Radar Banyuwangi | 19 September 2015

Page 1

Rujukan Informasi Terkini

SABTU 19 SEPTEMBER TAHUN 2015

MUTASI PERWIRA

Mujiono Geser ke Glenmore

Eceran Rp.5.750

Kapolda Jamin Pilbup Aman Banyuwangi Jadi Tolok Ukur Pengamanan

BANYUWANGI - Mutasi tiga perwira di jajaran Polres Banyuwangi akhirnya bergulir Kamis (17/9) kemarin. Tiga perwira, yakni AKP Jodana Gunadi, Iptu Mujiono, dan Iptu Sudariyono, dipastikan menempati pos baru. Prosesi serah-terima jabatan itu dipimpin langsung Kapolres Banyuwangi AKBP Bastoni Purnama. Dalam mutasi kemarin, Kapolsek Glenmore AKP Jodana Gunadi digantikan Iptu Mujiono. Mujiono sebelumnya menjabat sebagai Kapolsek Giri. Posisi Kapolsek Giri kini dijabat Iptu Sudariyono yang sebelumnya menjabat Bagian Keuangan di Mapolres Banyuwangi. Sertijab itu diikuti sejumlah perwira lain. Mutasi kali ini juga meliputi Kanitlantas Polsek Genteng yang dijabat Iptu Indah Citra Fitriani. Selain itu juga ada Kanit Binmas Polsek Genteng yang diisi Iptu Yoni. Kapolres dalam arahannya meminta agar perwira yang menempati pos baru segera beradaptasi dengan lingkungan baru. “Jangan lupa segera bertugas agar bisa segera menjalankan tugas dengan baik,” pesan perwira asal Lampung tersebut. (nic/c1/aif)

BANYUWANGI - Pemilihan bupati (pilbup) serentak yang digeber pada 9 Desember mendatang mendapat perhatian serius Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Anton Setiadji. Dalam kunjungan kerjanya di Banyuwangi kemarin (18/9), mantan Kapolda Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) itu menjamin pelaksanaan pemilihan bupati dan wakilnya berjalan aman dan lancar. Demi mendukung kegiatan itu, Polda Jawa Timur sudah mem-

FREDY RIZKI/RABA

BENTUK BEBEK: Ipuk Festiandani memberikan maskawin kepada pasangan Rojuli, 53, dan Mahbullah, 45, dalam sidang isbat nikah terpadu di Kelurahan Kalipuro kemarin (18/9).

KALIPURO - Raut wajah serius sekitar 43 pasangan suami istri terlihat di Balai Kelurahan Kalipuro kemarin (18/9). Pagi itu para pasangan yang rata-rata memiliki usia pernikahan di atas 25 tahun tersebut harus mengikuti sidang isbat atas pernikahan yang telah mereka lakukan. Acara sidang isbat nikah terpadu yang dilakukan di wilayah Kecamatan Kalipuro tersebut menjadi langkah awal Pemkab Banyuwangi mengisbatkan 301 pasangan sekabupaten. Tak hanya memperoleh surat nikah dan kartu susunan keluarga (KSK), anak pasangan yang sebagian besar melakukan nikah siri itu juga akan dibuatkan akta kelahiran n Baca Nikah...Hal 43

KUCUR

NGOPAI

Tak Bisa Lepas dari Internet KETIKA sudah membicarakan rutinitas, terkadang manusia kehilangan kesempatan melakukan aktivitas lain. Begitu juga yang dirasakan dr. Heri Subiakto, Sp.Pd. Dokter kelahiran Rogojampi itu nyaris separo waktu hidupnya dihabiskan bersama pasien n Baca Tak bisa...Hal 43

FREDY RIZKI/RABA

persiapkan pola dan personel pengamanan. Pemetaan sejumlah daerah rawan pun sudah dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. “Pemetaan daerah rawan sudah dilakukan dan yakin pilkada ini bisa berjalan dengan kondusif,” tegas Anton usai ramah-tamah dengan anggota Polres di Rupatama Mapolres Banyuwangi kemarin. Menurutnya, masalah yang berkaitan dengan pilkada pernah dia hadapi saat dia masih menjabat sebagai Kapolres Banyuwangi. Semua pasti menginginkan Banyuwangi tidak mengulang masa kelam yang pernah terjadi sebelum-sebelumnya n Baca Kapolda...Hal 43

Dinobatkan Jadi Warga Oseng

ISBAT

Nikah Masal 43 Pasangan Tua

HALAMAN 33

WAHYU SIGIT FOR RABA

WARGA KEHORMATAN: Seorang tokoh Oseng memasangkan udeng di kepala Kapolda Irjen Pol Anton Setiadji di Sanggar Genjah Arum kemarin.

KEDATANGAN Kapolda Jatim Irjen Pol Anton Setiadji ke Banyuwangi kemarin seolah jadi ajang nostalgia. Maklum, mantan Kapolda Sulselbar itu pernah menjabat sebagai Kapolres Banyuwangi periode 2000-2002. Tak heran selama di Bumi Blambangan Anton jadi bintang. Kolega dan mitra-mitranya selama dia bertugas di Banyuwangi banyak yang menyalami. Sebagai bentuk kecintaan terhadap Banyuwangi, Anton langsung dinobatkan sebagai warga kehormatan suku Oseng. Bentuk penghormatan itu dirupakan dengan memasang udeng (ikat kepala khas Oseng) dan baju adat Banyuwangi warna hitam. Penobatan sebagai warga Oseng itu dilangsungkan di Sanggar Genjah Arum, Desa Kemiren, Kecamatan Glagah. Anton dan rombongan tiba di Sanggar Genjah Arum sekitar pukul 14.30. n

Pilbup Aman dan Nyaman Penyelenggara: 15 Kabupaten dan 3 Kodya Komposisi Pengamanan : Polres Pelaksana : 13.917 Polres Pendukung : 4170 Brimob Polda : 1500 Brimob Mabes : 500 Sabhara Polda : 225 Unit Pengurai Masa : 31 Gabungan Staf Polda : 400 TNI : 6.210

Sumber: Polres Banyuwangi

Baca Dinobatkan...Hal 43

GRAFIS: REZA FAIRUS/RABA

Penyerapan Anggaran Pendidikan Sumber Dana APBD 2015 : Rp 209 Miliar APBD PAK : Rp 37 Miliar BKK (Bantuan Keahlian Khusus) : Rp 22 Miliar Total : Rp 268 Miliar Penggunaan Sampai September Belanja Pegawai dan Barang Jasa : Rp 37 Miliar Pembangunan Fisik : Rp 350 Juta DAK (Dana Alokasi Khusus): Rp 0 Total Belum Terserap : Rp 40,5 Miliar (15%)

Penyerapan Dispendik masih Minim Dari Rp 268 M Baru Terealisasi 15 Persen

Sumber: Bagian Perencanaan Dispendik GRAFIS: REZA FAIRUS/RABA

BANYUWANGI - Penyerapan anggaran pada Dinas Pendidikan Banyuwangi (Dispendik) Banyuwangi tergolong rendah. Empat bulan menjelang tutup buku, anggaran baru terserap 15 persen. Dari total anggaran Rp 268 miliar, yang terealisasi baru Rp 40,5 miliar atau sekitar 15 persen. Banyaknya proyek pembangu-

nan fisik dijadikan alasan Dispendik sebagai lambatnya penyerapan anggaran. Kepala Dispendik Banyuwangi Sulihtiyono melalui Sekretaris Dinas, Dwi Yanto, mengatakan sebagian besar anggaran belum terserap karena menunggu selesainya pembangunan fisik. Sifat bangunan fisik itu, lanjut Dwi, membutuhkan waktu. Tidak seperti kegiatan-kegiatan pendidikan yang dapat langsung menyerap anggaran begitu ke-

giatan usai. Dwi tidak menyebutkan secara rinci proyek pembangunan fisik di Dispendik. Hanya saja, pembayaran proyek fisik baru terserap sebesar Rp 350 juta. Jumlah tersebut baru masuk tahap perencanaan proyek. Pencairan fisik biasanya baru diambil para penggarap proyek di akhir tahun atau seusai penggarapan proyek. “Persentase serapan sendiri masih sebatas proyeksi,’’ katanya n Baca Penyerapan...Hal 43

JCH Asal Wongsorejo Meninggal

Laporan Juhdy dari Makkah

MAKKAH - Satu lagi jamaah calon haji (JCH) Banyuwangi meninggal dunia di Makkah. Rabu (16/9) kemarin dilaporkan bahwa jamaah haji dengan nama Senawi bin Marhawi Sadur, 56, warga Wongsorejo, meninggal dunia lantaran mengalami shock septic. n Baca JCH...Hal 43

JUHDY FOR RABA

PERSIAPAN: Karena jadwal menuju Armina sudah dekat, jamaah rutin diberi bimbingan manasik haji.

Mengikuti Tradisi Selamatan Kampung di Desa Kemiren

Pagi Jemur Kasur, Malam Santap Pecel Pitik Warga Desa Kemiren, MERIAH:Bupati Kecamatan Glagah, punya Abdullah Azwar Anas tradisi unik Kamis (17/9) memberikan kemarin. Mereka menggelar sambutan selamatan kampung dalam ritual tumpeng yang diawali tradisi mepe sewu di Desa kasur dilanjutkan ritual Kemiren, Kecamatan tumpeng sewu. Acara Glagah Kamis tersebut dihadiri ribuan malam kemarin (17/9). orang. Mereka ramai-ramai menyantap menu pecel pitik sembari duduk lesehan SELAMATAN kampung Tumpeng terima selama ini. Tumpeng Sewu kampung masal yang digelar setiap di jalan raya desa setempat. Sewu merupakan sebuah wujud juga diyakini merupakan selamatan awal bulan Zulhijah oleh masyarakat

Pemilih ganda, Panwaslih warning KPU Yang di-warning tenang-tenang saja! Kapolda Anton Setiadji nostalgia di Banyuwangi Ibarat sinetron, judulnya kembalinya si anak hilang!

RENDRA/RABA

TAUFIK FERDIANSYAH, Glagah http://www.radarbanyuwangi.co.id

syukur warga Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, kepada Tuhan Yang Mahaesa atas rezeki yang mereka

tolak bala dan menghindarkan warga dari segala bencana. Tumpeng Sewu adalah selamatan

Desa Kemiren. Dalam selamatan kampung Kamis malam kemarin n Baca Pagi...Hal 43 email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com


RADAR BANYUWANGI

OPINI

34

Jawa Pos

Sabtu 19 September 2015

Berhaji, Berdiam Diri, Menyadari, Mengasihi SEBENTAR lagi semua jamaah haji akan melaksanakan rukun haji yang paling penting dan paling utama, yaitu wukuf di Arafah. Dari semua rangkaian ibadah yang dilakukan jamaah haji, hanya Arafah yang menjadi penentu apakah seseorang tersebut sudah menunaikan ibadah haji ataukah belum. Rasulullah bersabda, “Al-hajju Arofah”. Artinya, “Haji adalah Arafah”. Berdasar hadis tersebut, Rasulullah menjadikan Arafah sebagai inti menunaikan ibadah haji. Banyak pertanyaan yang muncul, mengapa dan kenapa Arafah? Itu menarik kita kaji agar bisa kita pikirkan dan kita renungkan. Arafah adalah sebuah tempat atau lazim disebut padang. Arafah adalah sebuah tempat yang sangat luas dan berbentuk datar serta dikelilingi bukit-bukit besar, salah satunya Jabal Rahmah (Bukit Kasih Sayang). Diyakini, di bukit itulah Nabi Adam dipertemukan kembali oleh Allah dengan istrinya, Ibu Hawa. Batas-batas padang Arofah juga sudah ditentukan oleh Rasulullah, sehingga jamaah haji tidak sah apabila melakukan wukuf di Arofah tapi keluar dari batasbatas tersebut. Dari segi bahasa, Arafah bermakna “tahu, mengetahui, atau memahami”. Di Arofah semua jamaah haji harus melakukan wukuf yang dimulai sejak tergelincirnya matahari atau mulai waktu duhur hingga terbenamnya matahari atau hingga masuk waktu magrib. Secara bahasa,

wukuf berarti berdiam diri atau diam. Ya, di Arafah jamaah haji hanya wajib melakukan wukuf atau berdiam diri. Lantas, muncul sebuah pertanyaan mengapa wukuf di Arafah menjadi sangat penting dan yang paling utama dari sekian banyak rangkaian ibadah haji. Padahal, jika dibandingkan secara dohir dengan rangkaian ibadah yang lain, wukuf sangatlah mudah dikerjakan. Misalnya kita bandingkan dengan tawaf yang harus berjubel memutari Kakbah sebanyak tujuh kali, atau bisa juga kita bandingkan dengan sa’i yang harus berjalan kaki antara Bukit Sofa dan Bukit Marwah. Kalau mau kita hitung, sa’i dari Bukit Sofa hingga Bukit Marwah sama dengan kita berjalan kira-kira sepanjang tiga kilometer. Belum lagi kalau mau kita bandingkan dengan melontar jumrah. Semua jamaah harus mabit di Muzdalifah lalu menginap di Mina selama 3 sampai 4 hari. Kemudian, saat menginap di Mina itu setiap hari harus mengerjakan balang ke tiga sumur, yang sudah pasti dalam kondisi berdesak-desakan. Akan tetapi, itulah sabda Rasulullah yang tidak mungkin tidak mempunyai makna dan pesan mendalam. Rasulullah tidak akan mungkin menjadikan wukuf di Arafah sebagai poin terpenting apabila itu tidak mempunyai makna yang mendalam. Oleh karena itu, tak heran ketika berada di Arafah banyak sekali kita jumpai ambulans yang

OLEH Fatchan Himami Hasan*

mengangkut jamaah yang sedang sakit agar tetap bisa melaksanakan wukuf di Arafah. Sebab, wukuf di Arafah tidak sama seperti rangkaian rukun haji yang lain; apabila tidak dapat melaksanakannya dapat diganti dengan membayar dam atau denda atau mud. Mud adalah memberi makan atau sedekah kepada kaum lemah atau miskin. Wukuf di Arafah tidak dapat diwakilkan maupun diganti dengan membayar denda atau dam maupun memberi mud. Oleh karena itu, dalam kondisi apa pun selama seorang jamaah haji masih bernyawa, maka jamaah tersebut tetap wajib melaksanakan wukuf di Arafah yang sudah ditentukan dan ditetapkan tempat dan tanggalnya itu. Secara hakikat wukuf di Arafah sebenarnya adalah cara Rasulullah mengajarkan kita dan membimbing kita agar tahu (arofah) kepada diri kita sendiri, agar mengetahui siapa sebenarnya diri kita, agar mengetahui tujuan kita, agar mengetahui per-

buatan kita, dan agar menyadari semua kesalahan-kesalahan kita. Ketika melaksanakan wukuf kita juga wajib dalam keadaan berihram, yakni memakai dua lembar kain putih tanpa dijahit. Selain itu, saat wukuf di Arafah, jamaah dilarang melakukan halhal yang merugikan sesama manusia dan sesama makhluk hidup lain, baik bertengkar maupun menggunjing. Bahkan, memetik buah atau tumbuhan saja tidak diperbolehkan. Diam dalam kesendirian akan membuat jiwa kita jernih; membuat kita bisa merasakan hati, agar dapat menata kembali dari awal, agar nanti—setelah melaksanakan wukuf di Arafah—kita tidak lagi melakukan kesalahan-kesalahan yang sama, tidak lagi melakukan hal-hal yang di luar izin Allah supaya kita dapat menjadi manusia yang fitrah, manusia yang suci, dan insyaallah menjadi haji yang mabrur. Sebagai penutup, ada sebuah syair indah yang ditulis oleh Imam al-Ghozali dalam kitabnya berjudul Ihya’ulumuddin: “Man arofa nafsahu faqod arofa robbahu, faman arofa robbahu faqod jahila nafsahu”. Ini sedikit ulasan yang dapat saya sampaikan dari Makkah. Semoga bermanfaat. Mohon sambungan doa dari tanah air tercinta. Semoga Allah senantiasa meridai kita semua, khususnya Indonesia Raya. Aamiin..

RENDARA/RABA

AYO GERAK: Sekretaris Daerah (Sekda) Banyuwangi bersama Tim Kenaikan Pangkat PNS saat mengikuti senam bersama di tepi pantai Boom kemarin pagi (18/9)

Ajak Tim Pangkat Senam Pantai BANYUWANGI – Pagi-pagi kemarin (18/9) puluhan tim terpadu kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil (PNS) Provinsi Jawa Timur mengikuti senam di Pantai Boom. Diterpa siraman cahaya matahari pagi, mereka semakin semangat menggerakkan badan mengikuti senam pagi. Setelah sekian menit berkeringat, Tim kenaikan pangkat terpadu tersebut melepaskan tukik ke laut lepas yang dikomandoi yayasan Banyuwangi Sea Turtle Foundation (BSTF). Kepala Badan Kepegawaian dan Diklat (BKD) Banyuwangi, Sih Wahyudi mengatakan kedatangan tim terpadu kenaikan pangkat PNS yang terdiri dari BKD Jawa Timur dan Kantor Regional II Badan

*) Kordinator Jaringan Gusdurian Banyuwangi.

Hemodialisis Tidak Seseram Namanya DALAM dunia kedokteran, hemodialisis alias cuci darah adalah metode yang digunakan untuk membuang limbah tubuh, seperti kreatinin, urea, dan air dari darah. Prosedur itu dijalani jika ginjal tidak mampu menjalankan fungsinya dengan baik atau dalam keadaan gagal ginjal. Gagal ginjal sendiri terbagi menjadi dua, yaitu gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronis. Pada gagal ginjal kronis, kemampuan ginjal dalam menyaring darah di bawah 15%. Oleh karena itu, pada kasus gagal ginjal kronis pasien harus dilakukan tindakan cuci darah atau hemodialisis. Apabila tidak dilakukan hemodialisis, maka produk limbah dalam tubuh akan menumpuk dan menimbulkan gangguan. Menurut Pernefri (Perhimpunan Nefrologi Indonesia) kasus gagal ginjal di Indonesia pada tahun 2013 sebanyak 191.154 kasus dan kurang lebih 82,6% belum terlayani hemodialisis. Jumlah itu diperkirakan akan terus bertambah setiap tahun. RSUD Blambangan, Banyuwangi, sebagai pusat rujukan di Banyuwangi senantiasa melakukan perbaikan, baik dari segi SDM maupun fasilitas dan penambahan alat untuk cuci darah. Sehingga, pasien dapat terlayani dengan baik. Sebenarnya selain hemodialisis ada dua alternatif lain yang bisa dilakukan untuk mengatasi kondisi gagal ginjal, misalnya cangkok ginjal dan CAPD (continuous ambulatory peri-

OLEH Hadiyatullah*

toneal dialysis). CAPD ini sama seperti cuci darah biasa tapi dalam rongga perut. Uang banyak dilakukan di RSUD Blambanagan, Banyuwangi, saat ini adalah hemodialisis atau cuci darah. Dalam proses hemodialisis terdapat beberapa efek samping yang terjadi akibat pemindahan cairan melalui proses ultrafiltrasi. Sebagian besar pasien gagal ginjal buang air kecil sangat sedikit atau tidak buang air kecil sama sekali. Jika terlalu banyak membuang cairan atau menyaring cairan terlalu cepat bisa menyebabkan tekanan darah rendah, kelelahan, dehidrasi, sakit dada, kaki-kram, mual, dan sakit kepala. Gejala-gejala itu dapat terjadi saat dilakukan cuci darah dan bertahan hingga proses selesai. Gejala-gejala tersebut kadangkadang disebut sebagai mabuk dialisis. Begitu dokter menganjurkan seseorang melakukan cuci darah, banyak orang tidak mau melakukannya. Sebab, nama cuci darah sangat menyeramkan. Tetapi, sebenarnya cuci darah atau hemodialisis tidak seseram namanya. Pasien yang sedang cuci darah bisa sambil menonton TV, mengobrol dengan pasien lain, dan membaca koran. Di Instalasi Hemodialisis RSUD Blambangan, Banyuwangi, misalnya, disediakan televisi sebagai sarana hiburan agar pasien cuci darah tidak merasa bosan saat dilakukan

Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono Wakil Pemimpin Redaksi/Korlip: Syaifuddin Mahmud Redaktur: Ali Sodiqin, A.F. Ichsan Rasyid Staf Redaksi: Sigit Hariyadi, Niklaas Andries, Ali Nurfatoni, Chien Jullien Anisa, Taufik Ferdiansyah, Fredy Rizki Manunggal Fotografer: Galih Cokro Buwono Editor Bahasa: Minhajul Qowim Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis (Koordinator), Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja J

tindakan cuci darah. Jadi, sebenarnya hemodialisis atau cuci darah tidaklah menyeramkan seperti yang banyak orang katakan. Bahkan, bagi banyak pasien yang telah ber-

Pemasaran dan Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha Iklan: Sidrotul Muntaha, Dian Effendi Administrasi Iklan: Fitria Arifiana Event: Benny Siswanto Keuangan: Citra Puji Rahayu Kasir: Widi Ukiyanti, Piutang: Anissa Windyah Sari Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti Perpajakan: Cici Irma Setyani Corporate Lawyer Jawa Pos Group: Dr. Harris Arthur Hedar SH MH Direktur: Samsudin Adlawi

Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.

J Wartawan

tahun-tahun cuci darah, tindakan itu sangat membantunya dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Kepegawaian Nasional (BKN) dalam rangka melaksanakan prosesi kenaikan pangkat PNS di seluruh Jawa Timur. Sih mengatakan biasanya prosesi kenaikan pangkat tersebut berjalan formal. Namun kali ini, sebagai tuan rumah, pemerintah kabupaten Banyuwangi menyuguhkan sesuatu yang berbeda. Selain lepas tukik dan senam tepi pantai, tm kenaikan pangkat diajak ke Desa Kemiren untuk menikmati kegiatan Tumpeng Sewu. Sejumlah kegiatan tersebut dilakukan sebagai upaya agar prosesi kenaikan pangkat tidak berjalan formal dan monoton. “Lepas tukik ini juga untuk berbagi pengalaman. Masih ada beberapa teman yang belum pernah menyentuh tukik sama sekali,” katanya.

Tidak hanya itu, kata Sih, pelepasan tukik ini dalam rangka memberikan edukasi mengenai satwa langka sekaligus menularkan rasa kepedulian untuk melestarikan alam. Selain itu juga Tim Terpadu Kenaikan Pangkat melakukan ramah tamah di kantor BKD sembari menggelar Diklat entrepreneur Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) seluruh provinsi Jawa Timur. Ida Ayu Rai Sri Dewi, Kepala Kantor Regional II BKN Surabaya mengatakan pelepasan tukik tersebut merupakan bukti kontribusi pemerintah melestarikan alam. “Sebagai pengelola kepegawaian kit harus melestarikan alam semesta dan memberikan contoh yang baik pada masyarakat,” ungkapnya. (cin/afi)

Agenda Kota

Partai Nasdem Gelar Rakerda I HARI ini Sabtu (19/9) DPD Partai Nasdem Banyuwangi menggelar Rapat Kerja Daerah (Rakerda) I di Hall Hotel Ketapang Indah Banyuwangi, mulai pukul 09.00. Rakerda ini akan dihadiri seluruh pengurus DPD Partai Nasdem Banyuwangi. Sejumlah pengurus DPD Partai Nasdem Jawa Timur juga bakal hadir. (*)

*) Tenaga kesehatan.

Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Agus Baihaqi Staf Redaksi: Shulhan Hadi, Dedy Jumhardiyanto Pengembangan Usaha: Abdul Aziz Iklan: Thomy Sila Acrhdiansyah, Eko Budiyono Pemasaran: Wahyu Nugroho Administrasi: Titin Wulandari Kantor Genteng: Ruko Madania, Jl Hasyim Asy’ari No 06 Genteng Telp : (0333) 845860

Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Edy Supriyono Staf Redaksi: Nur Hariri, Habibul Adnan Fotografer: Rendra Des Kurnia Lay Out/Grafis: M. Fatah Yasin Pemasaran: Samsuri Administrasi: Dimas Ayu Dewi Fintari Kantor Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982.

Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.

J

Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Website: www.radarbanyuwangi.co.id. Email: radarbwi@gmail.com, beritaraba@gmail.com, artikelradarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300

Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi


Sabtu 19 SEPTEMBER

TAHUN 2015

Halaman 35

Koranna Oreng Situbendeh

Mogok Sejajar, Dua Truk Picu Kemacetan BANYUPUTIH - Dua truk ukuran jumbo mogok di Jalan Raya Pantura, Hutan Baluran, Kecamatan Banyuputih, kemarin (18/9). Yang membuat jengkel pengguna jalan lainnya, posisi kedua truk Fuso itu saling berjajar. Sehingga, menutup jalan raya yang memicu kemacetan lalu lintas. Mogoknya dua truk yang sama-sama mengangkut barang ini bermula pada saat keduanya melaju dari arah barat ke timur. Truk pertama mogok pada saat melintas di jalan raya yang kondisinya menanjak. Oleh kernetnya, truk kemudian diganjal agar tidak mundur n  Baca Mogok...Hal 36

NUR HARIRI/JPRS

DIEVAKUASI: Truk pengangkut molen hendak menarik salah satu truk fuso yang mogok sejajar di Jalan Pantura, Hutan Baluran, kemarin (18/9).

apa cakna

Suku Pariopo: Identifikasi yang Mengokohkan Indonesia memiliki banyak suku bangsa dengan perbedaan-perbedaan kebudayaan, yang tercermin pada pola dan gaya hidup masingmasing. Menurut Clifford Geertz, di Indonesia terdapat 300 suku bangsa dan menggunakan kurang lebih 250 bahasa daerah. Akan te­ tapi apabila di­ telusuri, maka s e­s u n g g u h n y a ber­asal dari rumpun bahasa Melayu Austronesia. Kr iter ia yang me­nentukan ba­ tas-batas dari Oleh: masyarakat suku bangsa yang menIrwan Rakhday jadi pokok dan lokasi nyata suatu uraian tentang kebudayaan daerah atau suku bangsa (etnografi) adalah sebagai berikut: Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh satu desa atau lebih; kesatuan masyarakat yang batasnya ditentukan oleh identitas penduduk sendiri. Selain itu, kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh wilayah geografis (wilayah secara fisik). kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh kesatuan ekologis. Kesatuan masyarakat dengan penduduk yang mempunyai pengalaman sejarah yang sama. Kesatuan penduduk yang interaksi di antara mereka sangat dalam. Kesatuan masyarakat dengan sistem sosial yang seragam. Perbedaan-perbedaan ini menimbulkan berbagai kebudayaan daerah yang berlainan n  Baca Suku Pariopo...Hal 36

BPBD Krisis Anggaran Dananya hanya Cukup Sampai Bulan Oktober SITUBONDO – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Situbondo sedang dipusingkan dengan anggaran

suplai air bersih. Sebab, di tengah kekeringan yang melanda sejumlah tempat di Situbondo, anggaran pasokan pengiriman air bersih hanya tercukupi sampai dengan Bulan Oktober. Kepala BPBD Kabupaten Situbondo, Zainul Arifin mengakui,

keadaan tersebut menjadi permasalahan serius di tengah kian banyaknya tempat di Kabupaten Situbondo yang kekurangan air bersih. Apalagi, musim kemarau di Situbondo diperkirakan akan berlangsung hingga Desember mendatang.

Zainul merinci, anggaran yang mencukupi sampai dengan Bulan Oktober itu dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pusat. Di luar itu, memang ada bantuan dari BPBD Provinsi Jawa Timur. ”Tapi sudah habis September

lalu,” ujarnya kepada Jawa Pos Radar Situbondo, kemarin. Dia mengaku, jika anggaran itu tidak cukup, pihaknya akan meminta bantuan Pemkab Situbondo agar mengeluarkan anggaran tak terduga n  Baca BPPD...Hal 36

Takut Ditahan, Keluarga Histeris

HABIBUL ADNAN/JPRS

BELUM NAIK: Salah satu pembeli membeli daging di Pasar Mimbaan, kemarin.

Sepekan Jelang Lebaran, Harga Masih Stabil SITUBONDO –Hari Raya Idul Adha tinggal satu pekan lagi. Namun, harga daging di pasaran belum naik. Hingga saat ini, harganya masih sama dengan harga lama. Keadaan ini diakui tidak seperti biasanya. Sebab, menjelang pelaksanaan hari

SITUBONDO – Suasana salah satu ruangan di Polres Situbondo mendadak ramai, siang kemarin. Ini setelah karena keluarga Adi Mulyo, tersangka kasus dugaan penganiayaan, menangis histeris. Mereka takut Adi Mulyo yang diduga memukul Linda Suciwati, ditahan penyidik Pidana Umum (Pidum) Satreskrim Polres Situbondo, kemarin (18/9). Beberapa orang yang histeris itu adalah istri Adi Mulyo, Hesty, serta beberapa keluarga tersangka n  Baca Takut...Hal 36

TAKUT: Istri dan keluarga tersangka Adi Mulyo di ruang Polres Situbondo, kemarin (18/9). NUR HARIRI/JPRS

besar Islam tersebut, biasanya harga daging akan naik. ”Akan tetapi untuk saat ini, belum naik, masih stabil,” ujar Herlin, salah satu pedagang daging di pasar Mimbaan, Kecamatan Panji n  Baca Sepekan...Hal 36

Ingin Kumpul Keluarga, Wahyudi Pilih Tekuni Usaha Bunga Taman

Baru Dua Bulan, Kewalahan Penuhi Pesanan Pasangan suami istri yang punya keluhan sering berpisah dengan pasangan gara-gara pekerjaaan mungkin bisa mencoba apa yang dilakukan Nur Wahyudi dan Wijiyati. Pasangan muda itu, berjualan bunga. Sehingga, 24 jam selalu bersama. NUR HARIRI, Situbondo Ratusan jenis bunga tampak rapi tertata di bak mobil pikap dan trotoar. Bunga-bunga itu disiram oleh pemiliknya Nur Wahyudi. Sementara sang istri, Wijiyati, terus menata bibit bunga yang dijual kepada khalayak umum. Pasangan suami istri ini masih cukup asing di mata warga yang sering melintas di depan masjid Al-Abror, Situbondo. Maklum, http:\\www.radarbanyuwangi.co.id

NUR HARIRI/JPRS

RUKUN: Nur Wahyudi dan Wijiyati di tempat mangkalnya barat Alun-alun Kota Situbondo, kemarin (18/9).

Nur Wahyudi dan Wijiyati baru merintis usaha keluarganya dua bulan yang lalu. Nur Wahyudi mengaku dirinya sengaja meninggalkan peker-

jaan lama tak ingin jauh dari sang istri. Dia pun kemudian memilih untuk jualan bunga bersama istrinya. “Baru dua bulan, kerjanya cuma sama istri,”

kata pria yang tinggal bersama keluarganya di Desa Kalimas, Kecamatan Besuki tersebut. Setelah menjawab cukup singkat, pria 33 tahun itu bergegas membawa timba untuk mengambil air. Kemudian bungabunga yang tanahnya tampak kering segera dia siram. Itu dilakukannya, agar bunga yang dijual tetap segar hingga sampai ke rumah pembelinya. Menurutnya, merintis usaha penjualan bunga susah-susah gampang. Pantangan tersulit adalah merawat bunga. Jika tidak tahu, maka akan mati. “Ini bibit semua, jadi perlu perawatan. Biasanya ada warga yang tidak mengerti. Jadi setiap jenis bunga cara perawatannya saya jelaskan,” kata Wahyudi. Terkadang, beberapa bibit bunga rusak karena jauhnya penjualan dari rumahnya di Desa Kalimas. Tak hanya itu, pengambilan bibit bunga juga sering ada yang rusak dan mati n  Baca Baru Dua...Hal 36 email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com


R A D A R si t u b o nd o

afriCa Van java Jangan Bawa Barang Berlebih Sehari Suplai 25 Ribu Liter Air

36

Jawa Pos

n Mogok...

Sambungan dari Hal 35

n BPPD...

Sambungan dari Hal 35

”Kita akan usulkan ke Pemda untuk penyediaan bantuan air bersih ke lokasi kekeringan,” terangnya. Diterangkan, pengiriman air bersih oleh BPBD dilakukan tiga kali dalam satu pekan. Akan tetapi beberapa tempat yang mengalami kekeringan cukup para tidak akan cukup. Seperti di Dusun Tegal, Desa Curahtatal, Kecamatan Arjasa. ”Di tempat ini mengalami kekeringan terparah,” ujar Zainul. Zainul mengaku, ditempat

ini disediakan tiga tandon air. Bahkan, khusus di Dusun tegal, setiap hari dikirimi 15 ribu liter. Namun, tetap belum mencukupi memenuhi kebutuhan ratusan Kepala Keluarga yang tinggal di tempat ini. Akibatnya, setelah suplai air bersih habis, mereka kembali meminum air sungai yang sudah kotor. Zainul menambahkan, anggaran penyediaan air bersih memang sangat terbatas. Setiap harinya BPBD hanya mensuplai 25 ribu liter air ke sejumlah lokasi kekeringan secara bergantian. (bib/pri)

Beberapa saat kemudian, datang dari arah belakang sebuah truk fuso lain yang akan menuju ke Banyuwangi. Sopir truk ini langsung mengambil jalur kanan karena melihat di depannya ada truk yang sedang mogok. Sayang, pada waktu truk berusaha menyalip, truk tersebut juga mogok. Celakanya, posisi mogoknya truk kedua justru sejajar dengan truk yang mogok pertama. Akibatnya, jalan di hu-

Sambungan dari Hal 35

Terutama yang berkaitan dengan pola kegiatan ekonomi mereka dan perwujudan kebudayaan yang dihasilkan untuk mendukung kegiatan ekonomi tersebut (cultural activities). Misalnya nelayan, pertanian, perdagangan, dan lain-lain. Pulau yang terdiri dari daerah pegunungan dan daerah dataran rendah yang dipisahkan oleh laut dan selat, akan menyebabkan terisolasinya masyarakat yang ada pada wilayah tersebut. Akhirnya, mereka akan mengembangkan corak kebudayaan yang khas dan cocok dengan lingkungan geografis setempat. Sebagai gambaran tentang penyebutan nama sebuah suku kita contohkan dari Propinsi Banten. Bahwa sebuah kelompok masyarakat dengan ciri etnik yang berkarakter bila dianalisa berdasarkan indikator di atas telah layak disebut sebuah suku. Berikut pemaparan data dan fakta tentang kesukuan di Banten yang disebut Suku Baduy: Bahasa Suku Baduy: Bahasa Sunda dengan dialek Baduy. Agama:Hinduisme (Sunda Wiwitan), Islam, Buddha (Minoritas). Kelompok etnik terdekat: Sunda. Namun ada penyebutan lain yang dilazimkan oleh mereka yaitu Urang Kanekes atau Orang Kanekes atau orang Baduy. Baduy adalah suatu kelompok masyarakat adat sub-etnis Sunda di wilayah Kabupaten Lebak, Banten. Populasi mereka sekitar 5.000 hingga 8.000 orang, dan mereka merupakan salah satu suku yang menerapkan isolasi dari dunia luar. Sementara dari belahan bumi nusantara lainnya yaitu di Papua, dapat kita paparkan perihal fakta ragam kesukuan .Bila kita melihat data Sensus Penduduk tahun 2000, menyebut ada 1068 Suku bangsa di bumi pApua. Fakta ini menunjukkan bahwa sekali pun mereka berasal dari rumpun yang sama, namun idealisme kesukuan menjadi keniscayaan yang berlaku. Dalam kelompok kecil berdasar garis keturunan mereka mengidentifikasikan diri. Tentu salah satunya dengan karakteristik maupun corak kebudayaan

masing-masing. Berdasarkan hal itu, maka mengklasifikasikan sebuah kelompok etnik yang mendiami suatu wilayah tertentu dalam istilah suku ternyata cukup sederhana. Apalagi kelompok tersebut kerap mengklaim bahwa aset kebudayaan mereka berbeda dengan daerah lain. Salah satu contoh sebagaimana yang ada di Dusun Pariopo, Desa bantal, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo. Di dusun terpencil dengan topografi perbukitan ini, kebudayaan berupa ritual memanggil hujan sangat kental terpelihara. Ritual yang dikenal dengan Pojhian Hodo eksis sejak bertahun-tahun silam sebagai kearifan lokal penduduk Pariopo. Menariknya, sebagian penduduk memiliki pandangan bahwa kearifan lokal itu adalah identitas mereka yang telah diwariskan oleh pembabat alas yang disebut Ju’ Modhi’. Penuturan salah seorang sesepuh Pariopo, Ke Absu yang berusia 70 tahunan, mengaku adalah generasi ke empat dari Ju’ Modhi’. Dikisahkan bahwa Ju’ Modhi’ bersama Ju’ Hayap adalah buronan kolonial yang kelahiran sebuah daerah bernama Tol-tol di Kecamatan Arjasa saat ini. Mereka berdua mendiami hutan belantara Pariopo dan membuka lahan pertanian hingga berkeluarga dan beranak cucu. Sumber lain ada pula yang menyebut nama Ju’ Sembang dan Ju’ Eni’, namun Ke Absu menekankan bahwa keturunan dari Ju’ Modhi’ yang paling banyak menghuni wilayah tersebut. Bahkan makam Ju’ Modhi’ dan Ju’ Hayap berada di pedukuhan tersebut. Sepanjang perjalanan sejarah Pedukuhan Pariopo yang merupakan awal berkembangnya populasi penduduk, nama Ju’ Modhi’ diyakini sebagai pembabat awal permukiman tersebut. Bahkan ritual memanggil hujan di daerah yang terbilang gersang itu mulai ada dan diduga dirintis oleh Ju’ Modhi’. Nah, kearifan lokal inilah yang m,enjadi ciri khas Potona Ju’ Modhi’. Mereka menyebut sebagai Potona Ju’ Modhi’ yang artinya Keturunan Ju’ Modhi’. Sedangkan pariopo diduga sebagai pusat permukiman pertama. Permukiman lainnya yaitu

Berharap Punya Tempat Jualan Sendiri n Baru Dua...

Sambungan dari Hal 35

“Buat bibit sendiri belum bisa, sulit Mas. Saya baru dua bulan, mungkin kapan-kapan mau belajar,” katanya. Untuk saat ini, Wahyudi hanya akan melengkapi koleksi bunga. Sebab, ada beberapa warga yang akan membeli bunga, namun masih belum tersedia atau habis. Karenanya, koleksi segala jenis bunga menjadi target dekatnya sebelum belajat membuat bibit bunga sendiri. “Mau bikin belum sempat. Saya sekarang pagi ke kota dan sore pulang dengan anak di rumah. Jadi belum ada waktu untuk belajar. Semua bunga masih mencari ke desa-desa dan paling banyak dari Malang,” terangnya. Wahyudi bersyukur, meski dirinya meninggalkan pekerjaan yang lama dan beralih jadi penjual buka setiap hari ada warga yang membeli. Bunga yang diburu warga selama dua bulan terakhir cukup variatif.

Ada cemara, mawar dan melati, anggrek bulan, krismil, serta beberapa jenis bunga lain. Dalam sehari, Wahyudi membawa tanaman bunga sedikitnya 200 jenis. Satu mobil pikap total bibit bunga yang dia bawa bisa mencapai sebanyak 1.250 bunga. “Tergantung besarnya, tapi rata-rata 1.250,” katanya. Hasil penjualan bunga diakui Wahyudi sudah bisa dinikmati. Akan tetapi, kebahagiaan terbesar bagi Wahyudi yaitu bisa bersama istrinya. “Kalau kerja ke luar kota susah. Mau kumpul keluarga juga sulit, jadi usaha ini yang dirintis,” ujarnya sambil memegang timba. Wahyudi berharap, suatu saat nanti dirinya bisa memiliki tempat penjualan bunga sendiri. untuk sementara waktu dirinya akan mangkal di barat Alunalun Situbondo dan di Kecamatan Besuki. “Mau di sini terus sementara ini, karena sudah banyak orang yang tahu. Tapi karena jenis bunga belum lengkap, jadi banyak yang pesan,” pungkasnya. (pri)

uran tersebut. “Untuk sepeda motor masih bisa jalan terus. Tapi untuk kendaraan roda empat atau lebih, harus menggu evakuasi,” katanya. Pihaknya menghimbau kepada sopir truk agar tidak mengangkut barang terlalu berat. Apalagi sampai melanggar ketentuan yang sudah diatur. “Jalan raya adalah milik negara dan digunakan untuk umum. Jadi truk besar jangan membawa barang melebihi kapasitas yang ditentukan. Kalau mogok mengganggu arus lalu lintas,” imbaunya. (rri/pri)

HABIBUL ADNAN/JPRS

ANGGARAN TIDAK CUKUP: Petugas BPBD memberikan air bersih di salah satu tempat kekeringan

Ritual Memanggil Hujan Jadi Tradisi n Suku Pariopo...

tan Baluran macet total sekitar satu jam. Menurut salah seorang pengendara, Kurniawan, dirinya menunggu proses evakuasi kendaraan hampir satu jam. Menurutnya, evakuasi sempat gagal karena tali yang digunakan untuk menarik salah satu truk Fuso sempat putus. “Sempat putus talinya, tapi setelah satu jam satu truk sudah berhasil ditarik,” katanya. Dikonfirmasi, Kasubag Humas Polres Situbondo, Ipda Nanang Priambodo membenarkan dua truk yang mogok di hutan Bal-

Sabtu 19 September 2015

Pedukuhan Pangghulan dan Pedukuhan Lowa yang berada di seberang sumber mata air. Karena diyakini bahwa Pedukuhan Pariopo merupakan lokasi permukiman yang pertama dihuni Ju’ Modhi’ maka lokasi ini lebih populer. Lantas bagaimana jika kita menilik dari aspek bahasa. Bahasa tutur mereka jelas adalah Bahasa Madura. Dialek sebagaimana umumnya masyarakat Kecamatan Asembagus mirip dengan dialek Sumenep-Madura. Perlu penelitian lebih lanjut tentang kosa kata yang mereka miliki. Namun hal menarik sebagaimana yang diungkapkan oleh sebagian dari mereka adalah bahwa mereka meskipun berbahasa tutur Madura namun bukan orang Madura. (Ini sama dengan “idealisme” Suku Baduy yang berbahasa Sunda namun tidak menyebut sebagai Suku Sunda).Secara sederhana mereka menyampaikan bahwa di Pulau Madura tidak memiliki kebudayaan khas sebagaimana Ritual Pojhian Hodo. Mereka menyebut bahwa ritual tersebut merupakan warisan nenek moyang. Mereka merasa wajib selalu menggelar Kondisi alam yang cenderung kering dan gersang mendorong mereka melakukan ritual dengan cara yang unik. Gerakan-gerakan ritual yang sepintas mirip tarian sejatinya buka tarian. Tangan tengadah sembari sedikit meliuk sebagai bentuk permohonan pada Tuhan Yang maha Kuasa. Para pelaku ritual yang disebut dengan istilah Pamojhi melakukan gerakan-gerakan semacam itu sembari merapalkan mantera-mantera tertentu. Menarik dianalisa secara akademis bahwa beberapa kata dalam mantera itu tidak ada dalam kosa kata Madura. Menurut Ke Absu, Ketua Lembaga Adat Suku Pariopo yang dilembagakan pada 9 Pebruari 2015 dahulu para Pamojhi melakukannya dalam kelompok-kelompok kecil.Ia menyebut lokasi ritual tersebar di Bato Tomang, Goa Macan,Tapak Dangdang, Cangkreng,Asta Tekos dan lain-lain.Namun pada tahun 2004, budayawan Chandra Noratio memberikan masukan ritual itu dilakukan menjadi satu kelompok yang bersifat massal. Tanpa mengurangi kesakralan ritual tersebut, dimasukkanlah pula kalimat-kalimat toyyibah dalam Islam yang bermakna puji-pujian. Hal ini sangat relevan dengan kondisi masyarakat Pariopo yang kini 100 persen beragama Islam. Berdasar penelitian lanjutan, informasi yang disampaikan Balok Imam Subakti, warga Desa Bantal yang kelahiran tahun 1928 pada Bulan Maret 2015

mendeskripsikan alat musik tradisional yang terbuat dari bambu. Alat musik tersebut merupakan alat musik yang biasa dipakai saat ritual yang salah satunya pernah dilakukan di sebuah bukit yang disebut Ghunong Masali.Alat musik itu menghasilkan tiga bunyian yaitu kenong ,kendang dan gong.Mereka menyebut alat musik itu dengan sebutan Pa’beng. Lalu beberapa produk kebudayaan mereka yang lain satupersatu mulai terkuak.Adalah Ke Absu pria tua berusia 70 tahunan yang menunjukkan bakat seni luar biasa. Berdasarkan deskripsi dari Balok, Ke Absu dalam waktu kurang dari dua jam dapat menyelesaikan Pa’beng yang merupakan musik para perambah hutan di selatan Pariopo di masa lalu.Musik lainnya bernama Ghaghambhang juga terbuat dari bambu. Alat musik ini memiliki notasi. Selain itu Ke Absu juga membuat Tong-tong Bin-Sabin, semacam alat penghalau burung di area tegalan mereka.Alat ini berupa kentongan yang akan berbuyi saat ditiup angin. Alat pemukulnya juga dari bambu yang diikat dengan anyaman daun kelapa. Posisi anyaman daun kelapa yang berada di dawah kentongan dan diterpa angin inilah yang secara otomatis mendorong alat pemukul tersebut.Biasanya perangkat alat tersebut di pasang di ketinggian tertentu dengan menggunakan galah. Barangkali itu hanyalah sekelumit dari karya Suku Pariopo yang terkuak. Sebab banyak kisah dari kearifan-kearifan lokal serta aset-aset kebudayaan di pedukuhan tersebut tak terungkap bahkan hilang ditelan jaman.Tentu keadaan ini layak menjadi perhatian kita , senyampang masih ada narasumber atau pelaku kebudayaan terutama penduduk asli setempat.Mengidentifikasikan mereka sebagai Suku Pariopo barangkali sebagai titik tolak atas perjuangan penjagaan kearifan lokal. Katakanlah ini sebagai sebuah rekonstruksi. Bila kita bersepakat , lambat laun identifikasi sebagai Suku Pariopo yang merupakan sub akulturasi Madura-Jawa akan makin mengokohkan keberadaan mereka. Apalagi jika kita memahami bahwa Pojhian Hodo dipandang sebagai sebuah sistem sosial. Sistem sosial inilah yang merupakan salah satu indikator kesukuan.Dengan mengokohkan sistem sosialnya, penduduk Pariopo tidak akan kehilangan jatidirinya sebagai sebuah suku. *) Penulis adalah Aktifis Budaya di Situbondo

Pedagang Menyelingi Buat Bakso n Sepekan...

Sambungan dari Hal 35

Dia mengaku, hingga saat ini harga daging masih berkisaran antara Rp 90 ribu hingga Rp 100 ribu perkilogram. Baginnya, harga tersebut cukup rendah untuk ukuran menjelang perayaan hari-hari besar. Lebih-lebih, dengan harga saat ini, daya beli masyarakat masih sangat rendah. ”Bagaimana kalau dinaikkan. Tidak naik saja pembeli masih sepi,” terangnya kembali. Dia memperkirakan, dua hari sebelum lebaran akan ada kenaikan harga. Akan tetapi kenaikan harga tidak akan terlalu signifikan. ”Paling naiknya sekitar Rp.5 ribu atau Rp.10 ribu,” kata Herlin. Dengan begitu, menjelang lebaran nanti, harga daging perkilogram akan berharga Rp.105-110 ribu. Herlin memperkirakan tidak akan melebihi

HABIBUL ADNAN/JPRS

HARGA SEABIL: Suasana blok daging di Pasar Mimbaan, kemarin.

dari harga tersebut. ”Biasanya seperti itu, di sini tidak pernah naik,” tambahnya. Sementara itu, agar jualan tetap laku dan tidak sepi pembeli, beberapa pedagang daging membuat bakso. Itu dilakukan agar daging jualan mereka tidak banyak yang tersisa. Seperti yang juga dilakukan Herlin. Dia mengatakan, di tengah harga stabil dan daya beli masyarakat yang masih rendah, membuat bakso dipandang se-

bagai solusi. Sebab, dengan cara itu, jika merugi, besar kerugiannya tidak terlalu besar. Herlin mengaku, sejak beberapa hari ini, pembeli bakso sudah banyak. ”Per hari bisa laku hingga lima kilogram,” ujarnya. Lebih-lebih menjelang hari lebaran nanti, Herlin memperikirakan bisa terjual hingga satu kwintal. ”Kalau tidak diselingi dengan membauat bakso seperti ini, bisa bangkrut,” pungkasnya. (bib/pri)

Berharap Kasus Bisa Dimediasi n Takut...

Sambungan dari Hal 35

Siang itu sekitar pukul 11.00, keluarga Adi Mulyo yang seluruhnya berasal dari lingkungan Wringinanom, Kelurahan Patokan, Kecamatan Situbondo menunggu di depan pintu ruang Pidum. Begitu polisi membawa Adi keluar ruang Pidum untuk di pindah ke ruang penyidik PPA, ternyata keluarga Adi langsung menangis. Mereka sempat meminta agar Adi tidak dibawa. “Saya hanya mau membawa ke ruangan saya, karena ada tugas yang harus saya kerjakan,” kata polisi di hadapan keluarga Adi Mulyo. Tidak disangka, salah seorang bibi Adi jatuh pingsan. Hanya beberapa saat, beruntung segera sadar. Melihat peristiwa itu, polisi

yang akan membawa Adi kembali masuk ke ruang pidum. “Pak suami saya jangan ditahan, dia tidak bersalah,” kata Hesty sambil memegangi tangan suaminya. Di ruang Pidum, Adi Mulyo mengaku jika dirinya tidak melakukan pemukulan kepada Linda Suciwati. Akan tetapi dirinya hanya melerai pertengkaran istrinya dengan pelapor yang masih ada hubungan keluarga. “Saya tidak memukul, hanya melerai saja,” kata Adi Mulyo. Sementara dari istri serta keluarganya juga menyebut Adi tidak bersalah. Cerita dalam laporan Linda Suciwati menurut mereka faktanya justru dibalik. “Salah itu ceritanya, tidak seperti itu. Justru dia (Linda) yang sering bikin masalah,” kata keluarha Adi. Beberapa saat kemudian, Kanit

Pidum, Ipda Sadali yang datang ke ruangan langsung memberikan pengertian kepada keluarga Adi. Sadali meminta agar keluarga Adi mematuhi proses hukum. “Tolong dimengerti, karena terlapor minta kasusnya diproses. Jika tidak memproses, maka saya salah,” katanya. Adi Mulyo akhirnya ditahan oleh polisi. Sementara pihak keluarga berharap agar kasus ini bisa dimediasi mengingat Adi Mulyo dan Linda masih memiliki hubungan saudara. Diberitakan beberapa waktu lalu, pria berinisial Adi diduga melakukan penganiaan kepada Suciwati. Adi dan Linda memiliki rumah yang berdekatan di lingkungan Karang Asem, Kelurahan Patokan, Kecamatan Situbondo. (rri/pri)


Jawa Pos

BERAS IR 64 0

Sabtu 19 September 2015

GULA PASIR

MIGOR CURAH

0

37

EKONOMI BISNIS R A D A R

DAGING SAPI

0

DAGING AYAM BROILER

0

B A N Y U W A N G I

TELUR AYAM RAS

KACANG KEDELAI IMPOR

0

0

KACANG KEDELAI LOKAL

CABAI RAWIT

0

CABAI BIASA

0

BAWANG MERAH

200

BAWANG PUTIH

0

0

200

10.100

10.400

9.700

110.000

27.400

18.300

8.900

8.100

30.400

15.000

14.600

18.600

RENDRA KURNIA/RABA

MUNGIL NAN LANGKA: Pejabat Perhutani bersama tim BPK melepas bayi penyu di pantai Boom kemarin (18/9).

Janji Bantu Akses Pendanaan pada Kementerian

CHIN JULLIEN/RABA

BERJUBEL: Para pencari kerja berdesakan mengunjungi stan perusahaan dan instansi yang menarik minat mereka di GOR Tawang Alun kemarin.

Ribuan Pencari Kerja Serbu JMF BANYUWANGI - Di tengah banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai daerah, Banyuwangi justru menyediakan ribuan job bagi pencari kerja. Pemkab Banyuwangi menyediakan puluhan lowongan kerja dalam kegiatan Job Market Fair (JMF) 2015 yang berlangsung di GOR Tawang Alun mulai kemarin (18/9). Kegiatan Job Market Fair 2015 itu secara resmi dibuka Bupati Abdullah Azwar Anas dan langsung diserbu ribuan pencari kerja. Tingginya respons warga terhadap kegiatan itu menyebabkan lokasi kegiatan sempat tidak mampu menampung pengunjung. Bupati Anas mengatakan, Pemkab Banyuwangi berkomitmen memangkas angka kemiskinan yang salah satu caranya dengan mengurangi tingkat pengangguran. Job fair ini langkah konkret untuk memberi kesempatan kerja bagi

masyarakat. “Kegiatan ini kita gelar untuk mendorong munculnya entrepreneur muda yang akan menggerakkan perekonomian daerah,” kata Bupati Anas. Untuk memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat, kata Anas, pemkab akan terus mendorong masuknya investasi ke Banyuwangi. “Kami memprioritaskan investasi yang akan menyerap banyak tenaga kerja. Namun, masyarakat juga harus siap bersaing dengan mempersiapkan kualitas SDM sebaik-baiknya,” kata Anas. Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Alam Sudrajat menuturkan, tahun ini total ada 10.698 lowongan pekerjaan. Jumlah tersebut berasal dari 56 perusahaan Banyuwangi, Surabaya, Sidoarjo, Malang, dan Bali, yang ambil bagian dalam job fair ini. “Ada 698 lowongan kerja yang mereka tawarkan.

Lowongan itu beragam, mulai dari perbankan, rumah sakit, instansi, retail, otomotif, leasing, penambangan, dan cold storage,” tutur Alam. Selain itu, juga ada dari perusahaan industri yakni sebanyak 36 perusahaan menyediakan 782 lowongan pekerjaan. Ada lagi, perusahaan pelayaran yang membutuhkan 1100 tenaga kerja untuk ABK kapal pesiar. Perusahaan pengerah tenaga kerja Indonesia swasta (PPTKIS) membutuhkan 2.100 orang untuk wilayah Asia Pasifik, dan lembaga pendidikan keterampilan (LPK) membutuhkan 5.000 tenaga kerja. LPK tersebut, terang Alam, membuka kesempatan magang di Korea dan Jepang di bidang manufaktur dan pertanian. Sebelumnya mereka akan dibekali dengan keahlian terlebih dahulu, lalu mereka akan di-link-kan dengan perusahaan

Jepang dan Korea. Ini merupakan kerjasama antar pemerintah (government to government). Pelaksanaan job fair ini, pada tahun pertama (2013), mampu menyerap 1.000 lebih tenaga kerja. Dan di tahun 2014, telah terserap 800 tenaga kerja. Alam berharap, tahun 2015 ini, jumlah tenaga kerja yang terserap pun bisa lebih optimal. Selain membuka bursa kerja, tahun ini job fair juga dilengkapi konsultasi bisnis bagi mereka yang ingin berwirausaha. Konsultasi bisnis ini disediakan bagi para pelajar SMK dan mahasiswa yang akan memasuki usia kerja. “Tujuannya untuk memotivasi kaum muda untuk mulai menciptakan lapangan usahanya sendiri. Para pelaku bisnis dari HIPMI dan Kadin khusus dihadirkan untuk membuka wawasan kaum muda agar tidak berpikiran hanya menjadi pekerja,” tambah Alam. (cin/c1/afi)

BANYUWANGI – Penangkaran anak penyu di pantai Boom mendapat apresiasi positif dari rombongan pejabat Perum Perhutani Divisi Regional (Divre) Provinsi Jawa Timur. Sekretaris Perum Perhutani Jatim Yahya Amin bersama pejabat lainnya melepas puluhan tukik kemarin (18/9) Yahya mendukung penuh upaya Banyuwangi melestarikan satwa langka itu. Pejabat Perhutani itu terkesan dengan pelestarian tukik menjadi bagian dari wisata daerah. “Ini bagus, pelestarian alam juga jadi ikon wisata,” katanya. Yahya menuturkan, letak pantai yang dekat dengan kota merupakan advantage untuk daya tarik wisata. “Mungkin akan lebih bagus kalau ada monumen atau tugu penyu nya,” kata Yahya. Melihat keseriusan Banyuwangi melestarikan beberapa jenis penyu langka itu, Yahya berjanji untuk memberikan dukungan berupa pendanaan. Dalam waktu dekat ini, Yahya berjanji untuk mengusahakan akses pendanaan ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KHLK). “Kami akan coba membantu akses pendanaan dari kementerian,” katanya. Auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, Erwin Miftah yang turut dalam rombongan Perhutani itu mengamini dukungan yang diuta-

RENDRA KURNIA/RABA

PEDULI: Yahya Amin (dua dari kanan) dan Agus Santoso (kanan). rakan oleh Perhutani. Erwin menyatakan sangat menghargai corporate yang mempertimbangkan 3P yakni People, Profit dan Planet. “Dalam hal ini Perhutani memperhatikan Planet,” ujarnya. Menurutnya pelestarian penyu ini melibatkan tanggung jawab semua pihak dan harus diberikan dukungan yang mumpuni. “Tidak hanya tanggung jawab pemerintah kabupaten tetapi juga Pelindo, PLN, Perhutani dan masyarakat,” ajaknya. Corporate yang baik, kata Erwin, tidak hanya menciptakan profit namun membantu menjaga kesejahteraan dan keberlanjutan masyarakat (people) dan alam (planet). BPK dalam rangka menjalankan

tugasnya mengunjungi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) termasuk Perhutani Divisi Regional (divre) Jatim yang meliputi Kuasa Pemangku Hutan (KPH) Kediri, Madiun, Saradan dan Banyuwangi Raya. Setelah menjalankan tugasnya di KPH Banyuwangi Raya, tim BPK mendengar tentang tukik di Banyuwangi dan ingin tahu kondisinya. Setelah diberi penjelasan admin Banyuwangi Selatan bahwa ada yayasan Banyuwangi Sea Turtle Foundation (BSTF) tim BPK tertarik ingin merasakan langsung proses lepas tukik. “Ini sebegai kepedulian kami terhadap kelestarian penyu,” ujar Administratur KPH Banyuwangi Selatan, Agus Santoso. (cin/afi)

BKD se-Jatim Belajar Entrepreneurship BANYUWANGI - Tertarik dengan kemajuan yang dicapai Banyuwangi, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) se-Jawa Timur beserta jajaran SKPD Pemprov Jatim melakukan studi lapangan pelatihan entrepreneurship di Banyuwangi kemarin (18/9). Banyuwangi dijadikan contoh sebagai kabupaten yang tata kelola pemerintahannya dianggap penuh inovasi karena menjalankan konsep birokrat yang berjiwa wirausaha. Kepala BKD Provinsi Jatim, Siswo Heroetoto, mengatakan dia sengaja mengajak rombongan kepala BKD se-Jatim dan sejumlah SKPD Pemprov Jatim ke Banyuwangi untuk melihat secara langsung berbagai kemajuan yang telah dicapai Banyuwangi. “Kami mengajak 38 kepala BKD se-Jatim, 64 kepala SKPD Pemprov, dan 40 PNS muda Pemprov

DIAN EFFENDI/JP-RABA

CANGGIH: Menggunakan alat Tire Changer, mengganti ban tidak perlu di congkel, sehingga tidak menyebabkan velg rusak.

Sediakan Diskon 25 Persen Semua Merek Ban

ISTIMEWA

BELAJAR: Kepala BKD se-Jatim diterima Bupati Anas di halaman belakang Pendapa Shaba Swagata Blambangan kemarin.

BANYUWANGI – Istana Ban Banyuwangi memberikan diskon spesial hingga 25 persen untuk setiap pembelian semua merek ban sepeda motor, seperti Michelin, Corsa, FDR, IRC, Swallow, dan Federal. “ Kami tetap memberikan jaminan harga termurah, terlengkap, dengan kualitas layanan terbaik untuk pelanggan,“ ujar Revin, Manager Operasional Istana Ban Banyuwangi. Beberapa pelanggan juga mengaku puas dengan pelayanan dari Istana Ban. Seperti yang diungkapkan oleh Rusiyadi,38, asal Giri, Banyuwangi. Dia mengaku, proses penggantian ban relatif cepat dan aman. “ Sangat cepat, velg juga ndak lecet. Soalnya tidak dicongkel,” jelasnya. Seperti diketahui, Istana Ban memiliki alat

pengganti ban yang canggih yakni Tire Changer yang lebih memberikan keamanan dan kecepatan proses penggantian ban. Bengkel yang terletak di Jl PB Sudirman No 14 Banyuwangi ( Sebelah Selatan Bank UOB Buana) Perliman Banyuwangi itu juga memiliki ruang tunggu ber AC dengan fasilitas Free Wifi gratis sehingga pelanggan tidak jenuh saat menunggu proses penggantian ban. “ Kami juga menjual spare part dan oli dengan program diskon yang spesial, juga dapatkan kaus cantik untuk pembelian paket oli dan ban,” tandas Revin. Untuk layanan pelanggan dan informasi hubungi, Revin 082336611512, (0333) 415206. (*)

Jatim peserta pelatihan entrepreneurship ke Banyuwangi. Biar mereka bisa melihat dari dekat bagaimana aparat Banyuwangi

bekerja,” kata Siswo. Menurut Siswo, keberhasilan yang dicapai Banyuwangi ini tak lepas dari peran pemimpinnya yang

inovatif. Namun, di balik itu, lanjut dia, aparatur di Banyuwangi pasti memiliki jiwa entrepreneur ■

BANYUWANGI

JEMBER

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

Jl Karimata

Hlg STNK P 2824 V an Slamet Santoso, Jl. Jogopati RT. 3/2, Kel. Kampung Melayu

Honda Jazz

Avanza

Toyota Fortuner

Dijual Honda Jazz RS Th ‘014/’010 Abu-abu Manual Km 7 ribu Hrg 203/162 Jt Nego, Bisa Cash/Kredit atau Tukar Tambah Hb. 082331659126

Dijual Avanza Th ‘010/’011 G Silver Hrg 122/117 Jt Bisa Cash/Kredit atau Tukar Tambah Hb. 082142194111

Dijual Fortuner Th ‘012 G TRD Putih, Manual Nopol Cantik Hrg 325 Jt Nego Bisa Cash/Kredit atau Tukar Tambah Hb. 082331659086

Jl. Kalilo

Hlg STNK P 3145 X an Tukiman, Dsn. Curahsawo RT. 1/1, Ds. Sidodadi, Wngsrjo Hlg Stnk B2930YY an Arovah Adham Jl. Katelia No.10 rt09/05 Jatibening br.Bekasi

Dijual Cepat Ruko 2 Lantai Jl. Kalilo No. 4 Banyuwangi, 2 Kamar Tidur, 2 Kamar Mandi, 1 Ruang Tamu, Dapur, Listrik, PDAM, IMB, SHM Hub: 081233278499

Rumah Gardenia

Baca BKD...Hal 43

Hlg STNK P 3257 VH an Hari Sutrisno, Lingit Setendo RT. 4/4, Tk. Kayu, Bwi Jual Cpt 2 Ruko 2,5 lantai, murah @ Rp. 750 Jt Cocok Utk Kos/Usaha Jl. Karimata Jbr Hub: 08123329102

Hlg STNK P 2996 WD an Lilik Tutiani, MSI, Jl. Mendut Gg. VII No. 3 RT. 3/4, Tamanbaru

Djl Rmh Gardenia Lt. 96, Lb. 54, 2 kmr, 1 gdg, 1 toilet+pemanas, AC, Carport 450 Jt (Nego) Hp. 082233615369

Jl. DI Panjaitan Dijual Rumah Tingkat, SHM, L 300 m2 Jl. DI Panjaitan Bwi Hp. 085258834248

Motor anda belum laku? Hubungi HP: 08123353502

Suzuki Ertiga

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

Karangagung

Cari Tambahan Modal

Cari Kontrakan

Truck Mitsubishi

Djl Tanah Kavling , SHM, Siap Bangun Lt. 680 m2, Tepi Sungai Sukowidi di Karangagung Dkt Hardys H:081336611511 TP

Kami Cari Tmbhn Modal u/ Usaha dg Sistim Bagi Hasil Per Bln 081238304634 Tdk SMS

Kami Cari Kontrakan Ruko/Rmh Yg Bisa Dibayar Bulanan 081336524718 Tdk SMS

Dijual Cpt BU Dump Truck Mitsh ‘12, HDV 125 ps, Istimewa Hubungi: 081358339500

Dijual Suzuki Ertiga Th ‘012 GL Manual, Abu-abu Hrga 132 Jt Nego Bisa Cash/Kredit atau Tukar Tambah Hub: 08123453975


SABTU 19 SEPTEMBER TAHUN 2015

HALAMAN 40

PENDIDIKAN

ABDUL AZIZ/JPRG

PENDAMPING : Kepala MTsN dan guru membimbing siswa latihan manasik haji.

GLENMORE – Sebanyak 350 siswa MTsN Glenmore mengikuti latihan manasik haji Kamis lalu (17/9). Semua peserta mengenakan pakaian ihram terlihat menuju Ruang Terbuka Hijau (RTH) Karangharjo. Kepala MTsN Glenmore Syamsuddin MPdI mengatakan, tujuan kegiatan tersebut untuk memberikan pembinaan ibadah haji secara baik dan benar kepada para siswa. “Kita ingin memberikan pembekalan sejak dini kepada anak-anak,” tuturnya. Ketua panitia manasik, H. Nur Saewan menjelaskan, selama mengikuti pelatihan tersebut, para siswa diajak untuk praktik pelaksanaan ibadah haji sesuai dengan rukun-rukunnya. “Kegiatan ini sudah berjalan di MTsN Glenmore sejak lima tahun silam dan akan terus berjalan setiap tahun,” katanya. (*/azi)

BUDAYA

SHULHAN HADI/JPRG

350 Siswa MTs Negeri Glenmore Manasik Haji

Penonton Surfing

Diasuransikan

DEDY JUMHARDIYANTO/JPRG

PRAKTIK: Sejumlah pemuda Desa Wonosobo membuat musik dari bambu kemarin (18/9).

Giatkan Lagi Alat Musik Bambu SRONO - Menurunnya minat kalangan muda belajar alat musik tradisional, tampaknya menggugah sejumlah seniman Banyuwangi. Mereka menggerakkan pelestarian alat musik terutama yang berbahan bambu. Sedikitnya 20 seniman dari berbagai kecamatan di Kabupaten Banyuwangi menggelar diskusi untuk membahas pelestarian alat musik tradisional, terutama alat musik berbahan dasar bambu di kebun bambu Desa Wonosobo, Kecamatan Srono, kemarin (18/9). Bukan hanya diskusi, mereka juga praktik membuat alat musik bambu. Sedikitnya ada delapan jenis alat musik bambu yang akan dibuat, yakni angklung, demung, calung, gong, peking, gambang, kelonthang, dan seruling. Praktik pembuatan alat musik bambu itu sengaja dipilih demi melestarikan alat musik tradisional. Lebih dari itu, kegiatan itu sebagai media kampanye karena saat ini jumlah tanaman bambu sudah berkurang. “Kami ingin musik bambu ini sebagai budaya konservasi,” ujar Ikhwan Setiawan, salah satu penggiat dan pencinta alat musik tradisional. Menurut Ikhwan, berkurangnya jumlah tanaman bambu yang biasa ditemukan di tepi sungai, secara langsung juga berdampak terhadap berkurangnya mata air di Banyuwangi. Apalagi, kini tanaman bambu yang banyak tumbuh di pinggir sungai juga sudah mulai berkurang dan jarang ditemukan. Ikhwan menyebut, dengan pembuatan alat musik dari bambu itu, diharapkan para pemuda bisa lebih mencintai alat musik tradisional dan menggelar pergelaran musik bambu. “Kita akan lakukan penanaman bambu, selain bisa dipakai bahan untuk alat musik tradisional juga mempertahankan mata air,” ungkap staf pengajar Universitas Negeri Jember (Unej) itu. (ddy/c1/abi)

PESANGGARAN - Internasional Surfing Competition di Pulau Merah, Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, dihelat sepekan lagi. Berbagai persiapan kegiatan yang dilangsungkan 25 -27 September 2015 itu sudah dituntaskan ■ Baca Penonton...Hal 41

Tikungan Wiroguno Memakan Korban GAMBIRAN - Tikungan tajam dekat Jembatan Wiroguno di Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Gambiran, makan korban. Seorang pengendara motor, M. Abdu Dahrin, 26, menderita luka parah dan koma setelah motor yang dinaikinya tabrakan truk kemarin (18/9). Dahrin yang menjalani perawatan serius di RS Al-Huda, Genteng, hingga berita ini ditulis pada pukul 18.00 belum sadarkan diri. “Korban masih dirawat di Al-Huda (RS Al-

Huda),” cetus Kapolsek Gambiran, AKP Suwanto Barri. Kecelakaan yang menimpa korban itu terjadi sekitar pukul 14.00.

Saat kejadian, korban mengendarai motor Honda Vario bernomor polisi P 4289 XX bersama temannya, Yusuf, 30, warga Kelurahan Sepakat, Mentawai, Kalimantan Selatan, melaju dengan kecepatan tinggi dari arah utara. Setiba di lokasi kejadian, tepatnya di simpang empat Jembatan Wiroguno yang menikung tajam, korban yang menjadi joki motor terlihat akan belok ke kanan ■ Baca Tikungan...Hal 41

Membobol Atap Langsung Ditangkap SHULHAN HADI/JPRG

BANGOREJO - Yulianto alias Aan alias Cepe, 27, warga Dusun Silirkrombang, Desa Seneporejo, Kecamatan Siliragung, ditangkap warga di Kecamatan Bangorejo, Banyuwangi, kemarin. Dia dibekuk karena diduga akan mencuri di rumah Sugianto, warga Dusun Selorejo, Desa Temurejo, Kecamatan Bangorejo. Saat ditangkap, tersangka Cepe sudah berada di dalam rumah korban dengan cara merusak atap. “Pelaku ditangkap sekitar pukul 11.30. Saat itu rumah korban sedang sepi,” cetus Kapolsek Bangorejo AKP Watiyo melalui Kanitreskrim Aiptu Karjono. Menurut Karjono, tersangka bukan orang baru. Sebelumnya, dia pernah berurusan dengan kepolisian karena kasus yang sama di sejumlah lokasi. “Pernah mencuri uang Rp 10 juta di Kecamatan Siliragung,” terangnya. Karjono menyebut, dari tangan tersangka berhasil disita sejumlah barang bukti (BB) berupa pedang bergigi yang dilengkapi senter kecil, senapan angin lengkap dengan amunisi, dua hand phone (HP) audio, dan perhiasan ■ Baca Membobol...Hal 41

DIKEBUT: Panitia International Surfing Competition memasang baliho di sekitar pantai Pulau Merah kemarin (18/9).

OPER: Truk yang mengangkut jeruk diamankan di Polsek Gambiran setelah menabrak pengendara motor di tikungan Jembatan Wiroguno kemarin (18/9).

DEDY JUMHARDIYANTO/JPRG

DAUN EMAS: Misriyani membersihkan daun tembakau yang terkena abu vulkanik Gunung Raung di Desa Bagorejo, Kecamatan Srono, Banyuwangi, kemarin (18/9).

Kena Dampak Raung, Harga Tembakau Naik SRONO - Hujan abu vulkanik dari Gunung Raung yang sering terjadi beberapa waktu lalu ternyata berpengaruh terhadap hasil panen tembakau. Para petani harus mengeluarkan dana tambahan untuk membersihkan abu yang melekat di daun tembakau. Usai dipanen, petani tidak bisa langsung merajang daun tembakau karena penuh abu vulkanik. Itu seperti terlihat di Dusun Krajan, Desa Bagorejo, Kecamatan Srono, kemarin (18/9). “Biasanya daun tembakau bisa langsung dirajang,” cetus Wakidi, 56, salah satu petani tembakau asal Dusun Krajan, Desa Bagorejo. Karena abu vulkanik yang menempel di daun tembakau itu cukup tebal, itu memperlambat proses pengerjaan tembakau. “Kami harus mengeluarkan dana untuk biaya membersihkan abu itu,” katanya. Wakidi menyebut, proses pembersihan abu vulkanik itu membuat biaya operasional naik. Makanya, harga tembakau juga dinaikkan. Biasanya, sebut dia, harga

Rate Harga Tembakau BWI Harga Normal : Rp 30.000/Kg Harga Kini : Rp 33.000/Kg Harga Tertinggi : Rp 35.000/Kg

tembakau hanya Rp 30 ribu per kilogram, dan kini dinaikkan menjadi Rp 33 ribu hingga Rp 35 ribu per kilogram. “Kalau harga tidak ikut naik, kami rugi,” dalihnya. Petani tembakau lainnya, Misriyani, 55, menyampaikan meski terkena semburan abu vulkanik dari Gunung Raung, pertumbuhan tanaman tembakau masih tetap normal hingga panen. “Cuacanya bagus dan tidak ada hama,” katanya. Dengan cuaca yang bagus dan tidak ada hama, kualitas daun tembakau bisa lebar dan bagus. Meningkatnya kualitas daun tembakau itu mempengaruhi harga tembakau. “Rasa tembakau masih aman, tidak ada keluhan dari pelanggan,” ujarnya. (ddy/c1/abi)


RADAR BANYUWANGI

Jawa Pos

Sabtu 19 September 2015

BLAMBANGAN RAYA

41

Tetangga Sugiayem Ingin Menjenguk TEGALSARI - Kedatangan Sugiayem, tenaga kerja Indonesia (TKI) yang sempat koma dan menjalani perawatan di rumah sakit Taoyuan Hospital, Taiwan, disambut gembira para tetangga di Dusun Blokagung Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi, Rabu lalu (16/9). Meski tidak bisa langsung pulang ke rumah karena harus menjalani perawatan di RSUD Blambangan, para tetangga itu tetap merasa senang. “Kami ingin menjenguk langsung,” cetus Fatimah, salah satu tetangga Sugiayem di Dusun Blokagung, Desa Karangdoro. Selama ini, terang dia, para tetangga tidak tahu pasti mengenai kondisi

SHULHN HADI/JPRG

IBA: Para tetangga Sugiayem di Dusun Blokagung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi, Rabu lalu (16/9).

Sugiayem. Mengenai sakitnya itu, hanya cerita dari mulut ke mulut. “Sugiayem pulang tahu setelah orang tuanya akan ke rumah sakit,” katanya. Berita Sugiayem sakit cukup parah, jelas dia, mengagetkan para tetangga. Sebab, sebelum berangkat ke Taiwan menjadi TKI, Sugiayem terlihat sehat. “Selama ini tidak pernah sakit, kok tiba-tiba sakit,” ujarnya. Setelah mendengar Sugiayem telah pulang dan dirawat di RSUD Blambangan, para tetangga berencana menjenguk. Hanya saja, mereka masih belum tahu aturannya. “Apa bisa dijenguk seperti orang sakit lainnya,” tanya Sukati, 57, tetangga lain. (sli/c1/abi)

DEDY JUMHARDIYANTO/JPRG

TEMPAT BARU: Sejumlah pedagang Pasar Srono mulai menata los di tempat penampungan sementara di Desa Kebaman kemarin (18/9).

Pasar Srono Dikosongkan Hari Ini SRONO - Sedikitnya 300 pedagang yang terkena dampak proyek pembangunan Pasar Srono mulai dipindah ke tempat penampungan kemarin. Lokasi relokasi di Desa Kebaman, Kecamatan Srono, itu hanya berjarak sekitar 200 meter dari pasar. Pantauan Jawa Pos Radar Genteng kemarin (18/9), sejumlah pedagang mulai mengemasi dagangan ke tempat baru. Bahkan, ada pedagang yang tidak jualan seharian karena sengaja memindah dagangan. “Mulai besok (hari ini, Red) pasar sudah harus bersih,” cetus Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Srono, Supriyanto, 60. Los pasar di tempat relokasi se-

benarnya belum siap digunakan. Sehingga, para pedagang banyak yang membawa tukang kayu untuk membenahi tempat jualan itu. “Sekarang (kemarin, Red) membenahi tempat baru,” katanya. Menurut Supriyanto, pedagang di Pasar Srono yang harus pindah ke tempat relokasi sementara itu mencapai 300 pedagang. Tempat relokasi sementara itu dibagi menjadi tiga, yakni los pedagang konveksi, pedagang peracangan sem bako, dan pedagang peracangan ikan dan sayur. “Letaknya di satu lokasi, tapi kita pisah agar tidak campur aduk,” terangnya. Pantauan Jawa Pos Radar Gen-

teng, selama seharian penuh para pedagang menata tempat jualan di tempat relokasi sementara. Mereka membuat sekat lapak dengan seng, tripleks, dan batako. Sebagian lain menata gerobak untuk tempat dagangan. “Lumayan besar biayanya untuk sewa tukang dan ongkos angkut barang,” sebut Sukatmini, 58, salah seorang pedagang peracangan. Meski sudah dipersiapkan sejak seminggu lalu, Sukatmini mengaku selama pindah ke lokasi baru ini banyak pengeluaran yang tak terduga. Anehnya, meski tidak berjualan karena sedang pindahan, pedagang masih ditarik retribusi oleh petugas pasar. “Saya punya

los lima tempat, ini kena Rp 18 ribu,” ujarnya. Pedagang peracangan lain, Kiki Dwi Agustin, 38, menyampaikan meski sudah hampir seminggu tidak berjualan, petugas pasar Srono setiap hari masih tetap memungut retribusi. “Hasil belum karuan, pengeluaran sudah pasti,” katanya. Sayangnya, koordinator pasar Srono, Fauzi, saat akan dikonfirmasi tidak berada di kantornya. Salah seorang petugas pasar Srono, Amani, menolak berkomentar terkait penarikan retribusi itu. “Pak Fauzi masih keluar,” katanya sembari menolak memberikan nomor telepon seluler Fauzi. (ddy/c1/abi)

Kekeringan, Padi Terancam Mati SRONO - Tanaman padi di persawahan Desa Kebaman, Kecamatan Srono, Banyuwangi, terancam gagal panen. Akibat kekurangan air pada musim kemarau ini, persawahan menjadi kering dan retak-retak. Para petani sepertinya mulai ragu merawat tanamannya itu. Sehingga, rumput liar banyak tumbuh di sekitar tanaman padi. “Berani menanam padi karena sebulan lalu air masih lancar dengan sistem gilir,” cetus Sujono, 54, petani asal Desa Kebaman. Tetapi, dua pekan terakhir, terang dia, irigasi mulai tidak teratur dengan debit air cukup kecil. Akibatnya, tanaman padi miliknya kekurangan air. “Air masih ada meski kecil, tapi harus menunggu

DEDY JUMHARDIYANTO/JPRG

DAMPAK KEMARAU: Tanaman padi kurang terawat karena kekurangan air di Desa Kebaman, Kecamatan Srono, Banyuwangi, kemarin (18/9).

giliran,” katanya. Saat musim ketigo seperti saat ini, terang dia, sebagian petani di Desa Kebaman sudah beralih

menanam palawija, seperti kedelai dan jagung. Tapi, juga ada yang membiarkan tanamannya tidak diolah sama sekali.

“Kalau ada yang menanam padi, berarti berani menanggung risiko,” ujar Hariyadi, 52, petani lain. Jika suplai air irigasi minim, terang dia, petani banyak yang memilih menanam palawija. Petani yang memilih menanam padi itu berarti salah memprediksi musim. “Padi bisa tumbuh, tapi kurang berisi,” ujarnya. Para petani yang menanam padi saat musim kemarau, jelas dia, cukup kecil jumlahnya dibanding yang menanam palawija. Jika tidak mendapat suplai air yang cukup, petani cenderung tidak melanjutkan perawatan tanaman padinya. “Risikonya cukup besar bila nekat merawat tanaman padi,” ungkapnya. (ddy/c1/abi)

Temannya Menderita Luka Lecet ■ TIKUNGAN...

Sambungan adari Hal 40

“Jalan di tikungan tajam itu bergelombang,” terangnya. Bersamaan dengan itu, dari arah timur meluncur truk Mitsubishi Colt Diesel dengan nomor polisi N 9210 UT yang disopiri Eko Budiyono, 38, warga Desa/Kecamatan Siliragung. Karena jarak sudah dekat, motor yang dinaiki korban

langsung ditabrak. Saat ditabrak truk itu, korban terpelanting ke arah barat dan kepalanya membentur aspal. Temannya yang bernama Yusuf selamat dan hanya lecet. “Korban pingsan dan langsung dibawa ke Al-Huda,” ungkapnya. Keperluan pemeriksaan, sopir truk langsung dibawa ke polsek oleh polisi. Truk yang mengangkut jeruk itu juga dibawa ke polsek untuk

diamankan. “Sopir truk masih kita mintai keterangan,” cetusnya. Menurut kapolsek, penyebab tabrakan motor dan truk itu belum diketahui pasti. Hanya saja, berdasar keterangan sejumlah saksi, pengendara motor terlihat akan belok ke kanan. “Di lokasi kejadian itu jalan bergelombang. Korban diduga tidak bisa menguasai motor lalu tertabrak truk,” katanya. Sopir truk, Eko Budiyono, saat

dikonfirmasi mengatakan kecelakaan itu bermula saat dirinya melaju dari arah timur menuju ke arah Genteng. Setiba di lokasi kejadian yang jalannya menikung tajam, dari arah depan meluncur motor Honda Vario cukup kencang. “Saya lihat motor itu ragu akan belok atau tidak, akhirnya tertabrak itu,” ujarnya sambil menyebut jeruk yang diangkut itu rencananya akan dibawa ke Semarang, Jawa Tengah. (sli/c1/abi)

Ada Pameran dan Aneka Hiburan ■ PENONTON...

Sambungan adari Hal 40

Panitia juga sudah mengantisipasi melonjaknya pengunjung di lokasi wisata yang menjadi ikon Kota Gandrung itu. “Selama lomba surfing, tiket tidak dinaikkan,” cetus Plt. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Banyuwangi, M. Yanuarto Bramuda.

Bahkan, terang Bram, pihaknya berencana menyediakan hadiah untuk pengunjung yang membeli tiket selama lomba surfing digelar. “Ada masukan tiket berhadiah, ini sedang kita bahas,” katanya kepada Jawa Pos Radar Genteng. Bram menyebut, ada tiket karena sebenarnya itu untuk keamanan para pengunjung sendiri, yakni berhubungan dengan asuransi. “Semua

pengunjung Pulau Merah kita asuransikan, dan itu melalui tiket masuk,” ungkapnya. Plt. Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Banyuwangi, Wawan Yadmadi, menyampaikan selama pelaksanaan International Surfing Competition, para pengunjung Pulau Merah akan merasakan suasana berbeda. “Ada pameran dan berbagai hiburan,” katanya. (sli/c1/abi)

FOTO-FOTO: RENDRA KURNIA/RABA

BAKTI LINGKUNGAN : Ratusan siswa Perikanan dan Kelautan membersihkan Pantai Boom.

SMKN GLAGAH

Taruna Pelayaran Dilatih Sea Survival BANYUWANGI – Sebanyak 162 siswa kelas X Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) Glagah bidang keahlian Kelautan dan Perikanan, melaksanakan kegiatan Latihan Dasar Disiplin Korps (LDDK) angkatan XVII. Kegiatan ini berlangsung mulai tanggal 14 hingga 18 September 2015 lalu. Sepuluh pelatihan dan pendidikan diajarkan kepada para taruna taruni Kelautan dan Perikanan. Diawali dengan Pelatihan Baris Berbaris (PBB) dan etika kedisiplinan di halaman SMKN Glagah. Pada hari berikutnya, mereka dibekali pelatihan Search And Rescue (SAR) dan Sea Survival di kolam renang GOR Tawang Alun Banyuwangi, Kamis lalu (17/9). Sebanyak 13 pelatih dari Pangkalan TNI AL (Lanal) Banyuwangi menggembleng para taruna SMKN Glagah. Selanjutnya pada hari yang sama, mereka berjalan kaki menuju

PELATIHAN: Taruna SMKN Glagah mendapat materi sea survival oleh personel Lanal Banyuwangi.

Pantai Boom. Kali ini, mereka melaksanakan bakti bersihbersih Pantai Boom. Dengan memunguti sampah-sampah yang berserakan disana. Al hasil, hanya memakan waktu 20 menit Pantai Boom terlihat lebih bersih. Setelah malam inagurasi Jumat (19/9), dilaksanakan pelantikan secara resmi di aula SMKN Glagah.

Koordinator Kampus II SMKN Glagah Drs Suhariyanto mengatakan, kegiatan ini untuk menumbuhkan rasa disiplin pada korps, serta untuk menandai formalitas penggunaan uniform. “Jangan sampai saat menggunakan uniform, mereka bertindak dan bertingkah tidak sesuai uniform mereka,” ujar Suhariyanto. (*/bay)

Beli Pedang untuk Kesenangan ■ MEMBOBOL...

Sambungan adari Hal 40

“Kita sita pedang, senapan angin, dan dua buah telepon seluler (ponsel). Semua itu dibeli dari uang hasil curian,” terangnya. Karjono mengaku belum bisa mengungkap pengakuan tersangka. Sebab, pelaku masih dalam pemeriksaan. “Masih kita periksa, sementara kita amankan di polsek,” ungkapnya kepada wartawan Jawa Pos Radar Genteng. Sementara itu, kepada Jawa Pos Radar Genteng tersangka Cepe mengaku membeli semua barang itu hanya untuk kesenangan. Dia juga menolak dugaan, bahawa barangbarang yang dibawa itu akan digunakan untuk melakukan kejahatan, seperti perampokan. (sli/c1/abi)

SHULHAN HADI/JPRG

BERBAHAYA: Polisi menunjukkan pedang dan senapan angin milik tersangka yang dibeli dari hasil kejahatannya kemarin (18/9).


radar sport R A D A R B a n y u w a ngi

42

Jawa Pos

Sabtu 19 September 2015

Karate Do

ALI NURFATONI/RaBa

SIAP: Karateka Banyuwangi akan mengikuti Kejurda Karate-Do Jawa timur.

14 Karateka Siap Beri Kejutan BANYUWANGI – Cabang olahraga (cabor) Karate Banyuwangi hanya mampu mendulang dua medali, yaitu satu perak dan satu perunggu pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim V tahun 2015 lalu. Capaian tersebut bukan prestasi yang gampang namun tidak terlalu istimewa. Padahal, banyak talenta atlet yang menggeluti karate di Banyuwangi. Sebab, ada 13 perguruan yang tergabung dalam Federasi Olahraga Karate Do Indonesia (Forki) Banyuwangi. Salah satunya yang menunjukkan eksistensi adalah perguruan Amura Karate Do Indonesia. Setidaknya, tim asuhan Joko Triadni ini, tampaknya akan membuktikan diri dalam Kejuaraan Daerah Amura Karate Do Jawa timur tahun 2015. Sebanyak 14 karate terbaik dari berbagai kelas dipersiapkan dalam menghadapi ajang yang dipusatkan di Surabaya, pada Minggu besok (20/9). Masing-masing sembilan atlet putra dan lima atlet putri. Setiap atlet berlaga dalam dua kategori yang dipertandingkan yaitu kata dan kumite n  Baca 14 Karateka...Hal 43 DOK.RABA

Pencak Silat

ADU CEPAT: Ajang drag race biasanya digeber di Jalan A Yani Banyuwangi seperti seri tahun lalu (foto atas). Pada kejuaraan edisi kali ini, kejuaraan akan digeber di Jalan MH Thamrin Banyuwangi Minggu besok (20/9).

Ratusan Rider Bakal Menggebrak ISTIMEWA

SOLID : Para pesilat dan ofisial PSHT Banyuwangi usai meraih medali dalam Kejuaraan PSHT Unej Cup 2015.

Raih 23 Medali di Jember BANYUWANGI – Ambisi besar organisasi pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) untuk fokus prestasi, semakin membawa hasil. Prestasi terbaru diraih dalam Kejuaraan PSHT bertajuk Universitas Negeri Jember (Unej) Cup tahun 2015. Kontingen PSHT Banyuwangi mengukir sejarah hebat dalam ajang kejuaraan yang melibatkan pelajar, mahasiswa dan antar-ranting se-Jawa Bali itu. PSHT Banyuwangi merengkuh total 23 medali dalam ajang yang berlangsung mulai tanggal 14 hingga 17 September 2015 lalu. Rinciannya, delapan medali emas, enam medali perak, dan sembilan medali perunggu. Setiap medali masing-masing diraih oleh satu pesilat. Itu artinya, sebanyak 23 pendekar Kota Gandrung sukses membawa trofi bergengsi itu. PSHT Banyuwangi mengirimkan 37 pesilat terbaik dalam ajang pertarungan antar pesilat itu. Tapi, 14 atlet gagal meraih medali dalam hajatan tersebut. MAN Pesanggaran meraih satu medali emas dan satu perunggu, Ranting Pesanggaran mendapatkan satu emas dan tiga perunggu n  Baca Raih 23...Hal 43

BANYUWANGI – Ratusan pembalap dari berbagai daerah di Jawa timur dipastikan bersaing dalam Kejuaraan Daerah (Kejurda) drag bike seri keempat. Ajang balap motor akan dipusatkan di Jalan MH Tamrin Banyuwangi. Para pembalap akan menggeber motor mulai pukul 09.00 Minggu besok (20/9). Even tersebut diprediksi akan berlangsung spektakuler. Sebab, adu kecepatan di trek lurus itu menjadi pusat perhatian publik. Setiap pembalap akan melahap lintasan lurus sejauh 201 meter. Meski begitu, lintasan yang masuk area steril mencapai 450 meter. Ajang tersebut bisa menjadi pertaruhan gengsi bagi pembalap lokal Banyuwangi untuk unjuk gigi. Even tersebut merupakan agenda resmi Ikatan Motor Indonesia (IMI) Jawa timur. Dalam even itu, para pembalap elite jelas bakal bersaing sengit. Tentu saja, hasil dalam tiga seri sebelumnya bakal menjadi catatan khusus. Pemimpin klasemen

berusaha mempertahankan posisi dalam even tersebut. Dalam even itu, ada beberapa kelas pendukung yang dilombakan. Rinciannya, kelas bebek TU 4T 130 CC, kelas bebek 2 T 116 CC, Kelas bebek standar 4 T FU, kelas sport 2 T 155 CC dan kelas bebek standar 116 CC lokal Banyuwangi. Selain itu juga ada kelas tambahan, yaitu meals UMR Honda Sonic. Kali ini, sepeda motor

telah disediakan panitia. Sebab itulah, masih ada kans bagi pembalap untuk tampil dan menggeber sepeda motor di sirkuit resmi itu. Sekadar tahu, keberadaan Drag bike itu juga bertujuan untuk menampung antusiasme pembalap lokal Banyuwangi. Terbukti, balapan liar yang sebelumnya marak terjadi kini nyaris tak terdengar. Para pembalap

liar itu bisa terjun ke arena yang benar-benar mengedepankan faktor safety. Ketua IMI Banyuwangi, Aslani menuturkan, jika even tersebut bakal meriah. Dia menyebut, banyak pembalap yang memastikan tampil dalam even tersebut. ‘’Tapi kita batasi 300 pembalap,’’ jelasnya. Kalau tidak ada dibatasi, maka jumlah pembalap akan meluber.

Sebab, penggila sepeda motor drag bike memang banyak penggemar. ‘’Pembalap yang ikut punya hanya numpang, tapi mereka punya skill yang hebat-hebat,’’ tandasnya. Untuk bisa menyaksikan aksi para rider itu, panitia mematok tarif terjangkau. Harga Tiket Masuk (HTM) hanya Rp 30 ribu. ‘’Balapan akan berlangsung sampai sore,’’ tandas Aslani. (ton/bay)


RADAR BANYUWANGI

BERITA UTAMA 43 Malamnya Ngopi di Taman Blambangan

Jawa Pos

Sabtu 19 September 2015

n DINOBATKAN...

itu sangat terkesan dengan perkembangan Banyuwangi yang begitu pesat. “Banyuwangi sudah berbeda jauh. Sangat pesat perkembangannya,” ujar Anton. Dengan gayanya yang ceplasceplos, Anton juga menikmati kemajuan Banyuwangi dengan cara berbeda. Selama berkunjung ke Banyuwangi, mantan Kapolda Sulselbar itu tidak menggunakan hotel sebagai lokasi singgah. Dia menggunakan Mako Lanal Banyuwangi sebagai tempatnya beristirahat. Bukan tidak mampu menyewa

Sambungan dari Hal 33

Turut dalam rombongan Karoops, Irwasda, Kabid Humas, dan Wadir Polair AKBP Nanang Masbudi yang juga mantan Kapolres Banyuwangi, serta Kapolres Bastoni Purnama. Rombongan disambut Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko, pemilik Sanggar Genjah Arum Setiawan Subekti, dan Ketua DKB Samsudin Adlawi. Tidak ada pembicaraan resmi di tempat tersebut. Rupanya Anton ingin melepas kangen dengan kolega dan teman-temannya selama dia bertugas di Banyuwangi empat belas tahun lalu. Jenderal polisi kelahiran Malang 2 Januari 1959 itu terlihat akrab dengan tamu yang menyambutnya. Sambil ngobrol santai, sesekali Anton menenggak kopi khas Oseng dan hidangan ringan seperti kucur dan pisang goreng. Lulusan Akademi Kepolisian

WAHYU SIGIT FOR RABA

NOSTALGIA: Kolega dan teman-teman lama kapolda berfoto bersama di Sanggar Genjah Arum kemarin.

(Akpol) angkatan 1983 itu mengaku senang berada di Banyuwangi. Usai berbincang ringan, rombongan Kapolda langsung merapat ke Lanal Banyuwangi tempat dia menginap. Malam harinya orang nomor satu di Polda Jatim itu diagendakan berdialog dengan pejabat SKPD di pendapa kabu-

paten. Pukul 22.15 rombongan kapolda meninggalkan Banyuwangi naik kereta api. Bagi Anton, Banyuwangi rupanya memiliki tempat tersendiri di hatinya. Jenderal polisi bintang dua itu pun menjadikan Bumi Blambangan sebagai jujukan kunjungan kerjanya sejak dilantik

menjadi Kapolda Jawa Timur beberapa hari lalu. Baginya, Kota Gandrung sudah seperti rumah sendiri karena banyak kenangan yang didapatnya selama menjadi Kapolres Banyuwangi. Menginjakkan kaki pertama kali setelah tiga belas tahun silam berlalu, perwira kelahiran Malang

Buka Laptop biar Tidak Kudet n TAK BISA... Sambungan dari Hal 33

Di tengah kesibukannya bersama pasien, dokter berusia 46 tahun itu mengaku masih menyempatkan waktu mendengarkan lagu-lagu jazz di player mobilnya. Diam-diam dokter Heri adalah penggemar jazz. Beberapa konser jazz yang di-

selenggarakan di tanah Jawa nyaris dia datangi. Menurut dokter favorit RSUD Blambangan tahun 2014 tersebut, musik jazz dapat memberinya stimulus dalam hidup. “Sekarang mungkin cuma sempat mendengarkan di mobil atau di hand phone. Disempat-sempatkan saja supaya semangat waktu kerja,” ujar penggemar Utha Likumahua itu.

Selain musik-musik jazz yang tidak pernah absen dari playlist music player-nya, pria yang sehari-hari berkutat dengan mesin endoskopi (alat kesehatan untuk memeriksa saluran pencernaan) tersebut juga tak mau jauh dari internet. Heri mengerti bahwa kesibukannya lambat laun akan menjauhkan dari informasi yang sedang berkembang di sekitarnya.

Jika tidak sempat membaca surat kabar atau menonton televisi, minimal suami Dwi Wahyu itu akan membuka gadget atau laptop untuk sekadar menjelajahi informasi terkini. “Biar tidak kudet (kurang update). Kan malu kalau ditanya masalah ini itu ternyata nggak tahu apa-apa,” kata Heri seraya tertawa. (fre/c1/aif )

34 Tahun Menikah Belum Punya Dokumen n NIKAH... Sambungan dari Hal 33

Sekitar dua bulan sebelumnya, para pasangan itu sudah disurvei mulai RT/RW hingga tingkat desa. Selanjutnya, data pasangan yang telah dinyatakan menikah tapi belum memiliki dokumen pernikahan tersebut diverifikasi pada acara sidang isbat nikah terpadu yang rencananya akan dilakukan di empat kecamatan, yaitu Kalipuro kemarin, Gambiran pada 25 September, Purwoharjo pada 9 Oktober, dan Genteng pada 16 Oktober. Ketua Pelaksana Sidang Isbat Nikah Terpadu, Minuk Yusuf Widyatmoko, mengatakan kegiatan ini itu dilakukan secara cuma-cuma. Sehingga, para pasangan hanya perlu datang sambil membawa foto dan sak-

si-saksi pernikahan. Minuk menambahkan, tak hanya dokumen yang akan diberikan kepada para pasangan yang sebagian besar lanjut usia itu. Mereka juga memperoleh santunan duafa beserta maskawin yang diberikan untuk pasangannya. Istri Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko itu berharap kegiatan tersebut dapat membantu masyarakat dalam memperoleh hak-hak mereka sebagai warga negara. “Kegiatan ini diprakarsai PKK Kabupaten Banyuwangi yang bekerjasama dengan Kementerian Agama, Pengadilan Agama, Bagian Kesejahteraan Masyarakat Pemkab Banyuwangi, dan Dispendukcapil. Harapannya tentu nikah mereka diakui negara dan anak-anaknya memperoleh hak,” terang Minuk. Kepala Dinas Kependudukan

dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Sudjani mengatakan, kegiatan tersebut bisa melegakan para pasangan yang selama ini dinyatakan telah menikah tapi tanpa dokumen. Dia menambahkan, sebenarnya mengurus dokumen nikah saat ini sudah cukup mudah. Tetapi, masyarakat masih enggan melakukan. “Ke depan melalui kegiatan ini masyarakat sadar diri dan mau mengurus suratsuratnya,” kata Sudjani. Setelah itu, ketika sidang isbat nikah dimulai, para pasangan mulai duduk di meja bersama pasangan dan saksi-saksi. Setelah menjawab pertanyaan hakim, mereka langsung dinyatakan sah dan berhak memperoleh surat nikah. Ketua Penggerak PKK Kabupaten Banyuwangi, Ipuk Festiandani Azwar Anas, yang juga

hadir pada acara tersebut turut memberikan maskawin berupa perlengkapan salat yang sudah dikemas rapi. Para pasangan pun terlihat semringah ketika istri Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas itu juga memberikan santunan kepada pasangan yang termasuk duafa. Pasangan Rojuli, 53, dan Mahbullah, 45, yang ikut dalam sidang nikah isbat itu mengaku senang dapat memperoleh dokumen resmi. Pasangan asal Desa Kelir, Kelurahan Kalipuro, itu menceritakan, selama 34 tahun mereka menikah tidak ada dokumen. Bahkan, anakanaknya hingga menikah juga tak memiliki akta kelahiran. “Dulu waktu awal menikah mau membuat tapi lama katanya, jadi saya tidak buat. Untung sekarang dibuatkan pemerintah,” ujar Rojuli. (fre/c1/aif)

Jamaah Tua Harus Banyak Istirahat n JCH... Sambungan dari Hal 33

Senawi mengembuskan napas terakhir saat menjalani perawatan di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Makkah akibat kondisinya lemah. dr. M. Nizam Fahmi, petugas haji kloter 8 Banyuwangi, menyampaikan Senawi adalah jamaah haji yang tergabung dalam kloter 9. Berdasar informasi yang dia peroleh, Senawi meninggal dunia tepat pukul 14.00 siang waktu Arab Saudi (WAS) atau pukul 10.00 WIB Rabu (16/9). Saat ini jenazah Senawi telah dimakamkan di tempat pema-

kaman jamaah haji di Makkah. Sekadar tahu, Senawi memang sudah sakit sejak awal pemberangkatan dari Tanah Air. Dari Indonesia, Senawi menggunakan kursi roda karena kondisinya lemah. ”Info dari dokter kloter 9, Pak Senawi meninggal karena mengalami shock septic atau bahasa awamnya karena infeksi berat pada tubuh,” kata Nizam. Aktivitas jamaah kemarin masih di lingkup Masjidilharam untuk beribadah. Sebagian jamaah banyak yang melakukan aktivitas di sekitar maktab. Juhdy, petugas haji di kloter 8 menambahkan, saat ini sudah

ada maklumat bahwa armada bus Selawat yang biasa mengantar jamaah ke Masjidilharam tidak akan beroperasi sejak 19 September 2015. Itu dalam rangka persiapan menuju Armina (Arafah, Muzdalifah, dan Mina). Bus Selawat akan beroperasi kembali pada 28 September 2015. Lantaran pelaksanaan Armina sudah dekat, jamaah diharapkan tidak terlalu memforsir tenaga. Mereka diimbau mempersiapkan ritual inti di Armina nanti dengan banyak berdoa di masjid di sekitar maktab. ”Utamanya jamaah haji yang tua-tua ini harus banyak beris-

tirahat. Tadi Pak Muklis (pejabat Kemenag Banyuwangi) sudah menyampaikan bahwa jamaah yang sudah tua disarankan beribadah di sekitar maktab saja,” terang Juhdy. Selain itu, pada saat ibadah inti nanti, para keluarga pendamping diharapkan membantu para jamaah yang sudah tua-tua saat di Armina. Pada ibadah inti nanti juga akan dilakukan jamarat atau melempar batu pada tanggal 11 sampai 13 Zulhijah. ”Sesi melempar batu itu bisa diwakilkan kok. Jadi, kalau jamaah haji yang tua tidak kuat, ya bisa diwakilkan oleh keluarga lain,” pungkas Juhdy. (tfs/c1/aif)

Kasur Merah-Mitam Hadiah Orang Tua n PAGI... Sambungan dari Hal 33

ada ribuan tumpeng yang disajikan dan dimakan bersama warga. Menu tumpeng yang dimakan bersama-sama setelah magrib kemarin adalah pecel pitik. Tidak hanya warga Desa Kemiren yang hadir dalam selamatan kampung kemarin. Warga luar Desa Kemiren juga banyak yang hadir untuk mengikuti prosesi selamatan kampung Tumpeng Sewu. Bahkan, saking banyaknya masyarakat yang datang, jalanan Desa Kemiren dipenuhi lautan manusia yang bersiap menyantap tumpeng buatan warga Desa Kemiren itu. Memang benar-benar gawe besar masyarakat Desa Kemiren kemarin. Bayangkan, warga telah menyiapkan ribuan ayam kampung untuk dipanggang. Ayam adalah menu utama tumpeng yang akan dimakan bersama-sama di Desa Kemiren. Di Desa Kemiren ada sekitar

1.129 kepala keluarga (KK). Nah, setiap KK minimal membuat dua tumpeng. Jadi, ada sekitar 2.358 ayam kampung yang akan dipotong. Belum lagi tumpeng untuk tamu-tamu yang datang. Kemarin diperkirakan ada sekitar 3.000 ayam yang sudah dipotong. Jumlah tumpeng yang disajikan bersama-sama diperkirakan 4.000 tumpeng. Menyiapkan tumpeng tersebut sudah dilakukan warga Desa Kemiren sejak pagi. Seluruh warga Desa Kemiren kemarin sibuk di dapur masing-masing untuk membuat masakan khasnya, yakni pecel pitik. Tumpeng tersebut dihidangkan bersamasama warga di sepanjang jalan Desa Kemiren. Membuatnya memang lama. Tetapi, setelah tumpeng disajikan, makanan dalam tumpeng tersebut langsung ludes dalam waktu tidak kurang dari satu jam. Bukan tanpa alasan, selain karena memang sudah lapar, sajian pecel pitik tersebut memang benar-benar nikmat.

Nah, tidak hanya selamatan Tumpeng Sewu, pada pagi warga Desa Kemiren juga melaksanakan sebuah ritual adat yang rutin dilakukan setiap tahun. Ritul itu adalah menjemur kasur (mepe kasur) bareng di depan rumah warga. Warga setempat percaya tradisi mepe kasur itu untuk menolak bala dan penyakit. Tradisi mepe kasur itu dilakukan karena warga beranggapan penyakit datang dari tempat tidur. Sehingga, mereka mengeluarkan kasur dari dalam rumah lalu dijemur di luar agar terhindar dari segala macam penyakit. Kasur dianggap sebagai benda yang sangat dekat dengan manusia, sehingga wajib dibersihkan agar kotoran di kasur hilang. Uniknya, warna kasur yang dijemur warga Desa Kemiren seragam, yakni berwarna merah dan hitam. Bisa dipastikan tidak ada kasur dengan warna lain selain merah-hitam yang dijemur warga kemarin.

Kasur dengan warna merahhitam itu adalah suatu benda yang wajib diberikan orang tua kepada anak perempuan setelah menikah. Mengenai warna kasur warga Desa Kemiren yang seragam itu ternyata memiliki filosofi tersendiri. Merah berarti berani dan sementara hitam berarti abadi. Intinya, karena kasur ini hadiah orang tua kepada anaknya yang sudah berumah tangga, maka diharapkan mereka selalu berani menghadapi masalah apa saja dalam berumah tangga dan hubungan berumah tangga anaknya abadi selamanya. ”Kasur merah-hitam ini adalah sebuah hadiah dari orang tua kepada anak perempuan di Desa Kemiren yang sudah menikah. Tidak wajib sebenarnya, tapi orang tua di sini merasa malu jika tidak bisa memberikan kasur warna merah-hitam kepada anaknya,” jelas Ketua Masyarakat Adat Desa Kemiren, Suhaimi. (c1/aif)

kamar atau hotel di Banyuwangi sedang penuh, Anton sengaja memilih Mako Lanal sebagai rest area sekadar untuk melepas kangen. Tempat itu dirasakan memiliki kenangan yang tidak terlupakan. “Dulu kalau lagi penat sering ke Lanal. Sekadar refreshing dan lihat lampu kapal sudah plong,” ujarnya. Bukan sekadar nostalgia biasa. Tidur di Mako Lanal juga bagian dari dirinya membayar nazar. Sumpah itu diucapkannya saat akan meninggalkan Banyuwangi. Dirinya berjanji bila suatu saat

menjadi Kapolda Jawa Timur, Anton akan menginap di Mako Lanal sebagai lokasi menginap. Selain membayar nazar, Anton juga berkesempatan reuni dengan beberapa rekannya saat menjabat di Banyuwangi. Bahkan, dia juga menyempatkan diri mencari warung kopi langganannya di wilayah Pelabuhan Ketapang. Sayang warung itu kini sudah tutup. Anton pun bergeser ke Taman Blambangan tanpa pengawalan ketat. Di sana dia menikmati kopi bersama mantan sopirnya dulu, Suryadi. (nic/c1/aif)

Datang ke Banyuwangi untuk Nostalgia n KAPOLDA... Sambungan dari Hal 33

Masyarakat Banyuwangi tentu tidak ingin hal buruk itu terjadi lagi. Oleh karena itu, Anton meminta masyarakat turut berpartisipasi dalam menjaga keamanan kotanya sendiri. “Bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, tentu yang akan malu adalah masyarakat Banyuwangi sendiri,’’ ujarnya. Sebagai salah satu wilayah, Banyuwangi akan menjadi tolok ukur dan barometer pengamanan pilbup serentak. Itu dibuktikan dengan kasus santet 1997. Begitu isu itu bergolak, maka

seluruh Jawa turut bergolak dengan isu tersebut. Untuk menjaga kelangsungan kondusivitas wilayah Jawa Timur jelang pilbup, Anton akan turun sendiri ke daerah yang dianggap rawan. Disinggung soal kedatangannya ke Banyuwangi karena Banyuwangi sebagai salah satu daerah rawan, jenderal polisi berkumis tebal itu mengelak. Dia hanya menjawab singkat bahwa kunjungannya kali ini hanya sebatas nostalgia. “Tidaklah, saya di sini cuma nostalgia aja kok,” cetusnya. Bentuk kerawanan pilbup mendapat atensi petinggi kepo-

lisian. Untuk mengantisipasi kerawanan yang muncul, kepolisian sudah mempersiapkan sejumlah langkah antisipasi. Langkah itu tentu disesuaikan tingkat kerawanan di lapangan. Di antara pola pengamanan di tempat pemungutan suara (TPS). Dalam kondisi kondusif, pengamanan bisa dilakukan satu polisi dengan sepuluh linmas atau dua polisi dengan sepuluh linmas di lima TPS. Namun, dalam level kerawanan lain, hal itu bisa ditingkatkan menjadi satu polisi dan empat linmas dalam dua TPS dan seterusnya. (nic/c1/aif )

Akhir Desember Bisa 86 Persen n PENYERAPAN... Sambungan dari Hal 33

Serapan untuk belanja barang, jasa, dan program-program cukup besar, yaitu Rp 37 miliar. Dia menargetkan, minimal

hingga akhir Desember nanti 86 persen anggaran akan terserap. Hal itu bersamaan dengan selesainya proyek-proyek pembangunan fisik yang dikerjakan Dispendik. “Kalau kegia-

tan seperti Pekan Seni Pelajar, O2SN, program guru berprestasi sudah bisa terserap semua anggarannya, tapi kalau pembangunan fisik memang harus menunggu,” terangnya. (fre/c1/aif)

Bekali Pegawai dengan Jiwa Inovatif n BKD... Sambungan dari Hal 37

Jiwa entrepreneurship birokrat mampu mengelola sumber-sumber yang berupa kesempatan dan tantangan menjadi hasil. “Birokrat di Banyuwangi kami anggap memiliki kemampuan kuat untuk berkarya dengan semangat kemandirian,” ujar Siswo Birokrat Banyuwangi, lanjut Siswo, dalam menjalankan tugasnya, pemimpin dan jajarannya memiliki kolaborasi yang baik, hubungannya pun cair dan tidak mengutamakan ego SKPD masing-masing. Dengan gaya seperti ini, Banyuwangi bisa menghasilkan karya-karya inovatif yang kreatif.

Kepala Bidang Formasi dan Pengembangan BKD Provinsi Jatim, Eka Agus Cahyono, menambahkan, Pemprov Jatim menggelar pelatihan entrepreneurship bagi PNS yang berusia muda. Pelatihan ini digelar untuk membekali pegawai memiliki jiwa inovatif, kreatif dan tidak takut gagal dalam menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). “Kita lihat Banyuwangi sudah menjalankan konsep ini. Makanya pada pelatihan kali ketiga ini, Banyuwangi kami pilih sebagai objek studi lapangan,” kata Eka. Semua peserta diminta belajar memetakan potensi dan berusaha menjadikannya sebagai sesuatu yang inovatif. Belajar

dari aparat di sini, bagaimana mereka bisa menciptakan peluang ekonomi kreatif dari apa yang telah mereka miliki sebelumnya. Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan birokrasi entrepreneurship memang sangat penting, khususnya bagi Banyuwangi. Sehingga diharapkan Banyuwangi bisa dengan cepat mengejar ketertinggalan dari daerah lain. “Makanya saya agak ‘cerewet’ kepada para birokrat di sini. Karena saya berharap semua PNS lebih peka dan tangguh menghadapi tantangan kerja. Intinya PNS harus andal, karena prestasi yang telah kita raih belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan target yang harus dicapai,” kata Bupati Anas. (sgt/cin/c1/afi)

Jumlah DPT Tentukan Surat Suara n PANWASLIH... Sambungan dari Hal 44

“Sehingga tujuan akhir yang kita inginkan, yakni menekan angka golput (penduduk yang tidak menggunakan hak suaranya, Red) berhasil,” tutur Atim. Dijelaskan, jika sudah tidak

ada pemilih ganda, angka golput bisa ditekan. Sebab, walau terdaftar ganda, seseorang hanya bisa memilih satu kali. “Jadi, walau terdaftar sebagai pemilih sebanyak dua kali, baik dalam satu TPS maupun antar TPS, dia hanya bisa memilih satu kali. Sisanya akan dihitung golput,”

papar Atim. Selain meminimalkan golput, imbuh Atim, dengan tidak adanya penduduk yang terdaftar ganda, maka secara tidak langsung akan terjadi efisiensi anggaran. Sebab, jumlah DPT menentukan jumlah surat suara yang dicetak. (sgt/c1/afi)

Optimistis Bawa Pulang Medali n 14 KARATEKA... Sambungan dari Hal 42

Sembilan karateka putra itu adalah Rafli Alfariz Prasandi (36 Kg usia dini), M Arifin Yahya Lubis (29 Kg pra pemula), Dimaz Rizqi Iskandar (30 Kg pra pemula), Riyan Muhamad Akbar (35 Kg pemula), dan Ahmad Riski Saputra (29 Kg pemula). Empat karateka putra lainnya yaitu Bima Arya Samudra (34 Kg kadet), Nur Muhamad Arifi-

yanto (58 Kg junior), Sugeng Kurniawan (50 Kg junior) dan Chaerul Alam (56 Kg under 21). Sedangkan, lima karateka putri yang akan bertarung dalam ajang tahunan itu adalah Syafrina Arsiyunita (28 Kg pra pemula), Dian Wulan Valentina (35 Kg pra pemula), Annisa Shobaro Rihima (79 Kg kadet), Elisa Shahbastianata (52 Kg junior), dan Almira Rahmanita (56 Kg under 21). Ketua Amura Karate Do Indone-

sia Banyuwangi, Joko Triandi optimistis jika anak didiknya itu bisa berbicara banyak dalam ajang tersebut. Hal itu berkaca pada performa yang dilakoni selama ini. ‘’Kita buktikan saja nanti,’’ katanya. Menurut dia, sebagian besar atlet itu telah menorehkan prestasi dalam berbagai kejuaraan. Oleh sebab itu, sangat wajar jika prestasi akan diraih dalam even level Jatim itu. ‘’Juara O2SN Jatim juga tampil juga. Nanti akan ada kejutan,’’ pungkasnya.(ton/bay)

Persaingan semakin Sengit n RAIH 23... Sambungan dari Hal 42

SMAN 1 Pesanggaran sukses menyumbang satu emas dan satu perak, SMAN 1 Cluring meraih satu emas dan satu perak, SMAN 1 Purwoharjo merengkuh satu emas dan satu perunggu dan SMA PGRI Purwoharjo mendapatkan dua emas, satu perak dan dua perunggu. Berikutnya adalah SMAN 1 Tegaldlimo meraih satu emas, dua perak, dan satu perunggu serta Ranting Purwoharjo yang

berhak atas satu emas. Kesuksesan itu menjadikan PSHT Banyuwangi semakin berkembang. Bahkan, dalam waktu dekat talenta-talenta muda akan dijaring dalam wadah kejuaraan bertajuk Krida Siswa tahun 2015. Even yang melibatkan ratusan pesilat itu akan dipusatkan di Padepokan PSHT di Desa/Kecamatan Cluring tanggal 25 hingga 26 September mendatang. Pelatih PSHT Banyuwangi, Siswanto mengungkapkan, jika capaian prestasi yang diukir

dalam even di Jember itu memang patut dibanggakan. Menurut dia, prestasi itu di raih berkat latihan keras. ‘’Kita memang fokus membina atlet untuk prestasi,’’ tegasnya, kemarin. Dia menjelaskan, jika prestasi itu memang harus lebih ditingkatkan dalam even-even berikutnya. Bahkan, jelas dia, upaya mempertahankan prestasi itu juga sulit karena persaingan semakin sengit. ‘’Jadi, kita harus tetap tingkatkan latihan agar prestasi terus berkembang,’’ tandasnya. (ton/bay)


44

Jawa Pos Sabtu 19 September 2015

Panwaslih Warning KPU Untuk Selesaikan Pemilih Ganda BANYUWANGI - Panitia Pengawas Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Panwaslih) me-warning Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk mencermati daftar pemilih sementara (DPS) Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) 2015. Panwaslih merekomendasikan KPU menindaklanjuti temuan dugaan calon pemilih fiktif yang jumlahnya mencapai 55.751 orang. Ketua Panwaslih, Atim Hariyadi mengatakan, berdasar hasil analisis yang dilakukan panwas, ditemukan sejumlah perma-

SIGIT HARIYADI/RABA

SUDAH KEMBALI: Setelah dicopot akibat rusak diterpa angin, baliho pasangan Su-Si kembali dipasang tepat di samping baliho pasangan Dahsyat di sekitar Taman Blambangan, Banyuwangi, kemarin.

Baliho Su-Si Sudah Dipasang Lagi BANYUWANGI - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banyuwangi memenuhi janji segera memperbaiki baliho milik pasangan calon (paslon) yang rusak diterpa embusan angin Rabu siang lalu (16/9). Setelah dicopot, baliho paslon Sumantri Sudomo-Sigit Wahyu Widodo (Su-Si) itu kembali terpasang di sekitar Taman Blambangan, tepatnya di Jalan Wahidin Sudirohusodo, Banyuwangi, Kamis malam. Sesuai nota kesepahaman (memorandum of under-

standing/MoU) KPU, Panitia Pengawas (Panwas), dan tim kampanye paslon, baliho para kandidat calon dipasang berdampingan. Hanya saja, saat baliho pasangan Su-Si dicopot untuk diperbaiki, di lokasi tersebut hanya terpasang baliho pasangan Abdullah Azwar Anas-Yusuf Widyatmoko (Dahsyat). Setelah proses perbaikan rampung dilakukan, pihak KPU melalui rekanan memasang kembali baliho pasangan Su-Si di tempat semula. (sgt/c1/afi)

DPS Bermasalah Pilbup 2015 Nama dan NIK sama

: 15.205

NIK dan TTL sama : 6.182 NIK sama lebih dari 1 orang : 9.064 Nama, Alamat, TTL sama

: 2.222

NIK/NKK invalid : 23.078 Kecamatan Terbanyak DPS Bermasalah Kabat

: 7.495

Kalibaru Genteng

: 5.839 : 5.410

REZA/RaBa

salahan pada DPS yang telah ditetapkan KPU. Permasalahan itu, antara lain calon pemilih yang terdaftar ganda, misalnya nomor induk kependudukan (NIK), nama, dan alamat sama terdaftar lebih dari satu orang. Selain itu, ada pula calon pemilih yang terdaftar dalam DPS, tapi nomor kartu keluarga atau NIK-nya bermasalah alias invalid. (selengkapnya lihat grafis). Atim mengaku pihaknya telah mengirim rekomendasi kepada KPU. Melalui rekomendasi tersebut, KPU di-deadline menuntaskan pengecekan nama-nama calon pemilih ganda tersebut saat pengumuman DPS hasil perbaikan (HP) awal Ok-

tober mendatang. “Data itu sudah kita serahkan kepada Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) untuk ditindaklanjuti bersama Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan Suara (PPS), dan Pengawas Pemilu

Lapangan (PPL),” ujarnya kemarin (18/9). Dengan pencermatan yang dilakukan, Atim Hariyadi berharap Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilbup 2015 benar-benar berkualitas n  Baca Panwaslih...Hal 43

talau sudah berlangsung cukup lama, tapi dua pasangan calon bupati (cabup) dan wakil bupati (cawabup) belum ada yang menggelar kampanye. Pasangan cabup tidak menggelar kampanye, karena masih menunggu rampungnya pengadaan alat peraga kampanye (APK) dan bahan kampanye pilbup lain yang disiapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Pasangan calon akan menggelar kampanye setelah menerima APK untuk selanjutnya dibagikan kepada konstituen. Cabup Partai Golkar dan Partai Hanura, Sumantri Soedomo mengatakan, meskipun tahap kampanye sudah dibuka sejak bulan lalu, sejauh ini pihaknya

belum melakukan kampanye sama sekali. “Bahan kampanye yang difasilitasi belum ada. Jadi, yang bisa kami lakukan sampai saat ini (kemarin) hanya sebatas silaturahmi kepada konstituen,” ujar Sumantri kemarin (15/9). Menurut Sumantri, lantaran bahan kampanye yang difasilitasi KPU belum tersedia, hal yang bisa dia lakukan hanyalah melakukan road show dari satu titik ke titik yang lain n  Baca Calon...Hal 47

n Calon...

Sambungan dari Hal 48

Ketua Dewan Pimpinan Daerah


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.