27 september

27 SEPTEMBER TAHUN 2015

Eceran Rp.5.750

HALAMAN 29

RENDRA KURNIA/RABA

AGENDA TAHUNAN: Ribuan penari gandrung kompak menari bersama di atas hamparan pasir hitam kawasan Pantai Boom, Banyuwangi, sore kemarin.

Gandrung Sewu kian Memukau Jadi Fondasi Pembangunan

BANYUWANGI - Perhelatan Festival Gandrung Sewu di kawasan Pantai Boom, Banyuwangi, sore kemarin (26/9) benar-benar berbeda dengan Festival Gandrung Sewu edisi tahun-tahun sebelumnya.

Kali ini, perhelatan Festival Gandrung Sewu tidak hanya disajikan full dalam bentuk tarian gandrung. Drama tari kolosal gandrung yang ditampilkan pada edisi kali ini terasa lebih hidup dan berbobot n

SEMENTARA itu, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar Menengah (Kemenbud Dikdasmen) Prof.

Dr. Kacung Marijan MA sangat mengapresiasi Festival Gandrung Sewu di Banyuwangi.

Menurut Kacung, Festival Gandrung Sewu merupakan bentuk pemberdayaan suatu budaya yang bisa dijadikan sebuah fondasi yang kokoh bagi pembangunan suatu daerah. ”Banyuwangi telah meletakkan kebudayaan sebagai bagian penting pembangunan daerahnya n

Baca Gandrung...Hal 35 ACTION: Beberapa penari gandrung berpose sambil mengibas-ngibaskan kipas berwarna biru di Pantai Boom Banyuwangi sore kemarin.

Baca Jadi...Hal 35 RENDRA KURNIA/RABA

HAJI

Hari Ini Babak Final

NIZAM FOR RABA

SUPER CUB: Motor-motor tua jadi alat transportasi petugas BPHI untuk mencari jamaah yang tersesat di Makkah.

Motor Tua Pencari Jamaah Tersesat Laporan dr. Nizam dari Makkah

MAKKAH - Jika ada jamaah haji Indonesia yang tersesat, bukan hanya keluarga yang bingung mencari. Petugas haji yang mendampingi para jamaah juga ikut bingung mencari jamaah yang tersesat saat menjalankan ibadah di Tanah Suci, Makkah n Baca Motor...Hal 35

PESANGGARAN - Kompetisi Surfing Internasional di Pulau Merah, Desa Sumbergung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, akan memasuki babak final pagi ini (27/9). Oleh karena itu, lonjakan pengunjung diprediksi akan terjadi di hari terakhir lomba ini.

Camat Pesanggaran, Didik Joko Suhono, mengakui hari terakhir even surfing internasional di Pulau Merah biasanya

POTENSI: Beberapa surfer muda (grommet) siap berlomba di pantai Pulau Merah, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, kemarin (26/9).

selalu dipenuhi pengunjung.

Oleh karena itu, panitia lokal yang terdiri atas Forpimka Pesanggaran dan masyarakat langsung melakukan antisipasi agar tidak terjadi kemacetan di sekitar lokasi lomba. “Temanteman pokmas sudah kompak terkait masalah parkir di kawasan pantai Pulau Merah dan sekitarnya,” jelasnya n Baca Hari...Hal 35 SHULHAN HADI/RABA

Menengok Persiapan Make Up Penari Peserta Gandrung Sewu

Tampil Pukul 15.00, Didandani sejak Pukul 05.00 Perhelatan Gandrung Sewu yang sukses memukau penonton, tak lepas dari peran banyak pihak. Tidak terkecuali, para perias alias juru make up yang bekerja tak kenal lelah sejak subuh hingga sore hari.

CHIEN JULLIEN, Banyuwangi BERBEDA dengan perhelatan sebelumnya, kali ini ada dominasi warna hijau pada perhelatan Gandrung Sewu yang dilaksanakan di Pantai Boom kemarin (26/9). Warna hijau itu memberi sentuhan menyegarkan pada tarian kolosal yang berlatar

http://www.radarbanyuwangi.co.id

RENDRA KURNIA/RABA

HATI-HATI: Perias mendandani penari gandrung di depan rumah penduduk di sisi barat Pantai Boom, Banyuwangi, kemarin (26/9).

belakang Selat Bali tersebut.

Meski sempat menunggu berjamjam di bawah terik matahari, para penari terlihat bersemangat menari di atas pasir pantai. Senyum mereka tidak berhenti mengembang seperti make up mereka yang tidak luntur di bawah siraman sinar sang surya.

Padahal, make up itu sudah menempel sejak pagi. Bahkan, ada yang dandan sejak subuh. “Kita dandan sejak pukul lima subuh,” ujar Waluyanti Rahayu, salah satu pendamping penari peserta Gandrung Sewu asal Kecamatan Genteng.

Sekadar tahu, penari peserta gandrung sewu asal Kecamatan Genteng dalam perhelatan kolosal itu sebanyak 40 orang n

Beasiswa Banyuwangi Cerdas Dihentikan Kabar Buruk bagi Dunia Pendidikan Lagi, Rio Rosano Hansa Kesandung Narkoba Benar-Benar Teguh dan Konsisten

Baca Tampil...Hal 35 email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com

RADAR BANYUWANGI

KRIMINALITAS

30

Lagi, Rio Rosana Kesandung Narkoba BANYUWANGI - Mantan Ketua Gerakan Geraka Anti-Narkoba (Granat) Banyuwangi, Rio Rosano Hansa, kem kembali kesandung perkara hukum. Adik kandung penyanyi llegendaries, Emilia ConPolres Banyuwangi tessa, itu diciduk Satuan Resnarkoba Resnark atas dugaan kepemilikan paket pake sabu seberat 1,3 gram dan ganja kering seberat 4,7 ggram.

Dalam penangkapan yang d dilakukan di rumahnya di Desa Kenjo, Kecamatan Glagah, Gla Banyuwangi, pada Sabtu (19/9) lalu, pria yang kini berusia 56 tahun itu tidak sendiri. Polisi juga menciduk men dua pengguna lain.

Ada anak pengusaha ternama terna Banyuwangi, yakni Muhamad Hamdan, 35, warga wa Desa Paspan, Kecamatan Glagah.

Pria yang menyandang status haji itu ditangkap di SPBU Desa Olehsari, Kecamatan K Glagah. Hamdan yang merupakan salah sala satu tokoh masyarakat dan agama itu ditangkap ditangka dengan barang bukti paket sabu seberat 0,23 ggram. Satu tersangka lagi yang juga ikut diamankan adalah Joko Prayitno, 29, warga Desa Kenjo, Kecam Kecamatan Licin.

Penangkapan itu bermula dari penangkapan Hamdan di SPBU sekitar pukul 15.00. Polisi yang mengetahui adanya transaksi nar narkoba segera melakukan penangkapan. Berdasar pe pengakuan itu, polisi menduga barang itu berasal dar dari Rio. Kemudian, polisi melakukan melakuka pengembangan. Usaha meringkus Rio langsung disus disusun petugas. Dengan memanfaatkan Hamdan, polisi tidak ti langsung menyasar target utama. Sebab, berdasar pengakuannya, p dalam jaringan sabu pria asal Paspan itu juga ada jaringan ganja lain di wilayah Kenjo.

Dia adalah Joko Prayitno. Pria Pri yang masih terhitung tetangga Rio itu berhasil dicid diciduk tidak lama kemudian.

Dalam penangkapan itu p polisi menemukan ganja kering seberat 4,08 gram. D Dari situlah polisi memike target utama, Rio. liki password d untuk masuk ma merangsek masuk ke rumah Akhirnya bisa mer pria bertubuh gempal ge itu. Berdasar penggeledahan yang ya dilakukan, polisi menemukan paket pa sabu seberat 1,3 gram, ganja kering keri 4,7 gram, satu insulin, pipet, sebuah s BlackBerry, dan sejumlah bukti lain n sejuml

Jawa Pos

Minggu 27 September 2015

SD Inpres Digunakan Transaksi Narkoba BANYUWANGI - Satuan Reserse Narkoba Polres Banyuwangi kembali panen tangkapan. Kali ini tiga orang yang diduga sebagai pengedar zat psikotropika jenis sabu-sabu, yakni Deni Samsul Arifin, 24, dan Hoiril alias Iril, 42, keduanya warga Dusun Muncar, Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, dan Kodrat, 24, warga Dusun Kalimoro, Desa Tembokrejo, Muncar, berhasil diamankan petugas.

Penangkapan ketiga pelaku diawali penangkapan Deny dan Kodrat. Keduanya dicegat polisi saat mengendarai motor di jalanan Desa Gintangan, Kecamatan Rogojampi. Sebuah barang

bukti seberat 0,03 gram ditemukan polisi di sepeda motor Yamaha Mio bernopol P 6902 Y yang dikendarai pelaku.

Berdasar pengakuan keduanya, barang itu baru didapat dari temannya, Iril.

Tidak ingin penangkapan itu terputus, polisi segera menjaring Iril. Lewat kedua pelaku, petugas akhirnya bisa meringkus Iril di rumahnya.

Pengembangan yang dilakukan petugas rupanya tidak sia-sia. Dalam penggerebekan itu, polisi menemukan 16 paket klip plastik yang terdapat bekas sabu-sabu. Selain itu, petugas juga mengamankan uang tunai Rp 475 ribu dan hand phone yang diduga diguna-

kan pelaku untuk bertransaksi.

Dalam kasus tersebut Iril diduga tidak hanya sebagai pemakai, dia juga diduga sebagai pengedar sabu di wilayah Muncar. Itu tercemin dari temuan barang bukti lain berupa pipet dan timbangan elektrik. Sabu itu diakui Iril merupakan milik temannya yang kini masih diburu petugas.

Untuk mengelabui petugas, Iril dan temannya yang kini masih buron itu memanfaatkan sekolah dasar di dekat rumahnya sebagai lokasi transaksi.

“Berdasar pengakuannya transaksinya di SD Inpres,” beber salah seorang petugas. (nic/c1/als)

Baca Lagi...Hal 35 BELUM KAPOK: Rio Rosano Hansa saat disidang kasus narkoba pada 2004. Akhir pekan lalu adik kandung anggota DPD RI, Emilia Contessa, itu kembali diciduk aparat dalam kasus yang sama.

DOK.RABA

Simpan Pil Treks Dalam Kaleng BANYUWANGI - Peredaran obat keras alias obat daftar G semakin bebas. Bahkan, jangkauan obat yang semestinya mendapat “restu” dokter itu sudah merambah hingga perbatasan Banyuwangi, yakni Kecamatan Wongsorejo. Itu setidaknya diperlihatkan dengan penangkapan seorang penjual sekaligus bandar oleh aparat kepolisian setempat.

Pelaku diketahui bernama Misnadin, 42, warga Dusun Krajan, Desa Sumber Kencono, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi. Dia ditangkap di rumahnya pada Rabu (23/9) kemarin atau persisnya saat malam takbiran. Dari tangannya, polisi

mengamankan sejumlah barang bukti, di antaranya 1046 butir pil treks.

Untuk mengakali petugas, Misnadin menyimpan obat itu dalam beberapa bagian. Sebanyak 926 butir disimpan di kaleng. Sisanya disimpan dalam klip plastik. Diduga, obat dalam klip itu akan siap diedarkan pelaku kepada pelanggan.

“Tersangka ditangkap di rumahnya.

Barang bukti ribuan pil treks diamankan di sana. Proses selanjutnya kami limpahkan ke Satnarkoba,” ujar AKP Mulyono, Kapolsek Wongsorejo, kemarin.

Pelaku ditangkap karena ada informasi dia merupakan bandar pil treks

untuk wilayah Wongsorejo. Setelah diselidiki, polisi akhirnya memancing pelaku dengan berpura-pura sebagai pembeli. Setelah itu, polisi langsung menangkap tangan Misnadin.

Berdasar pengakuannya, dia mengaku baru berjualan pil warna putih itu. Dia mendapatkan obat keras itu dari kenalannya di luar kota. Polisi menduga pelaku sudah menjadi bagian sindikat peredaran obat keras.

Terkait pengembangannya, Mulyono menyerahkan pelaku dan barang bukti ribuan pil treks ke Satnarkoba Polres Banyuwangi. Pelaku kini meringkuk di sel tahanan Mapolres Banyuwangi. (nic/c1/aif)

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

All New Avanza

Toyota Innova

Daihatsu Xenia

DIJUAL All New Avanza tahun 013 S+E slv/htm PMK hrg 139/127 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

DIJUAL Innova 014/06 PMK M/T htm (solar) SPTB hrg 237,5/177 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

DIJUAL All New Xenia tahun 013 htm PMK hrg 127 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

Nissan Evalia

Mitsubitshi Pajero

DIJUAL Evalia / G Livina 011 PMK SPTB pth/htm hrg 137,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

DIJUAL Mitsubitshi Pajero Exeed tahun 011 htm PMK hrg 275 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

Rogojampi Jl. Kalilo

Dijual Cepat Ruko 2 Lantai Jl. Kalilo No. 4 Banyuwangi, 2 Kamar Tidur, 2 Kamar Mandi, 1 Ruang Tamu, Dapur, Listrik, PDAM, IMB, SHM Hub: 081233278499 Rogojampi ruko/rukan dijual perdana Sentra Sun Point ruko2.5lt lbr 4.5m hrg mulai 690jt (7unit) Hub.082.231.231.757 SunriseLand Property

Mendut Hijau Regency Djl Rumah Mendut Hijau Regency LT 200 m2 LB 180 m2, 3 KT, 2KM H: 087755688373

Jl. MH. Thamrin BANYUWANGI

Djl Ruko 2 Lantai u/ Usaha Jl. MH. Thamrin No. 47 Hrg 500 Jt H: 087791374965

Akik Fosil Mani Gajah Iklan Radar Banyuwangi akan membantu anda dalam mempromosikan perusahaan, usaha anda. Pasang dan dapatkan harga menarik untuk pemasangan iklan mobil dan motor. Info dan pemesanan bisa menghubungi Toha HP: 08123353502.

Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono Wakil Pemimpin Redaksi/Korlip: Syaifuddin Mahmud Redaktur: Ali Sodiqin, A.F. Ichsan Rasyid Staf Redaksi: Sigit Hariyadi, Niklaas Andries, Ali Nurfatoni, Chien Jullien Anisa, Taufik Ferdiansyah, Fredy Rizki Manunggal Fotografer: Galih Cokro Buwono Editor Bahasa: Minhajul Qowim Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis (Koordinator), Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja J

Pemasaran dan Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha Iklan: Sidrotul Muntaha, Dian Effendi Administrasi Iklan: Fitria Arifiana Event: Benny Siswanto Keuangan: Citra Puji Rahayu Kasir: Widi Ukiyanti, Piutang: Anissa Windyah Sari Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti Perpajakan: Cici Irma Setyani Corporate Lawyer Jawa Pos Group: Dr. Harris Arthur Hedar SH MH Direktur: Samsudin Adlawi

Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.

J Wartawan

Dijual Bahan Akik Fosil Mani Gajah Asli Hub: 087739752734/081215202005

Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Agus Baihaqi Staf Redaksi: Shulhan Hadi, Dedy Jumhardiyanto Pengembangan Usaha: Abdul Aziz Iklan: Thomy Sila Acrhdiansyah, Eko Budiyono Pemasaran: Wahyu Nugroho Administrasi: Titin Wulandari Kantor Genteng: Ruko Madania, Jl Hasyim Asy’ari No 06 Genteng Telp : (0333) 845860

Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Edy Supriyono Staf Redaksi: Nur Hariri, Habibul Adnan Fotografer: Rendra Des Kurnia Lay Out/Grafis: M. Fatah Yasin Pemasaran: Samsuri Administrasi: Dimas Ayu Dewi Fintari Kantor Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982.

Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.

J

Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers.

SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999.

Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Website: www.radarbanyuwangi.co.id. Email: radarbwi@gmail.com, beritaraba@gmail.com, artikelradarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207.

Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300

Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi

BERITA UTAMA RADAR BANYUWANGI

Jawa Pos

Minggu 27 September 2015

31

Beasiswa BWI Cerdas Dihentikan Buntut Pemberlakuan Undang-Undang No 23/2014 BANYUWANGI - Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) yang memberlakukan UU No. 23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah ditanggapi serius Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Menurutnya, surat edaran tersebut membuat program pemerintah daerah, di antaranya Beasiswa Banyuwangi Cerdas, harus dihentikan sementara.

Dalam UU tersebut, ujar Anas, dana hibah atau dana sosial yang diberikan harus berbadan hukum. Dana program Beasiswa Banyuwangi Cerdas (BBC) yang selama ini menjadi tambatan bagi ratusan mahasiswa Banyuwangi masuk ke dalam kriteria tersebut. Meskipun beberapa orang memberikan tafsir yang berbeda, Anas mengaku tidak

DOK.RaBa

DIDOMINASI DOMESTIK: Seorang pengunjung tengah check in di salah satu hotel di kawasan Karangrejo, Banyuwangi.

Jumlah penghuni hotel meningkat drastis seiring maraknya even di Banyuwangi.

Okupansi Hotel Naik 60 Persen BANYUWANGI - Padatnya festival pada September membawa berkah tersendiri bagi pelaku usaha hotel di Banyuwangi. Okupansi atau hunian hotel melonjak cukup signifikan.

Menurut, Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Banyuwangi, Asmai Hadi, ada peningkatan sekitar 60 hingga 70 persen pada bulan ini. “Hunian hotel meningkat rata-rata 70 persen dibanding hari-hari biasa. Bahkan, beberapa hotel ada yang penuh,� katanya kemarin (26/9).

Mayoritas tamu didominasi tamu

domestik. Sisanya mancanegara. Rata-rata tamu menginap dua-tiga hari.

Melihat prospek perhotelan yang menjanjikan, PHRI terus memperbaiki kualitas SDM pekerja hotel dan restoran. Baru-baru ini pihaknya bersama Lembaga Sertifikasi Profesi Pariwisata Nasional melakukan uji kompetensi bagi ratusan karyawan hotel. “Peningkatan kualitas bagi pekerja hotel itu dilakukan bertahap. Saat ini kita targetkan 200 karyawan yang mengikuti uji kompetensi,� kata Asmai. Ada materi yang diujikan, di

antaranya front office, housekeeping, dan food and beverage.

Dalam waktu dekat PHRI juga akan melakukan pembentukan asesor, yakni pihak yang berhak melakukan asesmen terhadap kompetensi bidang pariwisata di Banyuwangi.

Kurang-lebih ada 50 peserta yang akan mengikuti pelatihan tersebut. “Harapannya, ketika ada uji kompetensi karyawan hotel dan restoran di Banyuwangi, kita tidak mengundang dari daerah lain sehingga menghemat anggaran,� tandasnya. (cin/c1/als)

berani menabrak peraturan tersebut.

Sehingga, sementara ini, termasuk bantuan sosial lain, bagi orang miskin dan kelompok masyarakat (pokmas), juga harus dihentikan. “Surat edaran itu dikeluarkan tanggal 18 Agustus dan kami terima 14 September kemarin. Tentu hal itu membuat kami risau. Apalagi, ada ratusan mahasiswa yang menunggu program ini,� ujar Anas.

Anas mengungkapkan, saat ini pihaknya terus berkonsultasi dengan Mendagri agar

dapat mencari solusi masalah tersebut. Bahkan, tahun depan seandainya tidak ada perubahan terkait Permendagri itu, dirinya akan memangkas anggaran yang tidak berorientasi langsung kepada rakyat, seperti rehab gedung dan pembelian kendaraan. “Untuk yang seperti itu kita arahkan dulu ke proyek pemberdayaan masyarakat dan pembangunan infrastruktur di desa.

Cara tersebut setidaknya dapat menjadi penyangga dalam situasi kesulitan ekonomi nasional,� ujar Anas. (fre/c1/als)

Kalangan Klub Minta Kayun tak Maju Lagi gi pada periode mendatang. Asalkan, tokoh yang maju itu memiliki kapasitas yang tidak diragukan lagi. ‘’Kalau Pak Kayun tidak mampu lagi, lebih baik memang tidak mencalonkan lagi,’’ pintanya.

Menjelang lengser, kata dia, klub mendesak agar Asskab Banyuwangi menggelar kompetisi lagi. Saat ini, jelas dia, malah banyak turnamen antar kampung (Tarkam). ‘’Tahun depan kompetisi harus diputar lagi,’’ desaknya.

Sementara itu sebelumnya, Kayun Rosyid Sholeh mengakui bahwa kegagalan meraih prestasi dalam ajang porprov itu mengulang hasil serupa tahun 2013 lalu. Sebab, Porprov dua edisi terakhir memang masih di bawah dia sebagai komando pembinaan sepak bola Banyuwangi. ‘’Kita memang kurang beruntung,’’ katanya.

Tidak menutup peluang jika Porprov Jatim V bakal menjadi tugas terakhir bagi Kayun.

terakhir. Prestasi puncak meraih medali perak dalam ajang multi even tahun 2015.

Secara organisasi, Kayun merupakan tokoh sepak bola yang sanggup bertahan hingga satu periode. Dengan catatan, dia mampu bertahan hingga masa periode selesai tahun depan. Sedangkan, para pendahulunya gagal alias lengser di tengah jalan.

Sampai saat ini, Kayun memang masih belum memutuskan maju atau tidak pada periode berikutnya. Sikap samar itu membuat tim-tim internal Asskab Banyuwangi angkat bicara. Salah satunya disuarakan ketua Putra Setail, Sunjoyo Hadi, kemarin (25/9).

Sunjoyo mengatakan, Asskab Banyuwangi harus berbenah. Sebab masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki. ‘’Perhatian terhadap klub-klub masih kurang,’’ kata tokoh sepak bola asal Sempu itu.

Sunjoyo menyebut, memang harus ada perubahan di tubuh Asskab Banyuwan-

BANYUWANGI - Muhamad Kayun Rosyid Sholeh belum mengambil sikap menjelang periode terakhir menjabat sebagai Ketua Asosiasi PSSI Kabupaten (Asskab) Banyuwangi. Dia akan lengser sebagai nakhoda induk sepak bola Bumi Blambangan pada akhir 2016 mendatang.

Ada beberapa catatan khusus mengenai kiprah lelaki asal Sukorejo, Kecamatan Bangorejo ini. Sebagai nakhoda, dia gagal menyelamatkan prestasi terbaik pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim selama dua edisi terakhir.

Pada Porprov Jatim IV tahun 2013 lalu, tim sepak bola Banyuwangi gagal total.

Prestasi buruk itu berlanjut pada edisi kelima yang digeber di kandang sendiri. Novan Charis dkk hanya finis di posisi keempat.

Meski gagal, tapi Kayun mengklaim mampu membawa prestasi di cabor futsal. Keberadaan futsal di Banyuwangi semakin bergeliat dalam beberapa tahun

Sebab, masa purna tugas dia sebagai nakhoda Asskab Banyuwangi akan berakhir tahun depan. ‘’Periode saya dan teman-teman akan selesai akhir 2016,’’ ujarnya.

Dengan begitu, ada peluang jika Porprov Jatim VI tahun 2017 tidak lagi di bawah kepengurusan saat ini. Juga masih ada kans bagi Kayun dalam mengemban tugas jika dipercaya meneruskan periode berikutnya. ‘’Semua itu terserah teman-teman,’’ ujarnya diplomatis.

Saat ini, jelas dia, Asskab Banyuwangi fokus untuk menyelesaikan masa tugas. Meski tinggal setahun lagi, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. ‘’Kita sudah punya banyak agenda selama setahun ke depan,’’ tukasnya. Yang pasti, jelas dia, Asskab Banyuwangi akan berusaha penuh melakukan yang terbaik demi prestasi. Salah satu rintisan hebat adalah prestasi futsal. ‘’Yang penting kita berkomitmen untuk prestasi,’’ pungkasnya. (ton/c1/bay)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1:

!

"

35;4 # 37;5 # 8;3 # 4;2 # 2;1 # :# 4;2 # 2;1 # :# 6;3 #

.1 .2 .3 .4 .5 .6 .7 .8 .9 .1:

6;5 24;9 1:;6 2;4 3;4 1 1 21;2 28;3 :;7

# # # # # # # # # #

8;5 13;8 3;1 1;5 :;8 22;3 23;8 1: 16;2 :

# # # # # # # # # #

% & ) & + , $ -

$ . / 0

) ) $ " - % & )

)1 )2 )3 )4 )5 )6 )7 )8 )9 )1:

$

% & ' $ " ( & $ ) & % & %

$%

* +

)

$

TOP TEN

! " # $

RADAR BANYUWANGI

BUDAYA

34

Jawa Pos

Minggu 27 September 2015

Karung Marni Oleh Mufidz At-thoriq S.*

D

ENGAN badan yang bergetar, Irul memeluk lututnya. Keringat deras keluar dari tubuhnya. Bibir pucat, kantung mata hitam sayu, pipi tirus, juga lekuk rahang yang begitu jelas, serupa linggis yang bekok.

Dengan alas kardus dan udara dingin, semakin memperparah keadaannya. Tak henti matanya menatap lawang rumah kardus di pinggir sungai dekat gedung hotel yang baru selesai di bangun. Ia menunggu ibunya, Marni, yang sudah dua hari tak pulang. Biasanya iya tidak pernah mengkhawatirkan ibunya yang sering pulang tak tentu.

Bahkan sampai satu minggu pun ia tak peduli. Pasalnya sekarang ia sedang sakit parah, dan ibunya berjanji akan segera membawakan obat dan makanan agar dia cepat sembuh.

Malam tadi ia tidak tidur pulas karena ada sesuatu yang tidak beres dengan isi perutnya. Ususnya seperti diperas dan darah tak henti keluar dari mulutnya. Tulang dadanya terlihat jelas dengan kulit tipis seperti kresek yang membungkus besi-besi bengkok. Nyamuk-nyamuk dan lalat yang mengerubungi tubuhnya, sudah tak ia hiraukan lagi. Sekarang yang ia pikirkan hanya Marni yang pulang membawa obat dan makanan. *** Hari ini ia terlihat tergesa-gesa mengorek-ngorek tempat sampah di kompleks perumahan yang masih baru di buka.

Penghuninya belum terlalu banyak, tetapi selalu ada makanan enak yang mereka buang dan bentuknya pun kebanyakan masih utuh. Terakhir, ia pernah menemukan makanan seperti roti yang berisi saus dan sayuran di dalamnya, rasanya bukan main. Ia tidak pernah memakan roti seempuk itu dan ada potongan daging sedikit. Ia tahu itu pasti daging sapi.

Meskipun hanya sepotong, dia sangat senang dan menyisakan sedikit untuk dibawa pulang.

Hari ini beda lagi. Sepertinya sang penghuni rumah sedang tidak ada. Hampir empat hari ia tidak melihat mereka. Ia pasti tahu keadaan kompleks baru ini, karena ini rutenya setiap pagi.

Karungnya masih terlihat lepet di pundaknya, belum terisi banyak botol dan gelas-gelas plastik. Blok terakhir sudah ia lewati, dan karungnya masih belum juga penuh.

Ia tahu tempat yang banyak sekali botol-botol dan gelasgelas plastik bekas. Alun-alun kota. Dia bergegas. Semalam ada dangdutan di sana, pasti banyak sampah plastik yang bisa ia pungut agar karungnya penuh dan bisa membeli obat dan makanan untuk anaknya yang sedang sakit.

Setibanya di alun-alun, dia melihat banyak sekali pemulung sibuk mengumpulkan botol-botol bekas. Bahkan ada juga yang ribut karena lahannya di rebut pemulung lain. Dipikirnya lagi, ia tidak mau cari perkara dengan berebut sampah plastik. Bukannya untung, nanti dia malah babak belur.

Dengan tarikan napas panjang, dia melangkahkan kakinya melawan arah angin. Rambutnya yang diikat karet gelang merah dengan gaya buntut kuda, tersapu angin.

Keringat di keningnya dia susut dengan lengan bajunya

yang panjang. Marni terpikir untuk pergi mencari cari botol plastik di mall tempat dulu dia bekerja. Tapi,, terakhir kali ia di sana, Marni di tendang satpam baru yang ng badannya tegap dan kumisnya tebal. Berbeda dengan n Aep satpam dulu yang badannya gemuk dan suka tidur dur siang, meskipun begitu dia sangat baik. Setiap Marnii ke sana, ia di perbolehkan mengambil sampah-sampah ah plastik yang ada di halaman parkir. Juga, kalau ada sisa makanan selalu diberikannya buat Marni.

Marni dulu bekerja di mall itu hampir satu tahun. Meskipun sebagai tukang pel dan ngelap kaca, Marni bisa hidup sejahtera. Tidak seperti sekarang. Dia dipecat gara-gara a-gara disangka mencuri pakaian. Dia tahu itu perbuatan uatan Risna yang iri dengannya, karena upah Marni lebih ih besar dari pada dirinya.

Kalau saja dia tidak dipecat menjadi pegawai di sana, mungkin sekarang dia tidak akan kesulitan mencari biaya untuk anaknya yang sedang meringkuk di gubuk yang dia bangun sendiri dari kardus-kardus bekas. s. Karduskardus bekas yang ia curi dari toko elektronik k Ko Arif, tetangganya dulu. Mengingat Ko Arif, mengingat at suaminya yang sering main catur sama Ko Arif. Suaminya inya yang meninggalkan dia saat mengandung anak pertama tama mereka. Izin pergi mencari kerja ke ibu kota dan n sampai sekarang tak kunjung pulang. Tersiar kabar dari tetanggatetangga, banyak yang melihat suaminya menggandeng ggandeng perempuan lain di sana. Itu sangat memukull hatinya, bahkan saat itu dia berniat menggugurkan kandungan ndungan pertamanya. Tapi, jabang bayi yang ada dalam perutnya tidak ada urusan dengan suaminya yang tak bertanggung tanggung jawab. Hampir seminggu dia terlihat seperti orang ang gila.

Suara kelakson angkot membuyarkan lamunannya. unannya.

Napasnya terengah-engah, dadanya terasa sangat gat berdebar. Angkot itu hampir saja menabraknya. Dia tidak dak sadar sedang menyebrang jalan. Supir angkot itu mencaci caci sambil berteriak-teriak. Ia segera lari ke pinggir jalan. an. Keselamatan masih menyertainya, dipikirnya mungkin ungkin ia masih disayang Tuhan untuk tetap hidup. Tetapi, pi, sudah lama ia tidak bersujud di hadapan Tuhannya, semenjak keadaan ekonominya yang kian hari kian terperosok. rosok.

Langit terasa teduh. Awan-awan bergerak lembut ut mengikuti arah kakinya. Ia teringat lagi, Irul. Digoyangkannya ngkannya karungnya yang belum terisi penuh, tidak mungkin gkin menghasilkan uang yang cukup untuk membeli obat buat anaknya yang sekarang mungkin sedang sekarat menunggu kepulangannya.

Dia menyusuri jalanan yang padat dengan kendaraan. ndaraan.

Dilihatnya toko kue yang menyajikan kue hangat. at. Perutnya semakin terasa sakit, karena dari pagi belum m sedikit pun terisi. Di jembatan dia berhenti, menatap air di bawahnya seperti susu cokelat yang nikmat. Karungnya ungnya di simpan, pundaknya lelah. Dihirupnya udara dalam-dalam, m-dalam, segar memenuhi rongga dadanya. Banyak sampah pah plastik yang hanyut. Marni pikir, kenapa orang-orang ng bodoh membuang sampah ke sungai. Padahal kalau dikumpulikumpulkan, bisa menghasilkan uang. Kalau tidak mau u dikumpulkan, kasih saja kepadanya. Agar bermanfaat aat untuk mengisi uang sakunya.

Dari arah toko kue tadi, terdengar orang-orang ramai berteriak, mengejar copet yang berlari ke arahnya. Dia bersiap untuk menghadang bila copet itu lewat.

Copet itu berteriak agar ia tidak menghalangi jalan. Copet itu menabrak Marni sampai terdorong jatuh ke tengah jalan.

D e n g a n keadaan

lal u lintas yang padat, Marni tak sempat menghindar dari mobil carry yang kebetulan lewat. Tubuhnya terpental. Kepalanya membentur aspal.

Darah keluar dari mulut dan hidungnya. Marni masih bisa melihat copet itu. Ia melihat wajah suaminya yang selama ini meninggalkannya. Copet itu tertangkap warga dan langsung dihantam habis-habisan. Marni melihat suaminya dipukuli orang-orang.

Marni melihat awan yang berputar.

Marni melihat pandangannya yang memudar. *** “Te, Sate, Sate!”

Di pinggir jalan dekat sungai, tukang sate memarkirkan gerobaknya. Dia bergegas menuju sungai, kebelet buang air kecil. Dia mencium bau busuk. Dia menutup hidungnya dengan jaket lusuh yang seminggu sekali di cuci. Bau itu sangat menusuk, berasal dari gubuk kardus dekat gedung hotel yang baru selesai di bangun. *) Mahasiswa Universitas Siliwangi jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Tunas Pusar Oleh Nisa Agustin Supriyanti

KUYAKIN ini tunas jati. Daunnya kasar, hijau muda da kemerahan, dan ber berbulu sedikit kasar. asar. Dia mencuat tepat di tengah pusar dari bekas bisul. Pertama kukira bisul itu u hanya bisul biasa, yang akan sembuh bila darah dan nanah pecah. Ternyata yang muncul saat bisul itu matang dan pecah adalah sebentuk tunas. Memang ng masih kecil tapi kehadirannya membuatku mbuatku ketakutan.

Seminggu lalu, lu, proyek pembangunan irigasi untuk menghubungkan Kali Bendo dengan n persawahan Soronini mulai dikerjakan. akan. Di tengah-tengah musim kemarau. au. Karena itu pula, beberapa pokok jati ati yang lahannya akan dipergunakan sebagai daerah aliran air terpaksa harus ditebang. Pohon – pohon yang cukup besar sar terpaksa kami pangkas, tapi kegembiraan aan lain menunas. Andai aliran irigasi berhasil dibangun, tentu sawah - sawah yang jauh dari sungai tak akan kesulitan n soal mengairi ladonan padi.

Sekitar tiga puluh uluh batang jati ditebang.

Tidak semua bagus. Memang berkubik besar, namun tak sedikit bengkok atau keropos di gerogoti rogoti kumbang jati. Sesuai kesepakatan atan kayu–kayu akan diangkut ke kelurahan rahan untuk pembangunan pendapa.. Diam–diam aku jatuh cinta pada salah ah satu pohon jati. Tidak terlalu tinggi dan an besar memang, namun sudah kupikirkan kan berapa rupiah yang bisa kudapatkan. an. Bila diambil sebatang saat orang sedang ang mengurus kedatangan material pembangunan bangunan --pasir, semen, batu kerikil, dan an kapur-- tentu tak ada yang memperhatikannya. hatikannya. Apalagi bila kulakukan secara ara diam–diam.

Sengaja aku mengakhirkan diri pulang.

Aku beralasan akan mengangkut beberapa bongkokan kan rumput gajah. Saat burung – burung ng mulai berjalan ke sarang, persawahan mulai sepi ditinggalkan, diam – diam kupanggul sebatang jati incaranku itu.

Kupilih sendiri, iri, kuangkut sendiri, setelah menjadi uang kunikmati hasilnya bersama istri. Menggembirakan memang, aku masih bisa menjadi kuli pembangunan selokan irigasi rigasi dan ada tambahan lain. Namun saat aat tumbuh tunas jati kecil di pusar yang ang kuyakini berkaitan dengan tindakanku kanku itu, aku mulai menyesalinya. Semua emua telanjur menguap.

Sekuat apa pun un kugapai, sebatang jati itu sudah mengudara gudara bersama sesal yang merajam. Beberapa erapa kali terbesit untuk mengakui saja agar dimaafkan. Tapi mau kusimpan di mana mukaku ini. Sekali mencorengkan n arang di dahi, bekasnya tak bisa lunturr meski ratusan

kali dicuci.

“Lantas bagaimana?” istriku membayangkan macam–macam. Pekerjaan sebagai kuli pasti akan hilang bila kuakui, belum lagi cibiran dan dikucilkan dari pergaulan tetangga. Hidup di desa dan dikucilkan tetangga itu bencana.

Aku tercenung. Seteguk kopi mendadak hambar di tenggorokan. Belum kutemukan jalan keluar. Sedangkan tunas jati di pusar perutku semakin lama semakin besar. Bila tidak gegas, bisa–bisa keanehan akan menyebar dan aku beserta keluargaku harus siap jadi bahan cibiran orang.

Kuraba perutku. Tunas kecil dengan dua lembar daun mungil menyembul. Tidak seperti tunas jati di persawahan yang mudah mati terkena panas.

Tunas di pusarku ini telah tahan godaan dan tidak mudah meranggas. “kalau tidak, kamu potong saja tunas itu” saran istriku. Kami sama–sama takut bila tunas itu dipergoki orang. Istriku berdiri dari kursi, meraih sebilah pisau yang baru selesai dipergunakan untuk meniris tempe. Dia menyorongkan kepadaku.

Kuterima dengan sedikit keraguan.

Kuarahkan mata pisau ke pangkal tunas jati. Kuharapkan agar sekali ini saja tumbuh. Dan tidak kembali mencuat.

Kres! Tunas jati yang masih hijau dan lembut putus seketika. Lalu jatuh dilantai. Mataku tak bisa lebas dari bekas tunas jati. Kuelus–elus sambil berdoa agar tak ada keanehan kedua akibat aku menelan sebatang jati yang bukan menjadi halalku.

Nyatanya tidak. Esok hari, bangun tidur, aku menemukan sebentuk tunas jati yang baru. Kini lebih besar dari kemarin. Dua lembar daunnya pun sudah cukup lebar. Warna merah pada daun jati muda sudah pudar, berganti warna menjadi hijau pupus. Bulu – bulu kasar pun mulai mengecil. Aku memekik memanggil istriku. Aku tergugu, seberapa besar pun penyesalanku tak bisa menghentikan pertumbuhan tunas itu. Aku menyesal, takkan kuulangi lagi. Kapok aku!

“Dipotong lagi saja” kali ini aku lamban menerima pisau dari istriku. Bila hari ini kupotong, apa akan benar – benar habis? Atau besok bisa–bisa tumbuh lebih besar lagi?

“Tapi” aku menyangkal.

“Mas, hari ini kamu harus berangkat kerja. Kalau kamu absen terus, justru menimbulkan pertanyaan. Kawan–kawanmu akan menjenguk dan terbongkarlah tunas jati di pusarmu itu!”

Aku masih diam. Beberapa tetes air mata jatuh di lembar tunas jati.

“Kalau besok tumbuh lagi yang lebih besar bagaimana?” Aku seperti anak kecil yang sedang bingung mencari pegangan.

“Besok dipangkas lagi. Intinya sampai dua bulan proyek

pusar mereka mengucur hal–hal aneh.

Ada pasir, kapur, semen, bahkan kerikil.

Lantas mataku bergantian memandangi pusar mereka dan tumpukan material di pinggir Kali Bendo. *) Pencinta sastra.

SAJAK-SAJAK A. WARITS ROVI

Sebelum Adzan Maghrib Melukis Malam ada klepak burung-burung walet memotong senyap jemari bambu. matahari separuh dalam eraman ufuk :burung dan senja memadu rasa diusung ke lembah sebagai cerita dikalungkan pada bocah pengembala. para kuli dan petani membasuh kaki merdu suara ayat suci membelai dada musim-musim lewat dengan untai bunga tuhan penunggu setia di pintu jannah,

pembangunan itu tunas harus kamu simpan rapat–rapat.”

Apakah ini kejamnya karma? Andai bisa, ingin kuputar kembali waktu. Pasti tak kujalani kegembiraan yang membawa kesengsaraan begini.

“Sini,” istriku merampas pisau dari genggamanku. “Pakai kaus ini. Lapisi kemejamu!” istriku menyerahkan kaus basahan dan kemeja yang biasa kupakai kerja lapangan. Agar semua tertutup dan tidak menimbulkan kecurigaan.

Aku tak bernafsu sarapan. Aku tetap berangkat dengan pakaian cukup ketat dan tebal agar menutupi sembulan pangkal tunas jati di perut yang bila kucermati dengan seksama mirip udel bodong.

Aku berjanji untuk tidak sekalipun membuka kaos dan kemeja bila kawan– kawanku hendak mandi di mata air Kali Bendo. Aku memilih berpanas–panasan daripada harus membongkar rahasia di pusar. Benar saja, saat istirahat makan siang enam orang temanku bergegas menuju mata air. Aku turut mereka tapi hanya membasuh muka. Dan, betapa terkejutnya aku saat mereka membuka masing – masing basahan di badan.

D i

mari kita datang membawa bunga! tuhan bakal mengenal harum tubuh kita dari kampung kecil selembar sajadah.

Notasi Sebuah Halaman bulan bergantung di pohon mangga memikat seekor kelelawar dalam kepalaku malam berdansa di atas tujuh kembang sepatu bertepuk tangan atas halaman yang lengang seekor kelelawar dalam kepalaku melintasi garis-gari sunyi malam hari, terimalah bila pernah sampai ke dadamu sekadar untuk bercerita bunga sepatu yang takut tua juga tetes embun yang terlanjur jatuh di kelopaknya seperti rinduku yang terbujur di kelopak jantungmu.

Rintih di Selingkar Tasbih tuhan, hamba cerita tulang ranting tak berpucuk yang ditinggal daun sebelum kemarau hidup berpaut tanah menakir kisah dari semak belantara. kulitku sekoyak takdir dimamah tapir bergerumbul dalam pelukan gulma melihat bulan sebatas air mata tujuh kunang-kunang melintasiku dengan kata cerca. tuhan, tancapkan ranting kurusmu ini di ladang ar-rayyan musim semi agar hurun ‘ein pelan menggapaiku bila kau perkenankan setangkai kembang tumbuh dari bekas luka hidupku :ranting yang terus mendepa arah ke haribaanmu. *) Penyair asal Sumenep, Madura.

RADAR BANYUWANGI

Jawa Pos

Minggu 27 September 2015

BERITA UTAMA

35

Sekolah Siapkan Tes Darah untuk Siswa Untuk Memantau Penyebaran HIV GIRI - Meningkatnya populasi Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) usia remaja membuat pihak sekolah mulai memikirkan langkah antisipasi. Selain memanfaatkan sesama siswa untuk melakukan konseling tentang HIV/AIDS, beberapa sekolah juga siap melakukan tes darah dan tes urine untuk mengantisipasi penyebaran penyakit menular tersebut.

Seperti yang dilakukan SMKN 1 Banyuwangi. Sekolah yang mayoritas pelajarnya merupakan perempuan itu menggunakan teknik tes urine untuk memastikan siswanya aman dari zat-zat adiktif. Sebab, zat adiktif ternyata menjadi salah satu hal yang dapat menularkan HIV/AIDS. Pengaruh pergaulan yang mengarah ke seks bebas, Kepala SMKN 1 Banyuwangi, Sri Hidayati, mengakui bahwa pihaknya menggunakan duta HIV yang berasal dari para siswa.

Menurut Sri, pihaknya akan men-

dengarkan langsung permasalahan dari teman-teman sebaya siswa. Jika ada yang mengindikasikan ke hal yang menjurus pada faktor penularan HIV/ AIDS, para duta alias satgas itu akan melaporkan temuannya kepada guru BK atau wakasek bidang kesiswaan. Konseling dengan jalur antar-siswa itu dianggap sebagai langkah yang paling efektif.

Sebab, selama ini siswa terkadang tidak ingin menjelaskan masalahnya kepada guru. Siswa biasanya lebih terbuka kepada sesama siswa. “Kalau masih bisa ditangani sendiri, para satgas akan menyelesaikan langsung. Namun, jika tidak bisa diatasi sendiri, satgas akan berkonsultasi dengan guru BK atau wakasek kesiswaan. “Untuk tes urine, kami adakan biasanya tiga bulan sekali melalui bekerja sama dengan rumah sakit. Tes itu kita lakukan secara acak,” jelasnya.

Sementara itu, di SMKN 1 Glagah langkah yang dilakukan sekolah untuk

RENDRA KURNIA/RABA

BUTUH PENGAWASAN: Pelajar berduaan di areal GOR Tawang Alun, Banyuwangi, kemarin.

mencegah penyebaran HIV tidak jauh berbeda. Penggunaan jasa duta sekolah HIV juga dilakukan untuk mencegah penularan penyakit yang me-

nyerang kekebalan tubuh itu.

Wakasek Kesiswaan SMKN 1 Glagah, Sudai, menerangkan bahwa dulu mereka sempat bekerja sama dengan VCT

untuk mengantisipasi agar virus tersebut tidak menyebar di kalangan siswa.

Namun, sekarang trik yang dite-

rapkan untuk mencegah adalah membatasi akses internet siswa di sekolah. Terutama yang dilakukan pada malam hari. Sudai menilai, meski sudah ada blokir “internet positif ” agar tidak mengakses situs porno, terkadang siswa masih bisa mencari cara. “Kita batasi sampai jam 9 malam untuk mengakses WiFi di sekolah, akses pornografi juga menjadi faktor yang mengarahkan siswa ke seks bebas, jadinya kita pantau juga,” jelasnya.

Selain itu, Sudai juga mengatakan bahwa sekolah bekerja sama dengan PMI untuk melakukan donor darah.

Langkah itu menurutnya menjadi cara sekolah untuk mengetahui apakah siswa dalam kondisi sehat ataukah tidak. Sebab, PMI akan memeriksa dulu darah yang didonorkan.

Jika darah terindikasi ada penyakit kelamin atau hepatitis, darah tersebut tidak akan didonorkan ke orang lain.

“Memang kalau misalnya darah positif HIV/AIDS tidak akan disampaikan oleh PMI. Itu rahasia, tapi setidaknya kita bisa lihat dari indikasi lain, kemudian siswanya kita konseling,” jelas Sudai. (fre/c1/bay)

Cuaca Panas, Penonton Tetap Membeludak n GANDRUNG...

Sambungan dari Hal 29

Pada Festival Gandrung Sewu sore kemarin, tema yang diusung adalah Podho Nonton.

Podho Nonton sejatinya merupakan tembang wajib yang mengiringi pertunjukan gandrung. Tema tersebut diangkat karena syairnya mengandung makna heroisme dan perjuangan yang sangat berat para pendahulu Bumi Blambangan ketika berjuang melawan penjajahan Belanda.

Dalam perhelatan Festival Gandrung Sewu di Pantai Boom sore kemarin ditampilkan kondisi Banyuwangi yang subur dan makmur sekitar tahun 1771. Tiba-tiba Belanda datang dan mengobrakabrik desa dan hasil tani milik rakyat. Dalam kondisi yang tertindas, para petani bangkit dan melakukan perlawanan.

Hingga akhirnya pecah perang antara penduduk Pribumi melawan Belanda. Di masa peperangan tersebut muncul tokohtokoh penggerak perlawanan terhadap penjajah, yakni Rempeg Jogopati dan Sayu Wiwit.

Dalam peperangan yang ditampilkan dalam drama kolosal kemarin, sosok Rempeg Jogopati dan Sayu Wiwit berhasil menumpas penjajah yang hendak menguasai Bumi Blambangan.

Hebatnya, meski senjata yang dimiliki rakyat Blambangan sederhana, mereka mampu menandingi penjajah yang memiliki senjata lebih canggih. Meski perang telah berakhir, tapi pejuang Blambangan masih banyak. Dalam perhelatan Festival Gandrung Sewu kemarin ditunjukkan bahwa gandrung dulu digunakan sebagai alat perjuangan rakyat Blambangan.

Sungguh tontonan yang me-

mukau. Para undangan dan penonton yang hadir tampak tercengang melihat Festival Gandrung Sewu sampai usai. Bahkan, penonton tidak langsung beranjak dari tempat mereka menonton meskipun Festival Gandrung Sewu telah usai.

Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas dalam sambutannya mengatakan, Festival Gandrung Sewu bukanlah sebagai pementasan tari kolosal. Festival Gandrung Sewu juga sebagai bentuk partisipasi masyarakat Banyuwangi untuk melestarikan budaya Banyuwangi, terutama gandrung. ”Festival Gandrung ini juga merupakan bentuk konsolidasi budaya bagi Banyuwangi untuk Indonesia. Atas nama pemerintah, saya sangat berterima kasih kepada seluruh komponen yang ikut menyukseskan Gandrung Sewu ini. Utamanya bagi orang tua yang mengantar-

kan anaknya menari,” kata Anas.

Festival Gandrung Sewu kemarin digelar sejak pukul 15.00 sampai pukul 17.00. Selain Bupati Anas dan Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko, hadir pula jajaran Forpimda Banyuwangi. Tamu undangan dari berbagai daerah juga hadir menyaksikan Festival Gandrung Sewu di Pantai Boom beserta para budayawan Banyuwangi.

Hadir pula Direktur Jenderal Kebudayaan, Prof. Kacung Marijan; Deputi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Bidang Pemberdayaan Pemuda, Yuni Purwati; Perwakilan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, Wawan Gunawan, dan sederet tamu penting lain.

Sementara itu, penonton yang menyaksikan Festival Gandrung Sewu tampak membeludak.

Ribuan penonton tampak mengelilingi panggung Festival

Tetap Lestari di Masa Mendatang n JADI...

Sambungan dari Hal 29

Banyuwangi juga telah menunjukkan bahwa dengan kebudayaan, daerah ini menjadi lebih baik,” ujar Kacung.

Dia menambahkan, negara mana pun yang tidak melestarikan budaya atau meletakkan

budaya dalam tempat yang penting dalam pembangunan suatu daerahnya, tentu tidak akan bisa maju. Sebab, menurutnya, negara yang maju adalah negara yang telah meletakkan kebudayaan di tempat yang penting dalam hal pembangunan suatu daerah. ”Kalau kita menjaga kebudayaan kita sendiri, tentu

negara kita akan makmur,” jelas Kacung.

Adanya Festival Gandrung Sewu ini juga lebih menegaskan lagi bahwa Gandrung adalah tarian khas tradisional Banyuwangi yang merupakan warisan budaya tak benda yang dimiliki Republik Indonesia. Dengan adanya Festival Gandrung Sewu ini, diha-

rapkan gandrung Banyuwangi akan semakin lestari dan tidak akan ditinggalkan begitu saja sampai di masa datang. ”Saya tahu kesenian lain di Banyuwangi masih banyak. Tentu akan kami usulkan juga kesenian lain itu untuk dijadikan warisan budaya tak benda yang dimiliki Indonesia,” pungkasnya. (tfs/c1/bay)

Siagakan Petugas Medis dan Patroli Laut n HARI...

Sambungan dari Hal 29

Sementara itu, terkait pemecah antrean kendaraan di lokasi acara, Camat Didik mengaku akan melakukan pemisahan parkir mobil dan parkir motor.

“Parkir kendaraan kan jelas, mobil dan motor kita pisah. Ternyata efektif,” ucapnya.

Sementara itu, lonjakan pengujung di hari terakhir ini juga dinanti Komunitas Pulau Merah Board Rider (PMBR). Mereka berharap pengunjung meman-

faatkan kelas belajar surfing gratis yang dihelat selama lomba. Kegiatan kelas surfing gratis itu sengaja dilakukan untuk mempromosikan kegiatan surfing kepada masyarakat. “Ini pendaftaran masih kita buka. Semua bisa ikut. Awalnya memang kita utamakan anak-anak,” kata aktivis PMBR, Saipul.

Tidak hanya komunitas surfing, para pemilik UMKM yang mengikuti pameran di sekitar arena lomba surfing internasional itu juga berharap pengunjung akan membeludak di hari terakhir

seperti tahun-tahun sebelumnya.

Sementara itu, dukungan kesehatan dan antisipasi penanganan kecelakaan laut juga sudah disiapkan. Empat rumah sakit swasta dan Puskesmas Pesanggaran siaga di posko bersama lomba surfing internasional tersebut.

Petugas keamanan menggunakan perahu karet sering melakukan penjagaan di lepas pantai. Dukungan komunikasi Orari disiagakan di area pantai.

Direktur RSU Bhakti Husada, dr. Zunita Ahmadah KD., mengatakan selama even lomba

surfing berlangsung disiapkan enam tenaga medis utama dan dukungan ambulans siaga 24 jam di lokasi. Selain itu, obatobatan juga disiapkan untuk penanganan kecelakaan laut.

“Tahun kemarin banyak yang terkena bulu babi, kita sudah antisipasi soal itu,” ujarnya.

Sementara itu, babak final seluruh nomor akan dilangsungkan mulai Minggu pagi ini.

Babak final yang dilombakan hari ini meliputi kelas international open, kelas nasional, dan kelas U16. (sli/c1/bay)

Pakai Make Up Waterproof, Kena Panas makin Kinclong n TAMPIL...

Sambungan dari Hal 29

Melihat banyaknya penari yang akan didandani tersebut, para pendamping memutuskan untuk melakukan prosesi make up lebih awal. Untuk mendandani 40 penari, mereka harus bekerja keras agar penari tampil prima. Mereka membantu para penari menggunakan pakaian. Selain itu, seluruh atribut puluhan penari itu harus terpasang dengan benar.

Memoles make up 40 penari dari Kecamatan Genteng dibutuhkan empat tenaga perias. Meski detail make up tiap penari tidak diutamakan pada tarian kolosal tersebut, tapi pemilihan make up tidak asal-asalan.

Menurut Waluyanti Rahayu, para perias sengaja memilih make up waterproof atau riasan anti air yang sedikit mahal agar make up tidak mudah luntur

ketika terkena keringat. “Untuk peralatan make up saja, kita habis Rp 1 juta lebih,” ujarnya.

Riasan wajah yang dipoleskan pada penari tahun ini mengalami penyesuaian warna. “Karena sampurnya hijau, eye shadow kita beri warna hijau,” imbuhnya.

Sama dengan kontingen Kecamatan Genteng, kelompok tari gandrung dari Kecamatan Singojuruh juga tidak mau asal menggunakan riasan. Apalagi, kontingen kecamatan itu mengusung 30 penari. “Karena harihari ini cuacanya panas, kita cari make up yang kalau kena sinar matahari justru semakin kinclong. Memang sedikit mahal.

Kami merias seluruh penari gandrung ini selama empat jam nonstop,” jelas Pujianto, salah satu pendamping penari dari Kecamatan Singojuruh.

Pujianto mengaku bersyukur karena proses persiapan dari se-

leksi hingga make up berjalan lancar tanpa kendala. Untuk mempercepat seleksi, pihaknya sengaja memilih siswa yang aktif menari gandrung. “Mereka yang hadir sekarang ini merupakan siswa yang aktif. Jadi, tidak sulit mempersiapkan semua, baik latihan maupun make up. Yang biasa tampil bisa dandan membantu temannya,” terang Puji.

Proses make up sekitar 1.200 penari gandrung itu dilakukan di berbagai tempat terpisah.

Sejumlah kecamatan yang jauh dari pusat kota Banyuwangi, sengaja melakukan make up di tempat kontingen bermalam.

Penari dari Kecamatan Genteng melakukan proses make up di SDN Lateng. “Soalnya kita nginap di sana,” kata Waluyanti Rahayu.

Penari asal Kecamatan Singojuruh melakukan proses make up di sudut Taman Blambangan.

Beberapa kelompok juga tampak

melakukan proses rias di sudut Pantai Boom, Banyuwangi. Seperti yang tampak kemarin, puluhan penari melakukan rias di Pos Pantau Angkatan Laut.

Mayoritas penari itu selesai menjalani proses make up sebelum pukul 12.00. Ribuan penari gandrung lintas generasi tersebut tampak mulai memadati arena Boom sekitar pukul 12.00. Meski acara dijadwalkan pukul 13.00, ternyata acara baru dimulai sekitar pukul 15.00. Momen menunggu acara dimulai tersebut dimanfaatkan oleh ratusan fotografer yang mengabadikan beragam ekspresi penari gandrung.

Tidak hanya itu, tarian kolosal spektakuler yang fenomenal itu diabadikan kru Discovery Channel, yakni jaringan televisi internasional yang menayangkan program segmen ilmu pengetahuan, sejarah, alam, dan kebudayaan. (c1/bay)

Gandrung Sewu kemarin. Bahkan, para penonton sudah memenuhi Pantai Boom sejak

pukul 13.00. Panas menyengat tidak menyurutkan niat masyarakat menonton Festival Gan-

drung Sewu meski pertunjukan baru digelar pukul 15.00 sore kemarin. (tfs/c1/bay)

Tidak Ada Laporan Jamaah Hilang n MOTOR...

Sambungan dari Hal 29

Tentu saja, butuh alat transportasi untuk mencari jamaah haji yang hilang tersebut. Petugas haji Indonesia di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) pun menggunakan motor tua untuk mencari jamaah haji yang tersesat itu. Meski motor-motor tersebut sudah uzur, tapi kendaraan itu sangat efektif membantu jamaah tersesat. Dalam sehari, para petugas haji Indonesia rata-rata bisa menemukan 60 jamaah yang tersesat di Makkah. ”Kendaraan itu memang biasa digunakan petugas untuk mencari jamaah yang tersesat,” kata petugas haji Banyuwangi, dr. M. Nizam Fahmi.

Sementara itu, kegiatan jamaah haji Banyuwangi masih meliputi lempar jumrah hari ketiga di

Mina kemarin. Sebagian jamaah juga sudah ada yang melaksanakan nafar tsani lebih awal dan kembali lagi ke maktab. Dengan adanya sebagian jamaah yang mengambil nafar tsani lebih awal kemarin, pihak petugas kesehatan juga menambah personel untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. ”Petugas kesehatan juga sudah dikirim mendampingi para jamaah yang memilih nafar tsani lebih awal,” tambah Nizam.

Sekadar tahu, disebut nafar tsani atau nafar akhir apabila jamaah melempar jumrah selama empat hari pada tanggal 10-13 Zulhijah, sehingga jumlah batu yang dilempar sebanyak 70 butir. Disebut nafar tsani karena jamaah haji bermalam di Mina tiga malam dan meninggalkan Mina pada 13 Zulhijah.

Sementara itu, jamaah haji yang

masih melakukan prosesi lempar jumrah hari ini akan kembali ke maktab dan melaksanakan nafar tsani. Nah, setelah seluruh jamaah berada di maktab, barulah jamaah melanjutkan rukun haji, yakni tawaf ifadah. ”Untuk yang nafar tsani besok (hari ini) pulang ke hotel dengan jalan kaki dipimpin ketua rombongan, yakni Gus Ruki dari Jajag,” pungkas petugas haji lain, Juhdy.

Lebih lanjut, adanya kabar 225 jamaah haji Indonesia yang hilang setelah musibah di Mina beberapa hari lalu sempat membuat kaget keluarga di Indonesia. Terlebih, keluarga jamaah haji di Banyuwangi.

Juhdy membenarkan terkait kabar jamaah yang hilang itu.

Namun, dirinya memastikan jamaah asal Banyuwangi tidak ada yang hilang. ”Tidak ada laporan jamaah haji Banyuwangi hilang,” pungkas Juhdy. (tfs/c1/bay)

Pernah Berkasus Tahun 2004 n LAGI...

Sambungan dari Hal 30

“Ketiganya diamankan di Mapolres Banyuwangi saat ini,” ujar AKBP Bastoni Purnama didampingi Kasubag Humas AKP Subandi.

Dalam catatan polisi, Rio bukan kali ini saja tersangkut masalah hukum. Beberapa tahun lalu, Rio yang saat itu menjabat sebagai ketua Gerakan Anti-Narkoba

(Granat ) Banyuwangi juga berurusan dengan polisi dalam kasus sama. Bedanya, dalam kasus sebelumnya, Rio tertangkap tangan mengonsumsi dan menyimpan psikotropika jenis sabusabu (SS) dan ganja. Persisnya tahun 2004 dan 2010 dia pernah mendekam di sel tahanan.

Dalam kasus tersebut, Pengadilan Negeri (PN) Banyuwangi sudah menjatuhkan vonis hu-

kuman penjara 1 tahun 8 bulan plus denda Rp 1 juta. Itu tahun 2004 silam.

Pada tahun 2010 Rio Rosano Hansa kembali berurusan dengan polisi. Dia ditangkap di Jalan Gajah Mada, Kelurahan Mojopanggung, Kecamatan Giri, Banyuwangi. Polisi menemukan barang bukti narkotika jenis ganja kering seberat 0,8 gram di saku pakaian Rio. (nic/c1/als)

Madrasah Negeri Terbatas, Madrasah Swasta Banyak BANYUWANGI - Perbandingan jumlah sekolah negeri dan sekolah swasta di bawah naungan Kementerian Agama masih belum seimbang di Banyuwangi.

Pada tingkat pendidikan dasar, ternyata hanya ada tiga unit madrasah ibtidaiah (MI) yang berstatus negeri, sementara jumlah MI swasta sudah menembus angka 233 lembaga.

Kepala kantor Kementerian Agama (Kemenag) Banyuwangi, Santoso, mengakui bahwa sejauh ini memang tidak ada imbauan dari pusat terkait proporsi antara madrasah negeri dan swasta. Meskipun diakui, idealnya di setiap kecamatan minimal ada satu madrasah negeri di setiap tingkat.

Berarti jika di Banyuwangi saat ini terdapat 25 kecamatan, setidaknya ada 75 madrasah negeri.

Nyatanya, total keseluruhan jumlah madrasah negeri hanya 19 lembaga, dengan rincian 3 MI negeri, 12 madrasah tsanawiyah (MTs) negeri, dan empat madrasah aliyah (MA) negeri. Kondisi itu sangat jauh jika dibandingkan dengan total madrasah swasta yang mencapai 370 lembaga.

Santoso menerangkan, prosedur penanganan madrasah negeri di Kemenag berbeda dengan Dinas Pendidikan. Hal itu membuat alih status madrasah swasta menjadi negeri di lingkungan Kemenag tidak mudah. Jika ingin mendirikan madrasah swasta jauh lebih mudah daripada mendirikan madrasah negeri. Cukup dengan menyiapkan fisik bangunan madrasah yang sesuai, maka madrasah swasta sudah bisa disahkan.

Jika dalam tempo dua tahun penyelenggaraan pendidikan madrasah itu lancar, mereka akan mendapat hak yang sama dengan madrasah negeri seperti Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Siswa Miskin (BSM).

Mendirikan madrasah negeri, kata Santoso, lebih sulit karena ada beberapa syarat yang diajukan dari Kemenag pusat. Salah satunya adalah ketersediaan guru berstatus pegawai negeri sipil (PNS) di madrasah tersebut.

“Masalahnya sudah ada beberapa sekolah swasta yang mengajukan diri menjadi negeri belum ada jawaban. Apalagi yang baru, dan beberapa madrasah swasta juga belum tentu mau dijadikan madrasah negeri. Kita tidak berwenang mengarahkan,” terangnya. (fre/c1/bay)

36

Jawa Pos

Minggu 27 September 2015

MUSIK ETNIK: Lalare Oskestra tampil memukau saat membuka acara Gandrung Sewu di Pantai Boom kemarin.

Sampai jumpa tahun depan

ditampilkan dalam Gandrung Sewu mendatang,” jelas Bram.

Adanya Festival Gandrung Sewu ini selain sebagai bentuk pelestarian budaya Banyuwangi, juga sebagai daya tarik wisata Banyuwangi lain untuk menarik para wisatawan dalam negeri maupun luar negeri untuk datang ke Banyuwangi. Selain itu, dengan adanya Festival Gandrung Sewu ini ekonomi kreatif bidang kesenian di Banyuwangi juga dirasa semakin menggeliat. ”Kalau ada Gandrung Sewu, pakaian gandrung pasti laku kalau dijual dan disewakan. Ini merupakan efek positif dari adanya Festival Gandrung Sewu bagi masyarakat Banyuwangi,” jelas Bram.

Nah, dalam Festival Gandrung Sewu kemarin, sebagai bentuk apresiasi dua penari gandrung senior yakni Kusniah, 60, dan Poniti, 66, mendapatkan penghargaan. Penghargaan itu diberikan langsung oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yang didampingi oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar Menengah (Kembud Dikdasmen) Prof. Dr. Kacung Marijan MA di awal acara di depan panggung tamu undangan yang hadir. (tfs/c1/als)

SUKSES: Para penari tetap bergembira setelah tampil kemarin.

ejak 2011 Festival Gandrung Sewu ini digelar. Tema yang diusung tiap tahun berbeda. Pada tahun 2011, tema yang diusung adalah Gandrung Sewu, tahun 2012 dengan tema Paju Gandrung, tahun 2013 tema yang diusung adalah Gandrung Marsan. Selanjutnya di tahun 2014 tema yang diusung adalah Seblang Subuh. Nah, tahun ini tema yang diusung adalah Podho Nonton.

Plt. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, M. Yanuar Bramuda menuturkan, pihaknya memang sengaja membuat tema yang berbeda dalam perhelatan Festival Gandrung Sewu setiap tahunnya.

Tema yang diusung dalam perhelatan Festival Gandrung Sewu juga merupakan sebuah sub tema yang diambil dari pertunjukan gandrung itu sendiri.

Hal ini dilakukan agar masyarakat semakin tahu bahwa sub tema yang ada dalam perhelatan gandrung ini syarat akan makna. ”Tahun depan Gandrung Sewu masih terus dilaksanakan. Untuk tema tetap akan diambil dari pertunjukan gandrung itu. Para budayawan masih menggodok tema apa yang akan

SELFIE: Ribuan penari gandrung berebut foto selfie bersama Bupati Abdullah Azwar Anas usai acara.

KEBO-KEBOAN: Tarian pembuka acara Gandrung Sewu di Pantai Boom kemarin.

S

DI BAWAH TERIK: Para penari gandrung menunggu dimulainya tari kolosal Gandrung Sewu sekitar pukul 14.00 kemarin.

FOTO-FOTO: RENDRA KURNIA/RABA

TERHARU: Dua penari gandrung senior Kusniah (tengah) dan Poniti setelah mendapatkan penghargaan dari Direktur Jenderal Kebudayaan Kemenbud Dikdasmen, Kacung Marijan (kiri).

RANCAK: Meski berjumlah ribuan, namun gerakan para penari gandrung serentak dan kompak.

KOLOSAL: Ribuan penari serempak menari gandrung di Pantai Boom Banyuwangi kemarin.