Radar Banyuwangi | 9 September 2015

Page 1

Rujukan Informasi Terkini

RABU 9 SEPTEMBER TAHUN 2015

Eceran Rp.5.750

HALAMAN 27

TKI Cluring Jadi Korban Kapal Karam Hari Ini Jenazah Bella Vioela Dijadwalkan Datang CLURING - Satu dari puluhan tenaga kerja Indonesia (TKI) yang menjadi korban kapal yang karam di sekitar perairan Selat Malaka pada Kamis (3/9) ternyata berasal dari Kabupaten Banyuwangi. TKI yang bernasib malang itu adalah Bella Vioela Jaya, 20, asal Dusun Krajan, RT 1, RW 4, Desa Tamanagung, Kecamatan Cluring. Bella ikut menjadi korban saat perjalanan dari Malaysia menuju Sumatera. “Bella berangkat ke

Malaysia sekitar tiga bulan lalu,” cetus paman korban, Muhamad Safuan. Safuan yang tinggal hanya berjarak sekitar 100 meter dari rumah keluarga korban mengaku tidak tahu saat keponakannya itu berangkat ke Malaysia. Saudara yang lain juga banyak yang tidak tahu. “Berangkatnya itu sebelum Lebaran,” katanya. Menurut Safuan, keluarga baru tahu Bella pergi ke Malaysia setelah dia tiba di negeri Jiran itu. Saat itu keponakannya itu telepon kepada ibu kandungnya, Evi Emi Cahya n Baca TKI...Hal 37

Tentang Bella Vioela Jaya Umur Alamat

: 20 Tahun : Dusun Krajan, RT 1, RW 4, Desa Tamanagung, Kecamatan Cluring Nama Ortu : Evi Emi Cahya Q Berangkat ke Malaysia 3 bulan lalu Q Terakhir komunikasi dengan keluarga tanggal 2 September lalu

Q Jenazah akan dipulangkan menggunakan pesawat dari Malaysia ke Bandara Soekarno Hatta Jakarta dan dilanjut ke Bandara Juanda, Surabaya. Q Jika proses administrasi lancar, kemungkinan hari ini pukul 04.00 sudah sampai di rumah

Q Senin (7/9) pukul 20.00 keluarga mendapat informasi dari BNP2TKI bahwa Bella menjadi korban kapal karam.

DEDY JUMHARDIYANTO/RABA

WARGA TAMANAGUNG: Bella Vioela Jaya yang menjadi korban kapal karam di Selat Malaka pada 3 September 2015.

GRAFIS: REZA FAIRUS/RABA

Darurat Virus Maut HIV/AIDS BANYUWANGI - Persebaran penderita HIV/AIDS di Banyuwangi benar-benar mencapai tahap mengkhawatirkan. Sejak kasus pertama ditemukan pada 1999, jumlah pengidap virus mematikan yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia tersebut telah mencapai 2.358 jiwa pada akhir Juli 2015 lalu. Berdasar jumlah tersebut, sebanyak 337 orang di antaranya telah meninggal dunia. Penyandang HIV/AIDS yang masih hidup didominasi mereka yang berada di kelompok usia 26 tahun sampai 30 tahun. Hal itu terungkap saat Bupati Abdullah Azwar Anas menggelar rapat kerja (raker) Dinas Kesehatan, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), dan instansi terkait lain, kemarin (8/9) n Baca Darurat...Hal 37

Fenomena Gunung Es AIDS Q Kasus pertama ditemukan tahun 1999 Q Jumlah penderita hingga Juli 2015 : 2.358 jiwa Q Korban Meninggal : 337 jiwa Upaya pencegahan, identifikasi dan penanggulangan 1. Tersedia 21 klinik VCT 2. Sosialisasi atau promosi bahaya HIV/AIDS lintas sektoral 3. Fasilitas PTRM di RSUD Genteng 4. Fasilitas CST di RSUD Blambangan dan RSUD Genteng 5. Menyiapkan tambahan anggaran 14 miliar untuk: a. Menambah PTMR di RSUD Blambangan b. Menambah CST di 5 puskesmas c. penyediaan alat pendeteksi HIV/AIDS khusus untuk ibu hamil d. upaya pencegahan dan penanggulangan lain yang melekat di instansi terkait `

JUHDY FOR RABA

CEK KESEHATAN:Para JCH Banyuwangi rutin menjalani perawatan di BPHI Makkah.

Suhu Panas Berpotensi Sebabkan Dehidrasi 50 Jamaah mulai Diserang Batuk Pilek MAKKAH - Suhu panas masih terus dirasakan jamaah calon haji (JCH) Banyuwangi. Berdasar data terakhir, suhu udara di Makkah, Arab Saudi, pada siang hari mencapai 42° celcius. Suhu udara seperti itu jelas tidak pernah dirasakan sebelumnya oleh JCH Banyuwangi selama di tanah air. Akibatnya, banyak JCH Banyuwangi yang terserang batuk pilek akibat panas yang begitu menyengat itu. dr. M Nizam Fahmi, petugas haji Banyuwangi, mengatakan panas yang begitu menyengat itu tidak hanya menyebabkan JCH batuk dan pilek, tapi juga berpotensi menyebabkan dehidrasi. Meski demikian, JCH Ba-

nyuwangi tidak ada yang mengalami sakit serius akibat panas yang menyengat itu. ”Ada sekitar 50 jamaah yang mengeluh batuk pilek. Mereka juga mengeluh linulinu. Pada malam hari suhu masih mencapai 38° Celcius,” ujar Nizam. Tim kesehatan jamaah haji BaLaporan nyuwangi juga JUHDY melakukan tes dari Makkah urine rutin terhadap seluruh jamaah di Makkah. Hal itu dilakukan untuk mengetahui warna urine seluruh jamaah di Makkah yang bertujuan mencegah jamaah agar tidak mengalami dehidrasi n Baca Suhu...Hal 37

GRAFIS: REZA FAIRUS/RABA

KUCUR

NGOPAI

Kaget Lihat Turis

Produksi Gula Awali Kemandirian Pangan Dari PG Glenmore, Bakal Diikuti PG Lain GLENMORE - Tak lama lagi Banyuwangi bakal memiliki pabrik gula (PG) berdaya saing. Bahkan, PG di Glenmore itu memasang rendemen hingga 9 persen dengan kualitas gula di bawah icumsa 100. Jika sudah beroperasi, maka Banyuwangi mampu memproduksi gula sekelas ravinasi. Seperti yang diungkapkan Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), Arum Sabil, saat mengunjungi PG Glenmore beberapa waktu lalu n

SUDAH tiga kali ini Andy Owen hadir sebagai host dalam acara Gitaran Sore di Banyuwangi. Suasana nyaman selalu dirasakan gitaris terbaik tanah air itu saat bertandang ke Banyuwangi. Itu dia sampaikan Sabtu lalu (5/9) kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi. Instruktur gitar ternama itu menganggap Banyuwangi merupakan suatu kota yang enak ditinggali n

Baca Produksi...Hal 37

KUNJUNGAN: Ketua Umum APTRI, Arum Sabil (berkacamata hitam), saat berkunjung ke PG Glenmore didampingi Manajer Perkebunan Kalirejo, Ery Warman, dan jajaran PG Glenmore.

ABDUL AZIZ/RABA

Ekspedisi Jelajah Pantai Timur Jawa (28)

Berkunjung ke Rowo Biru Lewati Jembatan Gantung

Baca Kaget...Hal 37

RENDRA KURNIA/RABA

Tim ekspedisi jelajah Jawa Pos Radar Banyuwangi kali ini berada di Pantai Rowo Biru, Desa Buluagung, Kecamatan Siliragung. Pantai ini masih masuk kawasan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Perhutani Banyuwangi Selatan.

Mudah-mudahan kerjanya tidak malesmalesan lagi... Banyuwangi darurat HIV/AIDS Makanya jangan gonta-ganti pasangan!

TAUFIK FERDIANSYAH, Siliragung SETELAH dari Pantai Grajagan, Kecamatan Purwoharjo, tim ekspedisi terus bergerak ke selatan menuju pantai lain. Pantai Rowo Biru di Desa Buluagung, Kecamatan Siliragung, adalah pantai yang kami kunjungi selanjutnya n Baca Berkunjung...Hal 37 http://www.radarbanyuwangi.co.id

Panwaslih cairkan Rp 960 juta untuk honor panwascam dan PPL

RENDRA KURNIA/RABA

PEMANDANGAN LEPAS PANTAI: Pantai Rowo Biru ini berada di antara dua pantai terkenal, yaitu Pantai Grajagan dan Pantai Lampon email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com


RADAR BANYUWANGI

RADAR SPORT

28

Jawa Pos

Rabu 9 September 2015

Ketua FPTI Tolak Mundur

DOK. RABA

TUMPUAN: Striker Imam Muhyidin (kanan) saat tampil dalam Porprov Jatim V Juni lalu.

Demi Eksistensi, Tim Eks Porprov Jajal Turnamen BANYUWANGI - Tim sepak bola Banyuwangi tampaknya masih merasakan kekecewaan setelah gagal meraih prestasi pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim V tahun 2015. Padahal, Novan Charis dkk tinggal selangkah lagi mewujudkan ambisi meraih medali itu. Setelah gagal meraih medali, skuad asuhan Ribut Santoso itu resmi bubar. Sejak itu semua pemain belum mendapatkan perhatian. Selama itu pula para pemain belum pernah tampil di ajang resmi.

Tetapi, para pemain masih memiliki semangat yang sama. Oleh karena itu, eks pemain jebolan Porprov Banyuwangi akan kembali unjuk gigi dalam turnamen di Genteng. Kepastian itu diungkapkan mantan asisten pelatih Porprov Banyuwangi, Roni Nurdiansyah, kemarin. Dia mengatakan, jika keikutsertaan eks anak didiknya itu demi eksistensi. “Anak-anak kangen main bareng lagi,” kata Roni. Turnamen itu, jelas dia, dianggap

bisa membawa harapan prestasi. Apalagi, tim-tim yang memastikan tampil bakal diisi pemain berkualitas. “Ini kesempatan anak-anak bersaing dengan pemain senior,” ujarnya. Apalagi, kontestan yang bertanding merupakan tim undangan. Artinya, bukan sembarangan tim yang bisa mengikuti turnamen yang digelar di Lapangan Maron, Genteng, pertengahan September nanti. “Kita tampil di sana atas nama klub,” pungkasnya. (ton/c1/als)

Smada Genteng Bergelimang Prestasi Raih Juara Liga Voli Pelajar Banyuwangi BANYUWANGI - SMAN 2 (Smada) Genteng memang pantas disebut sebagai sekolah favorit. Sebab, sekolah tersebut terus menunjukkan prestasi di bidang akademik maupun nonakademik. Yang terbaru, bertindak sebagai wakil Kecamatan Genteng, tim putra Smada Genteng sukses meraih juara dalam Liga Voli Pelajar Banyuwangi tahun 2015 yang digeber di GOR Tawang Alun, Banyuwangi. Mereka mengandaskan perlawanan wakil Gambiran di partai final Minggu malam (5/9) lalu tiga set langsung. Gelar itu semakin lengkap setelah satu pemain mereka mendapatkan predikat sebagai the best player. Dia adalah Wahyu Abi. Tim putra Smada Genteng juga diisi tiga pemain yang mengantarkan Banyuwangi meraih juara kedua dalam Kejurprov Junior Indoor Jawa timur tahun 2015 di Bangkalan. Mereka adalah Yendi Kurniawan, Egi Bahtiar, dan Moh. Fa-

thurrahman. Satu pemain Smada Genteng juga mencatatkan tinta emas setelah meraih juara kedua dalam ajang serupa pada kategori voli pantai putri. Dia adalah Rina Riski. Sekolah memang getol mencari siswa yang bertalenta pada bidang akademik maupun non akademik. ‘’Anak-anak potensial itu kita bina menjadi generasi unggul dan berprestasi,’’ ungkap pembina olahraga Smada Genteng, Edy Purwanto. Smada Genteng, jelas dia, dalam bidang akademik telah menerapkan sistem Satuan Kredit Semestar (SKS). ‘’Ada 6 siswa yang sukses menyelesaikan studinya hanya dua tahun dan semuanya langsung diterima di UGM pada tahun lalu,’’ paparnya. Prestasi SMAN 2 Genteng sudah banyak, mulai cabang olahraga bola voli, beladiri, sepak bola dan sebagainya. ‘’Smada Genteng adalah sekolah inspiratif para jawara sejati,’’ pungkasnya. Sementara itu, tim putri Smada Genteng juga meraih juara kedua even tahunan itu. Yang pasti, capaian tersebut menunjukkan jika sekolah itu sarat prestasi. (ton/*/als)

ALI NURFATONI/RABA

MEYAKINKAN: Ofisial dan pemain putra-putri Smada Genteng meluapkan kegembiraan usai meraih trofi dalam Livope 2015.

BANYUWANGI - Ketua cabang olahraga (cabor) diminta lebih baik mundur setelah dinilai tidak mampu mempersembahkan prestasi. Sebab, prestasi menjadi simbol keberhasilan pembinaan. Desakan mundur itu dianggap menjadi solusi terakhir. Apalagi, bagi ketua cabor yang cukup lama menjabat. Tetapi, selama itu pula tidak ada perkembangan yang bisa dibanggakan. Yang menjadi perhatian adalah kegagalan meraih medali dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jatim V tahun 2015. Sejumlah cabor lawas justru tidak mampu meraih harapan besar publik Banyuwangi. Tak ayal, kontingen Banyuwangi gagal merealisasikan target masuk lima besar dan finis di posisi ke tujuh. Salah satu cabor yang gagal meraih sekeping medali itu adalah panjat tebing. Selama ini panjat tebing Banyuwangi selalu gagal meraih prestasi hebat di berbagai even. Meski begitu, Ketua Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Banyuwangi, Anton Sunartono, menolak mengundurkan diri meski prestasinya jeblok. Dia menyatakan, keputusan mundur itu bukan merupakan yang terbaik. Menurut dia, ketua yang meletakkan jabatan di tengah jalan itu dianggap tidak bertanggung jawab. ‘’Mundur bukan perkara mudah,” katanya. Sebab, kata dia, keputusan itu akan membuat KONI Banyuwangi juga sibuk. Sebab, mencari penggantinya harus mengadakan serangkaian agenda, seperti muscablub. “Seperti PSSI, ketuanya tetap bertahan,” kata dosen Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi itu. Sebagai seorang ketua, jelas dia, tidak boleh mengedepankan perasaan. Sebab, perasaan tidak akan membawa hasil. ‘’Ketua itu harus jalan. Tidak boleh ketua cabor itu minder, maju terus,” tegas wakil ketua umum KONI Banyuwangi itu. Dia mengakui jika prestasi panjat tebing kalah bersaing dengan kon-

DOK. RABA

TANPA PRESTASI: Cabor panjat tebing belum mampu mempersembahkan medali untuk Banyuwangi pada Porprov Jatim lalu.

tingen lain pada ajang multi even Juni lalu. Tapi, dia berpendapat jika memang daerah lain lebih unggul. ‘’Surabaya dan Lamongan, itu gudangnya atlet panjat tebing, mulai dari dulu itu,’’ bebernya. Untuk itu, jelas dia, FPTI Banyuwangi akan melakukan berbagai langkah. Salah satunya dengan berguru ke dua lokasi sarat atlet berprestasi di dua

daerah itu. ‘’Sambil menunggu dana pembinaan, kita kirim anakanak ke sana,’’ sebutnya. Oleh karena itu, dana pembinaan itu memang penting. Menurut dia, dana pembinaan cair lebih cepat lebih baik. ‘’Kalau belum cair, ketua harus menalangi dulu supaya jalan. Ada 15 anak yang akan kita sekolahkan di sana,’’ tepisnya. (ton/c1/als)

Agenda kota

HUT RSUD Blambangan HARI ini (9/9) pukul 09.00 Bupati Abdullah Azwar Anas akan menghadiri acara HUT RSUD Blambangan. Acara dirangkai dengan peresmian program peningkatan pelayanan dan fasilitasi ruang singgah RSUD Blambangan Umah Sambang Dulur dan RSUD Blambangan sebagai Sarana Kesehatan Pelaksanaan Medical Check Up Calon TKI. Tempat di RSUD Blambangan Banyuwangi. (*)

Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono Wakil Pemimpin Redaksi/Korlip: Syaifuddin Mahmud Redaktur: Ali Sodiqin, A.F. Ichsan Rasyid Staf Redaksi: Sigit Hariyadi, Niklaas Andries, Ali Nurfatoni, Chien Jullien Anisa, Taufik Ferdiansyah, Fredy Rizki Manunggal Fotografer: Galih Cokro Buwono Editor Bahasa: Minhajul Qowim Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis (Koordinator), Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja J

Pemasaran dan Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha Iklan: Sidrotul Muntaha, Dian Effendi Administrasi Iklan: Fitria Arifiana Event: Benny Siswanto Keuangan: Citra Puji Rahayu Kasir: Widi Ukiyanti, Piutang: Anissa Windyah Sari Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti Perpajakan: Cici Irma Setyani Corporate Lawyer Jawa Pos Group: Dr. Harris Arthur Hedar SH MH Direktur: Samsudin Adlawi

Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.

J Wartawan

Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Agus Baihaqi Staf Redaksi: Shulhan Hadi, Dedy Jumhardiyanto Pengembangan Usaha: Abdul Aziz Iklan: Thomy Sila Acrhdiansyah, Eko Budiyono Pemasaran: Wahyu Nugroho Administrasi: Titin Wulandari Kantor Genteng: Ruko Madania, Jl Hasyim Asy’ari No 06 Genteng Telp : (0333) 845860

Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Edy Supriyono Staf Redaksi: Nur Hariri, Habibul Adnan Fotografer: Rendra Des Kurnia Lay Out/Grafis: M. Fatah Yasin Pemasaran: Samsuri Administrasi: Dimas Ayu Dewi Fintari Kantor Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982.

Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.

J

Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Website: www.radarbanyuwangi.co.id. Email: radarbwi@gmail.com, beritaraba@gmail.com, artikelradarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300

Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi


RABU 9 SEPTEMBER

TAHUN 2015

Halaman 29

Koranna Oreng Situbendeh

Siswa v Pemuda Nyaris Tawur Ingatlah Bahwa Kesuksesan Selalu Disertai Dengan Kegagalan Prayoga SMKN 1 Situbondo

Aset Tanah

DPRD Perjelas Status Tanah KPU SITUBONDO – Harapan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Situbondo untuk bisa segera memiliki kantor yang reperesentatif dalam waktu dekat harus tersendat. Sebab, hingga kini belum ada lokasi yang bisa dijadikan sebagai kantor difinitif lembaga penyelenggara pemilu di Kota Santri tersebut. Kantor yang ditempati KPU Situbondo saat ini, statusnya masih hak pakai. Tanah dan bangunan itu milik Pemprov Jatim. Sehingga, tidak bisa seenaknya dilakukan pembangunan atau renovasi bangunan untuk lebih mendukung kenyamanan KPU dalam menjalankan tugasnya. Terkait dengan itu pula, KPU Pusat telah meminta kepada KPU Situbondo untuk bisa melakukan pembangunan yang representatif. Namun, tak bisa dilakukan terkait dengan status tanah. Sebuah tanah dan bangunan di Desa Tokelan, Kecamatan Panji pun, yang sebelumnya sempat disebut-sebut akan dijadikan sebagai kantor difinitif KPU Situbondo, juga tak bisa diwujudkan. Sebab, setelah dilihat di dokumen, tanah dan bangunan itu bukan milik Pemkab. Untuk mencari solusi terhadap keadaan ini, Komisi I DPRD Kabupaten Situbondo, kemarin (8/9) mengadakan pertemuan khusus dengan KPU Situbondo, Dinas Pengelolaan, Kekayaan dan Aset Daerah (DPPKAD) selaku pemegang aset, dan Bagian Hukum Pemda n  Baca DPRD...Hal 30

PANJI - Sekelompok anak muda nyaris tawuran dengan siswa MTs Negeri Situbondo, siang kemarin (8/9). Beruntung, bentrokan tidak sampai terjadi. Ini setelah sejumlah tukang becak melerai para pemuda dan siswa yang terlibat perselisihan. Pengamatan wartawan Jawa Pos Radar Situbondo menyebutkan, sekitar pukul 13.30 ada sejumlah anak muda terlihat berdiri di pinggir jalan depan MTsN. Pemuda yang datang ke sekitar Perumahan Panji Permai, Kecamatan Panji, Situbondo itu seluruhnya ada enam orang siswa. Mereka menunggu para siswa yang konon sebelumnya sempat pertengkaran dengan siswa dari sekolah lain di dalam kelas n  Baca Siswa...Hal 30

NUR HARIRI/JPRS

BERHASIL DICEGAH: Seorang guru MTs Situbondo mengamankan pemuda yang diduga akan berkelahi dengan pelajar, siang kemarin (8/9).

Terancam tak Bisa Memilih ISTIMEWA

AKRAB: Cabup–Cawabup, H Dadang Wigiarto dan H Yoyok Mulyadi bersama warga di Pasar Tradisional Besuki, siang kemarin.

Da-Di Blusukan ke Pasar Besuki Ziarah ke Ki Pate Alos dan Bupati Pertama

HABIBUL ADNAN/JPRS

CARI SOLUSI: Komisi I DPRD mengadakan pertemuan dengan KPU di ruang KPU, kemarin.

SITUBONDO - Pasangan calon (Paslon) Cabup-Cawabup Dadang Wigiarto - Yoyok Mulyadi (Da-Di), Selasa (8/9) kemarin berziarah ke makam Raden Bagus (RB) Kasim

Wirodipuro (Ki Pate Alos) di Desa/ Kecamatan Besuki, Situbondo. Pasangan nomor urut tiga ini juga nyekar ke makam bupati pertama Situbondo di Desa Bloro, Kecamatan Besuki. Selanjutnya, Da–Di melakukan silaturrahmi ke sejumlah tokoh masyarakat dan tokoh agama n  Baca Da-Di...Hal 30

80 Ribu Lebih DPS Tidak Penuhi Syarat SITUBONDO – Sebagian besar warga Situbondo terancam tidak memiliki hak suara pada pemilihan bupati-wakil bupati 9 Desember nanti. Dari 508.971 data pemilih sementara (DPS),

ada sekitar 80 ribu orang yang tidak memenuhi syarat (TMS) sebagai pemilih. Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Situbondo, Joedo Fadjar Riawan mengatakan, ada beberapa sebab DPS berstatus TMS. Misalnya karena yang bersangkutan tidak memiliki nomor induk kependudukan

(NIK) dan nomor kepala keluarga (NKK). ”Ada juga karena memiliki NIK ganda atau karena sudah meninggal,” ujarnya, kemarin. Joedo menerangkan, TMS ini masih bisa menyalurkan hak suaranya asalkan mengurus dokumen kependudukannya n  Baca Terancam...Hal 30

Pemkab dan Lion Club Surabaya 81 Nusantara Beri Bantuan Kacamata Siswa

Periksa 500 Anak, 173 Anak Butuh Kaca Mata Banyak anak-anak di Situbondo yang membutuhkan bantuan kaca mata. Itu terungkap saat Lion Club Surabaya 81 Nusantara yang bekerjamsa dengan Pemkab Situbondo, melakukan baksos pemeriksaan mata, belum lama ini. HABIBUL ADNAN, Bungatan Suara riuh rendah anak-anak SD/SMP terdengar ramai pagi itu. Lebih-lebih anakanak yang masih duduk di bangku SD. Ada yang terlihat bermain dan bercanda. Waktu itu mereka dikumpulkan dalam satu tempat untuk dilakukan pemeriksaan mata. Kegiatan ini sudah dilaksanakan 3 September lalu. Acara ini merupakan bakti sosial (Baksos) oleh Pemda Kabupaten Situbondo yang bekerja sama dengan Lion Club Surabaya 81 Nusantara. Mereka selama ini adalah kelompok yang memang konsen dalam memberikan bantuan-bantuan sosial. ”Mereka ini sebenarnya alumni FISIP

ISTIMEWA

BAKSOS: Pemeriksaan mata baksos Pemkab dan Lion Club Surabaya 81 Nusantara dilakukan kepada sekitar 500 siswa SD dan SMP di Kecamatan Bungatan, belum lama ini.

angkatan tahun 1981. Ada kata ‘nusanatara’nya karena tergabung dari beberapa Kabupaten,” ujar Syaifullah, Sekretaris Daerah (Sekda), Kabupaten Situbondo, kemarin (8/9). Menurut Syaifullah, pemeriksaan mata ini

dilakukan kepada kurang lebih 500 anak SD dan SMP yang ada di Kecamatan Bungatan. Dari hasil pemeriksaan, terdata 173 anak yang membutuhkan pemberian bantuan kaca mata n  Baca Periksa...Hal 30

Organized by : Top9 Production www.topnineindonesia.com @top nine indonesia Supported by : Ikatan Pengusaha Jember

Seminar Fenomena Bisnis Akik

Pelatihan Hidroponik Seminar Entrepreneur

Info Acara dan Pemesanan Stand : ( Pandu - 081233997333 ) (Yeni - 081249616236 ) ( Mukhlis - 082244992380 ) http:\\www.radarbanyuwangi.co.id

email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com


R A D A R situbondo

afriCa Van java Tanaman Tebu Raib, Rugi Rp 5 Juta Pelajar SMP Cabuli Bocah SD di Kebun 30

Jawa Pos

SITUBONDO - Sungguh miris berita ini. Bagaimana tidak, anak yang usianya masih belasan tahun sudah nekat melakukan pencabulan. Ironisnya pelaku pencabulan adalah palajar SMP. Sedangkan korbannya bocah yang duduk di bangku SD. Kasus pencabulan yang dilakukan anak di bawah umur ini terjadi di sebuah kebun pisang, Kecamatan Kendit. Pelakunya adalah YG, 14, dan korbannya adalah JN, 9. Dua anak ini samasama tinggal bersama oerang tuanya yang masih bertetanggaan di salah satu desa yang ada di Kecamatan Kendit. Awal mulanya, YG dan JN bertemu di halaman rumahnya seki-

tar pukul 17.00. Pelaku kemudian mengajak JN yang masih belum tahu apa-apa soal seks, ke areal kebun pisang. Lokasinya tak begitu jauh dari rumah keduanya. Di kebun pisang itulah YG membuka celana dalam JN. Pelaku kemudian mengesek-gesekkan alat vitalnya ke kemaluan korban. Upaya tersebut menurut keterangan JN kepada polisi dilakukan dari arah depan dan belakang. Setelah YG merasa puas JN dilepas dan bisa pulang ke rumahnya. JN yang masih polos ternyata

langsung bercerita kepada orang tuanya berinisial WW, 29. Mendengar pengakuan putrinya, WW tidak terima dan melaporkan kasus yang dialami JN ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Situbondo. Dikornfirmasi, Kasubag Humas Polres Situbondo, Ipda Nanang Priambodo membenarkan kasus dugaan pencabulan yang melibatkan anak SMP dan SD tersebut. “Kejadiannya dan laporannya Jumat (4/9) lalu, tetapi masuk ke humas baru tadi,” katanya, siang kemarin (8/9).

Nanang menyebutkan, kasus dugaan pencabulan anak di bawah umur masih ditangani tim penyidik Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), Satreskrim Polres Situbondo. “Sekarang penyidik PPA masih mendalami kasusnya. Untuk visum sudah dimintakan dan hasilnya menunggu,” katanya. Selain itu, pihaknya juga akan memintai keterangan saksisaksi termasuk pelajar yang dilaporkan. “Setelah korban diperiksa, nanti terlapor juga akan dimintai keterangan. Untuk kasus ini pelaku dan korban sama-sama di bawah umur dan keduanya butuh pendampingan,” katanya. (rri/pri)

Ada yang Tidak Terdaftar di DP4 n TERANCAM...

Sambungan dari Hal 29

”Setelah diurus, baru lapor ke petugas kami bahwa sudah mendapatkan NIK, NKK,” tambah Joedo. Jika belum menyelesaikan dokumen kependudukannya, mereka yang masuk kategori TMS tidak akan memiliki hak suara. Karena itulah, Joedo meminta warga yang bersangkutan agar segera mengurusi dokumen kependudukannya itu. ”Minta NIK atau NKK ke dinas. Barulah bisa didaftar sebagai daftar

pemilih tetap (DPT),” katanya. Bagi Joedo, fakta ini harus menjadi perhatian khsus pemerintah. Dalam hal ini Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Situbondo. ”Kami minta dinas lebih proaktif. Mereka seharusnya yang menjemput bola,” katanya. Sebab, masyarakat biasanya tidak mau mengurus dokumen kependudukannya. Terutama masyarakat awam. ”Lebih-lebih mereka yang memiliki kesibukan. Nah, dinas yang harus turun,” tambahnya.

Dia menerangkan, angka masyarakat yang tidak memiliki NIK atau NKK cukup tinggi. Di satu kecamatan saja, ada yang mencapai 3000 lebih. Seperti yang terjadi di Kecamatan Banyuputih. Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PKK) Banyuputih, Abdul Qadir Jaelani, ketika dihubungi wartawan koran ini membenarkan keadaan itu. ”Yang tidak memiliki NIK seribu lebih. Sedangkan yang tidak memiliki NKK sekitar dua ribuan,” ujarnya melalui sambungan telepon. Abdul Qadir menagatakan, pihaknya tetap melakukan

pendataan karena sebagian sudah terdaftar di data penduduk potensial pemilih pemilu (DP4). Namun, ada juga yang tidak terdaftar di DP4. ”Tetap kita data. Kami juga tidak mau menghilangkan hak suara mereka,” katanya. Dia mengaku, di Kecamatan Banyuputih, hampir setiap desa ditemukan warga yang tidak memiliki NIK dan NKK. ”Akan tetapi kenyataannya mereka mendapatkan bantuan raskin dan lain sebagainya. Berarti mereka itu sebenarnya terdata,” pungkasnya. (bib/pri)

ASEMBAGUS - Pencurian tanaman tebu masih saja terjadi di Situbondo. Kali ini korbannya adalah Suhatip, 36, warga Desa Awar-awar, Kecamatan Asem­ bagus. Sedikitnya 100 meter persegi tanaman tebu miliknya dicuri oleh orang yang hingga kini masih misterius. Kasus pencurian tanaman tebu ini sebenarnya terjadi pada 27 Agustus 2015 lalu. Namun, sejak itu pelaku yang diduga melakukan pencurian masih belum

n DA-DI...

Sambungan dari Hal 30

Di wilayah Kecamatan Besuki, Banyuglugur, Jatibanteng dan kecamatan Sumbermalang, Situbondo. Paslon yang diusung PKB dan Partai Nasdem itu juga menyempatkan diri melakukan blusukan ke pasar tradisional di Kecamatan Besuki. Kehadiran Da-Di ke Pasar Besuki benar-benar menyita perhatian penghuni dan pengunjung pasar. Bahkan, sebagian besar diantara mereka berebutan untuk bersalaman dengan Dadang Wigiarto dan H Yoyok Mulyadi. Tidak sedikit pula yang mengajak foto bersama. ”Saya mewakili para pedagang siap untuk mendukung pasangan Da-Di. Sebab, jika Besuki dan Situbondo mau maju, warga Besuki, khususnya para pedagang di pasar harus memilih pasangan Da-Di. Karena selama 5 tahun memimpin Situbondo, Pak Dadang Wigiarto telah terbukti. Oleh karena itu lanjutkan,” kata Sutiyo, salah seorang pedagang di pasar tradisional, Besuki. Yang menarik, para pedagang pasar juga menyampaikan aspirasinya kepada cabup

Ketua Komisi I, Fathurrahmam menjelaskan, beberapa waktu lalu KPU telah meminta kepada bupati agar memberikan rekomendasi terkait dengan status tanah kantor KPU. ”Rekomendasi itu harus mendapatkan persetujuan dari DPRD,” ujar Fathurrahman. Akan tetapi DPRD tidak bisa mengambil keputusan. Sebab dalam kenyataannya, sebagian tanah aset itu masih dikuasai oleh Pemprov Jawa Timur (Jatim). ”Statusnya memang sudah diserahkan kepada pemerintah daerah. Tetapi, satu sisi

Juga Nyaris Terjadi di Jalan PB Sudirman n siswa...

Sambungan dari Hal 29

Untungnya, para tukang becak yang mangkal di sekitar sekolah langsung turun tangan, menghalangi para pemuda. Kasus ini kemudian di dengar oleh pihak sekolah, sehingga beberapa guru keluar mendatangi lokasi. Mengetahui ada guru yang datang, empat anak muda terlihat kabur ke arah selatan. Sementara dua anak muda masih terlihat berkacak pinggang di jalan raya. Begitu guru sampai ke lokasi, dua anak muda ini berusaha melari-

kan diri. Namun, kedua pemuda berhasil diamankan dan dibawa masuk ke sekolah. Di ruang BP, salah satu dari dua pemuda yang diamankan mengaku sebagai kakak salah satu siswa MTs. Dia sengaja datang ke sekolah karena ditelepon adiknya yang sempat bertengkar. “Saya yang menelpon kakak,” kata siswa MTsN saat memberi keterangan kepada guru BP. Pemuda yang mendapat telepon adiknya, langsung datang membawa lima pemuda lain. Untungnya perkelahian tidak sampai terjadi dan mereka ber-

Juga Bantu Anak Penyandang Disabilitas n PERIKSA...

Sambungan dari Hal 31

Syaifullah menambahkan, kebutuhan 173 kaca mata ini dalam waktu dekat sudah bisa dibagikan. Lion Club Surabaya 81 Nusantara sudah memproses pembuatan kaca mata. Setelah itu baru bisa didistribusikan. Syaifullah mengaku, sesuai rencana, kaca mata sudah bisa dibagikan pada 9 Oktober nanti. Semua anak-anak yang perlu bantuan kaca mata akan dibagikan waktu itu. ”Sebab mereka ini memang membutuhkan kaca mata,” katanya. Pemeriksaan mata tersebut juga kerja sama komite Sight Sirst Indonesia. Komite y ang

secara khusus peduli tentang mata. Komite ini yang banyak memberikan pendidikan kesehatan lingkungan. Lion Club Surabaya 81 Nusantara tidak hanya terfokus pada pemeriksaan mata. Akan tetapi mereka juga memberikan bantuan kepada penyandang disabilitas. Seperti yang sudah dilakukan kepada penyandang cacat yang ada di Situbondo. Misalnya pada saat memberikan alat bantu dengar kepada 20 anak pada 17 Agustus lalu. Selain itu, mereka juga sudah memberikan bantuan kaki palsu kepada 17 orang disibilitas. Ini juga kerja sama Pemda dengan Lion Club Surabaya 81 Nusantara. (pri/advetorial)

hasil didamaikan. “Saya takut adik saya diancam, maka saya datang ke sekolah. Saya ke sini untuk mendamaikan agar tidak dimusuhi,” kata pemuda tersebut. Kepala MTsN Situbondo, Suherman mengatakan, untuk mengantisipasi agar kejadian serupa tidak terulang, pihaknya akan memberikan pembinaan kepada masing-masing siswa. “Mereka (siswa dan pemuda) juga akan diminta surat pernyataan,” katanya. Selain memberikan pembinaan kepada siswa, pihak sekolah juga akan memanggil wali murid ma-

sing-masing siswa. “Wali murid akan dipanggil, sehingga masalah di sekolah tidak sampai ke luar, sekarang semuanya sudah damai,” pungkasnya. Sementara itu, tawuran antar siswa juga nyaris terjadi di Jalan PB Sudirman, Situbondo. Di Jalan Raya Pantura yang padat kendaraan ini, sekolompok siswa SMP datang menunggu siswa SMP di pinggir jalan. Beruntung, kelompok siswa yang sudah menunggu di depan sekolah berhasil dibubarkan oleh warga yang melintas di jalan raya. (rri/pri)

ISTIMEWA

BERDOA: H Dadang Wigiarto dan H Yoyok Mulyadi melakukan ziarah kubur ke Makam Ki Pate Alos dan Bupati Besuki Pertama.

cawabup mantan Bupati dan Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan tersebut. Mereka meminta agar rencana pembangunan pasar sehat di Kecamatan Besuki segera direalisasikan. ”Alhamdulillah, para pedagang menyambut baik kedatangan pasangan Da-Di ke pasar tradisional,” ujar H Dadang Wigiarto, usai acara. Menurutnya, pihaknya sen-

gaja melakukan blusukan ke pasar. Tujuannya untuk mengetahui secara langsung kondisi pasar tradisional di Kota Kecamatan Besuki. ”Konsep saya untuk membangun pasar modern dan sehat, pada saat menjabat Bupati Situbondo itu sudah klop. Bahkan, konsep untuk membangun pasar sehat dan modern itu mendapat dukungan dari pedagang,” pungkasnya. (pri)

KPU Apresiasi Langkah Komisi I Sambungan dari Hal 29

NUR HARIRI/JPRS

tanaman tebu milik Suhatip yang hilang ditanam di lahannya sendiri. Begitu dirinya mengetahui ada warga yang memiliki banyak potongan tanaman tebu, Suhatip langsung melapor kepada polisi. Tanaman tebu milik Suhatip diduga dicuri BI untuk pakan ternak. Kasubag Humas Polres Situbondo, Ipda Nanang Priambodo membenarkan laporan kasus pencurian tebu yang terjadi akhir Agustus tersebut. (rri/pri)

Konsep Pembangunan Didukung Warga

n DPRD...

NYARIS BENTROK: Sejumlah Siswa SMP di jalan PB Sudirman Situbondo langsung pulang sekolah kemarin (8/9).

ketahuan. Kasus ini, baru dilaporkan ke Mapolres Situbondo kemarin (8/9), setelah korban menduga tetangganya sebagai pelaku pencurian. Dalam laporannya kepada polisi, Suhatip menyebut bahwa pelaku pencurian adalah seorang perempuan berinisial BI, 40, yang sudah lama dikenalnya. Dia melaporkan kasus pencurian tebu karena mengalami kerugian sebesar Rp 5 juta. Data yang berhasil dihimpun,

Rabu 9 September 2015

masih ada plang bahwa tanah ini dikuasai Dinas Pengairan Provinsi Jatim,” tambahnya, seraya menunjukkan lokasi pemasangan plang. Artinya, masih terjadi tumpang tindih dan salah pengertian dari beberapa pihak. Itulah yang menjadi ganjalan utama DPRD untuk memberikan persetujuan. ”Statusnya masih belum jelas. Ini kita akan minta kejelasan,” terangnya kembali Dalam waktu dekat ini, Komisi I akan mencoba melakukan klarifikasi ke pemerintah Provinsi Jatim. Terutama dengan Dinas Pengairan. ”Itu yang menjadi persoalan. Karena itu harus koordinasi ke sana (provinsi)

untuk meminta kejelasan status tanah,” tambahnya. Ada beberapa hal yang harus diperjelas. Jika aset sekitar kantor KPU sudah menjadi hak milik Pemda, mana saja batasbatas yang sudah diserahkan. Termasuk luasnya berapa. ”Kalau sudah ada kejelasan, baru ditindaklanjuti DPRD,” katanya. Ketua KPU, Joedo Fadjar Riawan mengapresiasi langkah komisi yang membidangi pemerintahan itu. Sebab, KPU memang membutuhkan tempat yang status tanahnya ada kejelasan. ”Memang KPU pusat butuh kejelasan tanah daerah untuk pembangunan gedung yang representatif,” pungkasnya. (bib/pri)


Jawa Pos

BERAS IR 64

Rabu 9 September 2015

GULA PASIR

0

10.100

MIGOR CURAH

DAGING SAPI

100

0

10.400

31

EKONOMI BISNIS R A D A R

9.400

DAGING AYAM BROILER

400

0

111.000

30.600

B A N Y U W A N G I

TELUR AYAM RAS

KACANG KEDELAI IMPOR

200

0

18.600

8.900

KACANG KEDELAI LOKAL

CABAI RAWIT

CABAI BIASA

BAWANG MERAH

BAWANG PUTIH

1600

0

8.100

47.800

200 400

400

18.400

14.100

18.400

Produksi UKM Kerupuk Turun Drastis Terkena Dampak Nilai Tukar Dolar AS

RENDRA KURNIA/RABA

POTENSI PAJAK: Dalam dua tahun ini restoran dan rumah makan tumbuh pesat bersamaan dengan meningkatnya kunjungan wisata ke Banyuwangi.

Diminta Laporkan Rugi Laba Pengusaha Restoran Tolak Lapor Pendapatan BANYUWANGI - Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) melayangkan surat teguran keras kepada pengusaha hotel dan pemilik usaha restoran dan rumah makan. Dalam surat teguran itu, Dispenda meminta pengusaha hotel dan restoran menyetorkan data rugi-laba, pendapatan, neraca perdagangan, data penggunaan air bawah tanah, penggunaan listrik, dan data reklame tahun 2014-2015. Kepala Dispenda Soedirman

mengatakan, surat teguran itu merupakan tindak lanjut dari rekomendasi pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK-RI). Dispenda minta pengusaha hotel dan restoran melaporkan kegiatan usaha setiap bulan. “Aturannya sudah lama ada, saya yakin saat mengurus izin di Badan Perizinan. Mereka sudah tahu kewajiban yang harus dipenuhi sebagai pengusaha,” tegasnya. Selama ini, kata Sudirman, hampir 90 persen wajib pajak (wp) hotel dan restoran tidak melaporkan data yang diminta secara lengkap. Itu terjadi karena regulasi mengenai kewajiban laporan itu tidak tersampaikan dengan baik pada

pelaku usaha. Meski demikian, lanjut Sudirman, tidak bisa dijadikan alasan pelaku usaha untuk menyerahkan data bulanan. Sebab format dokumen yang diminta Dispenda tidak harus berupa format akuntansi yang resmi namun hanya laba dan rugi. Pelaku usaha yang telah memiliki sistem pembukuan keuangan modern pun tak luput dari kecurangan membayar pajak. Kejujuran WP sektor pariwisata, utamanya hotel dan restoran memang rendah. Terbukti dari jumlah pajak yang dibayarkan tidak sebanding dengan kunjungan. “Kami memiliki petugas lapangan yang memantau pengunjung di restoran atau hotel. Ternyata

BANYUWANGI - Kenaikan sejumlah komoditas bahan makanan di pasaran mempengaruhi sektor usaha kecil menengah. Harga bawang putih yang semula hanya Rp 14 ribu kini menjadi Rp 20 ribu per kilogram memukul pelaku usaha kerupuk. Harga bawang putih naik akibat dampak menguatnya nilai tukar dolar AS terhadap rupiah. Selama ini bawang putih yang beredar di pasaran sebagian besar hasil impor. Salah seorang pelaku usaha kecil menengah (UKM) kerupuk, Suhaimi mengatakan, bawang putih merupakan salah satu bahan baku kerupuk. Kenaikan harga beberapa komoditas di pasaran membuat produksi kerupuk turun drastis. Tidak hanya bawang putih, tepung terigu, kanji, dan penyedap rasa juga ikut naik “Sejak BBM naik, harga kayu bakar juga naik,” kata warga Kelurahan Lateng itu. Suhaimi mengatakan meski terlihat kecil kenaikan harga-harga

CHIN JULLIEN/RABA

KURANGI PEKERJA: Seorang pekerja sedang mengolah kerupuk di Kelurahan Lateng. Usaha kerupuk terimbas mahalnya bawang putih dan tepung.

tersebut namun mempengaruhi siklus usahanya. Sebab ada tambahan biaya operasional yang cukup tinggi sehingga harus melakukan efisiensi dengan mengurangi pekerjanya. Sekitar lima bulan yang lalu, usahanya dibantu lima orang pekerja. Namun saat ini terpaksa hanya dikerjakan sendiri bersama istri. Keputusan memberhentikan para pekerja, kata Suhaimi, sangat berat. Namun, karena kondisi keuangan tidak memungkinkan, terpaksa

harus dilakukan, “Berkurangnya tenaga kerja berbuntut pada turunnya produksi. Sejak harga-harga naik produksi kerupuk biasanya mencapai satu kuintal per bulan namun sekarang turun drastis,” ungkapnya. Suhaimi berniat menaikkan harga produk untuk mengimbangi ongkos produksi. Rata-rata ia menaikkan harga sebesar dua persen. Ternyata itu tidak memberi banyak perubahan untuk menutupi biaya produksi. (cin/c1/afi)

jumlah pajak yang dibayarkan WP tidak realistis,” katanya. Metode self assessment yakni pemungutan pajak yang seluruh prosedur dan tahap dilakukan sepenuhnya WP ternyata tidak berjalan efektif. Untuk itu, ke depan Dispenda akan mengubah metode pemungutan pajak bagi sektor hotel atau restoran. Rencananya Dispenda a akan mencanangkan agar usaha berizin untuk menggunakan pembayaran melalui bill atau typing box. “Tetapi sekali lagi, sarana yang canggih pun tidak menjamin realitas data yang disimpan. Semua kembali pada kejujuran diri kita masing-masing ■ Baca Diminta...Hal 35

Sailing Internasional

Sukses Berangkatkan 13 Mahasiswa Bekerja di Kapal Pesiar Amerika BANYUWANGI – Setelah mengenyam pelatihan Memang, beberapa waktu lalu mereka kurang Mismawan (24) Pakel Licin, Temala Firmus Filius (25) Jl kelas eksekutif di Sailing International Cruise Line mendapat informasi serta minimnya lembaga pelatihan H Salim Cipayung Depok Jawa Barat, Muarip Samsul and Hospitality Training Center Banyuwangi selama yang bisa membawa mereka mendapat pekerjaan (22) Bayu Songgon, Ardiansyah Faris Oky (24) Kemiri dua bulan, akhirnya 13 mahasiswa berhasil lolos tes bergaji besar. Disinilah kita hadir sebagai bentuk nyata Singojuruh, Fanani Arman (35) Temuguruh Sempu, bekerja di kapal pesiar Royal Caribbean International bakti kita terhadap Banyuwangi tercinta ini,“ jelasnya. Linda Oktavia Ambar Sari (26) Kampungbaru Sempu, Cruise Line rute benua Eropa dan Amerika. Berikut nama-nama mahasiswa yang lolos tes bekerja Ariesta Puspa Pertiwi (25) Perum Bumi Tegal Jember, Tes yang dilaksanakan pada Jum’at (4/9) Sailing di Kapal Pesiar, Sani Asrul (22) Jl Hos Cokroaminoto 32 Agus Hariyanto (38) Karangrejo Banyuwangi. Internasional menyertakan 13 orang mahasiswa Glagah, Amrulloh Firja (20) Jl Litjen 06 Licin, Carlindy Bekerja di kapal pesiar tentu memiliki keistimewaan. dan berhasil lolos 100 persen. Yang membang- Galih Grais (24) Bagorejo Srono, Fafrika Anggraini (26) Bergaji Dollar dengan fasilitas kerja berstandar gakan, dari 13 orang yang lolos, 11 diantaranya Curah Pecak Purwoharjo, Indra Lesmana Achmad international serta jenjang karir yang tidak adalah mahasiswa asli Banyuwangi. (25) Jl R Moch Kahfi 2 Cipedak Jakarta, terbatas. Bahkan, modal investasi yang dikeluarkan untuk biaya kuliah sampai “Setelah dinyatakan lolos, mereka hanya tinggal melengkapi dokumen-dokumen berangkat bekerja akan kembali dalam yang dibutuhkan. Seperti hitungan 2 bulan saja. passport, dan lainnya, “ ujar Lembaga PeRudy Cahyono, Direktur latihan Kapal Pesiar Sailing International Sailing Internasional Banyuwangi. akan kembali Menurut Rudy, gemembuka kelas nerasi muda Banyueksekutif pada wangi banyak yang hari senin (14/9) menguasai bahasa mendatang dan terbuka Inggris, berbakat, untuk semua dan bersemangat untuk go internakalangan. Untuk sional. Sehingga info lebih lengkap, tidak sedikitpun datang langsung ke ada keraguan jalan raya Jember, Km akan kemampuan 2, Kalirejo, Kabat, lembaganya unBanyuwangi. Telp (0333) tuk membina 414494, 087802175999, GO INTERNASIONAL: Rudy Cahyono, Direktur Sailing Internasional (pegang Tongsis) generasi muda 082244208777, PIN bersama 13 mahasiswa yang berhasil diterima kerja di Kapal Pesiar Royal Caribbean Banyuwangi. “ 7D5B4FE9. (*) International Cruise Line. ISTIMEWA

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

Jl. Batur

Rumah Gardenia

Hlg STNK P 6918 W an Lukito Hadi, Jl. Ikan Cakalang No. 4 RT. 3/3, Kepatihan

Suzuki Ertiga

All New Xenia

Mitsubishi Pajero

Djl Sgr Tanah SHM L 775 m2 ada rmh ±300 m Blkng Suzuki Motor Jl. Batur 22, Singotrunan H: 085203287226/085230625412

Djl Rmh Gardenia Lt. 96, Lb. 54, 2 kmr, 1 gdg, 1 toilet+pemanas, AC, Carport 450 Jt (Nego) Hp. 082233615369

Hlg STNK P 4177 ZA an Erniwati, Dsn. Krajan RT. 2/7, Ds/Kel. Ketapang, Kalipuro

Karangagung

Perum Griya Mahkota

Hlg STNK P 5362 YN an Sehani, Dsn. Kedasri RT. 2/1, Karangrejo, Rogojampi

Djl Tanah Kavling , SHM, Siap Bangun Lt. 680 m2, Tepi Sungai Sukowidi di Karangagung Dkt Hardys H:081336611511 TP

Jual 2 Unit Rmh Tipe 36 Perum Griya Mahkota Kr. Rejo Bwi LT 103 dan 91 m2, Hrg 230 Jt 2 unit, TP, Hub: 087806620001

Jl. Mahoni

Rumah Klatak

DIJUAL Suzuki Ertiga/karimun tahun 013/05 pth htm PMK hrg 141/75 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

DIJUAL All New Xenia tahun 013/014 slv/htm PMK hrg 127,5/129,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

DIJUAL Mitsubisi Pajero Exeed tahun 011 htm PMK hrg 275 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

Djl Tnh Tepi Jalan L 2570 m, SHM Jl. Mahoni, Giri H:085230531870/087712416130

Djl BU sgr rmh+Gdng ±3000 m2, Rmh+Kos2n 6 Kmr CP Ifa 081336349287 Klatak

Chevrolet Spin

All New Avanza

DIJUAL Chevrolet spin/aveo tahun 014/06 htm/pth PMK hrg 141/79 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

DIJUAL All New Avanza tahun 013 slv/htm PMK hrg 130/128,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

Hlg STNK P 2156 YR an K. Suradi, Drs, Dsn. Krajan RT. 2/2, Ds. Pesucen, Kalipuro Hlg STNK P 4508 YG an Sentot Setiawan, Perum Villa Sukowidi E-12 A RT. 1/4, Klatak Hlg STNK P 5722 YH an Damayanti, Perum Permata Giri DA 025 RT. 1/6, Giri Hlg STNK P 3818 VA an Abdul Mukti, Jl. Kalilo No. 30 RT. 1/3, Pengantigan Hlg STNK P 5271 ET an Tarjo Supriyanto Mimbaan-Panji-Situbondo

Nissan Big Promo Nissan Big Promo DP Mulai 21 Jt.an, Tenor 1-7 Th & Dapatkan 2 Th Free Jasa Servis. Info dan pemesanan: ANDI 081359944425 BB 2881226A

SITUBONDO Iklan Radar Banyuwangi akan membantu anda dalam mempromosikan perusahaan, usaha anda. Pasang dan dapatkan harga menarik untuk pemasangan iklan mobil dan motor. Info dan pemesanan bisa menghubungi Toha HP: 08123353502.

BANYUWANGI

Jl. Anggrek

Avanza

Djl. Tanah 2 Kapling L+- 40m2 blkg K. Dinsos Jl. Anggrek stb 150jt Hub.08563639318

Avanza DP 25% Ang 3,8 Jt, Agya DP 27 Jt Ang 2,7 Jt, Dyna DP 35 Jt H: 082301059000

HATI-HATI

Radar Banyuwangi menghimbau untuk waspada dan berhati-hati dalam bertransaksi. Bila Anda menerima telepon, SMS dengan mengatasnamakan petugas dari Radar Banyuwangi maka segera konÀrmasi ke Radar Banyuwangi (0333) 412224. Radar Banyuwangi tidak bertanggungjawab atas semua transaksi yang terjadi selain pemasangan iklan secara resmi di Radar Banyuwangi.


RABU 9 SEPTEMBER TAHUN 2015

HALAMAN 34

ADA APA LAGI

Pedagang Pilih Sewa Gudang Tempat Relokasi Dianggap Tidak Aman

EKO BUDIYONO/JPRG

TAK MALU: Pasangan remaja yang sedang dimabuk asmara ini tidak peduli dengan sekitarnya Minggu (6/9).

Asyik Selfie di Atas Motor PESANGGARAN - Pantai Pulau Merah di Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, saat ini menjadi ikon wisata di Kabupaten Banyuwangi. Hampir setiap hari tempat wisata itu tidak pernah sepi. Pada hari libur pengunjung yang datang bertambah banyak. Di antara pengunjung, banyak kalangan remaja. Mereka ada yang berkunjung ke tempat wisata itu bersama kekasihnya. Meski banyak warga yang berseliweran di sekitarnya, pasangan remaja terlihat tetap mesra. Tanpa ada rasa malu, pasangan itu nongkrong di atas motor sangat mesra. Ironisnya, kejadian itu diabadikan dengan kamera hand phone sambil selfie. (c1/abi)

BAGAIMANA INI... DEDY JUMHARDIYANTO/JPRG

SRONO - Pembongkaran los di Pasar Srono, Kecamatan Srono, masih terus berlangsung kemarin (8/9). Sejumlah pekerja tampak membersihkan los milik para pedagang yang akan dirobohkan untuk dilakukan perbaikan itu. Sejumlah pedagang yang menempati los pasar yang dibongkar masih banyak yang jualan di pasar. Mereka, membuka lapak di emperan los yang tidak dibongkar. Tetapi, di antara pedagang juga ada yang mulai siap-siap pindah ke tempat relokasi yang telah disediakan pengelola pasar. Salah seorang pedagang sembako, Hariyanto, 50, mengatakan sejak sepekan lalu mulai memindahkan barang dagangannya dari los pasar. Barangnya itu dipindah ke salah satu gudang di dekat pasar. “Saya sewa tempat baru Rp 4 juta,” katanya. Hariyanto mengaku memilih tidak menempati lapak yang telah disediakan di tempat relokasi karena terlalu sempit. Faktor keamanan juga menjadi pertimbangan. “Tempatnya sempit dan terbuka, jadi kurang aman untuk barangbarang,” ujarnya. Hal senada juga diungkapkan, Liswati, 48. Pedagang sembako itu menyampaikan sejak ada kabar Pasar Srono akan dibangun dan pedagang harus mengosongkan sebelum 12 September 2015, dirinya langsung bergegas memindahkan semua barang dagangannya. “Saya sewa tempat baru, tidak pakai tempat relokasi,” katanya ■ Baca Pedagang...Hal 35

BERTAHAN: Beberapa pedagang masih bertahan dengan jualan di emperan los pasar yang tidak dibongkar kemarin (8/9).

Banyuwangi Berperan dalam Gerakan 1965

SHULHAN HADI/JPRG

RUSAK: Lubang besar ditutup drum di jalan raya Desa Jajag ini cukup membahayakan warga kemarin (8/9).

Jembatan Jajag Bolong GAMBIRAN - Jembatan di Dusun Petahunan, Desa Jajag, Kecamatan Gambiran, ini sudah lama rusak dan bolong cukup lebar. Agar tidak membahayakan warga, lubang itu ditutup drum. Selama ini banyak warga yang hampir celaka di sekitar jembatan bolong itu. Sebab, lokasi jembatan yang bolong itu berada di badan jalan raya dengan arus lalu lintas cukup ramai. “Saya hampir terperosok ke lubang,” cetus Hendrik Prayogi, 25, warga Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran. Meski lubang di jembatan itu sudah ditutup drum, tapi para pengguna jalan harus tetap berhati-hati. Sebab, jalan raya yang menghubungkan ke Kecamatan Bangorejo dan Tegalsari itu cukup sempit. (sli/c1/abi)

SHULHAN HADI/JPRG

PECAH: Imam menunjukkan dinding rumahnya yang retak setelah ada pengerjaan jalan untuk tambang kemarin (7/9).

Bangunan Rumah Warga Retak PESANGGARAN - Warga yang tinggal di sekitar proyek pembuatan jalan milik PT. BSI di Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, mengeluh bangunan rumahnya banyak yang retak. Bangunan rumah yang retak itu diduga akibat getaran

mesin saat pembuatan jalan tembus tersebut. “Rumah yang retak cukup banyak. Jumlahnya puluhan,” cetus Imam Hariono, salah satu warga setempat. Imam mengaku rumahnya juga retak ■ Baca Bangunan...Hal 35

GENTENG - Banyuwangi memiliki peran yang penting dalam gerakan 30 September 1965 oleh PKI atau yang dikenal G.30.S/PKI. Tidak sedikit warga, terutama kalangan muslim, menjadi korban keganasan dari partai komunis itu. Penegasan itu disampaikan Dr. Yo Nonaka, 41, peneliti dari Keio University, Jepang, saat bertemu Jawa Pos Radar Genteng kemarin (8/9). “Saya dua kali ke Banyuwangi, yang pertama pada Maret 2015 lalu,” katanya. Yo Nonaka mengaku tertarik datang ke Banyuwangi karena kota ini sering disebut dalam setiap penelitian tentang G.30.S/PKI. Selain itu, narasumber primer juga masih cukup banyak. “Dalam literatur yang saya buat rujukan, banyak menyebut Banyuwangi,” ujarnya. Untuk penelitian yang dilakukan bersama LIPI, Yo Nonaka ingin meneliti peristiwa 1965 dengan sudut pandang kaum muslim yang lebih berimbang. Selama ini, dalam penulisan sejarah seputar gerakan 1965, sumber dari kalangan muslim dianggap sangat kecil. “Suara NU dan Muhammadiyah sedikit,”

SHULHAN HADI/JPRG

PENELITI: Yo Nonaka.

terangnya. Untuk menghimpun data dalam penelitian itu, pakar sosiologi itu telah banyak melakukan komunikasi dengan kalangan NU dan Muhammadiyah di Banyuwangi. “Saya baru mewawancarai kalangan NU,” ungkapnya. (sli/c1/abi)

Jumhar, Kakek Telantar Asal Desa Bedewang, Songgon

Tinggal Sendiri di Gubuk Reot, Makan dari Bantuan Warga Jumhar, 60, yang tinggal di sebuah gubuk reot tengah persawahan Dusun Tegalwudi, Desa Bedewang, Kecamatan Songgon, ini sangat memprihatinkan. Selama ini kakek yang sehari-hari mulai terganggu itu hanya tinggal sendirian. DEDY JUMHARDIYANTO, Songgon RUMAH di pinggir jalan raya itu sebenarnya hanya sebuah gubuk yang biasa dijadikan lokasi istirahat para petani. Lokasinya di Dusun Tegalwudi, Desa Bedewang, Kecamatan Songgon, dan di tengah sawah, itu jauh dari perumahan penduduk. Tetangga yang terdekat jaraknya sekitar 300 meter. Di rumah dengan ukuran empat meter kali lima

meter yang jauh dari kelayakan itulah Jumhar tinggal. Kakek berumur paro baya itu sudah tinggal di tempat itu sejak lima tahun lalu. Akses menuju gubuk kakek itu cukup sulit dengan bebatuan terjal dan naik-turun di tengah persawahan. Di dalam gubuk itu hanya cukup untuk satu meja, dua kursi, dan satu tempat tidur. Di belakang tempat tidur, ada sebuah dapur kecil dan di sampingnya tempat untuk kayu bakar. Istrinya setahun lalu meninggal. “Masih ada istrinya ada yang memasak. Sekarang sudah tidak ada lagi,” ujar Mariyono, 59, warga Dusun Balak Kidul, Desa Balak, Kecamatan Songgon, yang rumahnya berjarak sekitar 300 meter dari rumah Jumhar. Di rumah yang sangat sederhana itu, setiap hari Jumhar hanya berdiam diri. Tangan dan kakinya terganggu karena serangan stroke. Satusatunya teman yang selalu menghibur adalah sebuah radio yang sudah usang. “Ada saudaranya yang akan mengajak, tapi tidak mau,” terangnya.

DEDY JUMHARDIYANTO/JPRG

MEMPRIHATINKAN: Jumhar, 60, yang mengidap stroke di depan gubuk reotnya kemarin (8/9).

Jumhar sebenarnya bukan asli warga Desa Bedewang. Kakek itu berasal dari Dusun Petang, Desa Bunder, Kecamatan Kabat. Sejak lebih dari lima tahun lalu dia pindah ke gubuk tengah persawahan milik almarhumah istrinya, Mbah Arbu. Tetapi, sawah dan gubuk itu sudah dijual kepada salah satu warga yang tinggal di Rogojampi. Beruntung warga di sekitar itu cukup baik. Hampir setiap hari selalu ada yang datang untuk mengirim makanan. Jika tidak ada warga yang mengirim makanan, Jumhar dengan berjalan kaki yang sempoyongan datang ke rumah warga. “Kalau sampai datang ke rumah kasihan sekali, karena jalannya susah,” cetusnya. Hampir tiap bulan Jumhar mendapat bantuan beras miskin (raskin). Sayangnya, masih ada saja orang tega dengan mencuri jatah beras dan uang milik Jumhar. Padahal, uang dan beras itu diletakkan tak jauh dari tempat tidurnya. “Ada yang mencuri,” terangnya. (c1/abi)


RADAR BANYUWANGI

Jawa Pos

Rabu 9 September 2015

BLAMBANGAN RAYA

Pencari Kijing semakin Ramai TEGALSARI - Sungai Pekalen Sampean yang mengalir di Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, dan Dusun Tanjungrejo, Desa Kebondalem, Kecamatan Bangorejo, makin banyak didatangi warga. Mereka ramai-ramai berburu kijing di dasar sungai itu. Warga Desa Karangdoro yang berburu kijing lebih serius dibanding warga Dusun Tanjungrejo, Desa Kebondalem. Mereka sampai berendam hingga cukup lama. “Berendam mulai habis duhur hingga habis asar,” cetus Maratus Solehah, 45, warga Desa Karangdoro. Kijing yang dikumpulkan warga itu sebagian besar tidak dijual tapi MELIMPAH: Warga membersihkan kijing yang berhasil dikumpulkan dari saluran irigasi Karangdoro kemarin (8/9).

dikonsumsi sendiri. Padahal, bila dijual harganya lumayan. “Kalau dijual harganya Rp 35 ribu per kilogram,” ungkapnya. Meski tidak dijual, tapi tidak jarang warga yang melintas di jalan raya dekat sungai itu berhenti dan ingin membeli. “Sekali cari biasanya dapat dua kilogram,” katanya. Menurut Solehah, di Sungai Pekalen Sampean di kampungnya itu memang dikenal banyak kijing. Biasanya, kijing semakin banyak pada September hingga Oktober. “Kalau air sungai surut, warga yang mencari sangat banyak,” ujarnya. Warga Desa Karangdoro lainnya, Nipah, 40, mengungkapkan dia mencari kijing itu untuk dibuat lauk makan. Tapi kalau dapat banyak, sebagian dijual ke pasar. “Ini dapat lima kilogram, akan saya masak sendiri,” cetusnya. (sli/c1/abi)

Nasib Pemulangan Sugiayem Tidak Jelas TKI yang Sakit Serius di Taiwan TEGALSARI - Kabar pemulangan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang sakit keras dan kini menjalani perawatan di General Hospital, Tauyuan, Taiwan, Sugiayem, 40, sampai saat ini belum jelas. Keluarga di Dusun Blokagung, RT 2, RW 2, Dusun Blokagung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, terus berharap Sugiayem lekas pulang. “Belum ada kabar mengenai pemulangannya,” cetus Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (Disosnakertran) Kabupaten Banyuwangi, Syaiful Alam Sudrajat. Alam menyampaikan, sampai saat ini masih menunggu kabar kepastian Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI. Pihaknya juga tidak tahu lamanya proses pemulangan itu. “Kami juga sedang menunggu kabar pemulangan Sugiayem,” katanya. Sementara itu, salah satu staf di Pos Pelayanan, Penempatan, dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (P4TKI) Kabupaten Banyuwangi, Ali Mutohar, menyampaikan salah satu staf P4TKI mengatakan, terkait pemulangan TKI yang kini

SHULHAN HADI/JPRG

SEPERTI KOSONG: Rumah milik Sugiayem (kanan) di Dusun Blokagung, Desa Karangdoro, tampak sepi kemarin (8/9).

sedang dirawat di rumah sakit Taiwan itu, pihaknya hanya bisa menunggu. “Kami belum mendapat informasi terbaru,” ujarnya. Belum ada kabar baru terkait pemulangan Sugiayem itu juga disampaikan Kepada Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, Supriyadi. “Sampai hari ini, tidak ada kabar sama sekali (pemulangan Sugiayem),” cetusnya. Supriyadi mengaku hanya bisa

berharap Sugiayem yang sudah menjadi TKI di Taiwan selama tujuh tahun itu segera dipulangkan. Apalagi, semua anggota keluarga sudah menunggu. “Keluarga sering tanya, kami juga tidak tahu,” katanya. Seperti diberitakan Jawa Pos Radar Genteng sebelumnya, Sugiayem yang bekerja di Taiwan hampir tujuh tahun sakit cukup serius sejak beberapa bulan lalu. Akibat sakitnya itu, perempuan itu harus menjalani

perawatan di General Hospital, Tauyuan, Taiwan. Anggota FKB DPR RI, Nihayatul Wafiroh, dua bulan lalu menjenguk Sugiayem di rumah sakit tempat dia dirawat. Saat itu kondisinya lemas dan tidak bisa diajak komunikasi. “Ibu Sugiayem sadar, tapi tidak bisa diajak komunikasi,” cetus anggota dewan yang asli Dusun Blokagung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, itu. (sli/c1/abi)

Diminta Protes ke Kantor PT BSI ■ BANGUNAN...

Sambungan adari Hal 34

Dirinya mengaku sudah memprotes para pelaksana proyek. Tetapi, oleh para pekerja itu diminta protes ke kantor PT. BSI. “Saya disuruh komplain ke kantornya,” katanya. Bukan hanya bangunan rumah yang retak, kendaraan yang berlalu lalang mengangkut material itu menyebabkan kampungnya kotor.

“Debu banyak yang masuk ke kantor. Jadinya semua jendela dan lubang di rumah kita tutup,” ujarnya. Sementara itu, warga sekitar proyek menyesalkan sikap aparat yang mempersulit warga yang ingin ke ladang. Akibatnya, warga kesulitan mengolah lahannya. “Kami tidak dikasih kayu tidak apa-apa, yang penting bisa ke ladang,” ucapnya. Larangan warga masuk ke ladang

DEDY JUMHARDIYANTO/JPRG

MASIH KOKOH: Los di Pasar Srono yang dibongkar karena ada perbaikan masih tampak baru dan bagus kemarin (8/9).

Biaya Pembuatan Tempat Relokasi Pinjam Bank ■ PEDAGANG...

Sambungan adari Hal 34

Para pedagang sembako memilih menyewa tempat baru dan sebagian membawa pulang karena di tempat relokasi sangat tidak memadai untuk barang dagangan sembako. “Kalau untuk pedagang mungkin masih bisa. Kalau sembako barangnya banyak dan berat,” ungkapnya. Apalagi, lanjut dia, tempat relokasi yang disediakan itu terbuat dari bambu dan beratap asbes dengan ketinggian hanya sekitar dua meter. Para pedagang khawatir jika hujan atau ada angin besar bisa mengancam barang dagangan. “Kita bisa rugi,” cetusnya. Sayang, koordinator Pasar Srono, Fauzi, belum berhasil dikonfirmasi. Saat akan dikonfirmasi ternyata dia tidak ada di kantornya. Berdasar keterangan salah satu petugas pasar, selama ini pengelola pasar

sudah berupaya maksimal dalam melakukan pendekatan kepada pedagang, termasuk menyediakan tempat relokasi. “Mendirikan pondok (los) di tempat relokasi itu kita susah payah dan sampai lembur,” katanya seraya menolak menyebut namanya. Menurut pegawai pasar itu, membuat tempat relokasi bagi para pedagang itu tidak ada dananya. Biaya yang digunakan dalam membangun tempat relokasi itu hasil pinjaman dari bank. “Kita pinjam dari bank untuk membangun tempat relokasi itu,” ungkapnya. Mengenai pedagang yang masih belum mau pindah ke tempat relokasi itu dianggap sebagai hak pribadi para pedagang. Yang jelas, pihaknya sudah menyediakan tempat sebagai pengganti selama los pasar dibangun. “Besok pagi (pagi ini) kita akan undi nomor tempat pedagang di tempat relokasi,” tandasnya. (ddy/c1/abi)

Pengusaha Nilai Permintaan Mendadak ■ DIMINTA...

Sambungan dari Hal 31

Toh dengan tertib membayar pajak itu berarti kita turut membangun daerah,” katanya Sementara itu pelaku usaha restoran menolak untuk memenuhi Dispenda itu. Para pengusaha menilai, surat teguran tersebut datang mendadak dan meminta hotel dan restoran sejenisnya untuk melaporkan data rugi-laba, pendapatan, neraca perdagangan, data penggunaan air bawah tanah, penggunaan listrik dan data reklame tahun 2014-2015 berupa softcopy atau hardcopy. Rina Novi, salah satu pengelola rumah makan di Banyuwangi mengatakan, pengusaha keberatan memenuhi permintaan karena selain karena mendadak, usaha rumah makan yang dimilikinya belum menggunakan pembukuan keuangan seperti yang diminta Dispenda. “Surat teguran pertama datang tanpa ada imbauan atau binaan sebelumnya. Bagi kami yang usahanya skala kecil dan menengah seperti ini ya cukup kelabakan karena belum menggunakan sistem pembukuan keuangan,” kata Novi. SHULHAN HADI/JPRG

itu, terang dia, diduga karena takut akan membawa material urukan. Apalagi, sudah tersebar kabar material di sekitar lokasi pembuatan jalan itu sudah mengandung material berharga. “Mungkin takut kita mengambil material itu,” ungkapnya. Camat Pesanggaran, Didik Joko Suhono, saat dikonfirmasi mengatakan berdasar informasi yang di-

terima, warga banyak yang datang ke kantor PT. BSI karena rumahnya retak. “Mereka sudah diarahkan ke manajemen tambang,” cetusnya. Terkait ketidaknyamanan warga, Didik menyampaikan warga dan pihak tambang seharusnya saling mengerti batas-batas yang diperbolehkan. “Itu kan ada lokasi yang sudah dibatasi,” katanya. (sli/c1/abi)

35

Novi mengaku mewakili pengusaha restoran dan rumah makan skala kecil dan menengah lainnya. Menurut dia, sejatinya pemerintah memberikan imbauan atau binaan terlebih dahulu sebelum melayangkan surat teguran. “Kalau membayar pajak 10 persen per bulan, kita tahu. Jika ada regulasi yang mengikat mengenai kewajiban melaporkan data penggunaan air bawah tanah, listrik dan sebagainya mohon Dispenda memberikan binaan dulu terhadap usaha kecil atau menengah yang masih awam mengenai pembukuan keuangan,” katanya. (cin/c1/afi)


36

.

.

Inspirasi

Jawa Pos

Rabu 9 September 2015

Kiat Kades Purnomo Atasi Kemiskinan Warga Sumber Kencono

Nelayan Beralih Tanam Rumput Laut SEBAGAI putra Sumber Kencono, Kecamatan Wongsorejo, Purwono, sangat mengetahui seluk-beluk potensi di desanya. Karakter masyarakat dan potensi yang ada di desa tempat dia lahir juga dia ketahui. Sebenarnya bukan cita-citanya menjadi seorang kepala desa. ”Cita-cita saya sebenarnya menjadi seorang guru dan itu sudah tercapai saat saya menjadi guru olahraga,” kata Purwono, Kades Sumber Kencono, Kecamatan Wongsorejo. Tahun 2013 adalah tahun awal Purwono menjadi Kades Sumber Kencono. Selain karena memang dipilih warga, dia juga terdorong kondisi desa yang dulu bisa dibilang sangat terbelakang. Terbelakang dari segi ekonomi, SDM, pembangunan, pendidikan, dan lain sebagainya. Mengetahui desanya tidak banyak perubahan, hatinya pun tergerak membangun desa yang masyarakatnya nelayan tersebut. Potensi yang ada di Sumber Kencono coba dia inovasi. Jika sebelumnya warga sekitar pesisir yang hanya berpikiran untuk mencari ikan saja di laut, mulai diubah cara pikirnya untuk mulai menanam rumput laut di lautan. Tentunya, tidak mudah untuk mengubah cara pikir masyarakat untuk pindah haluan menanam rumput laut. Butuh pendekatan yang mendalam bagi Purwono untuk menjelaskan maksud dan tujuan inovasinya tersebut. Akan tetapi, penjelasannya tersebut mulai dimengerti oleh warganya dan kemudian sampai sekarang hampir seluruh warga Pantai Andelan, Desa Sumber Kencono menjadi seorang petani rumput laut selain menjadi seorang nelayan. ”Sebelum ada rumput laut, para nelayan ini hanya mengandalkan ikan di laut. Kalau tidak ada ikan ya tidak ada penghasilan. Sejak mereka menanam rumput laut, ini bisa menjadi alternatif pekerjaan saat ikan lagi sepi,” jelas Purwono. Banyak juga masyarakat nelayan yang menanam rumput laut sebagai pekerjaan utama selain nelayan. Sebab, hampir setiap hari rumput laut yang ditanam di lautan seluas 20 hektare lebih ini bisa dipanen. Sekali panen juga lumayan banyak, untuk satu kelompok nelayan bisa memanen dalam satu hari 1 -3 ton rumput laut,” kata Purwono. Untuk jenis rumput laut yang ditanam oleh masyarakat nelayan ada dua jenis yakni euchima co-

BERUBAH PROFESI: Berkat usaha keras Kader Purnomo, kini warga dan nelayan Desa Sumber Kencono, Kecamatan Wongsorejo, beralih menjadi pembudidaya rumput laut.

toni (berwarna hijau kecokelatan) dan gladium vitata (berwarna merah). Meski hanya dua jenis rumput yang ditanam oleh warganya, akan tetapi hasilnya bisa mengubah kondisi perekonomian warga setempat. ”Saya dulu tidak punya motor, tapi sejak menanam rumput laut jadi bisa beli sepeda motor,” ujar Kusnadi, salah satu kelompok nelayan setempat. Nah, untuk kualitas rumput laut nelayan Pantai Andelan, Desa Sumber Kencono, bisa dibilang lebih bagus dari rumput laut yang ada di Pulau Madura. Kadar garam yang cukup di air laut dan gelombang yang tidak terlalu besar di Pantai Andelan ini membuat rumput laut yang tumbuh sangat berkualitas. Bahkan kabarnya, kualitas rumput laut yang ada di Pantai Andelan ini lebih bagus dibandingkan dengan

garam dari Pulau Madura. ”Kualitas rumput laut kita ini di atas Madura. Tapi kita masih belum punya tempat pengolahan rumput laut sendiri sampai saat ini. Harapan saya, ke depan di Sumber Kencono ini ada sebuah tempat yang bisa digunakan mengolah rumput laut para nelayan,” pungkas bapak empat anak itu. (tfs/c1/ als)

Muncul Lapangan Kerja Baru, Entas Pengangguran BUDI daya rumput laut yang mulai banyak dilakukan warga nelayan Pantai Andelan, Sumber Kencono, ini tentu sangat mengubah kondisi Desa Sumber Kencono dari sebelumnya. Jika sebelumnya banyak warga yang menganggur jika ikan sepi, saat ini hal itu sudah berubah. Jika sebelumnya hanya menunggu hasil tangkapan ikan, saat ini sudah tidak lagi. Misalnya, para kaum perempuan di pesisir Desa Sumber Kencono ini. Sekarang mereka bisa membantu pekerjaan suami dengan ikut bekerja dengan suami. Tapi bukan melaut, melainkan kebagian tugas sebagai pengikat rumput laut di sebuah tali untuk kemudian ditanam di laut. ”Semua ibu-ibu di sini kerja semua setiap hari. Saya juga dibayar, per tali dengan panjang 10 meter saya dibayar Rp 2.500,” kata Ernawati, 37 warga lain. Purwono juga sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh warga. Sebab, inovasi yang dia tularkan kepada warganya memang dijalankan dengan baik dan warga sendiri yang menuai hasilnya. Kondisi alam y a n g mendukung d i Pantai A n delan ini juga menjadi faktor pendukung terhadap suksesnya budi daya rumput laut di sana. ”Rumput laut dikirim ke Surabaya, ada juga yang ke Sulawesi. Sampai sana diolah menjadi bahan makanan dan kosmetik. Ada juga yang langsung diekspor ke luar negeri dari Surabaya,” terang Purwono.

Data Diri Nama Purwono Spd Lahir BWI, 28 Desember 1961 Pendidikan 1. SDN 1 Andelan 2. SMP Bajulmati 3. SMEA Diponegoro 4. Univ. Kanjuruhan Istri Siti Muawanah Anak 1. Fitri Afrilina 2. M. Hidayatulloh 3. Nadirotus Soleha 4. Abdul Malik

Menanam rumput laut ini, kata Purnomo, tidak memerlukan metode khusus. Sebab, rumput laut ini bisa tumbuh dengan sendirinya saat dibudidayakan di tengah laut. Yang terpenting adalah kondisi gelombang dan kebersihan air laut harus terjaga. Dia juga berharap kepada warganya untuk ikut menjaga kebersihan pantai. Karena kalau pantai kotor akan membuat air laut tidak sehat dan bisa saja merusak tanaman rumput laut. ”Selain sampah. Musuh utama kami itu ya gelombang. Kalau gelombang besar, rumput laut pasti rusak,” jelasnya. Meski begitu, dia tetap bersyukur bahwa apa yang telah dia ajarkan kepada warganya ini. Walau penghasilan yang diperoleh dengan budi daya rumput laut ini tidak serta merta mengubah perekonomian warganya secara langsung, paling tidak dengan budi daya rumput laut ini warganya tidak ada lagi warga yang menganggur. (tfs/c1/als)

TERJUN LANGSUNG: Kades Purwono menimbang hasil panen rumput laut bersama petani rumput laut dii p pantai Sumber Kencono kemarin. anta an taii Andelan ta Ande An de ela an De Desa esa aS u be um b r Ke Kenc n on nc ono o ke ema mari rin. ri n.

FOTO-FOTO: RENDRA KURNIA/RABA


RADAR BANYUWANGI

Jawa Pos

Rabu 9 September 2015

BERITA UTAMA

37

Orang Tua Bella Langsung Shock n TKI... Sambungan dari Hal 27

“Tiba di Malaysia kontak dengan keluarga, termasuk kepada ibunya,” ujar mantan anggota DPRD Banyuwangi itu. Bella terakhir komunikasi dengan keluarga, jelas dia, pada Rabu (2/9). Saat itu keponakannya itu mengabarkan akan pulang naik kapal. “Kontak terakhir saat akan pulang. Ternyata itu komunikasi yang terakhir,” ungkapnya.

Kabar Bella menjadi korban kapal karam yang mengangkut TKI diketahui berdasar running teks di televisi pada Senin (7/9). Tetapi, saat itu keluarga masih belum mendapat kepastian. “Sampai sekarang (kemarin) ibunya Bella belum kita beri tahu,” cetusnya. Saat ini, jelas dia, ibu korban sedang shock mendengar kabar ada kapal karam yang mengangkut para TKI. Padahal, kakak iparnya itu belum tahu putrinya menjadi korban. “Kami terus

mencari kepastian bahwa Bella menjadi korban,” katanya. Kemudian, kepastian Bella menjadi korban kapal karam itu, lanjut dia, diperoleh pada Senin (7/9). Sekitar pukul 20.00 keluarga mendapat informasi dari Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) bahwa keponakannya itu benar menjadi korban kapal karam itu. Hingga Selasa kemarin (8/9) pihak keluarga masih terus mela-

kukan komunikasi dengan BNP2TKI dan keluarga yang ada di Malaysia. Informasinya, jenazah sedang dalam proses pemulangan dari Malaysia ke Indonesia. Jenazah Bella akan dipulangkan menggunakan pesawat dari Malaysia ke Bandara Soekarno Hatta Jakarta dan dilanjut ke Bandara Juanda, Surabaya. “Jika proses administrasi lancar, kemungkinan Rabu pagi (hari ini) pukul 04.00 sudah sampai di rumah,” ungkapnya.

Pantauan Jawa Pos Radar Genteng yang datang ke rumah keluarga korban di Dusun Tamanagung, Kecamatan Cluring, masih

belum melihat ada persiapan apa pun untuk penyambutan. Para tetangga ternyata banyak yang belum mengetahui kabar

duka tersebut. “Rencana nanti malam (tadi malam) keluarga akan kumpul dan memberi tahu ibunya,” katanya. (ddy/c1/abi)

Thailand Bisa, BWI Juga Pasti Bisa n DARURAT... Sambungan dari Hal 27

Mengingat tingginya jumlah pengidap HIV/AIDS di Bumi Blambangan, Pemkab Banyuwangi berkomitmen memprioritaskan penanganan masalah tersebut. Bupati Anas mengatakan, penanganan HIV/AIDS tidak bisa dilakukan secara sektoral, tapi harus dilakukan secara komprehensif. Penanganan HIV/AIDS dilakukan komprehensif mulai aspek promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Oleh karena itu, upaya penanganan dan pencegahan HIV/AIDS di Banyuwangi diintegrasikan Dinkes, KPA, dan berbagai instansi terkait lain, termasuk

Dinas Pendidikan (Dispendik) dan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPP-KB). “Kami juga akan mendorong agar tidak ada diskriminasi terhadap ODHA (orang dengan HIV/AIDS),” ujarnya. Salah satu wujud komitmen pemkab dalam memberantas dan mencegah penyebaran HIV/ AIDS diwujudkan dengan menambah alokasi anggaran melalui Perubahan Anggaran dan Pendapatan Daerah (P-APBD) 2015. Anggaran penanggulangan HIV/AIDS yang sebelumnya “hanya” Rp 4 miliar ditambah menjadi Rp 15 miliar. Anggaran untuk promosi pencegahan dan penanganan HIV/AIDS tersebut tersebar di sejumlah instansi.

Menurut Anas, alokasi dana tersebut digunakan untuk mensupport Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM), Care and Support Treatment (CST), dan penyediaan alat pendeteksi HIV/AIDS khusus untuk ibu hamil, yakni reagen. “Ini akan menopang klinik voluntary conseling and test (VCT) yang sudah kita miliki,” kata dia. Selain lewat dukungan anggaran, kampanye pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di Banyuwangi juga bakal mendapat dukungan regulasi yang kuat. Pemkab akan menerbitkan peraturan bupati (perbup) yang mengatur seluruh radio dan televisi lokal harus menayangkan iklan layanan masyarakat tentang bahaya HIV/AIDS setiap satu

jam. Hal serupa juga akan diberlakukan di media cetak lokal. Tidak hanya itu, sosialisasi bahaya HIV/AIDS juga bakal menggandeng jajaran Dinas Pendidikan. Setiap penerimaan siswa baru atau pertemuan wali murid harus diadakan sosialisasi bahaya HIV/AIDS tersebut. Bupati Anas menambahkan, berbagai kebijakan tersebut merupakan wujud komitmen Pemkab Banyuwangi mengingat jumlah penderita HIV/ AIDS sudah 2.300 lebih. “Kalau Thailand saja bisa mengurangi tingkat penyebaran HIV/AIDS hingga 90 persen. Maka Banyuwangi juga pasti bisa, asal ada komitmen yang kuat,” tegasnya. (sgt/aif )

Hanifah dan Dewi masih Jalani Perawatan n SUHU... Sambungan dari Hal 27

”Kalau warnanya sangat kuning berarti jamaah mengalami kekurangan cairan. Sebaliknya, kalau urine jamaah dominan bening sudah bisa dikatakan aman dari dehidrasi,” jelas Nizam. Nizam menambahkan, suhu panas di Makkah tersebut membuat suasana Kota Makkah menjadi kering. Tentu, dengan kondisi seperti ini debu-debu be-

terbangan di mana-mana. Dengan banyaknya debu yang beterbangan, dikhawatirkan banyak jamaah yang menghirup udara berdebu dan bisa menyebabkan jatuh sakit. ”Saya imbau JCH agar selalu menggunakan masker saat keluar maktab dan juga semprotan air ke wajah. Jamaah juga saya ingatkan selalu minum air zamzam agar tidak dehidrasi,” terangnya. Sementara itu, JCH Banyuwangi atas nama Hanifah, 66,

warga Blimbingsari, Kecamatan Rogojampi, yang sebelumnya menjalani perawatan di Madinah sejak kemarin sudah dievakuasi ke Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) di Makkah. Jamaah atas nama Dewi Maryam Mahfud, 65, warga Desa Patoman, Kecamatan Rogojampi, yang mengalami serangan jantung hingga kemarin masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Ajyad, Makkah. Lebih lanjut, suasana Masjidil-

haram semakin hari semakin ramai didatangi umat Islam seluruh dunia. Hal itu menyebabkan Masjidilharam penuh sesak. Untuk JCH Banyuwangi kemarin masih melakukan umrah sunah dengan mengambil mikot di beberapa tempat, antara lain Jikronah, Tan’in dan Hubaibiyah. ”Sebagian jamaah haji lain juga masih melakukan rutinitas ibadah di Masjidilharam,” tambah Juhdy, petugas haji lain. (tfs/c1/aif )

Tanam Cabai Besar Seluas 275 Ha n PRODUKSI... Sambungan dari Hal 27

“PG Glenmore akan menjadi pabrik gula masa depan di Indonesia. Kabar baik ini akan segera kami laporkan ke Menteri BUMN Rini Soewarno,” katanya. Tokoh petani nasional itu menjelaskan, PG Glenmore yang pembangunannya dinilai sudah mencapai 40 persen itu direncanakan berkapasitas awal 6 ribu TCD. “Saat ini PG Glenmore sudah menyiapkan 12 ribu hektare yang kami kalkulasi berkapasitas 6 ribu TCD. Jika lahannya sudah ada sekitar 15 ribu sampai 20 ribu hektare, maka kapasitas terpasangnya bisa mampu sampai 8 ribu TCD,” jelasnya. Agar mencapai target kapasitas terpasang 6 ribu TCD, PG Glenmore sedikitnya butuh 7 ribu hektare lahan tebu milik petani yang menjadi mitra. Sebab, saat ini PG Glenmore masih memiliki 5 ribu hektare lahan. “Kebutuhan atas lahan tebu akan terus meningkat. Apalagi, jika hendak memaksimalkan kapasitas terpasangnya. Sebab,

PG Glenmore butuh sinergisitas petani,” terangnya. Rencana capaian rendemen PG Glenmore, kata Arum, sangat realistis karena pabrik gula modern pertama di Bumi Blambangan itu menggunakan perangkat mesin modern berkualitas. “Jika PG Glenmore berhasil menjamin rendemen tebu petani, saya yakin pabrik lain akan mengikuti, bahkan rendemen 10 persen akan sangat mudah dicapai PG lain,” ujarnya optimistis. Masih kata inisiator pendirian PG Glenmore itu, jika semua PG mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi gula lokal, maka ancaman melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar USA bukan lagi ancaman. Bahkan, dia meyakini kondisi perekonomian nasional seperti itu bukan lagi ancaman tapi berkah. “Kemandirian pangan akan terwujud jika kita mampu mengulang kembali kejayaan pergulaan nasional seperti tahun 1929 silam,” katanya. Pria yang menjabat sebagai wakil ketua Dewan Gula Kamar

Dagang Indonesia (Kadin) itu juga meyakini jika kekuatan pangan, seperti komoditas perkebunan dan pertanian menguat, maka Indonesia akan menjadi negara pengekspor pangan dunia. “Sangat realistis, apalagi kita memiliki tanah yang sangat subur. Tinggal bagaimana kita memaksimalkan potensinya,” tandasnya. Konsekuensi positif, seperti kesejahteraan petani, bukan lagi menjadi angan-angan hampa karena akan terealisasi dengan logis. Belum lagi jika kita mampu memanfaatkan produk turunan CPO dan tebu yang bisa “disulap” menjadi energi alternatif. “Indonesia sebagai negara pemilik kebun sawit terbesar, maka pasokan CPO dan tebu dijamin aman,” paparnya. Pernyataan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Petani Padi Palawija Indonesia (AP3I) pimpinan Menteri Rini Soewarno, dia buktikan saat menyempatkan hadir mengunjungi Kelompok Tani Nusantara di Desa Alasrejo, Kecamatan Wongsorejo. Di

sana, Arum Sabil memulainya dengan ikut menanam cabai besar di lahan seluas 275 hektare. “Kami bersinergi dengan ikut melibatkan petani, pengusaha dan akademisi,” katanya. Semangat penanam, kata Arum Sabil, perlu diimbangi dengan jaminan keuntungan. Sebab, jika petani selalu rugi, maka konsekuensinya petani akan enggan menanam komoditas yang sejatinya banyak dibutuhkan masyarakat. “Seperti kedelai, petani enggan menanam karena kedelai lokal harganya tak adil. Jika kondisi nilai tukar rupiah melemah, akhirnya harga kedelai impor tak terkendali,” ungkapnya. Dia mengajak semua komponen fokus introspeksi. Mulai saat ini harus memperkuat sektor usaha riil dan tak lagi mengobral kuota impor. “Karena kunci suksesnya negara adalah jika kemandirian pangan sudah terjamin di negaranya sendiri. Jika sudah demikian, apa pun kondisinya bukan lagi ancaman,” tegasnya. (azi/c1/aif)

Hari Libur Ramai Pengunjung n BERKUNJUNG... Sambungan dari Hal 27

Untuk sampai di Pantai Rowo Biru, jika dari pertigaan kota Jajag, Kecamatan Gambiran, terus saja ke selatan menuju Kecamatan Siliragung. Jarak yang harus ditempuh kira-kira sejauh 20 km. Dari pusat Kecamatan Siliragung lanjut ke selatan sejauh 4 km untuk menuju Desa Buluagung, Kecamatan Siliragung. Jalan yang kami lalui semua beraspal. Hanya saja saat jarak 2 Km sari Pantai Rowo Biru kami harus melewati jalan yang belum beraspal. Kami yang beranggota Pemred JP-RaBa Bayu Saksono, Wapemred Syaifuddin Mahmud, Kabiro Genteng Agus Baihaqi, pemasaran Gerda Sukarno, Thomy Sila, Wahyu Nugroho, Eko Budiyono, fotografer Rendra Des Kurnia, dan wartawan Ali Nurfatoni, serta Taufik Ferdiansyah, harus turun dari kendaraan untuk menuju bibir pantai. Akses jalan untuk menuju bibir pantai harus dilewati dengan jalan kaki maupun kendaraan roda

dua melewati jembatan gantung. Warga sekitar menyebut, jembatan gantung itu dengan nama Jembatan Rowo Biru. Jembatan ini sebagai penghubung untuk menuju Pantai Rowo Biru karena dipisahkan oleh Sungai Bango. Untuk masuk ke Pantai Rowo Biru saat melintasi jembatan, kami harus membayar karcis masuk Rp 2500 untuk satu orang. Lepas dari jembatan gantung, sepanjang jalan menuju Pantai Rowo Biru juga terdapat kawasan hutan mahoni, padang rumput, tanaman kacang dan lain sebagainya. Kurang lebih jalan yang harus kami tempuh dengan berjalan kaki dari jembatan gantung untuk menuju pantai sekitar 1 Km. Dilihat dari letak geografis, Pantai Rowo Biru ini berada di antara dua pantai terkenal, yaitu Pantai Grajagan dan Pantai Lampon. Jika saat kami lihat pada alat global positioning system (GPS) yang kami bawa, titik koordinat Pantai Rowo Biru ini terletak pada 8,617’90 Lintang Selatan (LS) dan 114,124’62 Bujur Timur (BT).

Pantai Rowo Biru menyuguhkan pemandangan lepas pantai yang begitu luas. Di selatan pantai ini juga terdapat satu bukit kecil yang ada di tengah laut. Bukit ini seperti halnya yang ada di Pulau Merah, namun bukit yang ada di Pantai Rowo Biru ini lebih kecil. Tampaknya dengan adanya bukit kecil ini sangat cocok digunakan sebagai latar belakang untuk berfoto-foto ria. Untuk pasir yang ada di Pantai Rowo Biru berwarna hitam pekat. Dan bisa dibilang sangat hitam sekali. Ombak laut yang ada di Pantai Rowo Biru ini sangat besar, tampaknya memang bukan tempat yang cocok bagi pengunjung yang datang untuk mandi di laut Pantai Rowo Biru. Meski ombak besar, warna air laut di sana tidak keruh, melainkan masih sangat terlihat biru sekali. Di sekitar banyak sekali kami menjumpai pohon palem-palem laut yang tumbuh di pinggir pantai. Meski banyak pohon palem, di sekitar pantai tapi hal itu tidak membuat kami terhindar dari teriknya matahari. Sebab,

pohon palem yang tumbuh di sana tidak terlalu tinggi. Untuk pengunjung yang akan datang di Pantai Rowo Biru ini sebaiknya membawa penutup kepala dan kacamata untuk menghindari terik matahari yang panas, karena di sana sangat minim sekali tempat untuk ngiyup. Pantai Rowo Biru ini memang masih belum dikenal luas oleh masyarakat luas. Namun dari segi pemandangan di kawasan Pantai Rowo Biru selain bisa menikmati suasana pantai, pemandangan padang rumput yang luas menuju pantai ini juga bisa menjadi daya tarik lain jika mengunjungi pantai ini. ”Kalau hari libur saja ramainya, sehari 200 tiket bisa terjual kalau liburan,” kata Fepi, salah satu warga yang menjaga loket karcis. Puas menikmati pemandangan yang ada di Pantai Rowo Biru, tim ekspedisi terus melanjutkan perjalanan. Untuk selanjutnya, tim ekspedisi jelajah pantai timur Jawa akan mengunjungi Pantai Lampon di Kecamatan Pesanggaran. (*/c1/aif/bersambung)

RENDRA KURNIA/RABA

KOMITMEN: Bupati Anas memimpin rapat kerja pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di ruang kerja bupati di kantor Pemkab Banyuwangi kemarin.

Optimalkan Klinik VCT SEMENTARA itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Banyuwangi, dr. Widji Lestariono alias Rio, mengatakan saat ini Pemkab Banyuwangi memiliki PTRM yang ditempatkan di RSUD Genteng. Pelayanan kepada pengguna narkotika suntik untuk disubstitusi dengan metadon tersebut akan ditambah satu lagi, yakni di RSUD Blambangan. Tidak hanya menambah PTRM, pemkab juga akan menambah akses perawatan penyandang HIV/ AIDS alias CST. Dua CST yang selama ini beroperasi di RSUD Genteng dan RSUD Blambangan akan ditambah di lima puskesmas. Lima puskesmas tersebut, antara lain Puskesmas Singojuruh, Kecamatan Singojuruh; Puskesmas Genteng Kulon di Kecamatan Genteng; dan Puskesmas Kedungrejo, Kecamatan Muncar. Rio menambahkan, Pemkab

Banyuwangi juga akan membeli reagen untuk melengkapi klinik VCT yang kini tersedia di dua RS milik pemerintah dan 19 puskesmas di Bumi Blambangan itu. “Alat pendeteksi untuk ibu hamil itu penting agar bisa ditangani secara baik sejak awal jika ditemukan kasus HIV/AIDS,” ujarnya. Menurut Rio, jumlah penyandang HIV/AIDS yang mencapai 2.358 orang itu menempatkan Banyuwangi pada ranking ketiga jumlah penderita HIV/AIDS terbanyak di Jatim. “Ini tentu menjadi keprihatinan kita bersama. Tetapi, banyaknya jumlah penderita HIV/AIDS yang terdeteksi tersebut menunjukkan kesadaran masyarakat dan petugas dalam melakukan pendeteksian dan penanggulangan HIV cukup berhasil,” kata dia. Rio menggambarkan, pola penyebaran HIV/AIDS meny-

erupai fenomena gunung es. Jumlah penderita yang terdeteksi merupakan puncak gunung es yang berada di atas permukaan laut. Namun, jumlah penderita HIV/AIDS sebenarnya jauh lebih besar, seperti halnya bagian gunung es yang berada di bawah permukaan air laut. Dia menambahkan, upaya pendeteksian HIV/AIDS di Banyuwangi bisa dilakukan dengan optimal karena didukung klinik VCT yang mencapai 21 unit. Bandingkan dengan beberapa daerah tetangga yang hanya memiliki satu, dua, atau bahkan sama sekali tidak memiliki klinik VCT. “Semakin banyak penderita HIV/AIDS yang terdeteksi, penanganan dan pencegahan penyebarannya semakin mudah. Kami prediksi tren penderita HIV/AIDS akan turun lima tahun mendatang,” pungkasnya. (sgt/c1/aif)

Andy Mengapresiasi Kesenian Tradisional n KAGET... Sambungan dari Hal 27

Udara yang jauh dari polusi juga menjadi alasan mengapa kota tersebut dirasa sangat nyaman. Terlebih, orang-orang di Banyuwangi juga dirasa sangat welcome kepada dirinya. ”Kotanya enak banget, adem. Jadi,

ingin punya rumah di Banyuwangi nih,” kata pria kelahiran Purwokerto 19 Oktober 1978 itu. Banyaknya wisatawan mancanegara di Banyuwangi juga membuat heran Andy Owen. Dia tidak mengira bahwa Kota Gandrung menjadi jujugan wisata para turis seperti halnya Pulau Bali. Selain takjub dengan tempat

wisata alam di Banyuwangi, Andy juga sangat mengapresiasi banyaknya kesenian tradisional di Banyuwangi. ”Kaget aja lihat banyak turis menginap di hotel di Banyuwangi. Itu menandakan tempat wisata di sini keren-keren,” tutur pria berambut gondrong tersebut. (tfs/c1/aif )

Desak Anggaran ATK Dicairkan n CAIRKAN... Sambungan dari Hal 38

Anggota Panwascam Giri, Dharma Setiawan, mengatakan pihaknya datang ke kantor Panwaslih untuk menyampaikan aspirasi anggota PPL dari 24 kecamatan di Bumi Blam bangan. Sebab, sejak dilantik pada Juli lalu para anggota PPL belum menerima honor sama sekali. “Padahal anggarannya sudah

ada. Teman-teman PPL juga sudah melakukan pengawasan tahap-tahap Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) Banyuwangi 2015,” ujarnya. Selain itu, honor Panwascam bulan Agustus juga belum terbayar hingga kemarin. Lantaran kegiatan pengawasan terus dilakukan PPL dan Panwascam, kata Dharma, maka biaya operasional pengawasan tersebut terpaksa ditalangi sendiri oleh para anggota pengawas pemilu

tingkat desa/kelurahan dan kecamatan tersebut. “Untuk membiayai operasional pengawasan, teman-teman ada yang jual cincin atau utang terlebih dahulu,” kata dia. Tidak hanya menuntut honor segera dicairkan, perwakilan PPL dan Panwascam tersebut juga mendesak anggaran alat tulis kantor (ATK) juga segera dicairkan. Selama ini, PPL dan Panwascam bekerja tanpa anggaran ATK. (sgt/c1/afi)

Keluarkan Sertifikasi Lembaga Pemantau n TAK ADA... Sambungan dari Hal 38

“Karena KPU tidak menganggarkan dana untuk pemantau pilbup. Mereka murni relawan dalam rangka ikut membantu memantau pesta demokrasi ini,” kata dia. Edi menjelaskan, KPU akan mengeluarkan sertifikasi bagi

lembaga atau badan hukum yang mendaftar sebagai pemantau pilbup tersebut. Karena dibiayai sendiri, tidak ada batas maksimal jumlah anggota LSM atau badan hukum dalam negeri yang mendaftar sebagai pemantau pilbup. Pendaftaran pemantau independen tersebut bakal dibuka

hingga 2 November mendatang. Dia berharap, LSM atau badan hukum dalam negeri yang berniat menjadi pemantau independen segera mendaftar. “Harapan kami pemantau independen tersebut ikut mengawasi seluruh tahap persiapan, coblosan dan penghitungan suara,” tambahnya. (sgt/c1/afi)

Pembangunan Tower Ilegal Distop BANYUWANGI - Satuan Polisi Pamong Praja (Sapol PP) Banyuwangi menghentikan pembangunan menara seluler di wilayah Kelurahan Penganjuran, Kecamatan Banyuwangi, kemarin (8/9). Langkah tersebut dilakukan lantaran saat pembangunan mulai dilakukan, tower tersebut belum mengantongi izin. Kepala Seksi Penyidikan dan Penindakan Satpol PP Banyuwangi, Ripai, mengatakan pihaknya mendapat laporan masyarakat tentang adanya pembangunan tower tersebut. Setelah mendapat laporan, Satpol PP berkoordinasi dengan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (BPPT-PM) Banyuwangi. Setelah diteliti, ternyata tower yang pembangunannya mulai dilakukan di wilayah Kelurahan Penganjuran tersebut belum mengantongi izin. “Kami menge-

STOP: Petugas Satpol PP memasang plang penghentian aktivitas pembangunan tower seluler di Kelurahan Penganjuran Banyuwangi kemarin. RENDRA KURNIA/RABA

rahkan anggota untuk menghentikan aktivitas pembangunan tower tidak berizin tersebut,” ujarnya. Menurut Ripai, penghentian aktivitas pembangunan tower itu dilakukan dengan cara memasang plang dan garis Satpol PP di sekitar lokasi pembangunan. “Penghentian pembangunan dilakukan karena melanggar

Peraturan Daerah (Perda) Nomor 14 Tahun 2011 tentang retribusi izin tertentu,” cetusnya. Masih kata Ripai, pembangunan tower seluler tersebut bisa kembali dilakukan jika pihak pengelola sudah melengkapi izin yang dibutuhkan. “Jika izin sudah dilengkapi, segel ini bisa dicopot dan pembangunan bisa dilanjutkan,” pungkasnya. (sgt/c1/aif)


38

Jawa Pos Rabu 9 September 2015

9 Desember 2015

Parpol

Gelar Upacara Bendera Lahirnya Partai Demokrat BANYUWANGI - Puncak ulang tahun Partai Demokrat (PD) ke-14 akan diperingati hari ini (9/9). Bertempat di kantor DPC Partai Demokrat Banyuwangi, semua politisi partai berlambang Mercy itu akan berkumpul untuk memperingati hari lahirnya partai yang pernah berkuasa selama sepuluh tahun itu. Jajaran anggota Fraksi Partai Demokrat, pengurus, kader, dan simpatisan, akan melaksanakan rangkaian kegiatan hari jadi partai tersebut. Salah satu rangkaian yang akan digelar adalah upacara bendera. Kegiatan itu akan diikuti semua keluarga besar Partai Demokrat. Selain upacara, beberapa acara lain sudah menunggu dengan corak dan warna yang masih kental nuansa kekeluargaan dan merakyat bersama konstituen partai. Ketua DPC Partai Demokrat Michael Edi Hariyanto mengatakan, perayaan ini rutin digelar setiap tahun dengan melibatkan seluruh kader Partai Demokrat dari semua lini. Selain ungkapan syukur atas eksistensi dan kiprah Partai Demokrat di Banyuwangi, momen ini juga menjadi momentum untuk merapatkan barisan mengembalikan partai ini sebagai pemenang. Memasuki usia ke-14, Partai Demokrat berkomitmen untuk terus belajar dan berbenah. Michael menyebut partainya tetap berorientasi dan berpijak pada kepentingan rakyat. Sebab, Partai Demokrat peduli dan memberi solusi atas berbagai problem dan permasalahan yang terjadi dalam masyarakat. (nic/c1/afi)

Pemantau

Tak Ada yang Minat Pantau Pilbup BANYUWANGI - Lowongan pemantau independen Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) Banyuwangi 2015 sepi peminat. Meski pendaftaran dibuka sejak 1 Mei lalu, tapi hingga kemarin (8/9) belum ada satu pun lembaga swadaya masyarakat (LSM) atau badan hukum dalam negeri yang mendaftar sebagai pemantau pilbup periode 2016-2021 tersebut. Komisioner Divisi Hukum dan Pengawasan KPU, Edi Syaiful Anwar mengatakan, KPU akan melibatkan lembaga eksternal untuk ikut mengawal pesta demokrasi tersebut. Hal itu bertujuan menjamin terselenggaranya pemilu yang demokratis. “Namun sampai hari ini (kemarin) belum ada satu pun LSM atau badan hukum yang mendaftar sebagai relawan independen,” ujarnya. Untuk bisa menjadi pemantau pilbup 2015, LSM atau badan hukum dalam negeri harus memenuhi sejumlah persyaratan. Persyaratan tersebut, antara lain bersifat independen dan mempunyai sumber dana yang jelas n  Baca Tak Ada...Hal 37

Cairkan Dana Rp 960 Juta Untuk Bayar Honor Panwascam dan PPL BANYUWANGI - Setelah molor selama dua bulan, Panitia Pengawas Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Panwaslih) akhirnya membayar honor Pengawas Pemilu Lapangan (PPL) kemarin (8/9). Pembayaran honor PPK dan PPL itu dilakukan secara berjenjang. Untuk membayar dua bulan honor PPL dan satu bulan honor Panwascam itu, sekretariat Panwaslih mengundang para ketua, sekretaris, dan bendahara 24 Panwascam, untuk mengambil honor. Dana yang diberikan kepada masing-masing Panwascam tersebut terdiri atas honor anggota dan sekretariat Panwascam, serta anggota PPL di wilayah kerjanya. Selanjutnya, Panwascam menyalurkan honor para anggota PPL di wilayah kerja masing-masing. Setiap Panwascam menerima pembayaran sekitar Rp 40 juta, sehingga total anggaran yang dikeluarkan Panwaslih kemarin mencapai Rp 960 juta. Atim merinci, dana yang dibayarkan itu terdiri atas honor anggota dan Sekretariat Panawscam bulan Agustus. Pembayaran honor PPL dilakukan untuk masa kerja Juli dan Agustus. “Dana yang diterima masing-masing Panwascam ini juga termasuk pembayaran alat tulis kantor (ATK) dan lain-lain,” ujar Ketua Panwaslih, Atim Hariyadi.

SIGIT HARIYADI/RABA

CAIRKAN HAK PPL: Ketua, Sekretaris, dan Bendahara Panwascam, menerima pembayaran honor Panwascam dan PPL di kantor Panwaslih Banyuwangi kemarin.

Atim menjelaskan, pencairan honor PPL tersebut sekaligus menjawab pertanyaan se jumlah anggota Panwascam dan PPL tentang kejelasan honor mereka. Dikatakan, sebenarnya pembayaran honor dilakukan pekan lalu. Namun,

lantaran sekretaris dan bendahara Panwaslih mengalami musibah kecelakaan, pembayaran tertunda hingga baru bisa dilaksanakan kemarin. Seperti diberitakan, belasan anggota Panwascam dan PPL menagih janji Pan-

waslih Banyuwangi untuk mencairkan honor mereka kemarin (7/9). Mereka menuntut pencairan honor kerja yang hingga pekan kedua September ini belum terbayar n  Baca Cairkan...Hal 37

KPU Baru Mulai Cetak Baliho Pilbup BANYUWANGI - Walau pemungutan suara Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) 2015 tinggal 91 hari lagi, tapi Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum berhasil merampungkan pengadaan semua alat peraga kampanye (ATK). Hingga kemarin (8/9) KPU baru berhasil mencetak dua jenis APK, yakni baliho pasangan calon (paslon). APK lain yang difasilitasi KPU berupa umbul-umbul dan spanduk. APK yang mulai dicetak tersebut hanya berupa baliho. Selain baliho, ada satu jenis bahan kam-

panye yang juga sudah naik cetak, yakni selebaran (flier). Jumlah flier yang dicetak disesuaikan dengan jumlah kepala keluarga (KK) di Banyuwangi, yakni sekitar 618 ribu. Sedangkan beberapa jenis bahan kampanye yang difasilitasi KPU lainnya masih menunggu pencairan tambahan dana hibah pada P-APBD 2015. Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Kampanye KPU Banyuwangi, Edi Syaiful

Anwar mengatakan, setelah pencetakan baliho dilakukan, bisa dipastikan pemasangan APK tersebut akan dilakukan dalam waktu dekat. Dari jatah lima baliho untuk pasangan calon (paslon), empat di antaranya akan dipasang di tempattempat strategis di Bumi Blambangan. Satu baliho lain digunakan tim sukses untuk kepentingan kampanye calon yang diusung. Menurut Edi, tim sukses pasangan

Abdullah Azwar Anas-Yusuf Widyatmoko (Dahsyat) dan Sumantri Soedomo-Sigit Wahyu Widodo (Su-Si) telah menyepakati baliho tersebut dipasang berjajar dalam posisi portrait. “Dibutuhkan lokasi seluas sepuluh meter untuk memasang dua baliho paslon secara berjajar,” ujarnya. Edi menambahkan, setelah selesai dicetak, selebaran yang pengadaannya difasilitasi KPU akan diserahkan kepada tim kampanye kedua paslon. “Flier bisa dibagikan saat tim sukses dan paslon melakukan kampanye,” jelasnya. (sgt/c1/afi)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.