Radar Banyuwangi | 6 Januari 2015

Page 1

Rujukan Informasi Terkini

RABU 6 JANUARI TAHUN 2016

Eceran Rp.5.750

HALAMAN 25

Hampir Semua SPBU Kehabisan Stok Hari Pertama Harga BBM Turun BANYUWANGI - Tepat pukul 00.00 WIB Selasa (5/1) kemarin, seluruh stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Indonesia harus men-setting harga bahan bakar minyak (BBM) dengan harga baru yang ditetapkan pemerintah. Seiring

penurunan harga BBM, sejumlah SPBU di kota Banyuwangi mengalami ketimpangan. Ada yang terpaksa tutup, dan ada pula yang penuh antrean. Seperti yang terlihat di SPBU Kabat, Karangente, Penataban, Jalan Banterang, dan Sukowidi. Informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Banyuwangi, stok BBM

yang paling diminati masyarakat, yakni premium, di beberapa SPBU mengalami kekosongan stok. Masyarakat pun kecewa karena di SPBU Penataban hanya melayani pembelian pertamax. Hal yang sama terjadi di SPBU Banterang yang hanya melayani pembelian solar n Baca Hampir...Hal 35

MEMBELUDAK: Suasana pengisian bahan bakar di SPBU Karangente, Jalan Brawijaya, Banyuwangi, siang kemarin (5/1).

RENDRA KURNIA/RABA

BAGAIMANA INI

Sapii Dituntut 13 Tahun Simpan 23,5 Gram SS, Tiga Kali Masuk Penjara

RENDRA KURNIA/RABA

GANGGU LINGKUNGAN: Sampah kiriman di saluran Gang Jaya ini sangat menganggu kenyamanan warga setempat.

Sampah Gang Jaya Picu Protes

BANYUWANGI - Awal tahun 2016 rupanya menjadi momen tidak mengenakkan bagi beberapa pelaku kejahatan. Tidak terkecuali Sapii alias Bob, 54, pengedar sabu-sabu asal Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar. Di usia senjanya, pria yang sehari-hari sebagai nelayan itu terancam mendekam di bui dalam waktu cukup lama. Sebab, dalam persidangan yang digelar di Pengadilan Negeri Banyuwangi kemarin, Sapii dituntut 13 tahun penjara. Selain penjara, pria yang sudah tiga kali keluar-masuk tahanan itu dikenai denda yang mencapai Rp 1 miliar. Bila tidak sanggup membayar, Sapii wajib menggantinya dengan kurungan selama enam bulan n

Nelayan Nyambi Jualan Sabu Terdakwa Q Sapii alias Bob, 54 Q Warga Desa Kedungrejo, Muncar Ditangkap Q Tanggal 30 Juni 2015 oleh petugas BNN Barang Bukti Q 23,5 gram SS dan timbangan yang tersimpan di lemari. Q Sabu dibeli dari kenalannya. Satu gramnya dihargai Rp 1,5 juta Q Dari transaksi itu Sapii memperoleh keuntungan sebesar Rp 500 ribu per gramnya.

Tuntutan Q 13 tahun penjara dan denda Rp 1 miliar Q Bila tak sanggup bayar Rp 1 miliar bisa diganti dengan hukuman badan enam bulan. Catatan Kriminal Q Tiga kali masuk penjara kasus narkoba

Baca Sapii...Hal 35 REZA FAIRUZ/RABA

Warga Tanjung Keluhkan Kualitas Drainase

BANYUWANGI - Banyaknya sampah kiriman di saluran air dikeluhkan warga Gang Jaya, RT03/RW03, Lingkungan Karangbaru, Kelurahan Panderejo. Bagaimana tidak, banyaknya sampah yang menumpuk di saluran air itu menimbulkan bau tidak sedap. Gara-gara sampah itu, bahaya penyakit pun mengintai warga setempat. Tentu hal itu sangat mengganggu aktivitas warga dan mengurangi keindahan lingkungan n

KALIPURO - Pembangunan drainase di Jalan Perwin, Lingkungan Tanjung, Kelurahan Klatak, Kalipuro, menuai protes warga. Warga setempat mengeluhkan pembangunan drainase yang dirasa kurang layak tersebut. Selain kualitas bangunan drainase yang sangat buruk, pengerjaan proyek drainase yang belum rampung itu menyisakan material batu, pasir, dan tanah berserakan di jalan perkampungan. Tentu saja kondisi itu sangat mengganggu pengendara yang melintas di jalan tersebut n

Baca Sampah...Hal 35

CUACA

Musim Hujan Suhu Udara 33째 Celsius BANYUWANGI - Meski saat ini wilayah Banyuwangi dan sekitarnya sudah memasuki musim hujan, tapi beberapa terakhir kondisi cuaca terasa panas. Suhu panas hampir setiap hari dirasakan masyarakat, baik siang maupun malam. Hal itu disebabkan curah hujan beberapa hari terakhir memang mengalami penurunan. Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Gigik Nurbaskoro mengatakan, berkurangnya intensitas hujan memang menjadi pengaruh utama mengapa kondisi cuaca di Banyuwangi terasa sangat gerah. Adanya pola pusaran angin di utara khatulistiwa atau tepatnya di wilayah Sumatera menyebabkan gangguan angin barat yang berdampak berkurangnya curah hujan n Baca Musim...Hal 35

Baca Warga...Hal 35 BERSERAKAN: Sisa-sisa material pembangunan saluran drainase di Jalan Perwin, Lingkungan Tanjung, Kelurahan Klatak, Kalipuro, dibiarkan berantakan. RENDRA KURNIA/RABA

Penerapan Presensi Berbasis Sidik Jari di Lingkungan Pemkab Banyuwangi

Berlaku Merata mulai Sekkab hingga Staf Biasa Mulai awal 2016 seluruh pegawai di lingkungan Sekretariat Pemkab Banyuwangi tidak bisa lagi main-main dengan presensi kehadiran di kantor pusat pemerintahan Bumi Blambangan. Penerapan presensi dengan mesin berbasis rekam sidik jari (finger print) itu tidak lagi memungkinkan pegawai mbeling titip absen kepada orang lain. SIGIT HARIYADI, Banyuwangi

http://www.radarbanyuwangi.co.id

SIGIT HARIYADI/RABA

ANTRE: Sejumlah PNS merekam sidik jari sebagai tanda kehadiran di kantor Sekretariat Pemkab Banyuwangi.

SEBAGAI wartawan bidang politik dan pemerintahan, tidak jarang saya berada di kantor Pemkab Banyuwangi. Tidak jarang pula saya bertugas meliput kegiatan di lingkungan sekretariat pemkab yang digeber pagi sebelum jam kerja PNS dimulai atau sore hari setelah jam kerja para abdi negara tersebut selesai. Oleh karena itu, saya sering menjumpai para pegawai negeri sipil (PNS) yang tengah melakukan presensi menggunakan kartu berbasis barcode hingga akhir 2015. Kebetulan sebelum dipindah ke sisi utara gedung utama kantor pemkab, mesin presensi tersebut ditempatkan di jendela ruang wartawan (press room) yang berlokasi di gedung depan bagian utara kantor pemkab n

FPG berharap dualisme Golkar segera berakhir Berakhir dengan rebutan kursi pimpinan! Nelayan Muncar borong solar Ayo buruan, mumpung lagi murah!

Baca Berlaku...Hal 35 email: radarbwi@gmail.com / beritaraba@gmail.com


olahraga Kalah Terus, Besi Tua Juru Kunci RADAR Banyuwangi

26

Jawa Pos

Puncak Klasemen Diduduki JKS FC BANYUWANGI - Pertandingan antartim pada kompetisi Banyuwangi Futsal League (BFL) Divisi I semakin seru. Hal itu merujuk hasil match day kedua yang digeber di lapangan futsal Scudeto, Banyuwangi, Minggu (3/1) lalu. Juara bertahan Jaguar FC masih tidak terbendung dan sukses meraih tiga angka

dalam partai ketiga itu. Kali ini mereka berhasil mengandaskan Aura FC dengan skor 63. Dengan kemenangan itu, Jaguar FC selalu menyapu bersih tiga kemenangan beruntun. Meski begitu, mereka masih belum berhak memimpin klasemen. Sebab, puncak klasemen diisi JKS FC yang juga selalu meraih poin penuh dalam tiga pertandingan. Pada match day ketiga, Khoirul Imam dkk melibas Dinasti FC dengan skor 5-1.

Kemenangan besar itu membuat mereka sementara nangkring di posisi puncak klasemen karena memiliki selisih gol lebih banyak daripada Jaguar FC. Sementara itu, Scudeto FC mampu bangkit pada pertandingan ketiga. Setelah ditahan imbang saat bersua tim promosi Glory FC dengan skor 2-2, mereka akhirnya kembali meraih poin penuh saat menghadapi Gladiator dengan skor 10-4. Besi Tua FC masih belum mengantongi satu poin pun selama tiga pertandingan

Rabu 6 Januari 2016

yang dilakoni. Kekalahan terakhir diderita mereka saat menghadapi Turtle FC dengan skor 6-9. Sebab itulah, Besi Tua FC menempati posisi juru kunci dengan minus 19 gol. Satu tim lain yang belum mengantongi poin adalah Golden FC. Kekalahan terakhir mereka adalah saat menghadapi Red Star dengan skor 2-4. Satu partai lain mempertemukan Krobokan FC versus Garuda Muda FC yang berhasil dimenangkan Garuda Muda FC skor 2-0. (ton/c1/als)

ALI NURFATONI/RaBa

SENGIT: Trio Priyeyudho (kiri) saat menghadapi M. Rizal Marzuki dalam partai final kelas A putra tingkat SMA di GOR Tawang Alun, Banyuwangi.

Panas di Dalam, Damai di Luar BANYUWANGI - Kejuaraan kabupaten (Kejurkab) pencak silat antarpelajar Banyuwangi tuntas dengan manis. Ajang tersebut melahirkan banyak atlet potensial. Ajang tersebut melibatkan pelajar. Tentu saja, setiap sekolah berusaha tampil habis-habisan demi meraih hasil terbaik. Hasilnya, ada tiga sekolah, mulai tingkat SD, SMP, hingga SMA, yang dinobatkan sebagai juara umum. Secara tersirat pertandingan antarpelajar itu juga melibatkan gengsi antar perguruan. Setiap perguruan di bawah naungan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) menerjunkan pesilat terbaik. Persaingan antar perguruan itu terlihat dalam pertandingan final yang digeber pada Minggu lalu. Adalah perguruan Persinas Asad yang terlihat paling kompak memberikan dukungan saat pesilat mereka tampil di penentuan juara. Puluhan suporter itu menyuarakan yel-yel selama pertandingan berlangsung. Perguruan lain, seperti Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), yang memiliki suporter paling banyak justru lebih banyak diam. Dukungan di tribun penonton

itu ternyata membawa dampak bagi pesilat. Adalah Ruliansyah, pesilat Persinas Asad dari SMK Aswaja, yang berhasil mengalahkan M. Haris Maulana, pesilat PSHT dari SMKN 1 Glagah di kelas C putra. Meski secara terbuka terjadi persaingan antar perguruan, tapi para perguruan tetap menunjukkan sportivitas tinggi. Selama ini, setelah laga, tidak ada keributan antar pendukung di luar arena. Dengan kondisi itu, IPSI Banyuwangi bisa dijadikan contoh bagi daerah lain. Sebab, di luar Banyuwangi kerap kali antar perguruan terjadi gesekan, bahkan terlibat bentrok di luar gelanggang. ‘’Kita komitmen terus untuk saling menghormati dan damai antar perguruan,” tegas Ketua IPSI Banyuwangi, Guntur Priambodo. Menurut dia, IPSI Banyuwangi memiliki masa depan mengenai prestasi. Selama ini banyak atlet yang menembus level nasional hingga sukses membela Indonesia di level internasional. ‘’Prestasi tujuan utama. Duel di gelanggang yes, di luar arena no,” pungkas kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Pengairan, Banyuwangi itu. (ton/c1/als)

AKBAR KONSTRUKSI AN

K AHLI MENGERJA

SITUBONDO

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

Tanah Luas 490m2

Innova

All New Xenia

Honda Freed

Toyota Fortuner

Dijual Tanah SHM Luas 490m2 Sebelah Timur Polsek/Puskesmas Kapongan, pinggir jalan raya Hub: Maimun Zaky 085230811642 TP

DIJUAL Innova (solar)/All New Avanza tahun 014/013/012/013 htm/pth PMK hrg 232,5/225/133,5/138,5 jt nego brg istw bisa cash/ kredit hub (0333)631526-635176, 0811351148

DIJUAL All New Xenia / pick up tahun 013/013/014 htm PMK hrg 122,5/77,5/75 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

DIJUAL Honda Freed / Brio bil up tahun 012/013 htm/pth PMK hrg 163,5/123,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

DIJUAL Fortuner 2.5 M/T / Pajero Exeed (solar) tahun 011/010 htm PMK hrg 252,5/262,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

PESANGGARAN

Toyota Etios STNK

Situbondo

PESANGGARAN

BAJA BERAT

Antara Lain :

DINDING KACA / SOFT RON ALUMUNIUM COMPOSIT PANEL / ALUCOPAN / ACP JENDELA PINTU KACA / KARTEN WOLT GUDANG / PABRIK POM BENSIN TERAS / KANOPI RUMAH SEKOLAH / AULA PAGAR TERALIS, DLL

081 234 555 255 PURWOHARJO - BANYUWANGI

Tanah 1.050m2

Hlg SIM C+STNK P 6344 ZB an Yohanes Setiawan, SE, Perum Kebalenan Baru I J-21

Dijual Tanah Kosong Luas 1.050m2 ada Tanaman Jati Dijual 550 Juta Harga Nego. Lokasi Jl. Raya Pesanggaran Ds. Kedungrejo Kec. Bangorejo. Hubungi 081252695197

DIJUAL Toyota Etios / Captiva tahun 013/012 (solar) putih PMK hrg 122,5/232,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

BANYUWANGI

BANYUWANGI

Barat Indomaret Jl. S. Parman

Dump Truk

Djl Tnh L 170 m2, Barat Indomart Pakis, Jl. S.Parman, H:085203287226/08123482216

Dijual Cpt Mitsubishi Dump Truk 125 PS 2 Unit 12/13 Hub: 081358339500

Rumah Minimalis PLN

Hlg STNK P 4799 YK an Dewi Ningsih, Dsn. Selogiri RT. 1/3, Ds. Ketapang, Kalipuro Hlg STNK P 5434 ZA an Sunariyah, Dsn. Krajan RT. 1/1, Ds. Bajulmati, Wongsorejo Hlg STNK P 3776 FD an Hairiyah Jl. semeru rt 02/11 mimbaan-panji-stb Hlg STNK P 4297 WH an Mujahidin, Lingk. Kebun Jeruk RT. 1/5, Kel. Lateng Hlg STNK P 4237 VM an Abdul Holik, Dsn Kunir, Ds/Kec. Singojuruh

Dijual cepat Rumah modern minimalis PLN Gg. 1 Rt II/Rw II Ling. Parse dawuhan stb. LT.198, LB.138, 3KT, 2KM, Garasi. IMB. SHM Hub: 085640256801 / 081356354608

Dijual Toko dan Gudang LT 940 m2, LB 700 m2, SHM, IMB Dijual 2,5 M . L o k a s i J l . R aya Pe s a n g g a r a n D s . Ke d u n g r e j o Ke c . B a n g o r e j o. Hubungi 081252695197

BANYUWANGI

BANYUWANGI

Rumah Jl. Tengiri

Dijual Rumah Luas 240 m2, Lt Atas 4 Kmr, Lt Bawah 3 Kmr, Garasi. Bisa dibuat Kos2an, Lokasi Jl. Tengiri Sekitar MAN Bwi Hrg Rp. 777 Juta Nego Hub: 082382689998

Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono Wakil Pemimpin Redaksi/Korlip: Syaifuddin Mahmud Redaktur: Ali Sodiqin, A.F. Ichsan Rasyid Staf Redaksi: Sigit Hariyadi, Niklaas Andries, Ali Nurfatoni, Chien Jullien Anisa, Taufik Ferdiansyah, Fredy Rizki Manunggal Fotografer: Galih Cokro Buwono Editor Bahasa: Minhajul Qowim Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis (Koordinator), Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja

Pemasaran dan Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha Iklan: Sidrotul Muntaha, Dian Effendi Administrasi Iklan: Fitria Arifiana Event: Benny Siswanto Keuangan: Citra Puji Rahayu Kasir: Widi Ukiyanti, Piutang: Anissa Windyah Sari Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti Perpajakan: Cici Irma Setyani Corporate Lawyer Jawa Pos Group: Dr. Harris Arthur Hedar SH MH Direktur: Samsudin Adlawi

 Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.

Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Agus Baihaqi Staf Redaksi: Shulhan Hadi, Dedy Jumhardiyanto Pengembangan Usaha: Abdul Aziz Iklan: Thomy Sila Acrhdiansyah, Eko Budiyono Pemasaran: Wahyu Nugroho Administrasi: Titin Wulandari Kantor Genteng: Ruko Madania, Jl Hasyim Asy’ari No 06 Genteng Telp : (0333) 845860

Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Edy Supriyono Staf Redaksi: Nur Hariri, Habibul Adnan Fotografer: Rendra Des Kurnia Lay Out/Grafis: Pemasaran: Samsuri Administrasi: Dimas Ayu Dewi Fintari Kantor Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982.

 Wartawan Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.

Toko & Gudang

Ruko The Lagoon Dikontrakkan Ruko The Lagoon Jl. Yos Sudarso Blok 7/8 B.Wangi H: 0811348054

HOTLINE IKLAN

0333 412224

Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Website: www.radarbanyuwangi.co.id. Email: radarbwi@gmail.com, beritaraba@gmail.com, artikelradarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300

 Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi


RAbu 6 JAnuARi

tAHun 2016

HALAMAn 27

HUKUM

nuR HARiRi/JPRs

HERAn: Armi mengaku keberatan karena tidak mengetahui putusan sidang kasus anaknya yang dianiaya oleh putri tirinya.

Putuskan Melapor ke KPAI SITUBONDO - Armi, 32, warga Kampung Cappore, Kelurana Ardirejo, Kecamatan Panji merasa diperlakukan tidak adil secara hukum. Sebab itulah, dia memutuskan untuk melaporkan apa yang dialaminya kepada Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Menurut dia, langkah yang dilakukannya itu dipicu karena kasus anak kandungnya yang sudah menjadi korban penganiayaan anak tirinya dinilai diperlakukan tidak adil n  Baca Putuskan...Hal 28

PASAR

nuR HARiRi/JPRssiDAnG

siDAnG PERDAnA: terdakwa kasus itE, Lilur mendengarkan pertanyaan dari majelis hakim di Pengadilan negeri situbondo, kemarin (5/1).

Hukuman Maksimal 12 Tahun PN Mulai Sidangkan Kasus ITE Lilur

HAbibuL ADnAn/JPRs

tinGGAL DitEMPAti: Disperindag, Pengelola Pasar Kampung melakukan sosiaisasi kepada para pedagang usai pembagian kios.

SITUBONDO - Sidang perdana kasus ancaman pembununuhan melalui short message service (SMS), dengan terdakwa Khalilur Rahman Abdullah Syahlawy, digelar di Pen-

gadilan Negeri (PN) Situbondo, kemarin (5/1). Pria asal Dusun Sokaan, Desa Trebungan, Kecamatan Mangaran tersebut, didakwa melanggar Undang Undang Repuplik Indonesia (UU RI) nomor 11 tahun 2008, tentang informasi dan transaksi elektronik (ITE). Pria yang akrab disapa Lilur terse-

but mengancam Amirul Mustofa, warga Lingkungan Karang Asem, Kelurahan Patokan, Kecamatan Kota Situbondo. Dalam pembacaan materi dakwaan, JPU Ida Hariyani yang didampingi JPU Sofi Yuliana mendakwa Lilur telah melakukan pelanggaran karena telah n  Baca Hukuman...Hal 28

Pembagian Kios Sisakan Masalah

Bawa Sajam Tiga Warga Diamankan SEMENTARA itu, tiga pengunjung Pengadilan Negeri (PN) Situbondo, diamankan polisi, kemarin (5/1). Ketiga warga itu kedapatan menyimpan senjata tajam (sajam). Mereka ditang-

kap saat akan mengikuti sidang perdana kasus dugaan pelanggaran UURI nomor 11 tentang ITE dengan terdakwa Khalilur Rahman Abdullah Syahlawy n  Baca Bawa...Hal 28

SMADA Launching BRIZI Siswa, Guru dan Karyawan Harus Transaksi Non Tunai

ASEMBAGUS – Pengerjaan Pasar Kampung Desa/Kecamatan Asembagus sudah rampung. Para pedagang pun sudah mendapatkan jatah kios sebagai tempat mereka jualan. Sayang, pembagian kios tersebut masih menyisakan masalah n  Baca Pembagian...Hal 28

SITUBONDO – SMA Negeri 2 (SMADA) Situbondo bekerjasama dengan Bank BRI Cabang Situbondo membuat terbosan

baru. Transaksi jual beli yang dilakukan di sekolah favorit di Kota Santri ini kini semua dilakukan dengan non tunai (cash less). Semua tinggal tap pada reader BRIZI BRI saja. Iya, Senin (04/01) lalu n  Baca SMADA...Hal 28

PEMERINTAHAN istiMEwA

PEMbuKAAn: Kadispendik, Fathor Rakhman (dua gari kanan) bersama Kabid PnF, Abdurahman (kanan) dan Kasi PnF, Melok (dua dari kiri), serta Ketua PKbM Al Fathony, sulaiman (kiri).

Al Fathony Gelar Penguatan PKBM HAbibuL ADnAn/JPRs

MintA soLusi:warga Desa Gelung melakukan hearing dengan Komisi i DPRD, kemarin

Tidak Puas Kinerja Kades, Warga Mengadu ke DPRD SITUBONDO – Belasan warga Desa Gelung, Kecamatan Panarukan kemarin (05/01) menemui Komisi I DPRD Kabupaten Situbondo. Tujuannya, mengadukan kinerja Kepala Desa (Kades) yang dinilai mengalami kemunduran n  Baca Tidak...Hal 28

PANARUKAN – PKBM Al Fathony menggelar program penguatan PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) melalui pemagangan manajemen bagi pengelola PKBM. Kegiatan yang digelar di Puspemas Desa Gelung, Kecamatan Panarukan ini digelar selama tiga hari, yakni sejak 28 – 30 Desember 2015. Ada 30 pesereta yang mengikuti acara yang dibuka Kadispendik, Dr Fathor Rakhman ini. Mereka terdiri dari 26 pengelola

PKBM. Sedangkan sisanya adalah forum Ketua PKBM dan pengelola PAUD. Sejumlah Nara Sumber yang dihadirkan oleh PKBM Al Fathony adalah, Kabid Pendidikan Non Formal Dinas Kabupaten, H. Abdurrahman; Kasi PNF, Melok; serta Budiono, M.Pd. Dia adalah praktisi PAUD, asesor juga verifikator pendidikkan non formal di Situbondo. Program penguatan PKBM melalui pemagangan manajemen bagi pen-

gelola PKBM bertujuan untuk mmberikan sebuah pengetahuan akreditasi PKBM. Ini agar PKBM siap melakukan akreditasi 2016. Selain itu, untuk melakukan pembenahan kepada pengelola PKBM secara keseluruhan. Yang meliputi pengelolaan manajamen hingga penguatan PKBM n Baca Al Fathony...Hal 28

Menyaksikan tradisi ojung di Desa bugeman, Kecamatan Kendit

Belum Mampu untuk Menarik Minat Wisatawan Tradisi ojung digelar di Desa Bugeman, Kecamatan Kendit, kemarin (5/1). Tradisi yang merupakan warisan nenek moyang ini masih belum mampu menarik wisatawan, dari luar kota atau manca negara. Karenanya, ojung butuh penyegaran penampilan. NUR HARIRI, Kendit TRADISI ojung di Desa Bugeman digelar sekali setiap tahun. Tradisi yang sekaligus ritual ini bertujuan menyelamati desa untuk menolak balak (musibah). Meminta keselamatan. Dan, jika digelar pada saat musim kemarau biasanya untuk meminta hujan. Tradisi yang dikenal dengan aksi saling pecut menggunakan rotan ini menarik perhatian ratusan warga. Sayangnya, warga yang menyaksikan masih bersifat kedaerahan alias hanya warga Situbondo. Beberapa nuR HARiRi/JPRs orang dari luar kota hanya ada satu dua orang n bERtARunG: Dua warga Desa bugeman memainkan tradisi ojung di atas  Baca Belum...Hal 28 pentas, di Desa bugeman, kemarin (20/01).

istimewa

PERwAKiLAn: bRi situbondo menyerahkan kartu bRiZi kepada siswa, guru dan karyawan sMAn 2 situbondo.


RADAR situbondo

afriCa Van java Lilur Anggap Kasusnya Dipolitisir

28

Jawa Pos

n hukuman...

Sambungan dari Hal 27

mengirim SMS pembunuhan kepada Amirul Mustofa. SMS yang dikirim Lilur kepada Amir berbunyi: ‘kalau ente msh sebar fitnah dgn SMS busuk itu,

saya potong kepala ente didepan emak ente yg bengis dan gak tak malu itu, keparat ente ya?,’ “Terdakwa melanggar pasal 29 jo pasak 45 ayat (3) UU RI nomor 11 tahun 2008, tentang ITE dengan ancaman kurungan penjara maksimal 12 tahun,”

terang Ida SH. Usai pembacaan dakwaan JPU, kuasa hukum Lilur meminta kepada majelis hakim yang dipimpin Muhammad Yusuf agar tetap melanjutkan sidang. Kuasa hukum yang terdiri dari Ide Prima Hadiyanto, Yudistira

Nugroho, Ilham Demantika dan Musramdoso mengajukan eksepsi kasus ITE yang didakwakan kepada Lilur. Dalam eksepsinya, Ide Prima menyebut ada kesalahan dalam dakwaan kasus ITE tersebut. Diantaranya adalah tempat ke-

Seratus Warga Memberikan Support n bawa...

Sambungan dari Hal 27

Pengamatan wartawan Jawa Pos Radar Situbondo menyebutkan, sebelum Lilur tiba di PN Situbondo, puluhan orang yang akan memberikan support kepada Lilur sudah datang lebih dulu. Demi menjaga kondusifitas jalannya sidang, polisi melakukan penjagaan ketat dan memeriksa setiap pengunjung yang memasuki pengadilan di pintu gerbang. Nah, setelah Lilur tiba di PN Situbondo, puluhan warga yang sebelumnya banyak nongkrong di pinggir jalan akhirnya masuk ke halaman pengadilan. Pada saat itu, puluhan polisi tidak mau kecolongan dan memeriksa siapa saja yang masuk termasuk wartawan media massa. Dalam pemeriksaan itu, polisi mendapati tiga warga yang membawa sajam. Ketiga warga menyimpan sajam dalam sadel sepeda motor. Pengunjung itu diduga melanggar Undangundang Darurat. Ketiganya urung mengikuti sidang karena langsung digelandang ke Polres Situbondo untuk dilakukan penyelidikan. Kasat Sabhara Polres Situbondo, AKP Hariyono men-

jadian perkaranya di Situbondo. padahal, faktanya Lilur saat itu ada di Jakarta. Selain itu, menurutnya ada fakta hukum yang tidak dimasukkan dalam materi dakwaan. Yaitu, nama Dandim 0823 dan Kapolres Situbondo yang pada saat itu menjabat. “Padahal dalam penyidikan itu sudah disampaikan, mereka itu saksi ade charge (saksi yang diajukan oleh terdakwa dalam rangka melakukan pembelaan atas dakwaan yang ditujukan pada dirinya). Kemudian ada kata “kalau” di SMS itu. Maknanya bukan ancaman akan tetapi peringatan,” ujar Ide Prima. Setelah eksepsi dibacakan secara bergantian oleh kuasa hukum Lilur, surat pengajuan penangguhan penahanan langsung disampaikan ke majelis hakim. Informasi yang didapat, penjamin dalam surat itu adalah orang tua Lilur dan salah seorang kerabatnya. Sidang ini kemudian ditunda oleh majelis hakim. Muhammad Yusuf memberikan kesempatan kepada JPU untuk mempersiapkan jawaban atas eksepsi yang disampaikan

Rabu 6 Januari 2016

NUR HARIRI/JPRS

BERSALAMAN: Lilur menyapa JPU Ida Hariyani usai sidang dakwaan kasus ITE di PN Situbondo, kemarin (5/1).

kuasa hukum Lilur. JPU Ida Hariyani dan Sofi Yuliana diberi waktu satu minggu. Dalam sidang tersebut, majelis hakim juga akan memutuskan apakah pengajuan pengangguhan penahanan terdakwa Lilur dikabulkan atau ditolak. “Sidang ditutup dan akan dilanjutkan Senin tanggal 11 Januari 2016 mendatang,” kata Muhammad Yusuf. Sementara itu, usai sidang perdana Lilur langsung digiring ke mobil tananan. Sambil berjalan, Lilur tetap meyakini

jika kasus yang dihadapinya bersifat politis. Dia menyebut SMS yang disampaikan kepada Amir, baru dilaporkan setelah enam bulan lamanya. “Laporan saya ada sekitar 30 kasus korupsi tapi tidak diproses. Kasus ini dipolitisir dan ada kriminalisasi. SMS itu sudah lama dan baru dilaporkan enam bulan setelahnya. Tapi dalam SMS saya ada kata kalau yang berarti peringatan bukan ancaman,” kata Lilur yang kemudian masuk ke mobil tahanan. (rri/pri)

Pengadilan Sudah Memberikan Vonis NUR HARIRI/JPRS

SAJAM: Tiga pisau yang diamankan polisi dari tiga pengunjung sidang di PN Situbondo. Setiap pengunjung sidang diperiksa polisi untuk menjaga keamanan dalam sidang kasus ITE, kemarin (5/1).

gatakan ketiga pengunjung langsung diserahkan kepada Satuan Reskrim. “Tadi sudah kita amankan. Sekarang baru diserahkan ke Reskrim dan kami balik lagi untuk berjaga,” katanya. Dikonfirmasi secara terpisah, Kasat Reskrim AKP Riyanto mengatakan pihaknya memang sudah menerima tiga warga

yang diduga menyimpan pisau. Namun, identitas ketiga pelaku tidak disebutkannya karena masih belum diperiksa. “Tiga warga itu memang sudah diserahkan Sat Sabhara, tetapi masih akan dilakukan pemeriksaan. BB (barang bukti) sajam saya belum tahu dan sekarang masih ada di anggota,” kata mantan KBO Reskrim Polres

Pasuruan tersebut. Data yang berhasil dikumpulkan, pada saat sidang Lilur berlangsung, sedikitnya seratus warga datang memberikan support. Namun, tidak semuanya ada di dalam ruang sidang. Sebagian besar warga duduk-duduk di teras PN Situbondo. (rri/pri)

n putuskan...

Sambungan dari Hal 27

“Saya merasa tidak adil. Anak saya nyata-nyata sudah dianiaya ternyata putusannya tidak jelas. Saya saja tidak tahu kapan disidang dan diputuskan di Pengadilan Negeri Situbondo,” katanya. Lebih jauh, Aanaknya bernama Dwi Martin, 9, menjadi korban penganiayaan yang dilakukan putri tririnya berinisial FS, 22. Putri tirinya itu kini tinggal bersama suaminya yang sudah pisah ranjang bertahun-tahun, yaitu MT, yang tinggal di Jalan Argopuro, Kecamatan Panji, Situbondo. “Sejak anak saya dianiaya anak tiri, saya sudah pulang ke Cappore,” katanya. Nah, setelah kasus penganiayaan yang dialami putrinya dilaporkan kepada polisi, kasus tersebut terus dia kawal hingga masuk ke kejaksaan. Bahkan, setelah masuk sidang, dirinya juga terus mengawalnya. “Saya terus ikuti dari awal. Karena saya yang melaporkan

dan korban penganiayaan anak di bawah umur adalah anak saya sendiri,” paparnya. Beberapa waktu lalu, sidang kasus penganiayaan anak dibawa umur ini digelar di PN Situbondo. bahkan, Armi mendapat surat panggilan sebagai saksi atas kasus yang dialami anaknya. “Saya datang ke pengadilan hanya sekali dimintai keterangan. setelah itu tidak pernah tahu lagi sidangnya seperti apa, padahal korbannya adalah anak saya,” paparnya. Merasa ada yang janggal, Armi bertanya-tanya terkait sidang lanjutan dengan terdakwa FS yang menganiaaya putrinya. Sayang, belakangan dirinya hanya mengetahui jika sidang kasus penganiayaan anaknya sudah diputus oleh hakim. “Sangat aneh, pelapor saya dan korban anak saya. Tapi saya tidak tahu kapan sidang putusan,” kata Armi. Yang paling membuat dirinya heran hingga berita ini ditulis, Armi tidak mengetahui berapa

vonis hakim kepada pelaku (FS). Dirinya meminta agar penegak hukum bertindak tegas sesuai putusan hakim. “Katanya satu bulan, terus subsider atau denda kalau tidak salah Rp 4 juta. Tapi anehnya pelaku yang menganiaya anak saya tidak pernah masuk penjara. Setelah saya tanyakan ke pengadilan apa dia bayar ternyata juga belum bayar. Tapi tidak ditahan, kan aneh.” jelas Armi meyakinkan. Dengan kasus anaknya yang dianggap Janggal, Armi akan melapor kepada KPAI. Itu dilakukan agar dirinya mengetahui secara pasti jalannya sidang kasus penganiayaan anaknya yang tiba-tiba diputus tanpa sepengetahuan dirinya. “Saya mau minta tolong kepada Komnas Perlindungan Anak demi keadilan anak saya. Kenapa saya tidak diberitahu jadwal sidang anak saya sampai-sampai putusan sudah selesai. Apakah saya tidak boleh menerima salinan putusan sidang anak saya,” tanya Armi keheranan. (rri/pri)

Pembagian Kios Sudah Selesai n Pembagian... Istimewa

KOMPAK: Para peserta Program Penguatan PKBM berpose bersama Ketua PKBM Al Fathony dan Kasi PNF Dispendik.

Membangkitkan Semangat Pengelola PKBM n al fathony...

Sambungan dari Hal 27

Dalam sambutannya, Kadispendik, Dr Fathor Rakhman menerangkan, keberadaan PKBM akan terus menjadi perhatian pemerintah kabupaten. Apalagi, pendidikan non formal sudah diberlakukan sistem Dapodik secara nasional. Se-

hingga, PKBM di Situbondo sudah harus siap menghadapi kebijakan ini. “Jadi harus ada kejelasan status lembaga PKBM. Jangan karena lembaga pendidikan non formal, sehingga terkadang pelaksanaan kegiatannya tidak jelas juga statusnya. Ke depan harus terus lebih profesional,” terang Kadispendik. Fathor Rakhman menegaskan,

jika PKBM sudah kuat, maka pemerintah akan memberikan fasiltas selayaknya pendidkkan formal. Seperti akreditasi, sertifikasi dan lain sebagainya. Ketua PKBM Al Fathony, Sulaiman dalam sambutannya, mengatakan, kegiatan penguatan PKBM yang dilakukannya untuk membangkitkan lagi semangat para pengelola. Sehingga, kian

serius untuk mengelola PKBM secara lebih profesional. “Bukan hanya secara menajamen saja. Tapi kewirausahaan bagaiamana dijadikan sebuah titik tolak kemajuan masyarakat melalui kreatifitas dan produk PKBM. Misalnya, bagaimana PKBM mampu menciptakan produk khas masing-masing PKBM,” imbuhnya. (pri/adv)

Memberikan Pelajaran Langsung Pada Siswa n smada...

Sambungan dari Hal 27

SMAN 2 Situbondo telah melakukan launching kartu BRIZI BRI, di sela-sela pelaksanaan upacara bendera. Ini sekaligus menandai penerapan belanja non tunai di lingkungan sekolah yang beralamat di Jalan Anggrek no 01 tersebut. “Jadi sejak launching, tidak diperkenankan mulai dari siswa, guru hingga karyawan melakukan belanja tunai, semua harus menggunakan kartu BRIZI,” terang Kepala SMAN 2 Situbondo, Endang

Wiji Lestari. Untuk kepentingan ini, sudah disediakan tujuh mesin BRIZI BRI di lingkungan SMAN 2 Situbondo yang ada di kantin maupun koperasi siswa dan guru. “Total ada 1.024 orang yang ada di SMAN 2 Situbondo. Terdiri dari siswa, guru dan karyawan,” imbuh Endang. Perempuan berjilbab tersebut menerangkan, keputusan untuk menggunakan Kartu BRIZI BRI tidak hanya untuk kepentingan belanja non tunai di lingkungan sekolah. Namun, ada beberapa tujuan ideal lainnya. Diantaranya,

sebagai kartu identitas baik siswa, guru maupun karyawan SMAN 2 Situbondo. Selain itu, orang tua bisa mengontrol dan membatasi penggunaan uang saku siswa untuk membeli barang-barang yang dilarang. Semisal narkoba, miras dan rokok. Meskipun, kartu BRIZI masih bisa digunakan di sejumlah tempat yang menyediakan layanan BRIZI. “Dengan kartu Brizi ini juga untuk menghindari hilangnya uang saku siswa. Jadi, sudah tidak ada lagi siswa yang membawa uang tunai ke sekolah,” terang Endang.

Melalui program ini, SMAN 2 Situbondo juga ingin memberikan pembelajaran secara langsung kepada siswa dalam bidang ekonomi dan teknologi. “Sekarang dan ke depan, sudah era belanja non tunai. Budaya seperti ini akan terus mereka alami setelah nanti kuliah misalnya di luar kota. Dan kartu ini masih bisa terus digunakan,” imbuh Endang. Nah, dengan tujuan-tujuan ideal itulah, SMAN 2 Situbondo berinisiatif untuk memulai penggunaan kartu BRIZI BRI di lingkungan sekolahnya. (pri/adv)

Pemkab Bisa Gelar Ojung di Alun-alun n belum...

Sambungan dari Hal 27

Bila setahun yang lalu ada dua turis asing yang ikut menyaksikan, namun siang kemarin tidak ada turis yang nampak. Tradisi Ojung belum sampai dikenal oleh banyak orang dan belum mampu mengundang ketertarikan wisatawan. Pengamatan wartawan koran ini, budaya ojung sebenarnya memiliki banyak potensi untuk

naik daun. Bahkan, pecinta ojung bukan hanya orangorang tua seperti kebudayaan tradisional yang lain. Anakanak muda juga banyak yang menyukainya. Hanya saja, penampilannya masih bersifat lokal. Sehingga, sulit untuk dikenal banyak orang. Menurut Sumiyati, pagelaran Ojung khususnya di Situbondo sudah harus digelar secara umum. Misalnya pemerintah menggelarnya di Alun-alun Kota

dengan mengundang beberapa warga lain dari beberapa daerah di Jawa Timur. “Kalau dilihat monoton, itu karena hanya di desa-desa. Tapi kalau pemerintah membuatnya di Alun-alun, pasti akan lebih ramai dan dikenal dunia. Itu hanya dari segi tempat, kalau acara sebelum ojung dipoles, misalnya ada tarian pastinya seru,” kata Sumiyati, warga Panarukan yang mengaku sering keliling melihat

tradisi Ojung. Dia menambahkan, salah satu tujuan Ojung, yaitu untuk mempererat tali silaturahmi. Memang permainannya menyakitkan. Namun, di balik permainan ojung tidak ada dendam. “Misalnya saja, ada pemenang dari masing-masing kecamatan. Kemudian pagelaran ojung di Alun-alun dan mengundang budayawan di Jawa Timur, lebih hidup pastinya,” pungkasnya. (pri)

Sambungan dari Hal 27

Banyak pedagang yang menilai pembagiannya tidak proporsional. Misalnya adanya pedagang lama malah tidak mendapatkan tempat yang layak. Bahkan ada yang tidak dapat kios. Budi, salah satu pedagang membenarkan banyaknya pedagang yang mengeluh karena kios yang didapatkan tidak sesuai dengan yang diinginkan. ”Ada yang baru dapat tempat yang lebih baik,” terangnya. Dari situlah timbul tuduhan miring. Pengelola pasar kampung disebut-sebut ada ‘main mata’ dengan pedagang tertentu. Itu sebagai jaminan mereka mendapatkan kios yang diinginkan. ”Saya dengar ada yang main uang dan dapat tempat yang lebih baik,” terang Budi lagi.

Bahkan, ada juga pedagang yang sudah lama berjualan di Pasar Kampung malah tidak dapat jatah kios. Menurut Budi, kejadian itu juga dialami oleh beberapa keluarganya. ”Ada keluarga saya yang sudah puluhan tahun tidak dapat sama sekali,” tambahnya. Kasus adanya pedagang dari luar Kecamatan Asembagus yang dapat kios juga menjadi permasalahan. Budi berpendapat, seharusnya yang lebih diutamakan warga sekitar. ”Sekarang ini banyak pendatang yang dapat jatah kios,” terangnya. Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Situbondo, Tutik Margiayanti mengatakan, pembagian kios sudah selesai. ”Masing-masing sudah terima kunci,” terangnya. Orang nomor satu di lingkun-

gan Disperindag Kabupaten Situbondo itu mengaku, pemilahan zona atau los pedagang juga sudah selesai dilakukan. Misalnya los sembako, los ikan, los buah, dan lain sebagainya. Itu semua sudah dipilah-pilah. ”Zona masing-masing sudah dibagikan,” terangnya. Menanggapai adanya permasalahan terkait dengan pembagaian kios, Tutik mengaku, secara teknis pengelola pasar yang lebih tahu. Karena itulah, Tutik meminta kepada pengelola untuk mengakomodir semua aspirasi dari para pedagang. ”Jangan sampai ada permasalahan di belakang hari,” terangnya. Tutik juga berpesan kepada para pedagang untuk selalu menjaga kebersihan pasar. ”Kewajiban pedagang menjaga kebersihan untuk mencipatakan lingkungan yang sehat,” pungkasnya. (bib/pri)

Komisi I akan Undang Kades Gelung n tidak...

Sambungan dari Hal 27

H. Jasmoto, perwakilan warga mengatakan, masyarakat sudah lama mengeluhkan kinerja Kadesnya selaku pucuk pimpinan pemerintahan di Desa Gelung. Dia mengatakan, Kades dalam melayani masyarakat sangat tidak maksimal dan mengecewakan. Salah satu contohnnya adalah sikap Kades yang tertutup dalam pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDES). ”Padahal, tadi sudah disampaikan oleh anggota dewan kalau (pengelolaan APBDes) harus transparan,” terangnya. Nah, sebagai bentuk kekecewaan dengan kinerja Kades, warga membubuhkan tanda tangan. Ada 121 warga yang menandatangani pernyataan sikap ketidakpuasan mereka terhadap kinerja Kades. Sementara itu, Ketua Komisi

I Fathur Rahman mengatakan, pihaknya akan menindaklanjuti pengaduan warga tersebut. Dia memastikan akan segera ada jalan keluar terkait permasalahan itu. ”Apa yang menjadi permintaan masyarakat tentu kita respon. Apa yang mereka sampaikan akan dicek dan dievaluasi. Baik itu bidang keuangan, pelayanan masyarakat, pembangunan, dan lain sebagainya,” ujar politisi PKB itu. Fathur menerangkan, ada beberapa hal yang disampaikan kemarin. Intinya, dari semua yang disampaikan tentang pelayanan pemerintahan. ”Pembangunan yang selama ini ada kemajuan, mereka menganggap ada kemunduran,” terangnya. Pada hearing kemarin, terlihat juga Kabag Pemerintah Pemda, Inspektorat, serta camat Panarukan. Komisi yang membidangi pemerintahan itu meminta kepada pihak-pihak tersebut untuk segera melakukan evaluasi.

”Silahkan dikroscek, apa sebenarnya yang terjadi. Apakah terjadi pelanggaran, terus tingkat kesalahan Kades sampai dimana,” katanya. Jika apa yang diadukan warga itu benar adanya, Komisi I meminta kepada pihak terkait melakukan tindakan sesuai dengan peraturan yang ada. Dalam Undang-undang (UU) nomor 6 tahun 2014 pasal 29 tentang pemerintah desa dijelaskan adanya saknsi. ”Mulai teguran lisan, tertulis, dan pemberhentian sementara. Kalau tidak mempan, diberhentikan,” kata Fathur. Selain itu, dalam waktu dekat ini, Komisi I juga akan mengundang Kades Gelung beserta aparat desa yang lain. ”Pertemuan kemarin masih secara sepihak. Komisi I akan mengundang pada tahap kedua dengan menghadirkan Kades dan bebrepa perangkat agar ada informasi seimbang,” pungkas Fathur. (bib/pri)


EKONOMI BISNIS R A D A R

Jawa Pos

Rabu 6 Januari 2016

BERAS IR 64 0

GULA PASIR

MIGOR CURAH

0

0

DAGING SAPI 0

DAGING AYAM BROILER

TELUR AYAM RAS 0

400

29

B A N Y U W A N G I

KACANG KEDELAI IMPOR 0

KACANG KEDELAI LOKAL 0

CABAI RAWIT 400

CABAI BIASA

BAWANG MERAH

BAWANG PUTIH

2800

200 2000

10.500

12.300

9.100

EKONOMI

111.000

30.800

21.900

8.600

7.600

23.600

24.400

33.800

24.200

Bangorejo Teratas, Kalibaru Paling Buncit Ranking Pelunasan PBB-P2 2015

RENDRA KURNIA/RABA

PERMINTAAN MEMBELUDAK: Tingginya harga ikan tongkol sepanjang tahun 2015 ini menyumbang inflasi sebesar 0,33 persen.

Inflasi Tahun 2015 hanya 2,15 Persen BANYUWANGI - Inflasi Banyuwangi pada tahun 2015 tercatat 2,15 persen. Angka tersebut jauh lebih rendah dibanding tahun sebelumnya yang tercatat 6,59 persen. Selama tahun 2015 terjadi dua kali deflasi, yakni pada Februari sebesar -1,02 dan Oktober sebesar -0,25 persen. Kepala BPS, Mohammad Amin, mengatakan angka inflasi tersebut dihasilkan sepuluh komoditas yang mengalami kenaikan harga yang paling menonjol. Sepuluh komoditas yang mengalami kenaikan harga tersebut, yakni tarif kereta api sebesar 0,16 persen, ikan tongkol 0,33 persen, beras 0,32 persen, kasur 0,26 persen, rokok kretek 0,18 persen, bawang putih 0,17 persen, sepeda motor 0,16 persen, nasi dengan lauk 0,13 persen, mobil 0,10 persen, bawang putih 0,17 persen, sepeda motor 0,16 persen, dan lemari pakaian 0,10 persen. “Tingginya minat masyarakat terhadap moda transportasi kereta api, terutama saat liburan sekolah dan hari besar agama, memicu terjadinya inflasi,” ujar Amin. Selain itu, kata Amin, harga beras yang sudah tertahan saat panen raya triwulan ke dua tahun lalu tetap terdongkrak akibat stok yang menipis di pasaran ■ Baca Inflasi...Hal 33

BANYUWANGI - Upaya mendorong realisasi pendapatan asli daerah (PAD) Banyuwangi tahun 2016 mulai dilakukan. Dinas Pendapatan (Dispenda) menyerahkan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) kepada para kepala desa (kades) dan kepala kelurahan (lurah) kemarin (5/1). Penyerahan SPPT PBB-P2 sengaja dilakukan pada pekan pertama 2016. Harapannya, surat “tagihan” pajak tersebut segera sampai ke tangan wajib pajak, sehingga mereka bisa segera melakukan pembayaran sehingga pundi-pundi PAD segera mengalir ke kas daerah lebih cepat. Penyerahan SPPT PBB-P2 kali ini dilakukan di Pendapa Sabha Swagata Blambangan. Selain para kades dan lurah, kegiatan tersebut juga dihadiri para camat dan para kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD). Hadir pula Asisten Administrasi Umum Fajar Suasana serta Asisten Administrasi Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat, Wiyono. Kepala Dispenda, Soedirman, mengatakan penyerahan SPPT PBB-P2 dilakukan di awal tahun agar segera sampai kepada wajib pajak. “Sehingga waktu yang tersedia lebih efektif,” ujarnya. Soedirman berharap, dengan penyerahan SPPT PBB lebih awal, pemungutan pajak segera dilakukan. Dengan demikian, pendapatan PBB segera masuk ke kas daerah ■

REWARD: Asisten Administrasi Pembangunan dan Kesra, Wiyono, menyerahkan penghargaan kepada camat dan lurah berprestasi tentang pembayaran PBB kemarin.

SIGIT HARIYADI/RABA

Baca Bangorejo...Hal 33

Bangga punya Lima Sekolah Berintegritas BANYUWANGI – Secara mengejutkan lima sekolah menengah negeri di Banyuwangi mendapatkan anugerah dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Penghargaan itu berupa sertifikat sekolah berintegritas dalam Penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) yang teken Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan. Penyerahan sertifikat penghargaan itu secara simbolis dilakukan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo pada 21 Desember 2015 di Istana Negara. Lima sekolah tersebut adalah SMPN 1 Banyuwangi pimpinan Samsudin Ali, SMPN 1 Giri pimpinan Shulhan, SMPN 1 Rogojampi pimpinan Ida Bagus Kompyang, SPd, SMPN 1 Genteng pimpinan Hartono, SPd dan SMAN 1 Genteng pimpinan Edy Sanyoto. Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Banyuwangi, Sulihtiyono mengatakan, penghargaan itu tidak secara tiba-tiba muncul. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah mengamati sejak tahun 2010. Sekolah yang memiliki nilai kejujurannya tinggi dan nilai UN nya tinggi merupakan kriteria utama sekolah berintegritas. “Dilihat dari nilai keselahan. Apabila ada jawaban yang salah dan banyak yang sama, maka penyelenggaraannya sudah dipastikan tidak jujur,” ujar Sulihtiyono di ruang kerjanya kemarin. Sulihtiyono berharap Banyuwangi memiliki banyak sekolah yang mendapat pengakuan sekolah berintegritas termasuk masing-masing individu di sekolah. “ Kita punya semboyan, ujian tanpa nyontek tanpa kerja sama, “ ujar Sulihtiyono. kepala SMPN 1 Giri Shulhan mengatakan, penghargaan itu membuat guru semakin bersemangat menularkan ilmunya kepada siswa. Karena itu, guru dan siswa SMPN 1 Giri harus terus meningkatkan penghargaan yang telah diterima. “ Kita selalu menyampaikan pesan kepada guru dan siswa untuk mengedepankan kejujuran dan bertanggung jawab,” timpal Samsuddin Ali, kepala SMPN 1 Banyuwangi. Kepala SMPN 1 Rogojampi Ida Bagus Kompyang menambahkan, prestasi perlu namun kejujuran lebih utama. Prestasi tanpa dibarengi dengan kejujuran tidak ada artinya apa-apa . Untuk itu, Ida menyerukan guru dan siswa memiliki sikap dan integritas yang baik untuk kemajuan pendidikan Banyuwangi. “Kejujuran adalah kunci segalanya. Pintar tapi tidak jujur tidak akan berarti apa-apa untuk masyarakat,” tambah Hartono, Kepala SMPN 1 Genteng. (*)

NGGA: AKU BA h Sekola s rita Berinteg m dala ggara penyelen ional. s Ujian Na

SMPN 1 Banyuwangi FOTO-FOTO: GERDA SUKARNO-EKO BUDIYONO/RABA

SMAN 1 Genteng

SMPN 1 Genteng

SMPN 1 Gi Giri iri

SMPN 1 Rogojampi


RABU 6 JANUARI TAHUN 2016

HALAMAN 32

BAGAIMANA INI...

Nelayan Muncar Borong Solar Sejak Diumumkan Penurunan Harga BBM

SHULHAN HADI/JPRG

KOTOR: Salah satu coretan terlihat di pagar SMK Muhammadiyah Genteng kemarin (5/1).

Marak Aksi Corat-coret GENTENG - Keindahan kota Genteng mulai ternoda oleh ulah tangan tidak bertanggung jawab akhir-akhir ini. Di beberapa tembok rumah, pagar, dan dinding fasilitas umum, banyak ditemukan coretan dengan karakter tidak jelas. Tidak seperti graffiti yang dibuat dengan pola tertentu dan cenderung artistik. Coretan yang mulai banyak di temukan di kota Genteng hanya satu warna dan bentuknya tidak menarik. Seperti yang terlihat di dinding pagar SMK Muhammadiyah Genteng, dinding warnet di Dusun Jenisari, Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, dan beberapa tempat lain. “Sangat mengganggu, dinding jadi kotor,” cetus Khoirul Anam, 25, pemilik warnet di Dusun Jenisari, Desa Genteng Kulon. Anamberharapparapelakucorat-coretitumenghentikan ulahnyayangbisamerusakkeindahankota.Atauaparat keamananakansegeramenertibkan.“Inijelasmerugikan, tolong pelaku menghentikan,” pintanya. Salah satu warga Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng, Iwan, 32, mengaku pernah memergoki pelaku corat-coret tembok itu. Mereka masih berusia remaja atau siswa SLTA. “Saya pernah melihat mereka mencoret di utara kantor Polsek Genteng. Usianya seperti anak SMA,” katanya. Meski corat-coret di Kota Genteng sudah menyebar dan meresahkan warga, Koordinator Satpol PP Genteng, Rusmiyadi, mengaku masih belum tahu. “Kami belum tahu, coba akan kita periksa,” cetusnya. (sli/c1/abi)

MUNCAR - Turunnya harga bahan bakar minyak (BBM) jenis solar mulai Selasa dini hari (5/1) disambut gembira para nelayan di pesisir Pantai Muncar. Dengan membawa jeriken, mereka menyerbu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) di Pelabuhan Kalimati, Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, kemarin (5/1). Para nelayan mengaku senang dengan penurunan harga BBM jenis solar. Apalagi, harga solar yang turun itu juga cukup tinggi. “Ini sangat meringankan para nelayan. Kami bekerja menggunakan solar,” cetus Khairul Anam, 43, salah seorang nelayan Muncar. Menurut Anam, harga BBM jenis solar sebelumnya mencapai Rp 6.700 per liter ■ Baca Nelayan...Hal 33

DEDY JUMHARDIYANTO/JPRG

BORONG: Nelayan antre membeli solar di SPBN Pelabuhan Kalimati, Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, kemarin (5/1).

Bantu 100 Peralatan Keselamatan Kerja Nelayan MUNCAR - Anggota komisi IX DPR RI, dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB), Nihayatul Wafiroh, menggelar sosialisasi penerapan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) pada nelayan Muncar kemarin (5/1). Acara yang dilaksanakan di balai Dinas Perikanan dan Kelautan (Disperiklut), Pelabuhan Kalimati, Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar itu diikuti ratusan nelayan Muncar. Di hadapan para nelayan, Nihayatul Wafiroh menhatakan kesadaran pekerja, termasuk masyarakat nelayan terhadap kesehatan dan keselamatan kerja (K3) perlu ditingkatkan. Kesadaran tersebut dinilai penting dan bisa menjadi budaya di seluruh lingkungan kerja. “Tidak hanya itu, kesadaran K3 juga meminimalisasi angka kecelakaan kerja, sehingga kesejahteraan sosial ekonomi rakyat terutama nelayan semakin meningkat,” cetus perempuan

Menelusuri Jejak Wali Songo di Banyuwangi (2-habis)

Tiang Masjid Agung Demak Dipercaya dari Alas Purwo Menelusuri jejak para Wali Songo belum lengkap bila tidak mengunjungi Masjid Demak di Desa Kauman, Demak, Jateng. Di masjid yang dibangun para wali itu, konon kayu jati yang digunakan tiang berasal dari Alas Purwo, Banyuwangi. Berikut catatan wartawan Jawa Pos Radar Genteng, AGUS BAIHAQI, yang baru pulang berkeliling mengunjungi makam Wali Songo. SAAT tiba di Masjid Agung Demak yang berada di Bumi Glagahwangi, Kauman, Kabupaten Demak, Jateng, jarum jam menunjuk pukul 16.30. Sore itu suasana di kompleks masjid yang dibangun para Wali Songo pada tahun 1466 Masehi semasa pemerintahan Kerajaan Demak, Raden Fatah, itu terlihat sangat ramai. Halaman masjid yang cukup luas itu penuh para pengunjung dari berbagai daerah di Indonesia. Serambi masjid dengan bangunan bekas istana Majapahit juga dipenuhi peziarah. Di antara mereka ada yang salat, tiduran, dan dudukduduk. Tidak sedikit juga peziarah yang masuk ke dalam masjid. Mereka ada yang salat, wiridan, dan jalanjalan sambil melihat empat tiang masjid yang konon dibuat oleh Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Gunung Jati, dan Sunan Kalijaga. Dari empat tiang itu, yang banyak dicari adalah tiang milik Sunan Kalijaga. “Soko Tatal milik Sunan Kalijaga itu yang mana,” tanya seorang peziarah kepada saya yang kebetulan berdiri di samping tiang buatan Sunan Kalijaga. Para peziarah yang datang tidak hanya berkumpul di masjid dan halaman. Di antara mereka juga banyak yang datang ke makam para raja Kerajaan Demak, seperti Raden Fatah, Pangeran Benowa, dan

DEDY JUMHARDIYANTO/JPRG

SIMBOLIS: Anggota Komisi IX DPR RI, Nihayatul Wafiroh (dua dari kiri), bersama staf Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan memberikan bantuan alat K3 pada nelayan di Kecamatan Muncar, Banyuwangi, kemarin (5/1).

yang biasa disapa Ndok Nik itu. Dalam kegiatan itu, Nihayatul Wafiroh menyerahkan bantuan berupa 100 peralatan keselamatan kerja untuk nelayan. Melalui sosialisasi program pemberdayaan dan pemberian bantuan peralatan K3, keponakan Rais Syuriah PCNU Banyuwangi, KH Ahmad Hisyam Syafaat itu berharap Presiden Jokowi menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. “100 bantuan peralatan ini masih belum ada apa-apanya, tapi minimal itu bukti kepedulian pemerintah terhadap rakyat,” terangnya. Menurut Nihayatul Wafiroh, Muncar dipilih sebagai tempat dilaksanakan sosialisasi penerapan K3, karena Pelabuhan Muncar yang berada di ujung timur pulau Jawa itu merupakan penghasil ikan terbesar di Indonesia ■ Baca bantu...Hal 33

MI NU 1 Purwoharjo

Sekolah Berprestasi, Siswa Langganan Juara PURWOHARJO - Madrasah Ibtidaiyah Nahdatul Ulama (MI NU) 1 Purwoharjo, salah satu sekolah unggulan di Kabupaten Banyuwangi, terus menorehkan prestasi yang membanggakan. Yang terbaru, sekolah di bawah naungan Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif NU itu meraih juara satu kejuaraan pencak silat antarpelajar tingkat SD, SMP, dan SMA negeri/ swasta tingkat Kabupaten Banyuwangi. Dalam kejuaraan yang diselenggarakan oleh Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Banyuwangi dan Dinas Pendidikan (Dispendik) Banyuwangi pada 25 Desember 2015 hingga 3 Januari 2016, empat siswa MI NU I Purwoharjo berhasil menggondol dua medali emas dan satu medali perunggu. Kepala Sekolah MI NU 1 Purwoharjo, Sabar Indah Hikmawati S.Ag, mengatakan dua medali emas itu disumbangkan oleh Ahmad Ilham Jaya Kusuma sebagai juara satu kategori tanding kelas F putra, dan Desy Amalia Putri sebagai juara satu kategori tanding kelas G Putri. Sementara dua medali perunggu disumbangkan Benneth Aulia Ghozali dan Nina Rebriyanti yang turun dalam kategori

CANGGIH: Ruang belajar ditunjang fasilitas laboratorium multimedia yang nyaman, kemarin (5/1).

seni ganda putri. “Kami bangga tiap tahun bisa mempertahankan gelar juara dalam kejuaraan pencak silat,” katanya. Selain kejuaraan pencak silat, siswi MI NU 1 Purwoharjo juga berhasil menjuarai lomba bulu tangkis tingkat kabupaten yang diselenggarakan di Graha Bakti Genteng Sport baru-baru ini. Siswi itu Auberta Zerlina.“Siswa yang mempunyai bakat terus kita latih dalam ekstrakurikuler dengan pelatih yang professional, mulai dari marching band, hadrah, pencak

silat, dan olahraga lainnya,” ujarnya. Sesuai visi dan misi sekolah, yakni cerdas, kreatif, dan berkarakter, sekolah yang berdiri sejak tahun 1962 itu terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam pendidikan formal dengan sistem pembelajaran full day, dengan ditunjang fasilitas laboratorium multimedia. “Gedung sekolah kita sesuaikan dengan sistem pembelajaran, agar anak didik makin nyaman dalam menerima mata pelajaran di sekolah,” tandasnya.(ddy/adv/abi)

FOTO-FOTO: DEDY JUMHARDIYANTO/JPRG

PENDEKAR CILIK: Siswa MI NU 1 Purwoharjo usai meraih juara 1 pencak silat tingkat Kabupaten Banyuwangi kemarin (5/1). Kepala Sekolah dan segenap dewan guru MI NU 1 Purwoharjo dalam pelepasan siswa kelas VI dan pentas seni (foto kiri).

AGUS BAIHAQI/JPRG

KAYU DARI ALAS PURWO: Wartawan Jawa Pos Radar Genteng, Agus Baihaqi (kanan), dengan empat tiang peninggalan Wali Songo yang disimpan di museum Masjid Demak.

keluarga kerajaan lain. Di tempat itu para peziarah, baik yang pribadi atau pun rombongan, melaksanakan tahlilan dan doa lain. “Setiap akhir pekan ramai. Sekarang tambah ramai karena Maulid dan bertepatan libur sekolah,” terang Suwito, 56, salah satu pengurus Masjid Agung Demak. Selain masjid dan makam para raja, sebenarnya ada satu tempat yang banyak diburu para peziarah, yakni Museum Masjid Demak.

Sayang, karena sudah sore museum yang setiap hari dibuka untuk umum itu telah tutup. “Kebanyakan peziarah ingin tahu Soko Tatal yang dibuat Sunan Kalijaga,” terangnya. Di museum itu banyak dipamerkan peninggalan para Wali Songo dan bangunan masjid yang masih asli, seperti empat tiang, pintu masuk masjid dari petir yang berhasil ditangkap Ki Ageng Selo, kentungan, dan lain-lain ■ Baca Tiang...Hal 33

MEGAH: Gedung sekolah MI NU 1 Purwoharjo dengan dua lantai dan masih terus berbenah kemarin (5/1).


RADAR BANYUWANGI

Jawa Pos

Rabu 6 Januari 2016

BLAMBANGAN RAYA

33

Ulat Jati Merambah Kawasan Bangorejo BANGOREJO - Serangan ulat jati tampaknya semakin meluas. Bila sebelumnya ditemukan di Kecamatan Tegaldlimo, Rogojampi, dan Purwoharjo, kali ini giliran pohon jati di wilayah Kecamatan Bangorejo yang diserang ulat. Di wilayah Kecamatan Bangorejo, hama ulat jati telah menyerang kebun jati di Desa Sambirejo dan Kebondalem. “Ulat menyerang sejak beberapa hari lalu. daun pohon jati habis dimakan,” terang Imam Khudori, 30, salah satu warga Desa Kebondalem. Khudori yang berprofesi membuat batu bata itu mengaku mulai melihat ada ulat pohon jati di dekat tempatnya bekerja sejak sepekan lalu. Meski jumlah ulat cukup banyak, tapi masih belum mengganggu. “Ulatnya banyak sekali,” katanya. Kepala Puskesmas Kebondalem, dr. Sugeng Purnomo, mengatakan warga tidak perlu panik dengan

ulat yang banyak bermunculan itu. Ulat itu lebih banyak hidup di pohon jati. “Kalau kita amati, pohon lain tidak ada, hanya di pohon jati,” ujarnya. Sugeng mengimbau warga tidak melakukan penyemprotan dengan pestisida tanpa didampingi tim ahli. Dikhawatirkan, cara itu malah akan membuat efek samping yang buruk bagi kesehatan. “Menurut saya tidak perlu disemprot,” ungkapnya. Jika keberadaan ulat itu menyebabkan gangguan kepada masyarakat seperti gatal atau iritasi kulit, maka bisa datang ke puskesmas untuk diobati. “Saya hanya bisa menyarankan, jika gatal atau ada gangguan lain paling efektif dibawa ke puskesmas,” ucapnya. (sli/c1/abi)

RENDRA KURNIA/RABA

BERBAGI: Lurah Karangrejo, Ambyah didampingi koordinator angkatan Songo Wolu Banyuwangi, Dhany Eko Aprilin membagikan peralatan sekolah di BWI Resto Minggu malam lalu (3/1).

Angkatan Songo Wolu Bagikan Peralatan Sekolah

HABIS: Pohon jati di pinggir jalan raya Desa Kebondalem diserang ulat jati kemarin (5/1).

SHULHAN HADI/JPRG

Pawai Santai dengan Sandal Jepit BANGOREJO - Semangat para siswa di pinggiran Banyuwangi untuk berlatih dan menunjukkan eksistensi di bidang musik memang patut diacungi jempol. Mereka seperti tidak kenal lelah berlatih. Itu seperti puluhan anggota marching band SDN 2 Kebondalem, Kecamatan Bangorejo. Mereka terlihat semangat berlatih di jalan raya meski hanya mengenakan sandal jepit. Irama mars dan lagulagu populer terdengar kompak dari kolaborasi yang dimainkan. “Ini latihan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad. Latihannya setiap Selasa sore,” cetus Hendra Wijaya, 35, salah satu pelatih marching band. (sli/c1/abi)

Sambungan dari Hal 29

Dia menduga hal tersebut juga merupakan pengaruh dari pasar bebas dalam penjualan produk hasil pertanian, sehingga hasil panen di kota Banyuwangi tidak sepenuhnya dinikmati warga Banyuwangi. Sejumlah penurunan harga komoditas memiliki peran utama dalam menghambat laju inflasi tahun 2015. Di antaranya cabai rawit sebesar -1,35 persen, disusul bensin sebesar -,068 persen, cabai

DEDY JUMHARDIYANTO/JPRG

SHULHAN HADI/JPRG

SANTAI: Peserta marching band berlatih dengan bersandal jepit di jalan raya Kebondalem, Kecamatan Bangorejo, Banyuwangi, kemarin (5/1).

merah besar -0,39 persen. “Oktober lalu harga cabai rawit anjlok hingga level Rp 12 ribu per kilogram. Namun, kembali merangkak pada November hingga Desember,” ucapnya. Sementara itu, inflasi bulanan pada Desember tahun 2015 mencapai 0,80 persen atau inflasi tertinggi selama 2015. Inflasi Desember dipicu kelompok bahan makanan yang memberi sumbangan sebesar 0,71 persen, kelompok perumahan air listrik gas, dan bahan bakar sebesar 0,07 persen, dan kelompok trans-

portasi komunikasi jasa keuangan sebesar 0,04 persen. Sebaliknya kelompok sandang dan kelompok pendidikan rekreasi dan olahraga terjadi deflasi masingmasing sebesar 0,05 persen dan 0,0008 persen. Pada kelompok bahan makanan, harga cabai rawit memberi andil tertinggi dalam pembentukan inflasi bulan Desember, yakni 0,14 persen. Disusul komoditas beras dan bawang merah dengan angka yang sama, yakni 0,13 persen. Cabai merah 0,10 persen, telur ayam ras 0,06 persen, dan daging ayam 0,04 persen.

Kenaikan harga beras dari waktu ke waktu cenderung mengalami kenaikan akibat luas tanam dan panen akibat defisit air pada musim kemarau. Minimnya air pada musim panas juga berdampak pada komoditas bawang merah di sentra penghasil mengalami gagal panen. Sementara itu, perayaan Maulid Nabi menimbulkan permintaan terhadap telur dan daging ayam membeludak, sehingga mendorong kenaikan harga. “Hal yang sama terjadi pada komoditas daging sapi, ikan tongkol, cumi-cumi, dan sayuran,” ucapnya. (cin/c1/afi)

Versi Lain Menyebut Kayu Jati dari Hutan Wonogiri ■ TIANG...

Sambungan adari Hal 32

“Kayu yang dibuat untuk tiang masjid itu dari Alas Purwo di Banyuwangi,” katanya. Tiang Masjid Agung Demak itu tingginya sekitar 17 meter. Tujuh meter di bagian bawah sudah dipotong dan diganti. Sedang 10 meter bagian atas hingga kini masih terpasang di masjid. Potongan tiang setinggi tujuh meter sekarang disimpan di museum. “Kalau ingin tahu potongan tiang yang asli, bisa datang besok pagi. Sekarang museum sudah tutup,” ujarnya. Dengan nada serius Suwito yang bertugas mencatat para peziarah yang datang itu menyampaikan, empat tiang Masjid Demak itu berasal dari satu pohon yang berukuran besar. Pohon jati itu sengaja diambil oleh para wali di Alas Purwo di Desa Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi. Keterangan Suwito yang menyebut kayu jati pada tiang Masjid Demak berasal dari Alas Purwo, saya jadi teringat Jati Papak atau bonggol jati yang hingga kini masih ada di Alas Purwo. Bonggol pohon jati yang dikeramatkan di Alas Purwo itu berukuran cukup besar. Tidak sedikit warga yang percaya Jati Papak itu bekas pohon yang ditebang Wali Songo untuk dibuat membangun Masjid Demak. Cerita tiang masjid yang berasal dari pohon jati di Alas Purwo itu membuat saya penasaran. Untuk bisa masuk ke museum, Suwito mengaku tidak bisa menolong. “Kalau ingin tahu, coba intip dari jendela kaca itu, terlihat jelas, kok,” katanya sambil menunjuk pintu museum yang dari kaca. Beruntung, tidak lama petugas bagian museum ada yang datang

asih kepada anak-anak sekitar Pulau Santen ini diharapkan bisa menjadi semangat generasi muda, khususnya di kawasan Pulau Santen agar lebih giat lagi mencari ilmu di sekolah. ”Mudah-mudahan ini bermanfaat. Sebelumnya angkatan Songo Wolu juga pernah melaksanakan bakti sosial kepada korban asap Riau,” jelas Owner BWI Resto ini. Lurah Karangrejo, Ambyah juga mengungkapkan hal senada. Dia berterima kasih kepada angkatan Songo Wolu yang mau berbagi rezeki kepada warganya yang ada di Pulau Santen. Diharapkan, dengan hadirnya BWI Resto di Pulau Santen tersebut, juga bisa memacu kegiatan pariwisata yang menggeliat di Pulau Santen ke depannya. ”Ini positif dan sangat berpeluang. Mudah-mudahan masyarakat Pulau Santen juga ikut untuk mengembalikan kejayaan wisata Pulau Santen ke depan,” ujarnya. (tfs/*/bay)

KOMPAK: Camat Singojuruh, Nanik Machrufi, bersama kepala desa dan perangkat desa se-Kecamatan Singojuruh kemarin (5/1).

Harga Beras Cenderung Terus Naik ■ INFLASI...

BANYUWANGI – Memanfaatkan momen masa masuk sekolah setelah liburan, paguyuban Angkatan Songo Wolu Banyuwangi melaksanakan kegiatan sosial bagi-bagi peralatan sekolah dan tali asih kepada anak-anak lingkungan Pulau Santen, Kelurahan Karangrejo, Minggu malam lalu (3/1). Acara sosial yang dihadiri oleh Lurah Karangrejo, Ambyah ini dilangsungkan di Bakaran Wernane Iwak (BWI) Resto. Selain dihadiri oleh Lurah Karangrejo, Ketua RW setempat, Anto dan beberapa warga sekitar Pulau Santen juga menghadiri pembagian tali asih tersebut. Sambil menikmati suasana pantai di malam hari, para tamu undangan juga menyantap menu ikan bakar yang disediakan oleh BWI Resto di Pulau Santen malam itu. Koordinator angkatan Songo Wolu Banyuwangi, Dhany Eko Aprilin mengatakan, pembagian tali

disertai beberapa ibu. Petugas itu masuk bersama para ibu yang ternyata rombongan keluarga pejabat. “Maaf, saya ikut masuk, Pak,” kata saya. “Monggo, cepat masuk biar yang lain tidak ikut,” cetus petugas museum yang mengaku bernama Wagiyo, 54, itu. Museum Masjid Demak tidak terlalu luas. Ukurannya sekitar enam meter kali enam meter. Tetapi, di tempat itu penuh peninggalan sejarah yang bernilai tinggi. “Barang yang ada di museum ini asli semua, termasuk empat tiang masjid,” sebut Wagiyo. Tiang masjid diganti saat ada renovasi besar-besaran pada tahun 1983, karena kondisinya sudah mulai rusak. Empat tiang yang diganti itu peninggalan Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Gunung Jati, dan Sunan Kalijaga. “Termasuk Soko Tatal milik Sunan Kalijaga juga diganti separo,” jelasnya. Berbeda dengan Suwito yang tegas menyebut tiang dari kayu jati pada masjid itu berasal dari Alas Purwo, Wagiyo mengaku tidak bisa memastikan. “Itu wallahu a’lam, Mas,” katanya dengan berhati-hati. Dari cerita yang berkembang, tiang untuk Masjid Agung Demak yang dibangun oleh para Wali Songo itu memang ada yang menyebut berasal dari Alas Purwo di Banyuwangi. Wali Songo sengaja datang ke hutan di ujung timur Pulau Jawa itu untuk menebang pohon jati yang berukuran besar. “Memang ada yang menyebut dari Alas Purwo,” ujarnya. Hanya saja ada versi yang menyebut pohon jati yang dibuat tiang masjid itu berasal dari hutan di Semarang, Jateng, dan hutan di Wonogiri, Jateng. “Yang benar mana, kami tidak tahu,” katanya. (c1/habis)

Camat Singojuruh Gelar Apel Akbar SINGOJURUH - Memasuki tahun 2016, Camat Singojuruh, Nanik Machrufi, langsung memompa semangat jajarannya dengan menggelar apel akbar di halaman kantor kecamatan kemarin (5/1). Apel akbar untuk menyongsong kinerja di tahun 2016 itu melibatkan kepala desa, ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Perangkat Desa, ada di wilayah Kecamatan Singojuruh. “Apel akbar itu diharapkan bisa memberikan energi positif dalam

menyongsong tahun 2016,” kata Camat Nanik Machrufi. Camat Nanik ingin memperkuat potensi SDM agar penampilan para kepala desa dan perangkat desa penuh etika, cerdas, kreatif, dan inovatif. Selain itu, juga bisa menjadi agen perubahan yang tangguh dalam mewujudkan desa mandiri dan desa membangun. “Sekarang anggaran langsung turun ke desa seperti dana desa (DD) dan alokasi dana desa (ADD), maka desa dituntut mandiri dan bisa berinovasi,” cetusnya. (ddy/*/c1/abi)

Nelayan Bisa Memahami Antrean ■ NELAYAN...

Sambungan adari Hal 32

Dengan penurunan harga, sekarang harganya menjadi Rp 5.650 per liter. “Harga solar turun Rp 1.050 itu sudah cukup bagus,” katanya. Dalam sekali melaut, terang Anam, kapal jenis slerek dengan delapan mesin membutuhkan solar sekitar 500 liter. Kapal kecil dengan kapasitas mesin lebih rendah membutuhkan solar sekitar 252 liter. “Pembelian nelayan yang cukup banyak ini untuk sekali melaut,” katanya.

Jika ada penurunan harga Rp 1.000 per liter, terang dia, maka nelayan bisa menghemat biaya solar sekitar Rp 250 ribu hingga Rp 500 ribu sekali melaut. “Kami berharap harga ini bertahan lama. Syukur kalau bisa turun lagi,” cetusnya. Turunnya harga BBM jenis solar itu dimanfaatkan para nelayan dengan melakukan borong. Antrean panjang terlihat di SPBN di Pelabuhan Kalimati, Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar. Jeriken milik nelayan itu ada yang sudah antre sejak pagi, tapi hingga siang masih belum terlayani. Untuk antisipasi keamanan, pe-

tugas dari Unit Pol Air Muncar terus mengamankan antrean pembelian solar di SPBN. “Saya sudah antre hampir enam jam, tapi tetap belum dilayani,” ungkap Hamidin, 45, salah seorang nelayan asal Desa Kedungrejo. Pada hari normal pengisian BBM jenis solar di SPBN Kalimati bisa dilayani dengan cepat. Tetapi, sejak ada kabar solar akan turun, SPBN sempat menghentikan penjualan sambil menyesuaikan harga. “Sekarang sudah dilayani dengan baik. Nelayan juga bisa memahami antrean,” kata Kanit Pol Air Muncar, Brigadir Haerul Umam. (ddy/c1/abi)

Ikan Jadi Komoditas Layak Jual ■ BANTU...

Sambungan adari Hal 32

Bantuan itu merupakan awal, secara bertahap dan berkesinambungan akan terus diberikan merata di seluruh Indonesia. Saat ini, lanjut Nihayatul Wafiroh, bersama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

RI, tengah menyusun program pemberdayaan perempuan nelayan. Melalui program itu diharapkan perempuan nelayan lebih berdaya dan mampu mengelola ikan menjadi komoditas yang layak jual, dan bisa meningkatkan taraf perekonomian nelayan. “Nelayan Muncar dan di Banyuwangi jumlahnya ribuan, jika potensi ini bisa dikelola dengan baik maka akan sangat dahsyat,” tandasnya. (ddy/adv/abi)

Sumbergondo Bayar PBB Paling Cepat ■ BANGOREJO...

Sambungan dari Hal 29

AGUS BAIHAQI/JPRG

DIGANTI: Tiang Masjid Demak pada bagian bawah sudah diganti dan dibungkus hingga terlihat lebih besar.

Baku PBB-P2 di Banyuwangi pada tahun 2016 mencapai Rp 33,464 miliar. Pendapatan PBB pada tahun ini sebesar Rp 27,5 miliar alias 82,18 persen dibanding baku PBB yang ada. Sementara itu, realisasi PBB pada tahun 2015 melampaui target yang ditetapkan. Tahun lalu Pemkab Banyuwangi menargetkan pendapatan PBB sebesar Rp 24,5 miliar, sedangkan realisasi penerimaan PBB mencapai Rp 25,93 miliar atau 105,84 persen. Meski demikian, perolehan PBB tahun 2015 tersebut masih lebih rendah dibandingkan pagu yang ada, yakni sebesar Rp 31,229 miliar. Soedirman tidak menampik pelunasan PBB tahun lalu tidak mencapai 100 persen. Menurut dia, salah satu kendala yang menyebabkan pembayaran PBB tidak lunas adalah persoalan sumber daya manusia (SDM), baik dari

sisi petugas pemungut pajak maupun para wajib pajak. “Masalah yang harus dihadapi oleh pemkab adalah dalam meningkatkan kesadaran masyarakat membayar pajak,” tuturnya. Berdasar data Dispenda Banyuwangi, Kecamatan Bangorejo menempati ranking pertama pelunasan PBB tahun 2015.Kecamatan yang satu itu berhasil merealisasikan pembayaran PBB sebesar 100 persen dari total pokok pajak senilai Rp 1,293 miliar. Selain Bangorejo, ada tiga kecamatan lain yang berhasil merealisasikan pelunasan PBB sebesar 100 persen, yakni Kecamatan Tegaldlimo, Cluring, dan Purwoharjo. Sebaliknya, Kecamatan Kalibaru menempati posisi juru kunci ranking pelunasan PBB 2015 di antara 24 kecamatan se-Banyuwangi. Dari pokok PBB senilai Rp 474,97 juta, pajak yang berhasil direalisasikan hanya Rp 291,82 juta alias 61,44 persen. Di tingkat desa, prestasi mentereng

berhasil diraih Desa Sumbergondo. Desa yang berlokasi di Kecamatan Glenmore itu berhasil mencatatkan waktu pelunasan PBB tercepat, yakni pada 18 Februari 2015. Posisi kedua berhasil disandang dua desa secara bersama-sama, yakni Desa Ringintelu, Kecamatan Bangorejo, dan Desa Benculuk, Kecamatan Cluring. Pembayaran PBB di dua desa tersebut lunas pada 6 Maret tahun lalu. Selain tiga desa tersebut, ada 67 desa di antara total 189 desa yang berhasil melakukan pelunasan PBB tahun 2015. Sayang, di antara 28 kelurahan se-Banyuwangi, tidak ada satu pun yang berhasil melunasi pembayaran PBB hingga tahun 2015 berakhir. “Desa dan kelurahan yang berhasil melunasi PBB tentu ada reward. Selain itu, pendapatan PBB dikembalikan ke masyarakat dalam bentuk pembangunan yang di-cover oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPM-PD),” pungkas Soedirman. (sgt/c1/afi)


berita daerah RADAR Banyuwangi

34

Jawa Pos

Rabu 6 Januari 2016

Menjambret, Dua Residivis Dimassa

Jumai/Radar Jember/jpnn

BABAK BELUR: Kapolsek Patrang AKP Viebe Panomban (kiri) bersama Kasat Reskoba saat menunjukkan barang bukti tes urine, disaksikan dua penjambret yang dihajar warga.

Advokat Ajukan Citizen Lawsuit

MIRAS

Dua Gadis Teler Tenggak Oplosan RAMBIPUJI – Mabuk minuman keras (miras) oplosan menjadi kasus yang tidak kunjung selesai. Padahal, selama ini sudah banyak korban yang tewas atau sekarat karena miras yang diracik sendiri itu. Di Jember kasus remaja teler karena miras oplosan dialami dua gadis pelajar SMP di Rambipuji. Namanya berinisial Bunga, 15, dan Kembang, 16. Mereka saat ini dirawat intensif di Puskesmas Rambipuji karena teler setelah meminum racikan alkohol, Senin (4/1) sore. Menurut salah seorang saksi, cairan alkohol yang dikonsumsi kedua remaja itu bukan miras seperti umumnya. Melainkan alkohol pembersih luka yang biasa dibuat kompres. Alkohol jenis ini biasanya dijual bebas di apotek dan toko obat. Sumber tersebut mengatakan, alkohol tersebut dicampur air mineral dan minuman sachet berenergi. Kemudian, miras oplosan itu diminum beramairamai oleh korban bersama teman-remannya. Setelah meminumnya, kedua gadis tersebut teler hingga tidak sadarkan diri. Saat ditemui di Puskesmas Rambipuji, ibu salah seorang korban mengaku, anaknya dicekoki miras oplosan itu di rumah salah seorang teman prianya. Sebab, anaknya yang masih berumur 15 tahun itu diajak main ke rumah teman prianya. “Anak saya awalnya diajak maik ke rumah temannya,” aku ibu korban dari Bunga tersebut. Rumah temannya berada di Dusun Bedadung, Desa Kaliwining, Rambipuji. Selain kedua gadis remaja itu, pesta miras oplosan itu diikuti pula oleh tiga orang teman pria. Di rumah tersebut tidak ada pemiliknya karena kerja ke Malaysia sebagai TKI. Dari pengakuan anaknya, sumber tersebut mengatakan, awalnya yang meminum miras oplosan itu hanya empat orang. Yakni, Kembang dan tiga remaja pria lainnya. Sementara, yang belanja alkohol dan minuman berenergi dua teman pria yang lain. Sementara itu, saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Kanitreskrim Polsek Rambipuji Aiptu Eko Yulianto membenarkan kejadian tersebut. Pihaknya telah melakukan tindakan, seperti mendatangi TKP, membuat visum, dan mencatat sejumlah ketera­ ngan saksi. “Kami sudah turun setelah memperoleh laporan warga,” ujarnya. (rul/har/jpnn)

JEMBER – Belum sempat menjual hasil kejahatannya, dua pelaku jambret mengalami kecelakaan tidak jauh dari lokasi kejadian. Dua penjambret yang beraksi di Jl Teratai Kelurahan Gebang, Kecamatan Patrang, Jember, berhasil ditangkap massa. Korbannya, Paina, 54, warga Gebang Tengah, Kecamatan Patrang. Usai menjalankan aksinya, keduanya menabrak mobil sehingga terlempar dari motor Suzuki FU P 57 27 KR dari arah depan. Bahkan saat keduanya terkapar di jalan, masih bisa melarikan diri ke perkampungan. Beruntung ulahnya terdengar oleh warga, sehingga langsung dikejar. Dua penjambret itu adalah Arif Efendi, 25, warga Desa/ Kecamatan Umbulsari, dan Sahroni, 29, warga Dusun Krajan, Desa Menampu, Kecamatan Gumukmas. Akibat luka parah, kedua pelaku masih dirawat intensif di RSD dr Soebandi Jember. Sementara satu unit sepeda motor Suzuki FU 5727 KR yang digunakan beraksi, diamankan petugas sebagai barang bukti. Berdasarkan informasi dilapangan, korban Paeni, saat itu dibonceng Siti Amaliyah mengendarai sepeda motor dari arah utara. Pelaku yang sudah mengincar korban membuntuti dari belakang. “Pelaku naik sepeda motor FU. Yang nyetir Arif dan yang dibonceng Sahroni,” kata petugas. Sesampai di selatan Mie Gandrung, pelaku memepet kendaraan korban. Selanjutnya, Arif berusaha menarik kalung yang dipakai Siti Amaliyah. Karena tidak bisa, akhir­ nya Sahroni, menarik kalung yang dipakai Paeni. Namun Arif, tidak berhasil menarik kalung yang dipakai Amaliyah. Sementara Sahroni, yang dibonceng, berhasil menarik kalung Paeni. Bahkan sempat terjadi aksi tarik-tarikan antara Sahroni dan Paeni, yang menyebabkan Paeni terjatuh dari motornya. Akibat kejadian itu, Paeni mengalami luka pada tangan dan kepalanya. Sementara kedua pelaku, langsung kabur dengan kecepatan tinggi kearah selatan. Naas, baru beberapa meter meninggalkan lokasi, pelaku jatuh akibat menabrak mobil yang hendak berbelok ke arah kanan. Akibatnya, kedua pelaku mengalami luka cukup parah. Bahkan, Arif, mengalami patah tulang pada ta­ngan kanannya. Warga yang mengetahui bahwa keduanya adalah jambret, langsung menghajarnya hingga babak belur. (jum/sh/jpnn)

Terkait Pilkada Jember

Jumai/ Radar Jember/jpnn

DIEVAKUASI: Anggota Basarnas dan SAR Rimba Laut kemarin (5/1) berhasil mengevakuasi jenazah wisatawan yang terseret ombak Pantai Payangan.

Ditemukan 4 Mil dari Pantai JEMBER – Setelah melakukan pencarian selama tiga hari, Lia, warga Desa/ Kecamatan Candipuro, Lumajang, yang hilang terseret ombak di Pantai Payangan, Ambulu, Jember, Minggu (3/1) akhirnya berhasil ditemukan. Anak berusia 8 tahun itu ditemukan dalam kondisi meninggal dunia kemarin (5/1) sekitar pukul 13.00. Korban ditemukan oleh tim SAR gabu­ ngan sekitar 4 mil dari lokasi pertama terseret ombak. Menurut Kanit Gakkum Satpolair Puger Aiptu Mardi Sucipto, pihaknya selama tiga hari bekerja keras mencari korban bersama Basarnas, tim SAR Rimba Laut, dan warga setempat. “Alhamdulilah, setelah tiga hari penca­rian upaya kita membuahkan hasil. Korban berhasil ditemukan,” ujarnya. Dia mengatakan, korban ditemukan mengapung di tengah laut. Saat ditemukan, kondisi mayat sudah mulai melepuh walau masih terlihat mengenakan kaos warna merah. “Bagian wajah sudah mulai rusak. Sementara tubuh bagian bawah juga

sudah terkelupas,” ungkapnya. Penemuan korban, kata dia, sudah di­ kabarkan kepada keluarga. “Sementara waktu jenazah kami taruh di posko SAR Rimba Laut karena kami masih menunggu kedatangan keluarga. Setelah dihubungi, keluarga korban sudah ada di lokasi dan ikut menyambut jenazah yang dievakuasi ke posko SAR di pinggir pantai,” tuturnya. Sejak korban terseret ombak, tim SAR gabungan melakukan pencarian dengan berbagai cara. Mulai dengan menyisir permukaan laut hingga penyelaman. Tetapi, upaya pencarian dengan penyelaman sering terkendala oleh derasnya arus bawah laut. “Setiap kali menyelam, pandangan kita terbatas karena banyak pasir mengikuti arus deras itu,” ungkap Mardi. Seperti diberitakan sebelumnya, tiga pe­ ngunjung Pantai Payangan di Desa Sumberrejo, Ambulu, Minggu (3/1) terseret ombak. Tiga korban itu adalah Eva, 5; Elen, 9; dan Lia, 8, ketiganya warga RT 01/RW 01 Desa Candipuro, Lumajang. (jum/rul/har/jpnn)

JEMBER – Gugatan sengketa pilkada tidak hanya dilakukan oleh tim pasangan calon (paslon) 1 Sugiarto – dr Dwikor­ yanto. Sejumlah advokat yang tergabung dalam Forum Advokat Peduli Pilkada Jember 2015 mengajukan fugatan citizen lawsuit ke Pengadilan Negeri (PN) Jember. Sebagai tergugat KPU Jember. Gugatan ini terungkap ketika tujuh advokat mendaftarkan gugatannya ke PN Jember. Gugatan yang teregister nomor 01/pdt.G/2016/PN.JMR itu diungkap tujuh advokat kepada wartawan, kemarin (5/1). Ketujuh advokat tersebut adalah Wagino, Rudy Marjono, Nurul Herlina, Gatot Iriyanto, Moh. Mufid, dan Juda Hery Witjakcono. “Kami tidak berafiliasi dengan paslon mana pun,” tegas Wagino. Dia mengatakan, gugatan ini berawal dari keprihatinan sejumlah advokat di Jember terhadap pilkada Jember yang berujung tidak jelas. Sehingga, menimbulkan tanda tanya di masyarakat. Karena itu, pihaknya melakukan citizen lawsuit. “Ini semacam class action, yakni gugatan kepada pejabat publik,” katanya. Jika class action ada pihak yang diwakili dan merasa dirugikan atas kebijakan pemerintah, tapi citizen lawsuit dilakukan karena ada lembaga negara yang melakukan tindakan di luar ketentuan hukum. Wagino menuturkan, langkah hukum ini sengaja dilakukan agar tidak menjadi polemik di masyarakat dan tidak mengganggu ketenangan masyarakat. “Tujuan kami biar jelas dasar hukum terkait pilkada. Dibandingkan demo, lebih

baik langsung menempuh jalur hukum,” tandasnya. Sementara itu, Rudy Marjono, juru bicara forum tersebut, menambahkan, upaya hukum ini merupakan bentuk kepedulian masyarakat agar pilkada Jember memiliki kepastian hukum. “Karena jika ada perdebatan, maka tidak akan selesai,” tegasnya. Terkait materi gugatan, lanjut Rudy, KPU Jember diduga telah melanggar konstitusi terkait persoalan keterlambatan penyerahan Laporan Penerimaan dan Penggunaan Dana Kampanye (LPPDK) oleh calon bupati dan wakil bupati. Saat pilkada lalu, pasangan Sugiarto – Dwikoryanto maupun pasangan Faida – Muqit terlambat menyerahkan LPPDK ke KPU Jember. Dalam berita acara KPU Jember, disebutkan pasangan Sugiarto – Dwikoryanto terlambat 5 menit dan pasangan Faida – Muqit terlambat 45 menit. Atas keterlambatan ini, KPU hanya menjatuhkan sanksi berupa peringatan kepada kedua paslon. Rudy mengatakan, sesuai Peraturan KPU No 8 Tahun 2015, sanksi bagi paslon yang terlambat menyerahkan LPPDK ialah didiskualifikasi sebagai peserta pilkada. “Meski KPU mengakui keduanya telat, tapi tidak ada sanksi pembatalan sebagai paslon,” tegasnya. Apalagi, lanjut dia, sama sekali tidak ada aturan yang memberikan sanksi lain atas pelanggaran keterlambatan penyerahan LPPDK kecuali diskualifikasi. Sanksi tersebut sudah ada di UU maupun Peraturan KPU, sehingga tidak bisa diubah dan membuat sanksi yang lain. (ram/har/jpnn)

Melihat Atraksi Perang Air Rangkaian Festival Air Suwat

Libatkan Pemuda-Pemudi, Perang Berlangsung 45 Menit Perang air alias siat yeh menjadi atraksi yang paling ditunggu peserta maupun pengunjung Festival Air Suwat yang dimulai sejak akhir 2015 lalu. Seperti apa suasananya? Nyoman Widiadnyana, Gianyar SUASANA menjelang sore di Catus Pata Desa Suwat, Gianyar, Jumat (1/1) lalu sedikit lenggang. Namun, saat jarum jam menunjukkan pukul 14.00 Wita, satu persatu warga dan pemuda setempat mulai mendatangi kawasan tersebut. Tampak raut wajah diantara mereka yang bahagia, mungkin selepas merayakan malam tahun baru. Ada juga di antara mereka yang tampak gelisah, akibat cuaca yang siang itu sedikit panas. Mendekati pukul 14.30 Wita, suasana akhirnya bertambah ramai. Kedatangan warga yang hampir semuanya berpakaian adat tersebut langsung terkonsentrasi di beberapa titik, seperti di Jaba Pura Melanting, atau di Balai Desa Pakraman Suwat.

Kehadiran mereka sekaligus menjadi tanda bakal segera dimulainya atraksi siat yeh serangkaian Festival Air Suwat. Proses persiapan siat yeh dimulai dengan acara persembahya­ ngan bersama di jaba Pura Melanting, pojok tenggara Catus Pata. Dengan bergerombol, ratusan peserta perang air itu, baik mereka yang masih anak-anak, remaja, hingga yang berusia lanjut berkumpul di Catus Pata. Sekitar pukul 15.00, melalui pengeras suara, Ngakan Putu Sudibia, selaku Ketua Panitia Festival Air memulai persiapan perang dengan membagi semua peserta menjadi empat kelompok. Mereka lanjut diarahkan ke empat arah jalan sesuai arah mata angin, untuk saling berhadaphadapan dengan kelompok lainnya. Menariknya, sebelum prosesi perang air dimulai, secara simbolis masingmasing ketua kelompok, dikumpulkan tepat di tengah arena. Dengan menenteng gayung berisi air, mereka menyatukan kepala sambil menunduk, dan secara simbolis disirami air oleh pemangku setempat. Prosesi yang menjadi penanda dimulainya siat

RADAR JEMBER

Perang Air: Ratusan pemuda-pemuda Desa Suwat, Gianyar, kemarin, ikut berbaur mengikuti perang air serangkain Festival Air Suwat yang berlangsung sejak 30 Desember lalu

yeh tersebut. Tak butuh waktu lama, perang pun dimulai. Meski perang ini hanya sebuah atraksi, suasana seru tetap tersaji. Meski dalam beberapa kali ke­ sempatan gelak tawa para penonton menyelingi atraksi tersebut. Terlebih

dalam atraksi perang air ini tak hanya menyertakan para laki-laki, namun juga para peserta perempuan. Sebagai penutup perang air yang berlangsung sekitar 45 menit itu, juga dilalui de­ ngan ritual yang cukup unik. Seolah menegaskan perang air hanya sebuah

atraksi, pimpinan empat banjar dan sekaa teruna yang ikut ambil bagian dalam perang sebelumnya kembali dikumpulkan di bagian tengah Catus Pata. Dengan aba-aba panitia, mereka lalu berpelukan, sebelum akhirnya secara serentak semua peserta membubarkan diri. Tentunya dengan pakaian yang serba basah kuyup. Ditemui usai atraksi, Ngakan Putu Sudibia mengatakan, rangkaian siat yeh merupakan bagian dari ritual penyucian diri. Sebab dengan bergantinya tahun, diharapkan masyarakat Suwat bisa menjadi orang yang baru, sekaligus siap menghadapi tantangan yang semakin besar di depan. “Selain itu, kegiatan ini juga menjadi bentuk dan penegasan penyatuan diri. Dalam artian persatuan di antara semua masyarakat Suwat. Sebab selama ini, banyak juga warga kami yang terpecah-pecah, karena harus tinggal di luar dalam memenuhi tuntutan pekerjaan mereka,” ucapnya. Karena itulah, kata dia, ritual kemarin tak hanya diikuti oleh ratusan masyarakat Suwat yang tinggal di kampung halaman mereka. Tapi juga

masyarakat Suwat yang sudah tinggal di perantauan. “Ya hampir semua pulang kampung dan berkumpul menjadi satu di sini. Bahkan termasuk ada juga peserta yang bukan warga Desa Suwat,” tambahnya. Sayangnya, masih banyak yang perlu dievaluasi dari ajang ini. Jumlah pesertanya minim, tidak mampu menembus angka ribuan orang. Termasuk bebe­ rapa kendala yang tampaknya muncul dalam kegiatan kemarin, seperti pasokan air, yang beberapa kali tersendat. Akibatnya, perang sempat beberapa kali dihiasi jeda. Ngakan Putu Sudibia mengakui ada beberapa evaluasi yang akan dilakukan. Termasuk dalam menyiapkan even menjadi lebih bagus, termasuk ritual yang lebih besar dan lebih banyak diikuti orang. Yang jelas, siat yeh disiapkan untuk jadi ikon Bali di masa mendatang. “Memang masih ada beberapa yang mesti dievaluasi. Karena kegaitan ini baru kali pertama, tentu secara bertahap harus dilakukan perbaikan. Supaya secara bertahap, bisa dikenal di tingkat provinsi, dan secara internasional,” terangnya. (rdr/mus/jpnn)


RADAR BANYUWANGI

Jawa Pos

Rabu 6 Januari 2016

BERITA UTAMA

35

Lintas Instansi Siap Tertibkan Tambang Sirtu Ilegal Pasca Deadline, yang Ajukan Izin hanya 8 Penambang BANYUWANGI - Para pengelola pertambangan pasir dan batu (sirtu) ilegal di Banyuwangi diimbau segera mengurus izin. Jika tidak, tim gabungan asal lintas instansi bakal melakukan penertiban tambang yang juga dikenal dengan istilah galian C tersebut. Dalam rangka penertiban sekaligus upaya meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor galian C, lintas komisi di DPRD Banyuwangi sedikitnya telah tiga kali melakukan rapat kerja bersama segenap instansi terkait. Termasuk, rapat yang melibatkan Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Pertambangan (Disperindagtam); Dinas Pendapatan (Dispenda); Badan Lingkungan Hidup (BLH); Satuan Polisi

Pamong Praja (Satpol PP); hingga Polres Banyuwangi, kemarin (5/1). Dikonfirmasi usai memimpin rapat, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Banyuwangi, Salimi, mengatakan pada dasarnya lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Banyuwangi punya niat baik untuk meningkatkan PAD dari sektor galian C. “Sudah ada finalisasi pembahasan. Untuk menyusun regulasi, kita tinggal menunggu surat dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jatim terkait patokan tarif pajak yang akan diterapkan. Setelah surat tersebut diterima, akan disusun peraturan bupati (perbup),” ujarnya. Salimi menambahkan, keberadaan tambang sirtu ilegal sangat marak di Banyuwangi. Bahkan, deadline yang diberikan kepada para penambang untuk melengkapi izin yang diperlukan sudah berakhir 9 Desember 2015 lalu.

Yang Ajukan Izin ke P2T Jatim* Q Ridwan alamat Bangsring wongsorejo Q PT. Simphoni milik Totok, Kejoyo Desa Tambong Kabat Q Zainul Abidin, Bedewang Songgon Q Gorib, Glenmore Q Syaiful Arief, Tamansuruh Q Bahrurrozi, Singojuruh Q Zainul Abidin, Songgon Q Didik Budi Hartono, Kejoyo Desa Tambong Kabat

*Mereka mengajukan izin setelah di-deadline Kapolres polres dalam m perte pertemuan di Gedung Wanita bulan an Oktober 2015. 015

Meski demikian, Salimi mengaku pihaknya masih memberikan toleransi beberapa hari kepada para pengusaha tambang untuk mengurus izin ke Pemprov Jatim. Oleh karena itu, para pemilik atau pengelola tambang sirtu ilegal akan

dikirimi surat imbauan agar segera mengurus izin. “Kami masih memberikan toleransi. Karena diakui atau tidak, ada rakyat yang mencari rezeki di sektor galian C tersebut. Namun, manakala imbauan tidak ditindaklanjuti, kami

bersama polres dan SKPD terkait akan melakukan penertiban,” cetus politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tersebut. Masih menurut Salimi, sesuai data yang dia peroleh dari para camat, jumlah tambang galian C di Bumi Blambangan mencapai 52 lokasi. Itu pun belum termasuk tambang galian C di wilayah Kecamatan Banyuwangi dan Wongsorejo. “Dari jumlah tersebut, yang mengajukan izin baru delapan lokasi,” terangnya. Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dispenda Banyuwangi Soedirman tidak menampik pendapatan pajak daerah dan retribusi daerah dari sektor galian C belum optimal. Dikatakan, meskipun pendapatan dari sektor tersebut sudah melampaui target yang ditetapkan, tapi kenyataan di lapangan masih banyak penambang yang belum membayar pajak dan retribusi daerah.

Menurut Soedirman, pendapatan dari sektor tambang sirtu dijaring dari aktivitas penambangan yang sudah berizin dan kontraktor yang menggunakan jasa penambangan untuk pembangunan proyek yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). “Sedangkan untuk sektor swasta dan perorangan lolos,” akunya. Soedirman mengaku, Dispenda hanya berwenang memungut pajak dan retribusi daerah. Proses perizinan di luar ranah instansi yang dia pimpin tersebut. “Terkait penarikan pajak dan retribusi daerah apakah hanya diterapkan kepada penambang yang sudah berizin atau kepada penambang yang sudah mengantongi izin maupun yang belum berizin, wajib ada payung hukumnya, sehingga Dispenda dapat melakukan penarikan dengan baik tanpa dihadapkan pada permasalahan,” pungkasnya. (sgt/c1/aif)

Ditangkap BNN Akhir Juni Lalu n SAPII... Sambungan dari Hal 25

Pandangan jaksa penuntut umum (JPU), Sapii dianggap bersalah melanggar Pasal 114 ayat 2 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang narkotika. Mengapa tuntutan Sapii begitu berat? Dalam persidangan terung kap dia diduga telah

mengedarkan narkotika jenis sabu-sabu seberat 23,5 gram. Meski demikian, dalam persidangan yang diketuai majelis hakim Ahmad Rasyid tersebut, JPU mengemukakan sederet alasan yang meringankan dan memberatkan perbuatan Sapii. Pertimbangan yang meringankan, antara lain terdakawa bersikap sopan selama menjalani

persidangan dan menjadi tulang punggung keluarga. Yang memberatkan, perbuatan terdakwa meresahkan masyarakat dan tidak mendukung program pemerintah dalam pemberantasan narkoba. Atas pertimbangan tersebut dan unsur dalam pasal yang didakwakan dalam dakwaan primer, JPU menuntut Sapii alias

Bob dengan hukuman 13 tahun penjara dan denda Rp 1 miliar subsider enam bulan kurungan. Menanggapi tuntutan itu, kuasa hukum Sapii, Tomy Yudianto dan Eny Setiawati, berencana membacakan pembelaan pada persidangan berikutnya. Keduanya menilai tuntutan itu terlalu berat. Sebab, usia terdakwa sudah uzur dan akan menjadi pertim-

Heppy: Seharusnya Tidak Ada yang Tutup n HAMPIR... Sambungan dari Hal 25

Imbasnya, SPBU yang masih memiliki stok BBM jenis premium dan pertalite pagi itu diserbu masyarakat. Seperti yang tampak pada SPBU Karangente dan Sukowidi. Menanggapi hal itu, Asisten Manager Relation Marketing Operation Region (MOR) V Pertamina Jawa Timur, Heppy Wulansari, mengatakan pihaknya sudah melakukan berbagai upaya untuk tetap menjaga keamanan stok BBM di SPBU. Tiga hari sebelum harga BBM ditetapkan turun, Pertamina sudah mengin-

struksikan agar stok di semua SPBU tersedia. Sebelumnya, SPBU juga diminta melakukan penebusan stok BBM ke Pertamina dan menyiapkan cadangan untuk delivery order. SPBU yang memiliki stok minimal akan segera dikirim pada Selasa pagi hari. Pertamina juga membuat zonasi untuk melakukan pengaturan SPBU di wilayah mana saja yang mendekati arah kritis akan menjadi prioritas. “Stok dari Pertamina, baik premium, pertalite, solar, maupun pertamax series, aman. Seharusnya tidak ada yang tutup siang ini,” tegasnya. Menurutnya, stok BBM di SPBU

masih ada. Namun, mereka memang menjaga stok di level minimal. “Ini karena kemampuan modal dan omzet mereka kecil. Mereka bukan menahan stok, tapi meminimalkan kerugian,” imbuhnya. Heppy juga berasumsi SPBU yang kehabisan stok pada hari ini karena ada ledakan pembelian. Menurut pengamatannya, konsumen cenderung menahan pembelian dan menunggu harga turun, sehingga terjadi peningkatan pembelian di SPBU. “Masyarakat tahu harga BBM akan turun, dan tiga-empat hari sebelumnya tidak mengisi bensin. Menunggu momen turunnya

BBM,” katanya. Sementara itu, SPBU yang masih memiliki persediaan banyak dengan pembelian lama dan penjualan harga baru, Heppy mengimbau agar mereka tidak khawatir. Sebab, Pertamina akan memberikan kompensasi satu kali omzet. Dia juga meminta masyarakat jika menemukan SPBU yang menjual BBM dengan harga lawas agar segera melaporkan ke kontak layanan masyarakat Pertamina. Diinformasikan, terhitung 5 Januari 2016 harga baru BBM jenis premium Rp 7.050, pertalite Rp 7.900, pertamax Rp 8600, dan solar Rp 5.650 per liter. (cin/c1/aif)

Bau Sampah Sangat Menyengat n SAMPAH... Sambungan dari Hal 25

Arifin, salah satu warga setempat, mengatakan sampah yang ngendon di saluran air itu merupakan sampah kiriman dari Kali Seng di sebelah barat Gang Jaya. Pemandangan menumpuknya sampah itu hampir setiap hari terjadi. Warga pun secara gotong-royong

membersihkan sampah di saluran air tersebut. ”Ini bukan sampah warga kita. Ini kiriman. Sangat mengganggu,” ujar Arifin. Sejauh ini pihaknya mengaku sudah melapor kepada pihak Kelurahan Panderejo dan Dinas Kebersihan Pertamanan (DKP) Banyuwangi untuk menindaklanjuti keluhan warga tersebut. Sayang, sampai saat ini belum

ada tindakan sama sekali. Sampah kiriman masih menumpuk dan mengganggu. ”Warga juga sudah mengeluarkan uang Rp 200 ribu untuk penghalang sampah secara sukarela, masak pemerintah tidak mau bertindak,” tegasnya. Warga berharap pihak terkait memikirkan dan melakukan tindakan lebih lanjut terkait banyaknya sampah di saluran air

Gang Jaya itu. Warga juga sudah merasa resah dan jenuh dengan kondisi kampung yang selalu dipenuhi sampah kiriman tersebut. ”Baunya sangat menyengat. Ini mengganggu kesehatan karena bisa menimbulkan penyakit. Harus ada tindakan dari dinas terkait. Masak warga sendiri yang membersihkan, ini kan bukan sampah kita,” pungkasnya. (tfs/c1/aif)

Potensi Hujan Cenderung Tipis n MUSIM... Sambungan dari Hal 25

”Saat ini angin cenderung dari timur atau dari Australia yang lebih banyak membawa suhu panas,” jelas Gigik. Cuaca panas juga dirasakan masyarakat Banyuwangi pada malam hari. Hal itu disebabkan pada malam hari potensi hujan juga sangat minim. Namun, pertumbuhan awan pada malam

hari sangat banyak. Hal itu tentu membuat kondisi udara di Banyuwangi menjadi gerah pada malam hari. ”Panas matahari yang diserap bumi siang hari tidak bisa terpantul ke atmosfer pada malam hari dan kembali lagi ke bumi karena terhalang pertumbuhan awan yang tinggi di malam hari,” jelas Gigik. Berdasar data BMKG, suhu udara di Banyuwangi saat ini mengalami peningkatan dari batas normal.

Saat ini suhu udara maksimum berada pada angka 33° Celsius. Tentu dengan suhu udara tersebut rasa gerah hampir terasa setiap hari, baik siang maupun malam. ”Kondisi seperti ini terjadi sejak tiga hari lalu, dan diprediksi akan terus berlangsung sampai empat hari ke depan. Ini sifatnya sementara,” terangnya. Meski potensi hujan di Banyuwangi saat ini masih cenderung tipis, petugas BMKG mengimbau

masyarakat tetap waspada terhadap pertumbuhan awan cumulonimbus (Cb) yang bisa terjadi sewaktuwaktu. Masyarakat di wilayah perairan tetap diimbau waspada jika terjadi pertumbuhan awan Cb, karena awan tersebut memicu petir, hujan lebat, dan angin kencang sesaat. ”Tapi sejauh ini di wilayah perairan Selat Bali dan Laut Selatan masih normal. Waspada saja jika ada awan Cb,” pungkasnya. (tfs/c1/aif)

Penggunaan Finger Print Ada Sisi Positif dan Negatifnya n BERLAKU... Sambungan dari Hal 25

Kadang tanpa sengaja saya melihat satu PNS yang membawa lebih dari dua kartu. Dua kartu tersebut lantas ditempelkan di mesin presensi secara bergantian. “Ini punya si A. Dia masih sibuk mengerjakan tugas. Jadi titip absen pulang kepada saya,” ujar PNS tersebut kepada rekannya yang juga akan melakukan presensi. Namun, kejadian serupa bakal sangat sulit—atau bahkan mustahil—dilakukan mulai hari pertama masuk kerja di tahun 2016 ini. Sebab, sejak Senin lalu (4/1) presensi para pegawai yang bertugas di lingkungan sekretariat kabupaten menggunakan mesin finger print. Mesin finger print merupakan peranti pencatat presensi menggunakan media sidik jari. Jadi, setiap karyawan hanya bisa melakukan presensi jika dirinya sendiri yang menempelkan sidik jarinya ke mesin tersebut.

Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi, mesin presensi itu ditempatkan di dua lokasi strategis di kantor Pemkab Banyuwangi. Satu unit mesin ditempatkan di sisi utara gedung utama kantor pemkab, sedangkan satu unit mesin yang lain ditempatkan di sisi selatan gedung. Pada penerapan hari pertama Senin lalu, begitu turun dari kendaraan, para PNS langsung menuju mesin presensi itu. Mereka yang tanpa sengaja datang dalam waktu yang nyaris bersamaan pun harus antre dengan tertib untuk mengakses mesin presensi elektronik tersebut. Kepala Bagian (Kabag) Organisasi, Budi Santoso, mengatakan pemanfaatan mesin finger print itu bertujuan menertibkan presensi para PNS di lingkungan Pemkab Banyuwangi. Harapannya, para PNS lebih disiplin mencatatkan presensi sebelum dan sesudah masuk kerja. Menurut Budi, setiap hari kerja mesin finger print tersebut mulai

dioperasionalkan pukul 06.00 untuk mencatat absensi pagi karyawan. Presensi sore dibuka mulai pukul 15.30 sampai 16.30. Presensi PNS di pagi hari tidak dibatasi lantaran saat mereka melakukan perekaman kehadiran, waktu kehadiran mereka akan diketahui secara otomatis. Mesin presensi berbasis sidik jari, itu sebenarnya sudah pernah dioperasikan beberapa waktu lalu. Namun, kala itu sempat terjadi kendala yang mengakibatkan pencatatan kehadiran PNS dilakukan dengan mesin barcode. Menurut Budi, seiring dengan pemberlakuan tunjangan penghasilan pegawai (TPP) bagi setiap PNS, maka para PNS dituntut meningkatkan kinerja dan kedisiplinan. “Penerapan mesin ini sebagai salah satu peranti untuk meningkatkan kedisiplinan PNS,” ujarnya. Diperoleh keterangan, mesin presensi finger print tersebut sementara hanya diberlakukan di lingkungan kantor sekretariat

pemkab. Selanjutnya, presensi finger print juga akan diterapkan di seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang lain. “Ditargetkan pada triwulan pertama 2016 semua SKPD sudah menggunakan presensi finger print. Dengan begitu, tingkat kedisiplinan PNS di Banyuwangi akan semakin baik,” tuturnya. Ditanya tentang tanggapan terkait pengoperasian mesin presensi berbasis sidik jari, salah satu PNS di lingkungan sekretariat pemkab menjawab diplomatis. Ada sisi positif dan negatif dari penggunaan mesin tersebut. “Kalau untuk teman-teman yang lebih banyak bertugas di kantor, penggunaan mesin ini sangat tepat. Tetapi, kan tidak bisa dipukul rata. Kalau teman-teman yang lebih sering bertugas di lapangan, kadang mereka sudah harus berada di lokasi yang jauh dari kantor pemkab di pagi hari. Kasihan kalau mereka harus ke kantor dahulu,” tutur PNS yang enggan namanya dikorankan tersebut. (c1/aif)

bangan tersendiri. “Kami akan ajukan pembelaan di persidangan berikutnya. Tuntutan yang diajukan JPU masih terlalu berat,” ujar Tomy. Sapii ditangkap petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) pada

30 Juni 2015. Pria berusia 54 tahun itu ditangkap di rumahnya di Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar. Petugas menemukan sabu seberat 23,5 gram dan timbangan di lemari. Pengakuannya, sabu itu beli

kepada kenalannya. Satu gram dihargai Rp 1,5 juta. Dari transaksi itu, Sapii memperoleh keuntungan Rp 500 ribu per gram. Nilai tersebut cukup besar menjadi penghasilan sampingan sebagai nelayan. (nic/c1/aif)

Pelaksana Janji Bersihkan Sisa Material n WARGA... Sambungan dari Hal 25

Wahyudi, 37, salah satu warga setempat, menuturkan pembangunan drainase di lingkungannya dirasa sia-sia. Bagaimana tidak, seharusnya pembangunan drainase menjadi bagus, tapi setelah pengerjaan malah dirasa tambah buruk kualitasnya. Drainase yang baru dibangun itu juga dirasa lebih dangkal dan menyempit dibandingkan kondisi drainase sebelumnya. ”Sepertinya semennya kurang. Dipukul pakai batu saja sudah hancur. Terkesan asalasalan dan agar cepat selesai. Fondasi di sisi timur juga sudah banyak yang jebol,” ujar Wahyudi. Dengan kondisi seperti itu, jelas sangat merugikan warga setempat. Selain itu, adanya sisa-sisa material di tengah jalan juga sangat mengganggu, misalnya tumpukan batu, pasir, dan tanah. Hal itu dirasa membahayakan pengendara yang melintas di

Jalan Perwin, Lingkungan Tanjung. ”Sudah banyak yang terpeleset karena material berserakan itu. Seharusnya kalau sudah selesai ya dirapikan. Sekarang sudah tidak ada pengerjaan lagi,” sesalnya. Menanggapi buruknya pengerjaan drainase itu, warga sudah melapor kepada pihak Kelurahan Klatak agar diteruskan kepada Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Cipta Karya dan Tata Ruang (PU-BMCKTR) Banyu_ wangi. Sayang, sampai sekarang warga belum mendapatkan jawaban yang memuaskan. ”Saya harap pemerintah meninjau pelaksanaan di lapangan. Jika perlu panggil pengawas dan kontraktor. Jika ditemukan kesalahan harus diberi sanksi. Kita ingin drainase dibongkar dan diperbarui lagi yang lebih layak,” pungkas Wahyudi diamini warga lain. Sekadar diketahui, proyek drainase di bawah naungan Dinas PU-BMKCTR Banyuwangi itu dikerjakan CV. Andri Utama

menggunakan dana APBD Kabupaten Banyuwangi senilai Rp 195.348.000. Pengerjaan drainase itu tertulis dalam plang selama 90 hari sejak awal pengerjaan. Dikonfirmasi terkait keluhan warga, pelaksana proyek, Heru Prastista, mengaku pengerjaan proyek di Jalan Perwin, Lingkungan Tanjung, sudah sesuai kontrak pelaksana langsung (PL). Mengenai keluhan warga terkait semen yang dirasa kurang, pihaknya mengaku bahwa semen untuk membangun drainase sudah dirasa layak dan tidak dikurangkurangi. Keluhan lain terkait material yang berserakan, pihaknya berjanji akan segera membersihkan. “Plat decker untuk jembatan itu sebenarnya tidak ada dalam gambar, tapi karena warga meminta akhirnya kami tambah meskipun itu tidak ada dalam gambar kontrak kerja. Pengerjaan sudah sesuai kontrak kerja,” tegas Heru dihubungi Jawa Pos Radar Banyuwangi tadi malam. (tfs/c1/aif)

Penghematan Rp 200 Juta per Bulan n REKENING... Sambungan dari Hal 36

Misalnya saja, pada program LPJU pedesaan penggunaan lampu hemat energi kapasitas 50 hingga 72 watt lebih diutamakan ketimbang lampu merkuri dengan kapasitas 250 hingga 400 watt. “Atau menggunakan lampu LED agar penggunaannya lebih tahan lama dan efisien,” kata Arief. Selain itu, DKP juga memperhatikan urgensi pemanfaatan LPJU pada suatu tempat. Upayaupaya yang dilakukan DKP itu berhasil melakukan penghe-

matan hingga Rp 100 hingga Rp 200 juta per bulan. Untuk memaksimalkan penghematan, pihaknya juga mela kukan inventarisasi bersama PLN terkait abonemen liar. Selama empat tahun ini, dikatakan Arief, pemerintah tidak memiliki data valid mengenai abunemen atau meterisasi yang terpasang. Fakta di lapangan, banyak LPJU yang menggunakan abonemen yang dipasang secara ilegal masyarakat. “Kami upayakan setiap tahun LPJU ilegal ditertibkan PLN,” katanya. Empat belas ribu LPJU yang sudah terpasang tersebar di jalan

poros nasional, jalan poros provinsi, jalan ibu kota kecamatan dan pedesaan-perkotaan. Penerangan LPJU sudah kami lakukan hampir di setiap kecamatan. rief mengungkapkan, LPJU jalan poros nasional sudah hampir tersambung. Ke depan pemerintah akan melakukan pemasangan lampu solar cell. Yakni lampu penerangan jalan yang mengandalkan sinar matahari. Pemasangan lampu solar cell sudah dilakukan beberapa tahun lalu. Namun karena lokasi kurang aman, komponen lampu tersebut kerap dimanfaatkan secara pribadi masyarakat. (sgt/c1/afi)

Kapolda Jatim Dipraperadilankan Buntut Penangkapan Edi Laksono BANYUWANGI - Penangkapan dan penahanan Edi Laksono yang diduga sebagai salah satu pelaku perusakan fasilitas PT. Bumi Sukses Indo (BSI) menuai masalah. Lewat kuasa hukumnya, pihak keluarga langsung melayangkan gugatan praperadilan atas penetapan status tersangka pria yang akrab disapa Edi Las tersebut. Berkas gugatan yang dialamatkan kepada Kapolda Jawa Timur itu sudah sampai ke Pengadilan Negeri Banyuwangi dengan register perkara 01/PN.PRA/2016/ PN.BWI. Dalam keterangan yang disampaikan kuasa hukum pemohon, Mohamad Amrullah, ada beberapa sebab pihak keluarga menggugat penangkapan yang dilakukan atas Edi Las. Amrullah menjelaskan, pada 4 Januari 2016 atau tujuh hari pasca penangkapan pihak keluarga belum menerima surat penahanan dari Polda Jawa Timur. Padahal, semestinya jangka waktu penangkapan paling lama adalah satu

hari atau 24 jam. Sehingga, batas waktu Edi Las ditangkap seharusnya 30 Desember 2015. “Apabila dalam waktu lebih dari 24 jam Edi Las diperiksa sebagai tersangka, maka semestinya dia berhak dibebaskan,” beber Amrullah. Ditambahkan, dalam Kitab Undang-Undang Acara Pidana (KUHAP) Pasal 19 ayat 1 dijelaskan lebih rinci. Sesuai pasal itu, maka dalam perkara tersebut Polda Jawa Timur telah melakukan tindakan sewenangwenang yang sangat merugikan Edi Las dan keluarga. Terlebih lagi, penahanan Edi Las tanpa surat penahanan merupakan pelanggaran HAM. Dapat diartikan, Edi Las ditahan tanpa dasar dan alasan yang jelas sebagaimana diatur dalam KUHAP. Amrullah menuturkan, gugatan itu sengaja didaftarkan di Pengadilan Negeri Banyuwangi karena lokus delicti (kejadian) berada di Banyuwangi. Sesuai Pasal 77 huruf a dan Pasal 79 KUHAP, permohonan itu bisa diterima pengadilan. “Kami cuma ingin agar Edi Laksono dibebaskan dari tahanan, karena tidak ada surat penahanan dari Polda

Jatim,” bebernya. Sementara itu, Humas Pengadilan Negeri Banyuwangi, Heru Setiadji, membenarkan masuknya berkas gugatan praperadilan itu. Bila tidak ada halangan dan prosedur sudah dilalui, maka paling cepat sidang bisa dilaksanakan dua hingga tiga hari ke depan. “Tahap-tahap sudah, maka sidang bisa segera digelar,” katanya. Sekadar mengingatkan, Polda Jatim kembali menangkap dan menahan tersangka dugaan kasus perusakan fasilitas PT. Bumi Suksesindo (BSI) akhir November 2015. Satu nama yang ditetapkan sebagai tersangka dan telah ditahan itu adalah Edi Laksono. Lelaki yang akrab disapa Edi Las itu ditangkap Tim Jatanras Polda Jatim bersama Resmob Polres Banyuwangi Selasa (29/12/2015) sekitar pukul 16.00 WIB di kediamannya di Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran. Dia diamankan aparat saat memperbaiki rumahnya didekat Pos 1 Pulau Merah. Penangkapan Edi itu menjadikan pelaku perusakan yang telah ditahan di Mapolda Jatim sebanyak 7 orang. (nic/c1/aif)


pemerintahan RADAR Banyuwangi

36

Jawa Pos Rabu 6 Januari 2016

Rendra Des Kurnia/RaBa

TETAP MENYALA : Walau pembayaran rekening LPJU bulan Desember kurang Rp 1,1 miliar, namun masyarakat tetap bisa menikmati layanan penerangan di sejumlah ruas jalan di Banyuwangi.

Rekening LPJU Kurang Rp 1,1 Miliar Dampak Kenaikan Tarif Dasar Listrik BANYUWANGI - Tagihan re­kening lampu penerangan ja­lan umum (LPJU) periode De­sember 2015 kurang Rp 1,1 mi­liar. Kekurangan anggaran pem­bayaran LPJU itu dampak ke­ naikan tarif dasar listrik yang terjadi pada 2015. Kabar baiknya, meski pem­k ab menunggak pembayaran LPJU hingga Rp 1 miliar lebih, masyarakat Bumi Blambangan tetap bisa menikmati fasilitas penerangan jalan umum tersebut. Sebab, Dinas Kebersihan dan

Pertamanan (DKP) berhasil melakukan komunikasi dengan perusahaan listrik pelat merah tersebut. Kepala DKP, Arief Setiawan, tidak menampik pihaknya memiliki tunggakan senilai Rp 1,1 miliar kepada PLN. “Tunggakan tersebut akan kita bayar awal Januari 2016 ini,” ujarnya saat di Pendapa Sabha Swagata Blambangan kemarin (5/1). Menurut Arief, tunggakan itu terjadi karena beberapa sebab. Salah satunya lantaran prediksi total pembayaran yang tidak sesuai realitas di lapangan. Prediksi yang dibuat pemerintah daerah berbeda dengan kebijakan yang dilakukan pemerintah pusat. “Misal-

nya tarif dasar listrik naik. Saat anggaran kita susun, pemerintah pusat belum ada rencana menaikkan tarif dasar listrik. Tapi setelah anggaran di dok, pemerintah tiba-tiba menaikkan tarif, sehingga anggaran yang ada tidak cukup,” kata Arief. Arief menambahkan, tagihan LPJU yang harus dibayar pada Desember 2015 mencapai Rp 2 miliar lebih. Dari total Rp 2 miliar itu sudah dibayar Rp 850 juta. “Kami sudah berkoordinasi dengan PLN bahwa tunggakan LPJU itu akan diselesaikan pada awal Januari ini,” tuturnya. Arief menambahkan, tahun 2015 menjadi titik awal terjalinnya komu-

nikasi yang semakin baik dengan PLN. Karena komunikasi yang semakin baik tersebut, meski pembayaran LPJU tertunda, PLN tidak mematikan LPJU di Banyuwangi. “Padahal LPJU di daerah lain yang telat melakukan pembayaran dimatikan oleh PLN,” akunya. Dalam rangka efisiensi pembayaran tagihan listrik LPJU di masa mendatang, Arief mengaku tahun ini akan melakukan meterisasi LPJU yang selama ini menggunakan sistem abonemen. Dengan demikian, ada ke­jelasan berapa daya listrik yang diserap setiap lampu. “Kalau dengan abonemen, dipakai atau tidak kita harus membayar,” tambahnya.

Sekadar diketahui, dalam kurun waktu empat tahun terakhir, Pemkab Banyuwangi sudah berhasil memasang 14 ribu lampu penerangan jalan umum (LPJU). Untuk menghidupkan ribuan LPJU itu, pemerintah daerah menggelontor anggaran Rp 2,2 miliar hingga Rp 2,3 miliar setiap bulan. Anggaran Rp 2,3 miliar itu disediakan untuk membayar tagihan re­ kening listrik. Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) sebagai pengelola LPJU terus berupaya melakukan penghematan agar pemasangan LPJU lebih luas. Arief Setiawan mengatakan, pihaknya terus melakukan langkah

penghematan dengan mengganti sistem abunemen menjadi sistem meterisasi. Meski anggaran untuk meterisasi setiap desa terbatas, yakni hanya 20 desa per tahun, pihaknya mengupayakan adanya keterpaduan antara anggaran desa dan swadaya masyarakat. “Kita tetap memeterisasi, tapi sebagian dilanjutkan ma­syarakat. Mereka memeterisasi abu­nemen yang mereka pasang. Ja­di target meterisasi 189 desa yang ada hampir terpenuhi,” ujar Arief. Upaya lainnya adalah dengan mem­batasi pemasangan jenis lampu yang boros n  Baca Rekening...Hal 35

Peresmian Kecamatan Baru Tunggu Kode Wilayah BANYUWANGI - Peresmian Kecamatan Blimbingsari seba­ gai kecamatan ke-25 di Banyuwangi hingga kemarin (5/1) belum ada kepastian. Padahal, kecamatan baru itu sudah resmi terbentuk bersamaan dengan pengesahan Peraturan Daerah (Perda) Kecamatan Blimbingsari dalam rapat paripurna DPRD pada September tahun lalu. Tidak hanya disahkan DPRD, proses verifikasi Perda Kecamatan Blimbingsari di Gubernur Jatim, Soekarwo, juga tidak ada persoalan. Gubernur Soekarwo sudah menyetujui pemecahan Kecamatan Kabat dan Kecamatan Rogojampi menjadi tiga kecamatan. “Proses verifikasi di gubernur, perda Kecamatan Blimbingsari nggak ada persoal­an,” ujar Kabag Peme­ rintahan Anacleto Da Silva. Tertundanya peresmian Kecamatan Blimbingsari, kata Anacleto, bukan karena persoalan perda yang belum beres, tapi karena kode wilayah hingga saat ini belum turun. Pada November 2015 Pemkab Banyuwangi sudah mengirimkan permohonan kode wilayah kepada Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Jakarta. “Tapi sampai sekarang permohonan kita itu belum mendapat kepastian,” kata Anacleto. Anacleto mengaku tidak bisa memprediksi sampai kapan kode wilayah itu akan turun. Yang jelas, kata dia, peresmian

DOK.RaBa

Anacleto Da Silva

Kecamatan Blimbingsari tunggal menunggu turunnya kode wilayah dari Kemendagri. Sebelum ada kode wilayah, lanjut Anacleto, peresmian kecamatan baru tidak bisa dilakukan. Peresmian kecamatan baru tanpa memiliki kode wilayah akan sia-sia, karena tidak bisa memberikan pelayanan apa pun kepada warga yang tinggal di kecamatan baru tersebut. “Kita sudah proaktif ke Jakarta, tapi belum ada kepastian kapan kode wilayah itu terbit,” katanya. Perlu diketahui kecamatan ke-25 itu terdiri atas sepuluh desa. Delapan desa di antaranya sebelumnya masuk wilayah Kecamatan Rogojampi dan dua desa lain masuk teritorial Kecamatan Kabat. Desa yang berasal dari Ke-

camatan Rogojampi meliputi Blimbingsari, Kaotan, Patoman, Gintangan, Bomo, Kaligung, Watukebo, dan Karangrejo. Dua desa asal Kecamatan Kabat yang masuk ke Kecamatan Blimbingsari adalah Badean dan Sukojati. Tahap pembentukan Kecamatan Blimbingsari telah melalui kajian pemkab sesuai Pasal 222 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang peme­ rintahan daerah. Pembentukan Kecamatan Blimbingsari tersebut telah mendapat persetujuan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Nomor 138.2/1221/ PUM tertanggal 27 Mei 2015. Selain itu, pembentukan kecamatan yang wilayahnya meliputi Bandara Blimbingsari itu juga mendapat rekomendasi Gubernur Jatim tanggal 11 Juni 2015. Pembentukan Kecamatan Blimbingsari diharapkan mampu mengoptimalkan potensi dan sumber daya di wilayah tersebut. Desa-desa yang masuk wilayah kecamatan baru itu diharapkan mampu melakukan percepatan pembangunan dan meningkatkan layanan publik. Pembentukan Kecamatan Blimbingsari disadari sejumlah pertimbangan. Pertimbangan pertama, wilayah Kecamatan Rogojampi sangat luas dan jumlah desa di kecamatan tersebut cukup banyak. (c1/afi)

FPG Berharap Dualisme Segera Berakhir BANYUWANGI - Fraksi Partai Golkar (FPG) DPRD Banyuwangi menggelar syukuran awal tahun kemarin (5/1). Tasyakuran tersebut digelar di ruang Fraksi Golkar-PAN, kantor DPRD Banyuwangi, dengan mengundang pimpinan dan anggota dewan asal lintas fraksi serta para staf Sekretariat DPRD. Ketua Fraksi Golkar-PAN, Marifatul Kamila, mengatakan tasyakuran itu sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT atas solidnya anggota fraksi Golkar. “Kami bersyukur sudah diberi nikmat yang luar biasa besar selama 2015,” ujarnya. Melalui momentum tasya­kuran tersebut, para anggota de­wan

SIGIT HARIYADI/RABA

WUJUD SYUKUR: Para anggota DPRD menghadiri selamatan yang digelar para wakil rakyat asal Partai Golkar di kantor dewan kemarin.

asal Golkar berharap bisa terus bekerja optimal memperjuangkan aspirasi masyarakat Bumi Blambangan di tahun 2016. “Kami berharap tahun 2016 menjadi momen yang lebih baik bagi Fraksi Golkar untuk terus bekerja demi kepenti­ngan rakyat Banyu-

wangi,” tutur politikus yang karib disapa Rifa tersebut. Selain itu, Rifa berharap dualisme kepengurusan Golkar segera berakhir. “Semoga tidak ada lagi dualisme. Partai Golkar semakin solid,” pungkasnya. (sgt/c1/afi)

SIGIT HARIYADI/RABA

SANTUNAN: Ketua DPD PPP, KH. Fauzan menyerahkan satunan kepada anak yatim pada acara Harlah kemarin.

Peringatan Harlah ke-43 PPP

Fraksi PPP Jangan Main-main dengan Tambang BANYUWANGI - Peringatan hari lahir (harlah) ke-43 Partai Persatuan Pemba­ ngunan (PPP) dirayakan dengan cara sederhana oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Banyuwangi kemarin (5/1). DPD PPP Banyuwangi bertekad menjadikan pe­ ringatan ulang tahun partai berlambang Kakbah tersebut sebagai momentum meningkatkan intensitas dan kualitas komunikasi dengan umat. Peringatan Harlah ke-43 itu dipusatkan di kantor DPD PPP, Jalan MH. Thamrin, Banyuwangi. Selain jajaran pengurus dan anggota DPRD asal PPP, masyarakat umum, khususnya kaum duafa, juga dilibatkan pada acara yang dirangkai dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tersebut. Ketua DPD PPP, KH. Fauzan, mengatakan di usia yang cukup dewasa, PPP harus diakui telah berjuang dan berkontribusi atas kepentingan bangsa Indonesia. “PPP adalah salah satu partai tertua yang hingga kini tetap eksis,” ujarnya. Fauzan berharap harlah ke-43 menjadi momentum untuk semakin menancapkan semangat perjuangan PPP yang lebih eksis dan lebih bermartabat. Dia mengingatkan agar seluruh komponen partai, baik pengurus maupun anggota dewan asal PPP, wajib meningkatkan kinerja. “Kader PPP yang duduk di kursi legislatif harus benar-benar mengawal setiap kebijakan agar mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat,” tegasnya. Menurut Fauzan, sebagai salah satu partai pendukung pasangan calon (paslon) terpilih pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) Banyuwangi 2015, anggota dewan asal PPP tetap harus

Fauzan meyakin­ kan para kader partai dengan warna ke­b esaran hijau itu bahwa dinamika yang terjadi di internal PPP akan segera berakhir. “Dinamika tersebut menjadi ujian yang akan membawa PPP semakin maju,” kata dia. Yang menarik, Fauzan memberikan penekanan khusus kepada pa­ ra anggota DPRD PEDULI: Sekretaris DPD PPP Syamsul Arifin menyalami se­ Banyuwangi asal jumlah anak yatim. PPP agar tidak main-main tentang memberikan kritik konstruktif terhadap urusan tambang. Menurut politikus asal kepemimpinan bupati periode lima tahun Desa Padang, Kecamatan Singojuruh, ke depan. Meski PPP merupakan partai tersebut urusan tambang sangat rawan pendukung paslon pemenang pilbup, konflik. “Fraksi PPP di DPRD Banyuwangi kader PPP tidak boleh menutup mata jika harus benar-benar mengawal masalah ada kebijakan yang dinilai tidak berpihak tambang. Kepada masyarakat Banyuwangi, jika menemukan tambang tidak kepada rakyat. Melalui kesempatan tersebut, Fauzan berizin, sampaikan kepada F-PPP untuk mengingatkan seluruh kader PPP bahwa selanjutnya disampaikan ke provinsi. dualisme kepemimpinan yang sempat Sebab, saat ini kewenangan tambang melanda PPP merupakan dinamika di berada di ranah provinsi,” tegasnya. Sementara itu, sebelum orasi politik oleh internal partai. Dinamika tersebut dianggap wajar dalam kehidupan de- Fauzan, peringatan harlah ke-43 PPP kali mokrasi. “PPP tidak pecah. Itu hanya ini diisi santunan kepada para anak yatim dinamika. Terkait dinamika yang terjadi, piatu. Selain itu, juga dilakukan pemberian hal itu merupakan ranah DPP, kader di bingkisan sembako kepada kaum duafa tingkat bawah tidak usah ikut-ikutan yang tinggal di sekitar kantor DPD PPP Banyuwangi. (sgt/c1/afi) berkomentar,” cetusnya.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.