Radar Banyuwangi | 27 Agustus 2015

Page 1

Rujukan Informasi Terkini

KAMIS 27 AGUSTUS TAHUN 2015

Pecah Kaca Mobil di Kabat dan Cungking Pukul 17.30 Pecah kaca mobil Xenia terjadi di Desa Pakistaji, Kecamatan Kabat. Dalam aksinya, pelaku merusak kaca mobil dengan cara memecahnya. Akibat kejadian itu, korban mengalami kerugian material sekitar Rp 2 juta

HALAMAN 29

Eceran Rp.5.750

Pecah Kaca Kambuh Lagi n Sehari Tiga Mobil Parkir Digarong n Pelaku Gasak Uang Rp 30 Juta dan Laptop BANYUWANGI - Setelah sempat tiarap selama berbulan-bulan, spesialis pelaku pecah kaca mobil kembali beraksi. Dalam sehari kemarin (26/8) tiga mobil yang sedang parkir di pinggir jalan digarong kawanan penjahat. Satu mobil hanya dipecah kacanya, sedangkan dua mobil diacak-acak isinya. Dalam

kejadian itu, pelaku berhasil menggondol sejumlah uang tunai dan barang-barang elektronik. Maraknya pecah kaca mobil itu setidaknya menjadi ”PR” bagi Kapolres AKBP Bastoni Purnama. Sejak dia bertugas di Banyuwangi belum satu pun ada pelaku pecah kaca yang tertangkap.

Pecah Kaca Mobil Depan Kantor BPPT Pukul 18.30 Pelaku beraksi di Lingkungan Cungking, Kelurahan Mojopanggung, Giri. Mski berhasil memecah mobil, pelaku tidak berhasil menjarah isi kendaraan.

1

Diperoleh informasi, tiga kejadian pecah kaca tersebut nyaris bersamaan. Hanya dalam tempo tiga jam tiga kejadian tersebut berlangsung. Itu artinya masyarakat, khususnya pemilik mobil, wajib ekstra waspada dan tidak meninggalkan benda berharga di dalam mobil. Aksi kejahatan pecah kaca mobil dimulai di wilayah Kecamatan Kabat. Sebuah mobil Daihatsu Xenia yang diparkir di

2

Pukul 20.00 Ali Zulkarnain, 37, hendak belanja minuman di Indomaret Jalan A. Yani Banyuwangi.

Baca Pecah...Hal 39

4

3 Dia pun memarkir kendaraan persis di depan kantor BPPT Banyuwangi

depan sebuah rumah di Desa Pakistaji digarong pelaku. Pelaku berhasil merusak kaca mobil dengan cara memecahnya sekira pukul 17.30. Akibat kejadian itu, korban mengalami kerugian lebih-kurang Rp 2 juta. Selang satu jam kemudian, pelaku beraksi di Lingkungan Cungking, Kelurahan Mojopanggung, Kecamatan Giri. Sayang, meski berhasil memecah mobil korban, pelaku tidak berhasil menjarah isi kendaraan n

Saat kembali, Ali mendapati mobil Hyundai warna merah itu sudah bolong kacanya di bagian kiri belakang

Akibat kejadian itu, Ali mengalami kerugian lebih-kurang Rp 30 juta. Ponsel dan laptop yang tersimpan di mobil juga raib

REZA FAIRUZ/RABA

Nama Aslinya Ali Tohan KUCUR CUR

NGOPAI

Tunggu Buku Ekspedisi TEMPAT-tempat baru sering menciptakan kesenangan baru bagi seseorang. Sebab, setiap tempat memiliki keunikan yang terkadang mempengaruhi pikiran. dr. Dina Utami Sp.PA n

LICIN - Ini masih seputar sosok Tuhan, warga Desa Kluncing, Kecamatan Licin, yang bikin heboh karena namanya tersebut. Berdasarkan penelusuran Jawa Pos Radar Banyuwangi (JPRaBa), ternyata Tuhan memiliki nama lain yang familiar di kalangan masyarakat Desa Kluncing. Nama tersebut diketahui merupakan nama lengkap mer Pak Tuhan yang sebenarnya. Hal tersebut disampaikan beberapa masyarakat setembeb pat saat JP-RaBa bertandang ke kkantor Desa Kluncing kemarin (26/8). Nama lengkap mar Tuhan yang saat ini tengah Tuh menjadi trending topic namen sional adalah Ali Tohan n sion Baca Nama...Hal 39

RENDRA KURNIA/RABA

RUMAH TUHAN: Di bangunan inilah Tuhan beserta istri dan dua anaknya tinggal.

Tanda Tangan Paman Tuhan juga Unik WARGA RT01/RW02, Dusun Krajan, Desa Kluncing, Kecamatan Licin, bernama Tuhan memang sudah menggemparkan khalayak luas. Bisa dibilang saat ini Tuhan sudah tenar berkat namanya tersebut n

Baca Tunggu...Hal 39

Baca Tanda...Hal 39

FREDY RIZKI/RABA TAUFIK FERDIANSYAH/RABA

OPERASI PEKAT

NYELENEH: Tanda tangan Mawaid, paman Tuhan yang tertera pada KTP (kanan). Tanda tangan milik Tuhan (kiri).

Dia Bukan Tuhan, tapi Tohan

OLEH MH. Qowim

ADA satu hal menarik, bahkan sangat menakjubkan. Satu-satunya di dunia. “Tuhan ternyata hidup di Banyuwangi”. Begitulah adagium yang berkembang dengan cepat akhir-akhir ini. Ada seseorang bernama Tuhan di Banyuwangi. Tersirat makna, ternyata orang Banyuwangi sangat berani. Berani menamai anaknya dengan leksim yang sangat tabu, yakni “Tuhan” alias

Sang Pencipta alias Sang Hyang Widi Washa. Mungkin hanya orang Banyuwangi yang berani menamai anaknya seperti itu. Saya secara pribadi sangat terkejut. Jangankan menyamai nama sang pencipta, seseorang bernama “Nabi dan Malaikat” saja mungkin tidak ada di Banyuwangi. Itu satu dari sekian kata yang dianggap tabu jika dijadikan nama. Saya khawatir ada oknum

tertentu yang merasa tersinggung dengan nama itu. Atas dasar itulah akhirnya saya melakukan penelusuran akademis. Dalam perjalanan, saya bergumam; sudah lebih 15 kali saya melakukan penelitian lapangan ke berbagai desa berpenutur bahasa Oseng monolingual, belum pernah saya mendapati leksim nama yang “antik” seperti itu n Baca Dia...Hal 39

Empat JCH Gagal Berangkat SURABAYA - Jamaah calon haji (JCH) asal Banyuwangi yang tergabung dalam kloter 8, 9, dan 10, kemarin (26/8) berangkat dari Bandara Juanda Surabaya menuju Tanah Suci. Sayang, empat CJH harus menunda keberangkatan karena tim dokter menyatakan mereka tidak layak pergi. Pelaksana Tugas (Plt) Kasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Banyuwangi, Muhamad Jali, melaporkan situasi tersebut dari Surabaya. Sebelumnya diberitakan, satu jamaah masuk dalam kondisi risiko tinggi (risti). Ternyata ditambah tiga orang lagi yang dinyatakan tidak bisa berangkat. Mereka adalah Kamsidi, Muzawarah, dan Titis. Ketiganya, menurut Jali, menderita diabetes tinggi dan hemoglobin (HB)-nya rendah. Sehingga, tim dokter Rumah Sakit Haji Sukolilo belum memberikan izin mereka terbang. Terkait nasib mereka, Jali menegaskan, para JCH itu akan tetap diberangkatkan pada penerbangan selanjutnya n Baca Empat...Hal 35

Mereka yang Gagal Berangkat n Siti Halimah (sakit) Purwoharjo n Kamsidi (sakit) Tegalsari n Muzawarah (sakit)) Genteng n Titis (sakit) Muncar Empat JCH tersebut ada yang menderita diabetes tinggi dan hemoglobin (HB rendah. Tim dokter Rumah Sakit Haji Sukolilo belum memberikan izin mereka terbang. Take off dari Juanda Rabu pagi (26/8). Perjalanan memakan waktu sekitar 10 jam sampai Jeddah. Kloter 8 yang berangkat pukul 04.30 Kloter 9 06.30 Kloter 10 pukul 08.30 Masing-masing jamaah dapat living cost 1.500 real Saudi Arabia Riyal (SAR). Jika dikurs-kan dengan rupiah sekitar Rp 5,6 juta.

NIKLAAS ANDRIES/RABA

MEMABUKKAN: Petugas Sabhara menunjukkan miras milik Rubinah.

Dapat Arak Bali dan Mansion GLAGAH - Keamanan dan ketertiban masyarakat jelang pilbup menjadi harga mati bagi aparat kepolisian. Untuk mewujudkan itu, jajaran Polres Banyuwangi pun giat menggelar operasi penyakit masyarakat n Baca Dapat...Hal 39

Ekspedisi Jelajah Pantai Timur Jawa (15)

Mangrove Tumbuh Lebat di Muara Pulau Santen Tim ekspedisi Jelajah Pantai Timur Jawa kali ini meng-explore Pulau Santen di Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Banyuwangi. Ada apa saja di pesisir ini?

Rakyat tak butuh visi dan janji, cukup harga pangan murah!

TAUFIK FERDIANSYAH, Banyuwangi DARI Pantai Boom tim ekspedisi Jawa Pos Radar Banyuwangi yang didukung Toyota Auto 2000 Banyuwangi terus bergerak mengunjungi pantai lain di Kecamatan Banyuwangi. Kali ini tim ekspedisi jelajah mengunjungi Pulau Santen. Posisi Pulau Santen sebenarnya tidak jauh ketika disusuri melalui garis pantai dari kawasan Boom, Banyuwangi. Namun, secara administrasi pemerintahan, Pulau Santen beda kelurahan dengan Pantai Boom n Baca Mangrove...Hal 39

Dahsyat dan Su-Si beberkan visi

Aksi kejahatan pecah kaca mobil kambuh lagi Uji nyali untuk kapolres baru!

LANSIA: Warga berjemur sambil menikmati suasana mentari terbit di pantai Pulau Santen, Kelurahan Karangrejo, Banyuwangi. RENDRA KURNIA/RABA

http://www.radarbanyuwangi.co.id

email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com


RADAR BANYUWANGI

RADAR SPORT

30

Jawa Pos

Kamis 27 Agustus 2015

Sembilan Cabor Diberi Garis Merah

BOLA VOLI

BANYUWANGI - Tiga cabang olahraga (cabor) dianggap mengalami kemerosotan prestasi pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim V tahun 2015. Tetapi, pembinaan atlet tetap dianggap sukses. Sebab, medali tetap diraih meski mengalami penurunan. Bandingkan dengan cabor lain yang gagal mendulang medali pada ajang yang sama. Ada sembilan cabor yang mendapatkan atensi khusus dari KONI Banyuwangi.

Pasalnya, sembilan cabor itu tidak bersinar selama dua edisi terakhir. Para atlet mereka kandas. Sama sekali tidak membuahkan prestasi yang bisa dibanggakan. Sembilan cabor yang tidak meraih medali itu adalah panjat tebing, sepak takraw, tenis meja, renang, dan selam. Sisanya adalah bola basket, angkat berat, bina raga, dan sepak bola. Memang, semua cabor itu tidak bisa berbicara banyak dalam ajang multi even itu. Tapi, sebagian cabor mampu

berjaya dalam kejuaraan di luar Porprov. Terutama pada kelompok usia dini. Seperti tenis meja, selam, dan renang. Meski tidak sanggup meraih medali dalam ajang dua tahunan itu, hal itu bukan berarti pembinaan gagal. ‘’Saya baru pertama pegang renang, anak-anak kurang beruntung di Porprov 2015,” ungkap ketua Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Banyuwangi, I Gede Eka Damayasa, kemarin.

Menurut dia, memang dibutuhkan waktu yang tidak sedikit dalam pembinaan. Dia menjelaskan, atlet usia dini memang menjadi prioritas dan bisa diandalkan pada periode yang akan datang. “Atlet yang besar, kita memang kesulitan,” akunya. Yang pasti, dia menegaskan, jika pembinaan olahraga tetap jalan terus. Para atlet terus berlatih serius. ‘’Karena kita tahu mustahil dapat prestasi tanpa latihan,” tukasnya. (ton/c1/als)

ALI NURFATONI/RABA

NAIK: Salah satu atlet bola voli pantai putri Banyuwangi dalam kejuaraan bola voli pantai di Pantai Boom, Banyuwangi, beberapa waktu lalu.

Prestasi Dianggap Naik BANYUWANGI - KONI Banyuwangi dengan tegas memberikan peringatan kepada tiga cabang olahraga (cabor) yang prestasinya menurun pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim V yang digeber Juni lalu. Tiga cabor itu adalah panahan, atletik, dan bola voli indoor. Tiga cabor itu sebetulnya berpotensi mendulang prestasi lebih pada ajang multi even itu. Tetapi, ternyata hasil yang diraih tidak terlalu menggembirakan dan tidak lebih baik dari ajang serupa tahun 2013 lalu. Cabor panahan mendulang 2 emas dan 1 perak. Tetapi, saat berlaga di kandang sendiri, prestasi mereka melorot dengan catatan 1 medali emas, 1 perak, dan 2 perunggu. Sedangkan cabor atletik pada ajang yang sama hanya meraih 1 emas, 2 perak dan 4 perunggu. Padahal, tim atletik Banyuwangi mendulang 1 emas, 5 perak, dan 3 perunggu dua tahun lalu. Cabor voli indoor meraih 1 medali perak pada edisi ke empat tahun 2013 lalu. Tapi prestasi itu tidak mampu diperbaiki. Bahkan, tim bola voli putra-putri Banyuwangi tumbang dan gagal meraih medali. Meski menurun, tapi sejumlah cabor angkat suara, salah satunya cabor bola voli indoor. ‘’Kita tidak gagal,’’ tegas ketua harian Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) Banyuwangi, Ayub Hidayat, kemarin. Perlu digarisbawahi, kata dia, PBVSI mewadahi dua nomor lomba. Selain bola voli indoor, juga ada bola voli pantai. ‘’Memang, bola voli indoor tahun ini kita tidak dapat. Sebelumnya kita dapat perak pada bola voli indoor waktu di Madiun,’’ terangnya. Selain itu, PBVSI Banyuwangi juga berhasil meraih medali perunggu pada kategori bola voli pantai. Kesimpulannya, PBVSI berhasil membawa pulang dua medali. ‘’Nah, Porprov 2015, kita lebih baik,” jelasnya. Dasarnya, bola voli pantai, masih kata dia, Banyuwangi sukses meraih dua medali perak untuk tim putra dan putri. Karena itu, jika dihitung secara global, prestasinya tidak melorot. ‘’Karena baik indoor maupun outdoor di bawah pembinaan PBVSI,’’ tandas direktur PDAM Banyuwangi itu. Cabor atletik juga merasa tersinggung karena dianggap gagal dalam pembinaan. Selama ini, atlet nasional mengawali latihan di Banyuwangi. “Atlet kita banyak yang menembus Sea Games. Saya kira, kita satu-satunya,” tukas pelatih atletik Banyuwangi, Agus Sujiyono. (ton/c1/als)

RENDRA KURNIA/RABA

DILANJUTKAN: Sejumlah pekerja tampak beraktivitas di dormitory Jalan Gajah Mada, Banyuwangi, kemarin.

Lanjutan Dormitory Telan Rp 2,4 Miliar BANYUWANGI - Pengerjaan proyek asrama atlet (dormitory) di Jalan Gajah Mada, Banyuwangi, yang dimulai dibangun pada tahun 2014 lalu kembali dilanjutkan. Kali ini proyek lanjutan itu digerojok dana senilai Rp 2,4 miliar. Pada APBD tahun 2014 lalu, proyek tersebut telah menghabiskan dana Rp 6 miliar. Namun, dana sebesar itu masih belum cukup untuk menyelesaikan pembangunan tiga lantai itu. Lantaran belum selesai, maka proyek tersebut menunggu realisasi APBD pada tahun 2015. Setelah tidak ada pengerjaan

beberapa bulan terakhir, kini aktivitas proyek tersebut tampak dilanjutkan. Meski begitu, kontraktor lokal Banyuwangi terpaksa gigit jari. Sebab, sesuai lelang melalui LPSE itu, pemenang tender berasal dari luar Jawa, yaitu Samarinda. Proyek lanjutan itu dimenangkan PT. Satria Andalan Berbudi. Yang tertera dalam papan proyek, alamat pemenang proyek adalah Jalan Wahid Hasyim, Perum Sempaja Lestari indah, Samarinda. Meski kontraktor lokal gagal menang, tapi konsultan proyek itu adalah berasal dari Banyuwangi,

yaitu CV. Candradimuka, yang beralamat di Jalan Brawijaya, Gang Seroja, Nomor 9, Banyuwangi. Kepala Dinas Pekerjaan Umum

Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang Banyuwangi, Mujiono menegaskan, asrama atlet itu bisa difungsikan setelah

pelaksanaan proyek tahap kedua selesai. ‘’Setelah ini asrama bisa digunakan,” tandasnya. (ton/ c1/als)

Agenda kota

Upacara Hari Pramuka HARI ini Kamis (27/8) pukul 08.0 Bupati Abdullah Azwar Anas menjadi pembina upacara pada apel besar peringatan Hari Pramuka ke 54 di Lapangan Sepak Bola Purwoharjo (*)

Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono Wakil Pemimpin Redaksi/Korlip: Syaifuddin Mahmud Redaktur: Ali Sodiqin, A.F. Ichsan Rasyid Staf Redaksi: Sigit Hariyadi, Niklaas Andries, Ali Nurfatoni, Chien Jullien Anisa, Taufik Ferdiansyah, Fredy Rizki Manunggal Fotografer: Galih Cokro Buwono Editor Bahasa: Minhajul Qowim Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis (Koordinator), Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja J

Direktur: Samsudin Adlawi Pemasaran dan Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha Iklan: Sidrotul Muntaha, Dian Effendi Administrasi Iklan: Fitria Arifiana Event: Benny Siswanto Keuangan: Citra Puji Rahayu Kasir: Widi Ukiyanti, Piutang: Anissa Windyah Sari Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti Perpajakan: Cici Irma Setyani

Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.

J Wartawan

Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Agus Baihaqi Staf Redaksi: Shulhan Hadi, Dedy Jumhardiyanto Pengembangan Usaha: Abdul Aziz Iklan: Thomy Sila Acrdhiansyah, Eko Budiyono Pemasaran: Wahyu Nugroho Administrasi: Titin Wulandari Kantor Genteng: Ruko Madania, Jl Hasyim Asy’ari No 06 Genteng Telp : (0333) 845860

Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Edy Supriyono Staf Redaksi: Nur Hariri, Habibul Adnan Fotografer: Rendra Des Kurnia Lay Out/Grafis: Pemasaran: Samsuri Administrasi: Dimas Ayu Dewi Fintari Kantor Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982.

Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.

J

Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Website: www.radarbanyuwangi.co.id. Email: radarbwi@gmail.com, beritaraba@gmail.com, artikelradarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300

Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi


Kamis 27 Agustus

Koranna Oreng Situbendeh

TAHUN 2015

Halaman 31

agustusan

HABIB/JPRS

KEKAYAAN DAERAH: Kades Desa Asembagus (ditandu) ikut serta dalam pelaksanaan karnaval kemarin.

Gali Budaya melalui Karnaval ASEMBAGUS – Kemeriahan karnaval budaya di Kecamatan Asembagus tersaji, kemarin siang (26/8). Karnaval yang bertajuk Asembagus Culture Carnival (ACC) itu sengaja dilaksanakan untuk menggali potensi budaya setempat. Camat Asembagus, Masyhari mengatakan, dalam karnaval ini, beberapa budaya khas ditampilkan. Misalnya, tampilan komantan sonnat, komantan korong, aparlo, lalamaran, dan budaya hodo. Dia mengatakan, aneka tampilan budaya yang mengikuti karnaval tersebut memiliki kekhasan sendiri. Karena itulah, katanya, harus tetap dilestarikan. ”Dengan karnaval ini kita mencoba melestarikannya,” ujar Camat Asembagus. Orang nomor satu di Kecamatan Asembagus itu berharap, dengan dilaksanakannya karnaval tersebut, potensi-potensi budaya Asembagus terus bisa tergali. ”Sebab tujuannya selain berusaha melestarikan, kita juga menggali,” tambahnya Menurut Masyhari, kebudayaan lokal harus dijaga dan digali. Karena itu, dia meminta agar potensi budaya yang ada itu dimunculkan. ”Dan mari kita cintai budaya lokal kita,” katanya Ke depan, Masyhari mengatakan, karnaval serupa akan terus dilakukan. Dia juga berjanji, pelaksanaannya pada tahun-tahun yang akan depan lebih semarak lagi. (bib/pri/*)

Razia

Sita Ribuan Pil Trex BANYUPUTIH - Pengedar ribuan pil haram jenis trihexpenydil (trex) dan dextro dibekuk Sat Reskoba Polres Situbondo, kemarin (26/8). Dia adalah Wahyu Putra. Pemuda 19 tahun tersebut ditangkap polisi di rumahnya, di Desa Sumberanyar, Kecamatan Banyuputih. Wahyu itu ditangkap polisi sekitar pukul 11.00, setelah ada informasi dari warga sekitar rumahnya. Warga yang mengadukan itu curiga karena melihat ada pemuda lain yang tampak mabuk baru keluar dari rumah Wahyu Putra. Tak ingin kehilangan momentum, polisi langsung menuju ke rumah Wahyu Putra dan mengepungnya. Begitu digerebek, Wahyu tertangkap basah karena dirinya sedang menyimpan ribuan pil haram yang baru dijualnya kepada seseorang. Wahyu menyimpan, ribuan pil tersebut di dalam kaleng biskuit. Wahyu pun tak bisa berkutik. Dia langsung digelandang ke polres beserta barang buktinya. Pil trex dan dextro yang diamankan sedikitnya ada lebih dari seribu butir pi n  Baca Sita Ribuan...Hal 32

HABIBUL ADNAN/JPRS

SIAP ‘TARUNG’: Tiga pasangan calon bupati – wakil bupati berpose usai pengambilan nomor urut, kemarin (26/08). Dari kiri, nomor 1 pasangan Gus Faqih – H Untung, nomor 2 pasangan Ra Hamid – Ra Fadhil serta pasangan nomor 3, H Dadang Wigiarto – H Yoyok Mulyadi.

Paslon Yakin Nomornya Hoki Kunci Ra Hamid dan Gus Faqih Sempat Hilang SITUBONDO – Tiga pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati (cabupcawabup) Situbondo, siang kemarin (26/08) mengambil nomor urut daftar pasangan calon untuk pelaksanaan pilkada 09 Desember mendatang. Tiap paslon

berkeyakinan, nomor urut yang diterimanya adalah nomor keberuntungan. Pasangan Dadang Wigiarto – Yoyok Mulyadi, misalnya. Paslon yang kali pertama mendapatkan kunci untuk membuka kotak nomor urut daftar pasangan calon itu, kebagian nomor urut tiga. “Saya kira ini sudah isyarah alam. Tadi sampai ada kunci pasangan yang hilang. Lama dicari-cari, tidak ketemu

juga,” ujarnya kepada wartawan. Dadang menjelaskan, nomor urut tiga baginya adalah nomor yang baik. Sehingga dengan menempati nomor urut tiga, menjadi pertanda pasangannya akan mendapatkan keberuntungan. ”Sudah top! Memang itu (nomor urut tiga) yang kita tuju,” tambahnya sambil mengacungi jempol Pasangan Ra Hamid- Ra Fadil yang mendapatkan nomor urut dua juga me-

nyampaikan hal yang sama. Dia mengaku kalau nomor urut dua adalah nomor yang dikehendaki pasangannya. ”Saya bersyukur. Tadi saya menyebutkan sebuah hadits yang menyebutkan paling baik itu tengah-tengah saja. Jadi nomor dua ini nomor yang bagus. Semoga ini menjadi keberkahan bagi kami,” terang Kiai asal Probolinggo itu n  Baca Paslon...Hal 32

Tiap Calon Dikawal Dua Polisi

SYAMSURI/JPRS

DIJAGA POLISI: Massa paslon cabup-cawabup melakukan aksi dukungan di depan Gedung Bhayangkara, tempat pengambilan nomor urut.

SEMENTARA itu, setelah pengambilan nomor urut, suasana di luar gedung Bhayangkara ‘Jananuraga’ sempat ramai. Pendukung masing-masing paslon meneriakan yel-yel. Keributan hampir saja terjadi. Sebab, posisi pendukung berhadap-hadapan. Ketika pendukung meneriaki jagoannya, pendukung yang lain ikut bersuara lebih lantang. Sehingga, suasana panas sempat terjadi. Bahkan ada sejumlah orang terlihat terpancing emosi. Beruntung ada aparat kepolisian yang sigap, tetap menjaga agar para pendukung tidak berada dalam posisi yang begitu dekat. Nah, untuk memberikan pengamanan kepada paslon cabup – cawabup, Polres

Situbondo langsung mulai memberikan pengamaman melekat terhadap setiap orang calon. Polres Situbondo mengerahkan 12 personel sebagai pengawal khusus. ”Baik terhadap calon bupati maupun wakil bupati,” ujar AKBP Hadi Utomo, Kapolres Situbondo, usai acara. Hadi mengatakan, pengawal pribadi dari kepolisian itu bertujuan untuk menghindari hal-hal menganggu keamanan calon maupun keluarganya. ”Jadi pengamanan ini tidak hanya kepada paslon. Tapi, juga kepada keluarga paslon,” tambahnya. Hadi mengaku, dalam hal pengamanan dari pengawal pribadi paslon, dibantu sepenuhnya oleh TNI n  Baca Tiap Calon...Hal 32

Sejak 1 Agustus Yoyok Bukan PNS SITUBONDO – H Yoyok Mulyadi, calon wakil bupati (cawabup) yang mendampingi H Dadang Wigiarto kian mantap melangkah menghadapi pilkada 09 Desember mendatang. Sebab, pria kelahiran asli Situbondo tersebut sudah tidak lagi m e n ya n d a n g predikat sebagai Pegawai Ne g er i Sipil (PNS). Pria yang akrab dipanggil Jih Yoyok tersebut sudah m e­n e r i m a S K Pensiun Dini da­ ri Kepala Badan

Kepegawaian Negara. “SK Pensiun dini saya ditetapkan di Jakarta tertanggal 06 Agustus 2015. Namun, pen­s iun terhitung mulai tanggal (TMT) sejak 01 Agustus 2015,” te­ rangnya, kemarin (26/08). SK pensiun dini pria kelahiran Kecamatan Mangaran tersebut ada dalam Surat Keputusan Presiden bernomor 000019/KEPKA/AP/23512/15 yang ditandatangani oleh Kepala BKN, Bima Haria Wibisana. Dalam SK tersebut disebutkan, Jih Yoyok mengajukan permohonan berhenti atas permintaan sendiri. Dia juga dinyatakan telah memenuhi syarat untuk pensiun. Sehingga, Jih Yoyok diberhentikan dengan hormat sebagai PNS dan berhak mendapatkan hak-haknya sebagai seorang pensiunan. Sekedar tahu, masa pensiun Jih Yoyok sebagai PNS masih kurang

tujuh lagi. Namun, untuk kepentingan pilkada di Kabupaten Situbondo tahun ini, dia rela melepaskan jabatannya sebagai Kepala Dinas Bina dan Pengairan Kabupaten Situbondo. “Kalau masa pensiun saya masih kurang tujuh tahun lagi, tetapi ini soal pengabdian kepada masyarakat, bismillah saya sudah bulat maju sebagai calon wakil bupati bersama Pak Dadang,” terang , di sela- sela menjalani tes kesehatan di Rumah Sakit Daerah Soebandi Jember, akhir Juli, lalu. Jih Yoyok mengaku mantap maju sebagai calon wakil bupati, karena didukung oleh keluarga serta ulamaulama di Situbondo. “Ini soal keterpanggilan, dan kami dipercaya oleh ulama- ulama, untuk itulah saya mantap maju mendampingi Pak dadang,” pungkasnya. (pri/*)

EDY S/JPRS

Razia Malam, Polisi Amankan Tiga Botol Arak PANJI - Polres Situbondo menggelar razia di Jalan Raya Basuki Rahmat, Kecamatan Panji, Selasa (25/8) malam. Hasilnya, polisi mengamankan tiga botol minuman keras jenis arak dan satu sepeda motor yang diduga tanpa dilengkapi surat kendaraan. Selain itu, polisi juga mengeluarkan surat tilang kepada 15 pengendara motor yang melanggar peraturan lalu lintas. SIM atau STNK yang mereka bawa langsung diamankan dengan memberikan surat tilang. Data yang berhasil dikumpulkan, razia malam yang digelar sejak pukul 21.30, dilakukan untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Sebab, banyak kasus kejahatan yang menggunakan kendaraan sebagai alat bantu untuk beraksi. http:\\www.radarbanyuwangi.co.id

BERI TEGURAN: Kapolres Situbondo mengingatkan kepada sejumlah sopir agar mematuhi peraturan lalu lintas, di Jalan Raya Kecamatan Panji, Selasa (25/8) malam.

NUR HARIRI/JPRS

Karenannya, kendaraan yang melintas di jalan Basuki Rahmat diminta berhenti dan digeledah. Pengamatan wartawan Jawa Pos Radar Situbondo, kenda-

raan yang diperiksa tidak hanya sepeda motor. Akan tetapi mobil hingga kendaraan umum seperti bus juga menjadi sasaran razia. Kepada sopir, polisi meminta

agar menunjukkan kelengkapan surat kendaraan serta menggeledah barang bawaan yang ada di dalam kendaraan n  Baca Razia...Hal 32 email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com


R A D A R s i t u bondo

afriCa Van java

32

Ketika Warga Dusun Pariopo Mengikuti Karnaval Budaya

Tampilkan Ritual Hodo, Pelakunya Para Remaja Jalan raya asembagus siang kemarin (26/8) padat. Sebab, di sepanjang jalan pantura ini dilaksanakan karnaval budaya. Yang menarik, deretan iringan peserta karnaval itu, ditampilkan Hodo, ritual khusus memanggil hujan di salah satu pedukuhan Kecamatan Asembagus. HABIBUL ADNAN, Asembagus Suasana karnaval budaya di Kecamatan Asembagus kemarin terlihat menarik. Tampak, sejumlah remaja menggunakan kostum lengkap ritual Hodo, yaitu ritual memanggil hujan. Apalagi ketika didukung dengan beberapa gerakan khas. Itulah yang membuat suasana karnaval itu tak ubahnya seperti ritual Hodo. Yang membedakan adalah pelakunya. Biasanya, dalam ritual ini, yang melakukannya adalah para sesepuh. Orang yang paham betul dalam melakukan ritual Hodo. Akan tetapi kali ini justru dimainkan oleh anak remaja usia belasan tahun. Mereka itu adalah peserta karnaval yang dilaksanakan di Kecamatan Asembagus, kemarin. Yaitu peserta dari Dusun Pariopo, Desa Bantal, Kecamatan Asembagus. Inilah juga yang membedakan

karnaval budaya dengan tahuntahun sebelumnya. ”Sekarang ini kita tampilkan pelaku ritual hodo,” ujar Ki Tohasan, sekretaris Lembaga Adat Suku Pariopo. Dia mengaku sengaja menampilkan anak-anak remaja dalam karnaval itu untuk mengenalkan cara melakukan ritual Hodo. ”Sebab mereka ini adalah penerus ritual Hodo. Agar lebih berkarakter,” tambahnya. Beberapa gerakan unik diperagakan. Salah satunya adalah gerakan kedua tangan yang seperti memohon doa. Tapi sepintas terlihat seperti orang sedang menari. Untuk melakukan gerakan mengangkat tangan ini membutuhkan kekuatan tersendiri. Sebab posisinya cenderung terus terangkat. ”Tapi, bukan menari karena gerakannya kaku dan tidak gemulai,” katanya. Ki Absu, ketua Lembaga Adat

HABIBUL ADNAN/JPRS

BERBEDA: Ki Absu, ketua lemabag adat suku pariopo melatih peserta karnaval yang menampilkan ritual hodo.

Suku Pariopo mengatakan, gerakan mengangkat tangan tersebut memiliki makna filosofi yang mendalam. Yaitu pengharapan dan doa kepada sang pencipta. Oleh karena itulah, tampilan dalam karnaval oleh suku pariopo ini bukan sebatas tontonan semata. Akan tetapi diharapkan menjadi bagian dari ritual. ”Memang tampil pada karnaval. Tapi ada tujuan dan maksud yang lain,” terang Ki Absu. Nah, untuk memaksimalkan peragaan dari ritual ini, Ki Absu

mengaku memberikan latihan cukup lama. Dia mengatakan, lebih dari satu minggu dirinya melatih peserta karnaval tersebut. Latihan yang cukup lama itu dilakukan karena bukan hanya dilatih gerakannya saja. Akan tetapi bagaimana cara menabuhkan beberapa alat musik khas dalam ritual hodo. ”Makanya kita harapkan fungsinya sama dengan ritual hodo yang sebenarnya. Yaitu semoga hujan segera turun dalam waktu dekat ini,” pungkasnya. (pri)

Jawa Pos

Kamis 27 Agustus 2015

Latihan Menari, Motor Honorer Raib SITUBONDO - Nasib sial dialami Kusmawati, 36, warga Dusun Olean Selatan, Desa Olean, Kecamatan Situbondo. Bagaimana tidak, Sepeda motor Yamaha MX, Nopol P 2915 EF miliknya, hilang saat belajar menari di Kelurahan Dawuhan, Kecamatan Situbondo. Pencurian kendaraan sepeda motor (curamor) yang dialami Kusmawati terjadi sekira pukul 19.45, Selasa (26/8) malam. Korban yang merupakan pegawai honorer RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo, sebelumnya datang ke rumah Ibu Yuni untuk mengikuti latihan tari bersama temannya. Kusmawati datang ke rumah Ibu Yuni lebih awal dari temannya. Dia kemudian memarkir sepeda motornya di lahan kosong sekitar rumah Yuni. Beberapa saat kemudian, teman korban juga datang untuk mengikuti latihan. Di saat korban asyik latihan menari, perasaan Kusmawati kurang enak. Baru sekitar 10 menit, korban menghentikan latihannya untuk melihat sepeda motor miliknya. Sayang, Kusmawati hanya melihat beberapa sepeda motor temannya, sedangkan sepeda motor miliknya sudah raib. Mengetahui sepeda motornya tak ada di tempat, kontan korban berteriak ‘maling’. Sehingga ini kemudian menghentikan teman-temannya yang sedang

NUR HARIRI/JPRS

SEPI: Sepeda motor Kusmawati hilang di lahan kosong sekitar lingkungan Parse, Kelurahan Dawuhan, Selasa (26/8) malam.

latihan. Kusmawati kemudian berusaha mencari sepeda motornya dengan dibantu beberapa teman korban dan warga sekitar. Sayang, upaya pencarian malam itu tidak membuahkan hasil. Korban yang sudah bersusah payah akhirnya mendatangi polres Situbondo untuk melaporkan sepeda motornya yang hilang. “Sudah dikunci setir sebelum saya latihan menari. Saya juga minta teman-teman untuk lihat sepeda motor saat istirahat, selang sepuluh menit sepeda saya hilang,” kata Kusmawati memberikan keterangan kepada polisi. Data yang berhasil dikumpulkan, latihan menari di rumah

bu Yuni diiringi dengan alunan musik. Pada saat Kusmawati berlatih menari bersama teman-temannya, pelaku diduga melancarkan aksinya. Pelaku diduga menggunakan kunci T untuk merusak kunci sepeda motor korban. Dikonfirmasi, Kasubag Humas Polres Situbondo, Ipda Nanang Priambodo membenarkan laporan pencurian sepeda motor tersebut. “Itu kasusnya pencurian disertai pemberatan. Laporan sudah kami terima dan beberapa petugas memburu pelaku,” katanya sambil berharap agar pelaku bisa cepat ditangkap. (rri/pri)

Paslon Diminta Menusuk Balon n Paslon...

Sambungan dari Hal 31

Klaim mendapatkan nomor hoki juga terlontar dari pasangan Gus Faqih –Untung. Pasangan yang mendapatkan nomor urut satu itu mengatakan, nomor yang didapatkannya paling bagus diantara nomor yang lain. ”Tidak mau nomor dua, nomor tiga. Kita mau menjadi nomor satu di Situbondo,” katanya. Ada yang menarik ketika pelaksanaan pengambilan nomor urut berlangsung. Sebab, kunci pembuka kotak nomor

urut milik pasangan KH. Faqih Gufran - H. Untung dan pasangan KH. Abdul Hamid WahidKH. Fadil Muzaki Syah sempat hilang. ”Silahkan kuncinya dicari dulu,” ujar pembawa acara. Bahkan, panitia dan beberapa pendukung paslon lainnya mencarikan kunci yang hilang. Kunci milik Gus Faqih-Untung lebih dahulu ditemukan. Sedangkan kunci Ra Hamid-Ra Fadil baru ditemukan sekitar dua menit kemudian. Teknis pengambilan nomor urut kemarin, diawali dengan Paslon yang diminta untuk mengambil kunci kotak tempat pe-

nyimpanan nomor urut. Kunci tersebut diletakkan di dalam tiga buah balon. Masing-masing pasangan mendapatkan tiga buah balon. Salah satu diantara balon tersebut ada kunci pembuka kotak. Paslon harus mencari kunci tersebut diantara tiga buah balon dengan cara menusuknya hingga meletus. Pasangan Dadang WigiartoYoyok Mulyadi menjadi pasangan yang pertama kali mendapatkan kunci pembuka kotak. Pasangan ini berhasil menemukan kunci pada tusukan yang kedua. Sedangkan pasangan Gus

Faqih-Untung dan pasangan Ra Hamid-Ra Fadil, baru mendapatkan kunci pada tusukan balon yang terakhir. Nah, ketika menusukkan balon terakhir itulah, kunci tersebut terpental. Itulah yang membuat kunci hilang beberapa waktu. Peristiwa hilangnya kunci paslon itu oleh beberapa pihak dianggap sebagai isyarat alam tertentu. Terutama pendapat dari pasangan incumbent Dadang Wigiarto – H Yoyok, pasangan yang mendapatkan kunci pembuka kotak pertama kali. (bib/pri)

NUR HARIRI/JPRS

KAMTIBMAS: Kapolres Situbondo dan Kasat Sabhara memeriksa bus umum yang melintas di Ja­lan Raya Kecamatan Panji, Selasa (25/8) malam.

Motor Bisa Diambil di Pengadilan n Razia...

Sambungan dari Hal 31

Kasubag Humas Polres Situbondo, Ipda Nanang Priambodo mengatakan, pengendara yang diketahui melanggar langsung ditilang. Bahkan, satu sepeda motor yang diamankan karena pengendaranya tidak bisa menunjukkan kelengkapan surat kendaraan.

“Untuk penggeledahan, petugas gabungan dari Shabara, Lantas, serta Polsek wilayah tengah berhasil menemukan minuman keras dan langsung disita. Sementara untuk barang membahayakan tidak ditemukan, sajam nihil, senjata api, narkoba dan bahan peledak juga nihil,” kata Nanang Priambodo. Nanang menjelaskan, untuk

seluruh pengendara yang ditilang baru bisa mengambil STNK atau SIM di pengadilan. “Khusus untuk sepeda motor yang diamankan bisa diambil dipengadilan asalkan yang bersangkutan bisa menunjukkan surat-surat kendaraan. Kita mengambil tindakan tegas untuk mengantisipasi terjadinya pencurian sepeda motor,” pungkasnya. (rri/pri)

Trex Disimpan di Kaleng Biskuit n Sita Ribuan...

Sambungan dari Hal 31

SYAMSURI/JPRS

IKUT RAMAIKAN: Massa menari di depan Gedung Bhayangkara saat menunggu paslon pengundian nomor urut..

Baik pengamanan oleh polisi maupun TNI, semuanya bertujuan untuk menciptakan pilkada yang aman dan damai. ”Itu yang

kita inginkan,” tambah Hadi dihadapan sejumlah wartawan usai pengambilan nomor urut kemarin. (bib/pri)

Itu sudah dikemas dalam plastik klip dan siap edar. Selain itu, polisi juga mengamankan sejumlah uang tunai yang diduga hasil penjualan pil. Data yang berhasil dikumpulkan, pria ini merupakan seorang residivis. Sebab, beberapa waktu lalu pernah ditangkap polisi dengan kasus yang sama. Se-

SITUBONDO

banyuwangi

BANYUWANGI

Jl. Pelabuhan kalbut

Kulkas 2 Pintu

Suzuki Karimun

Dijual Rumah, SHM, Luas Tanah 537 m2, Luas Bangunan 120 M2, Jl. Pelabuhan Kalbut Desa Semiring, Mangaran Situbondo Harga 250 Jt Nego CP. 081336301199

Djl Kulkas 2 Pintu Panasonic Ex Hadiah Hrga 2,5 Jt Hub: 085335734023

Suzuki Karimun GX 1.0 MT 2003 Abu-abu Metalik, PT. BFI Finance (0333) 415959

BANYUWANGI

Hlg STNK P 2380 YC an Sudibyo, Dsn. Bangunrejo RT. 3/2, Ds. Alasmalang, Sngjrh

Perum Permata

Hlg STNK P 3386 WP an Pemda Kab. Banyuwangi, Jl. A. Yani No. 100, Bwi

Untuk Ciptakan Pilbup Damai n Tiap Calon...

Sambungan dari Hal 31

Kata dia, Kodim 0823 sudah

siap membantu polisi sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. ”Pengamanan ini selama 24 jam,” tambahnya.

Rumah Rogojampi Dswkn Rumah+Toko Rp. 27,5 Jt/Th, Cck Buat Bank, Koperasi, Kantor dll, Pnggr Jln Raya Dpn Stasiun Rgjmpi (Kmr 3+Toko) Hub: 081287778099/081291718688

bangkan kasusnya, saat ini tersangka masih diperiksa. Semoga saja kalau ada jaringan lain bisa ditangkap,” katanya. Pihaknya menghimbau agar masyarakat ikut mengawasi peredaran pil haram. “Jangan sampai mengedarkan pil trex atau dextro, akan kami tindak tegas. Menyimpan saja tidak boleh, jadi kami himbau kalau mengetahui ada peredarannya laporkan,: imbaunya. (rri/pri)

BANYUWANGI

BANYUWANGI

Suzuki Ertiga

Honda Jazz

Dijual Suzuki ertiga th 2013 silver GL istw hrg 151 jt nego bisa cash/kredit atau tukar tambah Hb 08123453975

Dijual Honda jazz RS 10 Pth/Htm manual/matic hrg 174/164 jt nego bisa cash/kredit atau tukar tambah Hb 082331659126

Toyota All New Avanza

Dswkn/Dkntrkn Perum Permata Bwi (2 Kmr) Jl. Yos Sudarso 99 Bwi H: 081220799993

BANYUWANGI

mentara dugaan perputaran bisnis haram yang dilakukan Wahyud, diduga dilakukan bersama salah satu saudaranya yang membantu penjualan. Sayang, sumber pemasok pil trex dan dextro masih belum terbongkar. Kasubag Humas Polres Situbondo, Ipda Nanang Priambodo mengatakan, penangkapan pemuda yang menyimpan ribuan pil haram masih akan dikembangkan. “Kita akan kem-

situbondo Lahan L.5.6 H Djl Lhan L.5.6Ha ada phn mangga 780bh umr.8th ccok utk program rmh.sederhana pemerintah SHM H: 082332573333

Lahan L.5.6 H Djl Sgr Tanah SHM L 775 m2 ada rmh ±300 m Blkng Suzuki Motor Jl. Batur 23, Singotrunan H: 085203287226/085230625412

Toyota All New Avanza VVTI G 1.3 MT 2012 Htm Mtlk L1921ER PT. BFI Finance 415959

Truk Mitsubishi Djl Dump Truk Mtsbishi Cunter 125 HDV Th ‘12&’13, Mulus, Cpt BU H: 081358339500

VIMAX KAPSUL & VIMAX OIL KANADA, BRKHASIAT UTK MEMPERPANJANG DAN MEMPER BSR Mr. P PRIA DGN CPT, KUAT, KERAS, THN LAMA & TANPA EFEK SAMPING. • OBAT MATA, MIN/PLUS, KATARAK, RABUN • PENINGGI BDN, KAPSUL UTK MENAMBAH • PEMBESAR PAYUDARA, MONTOK, PAPOSTUR TUBUH + TINGGI IDEAL 1 BLN + DAT, KENCANG 5-10 CM TANPA EFEK SMPING 185.000 • PENGHILANG BKS LUKA LAMA/BARU • PELANGSING BADAN 1 MINGGU TRN 2-3 • PENUMBUH RAMBUT BOTAK KG TANPA EFK SMPING 175.000 • PERONTOK BULU YG TDK DISUKAI • KING COBRA USA, OBT L.SYAWAT, IMPO• PERAPAT VGN WANITA TEN, EJAKULASI DINI 155.000 • PEMUTIH SELANGKANGAN/KETIAK • PEMUTIH SLRH BADAN/MUKA 165.000 • VAKUN ALAT PEMBSR PENIS 375.000 • PEMERAH BIBIR ALAMI& PERMANN BUAT LELAKI VIAGRA USA/CINA, CIALIS,VG PROGOMIE SP,VGN GETAR,VGN SUARA, WNS GETAR, VNS MJU MUNDUR, VNS 2 KEPALA, RING PENGGELI

VITOP JAYA

JL. SONGGON 15 ROGOJAMPI – BWI ST BONDO BISA DIKIRIMHP. 082 333 79 4444 PESAN DI ANTAR ONGKOS GRATIS

SITUBONDO Datsun Situbondo

Dapatkan Datsun Go+& Go Panca Harga mulai 90 jtan, DP mulai 13 Jutan/ angsuran 2jtan promo terbaik dari datsun Situbondo info Reza 085330522444 / 081937628089


RADAR BANYUWANGI

34

Jawa Pos

Agustusan

Kamis 27 Agustus 2015

Jawa Pos

33

Selasa 25 Agustus 2015

THOMY SILA/JPRG

BERI MOTIFASI : Camat Muncar, Yusdi Irawan (tiga dari kiri) memimpin barisan kehormatan dalam karnaval, kemarin (26/8).

Kecamatan Muncar

Ciptakan Nasionalisme dan Ekonomi Kreatif MUNCAR-Untuk memeriahkan HUT Kemerdekaan RI ke-70, Pemerintah Kecamatan Muncar menggelar karnaval budaya kemarin (26/8). Kegiatan itu, diikuti para siswa SD/MI, SMP/ MTs, SMA/SMK/MA, dan masyarakat umum. Karnaval dengan Start dari Ruang

Terbuka Hijau (RTH) Minak Jinggo, Desa Blambangan dan finish di depan Koramil Muncar, itu berlangsung meriah. Sepanjang perjalanan yang dilalui peserta karnaval, ribuan warga berjubel. “Kami membangkitkan lagi setelah empat tahun di Muncar tidak ada karnaval,” cetus Camat Muncar,

ISTIMEWA

SMPN 3 Muncar

SEMARAK: Kepala Desa Tegalsari Samani As Shidiq (baju putih) ikut turun bersama petugas dari kepolisian dan koramil, kemarin (26/8).

Lestarikan Budaya Banyuwangi

Pemerintah Desa Tegalsari

BEAUTY CARNIVAL TEGALSARI-Pemerintah Desa/ Kecamatan Tegalsari membuat gebrakan. Dalam rangka HUT Kemerdekaan RI ke-70, mereka menggelar Tegalsari Beauty Carnival (TBC) tingkat desa. Acara itu, mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat.

Ribuan warga yang ada di desa itu, berjejer rapi di sepanjang jalan yang dilewati peserta TBC. “Alhamdulillah, kami bisa melaksanakan acara ini dengan baik, sudah lama kegiatan seperti ini tidak ada di Desa Tegalsari,” cetus kepala Desa Tegalsari, Samani As Shidiq.

Yusdi Irawan. Melalui karnaval ini, terang dia, pihaknya ingin menggairahkan perekonomian kreatif yang ada di Kecamatan Muncar, salah satunya pedang asongan dan pedang kaki lima. “Tentu juga membangkitkan nasionalisme masyarakat,” katanya. (adv/abi)

Acara TBC yang digelar ini, diikuti oleh siswa mulai dari PAUD, TK, SD/MI, SMP/ MTs, SMA/SMK yang ada di Desa Tegalsari. Setiap dusun, juga mengirim peserta. “Kita menonjolkan etnik dan kreativitas,” cetus panitia TBC, Lukman Hakim.(adv/abi)

MUNCAR-Pawai budaya yang digelar Pemerintah Kecamatan Muncar, berlangsung meriah kemarin (26/8). Dalam acara itu, SMPN 3 Muncar yang mengusung tema semangat proklamasi 1945 kita lestarikan budaya Banyuwangi, itu sempat mencuri perhatian penonton. Kepala SMPN 3 Muncar, Ahmad Hoiri, mengatakan dengan karnaval ini untuk meningkatkan nasionalisme siswa terhadap bangsa dan negara. “Kita ingin mengenalkan aneka budaya dan melestarikan budaya Banyuwangi,” katanya. Hoiri menyebut dalam karnaval kali ini ada 648 siswa SMPN 3 Muncar yang ikut. Semua kegiatan ini terselenggara, berkat partisipasi dari

THOMY SILA/JPRG

para wali murid dan komite sekolah. “Sekolah, wali murid, dan komite

menyatu demi HUT Kemerdekaan RI ke-70 ini,” ungkapnya.(adv/abi)

FREDY RIZKI/RABA

SEMANGAT: Beberapa siswa SMAN 1 Giri yang meraih prestasi mempersembahkan piagam kepada kepala sekolah, Mujib.

SMAN 1 Giri

Siswa Bawa Bekal untuk Kuliah kegiatannya sehingga dapat membuat naskah pidato berjudul How Important English for High School Student dengan baik dan menjuarai peringkat ke tiga. Alfan Hidayat, juara 2 Taekwondo pada piala Rektor Cup Unej yang melombakan atlet-atlet dari provinsi Jawa Timur juga memberikan hal yang sama untuk sekolah. “Kita permudah kesempatan bagi mereka yang ingin berprestasi, ke depan hal itu dapat menjadi bekal mereka saat akan masuk ke universitas, kita permudah mulai dari izin hingga dukungan, apalagi adanya sistem SKS akan mempermudah mereka membagi waktu,” terang Mujib. (fre/als)

WAHYU NUGROHO/JPRG

BERAGAM BUDAYA: Peserta dari SDN 1 Genteng Kulon dengan aneka budaya, kemarin (26/8).

SDN 1 Genteng Kulon

Semangat 1945 Untuk Kerja, Kerja, dan Kerja GENTENG-Dengan slogan kerja, kerja, dan kerja, SDN 1 Genteng Kulon, Kecamatan Genteng tampil memukau dalam pawai budaya untuk HUT Kemerdekaan RI ke70 kemarin (26/8). Kepala SDN 1 Genteng Kulon, Suwarso, mengatakan untuk kar-

naval ini sekolahnya mengerahkan semua siswa dengan menampilkan berbagai kreasi, seni, budaya, dan semangat nasionalisme. “Untuk kali ini kita mengambil tema semangat perjuangan 1945 dengan semangat kerja, kerja, dan kerja,” katanya.(*/abi)

Desa Tamansari

Sepak Bola Antar Rukun Warga TEGSALSARI-Dalam rangka HUT Kemerdekaan RI ke-70, Desa Tamansari, Kecamatan Tegalsari, menggelar pertandingan sepak bola antar Rukun Warga (RW). Kegiatan yang digelar di lapangan desa itu, dalam final mempertemukan kesebelasan RW 2 Polean dan RW 4 Polean.

Kepala Desa Tamansari, Sucipto, mengatakan kesuksesan pertandingan sepak bola ini berkat kerja sama antara panitia dari berbagai elemen masyarakat, perangkat Desa Tamansari, bhabinkamtibmas, dan babinsa. “Minggu kita adakan jalan sehat,” katanya. (*/sli)

KOMPAK: Dua kesebelasan RW 4 Polean dan RW 2 Polean mejeng bersama panitia dan kepala desa Sucipto (tujuh dari kiri) sebelum bertanding, Selasa (25/8).

SHULHAN HADI/JPRG

JIKA biasanya sekolah yang memberikan hadiah kepada siswanya yang berprestasi, di SMAN 1 Giri justru para siswa yang mempersembahkan prestasi mereka untuk sekolah. Kemarin (24/8) tiga orang siswa yang memperoleh juara 2 taekwondo di Rektor Cup UNEJ, Juara 1 UNTAG Futsal League dan Juara 3 Speech Contest Unej memberikan piagam dan Piala mereka kepada Kepala SMAN 1 Giri, Mujib. Vicky Cecil Audina, 15, siswi yang memperoleh juara 3 speech contest mengatakan jika hasil yang diperolehnya dipersembahkan untuk sekolah. Karena sedikit banyak, sekolahnya lah yang mendukung


KAMIS 27 AGUSTUS TAHUN 2015

HALAMAN 36

Tunggu Alat dari Jerman GLENMORE - Perkembangan proyek Pabrik Gula Terpadu Glenmore (PGTG) di areal PTPN XII, Kebun Kalirejo, wilayah Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, mulai terlihat bentuknya kemarin (26/8). Dari kejauhan terlihat bangunan tinggi yang kokoh. Sejumlah peralatan dan mesin yang akan dibuat pabrik gula juga sudah terpasang. Para pekerja tampak serius mengerjakan proyek yang diklaim akan menjadi pabrik gula terbesar di Asia Tenggara itu. “Pengerjaan mencapai 30 persen,” cetus Direktur PT. Industri Gula Glenmore (IGG), Ade Prasetyo ■ Baca Tunggu...Hal 37 INDAH: Sejumlah peralatan dan mesin pabrik gula sudah terpasang. Jalur menuju pabrik dibuat double way kemarin (26/8). SHULHAN HADI/JPRG

APA kata MEREKA SITI MIROZUL HASANAH

Senang Kegiatan Agustusan PERINGATAN HUT Kemerdekaan RI sangat bermakna bagi Siti Mirozul Hasanah. Notaris yang tinggal di Dusun Krajan Lor, Desa Lemahbang Kulon, Kecamatan Singojuruh, itu mengaku tambah semangat. Meski kegiatannya cukup padat, perempuan yang biasa di sapa Ana itu selalu menyempatkan diri ikut dalam perlombaan Agustusan. “Saya selalu terlibat perlombaan Agustusan di kampung,” katanya. Untuk HUT Kemerdekaan RI ke-70 ini, Ana mengaku akan ikut gerak jalan tradisional yang dilaksanakan pada Sabtu (29/8) mendatang. “Jalan kaki itu bisa membuat badan lebih sehat dan fresh,” ujar jebolan Pasca Sarjana Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu. (ddy/*/c1/abi)

Sapi Bali Banjiri Banyuwangi ANCAMAN: Sapi yang didatangkan dari Bali mulai banyak ditemukan di Pasar Hewan Rogojampi kemarin (26/8).

DEDY JUMHARDIYANTO/JPRG

Satpol PP Warning Pemilik Bangunan di Bawah SUTET GLENMORE - Anggota Satpol PP Kecamatan Glenmore memeriksa bangunan yang mulai dikerjakan di bawah jaringan saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) kemarin (26/8). Sebab, bangunan itu bisa membahayakan. Salah satu petugas Satpol PP Glenmore, Muhamad Atmin, mengatakan pembangunan di depan RTH Glenmore itu dinilai cukup berisiko. “Bangunan yang

mulai dikerjakan itu persis di bawah SUTET,” katanya. Dalam pemeriksaan itu, Atmin mengaku memeriksa surat izin bangunan. Berdasar keterangan pemilik bangunan, ternyata masih belum mengurus. “Bangunan itu akan dibuat untuk toko dan rangkaian besi cukup besar. Itu berbahaya bila dibuat lantai dua,” ungkapnya ■ Baca Satpol...Hal 37

DEDY JUMHARDIYANTO/JPRG

SHULHAN HADI/JPRG

RISIKO: Pekerja memasang besi cor pilar bangunan di bawah jaringan saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) di Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, kemarin (26/8).

ROGOJAMPI - Para pedagang sapi lokal kini banyak yang resah. Menjelang Hari Raya Idul Adha, sapi asal Bali mulai menyerbu sejumlah pasar hewan di Kabupaten Banyuwangi (BWI). Itu seperti terlihat di Pasar Hewan Rogojampi kemarin (26/8). Salah seorang peternak sapi asal Desa Bedewang, Kecamatan Songgon, Misbah, 58, mengatakan peternak sapi lokal saat ini kebingungan menjual sapi miliknya. Selain pasar lesu, sapi asal Bali juga mulai

banyak di sejumlah pasar hewan. “Sapi Bali sangat banyak,” katanya di Pasar Hewan Rogojampi kemarin (26/8). Kedatangan sapi asal Bali itu, terang dia, akan mengancam peternak lokal. Padahal, pada hari raya Idul Adha ini berharap bisa panen. “Kita berharap mendekati Idul Adha harga sapi bagus, tapi ini malah kedatangan sapi asal Bali,” ujarnya. Para peternak sapi lokal, lanjut dia, sebagian besar memelihara sudah lama ■ Baca Sapi...Hal 37

BPR Nusamba Genteng

Raih BPR Awards 2015 GENTENG - Satu lagi penghargaan diraih oleh BPR Nusamba Genteng. Kali ini, BPR AWARDS 2015. Penganugerahan BPR Awards 2015 itu, pada 21 Agustus 2015 di Merlyn Park Hotel Jakarta. Direktur utama BPR Nusamba Genteng, Bambang Edy Yuwono, menerima langsung penghargaan itu. Penganugerahan BPR Awards 2015 itu, membuktikan BPR Nusamba Genteng merupakan BPR dengan predikat sangat bagus. Kinerja keuangan, permodalan, kualitas aset, rentabilitas, likuiditas BPR Nusamba Genteng diakui sangat bagus. BPR Nusamba Genteng, bukan kali ini saja mendapatkan BPR Awards dengan predikat sangat bagus. Penghargaan kali ini, sudah yang kelima kali. Dengan penganugerahan BPR Awards itu, diharapkan bisa memotivasi para karyawan BPR Nusamba Genteng untuk bekerja lebih semangat lagi.

EKO BUDIYONO/JPRG

BANGGA: Direktur utama BPR Nusamba Genteng, Bambang Edy Yuwono (kiri) bersama Gatot Ismantoro selaku Direktur BPR Nusamba Genteng, kemarin (26/8).

Direktur utama BPR Nusamba Genteng, Bambang Edy Yuwono, mengatakan dengan diraihnya Golden Awards Info Bank 2015 itu, akan memberikan kepercayaan yang lebih kepada para nasabah, yang selama ini telah mempercayai BPR Nusamba Genteng dalam

pelayanan jasa keuangan.“Semakin termotivasi untuk lebih berkarya dan memajukan ekonomi bagi masyarakat Banyuwangi dan Situbondo. Karena BPR Nusamba Genteng juga membuka kantor di Situbondo,” ungkapnya. (adv/ abi)

Mengunjungi Komunitas Anak Yatim di Rogojampi

Andalkan Usaha dan Donatur, Santuni 108 Yatim tiap Jumat Komunitas Pencinta Anak Yatim (Kopay) di Dusun Maras, Desa/ Kecamatan Rogojampi, layak mendapat apresiasi. Setiap Jumat mereka rutin menggelar santunan terhadap anak yatim. Selain itu, mereka juga aktif mengajak bermain dan liburan. DEDY JUMHARDIYANTO, Rogojampi GAZEBO yang berada di Dusun Maras, Desa/ Kecamatan Rogojampi, itu cukup nyaman. Lokasinya juga sangat mudah ditemukan, yakni berada di tepi jalan raya menuju Bandara Blimbingsari, Kecamatan Rogojampi. Sepintas pondok gazebo yang terbuat dari bambu itu cukup sempit. Tetapi, begitu masuk, ternyata cukup luas dan nyaman. Penataan

DEDY JUMHARDIYANTO/JPRG

BUTUH KEPEDULIAN: Puluhan anak yatim foto bersama usai menerima santunan Jumat lalu (21/8).

gazebo sangat rapi, bersih, dan rapi mirip ruang terbuka hijau (RTH). Pada bagian bawah gazebo ada kolam ikan yang bersih. Meski terik cahaya matahari cukup menyengat, kawasan gazebo itu tetap sejuk. Di tempat itu terdapat dua bangunan pondokan berukuran sekitar lima meter kali enam meter dan dua pondokan kecil berukuran dua meter kali tiga meter. Selain gazebo, di tempat itu juga dibangun musala. Di bagian depan terpampang papan nama bertulisan Komunitas Pencinta Anak Yatim (Kopay). Tempat itu setiap Jumat dijadikan acara sosial berupa santunan anak yatim. Sedikitnya ada 108 anak yatim dari delapan desa di wilayah Kecamatan Kabat menjadi asuhannya. Terbentuknya Kopay bermula dari kebiasaan Herman Hadi Wijaya, 42, dan istrinya Mufida, 36, menggelar santunan untuk anak yatim. Awalnya anak yatim yang disantuni hanya lima anak ■ Baca Andalkan...Hal 37


SAMBUNGAN

Jawa Pos

Kamis 27 Agustus 2015

BLAMBANGAN RAYA

37

Maling Kambing Tertidur saat Beraksi KALIBARU - Nahrola, 34, warga RT 1, RW 13, Dusun Krajan, Desa Kalibaru Wetan, Kecamatan Kalibaru, ini benar-benar apes. Pelaku pencurian kambing itu ditangkap warga setelah tertidur di tempat persembunyiannya Senin (24/8). Untuk keperluan pemeriksaan, tersangka sementara dijebloskan ke ruang tahanan Polsek Kalibaru. Sebagai barang bukti (BB), polisi mengamankan satu ekor kambing yang sempat dicuri tersangka. “Kambing kita titipkan ke pemiliknya,” cetus Kapolsek Kalibaru, AKP Bambang Suprapto. Aksi pencurian yang dilakukan tersangka itu terjadi pada Senin (24/8) sekitar pukul 01.00. Saat itu pelaku masuk ke kandang kambing milik Misnatun, 36, warga RT 4, RW 5, Dusun Tegal Pakis,

Desa Kalibaru Wetan, Kecamatan Kalibaru. “Pelaku masuk kandang dan mengeluarkan satu ekor kambing,” katanya. Saat pelaku mengeluarkan kambing itu, terang dia, ternyata ada warga yang mengetahui. Tahu ada warga yang membuntuti, pelaku mencoba lari dan bersembunyi di balik pohon tidak jauh dari kandang. Apes, saat bersembunyi itu pelaku malah tertidur. Sehingga, warga yang memburu mudah menangkapnya. “Oleh warga ditemukan sedang tidur pulas, ya langsung ditangkap,” ungkapnya. Beruntung warga yang menangkap itu bisa mengendalikan diri. Sehingga, pelaku tidak dikeroyok. “Saya baru kali ini mencuri,” cetus tersangka kepada Jawa Pos Radar Genteng kemarin (26/8). (sli/ c1/abi)

Senapan Paralon Balon

SHULHAN HADI/JPRG

LARAS PANJANG: Anak-anak menunjukkan senjata buatan mereka usai bermain bersama teman-temannya di Dusun Sidorejo Kulon, Desa Yosomulyo, kemarin (25/8).

GAMBIRAN - Bocah di Dusun Sidorejo, Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, ini cukup kreatif. Mereka mampu berkreasi membuat mainan dari paralon bekas menjadi senapan. Senjata buatannya itu diberi amunisi kerikil dan biji-bijian dengan tenaga pendorong dari balon karet. “Mainan ini buat sendiri. Bisa digunakan menembak,” cetus Wisnu Bintang, 10, salah satu bocah Dusun Sidorejo, Desa Yosomulyo. (sli/c1/abi)

SHULHAN HADI/JPRG

KONYOL: Nahrola usai menjalani pemeriksaan di ruang Reserse Kriminal Polsek Kalibaru kemarin (26/8).

BERI SOLUSI: Dari kiri, Kepala BKD Sih Wahyudi, Astorik, Kadispendik Sulihtiyono, dan Yuskardiman mengikuti hearing bersama guru SMKN 1 Kalipuro di ruang rapat DPRD Banyuwangi kemarin (26/8). FREDY RIZKI/RABA

GTT SMK Kalipuro Diminta Imbas ke Swasta

DEDY JUMHARDIYANTO/JPRG

KOTOR: Sampah menggenang di dam perbatasan Desa Rejoagung, Kecamatan Srono, dan Desa Kumendung, Kecamatan Muncar, kemarin (4/8).

Dam Rejoagung Dipenuhi Sampah SRONO - Lagi-lagi dam irigasi menjadi tempat pembuangan sampah dadakan. Sampah menumpuk terlihat di sungai perbatasan Desa Rejoagung, Kecamatan Srono, dan Desa Kumendung, Kecamatan Muncar, kemarin (26/8). Saluran irigasi yang berada di tepi

jalan raya itu dipenuhi sampah rumah tangga. Tampaknya masih banyak dari warga yang membuang sampah ke sungai. Padahal, di dekat dam itu dengan jelas terpasang pengumuman agar tidak membuang sampah. “Sudah biasa seperti itu. Hampir setiap minggu selalu penuh sampah,” ujar Hariyanto,

43, warga Desa Kumendung, Kecamatan Muncar. Jika sampah itu dibiarkan, akan terus mengalir hingga Desa Kumendung, Kecamatan Muncar. Bahkan, bisa mengalir hingga ke persawahan. “Persawahan juga sering kotor oleh sampah dari sungai,” katanya.

Petani Desa Kumendung berulang kali mengingatkan petugas HIPPA dan Pengairan Srono agar membersihkan sampah yang ada di sungai itu. “Kalau kita bersihkan, tapi tidak diangkut mobil sampah, ya sama saja bohong,” cetus tokoh petani Desa Kumendung itu. (ddy/c1/abi)

Waspadai Virus Jembrana Diseases ■ SAPI...

Sambungan adari Hal 36

Mereka membeli sapi saat masih kecil dan memelihara hingga dewasa. Tetapi, saat menjualnya harus bersaing dengan sapi asal Bali yang harganya cukup jauh. “Sapi bali lebih murah,” ungkapnya. Menurut Misbah, persaingan antar pedagang sapi lokal sebenarnya sudah cukup ketat. Kali ini masih harus bersaing dengan penjual sapi

bali. “Pedagang sapi lokal sekarang banyak yang bingung,” cetusnya. Bagi orang awam, jelas dia, tidak mudah membedakan sapi bali dan lokal. Tetapi, bagi sesama pedagang sapi, itu sangat mudah. “Sapi Bali itu ujung kaki warna putih, tanduknya panjang, tidak berpunuk, ujung kepalanya putih, dan ujung bokongnya juga putih,” urainya. Peternak sapi lain asal Songgon, Johar, menyampaikan menjelang Idul Adha ini sapi bali jumlahnya

semakin banyak dibanding hari biasa. Dia menduga ada mafia pedagang sapi yang memainkan harga. “Kalau tidak diperketat pengawasannya, sapi bali semakin banyak,” ujarnya. Para peternak sapi lokal mengkhawatirkan banyaknya sapi bali itu, akan mendatangkan masalah, dengan menularkan penyakit. Karena sampai saat ini, Bali masih dikenal dengan penyakit hewan seperti virus Jembrana Diseases, yakni seperti bintik-bintik merah

dan mengeluarkan darah pada kulit hewan. “Jika tidak diwaspadai akan berujung pada kematian ternak,” terang Johar. Johar berharap Dinas Peternakan Kabupaten Banyuwangi mengambil langkah dengan maraknya sapi asal Bali itu. Jika tidak, itu berarti dinas peternakan akan mematikan peternak sapi lokal. “Tidak ada gunanya kontes hewan ternak, kalau kondisinya masih seperti ini,” tandasnya. (ddy/c1/abi)

BANYUWANGI - Permohonan beberapa guru tidak tetap (GTT) SMKN 1 Kalipuro yang mengadukan masalahnya ke DPRD Senin lalu (24/8) sepertinya masih mengambang. Ketika Dinas Pendidikan (Dispendik) Banyuwangi dan Badan Kepegawaian dan Diklat (BKD) dihadirkan di ruang rapat DPRD Banyuwangi kemarin (26/8), para GTT itu diberi solusi agar mengimbas ke sekolah swasta supaya mudah mendapat Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan (NUPTK) Kepala Dispendik Banyuwangi, Sulihtiyono, mengatakan untuk memperoleh NUPTK di sekolah negeri, pengajar harus memberikan pengajuan ke Kementerian Pendidikan yang salah satu syaratnya adalah SK pengangkatan guru oleh bupati. Namun, berdasar PP No. 48 Tahun 2005, bupati tidak diperkenankan mengeluarkan SK lagi termasuk mengangkat honorer sejak Januari 2016. Tetapi, sekolah swasta bisa mengeluarkan surat dari yayasan untuk memperoleh NUPTK. Oleh karena itu, GTT diberi solusi agar mengimbas ke sekolah swasta. Namun, solusi yang disampaikan Kadispendik itu tidak serta merta diterima para GTT. Hendro Harsono, salah seorang GTT, mengatakan solusi imbas ke sekolah swasta tersebut sudah pernah dicoba. Para guru yang ingin mengimbas di sekolah swasta, kata Hendro, malah diminta mengajar 24 jam penuh di sana. Permintaan mengajar full 24

jam sepekan itu disodorkan pihak sekolah swasta sebagai kesepakatan awal jika GTT yang bersangkutan ingin memperoleh NUPTK. Menurut Hendro, syarat itu dirasa cukup memberatkan. Karena sebenarnya yang mereka inginkan selain NUPTK, mereka juga ingin tetap mengajar di SMKN 1 Kalipuro. Namun, seiring semakin bertambahnya para guru PNS, membuat 11 GTT yang lama mengajar di SMKN 1 Kalipuro akhirnya tersingkir. “Kami sudah pernah ke sekolah swasta. Tetapi, justru jam mengajar di sekolah negeri tidak ada. Jadinya kami terkatung-katung. Kami tidak minta (diangkat menjadi) PNS, kita minta ada payung hukum (pemberian NUPTK) dan kesempatan mengajar di sekolah yang kita cintai,” jelas Hendro. Dia memaparkan, pendapatan mereka sangat minim. Padahal, dia melihat anggaran pendidikan dalam APBD termasuk yang terbesar daripada anggaran bidang lain. Sementara itu, saat hearing tersebut berlangsung, beberapa GTT sempat membandingkan mudahnya guru baru memperoleh NUPTK di Politeknik Banyuwangi (Poliwangi). Namun, hal tersebut langsung dijawab pimpinan hearing dari komisi yang membidangi pendidikan, Zainal Arifin Salam. Menurut Zainal Arifin Salam, Poliwangi berada di bawah wewenang Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti), sehingga tidak terikat

peraturan yang sama. Sementara itu, Kepala BKD Banyuwangi, Sih Wahyudi, mengatakan dengan PP No. 48 itu pihaknya tidak bisa mengesahkan walaupun Bupati mengeluarkan SK. “Apalagi sejak peraturan pemerintah itu diterbitkan, belum ada perubahan lagi. Jadi memang tidak bisa ada SK untuk pengangkatan guru,” jelasnya. Selanjutnya, Zainal Arifin Salam meminta agar Kadispendik memberikan bantuan kepada GTT. Dengan memberikan rekomendasi agar para GTT bisa mengimbas ke swasta, dengan ketentuan jam yang bisa membuat mereka tetap mengajar di SMKN 1 Kalipuro. “Kita minta agar permintaan para GTT ini terus dipantau. Selain itu, kalau bisa jangan menambah PNS lagi biar jam GTT ini tidak berkurang,” tegas Arifin. Kadispendik Sulihtiyono pun berjanji akan membantu para GTT supaya dapat memperoleh NUPTK. Termasuk merekomendasikan sekolah swasta tertentu. Namun ketika disinggung untuk pembatasan guru PNS, Sulih mengatakan hal tersebut hak PNS. Karena guru negeri memiliki hak mengajar di sekolah negeri. Ada pula guruguru besertifikasi yang membutuhkan jam mengajar 24 jam sepekan. “Permasalahan seperti ini banyak sebenarnya, tapi kita akan carikan solusi supaya satu per satu dapat teratasi. Kami siapkan juga jam di sekolah induk mereka,” terang Sulih. (fre/c1/bay)

Alat Belum Diproduksi Dalam Negeri ■ TUNGGU...

Sambungan adari Hal 36

Menurut Ade, semua komponen material sudah terkirim. Sebagian besar material untuk pabrik gula itu juga sudah terpasang. “Ada juga yang belum terpasang, tapi

akan kita kebut,” katanya. Saat ini, terang dia, pihaknya sedang menunggu dua komponen yang cukup penting bagi pabrik gula. Kedua komponen itu adalah centrifuge (putaran) dan mill (gilingan). “Kedua komponen itu kita impor,” ungkapnya.

Untuk komponen centrifuge, jelas dia, dipesan khusus dari Jerman. Mesin mill dipesan dari Thailand. Kedua komponen itu harus impor karena belum diproduksi di dalam negeri. “Kita menunggu mesin dari Jerman dan Thailand,” cetusnya. Ade menyebut, kedua alat yang

ditunggu itu berjumlah 12 unit untuk centrifuge dan empat unit untuk mill. Rencananya, alat yang akan mengubah bahan baku gula menjadi butiran kristal gula itu tiba di lokasi sebelum tahun 2016. “Akhir tahun ini sudah ada yang masuk,” katanya. (sli/c1/abi)

Akan Dijadikan Toko Satu Lantai ■ SATPOL...

Sambungan adari Hal 36

Pemilik bangunan, Mustain, 40, asal Dusun Jenisari, Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, mengaku baru mengetahui terkait tata cara pembangunan. Tetapi, sebelum memulai

pembangunan sudah mengukur garis tengah jalan dan menjalin komunikasi dengan warga sekitar. “Warga minta segera dibangun,” katanya. Mustain menyebut, meski bangunan tokonya menggunakan rangkaian besi cukup besar, tapi bangunannya itu hanya satu lantai. “Hanya satu lantai yang akan kita buat toko

sembako,” ungkapnya. Camat Glenmore, Susanto Wibowo, saat dikonfirmasi menyampaikan telah meminta pada semua warga untuk mengurus dan memiliki bukti perizinan sebelum melakukan pembangunan. “Kita siap memfasilitasi,” katanya. (sli/c1/abi)

Bermain dan Belajar Bersama di Gazebo ■ ANDALKAN...

Sambungan adari Hal 36

“Rp 5.000 untuk lima anak yatim,” cetus Herman Hadi Wijaya. Kebiasaan menggelar santunan terhadap anak yatim, kehidupan keluarga terasa nyaman dan tenang, meski hanya tinggal di rumah gedheg. Setiap usaha yang ditekuni semakin lancar. “Teman-teman banyak yang heran, kok bisa tenang,” terangnya. Beberapa temannya banyak yang penasaran, dan akhirnya dibuka kalau rahasianya itu adalah suka berbagi dengan anak yatim. “Akhirnya banyak teman yang bergabung, mereka menitipkan sebagian rezeki untuk diberikan pada anak yatim,” katanya. Semakin lama, para donator yang ikut

menyumbang untuk anak yatim terus bertambah. Hingga akhirnya, bersama para donator itu sepakat membuat wadah yang diberi nama Kopay. Anggota Kopay itu tidak hanya di daerahnya saja, tapi juga banyak yang datang dari luar kecamatan. Bahkan, kini anggota juga ada yang dari luar Banyuwangi. “Anak yatim yang disantuni juga bertambah, kalau dulu hanya lima anak, kini mencapai 108 anak yatim, mereka kita santuni setiap Jumat,” ungkapnya. Para donatur itu, tidak semuanya bisa aktif mengirim santunan setiap Jumat. Untuk menjaga kelangsungan santunan, Herman mencoba membuka usaha seperti warung makanan dan minuman, jualan susu kedelai, madu, rengginang, jamur tiram, air mineral, dan lainnya. “Sebagian dari usaha itu dibuat untuk santunan,” ujarnya. Mengenai jumlah santunan yang diberikan

pada anak yatim setiap Jumat, Herman menyebut Rp 5,4 juta. Dana sebesar itu, diberikan pada 108 anak yatim. Setiap anak mendapat Rp 50 ribu, dengan rincian Rp 30 ribu diserahkan secara tunai, dan Rp 20 ribu dimasukkan ke tabungannya. “Jadi setiap anak yatim itu punya rekening tabungan sendiri,” katanya. Tidak semua santunan diserahkan secara tunai, itu dilakukan agar anak-anak yatim itu tidak boros dalam membelanjakan uang hasil santunan. “Rp 30 ribu itu saya rasa cukup untuk kebutuhan satu pekan,” ungkapnya. Selain kegiatan santunan, Kopay juga rutin menjemput anak-anak yatim itu untuk belajar dan bermain, terutama setiap hari Minggu. Untuk tempat bermain selalu dilaksanakan di gazebo. “Di gazebo ini kita lengkapi tempat bermain, buku, dan perangkat komputer,” sebutnya. (c1/abi)

SHULHAN HADI/JPRG

KERUK: Alat berat sedang menggali parit di sisi jalan untuk dipasangi box culvert di kawasan menuju Perkebunan Kalirejo, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, kemarin (26/8).

JLS Akan Diberi Box Culvert GLENMORE - Pengerjaan proyek Jalur Lintas Selatan (JLS) sepanjang sepuluh kilometer di Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, masih belum tuntas. Hingga kemarin (26/8), pengerjaan baru menyelesaikan CH 9000 atau sembilan kilometer. Pihak pelaksana proyek saat ini melakukan pengurukan jalan dan menyiapkan drainase di sekitar jalan. “Kita masih melakukan pengurukan agregat jalan,” cetus Suryanto, 50, salah satu pelaksana proyek. Selain melakukan pengurukan, terang dia, pihaknya

juga menyiapkan untuk percobaan batching plant yang akan digunakan untuk mencampuri material jalan. “Kita mau trial B plant, kita lihat hasilnya,” katanya. Menurut Suryanto, saat ini para pekerja sedang menyiapkan pemasangan box culvert di sisi kiri dan kanan jalan. Hal itu, untuk mengantisipasi kemungkinan genangan air yang bisa merusak jalan. “Kita akan memasang box, itu juga bisa untuk drainase,” ujarnya. (sli/c1/abi)


RADAR BANYUWANGI

Agustusan

38

Jawa Pos

Kamis 27 Agustus 2015

Tetap Semarak di Penghujung Bulan

Lomba Kempit Balon Ibu-ibu Dharmawanita KPH Banyuwangi Utara berlomba mencapai garis finis dalam memeriahkan kegiatan HUT Kemerdekan RI ke-70 kemarin (26/8).

YA, hari-hari ini merupakan pekan terakhir bulan Agustus. Bulan teristimewa bagi Bangsa Indonesia. Di mana bangsa ini memperoleh kemerdekaannya dari tangan penjajah. Meski bulan Agustus sudah hampir berakhir, namun semarak memeriahkan Agustusan tetap membara di kalangan masyarakat. Kalangan pelajar, masyarakat umum, hingga perangkat desa tak ketinggalan ikut karnaval maupun menggelar lomba-lomba. Berikut sebagian suasana Agustusan yang terekam lensa Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin. Foto diambil dari berbagai lokasi di Banyuwwangi. (*)

Beri Semangat Bapak Buah Karyawan memberi semangat kepada Wakil Adminsitratur KPH Banyuwangi Utara, Fajar Arif Wicaksono yang mengikuti lomba balap karung estafet.

Putri Kencono Wungu Siswi SMPN 2 Banyuwangi putri dari Kepala SDN Kepatihan, Endahwati, tampil di depan sebagai pembuka rombongan karnaval.

Tegap dan Semangat Faizah Amalia, kelas VI, SD Muhammadiyah 6, Genteng, ini selalu semangat dalam pasukan drumband pada karnaval HUT Kemerdekaan RI ke70, kemarin (26/8).(*/abi)

Tampil All Out Mengusung tema budaya, para siswa SMAN 1 Muncar tampil all out dalam karnaval untuk HUT Kemerdekaan RI ke-70 kemarin (26/8).

Bhinneka Tunggal Ika

Pejuang Kaum Perempuan

Dengan berpakaian adat, siswa SMAN 1 Glagah degan motto Smansa Prestasi, Smansa Jaya dan Smansa Hebat bersemangat mengikuti karnaval pelajar.

Kepala SMPN 1 Muncar, Harnowo (depan) memimpin peserta karnaval sekolahnya dengan tema Pejuang Sayuwiwit, kemarin (26/8)

Persembahan Spektakuler Melalui Ganesha Smart School, SMAN 1 Glagah dengan Kepsek Sudiwinoto mempersembahkan karnaval yang spektakuler dan meriah. Melibatkan 500 lebih siswa dalam karnaval kemarin (25/8).

Anggun Berbusana Putri Blambangan Elfaza Slavina Celine, kelas III A, SDN 1 Genteng, ini sempat mencuri perhatian penonton. Bergabung dalam barisan keraton, putri Bos Diraya Residence, Dhama Andrea Praputra itu tampil cukup anggun dengan busana putri Blambangan.(*/abi)

Mejeng Dulu, Ah Kepala SMAN 1 Banyuwangi, Heru Muhardi (kanan), foto bersama Olivia Gunawan, sebelum mengikuti karnaval pelajar. Olivia merupakan peraga busana putri terbaik kategori 2 busana daerah tingkat nasional ke-7 di TMII Jakarta. Dia juga menjadi peserta termuda.

Tampilkan Atraksi Budaya SDN 7 Genteng Kulon menampilkan atraksi kebo-keboan dalam karnaval HUT Kemerdekaan RI ke-70 di Kecamatan Genteng, kemarin (26/8).(*/abi)

Pelangi Budaya Kepala SDN 2 Genteng Kulon, Siti Aminah (tengah berkacamata) bersama guru dan siswanya yang ikut karnaval, kemarin (26/8). (*abi)

Naik Kereta Kencana Kades Bangunsari, Kecamatan Songgon, Sugiyo, bersama istri menunggang kuda dalam karnaval di desanya kemarin. Karnaval itu diikuti 60 regu. Setiap RT turun meramaikan pawai budaya dengan tema bekerja itu. (ton)

Bukti Raih Prestasi Provinsi Jawa Timur memberikan penghargaan kepada Kabupaten Banyuwangi sebagai juara umum parade busana daerah tingkat nasional ke-7 tahun 2015 di TMII Jakarta.


RADAR BANYUWANGI

Jawa Pos

Kamis 27 Agustus 2015

BERITA UTAMA

39

Ijazah SD Tuhan Dimakan Rayap n NAMA... Sambungan dari Hal 29

“Semua penduduk sini (Desa Kluncing) tahu Pak Ali Tohan itu ya Pak Tuhan,” ujar Rahmat, salah satu staf di kantor Desa Kluncing. Nama tersebut merupakan pemberian tokoh agama pada masa itu, yakni Haji Soleh. Ia mengungkapkan, kala itu masyarakat setempat kerap meminta tokoh agama yang telah lama meninggal tersebut untuk memberi nama bayi yang baru lahir. Sayang, kantor desa tidak memiliki bukti konkret nama Tuhan yang sebenarnya tersebut. Nama Ali Tohan tidak didokumentasikan dalam identitas mana pun. Sebab, pada tahun tersebut masyarakat belum mengenal identitas seperti akta kelahiran dan kartu keluarga (KK). “Kesalahan bermula saat nama Pak Tohan didokumentasi pada ijazah SD. Mungkin saat itu kesalahan orang tua Pak Tohan yang tidak me-

nyebut nama anaknya dengan lengkap,” jelasnya. Kemudian, Ijazah SD tersebut menjadi dasar pembuatan kartu tanda penduduk (KTP) hingga saat ini. Selain keterangan dari staf Desa Kluncing tersebut, JP-RaBa juga mengetahui fakta tersebut saat mendengarkan perbincangan sejumlah penduduk di warung makan di desa tetangga, Karangsari. “Pak Ali Tohan sekarang terkenal. Diundang televisi karena namanya Tuhan,” kata seorang wanita tersebut kepada lawan bicaranya. Sementara itu, istri Tuhan, Husnul Hotimah, ketika dikonfirmasi mengaku tidak tahu hal tersebut. Wanita yang sejak kecil tinggal di desa yang sama dengan suaminya tersebut hanya mengetahui nama Tuhan saja, bukan yang lain. “Setahu saya namanya dari kecil memang Tuhan,” ujarnya. Ia juga mengungkapkan, nama yang tertera di ijazahnya

memang hanya Tuhan. Husnul tidak bisa menunjukkan ijazah tersebut karena ijazahnya lenyap dimakan rayap. Mengenai sejumlah pihak yang mengecam suaminya agar segera mengganti atau menambah nama, Husnul tidak ambil pusing. “Saya terserah apa kata suami. Saya dukung apa kata beliau,” kata ibu dua anak itu. Selama ini nama suaminya tidak pernah dipermasalahkan, bahkan oleh pemuka agama setempat. Sementara itu, ketika dikonfirmasi JP-RaBa kemarin, Tuhan mengaku berada di Jakarta untuk memenuhi permintaan wawancara stasiun televisi swasta. Dia menegaskan namanya sejak kecil memang Tuhan. “Nama saya sejak kecil memang tertulis Tuhan,” ujarnya. Ia bersikukuh tidak mau mengganti atau menambah namanya. Nama tersebut, kata Tuhan, tidak mengganggu kehidupannya selama ini. Jika harus mengganti nama, itu berarti ia harus men-

gubah hidupnya. Lagi pula nama tersebut tidak membawanya pada kejahatan tertentu. Ditanya bagaimana perasaannya saat ini, dengan santai Tuhan mengatakan biasa saja. “Biasa saja,” ucapnya datar. Meski demikian, Tuhan sempat khawatir dengan keluarga yang ia tinggalkan karena banyak dikunjungi wartawan. Ia juga merasa bersalah karena meninggalkan pekerjaannya sebagai tukang kayu. “Kondisi seperti ini membuat saya bingung. Pekerjaan terbengkalai. Anak dan istri bingung,” keluhnya. Sekadar diketahui, Tuhan diundang salah satu stasiun televisi swasta nasional untuk mengisi reality show. Di sana ia juga merasa sedikit tidak nyaman karena dinanti wartawan di luar penginapan. Tuhan mengatakan stasiun televisi swasta lain ada pula yang hendak mengundangnya. “Mungkin saya akan lebih memilih pulang dulu. Rindu anak-istri,” bebernya. (cin/c1/aif)

Berawal dari Menjual Sepeda Motor n TANDA... Sambungan dari Hal 29

Bahkan, saat ini Tuhan masih ada di Jakarta untuk memenuhi undangan wawancara talk show di salah satu stasiun televisi swasta nasional. Hal itu diketahui saat Jawa Pos Radar Banyuwangi (JPRaBa) mendatangi rumah Tuhan yang ada di Dusun Kluncing, Kecamatan Licin, kemarin. Di rumah bercat kuning tersebut tidak ada seorang pun yang membukakan pintu saat JP-RaBa bertamu. Hanya ada beberapa tetangga di sekitar rumah Tuhan. ”Pak Tuhan di Jakarta. Hari Senin lalu ada yang menjemput. Istrinya ada di rumah anaknya di Desa Karangsari,” kata Abdullah, 26, tetangga Tuhan. Abdullah memang sudah mengetahui tentang tetangganya tersebut yang saat ini sudah dikenal

banyak orang. Menurutnya, sebelum ada berita-berita terkait tentang tetangganya yang bernama Tuhan tersebut tidak ada masalah apa pun. Tetangga lain juga tidak ada yang mempermasalahkan nama Tuhan itu. ”Saya biasa memanggil Kang Tuhan (u dibaca o bulat),” kata Abdullah. Selain karena pemberitaan dari berbagai media, ramainya Tuhan dari Dusun Kluncing, Kecamatan Licin tersebut, menurut Abdullah, berawal saat Tuhan menjual sepeda motornya kepada temannya. Saat itu STNK motor tersebut masih bernama Tuhan. Pemilik baru motor yang dijual Tuhan itu akan mengganti nama ke Samsat Banyuwangi. Saat mengganti nama di STNK, tentu butuh kartu identitas penduduk (KTP) dari Tuhan selaku pemilik motor pertama. Dari situlah KTP Tuhan mulai

diketahui banyak orang. Bahkan, setelah KTP-nya tersebut dibawa ke Samsat Banyuwangi, banyak orang yang mengaku anggota polisi menelepon Tuhan untuk memastikan apakah benar nama pemilik KTP itu Tuhan. ”Setelah berita Tuhan keluar di koran Radar, semakin banyak lagi yang membicarakan Kang Tuhan. Banyak wartawan lain yang datang ke sini,” kata Abdullah yang rumahnya persis di depan rumah Tuhan. Berdasar keterangan Abdullah, di sekitar rumah Tuhan hampir semua adalah saudara Tuhan. JP-RaBa pun mendatangi rumah di barat rumah Tuhan. Rumah berdinding gedheg tersebut adalah rumah paman Tuhan yang bernama Mawaid, 60. Mawaid bisa dikatakan “orang tua” Tuhan yang masih hidup. Sebab, orang tua kandung Tuhan sudah me-

ninggal dunia. ”Mulai dulu namanya ya Tuhan, ada yang memanggil Tuhan dan ada juga yang memanggil Tohan,” kata Mawaid. Dia mengaku tidak mengetahui secara persis mengapa keponakannya tersebut diberi nama Tuhan. Sebab, nama itu pemberian orang tuanya yang tak lain adalah saudara kandung Mawaid. ”Mulai kecil anaknya pendiam,” terangnya. Nah, selain nama keponakan Mawaid unik, tanda tangan dari Mawaid juga sangat unik dan aneh. Tanda tangan yang tertera di KTP Mawaid hanya sebuah garis horizontal. Tanda tangan Mawaid tersebut menyebabkan JP-RaBa heran. Mawaid bersama istrinya hanya tersenyum saat JP-RaBa menanyakan kenapa tanda tangannya unik. ”Repot, Mas, tidak bisa menulis, jadi tanda tangannya begitu,” pungkas istri Mawaid. (tfs/c1/aif)

Akibat Kelemahan Sistem Ejaan n DIA... Sambungan dari Hal 29

Memang ada beberapa nama yang mungkin agak aneh bagi yang tidak biasa mendengar, seperti Bodos, Iduk, Enuk, Lok, Sanatai, Kaot, Pete, Keram, Sehat, Tentrem, Elek, Bandar, Marengai, Leboh, Juber, Imbar, Maseh, dan Absah. Tetapi, tidak ada leksim nama “Tuhan”. Sebagai aktivis bahasa yang setiap hari bergelut dengan bahasa, saya sangat penasaran betul. Sebab, selain bagian dari unsur bahasa, nama juga bagian dari ciri khas kedaerahan dan identifikasi diri dan marga. Misalnya nama berakhiran /na/ yang identik dengan Sunda, berakhiran vokal /o/ identik dengan Jawa, dan berakhiran vokal /e/ identik dengan Bali. Pendek kata, setelah saya telusuri, ternyata “Tuhan” yang beralamat di Kecamatan Licin itu bukanlah Sang Pencipta, juga bukan Sang Hyang Widi Washa. Dia hanya lelaki desa bernama “Tohan”. Bunyi /o/ pada kata /tohan/ adalah /o/ bulat. Cara membacanya sama dengan /o/ pada kata /do, re, mi/. Perubahan /tohan/ menjadi /tuhan/ semata-mata dise-

babkan kelemahan sistem penulisan ejaan. Penjelasannya, dalam bahasa Jawa dan bahasa Oseng bunyi [o] bulat kerap ditulis dengan simbol [u], dan [o] tidak-bulat kerap ditulis dengan simbol [a]. Dalam bahasa Oseng, tengok saja kata [oseng] yang ditulis /using/ dan kata [riko] yang ditulis /rika/. Nah, mari kita mulai menganalisis. Semoga ini mudah dipahami dan menjadi awal perubahan bahasa Oseng ke arah yang lebih baik secara ortografis atau grafem. Bunyi adalah sumber empiris nomor “wahid” dalam ilmu bahasa. Oleh karena itu, apa pun alasannya, bunyi yang keluar dari alat artikulasi manusia, itulah yang seharusnya ditulis. Di suku Oseng nama-nama orang juga bisa diidentifikasi berdasar fonem, misalnya nama Asnawai, Bya’en, Suprai, dan Buyang. Kenyataannya, tidak sedikit masyarakat Oseng yang menulis namanya dengan sistem ortografis bahasa Jawa, misalnya Asnawi, Ba’in, Supri, dan Buang. Meskipun dalam kehidupan sehari-hari mereka tetap dipanggil Asnawai, Bya’en, Suprai, dan Buyang. Hal itu bisa disebabkan

ketidakpahaman, juga bisa disebabkan “pasrahnya” para orang tua pemberi nama kepada petugas pencatatan kelahiran ketika itu yang kebanyakan berlatar belakang Jawa. Demikian juga dengan Tuhan, para tetangga memanggilnya [tohan]. Jika karena alasan teori tertentu, lalu bunyi [o] ditulis /u/ dan akhirnya [tohan] menjadi /tuhan/, sebetulnya itu keputusan yang menyesatkan. Terbukti itu menjadi biang kekeliruan. Sekarang sudah kejadian [tohan] menjadi /tuhan/. Pak Tohan sedikit-banyak pasti tertekan dan ada rasa malu, karena tidak sedikit media yang memburunya. Bahkan, dia pernah ditelepon polisi. Terbaru, MUI Jatim dan Banyuwangi meminta nama itu diganti. Padahal di Banyuwangi tidak ada [tuhan], yang ada adalah [tohan]. Ini persoalan ejaan dan sangat mendesak dilakukan perubahan. Sudah tidak zamannya [musola] ditulis /musala/, [solat] ditulis /salat/, [sundel] ditulis / sundal/, [klenger] ditulis /klengar/, dan [adan] ditulis /azan/. Kalaupun toh bahasa Indonesia tetap menggunakan ejaan seperti itu, bahasa Oseng tidak perlu mengikutinya. Masak su-

dah tahu tidak sesuai empiris, tetap diikuti saja. Biarlah bunyi [o] tetap ditulis /o/ agar tetap dibaca “o”. Jangan sekali-kali bunyi [o] ditulis /a/ atau /u/, karena mbacanya akan salah. Oseng harus tetap ditulis /oseng/ bukan /using/. Perubahan ejaan ini mendesak agar perbedaan bahasa Oseng dan Jawa tampak jelas. Agar [tohan] tidak menjadi /tuhan/, sekaligus agar bahasa Oseng tidak dianggap dialek lagi. Tuhan tidak salah. Nama Tuhan juga tidak perlu diganti. Karena dalam konteks ini Tuhan tidak bisa dibaca [tuhan] seperti pada ejaan bahasa Indonesia. Tuhan harus dibaca [tohan]. Seperti kata /raja/ yang dalam sistem fonologi bahasa Bali harus dibaca [raje]. Huruf /e/ dibaca seperti pada kata /kelas/. Jika MUI Jatim dan Banyuwangi ingin mengganti nama itu, maka gantilah ejaan bahasa Oseng lebih dulu. Maka Tuhan dengan sendirinya akan berubah menjadi Tohan. Seperti halnya Soekarno yang berubah menjadi Sukarno mengikuti perubahan ejaan. (mh.qowim@yahoo.co.id) *) Editor bahasa JP-Raba dan wakil sekretaris DKB

Suasana Indah Terganggu Sampah Plastik n MANGROVE... Sambungan dari Hal 29

Meski bersebelahan, Pulau Santen masuk wilayah Kelurahan Karangrejo. Menuju Pulau Santen sangat mudah. Pengunjung dari arah Taman Blambangan bisa belok ke selatan hingga Perempatan Pangklang. Setelah itu, pengunjung belok ke timur melalui Jalan Ikan Gurami hingga melintasi Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Hoo Tong Bio. Nah, setelah melewati Klenteng Hoo Tong Bio, kami mengarah sedikit ke selatan hingga ada pertigaan kecil. Dari pertigaan itu kami berbelok lagi ke arah timur. Sekitar 500 meter dari pertigaan itu, kami belok ke kiri melewati jalan beraspal sekitar 300 meter menuju ke arah timur. Di situlah lokasi Pulau Santen. Sebelum sampai di tepi pantai, pengunjung harus melewati jembatan kayu yang merupakan satu-satunya akses menuju Pulau

Santen. Jembatan itu hanya bisa dilewati pejalan kaki dan kendaraan roda dua. Saat kendaraan roda dua melintasi jembatan beralas kayu itu , suara gesekan kayu yang longgar terdengar sangat gaduh. Di sebelah selatan jembatan terlihat sebuah muara yang cukup lebar. Di sana juga banyak terdapat tanaman mangrove yang tumbuh lebat. Pemandangan tambah menarik karena di sekitar mangrove tersebut banyak warga yang mencari kerang. Di muara sungai tersebut memang banyak terdapat kijing (kerang) yang laku dijual di pasar. Di atas jembatan dengan latar belakang tanaman mangrove ini memang jadi tempat favorit kalangan fotografer. Setelah menikmati mangrove di selatan jembatan, tim ekspedisi menuju ke pinggir pantai. Di pantai yang ada di Pulau Santen ini, semua pasir berwarna hitam. Namun, kondisi pantai Pulau Santen siang itu banyak sampah

berserakan. Sangat disayangkan sekali adanya sampah di pinggir pantai Pulau Santen. Suasana indahnya pantai menjadi terganggu, apalagi banyak jenis sampah plastik yang sulit terurai. Sementara itu di sebelah selatan Pulau Santen banyak rumah penduduk. Mayoritas warga Pulau Santen berprofesi sebagai nelayan. Mereka memarkir perahu di pinggir pantai setiap siang. Nah, di sebelah utara Pulau Santen terdapat deretan pohon banten (santen, Red). Yang berbeda dengan daerah lain, pohon santen tersebut tumbuh berjejer rapi seperti sebuah barisan yang teratur. Mungkin saja, para sesepuh kita memberikan nama Pulau Santen setelah memandang deretan pohon di sisi utara kawasan tersebut. Selain itu, sebenarnya banyak potensi yang bisa dikembangkan di Pulau Santen. Tapi untuk mengembangkannya, perlu sentuhan lebih agar kawasan ini terlihat lebih indah, bersih, dan

tertata. Masalah kebersihan Pulau Santen, tampaknya juga menjadi tanggung jawab kita semua. Selain masyarakat sekitar yang harus menjaga kebersihan pantai, para pengunjung yang datang ke Pulau Santen juga tampaknya perlu kesadaran agar tidak membuang sampah sembarangan. ”Sampah-sampah di tepi pantai ini juga bukan hanya dari warga, tapi sampah juga datang dari laut,” kata seorang warga Pulau Santen. Nah, jika Pulau Santen akan lebih dikembangkan, muara yang ditumbuhi mangrove lebat itu sebenarnya juga bisa menjadi wisata tambahan. Kami pun membayangkan, seandainya muara tersebut diberikan sebuah perahu kecil atau kano sewaan. Tentu sangat bermanfaat bagi pengunjung yang ingin berkeliling muara. Nah, setelah puas berkeliling Pulau Santen, tim ekspedisi Jelajah Pantai Timur Jawa memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. (c1/bay/bersambung)

PR Berat bagi Kapolres Bastoni n PECAH... Sambungan dari Hal 29

Satu setengah jam kemudian, pelaku kembali menjalankan aksi. Di tengah keramaian Jalan Ahmad Yani, Banyuwangi, pelaku berhasil membobol sebuah mobil yang sedang parkir di depan Kantor Badan Pelayanan dan Perizinan Terpadu (BPPT) Banyuwangi. Pelaku beraksi pukul 20.00. Saat kejadian, Ali Zulkarnain, 37, sebagai korban sedang berbelanja minuman di Indomaret tidak jauh dari tempatnya memarkir kendaraan. Sialnya, saat kembali, pegawai bank pelat merah itu

mendapati mobil Hyundai warna merah itu sudah bolong kacanya di bagian kiri belakang. Akibat kejadian itu, korban mengalami kerugian lebih-kurang Rp 30 juta. Barang berharga, seperti hand phone dan laptop yang tersimpan di dalamnya raib digondol pelaku. Korban segera melaporkan kejadian itu ke Polsek Banyuwangi. Maraknya aksi pecah kaca mobil itu menjadi pekerjaan rumah bagi aparat kepolisian. Kasus serupa sebetulnya pernah diungkap jajaran Polres Banyuwangi pada Februari lalu. Sukarman Hamisi yang diduga sebagai pelaku berhasil ditangkap.

Dari serangkaian kejadian kemarin, modus dan area beraksi mirip dengan komplotan Sukarman Hamisi yang kini masih menghuni Lapas Banyuwangi. Kesamaan itu, di antaranya dialamatkan pada target yang kebanyakan adalah mobil, rute yang disisir kawasan pinggiran, lalu ke kota. Meski ada kemiripan dengan aksi yang dilakukan pelaku terdahulu, polisi masih menyelidiki kemungkinan adanya komplotan lain. “Kami masih selidiki siapa pelakunya,” ujar AKP Mohamad Wahyudin Latief, Kasatreskrim Polres Banyuwangi. (nic/c1/aif)

Orang Tuanya Asli Tegaldlimo n TUNGGU... Sambungan dari Hal 29

ikut merasakan dampak tersebut saat dirinya ditugaskan di RSUD Blambangan sejak Juni tahun ini. Dokter kelahiran Surabaya itu mengemukakan, ketertarikannya terhadap kegiatan outdoor, terutama wisata pantai, semakin meningkat saat pindah ke Bumi Oseng

ini. Apalagi, Banyuwangi memiliki banyak destinasi wisata alam yang tak membosankan meski telah dijelajahi berkali-kali. Dina mengaku, orang tuanya asli Tegaldlimo. Oleh karena itu, dia lebih suka mengunjungi beberapa lokasi wisata di wilayah Banyuwangi Selatan. Meski begitu, ibu empat anak itu mendengar bahwa banyak spot pantai di Ba-

nyuwangi yang belum terekspos. Mendengar adanya ekspedisi Jelajah Pantai Timur Jawa, Dina pun berharap bisa melihat lokasi-lokasi baru yang sebelumnya tidak dia ketahui itu. “Mungkin kalau nanti bisa membaca ada pantai-pantai lain, bisa dijadikan tujuan berwisata selanjutnya,” cetus dokter bertubuh ramping itu. (fre/c1/aif)

Per Jamaah Dapat Living Cost Rp 5,6 Juta n EMPAT... Sambungan dari Hal 26

“Kalau memang kondisinya sudah membaik, mereka akan diikutkan kloter selanjutnya. Sementara kita upayakan penyembuhan mereka dulu,” terang Jali. Para JCH sudah take off pada Rabu (26/8) pagi dari Bandara Juanda. Jika tidak ada halangan, perjalanan memakan waktu sekitar 10 jam sampai Jeddah. Sebelum berangkat, para JCH

dibekali prosedur perjalanan hingga mendarat. Kemudian, ketua regu dan ketua rombongan diperkenalkan kepada masingmasing JCH supaya mereka saling mengenal. Para JCH yang rata-rata hanya 22 jam berada di Asrama Haji Sukolilo itu mulai berangkat ke bandara Rabu dini hari. Diawali kloter 8 yang berangkat pukul 00.00. Setelah sampai Bandara Juanda, mereka kembali diberi pembekalan sebelum

terbang menggunakan Saudi Arabia Airlines. “Kloter 8 yang pertama berangkat, yaitu pukul 04.30. selanjutnya kloter 9 pukul 06.30, dan kloter 10 pukul 08.30,” kata Jali. Ditambahkan, biaya tinggal di Tanah Suci atau living cost sudah diberikan kepada jamaah. Nominalnya 1.500 real Saudi Arabia Riyal (SAR). Jika di-kurs-kan dengan rupiah sekitar Rp 5,6 juta. Menurut Jali, itu sudah cukup bagi JCH. (fre/c1/aif)

Sanksinya Cukup Sidang Tipiring n DAPAT... Sambungan dari Hal 29

Salah satu sasarannya adalah memberangus praktik peredaran minuman keras yang masih tersebar di luas di masyarakat. Itu, di antaranya tampak dari penggerebekan yang dilakukan anggota Satuan Sabhara Polres Banyuwangi di sebuah rumah di Lingkungan Sasakperot, Kelurahan Bakungan, Kecamatan

Glagah, kemarin. Dari rumah yang diketahui milik Rubinah itu, polisi mengamankan sedikitnya 84 botol arak bali dan minuman keras lain, seperti Vodka dan Mansion. Kehadiran petugas membuat pemilik rumah kaget. Sebab, kehadiran petugas itu tidak disangka Rubinah. Dari penggerebekan itu, arak bali menjadi primadona. Jumlahnya lebih banyak, yakni men-

capai 75 botol kemasan 1,5 liter. Selain itu, juga ada Mansion dan Vodka ukuran 650 mililiter dan 450 mililiter. Atas perbuatannya memperjualbelikan miras, Rubinah harus berurusan dengan polisi. Dia dikenai tindak pidana ringan atas perbuatannya. “Dia ditipiring karena miras itu belum sampai diedarkan,” ujar AKP Sudarmaji, Kasatsabhara Polres Banyuwangi. (nic/c1/aif)

Kurangi Kemiskinan Jadi Misi Dua Calon n DAHSYAT... Sambungan dari Hal 40

Dua program wajib yang diusung Dahsyat adalah pendidikan dan kesehatan. Tiga program unggulan meliputi pertanian; pariwisata; dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sementara itu, empat program penunjang meliputi infrastruktur, perlindungan sosial, lingkungan hidup, dan birokrasi. “Empat pilar visi kami menciptakan masyarakat Banyuwangi yang semakin sejahtera, mewujudkan kemandirian masyarakat dan daerah, meningkatnya kualitas SDM Banyuwangi, dan meningkatnya perekonomian daerah,” ujar Anas didampingi cawabup Yusuf. Visi pasangan petahana ini lantas di-break down ke dalam lima misi. Misi yang pertama adalah mewujudkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan bidang pendidikan, kesehatan, dan pendidikan dasar lainnya. Kedua, mewujudkan daya saing ekonomi daerah melalui pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan

berkelanjutan berbasis sumber daya alam dan kearifan lokal. Misi ketiga Dahsyat meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur fisik, ekonomi, dan sosial. Sedangkan misi keempat optimalisasi sumber daya daerah berbasis pemberdayaan masyarakat, pembangunan berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan. Misi kelima adalah mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean governance) serta layanan publik yang berkualitas berbasis teknologi informasi. Pasangan Su-Si mengusung visi “Menuju Banyuwangi yang berinsan seutuhnya serta terwujudnya penguatan pedesaan yang berdikari, sejahtera, dan berdaya saing”. “Penguatan pedesaan bermakna memperkuat peran dan fungsi aparat pedesaan sebagai ujung tombak penyelenggaraan pemerintahan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, partisipasi masyarakat desa,” ujar Sumantri.

Sebagai penjabaran visi tersebut, pasangan Su-Si menetapkan sebelas misi. Penciptaan kultur aparat pemerintah dan masyarakat Banyuwangi yang berinsan seutuhnya dengan memfungsikan nilai-nilai agama sebagai landasan moral dan etika dalam pembangunan daerah, pembinaan akhlakul karimah dan memupuk etos kerja yang baik menjadi misi pertama pasangan tersebut. Misi kedua, pemberdayaan desa dan kelurahan sebagai ujung tombak penyelenggaraan pembangunan yang partisipatif dan demokratis sesuai kebutuhan yang didasarkan pada karakteristik dan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang tersedia. Misi ketiga pasangan Su-Si mengembangkan kemandirian perekonomian daerah yang bertumpu pada pengembangan kearifan lokal unggulan melalui sinergi fungsi-fungsi pertanian, industri, pariwisata, dan sektor lainnya dengan penekan pada peningkatan pendapatan masyarakat dan penciptaan lapangan pekerjaan serta berwawasan lingkungan. (sgt/c1/afi)

Sumantri Gembira Dapat Nomor 2 n ANGKA... Sambungan dari Hal 40

Kedua paslon sama-sama mengklaim nomor urut yang mereka tempati merupakan angka terbaik. Cabup incumbent, Abdullah Azwar Anas, mengaku sebelum mengambil undian nomor urut sempat berdoa agar mendapat nomor 1. “Alhamdulillah kami dapat nomor 1. Mudah-mudahan semangat menjadi nomor satu terus mewarnai perjuangan kita ke depan,” ujarnya. Anas menambahkan, dengan kembali menempati nomor urut

1 seperti halnya pada Pilkada Banyuwangi 2010, pihaknya memiliki sejumlah keuntungan. Salah satunya efisiensi bahan kampanye. “Minimal atribut kampanye lima tahun lalu, seperti kaus yang dipakai petani dan tukang becak, bisa dipakai lagi. Jadi lebih hemat,” ujarnya tersenyum. Sementara Cabup Sumantri Soedomo mengaku gembira mendapatkan nomor urut 2. Nomor urut dua dengan simbol dua jari, yakni jari telunjuk dan jari tengah, anak membentuk huruf “V”. “Huruf V itu berarti victor alias kemenangan. Jadi kami ya-

kin Su-Si akan menang,” kata dia. Selain karena mendapatkan nomor urut dua, Sumantri optimisme menang pilbup karena sepak terjangnya dalam mengikuti setiap ajang pemilihan sejak sekolah tidak pernah kalah, seperti pemilihan ketua kelas, ketua senat di jenjang pendidikan tinggi hingga pemilihan ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar Banyuwangi. “Setiap mengikuti pemilihan saya tidak pernah kalah. Maka, saya juga yakin akan memenangkan pilbup 2015 kali ini,” tambahnya. (sgt/c1/afi)


40

Jawa Pos Kamis 27 Agustus 2015

9 Desember 2015

Pidana Pemilu

Siapkan Hakim Khusus BANYUWANGI - Pengadilan Negeri (PN) Banyuwangi menyiapkan majelis hakim khusus mena­ ngani perkara pidana Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) Banyuwangi 2015. Tim khusus itu dipersiapkan dalam rangka mengantisipasi kemungkinan timbulnya perkara pidana pemilu selama tahap pilbup berlangsung. Potensi terjadinya tindak pidana dalam pelaksanaan pilbup cukup besar. Selain memberikan pengetahuan dan pendalaman materi terkait beberapa aspek pelanggaran pidana pemilu, PN menyiapkan sumber daya manusia untuk menyelesaikan perkara hingga tuntas. Ketua PN Banyuwangi, Bakrie mengatakan, sudah ada NIKLAAS/RaBa beberapa hakim yang Bakrie akan bertugas menyidangkan perkara terkait tindak pidana pemilu mendatang. Mereka secara khusus akan ditugaskan untuk menghadapi semua perkara pidana pemilu yang masuk PN. Hakim yang bertugas khusus perkara pemilu, kata Bakrie, sudah mendapatkan pendalaman pengetahuan dan keilmuan terkait pilbup dan peraturan perundangan yang mengatur. Keberadaan hakim ini akan melengkapi keberadaan bagian penegak hukum lain, seperti kepolisian dan kejaksaan. Mereka akan menjadi satu bagian dalam proses penegakan hukum terkait munculnya potensi pelanggaran pidana selama pilkada. (nic/c1/afi)

Dahsyat dan Su-Si Beberkan Visi BANYUWANGI - Persaingan terbuka dalam meraih simpati publik dalam rangka Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) Banyuwangi 2015 dimulai kemarin (26/8). Dua pasangan calon bupati (cabup) dan calon wakil bupati (cawabup) beradu visi dan misi di hadapan rapat paripurna istimewa DPRD. Pasangan cabup-cawabup Abdullah Azwar Anas-Yusuf Widyatmoko (Dahsyat) mendapat giliran pertama menyampaikan visi-misi. Setelah berhasil membawa Banyuwangi ke arah kemajuan di berbagai bidang selama menjadi bupati dan wakil bupati (wabup) periode 2010-2015, pasangan calon incumbent tersebut bertekad meneruskan kesinambu­ ngan pembangunan di Bumi Blambangan. Oleh karena itu, visi besar pasangan Dahsyat jika kembali terpilih sebagai bupati dan wabup pada periode 2016-2021 adalah

penegasan visi yang mereka angkat saat menjadi kontestan pilkada 2010 lalu. pada pilkada 2010 visi yang mereka usung adalah terwujudnya masyarakat Banyuwangi yang mandiri, sejahtera, dan berakhlak mulia melalui peningkatan perekonomian dan kualitas sumber daya manusia (SDM)”. Visi pasangan Dahsyat dalam pilbup 2015 tidak banyak berubah dan hanya menambah kata “semakin” sehingga menjadi “Terwujudnya masyarakat Banyuwangi yang semakin sejahtera, mandiri, dan berakhlak mulai melalui peningkatan perekonomian dan SDM”. Visi tersebut dijabarkan melalui sembilan program prioritas, yakni dua program wajib yang berkaitan dengan peningkatan kualitas SDM, tiga program unggulan bidang perekonomian, dan empat program penunjang n  Baca Dahsyat...Hal 39

Misi Pasangan Dahsyat 1. Mewujudkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan bidang pendidikan, kesehatan, dan pendidikan. 2. Mewujudkan daya saing ekonomi daerah melalui pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan berbasis sumber daya alam dan kearifan lokal. 3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas infrastruktur fisik, ekonomi, dan sosial. 4. Optimalisasi sumber daya daerah berbasis pemberdayaan masyarakat, pembangunan berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan 5. Mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean governance) serta layanan publik yang berkualitas berbasis teknologi informasi.

Misi Pasangan Su-Si 1. Penciptaan kultur aparat pemerintah dan masyarakat Banyuwangi yang berinsan seutuhnya dengan memfungsikan nilai-nilai agama sebagai landasan moral dan etika dalam pembangunan daerah 2. Pemberdayaan desa dan kelurahan sebagai ujung tombak penyelenggaraan pembangunan yang partisipatif dan demokratis 3. Mengembangkan kemandirian perekonomian daerah yang bertumpu pada pengembangan kearifan lokal unggulan 4. Meningkatan kesejahteraan dan perlindungan sosial masyarakat dengan melakukan pemerataan dan penyeimbangan pembangunan secara berkelanjutan 5. Menciptakan kualitas pelayanan publik, sistem kelembagaan dan tata laksana pemerintah daerah yang bersih, efisien, efektif, professional, transparan, dan akuntabel REZA/RaBa

Aktivitas Kontestan

Gelar Selamatan dengan Ancak BANYUWANGI - Sekretariat bersama (sekber) pasangan Abdullah Azwar Anas-Yusuf Widyatmoko (Dahsyat) mulai beroperasi kemarin (26/8). Beroperasinya markas tim pemenangan pasangan yang diusung dan didukung koalisi delapan parpol itu dilakukan dengan sederhana. Acara diawali salat duhur berjamaah yang diikuti calon bupati (cabup) Anas, calon wakil bupati (cawabup) Yusuf, para pimpinan parpol pengusung dan pendukung pasangan yang satu ini, serta puluhan warga yang bertempat tinggal di sekitar sekber tersebut. Setelah salat duhur, acara dilanjutkan pembacaan selawat dan santunan kepada anak yatim dan kaum duafa. Pada kesempatan tersebut Anas mengajak seluruh hadirin mendoakan para mantan bupati Banyuwangi. Usai pembacaan doa, kegiatan dilanjutkan tausiyah oleh Ustad Wahyudi dan diakhiri selamatan ancak. Menurut Anas, pihaknya sengaja tidak mengundang simpatisan. Dia hanya mengundang pimpinan parpol dan tetangga sekitar Sekber Dahsyat. “Selamatan kali ini kita pakai ancak. Mari berdoa agar kita semua selamat,” ajaknya. (sgt/c1/afi)

RENDRA KURNIA/RABA

BERGEMBIRA: Pasangan Dahsyat dan Su-Si menunjukkan hasil pengundian nomor urut cabup pilbup 2015 dalam rapat pleno terbuka yang digelar KPU di hall Rumah Makan Pondok Wina kemarin.

Angka Kemenangan Melawan Angka Hemat KPU Gelar Pengundian Nomor Urut Cabup BANYUWANGI - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banyuwangi menggelar rapat pleno terbuka dengan agenda pengundian nomor urut pasangan calon peserta Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) 2015 di hall rumah makan Pondok Wina kemarin (26/8). Hasil-

nya, pasangan calon bupati (cabup) incumbent Abdullah Azwar Anas-Yusuf Widyatmoko (Dahsyat) mendapat nomor urut 1 dan pasangan Sumantri SoedomoSigit Wahyu Widodo (Su-Si) menempati nomor urut 2. Keberhasilan pasangan cabup incumbent mendapatkan angka satu itu mengulang memori Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Pilkada) Banyuwangi 2010 lalu. Kala itu pilkada diikuti tiga

RENDRA/RABA

MINTA PERTOLONGAN: Keluarga besar Bupati Anas menggelar semaan Alquran di Pendapa Shaba Swagata Blambangan Senin lalu.

DPRD Kirim Surat Pemberhentian Bupati Pendapa Gelar Khataman Alquran BANYUWANGI - Rapat paripurna istimewa DPRD Senin kemarin (24/8) mengumumkan usul pemberhentian Bupati Abdullah Azwar Anas dan Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko pada 20 Oktober 2015. Setelah resmi mengumumkan, DPRD langsung mengirimkan surat permohonan pemberhentian Bupati Anas dan Wabup Yusuf kepada Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahyo Kumolo. Paripurna istimewa pengumuman DPRD tentang usul pemberhentian bupati dan wabup karena masa berakhirnya berakhir tersebut dipimpin langsung ketua dewan, I Made Cahyana Negara. Dalam memimpin rapat kali ini, Made didampingi tiga wakil ketua dewan, yakni Joni Subagio, Ismoko, dan Sri Utami Faktuningsih. Bupati Anas dan Wabup Yusuf, forum pimpinan daerah (forpimda), para camat dan lurah di Banyuwangi juga hadir dalam rapat paripurna istimewa tersebut. Selain itu, hadir pula ketua

dan komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Panitia Pengawas Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Panwaslih) Banyuwangi. Pengumuman DPRD tentang usul pemberhentian bupati dan wabup dibacakan Wakil Ketua DPRD, Ismoko. Dikatakan, pengumuman tersebut dilaksanakan berdasar Undang-Undang (UU) Nomor 23 Tahun 2014 yang telah diubah dengan UU Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pemerintah Daerah. Dalam UU tersebut dinyatakan, pemberhentian kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah diumumkan oleh pimpinan DPRD dalam rapat paripurna dan diusulkan kepada Menteri Dalam Negeri (Mendagri) melalui gubernur untuk mendapat penetapan pemberhentian. Dasar lainnya adalah Surat Edaran (SE) Gubernur Jatim tanggal 13 Mei 2015 Nomor 131/1089/011/2015 tentang pengusulan pemberhentian bupati dan wakil bupati yang habis masa jabatannya. Dasar selanjutnya adalah hasil rapat Badan Musyawarah (Banmus) DPRD Nomor 10 Tahun 2015 tanggal 18 Agustus 2015 tentang perubahan pen-

jadwalan kegiatan DPRD. “Dengan ini kami atas nama DPRD Banyuwangi mengumumkan tentang usul pemberhentian bupati dan wakil bupati Banyuwangi karena berakhirnya masa jabatan per tanggal 21 Oktober 2015,” kata Ismoko. Made mengaku usai pengumuman tersebut, pihaknya langsung mengirim usul pemberhentian bupati dan wabup kepada Gubernur Jatim. “Ada edaran dari gubernur, surat usul pemberhentian bupati dan wabup harus sampai 30 hari sebelum masa jabatannya berakhir,” ujarnya. Menurut Made, mengacu pada SE Gubernur Jatim tersebut, paling lambat usul pemberhentian bupati dan wabup Banyuwangi harus sampai kepada gubernur pada 21 September. “Setelah diumumkan, akan langsung kami kirimkan ke Mendagri melalui Gubernur. Kami mendahului sehingga ada ruang sebelum deadline,” bebernya. Bupati Anas menanggapi usul pemberhentian dirinya tersebut dengan menggelar khataman Alquran di pendapa Sabha Swagata Blambangan.

Khataman tersebut digelar sejak pagi hingga sore kemarin. “Kami menggelar khataman untuk memohon keselamatan di dunia dan akhirat serta memohon Banyuwangi lebih baik ke depan,” terangnya. Anas menambahkan, pihaknya berterima kasih kepada seluruh masyarakat dan kalangan dewan yang telah mendukung program-program pembangunan di Banyuwangi. Dia juga berharap perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2015 segera disahkan. “Mumpung masih musim kemarau, sehingga pembangunan jalan baru di Banyuwangi bisa dilaksanakan. Kekhawatiran saya, jika pengesahan APBD perubahan terlambat dan musim hujan tiba, pengerjaan pembangunan jalan terhambat,” bebernya. Anas mengaku dewan telah berkomitmen segera menuntaskan pembahasan perubahan APBD. Dengan demikian, pembangunan 500 sampai 600 titik jalan di Banyuwangi bisa segera dilaksanakan. “Kami juga telah menyiapkan APBD 2016 yang disusun untuk menghadapi krisis,” tambahnya. (sgt/c1/afi)

peserta dan Anas-Yusuf juga mendapatkan nomor urut 1 dan akhirnya berhasil melenggang menjadi bupati dan wakil bupati periode 2010-2015. Proses pengundian nomor urut pasangan calon (paslon) kali ini berlangsung dua tahap. Tahap pertama, pasangan yang lebih dahulu hadir di lokasi acara berhak mengambil nomor undian untuk menentukan siapa yang berhak mengambil undian nomor urut paslon. Pada tahap ini

pasangan yang mendapatkan nomor lebih kecil berhak mengambil undian nomor urut paslon lebih dahulu. Dalam pengundian tahap pertama itu, pasangan Dahsyat mendapat nomor 3, sedangkan pasangan Su-Si mendapat nomor 7. Karena angka lebih kecil, AnasYusuf berhak mengambil undian nomor urut terlebih dahulu disusul pasangan Sumantri-Sigit n  Baca Angka...Hal 39


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.