Rujukan Informasi Terkini
SELASA 15 SEPTEMBER TAHUN 2015
Eceran Rp.5.750
HALAMAN 29
SHULHAN HADI/RABA
KUMUH: Tumpukan sampah di sisi barat kawasan pantai mengurangi keindahan Pulau Merah. Keberadaan sampah sisa kelapa muda ini mengganggu wisatawan yang datang ke lokasi wisata di Desa Sumberagung, Pesanggaran
Pulau Merah Darurat Sampah Baunya Menyengat, Wisatawan Mengeluh PESANGGARAN - Objek wisata andalan Banyuwangi, Pulau Merah, ternyata masih menyimpan persoalan besar berupa sampah. Keberadaan tumpukan sampah di sisi barat objek wisata itu tidak diketahui semua pengunjung. Namun, jumlahnya kini semakin mengkhawatirkan. Tumpukan sampah yang berada di barat gerbang masuk Pulau Merah
tersebut terdiri atas macam-macam kotoran, mulai popok bayi, bungkus makanan, sterofoam, hingga sampah organik lain. Serabut kelapa (degan) paling banyak. Sebarannya hampir seluas lapangan bola. Keberadaan tempat pembuangan sampah itu menjadi perbincangan publik setelah sehari lalu ada wisatawan yang mengunggah gambar tersebut di jejaring sosial. Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi, lokasi tersebut tak ubahnya tempat pembuangan sampah akhir (TPSA).
Tidak hanya wisatawan yang menyayangkan keberadaan sampah tersebut. Warga sekitar lokasi juga mengaku dirugikan dengan tumpukan sampah tersebut. Salah satu yang mengeluh adalah Yazak, 60. Warga RT 04/ RW 01 Dusun Pancer, Desa Sumberagung, itu mengatakan warga yang tinggal di sekitar rumahnya mengaku dirugikan dengan tumpukan sampah tersebut, terutama saat musim angin barat daya. “Pokoknya waktu angin barat daya baunya tidak enak,” ucapnya n
Sampah Pulau Merah Bikin Resah Jenis sampah Q Beraneka kotoran, mulai popok bayi, serabut kelapa muda, bungkus makanan, sterofoam, hingga sampah organik lain Lokasi Q Sebelah barat gerbang masuk Pulau Merah. Areanya seluas lapangan bola, Berada di lokasi pembuangan sementara
Dampaknya Q Saat musim angin barat daya baunya tidak enak Q Wisatawan terusik, banyak yang mengeluh Q Merusak keindahan Pulau Merah Solusi Q Harus ada kendaraan pengangkut Q Yang lebih urgen harus disediakan TPA
Baca Pulau...Hal 39
GRAFIS: REZA FAIRUS/RABA
HAJI
Panggil Saksi dan Satpam PT KBR
Mulai Pendataan Safari Wukuf
Laporan Juhdy dari Makkah
MAKKAH - Mendekati pelaksanaan wukuf, Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) mendata jamaah yang akan diikutkan safari wukuf. Safari wukuf khusus untuk jamaah yang sakit atau tidak mampu melaksanakan wukuf sendiri n
BANYUWANGI - Insiden tenggelamnya Bagus Hendarto, 10, di kolam limbah PT. Kertas Basuki Rahmat (KBR) Banyuwangi ditangani serius aparat kepolisian. Kemarin (14/9) penyidik Polsek Kota Banyuwangi mulai memanggil saksi-saksi terkait tewasnya bocah yang tinggal di Lingkungan Agropuro, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, tersebut n
Baca Mulai...Hal 39
Baca Panggil...Hal 39
PENDIDIKAN
RENDRA KURNIA/RABA
PENILAIAN: Tim juri dari JP-RaBa sedang memilih berbagai kategori foto yang layak jadi juara.
Pilih yang Terbaik Lomba Fotogenik FREDY RIZKI/RABA
CONTOH: Kepala SMPN 1 Banyuwangi, Samsuddin Ali, menunjukkan papan berisi rencana penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di sekolahnya.
Mayoritas Belum Pasang Papan BOS BANYUWANGI - Pencairan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pada triwulan ke tiga sudah diselesaikan sejak akhir Agustus kemarin. Namun, papan pengumuman yang berisi Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) sampai kemarin (14/9) belum dipasang banyak sekolah n Baca Mayoritas...Hal 39
BANYUWANGI - Foto peserta lomba fotogenik anak nuansa merah-putih kemerdekaan Jawa Pos Radar Banyuwangi (JPRaBa) dinilai tim juri kemarin. Bertempat di Seblangroom JP-RaBa, tim yang terdiri atas kru redaksi Jawa Pos Radar Banyuwangi
dan fotografer itu melakukan penilaian seluruh foto yang dikirim peserta lomba fotogenik. Tim melakukan penilaian berdasar tiga kategori, yakni kategori A usia 0–4 tahun, kategori B usia 4–7 tahun, dan kategori C usia 7–12 tahun. Semua foto peserta lomba
fotogenik anak nuansa merah-putih kemerdekaan itu dilihat satu-satu oleh tim juri. Dewan juri mengaku kagum dengan kiriman foto peserta. Rata-rata fotonya bagus. Saking banyak yang bagus n Baca Pilih...Hal 39
REPRO: FREDY/RABA
KORBAN LIMBAH: Bagus Hendarto
Ekspedisi Jelajah Pantai Timur Jawa (34)
Berada di Green Bay Serasa di Finn’s Beach Club Tim ekspedisi jelajah Jawa Pos Radar Banyuwangi kali ini sampai Teluk Hijau, Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran. Teluk Hijau (Green Bay) sudah sangat populer bagi kalangan wisatawan.
Lagi-lagi KPU lelet! Pulau Merah darurat sampah Hanya mau uang parkirnya, bersihkan sampah malesmalesan!
TAUFIK FERDIANSYAH, Pesanggaran SEBELUM menuju pantai tujuan akhir, yakni Pantai Sukamade, Desa Sukamade, Kecamatan Pesanggaran, tim ekspedisi jelajah mampir di Teluk Hijau. Teluk Hijau atau tempat wisata yang biasa disebut Green Bay ini letaknya tidak jauh dari Pantai Rajegwesi, hanya berjarak 4 Km dari Pantai Rajegwesi melalui jalan darat n Baca Berada...Hal 39 http://www.radarbanyuwangi.co.id
Pengumuman DPS molor lima hari
RENDRA KURNIA/RABA
LEWATI BUKIT: Teluk Hijau memiliki keunikan pasir putih yang halus. tempat ini memiliki panorama air laut berwarna hijau dengan hamparan pasir putih. email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com
RADAR BANYUWANGI
RADAR SPORT
30
Jawa Pos
Selasa 15 September 2015
Surtiyono Tidak Keberatan Diganti Siap Buka Lowongan Ketum PSTI
DOK.RABA
BELUM DEFINITIF: Pengurus biliar belum bisa bergerak leluasa karena belum mengantongi SK kepengurusan dari POBSI Jatim.
Belum Ber-SK, Nasib POBSI Suram BANYUWANGI - Meski telah terbentuk awal tahun 2015, status Persatuan Olahraga Biliar Seluruh Indonesia (POBSI) Banyuwangi hingga kini masih belum jelas. Sebab, induk organisasi biliar itu belum resmi diakui secara definitif. Hingga kemarin (14/9), POBSI Banyuwangi di bawah komando Marsindi itu belum memegang surat keputusan (SK) dari POBSI Jatim. Tak ayal, hal itu bisa menjadi petaka bagi perkembangan atlet di Kota Gandrung. Pembinaan terancam tidak jalan gara-gara status belum diakui. Jika tidak segera diurus, maka POBSI Banyuwangi terancam mati suri. Padahal, mereka sudah menggelar turnamen
bertajuk Wabup Cup 2015 dalam upaya menjaring atlet potensial beberapa waktu lalu. Meski belum mengantongi SK, tapi POBSI Banyuwangi tetap bisa tampil untuk meramaikan persaingan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim V yang digeber Juni lalu. Walaupun tidak ada satu pun atlet yang sukses meraih medali dalam ajang multi even, tapi perlu dicatat ajang dua tahunan itu mampu membangkitkan semangat atlet di even berikutnya. Masalah yang menerpa POBSI Banyuwangi bisa membahayakan bagi kelangsungan pembinaan atlet. Status yang tidak jelas memang menjadi
alasan yang paling utama. Sejak terbentuk, POBSI Banyuwangi memang belum berhak mendapatkan dana pembinaan secara reguler. Hal itu bisa terulang dan berlanjut pada tahun 2015. Dasarnya, minimal induk cabor mendapatkan dana hibah setelah setahun resmi berdiri secara sah. Apalagi, POBSI Banyuwangi sudah dipastikan tidak mendapatkan suplai dana pada pengujung tahun ini melalui Perubahan Anggaran Keuangan (PAK). Hal itu yang membuat jajaran pengurus dipaksa banting tulang. Terkait hal itu, Sekretaris POBSI Banyuwangi, Try Sudariyono, tidak habis pikir masalah SK itu belum klir. Padahal, permohonan
pengajuan rekomendasi kepada KONI Banyuwangi telah diberikan. ‘’Aneh, katanya tidak ada pengajuan,’’ katanya. Saat ini, POBSI Banyuwangi tetap melakukan pembinaan terhadap atlet. Dalam waktu dekat, sebanyak enam atlet diterjunkan dalam Kejurprov 2015 di Batu. ‘’Anak-anak ini sampai sekarang latihan terus menyongsong kejurprov bulan Oktober,’’ tandasnya. Dia menyadari jika kebuntuan SK itu bisa menjadi masalah. Untuk itu, dia berencana melakukan langkah-langkah konkret agar masalah itu tidak berlarutlarut. ‘’Ini PR yang harus segera kami selesaikan,’’ pungkasnya. (ton/c1/als)
BANYUWANGI - Cabang Olahraga (Cabor) Sepak Takraw tidak mampu menyumbang medali untuk Banyuwangi pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim V tahun 2015. Hasil buruk dalam ajang multi even itu dianggap sebagai salah satu bukti kegagalan pembinaan. Sebab, even akbar itu menjadi barometer sukses-tidaknya pembinaan. Sehingga, hasil buruk dalam pentas olahraga paling besar di Jatim itu menjadi tolok ukur konkret yang tidak terbantahkan. Oleh karena itu, wajar jika ketua cabor lebih baik mengundurkan diri karena dianggap tidak mampu meraih harapan. Ketua Persatuan Sepak Takraw Indonesia (PSTI) Banyuwangi, Surtiyono, angkat suara mengenai wacana permintaan dirinya mengundurkan diri dari jabatan. Wacana itu dianggap hal yang lumrah demi kemajuan bersama.
DOK.RABA
Surtiyono
Dia mengaku tidak keberatan jika harus meletakkan jabatan sebelum masa tugas berakhir pada tahun 2017 mendatang. ‘’Saya tidak keberatan mengundurkan diri dari ketua umum,” tegasnya kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi. Hanya saja, perlu dicatat, orang tersebut betul-betul mau dan all out dalam membina olahraga sepak takraw. Sebab, kata dia, membina olahraga tidak mudah. ‘’Silakan kalau ada yang mau mengganti saya. Saya tidak keberatan,’’ katanya. Surtiyono resmi menjadi ketua
PSTI Banyuwangi sejak 2013. Meski begitu, saat itu tim sepak takraw Banyuwangi memilih absen dalam Porprov IV 2013 di Madiun. ‘’Hasil evaluasi bersama, kita waktu itu memutuskan tidak ikut Porprov 2013,’’ kata dosen Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi itu. Meski tidak tampil dalam Porprov, tapi PSTI Banyuwangi rutin menggelar berbagai even. Salah satunya kejurkab tahun 2013 dan 2014. ‘’Sepak takraw memang waktu itu masih tahap pengenalan,’’ terangnya. Saat ini, jelas dia, pembinaan difokuskan pada usia dini. Diharapkan, pembinaan itu bisa membawa hasil pada tahuntahun mendatang. ‘’Tahun ini tidak ada kejurkab,” tandasnya. Menurut Surtiono, kejurkab akan digelar pada tahun 2016. Even tersebut sebagai media untuk memantau sekaligus menjaring atlet yang difokuskan menghadapi Porprov Jatim VI di Gresik-Lamongan tahun 2017. “Tahun ini kita akan upgrade pelatih melalui pelatihan,” pungkasnya. (ton/c1/als)
Agenda Kota
Penyerahan Beasiswa Pendidikan HARI ini (15/9) pukul 07.30 Bupati Abdullah Azwar Anas menghadiri launching penyerahan bantuan seragam batik kepada kader Posyandu Kabupaten Banyuwangi. Acara tersebut digelar di Pendapa Shaba Swagata Blambangan. Setelah itu, pada pukul 10.00, bupati akan menghadiri serah terima beasiswa pendidikan kepada 90 siswa/siswi berprestasi di pendapa. (*)
Olivia Resmi Gabung PB Djarum BANYUWANGI - Pebulu tangkis putri Banyuwangi, Ovilia Riza Wulandari, akhirnya sukses menembus skuad PB Djarum. Kepastian itu berdasar penilaian akhir selama mengikuti karantina yang berakhir Minggu lalu. Ovilia merupakan satu-satunya pebulu tangkis di antara 33 atlet yang lolos dan berhak mendapatkan Beasiswa Bhakti Djarum Foundation 2015. Siswa SMPN 1 Cluring itu dinyatakan lolos setelah melewati proses seleksi cukup panjang. Sebelum lolos grand final hingga masa karantina, atlet yang mengikuti tes pada kelas U-13 putri itu melewati berbagai tahap. Pada audisi umum tahap awal, dia bersama lima rekannya asal
Banyuwangi lolos audisi umum putaran final di Kudus. Sayang, lima rekannya kurang beruntung dan dinyatakan tidak lolos. Selain Ovilia, ada lima atlet yang lolos dalam audisi umum pada tahap pertama, yaitu Moh. Rendra Budi Utama (U-13 putra), Andi Kurnia Hakim (U-13), Danial Ahmad (U-15 putra), dan Satryawan Kusuma Yudha (U-15 putra). Empat atlet berbakat itu berasal dari PB Sari Agung Genteng. Satu atlet lain berasal dari PB Pemda Banyuwangi. Dia adalah Muhamad Sodik alias Soget (U15 putra). Namun, dalam audisi tahap akhir, hanya Ovilia yang sukses masuk daftar 43 peserta yang lolos hingga masuk karantina. Jumlah pe-
DOK.RABA
Ovilia Riza
serta itu mengerucut menjadi 33. Salah satu nama, Ovilia, berhasil masuk di dalamnya. Ketua Persatuan Bulu Tangkis Banyuwangi (PBSI) Banyuwangi, Mujiono, akhirnya merasa plong
setelah satu atlet lolos dalam audisi tersebut. Sebab, menurut dia, persaingan untuk menghuni skuad PB Djarum sangat ketat. ‘’Sekarang benar-benar sudah plong,’’ katanya. Dia mengingatkan Ovilia agar tidak larut dalam euforia. Sebab, ke depan akan banyak rintangan yang harus dihadapi. ‘’Meski sudah lulus, tetap harus berlatih keras agar kemampuan terus menanjak,’’ serunya. Dengan begitu, tidak menutup peluang bagi Ovilia untuk bisa menjadi pebulu tangkis nasional di masa yang akan datang. ‘’Jelas harapan itu yang kami idamidamkan. Dia bisa menjadi kebanggaan Banyuwangi,’’ pungkasnya. (ton/c1/als)
BEM Untag Gembleng Kepemimpinan BANYUWANGI-Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi mengadakan Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) selama dua hari, Sabtu (12/9) hingga Minggu (13/9). Sebanyak 73 mahasiswa semester I mengikuti kegiatan di ruang F4 lantai 2 kampus merah putih tersebut. Ketua BEM Untag Siti Nur Kholisah mengatakan, sebelum menggelar LDK, BEM menyeleksi 250 mahasiswa baru. Hasilnya, ungkap dia, seratus mahasiswa lolos seleksi interview. “Nah, dari seluruh mahasiswa yang lolos seleksi itu, sebanyak 73 orang bisa mengikuti LDK ini,” bebernya. Mahasiswa yang akrab disapa Lisa itu menambahkan, kegiatan LDK itu bertujuan
BEM UNTAG FOR JP-RABA
LDK BEM UNTAG: Dari kiri Rektor Tutut Hariyadi, Wakil Rektor III Subur Bahri, Ketua Panitia Fery, dan Ketua BEM Lisa membuka acara, Sabtu (12/9) lalu.
membangun karakter mahasiswa Untag yang berwawasan kebangsaan. Mahasiswa yang mengikuti LDK akan mengerti perannya sebagai kader bangsa, sehingga tidak apatis. “Mahasiswa harus bisa menjadi
Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono Wakil Pemimpin Redaksi/Korlip: Syaifuddin Mahmud Redaktur: Ali Sodiqin, A.F. Ichsan Rasyid Staf Redaksi: Sigit Hariyadi, Niklaas Andries, Ali Nurfatoni, Chien Jullien Anisa, Taufik Ferdiansyah, Fredy Rizki Manunggal Fotografer: Galih Cokro Buwono Editor Bahasa: Minhajul Qowim Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis (Koordinator), Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja J
agen perubahan,” cetusnya. Selama dua hari mengikuti LDK, imbuh Fery Anggara, ketua panitia, peserta tampak antusias. Mereka terlihat semangat menyimak materi demi materi yang disampaikan narasumber. Materi yang diberikan adalah
Pemasaran dan Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha Iklan: Sidrotul Muntaha, Dian Effendi Administrasi Iklan: Fitria Arifiana Event: Benny Siswanto Keuangan: Citra Puji Rahayu Kasir: Widi Ukiyanti, Piutang: Anissa Windyah Sari Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti Perpajakan: Cici Irma Setyani Corporate Lawyer Jawa Pos Group: Dr. Harris Arthur Hedar SH MH Direktur: Samsudin Adlawi
Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.
J Wartawan
tentang pengembangan diri, Pancasila, kepemimpinan, nasionalisme, antropologi kampus, sejarah pergerakan pemuda, dan keorganisasian. Narasumber meliputi Drs. Subur Bahri, MSi, wakil rektor III; Dr. Didik Suhariyanto, SH, MH, ketua Puslit HAM; Miskawi, MPd, dosen jurusan sejarah FKIP; dan Sugihartoyo, SH, MH, pengurus Yayasan Perpenas. “Pengurus BEM juga menjadi narasumber dalam LDK ini,” kata Fery. Selain LDK, BEM Untag juga akan menyelenggarakan pelatihan jurnalistik. Output dari pelatihan itu akan dibentuk pers mahasiswa. Saat ini, sudah terbit bulletin edisi perdana sebagai embrionya. Nah, tulisan mahasiswa akan dimuat dalam bulletin tersebut.(*)
Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Agus Baihaqi Staf Redaksi: Shulhan Hadi, Dedy Jumhardiyanto Pengembangan Usaha: Abdul Aziz Iklan: Thomy Sila Acrhdiansyah, Eko Budiyono Pemasaran: Wahyu Nugroho Administrasi: Titin Wulandari Kantor Genteng: Ruko Madania, Jl Hasyim Asy’ari No 06 Genteng Telp : (0333) 845860
Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Edy Supriyono Staf Redaksi: Nur Hariri, Habibul Adnan Fotografer: Rendra Des Kurnia Lay Out/Grafis: M. Fatah Yasin Pemasaran: Samsuri Administrasi: Dimas Ayu Dewi Fintari Kantor Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982.
Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.
J
Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Website: www.radarbanyuwangi.co.id. Email: radarbwi@gmail.com, beritaraba@gmail.com, artikelradarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300
Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi
Jawa Pos
BERAS IR 64
Selasa 15 September 2015
GULA PASIR
0
33
EKONOMI BISNIS R A D A R
MIGOR CURAH
DAGING SAPI
0
TELUR AYAM RAS
DAGING AYAM BROILER
0
B A N Y U W A N G I
1000
100
27.800
18.200
KACANG KEDELAI IMPOR 0
KACANG KEDELAI LOKAL
CABAI RAWIT
CABAI BIASA
400
200
37.200
16.000
0
BAWANG MERAH
BAWANG PUTIH 200
0
100
10.100
10.400
9.700
110.000
8.900
8.100
18.400
Revitalisasi Tambak Berjalan Lambat
Harga Sapi Kurban Naik, Kambing Turun BANYUWANGI - Sepuluh hari menjelang Hari Raya Idul Adha, pedagang hewan kurban mulai marak bermunculan di sejumlah lokasi. Maraknya pedagang dadakan tersebut merupakan tradisi tahunan demi meraup untung lebih. Hewan kurban yang ditawarkan biasanya sapi, kambing, dan domba. Namun, pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi di beberapa wilayah, seperti di Jalan Kepiting, Jalan Brawijaya, Jalan Basuki Rahmat hingga Lingkungan Sukowidi, belum tampak sapi kurban yang dipajang. Salah satu pedagang hewan kurban, Rohman, mengatakan faktor harga dan ketersediaan pakan yang membuat pedagang enggan menjajakan sapi. Harga hewan kurban sapi mulai beberapa minggu sudah naik sekitar 23 hingga 25 persen per ekor. Harga sapi lokal yang semula Rp 13 hingga Rp 14 juta kini naik menjadi Rp 16,5 juta. Senada dengan Rohman, Ripa’i, penjual hewan kurban lain, menjelaskan pedagang belum menurunkan sapi karena pertimbangan untungrugi. “Belum ada pembeli yang minat dengan sapi. Apalagi, harga mahal begini. Kalau dibawabawa ke sini sebelum ada pembeli, kita rugi,” ujar pria asal Boyolangu itu. Pedagang juga mengaku kesulitan mencari pakan ternak saat musim kemarau yang menyebabkan daun dan rumput kering. Sementara itu, di saat harga sapi tinggi, harga kambing dan domba justru turun 20 hingga 30 persen. Harga kambing usia 2,5 tahun yang tahun lalu berkisar Rp 6 juta kini turun menjadi Rp 4 juta. Demikian dengan harga kambing yang dulu Rp 3 juta turun jadi Rp 2 juta per ekor. Dua ekor domba yang dulu dihargai Rp 6 juta kini turun jadi Rp 4 juta. Meski demikian, rata-rata penjual hewan kurban yang datang dari berbagai wilayah itu tidak menyediakan stok kambing dalam jumlah banyak. “Kalau dibanding tahun lalu sangat jauh jumlahnya. Tahun lalu saya bisa bawa 100 ekor kambing. Tahun ini hanya 50 ekor,” ucap Rohman. Berbeda dengan tahun lalu, penjualan hewan kurban H-10 Idul Adha ini terbilang sepi. Periode yang sama tahun lalu, kambing yang terjual mencapai 16 ekor. Saat ini baru tujuh ekor kambing yang terjual. Pedagang lain mengaku baru bisa menjual empat ekor, padahal tahun sebelumnya bisa mencapai 12 ekor. Namun, mereka yakin pembeli akan menyerbu pada H-5 hingga H-1 Idul Adha. (cin/c1/afi)
14.400
Baru Realisasi 210 Ha, Tersisa 400 Hektare BANYUWANGI - Program revitalisasi tambak udang yang dicanangkan pemerintah pusat berjalan lamban di Banyuwangi. Dari target 610 hektare, Banyuwangi baru berhasil merealisasikan 210 hektare. Hingga September ini masih sekitar 400 hektare tambak undang yang belum tersentuh program revitalisasi. Sisa tambak udang yang belum direvitalisasi itu harus rampung pada akhir tahun 2015. Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Pudjo Hartanto melalui Kabid Perikanan Budidaya, Suryono Bintang Samudra, menjelaskan target revitalisasi tambak udang lambat karena terkendala anggaran dan kemampuan masyarakat. “Revitalisasi tambak ini sesuai kemampuan anggaran dan tentu kemampuan masyarakat,” ujarnya kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin (14/9). Program revitalisasi tambak udang itu membutuhkan biaya
yang tidak sedikit. Dikatakan Suryono, revitalisasi udang itu meliputi perbaikan infrastruktur dan beralih dari cara tradisional menjadi intensif. “Mulai dari konstruksi, penggunaan peralatan yang berbasis mesin seperti genset, kincir mesin, dan sistem irigasi,” ujarnya. Revitalisasi juga tidak serta merta bisa mengubah sistem dari tradisional ke intensif. Harus bertahap ke semi intensif terlebih dahulu. Dari 210 hektare yang telah direvitalisasi itu sekitar 80 persen telah menerapkan tambak intensif. Tambak udang yang berhasil direvitalisasi berada di delapan kecamatan, antara lain di Kecamatan Pesanggaran 15 hektare, Kecamatan Tegaldlimo 20 hektare, Kecamatan Muncar 65 hektare, Kecamatan Rogojampi 15 hektare, Kecamatan Kabat 25 hektare, Kecamatan Wongsorejo 40 hektare, dan Kecamatan Banyuwangi 30 hektare. Sasaran revitalisasi meliputi tambak yang bongkar serta tambak yang dikelola secara tradisional ■ Baca Revitalisasi...Hal 37
RENDRA KURNIA/RABA
TURUN HARGA: Di saat harga hewan kurban sapi naik 25 persen, harga kambing malah turun drastis sekitar 30 persen.
Tertibkan Koperasi, Kementerian Berlakukan NIK BANYUWANGI - Untuk menertibkan operasional koperasi, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) akan memberlakukan sertifikat Nomor Induk Koperasi (NIK). Meski program itu baru dilaksanakan di sebagian kecil wilayah di Indonesia, tapi Banyuwangi akan lebih cepat melaksanakan program tersebut. Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Mikro dan Menengah (DinkopUMKM) Banyuwangi saat ini sedang gencar menyosialisasikan program Kemenkop dan UKM tersebut kepada
pihak koperasi di Banyuwangi. Hingga saat ini, dari 732 koperasi yang aktif, baru 22 koperasi yang mengajukan NIK kepada Dinas Koperasi. Kepala Dinkop-UMKM, Alief Rachman Kartiono, melalui Kabid Kelembagaan, Irfan, mengungkapkan salah satu syarat yang harus dipenuhi koperasi adalah melaksanakan rapat anggota tahunan (RAT) minimal tiga tahun berturutturut. Dinas Koperasi berharap koperasi berpartisipasi aktif dalam melakukan registrasi lembaganya melalui Dinas Koperasi.
DOK. RABA
Alief Rachman Kartiono
Sertifikat NIK itu, kata Irfan, akan diterbitkan Kementerian Koperasi dan UKM. Melalui sertifikat NIK tersebut, Dinas Koperasi daerah akan mendata koperasi aktif yang akan tercatat di database Kementerian Koperasi. Irfan mengatakan, dirinya tidak memasang target koperasi yang mengajukan NIK. “Yang jelas sebanyak-banyaknya. Kalau bisa sebelum tutup tahun 2015 ini koperasi segera registrasi,” katanya. Mestinya, koperasi memiliki kesadaran mendaftar demi mem-
peroleh NIK. Sebab, hal tersebut demi kepentingan lembaga koperasi. Bagi koperasi yang tidak memiliki NIK, maka tidak tercantum dalam database Kementerian Koperasi dan UKM. Berarti koperasi tersebut dianggap tidak aktif. Ke depan, koperasi aktif diprioritaskan sebagai target sasaran dalam pelaksanaan program Kementerian Koperasi dan UKM, seperti program peningkatan daya saing dan program penguatan kelembagaan koperasi sesuai kapasitas koperasi yang bersangkutan. (cin/c1/afi)
CHIN JULLIEN/RABA
INTENSIF: Salah satu tambak yang menggunakan sistem intensif di Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Banyuwangi.
BANYUWANGI
JEMBER
BANYUWANGI
BANYUWANGI
BANYUWANGI
BANYUWANGI
BANYUWANGI
Hlg STNK P 3104 VH an LuthÀana AR, Dsn. Donosuko RT. 1/2, Ds. Badean, Kabat
Jl Karimata
Karangagung
Suzuki Ertiga
All New Xenia
Mitsubishi Pajero
Toyota Fortuner
DIJUAL Suzuki Ertiga/karimun tahun 013/05 pth htm PMK hrg 141/75 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
DIJUAL All New Xenia tahun 013/014 slv/htm PMK hrg 127,5/129,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
DIJUAL Mitsubisi Pajero Exeed tahun 011 htm PMK hrg 275 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Dijual Fortuner Th ‘012 G TRD Putih, Manual Nopol Cantik Hrg 325 Jt Nego Bisa Cash/Kredit atau Tukar Tambah Hb. 08233169086
Chevrolet Spin
All New Avanza
Honda Jazz
Avanza
DIJUAL Chevrolet spin/aveo tahun 014/06 htm/pth PMK hrg 141/79 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
DIJUAL All New Avanza tahun 013 slv/htm PMK hrg 130/128,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Dijual Honda Jazz RS Th ‘014/’010 Abu-abu Manual Km 7 ribu Hrg 203/162 Jt Nego, Bisa Cash/Kredit atau Tukar Tambah Hb. 082331659126
Dijual Avanza Th ‘010/’011 G Silver Hrg 122/117 Jt Bisa Cash/Kredit atau Tukar Tambah Hb. 082142194111
Djl Tanah Kavling , SHM, Siap Bangun Lt. 680 m2, Tepi Sungai Sukowidi di Karangagung Dkt Hardys H:081336611511 TP
Hlg STNK P 3360 WD an Aman, Lingk. Mojoroto RT. 2/3 Kel. Mojopanggung, Giri Hlg STNK P 6837 YL an Barur Rohim, Dsn. Patoman Timur RT. 3/2, Ds. Patoman, Rgj Hlg STNK P 4091 VC an Moh. Salim, Lingk. Kebun Jeruk RT. 3/2, Kel. Lateng Hlg STNK P 4617 YH an Sugiyati, Dsn. Krajan RT. 1/3, Ds. Kedayunan, Kabat
Jual Cpt 2 Ruko 2,5 lantai, murah @ Rp. 750 Jt Cocok Utk Kos/Usaha Jl. Karimata Jbr Hub: 08123329102
Hlg STNK P 1639 VK an Durahim, Jl. Banterang RT. 3/3, Kampung Melayu Hlg STNK P 3799 ZL an Gunawan, Dsn. Krajan RT. 1/XII Ds. Wonosobo
BANYUWANGI Rumah Gardenia Djl Rmh Gardenia Lt. 96, Lb. 54, 2 kmr, 1 gdg, 1 toilet+pemanas, AC, Carport 450 Jt (Nego) Hp. 082233615369
BANYUWANGI
Nissan Big Promo Nissan Big Promo DP Mulai 21 Jt.an, Tenor 1-7 Th & Dapatkan 2 Th Free Jasa Servis. Info dan pemesanan: ANDI 081359944425 BB 2881226A
BANYUWANGI Cari Tambahan Modal Kami Cari Tmbhn Modal u/ Usaha dg Sistim Bagi Hasil Per Bln 081238304634 Tdk SMS
Cari Kontrakan
Truck Mitsubishi
Kami Cari Kontrakan Ruko/Rmh Yg Bisa Dibayar Bulanan 081336524718 Tdk SMS
Dijual Cpt BU Dump Truck Mitsh ‘12, HDV 125 ps, Istimewa Hubungi: 081358339500
SELASA 15 SEPTEMBER TAHUN 2015
HALAMAN 36
ADA APA LAGI
DEDY JUMHARDIYANTO/JPRG
JAGA EKOSISTEM: Papan larangan berburu terpampang di pematang sawah Desa Wringinrejo, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi, kemarin (14/9).
Pasang Rambu Larangan Berburu GAMBIRAN - Warga dan para petani di Desa Wringinrejo, Kecamatan Gambiran, layak menjadi contoh. Demi menjaga ekosistem dan lingkungan, mereka memasang papan larangan berburu di sawah. Papan larangan itu dipasang di beberapa titik di pinggir sawah. Di papan itu disebutkan perburuan melanggar Peraturan Desa (Perdes) Nomor 3 Tahun 2013. “Itu untuk melindungi ekosistem,” cetus Kepala Desa (Kades) Wringinrejo, Kecamatan Gambiran, Muadim Damiri ■ Baca Pasang...Hal 37
IDUL ADHA
SHULHAN HADI/JPRG
POTENSIAL: Surfer lokal bersama para wisatawan sedang menunggu ombak di pantai Pulau Merah, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, kemarin (14/9).
Surfer Lokal Belum Disentuh PESANGGARAN - International Surfing Competition yang akan dilaksanakan di pantai Pulau Merah sudah di depan mata. Namun, pantauan di pantai Pulau Merah kemarin (14/9) belum tampak persiapan kegiatan berlevel internasional yang akan dilaksanakan 25 hingga 27 September 2015 itu. Di sekitar lokasi yang masuk wilayah Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesang-
SHULHAN HADI/JPRG
garan, itu tidak terlihat akan ada even dengan peserta dari mancanegara kemarin. Satu-satunya tanda, hanya sebuah baliho yang dipasang di dekat gerbang masuk. “Kami malah belum tahu kepastiannya,” cetus Rakih, 40, salah satu surfer Pulau Merah. Sampai saat ini, terang Rakih, para peselancar di sekitar pantai Pulau Merah belum diajak rembuk tentang lomba selancar tingkat inter-
Menurut Rakih, dalam lomba surfing di Pulau Merah, para peselancar lokal selalu dilibatkan. Malahan, jauh hari sudah dikumpulkan dan dibentuk panitia lokal. “Saya biasanya juga jadi panitia, tapi sekarang kok sepi,” ujarnya. Para peselancar Pulau Merah, jelas dia, sebenarnya cukup berpengalaman dalam lomba surfing. Sebab, selama ini sering mengikuti berbagai event ■ Baca Surfer...Hal 37
Embat Kotak Amal Musala
SEPI: Penjualan kambing di pasar hewan Desa Sumbermulyo, Kecamatan Pesanggaran, masih belum bergairah kemarin (14/9).
SRONO - Perbuatan MH, 17, ini sudah benarbenar kelewatan. Remaja asal Dusun Cangaan, Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng, ini mencuri kotak amal milik musala Al-Hidayah di Dusun Pekulo, RT 2, RW 1, Desa Kepundungan, Kecamatan Srono. Atas perbuatannya itu, MH dijebloskan ke ruang tahanan Polsek Srono. Sebagai barang bukti (BB), serban warna putih, uang Rp 610 ribu, dan motor Yamaha Fiz, juga diamankan di polsek. “Kita tangkap saat patroli,” cetus Kapolsek Srono, AKP Ali Masduki. Terungkapnya pelaku pencurian uang kotak amal musala itu setelah polisi sering mendapat laporan ada pencurian dari warga. “Kami tingkatkan patroli,” katanya kepada Jawa Pos Radar Genteng. Saat melakukan patroli itu, sekitar pukul 01.30 Senin dini hari, polisi mencurigai ada motor Yamaha Fiz yang parkir di depan musala AlHidayah. Karena curiga, polisi mendekati motor tersebut. “Motor diparkir di luar musala dan tidak ada orang sama sekali,” ujarnya. Tak jauh dari motor itu, ada orang yang sedang sembunyi di balik gerobak bakso. Saat didekati, ternyata pelaku sedang memegang erat buntelan serban berwarna putih ■
Penjualan Kambing Belum Begitu Ramai PESANGGARAN - Hari Raya Idul Adha kurang sepuluh hari. Tetapi, penjualan kambing kurban di pasar hewan tidak ada tanda-tanda peningkatan seperti tahun-tahun sebelumnya. Malahan, cenderung menurun. Itu seperti yang terlihat di pasar hewan di Desa Sumbermulyo, Kecamatan Pesanggaran. Di pasar hewan khusus kambing itu terlihat cukup lesu kemarin (14/9). Hingga pukul 10.00 hanya satu ekor kambing yang terjual. “Sepi sekali,” cetus Atim, salah satu pedagang kambing. Menurut pedagang asal Desa Sukorejo, Kecamatan Bangorejo, harga kambing itu masih standar ■ Baca Penjualan...Hal 37
AGENDA KOTA
Seminar Bisnis SEMINAR bisnis akan digelar di Rumah Makan Bajak Laut Banyuwangi pada Hari Selasa, 15 September 2015 pukul 18.00 malam ini. Kegiatan ini akan diisi dengan presentasi noken card bank Mandiri dan informasi Promo Bali terbaru akan disampaikan oleh Anwar Hermansyah dari Jakarta. Tempat terbatas untuk 50 orang. Konfirmasi silakan sms nama, alamat, dan nomor ponsel melalui admin 08123730579. (*)
nasional itu. “Panitia siapa. Kami kok belum tahu,” katanya. Hanya saja, Rakih berharap bila lomba selancar itu memang jadi dilaksanakan, hendaknya memilih event organizer (EO) yang benar-benar profesional. Sehingga, kegiatannya lancar dan peselancar profesional bisa datang. “Kalau EO hebat, surfer-nya juga banyak yang tertarik,” cetusnya.
Baca Remaja...Hal 37 DIAMANKAN: MH dengan barang bukti uang kotak amal musala yang dicuri saat diperiksa di Polsek Srono kemarin (14/9). DEDY JUMHARDIYANTO/JPRG
EKO BUDIYONO/JPRG
KREASI: Salah satu peserta unjuk kebolehan dalam lomba karaoke di Sun East Mall Genteng.
Sun East Mall Gelar Lomba Karaoke GENTENG - Satu lagi ajang kreasi digelar oleh Sun East Mall, Genteng. Untuk menggali potensi berbakat di bidang olah vokal, terutama lagu daerah Banyuwangi, mereka menggelar lomba karaoke lagu kendang kempul. Acara yang digelar pada Minggu (13/9), memperebutkan trophy dan uang pembinaan dari Sun East Mall Genteng. Dalam kegiatan itu, diikuti oleh ratusan peserta. “Untuk mengasah bakat vocal,” cetus manajer marketing Sun East Mall Genteng, Fitri Eka. Selain itu, terang dia, melalui ajang ini Sun East Mall Genteng ingin mengenalkan kembali lagu kendang kempul yang pernah populer pada tahun 1980-an hingga 1990-an. “Kami ingin mengangkat lagi lagu-lagu daerah Banyuwangi,” katanya. Menurut Fitri, lomba karaoke lagu kendang kempul ini rencananya akan digelar setiap tahun. Untuk tahun depan, akan menggandeng Safari Record. “Lomba kali ini mendapat sambutan bagus dari masyarakat, makanya tahun depan akan kita gelar lagi,” ungkapnya. (*/abi)
RADAR BANYUWANGI
Jawa Pos
Selasa 15 September 2015
BLAMBANGAN RAYA
37
Dewi Mariyam, JCH yang Meninggal di Makkah
Sempat Guyon: Awas Kowe Yo, Mari Ngene tak Tinggal Dewi Mariyam, 63, jamaah calon haji (CJH) asal Dusun Krajan RT 01, RW 05, Desa/Kecamatan Rogojampi, yang meninggal akibat serangan jantung di Tanah Suci Makkah Sabtu lalu (12/9) menyisakan duka mendalam bagi keluarga. Selama ini keluarga tidak tahu bahwa Mariyam memiliki penyakit jantung. DEDY JUMHARDIYANTO, Rogojampi DEWI Mariyam, 63, bersama suaminya, M. Saparin, 65, ternyata rumahnya sudah pindah. Saat mendaftar haji pada tahun 2010, pasangan paro baya itu tinggal di Desa Patoman, Kecamatan Rogojampi. Tetapi, sejak tahun 2012 lalu mereka pindah ke Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Rogojampi. Meski tergolong baru di Desa Rogojampi, mencari rumahnya tidak terlalu sulit. Pegawai Desa Rogojampi ternyata cukup mengenal pasangan CJH tersebut. Rumah Saparin dan Dewi Mariyam berada di tepi jalan raya menuju Dusun Pancoran, Desa Karangbendo, Kecamatan Rogojampi. Saat Jawa Pos Radar Genteng tiba di rumah duka, ada empat motor parkir di halaman rumahnya. Rumahnya tergolong sederhana dengan ukuran sekitar delapan meter kali tujuh meter. Di dalam rumah tampak ada beberapa perempuan berkerudung sedang berbincang. Tidak jelas apa yang diperbincangkan, tapi sepertinya cukup serius. Ketika Jawa Pos Radar Genteng datang, salah satu dari perempuan itu beranjak berdiri dan meminta masuk. “Silakan duduk,” pinta Riza Qurotu’aini,
DEDY JUMHARDIYANTO/JPRG
BERDUKA: Kasriyani, anak angkat Dewi Mariyam, menunjukkan KTP dan foto Dewi Mariyam bersama M Saparin kemarin (14/9).
32, anak kandung pasangan almarhumah Dewi Mariyam dan M. Saparin. Suasana duka terlihat di rumah CJH yang meninggal di Makkah pada Sabtu (12/9) lalu itu. Di ruang tamu yang tidak terlalu lebar tidak terlihat ada meja dan kursi. Semua tamu yang datang duduk lesehan beralas tikar. Di atas tikar ada suguhan kue kering dan air mineral. “Ada beberapa firasat, tapi kami tidak sadar,” cetus Riza Qurotu’aini. Sepekan sebelum berangkat haji pada Senin (24/8), ibunya, Dewi Mariyam, sempat mengatakan sesuatu yang tidak lazim kepada putranya, Mohammad Haidar, 10. “Anak saya itu diasuh oleh ibu,” terangnya. Saat itu ibunya ingin memeluk putranya. Tidak biasanya, anaknya itu menolak. Mungkin guyon atau tidak, tanpa sadar ibunya menyampaikan akan pergi meninggalkannya. “Awas kowe yo, mari ngene tak tinggal (Awas kamu ya, habis ini saya tinggal),” kata Riza menirukan pernyataan ibunya. Awalnya pernyataan itu dianggap biasa. Tetapi, setelah ada kabar ibunya dirawat di rumah sakit karena serangan jantung dan akhirnya meninggal, dirinya baru sadar bahwa kepergian yang dimaksud itu adlah meninggal dunia. “Kami juga getun sekali,” ujarnya. Selain itu, keluarga juga heran saat ibunya berangkat haji itu, kartu tanda penduduk (KTP) miliknya tertinggal di lemari rumah. “KTP-nya saya temukan di rumah saat bersih-bersih,” cetusnya dengan mata berkacakaca. KTP milik ibunya itu ditemukan sehari sesudah pemberangkatan CJH Banyuwangi. Saat ditemukan, posisi kedua orang tuanya berada di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya. “Sempat akan kita antar ke Surabaya, kata ibu tidak perlu, ya sudah tidak jadi,” ungkapnya. Ibunya juga sempat menunjukkan sikap aneh. Sepekan sebelum pemberangkatan, ibunya mengajak ayahnya,
Mohammad Saparin, foto bersama di studio foto mengenakan pakaian ihram. “Foto itu awalnya untuk membuat spanduk, tapi karena meninggal, tidak tahu jadi buat apa tidak,” katanya sambil mengusap air mata di pipi. Sebelum kedua orang tuanya berangkat ke Tanah Suci, keluarga justru mengkhawatirkan kondisi ayahnya, Mohammad Saparin. Sebab, sebelum pemberangkatan, ayahnya sempat masuk rumah sakit akibat penyakit paru-paru. Bahkan, sejak setahun lalu ayahnya sering kali keluar-masuk rumah sakit akibat penyakit jantung dan stroke ringan. Sejak menderita stroke ringan, daya ingat ayahnya menurun drastis. Sehingga, sulit mengingat sesuatu yang baru disampaikan. “Sejak awal kami justru kepikiran kondisi ayah, karena kesehatannya sering naik-turun,” katanya. Namun, takdir berkata lain. Ibu kandungnya yang terlihat sehat dan belum pernah mengalami gangguan kesehatan justru terkena serangan jantung dan meninggal saat berada di Tanah Suci. Pihak keluarga baru mendengar berita duka itu pada Sabtu (12/9) pukul 16.30 atau sekitar pukul 12.00 waktu Saudi Arabia. “Saya dengar dari dokter Nizam, petugas medis Banyuwangi yang mendampingi ibu sakit waktu di Tanah Suci,” terangnya. Semua keluarga telah ikhlas dengan ibunya yang meninggal, dan menerima jika jenazahnya dimakamkan di Saudi Arabia. Saat ini yang menjadi beban pikiran keluarga adalah ayahnya. Untuk menjaga kondisi kesehatan, keluarga sudah berkomunikasi dengan pihak KBIH dan medis agar tidak memberitahukan bahwa istrinya telah meninggal. “Jadi ayah tidak tahu jika ibu sudah meninggal. Saya khawatir kalau tahu akan mengganggu ibadah hajinya dan kesehatannya,” dalihnya. (c1/abi)
Mantan TKI Tampung 200 Anak Asuh Membangun Gedung Rp 1 Miliar tanpa Bantuan Pemerintah CLURING - Para tenaga kerja Indonesia (TKI), terutama yang bekerja di Taiwan, ternyata selama ini telah banyak berbuat untuk masyarakat Bumi Blambangan. Melalui Warga Muslim Indonesia Taiwan-Ikatan Keluarga Banyuwangi (WMIT-Ikawangi), mereka mengasuh 200 anak yatim dan kurang mampu. Ratusan anak itu ditampung di pondok pesantren Baitus Salam, Dusun Simbar II, Desa Tam-
po, Kecamatan Cluring. Mereka semua, ditampung di asrama yang dibangun oleh WMITIkawangi dengan menghabiskan dana Rp 1 miliar. Gedung yang dibuat asrama 200 anak yatim dan kurang mampu itu, luasnya sekitar dua hektare. Bangunan itu, mulai dikerjakan pada tahun 2011 dan selesai pada tahun 2014. “Pembangunan asrama habis Rp 1 miliar,” ujar ketua Yayasan WMIT- Ikawangi, Topan Hadi Sucipto. Seluruh biaya pembangunan gedung panti asuhan itu, jelas dia, murni dari iuran WMITIkawangi, dan tidak ada tambahan dari pemerintah sepeser
pun. “Dana Rp 1 miliar itu digunakan untuk pembangunan fasilitas asrama putra dan putri, masjid, gedung sekolah, dan kantor. Dari 200 anak yang tinggal dan menetap di asrama, jelas dia, hanya sebagian anak yatim. Sedang sebagian lagi, dari anak yang kurang mampu. “Khusus anak yatim biaya pendidikan dan biaya hidup ditanggung penuh oleh yayasan, kalau anak dari keluarga tidak mampu tetap membayar tapi seikhlasnya,” cetus mantan TKI Taiwan itu. Hingga saat ini, biaya operasional panti asuhan itu masih mengandalkan bantuan para donatur
dari WMIT-Ikawangi di Taiwan. Agar dipercaya oleh donatur dan memudahkan komunikasi dalam laporan pertanggungjawaban, maka dibentuk yayasan. “Semua pengurus yayasan mantan TKI Taiwan,” sebutnya. Dengan kepedulian menyantuni anak yatim dan duafa melalui panti asuhan itu, para pekerja ingin membuktikan pada masyarakat dan pemerintah, bahwa buruh migran turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa dan peduli pada sesama. “Panti asuhan ini menjawab anggapan miring sebagian masyarakat tentang TKI selama ini,” ungkapnya. (ddy/c1/abi)
Produksi Udang Banyuwangi Tetap Tumbuh ■ REVITALISASI...
Sambungan dari Hal 33
Suryono menegaskan, pengusaha tambak tidak bisa lagi mempertahankan sistem tradisional karena iklim yang mudah berubah dan bisa mempengaruhi ekosistem tambak. Ekosistem tambak yang terganggu akan mengancam populasi udang dengan
timbulnya beragam penyakit udang. Meski realisasi revitalisasi berjalan lamban, produksi udang Banyuwangi tetap tumbuh. Hingga akhir Agustus Dinas Kelautan dan Perikanan mencatat produksi udang mencapai 7.300 ton lebih dengan nilai jual produksi mencapai Rp 400 miliar lebih (Rp 55-70 ribu per kg). “Itu hasil dari 1.380 hektare tambak udang di Banyuwangi,”
ujar Suryono. Meski luas tambak Banyuwangi lebih sempit dibanding daerah-daerah sekitar pantura, tapi produksi udang di Banyuwangi melimpah bahkan mampu menyumbang 30 persen kebutuhan Jawa Timur. “Sekitar 50 persen produksi udang Banyuwangi diserap pasar lokal. Sisanya diekspor,” ungkap Suryono. (cin/c1/afi)
Minta Penyelenggara Pilih EO yang Profesional ■ SURFER...
Sambungan adari Hal 36
“Jadi, mengerti penyelenggaraan berkualitas apa tidak,” katanya. Rakih mengaku, beberapa hari lalu ada kunjungan dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Banyuwangi. Tetapi, dalam kunjungan itu belum ada
kejelasan terkait mekanisme kegiatan lomba tersebut. “Datang cuma lihat pantai,” cetusnya. Sementara itu, di tempat terpisah, Alix Ing, salah satu penggiat surfing Pulau Merah mengungkapkan, dalam kompetisi surfing nanti keterlibatan potensi lokal dan warga yang sehari-hari berada di Pulau Merah harus menjadi perhatian pihak penyelenggara.
“Tuan rumah mestinya dilibatkan dan segera disentuh,” jelasnya. Koordinasi dengan kelompok masyarakat (pokmas) dan surfer di Pulau Merah harus segera dilakukan secepat mungkin. Sehingga, pihaknya juga segera bisa membantu yang diperlukan. “Kami bisa promosi kepada para surfer internasional,” katanya. (sli/c1/abi)
Pernah Membobol Konter Ponsel ■ REMAJA...
Sambungan adari Hal 36
“Buntelan serban itu ternyata berisi uang logam dan pecahan kertas,” ungkapnya. Lantaran gerakannya mencurigakan, pelaku langsung dibawa ke polsek, termasuk buntelan serban yang berisi uang receh tersebut. Setiba di polsek, tersangka terlihat bingung ditanya
terkait asal-usul uang yang dibawa itu. “Akhirnya dia mengaku baru mencuri uang di kotak amal musala,” katanya. Hasil pemeriksaan, jelas kapolsek, tersangka bukan pemain baru. Sebelumnya, dia pernah membobol konter hand phone (HP) di wilayah Kecamatan Genteng. “Pelaku ini residivis, pernah dihukum juga,” ujarnya.
Menurut kapolsek, pelaku mencuri uang di kotak amal Musala Al-Hidayah itu dengan cara merusak dan mencongkel jendela. Setelah berhasil masuk, dia merusak kotak amal dan menguras habis uang di dalamnya. Selanjutnya, uang itu dibuntel serban. “Tersangka kita jerat Pasal 363 dan 362 KUHP dengan ancaman maksimal 12 tahun penjara,” cetus Kapolsek Ali. (ddy/c1/abi)
Bebas Serangan Hama Tikus ■ PASANG...
Sambungan adari Hal 36
Menurut Muadim, saat ini para petani yang tergabung dalam kelompok tani tengah membudidayakan burung hantu (Tyto alba) sebagai predator tikus. Dengan larangan itu, upaya warga memberantas tikus secara alami berjalan efektif. “Dulu banyak burung hantu yang diburu dan mati ditembak,” katanya. Akibat aksi perburuan liar itu, kelompok
tani yang mengembangkan burung hantu terancam merugi. Sebab, membeli satu pasang burung hantu butuh biaya hingga Rp 2 juta. “Kita buat kandang burung (pagupon) di tengah sawah itu untuk mengusir tikus di sawah,” ujarnya. Pengembangan burung hantu di persawahan itu, terang dia, sudah berjalan sejak tahun 2013. Hasilnya, terang dia, cukup efektif dalam membantu petani memerangi hama tikus. Burung hantu itu, jelas dia, bisa membunuh hingga 25 ekor per malam.
“Penglihatan burung hantu tajam dan mampu mendeteksi dan memburu tikus jarak jauh,” jelasnya. Pemanfaatan burung hantu untuk mengusir tikus itu bisa menghemat biaya dan tenaga. Saat ini di desanya sudah berdiri sekitar 29 pagupon. Satu pagupon bisa memantau lahan persawahan sekitar dua hektare. “Dengan adanya larangan berburu burung hantu, maka sejak tahun lalu Desa WringinRejo sudah bebas dari serangan hama tikus,” tandasnya. (ddy/c1/abi)
Masih Ada Waktu Sepuluh Hari ■ PENJUALAN...
Sambungan adari Hal 36
Untuk dijadikan kurban, harga kambing rata-rata sekitar Rp 1,5 juta. “Harga masih biasa, tapi pembeli tidak ada,” katanya. Atim menduga, sepinya pembeli kambing
untuk kurban itu akibat faktor ekonomi. Selain itu, musim kekeringan juga menjadi salah satu penyebab warga enggan membeli kambing. “Sekarang cari rumput susah, jadi malas membeli kambing kurban sekarang. Kan masih lama,” ujarnya. Pedagang kambing lain, Kateni, 47, warga
Desa Sumbermulyo, Kecamatan Pesanggaran, menyampaikan sampai saat ini penjualan kambing memang masih sepi. Dia hanya bisa berharap penjualan kambing ramai mendekati Idul Adha. “Sekarang masih murah. Kalau mendekati Idul Adha ya akan naik,” ungkapnya. (sli/c1/abi)
DEDY JUMHARDIYANTO/JPRG
RUKUN: Anak-anak panti asuhan berlatih di depan asrama yang dibangun para mantan TKI asal Taiwan di Dusun Simbar II, Desa Tampo, Kecamatan Cluring, Banyuwangi, kemarin (14/9).
RADAR BANYUWANGI
Jawa Pos
Selasa 15 September 2015
BERITA UTAMA
39
Bram: Tenang, Pemda Bisa Sulapan n PULAU... Sambungan dari Hal 29
Dia berharap pihak terkait segera mengambil langkah nyata untuk mengatasi persoalan tersebut. Yazak juga menghendaki kehadiran mobil pengangkut sampah. “Kalau dibiarkan terus akan jadi apa tempat ini. Harus segera ada penanganan,’’ harapnya. Hal senada disampaikan salah satu pengelola home stay, Bagus Prihandoyo. Menurutnya, wisatawan mancanegara yang menginap di tempatnya selalu mengeluhkan tumpukan sampah itu. “ Wisatawan selalu mengeluh, Pak,” ucapnya. Dia berharap lokasi pembuangan sampah dipindah di lokasi di luar kawasan pantai. Menurut Bagus, selain merusak keindahan, jika dibiarkan maka sampah itu akan menjadi tum-
buhan plastik yang muncul di pasir laut. “Kalau environment harus kita jaga, itu bisa merusak keindahan pasir,” ucapnya. Bagus membandingkan dengan tempat tinggalnya dulu di kawasan Senggigi, Lombok. Di sana TPSA terdekat dengan lokasi utama wisata berjarak 15 Km. Menurutnya, solusi paling memungkinkan adalah membuka lahan di areal hutan. “Kalau kita mau bersih paling bisa ya di hutan,” imbuhnya. Sementara itu, Eko Suhendro dari Pokmas Wisata Pulau Merah mengatakan pihaknya membenarkan adanya persoalan sampah itu. Dia menegaskan, sampah tersebut berada di lokasi pembuangan sementara. “Yang jelas masyarakat sudah memiliki kesadaran terhadap sampah,” ucapnya. Lebih lanjut Hendro menerang-
kan, sampah dari warung dan sisa aktivitas wisata saat ini terpaksa dibuang di lokasi tersebut karena lokasi pembuangan akhir belum tersedia. ”Pihak Perhutani belum menyediakan tempat,” katanya. Terkait penanganan sampah, pihak pokmas mengaku sudah mengupayakan sejak setahun lalu. Saat itu pihaknya mengajukan beberapa sarana untuk menangani sampah. Selain belum dipenuhi, lokasi yang disiapkan juga belum ada. “Sejak setahun lalu sampah kami anggap urgen,” terangnya. Menanggapi keluhan wisatawan, Perhutani melalui KBM Wijasling 2 Jawa Timur, Edi Prasetyo Utomo, mengatakan penanganan sampah ini telah menjadi bahan pembicaraan pihaknya bersama pemerintah kabupaten. “Itu su-
dah kita tindak lanjuti dalam forum bersama,” ujarnya. Pihaknya tak mau dibilang membiarkan permasalahan itu. Sebab, semua memang harus melalui mekanisme tertentu. “Bukan tidak ada gerakan,” jelasnya. Dalam pertemuan itu telah muncul gagasan membuang sampah di kawasan Banyuwangi Selatan. “Keduanya sudah merencanakan. Pak Sekda sudah meminta di Banyuwangi Selatan ada tindak lanjut,” terangnya. Plt. Kepala Dinas kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi M. Yanuarto Bramuda mengatakan, persoalan itu memang sudah menjadi bahan diskusi. Dia mengungkapkan, pihak terkait tidak mungkin mengangkut sampah dari PM ke TPSA Bulusan. Selain faktor jarak yang terlalu jauh, di Bulusan juga sudah penuh. “Su-
Jalankan Juknis dari Pusat n MAYORITAS... Sambungan dari Hal 29
Berdasar pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi, hanya beberapa sekolah yang sudah memasang secara detail rencana penggunaan dana sekolah yang di dalamnya termasuk dana BOS tersebut. Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Sulihtiyono, mengaku sudah memerintahkan pihak sekolah membuat papan berisi rencana penggunaan dana BOS. Tujuannya, selain melihat progress dan visi sekolah berdasar program yang dibuat, juga dapat menciptakan transparansi antara sekolah dan wali murid terkait pemanfaatan dana. Papan tersebut diletakkan di depan sekolah agar mudah dilihat. Terkait beberapa papan yang be-
lum terpasang, Sulih mengatakan akan memeriksa kembali. “Kita sudah perintahkan. Selain itu, ini juga masuk dalam petunjuk teknis (juknis) pengelolaan dana BOS. Jika ada pemeriksaan, sekolah yang tidak memasang bisa kena sanksi,” terangnya. Kepala SDN 4 Penganjuran, Setyaningsih, menambahkan bahwa dari awal pencairan dirinya sudah menyiapkan papan berisi rincian RAPBS. Selain mengikuti instruksi kadispendik, hal itu menurutnya mengurangi pertanyaan dari orang tua siswa. “Orang tua tahu transparansi dana dan program sekolah yang ada,” kata Setyaningsih. Sementara itu, Kepala SMPN 1 Giri, Sulhan, mengatakan bahwa dalam kurun waktu tertentu papan yang berisi RAPBS
di sekolahnya diperbarui. Kebetulan pada pencairan triwulan ketiga ini ada beberapa poin dari program sekolah yang ditambahkan, sehingga dirinya masih menunggu rapat usai untuk memasang kembali papan informasinya. “Kita ganti terus jika memang ada program baru. Tapi nanti sebelum akhir bulan sudah jadi,” ujarnya. Berbeda dengan Sulhan, papan pengumuman RAPBS di SMPN 1 Banyuwangi hanya berisi program-program makro. Rinciannya, menurut Samsuddin Ali, kepala SMPN 1 Banyuwangi, ditulis di papan selanjutnya. “Memang sudah juknis dari pusat, terutama terkait penggunaan dana BOS. Nanti posisinya akan kita sesuaikan sehingga mudah di lihat,” terang Samsuddin.
Sekretaris Dispendik Banyuwangi, Dwi Yanto, menjelaskan bahwa setiap tingkat jatah dana BOS yang diperoleh sekolah berbeda. Tingkat SD Rp 800 ribu per siswa, SMP Rp 1 juta per siswa, dan SMA Rp 1,5 juta per siswa. Dana itu digunakan untuk membiayai operasional pendidikan siswa selama satu tahun. Besaran yang diterima sekolah juga berbeda. Tergantung apakah sekolah sudah meng-entry keseluruhan dapat pokok pendidik (Dapodik) atau tidak. “Kalau sekolah memasukkan dapodik semua siswanya, ya semua dapat. Tapi yang tidak ya tidak. Pemasangan papan perlu dilakukan supaya orang tua bisa melihat belanja langsung dan tidak, mana program yang dibiayai BOS dan tidak,” jelas Dwi. (fre/c1/aif)
Waspadai Modus Penipuan Crane Jatuh n MULAI... Sambungan dari Hal 29
Dalam hal ini Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) yang berwenang memutuskan bisa-tidaknya jamaah ikut safari wukuf. Kriteria yang dapat disafariwukufkan, antara lain jamaah dengan gangguan jiwa berat, jamaah dengan penyakit jantung stadium 3-4, dan patah tulang tungkai bawah yang tidak dapat berjalan. Selain itu, jamaah yang men-
derita stroke kurang dari tujuh hari, jamaah dengan penyakit seperti angina pectoris, acut miocard infark, dan jamaah yang pada saat pelaksanaan wukuf masih dirawat di BPHI maupun RS Arab Saudi. Menurut Siti Munawaroh selaku TKHI paramedis yang bertanggung jawab melakukan pendataan jamaah di kloter sembilan, ada lima jamaah yang akan didaftarkan safari wukuf. Sementara itu, hingga berita ini ditulis jumlah jamaah kloter dela-
pan dan sepuluh yang akan mengikuti safari wukuf belum bisa dikonfirmasi Jawa Pos Radar Banyuwangi. Salah satu petugas haji Banyuwangi, Juhdy, mengingatkan agar keluarga yang berada di tanah air berhati-hati menerima informasi dari orang tidak dikenal terkait musibah tumbangnya crane di Masjidilharam. Di beberapa daerah di Indonesia merebak modus penipuan yang mengatasnamakan polisi atau petugas yang memberi tahu bahwa jamaah
haji mengalami kecelakaan dan minta ditransfer uang. Rutinitas jamaah Banyuwangi di Makkah masih seperti biasa, yakni salat di Masjidilharam, tawaf sunah, dan beberapa masih berburu oleh-oleh untuk keluarga di tanah air. Perlu diketahui, wukuf di Arafah akan dilakukan pada tanggal 9 Zulhijah 1436 H atau bertepatan pada hari Rabu (23/9), dan Hari Raya Idul Adha pada Kamis (24/9). (cin/c1/aif)
Pemenang Lomba Segera Diumumkan n PILIH... Sambungan dari Hal 29
juri kesulitan menentukan pemenang. Ketua panitia lomba fotogenik anak nuansa merahputih kemerdekaan, Benny siswanto mengatakan, penilaian
foto dilakukan karena penayangan foto peserta hampir habis. “Maka, tugas tim juri kemarin adalah menilai dan menentukan siapa yang bakal menjadi pemenang” jelas Benny. Benny menambahkan, pemenang lomba fotogenik anak
nuansa merah-putih kemerdekaan akan segera diumumkan setelah masa penayangan foto peserta di JP-RaBa selesai. “Jadi, silakan simak terus koran Jawa Pos Radar Banyuwangi. Siapa tahu putra-putri tercinta Anda menjadi juara dalam
even ini,“ kata Benny. Event fotogenik anak nuansa merah-putih kemerdekaan ini digelar Jawa Pos Radar Banyuwangi dalam rangka memeriahkan HUT ke-70 Republik Indonesia yang didukung Radio Vis FM Banyuwangi. (*/c1/aif)
Surga Tersembunyi di Pesanggaran n BERADA... Sambungan dari Hal 29
Jalan yang dilewati juga tidak sulit karena banyak penunjuk jalan yang menunjukkan arah ke Teluk Hijau. Selain bisa lewat darat, pengunjung sebenarnya bisa melewati jalur laut menggunakan perahu nelayan dari Pantai Rajegwesi menuju Teluk Hijau. Kalau naik perahu menuju Teluk Hijau, hanya membutuhkan waktu kurang-lebih 10 menit saja sudah sampai. Namun, tim ekspedisi memilih menggunakan jalur darat. Karena kami yang beranggota Pimred JP-RaBa Bayu Saksono, Kabiro JP-Radar Genteng Agus Baihaqi, pemasaran Gerda Sukarno, Wahyu Nugroho, Thomi Sila, fotografer Rendra Des Kurnia, serta wartawan Taufik Ferdiansyah dan Ali Nurfatoni, menggunakan mobil untuk menuju Teluk Hijau. Jalan yang kami lalui mulai Pantai Rajegwesi sampai Teluk Hijau masih belum beraspal. Bahkan, jalan yang kami lewati bukan hanya sekadar tanah biasa, melainkan bebatuan yang membuat kami di dalam kendaraan bergoyang-goyang tak karuan saat melintasi jalan menuju Teluk Hijau ini. Tidak jauh dari Teluk Hijau ada sebuah tempat parkir bagi para pengunjung. Semua pengunjung harus berjalan kaki untuk menuju ke pantai. Jalan yang kami
lalui pun cukup ekstrem, yakni melewati sebuah bukit, karena letak Teluk Hijau ini sendiri ada di balik bukit. Jarak yang harus ditempuh dengan berjalan kaki melewati bukit juga lumayan jauh, yakni sekitar 2 Km. Selama perjalanan kami tidak hanya melewati sebuah hutan saja, tapi harus melewati sepanjang pantai yang ada di Teluk Hijau. Pantai pertama yang kami lewati adalah Pantai Batu. Di pantai ini cukup unik sekali, sebab jika biasanya pantai itu berpasir tapi lain dengan pantai ini. Hamparan pasir hampir pasti tidak ada, hanya hamparan batu saja di sana. Ini yang membuat pantai ini dinamakan Pantai Batu. Setelah sekitar setengah Km dari Pantai Batu, akhirnya kami sampai di Teluk Hijau. Sungguh indah pantai ini. Teluk Hijau memiliki keunikan pasir putih yang halus dan mudah melekat di kulit. Teluk yang memiliki panorama air laut berwarna hijau dengan hamparan pasir putih. Di ujung barat dan timur juga terdapat batu karang. Memiliki air laut yang jernih dan berwarna kehijauan. Suasananya juga asri membuat siapa pun yang melihatnya merasa kagum. Di sini pengunjung bisa berenang atau sekadar bermain air pantai. Nah, di Teluk Hijau ini juga terdapat sebuah air terjun air tawar dengan debit yang sedang. Air terjun ini biasa dipakai untuk bilas para badan pengunjung
selepas berenang di pantai. Para pengunjung yang mandi di air terjun bisa menikmati guyuran air tawar sambil menikmati pemandangan laut dan pasir putih di Teluk Hijau. Ombak laut yang ada di Teluk Hijau ini juga sangat aman digunakan untuk berenang. Sebab, ombak di Teluk Hijau tidak terlalu besar. Banyaknya bukit karang di sekeliling pantai membuat deburan ombak di Teluk Hijau ini lebih kalem dibandingkan ombak pantai yang ada di Laut Selatan lainnya. Tidak hanya pemandangan pantai saja yang bisa dinikmati di Teluk Hijau ini. Karena di sini adalah kawasan Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) tentunya hewan-hewan khas hutan masih banyak dijumpai di pantai ini. Jika beruntung, pengunjung bisa menemui burung rangkok maupun elang terbang bebas mencari makan di pohonpohon besar yang ada di Teluk Hijau. Karena ini hutan, tentunya di Teluk Hijau juga masih banyak monyet liar yang berkeliaran di sekitar pantai. Sungguh indah pantai di Teluk Hijau ini. Bisa dikatakan Teluk Hijau adalah sebuah surga tersembunyi yang ada di Kecamatan Pesanggaran. Letak Teluk Hijau yang ada di pelosok pedesaan ternyata tidak membuat kawasan ini sepi dari pengunjung. Apalagi di hari libur, para pengunjung lokal maupun luar
kota Banyuwangi juga banyak yang datang ke Teluk Hijau. Wisatawan mancanegara pun demikian. Sebenarnya, pemandangan Teluk Hijau sendiri bisa dinikmati tanpa harus melewati bukit. Dari atas bukit saja pemandangan dari hijaunya air laut yang ada di Teluk Hijau sudah bisa terlihat. Di sebelah Teluk Hijau juga ada sebuah teluk lain dengan nama Teluk Damai. Teluk itu juga sama seperti Teluk Hijau, hanya saja letaknya yang berbeda. Berkunjung ke Teluk Hijau rasanya seperti berada di Finn’s Beach Club yang terletak di kompleks Semara Uluwatu (Semara Luxury Villa Resort), di Ungasan, Bali. Letak pantainya berada di belakang tebing. Ada lift khusus yang akan mengantarkan pengunjung ke lokasi Finn’s Beach Club di bagian bawah Villa. Yang khas dari Finn’s Beach adalah pantai dengan karangkarang yang rendah namun jelas terlihat di kala air pantai surut. Puas menikmati Teluk Hijau, kami pun bergegas untuk melanjutkan tujuan akhir kami di Ekspedisi Jelajah Pantai Timur Jawa ini, yakni Pantai Sukamade. Menuju Pantai Sukamade, kami akan berangkat bareng bersama rombongan dari Jatim Fortuner Club (JFC) yang telah menunggu kami untuk berangkat bersama menuju Pantai Sukamade. (c1/aif/bersambung)
dah overload di Bulusan,” ucapnya. Bram menegaskan, seluruh keputusan terkait wisata Pulau Merah saat ini harus berdasar keputusan bersama. Salah satu upaya yang telah dilakukan adalah mengang-
garkan kendaraan angkutan ukuran kecil. “Motor roda tiga sudah kita anggarkan,” ungkapnya. Meski sebentar lagi Pulau Merah menjadi lokasi even surfing skala internasional, Bram belum
memiliki kejelasan terkait persoalan sampah. Meski begitu, pihaknya telah memiliki persiapan mengatasi hal tersebut. “Tenang, pemda ini bisa sulapan,” cetusnya. (sli/c1/aif)
Pemeriksaan Libatkan Reskrim Polres n PANGGIL... Sambungan dari Hal 29
Untuk mengusut tuntas kejadian yang merenggut nyawa siswa kelas 4 SDN IV Singotrunan tersebut, polisi melakukan sejumlah langkah. Selain menggelar olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi juga meminta keterangan sejumlah saksi. Saksi yang dimintai keterangan tidak hanya berasal dari pihak perusahaan, juga ada saksi yang berasal dari keluarga korban. Kakak korban, Rio Firmansyah, 12, juga dikorek keterangannya. Kapolsek Banyuwangi AKP Ketut Redana mengatakan, pemanggilan itu merupakan langkah awal untuk memeriksa sejumlah saksi yang berkaitan dengan kasus tewasnya Bagus. “Pihak perusahaan (PT. KBR) juga kita mintai keterangan,” kata Ketut. Pihak perusahaan yang dihadirkan, di antaranya Satpam PT. KBR yang bertugas saat kejadian. Beberapa pegawai juga dimintai keterangan. Mereka diperiksa seputar insiden yang mengakibatkan Bagus Hendarto berada di sekitar pabrik dan akhirnya ditemukan meninggal di area limbah. Selain pihak perusahaan, polisi juga memeriksa keterangan kakak korban, Rio Firmansyah. Sebelum kejadian, Rio diduga bersama adiknya. “Semua kami periksa agar jelas duduk masalahnya,” ujarnya singkat. Disinggung soal adanya unsur kelalaian dalam perkara tersebut, Ketut belum berani berargumen lebih jauh. Pihaknya masih menunggu pemeriksaan rampung. Sampai saat ini dan beberapa hari ke depan pemeriksaan dijadwalkan masih berlangsung.
Setelah semua saksi selesai dimintai keterangan, penyebab pasti insiden maut tersebut akan diketahui. Dalam perkara tersebut pihaknya akan berkomunikasi dengan Satreskrim Polres Banyuwangi. “Kami nggak mau menebak-nebak. Semua harus jelas. Biarkan dulu pemeriksaan selesai,” pintanya. Diberitakan sebelumnya, Bagus Hendarto, 10, warga Lingkungan Argopuro, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, ditemukan tewas di kolam limbah PKBR. Peristiwa nahas itu bermula saat Bagus bermain bola bersama kakak kandungnya, Rio Firmansyah, 12, dan teman-temannya di lingkungan PT. KBR Sabtu (12/9) sore. Kematian Bagus Hendarto, 10, siswa kelas 4 SDN 4 Singotrunan, yang meninggal akibat tercebur di kolam pengolahan limbah PT. Kertas Basuki Rahmat (KBR) dianggap usai oleh pihak keluarga. Kemarin (14/9) saat Jawa Pos Radar Banyuwangi (JPRaBa) menghubungi Selamet Sahroni, ayah kandung korban, dia mengatakan masalah itu sudah usai. Dia mengaku tidak ingin permasalahan tersebut diperpanjang. Ketika JP-RaBa mengajukan pertanyaan via telepon kepada Selamet, tampak bapak empat anak tersebut sedikit ketakutan dan berusaha me-loud speaker suara teleponnya. “Masalahnya sudah selesai. Sudah damai. Tadi sudah diberi uang santunan disaksikan beberapa orang, termasuk polisi,” tegas Selamet. Berdasar keterangan Misyati, ibu kandung Bagus, pada Minggu (13/9) malam perwakilan PT. KBR datang ke rumahnya. Saat itu perwakilan pabrik tempat tewasnya anak keempatnya itu menawarkan
uang santunan Rp 10 juta kepada orang tua korban. Namun, karena tidak ada saksi, Misyati menyebut suaminya malam itu menolak uang tersebut. Keesokan harinya, sekitar pukul 13.00, suaminya diajak pihak pabrik kertas bersama anak ketiganya, Rio Firmansyah, 12, pergi ke kantor polisi. “Mungkin untuk ke tempat kejadian perkara atau apa saya tidak tahu. Yang jelas ada polisi sama orang dari PT. KBR yang ke sini,” kata Misyati. Terkait musibah yang menimpa anaknya, Misyati mengaku sudah ikhlas. Meskipun sebelumnya dia sempat beberapa kali lemas melihat kondisi anaknya, Misyati menerima kondisi tersebut sebagai musibah. Terakhir, Misyati menceritakan bahwa anak bungsunya tersebut kemungkinan tidak tahu tempat yang dia injak adalah kolam limbah. Menurut pengakuan anak ketiganya, Rio, lokasi tersebut dari atas tampak menyerupai tanah biasa. Padahal, di bawahnya adalah lumpur limbah yang kedalamannya sekitar enam meter. “Bagaimana lagi, musibah. Seharusnya memang di kasih pagar, saya cuma terkenang anak saya yang penurut dan rajin salat,” kenang Misyati. Sementara itu, sumber di internal PT. KBR mengatakan, sampai kemarin sore wilayah sekitar kolam limbah yang menjadi tempat kejadian perkara (TKP) masih dikelilingi police line (garis polisi). Kolam tersebut masih dikeringkan sampai pemeriksaan polisi selesai. “Sementara ada satu kolam yang tidak difungsikan, sedangkan empat kolam lain masih beroperasi,” jelasnya. (fre/nic/c1/aif )
Lambat Karena Kendala Teknis n PENGUMUMAN... Sambungan dari Hal 40
“Tujuannya, jika ada warga yang belum terdaftar dalam DPS, ada kesempatan melapor, sehingga bisa dimasukkan ke DPS perbaikan,” ujarnya. Untuk memastikan kebenaran informasi bahwa DPS Pilbup Banyuwangi 2015 belum diumumkan, Atim langsung melakukan pengecekan. Dia mengambil sampling dengan mengonfirmasi tiga Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam), yakni Panwascam Banyuwangi, Wongsorejo, dan Tegaldlimo. Hasil konfirmasi Panwascam, pemasangan pengumuman DPS rata-rata baru mulai dilakukan kemarin. Atim menegaskan, semestinya pengumuman DPS tersebut mulai dipasang 10 September lalu. “Jika sampai saat ini (kemarin) belum dipasang, kami
memerintahkan jajaran KPU sesegera mungkin mengumumkan DPS tersebut,” pintanya. Komisioner Divisi Teknis KPU Banyuwangi, Suherman, mengatakan keterlambatan pengumuman DPS tersebut terjadi akibat kendala teknis. KPU baru menerima pengiriman berkas DPS dari rekanan atau pihak percetakan pada Jumat lalu (11/9). Suherman mengatakan, pihaknya akan mengoptimalkan waktu tersisa untuk mengumumkan DPS di tingkat desa/kelurahan tersebut. Hanya saja, dia mengakui DPS tersebut mulai diumumkan sejak 10 September lalu. “Kita mengoptimalkan waktu tersisa. Masyarakat masih memiliki kesempatan memberikan tanggapan terhadap DPS yang kita umumkan itu hingga 19 September mendatang,” ujarnya. Menurut Suherman, berdasar informasi yang dia peroleh dari
Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), berkas DPS sudah terdistribusi ke masing-masing PPS. Dia juga mengaku telah menginstruksikan PPS mematuhi Peraturan KPU Nomor 4 Tahun 2015, khususnya di Pasal 13 ayat (9). Peraturan itu menyebutkan, DPS dicetak tiga rangkap untuk digunakan sebagai pengumuman di kantor desa/kelurahan, ditempel di tempat-tempat strategis, dan untuk arsip TPS. “Insya Allah hari ini sudah terpasang semua,” kata dia. Suherman berharap masyarakat proaktif memberikan tanggapan terhadap DPS tersebut. Jika sebelumnya Petugas Pemutakhiran Daftar Pemilih (PPDP) yang mendatangi masyarakat, saat ini giliran masyarakat yang harus proaktif memberikan tanggapan. “Jika dirinya atau orang terdekat belum terdaftar, segera lapor kepada PPS,” harapnya. (sgt/c1/afi)
KPU Ingin Pendataan Akurat n POTENSI... Sambungan dari Hal 40
Atim menambahkan, jika ditotal jumlah penduduk yang diindikasi terdaftar ganda maupun NIK dan KK invalid tersebut mencapai 55.782 orang. “Dari jumlah tersebut, mayoritas merupakan calon pemilih dengan NIK dan KK invalid,” cetusnya. Atim mengaku sudah menyampaikan temuan Panwaslih tersebut kepada Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam). Selanjutnya, Panwaslih menginstruksikan Panwascam segera berkoordinasi dengan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) untuk segera melakukan perbaikan. Selain itu, Atim mengaku Panwaslih sedang menyusun rekomendasi kepada KPU agar segera menindaklanjuti temuan lembaga pengawas pemilu itu. “Selagi masih ada tahap perbaikan DPS,” kata dia. Bentuk tindak lanjut yang bisa dilakukan, imbuh Atim, KPU harus melakukan verifikasi faktual di lapangan. Jika terbukti
ada calon pemilih terdaftar ganda, maka salah satu nama harus dihapus. “NIK atau KK invalid harus berkoordinasi dengan Dinas Kependudukan atau Bagian Pemerintahan di desa/kelurahan. Harapannya, ketika masuk tahap DPT, tidak ada persoalan,” pinta Atim. Lebih jauh Atim mengatakan, pihaknya juga mendapati dua TPS di wilayah Kecamatan Giri, yakni di TPS 9 dan TPS 10 Kelurahan Penataban, NIK seluruh calon pemilih yang terdaftar dalam DPS dibiarkan kosong dan terdaftar memiliki tanggal lahir yang sama. Hasil cross check petugas, ternyata dua TPS tersebut merupakan TPS di lapas. Terkait TPS yang ada di lapas itu, Panwaslih memahami, karena NIK tidak bisa diberikan. Panwas kami minta mendeteksi pemilih di lapas berasal dari desa/kelurahan mana. “Data di desa tersebut diminta dihapus karena yang bersangkutan sudah terdaftar di TPS lapas. Ini perlu dilakukan agar nama dia yang terdaftar di desa asalnya tidak disalahgunakan pihak lain untuk mencoblos,”
tegasnya. Komisioner Divisi Teknis KPU, Suherman, mengatakan pihaknya berharap Panwaslih memberikan data temuan dugaan pemilih ganda dan invalid tersebut kepada KPU. Data tersebut juga bisa diberikan kepada PPS melalui Petugas Pengawas Lapangan (PPL). Suherman berharap data pemilih yang ditengarai terdaftar ganda dan invalid tersebut harus by name by address. Sebagai penyelenggara pemilu, dia mengaku KPU ingin melakukan pendataan secara akurat. “Kita telah menginstruksikan Petugas Pemutakhiran Daftar Pemilih (PPDP) agar melaksanakan tugas sebaik-baiknya,” tuturnya. Menurut Suherman, pleno rekapitulasi DPS di masingmasing jenjang juga sudah ditandatangani petugas pengawas di semua tingkat. Meski demikian, jika ada rekomendasi dari Panwaslih untuk melakukan cross check pemilih ganda dan invalid, pihaknya siap rekomendasi tersebut. “Kalau ada rekomendasi, pasti akan kita tindak lanjuti,” tambahnya. (sgt/c1/afi)