CREATE YOUR OWN COMIC 2015 ©2015-M.S.Gumelar –ms.gumelar@gmail.com
in collaboration event with
Part of the Comic Making Book published in 2011 – Give citation in your Bibliography when using this article.
III
FROM SCRIPT TO COMIC
Membuat Character Design memerlukan alat-alat dan bahan, sama seperti membuat comic yang juga memerlukan alat-alat, tetapi ala yang dipakai tergantung dengan cara apa kita akan membuat comicnya. Kita membahas Membuat Komik secara tradisional dulu, setelah kita punya Cerita, Tema, Characters, Script, dan plot-nya, atau bahkan tidak punya, karena maunya langsung saja membuat komik, bolehkah?. Tentu saja boleh. Didalam dunia seni, yang penting berkreasi, urutannya juga boleh di bolak-balik, yang penting hasil karyanya.
III.1 COMIC MAKING Untuk membuat comic, secara garis besar terbagi menjadi 3 teknik, yaitu Traditional Technique, Hybrid Technique dan Digital Technique:
III.1. A
Traditional Technique
Membuat comic dengan alat dan bahan relatif tradisional seperti pensil, nibs (pena), tinta tahan air disebut juga tinta bak (tinta cina atau tinta india), spidol kecil, pencil, tinta, pena, penghapus, ballpoint, eraser pen, screentone, cat, spidol besar baik yang tahan air (waterproof) ataupun yang tidak, kertas gambar, kertas HVS, cutter, hairdryer sebagai pengering dan lain-lain yang relevan
Alat & bahan Membuat Comic Secara Tradisional:
1. Kertas, menggambar komik memerlukan kertas dengan karakteristik yang kuat, tidak terlalu tebal, mudah menyerap tinta, cepat kering, tidak bertekstur kasar agar mudah
memoleskan
tinta,
minimal
berukuran A4. Tipe yang cocok di zaman ini Biasanya kertas HVS, dengan ukuran minimal A4 (21 x 29, 7 Cm).
Gambar 133
2. Pensil biasa yang berguna untuk menulis Text sebelum diberi tinta.
Gambar 134
3. Pensil Warna yang berguna untuk membuat Sketch Comic ataupun sketch untuk Character Design maupun sketch untuk Ilustrasi.
Gambar 135
Tinta Bak atau Tinta India, juga sering disebut dengan nama Tinta China, bila tidak ada, dapat digantikan dengan Spidol Besar yang Waterproof atau Permanent Ink untuk mengisi area yang lebar. Spidol kecil untuk mengisi area yang sempit.
Gambar 136
Gambar 137
4. Penghapus atau eraser untuk menghapus sketch yang telah ditinta.
Gambar 138
5. Dip Pen (Pena Celup), Pena tradisional yang dicelupkan dulu ke Tinta Bak berguna untuk memberi tinta pada outline (garis yang membentuk gambar) Sketch yang telah dibuat. Dip Pen bekerjasama dengan Tinta Bak, sebagai Tintanya. Bila susah mendapatkan Pena Celup, dapat diganti dengan Ballpoint
atau bolpen. Ballpoint yang bagus untuk memberi Outline adalah tipe Gel atau Ballpoint Gel.
Gambar 139
Gambar 140
6. Correction Pen, ada banyak merk untuk Correction pen ini, dimana berguna untuk menghapus goresan yang telah ditinta, tetapi garis tersebut tidak diinginkan, hingga di edit dengan cara dihapus dengan Correction pen, atau dapat di beri tinta lagi yang dianggap lebih baik dari semula.
Gambar 141
7. Screentone,
sebenarnya
Screentone
ini
adalah pola-pola dalam berbagai jenis pola (patern) yang dibuat di Computer lalu di print dan
menempel
di
plastic,
yang
dapat
digosokkan ke kertas dan pola-pola tadi akan menempel di kertas.
Gambar 142
Bagi sebagian Comic Artist ada yang suka menggunakan Screentone ini, ada yang tidak suka. Mengapa tidak suka?, sebab mereka beranggapan, sebenarnya hasil comic-nya sudah tidak murni lagi goresa tangan, karena Screentone adalah hasil olah computer. Itu kembali ke Pembaca mau memilih yang mana?, tetapi untuk karya kita kali ini, penulis tidak akan memberi contoh penggunaan Screentone. Karena akan dibahas di cara penggunaan secara Hybrid atau juga Digital.
8. Cat Air atau Cat Acrylic warna Putih, apa beda cat air dengan Cat Acrylic?. Cat air menggunakan
air
sebagai
media pengencernya (solvent base-nya), setelah kering, cat air
ini
tetap
dapat
kita
encerkan lagi catnya atau mengurangi cat yang telah dipoleskan dikertas. Gambar 143
Namun untuk Cat Acrylic, memang masih menggunakan Air sebagai pengencernya (solvent base-nya). Tetapi saat cat sudah kering, cat ini menjadi Waterproof, dan air tidak lagi dapat menjadi Solvent Base (pengencer) lagi. Cat Acrylic dapat didapat di toko Bangunan, sebab Cat Acrylic banyak digunakan sebagai Cat untuk Tembok. Cat warna putih ini berguna untuk membuat cipratan, bintik-bintik atau bintang-bintang diarea yang diberi warna block (penuh) hitam, seperti
menggambarkan angkasa luar. Cat Acrylic warna putih ini dapat juga menggantikan fungsi Eraser Pen. 9.
Penggaris dari Plastik yang ujungnya ada bevel miring, fungsi bevel miring ini berguna agar tinta yang dipoleskan saat membuat garis menggunakan Pena celup tidak membuat Tinta yang masih basah tadi belepotan ke area lainnya.
Tetapi bila ingin aman, gunakan saja Ballpoint Gel, maka dengan penggaris apapun, termasuk Steel Ruler (penggaris dari Baja), juga bakalan tetap bagus.
Gambar 144
10. Spidol Warna (colour marker), berbagai warna, minimal 12 warna, digunakan untuk membuat Cover Comic yang telah dibuat dengan cara pewarnaan tradisional, akan penulis jelaskan di bahasan lain, saat membuat Illustrasi.
Gambar 145
11. Cutter, untuk memotong Ujung Spidol dipotong miring diujungnya, tetapi tidak harus semua spidol dibuat seperti ini, sesuaikan dengan kebutuhan. Cutter juga berguna untuk menajamkan Pensil dan memotong kertas agar seuai dengan ukuran yang dibutuhkan. Gambar 146
12. Pencil Sharpener (rautan), berguna untuk meruncingkan pensil atau pensil warna sesuai kebutuhan.
Gambar 147
13. Plastic Painting Colour Palette, tempat mencampur warna, untuk cat Air, Cat Acrylic, maupun cat Transparant dari Spidol Warna.
Gambar 148
Tempat Air, kecil saja, dapat menggunakan gelas dari plastic, letakkan jauh di area menggambar, sebab bila tersenggol, akan membuat rusak gambar, jadi letakkan di bawah meja gambar. Kalau Pembaca membuatnya bukan di meja gambar, maka jauhkan saja wadah berisi air dari area saat pembaca menggambar.
Gambar 149
Atau gunakan saja botol kecil yang ada penutup airnya, jadi walaupun diletakkan dipinggir tempat kerja, dan tersenggol nantinya, airnya tidak akan tumpah. 14. Kuas (Brush), kuas yang bagus, sabutnya berwarna coklat dan mengkilap, biasanya terbuat dari bulu kuda atau bulu musang, jangan menggunakan kuas berwarna hitam, kurang bagus hasil polesannya.
Gambar 150
15. Tracing
table
(Portable
Light
Box),
berguna untuk membuat Clean Copy dari Sketch yang telah dibuat, lalu di-tracing menggunakan pencil untuk hasil lebih baik, dan menjadi Sketch yang sudah matang, yang kemudian tinggal di tinta. Light Box, juga sering digunakan untuk menggambar sequence gerak animasi. Gambar 151
16. Hair Dryer, berguna untuk mempercepat proses pengeringan gambar, ilustrasi ataupun comic, bila tidak punya, juga tidak apa-apa, letakkan saja hasil gambar yang telah ditinta diarea yang mudah kering dan banyak terkena sinar.
Tetapi sekali lagi, itu semua cuma alat dan bahan, dengan alat dan bahan sebagus dan secanggih apa pun, kalau kemampuan skill yang aslinya memang buruk, maka buruk jugalah hasilnya, yang terpenting adalah drawing skill dan sense of art-nya. Gambar 152
Traditional Comic Making Technique Step by Step: 1. Siapkan kertas sesuai dengan ukuran yang pembaca inginkan, ada ukuran Comic gaya USA, ada ukuran Comic gaya UK atau Europe, ada ukuran Comic gaya Japan, ada ukuran Gaya Hongkong, ada ukuran gaya Custom (sesuai kebutuhan). Biasanya Comic Hitam Putih atau yang berwarna yang ada di Negara kita berukuran: 11,4 X 17,2 CM, 13,5 X 20 CM, 14 X 21 CM Lalu Comic Besar baik Hitam Putih (Black & White/ BW) ataupun yang berwarna dinegara kita berukuran: 17 X 25,5 CM, 16,828 X 26 CM, 20 X 26,5 CM, dan bila diluar ukuran itu tidak boleh, boleh saja, sesuaikan dengan kebutuhan.
Gambar 153
Gambar 154
Itu semua adalah ukuran yang telah dicetak/ print offset/ print secara litografi, lalu berapa ukuran aslinya sebelum dicetak? Ukuran aslinya, biasanya berkisar Satu Setengah sampai Dua kali dari ukuran yang telah dicetak, bahkan mungkin 3 kali dari semula kalau Comic tadi dengan cara teknik melukis realis seperti Kingdom Come oleh Alex Ross atau Storm oleh Don Lawrence.
Jadi bila ukuran cetaknya 11,4 X 17,2 cm, maka ukuran gambar yang sebenarnya, misalnya 2 kali, menjadi 22,8 X 34,4 cm. Tapi bila kertas yang pembaca punya, area dan ukuran kertasnya tidak seperti yang diharapkan. Maka pembaca dapat menggunakan Skala ukuran dan menyesuaikan ukuran gambar Comic yang akan dibuat dengan ukuran kertas yang dimiliki.
Misalnya pembaca hanya memiliki ukuran kertas A4 atau 21 X 29,7 cm. Maka buat dulu ukuran hasil cetak yang sesungguhnya dipojok kiri bawah halaman, dan dalam hal ini ukuran hasil cetak comic tersebut adalah 11,4 X 17, 2 cm dikertas A4 yang kita miliki tadi.
Kemudian gambar garis diagonal yang membelah tepat disudut kiri bawah dan sudut kanan atas, teruskan garisnya hingga menyentuh tepi kertas di sebelah kanan. Gambar 154A
Kemudian, dari tepi kertas tadi, tarik garis horizontal atau mendatar ke arah kiri sampai ketemu pinggiran kertas yang paling kiri. Maka pembaca telah membuat Skala ukuran gambar Comic sebelum dicetak dengan mengoptimalkan ukuran kertas yang kita miliki, tapi hal ini tidak berlaku bila kertasnya lebih kecil dari ukuran cetak. Untuk lebih jelasnya, pembaca dapat melihat contoh gambar skala berikutnya (hanya sebagai contoh, tidak sesuai dengan ukuran sesungguhnya): 2. Siapkan Script-nya, atau bila tidak punya, tuangkan saja adegan apa yang ada difikiran pembaca saat ini, ambil kertas, bagi satu halaman menjadi sekitar 1-5 panels/ frames. Bila tidak punya Script, kita gunakan Script yang telah kita buat sebelumnya, karena diperlukan sebagai contoh.
Page 3 (halaman 3) Panel 1 Long Shot, Eye Level View Area, kamar tidur, hari ini, jam 05.30 WIB, Komodo terbangun dari tidurnya Panel 2
Cut to, Close up Shot, 3/4 - Eye Level Side View 001. Komodo: “Mimpi yang Aneh?� Panel 3 Cut to, Medium Shot - Low Angle Komodo mengambil handuk Panel 4 Cut to, Longshot - High Angle Komodo berjalan ke arah kamar mandi yang ada tepat di samping kamar tidurnya.
Gambar 155
Untuk contoh tersebut, Script tersebut dibuat untuk 1 halaman tepatnya halaman ke tiga, maka bila kita menggunakan ukuran A4 (21 x 29, 7 CM), maka kita bagi satu halaman ukuran A4 menjadi 4 bagian Panel sesuai Scriptnya.
Panel/ Frame pertama, untuk awal adegan, biasanya paling besar diantara panel lainnya berguna juga bila menjelaskan awal tempat baru. Hingga Frames yang lain dapat disesuaikan, bentuk panel juga tidak harus kotak, dapat bentuk yang lain, mulai dari segitiga, bulatan, bintang, dan bentukbentuk Custom (sesuai kebutuhan) lainnya. Hingga bentuk Panel sudah dapat kita buat duluan atau sesuai dengan pembagian yang pembaca butuhkan, kurang lebih seperti gambar berikut (yang
tidak
dalam
ukuran
skala
kertas
sebenarnya): Gambar 155A
Untuk membuat garisnya, dapat menggunakan Pensil atau langsung ditinta menggunakan Ballpoint Gel. Seluruh Halaman dapat dianggap sebagai Satu Panel besar juga boleh. 3. Langkah berikutnya dengan menuliskan text-nya dulu, Ingat, teknik ini adalah teknik tradisional, jadi Text-nya harus ditulis dulu, Hal ini akan berbeda bila kita menggunakan teknik Hybrid dan digital, maka Text dapat terakhir diberikan.
Gambar 156
Lihat di Script, text apa yang harus dituliskan?. Tuliskan dulu menggunakan pencil, boleh pensil Biasa atau pensil warna.
Saat menulis text-nya, dapat membuat dulu garis-garis panduan untuk menulis text-nya. Nanti setelah di Tinta, garis-garis dan text pensilnya dapat dihapus.
Dan setelah text-nya ditulis, baru diberi kotak text atau balon text sebagai pengganti suara. Bagaimana kalau membuat Balon Text atau Kotak text-nya dulu?.
Jangan dilakukan, sebab kita belum tahu sampai sejauh mana text tadi memerlukan space/ area. Bila dilakukan, maka text yang dituliskan menjadi berantakan dan berkesan tidak terencana dengan baik.
Tips memberi text membuat Comic secara tradisional: a. Biasanya Comic Artist cenderung menggambar dulu Character yang akan berbicara, ini adalah kesalahan klasik yang sering terjadi.
Gambar 157
b. Kemudian text dituliskan, kesalahan yang terjadi berikutnya adalah text akan berjejal karena ternyata ruang untuk text tidak mencukupi, akhirnya dipaksakan dan hasilnya tidak enak untuk dilihat, hal ini terjadi karena sudah dimulai dari kesalahan klasik yang pertama.
Gambar 158
c. Solusinya adalah dengan menuliskan dulu text yang dibutuhkan, bila sudah, tinggal dilingkari dengan bubble text atau caption, sesuai kebutuhan. Bila text yang akan dituliskan memang terlalu banyak, ada baiknya diletakkan untuk panel berikutnya, agar menambah adegan (sene) dan memberi tekanan untuk penguatan cerita. Gambar 159
d. Setelah text tertulis dan diberi bubble text atau caption, kemudian tinggal digambar, dan sesuaikan gambar ini dengan ruang panel (space) yang tersisa, maka hasilnya akan lebih tertata rapi dan tampak profesional.
Gambar 160
Kini kembali pada Script tokoh Komodo, setelah panel dan tulisan dibuat terlebih dahulu, maka hasilnya kurang lebih seperti gambar berikutnya:
4. Pengaturan Panels (frames) atau kotakkotak pembatas pada halaman comic juga ikut memberi sentuhan tersendiri, dengan cara mengatur Panels sesuai kebutuhan kita. Berapa jumlah panel yang ideal? Sekitar 1-5, lebih dari itu biasanya akan tampak ramai, tetapi itu terserah kepada pembaca (^_^).
Gambar 161
Maka kita bisa memberi arahan ke pembaca comic kita, seperti kotak yang paling besar memakai ruang atau space di halaman yang menjadi point of focus, atau point of interest atau emphasis dari keseluruhan halaman tersebut. Bentuk atau shape dari frame tidak harus kotak, bisa bervariasi sesuai dengan kreativitas kita masing-masing selama urutan frame-nya masih bisa dibaca dengan mudah dan tidak menimbukan kebingungan pembacanya. Dan juga sesuai dengan cara membaca masyarakat tersebut berada, misalnya orang Jepang akan membaca dari kanan ke kiri, sedangkan di area lain terbiasa membaca dari arah kiri ke kanan.
Gambar 162. http://www.africaemediterraneo.it/images/mostra_africa_comics.jpg
5. Kini saatnya untuk membuat gambar-gambar Raw Sketch (Sket Kasar). Sketch Comic menggunakan Pensil warna, warna yang cenderung muda, agar setelah ditinta garis pencil warna muda ini lebih gampang untuk dihilangkan setelah di-scan dalam format grayscale. Sketch harus sesuai adegan dalam Script atau sesuai dengan yang pembaca butuhkan sesuai fikiran saat itu. Hingga hasilnya kurang lebih seperti gambar berikutnya.
Gambar 163
Gambar 164
Bagi sebagian Comic Artist, Raw Sketch ini akan di copy lagi menjadi lebih membentuk gambar yang hampir jadi, disebut dengan nama Clean Copy.
Clean copy ini dapat di Photocopy namun dengan Tone Tinta yang tidak terlalu gelap warnanya. Hingga bila saat terjadi penintaan, lalu banyak terjadi kesalahan, maka dengan clean copy yang telah di Photo copy, penintaan dapat dilakukan lagi dari dengan adegan yang semirip mungkin.
Gambar 165
Clean Copy dilakukan menggunakan Light Box atau Tracing Table, disinilah fungsi Tracing Table atau Light Box yang sebenarnya. Tetapi ada juga yang langsung saja, dari sketch langsung dijadikan finished sketch (sket yang sudah rapi dan siap ditinta), agar menghemat waktu dan kemudian ditinta, mana yang terbaik?. Itu tergantung selera pembaca sendiri, yang paling penting adalah hasil akhirnya OK. Tetapi bagi Penulis sendiri, penulis cenderung tidak membuat
Clean Copy, sebab langsung Comic Sketch-nya dimatangkan (finished sketch) dan langsung ditinta.
Sebab lebih menghemat waktu, tetapi bagi yang baru belajar, penulis sarankan menggunakan clean copy, sebab akan lebih bersih dan terencana. Dan bila ada kesalahan, maka dengan clean copy ini tidak membuat pembaca untuk memulai sketch lagi dari awal, dimana gerakan yang telah dibuat kemungkinan besar akan berubah, tidak seperti sebelumnya.
Gambar 166
Dalam contoh berikutnya, penulis memberikan sample Clean Copy, yang siap untuk diberi tinta. Pembaca dapat mencontoh gambar tersebut untuk belajar meninta.
Gambar 167
Gambar 168
6. Langkah selanjutnya, tinggal meninta saja, bisa menggunakan Dip Pen dengan Tinta Baknya, atau menggunakan Ballpoint Gel atau Pen Permanent
lainnya,
dimana
ukurannya
disesuaikan dengan kebutuhan. Gambar 169
Untuk mengisi blok area yang besar, gunakan Kuas dengan tinta bak, tetapi dapat juga menggunakan Spidol Besar permanent Ink. Pada saat penintaan diusahakan semirip mungkin dengan Clean copy-nya, tetapi bila mendadak saat menggores ternyata meleset dan lebih bagus, maka bisa juga digunakan. Gambar 170
Yang paling hasilnya OK. Hingga setelah proses penintaan Comic sudah selesai, lalu tinggal dihapus pelan-pelan untuk area yang berpensil dan siap membuat halaman selanjutnya.
Gambar 171
Gambar 172
Gambar 173
7. Mewarna Character secara tradisional Ada kalanya saat character telah dibuat, baik berupa Still image yang telah ditinta ataupun belum ditinta, terkadang terlintas kebutuhan untuk memberi warna. Untuk mewarna kita memerlukan Marker atau Spidol yang menggunakan pelarut air atau pelarut alkohol, sesuaikan dengan kebutuhan. Gambar 174
Yang paling mudah kita dapatkan adalah marker atau spidol dengan pelarut air, ada banyak brand (merk), penulis sarankan untuk membeli sesuai kebutuhan saja. OK siapkan alat-alat yang dibutuhkan, Spidol, colour palette, botol berisi air, kuas yang bagus serabut berwarna coklat tua atau muda, hair dryer bila punya, dan gambar yang akan diberi warna. Poleskan warna spidol dengan membuka bagian penutup belakangnya, hingga terlihat spoons yang ada warnanya, lalu spoons ini poleskan ke colour pallete, dengan cara ini warna lebih mudah untuk mengumpul dalam jumlah yang lebih banyak daripada menggunakan ujung depan spidol yang kecil. Bila sudah, beri tambahan air sesuai kebutuhan.
Gambar 175
Tips: Watercolour Colouring Techniques Sebelum memberi warna, kita akan belajar dulu teknik mewarna menggunakan cat air atau dengan spidol dengan cat pelarutnya dari air (water solvent base). Ada 2 teknik untuk mewarna, yaitu:
1.
Wet on Dry
Teknik pada umumnya menggunakan spidol warna transparan & kuas, yaitu dengan permukaan kertas yang kering atau yang awalnya basah karena diberi cat air sebelumnya, dibiarkan kering dan diberi cat lagi diatasnya untuk mempergelap warna sebelumnya.
Gambar 176
Hair Dryer sangat berguna untuk mempercepat proses pengeringan, tetapi bila tidak punya Hair Dryer, dapat mengeringkan di area yang banyak menyerap panas dan cahaya.
Gambar 177
2.
Wet on Wet
Teknik ini sangat menarik, caranya, basahi dulu area yang akan diberi warna dengan menggunakan Semprotan Air atau Kuas. Atau langsung diberi warna awal yang paling muda menggunakan kuas, namun dengan perbandingan air yang sangat banyak, hingga kertas terlihat basah.
Gambar 178
Kemudian segera poleskan (apply) warna sesuai kebutuhan saat kertas masih terlihat basah, maka warna yang dipoleskan agar merembes dengan indah, ciri khas teknik Wet on Wet ini.
Gambar 179
Lalu bila ingin digabungkan dengan warna lainnya, segera saja selagi permukaan kertas masih basah, hingga terjadi penyatuan antara 2 warna yang unik.
Gambar 180
Teknik ini menyenangkan dan unik, tetapi harus berhati-hati, perlu menjaga jarak antara satu polesan dengan polesan lain, hingga jangan sampai semua polesan warna menjadi tidak jelas karena menyatu, ada yang dibiarkan agak kering sedikit agar warna tidak terlalu merembes, hal ini untuk mendapatkan bentuk yang dibutuhkan.
III.1. B
Hybrid Technique
Gabungan antara cara tradisional dan cara digital, berapa jumlah dan persentase digital dan tradisionalnya tidak begitu dipermasalahkan yang penting menggabung
dua cara tersebut. Secara tradisional, untuk membuatnya memerlukan alat-alat tradisional pula seperti disebutkan di atas lalu menggabungnya dengan teknologi dan alat-alat digital seperti scanner, komputer serta graphic dan page lay out softwares.
Alat & bahan Membuat Comic Secara Hybrid: Selain sebagian dari alat-alat tradisional yang penulis sebutkan sebelumnya, maka diperlukan juga alat-alat digital, alat digital terbagi menjadi 2, yaitu Softwares (perangkat lunak) serta Hardwares (perangkat keras). Baiklah akan penulis sebutkan versi softwaresnya dulu.
Softwares (perangkat lunak) 1. Adobe Photoshop CS5 (www.adobe.com), Corel Painter, The Gimp atau Softwares sejenisnya, dimana diperlukan untuk memberi warna dan melukis secara digital. Tapi Penulis hanya akan mengajarkan mewarna untuk comic menggunakan Adobe Photoshop saja. Kebetulan Adobe Photoshop CS 5 masih mirip dengan beberapa versi sebelumnya. Dibahasan ini penulis tidak akan mengajarkan pembaca memakai software ini secara detil bagi pemula, ada baiknya pembaca membeli buku belajar tentang Adobe Photoshop CS 5 atau software lainnya sesuai kebutuhan. 2. Comic Life atau Softwares sejenisnya, diperlukan untuk menyusun panel demi panel menjadi satu, hal ini dilakukan bila membuat Panel (frame) Comicnya terpisah, dan dimana satu frame/ panel tidak menjadi satu dengan halaman-halaman lainnya saat membuat pertama kali. Comic life berguna bagi para penghobi membuat comic dengan cara yang paling mudah, tetapi tentu saja menunya belum setinggi software untuk melayout buku atau majalah.
3. Adobe Indesign CS 5, Corel Draw X 5 atau Softwares, MS Word, Open Office atau Page Layout softwares sejenisnya, dimana digunakan untuk memberi text yang diperlukan, serta menyusunnya menjadi buku Comic.
Gambar 181
Hardwares (perangkat keras) 1. Satu Set Komputer dan Systemnya, seperti Windows, MacOS, Linux, Free BSD dll, Dimana terdiri dari CPU, Monitor, Keyboard, Mouse itu kalau Komputer Desktop (Komputer workstation), tetapi kalau Komputer Laptop (computer jinjing) atau computer canggih yang terbaru, maka tentu saja biasanya sudah menjadi satu.
Gambar 182
Gambar 183
2. Scanner, diperlukan untuk mendigitalisasi gambar 2D hasil goresan tangan kita menjadi data digital dan bisa diberi warna di computer bila gambar tersebut belum diwarnai, bisa juga untuk men-scan photo hasil cetak. Tidak punya scanner? Tetapi punya Digital Camera dengan resolusi atau megapixel diatas 8 Mega?. Camera Digital dapat juga digunakan untuk memphoto comic yang telah ditinta, lalu dengan meletakkannya ditempat yang landai (rata) dengan penyinaran yang cukup kemudian diphoto, dengan cara ini maka Digital Camera dapat pula menggantikan fungsi scanner.
Gambar 184
3. Pen & Tablet, berguna untuk mempermudah memberi warna, karena lebih mudah digunakan daripada Mouse, tetapi ini juga bukan keharusan, sebab ada juga yang lebih suka menggunakan mouse dan merasa cukup.
Gambar 185
Hybrid Comic Making Technique Step by Step: Hybrid Comic Making sebenarnya dapat juga dianggap kelanjutan dari cara Membuat Comic secara tradisional digital, tetapi dengan tambahan sentuhan dan polesan lebih lanjut dengan mengggunakan teknologi digital. Dan di era kini, walaupun membuat comic pada awalnya tradisional, tetapi bila untuk diperbanyak secara print offset, maupun print digital ataupun untuk web, maka tidak juga terlepas dari istilah Hybrid Comic Making Technique ini (^_^).
Siapkan gambar hitam putih atau comic hitam putih yang telah dibuat sebelumnya, untuk di-scan menjadi data copy digital (virtual) di computer. Dan juga on-kan computer dan scanner yang kita punya.
Belajar Men-scan
Buka penutup scanner, siapkan gambar, lalu letakkan kertas yang ada gambarnya menghadap ke bawah di atas permukaan Scanner, persis seperti memotocopy, tutup penutup scanner. Pastikan
pembaca
punya
Adobe
Photoshop versi apapun, kalau punya versi 5 OK juga. Launch Adobe CS 5 dengan meng-clik iconnya 2x, tunggu proses launch selesai. Gambar 186
Gambar 187
Setelah itu kini click File – Import – Pilih Scanner Driver yang telah terinstall, misalnya HP Scanjet 2400 TWAIN atau Scanner merk lainnya, click lepas.
Gambar 188
Gambar 189
Akan muncul jendela Scan, jendela ini akan kosong dia area scan atau akan muncul sisa preview hasil scan sebelumnya, disini digunakan Scanner dari Canon Scanner, tapi kurang lebih semua menu sama walaupun letaknya mungkin berbeda. Perhatikan, kita akan menggunakan Advanced Mode, karena kita bisa mengatur resolusi lebih leluasa.
Gambar 190
Color Mode (mode warna) pilih sesuai kebutuhan, kalau ingin men-scan Photo maka pilih Color Photo, kalau ingin menscan dari majalah, Koran atau hasil cetak lainnya, pilih Color Document, kalau menscan hasil goresan pencil hitam putih, maka gunakan grayscale (1). Output Resolution (resolusi warna) pilih sesuai kebutuhan, tapi biasanya berkisar antara 200 – 300 sudah bagus (2). Preview, untuk melihat gambar yang akan discan, terbalik atau tidak gambarnya (3) di area scan (4). Bila sudah mantap, click scan (5), tunggu prosesnya sampai selesai, beberapa scanner saat proses scan biasanya berdengung.
Gambar 191
Gambar 192
Gambar 193
Bagaimana bila kita tidak membutuhkan semua area untuk discan?, gampang, click dan drag saja bintik-bintik berkedip dan bergerak seperti semut berjalan, click dan drag ditepinya untuk mengurangi atau menambahkan area scan lalu lepas tombol mouse, bila di click di pojok-pojoknya juga bisa, bila sudah mantap, click Scan untuk proses scanning. Bila sudah terscan, click tanda X dipojok kanan atas jendela scan untuk menutupnya.
Gambar 194
Gambar 195
Digital Colouring Penulis tidak akan memberi contoh yang sulit, yang paling penting pembaca akan mengerti dan paham maksudnya, sembari nantinya pembaca belajar sendiri lebih terperinci dalam bahasan lainnya tersendiri yang lebih tinggi levelnya.
Sebelum melangkah lebih jauh, kita akan belajar dulu Kurva, kurva ada dua jenis, yaitu kurva terbuka dan kurva tertutup. A. Non Closed Shape (kurva terbuka): adalah suatu bentuk 2 dimensi yang mempunyai area tidak saling menutup, hingga ada area yang terbuka.
Gambar 196
B. Closed Shape (Kurva Tertutup): adalah suatu bentuk 2 dimensi yang mempunyai area menutup, tidak ada yang terbuka. Mengapa Shape disebut Kurva dalam bahasa Indonesia?, padanan kata yang membingungkan, sebab kurva (Indonesia) pengucapannya mirip dengan Curve dalam bahasa Inggris yang artinya garis lengkung.
Gambar 197
Mengapa harus belajar kurva terbuka dan tertutup dulu?. Karena bagi pemula, hal ini sangat penting agar memudahkan belajar mewarna secara digital. Bila sudah pandai, hal ini tidak akan menjadi masalah, karena belajar tool yang lebih canggih lagi nantinya.
Mewarna gaya Block (fill) Pewarnaan gaya Block biasanya digunakan untuk gambar-gambar Cartoon (gaya lucu), karena berkesan sederhana (simple) dimana bertujuan kebanyakan untuk anak-anak atau semua umur. OK, kini buka Adobe Photoshop CS 5, penulis menggunakan system operasi Windows, hingga bagi yang menggunakan MacOS atau Linux, ikuti sesuai dengan OS-nya masing-masing, terutama di MacOS, Ctrl akan menjadi Command. Setelah tampilan Adobe Photoshop CS 5 muncul seperti gambar berikut:
Gambar 198
1. Kini Click File – Open, click lepas.
Gambar 199
2. Akan membuka jendela File Browser, cari gambar yang telah pembaca simpan, clik pada file tersebut (1), lalu perharikan di preview area untuk emngecek benar tidaknya gambar (2), bila memang benar gambar tersebut yang dimaksud, tinggal click tombol open (3) atau click 2X pada file yang telah dipilih tadi.
Gambar 200
3. Kini akan muncul gambar kurva terttutup (closed shape) yang dimaksud.
Gambar 201
Langkah berikutnya, kita akan belajar mewarna gaya Block (fill). Mewarna Gaya Block (fill), click Tool Paint Bucket, tahan lalu pilih Paint Bucket Tool, atau dengan shortcut (dengan menekan tombol keyboard) huruf G, bila bukan Paint Bucket Tool yang terpilih, maka tekan Tombol Shift G sampai Tool Paint Bucket yang bergambar seperti Cat yang akan ditumpahkan dari Kalengnya terpilih. Gambar 202
4. Bila sudah, kini kita akan meng-on-kan jendela Swatches, jendela ini berguna untuk memilih warna, caranya click Window – Swatches – click lepas.
Gambar 203
5. Jendela Swatches akan muncul.
Gambar 204
6. Kini Click di salah satu warna yang ada di kotak-kotak swatches tersebut, misalnya warna merah, maka saat akan di click, mouse pointer akan berubah bentuk menjadi Eye Droper, click saja, maka warna utama akan berubah menjadi warna merah. Gambar 205
7. Tempatkan Paint Bucket Tool di area yang akan diberi warna, click di area tersebut. 8. Maka warna tersebut sudah mengisi kurva tertutup yang ada didalamnya. Apa yang terjadi bila kita memberi warna Block (fill) pada area kurva terbuka? Tentu saja warna akan meluber keluar area.
Gambar 205A
Tentu saja hal ini tidak kita inginkan bila memang hanya area didalamnya saja yang kita butuhkan untuk diberi warna. Solusinya bagaimana? Tutup
area tersebut menggunakan pencil atau brush, yang akan kita pelajari nantinya.
Gambar 206
Gambar 207
Contoh Pewarnaan Gaya Block di untuk gaya gambar Cartoon.
Gambar 207A
Gambar 209
Gambar 208
Gambar 210
Gambar 211. http://animesystems.files.wordpress.com/2008/02/shin_chan_by_troglod.jpg
Mewarna gaya Cel Shading Cel Shading, terkadang disebut dengan Toon Shading adalah salah satu teknik pewarnaan untuk film animasi 2D. Yang awalnya memang animasi dibuat frame by frame dengan mentransfer gambar yang jadi lalu di copy (trace menggunakan tinta permanent warna hitam atau yang lainya) ke celluloid (acetate plastic) atau sejenis plastic transparant yang tebal dan teknik pewarnaan biasanya dari warnai yang paling tua dan terakhir warna yang paling muda (terkecuali bila dibutuhkan sebaliknya).
Pada umumnya, cel shading minimal menggunakan 2 warna, yaitu warna utama dan warna yang lebih gelap, tetapi banyak juga yang mulai standar menggunakan 3 warna, yaitu warna lebih muda (Lighten/ sebagai arah datangnya sinar), warna utama (main Colour) dan warna gelap (sebagai shading-nya). Tujuan cel/ toon shading adalah memberi depth (kedalaman) dan kesan form (bentuk 3D) yang kuat.
Gambar 212
Apalagi dalam dunia animasi 3D, teknik cel shading/ toon shading ini semakin mudah untuk dilakukan. 1. Untuk membuat Cel Shading di Adobe Photoshop sangat mudah, diasumsikan kita mempunyai Gambar Bola (lingkaran) kurva tertutup seperti sebelumnya dan sudah diberi warna merah, sebagai warna utama (main color). G
Gambar 213
2. Click Tool Magic Wand yang ada di Tool Bar, atau dengan shortcut Tekan huruf W, bila belum terpilih, tekan tombol Shift dan tekan huruf W berulang-ulang sampai terpilih Magic Wand tool.
Gambar 214
3. Setelah terpilih, click-kan Magic Wand tool di area yang akan diberi Cel Shading, hingga semua area yang diinginkan terseleksi, dengan tanda, area tersebut dikelilingi oleh garis putus-putus, mirip seperti semut berbaris.
Gambar 215
4. Langkah berikutnya, click Tool Ellipse yang ada di tool bar, click dan tahan lalu seleksi Tool Ellipse. Atau dapat menggunakan tombol Shorcut huruf M singkatan dari marquee (garis pembatas), bila bukan ellipse yang terplih saat menekan tombol M, tahan tombol Shift dikeyboard dan tekan huruf M berkali-kali agar Ellipse Marquee tool terpilih.
Gambar 216
5. Kali ini tahan Tombol Alt di keyboard, dengan menekan tombol Alt, maka bila dikombinasikan dengan tool seleksi, pembaca akan membuat tool tersebut menjadi tool yang akan mengurangi apa yang akan diseleksi.
Sembari menahan tombol Alt, click dan drag di area Ellipse untuk emngurangi seleksi yang telah kita lakukan, kurang lebih seperti gambar berikut ini.
Gambar 217
6. Kini ke jendela Swatches, pilih warna yang lebih muda, seperti orange, kuning, atau lainnya. Penulis memilih warna putih.
Gambar 218
7. Tekan Shorcut Shift F5 atau Click Edit – Fill, click lepas.
Gambar 219
Maka akan membuka jendela baru, yaitu Fill. Pilih Mode Lighten (mencerahkan) lalu atur Opacity (kesolidan warna) menjadi 30%, lalu clik OK.
Gambar 220
Hasilnya, kurang lebih seperti gambar berikut:
Gambar 221
8. Langkah berikutnya dengan memberi Shade-nya, atau bagian bias bayangnya. Click Ellipse Tool atau tekan M, tahan Shift atau tekan M berulang sampai terpilih Ellipse tool.
Gambar 222
Buat Ellipse sebagai calon area shade-nya, kurang lebih seperti gambar berikut:
Gambar 223
Lalu Pilih warna yang lebih gelap dari merah di Jendela Swatches, misalnya Warna Dark Red.
Gambar 224
9. Kini tekan Shift F5 atau Click Edit – Fill, click lepas, dan pilih Mode Multiply (menembus warna dibelakangnya), Opacity (kesolidan warna) atur sesuai kebutuhan, bila sudah mantap click OK. Gambar 225
10. Hasilnya kurang lebih seperti gambar berikut, bila merasa ada yang kurang pas, bisa di Undo (membatalkan) yang sudah dilakukan dengan cara Ctrl Z, bila ingin banyak lebih dari 1, tekan Ctrl Alt Z, namun bila terlalu banyak juga tidak bisa, gunakan dengan baik (^_^).
Gambar 226
Contoh gambar yang menggunakan pewarnaan gaya Cel Shading.
Gambar 227
Gambar 228
Gambar 229. http://www.madman.com.au/wallpapers/disgaea_342_1680.jpg
Mewarna gaya Brush atau Airbrush Mewarnai gaya Airbrush ini sebenarnya juga disebut dengan nama teknik Spray di alam nyata, namun di Adobe Photoshop, gaya Brush dan Airbrush hasilnya kurang lebih sama. Baiklah, kalau kita mempunyai gambar ellipse sebagai berikut:
Gambar 230
1. Click Magic Wand Tool, atau tekan huruf W atau Shift W, tahan tombol Shift lalu tekan huruf W beberapa kali sampai terpilih Magic Wand Tool. Click-kan di tengah area gambar ellipse yang kita punya.
Gambar 231
2. Maka area di dalam kurva tertutup tersebut telah terseleksi dengan tanda adanya garis putus-putus seperti semut berbaris.
Gambar 232
3. Kini click Brush Tool, atau tekan huruf B, dapat juga Shift B, tahan tombol Shift lalu tekan huruf B beberapa kali sampai terpilih Brush Tool.
4. Pilih warna yang dibutuhkan di Swatches, misalnya warna Pure Yellow, click saja warna tersebut.
Gambar 233
Gambar 234
5. Kini pilih Ukuran Brush dan bentuk Brush, misalnya memilih bentuk Airbrush 200, click saja, maka pilihan itu sudah terpilih. Ukuran ini terletak dipilihan Brush, dibawah Menu Utama, click saja tanda panah yang menghadap kebawah untuk
melihat ukuran brush yang ada lalu pilih yang dibutuhkan. Gambar 235
6. Click dan drag di area yang ingin diberi airbrush, poleskan dengan mengayunkan mouse ke atas ke bawah sesuai kebutuhan, akan lebih mudah menggunakan Pen tablet, tapi bila sudah mahir, menggunakan mouse juga bisa bagus, kurang lebih seperti gambar berikut:
Gambar 236
7. Ganti warnanya, misalnya Pure Red, clik warna tersebut di Swatches.
Gambar 237
8. Ubah Mode Normal menjadi Multiply dan atur Opacity-nya sesuai kebutuhan, misalnya 50%. Dengan Multiply, maka warna yang kita poleskan akan menembus warna sebelumnya, sedangkan Opacity adalah kesolidan
warna, agar warna yang dipoleskan tidak langsung warna Merah 100%, tetapi sesuai dengan nilai yang kita berikan.
Gambar 238
9. Kini Apply atau poleskan warna terbaru yang telah
dipilih
sebelumnya
dan
oleskan
beberapa kali di area tepi, hingga berkesan gradasi,
kurang
lebih
seperti
gambar
berikut:
Gambar 239
Bila diterapkan di gambar, maka contohnya seperti gambar-gambar di halaman berikutnya:
Gambar 240
Gambar 241. http://www.wallpaperbase.com/wallpapers/cartoons/manga/manga_3.jpg
Mewarna gaya Campuran
Gaya campuran ini dilakukan karena ingin menambahkan tampilan yang lebih dari sebelumnya atau berbeda. Biasanya menggabungkan pewarnaan gaya Cel Shading dengan gaya Airbrush atau Brush.
Ada satu cara lagi yang memudahkan untuk menggunakan gaya campuran ini dengan lebih cepat. Secara sekilas hasilnya mirip namun tentu saja prosesnya berbeda. Yaitu kita akan menggunakan Posterize dan Pengaturan Brush.
Diasumsikan pembaca sudah mempunyai gambar lingkaran dan sudah di beri warna menggunakan brush, kurang lebih seperti gambar berikut.
Gambar 242
Pastikan menyeleksi semuanya, lalu click Edit di menu utama – pilih Adjustment – pilih Posterize lalu click lepas.
Gambar 243
Maka akan muncul jendela Posterize, isikan sesuai kebutuhan, biasanya nilai sekitar 3-5, dicontoh ini nilai 4 namun perhatikan perubahan secara realtime dengan meng-onkan pilihan preview (1), perubahan akan muncul sesuai nilai yang diberikan (2), bila sudah OK, tekan enter atau click tombol OK.
Gambar 244
Kini, pilih brush yang lebar misalnya 300 atau sesuai kebutuhan dengan pinggiran yang soft (1), lalu mode brush Multiply (2), Opacity juga atur sesuai kebutuhan, jangan terlalu sedikit juga jangan terlalu banyak, tetapi mampu untuk menyatukan hamper semua gradasi kasar (raw gradient) warna dari hasil Posterize tadi (3), kemudian sapukan warna yang terpilih dari arah kanan atas kearah kiri bawah (4), hingga hasilnya kurang lebih seperti gambar berikut:
Gambar 245
Kalau sudah, biasanya juga diarea yang gelap, malah dibuat lebih terang, biasanya menggunakan warna yang lebih terang, misalnya biru muda atau
cyan (1), lalu modenya kali ini adalah Lighten atau mode yang membuat warna lebih terang (2), kemudian poleskan tool brush dari arah kiri atas ke kanan bawah diarea yang cenderung gelap (3), hingga hasilnya kurang lebih seperti gambar berikut.
Gambar 246
Hingga penerapannya bisa lebih fleksibel dan dinamis, tidak hanya menggunakan satu style pewarnaan saja, bisa lebih asal hasil akhirnya OK.
Gambar 247
Gambar 248. http://www.thearcademagazine.org/spanish/?p=984
Tanpa Outline Hitam
Ada kalanya kita memberi warna tidak hanya yang ada dalam kurva, tetapi garis kurva yang semula hitam (outline/ stroke), juga terkadang kita membutuhkannya untuk diganti dengan warna lainnya. Mengganti Outline (stroke) warna hitam menjadi warna lainnya, biasanya dipakai untuk pewarnaan animasi, tetapi comic juga dapat menggunakannya.
Mari kita berlatih, diasumsi-kan pembaca sudah mem-punyai gambar kurva lingka-ran sederhana berikut.
Gambar 249
Sebelum Outline hitam diganti warnanya sesuai yang dibutuhkan, kita tentukan dulu warna block/ fill di dalamnya kurva lingkaran tersebut, misalnya harmony merah dan kuning. Maka warna outline hitam akan kita ganti dengan warna yang sesuai (harmony) juga yaitu warna merah tua atau coklat tua.
Gambar 250
Click Paint Bucket Tool, tahan dan pilih tool tersebut, atau tekan & tahan tombol Shift lalu tekan huruf G beberapa kali sampai Paint Bucket Tool terpilih.
Kini pilih warna yang dibutuhkan di swatches, misalnya warna Darker Red, click pada warna tersebut.
Gambar 251
Lalu pastikan mode dalam keadaan normal (1), opacit juga 100% (2), kemudian pastikan paint bucket mengenai tepat di outline-nya (3).
Gambar 252
Maka warna akan berganti seperti yang kita butuhkan, menjadi warna merah tua.
Gambar 253
Kini tinggal mewarnai seperti biasanya, misalnya pewarnaan brush dan cel shading yang digabungkan.
Gambar 254
Kini bagaimana bila ingin mewarnai outline hitam tadi menjadi lebih dari satu warna?. Hal ini berguna sekali bila dalam satu kurva terdiri dari banyak overlaping kurva lainnya yang memang membutuhkan berbagai macam warna lebih dari satu warna.
Gambar 255
Pada gambar fine art diatas, tampak bahwa kurva-nya saling overlapping (bertumpukan dibeberapa bagian dengan kurva lainnya). Dibutuhkan beragam warna untuk membuat burung Raja Udang (King Fisher) itu menarik karena warna beberapa bagian tubuh burung unik ini ternyata berbedabeda.
Gambar 256
Langkah pertama, click brush tool atau tekan B. Bila belum terpilih, tahan ctrl atau command (MacOS) lalu tekan huruf B beberapa kali hingga terpilih brush tool.
Gambar 257
Gambar 258
Kemudian pilih hardness yang “nilainya� 100. Hal itu berguna agar brush menjadi solid dan tidak berkesan soft disisinya. Sementara itu ukuran diameter brush-nya, disesuaikan dengan kebutuhan.
Gambar 259
Selanjutnya pilih warna yang gelap (dark) untuk menjadi outline-nya. Misalnya di area kepala yang berwarna merah, digunakan warna merah gelap
(dark red). Untuk itu mulai digunakan brush sebagai pembatas area yang dibutuhkan.
Gambar 260
Perhatikan bahwa kurva yang membentuk kepala burung bergaya gambar fine art ini bersinggungan dengan bagian leher dan bagian paruh. Oleh karena itu perlu diberi pembatas dengan menggunakan brush ini, agar saat pewarnaan tidak semua outline-nya berubah menjadi merah tua.
Kini saatnya memberikan outline dengan menggunakan paint bucket tool. Klick pada area outline (stroke) gambar burung bergaya fine art tersebut.
Gambar 261
Gambar 262
Gambar 263
Selanjutnya lakukan langkah yang sama tetapi dengan menggunakan warna gelap yang berbeda untuk memberi batas outline bagian lainnya.
Gambar 264
Gambar 265
Berilah outline sesuai kebutuhan, hingga hasilnya kurang lebih seperti gambar berikut.
Gambar 266
Langkah selajutnya, memberi warna sesuai kebutuhan. Hasilnya kurang lebih seperti gambar di bawah ini.
Gambar 267
Bila memberi Fill saja dirasa tidak cukup, dapat digabung dengan pewarnaan gaya airbrush. Atur dan mainkan mode-nya. Biasanya dalam mode normal, multiply dan lighten atau screen. Atur juga warna opacity-nya, ada yang kuat dan ada yang seperlunya saja. berikut.
Hasilnya kurang lebih seperti gambar
Gambar 268
Gambar 269
Gambar 270. http://topw.ru/themes/3d/anime/anime_00031.jpg
Gambar 271
Gambar 272
Gambar 273
III.2
LETTERING
Kini kalau sudah bisa, warnai comic yang telah discan, dan tinggal memberi text dengan kurva pembatas text seperti Bubble text misalnya. Sebenarnya bentuk pembatas area text bentuknya tidak harus berupa lingkaran, ellips, tetapi juga boleh beragam.
Seperti kotak, persegi panjang, ellipse berduri dan bentuk-bentuk lainnya sesuai kebutuhan dan bentuk yang juga merupakan symbol (semiotic) dari apa yang ada dibenak
ataupun sifat dari character tersebut. Dan juga sebagai area untuk text yang bersifat sebagai pemberian keterangan tambahan (caption)
Gambar 274
Gambar 275
Memberi text atau lettering, lettering dibagi menjadi 3 tujuan yaitu:
a. Sebagai Symbol karakter mengekspresikan suara dan fikiran, berupa Bubble Text, bubble text ini ada yang dialogue, thought, yell atau Splash bubble.
b. Sebagai Symbol keterangan (caption), berupa keterangan dalam kotak text (text box) dengan berbagai bentuknya.
c. Sebagai pengganti sound effects, seperti bunyi ledakan dan lain-lain sesuai kebutuhan.
Gambar 276
Perhatikan beberapa penggunaan dari Bubble atau Balloon Text di satu halaman comic berikut ini.
Gambar 277
Perhatikan pula setelah comic tersebut diberi warna, text juga dapat diberikan warna sesuai dengan penekanan kata (emphasis) dan juga disesuaikan tujuan dari makna text tersebut.
Gambar 278
Baiklah, setelah tahu penggunaan Lettering, maka sekarang kita akan belajar membuatnya. Tentu saja masih menggunakan Adobe Photoshop CS4. Dalam contoh ini, penulis hanya memberikan pemberian text dan berbagai Bentuk Bubble text dalam hitam putih saja.
Gambar 279
Diasumsikan kita punya gambar comic strip diatas. Lalu bagaimana memberi text-nya?. Sebenarnya kalau comic yang kita buat ingin diterbitkan di penerbit, tentunya text-nya jangan dulu dibuat menyatu dengan comic-nya.
Mengapa demikian?, karena text-nya akan melalui proses editing dulu, baik dari segi bahasa maupun gaya penulisannya. Oleh karena itu, pada umumnya, para penerbit meminta hasil scan yang sudah diedit berupa Comic polos tanpa text secara BW atau Berwarna.
Lalu text-nya dimana?, diberikan secara terpisah dalam lembaran lainnya atau dalam script yang sudah diketik rapi, terkadang mereka meminta Script tersebut dalam Softcopy (data ketikan di computer/ data digital). Dan tiap caption serta dialog atapun monolog diberi penanda angka, untuk memudahkan identifikasi. Tetapi ada juga penerbit yang meminta kita untuk memberi text pada comicnya dalam format jpeg dan juga format Tif. Yang format jpeg diberi text sekaligus penanda caption, monolog ataupun dialog. Yang format Tif dikosongi tetapi ada Bulatan text (bubble Text) yang anti di ambil dari text yang telah kita ketikkan terpisah secara digital. Berikut contoh Script dari http://www.ecvpress.com/ecv_webcomic.htm
Page 1 (Halaman 1) Panel 1 (frame 1) We look at the Soleigh, as it sails deep at sea on a sunny calm day. 001. Caption : Somewhere on the Indian ocean aboard the Soleigh.
Panel 2 We are close up on Relic, without cloak on, as she leans on the railing, relaxing and enjoying the calm peaceful day. Ship crew go about their day behind her. She is towards the front of the ship but ½ way to middle of ship.
Panel 3 Another view of Relic as she closes her eyes and soaks in the sun and smells the clean ocean air. She looks peaceful and content. We do not see Ego in this panel.
002. Ego : I see the momentary lapse in adventure is most appealing to you, dear.
003. Relic: I love it.
Panel 4: Ego comes to stand next to her, straight and rigid with hands behind back. Relic looks up at him and smiles.
004. Ego: Though you must miss the thrill of discovery as much as I.
005. Relic: I like spending time with you, dad.
Ada dialogue, thought maupun Captionnya yang tidak diberi angka, bolehkah? Boleh, angka hanya bantuan untuk memudahkan identifikasi saja, sebab ada beberapa penerbit yang membutuhkannya sebagai guidance (bantuan).
Dari Script untuk satu halaman Comic Strip ini lalu text-nya diketikkan atau tinggal copypaste bila itu berupa data text yang telah diketikan secara digital menggunakan computer.
Perhatikan angka-angka yang ada, itu adalah urutan text yang harus diketikan di Comicnya, berupa caption, dialog, thought ataupun monolog bila ada. Dan Proses Editing text dan gaya penulisan dilakukan secara langsung oleh editor yang ada di penerbitan tersebut.
Terkecuali bila antara penerbit dan comic artist sudah benar-benar terjalin pengertian yang mendalam dan comic artist juga tahu publisher culture-nya, maka kemungkinan besar dapat juga proses penyatuan text dan halaman comic dapat dilakukan oleh comic artistnya sendiri, tentu saja hal ini jadi mungkin setelah terbangun trust yang tinggi.
Ok diasumsikanyang terjadi adalah telah terjalin hubungan kepercayaan yang tinggi antara comic artist dan penerbitnya. Maka kita dapat memberikan text tersebut.
Setelah Comic yang diperlukan sudah muncul di Adobe Photoshop CS4. Click dan tahan Rectangle Tool pilih yang kotak atau tekan huruf U, bila belum terpilih tekan dan tahan tombol Shif, lalu tekan Huruf U berkali-kali sampai terpilih Rectangle Tool.
Gambar 280
Kita akan membuat Caption untuk panel 1 ini. Buat Rectangle sesuai kebutuhan (1) dan akan muncul Rectangle Shape di Layer Window (2).
Gambar 281
Kini copy text Caption untuk Panel 1 halaman pertama cerita ini, atau ketikkan dengan cara, click Text Tool.
Gambar 282
Kemudian Paste dengan cara Ctrl V (Windows) atau Command V (MacOS), atau ketikkan text yang dibutuhkan, dengan cara click diarea yang dibutuhkan, lalu ketikan textnya.
Gambar 283
Setelah Text terketik, kita dapat mengubah bentuk Fonts (gaya text), yang diperlukan untuk comic biasanya juga text-nya yang bernuansa comic, yang sudah ada dan tinggal memakainya adalah Comic Sans MS, namun bila punya fonts lainnya juga dapat digunakan. Pastikan sebelum mengubah text-nya, text tersebut aktif terseleksi dengan tanda warna hitam memblok text tersebut, sedang tulisannya berubah menjadi warna putih (1).
Ubah text-nya di kolom nama fonts, dalam hal ini Comic Sans MS (2), lalu ukuran yang biasanya terbaca dengan mudah, namun standart tidak terlalu besar biasanya 9 points (3). Untuk align-nya, biasanya rata tengah (4), maka perhatikan layer Text sudah terbentuk saat pertama kali membuatnya (5).
Kini setelah area caption dibuat dan text-nya juga sudah berada ditempat yang dibutuhkan, langkah berikutnya adalah dengan member outline pada Rectangle ini.
Gambar 284
Pastikan memilih layer Shape Rectangle (1), lalu di layer Rectangle Shape 1 ini click dua kali di area Layer Window yang penulis beri tanda lingkaran ellipse (2).
Gambar 285
Maka akan muncul jendela layer Style, click area Stroke untuk meng-on-kan Pilihan stroke, maka tampilan akan berubah ke tampilan pilihan Stroke, di Size (ukuran tebal stroke), isikan atau geser slidernya sesuai kebutuhan (2), lalu warna juga dapat diubah, tidak harus hitam sesuaikan dengan kebutuhan dengan mengclick box warna (3), dimana akan muncul jendela pilihan warna, pilih warna yang dibutuhkan, click OK, maka akan dibawa kembali ke jendela semula, dan click Ok lagi bila sudah mantap (4).
Gambar 286
Bila sudah, perhatikan ada tambahan Outline atau Stroke di area Rectangle untuk caption, dan juga perhatikan di Layer Window, ada effects Stroke yang ditambahkan di sana.
Berikutnya, kita akan menambahkan Balon text untuk perbincangan sesuai Script yang ada di panel 3. Caranya, click Custom Shape Tool atau tekan huruf U, bila belum terpilih, tahan tombol Shift dan tekan huruf U berkali-kali sampai terpilih Custom Shape Tool.
Gambar 287
Setelah itu, click tanda panah kecil yang menghadap kebawah di menu bar Custom Shape ini, tepat setelah kata Shape (1), kemudian click tanda panah lagi yang menghadap kekanan (2), akan membuka pilihan baru, kini pilih Talk Bubble, click Lepas (3).
Gambar 288
Gambar 289
Maka akan muncul jendela eksekusi, dimana kita akan memilih menggantikan Shape-Shape yang ada dengan yang baru ataukah menambahkan, bila ingin menambahkan, pilih tombol “append�.
Gambar 290
Maka Custom Shapes talk Bubble akan ditambahkan, lalu pilih Talk Bubble nomor 1 atau Talk 1.
Gambar 291
Click dan apply-kan Talk 1 diarea yang dibutuhkan, dalam contoh ini berarti Panel 3, perhatikan arah asal Talk Bubble-nya yang penulis lingkari, nanti kita akan mengatur lebih jauh kearah mana agar sesuai kebutuhan, dan shape baru ditambahkan, perhatikan di layer window.
Gambar 292
Kini ketikan text yang dibutuhkan atau copy-paste juga dapat dilakukan setelah memilih Text Tool dengan menekan huruf T.
Hasilnya kurang lebih seperti gambar berikut, dan juga Talk Bubble atau Bubble Text-nya sudah diberikan juga stroke atau outline dengan ukuran ketebalan outline yang lebih tipis dari Caption Box.
Gambar 293
Gambar 294
Kini kita akan belajar memindahkan Shape Talk Bubble ini sekaligus dengan text yang sudah diketikkan ke area bawah di panel ini. Caranya pilih layer yang akan dijadikan link (group), tambahkan seleksi dengan menahan tombol Ctrl atau Command (MacOS) lalu click layer lainnya yang dibutuhkan untuk dibuat link (1), bila sudah click tombol rantai yang terletak di bawah jendela Layer ini (2).
Gambar 295
Bila sudah ter-link (1), maka layer-layer tersebut bila akan dipindahkan menggunakan Move Tool (2) ke area baru yang dibutuhkan, maka layer-layer tersebut (3) akan berpindah secara bersamaan, walaupun hanya salah satu layer yang diclick dan digerakkan ke area baru, hingga tidak satu persatu layer kita pindahkan, hal ini untuk mempercepat kerja kita sendiri.
Gambar 296
Kini click Talk Bubble “I love it� link atau group ini dan geser ke area bawah panel.
Gambar 297
Bila sudah, tantangan berikutnya adalah membalik (flip) Talk Bubble tersebut ke arah character yang berbicara, namun sebelum dilakukan, kita harus meng-off-kan dulu link (group) ini, agar tidak semuanya nanti menjadi flip.
Caranya seleksi lagi link-link layer yang mau di off-kan dengan cara tekan dan tahan tombol Ctrl atau Command (MacOS) lagi (1), lalu click icon rantai yang ada di area bawah kiri Layer Window ini (2).
Gambar 298
Kini pastikan hanya layer Shape 2 atau layer Talk Bubble yang dibutuhkan saja yang aktif (1), lalu click Edit di menu utama (2), pilih Transform (3), pilih Rotate 180 derajat click lepas.
Gambar 299
Hingga hasilnya kurang lebih seperti gambar berikutnya.
Gambar 300
Namun letaknya tentu kurang pas, atur dulu letaknya hingga pas, lalu kita akan mengedit shape arah suara agar lebih pas.
Gambar 301
Setelah pas, sepertinya talk bubble-nya terlalu besar, kita akan mengeditnya dulu agar lebih kecil dan pas sesuai kebutuhan. Caranya tekan Ctrl T, yaitu kombinasi tombol Ctrl
dan huruf T ditekan bersamaan, kombinasi ini disebut dengan nama Shorcut, akan ada banyak.
Gambar 302
Setelah ditekan Ctrl T atau Transform, maka akan muncul nodal-nodal atau vertex kendali. Click dan tahan nodal yang ada di pojok kanan atas dan drag ke dalam untuk mengecilkan ukuran, kalau ingin membesarkan ukuran, drag ke arah luar.
Hingga hasilnya kurang lebih seperti gambar berikut, kalau text dan talk bubble-nya kurang pas letaknya, diatur lagi sampai pas.
Gambar 303
Langkah berikutnya adalah mengatur nodal ke arah character yang berbicara. Click Direct Selection yang ada di Tool bar, atau tekan dan tahan tombol shift lalu tekan beberapa kali huruf A, hingga terseleksi direct selection tool.
Gambar 304
Klik pada layer yang dibutuhkan (1). Perhatikan ada banyak nodal (vertex) yang perlu diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan (2).
Gambar 305
Klik nodal utama yang ada ditengah. Nodal-nodal kanan dan kiri yang disebut nodal handle, berfungsi sebagai pengatur kelengkungan garis (outline).
Gambar 306
Gambar 307
Klik dan drag nodal utama ke arah kharakter yang berbicara (1). Kemudian atur nodal handle-nya agar bentuk outline-nya mengerucut (2). Bila perlu atur juga nodal handle lainnya agar men-suport bentuk yang dibutuhkan (3).
Bagaimana kalau teks yang diketikkan terlalu banyak?, Ketik saja lebih dulu (1), baru diatur. Kalau perlu, teks-nya dibuat berjejer kebawah agar terlihat lebih rapi. Terakhir tinggal memberi balllon teks atau bubble teksnya saja.
Gambar 308
Untuk memberi Bubble Text atau Balloon text, perhatikan dimana layer text yang akan diberi Ballon text tersebut (1), pastikan kita akan memberi bubble text dibawahnya. Lalu click icon Create New Layer (2).
Gambar 309
Kini setelah Layer baru terbentuk dibawahnya.
Gambar 310
Click Eliptical marquee tool
Gambar 311
Lalu buatlah elipse menggunakan tool ini, tepat di area text yang telah diketikan tersebut. Hasil seleksinya dapat diperhatikan, seperti bintik-bintik putus.
Gambar 312
Proses belum selesai, bila ingin menambahkan lagi seleksi tahan tombol Shift di keyboard dan click lalu drag lagi, hingga hasilnya kurang lebih seperti gambar berikutnya.
Gambar 313
Kini saatnya akan memberi warna pada calon bubble text yang telah kita buat ini, pastikan warna di tool bar menjadi warna baku, yaitu warna hitam dan putih, dapat juga dengan menekan huruf D di keyboard.
Gambar 314
Dan pastikan juga delayer yang berada tepat dibawah text yang kita butuhkan.
Gambar 315
Bila sudah OK, tekan shortcut (kombinasi tombol keyboard) Ctrl Delete atau Command Delete, maka layer tersebut akan terisi warna putih atau warna sesuai kebutuhan.
Gambar 316
Kini saatnya memberi outline (stroke) pada bubble text ini, caranya click 2x di layer tersebut diarea seperti gambar berikut.
Gambar 317
Akan muncul jendela baru, jendela Layer Style. On-kan (tick) pilihan Stroke (1), lalu atur ukuran stroke atau outlinenya sesuai kebutuhan (2), misalnya 5 kemudian bila dibutuhkan warna lain selain hitam, click saja color (3) dimana akan membuka pilihan warna, pilih warna yang dibutuhkan, click OK, akan dibawa ke jendela semula, bila sudah mantap click OK lagi (4).
Gambar 318
Bila sudah, maka hasilnya kurang lebih seperti berikut:
Gambar 319
Tinggal mengatur lebih baik dengan meletakkan di area yang berdekatan dengan si tokoh yang berbicara. Namun sebelumnya, harus kita buat link antara text dan bubble-nya ini, caranya, seleksi kedua layer tersebut (1) lalu click icon rantai yang ada dibawah kiri Layer Window ini untuk me-link-an keduanya (2).
Gambar 320
Bila sudah, tinggal menggunakan Move Tool atau dengan menekan huruf V di keyboard, lalu click salah satu layer, boleh layer text atau layer bubble text-nya, maka walaupun hanya satu yang di click dan di drag, maka keduanya pasti ikut. Untuk meng-off-kannya, maka pastikan kedua layer juga terseleksi seperti semula di jendela layer lalu click icon rantai ini lagi, maka link akan off untuk layer-layer tersebut.
Gambar 321
Bila sudah ditempatkan di area yang dibutuhkan, kini saatnya memberi arah darimana datangnya kata-kata tersebut. Caranya click Tool Polygonal Lasso atau tekan Huruf L, bila belum terpilih tool yang dimaksud dengan menekan huruf L, tahan tombol Shift dan tekan huruf L beberapa kali sampai terpilih Polygonal Lasso tool.
Gambar 322
Lalu pastikan layer ballon text masih aktif terpilih di jendela Layer (1), kemudian buatlah segitiga dari arah mulut atau kepala karakter yang berbicara (2), bila sudah pastikan palet warna di Toolbar masih hitam dan putih, atau tekan huruf D, maka warna palet akan menjadi warna baku yaitu warna hitam dan putih.
Gambar 323
Lalu tekan Shorcut Ctrl Delete atau Command Delete, hasilnya kurang lebih seperti gambar berikutnya.
Gambar 324
Dan secara otomatis stroke atau outline-nya juga sudah jadi, mengapa demikian? Karena layer tersebut sudah diberi Stroke effect, jadi setiap ada penambahan gambar, akan ditambahkan secara otomatis stroke atau outline-nya. Kini tekan Ctrl D atau Command D untuk meng-off-kan seleksi. Lakukan langkah tersebut untuk sisa text atau lettering lainnya. Hingga hasilnya sesuai dengan Script yang telah dibuat sebelumnya.
Gambar 325
Format yang jadi dan sampai ke pembaca adalah format sesuai dengan gambar diatas. Tetapi saat masuk ke Penerbit tertentu, ada yang meminta 2 format, yaitu format jpeg yang ada angka untuk menandai text seperti gambar berikut ini.
Gambar 326
Dan juga format Tiff dengan resolusi cetak minimal 300 dpi, dan comic belum ada textnya tetapi ada bubble text yang kosong yang siap untuk diisi oleh editor dan graphic designer untuk halaman (Page Lay Outer).
Gambar 327
Kini bagaimana membuat text Effect, text effect DI Adobe Photoshop ini dapat gunakan sesuai kebutuhan. Caranya, buatlah Canvas Baru atau Ctrl N atau Command N (MacOS), atur ukuran dan resolusi sesuai kebutuhan, dan ketikkan text yang dibutuhkan, misalnya kata Blaar.
Gambar 328
Setelah itu, pastikan layer text masih aktif (1) dan juga text tool masih digunakan (2).
Gambar 329
Kini click icon “Create Warp text�
Gambar 330
Akan muncul jendela “Warp text�, click tanda panah yang menghadap kebawah di jendela ini (1), lalu pilih salah satu Warp Text Effect ini, misalnya Arc, click lepas (2).
Gambar 331
Kini Click radio Buton Vertical (1), lalu click dan drag slider Bend ke nilai yang dibutuhkan (2), kita akan melihat hasilnya secara langsung, bila sudah OK, tinggal tekan enter atau click tombol OK untuk eksekusi.
Gambar 332
Hingga hasilnya kurang lebih seperti gambar tersebut, untuk Warp text sebagai text effects ini pembaca tinggal mengatur dan explore pilihan lainnya sendiri.
Text Effect yang berguna sebagai sound effects juga dapat dimanfaatkan untuk membuat suasana mencekam.
Gambar 333
Text Effect & Character
Text Effect dan pilihan fonts (jenis dan model text) juga sangat berguna untuk memberikan penekanan pada character unik yang kita ciptakan, contoh-contohnya berikut ini.
Gambar 334
Gambar 335
Gambar 336
Gambar 337
Gambar 338
Gambar 339
Gambar 340
Gambar 341
Gambar 342
III.1. C
Digital Technique
Membuat comic dengan cara murni digital, tanpa menggunakan alat dan bahan tradisional sama sekali, misalnya menggambarnya menggunakan tablet, atau komputer tablet (PC Tablet). Hingga semua proses dilakukan murni secara digital.
Untuk membuat comic secara hybrid dan digital bagi beberapa orang mungkin akan terbentur dana dan juga faktor sulitnya mencari orang yang punya kemampuan multi skills & talents seperti itu.
Alat & bahan Membuat Comic Secara Digital:
1. PC Tablet, diperlukan bila ingin membuat Comic secara digital Murni, tetapi membuat animasi hybrid, bisa juga dengan computer tipe ini. Keuntungan teknik ini adalah kita tidak memerlukan kertas dan alat-alat tradisional serta juga tidak memerlukan lagi Scanner.
2. Softwares, Adobe Photoshop, Adobe Indesign, Corel Draw dan lain-lain sesuai kebutuhan.
Gambar 343
Digital Comic Making Technique Step by Step: 1. Untuk menggambar secara digital, tentu saja itu kembali pada kemampuan pembaca sendiri dengan menggunakan PC tablet dan softwarenya, tetapi untuk cara mewarna juga sudah penulis jelaskan sebelumnya. 2. Langkah berikutnya adalah cara melayout Comic yang telah dibuat, ada banyak softwares untuk melayout, penulis hanya menyebutkan 2 saja yaitu Adobe Indesign dan Corel Draw, apakah yang lainnya tidak dapat digunakan untuk melayout Comic?. Tentu saja bisa, tetapi buat apa belajar banyak macam software layout?, yang penting adalah hasil akhir yaitu berupa comic atau buku. Dan untuk me-lay out Comic memerlukan ketelitian tersendiri, hal ini dikarenakan, kata demi kata yang dituliskan di Bubble Text sebenarnya dibuat disini, bukan di Adobe Photoshop atau software Gambar lainnya, mengapa begitu?. Karena membuat comic yang diterbitkan oleh Comic Publisher, maka graphic designer dan editor naskah (text) tentu saja dari Publisher tersebut, oleh karena itu, naskah atau script text harus diketikkan terpisah menggunakan Open Ofiice atau MS Office atau Wordpad atau alat word editor lainnya, dan jangan dijadikan satu dengan file comicnya dulu. Script yang terpisah ini diberi nomor halaman dan nomor panelnya, lalu saat diberikan ke publisher diedit dulu apakah bahasa yang digunakan sesuai bahasa Indonesia yang baik dan dimengerti. Juga sudah sesuaikah dengan tingkatan umur calon pembaca?. Bagaimana kalau ada gambar sadis ataupun seksualitas yang tidak sesuai dengan target umur pembaca?, maka publisher berhak mengatur text dan gambarnya disensor atau bahkan diminta menggambar ulang, agar sesuai dengan target umur dan segmentasi pembacanya. OK, kini kembali ke Lay Out software, sebelum menggunakan Adobe Indesign dan Corel Draw, kita akan belajar dulu software unik yang disebut dengan nama “Comic life�.
Software ini pada awalnya digunakan untuk membuat serangkaian photo menjadi berbentuk secara urutan comic. Tetapi tentu saja tidak membuat Photo berubah stylenya menjadi comic. Software ini memberi kemudahan untuk menyusun comic, software ini dapat didownload versi trial-nya di www.plasq.com. Setelah didownload dan diinstall, maka tampilan awalnya kurang lebih seperti gambar berikut.
Gambar 344
Langkah awal adalah memilih bentuk panel seluruh halaman, caranya cukup pilih salah satu bentuk panel yang ada di Page Template Library, lalu click dan drag ke halaman kosong atau tinggal click 2X saja.
Gambar 345
Kemudian kita akan menambahkan gambar atau image, hasil image ini boleh ilustrasi hasil scan, boleh juga photo. Caranya click di tombol Explorer yang ada lalu cari di area mana file gambar yang telah di scan atau telah dibuat berada. Karena pendekatan Software ini dari photo, tentu saja mengambil gambarnya satu demi satu, terkecuali pembaca sudah punya satu gambar penuh comic-nya.
Gambar 346
Untuk memudahkan pembelajaran saja, penulis akan menggunakan photo-photo yang ada di folder penulis sebagai contoh, oleh karena itu Penulis meng-click tombol Photos (1), lalu memilih photo yang diperlukan (2) dan mendrag-nya ke area panel yang dibutuhkan, misalnya panel 1 kiri atas (3).
Gambar 347
Gambar 348
Gambar yang telah ditempatkan di panel tersebut dapat di geser ke kanan atau ke kiri (1), keatas atau ke bawah (2), scale membesar bila di drag kearah luar nodalnya, atau mengecil bila ditarik kearah dalam (3). Lalu dapat diputar bila di click di area tanda rotasi, agar berotasi ke arah kiri atau ke arah kanan (4).
Gambar 349
Gambar 350
Diasumsikan setiap panel sudah terisi, seperti gambar diatas. Langkah berikutnya adalah dengan memberi lettering. Kita akan member Bubble Text atau Balloon text dulu, caranya, click dan drag salah satu tipe bubble text yang ada.
Gambar 351
Lalu ketikkan kata-kata sesuai dengan script, kalau untuk belajar, ketikkan saja sesuai kebutuhan.
Gambar 352
Setelah terketik, click area luar bubble text ini (1), bila ingin zoom in, click pada zoom in menu (2), untuk melihat area lainnya setelah di zoom atau disebut juga pan, click dan
drag slider pan left-rigth (3) atau kalau melihat bagian atas dan bawah, maka click dan drag slider tilt up-down (4).
Gambar 353
Untuk membesarkan atau mengecilkan ukuran bubble text, click salah satu nodal di pojoknya, lalu drag ke arah luar untuk membesarkan atau ke arah dalam untuk mengecilkan (1), untuk meletakkan bubble text di area baru, click dan drag icon nodal paling tengah (2).
Gambar 354
Untuk menunjukkan dari mana arah karakter yang berbicara, click nodal paling ujung berwarna biru dimana ujung ini dapat di click dan drag ke posisi sesuai kebutuhan.
Gambar 355
Bila mau menambahkan halaman click di thumbnail (gambar preview kecil halaman), lalu click mouse kanan dan pilih New Blank Page, maka page baru akan ditambahkan.
Gambar 356
Gambar 357
Begitulah cara menyusun comic versi Comic Life. Kini saatnya bagi yang sangat serius membuat comic dengan keleluasaan yang banyak, tetapi juga memerlukan perjuangan lebih untuk belajarnya.
Gambar 358
Melayout comic di Adobe Indesign Pastikan sudah mempunyai dan menginstall software yang diperlukan yaitu Adobe in Design CS 5, atau beberapa versi dibawahnya. Tampilan awal Indesign kurang lebih seperti berikut:
Gambar 359
Di area Create New, click tombol Document.
Gambar 360
Isikan document baru ini sesuai kebutuhan panjang dan lebar Comic yang akan dibuat, lalu clik OK atau tekan enter. Atau dapat juga dengan cara kedua yaitu dengan cara click tanda X dipojok kanan atas jendela getting started ini.
Pada dasarnya Adobe Indesign CS 5, Adobe CS 4 dan Adobe CS 3 tidak banyak perubahan dalam segi tampilann dan letak-letaknya, tetapi dari segi speed (kecepatan) Adobe Indesign CS 5 lebih cepat dari versi sebelumnya. OK untuk membuat document baru, Click File (1) – New (2) – Document, click lepas (3) saat sudah melewati
Gambar 361
Muncul jendela New Document
Gambar 362
Kita dapat mengubah ukuran yang ada menjadi ukuran comic gaya USA atau ukuran comic gaya jepang, yang paling bagus adalah kita sudah punya buku comic yang telah
kita beli, lalu tinggal diukur saja, dan ukuran tersebut diterapkan pada ukuran yang kita butuhkan. Caranya click tanda panah menghadap kebawah yang ada di Page Size (1) lalu pilih Custom, click lepas (2).
Gambar 363
Kini tinggal diketikkan saja ukuran yang dibutuhkan, misalnya 16.828 cm x 26 cm. Biarkan Margin menjadi nol (0) semua agar kita dapat menggunakan keseluruhan halaman, Bila sudah tampilannya kurang lebih seperti gambar berikut.
Gambar 364
Lalu kita akan import atau memasukkan gambar comic yang telah dibuat dan telah pula di scan menjadi data digital. Click File – Place, click lepas atau dapat juga dengan shortcut Ctrl D atau Command D (MacOS).
Gambar 365
Browse dan cari lokasinya dimana comic tersebut lalu click file tersebut untuk menyeleksinya (1), preview-nya akan muncul (2), lalu click 2x atau click OK (3) untuk menempatkan di halaman Indesign yang telah kita siapkan tadi.
Gambar 366
Setelah ditempatkan di halaman tersebut, terkadang ukurannya menjadi lebih besar (1), oleh karena itu kita akan membuat ukuran tersebut menjadi sesuai dengan kebutuhan, yaotu dengan cara click pada Selection Tool atau tekan huruf V di keyboard (2).
Gambar 367
Click pada gambar comic tersebut (1), lalu perhatikan aka nada nodal yang muncul dipojok-pojok halaman (2).
Gambar 368
Kini arahkan pointer mouse ke salah satu nodal pojok kanan atas, pointer mouse akan berubah menjadi 2 mata panah, tahan tombol Shift di keyboard, lalu click nodal tersebut, bila ditarik/ drag kearah dalam, maka gambar akan terskalakan dengan perbandingan yang sesuai tetapi lebih mengecil, bila di click dan drag kearah luar, maka gambar akan terskalakan lebih besar dengan perbandingan yang sesuai.
Bagaimana bila saat mendrag-nya tidak menahan tombol Shift?. Tentu saja gambar akan terdistorsi hingga perbandingannya menjadi tidak seperti gambar semula. Bila hal ini terjadi, tekan Ctrl Z untuk undo, dan lakukan langkah dari awal lagi. Kita juga dapat menggerakkan atau memindahkan gambar dengan Selection Tool ini, cara sederhana adalah menggerakkan ke kiri dan kekanan yang cenderung lurus dengan cara tahan tombol Shift lalu click gambarnya dan drag kearah kiri atau kanan, atau dapat juga ke atas atau ke bawah. Bila ingin geraknya tidak cenderung lurus, dan bebas, lepaskan tombol shift dan drag kearah dan posisi sesuai kebutuhan.
Gambar 369
Kalau mau memastikan perbandingannya sesuai dengan ukuran yang telah dibuat, maka click di gambar tersebut (1), lalu pilih di pop up window yang muncul kata “fitting�, lalu pilih lagi “fit content to frame� click lepas atau tekan Ctrl Alt E setelah mengclik gambar yang dimaksud.
Gambar 370
Gambar 371
Lettering di Indesign Kini saatnya memberi lettering atau text di Adobe Indesign, untuk latihan awal, kita akan memberi nomor halaman dan lingkaran nomor halamannya. Click icon Ellipse tool atau tekan huruf L di keyboard. Gambar 372
Tahan tombol Shift di keyboard agar Shape yang dibentuk berupa lingkaran, lalu click dan drag untuk membuat lingkaran sesuai kebutuhan di area yang akan diberi nomor.
Gambar 371A
Bila sudah, kini tekan Ctrl + atau Command + (MacOS) untuk men-zoom area yang dimaksud, tahan tombol Spacebar di keyboard click dan drag kea rah kanan atau kiri untuk Pan (geser) area halaman kerja ini. Perhatikan, di tengah lingkaran itu tiu masih kosong transparent, hingga menembus gambar dibelakangnya. Lankgah selanjutnya adalah kita akan memberi warna putih di lingkaran tersebut.
Gambar 372
Selanjutnya click 2x di icon fill yang ada di toolbar.
Gambar 373
Lalu pilih warna yang dibutuhkan misalnya warna putih (1), perhatikan warna yang paling putih juga ada di color bar (2), preview warna nya di nomor 3, atau bila tahu nilainya, warna putih untuk RGB, isikan semua nilai RGB-nya 255 semuanya kalau CMYK, maka 0 semuanya. Click OK bila sudah mantap atau tekan tombol Enter di keyboard.
Gambar 374
Maka warna area transparent dalam bulatan sudah terisi dengan warna yang kita butuhkan.
Gambar 375
Bagaimana kalau ingin mengubah warna outline dari bulatan ini?. Gampang, click 2x icon stroke atau outline yang ada di Toolbar.
Gambar 376
Gambar 377
Akan muncul sama seperti sebelumnya, jendela untuk memilih warna yang dibutuhkan, kalo udah click OK. Maka warna outline akan berubah menjadi warna tersebut.
Gambar 378
Kalau merasa outline sebaiknya tetap hitam, tinggal di undo (batal) dengan menekan shortcut Ctrl Z atau Command Z (MacOS). Kalau sudah, kini saatnya memberi nomor halaman, click icon Text di Toolbar atau tekan Huruf T.
Gambar 379
Lalu click (1) di area sekitar lingkaran yang telah dibuat sebelumnya, drag kearah kanan bawah, hingga membentuk text box (2).
Gambar 380
Tinggal ketikkan nomor halaman di dalam text box tersebut, misalnya 01.
Gambar 381
Untuk mengubah jenis hurufnya (font) agar sesuai dengan kebutuhan, seleksi dulu semua text yang ingin diubah (1), lalu ke jenis fonts, click tanda panah yang menghadap kebawah dan pilih font yang dibutuhkan atau ketikkan kalau hafal nama font-nya (2), untuk mengubah ukuran font (3), lalu untuk mengubah jarak atas dan bawah antar kalimat (4) serta jarak antar huruf (5).
Gambar 382
Kini gunakan Selection Tool atau tekan V (1), click dan drag text box yang telah dibuat tadi ke area tengah bulatan angka, lalu atur ukuran text box-nya dengan meng-click nodal luar text box ini, atur ukurannya sesuai kebutuhan.
Gambar 383
Langkah berikutnya adalah menyeleksi text box dan lingkaran tersebut, caranya click salah satu obyek tersebut, tahan tombol shift lalu click obyek lainnya.
Gambar 384
Lalu click jendela Window, pilih Object & Layout – lalu pilih Align dan click lepas atau dengan shortcut Shift F7.
Gambar 385
Akan muncul jendela Align (penyelarasan) click align tengah vertical (1) dan click align tengah horizontal (2). Maka hasilnya, secara otomatis text box dan bulatan akan terselaraskan ditengahnya. Kalo sudah, kini tekan Ctrl G atau Command G (MacOS) untuk membuat Group kedua obyek ini jadi satu, hingga bila di drag kemanapun, keduanya pasti akan ikut.
Gambar 386
Gambar 387
Kini kita akan membuat Bubble text di Adobe Indesign. Caranya sangat mudah click Ellipse Tool di Toolbar.
Gambar 388
Lalu buat Ellipse kecil dan besar seperti gambar berikut, caranya mudah, click dan drag buat elipse yang pertama lalu click dan drag buat elpise berikutnya yang lebih besar, tapi keduanya saling menumpuk atau overlapping.
Gambar 389
Kini seleksi keduanya hingga aktif seleksinya. Atau click salah satunya, tahan Shift dan click elipse lainnya, maka keduanya akan terseleksi.
Gambar 390
Kini click Window (1) – Object & Layout (2) – lalu Pathfinder (3) click lepas.
Gambar 391
Kini setelah jendela Pathfinder muncul, pastikan kedua object ellipse masih aktif terseleksi, click “Add Objects into one shape� yang ada di pojok kiri atas jendela Pathfinder ini.
Gambar 392
Sehingga kedua obyek tadi menjadi satu dan bentuknya kurang lebih seperti gambar berikutnya. Tinggal menambahkan arah mana karakter tadi berbicara.
Gambar 393
Caranya sama, namun kali ini kita akan menggunakan Pen Tool. Caranya click icon pen yang ada di Toolbar atau tekan huruf P.
Gambar 394
Lalu buat segitiga dan arahnya sesuai kebutuhan, kurang lebih seperti gambar berikut.
Gambar 395
Seleksi keduanya, lalu ulangi lagi langkah menggabungkan keduanya dengan menekan tombol “Add Objects into one shape� yang ada di pojok kiri atas jendela Pathfinder. Hingga hasilnya kurang lebih seperti gambar berikutnya.
Gambar 396
Selanjutnya click dan drag kearah karakter yang berbicara, lalu isikan tengahnya agar tidak transparent dan siap diberi text sesuai script. Caranya sama seperti sebelumnya, dengan menggunakan Text/ Type Tool, dengan menekan huruf T. Lalu click dan drag untuk membuat text Box, ketikkan text sesuai script, lalu drag ke area Bubble text yang telah kita buat sebelumnya, atur letaknya agar tampak bagus, hingga hasilnya kurang lebih seperti gambar berikut.
Gambar 397
Kini bagaimana cara menambahkan halaman?. Perhatikan jendela Page bila belum muncul tekan tombol F12 atau click Window – Pages click lepas.
Gambar 398
Gambar 399
Setelah jendela pages muncul, click icon halaman [none] yang ada di pojok kanan atas (1) , lalu drag ke area dibawah thumbnail halaman yang ada sebelumnya (2).
Gambar 400
Hingga halaman baru akan ditambahkan di thumbnail (1), demikian juga di kanvas kerja (2) untuk kembali melihat halaman sebelumnya click saja halaman yang dimaksud di pages thumbnail ini (3).
Gambar 401
Tinggal lakukan import atau place untuk halaman-halaman comic berikutnya, lalu menambahkan lettering dan nomor halaman sesuai script dan kebutuhan. Kini untuk output print, kita perlu menambahkan ruang tambahan diluar area comic tadi, ruang tambahan ini disebut dengan nama margin atau bleed. Biasanya Bleed atau margin luar ini berguna agar area sisi-sisinya dapat dipotong secara presisi. Karean dipotong secara presisi, maka tentu saja memerlukan penanda ditiap sisisisinya, oleh akrena itu, kita akan membuat crop mark dan kalau comicnya berwarna, maka kita juga akan memberinya tanda warna CMYK, bila dibutuhkan dicetak secara Offset Printing. Berapa biasanya ruangan kosong untuk margin ini?, tergantung kebutuhan, biasanya minimal 0,5 cm atau bahkan 1 cm. Untuk tepatnya berapa, ada baiknya ditanyakan ke pihak percetakan, biasanya mereka memerlukan berapa untuk ruang margin atau bleed ini. Tetapi bila comic ini tidak akan dicetak namun hanya berbentuk e-book dalam format PDF, maka margin atau bleed tidak diperlukan. OK, kita akan membuat comic tidak berwarna, hanya hitam putih saja, hingga membuat bleed atau slug-nya hanya sebagai acuan untuk memotong ukuran comic saja nantinya. Tidak masalah, caranya.
Tekan Ctrl P atau Command P untuk print document ini. Maka akan muncul jendela Print, kini untuk Printer, ada baiknya menggunakan PDF Writer seperti Adobe Acrobat atau yang gratis seperti Cute PDF Writer (1) sebagai preview sebelum di Print ke kertas atau film untuk separasi atau ke Plate atau bahkan Print Digital. Tapi kita mulai memrint secara hitam putih dulu (BW). Kemudian Click setup (2), disini kita akan memilih ukuran kertas yang lebih besar dari ukuran comic-nya, karena ukuran comicnya mendekati ukuran A4, maka kita pilih saja ukuran A4, yaitu 21 x 29.7 cm (3).
Gambar 402
Gambar 403
Kini click Marks & Bleed (1), centang (tick) Crop Marks (2) yang berguna untuk memotong ukuran sesungguhnya comic yang kita buat, jadi Crop mark ini pasti bagian Penanda yang paling dalam. Bleed marks juga dicentang kalau diperlukan (3), on-kan pilihan Page Information bila dibutuhkan (4), dan isikan pula Bleed-nya, yaitu misalnya 1 cm disekelilingnya, maka isikan 1 cm semua mulai dari top (atas), bottom (bawah), inside (sisi dalam yang di jilid) dan Outside, outside adalah sisi luar buku berseberangan dari bagian buku yang dijilid (5), kalau sudah mantap click Print (6).
Gambar 403A
Setelah terprint di PDF format, lihat hasilnya, kurang lebih seperti gambar berikut:
Gambar 404
Ada Crop marks di tiap pojok dimana berguna untuk acuan pemotongan ukuran comic yang sesungguhnya (1), lalu Bleed dimana jaraknya 1 cm dari ukuran crop Marks, serta Page Information (3). Tanda-tanda itu hanya memudahkan bagian percetakan untuk memotong dan mengelola hasil print agar tahu urutan dan ukuran sesungguhnya comic tersebut, jadi tidak bakalan muncul setelah di jilid (binding).
Kini bagaimana kalau comic akan dicetak secara berwarna untuk Offset Print?. Tentu saja comicnya harus berwarna dulu, berikutnya tinggal print saja dengan cara Ctrl P atau Command P (MacOS). namun kali ini ON-kan semua pilihan Marks-nya di pilihan Marks & Bleed.
Gambar 405
Lalu Click Pilihan Output-nya, Color pilih Composite CMYK dan tick atau centang Text as Black 91), kalau sudah Clik Print (2).
Gambar 406
Maka hasilnya kurang lebih seperti gambar berikutnya, kita sudah tahu Crop Marks, Bleed dan Page Information marks dihalaman sebelumnya, kini kita akan belajar marks
tambahan yaitu Registration Colour (1), dimana Registration colour ini disebut dengan nama lain yaitu Solid Black. Lalu Yellow Mark (2), Mark ini mewakili warna Kuning, digunakan untuk separasi film atau plate warna tinta Kuning, kemudian Magenta (3), channel separasi warna tinta Pink, kemudian Cyan (4) separasi warna (colour separation) film/ plate untuk tinta warna biru muda. Warna Hitam atau Black (5), sebenarnya disebut warna hitam juga tidak tepat, sebab sesungguhnya bukan hitam pekat tetapi cenderung ke Abu-abu. Empat warna inilah yang dipakai dalam Offset printing 4 warna karena saat output untuk separasi juga akan menjadi 4 lembar film atau Plate, hingga disebut sebagai CMYK, singkatan dari Cyan, Magenta. Yellow dan Black, Black diambil huruf belakangnya saja agar tidak membingungkan dengan kata Blue. Cross Marks atau Registration (6) yang berguna untuk mengepaskan tiap warna channel, Cross marks ini akan muncul pada tiap warna sebagai acuan, dan bila digabung, maka hitam dari Cross marks atau registration ini disebut dengan nama Solid Black, karena hitamnya sempurna gabungan dari 4 warna, yaitu Black (abu-abu), Cyan, Magenta dan yellow.
Gambar 407
Gambar 408
Tips: bila membutuhkan print dalam format cetak offset hitam putih, tetapi benarbenar menghasilkan warna hitam solid atau Solid Black (registration), caranya sangat mudah, tidak perlu menyeparasi menjadi 4 warna, cukup satu saja, lalu saat memulai
pencetakan, campurkan saja di kaleng warna hitam dengan menambahkan warna lain. Yaitu cyan, magenta dan yellow minimal 5% untuk tiap warna, aduk hingga warnanya rata di kalengnya, lalu gunakan untuk mencetak hitam putih, maka hasil cetakannya akan Solid Black/ Hitam Pekat. Bandingkan dengan mencetak hitam putih tanpa mencampur tinta hitam dengan warna lainnya, warna hitamnya tidak pekat, dan lebih cenderung ke Abu-abu (gray).
Memberi Screentone secara digital Berikut ini adalah bahasan tambahan untuk memberikan solusi bagaimana menambahkan screentone untuk comic bergaya Jepang. Screentone kebanyakan merupakan pola yang dibuat di computer lalu di print (dicetak) hingga pola-pola tersebut dapat ditransfer ke kertas dengan cara digosok. Tetapi Screentone di Indonesia sudah mulai jarang, sejak perubahan dan terjadinya pergeseran teknologi ke computer membuat kita generasi baru juga akhirnya mencari solusi bagaimana mendapatkan hasil yang sama namun dengan cara yang berbeda, itulah yang disebut dengan nama kreatif. Penulis ada contoh comic yang dibuat sok bergaya Manga (^_^), dengan tokohnya Mr.G seperti comic strip dengan 2 frames atau 2 panels berikut:
Gambar 409
Untuk membuat Screentone ada banyak software, tetapi yang paling banyak digunakan adalah Corel Draw. Diasumsikan pembaca sudah mempunyai Corel Draw X5, sesaat setelah diinstal dan dilaunching maka gambar tampilan awal seperti berikut:
Gambar 410
Tinggal diclick saja “New Black Document�, maka akan dibawa ke tampilan berikutnya. Corel Draw X 5 dengan Corel Draw X 4 secara tampilan tidak banyak perubahan, hingga masih dapat mengikuti. Setelah di click, tampilannya akan seperti gambar berikutnya. Kita dapat mengubah ukuran kanvas kerja sesuai ukuran kertas print yang dibutuhkan (1), dan juga mengubah Metric-nya (konversi ukuran) dari Inches ke Centimeter (2).
Gambar 411
Gambar 412
Gambar 413
Kini kita akan membuat Kotak (rectangle) dengan ukuran A4 (21x29.7 cm) untuk calon Screentone di Corel Draw ini. Rectangle Tool shorcutnya tekan tombol F6, bukannya huruf F dan 6, tetapi benar-benar tombol F6, yang biasanya terletak dibaris paling atas tombol-tombol keyboard. Buat ukuran Rectangle-nya sama seperti ukuran A4, lalu agar otomatis tepat ada ditengah, tekan huruf P.
Gambar 414
Lalu click dan tahan icon Fill Tool (1), dan pilih icon tool PostScript Fill Dialog (2), click
lepas.
Maka
akan
membuka
jendela
berikutnya. Di jendela PostScript Texture ini.
Click Preview Fill Radio Button Kotak (1) untuk melihat hasil settings sementara. Lalu click dan drag Slider jendela PostScript Texture untuk menggeser menu dan tipe texture, lalu click salah satu tipe texture tersebut (2). Gambar 415
Atur
nilai/
Parameter-nya
untuk
mendapat-kan
kombinasi yang sesuai (3), bila sudah mantap, click Refresh (4) untuk melihat hasil settings di jendela Preview, dan click OK (5) untuk mengeksekusi pilihan texture postscript ini. Hingga hasilnya kurang lebih seperti gambar 417: Gambar 416
Gambar 417
Gambar 418
Kini saatnya mengexport ke format Tiff. Mengapa Tiff? Karena gambarnya tetap solid dan tidak pecah, tetapi pembaca boleh memakai format lain, seperti PNG, JPEG, BMP, TGA, PIXAR, EPS dan lain-lain sesuai kebutuhan.
Kemudian tekan kombinasi tombol shorcut Ctrl E untuk export ke format lain, dan akan muncul jendela Export.
Gambar 419
Beri nama Screen Tone digital ini dengan nama sesuai kebutuhan (1) dikolom File Name. Save as Type-nya pilih Tiff. Compression Type-nya pilih uncompressed (2), boleh juga pilih tipe kompresi yang disukai. Pilih Radio Button Kotak “Selected Only” dimana pilihan ini berguna bila dalam satu kanvas kerja ada lebih dari satu object kurva (3). Bila sudah mantap, click Export (4).
Muncul jendela Convert to Bitmap. Width dan Height sesuai ukuran yang telah disetup semula, metric juga dalam centimeter. Resolution pilih minimal 200, dalam contoh ini penulis memakai 300 (1), click Maintain Original Size agar tidak banyak perubahan dalam ukuran (2), color mode Black & White (3), on-kan pilihan “Apply ICC profile”, berguna agar warna tidak banyak berubah, terutama dalam mode RGB atau CMYK (4), lalu click OK atau tekan tombol Enter untuk eksekusi (5).
Gambar 420
Tinggal ditunggu prosesnya sampai selesai, dan kalau sudah, save project tersebut dalam format Corel Draw atau tidak disimpan juga tidak masalah, gunakan sesuai kebutuhan, lalu tutup Corel Draw dengan shortcut Alt F4. Buka Adobe Photoshop, dan buka pula file gambar Manga yang akan diberi Screen Tone. Seleksi bagian yang akan diberi screen tone, bisa memakai seleksi Magic Wand bila kurvanya tertutup.
Tapi bila gambar Manga tersebut banyak kurva terbuka. Maka gunakan Polygonal Lasso. Setelah terseleksi, maka buka pula salah satu screen tone yang telah dibuat di Corel Draw.
Gambar 420A
Gambar 421
Gambar 422
Seleksi memakai Marquee Tool atau bisa juga seleksi semua area kanvas kerja pada gambar screen tone digital ini dengan Ctrl A. Lalu copy hasil seleksi dengan Ctrl C atau Command C (MacOS). Ctrl Tab untuk berpindah ke jendela gambar Manga. Lalu segera tekan Ctrl Shift V untuk melakukan Paste Into (tempel kedalam hasil seleksi).
Gambar 423
Perhatikan dijendela Layer, dengan teknik Paste Into, maka icon layer akan terbentuk seperti gambar tersebut. Kini click icon Brush Tool, boleh juga memakai Airbrush.
Perhalus sisi pertemuan gambar dengan layer hasil paste into. Agar tidak terlalu mengganggu dan memberi batas pemisah antara gambar dengan screen tone. Pembatasan dilakukan
ini
bisa
dengan
cara
halus
atau
memotong
dengan
kasar,
sesuaikan
kebutuhan.
Gambar 424
Dalam contoh ini penulis memakai airbrush untuk membuat batasan yang halus dengan menggunakan warna putih, dan di-apply diarea tertentu sesuai kebutuhan, untuk batasan kasar, bisa gunakan Pencil tool. Di gambar frame/ panel kedua, penulis sengaja memberi screen tone Crater dimana
lebih
memberi marah
pas
gerak dan
temannya.
untuk
ekspresi
kuatir
pada
Gunakan
Cara
Screentone digital ini dengan berbagai variasi pola yang ada. Gambar 425
Gambar 426
Convert to Bitmap Cara lain untuk mendapatkan kesan screen Tone adalah dengan cara convert to Bitmap. Misalnya pembaca telah memberi warna Gradasi Gray scale atau bisa juga memakai Brush
atau
brush
Air untuk
membuat
gradasi
tersebut
pada
gambar
Manga
(comic gaya gambar style Jepang). Gambar 427
Dengan mengubah format Image ke Bitmap. Maka pembaca bisa membuat kesan Screen Tone secara Dither maupun Halftone cetak BW. Caranya Click Image lalu pilih Mode dan pilih Bitmap. Maka akan muncul jendela Convert. Pilih Output Pixel dalam resolusi minimal 200 Pixel/ Inch. Gambar 428
Method-nya pilih yang sering dipakai, yaitu method Diffusion Dither dan Halftone Screen. Misalnya memilih yang Diffusion Dither dulu, lalu click OK.
Gambar 429
Maka hasilnya adalah kurang lebih seperti gambar dibawah. Gabungkan dengan teknik layer dan copy untuk mendapatkan hasil seperti gambar tersebut. Gambar 430
Kini memakai teknik Bitmap secara halftone screen. Pilih halftone screen saat Convert ke Bitmap. Maka akan muncul jendela Halftone Screen.
Isikan Frequency yang
dibutuhkan. Frequency ini sangat penting untuk cetak halftone Screen di separasi film. Sebab kehalusan gambar saat dicetak kuncinya dari Frequency ini, Frequency ini adalah sama dengan resolution untuk versi cetak. Semakin
tinggi
frequ-
ency, semakin halus hasil cetak. Untuk mendapatkan hasil cetak yang baik dan berkualitas.
Biasa-
nya digunakan frequency minimal 120 Lines/ Inch (LPI). Gambar 431
Tetapi untuk mendapatkan efek cetak digambar Manga. Gunakan sekitar 53 sampai 85 untuk memberi kesan efek Screen Tone, atur sesuai kebutuhan (1). Gambar 432
Angle-nya diperlukan untuk memberikan arah gerak Frequency-nya. Biarkan sesuai nilai baku/ default yaitu 45 derajat, bisa juga sesuai kebutuhan. Untuk Shape bisa
disesuaikan secara kebutuhan juga. Untuk contoh ini, penulis memilih Diamond. Ada pilihan bentuk lainnya, ambil yang dirasa menarik (2). Bila Sudah, click OK (3). Maka hasilnya kurang lebih seperti gambar dibawah. Untuk mendapatkan hasil efek screen tone seperti gambar tersebut. Seleksi bagian yang grayscale. Lalu buat Path, dengan tolerance 0.5, load path as selection. Lalu copy seleksi. Buat File baru (Ctrl N) Paste seleksi yang telah di-copy tadi. Buat Path lagi untuk layer ini. GGambar 433
Baru gambar ini dijadikan/ dikonversikan ke Bitmap Image dengan method Diffusion atau Halftone Screen. Load Path as Selection, lalu copy. Ctrl Tab pindah ke jendela Gambar Manga, pastikan Selection masih aktif, bila tidak aktif, load Path as selection.
Lalu tekan Ctrl V untuk paste, guna dari selection tadi adalah untuk mengepaskan Paste yang dilakukan tepat pada seleksi tersebut, dengan syarat lain adalah resolusinya tetap sama. Setelah pas, baru Flaten Layer/ Flaten Image dan simpan dengan nama lain atau tetap memakai nama file yang lama, selesai sudah langkahnya. Gambar 434
Bila tidak mau menyimpan dalam mode bitmap, tinggal diubah ke grayscale dulu, tekan enter bila muncul Size Ratio. Dan siap simpan dalam format lain, seperti Jpeg misalnya.
Gambar 435
Print to PDF Diera digital sekarang, maka keperluan untuk membuat e-comic sangat tinggi, salahsatunya karena adanya kemudahan untuk menjual comic dalam format digital, salah satunya yang populer adalah format PDF. Untuk membuat e-comic atau comic dalam format PDF sangat mudah, download saja CutePDFwriter karena free: http://www.cutepdf.com/
Setelah didownload, install segera, dan biasanya diperlukan juga converter tambahan yang bernama Ghostscript yang dapat pula didownload di site yang sama. Setelah itu segera install Ghostscript-nya, maka pembaca sudah siap untuk membuat e-comic ataupun e-book.
Buka Software editing apapun yang pembaca gunakan, lalu tekan Ctrl P atau Command P (MacOS), atau dapat juga click File, lalu pulih print, click lepas. Akan muncul jendela print, pilih Printernya ‘CutePDF Writer�. Lalu tinggal diclick Properties-nya, sama seperti mengatur Printer pada umumnya, seperti ukuran kertas dan hal-hal lain yang diperlukan sesuai kebutuhan. Gambar 436
Gambar 437
Bila sudah Click OK atau tekan Tombol print, tunggu sampai proses berakhir, maka akan muncul jendela “Save As�, dimana kita akan menyimpan dan memberi nama sesuai kebutuhan.
Gambar 438
Gambar 439
Gambar 440
III. D
INKING (Meninta)
Kini Kita akan membahas Goresan Comic dan Arsiran Tinta secara tradisional. Memberi tinta atau Inking yang sesuai dengan garis outline (garis pembentuk) gambar yang baik ada 2 cara. 1. Dengan cara Outline Monotone, dimana garis outline (pembentuk gambar) yang ditinta dalam satu ukuran saja, misalnya ukuran Ballpoint 0, 3 mm saja. Kebanyakan teknik inking Outline jenis ini dipakai untuk Animasi.
2. Dengan cara Outline Dynamic atau Tebal Tipis. Dimana garis Outline diberi tinta dengan gaya Kaligrafi, yaitu ada garis yang tipis dan tebal, atau bervariasi dalam
ukurannya. Kebanyakan teknik penintaan jenis ini dipakai untuk Comic, Illustrasi dan lebih bernuansa Sense of Art yang lebih kuat. Perhatikan contoh goresan-goresan berikut, ada contoh garis monotone dan dynamic. Garis sebelumnya Monotone dan garis berikutnya Dynamic, secara bergantian.
Gambar 441
Gambar 442
Gambar 443
Gambar 444
Gambar 445
Rendering (Mengarsir) Proses mengarsir ini juga banyak teknik, kata Arsir dalam bahasa Inggrisnya adalah Render. Kalimat kerjanya Rendering atau Mengarsir. Tetapi Render disini bukan render versi untuk dunia Animasi, Video atau Cinema. Tetapi khusus dunia Comic dan Ilustrasi, hingga makanya hanya terbatas pada Arsir. Mengarsir ada banyak teknik, tetapi pada umumnya hanya dikelompokkan dalam 7 kategori besar yaitu: A. Hatching: Arsir garis cenderung lurus-lurus, cenderung sejajar, untuk ukuran ketebalan bisa bervariasi, bisa tebal atau tipis, atau monotone, arahnya juga sesuai dengan kebutuhan, bisa melintang, diagonal, vertical atau lainnya. Untuk contoh ini, penulis hanya memberikan satu contoh saja.
Gambar 446
B. Cross Hatching: Arsir garis-garis miring cenderung saling menyilang dan bertabrakan. Grid yaitu saling bertabrakan membentuk kotak-kotak secara vertical atau horizontal, juga masuk dalam kategori ini.
Gambar 447
Gambar 448
C. Wave Hatching: atau bergelombang mirip huruf “S� atau ombak. Banyak digunakan untuk mengarsir teknik ilustrasi uang atau ilustrasi bergaya kuno. Untuk Wave hatching ini juga berkembang ada banyak ukuran dan variasi bentuk gelombangnya seperti Fishscale (sisik ikan).
Bahkan sekarang ada Sharp Wave Hatching, yaitu gelombangnya tajam, mirip ujung sudut segitiga. Indonesia juga punya gaya Wave sendiri, Wave Batik. Untuk Variasi ukuran, bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
Gambar 449
Gambar 451
Gambar 450
Gambar 452
D. Cross Wave Hatching: Atau arsir gelombang yang saling silang. Banyak juga digunakan untuk ilustrasi Uang atau Ilustrasi berkesan Kuno. Juga Cross Sharpen Wave Hatching, untuk sudutnya juga bisa diatur sesuai kebutuhan, atau tetap biarkan bertemu secara vertical dan horizontal.
Gambar 453
Gambar 454
E. Swirl Hatching: arsir dengan cara ulir, atau bahasa kerennya, arsir benang kusut, ini sering dipakai juga, terutama untuk arsiran gambar model anak-anak, terutama menggunakan pewarna Crayon.
Gambar 455
F. Point & Dot: arsir gaya Titik & Bintik atau Dot. Ukuran titik & bintik ini sesuai dengan kebutuhan, juga kerapatannya bisa disesuaikan. Sebenarnya hanya Dot (bintik) saja yang bulat, tetapi untuk titik, dapat dibentuk dari Kotak-kotak kecil, segitiga kecil, bintang-bintang kecil, dan berbagai bentuk lainnya yang cenderung sederhana.
Dalam dunia Lukis, melukis dengan cara gaya Titik & Bintik ini disebut dengan nama Pointilism atau dapat juga disebut Dotism.
Gambar 456
Gambar 457
G. Patern Fill: mengisi area dengan memberi pola atau patern sebagai arsirannya, hal ini biasanya terjadi bila sudah menggunakan teknik Cetak, Komputer dan sablon. Patern Fill juga menjadi Screentone untuk memberi arsiran gaya Comic hitam putih atau Grayscale. Untuk patern ini tidak terbatas jumlahnya, sesuaikan dengan kebutuhan dan suasana yang diinginkan untuk comic atau ilustrasinya.
Sebenarnya Untuk Arsir versi Patern Fill ini memang Gray Area (tidak jelas), apakah masih layak disebut Arsir, sebab arsir kebanyakan menggunakan goresan tangan, tetapi sejak maraknya Screentone, Patern Fill juga masuk dalam kategori Arsir Pop Art. Ini semua kembali ke Pembaca, mau memakainya atau tidak.
Gambar 458
Gambar 460
Gambar 459
Gambar 461
Perhatikan beberapa penerapan Penintaan dan Arsir serta pengisian area (block) untuk contoh gambar lengan, tangan dan jemari yang menggenggam di halaman berikutnya.
Gambar 462
Gambar 463
Di halaman Berikutnya juga penulis berikan contoh-contoh Inking (penintaan) dan Render (Arsir) secara Tradisional pada Penerapan gambar Character yang ada yang bisa diterapkan pada Comic maupun Ilustrasi.
Gambar 464
Gaya Dynamic Outline Inking, pemberian tinta namun tanpa arsir,
menggunakan
teknik
penintaan
(inking) yang sangat dynamic.
Gambar 465
Gambar 466
Gaya Block, ini teknik Arsir dynamic digabung dengan memaksi-malkan permainan cahaya (lighting) dan bias bayang
(shading)
dalam
bentuk
Block area tertentu dengan tinta.
Gambar 467
Gaya Dynamic Outline Inking dipadu dengan Hatching, Cross hatching serta Wave Hatching.
Gambar 468
Gaya
Dynamic
Outline
dengan
Hatching, Cross hatching, Wave hatching,
serta
penggabungan
dengan penekanan pada Lighting serta Shading.
Gaya
Dynamic
pemberian
dan
Outline
serta
penggunaan
Screentone berdasarkan Lighting dan Shading. Gambar 469
Gambar 470
Bisakah ditebak menggunakan teknik Penintaan dan Arsir apa?.
Gambar 471
Gambar 472
Gambar 473
Gambar 474
Gambar 475
Gambar 476
Gambar 477
Gambar 478
Gambar 479
Gambar 480
Bibliography [1] Gumelar, M.S. "Art & Design Principles." (2011). [2] Gumelar, M.S. "Comic Making." (2011). [3] M.S. Gumelar, Niknik M. Kuntarto. "Academic Writing." (2011). [4] Gumelar, M.S. "2D Animation Hybrid Technique: Book A." (2011).