20 SEPTEMBER TAHUN 2015
Eceran Rp.5.750
HALAMAN 29
RENDRA KURNIA/RABA
PENUH: Pengunjung memadati seluruh stan di arena Job Market Fair 2015 di dalam GOR Tawang Alun, Banyuwangi, siang kemarin (19/9).
Tetap Membeludak di Hari Kedua Pelamar Kerja Wajib Memiliki Kartu Kuning BANYUWANGI - Kegiatan Job Market Fair 2015 di Gedung Olah Raga (GOR) Tawang Alun tidak pernah sepi para pencari kerja. Hingga hari kedua kemarin (19/9) ribuan pencari kerja masih menyemut di arena lowongan kerja terbesar di Bumi Blambangan tahun ini tersebut. Kalangan job seeker itu mencoba peruntungan di puluhan stan perusahaan yang membuka sekitar 10 ribu lowongan kerja. Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Banyuwangi, Alam Sudrajat, melalui kepala Bidang Penempatan Pelatihan Dan Produktivitas, Joko Sugeng Ra-
harjo, mengatakan antusiasme terhadap bursa kerja tahun ini memang sangat tinggi. Pada pembukaan hari pertama Jumat lalu (18/9) ribuan masyarakat berdatangan sejak pagi. “Pada hari kedua ini para pencari kerja masih banyak juga. Namun, hari ini (kemarin, Red) mereka sudah mantap menyerahkan surat lamaran. Hari pertama Jumat lalu mereka hanya melakukan penjajakan,” jelas Joko. Menurut Joko, perhatian para pekerja mengenai syarat kelengkapan mengajukan permohonan karyawan juga mulai membaik. Pada ajang job fair tahun lalu pencari kerja cenderung mengabaikan fungsi kartu kuning. “Tapi tahun ini kami imbau para pencari kerja menggunakan kartu kuning n Baca Tetap...Hal 35
JOB SEEKER: Seorang pengunjung mengamati lowongan kerja yang tersedia di salah satu stan Job Market Fair 2015 di GOR Tawang Alun, Banyuwangi, kemarin (19/9).
215 Personel Polisi Amankan Masa Tenang Dana Pengamanan Dijatah Rp 4 M
Tempe Bungkus Godhong TEMPE yang ada saat ini umumnya dibungkus plastik. Namun, ternyata masih ada produsen yang mempertahankan bungkus daun pisang dalam proses fermentasi tempe. Selengkapnya Baca Weekend Halaman 36
MANASIK
JUHDY FOR RABA
OLEH-OLEH: Jamaah haji Banyuwangi mengisi waktu luang dengan belanja.
Kondisi Gatok Berangsur Stabil MAKKAH - Jamaah calon haji (JCH) Banyuwangi atas nama Gatok Santoso, 60, asal Kecamatan Kabat, yang terkena serangan jantung masih menjalani perawatan intensif di maktab. Meski masih tergolek lemas di tempat tidur, kondisi Gatok secara medis sudah mulai membaik. Kondisinya berangsur stabil dan sudah sadar. Petugas haji Banyuwangi, dr. M. Nizam Fahmi kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi menyampai-
kan, secara medis Gatok mengalami gangguan jantung yang disebut dengan supra ventrikel takikardi (SVT). Gangguan pada detak jantung seperti itu, menurut Nizam, yang menyebabkan Gatok merasa lemas, sesak, dan tekanan darah menjadi drop. ”Tapi sekarang sudah stabil kondisinya. Pak Gatok juga sadar. Ini masih dirawat di sektor enam,” kata Nizam n Baca Gatok...Hal 35
Laporan dr. Nizam dari Makkah
BANYUWANGI - Polres Banyuwangi berencana menurunkan 450 personel untuk pengaman pemilihan bupati (pilbup) Desember 2015 mendatang. Sebanyak 215 personel ditugaskan mengamankan masa tenang, pemungutan dan pengSesuai pengajuan hitungan suara diamankan 850 personel, dan revisi yang telah penetapan hasil pendilakukan, dana ghitungan suara 450 personel, dan pelan- pengamanan pilbub tikan 500 personel. mendatang sebesar Beberapa tempat Rp 4,080 miliar. pemungutan suara (TPS) se-Banyuwangi Dananya sudah juga mendapat percukup sebesar itu.” hatian. Pihaknya akan memprioritaskan Kompol Sujarwo pengamanan di TPS- Kabag Ops Polres Banyuwangi TPS terpencil, misalnya di wilayah Kecamatan Kalibaru, Pesanggaran, dan Wongsorejo. Sebab, TPS yang berlokasi di tempat terpencil berpotensi kurang terpantau saksi paslon. Sementara itu, rasa aman dan nyaman saat pelaksanaan pemilihan bupati dan wakil bupati (pilbub) Desember 2015 mendatang menjadi harga mati bagi aparat keamanan. Selain ditunjang dukungan personel keamanan dari berbagai komponen, mulai kepolisian, TNI, hingga Linmas n Baca 215...Hal 35
Hadi Purnomo, Pencipta Lagu Spesialis Dangdut Oseng
Sudah Dicekoki Musik Soneta sejak Dalam Kandungan
RENDRA KURNIA
Kenalkan Haji sejak Dini RIBUAN siswa taman kanak-kanak (TK) memadati lapangan Taman Blambangan, Banyuwangi, pagi kemarin (19/9). Mereka mengenakan baju ihram dan melakukan praktik manasik haji bersama. Tahap kegiatan beribadah haji itu dilakukan secara bergantian oleh masing-masing konstingen. Tapi namanya juga anak-anak, tidak sedikit peserta manasik yang ngambek, mogok, dan menangis. (ren/c1/bay) http://www.radarbanyuwangi.co.id
Sejak kecil dicekoki lagulagu grup Soneta membuat Hadi Purnomo, 36, warga Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi, ini bercita-cita ingin berkiprah di dunia musik dangdut. Kini dia dikenal sebagai salah satu pencipta lagu spesialis dangdut Oseng. FREDY RIZKI, Rogojampi NAMA pria ini mungkin tidak setenar Iswandoyo, Catur Arum, Demi, dan Yons DD. Tetapi, urusan semangat, sulung dua bersaudara itu boleh
FREDY RIZKI/RABA
DANGDUT: Hadi Purnomo alias Romy Purnama memainkan lagu diiringi gitar.
diadu. Lahir dengan nama Hadi Purnomo, pria tersebut sudah sejak kecil akrab dengan musik. Ayahnya, alm Supar, adalah penggemar Rhoma Irama sejati. Bahkan, sejak dirinya masih di kandungan, ayahnya meminta kepada seorang kiai agar Hadi lahir mirip Rhoma Irama. Tetapi, ibunda Hadi, yaitu Hanifah, 55, bolak-balik muntah saat mendengarkan lagu pimpinan Soneta Grup tersebut. Nah, sejak Hadi lahir, lagu-lagu Soneta, seperti Begadang, Kawula Muda, dan Melodi Cinta sudah akrab di telinganya. Ketika tumbuh besar, tak ayal musik dangdut yang menjadi inspirasi hidupnya. Berbagai alat musik dia pelajari agar hobinya tak berhenti sebagai penggemar n
Pendirian Polsek Blimbingsari Tunggu Kecamatan Definitif Segera Dibuka Lowongan Camat dan Kapolsek Santri Adu Piawai Bikin Mading Berikutnya Adu Bikin Koran
Baca Sudah...Hal 35 email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com
RADAR BANYUWANGI
BERITA UTAMA
30
Jawa Pos
Minggu 20 September 2015
Bocah Jajal Lintasan Drag Bike HARI ini ratusan pembalap siap bersaing dalam Kejuaraan Daerah (Kejurda) Drag Bike seri IV di Jalan MH. Thamrin, Banyuwangi. Panitia sudah mulai menyiapkan trek lurus di lokasi itu sejak kemarin (19/9). Pagar dan penutup sudah terpasang sejak pagi kemarin. Beberapa bocah bersepeda pancal tampak menjajal lintasan lurus itu siang kemarin. Hingga berita ini ditulis pukul 20.00 tadi malam, panitia terus bekerja demi menuntaskan venue kejurda drag bike tersebut. (ren/c1/bay) RENDRA KURNIA/RABA
PENDIDIKAN
Pelestarian Penyu Dipuji Alumnus UB SHULHAN HADI/JPRG
RAPAT: Para santri putri usai membahas konten mading untuk asrama putri di Pesantren Darussalam, Blokagung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi, Jumat lalu (18/9).
BANYUWANGI - Setelah gowes bareng dari Hotel Ketapang Indah menuju Pantai Boom, sebanyak 70 dokter alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (UB) Malang melepas 50 ekor tukik di Pantai Boom pagi kemarin (19/9). Puluhan
dokter yang datang dari berbagai daerah di Indonesia itu memuji langkah pelestarian penyu yang dilakukan Banyuwangi Sea Turtle Foundation (BSTF) bersama Jawa Pos Radar Banyuwangi n Baca Pelestarian...Hal 35
Santri Giatkan Bikin Mading TEGALSARI - Potensi santri di bidang tulis menulis, ternyata cukup baik. Itu terlihat dari aktivitas yang dilakukan di sela-sela kegiatan belajar di pondok pesantren Darussalam, Blokagung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi. Salah satu santri, Hamdariyatul Mahbubah, 21, mengatakan para santri yang berminat menekuni tulis menulis, itu cukup banyak. Di pesantrennya, para santri memiliki penerbitan sendiri seperti majalah dinding. “Mading kita bagi antar-asrama,” katanya. Meski sudah memiliki wadah, tapi para santri itu tetap mengalami kendala, baik dari dalam maupun luar. Salah satu kendala yang dihadapi, banyak santri yang langsung pulang setelah menyelesaikan pendidikan di pesantren. “Santri putra biasanya bisa bertahan, kalau santri putri banyak yang pulang,” ujarnya n Baca Santri...Hal 35
BANYUWANGI
RENDRA KURNIA/RABA
PEDULI: Para dokter alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya melepas tukik di Pantai Boom, Banyuwangi, pagi kemarin (19/9)
BANYUWANGI
Hlg STNK P 3145 X an Tukiman, Dsn. Curahsawo RT. 1/1, Ds. Sidodadi, Wngsrjo Hlg STNK P 3257 VH an Hari Sutrisno, Lingit Setendo RT. 4/4, Tk. Kayu, Bwi Hlg STNK P 2996 WD an Lilik Tutiani, MSI, Jl. Mendut Gg.VIII No. 3 RT. 3/1, Tamanbaru Hlg STNK P 2591 ZG an Imam Hariyadi, Perum Griya Giri Mulya 13 RT. 2/6, Klatak
JEMBER
BANYUWANGI
BANYUWANGI
BANYUWANGI
Jl Karimata
Honda Jazz
Avanza
Toyota Fortuner
Jual Cpt 2 Ruko 2,5 lantai, murah @ Rp. 750 Jt Cocok Utk Kos/Usaha Jl. Karimata Jbr Hub: 08123329102
Dijual Honda Jazz RS Th ‘014/’010 Abu-abu Manual Km 7 ribu Hrg 203/162 Jt Nego, Bisa Cash/Kredit atau Tukar Tambah Hb. 082331659126
Dijual Avanza Th ‘010/’011 G Silver Hrg 122/117 Jt Bisa Cash/Kredit atau Tukar Tambah Hb. 082142194111
Dijual Fortuner Th ‘012 G TRD Putih, Manual Nopol Cantik Hrg 325 Jt Nego Bisa Cash/Kredit atau Tukar Tambah Hb. 082331659086
Jl. Kalilo
Dijual Cepat Ruko 2 Lantai Jl. Kalilo No. 4 Banyuwangi, 2 Kamar Tidur, 2 Kamar Mandi, 1 Ruang Tamu, Dapur, Listrik, PDAM, IMB, SHM Hub: 081233278499
Hlg STNK P 5213 YA an Rahmad Hamdani, Jl. Ijen No. 13 RT. 3/4, Singotrunan
Jl. DI Panjaitan
Hlg STNK P 3659 WK an Hery Kiswanto, Dsn. Gunung Remuk RT. 2/4, Ds. Ketapang
Dijual Rumah Tingkat, SHM, L 300 m2 Jl. DI Panjaitan Bwi Hp. 085258834248
Suzuki Ertiga
PEMBERITAHUAN BANYUWANGI Cari Tambahan Modal
Cari Kontrakan
Kami Cari Tmbhn Modal u/ Usaha dg Sistim Bagi Hasil Per Bln 081238304634 Tdk SMS
Kami Cari Kontrakan Ruko/Rmh Yg Bisa Dibayar Bulanan 081336524718 Tdk SMS
Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono Wakil Pemimpin Redaksi/Korlip: Syaifuddin Mahmud Redaktur: Ali Sodiqin, A.F. Ichsan Rasyid Staf Redaksi: Sigit Hariyadi, Niklaas Andries, Ali Nurfatoni, Chien Jullien Anisa, Taufik Ferdiansyah, Fredy Rizki Manunggal Fotografer: Galih Cokro Buwono Editor Bahasa: Minhajul Qowim Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis (Koordinator), Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja J
BANYUWANGI
Pemasaran dan Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha Iklan: Sidrotul Muntaha, Dian Effendi Administrasi Iklan: Fitria Arifiana Event: Benny Siswanto Keuangan: Citra Puji Rahayu Kasir: Widi Ukiyanti, Piutang: Anissa Windyah Sari Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti Perpajakan: Cici Irma Setyani Corporate Lawyer Jawa Pos Group: Dr. Harris Arthur Hedar SH MH Direktur: Samsudin Adlawi
Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.
J Wartawan
Sehubungan dengan makin maraknya aksi penipuan yang memanfaatkan iklan jitu di Koran Radar Banyuwangi kami himbau kepada masyarakat terutama pemasang iklan jitu di Radar Banyuwangi untuk waspada dan berhati-hati. Bila Anda menerima telepon, SMS dengan mengatasnamakan petugas dari Radar Banyuwangi maka segera konfirmasi ke Radar Banyuwangi (0333) 412224. Radar Banyuwangi tidak bertanggungjawab atas semua transaksi yang terjadi selain pemasangan iklan secara resmi di Radar Banyuwangi.
Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Agus Baihaqi Staf Redaksi: Shulhan Hadi, Dedy Jumhardiyanto Pengembangan Usaha: Abdul Aziz Iklan: Thomy Sila Acrhdiansyah, Eko Budiyono Pemasaran: Wahyu Nugroho Administrasi: Titin Wulandari Kantor Genteng: Ruko Madania, Jl Hasyim Asy’ari No 06 Genteng Telp : (0333) 845860
Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Edy Supriyono Staf Redaksi: Nur Hariri, Habibul Adnan Fotografer: Rendra Des Kurnia Lay Out/Grafis: M. Fatah Yasin Pemasaran: Samsuri Administrasi: Dimas Ayu Dewi Fintari Kantor Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982.
Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.
J
Dijual Suzuki Ertiga Th ‘012 GL Manual, Abu-abu Hrga 132 Jt Nego Bisa Cash/Kredit atau Tukar Tambah Hub: 08123453975
Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Website: www.radarbanyuwangi.co.id. Email: radarbwi@gmail.com, beritaraba@gmail.com, artikelradarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300
Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi
PEMERINTAHAN 31 Polsek Blimbingsari Tunggu Kecamatan Definitif RADAR BANYUWANGI
Jawa Pos
Minggu 20 September 2015
FREDY RIZKI/RaBa
WAS-WAS: Seorang pengendara motor berhenti di rel KA tanpa palang pintu di Dusun Krajan, Desa Kedayunan, Kabat.
BANYUWANGI - Jumlah kecamatan di Banyuwangi hampir pasti bakal bertambah seiring disetujuinya Kecamatan Blimbingsari oleh Mendagri sebagai wilayah administratif termuda. Menghadapi munculnya kecamatan baru tersebut, beberapa pihak mulai mempersiapkan sarana pendukung. Pihak kepolisian juga sudah berancangancang membentuk satuan Kepolisian Sektor (Polsek) Blimbingsari. Kabag Sumda Polres Banyuwangi
Kompol Mustaqim mengatakan, bila nanti Kecamatan Blimbingsari terbentuk, maka dengan sendirinya jajarannya akan menyesuaikan. “Ya, kami mengikuti saja. Kalau memang nanti sudah terbentuk Kecamatan Blimbingsari, maka akan ada polsek baru di sana,” ujarnya. Hanya saja, Mustaqim menggarisbawahi, keberadaan polsek itu masih menunggu kecamatan itu benar-benar sudah ada dan berjalan secara administratif. Bila kecamatan sudah berjalan,
Lalu Lintas Ramai, Rel KA Butuh Palang Pintu KABAT - Salah seorang pengendara motor tampak terkejut ketika melewati rel kereta api tanpa palang pintu di Dusun Krajan, Desa Kedayunan, Kecamatan Kabat, Kemarin (19/8). Kereta api Probowangi jurusan Banyuwangi Probolinggo tibatiba melesat mengejutkan tepat di depannya. Jika dibandingkan dengan lintasan rel tak berpintu lain, rel di Desa Kedayunan ini tampak datar dan sejajar dengan jalan. Jarak pandang ke kanan-kiri baru terlihat setelah mendekat ke rel. Sehingga, orang-orang yang melintas dengan kondisi kurang kon-
sentrasi sangat berbahaya. Cipto, 47, salah seorang warga setempat, mengatakan kini jalan tersebut semakin ramai digunakan warga. Apalagi, di barat dusun tersebut terdapat usaha pemecahan batu, dan truk pembawa batu sering melewati rel tersebut. Selain itu, siswa sekolah juga berseliweran di kawasan tersebut. Pria yang berprofesi sebagai petani itu mengharapkan perlintasan tersebut dipasangi palang pintu. Jika dibiarkan, dia takut ada yang tertabrak kereta. “Sudah ada lampunya, tapi kadang kan orang lupa, apalagi kalau sedang melamun,” kata Cipto. (fre/c1/als)
Beli Kaus Bertabur Diskon
ISTIMEWA
ANYAR: Desain baru dan berbagai program menguntungkan untuk pelanggan setiap saat selalu ada.
BANYUWANGI – Osing Deles kembali mencetak desain kaus baru. Ada empat desain anyar. Yaitu bergambar penari gandrung dan Surfing. Owner Osing Deles Dr Zunita AKD mengatakan, desain kaus terbarunya sudah diproduksi dan bisa didapatkan di outlet-nya. Osing Deles, kata dia, memiliki beberapa program promo dan diskon bagi pelanggan. Cukup dengan menukarkan 30 Telkomsel Point, pelanggan akan mendapatkan diskon 10 persen untuk semua produk. Bagi penumpang maskapai
Garuda Indonesia jurusan manapun, cukup menunjukkan Bording Pass Value akan mendapat diskon yang sama, dengan ketentuan 14 hari sebelum atau sesudah terbang. Nah, khusus bagi pemenang lomba selvie Osing Deles, berhak mendapat 2 kaos untuk juara 1 dan 2. Untuk juara 3, mendapat 2 voucher, dan pemenang ke 4 mendapat 1 voucher. Setiap voucher dapat ditukar senilai Rp 20 ribu. “Silakan datang ke outlet kami di jalan KH Agus Salim no 12 (Belakang Universitas 17 Agustus) Banyuwangi,“ pungkas Zunita. (*/als)
maka baru Polsek Blimbingsari bisa didirikan secara otonom. Sebagai kecamatan yang membawahi bandara, Mustaqim menyebut, otomatis otoritas pengawasan dan keamanan akan di bawah kendali polsek yang baru. Sejauh ini bandara masih berada di bawah Polsek Rogojampi sebagai otoritas pemegang wilayah. Nanti penempatan pos dan personel akan dilakukan langsung di bawah kendali kapolsek. Selain kelengkapan fasilitas polsek, Mus-
taqim juga akan melakukan koordinasi dengan Polda Jawa Timur. Itu ditujukan untuk kemungkinan penambahan personel. Sebab, dengan komposisi 24 polsek saat ini, jumlah anggota masih jauh dari cukup. Saat ini Polres Banyuwangi diisi 1.072 personel. Dari jumlah tersebut, 31 personel tahun ini akan pensiun. Selebihnya, sebanyak enam personel, meninggal dunia. Beberapa lagi menderita sakit dan cacat permanen. “Kami masih hitung komposisi anggotanya,” tegasnya. (nic/c1/als)
RADAR BANYUWANGI
BUDAYA
34
Jawa Pos
Minggu 20 September 2015
Ratu Tirta Samudera Oleh Kazuhana El Ratna Mida*
A
KU hampir hafal wejangan yang selalu ibu katakan ketika aku meminta izin akan pergi ke pantai. “Jangan, Sep. Di sana ada penunggunya—Ratu Tirta Samudra. Jangan kamu bermain di pusaran air laut. Nanti kamu dibawa olehnya.” “Apalagi di hari Jumat Wage,” lanjut ibu. Konon katanya, pantai yang terletak di dekat rumahku memang memiliki banyak cerita mitos yang meresahkan warga. Pantai yang disebut dengan Ratu Tirta Samudera, juga dikenal penjaga pantai itu yang katanya juga masih saudara dari Ratu Pantai Selatan. Secara garis keturunan itu seperti ini, Ratu Tirta Samudra itu sangat sakti. Dia masih saudara dengan Dewi Lanjar penjaga laut Utara. Sedang Dewi Lanjar masih punya hubungan kekerabatan dengan Ratu Pantai Selatan. Jadi otomatis Ratu Tirta Samudera masih ada hubungan kekerabatan dengan Ratu Pantai Selatan—atau disebut juga Nyi Roro Kidul. Ratu yang memiliki kekuatan hebat, cantik namun juga berduri menurut sebagian orang. Merekalah para penunggu laut yang cantik jelita, namun penuh dengan misteri yang tak terpecahkan. Setiap hari, ibu menceritakan kisah itu padaku. Lalu tanpa bosan ibu akan memberi nasihat untuk jangan sekalikali bermain di sekitar pantai. Apalagi di hari Jumat Wage yang penuh kontroversi. Ratu Tirta Samudera adalah jelmaan putri cantik jelita yang suka menikahi para lelaki perjaka. Dia memilih para lelaki yang berenang di pantai sesuka hati. Kalau mereka menolak maka hasilnya akan dijadikan budak. Kecuali jika kamu menerima, maka kamu akan dijadikan suaminya lalu mendapat banyak harta. “Asep, Ratu Tirta Samudera, tidak suka orang yang membangkang. Bagi orang yang membangkang bisa jadi langsung dijadikan budak, disuruh bekerja siang malam. Siapapun yang sudah dipilih, maka tidak bisa kembali ke daratan. Jasadnya akan sulit ditemukan, tergantung keinginan sang Ratu untuk memperlihatkan para Tim SAR atau menutup penglihatan mereka,” ucap Ibu. “Kamu tahu, kadang kala jasadnya itu terapung tapi mata orang-orang yang mencari ditutupi cahaya untuk melihat hal itu.” “Percayalah pada ibu, Sep. Ibu ingin melakukan yang terbaik untukmu. Kakakmu sudah dia bawa pergi. Ibu tak ingin kamu juga diambil.” Ibu menggenggam erat tanganku. Beliau langsung mencontohkan kakakku yang sudah meninggal beberapa tahun lalu. “Kakakmu, jasadnya hilang setelah karam di sana, kan? Dia pasti dijadikan budak atau suaminya.” Setiap mengingat kakakku yang telah meninggal, ibu selalu melankolis. Menangis sesenggukan hingga aku jadi korban. Yah, aku jadi terkekang, tak bisa ke mana-mana. “Bukankah kamu melihat ketika kakakmu tenggelam dan berteriak minta tolong?” ibu bertanya lagi. Aku menunduk. Dalam dan semakin dalam. Mencerna setiap kata yang ibu ucapkan. “Karena itu, Sep. Ibu tidak mengizinkan kamu bermain di sana. Kamu ibu kirim ke sekolah ke asrama yang akan
membuatmu aman.” Apakah ibu tidak berlebihan? Entahlah aku sendiri tidak tahu. Semua kegiatanku memang selalu dibatasi sejak kematian kakak. Hidup seperti ini sungguh tidak bebas dan membuatku tertekan. Padahal kata guru agamaku, mati itu urusan Allah. Di mana pun bersembunyi kalau memang sudah takdir itu tidak bisa dilawan. Aku menghela napas, menatap ibu yang masih di depanku. “Lalu aku harus apa, Bu? Ini, kan sedang liburan?” “Kamu belajar di rumah saja. Biar jadi anak pintar. Lalu bisa meneruskan bisnis ibumu ini,” Ibu meninggalkanku untuk menyiapkan makan siang. Aku menghela napas. Susah sekali memili ibu yang sangat protektif. Meski itu demi kebaikanku. Tapi sesekali aku juga ingin bebas. Aku duduk di teras rumah sambil membaca buku. Sesekali melihat teman-teman sesusiaku yang bermain bebas tanpa adanya kekangan. “Sep. Kamu di rumah, tah? Prei?” tanya wahyudi ketika melihatku. “Iya, Yud.” Wahyudi sudah duduk di sampingku. Sebentar kemudian Kasim ikut datang. “Sue rak dolanan bareng,” ucap Wahyudi dan dibenarkan Kasim. “Iya, sejak aku ke kota,” aku juga membetulkan—tepatnya ketika aku masuk asrama SMP di kota. Di asrama paling mahal yang memiliki fasilitas terlengkap. Mana mungkin putra Bos Mebel sekolah di tempat biasa. “Nah, mumpung kamu di rumah, ayo main,” ajak Wahyudi dengan semangat. Aku mengangguk saja. kulihat ibu yang masih asyik memasak. “Bu, aku pergi dolan dengan Wahyudi dan Kasim,” pamitku agak keras. “Iya, tapi jangan mendekati pantai.” Lagi-lagi pesan itu yang diucapkan. Aku jawab saja iya. Yang penting aku boleh bermain. Sedang Wahyudi dan Kasim menatapku maklum. Semua warga sudah tahu tabiat ibuku yang seperti itu. ~*~ Aku mendengus kesal, setiap ingat larangan ibu bermain ke pantai. Siapa sih yang tak ingin bermain bebas seperti teman-temannya? Ke mana pun yang disuka. Hingga pilihan terakhir, aku harus selalu pergi diam-diam seperti ini jika ingin ke pantai.
SAJAK-SAJAK CITRA D. VRESTI TRISNA
pada ning bunyi untuk sekelumit ingatan aku pusatkan pendengaranku pada ning bunyi. yang lebih sunyi dari sunyi bisik-bisik paling menggigit di batin saat itu aku diam menemukan wajahku menangis sendirian
jam malam, waktu parang ketuk pintu lelaki adalah suara ke tembus ke jantung nyanyi bisu lelaki di jam-jam malam, ngungun seperti panggilan kekasih; panggilan kota yang ingin dilupakan segera ingat: malam setua bincang-bincang gumam lagu api dan metafora memahat batu-batu membentuk jalan air berkelok seperti ular di meja belajar melingkari potret berdebu seakan-akan ingin berkata : aku ingin berperang sekali lagi rasakan panggilan cinta! bila di luar hanya kasak-kusuk suara batuk berdahak, diantara sihir pukul 00.00 membius sejenak saat itu kau ingat parang saat itu kau ingat ibu
perjalanan timur -timur budi raja bunyi dengkur hanya jam weker pengingat pakaian terkemas dalam ransel adalah rumah lain di negeri asing. tempat menenun keyakinan : meringkas kenangan dalam puisi membuat kami jadi sepasang masokis pembenci rockfeller dan cocacola matamu masih putih serupa puisi-puisi lama, kenangan sakit diperasi limau lalu dihadirkan kembali kenangan yang tak selesai menjadi ikat titanium made in cina membuat puisi kian liris dan obrolan kian malam timur! tak ada gerimis di timur hanya hujan asam dari desa menginspirasimu mengarang lagu. “aku mendengar pangkur, dik,” katamu. (mungkin) kita perlu berhenti bertanya kabar dan melupakan perjalanan : tak ada yang lebih puisi dari tersesat diantara nomor telepon dan lalulalang
orang yang bersembahyang di warung kopi dan losmen tempat cinta dititipkan, saat itu, aku temukan kau mengeram lalu bertanya: “apa kebijaksanaan hanya ada di lagu-lagu dan puisi buah dan sayur?” “ya, tempat pemurung menitipkan hidup,” jawabku
di warung: aku menjadi dirimu aku menyaru kursi bambu. setia menopangmu merekam letusan bisul: sejarah kelelahan bangsa-bangsa melenyapkan kau dan para tamu dengan katakata, tempe goreng dan asal usul perselingkuhan sepanjang perang dunia kau tak menyadari alasanku menyimpan diri di meja-meja warung yang penuh keringat teh. memotivasi dan mengingatkanmu seperti persaingan pepsi-cocacola dan konsumerisme abad 21 menghidupkan jelaga pabrik-pabrik dan kisah kematian baut kecil puji tuhan atas kursi panjang, harga diri dan wajah kita seperti senampan pisang goreng hangat yang dijamah tanpa dibeli teruslah bercerita tentang pertamina dan shell, sampai mati. sebab aku adalah korek yang menggantung dengan seutas tali menunggu mulutmu kecut dan memberkahi mitos nikotin saat itu, kubakar tubuhmu dengan cerita kemiskinan dalam diskotik ketika kau sadar bila aku menyamar sebagai aku, kau lupa aku telah menghitam dalam kopi. menjadi asap dan mengudara menyatu dengan deret gigi kuning dan menandai jaman dengan candu kawung. tapi, kau tak mengerti bila aku adalah dirimu
spilar, suatu ketika di sendang drajat air menetes menjadi sendang menderas: ke bawah pada sungai mana jasad kita kungkum? beratus-ratus tengah malam gigil sendang ke pori-pori yang menggumpal menjadi dahaga, menjadi percaya malam ini kita berteduh di punden jauh. kemudian sepi nalar *) Bergiat di Sekolah Menulis Bangkalan.
“Ayo, malah melamun.” Wahyudi menepuk pundakku. Aku pun mengkuti langkah mereka menuju pantai, tempat larangan yang aku datangi. “Tenang, aku akan merahasiakan keikutsertaanmu.” wahyudi mengacungkan jempol. “Terima kasih, Yud.” Setelah sampai, kami langsung menanggalkan pakaian dan mulai berenang saling adu kehebatan. Aku melupakan pesan ibu. Aku sangat menikmati kejadian hari itu. Wahyudi terus berenang ke arah kawasan yang sering diberitakan sebagai pusaran air laut. Tempat bertemunya dua arus yang berlawanan dan memiliki kedalaman yang lebih dari lokasi lain. Wa l au p u n jarak dengan bibir pantai hanya berkisar 20-30 meter. Tapi, di sana memang banyak tersiar kabar tentang tempat yang memakan banyak korban tenggelam dan hilang. “Lihatlah Sep. Aku tidak apa-apa. Ibumu mungkin hanya membohongi agar kau takut ke sini.” Dia menatap Kasim dan aku bergantian. Dia menunjukkan bahwa dia baik-baik saja ketika sampai di sana. Aku mendekati di mana Wahyudi berada dan membenarkan ucapannya. Nyatanya dia selamat ketika bermain di tengah laut yang deras itu. Tempat biasanya pusaran itu terjadi. “Besok, kan hari Jumat Wage. Ayo kita tunjukkan pada ibumu, Sep.” Ucapannya kusambut anggukan setuju pun dengan Kasim. Ibu harus tahu tentang ini, semua hanya kekhawatiran yang berlebih, pikirku dalam hati. Hilangnya Kakakku mungkin hanya kecelakaan biasa. Mungkin gosip yang beredar, itu salah. Kami sudah membuktikan, pikirku sendiri. Sampai sore kami bermain di pantai. Setelah puas berenang kami pun segera pulang ke rumah masing-masing. Sesampainya di rumah. Aku langsung mendapat teguran karena pulang menjelang senja. “Ya Allah, Sep. Jam segini baru pulang. Kamu dari mana saja?” ibu menginterogasiku. “Aku bermain dengan Wahyudi, Bu,” jawabku apa adanya. “Tapi kenapa sampai petang seperti ini? Tahukah kau waktu senja banyak setan yang berkeliaran. Kamu bisa diculik mereka,” ibu berucap lagi. “Pamali, tahu.” “Iya, maaf, Bu. Besok aku akan pulang lebih cepat.” Ibu lalu menyuruhku mandi dengan segera lalu salat dan
makan bersama. “Kamu tadi tidak ke pantai, kan?” tanya ibu tiba-tiba. Aku hanya menunduk. Kemarahan ibu langsung memuncak ketika tahu, bahwa aku berbohong. “Bukankah sudah ibu bilang jangan ke pantai!” bentak ibuku. “Tapi, Bu ...,” aku ingin protes. “Asep ingin seperti temanteman yang lain juga.” Akhirnya kalimat itu keluar juga. “Tidak bisa. Kamu anak ibu. Jadi menurutlah pada ibu. Jangan mengikuti orang-orang yang tak tahu apa-apa tentang kejahatan Ratu Tirta Samudera.” “Memangnya kamu mau dijadikan tumbal seperti orangorang?” Ibu menatapku. “Mulai sekarang, ibu akan lebih ketat mengawasimu.” “Ibu!” aku berteriak memanggil ibunya yang kini sudah sukses mengunci di kamarku sendiri. Aku teringat dengan kakak. Padahal aku sudah kelas dua SMP, tapi ibu tetap saja sama, Kak. Beliau melarangku ke pantai sejak kejadian itu. Sudah berkali-kali aku meminta pengertian aku tetap tak diizinkan. Bahkan ketika aku diam-diam pergi aku pun dapat hukuman. Kenapa ibu takut sekali dengan Ratu Tirta Samudera? Pikirku sendiri berkutat dengan hati. Aku menghela napas. Bahkan untuk menjauhkanku dari pantai, ibu sampai rela aku sekolah dengan diasramakan jauh dari desa. ~*~ Hingga pagi hari aku tidak juga diizinkan ibu pergi. Aku dikurung. “Ibu, izinkan aku ke luar,” pintaku ketika mendapat kiriman sarapan dari ibu. “Tidak!” ucap ibuku tegas. “Mulai sekarang, kau harus di sini ketika di rumah. Kalau ibu biarkan kamu ke luar, kamu pasti akan ke pantai lagi.” “Bukanhah sudah ibu bilang di sana berbahaya. Ibu tidak mau ambil resiko untuk kedua kalinya.” Ibuku benar-benar keterlaluan. Padahal, aku harus pergi dan membuktikan pada ibu kalau semua ketakutan beliau itu hanyalah hal konyol. “Sekarang, Wahyudi dan Kasim pasti sudah menunggu.” Aku berjalan mondar-mandir di kamar. Lalu aku pun memutuskan untuk pergi diam-diam lagi. Dengan hati-hati, aku keluar lewat jendela. Lalu aku berlari menuju tempat pertemuan dengan Wahyudi dan Kasim. “Hai! Kupikir kau tak berani datang.” Wahyudi tersenyum ketika melihatku sampai di tempat janjian. “Aku dikurung ibu agar tak ke pantai lagi,” jelasku masih dengan napas terengah-engah. Kini, kami pun segera pergi ke pantai dan kembali berenang seperti biasa. Aku sudah sangat yakin bisa membuktikan pada ibu, kalau Ratu Tirta Samudera itu tidak ada. Setelah ini aku akan pulang dengan selamat. Kecurigaan ibu akan hilang. Tak sabar rasanya aku untuk menunjukkan semua kebenaran. Namun di saat aku asyik berenang. Tiba-tiba gulungan gelombang buatku kaget. Aku terseret arus yang sangat kuat. Aku meronta meminta tolong, tapi tak ada yang mendengar. Tubuhku terasa ringan dan aku melihat wanita cantik yang menyambut kedatanganku dengan senyum lebar. *) Beberapa karyanya sudah dibukukan dalam antologi bersama, antara lain Ramadhan in Love, Luka-Luka Bangsa, Lot & Purple Hole. Tinggal di Jepara.
RADAR BANYUWANGI
Jawa Pos
Minggu 20 September 2015
BERITA UTAMA
35
Pemburu Kerja Daerah Sekitar Berdatangan n TETAP... Sambungan dari Hal 29
Dari situ perusahaan akan tahu mereka yang datang hanya coba-coba saja ataukah memang belum bekerja,” katanya. Joko menjelaskan, kartu kuning (AK 1) merupakan bukti bahwa seseorang sedang tidak memiliki pekerjaan. Untuk mendapatkan kartu kuning, Dinsosnakertrans sengaja membuka stan khusus di dekat gerbang masuk GOR Tawang Alun. Stan Dinsosnakertrans itu dibuka untuk melayani pengajuan kartu kuning. “Pengajuan kartu kuning ini gratis. Syaratnya memberikan foto 3x4 dua lembar, fotokopi
ijazah SD hingga pendidikan terakhir, dan tentu saja fotokopi KTP (kartu tanda penduduk),” jelasnya. Dengan penerapan kartu kuning itu, kata Joko, Dinsosnakertrans akan lebih mudah mendeteksi jumlah pengangguran di Banyuwangi. Kartu kuning itu juga bisa mendeteksi sejumlah pencari kerja yang berasal dari luar daerah. Dikatakan, bursa kerja Banyuwangi 2015 tidak hanya menarik para pencari kerja asal Banyuwangi. Ajang job market fair itu juga menarik minat para pencari kerja dari daerah sekitar, seperti Bali, Situbondo, dan Jember. “Banyak yang dang dari
luar daerah. Tidak masalah asalkan mereka memiliki kartu kuning dari asal daerah masingmasing,” ujarnya. Joko meminta para pekerja memanfaatkan ajang bursa kerja yang diikuti 58 perusahaan itu. Pencari kerja bisa memasukkan aplikasi lamaran kerja sebanyakbanyaknya di perusahaan yang berbeda-beda. Jika beruntung, ada juga yang bisa langsung menjalani tes wawancara. Sementara itu, pelaksanaan bursa kerja tersebut akan memasuki hari terakhir hari ini. Para pencari kerja yang belum memasukkan lamaran kemarin masih bisa berburu job yang diinginkan hari ini. Masih
ada 58 perusahaan/instansi yang menawarkan ribuan lowongan pekerjaan. Rinciannya, 872 lowongan dari perusahaan, 1.100 lowongan kapal pesiar, dan 2.100 lowongan dari sepuluh perusahaan pengerah tenaga kerja Indonesia swasta (PPTKIS). Ada juga 5.000 lowongan dari lembaga pelatihan kerja keterampilan (LPK) Korea dan Jepang. (cin/c1/bay) LAYANAN PUBLIK: Sejumlah petugas melayani pengajuan kartu kuning secara gratis untuk pencari kerja di dekat gerbang masuk arena Job Market Fair GOR Tawang Alun Banyuwangi kemarin. RENDRA KURNIA/RABA
Koper Harus Terikat Sempurna n GATOK... Sambungan dari Hal 29
Sekadar tahu, Gatok Santoso dilarikan ke Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Makkah karena penyakit jantungnya mendadak kambuh pada hari Kamis (18/9). Gatok memang memiliki riwayat penyakit jantung. Sejak berada di Indonesia, Gatok sudah rutin meminum obat jantung. Karena kelelahan saat menjalani aktivitas haji di Makkah, tiba-tiba jantungnya berdebar-debar dan sesak napas.
Sementara itu, karena waktu Armina sudah dekat, petugas kesehatan mengimbau seluruh jamaah memanfaatkan waktu yang tersisa untuk beristirahat. Apabila ada gangguan kesehatan sedikit saja, para jamaah diimbau segera melapor kepada tim medis di Makkah. Tidak hanya itu, jamaah juga diwajibkan meminum air putih dan makan yang cukup menjelang kegiatan Armina. Jamaah juga diimbau tidak terlalu memaksakan diri pergi ke Masjidilharam jika hanya untuk mela-
kukan ibadah sunah. Sebab, ibadah sunah bisa dilakukan di sekitar maktab. ”Mulai hari ini (kemarin, Red) seluruh tim kesehatan melakukan visitasi besarbesaran di setiap kamar jamaah untuk memastikan kondisi kesehatan jamaah,” jelas Nizam. Lebih lanjut, JCH Banyuwangi lain masih melakukan aktivitas rutin zikir dan istighotsah di sekitar maktab. Tidak sedikit jamaah Banyuwangi yang pergi ke pusat perbelanjaan di Makkah untuk membeli oleh-oleh. Juhdy, salah satu petugas
haji, mengatakan meski batas waktu pengepakan dan timbang barang bawaan jamaah haji masih tanggal 30 September mendatang, tapi para jamaah harus segera melakukan pengepakan terlebih dahulu. Pengepakan koper lebih awal itu dilakukan agar saat waktu timbang barang nanti jamaah tidak tergopoh-gopoh. ”Ini sangat penting biar semua berjalan lancar. Kami instruksikan hari Senin isi koper jamaah sudah harus dalam kondisi terikat sempurna,” jelas Juhdy. (tfs/c1/bay)
Prioritaskan TPS di Lokasi Terpencil n 215... Sambungan dari Hal 29
pilkada tersebut juga dilengkapi dana pengamanan yang sudah disiapkan pemerintah daerah. Seperti termaktub dalam APBD 2015, anggaran pilkada senilai Rp 54,7 miliar. Dana tersebut berbentuk dana hibah untuk membiayai keperluan pilbub mendatang. Rinciannya KPU mendapat suplai Rp 40 miliar, Panwaslu Rp 9,7 miliar, sisanya
sebesar Rp 4,080 miliar untuk dana pengamanan. Dikonfirmasi terkait dana pengamanan yang disediakan tersebut, Kabag Ops Polres Banyuwangi Kompol Sujarwo membenarkan nilai anggaran keamanan pilbup itu. Sesuai pengajuan dan revisi yang telah dilakukan, dana pengamanan pilbub mendatang sebesar Rp 4,080 miliar. “Itu dananya sudah sebesar itu,” katanya. Menurut Sujarwo, dana yang ditetapkan itu sudah sesuai re-
visi yang telah dilakukan aparat keamanan. Dana itu sudah disesuaikan tahap dan pelaksanaan pilbup. Total anggaran sebesar itu dirasa sudah cukup untuk membiayai pengamanan pilbup. Polres Banyuwangi berencana menurunkan 450 personel untuk pengaman pemilihan bupati (pilbup) mendatang. Sebanyak 215 personel ditugaskan mengamankan masa tenang, pemungutan dan penghitungan suara diamankan
850 personel, penetapan hasil penghitungan suara 450 personel, dan pelantikan 500 personel. Beberapa tempat pemungutan suara (TPS) se-Banyuwangi juga mendapat perhatian. Pihaknya akan memprioritaskan pengamanan di TPSTPS terpencil, misalnya di wilayah Kecamatan Kalibaru, Pesanggaran, dan Wongsorejo. Sebab, TPS yang berlokasi di tempat terpencil berpotensi kurang terpantau saksi paslon. (nic/c1/bay)
Dahulu Kedelai Sengaja Diinjak-injak n KERJA... Sambungan dari Hal 32
Kebersihan ruang penyimpanan tempe juga tidak luput dari perhatian Sutihat dan suaminya. Pasalnya ruang
tersebut terhubung langsung dengan halaman luar di mana debu dengan mudah mencapai ruang penyimpanan tempe. Saat distribusi, perlindungan pada tempe godhong juga lebih ekstra untuk meng-
hindari debu raung yang berseliweran. Kebersihan, menurut Sutihat merupakan prioritas dalam proses pembuatan tempe. Ia tidak menampik tempo dulu saat masih menggu-
nakan cara tradisional, ia mengupas kedelai dengan cara diinjak-injak. Namun sekarang, cara tersebut ditinggalkannya setelah mengetahui ada mesin pengupas kulit kedelai otomatis. (cin/c1/als)
Gugah Warga Menjaga Kelestarian Satwa n PELESTARIAN... Sambungan dari Hal 30
Pelepasan tukik oleh para dokter itu merupakan bentuk kesadaran bahwa kelestarian penyu sangat penting, terutama di Pantai Boom, Banyuwangi. Tidak hanya melepas tukik, para dokter gowes alumnus Fakultas Kedokteran UB juga melakukan santunan kepada anak yatim di sekitar Pantai Boom. Mereka juga membagikan bantuan sembako gratis kepada para tukang becak dan pesapon di Banyuwangi. Selain dihadiri puluhan dokter yang bertugas di seluruh
daerah di Indonesia, para perwakilan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Banyuwangi juga hadir dalam acara pagi itu. Secara khusus, Ketua IDI Banyuwangi, dr Nurani, juga ikut dalam rangkaian gowes bareng dan pelepasan anak penyu kemarin. Salah satu panitia acara, dr Soegeng Heri Priyanto, mengatakan para dokter tersebut sebenarnya sudah datang di Banyuwangi sejak 18 September 2015. Sebelumnya, mereka mengunjungi berbagai tempat wisata, seperti Pulau Merah, Desa Adat Kemiren, Sentra Batik di Cluring, dan lain sebagainya. ”Tidak hanya sekadar
kumpul-kumpul, kegiatan itu kami lakukan di Banyuwangi karena tempat wisata dan budaya di Banyuwangi sangat bagus dan layak diperhitungkan,” jelas dokter yang bertugas di RS Al-Huda Genteng tersebut. Mengenai pelepasan tukik di Pantai Boom juga sengaja dilakukan. Sebab, para dokter dari berbagai daerah di Indonesia itu juga penasaran dengan adanya penyu yang mendarat di Pantai Boom. Selain itu, kegiatan lepas tukik ke laut bebas itu juga untuk kegiatan pelestarian lingkungan. ”Sebenarnya kita akan melakukan penghijauan. Tapi karena di Bany-
Sambungan dari Hal 29
Tak ketinggalan alat musik tradisional juga dipelajari sendiri. Ketika dia tidak bisa, baru dia mencari orang yang mahir memainkan alat musik. “Karena saat itu ekonomi keluarga tidak baik, saya belajar musik ke sana ke mari. Saya dengar ada orang pintar musik, saya langsung minta diajari. Mencari yang gratis,” cerita Hadi. Setelah menguasai alat musik sekitar tahun 2002, Hadi mulai menciptakan lagu-lagu dangdut. Jiwanya sebagai orang Oseng, membuat Hadi mengkreasi lagu dangdut dicampur dengan kendang kempul. Ciri khas kendang keplak di lagu-lagu banyuwangian tak lupa disematkan di tengah lagu. Sampai akhirnya terciptalah lagu-lagu, seperti Alume Kembang, Asih Suci, dan Oyang, yang dinyanyikan beberapa penyanyi populer Bany-
uwangi kala itu. Penyanyi populer Banyuwangi yang pernah menyanyikan lagunya Hadi, di antaranya Niken Arisandi, Rozi Abdillah, dan Dian Ratih. Tak jarang, Hadi ikut manggung menyanyikan lagu-lagunya. Dia memiliki nama panggung yang berasal dari pelesetan Rhoma Irama, yaitu Romy Purnama. Jika ditotal, pria yang sampai saat ini masih berstatus bujangan tersebut mengaku sudah menciptakan sekitar 30 lagu. Semua lagu itu menurutnya bergenre dangdut sama seperti genre musik grup kegemarannya, yaitu Soneta. Dia semakin bersemangat berkarya setelah memperoleh support dari H. Ridwan, pemain organ Soneta Group, yang ditemuinya di salah satu hotel di Banyuwangi. Akan tetapi, ternyata langkah Hadi pernah tersendat. Saat itu mantan ketua Dewan Kesenian Blambangan, alm Hasan
Ali, memanggilnya. Musik banyuwangian yang bergenre dangdut dianggap asing dan dikhawatirkan akan merusak ciri khas budaya Banyuwangi. Namun, Hadi tak gentar. Dia menjelaskan bahwa musik dangdut adalah genre yang baik untuk mempromosikan bahasa Oseng. Hadi ingin musik Banyuwangi tidak hanya menjadi musik indah di dalam kandang. Selain itu, Hadi juga mengatakan bahwa maksud dia membuat lagu Oseng bergenre dangdut adalah urusan perut. “Waktu saya bilang alasan perut, beliau langsung paham. Setelah itu, beliau berpesan, yo weh seng paran-paran, tapi ngangguwo boso Oseng kang bener,” kenang Hadi. Setelah itu, barulah Hadi kembali beraksi dengan menciptakan lagu-lagu baru. Dia mengatakan, sebagian besar lagunya berasal dari pengalaman pribadi dan pengalaman di
n SANTRI... Sambungan dari Hal 30
Salah satu pengurus pondok pesantren Darussalam, Endik El Mudofar, mengapresiasi kegiatan penulisan yang dilakukan
para santri. Diakui, jejaring yang dimiliki santri di bidang penulisan memang belum maksimal. “ Mereka harus lebih banyak berteman dan menjalin kerja sama dengan komunitas serupa di luar,” katanya.
Endik berharap, pemerintah daerah bisa melibatkan kalangan santri dalam berbagai kegiatan. “Kita memang jarang tersentuh, harapannya pemerintah atau komunitas sering melibatkan kita,” ucapnya. (sli/c1/abi)
Pelanggan Tetap dari Bali n GURIHNYA... Sambungan dari Hal 32
Misalnya saja, setelah proses pengupasan dan perendaman, kedelai dikukus agar memiliki ketahanan lebih panjang. “Kalau dikukus daya simpan tempe godhong bisa sampai
tiga hingga empat hari,” katanya. Itu terbukti saat seorang familinya yang kembali ke Kalimantan membawa tempe godhong dari Gintangan. Ia bisa menyimpan tempe hingga tiga hari. Di Gintangan sendiri, menurut Suhairi, kurang lebih ada 15 perajin tempe godhong yang
menjalankan usahanya dari turun-temurun. Tempe godhong itu sebagian besar dikonsumsi oleh masyarakat sekitar Gintangan sendiri. “Banyak juga yang memiliki pasar di kecamatan lain, bahkan langganan tetap di Bali,” katanya. (cin/c1/als)
Tidak Pernah Menaikkan Harga Jual n PROSES... Sambungan dari Hal 32
Setelah itu, kedelai dikupas menggunakan mesin giling. “Karena pengupasan sudah pakai mesin ya cepat. Tidak sampai setengah jam,” ungkap Sutihat. Kulit kedelai tidak dibuang begitu saja, namun dimanfaatkan untuk pakan ternak seperti kambing atau domba. Kedelai yang telah dikupas kemudian dibilas untuk direndam. Perendaman itu kata Suhairi berfungsi sebagai proses pelepasan lendir yang berpotensi menimbulkan kolesterol. “ Setelah itu ditiriskan sampai benar-benar kering kemudian dikukus,” jelas Suhairi. Pengukusan ini dilakukan agar tempe memiliki daya simpan yang lama. Usai dikukus, kedelai didinginkan
untuk kemudian dibumbui ragi tempe. setelah melewati proses itu, barulah kedelai dibungkus menggunakan daun pisang. Kedelai akan membentuk tempe dalam tempo tiga hari. Sementara itu, di tengah mahalnya komoditas impor, perajin tempe godhong gintangan tetap mempertahankan harga tempe di pasaran. Padahal, ongkos produksi tempe godhong terbilang lebih tinggi dibandingkan dengan tempe biasa. Itu terhitung dari harga kedelai impor yang meningkat dari Rp 7.000 menjadi Rp 7.500 per kilogram. Suhairi mengatakan perajin tempe memang lebih cocok menggunakan kedelai impor karena kualitas kebersihannya lebih terjaga. Selain harga kedelai, mahalnya ongkos produksi juga terhitung
dari lembaran daun pisang yang digunakan. Satu lembar daun pisang dibeli dengan harga Rp 1.000 rupiah. Bandingkan saja dengan pembuatan tempe biasa yang hanya membutuhkan Rp 2000 untuk satu bendel plastik yang berisi 100 biji. Sekali produksi, Suhairi bisa menghabiskan 15 kilogram kedelai dan membutuhkan puluhan lembar daun pisang. “15 kilogram kedelai bisa menghasilkan 700 potong tempe. Untuk 700 tempe itu kita membutuhkan daun pisang kurang lebih 50 lembar,” ujar istri Suhairi, Sutihat, 58, yang saat dikunjungi sedang membungkus kedelai menggunakan daun. Perempuan berjilbab itu mengatakan perajin tempe godhong tidak pernah menaikkan harga jual karena merusak kepercayaan konsumen. (cin/c1/als)
uwangi sudah ijo royo-royo, jadi kami lakukan lepas tukik di Pantai Boom,” jelasnya. Harapannya, dengan banyaknya penyu yang mendarat di Pantai Boom, bukan hanya BSTF dan Jawa Pos Radar Banyuwangi yang melakukan penyelamatan. Perlu kesadaran semua masyarakat untuk menjaga dan menyelamatkan hewan yang hampir punah itu. ”Sangat luar biasa kami kira penyu bisa mendarat di Pantai Boom. Padahal, pantai ini kan ramai orang. Tukik ini bisa dijadikan wisata tambahan di Pantai Boom selain wisata pantai,” pungkas dr. Soegeng. (tfs/c1/bay)
Berharap Lagu Oseng kian Banyak Dinyanyikan Orang n SUDAH...
Jejaring Penulisan Belum Maksimal
sekitarnya. Seperti lagu berjudul Angel Ditambani yang merupakan pengalaman pribadi ketika dirinya gagal menikah. “Kebanyakan pengalaman saya pribadi. Tapi tetap saja inspirasinya juga dari lagunya Bang Haji,” kata Hadi sambil memperlihatkan koleksi kaset Rhoma Irama miliknya. Saat ini Hadi mengaku masih tetap ingin mengembangkan musik dangdut Oseng. Dia berharap lagu Oseng nanti bisa dinyanyikan lebih banyak orang, bukan dengan versi Indonesia tapi dengan versi Oseng asli. Hadi juga berkeinginan menciptakan lagu kebangsaan untuk Indonesia tercinta, yang tentu saja awalnya dengan versi bahasa Oseng. “Saya memang belum dapat penghargaan apa pun, tapi saya tetap ingin bisa berkarya lebih luas, bisa membawa lagu Banyuwangi ke mana-mana,” ungkap pria yang suka memainkan gitar itu. (c1/bay)
TAUFIK FERDIANSYAH/RABA
DISKUSI: Budayawan dan akademisi berkumpul di Sanggar Tari Sayu Sarinah, Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, kemarin (19/9).
Ingin Perbanyak Guru Bahasa Oseng GLAGAH - Para budayawan, akademisi, dan perwakilan 13 komunitas adat masyarakat Oseng berkumpul di Sanggar Tari Sayu Sarinah, Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, kemarin (19/9). Mereka berkumpul untuk menggali lebih dalam potensi-potensi yang dimiliki setiap masyarakat adat di Banyuwangi. Tidak hanya kalangan budayawan dan akademisi yang hadir, beberapa anggota DPRD Banyuwangi juga tampak hadir dalam acara kemarin. Selain itu, perwakilan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) juga hadir dalam seminar legislasi masyarakat adat Oseng Banyuwangi itu. Wakil Ketua Dewan Kesenian Blambangan (DKB), Hasan Basri, mengatakan pokok pembahasan dalam seminar dan
diskusi kemarin selain menggali lebih dalam lagi potensipotensi adat di Banyuwangi, juga untuk mengetahui persoalan apa saja yang muncul pada komunitas adat Oseng di Banyuwangi. ”Tidak hanya seminar, ini juga diskusi bersama,” kata Hasan. Hasan Basri menambahkan, para budayawan juga banyak berharap agar seluruh kegiatan adat Oseng nanti tercantum dalam sebuah peraturan daerah (perda). Dengan masuk perda, sebuah kegiatan adat tersebut tidak akan ditinggalkan begitu saja. ”Kami kira perda tentang perlindungan adat sangat penting. DPRD saat ini sedang menyusunnya. Perda itu bisa dijadikan prodak hukum atau norma bagi masyarakat Oseng,” tambahnya. Selain kegiatan adat Oseng di
Banyuwangi, perlu juga perda yang memperbarui bahasa Oseng. Sebab, perda yang lama dirasa masih belum mampu berbuat banyak terhadap kelestarian bahasa Oseng. Harapannya, dengan hadirnya perda baru tersebut, bahasa Oseng akan lebih lestari lagi. ”Sampai saat ini masih belum ada guru khusus yang mengajar bahasa Oseng di sekolah-sekolah. Harapannya, pada perda yang baru nanti ada sebuah nomenklatur yang menerangkan bahwa guru bahasa Oseng di setiap sekolah wajib ada,” terang Hasan. Sementara itu, para budayawan dan akademisi tidak hanya melangsungkan seminar di Desa Olehsari. Hari ini mereka akan menggelar seminar budaya masyarakat Oseng di Rumah Budaya Osing (RBO) di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah. (tfs/c1/bay)
36
Jawa Pos
Minggu 20 September 2015
Pembungkusan Kedelai Digiling
Ditiriskan Perebusan
Gurihnya
KERJA EKSTRA SAAT RAUNG ERUPSI
S
aat Gunung Raung mengalami erupsi dan menebarkan abu ke wilayah Banyuwangi, sejumlah sektor terganggu. Dan, siapa sangka, perajin tempe godhong gintangan juga terkena dampaknya. Padahal, secara geografis, letak wilayahnya tidak dekat dengan gunung tertinggi di wilayah Jawa Timur itu. Bagaimana tidak, perajin tempe yang sangat ketergantungan dengan daun pisang harus bekerja ekstra saat debu raung hinggap di permukaan dedaunan pisang. Sutihat mengatakan dirinya tidak mau mainmain perkara kebersihan daun. Untuk itu, tidak cukup sekali ia membersihkan debu dari lembaran daun. Tapi dilapnya berkali hingga tiga tahap. “Tahu sendiri kan seperti apa debalnya tebu? Kalau tidak benar-benar dibersihkan bisa menempel ke tempe. Kan bahaya juga,” katanya n
Tempe Godhong
M
ungkin tidak banyak yang tahu jika Desa Gintangan juga merupakan sentra tempe godhong. Tempe ini sama dengan tempe yang berbahan kedelai lainnya. Perbedaan mendasar bisa terlihat dari tampilannya. Sesuai namanya, tempe godhong dibungkus menggunakan daun pisang. Ukurannya juga tidak seperti tempe pada lazimnya, namun lebih kecil. Serupa ukuran cokelat batangan yang dijual di minimarket. Tempe ini memiliki aroma yang khas dan rasa yang lebih gurih. Salah satu perajin tempe, Suhairi, 68 di Dusun Kedung Baru mengatakan, perajin tempe gintangan percaya jika pembungkusan tempe menggunakan daun pisang menyebabkan aroma lebih khas dan menjaga rasa lebih gurih. Dikonsumsi mentahmentah pun, kegurihan tempe godhong masih bisa dinikmati. Proses produksinya tidak jauh berbeda dengan tempe modern. Mulai dari pencucian, perebusan, pengupasan, hingga peragian, kurang lebih tidak berbeda dengan proses pembuatan tempe pada umumnya. Beberapa proses memang ditambahkan agar kualitas tempe tetap terjaga n
Baca Kerja...Hal 35
Gintangan Pemberian Ragi
Baca Gurihnya...Hal 35
Siap Disantap
PROSES PRODUKSI RIBET, BIAYA LEBIH MAHAL
P
roses pembuatan tempe godhong sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pembuatan tempe pada umumnya. Hanya tempe godhong membutuhkan daun pisang lebih banyak. Tingkat kesulitan pembuatan tempe khas Gintangan ini sebenarnya ada pada saat mengurusi daun. Daun pisang yang sudah dibeli harus dibersihkan dulu dengan cara dilap. Setelah itu, daun pisang digunting sesuai ukuran yang dibu-
tuhkan. Jumlahnya juga sebanyak tempe yang akan dibentuk. “Ngurusi daun pisang ini bisa berjam-jam sendiri. Harus dipilah, mana yang sekiranya layak,” ujar Sutihat. Sementara itu proses lainnya terbilang mudah dan cepat. Awalnya kedelai di rebus hingga matang. Perebusan kedelai seberat 15 kilogram normalnya menghabiskan waktu 15 menit menggunakan kayu bakar n
Pematangan
Baca Proses...Hal 35 FOTO-FOTO: CHIN JULLIEN/RaBa
Tahun 2017, Dermaga Kapal Pesiar Beroperasi Boom Marina Banyuwangi Jadi Bagian Jaringan Marina Dunia
PENGEMBANGAN kawasan Boom Marina Banyuwangi resmi ditabuh oleh anak perusahaan PT Pelabuhan Indonesia III (Persero), yakni PT Pelindo Properti Indonesia (PPI). Pengembangan marina di Pantai Boom Banyuwangi tersebut akan terintegrasi dengan Pelabuhan Benoa di Bali dan Labuhan Bajo di NTT. Ke depannya akan dihubungkan ke lokasi lain yang potensial, seperti Karimunjawa, Lombok, dan Tenau Kupang. Pengembangan infrastruktur wisata bahari yang terintegrasi akan mengoptimalkan potensi rute pelayaran di Indonesia. Tidak hanya profit bagi pengelola namun juga memantik pengembangan kawasan dan kreativitas warga, sehingga memiliki economic value untuk peningkatan perekonomian masyarakat sekitar. Kelak, kawasan Pantai Boom Marina Banyuwangi yang dibangun di area seluas 44,2 hektar ini akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti zona marina, zona residensial, dan zona rekreasi. Berdasarkan masterplan yang direncanakan oleh arsitek Ahmad Djuhara, Boom Marina Banyuwangi diharapkan menjadi
bagian dari jaringan marina dunia sekaligus untuk mempromosikan wisata bahari Indonesia di dunia Internasional. Boom Marina Banyuwangi direncanakan dapat beroperasi para pertengahan tahun 2017 dan menjadi tuan rumah event Fremantle to Indonesia Yacht Race dan Rally agenda Marina Internasional dan eventevent yacht lainnya. Oleh sebab itu, PPI sangat yakin jika pembangunan Boom Marina Banyuwangi akan meningkatkan kunjungan di Banyuwangi. Mengingat kapal pesiar dilingkungan kerja Pelindo III menunjukkan tren positif, berdasarkan catatan, sepanjang semester 1 tahun 2015 tercatat kunjungan penumpang kapal pesiar yang singgah melalui pelabuhan diwilayah kerja Pelindo III terealisir sebanyak 67.015 turis mancanegara atau meningkat 19 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat 56.272 turis. Sedangkan realisasi jumlah kapal pesiar tahun 2014 sendiri tercatat sebanyak 126 unit dengan berat kapal mencapai 4.725.008 Gross Tonnage (GT) dan membawa penumpang sebanyak 84.827 orang. (*)