Radar Banyuwangi | 6 September 2015

6 SEPTEMBER TAHUN 2015

Eceran Rp.5.750

HALAMAN 29

Berbagi Ilmu dengan

Gitaris Top BANYUWANGI - Gitaran Sore kembali di selenggarakan di Kota Penyu tadi malam (5/9). Gitaran Sore kali ini merupakan penyelenggaraan kali ketiga di Banyuwangi.

Tidak tanggung-tanggung, lima gitaris top didatangkan untuk menghibur dan berbagi ilmu kepada penonton di Gesibu Blambangan kemarin n RENDRA KURNIA/RABA

Baca Berbagi...Hal 35

KOLABORASI: (Dari kiri) Firman Alhakim, Andi Owen, John Paul Ivan, Pupun Dudiyawan, dan DD Crow, tampil di Gesibu Blambangan, Banyuwangi, kemarin.

Dadang Belum Ditemukan BANYUWANGI - Upaya tim gabungan Polisi Air (Polair), Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL), Badan Search & Rescue Nasional (Basarnas), dan nelayan di sekitar Pantai Boom, mencari Dadang Permana yang tenggelam di Pantai Boom belum membuahkan hasil.

Penyisiran yang dilakukan nonstop sejak Jumat sore (4/9) hingga sore kemarin (5/9) belum berhasil menemukan siswa kelas 8 SMP 2 Banyuwangi tersebut. Bahkan, hingga berita ini ditulis pukul 20.00 tadi malam, re-

maja yang tinggal di Lingkungan Ujung, Kelurahan Kepatihan, itu belum ditemukan.

Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin, kapal patroli milik Polair dan TNI AL sudah bergantian mengitari sepanjang garis Pantai Boom sejak pagi n Baca Dadang...Hal 35

Segera Menambah Penjaga Pantai SEMENTARA itu, musibah tenggelamnya Dadang, 14, siswa SMPN 2 Banyuwangi, di sekitar Pantai Boom membuat Pemkab Banyuwangi segera menerapkan penambahan keamanan. Salah satunya, menambah penjaga pantai. Pemkab juga berencana memasang tanda bahaya

berenang dan berencana menerapkan jaminan asuransi dalam tiket masuk Pantai Boom.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, M. Yanuarto Bramuda mengatakan, sebenarnya sudah ada penjaga pantai yang bertugas menga-

wasi sekitar wilayah Pantai Boom.

Akan tetapi, menurutnya, fokus pengawasannya di sekitar payungpayung yang disediakan pemerintah.

Lokasi tenggelamnya siswa tersebut berada di luar jangkauan pengawasan para penjaga pantai itu n Baca Segera...Hal 35 FOTO-FOTO: RENDRA KURNIA/RABA

AWAL PETAKA: Batang kayu yang digunakan empat anak bermain di Pantai Boom Jumat sore lalu (4/9).

SAR: Kapal petugas gabungan terus menyisir Selat Bali untuk mencari siswa yang tenggelam di Pantai Boom siang kemarin (5/9).

Pelanggan Koran Berangkat ke Thailand

KUCUR

PELANGGAN koran Jawa Pos Radar Banyuwangi yang beruntung mendapatkan kesempatan berlibur gratis ke Thailand, Ipung Purwadi, Minggu siang (6/9) bertolak ke Negeri Gajah Putih itu. Dia terbang dengan pesawat Air Asia dari Bandara Internasional Juanda terminal 2, Surabaya, menuju Bandara Internasional Don Mueang, Bangkok, pukul 11.10 WIB. Perjalanan wi-

NGOPAI

Ingin Mengabdi di Afrika

P E L A N G G A N B E RU N T U N G : Ipung sekeluarga siap bertolak ke Thailand hari ini (6/9).

sata gratis itu disponsori Pesona Ijen Tour and Travel Banyuwangi.

Ipung sangat antusias mengikuti liburan gratis tersebut. Bahkan, dia mengajak keluarganya. Istrinya, Yuni Arfita Sari, dan putri semata wayangnya, Billa Amara Bittaqwa, turut menemani.

Tak ayal Ipung harus rela merogoh kocek lagi untuk membiayai perjalanan wisata kedua orang yang dicintainya tersebut. “Ini adalah perjalanan wisata spesial bagi keluarga saya n Baca Pelanggan...Hal 35

IPUNG FOR JP-RABA

Ekspedisi Jelajah Pantai Timur Jawa (25)

MENJADI orang yang bekerja di bagian pelayanan memang tidak selalu mudah.

Saat Icha Vanestasia Gelioronica, 22, mencoba pekerjaan pertamanya di bagian pelayanan di RSUD Blambangan, beberapa kali dia harus menahan sabar.

Selain karena harus menunjukkan wajah ceria, dia harus sabar menghadapi tingkah polah para pasien. Ada yang tidak sabar karena antrean n

Empat Jenis Penyu Mendarat di Pantai Ngagelan Tim ekspedisi jelajah Jawa T Pos Radar Banyuwangi akhirnya menjejakkan kaki di akh Pantai Ngagelan yang masuk Pan kawasan Taman Nasional Alas kawa Purwo (TNAP). Pantai yang Pu masuk wilayah Kecamatan m Tegaldlimo itu dikenal sebagai Tega tempat perlindungan beberpa temp jenis penyu.

TAUFIK FERDIANSYAH, Tegaldlimo TAU MASIH di kawasan Taman Nasional MAS Alas Purwo P (TNAP), Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi. Meski terkenal galdlim angker, ternyata TNAP menyimpan angke sejumlah tempat wisata yang sangat sejum

Baca Ingin...Hal 35 FREDI/RABA

memesona dan tentu masih sangat alami.

Selain pantai yang bagus, di kawasan TNAP juga terdapat banyak gua dan padang rumput yang bisa dikunjungi.

Namun, karena perjalanan kali ini adalah ekspedisi pantai, maka kami hanya mengunjungi pantai-pantai yang masuk kawasan TNAP. Kali ini tim ekspedisi jelajah mengunjungi Pantai Ngagelan. Menuju Pantai Ngagelan, jika bergerak dari Pos Rowo Bendo (pintu masuk TNAP), jarak tempuh yang harus dilalui sejauh 6,5 Km ke arah selatan n

RENDRA KURNIA/RABA

Baca Empat...Hal 35

DILINDUNGI: Tukik penyu sisik berjalan menuju laut di Pantai Ngagelan, Tegaldlimo, Banyuwangi.

BERITA UTAMA RADAR BANYUWANGI

30

Jawa Pos

Minggu 6 September 2015

Dibekali Ilmu Jurnalistik PARA mahasiswa baru Universitas Airlangga (Unair) Banyuwangi mendapat pembekalan spesial dari redaksi Jawa Pos Radar Banyuwangi siang kemarin (5/9). Mereka diajari sekilas tentang ilmu menulis berita.

Mereka juga mendapat motivasi agar rajin menulis dan sekelumit tentang ilmu fotografi jurnalistik. Tampak Wapemred JP-RaBa, Syaifuddin Mahmud, menjelaskan tentang kiat menulis berita. (c1/bay)

GERDA SUKARNO/RABA

PENCAK SILAT

Final Four tanpa Kejutan

Tiga Pesilat BWI Dipanggil Puslatda

BANYUWANGI - Nyaris tidak ada kejutan yang terjadi dalam Liga Voli Pelajar (Livope) Banyuwangi tahun 2015. Tim yang masuk nominasi unggulan melenggang mulus ke fase penentuan dalam even yang digeber di GOR Tawang Alun, Banyuwangi, kemarin.

Pada tingkat SMP, empat tim sukses menembus babak empat besar. Empat semifinalis putra diisi delegasi Gambiran, Purwoharjo, Genteng, dan Banyuwangi.

Pada kategori putri, kontingen Bangorejo bersaing dengan Purwoharjo demi mencapai partai puncak. Duel antara Genteng dengan Banyuwangi juga bisa menjadi salah satu laga sengit menuju final.

Yang menarik adalah laga yang melibatkan kontingen Genteng melawan Banyuwangi. Sebab, dua wakil itu samasama meloloskan tim putra dan putri ke semifinal. Tetapi, dua wakil itu harus saling jagal demi lolos ke partai final.

Genteng dan Banyuwangi dianggap daerah yang berpotensi melahirkan pemain berkualitas. Maka dari itu, duel kedua wakil putra-putri SMP itu bakal seru. Kemenangan bakal menjadi ajang pertaruhan gengsi dua daerah utara dan selatan itu.

Pada tingkat SMA, wakil Kecamatan Tegaldlimo tampil mengejutkan dalam ajang tahunan ini. Bagaimana tidak, tim putra dan putri sukses melangkah ke semifinal.

BANYUWANGI - Tiga pesilat Banyuwangi memiliki kans tampil di level nasional. Hal itu merujuk saat mereka membuktikan diri dalam Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda) Pra-PON Jatim.Ketiga pesilat asal Kota Gandrung itu adalah Dita Amalia kelas A putri, Umi Lailiyah kelas B putri, dan Nurul Hidayah kelas D putri.

Tiga pesilat putri terbaik asal Banyuwangi dipanggil IPSI Jatim setelah menjadi juara dalam Kejurprov Jatim yang digeber di Ngawi beberapa waktu lalu.

Saat ini ketiga pesilat tersebut sudah berada di Surabaya. Mereka akan mengikuti puslatda hingga 30 Oktober mendatang. ‘’Semua berharap agar tiga atlet kita itu lolos hingga bisa tampil di PON Jabar 2016,’’ ungkap pelatih IPSI Banyuwangi, Bambang Wahyuono, kemarin.

Menurut dia, tiga pesilat itu akan bersaing dengan beberapa pesilat lain. Oleh karena itu, mereka tidak otomatis langsung menuju PON. ‘’Tapi, kita tentu optimistis mereka bisa lolos,” jelasnya.

Tiga pesilat Banyuwangi yang dipanggil untuk mengikuti puslatda itu merupakan terbanyak kedua setelah Surabaya.

Daerah lain menyumbang satu pesilat. ‘’Dengan latihan serius, mereka bisa sukses,’’ tukasnya.

Tidak menutup peluang wakil Banyuwangi akan bertambah. Sebab, peraih emas pada Porprov Jatim V Juni lalu juga akan dipanggil. Keduanya adalah Alfian Nur di kelas B putra dan Novita Arlan di kelas B putri. (ton/c1/als)

INFO SUARA PEMBACA Anda punya permasalahan dengan pelayanan publik?

Silakan tulis uneg-uneg melalui suara pembaca Radar Banyuwangi di email artikelradarbwi@gmail.com

RENDRA KURNIA/RABA

LOLOS: Pemain SMANTegaldlimo melakukan smash ke arah lawan di GORTawang Alun kemarin. Smatag sukses melangkah ke semifinal.

Tim putra-putri Tegaldlimo akan berjibaku dengan wakil dari Gambiran.

Pertemuan wakil zona selatan itu dalam babak semifinal tampaknya akan berlangsung seru. Sedianya, laga tersebut akan dilangsungkan pagi ini.

Genteng juga memiliki wakil di tingkat

SMA dalam menembus babak empat besar. Dua tim putra-putri asal kota atap itu akan menunggu pemenang antara Muncar dengan Banyuwangi yang masih bertanding hingga tadi malam pada kategori putra.

Sedangkan pada kategori putri, wakil

Genteng menunggu hasil dari pertemuan antara Muncar dan Giri yang juga masih melangsungkan pertandingan terakhir petang kemarin. Babak semifinal direncanakan digelar pada pagi hari.

Partai penentuan juara dilanjutkan pada siang hari. (ton/c1/als)

SITUBONDO

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

Lahan L.5.6 H

Jl. Batur

Perum Griya Mahkota

Hlg STNK P 2276 WG an M. Sholeh Kurniawan, Jl. Ikan Lumba-lumba No. 35

Daihatsu Terios

Chevrolet Spin

Suzuki Ertiga

Djl Lhan L.5.6Ha ada phn mangga 780bh umr.8th ccok utk program rmh.sederhana pemerintah SHM H: 082332573333

Djl Sgr Tanah SHM L 775 m2 ada rmh ±300 m Blkng Suzuki Motor Jl. Batur 22, Singotrunan H: 085203287226/085230625412

Jual 2 Unit Rmh Tipe 36 Perum Griya Mahkota Kr. Rejo Bwi LT 103 dan 91 m2, Hrg 230 Jt 2 unit, TP, Hub: 087806620001

Hlg STNK P 2854 W an Dwi Hadi Siswanto, Dsn. Karajan RT. 2/5, Kabat

Jl. Anggrek

Karangagung

Rumah Gardenia

Djl.Tanah 2 Kapling L+- 40m2 blkg K. Dinsos Jl. Anggrek stb 150jt Hub.08563639318

Djl Tanah Kavling , SHM, Siap Bangun Lt. 680 m2, Tepi Sungai Sukowidi di Karangagung Dkt Hardys H:081336611511 TP

Djl Rmh Gardenia Lt. 96, Lb. 54, 2 kmr, 1 gdg, 1 toilet+pemanas, AC, Carport 450 Jt (Nego) Hp. 082233615369

Hlg STNK P 3659 WK an Hery Kiswanto, Dsn. Gunung Remuk RT. 2/4, Ds. Ketapang

DIJUAL Daihatsu Terios/xenia tahun 012/013 htm/pth PMK hrg 153,5/127 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

DIJUAL Chevrolet spin tahun 014 htm/ pth PMK hrg 143,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

DIJUAL Suzuki Ertiga/karimun tahun 013/06 pth htm PMK hrg 143,5/77,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

BANYUWANGI

BANYUWANGI

Hlg STNK P 2579 WD an Nurhariri, Dsn. Sumber Rejo RW. 1/2, Ds. Parijatah Wetan

Honda Jazz

Truck Fuso

Honda Freed

Jl. Mahoni

Rumah Klatak

Djl Tnh Tepi Jalan L 2570 m, SHM Jl. Mahoni, Giri H:085230531870/087712416130

Djl BU sgr rmh+Gdng ±3000 m2, Rmh+Kos2n 6 Kmr CP Ifa 081336349287 Klatak

Dijual Honda Jazz Manual Th 014/010 Abu-abu/Putih Harga 205/171 Jt Nego Bisa Cash/Kredit atau Tukar Tambah Hb. 082331659126

DIJUAL Truck Fuso tahun 81/82/84 PMK hrg 75/77,5/80/125 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

DIJUAL Honda Freed/mobilio tahun 012/015 htm PMK hrg 165/155 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

Hlg STNK P 2654 ZC an Suma’adin Maksum, Pur Polri Jl. Airlangga No. 17 rt.1/1

Hlg STNK P 6695 ZG an Indra Lestari, Dsn. Krajan RT. 04/IV, Ds. Kebaman, Srono

HATI - HATI

Kebun Sengon

Berlian Kertanegara

Dijual Kebun+Sengon L 2,2 H, TP, Pendarungan, Kabat H: 081232770876

Dikontrakkan Rmh Berlian Kertanegara Blok D1, Bwi H: 087755810428, 081249004061

Radar Banyuwangi menghimbau untuk waspada dan berhati-hati dalam bertransaksi. Bila Anda menerima telepon, SMS dengan mengatasnamakan petugas dari Radar Banyuwangi maka segera konfirmasi ke Radar Banyuwangi (0333) 412224. Radar Banyuwangi tidak bertanggungjawab atas semua transaksi yang terjadi selain pemasangan iklan secara resmi di Radar Banyuwangi.

BANYUWANGI

VIMAX KAPSUL & VIMAX OIL KANADA, BRKHASIAT UTK MEMPERPANJANG DAN MEMPER BSR Mr. P PRIA DGN CPT, KUAT, KERAS, THN LAMA & TANPA EFEK SAMPING. • OBAT MATA, MIN/PLUS, KATARAK, RABUN • PENINGGI BDN, KAPSUL UTK MENAMBAH • PEMBESAR PAYUDARA, MONTOK, PAPOSTUR TUBUH + TINGGI IDEAL 1 BLN + DAT, KENCANG 5-10 CM TANPA EFEK SMPING 185.000 • PENGHILANG BKS LUKA LAMA/BARU • PELANGSING BADAN 1 MINGGU TRN 2-3 • PENUMBUH RAMBUT BOTAK KG TANPA EFK SMPING 175.000 • PERONTOK BULU YG TDK DISUKAI • KING COBRA USA, OBT L.SYAWAT, IMPO• PERAPAT VGN WANITA TEN, EJAKULASI DINI 155.000 • PEMUTIH SELANGKANGAN/KETIAK • PEMUTIH SLRH BADAN/MUKA 165.000 • VAKUN ALAT PEMBSR PENIS 375.000 • PEMERAH BIBIR ALAMI& PERMANN BUAT LELAKI VIAGRA USA/CINA, CIALIS,VG PROGOMIE SP,VGN GETAR,VGN SUARA, WNS GETAR, VNS MJU MUNDUR, VNS 2 KEPALA, RING PENGGELI

VITOP JAYA

Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono Wakil Pemimpin Redaksi/Korlip: Syaifuddin Mahmud Redaktur: Ali Sodiqin, A.F. Ichsan Rasyid Staf Redaksi: Sigit Hariyadi, Niklaas Andries, Ali Nurfatoni, Chien Jullien Anisa, Taufik Ferdiansyah, Fredy Rizki Manunggal Fotografer: Galih Cokro Buwono Editor Bahasa: Minhajul Qowim Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis (Koordinator), Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja J

Avanza DP 25% Ang 3,8 Jt, Agya DP 27 Jt Ang 2,7 Jt, Dyna DP 35 Jt H: 082301059000

Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.

J Wartawan

Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Agus Baihaqi Staf Redaksi: Shulhan Hadi, Dedy Jumhardiyanto Pengembangan Usaha: Abdul Aziz Iklan: Thomy Sila Acrhdiansyah, Eko Budiyono Pemasaran: Wahyu Nugroho Administrasi: Titin Wulandari Kantor Genteng: Ruko Madania, Jl Hasyim Asy’ari No 06 Genteng Telp : (0333) 845860

Nissan Big Promo DP Mulai 21 Jt.an, Tenor 1-7 Th & Dapatkan 2 Th Free Jasa Servis. Info dan pemesanan: ANDI 081359944425 BB 2881226A

INFO MOBIL MOTOR Ik l a n R a d a r B a n y u w a n g i akan membantu anda dalam mempromosikan perusahaan, usaha anda. Pasang dan dapatkan harga menarik untuk pemasangan i k l a n m o b i l d a n m o t o r. I n fo d a n pemesanan bisa menghubungi Toha HP: 08123353502.

JL. SONGGON 15 ROGOJAMPI – BWI ST BONDO BISA DIKIRIMHP. 082 333 79 4444 PESAN DI ANTAR ONGKOS GRATIS

Pemasaran dan Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha Iklan: Sidrotul Muntaha, Dian Effendi Administrasi Iklan: Fitria Arifiana Event: Benny Siswanto Keuangan: Citra Puji Rahayu Kasir: Widi Ukiyanti, Piutang: Anissa Windyah Sari Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti Perpajakan: Cici Irma Setyani Corporate Lawyer Jawa Pos Group: Dr. Harris Arthur Hedar SH MH Direktur: Samsudin Adlawi

Nissan Big Promo

Avanza

Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Edy Supriyono Staf Redaksi: Nur Hariri, Habibul Adnan Fotografer: Rendra Des Kurnia Lay Out/Grafis: M. Fatah Yasin Pemasaran: Samsuri Administrasi: Dimas Ayu Dewi Fintari Kantor Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982.

Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.

J

Motor anda belum laku?

Hubungi HP: 08123353502

Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers.

SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999.

Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Website: www.radarbanyuwangi.co.id. Email: radarbwi@gmail.com, beritaraba@gmail.com, artikelradarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207.

Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300

Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi

EKONOMI BISNIS RADAR BANYUWANGI

Jawa Pos

Minggu 6 September 2015

31

BERI DAMPAK: View gunung Raung terlihat lebih indah jika disaksikan dari puncak kawah Ijen.

Gunung Raung jadi Poin Plus bagi Pendaki Kawah Ijen BANYUWANGI - Gunung Raung yang baru-baru ini mengalami erupsi ternyata tidak memberikan dampak psikologis yang buruk bagi wisatawan. Utamanya wisatawan mancanegara. Bahkan, pemandangan Gunung Raung menambah poin plus untuk wisata Ijen.

Hal tersebut diungkapkan Pelaksana tugas (Plt) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi M. Yanuarto Bramuda kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi beberapa waktu lalu.

“Ini menambah paket keindahan wisata Ijen. Gunung Raung menjadi pemandangan yang baru-baru ini diminati wisatawan di Ijen,” katanya.

Menurutnya, selain menyaksikan blue fire dan sunrise, wisatawan saat ini bisa melihat keindahan Raung dari kawah Ijen.

Fenomena Raung yang menyemburkan lava dari perutnya beberapa waktu lalu membuat warga penasaran dan ingin menyaksikan dari ketinggian yang sama.

“Fenomena erupsi tersebut tersebar di Nu-

santara. Banyak wisatawan domestik dan mancanegara yang mengabadikan gambar di Ijen dengan latar belakang Gunung Raung yang fenomenal itu,” kata Bram.

Ditanya kondisi sektor pariwisata, Bram mengatakan saat ini arus wisatawan asing meningkat. Sebab, periode April-Oktober setiap tahun memang peak season atau masa puncak kunjungan wisatawan. Ia menambahkan, low season yang terjadi pada Januari-Maret lalu tidak begitu terlihat di Banyuwangi.

“Low season awal tahun lalu tidak begitu terlihat. Wisatawan masih mengalir,” ucapnya.

Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, Bram mengatakan, Banyuwangi sangat sepi dari kunjungan wisatawan asing saat low season.

Pada low season periode kedua, yakni November hingga Desember, diharapkan kunjungan wisatawan tetap mengalir.

Ia mengatakan, sejumlah even di akhir tahun diharap bisa menarik minat

wisatawan untuk berkunjung ke Kota Gandrung ini.

Perlu diketahui, pada tahun 2015 lalu, kunjungan wisatawan asing ditarget 50 ribu orang atau naik dari target tahun lalu sekitar 30 ribu orang. Saat ini, Bram mengatakan wisatawan mancanegara kebanyakan dari Prancis, Jepang, Australia dan Belanda. Target wisatawan domestik dipatok dua juta orang. Tahun lalu kunjungan wisatawan domestik tercapai 1,6 juta orang. (cin/c1/als)

RENDRA KURNIA/RaBa

KESEMPATAN EMAS: Mulai tanggal 4, 5, dan 6 September ini Ramayana mendiskon seluruh produk hingga 36 persen.

RENDRA KURNIA/RaBa

Diskon Besar-besaran di Awal Bulan BANYUWANGI – Awal bulan waktunya melengkapi kebutuhan rumah tangga.

Akan lebih hemat jika belanja di Ramayana Banyuwangi. Sebab, mulai tanggal 4, 5 dan 6 September, Ramayana yang terletak di jalan Adi Sucipto No. 51 Banyuwangi, ini menggeber diskon untuk produk supermarket. Lumayan bisa menghemat harga hingga 36 persen.

Mulai dari deterjen, sabun, perlengkapan masak, hingga makanan dan minuman semuanya turun harga. Minyak goreng merek Tropical 2 liter turun harga dari Rp 27.800 menjadi Rp 20.900. Buah-buahan

pun tak luput dari diskon. Anggur Red Globe yang tadinya sampai Rp 50 ribu lebih kini jadi Rp 32.800 saja.

Harga bumbu dapur juga di turunkan.

“Kalau di pasaran harga bawang putih melonjak sampai Rp 20 ribu, di Ramayana cukup Rp 18 ribu saja,” ujar asisten manajer Ramayana, Agus Salim.

Selain diskon produk supermarket, kata Agus, Ramayana juga memanjakan konsumen dengan memberikan diskon untuk produk department store. Meski momen Lebaran usai, Ramayana masih memberikan harga istimewa untuk

produk-produk fashion. Beberapa item fashion diberi potongan harga hingga 70 persen. Seperti Yongki Komaladi, Emba, dan Gabrielle. Tawaran menarik lainnya adalah dua produk Benhill dihargai hanya Rp 100 ribu.

Sementara itu, selama tiga hari ini, imbuh Agus, Ramayana memberikan program menarik untuk pelanggan mereka. “Ada program beli satu gratis satu bagi yang memiliki member card. Berlaku hanya satu jam per hari. Untuk waktunya tidak disebutkan. Makanya, ayo ke Ramayana,” ajaknya. (cin/c1/als)

Ranti-Tomat Naik Berlipat BANYUWANGI - Belum turun harga cabai di pasaran, harga tomat dan ranti justru ikut naik. Harga tomat dan ranti yang seminggu lalu rata-rata dijual seharga Rp 3 ribu, kemarin naik 100 persen menjadi Rp 6 hingga 7 ribu.

Salah satu pedagang, Asmuni, 48, mengatakan, tingginya harga tomat tersebut karena stok berkurang. “Barangnya mulai berkurang ini,” kata Asmuni.

Meningkatnya harga tomat dan ranti itu menambah beban beli masyarakat mengingat harga cabai masih mahal. “Cabai dan tomat atau ranti ini kan selalu dikonsumsi bersamaan.

Jadi, waktu mereka beli cabai mahal dan tomatnya juga mahal, pembelinya tidak mampu membeli sesuai kebutuhan,” Ujar Asmuni.

Sementara itu, harga cabai di pasaran juga masih tinggi.

Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi harga cabai rawit berada di kisaran Rp 56 hingga 60 ribu per kilogram. Harga yang ada sekarang membuat penjualan lesu.

DOK. RaBa

STOK MENIPIS: Pembeli sedang memilih tomat di salah satu gerai pedagang. Harga tomat dan ranti naik dua kali lipat dari harga seminggu lalu.

Asmuni mengatakan, dirinya mengalami penurunan hasil dari jualan cabai sekitar 30 persen. “Ya sekarang harganya mahal begini, yang beli paling cuma setengah kilo, satu ons,” keluhnya.

Harga cabai besar merah menurun dari Rp 24 menjadi Rp 20 ribu per kilogram.

Harga bawang merah juga mengalami penurunan dari Rp 30 ribu menjadi Rp 14 ribu. (cin/c1/als)

RADAR BANYUWANGI

Jawa Pos

BUDAYA

Minggu 6 September 2015

34

Dewa Oleh Fredy Rizki Manunggal*

GEMPAR seisi istana khayangan saat Sengkana, bagian intelijen dari kerajaan memberi kabar bahwa ada Dewa yang tinggal bersama sekumpulan manusia. Yang membuat berita tersebut semakin membesar adalah dimana sang raja khayangan Dewa Langit merasa kecolongan.

Karena Dewa tersebut telah tinggal 48 tahun lamanya bersama manusia, namun dirinya tak tahu.

Maka habislah muka Pasi Intel Kayangan, disemprot Dewa Langit. Wajah Pasi Intel, yaitu Dewa Matabatin langsung memerah seperti kepiting rebus, mengingat reputasinya selama 2000 tahun sama sekali belum pernah tercoreng. “Kau kemanakan saja telinga wajanmu selama ini, hampir setengah abad ada Dewa yang tinggal dengan manusia, tapi kau tak tahu,” Damprat Pasi Intel kepada bawahanya, Dan Unit Intel Dewa Matamata.

Tak betah dianggap tuli informasi, maka bertanyalah Dewa Matamata kepada Sengkana yang pertama kali mengetahui berita keberadaaan Dewa. Sambil merogoh sakunya, Sengkana mengeluarkan satu lipatan kertas Koran Berita Lokal. Disana tertulis, bahwa Dewa bekerja sebagai buruh di salah satu daratan manusia di daerah Sungai Harum.

Tanpa menunggu waktu lama, meluncurlah Dewa Matamata dengan gagak raksasa tunggangannya menuju tanah manusia. Setelah beberapa kali kehilangan sinyal GPS (Guide ) akibat lokasi kediaman Dewa yang sangat terpencil, Dewa Matamata pun sukses menemukan rumah yang dicarinya.

Karena tak ingin ketahuan, Dewa Matamata yang bertubuh dua kali lebih besar dari gajah afrika itu kemudian merubah wujudnya menjadi seorang wartawan. Tubuh yang dipilihnya kali ini adalah tubuh perempuan, kecil, berhijab dan membawa sebuah tustel. Setelah beberapa kali bercermin di telaga yang tidak jauh dari rumah Dewa, ia pun merasa puas dan langsung menghampiri rumah bercat kuning putih milik Dewa.

Tak lupa di aji-ajinya gagak tunggangannya menjadi kendaraan matic seperti milik manusia. Tepat di depan pintu rumah Dewa, si Dewa Matamata pun mulai menge-

tuk dan memanggil si pemilik rumah. Tak berapa lama, keluarlah sesosok perempuan berbadan tambun yang langsung mempersilahkan Dewa Matamata dalam bentuk Wartawati.

“Sampean wartawan ya?,” Tanya wanita tambun tersebut sambil mengunyah buah nangka yang sedari tadi ada di genggamannya. “Iya benar, saya ada perlu dengan ….”

Dewa Matamata sedikit berpikir, karena dirinya mengira pasti wanita di depannya tidak akan mau mengatakan bahwa ada Dewa yang tinggal di sana.

Mengetahui tamunya bingung, perempuan tambun itu langsung menimpali, “Mau cari suami saya ya? Dewa?”. Dengan sedikit terkejut Dewa Matamata pun mengangguk.

“Bagaimana wanita ini bisa tahu,” gumam isi kepala Dewa Matamata. “Dia sedang ke Jakarta, sedang diwawancara di Tipi, jadi belum tau kapan pulang,” jawab Wanita tambun itu lagi, kali ini dia mulai mengunyah beton nangka. Dewa Matamata pun kaget bukan kepalang. Terbayang marahnya Dewa Langit jika nantinya seisi dunia manusia tahu bahwa ada Dewa diantara mereka.

Tanpa berpamitan, Dewa Matamata pun langsung melesat meninggalkan rumah Dewa. Dirubahnya tubuhnya sendiri ke bentuk aslinya sambil menunggangi matic nya yang kembali menjadi gagak raksasa. Wanita tambun itu sampai menganga mulutnya, dan jatuhlah satu persatu serpihan beton yang sedari tadi dikunyahnya.

Kali ini gagak milik Dewa Matamata melesat menggunakan kecepatan Supersoniknya. Tiba-tiba saja mereka sudah sampai ke wilayah macet. Sambil mengamati sekeliling, Dewa Matamata mengaktifkan kemampuan lahiriahnya untuk mencari keberadaan Dewa. Diingat-ingatnya gambar di Koran Berita Lokal dan siapa-

siapa yang berada di jangkauan pandangan matanya.

“Dapat!,” teriaknya sambil memacu Gagak Raksasa langsung menuju kamar salah satu hotel berlogo piramida. setelah mengitari langit beberapa kali, sampailah Dewa Matamata depan kaca kamar yang ditujunya, Dengan masih berwujud setengah gorilla dengan ratusan mata di sekujur tubuhnya, dia melihat seorang pria paruh baya yang sedang duduk di ranjang. “Tak salah lagi, ini dia!” teriaknya lagi sambil menembus dinding kamar hotel.

“Apa kamu benar-benar Dewa!” hardik Dewa Matamata tepat di depan muka pria yang duduk di atas ranjang itu. Sontak pria itupun terjungkal karena kaget, belum hilang masih lelahnya ditanya wartawan bolak balik tentang namanya. Digoda berkali-kali dalam acara talkshow, kali ini muncul mahluk mitologi dihadapannya.

“Apalagi ini ya Gusti,” pikir pria berkumis tipis itu, “Bbbenar sssaaya Dewa” sahutnya sambil memanjat ranjang yang tak begitu tinggi. Dewa Matamata yang heran dengan Dewa yang ada di hadapannya itupun langsung melepaskan semua kemampuan inderanya.

Diterawangnya tubuh Dewa dari kulit sampi inti sel. “Kamu pasti bohong! Kamu manusia, bukan Dewa!” Teriak Dewa Matamata. “Bbbernar saya Dewa tuan, saya tidak bohong, Demi Allah, nama kecil saya Ali Dewa, orang tua saya yang kasih,” Dewa berusaha menjelaskan sambil menahan isi kandung kemihnya yang sedari tadi hendak keluar.

Dengan pengalamannya selama berabad-abad sebagai Dan Unit Intel Kayangan, Dewa Matamata pun paham jika manusia yang di depannya ini tak berbohong. Setelah beberapa lama memasang muka sangar, perlahan dilemaskannya urat-urat wajahnya sembali menampilkan senyum kaku. “Oke saya percaya, kamu bukan Dewa, tapi kamu ikut saya,” Dewa Matamata menjawab cepat.

Dengan dua jarinya dicincingnya kaos milik Dewa yang masih meringsut di ranjang. Sekali lempar, tubuh lunglai Dewa Sudah ada di bahu Dewa Matamata. “SSssaya dibawa kemana tuan,” kata Dewa dengan muka memelas.

Sambil terus terbang menembus tembok-tembok hotel, Dewa Matamata mengamati pria bermuka polos yang sedang digotongnya. “Kita mau ke Dispendukcapil!”. *) Wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi.

Tipu Daya Oleh Ken Hanggara*

KALI kesekian eranganmu mencabik gendang telingaku. Darah melukis sungai pada dingin wajah bidadari setengah iblis, tapi kau belum puas. Kau lepaskan dan hempaskan kesal dari balik bukit kembarmu lewat sebilah pisau.

Ya, pernah kutanam cinta dan rasa nafsu di kedua bukit itu, dulu. Lalu kamu pasrah dan diam, bahkan menikmati hari-hari terakhir keberadaan suamimu yang sama sekali tak kau cintai. Kepadaku waktu itu kau berkata penuh tekanan, “Segera kerjakan!”

Dalam gemingku, kenangan terpancar dari bening bola matamu. Seakan Tuhan dan iblis bersatu padu dalam suatu rekayasa imajinatif. Suatu hal yang mustahil. Kau duduk di bangku pusat kerumunan kru dan perkakas shooting. Dari balik topi lebar, kau titah segala-galanya dengan telunjuk berkuku merah.

Kau bersandar angkuh sebagaimana sutradara bekerja.

Alangkah manis dan patut diincar, pikirku.

Dulu dan sekarang sama saja. Prinsipku tak berubah andai sekarang kita tidak dalam kondisi ini. Kau dan aku membangun layar rekayasa dan membuat orang-orang tercengang; bagaimana mungkin perempuan mungil mengatur semesta di sekelilingku yang amat luas? Bagaimana mungkin ia sulap akalku seakan Tuhan yang disembah olehku sejak bayi tidak lagi berlaku di mata bejatku?

Harapanku iblis menikahimu, bahkan menjadikan tubuhmu boneka yang dikendali dengan tali-temali, sehingga yang terjadi memang suatu bencana. Tak ada tipu daya. Tak ada halusinasi. Aku dengan badan lebam dan lumpuh kini, megap-megap dalam kuasa tak seberapamu—yang menjadi begitu luar biasa oleh bantuan Iblis. Aku lebih suka, bila saatnya tiba, habisi saja sehabis-habisnya. “Kau yakin kenyataan bahwa iblis dan Tuhan yang berseberangan membuat dirimu selamat?” tanyamu sinis.

“Ya!” “Bagaimana kalau sebaliknya?”

“Maksudmu?”

“Tak bisa dibedakan antara hitam dan putih.

Samar-samar antara neraka dan surga, antara iblis dan Tuhan. Apa yang kau lakukan?”

“Enyah kau jalang!”

Darah kembali mengalir ketika kau, dengan segala upaya picikmu, memperdayaku sekali lagi. Sebilah pisau menari mengikuti lentur tubuh sintalmu. Kau bergoyang dalam situasi ganjil. Dikepung aroma kematian, dirimu semakin liar tak terkendali.

Kenangan itu kau tempel permanen di otakku, seakan kedua bola matamu punya sihir, sehingga arsip kita terkuak dalam suatu layar.

Tontonan barbar dengan kau sebagai sutradara dan penulis skenario. Tubuhku nyasar di ruang kosong dengan sebutir kepala manusia menggelinding ke kolong meja. Bau amis terdeteksi. Tapi harum tubuhmu merayapi badanku, menutup amis, merajai keadaan, sehingga lalat yang berlompatan di sekitar hidung dan rambutku tak ada artinya.

Kita pernah menikah dalam persekutuan laknat. Tubuh mungilmu dan gempalku menyatu sebagaimana iblis memperdaya bidadari di pojok surga dan mereka diam-diam kawin tanpa sepengetahuan Tuhan. Adakah yang begitu? Tidak. Tuhan pasti tahu meski kau bilang ‘tidak’. Tapi katamu, kita memang seharusnya begini dan apa pun ceritanya, setidak-masuk-akal apa pun, toh segalanya telah terjadi. Iblis dan bidadari menikah di taman surga!

“Kau iblis... dan aku bidadarinya,” katamu.

Sejak itu, tradisi dan aturan lama jebol.

Berkali-kali bukit kembar kita singgahi dan kita merayap dari satu titik ke titik lain, sembunyi dari kejaran orang bayaran keluarga.

Jika suatu waktu tak seorang pun mencium keberadaanmu, kita bisa tinggal di suatu gua sampai berhari-hari. Bercumbu, makan, bercumbu lagi, makan lagi. Persis binatang!

Pergi dari pasungan untuk kepuasan, kau terjang tembok diskriminasi pendosa. Kau terabas tatanan yang ditegakkan bapak kandungmu dengan susah payah sampai harus berkorban harga diri.

“Dulu saja,” kataku padamu usai menanam

cinta di antara kedua bukit kembarmu, “kau begitu lemah dan tanpa harapan. Sekarang, kau berbeda.”

“Kurasa kau suka dengan diriku yang baru?” tanyamu kecewa sambil meraba-raba kolong tempat tidur dan mengambil sepotong lengan pucat. Dari jari manis lengan tak bertuan itu, kau ambil sebuah cincin berlumur darah.

Lalu kau katakan bahwa cincin ini lebih pas untukku, meski aku amat kurus. Kau paksa aku memakainya. Aku takut, tetapi aku memasangnya juga dengan penuh rasa jijik.

“Seharusnya kita tidak tidur di atas potongan-potongan tubuh ini!”

Tapi kau, dengan kesan baru yang kenes sekaligus sinting, melirik manja dengan bibir menipis dan kepala direbahkan ke ketiakku.

Mengelus-elus dadaku dengan telapak tangan berlumuran darah. “Apa pun katamu, toh segala rencana terlaksana.”

“Sempurna! Dan kita bercinta di tengah koloni lalat!”

Sekali waktu kita pindah ruang lain, ke gua lain, dalam pengembaraan penuh risiko. Semua itu hanya demi tidak tertangkap basah atau sekadar pergi dari rasa muak mau muntah akibat bau-bau anyir—yang kini menjadi busuk, mengganggu tidur dan selera makan.

Katamu, aku makan saja dengan lahap. Tak usah memusingkan soal bau atau selera. Karena potongan-potongan tubuh dan kepala itu sudah tertinggal jauh di belakang. Tapi kubilang, selera makan berbanding lurus dengan perasaan. Kau tersinggung. “Perasaan,” katamu, “tidak selalu begitu. Aku dari tahun ke tahun sudah muak, tapi toh rela menjadi kasur bagi lelaki gembrot.”

“Kita beda.”

“Bagaimana?”

“Kau diciptakan untuk menjadi kasur. Dan lelakimu memang babi.”

“Kau yang babi!”

“Babi lebih polos dari iblis, ‘kan?”

“Kukira kau bukan iblis, bukan juga babi.

Baiklah, kau yang malaikat dan akulah iblisnya.

Gimana?”

Kujawab bahwa sebaiknya kita tidak usah

bermetafora. Iblis dan malaikat amat susah dibedakan dalam kasus ini. Kerumitan yang kau rancang membuatku setengah gila menjalani hidup baru. Buanglah bayang-bayang surga, dan sebut sejujurnya dengan sekadar tempat tidur perkawinan tanpa restu. Lalu kita anggap perbuatan dosa tempo hari adalah harga yang harus dibayar.

Namun, kamu dengan kemampuan menitah lewat telunjuk berkuku merahmu, dari waktu ke waktu semakin berubah. Suatu malam kukutuki diri karena merasa jadi bagian dari skenariomu. Seekor iblis menggerayangimu suatu malam karena aku tidak bisa lagi menambal pintu dan jendela-jendela di kamar tempat kita berlindung dari perpisahan. Ide berpisah adalah mimpi buruk dan kau amat phobia. Untuk itulah, katamu, kita harus menambal setiap pintu dan jendela dengan uang kalau tetap mau bersama.

“Kita beli minyak kesturi dan gumpalan kain untuk menambal pengetahuan dunia luar, sekaligus mengusir sisa-sisa bau dari potongan tubuh masa lalu.”

Tapi aku tak bisa melakukannya. Bayangbayang itu terekam jelas dalam pikiran: seorang lelaki meronta-ronta. Kau pekikkan semangat juang padaku seolah-olah kita bermain di sore pada musim libur sekolah, seolah ada tradisi mengepung seekor babi di kampungmu. Tugasku menjebak binatang jelek itu, lalu menjeratnya, mengerat lehernya hingga mati kehabisan darah. Dan kau bersoraksorai menyiapkan bumbu-bumbu guna memasak daging babi itu untuk dimakan bersama.

Ketika kepala itu lepas, kau jambak rambutnya dan kau pandangi penuh rasa puas. “Sate? Tidak, tidak bisa! Gulai? Tidak juga. Dibuang saja!” Lalu sebutir kepala penuh darah menggelinding ke kolong meja!

Yang berikutnya kuingat adalah: kau dengan jari telunjukmu menitah ini-itu, yang entah kenapa begitu mudah kululuskan, tanpa sedikit pun berpikir menolak, seakan aku budak yang tunduk pada bukit kembar menggiurkan itu. Tunduk setunduk-tunduknya pada nafsu

hewani di luar akal sehat.

Dengan riang kau sodorkan sehelai karung, lalu melepas penutup tubuh dan melompat ke surga ciptaanmu. Alangkah jauh kau yang dulu dan kau yang sekarang. Kecantikanmu tak berubah, walau seribu tahun sekalipun.

Namun, kau dengan perangai lembutmu, tidak lagi ada di wajah dingin ini.

Kurindukan tutur bahasa priayimu ketika itu, “Kita kawin lari, Mas. Bapak lho utangutangnya banyak banget. Aku sedih.” Percakapan itu lekat di ingatanku, meski tak sekuat pembunuhan berencana yang kita lakukan terhadap suami yang kau kawini dengan terpaksa sebulan kemudian akibat utang-utang bapakmu. Lelaki babi, katamu.

Sejauh ini para hidung belang senang menyaru bagai bidadara-bidadara dan kamu dengan bangga melantik dirimu sebagai iblis wanita termanis. Sejujurnya aku tak suka.

Akhirnya kukutuki diri karena tak bisa menghujanimu uang. Iblis menggerayangimu malam demi malam karena aku tidak bisa lagi menambal pintu dan jendela-jendela di kamar tempat kita berlindung dari perpisahan.

Hanya Iblis yang bisa menambalnya.

Kau lepaskan dan hempaskan kesal dari balik bukit kembarmu lewat sebilah pisau, saat kubunuh iblis kesayanganmu dengan tangan kosong. Sembelih saja, katamu. Tapi kubilang, aku tak sudi mengotori tangan atas titahmu.

“Tentu saja. Babi dan iblis itu beda. Tapi, aku tak pernah tahu kamu ini sebetulnya apa, Mas! Kukira salah besar kusebut dirimu malaikat!”

“Terserah saja kau sebut aku apa.”

“Ya baguslah. Akhirnya kita mati. Tanpa tambalan di pintu dan jendela ruangan ini, aku dan kamu tidak akan melanjutkan hubungan.”

Maka, tertawalah kau, Iblis, dengan segala tipu dayamu!

Hikayat Petani Tembakau

tanpa onak, semak lagi di hati Di Taman Dewi Kalintang

*) Juara 2 kategori bahasa Indonesia di ASEAN Young Writer Award 2014 dan nominator (4 besar) ajang Siwa Nataraja Award 2015 kategori cerpen. Kini menjabat Unsa Ambassador 2015.

SAJAK F.RIZAL ALIEF

Setangkai Bunga Mawar boleh saja kau menyimpan barang itu simpan yang rapi di mana kau suka boleh saja kau hilangkan jejak itu bahkan dengan cara yang tak diduga silakan tutup pula mataku ini tutuplah erat-erat dengan kain matikan saja lampu-lampu berseri tangan diikat dan kaki demikian tapi bisakah kau menyimpan bau dari penciumanku yang masih tajam bahkan getar keheningan di dadaku masih cukup mampu meraba yang dalam aku tahu di dalam lemari itu pastilah kembang mawar yang baru mekar detak dadamu yang menari malu sudah keluar dengan kata yang segar maka percuma kau memegang kunci dan mengikatkan kain begitu erat maka tak ada bau yang tersembunyi meskipun kelihatan begitu rapat setangkai bunga mawar memang yang ada harumnya kuat membangkitkan yang mati sampailah ke dada getar sederhana

sangat kuat sampaikan pesan ke hati

Bumbu Masakan masakan di piring siap dihidangkan jangan curiga ada racun di dalam pikiran miring tak perlu dihidupkan apalagi mencitpa lamun yang kelam cicipilah barang secuil dulu sebelum kaki pergi menginjak hati intiplah kasih sayang jangan malu sebelum sepi melonjak jadi api sekali dua kali kau mencicipi tak terasa lama-lama habis juga tak bisa dipungkiri kenyang di hati lebih terasa menyegarkan jiwa peluh pun mengerai tak habis habis dari dahi terus turun ke dada keluh terurai jadi kata puitis yang berbagi rasa nikmat tak terkira kau bilang aku ini pintar memasak tapi karena rempah-rempah juga yang terbayang sekitar apa yang tampak meski ada makna indah di baliknya masakan di piring habislah sudah

tinggalah tulang ikan harus kau buang benamkan saja ke jurang keluh kesah agar tak terbayang harapan yang usang

Penganyam Tikar Rakara daun siwalan diiris hati-hati diirisnya setelah setengah kering bau berharuman meluas ke hati derasnya mencipta tabah yang penting mata lembut menganggit warna yang cerah tangan lentik merakit daun yang ada cinta tak luput mencari jiwa pasrah dalam anyaman yang semakin sempurna dari pagi hingga malam dilakukan di sela-sela pasti ada istirah bagi hati yang utama tertuntaskan agar sia-sia tak jadi masalah tikar dihampar, tubuh telentang tenang mata memandang ke langit bercahaya syukur menakar pasrah dalam hening doa merentang jauh tak terkira setelah satu selesai sempurna pastilah membuang tangis anak-anak desah pun malu mengurai isi dada muncullah bintang persis di telapak

daun tembakau sudah kian menguning ditanam di dekat kali yang subur kuhilangkan rasa risau yang meruncing diam sesaat mencari batang syukur batang tegak dengan akar menjalar diterpa angin bergerak bergoyang kadang sejenak angan ikut mencakar menerka ingin yang beranjak terbang matahari panas datang tiap hari datangnya dari timur lalu ke barat hati ikhlas kosong tetap bernyanyi dengan suara merdu yang memikat satu bulan, dua bulan, tiga bulan waktu berlalu tak begitu saja kulit pirang, mata legam, dada hutan satu persatu mematangkan cinta

angin mendesir pelan menyisir air ikan berkecipak di depan mataku rembulan samar-samar indah bersyair bergerak pelan ke dalam puisiku seekor capung hinggap di ranting kecil ranting bergoyang lemas menggoda mata aku terbang mendekap bintang yang mungil bintang terang sepanjang kata-kata pohon pinang berjajar tegak dan tinggi diterpa cahaya daunnya berkerlip puisiku terang memancar ke hati membuka sejuta cara yang tertutup malam pun bertabur cahaya dan dingin ditambah bunyi katak terdengar merdu dalam debar sederhana yang tertahan desah puisi sejenak memanggilmu

daun dipetik setelah terjual uang diterima lunaslah hutang senyum bersajak menempah banyak hal membuang luka tertutuplah lubang

sebongkah batu berbungakan cahaya tanpa batang dan daun-daun dan duri rupanya dirimu perlahan menyapa dengan kata-kata menggetarkan hati kelapa jatuh tercebur ke air sampai bunyinya memecah malam sepi kita berlabuh dalam debar yang liar sampai luluh menjadi puisi lagi

di rumah tidur tenang di atas tikar bersama anak-anak sampai pagi rampunglah segala ingin dan terhampar

*) Penyair dan penulis cerpen serta beberapa novel. Tinggal di Bandungan, Gapura Tengah, Sumenep, Madura.

RADAR BANYUWANGI

Jawa Pos

Minggu 6 September 2015

BERITA UTAMA

35

Kena Serangan Jantung, Warga Patoman Kritis MAKKAH - Setelah diselimuti duka dengan kabar meninggalnya satu jamaah calon haji (JCH) Banyuwangi beberapa hari lalu, kali ini ada kabar kurang baik lagi dari JCH Banyuwangi di Makkah. Satu jamaah asal Banyuwangi ada yang terkena serangan jantung. Kondisinya kritis dan saat ini sedang dirawat intensif tim medis.

Satu JCH Banyuwangi kritis tersebut bernama Dewi Maryam Mahfud, 65, warga Desa Patoman, Kecamatan Rogojampi. Saat ini JCH Banyuwangi tersebut sedang menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Riyadh, Makkah. Sebelumnya, Dewi Maryam sempat dikabarkan sudah meninggal dunia. Kabar tersebut menghebohkan JCH Banyuwangi lain di sana. dr. M Nizam Fahmi, petugas haji asal Banyuwangi mengatakan, awalnya kabar meninggalnya satu jamaah haji bernama Dewi Maryam tersebut santer terdengar. Namun, dia memastikan bahwa JCH asal Desa Patoman tersebut saat ini masih menjalani perawatan di rumah sakit dengan kondisi kritis. ”Yang bersangkutan kena serangan jantung.

Memang sempat dikabarkan sudah

wafat, tapi alhamdulillah sampai saat ini (kemarin) Ibu Dewi masih menjalani perawatan. Kondisi terakhir kritis,” kata dr. Nizam.

Informasi yang diperoleh Jawa Pos Radar Banyuwangi, Dewi Maryam Mahfud adalah JCH Banyuwangi yang berangkat Laporan bersama kloter dr. NIZAM 9. Serangan dari Makkah jantung mendadak menyerang Dewi Maryam saat dia menunaikan salat di Masjidilharam, Makkah, kemarin. Setelah terkena serangan jantung, dia langsung pingsan.

Sebelum dibawa ke rumah sakit.

Dewi Maryam terlebih dahulu dibawa ke Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) di Makkah. Lantaran kondisinya terus memburuk dan lemah akhirnya Dewi Maryam dirujuk ke rumah sakit Riyadh, Makkah, untuk menjalani perawatan lebih lanjut.

Info Redaksi Ingin membaca laporan perjalanan haji di rumah Anda setiap hari? Silakan berlangganan Jawa Pos Radar Banyuwangi.

Hubungi: Irwan : 08175402007 (Banyuwangi Kota)

Nugroho

: 085336124077 (Banyuwangi Selatan)

JUHDY FOR RABA

SEMANGAT: Para JCH Banyuwangi lanjut usia hendak menuju Masjidilharam.

Sementara itu, satu jenazah jamaah haji atas nama Kasimidi Marjan, 63, warga RT01/RW1, Dusun Krajan, Desa Sidorejo, Kecamatan Purwoharjo, yang meninggal di Madinah beberapa hari lalu, langsung dikebumikan di sana.

Atas pertimbangan keluarga yang bersangkutan, jenazah Kamisidi Marjan dimakamkan di Madinah. ”Informasi

yang kami peroleh, JCH yang meninggal tersebut dikebumikan di Madinah atas saran keluarga,” terang petugas haji lainnya, Juhdy.

Lebih lanjut, kegiatan JCH Banyuwangi kemarin masih tawaf umrah di Masjidilharam. Kemarin adalah giliran tawaf umrah bagi JCH Banyuwangi perempuan yang hari sebelumnya be-

lum melaksanakan tawaf umrah. Sebab, tawaf umrah ini ibadah wajib yang harus dilakukan jamaah haji jika sudah tiba di Makkah, Arab Saudi. ”JCH perempuan yang hari sebelumnya tidak bisa tawaf karena haid dan sekarang sudah tidak haid, mereka menunaikan tawaf umrah,” tambah Juhdy.

Sementara itu, cuaca di Makkah ke-

marin, menurut Juhdy, masih tergolong panas bagi jamaah haji Indonesia.

Data terakhir, suhu udara di Makkah mencapai 46° Celcius. Selain itu, banyaknya JCH Banyuwangi yang sudah tiba di Makkah membuat para petugas harus ekstra waspada mengantar dan mengawasi mereka. ”Pengawasan yang dilakukan petugas lebih ekstra. Kita takut JCH Banyuwangi yang sudah tuatua ini nanti tersesat saat melakukan ibadah,” pungkas Juhdy. (tfs/c1/bay)

Keluarga dan Tetangga Melarung Sesaji n DADANG...

Sambungan dari Hal 29

Mereka berputar mengitari lokasi sambil menunggu kemungkinan korban terlihat. Namun, sampai pukul 12.00 siang, apa yang mereka cari belum tampak.

Langkah warga sekitar dan keluarga korban lebih ekstrem lagi. Kapal nelayan yang mereka gunakan mencari korban bermanuver zigzag. Dengan harapan tidak ada sejengkal wilayah pun yang luput dari pantauan mata para nelayan setempat. Ketika tim Polair dan TNI AL beristirahat, kapal nelayan tersebut masih mencari di sekitar lokasi Dadang terseret arus.

Bahkan, mereka mengerahkan penyelam tradisional untuk memeriksa dasar laut.

Sugiyono, 36, salah seorang penyelam tradisional, memper-

kirakan korban terjebak di antara pasir di dasar laut. Sehingga dirinya dan temannya sesama penyelam tradisional mencari di dasar laut berpasir itu. “Dulu ada yang pernah tenggelam, dan ternyata ada di antara pasir terpendam. Kasusnya sama, jadi kita cari di pasir yang ada di laut,” jelasnya.

Tak hanya menurunkan penyelam tradisional, sekitar pukul 09.00, beberapa warga yang dipimpin orang tua tampak melarung sesaji ke tengah laut. Aktivitas tersebut terlihat saat Jawa Pos Radar Banyuwangi melakukan patroli bersama kapal Polair di sekitar muara yang terhubung langsung ke lepas pantai itu. Beberapa warga tampak ikut berdoa dalam proses ritual tersebut.

“Kita lepaskan sesandingan, semoga cepat ditemukan,”

RENDRA KURNIA/RABA

UPAYA ALTERNATIF: Keluarga, kerabat, tetangga korban, dan warga, melarung sesaji di Pantai Boom, Banyuwangi, siang kemarin.

kata salah seorang warga.

Sementara itu, Tim Basarnas dari Jember tiba di Pantai Boom sekitar pukul 11.30 kemarin.

Dengan membawa tujuh personel, Basarnas langsung menurunkan perahu karet berwarna jingga ke tepi pantai. “Kita tanya dulu ke

teman-teman yang sudah berpatroli semalaman. Kita akan cari di wilayah yang kemungkinan belum diperiksa,” kata Rudi Pra-

hara, komandan Tim SAR Jember.

Di saat pencarian berlangsung, sekitar pukul 15.00 sempat tersiar kabar bahwa korban sudah ditemukan di wilayah Ketapang.

Namun, ketika Jawa Pos Radar Banyuwangi mengonfirmasi kepada anggota TNI AL yang sedang berpatroli, petugas menyangkal kabar tersebut. “Belum ada masih. Kita sudah sisir sampai perairan Ketapang.

Tadi juga ada info ditemukan di Gilimanuk, ternyata tidak ada,” jelas Helmi, salah satu anggota TNI AL. Sementara itu, Kepala Polair Banyuwangi, AKP Bashori Alwi melaporkan, anggotanya belum berhasil menemukan Dadang.

Padahal, pencarian sudah dilakukan sampai muara Sungai Tambong. Beberapa kemungkinan menurutnya bisa terjadi, karena arus Pantai Boom tampak tenang

di atas tapi sangat deras di bawah.

Sampai tiga hari ke depan, Bashori mengatakan pencarian akan tetap dilakukan. Dia berharap korban segera ditemukan.

“Kita sudah lakukan berbagai upaya, termasuk pencarian malam hari. Jika memang dibutuhkan kita akan turunkan penyelam. Nanti pasti akan segera kita informasikan jika sudah ditemukan,” jelas Bashori.

Sekadar mengingatkan, Dadang menjadi satu-satunya korban yang belum ditemukan dari empat anak yang tenggelam karena arus muara Pantai Boom. Menurut keterangan Tomi, 15, Dadang sempat meminta tolong kepada dirinya. Namun, karena arus terlalu kuat, Tomi terpaksa melepaskan pegangan tangan Dadang. Lalu, Dadang hilang terseret arus muara “Tragedi Inkai” Pantai Boom. (fre/c1/bay)

Berdayakan Kelompok Sadar Wisata John Paul Ivan Senang Manggung di BWI n SEGERA...

Sambungan dari Hal 29

“Biasanya karena mereka adalah anak-anak lingkungan sekitar, pasti sudah memahami karakteristik wilayah. Tapi, selanjutnya

tetap akan kita tambah rambu pengamanan, termasuk jumlah penjaga pantai,” ujar Bramuda.

Mulai bulan depan Bramuda akan menerapkan tiket masuk di luar tiket parkir saat ini. Di dalam tiket masuk itu, menurutnya, akan

diberi jaminan asuransi kepada seluruh pengunjung Pantai Boom.

Dengan begitu, pengunjung akan memperoleh perlindungan jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Tiket semacam itu menurutnya sudah diberlakukan di

beberapa tempat wisata lain, seperti Pulau Merah. “Kita tetap berdayakan Pokdarwis nanti.

Harga tiket masuknya yang jelas tetap terjangkau. Yang penting bisa melindungi pengunjung,” ujarnya. (fre/c1/bay)

Lokasi Pantainya Tenang dan Tidak Ada Sampah n EMPAT...

Sambungan dari Hal 29

Jalan yang dilalui adalah jalan tanah menyusuri hutan. Tidak jarang selama perjalanan kami menjumpai beberapa ekor burung merak sedang mencari makan.

Jangan khawatir, meski di dalam hutan yang begitu lebat, selama perjalan tidak ada sebuah persimpangan yang menyesatkan.

Sebab, jalan menuju Pantai Ngagelan hanya satu jalur. Jika kami lihat di global positioning system (GPS), pantai tersebut terletak pada titik koordinat 8,62’206’’ Lintang Selatan (LS) dan 114,31’408’’ Bujur Timur (BT).

Sebelum sampai di bibir pantai, kami menjumpai sebuah bangunan seperti sebuah resort.

Ternyata bangunan itu adalah sebuah Pondok Kerja Unit Penetasan Penyu Semi Alami Ngagelan. Kami tidak menyangka sebelumnya kalau di pantai yang kami kunjungi ini adalah sebuah pantai yang memang dijadikan tempat favorit para penyu untuk mendarat.

Sarang telur di pondok penetasan telur penyu di sekitar Pantai Ngagelan ini lumayan banyak.

Sebelum menuju bibir pantai, kami pun menyempatkan diri untuk melihat-lihat sarang-sarang telur penyu. Mulai dari sarang yang masih dalam perawatan sampai menetas menjadi tukik.

Tampak , sarang telur penyu di sana dikelilingi oleh jaring.

Hal ini bertujuan agar telur penyu yang diselamatkan tidak dimakan hewan. Mengingat, di TNAP ini adalah hutan yang masih sangat alami. Tentunya banyak predator yang mengincar telur penyu maupun anak penyu juga masih banyak di sana. ”Kalau tidak diberi jaring seperti ini, telurnya bisa dimakan monyet,” kata Purwadi, 32 petugas TNAP

n BERBAGI...

Sambungan dari Hal 29

Gitaris top yang hadir tadi malam, antara lain Andi Owen, John Paul Ivan (eks gitaris Boomerang), dan Pupun Dudiyawan (gitaris D’Bandhit’s) yang juga eks gitaris Kapten. Selain itu, ada gitaris kondang Firman Alhakim dan DD Crow yang merupakan personel Roxx. Band Roxx dikenal sebagai Metalica-nya Indonesia.

Manajer Marketing Djarum Banyuwangi dan Situbondo, Doddy WW, mengatakan selain menyajikan menu gitar di panggung, ajang Gitaran Sore itu juga mengedukasi para penon-

ton yang hadir. Banyak ilmu seputar gitar yang dibagikan oleh bintang tamu pada even tersebut.

Acara tersebut memang merupakan gabungan guitar performance, coaching clinic, dan sharing interaktif. Gitaran Sore ini juga merupakan ajang unjuk gigi bagi para gitaris lokal, karena di setiap penyelenggaraannya, selalu tersedia kesempatan bagi gitaris lokal untuk ikut tampil. Tadi malam para gitaris lokal juga berkesempatan tampil dan saling sharing dengan para bintang tamu yang hadir. ”Penonton kita kasih kesempatan naik panggung dan main bersama bintang tamu untuk menambah wawasan. Saling sharing-lah intinya.

Nanti (kemarin) saya juga manggung bareng John Paul Ivan,” jelas Doddy kemarin.

Sementara itu, Firman Alhakim, Andi Owen, John Paul Ivan, Pupun Dudiyawan, dan DD Crow, mengaku sangat senang bisa manggung di Banyuwangi. Penonton umum dan gitaris lokal di Banyuwangi dirasa sangat antusias saat mengikuti seluruh rangkaian Getaran Sore kemarin. ”Gitaris Banyuwangi ini potensi skill-nya sangat bagus.

Pesan saya, untuk menjadi sukses itu bukan karena profesi, tapi lebih kepada terus menggali potensi yang kita miliki,” jelas Pupun Dudiyawan, mantan gitaris Kapten. (tfs/c1/bay)

Hadiah Ultah Perkawinan bagi Istri n PELANGGAN...

Sambungan dari Hal 29

RENDRA KURNIA/RABA

PELESTARIAN: Tim jelajah ekspedisi Pantai Timur Jawa melepas tukik di Pantai Ngagelan.

yang ada di Pantai Ngagelan.

Purwadi menuturkan, Pantai Ngegelan memang tenpat favotir penyu untuk bertelur. Sepanjang Pantai Ngegelan yang dominan pasir dibandingkan karang, membuat pantai ini selalu ramai didarati oleh penyu. Pantai dengan dominan pasir ini menurut Purwadi memanjang dari daerah Pancur, Tegaldelimo sampai 18,5 km ke arah daerah Cungur, Kecamatan Purwoharjo.

Nah, sepanjang 18,5 km itulah penyu-penyu banyak yang menelurkan calon generasinya di dalam pasir. Bersama enam personel lainnya, dia selalu bergantian berpatroli di tepi pantai untuk mencari telur penyu untuk kemudian diselamatkan setiap harinya.

Penyu yang bertelur juga bermacam-macam. Ada penyu jenis sisik, hijau, lekang dan belimbing. Namun, sementara ini yang paling banyak adalah jenis penyu jenis lekang. ”Penyu belimbing juga bertelur di sini.

Tetapi, tahun ini masih belum ada yang mendarat. Mungkin masih belum,” tambah Purwadi.

Meski penyu belimbing jarang

bertelur di Pantai Ngegelan, namun bagi pengunjung tidak perlu khawatir. Sebab, di pondok penetasan telur penyu ini juga sudah disediakan kolam penangkaran anak penyu. Di sana kami bisa melihat empat jenis anak penyu dari tujuh jenis penyu yang ada di Indonesia.

Jika kami biasa melihat penyu jenis lekang di Pantai Boom, Banyuwangi. Saat di Pantai Ngagelan, kami akhirnya bisa melihat anak penyu jenis sisik, penyu belimbing, dan penyu hijau. ”Ini memang untuk sample, jika pengujung ingin mengetahui seperti apa bentuk dari ke empat jenis penyu ini,” jelas Purwadi.

Puas berkeliling di sekitar penangkaran penyu, kami yang beranggota Wapemred JP-RaBa Syaifudin Mahfud, pemasaran Gerda Sukarno, Wahyu Nugroho, Thomi Sila, fotografer Rendra Des Kurnia, serta wartawan Taufik Ferdiansyah ,dan Ali Nurfatoni, akhirnya berkesempatan untuk melepas tukik (anak penyu) ke lautan lepas. Setelah melepas anak penyu bercangkang seperti emas ini, kami pun menik-

mati indahnya Pantai Ngagelan.

Pantai Ngagelan memang memiliki garis pantai yang begitu landai. Hamparan pasir juga begitu terlihat mengikilat saat terkena sinar matahari di Pantai Ngagelan ini. Pasirnya tidak putih, melainkan berwarna cokelat kehitam-hitaman. Tekstur dari pasir yang ada di Pantai Ngagelan ini sangat halus.

View Samudera Hindia atau Laut Selatan juga tampak nyata di depan mata. Di tepi pantai, tumbuh dengan lebat pepohonan khas hutan. Sampah-sampah juga tidak tampak terlihat di sepanjang Pantai Ngagelan ini. Pantas saja, tempat ini menjadi lokasi favorit penyu untuk bertelur.

Pantai ini memang terlihat agak sepi dari pengunjung. Namun, ada juga wisatawan yang datang ke Pantai Ngagelan. Bahkan saat kami ke Pantai Ngagelan beberapa waktu lalu, ada beberapa turis asing dari Eropa yang ke sana untuk melihat anak penyu yang sudah diselamatkan. Tidak jarang, para turis mancanegara itu juga bermain di tepi Pantai Ngagelan. (c1/bay/bersambung)

Karena menjadi hadiah ultah perkawinan ke-15,” kata pria yang pernah keliling dunia ketika bekerja di kapal pesiar asing itu.

Di Thailand mereka akan menikmati perjalanan wisata ke sejumlah objek menarik selama empat hari tiga malam. Didampingi E. Irwan Suryanto, pemasaran koran langganan Jawa Pos Radar Banyuwangi, Ipung dan keluarga akan mengunjungi tempat-tempat eksotis di Kota Bangkok. Salah satunya sungai Chaopraya yang dilengkapi keindahan Wat Arun Temple. Dalam tur setengah hari itu, rombongan juga mam-

pir ke Golden Buddha Temple dan China Town.

Rombongan juga akan diantar ke Pattaya yang merupakan kawasan wisata terkenal di Thailand.

Pasar mengapung menjadi jujugan pertama dalam tur hari kedua tersebut. Selanjutnya, mereka akan mengunjungi pabrik batu mulia. Rombongan akan dibawa berkeliling melihat proses pembuatan batu mulia mengendarai kereta hingga diakhiri makan malam.

Pada hari ketiga, tur dilanjutkan ke Desa Nong Nooch untuk melihat pertunjukan gajah dan budaya setempat. Mengunjungi tempattempat belanja, seperti Honey Bee dan pasar makanan kering, akan mengakhiri tur di Pattaya sebelum

rombongan kembali ke Bangkok.

Tetapi, sebelum tur berakhir, pada malam ketiga itu rombongan akan mampir ke Art In Paradise dan tempat belanja MBK. Keesokan harinya tinggal memulihkan tenaga untuk persiapan kembali ke Tanah Air dengan tubuh bugar setelah mengusir penat.

Supriyadi, owner Pesona Ijen Tour and Travel Banyuwangi, berharap perjalanan wisata ke Thailand itu bisa dinikmati dengan baik dan pelayanan memuaskan.

Pesona Ijen Tour and Travel juga melayani perjalanan wisata lokal Banyuwangi, domestik, dan luar negeri. “Terima kasih atas kepercayaan telah bekerja sama dengan Pesona Ijen Tour and Travel,” katanya. (*/c1)

Dambakan Bisa Gabung RS PBB n INGIN...

Sambungan dari Hal 29

ada yang beberapa kali menanyakan hal yang sama, bahkan ada yang tidak membawa uang sepeser pun. Tetapi, setelah lebih dari setahun bekerja, finalis Jebeng tahun 2011 itu justru merasa me-

nemukan dunianya. Penggemar Gandrung Temuk itu menyebut kepuasan yang tersirat di wajah pasien yang bisa dibantu adalah stimulus tersendiri.

Saat ditanya prospek pekerjaan selanjutnya yang akan dia tuju, bungsu dua bersaudara itu masih bingung. Pekerjaan mungkin men-

urutnya cukup banyak, tapi tidak semua memberi kepuasan hati.

“Mungkin masih tetap ingin menjadi bagian pelayanan. Kalau bisa ke rumah sakit lagi, ke wilayah rawan konflik mungkin seperti RS PBB di benua Afrika atau Timur Tengah,” jawab gadis bertinggi badan 165 centimeter itu. (fre/c1/bay)

36

Jawa Pos

Minggu 6 September 2015

FOTO-FOTO: RENDRA KURNIA/RABA

HOBI BARU: Bemain aeromodeling layaknya menjadi pilot pesawat terbang. Pilot harus mampu mengendalikan pesawat yang berbobot ringan agar tidak menabrak atau terjatuh saat terbang.

Berbahan Gabus, Semua Rakitan TERNYATA body dari pesawatpesawat kecil ini tidak terbuat dari besi atau plastik. Semua berbahan styrofoam atau gabus. Selain karena ringan, gabus juga sangat mudah dibentuk sesuai keinginan. Sebab, pesawat remote control ini semua rakitan tangan.

Dalam komunitas BAC ini anggota bebas mengekspresikan kreasi seninya dalam pembuatan bodi pesawat.

Tidak hanya berbentuk pesawat penumpang, bodi pesawat milik anggota BAC ini juga bermacam-macam. Ada yang berbentuk jet tempur, pesawat latih, bahkan ada juga yang berbentuk seperti burung elang.

Adi Kurniawan, 29, anggota komunitas lainnya mengatakan, pesawat miliknya memang adalah asli buatan tangan dirinya sendiri. Untuk membuat satu pesawat juga tidak membutuhkan waktu yang cukup lama. Dalam waktu sehari pun, untuk membuat satu body pesawat dari gabus ini tidak mustahil bisa dia lakukan. ”Kalau bentuknya tidak rumit dan ada contohnya sehari bisa jadi kok,” kata Adi. Untuk biaya membuat pesawat ini plus tenaga penggerak dan remote control, minimal kita harus mengeluarkan biaya Rp 1,5 juta untuk satu pesawat. Yang membuat mahal dari aeromodeling ini adalah harga dari motor penggerak dan remote control dari pesawat. Remote control yang biasa saja bisa mencapai harga Rp 500700 ribu satu unitnya. ”Dengan harga segitu motor penggeraknya bertenaga baterai. Kalau yang bermesin dan berbahan makar minyak, harganya bisa puluhan juga,” terang Adi. Secara teknis, untuk membuat pesawat remote control bertenaga baterai listrik ini memang semuanya

Serunya Bermain Aeromodeling TANGKAS: Menerbangkan pesawat aeromodeling butuh ketepatan.

MELIUK-LIUK: Saat berada di udara, aeromodeling benar-benar seperti pesawat sungguhan.

rakitan tangan. Mulai dari pembuatan bodi, pemasangan kabel, pemasangan motor penggerak, speed control, pemasangan baterai dan lain sebagainya adalah rakitan dari pemilik pesawat. Semua pesawat

dari anggota BAC ini memang hasil karya dari tangan para pemilik pesawat. ”Kalau remote dan tenaga penggerak pesawat itu kita beli. Setelah beli baru kita rakit di dalam bodi pesawat yang kita buat,” tuturnya. (tfs/c1/als)

BERTENAGA BATERAI: Hanya remote dan tenaga penggerak yang dibeli di pasaran.

Lainnya, murni rakitan tangan.

Selalu Menerima Anggota Baru BERKUMPUL dan bermain pesawat bareng yang dilakukan BAC ini bukan hanya untuk menyalurkan hobi dan mengisi waktu senggang.

Ternyata ada udang di balik batu.

Para anggota itu menampilkan keahlian menerbangkan pesawat kecil di udara ini agar kegiatan mereka ditonton banyak masyarakat.

Dengan banyaknya warga yang menonton, pastinya juga nanti banyak warga yang ingin memiliki pesawat remote kontrol itu untuk kemudian diterbangkan juga. Memang benar, saat pesawat-pesawat berbahan gabus itu diterbangkan, banyak orang yang mendekat dan menontonnya karena penasaran. ”Ini juga memancing masyarakat agar mereka pengen dan nanti mereka bisa bergabung dengan komunitas kami,” kata Bagus Widiyanto.

Jika masih belum memiliki pesawat aeromodeling, komunitas ini juga siap membimbing para pemula yang ingin belajar membuat pesawat dan

Seperti Pilot Beneran Jadi

m

EMILIKI hobi yang sama, yakni di bidang kedirgantaraan, beberapa pemuda asli Banyuwangi akhirnya membuat komunitas yang disebut Banyuwangi Aeromodeling Community (BAC). Komunitas itu menampung para penggemar dan penggila aeromodeling di Banyuwangi sejak tahun 2014. Anggotanya juga dari berbagai kecamatan di Banyuwangi.

Meski masih tergolong sedikit, yakni 10 anggota, komunitas itu masih eksis sampai saat ini. Mereka masih sering kumpul untuk menerbangkan pesawat remote control secara bersama-sama di suatu tempat. Tentu tempat yang dipilih untuk berkumpul adalah tempat yang lapang, seperti lapangan. Lapangan GOR Tawang Alun menjadi tempat favorit para anggota BAC untuk berkumpul dan memainkan pesawatnya.

GOR Tawang Alun dipilih lantaran di tempat ini minim sekali tower-tower seluler. Sebab, jika banyak tower seluler, jelas sangat berbahaya bagi keselamatan pesawat.

Selain pesawat bisa menabrak tower, signal yang terpancar dari tower juga dirasa mengganggu signal global positioning system (GPS) yang ada di remote control.

Tampak seru sekali saat anggota BAC ini menerbangkan pesawat. Pesawat terlihat ber-

manuver di udara layaknya pesawat tempur.

Pesawat juga bisa melakukan pendaratan di tanah layaknya pesawat komersial yang mendarat di sebuah bandar udara. Tentunya, untuk bisa seperti ini perlu keahlian khusus dari pemegang kendali pesawat ini.

Bagus Widiyanto,32, salah satu anggota komunitas mengatakan tidak sulit belajar memainkan pesawat remote control ini di udara. Tidak ada keahlian khusus yang harus dikuasai seseorang jika ingin bermain aeromodeling. Dengan belajar, semua orang dirasa akan bisa menerbangkan pesawat ini. ”Tentu harus punya dulu, baru bisa belajar menerbangkan. Kalau sudah lancar menerbangkan, lalu belajar manuver pesawat di udara,” kata Bagus.

Memang seru menurut Bagus jika kita sudah pandai menerbangkan pesawat kecil ini. Apalagi kalau sudah bisa membuat pesawat bermanuver di udara. Kata dia, menerbangkan pesawat remote control ini rasanya seperti layaknya seorang pilot pesawat sungguhan. Pesawat bisa diarahkan ke mana saja sesuai dengan keinginan si pengemudi. Ada kebanggaan tersendiri dalam batin pengemudi jika bisa membuat pesawat meliuk-liuk di atas udara. ”Kalau aeromodeling kendalinya ada di remote control yang kita pegang. Sama seperti main layang-layang lah, tapi ini layang-layang tanpa senar,” tandasnya. (tfs/c1/als)

BERBAHAN GABUS: Cukup bermodal kemauan, siapapun bisa bergabung dalam komunitas aeromedeling Banyuwangi.

menerbangkan pesawat. Tidak ada syarat khusus untuk bisa bergabung dalam komunitas ini, cukup dengan kemauan saja mereka sudah boleh untuk bergabung dengan BAC.

”Intinya welcome-lah kepada siapa saja yang ingin gabung di komunitas.

Kita juga menerima pesanan kalau ada orang yang ingin kami buatkan pesawat remote ini.” timpal Adi. (tfs/c1/als)

LAYANG-LAYANG TANPA SENAR: Pilot aeromodeling harus benar-benar menguasai remote kontrol.