1 NOVEMBER TAHUN 2015
Eceran Rp.5.750
HALAMAN 29
Licin dan Glenmore mulai Hujan Suhu Panas Diprediksi Menurun BANYUWANGI - Sebulan terakhir suhu udara yang dirasakan masyarakat Banyuwangi dan sekitarnya sangat panas menyengat. Bahkan, berdasar data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi suhu panas maksimal di Banyuwangi mencapai 33° Celsius. Namun, BMKG memprediksi, suhu panas yang amat tersebut akan mulai berkurang pada November ini. Prakirawan BMKG Banyuwangi, Anjar Triyono Hadi, mengatakan memasuki bulan November ini sebagian daerah di Banyuwangi sudah mulai diguyur hujan. Dengan turunnya hujan di sebagian wilayah Banyuwangi pada November ini, panas yang dirasakan bisa berkurang. �November awal ini yang memasuki hujan terlebih dahulu adalah Banyuwangi bagian barat, seperti Kecamatan Licin, Kalibaru, Glenmore, dan sekitarnya,� kata Anjar kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin (31/10) n
FOTO-FOTO: DEDY JUMHARDIYANTO/JPRG
RIUH: Ratusan warga berebut tumpeng agung berisi buah-buahan dan sayur di Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, kemarin (31/10).
Berebut Tumpeng Buah-Sayur MUNCAR - Ratusan warga Dusun Krajan, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, berebut tumpeng agung kemarin (31/10). Grebeg tumpeng agung yang diselenggarakan Paguyuban Sastro Jendro Hayuningrat Pangruate Jagad tersebut rutin diselenggarakan tiga tahun sekali setiap bulan Suro. “Grebeg tumpeng ini kita gelar tiap tanggal 20 Suro tiga tahun sekali,� ujar salah seorang panitia, R. Suwoko Hadiyono. Menurut Suwoko, tumpeng agung tersebut terdiri atas lima jenis tumpeng besar. Dua di antaranya tumpeng nasi gunungan, yakni nasi kuning dan nasi putih, satu tumpeng poro bungkil atau palawija, tumpeng jajan pasar,
KUCUR
Baca Licin...Hal 35
dan tumpeng buah-buahan. Dalam adat Jawa, kelima tumpeng itu mempunyai makna atau pesan tersendiri. “Intinya tumpeng adalah simbol limpahan hasil bumi masyarakat, dan disedekahkan kepada seluruh masyarakat,� katanya. Tumpeng itu murni swadaya masyarakat, terutama dari Paguyuban Sastro Jendro Hayuningrat Pangruate Jagad yang ingin terus melestarikan warisan budaya bangsa n Baca Berebut...Hal 35 T R A D I S I : Tu m p e n g g u nu n g a n dipanggul dan diarak keliling Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, kemarin (31/10).
NGOPAI
Tebar Aura Positif BERKOMUNIKASI dengan Ketua Yayasan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus An Moerty Banyuwangi, Betty Kumala Febrianti, perasaan bisa jadi enteng. Meski membicarakan hal yang tergolong serius, dia bisa mengemasnya menjadi obrolan yang santai n Baca Tebar...Hal 35
Baliho Perliman Dibongkar
GERDA SUKARNO/RABA
KEPANASAN:Warga mandi di air terjun kecil di Kampung Suko, Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi.
BANYUWANGI - Sebuah papan reklame BANYUWA berukuran 4 x 8 meter di Jalan PB. Sudirman atau tepatnya tep di sisi barat Perliman dibongkar p pihak Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Banyuwangi B kemarin (31/10). Pembongkaran reklame tersebut dilakuPembongkar kan lantaran masa berlaku reklame berbentuk baliho tersebut telah be habis. Kepala Seksi (Kasi) Penindakan dan Penyidikan Satpol PP Banyuwangi, Ripai, mengatakan Ban terpaksa m membongkar reklame milik salah satu sw swalayan di Banyuwangi itu lantaran mereka merek tidak mengindahkan surat teguran Satpol Satp PP yang sudah dilayangkan tiga kali. Sesu Sesuai aturan, apabila surat teguran tidak dig digubris, pihak Satpol PP berkereklame tersebut n wajiban membongkar mem
Sabu-sabu Ditaruh di Jembatan Jajag BANYUWANGI - Banyak lokasi sepi yang jadi favorit pelaku penyalahgunaan narkoba untuk melakukan transaksi. Seperti sebuah jembatan di Desa Jajag, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi, ini. Kali ini petugas Satuan Resnarkoba Polres Banyuwangi berhasil meringkus seorang pengedar sabu-sabu (SS) di jembatan sepi Desa Jajag tersebut. Tersangka pengedar barang haram yang ditangkap itu adalah Sampurna Effendi, 44, warga Dusun Jagalan, Desa/Kecamatan Rogojampi. Dari tangannya, polisi mengamankan buku tabungan dan uang tunai Rp 2 juta yang diduga merupakan hasil penjualan narkoba n
Baca Baliho...Hal 35
HABIS: Petugas Satpol PP memIZIN HABIS di sisi barat Perliman bongkar reklame rek Banyuwangi kemarin.
Baca Sabu-sabu...Hal 35 RENDRA KURNIA/RABA
Fauzi Afrizal, 21, Tunadaksa yang Aktif Berwirausaha
Aktif Ikuti Touring, Kelola Tiga Bisnis Sekaligus CHIN JULLIEN/RABA
Dengan keterbatasan fisik, Fauzi Afrizal, 21, warga Fauz Kecamatan Desa Bakungan, Baku Glagah, Banyuwangi, ini l optimistis berwirausaha. Bungsu dari tiga bersaudara itu pun mampu mengelola tiga bisnis sekaligus.
http://www.radarbanyuwangi.co.id
CHIN JULLIEN, Glagah JANGAN pernah memandang remeh orang yang memiliki keterbatasan fisik. Bisa jadi mereka memiliki kemampuan yang tidak bisa dilakukan orang normal. Fauzi Afrizal yang akrab dipanggil Rizal, misalnya. Meski me-
CHIN JULLIEN/RABA
ULET: Fauzi Afrizal (kanan) bersama seorang kawannya di atas Vespa di Desa Bakungan, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, kemarin (31/10).
miliki keterbatasan gerak motorik di dua kaki dan tangan, tapi dia lebih aktif menjalani rutinitas sehari-hari daripada pemuda lain. Beberapa tahun terakhir ini Rizal aktif mengelola bengkel bubut peninggalan orang tuanya di depan SMKN 1 Glagah. Awalnya, bengkel itu hanya dikelola dirinya. Namun, sekarang bengkel itu dikelola bersama saudaranya. Memang tidak banyak yang bisa dia lakukan di bengkel. Meski demikian, Rizal bisa memandu pekerja-pekerja baru yang belum mahir otomotif. Rizal menguasai otomotif sejak masuk organisasi Vespa sekitar tahun 2011. “Kebetulan ayah punya Vespa. Saya jadi ikut-ikutan suka Vespa dan mempelajari mesin kendaraan,� katanya n
Licin dan Glenmore mulai Hujan Telat karena Tukang Sarang Nimbrung di Acara Hajatan Klenteng Ditarget Selesai Tahun Depan Jangan Dibakar Lagi ya‌
Baca Aktif...Hal 35 email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com
RADAR BANYUWANGI
BERITA UTAMA
30
Jawa Pos
Minggu 1 November 2015
Anak Autisme Memiliki ‘Kekuatan’
CHIEN JULLIEN/RABA
UBAH MINDSET: Ahli psikologi Josephine Maria Julianti Ratna M.Psych, PhD, Psikolog memberikan pemaparan kepada orang tua yang memiliki buah hati autisme di Aula Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi kemarin (31/10).
BANYUWANGI – Anak autis cenderung dipandang sebelah oleh lingkungan sekitar. Tidak jarang orang terdekat yang masih golongan keluarga pun memberi pandangan meremehkan. Padahal tiap anak autis dianugerahi ‘kekuatan’ yang tidak terduga. “Sayangnya kita tidak bisa melihat karena dari awal sudah berpikir kalau mereka berbeda,� ucap Ahli psikologi Josephine Maria Julianti Ratna M.Psych, PhD, Psikolog saat seminar pendidikan anak mengenal kekuatan terhadap anak autisme yang dilaksanakan di aula Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi kemarin (31/10). Hal itu dibuktikan dengan peragaan oleh anak-anak yang mengidap autis dalam acara seminar tersebut. Mereka berjalan percaya diri di depan peserta seminar, dengan gaya
khas mereka masing-masing. Josephine mengungkapkan, hal itu salah satu kelebihan yang dimiliki oleh anak autis. “Masih banyak kelebihankelebihan mereka yang terpendam,� katanya. Dalam seminar itu, Josephine meminta agar para orang tua memberikan perhatian penuh kepada anak-anak autis. Menurutnya penanganan anak autis Ketua Yayasan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus An Moerty Banyuwangi, Betti Kumala Febriawati M.Psi Psikolog mengatakan hal yang sama. Menurutnya, anak autis memiliki sejuta keunikan. Jika ditangani dengan hati nurani, maka mereka justru bisa mengembalikan dengan sikap perhatian yang tidak disangka. “Kita harus menangani dengan hati nurani,� katanya. Memang perlu ada kesabaran
dan ketulusan ekstra untuk menangani anak autis. Namun menurutnya, para orang tua hendaknya tidak perlu banyak membedakan perlakuan antara anak autis maupun yang normal. Kesalahan umum yang sering dilakukan orang tua yang memiliki anak autis adalah terlalu banyak menuntut mereka. “Kebanyakan orang tua menuntut anak autis untuk bisa melakukan seperti anak normal. Mereka lupa kemampuannya berbeda,� ucapnya. Melalui kegiatan seminar ini, Betty berharap para orang tua memiliki pengetahuan yang lebih luas lagi mengenai autisme. Pengetahuan itu bisa diaplikasikan dalam penanganan anak autis sehari-hari. “Kita juga bisa evaluasi apa kesalahan-kesalahan kita dan bisa memperbaiki yang salah dengan ilmu yang kita dapat,� tandasnya. (cin/bay)
Tiga Pesilat Putri Diuji di Samarinda BANYUWANGI - Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Banyuwangi sukses mengirim tiga pesilat terbaik yang sukses menembus skuad PraPON Jatim. Yang menarik, ketiga duta silat Bumi Blambangan itu adalah pesilat putri. Tiga pesilat itu adalah Dita Amalia Ramadani (kelas A putri), Nurul Hidayat (kelas D putri), dan Umi Lailiyah (kelas B putri). Setelah memastikan tiket dalam seleksi ketat di internal Jatim, mereka kini terus berjuang
demi mengamankan tiket menembus PON XIX Jabar 2016. Oleh karena itu, mereka harus bisa lolos dari babak kualifikasi Pra-PON Wilayah II yang digeber di Samarinda, Kalimantan Timur. Saat ini ketiga pesilat yang tampil sebagai wakil Jatim itu sudah berada di Balikpapan. Rencananya, pertandingan akan dilaksanakan di Samarinda. Hal itu diungkapkan pelatih IPSI Banyuwangi, Bambang Wahyuono, kemarin. ‘’Alhamdulillah,
tiga pesilat kita sudah berada di Kalimantan untuk mengikuti babak kualifikasi,� katanya. Dia menyebut, persaingan merebut tiket pada putaran final PON Jabar 2015 sangat ketat. Sebab, pesilat yang tampil merupakan andalan setiap provinsi. ‘’Perebutan tiket lolos sangat ketat sekali,� ujar Bambang. Dia menyebut, jumlah pesilat yang tampil dalam babak kualifikasi Pra-PON cabor silat itu sangat besar. Sekitar 300 pesilat
dari sebelas provinsi itu yang berebut slot ke putaran final PON Jabar XIX 2015. ‘’Semoga wakil kita bisa lolos,� harapnya. Hal itu memang menjadi harapan bersama. Sebab, jika lolos kans meraih medali cukup terbuka. Tentu saja, jika berprestasi, otomatis nama Banyuwangi akan berkibar. ‘’Mohon doa restu warga Banyuwangi supaya tiga atlet kita tampil maksimal dan menghasilkan prestasi terbaik,� pungkasnya. (ton/c1/bay) GERDA SUKARNO/RABA
JALAN SEHAT: Kadispendik Sulihtiyono (dua dari kanan) didampingi kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Banyuwangi, Purwanto, dan Kepala SDN 4 Penganjuran Setyaningsih berjalan bareng di Jalan A Yani Banyuwangi pagi kemarin.
Warga Mojoroto Santuni Yatim BANYUWANGI - Warga Lingkungan Mojoroto, Kelurahan Mojopanggung, Kecamatan Giri, Banyuwangi, merayakan peringatan Tahun Baru Islam 1437 H, Jumat malam (30/10). Dalam perayaan yang dipusatkan di Jalan Mahakam, Banyuwangi itu, sebanyak 28 anak yatim serta 34 orang lanjut usia (Lansia) dan duafa menerima santunan. Mochamad Isak, ketua pengurus santunan anak yatim piatu Al Ikhlas Lingkungan Mojoroto mengatakan, santunan anak yatim, lansia, dan duafa tersebut merupakan kegiatan rutin tahunan tiap Muharram. Acara Jumat malam itu adalah kali ke-12. Tujuannya, kata Isak, dalam rangka menyemarakkan tahun baru Islam. “Tahun baru Islam identik dengan lebarannya
Olimpiade Dies Natalis Diikuti 900 Siswa BANYUWANGI – Peringatan dies natalis ke 52 SDN 4 Penganjuran berlangsung ramai sejak pagi kemarin (31/10). Tercatat lebih dari 900 siswa mendaftar di kelas Olimpiade Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA). Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Sulihtiyono didampingi Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Banyuwangi, Purwanto mengawali kegiatan dengan jalan sehat. Ratusan siswa ikut bergabung dalam kegiatan jalan sehat sekitar pukul 06.00 pagi itu. Selanjutnya sebagai wujud rasa syukur, acara dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng sebagai tanda dimulainya
SANTUNAN: Anak yatim Lingkungan Mojoroto menerima santunan Jumat malam lalu (30/10).
IRWAN/JP-RABA
anak yatim,� cetusnya. Acara dimulai dengan istighotsah. Hadrah remaja masjid juga memeriahkan pembukaan acara. Usai kata sambutan dan santunan, Ustad Ghofar asal Rogojampi menyampaikan ceramah, yang mampu mengundang
peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang lalu. “Saya sangat senang dengan adanya kegiatan memperingati Tahun Baru Islam 1437 H di Mojoroto ini, apalagi ada hadrah anak-anak juga,� ujarnya bangga.(*)
tawa warga Mojoroto. Tak ayal, Lurah Mojopanggung, Ir. Erwanto memberikan apresiasi tinggi kepada warga Lingkungan Mojoroto. Diakui, setiap kegiatan di Mojoroto tidak meninggalkan santunan yatim. Seperti dalam
BANYUWANGI
BANYUWANGI Depan Kampus UBI
seluruh rangkaian lomba. Ada sepuluh lomba yang diselenggarakan oleh sekolah yang juga populer dengan sebutan SDN Brawijaya tersebut. Mulai dari jalan sehat, lomba mewarnai, olimpiade Bahasa Inggris, olimpiade MIPA, lomba fashion, lomba baca puisi, lomba menyanyi lagu nasional, lomba membaca UUD 1945, lomba pasang kumis pada gambar, hingga lomba azan. Lomba-lomba ini dibagi menjadi enam level sesuai dengan kelas siswa. Pesertanya pun berasal dari berbagai SD dan MI di Kabupaten Banyuwangi. Kepala SDN 4 Penganjuran, Setyaningsih mengatakan, tujuan diadakannya lomba ini
adalah sebagai penumbuh jiwa kompetisi bagi seluruh peserta. Sehingga tak hanya guru yang memotivasi, siswa pun harus memiliki semangat untuk terus mengukir prestasi. “Kegiatannya kita selenggarakan dua hari dengan peserta seluruh siswa dari SD dan MI yang ada di Banyuwangi, diharapkan para siswa dapat membangun iklim positif kompetisi dalam keilmuan,� ujarnya. Sementara itu hari ini (1/11), rencananya olimpiade MIPA akan diselenggarakan. Dari seluruh tim akan diambil juara satu hingga juara harapan dua. “Lomba MIPA ini pesertanya sampai 900 orang, � kata Putu Gede Awan, Ketua Panitia.(fre/*/bay)
BANYUWANGI
BANYUWANGI
BANYUWANGI
BANYUWANGI
Truck Fuso
Toyota Terios
Daihatsu Xenia
Nissan Datsun Go+
DIJUAL Truck Fuso tahun 81/82/83/84/85 hrg 75/77,5/80/82,5/125 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
DIJUAL Terios tahun 013 hitam PMK hrg 139,5/102,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
DIJUAL All New Xenia tahun 013 putih/htm 1.3cc/1.0cc PMK hrg 127,5/117,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Datsun Go+ Panca Promo DP Ringan , DP Mulai 14 Jutaan Hubungi Melinda 081 232 327 111 PIN BB 26393CC5
Alphard
Toyota Kijang Innova
Toyota Kijang
DIJUAL Alphard tahun 06 MZG slv PMK hrg 242,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
DIJUAL Toyota Kjg Innova/All new tahun 014/13 solar/bsn htm mtl PMK hrg 237,5/139,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Jual Kijang Solar Th 2002 Akhir Biru Plat: N & Th 1997 Abu-abu Plat P Body Kaleng Brg Istw, STNK Panjang Dua-duanya Hub: 081336666171 / 081358937333
Rumah Rogojampi
Dijual Tanah Strategis Luas 76.280 m, SHM, Dpn Kampus UBI Jl. Raya Srono, Sraten Berminat Hub: 0811351308 / 08533678256
Jual/Sewa Rumah+Toko Rp. 27,5 Jt/Th, Cck Buat Bank, Koperasi, Kantor dll, Pnggr Jln Raya Dpn Stasiun Rgjmpi (Kmr 3+Toko) H: 081291718688/08121068792
BANYUWANGI Jl. Yos Sudarso
CCTV CV Global CCTV Menerima Pasang dan Service CCTV Hub/SMS 08121626627
Dikontrakkan Ruko 3 Lantai Uk. 10x20, Jl. Yos Sudarso No. 81, Bwi H: 081330535933
BPKB Hlg BPKB P 5030 V an Suriyanto, Jl. Gunung Srawet No. 80 A RT. 3/2, Singotrunan
! !
STNK Hlg STNK P 6056YF an Kusnoto, Dsn. Krajan RT. 2/3, Ds. Taman Agung, Cluring
Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono Wakil Pemimpin Redaksi/Korlip: Syaifuddin Mahmud Redaktur: Ali Sodiqin, A.F. Ichsan Rasyid Staf Redaksi: Sigit Hariyadi, Niklaas Andries, Ali Nurfatoni, Chien Jullien Anisa, Taufik Ferdiansyah, Fredy Rizki Manunggal Fotografer: Galih Cokro Buwono Editor Bahasa: Minhajul Qowim Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis (Koordinator), Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja J
Pemasaran dan Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha Iklan: Sidrotul Muntaha, Dian Effendi Administrasi Iklan: Fitria Arifiana Event: Benny Siswanto Keuangan: Citra Puji Rahayu Kasir: Widi Ukiyanti, Piutang: Anissa Windyah Sari Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti Perpajakan: Cici Irma Setyani Corporate Lawyer Jawa Pos Group: Dr. Harris Arthur Hedar SH MH Direktur: Samsudin Adlawi
Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.
J Wartawan
Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Agus Baihaqi Staf Redaksi: Shulhan Hadi, Dedy Jumhardiyanto Pengembangan Usaha: Abdul Aziz Iklan: Thomy Sila Acrhdiansyah, Eko Budiyono Pemasaran: Wahyu Nugroho Administrasi: Titin Wulandari Kantor Genteng: Ruko Madania, Jl Hasyim Asy’ari No 06 Genteng Telp : (0333) 845860
Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Edy Supriyono Staf Redaksi: Nur Hariri, Habibul Adnan Fotografer: Rendra Des Kurnia Lay Out/Grafis: M. Fatah Yasin Pemasaran: Samsuri Administrasi: Dimas Ayu Dewi Fintari Kantor Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982.
Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.
J
Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Website: www.radarbanyuwangi.co.id. Email: radarbwi@gmail.com, beritaraba@gmail.com, artikelradarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300
Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi
DAERAH SEKITAR RADAR BANYUWANGI
Jawa Pos
Minggu 1 November 2015
31
?
MAU JUAL
HUBUNGI:
0333-412224 ADA APA LAGI
RENDRA KURNIA/RaBa
PROSES BONGKAR: Para pekerja masih melakukan pembongkaran dermaga MB II di Pelabuhan ASDP Ketapang sore kemarin.
HABIBUL ADNAN/JPRS
AGAR TETAP HIDUP: Petugas sedang menyiram bunga di Jalan Merak, kemarin.
Kemarau, Sehari Bisa Siram Dua Kali SITUBONDO – Hujan yang belum turun hingga saat ini mengharuskan pemerintah memperhatikan bunga yang ada beberapa taman yang di tengah kota. Dalam sehari, petugas bahkan harus menyiram taman hingga dua kali. Salah satu petugas yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan, jika bunga-bunga yang menghiasi sejumlah tempat di tengah kota itu tidak disiram secara rutin, maka akan layu bahkan mati. ”Makanya sekarang harus lebih sering disiram,” terangnya. Dia mengatakan, dengan kekeringan yang berkepanjangan ini, sudah banyak bunga taman yang sudah mulai layu. Karena itulah, sudah sewajarnya jika pemerintah memeberikan perhatian lebih. ”Pemerintah harus mengusahakan agar tidak mati,” katanya. Menurutnya, melihat kondisi yang terjadi saat ini, bukan tidak mungkin akan banyak bunga taman yang akan mati. Apalgi matahari sangat terik. ”Bila perlu tambah armada lagi,” terangnya. Sumber tersebut menambahkan, penyiraman bunga taman sudah dilakukan cukup lama. Dia memperkirakan sudah berjalan sekitar dua bulan yang lalu. ”Kalau tidak salah selama dua bulan. Mungkin lebih,” katanya lagi. Dia sendiri tidak tahu sampai kapan penyiraman akan dilakukan. Dia menambahkan, dirinya bersama beberapa rekannya di lapangan hanya menjalankan perintah dari atasan. ”Mungkin sampai turunnya hujan mas,” pungkasnya. (bib/pri)
HIBURAN
Tinggal Pasang Jembatan Baru KALIPURO - Proses rehabilitasi dermaga MB II Pelabuhan ASDP Ketapang dan Gilimanuk masih berlangsung. Kemarin (31/10) proses pembongkaran jembatan baja MB II lama di Pelabuhan ASDP Ketapang telah selesai dilaksanakan. Selanjutnya, setelah jembatan baja di dermaga MB II selesai dilepas, akan dilakukan pemasangan jembatan baja baru. Manajer proyek, Nurwahid, mengatakan metode pembongkaran dermaga MB di Pelabuhan ASDP Ketapang dan Gilimanuk berbeda. Di dermaga MB II Ketapang telah selesai dibongkar secara keseluruhan kemarin. Itu berbeda dengan dermaga MB II di Gilimanuk.
Pembongkaran dermaga MB II di Gilimanuk baru akan dilaksanakan setelah dermaga baru sudah terpasang. ”Metodenya memang berbeda. Kalau yang di Ketapang malam ini (kemarin) harus selesai. Sekarang (sore kemarin) sudah 95 persen pembongkarannya,” kata Nurwahid kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin. Dia menambahkan, setelah proses bongkar jembatan baja di dermaga MB II Ketapang selesai, pihaknya akan langsung melakukan pemasangan jembatan baja baru dengan tonase lebih tinggi dibanding jembatan baja sebelumnya. Jembatan lama hanya ber-
kekuatan 20 ton, jembatan yang baru berkekuatan 40 ton. ”Sesuai jadwal, proyek rehab MB II Ketapang–Gilimanuk dimulai 26 Oktober dan selesai 18 November,” jelas Nurwahid. Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi di lokasi, para pekerja masih melakukan pembongkaran jembatan baja di dermaga MB II Ketapang. Material jembatan baja di dermaga MB II sudah mulai terangkat semua. Setelah pembongkaran itu selesai, pemasangan jembatan baja yang baru akan dilaksanakan. Sekadar diketahui, rehabilitasi dermaga MB I dan II Pelabuhan ASDP Ketapang dan Gilimanuk dari berkekuatan 20 ton
Pembangunan Klenteng Ditarget Selesai Tahun Depan BANYUWANGI - Pasca peristiwa kebakaran hebat yang menghabiskan sekitar 80 persen bangunan tua Klenteng Hoo Tong Bio Juni 2014 lalu, proses pembangunan ulang hingga kemarin (31/10) masih berlangsung. Diperkirakan bangunan yang menjadi tempat peribadatan umat Tri Dharma itu akan usai Maret tahun depan bersamaan dengan hari ulang tahun klenteng. Proses pembangunan ringan terus berlangsung di sekitar klenteng yang berada di Jalan Gurami itu. Sesekali truk material masih menyuplai pasir dan semen ke lokasi pembangunan. Namun, secara fisik, bangunan yang dipenuhi ornamen bernuansa Tiongkok itu sudah selesai dibangun. Ketua Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Hoo Tong Bio, Susana Indriaty, mengatakan secara fisik bangunan yang diperkirakan menghabiskan biaya Rp 20 miliar itu sudah selesai. Yang tersulit, menurutnya, adalah menyelesaikan detail ornamen di sekeliling bangunan. Jika belum se-
lesai, proses lain seperti pengecatan dan pemasangan keramik belum bisa dilakukan. Terlebih, kata dia, pekerja yang menyelesaikan ukiran ornamen itu harus mengerjakan perlahan supaya maksimal. Ukiran beberapa lambang tahuntahun Imlek, seperti kuda, kera, kerbau, dan naga, di dinding luar bangunan harus bagus. Saat ini beberapa patung yang akan ditempatkan di dalam tempat peribadatan masih dipesan. “Yang terselamatkan cuma beberapa saja. Jadi, sebagian lagi masih kita pesan. Ada yang di dalam negeri, dan ada yang dari luar negeri. Tentu memerlukan biaya. Kita targetkan pembangunan selesai sebelum HUT klenteng pada Maret tahun depan,” ungkap pemilik nama Mandarin Oei Sioe San itu. (fre/c1/als)
BELUM TUNTAS: Pembangunan Klenteng Hoo Tong Bio masih menanti penyelesaian ukiran dan ornamen tambahan.
FREDY RIZKI/RaBa
Poskamladu Dihidupkan Kembali
SHULHAN HADI/JPRG
EKSTREM: Para penumpang berpegangan erat saat wahana ombak berputar naik dan turun dengan kecepatan tinggi.
Wahana Ombak Laut Digandrungi Pengunjung GENTENG - Ekspo dan pasar malam di lapangan RTH Maron, Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, banyak diminati warga. Selain aneka kebutuhan, di tempat itu juga banyak aneka permainan dan hiburan. Di antara berbagai hiburan itu adalah bianglala, ombak banyu, komidi putar, dan aneka permainan lain. Salah satu permainan yang cukup diminati pengunjung adalah permainan ombak banyu atau yang dikenal ombak laut. Tidak hanya kalangan muda, anak-anak pun terlihat asyik menikmati permainan yang cukup ekstrem itu. “Saya penasaran,” cetus Adrianto, 20, salah satu pengujung. Menurut Adrianto, saat permainan itu berputar secara naik dan turun, perasaannya sedikit takut tapi tertantang. “Awalnya takut, lama-lama ya biasa, Cuma perut terasa mual,” katanya. (sli/c1/abi)
menjadi 40 ton itu juga sebagai bentuk antisipasi ramainya kendaraan jelang liburan tahun baru mendatang. Dengan penambahan kapasitas berat maksimal dermaga tersebut, pengguna jasa penyeberangan, khususnya truk-truk besar, akan memiliki pilihan lebih banyak. Jika biasanya truk-truk besar hanya bisa melewati dermaga LCM Ketapang dan Gilimanuk, jika penambahan jumlah tonase dermaga MB itu selesai, maka truk-truk besar itu bisa menuju Bali melalui dermaga MB. Rehabilitasi yang dilakukan sejak hari Senin (26/10) lalu itu ditargetkan benar-benar selesai pada 10 Desember 2015. (tfs/c1/als)
BANYUWANGI - Tingginya pelanggaran dan pencurian di kawasan perairan laut Banyuwangi rupanya tidak lepas dari pantauan Satpolair Polres Banyuwangi. Demi meningkatkan kembali pengawasan dan penindakan atas tangan jahil, Polres Banyuwangi lewat Satpolair mengaktifkan kembali Pos Keamanan dan Perikanan Terpadu (Poslkamladu). Selain aparat kepolisian, pos tersebut juga akan dihuni personel gabungan, di antaranya TNI AL dan Dinas Perikanan dan Kelautan. Tim gabungan itu bertugas bersama untuk mengamankan wilayah perairan Banyuwangi dari berbagai tindak pelanggaran, seperti ilegal fishing dan lain-lain. Selain itu, pos tersebut juga akan digunakan mengamankan retribusi TPI, bimbingan, dan penyuluhan terhadap para nelayan. Untuk mendukung tujuan tersebut, Satpolair Polres Banyuwangi telah menempatkan dua anggota. Dua anggota tersebut akan melengkapi tiga personel TNI AL dan petugas DKP yang juga bertugas di sana. Kasatpolair Banyuwangi AKP Basori Alwi menuturkan, petugas Poskamladu Grajagan bertugas mengamankan wilayah
NIKLAAS ANDRIES/RaBa
AMANKAN LAUT: Satpolair Polres Banyuwangi menempatkan dua anggota di Poskamladu untuk menanggulangi pencurian ikan.
perairan Banyuwangi. Untuk penindakan ilegal fishing dan aksi penyuluhan nelayan di Muncar dan Pancer akan ditangani petugas Polair. “Tim gabungan Poskamladu punya wilayah teritorial. Di wilayah Grajagan, misalnya, mencakup sekitar Tegaldlimo sampai perbatasan Pancer. Semua bentuk pelanggaran laut akan ditangani tim gabungan. Khusus di area yang telah berdiri Pos Polair akan ditangani polisi perairan,” beber Basori. Di Jatim, lanjut kasatpolair,
ada 15 Poskamladu. Belasan pos itu berlokasi di sepanjang pesisir utara, timur, dan selatan Jawa. Di Pulau Madura ada empat pos. Keberadaan petugas Satpolair tersebut sekaligus untuk membantu pengamanan di Poskamladu, mengingat tingginya angka pelanggaran laut di pantai selatan Banyuwangi. Oleh karena itu, sebagai solusi dibentuklah Poskamladu di beberapa titik rawan pelanggaran laut, termasuk di perairan Grajagan. (nic/c1/als)
RADAR BANYUWANGI
BUDAYA
34
Jawa Pos
Minggu 1 November 2015
Cari Jodoh Oleh Herumawan PA*
S
UDAH tiga puluh empat tahun umurku tapi tidak juga kunjung mendapatkan jodoh. Ingin rasanya aku segera menemukan jodohku itu. Walaupun aku tahu semua itu butuh proses dan waktu yang tidak sebentar. Hingga kini, aku sendiri tidak habis pikir. Sudah mencari kesana kemari, tetap saja tidak bertemu jodohku. Lelah hati dan pikiran mencarinya. Tidak tahu kemana aku harus mengadu. Kepada Tuhan, doa sering aku lantunkan, sayangnya belum juga dikabulkan-NYA. Mungkin benar, Tuhan mengkabulkan bukan apa yang kita minta, tapi apa yang kita butuhkan. Kepada manusia, aku lelah diceramahi nasehat. “Tenang saja, kalau memang sudah jodohmu, tak kan lari.” “Bukankah manusia diciptakan berpasangan, jadi kamu pasti ada jodohnya.” “Jodohmu tidak jauh, mungkin lima langkah, bersabarlah sedikit.” Pada akhirnya, aku harus melupakan sejenak soal pencarian siapa jodohku kelak. Mengalihkan perhatian pada kafe peninggalan ayah. Yang sudah lama terbengkalai tidak karuan. Kini sudah saatnya, aku serius menjalankan usaha kafenya. Dua tahun tak terasa berlalu cepat. Semakin banyak pengunjung yang mendatangi kafe milikku. Keuntungan pun terus mengalir.. Membuatku mendadak jadi bos besar. Kini tugasku setiap pagi hanya duduk duduk di kursi mengawasi kerja para pegawaiku. Ditemani segelas kopi panas. Sembari tidak lupa memandangi hutan beton di kiri kanan kafe. Atau sekedar mendengarkan alunan musik mengalun merdu dari atas panggung. Seperti pagi ini, aku duduk di kursi biasanya. Namun pagi ini terasa berbeda dari pagi-pagi sebelumnya. Seorang perempuan tampak anggun sedang duduk tak jauh dari kursiku. Hati kecilku berkata dia jodohku. Perempuan itu duduk sendirian, membaca koran ditemani segelas kopi hangat. Aku terpukau melihat wa-
jahnya cukup cantik, berkacamata dan tanpa polesan make up. Rambutnya panjang terurai kian membuatnya semakin tampak anggun. Lalu aku beranikan diri mengajaknya berkenalan. “Mbak, boleh kenalan?” “Saya, Rudi pemilik kafe ini.” “Nama Mbaknya siapa?” Aku mengulurkan tanganku. Dia tidak mengubris uluran tanganku. “Rani.” Dia menjawab singkat lalu beranjak pergi sambil membawa serta korannya. Aku hanya terdiam melihatnya. Siang hari, aku tunggu dia di kafe. Masih ada rasa penasaran dengannya. Mencoba cari tahu. Karyawan kafe tidak ada yang mengenalnya. “Berarti dia pelanggan biasa.” Pikirku. “Tidak masalah, aku akan menunggunya sampai kafe ini tutup.” Aku memantapkan hati, menunggunya di kafe. Hingga sore hari tiba, tidak terasa aku menunggunya di kafe. Tidak terhitung berapa kopi dan makanan kecil yang sudah aku habiskan. Namun perempuan yang aku tunggu belum tampak batang hidungnya. Aku mulai putus asa. Mungkin sudah saatnya, aku melupakannya. Terpikir segera meninggalkan kafe. Tapi niat itu aku urungkan. Ketika aku melihat perempuan berambut panjang itu berjalan masuk ke dalam kafe. Kali ini tanpa memakai kacamata. Aku segera menghampirinya. “Kamu Rani kan.” “Masih ingat aku?” “Kita bertemu tadi pagi di kafe ini.” Aku mencoba menyapanya seolah-olah sudah mengenal. Dia tampak kaget. Ekspresi yangditunjukkannya itu membuatku bingung. Dia mengambil kursi lalu mendudukinya. Wajahnya masih diselemuti rasa kaget. “Maaf, kalau aku membuatmu kaget tadi.” “Tapi benarkah kamu Rani?” tanyaku heran. “Ada hubungan apa kamu dengan Rani?” Dia balik bertanya. Aku terdiam sejenak. “Jadi kamu Rani atau bukan.” aku mencoba memperjelas.
“Bukan, sekarang namaku Rita.” jawabannya membuatku menggaruk-garuk rambut di kepalaku walaupun tidak gatal. Semakin bingung dibuatnya. Beberapa menit berlalu, kami berdua hanya terdiam. “Ada yang ingin aku sampaikan kepadamu.” kata perempuan yang bernama Rita itu sambil berdiri dari kursinya, mendekatiku. Lalu membisikan sesuatu di telingaku. “Jangan coba-coba ganggu Rani.” selesai berbisik, Rita berjalan keluar kafe. Aku melongo. Tidak percaya pada apa yang baru saja aku dengar tadi. *** Di ruang kerjaku, aku termenung sendiri. Masih terngiang jelas di telingaku, ucapan Rita yang setengah mengancam aku. “Tingkah lakunya tadi jauh sekali berbeda.” “Apa mungkin dia alter ego?” aku tidak mau terlalu memikirkannya. Kularutkan diri pada pekerjaan hingga tidak terasa sudah tengah malam. Sejenak, aku bersantai di kafe milikku sendiri. Tampak kafe mulai sepi. Hanya tinggal satu, dua, tiga, empat orang pengunjung yang masih asyik menikmati alunan musik band di atas panggung. Sementara karyawanku, sebagian besar sudah pulang. Kulihat ia, perempuan berambut panjang tapi kali ini memakai kacamata datang ke kafe. Ia berjalan menghampiri tempat dudukku. Lalu duduk di sebelahku. “Namamu sekarang Rani kan.” kataku. Ia mengangguk. Aku senang mendengarnya. “Mau pesan apa, Bos?” Pelayan memberiku secarik kertas menu. “Es krim dua,” Aku memesan dua es krim. Pelayan itu lantas berlalu meninggalkanku dan Rani. “Jadi kamu bos kafe ini.” Rani terkejut. Aku balas mengangguk. Dia tampak kagum. “Lalu kenapa tadi pagi kamu langsung pergi?”
Dia terdiam sejenak. “Karena aku tidak pantas untukmu.” Aku terhenyak mendengar jawabannya. “Aku mempunyai dua kepribadian,” Rani bicara jujur. “Tak apa, aku bisa menerimamu,” kataku mencoba menenangkannya. Rani tersenyum. “Sungguh, kalau begitu kini aku yakin kamu jodohku,” sahut Rani membuatku gembira di hati. Namun tiba-tiba, aku teringat Rita. “Bagaimana dengan Rita?” Aku balik bertanya. “Dia tidak akan apa-apa, pasti bisa menerimamu.” Rani berusaha menyakinkanku. “Syukurlah, sekarang aku yakin kamu memang jodohku, Rani.” Aku menghela nafas. Kupandangi wajah Rani yang cantik berkacamata. Benar-benar membuat hati ini teduh. Angin semilir membuat Rina menghela nafas. “Jodoh katamu!!” Rani melepas kacamatanya, mendadak berubah menjadi Rita. “Dasar laki-laki gombal.” Rita tampak marah. Menampar pipiku lalu berlari meninggalkan kafe. “Rita, tunggu,” Aku berteriak memanggil namanya. Beberapa pengunjung yang masih ada di kafe memandangiku. Aku berlari mengejarnya keluar kafe. Tidak aku temukan siapapun. Sosok perempuan itu serasa menghilang ditelan bumi. “Lagi-lagi ia belum jodohku.” Air mata jatuh di pipi. Sedih aku rasakan dihati. Pencarian jodoh benar-benar membuatku lelah teramat sangat lelah. Sepanjang satu hari ini, aku merasa jodohku itu Rina. Sayangnya, lagi-lagi bukan. Entah kapan aku akan bertemu jodohku? Aku sendiri tidak tahu. Bahkan terkadang aku sampai berpikir apakah akan melajang saja? Memang bukan pilihan terbaik, namun itu bisa jadi pilihan terakhir bagiku nanti. *) Cerpenis mukim di Jogjakarta.
Titisan Genderuwo Oleh Kazuhana El Ratna Mida*
SIAPAKAH Faisal? Itulah yang selalu menjadi pertanyaanku. Dia berbeda dari kebanyakan anak-anak di sini. Tubuhya berbulu lebat dengan wajah yang agak menyeramkan. Ada bintik-bintik merah membuat siapa saja yang memandang merasa ingin muntah. Bisa dibilang, hampir seluruh penampilannya membuat orang merasa jijik. Tak satu pun warga yang mau dekat-dekat dengannya. Lebih aneh lagi, Maria mengatakan bahwa Faisal itu anaknya. Betapa aku kaget mendengar penuturan gadis manis itu. Gadis yang terkenal paling cantik di sekolahan dulu. ~*~ Faisal langsung menjadi gunjingan panas di desa. Gunjingan yang memekakkan telinga. Konon kabarnya dia disebut-sebutkan sebagai titisan genderuwo—hantu yang berperawakan tinggi besar dengan bulu-bulu hitam panjang yang menjuntai. Kadangkala matanya merah menyala. Sungguh menyeramkan jika harus melihatnya. “Maria itu! Bagaimana bisa dia membawa anak genderuwo? Apa yang dipikirkannya? Apakah dia sudah gila?” cemooh warga yang tengah berkumpul di rumah Bu Mira—istri perangkat desa juga ibuku. “Iya, tuh. Mungkin dia sudah gila,” seloroh ibu-ibu lainnya. Sedang aku hanya bisa diam menyimak omongan mereka. Aku tak tahu harus mengatakan apa. Menghujat atau membiarkan apa yang sudah terlanjur ada. “Eh Lis, kamu, kan temannya sejak sekolah dulu. Apakah dia pernah menceritakan sesuatu?” Semua kini menatap ke arahku. “Maaf, aku tidak tahu.” Kutinggalkan ruang itu dan mengurung diri di kamar. Memikirkan tentang Maria selalu membuatku penasaran.
Yah, sejak kecil kami tumbuh bersama. Selalu menjadi teman sekelas juga saling berkejaran untuk meraih juara. Kami juga sering bermain bersama, meski banyak yang tidak setuju. Entah apa alasannya. Padahal, dia siswi paling cantik juga pintar, tapi anehnya tak banyak teman yang mau ada di sisinya. Kadang aku juga mendapat teguran ayah dan ibu, tapi dengan usaha keras kuyakinkan mereka bahwa Maria itu baik dan pantas kujadikan teman. “Yo wes, Nduk. Semoga dia tak membawa dampak buruk padamu,” ibu mengalah setelah menasihatiku panjang kali lebar. Aku pun tersenyum senang. Kebersamaanku dengan Maria semakin dekat saja. ke mana-mana kami selalu bersama. Bahkan setelah lulus SMA kami memutuskan untuk kuliah di kampus yang sama, meski pada akhirnya Maria tak menyelesaikan kuliah. Dia tidak sanggup membayar kuliah. Dan sejak itu dia hilang tak ada kabar. ~*~ Mentari sudah menerpa wajah, kulangkahkan kaki menuju rumah Maria. Kulihat dia tengah duduk sambil menemani Faisal bermain. “Apa kau tidak mau cerita?” tanyaku setelah duduk di sampingnya. Maria tersenyum dan menatapku. “Mau cerita apa? Faisal ini memang anakku, Lis,” ucapnya dengan santai. “Tapi ...,” aku tak melanjutkan apa yang sudah mau kulontarkan. “Percayalah. Dia bukan seperti yang dikatakan warga. Dia anakku,” ucap Maria tegas. “Kamu percaya padaku, kan?” Maria menatapku.Aku menghela napas. Entah bagaimana harus menjawab. Antara percaya dan tak percaya. Tapi, aku masih ingat dengan jelas. Janji yang pernah aku buat dengan Maria untuk terus percaya padanya. Percaya ketika semua orang memojokkan. “Lis!” tepukan hangat membuyarkan lamunanku.
“Kamu harus percaya. Karena hanya kamu yang aku punya.” Dia mengajak Faisal untuk masuk ke rumah. Sedang aku masih terpaku. “Lalu siapa ayahnya dan di mana dia sekarang, Mar?” tanyaku penasaran. “Bukankah dia harusnya ikut merawat anak ini?” Mataku menatap Faisal yang sedang asyik bermain sendiri. Maria hanya tersenyum dan menggenggam erat tangaku. ~*~ Waktu terus berjalan. Gosip tentang Faisal belum juga reda. Malah semakin ramai dibicarakan. “Kita harus mengusirnya bersama anak titisan genderuwo yang menakutkan itu.” “Sejak dia kembali, desa menjadi tidak tentram lagi.” Berbagai komentar menjejali pikiranku. Warga terlihat sangat marah, mereka merasa ketakutan jika tebakan yang dimiliki selama ini benar. Mereka tak suka ada manusia yang berhubungan dengan hantu, apalagi sampai punya titisan. Ini namanya menyalahi aturan. Seberapa pun aku membela, mereka tidak percaya. “Kita tidak bisa membiarkan Maria tinggal di sini, jika terus merawat anak itu. Desa kita nanti bisa kena bencana, karena menyalahi aturan agama,” ucap ibu-ibu yang melapor pada ibuku. “Dia harus diusir!” teriak warga sudah tidak mau lagi mendengar penjelasanku. Mereka berbondong-bondong ke rumah Maria yang terletak di ujung desa. Ya Allah, apa yang harus aku lakukan? Tanyaku sendiri. “Bunuh saja! Bakar rumahnya! Usir dari sini!” teriakan warga menggelegar. Dengan tergopohgopoh Maria muncul. Dia mempertanyakan ada apa para warga berkumpul di rumahnya. “Apa salah saya?” tanyanya dengan wajah sedih. “Sungguh dia bukan anak genderuwo. Dia anakku,” kini isakannya telah terdengar.
“Kami tidak percaya. Mana mungkin anak manusia wujudnya sungguh mengerikan.” “Kamu bahkan tidak dapat menunjukkan siapa ayah dari Faisal.” Maria menghela napas panjang. Seolah merasa percuma harus menjelaskan tentang jati diri Faisal yang sebenarnya. “Dia memang anakku. Dia lahir dari rahimku,” ucap Maria. Matanya menatap warga dengan penuh kemarahan. Baru bertam kali aku melihatnya semarah itu. Warga memang sudah keterlaluan. Sejak dulu dia selalu disalahkan dan dikucilkan. Aku mendesah. Mereka masuk dengan kasar, menyeret Faisal yang tadinya tidur dengan nyaman. Aku terperanjat melihat kebrutalan warga yang begitu berambisi menyingkirkan Maria dan Fasial. “Apa yang kalian lakukan? Lepaskan anakku!” teriak Maria. Dia berusaha merebut Fasial yang sedang dibawa warga. “Dia tidak ada hubungannya dengan semua ini. Jangan sakiti dia, sakiti saja aku.” Tangis Maria makin pecah. Dia memeluk erat Faisal yang sudah berhasil dia rebut secara paksa. “Dasar wanita keras kepala.” Bug! Sebuah pukulan mendarat di tubuh Maria. Segera aku melindungi Maria dari amukan warga. Para warga langsung menatapku tajam. Mereka seolah protes kenapa sedari dulu aku selalu membela Maria. Yah, andai dulu tak menolong Maria mungkin dia sudah mati dikeroyok massa bersama ibunya. Entahlah, warga terlihat marah ketika melihat Ibu Maria bisa sukses dalam sekejap mata. Mereka iri hingga menyebarkan isu yang mengiris hati. Menyebut Ibu Maria sebagai dukun yang bersekutu dengan setan. Padahal semua yang dicapai adalah dari usaha keras berdoa pada Tuhan dan rajin
bekerja. Tak berhasil mengusir Maria, mereka pun bubar. Tinggal aku dan Maria yang saling berpelukan. Mana bisa aku meninggalkannya sendirian. Meski aku tahu ketika sampai rumah, ayah dan ibu akan marah. Sejak Maria kembali ke desa, ibu sudah mewanti-wantiku untuk tidak dekat-dekat dengannya. Dua tahun dia hilang tak ada kabar, ketika kembali malah membawa anak yang tak tahu darimana asalnya. Ditambah bentuknya yang sungguh mencurigakan, mirip genderuwo yang banyak dibicarakan. “Terima kasih, Lis. Kamu masih percaya padaku,” ucap Maria tulus. Aku hanya mengiyakan saja. ~*~ Dua minggu berlalu, warga sudah tidak lagi mempersalahkan Maria dan Faisal. Alasannya tak kupahami dengan pasti. Maklum setelah kejadian pengusiran saat itu, aku ada urusan ke luar desa. Hingga tak bertemu dengan Maria dalam beberapa waktu. Tapi ketika aku mencoba bertanya, mereka hanya diam tak mau membicarakan. Karena tak ada yang mau menjelaskan, aku pun mencari tahu sendiri. Apalagi ada satu pertanyaan yang ingin kutanyakan pada Maria. Aku berencana ke rumah Maria setelah selesai salat Isya’. Namun, ketika langkah ini hampir menjangkau teras rumah, kaki ini keram seketika. Jadi, apa yang dikatakan seseorang yang pernah tinggal dengan Maria saat dia tiba-tiba hilang itu benar? Aku menelan ludah. Merasa bodoh. Apa yang tak seharunya tak kulita dan kudengar. Aku bergidik ngeri. Kulihat Maria tersenyum menyambut sosok hitam tinggi besar, berbulu lebat, memasuki rumahnya. “Aku sudah melayanimu. Kau harus membalaskan kematian ibu dan mengembalikan kekayaanku.”
kedamaianmu dirindukan setiap insan apakah arti keriuhan sedang sepi memberi damai menciptakan jiwa yang tenang jauh dari setan yang berubah badan yang datang dari jiwa yang jauh dari iman
yang menyapa dengan mesra kulangkah kaki ini tuk basahi tubuh ini tetes demi tetes kurasa bagai air surga kusudahi nikmat air tuhan kugendong tas hitamku kulangkah kaki ini tuk meraih cita-cita
*) Cerpenis alumnus Unisnu Jepara.
SAJAK IFTITAH GITA
Jamrud Khatulistiwa terbentang laksana sutra biru menghampar luas hijau bagai jamrud ada nyanyian surga yang terbawa angin nan lalu berbisik berbisik bercerita tentang indahnya negeriku walau jauh raga ini kau tetap terkenang tak pernah lenyap selalu terbayang wajah desaku dan anak gembala yang riang
meniup suling menghibur hati saat petang kucinta engkau negeriku sepenuh hati kuukir indah di bingkai hati ada janji terpahat dan terpatri dalam hati kau kan kujaga tetap jaya, merdeka, sampai mati
Sepi.. alam bisu sementara angin mendesah menerpa pucuk daun diiringi suara jangkrik
melagukan lagu abadi sepi menyelimuti alam menarik langkah gontai dan tangan yang menggapai mencari damai dan keruhnya dunia ramai sejuta mata lelah rindukanmu mencari celah sunyi di tebingmu sejuta wajah penuh problema ingin luruh dalam dekapanmu kehadiranmu tercampakkan oleh orang-orang haus akan keriuhan
Hari yang Istimewa pagi buta kubuka jendela udara segar mengawali hariku dengan ditemani kicauan pipit
*) Siswa SMPN 1 Banyuwangi dan anggota sanggar teater Mas Pram’s.
RADAR BANYUWANGI
Jawa Pos
Minggu 1 November 2015
BERITA UTAMA
35
Kecamatan Banyuwangi Hujan Akhir Desember n LICIN... Sambungan dari Hal 29
Selain karena musim penghujan mulai datang, suhu panas akan menurun juga disebabkan pada bulan ini angin yang bertiup dari tenggara menuju selatan sifatnya basah. Dengan sifat angin seperti itu, sangat mungkin
sekali terjadi pembentukan awan pada bulan November. ”Angin ini sifatnya basah dan pastinya akan membuat pertumbuhan awan menjadi banyak,” terangnya. Anjar menambahkan, minimnya pembentukan awan akhirakhir ini juga yang memicu panas terasa sangat menyengat.
Awan itu, menurut Anjar, bisa dikatakan sebagai selimut bagi bumi atas sinar matahari. Jika tidak ada awan seperti saat ini, maka sinar matahari langsung ke permukaan bumi alias tanpa hambatan. ”Kalau ada awan, panasnya tidak seperti ini,” tambahnya. Meski diprediksi suhu udara
di Banyuwangi akan mulai menurun, tapi pihak BMKG Banyuwangi mengimbau masyarakat dan pihak-pihak terkait mewaspadai kekeringan yang bisa saja terjadi di Banyuwangi pada November ini. Sebab, musim hujan di suatu daerah di Banyuwangi terjadi tidak bersamaan. Setiap daerah
memiliki awal penghujan yang berbeda-beda. Itu tergantung topografi daerah itu. ”Utamanya Kecamatan Wongsorejo, di sana ada tiga titik hot spot daerah yang masih rawan terjadi kekeringan,” jelasnya. Sekadar diketahui, berdasar data BMKG, daerah Banyuwangi Barat yang akan mengalami mu-
sim hujan terlebih dulu, yakni awal November ini, antara lain Kalibaru, Genteng, Glenmore, Licin, Glagah, Tegalsari, dan Gambiran. Wilayah Pesanggaran, Songgon, dan Sempu akan mengalami musim hujan pada November dasarian III atau sekitar tanggal 20 November. Di wilayah utara, yakni Keca-
matan Wongsorejo, akan mengalami musim hujan mulai Desember dasarian I, yakni antara tanggal 1–10. Nah, wilayah Banyuwangi kota, Rogojampi, Kabat, Muncar Purwoharjo, Bangorejo, Tegaldlimo, Kalipuro, dan Giri, diprediksi baru diguyur hujan pada akhir Desember. (tfs/ c1/bay)
Pembongkaran sejak Pagi hingga Malam Kades Janji Beri Bantuan Lewat APBDes n BALIHO...
n BUTUH...
Sambungan dari Hal 29
”Sesuai Perda Nomor 10 Tahun 2012 tentang penyelenggaraan reklame, apabila masa berlaku habis, reklame wajib dibongkar,” tegas Ripai kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin. Dalam Perda Nomor 10 Tahun 2012 itu disebutkan, reklame yang wajib dibongkar adalah reklame yang tidak memiliki izin, reklame yang tidak membayar pajak, dan reklame yang masa berlakunya habis. Bongkaran reklame tersebut secara otomatis tidak akan dikembalikan kepada perusahaan yang menyediakan reklame. Bongkaran papan reklame itu menjadi milik Pemerintah Daerah (Pemkab) Banyuwangi. ”Yang kita bongkar ini masa berlakunya sudah habis. Ini izinnya satu tahun. Tapi setelah satu tahun, reklame ini belum diperpanjang lagi pajaknya,” jelasnya. Sementara itu, proses pembongkaran baliho di sisi barat Perliman itu berlangsung sejak pagi hingga malam hari. Pembongkaran papan reklame tersebut memang memakan waktu lama, karena bentuk reklame vertikal menjulang ke atas cukup tinggi. Petugas juga harus menggunakan las untuk memotong besi yang menyangga baliho tersebut. Dalam waktu dekat, Satpol PP juga akan melakukan pembongkaran reklame jumbo di depan Pelabuhan ASDP Ketapang. Sebab, masa berlaku penyelenggaraan papan reklame di depan pelabuhan itu telah habis. Selain itu, Satpol PP telah memberikan surat peringatan sampai tiga kali kepada pemilik papan reklame. Namun, sampai kemarin surat peringatan tersebut tidak diindahkan dan reklame masih berdiri. ”Insya Allah minggu depan akan kami bongkar reklame di depan Pelabuhan ASDP Ketapang itu,” pungkasnya. (tfs/c1/bay)
Sambungan dari Hal 36
“Mungkin setelah datang ke sini (Dusun Warengan), pemerintah bisa mengucurkan bantuan alat atau permodalan,“ ujar Masrul, warga setempat. “Kami ingin seperti kerajinan anyaman bambu Desa Gintangan yang produknya banyak dipakai
Sambungan dari Hal 29
“Sering dibilang punya aura yang menenangkan,” ujar perempuan yang akrab dipanggil Bunda Betty itu. Dia mengaku selalu berusaha tampil dengan senyum mengembang. Hal itu sering mengundang tanya orang-orang se-
n DIYAKINI... Sambungan dari Hal 36
Karena keyakinannya itu, di ujung antena analog televisi yang terpasang di rumah-rumah warga Dusun Warengan, Desa Bubuk, masih ada yang dipasangi Ijuk. Bahkan, sebelum memba-
Sambungan dari Hal 29
Usai dikirab keliling kampung, lima tumpeng agung tersebut diletakkan di halaman lalu dilakukan doa bersama. Setelah pemotongan tumpeng raksasa secara simbolis, ratusan warga
n USIA... Sambungan dari Hal 36 RENDRA KURNIA/RABA
TINGGI: Pekerja yang disewa Satpol PP memanjat puncak baliho di sisi barat Perliman Banyuwangi pagi kemarin. Mereka terus mengelas dan membongkar papan reklame itu hingga tadi malam.
kitarnya. “Sering ditanya apa saya tidak punya masalah? Kok wajahnya selalu bahagia,” ujarnya. Betty menampik dibilang tidak punya masalah. Menurutnya, setiap manusia pasti punya masalah. Oleh karena itu, dalam kurun waktu setahun terakhir dia memiliki cara berbeda dalam menyikapi masalah. Cara paling manjur adalah dengan
tidak terlalu berlarut meratapi masalah. Sebab, setiap masalah pasti akan berlalu. Yang dibutuhkan hanya mensyukuri apa yang bisa ia nikmati dan bermanfaat sebanyak mungkin untuk orang-orang di sekitarnya. “Apa yang kita miliki itu tidak ada yang abadi, termasuk masalah kita,” tegasnya. Keyakinan itu tidak lepas dari
peristiwa yang menimpanya setahun lalu. Saat itu dia harus melakukan ijab-kabul di depan ayahnya yang sedang sakaratul maut di rumah sakit. “Dari situ pintu hati saya terbuka. Apa yang kita miliki di sekeliling kita tidak ada yang abadi,” ujar perempuan yang hobi traveling dan berburu kuliner ini. (cin/c1/bay)
langsung berebut tumpeng raksasa tersebut. Tidak hanya orang tua, ratusan anak-anak juga berebut dengan cara memanjat pinggang orang dewasa demi mendapatkan tumpeng yang diinginkan. “Seru bisa berebut dengan temanteman,” ujar Fitri,19, salah seo-
rang remaja yang ikut berebut tumpeng agung. Kegiatan Grebeg Tumpeng Agung tersebut tidak hanya dihadiri warga sekitar Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar. Beberapa pengunjung ternyata ada yang datang dari luar daerah, seperti Jember,
Lumajang, Surabaya, Malang, dan Kediri. Sejumlah orang tua, mulai bapak hingga ibu rumah tangga, juga ikut berebut tumpeng raksasa berisi sayur dan palawija itu. “Sayurnya masih segar. Lumayan bisa dimasak,” pungkas Asiyah, 34, warga setempat. (ddy/c1/bay)
Pemasok dan Pembeli Tidak Saling Kenal n SABU-SABU... Sambungan dari Hal 29
Penangkapan Effendi itu merupakan pengembangan atas tersangka Mohamad Saroni alias Mat, 45, warga Lingkungan Kampung Baru, Kelurahan Bulusan, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi. Saroni dan Effendi selama ini memang tidak saling kenal. Meski tidak kenal, hal itu tidak
menyurutkan keduanya menjalankan bisnis haram tersebut. Effendi selama ini biasa mengambil SS ke Saroni di jembatan sepi di Desa Jajag. Kasatresnarkoba Banyuwangi, AKP Agung Setyobudi, mengatakan pola yang digunakan kelompok tersebut dalam bertransaksi menggunakan sistem ranjau. “Antara pemasok dan pemesan tidak saling kenal. Mat asalnya dari mana tidak diketahui Effendi. Pola seperti itu
umum dilakukan pebisnis narkoba untuk memutus mata rantai demi menghindari jeratan aparat,” beber Agung. Singkat cerita, polisi berhasil membekuk Saroni di lampu merah Karangente, Kelurahan Sobo, Banyuwangi. Hasil pengembangan, Saroni menyebut nama Efendi. Masih di hari yang sama, polisi mengatur siasat agar Effendi muncul. Akhirnya, lelaki itu berhasil diciduk di jem-
batan sepi tempat dia biasa meninggalkan SS dan mengambil uang pemesan. Sementara itu, Saroni merupakan pemilik SS yang masuk jaringan Effendi. Polisi berhasil mengamankan satu paket SS seberat 4,66 gram dalam transaksi tersebut. Hingga kemarin kedua lelaki itu menjalani pemeriksaan intensif di ruang penyidik Resnarkoba Polres Banyuwangi. (nic/c1/bay)
Kelola Bengkel, Bisnis Sablon, dan Jual-beli Online n AKTIF... Sambungan dari Hal 29
Dia sering mengamati kawan sesama komunitas yang sedang melakukan perawatan atau pembongkaran mesin. Setelah itu, dia praktikkan sendiri dengan membongkar kendaraan miliknya. Lucunya, Rizal sering tidak bisa menyusun kembali mesin seperti semula. Jika sudah demikian, dia biasanya meminta tolong pekerjanya untuk memasangkan. Empat tahun belakangan Rizal aktif di komunitas Vespa yang bernama Scooterist Banyuwangi. Melalui komunitas motor itu, dia bisa menyalurkan hobinya dan memiliki banyak kawan. Rizal mengaku tidak minder sama sekali. Tetapi, dia merasa sungkan merepotkan kawankawan saat bepergian jauh. “Tapi untungnya mereka baikbaik. Kalau saya menolak bantuan mereka, pasti diancam
ngun pagar rumahnya, Suparman juga memasang ijuk di antara pondasi dan pasangan batu bata. Menurutnya, hal itu bisa mengurangi getaran akibat kendaraan yang lalu lalang di jalan desa depan rumahnya. Meski belum ada kajian ilmiah yang membenarkan pendapat
itu, tapi masyakarakat sudah terlanjur meyakini bahwa ijuk memiliki multimanfaat. Jika saja pendapat mereka itu benar seperti yang diyakini dan dibuktikan selama ini, tentu nasib pengerajin ijuk akan lebih sejahtera karena larisnya dagangan mereka. (als)
Perajin Ijuk Tinggal 100 Orang
Diikuti Pengunjung Luar Daerah n BEREBUT...
masih belum pernah memberikan bantuan dalam bentuk apapun. Oleh karena itu, Panhari berjanji akan menindaklanjuti permintaan para pengerajin kepada instansi terkait. Bahkan, di hadapan pengerajin, Panhari berjanji akan berupaya mengalokasikan anggaran desa untuk membantu para pengerajin ijuk. (als)
Dipasang di Ujung Antena Analog
Pintu Hati Terbuka saat Ijab Kabul n TEBAR...
untuk mempercantik wajah kota. Banyak lampu lampion bambu yang dipasang di sepanjang jalan Kota Banyuwangi. Kami juga ingin sapu produksi Warengan bisa membersihkan kantor-kantor pemerintah,“ harap Suparman. Kepala Desa Bubuk, Panhari, menganggap permintaan para pengerajin ini cukup wajar. Karena selama ini pihak pemerintah
pemutusan hubungan persaudaraan,” ujarnya sambil tertawa. Yang paling diingat adalah ketika mendaki Gunung Ijen beberapa waktu lalu. Rizal ditandu menggunakan kursi roda oleh empat kawannya. Mengingat pengalaman tersebut, Rizal terharu. Menurutnya, kawan-kawan komunitas Scooterist adalah bagian dari keluarganya. Berkat kawan-kawannya tersebut, Rizal bisa berkunjung ke beberapa kota menggunakan motor Vespa tua miliknya. Rizal sudah pernah mengunjungi Bali, Surabaya, dan Pacitan. Rizal biasanya duduk di sespan (dudukan samping), sedang kawankawannya bergantian menyetir. “Awalnya takut. Tapi karena didukung kawan-kawan, akhirnya sudah biasa pergi jauh naik Vespa,” kata pemuda yang menempuh pendidikan hingga SMP itu. Komunitas tersebut juga menjadi wadah baginya untuk bertu-
kar pengalaman. Sebab, masih banyak anggota yang masih sekolah, Rizal sering mengingatkan mereka agar sekolah dengan serius. “Kalau kita ada acara, anggota-anggota yang masih sekolah rela bolos. Pelan-pelan saya nasihati mereka. Jangan sampai menyia-nyiakan waktu sekolah. Seperti saya tidak memiliki kesempatan belajar,” tuturnya. Selain senang touring, Rizal juga memiliki passion di bidang wirausaha. Selain menjalankan usaha bengkel, dia membangun bisnis sablon baju dan bisnis trading forex. Kemampuannya itu didapatkan dari beberapa orang. “Alhamdulillah orangorang di sekitar saya baik-baik. Saya bisa mendapatkan ilmu dari mereka dengan gratis. Padahal, biaya private trading sangat mahal,” katanya. Selebihnya, Rizal mengembangkan sendiri ilmu jual-beli sahamnya tersebut. Meski tidak pernah
memperoleh ilmu komputer di pendidikan formal, Rizal menguasai ilmu komputer seperti jaringan dan hardware. Dia juga terus mengembangkan kemampuannya hingga benarbenar mahir. “Awal mengerti komputer saat buka rental play station. Kemudian saya beranikan diri buka bisnis warnet. Tukang maintenance-nya baik, betah mengajari saya komputer,” katanya. Setelah dirasa mendapat cukup ilmu, Rizal mengembangkan kemampuan komputernya hingga suatu saat diminta salah satu guru untuk menjadi teknisi di Sekolah Luar Biasa (SLB). Namun, dia menolak tawaran itu karena lebih memilih berwirausaha. Ke depan, Rizal ingin menjadi marketing online. “Saya ingin memiliki bisnis jual-beli online. Sekarang masih mikir apa yang mau dijual,” ujarnya. (c1/bay)
Dengan alat sederhana yang dimilikinya, dia bersama istrinya, Srimunah, 60, dan saudaranya, Paridah, 55, mampu memproduksi 40 ikat tali tampar dengan panjang 12 meter. Setelah memproduksi tali tampar, biasanya Suparman melanjutkan pekerjaannya membuat sapu ijuk. “Kalau membuat sapu, sehari dapat 10 buah,“ jelas Suparman. Memproduksi tali tampar dan sapu tidak mesti dilakukannya setiap hari karena semua pekerjaan yang dilakukan tergantung
dari pesanan. Misalnya, jika banyak pesanan atap ijuk, maka dia bersama istri dan saudaranya tersebut harus mendahulukan pesanan tersebut. Oleh Suparman, sapu ijuk hasil produksinya kebanyakan dijual di sekitar wilayah Banyuwangi. Menurutnya, sapu jenis ini banyak diminati oleh warga pedesaan. “Kalau orang kota jarang yang mau beli. Katanya modelnya kuno. Orang kota lebih suka beli sapu buatan pabrik. Padahal sapu produksi Warengan lebih awet dan tahan lama,“ kata Suparman menjelaskan tentang kondisi penjualan sapu ijuk beberapa tahun belakangan.
Untuk pesanan yang dia terima dari pelanggannya di Pulau Bali, permintaan terbanyak ialah tali tampar, unduran, dan atap ijuk. Menurut Suparman, rata-rata dia melakukan pengiriman ke Bali sebanyak empat kali dalam satu bulan. Menurut data yang dikeluarkan oleh Pemerintah Desa Bubuk, Kecamatan Rogojampi, saat ini ada sekitar 100 orang warga Dusun Warengan yang masih menekuni profesi sebagai pengerajin ijuk. Dari jumlah itu ada empat orang yang berperan sebagai pengepul yang memasarkan produk kerajinan ijuk. (als)
Tiap Pengiriman Raih Untung Rp 8 Juta n BALI... Sambungan dari Hal 36
“Kebanyakan order memang dari Bali,” ujar Panhari, Kepala Desa Bubuk, kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi, Kamis (29/10) lalu. Dalam satu bulan, rata-rata seorang pengepul menerima pesanan dari Bali sebanyak empat kali. “Pesanan paling banyak yaitu unduran, tali tampar, dan lembaran atap ijuk,“ jelas
Suparman, perajin ijuk. Menurut Suparman, untuk satu kali pengiriman, biasanya dia membawa 60 kodi unduran, 30 kodi tampar, dan 50 lembaran atap ijuk. “Kadang pemesan juga minta dikirim sapu,” tambah Suparman. Oleh pengepul, unduran dijual dengan harga Rp 35 ribu perkodi, tampar kecil Rp 70 ribu perkodi, tampar sedang Rp 120 ribu perkodi, tampar besar Rp 150 ribu
perkodi, atap ijuk ukuran 2.5 meter dijual seharga Rp 45 ribu perlembar, dan sapu kualitas satu dijual Rp 250 ribu perkodi. Untuk setiap pengiriman ke Bali, rata-rata seorang pengepul kerajinan ijuk memperoleh keuangan Rp 8 Juta. Setelah dikurangi biaya transportasi, bahan, dan upah, untuk setiap pengiriman seorang pengepul kerajinan ijuk mendapat keuntungan sekitar Rp 1 juta. (als)
19 Bintara Senior Ikuti Pendidikan Alih Golongan BANYUWANGI - Pendidikan alih golongan dari bintara ke perwira di jajaran Polres Banyuwangi rupanya cukup diminati. Dibuka selama empat hari dan resmi ditutup Jumat (30/10) kemarin, pendaftaran sekolah calon perwira itu dipastikan akan diikuti 19 peserta berpangkat ajun inspektur tingkat satu (aiptu). Mereka yang mendaftar sekolah alih golongan itu merupakan anggota bintara senior yang berasal dari polsek dan polres. Sejauh ini jumlah perwira yang dibutuhkan Polres Banyuwangi kian bertambah dan sumber daya manusia (SDM) personel meningkat. “Sebenarnya kita berharap bisa lebih dari 30 orang, tapi sampai Jumat siang kemarin
masih segitu. Padahal, kita sudah informasikan ke sejumlah polsek agar mendaftar bila merasa memenuhi kriteria,” ujar Kabag Sumbda Polres Banyuwangi, Kompol Mustakim. Seluruh peserta itu akan mendapat pendampingan petugas Sumda Polres Banyuwangi. Salah satunya terkait mekanisme pendaftaran di Subbag Seleksi Bagdalpers Biro SDM Gedung Bakti Lantai 3 Polda Jatim. Bagi yang dinyatakan lolos seleksi akan mengikuti pendidikan selama satu bulan di Setukpa Lemdikpol Mabes Polri serta SPN Polda. Lebih lanjut, Polres Banyuwangi menargetkan menjaring 3.000 peserta SAG. Oleh
karena itu, Mustakim berharap anggotanya semangat mengikuti pendidikan itu. “Yang merasa sudah berpangkat aiptu segera mendaftar, mumpung masih ada waktu. Bagi yang telah mendaftar silakan mempersiapkan diri menjalani seleksi. Lengkapi berkas-berkasnya, jangan ada yang terlewat. Bila belum cukup segera dipenuhi,” pintanya. Pendaftaran SAG itu diprioritaskan bagi bintara senior berpangkat aiptu. Anggota yang mendaftar harus bermental baik dan mendapat rekomendasi kasatker. Kemudahan dan prioritas akan diberikan kepada bintara senior yang nomor register polisi (NRP)-nya memenuhi kriteria. (nic/c1/bay)
36
Jawa Pos
Minggu 1 November 2015
Kerajinan Ijuk Tetap Eksis Melawan Modernitas
lebih awet tahan lama
usia dan
Mungkin tak banyak yang tahu jika warga Dusun Warengan, Desa Bubuk, Kecamatan Rogojampi, memiliki keahlian mengolah ijuk menjadi kerajinan yang bernilai ekonomis tinggi.
SAPU: Ijuk bisa dipakai alat pembersih lantai.
Cocok Sebagai Resapan Air TAHUKAH Anda jika ijuk tidak bisa hancur meski ditimbun di dalam tanah selama bertahun-tahun? Jika belum percaya, cobalah timbun bekas sapu ijuk Anda. Hal ini tidak terbantahkan. Karena ijuk memang memiliki kekuatan yang luar biasa dan bahkan tidak bisa hancur kecuali dibakar. Oleh karena itu, banyak ahli bangunan yang menggunakan ijuk sebagai salah satu bahan untuk memperkokoh sebuah bangunan. Bangunan-bangunan seperti gazebo, pura, dan hotel, menggunakan ijuk sebagai atap, atau siku-siku pada sambungan kayu juga diikat menggunakan tali tampar ijuk. “Silakan coba, justru yang akan lapuk terlebih dahulu adalah paku, kayu, atau bambunya,“ ujar Suparman, salah satu pengerajin Ijuk asal Dusun Warengan, Desa Bubuk, Kecamatan Rogojampi. Bahkan, saat ini Ijuk juga banyak dipakai untuk resapan septic tank, resapan taman, dan resapan lapangan sepak bola. Selain karena seratnya yang sangat rapat dan mudah untuk menyaring kotoran, pemasangan ijuk untuk bisa mempercepat penyerapan air. “Biasanya ijuk sisa-sisa pembuatan tali tampar dan sapu yang cocok dibuat untuk resapan. Karena seratnya lebih kasar dan harganya lebih murah,“ jelas Suparman. Selain itu, tali tampar ijuk juga banyak digunakan untuk pengikat berbagai macam jenis kerajinan, seperti kursi dan meja bambu. Selain menambah nilai seni pada kerajinan tersebut, keawetan tali tampar ijuk juga menjadi salah satu alasan. (als)
J
ika kita mengunjungi dusun tersebut, kita akan menemukan banyak tumpukan ijuk di depan rumah-rumah warga. Ijuk adalah serabut hitam dan keras pelindung pangkal pelepah daun aren alias kolang-kaling. Meski kini hanya tinggal 30 persen dari total 400 kepala keluarga dusun tersebut yang masih menekuni profesi sebagai pengerajin, tapi berkat ketekunan mereka itulah kerajinan ijuk masih tetap eksis di tengah serbuan produk pabrikan yang lebih modern. Dengan peralatan seadanya, para pengerajin setiap hari memproduksi berbagai macam kerajinan ijuk. Seperti sapu, tali tampar, dan atap. Bagi para pengerajin, aktivitasnya ini merupakan sebuah pekerjaan yang bisa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan juga untuk menjaga warisan leluhur yang konon sudah dijalani warga setampat secara turun temurun. Suparman, salah satu pengerajin desa tersebut bercerita, sejak kecil dia sudah bisa membuat kerajinan ijuk. “Dulu saat saya masih kecil sudah diajari orang tua untuk
KOMPAK: Suparman dibantu istrinya Srimunah ketika merajut ijuk di rumahnya Desa Bubuk, Kecamatan Rogojampi.
Bali Masih Jadi Pasar Potensial MASIH TRADISIONAL: Proses penganyaman ijuk menjadi tampar.
membuat jadung (tampar) dan sapu,“ tutur pria 60 tahun ini kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi. “Tapi, kini jarang ada yang mau bekerja seperti ini (menjadi pengerajin). Katanya kotor dan sulit. Kebanyakan mereka memilih menjadi pedagang atau pegawai,“ tambah Suparman. Meski pekerjaan tersebut oleh kebanyakan orang dianggap re-
meh dan tidak bisa menghasilkan banyak uang, tapi bagi Suparman, pendapat itu tidak selalu benar. Menurutnya, jika menekuni suatu pekerjaan dan dijalankan dengan baik, tentu rezeki akan mengalir dengan sendirinya. Setiap hari Suparman menganyam tali tampar untuk memenuhi pesanan dari pelanggannya n Baca Usia...Hal 35
Diyakini Alat Penangkal Petir
LENTUR: Rotan menjadi pilihan favorit untuk gagang sapu ijuk.
ADA hal unik yang disampaikan Suparman, perajin ijuk asal Dusun Warengan, Desa Bubuk. Senurutnya, selain untuk bahan pembuatan sapu dan tampar, tak jarang banyak pembeli yang menggunakan ijuk sebagai alat penangkal petir. “Banyak orang yang akan menanam pohon kelapa membeli ijuk di sini. Katanya agar pohon kelapa yang mereka tanam tidak disambar geludug (petir),“ ujar Suparman. Menurut Suparman, bahkan banyak juga warga yang memasang ikatan ijuk di ujung baling-baling yang berdiri menjulang di persawahan. “Sejak saya kecil sampai sekarang, di desa saya tidak ada kejadian balingbaling disambar petir,“ tambahnya n Baca Diyakini...Hal 35
KERAJINAN ijuk yang diproduksi oleh warga Dusun Warengan, Desa Bubuk, Kecamatan Rogojampi, ternyata tidak hanya dipasarkan di Banyuwangi saja. Justru Bali merupakan daerah paling potensial untuk menjual hasil kerajinan tangan mereka. Di Pulau Dewata, ijuk memang menjadi salah satu bahan material pokok yang banyak dipakai untuk atap sanggah (tempat sembahyang) dan atap pura. Selain itu, bangunan di tempat-tempat wisata, hotel, restoran, dan gazebo masih banyak yang menggunakan ijuk untuk atap. Selain awet, menggunakan bahan ijuk jelas menambah nilai seni pada bangunan. Nilai-nilai budaya dan tradisi yang masih dijaga dengan baik oleh semeton (kerabat) Bali tentu menjadi berkah tersendiri bagi pengerajin ijuk Dusun Warengan, Desa Bubuk n Baca Bali...Hal 35
Butuh Perhatian dari Pemerintah Ada beberapa keinginan yang disampaikan warga Dusun Warengan, Desa Bubuk, saat Jawa Pos Radar Banyuwangi mengunjungi pengerajin ijuk Kamis lalu (29/10). Mereka berharap Pemerintah Kabupaten Banyuwangi turut memperhatikan nasib para pengerajin Ijuk yang saat ini tengah menghadapi gencarnya serbuan produk pabrikan. “Kami berharap adanya pelatihan pengembangan usaha untuk para pengerajin ijuk,“ ujar Suparman. Sependapat dengan Suparman, beberapa pengerajin juga berharap agar pemerintah melakukan survei langsung ke pengerajin agar mengetahui bagaimana proses produksi kerajinan dari ijuk n Baca Butuh...Hal 35 SUDAH JADI: Sapu ijuk alias sapu keduk siap dipasarkan ke daerah Banyuwangi dan sekitarnya.
JADI TAMPAR: Ijuk menjadi alat pengikat yang kuat.
NOMOR WAHID: Pemilahan ijuk membutuhkan ketelatenan agar mendapatkan bahan yang berkualitas.
BUTUH REGENERASI: Pengrajin ijuk di Dusun Warengan, Desa Bubuk, saat ini lebih didominasi warga senior.
ALL FOTO: RENDRA KURNIA/RaBa