Rujukan Informasi Terkini
SENIN 2 NOVEMBER TAHUN 2015
Eceran Rp 5.750 HALAMAN 29
Identitas Kuat, Kuatkan Kesan Wisatawan DUA pekan lalu, saya ke Bromo, Probolinggo. Menginap di kaki Gunung Bromo. Di hotel Yoschi. Sekitar 19 Km dari puncak Bromo. Agenda utamanya rapat evaluasi triwulan 3 PT. Jawa Pos Radar. Agenda tambahannya naik ke puncak Gunung Bromo. Saya dan peserta rapat dari seluruh perusahaan Jawa Pos Radar se-DIJ, Jateng, Jatim, dan Bali
MAN
tidak tahu persis alasan panitia (Jawa Pos Radar Bromo) memilih hotel Yoschi untuk venue rapat. Pastinya panitia tidak asal pilih. Pastinya sudah melalui survei mendetail. Bukan survei asal-asalan. Yang bisa kami lakukan hanya mengira-ira. Untungnya kami sudah terbiasa melakukan hal seperti itu. Tidak hanya diajari membaca
NAHNU
Oleh SAMSUDIN ADLAWI 37
peluang yang ada di depan. Tapi sekaligus menganalisa seberapa besar potensi peluang tersebut. Hasil analisa itu dituangkan dalam proyeksi. Kebiasaan seperti itu membuat kami sangat peka. Termasuk membaca pertimbangan panitia rapat memilih Yoschi. Alasan pertama, hotel tersebut punya kamar
yang cukup. Setidaknya bisa menampung sekitar 100 tamu. Itu penting. Sebab, setiap rapat evaluasi triwulan, tuan rumah kedatangan sekitar 100 orang dari 17 grup Jawa Pos Radar. Masing-masing Radar membawa serta minimal lima personel: direktur, tiga manajer, satu pemred ■ Baca Identitas...Hal 39
Kemah Berbuah Musibah ■ 96 Siswa MTs Maulana Ishaq Keracunan Nasi Bungkus SONGGON – Perkemahan Sabtu malam Minggu (Persami) pelajar MTs Maulana Ishaq, Desa Benelan Lor, Kecamatan Kabat berubah menjadi musibah, Sabtu malam kemarin (31/10). Sedikitnya 96 siswa peserta Persami itu menderita keracunan makanan. Diduga ratusan siswa itu keracunan usai menyantap nasi bungkus yang disediakan sekolah. “Rasanya sakit, perut mual mau muntah, kepala pusing badan saya lemas,” keluh Kartika,14, salah seorang siswi peserta Persami. Kartika menjelaskan, perkemahan Pramuka itu berangkat dari sekolah pukul 14.00 Jumat siang (30/10). Lokasi perkemahan sudah ditentukan oleh sekolah, yakni di sekitar lokasi Bumi Perkemahan Karo Adventure, Dusun Sumberagung, Desa Sumberbulu, Kecamatan Songgon. Mereka didampingi 15 pembina Pramuka. Hari pertama usai mendirikan tenda dan hingga Sabtu pagi (31/10) berjalan normal. Petaka keracunan baru terjadi, sekitar pukul 13.00 Sabtu siang (31/10) setelah ratusan siswa peserta Persami makan siang, menyantap nasi bungkus yang dikirim oleh pihak sekolah ke lokasi bumi perkemahan. “Nasinya masih baik, cuman ikannya memang agak bau. Karena lapar tetap saya makan,” cetus Kartika ■
DEDY JUMHARDIYANTO/RABA
Baca Kemah...Hal 39
DARURAT: Petugas dan warga membantu membopong korban keracunan. Petugas merujuk korban keracunan dari Puskesmas Songgon ke RSNU Mangir menggunakan truk, Sabtu malam kemarin (foto kanan).
Keracunan Masal di Bumi Perkemahan
2
4
Rombongan terdiri 185 siswa yang didampingi 15 pembina Pramuka. Mereka berangkat diangkut kendaraan roda empat.
6
Sekitar satu jam (pukul 14.00), salah seorang siswa mendadak mengeluhkan sakit perut, mual dan kepalanya pusing. Keluhan ini diikuti 96 peserta lain.
1 Jumat (30/8) pukul 14.00 rombongan peserta kemah dari MTs Maulana Ishaq Benelan Lor meluncur ke Bumi Perkemahan Karo Adventure, Dusun Sumberagung, Desa Sumberbulu, Songgon.
Minggu (01/11), sebagian siswa yang dirawat sudah boleh pulang. Hingga tadi malam tinggal 50 siswa yang masih opname.
3 5
Sabtu pagi (31/10), peserta kemah ramai-ramai mendirikan tenda. Hari pertama berjalan lancar. Siangnya pukul 13.00 peserta istirahat makan siang.
Semakin sore, siswa yang keracunan semakin parah. Untuk memberikan pertolongan, siswa yang keracunan dialrikan ke Puskesmas Songgon, Puskesmas Gitik, PKU Muhammadiyah, dan RSNU Mangir. GRAFIS: REZA FAIRUZ/RABA
RENOVASI VA ASI KLE KLENTENG KLEN NTT
Hasil Tes Urine Negatif Heboh Polisi Nyabu yang Diunggah Istrinya di FB BANYUWANGI - Heboh anggota polisi yang diduga nyabu lalu diunggah di jejaring facebook (FB)benarbenar menampar korps berbaju cokelat. Dua anggota berinisial R dan H langsung dipanggil ke Polres Banyuwangi. Keduanya langsung menjalani tes urine. Hasil tes urine ternyata negatif mengonsumsi narkoba jenis sabu. Kendati hasilnya negatif, keduanya
sudah ditarik ke Mapolres Banyuwangi. Brigadir R yang semula bertugas bagian Reskrim Polsek Bangorejo dijatuhi mutasi demosi. Kini R ditempatkan di bagian Sium Polres Banyuwangi supaya lebih mudah pengawasannya. Sanksi serupa juga berlaku bagi Brigadir H yang semula bertugas di Mapolsek Tegalsari kini ditarik ke Mapolres Banyuwangi. Selama di Mapolres, keduanya juga diperiksa Propam ■ Baca Hasil...Hal 39
Polisi Periksa Pemilik Katering APARAT Polsek Songgon bergerak cepat menyelidiki musibah keracunan masal yang dialami peserta Persami MTs Maulana Ishak. Malam itu juga, polisi langsung memintai keterangan Holifah, 45, pengusaha katering. Di hadapan petugas, wanita asal Dusun Krajan, Desa Benelan Lor ini mengaku sudah sepuluh tahun menjalani bisnis katering. Dia juga mengaku kerap mendapat order dari pihak MTs Maulana Ishak tiap kali ada kegiatan. “Jadi kalau ada kegiatan seperti gerak jalan, dan perkemahan di MTs selalu pesan ke Holifah,” ungkap Kapolsek Songgon, AKP Abdul Jabar. Pemeriksaan yang dilakukan polisi mulai pukul 22.30 itu baru berakhir sekitar pukul 00.30 Minggu dini hari (1/11). Dari hasil pemeriksaan sementara diketahui jika Holifah mendapat pesanan dari MTs Maulana Ishaq sejumlah 155 bungkus nasi. Nasi sejumlah itu diantar pada siang dan malam hari ■ Baca Polisi...Hal 39
YOUTUBE.COM
SABU APA SISHA?: Brigadir R (kanan) memegang botol yang disebut-sebut sebagai sabu-sabu. Gambar ini sudah beredar luas di jejaring sosial.
Trio Lare Oseng Sukses Dirikan Internett Marketing
FREDY RIZKI/RABA
BELUM KELAR: Renovasi Klenteng Hoo Tong Bio terus dikebut. Menara klenteng juga dipoles sedemikian menarik.
Interior Patung Buatan Lokal BANYUWANGI – Salah satu elemen penting dalam renovasi Klenteng Hoo Tong Bio adalah patung-patung dewa. Jika sebelumnya ada beberapa patung yang harus dibeli di luar negeri, ternyata pengurus klenteng dapat menemukan patung dengan kebutuhan yang sama di dalam negeri. Ketua Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Banyuwangi Hoo Tong Bio, Susana Indriaty mengatakan, jika akibat musibah kebakaran pada tahun lalu itu banyak patung yang tidak terselamatkan. Sehingga untuk bangunan baru nantinya akan diisi dengan patung baru ■ Baca Interior...Hal 39 http://www.radarbanyuwangi.co.id
Enam Bulan Berdiri Jaring 40.000 Member Siapa sangka web www. myazaria.com yang saat ini sedang booming merupakan bentukan orang-orang yang pernah tinggal di Banyuwangi. Mereka adalah Adilla Afandi, Fata Kusuma, dan Rudi Kurniawan. Melalui situs tersebut mereka bertiga mengembangkan bisnis online yang dikombinasikan dengan networking. CHIN JULLIEN, Banyuwangi SAAT berkunjung ke salah satu sanak
saudara di Jalan MH. Thamrin, salah satu founder Adilla Afandi sekaligus vice president PT. Unionfam Berjaya yang memiliki situs Azaria tersebut membeberkan mekanisme perusahaannya sehingga bisa menghasilkan omzet hingga ratusan juta per bulan. Berkat ketepatan inovasi dan penyediaan solusi bagi konsumen mereka mampu mendulang keuntungan hingga ratusan juta rupiah per bulan. Mereka memberdayakan ribuan orang untuk menjadi netpreneur yang sukses. Sekilas memang mirip bisnis Multi Level Marketing (MLM). PT. Unionfam Azaria Berjaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang distribusi produk-produk kesehatan dan kecantikan berkualitas tinggi. Salah satu yang diandalkan adalah
produkk kosmetik berbahan glutathione dan gingseng yang didatangkan langsung ung dari Korea. Perusahaan ini memiliki iliki pabrikan sendiri. Secara ara keseluruhan perusahaan ini tidak hanya menyediakan produk kelas premium, namun juga memberikan an kesempatan bagi yang bergabung ng untuk mendapatkan keuntungan n dari bonus yang telah disediakan n perusahaan. Berbeda beda dengan MLM, member yang akan bergabung ng tidak diberikan batasan nominal modal ■ Baca Enam... Hal 39
Jalan sehat pilbup tanpa cabup Dari awal persaingannya memang sudah nggak sehat!
Brigadir R mengaku yang disedot bukan sabu, tapi sisha Jadinya sisha rasa sabu!
Adilla Afandi
GERDA SUKARNO/RABA
email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com
RADAR SPORT RADAR BANYUWANGI
30
Jawa Pos
Senin 2 November 2015
352 Pendekar PSHT Disahkan
DOK.RaBa
HIDUP LAGI: Pemain Persewangi (hitam) saat berlaga dalam kompetisi Divisi Utama versi LPIS musim 2011-2012.
Bakal Hadirkan Menpora Uji Coba Persewangi v Persebaya 1927 BANYUWANGI – Pertandingan ekshibisi antara Persewangi dengan Persebaya 1927 akan dilaksanakan pada 29 November mendatang. Kepastian itu setelah sejumlah pengurus Persewangi dan panitia pelaksana (Panpel) berkoordinasi dengan Kapolres Banyuwangi, AKBP Bastoni Purnama. Kapolres Bastoni memberikan lampu hijau terkait dengan rencana tersebut. Berkat dukungan itu, panpel pun terus melakukan koordinasi ke berbagai elemen. Hal itu dalam tujuan agar even friendly match yang dilangsungkan di Stadion Diponegoro, Banyuwangi itu berjalan lancar dan sukses. Dukungan dari berbagai pihak itu membuat panpel optimis. Karena itu, panpel berencana akan mengundang Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi untuk hadir dalam pertandingan uji coba itu. Hal itu ditegaskan ketua panpel, Yusuf Hidayat, kemarin. Dia mengatakan, saat ini berbagai upaya terus dilakukan agar Menpora Imam Nahrawi bisa hadir dalam ajang tersebut. ‘’Kita serius akan datangkan Pak Menpora,’’ katanya. Sebab, jelas dia, Menpora Imam Nahrawi dinilai sangat berpengaruh dalam melakukan reformasi sepak bola yang bersih. Hal itu sejalan dengan misi perjuangan Persewangi dan Persebaya. ‘’Kita bertekad agar pak menteri bisa hadir,’’ ujar pria asal Blokagung, Kecamatan Tegalsari, itu.
Kehadiran Menpora Imam Nahrawi bisa menjadi sejarah baru bagi persepakbolaan di Banyuwangi. Berbagai elemen olahraga pun akan menyambut dengan suka cita kehadiran
CLURING – Organisasi pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) di Banyuwangi kian berkembang pesat. Jumlah anggota tiap tahun terus meningkat. Sebab itulah, organisasi itu menjadi yang terbesar di Banyuwangi. Nilai-nilai persaudaraan yang erat antar anggota memang memang menjadi ciri khas dan keutamaan PSHT. Tidak ada istilah guru dalam organisasi pencak silat yang berdiri sejak tahun 1922 itu. Semua adalah saudara. Kemarin, sejumlah 352 pendekar baru resmi menjadi anggota PSHT Banyuwangi. Kepastian itu menyusul acara prosesi wisuda atau pengesahan warga baru yang digelar di Padepokan PSHT Cabang Banyuwangi di Desa/ Kecamatan Cluring yang berakhir Minggu dini hari kemarin. Dalam acara sakral itu juga dirangkai dalam acara syukuran bersama. Untuk menghormati prosesi pengesahan, ribuan pesilat tumplek blek di gedung
ALI NURFATONI/RaBa
WARGA BARU: Ratusan pesilat PSHT saat acara pengesahan di Padepokan PSHT di Desa/Kecamatan Cluring.
tersebut. Saking banyaknya pesilat, gedung tidak mampu menampung semua pesilat. Prosesi wisuda itu tiap tahun di gelar di Banyuwangi. Bahkan, jumlah anggota baru yang resmi disahkan terus bertambah. Jika dikalkulasikan, jumlah anggota PSHT Banyuwangi telah mencapai ribuan bahkan puluhan ribu. Acara pengesahan yang ber-
langsung cukup sakral itu berlangsung selama semalam suntuk. Beberapa pengurus PSHT pusat Madiun juga hadir. Selain itu, beberapa pengurus PSHT di sejumlah cabang SeTapal Kuda juga hadir. Ketua PSHT Cabang Banyuwangi, Sudarko terus menyerukan agar semua warga PSHT untuk terus menjalin persaudaraan. (ton/als)
kata sepakat dengan manajemen Persebaya 1927. ‘’Persebaya sudah siap, mari kita sambut kehadiran tim Bajul Ijo di Banyuwangi dengan suka cita,’’ pungkasnya. (ton/als)
menteri asal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu. ‘’Kami yakin, Pak Menteri akan hadir nanti,’’ paparnya. Pada perkembangan terbaru, dia menyebut telah mencapai
BPJS Ketenagakerjaan Sasar Pelajar Juga Beri Stimulus Kepada Nelayan Sebanyak Seribu Tenaga Kerja BANYUWANGI – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan menyasar pelajar menengah keatas sederajat untuk menyosialisasikan peran dan fungsi BPJS. Kegiatan sosialisasi tersebut pertama dilakukan di SMK PGRI 1 Banyuwangi, Rabu (28/10) lalu. Puluhan siswa kelas X hingga kelas XII menyimak penuturan dari Kepala BPJS Banyuwangi, Dodit Isdiyono, dan perwakilan dari Dinas Pendidikan. Dodit mengatakan, sosialisasi ini merupakan bentuk kepedulian BPJS Ketenagakerjaan terhadap pelajar yang merupakan generasi penerus bangsa. “Pelajar akan terlibat dalam pembangunan bangsa kedepan sebagai tenaga kerja,� ujarnya. Melalui sosialisasi ini, BPJS berkomitmen memberikan pemahaman dini mengenai ketenagakerjaan terhadap masyarakat. Dalam hal ini, BPJS Ketenagakerjaan berharap pelajar dapat merekam materi yang disampaikan dan
BANYUWANGI
CHIN JULLIEN/RaBa
Pelajar sedang menyimak pemaparan dari Kepala BPJS Ketenagakerjaan, Kabid SMA sederajat dan Kepala Sekolah SMK PGRI 1 Banyuwangi pada (28/10)
mampu mengimplementasikan dalam pekerjaan mendatang. “Jadi ketika mereka masuk dunia kerja nanti, mereka tahu arti penting jaminan sosial,� katanya. Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Banyuwangi, Suhud, memberi apresiasi pada siswa yang memiliki semangat tinggi untuk menyongsong hari kerja. Menurutnya siswa SMK merupakan tenaga yang siap bekerja dengan keterampilan yang dimiliki. Kedepan tidak cukup hanya mengandalkan keterampilan tetapi juga pengetahuan mengenai kesela-
matan kerja. Sementara itu, BPJS Ketenagakerjaan kembali memberikan bantuan stimulus kepada nelayan sebanyak seribu tenaga kerja dan meberi santunan kepada yang kecelakaan dan kematian sebesar Rp 24 juta per tenaga kerja. Manfaat yang lain adalah pengobatan bila terjadi kecelakaan kerja ditanggung sampai sembuh. “Gaji selama tidak bekerja kami yang ganti, bila meninggal atau cacat mendapat santunan sampai dengan Rp 120 juta,� kata Dodit. (cin/*/als)
BANYUWANGI
Depan Kampus UBI Dijual Tanah Strategis Luas 76.280 m, SHM, Dpn Kampus UBI Jl. Raya Srono, Sraten Berminat Hub: 0811351308 / 08533678256
BANYUWANGI
BANYUWANGI
BANYUWANGI
BANYUWANGI
Truck Fuso
Toyota Terios
Daihatsu Xenia
Nissan Datsun Go+
DIJUAL Truck Fuso tahun 81/82/83/84/85 hrg 75/77,5/80/82,5/125 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
DIJUAL Terios tahun 013 hitam PMK hrg 139,5/102,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
DIJUAL All New Xenia tahun 013 putih/htm 1.3cc/1.0cc PMK hrg 127,5/117,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Datsun Go+ Panca Promo DP Ringan , DP Mulai 14 Jutaan Hubungi Melinda 081 232 327 111 PIN BB 26393CC5
Mobil Anda Masih belum laku? Hubungi HP: 08123353502
Alphard
Toyota Kijang Innova
Toyota Kijang
DIJUAL Alphard tahun 06 MZG slv PMK hrg 242,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
DIJUAL Toyota Kjg Innova/All new tahun 014/13 solar/bsn htm mtl PMK hrg 237,5/139,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Jual Kijang Solar Th 2002 Akhir Biru Plat: N & Th 1997 Abu-abu Plat P Body Kaleng Brg Istw, STNK Panjang Dua-duanya Hub: 081336666171 / 081358937333
Rumah Rogojampi Jual/Sewa Rumah+Toko Rp. 27,5 Jt/Th, Cck Buat Bank, Koperasi, Kantor dll, Pnggr Jln Raya Dpn Stasiun Rgjmpi (Kmr 3+Toko) H: 081291718688/08121068792
RUMAH ANDA BELUM LAKU? PASANG SAJA
IKLAN JITU
BANYUWANGI CCTV CV Global CCTV Menerima Pasang dan Service CCTV Hub/SMS 08121626627
PURWOHARJO BPKB
0333 412224
email : radarbwi@gmail.com
Hilang BPKB P 8538 UZ an WAGIMIN Dsn Kopen RT 01/03 Ds Kradenan Purwoharjo.
Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono Wakil Pemimpin Redaksi/Korlip: Syaifuddin Mahmud Redaktur: Ali Sodiqin, A.F. Ichsan Rasyid Staf Redaksi: Sigit Hariyadi, Niklaas Andries, Ali Nurfatoni, Chien Jullien Anisa, Taufik Ferdiansyah, Fredy Rizki Manunggal Fotografer: Galih Cokro Buwono Editor Bahasa: Minhajul Qowim Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis (Koordinator), Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja J
Jl. Yos Sudarso Dikontrakkan Ruko 3 Lantai Uk. 10x20, Jl. Yos Sudarso No. 81, Bwi H: 081330535933
Pemasaran dan Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha Iklan: Sidrotul Muntaha, Dian Effendi Administrasi Iklan: Fitria Arifiana Event: Benny Siswanto Keuangan: Citra Puji Rahayu Kasir: Widi Ukiyanti, Piutang: Anissa Windyah Sari Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti Perpajakan: Cici Irma Setyani Corporate Lawyer Jawa Pos Group: Dr. Harris Arthur Hedar SH MH Direktur: Samsudin Adlawi
Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.
J Wartawan
Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Agus Baihaqi Staf Redaksi: Shulhan Hadi, Dedy Jumhardiyanto Pengembangan Usaha: Abdul Aziz Iklan: Thomy Sila Acrhdiansyah, Eko Budiyono Pemasaran: Wahyu Nugroho Administrasi: Titin Wulandari Kantor Genteng: Ruko Madania, Jl Hasyim Asy’ari No 06 Genteng Telp : (0333) 845860
Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Edy Supriyono Staf Redaksi: Nur Hariri, Habibul Adnan Fotografer: Rendra Des Kurnia Lay Out/Grafis: Pemasaran: Samsuri Administrasi: Dimas Ayu Dewi Fintari Kantor Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982.
Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.
J
Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Website: www.radarbanyuwangi.co.id. Email: radarbwi@gmail.com, beritaraba@gmail.com, artikelradarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300
Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi
Senin 2 November
Halaman 31
TAHUN 2015
BBPD Hentikan Suplai Air Bersih Anggaran Habis, Ribuan Warga Tak Dapat Air Bersih Sepahitpahitnya hidup, tidak akan seterusnya terjadi. Apalagi saat kita masih ada niatan untuk merubahnya” Winda Raini SMKN 2 Situbondo
KASUS RASKIN
Perangkat Kelurahan Patokan Jual Raskin? SITUBONDO – Kabar kurang sedap datang dari Kelurahan Patokan, Kecamatan Situbondo. Salah seorang perangkat di Kelurahan tersebut diisukan menjual beras untuk orang miskin (Raskin). Informasi penjualan Raskin diterima koran ini dari beberapa karyawan Kelurahan Patokan. Dari salah satu sumber kuat yang yang tidak mau disebutkan namanya mengaku, oknum perangkat kelurahan itu menjual jatah Raskin tahun 2014 sebanyak 120 kilogram atau enam sak. ”Sebelumnya beras tersimpan di gudang Kantor Kelurahan Patokan,” ujarnya. Dia menerangkan, beberapa hari ini, beras tersebut tidak ada di gudang. Setelah beberapa staf mengecek keberadaan beras Raskin, ternyata sudah dibawa pulang ke rumah oknum aparat kelurahan tersebut dan sudah dijualnya. Bahkan, dia menambahkan, sisa Raskin tahun 2015 juga sudah direncanakan untuk dijual. Dia menerangkan, Raskin sisa tahun 2015 sebanyak 17 sak atau sekitar 340 kilogram. ”Yang itu masih tersimpan di gudang. Tapi saya dengar informasi akan dijual juga,” katanya n Baca Perangkat...Hal 32 HABIBUL ADNAN/JPRS
WILAYAH BARAT
BAGAIMANA NASIB MEREKA?: Sejak 26 Oktober lalu, BPBD Kabupaten Situbondo sudah tak bisa lagi menyuplai kebutuhan air bersih sejumlah desa di sepuluh kecamatan.
SITUBONDO – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Situbondo terpaksa menghentikan pengiriman air bersih. Warga di sejumlah tempat tidak lagi mendapatkan suplai air bersih sejak enam hari lalu, tepatnya mulai tanggal 26 Oktober lalu. Kepala BPBD Kabupaten Situbondo, Zainulo Arifin mengatakan, pihaknya harus menghentikan pengiriman air bersih karena masalah anggaran. Anggaran yang digunakan sudah habis sejak 24 Oktober lalu. Akan tetapi BPBD tetap mengirimkan air bersih hingga 26 Oktober. ”Setiap harinya BPBD membutuhkan dana sekitar Rp.1. 200.000 untuk memenuhi kebutuhan air warga secara bergantian,” ujarnya. Zainul menerangkan, ada ribuan warga yang menjadi korban dari penghentian suplai air bersih. Mereka ada sepuluh desa yang tersebar di delapan Kecamatan yang mengalami kondisi memprihatinkan. ”Sejak September lalu mereka sudah mengandalkan suplai air bersih BPBD. Mengingat sumbermata air di tempat mereka tinggal sudah mengering,” terangnya. Karena itulah, dia meminta kepada masyarakat agar memaklumi kondisi tersebut. Dia meminta kepada masyarakat agar lebih bersabar menghadapi kenyataan di tengah kekeringan yang berkepanjangan ini. ”Terus terang, kita tidak bisa berbuat banyak,” tambahnya. BPBD sendiri akan berusaha agar anggaran suplay air bersih kembali ada. BPDB tidak akan tinggal diam dengan situasi demikian. ”Kita sudah mengajukan permohonan bantuan air bersih ke Pemprov Jawa Timur,” katanya. Dia berharap, permohonan tersebut bisa disetujui pemerintah. Jika sudah disetujui, BPBD akan memulai mensuplai air bersih ke sepuluh desa yang tersebar di delapan kecamatan sekitar awal November nanti. ”Semoga pengajuan ini di ACC. Inilah yang kita harapkan sekarang,” terangnya lagi. Bagi Zainul, hal ini menjadi pelajaran berharga bagi pemerintah. Kedepan, Pemkab harus mengantisipasi dampak kemarau panjang. Setidaknya mengalokasi anggaran yang cukup untuk membantu menyuplay air bersih. ”Harus kita sadari, setiap tahunnya sejumlah daerah di Situbondo sudah menjadi langganan kekeringan,” pungkasnya. (bib/pri)
Rebutan Sawah, Warga Nyaris Bentrok
Mardjono/JPRS
SEMANGAT: Camat Besuki melepas peserta jalan sehat ‘Gebyar Muharam’ di Alun-alun Situbondo, Sabtu (31/10) lalu.
ASEMBAGUS – Lahan pertanian seluas 1,2 hektare di Desa Wringinanom, Kecamatan Asembagus, milik almarhumah Bu Jamiati terus dijaga ahli warisnya hingga kemarin (1/11). Itu dilakukan, karena Jumat (30/10) lalu lahan tersebut nyaris diserobot lagi oleh sekelompok orang tak dikenal. Data yang berhasil dikumpulkan, sawah tersebut sebelumnya dititip-
kan kepada orang lain. Penguasaan di tangan orang lain yang disebutsebut warga Banyuputih tersebut sampai sekitar 40 tahun lamanya. Namun sebelum almarhumah Bu Jamiati meninggal, sawah tersebut sudah diambil kembali. Sayang, sepeninggal Jamiati, sawah itu sempat direbut oleh seseorang. Upaya penguasaan sawah tanpa hak itu akhirnya bisa digagalkan
oleh ahli waris almarhumah Bu Jamiati. Tidak disangka, Jumat (30/10) lalu bentrok antar warga nyaris terjadi di areal persawahan. Ini karena penyerobot mendatangkan puluhan orang. Konon orang-orang tak dikenal itu diangkut menggunakan truk dan berjalan kaki ke areal sawah milik Almarhumah Bu Jamiati n Baca Rebutan...Hal 32
Gelar Jalan Sehat Untuk Gebyarkan Muharram
Istimewa
BULATKAN DUKUNGAN: Ra Hamid (tengah berpeci) bersama pengurus HNSI dan pengurus Rukun Nelayan (RN) serta perwakilan tokoh nelayan di Situbondo, kemarin.
Ra Hamid: Pembangunan Sektor Kelautan Harus Diperjuangkan!
BESUKI – Madrasah Aliyah, Tsanawiyah, Ibtadiiyah dan Raudlatul Atfhal Wilayah Kerja (wilker) berat punya cara khusus untuk memeriahkan suasana peringatan tahun baru Islam 1 Muharram 1437 Hijriah dan Hari Santri Nasional. Sabtu (31/10), organisasi yang diketuai Halik Wijaya ini menggelar ‘Gebyar Muharram’ dengan melaksanakan jalan sehat di Alun-alun Besuki n Baca Gelar...Hal 32
CAGAR BUDAYA NUR HARIRI/JPRS
BERJAGA-JAGA: Keluarga ahli waris Jamiati berada di areal persawahan yang sempat diserobot orang tak dikenal di Desa Wringinanom, kemarin.
SITUBONDO – Sebagai kabupaten yang memiliki garis pantai hingga 150 KM, pembangunan di Situbondo tidak bisa lepas dari potensi laut dan masyarakat pesisir. Karena itu, ke depan pembangunan sektor kelautan dan perikanan harus ditetapkan sebagai sesuatu yang harus terus diperjuangkan. Semua elemen –khususnya pemerintah dan masyararakat pesisir—harus pro aktif mengampanyekan orientasi
pembangunan dengan memperhatikan potensi kelautan dan masyarakat pesisir di Situbondo. Sehingga akan melahirkan kebijakan-kebijakan yang pro terhadap pembangunan masyarakat pesisir. Demikian disampaikan Calon Bupati Situbondo, KH Abdul Hamid Wahid, dalam acara ‘Ngobrol Bareng Nelayan’ yang digagas Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia n Baca Ra Hamid...Hal 32
Busari, Jagal Pembunuh Sepupu yang Sekaligus Kekasih Gelapnya
Kini Malu pada Keluarga, Bingung Jelaskan Pada Istri HABIBUL ADNAN/JPRS
REKRUT KADER: LSM Whirabumi mengadakan acara kaderisasi kepada anggota, sabtu (30/10) lalu
Kesadaran Melastarikan Sejarah Masih Minim SITUBONDO – Harus diakui, kesadaran masyarakat Kabupaten Situbondo untuk melestarikan benda atau bangunan bersejarah masih sangat minim sekali. Karena itulah, kesadaran tersebut perlu terus ditumbuhkan. Hal tersebut disampaikan oleh Bidang Umum LSM Whirabumi, Agus Sodu disela-sela acara kaderisasi tahap I calon anggota LSM Whirabumi, Sabtu (30/10) lalu. Dia mengatakan, keadaan tersebut sangat ironis di tengah banyaknya benda-benda bersejarah di Situbondo. Bagi dia, benda cagar budaya adalah kekayaan Situbondo yang sangat berharga. Kekayaan semacam itu harus dilestarikan. Jangan sampai hilang dipermukaan karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaganya n Baca Kesadaran...Hal 32
Sesadis apapun perbuatan Busari membunuh kekasih gelapnya, namun dia tetap manusia. Setelah kasusnya terbongkar, dia pun bingung mencari alasan apa yang akan disampaikannya kepada keluarga. NUR HARIRI, Situbondo Jam istirahat membuat beberapa ruang Polres Situbondo kosong. Suasana sepi siang itu tibatiba menjadi ramai setelah Busari dikeler dari ruang sel menuju ruang pidana imum (pidum). Bahkan, ada seorang wanita yang mengamuk karena merasa iba dengan nasib Fitria Ningsih, korban yang dibunuh pelaku. Teriakan wanita yang penuh emosi itu hanya membuat kepala Busari tertunduk. Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut pria asal Desa Desa Kalisat, Kecamatan Sempol, Bondowoso tersebut. Dia kemudian masuk dan duduk di kursi kayu ruang pidum. Busari menunduk pilu, seakan menyesali perbuatan jahatnya. Waktu istirahat, polisi memberikan kesem-
patan kepada sejumlah wartawan untuk mewawancarai Busari. Di hadapan banyak orang, pria ini pun terus menunduk. Setelah diminta untuk mendongak, Busari terlihat pucat dan dia berusaha untuk tegar. Sambil duduk, Busari menjawab hamper seluruh pertanyaan kasus pembunuhan kepada selingkuhannya. Mulai dari niat yang perencanaan, hingga akhir eksekusi. Bahkan, Busari sesekali menunjukkan pakaian serta cangkul yang digunakan untuk mengubur Fitria Ningsih, di kebun Kopi, Desa Kayumas, Kecamatan Arjasa. Tak hanya itu, Busari juga menjelaskan awal mula dirinya mencintai sepupunya, tanpa diketahui istrinya. Bermula saat Busari terus mendatangi rumah janda beranak satu itu, meski dirinya sudah punya istri dan satu anak. Dari sering bertemunya itulah, benih-benih cinta muncul. Apalagi, rasa terlarang itu akhirnya sama-sama bersemai di hati keduanya. Masalah muncul, saat Fitria Minta dinikahi. Apalagi, keduanya tidak jarang berhubungan badan. Busari mulai lelah karena terus didesak untuk menikahi Fitria n Baca Kini Malu...Hal 32
DIBEKUK: Busari sebelum menjalani rekonstruksi pembunuhan terhadap Fitria Ningsih di ruang Pidum Polres Situbondo.
NUR HARIRI/JPRS
R A D A R s i tu b o n d o
afriCa Van java
32
Surat Suara Pilkada Dicetak di Sidoarjo SITUBONDO – Komisi Pemilihan Umum (KPU)Kabupaten Situbondo telah menunjuk percetakan yang akan melakukan cetak surat suara pilkada 2015. Perusahaan percetakan besar yang dipilih oleh lembaga penyelenggara pemilu itu beralamat di Kabupaten Sidoarjo. Marwoto, salah satu komisioner KPU mengatakan, penunjukan percetakan tersebut sudah melalui beberapa pertimbangan. Itu karena KPU sendiri memiliki banyak opsi. Dari beberapa opsi itu, KPU memilih percetakan yang terbaik. ”Dan akhirnya kami tunjuk yang di Sidoarjo. Kalau namanya PT perusahaannya saya lupa,” terang Marwoto. Dia menerangkan, ada bebera-
pa alasan pemilihan percetakan tersebut. Misalnya karena pertimbangan spek. Jumlah surat suara yang di butuhkan KPU Situbondo siap dipenuhi oleh percetakan tersebut. ”Jadi speknya sesuai dengan kita,” terangnya. Alasan yang tak kalah penting adalah soal kualitas. Menurut Marwoto, kualitas percetakan yang dipilih tidak perlu diragukan. Baik dari hasilnya maupun kertas yang akan digunakan. ”Intinya segala sesuatu tidak ada masalah. Termasuk jaraknya juga paling dekat. Itu jugs menjadi pertimbangan kami,” tambahnya. Marwoto menjelaskan, kabupaten yang memilih percetakan ini tidak terlalu banyak. Hal ini juga yang menjadi alasan lain
menuju ke selatan jalan. Diduga, saat korban menyeberang tidak memperhatikan arus lalu lintas dari arah timur. Jarak yang sudah dekat membuat Suryadi tidak bisa mengendalikan kemudinya. Prianto kontan ditabrak sepeda motor Supriyadi. Insiden kecelakaan itu kontan membuat puluhan warga di jalan Wijaya Kusuma mengerumuni korban. Dari mereka kemudian ada yang mengabarkan kepada petugas lantas. Oleh polisi, Supriyadi langsung dievakuasi ke RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo. Sayang, korban menghembuskan nafas terakhir setelah mendapat perawatan medis. Selain menewaskan seorang pengamen, kecelakaan ini juga
KPU Situbondo memilih percetakan surat suara tersebut. ”Hanya beberapa kabupaten saja,” katanya. Marwoto mengaku, dalam waktu dekat ini, surat suara sudah bisa dicetak. Dia memperkirakan, minggu depan sudah sudah bisa diselesaikan. Setelah itu, surat suara bisa disalurkan ke KPU. Dalam menentukan perce takan, KPU Situbondo sudah meninjau secara langsung beberapa percetakan besar di Sidoarjo dan Surabaya. Setelah melihat langsung kondisi percetakan tersebut, KPU melakukan rapat pleno. Hasil dari rapat pleno itulah yang menetapkan percetakan surat suara. (bib/pri)
mengakibatkan pengendara sepeda motor luka-luka. Dia juga dibawa ke rumah sakit. Hingga kini, kasus kecelakaan masih dalam penyelidikan unit Laka Satlantas Polres Situbondo. Dikonfirmasi, Kanit Laka Polres Situbondo Ipda Sutanto membenarkan insiden tabrak lari yang mengakibatkan seorang korban tewas. Menurutnya, tabrakan terjadi karena korban diduga tidak memperhatikan arus lalin dari arah timur saat menyeberang. “Kasusnya masih diselidiki. Kami belum dapat memastikan penyebab tabrakan. Untuk kendaraan yang terlibat kecelakaan sudah kami amankan, dan pengendaranya dirawat di rumah sakit,” terangnya. (rri/pri)
Senin 2 November 2015
Libatkan ‘SPG’ Sebar Stiker Paslon
Pengamen Tewas Ditabrak Motor SITUBONDO – Pihak kepolisian terus menyelidiki kasus tewasnya seorang pengamen di Jalan Raya Wijaya Kusuma, Kelurahan Dawuhan, Kecamatan Kota Situbondo. Priyanto, 27, warga Desa Kalianget, Kecamatan Banyuglugur, tewas setelah tertabrak sepeda motor Yamaha Xeon Nopol P 2645 EW. Kecelakaan tabrak lari ini terjadi Sabtu (31/10) sore. Pada mulanya, sepeda motor Yamaha Xeon yang dikemudian Suryadi, 42, warga Desa Kilensari, Kecamatan Panarukan, melaju dari arah timur menuju ke barat dengan kecepatan sedang. Pada saat Suryadi melintas di lokasi kejadian, Priyanto tibatiba menyeberang dari utara
Jawa Pos
NUR HARIRI/JPRS
TAMPIL BEDA: Tim ala ‘SPG’ salah satu pasangan calon bupati dan wakil bupati membagikan stiker di perempatan Alun-alun Kota Situbondo
SITUBONDO – Berbagai macam cara dilakukan tim pasangan calon (paslon) calon bupati dan wakil bupati untuk mencari simpati masyarakat. Salah satunya adalah menggunakan kampanye ala sales promotion girls (SPG). Cewek-cewek itu menyebar foto paslon di perempatan-perempatan lampu merah. Menyikapi keadaan ini, anggota Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten (Panwaskab) Situbondo, Murtapik Lopa angkat bicara, kemarin (1/11). Kata dia, setiap bentuk kampanye masing-masing tim bisa dilakukan dengan caranya sendiri. Termasuk membagikan stiker. “Dengan cara apapun kalau tidak dilarang tidak ada masalah. Untuk pembagian stiker, itu harus dilihat stikerya. Apakah stiker yang dibagikan menabrak hukum atau stiker yang dibolehkan,” kata Murtapik. Pria yang membidangi divisi penindakan dan penanganan pelanggaran ini menyebut ada dua alat peraga yang dilegalkan secara hukum. “Stiker buatan KPU dan setiker buatan calon dengan ukuran 10 x 5 centimeter. Jika buatan calon melebihi ukuran yang ditentukan maka bisa masuk pelangaran,” imbuhnya. Berkaitan dengan stiker buatan KPU dan buatan dari calon, tujuannya memang untuk disebar. Akan tetapi untuk stiker buatan calon harus tetap patuh pada peraturan. “Untuk itu (yang disebar ‘SPG’) saya kurang tahu, karena sampai saat ini tidak ada laporan,” ujar Murtapik. Ditegaskan, jika memang ada pihak yang merasa dirugikan dan menduga adanya pelanggaran, maka pihaknya tetap membuka lebar-lebar kesempatan laporan. Jika benar ada pelanggaran dan tidak ada yang melapor maka tidak bias ditindaklanjuti. “Kalau tidak ada pelapor maka tidak akan bias diproses. Ada pelapor sekali pun ya harus menyertakan bukti-bukti yang konkrit. Jadi tidak sekedar laporan tanpa ada dasar,” tegasnya. Pihaknya menghimbau, kepada masing-masing calon agar tetap mentaati peraturan yang berlaku. Jika tidak dan pelanggaran ditemukan, maka pihaknya akan memberikan sanksi. “Kalau penyebaran stiker yang tidak sesuai aturan, maka sanksinya administrasi,” pungkasnya. (rri/pri)
Sudah Pernah Melapor ke Polres Situbondo n Rebutan...
gubrisnya,” kata Tolak Ahmad. Dengan adanya upaya penyerobotan lahan tersebut, semua ahli waris almarhumah Jamiati terus menjaga sawahnya hingga kemarin. Mereka melakukan penjagaan secara bergantian. “Kami bersama keluarga mempunyai sertifikat yang sah. Tanah sawah warisan ini akan kami pertahankan sampai titik darah penghabisan. Bayangkan, sudah
puluhan tahun tanah itu dikuasai orang lain tanpa ada pembagian hasil,” tegas Tolak Ahmad. Sementara itu, pihak keluarga ahli waris sawah 1,2 hektare ber-
Fokuskan Pembangunan Nyata Perekonomian
Masih kata sumber tersebut, dari informasi yang didapatkannya, hasil penjualan beras akan dibelikan baju seragam kepada beberapa staf. ”Kalau tidak diungkit-ungkit, berarti akan banyak beras yang akan dijual. Padahal ini kan hak masyarakat,” katanya sambil mewanti-wanti agar tidak disebutkan namanya. Sayang, wartawan koran ini
Sambungan dari Hal 31
Saat bersamaan, ahli waris Almarhumah Bu Jamiati sedang menanam jagung. Mereka adalah H Subairi, 70; Tolak Ahmad, 45; Kustini, 46; Nurhaedi, 49, Mustofa, 33, Ningsih, 29, warga Dusun Sama’udin Desa/ Kecamatan Jangkar. Selain itu juga ada dua orang tukang bajak
sawah, yaitu Jamal dan Yanto. Anehnya, puluhan warga yang diduga suruhan dari oknum penyerobot tersebut langsung ikut menaburkan jagung areal sawah yang sama. Lantaran tidak mau terjadi bentrok, keenam orang yang merupakan ahli waris Bu Jamiati tidak melayani celotehan puluhan warga yang tak dikenalnya. Setelah cukup lama, puluhan orang tak dikenal langsung me-
ninggalkan areal persawahan. “Saya bersama ahli waris lainnya menanam jagung di sawah milik Ibu Jamiati, yang merupakan nenek saya. Tiba-tiba sekitar 30 orang lebih datang dan langsung ikut menabur jagung. Bahkan mereka sempat menyuruh saya dan keluarga untuk tidak melanjutkan penanaman jagung. Karena mereka orangnya lebih banyak, saya tidak meng-
n ra Hamid...
Sambungan dari Hal 31
(HNSI) Cabang Situbondo, di Lingkungan Karangasem Kelurahan Patokan Kecamatan Kota Situbondo, Kamis (29/10) lalu. Selain HNSI Situbondo, acara itu juga diikuti kalangan pengurus Rukun Nelayan (RN) dan para tokoh nelayan di Situbondo. Lebih jauh, Cabup nomor urut 2 itu mengatakan, jika selama ini pembangunan sektor kelautan di Situbondo baru pada tingkat wacana dan konsep. Sementara kebijakan politik yang dilakukan pemerintah daerah masih dinilai tidak optimal. Sehingga, saat ini pembangunan sektor kelautan di Situbondo masih sangat jauh dan timpang dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional.“Padahal, perkembangan globalisasi itu harus seiring dan sejalan dengan perkembangan masyarakat tradisional,” tandas KH Hamid Abdul Wahid. Karena itu, sambung Ra Hamid –sapaan akrabnya, ke depan pembangunan sector kelautan di Situbondo harus disinkronkan antara potensi daerah dengan kebijakan soal kelautan yang ada di pusat. Dengan begitu pembangunan untuk kesejahteraan masyatakat pesisir di Situbondo akan lebih
Istimewa
DUKUNG: Pertemuan pengurus HNSI dan Rukun Nelayan (RN) serta perwakilan tokoh nelayan di Situbondo bersama Ra Hamid kemarin.
mendapatkan perhatian dan dipacu. “Pembangunan sektor kelautan ini sangat penting, karena dari 17 Kecamatan yang ada di Situbondo, 13 Kecamatan di antaranya memiliki wilayah laut,”papar ayah lima putra itu. Seiring adanya UU nomor 16 tahun 2014 tentang Desa, sambung Ra Hamid, ke depan pemerintahan desa telah menjadi otonomi untuk mengelola keuangannya. Dengan begitu, pemerintah desa akan lebih leluasa mengorientasikan pembangunan untuk peningkatan perekonomian masyarakat, khususnya di wilayah pesisir. “Hal ini sesuai dengan misi kami, jika nantinya diridhoi Allah memimpin kabupaten ini.
Kami akan memfokuskan pembangunan nyata perekonomian masyarakat pada 4 sektor penyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terbesar, yakni industri, perdagangan, pertanian dan kelautan,” beber mantan anggota DPR RI tersebut. Pernyataan Cabup yang diusung PPP dan Partai Gerindra tersebut, diantaranya untuk menjawab keluhan para nelayan, yang merasa jika selama ini pembangunan sector kelautan di Situbondo tidak tergarap dengan serius. Diantaranya, karena masih belum adanya penguatan SDM nelayan, tidak terpenuhinya ketersediaan sarana dan prasarana nelayan yang memadai, kurang terjaganya eko-
sistem pantai, hingga lemahnya upaya penguatan modal untuk para nelayan. Salah satu indikasi terakhir tersebut, karena masih banyak penyaluran bantuan yang salah sasaran. “Jadi, masalah yang dialami oleh para nelayan di Situbondo ini masih sangat kompleks. Lemahnya perhatian pemerintah tentu sangat disayangkan, karena potensi laut di Situbondo cukup besar. Karena itu, ke depan perlu kebijakan strategis agar pembangunan sektor kelautan di Situbondo bisa lebih diperhatikan dan berjalan optimal sesuai harapan,” tandas Sasmito, Ketua HNSI Cabang Situbondo. Usai acara diskusi bersama Cabup Hamid, puluhan nelayan dari berbagai wilayah di Situbondo itu langsung mendeklarasikan diri mendukung HAFASS (Hamid – Fadil Situbondo Sejahtera). Mereka menyatakan kesiapannya untuk melakukan sejumlah gerakan, sebagai ikhtiyar untuk memenangkan HAFASS, dalam Pilkada Situbondo pada 9 Desember mendatang. “HNSI Situbondo tidak hanya beranggotakan kalangan nelayan dan para tokoh nelayan saja. Tetapi juga banyak melibatkan kalangan pembudidaya ikan di Situbondo,” timpal Sekretaris HNSI Situbondo, Badrus Saleh S.Kom. (pri)
harap, pihak kepolisian segera menyelesaikan kasus penyerobotan lahan. Sebab, sudah pernah dilaporkan ke Polres Situbondo, tahun 2014 lalu pada
waktu Ibu Jamiati masih hidup. Namun, kasus kini belum selesai sampai Ibu Jamiati sebagai pelapor meninggal dunia Juli 2015 lalu. (rri/pri)
Lurah Berjanji Segera Menelusuri n Perangkat...
Sambungan dari Hal 31
belum bisa mendapatkan informasi dari oknum perangkat yang disebut-sebut melakukan penjualan Raskin. Nomor Hand Phone (HP) yang diduga miliknya tidak didapatkan dihubungi. Beberapa kali dilakukan panggilan ke nomor tersebut tetap tidak aktif. Sementara itu, Lurah Kelurahan Patokan, H. Priyono ketika dihubungi mengaku tidak tahu menahu tentang penjualan jatah Raskin. ”Kurang tahu ya. Yang
jelas saya sudah memerintahkan kepadannya (oknum perangkat kelurahan) agar beras Raskin segera disalurkan kepada yang berhak menerimanya dan menyalurkannya sesuai dengan aturan,” ujarnya. Dia menerangkan, persoalan tersebut akan ditelusuri terlebih dahulu. Karena itulah, dia berharap agar jangan ditulis di media sebelum kebenarannya terbukti. ”Sebab, hal ini sangat sensitif,” katanya lagi. (bib/pri)
Promosikan Madrasah ke Masyarakat n gelar...
Sambungan dari Hal 31
Kegiatan yang dilepas Camat Besuki ini diikuti oleh ribuan orang. Yang menjadi peserta diantaranya, kalangan guru dan siswa madrasah wilayah barat. Rinciannya, siswa Madrasah Aliyah 2,372 orang dan 609 orang guru, siswa MTs 3796 orang dan 593 guru. Siswa MI 2,165 orang dan 343 guru. Siswa RA 1702 orang dan 297 guru. Ikut memeriahkan acara ‘’Gebyar Muharram’ adalah muspika wilayah barat. Kepala Depag yang diwakili oleh Kasi Pendma (Pendidikan Madrasah), Susiawan Setyobudi dan keluarga besar Kementerian Agama Kabupaten Situbondo. Ketua Panitia kegiatan, M. Halik Wijaya, M.PdI menerangkan, para peserta kegiatan terdiri dari kelompok kerja Madrasah
kurang lebih sekitar 36 KKM dan Kelompok kerja RA, kurang lebih diliputi 30 RA di wilayah barat. Mulai dari Kecamatan Bungatan sampai Kecamatan Banyuglugur. Tujuan diadakannya ‘Gebyar Muharram’ adalah sebagai sebuah ungkapan umat islam dalam menyongsong datangnya tahun baru Islam. “Dengan momentum ini merupakan mekanisme evaluasi tahun lalu dan menumbuhkan sikap optimis menuju kesuksesan di tahun baru,” terang Halik. Selain itu, lanjuta Halik, kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang sudah membudaya. “Kegiatan semacam ini sudah sering kali dilaksanakan. Jadi yang sekarang ini adalah yang kesekian kalinya. Jalan santai yang kami kemas dengan jalan sehat ini tujuannya jelas untuk memberikan pelajaran dan pen-
didikan kepada seluruh siswa madrasah untuk hidup sehat,” imbuhnya. Diakui, secara kebetulan kegiatan kali ini dilaksanakan dalam rangka menyambut 1 Muharram dan menyambut Hari Santri Nasional. “Yang kedua untuk menyambut hari ulang tahun Kementerian Agama Kabupaten Situbondo. Makanya, seluruh siswa yang dikerahkan pada pagi hari ini adalah siswa MA, MTS, MI dan RA, dan semoga bermanfaat bagi pengembangan mandarasah” imbuh Halik. Dia berharap, ‘Gebyar Muharam’ diharapkan dapat menjadi wahana promosi dan memperkenalkan diri bagi Madrasah Aliyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Ibtida’iyah dan Raudatul Atfal. Selain itu, juga mengingatkan kepada masyarakat bahwa kesehatan merupakan modal dasar untuk meraih kesuksesan. (pri/adv)
Busairi Mengaku Bingung Mau Kemana Berharap Cinta Cagar Budaya n Kini Malu...
Sambungan dari Hal 31
Busari pusing, Apalagi jika mengingat dirinya sudah punya istri. Dia pun mencari akal agar perselingkuhannya tidak diketahui orang lain. Kebingunan Busari semakin bertambah. Sebab Fitria Ningsih merupakan anak bibinya. Ibu Fitria adalah adik kandung Ibu Busari. “Kalau saya cerai, tetap tidak mungkin menikah sama dia (Fitria Ningsih), karena ibu saya kakaknya ibu dia,” katanya ke-
pada wartawan Jawa Pos Radar Situbondo. Kini, perbutan Busari sudah menjadi bubur. Sepupu selingkuhannya itu sudah meninggal. Namun, kebingunan pria yang sehari-harinya bekerja sebagai petani itu semakin bertambah. Tak hanya soal dirinya yang harus menjalani sidang di kursi pesakitan, namun Busari bingun untuk menjelaskan kepada keluarga dan istrinya. Apa yang dilakukan Busari selama selingkuh kontan terbongkar karena perbuatan sadisnya. Saat wartawan Koran ini
menyinggung soal keluarganya, Busari terus-terusan menunduk. Dia tidak menjawab karena tidak punya alasan yang pas untuk dijelaskan. “Saya tidak tahu Pak, bingung. Pasti orang-orang dirumah sudah membicarakan saya. Saya tidak tahu mau bilang apa peda keluarga. Saya bngung jelaskan pada istri,” terangnya, sambil menatap ke depan dengan pandangan kosong. Sejak dirinya membunuh Fitria Ningsi, Busari mengaku tidak bisa hidup tenang. Dia terbayang dengan insiden yang sudah
dilakukan. Yaitu, memenggal kepala kekasih gelapnya. Pikiran itu, diakui juga bercampur dengan kebingungan kepada keluarganya. “Saya sebenarnya kasihan (membunuh) dia. Apalagi masih keluarga,” ungkapnya. Kini, Busari hanya bisa pasrah. Dirinya tidak tahu apa yang akan terjadi nanti. Bahkan, setelah sidang dan dihukum penjara, Busari juga tidak mengerti harus kemana. “Mungkin keluarga sudah tidak menerima saya, saya bingung sekarang,” pungkasnya. (pri)
n kesadaran...
Sambungan dari Hal 31
Atas dasar itulah, Agus memandang sangat disayangkan kalau masyarakatnya acuh tak acuh dengan benda-benda bersejarah. ”Maka harus ada usaha penumbuhan kesadaran,” terangnya kepada Jawa Pos Radar Situbondo. Bukti nyata kurangnya kesadaran adalah banyaknya bendabenda bersejarah yang tidak terdaftar di balai pelestarian cagar budaya. Bahkan, oleh sebagian orang yang tidak bertanggung-
jawab, tidak sedikit yang sudah dirusak dengan sengaja. Dalam pandangan Agus, dengan kondisi seperti itu tidak boleh tinggal diam. Para pecinta benda-benda bersejarah harus melakukan langkah antispatif. ”Kami dari LSM Whirabumi siap bergerak,” terangnya lagi. Bagi dia, dukungan pemerintah sangat dibutuhkan. Pergerakan yang dilakukan secara sukarela oleh pecinta cagar budaya tidak akan ada artinya tanpa dukungan penuh dari pemerintah. ”Makanya kita terus mendorong pemerintah untuk ikut peduli,” tambah Agus.
Selama ini, dari beberapa gerakan yang sudah dilakukan, pemerintah daerah sudah mulai menunjukkan kepeduliannya. Dia berharap, hal itu menjadi awal baik dalam melestarikan cagar budaya di Situbondo. Sementara itu, kaderisasi yang dilakukan belum lama ini, menurut Agus, bertujuan untuk merekrut anggota yang militan. Beberapa pembicara dihadirkan. Seperti sejarawan, dan pengurus LSM Whirabumi. ”Kita berharap semakin banyak yang mencintai cagar budaya di Situbondo,” pungkasnya. (bib/pri)
EKONOMI BISNIS R A D A R
Jawa Pos
BERAS IR 64
Senin 2 November 2015
GULA PASIR
0
0
MIGOR CURAH 50
DAGING SAPI
DAGING AYAM BROILER
0
TELUR AYAM RAS
KACANG KEDELAI IMPOR
0
0
KACANG KEDELAI LOKAL
CABAI RAWIT
0
11.300
9.650
109.000
27.200
CABAI BIASA 0
800
10.000
33
B A N Y U W A N G I
BAWANG MERAH
BAWANG PUTIH
0
0
200
16.500
8.900
8.100
9.600
6.400
15.400
19.400
Dermaga Tanjung Wangi Ditambah 104 M
RENDRA KURNIA/RABA
TAMBAH KAPASITAS: Mulai bulan Januari 2016 proyek pembangunan dermaga di Pelabuhan Tanjung Wangi, Kalipuro mulai dilaksanakan.
KALIPURO – Semakin banyaknya kapalkapal besar yang sandar di Pelabuhan Tanjung Wangi membuat pihak PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo) harus menambah panjang dermaga. Rencananya, mulai bulan Januari 2016 mendatang, dermaga baru akan segera dibangun. Tambahan dermaga baru tersebut panjangnya mencapai 104 meter. General Manajer (GM) PT. Pelindo III Tanjung Wangi, Bangun Swastanto mengatakan, anggaran yang dikeluarkan untuk membangun dermaga tambahan baru di Pelabuhan Tanjung Wangi tersebut mencapai Rp 80 miliar. Penambahan panjang dermaga yang ada di Pelabuhan Tanjung Wangi itu seluruhnya menggunakan dana dari internal PT. Pelindo. ”Dananya dari Pelindo. Akhir tahun ini tender akan dilaksanakan di kantor pusat,” kata Bangun kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi, kemarin. Nantinya, dermaga baru sepanjang 104 meter tersebut akan dibangun menyambung dari dermaga lama sepanjang 50 meter yang sudah selesai pembangunannya. Jadi, apabila tambahan dermaga baru sepanjang 104 meter tersebut sudah selesai, berarti total panjang dermaga yang ada di Pelabuhan Tanjung Wangi sisi utara ini akan memanjang menjadi 154 meter. ”Kalau dermaga yang 50 meter ini sudah selesai dan sudah bisa dipakai pada bulan November ini,” tutur Bangun. Apabila dermaga baru sepanjang 154 tersebut selesai dibangun, kapal-kapal pupuk maupun semen dengan panjang sekitar 200 meter bisa sandar di Pelabuhan Tanjung Wangi tanpa harus menunggu antrean sandar dengan kapal lainnya.
”Dermaga ini didesain multi fungsi. Pembangunan dimulai bulan Januari dan ditargetkan selesai Agustus 2016,” tambahnya. Penambahan dermaga baru ini, menurut Bangun, ini memang suatu keputusan yang mendesak. Sebab, pertumbuhan jumlah kapal yang sandar di Pelabuhan Tanjung Wangi dari tahun ke tahun meningkat. Hal ini bisa dilihat dari pendapatan PT. Pelindo III Tanjung Wangi selama beberapa tahun terakhir. ”Pendapatan kita per tahun selalu meningkat, dari Rp 8 miliar ke Rp 21 miliar, selanjutnya bertambah lagi menjadi Rp 41 miliar. Tahun ini saja sudah sekitar Rp 30 miliar pendapatan kita,” jelas Bangun. Selain itu, pembangunan dermaga ini dilakukan juga untuk mengantisipasi mulai ramainya kawasan industri pabrikpabrik besar yang ada di Banyuwangi seperti PG Glenmore dan lain sebagainya. Belum lagi, kawasan Wongsorejo yang nantinya juga dijadikan kawasan industri di Banyuwangi membuat pihak PT. Pelindo merasa perlu untuk melakukan penambahan panjang dermaga. Bukan tidak mungkin, dengan banyaknya industri besar yang ada di Banyuwangi nanti, banyak juga kapal besar yang membawa bahan baku maupun kiriman hasil industri yang dibuat dari Banyuwangi untuk dikirim ke luar kota maupun luar negeri menggunakan kapal melalui Pelabuhan Tanjung Wangi. ”Kalau industri Banyuwangi semakin menggeliat. Kapasitas dermaga yang ada di sini (Tanjung Wangi) juga harus memadai untuk menunjang kelancaran para pelaku industri di Banyuwangi,” pungkas Bangun. (tfs/aif)
Petani Minta Pemerintah Atur Tata Niaga Cabai BANYUWANGI- Fluktuasi harga cabai yang kerap berubah dengan cepat membuat petani resah dan gerah. Meski harga komoditas beberapa kali meroket, namun tidak berbanding lurus dengan keuntungan yang diterima petani. Sejatinya, melambungnya harga cabai akan menambah keuntungan yang diterima petani namun yang terjadi harga tinggi tidak memberi keuntungan tambahan bagi petani. Naik dan turunnya harga cabai dinilai para petani sering tidak rasional karena permainan spekulan mengambil keuntungan yang berlipat. Salah satu petani cabai asal Singojuruh, Abdul Fatah mengatakan, saat harga cabai melonjak fantastis di pasar Jakarta, petani belum merasakan keuntungan yang sebanding. “Waktu harga di Jakarta Rp 60 ribu, tapi harga di Banyuwangi hanya Rp 12 ribu per kilogram. Ini tidak adil, harga dari kita Rp 12 ribu tapi di pasar Jakarta dijual Rp 60 ribu, sebagai pemasok cabai kita kecewa. Kita juga sering disalahkan petani,” ujarnya Melihat kondisi harga cabai saat ini, Fatah mengaku sangat ironis. Hasil penjualan terpaut sangat jauh dengan biaya produksi yang telah dikeluarkan oleh petani. “Dari dulu persoalannya ini. Harga cabai sangat mahal atau sangat murah,” kata Fatah. Ketua Asosiasi Cabai Banyuwangi, Asrofi mengatakan, pemerintah harus membenahi tata niaga cabai. Salah satunya adalah dengan membentuk forum atau lembaga diskusi yang melibatkan pemerintah, petani, pedagang dan konsumen untuk menyepakati rumusan harga cabai yang pasti. “Cabai
DOK. RABA
TIDAK RASIONAL: Walau harga meroket, namun petani tidak merasa keuntungan lebih. Sebaliknya saat harga cabai terjun bebas, petani langsung merasakan dampaknya.
menjadi salah satu kebutuhan pokok. Jika harganya terus tidak menentu begini maka akan merugikan petani,” katanya. Terkait harga cabai yang terjun bebas saat ini karena over produksi, Asrofi tidak setuju. Dikatakan Asrofi, meski panen bersamaan di wilayah Jatim harga cabai Sekitar Rp 2000 per kilogram.
Harga itu dinilai tidak rasional karena hasil panen cabai rata-rata hanya empat hingga lima ton per hektare. Kondisi ini jauh berbeda dengan hasil panen beberapa tahun lalu yang jauh lebih besar berbeda jauh dengan beberapa tahun yang lalu. “Sekarang ada yang bisa panen 10 ton per hektare itu sudah bagus. Padahal
dulu bisa lebih dari 10 ton,” cetusnya. Diberitakan sebelumnya, harga cabai besar di tingkat petani hanya Rp 2.700 hingga Rp 3000 per kilogram. Mestinya hasil produksi cabai saat ini layaknya dihargai Rp 8 ribu per kilogram, namun karena ada permainan harga cabai mentok di harga Ro 3000. (cin/afi)
BES Cetak Siswa Pelopor Kebersihan
P
FOTO-FOTO: CHIN JULLIEN/RABA
OBJEKTIF: Tim juri memberikan penilaian produk recycle di stan para peserta sekolah Jambore BES.
http://www.radarbanyuwangi.co.id
rogram kebersihan lingkungan yang digalakkan Pemkab Banyuwangi mulai menyasar siswa sekolah. Para siswa itu ditargetkan menjadi pelopor kebersihan di lingkungan sekolah maupun lingkungan tempat tinggalnya. Salah satu program kebersihan yang sedang berjalan di sekolah adalah Banyuwangi Eco School (BES). Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Arief Setiawan mengatakan, untuk menyukseskan program BES itu, DKP menggelar Jambore BES. Tujuannya merubah perilaku masyarakat mengenai kebersihan lingkungan. “Melalui program ini diharapkan masyarakat luar tahu dan tergerak untuk peduli terhadap lingkungan. Jangan sampai masyarakat kalah dengan siswa SMP,” kata Arief. Kegiatan BES meliputi pengelolaan dan pemanfaatan sampah serta lingkungan. Bagaimana barang terbuang dikemas dengan inovasi dan kreasi sehingga memiliki value ekonomi, edukatif dan ekologi. Para siswa juga diberi kesempatan mempresentasikan program lingkungan sekolah yang telah dibentuk. Untuk mendukung kegiatan tersebut, DKP melibatkan perusahaan untuk memberikan corporate sosial responsibility (CSR) berupa bibit tanaman dan kompos. Dua bantuan tersebut diserahkan pada peserta BES Rabu (28/11) lalu.
SEMOGA BERMANFAAT: Kabid Kebersihan DKP, Saunan menyerahkan bibit tanaman pada peserta Banyuwangi Eco School di Gedung GOR Tawang Alun Rabu lalu (28/10).
Kepala Bidang Kebersihan DKP, Saunan menambahkan, dua bantuan perusahaan itu akan dimanfaatkan secara maksimal selama BES berlangsung. Ini adalah tahun kedua BES dilaksanakan. Jumlah pesertanya meningkat dari tahun lalu. Sebelumnya hanya ikuti lima sekolah, kali ini
ada sembilan sekolah yang ikut berpartisipasi. Diharapkan tahun tahun depan peserta semakin banyak hingga program BES bisa meluas. “Kami harap masing-masing peserta mampu mengolah sampah maupun lingkungan dengan baik dan bisa ditularkan ke segala lapisan masyarakat,” ujar Saunan. (cin/afi)
email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com
halaman 36
Senin 2 November
Tahun 2015
Warga Ruwatan untuk Buang Sial
DEDY JUMHARDIYANTO/ JPRG
SAKRAL: Sejumlah warga Dusun Krajan, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar yang mengikuti ruwatan masal disiram air kembang, kemarin (1/11).
Ada apa lagi
Salat Minta Hujan di Lapangan Desa
Peternak Cari Pakan Alternatif BANGOREJO-Musim kemarau yang cukup panjang, tampaknya membuat warga kelimpungan. Para peternak sapi dan kambing, juga banyak yang susah. Sebab, mereka kesulitan mencari rumput untuk pakan ternaknya. Salah satunya peternak kambing, Nasikin, 32, asal Desa Seneporejo, Kecamatan Siliragung, mengatakan saat ini di daerahnya sulit untuk Baca Peternak...Hal 37 mencari rumput n
MUNCAR-Memperingati tahun baru Islam, 1 Muharram 1437 hijriyah atau 1 Suro dalama kalender Jawa, paguyuban warga Jawa Sastro Jendro Hayuningrat Pangruate Jagad Dusun Krajan, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, menggelar ritual ruwatan masal kemarin (1/11). Dalam upacara ritual itu, warga yang menjalani pangruwatan murwokolo tidak hanya warga yang ada di wilayah Kecamatan Muncar, tapi juga banyak yang dari luar daerah seperti Surabaya, Sidoarjo, Malang, dan Kediri. “Ruwatan ini kita gelar rutin tiap bulan Suro,” cetus panitia ruwatan, Suwoko. Menurut Suwoko, ruwatan masal yang digelar ini untuk melebur atau membuang energi negatif (kesialan) berupa sengkolo atau sukerta yang melekat pada diri setiap manusia. “Ruwatan ini untuk pembersihan diri,” katanya. Sengkolo atau energi negatif itu, terang dia, biasanya melekat pada anak laki-laki yang diapit oleh anak perempuan, anak perempuan yang diapit oleh anak laki-laki, anak tunggal, dan pendowo lima (laki-laki dengan lima bersaudara). “Diruwat untuk menghindari murka dari batara kala,” ujarnya. Prosesi ruwatan yang dilakukan dengan adat Jawa itu, melalui pagelaran wayang kulit ringgit purwo. Dalam pertunjukan ini, lengkap dengan gamelan dan sinden, layaknya pertunjukan wayang kulit n Baca Warga...Hal 37
SHULHAN HADI/JPRG
PAYUNG TEDUH: Warga Desa Kembiritan, Kecamatan Genteng melaksanakan salat minta hujan di lapangan, kemarin (1/11).
GENTENG-Salat istisqa kembali digelar oleh warga. Kali ini, ratusan warga Desa Kembiritan, Kecamatan Genteng, menggelar salat minta hujan secara berjamaah di lapangan yang ada di desanya kemarin (1/11). Dalam salat istisqa yang digelar pukul 13.00 itu, sejumlah jamaah terlihat mengenakan payung. Se-
dang yang lain, menggunakan sajadah untuk pelindung. Mereka itu, tampaknya tidak kuat dengan sinar matahari yang cukup panas. Jamaah salat istisqa ini, tidak hanya umat lelaki saja. Kaum perempuan, juga banyak yang ikut dengan mengajak anak-anaknya n Baca Salat...Hal 37
Tingkatkan Kualitas, IAIDA Gandeng OJK TEGALSARI-Institut Agama Islam Darussalam (IAIDA) Blokagung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, terus melakukan peningkatan mutu pendidikan dan kemampuan para mahasiswanya. Melalui Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI, menggandeng otoritas jasa keuangan (OJK) dengan menggelar sosialisasi industri keuangan nonbank syariah, Kamis (29/10). Dalam acara itu, hadir sebagai narasumber Eric Mardianto dari UMKM, Intan Herlina dan Lely Ana Ferawati Ekaningsih dari Direktorat Industri Keuangan nonbank (IKNB) Syariah OJK. Dalam paparannya, Intan Herlia banyak menyinggung mengenai industri keuangan nonbank syariah di Indonesia. Sedang Lely, banyak mengungkap peranan strategis industri keuangan dalam upaya mendukung pengembang an UMKM. Dekan FEBI IAIDA, Edi Sujoko, mengatakan sejak kemunculannya pada 2011, FEBI IAIDA telah berkomitmen untuk memberi layanan terbaik kepada mahasiswa. Salah satunya, menjalin kerja sama dengan beberapa bank syariah yang ada di Kabupaten Banyuwangi. “Kerja sama itu kita bentuk dalam pengembangan kemampuan mahasiswa, seperti
THOMY SILA/JPRG
SANTUNAN: Kepala Kemenag, H. Santoso (tengah kanan) dan kepala MTsN Srono, Ahmmad Suyuti MPdi (tengah kiri) bersama 100 anak yatim dan dewan guru MTsN Srono, Jumat (30/10). SHULHAN HADI/JPRG
KERJA SAMA: Narasumber dari OJK menyampaikan paparan tentang peran keuangan nonbank kepada peserta di gedung induk IAIDA, Kamis (29/10).
kegiatan magang,” ucapnya. Tidak hanya pada tataran pengalaman latihan kerja, pihaknya juga telah menjalin kerja sama dengan prioritas angkatan kerja untuk diseleksi menjadi bagian karyawan bank syariah. “Mahasiswa akan diberi prioritas jika ada rekrutmen, ini sudah terbukti lulusan ada yang di Jakarta dan Bali,” ungkapnya. Wakil Rektor IAIDA Blokagung, Abdul Kholik Syafaat, mengatakan nilai lebih mahasiswa yang menekuni disiplin ilmu bisnis
dan ekonomi syariah di IAIDA itu, ada kajian dan pendidikan diniyah yang banyak mengkaji ekonomi secara fiqih. “Mahasiswa IAIDA itu di diniyah juga mendalami fikih yang membahas ekonomi,” jelasnya. Makanya, Gus Kholiq, sapaan Abdul Kholiq Syafaat, menjamin dibandingkan dengan mahasiswa di tempat lain, ada satu poin yang menjadi kelebihan mahasiswa IAIDA. “Mahasiswa diajari materi ilmu fiqih di pesantren,” ucapnya. (sli/adv/abi)
Nur Suhud Gelar Wayang Kampung SILIRAGUNG-Pagelaran wayang kampung sebelah pimpinan Ki Jlitheng Suparman, di lapangan Desa Seneporejo, Kecamatan Siliragung, berlangsung meriah, Jumat malam (30/10). Pertunjukan kesenian tradisonal kontemporer rakyat itu, digagas oleh anggota FPDIP DPR RI, Nur Suhud. Ki jliteng selaku dalang mampu menyajikan tontonan alternatif yang mendidik. Karakter wayang disesuaikan dengan masyarakat yang meliputi kepala desa, warga, dan elemen masyarakat lainnya. Dengan lakon kaya anak miskin rezeki, dimainkan oleh dalang dari Solo itu dan mendapat sambutan luar biasa dari. Pertunjukan wayang kampung sebelah yang digagas oleh Nur Suhud itu, untuk menyosialisasikan program BKKBN berupa generasi berencana (Genre) dan gerakan dua anak cukup. Selain dihadiri lapisan masyarakat, dalam pagelaran wayang itu juga hadir ketua DPC PDIP Banyuwangi yang juga ketua DPRD Banyuwangi, M Cahyana Negara, dan kepala Badan Pemberdayaan Perempuan & Keluarga Berencana (BPPKB) Banyuwangi, Muhammad
HUT ke-37 MTsN Srono
Gelar Kegiatan Sosial hingga Adu Prestasi Siswa SRONO-Dalam rangka menyambut hari ulang tahun (HUT) ke-37, MTsN Srono menggelar berbagai kegiatan sosial. Acara yang juga untuk memperingati hari amal bakti (HAB) Kementerian Agama (Kemenag) ke-70, dan tahun baru Islam, 1 Muharram 1437 hijriyah itu dipusatkan di sekolah. Berbagai kegiatan yang dilakukan sejak Rabu (28/10) hingga Sabtu (31/10), itu berupa santunan pada 50 kaum duafa yang ada di sekitar sekolah, santunan pada 100 anak yatim dengan pengajian bersama KH. Abdul Gofar, adu prestasi mata pelajaran dan pengembangan diri (ekstrakurikuler), serta sepeda sehat dan pentas seni. Kepala MTsN Srono, Ahmmad Suyuti, mengatakan kegiatan yang dilakukan ini bertujuan meningkatkan prestasi dan kinerja guru, tenaga kependidikan, dan seluruh elemen yang ada di sekolahnya. “Kita terus berupaya meningkatkan kinerja dewan guru dan karyawan,” katanya. Selain itu, lanjut dia, kegiatan ini juga untuk memotivasi para siswa agar terus meningkatkan prestasinya, baik di bidang akademik maupun nonakademik. “Di MTsN Srono ini ada 27 kegiatan pengembangan diri, kita lombakan sesuai misi madrasah, yakni madrasah yang ber-
BERBAGI: Panitia HUT MTsN Srono ke-37 menyerahkan santunan pada kaum duafa yang ada di sekitar sekolah, Rabu (28/10).
prestasi, Islami, dan berwawasan lingkungan,” ungkapnya. Menurut Suyuti, prestasi akademik dan nonakademik para siswa MTsN Srono selama ini cukup baik. Untuk kompetisi sain madrasah( KSM ), siswanya bawa pulang juara I dan II untuk mata pelajaran matematika, dan juara I untuk mata pelajaran fisika. Sedang untuk jambore pramuka tingkat Kabupaten Banyuwangi, sekolahnya berhasil menjadi juara II kategori regu tergiat. Kepala Kemenag Banyuwangi, H. Santoso,
yang hadir pada acara santunan anak yatim pada Jumat (30/10), mengatakan usia ke37 itu merupakan usia produktif dan ideal. Pada usianya yang ke-37, MTsN Srono telah memberikan yang terbaik kepada masyarakat sekitar. “Saya berharap MTsN Srono terus mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai dan akhlak pada siswa dan sesama, karena itu ciri dari madrasah,” katanya sambil berpesan prestasi yang telah diraih bisa dipertahankan dan menjaga kekompakan. (adv/abi)
SHULHAN HADI/JPRG
UNTUK RAKYAT: Ketua DPC PDIP Banyuwangi, M Cahyana Negara dikalungi selempang saat akan menuju lokasi wayang kampung di Desa Seneporejo, Jumat (30/10).
Pua Jiwa. M Cahyana Negara yang mewakili Nur Suhud menyampaikan, pada malam itu Nur Suhud tidak bisa hadir karena ada tugas lain. “Saya menyampaikan mohon maaf, beliau ada perintah dari Jakarta, karena malam ini ada pengesahan atau paripurna mengenai APBN 2016,” cetus Cahyana Negara. Acara wayang yang digelar ini cukup menarik. Selain baru pertama kali menghibur warga Banyuwangi,
warga diajak sosialisasi mengenai program BKKBN dengan santai dan jenaka. “Acara ini kreatif, selain dihibur juga disampaikan program dari BKKBN,” terangnya. Kepala balai Diklat KKB Jember, Edy Aries Manto, mengajak pada semua warga untuk meneriakkan salam genre. “Salam genre, generasi sehat, cerdas, dan ceria. Saatnya yang muda yang berencana,” ucapnya diikuti seluruh pengunjung. (sli/adv/abi)
HUT: Kepala MTsN Srono, Ahmmad Suyuti (kanan) menyerahkan potongan tumpeng pada kepala Kemenag Banyuwangi, H. Santoso, Jumat (30/10).
SEHAT: Kepala MTsN Srono, Ahmmad Suyuti menyerahkan hadiah utama berupa sepeda gunung kepada pemenang sepeda sehat, Sabtu (31/10).
R A D A R genteng
Jawa Pos
Senin 2 November 2015
Blambangan Raya
37
Mengikuti Salat Istisqa di Lapangan Desa Kembiritan
Usai Salat Jamaah langsung Serbu Dawet Salat istisqa yang digelar warga dan takmir masjid jami Baiturahman, Desa Kembiritan, Kecamatan Genteng, ada yang beda. Tidak sedikit dari jamaah, datang dengan membawa dawet. Setelah salat minta hujan itu selesai, mereka ramairamai menyerbu dawet. SHULHAN HADI, Genteng Siang itu cuaca di sekitar lapangan Desa Kembiritan, Kecamatan Genteng, terasa sangat panas. Sekitar pukul 13.00, satu per satu warga berdatangan ke lapangan. Tidak kuat dengan terik matahari, mereka banyak yang membawa payung. Meski di bawah terik matahari yang cukup panas, ratusan warga terlihat tetap khusuk melaksanakan salat istisqa. Mereka, juga sabar mendengar kutbah dari khotib. Doa-doa untuk
mohon pengampunan dan minta hujan, juga disampaikan oleh warga itu. Usai ritual minta hujan selesai, di antara jamaah bergegas menuju ke beberapa titik yang menyediakan dawet. Hanya dalam waktu kurang dari 15 menit, ribuan bungkus dawet telah ludes diambil jamaah salat istisqa. Tidak sedikit dari jamaah, sampai harus berebut. Agar tidak berebut, panitia sebenarnya sudah membagi tiga titik untuk tempat dawet ini. Tapi karena banyaknya jamaah, maka masih ada warga yang harus berebut. “Asyik ada dawetnya, saya baru kali ini ada dawet pada salat istisqa,” cetus M. Mukhlis, anggota Koramil Genteng. Mukhlis mengaku baru dua kali mengikuti salat istisqa. Tapi, salat minta hujan di Desa Kembiritan ini terasa lain karena ada pembagian minuman dawet. “Ini unik dan sangat membantu warga yang haus setelah salat istisqa,” katanya. Pembuatan dawet untuk salat istisqa itu dilakukan secara sukarela. Setiap rumah, diminta untuk berpartisipasi membuat dawet. “Tidak memaksa, tapi banyak yang membuat,” cetus
SEGAR: Warga berebut dawet usai salat istisqa di lapangan Desa Kembirtitan, Kecamatan Genteng, kemarin (1/11).
SHULHAN HADI/JPRG
Qurota Ayun, 20, salah satu warga setempat. Meski sifatnya hanya suka rela, tapi sebagian besar jamaah yang datang membawa dawet yang sudah dibungkus dengan plastik. Tapi, juga ada
Krisis Air Bersih Meluas di Tiga Desa BANYUWANGI – Musim ke marau yang masih terjadi membuat daerah di Banyuwangi yang mengalami kekeringan atau krisis air bersih menjadi bertambah. Data terbaru Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi menyebut ada tambahan lagi tiga desa yang mengalami krisis air bersih. Jika sebelumnya hanya ada 28 desa yang mengalami kekeringan, dengan bertambahnya desa yang mengalami kekeringan ini berarti ada 31 desa di Banyuwangi yang mengalami krisis air bersih. Jumlah 31 desa yang mengalami krisis air bersih tersebut tersebar di
sembilan kecamatan yang ada di Banyuwangi. Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Banyuwangi, Eka Muharam Suryadi menuturkan, tambahan tiga desa yang mengalami krisis air bersih itu terletak di Desa Ketapang, Kalipuro, Desa Sumbermulyo, Pesanggaran dan Desa Purwoharjo yang ada di Kecamatan Purwoharjo. Ketiga desa yang mengalami krisis air bersih tersebut kebanyakan memang karena sumber mata air di sana sudah mengering karena musim kemarau ini. ”Di Desa Ketapang itu yang mengalami krisis air Dusun Pancoran, Desa
Sumbermulyo di Dusun Krajan I, kalau di Purwoharjo juga ada di Dusun Krajan,” terang Eka. Meski pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa bulan November ini intensitas kemarau menurun, namun pihak BPBD tetap mengimbau kepada seluruh masyarakat tetap hemat air selama musim kemarau ini belum benar-benar berakhir. Daerah rawan kekeringan bisa saja masih terjadi, utamanya untuk daerah yang ada di pinggir pesisir dan hutan Banyuwangi selatan serta daerah yang ada di Kecamatan Wongsorejo. ”Kemarau masih
berlangsung, jumlah desa yang mengalami kekeringan bisa saja bertambah,” jelasnya. Sampai saat ini, pihak BPBD telah mengirimkan sebanyak 600 rit air bersih ke beberapa daerah yang mengalami krisis air bersih terhitung sejak tanggal 2 Agustus lalu. Untuk satu rit air yang dikirim, berisi air bersih sebanyak 5000 liter. Jadi jika dikalikan 600 rit x 5000 liter air, BPBD telah mendistribusikan air bersih ke daerah krisis air sebanyak 3 juta liter air bersih. ”Masyarakat harus tetap menghemat air pada musim kemarau ini,” ujar Eka kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi. (tfs/aif)
Pemdes Genteng Kulon Beri Penghargaan Tokoh GENTENG-Puncak acara HUT Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng ke-92, yang digelar di panggung utama ruang terbuka hijau (RTH) Maron, Desa Genteng Kulon, berlangsung meriah, Sabtu malam (31/10). Selain diramaikan dengan hiburan pasar malam dan ekspo produk, pemerintah desa (Pemdes) Genteng Kulon juga memberikan penghargaan kepada para tokoh masyarakat yang dianggap berjasa dalam pembangunan desa. Di antaranya yang diberi penghargaan itu mantan kepala desa. Kepala Desa (Kades) Genteng Kulon, Darwinarko dalam sambutannya banyak menyampaikan capaian pembangunan desa yang telah dilakukan bersama masyarakat. “Kita tertibkan administrasi dan inventarisir aset desa,” katanya. Dalam acara itu, Koko, sapaan Darwinarko juga menyampaikan terima kasih dan permohonan maaf sehubungan dengan masa pengabdiannya yang akan segera berakhir. “Saat ini telah kita inventarisir enam aset desa yang telah disertifikatkan, saya berharap ini bisa bermanfaat bagi masyarakat,” ujarnya. Selama menjadi kades Genteng
SHULHAN HADI/JPRG
PENGHARGAAN: Kepala Desa Genteng Kulon, Darwinarko (tiga dari kanan) bersama keluarga mantan Kades Genteng Kulon, Sabtu malam (31/10).
Kulon, semua elemen masyarakat mendukung dan bersatu. Sehingga, semua program bisa berjalan dengan baik. “Kami ingin menjadikan Genteng Kulon ini
desa inspiratif, penuh inovasi, dan mandiri,” ucapnya. Untuk ke depan, Koko akan berusaha memperbaiki layanan desa dengan menggratiskan
semua pembiayaan pelayanan administrasi bagi masyarakat. “Insya Allah akan kita gratiskan administrasi di desa,” jelasnya.(sli/*/abi)
Pakan Tebon harus Beli
Lestarikan Budaya dengan Baca Mocopat
DEDY JUMHARDIYANTO/ JPRG
MERIAH: Kesenian barongsai dalam perayaan di Candi Luhur Moksa Jati, Desa Kumendung, Sabtu (31/10).
MUNCAR-Dalam rangka melestarikan budaya Jawa, Yayasan Eling Nusantara, menggelar berbagai pertunjukan seni dan budaya Jawa, Sabtu (31/10). Acara itu, dipusatkan di Candi Luhur Moksa, Desa Kumendung, Kecamatan Muncar. Di antara kegiatan itu, seperti mocopat, kesenian jaranan, wayang kulit, dan barongsai. Mereka juga mengajari menulis bahasa Jawa kepada para siswa. “Kita ingin memperkuat Bhineka Tinggal Ika tanpa memandang etnis, budaya, suku, agama, dan ras,” cetus salah satu pengurus Yayasan Eling Nusantara, Mulyana, 45. Menurut Mulyana, aneka kegiatan yang digelar itu merupakan salah satu wujud pelestarian budaya Jawa. Sehingga ke depan, seni dan budaya Jawa bisa tetap bertahan dan semakin dikenal. “Kini sudah banyak orang bule mahir berbahasa Jawa, dan bisa menjadi sinden wayang kulit,” katanya. Mulyana berharap para pelajar bisa mengerti, sekaligus memahami jika bahasa dan tulisan Jawa itu budaya leluhur bangsa yang harus dilestarikan. “Bahasa Jawa adalah bahasa kita,” ungkapnya. Acara yang digelar Yayasan Eling Nusantara, itu mendapat sambutan positif dari dewan guru. Mereka berharap, upaya pelestarian seni dan budaya Jawa itu dimasukkan dalam agenda Festival Banyuwangi. “Misalnya lomba penulisan bahasa Jawa, itu bagus bila dimasukkan dalam festival Banyuwangi,” cetus Joko Setiyoso, guru SMPN 1 Tegaldlimo. (ddy/abi)
Kini Tubuhku Ramping dan Semakin Cling AYU nama wanita yang cantik dan manis ini berusia 36 tahun. Saat membaca salah satu harian Jawa Pos grup ini tentang profil New Nias 4, Ayu langsung tertarik. Maklum dia memiliki keluhan bekas luka dikaki dan merasa agak kelebihan berat badan lalu dia pun mencoba terapi di New Nias 4. Saat itu, Ayu langsung mengikuti terapi penurunan berat badan dan setrika body, benar saja saat terapi itu berat badannya langsung turun 2kg, lingkaran perut berkurang 2cm;2cm;3cm. Dan kemudian dilanjutkan dengan paket bekas luka. Dan memang benar, bekas lukanya akhirnya memudar dan kulitnya pun menjadi putih bersih dan kinclong. Dan pegal-pegal dipersendian kakinya hilang sejak dia terapi secara rutin di New Nias 4. “Kini saya tampil percaya diri karena tubuh saya menjadi langsing dengan berat badan mencapai ideal yakni 55kg dengan tinggi 155, lingkar perut berkurang 7cm;8cm;7cm,” kata Ayu. Sementara itu, Owner Gar-
ISTIMEWA
Ayu
denia Nias Sauna, Andriyani, SH,M.Hum mengatakan pihaknya memiliki lima perawatan, yaitu penurunan berat badan, satu kali terapi langsung bisa turun satu hingga empat kilogram. Kedua, perawatan setrika body yaitu mengecilkan perut (body) satu kali terapi langsung turun lingkaran tubuh satu hingga 10 cm. Ketiga, setrika wajah yaitu mengencangkan wajah
dan membentuk wajah. Keempat, memutihkan wajah untuk menghilangkan flex dan jerawat. Lima, memutihkan tubuh dan menghilangkan bekas luka, terapi rambut rontok (botak), juga terapi rambut uban serta terapi memperbesar payudara. Gardenia Nias Sauna juga melayani spa mata, spa bibir, spa tangan, perut, leher serta beberapa massage. “Kami menggunakan teknologi Galvanic Body Shaping Age LocI,” katanya. Untuk mendapatkan perawatan ini, Gardenia Nias Sauna memberikan diskon mulai 10 hingga 50 persen. Datang dan kunjungi langsung ke All New Nias di Perum Gardenia Blok G-165 (depan Fitnes Center) Jalan S. Parman Banyuwangi buka pukul 10.0019.00. Telepon 087862546210; 081353318838. All New Nias Denpasar di Jalan Mertanadi 97X Kerobokan Kuta Bali; Serta di Jalan Gunung Sangiang 23D Padang Sambian Denpasar; cabang lainnya di Jalan Teruna Jaya Delod Puri Kediri Tabanan. (*)
Pawai Tumpeng Keliling Kampung n Warga...
Sambungan dari Hal 36
Warga yang diruwat, semua mengenakan baju putih sebagai simbol kesucian. Selanjutnya, dimandikan air kembang oleh juru ruwat. Air suci yang dipakai untuk
n Peternak...
Sambungan dari Hal 36
Sebab, semua sudah kering. “Banyak sungai yang mati, rumput hijau hampir tidak ada,” katanya. Peternak lainnya, Parni, asal Desa/Kecamatan Bangorejo, menyampaikan pakan ternak berupa rumput cukup sulit didapatkan. Di kebun jeruk yang biasanya banyak rerumputan, kini mulai banyak yang kering. “Di kebun jeruk tinggal sedikit,” cetus peternak sapi itu. Untuk mencukupi kebutuhan pakan ternak, terang dia, pihaknya harus mencari dengan berbagai cara. Salah satunya, dengan pemanfaatan sisa tanaman jagung yang tersedia di beberapa daerah, seperti di Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari. “Kita dapat tebon (tanaman) jagung manis,” ujarnya. Tanaman jagung yang dibuat untuk pakan ternak itu, jelas dia, tidak diperoleh secara gratis. Tapi, harus membayar Rp 150 ribu
yang datang dengan membawa wadah berukuran besar. “Ada yang bawa 10 bungkus, juga ada yang bawa dengan tempat besar,” terangnya. Untuk membuat dawet itu, sebagian warga
membuat sendiri di rumahnya. Tapi, juga ada yang membuat dengan cara kelompok. “Kalau di rumah tadi bikin dawet bersama tetangga, kita iuran bahan, ada yang membawa gula, ada yang membawa cendol, ada yang membawa santan, dan lainnya,” ungkapnya. Selain untuk jamaah yang melaksanakan salat istisqa, dawet yang dibuat warga itu juga disiapkan untuk kerabat yang datang. Itu sudah menjadi tradisi warga, dan terkenal hingga warga dari desa lain. “Saya buat cukup banyak, banyak keluarga datang dan minta dawet,” terang Laili Hidayati, warga Desa Kembiritan. Bahan baku yang digunakan untuk membuat dawet ini memang beragam. Dawet yang disajikan, terserah dari warga yang membuat, tidak ada aturan khusus. “Yang penting pakai pemanis gula, jangan sari manis,” terang Guntur Al Badri. Dawet untuk salat istisqa, itu sudah menjadi radisi bagi warga Desa Kembiritan. Usai salat minta hujan, jamaah ramai-ramaih minum dawet. “Dawet tidak disebar, tapi untuk diminum, dan itu sudah berlangsung sejak dulu,” katanya. (abi)
ruwatan masal itu, juga tidak sembarang air. Tapi, air itu diambil dari tujuh sumber air yang ada di Kecamatan Muncar. Air itu dicampur kembang (bunga) tujuh rupa dengan aneka warna. “Ini adalah tradisi Jawa yang tetap kita lestarikan, agar warga yang diruwat dijauhkan dari
sengkolo dan selalu diberi keberkahan,” jelasnya. Kegiatan ruwatan itu merupakan salah satu rangkaian ritual menyambut tahun baru Saka. Kegiatan itu juga diwarnai ritual grebeg tumpeng yang dikirab mengelilingi Dusun Krajan, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar.(ddy/abi)
Pakai Payung karena Cuaca Panas n Salat...
Sambungan dari Hal 36
SHULHAN HADI/JPRG
SULIT DICARI: Rombongan pencari rumput saat melintas di jalan simpang empat pasar Pedotan, Kecamatan Bangorejo, kemarin (1/11).
untuk seperempat hektare. Lahan seluas itu bisa menghasilkan tebon sekitar dua ton. “Kebutuhan pakan itu 10 persen dari beratnya sapi,” jelasnya. Menurut Parni, tanaman jagong yang dibuat
untuk pakan ternak ini, termasuk pakan alternatif. Itu dilakukan karena rumput semakin sulit didapat. “Beri pakan alternatif lebih ringan, tanaman buah naga juga bagus untuk pakan ternak,” cetusnya.(sli/abi)
“Kami memang mengajak umat Islam laki dan perempuan untuk ikut salat istisqa ini,” cetus panitia salat minta hujan Guntur Al Badri. Menurut Guntur, salat istisqa ini digelar oleh warga bersama takmir masjid jami Baiturrah-
man, Desa Kembiritan. Sebelumnya, pihaknya sudah berharap untuk salat minta hujan ini tidak mengenakan penutup seperti payung. “Ya itu kemauan mereka sendiri,” katanya. Meski demikian, Guntur menyampaikan hal itu tidak dilarang. Dan apa yang dilakukan, tidak mengurangi niat warga untuk beribadah dan berdoa
kepada Allah. “Kita mengajak mereka berdoa, mereka mau itu sudah baik,” ujarnya. Salah satu jamaah, Maratul, 34, mengatakan dirinya memakai payung karena tidak tahan de ngan terik matahari yang sangat panas. “Terpaksa memakai payung, panasnya itu,” cetusnya sambil tersipu malu. (sli/abi)
DAERAH SEKITAR RADAR BANYUWANGI
38
Jawa Pos
Senin 2 November 2015
ADA APA LAGI
Lahir Tanpa Ayah, Ibu Nekad Bunuh Bayi DENPASAR – Petugas medis di Ruangan Instalasi Gawat Darurat RSUP Sanglah dikejutkan dengan kedatangan seorang ibu yang membawa anaknya di dalam sebuah tas selempang warna hitam yang berisi jenazah bayi yang baru lahir. Ibu yang diketahui bernama Tutut Dwi Jayanti itu tiba di RS Sanglah menggunakan taxi, Jumat (30/10) kemarin sekitar pukul 10.30 Wita. Tutut diantar kerabatnya ke RSUP Sanglah karena melihat kondisi Tutut penuh darah dan dengan wajah kusut. Kepala Bagian SMF Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, dr. Ida Bagus Putu Alit menerangkan bagian forensik menerima bayi tersebut pada pukul 12,15 dan pemeriksaan luar dilakukan pada pukul 12.20. Berdasar penjelasan dr Alit, bayi laki-laki tersebut memiliki panjang badan 49 cm dan waktu kematiannya kurang dari 8 jam. “Bayi tersebut lahir dalam keadaan cukup umur kandungan dan lahir sudah dirawat dengan pemotongan tali pusar,” terangnya. Hasil pemeriksaan luar juga ditemukan ada luka pada bagian wajah korban. “Kami temukan luka memar di bibir dan pipi yang sesuai dengan luka pada peristiwa pembekapan,” pungkasnya. Di lain sisi, Kasatreskrim Polresta Denpasar Kompol Reinhard Habonaran Nainggolan menyatakan pihaknya sudah menginterogasi sang ibu yang diduga tega menghabisi nyawa anaknya itu. “Bayi itu ditaruh dalam tas warna hitam. Sudah dalam kondisi meninggal. Pengakuannya, sang anak dibekap hingga tidak bergerak setelah lahir di Jalan Oberoi, Kuta, sekitar pukul 05.00,” ucapnya. Ditanyai mengenai latar belakang Tutut Dwi Jayanti dan siapa ayah kandung sang bayi, Nainggolan belum bisa memberikan keterangan. “Untuk saat ini ibunya masih dirawat di rumah sakit dan bayinya di ruang jenazah,” pungkasnya. (ara/ken/rdr/mus/jpnn)
BAGUS SUPRIADI/RADAR JEMBER/JPNN
Bule Belajar Budaya Bangsa
HUKUM
RADAR JEMBER/JPNN
OVER CAPACITY: Penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Jember lebihi kapasitas kamar tahanan.
Kirim Napi ke Lapas Lain JEMBER – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Jember telah mengirim 80 orang narapidana (napi) ke lapas lain di Jatim. Hal itu disebabkan jumlah penghuni lebih banyak daripada kapasitas kamar tahanan yang ada. Alif Purnomo, kasi Pembinaan Anak Didik Lapas II A Jember mengatakan, pengiriman napi itu dilakukan hingga bulan ini. Namun, tidak menutup kemungkinan akan dilakuukan pengiriman napi ke lapas lain karena kondisi sekarang sudah over capacity. Menurut dia, saat ini lapas menampung 590 warga binaan dari berbagai daerah. Seharusnya, lapas hanya diisi 390 orang. “Jadi sudah lebih sekitar 200 narapidana,” katanya. Cara tersebut, kata dia, terpaksa ditempuh karena kapasitas yang ada sudah tidak mampu menampung banyaknya penghuni. Meski demikian, lapas setiap hari selalu mendapat tambahan tahanan dari Polres Jember. Kendati demikian, dia menegaskan, lapas tetap menerima dan selalu siap untuk melakukan pengamanan dan pembinaan pada napi. “Intinya, lapas masih selalu siap membantu,” tegasnya. Dia menjelaskan, jumlah kamar tahanan di lapas saat ini 33 buah. Tapi, kamar tersebut terbagi menjadi dua macam, yakni kamar besar dan kamar kecil. “Jadi tidak sama. Tetapi, semua kamar sudah melebihi kapasitas,” ucapnya. Idealnya, lanjut dia, setiap kamar berisi 30 orang napi. Namun karena tahanan yang sangat banyak, satu kamar besar bisa diisi antara 35 sampai 40 orang. Demikian pula dengan kamar ukuran kecil yang seharusnya diisi lima orang, saat ini bisa diisi tujuh sampai sepuluh orang. Ketika ditanya apakah kondisi itu tidak rentan terjadi konflik antarnapi, Alif mengatakan, pihaknya selalu berupaya menjaga lapas tetap kondusif. Caranya dengan memberikan hak mereka sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan. (gus/har/jpnn)
JEMBER – Beragam seni dan kebudayaan nusantara, seperti reog ponorogo, permainan tradisional gasing, holahop, dan egrang ditampilkan di depan mahasiswa asing alias bule di Yayasan Untukmu Si Kecil (USK) kemarin (1/11). Penampilan tersebut merupakan pengenalan kekayaan budaya pada warga negara luar. Tak hanya itu, pesan moral yang terkadung dalam budaya tersebut juga disampaikan oleh Ayu Sutarto, pengelola USK. Sehingga, mereka
mampu menagkap pesan yang terkandung di dalamnya. “Pertunjukan anak-anak ini bagi mahasiswa luar negeri yang kuliah di Universitas Jember,” katanya. Mereka sedang mengikuti international cultural camp mulai 30 Oktober sampai 12 November 2015. Mahasiswa itu berasal dari Jerman, Thailand, Malaysia, Filipina, dan Madagaskar. Selain belajar di perguruan tinggi, mereka juga diperkenalkan dengan berbagai budaya di Indonesia.
Kegiatan culutral camp merupakan pengenalan budaya Indonesia yang diselenggarakan oleh Unej. Sehingga, mereka sudah dijadwalkan akan berkunjung ke berbagai tempat untuk melihat kelestarian budaya Indonesia di Jember. Melalui acara tersebut, kekayaan budaya Indonesia mampu diketahui oleh negara luar. “Selama ini, orang asing memandang budaya Indonesia cukup baik, mereka sangat apresiatif sekali,” terang budayawan Jember tersebut. (gus/har/jpnn)
ASYIK: Sejumlah mahasiswa asing yang mengikuti cultural camp di Universitas Jember (Unej) mengikuti pertunjukan budaya nusantara di USK kemarin (1/11).
Kedelai Panen, Harga Lesu JEMBER - Panen raya kedelai dengan variates baru di Desa Wonorejo, Kecamatan Kencong, dihadiri Mabes TNI Angkatan Darat (AD), pekan lalu. Kedelai berjenis Mutiara yang mereka panen, diklaim produktivitas potensi per hektare mampu 4 ton. Kepala Dinas Pertanian Jember Hari Widjajadi mengakui sejumlah petani binaannya sudah mampu memanen kedelai Mutiara 3,2 ton per hektare. Dia optimistis, kebutuhan konsumsi kedelai di Jember akan bisa terpenuhi, jika semua petani bisa memproduksi rata-rata 3 ton per hektare. “Apalagi bisa maksimal 4 ton, Jember akan menjadi lumbung kedelai,” yakinnya. Kata Hari, produktivitas kedelai Mutiara, bentuknya lebih besar dari kedelai lokal yang mencapai dua kali lipatnya. “Produktivitas sudah baik, tinggal harga kedelai yang perlu diperbaiki,” katanya. Harga kedelai di Kencong diakui Surojo, salah
seorang petani mengaku “terpaksa” menanam kedelai. Sebab katanya, selain harga kedelai yang jauh lebih murah daripada beras, ada banyak persoalan lainnya. Di antaranya sulitnya pupuk dan minimnya kesedian air. “Jika disuruh memilih, petani lebih suka tanam padi,” ujarnya. Sebab jelasnya, menanam kedelai dalam sehektare sawahnya, hanya mampu membawa pulang 2 ton kedelai. Padahal jika menanam padi, sehektare sawah bisa memanen 7 sampai 8 ton gabah. “Selain lebih murah, jumlah panen kedelai tak sebanding padi,” akunya. Petani lainnya Gatut, mengungkapkan harga kedelai di musim panen tak pernah mencapai Rp 6.500 per kilogram. “Panen pertama pernah Rp 6.300. Tapi sekarang turun lagi menjadi Rp 6.000,” ungkapnya. Padahal, harga ideal yang diharapkan petani sekitar Rp 8.500. “Kalau harganya Rp 8.500, petani pasti menanam kedelai,” tuturnya. (rul/c1/sh/jpnn)
RULLY EFENDI/RADAR JEMBER/JPNN
PESIMISTIS: Salah seorang petani saat memilih beberapa biji kedelai di sawahnya kemarin.
Korban Kecelakaan Mayoritas Usia Produktif JEMBER – Pencegahan kecelakaan lalu lintas (lakalantas) di Jember harus menjadi atensi seluruh elemen masyarakat. Upaya pencegahan harus segera diambil karena di Jember sepanjang 2015 ini tidak ada hari tanpa kecelakaan. Sonya Sulistyono, pakar transportasi Universitas Jember (Unej) mengatakan, upaya mencegah kecelakaan di jalan raya harus dimulai dengan menum-
buhkan kesadaran masyarakat untuk tertib berlalu lintas. “Kesadaran dalam diri setiap orang harus dibangun,” katanya kemarin (1/11). Kesadaran itu, kata dia, akan menumbuhkan kedisplinan. Sebab, muara dari semua kasus lakalantas adalah rendahnya kedisiplinan masyarakat di jalan raya. “Tidak disiplin di jalan akhirnya memunculkan pelanggaran. Pelanggaran itulah yang menjadi pe-
nyebab kecelakaan,” ujarnya. Data Satlantas Polres Jember menyebutkan, lakalantas terjadi setiap hari di Jember. “Setiap hari pasti ada kecelakaan. Minimal satu kasus. Bahkan, bisa dua tiga kasus dalam sehari,” aku Kasatlantas Polres Jember AKP Nopta Histaris Suzan. Sepanjang 2015, Agustus menjadi bulan dengan jumlah lakalantas tertinggi. Saat itu ada 97 kasus dengan
jumlah korban meninggal dunia (MD) 12 orang, luka berat (LB) 1 orang, dan luka ringan (LR) 118 orang. Jumlah LR ini juga tertinggi di tahun ini. Sedangkan jumlah lakalantas terendah ada pada April dan Oktober, masing-masing 58 kejadian. Tetapi, jumlah korban MD lebih banyak pada Oktober yang mencapai 22 orang. Sedangkan April “hanya” 14 orang MD. (jum/har/jpnn)
Melihat Pembongkaran Kuburan Masal Korban G30S/PKI di Desa Batuagung, Jembrana
Hanya Ditemukan Tulang Kecil dalam Kondisi Hancur Kuburan masal 11 korban Gerakan 30 September (G30S)/ PKI, akhirnya dibongkar. Kuburan yang terletak di jalan umum Banjar Masean, Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana ini dibongkar atas prakarsa krama Desa Adat Batu Agung, warga sekitar dan kerabat korban. DONATUS OPENG, Jembrana TAK ada manusia yang ingin mati dalam kondisi hina dan nista. Demikian juga dengan para korban pemberontakan G30S/PKI 1965 di Kabupaten Jembrana, silam. Karena itu, kerabat korban berusaha anggota keluarganya dimakamkan dengan penghormatan yang layak, seperti layaknya manusia yang beradab. Yakni melalui upacara adat dan agama. Harapan itu mulai menemui titik
terang Kamis (29/10) lalu ketika kuburan masal itu dibongkar. Tepat pukul 07.30 Wita, sebuah excavator mulai bekerja membongkar tanah tempat para korban kejahatan kemanusiaan itu dimakamkan. Tidak hanya masyarakat sekitar yang memadati lokasi pembongkaran makam, tapi juga pejabat teras setempat. Tampak di antaranya Ketua DPRD Jembrana I Ketut Sugiasa yang menyumbang alat berat tersebut. Pembongkaran kuburan masal ini dilakukan berbekal petunjuk yang diberikan seorang saksi hidup dalam pembantaian tahun 1966 lalu, IB Kerenda, 90. Menurut IB Kerenda saat ditemui di lokasi kemarin, di tempat itu dulu dikuburkan sebanyak 11 orang korban pembantaian karena dituduh terlibat G30S/PKI 1965. “Dari jumlah korban sebanyak itu, seorang korban, Pegig berasal dari Desa Pandak, Kabupaten Tabanan dan seorang lagi bernama Wayan Gandra dari Kelurahan Lelateng, Kecamatan Negara. Sisanya adalah warga Banjar Masean dan Banjar
DONATUS OPENG/BALI EXPRESS/JPNN
GALI KUBURAN: Sebuah alat berat menggali kuburan para korban G30S/ PKI di Desa Batuagung, Jembrana.
Panca Seming, Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana,” kata IB Kerenda di lokasi kuburan. Menurutnya,
kedatangan Pegig ke Batuagung karena melarikan diri dari kejaran para algojo di daerah asalnya. Diki-
sahkan, selama berada di Masean, Pegig tinggal berpindah dari satu rumah ke rumah lainnya. Hanya dengan cara itu dia bisa bertahan hidup selama beberapa bulan. Namun, dia akhirnya ditangkap dan dibunuh di lokasi tersebut sebelum dikuburkan secara masal bersama 10 korban pembantaian lain. Meski kondisi lingkungan sudah berubah saat ini, IB Kerenda yakin para korban dikubur di bawah jalan aspal, persis di depan SDN 3 Batuagung karena tahun 1984, sudah pernah digali dua kerangka jenazah milik warga sekitar. Pembongkaran kuburan masal saat itu dilakukan kerabat korban IB Kudran dan IB Werken dari Banjar Panca Seming. Dua kerangka jenazah kakak beradik ini sudah diupacarai kerabatnya secara layak. Pembongkaran kuburan kemarin dilakukan krama Desa Adat Batuagung dipimpin Bendesa Adat Ida Bagus Mantera dan Kelian Adat Masean Ida Bagus Ketut Mariana yang bertindak sebagai ketua panitia. Sayangnya arga yang tumpah ruah di lokasi pembongkaran
kuburan masal tersebut dibuat sedikit kecewa karena dalam penggalian menggunakan alat berat tidak ditemukan tulang utuh atau tulang dalam ukuran besar. Yang ada hanya tulang belulang berukuran kecil karena diduga tulang belulang para korban sudah mulai hancur. “Kerangka jenazah ini sudah 50 tahun terbenam dalam tanah. Bahkan, di atas tempat kuburan masal itu sudah dibangun jalan hotmix yang setiap hari dilalui kendaraan sehingga tidak mungkin masih utuh. Dulu, lokasi penguburan berada di pinggir jalan. Karena waktu itu hanya jalan setapak,” kisah Ida Bagus Ketut Mariana kemarin. Meski begitu, upacara adat dan agama tetap digelar untuk sembilan orang korban yang dikubur di lokasi tersebut. Setelah ditemukan beberapa tulang manusia yang sudah mulai hancur, sore kemarin langsung digelar upacara pengabenan masal di Pura Dalam Desa Adat Batuagung. Upacara ini dipuput Ida Pedanda Gede Anom dari Griya Anom, Banjar Anyar, Desa Batuagung. (mus/jpnn)
RADAR BANYUWANGI
Jawa Pos
Senin 2 November 2015
BERITA UTAMA
39
50 Siswa Masih Jalani Rawat Inap ■ KEMAH...
Sambungan dari Hal 29
Selang sekitar satu jam kemudian (sekitar pukul 14.00), salah seorang siswa mendadak mengeluhkan sakit perut, mual dan kepalanya pusing. Pembina Pramuka langsung sigap memberikan pertolongan pertama dengan meminta tolong kepada warga sekitar untuk memanjat atau mengambilkan kelapa muda. Setelah satu orang diberi minum air kelapa muda, mendadak puluhan pelajar lainnya mengerang kesakitan dengan keluhan yang sama. “ Awalnya itu satu dua anak, tapi terus langsung banyak dan
kacau sudah sampai dibawa ke puskesmas ini,” jelasnya. Sore itu juga, pembina Pramuka langsung mencoba menghubungi salah satu dokter terdekat disekitar bumi perkemahan. Sayangnya, dokter tidak bisa datang ke lokasi perkemahan dan satau persatu siswa yang mengalami keracunan dievakuasi menuju Puskesmas Songgon menggunakan mobil patroli polisi dan mobil pribadi seadanya. Situasi Puskesmas Songgon mendadak sibuk, dan gawat darurat. Mendengar peristiwa itu, aparat kepolisian, koramil, satpol pp, dibantu warga langsung ikut mem-
bantu proses evakuasi dari bumi perkemahan Karo Adventure menuju Puskesmas Songgon yang jaraknya sekitar 5 kilometer. Para orang tua siswa peserta perkemahan yang mengetahui anaknya menjadi korban keracunan langsung mendatangi Puskesmas Songgon. “ Saya baru dikabari maghrib, syukur anak saya masih sadar,” ujar Nurudin, 30, salah satu wali murid. Seluruh ruangan Pusksemas Songgon penuh sesak. Para siswa langsung mendapat penanganan tim medis Pusksemas Songgon dengan diberikan selang infus. Karena tempat tidur terbatas, para
pasien keracunan ditempatkan di lantai seadanya. Karena tidak memungkinkan dan belum ada fasilitas rawat inap di Puskesmas Songgon, para pasien selanjutnya dirujuk ke rumah sakit terdekat. “Semua korban kita rujuk ke Puskesmas Gitik, PKU Muhammadiyah, dan RSNU Mangir,” ujar Kepala Puskesmas Songgon, Wawan Prayitno. Setelah mendapatkan penanganan medis, satu-persatu korban selanjutnya dirujuk ke rumah sakit terdekat yang tersedia layanan rawat inap. Karena kondisi darurat, para korban keracunan tersebut dinaikkan ke dalam truk Fuso me-
Penyidik masih Menunggu Hasil Uji Lab ■ POLISI...
Sambungan dari Hal 29
Menurut pengakuannya, selesai memasak dan sebelum dibungkus, putra kandungnya, Rosyid, 5, dan tiga warga yang ikut membantu memasak sempat mencicipi menu makan dengan lauk ayam tersebut. Saat itu, anak kandungnya dan tiga warga itu juga mengeluh mual dan kepalanya pusing. “Jadi waktu siang itu sudah sempat dimakan, hanya belum tahu jika penyebabnya dari keracunan makanan tersebut,” imbuh Abdul Jabar. Setelah semua nasi dibungkus rapi menggunakan
kertas minyak, lalu diantar ke bumi perkemahan Karo Adventure di Dusun Sumberagung, Desa Sumberbulu menggunakan motor. Yang mengantar adalah suami Holifah. Holifah baru tahu jika makanan yang dimasak meracuni ratusan peserta perkemahan saat kiriman kedua pada malam hari. Anak pertama Holifah yang ikut dalam perkemahan tersebut juga menjadi korban keracunan. Bahkan, anaknya tergolong korban paling parah karena diduga mendapat jatah nasi bungkus tambahan dan makan paling banyak dibanding peserta lainnya. Usai dimintai keterangan sebagai saksi,
Minggu dini hari (1/11), Holifah langsung diperkenankan pulang. “Statusnya sebatas saksi. Ini masih tahap lidik. Nanti kita akan periksa saksi lagi. Juru masak itu bilang baru kali ini pekerjaannya mengalami masalah keracunan,” jelas Jabar. Sejauh ini, polisi mash belum berani menyimpulkan penyebab keracunan yang menimpa ratusan siswa MTs Maulana Ishaq tersebut. Pasalnya, Minggu siang (1/11), nasi bungkus yang diduga menjadi pemicu keracunan massal masih dibawa ke laboratorium untuk diuji. “ Kita masih tunggu hasil uji laboratorium yang dilakukan Puskesmas Songgon,” tandasnya. (ddy/aif)
Sopir dan Pemandu Wisata Berbusana Rapi ■ IDENTITAS...
Sambungan dari Hal 29
Juga ada yang membawa general manajernya. Plus sopir totalnya bisa 100-an orang. Setidaknya butuh 50 kamar. Tidak hanya butuh banyak kamar. Justru syarat terpentingnya adalah harus ada hall. Tempat untuk presentasi. Dua hal itu dimiliki oleh Yoschi. Meski hall-nya membuat pantat tidak bisa gerak leluasa saat rapat. Sumpek sekali. Beruntung rapatnya cepat selesai. He he he.... Direktur Jawa Pos Radar Bromo, Taufik Lamade, mengatakan, letak Yoschi cukup ideal. ‘’Hotel ini letaknya cukup enak. Tidak terlalu jauh. Juga tidak terlalu dekat denga puncak Bromo,’’ katanya meyakinan peserta rapat. Masuk akal juga. Begitu bangun pukul 03.00 dini hari (sesuai jadwal), kami bergegas naik Jeep yang sudah disediakan panitia. Langsung tancap gas menuju puncak Bromo. Iringiringan puluhan kendaraan tua itu melaju. Menyusuri kelok-kelok kaki Bromo. Menembus gelap dan kabut. Meski sudah uzur, rata-rata produksi tahun 1970-an, Jeep yang kami tumpangi masih cukup tangguh. Di Bromo ternyata tidak ada Trooper seperti di Ijen. Semua pakai Jeep. Tidak tahu apa pertimbangannya. Mungkin Jeep lebih lincah untuk medan Bromo daripada Trooper. Terutama saat mendaki Penanjakan
satu atau dua. Selain menanjak ekstrem, jalannya juga berkelokkelok. Bagi yang pertama ke Bromo seperti saya, pasti ada kengerian. Terutama saat Jeep yang kita tumpangi berjuang melewati beberapa tanjakan ekstrem sehabis melewati lautan pasir. Tapi rasa ngeri itu terbayar lunas saat melihat sunrise dan ‘anak’ Bromo. Tapi saya lebih tertarik mengamati identitas Bromo sebagai destinasi andalan di Jawa Timur. Bromo memang sangat eksotis. Tapi selebihnya belum tersentuh. Saya berusaha mencari identitas khas Bromo. Yang pertama adalah kondisi desa di bawah gunung Bromo. Memang bisa dijumpai beberapa tempat menaruh sajen di sudutsudut jalan. Tapi masih kalah memikat dengan yang ada di Bali. Bentuknya sangat sederhana. Mulai pahatan hingga isi sesajennya. Yang paling menonjol untuk disebut sebagai identitas pariwisata justru sarung. Suku Tengger memang tidak pernah lepas dari sarung. Bukan sal untuk mengusir dingin. Maklum mereka tinggal di badan Gunung Bromo. Yang superdingin pada malam sampai menjelang matahari terbit. Sarung menjadi identitas utama wisata Bromo. Semua Jeep yang mengantar wisatawan ke puncak Bromo, saya perhatikan membawa sarung. Padahal mereka sudah membungkus badannya pakai jaket. Sarung
itu ada yang diselempangkan di luar jaket. Ada juga yang dilingkarkan di leher sampai pundak. Bukan hanya sopir Jeep, para joki kuda yang konon orang suku Tengger asli juga mengenakan sarung. Bagi para joki kuda tersebut, ternyata sarung tidak hanya untuk melindungi tubuh dari pelukan dingin Gunung Bromo. Lebih dari itu fungsinya: menutup kepala dan wajah dari badai pasir. Maklum, mereka memang membuka praktik hanya di lautan pasir Bromo. Begitu turun dari puncak Bromo, Jeepjeep yang mengangkut para wisatawan langsung diserbu para penunggang kuda. Satu Jeep bisa dikerubuti tiga sampai lima joki kuda. Aksi para joki kuda mengejar Jeep yan akan menurunkan penumpang itu cukup menarik. Mengingatkan pada film koboi yang saya tonton waktu kecil dulu. Begitu pintu belakang Jeep terbuka, para joki itu menawarkan jasa naik kuda menuju anak tangga terbawah kawah Bromo. Sekitar 150 meter jaraknya dari tempat parkir Jeep. Wa ba’du. Sarung sudah menjadi identitas pariwisata di Bromo. Tidak mungkin dijiplak oleh Banyuwangi. Meski peluang untuk jadi plagiat sangat besar. Bukankah Ijen dan Bromo sama-sama dinginnya. Tapi sopir Trooper atau pemandu wisata ke Ijen sebaiknya mengenakan jaket saja. Untuk identitas Banyuwanginya bisa
pakai udeng. Yang penting justru attitude. Wisatawan akan terkesan sama sopir yang sekaligus bisa menjadi guide. Bisa menjelaskan tentang Ijen dan Banyuwangi secara umum. Apalagi kalau penjelasan itu disampaikan dengan bahasa ibu wisatawan yang di antarnya. Pasti ciamik sekali. Yang tak kalah penting menjaga sopan santun berlalu lintas. Usahakan penumpangnya senyaman mungkin. Tidak terlalu pelan, juga tidak terlalu ngebut. Apalagi ugal-ugalan. Kesopanan itu perlu. Kesopanan bukan hanya dinilai dari tutur kata. Pakaian dan perilaku juga bisa menjadi ukuran. Para wisatawan akan senang dan tenang bila sopir atau pemandu wisatanya berbusana rapi. Apalagi pakai seragam. Pasti tamunya akan lebih senang lagi. Setidaknya tamu akan merasa lebih aman karena dibawa oleh orang yang punya identitas jelas (baca: seragam). Itu saya alami ketika ikut family gathering karyawan Jawa Pos Radar Banyuwangi awal tahun lalu. Begitu masuk kota Bali, dua guide masuk ke bus rombongan kami. Mereka mengenakan pakaian khas Bali: sebong melilit pinggang dan udeng. Satu lagi, mereka ngomong dengan logat Bali. Kapan ya Banyuwang bisa seperti itu... (kaosing93@gmail.com, @AdlawiSamsudin)
nuju rumah sakit NU Mangir. “ Kami kerahkan semua personel dengan koordinasi antar instasi dan lembaga. Syukur semuanya sudah bisa tertangani dengan cepat,” ungkap Camat Songgon, Wagianto, ditemui Jawa Pos Radar Genteng, Sabtu malam (31/10). Sayangnya, Kepala Sekolah MTs Maulana Ishaq dan pembina Pramuka belum ada yang mau berkomentar. Mereka tampak syok dengan kejadian yang menimpa siswanya tersebut. “Kepala sekolahnya masih syok, belum bisa diajak bicara,” ujar Kapolsek Songgon, AKP Abdul Jabar Informasi tersebut tampaknya mengundang keprihatinan sejumlah pejabat teras Pemkab Banyuwangi. Sekretaris Daerah Banyuwangi, Slamet Karyono langsung mendatangi para korban
keracunan di RSNU Mangir, Puskesmas Gitik, dan PKU Muhammadiyah Rogojampi, pukul 22.00 Sabtu malam (31/10). Kedatangan Slamet sebagai wujud keprihatinan serta memberikan dukungan serta motivasi kepada keluarga korban. Data terakhir dari kepala Seksi Pelayanan dan Farmasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi, Mujito, hingga Minggu Siang (1/11), jumlah total korban keracunan itu sebanyak 94 siswa dengan rincian di rawat di Puskesmas Gitik ada 13 siswa, di PKU PKU Muhammadiyah Rogojampi ada delapan siswa, dan 43 siswa lainnya menjalani rawat inap di RSNU Mangir. Selain itu, juga ada yang menjalani rawat jalan di bidan indah sebanyak delapan orang, dan perawat Arif ada 22 orang. “ Itu termasuk kategori kejadian luar biasa (KLB),”
ungkap Mujito. Atas kejadian tersebut, pihaknya telah menerjunkan tim kesehatan ke Puskesmas Pembantu Gombolirang. Puskesmas Badean, Kecamatan Kabat, juga diminta untuk jemput bola dengan mendatangi rumah siswa yang terkena keracunan. Karena diindikasikan masih ada korban keracunan yang ketakutan memeriksakan ke petugas kesehatan. “Kita akan berupaya maksimal agar semua korban tertangani dengan baik, dan tidak sampai jatuh korban jiwa,” katanya. Kabar terkini, hingga tadi malam kondisi siswa yang menjalani opname sebagian sudah berangsur membaik. Dari 94 yang keracunan, sebagian sudah boleh pulang. Kini tinggal 50 siswa yang masih menjalani rawat inap. (ddy/abi)
Belum Bisa Hitung Biaya Renovasi ■ INTERIOR...
Sambungan dari Hal 29
Patung-patung dewa yang selamat dari kebakaran akan dikembalikan ke dalam klenteng. “Kita sudah cari, ternyata di dalam negeri ada yang kualitasnya juga bagus, di daerah Malang kalau tidak salah. Kalau harus impor kita butuh biaya lebih tinggi lagi,” terangnya. Pembangunan klenteng hingga kini masih dalam tahap penyelesaian ornamen bangunan, terutama
ukiran patung naga di atas klenteng dan tiang-tiang. Terkait masalah biaya pembangunan, Susana belum dapat memastikan secara detail karena pembangungan masih berlangsung. Apalagi bangunan yang saat ini ukurannya lebih besar dari sebelumnya. “Belum dapat dihitung rinci, karena masih berjalan pembangunannya. Pasca peristiwa kebakaran hebat yang menghabiskan sekitar 80 persen bangunan tua Klenteng Hoo Tong Bio Juni 2014 lalu, proses pembangunan ulang hingga ke-
marin masih berlangsung. Diperkirakan bangunan yang menjadi tempat peribadatan umat Tri Dharma itu akan usai Maret tahun depan bersamaan dengan hari ulang tahun klenteng. Proses pembangunan ringan terus berlangsung di sekitar klenteng yang berada di Jalan Gurami itu. Sesekali truk material masih menyuplai pasir dan semen ke lokasi pembangunan. Namun, secara fisik, bangunan yang dipenuhi ornamen bernuansa Tiongkok itu sudah selesai dibangun. (fre/aif)
Cegah Terjadinya Gesekan ■ JALAN SEHAT... Sambungan dari Hal 40
“Peserta jalan sehat kali ini adalah penyelenggara dan masyarakat umum, tanpa dihadiri paslon dan tim kampanye kedua kubu,” ujarnya. Jamaludin menambahkan, jalan sehat itu merupakan bagian dari ikhtiar KPU dalam rangka meningkatkan partisipasi pemilih pada Pilbup Banyuwangi 2015. Selain di dapil V dan dapil IV, KPU juga bakal menyelenggarakan jalan sehat serupa di tiga dapil yang lain. “Gong perhelatan jalan sehat ini dipusatkan di Dapil Banyuwangi I yang akan diselenggarakan di wilayah Kecamatan
Banyuwangi,” cetusnya. Seperti diberitakan, rencana KPU menghadirkan dua pasangan calon (paslon) pada agenda jalan sehat yang bakal digeber di lima dapil se-Bumi Blambangan harus bertepuk sebelah tangan. Sebab, kubu Sumantri Soedomo-Sigit Wahyu Widodo (Su-Si) memilih tidak hadir pada acara jalan sehat tersebut. Hal itu terungkap saat KPU menggelar rapat bersama tim kampanye kedua pasangan calon (paslon) Jumat (30/10). “Berdasar berbagai pertimbangan. Pasangan yang kami usung memilih tidak hadir pada acara jalan sehat yang digelar KPU,” ujar Ketua Tim Pemenangan
Su-Si, Ali Firdaus. Pertimbangan utama Tim Su-Si tidak hadir dalam acara jalan sehat itu adalah mencegah terjadinya gesekan antar pendukung. “Kami sudah berkomitmen menyukseskan pemilu damai. Kami tidak ingin terjadi gesekan di masyarakat bawah,” ujarnya. Karena Tim Su-Si memilih tidak hadir, pihak KPU lantas memutuskan tidak melibatkan dua paslon dalam acara jalan sehat tersebut. Kubu Tim Kampanye Abdullah Azwar Anas-Yusuf Widyatmoko (Dahsyat) menyatakan sedianya calon wakil bupati (cawabup) Yusuf berkenan hadir pada agenda jalan sehat tersebut. (sgt/afi)
Direkam 2011, Diunggah 29 Oktober 2015 ■ HASIL...
Sambungan dari Hal 29
Pengakuan sementara, barang yang disedot dalam botol itu bukan sabu-sabu. Tapi sisha (rokok dari Arab). Shisha tidak termasuk produk narkotika. Namun, memiliki bahaya tersendiri terhadap kesehatan seperti kanker paru, jantung, dan penyakit lainnya. Shisha memiliki rasa “mint” dan beraneka buah-buahan itu dapat menyebabkan ketergantungan dan harganya jauh lebih mahal dari sebungkus rokok.
Kapolres Banyuwangi AKBP Bastoni Purnama melalui Kasubag Humas AKP Bastoni Purnama membenarkan jika dua anggota tadi sudah dipanggil dan dimintai keterangan. Bukan hanya Brigadir R dan H, keluarga masing-masing juga sudah dimintai keterangan. “Hasil tes urine negatif. Menurut pengakuannya, itu bukan sabusabu, tapi sisha. Kejadiannya juga sudah lama, yakni tahun 2011,’’ jelas Subandi dihubungi tadi malam. Sedianya, hari ini Kapolres akan mengumpulkan para ibu bhayangkari dan anggota. Dalam
kesempatan itu, Kapolres akan memberikan pembinaan. “Ya hari ini ibu bhayangkari kita kumpulkan,’’ tandasnya. Heboh polisi yang diduga nyabu di jejaring sosial facebook sudah beredar luas di dunia maya. Pengunggahnya tak lain adalah istri Brigadir RD berinisial AD. Video tersebut direkam tahun 2011, namun baru diunggah pada tanggal 29 Oktober 2015 kemarin. Video berdurasi 04.01 diunggah oleh AD itu diberi keterangan singkat “Maaf bila tidak berkenan”. Dalam video itu pun juga jelas terdengar obrolan balita perem-
puan dengan laki-laki yang menggunakan bahasa Jawa. Video yang hanya satu edisi ini terlihat sorotan kamera fokus merekam aksi Brigadir R sedang membakar pipa yang diduga sabu-sabu. Dalam video itu R tidak sendirian. Duduk di sebelahnya adalah H yang merupakan kawan seprofesinya. Dalam video itu, H hanya terlihat memegang sebungkus plastik minuman. Sesekali ia terlibat perbincangan dengan seorang perempuan dan balita perempuan yang lokasinya masih dalam satu ruangan tersebut. (aif)
Visinya Kembangkan Usaha hingga Asia Tenggara ■ ENAM...
Sambungan dari Hal 29
Selanjutnya dalam memasarkan produk, member tidak perlu presentasi di depan konsumen atau member yang lain. Mereka cukup memasarkan produk langsung melalui internet. “Fokus kami memang sistem viral marketing. Sehingga memudahkan member,” kata Adilla Afandi. Ia bercerita, pernah suatu ketika salah satu membernya sakit dan harus opname di rumah sakit. Member tersebut mengaku tidak mendapat kendala sama sekali dalam memasarkan produk. Sebab ia mengendalikan melalui smartphone-nya. Perusahaannya juga mengandalkan marketing plan yang kokoh,
sederhana, mudah dipahami namun agresif. Sederhana maksudnya adalah memasarkan secara gamblang melalui internet. Bisa melalui media sosial gratis. Seperti facebook, twitter, blog atau instagram. “Menurut saya mereka yang mudah mendapat bonus adalah yang memasarkan melalui instagram,” katanya. Setiap member yang bergabung tidak perlu menunggu lama untuk mendapat bonus. Sebab setiap mereka berhasil menjual produk, secara otomatis sistem akan mentransfer bonus ke rekening member tersebut. “Bo nusnya besar dan realtime. Kami menghargai kerja keras member. Tidak ada kesenjangan antara member baru maupun senior. Mereka yang mendapat
bonus besar adalah mereka yang rajin memasarkan produk,” katanya. Untuk membangun tim bisnis yang berkomitmen, positif dan bermental sukses, perusahaan membudayakan tujuh hal. Di antaranya integritas, komitmen sukses 100 persen, bertanggung jawab, belajar konsisten, bersyukur berterimakasih dan bahagia serta fokus kerja sama tim dan banyak beraksi. Ke depan, ia berharap tidak hanya mampu menjual produk kosmetik. Tetapi juga produkproduk Usaha Kecil Menengah (UKM) dengan kualitas tinggi. “Visi kami bisa mengembangkan usaha ini hingga Asia Tenggara. Saat ini beberapa member ada yang berasal dari beberapa negara seperti Malaysia dan Filipina,” tandasnya. (aif)
RENDRA KURNIA/RABA
OBYEK FOTO: Sumber mata air Kalongan di Desa Pesucen, Kalipuro menjadi bidikan para fotografer, siang kemarin.
Seratus Pengumpul Pertama Dapat Kaus BANYUWANGI – Pengumpulan hasil karya lomba foto Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan dalam rangka melestarikan alam serta menjadi daya dukung dan daya tampung pada fungsi mata air di Banyuwangi terakhir ditutup pada tanggal 18 November 2015 mendatang. Meski waktu pengumpulan hasil karya masih panjang, pihak panitia tetap mengimbau kepada seluruh peserta untuk segera mengumpulkan hasil foto terbaiknya kepada pihak panitia. Sebab, bagi 100 peserta pertama yang mengumpulkan foto sampai tanggal 18 November 2015 nanti berkesempatan mendapatkan souvenir berupa kaus dari pihak panitia. Jadi, bagi para peserta lomba foto yang sudah memiliki hasil karya foto lebih segera mengumpulkan fotonya ke Dinas PU Pengairan Banyuwangi. ”Lebih cepat lebih bagus. 100 pengumpul pertama dapat kaus cantik. Terakhir tanggal 18 November,” kata Kepala Seksi (Kasi) Kerjasama dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas PU Pengairan, Donny Arsilo Sofyan. Untuk jumlah foto yang dikumpulkan oleh para peserta lomba, menurut Donny, tidak ada batasan foto. Satu peserta lomba bisa mengumpulkan 10 foto lebih kepada pihak panitia. Dengan banyaknya foto yang dikumpulkan kepada pihak panitia, peluang untuk menjadi juara juga menjadi lebih besar. ”Peluang menang semakin banyak jika jumlah foto yang dikumpulkan banyak. Serahkan hasil karya terbaik sebanyak-banyaknya,” tutur Donny. Donny menambahkan, seratus foto yang nantinya akan dipamerkan di Hardy’s Banyuwangi merupakan 100 foto terbaik yang dipilih oleh para tim juri dari pihak Jawa Pos Radar Banyuwangi dan Dinas PU Pengairan Banyuwangi. ”Satu peserta bisa
mengumpulkan lebih dari satu foto. Jadi apabila ada 10 hasil karya milik satu peserta dirasa layak kami tayangkan, ya sepuluh foto itu kami tayangkan, meski itu milik satu peserta,” jelas Donny. Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin beberapa fotografer sudah melakukan hunting foto di beberapa spot pengairan yang ada di Banyuwangi. Seperti yang dilakukan oleh para fotografer kemarin, lima orang fotografer dari Banyuwangi melakukan hunting foto di sumber mata air Kalongan yang ada di Desa Pesucen, Kecamatan Kalipuro. ”Airnya jernih sekali. Di sini (Kalongan) juga ada air terjunnya. Bagus dijadikan objek lomba foto,” ujar Janotok, salah satu fotografer. Sekadar diketahui, dengan adanya lomba foto ini diharapkan masyarakat memahami warisan pengairan Banyuwangi yang patut dijaga dan lestarikan. Batas waktu pengumpulan hasil karya akan ditutup pada tanggal 18 November mendatang. ”Peserta bisa segera mengumpulkan foto-fotonya ke Kantor Dinas PU pada waktu jam kerja, terakhir tanggal 18 November,” jelas Donny. Format pengumpul foto ada dua, yakni softcopy dengan format JPEG dan hardcopy dengan ukuran 10R atau 10RS. Tidak lupa di balik CD burning (wadah foto softcopy) atau foto yang sudah tercetak dicantumkan lokasi foto, judul foto, waktu pengambilan dan identitas peserta. Tiap peserta bisa mengirim lebih dari satu foto dengan berbeda kategori. Lomba foto pengairan mengangkat tema Wisata Air, Konservasi dan Irigasi. Panitia menyediakan hadiah total cukup besar yakni Rp 45 juta. Rinciannya, total Rp 11,5 juta untuk kategori pelajar, Rp 14,5 juta untuk kategori mahasiswa dan Rp 19 juta untuk kategori umum. (tfs/aif)
40
Jawa Pos Sabtu 31 Oktober 2015
TETAP MERIAH: Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banyuwangi Menghadirkan beberapa artis lokal untuk memeriahkan acara jalan sehat di Kecamatan Kalibaru kemarin.
ISTIMEWA
Jalan Sehat Pilbup tanpa Pasangan Cabup Coblosan
KPU Siapkan 2.860 Template Braille BANYUWANGI - Komisi Pemilihan Umum (KPU) bertekad memberikan kemudahan bagi setiap warga untuk menyalurkan hak konstitusional pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) Banyuwangi 2015. Salah satunya dilakukan dengan menyiapkan template surat suara di seluruh Tempat Pemungutan Suara (TPS) di seantero Bumi Blambangan. Template surat suara dengan huruf Braille itu bertujuan untuk mempermudah para penyandang tunanetra menyalurkan hak pilihnya. Pihak KPU akan menyiapkan satu template surat suara di setiap TPS di Banyuwangi. Ketua KPU Syamsul Arifin mengatakan, template braille di setiap TPS itu bertujuan memberikan kemudahan bagi para penyandang tunanetra dalam menyalurkan hak konstitusionalnya. “Di setiap TPS akan disediakan satu template surat suara. Artinya, jumlah template yang disiapkan sebanyak 2.860 lembar sesuai dengan jumlah TPS di Banyuwangi,” ujarnya kemarin (1/11). Selain menyiapkan template surat suara, KPU juga aktif turun mengajak penyandang tunanetra untuk ikut berpartisipasi pada Pilbup. KPU juga sudah mempraktikan cara mencoblos menggunakan template surat suara. Dalam praktik itu, KPU menggunakan template surat suara pilpres karena template surat suara pilbup belum tersedia. (sgt/afi)
KALIBARU – Kegiatan jalan sehat dalam rangka Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) 2015 yang digeber Komisi Pemilihan Umum (KPU) digelar tanpa keterlibatan pasangan calon bupati-calon wakil bupati dan tim sukses pasangan calon kemarin (1/11). Pasangan Sumantri Soedomo-Sigit Wahyu Widodo (Su-Si) menolak keras untuk ikut kegiatan jalan sehat. Sementara pasangan Abdullah Azwar AnasYusuf Widyatmoko (Dahsyat) sengaja tidak
dilibatkan karena pasangan Su-Si menolak untuk hadir. Selumnya pasangan Dahsyat sudah bersedia datang yang akan dipimpin Calon Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko . Kegiatan yang bertujuan meningkatkan partisipasi pemilih pilbup untuk pertama kali digelar di wilayah Daerah Pemilihan (Dapil) Banyuwangi V kemarin. Meski tanpa kehadiran calon, tim sukses, dan parpol pendukung agenda jalan sehat yang dipusatkan di Kecamatan Kalibaru
itu tetap jalan. Sekitar 350 peserta yang terdiri dari jajaran KPU, Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan Suara (PPS), Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam), Panitia Pengawas Lapangan (PPL) dan masyarakat umum, mengikuti kegiatan yang mengambil start dan finish di lapangan SMKN 1 Kalibaru tersebut. Komisioner Divisi Logistik dan Keuangan KPU Jawa Timur (Jatim) Dewita Hayu
Shinta juga hadir dalam kegiatan itu. Begitu bendera start dikibarkan, ratusan peserta langsung berjalan menyusuri rute yang telah ditentukan, yakni dari Lapangan SMKN 1 Kalibaru-Pasar Kalibaru-Simpang Tiga Tugu Buah Kalibaru dan kembali ke Lapangan SMKN 1 Kalibaru. Komisioner KPU Jamaludin tidak menampik kedua kubu paslon maupun tim sukses tidak mengikuti agenda tersebut n Baca Jalan Sehat...Hal 39
Pebdi Ikrar Menangkan Pasangan Su-Si Tulis Surat Aktif di Golkar Lagi BANYUWANGI – Pasangan calon bupati (cabup) dan calon wakil bupati (cawabup) Sumantri Soedomo-Sigit Wahyu Widodo (Su-Si) mendapat suntikan energi baru. Menjelang coblosan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) 2015, mantan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golongan Karya (Golkar) Pebdi Arisdiawan berikrar untuk memenangkan pasangan calon yang diusung Partai Golkar dan Partai Hanura itu. Lima tahun silam, Pebdi dipecat Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar lantaran dinilai melakukan pembangkangan terhadap kebijakan partai soal pencalonan bupati dan wakil bupati. Pada Pilkada 2010, Partai Golkar mendukung pasangan Abdullah Azwar Anas-Yusuf Widyatmoko, sementara Pebdi sebagai ketua DPD Golkar maju sendiri sebagai calon wakil bupati bersama Calon Bupati Ratna Ani Lestari. Setelah lima tahun absen dari aktivitas politik, kini Pebdi masuk gelanggang poli-
tik untuk memperkuat barisan pasangan cabup Su-Si. Keputusan Pebdi itu ditandai dengan bersilaturahmi politik ke kediaman Sumantri yang notabene merupakan kader yang menggantikan posisinya sebagai ketua DPD Golkar lima tahun lalu. Saat bersilaturahmi dengan Sumantri, Pebdi menyampaikan permohonan maaf. Dia juga menyatakan keinginan untuk diterima kembali sebagai anggota partai berlambang pohon beringin tersebut. Bukan itu saja, Pebdi juga menyatakan kesanggupan untuk ikut berperan aktif memenangkan pasangan Su-Si. Sementara itu, sebelum bersilaturahmi dengan Sumantri, Pebdi dikabarkan menghadiri pertemuan dengan Tim Pemenangan Su-Si di wilayah Kecamatan Kabat. Dalam pertemuan yang dilangsungkan Kamis malam (29/11), Pebdi juga menyatakan kesanggupan untuk memenangkan pasangan Su-Si. Dikonfirmasi wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin (1/11), Ketua Tim Pemenagan Su-Si, Ali Firdaus tidak menampik telah menggelar pertemuan dengan Pebdi. “Benar, Mas Pebdi telah merapat kepada kami,” ujarnya.
DOK.RaBa
Pebdi Arisdiawan
Firdaus mengatakan, setelah mengetahui Golkar mengusung kader sendiri pada pilbup tahun ini, sejumlah kader dan komunitas-komunitas Golkar yang dahulu sempat tercerai-berai, kini kembali
bersatu. Mindset yang ditanamkan di partai kami adalah kaderisasi. “Alhamdulillah, komunitas-komunitas Golkar yang dahulu sempat tercerai-berai, karena ada kader yang mencalonkan diri, mereka sudah kembali merapat ke Golkar. Termasuk Pebdi Arisdiawan dan jaringan-jaringannya,” kata dia. Menurut Firdaus, masuknya Pebdi ke gerbong Su-Si ibarat suntikan vitamin bagi tim pemenangan pasangan calon Su-Si. “Semakin hari semakin bertambah komunitas yang merapat. Apalagi Mas Pebdi sudah tidak diragukan lagi. Karena itu, kami semakin yakin menang,” cetusnya. Dikonfirmasi terpisah, Pebdi membenarkan dirinya kini merapat ke kubu Su-Si. Dia juga mengakui telah melakukan pertemuan dengan Tim Pemenangan Su-Si dan cabup Sumantri. “Saya juga telah bersilaturahmi dengan cawabup Sigit,” kata dia. Pebdi mengaku dalam silaturahmi dengan Sumantri, dirinya menyerahkan surat permohonan maaf dan keinginan aktif kembali sebagai anggota Golkar. “Ini momen yang baik. Ini bagian dari agenda silaturahmi kader nasional di Banyuwangi,” pungkasnya. (sgt/afi)
pemerintahan
Kebanjiran Tamu Studi Banding BANYUWANGI – Pemkab Banyuwangi kebanjiran kunjungan studi banding dari sejumlah daerah di Indonesia. Dalam bulan ini saja, sedikitnya lima delegasi daerah asal berbagai penjuru Nusantara dijadwalkan datang untuk melakukan studi banding di Bumi Blambangan. Diawali hari ini (2/11), rombongan Pemkab Pasuruan dijadwalkan datang ke Banyuwangi. Mereka datang untuk melakukan studi ban ding terkait sistem informasi perencanaan pembangunan secara elektronik. Selanjutnya, giliran rombongan Dinas Pendapatan (Dispenda) Kota Batu dijadwalkan mengunjungi kabupaten ujung timur Pulau Jawa ini besok (3/11). Rombongan asal Kota Batu ini akan mendatangi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) dan Dispenda Banyuwangi dalam rangka studi banding terkait peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) dan peningkatan pajak daerah. Pada Kamis mendatang (5/11) Bagian Humas dan Protokol Pemkab Sidoarjo akan melakukan studi banding sistem informasi pengelolaan layanan pengaduan masyarakat di Banyuwangi. Selain itu, mereka juga bakal melakukan studi banding tentang kelompok informasi masyarakat di Bumi Blambangan. Pemkab Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Kaltim) dijadwalkan bertandang ke Banyuwangi pada 11 November sampai 22 November mendatang. Rombongan asal kabupaten yang satu ini akan melakukan studi banding terkait penanganan HIV/AIDS di
Bumi Blambangan. Sedangkan di akhir November, perwakilan Pemkab Banyumas, Jawa Tengah (Jateng) diagendakan melakukan studi banding mengenai sistem pengelolaan keuangan berbasis akrual. Jumlah rombongan asal Banyumas mencapai 33 orang. Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Slamet Kariyono mengatakan, jumlah kunjungan pemerintah daerah lain ke Banyuwangi selama November masih akan bertambah. “Jadwal kunjungan pemerintah daerah lain sejak awal November sampai akhir Desember akan bertambah,” ujarnya pekan lalu. Pada Oktober lalu Pemkab Banyuwangi juga menerima sejumlah rombongan peserta studi banding dari beberapa daerah. Yang terakhir adalah rombongan Kabupaten Trenggalek. Sedikitnya 35 perwakilan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Trenggalek sengaja jauh-jauh datang ke Bumi Blambangan untuk melakukan studi banding terhadap kinerja ULP Banyuwangi Jumat lalu (30/10). Mereka datang untuk mempelajari sepak terjang Unit Layanan Pengadaan (ULP) Banyuwangi. Kepala Bagian Administrasi Pembangunan Kabupaten Trenggalek, Totok Rudijanto, menilai ULP Banyuwangi sudah berjalan sangat baik. Hal ini yang menjadi alasan dirinya memilih ULP Banyuwangi sebagai rujukan belajar bersama timnya. “Saya tertegun de ngan Banyuwangi. Semuanya maju pesat, termasuk lelangnya juga aman dan selalu lancar,” kata dia.
ISTIMEWA
STUDI BANDING : Asisten Administrasi Pemerintahan Choiril Ustadi menerima cinderamata dari pimpinan rombongan studi banding Pemkab Trenggalek akhir bulan lalu.
Totok menambahkan, dirinya dan rombongan ingin belajar beberapa hal dari Banyuwangi. Seperti, bagaimana cara mengoptimalkan kinerja ULP Banyuwangi dan apakah pemkab
membuat nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) penegak hukum tentang anggaran pengadaan barang. Asisten Administrasi Pemerintahan Setda
Kabupaten Banyuwangi, Choiril Ustadi, menyambut hangat kunjungan tersebut. “Kami bisa mencapai ini semua dengan proses dan kerja keras bersama, dan sejatinya kami masih terus berbenah dan banyak belajar,” kata Ustadi Terkait optimalisasi kerja ULP, Ustadi membeberkan, caranya dengan menyediakan personel kelompok kerja yang cukup. Selain itu, juga menyediakan kantor yang terpisah dari Kantor Sekretariat Daerah (Setda) meskipun ULP tetap menjadi bagian pembangunan di Setda. “Jadi pokja bisa berkonsentrasi penuh dengan kegiatannya,” kata Asisten yang biasa disapa Ustadi ini. Sedangkan untuk MoU dengan penegak hukum terkait dengan anggaran pengadaan barang/jasa, Ustadi menjelaskan pemkab memang membuat MoU tersebut. Namun, jika didapati perkara pidana yang menyangkut pengadaan barang/jasa, cara penyelesaiannya diusahakan melalui mediasi secara kekeluargaan. “Kuncinya komunikasi. Kalau bisa diselesaikan secara baik-baik kenapa harus melalui jalur hukum. Kalau memang terjadi perkara demikian, kami coba penyelesaiannya secara soft,” ujar Ustadi. Ustadi juga menambahkan, keberhasilan Pemkab Banyuwangi juga tidak terlepas dari komunikasi yang baik antar SKPD. Karena komunikasi yang terjalin intens dan baik tersebut, tercipta kekompakan yang luar biasa dan rasa saling percaya yang tinggi antar pegawai di lingkungan Pemkab Banyuwangi. (sgt/afi)