Editorial Meskipun musim semi menjelang, namun udara dingin masih menyelimuti Nuremberg, sebuah kota yang terletak di sebelah Selatan Jerman. Dinginnya udara Nuremberg pun tak mampu menyurutkan antusias 45.272 pengunjung dari 116 negara untuk hadir di BioFach, pameran perdagangan produk organik terbesar di dunia yang di gelar di kota ini. Dibanding tahun 2006, jumlah pengunjung di tahun ini meningkat sekitar 21 persen atau sebanyak 37.426 pengunjung. Pesatnya pertumbuhan pasar pangan organik ini terlihat selama di BioFach 2007. Namun dibandingkan negara-negara lain, Indonesia jauh tertinggal. Di BioFach ini, India dan Thailand memiliki stand besar, menarik dan interaktif yang menyajikan informasi tentang produk organik dari kedua negara. Stand-stand ini dikelola oleh Departemen Pertanian, Perdagangan dan Promosi dari masing-masing negara. Selain di Nuremberg Jerman, BioFach juga diselenggarakan di Tokyo (Jepang), Shanghai (China), San Paulo (Brazil) dan Baltimore (Amerika Serikat). Dan menurut peserta pameran, mereka sudah memesan stan untuk BioFach tahun mendatang. Koordinator DPA Aliansi Organis Indonesia, Indro Surono, dan Direktur Eksekutif BIOCert, Agung Prawoto kali ini berkesempatan mengunjungi BioFach dan melaporkan dari Nuremberg dan Stuttgart Jerman. Selain liputan mengenai pameran di Jerman, ORGANIS kali ini mengupas seni bercocok tanam campuran yang dimuat dalam rubrik Standar Budi Daya. Bercocok tanam ternyata membutuhkan seni tersendiri lho... Ikuti juga rubrik Sertifikasi yang menyajikan bagaimana mengantisipasi kontaminasi keorganikan produk dalam kelompok. Dan bagi konsumen organik, Ibu Bibong Widyarti dari Depok, Jawa Barat akan membagikan pengalamannya mengenai apa dan bagaimana mensiasati kesulitan-kesulitan yang sering dihadapi konsumen organik, terutama di perkotaan untuk membuat makanan bervariasi. Ada juga profil salah satu anggota Aliansi Organis Indonesia, PETRASA. Selamat membaca.
ORGANIS untuk Komunitas Lembak Salam Adat, Untuk menambah informasi dan pengetahuan lembaga dan komunitas, kami mohon kepada redaksi untuk dapat mengirimkan buletin kepada lembaga kami dan komunitas yang ada di Lembak (Lembak Sindang Beliti, Lembak Sindang Kelingi dan Suku Tengah Kepungut). Untuk pengirimannya AMAL (Aliansi Masyarakat Adat Lembak) akan mengirimkannya ke komunitas masyarakat tersebut mengingat majalah ini sangat penting agar sampai ditingkat masyarakat Lembak. Salam, Candra AMAL (Aliansi Masyarakat Adat Lembak) Jl. Simpang Guru Agung No. 19 Kel. Pasar Padang Ulak Tanding Kec. Padang Ulak Tanding Kab. Rejang Lebong Bengkulu
Redaksi: Mulai edisi 15 ini AMAL akan menerima buletin ORGANIS secara kontinyu. Terima kasih juga untuk membantu mengirimkan ke ketiga komunitas yang ada di Bengkulu tersebut. Semoga bermanfaat.
2
Buletin Edisi No. 15/Th 4 (Mei - Jul 2007)
BioFach: Pameran Perdagangan Produk Organik Terbesar di Dunia
3
Seni Tanam Campuran
6
Analisis Resiko: Mengantisipasi Kontaminasi Keorganikan Produk dalam Kelompok
8
Tips Agar Produk Tetap Segar
10
Belajar dari Pengalaman: Manual untuk Mengorganisir, Menganalisa dan Mendokumentasikan Informasi di Lapangan
12
Caysim Bolong-Bolong
13
PETRASA: Mendorong Pertanian Organik Melalui Credit Union
14
Surat Pembaca Ingin Berlangganan ORGANIS Salam Sejahtera, Kami bermaksud berlangganan buletin ORGANIS sebagai media untuk mendukung aktivitas organisasi yang salah satunya adalah pelatihan-pelatihan pertanian organik di beberapa daerah. Syukur-syukur free.......... Ahmad Shofi Komunitas Restu Bumi Jatimulyo T I/426 Jogjakarta
Redaksi: Bapak Ahmad Shofi Yth., Untuk tahun 2007 ORGANIS masih dibagikan free. Kami senang jika informasi yang tersaji dapat mendukung aktivitas organisasi Bapak.
BioFach:
Pameran Perdagangan Produk Organik Terbesar di Dunia Setelah menempuh perjalanan selama 8 menit, laju subway yang kami tumpangi dari Stasiun Nuremberg berhenti di Stasiun Messe. Sebagian besar penumpang berhamburan turun menuju Nuremberg Messe Fotoyang : APR menjadi lokasi pameran perdagangan produk organik (BioFach) dan perawatan kecantikan alami dunia (Vivaness) yang berlangsung di Jerman Februari lalu. Oleh: Indro Surono dan Agung Prawoto
langsung bagaimana membuat masakan khas Denmark dengan menggunakan bahan-bahan organik. Selepas Denmark, kami disambut oleh Swiss Pavillion yang menampilkan produk makanan, minuman dan kosmetika organik. Ditemani seorang rekan dari bio.inspecta (lembaga sertifikasi dari Swiss yang menjadi mitra BIOCert), penulis mencicipi lembutnya coklat batangan yang diproduksi dari negeri ini. Uniknya, semua produk coklat, kopi, teh, mete berasal dari luar Swiss. “Teh ini dihasilkan di Srilanka, coklat dari perkebunan kakao di Pantai Gading Afrika, sementara beras dari Thailand,�
D
engan luas 150.000 meter persegi, pengunjung BioFach dapat menjumpai 2.566 eksibitor yang menampilkan beragam produk dan jasa di industri produk organik. Umumnya stanstan pameran menggunakan nama negara. Seperti di Hall 1, pandangan kita langsung disambut oleh Stan Denmark, Swedia, Swiss dan Perancis. Stan Denmark yang didominasi warna putih menampilkan produk organik seperti keju, daging, bir dan anggur serta produk olahan lainnya. Di stan ini terdapat sebuah layar besar yang menayangkan secara
Foto : APR
Buletin Edisi No. 15/Th 4 (Mei - Jul 2007)
jelas seorang penjaga stan Claro, perusahaan Swiss yang memasarkan produk organik dan fair trade seperti coklat, teh, kopi, beras, buahbuahan dan mete. Italia yang menjadi country of the year BioFach 2007 hadir di “Piazza Italia” di Hall 4. Sebagai negara dimana sepertiga lahan organik Eropa (36.600 ha) berada, negeri ini menghadirkan perkembangan terkini industri pangan organiknya dalam balutan budaya Italia. Minuman anggur dan bir, minyak zaitun, pangan olahan, daging dan produk turunannya dapat dijumpai di stand ini. Bertema “Italy, Organic Food Culture for the World,” di sini pengunjung akan disapa
FLORES FARM:
Memperkenalkan Indonesia Melalui Mete Organik dari Flores “Kami ingin memperkenalkan produk organik dari Indonesia ke dunia. Maka kami berpartisipasi di BioFach,” ucap Johannes Schwegler, pendiri sekaligus konsultan Flores Farm. Kehadiran Flores Farm di BioFach difasilitasi oleh CBI, yaitu sebuah lembaga dari Belanda yang mengurusi promosi produk impor dari negara-negara berkembang. Dari kantornya di Stuttgart, Flores Farm yang baru beroperasi satu setengah tahun ini memasarkan produk mete organik dari Flores-NTT. Perkembangannya cukup baik. Pasar Jerman dapat menerima produk dari NTT tersebut. Dan saat ini mereka sedang menjajaki pasar Perancis dan Swiss. “Sewaktu memulai, kami hanya berkeyakinan bahwa mete yang dihasilkan oleh petani-petani di Flores itu berkualitas baik. Kerja keras dan membangun kepercayaan menjadi dasar kami mengembangkan usaha ini. Kepercayaan penting bagi konsumen dan juga bagi petani-petani di Flores,“ ucap Johannes sedikit berfilosofi. “Saat ini Flores Farm baru mampu menampung 80 ton mete yang sebagian besar berasal dari Flores dan sisanya dari Bali,“ jelas Martin Steckdaub, pendiri sekaligus Direktur Flores Farm. Mete gelondongan diterima dari petani di Flores, lalu dikupas kulitnya (dikacip) dan diolah dengan dikeringkan dalam oven pada suhu 45oC, lalu dibungkus Buletin Edisi No. 15/Th 4 (Mei - Jul 2007)
(divakumkan-red) dengan plastik. Semua proses pengolahan dan pengemasan ini dilakukan oleh PT. Profil Mulia Abadi (PT.PMA) di Tangerang. “Produk Flores Farm diperuntukan bagi kalangan atas di Jerman yang peduli dengan produk organik dan fair trade. Pasar ini memang kecil dibandingkan pasar biasa (produk non organik-red), namun berkembang pesat,” ucap Jochen Wolf, Direktur Pelaksana Flores Farm. “Konsumen jenis ini umumnya ingin mengetahui bagaimana mete diproduksi, oleh siapa dan dimana. Saat membeli mete Flores Farm, selain mendapatkan mete bermutu, mereka sekaligus turut membantu petani-petani mete di Flores,” tutur Martin menambahkan. Produk organik di Jerman dipasarkan melalui pasar swalayan organik. Pasar swalayan hanya berhubungan dengan pemasok-pemasok utama. Pemasok utama inilah yang menjadi penghubung antara pemasok-pemasok kecil dari setiap jenis produk dengan pasar swalayan. “Sistem ini biasa di Jerman, seperti kami yang memiliki kontrak dengan basic Bio fur alle (pasar swalayan khusus produk organik-red). Pasar swalayan tersebut menunjuk pemasok utama mereka untuk membeli mete dari Flores Farm. Pasar swalayan hanya berhubungan dengan pemasok utama mereka untuk memenuhi kebutuhan mete dari Flores Farm,” jelas Johannes.
Selain ke pasar swalayan, Flores Farm juga memasarkan secara langsung ke konsumen dan outlet-outlet khusus produk organik. Terlihat seperti di Sonnenkost, sebuah outlet di sudut Market Platz Stuttgart yang khusus memasarkan produk organik dari petani-petani kecil. Outlet ini memasarkan mete Flores Farm dalam kemasan kardus kecil berukuran 100, 125 dan 250 gram, lengkap dengan informasi dan foto mengenai proses produksi dan asal produksi mete di Flores. Mete organik yang dipasarkan oleh Flores Farm telah mendapatkan sertifikasi produk organik dari IMO, yaitu sebuah lembaga sertifikasi pangan organik dari Swiss. ”Sertifikasi penting agar dapat diterima oleh konsumen dan pasar,” ujar Martin. “Saya ingin ada pejabat dari Indonesia termasuk dari Flores datang dan berkunjung ke BioFach, agar mereka melihat bagaimana perkembangan pasar produk organik dunia. Dan ketika kembali ke Indonesia, mereka dapat mendorong perkembangan pertanian organik di Indonesia. Indonesia adalah negara besar yang memiliki potensi untuk produk organik,” ujar Johannes berharap. (**)
dengan keramahan khas dimana terdapat 300 stan di dalamnya. Di tengah-tengah Piazza Italia ini terdapat restoran BIO.IT yang menyediakan makanan dan budaya khas Italia. Menurut Paolo Carnemolla, Presiden Federbio (Asosiasi Produsen Organik Italia) yang ditemui di Piazza Italia, negaranya sedang mencari kemitraan internasional. “Pasar utama produk organik kami masih ditujukan ke pasar Eropa. Namun, kami sedang mencari pasar internasional lainnya. Selain pasar Amerika dan Jepang, kami mencoba masuk ke pasar Asia terutama China dan India,” jelas Carnemolla saat dijumpai di Piazza Italia. Gerald A Herrmann, Presiden IFOAM (International Federation of Organic Agriculture Movement) yang menjadi patron BioFach mengatakan, ”Perkembangan pasar organik tidak pernah sedinamis saat ini. BioFach tidak saja menghadirkan produk dan pasar organik Jerman, tetapi juga dunia. BioFach menjadi kunci mengakses pasar organik seluruh dunia.“ Sementara itu Menteri Pangan, Pertanian dan Perlindungan Konsumen Jerman, Horst Seehofer, dalam sambutannya saat pembukaan BioFach 2007 mengatakan bahwa “Kerjasama industri pangan organik pada seluruh rantai produksi meningkatkan sektor penjualan, pengolahan dan pemasaran produk organik.“
Untuk Asia, stan Thailand paling menyolok diantara stanstan negara Asia lainnya. Di stan Thailand, pengunjung memperoleh informasi mengenai program pertanian organik Thailand, termasuk beras organiknya yang menjadi idola beras organik dunia. Dengan nuansa hijau muda, Thailand menyajikan masakan Thai yang dimasak oleh koki dari Thailand untuk disajikan langsung ke pengunjung. Coba saja nasi gorengnya. Hm... sungguh nikmat! Hitung-hitung sekaligus melepas rindu dengan nasi di daratan Eropa ini. Sementara itu Indonesia hanya diwakili oleh Flores Farm yang memamerkan produk mete organik dari Flores. (baca juga FLORES FARM: Memperkenalkan Indonesia Melalui Mete Organik dari Flores). Seperti juga kami, selain hilir mudik mengunjungi stan-stan pameran untuk mengetahui perkembangan produk organik terkini, ajang ini juga digunakan untuk pertemuan-pertemuan
bisnis. Seperti terlihat di IFOAM Cafe yang terletak di tengah-tengah Hall 1, yang selalu penuh dipadati oleh pengunjung. Cafe ini menjadi tempat bertemu dari berbagai kalangan untuk membicarakan kemungkinan kerjasama bisnis. Sambil ditemani segelas teh, kopi, jus atau bir organik, beberapa kesepakatan bisnis muncul dari tempat ini. Di lantai dua dan tiga gedung Kongresszentrum CCN Ost terdapat BioFach Congress. Di gedung ini anda dapat mengikuti 150 seminar yang dihadiri oleh sekitar 8.000 ahli pangan organik dunia untuk membahas isu-isu terkait pertanian dan pangan organik. (**)
Indro Surono: Koordinator Dewan Perwakilan Anggota Aliansi Organis Indonesia Agung Prawoto: Direktur Eksekutif BIOCert
Buletin Edisi No. 15/Th 4 (Mei - Jul 2007)
5
Seni Tanam Campuran Oleh: Y.P. Sudaryanto
Bercocok tanam membutuhkan seni tersendiri. Tidak semua tanaman dapat begitu saja ditanam campur dengan tanaman lainnya. Kemampuan memahami sifat tanaman, sifat hubungan terhadap tanaman, pergiliran tanaman, musim, jenis tanaman sekitar yang sudah ada harus dipertimbangkan dahulu sebelum akhirnya dikembangkan dalam sebuah seni tanam. Kembali ke Prinsip Dasar Konsep bisnis pertanian yang cenderung meyakini �satu komoditas jauh lebih menguntungkan,� membuat manfaat pola tanam campur dilupakan dan penciptaan keanekaragaman makin diabaikan, akibatnya seni bertani kehilangan maknanya (rugi tinggalkan). Dan ketika konsep pertanian organik diterapkan dan mengharuskan penciptaan keanekaragaman tanaman dalam setiap agroekosistem, mulailah terjadi pergeseran makna bertani dari bertani untuk mencari untung ke bertani demi kelestarian kehidupan. Dalam hal ini para petani diajak untuk berpikir, berimprovisasi dan membayangkan bagaimana situasi pertanian yang sungguh beraneka ragam itu.
Ketika melibatkan seluruh pikiran, hati dan insting untuk mendapatkan kombinasi yang tepat, petani tidak menghafal, namun lebih pada mengerti seluruh faktor yang ada (kenyataan). Disinilah seninya berkebun organis! Karena untuk mengambil keputusan mengenai kombinasi tanaman yang tepat dibutuhkan naluri dan kreasi yang tinggi agar nilai artistik lebih menonjol namun dengan tetap menjaga produktifitas tanaman yang optimal. Kombinasi tanaman mendorong cara berpikir sehat dan dinamis Seni tanaman campuran ini akan mencapai puncaknya ketika kita sudah ahli dalam merancang kombinasi dengan metode �relay
Kombinasi tanaman mempertimbangkan sifat tanaman, musim, pergiliran tanaman dan lain sebagainya karena faktor-faktor tersebut menentukan pertumbuhan tanaman. Prinsip yang sangat mendasar dalam pertanian organik adalah keseimbangan alam. Keseimbangan ini dapat tercapai hanya dalam kondisi lahan/kawasan yang beranekaragam jenis tanaman. Bagaimana menciptakan kondisi tersebut dalam lingkungan pertanian (agroekosistem)/kebun budidaya? Salah satu metode yang dapat diterapkan adalah melalui kombinasi tanaman. Kombinasi tanaman mempertimbangkan sifat tanaman, musim, pergiliran tanaman dan lain sebagainya. Mengapa? Karena faktor-faktor tersebut menentukan pertumbuhan tanaman. Buletin Edisi No. 15/Th 4 (Mei - Jul 2007)
cropping� atau tanam sisipan dengan berbagai jenis tanaman termasuk tanaman pupuk hijau (semisal crotalaria sp.) karena tanaman sisipan sangat efisien dan efektif sehingga sekaligus dapat menciptakan keanekaragaman tanaman yang mendekati ideal. Dengan model kombinasi tanaman (tumpangsari), petani dapat mengendalikan hama penyakit tanaman. Selain itu, penanaman beragam jenis tanaman dengan beragam usia tanamnya dapat membantu petani menghasilkan beragam jenis produk sepanjang tahun. Meskipun hasilnya dalam jumlah terbatas namun petani dapat meminimalkan resiko kegagalan panen total dan resiko merosotnya harga produk. Kestabilan mutu, jumlah dan ketersediaan produk menjadi hal penting bagi konsumen, dan model tumpangsari ini dapat membantu menjawab kebutuhan konsumen.
tergantung pada musim, maka penyesuaian tanaman yang cocok untuk ditanam di musim hujan, panca roba atau kemarau sangat perlu dimengerti. Dan yang terakhir, perhatikan juga jenis tanaman sekitar yang sudah ada.
Seni Tanam Campur/Kombinasi Tanaman Seperti halnya seni bernilai tinggi, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam praktek tanam campur. Pertama, memahami sifat tanaman seperti perakaran, umur dan kebutuhan hara dari tanaman yang akan ditanam. Ini
karena tanaman merupakan mahluk hidup sehingga hubungan dengan tanaman lain juga perlu diperhatikan seperti 'apakah tanaman tersebut merupakan kawan atau lawan.' Lalu pergiliran tanaman, apakah jenis tanaman tersebut sudah atau belum ditanam sebelumnya. Ketiga, tanaman
Dari sinilah seni bertani akan berkembang, karena petani tidak menghafal melainkan melibatkan seluruh pikiran, perasaan dan intuitifnya. (**)
YP Sudaryanto Staf Yayasan Bina Sarana Bhakti Bogor
Contoh dari beberapa tanaman dan kombinasinya: 1. Cabai yang mempunyai akar dalam dan luas lebih baik dikombinasikan dengan selada/caysim yang mempunyai akar dangkal dan umur pendek. 2. Brokoli yang berakar pendek dapat dikombinasikan dengan tomat yang berakar dalam sebagai penolak hama. 3. Jagung yang membutuhkan sinar matahari penuh harus dikombinasikan dengan tanaman pendek seperti kacang tanah, kacang merah atau ubi jalar 4. Parsley yang suka naungan lebih baik dikombinasikan buncis atau kapri yang menggunakan lanjaran Jangan lupa saat mengambil keputusan kombinasi tersebut harus diingat pula pergiliran tanaman dan tanaman yang berada di sekitar tanaman tersebut. Bila sudah banyak tanaman wortel, maka pilihlah tanaman lain seperti lobak atau bit. Kombinasi tanaman pada musim hujan juga berbeda dengan saat musim kemarau. Pada musim hujan, brokoli tidak dapat dikombinasikan dengan tomat, sebagai gantinya dapat ditanam kemangi atau basilicum.
Buletin Edisi No. 15/Th 4 (Mei - Jul 2007)
7
Analisis Resiko:
Mengantisipasi Kontaminasi Keorganikan Produk dalam Kelompok Oleh: Familia Novita S
Banyaknya petani yang terlibat dalam sistem pengawasan internal membuat semua petani anggota kelompok perlu dilibatkan dalam penyusunan komponen analisis resiko. Pelibatan semua petani dalam penyusunan komponen analisis resiko ini secara tidak langsung juga dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kesadaran dalam diri mereka untuk berperan aktif menjaga integritas keorganikan produk kelompok.
D
alam penjaminan mutu organik kelompok, diperlukan berbagai upaya antisipasi atas kemungkinan kontaminasi keorganikan produk yang dihasilkan. Salah satu upaya antisipasi tersebut adalah dengan melakukan analisis resiko kontaminasi terhadap semua tahapan proses produksi mulai dari tahap persiapan sampai tahap akhir (termasuk pengolahan, distribusi dan pemasaran). Resiko kontaminasi ini muncul ketika dalam proses produksi tertentu, ada beberapa anggota yang mulai tergoda untuk kembali menggunakan bahan kimia. Resikoresiko semacam ini perlu diperbaiki dan dicegah dengan memberikan sanksi baik secara materil ataupun non materil (sosial). Bentuk-bentuk sanksi tersebut diupayakan dapat membuat anggota tersebut jera untuk melakukan pelanggaran yang sama. Proses awal analisis resiko kontaminasi adalah dengan mengidentifikasi semua potensi resiko agar kelompok dapat menentukan tindakan-tindakan perbaikan selanjutnya. Ini dimaksudkan untuk meminimalkan kontaminasi yang akan terjadi. Selanjutnya perlu dilakukan penilaian resiko kontaminasi secara rutin sebagai upaya pengawasan dan pengelolaan resiko yang berkelanjutan.
Potensi Resiko Potensi resiko kontaminasi seringkali muncul dalam proses budi daya, terutama ketika ada program pemerintah lokal yang memberikan
8
Buletin Edisi No. 15/Th 4 (Mei - Jul 2007)
bantuan pupuk pertanian dalam bentuk paket (biasanya menyertakan asupan kimia). Dalam kondisi seperti ini, tidak jarang petani menghadapi dilema, apakah 'mengambil paket bantuan pemerintah' atau 'tetap berkomitmen pada pertanian organik.' Dilema semacam ini biasanya terkait dengan kurangnya keyakinan petani terhadap prospek penjualan produk organik. Beberapa petani organik seringkali tergoda untuk menggunakan asupan kimia karena bujukan petani-petani tertentu ataupun petugas penyuluh pertanian dari pemerintah yang mempromosikan bahwa penggunaan asupan kimia dapat menghasilkan produk dengan kualitas yang lebih baik. Naiknya harga produk organik juga berpotensi menimbulkan resiko kontaminasi pada produk-produk organik. Harga produk organik yang tinggi tidak saja menggoda petani organik untuk meningkatkan produksinya dengan menggunakan asupan kimia kembali, tetapi juga menggoda mereka untuk mencampur produk organik dengan produk non organik agar total produksinya menjadi lebih tinggi. Potensi resiko kontaminasi juga dapat terjadi saat proses pembelian produk akibat tingginya harga produk organik, dan ini biasanya dilakukan dengan cara membeli produk yang bukan berasal dari petani organik. Potensi lain yang cukup beresiko menimbulkan kontaminasi yaitu ketika kontrol ICS mulai melemah akibat kurang terampilnya personel ICS dalam melakukan pengawasan
internal. Atau kurangnya jumlah personel ICS terutama untuk mengawasi kelompok-kelompok yang besar. Proses penanganan panen dan pasca panen juga dapat menjadi potensi resiko kontaminasi ketika terjadi pencampuran produk organik dengan produk non organik, atau saat proses pengolahan atau penyimpanan produk organik yang berdekatan dengan bahan kimia.
Pencegahan Ketika semua potensi resiko kontaminasi telah teridentifikasi di dalam lembar analisis resiko, maka kelompok kemudian dapat menentukan langkah-langkah untuk mencegah kontaminasi dan memperbaiki kondisi saat terjadi kontaminasi yang disertai dengan sanksi-sanksinya. Langkah-langkah perbaikan dan pencegahan yang akan dilakukan serta sanksi yang akan diberikan ditentukan oleh Komisi Persetujuan Organik berdasarkan Formulir Analisis Resiko dan Daftar Ketidaksesuaian dan Sanksi. Tingkatan sanksi yang diberikan oleh ICS pun tergantung pada tingkat pelanggaran yang dilakukan oleh petani anggota. Ketika ada petani anggota yang melakukan pelanggaran fatal terhadap integritas keorganikan produk dalam kelompok, maka petani tersebut dipastikan akan dikeluarkan dari kelompok atau status lahannya dikembalikan ke awal, dan memastikan bahwa produk petani tersebut belum dibeli oleh petugas pembelian. Di dalam pengisian formulir analisis resiko kontaminasi, personel yang ditugaskan perlu mendapatkan
serangkaian pelatihan secara reguler untuk menghindari kelalaian yang kemungkinan besar mempengaruhi validitas (kebenaran) informasi yang akan dicantumkan di formulir analisis resiko. Apabila petugas pemeriksa masih mencurigai beberapa informasi yang disampaikan oleh petani yang bersangkutan, maka petugas tersebut dapat memastikan informasi tersebut sesuai dengan kondisi lingkungan setempat atau tidak atau bertanya kepada tetangga atau sumber-sumber lain yang dapat dipercaya. Kemudian hasil pemeriksaan tersebut diserahkan kepada personel persetujuan untuk mengambil keputusan dan tindakan-tindakan selanjutnya terkait dengan hasil pemeriksaan yang diperoleh dari lapangan.
Setelah melakukan analisis resiko kontaminasi, kemudian kelompok secara bersama-sama mengidentifikasi resikoresiko yang muncul terhadap kontaminasi keorganikan produk. Contoh resiko yang muncul dan apa yang sebaiknya dilakukan oleh para petani Resiko Penting Beberapa produsen menyimpan bahan agrokimia lama yang merupakan hadiah kampanye pemilu 5 tahun yang lalu.
Contoh Formulir Analisis Resiko Kontaminasi beserta dengan penilaian yang diberikan sesuai dengan situasi lapang yang dihadapi. Kriteria Resiko
Situasi yang Dihadapi
H
Penilaian M L
Budidaya Pertanian Apakah sesungguhnya semua lahan pertanian dimanajemen dengan pernyataan petani dan diketahui oleh ICS (selain itu bidang tanah anggota keluarga yang mana petani mengaturnya atas nama mereka) Apakah kepemilikan lahan/hak kepemilikan/hak sewa jelas dan dibutuhkan petani dapat mengambil keputusan untuk bertani organik? Dst.
Semua lahan pertanian diketahui, sekalipun lahan anggota keluarga (jarang) X
Keluarga petani memiliki lahan mereka sendiri. Penesehat koperasi memutuskan bersama petani tentang manajemen lahan pertanian
X
Kontrol Internal Apakah jarak antara kelompok regional dapat diatur untuk kontrol internal dan pembelian produk? Sudahkan dipastikan adanya inspektor internal yang cakap untuk melakukan kerja pemeriksaan?
50 Km, Tidak masalah X
Beberapa masalah dalam penyelesaian semua pemeriksaan tepat waktu sebelum panen. Sekarang satu inspektor tambahan telah dipekerjakan.
X
Dst. Pembelian, transport, penyimpanan, pengolahan Apakah ada perbedaan harga yang cukup besar antara produk organik dan konvensional? (resiko bahwa petani organik membeli dari tetangga yang konvensional dan menjual produknya sebagai organik? Apakah personel pembelian mendapat keuntungan dari pembelian dari petani yang tidak disertifikasi dan mungkinkan mereka tertarik untuk melakukannya?
Perbedaan harga sekitar 25% antara pisang organik bersertifikat dan pisang konvensional.
•
•
Air irigasi berasal dari sungai kecil langsung ke bidang lahan pisang. Meskipun demikian, ada resiko tertentu dimana limpahan air dari bidang lahan konvensional mengalir kembali ke saluran irigasi Kadang petani dapat memakai produk “organik” yang didistribusikan oleh pemerintah
•
•
Petani menerima daftar yang jelas dengan sedikit jumlah asupan yang diijinkan, selain itu dilarang. Para penasehat harus menekankan hal itu selama kunjungan
Pemerintah barubaru ini mempromosikan organik, tapi hal ini dapat berubah
•
Pastikan hubungan yang baik dengan program penyuluhan pemerintah. Tetap beri informasi tentang kemungkinan perubahan strategi dari penasehat
Ada resiko tertentu dimana petani dapat menjual pisang konvensional dari lahan pertanianan lain sebagai organik (dan kasus serupa pernah dialami)
•
Inspektor internal selalu mengunjungi setiap lahan sebelum panen, tandai semua pohon pisang yang akan dipanen dan melaporkan jumlah yang resmi kepada depertemen pembelian Memberitahu petani tentang konsekuensi dari perilaku tersebut, mendorong mekanisme kontrol sosial Mewawancara beberapa petani tetangga Pemeriksaan mendadak selama panen
•
• X
Petugas pembelian dipekerjakan dan uang dibayar langsung kepada petani setelah pembelian – tidak ada insentif untuk curang. Penasehat lapangan juga selalu hadir selama pembelian.
•
X
Apa yang Dapat Dilakukan ? Inspektor internal perlu diinstruksikan untuk memeriksa produk yang disimpan oleh setiap petani dalam formulir pemeriksaan internal Semua produk-produk lama harus segera disingkirkan. Harus dicari solusi apa yang dilakukan terhadap barang-barang tersebut. Diperiksa selama pemeriksaan internal.
Familia Novita S. Staf Sertifikasi BIOCert
Dst.
Catatan: H = high
M= medium
L= low Buletin Edisi No. 15/Th 4 (Mei - Jul 2007)
9
Tips Agar Produk Tetap Segar Oleh: Bibong Widyarti
Sebagai konsumen organik, jika tak mau melahap menu yang sama setiap hari, kita harus pandai membuat variasi makanan. Kita juga harus tahu cara penyimpanan yang benar agar bahan makanan yang kita miliki dapat awet dan dapat dimanfaatkan hingga beberapa hari.
K
esulitan yang seringkali dihadapi konsumen organik, terutama di perkotaan adalah membuat makanan bervariasi. Hal ini karena akses untuk memperoleh pangan organik dalam kondisi segar terkadang harus melalui rantai yang panjang. Dapat dibayangkan, sayur yang dipanen hari ini bisa sampai di konsumen selama 24–36 jam! Belum lagi jika ingin jus tomat, nggak taunya si buah yang banyak mengandung vitamin C ini tidak sedang musim seperti sekarang ini, saat musim panca roba. Berdasarkan pengalaman sebagai konsumen organik, untuk mensiasati hal-hal seperti tersebut diatas, ada beberapa hal yang dapat dilakukan, diantaranya adalah: 1. Ciptakan Kreasi Baru Protein dari kacang-kacangan Contoh sederhana adalah masalah kebutuhan protein. Memang daging organik dapat
10
Buletin Edisi No. 15/Th 4 (Mei - Jul 2007)
dibeli di pasar swalayan, tetapi..... mahal sekali! Ayam juga terbatas jumlahnya dan ukurannya pasti lebih kecil dari ayam negeri. Lantas bagaimana cara menyikapinya? Jangan khawatir, kita dapat melengkapinya dengan protein dari kacang-kacangan seperti tahu, tempe, telur ayam organik atau ikan (jenis herbivora semisal ikan gurami). Di Jakarta ada sejenis ikan, Dory, yang dapat diolah menjadi steak ikan atau ikan panggang dan relatif disukai karena sudah tidak bertulang lagi. Cara mengolahnya pun mudah, bumbu utamanya adalah jahe, garam, kunyit dan di “ungkep� (masak dalam kuali bersama bumbu hingga setengah matang -red) lalu panggang menggunakan sedikit minyak zaitun/minyak kelapa. Rasanya dijamin tidak kalah dengan yang ada di restoran-restoran.
Sayuran pengganti snack Selain itu kita juga dapat berkreasi dengan berbagai jenis sayuran organik yang tidak banyak tersedia di pasar umum seperti okra organik, terong Jepang, spinach (beda lho dengan bayam yang sering dijumpai di pasar-pasar), jamur tiram, dan sebagainya. Semua sayuran itu dapat diolah dengan cara ditumis atau digoreng. Terong/jamur tiram misalnya, cukup diberi tepung terigu dengan bumbu garam, bawang putih lalu celupkan dalam telur kocok dan goreng seperti menggoreng tempura. Rasanya enak, terutama bagi mereka yang vegetarian. Panganan ini juga dapat dijadikan sebagai camilan pengganti snack. Buat sendiri Tauge organik susah didapat. Jangan putus asa, buat sendiri dari bahan dasar kacang hijau organik. Waktu pembuatan tauge organik ini cuma memakan waktu sekitar 2–3 hari. Begitupun dengan susu kedelai organik, kita dapat membuatnya sendiri (sekarang sudah ada alat pembuat susu) dari kedelai organik dan tinggal diberi jahe organik, jadilah minuman sehat. 2. Penyimpanan Bagi mereka yang tinggal di perkotaan bagaimana kiat menyimpan bahan makanan organik agar awet hingga beberapa hari adalah hal yang cukup penting. Ini karena
konsumen organik di perkotaan tidak dapat berbelanja pangan organik setiap hari. Karenanya trik bagaimana menyimpan bahan makanan organik agar awet dan dapat digunakan dalam beberapa hari adalah salah satu kunci yang harus dipunyai oleh konsumen organik. Pisahkan sayuran yang tahan lama dengan yang mudah layu Saat pesanan datang pilahlah sayuran yang tidak bisa tahan
lama seperti bayam, spinach, kangkung, kailan dll. Jenis sayuran ini dipisahkan karena sayuran ini mengandung air dan mudah layu serta jika terlalu lama warnanya dapat berubah menjadi kuning. Jadikan jenis sayur-sayuran tersebut sebagai menu hari ini. Brokoli juga tidak tahan lama, sayuran sejenis kembang kol namun berwarna hijau ini dapat kita �tus� alias celup sebentar di air mendidih lalu diangkat. Brokoli dapat dijadikan campuran salad, jus, tumisan, dll. Sayuran yang lebih bisa tahan lama seperti wortel, labu siam, kacang panjang, caysim dan lain lain dapat disimpan untuk diolah selanjutnya. Sayuran beraroma tajam.... Untuk sayuran yang beraroma tajam seperti lobak, daun bawang dan seledri, pisahkan
dengan sayur lainnya agar aromanya tidak mempengaruhi sayuran yang lain. Membungkus? Simpan sayuran yang sudah ditiriskan dengan masingmasing jenis. Bungkus dengan plastik yang berpori-pori/kertas coklat/kantung kertas atau wadah yang kedap dan dialasi dengan kain/tisu dapur sehingga cairan yang keluar dapat segera terserap dan tidak membuat sayur menjadi busuk. Hindari menyimpan memakai bungkus kertas koran.
Suhu? Dengan penyimpanan yang baik, wortel, kol dan timun dapat bertahan cukup lama, bahkan hingga dua minggu. Jenis sayuran ini lebih baik disimpan pada suhu yang sejuk, jangan terlalu dingin. Proses pengolahan, pembekuan dan pengeringan Untuk menghindari pembusukan, jahe, kacang merah dan cabai merah dapat dikeringkan terlebih dahulu. Proses pengeringan ini dapat dilakukan sendiri, sehingga pada saat jenis tersebut tidak tersedia di pasaran, kita masih dapat menggunakannya dengan cara direndam kembali dalam air. Lain lagi untuk tomat, saat panen tomat melimpah buatlah puree. Caranya sederhana, cuci bersih tomat lalu blender tanpa tambahan air kemudian dimasak
hingga kering airnya dan mengental lalu tambahi garam sedikit. Sterilkan botol selai yang sudah bersih (dapat menggunakan oven-red), setelah agak dingin masukkan puree tomat dan bekukan dalam freezer. Puree ini dapat digunakan setiap saat dibutuhkan. Begitu juga halnya dengan cabai keriting sehingga akan selalu tersedia sambal yang siap digunakan. Untuk bayam, saat bayam sedang banyak, daun yang
identik dengan tokoh popeye si pelaut ini dapat dibuat keripik bayam. Begitu juga dengan kentang dan umbi-umbi lainnya seperti singkong dan entik. Jangan lupa untuk memberi label informasi isi dan tanggal pembuatannya Dengan adanya keterbatasan akhirnya membuat kita jadi kreatif dan menjadikan pengalaman serta pelajaran yang menarik dalam keluarga. Akhirnya, tetap buat perbedaan dengan hal hal kecil yang sederhana. (**)
Bibong Widyarti Konsumen organik tinggal di Depok, Jawa Barat
Buletin Edisi No. 15/Th 4 (Mei - Jul 2007)
Belajar dari Pengalaman :
Manual untuk mengorgansir, Menganalisa dan Mendokumentasikan Infomasi di Lapangan
Judul Asli
:
Editor
:
Penerbit
:
Tebal
:
Learning from Experience: A manual for organizing, analyzing and documenting field base information Jorge Chavez-Tafur, Karen Hampson, Anita Ingevall dan Rik Thijssen ILEIA (Centre for Information on Low External Input and Sustainable Agriculture) PO BOX 2067, 3800 CB Amersfoort, Belanda 47 hal.
Akhir-akhir ini banyak dibicarakan dan ditulis mengenai perlunya mendokumentasikan pengalaman, baik dari sisi kesuksesan maupun kegagalannya. Sayangnya, dengan berbagai alasan, hal itu sangat sulit untuk diterapkan. Salah satu kesulitan berkaitan dengan hal ini adalah kurangnya pelatihan mengenai bagaimana cara mendokumentasikan kegiatan praktik-praktik di lapangan terutama yang dilakukan di tingkat masyarakat. Adalah hal penting untuk mendokumentasikan kegiatankegiatan di lapangan sehingga
12
Buletin Edisi No. 15/Th 4 (Mei - Jul 2007)
dapat dipetik hasil pembelajarannya. Ini berguna untuk penyempurnaan pengetahuan pertanian berkelanjutan yang sudah ada dan juga untuk meningkatkan inisiatif lebih lanjut. Jika hasil dari beberapa inisiatif tersebut didokumentasikan dan diterbitkan, hal ini tentunya akan bermanfaat bagi mereka yang membacanya. Manual ini adalah sarana untuk mengembangkan sebuah metode yang akan membantu masyarakat untuk mendokumentasikan pengalaman-pengalaman mereka. Buku ini menyajikan metode praktek langkah demi
langkah guna membantu menjelaskan dan menganalisa sebuah proyek, dan kemudian mendokumentasikannya secara menyeluruh. Metode yang disajikan dalam dokumen ini sangat mudah disesuaikan untuk berbagai lingkungan yang berbeda. Misalnya, prosesnya dapat digunakan untuk mendokumentasikan sebuah proyek atau kegiatan-kegiatan pendek atau untuk programprogram yang lebih panjang atau kompleks. Manual ini juga dapat diterapkan oleh kelompok atau organisasi masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), jaringan atau lembaga besar. (sny)
Ulat Hijau Pada Tomat
Caysim Bolong-bolong Redaksi Yth. Saat ini saya tengah mencoba menanam caysim di vertikultur dari bambu. Kenapa ya tanaman caysim saya kok bolong-bolong seperti dimakan ulat? Padahal di sekitar tanaman caysim dan vertikultur tersebut sudah saya cari tidak ada ulatnya. Bagaimana cara pencegahannya? Nurdin Jl. Cijahe RT.3/1 Curug Mekar Bogor
Phylotetra spp. Foto: www.senelticaret.com
YP Sudaryanto menjawab: Coba perhatikan tanaman caysim Bapak, adakah sejenis kumbang kecil bersayap yang suka hinggap di tanaman caysim tersebut? Hama utama caysim adalah kumbang daun (phylotetra, sp.), yaitu sejenis kumbang kecil bersayap. Phylotetra sangat suka daun caysim dan merupakan hama utama tanaman berdaun hijau ini. Hewan kecil inilah yang membuat daun caysim Bapak bolong-bolong seperti dimakan ulat. Agar daun caysim tidak bolongbolong lagi, coba semprotkan larutan pestisida nabati ke daun caysim tersebut dua kali sehari yaitu pagi hari sekitar pukul 08.00 – 09.00 WIB (setelah embun pagi habis) dan sore hari sekitar pukul 15.00 – 16.00 WIB. Larutan pestisida nabati ini dapat dibuat dengan menggunakan daun tembakau. Jika tidak ada daun tembakau dapat juga menggunakan teprosia atau larutan cabai ditambah sedikit sabun batangan (berfungsi sebagai perekat pada daun).
Sabirin Tanaman Tahunan
Agung Prawoto Standar dan Sertifikasi
Toto Himawan Hama dan Penyakit Tanaman
Redaksi Yth. Kami sedang melakukan uji coba menanam tomat apel (demplot organik). Pada saat mulai tumbuh, tanaman tersebut terkena hama daun namun masih dapat diatasi, setelah berbuah juga diserang hama ulat hijau yang memakan buahnya. Adakah obat organis yang dapat membasmi hama ulat hijau? Decky W. Perkumpulan KELOLA Desa Tiwoho, Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara Sulawesi Utara Agus Kardinan menjawab: Untuk mengendalikan ulat pada tanaman tomat, selain memakai daun mindi (Melia azedarach) yang mengandung azadirachtin, dapat juga digunakan daun mimba (Azadirachta indica) yang kandungan azadirachtinnya lebih tinggi, terutama pada bijinya. Atau daun tembakau yang mengandung nikotin (Nicotiana tabacum), atau akar tuba yang mengandung rotenon (Derris eliptica). Konsentrasi yang biasa digunakan (tidak berlaku umum) adalah +/-20 gram/liter air, aduk lalu endapkan semalam. Gunakan pagi/sore hari, hindari terik matahari, karena bahan aktifnya mudah terdegradasi oleh ultra violet.
Mindi Kecil (Melia azedarach L.) Foto: IPTEKnet, 2005
Agus Kardinan Petisida Nabati
YP Sudaryanto Sayuran Organik
Daniel Supriyono Padi Organik
Diah Setyorini KesuburanTanah & Pemupukan
Buletin Edisi No. 15/Th 4 (Mei - Jul 2007)
PETRASA: Mendorong Pertanian Organik Melalui Credit Union “Kami sering menggunakan benih-benih unggul seperti jagung, jika kami gunakan 1 kg dalam 1 rante (20x20 meter) hasilnya mencapai 300 kg tetapi jika kami gunakan benih lokal apakah hasilnya sampai seperti itu?“ ucap Sitorus, petani desa Sumbari Dairi.
Lompatan modernisasi telah membawa perubahan nilai yang mendasar dalam kehidupan masyarakat pertanian yang tidak lagi menjaga keseimbangan dan keharmonisan alam. Melihat hal tersebut, PETRASA hadir melalui program Credit Union (CU) dan Pertanian Organik bagi petani di Dairi, Sumatera Utara. “ Pada waktu saya kecil dulu, kalau ada kotoran kerbau di halaman langsung diberi kayu sebagai tanda sudah ada yang punya kotoran ini. Itu artinya tidak boleh diambil oleh orang lain,” ucap seorang ibu tua, Br. Hombing dari kelompok CU Mardame Tua, Desa Gunung Tua, yang menuturkan pengalammanya sewaktu masih kecil di Siborong-borong. “Pada masa kami muda dulu, Kami diharuskan membawa kotoran kerbau ke ladang dan sawah karena tidak ada pupuk kimia,” tambahnya. Kearifan lokal seperti cerita Ibu Br. Hombing di atas memang tidak akan ditemui lagi saat ini. Kerbau yang seharusnya dimiliki petani Buletin Edisi No. 15/Th 4 (Mei - Jul 2007)
untuk membajak sawah dan diambil kotorannya sebagai kompos berganti dengan mesinmesin jetor. Petani Dairi mengakui bahwa tradisi itu hilang oleh karena budaya-budaya serba instan zaman ini. Memang tidak mudah merubah dan meyakinkan hal-hal baru. Untuk menjawab keraguankeraguan tersebut, langkah pertama yang ditempuh oleh lembaga yang mendampingi 1.440 petani di 39 dusun di Dairi ini adalah dengan memperkenalkan pertanian organik sebagai sebuah komponen penting dari pertanian selaras alam melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan. ”Untuk meyakinkan pertanian organik kami juga melakukan orientasi ke beberapa perkebunan organik di sekitar Sumatera Utara, menonton film pertanian organik dan melakukan pelatihanpelatihan pembuatan pupuk dan pestisida alami,” tambah Lince Veronika Nainggolan, Koordinator Program PETRASA. Untuk mengikat kelompok secara ekonomi, PETRASA
memperkenalkan CU kepada petani di tingkat desa/dusun maupun di tingkat kabupaten melalui Perhimpunan Petani Organik Dairi (PPODA). CU sengaja dibangun untuk melindungi petani Dairi dari resiko jeratan rentenir sekaligus menjadi wadah ekonomi bagi petani. ”Dengan CU anggota kelompok lebih mudah diorganisir sehingga kelompok dapat terus dimotivasi
dengan pertemuan-pertemuan kelompok setiap bulannya,” jelas Lince lagi. Saat ini PETRASA mendampingi 41 kelompok CU dan PPODA sebagai CU induk yang memfasilitasi CU antar kelompok. Lembaga ini melakukan pendampingan rutin kelompok CU setiap bulannya. Hal ini dilakukan agar perkembangan kelompok baik aktivitas CU dan kegiatan pertanian organik dampingan dapat dimonitor sehingga permasalahan di kelompok dapat diatasi bersamasama.
Masih Kendala Pasar.... Produk organik dampingan PETRASA saat ini berupa sayursayuran, jahe, dan cabai. Sedangkan untuk tanaman tua diantaranya adalah kopi, kemiri, lada, buah-buahan dan madu ternak. Namun pasar masih menjadi kendala. Hingga saat ini, dampingan yang telah melakukan pertanian organik masih menjual ke pasar tradisional dan melalui tauke. Untuk membantu pemasaran produk petani dampingan, lembaga yang berkantor di
Sumatera Utara ini bersama petani mendirikan Koperasi Serba Usaha Pemasaran Produk Pertanian Selaras Alam di Sumatera Utara (KSU JAPPSA). ”Melalui kegiatan CU dan pertanian organik, PETRASA berharap dapat terwujudnya petani yang berdaulat atas nasib dan hidupnya sendiri sehingga menjadi petani yang mandiri dan tidak tergantung lagi pada sistem ekonomi yang terus menindas kaum petani,” papar Lince mengakhiri pembicaraan dengan ORGANIS. (sny)
PET R AS A PE N G E M B A N GA N E KO N O M I D A N T E K N O LO G I R A K YAT S E LA R AS A LA M J l . M e d a n - S i d i k a l a n g N o .1 7 B Pa n j i S i b u r a - b u r a P.O. B OX 3 1 S i d i k a l a n g 2 2 2 0 0 D a i r i Sumatera Utara Te l / F a x : 0 6 2 7 - 2 1 8 8 2 e - m a i l : p e t r a s a o r g a n i c @ y a h o o. c o m w e b s i t e : w w w. p e t r a s a o r g a n i c . c o m
Tidak mudah menerapkan program CU di masyarakat, ada banyak kendala. ”Sulit untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat oleh karena traumatrauma kelompok tani atau koperasi lainnya yang hancur sebelum PETRASA masuk. Kemudian juga sangat sulit memotivasi masyarakat untuk mau berorganisasi, berkumpul, menanamkan rasa saling percaya pada sesama masyarakat. Budaya diam, ingin serba cepat, maunya menerima bantuan saja karena sudah terbiasa menerima bantuan Kredit Usaha Tani atau lainnya dari pemerintah menjadikan tatanan masyarakat hancur. Kearifan lokal yang sebenarnya dimiliki oleh masyarakat pudar karena globalisasi dan modernisasi yang mengajari masyarakat bermental instan,” tutur Lince panjang lebar. Buletin Edisi No. 15/Th 4 (Mei - Jul 2007)
Madu Pahit... Gimana ya Rasanya? diterbitkan oleh Perum Bogor Baru Blok B III No.17 Bogor 16152 Tlp. (0251) 3258491/9169299/085217438750
kami menyediakan madu pahit dan manis dari Kalimantan
Agenda
Aliansi Organis Indonesia bekerjasama dengan Earth Net Foundation – Hivos - Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) menyelenggarakan loka karya rantai pemasaran padi bertempat di IPPHTI Yogyakarta, Dusun Mandungan, Desa Margoluwih, Kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 26-30 Maret 2007.
Kegiatan yang bertajuk The Organic Fair Trade Rice Chain: Membangun Kompetensi Petani dan Pendamping Petani ini adalah untuk memperkenalkan rantai padi (rice chain) dan perdagangan berkeadilan (fair trade) bagi para penggiat pertanian organik terutama beras dan fair trade. Loka karya yang dihadiri oleh 33 orang peserta, baik petani maupun pendamping petani dari Jawa dan Sumatera ini bertujuan memberikan dasar-dasar pemahaman tentang pendekatan rantai padi (rice chain approach), pemahaman tentang rantai padi itu sendiri dan prinsip-prinsip serta praktek dan penerapan Fair Trade secara praktis. (sny)
PENERBIT: Aliansi Organis Indonesia PEMIMPIN REDAKSI: Sri Nuryati TIM REDAKSI: Rasdi Wangsa, Indro Surono DESAIN GRAFIS: Andreas Setiyawan Alamat Redaksi: Jl. Portibi M II No. 2 Perum Cimanggu Permai I Bogor 16313 Indonesia Telp / Fax. 62-251-325605 e-mail: organicindonesia@organicindonesia.org website: www.organicindonesia.org
16
Buletin Edisi No. 15/Th 4 (Mei - Juli 2007)
Aliansi Organis Indonesia yang dibentuk oleh sejumlah LSM, organisasi tani, akademisi, peneliti, koperasi, individu dan pihak swasta yang bergerak di bidang pertanian organik di Indonesia. Organisasi ini bertujuan demi terlindunginya petani kecil dari sistem yang menindas, terjaganya keseimbangan ekologi, berkeadilan sosial dan terjaminnya proses dan produk pertanian organis dengan prinsip keberpihakan kepada petani, kesetaraan, demokratis, transparansi, menghargai kearifan lokal, independen, dan akuntabilitas. Aliansi Organis Indonesia mendorong terintegrasinya isu pertanian organik dan fair trade di Indonesia. Aliansi Organis Indonesia merupakan anggota dari IFOAM (International Federation of Organic Agriculture Movements) Dalam menjalankan kegiatannya, Aliansi Organis Indonesia memperoleh pendanaan dari layanan yang dilakukannya dan pihak lain yang bersifat tidak mengikat seperti dari Oxfam GB dan Pemerintah Republik Federal Jerman melalui Evangelischer Entwicklungsdienst (EED).
eed
Evangelischer Entwicklungsdienst