3 JANUARI TAHUN 2016
Eceran Rp.5.750
ADA APA LAGI
HALAMAN 25
Bebatuan Grajagan Dibongkar Paksa
RENDRA KURNIA/RABA
DARI BALI: Pedagang durian di Jalan HOS Cokroaminoto, Banyuwangi, kemarin.
Buah Durian Bali Serbu Banyuwangi
PURWOHARJO - Pencinta akik Nusantara diam-diam mulai mencari batu bongkahan di pantai Banyuwangi Selatan. Kali ini bebatuan di sepanjang tepi Pantai Grajagan banyak dibongkar paksa menggunakan besi tumpul. Yudi Irawan, 33, warga Desa Benculuk, Kecamatan Cluring, yang mengunjungi Wanawisata Grajagan mengaku kaget. Dia melihat banyak bongkahan batu di sepanjang Pantai Grajagan. Batu-batu itu seperti ditinggalkan begitu saja usai dibongkar. “Batunya keras, warnanya juga lumayan bagus. Mungkin ditinggal setelah diambil bagian yang menarik,” tuturnya. Batu bongkahan itu banyak ditemukan di Paras Gempal, tak jauh dari pantai Wanawisata Grajagan. Warna batu di kawasan itu cukup bervariasi, mulai merah, ungu, kuning, cokelat, dan berbagai warna lain. Tidak hanya itu, batu bongkahan yang ditemukan itu juga memiliki motif menarik. “Kemungkinan sudah banyak yang diambil dan
BANYUWANGI - Pedagang durian musiman mulai marak di Banyuwangi sejak akhir tahun 2015 lalu. Seperti halnya yang terlihat di sepanjang tepi Jalan HOS Cokroaminoto, Banyuwangi, beberapa pedagang durian menjajakan buah legit itu di atas trotoar. Ternyata, durian tersebut bukanlah durian asli Banyuwangi, melainkan buah ‘’impor’’ dari Bali. Yons, 35, salah satu pedagang durian, mengatakan semua durian yang dijual pedagang di Jalan HOS Cokroaminoto saat ini merupakan durian asal Bali. Mereka tidak menjual durian asli Banyuwangi karena durian lokal Bumi Blambangan belum waktunya panen. ”Yang kami jual ini durian dari Bali semua,” cetus pedagang durian asal Kelurahan Boyolangu, Kecamatan Giri, itu n Baca Buah...Hal 31
diperjualbelikan ke pasar,” katanya. Menuju Paras Gempal memang cukup sulit. Selain harus ditempuh dengan berjalan kaki menyusuri pantai, pengunjung juga harus melewati tebing batu cadas yang curam dan cukup berbahaya di tepi pantai. Menuju kawasan tersebut, pengunjung harus menyeberangi muara sungai di Pantai Grajagan. Sementara itu, kejadian serupa pernah menimpa batu Watudodol di Desa Ketapang, Kecamatan, Kalipuro, Banyuwangi, awal tahun 2015 silam. Saat itu, warga nekat mencongkel batu Watudodol yang berada di tepi jalan utama jurusan Banyuwangi-Situbondo itu. Para pengambil batu di Watudodol biasanya beraksi pada malam hari. Saking ramainya, aksi pencongkelan batu itu bikin resah warga sekitar. Akhirnya, polisi menjaga kawasan di sekitar Wanawisata Watudodol tersebut selama beberapa hari n Baca Batu...Hal 31
MASIH LAKU: Pengunjung menunjukkan batu bongkahan Pantai Grajagan, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi, kemarin (2/1). DEDY JUMHARDIYANTO/RABA
Penumpang Pesawat Relatif Stabil ROGOJAMPI - Tidak ada lonjakan pengguna jasa penerbangan di Bandara Blimbingsari, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi, pada akhir 2015 lalu. Penumpang transportasi udara di Bandara Blimbingsari relatif penuh dan stabil hingga awal 2016 kemarin. Berdasar data yang dirilis pihak pengelola Bandara Blimbingsari sejak tanggal 28 hingga 30 Desember 2015, penumpang tergolong tinggi n Baca Penumpang...Hal 31
Penumpang di Bandara Blimbingsari
RENDRA KURNIA/RABA
KERJA CEPAT: Aktivitas kru pesawat ATR-72 600 maskapai Garuda Indonesia di Bandara Blimbingsari akhir tahun 2015 lalu.
POLITIK
Siap Cairkan Dana Perdin PPL BANYUWANGI - Uang perjalanan dinas (perdin) untuk Pengawas Pemilu Lapangan (PPL) positif akan dicairkan panitia Pengawas Pemilih (Panwaslih) Kabupaten Banyuwangi dalam waktu dekat. Komisioner Panwaslih Banyuwangi, Lilikh Maslikhah, mengatakan keputusan tersebut merupakan tindak lanjut dari konsultasi PanCHIEN JULLIEN/RABA waslih ke Badan PeLilikh Maslikah ngawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Jawa Timur n Baca Siap...Hal 31 http://www.radarbanyuwangi.co.id
28 Desember 2015: Wings : Datang Berangkat Garuda : Datang Berangkat 29 Desember 2015: Wings : Datang Berangkat Garuda : Datang Berangkat 30 Desember 2015: Wings : Datang Berangkat Garuda : Datang Berangkat
: 72 orang : 62 orang : 60 orang : 52 orang
RENDRA KURNIA/RABA
DARI BALI: Pengendara motor keluar dari feri yang sandar di Pelabuhan Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, kemarin (2/1).
: 63 orang : 72 orang : 58 orang : 64 orang
Gilimanuk Penuh Mobil Pribadi
: 73 orang :72 orang : 58 orang : 68 orang
Penumpang Masuk ke Jawa: Penumpang Menuju Bali Pejalan kaki : 36.898 orang Pejalan kaki : 20.418 orang Sepeda motor : 3.638 unit Sepeda motor : 2.297 unit Mobil : 4.986 unit Mobil : 2.933 unit Kapal yang Operasi : 29 Unit
KALIPURO - Arus balik para pelancong yang berlibur di Pulau Bali terus mengalir ke Jawa. Hingga kemarin (2/1) jumlah penumpang yang menyeberang dari Gilimanuk ke Ketapang meningkat n Baca Gilimanuk...Hal 31
Penumpang Pelabuhan Ketapang Kemarin
Ketika Santri Berbagai Daerah Kumpul Mengisi Liburan di Banyuwangi
Belajar di Sekitar Bendungan, Cetak Sastrawan Muda
Durian Bali serbu Banyuwangi Bali malah diserbu janur Banyuwangi
Tidak semua santri pulang ke kampung halaman saat liburan. Mereka juga belajar karya sastra tulis dan membuat film saat liburan. Seperti yang dilakukan peserta Liburan Sastra di Pesantren (LSDP) di Pondok Pesantren Mukhtar Syafaat, Blokagung, Desa/ Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi.
DISKUSI SASTRA: Santri peserta LSDP berdiskusi di sekitar Bendungan Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi.
Batu Grajagan dibongkar paksa Dulu Watudodol, kini Grajagan, besok bisa saja giliran Pulau Merah
SHULHAN HADI/JPRG
SHULHAN HADI, Tegalsari SIANG ITU, Bendungan Karangdoro,
Kecamatan Tegalsari, tampak gagah. Para petani hilir-mudik membawa rumput dan hasil lebih mereka melintas
di atas talang yang menghubungkan bagian barat sungai dengan timur sungai. Beberapa pemancing terlihat
menikmati suasana di bagian hulu bendungan n Baca Belajar...Hal 31 email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com
RADAR BANYUWANGI
BERITA UTAMA
26
Jawa Pos
Minggu 3 Januari 2016
Menyemut di Air Terjun Jagir GLAGAH - Musim liburan akhir tahun dan libur sekolah berlangsung cukup lama. Momen tersebut tidak disia-siakan warga untuk berlibur. Beberapa tempat wisata alam di Banyuwangi tampak masih dipadati pengunjung hingga kemarin (2/1). Salah satu lokasi wisata yang masih ramai dikunjungi adalah wisata alam air terjun Jagir di Desa Kampung Anyar, Kecamatan Glagah, Banyuwangi n Baca Menyemut...Hal 31
MENARIK: Warga berjubel mendatangi wisata alam air terjun Jagir di Desa Kampung Anyar, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, kemarin.
RENDRA KURNIA/RABA
ADA APA LAGI
Pasien DB Menurun di Akhir Tahun
TNI Tetap Prioritaskan Ketahanan Pangan
BANYUWANGI - Penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Banyuwangi pada akhir tahun 2015 lalu mengalami penurunan. Jika bulan November 2015 lalu jumlah penderita DBD tercatat 28 orang, pada Desember 2015 tercatat hanya 11 orang penderita yang dilaporkan ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi. Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit Menular (Kasi PPM) Dinkes Banyuwangi, Sudarto Setyo, menjelaskan pada bulan pertama musim penghujan tersebut ada penurunan jumlah penderita DBD. Hal itu terjadi, kata dia, karena ada intensifikasi pergerakan dari puskesmas untuk
BANYUWANGI - Program pendampingan penguatan ketahanan pangan tahun 2016 masih menjadi prioritas utama bagi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD). Pengamanan distribusi pupuk dan pelatihan bagi para petani menjadi salah satu fokus TNI AD untuk mempertahankan kondisi pangan di Banyuwangi. Komandan Distrik Militer (Dandim) 0825 Banyuwangi, Letkol (Inf ) Roby Bulan, mengatakan stabilitas komoditas padi, jagung, dan kedelai (pajale) masih menjadi prioritas anggotanya. Sama seperti tahun sebelumnya, tahun ini Dandim Roby berupaya agar komoditas tersebut kembali surplus n Baca TNI Tetap...Hal 31
Penderita DB Banyuwangi di Akhir 2015 n Oktober : 22 orang n November : 28 orang n Desember : 11 orang SUMBER: DINKES BANYUWANGI
mencegah penyebaran DBD. Menurut Sudarto, belajar dari pengalaman sebelumnya, nyamuk bermutasi lebih cepat terutama pada musim hujan. Oleh karena itu, sejak awal Desember 2015 lalu puskesmas berupaya lebih sigap mengantisipasi sebaran kasus DB. Begitu
SITUBONDO
ada kabar, puskesmas langsung mempercepat penanganan. Termasuk izin pengadaan fogging di wilayah yang sudah ditemukan kasus baru DBD. Langkah cepat itu dilakukan dengan harapan sumber yang menyebabkan warga tertular DBD dapat langsung dihentikan penyebarannya. “Sekarang begitu ada laporan, kira-kira ada dua orang, kita bisa langsung adakan fogging. Tentu setelah pihak puskesmas memberikan laporan, kemarin wilayah Kelurahan Sobo dan Kelurahan Singotrunan juga kita lakukan fogging,” ujarnya. Sementara itu, sebelumnya Kepala
PESANGGARAN
Rumah Minimalis PLN
Dijual Toko dan Gudang LT 940 m2, LB 700 m2, SHM, IMB Dijual 2,5 M . L o k a s i J l . R aya Pe s a n g g a r a n D s . Ke d u n g r e j o Ke c . B a n g o r e j o. Hubungi 081252695197
BANYUWANGI
BANYUWANGI Ruko The Lagoon
Rumah Hotel santika
Dikontrakkan Ruko The Lagoon Jl. Yos Sudarso Blok 7/8 B.Wangi H: 0811348054
Rmh djl LT.280;LB.187 IMB,1RTM,1RKL,3KMT, 1KMakan, K.Mandi dlm&luar, gudang,garasi. Bag.blkg cor siap ditingkat.Lok 400m timur Hotel Santika.Hrg Rp 600jt nego.H 081937676945;0333421127(sore)
HATI-HATI!
PAHE 110
P A K E T H E M A T
Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono Wakil Pemimpin Redaksi/Korlip: Syaifuddin Mahmud Redaktur: Ali Sodiqin, A.F. Ichsan Rasyid Staf Redaksi: Sigit Hariyadi, Niklaas Andries, Ali Nurfatoni, Chien Jullien Anisa, Taufik Ferdiansyah, Fredy Rizki Manunggal Fotografer: Galih Cokro Buwono Editor Bahasa: Minhajul Qowim Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis (Koordinator), Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja J
2 baris / 7x muat
Harga sudah termasuk PPN 10%
Pemasaran dan Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha Iklan: Sidrotul Muntaha, Dian Effendi Administrasi Iklan: Fitria Arifiana Event: Benny Siswanto Keuangan: Citra Puji Rahayu Kasir: Widi Ukiyanti, Piutang: Anissa Windyah Sari Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti Perpajakan: Cici Irma Setyani Corporate Lawyer Jawa Pos Group: Dr. Harris Arthur Hedar SH MH Direktur: Samsudin Adlawi
Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.
J Wartawan
Mau pasang lowongan? Hubungi HP: 08123353502
Tanah 1.050m2 Dijual Tanah Kosong Luas 1.050m2 ada Tanaman Jati Dijual 550 Juta Harga Nego. Lokasi Jl. Raya Pesanggaran Ds. Kedungrejo Kec. Bangorejo. Hubungi 081252695197
STNK Hilang STNK P 2423 VL an Siswo Sadi Utomo, Jl. Jaksa Agung Suprapto No. 42 G Hlg STNK P 305 WC an Hariyanto, Perum GGM Blok VW-19 RT. 6/4, Klatak, Kalipuro
IKLAN JITU
Sehubungan dengan makin maraknya aksi penipuan yang memanfaatkan iklan jitu di Koran Radar Banyuwangi kami himbau kepada masyarakat terutama pemasang iklan jitu di Radar Banyuwangi untuk waspada dan berhati-hati. Bila Anda menerima telepon, SMS dengan mengatasnamakan petugas dari Radar Banyuwangi maka segera konfirmasi ke Radar Banyuwangi (0333) 412224. Radar Banyuwangi tidak bertanggungjawab atas semua transaksi yang terjadi selain pemasangan iklan secara resmi di Radar Banyuwangi.
Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Agus Baihaqi Staf Redaksi: Shulhan Hadi, Dedy Jumhardiyanto Pengembangan Usaha: Abdul Aziz Iklan: Thomy Sila Acrhdiansyah, Eko Budiyono Pemasaran: Wahyu Nugroho Administrasi: Titin Wulandari Kantor Genteng: Ruko Madania, Jl Hasyim Asy’ari No 06 Genteng Telp : (0333) 845860
RUMAH ANDA BELUM LAKU? PASANG SAJA
Promo ini tidak termasuk iklan lowongan Khusus untuk tanah, rumah, mobil, percetakan, salon, tokoh bangunan, bengkel, toko baju/sepatu, anekakebutuhan, restoran, pengobatan Jadwal pemuatannya berurutan, tidak boleh berganti materi
rb
PESANGGARAN
Toko & Gudang
Dijual cepat Rumah modern minimalis PLN Gg. 1 Rt II/Rw II Ling. Parse dawuhan stb. LT.198, LB.138, 3KT, 2KM, Garasi. IMB. SHM Hub: 085640256801 / 081356354608
Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Banyuwangi, Waluyo, sempat mengatakan puncak peningkatan jumlah penderita DBD kemungkinan dimulai pada Januari 2016. Dengan tren awal menurun pada bulan Desember 2015, lalu meningkat di bulan selanjutnya. “Bulan Januari jumlah penderita DB selalu menyentuh angka paling tinggi, yang jelas penanganan paling baik itu melalui PSN (pemberantasan sarang nyamuk), karena masyarakat yang tahu di mana penampungan air berada dan bagaimana membersihkannya,” kata Waluyo. (fre/c1/bay)
0333 412224
email : radarbwi@gmail.com
CALL CENTER Radar Banyuwangi Radar Situbondo
Radar Genteng
0333 412224 0338 671982 0333 845860
Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Edy Supriyono Staf Redaksi: Nur Hariri, Habibul Adnan Fotografer: Rendra Des Kurnia Lay Out/Grafis: Pemasaran: Samsuri Administrasi: Dimas Ayu Dewi Fintari Kantor Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982.
Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.
J
Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Website: www.radarbanyuwangi.co.id. Email: radarbwi@gmail.com, beritaraba@gmail.com, artikelradarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300
Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi
OLAHRAGA RADAR BANYUWANGI
Jawa Pos
Minggu 3 Januari 2016
27
BALAP SEPEDA
Nikmati Gowes Akhir Tahun BANYUWANGI-Anggota Banyuwangi melakukan gowes akhir tahun pada 31 Desember 2015 lalu. Start pukul 05.00 dimulai dari depan kantor Pemkab Banyuwangi hingga Jambu pukul 06.00. Setelah itu, rombongan melanjutkan perjalanan ke Perkebunan Kalibendo. Di Kalibendo, tim yang dipimpin Ketua BRCC Guntur Priambodo itu beristirahat sambil menikmati hidangan pisang goreng dan kopi. “Gowes ini sekaligus merayakan akhir tahun sambil menikmati suasana pegunungan,” kata Guntur. (lik/c1/als)
RAMADA KUSUMA/RABA
SEHAT: Anggota BRCC pose bersama usai melahap rute Banyuwangi-Jambu-Kalibendo.
TARUNG DERAJAT
Ribut Diplot Plt Ketua Kodrat BANYUWANGI - Keluarga Olahraga Tarung Derajat (Kodrat) Banyuwangi mulai menatap era baru di awal 2016 ini. Hal itu seiring keputusan mengejutkan Moch. Dimyati yang memilih berhenti memimpin organisasi beladiri tersebut. Selama dua tahun Kodrat berdiri di Banyuwangi, banyak catatan apik yang telah diraih. Salah satunya, menjadi juara umum Kejurda Jatim edisi 2014 dan 2015. Bahkan, Kodrat Banyuwangi sanggup merajai Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim V/2015 dengan menyabet juara umum atau 9 medali. Prestasi itu membawa harapan besar bagi Kodrat Banyuwangi di level Jatim. Setelah Dimyati lengser, praktis Kodrat Banyuwangi tidak memiliki pucuk pimpinan organisasi olahraga di bawah naungan KONI Banyuwangi itu. Namun, kabar terbaru menyebutkan, Kodrat Jatim telah menunjuk seseorang sebagai pelaksana tugas (Plt) Kodrat Banyuwangi. Kodrat Jatim resmi menunjuk Ribut Puriyadi sebagai Plt. Kodrat Banyuwangi. Hal itu diungkapkan Sekretaris Kodrat Banyuwangi, Ali Gunawan, kemarin (2/1). “Pak Beben (Ribut Puriyadi, red) jadi pimpinan sementara Kodrat Banyuwangi,” terangnya. Dia menambahkan, Kodrat Banyuwangi diminta untuk segera melakukan konsolidasi internal. Salah satunya, segera melakukan musyawarah kabupaten luar biasa (musorkablub) untuk memilih ketua umum baru. ‘’Kita siap mencari ketum baru,” tegasnya. (ton/c1/als)
DOK.RABA
TANPA BAPAK: Atlet tarung derajat saat berlatih beberapa waktu lalu.
RENDRA KURNIA/RABA
SENGIT: Kejurkab pencak silat yang digelar di GOR Tawang Alun menyuguhkan persaingan antarperguruan. Hari ini even tersebut memasuki fase puncak.
Hari Ini Duel Penentu Juara BANYUWANGI - Kejuaraan Kabupaten (Kejurkab) Pencak Silat Antarpelajar Banyuwangi masih berlangsung. Hingga kemarin, rangkaian pertandingan masih babak penentuan. Sebagai catatan, kejuaraan tersebut bakal berlangsung hingga hari ini (3/1). Ajang tersebut melibatkan peserta yang mencapai total 1.348 atlet. Rinciannya, pada tingkat
SD, jumlah pesilat mencapai 303 atlet yang terdiri atas 210 putra dan 93 putri. Tingkat SMP mencapai 510 yang terbagi dalam 337 pesilat putra dan 113 pesilat putri. Di tingkat SMA jumlah pesilat mencapai 535 pesilat dengan catatan 367 putra dan 168 putri. Dengan melimpahnya jumlah pesilat, persaingan menuju juara sangat ketat. Dengan demikian, menjadi pesilat
terbaik dipastikan tidaklah mudah. Sejak dibuka 25 Desember lalu, mulai kemarin pertandingan memasuki fase-fase penting. Bahkan, sejumlah partai tengah memasuki babak semifinal. ‘’Tingkat SMA memang sangat ketat. Kelas C putra saja mencapai 72 pesilat,” sebut sekretaris panitia, Suyanto. Oleh karena itu, pertandingan tidak bisa selesai hanya sehari-dua hari. Dia menyebut,
pertandingan dari berbagai kelas tengah memasuki babak empat besar. “Mulai sore nanti (kemarin, red) sudah semifinal, besok (hari ini, red) juga ada yang final,” sebutnya. Sedianya, agenda tahunan itu akan ditutup malam ini (3/1). Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Banyuwangi, Guntur Priambodo, bakal memberikan hadiah khusus kepada para juara. (ton/c1/als)
Tawar Persela Rp 30 Juta BANYUWANGI - Awal 2016 ini disambut suka cita manajemen Persewangi. The Lasblang (Laskar Blambangan) cukup optimistis bisa menggairahkan sepak bola di Kota Gandrung. Sambil menunggu kejelasan terkait kompetisi nasional, CEO Persewangi Nanang Nur Acmadi memiliki skenario khusus agar Persewangi berprestasi di level nasional. Harapannya, ke depan Tim Merah-Hitam bisa berlaga di kompetisi kasta teratas di tanah air. Selain mengagendakan serangkaian uji coba, Persewangi mulai membentuk manajemen yang solid. Sebagaimana diketahui, saat ini manajemen tim senior sudah terbentuk.
Manajer dan asisten tim senior masih dikendalikan Iwan Rudiyanto dan Ardiansyah. Di bawah dua tokoh muda itu, Persewangi mulai bangkit. Salah satu buktinya adalah saat menghadapi Persebaya 29 November 2015 lalu. Tidak ada perubahan manajemen untuk tim senior tersebut. Sebab, manajemen masih sangat solid. Hal itu berdampak bagus bagi Persewangi ke arah yang lebih baik. Khusus tim senior, manajemen telah mengagendakan serangkaian uji coba. Semula yang dibidik adalah PSS Sleman. Tetapi, ternyata belakangan tim asal Sleman itu belum membentuk skuad. Tidak ingin menunggu lama, Persewangi mengalihkan per-
hatian ke Persela Lamongan. Sampai saat ini manajemen Persewangi telah mengajukan penawaran kepada manajemen Persela. Hanya saja, sampai saat ini belum ada kata sepakat mengenai match fee yang disodorkan Persewangi. Manajer Persewangi, Iwan Rudiyanto, mengungkapkan pihaknya telah melakukan pengajuan kepada Persela. ‘’Kita tawar match fee untuk Persela Rp 30 juta,” sebut tokoh asal Muncar itu. Menurut dia, Persela merupakan tim yang bagus. Jika penawaran itu diamini, maka pertandingan bisa langsung digelar pada akhir Januari atau awal Februari. “Kita masih menunggu jawaban,” tukasnya. (ton/c1/als)
ALI NURFATONI/RABA
OPTIMISTIS: Pemain Persewangi saat berlatih di Stadion Diponegoro sebelum menghadapi Persebaya beberapa waktu lalu.
DAERAH SEKITAR EKONOMI
Pedagang Ikan Panen Tahun Baru JEMBER – Memasuki pergantian tahun, harga ikan melonjak drastis di Pasar Tanjung. Kenaikan tersebut karena permintaan yang cukup tinggi saat perayaan pesta tahun baru. Padahal, jumlah ikan sedikit karena musim hujan. “Naiknya sudah sejak beberapa hari yang lalu, menjelang tahun baru,” kata Iin, salah seorang penjual ikan di Pasar Tanjung kemarin (2/1). Menurut dia, kenaikan harga ikan disebabkan pasokan yang sedikit. Ikan kakap yang sebelumnya seharga Rp 30 ribu, sekarang naik menjadi Rp 45 ribu. Ada kenaikan Rp 15 ribu per kilogram. “Ikan Nila juga naik, dari Rp 20 ribu menjadi Rp 38 ribu, ada kenaikan Rp 18 ribu,” akunya. Tak hanya itu, ikan kuniran yang sebelumnya Rp 25 ribu sekarang naik menjadi Rp 30 ribu. Ikan nus yang awalnya Rp 30 ribu menjadi Rp 45 ribu. “Begitu juga dengan ikan gurami yang semula hanya Rp 30 ribu per kilogram, sekarang naik menjadi Rp 48 ribu,” teragnya. Pedagang asal Kecamatan Arjasa tersebut mengaku hampir semua jenis ikan naik cukup tinggi. Yakni digunakan masyarakat untuk dibakar merayakan pergantian tahun baru. “Tapi setelah itu mulai sepi kembali,” ucapnya. Selain itu, pembeli sedikit karena sudah banyak pedagang yang menjual. Sedangkan pembeli tidak meningkat terlalu tinggi. “Jadi yang beli sedikit, pedagangnya cukup banyak,”tegasnya. Setiap hari, lanjut dia, ikan yang terjual tidak mencapai satu kuintal. Sehingga, mengambil ikan dari semakin dikurangi karena jualan belum habis. “Untung saja sekarang harganya naik,” tandasnya. (gus/hdi/jpnn)
Belum Ada Aturan Tegas Save Gumuk
BAGUS SUPRIADI/RADAR JEMBER/JPNN
KORBAN EKSPLOITASI: Salah satu gumuk di kawasan Gunung Batu yang sudah habis karena diambil potensi batu dan pasirnya.
JEMBER – Keberadaan gumuk yang semakin habis perlu mendapat perhatian dari berbagai kalangan, terutama pemerintah. Sebab, belum ada aturan tegas tentang pelestarian gumuk. Sehingga, kekayaan alam itu tidak hanya menjadi cerita saja. Aktivis lingkungan Jember, Wahyu Giri Prasetyo mengatakan jika kondisi gumuk di Jember cukup memprihatinkan karena sudah hampir punah. Sebab, gumuk dieksplitasi diambil pasir dan batunya untuk kepentingan tertentu. Menurut dia, dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) tidak ditegaskan tentang pelestarian gumuk. Sehingga, perlu peran berbagai kalangan untuk turut menjaganya. “Dalam RTRW pasal 37 memang disebutkan kawasan lindung geologi gumuk yang tersebar di Jember merupakan cagar alam geologi,” katanya pada Jawa Pos Radar Jember melalu telepon selular. Kemudian, diteruskan dengan penetapan kawasan sebagai kawasan konservasi dan tidak diijinkan melakukan kegiatan pertambangan. Hanya saja, pria yang akrab disapa Giri tersebut menilai jika pasal itu masih belum tegas. “Kenyataan yang terjadi, eksploitasi gumuk masih terus terjadi di sejumlah daerah,” katanya. Tak hanya itu, kondisi gumuk yang ada masyoritas miliki pribadi masyarakat. Sehingga, perlu aturan yang tegas juga gumuk mana yang menjadi
kawasan cagar alam dan konservasi. “Jika tidak, itu akan menimbulkan masalah,”tegasnya. Dia menilai, meskipun sudah terdapat dalam RTRW, arah pelestarian gumuk belum jelas. Karena masih selalu dimanfaatkan untuk diambil pasir dan batunya. “Sangat disayangkan sekali kalau habis, karena hanya konon hanya ada tiga di dunia,” ucapnya. Melalui gumuk, generasi bisa belajar sejarah tentang meletusnya gunung raung. Sehingga, memunculkan gumuk yang bertebaran di Jember. “Jangan seperti Tasikmalaya yang gumuknya juga habis,” tuturnya. Selain itu Giri menilai jika potensi gumuk bisa menghasilkan ekonomi tanpa harus melalui eksploitasi. Yakni dengan mengembangkannya menjadi wisata geologi. “Saya sempat mengantarkan wisatawan dari Jogjakarta hanya untuk melihat gumuk di Jember,” terangnya. Kondisinya juga bisa digunakan untuk penghijaun sebagai taman kota. Bahkan juga bisa ditanami pohon yang menghasilkan. “Itu juga bisa menjadi situs geologi tempat belajar,” ujarnya. Keprihatinan punahnya gumuk justru datang dari kalangan pecinta alam di Jember, yakni Mahasiswa Pecinta Alam Fakultas Pertanian Unej. Mereka membeli gumuk secara swadaya di antirogo agar tidak dieskploitasi. “Mereka patungan membeli, kemudian dirawat ditanami pohon,” pungkasnya. (gus/hdi/jpnn)
RADAR BANYUWANGI
BUDAYA
30
Jawa Pos
Minggu 3 Januari 2016
Luka di Sekujur Tubuh Marni Oleh Kazuhana El Ratna Mida
“APA ini?!” Pekiknya. Wajah wanita itu menegang. Dia mengerat bibir mendelik dengan napas tetahan. “Sakit,” lirih dia berucap. Berjuta sakit kini seolah menjajah tubuhnya. Mencabik, mencakar hingga tubuh itu penuh goresan. Anehnya tubuh wanita itu tak mengeluarkan darah. Hanya saja bekas luka yang ada tidak bisa hilang. ~*~ Namanya Marni. Wanita itu sudah satu minggu mengurung diri di rumah. Satu minggu pula, dia terus saja merintih kesakitan karena merasa dicakar-cakar di seluruh tubuhnya. Bekasnya pun memang ada. Di seluruh tubuh. Pun tak ketinggalan wajahnya. Sayangnya, Marni tidak tahu siapa yang telah melakukan semua ini. Tidak ada siapapun di kamarnya. Tapi dia selalu merasa dicakarcakar setiap gerak langkahnya. Setiap hari. “Bagaimana ini, Bu?” wajah Marni pias. Takut dan bingung. Kalau seperti ini terus bagaimana dia bisa melakukan kegiatan sehari-harinya? Bagaimana dia bisa masuk kerja? Bertemu Karjo, kekasihnya. Lalu Parjo, Sri atau Imah—teman yang paling dekat dengan dirinya. “Nanti ibu coba tanya pada orang pintar, ya.” Wanita berusia 40 tahunan itu menenangkan Marni. “Sudah mandi dulu sana.” Marni masih tidak bergerak. Dia menelan ludah. Tentu dia sangat ingin mandi. Tapi ..., setiap kali terpecik air, tubuhnya bukan merasa segar tapi seperti melepuh. Panas dan membuatnya meringis kesakitan. Yah, setiap terkena air badannya seperti digigit semut, hingga rasa peri masuk hingga ke dalam tubuh. “Kenapa?” menyadari Marni tak juga beranjak dari tempatnya. Marni menggeleng. Dia bangkit, membiarkan tubunya terjamah air hingga rasanya mau mati. Seluruh tubunya nyeri dan panas serta mencabik-cabik. Marni sungguh bingung dengan perubahan dirinya yang begitu mendadak ini. Selama ini dia baik-baik saja. Jarang dia terkena sakit. Karena itu dia memiliki predikat pegawai paling rajin di toko tempatnya bekerja, karena jarang izin. Marni wanita dengan tubuh tinggi, berkulit putih dengan wajah ayu yang selalu disukai. Rambutnya yang hitam tergerai, dengan sikapnya yang supel membuat dia memiliki banyak teman. Dia tidak pernah mencari masalah. Tapi ..., kenapa tiba-tiba dirinya seperti ini? Marni sungguh tidak habis pikir. Setelah Mandi dan menahan sakit yang tadi menjajah, Marni duduk dihadapan ibunya. memenuhi panggilan sang ibu yang katanya ingin menanyakan sesuatu. “Kamu tidak melakukan kesalahan, bukan?” Marni menatap ibunya tidak paham. Keningnya berkerut. Tapi sebentar kemudian dia menyadari ke arah mana tujuan pertanyaan sang ibu. Marni membekap mulut. “Apa maksud ibu membuat kesalahan? Marni tidak pernah melakukannya.” Hampir semua warga tahu, Marni memang tergolong wanita yang cukup diminati para lelaki. Kagum bahkan menyukai Marni secara diam-diam. Tapi ..., bagi Marni Karno adalah satu-satunya lelaki yang dicintainya. Yah, hanya lelaki itu. Sosok betubuh tinggi tegap, dengan mata elang dan senyum memikat. Marni sangat menyukainya. Bahkan dia akan rela jika disuruh melakukan apa saja. Siapa yang peduli, yang penting dia ingin membahagiaan lelaki itu. Lelaki yang memiliki hobi berburu. “Mar, kau tahu kan? Banyak kejadian tentang balas dendam jika cinta ditolak. Meminta bantuan dukun.” Ibunya berucap pelan. Tiba-tiba Marni teringat dengan Parjo. Yah, lelaki itu ..., dia teman yang cukup dekat dengan Marni. Lelaki yang selalu memberi perhatian lebih meski tahu Marni tengah menjalin hubungan dengan Karno. Ah, tapi tidak mungkin dia melakukan hal sekeji itu bukan? Marni bergidik memikirkan itu. Lagipula Parjo orangnya sangat taat dan terlihat tulus berteman dengannya. Rajin mengaji dan shalat. Katanya orang-orang seperti itu tidak mungkin menjual iman demi balas dendam. Tapi bukankah setan bisa dengan mudah menjajah pikiran orang yang tengah kalap? Marni menggelengkan kepala. “Itu tidak mungkin!” pekiknya. “Yo wes, ibu tak pergi dulu. Mau tanya sama orang pintar.” Marni hanya menatap kepergian ibunya dalam diam. Lalu rasa sakit kembali menjelar setelah satu jam pesakitan itu berhenti. Marni meringkuk, menggigit bibir menahan sakit yang mulai menggilas tubuhnya. ~*~ Berita Marni sakit sudah menyebar kepelosok desa. Yah, semua orang sepertinya penasaran karena seminggu ini, wanita itu tidak nampak batang hidungnya. Saat temanteman atau tetangganya menengok, Marni tidak mau menemuhi. Bahkan jika itu Sri, Imah dan Parjo yang merupakan teman dekatnya. Hanya sang ibu yang menemani berbincang-bincang. Marni malu. Bagaimana dia bisa muncul dengan keadaannya yang sekarang? Tubuh dengan luka cakar di seluruh tubuhnya hingga merusah wajah ayunya itu. Karena hal itu pula Marni malu menemui siapapun. Termasuk Karjo, lelaki yang sangat dirindukaannya. “Marni itu sakit apa, sih. Ditengok kok tidak mau ditemui. Malah mengurung diri.” Sri mengomel setelah pulang
dari rumah Marni “Entahlah, mungkin dia kena sakit aneh.” Imah menataap Sri dengan saksama. “Apa maksudmu?” “Hai, kau tahukan? Jarak rumahku dan Marni? Seolah tidak ada sekat. Nah, setiap malam aku sering mendengar dia mengerang kesakitan. Berteriak keras sekali.” “Mungkinkah ...?” Sri dan Imah saling menatap. “Aku pernah melihatnya melakukan itu.” Sri menggingit bibir. “Yah, aku juga pernah melihatnya.” Imah mendesah. “Ah tapi, entahlah aku bingung.” “Apa yang membuat kalian bingung?” Parjo menatap Sri dan Imah dengan kerut di keningnya. “Apa kau melihatnya juga?” Parjo menatap dua temannya itu, lalu mengangguk perlahan. Dia sendiri kaget ketika melihat kenyataan itu. Bagaimana mungkin Marni bisa melakukan hal sekeji itu? “Tapi, kita sudah mengingatkannya bukan?” Imah berusara yang ditaanggapi dengan anggukan. Marni masih meringkuk sambil menahan tangis. Sakit itu semakin parah. Seolah dia dikuliti bahkan dicincang. Marni menatap dirinya yang sudah tidak karuan. Bekas luka itu membekas di seluruh tubuh. Marni semakin merasa takut untuk pergi ke mana-mana. Dia malu. Apa
yang akan dikatakan orang-orang jika melihat dirinya seperti ini? “Mar, kau baik-baik saja?” Marni tergelak. Suara itu ..., yang selalu dia rindukan. “Kau masih tidak mau menemuiku?” Marni menggigit bibir. Ah, bagaimana bisa dia bertemu orang yang paling disukainya dengan keadaan seperti ini? Tapi dia sangat rindu. Sudah seminggu lebih mereka tidak bertemu. “Tenanglah, aku tidak akan takut ketika melihatmu. Ibumu sudah menceritakan semua.” Lega rasanya Marni mendengar ucapan Karjo. Hatinya berbunga-bunga. Padahal dia sudah amat takut ketika penyakit ini tiba-tiba menyerangkan. Marni takut gara-gara penyakit ini Karjo akan meninggalkannya. “Aku boleh masuk?” “Em.” Marni membukakan pintu, Karjo berdiri tepat di depannya. Menatap dengan pandangan yang sulit diartikan, dan bergegas pergi. Lalu keesokan harinya berita itu tersebar. Dari mulut satu ke mulut yang lainnya. Berbondongbondong warga datang untuk melihat dengan mata kepala sendiri. Ada yang miris dan simpati. Ada juga yang mencela. Marni sudah tidak ambil pusing. Memang apa yang bisa dilakukannya? Dia hanya bisa pasrah. Bahkan ketika
tubuhnya itu semakin lemah karena terus merasakan sakit yang tiada henti. Dan ketika sang ibu menanyakan pada orang pintar ..., hal yang menimpa Marni bukanlah karena santet atau tenun. Bukan itu. Penyakit itu adalah sebab kesalahan yang telah Marni lakukan. “Jadi maksudmu karena itu Marni sakit?” Sri bertanya pada Imah. “Bukankah kau juga melihat saat Marni dan Karjo menyiksa dan membunuh binatang itu—kucing hutan? Lalu mereka memakannya.” Sri dan Imah begidik ngeri. “Yah, mungkin saja. Kata Parjo dalam sebuah kisah pernah menceritakan, bahwa ada seorang wanita yang disiksa dengan berat karena telah menyakiti seeokor kucing. Aku juga pernah mendengar kisah itu dari kakekku dulu.” Imah menjelaskan. “Mungkin ini yang namanya peringatan. Allah mengganjarnya sebelum kematian datang.” Suara Imah lemah. “Bukankah Tuhan berhak memberi azab hamba-Nya? Tak peduli apakah harus menunggu ketika sudah di alam kubur atau masih di bumi. Semua Tuhan yang menentukan. Karena Dia Sang Maha Adidaya, sutradara terhebat.” *) Penulis antologi bersama “Ramadhan in Love”.
Sajak Daruz Armedian
Kawan Lama orang-orang menyanyi menadakan sunyi mata yang sendu dan bibir tak mengenal senda di stasiun yang mati enampuluh tahun yang lalu dan kita di sini atas nama ketiadaan saling menggumam: adakah lagi sebuah perpisahan? Kawan lama, duduk di bangku tua peninggalan belanda tak ada yang perlu ditunggu semua sudah menanti
Suatu Pagi di Bulan Ini suatu pagi di bulan ini yang selamat dari ketukan demi ketukan hujan kau, aku saling menerjemah kerlingan : adakah hari-hari selanjutnya akan ada perpisahan? --semua mulai berkemas suatu pagi di bulan ini yang angin yang dingin kau, aku pandangi burung terbang landas melenggang bebas, seekor-seekor dan udara rasanya mematuki koridor --semua hendak pergi
berlari cepat serasa kuda pedati sekedar untuk kepalaku bersandar Di Depanmu, dan kau, adakah akan lebih tak peduli dengan pergi atau kematian ini Aku Tak Hendak Selepas Senja Pergi :selepas senja pergi kau lagi tiada arti Menyelesaikan selepas senja pergi dari dadamu yang riuh taburkan doa-doa Lukisan aku telah tandai kepulangan-kepulangan itu Sore dan Sebuah Elegi kita berhadapan wajahmu wajah anggun menatap kekosongan ada sehelai kanvas sepucuk kuas dan sketsa wajah anggun menatap kekosongan degup jantung, jari-jariku mematung kian gerak kian tulang-tulang retak adakah bahumu bahu-bahu sabar
dan ke mana ia menetapkan diri
tahun-tahun gugur bagai daun di sini, di kota yang luka ini persemayaman yang baik hanya ada dua bagimu : tanah gersang atau reruntuhan batu-batu waktu-waktu berjalan iring-iringan di sini, di ambang pintu kematian
dan sore lari, mengejar pagi tapi pagi, tak hendak lekang dari pelukan malam matahari yang santun, matahari yang setia pada daun-daun di ruang tunggu, pada pagi ia menanti *) Mahasiswa Filsafat UIN Sunan Kalijaga ini bergiat di Lesehan Sastra Kutub Yogyakarta (LSKY).
RADAR BANYUWANGI
Jawa Pos
Minggu 3 Januari 2016
BERITA UTAMA
Setiap PPL Dapat Jatah Rp 200 Ribu n SIAP... Sambungan dari Hal 25
“Konsultasi dengan Bawaslu Provinsi beberapa waktu lalu menghasilkan keputusan demikian,� ujarnya saat dikonfirmasi kemarin (2/1). Menurut Lilikh, anggaran perdin untuk PPL tersebut dapat dicairkan dalam bentuk uang konsultasi dan uang menghadiri undangan yang dilakukan panitia pengawas kecamatan (panwascam). Sebelumnya, anggaran perdin untuk PPL tersebut sempat tidak akan dicairkan Panwaslih.
Alasannya, pengawas di tingkat kelurahan tidak memiliki kepala sekretariat yang memiliki kewenangan mencairkan. Perlu diketahui, anggaran perjalanan dinas PPL yang seharusnya dicairkan Panwaslih untuk Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Banyuwangi 2015 lalu senilai Rp 43.400.000. Masing-masing PPL mendapat jatah Rp 200.000 terhitung untuk perjalanan empat kali perdin. Total jumlah PPL di Banyuwangi sebanyak 217 orang yang tersebar di 24 kecamatan. Sementara itu, Panwaslih
mengimbau agar panwascam se-Kabupaten Banyuwangi menyetorkan laporan akhir pengawasan setiap tahap dan laporan akhir secara keseluruhan maksimal pada 20 Januari 2016 mendatang. “Sebab, Bawaslu meminta agar laporan akhir diselesaikan pada Januari,� ujar Lilik. Dia menyampaikan, laporan pengawasan di setiap tahap meliputi pemutakhiran data pemilih, pencalonan, kampanye, distribusi logistik, pungut hitung, dan tahap rekapitulasi. Laporan akhir seluruh Panwascam tersebut selain untuk melengkapi admi-
nistratif, juga untuk memudahkan jika ada yang ingin mengetahui hasil pengawasan tingkat kecamatan dan yang dilakukan pengawas di kabupaten. Guna mematangkan teknis pembuatan laporan akhir tersebut, Panwaslih akan mengumpulkan dan memberi arahan seluruh Panwascam. Selain menyerahkan laporan akhir, Panwascam juga harus membuat rekomendasi tentang sesuatu yang harus diperbaiki pada pemilu mendatang. “Rekomendasi itu bisa terkait sistem atau hal-hal lain,� tandasnya. (cin/c1/bay)
Daging Buah Terasa Lebih Tebal n BUAH... Sambungan dari Hal 25
Menurut Yons, durian asal Bali memiliki perbedaan dengan durian asli BWI (Banyuwangi). Dari segi cita rasa, durian Banyuwangi sebenarnya lebih manis ketimbang durian asal Bali.
Namun, dari segi ketebalan buah, durian asal Bali rata-rata lebih tebal. �Tidak masalah, pelanggan tetap suka dengan durian asal Bali meski tidak terlalu manis. Buahnya lebih tebal,� ujarnya. Yons menambahkan, harga per biji bervariasi. Mulai harga termurah Rp 20 ribu sampai harga
Rp 70 ribu per biji. Harga tersebut sesuai ukuran durian yang dipilih pembeli. Meski begitu, harga tersebut bisa ditawar oleh pembeli selagi tidak terlalu murah. �Bisa dimakan di sini, juga bisa di bawa pulang,� tambahnya. Di musim liburan seperti ini, pedagang durian mendapat
berkah. Banyak warga yang berlibur dan membeli durian di tempatnya. Pada saat ramai, dia bisa menjual 100 butir durian per hari. Tentu hal itu menguntungkan bagi dirinya. �Alhamdulillah, kalau hari biasa, ya menjual 10 biji saja kadang sulit,� pungkasnya. (tfs/c1/bay)
Load Factor Melebihi 90 Persen n PENUMPANG... Sambungan dari Hal 25
Dari 72 seat yang disediakan dua maskapai, yaitu Wings Air dan Garuda Indonesia, rata-rata terisi lebih dari 90 persen. Begitu juga dengan penumpang yang berasal dari Surabaya menuju Banyuwangi. Jumlah itu tidak jauh berbeda dibandingkan penumpang di hari biasa. Penumpang pesawat terbang selain hari libur
jumlahnya pun rata-rata mencapai 90 persen bahkan 100 persen. Tidak adanya penerbangan tambahan (extra flight) menyebabkan jumlah peningkatan penumpang tidak terlalu terlihat. Kepala Bandara Blimbingsari, Yogi Suradiningrat, mengatakan jumlah pengguna transportasi pesawat hingga akhir Desember 2015 terlihat stabil. Sejak pertengahan November 2015 jumlah penumpang yang menggunakan pesawat relatif sama. Namun,
jumlah bawaan penumpang terlihat ada peningkatan saat mendekati Natal 2015 dan tahun baru 2016. Meski terlihat stabil, prosedur pengamanan bagi penumpang pada libur Natal dan tahun baru 2016, kata Yogi, tetap dilakukan sesuai prosedur. Agar para penumpang yang datang dan yang akan terbang tetap merasa nyaman. “Sementara masih stabil, karena di hari biasa seat terisi 68 sampai 70 dari kapasitas
maksimal 72 seat. Mungkin kalau ada rute lain atau penerbangan tambahan bisa dilihat lonjakannya,� kata Yogi. Sementara itu, kondisi stabil juga tampak di Pelabuhan ASDP Ketapang. Tidak tampak antrean kendaraan berlebihan. Terlebih setelah peraturan larangan pengoperasian kapal landing craft tank (LCT) yang akan diberlakukan sejak 31 Desember 2015 diperpanjang menjadi September 2016. (fre/c1/bay)
31
Lokasinya Lumayan Sulit Dijangkau n BATU... Sambungan dari Hal 25
Namun, seiring redupnya tren batu akik, pencongkelan batu di Watudodol tahun lalu itu akhirnya mereda dengan sendirinya. Apalagi,
ada yang menyatakan bahwa kualitas dan kekerasan batu di Watudodol kurang bagus. Sementara itu, yang terjadi di Paras Gempal, kawasan Pantai Grajagan, kali ini sedikit berbeda. Sebab, pencongkelan diduga
ketika pamor tren batu akik sudah meredup. Selain itu, kondisi batu di Paras Gempal, Kecamatan Purwoharjo, itu diduga jauh lebih bagus daripada bebatuan di kawasan Watudodol, Kalipuro. (ddy/c1/bay)
Konsisten Pantau Distribusi Pupuk n TNI TETAP... Sambungan dari Hal 26
Tujuannya, Banyuwangi dapat mempertahankan kondisi pangan sekaligus menyuplai kabupaten lain. Terkait permasalahan yang tahun lalu menghambat pendampingan ketahanan pangan, seperti pengawasan distribusi pupuk, Dandim berjanji akan kembali melakukan antisipasi tahun ini. Antisipasi itu dilakukan dengan cara bekerja sama dengan polisi.
Sebab, menurut Dandim, penyelewengan pupuk sudah masuk ranah pidana. Dalam hal ini, kata Roby, kepolisian yang melaksanakan proses hukum bagi pelaku penyelewengan pupuk. “Distribusi pupuk tetap kita monitor. Sebab, bagaimana pun juga pupuk menjadi salah satu komponen paling penting dalam pertanian. Jika ada indikasi mencurigakan, kita akan tangkap dan serahkan untuk proses hukumnya,� ujar Roby. Sementara itu terkait pen-
dampingan, Dandim Roby mengatakan, anggotanya memperoleh insentif dari Kementerian Pertanian RI. Dana insentif itu diberikan Dinas Pertanian. “Selama ini tugas kita lancar dan ada anggaran bantuan dari kementerian untuk insentif bagi anggota TNI. Beberapa kecamatan penghasil tanaman pangan, seperti Kecamatan Cluring, Kecamatan Songgon, dan Kecamatan Rogojampi, juga kita dorong agar semakin membaik� jelas Roby. (fre/c1/bay)
Berkah Para Pemilik Warung n MENYEMUT... Sambungan dari Hal 26
Sejak musim libur tiba, warga menyerbu kawasan wisata alam yang sudah terkenal itu hampir setiap hari. Pemandangan air terjun yang indah menjadi daya tarik tersendiri bagi warga yang datang ke kawasan air terjun Jagir. Selain itu, bebas biaya masuk ke tempat wisata itu menjadikan tempat tersebut selalu ramai dipenuhi pengunjung. Pengunjung yang datang hanya diwajibkan membayar biaya parkir kendaraan. Tidak sekadar melihat-lihat
pemandangan, pengunjung yang mencapai ratusan orang setiap hari itu juga mandi untuk menikmati kesegaran air terjun Jagir. Tidak sedikit pengunjung yang menggelar tikar di sekitar air terjun untuk makan bersama keluarga. �Airnya dari sumber langsung, jadinya seger tenan. Pemandangannya juga sangat bagus kalau difoto,� ujar Rusdi, 45, pengunjung asal Kecamatan Kabat. Ramainya wisata alam air terjun Jagir itu sudah terlihat dari lokasi parkir. Semua lokasi parkir yang tersedia hampir bisa dipastikan penuh sesak dipadati motor dan mobil pengunjung. Ramainya
pengunjung itu juga menjadi berkah bagi warga sekitar yang menyediakan lahannya sebagai lokasi parkir. Pemilik warung di tempat wisata alam tersebut juga mendapat rezeki di masa libur panjang ini. Pendapatan para pemilik sudah pasti meningkat saat ramai pengunjung dibandingkan hari-hari biasa. �Sehari bisa dapat Rp 600 ribu. Biasanya hanya dapat sekitar Rp 300 ribu. Kawasan Jagir sudah ramai sejak 25 Desember 2015 lalu. Hampir setiap hari ramai sampai sekarang (kemarin, Red),� ujar Dila, 39, salah satu pemilik warung di Jagir. (tfs/c1/bay)
Padat hingga Minggu Malam Ini n GILIMANUK... Sambungan dari Hal 25
Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi sore kemarin, jumlah mobil pribadi yang menyeberang ke Jawa sudah mengalami peningkatan. Halaman parkir Pelabuhan Gilimanuk terlihat dipenuhi kendaraan pribadi. Berdasar data pihak PT. ASDP Indonesia Ferry cabang Ketapang kemarin, sudah ada sekitar 4.986 unit kendaraan roda empat dan lebih yang menyeberang dari Pelabuhan Gilimanuk. Sementara itu, kendaraan roda dua yang
menuju Jawa sekitar 3.683 unit. penumpang pejalan kaki yang menyeberang dari Gilimanuk ke Ketapang jumlahnya sekitar 36.898 orang. Mereka telah kembali ke Pulau Jawa setelah mera yakan libur di Pulau Dewata. Kendaraan yang menuju Bali kemarin jumlahnya lebih sedikit dibandingkan kendaraan yang balik ke Pulau Jawa. Data PT. ASDP Ketapang, kendaraan roda empat yang menyeberang ke Bali kemarin dari Pelabuhan ASDP Ketapang hanya sekitar 2.330 unit. Sementara itu, kendaraan roda dua yang
menyeberang ke Bali kemarin sekitar 2.297 unit. Penumpang pejalan kaki dari Pelabuhan Ketapang yang menuju Gilimanuk sekitar 20.418 orang. �Penumpang dan kendaraan banyak yang dari Bali dibandingkan yang dari Jawa,� ujar Humas PT. ASDP Ketapang, Sandi Nugroho. Sandi menambahkan, kepadatan kendaraan yang hendak kembali ke Pulau Jawa sudah terlihat di Pelabuhan Gilimanuk sejak pukul 14.00 sore kemarin. Halaman parkir Pelabuhan Gilimanuk sudah penuh dipadati kendaraan pribadi dan bus pariwisata. Semua pengendara
kendaraan itu baru saja merayakan liburan di Pulau Bali beberapa hari terakhir. �Ramai memang, tapi hanya di dalam pelabuhan (Gilimanuk) saja antrean. Tidak sampai ke jalan raya,� jelasnya kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin. Melihat volume kendaraan yang terus meningkat sejak pukul 14.00 sore kemarin, Sandi Nugroho memprediksi antrean kendaraan bisa saja bertambah panjang pada malam hari. �Mobil pribadi mendominasi antrean. Prediksi Minggu besok (hari ini, Red) arus balik ini akan tuntas,� pungkasnya. (tfs/c1/bay)
Keluarga Berharap ML Bisa Sekolah Lagi n BELAJAR... Sambungan dari Hal 25
Pemandangan sedikit berbeda dari biasa terlihat saat rombongan anak muda bersongkok dan bersarung, serta santriwati berjilbab mendatangi tempat tersebut. Mereka langsung berpencar dan bergerombol di sejumlah titik sekitar bendungan. Para santri itu terlihat serius menyimak kertas yang dibawa. Sebagian memilih berkumpul di gubuk di sisi utara bendungan. Sebagian santri memilih duduk di bawah pohon rindang di depan balai pertemuan. Sebagian lagi terlihat berjalan-jalan melewati talang ke bagian barat sungai. Siang itu, para santri dari Banyuwangi, Tasikmalaya, Jepara, dan berbagai tempat lain, sedang mempraktikkan teori kreatif menulis sastra di lapangan. Pagi sebelum terjun mencari ide di lapangan, mereka menerima briefing di kelas menulis. Mereka dibimbing langsung komunitas dari Jogjakarta. Komunitas yang getol terhadap pembibitan
penulis sastra di kalangan santri itu berbagi ilmu tulis-menulis sejak Kamis lalu (31/12). Tidak tanggung-tanggung, selain menerima ilmu how to dari para aktivis Matapena, para santri itu juga dapat wejangan dan motivasi langsung dari para sastrawan murid D. Zawawi Imron. Arif Amrullah, santri Pondok Pesantren Blokagung, mengaku beruntung bisa mengikuti kegiatan liburan penuh makna itu. Kegiatan temu bareng para penulis dan bibit penulis itu semakin menguatkan niatnya menggeluti dunia kepenulisan sastra berbasis pesantren. Meski sudah pernah mengarang cerpen, Arif Amrullah mengaku kegiatan liburan sastra tersebut banyak memberinya hal baru. Dia mengaku dapat pengalaman baru, teman baru, dan teori menulis terkini. “ Kita menjadi tahu alur yang baik itu tidak bisa ditebak, selain itu kita tahu bagian-bagian sebuah tulisan sastra,� jelasnya. Nur Isma, 37, ketua Komunitas Matapena, mengatakan awal mula
liburan santri tersebut memang untuk mencari dan menyiapkan bibit penulis sastra dari kalangan santri. Kegiatan itu diawali pada 2006 dan berlangsung secara rutin setiap tahun. “Cikal-bakalnya 2006, kita punya kegiatan rutin dan melibatkan santri,� terang perempuan yang pernah menempuh pendidikan Asian Studies di University of Hawaii itu. Nur Isma menganggap sastra pesantren saat ini cukup penting bagi kehidupan sastra dan bermasyarakat. Informasi mengenai dunia pesantren yang disampaikan oleh santri menjadi lebih bermutu daripada oleh penulis non-santri. Kualitas seperti itu akan menjadi bekal dan informasi yang baik bagi masyarakat yang akan mengetahui pesantren dan sastra. “Cerita pesantren yang ditulis santri kemungkinan salah pencitraan kan minim,� ucapnya. Selain itu, sastra yang lahir dari pesantren dengan prinsip tawasuth-i’tidal, tasamuh, tawazun, diharapkan bisa menjadi tameng kerukunan dan tenggang rasa di Indonesia. Hal itu mengingat
kondisi keberagamaan dan keberagaman di Indonesia saat ini sedang dalam ujian. “Kita lihat Islam dari dunia maya, lebih banyak menceritakan hal yang kasar, perang, dan ekstrem. Munculnya bibit-bibit santri penulis ini diharapkan bisa menjadi penyeimbang berita di dunia maya tersebut. Sastra pesantren merupakan sastra damai dan rahmatan lil alamin,� ucapnya. Selain itu, dengan banyaknya penulis di kalangan santri, diharapkan informasi mengenai pesantren dan keislaman yang sesuai kultur Indonesia bisa masuk ke dalam komunitas di luar santri. “Cara ini diharapkan lebih mudah diterima masyarakat,� terangnya. Tidak melulu teknis menulis, pihaknya juga melakukan terobosan, baik tentang isu dan pembelajaran lain. Tahun ini merupakan pertama kalinya santri dikenalkan dengan dunia film. “Tiap tahun kita lakukan terobosan, tahun ini pertama kali kita buka kelas film,� ucapnya. (c1/bay)
RENDRA KURNIA/RABA
TRADISIONAL: Suasana transaksi sayur segar di Pasar Banyuwangi sore kemarin (2/1).
Gula Pasir Naik, Telur Ayam Turun BANYUWANGI - Usai perayaan tahun baru 2016, harga bahan kebutuhan pokok masih belum stabil. Sejumlah kebutuhan pokok ada yang mengalami peningkatan, dan ada pula yang mengalami penurunan. Salah satunya adalah harga gula pasir non-kemasan. Harga gula pasir meningkat Rp 500 per kilogram (Kg) sejak kemarin (2/1). Gula pasir semula diecer dengan harga cukup mahal, yakni Rp 12.000 per Kg. Kemarin, harga gula pasir menjadi Rp 12.500 per Kg. Salah satu pedagang pasar, Romlah, mengatakan kenaikan harga gula itu diduga karena proses distribusi sedang terganggu. Berdasar informasi yang diterima Romlah dari salah satu distributor, penyaluran gula sedikit terkendala
arus lalu lintas di akhir tahun. “Tahun baru ini kan ramai sekali kondisi jalan raya. Makanya pasokan gula agak telat,� jelasnya. Romlah menduga kenaikan harga gula bisa juga disebabkan penurunan produksi tebu. Kenaikan harga gula pasir terjadi sebulan lalu. Sejauh ini, kata dia, harga gula di atas Rp 10.000 per Kg dianggap mahal oleh konsumen. “Sangat mahal ya. Apalagi, sekarang harga beras juga tinggi. Harga barang-barang lain juga tinggi,� ucap Erlina, salah satu pembeli di Pasar Banyuwangi. Sementara itu, harga telur ayam justru kian turun akhir-akhir ini. Penurunan harga telur terjadi sejak Maulid Nabi pada 24 Desember 2015 lalu. Harga telur ayam yang semula Rp 25.000 per
Kg mendadak turun jadi Rp 23.000 per Kg tepat sehari setelah perayaan Maulid Nabi. Sementara itu, hasil pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi di Pasar Banyuwangi kemarin (2/1), harga telur ayam turun lagi menjadi Rp 21.000 per Kg. Harga cabai kembali naik menjadi Rp 28.000 per Kg, baik cabai rawit maupun cabai besar sama-sama mengalami kenaikan Rp 4.000 per Kg. Sejak Oktober 2015 lalu harga cabai mengalami fluktuasi. Pekan sebelumnya, harga cabai masih pada kisaran Rp 24.000 per Kg. Kenaikan harga cabai itu diikuti kenaikan harga tomat dan ranti. Tomat dan ranti kini diecer dengan harga Rp 10.000 hingga Rp 12.000 per Kg. (cin/c1/bay)
RADAR BANYUWANGI
32
*38 4)/%2 -2FAVORIT: Gunung Ijen yang terletak di perbatasan BanyuwangiBondowoso menjadi jujugan wisatawan dari berbagai daerah di Indonesia.
Jawa Pos
Minggu 3 Januari 2016
Tahun
Baru Semangat Baru ADA begitu banyak kegiatan yang dilakukan masyarakat Banyuwangi dalam merayakan malam pergantian tahun 2015 ke 2016. Mulai pesta kembang api, nonton bioskop, liburan ke luar kota, menikmati berbagai makanan lezat, konvoi keliling kota, hingga bakar-bakar ikan. Pagi harinya, masyarakat juga masih menikmati libur tahun baru. Beberapa tempat menjadi jujugan favorit. Mulai pantai, pegunungan, air terjung, hingga membikin acara sendiri. Tentunya, semangat merayakan pergantian tahun harus dibarengi sikap optimistis dalam mengarungi 12 bulan ke depan. Berikut adalah beberapa kegiatan yang dilakukan masyarakat menyongsong tahun Monyet Api itu. (*)
SANTOSO FOR RaBa
DEDY/RaBa
KAKI GUNUNG RAUNG: Pengunjung memadati kolam renang Sumberbulu, Kecamatan Songgon, kemarin.
DEDY/RaBa
PENUH SESAK: Pantai Grajagan yang sebelumnya sepi, berangsur ramai kembali. Ribuan pengunjung memadati pantai yang dulu pernah berjaya ini.
SULHAN HADI/RaBa
JARANAN: Warga Kecamatan Gambiran merayakan libur tahun baru dengan pagelaran seni jaranan.
RENDRA KURNIA/RaBa
RENDRA KURNIA/RaBa
KHAS: Menikmati malam tahun baru terasa belum lengkap tanpa bakarbakar ikan. Sayang, musim terang bulan membuat harga ikan cukup mahal.
LEBIH INDAH PASCA DIPUGAR: Muda-mudi mulai menikmati Taman Sritanjung yang kini menjadi icon tengah kota Bumi Blambangan.
FREDY RIZKY/RaBa
RENDRA KURNIA/RaBa
FREDY RIZKY/RaBa
MELESTARIKAN BUDAYA: Sekelompok pemuda di Kecamatan Kalipuro menggelar pesta api unggun. Mereka juga menggelar pertandingan pencak silat.
PINGGIR PANTAI: Menikmati makan malam bersama keluarga dan mitra kerja menjadikan malam tahun baru terasa istimewa.
GRATIS: Perkebunan Kalibendo masih tetap menjadi lokasi favorit masyarakat untuk menikmati libur tahun baru.