Radar Banyuwangi | 8 November 2015

Page 1

8 NOVEMBER TAHUN 2015

Eceran Rp.5.750

HALAMAN 29

Pagi Antre Panjang, Sore Hilang KALIPURO - Antrean kendaraan di Pelabuhan ASDP Ketapang masih berlangsung hingga pagi kemarin (7/11). Bahkan, antrean kendaraan yang meluber ke jalan raya terpantau ke arah utara sampai depan Pelabuhan Tanjung Wangi, Desa Ketapang, pada Jumat malam lalu (6/11). Sementara itu, sore kemarin antrean kendaraan sudah tidak lagi terlihat di luar kawasan Pelabuhan Ketapang. Hal itu karena volume kendaraan menuju Bali memang sudah berkurang di sore hari. Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi sekitar pukul 22.00 Jumat malam lalu (6/11), truk-truk besar mengular di jalan raya hingga depan Pelabuhan Tanjung Wangi. Antrean kendaraan sepanjang hampir dua kilometer itu terus berlangsung sampai Sabtu pagi (7/11) n

Penumpang Menyeberang ke Bali Kemarin Penumpang n Dewasa n Anak-anak

: 841 : 21

Kendaraan n Sepeda Pancal :2 n Sepeda Motor :1.365 n Motor Gede : 866 n Mobil kecil :1.252 n Pikap kecil : 495 n Minibus : 184 n Truk Kecil : 964 n Bus : 218 n Truk : 564 n Truk panjang 10- 12m: 255 n Truk panjang 12- 16m: 2 SUMBER : PT INDONESIA FERRY ASDP KETAPANG

Baca Pagi...Hal 35

RENDRA KURNIA/RABA

MENUNGGU: Para penumpang bus beristirahat di sekitar areal parkir Pelabuhan Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, pagi kemarin.

MASIH ANTRE: Deretan truk berbaris memasuki dermaga Pelabuhan Ketapang pagi kemarin.

RENDRA KURNIA/RABA

ADA APA LAGI

Awan mulai Tumbuh, Suhu masih 33° Celcius

Motif Carok Licin Belum Terkuak

BANYUWANGI - Meski awan sudah mulai muncul di langit Banyuwangi di sore hari, tapi kondisi tersebut tidak berpengaruh terhadap suhu udara maksimum di wilayah Banyuwangi dan sekitarnya. Data stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi menyebutkan, suhu udara maksimum masih berada di angka 33° Celcius n

LICIN - Kejadian carok alias duel berdarah yang melibatkan Payumin, 65, dan Khaeropin, 44, masih dalam penanganan aparat Polsek Licin. Namun, hingga kemarin (7/11) pemeriksaan perkara tersebut belum bisa dilakukan karena keduanya masih terluka dan belum fit untuk dimintai keterangan. Namun, kepolisian sudah menyusun pemeriksaan kasus yang terjadi pada Rabu lalu (4/11) itu. Di antaranya penjadwalan kembali pemeriksaan Khaeropin n Baca Motif...Hal 35

Prakiraan Cuaca Banyuwangi Hari Ini Arah angin : Tenggara - Selatan Kecepatan Angin : 06-36 km/jam Suhu Udara : 23-33Ëš Kelembapan : 60-89% Keadaan Cuaca : Berawan & Hujan Ringan Tinggi Gel Signifikan : 0.3-0.8 m Tinggi Gelombang Max : 0.5-1.3 m SUMBER : BMKG BANYUWANGI

Baca Awan...Hal 35

KESEHATAN FREDY RIZKI/RABA

GOYANG: Ogoh-Ogoh ikut meramaikan Suroan di Dusun Jajang Surat, Desa Karangbendo, Rogojampi, kemarin.

Ada Ondel-ondel di Jajang Surat FREDY RIZKI/RABA

SIRKULASI: Pasien ruang hemodialisis saat melakukan cuci darah di RSUD Blambangan.

Pasien Cuci Darah Melonjak Drastis BANYUWANGI - Tren pasien gagal ginjal yang melakukan proses cuci darah atau hemodialisis semakin meningkat. Berdasar data Ruang Hemodialisis RSUD Blambangan, tercatat ada penambahan 30 kali penanganan terhadap pasien dari September ke Oktober. Terlebih setelah awal bulan ini alat hemodialisis ditambahkan lagi empat unit dari delapan unit yang sudah ada n Baca Pasien...Hal 35

ROGOJAMPI - Warga Dusun Jajang Surat, Desa Karangbendo, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi, punya tradisi unik. Mereka menggelar pawai puluhan jaran kencak dan ondelondel untuk memeriahkan tahun baru Islam. Pawai puluhan jaran kencak itu berlangsung di jalanan Dusun Jajang Surat siang kemarin (7/11). Meski

cuaca panas membakar jalanan kampung siang itu, ratusan anak bersama grup hadrah tampil penuh semangat. Mereka berjalan menyusuri rute yang telah ditetapkan sejak pukul 12.00. Selain barisan anak-anak, yang menarik perhatian warga adalah kesenian jaran kencak. Ada sedikitnya 20 ekor jaran kencak yang

berpartisipasi dalam pawai tersebut. Kuda-kuda yang sudah didandani dengan perlengkapan berbahan kain dan manik-manik itu berkumpul di pertigaan Dusun Jajang Surat. Tak ketinggalan beberapa kereta kuda dan puluhan grup hadrah juga turut bersiapsiap n Baca Ada...Hal 35

RENDRA KURNIA/RABA

PENGAMATAN: Petugas memantau citra satelit di stasiun BMKG Banyuwangi kemarin.

In Memoriam H. Masykur, Mantan Ketua Dewan Kesenian Blambangan

Berjalan Kaki Sendiri saat Masuk Ruang UGD Banyak pihak yang terkejut saat mendengar kabar mantan ketua Dewan Kesenian Blambangan (DKB), H. Masykur, 55, meninggal Jumat lalu (6/11). Tak hanya keluarga, kolega dan para sahabatnya juga seolah tidak percaya dengan kepergian pengawas madya Dispendik Banyuwangi itu.

FREDY RIZKI, Banyuwangi ISTIMEWA

http://www.radarbanyuwangi.co.id

SEBAGAI seorang pengawas di lingkungan Dinas Pendidikan dan

BANYAK TEMAN: Foto kenangan alm. H Masykur (tengah) bersama para guru Banyuwangi beberapa waktu lalu.

mantan ketua DKB, sosok Masykur cukup dikenal banyak orang di Bumi Blambangan. Tak heran, ketika kabar kematiannya tersebar, rumah duka di Jalan Cendrawasih, Kelurahan Pakis, Kecamatan Banyuwangi, itu terus didatangi para pelayat. Mereka yang datang berasal dari unsur anggota Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), seniman, budayawan, dan masyarakat lain. Almarhum semasa hidup memang dikenal supel. Dia bergaul dengan banyak kalangan. Tak mengherankan, teman Masykur sangat banyak. Hampir semua merasa kaget dengan kepergian lelaki yang hobi bulu tangkis itu n

Aktivitas Bandara Blimbingsari kembali normal Yang belum normal proyek terminal baru Pagi Pelabuhan Ketapang antre panjang, sore antrean hilang Pemanasan hadapi antrean akhir tahun saat LCT dilarang operasi

Baca Berjalan...Hal 35 email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com


RADAR BANYUWANGI

BERITA UTAMA

30

Jawa Pos

Minggu 8 November 2015

Aktivitas Penerbangan Kembali Normal ROGOJAMPI - Bandar Udara (Bandara) Blimbingsari yang buka sejak pukul 11.03 WIB Kamis lalu (5/11), akhirnya bisa beroperasi normal kemarin (7/11). Jika pada saat pertama beroperasi pasca penutupan akibat erupsi Gunung Barujari di Lombok tidak ada pesawat yang beroperasi, tapi sejak kemarin semua sudah berjalan normal seperti biasa. Kepala Bandara Blimbingsari, Sigit Widodo, menjelaskan kondisi cuaca yang sudah aman membuat kegiatan di tempatnya berfungsi seperti biasa. Selain itu, belum ada notice to airmen (notam) baru untuk membatalkan notam sebelumnya. “Secara visual sudah clear. Menurut BMKG, angin mengarah ke selatan, jadi wilayah udara Banyuwangi sudah aman,” kata Sigit. Terkait penerbangan terkini, Sigit mengatakan, dua maskapai yang beroperasi di Bandara Blimbingsari sudah mengangkut penumpang seperti biasa. Selain itu, dua bandara besar lain, seperti Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, dan Bandara Internasional Juanda, Surabaya, juga telah beroperasi. Sehingga, pengelola Bandara Blimbingsari tidak lagi menemui kendala teknis. Sigit menambahkan, kasus erupsi Gunung Barujari yang

merupakan anak Gunung Rinjani itu berbeda dengan erupsi Gunung Raung beberapa bulan lalu. Sebab, posisi Gunung Raung sangat dekat dengan Bandara Blimbingsari. Otomatis saat erupsi berlangsung, Bandara Blimbingsari ditutup. Menurut Sigit, Gunung Barujari yang lokasinya berada di Pulau Lombok lebih dekat dengan Bandara Internasional Lombok (BIL). Bandara terdekat berikutnya adalah Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, baru kemudian Bandara Blimbingsari dan Bandara internasional Juanda, Surabaya. “Sehingga sebagai parameter, kita melihat ke Ngurah Rai. Karena arahnya dari sana, jadi kalau mereka (Bandara Ngurah Rai) buka, kita pasti buka,” terangnya. Sigit menambahkan, kasus penutupan bandara terkait bencana alam semacam itu memang sering diputuskan mendadak. Sebab, semua berkaitan dengan keselamatan manusia. Pihak yang pertama kali diberi kabar adalah maskapai penerbangan. Sehingga, informasi kepada konsumen bisa langsung disampaikan. “Sementara ini, kami belum ada perintah penutupan lagi. Informasi selanjutnya bisa tanya ke pihak maskapai karena mereka yang pertama diberi tahu jika ada penutupan,” terangnya. (fre/c1/bay)

RENDRA KURNIA/RABA

DARI SURABAYA: Penumpang turun dari Pesawat ATR 72-600 milik Garuda Indonesia di Bandara Blimbingsari, Banyuwangi, kemarin.

Musim Panas, Wisata Air Ramai CONTOH: Warga bersantai di air terjun Jagir, Desa Kampunganyar, Glagah, Banyuwangi. Lokasi ini termasuk salah satu objek favorit peserta lomba foto pengairan.

GLAGAH - Tempat wisata air terjun di Banyuwangi selalu ramai setiap hari saat musim kemarau berlangsung seperti saat ini. Seperti halnya yang terjadi di air terjun Jagir di Desa Kam-

BANYUWANGI – Hari ini Dewan Pengurus Daerah Partai Keadilan Sejahtera (DPD PKS) Banyuwangi menggelar Musyawarah Daerah (Musda) di Gedung Wanita Paramita Kencana Jalan Kartini Banyuwangi. Musda tersebut merupakan puncak dari kegiatan Pemilu Umum Internal (PUI) yang dilaksanakan Oktober 2015 lalu. Ada dua agenda utama dalam Musda kali ini, yakni pembacaan Surat Keputusan DPW PKS Jawa Timur tentang nama–nama yang terpilih sebagai Dewan Pengurus Tingkat Daerah (DPTD). Kepengurusan tersebut terdiri atas Majelis Pertimbangan Daerah (MPD), Dewan Syariah Daerah (DSD), dan Dewan Pengurus Daerah periode 2015 – 2020, sekaligus pelantikan. Adapun nama kandidat DPTD PKS Kabupaten Banyuwangi periode 2015 – 2020 adalah,

Objek Foto tak Harus Air Terjun lama ini belum terjamah. Sehingga foto yang dihasilkan nanti dapat menjadi referensi baik untuk lokasi wisata air atau objek pengembangan Dinas PU Pengairan. “Tidak mesti air terjun, kalau bisa lokasinya yang belum banyak diketahui,” kata Kepala Seksi (Kasi) Kerjasama dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas PU Pengairan Banyuwangi, Donny Arsilo Sofyan Selanjutnya, Donny juga mengimbau agar peserta lomba

yang ditutup pada tanggal 18 November 2015 mendatang dapat segera mengumpulkan karya mereka. Supaya tim juri dari pihak Jawa Pos Radar Banyuwangi dan Dinas PU Pengairan Banyuwangi memiliki waktu lebih panjang untuk melihat karya yang sudah dikumpulkan. Format pengumpul foto sendiri ada dua, yakni softcopy dengan format JPEG dan hardcopy dengan ukuran 10R atau 10RS. Tidak lupa di balik CD burning (wadah foto softcopy)

Hampir dipastikan semua warga yang datang ke air terjun Jagir menceburkan diri ke dalam air yang jatuh dari atas tebing tersebut n Baca Musim...Hal 35

Hari Ini Musda DPD PKS Banyuwangi

RENDRA KURNIA/RABA

BANYUWANGI - Para peserta lomba foto Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan dalam rangka melestarikan alam serta menjadi daya dukung dan daya tampung pada fungsi mata air di Banyuwangi bisa memperluas bidikan kamera ke objek lain. Tak hanya gambar air terjun saja, panitia memperbolehkan peserta untuk memotret objek air lainnya seperti mata air. Selain itu, dari objek yang difoto oleh peserta diharapkan adalah lokasi-lokasi yang se-

pung Anyar, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, ini. Setiap hari, terutama siang sampai sore hari, selalu dipenuhi warga yang datang untuk sekadar mandi di air terjun.

atau foto yang sudah tercetak dicantumkan lokasi foto, judul foto, waktu pengambilan, dan identitas peserta. Terakhir Donny juga mengingatkan jika peserta diperbolehkan mengirimkan lebih dari 10 foto di 10 lokasi berbeda. Sehingga memperbesar kemungkinan peserta untuk menang. “Panitia menyediakan hadiah total Rp 45 juta. Semakin cepat dikumpulkan semakin baik, ditambah jika objeknya juga berbeda,” terangnya. (fre/c1/bay)

KETUA PANITIA: Faisol Aziz

Mandiri Ratu Warang Agung, Siswono, Faisol Aziz, Imam Agus Santoso, Neni Viantin DM, Lia Anies Winianti, Abdul Halim, Dhani Hermawan, Sulthoni Muslim, Mohamad Askuri, Nasib Suryanto, Dwi Wahyudi, Warsidianto, Pujiyatni dan Sapto Lasongko.

Ketua Panitia Musda, Faisol Aziz, Musda juga dimeriahkan dengan berbagai kegiatan untuk umum seperti bazaar, jalan sehat dengan berbagai doorprize menarik, layanan kesehatan. Ada juga pameran foto dalam rangka 16 Tahun PKS berkhidmat untuk Rakyat Banyuwangi, lomba–lomba dan kreasi seni anak kader. “Kami berharap kegiatan Musda kali ini bisa mendekatkan kami kepada masyarakat sekaligus bukti yang bisa kami lakukan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, sesuai dengan tema kami saat ini yakni “Berkhidmat Untuk Rakyat” harapnya. Berkhidmat untuk rakyat juga menjadi tema sentral sekaligus pokok bahasan dalam sidang yang akan merumuskan sikap politik, arah Kebijakan dan Program Kerja PKS lima tahun ke depan. (azi/*/bay)

VIMAX KAPSUL & VIMAX OIL KANADA, BRKHASIAT UTK MEMPERPANJANG DAN MEMPER BSR Mr. P PRIA DGN CPT, KUAT, KERAS, THN LAMA & TANPA EFEK SAMPING. • OBAT MATA, MIN/PLUS, KATARAK, RABUN • PENINGGI BDN, KAPSUL UTK MENAMBAH • PEMBESAR PAYUDARA, MONTOK, PAPOSTUR TUBUH + TINGGI IDEAL 1 BLN + DAT, KENCANG 5-10 CM TANPA EFEK SMPING 185.000 • PENGHILANG BKS LUKA LAMA/BARU • PELANGSING BADAN 1 MINGGU TRN 2-3 • PENUMBUH RAMBUT BOTAK KG TANPA EFK SMPING 175.000 • PERONTOK BULU YG TDK DISUKAI • KING COBRA USA, OBT L.SYAWAT, IMPO• PERAPAT VGN WANITA TEN, EJAKULASI DINI 155.000 • PEMUTIH SELANGKANGAN/KETIAK • PEMUTIH SLRH BADAN/MUKA 165.000 • VAKUN ALAT PEMBSR PENIS 375.000 • PEMERAH BIBIR ALAMI& PERMANN BUAT LELAKI VIAGRA USA/CINA, CIALIS,VG PROGOMIE SP,VGN GETAR,VGN SUARA, WNS GETAR, VNS MJU MUNDUR, VNS 2 KEPALA, RING PENGGELI

VITOP JAYA

JL. SONGGON 15 ROGOJAMPI – BWI ST BONDO BISA DIKIRIMHP. 082 333 79 4444 PESAN DI ANTAR ONGKOS GRATIS

ROGOJAMPI

STNK Hlg STNK P 5499 YT an Tugino, Kaligesing RT. 4/2 Ds. Karangmulyo, Tegalsari

Rumah Rogojampi

Hlg STNK P 3393 VO an Ahmad Syaekhoni, Dsn. Krj I RT. 7/1, Ds. Tegalsari Hlg SIM C+STNK P 5570 WG an Rido’i, Dsn. Maduran RT. 1/1, Gang Sawo Ds. Rgjmpi Hlg STNK P 5726 XB an Paulus Budiarto, SE, Jl. Prambanan Gg V-14 RT. 1/1, Kel.Tamanbaru

?

PASANG SAJA

Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono Wakil Pemimpin Redaksi/Korlip: Syaifuddin Mahmud Redaktur: Ali Sodiqin, A.F. Ichsan Rasyid Staf Redaksi: Sigit Hariyadi, Niklaas Andries, Ali Nurfatoni, Chien Jullien Anisa, Taufik Ferdiansyah, Fredy Rizki Manunggal Fotografer: Galih Cokro Buwono Editor Bahasa: Minhajul Qowim Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis (Koordinator), Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja J

Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.

J Wartawan

Djl Rmh Tngh Kota Blkng BPN Bwi, LT 265 m2 lb ± 200 m2, 400 Jt Ngo H:081287489909

Jl. Lingkar Ketapang

Jual/Sewa Rumah+Toko Rp. 27,5 Jt/Th, Cck Buat Bank, Koperasi, Kantor dll, Pnggr Jln Raya Dpn Stasiun Rgjmpi (Kmr 3+Toko) H: 081291718688/08121068792

Djl Rmh 490 m2, SHM, Jl. Lingkar Sblh Htl Lingkar Ktpng Bwi H: 081336440899

BANYUWANGI

SITUBONDO

Djl 2 Unit Rmh di Prmhn Rogojampi Indah Concrong LB/LT 84/89 & 80/85 Lgk. Strategis Investasi Masa Depan Bagus Karena Jalan Menuju Bandara H: 085233343535

0333 412224

Pemasaran dan Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha Iklan: Sidrotul Muntaha, Dian Effendi Administrasi Iklan: Fitria Arifiana Event: Benny Siswanto Keuangan: Citra Puji Rahayu Kasir: Widi Ukiyanti, Piutang: Anissa Windyah Sari Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti Perpajakan: Cici Irma Setyani Corporate Lawyer Jawa Pos Group: Dr. Harris Arthur Hedar SH MH Direktur: Samsudin Adlawi

BANYUWANGI Belakang Kantor BPN

Rogojampi Indah Concrong

RUMAH ANDA BELUM LAKU IKLAN JITU email : radarbwi@gmail.com

BANYUWANGI

Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Agus Baihaqi Staf Redaksi: Shulhan Hadi, Dedy Jumhardiyanto Pengembangan Usaha: Abdul Aziz Iklan: Thomy Sila Acrhdiansyah, Eko Budiyono Pemasaran: Wahyu Nugroho Administrasi: Titin Wulandari Kantor Genteng: Ruko Madania, Jl Hasyim Asy’ari No 06 Genteng Telp : (0333) 845860

HOTLINE IKLAN

0333 412224 Masih belum laku? Hubungi HP: 08123353502

!

Dump Truk

Truk Dyna

Dijual Dump Truk Mitsubishi HD125PS Tahun 2012 Hub. 081358339500

Djl Truck Tyt Dyna Th ‘05, 115 ET, Ban-Accu Br, Pol. S 79, Jt Nego H: 081216015781

Radar Banyuwangi menghimbau untuk waspada dan berhati-hati dalam bertransaksi. Bila Anda menerima telepon, SMS dengan mengatasnamakan petugas dari Radar Banyuwangi maka segera konfir masi ke Radar Banyuwangi (0333) 412224. Radar Banyuwangi tidak ber tanggungjawab atas semua transaksi yang terjadi selain pemasangan iklan secara resmi di Radar Banyuwangi.

Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Edy Supriyono Staf Redaksi: Nur Hariri, Habibul Adnan Fotografer: Rendra Des Kurnia Lay Out/Grafis: Pemasaran: Samsuri Administrasi: Dimas Ayu Dewi Fintari Kantor Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982.

Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.

J

Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Website: www.radarbanyuwangi.co.id. Email: radarbwi@gmail.com, beritaraba@gmail.com, artikelradarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300

Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi


DAERAH SEKITAR RADAR BANYUWANGI

Jawa Pos

Minggu 8 November 2015

PRAHARA

Jatuh dari Lantai II Hotel, Pelajar Asal Madiun Tewas DENPASAR – Datangnya musibah tak ada yang tahu. Bisa terjadi pada momen apapun. Seperti yang dialami pelajar kelas VIII SMPN 14 Madiun, Ferian Nur Syafe’i, 13. Nyawa korban tak tertolong setelah terjatuh dari lantai II Hotel Nuansa Indah di Jalan Nangka Selatan, Denpasar Timur, Kamis (5/11) malam pukul 19.00 Wita. Korban meninggal saat dilarikan ke RS Wangaya, Denpasar. Menurut guru korban, Siti Mutmainah, kejadian yang menimpa anak didiknya bermula ketika mereka baru saja tiba dari Pantai Kuta untuk menikmati sunset. Bukannya langsung masuk kamar, korban bersama teman-temannya justru ngobrol di teras kamar. Reza Muhammad Arifin, 13, teman korban menambahkan, sebelum jatuh dari lantai II, korban sempat bergelantungan di pipa AC. Posisinya antara teras lobi dengan teras kamar 213 Hotel Nuansa Indah. Menurut Reza, korban bergelantungan dengan maksud bercanda, yakni mengunci kamar hotel nomor 213. Setelah sukses mengunci kamar hotel, korban kemudian bersembunyi dengan cara pergi ke lobi melalui teras. Saat itulah, korban jatuh dari lantai II. Korban sempat teriak minta tolong. Reza mengaku sempat berusaha menolong, tapi tak bisa menjangkau tangan korban. Parahnya, kata Reza, korban terjatuh dengan posisi kepala terlebih dulu menyentuh lantai dasar. Pada saat terjatuh, karyawan hotel, Ketut Sukadana, sebenarnya langsung memberi pertolongan dengan memindahkan tubuh korban ke wantilan. Bahkan, tak lama kemudian korban dilarikan ke RS Wangaya. Namun, sesampai di rumah sakit sekitar pukul 19.33 Wita, nyawa korban tak tertolong. Menurut Kasubbag Humas dan Hukum RS Wangaya AA Ngurah Suastika, korban sudah tak bernapas saat tiba di UGD RS Wangaya. (des/ara/rdr/mus/jpnn)

Ada Peluang Live di TV BANYUWANGI - Kabar terbaru datang atas penyelenggaraan pertandingan yang melibatkan Persewangi versus Persebaya di Stadion Diponegoro, Banyuwangi, 29 November mendatang. Sebab, even memperebutkan trofi kapolres itu kemungkinan besar akan ditayangkan secara live di stasiun televisi nasional. Hal itu jelas disambut suka cita publik. Sebab, laga itu bisa disaksikan warga di seluruh tanah air. Tentu saja, momen tersebut bisa menjadi awal kebangkitan sepak bola di Bumi Blambangan. Sebelumnya, panitia pelaksana (panpel) bakal menghadirkan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, dalam laga tersebut. Jika tidak ada halangan, Menpora Imam Nahrawi akan hadir di stadion untuk menyaksikan dua tim yang memiliki basis suporter besar asal Jawa Timur itu. Kemarin siang panpel telah berkomunikasi secara langsung dengan salah satu manajemen televisi swasta. Kedua

pihak bertemu di sebuah hotel di Kecamatan Gambiran terkait rencana siaran langsung itu. Hasilnya, pihak televisi tersebut menyambut baik rencana kerjasama yang disodorkan panpel. Saat ini tinggal selangkah lagi kedua pihak akan mencapai kesepakatan bersama. ‘’Peluang tayangan langsung 90 persen,’’ kata ketua panpel, Yusuf Hidayat. Saat ini, jelas dia, ada hal yang diminta pihak televisi. Yang pasti, permintaan itu tidak terlalu memberatkan panpel. ‘’Kita siap demi kelancaran dan kesuksesan kegiatan nanti,’’ tegas Yusuf. Jika tayangan langsung tersebut terealisasi, maka hal itu bisa menjadi catatan sejarah bagi persepakbolaan Banyuwangi. Sebab, selama ini belum ada pertandingan sepak bola di Stadion Diponegoro yang disiarkan langsung televisi nasional. ‘’Kita bertekad mewujudkan misi itu,’’ pungkasnya. (ton/c1/als)

ADA APA LAGI

ALI NURFATONI/RaBa

PUNYA DAYA TARIK: Duet Striker Persewangi Trubus Gunawan (kiri) dan M Ikrom Syafi’i saat merayakan gol ke gawang Arema Cronus di turnamen Sunrise of Java Cup beberapa waktu lalu.

31

Harga Cabai Fluktuatif BANYUWANGI - Harga komoditas cabai menunjukkan tren fluktuasi sebulan belakangan. Oktober lalu harga cabai rawit dan cabai merah anjlok hingga kisaran Rp 10.000 per kilogram. Hampir setiap hari harga cabai mengalami peningkatan dan penurunan rata-rata Rp 1.000 per kilogram per hari. Salah satu pedagang peracangan di Pasar Banyuwangi mengatakan, kenaikan atau penurunan harga cabai berlangsung dalam waktu singkat. Akibatnya, pedagang bingung menentukan kenaikan harga. Kenaikan harga cabai dilakukan distributor. “Ya kadang malam kita ambil harga Rp 10.000, besok sorenya ketika ambil lagi harganya sudah berubah,” kata Misnayah, 37. Saat ini rata-rata harga cabai rawit dan cabai besar Rp 12.000 hingga Rp 14.000. Permintaan harga cabai terbilang menurun. Pedagang mengambil stok lebih sedikit daripada sebelumnya. Hal tersebut untuk mengantisipasi kerugian karena turunnya tingkat penjualan. Sementara itu, Nurul Fatah, 48, mengatakan, penurunan harga cabai tersebut karena beberapa sentra cabai mengalami panen bersamaan. Akibatnya, cabai mengalami over produksi, sedangkan permintaan tetap. Petani berharap cabai bisa diserap dengan

RENDRA KURNIA/RaBa

BERUBAH-UBAH: Tiap hari harga cabai mengalami kenaikan sekaligus penurunan.

optimal oleh industri. Menurutnya, impor cabai merupakan cara yang tidak tepat dalam meredam harga cabai yang sempat mahal beberapa waktu lalu. Mengimpor cabai justru melemahkan petani lokal. Menurutnya, harus ada peraturan tata niaga cabai untuk menetapkan harga. “Kalau bisa ada kepastian harga seperti harga beras,” tandasnya. (cin/c1/als)

Minapadi, Integrasikan Pertanian dan Perikanan JUMAI/RADAR JEMBER/JPNN

TURUN KE SUNGAI: Ratusan orang turun ke sungai Bedadung di Jembatan Jalan Imam Bonjol untuk mencari ikan mabuk setelah hujan pertama kemarin.

Ramai Berburu Ikan Mabuk JEMBER – Hujan deras pertama yang turun di wilayah Kota Jember menjadi berkah tersendiri bagi warga yang tinggal di sekitar sungai Bedadung. Khususnya yang tinggal di sekitar jembatan Jalan Imam Bonjol, Kecamatan Kaliwates. Mereka menemukan banyak ikan yang mabuk di sungai Bedadung. Warga turun lengkap dengan jaring dan alat seadanya untuk menangkap ikan yang lagi mabuk. Banyak warga yang berdekatan dengan sungai bedadung turun ke sungai. Tetapi ada juga warga dari Ajung dan Gladakpakem ikut berburu ikan mabuk. Namun, ada sebagian warga yang datang dengan membawa jaring itu tidak langsung turun tetapi masih berdiri dipinggir sungai. Karena air yang datang membawa sampah. Baru setelah air mulai agak bersih dari sampah warga mulai turun ke sungai. Menurut Supriyadi, warga Lingkungan Gumukkerang Ajung setiap hujan deras pertama turun ditemukan ikan mabuk. “Apalagi sungai Bedadung tidak pernah besar setelah musim kemarau,” ujarnya. Supriyadi mengaku tidak sendiri untuk mencari ikan mabuk. Tetapi mengajak anak dan istrinya yang juga membawa jaring kecil. “Lumayan ikan yang mabuk jenisnya ikan tawes,” ujarnya. (jum/aro/jpnn)

BANYUWANGI - Untuk meningkatkan produksi ikan di Banyuwangi, Dinas Perikanan segera mencanangkan program intensifikasi gerakan minapadi, yakni sistem pemeliharaan ikan yang terintegrasi dengan penanaman padi di sawah (mix farming). “Rencananya, program itu akan dimulai tahun depan,” ujar Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan, Pudjo Hartanto, melalui Kabid Budidaya Perikanan, Suryono Bintang Samudra. Program tersebut selain menguntungkan petani dari segi pendapatan juga membantu mengatasi hama tanaman. Hal tersebut karena simbiosis mutualisme yang terjadi antara padi dan ikan. “Ikan di sawah bisa memakan hama. Kotoran ikan bisa diserap padi sebagai nutrisi,” ungkapnya. Ikan yang dibudidaya bisa sejenis lele, nila, dan tombro. Ada tiga pola penanaman minapadi, yakni tumpangsari. Maksudnya, ikan dibudi daya bersama padi. Kemudian, penyelang atau membudidayakan ikan di sawah pada sela musim tanam dan palawija atau budi daya ikan bersama tanaman palawija. Sistem minapadi sudah diterapkan sejumlah petani di Banyuwangi. Namun, rencananya Dinas Kelautan akan mengembangkan sistem minapadi seluas 115 hektare di sejumlah wilayah yang memiliki sumber daya air cukup. “Salah satu syarat minapadi adalah ketersediaan air yang cukup. Jika melihat potensi wilayah, rencananya minapadi akan dikembangkan di daerah sentra

DOK/RaBa

TUMPANGSARI: Sawah yang baru ditanami padi bisa dimanfaatkan sebagai lahan budi daya ikan.

air cukup, seperti Glenmore, Kalibaru, Tegalsari, Sempu, Singojuruh, dan lainlain,” ungkapnya. Untuk mewujudkan program minapadi tersebut, Suryono mengatakan dirinya akan segera berkoordinasi dengan Dinas Pertanian guna mengintegrasikan kelompok pertanian (poktan), kelompok budi daya ikan (pokdakan), dan himpunan petani pengguna air (HIPPA).

Dengan integrasi yang baik antara tiga kelompok tersebut, kendala di lapangan seperti kekurangan air dan keamanan bisa diatasi bersama. “Kendala yang paling pokok sebenarnya adalah keamanan. Sebab, ikan terletak di sawah terbuka sehingga rentan pencurian. Belum lagi masyarakat yang memanen ikan dengan cara yang tidak ramah lingkungan, seperti potas dan alat setrum,” ungkapnya.

Sementara itu, program untuk memberdayakan perikanan di Banyuwangi salah satunya adalah dengan revitalisasi tambak. Luas tambak bongkor yang akan direvitalisasi sekitar 610 hektare. Revitalisasi dilakukan bertahap. Pada tahun 2015 tambak bongkor tersebut bisa direvitalisasi seluas 210 hektare. Sisanya, seluas 400 hektare, akan diselesaikan hingga tahun 2020. (cin/c1/als)

Kala Mantan Ketua DPRD Bangli Menunggak Uang Jahit Baju

Baju untuk Kampanye, Mudarma Klaim Sudah Beres Untuk urusan menunggak pembayaran, rupanya, tidak hanya menimpa orang biasa. Mantan pejabat daerah juga bisa melakukan itu. Disebut-sebut pembayaran baju safari mantan ketua DPRD Bangli IB Mudarma hingga kini belum beres. ZULFIKA RAHMAN, Bangli KESAL dan marah, itulah yang dirasakan Samsul Arifin, 38, penjahit baju mantan ketua DPRD Bangli IB Mudarma. Pasalnya, hingga kemarin masih ada utang pembayaran baju yang belum dibayar anggota Komisi I DPRD Bangli ini. Karena lama tak dibayar dan hanya dijanjikan, usaha konveksi miliknya yang terletak di Kampung Lebah, Klungkung, terpaksa tutup karena tak mampu membiayai operasionalnya lagi. Menurut Samsul kemarin, kejadi-

an berawal saat dirinya menerima pemesan baju untuk sekeha pada awal tahun 2014 lalu. Baju pesanan IB Mudarma itu untuk menarik simpati masyarakat pada perhelatan pemilihan legislatif lalu. Pakaian berjenis safari yang dipesan mencapai 161 pcs dengan harga total mencapai Rp 31 juta lebih. “Saat sudah selesai dan saya berikan, tapi Pak Mudarma belum memberikan bayaran. Hanya dijanjikan pada 3 hari berikutnya,” ujarnya. Selanjutnya, sesuai kesepakatan anak buah Samsul menagih pada tiga hari kemudian pasca mengembalikan pakaian yang dipesan tersebut di rumah IB Mudarma. Namun oleh yang bersangkutan, Samsul hanya diberi dua lembar bilyet giro (BG) yang masing-masing senilai 15 juta. Hanya saja seminggu kemudian, IB Mudarma menghubungi Samsul dengan meminta kembali salah satu BG untuk dicairkan di Bangli. “Dia (Mudarma) mengatakan kepada saya jika akan diberikan uang

ZULFIKA RAHMAN/BALI EXPRESS/JPNN

TUNJUKKAN BUKTI: Samsul, penjahit baju mantan ketua DPRD Bangli IB Mudarma kemarin menunjukkan bukti kepada media.

tunai. Namun, hanya diberikan uang Rp 3 juta saja,” terangnya. Dirinya lantas kembali mencairkan BG yang lain dengan maksud mendapatkan uang sebesar Rp 15 juta. BG tersebut lantas dicairkan di Bank BPD Bali Cabang Bangli. Namun, oleh petugas

bank dikatakan kalau saldonya tidak mencukupi. Diakui, Mudarma kerap memesan baju ke dirinya. “Masalah seperti ini sudah sering terjadi, hanya saya tidak mempermasalahkan. Tapi sekarang malah berlanjut lagi,” sesalnya. Dia mengaku selama setahun kerap

menghubungi Mudarma untuk menagih pembayaran. Hanya saja, Mudarma hanya sebatas janji dan janji. Hingga sempat mengadu ke pihak kepolisian di Klungkung untuk membuat laporan. Oleh pihak kepolisian setempat disarankan melapor ke Mapolres Bangli karena kejadian terjadi di Bangli. “Pihak Polres Bangli mengatakan jika ini bukan hukum pidana karena BG itu urusan perdata. Terlebih uangnya juga dianggap kecil,” bebernya. Secara terpisah, Budiutama yang dihubungi melalui sambungan telepon membenarkan dirinya pernah membuat pakaian ke Samsul beberapa bulan lalu. Hanya saja, dirinya berdalih jika tidak memiliki urusan lagi kepada Samsul. Pasalnya, pembayaran untuk biaya pembuatan baju sudah dibayarkan melalui IB Mudarma dan dijadikan satu dengan tagihan yang ditunggak oleh IB Mudarma. Hanya saja pelimpahan pembayaran dilakukan tanpa memberitahukan kepada Samsul. “Karena IB Mudarma yang menanggung,

jadi saya tidak ada masalah apapun kepada Samsul. Ini urusan Samsul dengan IB Mudarma,” katanya. IB Mudarma yang dihubungi melalui sambungan telepon mengakui memiliki tagihan pembayaran pembuatan baju kepada Samsul. Hanya saja, IB Mudarma membantah jika enggan membayar tagihan kea Samsul. Dirinya justru menuduh Samsul melakukan penipuan. Pasalnya, pesanan baju yang seharusnya rampung pada bulan April justru molor hingga akhir tahun 2014. “Saya sudah membayar beberapa kali dengan mentransfer uang ke rekening Samsul senilai Rp 5 juta. Masih ada bukti transfernya,” tegasnya. Saat ditanyakan terkait tanggal transfer uang, Mudarma berkilah masih berada di luar rumah. “Saya masih di luar rumah. Intinya pasti saya akan bayar. Sebenarnya Samsul tidak menggunakan cara seperti ini, harus sabar karena kondisi keuangan saya juga masih seret,” kilahnya. (rdr/mus/jpnn)


RADAR BANYUWANGI

BUDAYA

34

Jawa Pos

Minggu 8 November 2015

Kucing Ireng Oleh Nina Rahayu Nadea*

S

EMENJAK suamiku mempunyai pekerjaan tetap, kini hari-hariku berubah. Tak lagi kudengar hinaan dan cemooh orang seperti dulu. Wajar, karena dulu aku kerap menyusahkan mereka, terutama dalam hal keuangan. Anak-anakku pun dapat dengan bebas dan tenang bersekolah, tanpa perlu memikirkan biaya. Tidak seperti dulu mogok sekolah karena malu. Malu ditagih pihak sekolah karena belum bayaran, juga dikucilkan teman-teman karena anak yang tidak mampu. Masih ingat saat itu, ketika suatu hari suamiku, Mas Joko datang ke rumah dengan tumpukan uang ditangannya. Senyum merona terlihat jelas dari pipinya. “Mas ini uang siapa?” Aku tertegun menatap tumpukan uang di atas meja. Seperti tak percaya berulang kali aku pegang. Seumur hidup ini kali pertama melihat uang sebanyak itu. “Uangku lah,” ucapnya jelas dengan mata berbinar. “Uangmu? Mas, eneng-eneng wae,” mataku melotot. “Mas, uang dari mana? Aku tak mau kau melakukan...” “Tenang Lastri. Bojoku sing ayu. Mulai sekarang kita akan terbebas dari kemiskinan. Mulai sekarang orang yang selalu mencemooh, menghina kita kini akan bertekuk lutut. Dan menghormati kita.” “Aku semakin tidak mengerti, Mas. Jawab pertanyaanku. Ini uang siapa? Aku tak mau kau menghidupi kami dengan harta haram,” aku bergegas ke kamar. Menangis sesunggukan. “Hei...hei.... Ojo nangis disik. Suami punya rejeki bukannya seneng malah nangis. Sampeyan eneng-eneng wae, De.” “Bukannya tak senang, tapi aku ingin Mas jujur.” Aku membalikan wajah. Membelakangi suamiku. “Ada seseorang yang ngasih modal padaku,” ucap Mas Joko. “Akan aku gunakan uang ini untuk membuat bengkel. Di tanah kita yang di pasir sana. Hahaha. Akhirnya aku akan mendapatkannya. Lihat saja, bengkel Pak Mangidim sebentar lagi akan bangkrut karena ada saingan,” suamiku tertawa kegirangan. “Mbo ya Istigfar, to Mas, ” aku mendiamkan tawanya. “Up lupa, saking bahagianya.” “Tapi siapa yang memberimu modal, Mas?” “Tak perlu kau tau, yang penting dengan uang ini kita akan membina hidup baru ke arah jalan yang baik. Sing penting awake dewe bahagia. Dadi wong sugih.” Begitulah pada akhirnya, semenjak keluarga kami memiliki bengkel di pasir itu, kehidupan kami membaik. Dapat hidup tenang. Orang-orang yang biasanya gemar memergunjingkan kami yang miskin. Bungkam. Malah kini berbalik. Menjadi baik dan hormat padaku, malah diantara mereka ada yang menjadi pekerja di bengkel kami. Bengkel yang bergerak dalam usaha bubut. Seperti miliknya Pak Mangidim. Bersaing. Kendati, aku sering kehilangan Mas Joko. Hatiku yang dulu bahagia karena senantiasa bersama. Bersama dalam kekurangan dan kesederhanaan. Tapi kini? Walau bergelimang harta ada sesuatu yang lain. Hatiku serasa senyap. Mas Joko kerap tak pulang ke rumah. Dalam satu minggu, selalu ada saja alasan untuk tidak pulang ke rumah. Ia lebih menyukai bermalam di bengkel. Mengatarkan orderan lah, menemani anak buah yang lemburlah dan lain-lain. Asalnya aku protes dan selalu menyuruhnya untuk pulang ke rumah. “Ingat, Las. Aku bekerja ini demi kamu. Untuk kebahagiaan anak-anak. Apa kau mau kita hidup sengsara lagi. Dihina orang lagi. Tak tau diri sekali,” suami berlalu dengan kemarahan terpancar jelas di wajahnya. “Yo wis toh seliramu ora usah nesu.“ Tak mau pertengkaran berlanjut. Aku segera menyusul Mas Joko. Memeluknya. ”Aku nyaluk ngapuro, Mas. Aku hanya takut karena harta kau melupakan keluargamu sendiri,” aku menatap wajah suamiku. Menghapus keringat karena kemarahan di dahinya. Membuat marahnya menjadi mereda. “Ngak mungkin aku lupa keluarga, Las. Aku bekerja siang malam hanya untuk kalian,” suaranya mereda. ”Ya sudah berangkatlah, jangan kau pikirkan ucapanku tadi ya, Mas,” aku melepas pelukanku, menghantarkan ia sampai ke gerbang pintu. Semenjak itu aku tak pernah bertanya lagi tentang ala-

ang ke rumah. Aku berusaha membuat san dia tidak pulang batinku sendiri percaya, bahwa pekerjaan di bengkel begitu menumpukk dan membuat waktu suamiku mepet, sehingga lupa untuk tuk pulang. Aku begitu mengerti karena aku pun merasakan an orderan semakin hari semakin meningkat. Dan kini kurasakan, perolehan hasil dari bengkel, dapat dinikmati oleh aku juga anakku. Yang mengingatkanku akan kesepian pian yang menderaku adalah dengan membayangkan dan mengingat masa lalu yang susah. usah. Masa dulu dimana aku harus bertemu tetangga untuk tuk meminjam. “Mau apa Lastri ke sini? Pasti mau ngutang yah,” selidik dik bu Ngatiem. Aku menunduk, memang begitu adanya aku akan meminjam am beras. Kebetul Kebetulan ulan ul an p an perseersediaan beras habis sama sekali. Sedang an a anaknak akanakku belum makan kan dari pagi. Tapi, akhirnya kuurungkan niat, ketika etika pernyataan bu Ngatie Ngatiem iem ie membuat dadaku berdenyut, teramat sakit. t. “Maaf ya Las, warung arung ini bukannya warung yang bebas kamu ambil isinya, tanpa pernah kau bayar. Kalau kau ambil setiap hari dengan gratis, bisab sa bi s bisa bangkrut warung rung ini.” Aku membisu. Menghapus air mata di pipi. “Ya sudah makasih asih ya, Bu.” Aku berlalu, meninggalkan tatapannya yang begitu egitu membuas. Hatiku semakin ngungun, ketika membayangkan yangkan anak-anakku di rumah menunggu kedatanganku.. Berharap membawa segenggam beras yang mampu menghilangkan nghilangkan lapar yang bertamu. u B Berjaerjjalan gontai dengan n isak tertahan, yang pada akhirnya hanya membuat sungai ngai kependihan dan kemudian jatuh ke tanah yang gersang. ng. Gersang, seumpana hati yang juga gersang kerontang. g. *** Malam semakin merangkak, jarum jam semakin berge bergeggeerak cepat menunjuk uk ke angka 12. Lolongan anjing be begitu egi g tu terdengar. Di sana,, di kejauhan. Terkadang dekat terkadang jauh. Samar-samar. ar. Kutatap anak bungsuku ya yang ang tertidur lelap. “Maafkan, Nak. Bila bapakmu akhir-akhir ini jarang sekali bermalam di rumah. umah. Bercengkrama denganmu,” kukecup kening anakku ku yang tertidur lelap. Ya Alloh, sedang apakah Mas Joko kini, entah berapa malam ia tak datang ke rumah, batinku. Kesepian kini merayapi hati memasuki lorong-lorong senyap yap yang tak tertabur rindu suami. Kubayangkan ketika etika dulu. Ketika kantukku tak segera datang padaku. Mas Joko akan dengan segera menemani. Mengajak bicara. Melepas rindu yang menjadi. Hingga akhirnya aku dapat pat tertidur pulas dalam pelukan Mas Joko. Tapi kini, dii saat hati begitu gelisah, disaat kerinduan datang menghujam, ghujam, tak seorang pun menghiburku. Menghilangkan gundah undah gulana. Aku terdiam dalam lam kehampaan. Sendirian menikmati rintikan hujan yang ng jatuh ke genting atap rumahku. Mengintip dari jendela kamarku. Tak puas menyirami dengan setitik kecil, hujan n rintik berganti deras. Mengguyur. “Ya Tuhan jangan n terjadi apa-apa dengan Mas Joko,” aku bergidik, ketika mengingat tadi pagi baru saja terjadi bencana yang besar. sar. Rumah roboh karena hujan yang begitu deras. Teringat ngat waktu sebuah stasiun televisi menyiarkan aksi perampokan ampokan yang membuat penghuni rumah terbunuh. Teringat ke sana. a. Tak memikirkan rasa takut. Aku bergerak. Gegas segera ra menuju bengkel yang berada di penghujung kampungg ini. Langkahku ditemani mani dengan hujan deras. Sesekali lolongan anjing terdengar engar jelas. Tuhan lindungi suamiku, aku tak henti-hentinya a berdo’a. Bayangan wajah suami yang kurindu menyemangati mangati langkahku untuk mengalahkan rasa takut yang mendera hatiku. Tak kupedulikan hujan deras, dan lolongan n anjing. Kuhilangkan rasa takutku. Kini kuperhatikan atap bengkel mulai terlihat. Samar. Seakan ada tenaga, a, aku mempercepat langkahku yang sudah sedikit lemah. Tujuanku uanku hanya satu, bertemu Mas Joko yang kurindu. Ingin melihat ihat keadaannya baik-baik saja. “Mas...Mas...!” kuketuk pintu bengkel di depanku depanku. Senyap.

“Mas.... Mas...,”kuketuk kembali semakin keras. Tapi lama aku mematung di depan pintu. Tak ada tandatanda suamiku akan membuka pintu. Batinku semakin dipenuhi kecemasan, menggunung. Bayangan la-

Suamiku terkejut, melihat ke arahku. Tak kusiakan waktu untuk segera masuk, melihat orang yang tega mengambil cinta Mas Joko, suamiku. Terlihat, nyata. Kucing ireng.*** *) Cerpenis Mukim di Bandung, Jawa Barat.

ki-laki yang yya an ngg dib dibunuh ib bun nuh berlumuran m mu uran darah bermain di pelupuk pelupuk mamaa taku. ta aku k . “Semoga kau baik-bai baik-baik a k saja, Mas,” gumanku. Aku berputar ke belakang. Mengedarkan pandangan ke kiri ke kanan. Gelap. Ada harapan yang besar, ketika aku menengadah. Melihat cahaya dari gudang yang berada di lantai 2. Mungkin Mas Joko ada di sana. Tapi jalan ke mana yah? Semua pintu terkunci. “Itu dia,” aku bersorak ketika kulihat sebuah tangga. “Mungkin ini dapat membantuku.” Dengan sekuat tenaga aku mengambil tangga itu. Menempatkannya tepat di bawah jendela gudang. Segera aku menaiki tangga, semakin atas aku semakin bersemangat, apalagi kulihat bahwa jendelanya sedikit terbuka. Akan memudahkanku masuk ke dalam gudang. Tapi pada saat langkahku mendekat ke bawah jendela. Aku sedikit terkejut ketika mendengar suara. Kupasangkan telingaku. Menyimak dengan seksama suara yang terdengar. “Ya Tuhan, jangan...jangan...,” aku menutup mulutku. Takut jerit halusku terdengar Mas Joko. Suara itu.... Desah yang beradu. Menyatukan gelora asmara yang kian mengangkasa. Suara-suara dari dorongan sebuah birahi. Menyatukan dua insan yang saling menghangatkan cinta. Menyatukan rindu dari rindu yang bergelora. Nafasku memburu, dipenuhi kemarahan yang luar biasa, mengingat semua itu. Tega-teganya suami melakukan perbuatan nista. Pantaslah, berhari-hari tak pulang ke rumah karena ada seseorang yang membelainya. Memberinya cinta. Dengan kemarahan yang melanda aku membuka jendela tergesa. Kemarahan memuncak ketika melihat keadaan suamiku. Telanjang bermain cinta, bermain dalam kepedihan hatiku. tiku “Mas,” aku berteriak.

Bayanganmu yang Tak Pernah Selesai Oleh Ririn S.*

S

ENJA yang memesona dengan warna kuning keemasan. Cericit burung yang pulang ke sarang bersama induknya. Juga, musim hujan yang telah selesai, berganti dengan musim kemarau. Dan, hamparan padi menguning, sebentar lagi musim panen tiba. Dari balik Gunung Lawu, kenangan itu tak pernah hilang dari ingatanku. Kau selalu mengulang kata-katamu, ‘aku mencintaimu. Sungguh.’ Sampai-sampai aku terbahak mendengar lelucon yang kuanggap bukanlah hal yang serius. Tetapi, bagimu itu bukanlah hal yang lucu. Tampak jelas di sorot matamu, bahwa itu adalah suatu keseriusan. Aku menjadi terheran dengan sikapmu. Saat kita satu sekolah, hal itu sama sekali tak kau lakukan. Kita adalah orang asing. Aku tahu dirimu, dan kau tahu itu. Cukup. Tak lebih dari itu. Sesekali kita tegur sapa untuk menghangatkan keheningan. “Rindu.” Aku tersenyum kecil ketika nama itu kau tujukan kepadaku. Sebenarnya, aku tidak mempermasalahkan kau akan memanggilku bagaimana. Itu hal yang wajar bagi kita, walau umur kita terpaut 2 tahun lebih tua diriku. Aku tersenyum lagi saat kau bukanlah lelaki kecil yang selalu menggodaku dengan nama ‘Rindu.’ Pernah juga mengintip baju biruku yang sedikit transfaran saat kupakai

pada acara perpisahan. Seketika itu, wajahmu memerah. Kau tunjukkan kepadaku, bahwa kau adalah lelaki yang dewasa. Mata sipit dan hidung bangir, ada padamu. Bidang dadamu tak seperti dulu yang tak berotot. Juga rambutmu, tak seculun dulu. Semua itu buatku tertegun melihatmu. Betapa tidak? Kau hadir di hadapanku saat hati ini kosong. Lelaki yang baru saja kukenal dan ingin kujadikan sandaranku, hilang. Entahlah, jejaknya sudah tak tercium lagi. Dan kau, hadir dengan waktu yang tepat. “Maukah kau menemaniku jalan-jalan?” pintamu, ketika kau tahu bahwa hatiku kosong. “Kemana?” “Aku ingin menunjukkan suatu tempat kepadamu.” Dengan senang hati, aku menerima tawaranmu. Perjalanan yang begitu indah, melewati kota yang tak sesejuk Sarangan. Sebuah telaga yang menjadi tempat kenangan di dekat Gunung Lawu. Pohon jati kecil. Dengan beberapa bangku kosong yang sudah lusuh. Daun-daun kering berjatuhan. Waktu itu juga, kau memintaku duduk di sampingmu. Bagaimanapun juga, aku menjaga jarak denganmu. Ini semua terlalu sulit aku fahami. “Rindu.” Itulah kali pertamanya kau menyebut namaku setelah sekian tahun kita berpisah. “Apa kau masih ingat kenangan kita?”

“Yang mana?” “Jadi, kau sudah melupakan semuanya?” “Kau tak pernah memberiku kenangan. Kita saling tahu, tetapi hati kita tak dekat.” Kau memandang langit. Seakan-akan telah kau lukiskan kenangan di sana, dan kau akan memungutnya satu per satu. “Apa kau juga ingat kata-kataku dulu?” Aku mengerutkan dahi. “Aku mencintaimu.” “Bukankah banyak sekali gadis yang telah kau pacari?” “Mereka hanya teman dekatku saja.” Omong kosong. Hati wanita mana yang tak tertarik kepadamu. Pemilik mata sipit, hidung bangir, badan yang kekar. Jika kau tanya kepadaku, apakah aku tertarik kepadamu, jawabanku adalah ‘iya.’ Kau masih sama, terus mengulang katakatamu jika itu suatu keseriusan. ‘Aku mencintaimu.’ Itu artinya adalah keseriusanmu. “Aku akan kerja.” Kau tak menjawab. Sorot matamu tampak lesu. “Kau tahu, aku tak seperti dirimu. Aku adalah anak satu-satunya mereka. Jika tidak bekerja, dengan apa aku bisa membalas budi mereka? Dan... Aku tidak akan menikah sebelum aku berhasil.” Menikah. Aku tak pernah berpikir tentang hal itu, meskipun usiaku memasuki angka 21. Bukankah itu hal yang wajar? Sejak pertemuan pertama dan terakhir itu,

kau tak pernah lagi menghubungiku. Jejak tak kau tinggalkan, surat tak kau berikan. Beberapa kali nomormu tak pernah aktif, membuatku bertanya dan terus mencarimu. Dimanakah dirimu? Kenapa kau meninggalkanku? Di mana kata-katamu dulu? Beginikah caramu mengajarkanku arti keikhlasan? Hanya melihat senja, kenangan tentangmu tak pernah hilang. Pikiranku telah terpenuhi bayanganmu. Senyummu, mata sipitmu, hidung bangir, semua masih tampak jelas di depan mataku. Sampai aku telah lupa caranya menghitung hari dan bulan. Aku juga lupa, sudah empat kali musim aku terus mengenangmu. Hanya senja yang setia menemaniku juga menyimpan kenangan dan bayanganmu. Kau tak pernah tahu, bagaimana sakitnya menyimpan kenangan dan bayanganmu semuanya. Bahkan sedikitpun, kabar darimu tak kudapatkan juga. Pasrah. Bukankah itu yang dilakukan sebagian mereka ketika semuanya mendadak hilang. Kenangan yang tiba-tiba pergi dengan sendirinya. Hampir-hampir juga bayanganmu, pudar dari hati. Bukankah hanya kepasrahan dari sang waktu yang bisa mempertemukan kita kembali? “Kemana aku harus mencarimu, Yudhi?” kataku pada diriku sendiri. Pasrah. Dengan kehadiran seorang lelaki yang jauh darimu, menghampiri hatiku. Semua yang ada padamu, tak kutemui pada dirinya.

Jujur, itu bukan pilihanku. Itu bukan mauku. Demi kebahagiaan mereka, kulakukan semuanya. Menuruti perintah ayah ibu untuk menerimanya. Meski kuakui, aku juga mencintaimu. Tetapi, kemana langkahku untuk mencarimu? Jika saja, aku menjawab kata-katamu waktu lalu, dan aku menuruti perintahmu untuk meneruskan S1, kejadian ini pasti tidak menimpaku. Begitu banyak kenangan yang terganti oleh kehadiran Wandi. Pohon jati kecil, jus mangga, juga senyummu untukku. Hanya kepadaku. Semua hampir punah oleh kedatangannya. Sementara hari itu sudah dekat, kau pun tak ada kabar. Bagaimana bisa aku terus mencintaimu? Menyimpan kenanganmu sudah cukup, walau tak kumiliki. Senja yang sama. Musim ke lima yang masih sama. Pematang sawah tak tampak hijau lagi. Beberapa gundukan tanah yang digunakan untuk membangun sekolah baru. Tak perlu kau tanyakan lagi soal kenangan yang lalu. Karena semua akan tersimpan pada memoriku, hingga sang waktu memakan usiaku. Itulah alasannya kenapa aku tak pernah pergi dari kota kita. Begitu banyak bayanganmu yang harus dilupakan. Dan aku tiba bisa.

14 Agustus 1961

Sepulang dari Malaka, Pati Unus kembali lahir dari elegi dibawa tujuh kapal yang tertatih kembali ke Jawa Menyimpan rapat-rapat pandora perang tanpa muslihat Di Tuban, Adipati Wira menjamu Portugis Dengan nira yang diseduh Dari binar kelabu pantai utara Dan ampas iman keluarga *) Mahasiswa Universitas Negeri Malan.

*) Juara 1 dalam lomba menulis cerpen “My Collection”.

SAJAK FAHRUL KHAKIM

Resolusi Jihad, 1945-2011 Takbir yang menggema pada sekujur lantai Surabaya meniupkan parang dan mantra menjadi tembok, bayangan, dan sajadah panjang membiakkan sholawat dan tahlil yang pias pada anugerah sejarah yang mencatat penjajah

sekaligus melepuhkan kami ke dalam tembaga sunyi

Gelar Raja Gowa, 1510-1575

Kau raja, Nirleka yang mengalungi lehermu Mengeratmu dalam berlembar-lembar Aturan perang dan alegori garam

Kau raja, Bintang pagi yang bercokol Di matamu lebih dari sekedar Peluru untuk melunakkan Tombak biru Kau raja, Mata panah yang gelisah mencari busur terjinak menemui jimatnya justru setelah menyelami jantungmu

:Sunardjo Atmodipuro Tunas yang kaupilin Dari jajaran kelapa Selalu memupuk isyarat Bahwa tak perlu jadi nabi Untuk mendharmakan hati

Penyerangan ke Malaka, 1513


RADAR BANYUWANGI

Jawa Pos

Minggu 8 November 2015

BERITA UTAMA

35

Rombongan Motor Gede Sudah Habis n PAGI... Sambungan dari Hal 29

Namun, ekor antrean kendaraan pada pagi hari kemarin sudah berada di jalan raya depan Pelabuhan ASDP Ketapang. Pagi hari kemarin juga terlihat banyak sekali bus pariwisata yang hendak menuju Pulau Bali secara rombongan. Bus-bus pariwisata itu banyak sekali membawa anak-anak sekolah untuk melaksanakan liburan akhir pekan di Pulau Dewata. ”Pagi hari antrean masih meluber ke jalan raya. bus-bus juga banyak antre di halaman pelabuhan,” kata Manajer Operasional PT. Indonesia Ferry (Persero) ASDP Ketapan, Wahyudi Susianto. Wahyudi menambahkan, antrean kendaraan yang terjadi di jalan raya itu berlangsung sejak pukul 07.00 sampai pukul 09.00. Selepas pukul 09.00, jumlah kendaraan yang menuju Pulau Bali semakin berkurang. Antrean di jalan raya pun hilang sejak pukul 09.00. Namun, antrean kendaraan di halaman parkir pelabuhan ASDP maupun landing craft machine (LCM) Ketapang masih terjadi. ”Pukul 09.00 pagi (kemarin) antrean di jalan raya sudah habis. Antrean di dalam pelabuhan juga habis sekitar pukul 12.00 siang tadi (kemarin),” tambahnya.

Tidak adanya antrean di Pelabuhan ASDP Ketapang dan Pelabuhan LCM Ketapang sejak sore kemarin juga disebabkan rombongan ratusan motor gede (moge) yang hendak menuju Pulau Bali sudah tidak terlihat lagi. Berdasar data ASDP Ketapang pada hari Jumat lalu jumlah moge yang menuju Pulau Bali masih membeludak sampai di angka 866 unit. ”Hari ini (Sabtu) moge yang menuju Bali sudah sepi,” katanya. Sebab, selama ada rombongan moge menuju Pulau Bali, halaman parkir pelabuhan selalu dipenuhi bikers dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka terlihat mengantre di areal parkir pelabuhan saat hendak menuju ke Bali Jumat lalu. ”Selain karena dermaga memang kurang, panjangnya antrean kemarin karena bertepatan dengan even besar yang dihelat Harley Davidson di Bali. Ditambah lagi, bandara juga tutup karena Gunung Barujari di Pulau Lombok meletus,” terang Wahyudi. Hanya dua dermaga yang beroperasi di Pelabuhan ASDP Ketapang. Hari-hari selanjutnya, Wahyudi memprediksi antrean kendaraan tidak akan sebanyak Rabu–Jumat kemarin. ”Prediksi ya tetap antre, tapi mungkin tidak seramai hari Rabu–Jumat kemarin ini,” pungkasnya. (tfs/c1/bay)

RENDRA KURNIA/RABA

MENUJU BALI: Penumpang pejalan kaki antre di jalur khusus menuju dek penumpang feri di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, pagi kemarin.

Diakhiri dengan Santunan Anak Yatim Masih Terluka Belum Bisa Diperiksa n ADA... Sambungan dari Hal 29

Setelah semua berkumpul, sekitar pukul 14.30 iring-iringan kuda hias itu berjalan mengelilingi jalan desa. Mereka juga melewati rute tengah keramaian di Pasar Rogojampi. Sepanjang jalan, kuda kencak itu mengikuti iringan lagu yang dimainkan grup hadrah. Sehingga, kuda-kuda itu seolah menari mengikuti irama. Tak ketinggalan, ada empat ondel-ondel berbentuk boneka

besar lelaki dan perempuan. Boneka raksasa itu mengenakan balutan pakaian khas suku Oseng; jebeng dan thulik. Boneka jebengthulik itu ikut menari di belakang iring-iringan jaran kencak. Sementara itu, beberapa pemuda tampak membawa kaleng untuk meminta sumbangan. Nanti sumbangan yang terkumpul itu akan diberikan kepada anak yatim. Setelah berkeliling, giliran jaran kencak dan ogohogoh diajak menari bersama di depan panggung di lokasi

pengajian. Kegiatan itu menurut warga setempat dianggap sebagai bagian dari ritual memohon selamat di awal tahun Islam. Acara puncaknya adalah pemberian santunan kepada anak yatim. Nidhom, 34, salah satu warga yang menyiapkan prosesi tersebut, mengatakan kegiatan itu dilakukan untuk memperingati awal tahun baru Hijriah atau Suroan dalam istilah Jawa. Adanya jaran kencak, ondel-ondel, dan grup terbang (hadrah), itu menjadi

salah satu hiburan tambahan agar menarik minat penonton. Lantaran inti acaranya adalah pemberian santunan, maka dengan adanya sesuatu yang unik, penonton akan semakin banyak. “Tahun lalu kita bisa mengumpulkan Rp 8 juta dari sumbangan warga yang menonton. Selain itu, acara tersebut juga ditunggu pemilik jaran kencak dan grup terbang setiap tahun, karena di sini mereka bisa tampil,” jelas Nidhom. (fre/c1/bay)

Hujan Diprediksi Tidak Lama Lagi n AWAN... Sambungan dari Hal 29

Tentu saja, dengan suhu tersebut, sebagian besar masyarakat masih merasa gerah. Prakirawan BMKG Banyuwangi, Yustoto Windiarto membenarkan hal tersebut. Suhu udara maksimum di Banyuwangi masih terpantau sama seperti hari-hari sebelumnya, meski sudah mulai tumbuh awan. Namun, terik matahari yang dirasakan itu menurun pada sore lantaran ada

awan yang tumbuh di langit Banyuwangi. ”Awan itu ibarat pelindung. Jadi, kalau mulai tumbuh awan, terik matahari berkurang rasa panasnya,” kata Yustoto. Dia menambahkan, posisi matahari yang masih berada di selatan garis ekuator itu menyebabkan panas yang dirasakan masyarakat Banyuwangi dan sekitarnya masih terasa sangat terik. Sebab, matahari menyinari langsung wilayah Banyuwangi tanpa hambatan jika

letak matahari berada di selatan garis ekuator. ”Banyuwangi kota prediksi baru akan mengalami musim hujan pada Desember,” tambahnya. Namun, pertumbuhan awan di Banyuwangi itu belum terpantau sampai menimbulkan hujan. Pantauan pihak BMKG sampai sore kemarin tidak ada satu pun daerah di Banyuwangi yang mengalami hujan cukup signifikan meski pertumbuhan awan sudah mulai tinggi sejak

sore hari. ”Prediksi akan timbul hujan ya malam hari, tapi sifatnya hujan lokal dan ringan,” terang Yustoto. Pihak BMKG memprediksi, tumbuhnya awan di Banyuwangi akan selalu bertambah dari hari ke hari. Prediksi, Banyuwangi Barat akan memasuki musim hujan pada awal November ini. ”Awan yang tumbuh itu bisa menimbulkan petir, angin kencang, dan hujan lebat-ringan,” pungkasnya. (tfs/c1/bay)

Penyebab Terbanyak Penyakit Kronis n PASIEN... Sambungan dari Hal 29

Dokter spesialis penyakit dalam RSUD Blambangan, dr. Indah Reviati Kusuma, Sp.P.D, menjelaskan sebagian besar pasien yang dia tangani adalah yang terkena komplikasi penyakit dalam, seperti hipertensi dan diabetes. Kemudian, penyakit itu menjalar ke bagian tubuh lain, seperti ginjal. “Sebagian besar mereka punya penyakit kronis tapi tidak terpantau. Setelah ke sini kondisinya sudah parah dan butuh penanga-

nan, salah satunya cuci darah,” terang Indah. Rentang usia pasien yang ditangani, menurut dokter RSUD Blambangan itu, sudah mulai merata. Yang termuda berusia 13 tahun dan yang tertua sekitar 77 tahun. Melihat begitu meningkatnya jumlah pasien setiap bulan, dia memperkirakan ada dua kemungkinan. Yang pertama adalah munculnya pasien baru akibat penyakit dalam. Kedua, banyak pasien yang baru berani melakukan cuci darah setelah rumah sakit menyediakan fasilitas.

Namun, yang terpenting adalah pengenalan tentang gejala penyakit dalam. Sebab, jika bisa dicegah, kemungkinan tidak akan merambat terlalu jauh. “Paling banyak penyebab gagal ginjal adalah penyakit kronis, kemudian ginjalnya sendiri terkena infeksi,” jelas Indah. Terkait harapan hidup pasien pengguna alat hemodialisis, Indah mengatakan hal tersebut tergantung pasien. Sebab, fungsi alat tersebut adalah pengganti tugas ginjal. “Kalau pasiennya taat meminum obat dan

menjauhi larangan makanan, intinya semua terkontrol baik, harapan hidupnya lebih baik dan bisa produktif,” ujarnya. Sementara itu, Kepala Ruangan Hemodialisis RSUD Blambangan, Sudiro, menambahkan secara keseluruhan akan ada tujuh alat lagi yang datang ke tempatnya. Saat ini baru tiba empat unit dan sisanya akan menyusul. “Salah satu dari tiga alat yang belum datang itu ada yang untuk pasien hepatitis atau Hbs Ag. Jadi, pasien hepatitis sudah bisa berobat ke sini,” terang Sudiro. (fre/c1/aif)

Senang Diskusi Masalah Seni, Bahasa, hingga Budaya n BERJALAN... Sambungan dari Hal 29

Demikian pula dirasakan istri Masykur, Dewi Tri Atmawati. Tri menceritakan bahwa suaminya memang rutin bermain bulu tangkis. Bahkan, Masykur bermain badminton dua kali dalam sepekan. Pagi hari sebelum meninggal dunia, Tri tidak merasakan ada yang aneh dengan suaminya. Aktivitas pun berlangsung seperti biasa. Baru sekitar pukul 08.00 dia melihat ada panggilan telepon dari suaminya. Saat diangkat, dia hanya mendengar suara orang berbicara. Lantaran tidak ada jawaban, Tri pun mematikan telepon itu. Tidak lama kemudian, ada panggilan telepon lagi yang berasal dari salah satu teman bulu tangkis suaminya. Tri dikabari bahwa suaminya sakit. Tri yang juga seorang guru ketika itu sedang berada di sekolah dasar tempatnya bekerja. Setelah menerima kabar itu, Tri segera menyusul suaminya yang sedang bermain bulu tangkis di SDN Model Banyuwangi. Setiba di SDN Model, Tri melihat suaminya sudah dalam kondisi lemas dan sesak. Karena khawatir, dia bersama

teman suaminya membawa Masykur ke unit gawat darurat (UGD) Rumah Sakit (RS) Yasmin Banyuwangi. Selama perjalanan menuju rumah sakit, Tri melihat keringat dingin keluar cukup banyak dari tubuh suaminya. Karena tidak ada handuk, Tri beberapa kali mengusap keringat dingin suaminya dengan baju yang digunakan Masykur. “Biasanya Bapak bawa baju ganti, tapi kemarin tidak bawa. Tidak ada handuk juga,” ujar Tri. Selama di perjalanan itu, Tri mengingat suaminya berkalikali minta maaf. Tri pun menyahuti permintaan maaf suaminya yang kala itu sudah dalam kondisi sesak napas. Begitu tiba di rumah sakit, Masykur berjalan sendiri menuju ruang UGD. Tri pun tidak heran, karena dia melihat suaminya selama ini tidak memiliki riwayat penyakit dalam. Sampai dokter memberikan bantuan oksigen, Masykur masih tetap sesak napas. Kemudian, dokter meminta Tri membantu suaminya membaca syahadat. Tidak sampai 10 kali bacaan, suaminya sudah mengembuskan napas terakhir. Tri sempat tidak percaya karena seolah baru saja dia mendengar

napas suaminya. Bahkan, hingga jenazah sudah dibawa ke rumah, disalatkan, dan dikelilingi orang-orang, Tri mengaku seolah masih belum percaya suaminya telah tiada. Menurut Tri, suaminya dalam beberapa pekan terakhir begitu rajin melakukan pekerjaan rumah, mulai membersihkan gudang, membenahi bagian-bagian rumah, hingga mengecat dinding. Padahal, selama ini suaminya enggan jika diminta melakukan pekerjaan seperti itu. Dia juga ingat malam sebelumnya Masykur masih tertawa bersama setelah menjenguk salah satu temannya yang terkena stroke. Tri baru benar-benar merasa kehilangan setelah jenazah suaminya dibawa oleh keluarga dan warga menuju liang lahat. “Waktu teman-teman menangis, saya masih hampa rasanya. Tetapi, ketika Bapak dibawa, baru terasa seperti lepas nyawa saya,” tuturnya. Sementara itu, salah satu sahabat Masykur, Nurhamim, menceritakan kenangan terakhirnya sebelum pengawas madya Dispendik itu meninggal. Nurhamim yang bertugas sebagai kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Srono itu masih ingat,

pagi itu dia sudah membuat janji akan bermain bulu tangkis bersama di SDN Model. Nurhamim pun sudah siap dengan peralatan badminton di dalam mobil. Tetapi, ketika hendak berlatih bulu tangkis, tiba-tiba ada tamu yang datang ke rumahnya. Selanjutnya, ternyata ada tugas yang harus diselesaikan di kantornya di UPTD Pendidikan Kecamatan Srono. Akhirnya, Nurhamim tidak sempat datang ke SDN Model. Tidak lama kemudian, Nurhamim memperoleh kabar bahwa sahabatnya itu sudah meninggal dunia. Kepala UPTD Srono itu pun merasa sedih dan menyesal, karena tidak sempat bermain badminton dengan Masykur. Saat melihat raket dan baju ganti yang disiapkan, Nurhamim merasakan kehilangan sahabatnya itu. “Dia sering curhat dengan saya tentang semua hal, seperti waktu di DKB dulu, mulai kesenian hingga bahasa Oseng. Sampai masalah santet juga dia diskusikan. Orangnya benarbenar perhatian dengan budaya Banyuwangi. Sayang kemarin saya tidak sempat main badminton menemani dia,” kenang Hamim. (c1/bay)

n MOTIF... Sambungan dari Hal 29

Bila tidak ada halangan, Senin depan paling cepat akan dilakukan pemeriksaan terhadap warga Desa Banjar, Kecamatan Licin, Banyuwangi, itu. Sebetulnya, upaya itu sudah pernah dilakukan aparat Satkreskrim Polsek Licin. Saat keluar Puskesmas Licin, polisi langsung menjemput Khaeropin untuk dimintai keterangan. Namun, dalam perjalanan, dia mengeluh tidak fit dan akhirnya pemeriksaan ditunda. Akhirnya, hingga kini polisi belum berani menyimpulkan motif di balik insiden berdarah itu. Namun, berdasar rentetan peristiwa, Khaeropin bisa dikenai Pasal 351 tentang penganiayaan. “Namun, untuk pastinya masih menunggu dia diperiksa dulu,” ujar AKP Jupriyadi, Kapolsek Licin. ‘ Seperti diberitakan sebelumnya, perkelahian berdarah terjadi di areal persawahan di Dusun Randu Agung, Desa Kluncing, Kecamatan Licin, kemarin. Seorang petani, Payumin, 65, tergeletak bersimbah darah di sebuah sungai tidak jauh dari sawah yang dia garap. Pelaku penganiayaan tak lain adalah Khoirupin, 44, tetangganya. Korban yang merupakan warga Dusun Krajan, Desa Banjar, Kecamatan Licin, itu menderita luka serius akibat sabetan senjata tajam jenis parang. Korban menderita luka di tengkuk belakang hingga membuatnya terkapar tidak berdaya.

Beruntung, kejadian itu tidak sampai merenggut nyawa. Korban secepatnya dirujuk ke RSUD Blambangan. Bukan hanya Payumin yang menderita luka bacok. Siswandi, 44, anak Payumin, juga dirujuk ke rumah sakit. Pria tersebut berusaha melerai perkelahian tersebut, tapi malah kena sabetan parang.Dia mengalami luka serius di tangan dan jari. Usai membabat dua lawannya, pelaku kini juga harus ngamar di Puskesmas Licin. Khoirupin menderita luka memar dan sobek di pelipis akibat berduel dengan Payumin dan Siswandi. Insiden berdarah itu kini dalam penanganan Satuan Reskrim Polsek Licin. “Para korban dan pelaku kini masih dirawat di rumah sakit dan puskesmas,” beber AKP Jupriyadi, Kapolsek Licin, kemarin. Insiden berdarah itu terjadi pukul 08.00. Saat itu Payumin sedang menggarap sawah miliknya di Dusun Randu Agung, Desa Kluncing, Kecamatan Licin. Tidak lama berselang, datanglah Khoirupin mendekati korban. Pelaku sudah mempersiapkan sebilah parang di balik bajunya. Pertemuan keduanya berlangsung panas. Cekcok tidak terelakkan. Informasinya, obrolan keduanya semakin panas saat membicarakan jatah persenan pengelolaan lahan pertanian yang digarap Payumin. Perseteruan semakin meningkat dengan ayunan parang yang dialamatkan kepada korban. Mendapat serangan tiba-tiba, korban kaget. Sabetan itu me-

nyebabkan luka serius di bagian leher belakang Payumin. Keduanya sempat bergumul hingga keduanya terjatuh ke sungai di lokasi kejadian. Tidak lama berselang, Siswandi datang ke lokasi. Bermaksud melerai dan menyelamatkan bapaknya, Khoirupin justru melayangkan sabetan ke tubuh Siswandi. Akibatnya, tangan dan jari Siswandi terluka. Tidak ingin menjadi korban, pria itu melayangkan pukulan yang membuat Khoirupin benjut di beberapa bagian wajahnya. “Saya niatnya melerai malah disabet,” aku Siswandi. Pelipis Khoirupin pun robek kena bogem Siswandi itu. Kalah tenaga, Khoirupin memilih kabur. Melihat lawannya kabur, Siswandi segera menolong bapaknya. Keduanya mampir ke Polsek Licin untuk melaporkan kejadian itu. Oleh polisi, keduanya langsung dirujuk ke rumah sakit. Di saat polisi berusaha menjemput Khoirupin, warga sudah mengantarkan Khoirupin ke puskesmas. “Khoirupin sempat akan kami jemput, tapi ketemu di jalan. Dia diantar warga ke puskesmas karena terluka,” kata Kapolsek Licin, AKP Jupriyadi. Tentang motif perkelahian tersebut, Jupriyadi masih melakukan penyelidikan. Namun, kuat dugaan perkelahian itu disebabkan masalah internal keluarga, khususnya terkait persoalan tanah. Sebab, Payumin, Siswandi, dan Khoirupin, terhitung masih famili. (nic/c1/bay)

Hawa Panas Bikin Gerah n MUSIM... Sambungan dari Hal 30

Tampaknya mereka memang ingin merasakan kesegaran air terjun Jagir tersebut lantaran panas yang dirasakan, terutama pada siang hari, sangat menyengat tubuh. Sugeng, 40 warga Kelurahan Singoturunan, Kecamatan Banyuwangi, mengaku datang ke

Jagir hanya karena ingin mengurangi rasa panas yang dirasakan saat musim kemarau. Sebab, terik matahari yang dirasakan masyarakat Banyuwangi masih sangat terasa sekali di siang hari. ”Panasnya membuat gerah di tubuh. Mandi di air terjun biar terasa segar kembali,” ujar Sugeng. Sementara itu, biasanya hanya Sabtu-Minggu saja wisata air ter-

jun itu ramai dikunjungi warga. Tetapi, saat musim kemarau seperti ini hampir setiap hari wisata air terjun itu dipadati pengunjung. ”Memang banyak yang datang untuk mandi di air terjun saat panas begini. Setiap hari hampir seratus orang yang datang ke sini (Jagir),” ujar salah satu tukang parkir di lokasi wisata Jagir. (tfs/c1/bay)

Malas Garap Ekspor Ikan Asia Tenggara BANYUWANGI - Sebentar lagi pasar perdagangan bebas diberlakukan di kawasan Asia Tenggara. Sayang, ceruk peluang baru pasar ekspor di kawasan Asia Tenggara itu belum dimanfaatkan secara optimal oleh Banyuwangi selaku produsen hasil laut dan olahannya. Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (Disperklut) Banyuwangi, Pudjo Hartanto, malah terkesan pesimistis. Menurutnya, saat ini pasar ekspor Banyuwangi sudah menguntungkan untuk membidik pasar di kawasan Eropa, Amerika, dan Jepang. “Saat pemberlakuan MEA nanti, kita tidak banyak berharap dengan peluang pasar di Asia Tenggara. Kita justru akan bersaing dengan negara-negara tetangga. Beberapa di antara mereka juga memiliki potensi perikanan,” terang Pudjo beberapa waktu lalu.

Persaingan dengan negara tetangga tersebut, kata Pudjo, akan meliputi kuantitas dan mutu produk serta harga. Oleh karena itu, tiap pengusaha lokal mulai merencanakan strategi untuk memberikan nilai tambah pada produk mereka. Dalam hal tersebut, Pudjo menegaskan bahwa Kementerian Kelautan dan Perikanan telah memberikan imbauan agar mengekspor ikan dalam keadaan produk setengah jadi atau jadi. Hal tersebut ditaksir telah memberi nilai tambah pada produk ekspor. Di Banyuwangi, sebagian besar produk sudah diproses setengah jadi atau produk yang sudah jadi. Di antara jenis ikan yang menjadi komoditas ekspor andalan Banyuwangi adalah chepalopoda (sejenis kepiting), udang beku, ikan beku, sarden kaleng, udang kaleng, dan lainlain.

Terkait kuantitas produk, kata Pudjo, saat ini tidak terlalu mengkhawatirkan. Sebab, kebijakan moratorium perihal izin usaha tangkap ikan untuk kapal ikan asing di perairan Indonesia membuat produksi ikan lokal meningkat. Hal itu juga membuat stok ikan di luar negeri berkurang, sehingga ketergantungan mereka terhadap Indonesia lebih besar. Perusahaan lokal menjadi diuntungkan. “Ini kesempatan besar bagi usaha-usaha ikan ekspor,” kata Pudjo. Peningkatan volume juga tak kalah pentingnya saat momen menjelang MEA. Dikatakan Pudjo, jangan sampai pasar dalam negeri dikuasai negaranegara ASEAN karena lebih memprioritaskan ekspor ke Eropa atau Amerika. Saingan kuat Indonesia di kawasan Asia Tenggara adalah Vietnam dan Thailand. (cin/c1/bay)


36

Jawa Pos

Minggu 8 November 2015

ALL FOTO: RENDRA KURNIA/RaBa

PAKAI KAIN: Hariyono menyaring kedelai yang sudah direbus untuk diambil sarinya. Home industry pembuatan tahu cukup menjanjikan.

Alat 1. 2. 3. 4.

Bikin Tahu Sendiri, Yuk!

Blender Saringan Serbet/kain Panci ukuran besar

Bahan-Bahan 1. 1 kg kacang kedelai, rendam selama semalam 2. 100 ml cuka makan 3. Air secukupnya

Mengintip Cara Pembuatan Tahu dari A sampai Z

Sari Kedelai yang Kaya

Cara Membuat 1. Masukkan kacang kedelai yang sebelumnya telah direndam ke dalam baskom, lalu pecah atau remasremas sampai kacang pecah-pecah. 2. Setelah itu, blender kacang yang sudah diremas, dengan tambahkan air secukupnya hingga kacang halus dan lembut dan menjadi seperti susu kedelai. 3. Lalu, rebus kedelai cair di panci hingga mendidih dan mengelurkan busa 4. Tambahkan air sedikit demi sedikit sambil api kompor dikecilkan. 5. Setiap busa muncul, tambahkan air sedikit demi sedikit, begitu seterusnya hingga busanya habis lalu biarkan rebusan itu dengan api kecil selama 20 menit. 6. Matikan kompor dan biarkan mendingin. 7. Setelah dingin, rebusan kedelai disaring dengan menggunakan kain atau serbet. Ampasnya jangan dibuang karena masih bisa dimasak sesuai selera. 8. Jika sudah disaring dari ampasnya, rebus kembali air kedelai dengan api sedang, namun jangan sampai mendidih. 9. Setelah direbus kembali, angkat dan campurkan 100 ml cuka dan aduk rata. 10.Diamkan kedelai selama 30 menit dengan sendirinya akan terpisah antara air dan calon tahu. 11.Saring tahu dengan serbet makan atau kain, sehingga airnya keluar semua dan susun pada cetakan. 12.Tindih atau tekan dengan pemberat agar air terus keluar. Diamkan selama 1520 menit. 13.Setelah itu, tahu buatan sudah jadi dan siap dipotong sesuai selera.

PENGEPRESAN: Proses menghilangkan kadar air.

Manfaat

PEREBUSAN: Sari kedelai direbus dengan api sedang.

TAHU adalah makanan tradisional yang terbuat dari kedelai, yang kaya akan protein dan rendah sodium, kolesterol, dan kalori. Karena efek kedelai baik untuk kesehatan, tahu dianggap sebagai makanan sehat yang jika dikonsumsi bisa bermanfaat bagi kesehatan. Tahu adalah makanan yang terbuat dari endapan perasan bijih kedelai. Proses pembuatan tahu ini ternyata tidak membutuhkan waktu yang cukup lama. Hanya sekitar 45 menit, proses pembuatan tahu dari kedelai hingga menjadi sudah bisa disajikan. Jawa Pos Radar Banyuwangi pun mengintip pembuatan tahu yang ada di RT03/RW01 Kampung Arab, Kelurahan Lateng, Banyuwangi, milik pasutri Hariyono, 43 dan Endang Susilowati, 35 ini, proses pembutannya memang tidak membutuhkan waktu yang cukup lama. Pertama, kedelai yang sudah direndam selama empat jam digiling menjadi halus seperti bubuk. Setelah digiling, kedelai yang sudah dihaluskan ini di masak dengan dicampur air hingga mendidih. Kurang lebih, waktu yang dibutuhkan untuk memasak kedelai halus tersebut sekitar 10 menit saja. Selanjutnya, setelah proses masak selesai kedelai halus yang sudah dimasak tersebut ditaruh di sebuah tungku besar lainnya untuk kemudian dipisahkan dari ampas dan sari pati kedelai itu sendiri. Cara memisahkannya adalah disaring

dengan menggunakan kain halus dengan cara diperas. ”Perasan ini adalah sari pati kedelai yang akan dibuat tahu. Ampasnya harus disendirikan,” kata Endang, pemilik rumah pembuatan tahu. Setelah sari pati dan ampas kedelai terpisah, air sari pati kedelai tersebut harus dicampur dengan air cuka. Tujuannya, agar sari pati kedelai tersebut bisa menjadi menggumpal atau mengendap ke bawah tunggu. Proses pengendapan ini juga hanya membutuhkan waktu 10 menit saja. Lalu, setelah dirasa sudah menggumpal dan mengendap di dasar tungku, air cuka yang ada di atas diambil dengan menggunakan gayung kecil sampai tersisa sari pati kedelai saja. Nah, sari pati kedelai yang sudah sedikit menggumpal tersebut yang selanjutnya dituang ke dalam cetakan tahu berukuran 1x1 meter dan didiamkan selama 20 menit sampai mengeras. ”Saat didiamkan, sari pati kedelai itu juga harus di-pres agar tahunnya menjadi padat,” tambahnya. Setelah dirasa sudah padat, cetakan tahu segi empat tersebut barulah dipotong kecil-kecil dengan menggunakan penggaris dengan ukuran harus sama. Potongan tahu tersebut lalu dimasukkan ke dalam ember berisi air untuk kemudian siap dipasarkan. ”Tidak lama kan untuk membuat satu cetakan tahu. Setiap hari saya dan suami kerja mulai pagi sampai malam untuk membuat tahu ini,” pungkas Endang. (tfs/als)

LEMBUT: Sari kedelai yang sudah mengeras lalu dipotong-potong sesuai permintaan.

Pakai Kedelai Impor agar Lebih Punel RUMAH pembuatan tahu milik Endang dan Hariyono ini tidak pernah libur setiap harinya. Hal ini karena permintaan tahu oleh masyarakat juga tidak pernah berhenti setiap harinya. Meski hanya dikerjakan berdua saja, namun tahu yang dihasilkan dalam seharinya bisa mencapai ribuan potong tahu. Endang menyebut, sehari dia dan suaminya bisa membuat sebanyak 7.920 potong tahu.

Banyaknya pelanggan yang dia punya karena tahu yang dia buat dirasa berbeda dengan tahu-tahu lainnya. Dia pun berbagi tips agar tahu yang dihasilkan bisa berkualitas. Kebersihan menjadi faktor utama mengapa tahu bisa menjadi berkualitas. Dengan kebersihan yang cukup, tahu yang sudah jadi juga bisa menjadi tahan lama dan lebih kenyal. ”Tahu yang bagus itu warnanya benar-benar putih. Jadi, keber-

sihan waktu pembuatan harus dijaga,” ujar Endang. Tidak hanya dari segi pembuatan, dari segi bahan baku kedelai juga harus menggunakan kedelai impor. Sebab, jika tahu dibuat dengan menggunakan kedelai dalam negeri, hasilnya dirasa kurang maksimal. ”Tahu kurang punel kalau tidak pakai kedelai impor. Tahu ini saya jual Rp 2.500 per sepuluh potong,” pungkasnya. (tfs/als)

SIAP EDAR: Tahu yang sudah diiris-iris siap dibawa ke pelanggan.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.