29
17 JUNI TAHUN 2012
Masuk SMK, Fisik Harus Fit BANYUWANGI - Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) semakin diminati lulusan SLTP di Bumi Blambangan. Tetapi, untuk masuk SMK, setiap pendaftar harus mengikuti seleksi ketat. Selain itu, kondisi fisik mereka juga harus fit. Pada proses penerimaan peserta didik baru (PDB) SMK kali ini, setiap pendaftar harus menyertakan surat keterangan sehat. Untuk jurusan tertentu, pihak sekolah akan melakukan tes kesehatan. Yang paling berat adalah tes fisik jurusan perikanan dan kelautan. Seperti yang terlihat di SMKN 1 Glagah kemarin (16/6). Serangkaian seleksi berlangsung di sekolah tersebut sejak Kamis lalu (14/6). Pada hari pertama Kamis lalu, panitia memanggil 300 pendaftar, tapi yang hadir hanya sekitar 180 pendaftar. Begitu juga pada hari kedua (15/6), yang dipanggil sebanyak 300 pendaftar, tapi yang datang hanya 250
pendaftar. Pada hari ketiga kemarin (16/6), panitia juga memanggil 300 pendaftar, tapi tidak hadir semua. Meski tidak hadir dalam seleksi hari pertama, kedua dan ketiga, mereka tetap memiliki kesempatan mengikuti seleksi di hari keempat, yaitu Senin besok (18/6). Seleksi hari keempat merupakan kesempatan terakhir bagi para pendaftar SMKN 1 Glagah. Kepala SMKN Glagah, Paidi mengatakan, seleksi PPDB tahun 2012 ini dilaksanakan selama empat hari mulai 14 hingga 18 Juni 2012. Empat hari itu sudah dianggap cukup. Oleh karena itu, pihaknya tidak akan memperpanjang waktu seleksi dan validasi syarat kelengkapan ■ Baca Masuk...Hal 35
1
Ribuan Data e-KTP Hangus Warga Kalipuro Harus Rekam Ulang
UJIAN FISIK: Pendaftar antre untuk mengikuti serangkaian tes kesehatan di SMKN Glagah kemarin (1). Mereka harus mengikuti ujian buta warna (2), tes telinga (3), dan pengecekan mata (4).
3
2
4
KALIPURO - Ribuan warga Kecamatan Kalipuro yang sudah selesai melakukan perekaman KTP elektronik (e-KTP) tampaknya harus melakukan perekaman ulang. Sebab, lebih dari seribu data hasil perekaman eKTP hilang karena peralatan yang digunakan rusak. Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Banyuwangi, Sudjani, melalui Kabid Administrasi Kependudukan, Heru Eko Wahyudi menjelaskan, hilangnya data perekaman e-KTP itu terjadi saat sistem dan peralatan diperbaiki tim Sucofindo. Saat itu, beberapa alat mengalami kerusakan dan harus segera diperbaiki karena antrean warga membeludak. Pada saat diperbaiki, data yang berhasil direkam hilang. Setelah dilacak ternyata data itu tidak di-back up dan akhirnya tidak bisa diselamatkan. “Solusinya ya harus melaku-
kan perekaman ulang. Kalau tidak melakukan perekam ulang bagaimana, wong datanya hilang semua,” tegas Heru. Dispendukcapil melakukan evaluasi e-KTP Rabu lalu (13/6). Dalam evaluasi yang dipimpin Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko itu, semua camat hadir. Dalam kesempatan itu, Kepala Dispendukcapil Sudjani membeberkan hasil rekapitulasi data masingmasing kecamatan. Berdasar hasil rekapitulasi, tiga kecamatan tercatat sebagai kecamatan paling banyak merekam data e-KTP. Tiga kecamatan terbaik itu adalah Kecamatan Srono, Rogojampi, dan Muncar ■ Baca Ribuan...Hal 35
FOTO-FOTO: GALIH COKRO/RaBa
Ternyata Anak Warga Sempu Balita yang Ditinggal di Bus Itu Ogah Dijemput Keluarga BANYUWANGI - Terkuak sudah misteri anak berusia tiga tahun yang ditinggal orang tuanya di dalam bus Borobudur jurusan Jember-Banyuwangi pekan lalu. Bocah
yang masih berumur di bawah lima tahun (balita) itu ternyata adalah Fitri, putri pasangan Trimo dan Farida, warga Dusun Truko, Desa Karangsari, Kecamatan Sem-
UNAS SD
SD Pinggiran Moncer, SD Perkotaan Keok BANYUWANGI - Sejumlah sekolah dasar (SD) di perkotaan Banyuwangi tampaknya harus mengakui keunggulan dan prestasi siswa sekolah pinggiran. Hasil ujian nasional (unas) 2012 menempatkan siswa tiga SD di Kecamatan Pesanggaran sebagai peraih nilai unas tertinggi. Peraih nilai unas tertinggi pertama dan kedua tahun 2012 berasal SDN 1 Kandangan, Kecamatan Pesanggaran. Nilai yang diraih adalah 29,55. Sementara itu, peraih nilai tertinggi ketiga berasal dari SDN 1 Pesanggaran. Nilainya tidak terpaut jauh dari nilai tertinggi pertama dan kedua ■ Baca SD Pinggiran...Hal 35
BAGAIMANA INI...
AGUS BAIHAQI/RaBa
LENGKET: Fitri saat akan diserahkan kepada keluarganya disaksikan polisi dan perangkat Desa Sembulung, Kecamatan Cluring, kemarin.
pu, Banyuwangi. Saat ditemukan Mad Zainuri, 36, sopir bus Borobudur di Terminal Brawijaya, Lingkungan Karangente, Kelurahan Kebalenan, Banyuwangi, sekitar pukul 20.00 Jumat lalu (8/6) lalu, Fitri sebetulnya tengah bepergian bersama Farida, ibu kandungnya. “Farida kondisinya sedang sakit (stres),” cetus Suyono, 53, ayah kandung Farida. Menurut Suyono, hingga saat ini pihak keluarga belum mengetahui keberadaan Farida. Sebab, sejak pergi Jumat pagi dan membawa Fitri, hingga kini Farida belum pulang. “Sudah dicari ke mana-mana tapi tetap tidak ketemu,” katanya kepada wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi di rumah Zainuri di Dusun Krajan, Desa Sembulung, Kecamatan Cluring, kemarin (16/6). Setelah ditemukan di dalam bus, Zainuri, sopir bus, langsung membawa pulang balita itu ke rumahnya di Desa Sembulung. Bahkan, Fitri sudah dianggap sebagai anak sendiri. “Kami tahu Fitri hilang saat dia diberitakan hilang di TV,” ungkap Suyono. Dengan suara berat, Suyono menjelaskan yang pertama tahu berita tentang Fitri adalah Indah, salah satu putrinya. Saat melihat televisi, dia melihat berita tentang anak hilang ■ Baca Ternyata...Hal 35
SIGIT HARIYADI/ RaBa
ULANG: Warga menjalani perekaman iris mata di kantor Camat Kalipuro, Banyuwangi, kemarin.
Gara-gara Alat Rusak Sejak April-Mei S EMENTARA itu, dikonfirmasi di ruang kerjanya kemarin (16/6), Camat Kalipuro, Nurhadi, tidak menampik bahwa ribuan data kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) warganya hangus. Tidak tanggung-tanggung, jumlah warga yang datanya hangus mencapai 1.500 warga. Menurut Nurhadi, warga yang datanya hilang tersebut
berasal dari satu desa dan dua kelurahan, yakni Desa Pesucen, Kelurahan Klatak, dan Kelurahan Bulusan. “Data yang hilang tersebut adalah data yang dimasukkan mulai pertengahan April sampai akhir Mei,” ujarnya. Nurhadi mengatakan, hilangnya data itu bukan disebabkan kesalahan manusia (human error) ■ Baca Gara-gara...Hal 35
Membentuk Corak Warna Ikan Koi dengan Metode Cutting
Harga Langsung Melonjak Sepuluh Kali Lipat
GALIH COKRO/RaBa
Pelanggaran Berlipat SEORANG pelajar tingkat SLTP mengendarai motor di Jalan Jakgung Suprapto, Banyuwangi, kemarin. Melihat seragam yang dikenakan, diperkirakan usia siswa tersebut belum cukup untuk mendapatkan surat izin mengemudi (SIM). Selain itu, dia berkendara tanpa mengenakan helm pengaman. Ditambah lagi, selama berkendara, dia bermain telepon seluler. Oh, bagaimana ini? (gal/c1/bay) http://www.radarbanyuwangi.co.id
Tidak mudah memiliki ikan koi dengan warna yang sesuai selera. Kalaupun ada, harganya biasanya selangit. Metode cutting bisa menjadi alternatif untuk memenuhi keinginan tersebut. EDY SUPRIYONO, Situbondo
UNTUK memperindah warna tubuh ikan Koi, tidak semua orang mengenal metode cutting. Demikian juga di Kabupaten Situbondo. Untuk melakukan hal itu, para pencinta koi di Kabupaten Situbondo harus mendatangkan ahli
cutting dari luar kota. Demi kesenangan, itu akan dilakukan tanpa berat hati. Metode cutting merupakan sebuah cara membentuk warna tubuh koi menggunakan silet. Warna-warna di tubuh koi dibentuk sedemikian rupa, sehingga terstruktur sebagaimana yang ada di pasaran. “Kita edit warna-warna yang ada di tubuh koi dengan cara mengeriknya menggunakan silet,” terang Maulana Rizki, ahli cutting koi asal Probolinggo. Pria yang masih betah melajang itu beberapa waktu lalu diundang ke Situbondo untuk melakukan cutting koi milik sejumlah penggemar koi di Situbondo. Dia tampak lihai mengerik bagian-bagian tubuh koi ■
Baca Harga...Hal 35
Ribuan data e-KTP Kecamatan Kalipuro hilang
Kalau warga menghilangkan pasti kena denda, kalau yang ini…
SD pinggiran moncer, SD perkotaan keok
Di kota terlalu banyak main play station
EDY SUPRIYONO/RaBa
AHLI: Corak warna ikan koi diubah menggunakan metode cutting. email: radarbwi@gmail.com/radarbwi@jawapos.co.id