3 MEI
TAHUN 2015
Shubuh Dzuhur Ashar
Eceran Rp.5.750
Maghrib Isya
04:08 11:22 14:43 17:17 18:28
HALAMAN 25
Dilarang Parkir di Jalan Nasional BANYUWANGI - Para pemilik tempat usaha yang berlokasi di tepi jalan nasional maupun jalan provinsi di wilayah Banyuwangi harus menyediakan tempat parkir khusus konsumen. Jika tidak, usaha mereka nyaris dipastikan bakal sepi pembeli. Itu menyusul pemberlakuan UndangUndang (UU) Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu-lintas dan angkutan jalan n
Larangan Parkir Jalan Nasional & Jalan Provinsi
DIPAKSA: Petugas Dishubkominfo mendorong mobil yang parkir di Jalan PB. Sudirman, Banyuwangi, kemarin.
Dasar : Pasal 43 pada UU Nomor 22 Tahun 2009 Penerapan di BWI: n Jalan Gatot Subroto n Jalan Basuki Rahmat n Jalan A Yani n Jalan Adi Sucipto
Baca Dilarang...Hal 31
SIGIT HARIYADI/RABA
SNORKELING: Anggota tim ekspedisi menikmati pemandangan kekayaan biota bawah air di kawasan Teluk Banyu Biru, Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi.
TAUFIK FERDIANSYAH/RABA
Ekspedisi Menyusuri Kawasan Perairan Teluk Banyu Biru (4)
Pantai Berpasir Putih dengan Hamparan Terumbu Karang nan Luas Perjalanan laut dari Pantai Sembulungan menuju Teluk Banyu Biru memang menguras waktu dan tenaga. Namun, rasa lelah dikocokkocok ombak itu akhirnya terobati dengan indahnya panorama bawah laut di perairan Blok Perpat, teluk Banyu Biru.
KLENTENG
rombongan yang menggunakan kendaraan speed boat dan kapal jukung meninggalkan Pantai Sembulungan untuk menuju Teluk Banyu Biru. ”Awas, barang-barang jangan ada yang ketinggalan, pelampung pastikan sudah
terpasang. Kita berangkat lagi,” terang nakhoda kapal patroli Banteng Laut milik TNAP, Az Ansori. Setelah semua anggota tim ekspedisi naik ke dalam jukung dan speed boat, tanpa menunggu lama dua kendaraan yang
membawa kami langsung tancap gas. Ombak yang menyapa kita saat baru keluar dari Pantai Sembulungan masih terasa biasa. Di tengah perjalanan, baru kami merasakan ganasnya ombak n
GALIH COKRO/RABA
Bertahap Pasang Kerangka Atap BANYUWANGI - Pembangunan kembali Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Hoo Tong Bio, Banyuwangi, yang ludes terbakar menunjukkan progress n Baca Bertahap...Hal 31
NGOPAI
Baca Koran Itu Penting
BANYUWANGI - Kontingen Banyuwangi mengusung target juara umum dalam Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Provinsi Jawa Timur (Jatim) ke-26 yang digeber 24-30 Mei 2015 mendatang. Tidak kalah sesumbarnya, peserta tunanetra Banyuwangi juga optimistis bisa menjadi juara pertama ajang yang akan digelar di daerah sendiri tersebut. Giat berlatih setiap ha ri selalu dilakukan peserta tunanetra tuan rumah di Yayasan Kesejahteraan Pendidikan Tuna Indra (YKPTI) Banyuwangi. Seperti yang dilakukan Wahyono, 22, dan Nurainah, 28. Dua peserta yang mewakili Banyuwangi dalam cabang tilawah golongan tunanetra itu selalu berlatih agar nanti bisa menyabet juara pertama.
TAUFIK FERDIANSYAH/RABA
RUTIN: Peserta MTQ tunanetra tuan rumah berlatih pendalaman tajwid di YKPTI Banyuwangi kemarin.
”Kalau melihat peserta dari kota lain, kami masih di atasnya.” kata Wahyono. Menurut Wahyono, latihan secara
PEDISI
Baca Pantai...Hal 31
Kontingen Tunanetra Optimistis Juara
BERLANJUT: Tambang besar digunakan mengikat tiang galvalum pada bangunan TITD Hoo Tong Bio, Banyuwangi, kemarin.
KUCUR
ANGIN laut yang sudah sedikit bersahabat membuat rombongan tim ekspedisi Jawa Pos Radar Banyuwangi (JP-Raba) bersama Balai Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) bergegas melanjutkan perjalanan. Tepat pukul 12.00
rutin sebelum perlombaan sangat penting bagi dirinya n Baca Kontingen...Hal 31
Dimeriahkan Seni Tradisional Sepanjang Rute BANYUWANGI - Banyak suguhan menarik saat Event International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) yang digeber tanggal 6-9 Mei 2015 mendatang. Kesenian tradisional juga akan ditampilkan di sepanjang rute ITdBI tahun ini tersebut. Aneka seni tradisional tersebut ditampilkan demi mengenalkan seni tersebut kepada peserta yang dari berbagai negara itu. Agar mereka mengerti bahwa Banyuwangi adalah kota yang berbudaya. Selain kesenian tradisional, beberapa komunitas bikers di Banyuwangi, seperti Komunitas Tiger, CB, Ninja, Bison, Vixion, dan Mega Pro, ikut pula memeriahkan even balap sepeda level internasional itu n Baca Dimeriahkan...Hal 31
Agus Santoso, ‘’Dokter Spesialis’’ Vespa di Desa Bakungan, Glagah
Sudah Hafal Penyakit Langganan Skuter Tua Agus Santoso ini bukan mekanik biasa. Lantaran terbiasa menangani skuter tua, dia dijuluki sebagai dokter spesialis Vespa di Bumi Blambangan.
BERTUGAS sebagai kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) Wilayah II Seksi Muncar tidak menyurutkan Lugi Hartanto menggali informasi lewat koran. Setiap pagi sebelum bertugas, bapak dua anak itu selalu menyempatkan diri membeli koran. ”Tugas saya itu di hutan. Baca koran menjadi sangat penting, biar tidak ketinggalan berita-berita. Kalau tidak baca koran rasanya ada yang kurang,” kata Lugi n
FREDY RIZKI, Glagah LAYAKNYA bengkel pada umumnya, tempat milik Agus Santoso, 46, ini juga berantakan dan dipenuhi banyak oli. Yang berbeda hanyalah jenis kendaraan yang terparkir di bengkel tersebut. Jika biasanya bengkel lain akan diisi minimal dua jenis kendaraan, di sana hanya ada kendaraan jenis Vespa buatan Italia. Ketika Jawa Pos Radar Banyuwangi
Baca Baca...Hal 31 TAUFIK FERDIANSYAH/RABA
berkunjung ke tempat Agus, ada empat jenis Vespa, seperti Exclusive, Sprint, dan, Super yang sedang digarap. Bapak dua anak itu mengatakan, dua di antara Vespa yang ada di situ adalah miliknya. Dia sendiri mengaku memiliki 3 jenis Vespa, yaitu Super, PTS, dan Exclusive. Sambil menangani kendaraannya, Agus pun bercerita sedikit-sedikit mengenai asal-muasal dirinya sebagai tukang bengkel khusus Vespa. Awalnya, Agus bekerja sebagai seorang teknisi Vespa di diler khusus Vespa di kawasan Simpang Lima, Banyuwangi. Jika tidak salah menaksir, kala itu adalah tahun 1991 dan hanya diler tempatnya bekerja yang menjual produk motor skuter dari Negeri Pizza itu n Baca Sudah...Hal 31
Dilarang parkir di ruas jalan nasional Parkir saja di jalan internasional
Terbentuk, Panwaslu BWI langsung aksi Kalau gak segera beraksi, itu namanya Panwasletoy
FREDY RIZKI/RABA
KHUSUS SKUTER: Agus Santoso di depan bengkelnya di Lingkungan Gaplek, Desa Bakungan, Kecamatan Glagah.
POLITIK & PEMERINTAHAN RADAR BANYUWANGI
26
Jawa Pos Minggu 3 Mei 2015
Panwaslu BWI Langsung Aksi BANYUWANGI - Lembaga Panitia Pen- nusia (SDM). Salah satu action yang dilakukan Pangawas Pemilu (Panwaslu) Banyuwangi resmi terbentuk. Tiga komisioner lembaga waslu Banyuwangi adalah memantau penyelenggara pemilu tersebut telah proses tes tulis calon anggota Panitia Pengawas Kecamatan (PPK) yang dilakukan dilantik di Surabaya Kamis lalu (30/4). Prosesi pelantikan anggota Panwaslu KPU. Atim tampak memantau langsung Banyuwangi itu dilaksanakan bersamaan tahap seleksi calon anggota PPK yang dengan komisioner Panwaslu 18 kabu- diselenggarakan di Gedung Olah Raga paten/kota lain di Jatim. Pelantikan itu (GOR) Tawang Alun tersebut. Atim mengatakan, setelah dilantik, pidipimpin langsung Ketua Badan Pengahaknya akan bekerja cepat was Pemilu (Bawaslu) Jatim, Sufiyanto, di untuk melakukan pengaKampus C Universitas Airlangga wasan Pemilihan Umum Ke(Unair) Surabaya. pala Daerah (Pemilukada) Usai dilantik, tiga komisioner Banyuwangi 2015. “TemanPanwaslu Banyuwangi, yakni teman KPU sudah melakAtim Hariyadi, Lilikh Maslikah, Banyuwangi sanakan tahap pemilukada. dan Cipto Nugroho, langsung Kami harus menyesuaikan,” mengikuti bimbingan teknis ujarnya dikonfirmasi di kantor (bimtek) yang diselenggarakan Panwaslu, Jalan dr. Soetomo, Bawaslu Jatim. Setelah bimBanyuwangi kemarin (2/5). tek, ketiga komisioner tersebut Dikatakan, salah satu bentuk pengalantas melakukan rapat pleno untuk menetapkan ketua dan pembentukan wasan yang kini dilakukan Panwaslu Banyuwangi adalah mengawasi proses divisi Panwaslu. Hasilnya, Atim Hariyadi terpilih menjadi rekrutmen Panitia Pemilihan Kecamatan ketua Panwaslu Banyuwangi. Mantan (PPK) yang dilakukan KPU. “Misalnya pada Peraturan KPU diseanggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banyuwangi ini juga dipercaya mengisi butkan, anggota PPK yang sudah dua jabatan Divisi Pengawasan dan Hubungan kali menjabat tidak diperkenankan kembali menjadi anggota PPK. Kami Antarlembaga. Lilikh dipercaya mengisi posisi Divisi akan memastikan tidak ada anggota PPK Penindakan dan Penanganan Pelang- yang sudah dua kali menjabat kembali garan. Sedangkan Cipto bertugas pada terjaring menjadi anggota PPK,” pungDivisi Organisasi dan Sumber Daya Ma- kasnya. (sgt/c1/bay)
BERJUANG: Para pendaftar calon anggota PPK menjalani tes tulis di GOR Tawang Alun, Banyuwangi, kemarin.
PILBUP
2015
SIGIT HARIYADI/RABA
Tujuh Peserta Ujian Absen Tes Tulis BANYUWANGI - Tahap-tahap penjaringan calon anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) memasuki babak menentukan kemarin (2/5). Kali ini Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banyuwangi menggelar seleksi tes tulis untuk menjaring sepuluh nama per kecamatan. Sepuluh peringkat teratas tes tulis asal setiap kecamatan itu berhak mengikuti tahap seleksi selanjutnya, yakni uji kepatutan dan kelayakan
(fit and proper test). Sayang, tujuh orang di antara 300 pendaftar yang dinyatakan berhak mengikuti tes tulis, ternyata absen pada kegiatan yang dilangsungkan di Gedung Olah Raga (GOR) Tawang Alun tersebut. Ketua Kelompok Kerja Pembentukan PPK dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) KPU Banyuwangi, Edi Syaiful Anwar tidak menampik adanya tujuh pendaftar yang tidak mengikuti tes tulis kemarin. “Benar,
ada tujuh peserta tes yang absen. Jadi, dari 300 pendaftar yang berhak mengikuti tes tulis hari ini (kemarin), yang hadir hanya 293 orang,” ujarnya. Jumlah soal yang diujikan pada tes tulis kemarin mencapai 100 item. Para peserta dituntut menyelesaikan soal tersebut dalam tempo 120 menit alias dua jam. “Hasil tes tulis akan diambil sepuluh besar per kecamatan. Peserta ranking satu sampai sepuluh asal masing-
masing kecamatan selanjutnya berhak mengikuti fit and proper test,” kata dia. Edi menambahkan, fit and proper tes calon anggota PPK dijadwalkan berlangsung antara 7 Mei sampai 9 Mei mendatang. “Dari hasil fit and proper test tersebut akan ditentukan lima orang per kecamatan yang terpilih sebagai anggota PPK. Lima peserta yang lain sebagai cadangan,” pungkasnya. (sgt/c1/bay)
Seleksi Calon Staf Non-PNS SEMENTARA setelah resmi terbentuk, Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Banyuwangi langsung bersiap melakukan rekrutmen Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam). Pihak Panwaslu mengagendakan rekrutmen Panwascam dibuka mulai besok (4/5) sampai Minggu (10/5) mendatang. Ketua Panwaslu Banyuwangi, Atim Hariyadi mengatakan, jumlah kebutuhan anggota Panwascam di masing-masing kecamatan sebanyak tiga orang. Meski jumlah kebutuhan anggota Panwascam hanya tiga orang per kecamatan, namun jumlah ideal pendaftar ideal asal masingmasing kecamatan di Bumi Blambangan ini minimal enam orang. Sementara itu, selain bersiap merekrut calon anggota Panwascam, lembaga Panwaslu Banyuwangi telah melaksanakan
48 Pendaftar tak Lolos Administrasi SITUBONDO - Semua pendaftar Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) sudah dilakukan verifikasi administrasi. Hasil seleksi sejumlah persyaratan itu sudah diumumkan kemarin (02/05). Dari hasil verifikasi yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Situbondo, ada 449 pendaftar yang lolos seleksi awal itu. Yang tidak lolos administrasi hanya 48 pendaftar.
Salah satu komisioner KPU, Iwan Suryadi mengatakan, penyebab tidak pendaftar tidak lolos administrasi variatif. Ada karena usia yang tidak memenuhi. Ada juga karena berkas-berkas yang tidak lengkap. ”Ada juga pendaftar yang menjadi pengurus partai atau pernah nyaleg pada 2014 lalu,” terang Iwan ketika ditemui di kantor KPU kemarin n Baca 48 Pendaftar...Hal 31
BANYUWANGI Jl. Gatsu Ketapang
HABIBUL ADNAN/JPRS
SELEKSI AWAL: Para pendaftar PPK melihat pengumuman lulus administrasi di kantor KPU Situbondo kemarin.
interview para pelamar staf pendukung non pegawai negeri sipil (PNS) kemarin (2/5). Panwaslu bakal menyeleksi belasan pelamar staf pendukung non-PNS itu untuk menempati sembilan pos kosong yang tersedia. “Peserta yang memenuhi kriteria akan mulai ngantor Senin depan (4/5),” ujar Atim. Selain itu, Atim mengaku pihaknya akan segera mengajukan permintaan tenaga sekretariat Panwaslu Banyuwangi dari unsur PNS. Permintaan tenaga sekretariat dari unsur abdi negara itu bakal segera dilayangkan kepada Badan Kepegawaian dan Diklat (BKD). “Kebutuhan tenaga sekretariat dari unsur PNS sebanyak lima orang. Kami akan segera mengajukan permintaan kepada BKD Banyuwangi,” pungkasnya. (sgt/c1/bay)
BANYUWANGI
BANYUWANGI
BANYUWANGI
BANYUWANGI
BANYUWANGI
Perum Permata Giri
Perum Pakis Jalio
Grand Livina
Toyota Agya
Toyota Avanza
Desy Education
Dijual rumah Perum Permata Giri AA-2 Jl Raden Wijaya Giri. LT/LB; 231M2/70M2, SHM. KM, KT 3, ruang tamu, ruang keluarga. Hub 08123292997 TP
Djl Rumah 2 Lantai di Perum Pakis Jalio Blok A-28 LT:158 m2, LB 235 m2, 5 KT, 3 KM, Dapur, Musholla, R.Tamu, R,. Keluarga, Garasi, PDAM, PLN Hub: 081223335351
DIJUAL Grand Livina/evalia tahun 013/013 pth PMK hrg 143,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Toyota AGYA pesan sekarang di Toyota AUTO 2000. DP cukup Rp 20 jutaan langsung bawa pulang. Hub Wahid 081234730670; PIN BB 3249897E
Inden Avanza skr juga !!! DP hanya Rp 20 jutaan. Proses cepat, pemesanan mudah, berhadiah.Hanya bersama ICHA.IngatToyota, ingat Icha 081252946789; PIN BB 526A68F5
DIBUTUHKAN SEGERA: Instruktur Bhs. Inggris min.D3 /S1 dan STAF ADMIN Min. SMK/D3 bisa Komp/IT, Lamaran Hubungi: Desy Education, Jl. Hayam Wuruk 75-77 Giri Bwi, HP.085232768999
Lagoon Residence
Perum Alam Elok
Daihatsu Xenia
Mitsubishi Pajero
Suzuki Ertiga
Perum Alam Elok Jl. Tangkuban Perahu T 36/46/70 Free Design UM 10 Jt.an, Angs 900 Rb, CB 5 Jt Hub. 085236058438
DIJUAL All New Xenia tahun 013/011 htm/slv PMK hrg 133,5/105 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
DIJUAL Mitsubishi Pajero exceed (Jeep) tahun 2012 putih PMK hrg 289 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
DIJUAL Suzuki Ertiga tahun 015/013 putih mtl PMK hrg 138,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Dijual Tanah Jl.Gatsu Ketapang Depan Polsek Ketapang Hub: 081381683752
BANYUWANGI
Job Australia JOB AUSTRALIA Perkebunan Brisbane + Restaurant Royal Melbourne Bth Tnga Krja Biaya Minim, Ada Potong Gaji, Resmi/Legal, Gaji Besar Dolar, Brngkt Cpt ‘’Terbatas’’ Hub: Dina Pratiwi, SH 081316236162 Indo Power
Lokasi strategis, cluster housing, one gate system, unit ready stock, type 60+90, Jl.Yos Sudarso Bwi, Hub. 0333-7602936, 03337602937, 082331514338, 081287210938
Rumah Klatak Dijual BU Rumah LB +130, LT 215, 4 KT, 2 KM, Carport, SHM 081336349287 Klatak, Bwi
PEMBERITAHUAN Sehubungan dengan ma kin marak nya aksi peni puan yang meman faat kan iklan jitu di Koran Radar Banyu wa ngi kami himbau kepada masya rakat teru ta ma pema sang iklan jitu di Radar Ba nyu wangi un tuk was pada dan ber hati-hati. Bila Anda me nerima tele pon, SMS dengan mengatas nama kan pe tugas dari Radar Banyu wa ngi maka segera kon fir masi ke Radar Ba nyu wangi (0333) 412224. Ra dar Banyuwa ngi tidak ber tang gung jawab atas semua transaksi yang ter jadi selain pema sa ngan iklan secara res mi di Radar Banyuwangi.
Toyota Avanza BANYUWANGI STNK Hlg STNK P 2694 WI an Samianti, Jl. Riau Gg. Permata 28 RT. 3/3, Kel. Lateng
Direktur: Samsudin Adlawi Pemasaran dan Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha Iklan: Sidrotul Muntaha, Dian Effendi Administrasi Iklan: Fitria Arifiana Event: Benny Siswanto Keuangan: Citra Puji Rahayu Kasir: Widi Ukiyanti, Piutang: Anissa Windyah Sari Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti Perpajakan: Cici Irma Setyani
J Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.
Jual Cepat Honda CRV 2.4 Matik 2007 Warna Silverstone. Pajak Panjang, Barang Istimewa, Bisa Tukar Tambah Harga 198 Jt Nego Hub: 085259203299 DIJUAL All New Avanza / Agya tahun 013/014 htm/pth PMK hrg 138,5/103,5juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148
Pick Up Kijang
Samsung Galaxy Djl 3 Bh HP Samsung Galaxy S5, 5 Inch Bkn Original, Baru @1 Jt Nego H: 085335734023 Pasang iklan di Jawa Pos Radar Banyuwangi bisa menghubungi 0333-412224
Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono Wakil Pemimpin Redaksi/Korlip: Syaifuddin Mahmud Redaktur: Ali Sodiqin, A.F. Ichsan Rasyid Staf Redaksi: Sigit Hariyadi, Niklaas Andries, Ali Nurfatoni, Chien Jullien Anisa, Taufik Ferdiansyah, Fredy Rizki Manunggal Fotografer: Galih Cokro Buwono Editor Bahasa: Minhajul Qowim Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis (Koordinator), Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja
Honda CRV
Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Agus Baihaqi Staf Redaksi: Shulhan Hadi, Dedy Jumhardiyanto Pengembangan Usaha: Abdul Aziz Iklan: Thomy Sila Acrdhiansyah, Eko Budiyono Pemasaran: Wahyu Nugroho Administrasi: Titin Wulandari Kantor Genteng: Ruko Madania, Jl Hasyim Asy’ari No 06 Genteng Telp : (0333) 845860
Djl Pick Up Kijang 2002, Bensin, Tang a n I Wa r n a H i t a m , Ko n d i s i B a gus, Hubungi H. Agus 0811350315
Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Edy Supriyono Staf Redaksi: Nur Hariri, Habibul Adnan Fotografer: Rendra Des Kurnia Lay Out/Grafis: M. Fatah Yasin Iklan: Yusroh Abdillah Pemasaran: Samsuri Administrasi: Dimas Ayu Dewi Fintari Kantor Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982.
J Wartawan Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.
Taruna CSX Djl Taruna CSX Th 2000, Hitam, Terawat, Milik Pribadi Harga Nego Hub: 085101913367 Pasang iklan di Jawa Pos Radar Banyuwangi bisa menghubungi 0333-412224
Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Website: www.radarbanyuwangi.co.id. Email: radarbwi@gmail.com, beritaraba@gmail.com, artikelradarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300
J Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi
RADAR BANYUWANGI
BERITA UTAMA
Jawa Pos Minggu 3 Mei 2015
27
Atlet Harus Bermental Baja
NUGROHO/RaBa
KIBARKAN BENDERA: Suasana upacara bendera dalam rangka memperingati Hardiknas di RTH Maron, Genteng, kemarin.
Peringatan Hardiknas Digelar Bergiliran GENTENG - Puncak peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) diisi upacara bendera kemarin (2/5). Acara yang dipusatkan di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Maron, Kecamatan Genteng, itu dipimpin langsung Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Banyuwangi Sulihtiyono. Hadir dalam upacara tersebut Forfimka Genteng, Kepala UPTD Pendidikan, kepala sekolah negeri maupun swasta, instansi terkait, dan ratusan siswa SD hingga SLTA. Dalam pidatonya, Sulihtiyono yang mewakili Bupati Abdullah Azwar Anas langsung membacakan surat edaran dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Usai memimpin upacara,
Sulihtiyono kepada koran ini mengatakan, upacara peringatan Hardiknas itu sengaja dipusatkan di Kecamatan Genteng. Sebab, menurut Sulih, kemajuan dunia pendidikan tidak harus di kota saja. Akan tetapi harus menyebar hingga ke pelosok daerah. ”Kita sesuaikan dengan tema Hardiknas kali ini, yakni Pendidikan dan Kebudayaan Sebagai Gerakan Pencerdasan dan Penumbuhan Generasi Berkarakter Pancasila,” tutur Sulihtiyono. Ditambahkan Sulihtiyono, bahwa kegiatan upacara peringatan Hardiknas ini lokasinya bergilir setiap tahunnya. “Sekarang panitianya Kecamatan Genteng. Mungkin tahun depan bisa di kecamatan lain,” pungkasnya. (c1/als)
BANYUWANGI - Para atlet maupun pelatih dan pengurus cabang olahraga (cabor) di Kabupaten Banyuwangi beberapa waktu belakangan berlatih keras untuk mempersiapkan diri di ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) yang akan dihelat di Kota Gandrung tanggal 6 hingga 13 Juni mendatang. Namun latihan fisik saja tidak cukup untuk menunjang kesiapan atlet di medan laga. Oleh karena itu, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Banyuwangi, selaku panitia kontingen Banyuwangi mengumpulkan atlet dan ofisial seluruh cabor dalam seminar sehari untuk memotivasi para atlet di aula Universitas 17 Agustus (Untag) kemarin (2/5). Ketua KONI Banyuwangi, Bambang Wahyudi mengatakan, untuk mencapai prestasi, tidak hanya membangun kekuatan fisik namun juga mental. “Sebelum memasuki latihan terpusat, secara psikologis ketahanan mental pemain harus di bangun,” jelasnya. Bambang mengimbau kepada para pelatih turut andil membentuk ketahanan mental para atlet yang akan membela Kota Gandrung ini. Salah satunya, kata Bambang, adalah menjalin komunikasi yang baik dengan atlet, wali atlet maupun guru sekolah atlet itu sendiri. Dengan begitu, semua pihak akan saling mendukung dan memberi motivasi para atlet untuk meraih prestasi. “Dari komunikasi yang baik, kita juga tahu jika
CHIN JULLIEN/RaBa
SEMANGAT: Beberapa atlet maju ke depan untuk diberi motivasi oleh salah satu profesor.
dalam keluarga dan pelatihnya tidak tahu itu,” ujar pria berkacamata tersebut. Seminar yang dihadiri oleh 420 atlet dan 68 ofisial yang tergabung dalam 35 cabang olahraga (cabor) juga dihadiri oleh tiga dosen Universitas Negeri Surabaya (Unesa) sebagai narasumber.
atlet memiliki masalah. Paling tidak kita bisa komunikasi,” Jelasnya lagi. Atlet yang memiliki masalah pribadi cenderung tidak konsentrasi saat bertanding. “Berkaca dari pengalaman beberapa waktu lalu, banyak atlet yang gagal fokus ketika berlaga karena memiliki masalah
Kontingen Banyuwangi diharapkan mampu meraih minimal 30 medali emas. “Kita bertanding di rumah sendiri. Selain berlatih keras, kita juga dikelilingi dukungan dari berbagai pihak. Yang terakhir adalah jangan lupa berdoa,” tutup Bambang. (cin/c1/als)
ISTIMEWA
NEKAT: Ririn (dua dari kiri) berupaya mengakhiri hidupnya dengan cara nyebur diri ke laut.
Sakit tak Kunjung Sembuh, Hendak Bunuh Diri PESANGGARAN - Para pengunjung Pantai Pulau Merah, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, sempat dibuat geger, Jumat (1/5) siang. Seorang perempuan muda terlihat sedang berupaya melakukan bunuh diri dengan cara nyemplung ke laut. Beruntung, ada warga yang mengetahuinya. Sehingga upaya nekat itu berhasil digagalkan. Perempuan yang mengaku bernama Ririn, 36, itu akhirnya dibawa ke salah satu warung yang ada di sekitar pantai. “Gelagatnya aneh. Seperti depresi,” cetus Komandan Puslatpur 7 Marinir, Lampon, Kapten (Mar) Venny T. Wuaten. Venny yang kebetulan berada di Pantai Pulau Merah itu mengatakan, perempuan ini men-
gaku sengaja akan bunuh diri karena putus asa penyakitnya tidak kunjung sembuh. “Penyakitnya tidak sembuh-sembuh,” katanya. Dalam keterangannya, jelas dia, Ririn mengaku tinggal di Dusun Panjen, Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu. Perempuan itu datang ke Pulau Merah dengan naik ojek. “Alamat yang diberikan itu ganti-ganti. Kami bingung mau mengantar ke mana,” cetus Kapolsek Pesanggaran, AKP Supriyadi. Agar tidak salah alamat, selanjutnya Ririn dikirim ke Polsek Sempu. Selanjutnya, diantar ke rumahnya. “Informasi yang kami terima terakhir, Ririn sudah sampai di rumahnya,” cetus Kapolsek Supriyadi. (sli/c1/abi)
5 0 B E SA R T A H A P T I GA C A L O N BUPA TI IDOL 2 01 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Eko Susilo Nur Hidayat Michael Edy Heriyanto Ficky Septalinda Munib Syafa’at Basuki Rahmat Angka Wijaya Toni Hartono Ayub Hidayat Achmad Musta’in
310 156 148 105 88 85 84 71 69
10 11 12 13 14 15 16 17 18
Anton Sunartono 64 Agus Dani T 27 Umi Kulsum 26 Mandiri Ratu Warang Agung24 Fadjar Isnaini 21 Abdullah Azwar Anas 20 Neni Viantin Diyah Martiva 20 Guntur Priambodo 15 Waridjan 15
19 20 21 22 23 24 25 26
dr. Faida Teguh Sumarno Agus Edy Riyanto Heru Pratista Ikhwan Arief Arvy Rizaldi Mufti Anam Rindar Suhardiyansah
11 6 5 5 5 3 2 2
27 28 29 30 31 32 33 34
Soekardjo Joni Subagyo Satiyem Achmad Taufiq Achmad Wahyudi Agung Mulyana Agus Tarmidi Ali Sodiqin
2 1 1 0 0 0 0 0
35 36 37 38 39 40 41 42
Bambang Purwanto Bambang Surtiyono Ipung Purwadi Qutbi Joko Santoso Juliesetyo Puji Rahayu Masykur Ali Nurmansyah Samsudin Adlawi
0 0 0 0 0 0 0 0
43 44 45 46 47 48 49 50
Sri Utami Faktuningsih Sugihartoyo Sunarko Wijaya Syukran Makmun Hidayat Taufik Hidayat Wiwik Pudjiati Yusuf Widyatmoko Zaenal Arifin Salam
AYO, KIRIM BALLOT DUKUNGAN SEBANYAK-BANYAKNYA AGAR CALON BUPATI FAVORIT ANDA LOLOS KE PENJARINGAN TAHAP III (30 BESAR).
0 0 0 0 0 0 0 0
RADAR BANYUWANGI
BUDAYA
30
Jawa Pos
Minggu 3 Mei 2015
SAJAK-SAJAK
Relakan Aku Pergi
Mengenang dirimu yang tiada lagi… Hampa terasa dimalam sunyi… Yang selalu ingat wajah kekasih… Seperti luka yang tergores kasih… Yang hilang dari semua permadani…
Senja…… Jinggaku takkan sanggup hilang Jika melihat matahariku bersedih
Kan ku pandangi langin bintang itu… Ku tengadahkan tangan kananku… Seraya ku meraut wajahmu… Bagaikan angin yang menembus batu…
Apa daya Senja…… Aku kini tak lagi punya Cinta dan senyum ceria Aku masih dingin Bersama senja hatimu, Kini Aku bukan lagi janji Yang harus tertepati Aku adalah angin Yang begitu cepat Terembus oleh emosi Senja…… Relakan aku pergi Untuk kuterangi Hati lain yang menungguku pagi WIDANURLAILATI. Mahasiswa PBSI IAIDA Blokagung.
Malam Sunyi
Ditya, Sekolah TKN Pembina
Tersirat rasa pendam dalam hati… Kusimpan penuh di kalbu hati… Entah kenapa hari silih berganti…
Audri Illidan. Penyuka puisi.
Relakan Aku Pergi Senja…… Jinggaku takkan sanggup hilang Jika melihat matahariku bersedih Apa daya Senja…… Aku kini tak lagi punya Cinta dan senyum ceria Aku masih dingin Bersama senja hatimu, Kini Aku bukan lagi janji Yang harus tertepati Aku adalah angin Yang begitu cepat Terembus oleh emosi WIDANURLAILATI. Mahasiswa PBSI IAIDA Blokagung.
Jeritan Buku lagi. Aku gendong tas ranselku dan kuambil koper hitam. Lalu kubawa barang-barangku bergegas dari pos polisi itu. satu kali melangkah, terdengar lamat-lamat suara ku baru saja turun dari bus mini itu. senang te- teriakan seseorang. Membuat langkah kakiku terhenti. rasa dalam hati. Akhirnya aku tiba di kota buku. Aku menoleh ke belakang. Mencari–cari dari mana sumKota yang sudah lama menjadi impianku untuk ber suara yang meminta pertolongan itu. sedikit ada yang berkunjung. dikata, kota ini tempat gudang buku terbesar mengganjal. Kenapa hanya aku yang mendengar suara dunia. Jelas banyak pembaca di kota ini. Semua orang itu, apakah orang lain tidak mendengarnya. Sepertinya menggenggam buku di tangannya; pengemis, tukang mereka biasa–biasa saja berlalu–lalang. Kutatap seluruh becak, sopir angkot, pelajar, mahasiswa, pejabat daerah. penjuru tak satu pun orang yang terlihat meminta pertoAku bingung di sudut terminal kota buku ini. Hendak longan. Hanya buku yang tampak tegeletak di tanah aspal. ke mana kaki ini kulangkahkan. Mulai dari tukang ojek, Entah milik siapa buku setebal enam sentimeter itu. Tak tukang becak, juga tak kalah saing seorang sopir angkot seorang pun yang mengambilnya. Semakin aku mendekat menawarkan jasanya kepadaku. Aku menolaknya santun. pada buku itu, lantang suara teriakan tampak jelas. Aku berjalan gontai menuju warung terdekat di terminal Apakah suara itu bersumber dari buku itu? ah!!! Tak itu. perjalanan yang sangat jauh, membuat badanku te- mungkin, mana ada buku bisa berteriak. Seperti dalam rasa remuk. Setiba di warung, kuletakkan tas ransel dan dongeng saja. Ini bukan cerita Harry Potter yang berbau– koper besar sebagai persediaan buku-buku boronganku bau sihir. Aku harus berhati–hati mengambil buku itu. nanti. Kutemui penjual di warung itu sedang membaca bisa saja hal yang tak diinginkan terjadi padaku, misal buku. Tampak jelas judul buku yang dibacanya di mataku aku dituduh pencuri. Tapi eman–eman buku itu kalau tak “Makanan Alternatif Pengganti Beras.” Di warung itu aku diambil. Kupaksa tanganku mengangkat buku itu dari hanya menuang lelah dengan segelas air es. tanah aspal. Tanganku gemetar, bulu kudukku bergidik. Kemudian aku berjalan lagi usai membayar minuman. Benar apa terkaku sebelumnya. Suara itu. suara itu. berMenelusuri ruas–ruas jalan di dalam terminal. Aku belum sumber dari buku yang ada dalam genggamanku. Air kepikiran di mana letak gudang buku itu, sebab aku ma- hujan membasahi sampulnya. Separo halaman menyerap sih bingung mencari pintu keluar dari terminal ini. Aku air. Kubuka perlahan lembar per lembar. Suara jeritan benar–benar merasa orang asing di kota ini. Orang- orang menjadi–jadi. di sekitar terminal menyadari kebingunganku. Namun, “Sudah ambil saja bila kamu suka mereka tak satu pun menyapaku. Saat itu aku baru sadar buku itu.” Suara itu mengagetakan pepatah kuno yang sering didengung-dengungkan kanku. Seorang pemuda para petuah “malu bertanya sesat di jalan”. Mungkin apa gagah, kekar tegap yang terjadi kepadaku merupakan bentuk nyata dari per- berdiri di nyataan itu. depanAku mulai bertanya, satu per satu orang–orang menjawab k u . dengan jawaban yang berbeda. Jawaban yang menambah seorang pengelana kebingungan. Terpaksa aku harus mencari pintu keluar sendiri. Sebuah petunjuk Ilahi memperlihatkanku petunjuk arah jalan keluar dari terminal itu. Aku pun mengikuti petunjuk arah itu. Ternyata benar, aku lepas dari cengkeraman terminal itu. Lalu ke mana aku harus melangkah lagi. Sungguh aku tak paham arah. Para pedagang asongan menawariku berbagai macam makanan dan minuman. Lain daripada yang lain, pedagang yang satu ini jauh lebih muda dariku. Bukan jauh lebih muda lagi, tapi pedagang ini usianya benar–benar masih dini. Masih seusia adikku yang masih duduk di bangku sekolah dasar kelas tiga. Ada rasa belas Pekasih dalam hatiku. Kubeli saja air putih darinya. Dan mukuberikan uang kembalian kepadanya. d a Sejenak pikiranku mencari–cari arah menuju gudang t a m buku terbesar di kota ini. Tak ada tanda–tanda jawaban p a n di sekitar terminal itu. hanya para pemudik naik turun dengan bus dan angkot. Begitu pula bus dan angkot keluar masuk jenggot terminal mengantar para penumpang. Kulangkahkan m e kaki menuju sebatang pohon rindang di sebelah pintu m e n u h i masuk terminal. Banyak orang berteduh dibawah pohon dagu dan peliitu melepas penat. Lagi–lagi aku bingung harus ke mana pisnya itu tersenyum ramah kaki ini kubawa. kepadaku. Kubalas ia dengan senyuman Alam mulai tidak bersahabat. Angin kencang dari setiap pula. penjuru, mengharuskan orang beranjak dari bawah pohon. “Kamu suka?” tanyanya lagi. Takut pohon itu tumbang. Orang–orang menjauh. BeAku tak menjawabnya. Aku susah membuka bigitupun aku. Tak tinggal diam, aku harus meneruskan birku. Seolah ada mantra mencekam bibirku. Aku berperjalananku meski awan hitam pekat di langit kota buku diri mematung lelaki itu. Apakah dia mahasiswa di kota ini. Gumpalan awan membentuk rak–rak buku. Seperti ini? Hatiku membatin. “Siapa namamu?” gambar yang sengaja dilukis seniman–seniman kota ini “Eo e..Jalal, Bang.” Jawabku kaku. untuk dipamerkan kepada para pendatang. “Aku Jamil, ke mana tujuanmu?” Gemuruh hujan berlarian mengejar di belakangku. Aku “Aku ingin membeli buku ke…” lekas–lekas mencari tempat berteduh. Para pengendara “Ke gudang buku.” Ia memotong kata-kataku dan menmotor dan pejalan kaki turut menepi di depan pertokoan. dahuluiku menyebut gudang itu. Sedangkan aku berteduh di teras pos polisi. Sambil “Sudahlah kamu tak perlu memikirkan buku itu, yang menunggu hujan reda kulepas sepasang sandal untuk kamu dengar hanya jeritan pengarang buku itu dan itu dijadikan alas dudukku. “Kenapa pos polisi ini sepi, tak masih belum seberapa.” Aneh. Aku tak paham apa yang satu pun petugas berjaga di dalam, tak apalah yang pen- dikatakan lelaki tinggi itu. ting aku bisa berteduh,” gumamku. “Jika kamu ingin membeli buku lebih banyak lagi mari Hujan semakin mengguyur kota buku, tempias air hujan aku antar. Tapi sebelum itu kamu harus istirahat dulu di membasahi punggungku. Aku tetap duduk dengan tangan tempat aku tinggal. Sebab, hari sudah mulai petang,” memeluk tekukan kaki, menikmati gemercik air hujan “Mari ikut bersamaku,” tawarnya mengodaku, “sudah pada tanah aspal. Dingin menggigil tubuhku. Aku bermo- jangan takut, aku bukan penjahat, aku hanya seorang hon semoga tetap sehat. Aku takut penyakit asma kambuh. pengamat hidup,” ujarnya. Sempat aku berandai–andai ada orang yang menjemTampa sepatah kata dan keragu–raguan dalam diriku, putku, membawaku ke rumahnya, lalu menyuruhku aku pun mengikuti ajakannya. “Ternyata di tengah–tengah mandi dan tidur. Namun sayang, itu hanya menjadi angan– kota besar ini masih ada orang yang peduli antar sesama,” angan yang mengisi kekosongan benakku. Nestapa kura- gumamku. sakan di negeri tetangga. Tak punya teman apalagi keluPemuda tampan itu membawaku dengan sepeda moarga. Sedih. tornya melesat jauh. Menyelundup di celah-celah ramaiAku melirik telepon genggamku. Tapi siapa yang ingin nya kendaraan lainnya. Dengan lincah Jamil meliukkan aku hubungi. Jauh dari sanak keluarga, kerabat dan te- sepedanya. tangga. Tak sempat kupikirkan sebelumnya terjadi hal Dia terus membawaku menelusuri gang – gang lengang. semacam ini. Tak satu pun pintu rumah kebuka. Lalu dia menghentikan Hujan mulai reda menyisahkan gerimis. Kesempatanku sepedanya perlahan di depan rumah tua berlantai dua. mencari gudang buku di kota ini sebelum hujan turun Dia mempersilakan aku masuk. Rumah yang lengang, Oleh N. Fata (Santa)*
A
sepi dari sapaan orang, seperti rumah tak berpenghuni. Banyak lukisan dan coretan pada dinding gedung itu. Beraneka warna menghias dinding. ruangan yang sempit. Aku mengikutinya menaiki tangga kayu itu. ada tulisan jelas di sana. Ia tinggal di salah satu kamar di lantai dua. “Mungkin kamu gerah, silakan mandi dan cari sendiri kamar mandinya. Rumah ini tidak begitu besar, kamu akan menemukannya sendiri,” ucap lelaki itu seraya melepas bajunya. Aku pun mengikuti perkataannya. Kucari di mana kamar mandi yang ia maksud. Kubuka pintu–pintu dalam rumah itu satu per satu. Belum aku temukan. Tinggal dua pintu yang belum kubuka. Mungkin saja salah satu dari pintu itu, terkaku meyakinkan. Seperti rumah angker memang. Tapi aku berusaha memberanikan diri. Kubuka pintu itu berderik perlahan. Tempat apa ini? Tanyaku dalam hati. Buku–buku bertumpukan. Anehnya dar-
ah segar mengaliri buku–buku itu. Bulu kudukku bergidik. Tangan dan kakiku gemetar kencang. Apakah aku berada di alam mimpi? Ah tidak, ini nyata. “Jalal apa yang kamu lakukan di sana?” suara itu mengagetkanku. “E..eh tidak..tidak.” “Jangan takut itu hanya halusinasimu,” ujarnya. Aku menatapnya ketakutan. “Dan itu darah para pengarang buku itu.” “Sana kamu cepat mandi, lalu beristirahatlah di kamarku.” Ia seraya menunjukkan kamar mandi yang masih belum aku buka pintunya. Kemudian ia pergi menaiki tangga lagi. Usai mandi, mengeringkan tubuhku lalu kurebahkan tubuh kerimping ini di atas kasur yang sudah menipis. Kupandangi sekitar ruangan itu. Tak ada tanda–tanda yang mencurigakan dalam ruangan itu. Aku bangun dari rebahan semula. Ada yang aneh mengganjal di balik kasur itu. Ada apa gerangan dibalik kasur yang aku tiduri? Mataku menatap sekelilingku. Tampaknya pemuda itu ada di luar sibuk berbicara dengan seseorang melalui narahubung di seberang sana. Sembunyi–sembunyi kusibak kasur itu, tanganku meraba–raba di bawah kasur. Ada semacam batangan yang kudapatkan. Aku tercengang setelah mendapati benda itu. aku mengeluarannya. Sebatang benda tajam, Samurai. Ku coba melepas bungkus yang membalut benda menggilap itu. Tiba–tiba pemilik benda itu muncul dari balik pintu. “Itu hanya sebatas hiasan, sengaja aku letakkan benda itu di bawah kasur supaya kamu tidak ketakutan.” Ia berusaha menenangkanku.
“benar ini hanya sebatas hiasan?” tanyaku meyakinkan. “bukan itu alat untuk membegal orang yang menginap di sini, maka dari itu kamu harus berhati–hati.” Lalu ia tertawa terbahak. “Tidak, tidak aku sekadar bercanda, silakan kamu tidur duluan, aku menyusul. Dan esok kita pergi ke gudang buku.” Kata–katanya mengakhiri malamku. *** Esok harinya aku mengajak pemuda itu, mengantarkanku ke gudang buku. Ia menyuruhku menunggu. Lagi– lagi menunggu. Bosan aku menanti–nanti. Aku jua tak betah terus menerus tinggal di kamar itu. kenapa tidak, suara jeritan sering kudengar dari balik gedung. Aku tak berani menanyakan hal itu. apa mungkin jeritan orang– orang itu korban yang disandra lelaki yang bersamaku ini. Kalau terbukti kebenarannya, bisa–bisa pada akhirnya aku juga dijadikan tumbal. “kamu demam berobat dulu. Kamu tunggu disini, aku keluar belikan kamu obat.” Benar badanku panas. Kepalaku pusing. Terbersit dalam benakku. Jika aku tidak segera sembuh, lelaki itu dengan mudah mencuri kesempatan membunuhku. Tapi biarlah, aku serahkan pada Tuhan. Aku sudah tiga hari bermalam di rumah itu. semakin mengerikan saja. Teriakan itu melengking setiap malam. Aku acapkali ketakutan. Namun, Jamil selalu menenangkanku. Ia menjanjikan buku–buku setiap kkali ka li aku hendak memejamkan mata. Di malam yang berbeda dia mengajakku pergi ke gudang sejuta buku itu. diambilnya pedang samurai yang menggantung pada dinding kamar. Lalu dibukanya pembungkus pedang itu. Aku ketakutan melihatnya. Tiba–tiba pedang itu dihunuskannya ke salah satu tembok kamar. Seol a h – o lla la ah aku hidup di dalam
dongeng. Sebuah pintu terbuka setelah mendapat hunusan pedang tadi. Sepertinya pemuda itu ingin menunjukkan suatu jawaban yang selama ini kutanya–tanyakan kepadanya. Benar aku bilang. Ia menunjukkan sumber suara jeritan orang–orang itu. Tapi tak satu pun seseorang berada dalam ruangan itu. hanya tumpukan buku–buku. Jamil melangkahkan kakinya ke dalam gudang itu. Aku pun membuntutinya. Dinding–dinding itu terdiri dari buku–buku tebal. “Di mana orang–orang yang menjerit itu?” tanyaku. “Di dalam buku–buku.” Jawabnya. Semakin ke dalam riuh suara itu menjadi–jadi. “Di sini banyak karya–karya para penulis terkemuka yang harus diapresiasi, tapi semua itu tak berharga. Buku– buku ini dijual dengan harga yang sangat rendah. Buku– buku ini asli, tapi palsu. Begitu pula dengan karya–karyamu, pada akhirnya akan seperti ini.” Jelas pemuda tampan itu. Ada buku yang menarik perhatianku di tumpukan buku itu. “Buku Ajaib” seperti itulah judul yang tertera di sampulnya. Kuambil dan membukanya perlahan. Pemeran– pemeran dalam buku itu meronta–ronta hendak keluar dalam cerita di dalamnya. “Hai orang di luar sana, gantikan posisiku. Kamu akan meresahkan kehidupan yang sebenarnya.” Kata seorang wanita dalam buku itu. Aku heran, bukannya aku yang berada dalam kehidupan nyata yang sebenarnya. Mengapa ia berkata seperti itu? Tanpa kusadari, Jamil meloncat ke dalam buku itu. Melihat ulah Jamil, aku tak kalah dengannya ikut terjun ke dalam buku itu. Gelap. Gelap. Gelap. Hitam pekat dunia ini. Aku tak menemukan jalan keluar. Terpaksa aku hidup bersandiwara dalam cerita itu selamanya. *) Pencinta Sastra Indonesia.
RADAR BANYUWANGI
Jawa Pos
Minggu 3 Mei 2015
BERITA UTAMA
31
Uji Coba di Jalan A Yani dan Adi Sucipto n DILARANG... Sambungan dari Hal 25
Sesuai amanat UU tersebut, badan jalan provinsi atau jalan nasional dilarang dijadikan tempat parkir. Namun, kenyataan di lapangan selama ini, mayoritas tempat usaha di tepi jalan nasional dan jalan provinsi di Bumi Blambangan tidak memiliki area parkir khusus. Kalau pun ada, tempat parkir khusus itu tidak mampu menampung seluruh kendaraan milik konsumen. Contohnya di sepanjang Jalan Ahmad Yani, Jalan PB. Sudirman, dan beberapa ruas jalan lain. Oleh karena itu, petugas gabungan unsur Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo); Satuan Lalu-lintas (Satlantas)
RAMBU: Dishubkominfo memasang pengumuman larangan parkir bagi kendaraan di tepi Jalan A Yani Banyuwangi kemarin.
GALIH COKRO/RABA
Polres Banyuwangi; dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) menggelar patroli keliling Kota Penyu kemarin. Kali ini petugas berkeliling kota melakukan sosialisasi aturan larangan parkir di badan
jalan nasional dan jalan provinsi tersebut. Pantauan di lapangan, petugas gabungan melakukan menerjunkan sejumlah kendaraan roda empat dalam sosialisasi kali ini. Sejumlah petugas yang lain ber-
keliling mengendarai motor. Tidak hanya menyampaikan woro-woro melalui pengeras suara yang dipasang di mobil, petugas yang mengendarai sepeda motor tidak segan-segan turun dari kendaraan untuk
Timnas Sudah Masuk Banyuwangi n DIMERIAHKAN... Sambungan dari Hal 25
Selain itu, seluruh komunitas sepeda di Banyuwangi juga hadir dalam Event ITdBI pada 6-9 Mei nanti. Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Banyuwangi, Slamet Kariyono,
berharap kesenian tradisional yang tampil di sepanjang rute ITdBI tahun ini bisa tampil semaksimal mungkin. Selain itu, kebersihan di sepanjang rute balapan juga menjadi prioritas utama. ”Kualitas tampilan kesenian budaya harus dimaksimalkan. Kebersihan di sepanjang rute juga
sangat penting,” terang Sekkab Slamet Kariyono beberapa waktu lalu. Sementara itu, sekitar pukul 13.00 siang kemarin (2/5), seluruh pembalap dan official dari Indonesia National Team sudah masuk ranah Bumi Blambangan. Para pembalap dari Indonesia
National Team itu adalah tim pembalap yang datang pertama di tanah Sunrise of Java ini. ”Mereka datang ke Banyuwangi dari Jogjakarta menggunakan sepeda,” kata salah satu kru pendukung tim BRCC, R. Kusuma Atmaja, tadi malam. (tfs/c1/bay)
Idealnya Didukung 70 PNS n BACA... Sambungan dari Hal 25
Pria kelahiran Blora 10 Mei 1974 itu mengatakan, luas hutan yang dijaga mencapai 24.000 hektare. Jumlah karyawan yang ada 27 PNS. Jumlah tersebut dirasa sangat
kurang ideal dibanding luas lingkup kerja Seksi Muncar yang mencapai kurang-lebih 24.000 hektare. ”Selain 24 PNS, ada juga 15 Masyarakat Mitra Polhut (MMP) dan 4 tenaga Pengaman Hutan Lainnya (TPHL) yang ikut membantu kami. Tapi mereka non-PNS.
Idealnya, lahan seluas 24.000 hektare tersebut seharusnya ditangani sekitar 70 pegawai,” terang pria yang hobi bermain futsal itu. Dengan kurangnya pegawai di Seksi Muncar tersebut, pihaknya saat ini sedang gencar-gencarnya melakukan penyuluhan dan
pendekatan kepada masyarakat. Tujuannya agar masyarakat ikut menjaga keamanan dan kelestarian hutan di TNAP. ”Meski dengan jumlah pegawai yang kurang ideal, tapi kita tetap mengoptimalkan tugas dan fungsi kami,” tukasnya. (tfs/c1/aif)
Datangkan Ukiran dari Jepara n BERTAHAP... Sambungan dari Hal 25
Kerangka atap bangunan tersebut juga sudah mulai dipasang secara bertahap. Kemarin (2/5) rangka dan bangunan fisik sudah terlihat kokoh. Bahkan, beberapa ukiran berbentuk naga yang biasa menghiasi tembok sudah terlihat. Ketua TITD Hoo Tong Bio, Oei Sioe San, mengatakan bahwa pembangunan masih difokuskan pada penuntasan bentuk fisik. Secara detail baru
akan dituntaskan setelah fisik bangunan rampung. “Yang baru diselesaikan adalah pemasangan pintu dan ornamen dinding klenteng. Kalau isinya nanti kita sesuaikan setelah jadi,” ujarnya. Dalam pembangunan kembali itu, perempuan yang juga akrab dipanggil Susan itu mengaku menyediakan ruangan tersendiri untuk patung tri nabi. Sebelumnya, patung tri nabi diletakkan satu ruangan bersama patung Kong Co Tan Hu
Chin Jin. Karena bangunan yang baru ini jauh lebih luas, maka patung yang terdiri atas Lao Tze, Buddha, dan Kong Hu Cu, itu akan diletakkan di ruangan khusus di bagian belakang bangunan. Selain itu, patung yang akan mengisi tempat ibadah umat tri dharma itu nanti, kata Susan, akan disesuaikan jumlahnya dengan bangunan sebelumnya. Hanya ukurannya dibedakan sesuai besar bangunan. Beberapa patung yang masih terse-
lamatkan dari kebakaran sebelumnya juga akan kembali diletakkan di dalam bangunan baru. “Secara fisik, kita bisa targetkan selesai tahun ini. Untuk kelengkapan lain, seperti ornamen di dalam dan ukiran di atas bangunan, belum bisa kita targetkan selesai tahun ini,” ujarnya. Khusus ornamen ukiran, Susan mengatakan, sebagian besar dipesan di Jepara, Jawa Tengah. Hanya ukiran puncak bangunan saja yang diselesaikan di Hoo Tong Bio. (fre/c1/bay)
Panitia Tetapkan 11 Lokasi Lomba n KONTINGEN... Sambungan dari Hal 25
Selain untuk mengasah mental, hal tersebut dilakukan agar target yang diusung bisa diraih dengan mudah. ”Mudah-mudahan bisa juara pertama biar saya bisa pergi umrah,” terang Wahyono. Sementara itu, Nurainah, peserta tunanetra putri, juga optimistis nanti bisa menjadi juara pertama. Nurainah berharap, optimisme yang sudah melekat pada dirinya itu mudah-mudahan bisa menyebar kepada masyarakat Banyuwangi. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan ikut memberikan doa dan dukungan kepada seluruh kontingen Banyuwangi. ”Kita sudah siap. Mohon doa dan dukungannya kepada seluruh masyarakat Banyuwangi,” tutur Nurainah. Sementara itu, pembina pen-
damping MTQ Banyuwangi, Atfal Fadloli menuturkan, pihaknya tidak kesulitan dalam membimbing dua peserta yang mewakili Banyuwangi tersebut. Saat ini mereka fokus pendalaman tajwid dan lagu dua. ”Selain itu, kami juga melatih fisik mereka. Setiap pagi dan sore selalu olahraga kecil agar badan tetap sehat dan fit,” terang Atfal. Tidak hanya doa yang dia harapkan, dukungan langsung masyarakat saat perlombaan juga sangat diharapkan Atfal . Dengan adanya suporter yang banyak, diharapkan itu mampu membakar semangat para peserta. ”Iya, suporter itu penting. Mudah-mudahan saja nanti pas lomba ada suporter dari anakanak sekolah yang dikerahkan,” harap Atfal. Selain kepada dirinya, dua peserta tunanetra itu juga berlatih kepada Ustad Juawaini di Ponpes
Al-Antari, Kelurahan Penataban. ”Saya melatih dasarnya, terus pendalamannya mereka berlatih di Ponpes Al-Antari. 90 persen kita sudah siap,” pungkasnya. Sekadar tahu, Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat Provinsi Jawa Timur ke-26 yang digelar 24-30 Mei akan berlangsung di Banyuwangi. Semua persiapan mulai menyambut para tamu hingga pembukaan dan pelaksanaan terus dimatangkan Pemkab Banyuwangi. Kabag Kesejahteraan Masyarakat (Kesmas) Pemkab Banyuwangi, Drs. H. Nurul Holili menjelaskan, tahun ini Banyuwangi menjadi tuan rumah pelaksanaan MTQ ke-26. MTQ tersebut akan diikuti kafilah dari 38 kota/kabupaten di Jatim. Kafilah yang akan berlaga di MTQ itu mencapai ratusan. Untuk mempersiapkan even
akbar itu, panitia sudah menyediakan 11 lokasi, yaitu GOR Tawang Alun, Pendapa Sabha Swagata Blambangan, Gedung Wanita Paramitha Kencana, aula Stikes, aula SMKN 1 Banyuwangi, aula SMKN 1 Glagah, Aula Untag 1945, aula Korpri, aula Uniba, aula SDN Model, aula Dinas Pendidikan, dan aula Kemenag Banyuwangi. MTQ tahun ini akan melombakan 10 kategori, yakni musabaqah syarhil Quran, MTQ golongan remaja dan tunanetra, MHQ 30 juz dan tafsir bahasa Arab, musabaqah karya tulis ilmiah Alquran, MHQ 1 juz tilawah, dan MHQ 5 juz tilawah. ”Ada juga MKQ lomba kaligrafi Alquran, tafsir bahasa Indonesia dan Inggris, Tilawah anak dan tartil, MHQ 10 juz dan MHQ 20 juz, dan qiraat sab’ah,” papar Cholili. (tfs/c1/bay)
Semakin Sibuk bila Ada Kegiatan Jambore n SUDAH... Sambungan dari Hal 25
Setelah lima tahun bekerja, Agus pindah kerja ke salah satu bengkel di kawasan PB Sudirman. Namun, tetap hanya Vespa yang dia garap. Di tengah pekerjaannya sebagai teknisi atau mekanik , Agus pun bergabung dengan salah satu komunitas motor Vespa di Banyuwangi. Berdasar pengalamannya sebagai anggota komunitas, jadilah Agus sebagai seorang pria yang sangat memahami kondisi teknis dari berbagai jenis Vespa. “Setelah merasa mampu, akhirnya saya mencoba membuka bengkel sendiri di depan rumah. dari mulut ke mulut teman-teman, kemudian banyak yang berobat ke sini,” ungkap Agus. Motor Vespa, meskipun tampak tua, menurut Agus, kekuatannya jauh lebih baik ketimbang motormotor baru produksi Jepang. Bahkan, terkait perawatan, mo-
tor yang digagas perusahaan Piaggio milik Rinaldo Piaggio itu jauh lebih murah. Bahan bakarnya pun dapat dioplos bensin dengan solar atau bensin dengan minyak tanah. Bahkan, oli yang digunakannya pun bisa berasal dari oli bekas kendaraan lain, tak perlu beli baru. Akan tetapi, Agus menjelaskan, hanya orang yang memahami Vespa yang dapat menyembuhkan penyakit-penyakitnya. “Vespa itu tidak rewel. Paling yang biasanya terkendala itu karburator atau busi saja. Setelah itu ya jalan lagi,” terangnya. Pada awal bengkelnya buka, Agus menceritakan bahwa tidak hanya Vespa yang dia perbaiki, tapi juga kendaraan umum, seperti Bemo dan Bajaj. Apalagi, saat itu kedua kendaraan itu masih cukup banyak populasinya. Barulah setelah kalah bersaing dengan mobil-mobil dari Jepang, kedua spesies kendaraan itu
menghilang. Ketika ditanya mengenai triknya dalam menangani Vespa, Agus mengatakan tidak ada trik khusus. Dirinya belajar dari apa yang didapat selama ini. Apalagi, sampai sekarang banyak sekali komunitas Vespa yang berkunjung ke tempatnya. Entah itu membawa Vespa-nya yang sakit ataukah sekadar berbicara lepas. Dari situlah Agus mengaku mendapat banyak trik-trik untuk menangani Vespa. Dalam sehari, Agus mengaku, dengan bantuan adiknya, Heri, 32, dia dapat menangani lima sampai tujuh unit skuter. Itu dengan kondisi kerusakan ringan. Jika berat, kendaraan berlapis besi itu harus dirawat inap minimal satu hari. Pria yang juga bekerja sebagai penjual Vespa itu mengatakan, ramai-tidaknya bengkelnya tergantung ada atau tidaknya jambore otomotif yang berkaitan dengan Vespa. Jika ada even, dia menjamin akan banyak varian
Vespa dari yang standar sampai ekstrem memenuhi pelataran bengkelnya. Karena rata-rata para komunitas Vespa ingin kendaraan kesayangannya tampil prima saat ada even. Di situlah Agus beraksi dengan mengganti atau memperbaiki komponen motor-motor itu supaya on fire saat digunakan. Tak jarang ada beberapa orang yang memintanya memodifikasi Vespa atau mengecatnya. Selain di tempatnya, Agus mengatakan, ada tiga tempat lain yang juga menangani skuter. Namun, sebagian besar juga menangani kendaraan lain. Tidak seperti Agus yang hanya khusus menerima Vespa. Saat disinggung tentang rahasianya terhadap Vespa, Agus pun tertawa. “Sama seperti bengkel lain, saya hanya berusaha mengerjakan lebih cepat. Apalagi, Vespa kebanyakan adalah motor kesayangan, jadi orang penginnya cepat,” kata Agus. (c1/bay)
membantu pemilik kendaraan yang diparkir di badan jalan memindahkan kendaraannya. Seperti mereka lakukan pada satu unit mobil di Jalan PB. Sudirman siang kemarin. Catatan Jawa Pos Radar Banyuwangi, penertiban kendaraan yang diparkir di badan jalan sudah kerap dilakukan petugas. Bahkan, beberapa waktu lalu petugas kerap kali mengambil tindakan tegas, yakni menggembosi ban kendaraan yang diparkir di sepanjang jalan provinsi dan jalan nasional. Kontan, beberapa kendaraan yang selama ini adem ayem saja parkir di pinggir jalan nasional harus segera pindah saat petugas patroli mendekat. Selanjutnya, di beberapa titik, para petugas tersebut memasang larangan memarkir kendaraan. Kepala Dishubkominfo Banyuwangi, Suprayogi, mengatakan bahwa sebenarnya peraturan tersebut sudah lama.
Beberapa kali aturan itu disosialisasikan, tapi belum benarbenar bisa dijalankan masyarakat. “Peraturannya sudah jelas sebenarnya, kali ini kita juga mempersiapkan untuk penilaian Wahana Tata Nugraha, jadi kembali kita sosialisasikan,” terang Yogi. Kabid Perhubungan Darat Dishubkominfo Banyuwangi, Harry Iswadi menambahkan, kendala yang selama ini terjadi adalah kantor atau pertokoan tidak mempersiapkan lahan parkir dengan baik. Sehingga, pelanggan menggunakan tepi jalan nasional atau provinsi untuk parkir. Saat berusaha ditertibkan pun para pengguna jalan itu, menurut Harry, selalu berkilah dengan kurangnya lahan parkir. Saat ditanya mengapa peraturan itu baru diterapkan kembali, Harry menjawab, pihaknya hanya melanjutkan program dari provinsi. Karena sebelumnya Dishub Jatim, Ditlantas
Polda Jatim, dan Satpol PP Jatim telah melakukan MoU untuk melakukan sterilisasi di seluruh jalur nasional. “Sementara kita lakukan sosialisasi dulu, tapi nanti kalau tetap ada biar nanti ditindak Satlantas, ditilang,” kata Harry. Menurut Harry, ada empat ruas jalan yang akan ditertibkan, yaitu Jalan Gatot Subroto, Jalan Basuki Rahmat, Jalan A. Yani, dan Jalan Adi Sucipto. Di jalanjalan tersebut tidak diperbolehkan kendaraan roda empat dan roda dua memarkir kendaraan. Namun, beberapa pekan ini hanya dua jalan yang dijadikan percontohan, yaitu Jalan A. Yani dan Jalan Adi Sucipto. “Kita juga persiapkan ini untuk penghargaan Wahana Tata Nugraha. Saat ini kita sudah sampai tahap teknis dan komitmen daerah. Nanti tanggal 4 Mei kami akan paparkan di hadapan forpimda terkait persiapan ini,” terang Harry. (sgt/fre/c1/bay)
Menyaksikan Penyu Berenang n PANTAI... Sambungan dari Hal 25
Bahkan, suara ombak yang menabrak kapal speed boat kami terdengar sangat keras. ”Suaranya seperti dihantam batu speed boat-nya,” kata anggota tim ekspedisi JP-Raba, Gerda Sukarno. Kapal jukung yang membawa rombongan lain seperti Kepala Resort Sembulungan, Haris Setyo Negoro dan beberapa anggota dari JP-Raba saat berada di lautan, berada jauh di belakang rombongan yang menggunakan speed boat. Maklum saja, kapasitas mesin dari jukung tersebut sangat berbeda dengan speed boat KM Banteng yang didukung mesin ber-power 400 PK. Ombak besar saat di tengah perjalanan menyapa kami lagi, tepatnya di Blok Bringinan. Tentu saja kali ini ombak besar dan berbahaya. Sebab laut yang kita lewati tersebut berada dekat dengan tebing tanpa pantai. ”Karena tidak ada pantainya jadi ombaknya besar. Ombak dari tengah laut yang menghantam tebing mbalik (kembali) lagi ke tengah laut,” tutur Az Ansori. Meski terasa ombak yang menghantam sangat kencang, kami yang menggunakan speed boat tidak terlalu khawatir dengan itu. Speed boat tetap melaju kencang saat melewati laut di Blok Bringinan tersebut. Entah berapa knot speed kapal patroli siang itu. Sebab, speedometer pada kabin kemudi kapal itu sudah putus. Yang terlihat hanya putaran mesin yang menunjuk pada angka 3.000 rpm (rotation per minutes). Bahkan, setelah lepas dari kawasan ombak besar itu, sang nakhoda semakin tancap gas dengan menggeber mesin pada 5.000 rpm. Kecepatannya mungkin sekitar 35 knot (sekitar 60 Km/ jam) hingga kapal serasa nyaris melayang-layang di atas ombak. Sementara itu, kapal jukung yang membawa rombongan lain di belakang kami sudah tidak terlihat lagi. Awalnya, kita mengira rombongan lain yang menggunakan jukung tidak melanjutkan perjalanan karena ombak yang menyapa kita sangat begitu besar. ”Kayaknya rombongan jukung tidak melanjutkan perjalanan,” kata kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) Wilayah II Seksi Muncar, Lugi Hartanto, yang naik speed boat. Karena khawatir, kami yang menggunakan speed boat mencoba untuk menghubungi anggota ekspedisi yang menggunakan jukung dengan telepon selular. Karena tidak ada sinyal ponsel, kabar yang kita tunggu-tunggu juga tidak bisa kami terima. Melihat ombak yang begitu besar, kita sempat khawatir terjadi apaapa dengan anggota ekspedisi yang menggunakan kapal jukung. Namun, sang nakhoda speed boat meyakinkan bahwa jukung
tidak terjadi apa-apa. ”Bisa saja mereka balik ke Pantai Sembulungan. Bisa saja mereka mengurangi kecepatan saat ombak besar,” kata Az Ansori. Setelah ombak besar sekitar 2-3 meter dan angin dengan kecepatan sekitar 10 knot di Blok Beringinan sukses lewati, kita yang ada di dalam kapal speed boat mendapat serangan lagi. Kali ini bukan serangan ombak, tapi serangan rasa mual yang ada di dalam perut setelah merasakan guncangan demi guncangan saat ombak besar kita lewati. Sebagian besar tim ekspedisi JP-Raba seperti Kabiro Genteng Agus Baihaqi, Gerda Sukarno, dan staf redaksi Taufik Ferdianyah terlihat agak pucat. Entah keringat itu karena gerah, atau sebab lain, kami tidak tahu. Sebab kami berada di dalam kabin kapal dengan jendela tertutup. Apalagi, kami semua mengenakan baju lengkap dengan life jacket pada siang hari. Atau mungkin saja, ini akibat serangan mabuk laut. Kondisi seperti ini tampaknya tidak terjadi pada anggota tim ekspedisi dari petugas TNAP. Kepala Seksi Pengelolaan TNAP Wilayah II Seksi Muncar, Lugi Hartanto dan Direktur PT. Disthi Mutiara Suci, Taufik Dwikomara yang duduk di belakang tampak tenang-tenang saja.”Di laut itu jangan panik, kalau panik kita tidak punya ide,” ujar nakhoda Az Ansori memberi saran kepada kru JP-RaBa. Ternyata saran tersebut benar adanya. Kita pun tidak terlalu memikirkan hal-hal yang tidak diinginkan saat berada di atas kapal. Kita semua mempercayakan semuanya kepada ahlinya, nakhoda dan kru kapal patroli yang sudah berpengalaman. Setelah memberi saran, kita yang menggunakan speed boat sempat dibuat kaget oleh ulah Az Ansori. Tiba-tiba saja nakhoda kapal ini membelokkan speed boat-nya. Kemiringan speed boat sangat tajam saat melakukan manuver berbelok nyaris 90 derajat secara tiba-tiba dengan kecepatan tinggi pula! Saking miringnya kapal, sampai-sampai posisi nakhoda Az Ansori serasa di bawah Pemred JP-RaBa, Bayu Saksono yang duduk di kursi sebelahnya. ”Tenang saja, ini sudah biasa,” ujar Az Ansori sembari tersenyum sambil memutar kemudi dengan cekatan. Setelah menempuh perjalanan selama satu jam dari Pantai Sembulungan, akhirnya kami sampai juga di perairan Blok Perpat, kawasan Teluk Banyu Biru. Pemandangan indah berada di depan mata kita. Pasir putih dengan air laut yang cukup jernih berwarna biru terlihat jelas. Terumbu karang juga terlihat sangat jelas dari atas kapal. Biota laut di kawasan itu sangat bervariasi. Bahkan, kami sempat melihat seekor penyu berenang di kawasan tersebut. Meski ombak yang masih cukup
besar, tapi tidak menyurutkan niat kami melihat pemandangan terumbu karang di bawah laut. Jangkar pun di lempar ke laut, mesin kapal juga sudah berhenti. Tanpa menunggu lama, beberapa anggota tim ekspedisi menceburkan dirinya untuk melihat terumbu karang, tentunya dengan peralatan yang cukup lengkap yaitu masker, snorkel, fins (sepatu katak), dan pelampung. ”Meski mabuk laut, saya harus snorkeling. Terumbu karangnya terlihat bagus,” ujar Gerda Sukarno. Ikan-ikan dan terumbu karang yang mulai tumbuh tersebut terlihat sangat indah. Ditambah lagi, air laut yang cukup jernih membuat pemandangan air terumbu karang terlihat begitu jelas. ”Kondisi terumbu karang masih tumbuh. Dulu sering dibom terumbu karangnya. Tahun 1995, sejak ada budi daya mutiara di sekitar sini, terumbu karang yang rusak mulai tumbuh kembali,” kata Direktur PT. Disthi Mutiara Suci, Taufik Dwikomara. Setelah beberapa saat menikmati pemandangan bawah laut, karena waktu yang sangat menipis, akhirnya kami memutuskan untuk menyudahi snorkeling. Anggota ekspedisi yang snorkeling satu per satu naik ke atas boat kecil untuk ditransfer menuju bibir pantai. Kami menggunakan kapal kecil bermesin untuk mendarat ke pantai, karena speed boat KM Banteng Laut tidak bisa merapat. Butuh kedalaman air minimal 1,5 meter agar kapal berbahan fiberglass tersebut tidak kandas. Direktur PT. Disthi Mutiara Suci, Taufik Dwikomara pun menginstruksikan anak buahnya di pinggir pantai untuk menjemput kami dengan perahu kecil bermesin. Saat kita akan menuju pantai, ternyata jukung rombongan tim ekspedisi ternyata tiba. Benar juga prediksi nakhoda Az Ansori, bahwa jukung tersebut hanya mengurangi kecepatan saat melewati ombak besar di perairan Blok Bringinan. Kami pun lega mengetahui jukung rombongan ekspedisi lainnya bisa sampai di Blok Perpat. Seluruh anggota tim ekspedisi juga selamat, namun dari raut wajah mereka terlihat lebih ‘’terang benderang’’ karena didera mabuk laut. Puas snorkeling, lagi-lagi ombak menjadi kendala kita. Rombongan pun memilih untuk mendarat di Kantor budi daya mutiara, tidak melanjutkan perjalanan menuju Teluk Banyu Biru yang sudah sangat dekat. ”Waktu kita sangat menipis, pukul 15.00 para pengunjung di Teluk Banyu Biru harus keluar. Sementara ini sudah pukul 14.30, kita minggir saja dulu sambil makan di tempat budi daya mutiara,” ujar kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) Wilayah II Seksi Muncar, Lugi Hartanto. (tfs/c1/ bay/bersambung)
Terbanyak dari Kecamatan Besuki n 48 PENDAFTAR... Sambungan dari Hal 26
Komisioner yang menjabat sebagai Divisi Hukum dan SDM itu menambahkan, dari jumlah yang tidak lolos administrasi, mayoritas yang tidak lolos faktor usia. ”Banyak pendaftar yang
usianya kurang dari 25 tahun,” terang bapak dua anak itu Sementara itu, di setiap kecamatan yang lolos administrasi sudah memenuhi kuota. Yaitu semuanya lebih dari sepuluh orang. Di masing-masing kecamatan itu, jumlah pendaftar juga beragam. Ada kecamatan yang partisipasi-
nya cukup tinggi. Sehingga itu berpengaruh juga terhadap peserta yang diterima. Misalnya pada seleksi administrasi. Kecamatan yang pendaftarnya cukup banyak, yang lolos juga banyak. Pendaftar paling banyak berasal dari Kecamatan Besuki. Diikuti Kecamatan Asembagus (bib/c1/bay)
34
HARII LAGI
ROAD TO
PORPROV JATIM V
BANYUWANGI
6-13 JUNI 2015
T I M P E L I P UT
32
Galih Cokro
ALI NURFATONI/RaBa
Ali Nurfatoni
Sigit H.
Shulhan Hadi
Chien Julien
Dedy J.
Ferdiansyah
Niklaas A.
Fredy Rizki
Jawa Pos
Minggu 3 Mei 2015
MENUJU PUNCAK: Dua climber tengah berlatih di wall climbing Taman Blambangan, Banyuwangi. Cabang panjat tebing akan memulai pertandingan pada 7 Juni mendatang di tempat ini.
GALIH COKRO/RaBa
BEGINI, LHO: Joko Sufiyanto (kiri) memimpin latihan dua atlet anggar, Nora Widya Mandatika (tengah) dan Jovin Fuad Rifqi (kanan) di Taman Blambangan.
TAK MAU MUNDUR: Para judoka terus memantapkan latihan di SMKN 1 Glagah.
Yang Penting Kerja Keras
perjuangan dan pengorbanan. ‘’Sampai saat ini, semangat meneruskan prestasi itu masih terus menggebu-gebu,’’ tandasnya. Yang pasti, kata Andika, cabang judo Banyuwangi ingin lebih dari capaian s e b e l u m n ya. S eb a b, j i k a prestasi menurun, merupakan langkah mundur bagi cabang judo Banyuwangi. ‘’Kalau di Madiun kita dapat dua perunggu. Pada tahun ini kita harus lebih,” tekadnya. (ton/c1/als) ALI NURFATONI/RaBa
MERAIH 2 medali perunggu pada Porprov Jatim IV/2013 di Madiun menjadi capaian yang cukup berarti bagi cabang judo. Raihan dua medali itu akan dicoba dilampaui para judoka saat berlaga di kandang sendiri 9 Juni nanti. ‘’Kami ingin lebih dari capaian saat di Madiun,’’ ungkap ketua Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI) cabang Banyuwangi, Andika. Menurut Andika, capaian dua medali perunggu itu tidak mudah diraih. Tapi penuh
Peraih Emas Diiming-Imingi
Rp 20 Juta KELUARGA besar Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) terus berusaha melupakan kegagalan di arena Kejurda Panjat Tebing seJatim awal April lalu. Sebagai tuan rumah, panjat tebing terlempar dari posisi lima besar. Juara umum dipegang Surabaya. “Kami langsung melakukan evaluasi setelah even itu. Ajang tersebut menjadi bahan koreksi. Semua kelemahan di berbagai sisi akan berusaha kita benahi,” ungkap Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Banyuwangi, Anton Sunartono. Saat ini, imbuh Anton, para
climber terus bersemangat mengikuti latihan. ‘’Semangat anak-anak dalam berlatih masih membara,’’ tukas Kepala SMA 17 Agustus 1945 Banyuwangi itu. Menurutnya, latihan keras menjadi modal berharga dalam mendulang prestasi. ‘’Kita tidak main-main, target masuk lima besar lho,” pungkasnya. Pa n ja t t e b i n g a k a n m e n u runkan 12 atlet terbaik yang akan tampil di berbagai kelas. Sebagai motivasi, Anton mengiming-imingi mereka dengan bonus Rp 20 juta jika meraih medali emas. (ton/c1/als)
DWI ANDRIAN HAKAMPON I DEWA GEDE WIRYA DHARMA
Lahap Latihan 4 Jam Setiap Hari PEKAN Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim ke-V akan menjadi momentum bagi cabang binaraga Banyuwangi. Para binaragawan Banyuwangi bertekad membawa Banyuwangi meraih sukses ganda, yaitu sukses penyelenggaraan dan sukses prestasi. Karena itu, atlet binaraga terus mempersiapkan diri menyambut ajang olahraga multieven itu. Salah satu yang getol ingin mempersembahkan prestasi adalah Dwi Andrian Hakampon. Setiap hari, binaragawan yang bakal turun di kelas 60
Kangen Sate Kelinci Telaga Sarangan
kg itu menghabiskan waktu latihan hingga 4 jam sehari. “Ini demi target meraih medali,” kata Dwi saat berlatih di Gym Fajar, Banyuwangi, pekan lalu. Dia yakin, atlet PABBSI yang lainnya juga akan berjuang sekuat tenaga untuk mempersembahkan medali bagi Banyuwangi. Cabang binaraga sendiri akan dilombakan di Aula Graha Sport Center, Genteng. Sesuai kalender KONI Jatim, pertandingan binaraga akan dimulai lebih awal, yaitu 31 Mei hingga 5 Juni. (ton/c1/als)
PORPOV Jatim edisi keempat di Madiun masih membekas benar dalam memori I Dewa Gede Wirya Dharma. Salah satu ofisial tim futsal Banyuwangi di ajang dua tahunan tersebut rupanya masih menyimpan kenangan indah saat menjalani tugasnya. Salah satunya kenangan yang tidak terlupakan adalah Telaga Sarangan di Kabupaten Magetan. Hampir setiap hari, Bamin Laka Lantas Polres Banyuwangi ini bisa menikmati keindahan telaga yang ada di ketinggian pegunungan ini. Mudahnya akses menuju tempat ini tidak lepas dari dekatnya pemondokan skuad futsal Banyuwangi kala
Didukung Oleh: KONI
JAWA TIMUR
KONI
BANYUWANGI
itu. Dataran tinggi dan udaranya yang dingin masih membekas sampai saat ini. Terutama berbicara kuliner, Dewa masih ingat betul sate kelinci menjadi makanan favorit pelancong di sana. Selain sate kelinci, jagung bakar juga menjadi primadona untuk
sekadar mengusir dinginnya hawa pegunungan. “Pokoke mantap,” serunya. Kini Porprov edisi kelima akan digelar di Banyuwangi bulan Juni mendatang. Dia berharap dengan kekayaan wisata dan kuliner yang dimiliki Banyuwangi. Dewa ingin ada kenangan yang membekas di benak ofisial tim tamu. Rujak soto, sego tempong, hingga wisata seperti Kawah Ijen, Teluk Hijau, dan sebagainya bisa menjadi semacam jamu untuk tim tamu untuk ke kembali ke Banyuwangi. “Di Magetan saja bisa membekas. Tentunya Banyuwangi juga bisa,” ujarnya. (nic/c1/als)
TIDAK ada target muluk-muluk yang dicanangkan cabang anggar. Sebagai cabang yang baru berdiri, anggar cukup realistis menghadapi Porprov Jatim mendatang. ‘’Yang penting kita kerja keras. Siapkan segala kebutuhan untuk berlaga nanti,” tukas Ketua Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (IKASI) Banyuwangi, Ali Ruchi. Ali mengakui, jam terbang pasukannya kalau jauh dibanding kontingen dari kota lain. ‘’Kita akui memang secara pengalaman, kita kalah,’’ tandas sekretaris Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Banyuwangi, itu. Meski demikian, anggar akan tetap berusaha meraih yang terbaik di arena PON-nya Jatim itu. Caranya dengan terus menggenjot latihan seluruh skuad anggar. Setiap Minggu, atlet anggar rutin menggelar latihan di Taman Blambangan. Bukan tanpa alasan memilih berlatih di pusat kota Banyuwangi ini. Menurut sang pelatih, Joko Sufiyanto, berlatih di Taman Blambangan sangat baik bagi atlet. Sebab, daya tahan tubuh mereka teruji. “Sengaja kami tempatkan di tempat yang agak panas, supaya mereka memiliki pengalaman berlaga di suasana berbeda,” katanya. Cabang anggar akan memulai pertandingan Porprov pada 10 Juni mendatang. Ada 12 atlet yang disiapkan Banyuwangi. Masing-masing enam atlet putra dan enam atlet putri. Mereka akan berjuang menjadi yang terbaik di Gedung Korpri Banyuwangi. (ton/c1/cin/als)
DINDA MAULIDYA
Kangen Gebuki Orang Lagi PORPROV ketiga yang digelar di Kediri tahun 2011 silam menjadi pembuktian kemampuan Dinda Maulidya. Pesilat putri asal Banyuwangi ini berhasil mencatatkan namanya sebagai salah satu pendulang medali emas. Capaian itu selain mengatrol posisi Banyuwangi ke peringkat 15. Itu merupakan kado ulang tahun termanis dalam hidupnya. Kini, empat tahun lamanya memori itu sudah berlalu. Dinda yang tumbuh dan besar di keluarga pendekar sudah punya pekerjaan lain. Dia kini berkarir di Kota Pahlawan, Surabaya, sebagai instruktur senam. Profesi yang tentu saja sangat jauh dari hingar-bingar arena yang sempat dijalaninya sejak masih remaja. Meski demikian tidak jarang, Dinda mengaku kangen untuk tetap turun di atas gelanggang. Apalagi mengetahui Banyuwangi ditunjuk sebagai tuan rumah Porprov. Dia ingin bisa sekadar pulang dan menyaksikan pesilat Banyuwangi bertarung di atas matras. Hal itu juga yang membuatnya ingin kembali ke jalur pencak silat. Rasanya, dia ingin kembali merasakan serunya menggebuki orang di atas arena. Hal yang tentunya sudah nyaris sudah cukup lama ditinggalkannya pasca beralih profesi sebagai instruktur senam. “Kangen juga sih gebuki orang lagi kayak dulu,” serunya. Alumni SMA Olahraga Sidoarjo ini pun berharap Banyuwangi bisa memetik hasil maksimal di Porprov. Termasuk cabang pencak silat bisa menunjukkan diri sebagai cabang olahraga yang selalu mendulang medali di ajang Porprov. (nic/ c1/als)
NIKLAAS ANDRIES/RaBa
Ingin Lampaui Hasil di Madiun