Radar Banyuwangi | 16 November 2015

Page 1

Rujukan Informasi Terkini

SENIN 16 NOVEMBER TAHUN 2015

Eceran Rp 5.750 HALAMAN 29

Cobaan itu Bernama Hidup Lapang HIDUP ini berpasang-pasangan. Begitulah pernyataan yang sering kita dengar. Mulai dalam ceramah agama sampai ceramah ilmiah. Ada yang telaten mencatat pasangan-pasangan itu. Tapi, mungkin, banyak juga yang mencatatnya sambil lalu – di dalam otaknya. Tidak masalah. Coba sebut satu per satu pasangan-

MAN

pasangan itu! Sudah? Saya bantu menuliskannya ya: ada siang ada malam, ada gelap ada terang, ada tua ada muda, ada lelaki ada perempuan, ada pintar ada bodoh, ada hidup ada mati, ada kalah ada menang, dan masih banyak lagi yang lainnya (silakan diingat-ingat dan dicatat sendiri ya!). Tak mungkin menyebutkan semuanya di sini.

NAHNU

Oleh SAMSUDIN ADLAWI 39

Apalagi mengulasnya. Bisa bersambung-sambung sampai beberapa edisi. Saya hanya berselera membahas yang satu ini: kaya dan miskin. Sebab, pasangan itu yang paling bersentuhan dengan kita. Tapi persentase persentuhannya tidak sama dengan pasangan yang lainnya. Pasangan yang satu ini terasa akrab dengan kehidupan kita. Bahkan,

RENDRA KURNIA/RABA

HASIL EKSPEDISI: Pemred JP-RaBa Bayu Saksono memaparkan isi buku hasil ekspedisi jelajah Pantai Timur Jawa di gedung Toyota Auto2000 Jalan S. Parman 28 Banyuwangi, kemarin.

Bikin Penasaran

BANYUWANGI – Master buku Jelajah Pantai Timur Jawa kerja bareng Jawa Pos Radar Banyuwangi dengan Toyota Auto 2000 Banyuwangi dipaparkan kepada tamu undangan, kemarin. Paparan yang berlangsung di kantor Toyota Auto 2000 Banyuwangi itu diikuti berbagai kalangan. Ada pengusaha hotel dan rumah makan, fotografer, pejabat, dan agen travel wisata. Paparan buku jelajah Pantai Timur Jawa ini dilaksanakan sebagai bahan evaluasi maupun untuk menampung masukan agar buku jelajah Pantai Timur Jawa nanti benar-benar sempurna hasilnya. Sejak awal banyak yang penasaran tentang buku yang mengeksplore 42 pantai di Banyuwangi tersebut ■

Minimal 4 Tahun, Denda Rp 1 Miliar

RENDRA KURNIA/RABA

KALIPURO - Penyidik Satnarkoba Polres Banyuwangi terus mengebut penyidikan lima tersangka kasus narkoba yang tertangkap di tempat dugem Green Diamond dan Hotel Watudodol. Berita Acara Pemeriksaan (BAP) lima tersangka dibagi menjadi empat. Hanya BAP Sug alias Gen, 37, dan Int, 25, yang jadi satu berkas. Untuk tersangka lain, yaitu IS, 44, Hot, 33, dan Wib, 44, berkasnya sendiri-sendiri. Dari lima tersangka itu, barang bukti paling banyak didapati dari tersangka IS. Saat digeledah di ruang kerjanya, polisi menemukan seabrek barang bukti dari IS. Di kamar berukuran 3x 4 meter itu ditemukan beraneka macam narkoba ■

SEGERA DICETAK: Sebagian isi buku Jelajah Pantai Timur ditunjukkan kepada undangan yang hadir.

Materialan Proyek Resahkan Warga

Baca Minimal...Hal 39

Tak sedikit warga yang melewati jalan tersebut menemui celaka. Selain tidak ada rambu, kondisi jalan memang gelap

Materialan batu untuk perbaikan jalan maupun plengsengan seenaknya ditaruh di pinggir jalan. Kadang tumpukan material itu sampai memakan badan jalan

DOK. RABA

Ancaman hukuman minimal 4 tahun dan maksimal mati atau seumur hidup serta denda minimal Rp 1 miliar dan maksimal Rp 10 miliar” AKP AGUNG SETYA BUDI Kasatnarkoba Polres Banyuwangi

4

3 2

1

LOMBA FOTO

Baca Cobaan...Hal 39

Ancaman Hukuman Tersangka Narkoba Green Diamond

Buku Jelajah Pantai Timur

Baca Buku...Hal 39

setiap detik kita merasakannya. Baik sebagai orang miskin maupun sebagai orang kaya. Kedua status tersebut bisa mempengaruhi orang yang menyandangnya. Sering kita jumpai orang kaya merasa lebih hebat daripada orang miskin ■

Sabtu malam lalu (14/11) tiga warga Kelir, Kecamatan Kalipuro menabrak gundukan material di jalan desa setempat

Satu luka ringan, dua terpaksa dilarikan ke rumah sakit. Kejadian serupa juga terjadi di jalan raya yang menghubungkan Singojuruh-Desa Padang

REZA FAIRUZ/RABA

Tumpukan Material Proyek Makan Korban Di Desa Kelir Tiga Pengendara Sepeda Motor Terluka Parah KALIPURO – Ini peringatan bagi rekanan proyek infrastruktur agar tidak seenaknya

menaruh materialan di pinggir jalan. Garagara tumpukan materialan yang ditaruh sembarangan tersebut, sejumlah pengguna jalan kena imbasnya. Tak sedikit pengguna jalan menabrak gundukan materialan hingga terluka parah.

Peristiwa kecelakaan hampir terjadi pada malam hari. Sebab, tumpukan materialan itu tidak diberi rambu atau lampu penerang. Kejadian terbaru menimpa tiga pengendara sepeda motor di Desa Kelir, Kecamatan Kalipuro Sabtu malam kemarin (14/11).

Akibat batu proyek pembangunan plengsengan jalan yang diletakkan sembarangan itu, tiga pengendara mengalami kecelakaan. Satu orang mengalami kecelakaan ringan sehingga dapat langsung pulang ■ Baca Tumpukan...Hal 39

Kisah Penderes Pinus yang Sukses Sekolahkan Anak ke Jepang

Penghasilan Pas-pasan, Kadang Ngutang Tetangga RENDRA KURNIA/RABA

DEKAT KOTA: Wisata air Kedung Lumpang, Desa Paspan, bisa dijadikan objek lomba foto pengairan.

Hasil Jepretan Mulai Dikumpulkan Hari Ini BANYUWANGI – Sudah satu bulan panitia memberikan batas waktu bagi peserta untuk membidik objek foto dalam lomba foto yang digelar Dinas PU Pengairan. Mulai hari ini, bagi peserta 2 yang sudah memiliki 0 hasil karya foto bisa 1 langsung dikumpulkan 5 kepada panitia di kantor Foto Pengairan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan Banyuwangi atau di kantor Jawa Pos Radar Banyuwangi ■ Baca Hasil...Hal 39 http://www.radarbanyuwangi.co.id

Kerja keras serta perjuangan Bambang Sutejo, 68, ini patut kita tiru. Betapa tidak, meski taraf ekonominya tergolong pas-pasan, dia bisa menyekolahkan anakanaknya ke jenjang yang lebih tinggi. Bermodal sebagai penderes getah pinus, Bambang bisa menyekolahkan anaknya hingga ke Jepang. TAUFIK FERDIANSYAH, Kalipuro RENDRA KURNIA/RABA

ALASAN agar anak-anaknya tidak bernasib sama seperti bapaknya menjadi

KERJA KERAS: Bambang Sutejo sedang mengambil getah pohon pinus di Dusun Sumber Nanas, Kelurahan/Kecamatan Kalipuro.

faktor utama mengapa Bambang Sutejo, begitu semangat untuk menyekolahkan anak-anaknya. Bapak dua anak yang hanya bekerja sebagai tukang nderes getah pinus di wilayah KPH Perhutani Banyuwangi Utara ini ternyata mampu menyekolahkan anaknya. Anak pertama yang bernama Mulyadi, 28, merupakan lulusan dari salah satu universitas di Jepang. Untuk anak keduanya, Ahmad Fauzi,18, saat ini masih duduk di bangku sekolah kejuruan negeri di Banyuwangi. ”Pendidikan itu ternyata penting. Makanya saya sangat ingin sekali agar anakanak saya sekolah semua setinggi-tingginya. Kalau tidak berpendidikan, nanti akan seperti saya takutnya,” kata Bambang. Dia mengaku tidak menyangka sekali bisa menyekolahkan anak pertamanya Mulyadi sampai ke Negeri Sakura ■

Kekayaan Anas Rp 6,3 M, Sumantri Rp 1,2 M Ibarat bumi dengan langit!

Tumpukan material proyek makan korban Kontraktornya layak “dijewer”!

Baca Penghasilan...Hal 39 email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com


RADAR SPORT RADAR BANYUWANGI

30

Jawa Pos

Senin 16 November 2015

Kejurkab Pelajar Start 18 Desember BANYUWANGI – Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Banyuwangi selalu melahirkan atlet berprestasi. Yang terbaru, kiprah dua pesilat asal Kota Gandrung, Dita Amalia dan Umi Lailiyah, yang memastikan tiket ke putaran final PON Jabar 2016. Kiprah dua pesilat ke level Nasional itu jelas bermula dari program pembinaan yang baik. Peluang cukup kecil untuk meraih prestasi jika pembinaan tidak berjalan intensif. Salah satunya dengan mengikuti kejuaraan tingkat kabupaten yang digeber rutin oleh IPSI Banyuwangi. Ajang tersebut mampu melahirkan bibit atlet

penuh talenta. Hal itu yang diakui sekretaris IPSI Banyuwangi, Mukayin, kemarin. Dia menjelaskan, jika dalam keadaan bagaimanapun IPSI tetap menggelar kejurkab rutin setiap tahun. ‘’Kita selalu eksis,’’ tegasnya. Terbukti, antusiasme para pesilat untuk mengikuti ajang tersebut sangat besar. Saking banyaknya peserta, ajang itu sampai jebol hingga belasan hari. ‘’Peserta tembus lebih dari seribu pesilat,’’ tukasnya. Berkaca pada even sebelumnya, banyak pesilat yang masih penasaran. Untuk itu, mereka bakal tampil pada even beri-

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

STNK

Dump Truck

Honda CRV

Hlg STNK P 308 WA an Saifudin, SH, Jl. Tunggul Ametung RT. 2/3, Kebalenan

Dijual Dump Truck Mits 2 Unit Tahun 2012/2013 Hubungi 081358339500

Hlg STNK P 6561 ZA an Miswanah, Dsn. Warengan RT. 04/01, Ds. Bubuk. Rgjmpi

Toyota New Limo

Hlg STNK P 4058 ZM an As’ad Shidqy Aziz, Dsn. Krajan RT. 8/1, Ds. Sidodadi, Wngsrjo

Promo Akhir Tahun New Limo 2010 68 Jt Nego Hub: 08126086869/085736684669

kutnya. ‘’Yang kalah pada tahun lalu, pasti sangat berhasrat untuk menang tahun ini,’’ ujarnya. Persaingan menuju prestasi terbaik, masih kata Mukayin, tentu lebih ketat. Hal itu berkaca pada jumlah anggota perguruan silat di bawah IPSI Banyuwangi yang terus bertambah dari 18 menjadi 24. ‘’Itu menunjukkan kalau pencak silat di Banyuwangi semakin maju,’’ terangnya. Sementara itu, kejurkab antar pelajar itu akan dilaksanakan pada 18 Desember mendatang. Jika tidak ada kendala, even yang melibatkan peserta SD, SMP hingga SMA itu akan berakhir 27 Desember. (ton/als)

ALI NURFATONI/RaBa

KERAS: Duel kedua tim dalam pertandingan KU-14 di Lapangan Sumbersari, Kecamatan Srono.

Sempat Molor, Turnamen Usia Dini Akhirnya Diputar BANYUWANGI - Setelah tertunda, Asosiasi PSSI Kabupaten (Asskab) Banyuwangi akhirnya menggelar turnamen sepak bola yang melibatkan pemain usia dini Jumat (13/11) lalu. Ajang tersebut dipusatkan di Lapangan Sumbersari, Kecamatan Srono. Sebanyak 44 tim ikut meramaikan even pertama di tahun 2015 itu. Ada dua kelompok usia (KU) yang dipertandingkan dalam momen tersebut, yaitu KU-12 dan 14. Sebanyak 26 tim berebut juara pada KU 14. Sisanya, yaitu 18 tim, tampil pada KU-12. Semua tim itu akan berebut trofi Asskab Banyuwangi. Even yang digagas Asskab Banyuwangi itu menepis anggapan bahwa pembinaan usia dini tidak berjalan. Ternyata, ajang tersebut disambut antusias maniak bola, terutama yang memiliki tim usia dini. Ketua Asskab Banyuwangi, Muhamad Kayun Rosyid Sholeh, menyadari betul even itu sangat dinanti. Sempat tertunda dari jadwal, tapi tetap digulirkan. ‘’Pembinaan usia dini harus tetap jalan,” katanya. Dia menjelaskan, turnamen itu sebagai wahana bagi pemain usia dini. Kemungkinan besar, pemain hebat bisa lahir dari ajang tersebut. ‘’Kita semua harus memiliki semangat bertanding. Junjung tinggi sportivitas,’’ ujar Kayun. Plt Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Banyuwangi, Wawan Yadmadi, menyampaikan prestasi atlet

Banyuwangi semakin menanjak. Yang terbaru adalah dalam Pekan Olahraga Sekolah Da-

sar/Madrasah Ibtidaiyah (POR SD/MI) Jatim 2015. ‘’Peringkat dua POR SD itu prestasi yang

luar biasa. Anak-anak bisa berprestasi dengan kerja keras,” katanya. (ton/c1/als)

Tampil Proporsional dan Seksi PEREMPUAN yang cantik ini bernama Nurhayati. Usia 40 tahun, pekerjaan swasta. Perempuan ini merasa tidak percaya diri dalam berpenampilan, dengan tinggi badan 170 cm dan berat badan 80 Kg sungguh merasa tidak ideal. Padahal dalam tempat bekerja, dia dituntut agar berpenampilan menarik dan percaya diri. Sebab pekerjaan yang dilakoni berhubungan dengan banyak orang yaitu konsumen. Berat badan inilah merupakan salah satu faktor penyebab tidak pede. Namun setelah mendengar dari beberapa teman, bahwa All New Nias (cabang dari Gardenia Nias Spa Banyuwangi) mampu mengatasi berbagai keluhan kecantikan yang dialami, akhirnya perempuan yang tinggal di Jalan Perum Citra Sari Indah Denpasar ini memutuskan untuk datang ke All New Nias tanggal 10 Juli 2014. Dia mengikuti program penurunan berat badan dan setrika body. Benar saja, setelah melakukan satu kali saja terapi berat badan langsung turun sekitar 1

ISTIMEWA

Nurhayati

hingga 2 Kg. Lingkar perut pun langsung turun sekitar 2 hingga 7 cm saat terapi. Kini rasa percaya diri pun kembali tumbuh, dengan penampilan yang sudah proporsional dan seksi dan tampil percaya diri. Owner Gardenia Nias Sauna, Andriyani, SH,M.Hum mengatakan pihaknya memiliki lima perawatan, yaitu penurunan berat badan, satu kali terapi langsung

bisa turun satu hingga empat kilogram. Kedua, perawatan setrika body yaitu mengecilkan perut (body) satu kali terapi langsung turun lingkaran tubuh satu hingga 10 cm. Ketiga, setrika wajah yaitu mengencangkan wajah dan membentuk wajah. Keempat, memutihkan wajah untuk menghilangkan flex dan jerawat. Lima, memutihkan tubuh dan menghilangkan bekas luka, terapi rambut rontok (botak), juga terapi rambut uban serta terapi memperbesar payudara. Untuk mendapatkan lima perawatan ini, Gardenia Nias Sauna memberikan diskon mulai 10 hingga 50 persen. Datang dan kunjungi langsung ke All New Nias di Perum Gardenia Blok G-165 (depan Fitnes Center) Jalan S. Parman Banyuwangi buka pukul 10.00-19.00. Telepon 087862546210; 081353318838. All New Nias Denpasar di Jalan Mertanadi 97X Kerobokan Kuta Bali; Serta di Jalan Gunung Sangiang 23D Padang Sambian, Denpasar. Cabang lainnya di Jalan Teruna Jaya, Delod Puri, Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali. (*)

VIMAX KAPSUL & VIMAX OIL KANADA, BRKHASIAT UTK MEMPERPANJANG DAN MEMPER BSR Mr. P PRIA DGN CPT, KUAT, KERAS, THN LAMA & TANPA EFEK SAMPING. • OBAT MATA, MIN/PLUS, KATARAK, RABUN • PENINGGI BDN, KAPSUL UTK MENAMBAH • PEMBESAR PAYUDARA, MONTOK, PAPOSTUR TUBUH + TINGGI IDEAL 1 BLN + DAT, KENCANG 5-10 CM TANPA EFEK SMPING 185.000 • PENGHILANG BKS LUKA LAMA/BARU • PELANGSING BADAN 1 MINGGU TRN 2-3 • PENUMBUH RAMBUT BOTAK KG TANPA EFK SMPING 175.000 • PERONTOK BULU YG TDK DISUKAI • KING COBRA USA, OBT L.SYAWAT, IMPO• PERAPAT VGN WANITA TEN, EJAKULASI DINI 155.000 • PEMUTIH SELANGKANGAN/KETIAK • PEMUTIH SLRH BADAN/MUKA 165.000 • VAKUN ALAT PEMBSR PENIS 375.000 • PEMERAH BIBIR ALAMI& PERMANN BUAT LELAKI VIAGRA USA/CINA, CIALIS,VG PROGOMIE SP,VGN GETAR,VGN SUARA, WNS GETAR, VNS MJU MUNDUR, VNS 2 KEPALA, RING PENGGELI

VITOP JAYA

JL. SONGGON 15 ROGOJAMPI – BWI ST BONDO BISA DIKIRIMHP. 082 333 79 4444 PESAN DI ANTAR ONGKOS GRATIS

PEMBERITAHUAN

Dijual Honda CRV silver matic 2000cc tahun 2005, super istimewa. Hubungi 0811351093

l.com

i@gmai email : radarbw

Butuh Pasang Iklan?

PROMO

OTOMOTIF TANAH / PROPERTI ANEKA KEBUTUHAN HUBUNGI HOTLINE IKLAN

Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono Wakil Pemimpin Redaksi/Korlip: Syaifuddin Mahmud Redaktur: Ali Sodiqin, A.F. Ichsan Rasyid Staf Redaksi: Sigit Hariyadi, Niklaas Andries, Ali Nurfatoni, Chien Jullien Anisa, Taufik Ferdiansyah, Fredy Rizki Manunggal Fotografer: Galih Cokro Buwono Editor Bahasa: Minhajul Qowim Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis (Koordinator), Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja J

0333 412224

Pemasaran dan Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha Iklan: Sidrotul Muntaha, Dian Effendi Administrasi Iklan: Fitria Arifiana Event: Benny Siswanto Keuangan: Citra Puji Rahayu Kasir: Widi Ukiyanti, Piutang: Anissa Windyah Sari Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti Perpajakan: Cici Irma Setyani Corporate Lawyer Jawa Pos Group: Dr. Harris Arthur Hedar SH MH Direktur: Samsudin Adlawi

Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.

J Wartawan

IKLAN

220rb 110rb 1 kolom x 3 cm / 15x muat

2 baris / 7x muat

Promo ini tidak termasuk iklan lowongan Khusus untuk tanah, rumah, mobil, percetakan, salon, toko bangunan, bengkel, toko baju/sepatu, aneka-kebutuhan, restoran, pengobatan Jadwal pemuatannya berurutan, tidak boleh berganti materi

Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Agus Baihaqi Staf Redaksi: Shulhan Hadi, Dedy Jumhardiyanto Pengembangan Usaha: Abdul Aziz Iklan: Thomy Sila Acrhdiansyah, Eko Budiyono Pemasaran: Wahyu Nugroho Administrasi: Titin Wulandari Kantor Genteng: Ruko Madania, Jl Hasyim Asy’ari No 06 Genteng Telp : (0333) 845860

(Harga sudah termasuk PPN 10%)

Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Edy Supriyono Staf Redaksi: Nur Hariri, Habibul Adnan Fotografer: Rendra Des Kurnia Lay Out/Grafis: Pemasaran: Samsuri Administrasi: Dimas Ayu Dewi Fintari Kantor Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982.

Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.

Radar Banyuwangi menghimbau untuk waspada dan berhati-hati dalam bertransaksi. Bila Anda menerima telepon, SMS dengan mengatasnamakan petugas dari Radar Banyuwangi maka segera konfirmasi ke Radar Banyuwangi (0333) 412224. Radar Banyuwangi tidak bertanggungjawab atas semua transaksi yang terjadi selain pemasangan iklan secara resmi di Radar Banyuwangi.

J

HOTLINE IKLAN

0333 412224

Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Website: www.radarbanyuwangi.co.id. Email: radarbwi@gmail.com, beritaraba@gmail.com, artikelradarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300

Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi


SENIN 16 November

Halaman 35

TAHUN 2015

kebakaran

NUR HARIRI/JPRS

Petugas pemadam dan warga sekitar berusaha memadamkan api yang membakar rumah Ibu Beng, di Desa Curahjeru.

Bantu Tetangga, Rumah Terbakar PANJI – Kebakaran rumah terjadi di Desa Curah Jeru Barat, RT 2 RW 10, Kecamatan Panji. Api yang membakar setengah bagian rumah belakang milik Ibu Beng, 50, warga setempat dipastikan gara-gara tungku di dapur rumah yang tidak dimatikan. Kepastian ini disampaikan Kasubag Humas Polres Situbondo, Ipda Nanang Priambodo, kemarin (15/11). “Hasil olah TKP insiden kebakaran di rumah warga Desa Curah Jeru Barat, itu terjadi karena api tungku tidak dimatikan. Sehingga pada saat pemilik rumah keluar, api membakar barang-barang yang ada di dapur sampai naik ke atap,” kata Nanang, dihubungi lewat telepon selulernya. Insiden kebakaran rumah Ibu Beng ini terjadi Sabtu (14/11) lalu. Sebelumnya, Ibu beng memasak di tungku dapurnya n  Baca Bantu...Hal 32

NUR HARIRI/JPRS

MENYESALKAN PENGEROYOKAN: Sukirman melaporkan kasus penganiayaan yang dialaminya ke Mapolres Situbondo. BIBIR PECAH: Sukirman menjalani rawat inap di RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo setelah megalami penganiayaan se­­jumlah orang.

Aniaya Anggota Linmas Korban Dituduh Merobek Gambar Salah Satu Cabup SITUBONDO – Sukirman, 48, anggota Linmas di Situbondo jadi korban penganiayaan yang dilakukan sejumlah orang. Penganiayaan terjadi setelah pria yang juga ditugaskan di salah satu TPS tersebut dituduh merusak atau merobek

gambar salah satu pasangan calon bupati dan wakil bupati Situbondo. Kasus penganiaan tersebut, kini se­ dang ditangani pihak kepolisian Polres Situbondo. Ini setelah Sabtu (14/11) sore lalu, korban melapor ke Polres Situbondo. Sukirno sempat dimintakan visum atas luka yang dideritanya untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut. Kasubag Humas Polres Situbondo, Ipda

Nanang Priambodo mengatakan, pihaknya akan meminta keterangan saksi-saksi untuk mendalami laporan Sukirno terkait kasus dugaan pengeroyokan tersebut. “Kalau dugaan pengeroyokan yang dilaporkan terbukti, maka pelakunya akan diproses sesuai prosedur hukum yang berlaku,” katanya, kemarin (15/11). Nanang menyebutkan, untuk saat ini pihaknya menunggu hasil visum dokter.

“Korban atau pelapor masih menjalani perawatan medis. Kalau nanti sehat pasti akan dimintai keterangannya lagi,” ujar Nanang. Data yang berhasil dikumpulkan, pada Sabtu (14/11) dini hari lalu, Sukirno dituduh merusak atau merobek salah satu gambar pasangan calon bupati dan wakil bupati Situbondo n  Baca Aniaya...Hal 32

SMPN 1 Situbondo

asembagus

Mendapat Penilaian Adiwiyata Nasional

HABIBUL ADNAN/JPRS

istimewa

A K A N D I P I N DA H : Pe k e r j a m e n g e r j e k a n pembuatan bakso di mesin selep bakso kemarin

EKSODUS: sebanyak 17 PAC PKB di Situbondo menyatakan ikrar dukungan terhadap pasangan HAFASS, Minggu Minggu (15/11) kemarin.

Banyak Pedagang Kurang Setuju

Pengurus 17 PAC PKB Dukung HAFASS

SITUBONDO – Kios yang ditempati selep bakso di Pasar Asembagus sudah pasti akan dipindah. Lokasinya tidak jauh dari tempat pemotongan hewan di Desa Perante Kecamatan Asembagus. Akan tetapi pemindahan tersebut masih belum satu suara. Sebagian ada yang setuju, dan ada yang tidak setuju. Diantara para pemilik selep, banyak yang tidak setuju karena justru membuat pemilik selep rugi. ”Nanti kalau dipindah, banyak yang akan menaruh selep di rumah sendiri. Tidak akan ditaruh di tempat yang telah disediakan,” ujar Eko, Ketua Paguyuban Pasar Asembagus n  Baca banyak...Hal 32

apa pole

Sekaligus Nyatakan Eksodus ke PPP SITUBONDO - Menjelang pelak­ sanaan Pilkada pada 9 Desember mendatang, eskalasi politik

di Situbondo terus diwarnai aneka kejutan. Salah satunya, seperti dilakukan 17 PAC PKB di Situbondo, pada Minggu (15/11) kemarin. Mereka ramai-ramai menyatakan sikap mendukung paslon nomor 2, yakni KH Abdul

Hamid Wahid - LH Fadil Muzakki Syah, dalam Pilkada Situbondo. Sikap tersebut tentu bertentangan dengan DPC PKB Situbondo, yang nyata-nyata telah menjadi partai pengusung paslon lain n  Baca Pengurus...Hal 32

SITUBONDO – Langkah SMPN 1 Situbondo untuk menyandang pridikat Adiwiyata Nasional sudah semakin dekat. Jum’at (13/11) lalu, sekolah menengah pertama yang berlokasi di Jalan PB Sudriman itu mendapatkan penilaian Adiwiyata Nasional. Tim penilai langsung dari Kementerian Lingkungan Hidup RI. Yakni, Winarti dan Fitria. Beberapa elemen juga diun­ dang dalam kegiatan penilaian ini. Diantaranya, Kepala Di­ nas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Situbondo yang di wakili oleh Seketaris Di­n as. Mitra Sekolah SMPN 1 Situ­ bondo. Terlihat juga Ketua Fo­ rum Adiwiyata Kabupaten Situbondo, Direktur PT Jawa Power Paiton, Komite Sekolah serta para wali murid. Hj. Tatik Trisnawati, Kepala

Sekolah SMPN 1 Situbondo mengatakan, komponen yang dibutuhkan dalam penilaian sekolah adiwiyata sudah disiap­ kan oleh lembaga pendidikan yang dipimpinnya. Sehingga dia yakin, SMPN 1 Situbondo akan mendapatkan nilai yang memuaskan dalam penilain Adiwiyata Nasional tahun ini. Dia menerangkan, ada empat komponen dalam penilaian sekolah Adiwiyata Nasional. Pertama kebijakan kepala sekolah, kurikulum berintegrasi lingkungan hidup, partisipasi, serta kemitraan sarana pen­ dukung. ”Alhamdulillah, tadi sudah disampaikan juri bahwa beberapa komponen itu sudah terlaksana semua,” terangnya. Tim penilai menilai bukti secara langsung di lapangan n  Baca Mendapat...Hal 32

Penutupan Tambang Dinilai Ilegal SITUB OND O – Keputusan penutupan penambangan oleh Komisi III DPRD Kabupaten Situbondo terus mendapatkan sorotan. Bahkan, ada yang meng­ anggap penutupan itu tidak sah. Hal tersebut dikatakan HM. Zuhri, salah satu anggota DPRD Kabupaten Situbondo. Dia memandang, penutupan penambangan oleh Komisi III menyalahi aturan. Dia mengatakan,

berdasarkan peraturan, Komisi di DPRD tidak berwenang me­ n­g­e­l uarkan keputusan. Karena itulah, Komisi III juga tidak berhak memberhentikan aktifitas penambangan. ”Makanya penu­ tupan itu yang illegal. Bukan penambangannya. Kalau penam­ bangan sudah memiliki ijin,” terangnya, kemarin (15/11). Zuhri menjelaskan, ijin penam­ bangan dikeluarkan oleh gubernur

dan bupati. Oleh sebab itu, jika ha­ rus dilakukan penutupan, guber­ nur atau bupati yang memiliki wewenang. ”Ini kok malah DPRD yang menutup,” kata anggota Komisi II DPRD itu. Anggota dewan, dalam hal ini Komisi III, kata Zuhri seharusnya hanya menginventarisir jika ada penemuan pelanggaran. Dengan dasar beberapa temuan n  Baca Penutupan...Hal 32

MARJONO/JPRS

KLASIFIKASI: Dua tim penilai dari Kementerian Lingkungan Hidup RI melakukan penilaian Sekolah Adiwiyata Nasional di SMPN 1 Situbondo.

Mbah Nira, Lima Tahun Menjadi Markenyot Tanaman

Selalu Berdoa Agar Tiap Hari ada Petani yang Panen NUR HARIRI/JPRS

SANTAI: Menakertrans, Moh Hanif Dhakiri (kanan) tiba di Situbondo, kemarin (15/11).

Kenalkan Undang-Undang Ketenagakerjaan ke Santri S I T U B O N D O - M e n t e r i Te n a g a Ke r j a (Menakertrans) RI, Moh Hanif Dhakiri melakukan kunjungan kerja (Kunker) di Kabupaten Situbondo, kemarin (15/11). Salah satu agenda kunjungannya, menjelaskan Undang-undang (UU) ketenagakerjaan kepada ratusan santri dan para pengusaha. Materi pengenalan UU Ketenagakerjaan disampaikan di Hotel Utama Raya, Banyuglugur. Pembahasannya tidak hanya berkutat pada persoalan tenaga kerja yang ada di dalam Negeri. Akan tetapi masalah-masalah ketenagakerjaan di luar negeri juga disampaikannya. Tak hanya itu, dalam sistem pengupahan pekerja juga sempat disinggung. Menurutnya, pemerintahan saat ini sedang memberikan yang terbaik, sehingga pekerja tidak bingung dengan sistem upah yang berganti-ganti setiap tahun n  Baca Kenalkan...Hal 32

Markenyot barang bekas sudah biasa kita lihat. Di Desa Tanjung Kamal, ada seorang nenek yang biaya hidupnya dibantu karena jadi markenyot tanaman. NUR HARIRI, Mangaran. Cuaca panas di Situbondo akhirakhir ini cukup dahsyat. Angin yang berhembus bahkan membawa hawa panas. Namun, itu seperti tak dirasakan oleh Mbah Nira, seorang nenek asal Desa Tanjung Kamal, Kecamatan Mangaran. Nenek 62 tahun ini tetap harus bekerja dibawa terik matahari. Apalagi, neneki yang tinggal sendiri di rumahnya ini harus bekerja menjadi markenyot tanaman. Maksudnya, Mbah Nira setiap hari bekerja sebagai pencari sisa tanaman yang selesai dipanen pemiliknya. Menjadi markenyot tanaman, sengaja dilakukan Mbah Nira sekitar lima tahun terkahir. Sebab, di usianya yang sudah

menginjaki kepala enam, tenaga Mbah Nira tak sekuat dulu. Jika sebelumnya dia menjadi buruh tani, namun sekarang hanya bisa menjadi pencari sisa panenan. Sekitar pukul 12.30, Mbah Nira ter­ lihat menyeret sebuah karung dari tengah sawah ke pinggir jalan. Di sana, dia bertemu dengan seorang Babinkamtibmas Desa Tanjung Kamal, Kamal Bripka Sujono. Polisi ini sempat bertanya apa yang dibawa nenek tersebut. Sang polisi kontan terkejut karena isi dalam karung adalah jagung hasil pencarian Mbah Nira dari sawah milik orang yang baru saja selesai dipanen. Polisi tersebut kemudian membantu Mbah Nira karena tak sanggup menaikkan setengah sak jagung ke atas kepalanya. Mbah Nira kemudian diantar pulang ke rumahnya oleh polisi tersebut. Begitu sampai ke rumahnya, Mbah Nira bercerita bagaimana dia menjalani hidupnya sehari-hari n  Baca Selalu...Hal 32

NUR HARIRI/JPRS

SEDERHANA: Mbah Nira dibantu anggota polisi mengangkat jagung yang baru dicarinya dari sawah warga yang baru panen, di Desa Tanjung Kamal.


R A D A R situ b o nd o

afriCa Van java Melapor Dengan Dua Pasal Batalkan Jual Beli Tanah 36

Jawa Pos

n aniaya...

Sambungan dari Hal 31

Tuduhan itu muncul pada saat dirinya sedang melakukan ronda. Kebetulan Sukirno me­ rupakan keamanan di ling­ kungan tinggalnya. Namanya ronda, Sukirno keliling untuk melihat kon­ disi keamanan kampung. Nah, pada saat tiba di salah sa­tu gang, Su­k irman sempat berhenti dan tangannya me­ n­y entuh stiker paslon yang menempel di tembok. Di wak­t u yang sama, seorang warga berinisial F datang dan langsung menuduh Sukirno sebagai perobek gambar atau stiker paslon dukungan F. Sukirno dan F kemudian ber­ pisah di tempat itu. Sukirno te­tap melanjutkan rondanya. Se­dangkan F pergi entah ke­ ma­n a. Sayang, sekitar satu

jam kemudian, F diduga cerita kepada beberapa orang sesama pendukung stiker yang dirobek. Sejumlah orang selanjutnya mendatangi Sukirno yang pada saat itu berada di poskamling. Sukirno kemudian dibawa ke suatu tempat. Di sanalah, Su­kirno dihajar oleh sejumlah orang hingga bibirnya pecah. Sambil dipukuli, Sukirno dipak­ sa untuk mengaku bahwa diri­ nya sebagai perobek stiker ga­ m­bar paslon tersebut. Karena dianiaya, Sukirno pun pura-pura mengakuinya. Aksi penganiayaan kemudian berhenti, setelah korban ber­ pura-pura mengaku melakukan perobekan. Beberapa jam kemu­ dian, Sukirman langsung dibawa ke kantor Panwas Kabupaten (panwaskab) Situbondo untuk dilaporkan. Kepada paswaskab Sukirman kemudian menceritakan apa

yang terjadi hingga dirinya di­la­porkan. “Saya terpaksa bilang iya (mengakui merusak stiker salah satu cabub) karena terus dipukuli. Padahal saya benarbenar tidak merobek. Kalau di panwas ada yang bawa ro­ bekan stiker, saya ti­­d ak tahu itu perbuatan si­a pa,” terang Su­­kirman, kepada sejumlah war­­tawan saat berada di ru­ mah sakit. Salah satu anggota Panwas Kabupaten Situbondo, Mur­ ta­f ik membenarkan laporan peru­s akan stiker salah satu gambar paslon tersebut. Na­ mun, pria yang membidangi Bagian Hu­kum dan Penindakan di Pan­waskab ini menegaskan laporan itu tidak bisa diproses lebih lanjut. “Laporannya tidak memenuhi unsur pelanggaran. Sehingga laporan tidak bisa dilanjutkan.

Akan tetapi tetap kita mediasi. Termasuk, kita meminta ke­ pada pihak pelapor, agar tidak melakukan hal-hal yang bisa menimbulkan keresahan ya­ ng berpotensi mengganggu pelaksanaan Pilkada di Situ­ bondo,” terang pria yang akrap disapa Lopa tersebut. Sementara itu, data ya­n g berhasil dihimpun menye­ butkan, akibat penganiayaan oleh se­jum­lah orang, Sukirman m e n g a l­a m i l u k a - l u k a d i beberapa bagian tubuhnya. Bahkan, bibir Sukirman pecah. Bagian mata kanannya lebam. Dengan beberapa bukti lu­ ka yang diderita, Sukirman me­laporkan sejumlah pelaku kepada polisi. Laporan korban kepada polisi menggunakan dua pasal sekaligus, yaitu pasal 170 KUHP, yang juga juntokan dengan pasal 328 KUHP tentang penculikan. (rri/pri)

Menambah Suara HAFASS Secara Signifikan n pengurus...

Sambungan dari Hal 31

Karena itu, para fungsionaris belasan PAC PKB itu pun men­ yatakan ramai-ramai eksodus. Mereka keluar dari PKB dan berpindah ke PPP Situbondo. Pernyataan sikap 17 PAC PKB itu dilakukan di kantor DPC PPP, di Jalan PB Soedirman Situbondo. “Menjelang Pilkada, kami pengurus PAC PKB Situbondo memandang perlu untuk menyatakan sikap dan dukungan kepada pasangan HAFASS (Hamid - Fadil Situbondo Sejahtera),” kata Miarsus, Ketua

PAC PKB Sumbermalang, dalam pernyataan sikapnya. Bukan tanpa alasan. Menurut Miarsus, komitmen pengurus 17 PAC PKB mendukung HAFASS dalam Pilkada mendatang, lebih karena memandang faktor sejarah. Di mana, papar dia, jasa dan peran KH Abdul Hamid Wahid juga cukup besar dalam membesarkan PKB di Situbondo. “Makanya, kalau DPC P­K­B Situbondo sekarang mengusung paslon lain, kami tetap komitmen mendukung KH Abdul Hamid Wahid,” timpal Muzammil Da­manhuri, Sekretaris PAC PKB Suboh.

Bahkan, tegas Miarsus lagi, sebagai bukti keseriusannya mendukung HAFASS, pa­r a pengurus PAC PKB di Situ­bondo siap eksodus ramai-ra­mai ke PPP Situbondo. “Ini konsekuensi politik yang kami lakukan. Karena sikap kami tentu berseberangan dengan DPC. Karena itu, kami pengurus PAC PKB menyatakan sikap pindah ke PPP,” tukasnya. Terdapat puluhan pengurus PAC PKB di Situbondo yang turut menyatakan sikap mendukung HAFASS dan pindah ke PPP. Mereka berasal dari 17 PAC PKB di Situbondo. Mulai dari Sekretaris, Bendahara, bahkan

ada juga yang menjabat Ketua PAC. Kehadiran mereka diterima langsung oleh fungsionaris DPC PPP Situbondo, H Mohammad Nuris. “Alhamdulillah, dengan ma­suk­nya pengurus PAC PKB ke PPP akan menambah suara HAFASS secara signifikan. Karena itu HAFASS dipastikan menang dan PPP sendiri akan semakin besar,” tutur HM Nuris. Usai menyatakan pernyataan sikap, mereka menutup aca­ra dengan doa dan foto bersa­ma. Tak lupa, mereka juga men­ yampaikan salam khas HAFASS, yakni mengacungkan dua jari tangannya ke atas. (pri)

Ketua DPRD Mengaku Tidak Tahu n penutupan...

Sambungan dari Hal 31

Komisi III selanjutnya bias membuat rekomendasi. ”Reko­ mendasi itu diserahkan ke pimpinan DPRD. Pimpinan yang menindaklanjuti ke bupati,” terang Zuhri. Lebih jauh pria asal Sletreng itu menerangkan, secara prosedur apa yang dilakukan Komisi III sudah salah. Seharunya, Komisi III mengikuti prosedur yang berlaku. ”Jangan seperti ini. Apa dasarnya mereka bertindak terlalu jauh seperti ini,” katanya. Dalam kenyataannya, Ko­ misi III yang memang me­re­­­ komendasikan untuk me­lakukan penutupan. Reko­m endasi tersebut diberikan kepada Muspika dan aparat kepolisian selaku eksekutor. ”Masalahnya lagi, kira-kira polisi sudah mendapatkan perintah dari Kapolres atau tidak,” tam­bahnya. Jika tidak ada surat perintah dari Kapolres, maka polisi tidak berhak melakukan tindakan penutupan. Polisi baru bisa melakukan tindakan atas dasar perintah dari Kapolres. ”Saya sendiri tidak yakin ada perintah dari Kapolres,” kata Zuhri. Terpisah, anggota Komisi III, Muhammad Nizar mengatakan, keputusan pemberhentian aktifitas penambangan sudah tepat. Bagi dia, penutupan penambangan memang sudah harus dilakukan. Dia menerangkan, jika berbi­

Setelah Uang Muka Dibayar

SITUBONDO – Apa yang dilakukan SU ini tidak perlu ditiru. Dia tiba-tiba batal menjual tanah miliknya setelah sang pembeli mela­ kukan pem­b ayaran uang mu­ka. Padahal, kedua be­ lah pihak sudah sepa­k at me­lakukan akad jual beli tersebut. Ialah Ahmad yang be­rada di pihak pembeli. Terang saja Ahmad tidak terima dengan pembatalan akad jual beli secara se­ pihak itu. Karena itulah, war­­ga Desa Kumbangsari, Ke­c amatan Jangkar itu maelaporkan tindakan SU ke Polres Situbondo. SU dilaporkan dengan tindak pidana penipuan dan atau penggelapan. Kasubag Humas Polres Situbondo, Ipda Nanang Priambodo membenarkan tentang adanya laporan

tersebut. Dia menerangakan, polisi sedang mempelajari laporan tersebut. ”Kita juga masih menyelidiki kasus ini,” terangnya. Nanang menjelaskan, ber­ dasarkan keterangan pelapor, sekitar satu bulan yang lalu, pelapor dan terlapor bertemu. Pada per­temuan tersebut, terlapor menawarkan tanah­ nya untuk dijual kepada pe­ lapor. ”Dan akhirnya pela­por bersedia membeli ta­nah milik terlapor,” terang Nanang. Oleh terlapor, tanah ter­ sebut akan di jual dengan harga Rp.70 juta. Waktu itu, pelapor membayar uang muka sebesar Rp. 5 juta. Sisanya akan di lunasi setelah satu bulan. ”Uang mukanya dibayar di rumah terlapor,” kata Nanang kembali. Satu bulan berlalu, ketika pelapor hendak melunasi

pembayaran harga tanah tersebut, terlapor ternyata urung menjual tanahnya. Terlapor menyampaikan kalau tanahnya tidak akan dijual. Karena itulah, pelapor lang­s ung meminta uang muka yang telah dibayarkan sebelumnya kepada terlapor. Akan tetapi terlapor malah tidak mau mengembalikan uang muka tersebut. Bahkan, beberapa kali ditagih, ter­ lapor selalu menolak untuk membayar. Akibat kejadian tersebut, pelapor mengalami kerugian sebesar Rp.5 juta. Sedangkan jika terlapor terbukti me­ lakukan perbuatannya, akan dikenai dengan tindak pidana penipuan dan atau penggelapan. Hal tersebut sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 378 dan atau pasal 372 KUHP. (bib/pri)

Api Sisa Tungku yang Tidak Dimatikan n Bantu...

Sambungan dari Hal 31

Setelah selesai, Ibu Beng pergi ke luar rumah untuk membantu tetangganya yang punya hajatan. Pada saat Ibu Beng keluar dari rumahnya, dia tidak mematikan sisa api di tungku dapurnya. Na­h, begitu Ibu Beng sedang membantu hajatan di rumah tetangga, api tungku diduga membakar barang-barang sekitar yang ada di dapur. Kobaran api kemudian men­ jalar ke dinding yang terbuat

dari kayu. Dengan cepat, api melalap bagian atap hing­g a meruntuhka genting ru­m ah korban. Kebakaran ini se­ lanjutnya diketahui kali pertama oleh Totok, 35, warga setempat. Pria ini langsung berteriak me­m inta tolong. Teriakan ke­b akaran tersebut kontan mengundang warga sekitar dan kabar ini dilaporkan kepada petugas pemadam. Sebelum petugas pemadam tiba di lokasi, warga berusaha memadamkan api dengan alat seadanya. Sayang, api ya­

ng sudah membesar mulai meruntuhkan bangunan dapur. Api terus menjalar ke bagian rumah utama milik Ibu Beng. Beruntung, api yang akan membakar bangunan permanen bisa diatasi oleh petugas pemadam yang tiba di lokasi kejadian. Dengan tiga unit mobil pemadam kebakaran (damkar), api selanjutnya berhasil pa­ damkan. Meski setengah ba­ gian rumah korban yang ter­ bakar, namun kerugiannya di­perkirakan mencapai jutaan rupiah. (rri/pri)

Warga Sekitar Pasar Mengaku Bising n banyak...

Sambungan dari Hal 31

Dia menerangkan, hal tersebut terjadi karena pemindahan selep tidak dibersamakan de­ngan pemindahan tempat pe­n­jualan sembako bakso. ”Baksonya harus dibautkan di selep. Terus sembakonya ada di pasar,” tambahnya. Sementara itu, banyak pa­ra pemilik selep yang juga men­ jual sembako bakso. Karena itu, mereka berpendapat, te­ mpat penjualan sembako ju­g a ikut dpindah. Ini akan

memudahkan mereka jika penjualan sembako khusus bakso juga dipindah. Selain itu, kapan pemin­ da­han­nya juga masih belum pasti. Eko mengatakan, rencana pemindahannya sudah sangat lama. Akan tetapi hingga saat ini belum dilakukan pemindahan. Ini juga yang menjadi kegeli­ sahan para pemilik selep. Jika harus dipindah, para pe­ milik selep berharap sege­ra dilakukan. Sebab, itu menyang­ kut pelanggan yang sudah la­ma berlangganan. ”Artinya, apakah pemindahan

ini akan menguntungkan atau tidak, biar pasti,” terangnya lagi. Pemindahan selep bakso dilakukan karena jaraknya berdekatan dengan rumah warga. Hanya bejarak beberapa meter saja. Warga sekitar sering mengeluh karena suara bising mesin selep. Selain itu, lokasinya saat ini diniali terlalu sempit. Te­ m­patnya ada di belakang ba­ ngunan pasar Asembagus. Aki­ bat dari tempat yang sempit, sekitar pasar juga kotor dan mengeluarkan bau tidak sedap. (bib/pri)

33 Unsur Penilaian di Empat Komponen HABIBUL ADNAN/JPRS

MANGKRAK: Beberapa hari ini, alat berat yang sering digunakan penggalian penambangan di Banyuputih tidak pernah beroperasi sejak penambangan diberhentikan

cara masalah toleransi, Komisi III sebenarnya memberikan toleransi sejak dulu. ”Dulu-dulu itu apa namanya. Kalau kita toleransi terus, akan seperti ini terus,” terangnya. Dalam kenyataannya, tole­ransi yang diberikan bukan membuat permasalahan selesai. Pengelola penambangan justru semakin leluasa menjalankan aktifitas penambangan liarnya. ”Sekarang kita sidak, beberapa hari lagi ada

aktifitas. Masak ki­ta harus sidak setiap hari,” ta­m­bahnya. Jika berimbas terhadap pro­yek, Nizar memandang hal itu menjadi tugas eksekutif. Baginya, eksekutif harus berpikir keras mencarikan jalan keluar. ”Jangan diam terus eksekutif,” pungkasnya. Sementara itu, Ketua DP­ RD Bashori mengaku ti­d ak mengetahui tentang penu­ tupan penambangan. Dia me­ nerangkan, dirinya hanya

mengetahui kalau pernah ada hearing penambangan. ” Ke t u a ko m i s i nya s u d a h menyampaikan kepada saya. Nota dinasnya sudah saya baca,” terangnya. Tentang adanya informasi pe­ nutupan penambangan oleh Komisi III, Bashori tampak sedi­kit heran. ”Masak Komisi III me­la­ kukan penutupan. Baca dulu lah rekomendasinya. Saya tidak mau berspekulasi,” katanya. (bib/pri)

Pernah Dimarahi Petani Pemilik Sawah n selalu...

Sambungan dari Hal 31

Sejak pagi, nenek ini mengaku berkeliling di beberapa sawah milik orang. Tujuannya untuk mencari petani yang memanen tanaman palawijanya. “Dulu saya ikut jadi buruh. Ikut menanam padi, kacang, jagung dan ikut buruh memanen jugta. Tapi sekarang tidak kuat lagi. Jadi saya hanya cari sisa tanaman saja sebisanya. Setiap hari jalan-jalan,” katanya. Tak malu dengan pekerjaan­ nya, Mbah Nira juga sering bertanya-tanya kepada sejum­ lah tetangganya. Jika ada petani yang panen diketahui sebelumnya, maka Mbah Nira tak perlu jalan kesana-kemari terlebih dahulu. Dia akan lang­ sung datang ke lokasi sawahya yang diberi tahu te­tang­ganya. “Kalau penennya belum selesai saya tunggu. Tapi kalau selesai saya langsung cari. Pastinya

Senin 16 November 2015

NUR HARIRI/JPRS

MEMBANTU: Anggota Babinkamtibmas ngobrol dengan Mbah Nira

minta ijin ke pemilik sawah,” paparnya. Beberapa tanaman yang bi­a ­s a dia cari setelah panen ada­lah padi dan jangung. Se­ la­in itu, biasanya Mbah Nira

juga mencari sisa panenan kacang, timun, serta beberapa tanaman palawija lainnya. Hasil dari pencarian sisa tana­ man tersebut, sebagian dia konsumsi sendiri dan sebagian

lagi dijual. “Saya jual biasanya seminggu sekali. Jadi kalau padi dikumpulkan dulu. Setelah banyak baru dijual,” paparnya. Selama mencari sisa panen tanaman, Mbah Nira mengaku pernah dimarahi seseorang. Namun, dirinya diam saja dan terus meminta ijin agar di­per­ bolehkan mencari sisa panenan. “Tapi kebanyakan petani malah memberi saya. Tapi tidak banyak. Khusus padi tidak ada yang memberi,” terangnya sambil menawarkan secangkir kopi. Di usianya yang sudah tua, Mbah Nira berharap pere­ konomian warga khususnya di desanya semakiin baik. Tak hanya itu, khusus untuk para petani, Mbah Nira mendoakan agar hasil panen mereka ba­ gus dan menguntungkan. De­­ngan adanya petani yang panen tanaman, maka dia bi­s a menyambung hidup de­ ngan menjadi markenyot ta­ naman. (pri)

n mendapat...

Sambungan dari Hal 31

Seperti adanya lampu hias di lapangan sekolah. Selain itu, SPMN 1 Situbondo juga ada pem­buatan pupuk kompos yang ada di kebun sekolah. ”Di dalam kebun juga ada lidah buaya, jahe merah, dan lain sebagainya,” kata Tatik Ada juga budidaya ikan. Tem­ pat budidayanya akan terus dikembangkan. Sekolah juga melaksanakan pembiasaan di sekolah semut. ”Itu semua pe­ rlu dirawat, kebun lidah buaya dirawat. Ini yang merawat ada­ lah anak-anak,” katanya. Bahkan, untuk penyiraman pohon hingga penanaman pohon ini juga dikerjakan oleh siswa. Siswa juga memungut daun-daun pohon yang sudah jatuh. Nah, dari beberapa pro­gram tersebut, merupakan con­toh kebijakan kepala sekolah langsung. Winarti, salah satu dewan juri mengatakan, bukan tim penilai yang menentukan hasil dari

MARJONO/JPRS

BERPOSE:Tim Penilai sekolah adiwiyata nasional bersama Kepala SMPN 1 Situbondo, Sekda Syaifullah dan segenap undangan.

penilain Adiwiyata Nasional. ”Kami di sini hanya untuk klasi­ fikasi dokumen sarana dan pra­ sarana yang sudah dikirim ke kami,” ujarnya. Ada banyak hal yang ber­ pengaruh dalam penilaian. Kata dia, ada sekitar 33 unsur penilaian. Semua unsur itu tergabung dalam empat kom­

ponen. Pertama kebijakan yang berwawasan lingkungan. Selanjutnya, kurikulum berbasis lingkungan, kesehatan, serta yang terakhir partisipasi sarana dan prasarana yang ramah lingkungan. ”Empat komponen ini yang kami lihat dan 33 unsur ada di dalamnya,” terang Winarti. (bib/pri/adv)

Bersilaturahmi Kepada Sejumlah Kiai n kenalkan...

Sambungan dari Hal 31

Dikatakan, selain membawa misi dikenalnya UU Kete­na­gakerjaan oleh santri dan pengusaha, tidak ada tujuan lain tiba di Situbondo. Sebab, selain mengisi acara resmi, dirinya hanya bersilaturrahmi

kepada sejumlah kiai yang ada di Situbondo. Data yang berhasil dikumpul­ kan, Moh Hanif Dhakiri bersi­ laturrahmi ke sejumlah kiai pagi-pagi sekali. Sekitar pukul 07.00, menteri tersebut melepas kegiatan jalan sehat di Alunalun Kecamatan Besuki.

Setelah menyampaikan materi UU Ketenagakerjaan, Moh Hanif Dhakiri kembali melakukan silaturrahmi kepada sejumlah kiai yang ada di Situbondo. Sekitar pukul 14.00, Moh Hanif Dhakiri kemudian bertolak ke Surabaya untuk menjalankan tugasnya. (rri/pri)


EKONOMI BISNIS R A D A R

Jawa Pos

BERAS IR 64

Senin 16 November 2015

GULA PASIR

MIGOR CURAH

0

0

11.100

9.300

DAGING SAPI

DAGING AYAM BROILER

0

0

33

B A N Y U W A N G I

TELUR AYAM RAS

KACANG KEDELAI IMPOR

0

KACANG KEDELAI LOKAL

0

CABAI RAWIT

0

CABAI BIASA

0

BAWANG MERAH 0

600

BAWANG PUTIH 0

100

10.100

107.000

27.400

16.000

8.800

8.100

10.600

8.000

14.600

18.800

UMKM Harus Punya Konsep Pemasaran Agar Sukses Bersaing Pada Era MEA

RENDRA KURNIA/RABA

ANDALAN EKONOMI: Usaha kecil dan menengah yang bergerak bidang kerajinan di Desa Gintangan Kecamatan Rogojampi.

Dua Bulan Harga Beras Medium Bergerak Naik BANYUWANGI – Dalam dua bulan belakangan ini tren harga beras terus naik. Saat ini harga beras medium mencapai Rp 12 ribu per kilogram dari dua bulan sebelumnya yang hanya Rp 10 ribu.“Beras yang kualitasnya di bawah itu harganya ikut naik juga. Biasanya Rp 8.000 sekarang jadi Rp 10.000. Tapi yang kualitas paling bawah itu sedang susah barangnya,” ujar salah satu pedagang kebutuhan pokok, Nabilah. Menurut Nabila, mahalnya harga beras ini merupakan dampak dari berkurangnya panen yang diakibatkan kemarau panjang. Informasi yang berhasil dihimpun Jawa Pos Radar Banyuwangi perkembangan harga beras pasca panen raya bulan Maret dan April harga terus bergerak. Berkurangnya pasokan beras di pasar akibat puso di beberapa daerah seperti di Gresik, Bojonegoro, Lamongan, Pasuruan, Malang beberapa waktu lalu menyebabkan tengkulak Banyuwangi melepaskan produknya di daerah tersebut. Apalagi jika penawaran menggiurkan. Kepala Badan Urusan Logistik Divisi Regional (Bulog Divre) Banyuwangi, Sopran Kenedi mengatakan, pihaknya bersama Dinas Perdagangan Perindustrian dan

BANYUWANGI – Sektor Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM) salah satu sektor penggerak perekonomian rumah tangga yang menyerap banyak tenaga kerja lokal. Selain mampu menopang perekonomian keluarga, UMKM juga kebal terhadap krisis ekonomi dan terbukti mampu menjadi salah satu penyelamat perekonomian nasional saat industri tumbang. Pendapat itu disampaikan Manager ASEAN Economic Community Center Kementerian Perdagangan RI Tri Marjoko dalam seminar terkait Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di Hotel Ketapang Indah Jumat pekan lalu. Untuk mendukung peran yang kuat dalam pasar bebas Asean, UMKM harus memiliki konsep pemasaran yang jelas. “Standardisasi dan sertifikasi produk itu wajib. Tapi kita juga harus memiliki konsep yang jelas dan kuat untuk bersaing di regional asia tenggara,” katanya. Menurut Tri Marjoko,saat pemerintah sedang menggagas konsep pemasaran UMKM di pasar ASEAN dalam bentuk holding company. Dalam konsep itu, ada perusahaan induk yang terintegrasi dengan produsen skala kecil maupun menengah. “Nanti UMKM bisa gabung di sini,” katanya. Perusahaan yang masuk dalam lingkaran holding company, lanjut dia, adalah perusahaan yang memiliki keunggulan produk. Mereka lolos baik dari segi good manufacturing, memiliki ISO dan indikator kualitas produk yang baik. Dari holding company produsen, distribusi, supplier dan logistik menjadi sistem internal perusahaan

yang tergabung. Konsep tersebut dinilai memiliki manajemen yang kuat sehingga mampu bersaing di pasar bebas. Untuk menyusun konsep tersebut, pihaknya meminta pemerintah daerah berperan dalam pemberian pendampingan terhadap UMKM mengenai pembentukan konsep pemasaran holding company. Saat ini sektor yang paling kuat dari hulu ke hilir ada di Jawa Timur termasuk di Banyuwangi. Dari sekian banyak UMKM di Banyuwangi, sektor UMKM perikanan yang paling unggul. Pihaknya sudah berkomunikasi dengan asosiasi perusahaan perikanan untuk membentuk holding company. “Tapi ya itu tadi kalau bisa produknya harus bebas dari boraks, pewarna tekstil dan bahan berbahaya lainnya sehingga produk kita dipercaya,” tegasnya. Produk kelautan dan perikanan dalam negeri harus memiliki standar nasional yang secara resmi diakui nasional maupun internasional sehingga mempunyai daya saing. Pemerintah akan bekerja sama dengan perguruan tinggi untuk mengkaji potensi usaha yang kuat di daerah-daerah. Utamanya yang memiliki kinerja di atas-rata-rata nasional. Jika dibandingkan dengan negaranegara ASEAN lainnya, peringkat Indonesia dari segi daya saing, logistik dan produktivitas tenaga kerja memang masih rendah. “Untuk itu kami memiliki konsep untuk memunculkan potensi di daerahdaerah yang memiliki kinerja di atas rata-rata nasional,” ungkapnya. Selain itu senjata ampuh untuk menghadapi MEA adalah membenahi infrastruktur, standarisasi produk, pembenahan teknologi, regulasi, kelembagaan dan Sumber Daya Manusia (SDM). (cin/afi)

PANEN BERKURANG: Petani sedang panen padi di kawasan area sentra tanaman padi di Kecamatan Kabat kemarin.

RENDRA KURNIA/RABA

Pertambangan (Disperindagtam) serta Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) telah mengintervensi harga dengan melakukan operasi pasar sekitar dua mingguan yang lalu. “Seminggu kita operasi pasar di pasarpasar tradisional seperti Banyuwangi, Rogojampi, Genteng dan lainnya. Seminggu sisanya operasi kita adakan langsung di permukiman warga,” ujar Sopran dikonfirmasi melalui seluler kemarin (15/11).

Sayangnya meski harga yang ditawarkan Bulog lebih murah, namun minat beli masyarakat rendah. “Daya beli masyarakat masih lesu. Jadi kita hentikan sementara operasi pasar,” katanya. Terkait dengan beras impor, Sopran belum bisa memastikan apakah Banyuwangi tempat penyimpanan beras atau tidak. Biasanya beras impor hanya disimpan di gudang-gudang Bulog di kawasan defisit

beras. Sedangkan Banyuwangi merupakan daerah yang surplus beras meski kondisi harga beras cenderung naik. Kepala Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan (PKP) Banyuwangi Ikrori Hudanto menambahkan, produksi beras di Banyuwangi selalu melimpah. Meski panen padi cenderung berkurang, sepanjang musim kemarau aktivitas panen masih ada di beberapa titik. (cin/afi)

Cabai Besar Anjlok Jadi Rp 9 Ribu Berhenti Merokok atau Impotensi BANYUWANGI - Grafik harga komoditas cabai terus melorot. Pada hari minggu kemarin (15/11), harga cabai besar dilepas ke konsumen dengan harga Rp 9000 atau turun sekitar 25 persen dari sebelumnya Rp 12 ribu. Dalam dua hari ini, harga cabai besar melorot Rp 3.000 per kilogram. Para pedagang memperkirakan harga cabai besar akan terus turun dalam beberapa hari pekan ini. Hanya saja, pedagang mengaku tidak mengetahui secara persis sampai kapan harga cabai besar akan terus turun. Sementara ini, alasan turunnya harga cabai besar karena pasokan melimpah namun permintaan pasar minim. Pedagang berhati-hati melakukan penghitungan stok cabai merah besar agar tidak rugi karena harga yang tidak pasti. “Kita harus benar-benar memperhitungkan pengambilan cabai dengan pembelian sehari-hari. Belakangan ini pembeli cenderung sepi,” ungkap Salah satu pedagang cabai, Asmuni kemarin. Sedangkan harga cabai rawit dalam dua minggu ini relatif stabil di harga Rp 14 ribu per kilogram. Sementara itu harga tomat dan ranti masih berada pada kisaran Rp 5.000 per kilogram. Selama musim panas harga tomat dan ranti cenderung stabil. Harga bawang merah cenderung stabil di kisaran harga Rp 14 ribu hingga Rp 16 ribu, bawang putih mulai bergerak turun sekitar Rp 500 per kilogram. saat ini harga bawang putih dijual Rp 19.500 per kilogram dari harga sebelumnya Rp 20 ribu.(cin/afi)

http://www.radarbanyuwangi.co.id

KEBANYAKAN pria menganggap merokok membuat mereka terlihat lebih jantan. Nyatanya sebaliknya, merokok bisa menjadi musuh nomor satu bagi kejantanan pria. Banyak penelitian membuktikan, bahan-bahan kimia dalam setiap isapan rokok bisa menyebabkan impotensi atau disfungsi ereksi (DE). Menurut Direktur Prevention Reseach Center di Yale University School of Medicine Dr David Katz, merokok mempercepat seseorang terkena risiko atherosclerosis, yaitu penyakit akibat terbentuknya plak di dinding arteri sehingga arteri menjadi lebih tebal dan menyumbat peredaran darah. Jika sumbatan tersebut terjadi pada bagian penis, terjadilah gangguan ereksi. “Mungkin pria sulit meninggalkan rokok karena tidak takut dengan ancaman penyakit jantung atau kanker paru-paru. Akan tetapi, jika sudah berkaitan dengan kejantanannya, semoga ini akan memotivasi mereka untuk membuang rokoknya,” harap Katz. Menurut riset American Heart Associations Annual Conference on Cardiovasculer Disease Epidomiology and Prevention, pada 2003 dilaporkan 3.764 pria dari Tiongkok usia sekitar 47 tahun ke atas yang menghabiskan 20 batang rokok sehari memiliki risiko terkena impotensi hingga 60 persen dibandingkan pria yang tidak pernah merokok.

DOK. RABA

PASOK MELIMPAH : Merosotnya harga cabai besar disebabkan karena pasokan meningkat, sementara permintaan konsumen berkurang.

Secara umum, pria merokok 30 persen lebih rentan terkena impotensi ketimbang yang bukan perokok. Australia juga mencatat hasil yang hampir sama, yaitu dari 8.400 pria usia 16–59 tahun, terungkap bahwa yang dalam sehari menghabiskan satu pak atau kurang, 24 persennya kedapatan kesulitan menjaga ereksi ketimbang yang tidak merokok. Sementara itu, pria yang mengisap lebih dari satu pak, 39 persennya akan lebih mudah terkena impotensi ketimbang yang tidak merokok. Para remaja sebaiknya juga berpikir ulang jika mereka terus merokok, efek perusakan dalam tubuh akan terus berlanjut dan semakin parah saat mereka dewasa. Sebenarnya, semakin cepat seseorang berhenti merokok, risiko impotensi bisa dihindari. Namun, jika efeknya sampai pada gangguan ereksi atau impotensi, tidak ada pilihan lain kecuali segera berobat ke dokter agar hubungan suami-istri kembali normal. On Clinic Indonesia adalah jaringan layanan kesehatan yang dapat membantu mengatasi disfungsi seksual pria, yaitu impotensi dan ejakulasi dini, yang ditangani oleh dokter-dokter berpengalaman dengan tingkat keberhasilan tinggi yang menjunjung tinggi kerahasiaan dan privasi pasien. (*)

Informasi lebih lanjut, hubungi 1500-001 (pulsa lokal), SMS: 085 5105 0005, PIN: 29FD2F5F, WA: 081314922776, www.onclinic.co.id, : On Clinic Indonesia : @onclinic_id Pelayanan bisa diberikan dalam bentuk konsultasi via telpon dengan team medis bila ada pasien yang malu, sibuk atau tidak punya waktu datang ke klinik.

email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com


halaman 36

Senin 16 november

Tahun 2015

Lalu Lintas

Lima Jam Jalur Kumiter Macet KALIBARU-Jalan raya di Gunung Kumitir kembali macet total, Sabtu malam (14/11). Pemicunya, truk trailer yang meluncur dari arah Banyuwangi menuju ke Jember, mengalami kerusakan dan berhenti dengan melintang di tengah jalan. Akibatnya jalan utama di jalur selatan melalui pegunungan itu macet total. Semua kendaraan dari arah Banyuwangi dan Jember, tidak bisa melanjutkan perjalanan. “Lokasi truk macet berada di wilayah Jember,” cetus Kapolsek Kalibaru, AKP Bambang Suprapto melalui Kanitlantas, Iptu Yonny Kadarisman. Menurut Yonny, kemacetan di jalur utama Gunung Kumitir itu mulai terjadi sekitar pukul 18.00. Saat itu, truk trailer yang datang dari arah Banyuwangi tiba-tiba mengalami kerusakan di bagian gardan. “Gardan truk putus,” katanya. Yonny menyebut, kemacetan di jalan raya Gunung Kumitir itu mulai bisa terurai sekitar pukul 23.00. Kendaraan, mulai bisa berjalan meski de­ ngan cara buka-tutup. “Antrean cukup panjang, hampir mencapai tiga kilometer,” ungkapnya. Antrean yang cukup panjang itu, terang dia, bukan karena badan jalan tertutup oleh badan truk yang melintang. Tetapi karena ulah para sopir kendaraan yang memaksa berjalan dengan mengambil jalur sebelahnya. Akibatnya jalanan menjadi penuh. “Sa­ling menerobos, itu membuat kemacetan semakin panjang,” cetusnya. (sli/abi)

DEDY JUMHARDIYANTO/ JPRG

HANGUS: Petugas memadamkan api yang membakar truk di lokasi gudang sabut kelapa, Dusun Padang Bulan, Desa Benelan Kidul, kemarin (15/11).

Gudang Sabut Kelapa Terbakar SHULHAN HADI/JPRG

TAK SABAR: Sejumlah kendaraan nekat me­ne­ robos kemacetan di jalan raya Gunung Kumitir, Sabtu malam (14/11).

SINGOJURUH - Gudang sabut kelapa milik Firda Alvian, 28, di Dusun Padang Bulan, Desa Benelan Kidul, Kecamatan Singojuruh terbakar kemarin siang (15/11). Truk colt diesel yang berada di lokasi, ikut ludes dilahap si jago merah. Tidak ada korban dalam kebakaran itu. Saat kejadian, semua karyawan di perusahaan itu sedang libur. “Sabut kelapa yang terbakar itu di bagian luar gudang,” cetus salah satu penjaga gudang, Rizki Kurniawan, 22. Kebakaran yang menimpa gudang sabut kelapa itu, terjadi sekitar pukul 12.30. Sekitar pukul

11.00, pemilik gudang Firda Alvian asal Kelurah­ an Sumberejo, Kecamatan Banyuwangi, sempat meninjau gudang dan semua masih aman. “Pak Firda sempat melihat perbaikan mesin sabut kelapa yang dilas,” terangnya. Saat istirahat sambil makan siang bersama tukang las yang memperbaiki mesin itu, Rizki mengaku mendengar suara seperti ledakan dari bagian depan. Setelah dicek, ternyata api sudah membakar sabut kelapa di depan gudang yang sedang dijemur. “Yang terbakar itu di dekat mesin las,” katanya.

Api yang membakar sabut kelapa itu, hanya dalam hitungan menit telah membesar. Apalagi, saat itu angin bertiup cukup kencang. “Saya bingung dan teriak minta tolong, tapi warga tidak ada yang datang karena jauh dari perkampungan,” ujarnya. Dengan menggunakan ember dan alat seadanya, Rizki bersama Buang, 36, tukang las berusaha memadamkan api. Saat api membakar, Fir­da sudah perjalanan pulang ke Banyuwangi. “Sa­ya telepon dan menghubungi petugas pe­ ma­dam­an,” cetusnya n  Baca Gudang...Hal 37

REWARD: Ade Suganda dari LP3B usai menyerahkan hadiah pada anak yatim yang beruntung dalam permainan, Sabtu (14/11).

FOTO-FOTO Nugroho/JPRG

WISATA: Para anak yatim dan pendamping foto bersama di Pantai Pulau Merah, Desa Sumberagung, Pesanggaran, Sabtu (14/11).

One Day Service in Car For Yatim

Ajak Anak Yatim Berwisata dan Bermain Bersama

HADIAH: Mayor (Mar) Ronny A Purba menyerahkan bingkisan pada anak yatim, Sabtu (14/11).

SENANG: Dhama Andrea Praputra menyerahkan hadiah pada anak yatim, Sabtu (14/11).

TANTANGAN: Menikmati hutan mangrove dan pegunungan dengan naik speedboat, Sabtu (14/11)

PESANGGARAN-Santunan anak yatim yang dilaksanakan Diraya Residential, Genteng, bersama Loka Pendidikan, Pelatihan, dan Penerbangan Banyuwangi (LP3B), dan Pusat Latihan Tempur Marinir (Puslatpur) 7, Lampon, Kecamatan Pesanggaran, tampaknya berbeda dengan yang lain. Melalui program One Day Service in Car For Yatim, mereka menggandeng peme­ rintah Desa Blimbingsari dan Patoman, Kecamatan Rogojampi, untuk mengajak jalan-jalan puluhan anak yatim yang ada di dua desa tersebut Sabtu (14/11). Para anak yatim itu, diajak naik mobil pribadi menuju Pantai Pulau Merah, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, dan mengunjungi markas Puslatpur 7 di Pantai Lampon, Desa/ Kecamatan Pesanggaran. “Ini tadi berangkat dari Bandara Blimbingsari,” cetus Ade Suganda, panitia pelaksana

SOSIAL: Penggagas acara Ade Suganda (dua dari kiri), Mayor Ronny (tiga dari kiri), dan Dhama Andrea (empat dari kiri), bersama para pendukung dari Bank Djatim, komunitas Mobilio, dan Andara Tours and travel akan memberi santunan pada anak yatim, Sabtu (14/11).

dari sekolah pilot LP3B. Direktur Diraya Group, Dhama Andrea Praputra, menambahkan santunan anak yatim One Day Service in Car For Yatim ini upaya untuk menghibur dan me­ nganggap mereka seperti keluarga sendiri.

GAME: Diajak bermain hop lap hop di Pantai Pulau Merah, Pesanggaran, Sabtu (14/11).

“Anak yatim kita ajak naik mobil pribadi, lalu bermain bersama di Pulau Merah,” katanya. Selama di Pulau Merah, terang dia, sebanyak 50 anak yatim itu diajak beberapa game seperti hop lap hop, buat gunungan, dan memecahkan balon.

Selain itu, menikmati keindahan pantai Pulau Merah. “Dari Pulau Merah, kita ajak mengunjungi Puslatpur 7 Lampon,” ujar pemilik Andara Tours and Travel itu. Selama di Puslatpur 7, Lampon, para anak yatim diberi hiburan musik. Mereka juga diajak bermain dengan menggunakan senjata laras panjang menggunakan peluru hampa, melihat gua jepang, naik speedboat melintas Sungai Gonggo, dan kita beri santunan. “Semua itu untuk menyenangkan anakanak yatim,” ungkapnya. Komandan Puslatpur 7, Lampon, Ma­ yor (Mar) Ronny A Purba, mengatakan acara yang baru kali pertama dilaksanakan di Kabupaten Banyuwangi, itu rencananya akan menjadi agenda tahunan. Semua itu, demi membantu dan menyenangkan anak yatim. “Tahun depan akan kita persiapkan yang lebih baik lagi,” cetusnya. (adv/abi)

TAKUT: Setiap anak yatim diberi kesempatan menjajal senjata laras panjang menggunakan peluru hampa.

BINGKISAN: Ayu Kurniasari dari Andara Tours dan Travel memberi bingkisan pada anak yatim.


R A D A R genteng

Jawa Pos

Senin 16 November 2015

Blambangan Raya

37

Nonton Bola Panjat Motor GENTENG-Kompetisi sepak bola yang digelar di lapangan Maron, Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, memasuki final kemarin. Karena berbagai alasan, para penggila bola tidak bisa masuk untuk melihat secara langsung. Di antara penggemar sepak bola itu, ada yang melihat pertandingan sepak bola dengan memanjat pohon, mengintip di lubang pagar, naik di atas tong, dan tumpukan batu bata. Tapi, juga ada yang sengaja memarkir motor di pinggir pagar dan naik ke motor. Para penonton yang nekat itu, semua enggan untuk membeli tiket yang dipatok dengan harga Rp 15 ribu tersebut. “Yang penting bisa melihat, eman sekali kalau beli tiket,” cetus salah satu penggila bola asal Desa Genteng Kulon itu.(sli/abi)

SHULHAN HADI/JPRG

NEKAT: Sebagian penonton menikmati pertandingan dari luar pagar dengan naik motor dan tumpukan bata, kemarin (15/4).

DEDY JUMHARDIYANTO/ JPRG

BERDUKA: Galang,16, anak korban menunjukkan foto ayahnya yang tersimpan di tablet, kemarin (15/11).

TKI Banyuwangi Membusuk di Taiwan MUNCAR - Kabar duka kembali menimpa Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Banyuwangi yang bekerja di Taiwan. Miski Yatayes, 42, asal Dusun Krajan, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar yang bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) di Pelabuhan Singkang Chekong, Thaitung, Taiwan, dikabarkan telah meninggal. Miski oleh warga Taiwan ditemukan sudah tewas dengan kondisi mengenaskan pada Jumat (13/11). Hampir semua tubuhnya sudah membusuk. “ Saya dapat informasi dari rekan buruh migran Indonesia (BMI) di Taiwan,” ujar Krishnadi, 41,

ketua Ikatan Keluarga Banyuwangi (Ikawangi) Taiwan di Banyuwangi kemarin (15/11). Dari informasi yang didapat, terang dia, tubuh korban ditemukan setelah warga yang ada di sekitar pelabuhan mencium bau busuk. Setelah dicari, ternyata korban yang tubuhnya sudah mulai membusuk. “Diduga terpeleset dan jatuh ke laut saat akan mengisi solar ke kapal,” katanya. Saat Miski terpeleset dan jatuh ke laut, diduga tidak ada satu pun warga yang mengetahui. Melihat kondisi tubuh korban yang sudah membusuk, diperkirakan kecelakaan itu terjadi se-

pekan sebelum ditemukan. ‘Jatuh ke laut tidak ada yang menolong, mungkin seperti itu,” ujarnya. Kabar duka TKI yang meninggal di Taiwan, ternyata sudah didengar oleh keluarganya di Dusun Krajan, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar. “Pada Jumat (13/11), saya dapat telepon dari agen di Taiwan yang mengabarkan kalau Miski meninggal,” cetus Anwar Sanusi, kakak ipar Miski. Dari keterangan agen di Taiwan itu, terang dia, saat korban itu meninggal kapal tempat Miski bekerja sudah sandar di pelabuhan. “Kabarnya terjatuh saat mengisi solar, tapi tidak ada

yang tahu,” terang Kusmiati, 40, adik kandung Miski. Dengan kabar meninggalnya korban ini, keluarga berharap pemerintah bisa membantu pemulangan jenazah almarhum. Sehingga, bisa dikebumikan di kampung halamannya. “Keinginan keluarga jenazah bisa dibawa pulang,” harapnya. Menurut Kusmiati, kakaknya yang sudah bekerja di Taiwan sejak 2012 lalu itu meninggal di Taiwan dengan meninggalkan seorang istri, Supiyati, dan dua anak, yakni Galang, 16, dan Senja Kinanti, 9. “Istrinya masih syok, belum bisa diajak bicara,” kata Kusmiati. (ddy/abi)

Harga Ikan Bakar Blimbingsari Melangit ROGOJAMPI-Kuliner ikan bakar di Pantai Blimbingsari, Kecamatan Rogojampi, dikeluhkan oleh pembeli. Mereka merasa tertipu harganya jadi melambung, dan tidak sesuai dengan pemesanan. Salah satu pembeli yang merasa kecewa itu, adalah Rahman, 27, asal Sumenep, Madura. Dia mengaku kecewa karena harga ikan bakar itu dianggap mahal. “Mestinya ya standar, tidak asal main pukul harga,” katanya pada Jawa Pos Radar Genteng. Rahman mengaku bersama keluarga dan teman-temannya mengaku penasaran dengan ikan bakar Blimbingsari. Saat datang, memesan tiga kilogram ikan dengan harga Rp 75 ribu per kilogram. Selain itu, juga

DEDY JUMHARDIYANTO/ JPRG

MENIPU: Salah satu penikmat ikan bakar sedang memilih dan menimbang ikan, kemarin (15/11).

memesan nasi dan es kelapa muda. “Selesai makan, saya diminta Rp 500 ribu tanpa ada rincian,” ujarnya. Rahman menyampaikan baru kali ini datang ke Blimbingsari.

Tapi, pengalaman pertamanya itu cukup menyakitkan. “Saya tidak ingin pengalaman ini menular yang lain, kasihan nama besar Banyuwangi dirusak oleh pelaku usaha sendiri,” cetusnya.

Untuk menjaga nama baik Banyuwangi, Rahman minta Pemkab Banyuwangi tidak tinggal diam. Perhatian dan pembenahan harus segera dilakukan. “Kalau caranya begini, wisatawan kapok berkunjung ke Banyuwangi,” terangnya. Hal senada juga diungkapkan Maryuni, 24. Pengunjung asal Desa/Kecamatan Cluring itu mengaku saat makan bakso dan es kelapa muda bersama temannya, harganya tidak normal. “Pedagangnya nakal-nakal,” katanya. Salah satu pedagang ikan bakar, Siti, 50, membantah telah menaikkan harga secara mendadak. Tidak semua warung yang ada di Pantai Blimbingsari seperti itu. “Saya ada rinciannya, kok,” sebutnya. (ddy/abi)

SDN 2 Tampo Menuju Sekolah Adiwiyata CLURING-SDN 2 Tampo, Kecamatan Cluring, kembali menorehkan prestasi gemilang. Selangkah lagi, sekolah yang berada di Jalan Grajagan, nomor 12, Desa Tampo, Kecamatan Cluring, menyandang sebagai sekolah Adiwiyata. Tim Adiwiyata tingkat nasional, Windari dan Fitria, pada Sabtu malam (14/11) datang ke SDN 2 Tampo untuk menilai kondisi sekolah. Kedua juri dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) RI, itu juga memeriksa penataan lingkungan sekolah. “Menuju Adiwiyata ini prosesnya cukup panjang,” cetus kepala SDN 2 Tampo, Dra. Hj. Isnainiwati, MPd. Isnainiwati menyebut, sebelum mengikuti sekolah Adiwiyati tingkat nasional ini,

CEK KRAN AIR: Juri dari KLH Windari (empat dari kiri) di dampingi kepala SDN 2 Tampo, Isnainiwati (tiga kiri) dan para guru, kemarin malam (14/11). THOMI SILA/JPRG

sekolahnya telah banyak meraih prestasi, seperti juara dalam Banyuwangi Ijo Royo-royo yang digelar Pemkab Banyuwangi, juara 1 musik tradisi tingkat Provinsi Jatim, juara 2 membatik tingkat nasional, dan sederet prestasi lainnya. Dalam lomba Adiwiyata ini,

terang dia, sekolahnya tidak semata-mata mencari nama. Yang paling penting, untuk ikut berperan dalam pelestarian lingkungan hidup. “Semua itu sesuai visi sekolah, unggul dalam prestasi, kreativitas, peduli, dan berbudaya lingkungan menuju manusia yang

berakhlak mulia serta berwawasan,” ungkapnya. Dalam menyambut tim Adiwiyata tingkat nasional itu, terlihat hadir ketua PGRI Banyuwangi, H. Teguh Sumarno, kepala UPTD Pendidikan Cluring, Kunti; komite sekolah, dan para guru SDN 2 Tampo. (adv/abi)

Kerugian Kebakaran Rp 100 Juta n Gudang...

Sambungan dari Hal 36

Sekitar pukul 13.00, empat mobil pemadam kebakaran (Damkar) dari kantor Kecamatan Genteng, Gambiran, dan dua unit Damkar dari Banyuwangi tiba di lokasi kejadian. Dengan dibantu warga dan karyawan, mereka langsung bekerja me-

madamkan api. Setelah bekerja hampir 30 menit, api yang telah membakar semua sabut kelapa yang sedang dijebur berhasil dijinakkan. Untuk memastikan api sudah mati, petugas sempat menggaruk sabut kelapa yang sudah terbakar. “Bisa saja padam di bagian atas, tapi bagian bawah masih

menyala,” ujar Sugeng, sa­ lah satu petugas Damkar dari Banyuwangi. Anggota Polsek Singojuruh yang mendapat laporan ada kebakaran, juga langsung datang ke lokasi. Mereka, juga melakukan oleh TKP (tempat kejadian perkara). “Banyak dugaan penyebab kebakaran, semua masih dalam penyelidikan,”

terang Kapolsek Singojuruh, AKP Priyono. Dari hasil penyelidikan dan keterangan saksi, akibat kebakaran itu korban mengalami kerugian sekitar Rp 100 juta. Kerugian itu, termasuk truk col diesel yang ikut habis terbakar. “Truk colt diesel yang terbakar itu milik korban sendiri,” katanya. (ddy/abi)

SHULHAN HADI/JPRG

SANGAT POTENSIAL: Peternak kambing asal Dusun Krajan, Desa Setail, Kecamatan Genteng ma­sih kesulitan pemasaran dan berharap ada promosi dari pemerintah.

Peternak Kambing Kesulitan Pemasaran GENTENG-Peternakan kam­ bing, kini mulai menggeliat. Warga banyak yang menekuni usaha ini karena hasilnya dianggap menjanjikan. Apalagi, untuk merawat ternak jenis ini juga tidak terlalu sulit. Ternak kambing yang banyak ditekuni warga, itu sebagian besar pembesaran. “Untuk pemeliharaan cukup mudah, pakan juga tidak sulit,” cetus Mukhlis Rifai, 60, peternak kambing asal Dusun Krajan, Desa Setail, Kecamatan Genteng. Mukhlis mengaku kalau saat ini memiliki 40 ekor kambing. Awalnya, dia hanya memiliki 15 ekor kambing. “Saya membeli

anak kambing, lalu saya besarkan di kandang,” ungkapnya pada Jawa Pos Radar Genteng. Menurut Mukhlis, yang menjadi kendala dalam beternak kambing ini masalah pemasaran. Bagi orang desa, yang dimiliki hanya keahlian merawat dan membesarkan kambing. “Saya bingung untuk promosi biar cepat laku,” katanya. Untuk membesarkan kambing ini, biasanya baru laku terjual setelah dirawat delapan bulan. Padahal, kambing itu sudah layak dijual mulai masa perawatan enam bulan. “Sebenarnya semakin cepat terjual, untungnya juga lebih tinggi,” ujarnya.

Untuk pemasaran ternak kambingnya, Mukhlis mengaku hanya mengandalkan pembeli yang datang ke tempatnya. Bila harus ke pasar hewan, tenaganya dianggap tidak mampu. “Kalau ada pembeli yang datang, ya lumayan,” cetusnya. Salah satu pembeli kambing, Syairi, 57, asal Desa/Kecamatan Purwoharjo, mengatakan bila membeli kambing lebih tertarik datang ke lokasi peternakan dibanding ke pasar. Sebab, akan bisa memilih kambing sesuai dengan keinginannya. “Bisa tahu proses perawatannya dan bisa memilih yang baik,” ungkapnya.(sli/abi)


DAERAH SEKITAR RADAR BANYUWANGI

38 Tengkorak Misterius di Bypass Gianyar

KRIMINALITAS

JOHN SHOHIB/RADAR JEMBER/JPNN

CEMBURU BUTA: Suryanto (korban) dan Erwinda, istri Saiman, saat menjalani pemeriksaan di Mapolsek Semboro.

Cemburu, Ancam Bacok Tetangga JEMBER – Suryanto, warga Dusun Rowotapen, Desa Sidomekar, Kecamatan Semboro, Jember, melaporkan Saiman, tetangganya, karena diancam akan dibacok, Jumat (13/11). Ancaman tersebut diterima Suryanto setelah Saiman menduga istrinya berselingkuh dengan dirinya. Ancaman pembacokan yang dilakukan oleh Saiman tersebut setelah seminggu sebelumnya, istri Suryanto, Erwinda curhat kepada korban tentang masalah keluarganya. Dalam curhatan melalui SMS itu, dia mengaku sering dianiaya oleh suaminya, Saiman. “Dia juga mengatakan kepada saya kalau ingin cerai dengan Saiman,” ujar korban. Korban sempat menyarankan kepada Erwinda, yang merupakan teman dekat, sekaligus tetangganya, agar tidak bercerai dengan suaminya. Karena, kedua pasutri itu memiliki anak yang masih kecil. “Kasihan anak mereka kalau sampai bercerai,” imbuhnya. Selang beberapa hari dari curhatan itu, Saiman sempat membaca obrolan mereka (Erwinda dan Suryanto, red) di ponsel milik istrinya. Melihat isi pesan lewat SMS tersebut, Saiman naik pitam dan mendatangi rumah Suryanto dengan membawa sebilah celurit. Dengan menggedor pintu rumah Suryanto, Saiman minta agar korban keluar dari rumahnya. Melihat pelaku membawa sebuah celurit, Suryanto keluar dan menanyakan keperluan pelaku. “Saya tanya ada perlu apa? Terus pelaku membentak saya dengan mengatakan bahwa saya SMS-an dengan istrinya,” terang Suryanto. Ketika hendak menjelaskan permasalahan sebenarnya, ternyata disambut dengan sabitan celurit yang hampir mengenai tubuh korban. Beruntung Suryanto sempat menghindar dan melarikan diri. (jon/sh/jpnn)

Senin 16 November 2015

Ajak Pemilih Pemula Jangan Sampai Golput

ADA APA LAGI

GIANYAR – Warga Banjar Luglug Lembeng, Ketewel, Gianyar Jumat (13/11) lalu geger. Sesosok mayat yang tinggal menyisakan tulang belulang ditemukan warga di semak-semak di sisi selatan Jalan Bypass Ida Bagus Matra, Gianyar. Kuat dugaan jasad korban sudah cukup lama di lokasi kejadian, tanpa ada yang mengetahuinya. Mengingat nyaris semua daging dalam tubuhnya habis dan tersisa tulang yang masih dibalut pakaian. Menurut informasi di lokasi kejadian, tulang belulang tersebut pertama kali ditemukan Darmawan, 34, warga asal Jember, Jawa Timur, yang tinggal di Gelogor Carik, Denpasar. Saat itu sekitar pukul 08.00, saksi awalnya hendak mencari taluh sumangah (kroto, red) di lokasi yang dekat dengan jalan menuju Pantai Lembeng itu. Bukannya kroto yang didapat, tapi tulang belulang korban misterius itu. Kapolsek Sukawati, Gianyar, Kompol I Ketut Dana yang turun langsung melakukan olah TKP dan memantau proses evakuasi tulang belulang belum berani memastikan apakah mayat itu korban pembunuhan atau tidak. Karena pihaknya tidak menemukan satu pun identitas. Meski seperti dia akui, di lokasi ditemukan baju putih, celana hitam, ikat pinggang hitam, sepatu hitam merek Bata dan jaket warna hijau, termasuk tas hitam. “Belum bisa dipastikan. Identitasnya juga belum jelas. Karena tidak ada dompet dan identitas di lokasi. Tapi, kondisi tulang belulang itu memang masih terbungkus pakaian,” ucapnya. Hingga kemarin pihaknya mengaku masih melakukan upaya penyelidikan. Selain itu, tulang belulang tersebut juga langsung dievakuasi dan dibawa ke RSUP Sanglah.(wid/ara/rdr/mus/jpnn)

Jawa Pos

HERU PUTRANTO/RADAR JEMBER/JPNN

KAMPANYE ANTI GOLPUT: Para pengunjung memanfaatkan photo booth yang didesain mirip tampilan Instagram.

JEMBER - Para pemilih pemula di Jember diharapkan memanfaatkan hak pilihnya dalam pilkada 9 Desember nanti. Agar para pemilih pemula memanfaatkan hak pilihnya, kemarin (15/11) digelar berbagai kegiatan menarik di car free day di kawasan Alun-Alun Jember. Dalam kegiatan bertajuk Jember Semangat itu, para pengunjung bebas berpartisipasi. Di sela-sela kegiatan, masyarakat, khususnya pemilih pemula, diajak untuk peduli dengan kemajuan Jember. Salah satu wujudnya adalah menyalurkan hak pilih dalam pilkada nanti. Salah satu yang paling menarik di kegiatan tersebut adalah adanya photo booth. Panitia menyediakan sebuah lokasi foto yang didesain mirip tampilan di Instagram. Setiap pengunjung bebas berpose apa pun, lalu foto dengan kamera HP. Bahkan, panitia juga menyediakan fasilitas cetak foto. Karuan saja photo booth itu menjadi salah satu venue yang paling banyak dikunjungi. Bahkan, untuk berfoto pun pengunjung harus antre. Selain itu, masyarakat juga diajak lari bersama mengelilingi alun-alun. Lalu, pengunjung diajak pula senam bersama dengan dipandu dua instruktur. Kegiatan itu makin heboh dengan kedatangan mantan Bupati M.Z.A. Djalal, Sugiarto, dan dr Dwikoryanto. Mereka membaur dengan masyarakat yang saat itu berolahraga atau jalan-jalan di alun-alun. (ram/har/jpnn)

Badung Sedot 28 Juta Meter Kubik Air Tanah BADUNG– Ancaman krisis air bersih yang bersumber dari air tanah di Kabupaten Badung semakin mendekati kenyataan. Sebab, saat ini penggunaan air tanah di kabupaten terkaya di Bali ini sudah melebihi ambang batas. Terutama wilayah Badung Selatan seperti Kecamatan Kuta dan Kuta Selatan. Berdasar data Dinas Cipta Karya (DCK) Kabupaten Badung, pemakaian air tanah di Badung sebesar 28 juta meter kubik setiap tahunnya. Padahal, batas maksimal pemakaian selama setahun 25 juta meter kubik. Itu artinya ada 3 juta meter kubik kelebihan pemakaian air tanah. Kepala DCK Kabupaten Badung, Ni Putu Dessy Darmayanti menyatakan kondisi ini sangat memprihatinkan. Menurut Dessy, penggunaan air tanah berlebihan tidak hanya mengancam terjadinya krisis air. Tapi, juga menggangu keseimbangan lingkungan. “Jujur ini memang memprihatinkan. Tapi, sampai saat ini kami belum mempunyai solusi pasti,”

ungkap Dessy ditemui baru-baru ini. Badung Selatan menjadi wilayah terbanyak pemakaian air tanah karena perkembangan pariwisata yang pesat. Tidak hanya hotel dan akomodasi wisata lainnya juga terus tumbuh. Pemabngunan perrumahan sangat masif. Dijelaskan lebih jauh, secara kuantitas pemakaian air tanah memang didominasi perumahan. Perumahan yang memakai air tanah sebanyak 20.990 perumahan. Sementara akomodasi wisata seperti hotel, restoran dan sejenisnya sebanyak 847 unit. Meski secara kuantitas jumlah perumahan lebih banyak dibandingkan akomodasi wisata, tapi penggunaan air sektor akomodasi wisata tetap saja cenderung lebih besar. Misalnya, hotel. Satu hotel yang menyediakan ratusan hingga ribuan kamar menghabiskan air sangat besar. “Jadi, pemakaian air tanah untuk akomodasi wisata ini cukup besar juga,” papar mantan Kabag Pembangunan

Setda Badung itu. Untuk mendapatkan sumber air tanah memadahi, investor pemilik hotel melakukan pengeboran sangat dalam. Di wilayah Kuta dan Kuta Selatan, rata-rata kedalaman pengeboran mencapai 160 meter. Dengan kedalaman 160 meter itu air tanah disedot ke permukaan dan digunakan untuk kebutuhan hotel, restoran dan sejenisnya. Dessy menyebut, kedalaman 160 meter air yang didapat adalah air payau atau campuran air laut dan tawar. Air ini kemudian diolah hotel dengan alat khusus untuk dijadikan air tawar. Ditambahkan Dessy, pemakaian air tanah sebanyak 28 juta meter kubik setahun ini sudah termasuk air imbuhan. Air imbuhan adalah air tanah yang berasal dari hujan. Sebanyak 15 persen air tanah berasal dari air imbuhan atau air hujan. Dengan adanya air imbuhan ini, maka ketersediaan air tanah di Badung tertolong. Pasalnya, Badung menjadi mempunyai zona

atau cekungan air tanah. Ke depan, lanjut Dessy, berupaya mencari solusi pengurangan pemakaian air tanah. Yang paling memungkinkan adalah penyulingan air permukaan laut atau desalinisasi. Air laut diolah menjadi air tawar dengan menggunakan teknologi canggih. Hanya saja, meski air laut melimpah, penggunaan air laut dalam jangka waktu lama juga memberikan dampak buruk. “Memang air laut tidak akan habis. Tapi, penggunaan terus menerus juga akan merusak biota laut. Ini juga yang kami pikirkan dan kaji,” imbuh pejabat asal Denpasar ini. Selain berpotensi menghancurkan biota laut, pengolahan air laut dalam jangka panjang juga berpengaruh pada alat. Katanya, secanggih apapun alat yang digunakan tidak akan berumur panjang karena korosi terkena air laut yang memiliki kandungan garam sangat tinggi. (san/rdr/mus/jpnn)

Simpan Ganja di CD, Bule Swiss Diringkus DENPASAR - Marc Andre Wenger Neuchatel tertunduk lesu. Keringatnya mengucur deras. Saking groginya, jari-jemari pemilik restoran kelahiran Neuchatel, Swiss, 28 Februari 1964 itu tak hentihentinya memainkan karet gelang saat jumpa pers di lantai tiga Gedung Bea dan Cukai Ngurah Rai Kamis lalu (12/11) pukul 15.20. 14 jam 20 menit sebelumnya, tepatnya pukul 01.00 dini hari usaha Marc mengelabui petugas Bea dan Cukai Ngurah Rai gagal total. 3,2 gram bruto ganja beserta plastik klip yang dia sembunyikan di celana dalam (CD) tercium petugas. Marc diketahui sebagai warga negara asing (WNA) ketiga yang ditangkap karena narkoba di Bandara Ngurah Rai tahun ini. Menurut informasi, pelaku yang datang ke Bali dengan tujuan wisata ini berupaya menyelundupkan narkotika melalui Terminal Kedatangan Internasional Bandara

Ngurah Rai. “Pelaku mendarat di Bali Kamis (12/11) dini hari sekitar pukul 01.00 dengan menggunakan pesawat Air Asia QZ 555 rute Kuala Lumpur -Denpasar,” ucap Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean Ngurah Rai, Budi Harjanto, kepada awak media kemarin. Hasilnya nihil saat petugas melakukan prosedur pemeriksaan menggunakan x-ray atas barang bawaan penumpang tersebut. Gelagat aneh yang ditunjukkan Marc akhirnya membuat polisi melakukan pemeriksaan badan. Pada saat pemeriksaan inilah petugas menemukan satu plastik klip dibungkus tisu berisi potonganpotongan tanaman berwarna cokelat diduga mariyuana alias ganja tersembunyi di dalam celana dalam pelaku. Narcotics test akhirnya menegaskan bahwa potonganpotongan tanaman berwarna cokelat itu termasuk jenis narkoba. “Pelaku

RADAR BALI/JPNN

KESAL: Tersangka Marc setengah berteriak kepada wartawan di Kantor Bea dan Cukai Ngurah Rai pasca tertangkap tangan membawa ganja.

mengaku mengonsumsi narkoba tersebut,” imbuh Harjanto. Ditanyai apakah pelaku mengetahui di Indonesia ganja dilarang, Harjanto mengaku pihaknya belum bertanya sejauh itu. Dirinya bahkan tidak bisa

menjawab pertanyaan koran ini saat ditanyai apakah di negara asal pelaku, Swiss ganja dilarang. Kasubdit II Ditresnarkoba Polda Bali AKBP Joni Lay juga mengaku tidak mengetahui pasti legal tidaknya ganja di Swiss. “Yang pasti pelaku membawa ganja

ke Bali. Jadi, tetap diproses apapun alasannya karena tidak dilengkapi dengan dokumen yang sah sesuai prosedur yang berlaku. Pelaku langsung digelandang ke Mapolda Bali hari ini (kemarin) juga,” ucap AKBP Joni Lay. (ken/rdr/mus/jpnn)

Gonjing Miring, Revolusi Kentrung Djos Yang Ngetop Era 80-an

Demi Seni, Semangat Tampil Meski Kadang Tanpa Bayaran Kentrung Joss sempat ngetop antara tahun 1980-1990. Apalagi jadi acara tetap TVRI di program Dari Desa ke Desa dan Kelompencapir. Kini, biar eksis sejumlah alumninya tampil dalam kelompok Campursari Gonjing Miring. Tentu, bukan perkara mudah melestarikan budaya di tengah gempuran teknologi dewasa ini. RANGGA MAHARDIKA, Jember SUASANA temaram Alun-Alun Jember sedikit berbeda dengan biasanya. Di tengah hiruk pikuk berbagai even yang sedang di gelar di pusat kota Jember itu, ada salah satu sudut, dimana

masyarakat tertawa terbahak-bahak. Makin malam, makin banyak warga yang berkumpul di depan panggung. Ternyata, warga sedang terbawa aksi panggung pemain yang bermain layaknya ketoprak yang mementaskan lakon Sri Tanjung, Banyuwangi. Sepanjang penampilan, penonton tertawatawadengan aksi jenaka mereka. Aksi itu memang dilakoni oleh sejumlah seniman senior. Seperti Djoko Supriatno (dalang), Ilham Zoebazari (dalang), Untung Welly (keyboard), Pramono (penabuh saron) dan Suparto (kendang). Mereka dipadu dengan sejumlah seniman muda seperti Londho, yang kian mengocok perut. Bagi penikmat seni antara tahun 19801990, nama-nama itu tentu tidak asing. Karena mereka adalah bagian dari keluarga besar Kentrung Djos Fakultas Sastra Unej yang sempat berjaya di era itu. Wajah mereka sering nongol di layar kaca TVRI, stasiun televisi satu-satunya

RADAR JEMBER/JPNN

MENOLAK PUNAH: Sebagian alumni Kentrung Joss tetap eksis dengan guyonan berevolusi menjadi kelompok gunjing untuk melestarikan budaya seni.

di Indonesia waktu itu. Terutama, saat mengisi program lomba desa

Kelompencapir yang dipandu oleh kelompok Kentrung Djos itu.

”Saya kaget melihat mereka (seniman) lagi. Gaya kocaknya masih tetap seperti dulu,” kata Johan, salah satu penonton. Kelompok senior ini memang sudah lama tidak tampil di hadapan publik Jember. Kalau toh ada, namun sudah tidak eksis lagi di layar kaca. Bisa dikatakan hidup segan mati tak mau. Tapi, malam itu kelompok ini tampil beda dengan mengatasnamakan Gonjing Miring. “Kelompok ini memang diembrio oleh Kentrung Djos yang pernah menjadi pengisi tetap di TVRI dulu,” ujar Djoko Supriatno. Dimana, sebagian besar personil Gonjing Miring itu dibesarkan oleh kelompok tersebut. Diakuinya, kelompok ini sudah tidak aktif sejak 2002. Meskipun ada, palingpaling hanya latihan jika hendak ingin naik pentas. “Bukan karena tidak mau berkarya, tapi sulit membagi waktu saat disibukkan dengan rutinitas pekerjaan,” jelasnya. Seperti Djoko dan Ilham yang kini

menjadi dosen. Lalu Suparto sebagai penyiar radio, Welly dan Untung adalah karyawan di sebuah bank, kemudian Tri Pancing fokus sebagai pelatih gamelan. Namun, karena adanya rasa kepedulian, kesenangan serta memiliki cita-cita sama untuk terus menghidupkan kesenian tradisional, mereka tetap berusaha kumpul ala kadanya. Dan untuk memuaskan kesenangan di atas pentas mereka berlatih bersama yakni dengan membentuk kelompok campursari Gonjing Miring. “Ini untuk mengakomodir karena tidak semua bisa menjadi dalang. Banyak juga yang senang bermain alat musik, sehingga kelompoknya Campursari,” ucapnya. Mereka biasanya menyempatkan diri berkumpul di sekretariat kelompok, yang ada di kawasan Kebonsari Indah. Karena bentuknya paguyuban, mereka pun tetap berlatih meskipun tidak ada tawaran manggung. (hdi/jpnn)


RADAR BANYUWANGI

Jawa Pos

Senin 16 November 2015

BERITA UTAMA

39

Barang Buktinya Sabu, Ineks, dan Ganja ■ MINIMAL...

Sambungan dari Hal 29

Sabu yang ditemukan sebanyak 11,26 gram, empat paket ganja seberat 11, 26 gram, dan tiga paket ganja seberat 210 gram.

“Hasil tes urine, lima tersangka itu positif mengonsumsi narkoba. Kita juga menunggu hasil uji laborat terkait barang bukti yang kita sita dari para tersangka,’’ ujar Kapolres Banyuwangi AKBP Bastoni Purnama melalui Kasatnar-

koba AKP Agung Setya Budi dihubungi tadi malam. Bagaimana dengan jeratan hukum para tersangka? Lima orang yang tertangkap di Hotel Watudodol dan Green Diamond itu saat ini mendekam di hotel prodeo

Mapolres Banyuwangi. Dalam perkara ini penyidik menerapkan pasal 114 jo 112 UU nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika dengan ancaman hukuman minimal 4 tahun dan maksimal mati atau seumur hidup serta denda minimal

Dinas Terkait Harus Menegur Kontraktor ■ TUMPUKAN...

Sambungan dari Hal 29

Sementara dua lainnya harus dilarikan ke RSUD Blambangan karena mengalami luka parah. Kejadian bermula ketika bebatuan kali yang akan digunakan untuk membangun saluran irigasi yang berada di salah satu jalan yang menghubungkan Desa Telemung dan Desa Kelir itu diletakkan di tepian jalan. Jumlah batu yang cukup banyak membuat jalan yang seharusnya dapat dilalui dua kendaraan roda empat, menjadi hanya cukup dilalui satu kendaraan roda empat. Ditambah lagi, batu tersebut diletakkan sore hari menjelang maghrib. Sehingga banyak warga yang tidak mengetahui jika ada batu-batu besar yang mengisi jalan ditambah lagi tidak ada penerangan lampu di jalan tersebut. Berdasarkan keterangan salah seorang warga setempat, Sidik, 49, ada tiga warga yang menjadi korban karena menabrak batu kali. Kejadian pertama pukul 17.00, namun korbannya tidak begitu parah. Setelah menabrak materialan, pengendara tersebut bisa pulang sendiri. Yang paling parah justru menimpa Budi, 32, warga Desa Tlemung dan Sapawi, 45, warga Dusun Pekarangan, Desa Kelir. “Budi jatuh habis maghrib. Jatuhnya cukup parah. Sepertinya ada yang patah tulang, soalnya sempat pingsan.

FREDY RIZKI/RABA

TERJUNGKAL: Motor milik Sapawi, 45, warga Dusun Pekarangan, Desa Kelir yang terjatuh akibat menghindari batuan kali yang diletakkan sembarangan kemarin (14/11) malam.

Kalau Pak Sapawi jatuh pukul 20.00, tadi langsung diangkut mobil L300 ke rumah sakit. Mukanya penuh darah,” ujar warga tersebut. Saat Jawa Pos Radar Banyuwangi tiba di lokasi kejadian, yang tersisa tinggal sepeda motor milik korban yang masih berada di tepian jalan. Sepeda motor merk Suzuki Bravo dengan pelat nomor P 6567 WI itu terlihat ringsek di bagian depan dan rem belakang. Ceceran darah korban pun masih ada di tengah jalan yang kemudian segera

ditutupi warga dengan pasir. Sebagian warga yang melihat susunan batu tersebut pun tampak emosi. Kemudian mereka memasang tanda dari kayu dan tas plastik untuk menandai keberadaan batu. “Seharusnya yang mengerjakan proyek ini mikir dulu atau koordinasi sama kepala desa biar tidak diletakkan sembarangan,” cetus salah satu warga. Kepala Desa Kelir, Alfian Harsono saat dikonfirmasi mengatakan, kecelakaan terjadi karena kelalaian

sopir truk yang menurunkan batu sembarangan. Sehingga menimbulkan korban kecelakaan. Berdasarkan keterangan yang dia dapat, proyek irigasi itu dikerjakan CV. Setia Kawan. Alfian mengatakan jika seharusnya sopir truk hanya menurunkan satu rit batu. Itupun diturunkan saat masih ada pekerja. Namun. si sopir rupanya malah mengirimkan sebanyak dua rit di sore hari setelah para pekerja pulang. “Semalaman kita mengurusi warga yang jatuh sambil menunggu pihak CV. Lita minta pihak CV menanggung kerugian, terutama ongkos rumah sakit para korban. Kesalahannya ada pada sopir truk yang meletakkan sembarangan, tapi tadi sudah diselesaikan oleh pemilik CV,” tandas Alfian. Diperoleh keterangan, peristiwa tumpukan materialan proyek itu bukan hanya terjadi di Desa Kelir. Sebelumnya peristiwa serupa juga terjadi di jalan desa yang menghubungkan Singojuruh-Desa Padang. Gara-garanya sama, yaitu tumpukan material batu tersebut hampir memakan separo badan jalan. Tumpukan material itu mengakibatkan tiga pengendara terluka. Sebab, malam hari tidak ada lampu jalan dan penerang sehingga pengendara jalan langsung menabraknya. “Kontraktornya harus tanggung jawab. PU Bina Marga juga harus menegur kontraktornya,’’ ujar seorang warga Singojuruh yang tidak mau disebut namanya. (fre/aif)

TAUFIK FERDIANSYAH/RABA

JALAN NASIONAL: Untuk mengurangi terjadinya kecelakaan, warga menanam pohon pisang di lubang jalan Gajahmada Banyuwangi.

Jalan Gajahmada Ditanami Pohon Pisang SEMENTARA itu, kerusakan jalan raya nasional di Jl. Gajahmada Banyuwangi memicu protes warga setempat. Untuk melampiaskan kekecewaan dengan kondisi jalan yang berlubang, warga menanami dengan pohon pisang. Praktis, kendaraan yang melintas di jalan tersebut harus lebih hati-hati. Kalau kurang waspada justru bisa menabrak pohon pisang yang berdiri di tengah jalan tersebut. Hingga sore kemarin (15/11) belum ada tindakan dari warga maupun pemerintah untuk

menyingkirkan pohon pisang tersebut. Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi, lubang jalan yang ditanami pisang itu terletak di sebelah utara lampu merah Cungking. Meski sering diperbaiki, ruas jalan yang satu ini memang langganan rusak. Ini karena kendaraan dengan tonase berat selalu lewat dis ana. Kali ini lubang di jalan raya itu cukup dalam dan tentunya sangat membahayakan bagi pengendara yang melintas. Jalan tersebut berlubang dengan diameter cukup lebar sekitar

50 Cm. Kedalaman dari lubang itu juga cukup lumayan. Siswanto, salah satu warga mengatakan, lubang di ruas Jalan Gajah Mada tersebut memang sudah langganan. Saat jalan itu kembali berlubang, tidak sedikit pengendara sepeda motor yang terjatuh karena tidak sempat menghindari lubang. ”Kecelakaannya pada malam hari. Sepertinya butuh aspal yang kuat kalau ditambal, biar tidak berlubang lagi,” usul Siswanto. (tfs/aif)

Panitia Sediakan Hadiah Rp 45 Juta ■ HASIL...

Sambungan dari Hal 29

Kapala Seksi (Kasi) Kerjasama dan Pemberdayaan Masyarakat PU Pengairan, Donny Arsilo Sofyan selaku panitia mengatakan, sampai saat ini sudah ada sekitar 20 peserta lomba yang telah mengumpulkan hasil karyanya. Kepada peserta lain yang telah memiliki hasil karya foto bisa langsung mengumpulkan hasil karyanya di tempat yang dituju. ”Seratus pengumpul pertama akan dapat kaus,” kata Donny. Dia menambahkan, batas akhir pengumpulan hasil karya foto ini akan ditutup pada tanggal 18 November 2015 nanti. Jadi, dengan

sisa waktu tiga hari ini, kepada para peserta masih bisa berkesempatan untuk hunting foto di titiktitik konservasi, wisata air dan irigasi yang ada di Banyuwangi dan kemudian untuk segera dikumpulkan kepada pihak panitia. ”Kumpulkan foto sebanyak-banyaknya. Satu peserta boleh mengumpulkan lebih dari satu foto. Semakin banyak mengumpulkan foto, semkain besar kesempatan menang,” tambahnya. Karena batas waktu pengumpulan foto sudah semakin dekat. Untuk para peserta yang belum sempat hunting foto lebih baik mengambil objek foto konservasi, wisata air maupun saluran irigasi yang le-

taknya tidak jauh dari perkotaan untuk mempersingkat waktu. Seperti wisata air Kedung Lumpang yang ada di Desa Paspan, Kecamatan Glagah ini bisa dijadikan alternatif objek foto wisata air yang tidak jauh dari kota Banyuwangi. Pemandangan bebatuan besar dengan air sungai yang mengalir deras bisa dijadikan objek foto yang bagus bagi peserta lomba. Sekadar diketahui, total hadiah yang disediakan cukup besar, yakni Rp 45 juta. Rinciannya, total Rp 11,5 juta untuk kategori pelajar, Rp 14,5 juta untuk kategori mahasiswa dan Rp 19 juta untuk kategori umum. Kembali diingatkan, olah digital yang diperbolehkan hanya terkait

brightness, contrast, burning dan cropping. ”Khusus cropping tidak boleh menambah mengurangi atau menggabungkan dua foto atau lebih,” ujar Donny. Resolusi gambar dibatasi minimal 300 dpl. Peserta mengumpulkan foto softcopy dengan format JPEG dan hardcopy ukuran 10R atau 10RS. Tidak lupa di balik CD burning (wadah foto softcopy) atau foto yang sudah tercetak dicantumkan lokasi foto, judul foto, waktu pengambilan dan identitas peserta. Donny mengharapkan bagi peserta yang melombakan foto lebih dari satu dengan objek berbeda kategori mengumpulkan di waktu yang bersamaan. (tfs/aif)

Mulyadi Jadi Dosen Bahasa Jepang di Sukabumi ■ PENGHASILAN...

Sambungan dari Hal 29

Padahal, dari segi perjuangan dia mendapatkan uang untuk menyekolahkan anaknya tersebut bisa dibilang sulit sekali. Bekerja sebagai tukang nderes pohon pinus yang hanya digaji Rp 200 ribu per minggu tampaknya tidak mungkin bisa menyekolahkan anaknya. Tapi nyatanya, anak Bambang tersebut bisa sekolah sampai ke Jepang. Yang membanggakan, saat ini sang anak menjadi dosen Bahasa Jepang di universitas ternama di Sukabumi, Jawa Barat. Tentu hal yang patut dibanggakan dan patut dicontoh apa yang telah dilakukan oleh Bambang ini kepada

anaknya. Dari segi penghasilan, gaji yang dia terima tidak cukup untuk biaya sekolah anaknya. Namun, berkat niat dan tujuan yang sangat mulia, Bambang berani meminjam uang ke sana- kemari agar anaknya terus menempuh pendidikan. ”Waktu mau berangkat ke Jepang, anak saya minta uang Rp 5 juta untuk berangkat. Tapi saya lagi tidak ada uang sama sekali. Tapi tetap saya usahakan ada dengan utang ke tetangga. Alhamdulillah juga mampu,” aku warga RT02/ RW01 Dusun Sumber Nanas, Kelurahan/ Kecamatan Kalipuro ini. Selain usaha dan niat yang dirasa sangat penting, Bambang selalu berpesan kepada anaknya agar selalu tabah jika uang yang digunakan untuk membiayai sekolah agak sedikit tersendat.

Bambang selalu meyakinkan kepada anaknya bahwa dia mampu untuk menyekolahkan anaknya sampai ke jenjang manapun. ”Intinya memang harus tabah. Alhamdullilah dengan ketabahan akhirnya semua keinginan bisa terwujud,” ujar Bambang. Meski anaknya sukses menjadi seorang pengajar Bahasa Jepang di Sukabumi, Bambang masih rutin melakukan aktivitas seperti biasa. Bambang yang saat ini hidup seorang diri mengaku tidak pernah meminta jatah uang kepada. Dia hanya meminta uang kepada anaknya jika sudha kepepet. ”Tidak penting uang itu. Anak saya sudah berhasil saat ini. Itu saja sudah cukup membuat saya bangga luar biasa,” ujarnya sambil menunjukkan foto anaknya sewaktu di Jepang dulu. (aif)

Rp 1 miliar dan maksimal Rp 10 miliar. “Pemberkasan masih kita kebut. Kita juga terus kembangkan tertangkapnya para tersangka,’’ kata Agung. Dalam kesempatan itu, Agung juga menjelaskan pemasangan police line di pintu gerbang masuk Green Diamond. Untuk saat ini pihaknya belum bisa menentukan kapan garis polisi tersebut dilepas. “Yang pasti setelah gelar perkara selesai, police line kita buka. Kunci gerbang juga akan kita kembalikan kepada pemiliknya,’’ tandas mantan Kapolsek Cluring itu. Lima tersangka narkoba yang terjaring dalam Operasi Sakau di kafe Green Diamond dan Hotel Watudodol, Ketapang, Rabu lalu (11/11) ternyata cukup lama diincar polisi. Mereka tercatat sebagai pemain lama narkoba Banyuwangi. Hanya saja, selama ini mereka aman-aman saja karena belum kena batunya. Tersangka Sg alias Gen, 37,

ternyata sudah tiga kali berurusan dengan polisi. Warga Lingkungan Tanjung, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, itu pernah kesandung kasus togel dan narkoba. Bisa jadi karena hukumannya terlalu ringan, Gen tak jera berbisnis narkoba lagi. Tersangka Int, 25, asal Perum Gentengan Baru, Blok C 17, Jalan MH. Thamrin, Banyuwangi, juga lama diincar polisi. Dia tercatat sebagai kekasih Gen dan disebut-sebut sering nyabu bersama Gen. Track record tersangka Wib, 44, lebih mencengangkan. Dia cukup lama malang-melintang di dunia narkoba. Warga Jalan Bedadung 22, Jember, itu pernah ditangkap Badan Narkotika Provinsi (BNP) dalam kasus narkoba. Bukan hanya itu, Wib juga tercatat sebagai residivis narkoba karena pernah dihukum di Jember. Bagaimana dengan Hot? Warga Dusun Badean, Desa/Kecamatan Kabat, itu juga

sudah tiga kali berurusan dengan hukum terkait narkoba. Diberitakan sebelumnya, Operasi Sakau yang dilancarkan Polres Banyuwangi menyisir hotel dan tempat dugem Rabu dini hari kemarin (13/11). Tempat yang dituju adalah Hotel Watudodol, Ketapang, dan Kafe Green Diamond (GD). Di dua tempat tersebut petugas Satnarkoba menggelandang lima orang yang diduga menyimpan dan memiliki narkoba. Setelah dites urine, lima orang tersebut positif mengonsumsi narkoba. Kelima orang tersebut adalah Sg alias Gen, 37, warga Lingkungan Tanjung, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, dan Int, 25, asal Perum Gentengan Baru, Blok C 17, Jalan MH. Thamrin, Banyuwangi, Wib, 44, warga Jalan Bedadung 22, Jember, Hot, 33, warga Dusun Badean, Desa/Kecamatan Kabat, dan IS alias Lg, 44, warga Kelurahan Taman Baru, Banyuwangi. (nic/aif)

Gundah Ketika Diajak Kegiatan Sosial ■ COBAAN...

Sambungan dari Hal 29

Sebaliknya, yang miskin merasa inverior di hadapan orang kaya. Tapi, juga banyak orang yang sebenarnya miskin tapi berlagak kaya. Sok kaya. Berperilaku seperti orang kaya. Berpakaian seperti orang kaya. Itu dilakukannya karena tidak ingin disebut miskin. Alias pengin disebut kaya juga. Padahal, untuk berpenampilan seperti orang kaya itu mereka rela tidak makan berhari-hari. Rela menjual barangbarangnya. Kalau mereka itu perempuan, rela menyuruh suaminya korupsi. Mengambil uang kantor. Atau, merayu suaminya ‘menyeleweng’, melakukan perbuatan yang menabrak aturan dan sumpah jabatan. Na’udzubillah min dzalik. Orang kaya itu punya kecenderungan hanya mau berkumpul dengan sesama orang kaya. Itu bukan rahasia lagi. Fenomena seperti itu tidak hanya ditunjukkan oleh artis-artis di Ibu Kota sono. Tapi juga dengan mudah kita temukan sampai di daerah. Ada perkumpulan sejumlah istri pejabat dengan istri para pengusaha dan profesi yang lain. Buat seragam yang sama. Tentu saja mahal seragamnya, maklum seragam kumpulan orang kaya. Mereka berkumpul dalam momen-momen tertentu. Tempat kumpulnya tidak hanya di daerahnya. Sering juga di luar kota. Di hotel berbintang. Di restoran ternama. Bahkan, ngelencer bareng di luar negeri. Momen-momen ngelencer bareng itu biasanya digelar saat salah satu anggota perkumpulannya merayakan ulang tahun. Yang namanya ulang tahun, yang hadir pastinya pakai dresscode mahal-mahal. Bukan hanya mahal, tapi harus yang terbaru dari merek terkenal. Tak peduli kelihatan lucu atau tidak. Pernah saya melihat foto acara ulang tahun kelompok orang kaya. Semuanya perempuan. Pakaiannya branded. Bahkan, ada yang pakai sepatu pantovel. Persis seperti joki balapan kuda. Saya menahan tawa sampai sakit perut. Bagaimana tidak. Bayangkan, pantovel itu kan biasa dipakai bule-bule cewek ketika musim dingin. Kedua, itu sepatu kan lebih cocok untuk remaji-remaji (baca cewek) yang sedang ingin tampil. Lah, mereka itu kan sudah kewut (tolong dibaca terbalik dari belakang). Tapi, si pemakainya tampak percaya diri banget. Tidak canggung sama sekali. Akhirnya saya sadar, mana ada orang gila

malu berada di tengah orang gila. Ha ha ha.... Tapi, mereka itu bukan orang gila. Mereka adalah kumpulan orang kaya. Baik yang kaya suaminya ataupun dia sendiri yang kaya. Orang disebut ‘gila’ jika ia meninggalkan anak dan suaminya hanya untuk menghadiri acara foya-foya. Apalagi, sampai berhari-hari. Kepergiannya jelas bukan untuk bekerja mencari nafkah keluarganya. Melainkan hanya untuk menghambur-hamburkan uang saja. Jangankan perempuan, kalau ada laki-laki yang berbuat seperti itu juga tidak dibenarkan oleh agama. Itu menurut ajaran agama yang saya imani loh. Tidak tahu kalau menurut agama Anda. Atau, bisa jadi agama kita sama tapi kita beda memahaminya. Bisa jadi, dengan pemahaman seperti itu Anda mencap saya terlalu kolot! Anda juga bebas mencurigai, pernyataan saya itu cerminan orang yang iri. Pernyataan orang miskin yang tidak bisa berbuat yang sama seperti mereka. Penilaian seperti itu saya terima dengan perasaan bahagia. Sebab, kenyataanya saya memang belum layak disebut orang kaya. Tapi saya bahagia. Sebab, dengan kondisi seperti sekarang saya bisa selalu waspada. Punya kesempatan banyak untuk selalu mengingat pesan Ibnu ‘Athaillah dalam kitabnya: Al-Hikam. Albasthu takhudzu an-nafsu minhu hadhdhaha biwujudi alfarah. Semasa lapang, nafsu bisa mempunyai andil melalui rasa gembira. Siapa yang tidak tergoda bila semuanya ada. Tersedia. Begitulah, kelapangan (harta dan fasilitas) adalah lahan subur kecenderungan nafsu untuk berbuat apa saja. Mereka yang kaya cenderung memanjakan diri dengan segala sesuatu yang diinginkan. Sikap memanjakan diri itulah sering kali menjadikan diri berat untuk menempuh perjalanan menuju Allah Swt. Kewajiban menjadikannya beban. Perasaannya gundah ketika beribadah. Gundah ketika diajak kegiatan sosial dan beramal. Kalaupun hadir dalam aksi sosial membantu orang-orang miskin, hanya fisiknya saja. Tidak dengan hatinya. Itu sebabnya, kebanyakan aksi sosial dilakukan justru oleh orangorang yang tidak terlalu kaya. Bahkan, malah masih tergolong miskin. Kalaupun ada orang kaya yang terlibat, bisa dihitung dengan jari. Itu pun cukup dengan jari satu tangan. Maaaf, saya sudahi dulu tulisan ini. Saya mau ambil cermin dan ngaca: janganjangan saya masuk dalam golongan orang yang dihitung dengan jari satu tangan itu. Hi hi hi.... (kaosing93@gamil.com, @AdlawiSamsudin)

Bisa Jadi Referensi untuk Wisatawan ■ BUKU...

Sambungan dari Hal 29

Paparan kemarin dihadiri langsung Direktur Jawa Pos Radar Banyuwangi Samsudin Adlawi dan Branch Head Auto 2000 Banyuwangi Dodik Syahrul Rojib. Kepala Bidang (Kabid) Pemasaran Disbudpar Banyuwangi Alfin Kurniawan dan beberapa tamu undangan lainnya tampak hadir mengikuti seluruh rangkaian kegiatan sampai selesai. Beberapa kelompok nelayan Samudera Bakti, BSTF dan komunitas fotografer Banyuwangi yang tergabung dalam Banyuwangi Fotografer Community (BPC) juga hadir. Branch Head Auto 2000 Banyuwangi Dodik Syahrul Rojib dalam sambutannya mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan Jawa Pos Radar Banyuwangi merasa perlu

membuat buku tentang pantai-pantai yang ada di Banyuwangi. Menurutnya, Banyuwangi memiliki potensi yang luar biasa terkait wisata pantainya. Kehadiran buku ini diharapkan bisa memberikan pengetahuan lebih bagi para wisatawan. “Pantai di Banyuwangi ternyata tidak kalah dengan Bali. Kami mendukung penuh. Buku ini nanti bisa ditaruh di hotel-hotel,” kata Dodik. Direktur JP-RaBa, Samsudin Adlawi mengatakan, hasil jelajah yang terangkum dalam buku ini perlu sekali dipresentasikan. Bukan tidak mungkin buku nantinya akan direvisi jika memang ada yang perlu diubah. ”Paparan ini perlu kami lakukan untuk menampung masukan dari para tamu undangan yang hadir,” kata Samsudin. Dia menambahkan, sebenarnya JP-RaBa sudah sering melakukan

jelajah seperti ini. Namun, pihaknya mengaku baru jelajah Pantai Timur Jawa ini yang diseriusi hingga menjadi sebuah buku. Harapannya, jika buku ini sudah tercetak banyak, juga bisa menjadi wawasan baru bagi para wisatawan mengenai pantai-pantai yang ada di Banyuwangi. ”Karena tujuan kita ini membantu Pemkab Banyuwangi. Buku ini juga akan kami hibahkan kepada pemkab jika telah tercetak,” pungkasnya. Pemimpin Redaksi (Pimred) JP-RaBa, Bayu Saksono langsung membeberkan isi buku jelajah Pantai Timur Jawa. Tampaknya para tamu undangan yang hadir banyak yang heran denga isi buku setebal 164 halaman tersebut. “Dari beberapa pantai yang berhasil kami abadikan gambarnya, tampaknya banyak yang belum tereksplore di buku-buku,’’ tandas Bayu. (tfs/aif)

Kembangkan Sekolah Adiwiyata Secara Masif BANYUWANGI – Konsep sekolah Adiwiyata terbukti membawa dampak positif bagi siswa. Dengan konsep ini siswa bisa peduli terhadap lingkungan. Pemkab Banyuwangi menargetkan dalam waktu lima tahun seluruh sekolah yang ada di Banyuwangi akan menjadi sekolah adiwiyata. Langkah ini sejalan dengan beberapa sekolah yang mewakili lomba dari tingkat kabupaten hingga nasional. Plt. Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Banyuwangi, Husnul Chotimah, mengatakan, jika program sekolah adiwiyata memberi dampak yang cukup baik. Tak hanya untuk lingkungan, kebiasaan siswa yang peduli terhadap lingkungan dapat berdampak lebih luas lagi.

Nantinya, mereka akan menularkan kebiasaan tersebut baik di dalam maupun luar sekolah. Karena itu, dirinya menargetkan dalam jangka waktu lima tahun, seluruh sekolah di Banyuwangi yang berjumlah 2.646 menjadi sekolah adiwiyata. Itu setidaknya dalam level kabupaten. “Sekolah termasuk pondok pesantren kita targetkan, karena tempat-tempat itu budaya generasi muda dibentuk,” kata Husnul. Sementara itu, upaya untuk merealisasikan program itu pun direspons Dinas Pendidikan secara bertahap. Beberapa sekolah mulai ikut andil dalam perlombaan sekolah adiwiyata. Purwanto, Kepala UPTD Pendidikan Banyuwangi

menambahkan, saat ini sudah ada sekitar enam sekolah dasar yang menjadi sekolah Adiwiyata. Sisanya masih ada sekitar 34 SD lagi. Pihaknya menargetkan dalam rentang waktu lima tahun itu, dapat membuat semua sekolah menjadi sekolah adiwiyata. Yang paling sulit, menurut Purwanto, adalah merubah kebiasaan siswa agar peduli dengan lingkungan. Karena itu pengetahuan mengenai lingkungan hidup dilakukan selaras dengan pelajaran di sekolah.“Kita juga libatkan beberapa stakeholder supaya anakanak semangat. Ada puskesmas, DKP dan beberapa lainnya. Jadi nanti di sekolah ada keseimbangan lingkungan biotik dan abiotik,” tandas Purwanto. (fre/aif)


40

Jawa Pos Senin 16 November 2015

Penetapan Cabup 21 Desember Jika tak Ada Permohonan Gugatan PHPU di MK BANYUWANGI – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banyuwangi berkomitmen untuk menyampaikan hasil pemungutan suara Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) 2015 secara cepat. KPU menargetkan paling lambat sembilan hari setelah coblosan, hasil rekapitulasi suara di tingkat kabupaten sudah diketahui masyarakat luas. Mekanisme rekapitulasi suara Pilbup 2015 memang berbeda dibanding pemilu terdahulu. Kali ini, setelah proses pemu­ ngutan dan penghitungan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS), rekapitulasi suara akan langsung dilakukan di tingkat Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK). Artinya, proses rekapitulasi di tingkat desa, yakni di tingkat Panitia Pemungutan Suara (PPS) ditiadakan. Selain itu, rekapitulasi di tingkat PPK bisa dilakukan secara paralel. Artinya, proses rekapitulasi perolehan suara masing-masing pasangan calon (paslon) di dua atau lebih desa bisa dilakukan secara bersamaan di lokasi rekapitulasi tingkat PPK tersebut. Rekapitulasi secara paralel itu memungkinkan dilakukan lantaran jumlah saksi yang bisa dilibatkan pada tahap rekapitulasi tingkat PPK tersebut mencapai empat orang per paslon. Sesuai regulasi Peraturan KPU Nomor 2 Tahun 2015 tentang tahapan, program, dan jadwal penyelenggaraan pemilihan gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, dan/atau wakil kota dan wali kota, rekapitulasi hasil penghitungan suara di tingkat kecamatan dijadwalkan berlang-

DOK.RaBA

PILIH PEMIMPIN : Walau sedang dirawat di rumah sakit, warga tetap bisa menggunakan hak pilihnya pada pelaksanaan pemilihan bupati dan wakil bupati 9 Desember mendatang.

panwaslih

Proses Rekrutmen Pengawas TPS Tuntas BANYUWANGI – Panitia Pengawas Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Panwaslih) Banyuwangi terus mengebut proses rekrutmen dan seleksi anggota Pengawas Tempat Pemungutan Suara (TPS). Proses seleksi admi­ nistrasi dan interview ribuan calon pengawas TPS tersebut telah rampung dilakukan kemarin siang (15/11). Rekrutmen Pengawas TPS tersebut dilakukan secara serempak oleh 24 Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) se-Banyuwangi sejak akhir Oktober lalu. Dalam proses rekrutmen, Panwascam melibatkan Petugas Pengawas Lapangan (PPL) yang bertugas di wilayah DOK.RaBa desa/kelurahan di wilayah Atim Hariyadi kerja Panwascam tersebut. Tidak tanggung-tanggung, jumlah tenaga Pengawas TPS yang dibutuhkan mencapai 2.860 orang. Kebutuh­ an personel pengawas TPS itu disesuaikan dengan jumlah TPS yang tersebar di seantero kabupaten. Ketua Panwaslih, Atim Hariyadi, mengatakan jumlah pendaftar Pengawas TPS melebihi jumlah personel yang dibutuhkan. “Proses penelitian administrasi terhadap calon anggota Pengawas TPS sudah selesai. Wawancara pun sudah tuntas. Besok (hari ini, 16/11) akan dilakukan penetapan Pengawas TPS tersebut,” ujarnya. Menurut Atim, Pengawas TPS bertugas mengawasi tahap pilbup yang masih berjalan. “Termasuk menga­ wasi proses pemungutan suara dan penghitungan suara di tingkat TPS,” pungkasnya. (sgt/afi)

sung mulai 10 hingga 16 Desember. Setelah itu, tahap rekapitulasi langsung naik ke jenjang kabupaten. Rekapitulasi di tingkat kabupaten itu dijadwalkan berlangsung pada 16 hingga 18 Desember. Artinya, pasangan calon (paslon) peraih suara terbanyak paling lambat diketahui 18 Desember. Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Syamsul Arifin, mengatakan, sehari setelah coblosan dan penghitungan suara di tingkat TPS, rekapitulasi suara akan digelar di tingkat PPK. “PPK punya waktu antara 16 sampai 17 Desember menuntaskan rekapitulasi hasil pemungutan suara di wilayah masing-masing,” ujarnya kemarin (15/11). Setelah proses rekapitulasi suara di tingkat PPK rampung, giliran KPU menggelar rekapitulasi di tingkat kabupaten. “Sesuai Peraturan KPU Nomor 2 Tahun 2015, rekapitulasi di tingkat kabupaten dilakukan pada 16 hingga 18 Desember. Jadi, total perolehan suara kedua paslon di tingkat kabupaten dapat diketahui paling lambat pada 18 Desember tersebut,” kata dia. Menurut Syamsul, apabila paslon yang kalah tidak mengajukan permohonan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU), KPU akan menetapkan pasangan calon terpilih pada 21 Desember atau 22 Desember. “Apabila tidak ada PHPU dalam waktu tiga hari setelah penetapan hasil rekapitulasi tingkat kabupaten, calon terpilih kita tetapkan,” katanya. Tetapi kalau ada gugatan, lanjut Syam­ sul, pasangan calon terpilih akan kita tetapkan setelah putusan Mahkamah Konstitusi (MK). Mengacu tahapan pada Peraturan KPU Nomor 2 Tahun 2015, penetapan paslon terpilih pasca putusan MK bisa dilakukan antara tanggal 12 Feb-

Tahap Pilbup Setelah Coblosan n Coblosan pilbup 9 Desember 2015 n Rekapitulasi tingkat kecamatan 10 - 16 Desember n Rekapitulasi tingkat kabupaten 16- 18 Desember n Penetapkan pasangan calon terpilih 21- 22 Desember tidak ada PHPU) n Penetapan pasangan calon terpilih 12 Februari - 13 Maret 2016 (ada PHPU) n Pengusulan pengesahan pengangkatan calon terpilih 23 hingga 29 Desember (tidak ada PHPU) n Pengusulan pengesahan calon terpilih 13 Februari14 Maret (ada PHPU) n Pelantikan tidak diatur PKPU Nomor 2 Tahun 2015

GRAFIS:REZA/RaBa

ruari 2016 sampai 13 Maret 2016. Di sisi lain, pengusulan pengesahan pengangkatan calon terpilih apabila tidak ada PHPU bisa dilakukan antara 23 hingga 29 Desember. Apabila ada permohonan PHPU, pengusulan pengesahan calon terpilih bisa dilakukan pada 13 Februari 2016 sampai 14 Maret 2016. “Soal kapan pelantikan dilakukan, Peraturan KPU Nomor 2 Tahun 2015 tidak mengatur itu secara spesifik,” tambah Syamsul. (sgt/afi)

Kekayaan Anas Rp 6,3 M Sumantri Rp 1,2 Miliar BANYUWANGI –Kekayaan pasangan calon bupati dan wakil bupati Partai Golkar dan Partai Hanura Sumantri SoedomoSigit Wahyuwidodo terpaut jauh dengan pasangan calon incumbent Abdullah Azwar Anas- Yusuf Widyatmoko. Sumantri jumlah kekayaannya hanya sekitar Rp 1,2 miliar, sedangkan pundi-pundi kekayaan Anas mencapai Rp 6,3 miliar. Besaran harta kekayaan masing-masing calon bupati (cabup) dan calon wakil bupati (cawabup) itu diketahui dari Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) para calon kepala daerah se-Jawa Timur (Jatim) yang diumumkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Kamis pekan lalu (12/11). Pengu­muman kekayaan calon bupati dan calon wali kota di Jatim itu dilakukan KPK di Auditorium Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Surabaya. Penyampaian LHKPN menjadi suatu kewajiban bagi para penyelenggara maupun calon penyelenggara negara. Hal itu sesuai dengan amanat UndangUndang (UU) Nomor 28 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme. Pasal 5 ayat 2 UU Nomor 28 Tahun 2015 itu menyebutkan, setiap penyelenggara negara berkewajiban

untuk bersedia diperiksa kekayaannya sebelum, selama, dan setelah menjabat. Dasar hukum penyampaian LHKPN para cabup dan cawabup tersebut adalah UU Nomor 8 Tahun 2015 tentang perubahan atas UU Nomor 1 Tahun 2015 tentang penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU (Perppu) Nomor 1 Tahun 2014 tentang pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota menjadi UU. Pada pasal 7 7 UU Nomor 8 Tahun 2015 disebutkan, salah satu syarat warga negara Indonesia (WNI) yang dapat menjadi calon bupati dan calon wakil bupati adalah menyerahkan daftar kekayaan pribadi. Untuk mengumumkan LHKPN tersebut, KPK mengundang seluruh calon kepala daerah dan wakil kepala daerah se-jatim. Selain itu, lembaga antirasuah tersebut juga mengundang jajaran Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Panitia Pengawas (Panwas) se-provinsi paling timur Pulau Jawa ini. Pada pertemuan itu, KPK mempersilakan para cabup-cawabup dan calon wali kota (cawali) dan calon wakil wali kota (cawawali) membacakan sendiri LHKPN masing-masing. Khusus kontestan Pilbup Banyuwangi, hanya cawabup Yusuf Widyatmoko yang hadir dalam pertemuan tersebut. Karena itu, hanya cawabup Yusuf yang membacakan sendiri LHKPN di hadapan

Tentang Pasangan Dahsyat Bacabup : Abdullah Azwar Anas Bacawabup : Yusuf Widyatmoko Parpol Pendukung: n PDI Perjuangan n PKB n Partai Demokrat n PPP n PAN n PKS n Partai Gerindra n Partai Nasdem Jumlah Kursi DPRD: n 39 kursi Jumlah Kekayaan: n Anas Rp 6,32 miliar n Yusuf Rp 1, 97 miliar Pasangan Su-Si Cabup : Sumantri Soedomo Cawabup : Sigit Wahyuwidodo Parpol Pendukung: n Partai Golkar n Partai Hanura Jumlah kursi DPRD 11 Kursi Jumlah Kekayaan Calon n Sumantri Rp 2,266 miliar n Sigit : Rp 523 Juta GRAFIS:REZA/RaBa

KPK, KPU, Panwas, dan para pasangan calon (paslon) se-Jatim tersebut. Pada kesempatan itu, cawabup Yusuf melaporkan nominal harta kekayaan yang dimiliki sebesar Rp 1,971 miliar. Sedangkan Anas, Sumantri dan Sigit tidak datang memenuhi undangan KPK itu. Lantaran tiga kandidat yang lain tidak hadir, maka LHKPN dibacakan KPK. Harta kekayaan cabup Anas sebesar Rp 6,321 miliar. Jika dikalkulasi, total kekayaan cabup-cawabup yang mengusung jargon “Dahsyat” ini mencapai Rp 8.292 miliar. Sementara total harta kekayaan pa­ sangan Sumantri Soedomo-Sigit Wahyuwidodo (Su-Si) mencapai Rp 2,789 miliar. Rinciannya, harta kekayaan Sumantri senilai Rp 1,266 miliar, dan harta kekayaan cawabup Sigit sebesar Rp 0,523 miliar. (selengkapnya lihat grafis). Dikonfirmasi melalui sambungan telepon kemarin (15/11), Ketua KPU Banyuwangi, Syamsul Arifin tidak menampik harta keka­ yaan empat kontestan Pilbup Banyuwangi 2015 telah diumumkan oleh KPK. “Kami dan Panitia Pengawas Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Panwaslih) Banyuwangi juga diundang untuk mendengarkan pembacaan LHKPN tersebut,” ujarnya. Syamsul juga tidak menampik bahwa dari dari dua pasangan calon (paslon), hanya cawabup Yusuf Widyatmoko yang hadir . “Jadi hanya pak Yusuf yang membacakan sendiri LHKPN-nya. Sedangkan LHKPN tiga kandidat yang lain dibacakan pihak KPK,” pungkasnya. (sgt/afi)

pemerintahan TAMU DAERAH: Tim Pemkab Gunung Kidul Yogyakarta saat berkunjung ke Pendapa Shaba Swagata Blambangan Kamis lalu. Istimewa/RaBa

Gunung Kidul Belajar Perencanaan ke BWI BANYUWANGI – Pemkab Banyuwangi tampaknya cukup kelabakan menerima kunjungan studi banding dari daerah lain. Bayangkan, dalam sehari ada sekitar dua hingga tiga tim yang datang dari beberapa kabupaten/kota dan provinsi di Indonesia. Yang terbaru, Pemkab Banyuwangi kedatangan tim studi banding dari Pemkab Gunung Kidul Yogyakarta. Ada 46 pe­ rencana satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan Bappeda Gunung Kidul belajar langsung tentang perencanaan jangka panjang dan jangka pendek dari

Bappeda Banyuwangi Kamis (12/11). Staf Ahli Bidang Ekonomi & Keuangan Bupati Gunung Kidul, Siwi Irianti mengatakan, tahun depan, Pemkab Gunung Kidul akan menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Agar RPJMD tersusun bagus, maka perlu acuan dari daerah lain yang lebih baik. Banyuwangi sengaja dipilih, kata Siwi, karena Banyuwangi berhasil berinovasi dan memperoleh berbagai penghargaan dalam bidang perencanaan. “Kami banyak membaca dari media massa yang gencar

memberitakan terobosan-terobosan yang dibuat Banyuwangi hingga dapat penghargaan. Perencanaannya dapat penghargaan, laporan keuangannya bagus, begitu juga dengan indikator keuangan mikro dan makro, penilaian dari pemerintah pusat juga bagus,” tutur Siwi. Sebelum berkunjung ke Bappeda Banyuwangi, rombongan menyempatkan diri untuk berkeliling Pendapa Shaba Swagata Blambangan. Kesempatan pejabat Gunung Kidul banyak sharing ilmu dan mencari tahu berbagai hal menarik tentang Banyuwangi. (afi)

Bupati Ajak Warga Bangun Budaya Sehat dan Bersih Zarkasi Jalan Sehat Bersama Warga Muncar MUNCAR - Pj Bupati Zarkasi me­ ngajak warga Banyuwangi memba­ ngun budaya sehat dan bertanggung jawab menjaga kesehatan diri dan keluarga. Ajakan Zarkasi itu disampaikan pada saat mengikuti jalan sehat dalam rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) di Kecamatan Muncar kemarin (15/11). Menurut Zarkasi jika warga Banyuwangi sudah memiliki budaya sehat dan berperilaku sehat, maka akan tercipta kehidupan yang bersih dan sehat serta jauh dari ancaman berbagai penyakit. “Sehat itu milik kita semua. Maka supaya sehat, kita semua harus cinta hidup sehat sejak

dini,” ujar Zarkasi. Tidak hanya itu, Zarkasi juga meminta agar seluruh komponen masyarakat ikut bersinergi membantu program kesehatan Pemkab Banyuwangi. Salah satunya ikut menyukseskan pelaksanaan program inovasi kesehatan, seperti program lahir procot pulang bawa akta maupun inovasi lainnya. Kalau semua komponen warga ikut bersinergi membantu, maka program inovasi tidak hanya sekadar menjadi slogan, namun benarbenar bisa terwujud seperti yang diharapkan warga. “Suksesnya program inovasi kesehatan daerah, bukan hanya tanggung jawab tenaga kesehata, tapi juga tanggung jawab kita semua,” katanya. Dalam kegiatan jalan sehat HKN kemarin, ribuan insan kesehatan terlihat tumplek blek di lapangan Desa

sumberberas Kecamatan Muncar. Mulai dari tenaga medis Puskesmas, Rumah Sakit pemerintah/ swasta, hingga anggota organisasi profesi. Mereka semua tampak kompak dan segar dengan seragam kaus putih kombinasi birunya. Plt Kepala Dinas Kesehatan, Widji Lestariono selaku mengatakan, jalan sehat ini menjadi ajang gathering para insan kesehatan di Banyuwangi. Selain bertujuan meningkatkan semangat, kepedulian, komitmen dan gerakan nyata pembangunan kesehatan. “Selain menerapkan pola hidup sehat de­ ngan berolah raga, kegiatan ini juga untuk me-recharge semangat para tenaga kesehatan agar semakin bersemangat mewujudkan masyarakat dan Banyuwangi yang sehat,” kata dokter yang akrab disapa Rio ini. (afi)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.