Radar Banyuwangi | 30 Agustus 2015

Page 1

30 AGUSTUS TAHUN 2015

Eceran Rp.5.750

HALAMAN 29

Perorangan Tembus Seribu Peserta Gerak Jalan Tradisional Lebih Meriah GAMBIRAN - Kemeriahan gerak jalan tradisional 45 kilometer (Km) yang start di lapangan

Desa/Kecamatan Gambiran, Banyuwangi, sudah terlihat sejak siang kemarin (29/8). Sepanjang jalan dari lapangan menuju kawasan kota Jajag dipenuhi aktivitas masyarakat untuk memeriahkan acara pemungkas Agustusan tersebut. Pantauan Jawa Pos Radar Ba-

nyuwangi kemarin, puluhan truk dan kendaraan bak terbuka terlihat lalu-lalang di sekitar lokasi sejak siang. Umumnya kendaraan tersebut memuat perangkat audio. Jalanan di kawasan eks Yoscafe dipenuhi kendaraan tersebut n

Kategori 8 Km Diikuti 660 Regu SEMENTARA itu, gerak jalan tradisional 8 kilometer (Km) untuk siswa sekolah dasar sederajat berlangsung relatif lancar sejak pagi kemarin (29/8). Sekitar 660 regu berlomba dari garis start di GOR Tawang Alun, Banyuwangi, menuju finis di

Baca Perorangan...Hal 35

ANTUSIAS: Atraksi ogoh-ogoh berbobot 90 Kg dimainkan warga di simpang tiga eks Yoscafé, Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi, sore kemarin (29/8).

Taman Blambangan. Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi, kondisi arus lalu lintas pada saat pelaksanaan gerak jalan dapat dibilang lancar. Di tengah kota tidak terjadi kemacetan seperti tahun sebelumnya, karena petugas kepolisian dan Dinas Perhubungan (Dishub) disiplin mengatur arus kendaraan sejak pagi n Baca Kategori...Hal 35

Foto-foto Gerak Jalan Tradisional Lihat Halaman 34 dan 36

SHULHAN HADI/JPRG

INFRASTRUKTUR

TAUFIK FERDIANSYAH/RABA

PROSES: Pembangunan Jembatan Kramasan di Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, kemarin (29/8).

Menunggu Fondasi Kering, Pasang Beton WONGSOREJO - Pembangunan Jembatan Kramasan di Dusun Krajan, Desa Wongsorejo, Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, masih terus berlangsung. Hingga kemarin (29/8), proses pembangunan hampir memasuki tahap 50 persen. Empat fondasi sumuran sebagai penyangga jembatan itu sudah terpasang. Budi Riyanto, pelaksana proyek jembatan, mengakui bahwa saat ini proses pembangunan jembatan sudah hampir memasuki tahap 50 persen. Empat fondasi sumuran sebagai fondasi dasar jembatan itu sudah terbangun n Baca Menunggu...Hal 35

Jamaah Asal Blimbingsari Dirujuk ke RS King Fahd

Banyuwangi Ajukan 1.581 Formasi CPNS BANYUWANGI - Formasi calon pegawai negeri sipil (CPNS) yang diajukan Badan Kepegawaian dan Diklat Banyuwangi (BKD) mencapai 1581 orang tahun ini. Jumlah tersebut meliputi kebutuhan pegawai di satuan kerja perangkat daerah Paling cepat, tes (SKPD) dan peseleksi CPNS akan gawai sekolah mulai tingkat dihelat kembali sekolah dasar pada Mei 2016 (SD) sampai sekolah menengah mendatang. Jadwal atas (SMA). tes rekrutmen Informasi yang CPNS tersebut dihimpun Jawa Pos Radar Banymenunggu semua uwangi, Kabupaten Banyuwa- kabupaten meramngi, menjadi pungkan entry sa tu dari tiga kebutuhan PNS.’’ kabupaten di Jawa Timur yang Sih Wahyudi sudah 100 persen Kepala BKD Banyuwangi menyelesaikan kebutuhan formasi PNS ke Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara (Kemenpan). Daerah berjuluk The Sunrise of Java ini menjadi salah satu dari 72 kabupaten kota secara nasional n

MADINAH - Cuaca panas di Madinah saat ini memang sangat menyengat. Informasi yang diperoleh Jawa Pos Radar Banyuwangi, suhu di Madinah, Arab Saudi, saat ini masih berada di kisaran 45° Celcius. Dengan suhu panas yang tidak biasa itu, salah jamaah calon haji (JCH) Banyuwangi harus dirujuk di Rumah Sakit (RS) King Fahd, Madinah, lantaran kondisinya drop. Dokter M. Nizam Fahmi, salah satu petugas haji Banyuwangi, menyampaikan satu JCH Banyuwangi yang harus dirujuk ke rumah sakit tersebut adalah Hanifah, 66, Laporan asal Desa Blimbingsari, Kedr.Nizam camatan Rogojampi. Jamaah dari Madinah yang sakit tersebut terpaksa harus dirujuk ke rumah sakit lantaran kondisinya sangat drop dan lemah. ”Awalnya kami rawat di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI). Karena kondisinya tetap lemah, langsung kami rujuk ke rumah sakit. Jamaah lain alhamdulillah sehat,” jelas Nizam n Baca Jamaah...Hal 35 ALAT CANGGIH: Hanifah, 66, asal Desa Blimbingsari, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi, dirawat di RS King Fahd, Madinah, kemarin (29/8).

Baca Banyuwangi...Hal 35 NIZAM FAHMI FOR RABA

Ekspedisi Jelajah Pantai Timur Jawa (18)

Daratan Dangkal Menjorok 50 Meter dari Bibir Pantai Sengon Tim ekspedisi jelajah Jawa Pos Radar Banyuwangi didukung Toyota Auto 2000 Banyuwangi kali ini mengunjungi Pantai Sengon, Desa Sukojati, Kecamatan Kabat. Warga setempat menyatakan bahwa pesisir itu sebagai kawasan konservasi. TAUFIK FERDIANSYAH, Kabat

AGAK bergeser ke selatan sedikit dari Pantai Cemara, tim ekspedisi jelajah berada di Pantai Sengon. Pantai ini terletak di Dusun Sengon, Desa Sukojati, Kecamatan Kabat, Banyuwangi. Untuk menuju pantai ini, tim ekspedisi jelajah yang bergerak dari Pantai Cemara melewati Jalur Lintas Selatan melintasi Desa Pondok Nongko.

Jarak Pantai Sengon dari Pantai Cemara di Dusun Pantai Rejo, Kelurahan Pakis, Banyuwangi, sekitar 5 Km. Menuju pantai ini cukup mudah karena ada sebuah petunjuk khusus. Ada papan bertulisan “Pantai Kawasan Konservasi” di pertigaan jalan. Dari tepi jalan utama Desa Sukojati, belok ke arah timur n Baca Daratan...Hal 35

KAWASAN KOSERVASI: Pasir hitam halus terhampar di Pantai Sengon, Desa Sukojati, Kecamatan Kabat, Banyuwangi. RENDRA KURNIA/RABA


BERITA UTAMA RADAR BANYUWANGI

30

Jawa Pos

Minggu 30 Agustus 2015

Tiga Sapi Hilang dalam Semalam KABAT - Aksi kejahatan semakin meresahkan saja. Setelah aksi kejahatan dengan modus memecah kaca mobil, kini giliran kejahatan dengan target hewan ternak. Adalah Atina, 30, warga Dusun Dadapan, Desa Pakistaji, Kecamatan Kabat, yang menjadi korban. Perempuan tersebut harus merelakan tiga ekor sapinya raib digondol pelaku. Tidak tanggung-tanggung, sapi yang raib itu berjenis simental berusia tujuh bulan, limosin, dan sapi jawa indukan. Akibat kejadian itu, korban mengalami kerugian tidak sedikit. Ditaksir, kerugian yang harus ditanggung mencapai ratusan juta rupiah. Pencurian sapi ter-

sebut menambah daftar panjang aksi pencurian hewan ternak. Sebelumnya, aksi pencurian sapi juga terjadi di Glagah, Banyuwangi, pertengahan Agustus lalu. Saat itu sapi milik warga yang dicuri dijagal dan diambil dagingnya di sebuah tanah lapang. Hingga kini polisi masih melakukan penyelidikan atas serangkaian aksi pencurian sapi tersebut. “Pelaku masih kami selidiki,” ujar AKP Heri Subagio, Kapolsek Kabat. Pencurian sapi milik Atina itu diperkirakan terjadi pada dini hari. Di malam hari korban sem-

pat menengok ketiga sapinya. Namun, betapa kagetnya saat pagi hari sekira pukul 05.00, dia mengetahui sapinya sudah tidak berada di dalam kandang. Yang tidak habis pikir, jarak sapi dan rumah korban cukup dekat. Jaraknya sekitar 20 meter. Namun, saat kejadian tidak ada hal mencurigakan yang terjadi di dalam kandang. Diduga kawanan pelaku sudah lama mengincar sapi milik korban. Mereka diduga merupakan bagian dari sindikat pencurian hewan yang beraksi di beberapa daerah. Polisi yang mendapat laporan itu langsung melakukan olah tempat kejadian perkara. (nic/c1/aif )

UNTAG FOR JP-RABA

INAUGURASI: Band Kanan Lima menghibur seribu mahasiswa baru Untag, Jumat malam (28/8).

Malam Inaugurasi Akhiri Opspek Untag BANYUWANGI-Seribu lebih mahasiswa baru Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi merayakan malam inaugurasi, Jumat (28/8). Mereka terlihat gembira karena malam itu resmi menjadi keluarga besar kampus merah putih. Inaugurasi bertema “Mahakarya & Art Culture” itu mengakhiri kegiatan Orientasi Program Studi dan Pengenalan Kampus (Opspek) yang berlangsung sejak Kamis siang (27/8). Acara berlangsung meriah. Beberapa Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) kesenian menampilkan karya seni mahasiswa. Ada penampilan tari gandrung dari UKM Tari. Grup paduan suara dari UKM Paduan Suara juga membawakan beberapa lagu dengan kompak dan atraktif. Salah satu di antaranya lagu “Umbul-Umbul Blambangan”. UKM Teater juga menyuguhkan perform yang heboh dengan lakon kerbau. Sekadar diketahui, masih ada beberapa UKM lagi di kampus

Untag, di antaranya UKM Futsal, UKM Sepakbola, dan UKM Jurnalistik. Malam inaugurasi semakin hangat ketika artis-artis lokal Banyuwangi menghibur para mahasiswa baru. Apalagi, ketika band bintang tamu beraksi di pentas yang berdiri di halaman sebelah barat kampus Untag itu. Band Kanan Lima dari Bali telah dikenal eksis hingga ibu kota dan seluruh personilnya sarjana. Mereka membawakan beberapa lagu hits yang mampu menggoyang semangat mahasiswa baru. Rektor Untag Drs. Tutut Hariyadi, MSi dalam sambutan inaugurasi berpesan, agar mahasiswa baru bisa diwisuda empat tahun akan datang. Jangan sampai berhenti kuliah di tengah jalan. Syaratnya adalah menjalankan Tri Dharma perguruan tinggi, yakni dharma pendidikan dan pengajaran. “Mahasiswa harus tertib hadir dalam proses belajar-mengajar. Jangan sam-

pai tidak hadir,” pesannya usai memakaikan jaket dan topi almamater kepada dua perwakilan mahasiswa baru. Rektor juga meminta mahasiswa aktif dalam organisasi intra kampus sebagai sarana menggembleng diri. Harapannya, imbuh Tutut, kelak menjadi lulusan kader bangsa yang akan menggantikan generasi sebelumnya. “Semoga sukses meniti karier akademik di Untag,” harapnya. Tutut mengapresiasi Opspek kali ini berjalan lebih tertib dibanding tahuntahun sebelumnya. Pesertanya juga lebih banyak dan mengikuti semua kegiatan dengan baik. Kali ini tidak ada sanksi fisik. Peserta dibekali wawasan kebangsaan. Termasuk apa yang harus dilakukan dalam menempuh studi di Untag. “Mudah-mudahan karakter baik yang ditunjukkan selama Opspek terus dibawa selama belajar di Untag,” pesannya.(*)

CHIN JULLIEN/RABA

AWET: Seorang pedagang menjemur ikan asin di Pasar Banyuwangi kemarin (29/8).

Harga Ikan Asin Turun 30 Persen BANYUWANGI - Melimpahnya stok ikan asin membuat harga komoditas ini anjlok di pasaran. Penurunan harga cukup signifikan, yakni mencapai hampir 30 persen dari harga normal.

Salah satu pedagang ikan asin di Pasar Banyuwangi, Hermin, 59, mengatakan kali ini penurunan harga ikan asin lumayan besar. Contohnya, harga ikan asin ketambak yang semula Rp

25 ribu per Kg sekarang jadi Rp 20 ribu per Kg. Hermin menambahkan, ratarata tiap jenis ikan mengalami penurunan harga n Baca Harga...Hal 35

BANYUWANGI

SITUBONDO

BANYUWANGI

SITUBONDO

BANYUWANGI

BANYUWANGI

BANYUWANGI

Perum Griya Mahkota

Jl. Pelabuhan Kalbut

Cari Tambahan Modal

Lahan L.5.6 H

Suzuki Ertiga

Suzuki Ertiga

Honda Jazz

Jual 2 Unit Rmh Tipe 36 Perum Griya Mahkota Kr. Rejo Bwi LT 103 dan 91 m2, Hrg 230 Jt 2 unit, TP, Hub: 087806620001

Dijual Rumah, SHM, Luas Tanah 537 m2, Luas Bangunan 120 M2, Jl. Pelabuhan Kalbut Desa Semiring, Mangaran Situbondo Harga 250 Jt Nego CP. 081336301199

Kami Cari Tmbhn Modal u/ Usaha dg Sistim Bagi Hasil Per Bln 081336524718 Tdk SMS

Djl Lhan L.5.6Ha ada phn mangga 780bh umr.8th ccok utk program rmh.sederhana pemerintah SHM H: 082332573333

DIJUAL Suzuki Ertiga/karimun tahun 013/06 pth htm PMK hrg 143,5/77,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

Dijual Suzuki ertiga th 2013 silver GL istw hrg 151 jt nego bisa cash/kredit atau tukar tambah Hb 08123453975

Dijual Honda jazz RS 10 Pth/Htm manual/matic hrg 174/164 jt nego bisa cash/kredit atau tukar tambah Hb 082331659126

New Limo

Daihatsu Terios

Honda Freed

DIJUAL Daihatsu Terios/xenia tahun 012/013 htm/pth PMK hrg 153,5/127 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

DIJUAL Honda Freed/mobilio tahun 012/015 htm PMK hrg 165/155 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

Datsun Situbondo

Truck Fuso

Chevrolet Spin

Dapatkan Datsun Go+& Go Panca Harga mulai 90 jtan, DP mulai 13 Jutan/ angsuran 2jtan promo terbaik dari datsun Situbondo info Reza 085330522444 / 081937628089

DIJUAL Truck Fuso tahun 81/82/84 PMK hrg 75/77,5/80/125 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

DIJUAL Chevrolet spin tahun 014 htm/ pth PMK hrg 143,5 juta nego brg istw bisa cash/kredit hub (0333) 631526 – 635176, 0811351148

Cari Kontrakan Ruko Kami Cari Kontrakan Ruko Yg Bisa Dibayar Bulanan 081238304634 Tdk SMS

BANYUWANGI Jl. Batur

HATI - HATI Radar Banyuwangi menghimbau untuk waspada dan ber hati-hati dalam bertransaksi. Bila Anda menerima telepon, SMS dengan mengatasnamakan petugas dari Radar Banyuwangi maka segera konfirmasi ke Radar Banyuwangi (0333) 412224. Radar Banyuwangi tidak ber tanggungjawab atas semua transaksi yang terjadi selain pemasangan iklan secara resmi di Radar Banyuwangi.

Motor anda belum laku? Hubungi HP: 08123353502

Djl Sgr Tanah SHM L 775 m2 ada rmh ±300 m Blkng Suzuki Motor Jl. Batur 22, Singotrunan H: 085203287226/085230625412

New Limo ‘2010 Ex Taxi Harga 72 Jt, Bisa Kredit Hub: 085732460900

Truk Mitsubishi Hlg STNK P 4736 WC an Harun, Krajan RT. 2/3, Ds. Pakis Taji Kec. Kabat

Dijual 1 Unit Truk Mitsubishi Th 2004 100 ps Harga 150 Jt Nego Hub: 085234626564

VIMAX KAPSUL & VIMAX OIL KANADA, BRKHASIAT UTK MEMPERPANJANG DAN MEMPER BSR Mr. P PRIA DGN CPT, KUAT, KERAS, THN LAMA & TANPA EFEK SAMPING. • OBAT MATA, MIN/PLUS, KATARAK, RABUN • PENINGGI BDN, KAPSUL UTK MENAMBAH • PEMBESAR PAYUDARA, MONTOK, PAPOSTUR TUBUH + TINGGI IDEAL 1 BLN + DAT, KENCANG 5-10 CM TANPA EFEK SMPING 185.000 • PENGHILANG BKS LUKA LAMA/BARU • PELANGSING BADAN 1 MINGGU TRN 2-3 • PENUMBUH RAMBUT BOTAK KG TANPA EFK SMPING 175.000 • PERONTOK BULU YG TDK DISUKAI • KING COBRA USA, OBT L.SYAWAT, IMPO• PERAPAT VGN WANITA TEN, EJAKULASI DINI 155.000 • PEMUTIH SELANGKANGAN/KETIAK • PEMUTIH SLRH BADAN/MUKA 165.000 • VAKUN ALAT PEMBSR PENIS 375.000 • PEMERAH BIBIR ALAMI& PERMANN BUAT LELAKI VIAGRA USA/CINA, CIALIS,VG PROGOMIE SP,VGN GETAR,VGN SUARA, WNS GETAR, VNS MJU MUNDUR, VNS 2 KEPALA, RING PENGGELI

VITOP JAYA

Pemimpin Redaksi/Penanggung jawab: Rahman Bayu Saksono Wakil Pemimpin Redaksi/Korlip: Syaifuddin Mahmud Redaktur: Ali Sodiqin, A.F. Ichsan Rasyid Staf Redaksi: Sigit Hariyadi, Niklaas Andries, Ali Nurfatoni, Chien Jullien Anisa, Taufik Ferdiansyah, Fredy Rizki Manunggal Fotografer: Galih Cokro Buwono Editor Bahasa: Minhajul Qowim Lay Out/Grafis: Khoirul Muklis (Koordinator), Cahya Heriyanto, Ramada Kusuma Atmaja J

Direktur: Samsudin Adlawi Pemasaran dan Pengembangan Usaha: Elly Irwan Suryanto, Gerda Sukarno Prayudha Iklan: Sidrotul Muntaha, Dian Effendi Administrasi Iklan: Fitria Arifiana Event: Benny Siswanto Keuangan: Citra Puji Rahayu Kasir: Widi Ukiyanti, Piutang: Anissa Windyah Sari Administrasi Pemasaran: Anisa Febriyanti Perpajakan: Cici Irma Setyani

Wartawan Radar Banyuwangi dilarang menerima uang maupun barang dari sumber berita.

J Wartawan

JL. SONGGON 15 ROGOJAMPI – BWI ST BONDO BISA DIKIRIMHP. 082 333 79 4444 PESAN DI ANTAR ONGKOS GRATIS

SITUBONDO

Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Agus Baihaqi Staf Redaksi: Shulhan Hadi, Dedy Jumhardiyanto Pengembangan Usaha: Abdul Aziz Iklan: Thomy Sila Acrdhiansyah, Eko Budiyono Pemasaran: Wahyu Nugroho Administrasi: Titin Wulandari Kantor Genteng: Ruko Madania, Jl Hasyim Asy’ari No 06 Genteng Telp : (0333) 845860

Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab: Edy Supriyono Staf Redaksi: Nur Hariri, Habibul Adnan Fotografer: Rendra Des Kurnia Lay Out/Grafis: Pemasaran: Samsuri Administrasi: Dimas Ayu Dewi Fintari Kantor Situbondo: Jl. Wijaya Kusuma No. 60 Situbondo, Telp : (0338) 671982.

Radar Banyuwangi dibekali dengan kartu pers yang dikenakan selama bertugas.

J

Penerbit: PT Banyuwangi Intermedia Pers. SIUPP:1538/SK/Menpen/SIUPP/1999. Alamat Redaksi/Iklan: Jl. Yos Sudarso 89 C Banyuwangi, Telp: (0333) 412224-416647 Fax Redaksi: 0333-416647, Fax Iklan/Pemasaran: (0333) 415153, Website: www.radarbanyuwangi.co.id. Email: radarbwi@gmail.com, beritaraba@gmail.com, artikelradarbwi@gmail.com. Rekening: Giro Bank Mandiri Nomor Rekening 1430002019030. Surabaya: Yamin Hamid, Graha Pena Lt .15, Jl Ahmad Yani 88 Telp. (031) 8202259 Fax. (031) 8295473. Jakarta: Gunawan, Jl Raya Kebayoran Lama 17, Telp (021) 5349311-5, Fax. (021) 5349207. Percetakan: Temprina Media Grafika, Jl Imam Bonjol 129 Jember Telp (0331) 320300

Materi iklan/advertorial di luar tanggung jawab Radar Banyuwangi


RADAR BANYUWANGI

Jawa Pos

BUDAYA

Minggu 30 Agustus 2015

31

Abah Oleh Muchlis Darma Putra*

U

DARA di luar rumah terasa begitu beda dari malam-malam sebelumnya. Selimut tebal, utuh melingkupi seluruh tubuh Ayya yang masih berusaha memejamkan kelopak mata dan pikirannya. Silir angin berembus pelan menelusup ke pori-pori kulit hingga ke tulang. Sedari tadi Ayya berusaha memejam kelopak matanya namun tak sedikit pun mendapatkan hasil. Ayya tak juga mampu menguasai tubuh dan pikirannya. Untunglah langit malam itu begitu bersahabat, bening penuh kerlip tampak dari kaca jendela. Sedikit mampu menghibur hati kecilnya yang ia rasakan sunyi. Ingatannya masih menerawang jauh ke masa-masa yang terlewat, saat dunia baginya penuh warna. Saat-saat di mana Ayya menemukan keriangan dan semangat hidup bersama Abah; sosok ayah yang paling mengerti segala tentang apa yang dialaminya. Namun hal itu pada akhirnya berbalik seratus delapan puluh derajat sangat berbeda dari sebelumnya, ketika Ayya tak bisa lagi melihat senyum teduh Abah yang saat-saat terakhirnya sering mengeluhkan sakit teramat di dadanya. Sudah beberapa kali Ummi mengajak Abah untuk diperiksa ke dokter. Sampai akhirnya Tuhan benar-benar memanggil Abah untuk selamanya. Sungguh teramat perih hati Ayya bila mengenangkan apa yang telah dialaminya. Apa yang dirasakannya. Malam menjadi teramat dingin di batinnya. Ayya tersadar pipinya terasa hangat dialiri deras air matanya ke bantal dan selimut yang masih erat dikenakannya. Menciptakan isakanisakan kecil yang tak mampu dibendungnya. “Abah…..” kata itu yang tak mampu melewati mungil bibirnya dan hanya tertahan lama. Mengguncang pundak sejadi-jadinya. * * * “Ada apa, Nduk? sejak pulang sekolah Umi perhatikan kamu tidak seperti biasanya, duduk sambil melamun begini.” Tanya Umi menghampiri Ayya yang sedari pulang sekolah memilih duduk di warung gorengan miliknya tanpa melakukan aktivitas apa pun alias bengong melompong. Dari raut wajah Umi yang paling disayanginya tergurat jelas kecemasan dan kekhawatiran yang mendalam. “Mboten kenapa-kenapa kok Umi, Ayya baik-baik saja.” Jawab Ayya sambil menggeser letak duduknya, meminta Umi duduk di sebelahnya. Dia tidak ingin sedikit pun menampakkan kesedihan yang sedang dia rasakan. Berusaha tersenyum ditemani Umi menjaga warung. “Sedang merindukan Abahmu toh, Nduk?” tanya Umi kemudian mendekap hangat pundak Ayya. Glek! seketika batinnya seperti didudukkan dari terbangnya yang jauh dan entah. Pertanyaan Umi tentang kerinduannya kepada Abah membuat degup jantungnya seperti terhenti berdesir karena Ayya benar-benar sedang merindukan sosok Abah di saat-saat seperti ini. Dia berusaha mencari formula ke dalam riuh pikirannya agar ia mampu menahan guncangan dahsyat yang biasanya tak

mampu ia tahankan. Mengenang Abah, selain rindu ada juga rasa penyesalan yang mendalam dalam diri Ayya karena menjelang harihari terakhir Abah, Ayya tidak bisa melihat langsung wajah Abahnya yang lalu terpejam untuk selamanya. Saat itu Ayya baru saja memilih untuk tinggal di pondok pesantren atas permintaan Abahnya yang begitu ingin setelah dewasa nanti Ayya menjadi pribadi utuh, man-

diri dan mampu membahagiakan orang-orang di sekitarnya yang menyayanginya tulus. Menjelang keberangkatan Ayya ke pesantren, Abah memang sudah merasakan sakit batuk yang tak kunjung reda. Kesehatannya menurun dari hari ke hari. Betapa pun Ayya merengek untuk menunda keberangkatannya, Abah hanya menyungging senyum hangat untuk anak perempuan yang paling disayanginya itu. Seperti beru-

saha menampakkan bahwa beliau akan segera sembuh seiring waktu. Meski terasa begitu berat langkahnya, Ayya pun memilih menuruti permintaan Abahnya agar dia melanjutkan pendidikannya di pesantren. Dan tak di sangka Ayya bahwa senyum dan peluk Abah saat mengantarnya ke pesantren adalah senyum perpisahan dari beliau untuknya. * * * “Jaga dirimu baik-baik yo Nduk selama tidak bersama Abah nanti.” Pesannya padaku sebelum Abah pulang dari mengantarku ke pesantren yang kutempati. “Injeh, Abah, InsyaAllah…Ayya khan putri Abah. Pasti kuat melewati semua ini.” Jawabku senggayut memeluk Abah dan juga Umi. Raut wajah Abah nampak semringah mengetahui ketegaranku saat itu. Beberapa kali Abah mengusap hijab yang kukenakan, seperti menyiratkan kebahagiaannya terhadapku atas apa yang kulakukan untuknya. Namun, tak disangka pada akhirnya Tuhan punya rencana lain untuk kehidupan kami. Belum genap sebulan tinggal di pesantren, siang itu saat masih jam sekolah Umi menelepon dengan terisak. Mengabarkan bahwa Abah sudah dipanggil-Nya. Betapa hati Ayya mengalami guncangan dahsyat dan menahan isakan di ujung telepon. Ah, hari itu Ayya benar-benar merasakan kehilangan dan penyesalan yang begitu dalam karena dia tidak bersama Abah menjelang saat-saat kepergiannya. Sempat hatinya tak menerima dengan apa yang dialaminya- apa yang dirasakannya, namun untunglah Ayya memiliki Umi yang begitu sabar dan mengerti betapa terpukul jiwanya. Umi tidak jauh berbeda dengan Abah, karena betapa pun perih hatinya memendam kehilangan, Umi selalu memperlihatkan ketegaran untuk Ayya dan meyakinkannya bahwa semua yang terjadi merupakan keputusan Tuhan untuk keluarganya. Meski toh, akhirnya kami akan hidup dengan tanpa didampingi sosok Abah yang biasanya selalu mampu menghadirkan ketenteraman dalam keluarga.. “Umi, apakah Abah juga merindukan kita ya, di sana?” tanyaku menatap lekat wajah Umi. Mendengar pertanyaan itu, Umi tampak tersenyum hangat. “Umi yakin, Abahmu di sana sudah mendapatkan tempatnya yang terindah, Nduk.” jawab Umi mendekap erat putri kesayangannya-aku. Untuk beberapa saat kami hanya terdiam dalam benak kami masing-masing. Betapa ingin kuperlihatkan ketegaran juga bila bersama Umi, karena beliau adalah satu-satunya yang kini selalu mengerti aku, yang selalu nyaman dengan kasih sayangnya. Darinya dapat juga kupelajari tentang keikhlasan atas ketetapan Tuhan yang telah dikaruniakan kepada keluargaku. Aku telah berjanji betapa pun sulit keadaan yang mungkin kami alami nanti, aku akan terus menjaga Umi. Kubuktikan bahwa aku sanggup melewatinya dengan ketegaran yang telah kupelajari dari Abah semasa hidupnya. “Selamat jalan Abahku, rinduku abadi dalam doaku.” *** *) 10 terbaik dalam ajang Anugerah Sastra Siwa Nataraja Bali 2015 kategori Puisi.

Karena Perubahan Zaman Oleh Herumawan PA

SORE itu, aku mengunjungi SMP-ku dulu. Aku lihat dari luar tak banyak perubahan pada gedungnya. Hanya kini, pintu gerbangnya ada dua. Satu di sisi timur dan satunya selatan. Samping timur pintu gerbang, masih tampak warung mi ayam, es kelapa muda dan soto berjualan di situ. Tapi waktu itu, aku hanya jajan mi ayam. Pak Mardi nama penjualnya. Rasa enak mi ayamnya tak bisa aku lupakan. Aku pun masih ingat. Dulu ketika jam istirahat olah raga, aku membeli mi ayam. Tapi jarang kuhabiskan. Dibatasi bunyi bel. Membuatku harus segera masuk ke kelas. Lama, aku tertegun. Hanya suasana sepi kurasakan. Hari sudah sore, semua murid pastilah sudah pulang. Hanya tampak beberapa sepeda motor di tempat parkir. Kaki ini kuayunkan masuk ke dalam. Kulihat lapangan basket masih tetap berdiri tegak. Seorang perempuan tampak mengendarai sepeda motor menuju ke pintu gerbang. Ia menebarkan senyum kepadaku. Aku membalas senyumanya sambil terus berjalan. “Siapa tahu Pak Trimanto atau Bu Nunuk masih ada di dalam.” batinku dalam hati. Langkahku terhenti di beranda sekolah.

“Dulu bukannya di sini hanya ada pintu besi.” “Tapi kini jadi beranda sekolah.” Aku terpana melihatnya. Tak terasa sudah sembilan belas tahun, aku tinggalkan sekolahku ini. Makanya aku tak tahu perkembangan yang terjadi. Semakin maju saja rupanya. Lalu aku melihat ke sekelilingku. Ada banyak piala terpajang di lemari. Tak terhitung jumlahnya. Tapi aku lebih tertarik melihat karya-karya murid yang juga dipajang di situ. Karya mereka terbuat dari bahan daur ulang sampah. Benar-benar kreatif mereka. Bahkan melebihi kekreatifan zaman sekolahku dulu. Kulangkahkan kaki semakin masuk ke dalam gedung sekolah. Semakin tampak perubahan yang tak kusangka sebelumnya. Aku takjub melihatnya. Tampak sebuah bangunan kantin baru ada di situ. Sejenak, aku menghentikan langkahku. “Ah, kantin ini zamanku belum ada.” “Malah dulu ini tempat parkir sepeda.” Aku geleng-geleng kepala melihat perubahan besar pada bangunannya. Aku perhatikan sekelilingku. Kaget melihat di situ ada lapangan badminton. Dua orang sedang asyik bermain. “Ah, dulu badminton-nya bukan di sini.

Tapi di halaman tengah sekolah.” “Ini dulunya aula, tempat kami biasa berprakarya seni.” gumamku sambil mendekati salah satu pemain badminton yang sedang beristirahat. “Masnya dulu sekolah di sini?” tanyaku kepadanya. Ia menggeleng. “Saya cuma sering main badminton di sini,” jawabnya sambil kembali meneruskan pertandingan. Aku tersenyum lalu berjalan keluar beranda. Menuju pintu gerbang sekolah. Hari menjelang petang. Aku putuskan segera pulang ke rumah. Di luar, jalanan tak lagi sepi. Mobil dan sepeda motor silih berganti lewat. Aku berdiri mematung di atas trotoar. Menunggu celah menyeberang. Aku pun teringat ketika dulu berangkat ke SMP, jalanan belum seramai ini. Setiap berangkat sekolah, aku berjalan kaki. Tak pernah naik bus kota atau kobutri. Zaman itu masih tahun 90-an, jalan raya belumlah seramai kini. Kendaraan bermotor pun belum banyak. Tak ada rasa kekhawatiran menyeberang jalan atau berjalan kaki. Semuanya merasa aman dan nyaman. “Tiiiiiin.” Bunyi klakson sepeda motor mengagetkanku. Aku cepat-cepat mundur beberapa langkah ke belakang. Sepeda motor pun terus melaju.

“Trotoar juga buat jalan motor.” kataku sambil mengelus dada. Sudah terlalu sering kulihat, sepeda motor sering berjalan di atas trotoar. Membunyikan bel agar pejalan kaki mengalah. Kebiasaan yang keblabasan memang. Terkadang aku merenung, tak pernahkah mereka belajar berlalu lintas yang baik? Mungkin mereka khilaf atau sengaja lupa. Hingga mengabaikannya, seolah-olah merasa paling benar di jalanan. Yang penting, diri sendiri selamat tiba di rumah. Yang lain, masa bodoh. Aku sudahi merenungnya ketika kulihat jalanan sudah agak sepi. Saatnya menyeberang jalan. Aku langkahkan kaki melewati trotoar. Masih tetap kurang tertata baik. Kini malah ada pot besar di atas trotoar. “Kasihan para difabel kalau mereka jalan di sini.” batinku sambil mempercepat langkah. Akhirnya, aku tiba juga di rumah. Setelah mandi dan makan malam. Aku sandarkan tubuhku di kursi ruang tamu yang empuk. Samar-samar, kudengar suara bapak ibu sedang berbincang seru di kamar sebelah. “Pengendara motor tadi ngawur!!” kata bapakku tampak kesal. Aku bangkit dari kursi. Aku tajamkan pendengaranku. Mendengarkan perbincangan keduanya. “Yang sabar tho, Pak.” Ibu berusaha meredam

kekesalan bapak. “Gimana mau sabar, sudah diberi tanda mau belok kiri, masih saja disalip, dari kiri lagi.” kata bapak. “Namanya juga masih muda, dimaklumi saja.” sahut ibu. “Malah yang muda itu seharusnya tahu diri, Bu. Jangan main serampangan di jalan.” Bapak masih tampak kesal. “Zaman sudah berubah, Pak.” “Begitu juga orang-orang, jalanan dan bangunan di sekitarnya.” sahut ibu. Bapak terdiam, Aku kembali duduk di kursi. Kurenungi kata-kata ibu. Memang benar, banyak perubahannya. Orang-orang semakin egosentris ketika berkendara. Tak ada yang mau mengalah. Jalanan kian macet dan semrawut karena banyak kendaraan yang melintas. Menyeberang pun jadi sulit. Harus benar-benar hatihati. Membuatku mengurut dada sendiri. Prihatin. Perubahan yang tak pernah kubayangkan sebelumnya. Membuatku ingin kembali ke masa-masa aku SMP dulu. Ada banyak kenangan indah di sana. Tapi aku sadar, itu tak mungkin. Karena zaman sudah berubah. *) Cerpenis mukim di Jogjakarta.

SAJAK-SAJAK

Dengarlah Pemuda Dulu, kami bersusah payah Merangkak untuk tegak berdiri Memikul jutaan beban Diantara dentuman bola-bola meriam Kau tak tahu, dan tak mau tahu ! Betapa gentingnya kala itu Butiran kelingking melesat dan jatuh Merobek-robek baju kami Tahukah kau pemuda, apa rasanya tertusuk duri ? Hanya sekelumit dari duri mawar, kau teteskan air mata keputus-asaan Bagaimana dengan kami, di kala itu ?! Pahitnya seribu duri yang memaksa diri Tak sedikitpun membuat kami merintih, mundur atau bahkan lari Kami berjuang berkorban nyawa Kini kau hanya duduk manis sambil tertawa Acuh tak acuh dalam masa depan dan tanah airmu Setelah kami bersusah payah memeras keringat merah Bukankah berjuang tak mesti memangkul senjata ? Dengarlah pemuda ! Jangan sedikitpun kau lengah Macan yang lapar sedang mengintai mangsa Di balik semak-semak tipuan dunia

Sepucuk Daun di Padang Gurun Guru… Setangkai harapanku telah layu Kering kerontang dalam dada yang sesak

Tersiram pilu jutaan kali tangisan darah Perlahan pasti semangatku mulai luntur dan sirnah Tuk menggenggam dunia di telapak asa Masih adakah nasehatmu, guru ? Untukku, muridmu yang buta Untukku, muridmu yang tuli Dan masih adakah secercah do’amu ? Untukku, muridmu yang sekarat Di atas kafan keputus-asaan Yang terjatuh menahan badai Di atas roda kehidupan Setangkai harapan tinggallah kenangan Namun, sekuncup harapan biarlah tumbuh Seperti sepucuk daun Di tengah padang gurun yang gersang

Karyaku di Buku-Mu Hujan… Ku ingin berkisah tentang kedamaian Yang amat ku rindu dalam belaian kehidupan Di sepanjang jalanku mencari kebenaran Aku mudah rapuh dihempas badai Aku mudah jatuh ditiup angin hitam Aku mudah dirayu nafsu Tubuhku tak berdaya dibelenggu rantai kekhilafan Mataku terpejam melihat kebenaran Hatiku terdiam melihat kemungkaran Telah banyak lukisan kelam yang aku goreskan Di buku kanvasku yang ingin ku tunjukkan pada-Mu Tuhan

Lihatlah segala karyaku Dari yang biru sampai yang kelabu Kiranya ada yang ingin Kau apresiasikan untukku Menutup senjaku dengan senyum-Mu Sajak-sajak ABDUR RAUF AA, Pelajar IAII Sukorejo, Situbondo.

Letup Malam Di mana kau ? Angin membawa kemarau entah ke mana Jauh pejaman mata berlayar Menyusuri luka. Dan para pemabuk sunyi yang singgah. Ooh .purnama yang berdarah letuplah Oktober telah meriang melipat kenangan yang gagal jadi pengantin. Letuplah malam Letuplah malam Letuplah sekerasmu . Agustus di mana? Oktober di mana ? Apa kalian sedang mabuk atau pecah seperti gelasgelas. Ah. aku mengundangmu luka kembalilah. Datanglah bawah dia padaku. Sebelum aku membakar hujan di Oktober.

Dukana Pagi yang pusing atalka Langit berteriak Dukana kehilangan sebagian jantungnya

Selapas salat Jumat kemarin dan sebatang rokok dari musim-musim nanar Dukana bukanlah tangkis laut yang suka menantang deburan ombak kemarau Angin kembali membawa kau Dukana tidak tahu sedang ada di mana Atalka bertanya dari ruangan yang entah? Di sini selalu sabit datang menguntitku, dan rindu yang telah usai Oooh .... Selepas salat Jumat kita ada di mana? Di masjid, di rumahrumah, di jalanjalan, di mobil, di terminal, di gubuk reot, di beranda, di mana? Kamu tahu ? Awan pikirku pecah seperti bara besi yang kau jatuhkan tadi malam Dukana duuuh. berapa perih mengingatmu? Aku sedang bermimpi 2006 dan November 2011.

Luka Senja aku baru datang Mengingatmu. duuh. ombak ombak kemarau telah menyiksa kukembali Angin-angin menyeret dan purnama yang tak kunjung kembali Aduuuh. Di mana kau pulau patung Patungmu tenggelam ke dalam ingatan yang entah ke mana aku mengikutimu. Gelap telah tiba anak anak kecil pun sudah kembali di tepi pantai Dan seteguh tangkis laut yang hampir menutupi sebagian wajah mu. Sajak-sajak ABD. SOFI. Bergiat di Gubuk Reot, Dungkek, Sumenep, Madura.


RADAR BANYUWANGI

Agustusan

34

Jawa Pos

Minggu 30 Agustus 2015

Meriahnya Gerak Jalan 17-8-45

RENDRA KURNIA/RaBa

Semangat Pejuang 45 Peserta putra dari Dinas Pekerjaan Umum Pengairan (DPU Pengairan) juga turut dalam memeriahkan gerak jalan tradisional kemarin. Peserta dengan nomor dada 007 ini mengikuti kategori 45 kilometer.

Satu Tujuan

GERAK jalan tradisional 17, 8, dan 45 kilometer yang digelar kemarin mampu menyedot perhatian pengunjung. Di sepanjang rute yang dilalui, warga bergerombol menyaksikan para peserta yang dengan penuh semangat berusaha mencapai garis finis. Gerak jalan tradisional ini yang mengambil start di tiga tempat, yakni Jl Gajah Mada Banyuwangi (8 km), Lapangan Benculuk (17 km), dan Lapangan Gambiran (45 km) ini merupakan even tahunan yang digelar Pemkab Banyuwangi. Berikut sebagian suasana gerak jalan yang terekam lensa Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin. (*)

GERDA SUKARNO/RaBa

Nuansa Kuning-Hitam Regu dengan nuansa kuning SMPN 1 Giri tetap menjaga senyum dan langkah tegap setelah melalui garis start menuju garis finis.

Siswa SD Islam Al Khairiyah bernomor dada 056 ini saling memberi semangat antar kelompok regu.

Berhijab Mengenakan busana putih-putih, siswi SMAN 1 Banyuwangi tegap melangkahkan kaki sepanjang 17 kilometer menuju finis. GERDA SUKARNO/RaBa

RENDRA KURNIA/RaBa

Nuansa Merah Putih Diambil dari warna bendera kebangsaan Indonesia, regu SMAN 1 Giri menunjukkan semangat yang menggelora saat mengikuti gerak jalan tradisional kemarin siang.

NUGROHO/JP-RaBa GERDA SUKARNO/RaBa

Maju, Maju, Cantik Regu dari SMPN 3 Muncar membuat terpana para penonton gerak jalan tradisional sampai garis finis di Rogojampi

Penuh Semangat Barisan PGRI Kecamatan Licin mengikuti gerak jalan tradisional dengan penuh semangat mulai start hingga garis finis kemarin.


RADAR BANYUWANGI

Jawa Pos

Minggu 30 Agustus 2015

BERITA UTAMA

35

Atraksi Ogoh-ogoh Menarik Perhatian n PERORANGAN... Sambungan dari Hal 29

Sementara itu, warga yang tinggal di sekitar kawasan start tidak mau ketinggalan. Mereka juga ikut memeriahkan acara dengan cara menggelar hiburan di sejumlah titik. Salah satunya adalah kelompok kesenian Pari Kuning yang beranggota tenaga pendidikan di

Kecamatan Gambiran (PGRI Kecamatan Gambiran). Selama acara berlangsung, pentas kesenian yang berlokasi di Krajan, Desa Gambiran, itu menyajikan gending-gending Banyuwangi. Sunyoto dari kesenian Pari Kuning mengatakan, pihaknya sejak pukul 14. 00 telah stand by di lokasi. Semua personel kesenian tersebut, mulai pengrawit hingga wiyogo merupakan guru

aktif di Kecamatan Gambiran. “ Ini kita semua guru-guru mulai SD sampai SMA. Sejak pukul 14.00 kita sudah mulai,” ucapnya. Sementara itu, di pertigaan eks Yoscafe, para pemuda Dusun Sidorejo, Desa Yososmulyo, juga melakukan serangkaian atraksi kesenian. Mereka mengusung ornamen berupa ogohogoh dan juga memainkan musik bale ganjur. Hempriyanto,

27, salah satu peserta ogoh-ogoh mengaku, atraksi tersebut melibatkan 70 orang sebagai pengusung sekaligus penari. Hal itu karena bobot ogoh-ogoh mencapai 90 kilogram. “Ini melibatkan sekitar 70 anggota,” ucapnya. Atraksi ogoh-ogoh ini sempat menarik perhatian rombongan bupati dan forpimda saat melintas di simpang tiga tersebut. Sementara itu, suasana di garis

start cukup ramai. Terhitung sebanyak 168 peserta kelompok beregu terdaftar dalam acara tersebut. Belum lagi para peserta penggembira yang tidak berangkat dari start. Sementara itu, hingga berita ini ditulis pukul 19.00 tadi malam pendaftar perorangan mencapai angka di atas 900 dan mendekati 1000 orang. “Ini kalau peserta perorangan nanti jelas tembus angka

seribu, Mas,” ucap Reza, 20, salah satu panitia gerak jalan tradisional. Sementara itu para peserta memiliki motivasi beragam dalam mengikuti acara tersebut. Haris Effendi, 28, peserta dari Desa Sumbersari, Kecamatan Srono, mengatakan keikutsertaan dirinya bersama kelompok remaja masjid karena sebelumnya mereka menjuarai gerak jalan di desa. “Kemarin kami juara tiga, jadi kali ini

semangat ikut lagi,” ucapnya. Lain halnya dengan Finky Bella, 14, siswi kelas VIII SMP N Srono. Dia mengaku sengaja mengikuti secara perorangan karena penasaran dan cobacoba. Dia mengaku tidak menargetkan sampai finis dan memilih berhenti di rumah. “Kita pengen asyik saja, tapi kita berhenti di rumah di Srono, tidak di finis,” ucapnya. (sli/c1/bay)

Paling Sedikit Kategori 17 Km Beregu SMP n KATEGORI... Sambungan dari Hal 29

Beberapa ruas jalan, seperti Jalan Brawijaya, dijadikan dua arah, sehingga kendaraan tetap bisa melaju meskipun pelan. Sementara itu, dari ribuan peserta gerak jalan itu, hampir semua tiba di garis finis. Hanya ada segelintir peserta yang gagal finis. Salah satunya adalah siswi SDN 4 Kabat yang pingsan di

depan kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Jalan A. Yani, Banyuwangi. Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Kabat, Mas Tamyis, menegaskan bahwa guru sekolah itu sudah mengikuti regu peserta gerak jalan tersebut. Namun, setiba di depan DPRD, jalan ditutup. Guru yang mendampingi mereka pun belok ke jalan lain dan menunggu di Simpang Lima. Sementara itu, Pelaksana Tugas

(Plt) Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Banyuwangi, Wawan Yadmadi, mengatakan panitia sebenarnya sudah menyediakan tim kesehatan di finis dan tim kesehatan yang berpatroli di jalan. Saat ada siswi pingsan, tim patroli kesehatan sedang di posisi lain. “Tapi tadi langsung ditangani Dinkes. Kebetulan memang kita sediakan tim kesehatan dari empat rumah sakit swasta di finis,” ujarnya.

Wawan Yadmadi menambahkan, 660 regu peserta gerak jalan kategori 8 Km sudah dimulai sejak pukul 07.00 dan peserta terakhir kategori 8 Km tuntas pukul 15.00. Sementara itu, gerak jalan kategori 17 kilometer diikuti 61 regu putra SMP dan 210 regu perempuan SMP. “Yang paling banyak adalah peserta SMA dan umum pada kategori 45 kilometer. Ada ribuan orang yang ikut,” terang Wawan. (fre/c1/bay)

Guru Pensiun Mencapai 250 Orang

RAWAN LAKA: Jembatan Kramasan di Desa/Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, akan berubah arah dari posisi timur-barat menjadi posisi utara-selatan.

n BANYUWANGI...

Jembatan yang Baru Mengarah Utara-Selatan

Sambungan dari Hal 29

Kepala BKD Banyuwangi, Sih Wahyudi, mengakui rumitnya proses entry data menghambat pengajuan formasi PNS baru untuk kabupaten dan kota lain. Oleh karena itu, tes CPNS tidak bisa diadakan tahun ini. Paling cepat, tes seleksi CPNS akan dihelat kembali pada Mei 2016 mendatang. Jadwal tes rekrutmen CPNS ter-

sebut menunggu semua kabupaten merampungkan rincian kebutuhan PNS. “Untuk entry data PNS kali ini lebih rinci per lembaga. Jadi, tidak garis besar dari satu SKPD. Kemungkinan hal itu yang menyebabkan tes CPNS baru diselenggarakan tahun depan,” jelasnya. Berdasar jumlah kebutuhan PNS yang diajukan itu, Sih mengatakan kemungkinan yang disetujui tidak sampai setengah.

Padahal, di Banyuwangi ada 20 sampai 30 PNS yang pensiun setiap bulan. Berdasar data yang dihimpun BKD Banyuwangi, Dinas Pendidikan (Dispendik) telah memensiunkan sekitar 250 guru PNS dalam satu tahun. Sudah hampir empat tahun terakhir ini formasi guru SD belum ada penambahan. Sehingga, dibandingkan formasi lain, tenaga guru adalah kebutuhan yang

paling mendesak di Banyuwangi saat ini. Sih menambahkan, sejak tahun 2006 tidak boleh ada pengangkatan guru honorer. Sehingga, jumlah guru semakin berkurang, baik secara kualitas maupun kuantitas. “Setelah menentukan jatah tiap daerah, biasanya kita akan diundang Kemenpan untuk memutuskan kebutuhan yang diprioritaskan, baru setelah itu disetujui,” kata Sih. (fre/c1/bay)

Kondisi Hanifah Berangsur Membaik n JAMAAH... Sambungan dari Hal 29

Dia menambahkan, JCH Banyuwangi yang kesehatannya drop hanya Hanifah. Kondisi kesehatan JCH Banyuwangi lain yang ada di Madinah sampai saat ini masih terpantau sehat. Sampai berita ini ditulis tadi malam, dr. Nizam

melaporkan bahwa kondisi JCH Banyuwangi atas nama Hanifah, 66, sudah berangsur membaik. ”Alhamdulillah kondisinya berangsur stabil,” pungkas dr. Nizam. Lebih lanjut, kegiatan jamaah asal Banyuwangi kemarin di Madinah masih meliputi kunjungan ke beberapa tempattempat bersejarah di Madinah

dan sekitarnya. Jamaah juga melakukan persiapan ziarahziarah yang akan dilakukan pada hari ini. ”Hari ini (kemarin, Red) adalah persiapan ziarah yang dilakukan besok (hari ini, Red) oleh jamaah dan para ketua rombongan,” kata Juhdy (bukan Juhdi), petugas haji asal Desa Labanasem, Kecamatan Kabat.

Selain itu, jamaah ada yang berbelanja oleh-oleh di Madinah untuk sanak keluarga di Indonesia nanti. Tidak sedikit JCH Banyuwangi yang membeli oleholeh batu akik yang dijual para pedagang di Madinah. ”Yang membeli batu akik untuk oleholeh juga banyak,” pungkas Juhdy. (tfs/c1/bay)

Melihat Warga Mengolah Nira Menjadi Gula n DARATAN... Sambungan dari Hal 29

Setelah melewati jalan beraspal di tengah perkampungan sekitar 3 Km ke arah timur akhirnya kami sampai di Dusun Sengon, Desa Sukojati, Kecamatan Kabat. Dari Dusun Sengon, jalan menuju pantai tidak beraspal, hanya jalan tanah penuh batu sepanjang 1 Km. Selama melewati Dusun Sengon, kami banyak sekali menjumpai pohon kelapa yang tumbuh di areal kebun milik warga setempat. Banyaknya pohon kelapa di Dusun Sengon itu memang dibudi daya oleh warga setempat. Nira kelapa yang keluar dari pohon kelapa tersebut dimanfaatkan sebagai bahan dasar gula merah. Setelah melewati perkampungan dengan deretan pohon kelapa yang luas, kami melanjutkan perjalanan ke arah timur menuju pantai. Melewati areal persawahan yang luas, tidak jarang kami pun menjumpai bekas-bekas lahan yang pernah dijadikan tambak di pinggir jalan menuju Pantai Sengon. Tampaknya tambak tersebut memang sudah mengering, banyak sekali rerumputan liar yang tumbuh di atas lahan bekas tambak tersebut. Kami pun berhenti di jarak sekitar 100 meter dari pantai, karena akses jalan untuk menuju pantai hanya bisa dilewati dengan berjalan kaki. Itu pun, kami harus bekerja keras untuk memutar balik mobil Toyota New Fortuner yang berbodi bongsor di lokasi ini. Kami pun memilih membalik kendaraan di pertigaan yang di atasnya merupakan jembatan kecil. Setelah maju mundur beberapa kali, akhirnya kami berhasil membalik posisi mobil. Kecanggihan sensor parkir dan rear parking camera pada monitor display dashboard, cukup membantu manuver yang sulit. Apalagi, mobil ini bertransmisi automatic sehingga kami tidak terlalu direpotkan untuk urusan pindah gigi persneling. Sementara itu, meski berjarak 100 meter dari kendaraan yang kami parkir, suara deburan ombak dari Pantai Sengon sudah terdengar. Di sekitar pantai, banyak sekali tumbuh pohon mangrove di

TAUFIK FERDIANSYAH/RABA

n MENUNGGU... Sambungan dari Hal 29

”Sumuran itu memang untuk kekuatan jembatan,” kata Budi Riyanto kepada Jawa Pos Radar Banyuwangi kemarin. Budi menuturkan, saat ini proses pembangunan memang masih terus dikebut bertahap. Beberapa fondasi-fondasi di sisi kanan dan kiri jembatan saat ini masih dalam proses pengeringan. Selanjutnya akan dipasangi beton. ”Menunggu kering dulu. Normalnya 28 hari baru kering, terus kita pasangi beton. Saat ini masih memasuki hari ke-12 tahap pengeringan fondasi. Target empat bulan lagi

dari sekarang jembatan harus selesai,” tuturnya. Sekadar tahu, pembangunan jembatan tersebut di bawah naungan Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional V Provinsi Jawa Timur dengan nomor kontrak KU.08.09/1303/498623.05/2015. Yang bertindak sebagai kontraktor adalah PT. Galory Jasa Sarana dan konsultan supervisi PT. Adiyasa Decicon. Biaya yang digunakan senilai Rp 9.591.612.000. Proyek pembangunan Jembatan Kramasan di Dusun Krajan, Desa Wongsorejo, Kecamatan Wongsorejo, itu mulai dikerjakan

pada April 2015 lalu. Pembangunan jembatan yang menghubungkan jalur poros SitubondoBanyuwangi itu diharapkan bisa mengurangi angka kecelakaan yang sering terjadi selama ini. Sebab, jembatan Kramasan yang lama berbentuk mirip huruf ‘’S’’ dikenal sangat membahayakan pengendara. Nanti jembatan itu akan dibangun dengan panjang jembatan sekitar 70 meter dari arah selatan ke utara. Jembatan lama posisinya menghadap arah timurbarat. Lebar jembatan baru itu nanti sekitar 10 meter, termasuk trotoar untuk pejalan kaki. Struktur jembatan yang baru itu semua balok beton. (tfs/c1/bay)

Diprediksi Tidak Laku saat Idul Adha n HARGA... Sambungan dari Hal 30

Tren penurunan harga ikan asin tersebut berlangsung sejak bulan Juli lalu. “Setelah Lebaran, ikan asin memang lebih laris. Karena orang bosan makan daging ayam atau sapi,” katanya. Namun, menjelang Lebaran Haji (Idul Adha), dipastikan penjualan kembali menurun. Sebab kebutuhan protein hewani masyarakat digantikan

daging kurban. “Lebaran Haji kan banyak daging gratis. Hal tersebut tentu akan dimanfaatkan warga,” katanya. Menurun Hermin, penjualan ikan asin sudah dirasakan pertengahan Agustus 2015 lalu. “Sudah mulai sepi. Padahal stok ikan asin masih melimpah. Sebagian jenis ikan kami jual lebih murah daripada harga modal akibat harga turun. Mau bagaimana lagi daripada modal tidak kembali lebih baik rugi sedikit,”

ungkapnya. Sementara itu, meski mayoritas turun, harga ikan asin jenis teri cukup sulit didapat. Akibatnya, stok ikan teri asin di pasaran menipis. Padahal, ikan teri asin termasuk jenis yang paling laris di antara jenis ikan asin lain. Minimnya stok ikan teri asin menyebabkan harga terdongkrak. Ikan teri asin yang biasanya laku Rp 30 ribu per Kg, kini bisa laku Rp 40 ribu hingga Rp 50 ribu per Kg. (cin/c1/bay)

Pembobol Rumah Ditangkap di Terminal

RENDRA KURNIA/RABA

SEPERTI LAYAR: Spanduk Jelajah Pantai Timur Jawa yang dibawa tim ekspedisi terbawa angin di Pantai Sengon, Desa Sukojati, Kecamatan Kabat, Banyuwangi.

muara sungai kecil dekat pantai. Hamparan pasir di Pantai Sengon semuanya berwarna hitam. Banyak juga bebatuan karang yang ada di sekitar hamparan pasir ini. Batu itu bukan saja batu dari laut, ada juga batu dari daratan yang mungkin saja terbawa air menuju pantai. Uniknya, di pantai ini banyak sekali kami menjumpai bekasbekas dahan pohon mangrove yang sudah mati tapi ukurannya sangat besar. ”Berarti dulu di pantai ini tanaman mangrovenya lebat,” kata salah satu anggota tim ekspedisi, Ali Sodiqin. Selain itu, di atas pasir yang ada di Pantai Sengon ini juga ada sesuatu yang menarik. Terlihat dari kejauhan seperti bekas tanaman yang sudah mati, namun setelah kami dekati ternyata itu adalah sebuah tanah lihat yang terbawa air untuk menuju pantai. Tekstur dari tanah yang ada di atas pasir ini terlihat keras, namun setelah dipegang dan kami coba lewati ternyata tanah itu empuk dan licin. Meski ombak terdengar be-

gitu keras, namun batas dangkal laut yang menjorok ke laut sangat jauh sekali. Jika kami perkirakan, sekitar 50 meter dari bibir pantai laut yang menjorok ke tengah sangat dangkal. Dengan dangkalnya air laut yang menjorok ke tengah laut ini, mungkin saja yang menyebabkan tidak adanya perahu nelayan yang sandar di Pantai Sengon. Jika warga masyarakat yang datang ke pantai ini untuk sekadar berlibur mandi air laut, tampaknya pantai ini sangat cocok. Sebab, dengan dangkalnya air laut yang menjorok ke tengah laut, bisa dipastikan pantai ini terhindar dari ombak besar. Setelah beberapa lama kami berada di Pantai Sengon, kami akhirnya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan mengunjungi pantai lainnya. Saat perjalanan pulang, kami melihat kepulan asap yang begitu mengepul di atas rumah warga yang berdinding gedheg bambu. Karena penasaran, kami pun menuju rumah warga tersebut. Ternyata, pemilik rumah

di Dusun Sengon itu sedang memasak nira kelapa menjadi gula merah. Tim ekspedisi pun dipersilakan untuk melihat-lihat proses pembuatan gula merah dari nira kelapa. Terlihat nira yang masih cair di dalam sebuah wajan besar diaduk-aduk oleh warga. Kami pun mencoba mencicipi air gula merah cair tersebut. Ternyata air nira yang belum matang menjadi gula merah tersebut sangat nikmat. ”Rasanya manis-manis legit, air gula merah ini bisa menambah stamina,” ujar warga tersebut. Kami pun terus melanjutkan perjalanan, selama perjalanan kami penasaran dengan nama Pantai Sengon pada pantai yang kami kunjungi. Sebab, kami belum menemukan pohon sengon selama di kawasan pantai itu. Namun, setelah akan keluar dari Dusun Sengon, rasa penasaran kami pun terjawab. Ternyata banyak lahan pekarangan warga yang ditanami pohon sengon di tepi jalan utama Desa Sukojati. (c1/bay/bersambung)

BANYUWANGI - Aksi Ahmad Ridho membobol sebuah rumah kos di kawasan Dusun Krajan, Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng, berakhir di tangan tim Reskrim Polres Banyuwangi. Pria yang tujuh kali masuk penjara itu disangka telah mencuri sejumlah barang elektronik, seperti hand phone, laptop, dan perhiasan, di kamar sewaan Ni Wayan Sukarniyasa. Ridho ditangkap tim gabungan Polsek Genteng dan Resmob Polres Banyuwangi saat berada di Terminal Genteng Lama. Kecurigaan terhadap Ahmad Ridho sebagai pelaku berdasar tas

kresek hitam yang dia bawa. Setelah rumah kos perempuan berusia 35 tahun tersebut dibobol, warga sekitar yang mencurigai pria itu segera melapor. Benar, saat diringkus, polisi mendapati sebuah laptop, DVD, dan barang berharga lain milik korban. “Setelah itu pelaku kami amankan dan diproses hukum di sini,” beber Kasatreskrim Polres Banyuwangi, AKP Muhamad Wahyudin Latief, kemarin (29/8). Sementara itu, tersangka mengaku tidak sendiri saat beraksi. Ahmad Ridho membobol rumah korban bersama Sofyan yang kini buron. Rencananya,

barang itu akan dijual kepada seorang penadah. Namun, belum sampai terjual, Ridho keburu ditangkap polisi. Dalam catatan polisi, Ridho sudah tujuh kali dibui. Tidak hanya pencurian, tapi juga penganiayaan dan pembobolan rumah. Dia juga pernah ditahan lantaran kasus kepemilikan narkoba. Setelah berhasil membekuk Ridho, polisi kini memburu Sofyan. Dia menjadi bagian dari aksi pembobolan rumah kos tersebut. Kuat dugaan, Sofyan kini bersembunyi di luar kota untuk menghindari kejaran polisi. (nic/c1/bay)

Sampah Berserakan di Sungai ROGOJAMPI - Program kali bersih tampaknya tidak sepenuhnya dilakukan oleh masyarakat. Buktinya, sungai di Dusun Kauman, Desa/Kecamatan Rogojampi, banyak sampah terlihat berserakan kemarin (28/8). Sungai yang diapit oleh bangunan rumah penduduk itu, terlihat dipenuhi sampah rumah tangga. Saking banyaknya sampah, aliran sungai yang masih jernih itu tidak bisa mengalir lancar. Seorang pemulung, turun ke sungai untuk memungut sampah yang berserakan itu. Salah satu warga setempat, Hamid, 38, sungai yang ada tidak jauh dari rumahnya itu sampahnya memang sering menumpuk. Sampah itu, berasal dari hulu. “Banyak warga yang membuang sampah ke sungai,” katanya. Saat musim durian beberapa waktu lalu, lanjut dia, sampah yang menumpuk di sungai lebih banyak. Selain sampah rumah tangga, kulit durian banyak berserakan. “Sungai itu mengalir sampai pantai di Blimbingsari, Kecamatan Rogojampi.(ddy/abi)

DEDY JUMHARDIYANTO/ JPRG

KOTOR: Seorang pemulung memungut sampah yang menumpuk di sungai Dusun Kauman, Desa/Kecamatan Rogojampi, Jumat lalu (28/8).


RADAR BANYUWANGI

Agustusan

36

Jawa Pos

Minggu 30 Agustus 2015

Sampai Jumpa Tahun Depan USAI sudah gerak jalan tradisional dalam rangka memeriahkan HUT RI ke-70. Even tahunan yang biasa memacetkan jalan raya ini berlangsung meriah. Ribuan peserta mengikuti ajang yang “menandingkan� tiga kategori ini. Kategori tersebut adalah 8 kilometer yang diikuti pelajar sekolah dasar dan madrasah ibtidaiah (SD-MI) se-Banyuwangi. Titik start dimulai dari pertigaan Dormitory Atlet Jalan Gajah Mada menuju ke Taman Blambangan, Banyuwangi. Rute yang dilewati kelompok 8 km adalah Jalan Gajah Mada, Jalan Brawijaya, Jalan Adi Sucipto, Jalan A. Yani, kemudian melintasi Jalan dr. Soetomo, dan finis di Taman Blambangan. Sedangkan, kategori 17 kilometer diikuti kelompok SMP dan regu perempuan. Kategori ini mengawali lomba dari Lapangan Benculuk,Kecamatan Cluring, dan finis di Rogojampi. Terakhir gerak jalan yang menempuh jarak 45 km yang diikuti pelajar tingkat SMA dan peserta umum. Peserta mengambil start dari lapangan Desa/Kecamatan Gambiran dan finis di Rogojampi. Tahun depan, even serupa juga akan digelar. Tentu dengan nuansa dan suasana berbeda dengan tahun ini. (*)

RENDRA KURNIA/RaBa

Melangkah Tegap dan Penuh Semangat Tim putri dari Dinas Pekerjaan Umum dan Pengairan Banyuwangi dengan langkah tegap mengikuti gerak jalan tradisional kemarin. Tim yang mendapatkan nomor dada 004 mampu mencapai finis di Rogojampi.

RENDRA KURNIA/RaBa

Turunkan 12 Regu Terbaik SDN 4 Penganjuran atau yang lebih dikenal sebagai SD Brawijaya mengeluarkan 12 regu terbaik dalam gerak jalan tradisional kemarin. SD di bawah kepemimpinan Setyaningsih ini mengikuti gerak jalan kategori 8 kilometer.

GERDA SUKARNO/RaBa

Gerak Jalan Nuansa Islami Siswi SD Islam Al Kahiriyah tampil dengan busana muslimah kemarin. Dengan penuh semangat, mereka mampu mencapai finis yang berjarak 8 kilometer.

ISTIMEWA RENDRA KURNIA/RaBa

Srikandi Penerus Bangsa Regu SMAN 1 Banyuwangi merupakan srikandi penerus bangsa untuk mengisi kemerdekaan sekarang ini. Dengan langkah tegap dan penuh semangat, mereka berusaha mencapai garis finis.

Perkawinan Minak Jinggo Saksikan kreasi tim bakso dan mie ayam 008, dari Desa Setail, Kecamatan Genteng yang akan menampilkan busana kerajaan dengan tema perkawinan minak jinggo, dalam pawai budaya tingkat umum Minggu besok (30/8). RENDRA KURNIA/RaBa

Minimalis dan Elegan Siswa SMAN 1 Giri mengkombinasikan busana gerak jalan tradisional dengan warna putih dan ungu yang dihiasi topi berwarna oranye.

Warna Kontras Kombinasi warna seragam SMPN 3 Muncar bernomor 036 yang mencolok mengibaratkan semangat peserta gerak jalan. GERDA SUKARNO/RaBa

Lagu Perjuangan Terus Berkumandang Regu SDN Kepatihan selalu menjaga tempo setiap kilometernya dengan langkah pasti menuju garis finis. Regu dibawah binaan Endahwati ini terus menyanyikan lagu-lagu perjuangan selama mengikuti lomba gerak jalan. GERDA SUKARNO/RaBa

GERDA SUKARNO/RaBa

Bersiap Dulu Sebelum Start Siswi SMPN 1 Giri bernomor dada 149 sebelum pelepasan gerak jalan dengan mengambil garis start di depan Kantor Desa Benculuk kemarin.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.