29 MARET TAHUN 2015
Eceran Rp.5.750
HALAMAN 25
GALIH COKRO/RABA
BERJUBEL: Ratusan juru masak dan menu sego tempong memadati seluruh ruas Jalan dr. Wahidin Sudirohusodo, Banyuwangi, kemarin. FOTO TERKAIT LIHAT HALAMAN 32
BWI Jadi Lautan Sego Tempong n Chef Marinka Belajar Bikin Sambal Super Pedas BANYUWANGI - Kompetisi masak sego tempong masal yang dikemas dalam kegiatan Banyuwangi Festival Kuliner Sego Tempong berlangsung meriah kemarin (28/3). Ratusan peserta
Shubuh Dzuhur Ashar
dari kalangan umum, instansi, restoran, dan perhotelan, meracik sambal khas tempong dan lauk-pauk di ruas Jalan dr. Wahidin Sudirohusodo, Banyuwangi. Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi,
Maghrib Isya
04:14 11:33 14:49 17:35 18:44
KUCUR KU UCUR
NGO NGOPAI
Cukup Nasi dan Tempe KEBETULAN sekali tamu kehormatan Festival Sego Tempong, Chef Marinka, gemar mengonsumsi sambal. “Senang sekali dengan sambal,” katanya. Tidak hanya menjadi penikmat, ia juga gemar membuat sambal. “Sering juga bikin sendiri kalau ingin. Biasanya kalau buat sambal, saya makan dengan nasi putih dan tempe saja,” tuturnya. Meski tidak pernah mencoba sego tempong sebelumnya, ia mengaku cocok dengan sambal tempong n Baca Cukup...Hal 31
GALIH COKRO/RABA
tiap peserta mengenakan pakaian adat Banyuwangi yang biasa dikenakan jebengthulik. Tanpa kerepotan, mereka menata menu di meja saji sembari mendengarkan instruksi
pembawa acara. Sebelum menyajikan, peserta yang didominasi perempuan itu menyaksikan demo masak sego tempong ala Chef Marinka yang hadir sebagai tamu kehormatan. Chef
tersebut memberikan beberapa tips dan trik agar sego tempong disajikan lebih menarik. “Kalau bikin sambel tempong yang pedasnya nampar seperti sambal tempong ini, saya harus belajar dari peserta. Kali ini saya beri tips saja agar sajiannya lebih menarik
dan unik,” kata Marinka saat demo masak didampingi Bupati Abdullah Azwar Anas di panggung. Tiap peserta tampak berupaya semaksimal mungkin, agar sego tempong buatannya menjadi juara n Baca bwi...Hal 31
Lebih Santai di Hari Terakhir BANYUWANGI - Tuntas sudah penyelenggaraan try out tingkat SD yang dilaksanakan atas kerja sama Jawa Pos radar Banyuwangi, Dinas Pendidikan (Dispendik) Banyuwangi, Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S), dan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pendidikan di seluruh kecamatan di Banyuwangi. Pada hari terakhir kemarin (28/3) para siswa yang sejak Kamis (26/3) menghadapi soal pra-ujian sekolah (US) itu menuntaskan materi bahasa Indonesia. Beberapa siswa yang mengerjakan soal di hari terakhir sudah tampak tidak seserius dibanding hari pertama dan kedua. Mereka pun bisa menyelesaikan soal lebih cepat. Sehingga, saat Jawa Pos Radar Banyuwangi mengunjungi beberapa sekolah pelaksana try out, rata-rata sudah selesai pukul 09.00 pagi. Padahal, alokasi waktu yang diberikan 120 menit. Waginiati, guru kelas 6 SDN 2 Tamansari, Kecamatan Licin, mengatakan, pada hari terakhir siswa lebih santai karena mereka tidak mengerjakan ilmu pasti, seperti matematika dan IPA. Secara keseluruhan Wagini men-
GALIH COKRO/RABA
UNIK: Bangunan food court dari batang-batang bambu di Ruang Terbuka Hijau Taman Blambangan, Banyuwangi, kemarin.
Art Week Usung Ikonik Bambu
materi matematika. Lainnya bisa mengerjakan cepat, tapi belum tau hasilnya,” terang Wagini n
SEMENTARA itu, Banyuwangi Art Week yang berlangsung bersamaan dengan Festival Sego Tempong kemarin (28/3) menyuguhkan sesuatu yang berbeda. Dari segi penampilan, Banyuwangi Art Week tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Kegiatan yang diprakarsai Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Dinkop-UMKM) itu menonjolkan bambu sebagai ikon Art Week. Berbagai ornamen di lokasi terbuat berbahan bambu. Entrance gate atau pintu masuk, tata panggung utama, panggung apresiasi seni dan budaya, dan foodcourt, dihiasi bambu yang telah dimodifikasi n
Baca Lebih...Hal 31
Baca Art Week...Hal 31
FREDY RIZKI/RABA
TEPI GUNUNG: Lima siswa mengerjakan soal try out di SDN 4 Segobang, Kecamatan Licin, Banyuwangi, kemarin. FOTO TERKAIT LIHAT HALAMAN 30.
gatakan materi try out kali ini tidak jauh beda dengan yang diajarkan saat bimbingan. “Paling yang agak kesulitan adalah soal cerita pada
Ekspedisi Budaya ke Bekas Kerajaan Blambangan Kuno di Watukebo, Wongsorejo (5)
Lelehan Sisa Lava Mirip Besi Bertebaran di Hutan Tidak hanya uang kepeng, tim ekspedisi Jawa Pos Radar Banyuwangi (JPRaBa) juga menemukan batu lelehan lava yang mirip besi. Bongkahan-bongkahan batu besi itu banyak ditemukan tim ekspedisi di hutan Dusun Tangkup, Desa Watukebo, Kecamatan Wongsorejo. SEPANJANG perjalanan di hutan jati di Dusun Tangkup, Desa Watukebo, Kecamatan Wongsorejo, tim ekspedisi menemukan banyak lelehan sisa lava yang sudah membeku. Bentuknya unik, mirip sekali dengan besi. Ukurannya juga bervariasi, mulai sebesar kerikil hingga berukuran sekepalan tangan orang dewasa. Menemukan lelehan-lelehan lahar mirip besi tersebut tidak sulit. Sama
TAUFIK FERDIANSYAH-GERDA SUKARNO/RABA
BERTEBARAN: Batu mirip lelehan besi ditemukan di hutan Tangkup, Desa Watukebo, Kecamatan Wongsorejo.
seperti temuan-temuan sebelumnya, lelehan besi tersebut banyak dijumpai di dalam hutan jati tersebut. Sekilas memang seperti batu biasa, tapi bagian dalamnya bolong-bolong
dan mengandung besi. Bobotnya pun lumayan berat seperti besi. Batu lelehan tersebut berserakan begitu saja di lantai hutan n Baca Lelehan...Hal 31
PEDISI