Radar Banyuwangi | 16 Desember 2015

Page 1

Rujukan Informasi Terkini

RABU 16 DESEMBER TAHUN 2015

Eceran Rp.5.750

HALAMAN 30

BAZNAS

ISTIMEWA

AMANAH MUZAKKI: Ketua Baznas, Samsudin Adlawi, menyerahkan dana ZIS kepada mustahik di kantor KUA Kalipuro kemarin.

195 Mustahik, Rp 60,5 Juta WONGSOREJO - Setelah mendistribusikan dana ZIS (zakat, infak, sedekah) di wilayah Kecamatan Kota Banyuwangi, kemarin pengurus Baznas (Badan Amil Zakat Nasional) Kabupaten Banyuwangi giliran bergerak ke enam kecamatan sekaligus. Enam kecamatan itu adalah Gerakan Aku Suka Infak Zakat Sedekah Kecamatan Wongsorejo, Kalipuro, Licin, Glagah, Kabat, dan Rogojampi. Dana ZIS yang dibagi di Wongsorejo mencapai Rp 10,5 juta. Dana itu dibagikan kepada 35 mustahik (warga tidak mampu yang berhak menerima dana ZIS) n Baca 195...Hal 40

SEMINAR

Hasil Seminar Akan Dilaporkan Gubernur BANYUWANGI - Seminar Ilmiah Nasional Bahasa Oseng yang digelar Dewan Kesenian Blambangan (DKB) bersama Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Senin kemarin (14/12) menghasilkan sejumlah rekomendasi. Rekomendasi pertama adalah bahasa Oseng bukan dialek. Hal tersebut terbukti dari penemuan ribuan kata hasil penelitian yang menunjukkan perbedaan jelas dengan bahasa Jawa. Oleh karena itu, pergub CHIN JULLIEN/RABA yang tidak mengakoBambang Lukito. modasi bahasa Oseng perlu segera direvisi. Rekomendasi kedua adalah memberikan penghargaan kepada almarhum Hasan Ali sebagai Bapak Bahasa Oseng n

POLAIR BANYUWANGI FOR RABA

DIKAWAL KETAT: Ami (dua dari kiri) dan Munir ketika dilimpahkan ke kantor kejaksaan kemarin. Selanjutnya penahanan kedua tersangka dititipkan di Lapas Banyuwangi.

”Raja” Bom Ikan Dilimpahkan Pelimpahan Dikawal Petugas Bersenjata BANYUWANGI - Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dua tersangka pengeboman ikan asal Desa Bengkak, Wongsorejo, Amirudin alias Ami, 50, dan Munir, 60, tuntas kemarin. Keduanya dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Banyuwangi bersama sejumlah barang bukti kemarin.

Tersangka datang ke kejaksaan pukul 10.30 dan mendapat pengawalan ketat petugas Satpolair Banyuwangi bersenjata laras panjang jenis SS1. Begitu turun dari mobil, keduanya langsung digiring ke kantor kejaksaan. Petugas juga terlihat membawa barang bukti berupa dua mesin tempel berkekuatan 40 PK, ikan hasil pengeboman, dan alat menangkap ikan n

Sepak Terjang Ami Tersangka Q Amirudin alai Ami, 50, warga Bengkak, Wongsorejo Q Munir, 60, warga Bngkak, Wgsorejo

Baca ”Raja”...Hal 40

REZA FAIRUZ/RABA

Siagakan 47 Kapal Angkutan Kesiapan ASDP Sambut Natal dan Tahun Baru KALIPURO - Mengantisipasi padatnya wisatawan dan kendaraan yang hendak menuju Bali saat libur Natal dan Tahun Baru 2015 mendatang, pihak ASDP menyiagakan 47 kapal. Semua dermaga

di Pelabuhan ASDP Ketapang dan Gilimanuk dipastikan akan beroperasi demi kelancaran penumpang saat libur Natal dan Tahun Baru nanti. Pelaksana Harian (Plh) General Manajer (GM) ASDP Ketapang, Toyib Hadi Wijaya, mengatakan ke-47 kapal yang disiagakan adalah 33 kapal jenis KMP dan 14 kapal jenis LCT. Dia juga

membenarkan bahwa dermaga MB1, MBII, MBIII, dan pontoon, di Pelabuhan ASDP Ketapang akan siap dioperasikan untuk melayani padatnya kendaraan saat liburan nanti. ”Dermaga di LCM siap. Namun, yang MB III akan dioperasikan jika memang kondisi kendaraan sangat padat,” terang Toyib n Baca Siagakan...Hal 40

Baca Hasil...Hal 40 MASIH SEPI: Suasana Pelabuhan ASDP Ketapang masih belum dipadati kendaraan maupun wisatawan yang hendak berlibur ke Bali.

KESEHATAN

Waspadai Aktivitas Aedes Aegypti BANYUWANGI - Dari tahun ke tahun jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) semakin meningkat. Terutama pada Desember dan Januari. Mulai tahun 2012, 2013, 2014, dan 2015, terdapat peningkatan cukup tinggi penderita DBD. Hal tersebut perlu diwaspadai sebagian besar masyarakat Banyuwangi, terutama mereka yang wilayahnya rawan terjangkit penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk tersebut. Sejak Desember 2012 peningkatan penderita DBD naik tiga kali lipat, yaitu dari lima orang menjadi tujuh belas orang pada Januari 2013. Pada Desember 2013 penderita DBD berjumlah 17 orang dan menjadi 22 orang pada Januari 2014. Kejadian terakhir sempat membuat Banyuwangi dinyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) demam berdarah, yaitu saat jumlah penderita DB mencapai 181 orang pada Januari 2015. Padahal, bulan Desember sebelumnya hanya 104 orang. Kejadian itu meningkat hampir sepuluh kali lipat dari bulan Januari tahun sebelumnya. Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Banyuwangi, Waluyo, mengatakan masyarakat harus mengantisipasi penularan DB n Baca Waspadai...Hal 40

Barang Bukti Q Dua mesin tempel berkekuatan 40 PK Q Ikan hasil pengeboman Q Alat untuk menangkap ikan

Q Dua kapal yang digunakan dalam aksi illegal fishing itu masih berada di Satpolair Polres Banyuwangi, depan Terminal Sri Tanjung, Ketapang. Q Satu kapal jenis speed boat mirip kapal patroli Satpolair.

Briptu Rio Tidak Terima Pensiun BANYUWANGI - Prosesi pemecatan Briptu Rio Dita Wibawa sudah dilakukan Senin (14/12) kemarin. Terhitung sejak saat itu mantan anggota Resnarkoba dan Sium Polres Banyuwangi itu tidak lagi menjadi anggota kepolisian. Penggantian busana polisi dengan baju batik oleh Kapolres Banyuwangi menandakan bahwa dia kini menjadi warga sipil. Atas pemecatannya itu, Rio dipastikan tidak bisa menikmati hak yang selama ini dia nikmati sebagai anggota Polri. Dia tidak menerima gaji lagi dan pesangon alias uang pensiun. Itu karena dia dipecat secara tidak hormat. “Tidak ada lagi hak yang diterima Rio. Dia sudah tidak bisa menerima gaji dan pensiun,” beber Kompol Mutakim, Kabag Sumda Polres Banyuwangi, kemarin n Baca Briptu...Hal 40

BRIPTU RIO DITA

Kerajinan Piring Lidi Made In Kalipuro

Tak Mau Utang Bank, Seminggu Kirim 8.000 Piring Piring sapu tampaknya makin diminati pebisnis kuliner. Bagaimana tidak, piring yang terbuat dari lidi itu praktis. Tidak perlu dicuci. Beginilah geliat kerajinan piring lidi di tengah maraknya bisnis kuliner. CHIN JULLIEN, Kalipuro NUR Hidayati, 36, adalah salah satu pengusaha kerajinan piring lidi di Dusun Warung Kupat, Kelurahan Kalipuro, Kecamatan Kalipuro. Ibu tiga anak satu cucu

itu mengaku pencetus pertama usaha kerajinan sapu lidi di lingkungannya. Sekarang ada tiga pengusaha piring lidi seperti dirinya. Namun, yang paling besar adalah usaha milik dirinya. Seminggu sekali ia bisa mengirim hingga 400 kodi atau 8.000 piring kepada pengepul. Tidak mudah memproduksi sebanyak itu. Dia memerlukan waktu belasan tahun untuk mengembangkan usahanya. “Saya itu mulai usaha sejak harga masih Rp 125 per buah,” ujarnya n

Dipecat, Briptu Rio tidak menerima uang pensiun Uang kaget pun tidak terima! Ami “raja” bom ikan dilimpahkan ke kejaksaan Hukumannya harus berat, jaksanya jangan sampai kena suap!

Baca Tak...Hal 40 BUTUH KESABARAN: Nur Hidayati saat membuat piring lidi di depan rumahnya kemarin. CHIN JULLIEN/RABA

http://www.radarbanyuwangi.co.id

email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com


radar sport Prestasi Seni Minim, Gagas Festival RADAR Banyuwangi

31

Jawa Pos

ALI NURFATONI/RaBa

PERBAIKAN: Winarno (kiri) saat menjelaskan seputar Festival Seni Silat Tradisional di aula Masjid Agung Baiturahman, Banyuwangi, kemarin.

BANYUWANGI - Atlet silat Banyuwangi, khusus kategori seni, masih minim kontribusi di level Jawa Timur. Selama ini hanya kategori tanding yang sanggup menembus Jatim, bahkan nasional. Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Banyuwangi selaku induk organisasi menyadari kelemahan itu. Ke depan, kategori seni, baik tunggal, ganda, maupun beregu akan digenjot. Tu-

juannya jelas, ingin berjaya di ber­ bagai even regional hingga nasional. Salah satu langkah yang ditempuh adalah menggelar kompetisi. Sebab, melalui kompetisi itu geliat persai­ ngan semakin kompetitif. ‘’Prestasi kategori seni menjadi PR kita,” ungkap Winarno, salah satu wasit senior IPSI Banyuwangi. Menurut dia, hanya ada sejumlah perguruan di bawah IPSI yang intens

dalam menggelorakan kategori seni. Oleh karena itu, dia mengimbau supaya perguruan lain juga fokus terhadap perkembangan seni. ‘’Selama ini soal prestasi seni kita kalah dengan daerah lain,” tukasnya. Nah, kebetulan, jelas dia, ada even khusus untuk memfasilitasi seni. Para pesilat diberi fasilitas agar tampil dalam festival seni pencak silat tradisional. ‘’Festival seni itu

Rabu 16 Desember 2015

digelar di Masjid Agung Baiturahman,” sebutnya. Yang pasti, terang dia, festival seni itu tidak berbarengan dengan kejurkab antar pelajar. Sebab, even yang baru kali pertama digelar itu akan dilaksanakan pada 21 hingga 23 Desember mendatang. ‘’Sudah ada sekitar 10 perguruan yang bakal mengirimkan personel pada agenda itu,” tandasnya. (ton/c1/als)

Kejurkab Bulu Tangkis Dipusatkan di Genteng Pemerataan, Sudah 100 Peserta yang Mendaftar BANYUWANGI - Tidak sedikit atlet bulu tangkis asal Banyuwangi yang bersinar di kancah nasional. Prestasi personal itu tidak lepas dari kinerja induk organisasi bulu tangkis, Persatuan Bulu tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Banyuwangi. Selama ini PBSI Banyuwangi nyaris tidak pernah henti melahirkan atlet potensial. Meski begitu, proses regenerasi atlet tidak boleh berhenti. Hal itu yang menjadi perhatian serius Ketua PBSI Banyuwangi, Mujiono, kemarin. Dia menegaskan, PBSI Banyuwangi tetap memberikan perhatian kepada para atlet. Mulai atlet usia dini hingga dewasa akan tetap dibina. ‘’Pembinaan itu merupakan tugas kita. Mereka kita beri wadah agar berkembang,” jelasnya. Salah satu langkah yang dila­ kukan adalah melakukan ke­ jurkab bulu tangkis. Pada

momen kali ini kejurkab tersebut akan dipusatkan di wilayah Banyuwangi Selatan. “Kalau tahun lalu di kota, tahun ini dilaksanakan di Genteng,” sebutnya. Langkah tersebut sengaja di­ ambil untuk pemerataan. Me­ nurut Mujiono, even tersebut selalu ditunggu. Sebab, even itu merupakan simbol eksistensi sebuah cabang olahraga (cabor). “Karena atlet butuh kompetisi. Ini wadah yang tepat bagi anak-anak kita untuk un­juk kemampuan di lapang­ an,” terangnya. Sedianya kejurkab kali ini akan digeber mulai 23 hingga 27 Desember mendatang. Arena pertandingan dipusatkan di Graha Bakti Sport Center Genteng. ‘’Penting perlu kita catat bersama pembinaan atlet jangan sampai berhenti,” paparnya. Sementara itu, ada beberapa kategori yang dipertandingkan dalam kejurkab tersebut, antara lain prausia dini, usia dini, anak-anak, remaja, dan taruna. ‘’Sampai sekarang sekitar 100 peserta memastikan ikut,” sebut Sekretaris PBSI Banyuwangi, Dedi Susanto. (ton/c1/als)

Agenda kota

Seed Hypnosis & Magnetism Pelatihan spektakuler dalam membangkitkan kekuatan supernormal dalam diri. Kuasai energy magnetism. Sukses dalam bisnis & rahasia jadi guru hipnotis handal (untuk hiburan, marketing, pengobatan, dll). Jadwal pelatihan: Situbondo 26 Desember 2015, Banyuwangi 27 Desember 2015 Hub. LBPI Kata Hati 082338870040. (*)

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

Innova

Alphard

Honda CRV

BANYUWANGI

BANYUWANGI

Komplek KGI Klatak

STNK

Djl Rmh Komp. KGI Klatak, LT 104, LB 84, Hrg 165 Jt Nego Hub: 082335717152

Hlg STNK P 5237 YH an Fifit Purdianingrum, Perum Vila Sukowidi Blok F-2 RT 2/4, Klatak

Situbondo

Rumah

Hotel santika DIJUAL Innova tahun 014/012/06 M/T G/V hrg 235/225/175 juta nego PMK hrg 237/177/139 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

DIJUAL Alphard / All New Avanza tahun 06/013 slv/htm PMK hrg 229/139 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

Dijual New CRV Hitam, Manual/Matic Th 013/011. Hrg 310/240 Jt Nego Bisa Cash/Kredit atau Tukar Tambah Hub: 082142194111

Grand Livina

Chevrolet

All New Terios / Xenia

Rmh djl LT.280;LB.187 IMB,1RTM,1RKL,3KMT, 1KMakan, K.Mandi dlm&luar, gudang,garasi. Bag.blkg cor siap ditingkat.Lok 400m timur Hotel Santika.Hrg Rp 600jt nego.H 081937676945;0333421127(sore)

BPKB Hlg BPKB 3K7305663 an Nugroho Setiadi, Jl Argopuro Ayuban Jaya 20/4, Panji, Stb

SRONO Tanah & Rumah Kebaman

DIJUAL Grand Livina / Terero Kingroad tahun 011/010 htm PMK hrg 139/99 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

DIJUAL Chevrolet Captiva M/T diesel /spin tahun 012/014 pth PMK hrg 230/139 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

DIJUAL All New Terios / xenia tahun 013 htm/slv PMK hrg 139/127 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

BANYUWANGI

VIMAX KAPSUL & VIMAX OIL KANADA, BRKHASIAT UTK MEMPERPANJANG DAN MEMPER BSR Mr. P PRIA DGN CPT, KUAT, KERAS, THN LAMA & TANPA EFEK SAMPING.

Toyota New Kijang

• OBAT MATA, MIN/PLUS, KATARAK, RABUN • PENINGGI BDN, KAPSUL UTK MENAMBAH • PEMBESAR PAYUDARA, MONTOK, PAPOSTUR TUBUH + TINGGI IDEAL 1 BLN + DAT, KENCANG 5-10 CM TANPA EFEK SMPING 185.000 • PENGHILANG BKS LUKA LAMA/BARU • PELANGSING BADAN 1 MINGGU TRN 2-3 • PENUMBUH RAMBUT BOTAK KG TANPA EFK SMPING 175.000 • PERONTOK BULU YG TDK DISUKAI • KING COBRA USA, OBT L.SYAWAT, IMPO• PERAPAT VGN WANITA TEN, EJAKULASI DINI 155.000 • PEMUTIH SELANGKANGAN/KETIAK • PEMUTIH SLRH BADAN/MUKA 165.000 • VAKUN ALAT PEMBSR PENIS 375.000 • PEMERAH BIBIR ALAMI& PERMANN BUAT LELAKI VIAGRA USA/CINA, CIALIS,VG PROGOMIE SP,VGN GETAR,VGN SUARA, WNS GETAR, VNS MJU MUNDUR, VNS 2 KEPALA, RING PENGGELI

VITOP JAYA

Toyota New Kijang LGX 2003, Biru Metalik P 1938 VF,Standard PT. BFI Finance 415959

Dump Truck Dijual Cpt 2 Unit Dump Truk Mits 125 HD 12/13 Hub: 081358333950 BU

JL. SONGGON 15 ROGOJAMPI – BWI ST BONDO BISA DIKIRIMHP. 082 333 79 4444 PESAN DI ANTAR ONGKOS GRATIS

Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono Wakil Pemimpin Redaksi/Korlip: Syaifuddin Mahmud Redaktur: Ali Sodiqin, A.F. Ichsan Rasyid Staf Redaksi: Sigit Hariyadi, Niklaas Andries, Ali Nurfatoni, Chien Jullien Anisa, Taufik Ferdiansyah, Fredy Rizki Manunggal Fotografer: Galih Cokro Buwono Editor Bahasa: Minhajul Qowim Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis (Koordinator), Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja

MAU PROMOSI USAHA ANDA?

Hubungi: 0333-412224

Pemasaran dan Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha Iklan: Sidrotul Muntaha, Dian Effendi Administrasi Iklan: Fitria Arifiana Event: Benny Siswanto Keuangan: Citra Puji Rahayu Kasir: Widi Ukiyanti, Piutang: Anissa Windyah Sari Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti Perpajakan: Cici Irma Setyani Corporate Lawyer Jawa Pos Group: Dr. Harris Arthur Hedar SH MH Direktur: Samsudin Adlawi

 Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.

Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Agus Baihaqi Staf Redaksi: Shulhan Hadi, Dedy Jumhardiyanto Pengembangan Usaha: Abdul Aziz Iklan: Thomy Sila Acrhdiansyah, Eko Budiyono Pemasaran: Wahyu Nugroho Administrasi: Titin Wulandari Kantor Genteng: Ruko Madania, Jl Hasyim Asy’ari No 06 Genteng Telp : (0333) 845860

Djl Tnh & Rmh L 285 m2,150 Jt, Kebaman Srono,Bwi, SHM an Siti Maryam PPJB No. 61 Notaris Wibowo Ibo Sarwono 031-8988308

220.000 110.000 at 5x mu cm / 1 mx3 1 kolo

Rp

BANYUWANGI

at 7x mu 2 baris

(Harga sudah termasuk PPN 10%)

Belakang TMP Tanah dijual luas 335 m2 dibelakang TMP Banyuwangi. Hub : 0811394175 - 08123484149 INFO MOBIL MOTOR Iklan Radar Banyuwangi akan membantu anda dalam mempromosikan perusahaan, usaha anda. Pasang dan dapatkan harga menarik untuk pemasangan iklan mobil dan motor. Info dan pemesanan bisa menghubungi Toha HP: 081 2335 3502.

Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Edy Supriyono Staf Redaksi: Nur Hariri, Habibul Adnan Fotografer: Rendra Des Kurnia Lay Out/Grafis: Pemasaran: Samsuri Administrasi: Dimas Ayu Dewi Fintari Kantor Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982.

 Wartawan Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.

Rp

K E T E N T UA N > Promo ini tidak termasuk iklan lowongan Khusus untuk tanah, rumah, mobil, percetakan, salon, tokoh bangunan, bengkel, toko baju/sepatu, anekakebutuhan, restoran, pengobatan Jadwal pemuatannya berurutan, tidak boleh berganti materi HUBUNGI >

Radar Banyuwangi

0333 412224

Radar Situbondo

0338 671982

Radar Genteng

0333 845 860

Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Website: www.radarbanyuwangi.co.id. Email: radarbwi@gmail.com, beritaraba@gmail.com, artikelradarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300

 Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi


RAbu 16 DEsEMbER tAHun 2015

HALAMAn 32

Kejaksaan Jebloskan Lilur ke Sel

DPRD

Lagi-lagi Kunker ke Luar Kota SITUBONDO – Anggota DPRD Kabupaten Situbondo kembali mengadakan kegiatan di luar Kabupaten Situbondo. Kali ini, dua Panitia Khusus (Pansus) DPRD sedang ada kunjungan kerja (Kunker) ke luar daerah. Kedua Pansus itu adalah Pansus Optimalisasi Perusda Banongan dan Pansus Pengelolaan Keuangan Daerah. Fahrudi Apriawan, salah satu anggota Pansus Optimalisasi Perusda Banongan membenarkan kalau semua anggota Pansus sedang ada di luar kota. Saat ditelepon, Fahrudi mengaku sedang ada Kunker di Kabupaten Pasuruan n  Baca Lagi-lagi...Hal 33

JUDI

Kasus Pelanggaran ITE, Ancaman Hukuman Minimal Lima Tahun SITUBONDO – Khalilur R Abdullah Syahlawi, tersangka kasus dugaan pelanggaran Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) resmi ditahan, kemarin (15/12). Pria asal Dusun Sokaan, Desa Tribungan, Kecamatan Mangaran ini ditahan pihak Kejaksaan Negeri (Kejari) Situbondo, usai kasusnya dilimpahkan oleh penyidik

Polres Situbondo. Kasus yang mengantarkan Lilur ke balik jeruji besi ini setelah sebelumnya dia dilaporkan oleh Amirul Mustafa, warga Lingkungan Karang Asem, Kelurahan Patokan, Kota Situbondo. Amir melapor karena dirinya mendapat SMS ancaman pembunuhan yang diduga dikirim oleh Lilur. Begitu berkas pelanggaran ITE dinyatakan P21, Polres Situbondo melimpahkannya ke Kejari Situbondo. Pelimpahan kasus ini sempat meleset karena rencana pelimpahan kasus Senin (14/12) gagal dilakukan n  Baca Kejaksaan...Hal 33

DiKAWAL KEtAt: Lilur (pakai songkok), tersangka kasus itE digiring menuju mobil tahanan untuk dibawa ke Rutan situbondo dari Kejari situbondo, kemarin (15/12).

nuR HARiRi/JPRs

PEnGECER: sutif ditahan usai kepergok merekap togel yang dijual di situbondo barat kemarin (15/12).

Polisi Bekuk Pengecer Togel SUBOH - Tim Anti Bandit Polres Situbondo meringkus pelaku judi toto gelap (togel) di Situbondo bagian barat. Dia adalah Sutif, 53, warga Dususn Krajan RT 1 RW 3, Desa Buduan, Kecamatan Suboh. Tersangka ini digerebek di rumahnya, Senin (1/12) lalu n  Baca Polisi...Hal 33

1

Pukul 08.00 sekitar 20 polisi dipimpin Kasat Reskrim, AKP Riyanto tiba di Kejari Situbondo. Mereka menunggu kedatangan Lilur untuk diserahkan ke Kejari Situbondo.

4

2

Pukul 09.30 Lilur tiba di Kejari seorang diri mengendarai mobil warna hitam. Dia sempat Cekcok dengan pengacara pelapor kasus ITE, Sayonara yang juga tiba di Kejari.

Pukul 10.00 Lilur masuk ke ruang JPU Ida, SH didampingi dua pengacaranya, Dondin dan Yudistira. Lilur diperiksa sekitar satu jam.

5

Pukul 11.30 Lilur ditahan dan dititipkan di Rutan Situbondo. Massa yang ada di jalan raya melakukan sujud sukur.

3

Untuk menjaga kondusifitas, polisi menambah pasukan pengamanan sekitar 50 personil dan berjaga di pintu gerbang kejaksaan.

6

Di Rutan Situbondo, Lilur sempat didatangi sejumlah keluarganya. Dia kemudian dijebloskan ke penjara. Foto: nuR HARiRi/JPRs

sEKREtARiAt: beberapa pendaftar seleksi anggota satpol PP yang datang ke Kantor Pol PP di Jalan Pb sudirman, kemarin harus balik kucing karena hasilnya belum juga diumumkan.

Fatayat NU Gelar Pelatihan Perbengkelan Berbasis Gender SITUBONDO – PC Fatayat NU Situbondo menggelar pelatihan perbengkelan berbasis gender. Ini diharapkan akan menjadi embrio usaha yang berbasis gender yang menempatkan perempuan di bagian accounting dan management perbengkelan.

Sebab itulah, dalam pelatihan yang digelar selama tiga hari tersebut dibentuklah empat kelompok. Mereka terdiri dari empat orang laki-laki dan satu orang perempuan. Kegiatan dilakukan di empat kecamatan. Yakni di Kecamatan Banyuputih,

Jangkar, Situbondo, dan Bungatan. Ketua Fatayat NU Situbondo, Zeiniye menerangkan, apa yang dilakukan oleh organisasi yang dipimpinnya tersebut merupakan program pengembangan ekonomi kreatif n  Baca Fatayat...Hal 33

HAbibuL ADnAn/JPRs

Tunda Tiga Kali Pengumuman Satpol PP Peserta Curiga Ada Permainan Titipan dalam Seleksi Penerimaan SITUBONDO –Pengumuman hasil pendaftaran seleksi anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Situbondo memantik kecurigaan sejumlah pihak. Sebab, pengumumannya ditunda hingga berkali-kali. Tak pelak, sejumlah peserta pun mengaku sangat kecewa.

Salah seorang pendaftar yang enggan namanya disebutkan mengungkapkan, dirinya dan sejumlah pelamar lainnya mengeluhkan lamanya pelaksanaan pengumuman hasil seleksi pendaftar yang diterima. “Kalau tidak salah ini sudah kali ketiga pengumuman ditunda,” terangnya. Yang kian menyakitkan, penundaan pengumuman tidak pernah jelas apa alasannya. Tak pelak, para peserta harus balik kucing begitu mengetahui pengumuman ditunda. “Kalau rumahnya dekat enak, kalau jauh kan kasihan. Misalnya yang dari Sumbermalang

REKAPITULASI

dan Banyuglugur. Bolak-balik itu kan butuh biaya,” imbuhnya. Dia mengatakan, para pendaftar beberapa kali mendatangi kantor Satpol PP dengan harapan segera mengetahui hasil seleksi. ”Saya tidak tahu bagaimana ketentuan kelulusan tes seleksi ini. Yang jelas, kalau sudah tiga kali ditunda seperti ini sepertinya ada yang tidak beres,” keluhnya. Masih menurut sumber tersebut, semua proses seleksi penerimaaan SATPOL PP sudah selesai beberapa waktu lalu n  Baca Tunda...Hal 33

istiMEWA

PEMbERDAYAAn: Ketua PC Fatayat nu situbondo, Zeiniye (Kuning) bersama peserta Pelatihan Perbengekelan berbasis gender.

Perjalanan Hidup Pencipta dan Pelestari tari Remo trisnawati (3-Habis)

Jadi Dosen Lepas Mata Kuliah Tari di Perguruan Tinggi HAbibuL ADnAn/JPRs

tinGGAL HitunG: Petugas mempersiapkan distribusi logistik beberapa waktu lalu.

Dihadiri Semua Jajaran SITUBONDO – Rekapitulasi perolehan suara calon bupati-wakil bupati Kabupaten Situbondo akan dihadiri oleh berbagaimacam pihak. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Situbondo mengundang pihak-pihak terkait untuk kepentingan melakukan transparansi proses rekap. ”Karena itu akan dihadiri semua jajaran. Sudah kita undang semua,” ujar Joedo Fadjar Riawan, Ketua KPU Kabupaten Situbondo melalu telepon seluler (Ponsel) kemarin (15/12) n  Baca Dihadiri...Hal 33

Karya Trisnawati booming setelah menjadi mata kuliah seni tari di salah satu perguruan tinggi di Jawa Timur. Dia menjadi dosen lepas di kampus-kampus. Puncaknya, dia mendapat penghargaan dari Gubenur Jawa Timur. NUR HARIRI, Panji CERITA dari anak pengamen jalanan ini masih belum usai. Padalah, matahari terus menyingsing menunjukkan waktu sore. Hampir tiga jam lamanya wartawan Jawa Pos Radar Situbondo singgah di rumah kontrakan pencipta dan pelestari Tari Remo Trisnawati. Sambil berdiri di ruang tamu rumah kontrakannya, Trisnawati mengaku, kedekatannya dengan budayawan muda Situbondo semakin menuai berkah. Anak-anak muda yang melek internet berusaha menelusuri siapa saja yang

pernah memainkan Tari Remo Trisnawati. Dalam YouTube, Tari Remo Trisnawati banyak dimainkan anak-anak muda, terutama kaum hawa. Sesekali, ada seorang lelaki yang memperagakannya. Dalam penelusuran tarian khas Trisnawati, budayawan Situbondo kemudian menemukan penampilan yang sangat aduhai dan peragaannya tidak di Indonesia. “Budayawan Situbondo menemukan Tari Remo Trisnawati ditampilkan di luar negeri. Salah satunya di tampilkan di Konsulat Jepang. Jadi yang menari itu anakanak Indonesia untuk membuka acara di Konsulat Jepang. Saya tidak ada yang kenal dengan mereka,” paparnya. Berangkat dari sejumlah penelusuran Tari Remo Trisnawati, budayawan Situbondo akhirnya mengetahui siapa saja orang-orang yang memainkannya. Diantara hasil penelusuran, pemain tarian karya anak Situbondo ini adalah orang-orang umum yang memiliki kelompok seni tari n  Baca Jadi...Hal 33

KEnAnGAn: trisnawati menunjukkan piagam dan foto dirinya, di rumah kontrakan Kelurahan Mimbaan, Kecamatan Panji.

nuR HARiRi/JPRs


RADAR situbondo

afriCa Van java Puluhan Warga Lakukan Sujud Syukur

33

Jawa Pos

SITUBONDO – Puluhan warga di Situbondo sujud syukur pasca penahanan Khalilur R Abdullah Syahlawi, tersangka kasus ITE, kemarin (15/12). Aktifitas ini dilakukan di sejumlah tempat. Diantaranya di depan pintu masuk Kejari Situbondo dan di jalan Basuki Rahmad depan kejaksaan. Pengamatan wartawan jawa Pos Radar Situbondo menyebutkan, sejak Lilur memasuki gedung kejaksaan, banyak orang yang berusaha masuk. Mereka ingin menyaksikan langsung apakah Lilur ditahan atau tidak. Beruntung, puluhan warga ini dihalau oleh polisi yang berjaga di pintu gerbang Kejari Situbondo. Bahkan, sebelum Lilur ditahan juga sempat terjadi ketegangan di halaman kejaksaan. Lilur sempat adu mulut dengan pengacara Amirul Mustafa, Sayonara. Pada waktu itu, Sayonara tiba dan menyalami Lilur yang duduk di tangga depan kejaksaan. Usai berjabatan, Lilur menggertak Sayonara bahwa dirinya juga akan dihukum karena telah

dipolisikan oleh Lilur. Sayonara pun menimpali dengan jawaban yang membuat Lilur kian emosi. Kata dia, siapa saja harus patuh hukum dan posisinya sama di mata hukum. Merasa tersinggung dengan ucapan itu, Lilur kemudian memberikan tanggapan bahkan sempat mengancam Sayonara. Adu mulut antara Lilur dan Sayonara terus terjadi. Beruntung, sejumlah anggota polisi kemudian meminta Sayonara agar terus masuk ke gedung kejaksaan. Sekitar satu jam kemudian, Sayonara keluar dari dalam gedung. Dia dan seorang warga yang berada di kejaksaan langsung sujud syukur di depan pintu masuk kejaksaan. Ini setelah sebelumnya dipastikan bahwa Lilur akan ditahan. Sayonara dan seorang warga bersujud cukup lama sampai Lilur digiring menuju mobil tahananan. Setelah Lilur dibawa menuju Rutan Situbondo, tak disangka puluhan warga di pinggir-pinggir jalan ikut bersujud syukur. Hitungan wartawan Koran ini, setidaknya ada 20 orang yang

Rabu16 Desember 2015

NUR HARIRI/JPRS

SEMPAT MACET: Warga bersujud di jalan pantura setelah mengetahui Lilur ditahan pihak kejaksaan kemarin (15/12)

bersujud di sekitar kantor kejaksaan. Bahkan, di jalan Pantura Situbondo, belasan orang bersujud di aspal. Insiden dadakan ini kontan membuat kondisi lalu lintas sempat tersendat. Warga yang sujud syukur akhirnya kembali

ke pinggir jalan setelah diminta pihak kepolisian yang berjaga di sekitar kejaksaan. Dikonfirmasi, Sayonara mengatakan, dirinya dan puluhan warga sengaja melakukan sujud syukur karena Lilur dita­han. “Kami sangat mengapresiasi

polisi dan kejaksaan. Kami sujud itu sebagai bentuk apresiasi dan rasa syukur kami kepada Allah,” katanya. Sejumlah warga lain juga mengaku hal yang sama. Ahmad, salah seorang warga mengaku jika dirinya senang karena se-

NUR HARIRI/JPRS

BERSYUKUR: Sayonara langsung melakukan sujud syukur di depan pintu masuk Kejari Situbondo usai Lilur ditahan Kejaksaan kemarin (15/12).

lama ini banyak masyarakat yang menyebut bahwa atensi publik sudah bisa ditangani dengan baik oleh polisi.

“Kasus ini menjadi atensi publik, bukan pribadi saja. Makanya banyak warga yang ikut bersujud,” terangnya. (rri/pri)

Ancaman Hukuman Maksimal 12 Tahun n kejaksaan...

Sambungan dari Hal 32

akhirnya, pelimpahan kasus dilakukan kemarin (15/12). Pengamatan wartawan Jawa Pos Radar Situbondo menyebutkan, sebelum lilur ditahan, pihak Polres Situbondo lebih dulu datang di kejaksaan. Itu karena sehari sebelumnya sudah terjadi kesepakatan bahwa kasus ITE akan dilimpahkan. Lilur yang oleh penyidik Polres tidak ditahan, berjanji akan datang sendiri ke Kantor Kejaksaan di Jalan Basuki Rahmad. Polisi yang tiba sejak awal sekitar pukul 08.00 harus menunggu Lilur sekitar satu jam lebih. Be-

gitu Lilur tiba, pria yang kerap memimpin aksi demonstrasi ini langsung masuk ke kantor kejaksaan. Dia tampak menunggu dua pengacaranya yang belum tiba dan berbincang-bincang dengan polisi. Untuk menjaga kondusifitas dan lancarnya pelimpahan kasus ITE, polisi kemudian menambah puluhan personil yang ditempatkan di pintu gerbang kejaksaan. Itu dilakukan karena di jalan raya depan kejaksaan banyak orang yang ingin menyaksikan penahanan Lilur. Sekitar pukul 10.00, Lilur kemudian masuk ke ruangan Jaksa Penuntut Umum (JPU), Ida, SH. Dirinya sempat menjalani cek

kesehatan dengan didampingi dua pengacaranya. Selanjutnya, ruang JPU ditutup dan Lilur menjalani pemeriksaan. Sekitar satu jam lebih, pihak kejaksaan kemudian menyatakan Lilur ditahan. Dengan cepat Lilur digiring menuju mobil tanahan oleh sejumlah anggota polisi. Pria yang konon sebagai pengusaha batu bara ini kemudian dibawa menuju Rumah Tahanan Negara (Rutan) kelas 2 B Situbondo. Pada saat dijebloskan ke penjara, sejumlah keluarga Lilur tampak berada di sekitar Rutan. Bahkan, dari mereka juga ada yang menangis. Namun, tidak ada pihak keluarga yang

bisa dimintai keterangannya seputar penahanan Lilur. Sebelum ditahan, kepada wartawan Jawa Pos Radar Situbondo Lilur menjelaskan kenapa dirinya SMS dengan dugaan pembunuhan kepada Amir. “Laporan saya tentang SMS fitnah tidak ditindak lanjuti, padahal saya menduga Amir yang melakukan. (saat itu) Saya peringatkan Amir, jika tetap menyebarkan SMS fitnah, saya akan potong dia di depan ibunya. (SMS ancaman pembunuhan) itu saya lakukan karena ibu saya terus menangis saat didatangi tentara dari Kodim,” ungkapnya. Dia menambahkan, setelah kejadian itu, kemarahannya tidak

Janji Diumumkan Dalam Waktu Dekat n tunda...

Sambungan dari Hal 32

Tahapannya ada berbagai macam tes yang harus dilalui. Sehingga, saat ini para pendaftar tinggal menunggu pengumuman saja. Dia menerangkan, kabar tak sedap sudah menyebar dian-

tara sesama pendaftar. Mereka curiga penundaan pengumuman hingga berkali-kali mengindikasikan adanya permainan dalam penerimaan anggota baru Satpol PP.”Informasinya ada titipan yang ternyata tidak lolos tes. Makanya ditunda terus,” terangnya. Kepala Satpol PP, Agung Wintoro mengakui kalau pengu-

muman ditunda beberapa kali. Penyebabnya, karena masih ada proses seleksi yang belum selesai. Ditunda karena finalisasi baru selesai,” ujar Agung ketika dihubungi wartawan koran ini. Agung mengaku, saat ini semua proses sudah selesai. Karena itulah, pengumumannya akan segera dilaksanakan dalam waktu

dekat ini. ”Tinggal menunggu Sekda (Sekretaris Daerah) yang sedang ada kegiatan di luar kota,” terangnya lagi. Oleh sebab itu, Agung berha­ rap kepada para pendaftar untuk bersabar. Dia mengatakan, dalam waktu dekat ini pengumuman sudah bisa dilakukan. (bib/pri)

Ikut Tanggung Jawab Dorong Program Pembangunan n fatayat...

Sambungan dari Hal 32

“PC Fatayat NU Situbondo bermitra dengan Bappeda untuk mendapatkan program pengembangan ekonomi kreatif dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia,” terangnya. Ada dua program yang diterima. Yaitu, program pengolahan kopi yang dilaksanakan Bappeda dan pelatihan perbengkelan berbasis gender yang dilakukan PC Fatayat NU. Situbondo dipilih karena Situbondo memang menjadi salah satu daerah tertinggal.

Di Jawa timur yang mendapatkan program ini hanya ada dua kabupaten. Selain PC Fatayat Situbondo, ada Bondowoso. “Untuk kegiatannya, satu hari kita lakukan di Sansui karena kebetulan di Sansui itu dilakukan pembukaannya bersamasama dengan kelompok pengolahan kopi yang dilaksanakan Bappeda,” terang Zeiniye. Pembukaan acara dihadiri sekertaris umum PC Fatayat NU Jawa Timur, perwakilan Direktur Pengembangan SDM Kementerian Desa, Priyono dan Puji Hartini. Dalam sambutannya, Priono menyampaikan tentang Situbondo yang masih menjadi salah satu daerah. Sehingga,

perlu dipicu untuk keluar dari predikat tersebut. Diharapkan, kegiatan yang digelar akan menjadi rangsangan kelompok untuk mengembangkan usaha. Dengan harapan nanti kelompok yang dibentuk akan menjadi pilot project dan menggetuktularkan kepada kelompok-kelompok lain. Sebab itulah, dalam pelatihan juga diberi bantuan peralatan perbengkelan. Selanjutnya, bantuan tersebut nantinya akan terus dilakukan monitoring. Termasuk tindak lanjut dari pelatihan. Ini sebagai bukti bahwa program ini berkesinambungan. “Harapan selanjutnya selain

kelompok perbengkelan, kelompok pengolah kopi , ekonomi kreatif apa yang dimiliki oleh Situbondo yang bisa disandingkan program pada 2016 nanti,” kata Priyo. Sementara itu, Ketua Fatayat NU, Zeiniye, menerangkan, apa yang dilakukannya untuk membuktikan bahwa Fatayat bukan hanya sebatas organisasi keagamaan perempuan NU yang hanya mengurus pemberdayaan perempuan. “Sebagai salah satu banom NU, Fatayat memiliki tugas dan tanggungjawab mendorong program pembangunan dari semua lapisan masyarakat baik itu laki-laki dan perempuan,” terangnya. (pri/adv)

Ingin Hidupkan Tari di Kota Santri n jadi...

Sambungan dari Hal 32

Yang cukup mengejutkan, karya anak pengamen di Kota Santri ini dimainkan oleh mahasiswa. Dengan begitu, penelusuran tari Remo Trisnawari bisa dirampungkan di pertengahan tahun 2014. Salah satu yang membuat dirinya sangat bangga, yaitu Tari Remo Trisnawati menjadi mata kuliah di kampus-kampus yang memiliki jurusan seni. “Sejak itu, Budayawan muda di Situbondo mengirim surat kepada Gubenur Jawa Timur, Pak Soekarwo. Kemudian budayawan di Situbondo juga memberitahu beberapa kampus yang menggunakan Seni Tari Remo Trisnowati. Penyampaiannya sederhana, surat itu menyebut

pencipta dan pelestari tari remo trisnawati masih ada dan tinggal di Situbondo,” papar Trisnawati. Dengan melayangkan surat kepada sejumlah pihak, Trisnawati akhirnya dikenal oleh kalangan pecinta seni tari. Dirinya langsung mendapat undangan dari beberapa kampus untuk menunjukkan secara langsung tarian yang diciptakannya. Trisnawati juga dikejutkan dengan penampilan Tari Remo Trisnawati oleh sejumlah mahasiswa yang sudah profesional. Melihatnya, Trisnowati hanya tersenyum bangga. Sesekali dirinya meneteskan air mata karena tarian anak pengamen diminati dan dipertontonkan hingga ke manca negara. “Tidak ada mahasiswa yang saya kenal. Saya hanya tahu mereka pandai

menari seperti saya. Saya juga bingung, karena hampir semua mahasiswa mengenal saya, padahal saya tidak pernah bertemu mereka. Ternyata di mata kuliah yang diajarkan sudah ada foto saya,” katanya sambil terharu. Perempuan yang tidak lulus sekolah dasar ini kemudian dinobatkan sebagai dosen lepas oleh beberapa kampus. Dirinya kemudian mengisi mata pelajaran tari kepada mahasiswa. Sebagai dosen lepas, biasanya Trisnawati dipanggil sebulan sekali. “Kadang-kadang hanya jadi juri saat ada lomba di kampus-kampus,” katanya. Sejak menjadi dosen lepas, Trisnawati cukup sibuk. Sebab, selain dipanggil untuk mengisi kuliah tari, dirinya juga di datangi beberapa mahasiswa di rumahnya.

Para mahasiswa yang datang pun terkejut melihat tempat tinggal Trisnawati yang sederhana dan merupakan rumah kontrakan. Kegigihan Trisnawati dalam melestarikan tarian tersebut kemudian menjadi sorotan banyak pihak. Tari Remo Trisnawati tak hanya dipakai di luar negeri atau acara-acara besar lainnya. Tari yang ciptakan anak pengamen jalanan ini juga kerap ditampilkan di istana Negara untuk membuka acara-acara resmi kenegaraan. Sekitar bulan Oktober 2015 lalu, Trisnawati diundang oleh Gubenur Jawa Timur Soekarwo. Dia mendapat pengharagaan atau semangatnya karena sudah menciptakan dan melestarikan tari remo trisnawati, yang sudah dikenal dunia. (pri/habis)

bisa reda. “Dandim itu mengirim tentara untuk klarifikasi fitnah yang mengadu saya dengan Dandim. Saat saya melihat ibu saya menangis, saat itu saya marah luar biasa,” paparnya. Lilur juga mengaku kasusnya sarat dengan muatan politis. “Ini kasus kecil, saya SMS Amir itu enam bulan sebelum Amir melaporkan. Artinya kalau Amir ketakutan atas SMS saya ,seharusnya Amir melaporkan setelah saya SMS. Bukan enam bulan setelah saya SMS. Atas kasus ini saya ditekan untuk ditangkap oleh ribuan massa di depan polres berkali-kali. Ini jelas politis dan saya tidak pernah menggunakan orang untuk membela kasus saya,” paparnya. Meski begitu, Lilur menegaskan akan mengalir mengikuti proses hukum kasus ITE. “Tapi saya percaya, jika ada ketidakadilan terjadi pasti ada perla-

wanan. Proses hukum ini saya hormati. Saya dipanggil saya datang. Ketika tidak datang, saya memberi tahu kenapa saya tidak datang. Ketika harus diserahkan, saya hadir. Polres tahu saya kooperatif,” pungkasnya. Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Situbondo, AKP Riyanto menegaskan kasus ITE yang ditangani penyidik tidak ada unsur politis. Pelimpahan berkas menurutnya sudah berdasarkan KUHAP. “Tidak ada untur politis. Seperti kasus-kasus lain kalau P21 pasti dilimpahkan. Untuk penahanan tersangka, itu bukan kewenangan saya, karena kami hanya melimpahkan berkas dan tersangka. Sudah diterima kejaksaan,” paparnya. Dari pihak Kejari Situbondo, hingga penahanan Lilur selesai dilakukan tidak ada yang memberikan penjelasan mengapa Li-

lur ditahan. Bahkan, JPU Ida, SH. juga enggan memberikan komentar kepada sejumlah wartawan. Sementara dari pihak Kuasa Hukum Lilur, Yuudistira Nugroho mengatakan, kliennya memang ditahan oleh pihak kejaksaan. Sebagai kuasa hukum, dirinya akan mengupayakan pembelaan terhadap kliennya. “Ya kita dampingi, dia ditahan karena ancamannya hukuman di atas lima tahun dan itu hak JPU,” katanya. Seperti diketahui, Khalilur R Abdullah Syahlawi diduga melanggar UU RI nomor 11 tahun 2008, tentang Informasi dan Transaksi Eletronik (ITE), karena mengirim SMS ancaman pembunuhan kepada Amirul Mustofa. Lilur kemudian dijerat pasal 29 junto pasal 45 UU ITE, dengan ancaman hukuman minimal 5 tahun dan maksimal 12 tahun penjara. (rri/pri)

Serius Carikan Solusi Banongan n lagi-lagi...

Sambungan dari Hal 32

Sedangkan Pansus pengelo­ laan keuangan daerah memilih berkunjung ke Kota Surabaya. Yang dituju adalah Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keu­ angan dan Aset Daerah (DPPKAD) Provinsi Jawa Timur. Melalui sambungan telepon seluler (Ponsel), Fahrudi mengatakan, yang dituju di Pasuruan adalah Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI).

”Ingin melihat sebenarnya seperti apa struktur tanah di Banongan. Selama ini di Banongan selalu mengeluhkan masalah tanah,” terangnya. Fahrudi mengatakan, Kunker tersebut akan berlangsung sekitar dua hari. Waktunya lebih lama karena Pansus ingin mengetahui cara pengelolaan Banungan dengan kondisi tanah yang bermasalah. ”Ini sebagai bentuk keseriusan kami dalam mencarikan solusi permasalahan di Banongan.” Tambah Fahrudi.

Sementara itu, Pansus Pengelolaan Keuangan Daerah belum ada yang bisa dikonfirmasi. Ningsih selaku ketua Pansus waktu ditelepon wartawan Koran ini tidak bisa dihubungi. Padahal nada sambung hand phone (HP) miliknya terus berbunyi. Namun, tidak diterima. Anggota Pansus yang lain juga tidak bisa dihubungi. Karena itu, wartawan Jawa Pos Radar Situbondo belum mengetahui tujuan kunjungan Pansus ini ke DPPKAD Provinsi Jawa Timur. (bib/pri)

Amankan Uang Tunai Rp 738 Ribu n polisi...

Sambungan dari Hal 32

Penangkapan Sutip dilakukan polisi sekitar pukul 17.00 pada waktu pelaku merekap nomor togel di rumahnya. Penangkapan bermula dari informasi masyarakat yang menyebut pria itu sedang beroperasi dan baru pulang ke rumahnya. Polisi langsung mendatangi rumahnya karena selama ini sudah menjadi Target Operasi (TO) polisi. Pelaku tidak bisa berkutik karena pada saat digerebek, dirinya sedang merekap togel. Penangkapan terhadap Sutif kontan membuat sejumlah warga

sekitar rumahnya terkejut. Petang itu, Aiptu I Komang Adi yang memimpin penggerebekan Sutif langsung membawanya ke Mapolres Situbondo. “Kami menangkapnya berdasar informasi masyarakat, kemudian bergerak dan berhasil menangkapnya saat merekap togel,” katanya. Dari tangan Sutif, polisi berhasil menyita sejumlah barang bukti. Diantaranya satu bendel kertas kecil yang diduga sebagai kupon togel. Tiga lembar kertas rekapan yang berisi nomor judi togel. Serta uang tunai sebesar Rp 738 ribu yang diduga hasil penjualan nomor togel.

Kepada polisi, Sutif mengaku dirinya bekerja kepada seorang pengepul togel berinisi ED. Atas jasa kerjanya mengecerkan penjualan nomor togel, Sutif mendapatkan upah sebesar 30 persen dari total penjualan yang didapatkannya. Dikonfirmasi, Kasubag Humas Polres Situbondo, Ipda Nanang Priambodo membenarkan penangkapan pelaku judi togel di Situbodo barat tersebut. “Yang menangkap Tim Anti Bandit Polres Situbondo. Sekarang tersangka sudah ditahan dan diperiksa. Kasus ini juga dikembangkan karena tidak menutup kemungkinan ada pelaku lainnya,” terangnya. (rri/pri)

Rekapitulasi Dilakukan Secara Terbuka n dihadiri...

Sambungan dari Hal 32

Menurut Joedo, rekapitulasi tingkat Kabupaten dilakukan dengan terbuka. Dengan begitu, akan menghilangkan prasangka buruk dari sejumlah pihak. Beberapa jajaran yang diundang diantaranya Muspida, tim pasangan calon (Paslon), serta para wartawan. Selain itu, hadir juga panitia pengawas pemilihan (Panwaskab) Situbondo,

dan seluruh Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK). Sementara itu, rekap akan di tempatkan di Gedung Bhayangkara Janunaraga. Joedo mengatakan, sengaja ditempatkan di tempat itu karena membutuhkan tempat yang memadai. ”Kalau di Kantor KPU tidak memungkinkan,” terangnya lag. Rencananya, rekapitulasi hasil perhitungan suara tingkat Kabupaten akan dilaksanakan pada Hari Kamis (17/12) mendatang.

Joedo mengatakan, tagggal pelaksanaanya itu sudah sesuai dengan Peraturan PKPU (PKPU). Dalam PKPU nomor 2 Tahun 2015 tentang tahapan pilkada, rekapitulasi tingkat kabupaten dilaksanakan dari tanggal 16-18 Desember. Saat ini rekapitulasi di tingat PPK sudah rampung semua. Rekap di tingkat kecamatan itu disediakan waktu dari tanggal 10-16 Desember. Sedangkan kotak suara seluruhnya sudah ada di Kantor KPU. (bib/pri)


EKONOMI BISNIS R A D A R

Jawa Pos

Rabu 16 Desember 2015

BERAS IR 64 0

10.500

GULA PASIR

MIGOR CURAH

0

DAGING SAPI

0

11.900

9.000

0

109.000

TELUR AYAM RAS

DAGING AYAM BROILER

0

0

29.800

34

B A N Y U W A N G I

19.100

KACANG KEDELAI IMPOR

KACANG KEDELAI LOKAL

0

0

8.800

8.100

CABAI RAWIT

CABAI BIASA

BAWANG MERAH

BAWANG PUTIH

1000

1000

400

400

23.200

17.600

26.200

21.000

DOK. RABA

POTENSI PBB: Meski target penerimaan pajak bumi dan bangunan (PBB) sudah hampir tuntas, namun Dispenda belum puas karena penerimaan dan potensi PBB belum seimbang.

Target PAD Surplus Rp 4,7 Miliar Target Rp 303 M, Tercapai Rp 308 M BANYUWANGI - Enam belas hari menjelang berakhirnya tahun anggaran 2015, target penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) sudah terlampaui 100 persen. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2015, penerimaan PAD ditarget sebesar Rp 303 miliar lebih. Sedangkan penerimaan PAD yang tercatat di Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) kemarin (14/12), pundi-pundi PAD yang sudah masuk

kas daerah mencapai Rp 308 miliar atau tercapai sekitar 101,5 persen dari target. Jika mengacu pada target dalam APBD, realisasi PAD itu mengalami surplus sekitar Rp 4,7 miliar dari target yang ditetapkan dalam perubahan APBD 2015. Komponen PAD meliputi pajak daerah sudah tercapai 106 persen atau Rp 103 miliar. Atau enam persen lebih tinggi dari target yang di pasang sebesar Rp 96 miliar. penerimaan retribusi daerah sudah tercapai 108 persen atau Rp 29 miliar atau lebih tinggi delapan persen dari target. Pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan menyumbang 95,61 persen atau Rp 692 juta.

Sedangkan pos lain-lain PAD yang sah mencapai Rp 160,4 miliar atau sudah terealisasi 97,9 persen. Untuk realisasi pendapatan, rata-rata sudah tercapai di atas 90 persen. Seperti Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang mencapai Rp 25,2 miliar. Penerimaan PBB tahun ini dipatok Rp 24,5 miliar. Retribusi pasar mencapai 92,7 persen atau tercapai Rp 3,6 miliar dari target Rp 3,9 miliar. Capaian ini menunjukkan hasil yang cukup baik mengingat kondisi pasar saat ini sedang lesu. Beberapa tahun belakangan kondisi pasar tradisional cenderung sepi. Pola beli masyarakat berubah dari belanja di pasar tradisional ke

pasar modern. Ada beberapa faktor yang melatari pergeseran minat belanja masyarakat itu antara lain berbelanja di pasar modern atau yang biasa disebut supermarket sudah menjadi life style. Kepala Dispenda Banyuwangi, Soedirman mengatakan, meski penerimaan melebihi target, tetapi pihaknya kurang puas. Mestinya penerimaan PBB bisa lebih besar dari yang direalisasikan. Sudirman mengaku kurang puas dengan kinerja mitra kerja Dispenda dalam melayani pembayaran pajak yang kurang maksimal. “Pelayanannya kurang maksimal. Misal ada orang mau bayar pajak tapi pelayanan dinomorduakan karena bukan nasabah, akhirnya WP malas mau bayar

di bank,” katanya. Kemitraan dengan pihak lain agar WP yang jauh dari jangkauan kantor Dispenda lebih mudah membayarkan kewajiban. Dispenda bermitra dengan dua instansi. Yakni Bank Jatim dan PT. Pos Indonesia Selain itu perilaku juru pungut tingkat desa menjadi penyebab penerimaan tidak maksimal. Soedirman mengaku ada kekurangan dalam sistem pemungutan pajak di tingkat desa. “Tahun depan kita sudah menyiapkan strategi untuk mengatasi dengan memberi imbalan untuk desa berupa uang Rp 500 per lembar Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) PBB,” katanya. (cin/c1/afi)

Andalkan Buah Segar Bersaing Era MEA BANYUWANGI - Kesegaran buah lokal produksi Banyuwangi masih menjadi andalan bagi Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan (PKP) menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akhir tahun 2015. Jaminan kualitas kesegaran buah lokal dianggap menjadi nilai lebih daripada buah import yang kesegarannya akan berkurang. Kepala Dinas PKP, Ikrori Hudanto, mengatakan selain produk pertanian seperti beras, jagung dan kedelai, buah lokal menjadi andalan bagi Banyuwangi. Upaya pemerintah daerah melalui penggunaan buah-buah lokal dalam setiap acara, menjadi cara tersendiri untuk mempromosikan buah lokal. Beberapa komoditas yang dijadikan andalan bagi Banyuwangi adalah jeruk keprok, melon, buah naga, dan semangka. Ikrori menjamin produktivitas buah lokal tidak diragukan. Hanya saja perlu dimaksimalkan penanganannya supaya memperoleh buah lokal dengan kualitas internasional. Seperti buah melon salah satunya, kaya Ikrori, sudah dicoba 60 varietas tanaman berkadar air RENDRA KURNIA/RABA

STOK MELIMPAH: Pedagang buah mangga di Pasar Banyuwangi sedang menunggu konsumen datang.

Buah Jeruk Mahal, Mangga Anjlok Drastis BANYUWANGI - Musim panas berkepanjangan beberapa bulan lalu ternyata memberi dampak positif terhadap harga buah jeruk. Hingga kemarin (15/12) harga jeruk masih terpantau mahal karena stok jeruk dari petani saat musim kemarau lalu menyusut. Berbeda dengan buah jeruk, harga buah mangga turun drastis karena stok sedang melimpah. Saat ini harga jeruk saat ini untuk satu kilogramnya dijual Rp 17 ribu. Harga tersebut dirasa pedagang sangat mahal sekali. Sebab, sebelum stok jeruk sedang susut, harga jeruk yang dijual hanya berada pada kisaran harga Rp 8 ribu. ”Stok sepi karena cuaca panas kemarin sangat panjang. Meski sudah masuk penghujan, tapi stok masih belum stabil sampai sekarang, harga juga masih mahal,” kata Nahrayu, salah seorang pedagang. Minimnya stok buah jeruk juga dibarengi dengan stok pisang. Saat musim kemarau berkepanjangan beberapa bulan lalu, pasokan pisang juga menipis. Kondisi ini tentu mempengaruhi harga pisang yang dijual peda-

gang. ”Saat ini harga pisang satu curung Rp 15 ribu, normalnya ya Rp 10 ribu harganya,” jelasnya. Tidak hanya itu, harga melon dan semangka di pasaran saat ini juga masih mahal. Kemarau pan jang menjadi penyebab harga melon dan semangka melonjak. Sebab, saat kemarau lalu banyak semangka dan melon milik petani tidak panen karena kekurangan air. Sampai musim penghujan saat ini datang juga masih belum berpengaruh. Harga melon saat ini Rp 14 ribu, sebelumnya Rp 8 ribu. ”Semangka saat ini Rp 7 ribu, sebelumnya Rp 4 ribu,” terangnya. Sementara itu, minimnya stok buah seperti jeruk, pisang, melon dan semangka saat kemarau lalu, ternyata tidak berpengaruh pada buah mangga. Sejak kemarau lalu, stok buah mangga dari pengepul melimpah. Akibatnya, harga mangga yang dijual pedagang anjlok drastis. Untuk per kilogramnya saat ini mangga dijual dengan harga Rp 3 ribu saja. ”Stok banyak sekali, harganya ya murah,” tambah Nahrayu. (tfs/c1/afi)

tinggi tersebut di wilayah Muncar. Kondisi tanah di Muncar sangat mendukung, sehingga hanya perlu disesuaikan dengan varietas bernilai jual tinggi yang kemudian dipilih untuk dikembangkan. Selain itu, lanjut Ikrori, perlu diperhatikan, buah lokal agar lebih higienis daripada buah impor. Dia mencontohkan, buah lokal saja dalam waktu satu minggu sudah tampak kusut dan tidak segar. Apalagi dengan buah impor yang membutuhkan waktu lebih dari satu minggu dalam penyimpanan ala kadarnya. “Selain kualitas buah, kita punya keunggulan di kesegaran, karena itu kita berani diadu dalam satu komoditas pada era MEA nanti,” terangnya. Untuk mendukung produktivitas buah lokal, pemerintah daerah mendukung peralatan penunjang pertanian. Seperti traktor dan perbaikan saluran irigasi, pengerahan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) ke beberapa petani sasaran. “Traktor kita sediakan, bisa di lihat di kantor, dengan traktor bisa mengurangi indeks masa tanam sampai 13 hari,” ujarnya. (fre/c1/afi)


RABU 16 DESEMBER TAHUN 2015

HALAMAN 37

Pulang dari Malaysia, Tewas Gantung Diri TEGALSARI - Warga Dusun Sumberjati, Desa Dasri, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi, sempat geger kemarin pagi (15/12). Laipan, 50, warga setempat yang baru dua pekan pulang dari luar negeri, ditemukan Yuli Astuti, 20, salah satu anaknya, meninggal dengan tubuh menggantung di pintu rumah. Tidak ada luka bekas penganiayaan di tubuh bapak itu. Diduga, pria paro baya itu sengaja mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri menggunakan tali plastik. “Diduga kuat korban sengaja bunuh

diri,” cetus Kapolsek Tegalsari, AKP Suhardi. Tubuh korban yang menggantung di pintu yang menghubungkan ruang tengah dan dapur itu diketahui sekitar pukul 05.00. Saat itu Yuli Astuti akan ke dapur untuk memasak. “Anaknya itu melihat korban sudah meninggal dengan tubuh menggantung,” terangnya. Menurut kapolsek, selama ini di rumah itu hanya ada korban bersama dua anaknya. Istrinya menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi ■ Baca Pulang...Hal 38

Akhir Hidup TKI asal Desa Dasri

4

Diduga ada masalah keluarga, Laipan nekat mengakhiri hidup.

2

1 Laipan baru pulang kerja dari Malaysia 2 pekan lalu.

diduga 5 Dia gantung diri dengan tali plastik di pintu rumah.

korban 6 Jenazah pertama kali ditemukan dalam posisi tergantung oleh anaknya.

7

Laipan tinggal bersama dua anaknya.

Polisi tidak menemukan tanda kekerasan. Pihak juga keluarga menerima. Korban dimakamkan.

3 Istrinya bekerja jadi TKI di Arab Saudi.

SHULHAN HAHI/JPRG

MAUT: Kanitreskrim Polsek Tegalsari, Aiptu Agus Rahmat, menunjukkan tali plastik yang digunakan korban gantung diri kemarin (15/12).

GRAFIS: REZA FAIRUS/RABA

Warga Protes Harga Tanah JLS

SHULHAN HADI/JPRG

GLENMORE - Pembangunan Jalur Lintas Selatan (JLS) yang melintas di jalan Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, tampaknya tidak akan berjalan mulus. Warga yang tanahnya akan terkena proyek jalan, memprotes karena mereka menganggap lahan mereka dihargai murah. Warga yang protes itu memasang sejumlah poster di sepanjang jalan yang akan kena proyek JLS. “Warga sejak dulu tidak terima tanahnya dibeli dengan harga murah,” cetus Agus Suyanto, 48, salah satu warga Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore. Menurut Suyanto, pembebasan lahan yang akan dibuat untuk JLS itu sudah dilakukan pada tahun 2007 dan 2008. Dalam pembebasan lahan, tidak ada kesepakatan harga. “Saya dulu diajak musyawarah, tapi uang diberikan pada bapak saya, padahal tidak ada kesepakatan harga,” katanya. Saat ini, terang Suyanto, ada sekitar 70 warga yang menyoal status tanah tersebut. Tanah miliknya yang dipakai untuk pembangunan jalan berukuran sekitar empat meter kali 18 meter. “Tanah saya hanya dihargai Rp 100 ribu per meter,” ujarnya ■

PROTES HARGA: Salah satu protes warga dengan memasang spanduk di pinggir jalan Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, kemarin (15/12).

ADA APA LAGI

Gadis Protolan SMP Digilir sampai Hamil

Lepaskan Kucing Hutan ke Habitatnya

DEDY JUMHARDIYANTO/JPRG

RESAH: Mashud mengawasi itiknya di Desa Kebaman, Kecamatan Srono, kemarin (15/12).

Maling Mentok Menggila SRONO - Aksi pencurian mentok marak di Dusun Krajan, RT 1, RW 4, Desa Kebaman, Kecamatan Srono, akhir-akhir ini. Selama sepekan terakhir sudah puluhan ternak itik hilang diduga karena dicuri. Salah satu peternak, Mashud, 60, menyebut selama sepekan terakhir sedikitnya 50 ekor mentok milik warga hilang dicuri maling. “Pada Senin malam (14/12), malingnya hampir tertangkap,” katanya ■ Baca Maling...Hal 38

PESANGGARAN - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jogjakarta melepas liar lima ekor kucing hutan (Felis bengalensis) di Resor Sukamade, Seksi Pengelolaan Taman nasional (SPTN) wilayah I Sarongan, Taman Nasional Meru Betiri, Kecamatan Pesanggaran, kemarin (15/12). Pelepasliaran lima ekor kucing hutan dengan kelamin empat jantan dan satu betina itu dilakukan Kepala BKSDA Jogjakarta, Ammy Nurwati, dan Kepala Taman Nasional Meru Betiri, Pratono Suroso. “Kucing hutan itu merupakan spesies terancam punah dan termasuk satwa liar mamalia yang dilindungi undang-undang,” cetus Kepala BKSDA Jogjakarta, Ammy Nurwati, dihubungi via telepon seluler kemarin (15/12). Menurut Ammy Nurwati, lima ekor kucing hutan itu merupakan hasil operasi penertiban peredaran tumbuhan dan satwa liar yang rutin dilakukan Polisi Hutan (Polhut) BKSDA Jogjakarta. Tahun 2014, terang dia, pihaknya juga melepaskan kucing hutan di Suaka Margasatwa Sermo di Kulon Progo, Jogjakarta ■ Baca Lepaskan...Hal 38

Tidak Terima, Ortu Korban Lapor Polisi

BKSDA FOR JPRG

SATWA LANGKA: Salah satu kucing hutan yang dilepasliarkan BKSDA Jogjakarta di Taman Nasional Meru Betiri, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, kemarin (15/12).

Herman Felani-Fia Nandiya, Pasutri Penjual Air Bersih

Satu Jeriken Rp 2.000, Sering Gratiskan Warga Miskin Pasangan suami-istri (pasutri) Herman Felani, 27, dan Fia Nandiya, 21, warga Dusun Gempol Dampit, Desa Kedungwungu, Kecamatan Tegaldlimo, bekerja dengan cara menjual air bersih keliling. Kegiatan keliling hingga pelosok itu dilakukan sejak pagi hingga sore. DEDY JUMHARDIYANTO, Tegaldlimo SIANG itu sinar matahari terasa cukup menyengat. Seorang lelaki muda tampak bersemangat menurunkan jeriken warna putih berisi air bersih dari atas truk. Dengan

DEDY JUMHARDIYANTO/JPRG

PEKERJA KERAS: Fia Nandiya, 21, menggotong jeriken berisi air bersih kemarin (15/12).

dipanggul di atas bahu kanannya, jeriken itu diletakkan pada angkong. Angkong

Baca Warga...Hal 38

jeriken berisi air bersih itu didorong menuju rumah warga yang telah memesan air bersih.

Itulah pekerjaan yang dilakoni Herman Felani, 27, bersama istrinya, Fia Nandiya, 21, warga Dusun Gempol Dampit, Desa Kedungwungu, Kecamatan Tegaldlimo. Sejak lima tahun lalu pasangan suami-istri (pasutri) itu berjualan air bersih dengan cara keliling desa. Menjadi penjual air bersih keliling itu bukan pekerjaan mudah. Selain butuh tenaga ekstra, juga butuh ketelatenan dan kedisiplinan dalam memasok air ke rumah warga yang membutuhkan. Herman menekuni usaha jualan air bersih itu sejak masih bujangan, tepatnya 13 tahun lalu. Pekerjaan itu dilakukan karena warga banyak yang membutuhkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, apalagi pada saat musim kemarau. Warga di kampungnya selalu kesulitan mencari air bersih untuk memasak ■ Baca Satu...Hal 38

MUNCAR - Tidak terima anak gadisnya berinisial SL yang masih berumur 15 tahun digilir dua pemuda yang masih tetangganya sendiri, PRW, 45, warga Dusun Sukosari, Desa Blambangan, Kecamatan Muncar, mendatangi Polsek Muncar kemarin (14/12). Kepada polisi, PRW melaporkan bahwa putrinya telah digagahi HN, 21, dan PN, 22. Perbuatan itu terjadi sekitar lima bulan lalu. “Saya bekerja di Bali, oleh keluarga diminta segera pulang,” katanya. Setiba di rumah, PRW mengaku kaget setelah diberi tahu bahwa putrinya yang hanya protolan SMP itu telah hamil lima bulan. Yang membuatnya lebih kaget,

perbuatan itu akibat ulah dua pemuda yang masih tetangganya sendiri. “Sebelum digilir, dia dicekoki minuman keras,” ujarnya. Tidak terima dengan kelakuan dua pemuda bejat itu, PRW langsung mendatangi polsek. “Saya tidak terima anak saya diperlakukan seperti itu,” ungkapnya di Polsek Muncar kemarin (15/12). Kapolsek Muncar, Kompol Agus Dwi Jatmiko, saat dikonfirmasi mengatakan sudah menerima laporan tersebut. Korban yang diduga digilir dua pemuda itu juga telah dipanggil ke polsek untuk dimintai keterangan. Setelah memeriksa korban, terang dia, dua pemuda berinisial HN dan PN juga telah dipanggil untuk diperiksa. Keduanya sementara diamankan di polsek. “Kita masih menunggu hasil visum,” ungkapnya. (ddy/c1/abi)


RADAR BANYUWANGI

Jawa Pos

Rabu 16 Desember 2015

BLAMBANGAN RAYA

38

Untag-Kemenristek Dikti Garap Inkubitek

DEDY JUMHARDIYANTO/JPRG

KUMUH: Warga membuang sampah di TPSA Desa Gitik, Kecamatan Rogojampi, kemarin (15/12).

Bau Sampah TPSA Gitik Dikeluhkan ROGOJAMPI - Keberadaan bekas tempat pembuangan sampah akhir (TPSA) di sekitar lokasi pasar hewan, Dusun Sidomulyo, Desa Gitik, Kecamatan Rogojampi, dikeluhkan banyak warga. Sampah yang banyak menumpuk di lokasi itu menimbulkan bau tidak sedap. Padahal, di sekitar lokasi pembuangan sampah itu banyak perumahan penduduk. “Sampahnya sudah menggunung, baunya ke mana-mana,” cetus Dwi

Setiawan, 34, warga Dusun Sidomulyo, Desa Gitik. Sampai saat ini, terang dia, banyak warga yang masih membuang sampah di bekas lokasi TPSA itu. Padahal, tempat itu sudah ditutup karena tidak layak. “Tolong pihak terkait mendengar keluhan warga ini,” pintanya. Hal senada juga diungkapkan Wandra, 27. Salah satu tokoh pemuda setempat itu menyampaikan sejak musim hujan tiba, bau tidak sedap bisa tercium hingga radius

sekitar 300 meter dari lokasi TPSA. Bahkan, jika pagi hari bau tak sedap bisa tercium hingga ke jalan raya Rogojampi. “Ini harus segera ditangani, karena tempatnya dekat permukiman warga, dan kami merasa terganggu.” terangnya. Camat Rogojampi, Lukman Hakim, mengaku sudah berulang kali mendapat laporan dari warga. Bahkan, pihaknya juga sudah berupaya mengatasi tumpukan sampah dengan meratakan menggu-

nakan alat berat. “Alat berat itu sekarang macet,” dalihnya. Untuk mengatasi bau busuk dari bekas TPSA, Camat Lukman berencana akan menimbun sampah dengan tanah. Tujuannya, bau busuk tidak semakin menyengat. Rencananya, lokasi yang kini banyak sampah yang menumpuk itu akan dibuat pasar hewan dan terintegrasi dengan ruang terbuka hijau (RTH). “Tanahnya uruk sudah ada, tinggal meratakan,” katanya. (ddy/c1/abi)

Ditindaklanjuti setelah Urusan Pilbup Tuntas ■ WARGA...

Sambungan adari Hal 37

Gara-gara tanahnya akan dipakai JLS itu, jelas Suyanto, terpaksa rumahnya di bagian depan harus dibongkar. Biaya untuk perbaikan rumahnya itu, telah menghabiskan biaya sebesar Rp 7 juta. “Saya merasa rugi,” cetusnya. Yang lebih menjengkelkan, sebut Suyanto, harga tanah miliknya dan milik beberapa tetangga berbeda. Jika pemilik tanah itu

dianggap orang yang berpengaruh, harga tanah agak mahal. “Di sini harga tanah ada yang Rp 100 ribu per meter, Rp 150 ribu per meter, dan Rp 400 ribu per meter persegi,” ungkapnya. Saat itu, Suyanto mengaku tidak bisa berbuat banyak karena ditakut-takuti. Jika tidak menerima harga yang telah diberikan, tanah miliknya akan digusur oleh pemerintah. “Kita itu ngempet sejak dulu, Mas. Saat itu ditakuttakuti,” ucapnya.

Camat Glenmore, Susanto Wibowo, saat dikonfirmasi mengaku sudah menerima laporan dari masyarakat. Pihaknya akan menindaklanjuti persoalan itu setelah pilbup selesai. “Laporan dimasukkan menjelang pilkada, kita sampaikan tunda dulu,” katanya. Untuk sementara ini, pihaknya akan mengumpulkan data terkait pembelian tanah warga itu. Sebab, proses pembebasan lahan sudah lama dan dirinya belum bertugas

di Glenmore. “Saya akan mengundang kepala desa, kami ingin mendengar kejadian saat itu,” ujarnya. Untuk kejelasan nasib warga itu, camat berjanji akan mengumpulkan secepatnya sejumlah pihak yang dianggap mengerti dan terlibat dalam pembebasan tanah untuk JLS itu. “Desember ini kita gelar, semua akan kita libatkan, termasuk tim sembilan yang saat itu menjadi panitia,” ungkapnya. (sli/c1/abi)

Peternak Curigai Dua Pemuda ■ MALING...

Sambungan adari Hal 37

Menurut Mashud, sekitar pukul 22.00, salah satu tetangganya Menhadi, 52, yang akan ke sungai untuk buang hajat dibuat kaget mendengar suara mentok yang terbang. Karena penasaran, mendekati mentok yang terbang itu. “Melihat ada dua pemuda yang berusaha menangkap mentok,” ujar Menhadi.

Curiga dengan gerak-geriknya, kedua pemuda ditegur. Tapi, keduanya berdalih mengusir mentok yang telah mengganggu saat akan buang air di sungai. “Kalau malam mentok milik warga banyak yang tidur di tepi sungai,” ungkapnya. Kedua dua pemuda itu, terang dia, mengaku dari Desa Wonosobo, Kecamatan Srono. Mereka berdalih hanya mampir ke sungai untuk buang air setelah baru pulang dari

rumah teman perempuannya. Tanpa pikir panjang, Menhadi langsung melaporkan ulah kedua pemuda itu kepada warga lain yang sedang jaga. Tapi sayang, kedua pemuda itu juga langsung kabur dengan naik motor. “Saya sempat mengejar kedua pemuda itu sampai Pasar Srono,” ujar Nurudin, 37, pemuda setempat. Nurudin mengaku tidak bisa melanjutkan pengejaran, karena

motornya kehabisan bensin. Tapi, sempat mencatat nomor polisi motor bebek yang dinaiki kedua pemuda itu, yakni P 4415 XS. “ Saya tahu anaknya bawa karung plastik, isinya belum tahu persis,” jelasnya pada Jawa Pos Radar Genteng kemarin (15/12) Mentok piaraan warga Dusun Krajan, Desa Kebaman, yang banyak hilang itu, di antaranya milik Menhad, Mashud, Abdul Hajid, dan Untung. (ddy/c1/abi)

Truk Pernah Terjebak Jalan Berlumpur ■ SATU...

Sambungan adari Hal 37

“Dulu sumur bor masih jarang, saya menggunakan gerandong (kendaraan rakitan) untuk mengangkut jeriken air,” kenangnya. Herman mendapatkan air bersih dari sumur bor di Desa Wringinputih, Kecamatan Muncar. Satu jeriken berisi 30 liter air bersih dijual seharga Rp 2.000. Harga itu dirasa cukup murah karena sekadar biaya ongkos angkut. Untuk mendapatkan air bersih, Herman harus rela bangun pagi untuk mengisi jeriken. Selanjutnya, air-air itu dikirim kepada para pelanggan. “Saat mengisi air di sumur bor, saya mengisi uang kas,” terangnya. Pada awalnya Herman hanya melayani kebutuhan air bersih pada belasan warga yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Tapi karena banyak warga luar desa yang memesan, pelanggan semakin banyak. Malahan, sekarang ini warga yang menjadi pelanggannya menyebar di beberapa desa, seperti Desa Kedunggebang, Kedungasri, Kalipait, Kendalrejo, dan Kedungwungu. “Sebagian besar pelanggannya itu adalah warga yang tinggal di pelosok desa dan sulit mendapatkan air bersih,” katanya. Banyaknya permintaan air bersih dari luar desa, Herman memutuskan untuk membeli truk. Selain mempermudah dan memperbanyak pasokan jumlah air, juga untuk meningkatkan pelayanan pada pelanggan yang membutuhkan. “Pakai truk ini sehari bisa antar 144 jeriken, setiap jeriken berisi 35 liter air,” ungkapnya. Usaha jualan air bersih itu, semakin mudah setelah menikah dengan Fia Nandiya. Sebab,

DEDY JUMHARDIYANTO/JPRG

RUPIAH: Herman Felani, 27, mengambil air untuk dijual ke daerah terpencil kemarin (15/12).

istrinya itu mau diajak berkeliling kampung untuk jualan air bersih. Selain bertugas mencatat dan menerima uang dari para pelanggan, istrinya juga ikut membantu menurunkan air dari atas truk. “Kasihan lihat suami kerja keras sendiri,” ujar Fia Nandiya. Menjadi penjual air bersih keliling, banyak suka dan duka. Suka jika selama mengisi tidak ada antrean. Sedang dukanya, itu tidak tega melihat orang tua yang tidak mampu tapi membutuhkan air bersih. “Biasanya saya gratiskan,” katanya. Meski musim penghujan, warga yang

membutuhkan air bersih itu masih ada. Maklum sebagian kawasan di Kecamatan Tegaldlimo, itu airnya payau dan kurang nikmat jika dikonsumsi. Untuk mengantarkan air bersih hingga ke pelosok desa dengan jalan yang masih belum beraspal, truk yang dikendarai terjebak dalam jalan berlumpur. Jika turun hujan lebat, terpaksa harus jalan memutar dengan melewati jalan yang tidak berlumpur. Jika dipaksakan, kendaraannya macet dengan terperosok dalam lumpur. “Untungnya banyak warga yang peduli dan mau membantu,” ungkapnya. (c1/abi)

BANYUWANGI - Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi bekerja sama dengan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) melaksanakan program inkubasi bisnis dan teknologi (Inkubitek) di Kabupaten Banyuwangi. Bentuk programnya berupa penguatan teknologi produksi kerupuk bawang di UD. Kalirejo Banyuwangi dan pengembangan usaha produk olahan mangrove Teluk Pangpang. Manajer Inkubitek Untag Banyuwangi, Dr Herdiana Dyah Susanti ST MT mengatakan, kerupuk bawang yang dihasilkan UD Kalirejo dituntut untuk meningkatkan kualitas produknya. Inkubitek Untag memberikan fasilitas penyuluhan dan sosialisasi atau diseminasi teknologi tepat guna. Ada juga pelatihan pengendalian kualitas produksi dengan six sigma dan manajemen pengelolaan usaha. “Fasilitasi juga diberikan untuk pendaftaran hak merek dan sertifikasi halal,” ujar Ketua Program Studi Teknik Industri Untag Banyuwangi itu. Dijelaskan, kelompok usaha produktif “Makmur” di Teluk Pangpang mengolah mangrove menjadi berbagai jenis makanan dan minuman. Ada produk kopi, teh, keripik, sirup, dan tepung mangrove dengan merk “Pang-pang”. Saat ini, proses produksi masih secara manual dengan peralatan rumah tangga, sehingga kapasitasnya terbatas. Inkubitek bertujuan meningkatkan pendapatan, dan peningkatan perekonomian UKM mitra dengan meningkatkan produktivitas kelompok usaha pro-

UNTAG FOR JP-RABA

INKUBASI: Kasubdit Pangan, Kesehatan, dan Obat Ditjen Penguatan Inovasi Kemenristek Dikti, Wisono SKom (dua dari kiri) mengunjungi Inkubitek produk olahan mangrove ”Makmur” Teluk Pangpang bersama jajaran Untag Banyuwangi pekan lalu. duktif “Makmur”. Selain itu, meningkatkan kemampuan dan pengetahuan mitra tentang marketing mix dan manajemen pengelolaan usaha mulai dari bahan baku, pengawasan mutu bahan baku, hingga strategi pendistribusian produk yang komersial. Target khusus, imbuh dia, mitra dapat meningkatkan jumlah produksi yang dihasilkan dengan inkubasi teknologi mesin mixer, mesin penipis adonan keripik, oven/pengering kabinet, spinner, vacum sealer kemasan, mesin pencacah daun mangrove, dan deep frying skala industri. Inkubitek memberikan bantuan mesin dan peralatan tersebut. Selain itu, jaringan pemasaran baru makin terbuka luas. Mitra juga didaftarkan hak merk dan sertifikasi halal. “Kualitas sumber daya manusia diharapkan meningkat melalui pelatihan manajemen pengendalian kualitas dan pengawasan mutu bahan baku,’’ cetus

dosen yang akrab disapa Didin itu. Didin menambahkan, inkubasi adalah suatu proses pembinaan, pendampingan, dan pengembangan yang diberikan oleh inkubator wirausaha kepada peserta Inkubasi. Inkubator wirausaha adalah suatu lembaga intermediasi yang melakukan proses inkubasi terhadap peserta inkubasi. Seperti tenant, klien inkubator, atau inkubati. Mereka memiliki bangunan fisik untuk ruang usaha sehari-hari. Inkubitek membantu pemerintah memperoleh income berupa pajak pendapatan industri, penyerapan tenaga kerja terdidik, menghidupkan pemasok bahan baku, menggerakkan roda distributor, transportasi, dan pasar. “Kemenristek Dikti memberikan insentif kepada kelompok masyarakat melalui inkubitek dengan pendampingan dari akademisi melalui Untag Banyuwangi,” katanya. (*/bay)

Pihak Keluarga Bisa Menerima ■ PULANG...

Sambungan adari Hal 37

“Korban itu baru dua pekan pulang. Dia menjadi TKI di Malaysia,” katanya. Kapolsek mengaku, korban mengakhiri hidupnya dengan cara mengikat lehernya dengan tali plastik dan mengaitkannya ke pintu. “Saat ditemukan anaknya, korban diduga baru kendat (gantung diri),” ungkapnya. Dugaan korban sengaja gantung diri itu, masih kata kapolsek, berdasar hasil pemeriksaan petugas kesehatan tidak ditemukan luka bekas penganiayaan.

Di celananya ditemukan cairan sperma. “Tidak ada tanda-tanda kekerasan,” katanya. Berdasar keterangan keluarga, jelas kapolsek, korban nekat bunuh diri diduga karena hubungan dengan keluarga kurang baik, terutama dengan istrinya yang kini menjadi TKI di Arab Suadi. “Ada masalah keluarga,” ujarnya. Mengenai dugaan gantung diri itu, lanjut kapolsek, pihak keluarga sudah menyatakan menerima. Selanjutnya, jenazah korban dimandikan dan dimakamkan. “Tali plastik dan pakaian yang dikenakan korban, kita amankan di polsek,” cetusnya. (sli/c1/abi)

Meru Betiri Habitat Asli Kucing Hutan ■ LEPASKAN...

Sambungan adari Hal 37

“Kawasan Taman Nasional Meru Betiri dipilih karena termasuk habitat asli kucing hutan di Pulau Jawa,” terangnya. Ammy menjelaskan, kucing hutan dilindungi berdasar Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7

Tahun 1999 dan Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 1990. Dari tahun ke tahun, jumlah spesies tersebut semakin berkurang seiring alih fungsi habitat dan meningkatnya perburuan satwa. “Pelepasliaran kucing hutan ini merupakan salah satu upaya agar kucing hutan, khususnya di wilayah taman nasional, tidak punah,” tandasnya. (ddy/c1/abi)


R A D A R B A NYUW A NGI

daerah sekitar

39

Rabu 16 Desember 2015

Pola Angin Berubah, Hujan pun Datang

Patung Tangan Simbol Perlawanan DENPASAR – Parade budaya yang digagas Forum Rakyat Bali (ForBALI) Tolak Reklamasi Teluk Benoa dengan mengambil tema Nawa Sanga yang digelar di Pantai Padanggalak, Kesiman, Denpasar, Minggu (13/12) berlangsung meraih. Sejumlah band saling beradu di atas stage dipadu penampilan seni tradisional bondres, teater, tarian tradisional dari berbagai sekehe teruna banjar di Bali. Hebatnya, para seniman yang terlibat datang secara sukarela dan tidak dibayar sepeser pun. Tema Nawa Sanga sendiri diambil sebagai gambaran sembilan penjuru mata angin dalam filosofi Hindu, dan sebagai simbol perjuangan rakyat Bali melawan investor kemaruk. “Di even inilah rakyat Bali bersatu dengan berbagai bentuk media seni dari sejumlah komunitas kreatif di Bali, dan even ini adalah bentuk kecil dari besarnya penolakan rakyat Bali terhadap reklamasi Teluk Benoa,” jelas Yoka Sara selaku penggagas acara. Di sela rangkaian even ini, Yoka menyatakan bahwa mereka akan mendirikan patung kepalan tangan kiri setinggi 13 meter, diameter 5 meter sebagai simbol lingga yoni perlawanan rakyat Bali terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa seluas 700 hektare investor. “Nantinya patung ini akan diarak ratusan orang menuju bibir pantai, kemudian dibakar sebagai pertanda api perlawanan rakyat Bali terhadap rencana reklamasi Telok Benoa tak akan pernah padam dan kian kuat,” jelas arsitek kawakan ini. Sementara Divisi Kampanye ForBali, Putu Candra, mengatakan bahwa dana acara ini datang dari masyarakat yang secara sukarela menyumbang tanpa ikatan dan bisa dipertanggungjawabkan. (ika/mus/jpnn)

BANYUWANGI – Sejak dua hari ini, pola angin yang berembus dari pantauan pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi sudah berubah. Sebelumnya arah angin arah angin dari timur ke tenggara, saat ini sudah berubah arah dari selatan ke barat daya. Dengan pola angin seperti itu menandakan kalau musim hujan di Banyuwangi sudah datang. Prakirawan BMKG Banyuwangi, I Gede Agus Purbawa mengatakan, pola angin dari arah selatan ke barat daya ini mengindikasikan datangnya musim hujan karena angin ini lebih banyak membawa uap air. Banyaknya uap air yang dibawa itu membuat pertumbuhan awan yang menyebabkan hujan juga cukup tinggi. ”Di wilayah perairan Jawa Timur suhu muka laut juga sudah menghangat. Itu juga memicu banyaknya uap air,” terang Gede. Gede menambahkan, sudah mulai

MELAWAN: Patung kepalan tangan dipajang di even Nawa Sanga di Pantai Padanggalak, Denpasar, sebagai simbol perlawanan atas rencana reklamasi Teluk Benoa.

datangnya musim penghujan di wilayah Banyuwangi ini juga bisa dilihat dari pola cuaca yang ada di Banyuwangi. Jika biasanya mendung baru terjadi pada siang hari hingga sore hari, sejak dua hari yang lalu BMKG memantau cuaca mendung sudah mulai terjadi sejak pagi hari di Banyuwangi. ”itu juga menandakan kalau musim penghujan sudah datang,’” tambahnya. Dengan memasuki musim penghujan seperti ini, pihak BMKG kembali mengimbau masyarakat untuk terus mewaspadai pertumbuhan awan Cumulonimbus (Cb). Sebab, awan Cb tersebut bisa memicu terjadinya petir, hujan lebat dan angin kencang sesaat. Selain itu, adanya awan Cb tersebut juga memicu terjadinya angin putting beliung . ”Tetap waspada . Untuk wilayah Banyuwangi besok (hari ini) kondisi cuacanya pada umumnya hujan ringan hingga sedang mulai siang hari,” pungkasnya. (tfs/als)

RENDRA KURNIA/RaBa

KEHUJANAN: Seorang siswa berjalan di bawah guyuran hujan. Perubahan arah angin mengakibatkan hujan sering turun.

Dewan Dituding Boros

bayu sastra negari/bali express/jpnn

Raja Denpasar Gagal Dieksekusi DENPASAR – Untuk kali kesekian, Raja Denpasar Ida Cokorda Ngurah Jambe Pemecutan alias Cok Samirana gagal dieksekusi jaksa eksekutor. Rencana eksekusi terhadap sang raja, Senin (14/12) lalu dilakukan lantaran yang bersangkutan tidak hadir dalam sidang peninjauan kembali (PK) di PN Denpasar. Pilihan terakhir, jaksa eksekutor mendatangi Puri Denpasar. Namun, Cok Samirana ternyata tidak ada di puri. Puri Denpasar malah kosong melompong. Eksekusi pun batal. Sesuai agenda, sidang PK kemarin berlanjut ke penandatanganan berita acara yang akan dikirim ke Mahkamah Agung (MA). Namun Cok Samirana tidak hadir, padahal

Jawa Pos

diwajibkan pemohon hadir. Jaksa maupun majelis hakim pun sepakat Cok Samirana harus hadir. Lantaran gagal dihadirkan di depan sidang, Rabu (16/12) hari ini, jaksa dan majelis hakim yang diketuai Achmad Petensili sepakat mengecek ke salah satu rumah sakit, tempat Cok Samirana dirawat. “Namun, rumah sakitnya tidak diketahui oleh pengacaranya,” jelas Jaksa Luga yang menjadi jaksa dalam sidang PK ini. Jaksa eksekutor sendiri dibantu aparat kepolisian untuk mengeksekusi sang raja. Ada kurang lebih 30 personel Dalmas mem-backup kerja jaksa eksekutor. Jaksa eksekutor yang dipimpin langsung Kasi Intel Kejari Denpasar

Syahrir Sagir bahkan mendatangi Puri Denpasar. Namun, di puri, rombongan jaksa hanya diterima anak Cok Samirana, AA Ngurah Wira Bima. Menurut AA Ngurah Wira Bima, Cok Samirana sedang sakit. “Masalahnya di mana rumah sakitnya, Turah Bima (AA Ngurah Wira Bumi) tidak tahu,” jelasnya. Eksekusi pun gagal dilakukan. Cok Samirana sendiri kesandung penipuan dan penggelapan yang terjadi pada tahun 2006 silam. Ketika itu, korban Ni Putu Lely berniat membeli tanah dan akhirnya diperkenalkan dengan Cok Samirana yang berniat menjual tanah seluas sekitar 10 hektare di Jalan Badak Agung, Renon.

Harga tanah yang ditawarkan oleh Cok Samirana adalah Rp 75 juta per are. Lely pun sepakat untuk membeli tanah tersebut sesuai dengan harga Rp 75 juta per are. Uang muka yang akan dibayarkan Lely sebesar Rp15 miliar dan pembayaran dilakukan dalam tiga tahap. Saat Lely akan melakukan pembayaran tahap kedua sebesar Rp 7,6 miliar, Lely minta kepada Cok Samirana agar diperlihatkan sertifikat tanah yang asli. Saat itu, Cok Samirana berjanji akan segera menunjukkan sertifikat tanah tersebut. Lantas, Lely pun datang ke notaris Gusti Ngurah Oka untuk melunasi uang muka sebesar Rp 15 miliar. (art/rdr/mus)

BADUNG – Setelah dihebohkan dengan rencana pembelian puluhan mobil dinas (mobdin) baru, DPRD Badung, Bali, digoyang isu kenaikan tunjangan uang perumahan. Kenaikan tunjangan uang perumahan ini disebut-sebut sudah masuk dalam APBD 2016. Jumlah anggaran kenaikan tunjangan perumahan ini sebesar Rp 428 juta. Sontak saja kabar ini membuat para pejabat dan pegawai eksekutif di Pemkab Badung geger. Me­reka cemburu keras karena tun­ja­ngan kinerja pegawai sebesar Rp 408 miliar dicoret alias dibatalkan. “Sebagai pegawai eselon empat sebenarnya saya kecewa dengan pembatalan kenaikan kinerja pegawai. Tapi yang mengagetkan, tunjangan perumahan anggota dewan malah naik Rp 19.950.00 setiap orangnya,” ujar salah satu pejabat di lingkungan Setda Badung. Eselon empat adalah jabatan setingkat kasubag atau kepala seksi (kasi). Pria yang tak menyebutkan namanya ini mengaku

mendapat informasi kenaikan tunjangan pe­rumahan dewan dari bagian keuangan sekretariat dewan. “Kalau de­wan bi­lang tunjangan perumahan batal naik itu bohong. Kami PNS di­bilang ba­gi-bagi dan makan uang rak­yat, terus dewan makan uang siapa?” sindirnya. Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Badung Nyoman Satria saat dikonfirmasi kemarin (8/12) mem­ban­tah kabar tersebut. Satria menga­ta­kan rencana kenaikan tunjangan perumahan anggota dewan sudah di­putuskan batal dalam rapat pari­pur­na internal. “Kami sudah sepakat tidak jadi menaikkan tunjangan pe­ru­mahan. Itu hasil rapat paripurna in­ternal kami sebelum menyetujui RAPBD 2016,” terang Satria. Yang menarik, saat didesak jika benar tidak naik tapi tercantum dalam RAPBD 2016, Satria tak membantah. Menurut Satria, masih tercantumnya angka kenaikan tunjangan perumahan dewan karena kesalahan teknis administrasi. (san/rdr/mus/jpnn)

Melihat Komunitas Mahasiswa Penyayang Anak-anak (Swayanaka) Jember

Ajarkan Pentingnya Pendidikan pada Desa Binaan Komunitas Swayanaka merupakan singkatan dari Mahasiswa Penyayang Anak yang bergerak di bidang pendidikan. Mereka terjun ke desadesa yang potensi pendidikannya rendah. Mereka mengajak anak-anak untuk bermain dan belajar. Bagus Supriadi, Jember Anak-anak Desa Mrawan, Kecamatan Mayang, setiap seminggu sekali memiliki kegiatan baru. Yakni bermain dan belajar bersama mahasiswa yang tergabung dalam komunitas Swayanaka. Mereka belajar tentang banyak hal, seperti permainan tradisional yang mendidik. Tak kalah penting, mereka juga dimotivasi agar mampu menggapai mimpinya. Salah satunya dengan menempuh pendidikan se tinggi-tingginya sebagai bekal menjalani hidup. “Baru setelah mereka sadar tentang pentingnya pendidikan, kami pindah cari desa binaan yang lain,” kata Holidi, ketua komunitas Swayanaka Jember. Komunitas yang peduli dengan pendidikan masih terbilang baru di Jember ini sekitar tahun 2013 lalu berdiri. Namun, kiprahnya sudah mampu mewarnai dunia pendidikan di Jember. Sebab, sudah mendidik anak-anak di desa binaan mereka, yakni di Keluarahan Tegal Besar dan Desa Mrawan.

“Komunitas ini dibentuk karena keprihatinan terhadap anak-anak yang putus sekolah,” tambahnya ketika ditemui di perpustakaan Untukmu Si Kecil (USK) pinggir Kali Kedadung, kemarin. Sehingga, rasa kepedulian itu tak ingin disiakan begitu saja. Komunitas itu awal kali dirintis sejak 1998 oleh sejumlah mahasiswa di Surabaya. Mereka prihatin dengan kesenjangan dunia pendidikan anak-anak, keadaan kesehatan masyarakat Jember dan lainnya. Namun dalam perjalanan, komunitas itu sempat vakum selama bertahun-tahun. Hingga pada tahun 2010 lalu dihi­dup­kan kembali agar bisa memberikan manfaat bagi masyarakat. “Akhirnya di sejumlah daerah yang terdapat kam­pus, dibentuk komunitas, seperti Malang, Kediri termasuk Jember,” terangnya. Pria kelahiran 9 Agustus 1994 itu me­ nambahkan, terbentuknya swa­ya­naka di Jember tidak lepas dari peran sa­lah satu dosen Universitas Jember. Mereka mengumpulkan sejumlah mahasiswa untuk terlibat dalam gerakan sosial itu. “Jadi salah satu dosen kami me­minta untuk mengumpulkan sepuluh ma­ ha­siswa, termasuk saya hadir,” akunya. Ketika sudah berkumpul, para ma­ha­siswa itu diperlihatkan video kegiatan Ko­munitas Swayanaka dari daerah lain. Seperti aksi sosial ketika Gunung Merapi meletus serta kegiatan lainnya di bidang pendidikan. Akhirnya, kata mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Univeristas Jember

Istimewa

MISI SOSIAL: Anggota komunitas Swayanaka berbaur dengan anak-anak usia sekolah. Mereka intens ikut peduli pendidikan di desa binaan.

tersebut, Swayanaka Jember mulai diresmikan pada Mei 2013 bertempat di desa binaan pertama, yakni Kelurahan Tegalbesar. “Kami ambil daerah sana, karena pertama dan lebih mudah,” tuturnya. Kegiatan yang dilakukan bukan hanya seputar pendidikan, tapi mengajari anak-anak agar memiliki gaya hidup yang sehat, pola asuh

terhadap anak serta mengajarkan anak permainan yang mendidik. “Waktu disana kami menggandeng PKK agar terlibat,” ujarnya. Tak hanya itu, aktivitas lain yang dilakukan adalah mendidik anak agar memiliki mimpi dan menjadi generasi yang lebih hebat. Seperti peduli terhadap lingkungan. “Seperti JJS bersama, lalu mereka memunguti puntung

rokok yang bertebaran,” akunya. Tegalbesar menjadi desa binaan selama dua tahun. Karena anak-anaknya sudah banyak besar dan melanjutkan pendidikan ke tingkat selanjutnya, yakni di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sehingga, mereka mencari desa lain untuk dibina. Akhirnya para anggota komunitas berdiskusi untuk menentukan desa binaan melalui survei. Mereka sepakat menjadikan Desa Mrawan sebagai Desa Binaan. Karena banyak anak-anak yang pendidikannya masih rendah. “Kadang sampai SD berhenti sekolah dan langsung bekerja,” akunya. Sehingga anak-anak muda itu ingin mengubah kebiasaan buruk masyarakat tentang pendidikan. Sebab, putus sekolah bukan karena faktor ekonomi, tapi kemauan dan semangat yang rendah untuk menyekolahkan anak-anak. Selain itu, kondisi desa tersebut termasuk desa yang berada di daerah agak pelosok. Sehingga, tepat untuk dijadikan desa binaan agar Sumber Daya Masyarakat (SDM) bisa meningkat. “Awalnya kami memperkenalkan diri pada masyarakat, tentang tujuan dan kegiatan komunitas,” jelasnya. Mereka disambut baik oleh masyarakat sekitar. Seminggu sekali, bermain dan belajar di halaman sekolah bersama anak-anak. Sedangkan untuk warga sendiri, komunitas menyelenggarakan bakti sosial. “Idul Adha lalu kami juga kurban kambing,” tambah pria asal Bondowoso tersebut. (hdi/jpnn)


RADAR BANYUWANGI

Jawa Pos

Rabu 16 Desember 2015

BERITA UTAMA

39

Empat Pelaku Lain masih Buron n RAJA... Sambungan dari Hal 30

Dua kapal yang digunakan dalam aksi illegal fishing itu masih berada di Satpolair Polres Banyuwangi, depan Terminal Sri Tanjung, Ketapang. Barang bukti lain adalah satu

kapal jenis speed boat mirip kapal patroli Satpolair. “Ada dugaan cat speed boat itu dibuat mirip kapal patroli Satpolair untuk memudahkan aksi saat melakukan pengeboman ikan. Bisa jadi nelayan lain yang melintas menyangka kapal itu milik aparat,’’ ujar Kasatpolair Banyuwangi,

AKP Basori Alwi, dihubungi tadi malam. Diungkapkan Basori, kasus pengeboman ikan yang dilakukan komplotan Ami Cs itu sangat meresahkan warga Kecamatan Wongsorejo. Empat kali Ami tertangkap tangan aparat karena melanggar hukum saat menang-

kap ikan. “Tiga kali aksinya berakhir di Lapas Banyuwangi. Ulah tersangka mengebom ikan juga pernah tertangkap tangan aparat Polres Situbondo,’’ beber Basori. Ami tertangkap tahun 2006 di Perairan Takat Mas, Baluran, Situbondo. Dua tahun berselang, dia kembali berurusan dengan

Melanggar Kode Etik Kepolisian n BRIPTU... Sambungan dari Hal 30

Diberitakan sebelumnya, Briptu Rio Dita Wibawa akhirnya dipecat secara tidak hormat dari keanggotaannya sebagai Polri. Bintara polisi yang terakhir bertugas di Seksi Umum (Sium) Polres Banyuwangi itu diberhentikan karena melanggar kode etik kepolisian dan terlibat perkara narkoba. Prosesi pemecatan Rio digelar

bersamaan dengan apel pagi yang digelar di halaman Mapolres Banyuwangi kemarin. Kapolres Banyuwangi AKBP Bastoni Purnama yang menjadi inspektur upacara memimpin langsung prosesi pemberhentian Rio itu. Dalam keputusan Kapolda Jatim tentang pemberhentian Rio Dita Wibawa disebutkan, mantan anggota Satnarkoba Polres Banyuwangi itu melanggar dua aturan sekaligus, yakni Peraturan Pemerintah Nomor

1 Tahun 2003 dan Pasal 21 ayat 3 Peraturan Kapolri Nomor 14 Tahun 2011. Bastoni menjelaskan, pemecatan Rio disebabkan sejumlah hal, di antaranya dia melanggar kode etik kepolisian. Itu diperlihatkan dengan tidak masuk alias mangkir dari tugas yang semestinya dijalani. Selain itu, yang lebih fatal, Rio juga kedapatan sebagai pemakai narkoba. “Yang jelas dia sudah pernah terlibat narkoba. Itu menjadi

peringatan keras bahwa polisi yang terlibat narkoba pasti dipecat,” tegasnya. Terakhir kali Rio kedapatan berurusan dengan kasus narkoba sekitar Oktober lalu. Dia ditangkap BNP Jawa Timur karena membawa 0,5 gram sabu. Kasus itu mengantarkan dia menjalani rehabilitasi ketergantungan narkoba. Sebelumnya, dia tercatat tiga kali melakukan penyalah gunaan narkoba. (nic/c1/aif)

petugas dari Polsek Wongsorejo. Tahun 2010 dia ditangkap TNI AL atas kasus yang sama. Terakhir ditangkap Satpolair Polres Banyuwangi pada Kamis (25/11) setelah lama buron. Ironisnya, vonis yang dijatuhkan majelis hakim atas tiga kasus sebelumnya tergolong ringan. Ami hanya dijatuhi sanksi pidana tak lebih dari sepuluh bulan. Padahal, menurut Undang-Undang Perikanan Nomor 45 Tahun 2009 yang merupakan perubahan UU 31 Tahun 2004 ancaman hukumannya 5 tahun ke atas dan

denda Rp 2 miliar. Dalam aturan itu juga ditegaskan, alat penangkapan ikan yang digunakan illegal fishing dimusnahkan pihak berwenang setelah putusan hakim berkekuatan hukum tetap. Apalagi, dalam kasus keempat yang ditangani Satpolair Polres Banyuwangi, Ami dan Munir juga dijerat Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara. “Apabila terbukti bersalah, pemusnahan kapal dan alat tangkap ikannya mesti dijalankan.

Seperti yang dilakukan Menteri Susi, agar praktik pengeboman ikan dan pelaku illegal fishing lain jera,” harap Basori Alwi. Selain Ami dan Munir, masih ada empat pelaku lain yang kini sedang dicari. Mereka juga termasuk komplotan Ami Cs. Identitas para pelaku sudah dikantongi aparat Satpolair, tapi pencariannya tidak berjalan mudah. “Empat pelaku yang kini masuk DPO tersebut telah kabur ke Madura dan Papua,’’ tandas mantan Kasatpolair Situbondo itu. (c1/aif)

Track Record Ami Q Tahun 2006 tertangkap di Perairan Takat Mas, Baluran, Situbondo Q Dua tahun berselang, kembali berurusan dengan petugas dari Polsek Wongsorejo Q Tahun 2010 ditangkap TNI AL atas kasus yang sama

Q Terakhir ditangkap Satpolair Polres Banyuwangi Kamis (25/11) Q Ironisnya, vonis yang dijatuhkan majelis hakim atas tiga kasus sebelumnya tergolong ringan. Ami hanya dijatuhi sanksi pidana tak lebih dari sepuluh bulan. REZA FAIRUZ/RABA

Penumpang ke Bali Diprediksi Naik 5 Persen n SIAGAKAN... Sambungan dari Hal 30

Pada saat liburan Natal dan Tahun baru nanti pihak ASDP akan menerapkan tiga pola operasi, yakni pola operasi normal, padat, dan sangat padat. Apabila kondisi pelabuhan dalam keadaan normal saat liburan nanti, pihak_ nya hanya mengoperasikan 30 kapal. Jika sedang padat, ASDP akan mengoperasikan 33 kapal. ”Kalau memang benar-benar padat, kapal yang kami operasikan

35 unit,” tambahnya. Pantauan pihak ASDP sampai kemarin, jumlah kendaraan dan penumpang yang menuju Pulau Bali masih terbilang normal. Peningkatan kendaraan dan jumlah wisatawan jelang liburan masih belum terjadi. Diperkirakan, kepadatan jumlah wisatawan dan penumpang yang menuju Pulau Bali akan terjadi sejak 20 Desember mendatang. Melihat pola operasi selama ini, pihak ASDP juga memprediksi jumlah pengguna jasa yang menuju

maupun dari Bali mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu. ”Meningkat prediksi kita. Yang ke Bali meningkat 5 persen, dan dari Bali meningkat 7 persen dari tahun lalu,” jelasnya. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pihak ASDP juga akan menyediakan posko liburan Natal dan tahun baru. Nanti posko itu akan beroperasi 18 Desember sampai 5 Januari 2016. ”Karena ini liburan, untuk dominasi kendaraan yang menyeberang nanti kami perkirakan adalah

bus pariwisata dan mobil pribadi,” terang Toyib. Sementara itu, untuk dermaga MB I di Ketapang yang belum direhabilitasi, pihak ASDP memastikan rehabilitasi akan dilanjutkan setelah liburan Natal dan tahun baru usai. Hal itu dilakukan agar tidak mengganggu arus liburan Natal dan tahun baru. ”MB I di Gilimanuk sudah selesai direhab ke kapasitas 40 ton. Kalau yang di Ketapang memang masih belum,” pungkasnya. (tfs/c1/aif)

Rata-rata Mustahik Sudah Sepuh n 195... Sambungan dari Hal 30

Selain bantuan dana konsumtif, khusus di Kecamatan Wongsorejo, pengurus Baznas Kabupaten Banyuwangi juga membagikan dana ZIS untuk beasiswa senilai Rp 5 juta kepada 10 keluarga

tidak mampu. ‘’Total dana ZIS yang dibagikan di wilayah Wongsorejo Rp 15.5 juta,” ujar Ketua Baznas Kabupaten Banyuwangi, Samsudin Adlawi, didampingi Wakil Ketua II, H. Herman Suyitno. Ikut menyerahkan dana ZIS Wongsorejo, antara lain Camat

Wongsorejo, Dra. Sulistyowati MM; Kepala KUA Wongsorejo, Mawardi SH. Mag; dan Ketua BAZ Wongsorejo, Solihin SH. Sebelum ke Wongsorejo, Samsudin dan Herman mendistribusikan ZIS di KUA Kalipuro. Didampingi Kepala KUA Kalipuro, Syakur Isnaini, Baznas Kabupaten

Banyuwangi membagikan dana ZIS Rp 9 juta untuk 30 mustahik yang rata-rata sudah sepuh. Sementara itu, dana ZIS yang didistribusikan di Kecamatan Licin, Glagah, Kabat, dan Rogojampi, kemarin masingmasing berjumlah Rp 9 juta untuk 30 mustahik. (*/c1/aif)

Akan Membangun Museum Hasan Ali n HASIL... Sambungan dari Hal 30

Hal itu sebagai apresiasi karena Hasan Ali telah mengorbankan waktu, tenaga, dan hartanya, untuk memperjuangkan bahasa Oseng dan menyusun kamus. “Bapak Hasan Ali yang ngawiti perjuangan melestarikan bahasa Oseng,” jelas Sekretaris DKB, Bam bang Lukito, kemarin (15/12). Selain itu, sebagai bentuk hormat kepada mendiang Hasan Ali dan dalam rangka mendorong pengembangan bahasa Oseng, DKB bersama Emilia Contessa selaku

anak Hasan Ali akan membangun Museum Hasan Ali. Rekomendasi lain dari seminar tersebut adalah mengusulkan kepada Pemkab Banyuwangi agar tanggal 7 Desember dijadikan sebagai Hari Bahasa Oseng. Bambang mengungkapkan, 7 Desember dipilih karena tanggal tersebut merupakan tanggal kelahiran Hasan Ali dan tanggal pengangkatan bupati pertama Banyuwangi. Rekomendasi selanjutnya adalah memperbaiki sistem ejaan dan membentuk tim penyusun kurikulum baru bahasa Oseng. Selain itu, seminar tersebut juga

merekomendasikan perlunya dilakukan kajian terus-menerus terhadap bahasa Oseng. “Kajian terus-menerus kita lakukan untuk menggali kosa kata dan fakta baru yang bisa dibuktikan secara empiris untuk memperkuat bahasa Oseng sebagai bahasa,” tegasnya. Menurut Bambang, kajian yang perlu terus dilakukan, antara lain penelitian sistem fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. “Itu semua perlu dimiliki oleh bahasa Oseng. Karena nanti hasilnya adalah sebuah tata bahasa,” katanya. Sementara itu, Emilia Contessa

bersama DKB akan membangun laboratorium bahasa Oseng. Selain sebagai museum dan berisi buku-buku tentang bahasa Oseng, laboratorium tersebut didirikan dengan tujuan penunjang penelitian-penelitian bahasa Oseng. Lebih lanjut Bambang menegaskan, hasil seminar bahasa Oseng tersebut akan dilaporkan kepada Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. “Hasil seminar juga akan disampaikan ke Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan RI,” pungkasnya. (cin/c1/aif)

Nyamuk Aedes Aegypti mulai Berkembang Biak n WASPADAI... Sambungan dari Hal 30

Sebab, di awal musim penghujan nyamuk Aedes aegypti berkembang biak dengan cepat. Jika biasanya nyamuk perlu waktu lima sampai tujuh hari, saat ini dalam waktu empat hari nyamuk sudah bisa

menjadi dewasa. Cepatnya proses tersebut akibat mutasi genetik yang terjadi pada nyamuk tersebut. mutasi tersebut juga berimbas pada semakin kuat virus dengue. “Yang jelas penanganan paling baik itu melalui PSN (pemberantasan sarang nyamuk), karena masyarakat yang tahu tempat

penampungan air berada dan bagaimana membersihkannya,” kata Waluyo.Waluyo menambahkan, fogging atau pengasapan menjadi opsi terakhir. Jika salah fogging, nyamuk justru akan resistan sehingga kebal dengan berbagai macam obat. Tak hanya itu, Waluyo juga mengimbau sekolah yang hendak

meliburkan siswanya agar menguras bak-bak mandi terlebih dulu. “Puskesmas juga kita minta siaga karena di bulan ini biasanya peningkatan penderita DBD cukup drastis. Kita juga berusaha jemput bola jika memang ada kawasan yang ditemukan penderita DB,’’ tandasnya. (fre/c1/aif)

Amankan Pengedar Ganja dan Treks BANYUWANGI - Polisi kembali mengamankan seseorang yang diduga sebagai pengedar cimeng alias ganja di kawasan Sempu malam kemarin. Dua orang itu adalah Hariyanto, 36, warga Dusun Dadapan, Desa Karangsari, Kecamatan Sempu, Banyuwangi. Dia dibekuk saat mengambil barang haram itu di Stasiun Sempu. Hariyanto diduga baru saja mendapat kiriman ganja dan akan diedarkan. Dari tangannya, polisi mengamankan enam linting ganja seberat 4,02 gram. Untuk keperluan penyelidikan, dia kini mendekam di sel tahanan Mapolres Banyuwangi.

Kasatnarkoba Polres Banyuwangi AKP Agung Setya mengatakan daun khas Aceh itu diperoleh dari pemasok berinisial N. Ganja yang dibeli tersangka ditinggal pemasok di sebuah tempat di Stasiun Sempu. Selanjutnya, Hariyanto mengambil barang setelah mendapat informasi dari N melalui sambungan telepon. Selain ganja, polisi juga mengamankan Supriyadi, 35. Pemuda pengangguran itu ternyata pengedar pil trihexyphenidil alias trek. Sebanyak 806 butir pil trek, uang tunai Rp 160 ribu, satu bendel plastik klip, diamankan

sebagai barang bukti. Selain itu, juga ada sejumlah bekas bungkus rokok sebagai barang bukti yang menjadi dasar penangkapan warga Desa Karangsari, Kecamatan Sempu, Banyuwangi, itu. “Dia diduga mengedarkan trihexyphenidil yang tidak memenuhi standar khasiat dan mutu, plus keahlian. Dia kami jerat Pasal 196 sub Pasal 197 UU RI No. 36/2009 tentang kesehatan,” imbuh AKP Agung. Pil treks itu baru dibeli Supriyadi dari seorang pemasok berinisial SS asal Banyuwangi. Saat ini SS tengah diburu petugas. (nic/c1/aif)

Ada Kurikulum Nasional, K13 Jalan Terus BANYUWANGI - Wacana pemberlakuan Kurikulum Nasional sebagai pengganti Kurikulum 2013 (K13) yang beredar sejak awal Desember 2015 ini disikapi tenang oleh Dinas Pendidikan Banyuwangi. Kurikulum nasional yang pada dasarnya adalah perbaikan dari K13 dianggap tidak jauh berbeda. Sehingga, sosialisasi dan pelatihan terkait kurikulum tersebut akan terus digalakkan untuk me nambah sekolah penyelenggara di Banyuwangi. Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Sulihtiyono, mengatakan sebelumnya K13 hanya diselenggarakan beberapa sekolah. Setelah peraturan baru pada tahun lalu yang mengatur sekolah penyelenggara K13 di bawah 3 semester untuk kembali ke KTSP. Saat ini jumlah sekolah penyelenggara K13 tercatat sudah 28 lembaga di SMA/SMK, 6 lembaga di SMP, dan 14 lembaga di tingkat sekolah dasar. Sisanya masih melaksanakan KTSP. Untuk menyelenggarakan K13 mereka harus memenuhi beberapa syarat dan mengajukan

diri ke kementerian. Dengan adanya Kurikulum Nasional yang diisukan akan menggantikan K13, Sulih menjelaskan, tidak ada yang berbeda. Kurikulum Nasional secara umum memiliki materi yang sama dengan K13. Hanya beberapa penyesuaian terkait pencakupan dan pengembangan potensi daerah yang harus terangkum dalam kuri_ kulum baru itu. Oleh karena itu, menurut Sulih, target pengembangan K13 tetap dilaksanakan. Termasuk rencana peningkatan sekolah penyelenggara K13 dari jumlah saat ini menjadi 35 persen dari jumlah seluruh jumlah sekolah. “Kurikulum nasional intinya sama saja dengan K13. Jadi kita teruskan, terutama untuk sekolah yang belum menyelenggarakan kurikulum ini,” ujarnya. Kasi SMP-SMA Dinas Pendidikan Banyuwangi Sutikno mengatakan, dalam tempo tiga tahun sampai 2018, seluruh sekolah harus mampu menyelenggarakan K13. Karena itu secara masif, berbagai sosialisasi dan pelatihan terkait kurikulum ini semakin

banyak diselenggarakan. Selain itu dengan sistem sekolah kluster, beberapa sekolah yang sudah mengembangkan K13 secara perlahan ikut membina sekolah yang ada di sekelilingnya agar dapat menjalankan kurikulum itu pula. Saat ini Dispendik terus mendata beberapa sekolah yang siap Sehingga diharapkan sebelum tahun 2018, seluruh sekolah sudah dapat menjalankan K13. Total seluruh sekolah yang ada di Banyuwangi berjumlah sekitar 1056 dari tingkat SD hingga SMA baik negeri maupun swasta. Sedang jumlah untuk sekolah yang telah menyelenggarakan K13 baru 48 sekolah. Jadi, apabila tahun depan diproyeksikan harus meningkat menjadi 35 persen sekolah yang menjalankan K13, setidaknya harus ada 319 sekolah lagi yang menyelenggarakan kurikulum tersebut. “Targetnya tahun 2016 ada 35 persen sekolah yang menjalankan k13, kemudian tahun 2017 ada 60 persen sekolah, sisanya terakhir 2018, 100 persen yang ada di Banyuwangi sudah bisa menerapkan semua,” ujarnya. (fre/c1/aif)

TAMU KITA

Pesanan Macet, Piring Lidi Menumpuk di Rumah n TAK... Sambungan dari Hal 30

Nur menceritakan, dia merintis usaha tersebut pada awal 2000an. Saat itu dia dan kawan-kawan sebayanya mendapatkan pelatihan dari perajin asal Desa Gintangan yang menikah dengan warga Dusun Warung Kupat. Butuh waktu sebulan lebih untuk membuat piring lidi dengan benar. “Yang sabar saja lekas marah, saking sulitnya waktu itu,” kenangnya. Sejumput lidi harus dibentuk sesuai pola dan tidak patah. Menurut Nur, sejak dulu pola piring lidi produksinya tidak berubah. Namun, kini dia sedang mencari kreasi baru agar lebih menarik. Seiring berjalannya waktu, tibatiba Nur bercerai. Usaha itu pun tidak berlanjut. Tetapi, Nur saat itu sangat ingin melanjutkan usaha itu. Karena tidak punya modal, niat itu tidak dilakukan dan dia hanya bekerja serabutan. “Sampai kira-kira setahun saya bisa mengumpulkan modal Rp

1 juta,” ucapnya. Niatnya membuka usaha kerajinan itu didengar kerabatnya yang bekerja di bank pemerintah. Nur ditawari mengajukan pinjaman dana ke bank dengan jumlah tertentu. Pinjaman yang menjanjikan tersebut ditolak Nur. Sebab, ia tidak ingin terikat siapa pun ketika memulai usaha. Prinsip tersebut terbawa sampai saat ini. Petugas bank kerap menawari dirinya dana usaha, tapi Nur tetap menolak. Saat ini dia bisa menjadi nakhoda 50 pegawainya. Produksi tidak dikerjakan di rumah Nur yang berada di RT 3 RW 1 tersebut, melainkan di rumah pegawai masing-masing. Dia menyediakan 2.500 ikat sapu lidi di rumahnya. Sapu sebanyak itu dia peroleh dari sejumlah pedagang sapu lidi di sekitar Kalipuro. Kerap pula dia memborong sapu lidi dari pedagang keliling. “Kadang walaupun sudah banyak, saya tetap beli kepada orang-orang yang jual keliling itu. Kasihan

orang yang jual tua,” katanya. Setiap pegawai bisa mengambil 10 hingga 100 ikat sapu. Nyaris setiap minggu dia menghimpun 400 kodi piring dari pegawainya. Satu piring dihargai Rp 1.500. Piring-piring tersebut dijual kepada pengepul di Malang, Blitar, dan Surabaya. Mencari pengepul ternyata bukan hal mudah baginya. Dia tidak memiliki relasi sama sekali pada mulanya. “Waktu produksi sedikit, saya kirimnya ke Bali. Tetapi, pembayaran sering tidak tepat waktu. Kemudian, saya cari bos (pengepul) lain. Saya cari-cari di internet. Ya syukur, ada saja yang minat,” bebernya. Selain tidak mau berutang kepada pihak mana pun, hal lain yang dijaga istri Saemo, 46, itu adalah tidak mau mengirim produk dalam paketan. Sebab, produk lebih mudah rusak. Akibat mempertahankan prinsipnya itu menyebabkan Nur harus kehilangan sejumlah peluang menggiurkan dari luar daerah. “Sebenarnya

permintaan dari luar Jawa, seperti Papua dan Kalimantan, ramai. Tetapi, karena dikirim lewat paket, saya tidak mau. Takut rusak di tengah jalan. Kita juga yang akan rugi,” ucapnya. Pelanggannya dari Malang, Blitar, dan Surabaya harus mengambil sendiri barang pesanan mereka. Tetapi, tidak jarang Nur memberikan jasa angkut kepada pelanggannya. Lalu, bagaimana pasaran piring lidi di Banyuwangi? Belakangan permintaan piring lidi di Banyuwangi meningkat. Apalagi, menjelang Maulid Nabi. “Semakin banyak yang pesan, terutama dari rumah-rumah makan,” katanya. Meski demikian, Nur juga melewati masa-masa sulit. Pernah ketika pesanan macet, piring lidi menumpuk hingga empat bulan di rumahnya. Namun, dia menyikapi hal tersebut dengan tenang. “Itu sudah pasti ada pada orang usaha. Naik-turun penjualan pasti ada,” tandasnya. (c1/aif)

GERDA SUKARNO/RABA

Dikunjungi Puluhan Siswa MA Bulupayung PULUHAN siswa dan pengurus OSIS Madrasah Aiyah (MA) Darul Falah, Dusun Bulupayung, Desa Bulusari, Kalipuro, berkunjung ke redaksi Jawa Pos Radar Banyuwangi, kemarin (15/12). Di dampingi

beberapa guru pembina, kepala sekolah, dan pengurus Yayasan Darul Falah, puluhan siswa ini ingin melihat dari dekat proses pembuatan koran. Mulai hunting, menulis berita, editing, hingga proses layout. (*)


41

Jawa Pos Rabu 16 Desember 2015

Panwaslih Antisipasi Gugatan PHPU BANYUWANGI - Panitia Pengawas Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Panwaslih) Banyuwangi mematangkan persiapan pelaksanaan rekapitulasi suara tingkat kabupaten Kamis besok (17/12). Salah satunya, persiapan antisipasi adanya pasangan calon (paslon) peserta Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) Banyuwangi 2015 yang mengajukan permohonan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) ke Mahkamah Konstitusi (MK). Informasi yang dikumpulkan Jawa Pos Radar Banyuwangi, komisioner Panwaslih Banyuwangi mengikuti rapat koordinasi (rakor)

tingkat Jatim yang diselenggarakan di Tretes Raya Hotel and Resort, Pasuruan sejak Senin (14/12) hingga kemarin (15/12). Pemateri rakor tersebut adalah komisioner KPU Jatim dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jatim. Komisioner Divisi Hukum dan Penanganan Pelanggaran Panwaslih Banyuwangi, Lilikh Maslikah, mengatakan salah satu poin penting yang disampaikan pada rakor tersebut adalah persiapan adanya gugatan PHPU. “Misalnya berkas apa yang harus disiapkan jika ada permohonan PHPU dari salah satu paslon,” ujarnya dikonfirmasi via sambungan telepon. Menurut Lilikh, sesuai Peraturan MK Nomor

1 Tahun 2015 disebutkan, khusus kabupaten dengan jumlah penduduk lebih dari satu juta jiwa, pengajuan permohonan dilakukan jika terdapat perbedaan perolehan suara paling banyak 0,5 persen antara pemohon dengan pasangan calon peraih suara terbanyak berdasar penetapan hasil penghitungan suara oleh KPU. “Misalnya KPU menetapkan total perolehan suara paslon A dan paslon B mencapai 100 ribu. Nah, selisih perolehan suara antar paslon dihitung berdasar total perolehan suara tersebut,” kata dia. Hanya saja, kata Lilikh, jika mengacu hasil rekapitulasi suara tingkat Panitia Pemilihan

Kecamatan (PPK), selisih perolehan suara antara pasangan Abdullah Azwar Anas-Yusuf Widyatmoko (Dahsyat) dan Sumantri Soedomo-Sigit Wahyuwidodo (Su-Si) cukup tinggi. Perolehan suara Dahsyat sekitar 679 ribu, sedangkan pasangan Su-Si mendapat sekitar 84 ribu suara. “Selisihnya cukup jauh. Yang pasti lebih dari lima persen,” cetusnya. Meski peluang pengajuan PHPU terhadap hasil Pilbup Banyuwangi kecil, imbuh Lilikh, pihaknya tetap melakukan langkah-langkah antisipasi, termasuk menyiapkan berkas yang dibutuhkan jika ada pengajuan PHPU dari salah satu paslon. “Meski peluang PHPU

kecil, kami tetap melakukan langkah-langkah persiapan,” terangnya. Sekadar diketahui, KPU Banyuwangi akan melangsungkan rekapitulasi suara hasil Pilbup Banyuwangi 2015 Kamis besok. Hasil akhir perolehan suara kedua paslon peserta pesta pilbup akan diketahui berdasar hasil rekapitulasi manual tingkat KPU tersebut. Selain itu, selisih perolehan suara antar kandidat juga bakal diketahui berdasar hasil rekap manual tingkat kabupaten. Selisih perolehan suara bisa dijadikan dasar oleh salah satu paslon untuk mengajukan permohonan PKPU ke MK. (sgt/c1/afi)

CALON DEMOKRAT SEJATI: Pasangan Cabup Abdullah Azwar Anas-Yusuf Widyatmoko dan pasangan Sumantri Soedomo-Sigit Wahyuwidodo saat mengikuti deklarasi damai dan deklarasi siap menang dan kalah di Gedung Paramitha Kencana Agustus lalu.

Dok/RaBa

Saksi Pasangan Calon Dibatasi Dua Orang

BANYUWANGI - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Banyuwangi memperketat pelaksanaan rapat pleno terbuka rekapitulasi manual perolehan suara tingkat kabupaten Kamis besok (17/12). Saksi pasangan calon dibatasi dua orang untuk melihat secara langsung proses rekapitulasi manual yang akan berlangsung di gedung Paramitha Kencana itu. Ketua KPU, Syamsul Arifin, mengatakan dua pasangan calon (paslon), Abdullah Azwar Anas-Yusuf Widyatmoko (Dahsyat)

dan Sumantri Soedomo-Sigit Wahyuwidodo (Su-Si), hanya bisa mengerahkan dua saksi. “Sesuai Peraturan KPU Nomor 11 Tahun 2015, jumlah saksi dibatasi maksimal dua orang per paslon. Saksi harus membawa surat mandat dari paslon atau tim sukses tingkat kabupaten,” cetusnya. Menurut Syamsul, pada rapat pleno terbuka rekapitulasi suara tingkat kabupaten tersebut, pihaknya akan mengundang Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Banyuwangi. Selain itu, pihaknya juga

akan menghadirkan Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) beserta Sekretaris PPK se-Bumi Blambangan. Bukan itu saja, KPU juga akan mengundang jajaran Panitia Pengawas Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Panwaslih) beserta Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) se-Banyuwangi. “Soal teknis rekapitulasi, tidak bisa kami sampaikan saat ini. Kami tidak ingin dituding main mata dengan pihak mana pun,” tegasnya.

Anggota DWP Wajib Ikut Promosikan Banyuwangi

Dikonfirmasi rencana tindak lanjut pasca rekapitulasi suara tingkat kabupaten, Syam­ sul mengaku pihaknya akan menunggu selama tiga kali 24 jam untuk memastikan ada-tidaknya permohonan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) dari paslon yang dinyatakan kalah. “Jika tidak ada PHPU, paslon terpilih akan ditetapkan antara 21 Desember sampai 22 Desember. Tetapi, jika ada PHPU, penetapan paslon terpilih akan ditetapkan setelah proses PHPU selesai,” paparnya. (sgt/c1/afi)

FOTO-FOTO ISTIMEWA

PENGHARGAAN: Sekkab Slamet Kariyono menyerahkan hadiah kepada pemenang berbagai lomba kemarin (15/12).

BANYUWANGI - Mempromosikan Banyuwangi adalah tanggung jawab setiap anggota masyarakat Banyuwangi. Tak terkecuali para ibu yang tergabung dalam Dharma Wanita Persatuan (DWP) Banyuwangi. Setelah diajari menulis artikel dan pidato bahasa Oseng, DPW Banyuwangi menggelar lomba dengan tema mempromosikan Pariwisata Banyuwangi. “Setiap yang tinggal di Banyuwangi harus ikut mempromosikan daerahnya kepada setiap tamu yang datang. Tak ketinggalan para ibu ini kita tuntut mempromosikan daerahnya,” kata Ketua DWP Banyuwangi, Susi Slamet Kariyono, saat merayakan HUT ke-16 DWP di Hotel Ketapang Indah Selasa (16/12). Susi mengatakan, setiap tahun DWP Banyuwangi bertekad meningkatkan kualitas perempuan di berbagai bidang demi mendukung suksesnya program pemerintah. Khususnya yang terkait program pe­ ningkatan dan pemberdayaan perempuan. Selain itu, DWP juga telah menyiapkan sejumlah program kemasyarakatan, di antaranya pelatihan-pelatihan bagi anggota dan masyarakat, seperti pelatihan membuat olahan pangan dari hortikultura, pelatihan bordir, dan membuat alat peraga edukatif

(APE) bagi guru PAUD. “Kami juga akan gelar berbagai kegiatan bakti sosial dan gerakan 1.000 mukena bagi kaum duafa sebagai implementasi program kemiskinan pemerintah,” imbuh Ny. Susi. Puncak HUT DWP ke–16 kali ini dimeriahkan penampilan ibu-ibu DWP yang tergabung dalam grup Sri Tanjung. Sebuah grup yang mengkolaborasi musik patrol dan gamelan itu menyuguhkan lagu “Umbul-Umbul Blambangan” dan “Ulan Andhung-andhung”. Puas menyanyi, ibu-ibu itu diberi door prize oleh panitia HUT DWP; ada kompor, tempat sampah, payung, cangkir keramik, handuk, sprei. Juga ada pemberian bantuan kepada Yayasan Kesejahteraan Penyandang Tuna Indra (YKPTI) Banyuwangi. Dilanjutkan pembagian hadiah kepada masing-masing pemenang lomba HUT DWP ke–16. Diantaranya, Pemenang Lomba Menulis Naskah/ Artikel Pariwisata, Juara I diraih DWP Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Juara II, DWP Kecamatan Bangorejo dan Juara III, DWP Balai Diklat Pendidikan dan Pelatihan Perikanan. Lomba Pidato Bahasa Using, Juara I, DWP Kecamatan Rogojampi, Juara II, DWP Keca-

matan Banyuwangi dan Juara III, DWP, Dinas PU Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang. Melengkapi acara di puncak HUT DWP ini, Sekkab Slamet Kariyono dan sejumlah pejabat teras ikut hadir. “Selamat HUT DWP. Pemkab mengucapkan terima kasih atas kontribusi DWP yang telah mendukung kinerja suaminya dengan baik, sehingga bisa mengantarkan pemerintah daerah meraih ratusan penghargaan. Ini semua berkat dukungan dan motivasinya kepada suami,” kata Slamet Sebagai organisasi istri PNS yang kukuh, bersatu dan mandiri, ada tiga hal yang tidak boleh dilupakan. Pertama, DWP harus lebih konstruktif terhadap anggota dan keluarganya. Kedua, DWP diharapkan mampu melanjutkan peran dan pengabdian dengan penuh totalitas. Ketiga, bisa terus memberdayakan kaum perempuan dan ikut berperan aktif dalam membangun bangsa dan negara. Pada akhir puncak perayaan HUT DWP, ibu-ibu ini mendapat siraman rohani dari KH Aad Ainurussalam dari Sidoarjo. Dalam ceramahnya, Aad menyampaikan pentingnya peningkatan kualitas hidup perempuan menuju ketahanan keluarga. (c1/afi)

PRESTASI: Sekkab Slamet Kariyono dan Ketua DWP Ny Susi Slamet Kariyono foto bersama dengan pemenang lomba dalam rangka HUT DWP.

HUT: Ketua DWP Banyuwangi Ny. Susi Slamet Kariyono memotong kue tart hari ulang tahun DWP ke 16 pada puncak acara di Hotel Ketapang Indah kemarin.

PESAN AGAMA: KH Aad Ainurussalam menyampaikan ceramah agama di depan anggota DWP tentang ketahanan keluarga kemarin.

Hj. Susi Slamet Kariyono

KOMPAK: Anggota DWP Banyuwangi mengikuti acara puncak hari ulang tahun ke 16 di Hotel Ketapang Indah, Kecamatan Kalipuro kemarin.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.