi di dunia. Khusus di Bali, diakuinya hanya 4,7 persen laki-laki yang menggunakan kontrasepsi. Dari total tersebut mirisnya hanya 0,3 persen vasektomi. Ditanyai kenapa sangat rendah, Wirama mengaku 70 persen pria tidak pernah mendengar ikhwal sterilisasi. “Peluang dilakukan vasektomi cukup banyak di Bali. Sayangnya, metode tradisional, yakni hitungan tanggal dalam berhubungan seksual masih dipertahankan,” ucapnya. Rendahnya minat masyarakat untuk vasektomi, imbuh Wirama, juga disebabkan apriori bahwa vasektomi identik dengan kebiri yang bisa menghilangkan kejantanan pria. “Di Bali 61,09 persen adalah peserta KB. Dari 10 pasangan usia subur, 6 pasangan lebih memilih pakai kontrasepsi suntik yang dampaknya kurang baik bagi perempuan,” imbuhnya. (rdr/mus/jpnn)
RADAR BANYUWANGI
BUDAYA
34
Jawa Pos
Minggu 15 November 2015
Pemburu Katak Hijau Oleh Seto Permada*
M
ALAM semakin kembung. Tomo mengendap dalam gelap, meniti jalan pematang menuju sawah yang baru selesai dipanen. Ia hanya dibantu sorot senter korek kecil, yang kesekian kali meredupredup. Rembulan tidak muncul barang setitik pun di langit. Bintang-bintang yang mengilap termakan awan hitam. Tomo berkali-kali terpeleset akibat jalanan batu berlumut yang melintang sepanjang jalan setapak itu. Angin malam bersiul tajam. Mengeraskan setiap langkahnya. Di tangan kirinya, ia lambai-lambaikan sinar kecil itu—dan amat kecil bila dibanding kegelapan malam yang amat pekat dari kacamata langit. Dahi yang sebelumnya tertempel senter tunggal, kini terpaksa ia menguncinya di rumah sebab rusak karena di malam sebelumnya kemasukan lumpur ketika gagal menyergap katak hijau. Dahinya malam itu tertancap di lumpur cukup dalam. Malam ini ia harus mengumpulkan katak hijau banyak-banyak, sebab dari hari ke hari pesanan semakin membuncit. Tomo adalah satu-satunya orang ng yang menekuni profesi sebagai pemburu katak hijau di kampungnya. Memang pernah ada, beberapa warga mencoba encoba menyainginya. Namun setiap mereka pulang, hanya anya menenteng wadah yang berisi udara, kosong, dan perasaan erasaan hampa. Kadang yang tertangkap ialah katak kecil cil yang tak layak jual. Rupanya menangkap katak memerlukan merlukan bakat alami. Dan itu ialah milik Tomo, keahliannya liannya telah turun-temurun. Katak tangkapan Tomo selalu membahagiakan para pelanggannya. Tidak hanya anya soal rasa yang jadi unggulan, namun n juga berkhasiat menambah keperkasaan saan di ranjang. Untuk urusan itu, apa pun pekerjaannya jika dikaitkan n dengan ranjang memang hampirr selalu membawa keuntungan yang lebih dari cukup. Namun bukan itu tujuan Tomo menekuni warisan n sebagai pemburu katak. Ia melakukukannya atas dasar hobi semata. Dari hasil penjualan katak-katak atak hijau itu, Tomo bisa menggandakan petak-petak k-petak sawah, merenovasi rumah, juga masih bisa ditabung bung sisanya di BRI. Seekor katak hijau biasa ia dipatok patok lima ribu rupiah, kadang-kadang oleh orang kaya yang merasa lebih jantan setelah makan katak milik Tomo, tak tanggung-tanggung mereka memindahtangankan uang beberapa ratusan ribu hingga jutaan ke tangan lelaki laki berdahi lapang itu. Tomo tiada peduli dan tak mau cari ari peduli apakah uangnya haram atau halal. Baginya yang ang penting uang, yang cukup memenuhi perut dan dompet. mpet. *** Hari ke hari, dompet Tomo semakin makin subur. Telah selayaknya hidup, jika ada yang menyukai, enyukai, tentu ada pula yang membenci. Satu-satunya yang ng menyukai Tomo adalah istrinya, yang telah berdomisili sili di rumah yang baru: pekuburan, sebelum ia menimang ng seorang anak. Meski ia hidup berkecukupan, namun ia kerap merasa sendirian karena tiada teman satu kamar yang bisa menghibur
kesepiannya. Mulanya, para warga amat membuka lengan terhadap Tomo. Berkat hasil dari penjualan katak hijau itu, masjidmasjid dan fasilitas bangunan bisa sesempurna kini. Berkeramik, dan nyaman. Tiada seperti sebelumnya. Namun, kesempurnaan itu begitu kandas setelah Pak RT mempertanyakan uang Tomo. Segala yang berawal dari yang haram, tentu dampaknya akan haram juga. Dan itu harus menjadi tanggung jawab bersama untuk menegur bagi siapa saja yang melanggar ketentuan Tuhan. Maka, berkumpullah mereka itu di rumah Pak RT. Pandangan demi pandangan memenuhi seisi rumah. Riuh. Penuh umpatan. Mendiskusikan tentang upaya penyadaran terhadap tingkah-laku Tomo. “Tak bisa dibiarkan! Pasti dia menggunakan ilmu hitam,” desak seseorang. “Pesugihan! Dia selalu memakai cincin pada waktu berburu katak! Itu pasti cincin iblis.” “Bersekutu dengan setan,” timpa yang lain. “Najis!” Perkumpulan warga kampung saling kompak menerkanerka dalam diskusi panjang yang berbaur di rumah Pak RT. Setelah keputusan p runcing, g, barulah mereka setuju bahwa segala urusan akan diserahkan pada Pak RT. “Sekarang, mar i kita
bersamasama ke rumah Tomo,” ajak Pak RT. Tomo ketika itu sedang menikmati apem terlezat yang dibelinya dari Mbah Badriah—pedagang ling—pagi itu, setelah honor yang cukup seorang kaya
kelim e n e r i ma tebal pemberian dari luar daerah. Ketika sedang asyik menghitunghitung uang, tiba-tiba ada sebuah gedoran pintu. Keras dan berisik. “Mo!” “Sebentar,” kata Tomo melangkah lesu menuju ke ambang pintu. Membuka dan terpaku pada seseorang yang berdiri di hadapannya. “Pak RT!” Tomo terperanjat ketika melihat apa yang ada di balik tubuh lelaki itu. Seluruh pemuda dan kepala rumah tangga di kampung memenuhi halaman rumahnya yang sempit itu. “Lho, ada apa ini, Pak RT?”
“Begini, Mo. Saya terus terang saja. Demi keamanan warga, kami butuh penjelasan.” “Penjelasan apa, Pak RT?” Tomo mulai gelisah. “Apa benar, kamu bersekutu dengan setan?” “Tidak! Sama sekali.” “Baiklah, tapi serahkan cincinmu supaya tidak meresahkan warga lagi.” “Mau diapakan cincin saya?” Tomo mengarahkan pandangannya ke cincin yang melingkar di jari tengah tangan kanannya. “Akan kami buang ke aliran Kali Gowong.” “Maaf, ini satu-satunya kenangan dari istri saya, bukan pemberian setan!” teriak Tomo yang kali ini gugup menyembunyikan cincinnya ke saku celana belakang. “Bohong itu, Pak! Itu bohong, jangan biarkan di kampung ini ada yang bersekutu dengan setan!” salah satu warga menyerang. “Saya mohon, Mo. Demi keharmonisan antarwarga kampung,” kata Pak RT dengan wajah yang dipaksakan senyumnya. Hhh ... Tomo menghela nafas. Dilucutinya cincin satusatunya itu, membiarkan jari tengahnya telanjang. “Wadahnya y p pasti dimantrai!” teriak warga satunya lagi. “Hah? Ini namanya perampo-
*** Gelegar guruh malam ini semakin menjadi-jadi, merusak suasana hati Tomo. Gelegar itu mengingatkan Tomo bahwa ia tiada lagi memiliki kenang-kenangan dari istrinya. Ia merasa benar-benar hidup sendiri. Bertambah pula sorot senter-korek yang cuma kedap-kedip tidak keruan. Tetestetes hujan mulai tekun berjatuhan dari langit. Rupanya malam belum berpihak padanya. Tak satu pun katak berhasil ditangkap. Angin malam seperti menamparnampar pipinya. Dikeluarkannya HP tulalit dari balik saku celananya yang biasa untuk melihat penghitung waktu pun mati kehabisan daya. Hujan yang mengguyur kepekatan malam ini terlalu deras, memadati sisi-sisi sawah dan bebukitan yang mengelilinginya. Berbilah-bilah bambu di sudut sawah gemeretak terpukul angin yang mengandung air. Bukit yang bagaikan onggokan batu hitam, mematung, menyoroti lelaki berdahi lapang itu, laksana siluet di antara kilatkilat yang pecah. Tiba-tiba, sebuah teriakan sendu diiringi tangis, terloncat keras dari tengah-tengah sawah. Suara keputusasaan. Tomo berteriak tak tentu. Suaranya menjulang ke angkasa,, lalu turun ke tengah-tengah g g kampung p g bersama hujan. Seluruh warga kampung menangkap suara itu dengan senyuman iblis! *) Cerpenis asal Purworejo, Jawa Tengah.
kan! Saya nanti berburu katak pakai apa? Jelaskan ini semua, Pak RT,” Tomo tercekik nafasnya sendiri. “Maafkan kami, ini demi keselamatan dan kedamaian kampung, segalanya mesti ada pengorbanan.” Kerelaan apanya, ini namanya penindasan, pertama cincin, kedua wadah, ketiga?? Tomo hanya bisa menggeram dalam hati. “Ada lagi?” ia melotot. “Sudah cukup, Mo. Kami pamit, terima kasih.” Orang-orang itu lenyap satu per satu. Tomo hanya bisa melihat punggung-punggung mereka. Terlebih lagi, pada jari Pak RT yang memakai cincinnya. Ia baru sadar, perampasan dan pembicaraan sambil berdiri tentu bukan pertanda baik. Biasanya ia dengan ramah menyilakan tamu duduk di ruang tamu. Tapi kali itu berbeda, ia juga sadar, tak mungkin memasukkan mereka semua.
Bethara Kala Oleh Oekusi Arifin Siswanto*
S
ETELAH selama lima tahun hanya hidup berdua saja dengan Jumilah, sebulan lalu rumah Rustam bertambah penghuni, yakni sebuah wayang kulit pemberian seorang kawan yang selanjutnya dipasang di tembok dinding ruang tamu. Wayang kulit itu berwujud raksasa dan menurut teman yang menghadiahkan, tokoh wayang itu adalah Bethara Kala. Sebenarnya tak ada suatu yang khusus dari wayang itu. Tetapi entah mengapa Rustam tampak sedemikian kagum. Bahkan kadang ia sampai lupa makan jika sudah menatap wayangnya itu. Tetapi keterpukauan Rustam terhadap wayang Bethara Kala bertolak belakang dengan Jumilah. Perempuan itu bahkan menyatakan secara terang-terangan keberatannya akan wayang itu, semenjak hari pertama Rustam membawanya ke rumah mereka. Dalam saranya ia menganjurkan agar wayang itu disimpan saja di kamar kosong belakang rumah yang selama ini mereka gunakan sebagai gudang. Berkali-kali Rustam harus menjelaskan bahwa wayang itu bukan wayang biasa. Karena meski berparas menakutkan wayang itu adalah tokoh dewa penguasa waktu. Namun alihalih turut mengagumi, Jumilah justru mendebat dengan ucapan bernada sinis. Katanya, dewa kok bentuknya menakutkan. Dewa kok raksasa, tidak tampan, mengerikan, dan sebagainya. ”Karena waktu memang menakutkan Jum. Dia melahap siapa saja, tak ada pengecualian. Tak ada satu pun orang yang mampu terlepas dari kekuatannya. Dan sungguh malang orangorang yang ditelan waktu sementara ia belum dapat berbuat apa-apa.” jawab Rustam setengah berfilosofis. Tetapi jawaban itu tak juga meluluhkan kekerasan hati Jumilah, yang meski membiarkan Rustam memasang wayang Bethara Kala di dinding ruang tamu, tetapi di dalam hati terkecilnya ia tetap tak setuju. Jumilah bukan satu-satunya orang yang heran dengan pilihan Rustam memajang wayang Bethara Kala di dinding ruang tamu. Banyak rekan sekantornya pun merasakan hal yang sama. Salah satunya yang penasaran atas alasan Rustam adalah Lantip.
”Rus, kamu ini gila ya ?” tanya Lantip saat ia berkunjung ke rumah Rustam. ”Mengapa ?” ”Kamu tahu wayang apa yang kau pasang itu ?” tanyanya sambil matanya tertuju ke wayang Betara Kala yang terpajang di ruang tamu. ”Ohh itu, ya tahu lah. Itu kan Bethara Kala, memangnya kenapa ?” Rustam balas bertanya setengah menebak-nebak arah pertanyaan sahabatnya itu. ”Bethara Kala kan dewa penguasa kegelapan. Mengapa kau nekat memasangnya memangnya tak ada wayang lain apa ?. Kau kan bisa memasang tokoh Kresna, Bima, Arjuna. Atau yang lainnya, mengapa harus Bethara Kala ?” ”Sebenarnya aku tak begitu mengerti tentang wayang Tip. Tetapi bagiku wayang itu tak ubahnya diri kita, perlambang saja bahwa selalu ada sisi yang saling bertolak belakang.” Lantip terdiam. Dia merasa tak ada gunanya mendebat Rustam yang terlihat kukuh dengan pendiriannya. Dan lagi, ia berpikir Rustam bukan anak kecil lagi. Sebenanya Rustam tak terlampau menghiraukan keberatan Jumilah dan rasa penasaran Lantip. Toh selama ini dia masih bisa menjawab keberatan Jumilah dan penasaran yang disampaikan kawan-kawannya, andai di hari-hari berikutnya ia tak mengalami kejadian-kejadian yang merisaukan terkait dengan wayang Bethara Kala di ruang tamunya. Sudah hampir sepekan, hampir tiap malam Rustam di ganggu oleh mimpimimpi buruk. Wayang Bethara Kala muncul di bawah sadarnya. Wayang itu seolah hidup, menyusul dan mengejarnya bahkan hingga ke alam mimpi lengkap dengan berbagai senjata seperti hendak membunuhnya. Di malam pertama ia mendapatkan mimpi itu, Rustam tak berpikir terlalu jauh. Tapi ketika mimpi yang seolah nyata itu hadir pada keesokan malamnya dan berulang-ulang di malam berikutnya, mau tak mau Rustam jadi gelisah. ”Nah apa kubilang Rus. Wayang Bethara Kala itu bukan wayang sembarangan. Dalam kisahnya, Bethara Kala itu terlahir dari nafsu badani Bethara Guru dan Dewi Uma, pada tempat dan waktu yang salah. Bethara Kala diberikan kekuasaan untuk memakan anakanak sukerta. Dan untuk melepaskannya sengkala si anak harus di bersihkan melalui
upacara Murwakala yang dilakukan di hari khusus dan oleh dalang ruwat, bila tidak si anak seumur hidup akan di kejar malapetaka. Apalagi wayang itu adalah wayang pemberian. Kau tak mengetahui sejarah pembuatannya kan ?. Aku pernah dengar cerita, ada wayang yang di buat dari kulit manusia lho Rus,” tanggapan Lantip ketika Rustam menyampaikan kerisauannya. ”Eh yang bener, ngaco kamu aah. Memang ada orang yang segila itu sampai membuat wayang dari kulit manusia” sela Rustam. ”Iya bener. Wayang itu sampai sekarang ada di museum. Saat hari-hari tertentu wayang itu seperti hidup. Hadir berwujud bayangan, berkeliaran di museum. Dan keesokan harinya ditemukan tergeletak begitu saja di lantai. Kalau ndak salah wayangnya ya raksasa juga. Jangan-jangan wayangmu termasuk wayang angker seperti itu Rus ?. Hii ...ii!!.” Lantip bergidik dengan raut muka cemas. Rustam mengulum senyum ia berpikir temannya ini terlampau jauh berfantasi. Selintas di benak Rustam melintas potongan film Night at the museum yang pernah ditontonnya. Senyum di bibir Rustam pun pecah menjadi tawa kecil. Lain Lantip lain Jumilah. Jika Lantip masih bersedia menanggapi cerita Rustam tentang mimpinya maka tidak begitu dengan Jumilah. Perempuan itu justru sibuk menuturkan tentang teman-teman arisannya, tentang perhiasan yang dipakai istri kawan sekantor Rustam, tentang sofa baru, tivi baru, kulkas baru. Tentang kawan-kawan Rustam yang sudah mampu merenovasi rumah dan mengendarai mobil saat berangkat dan pulang kantor, kemudian membandingkan dengan sepeda motor butut milik mereka yang sering macet. Juga tentang kecakapan Pak Bandono, kepala kantor cabang tempat Rustam bekerja, yang kerab mengunjungi rumah mereka dengan tampilan perlente. Jika pun ada tanggapan yang menyangkut tentang mimpi-mimpi yang dikeluhkan Rustam itu hanya sekelumit saja. ”Jika kau percaya wayang itu adalah lambang waktu maka bekerjalah lebih keras Mas. Sikat semua peluang. Tak usah sok moralis. Temanmu-temanmu juga melakukan hal seperti itu kok. Ya, agar kita bisa segera bisa mengganti perabotan rumah yang sudah tua. Karena
seperti kata-katamu tempo hari, sungguh malang orang-orang yang ditelan waktu sementara ia belum dapat berbuat apa-apa. Maka sekarang berbuatlah,” celetuk Jumilah menutup percakapan, sebelum berlalu meninggalkan Rustam sendirian di ruang tamu. *** Malam sebenarnya belum terlampau larut. Baru pukul setengah sembilan malam. Namun lantaran hujan yang turun sejak selepas magrib tak juga mereda, maka gang –gang jalan terasa lengang. Dengan bertudung jaket, Rustam berlari-lari kecil menuju rumahnya yang terletak di deretan paling ujung. Kepada pengemudi taksi ia sengaja minta diturunkan di mulut gang sebab Rustam ingin membuat kejutan untuk Jumilah. Karena jika sesuai jadwal, seharusnya malam ini dia masih berada di luar kota. Mengikuti pelatihan yang diadakan oleh kantor pusat. Namun karena ada pemadatan materi maka pelatihan dinyatakan selesai dua hari lebih awal dari lima hari yang direncanakan. Rustam tak hanya menjadikan kepulanganya ini sebagai kejutan, melainkan juga uang saku yang dibawanya dari pelatihan, yang jumlahnya dia perkirakan mampu untuk membeli perhiasan barang dua atau tiga gram untuk Jumilah. Senyum mengembang di bibir Rustam. Membayangkan wajah Jumilah akan berseri-seri saat menerima uang tambahan. Rustam terus melangkah, mengabaikan tubuhnya yang lelah dan kuyub. Kakinya terus menerabas hujan. Tak peduli apapun yang ada di sekelilingnya. Langkahnya sedikit tertahan saat melewati sebuah sedan yang diparkir tak begitu jauh dari rumahnya. Ia merasa mengenali kendaraan mewah itu. Tetapi ia mengabaikannya. Rustam tak punya banyak waktu untuk berpikir, tersebab dia ingin cepat sampai di rumah dan memeluk tubuh Jumilah, istrinya tersayang. Sesuai dengan niatannya untuk memberikan kejutan kepada istrinya, setibanya di halaman depan ia tak langsung menuju teras dan mengetuk pintu. Melainkan mengambil jalan samping menuju pintu belakang. Sesampainya di sana ia segera mengeluarkan kunci cadangan untuk membuka pintu dapur yang berhadapan dengan pintu kamar mandi. Dahi Rustam
mengernyit saat tangannya memutar pegangan pintu yang ternyata tak terkunci. ” Ah sembrono sekali, sampai lupa mengunci pintu,” gumam Rustam sambil mendorong daun pintu. Suara deras hujan menyamarkan deritan engsel dan suara hentakan kaki Rustam yang masih terbalut sepatu. Langkahnya diusahakannya seringan mungkin menuju ruang tengah. Sepi. Rustam melongok ke dalam kamar tidurnya. Juga sepi, ia tak menemui istrinya di sana. Masih dengan meredam suara langkah, lelaki itu menuju ke ruang tamu yang hanya berbatasan dengan korden sederhana. Perlahan Rustam menyibak kain pembatas ruangan. Takut bila menimbulkan suara yang dapat membangunkan Jumilah, kalau-kalau istrinya itu tertidur di sana karena kelelahan selepas mengerjakan pekerjaan rumah. Tetapi apa yang disaksikan Rustam di bawah keremangan lampu ruang tamu rumahnya adalah kenyataan yang lebih pahit dari kina. Kenyataan yang lebih mengejutkan dari kilatan halilintar paling dahsyat sekalipun. Mata Rustam terbelalak demi menyaksikan apa yang terjadi di atas sofa panjang yang biasa ia duduki saat memandangi wayangnya. Di sana Jumilah tengah bermesraan dengan seorang lelak yang tak lain adalah kepala kantornya, Bandono. Seketika Rustam terpaku. Lidahnya kelu tak mampu berkata-kata. Sedetik kemudian tubuhnya limbung untuk kemudian terjengkang. Tangannya tak berhasil meraih pegangan. Tubuhnya berdebam menimbulkan suara gaduh membuyarkan dua manusia yang tengah di mabuk asmara. Pandangan Rustam kabur, bayangan-bayangan ganjil berseliweran timbul tenggelam. Bayangan wayang-wayang raksasa berseliweran. Wayang-wayang Bethara Kala yang selanjutnya berganti dengan raut wajah Jumilah dan Bandono tengah tertawa-tawa seolah mengejeknya. Dan pada akhirnya Rustam tak mampu lagi menyaksikan bayangan apa saja yang timbul tenggelam dalam kegelapan. Bahkan tak mengenali apaapa yang ada disekelilingnya. Gelap. Dan benar-benar gelap. *) Penyuka dan penikmat cerita pendek tinggal di Ngawi.
RADAR BANYUWANGI
Jawa Pos
Minggu 15 November 2015
BERITA UTAMA
35
Demo Lagi agar Dapat Kepastian n REKTOR... Sambungan dari Hal 29
Salah satu koordinator lapangan (korlap) Ampek, Prastyo Cahya Ramadan, kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi mengatakan sampai saat ini belum mendapat tanggapan apa pun dari pihak rektor terkait aksi demo yang dilakukan beberapa hari lalu. Pihaknya akan melakukan aksi demo serupa pada Senin (16/11) besok dengan harapan agar rektor bisa mem_ berikan jawaban atas tuntutantuntutan yang mereka orasikan.
”Akan kami kerahkan massa lebih banyak lagi untuk demo lagi hari Senin (besok). Tuntutan kita masih sama,” terang Prastyo Cahya Ramadan. Sementara itu, Rektor Tutut Hariyadi saat JP-RaBa mencoba mengonfirmasi, pihaknya tidak mau berkomentar apa pun terkait aksi demo yang dilakukan pulu_ han mahasiswa di depan kampus itu. Tutut lebih memilih diam agar permasalahan tidak semakin panjang dan lebar. ”Saya tidak mau komentar dulu. Kita takut salah dan takut memunculkan
saur manuk saling mengomentari. Biarkan kita selesaikan dulu secara internal,” ujar Tutut singkat. Sekadar diketahui, beberapa pendemo yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Peduli Kampus (Ampek) menggelar aksi unjuk rasa di depan kampus Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi pukul 18.00 Jumat (13/11) kemarin. Demo itu digelar untuk menyikapi polemik yang terjadi di kampus Merah-Putih itu akhirakhir ini. Polemik itu dirasa sangat merugikan proses belajar-
mengajar mahasiswa. Dalam orasinya, puluhan mahasiswa itu menyerukan tuntutan agar sengketa yang terjadi di internal Perpenas itu segera disudahi. Mereka juga menyerukan agar kembali mengaktifkan beberapa dosen yang dinonaktifkan dengan alasan keamanan. Selain itu, puluhan mahasiswa dari berbagai fakultas itu menuntut pihak kampus mengklarifikasi dan mencabut Surat Rektor No. 0606/Sek-2/R-UT/ XI/2015 yang dirasa tidak memiliki dasar logis. Tidak hanya
itu, mereka juga menyerukan agar pihak kampus bertanggung jawab atas isu tentang pembekuan kampus Untag Banyuwangi kepada seluruh mahasiswa. Yang paling sering dilontarkan mahasiswa dalam orasinya, mereka menuntut pihak rektor dan jajaran rektorat turun jabatan. Sebab, yang telah terjadi itu dirasa melanggar kode etik pendidik. ”Penonaktifan dosen dan be_berapa karyawan kami kira bukanlah sikap yang wajar. Itu menunjukkan bahwa kampus tidak inde_ penden,” teriak Rian Kurniawan,
korlap demo Jumat malam lalu. Menurut Rian, penonaktifan beberapa dosen itu dirasa sangat merugikan pihak mahasiswa. Dari beberapa dosen yang dino_ naktifkan, kata dia, ada empat orang yang saat ini telah menjadi dosen pembimbing skripsi. Dengan penonaktifan tersebut, mahasiswa yang akan mela_ ksanakan bimbingan skripsi menjadi kesulitan karena dosen pembimbing sudah dinonaktifkan. Jika beberapa tuntutan yang telah dibacakan mahasiswa itu tidak dikabulkan, mereka berjanji akan
menggelar aksi demo serupa dengan jumlah massa lebih banyak. Aksi demo tersebut menyebabkan Jalan Adi Sucipto bagian barat ditutup sementara mulai pukul 18.00 hingga 19.00. Selain membaca orasi, beberapa mahasiswa juga mendesak rektor menemui mereka. Namun, Tutut Hariyadi tidak muncul. Mereka pun melakukan aksi bakar ban bekas dan duduk-duduk di jalan raya. Lantaran tidak ditemui rektor sampai pukul 19.00, puluhan mahasiswa itu akhirnya membubarkan diri. (tfs/c1/bay)
Merasa Dipermalukan di Depan Umum Berdalih Kondisi Rusak Hendak Diservis n PENYIDIK... Sambungan dari Hal 29
Beberapa saksi mulai dipanggil dan dimintai keterangan demi memperjelas ikhwal kejadian yang kini menjadi momok dalam kehidupan di beberapa unit kegiatan Perpenas 17 Agustus 1945 tersebut. Sumber di kepolisian menyebutkan, penyidik sudah melakukan pemeriksaan terhadap saksi dalam kasus tersebut. Saksi itu ditanyai seputar dugaan penghasutan yang dilakukan oknum kampus kepada beberapa pengurus Perpenas dan dosen di lingkungan Untag Banyuwangi. “Dia (saksi) itu sudah diperiksa setelah laporan masuk,” beber sumber itu. Dijadwalkan, beberapa saksi lain akan dimintai keterangan dalam laporan tersebut. Hanya saja, pihak kepolisian belum memastikan kapan pemeriksaan itu dilanjutkan. Namun, beberapa pihak yang terindikasi mengetahui langsung perihal di Perpenas hingga insiden Senin (9/11) lalu akan ditunggu kedatangannya oleh penyidik. Pihak pelapor sudah dimintai keterangan di Unit Pidana Umum Mapolres Banyuwangi. Sementara itu, Kasatreskrim Polres Banyuwangi, AKP Muhamad Wahyudin Latief, mengatakan pihaknya akan terus mempelajari laporan yang telah masuk itu. Bila nanti unsur dalam pasal yang disangkakan tersebut memenuhi, maka
sudah tentu pihaknya akan memproses sesuai hukum yang berlaku. “Kami masih mempelajari dan mendalami. La_porannya seperti apa, kronologinya, dan siapa saja saksi dan kor_ bannya. Semua masih dalam proses,” jelasnya. Seperti diberitakan sebelumnya, konflik internal Perkumpulan Gema Pendidikan Nasional (Perpenas) 17 Agustus 1945 akhirnya bergulir ke ranah hukum. Tidak terima dengan terbitnya surat larangan masuk kampus, kubu Sugihartoyo mendatangi Polres Banyuwangi Kamis lalu (12/11). Selain melaporkan larangan ngampus, Sugiartoyo yang dikawal sembilan pendukungnya itu juga melaporkan keributan di kampus Untag 1945 pada Senin (9/11) lalu. Awalnya, rombongan Sugihartoyo itu diterima Kasatintelkam AKP Harwiyono. Setelah berbincang-bincang, mereka langsung diarahkan ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Banyuwangi. Setelah dibuatkan laporan, barulah satu per satu mereka dimintai keterangan di Unit Pidana Umum Polres Banyuwangi. Laporan pengaduan itu langsung diproses. Siang itu juga ketua Perpenas terpilih itu dimintai keterangan penyidik reskrim sebagai pelapor. Ada lima dosen dan empat pegawai tata usaha yang dicekal masuk kampus. Mereka secara tidak langsung dinonaktifkan oleh kelompok Waridjan. Itulah yang dilaporkan
Sugihartoyo ke Mapolres Banyuwangi. “Kami datang untuk melaporkan dugaan tindak pidana saat kami akan masuk ke kantor Perpenas Senin (9/11) lalu,” ujar Sugihartoyo ditemui Jawa Pos Radar Banyuwangi usai lapor ke Polres Banyuwangi. Dikatakan, misi yang dibawa ke polres adalah melaporkan dugaan tindak pidana perbuatan tidak menyenangkan, penghinaan, fitnah, dan penghasutan. Pelakunya adalah sekelompok orang di lingkungan Untag Banyuwangi. “Perlakuan tidak pantas telah diterima pengurus Perpenas yang baru. Di sana ada dugaan provokasi siswa SMA 17 Agustus 1945 agar berbuat anarkis dan brutal. Saya bahkan sempat diseret dan didorong, sehingga dipermalukan di depan umum,” beber Nurul Islam, pendukung Sugihartoyo, yang ikut ke polres. Bukan itu saja, beberapa perkataan tidak pantas juga keluar dari mulut sejumlah pejabat kampus. Perkataan itu bernada menghina dan merendahkan martabat pengurus Perpenas. Dugaan fitnah juga menggelinding, yakni menyebarkan isu penggusuran SMA di kawasan Untag. “Saya merasa difitnah dan dicemarkan nama baik di depan umum,’’ ujar Sugihartoyo. Sementara itu, sebelumnya diberitakan, konflik internal di tubuh Perpenas 17 Agustus 1945 Banyuwangi antara kubu Waridjan dan Sugihartoyo semakin memanas. Pasca-konflik
tersebut muncul surat edaran dari rektorat Untag 1945 yang melarang pengajar tertentu memasuki kampus. Konon, surat itu dikeluarkan dalam rangka menjamin keamanan para pengajar yang namanya disebut dalam surat itu dengan dalih kondisi kampus belum kondusif. Informasi yang berhasil dikumpulkan Jawa Pos Radar Banyuwangi, ada lima dosen Untag yang dilarang datang ke kampus yang berlokasi di Jalan Adi Sucipto, Banyuwangi, tersebut. Surat tersebut dilayangkan Rektor Untag, Tutut Hariyadi, pada 9 November dengan alasan menjaga keamanan sembilan karyawan itu lantaran situasi kampus Untag belum kondusif. Lima dosen dan karyawan yang diminta tidak datang ke kampus tersebut, di antaranya Sugihartoyo, I Wayan Mertha, Ahmad Nurkomari, Dwi Wulandari, dan Purnawan Aribowo. Wayan dan Nurkomari merupakan pegawai negeri sipil (PNS) Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah VII yang berstatus DPK (Dipekerjakan) di Untag Banyuwangi. Bukan hanya kalangan dosen, empat karyawan Untag Banyuwangi juga dilarang datang ke kampus akibat imbas konflik kepemimpinan Perpenas itu. Mereka adalah Nuri, Dian, Yosita, dan Anam. Sembilan orang itu disebut-sebut dekat dengan kubu ketua Perpenas terpilih, Sugihartoyo. (nic/c1/bay)
Anggap Menang karena Faktor Keberuntungan n JEBENG... Sambungan dari Hal 29
“Kami turut senang bisa hadir dalam kesempatan ini. Semoga finalis yang terpilih bisa amanah mengemban tugas,” ucap gusyuk Mojokerto.
Begitu terpilih sebagai Thulik 2015, Gama langsung bersyukur. “Tidak menyangka terpilih jadi thulik. Saya akan mengemban tugas setahun ke depan sebaik mungkin,” ucap siswa kelas XII, SMA 1 Rogojampi, itu kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi.
Sementara itu, dengan rendah hati jebeng Imarita Dinar Fajriani yang akrab disapa Dinar mengatakan, kemenangan mereka karena keberuntungan yang dilimpahkan Tuhan. “Saya rasa seluruh finalis mempunyai kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Kita melewati tahap hingga akhir bersamasama. Kemenangan kita tidak lain adalah karena faktor keberuntungan,” tutur mahasiswi jurusan teknik industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya itu. (cin/c1/bay)
Tuan Rumah Tampilkan Tawang Alun n KARNAVAL... Sambungan dari Hal 29
Plt Kepala Disbudpar Banyuwangi, M. Yanuarta Bramuda, melalui Kabid Kebudayaan, Choliqul Ridho mengatakan,
parade budaya dari berbagai daerah se-Jatim tadi malam tidak hanya sekadar iring-iringan pawai. Tarian dan konsep parade yang dibawakan kontingen akan dinilai tim juri dari Disbudpar Jatim. ”Akhir acara nanti (ke-
marin), penampilan mereka (kontingen) akan dinilai,” ujar pria asal Kecamatan Glagah itu. Ridho menambahkan, kontingen tuan rumah Banyuwangi yang berada di urutan paling buncit menampilkan sendratari bertema
“Mendung di Langit Kedawung”. Sendratari yang ditampilkan kontingen Banyuwangi tadi malam menceritakan suasana kericuhan masa lalu yang pernah menimpa keluarga Prabu Tawang Alun di Keraton Kedawung. (tfs/c1/bay)
Prosedur Panjang, Tunda Mengurus Hak Paten n HILANGKAN... Sambungan dari Hal 29
Kondisi itulah yang melatari tiga mahasiswa Program di Luar Domisili (PDD) Universitas Airlangga (Unair Banyuwangi) menciptakan bubuk puding ikan. Mereka adalah Novi Nurlatifah, 20, Riski Putri Novitasari, 19, dan Barirotul Azizah, 19, didampingi seorang kakak tingkat mereka mulai memutar otak menciptakan makanan berbahan dasar ikan yang sekiranya diminati masyarakat luas. Muncul ide membuat makanan ringan berupa puding dengan bahan ikan. Ikan yang dipilih adalah mujair. “Sebagai mahasiswa perikanan kami dituntut memaksimalkan potensi perikanan. Selama ini ikan mujair selalu dianggap hama di ekosistem ikan tambak. Mujair juga jarang diminati karena baunya amis dan rasa tanah mendominasi. Padahal, kandungan gizinya sangat tinggi,” beber Novi Nurlatifah panjang-lebar. Mahasiswa asal Semarang tersebut melanjutkan ikan mujair selain mengandung protein tinggi juga berisi vitamin A yang sangat tinggi dan berfungsi sebagai antioksidan yang mampu mencegah penuaan dini. Sebagai bahan pudding, ikan mujair tidak diolah
dengan tekstur aslinya. Namun, diolah beberapa kali hingga menjadi bubuk. Hanya daging yang dimanfaatkan karena bagian lainnya menyisakan bau amis yang amat tajam. Usai direbus dan ditiriskan, daging mujair dikeringkan di bawah sinar matahari hingga benarbenar kering. “Baru kemudian di blender hingga jadi bubuk,” imbuh Riski Putri. Setelah itu, barulah bubuk ikan tersebut dicampur bahan puding lain, seperti bubuk agar, susu, gula bubuk, dan lain-lain. Percobaan pertama kurang berhasil. Sebab, aroma amis ikan tawar tersebut masih tercium. Untuk menghilangkan bau amis, tiga sekawan itu harus melewati masa trial and error sekitar tiga bulan. Berbagai trik untuk menghilangkan bau amis telah mereka coba. Mereka memilih bahan penghilang amis tanpa kehilangan esensi ikan. Sementara itu, satu kilogram daging mujair bisa menghasilkan 100 hingga 200 gram tepung ikan. Tepung ikan lolos pemerik saan laboratorium Unair Surabaya. Disebutkan, setiap 100 gram tepung mengandung 60 persen protein. Baru pada bulan Maret 2015 lalu, puding ikan dengan bubuk mujair tersebut sudah lengkap. Mereka
menambahkan perasa buah dan cokelat untuk membuat warnanya lebih menarik. “Maret kita mulai produksi. Waktu diuji, dosen bilang produknya mirip pakan ikan,” ujar Barirotul Azizah yang merupakan warga Desa Kalirejo, Kecamatan Kabat, Banyuwangi itu. Barirotul mengatakan, mereka memilih kemasan berbahan aluminium foil dengan desain mirip packaging pakan ikan. “Sementara sih kita Cuma mengubah desain stikernya. Kalau kemasannya masih sulit cari percetakan yang bisa membuat boks seperti ini,” jelas Bari menunjuk packaging berbentuk boks. Selanjutnya, produk itu akhirnya dipasarkan dengan cara sederhana. Rata-rata produk terbeli oleh kalangan dosen dan rekanrekan sesama mahasiswa. Sesekali mereka juga memasarkan ke pasar tradisional di kawasan Cungking. “Kalau di pasar, kami menjualnya dalam bentuk puding. Tidak berbentuk bubuk puding,” imbuhnya. Sementara itu, mereka juga melakukan penyusunan jadwal untuk mengurus hak paten di instansi terkait. “Beberapa waktu lalu, kami sudah coba datang cari informasi. Tapi melihat proses yang memakan waktu
cukup lama, akhirnya (mengurus hak paten) kami pending dulu. Soalnya jadwal kuliah dan kegiatan kita padat,” kata Bari. Belum adanya hak paten, akhirnya menjadi kendala tersendiri bagi mereka untuk memasarkan produk ini lebih luas. Mereka berharap bisa memiliki kedai yang menjual produk khusus berbahan ikan, khususnya puding ikan mujair tersebut. Dalam waktu dekat, mereka berencana menjual pudding ikan mujair matang ke Taman Kanakkanak (TK) atau Sekolah Dasar (SD). Sebab kawasan pendidikan tingkat dasar merupakan sasaran yang tepat untuk menyo_sialisasikan pentingnya konsumsi ikan sejak usia dini. “Apalagi di sana ada para orang tua siswa,” kata Riski Putri. Puding ikan mujair yang diberi nama Puja Kece ini, merupakan alternatif konsumsi ikan. “Ikan merupakan salah satu bahan pangan yang memiliki kandungan gizi sangat tinggi. Bisa mengantarkan kecerdasan otak. Namun sayangnya dengan potensi yang melimpah masyarakat kita justru minim konsumsi ikan. Kita berkewajiban mendorong peningkatan konsumsi dengan berinovasi bahan pangan ikan,” jelas Novi. (c1/bay)
n SENPI... Sambungan dari Hal 29
Pemeriksaan yang berlangsung mulai pukul 10.00 hingga 16.00 itu, LG dicecar sejumlah pertanyaan terkait keberadaan senjata api kaliber 5,5 milimeter tersebut. Sumber di kepolisian menyatakan, dalam pemeriksaan diketahui bahwa senjata itu merupakan titipan seorang pengusaha asal Kecamatan Muncar. Senjata itu dititipkan karena dalam kondisi rusak. LG yang memiliki teman seorang teknisi senjata api diminta pemilik senpi itu menyervis senjata laras panjang jenis sport itu. Dokumen senjata itu lengkap. “Jadi, senjata api itu hanya titipan dan kondisinya rusak,” beber sumber Jawa Pos Radar Banyuwangi di kepolisian. Terkait peluru yang ditemukan, LG menyatakan tidak tahumenahu. Peluru yang ditemukan
berjumlah 48 butir itu diduga terbawa bersama senapan yang dititipkan kepadanya. Sementara itu, dihubungi secara terpisah, kuasa hukum IS alias LG, Sri Wuryanti SH, membenarkan pemeriksaan kliennya atas senjata itu. Lawyer yang tinggal di Kelurahan Kertosari, Kecamatan Banyuwangi, itu membenarkan bahwa senjata itu merupakan barang titipan dan dalam kondisi rusak. “Dia hanya dititipi dan dimintai tolong menyerviskan,” katanya. Seperti diberitakan sebelumnya, Operasi Sakau Semeru yang dilancarkan Polres Banyuwangi menyisir hotel dan tempat dugem Rabu dini hari (13/11). Tempat yang dituju adalah Hotel Watudodol, Ketapang, dan Kafe Green Diamond (GD). Di dua tempat tersebut petugas Satnarkoba menggelandang lima orang yang diduga menyimpan dan memiliki narkoba. Setelah dites
urine, lima orang tersebut positif mengonsumsi narkoba. Salah satunya adalah IS alias LG yang merupakan pemilik Green Diamonds. Dalam penggerebekan itu, polisi menemukan sabu seberat 11,26 gram, empat paket ganja seberat 11, 26 gram, dan tiga paket ganja seberat 210 gram. Selain itu, juga diamankan satu paket biji ganja kering seberat 0,45 gram dan enam butir ekstasi atau ineks, 26 pipet kaca, 2 buah bong, sebuah timbangan digital, hand phone, dan 11 lembar bukti transfer senilai Rp 15 juta. Satu pucuk senpi laras panjang beserta 50 pelurunya juga ditemukan di kamar tersebut. Senpi tersebut disebut-sebut milik pengusaha di Kecamatan Muncar yang dititipkan kepada salah satu tersangka. Green Diamond kini sudah disegel petugas dan diberi police line. IS kini mendekam di tahanan Mapolres Banyuwangi. (nic/c1/bay)
Dataran Rendah Muncar Rawan Banjir n EMPAT... Sambungan dari Hal 29
Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi, Yustoto Windiarto, mengatakan saat musim penghujan, beberapa daerah perlu mewaspadai tanah longsor. Daerah yang tergolong rawan longsor mencakup lima kecamatan, yakni Kecamatan Licin, Songgon, Kalibaru, dan Glenmore. Daerah tersebut dirasa rawan terjadi tanah longsor lantaran memiliki kontur tanah lebih tinggi dibandingkan daerah lain.
”Kemarau panjang membuat tanah menjadi kering dan merekah. Jadi kalau terkena hujan atau air, tanah seperti itu sangat mudah longsor,” jelas Yustoto. Dia menambahkan, selain longsor yang bisa saja terjadi di wilayah Banyuwangi Barat, banjir juga bisa terjadi di wilayah Banyuwangi yang berada di dataran rendah. Secara khusus, pihak BMKG mengimbau masyarakat Kecamatan Muncar mewaspadai banjir yang bisa saja terjadi. Mengingat hujan sudah sering terjadi di wilayah Banyuwangi bagian barat. ”Muncar datarannya
sangat rendah. Selain itu, permukaan tanah di daerah Muncar itu berupa cekungan, jadi rawan banjir,” tambahnya. Sementara itu, meski hujan sudah sering terjadi di wilayah Banyuwangi bagian barat. Namun, hujan masih belum terjadi di wilayah Banyuwangi kota dan sekitarnya. Cuaca di wilayah Banyuwangi kota dan sekitarnya masih cerah berawan, belum ada tanda-tanda akan hujan lebat. ”Banyuwangi kota dan sekitarnya di prediksi akan hujan Desember mendatang,” pungkasnya. (tfs/c1/bay)
Baru Saja Lakukan Pembayaran n NYAMBI... Sambungan dari Hal 31
Kapolsek Kalipuro AKP Supriyadi mengatakan, setelah menangkap Arifin, petugas langsung bergerak menuju kediaman Apidi di Lingkungan Kluncing, Kelurahan/Kecamatan Giri. Langkah petugas ini berhasil mengamankan pelaku beserta
barang bukti berupa ponsel Nokia dan uang tunai senilai Rp 126 ribu. ”Uang ini merupakan hasil transaksi togel antara Apidi dan Arifin,” ungkapnya. Berdasar hasil penyelidikan petugas kepolisian, pola transaksi yang dijalankan pelaku ternyata menganut sistem bon atau utang. Apabila angka yang dipesan Arifin tembus, maka uang dari pengecer
bisa langsung diambil di lokasi yang disepakati. Sebaliknya jika tidak tembus maka uang pesanan togel tersebut dibayar apabila Zainul memiliki uang. ”Kebetulan pas kita tangkap mereka baru saja melakukan pembayaran. Aksi dua penogel ini sudah sering sehingga sepakat menerapkan jual beli togel secara utang,” pungkas Supriyadi. (tfs/c1/als)
Perebutkan Total Hadiah Rp 45 Juta n TIGA... Sambungan dari Hal 31
Tampaknya sumber ini selain cocok digunakan sebagai wisata alam baru bagi Desa Bangsring juga bisa dijadikan sumber mata air bagi masyarakat Bangsring dan sekitarnya saat musim kemarau tiba. Donny menambahkan, objek foto yang belum banyak diketahui oleh masyarakat luas akan mendapatkan nilai tersendiri. Di sisi lain dengan mengumpulkan foto lebih dari satu dengan objek
yang berbeda, kesempatan peserta untuk menang semakin terbuka lebar. Total hadiah yang disediakan cukup besar, yakni Rp 45 juta. Rinciannya, total Rp 11,5 juta untuk kategori pelajar, Rp 14,5 juta untuk kategori mahasiswa dan Rp 19 juta untuk kategori umum. Kembali diingatkan, olah digital yang diperbolehkan hanya terkait brightness, contrast, burning dan cropping. “Khusus cropping tidak boleh menambah, mengurangi, atau menggabungkan dua foto atau lebih,” ujar Donny.
Sedangkan resolusi gambar dibatasi minimal 300 dpl. Peserta mengumpulkan foto softcopy dengan format JPEG dan hardcopy ukuran 10R atau 10RS. Tidak lupa di balik CD burning (wadah foto softcopy) atau foto yang sudah tercetak dicantumkan lokasi foto, judul foto, waktu pengambilan dan identitas peserta. Donny mengharapkan bagi peserta yang melombakan foto lebih dari satu dengan objek berbeda kategori mengumpulkan di waktu yang bersamaan. (cin/ c1/als)
Lampu Merah Sering Diterobos BANYUWANGI - Keberadaan lampu merah baru di depan SDN 4 Penganjuran ternyata belum mendapat perhatian khusus dari para pengguna jalan. Meski lampu sudah berwarna merah disertai bunyi bel, kendaraan masih sering melaju. Dari kejauhan, posisi lampu memang kurang terlalu jelas terlihat. Baru setelah tombol di sisi lampu dipencet petugas, lampu kuning akan berubah menjadi merah. Namun, kondisi itu tidak serta-merta
membuat para pengendara berhenti. Baru ketika para siswa perlahan berjalan melewati zebra cross, kendaraan berangsur berhenti. Kepala SDN 4 Penganjuran, Setyaningsih, mengatakan bahwa lampu merah tersebut sangat membantu siswa. Sayang, lampu merah itu masih kurang diperhatikan pe_ ngendara. Sehingga ketika siswa hendak menyeberang, mereka tetap harus menunggu arus kendaraan sepi. Oleh karena itu, Setya-
ningsih berharap agar ada sosialisasi dari pihak Dinas Perhubungan atau kepolisian mengenai keberadaan dan fungsi lampu merah tersebut. Sehingga, pengguna jalan tidak melaju seenaknya ketika lampu sudah menandakan warna merah. Apalagi, kata dia, lampu ini hanya digunakan saat jamjam penjemputan siswa. “Pengendara jarang ada yang berhenti. Mungkin kalau ada petugas di situ, masyarakat tahu,“ ujarnya. (fre/c1/bay)
36
Jawa Pos
Minggu 15 November 2015
Serunya Olahraga Menembak
Sarat Uji
Adrenalin Menembak merupakan olahraga yang paling menarik dan seru. Bukan rahasia umum olahraga tersebut kini banyak digandrungi berbagai kalangan.
Y FOTO-FOTO: ALI NURFATONI/RaBa
KONSENTRASI PENUH: Menembak dengan senapan laras panjang dalam posisi berdiri lebih sulit jika dibandingkan dengan posisi telungkup.
Tips Jitu Menembak Agar mampu membidik secara akurat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1
Kondisi senjata yang digunakan
a, hobi menembak memiliki daya tarik tersendiri. Para maniak olahraga tersebut mampu meningkatkan spirit; memiliki semangat juang tinggi demi meraih mimpi. Olahraga menembak bukan sekadar olahraga biasa. Olahraga itu ternyata mampu membentuk kepribadian seseorang. Seorang penembak dituntut memahami betul kewajiban, khususnya para pemula. Olahraga yang menguji adrenalin itu kini mulai ngetren. Bahkan, bukan hanya kaum laki-laki yang memiliki hobi menembak, kaum hawa juga banyak yang suka olahraga menembak. Nah, Banyuwangi kini memiliki banyak fasilitas memadai untuk menyalurkan hobi tersebut. Salah satunya adanya pusat latihan menembak di Pusat Latihan Pertempuran Marinir (Puslatpurmar) 7 Lampon, Kecamatan Pesanggaran. Sejak diresmikan Juli lalu, aktivitas menembak di lokasi itu semakin bergeliat. Yang menggembirakan, para personel korps Marinir di lokasi itu sangat welcome kepada publik. Bagi warga yang ingin berlatih menembak, mereka siap memberikan pelatihan khusus. Hal itu ditegaskan Komandan Puslatpurmar 7 Lampon, Mayor Mar. Ronny A. Purba, kemarin. ‘’Kita terbuka kepada siapa saja yang ingin tahu seluk-beluk cara menembak,” terangnya. Dia berpandangan, jika TNI dekat dengan rakyat, tentu masyarakat bisa mengakses tentang fasilitas yang dimiliki TNI, termasuk corps Marinir. ‘’Wartawan atau media, partner kerja, atau bisa belajar lebih jauh menembak,” jelasnya. Ada beberapa hal yang perlu diketahui bagi para pemula. Tetapi, tidak terlalu sulit menggunakan senjata dengan baik. (ton/c1/als)
2 Amunisi/peluru yang dipakai
3 Kondisi lingkungan
SERIUS: Posisi menembak dengan cara telungkup juga harus bisa mengatur pernapasan.
Posisi Telungkup Paling Mudah 3 Kondisi sniper
Selanjutnya, yang perlu diperhatikan adalah pengaturan NABITEPI (NApasBIdik-TEkan PIcu). Seniper harus berkonsentrasi dan fokus kepada sasaran. Hal pertama yang harus diatur adalah pernafasan. Untuk mendapatkan hasil tembakan yang baik, nafas tidak ditahan, melainkan ditarik dan dihembuskan secara perlahan. Berikutnya adalah bidikan. Bidikan yang baik tidak terlepas dari sikap tembak yang baik. Sikap tembak yang baik adalah sikap tembak yang tidak dipaksakan/alami. Dimana untuk posisi badan, lebar kaki, angkatan tangan pada senjata dan mata sesuai dan terarah alami menuju sasaran. Yang terakhir adalah tekan picu. Yang sering merusak tembakan adalah perlakuan seorang seniper pada picu senjata. Seringkali seorang sniper kehilangan peluang mendapatkan tembakan yang sempurna karena perlakuan yang kasar terhadap picu yang disebut jerking. Setenang apapun nafas kita, sebagus apapun gambar bidik kita, jika eksekusi terakhir terhadap picu dihentak, maka hilang sudah tembakan yang sempurna. Untuk dapat menjadi seorang sniper yang baik tidak cukup hanya didukung oleh fisik yang kuat dan senjata yang mahal. Dibutuhkan pula olah rasa dalam pengendalian emosi untuk meningkatkan konsentrasi dan teknik tembakan. Lakukanlah drill kering dan visualisasi untuk meningkatkan kemampuan menembak. Selamat berlatih dan salam olahraga. (*)
DALAM menembak, ada beberapa teknik khusus. Menembak bisa dilakukan dalam berbagai posisi; berdiri, duduk, dan tidur. Dari tiga posisi itu, yang paling mudah adalah posisi telungkup. Sebab, posisi tangan lebih kuat karena bersentuhan langsung dengan tanah. Namun demikian, bidikan akan tetap meleset jika seorang penembak tidak bisa mengatur pernapasan. Ya, seorang penembak harus bisa memahami teknik mengontrol pernapasan. Kalau tidak bisa mengatur napas, maka target bisa meleset. Hal itu yang diakui salah satu penghobi menembak, Dhama Andrea Paputra. Dia mengatakan, saat menembak harus bisa mengendalikan diri. “Penembak yang baik harus menghilangkan emosi,” katanya kemarin. Selain itu, jelas dia, seorang penembak andal itu bisa mengatur tempo dan mengontrol diri. Yang pasti, seorang penembak jitu jangan sampai terburuburu. ‘’Kita harus lebih tenang dalam membidik sasaran,” paparnya. Diakuinya, cara menembak paling mudah adalah dengan posisi tidur tertelungkup. Sebab, posisi tangan bisa berbangku dengan tanah. ‘’Posisi tidur memang lebih mudah dilakukan,” jelasnya. Namun demikian, terang dia, menembak dengan cara tidur itu juga akan sulit mengenai sasaran kalau tidak bisa mengatur pola pernapasan. Maka dari itu, salah satu kunci keberhasilan menembak agar tepat sasaran adalah mengatur emosi. ‘’Harus konsentrasi penuh dalam menembak,” tukasnya. Jika teknik itu dilakukan dengan baik, maka posisi apa pun tidak menjadi soal. Setiap penembak tentu akan sangat penasaran dengan posisi tertentu. ‘’Duduk dan berdiri lebih sulit daripada tidur, tapi tetap menyenangkan,” katanya.
MEMAHAMI: Sebelum menggunakan senapan, seorang harus mengetahui teknik-teknik dasar.
PENDAMPINGAN: Seorang instruktur memberikan pemahaman cara menggunakan pistol.
Bagi dia, menggunakan senapan laras panjang dan pistol sangat berbeda. Yang jelas, papar dia, seorang penembak sangat gembira jika berhasil melakukan berbagai teknik itu. ‘’Rasanya sangat puas,” jelasnya. Selama ini dirinya telah melakukan
berbagai macam teknik menembak. Mulai target dalam posisi diam, hingga target diterbangkan. ‘’Seperti menembak botol yang dilempar ke udara. Kita ternyata bisa melakukannya dengan baik dan sukses menghancurkan botol itu,” bebernya. (ton/c1/als)
ANTUSIAS: Komandan Puslatpurmar 7 Lampon, Mayor Mar, Ronny A. Purba (dua dari kiri) tampak serius mengamati aktivitas latihan menembak.