Radar Banyuwangi | 23 Agustus 2015

Page 1

23 AGUSTUS TAHUN 2015

Eceran Rp.5.750

Menyemut Massa di Lereng

Ijen

LICIN - Pentas musik gratis bertajuk Jazz Ijen Banyuwangi berlangsung meriah tadi malam (22/8). Ribuan massa menyemut di kawasan kebun Tawonan, Dusun Jambu, Desa Tamansari, Licin, Banyuwangi, sejak siang hingga tadi malam n

HALAMAN 25

MERIAH: Suasana pentas Jazz Ijen di kawasan kebun Tawonan, Dusun Jambu, Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Banyuwangi, tadi malam (22/8).

Baca Massa...Hal 31

RENDRA KURNIA/RABA

Dua Penghuni Lapas Tewas

Buka Sekolah Kite Boarding Tahun Depan BANYUWANGI - Atraksi para peselancar layang kelas dunia resmi mengawali start di Pulau Tabuhan, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, kemarin (22/8). Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas secara resmi membuka even bertajuk Tabuhan Island Pro Kite Boarding (TIPKB) 2015 itu n Baca Buka...Hal 31 TERBANG: Aksi surfer asing melayang di udara dengan peralatan kite-boarding di perairan Pulau Tabuhan, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, kemarin (22/8).

n Setelah Pesta Miras Oplosan di Dalam Sel BANYUWANGI - Tiga penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Banyuwangi harus dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Blambangan Jumat malam kemarin (21/8). Ketiganya adalah Taufik Hidayat, 21, Imron Hamzah, 29, dan Leri, 21. Mereka diduga mengalami keracunan setelah menenggak minuman oplosan suplemen yang dicampur

metanol alias spiritus. Ketiganya merupakan tahanan dalam perkara penyalahgunaan obat keras jenis pil trex dan sabu-sabu (SS). Meski sudah mendapat perawatan medis selama empat jam, nyawa Taufik, warga Kelurahan Singonegaran, Banyuwangi, dan Imron, warga Desa Badean, Kecamatan Kabat, akhirnya tidak tertolong n Baca Dua...Hal 31

BELUM SIDANG: Jenazah Imron Hamzah dibawa ke RSUD Blambangan Banyuwangi kemarin.

RENDRA KURNIA/RABA

NIKLAAS ANDRIES/RABA

Hipmi Harus Jadi Inovator Pembangunan BANYUWANGI - Badan Pengurus Cabang (BPC) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Banyuwangi masa bakti periode 2015-2018 resmi dilantik di Pendapa Sabha Swagata Blambangan kemarin (22/8). Pelantikan pengurus baru di bawah komando Suhartatik itu dilakukan langsung Ketua Badan Pengurus Daerah (BPD) Hipmi Jawa Timur, Giri Bayu Kusuma.

Pelantikan 55 pengurus itu juga disaksikan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan undangan dari berbagai kalangan. Sebagian besar pengurus merupakan pengusaha muda. Jabatan sekretaris umum dipercayakan pada pemilik PT. Putra Ransiky Jaya, Dede Abdul Ghany. Bendahara umum diisi owner Jasa Baruna Pesada Grup, Ferdi Elfian.

Dewan pembina diisi pengusahapengusaha senior, seperti Michael Edi Hariyanto yang merupakan owner CV. Panen Raya dan Agrowisata Alam Indah Lestari (AIL) Rogojampi. Ada pula nama direktur Jawa Pos Radar Banyuwangi Samsudin Adlawi yang dipercaya menjadi dewan MS MUNTAHA/RABA pembina n RESMI: Ketua HIPMI Jawa Timur, Giri Bayu Kusuma, melantik pengurus BPC Hipmi Banyuwangi di Pendapa Sabha Baca Hipmi...Hal 31

Swagata Blambangan Banyuwangi kemarin (22/8).

Ekspedisi Jelajah Pantai Timur Jawa (11)

Ada Terumbu Warna-warni di Bawah Laut Kelopoan Tim ekspedisi jelajah Jawa Pos Radar Banyuwangi didukung Toyota Auto 2000 Banyuwangi kali ini bersantai sejenak di Pantai Kelopoan dan Pantai Watudodol. Kedua pantai ini cocok digunakan sebagai rest area saat perjalanan, serta pas untuk bersantai bersama keluarga. TAUFIK FERDIANSYAH, Wongsorejo MESKI berada di satu lokasi, Pantai Kelopoan masuk wilayah Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo. Pantai Watudodol masuk wilayah Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro. Akses menuju dua pantai itu sangat mudah. Dari Jalan Raya Situbondo atau tepatnya di utara patung Gandrung Watudodol, lokasi Pantai Kelopoan berada persis di sisi timur jalan n Baca Ada...Hal 31

RENDRA KURNIA/RABA

UNDERWATER: Salah satu terumbu warna-warni di Pantai Kelopoan, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo (atas). Wartawan JP-RaBa Taufik Ferdiansyah snorkeling di Pantai Kelopoan (kanan).


BERITA UTAMA RADAR BANYUWANGI

26 PILBUP

DEMI KEAMANAN: Personel Polres Banyuwangi dan polsek mengikuti pelatihan praoperasi di Gedung Bhayangkara kemarin (22/8).

Personel Polisi Dibekali Sispamkota BANYUWANGI - Kelancaran dan keamanan pelaksanaan Pilbup Banyuwangi 9 Desember 2015 mendatang menjadi harga mati bagi jajaran aparat keamanan. Unsur TNI dan Polri siap menjalankan fungsi sebagai penggerak terciptanya keamanan dan situasi kondusif sebelum dan sesudah pelaksanaan pilbup. Semangat itu tampak dari kegiatan pelatihan pra-Operasi Mantap Praja Blambangan yang digelar di Gedung Bhayangkara Banyuwangi kemarin (22/8). Kegiatan pelatihan yang dijadwalkan berlangsung selama dua hari itu membahas sejumlah aspek pengamanan pilkada dan penanggulangan kondisi darurat saat pelaksanaan pemilu. Pelatihan itu diikuti perwakilan Binmas di jajaran Polres Banyuwangi. Selain diberikan materi pengayaan terhadap masalah pilbup, peserta juga dibekali seluk-beluk kerawanan pilbup. Polisi juga berencana menggelar simulasi pengamanan pilbup dalam waktu dekat. Simulasi pengamanan pilkada ini dijadwalkan akan dilaksanakan berbarengan dengan gelar pasukan pengamanan pilbup yang akan digelar Senin besok (24/8). Kabag Ops Polres Banyuwangi Kompol Sujarwo mengatakan, kegiatan pelatihan ini merupakan pengayaan dan menyatukan pandangan, khususnya terkait pengamanan dan mengatasi kerawanan saat pilbup. Termasuk di antaranya, penerapan sistem pengamanan kota (sispamkota) untuk memaksimalkan pengamanan saat pilbup. Prosedur tindakan saat situasi genting juga diperkenalkan. Termasuk di antaranya. Beberapa analisis seperti penambahan personel dalam tempat pemungutan suara (TPS) juga akan diberikan di sini. Bila biasanya satu TPS biasanya hanya dijaga satu polisi, kini bisa dijaga dengan keberadaan 10 personel. Alasannya jumlah TPS dibandingkan pemilu sebelumnya, di pilbup ini mengalami penurunan. “Jadi kebutuhan personelnya nanti akan disesuaikan. Yang biasanya satu bisa ditambah jadi 10 personel di TPS,” imbuhnya. (nic/c1/bay)

SITUBONDO

Minggu 23 Agustus 2015

Polisi Sita Soft Gun

Batu Akik Surfing Digemari NIKLAAS ANDRIES/RABA

Jawa Pos

TEGALDLIMO - Diduga membawa senjata api (senpi) saat menonton gerak jalan di daerahnya, Selamet Wahyudi, 25, dan Purwanto, 29, keduanya warga Dusun Seumberkepuh, Desa Kedungwungu, Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi, dibawa ke polsek setempat kemarin (21/8). Kedua pemuda itu menjalani pemeriksaan di ruang reserse dan kriminal (reskrim) polsek terkait senjata jenis pistol yang dibawa. “Setelah kita periksa, ternyata air soft gun,” cetus Kapolsek Tegaldlimo, AKP Hery Purnomo. Penemuan air soft gun yang bentuknya sangat mirip senpi asli itu bermula saat anggota polsek mengamankan gerak jalan dalam rangka HUT ke-70 Kemerdekaan RI. “Ada air soft gun jatuh ke jalan. Yang bawa ternyata kedua pemuda itu,” katanya. Setelah diperiksa secara seksama, ternyata pistol tersebut bukan asli, tapi hanya air soft gun milik teman kedua pemuda tersebut. “Kedua pemuda itu mengaku hanya pinjam. Itu milik temannya,” ujarnya kepada Jawa Pos Radar Genteng . Saat dibawa ke polsek untuk dimintai keterangan, kedua pemuda pengangguran itu diduga baru melangsungkan pesta minuman keras (miras). Sebab, mulut dua pemuda itu bau alkohol. “Karena keduanya mabuk, kita amankan sampai sadar,” ungkapnya. Berdasar keterangan kedua pemuda itu, pistol mainan itu milik SM, salah satu temannya yang saat ini sedang bekerja di Bali. Atas perbuatan tersebut, keduanya disidang tindak pidana ringan (tipiring). Senjata air soft gun itu sementara diamankan sambil menunggu pemiliknya. “Bisa diambil pemiliknya biar tidak disalahgunakan,” dalihnya. (ddy/c1/abi)

PESANGGARAN - Demam batu akik, benar-benar telah membumi. Berbagai jenis batu, kini menjadi incaran para kolektor dan pencinta batu. Mereka, ada yang mengolah batu untuk oleh-oleh. Itu seperti yang dilakukan oleh Aliandi, 48, warga Desa/Kecamatan Pesanggaran. Bersama beberapa temannya, berkreasi menyulap batu menjadi papan selancar. “Sekarang Pesanggaran cukup dikenal daerah selancar, terutama di Pulau Merah,” terang Aliandi. Aliandi mengaku sengaja membuat liontin menyerupai papan selancar, itu setelah mendapat ide kalung yang dikenakan para peselancar. Salah satu ide itu, berasal dari para surfer yang suka memakai kalung. Setelah mencoba membuat satu, ternyata ada beberapa bule yang tertarik. “Saya melihat peselancar memakai kalung, tapi liontinnya belum ada yang batu,” ucapnya. Berhasil melakukan uji coba, Aliandi terus berusaha membuat liontin ini dalam jumlah banyak. Dan itu, bisa digunakan untuk momen kejuaraan selancar internasional yang akan digelar di Pulau Merah. “Setelah ini kita akan coba bikin yang banyak,” katanya seraya menyebut harga liontin batu papan selancar itu dijual dengan harga Rp 60 ribu. Untuk pembentukan liontin batu papan selancar, jelas dia, sebenarnya tidak berbeda dengan pembuatan batu akik untuk cincin. “Bedanya perlu lubang untuk dudukan,” ungkapnya pada Jawa Pos Radar Genteng.(sli/c1/abi)

SHULHAN HADI/JPRG

KREASI: Andi menunjukkan dua liontin batu berbentuk papan selancar di lapaknya di Pasar Pesanggaran kemarin (21/8).

ISTIMEWA

DIAMANKAN: Air soft gun pistol diamankan petugas Polsek Tegaldlimo kemarin (21/8).

BANYUWANGI

BANYUWANGI

SITUBONDO

BANYUWANGI

BANYUWANGI

Datsun Situbondo

Daihatsu Xenia

Grand Livina

Dapatkan Datsun Go+& Go Panca Harga mulai 90 jtan, DP mulai 13 Jutan/ angsuran 2jtan promo terbaik dari datsun Situbondo info Reza 085330522444 / 081937628089

DIJUAL All New xenia tahun 013 htm/ pth PMK hrg 128,5/126,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

DIJUAL Nissan Grand Livina/evalia tahun 011/013 htm/pth PMK hrg 142/137 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

Toyota Fortuner

Chevrolet Spin

Sirion

Dijual Fortuner TRD 2012, Solar, Manual Putih Harga Rp. 330 Juta Nego Bisa Cash dan Kredit atau Tukar Tambah Hub. 082142194111

DIJUAL Chevrolet Aveo/spin tahun 05/014 htm/pth PMK hrg 77,5/143,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

DIJUAL Sirion M60 2KS MT tahun 013 pth PMK Hrg 125 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

Jl. Pelabuhan kalbut

STNK

Kulkas 2 Pintu

Dijual Rumah, SHM, Luas Tanah 537 m2, Luas Bangunan 120 M2, Jl. Pelabuhan Kalbut Desa Semiring, Mangaran Situbondo Harga 250 Jt Nego CP. 081336301199

Hlg STNK P 3099 XQ an Lilik Purwantini, Dsn. Paras Tembok RT. 2/2, Sempu

Djl Kulkas 2 Pintu Panasonic Ex Hadiah Hrga 2,5 Jt Hub: 085335734023

BANYUWANGI BANYUWANGI Perum Permata Dswkn/Dkntrkn Perum Permata Bwi (2 Kmr) Jl. Yos Sudarso 99 Bwi H: 081220799993

Kebun Sengon Dijual Kebun + Sengon L 2,2 H, Pendarungan Kabat Hub: 081232770876

BANYUWANGI

Rumah Rogojampi

BANYUWANGI Administrasi

Dswkn Rumah+Toko Rp. 27,5 Jt/Th, Cck Buat Bank, Koperasi, Kantor dll, Pnggr Jln Raya Dpn Stasiun Rgjmpi (Kmr 3+Toko) Hub: 081287778099/081291718688

Adm, Pria, SMA/SMK, Menguasai Ms. Office, Domisili: Situbondo, Banyuwangi, Probolinggo, Penempatan Situbondo, Kirim ke UD Surya Indah Jl. Kaliagung No. 8 Sby 60162 / hrd.agpsby@gmail.com

SITUBONDO Staff Administrasi Dcr Staff Adm Operasional di Stbndo 20-35 Th, Min SMA, Inisiatif&Tg.Jwb Peng Krj Min 1 Th Krm ke:sanjaya@samaberkat.com HATI-HATI

Radar Ba nyu wangi menghimbau un tuk was pada dan ber hati-hati dalam bertransaksi. Bila Anda me nerima tele pon, SMS dengan mengatas nama kan pe tugas dari Radar Banyu wa ngi maka segera kon fir masi ke Radar Ba nyu wangi (0333) 412224. Ra dar Banyuwa ngi tidak ber tang gung jawab atas semua transaksi yang ter jadi selain pemasa ngan iklan secara res mi di Radar Banyuwangi.

Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono Wakil Pemimpin Redaksi/Korlip: Syaifuddin Mahmud Redaktur: Ali Sodiqin, A.F. Ichsan Rasyid Staf Redaksi: Sigit Hariyadi, Niklaas Andries, Ali Nurfatoni, Chien Jullien Anisa, Taufik Ferdiansyah, Fredy Rizki Manunggal Fotografer: Galih Cokro Buwono Editor Bahasa: Minhajul Qowim Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis (Koordinator), Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja J

Direktur: Samsudin Adlawi Pemasaran dan Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha Iklan: Sidrotul Muntaha, Dian Effendi Administrasi Iklan: Fitria Arifiana Event: Benny Siswanto Keuangan: Citra Puji Rahayu Kasir: Widi Ukiyanti, Piutang: Anissa Windyah Sari Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti Perpajakan: Cici Irma Setyani

Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.

J Wartawan

Honda Jazz VIMAX KAPSUL & VIMAX OIL KANADA, BRKHASIAT UTK MEMPERPANJANG DAN MEMPER BSR Mr. P PRIA DGN CPT, KUAT, KERAS, THN LAMA & TANPA EFEK SAMPING. • OBAT MATA, MIN/PLUS, KATARAK, RABUN • PENINGGI BDN, KAPSUL UTK MENAMBAH • PEMBESAR PAYUDARA, MONTOK, PAPOSTUR TUBUH + TINGGI IDEAL 1 BLN + DAT, KENCANG 5-10 CM TANPA EFEK SMPING 185.000 • PENGHILANG BKS LUKA LAMA/BARU • PELANGSING BADAN 1 MINGGU TRN 2-3 • PENUMBUH RAMBUT BOTAK KG TANPA EFK SMPING 175.000 • PERONTOK BULU YG TDK DISUKAI • KING COBRA USA, OBT L.SYAWAT, IMPO• PERAPAT VGN WANITA TEN, EJAKULASI DINI 155.000 • PEMUTIH SELANGKANGAN/KETIAK • PEMUTIH SLRH BADAN/MUKA 165.000 • VAKUN ALAT PEMBSR PENIS 375.000 • PEMERAH BIBIR ALAMI& PERMANN BUAT LELAKI VIAGRA USA/CINA, CIALIS,VG PROGOMIE SP,VGN GETAR,VGN SUARA, WNS GETAR, VNS MJU MUNDUR, VNS 2 KEPALA, RING PENGGELI

VITOP JAYA

Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Agus Baihaqi Staf Redaksi: Shulhan Hadi, Dedy Jumhardiyanto Pengembangan Usaha: Abdul Aziz Iklan: Thomy Sila Acrdhiansyah, Eko Budiyono Pemasaran: Wahyu Nugroho Administrasi: Titin Wulandari Kantor Genteng: Ruko Madania, Jl Hasyim Asy’ari No 06 Genteng Telp : (0333) 845860

JL. SONGGON 15 ROGOJAMPI – BWI ST BONDO BISA DIKIRIMHP. 082 333 79 4444 PESAN DI ANTAR ONGKOS GRATIS

Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Edy Supriyono Staf Redaksi: Nur Hariri, Habibul Adnan Fotografer: Rendra Des Kurnia Lay Out/Grafis: Pemasaran: Samsuri Administrasi: Dimas Ayu Dewi Fintari Kantor Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982.

Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.

J

DIJUAL Honda Jazz/Freed tahun 012 pth/htm PMK hrg 156/166 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

Truk Mitsubishi Djl Dump Truk Mtsbishi Cunter 125 HDV Th ‘12&’13, Mulus, Cpt BU H: 081358339500

Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Website: www.radarbanyuwangi.co.id. Email: radarbwi@gmail.com, beritaraba@gmail.com, artikelradarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300

Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi


BERITA UTAMA RADAR BANYUWANGI

Jawa Pos

Minggu 23 Agustus 2015

27

Jamaah Resiko Tinggi Dapat Prioritas Khusus FOTO-FOTO: BENNY SISWANTO/RaBa

BANYAK FOTO:Tina Mariana mendaftarkan anaknya Rafka Ronald di kantor redaksi JP-RaBa Jl Yos Sudarso 89 C Banyuwangi.

Pendaftaran Fotogenik Ditutup Selasa BANYUWANGI- Ayo meriahkan HUT ke-70 Republik Indonesia dengan mengikuti event lomba fotogenik anak nuansa merah putih kemerdekaan yang digelar Jawa Pos Radar Banyuwangi. Bagi yang mau ikutan lomba fotogenik kemerdekaan ini, syaratnya cukup mudah. Cukup menyerahkan foto terbaru ukuran 4R dan membayar uang pendaftaran sesuai dengan jumlah foto yang diikutkan dalam event ini. Untuk registrasi peserta fotogenik anak, satu foto Rp. 30.000, tiga foto Rp. 70.000, dan lima foto cukup membayar Rp. 100.000. Jangan sampai lupa, peserta wajib menyerahkan fotokopi akta kelahiran kepada panitia pada saat mendaftar. Pendaftaran fotogenik kemerdekaan dapat dilakukan di kantor Jawa Pos Radar Banyuwangi, Jl. Yos Sudarso No. 89c Banyuwangi telepon 412224, Biro JP-Radar Genteng, Jl. KH. Hasyim Asyari, Ruko Madania R-06 Genteng telepon 845650 dan Biro JP-Radar Situbondo, Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo telepon (0338) 671 982 Panitia fotogenik anak nuansa merah putih kemerdekaan, Benny Siswanto mengingatkan bahwa pendaftaran

TULIS FORM: Suhartini menulis data anaknya Almira Citra Arkana yang diikutkan lomba foto.

lomba fotogenik akan ditutup pada tanggal 25 Agustus 2015 nanti. “Jadi, bagi putra-putri anda yang belum mendaftarkan diri maka segeralah mendaftar” jelas Benny. Event fotogenik anak nuansa merah putih kemerdekaan ini digelar Jawa Pos Radar Banyuwangi dalam rangka memeriahkan HUT ke-70 Republik Indonesia yang didukung oleh Radio Vis FM Banyuwangi. Jadi, segera daftarkan putra-putri

INI ANAKKU: Zuraida Arlisa dengan foto anaknya Fisqa Neal Muazam yang diikutkan lomba.

anda sekarang juga, untuk informasi lengkap dapat menghubungi nomor telepon (0333) 412224 atau kontak person Benny di nomor 082 33 11 02 936. (*/als)

Harga Cabai Kembali Meroket BANYUWANGI - Harga cabai tampaknya belum mau stabil. Setelah beberapa hari yang lalu turun dari Rp 60 ribu ke Rp 50 ribu per kilogram kemarin (22/8) harga cabai rawit kembali naik ke harga semula. Tak hanya itu, harga cabai besar juga meningkat dari Rp 24 ribu menjadi Rp 28 ribu. “Cabai rawit Rp 60 ribu dan yang besar merah hampir Rp 30 ribu sekarang,” ungkap Wiwit, 32, pedagang kebutuhan sehari-hari di Pasar Banyuwangi. Kenaikan harga cabai tersebut, ungkap Wiwit, karena terjadi kenaikan di tingkat pemasok. Ia mengungkapkan, kemungkinan kenaikan harga tersebut disebabkan stok cabai di petani mulai menipis. “Jika sudah menipis, biasanya kebutuhan cabai daerah dipenuhi oleh cabai dari luar daerah,” katanya. Meski demikian, Wiwit mengakui peda-

10 hingga 20 kilogram per hari. Meroketnya harga cabai tersebut tentunya membuat penjualan pedagang menurun. “Tentunya menurun, pedagang tidak beli dengan jumlah banyak. Paling banyak 1 kilo. Itu pun karena mereka memiliki usaha kuliner,” tandasnya. (cin/c1/als)

CHIN JULLIEN/RaBa

OMZET MENURUN: Pedagang di Pasar Banyuwangi sedang menunggu pembeli kemarin.

gang cabai tidak mengalami kesulitan untuk memenuhi permintaan harian. Seperti

yang diungkapkan Wiwit ratarata pedagang kecil di Pasar Banyuwangi memasok cabai

Industri Film Tiongkok Lirik Banyuwangi BANYUWANGI - Masyarakat Banyuwangi patut berbangga. Sebab, National Theatre of China, salah satu industri film terbesar di Tiongkok, tertarik terhadap potensi destinasi yang dimiliki Banyuwangi. Mereka akan melakukan fame trip selama beberapa hari di Banyuwangi. Jumat (21/8) lalu pejabat tinggi industri film itu berdiskusi di kantor Dinas Pariwisata guna mendapat arahan lebih jauh mengenai lokasi-lokasi yang cocok untuk objek pengambilan gambar. Rencananya, industri film tersebut akan memproduksi film berjudul Twin Flower yang menceritakan kehidupan artis tenar di Shanghai dan seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Banyuwangi. Kedua sosok itu memiliki wajah yang sama walaupun tidak ada hubungan darah. “Terjadi pertukaran posisi di antara kedua sosok tersebut yang menimbulkan banyak komedi,” ujar narasumber rombongan industri film tersebut, Hardy Chung. Film ini akan diperankan artis papan atas, seperti Zhang Ziyi, Li Bingbing Chen Kun, dan Ren

CHIN JULLIEN/RaBa

PENJAJAKAN: Kru National Theatre of China saat berdiskusi di kantor Disbudpar Banyuwangi kemarin (21/8).

Quan yang pernah berlaga di film Hollywood. Hardy menjelaskan, kru film merupakan yang terbaik di Tiongkok. “Keberadaan mereka sudah dikenal luas secara internasional, terutama pasar film mandarin dan selalu memiliki daya tarik kuat. Oleh karena itu, kami yakin film Twin Flower bisa menjadi box-office,” paparnya. Ia mengungkapkan, Banyuwangi memiliki beberapa spot yang mendukung produksi film tersebut, di anta-

ranya keberadaan Kelenteng Hoo Tong Bio, Masjid Agung Baiturahman, dan gereja yang letaknya berdekatan, tapi tidak menimbulkan konflik sama sekali. Hardy mengatakan, film tersebut juga akan mengangkat kekayaan budaya dan destinasi wisata Banyuwangi. Jika cocok, Hardy mengatakan, industri film yang berada di bawah naungan Kementerian Kebudayaan Tiongkok tersebut akan mulai diproduksi tahun depan. (cin/c1/als)

BANYUWANGI - Sebelum pemberangkatan calon jamaah haji (CJH) asal Banyuwangi besok (24/8) malam, petugas dari Kementerian Agama (Kemenag) Banyuwangi sudah melakukan pemilahan berdasar kondisi CJH. CJH itu dimasukkan dalam dua kategori, yakni risiko tinggi (resti) dan tidak. Data tersebut telah diberikan kepada petugas pembimbing, baik dari Dinas Kesehatan (Dinkes) maupun dari Kemenag. Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag Banyuwangi, Muklis, menjelaskan ada beberapa CJH yang masuk kategori risti. Mereka adalah yang berusia lanjut, memiliki penyakit kambuhan, dan sedang menjalani pengobatan kambuhan. Perlakuan terhadap jamaah yang masuk kategori resti tidak dibedakan. Tetapi, menurut Muklis, mereka akan dipantau lebih intens daripada CJH lain yang tidak resti. Sehingga, jika tiba-tiba terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan, tim pengawas tahu apa yang harus dilakukan. “Kalau

DOK.RaBa

SIAP BERANGKAT: Paspor calon jamaah haji Banyuwangi sudah beres. CJH Banyuwangi berangkat besok malam (24/8).

perlakuan tetap kita samakan. Mereka juga berbaur dengan jamaah lain. Hanya saja kita memantau mereka lebih dari yang lain,” terang Muklis. Merebaknya isu virus M E R S y a n g s aat i n i m e nyebar di Arab Saudi juga

menjadi perhatian baginya. Tetapi, Muklis mengaku di Banyuwangi belum ada penanganan terkait pencegahan virus tersebut. “Kemungkinan nanti di Surabaya. Di sana juga ada tahap cek kesehatan,” ungkapnya. (fre/c1/als)

7.000 Hektare Lahan Tebu Sudah Siap BANYUWANG I - Target Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menyiapkan 7.000 hektare lahan perkebunan tebu untuk produksi gula Industri Gula Glenmore (IGG) berhasil dipenuhi pada tutup tanam Juli lalu. Lahan tebu tersebut terdapat di Perkebunan Kalirejo, Kalitlepak, Kendeng Lembu, Jatirono, Sumber Jambe, Kali Kempet, dan Kali Sepanjang. “Bulan ini tanaman tebu siap dipanen. Tapi masih untuk memenuhi kebutuhan produksi pabrik-pabrik gula milik PTPN lainnya,” ujar Kepala Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan (PKP) Banyuwangi melalui Kepala bidang Perkebunan, Mohammad Khoiri, kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi. Khoiri mengatakan,

“Bulan ini tanaman tebu siap dipanen. Tapi masih untuk memenuhi kebutuhan produksi pabrikpabrik gula milik PTPN lainnya. MOHAMMAD KHOIRI Kepala Dinas PKP Banyuwangi

IGG sendiri akan melakukan proses giling tebu perdana pada Agustus tahun 2016. “Tahun depan pada proses giling pertama tepat saat panen tebu berlangsung, dan ini sangat bagus,” terang Khoiri. Nilai rendemen gula, Khoiri mengatakan akan ditetapkan sebesar 9. Rendemen gula

di Banyuwangi rata-rata 7,5. Mengatasi hal tersebut, perkebunan tebu yang sudah ada akan dibongkar dan memulai proses tanam dari awal. “ Pe n a n a m a n d a r i aw a l menggunakan benih baru sesuai SOP IGG. Benih tersebut diperoleh dari IGG,” kata Khoiri. Sementara itu, Khoiri mengabarkan pembangunan fisik pabrik IGG telah mencapai 27 persen. Sejumlah alat berat yang sudah tiba, di antaranya enam kontainer dan dua crane. Khoiri menjelaskan, PG Glenmore masih membutuhkan 2000 hektare lagi area perkebunan. “Pemenuhan lahan tebu memang bertahap. Rencananya tahun 2018 hingga 2020 baru akan tercapai,” tandasnya. (cin/c1/als)


RADAR BANYUWANGI

BUDAYA

30

Jawa Pos

Minggu 23 Agustus 2015

Memanjat Langit Apakah Tuhan mendengar doanya? Entahlah. Apakah Tuhan mengabulkannya? Entahlah. Semua itu tak bisa Sumarno jawab karena bahkan ia sendiri sudah sejak lama mengabaikan pengakuan tentang adanya Tuhan. Ia tidak terlalu percaya hal semacam itu, yang kadang membuat istrinya sangat jengkel dan merasa rugi menikah dengannya, seorang lelaki tanpa harapan masa depan, juga tanpa bekal mati. Hidup hanya sekali, pikir Sumarno, mengenang wajah sang istri yang besok akan resmi menjadi istri orang. Ah, tentu saja wanita itu bukan lagi istrinya. Mereka telah lama cerai dan tadi ia dengar kabar dari kampung sebelah bahwa kini mantan istrinya sedang berbahagia. Seorang pria kaya raya melamarnya. Dipandanginya jalanan yang sama, tempat ia tadi dan beberapa hari terakhir ini berdiri begitu saja, tidak melakukan apa-apa selain menatap langit yang mahaluas. Akankah ia berhasil, ia sendiri belum tahu. Tapi ia yakin, kalau ia tidak berhenti memanjat, sudah pasti ia akan berhenti dengan sendirinya ketika tidak ada lagi pijakan yang bisa digunakan untuk memanjat. Barangkali jika ada yang tahu niatan ini, Sumarno sudah dianggap sinting. Tentu ia tidak mau, walau lebih suka disebut gosong, karena sinting adalah perkara yang amat memalukan baginya. Terlebih bagi seorang duda tanpa masa depan, yang ditinggal istri dengan cara yang tidak bisa disebut indah. Oh, langit, berikan keikhlasanmu untuk kupanjat, sampai aku benar-benar tidak bisa lagi memanjat sehingga, meski tidak ingin berhenti, aku pun tetap akan berhenti karena memang tidak ada lagi yang bisa kugunakan untuk memanjat di atas sana nanti. Begitu berulang-ulang hati Sumarno bersuara. Desir merayap ke seluruh bagian kulitnya yang mulai sejuk. Angin sore mengantar satu dua suara kehidupan. Anak-anak berangkat ke masjid, belajar ngaji, belajar tentang hidup dan Tuhan. Orang-orang dewasa pulang kerja, ada yang dari kantor, ada yang dari sawah, ada yang dari pabrik. Mereka datang dari mana saja tanpa bisa Sumarno hitung dengan cermat karena buat apa peduli kehidupan ini? Dunia dan seisinya adalah omong kosong baginya. Mungkin langit akan memberinya kebebasan seperti burung, yang jika lapar tinggal terbang saja, dan jika sedih juga tinggal terbang saja. Terbang dan terbang. Oh, alangkah senangnya bisa terbang! Alangkah mudahnya hidup seperti burung! Sampai malam itu ia terus berharap langit menjadi kelam, sekelam kulitnya yang jauh lebih pekat ketimbang apa pun. Dan ketika tidak ada seorang pun lagi di sana, sepi melompong, hanya bunyi jangkrik dan katak bersahut-sahutan, karena jalan itu membelah sawah luas dan tak ada satu pun bangunan selain sebuah menara yang konon tidak baik bagi kesehatan seseorang yang sehari-hari tinggal di bawahnya, Sumarno memandang atas sekali lagi. “Langit segosong diriku, walau tidak ada lagi terik matahari.” Ia tersenyum. Mimpi-mimpinya selama ini tinggal beberapa jarak. Menara sutet itu menjulang tinggi, bagai tangga yang dapat mengantar para pencari kebebasan agar bisa segera mencapai langit. Menoleh ke kiri kanan, sekali lagi, hanya sepi tersisa, entah pukul berapa sudah, Sumarno melepas sandal jepit merek Swallow-nya, lantas memantapkan pijakan pertama di palang besi menyilang di bagian bawah menara itu. Oh, langit, tunggu aku. Aku akan memanjat dan terus memanjat tanpa henti. Sampai tidak ada lagi yang bisa kupanjat, barulah aku akan berhenti, meski mungkin itu bukan mauku. Sumarno pun memanjat dan memanjat. Ia tak lelah terus memanjat dan memanjat. Keringat bercucuran di dahi, wajah, leher, dada, ketiak, perut, dan di mana saja. Sesekali ia melirik ke bawah. Bumi begitu jauh, sangat jauh, bahkan ia tidak lagi ingat pernah tinggal di sana, menetap di sana, membentuk kehidupan, menanam harapan. Semua tinggal kenangan. Ia harus memanjat dan memanjat. Entah dapat tenaga dari mana, Sumarno berhasil memanjat dengan begitu cepatnya. Ia tahu kalau toh ada yang tahu aksinya, sudah sejak tadi orang-orang menyuruhnya turun. Tapi sampai sekarang, tidak ada satu suara pun selain suara hatinya yang mengatakan bahwa ia tidak akan berhenti dan terus memanjat sampai tidak ada lagi yang bisa digunakan sebagai pijakan. Ketika ia begitu dekat dengan langit dan angin berembus semakin kencang, serta membuat badannya yang kerempeng menggigil akibat dingin, kepala Sumarno mendadak pusing. Telapak tangannya yang basah terus bergelantungan, bekerjasama dengan tapak kakinya yang terus mencari dan mencari pijakan untuk mencapai langit. Dan saat ia sadar sudah tidak ada lagi pijakan yang bisa digunakan untuk memanjat, Sumarno tahu ia akan bebas dan lepas dari kehidupan fana yang sungguh ia benci ini.

Oleh Ken Hanggara*

S

UMARNO tahu kalau ia tidak berhenti memanjat langit, pada akhirnya ia juga tetap akan berhenti di satu titik, karena tidak ada lagi yang bisa dipanjat di atas sana. Namun tentu saja, memanjat semacam ini tidak akan mudah, karena selain ada banyak orang yang menonton, hingga membuatnya agak grogi, mereka juga pasti bakal berteriak dan melakukan apa saja agar tujuannya tidak tercapai. Ia pandangi tempat itu dari tempatnya kini berdiri, sebuah tempat yang sudah tidak bisa dipanjat lagi, andai ia benar-benar akan memanjat dan terus memanjat tanpa berhenti. Matahari bersinar garang. Teriknya menyengat kulit Sumarno yang kelam, membuatnya tampak mengilap, bagaikan patung berlumurkan oli. Ia menoleh kiri dan kanan. Daun-daun kering diterbangkan angin. Terdengar bunyi mesin motor butut dari jauh. Beberapa bocah tampak baru pulang dari sekolah. Mereka bercanda, tertawa cekikikan. Satu dua mobil melintas, menyisakan debu-debu kuning di udara. “Lumayan rame. Tidak, tidak bisa sekarang!” Sumarno tahu, tempat yang walaupun bisa dijuluki lokasi jin buang anak ini, akan dapat berubah menjadi seramai pasar malam jika ia mewujudkan rencana yang sudah muncul empat hari belakangan ini. Dan tentu ia juga tahu bahwa ia tidak mungkin berbuat sekonyol itu. Ia tidak mau jadi pusat perhatian. “Aku harus benar-benar bisa mencapai tujuanku tanpa ada seorang pun menyadari,” pikirnya berulang kali. Ia masih menatap atas, sambil membentangkan salah satu telapak tangannya agar matanya tidak silau. Setelah beberapa saat terdiam, ia tersenyum. Sumarno melangkah dengan kemantapan hati bahwa ia tahu kapan waktu yang tepat untuk memanjat. Nanti malam, ya, nanti malam aku akan memanjat ke sana, bisiknya pada diri sendiri, lalu bersiul-siul, merasa tidak akan ada yang tahu tentang ini. Singgah di warung Mak Jum, tukang rujak dan gorengan, Sumarno memesan kopi pahit. “Dari mana saja, Mar? Kok tambah gosong gitu?” tanya wanita tua itu iseng. Bukan meledek, kulit Sumarno memang dari hari ke hari tambah kelam saja, terlebih empat hari belakangan. Ia yang sudah hitam tidak bisa disebut hitam lagi, karena saking pekatnya warna hitam melumuri sekujur wajah dan badannya. “Lha ya jadi gosong. Wong dia terus-terusan berdiri di pinggir jalan itu tiap siang, melihat langit! Gak tahu lagi nungguin apa?” sela seorang pengunjung warung, yang juga salah seorang sahabat Sumarno. Lelaki kelam itu cuma tersenyum. Denting gelas kopi yang barusan Sumarno pesan, nyaring berbunyi di tengah kegaduhan mereka, ketika bubuk kopi itu diseduh air panas, lalu diaduk oleh tangan lincah Mak Jum yang tak henti-henti melempar senyum. “Nunggu pesawat lewat yang mau melemparmu dengan segebok duit, Mar? Haha. Mana mungkin di jaman sesusah ini ada pesawat macam itu?” sahut yang lain. “Memangnya jaman dulu ada?” timpal orang ketiga. Tawa pun meledak di warung itu. Sumarno ikut tertawa, apalagi setelah menyadari perkataan Mak Jum tadi. Dipandanginya kulit lengannya yang hitam agak kemerah-merahan. Memang betul, kulitnya tambah gosong dari hari ke hari, semenjak ia bertekad mencapai tujuan dalam hidupnya, sebuah tujuan yang akan menjadi puncak kebahagiaannya nanti. Dan ia malah girang tak kepalang akan kenyataan bahwa kulitnya bertambah gosong bagaikan malam tanpa cahaya apa pun, meski dengan begitu malah tidak bakal ada wanita yang sudi ia dekati. Ia tak peduli soal itu lagi. Ia juga tak peduli orang-orang meledeknya mulai suka berkhayal yang tidak-tidak. Ia bahkan tak peduli mereka bilang wajahnya mirip pantat wajan. Yang Sumarno pedulikan satu: ia harus memanjat dan memanjat tanpa henti, juga tanpa sepengetahuan orang lain. Ia harus simpan rencana ini sampai kelak pada saatnya orang-orang akan tahu sendiri alasan dia berdiri di tempat itu selama beberapa siang terakhir. Kopi panas tersuguhkan di depan mukanya yang berminyak. Sumarno meraih gelas sekaligus alasnya, sebuah piring kecil, lalu meniup-niupnya, mengundang kepulan asap yang makin banyak menghiasi atap dan dinding warung gedhek itu. Tawa surut, berganti obrolan dengan topik lain yang bukan soal dirinya. Agar tidak ada yang curiga, sesekali ia ikut nimbrung, menyumbang beberapa lontaran, jadi kontributor talkshow di warung Mak Jum yang tak pernah sepi pembeli. Tentu saja untuk meraih tujuannya tadi, Sumarno mesti sabar sesabar-sabarnya. Ia habiskan waktu yang sangat berharga siang itu bersama teman-teman dekatnya sesama sopir truk. Ia tidak boleh gegabah hanya karena tidak kuat menahan diri barang beberapa jam saja. Waktu kini menunjukkan pukul 15.00. Masih lama bagi Tuhan untuk

mengubah warna langit menjadi segelap dirinya. Ya Tuhan, saya minta nanti malam tolong buatlah langit ini gelap sekali, sangat gelap, segelap kulit saya yang makin gosong dari hari ke hari selama empat kali dua

puluh empat jam terakhir ini, pintanya dalam hati, sembari melangkah dan memandangi langit yang kini agak kuning, tidak putih menyilaukan seperti tadi. Warung Mak Jum mulai sepi memasuki waktu ashar.

KEN HANGGARA. Juara 2 kategori bahasa Indonesia di ASEAN Young Writer Award 2014 dan menjabat Unsa Ambassador 2015.

SAJAK-SAJAK

TEH 1 entah sedari kapan aku dibungkus udara dingin bersama bulu embun yang rajin menjaga lilin terbiasa oleh derasnya hujan yang setiap minggu membawa benih rerumputan di sela ketiak ibu entah sedari kapan aku berdiri di antara hamparan hijau daun mungil bertubuh kayu dalam satu hamparan luas serupa tumbuhan perdu hingga sulit kubedakan di mana ayahku berawal dari kelopak belum melepas bulu mata yang masih lekat menempel di kantung udara dikelilingi titik-titik air bernama gutasi kuncup kuning yang kerap disepuh pagi.

Aku masih terjaga Menghitung beberapa pahala Tak semuannya hanguskan dosa Hingga berulang kali kening kujatuhkan di ujung sajadah Masih juga belum kurasa pelukan dari-Nya

KHILMA VITA. Siswa SMAN 1 Pesanggaran. Di mana hati yang berselimut rahmat Tuhan Mengapa kini begitu pekat tersumbat Rintihan senandung Menyayat hati yang mendung Tuhan pancarkan cahaya Di hati yang teramat kotor dan nista Aku masih terjaga Dan kini ingin menjaga Segala rahmat dariNya ATIKA CAHYA NINGRUM. Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Jember, asal Banyuwangi.

KINANTHI ANGGRAINI. Penyair.

Aku Masih Terjaga Sejak Keegoisan Di ujung malam aku masih terjaga Menyerut sisa waktu yang sia-sia Rintik air mata basahi wajah kelam Merenungi bejana hati yang kian suram

Setakat aku paham “Tuhan belum mendera kesempatan” Hidup penuh dengan peperangan Hingga seorang kawan menjadi lawan Hanya nafsu untuk menjatuhkan..

Sampai sajak mengalir Tak jua perih ini menyingsing Sempuras luka tertanam Hingga netra melukis air mata Hanya cemburu yang membelenggu Lamun amarah puguh berkobar

Berjalan belajar Aku, belajar tidak dari Bangku-bangku yang berjajar Aku berjalan di gang-gang pandai Tidak dengan buku-buku di pikulan Aku menulis sajak yang damai Tidak dengan tinta dan lembaran kertas uang Aku pandai dengan mendengar Ribuan politisi mengumbar bualan Aku pandai dari berkhayal Melihat reklame slogan-slogan pendidikan Aku pandai dengan berjalan Mengais sampah-sampah di bawah reklame kebersihan Aku berjalan dan jadi pandai Bukan aku seorang pelajar Dengan seragam dan pena di genggaman Aku berjalan dan masih berharap pandai Saling membaca nasib rekanku sesame gelandangan WIDA NUR LAILATI. Mahasiswa IAIDA Blokagung.

Surat Pendek

Seperti Hujan

--kepada Ibu

seperti hujan di bau musim, terlambat datang bermukim melanjutkan kenangan manis, sejak jejakmu di sini terlukis kau datang saat aku airmata, dalam liang jantung matamu melata mungkin saja kau sedih dan lelah, dengan rindu yang tak kunjung silsilah letakkan tanganmu yang lembut, biarlah senja datang mengabut selepas kuasa waktu merenggut, segala cerita yang kusut menentukan kapan kita merajut, kebersamaan untuk saling menganut saling setia melepas janji, sampai wajib dalam hidup semati mari mendekat kekasih, ada kado puisi ingin berterima kasih kepadamu dan cinta haqiqi, sebab rumah doa mulai menelan sunyi dalam kamar tak berpenghuni, kita datang mengecup segala di sini membingkis judul suatu malam, berlepasan menanam kelam kau memelukku erat demi hangat, tak perduli rindu mulai sekarat sampai tandas ampas kesumat, dalam pencarian istiharah penuh nikmat EN KURLIADI NF. Penyair.

Dalam dompet, kusimpan utuh surat-surat pendekmu. Kaubilang kejujuran adalah akar dari pohon hidup yang sepanjang musim berlaku— yang sepanjang kemarau adalah anginku, yang sepanjang dingin adalah selimutku. Maka malam menganak kabut-resah ketika jauh darimu. Bukit membentang membentuk siluet panjang. Burung hantu terbang ke selatan. Aku ingin menjengukmu, menghitung uban di kepalamu, menceritakan badai dalam dadaku. Air mata jatuh. Memburai di atas sajadah biru, menjelma anak-anak doa untukmu. Ingin kudekap punggung tanganmu, dan kuciumi serupa Hajar Aswat. Aku menengadah, menatap tangan yang rapuh dan gelisah— membayangkan wajahmu yang tabah. “Tuhan memberkatimu, Anakku.” Katamu. Kulipat suratmu usai kubaca. Ayat-ayat Kudus mulai terdengar gaduh dari speaker beberapa masjid. Tak ada yang paling kutunggu, selain ingin bertemu denganmu. PUISI WAHYU HIDAYAT. Bergiat di komunitas tulis Graps.


RADAR BANYUWANGI

Jawa Pos

Minggu 23 Agustus 2015

BERITA UTAMA

31

Keluarga Tolak Otopsi, Langsung Dimakamkan n DUA... Sambungan dari Hal 25

Taufik dan Imron meninggal dunia di ruang observasi IRD RSUD Blambangan. Leri berhasil selamat dari maut meski sempat ikut menenggak minuman oplosan bersama dua rekannya. Meski begitu, Leri harus menjalani perawatan di rumah sakit untuk pemulihan. Cerita hilangnya dua nyawa penghuni Lapas Banyuwangi itu bermula dari pesta miras terselubung yang digelar pada Jumat malam (21/8). Informasi yang diperoleh Jawa Pos Radar Banyuwangi, ketiganya menghuni sel khusus narkoba di blok E-9 dan diduga menggelar pesta minuman oplosan. Air putih yang berisi larutan suplemen

diduga dicampur cairan methanol alias spiritus untuk menambah efek mabuk. Benar saja, minuman oplosan itu akhirnya membuat ketiganya teler. Pagi hari saat gerbang sel penjara dibuka, Imron dan Leri masih terlihat normal. Taufik hanya tampak tidur pagi itu. Kecurigaan muncul saat sipir lapas menjalani sesi pergantian jam jaga pada sore hari. Taufik ternyata belum bangun juga. Setelah beberapa kali dibangunkan, dia tetap tidak bergerak. Pria itu pun sempat ngorok. Belum usai Taufik diurus, Imron mendadak mengalami masalah kesehatan. Badannya lemas dan sulit diajak komunikasi. Sementara itu, Leri yang merupakan teman satu selnya mengalami masalah serupa. Ketiga pen-

NIKLAAS ANDRIES/RABA

NAPI: Petugas menggotong jenazah Taufik Hidayat di RSUD Blambangan Banyuwangi kemarin.

ghuni sel itu langsung dilarikan ke RSUD Blambangan yang berjarak hanya 300 meter dari Lapas

sekira pukul 20.00. Sayang, empat jam pertolongan tim medis yang diberikan tidak mampu meny-

Peserta Menari Bareng Gandrung Sambungan dari Hal 25

n MASSA... Sambungan dari Hal 25

RENDRA KURNIA/RABA

LAUTAN PARASUT: Puluhan surfer beraksi mengeliling PulauTabuhan,Wongsorejo, Banyuwangi, kemarin.

istimewa dengan pasir putih, ombak tidak terlalu besar dan angin yang kencang. ‘’It’s amazing,” tukasnya. Race Director IPKB 2015, Jhony, mengungkapkan bahwa angin kencang memang dibutuhkan dalam olahraga tersebut. Selama tampil di berbagai even di Indonesia, hanya Pulau Tabuhan yang terasa istimewa. ‘’Pantai yang bersih juga membuat peserta ingin datang ke sini untuk mencoba,” terangnya. Maka dari itu, Pulau Tabuhan yang indah dengan angin kencang itu yang dicari para atlet kelas dunia. ‘’Pulau Tabuhan it’s international label,” katanya dalam sesi wawancara dengan berbagai awak media. Co-Host Tabuhan Island Pro

Kite Boarding, Jeroen Van Der Kooij menjelaskan, melihat potensi alam yang dimiliki Pulau Tabuhan, ke depan akan diagendakan membuka sekolah khusus kite boarding. ‘’Tahun depan kita buka sekolah kite boarding,” kata owner Bangsring Breeze itu. Sementara itu, Bupati Abdullah Azwar Anas menyambut baik kedatangan para peserta. Sebagai simbol membuka kompetisi itu, bupati secara simbolis menyerahkan papan selancar kepada Cristian, peserta termuda dari Filipina yang masih berusia 14 tahun. Sementara itu, tari paju gandrung menjadi suguhan para peserta pada opening ceremony. Bahkan, sejumlah peserta turis asing ikut menari bersama tiga pasang penari putra-putri itu.

Sementara itu, ada empat kategori yang dilombakan dalam even itu. Pertama adalah kelas maraton, freestyle, speed, dan race. Pada hari pertama kemarin kategori maraton dan freestyle dilombakan. Sedianya, dua kategori lain dilombakan pada hari ini. Sekadar tahu, Pulau Tabuhan merupakan pulau kecil tanpa penghuni. Untuk menjangkau lokasi itu, setiap wisatawan bisa menggunakan ratusan unit jasa perahu sewaan dari Pantai Klopoan, Pantai Watudodol, Pantai Bangsring Under Water (Bunder), Pantai Kampe Bangsring, dan Pantai Bekicot Desa Bengkak. Dibutuhkan waktu rata-rata 30 menit selama menggunakan jasa perahu sewaan itu. (ton/c1/bay)

Dilengkapi Rest Area dengan Lampion Penuh Warna n ADA... Sambungan dari Hal 25

Pemandangan Pantai Kelopoan juga sudah bisa dilihat dari jalan raya. Benar jika pantai ini dinamakan Pantai Kelopoan, sebab di pantai ini banyak sekali dijumpai pohon kelapa. Selain itu, ada pula deretan pohon waru di sana. Pantai ini memang sangat cocok digunakan untuk bersantai baik untuk kalangan muda maupun untuk keluarga. Pantai Kelopoan selalu ramai setiap harinya. Suasana yang sejuk khas pantai, membuatnya selalu ramai dikunjungi warga baik siang maupun sore hari. Namun, sore hari lebih banyak terlihat pengunjung yang datang di Pantai Kelopoan. Terlebih saat hari libur tiba atau liburan Lebaran, pantai ini dipastikan selalu dipadati pelancong. Di Pantai Kelopoan juga banyak terdapat perahu yang sandar. Perahu tersebut bukanlah perahu nelayan untuk mencari ikan, tapi perahu tersebut lebih banyak disewakan untuk keperluan wisata. Perahu sewaan lebih banyak digunakan mengantar pengunjung berkeliling di sekitar pantai, dan tentunya tidak gratis. Oh iya, di sepanjang pantai ini seluruh pasirnya berwarna hitam. Tapi, yang membuat unik dari Pantai Kelopoan, banyak juga batu dan pecahan terumbu karang berserakan di atas sepanjang pantai. Jangan salah, di pantai ini selain menyuguhkan panorama pantai yang sejuk, juga menyuguhkan panorama bawah laut yang sungguh menawan. Ada beberapa spot terumbu karang yang bisa kita lihat jika datang ke pantai ini. Spot terumbu karang juga tidak terlalu menjorok ke tengah laut, mungkin hanya berjarak lima meter dari bibir pantai. Gugusan terumbu karang sudah bisa dilihat dari jarak yang lumayan pendek dari garis pantai. Ada pula beberapa spot yang

ponakannya meninggal karena minuman oplosan. Informasi yang dia diterima, korban dipaksa minum minuman itu oleh teman-temannya. “Kami sayangkan kenapa minuman seperti itu bisa masuk lapas,” ujarnya. Meski demikian, Kholisin mengaku pasrah atas kondisi yang menimpa keponakannya tersebut. Dia tidak bisa berbuat banyak, karena Imron sudah meninggal dunia. Pihak keluarga kini masih berkonsentrasi mengurus jasad korban untuk dimakamkan. Sementara itu, pihak Lapas Banyuwangi saat dikonfirmasi membenarkan kabar kematian dua warga binaannya tersebut. Kepala Lapas Banyuwangi, Marlik Subiyanto, mengatakan Taufik dan Imron merupakan narapidana dan tahanan pengadilan dalam kasus narkoba. “Taufik divonis empat tahun karena sabu-sabu. Dia baru menjalani satu tahun,” katanya. Marlik menambahkan, Imron

merupakan tahanan pengadilan dalam kasus obat keras jenis trek. Sejauh ini Imron belum menjalani proses sidang. Soal penyebab kematian keduanya, Marlik menyatakan musibah itu diduga kuat lantaran mereka menenggak minuman suplemen yang dicampur spiritus. “Pengakuan temannya yang selamat, saat minum seperti ada rasa campuran spiritus,” bebernya. Namun, belum diketahui dari mana asal usul bahan kimia itu bisa masuk ke dalam blok narkoba yang dihuni lebih-kurang 29 orang tersebut. Pihak lapas kini terus mendalami asal-usul spiritus yang diduga membuat dua warga binaannya itu kelenger. Tidak dilakukannya otopsi terhadap jasad korban merupakan permintaan pihak keluarga. Oleh karena itu, penyebab pasti kematian keduanya masih misterius. “Pihak keluarga menolak diotopsi,” pungkasnya. (nic/c1/bay)

Macet Parah dari Dua Arah

n BUKA... Even olahraga air itu merupakan perhelatan kali kedua setelah digulirkan pertama kali 2014 lalu. Namun, pada momen pertama hanya sebatas uji coba. Pada edisi kedua kali ini bukan sebatas ekshibisi melainkan kompetisi resmi bertaraf internasional. Tentu saja jumlah peserta yang tampil dalam even kali ini lebih banyak jika dibandingkan tahun lalu. Tercatat sebanyak 51 peserta ikut ambil bagian dalam even kite boarding international itu. Semua peserta itu berasal dari 20 negara, yakni Prancis, Filipina, Spanyol, Australia, Belanda, Islandia, dan negara lain. Peserta sengaja ikut berpartisipasi dalam even kali ini karena penasaran setelah melihat informasi dan suksesnya kegiatan pada even yang pertama. Salah satu peserta, Joshua Stephens, mengaku baru pertama datang ke Banyuwangi dan mengikuti lomba itu. Menurut Joshua, venue yang dijadikan arena lomba kite boarding itu sangat eksotis. ‘’Saya kagum melihat pulau kecil yang indah dan bersih,” kata peserta asal Australia itu. Joshua menjelaskan, selama ini dirinya sering berpartisipasi dalam berbagai kejuaraan dunia. Tetapi, Pulau Tabuhan sangat

elamatkan nyawa Imron dan Taufik. Keduanya akhirnya meninggal dunia dalam waktu hampir bersamaan di ruang observasi IRD RSUD Blambangan. Nyawa Leri berhasil diselamatkan. Hanya, penyebab kematian keduanya apakah akibat minuman oplosan ataukah ada sebab lain masih belum jelas. Selepas dari ruang gawat darurat, jasad keduanya langsung diserahterimakan pihak lapas kepada keluarga untuk dimakamkan. Tidak ada proses otopsi yang biasa dilakukan dalam kasus kematian misterius. Bahkan, aparat kepolisian nyaris tidak ada di tempat. Pihak kepolisian yang diwakili Polsek Giri baru datang beberapa jam setelah jasad korban diserahkan kepada pihak keluarga. Pihak keluarga pun sempat menyayangkan kejadian tersebut. Kholisin, salah satu kerabat Imron, menyatakan pihaknya dikabari pihak lapas bahwa ke-

Kerumunan massa tak hanya dijumpai di sekitar pentas di lereng Gunung Ijen tersebut. Satu-satunya jalur dari Banyuwangi menuju Gunung Ijen juga macet total sejak pukul 16.00 kemarin. Kendaraan roda empat dan motor yang baru turun dari Gunung Ijen bertemu dengan kendaraan massa yang ingin menyaksikan pergelaran musik jazz gratisan sore itu. Akibatnya, ruas jalan yang sempit itu nyaris tak bisa dilewati. Kemacetan pun tak bisa terelakkan di jalan perkebunan yang biasanya lengang itu. Pantauan wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin, tempat parkir kendaraan roda empat khususnya memang penuh. Tampaknya panitia tidak mengantisipasi luberan kendaraan. Tempat parkir dirasa sangat kurang. Sehingga membuat kendaraan yang baru datang sudah telanjur masuk pertigaan Jambu, tetapi tidak bisa putar balik dan memarkir kendaraannya di pinggir jalan. “Tempat parkirnya penuh, terpaksa mobil saya parkir di pinggir jalan. Mau putar balik juga tidak bisa,” ujar Panjalu, salah warga terjebak macet. Hingga berita ini ditulis pukul 19.40 tadi malam, kemacetan di kawasan itu masih tetap terjadi. Diperkirakan, butuh waktu beberapa jam untuk mengurai kemacetan tersebut. Sementara itu, konser jazz kali ini diawali dengan penampilan band pengiring lokal dari

Bumi Blambangan. Salah satu band lokal kebanggaan Banyuwangi, “Braincoustic” langsung menggebrak di awal acara. Tak ayal, gerimis yang sempat melanda kawasan kaki Gunung Ijen tersebut tak membuat penonton beranjak. Sabaliknya, semakin sore semakin banyak warga yang menyaksikan konser musik Jazz tersebut. Suasana semakin hangat ketika rombongan bupati dan wakil bupati beserta forum pimpinan daerah (forpimda) hadir di lokasi acara. Terlebih ketika Master of Ceremony (MC) memanggil grup musik kebanggaan masyarakat Bumi Blambangan, Lalare Orkresta tampil di atas panggung. Kali ini, Lalare Orkestra yang merupakan kumpulan anak-anak Banyuwangi tersebut berkolaborasi dengan grup kuntulan dan Braincoustic menampilkan Selawat Nabi dengan balutan musik Jazz. Sontak daja, penonton dibuat semakin “jatuh hati” pada perhelatan Jazz Ijen tersebut. Bupati Abdullah Azwar Anas, Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko, serja jajaran Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Banyuwangi hadir pada acara tersebut. Bukan itu saja, para anggota Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Banyuwangi, serta anggota DPR RI juga menyaksikan perhelatan musik jazz yang dihelat di panggung terbuka di kawasan kaki Gunung Ijen tersebut. Jazz Ijen Banyuwangi bukan sekadar tontonan. Lebih dari itu, even ini merupakan konser musik untuk

kemanusiaan. “Jazz Ijen Banyuwangi ini merupakan konser kemanusiaan sekaligus pemanasan Banyuwangi Jazz Beach Festival, 12 September mendatang,” ujar Bupati Anas. Sementara itu, dalam sambutannya Bupati Abdullah Azwar Anas dalam sambutannya juga sempat menyoal macetnya jalan menuju venue jazz. Anas langsung memerintahkan panitia dan secara khusus kepada Kapolres Banyuwangi untuk membantu mengatasi kemacetan yang terjadi. “Seharusnya mulai pukul 16.00 kendaraan roda empat harus sudah berhenti dan parkir di pertigaan jambu biar tidak macet seperti ini,” kata Anas. Lebih lanjut, sound sistem dari Jazz Ijen Banyuwangi ini juga sangat memprihatinkan. Suara yang dihasilkan dari sound bisa dibilang kurang standard untuk pertunjukan jazz. Terdengar saat Lalare Orkestra tampil, suara sound kurang mendukung secara sempurna . Usai salat Magrib, perhelatan Jazz Ijen kembali dilanjutkan. Kali ini, giliran penyanyi kenamaan nasional tampil, yakni Andre Hehanussa. Andre pun menepati janji menampilkan perform terbaiknya. Dia menyanyikan sejumlah lagu hits, di antaranya “Kuta Bali” dan “Karena Ku Tahu Kau Begitu”. Setelah Andre merampungkan aksinya, giliran penyanyi Lita Lia menghibur penonton. Hingga berita ini diketik pukul 19.40 tadi malam, Lita masih perform di atas panggung.(sgt/tfs/c1/bay)

Tempaan Bikin Pengusaha Naik Kelas n HIPMI... Sambungan dari Hal 25

RENDRA KURNIA/RABA

REST AREA: Areal parkir luas di bawah naungan pohon kelapa dengan aksen lampion warna-warni di Pantai Kelopoan, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi.

merupakan terumbu karang warna warni. Tim ekspedisi jelajah pun mencoba untuk snorkeling di Pantai Kelopoan. ”Agak ke utara sedikit terumbu karangnya bagus,” kata salah satu anggota ekspedisi jelajah, Rendra Des Kurnia, sang fotografer. Benar saja, terumbu karang di Pantai Kelopoan ternyata tidak kalah menawan dengan terumbu karang di daerah lain. Gugusan karang-karang hidup juga tumbuh lebat, ikan-ikan hias khas laut juga banyak terlihat bergerombol di antara karang. Namun, dari segi jumlah, terumbu karang di Pantai Kelopoan masih lebih sedikit dibandingkan dengan terumbu karang yang ada di Pantai Bangsring yang berjarak hanya beberapa Km ke sebelah utara. Sementara itu, sejuk dan teduhnya Pantai Kelopoan ini tampaknya mulai ditata oleh Pemkab Banyuwangi. Renovasi dan pembangunan juga dilakukan di Pantai Kelopoan. Bebe-

rapa fasilitas penunjang tempat wisata juga sudah ada di sana seperti kamar mandi untuk bilas pakaian. Ada juga tempat parkir yang luas yang mampu menampung kendaraan roda dua maupun roda empat. Dan nanti Pantai Kelopoan ini juga dijadikan rest area yang komplet. Nah, setelah dari Pantai Kelopoan, tim ekspedisi jelajah mampir di pantai yang ada di sebelah selatan persis Pantai Kelopoan, yaitu Pantai Watudodol. Dulu pantai Watudodol ini menjadi primadona masyarakat yang ingin berlibur. Namun, karena mulai terkikis abrasi air laut, pantai di Watudodol semakin lama semakin hilang. Air laut semakin lama juga semakin menghilangkan hamparan pasir yang ada di pinggir pantai. Meski sudah tidak seperti dulu lagi, Pantai Watudodol masih saja ramai dikunjungi warga. Meski pengunjung tidak lagi bermain di pantai, tapi masih banyak juga warga yang datang

ke Watudodol untuk sekadar nongkrong di warung tepi Pantai Watudodol. Deburan ombak dan birunya air laut Pantai Watudodol menjadi pemandangan yang menarik sembari kongkow di warungwarung yang ada di Watudodol. Selain itu, banyak juga warga yang datang ke Pantai Watudodol hanya untuk sekadar fotofoto di sekitar Patung Gandrung di Watudodol dengan latar belakang Selat Bali yang menawan. ”Di sini juga bagus digunakan untuk spot melihat maupun untuk memotret sunrise,” tambah Rendra. Waktu semakin sore, azan magrib pun sudah berkumandang. Tim ekspedisi jelajah yang dikomandani Pemred JP-RaBa Bayu Saksono bersama redaktur Ali Sodiqin, wartawan Taufik Ferdiansyah, dan fotografer Rendra Des Kurnia, memutuskan menyudahi kunjungan di Pantai Kelopoan dan Pantai Watudodol. (c1/bay/bersambung)

Dewan kehormatan dijabat langsung Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan Mufti Anam yang juga wakil sekretaris umum BPD HIPMI Jawa Timur. Bupati Anas menyampaikan apresiasi kepada pengurus baru Hipmi tersebut. Anas berharap Hipmi bisa menjadi bagian dari inovator pembangunan ekonomi di Banyuwangi. Lesunya kondisi ekonomi nasional, kata dia, akan berbuntut ke daerah-daerah, termasuk Banyuwangi. Oleh karena itu, Anas berharap Hipmi berperan serta dalam menanggulangi keterpurukan ekonomi saat ini. “Semoga Hipmi bisa terlibat mendorong tumbuhnya menjadi kekuatan ekonomi baru di Kabupaten Banyuwangi,” ujarnya. Mengingat kondisi perekonomian yang sedang merosot, Bupati Anas mengingatkan tugas Hipmi ke depan tidak ringan. “Semoga Hipmi tidak hanya kompak saat pelantikan saja. Tidak hanya sekadar mengedepankan business to business semata, tetapi juga bahu membahu mengupayakan pertumbuhan ekonomi kreatif sebagai kekuatan ekonomi daerah,” ujarnya. Usai acara tersebut, Ketua Hipmi Jatim, Giri Bayu Kusuma, berharap pengurus Hipmi Banyuwangi bisa menjadi aktor yang berperan aktif dalam menggerakkan perekonomian Banyuwangi. “Banyuwangi adalah BPC ke-28 dari 38 kabupaten/kota di Jatim. Semoga dengan berdirinya Hipmi di sini (Banyuwangi), kita bisa membentuk pengusaha-pengusaha baru sehingga ke depan ekonomi Banyuwangi semakin baik,” ujar Giri.

SIDROTUL MUNTAHA/RABA

SAMBUTAN: Wakil Sekretaris Hipmi Jatim dr. Mufti Anam dalam acara pelantikan pengurus di Pendapa kemarin.

Sementara itu usai dilantik, Ketua Hipmi Banyuwangi, Suhartatik, mengatakan pihaknya akan berusaha keras menjalankan amanat tersebut dengan baik. Oleh karena itu, Hipmi akan melakukan sinergi dengan pemkab serta pengusaha-pengusaha senior lainnya. “Kami juga akan melakukan interaksi yang baik dengan organisasi pengusaha lainnya seperti Kamar dagang dan Industri (Kadin), Gabungan pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi), dan Real Estate Indonesia (REI),” tutur pemilik PT. Bintang Rajawali itu. Sementara itu, Wakil Sekretaris Umum Hipmi Jatim, dr. H. Mufti Anam, menambahkan organisasi Hipmi dilandasi semangat menumbuhkan wirausaha di kalangan pemuda. Sebab, pada saat ini tidak banyak kaum muda yang bercita–cita menjadi pengusaha. Dalam perjalanannya sampai terjadi krisis ekonomi di tahun 1998, Hipmi telah sukses mencetak kaderi-

sasi wirausaha dengan tampilnya tokoh–tokoh muda dalam percaturan dunia usaha nasional maupun internasional. \ Keadaan itu kemudian dapat mengubah pandangan masyarakat terhadap profesi pengusaha pada posisi terhormat. Oleh sebab itu, dibentuknya Hipmi Banyuwangi diharapkan dapat mendorong, berperan serta dalam mengembangkan jiwa kewiraswastaan di kalangan generasi muda. Sekaligus membina, memajukan dan mengembangkan generasi muda pengusaha menjadi pengusaha yang profesional, kuat dan tangguh dalam sektor usaha yang ditekuni. “Hipmi Banyuwangi harus berperan serta dalam melaksanakan program pemerintah dan turut menyukseskan proses pembangunan nasional maupun daerah menuju kepada terciptanya masyarakat yang adil dan makmur,” kata CEO ZOE OTTO itu. Hal senada juga dikatakan oleh Ketua Pembina Hipmi Banyuwangi, Michael Edi Hariyanto. Menurutnya, platform Hipmi ke depan telah membulatkan tekad untuk menumbuhkan cluster pengusaha menengah baru yang bernilai tambah, bersinergi dan bermartabat. Cluster pengusaha menengah baru ini adalah sebuah cluster yang berisi pengusaha-pengusaha yang memiliki kemampuan value creation, inovatif, profesional, fokus dan memegang nilai-nilai normatif dalam menjalankan usahanya. “Cluster ini lahir dari proses tempaan Hipmi, sehingga menjadi pengusaha matang dan tangguh - pengusaha yang naik kelas dari pengusaha kecil menjadi menengah dan dari pengusaha lokal menjadi nasional,” ujar pemilik CV. Panen Raya itu. (cin/c1/bay)


RADAR BANYUWANGI

Agustusan

32

Jawa Pos

Minggu 23 Agustus 2015

SD Kepatihan Tantang UPTD Semarak Lomba Meriahkan 17-an BANYUWANGI - Kemeriahan perayaan hari ulang tahun Republik Indonesia yang ke-70 masih tampak di SDN Kepatihan. Kemarin (22/8), ratusan siswa mulai kelas 1-6 beradu tangkas dalam lombalomba yang diselenggarakan sekolah. Tak ketinggalan, para guru, orang tua siswa, dan guru dan petugas UPTD Pendidikan Banyuwangi ikut meramaikan lomba. Meski tak selincah para siswa sekolah, guru d a n p e t u ga s U P T D k o t a tampak semangat. Beberapa kali mereka terjatuh ketika mengikuti lomba balap klompen. Di antara lomba yang diselenggarakan adalah balap karung, tarik tambang, balap bendera dan balap klompen. “Sesuai dengan slogan

BUKAN BENERAN: Tikus Curut menjadi salah satu Lomba yang mengundang tawa.

FOTO-FOTO: GERDA/RaBa

SEMANGAT!: Administratur KPH Banyuwangi Barat, Prihono Mahdi mengikuti lomba tarik tambang.

Penghargaan Mandor Terbaik Dibalut Agustusan FREDY RIZKI/RaBa

MENANG: Rombongan Kepala UPTD Pendidikan Banyuwangi, Purwanto menjadi yang tercepat dalam lomba balap klompen.

kemerdekaan yang ke-70, lomba-lomba ini menunjukkan kerjasama antara sekolah,

siswa, orang tua dan UPTD,” ujar Endahwati, Kepala SDN Kepatihan. (fre/*/als)

ADU CEPAT: Siswa SDN Kepatihan menunjukan kebolehannya dalam balap bendera di acara lomba HUT kemerdekaan RI ke-70 di halaman sekolahnya, kemarin (22/8)

GIRI – Lapangan bulu tangkis GOR Tawangalun, Kecamatan Giri, mendadak ramai Sabtu pagi kemarin (22/8). Keluarga besar Perhutani Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) Banyuwangi Barat, berkumpul mengikuti berbagai macam lomba dalam rangka memeriahkan HUT RI ke-70. Mulai dari anak-anak hingga dewasa mengikuti lomba mulai bola voli, tarik tambang, pukul air sampai joget balon. Banyaknya hadiah yang disediakan panitia, mulai televisi, sepeda gunung, kulkas, magic com hingga dispenser, membuat para peserta tampak semakin semangat. Meski suhu di dalam ruangan bulu tangkis cukup panas, namun peserta tarik tambang dan bola voli tak henti-hentinya berteriak untuk memompa semangat timnya dalam lomba yang disponsori Bank BRI Cabang Banyuwangi itu. Selain lomba, pada hari itu juga diadakan pemberian penghargaan kepada staf dan mandor terbaik dari seluruh wilayah KPH Banyuwangi Barat, mulai dari Kalibaru, Glenmore, Kalisetail, Rogojampi, Licin dan Kalipuro. “Selain memperingati kemerdekaan ini juga ajang silaturahmi untuk keluarga besar KPH Banyuwangi Barat,” ujar Prihono Mardi, S.Hut, administratur Kepala KPH Banyuwangi Barat. (fre/*/als)

JUARA UMUM: Bagian umum mendapatkan piala bergilir.

AYO KERJA: Karyawan Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Banyuwangi Barat.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.