Ajang promosi produk organik Indonesia di BIOFACH, 2015 Foto: Dok. AOI
Dari Redaksi, Pasar makanan dan minuman organik global diperkirakan bernilai $ 80,4 milyar pada tahun 2013 dan diperkirakan akan mencapai $ 161.5 milyar pada tahun 2018, dengan laju pertumbuhan mencapai 15%. Eropa memiliki segmen terbesar pasar global ini dan diperkirakan akan tumbuh sebesar 14,7% dan mencapai $ 84,3 milyar pada tahun 2018 dari $ 42,5 milyar pada tahun 2013. Amerika Utara memiliki pasar makanan dan minuman organik global terbesar dengan pangsa pasar $ 33,8 milyar pada tahun 2013. Pasar ini diproyeksikan meningkat menjadi $ 66,2 milyar pada tahun 2018, dengan laju pertumbuhan sebesar 14,4% untuk periode 2013-2018.
Redaksi
Pasar pangan organik global tumbuh karena meningkatnya kesadaran untuk meningkatkan kesehatan secara keseluruhan, meningkatnya kesadaran konsumen tentang manfaat makanan organik, peningkatan pertanian organik di dunia, meningkatnya jumlah pengecer yang menyediakan berbagai produk organik dan pelaksanaan peraturan pemerintah. Tapi, permintaan untuk pangan organik terkonsentrasi di negara-negara dimana konsumen memiliki daya beli yang tinggi seperti Eropa, Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan.
Staf Redaksi Rasdi Wangsa Lidya Inawati
Untuk mengetahui berapa besar peluang dan kemampuan Indonesia untuk mengekspor produk-produk organiknya, maka penting pula bercermin dari kerjasama negara-negara lain dalam usaha mempermudah proses ekspor sekaligus meningkatkan volumenya. Mengetahui besaran pasar produk organik di suatu negara adalah satu hal. Lebih penting lagi adalah menemukan cara yang efektif untuk memasuki pasar tersebut. Salah satu upaya mempromosikan produk organik unggulan Indonesia, Aliansi Organis Indonesia (AOI) sebagai salah satu penggerak gerakan pertanian organik di Indonesia juga telah menggerakkan partisipasi di ajang pameran organik terbesar di dunia, BIOFACH dan VIVANESS di Nurenberg, Jerman sejak 2010 hingga 2015 saat ini.
diterbitkan oleh Aliansi Organis Indonesia (AOI), sebuah organisasi masyarakat sipil yang dibentuk oleh beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), akademisi, organisasi tani, koperasi, peneliti dan pihak swasta yang bergerak di bidang pertanian organik dan fairtrade.
Penerbit Aliansi Organis Indonesia (AOI) Penanggung Jawab Direktur AOI Pemimpin Redaksi Sri Nuryati Redaksi Pelaksana Ani Purwati
Desain Grafis www.percetakanquantum.com Keuangan Ninthyas E. Wulandari Marketing Andreas Setiawan Distribusi M. Ridwan Alamat Redaksi Jl. Singasari Blok A1/2 Cimanggu Permai Bogor, Jawa Barat Telp/Fax +62-251-8330434 Email organicindonesia@organicindonesia.org Website www.organicindonesia.org
Rahasia Dibalik Kemasan
3
Penggunaan Label Organik Pada Produk Olahan Saya mau tanya, bolehkah kita menggunakan logo organik pada produk pangan olahan apabila salah satu bahannya adalah bahan organik? Misalnya saya mau membuat cookies garut kemudian garutnya sudah mendapat sertifikasi organik, tetapi garut hanya 50% dari total ingredient organik dan yang lain tidak organik. Kemudian saya tulis pada label cookies saya bahwa cookies tersebut terbuat dari garut organik dan saya cantumkan label organik (milik Garut). Mohon infonya. Terima kasih Dewi Nurpitasari Yogyakarta
Alamat D’Nature yang benar adalah: Jl. Dr Soetomo No. 75 Surabaya, Jawa Timur Telp: +.2 31 5650005 Fax.: +62 31 5680005
Bagaimana Pesan Produk Organik di Outlet PAMOR? Saat ini saya mulai tertarik untuk mengonsumsi produk organik. Apakah produk yang dipasarkan oleh Aliansi Organis Indonesia (AOI) melalui Outlet Pamor adalah organik? Bagaimana untuk pemesanannya bila saya ada di Bekasi? Terima kasih. Hamdan Bekasi, Jawa Barat
Redaksi,
Redaksi,
Untuk menggunakan label Organik Indonesia produk olahan cookies garut Ibu harus menggunakan bahan-bahan organik yang sudah mendapatkan sertifikasi organik dari lembaga sertifikasi yang diakreditasi KAN.
Bila Bapak ingin memesan produk organik yang ada di Outlet Pamor Bogor, silakan bisa hubungi Lidya Arie, Manager outlet PAMOR Bogor, Hp 085771899424, Email: lidya.arie@ gmail.com .
Ralat Alamat D’nature Informasi ini untuk mengoreksi alamat dari D’Nature yang termuat di Majalah Organis Edisi 36 (Oktober-Desember 2014).
4
Foto: www.organicmarket.com.au l Aneka produk organik di pasar globa
Pasar pangan organik global tumbuh karena meningkatnya kesadaran untuk meningkatkan kesehatan secara keseluruhan, kesadaran konsumen tentang manfaat makanan organik dan peningkatan pertanian organik di dunia. Tapi, permintaan pangan organik ini masih terkonsentrasi di negara-negara dengan konsumen berdaya beli tinggi.
P
ermintaan produk pangan organik diharapkan tumbuh dari waktu ke waktu. Dukungan dana pemerintah dan keterlibatan pihak swasta di pasar pangan organik juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan sektor ini. Menurut data dari PRnewswire, pasar makanan dan minuman organik global diperkirakan bernilai $ 80,4 milyar pada tahun 2013 dan diperkirakan
akan mencapai $ 161.5 milyar pada tahun 2018, dengan laju pertumbuhan mencapai 15% . Eropa memiliki segmen terbesar pasar global ini dan diperkirakan akan tumbuh sebesar 14,7% dan mencapai $ 84,3 milyar pada tahun 2018 dari $ 42,5 milyar pada tahun 2013. Amerika Utara memiliki pasar makanan dan minuman organik global terbesar dengan pangsa pasar $ 33,8 milyar pada tahun 2013. Pasar ini
diproyeksikan meningkat menjadi $ 66,2 milyar pada tahun 2018, dengan laju pertumbuhan sebesar 14,4% untuk periode 2013-2018. Sedangkan data dari Transparency Market Research menunjukkan bahwa pasar pangan organik global diperkirakan akan tumbuh dari US $ 57,5 milyar pada tahun 2010 menjadi US $ 104,7 milyar pada tahun 2015, dengan kenaikan 5
sebesar 12,9%. Sementara itu ekonomi di Amerika Utara diperkirakan akan tumbuh sebesar 12%. Eropa memiliki pangsa pasar terbesar dengan pendapatan sebesar US $ 28 miliar. Negara-negara seperti Amerika Latin, Australia, dan lain-lain diharapkan tumbuh pada level tertinggi 16,5%. Pasar pangan organik global tumbuh karena meningkatnya kesadaran untuk meningkatkan kesehatan secara keseluruhan, meningkatnya kesadaran konsumen tentang manfaat makanan organik, peningkatan pertanian organik di dunia, meningkatnya jumlah pengecer yang menyediakan berbagai produk organik dan pelaksanaan peraturan pemerintah. Tapi, permintaan untuk pangan organik terkonsentrasi di negara-negara dimana konsumen memiliki daya beli yang tinggi seperti Jepang dan Korea Selatan. Selain itu, harga yang tinggi dan kurangnya informasi tentang ketersediaan produk, infrastruktur yang belum dikembangkan dan logistik serta berurusan dengan sertifikasi di negara
6
berkembang adalah faktor penahan tumbuhnya pasar. Saat ini juga telah berkembang perdagangan khusus untuk produk organik di tingkat internasional. Selain ada toko-toko makanan organik, sekarang ada juga supermarket organik yang besar, terutama di Jerman, Perancis, Italia dan Amerika Serikat. Perdagangan khusus produk organik ini merupakan pendorong utama pengembangan secara keseluruhan. Sejumlah toko organik (dari 200 m²) dan supermarket organik (dari 400 m²) tumbuh terus di Jerman, contohnya ada 800 titik di tahun 2013 (www.organic-market.info). Menurut Bund Ökologische Lebensmittelwirtschaft (BÖLW – Federasi Industri Makanan Organik Jerman), Berlin (D), penjualan makanan organik di semua rantai penjualan di Jerman, dari toko-toko pertanian dan supermarket, meningkat dari 7.04 hingga 7,55 milyar EUR pada tahun 2013.
Foto: www.intelligenttravel.nationalgeographic.com
Produk organik di Ferry Plaza Farmers Market, San Fransisco
Foto: www.peaceplanet.nl Pasar organik di Belanda
Sebagai salah satu negara tujuan ekspor, Jerman memiliki pangsa pasar produk organik di Eropa yang cukup menjanjikan dengan pendapatan sebesar US $ 28 miliar, memiliki perekonomian terbesar di Eropa (keempat terbesar di dunia), jumlah penduduk yang terus meningkat dan lokasi yang strategis. Sejak tahun 1920 produk organik telah ditemukan di Jerman. Hingga 1980, produk organik hanya ada dan dijual di pasar khusus makanan kesehatan dan toko makanan alami dengan harga lebih tinggi daripada produk pertanian lainnya. Dan sejak 1990 produk organik mulai ditemukan di toko retail dan pasar umum sehingga terjadi evolusi produk makanan organik dan tercatat penjualan produk organik meningkat pesat.
Pertumbuhan yang signifikan terlihat pada tahun 2000 ketika logo makanan organik mulai dikampanyekan dan ada dukungan dari pemerintah lokal setempat (Kemendag, 2013).
konvensional, 30% melalui perdagangan spesialis, 8% melalui katering rumah dan 7% dari saluran penjualan lain seperti pasar mingguan, toko pertanian atau penjualan via internet.
Pasar organik di Belanda
Pada tahun 2013 di Italia, jumlah perusahaan pertanian, pengolah dan pedagang di sektor organik meningkat 5,4% menjadi 52.383 (SINAB, data pertanian organik dari Departemen Pertanian Italia, Roma, IT). Jumlah pertanian organik meningkat sebesar 3,4%, sedangkan jumlah prosesor dan pedagang di sektor organik tumbuh sebesar 10%. Daerah pertanian organik meningkat 12,8% dan mencapai 1,3 juta ha. Pertanian organik di wilayah Italia Selatan (Sisilia, Calabria, Apulia) tumbuh sangat pesat karena program dukungan regional baru.
Sementara itu, Belanda memiliki prospek yang sangat baik untuk organik. Menurut perkiraan federasi organik Bionext, Zeist (NL), penjualan makanan organik di Belanda naik menjadi 1,07 miliar EUR pada tahun 2013. Menurut Bavo van den Idsert, Direktur Bionext, pertumbuhan ini mungkin 6- 8% di sektor organik secara umum dan 9% di perdagangan makanan organik. Pada tahun sebelumnya, 55% dari penjualan dicapai melalui jaringan supermarket
7
Potensi dan Peluang Ekspor buahan organik sesuai dengan persyaratan yang berlaku di Jerman dan Uni Eropa (www. neraca.co.id). Menurut Mentan, kesempatan yang diberikan oleh pemerintah Jerman menjadi angin segar bagi pengusaha beras organik Indonesia dan akan di follow up oleh
Aneka produk organik Indonesia yang berpotensi ekspor
Penjualan produk organik tersebut terbatas pada toko-toko kelontong kecil dan pasar petani. Produksi pangan organik menekankan pada konservasi air dan tanah, isu lingkungan, bahan-bahan bisa didaur ulang serta tidak menggunakan pestisida berbahaya dan bahan kimia dalam makanan. Saat kunjungan kerja di Berlin, Jerman sekitar 2013, Menteri Pertanian saat itu, Suswono sempat menyatakan bahwa Indonesia mendapatkan peluang ekspor di bidang pangan. Pemerintah Jerman membuka kesempatan bagi pengusaha Indonesia untuk mengekspor hasil pertanian organik khususnya beras organik serta produk pertanian tropik berupa buah – 8
pemerintah Indonesia. Sebagaimana diketahui, selama ini, Indonesia memang sudah melakukan ekspor beras organiknya ke luar negeri seperti Amerika Serikat namun diakui Mentan, jumlahnya masih belum signifikan. Mentan mengatakan bahwa pada kesempatan tersebut, dibahas juga tentang kebijakan pertanian di Jerman yang dianggap penting antara lain tentang pemberian bantuan pendapatan (income support) bagi petani sebesar Euro 300/ha/th, pemberian fasilitas kredit oleh Bank Pertanian dengan bunga yang lebih rendah serta bentuan pembiayaan untuk kegiatan – kegiatan khusus seperti pertanian organik.(*)
Foto: Dok. AOI
Pangan organik dihasilkan oleh petani dengan menggunakan bahan-bahan alami yang dapat didaur ulang. Pangan organik dihasilkan dari pertanian keluarga dengan lahan yang kecil, serta untuk melestarikan tanah dan air sehingga menjaga kualitas lingkungan untuk generasi mendatang.
Foto: www.organicnetwork.biz Produk organik Korea Selatan
L
uasnya lahan produktif yang belum diolah – secara berkelanjutan – dan variatifnya kekayaan hayati di Indonesia merupakan dua dari banyak modal sangat penting yang dimiliki Indonesia untuk bertindak sebagai “feeder” produk organik untuk masyarakat dalam negeri maupun dunia. Kemunculan Program “Indonesia Go Organic 2010” pada 2001 menunjukkan bahwa sebenarnya potensi pertanian organik telah disadari oleh berbagai pihak di Indonesia. Tidak sedikit pengusaha berkebangsaan asing yang juga bermain dalam sektor pertanian dan perkebunan organik di
Indonesia. Tentunya ini dapat juga dijadikan salah satu alat ukur tentang potensi Indonesia untuk mengembangkan sektor ini. Salah satu tantangan yang masih perlu dihadapi adalah masih adanya kesenjangan pemahaman produk organik itu sendiri di Indonesia dari berbagai kalangan, baik praktisi maupun konsumen, sehingga perkembangan ekspor untuk produk organik Indonesia yang dapat diterima menurut standar pasar luar negeri masih sangat terbatas. Edukasi terhadap konsumen lokal juga menjadi sangat penting. Setidaknya dengan meningkatnya konsumsi pangan organik lokal akan membantu menggiatkan 9
munculnya pelaku-pelaku baru, yang kemudian dapat pula memasuki pasar ekspor.
Korea Selatan dan Amerika Serikat yang sejak 1 Juli 2014 telah menerapkan perjanjian perdagangan untuk produk
Foto: www.organicnetwork.biz
Terobosan dalam bidang promosi produk organik Indonesia bersertifikat internasional secara terorganisir tentunya dimulai oleh Aliansi Organis Indonesia, dimana sejak 2010 berinisiatif untuk mempromosikan secara internasional, walaupun dengan variasi produk yang masih sangat terbatas. Promosi yang berkelanjutan menjadi salah satu cara untuk semakin memperkenalkan produk-produk ini. Konsistensi menjadi kunci.
Untuk mengetahui berapa besar peluang dan kemampuan Indonesia untuk mengekspor produk-produk organiknya, maka penting pula bercermin dari kerjasama negaranegara lain dalam usaha mempermudah proses ekspor sekaligus meningkatkan volumenya. Mengetahui besaran pasar produk organik di suatu negara adalah satu hal. Lebih penting lagi adalah menemukan cara yang efektif untuk memasuki pasar tersebut.
Pasar organik di Korea Selatan
10
ini sempat dunia dihebohkan dengan kabar bahan berbahaya yang terkandung dalam pangan, khususnya susu bayi yang mengandung formalin, yang berasal dari Tiongkok. Kasus ini menjadi pemacu bagi kalangan menengah Tiongkok untuk semakin memperhatikan kesehatan pangan dan menganggap bahwa makanan impor lebih aman. Impor produk organik mayoritas berasal dari Amerika Serikat, Australia dan
Foto: www.google.com
organik bersertifikat yang telah diproses (processed organic food) sehingga produk dari kedua negara dapat langsung dapat dipasarkan tanpa kepemilikan sertifikat dari negara importir. Kemitraan ini meniadakan hambatan-hambatan perdagangan dengan cukup signifikan, serta mengurangi beban pekerjaan administratif (paperwork) bagi para petani dan kalangan bisnis yang ingin mengekspor produknya ke Korea/Amerika Serikat.
Aneka produk organik bersertifikat di pasar global
Pasar makanan dan minuman organik Korea mengalami perkembangan yang cukup besar, tetapi bukan hal mudah bagi eksportir untuk masuk ke pasar ini, karena mulai Januari 2014 Pemerintah Korea mewajibkan semua produk organik impor harus disertifikasi oleh inspektor dari Korea. Regulasi ini menjadikan para produsen untuk menyediakan dana tambahan sekitar USD 20.000 sampai USD 30.000 untuk memberangkatkan inspektor dari Korea ke fasilitas produksi untuk seminggu dan juga proses administrasi di 2 kementerian di Korea, yang dapat memakan waktu antara 2-3 minggu. (Sumber: The Wall Street Journal Asia, 30 Juli 2014).
Uni Eropa, yang diwakili dengan produkproduk seperti gula organik, buah-buah yang dikeringkan, buah-buah segar tropis, kacangkacangan, rempah-rempah, kopi, madu dan kudapan (seperti cereal bars). Pasar organik Tiongkok masih tergolong kecil dan bisa jadi bahwa banyaknya pekerja asing dari negaranegara importir yang menetap di Tiongkok juga memperluas pasar “niche� tersebut.(*)
Tiongkok juga menawarkan potensi pasar organik. Beberapa tahun belakangan 11
Foto: www.biofach.de Suasana BIOFACH dan VIVANESSdi Nurenberg, Jerman, 11-14 Februari 2015
Biofach, Ajang Promosi
Organik Indonesia di Tingkat Dunia
B
IOFACH dan VIVANESS, ajang perdagangan yang adil produk organik terkemuka di tingkat internasional berlangsung kembali di Nurenberg, Jerman pada 11-14 Februari 2015. BIOFACH dan VIVANESS sebagai perhelatan akbar tingkat dunia menjadi sangat penting. Disini para produsen produk organik dan fair trade (perdagangan yang adil) seluruh dunia bisa bertemu langsung dengan konsumen dan mempromosikan produknya. Di ajang BIOFACH dan VIVANESS , para pemasok produk organik dan fair trade memenuhi permintaan - baik pengunjung dan perusahaan. Produsen menyajikan profil perusahaan dan produk mereka ke seluruh masyarakat, sekaligus mengamati dan menganalisis pasar serta mempromosikan diri. Untuk 2015, lebih dari 44.000 pengunjung dari 136 negara menghadiri
perhelatan akbar tingkat dunia BIOFACH dan VIVANESS di Nuremberg. Dengan peningkatan 5% jumlah pengunjung, BIOFACH memimpin perdagangan adil dunia untuk pangan organik dan VIVANESS untuk produk kosmetik atau perawatan tubuh alami. Hal ini menegaskan bahwa Nuremberg adalah tempat pertemuan bagi dunia organik. Sebanyak 2.348 peserta pameran, 202 di antaranya peserta VIVANESS, menyajikan produk dan jasa kepada pembeli produk makanan dan kosmetik. Pada 2014, Jerman menghabiskan 4,8% lebih untuk makanan dan minuman organik dari tahun sebelumnya, dengan penjualan sekitar EUR 8 miliar menurut Federasi Industri Makanan Organik Jerman (German Federation of the Organic Food Industry-BĂ–LW). Pasar kosmetik alami juga telah tumbuh signifikan. Survei yang dilakukan oleh 13
Petra Wolf, anggota Dewan Manajemen NürnbergMesse, mengatakan: “Seperti industri organik itu sendiri, BIOFACH dan VIVANESS terkesan dengan keragaman,
terpisah, dihadiri oleh 7.000 pendengar dan peserta. Untuk pertama kalinya berlangsung tahun ini, Forum Politik mengalami minat yang sangat kuat, menarik lebih dari 1.000 pengunjung. Pembahasan perjanjian perdagangan bebas antara Uni Eropa dan Amerika Serikat “TTIP - sebuah kesempatan atau tantangan bagi industri organik” terbukti sangat populer.
Foto: www.biofach.de
naturkosmetikkonzepte, GfK, IRI, IMS Health and BioVista menunjukkan bahwa lebih dari EUR 1 miliar yang dihasilkan dari pasar kosmetik alami pada tahun 2014, 10% lebih tinggi dari tahun 2013.
Kemeriahan BIOFACH dan VIVANESS
kualitas dan dinamisme mereka. Keterkaitan ekonomi dan politik juga membedakan mereka, seperti halnya semangat mereka untuk produk-produk yang disajikan. Selain peningkatan baik pengunjung, kami sangat senang dengan suasana yang meriah di ruang pameran. Kita sudah melihat ke depan untuk acara tahun depan! “ Pengunjung bisa mendapat inspirasi dan inovasi terkait organik dan fair trade, dengan berkunjung ke paviliun perusahaan yang muda, inovatif dari pendatang baru yang disponsori oleh Kementerian Bidang Perekonomian dan Energi. 45 peserta pameran ini adalah yang terbesar dari jenisnya sejak pameran diadakan, dan pada tahun 2015 mereka kembali menawarkan produk unggulannya. Konggres BIOFACH dan VIVANESS 2015, yang mencakup lebih dari 100 diskusi 14
Kisah Sukses BIOFACH BIOFACH berlangsung berturut-turut setiap tahun dan pada 2015 adalah tahun yang ke-26 serta dapat terlihat kembali kisah suksesnya yang luar biasa. Perhelatan akbar ini dimulai dengan 197 peserta pameran di Ludwigshafen Stadthalle pada tahun 1990. Sekitar 2.500 pengunjung menghadiri “Perdagangan Adil Eropa pertama untuk Pangan Organik dan Produk Alami” pada saat itu. Pameran ini kemudian diselenggarakan di Nurenberg untuk pertama kalinya pada tahun 1999 bersama 1.276 peserta pameran dan lebih dari 21.000 pengunjung. Sejak itu BIOFACH berkembang menjadi terkemuka di kancah Perdagangan Adil Dunia untuk Pangan Organik. Segmen kosmetik alami dipisahkan dari pameran pada tahun 2007 dan sejak itu telah
sebagai main exhibitor dengan luas booth 12 m2 dengan mengajak PT. Bloom Agro, PT Poros Nusatara dan JC Aren sebagai coexhibitor. Di pameran tingkat dunia yang berlangsung 17-20 Februari 2010 ini, di pamerkan dua produk organik yakni Beras dari Tasikmalaya dan Kumis Kucing dari Bogor serta Gula Kelapa dari Kulon Progo. 16-19 Februari 2011, merupakan tahun kedua AOI mengikuti pameran di BIOFACH-
Foto: Dok. AOI
diselenggarakan sejajar dengan BIOFACH sebagai VIVANESS (International Trade Fair for Natural Personal Care –Perdagangan Adil Internasional untuk Perawatan Tubuh Alami). Pada BIOFACH dan VIVANESS 2014 lalu menunjukkan ada 2263 peserta dari 76 negara dengan pangsa internasional 70% (192 peserta dari 30 negara di VIVANESS) dan 42.445 pengunjung perdagangan dari 135 negara, pangsa internasional 44%.
AOI memperkenalkan produk organik Indonesia di BIOFACH dan VIVANESS
Partisipasi AOI Mengikuti pameran di BIOFACH-VIVANESS adalah salah satu cara memperkenalkan produk unggulan suatu daerah ke konstituen yang sudah tersegmentasi yaitu pelaku pasar dan penggiat produk organik dan berkeadilan. Untuk 2015 ini, merupakan tahun keenam Aliansi Organis Indonesia (AOI) mengikuti BIOFACH dan VIVANESS. Aliansi Organis Indonesia (AOI) sebagai salah satu penggerak gerakan pertanian organik di Indonesia, mulai meletakkan jejak Indonesia melalui partisipasi untuk pertama kalinya pada pameran tahun 2010
VIVANESS sejak 2010 setelah tahun 2007 dan 2008 hadir sebagai peninjau. 15-18 Februari 2012, merupakan tahun ketiga AOI mengikuti kegiatan BIOFACH. Kali ini anggota AOI yang ikut berpameran adalah Bloom Agro dan Aliet Green. Sementara produk yang dibawa adalah beras, coklat dari Asosiasi Petani Kakao Organik Pidie, kopi dan KSU PPODA- PETRASA, mete dari JPKP Buton (ICS Jambu), kayu manis dari YCHI, teh dari Harendong Green Farm, gula kelapa dari KSU Jatirogo-LESMAN. 13-15 Februari 2013, tahun keempat AOI mengikuti BIOFACH. Acara seremoni 15
perhatian banyak pengunjung Biofach. 12-14 Februari 2014, tahun kelima AOI mengikuti BIOFACH bersama APO KOMASA, kelompok petani pala. Pada pameran kali ini, setelah beberapa kali diskusi, APO KOMASA mendapatkan komitmen lisan dan tertulis dari kedua pembeli pala yang sepakat meminta kepada Irwan Tosali untuk merancang pengiriman pala sebanyak 2 kontainer ukuran 20 feet setiap bulannya, termasuk di dalamnya pala produksi APO KOMASA. Dan pengiriman awal diminta paling lambat enam bulan dari tuntasnya diskusi, yakni 13 Februari 2014.(*)
Foto: Dok. AOI
pembukaan paviliun Indonesia kali ini dibuat lebih meriah sebagai bagian dari upaya untuk menarik minat pengunjung. Panitia menyiapkan nasi tumpeng kuning dan pembukaan (happening art) berupa tarian tradisional Indonesia. Pembukaan ini dihadiri oleh Konjen RI Frakfurt-Damos Dumoli Agusman, perwakilan KBRI Berlin-Suprapto, Jabes Geghana, Wakil Bupati Sangihe-Indra, Bupati Indragiri Hilir, Riau-Bapak Widhi Adyanadari, Kementan RI, ProFI/Nurenberg Messe-Paula Yahya serta perwakilan peserta pameran. Tarian merak yang dibawakan oleh Anne, alumnus STSI Bandung yang sudah lama tinggal di Nurenberg, menarik
Salah satu sisi stand Indonesia di ajang BIOFACH dan VIVANESS, 2013.
16
diberikan pemupukan, maupun pengendalian hama. Menurut pengalaman di lapangan, teknik pengendalian yang paling memungkinkan adalah dengan penggunaan agens hayati, yaitu jamur Beauveria bassiana dengan disemprotkan di areal kebun, sehingga diharapkan hama akan terinfeksi jamur dan menularkannya ke hama-hama lainnya.
Bagaimana cara organik mengatasi hama dan penyakit pada tanaman jambu mete? Hama dan penyakit yang menyerang tanaman mete tersebut seperti hama pengisap daun, nyamuk daun, penggerek daun, penggulung daun, ulat kipat, ulat hijau, dan ulat perusak bunga.
Agus Kardinan (Ahli Hama dan Penyakit) menjawab: Hama pada jambu mete khususnya Helopeltis memang sangat bermasalah dan sulit untuk dikendalikan, karena pada umumnya kebun jambu mete berada di daerah kering (sulit air) dan “biasanya� tanaman dibiarkan apa adanya, jarang 17
Oleh: Sucipto Kusumo Saputro
Foto: www.pusakaindonesia.org
L
ebih dari satu dekade lalu, para pemimpin ASEAN sepakat membentuk sebuah pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara, itu dimaksudkan untuk bersaing dengan pasar China dan India. Asia Tenggara membutuhkan banyak investasi untuk mendukung majunya sebuah kawasan. Yang semua itu dapat menyerap tenaga kerja di Asia Tenggara. Pembentukan pasar tunggal tersebut disebut MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) yang nantinya akan memudahkan orang untuk
18
menjual barang dan jasa dengan mudahnya di Asia Tenggara. Ini juga mengindikasikan persaingan akan semakin ketat ke depannya. Pasar MEA akan memberikan dampak bagi perdagangan produk dan jasa. Meski sebetulnya sebelumnya perdagangan bebas di Asia sudah sejak 5 tahun lalu dilakukan. Produk yang diperdagangkan antar anggota ASEAN dikenakan bea masuk 0%. Dalam menghadapi MEA, Indonesia harus jeli menilai kelemahan dan keunggulan
Lantas bagaimana dengan sektor pertanian kita menghadapi MEA? Pertanian merupakan salah satu jantung perekenomian Indonesia. Dengan luas daratan yang dimiliki Indonesia lebih besar dan tingkat konsumsi yang tinggi terhadap hasil pertanian, serta tingkat kawasan Indonesia yang lebih luas dan ekonomi terbesar di ASEAN. Pemerintah dan kita harus lebih tanggap terhadap kepentingan nasional khususnya pertanian. Sektor pertanian dihadapkan pada sejumlah tantangan yaitu ketersedian lahan pertanian yang semakin hari semakin menyempit ditambah minat sumberdaya manusia di Indonesia yang juga kian turun, perubahan iklim, bencana alam, gejolak harga pangan dan efisiensi sistem distribusi. Dengan berbagai tantangan tersebut, produk pertanian Indonesia mau tidak mau dengan MEA di akhir 2015 ini, harus bersaing ketat dengan produk di Asia Tenggara.
Upaya untuk mendukung persaingan ini sudah dilakukan pemerintah kita dengan menerbitkan Perpres 39 Tahun 2014. Peraturan yang disahkan itu memuat enam belas daftar bidang usaha yang terbuka, salah satunya diantaranya produk pertanian. Pada sektor ini terdapat sembilan belas bidang usaha yang keseluruhan meliputi usaha pembenihan atau pembibitan tanaman pangan pokok, hortikultura, dan perkebunan; budidaya tanaman pangan pokok; usaha perkebunan; industri pengolahan hasl perkebunan; budidaya dan penelitian hortikultura; industri pengolahan hortikultura; penelitian dan pengembangan ilmu teknologi dan rekayasa. Di dalamnya diatur juga kepemilikan modal asing yang begitu besar pada bidang usaha strategis yang menjadi persoalan dalam perpres tersebut. Contohnya modal asing menguasai maksimal 95% pada usaha industri pembenihan perkebunan dengan luas 25 hektar atau lebih. Nampaknya kita membiarkan potensi ekonomi dikuasai asing.
Foto: Dok. AOI
dibandingkan anggota ASEAN lainya. Kemenperin menilai pesaing terkuat RI saat ini adalah Thailand, Malaysia, dan Singapura.
Potensi lahan pertanian organik Indonesia
19
Konsep Pertanian Organik Keberhasilan pembangunan pertanian selama ini telah memberikan dukungan yang sangat tinggi terhadap pemenuhan kebutuhan pangan rakyat Indonesia, namun demikian disadari bahwa di balik keberhasilan tersebut terdapat kelemahankelemahan yang perlu diperbaiki. Produksi tinggi yang telah dicapai banyak didukung oleh teknologi yang memerlukan input (masukan) bahan-bahan anorganik yang tinggi terutama bahan kimia pertanian seperti pupuk urea, pestisida, herbisida, dan produk-produk kimia lainnya yang berbahaya bagi kesehatan dengan dosis yang tinggi secara terus-menerus, terbukti menimbulkan banyak pencemaran yang dapat menyumbang degradasi fungsi lingkungan dan perusakan sumberdaya alam, serta penurunan daya dukung lingkungan.
untuk tujuan ekspor maupun kebutuhan domestik. Beberapa negara berkembangpun mulai memanfaatkan peluang pasar ekspor produk organik ini terhadap negara maju, diantaranya buah-buahan daerah tropik untuk industri makanan bayi.
MEA Tumbuhkan Pertanian Organik Kita tahu hampir 80% pelaku pertanian organik adalah petani kecil. Usaha tani secara organik dalam kenyataan di lapangan dilaksanakan secara beragam. Hal ini karena para petani belum banyak memahami berbagai standar yang sudah ada. Dalam kenyataan mereka menentukan standar sendiri – sendiri. Hal ini mengakibatkan pertanian organik dipahami dan dilaksanakan secara beragam.
Adanya kesadaran akan akibat yang ditimbulkan dampak tersebut, perhatian masyarakat dunia perlahan mulai bergeser ke pertanian yang berwawasan lingkungan. Dewasa ini masyarakat sangat peduli terhadap alam dan kesehatan, maka muncullah teknologi alternatif lain, yang dikenal dengan “pertanian organik”, “usaha tani organik”, “pertanian alami”, atau “pertanian berkelanjutan masukan rendah”. Pengertian tersebut pada dasarnya mempunyai prinsip dan tujuan yang sama, yaitu untuk melukiskan sistem pertanian yang bergantung pada produk-produk organik dan alami, serta secara total tidak termasuk penggunaan bahan-bahan sintetik.
Saat ini pemerintah Indonesia mewajibkan penerapan standar SNI 6729-2013 tentang Sistem Pangan Organik. Standar ini disusun untuk menyediakan sebuah ketentuan tentang persyaratan produksi, pelabelan dan pengakuan terhadap produk pangan organik yang dapat disetujui.
Adaptasi pertanian organik mulai digandrungi. Hingga saat ini jumlah pertanian organik selalu meningkat tiap tahunnya (bandingkan data SPOI 2010 – 2014).
Dalam hal ini diperlukan peningkatan daya saing di berbagai komponen diantaranya peningkatan mengenai pemahaman di petani atau di sektor pelaku usaha pertanian organik mengenai peraturan dasar yang harus mulai diterapkan di petani.
Permintaan akan produk-produk organik merupakan peluang dunia usaha baru, baik 20
Upaya untuk menyamakan standar organik di Asia Tenggara pun tengah diupayakan pemerintah, harapanya petani cukup menerapkan satu standar untuk kemudian bisa dipasarkan di Asia Tenggara. Namun kita juga perlu melihat apakah petani kita siap dengan penerapan standar itu, jangan sampai malah nanti pasar kita dibanjiri oleh produk – produk dari negara ASEAN lain.
Foto: Dok. Saung Organik
Proses produksi pertanian organik
Pertama adalah mengenai peraturan keamanan pangan, pihak produsen perlu memastikan kualitas dan keamanan dari hasil produksi mereka dan untuk menghindari berbagai potensi racun seperti dari pencemaran air atau mikroba. Salah satu upaya untuk menjawab permasalahan keamanan pangan dan meningkatkan pengawasan atas semua aspek yaitu diterapkan mekanisme penelusuran. Hal ini dapat memberikan kemampuan untuk menarik kembali produk secara efisien jika terjadi kontaminasi produk. Penelusuran membantu menentukan penyebab dari masalah sehingga memenuhi harapan konsumen atas keamanan dan kualitas produk yang dibeli.
wajib mengisi formulir penting dan membayar semua biaya terkait pajak dll. Jika lolos berarti produk tersebut lolos dari pemeriksaan bea cukai yang dapat menjamin bahwa semua peraturan yang berhubungan dengan produk tersebut telah dipatuhi. Di sisi lain, Kementrian Pertanian secara kelembagaan dan sumberdaya manusia telah siap memberikan sertifikat GAP melalui OKKP-P dan OKKP-D yang didukung oleh fungsionalis pengawasan mutu hasil pertanian. Dengan demikian produk organik Indonesia tidak hanya menjadi tuan rumah di negara sendiri, tetapi juga mampu bersaing di pasar global atau negara ASEAN .(*)
Kedua peraturan phytosanitary, produsen wajib mematuhi peraturan phytosanitary untuk mencegah pemasukan dan penyebaran penyakit tanaman dan serangga ke barbagai wilayah baru. Yang Ketiga jasa kepabean, jasa ini semacam persetujuan akhir bagi masuknya suatu produk di negara pengimpor. Eksportir 21
Foto: Dok. AOI Aneka produk organik ekspor Indonesia
I
ndonesia memiliki potensi produk organik yang cukup besar untuk bersaing di pasar internasional . Hal ini karena berbagai keunggulan antara lain masih banyak sumberdaya lahan yang dapat dibuka untuk mengembangkan sistem pertanian organik, teknologi untuk mendukung pertanian organik sudah cukup tersedia seperti pembuatan kompos, tanam tanpa olah tanah, pestisida hayati dan lain-lain. Indonesia juga memiliki keanekaragaman hayati pangan yang sangat kaya dan beragam.
22
Beberapa hal yang perlu dipersiapkan juga adalah peran pemerintah dalam mengembangkan dan mempromosikan produksi pertanian organik. “Potensi dan peluang ekspor produk organik sangat besar apabila kita juga menitikberatkan pada jenis komoditas yang memiliki keunggulan komparatif dibanding negara lain, atau tidak dimiliki oleh negara lain,� jelas Helianti Hilman, Direktur Utama dan Pendiri JAVARA Indonesia. Menurut Helianti, JAVARA melakukan ekspor produk organik karena volume pasar
domestik untuk produk organik dan produk pangan tradisional yang diangkat masih terlalu lambat pertumbuhannya, tidak imbang dengan pertumbuhan jumlah mitra petani/UKM yang bergabung dalam sistem JAVARA.
petani Javara ada 50,000 dari berbagai penjuru Indonesia. Negara tujuan ekspor cukup variatif, didominasi oleh Eropa (70%), Amerika (20%), Lain-lain (Australia, Asia 10%). Kurang lebih tiap bulan JAVARA mengirim 4-6 kontainer.
Untuk melestarikan kekayaan biodiversitas dan makanan yang dimiliki oleh Indonesia, Helianti bersama JAVARA memfokuskan produksi bahan makanan yang diambil dari alam Indonesia melalui proses secara alami. Tak disangka hasil produksi tersebut mampu menembus pasar global sehingga 90 persen dari hasil produksinya dijual untuk pasar ekspor seperti negara Perancis, Italia, Inggris, Australia, Swiss, Jepang dsb.
Untuk produk beras, JAVARA jarang mengekspornya. JAVARA mengekspor beras dengan jumlah sedikit dan langsung dengan brand JAVARA. Selama ini tidak ada masalah karena JAVARA memfokuskan pada beras organik yang spesial (specialty rice/heirloom rice) sehingga tidak secara langsung bersinggungan dengan beras untuk konsumsi umum di Indonesia. Kendala terjadi biasanya justru kurangnya koordinasi dan konsistensi informasi tentang aturan ekspor beras pada institusi pemerintah.
“Respon pasar global sangat positif. Tiap tahunnya pasar berkembang pesat. Rata-rata growth sales per tahun mencapai di atas 100. Para buyer dari luar banyak datang dari chef, supermarket, hotel, “ tutur Helianti. Untuk mencapai pada titik pasar global, Helianti mengaku melewati serangkaian proses yang cukup panjang. Ia harus mengikuti sertifikasi organik bertaraf Internasional pada produknya termasuk dari Swiss dan Jepang. Penilaian sertifikasi tersebut tidak hanya soal mutu makanan saja tetapi proses penyajian tanpa bahan dasar kimia, proses penanaman tanpa bahan dasar kimia dan juga teknologi yang digunakan. “Javara sangat memperhatikan hal itu. Makanya beberapa petani kita sudah memiliki sertifikat organik. Karena kita tidak hanya berbicara mengenai produknya saja, tetapi history yang ingin kita bangun dan sampai pada masyarakat,” ungkap Helianti. Ekspor pertama Javara dilakukan pada tahun 2011. Hingga saat ini produk yang diekspor sekitar 80 jenis. Produk yang diekspor mencakup produk berbasis kelapa, rempah-rempah dan kacang mete. Mitra
Terkait produk ekspor beras sebagai bahan pangan pokok yang diatur dalam Permendag No. 19 Tahun 2014 bahwa ekspor beras hanya dapat dilakukan apabila persediaan beras di dalam negeri telah melebihi kebutuhan, Helianti berpendapat bahwa harus ada mekanisme yang lebih jelas dan adil guna mengukur ketercukupan persediaan dalam negeri dan kategori specialty rice yang tidak hanya dibatasi pada yang bersertifikasi organik tetapi juga yang merupakan specialty karena karakter asalusul beras/nilai historis/nilai kultura. “Kedaulatan pangan memang harus dijaga. Tetapi aturan tersebut sulit untuk bisa dimonitor terkait dengan kecukupan beras dalam negeri, apalagi kalau tolok ukurnya adalah ada tidaknya impor beras. Karena seringkali kebijakan impor beras tidak sinkron dengan realita kapasitas produksi dalam negeri,” jelas Helianti. Menurutnya, pengecualian pembatasan memang harus dilakukan bukan hanya untuk beras yang diproduksi secara organik, 23
Foto: Dok. JAVARA
Dalam perjalanannya, tantangan ekspor yang dialami JAVARA lebih terkait dengan standar keamanan pangan (food safety) di negara tujuan ekspor. Apalagi mengingat produk JAVARA bukan produk industri tetapi produk berbasis komunitas sehingga harus lebih kerja keras untuk memastikan standard keamanan pangan (food safety) dapat terpenuhi.
Kelola Warisan Kuliner JAVARA menggandeng petani lokal di Indonesia untuk bangkit bersama mengelola warisan kuliner yang dimiliki. Helianti bersama JAVARA mengelilingi wilayah Indonesia dari Aceh hingga Papua untuk mempertahankan profesi dari petani kecil Indonesia dengan meningkatkan mata pencaharian, kebanggaan dan martabat mereka melalui pertanian kewirausahaan kreatif. Setiap wilayah Indonesia memiliki beragam bahan dasar makanan. Misalnya 24
saja daerah Nusa Tenggara memiliki sorghum yang dapat diolah menjadi bahan dasar tepung ataupun snack. Petani padi dari Aceh hingga Papua pun memiliki filosofi yang sama yaitu benih padi yang sudah digunakan secara turun-temurun merupakan berkah dan selalu cukup dikonsumsi berapun jumlah hasil panennya. Melihat potensi besar dari beras tradisional Indonesia yang sebenarnya sangat organik dalam artian mulai dari asal benih, cara menanam, perawatan hingga cara panen, Helianti mengajak petani lokal untuk menanam lebih banyak di sawah agar hasilnya dapat dipasarkan. Meski dalam jumlah yang terbatas ternyata respon pasar global cukup positif. Saat mengikuti pameran di luar negeri, JAVARA juga mengajak para
Foto: Dok. JAVARA
tetapi juga beras-beras yang memiliki nilai historis, filosofi, kultural. Karena itu merupakan produk yang bercerita dan dapat mengangkat pamor Indonesia di mata dunia. Apalagi mengingat bahwa sebelum 1960 Indonesia memiliki lebih dari 7000 jenis beras.
Kemasan beras merah Javara
petani lokal agar tahu siapa pembelinya. Dan tercipta chemistry antara petani dan pembeli. Sehingga ia bisa menjelaskan produk yang dihasilkan dan si pembeli juga tahu manfaat makanan yang dibelinya.
Foto: Dok. JAVARA
Pada sistem bagi hasil, JAVARA memberi peluang terbuka bagi para petani. Dalam satu kali panen, petani sudah memiliki hitungannya sendiri. Misalnya saja ia ingin mengambil untung 4000 dari jar yang dihasilkannya. Maka petani pun bisa menyiapkan kebutuhannya untuk keluarga dan masa panen lainnya. Kemasan ketan putih Javara
Produk Unggulan Daerah Selain potensi beras tradisional dan organik, produk unggulan daerah yang menjadi perhatian JAVARA untuk dikelola dan dikembangkan adalah mete, kakao dan kelapa dari Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Ketiga produk itu bisa diolah menjadi manakan ringan untuk eskpor
Untuk memberikan kepastian harga sehingga mampu menggairahkan masyarakat mempersiapkan produk yang dibutuhkan tersebut, Helianti bersama JAVARA akan duduk bersama masyarakat menentukan harga. “Masalah harga jual beli, kami akan duduk bersama petani untuk menentukan harga. Sebab pengalaman kami di beberapa tempat, petani mendadak menaikkan harga sehingga proses produksi menjadi terhambat. Saya juga meminta agar petani bekerja sesuai standar operasional produksi dengan tujuan mutu hasil produksi bisa dijaga dengan baik,� jelas Helianti. (*)
Foto: Dok. JAVARA
antara lain ke Eropa, Amerika, Jepang dan Korea. Selain meningkatkan nilai ekonomis produk unggulan itu, kehadiran JAVARA di Sikka juga untuk  memperkenalkan produk ke luar daerah. Kemasan gula jawa Javara
Graha BS 1st Floor Jalan Kemang Utara A No 3 Jakarta 12730 Telp: +62 21 718 3550 Fax: +62 21 718 3554 Email: admin@javara.co.id
25
Foto: www.soloposfm.com Gula aren dalam kemasan
T
idak diragukan lagi akan kekayaan hayati di Indonesia. Salah satunya pohon aren (Arenga saccharifera) yang selama ini bermanfaat sebagai penghasil gula. Menurut Dosen Fakultas MIPA Universitas Sam Ratulangi, Manado, Julius Pontoh, sebelum kedatangan Belanda, masyarakat di Nusantara memanfaatkan aren, tebu, dan kelapa untuk menghasilkan gula merah dalam bentuk cetakan. Namun, tingginya permintaan gula putih di pasar internasional membuat pemerintah kolonial Belanda mengembangkan produksi gula tebu secara besar-besaran dan menggeser posisi gula aren (www.kompas.com; 2012).
26
Gula aren sebenarnya layak dan cocok dikembangkan di Indonesia sebagai alternatif untuk memenuhi pasokan gula. Selain untuk memenuhi kebutuhan gula nasional, menurut Pontoh, aren memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan dengan tebu. Dari sisi produksi, tanaman aren bisa menghasilkan 25 ton gula per hektar per tahun. Adapun tebu rata-rata menghasilkan 14 ton gula per hektar per tahun. Panen nira bisa dilakukan setiap hari, sedangkan tebu tidak. Karakter pohon aren juga lebih luwes dan kuat daripada tebu. Aren bisa tumbuh di lahan kritis serta kontur lahan datar atau
miring sekaligus mampu mengonservasi lahan gundul. Hasil penelitian menyebutkan bahwa akar aren memiliki kemampuan mengikat air dengan baik sehingga bisa ditanam di daerah yang relatif kering. Aren tidak rakus mengambil air dan unsur hara dalam tanah sebagaimana terjadi pada sawit. Aren juga tak memerlukan perawatan khusus atau pemupukan karena pada dasarnya merupakan tanaman hutan sehingga tak perlu pupuk dan irigasi. Proses pembuatan aren menjadi gula juga bisa dilakukan langsung oleh masyarakat melalui industri rumahan.
Bermacam manfaat dari gula aren itupun menarik para konsumen untuk mengonsumsinya. Tak ayal permintaan akan gula aren pun bisa menembus pasar ekspor. Seperti di Banten, komoditas gula aren mampu menembus pasar ekspor. Dengan pembinaan dari pemerintah dan dukungan para pihak lainnya, keberhasilan pemasaran dan ekspor gula aren ini tentunya bisa meningkatkan ekonomi masyarakat pedesaan.
Foto: www.wikipedia.com
Selain manfaat ekologis, gula aren juga bermanfaat sebagai pemanis alami karena berbahan alami dan sangat aman dikonsumsi untuk tubuh. Kandungan dalam gula aren juga bisa membantu menambah
beberapa nutrisi tubuh. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk melihat kandungan dalam bahan gula aren. Beberapa manfaat gula aren bagi kesehatan tubuh seperti mencegah anemia, meningkatkan daya tahan atau stamina tubuh, menormalkan kolesterol, serta menyembuhkan rematik, gangguan ginjal dan masuk angin.
Gula Aren
27
Ekspor Gula Aren Organik Komoditas gula aren yang merupakan hasil olahan petani Banten mampu menembus pasar ekspor Australia dan Belanda dengan volume ekspor mencapai 20-30 ton per bulan. Sekretaris Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Banten, E Supriadi di Serang (September, 2014) mengatakan jika gula aren yang diekspor ke Australia merupakan gula semut atau kristal dan bukan dalam bentuk batokan seperti gula merah pada umumnya (www.beritadaerah. co.id). Pemerintah provinsi Banten terus berupaya untuk mendorong petani perajin gula aren agar dapat meningkatkan produksi serta mempertahankan kualitas komoditas tersebut sehingga secara berkesinambungan dapat menjadi produk ekspor provinsi Banten. Diharapkan untuk ke depannya ekspor gula aren ini tidak hanya menyasar ke Australia saja, namun juga menyasar ke negara lain. Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak, Wawan Ruswanndi, jumlah pengrajin pembuat gula aren di Kabupaten Lebak, Banten sebanyak 5.815 unit dan mampu menghasilkan omzet hingga mencapai Rp96,65 miliar per tahunnya. Saat ini permintaan terhadap komoditas gula aren ini terus mengalami peningkatan baik dari pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri dengan tingkat penjualan yang mencapai puluhan ton per bulan. Komoditas gula aren ini selain untuk komoditas ekspor ke Australia dan Belanda, juga diminati oleh pasar domestik yang dikirim ke daerah Jakarta, Tangerang, Serang dan Bogor.
28
Gula aren yang dihasilkan oleh perajin Kabupaten Lebak masuk dalam kategori terbaik pada tingkat nasional dan memiliki beberapa keunggulan yang diantaranya yaitu terbuat dari bahan baku organik, tahan lama, memiliki aroma dan rasanya yang sangat manis. Selain itu gula aren produksi Lebak juga memiliki sertifikat makanan organik internasional sehingga dapat menembus pasar ekspor. Selama ini, Kabupaten Lebak , Banten merupakan sentra penghasil gula aren dengan jenis produk semut dan cetak. Produksi gula aren di Lebak, Banten merupakan terbesar di Indonesia hingga mencapai ratusan ton per bulan. Daerah penghasilnya ada di Kecamatan Sobang, Panggarangan, Cigemblong, Cihara, Cibeber, dan Muncang (www.agro.kemenperin.go.id). Kelebihan gula aren Kabupaten Lebak, selain rasanya manis dan dapat bertahan lama juga beraroma serta kadar gulanya relatif kecil sehingga cocok bagi penderita diabetes. Permintaan gula aren untuk pasar domistik dan mancanegara relatif tinggi karena masuk kategori makanan organik tanpa menggunakan zat kimia. Selama ini permintaan pasar ekspor komoditas gula aren asal Kabupaten Lebak cukup tinggi, namun produktivitasnya masih relatif terbatas. Terbatasnya produksi tersebut akibat berkurangnya jumlah populasi pohon aren milik masyarakat. Akibatnya, perajin hanya mampu memasok produksi gula aren ke Australia sebanyak 20 ton per bulan dengan harga Rp 40.000/kg.
Proses Pembuatan Gula Aren Gula aren atau gula merah adalah pemanis yang dibuat dari nira yang berasal dari tandan bunga jantan pohon enau. Untuk mendapatkan gula aren, berikut ini prosesnya: Bunga jantan pohon enau dikumpulkan terlebih dahulu dalam sebuah bumbung bambu. Untuk mencegah nira mengalami peragian, maka ke dalam bumbung bambu tersebut ditambahkan laru atau kawao yang berfungsi sebagai pengawet alami.
Foto: Dok. Yayasan Lesman
Setelah jumlahnya cukup, nira direbus di atas tungku dalam sebuah wajan besar. Kayu
terbaik untuk memasak gula aren berasal dari kayu aren yang sudah tua. Karena kalori ini lebih tinggi dari kayu bakar biasa maka proses memasaknya juga lebih cepat. Gula aren sudah terbentuk bila nira menjadi pekat, berat ketika diaduk dan kalau diciduk dari wajan dan dituangkan kembali adukan akan putus-putus. Dan kalau di tuangkan ke dalam air dingin, cairan pekat ini akan membentuk benang yang tidak putus-putus. Kalau sudah begitu, adonan diangkat dari tungku dan dicetak.(*)
Proses pembuatan gula aren
29
Madu Hutan
I
ndonesia sebagai mega biodiversity country dikenal memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, hampir sebanyak 17% keanekaragaman hayati dunia berada disini. Keanekaragaman hayati tersebut tersebar di kawasan hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis menjadi habitat bagi keanekaragaman hayati yang tinggi dikarenakan heterogenitas jenis yang tinggi dari penyusun ekosistemnya. Berbagai makhluk hidup dapat hidup dan berkembang dengan baik di hutan hujan tropis di berbagai habitatnya baik di dalam tanah hutan, lantai hutan, serasah, kulit pohon, cabang pohon dan tajuk pohon. Heterogenitas stuktur vegetasi penyusun hutan hujan tropis tersebut mendukung fungsi dari kompleksitas fungsi kawasan tersebut dan menghasilkan berbagai manfaat berupa produk dari hutan hujan
30
tropis baik produk utama berupa berbagai macam jenis kayu maupun produk sampingan non kayu yang lebih dikenal dengan istilah Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). Hasil Hutan Bukan Kayu adalah hasil hutan hayati baik nabati maupun hewani dan turunannya yang berasal dari hutan kecuali kayu (Permenhut No. 35 tahun 2007). Hutan hujan tropis menyimpan nilai potensi manfaat HHBK sebanyak 80% dari total nilai ekonomi hutan. Keberlangsungan penghidupan (livelihood) masyarakat sangat erat bergantung pada keberadaan hutan. Hutan dapat berfungsi sebagai sumber energi, sumber pangan, sumber produk nabati, sumber produk hewani, sumber obatobatan, vitamin dan mineral bagi masyarakat di sekitar hutan. Beberapa produk dari hutan yang memiliki nilai ekonomi dan
dapat dikembangkan secara alami maupun budidaya di wilayah tertentu sesuai kondisi biofisiknya guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, produk tersebut dikenal sebagai produk HHBK unggulan. Kriteria yang digunakan untuk menentukan komoditas HHBK unggulan adalah kriteria ekonomi, biofisik dan lingkungan, kelembagaan, sosial dan teknologi. Dua contoh produk HHBK unggulan adalah madu hutan dari lebah madu dan sutera alam.
Madu Hutan Lebah madu yang ditemukan di Indonesia umumnya terdiri dari beberapa jenis yaitu: Apis andreniyormis, Apis dorsata dorsata, Apis dorsata binghami, Apis cerana, Apis koschevnikovi, Apis nigrocicta, dan Apis mellifera. Dari beberapa jenis lebah madu tersebut, jenis Apis dorsata lah yang paling produktif dalam menghasilkan madu. Keberadaan lebah madu jenis Apis dorsata juga dapat ditemukan hampir di seluruh wilayah Indonesia. Lebah madu Apis dorsata berkembang di daerah tropis dan sub tropis, selain di Indonesia lebah madu Apis dorsata juga ditemukan di Filipina, India, dan Nepal. Dengan luas hutan Indonesia mencapai 136,88 juta hektar (Kementerian Kehutanan, 2010) maka potensi pengembangan lebah madu di Indonesia menjadi sangat besar. Keberadaan hutan secara alami menyediakan pakan, habitat dan lingkungan yang mendukung lebah madu untuk dapat memproduksi madu hampir sepanjang
tahun. Diperkirakan rata-rata produksi madu seluruh Indonesia mencapai 4000 ton per tahun dan 75 % berasal dari madu hutan (Kuntadi, 2008). Sarang lebah madu Apis dorsata dibangun secara koloni dengan sisiran satu lembar sarang. Sarang-sarang tersebut bergantung di cabang pohon dan tebing bebatuan. Satu koloni lebah dapat memproduksi 10-20 kg madu per panen, bahkan untuk sarang yang sangat besar dapat dihasilkan madu sebanyak 30 kg. Madu hutan berpotensi untuk dikembangkan menjadi produk organis, karena dibudidayakan secara lestari di kawasan hutan. Pengelolaan dan pemanfaatan lebah madu Apis dorsata sangat ideal, dari sisi lingkungan keberadaan lebah madu berkorelasi dengan keragaman hayati tanaman sebagai sumber pakan di hutan. Dari sisi konservasi kawasan, kegiatan pengembangan lebah Apis dorsata telah secara langsung melibatkan masyarakat di sekitar hutan untuk menjaga kelestarian kawasan hutan. Dari sisi pemberdayaan, masyarakat sekitar hutan mendapatkan peningkatan pendapatan dari pengelolaan dan pemanfaatan madu hutan.
31
Peluang pasar domestik untuk madu masih sangat terbuka lebar, hal ini ditunjukkan oleh masih tingginya nilai impor madu Indonesia bila dibandingkan dengan nilai ekspornya. Sebagai contoh, berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada tahun 2011 nilai ekspor madu Indonesia sebesar US $ 3.074.972 dimana ekspor tertinggi terjadi pada bulan September sebesar US $ 473.847 sedangkan nilai impor pada tahun yang sama sebesar US $ 7.792.660 dengan nilai impor tertinggi pada bulan Agustus sebesar US $ 1.119.069. Besarnya selisih nilai ekspor dan impor tersebut menandakan permintaan madu untuk konsumsi dalam negeri terus meningkat, dan peningkatan ini belum dapat dipenuhi oleh hasil produksi madu dalam negeri. Selain meningkatkan kuantitas produksi madu, tantangan selanjutnya adalah meningkatkan kualitas mutu madu yang sangat ditentukan oleh kandungan kadar air madu. Secara alami, madu hutan Indonesia memiliki kadar air yang cukup tinggi yaitu di atas 25%. Hal ini disebabkan oleh angka kelembaban udara relative (RH) di Indonesia yang cukup tinggi sekitar 80%. Madu impor banyak diminati karena memiliki kelembaban relative yang rendah dan umumnya memiliki kadar air sekitar 20%. Salah satu cara mengurangi kadar air madu adalah dengan memproses madu yang sudah dipanen dengan teknik dehumidifier agar diperoleh kadar air madu yang sesuai dengan standar mutu madu yang dipersyaratkan. Sehingga dengan pengurangan kadar air madu diharapkan dapat meningkatkan mutu madu Indonesia.
Sutera Alam Sutera alam adalah komoditi HHBK unggulan bagi Indonesia, mengingat kondisi agroklimat yang mendukung dalam pengembangan usaha sutera 32
alam. Ketersediaan lahan yang sesuai dengan kriteria pengembangan usaha juga banyak tersedia dan tersebar di berbagai wilayah. Beberapa daerah potensial untuk pengembangan sutera di Indonesia antara lain, Jawa Barat (Cianjur, Garut, Tasikmalaya, dan Sukabumi), Jawa Tengah (Pemalang, Jepara, Pekalongan, Pati, Wonosobo, Magelang, dan Temanggung), Yogyakarta (Sleman, dan Bantul), Bali (Tabanan, Denpasar, dan Karangasem), Sulawesi Selatan (Wajo, Soppeng, dan Enkerang), Sulawesi tengah, dan Sulawesi Utara. Kegiatan persuteraan alam sudah lama dikenal dan dikembangkan oleh masyarakat di sekitar hutan di beberapa daerah. Menurut Atmoseoedarjo et al., (2000), perkembangan persuteraan alam secara sungguh-sunguh di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1950. Pengembangan persuteraan alam ini dilakukan dalam rangka mencari solusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar hutan, dengan memanfaatkan lahan kehutanan. Kegiatan ini kemudian dikenal dengan istilah “ multiple use of forest land� (bermacam pemanfaatan lahan hutan). Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat menguntungkan bagi perkembangan persuteraan alam. Kondisi agroklimat yang tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin memungkinkan pertumbuhan tanaman murbei dapat dilakukan sepanjang tahun. Tanaman murbei (Morus spp.) adalah pakan utama ulat sutera. Tanaman murbei yang banyak dibudidayakan di Indonesia terdiri dari 6 jenis murbei yaitu: Morus cathayana, Morus alba, Morus multicaulis, Morus nigra, Morus australis dan Morus macroura. Tanaman murbei merupakan faktor penting dalam usaha persuteraan alam, dimana jumlah dan kualitas daun murbei akan mempengaruhi produktivitas dan kualitas kokon (kepompong) dan benang sutera yang dihasilkan.
Foto : Dokumen Rosita Dewi Ulat sutera (Bombyx moriI yang diberi pakan daun murbei (Morus sp.)
Ulat sutera (Bombyx mori) merupakan serangga holometabola, yaitu golongan serangga yang dalam siklus hidupnya mengalami metamorfosa lengkap (sempurna), meliputi 4 stadium yaitu: telur, larva, pupa dan kupu-kupu. Lamanya periode hidup ulat sutera mulai dari telur sampai dengan membuat kokon (kepompong) kurang lebih selama sebulan, namun hal ini dipengaruhi oleh iklim dan temperatur setempat. Semakin panas kondisi iklim dan temperaturnya maka semakin cepat proses metamorfosanya. Peluang usaha pengembangan sutera alam sangat menjanjikan. Balai Persuteraan Alam menyebutkan bahwa pada tahun 2013 data kebutuhan benang sutera nasional adalah sebesar 800 ton, sedangkan total produksi kokon nasional hanya berkisar 160 ton atau hanya setara dengan 18 ton benang sutera. Untuk memenuhi kebutuhan benang sutera nasional diperlukan 6.400 ton kokon. Peningkatan produksi kokon tersebut dapat dilakukan melalui: peningkatan mutu telur dan ulat sutera, peningkatan mutu tanaman murbei, dan pengembangan daerah potensial baru.
Sutera alam dapat dimanfaatkan untuk beberapa keperluan seperti: pakaian, kosmetik, pengobatan dan kerajinan. Filamen benang sutera juga dibuat menjadi benang bedah yang digunakan dalam bidang kedokteran. Salah satu pemanfaatan sutera alam lainnya adalah penggunaan serisin sebagai zat pelembab kulit dan anti bakteri pada kosmetika dan alat kesehatan.(*) Foto: www.skin-spa.com dam www.slideshare.net
Aneka produk kosmetika dan kedokteran dari serisin
Rosita Dewi Peneliti Puslitbang Peningkatan Produktivitas Hutan Kampus Balitbang Kehutanan Jl. Gunung Batu No. 5, Bogor 16610 Telp (0251) 8631238 Fax (0251) 7520005 Email : rositadee@gmail.com
33
K
ayu manis (Cinnamomum verum, sin. C. zeylanicum) merupakan sejenis pohon penghasil rempah-rempah. Termasuk ke dalam jenis rempah-rempah yang amat beraroma, manis, dan pedas. Orang biasa menggunakan rempah-rempah dalam makanan yang dibakar manis, anggur panas (www.wikipedia.com).
34
Foto: Dok. AOI
Kayu manis dari Kalimantan Selatan
Sirup kayu manis, produk olahan
Beberapa spesies kayu manis yang dijual di pasaran di antaranya Cinnamomum verum’(True cinnamon, Sri Lanka cinnamon atau Ceylon cinnamon), C. burmannii (korintje, kasiavera, atau Indonesian cinnamon), C. loureiroi (Saigon cinnamon atau Vietnamese cinnamon), C. aromaticum (Cassia atau Chinese cinnamon).
Tidak hanya aroma kayu manis yang menggoda. Kayu manis juga memiliki manfaat tersendiri bagi kesehatan. Seperti yang dilansir Care2 (www.wolipop.detik. com), berikut tujuh manfaat kayu manis bagi kesehatan : 1. Mengontrol Gula Darah Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa kayu manis ternyata dapat mengatur kadar gula darah sehingga kayu manis merupakan makanan yang tepat untuk para penderita diabetes dan hypoglycemic. Kayu manis juga dapat menstabilkan suasana hati dan energi dalam tubuh. 2. Mengurangi Kadar Kolesterol Jahat Kayu manis dapat mengurangi kadar kolestrol jahat (LDL). Selama ini, LDL dikenal berbahaya bagi tubuh karena bisa menyebabkan penyakit jantung, stroke dan obesitas. Dengan mengonsumsi kayu manis, Anda juga dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. 3. Anti Infeksi Kayu manis memiliki komponen anti-infeksi yang natural. Dalam beberapa penelitian, kayu manis terbukti efektif menghilangkan bakteri H. pylori yang dapat menyebabkan sakit maag, dan beberapa jenis penyakit lainnya yang disebabkan bakteri. 4. Meringankan Sakit pada Penderita Rematik Kayu manis dapat mengurangi rasa sakit yang disebabkan oleh rematik. Dalam penelitian yang dilakukan di Department of Internal Medicine menunjukkan, kayu manis juga dapat mengurangi sitokin (proteinprotein kecil sebagai mediator dan pengatur imunitas, inflamasi dan hematopoesis) yang dapat menyebabkan rematik. 5. Mencegah Pertumbuhan Sel Kanker Penelitian di University of Texas menunjukkan bahwa kayu manis dapat mengurangi proliferasi sel kanker. Tidak
hanya itu, kayu manis juga menjadi salah satu rempah yang dapat menyembuhkan kanker. 6. Obat Serbaguna Kayu manis dapat dijadikan pengawet makanan yang alami, selain itu juga mengandung serat, kalsium, zat besi dan mangan yang terbukti efektif mengurangi nyeri saat haid atau melahirkan. Ia memiliki kandungan natural yang disebut cinnamaldehyde yang dapat menyeimbangkan hormon - meningkatkan hormon progesteron dan mengurangi hormon testosteron pada wanita. 7. Pengobatan Alzheimer Para peneliti di Cytokine Research Laboratory, Department of Experimental Therapeutics, University of Texas juga telah mengembangkan kayu manis sebagai salah satu rempah yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit neurodegenerative seperti Alzheimer, Parkinson, multiple sclerosis, tumor otak, dan meningitis. Penelitian di tempat yang sama juga menunjukkan bahwa kayu manis bisa mengurangi peradangan kronis terkait dengan gangguan neurologis. Ekspor kayu manis hasil perkebunan rakyat dari Sumatera Utara (Sumut) naik hingga 79,28%. Pemicunya antara lain meningkatnya kebutuhan kayu manis di Brasil seiring dengan peningkatan produksi kopi olahan yang membutuhkan kayu manis sebagai salah satu campuran kopi di negara tersebut. Menurut data Humas Pelindo I Belawan International Container Terminal (BICT), hingga semester I-2014, aktivitas ekspor kayu manis Sumut yang dikapalkan melalui BICT tercatat mencapai jumlah 17.934 ton. Jumlah ini naik sekitar 79,28% dibandingkan periode serupa 2013 yang berjumlah 10.032 ton.
35
Foto: www.chocofortuna.com
Foto: Dok. AOI Cokelat (kakao)
Kakao merupakan tumbuhan tahunan (perennial) berbentuk pohon, di alam dapat mencapai ketinggian 10 m. Meski demikian, dalam pembudidayaan tingginya dibuat tidak lebih dari 5 m tetapi dengan tajuk menyamping yang meluas. Hal ini dilakukan untuk memperbanyak cabang produktif. Biji Kakao adalah bahan utama pembuatan bubuk kakao (coklat), bubuk kakao adalah bahan dalam pembuatan kue, es krim, makanan ringan, susu, dan lain-lain. Dalam bahasa keseharian masyarakat kita menyebutnya cokelat. Karakter rasa cokelat adalah gurih, dengan aroma yang khas sehingga disukai banyak orang khususnya anak-anak dan remaja. Di awal abad ke-17, cokelat menjadi minuman penyegar yang digemari di istana Spanyol. Kira-kira 100 tahun setelah kedatangannya di Eropa, begitu terkenalnya cokelat di London, sampai didirikan “rumah cokelat� untuk menyimpan persediaan cokelat, dimulai di rumah-rumah kopi. Rumah cokelat pertama dibuka pada 1657. Dan resep es coklat pertama diketahui berasal dari Inggris pada tahun 1668. Semua cokelat Eropa awalnya dikonsumsi sebagai minuman. Baru pada 1847
36
Aneka produk coklat
ditemukan cokelat padat. Orang Eropa membuang hampir semua rempahrempah yang ditambahkan oleh orang Meso-Amerika, tetapi sering mempertahankan vanila. Juga mengganti banyak bumbu sehingga sesuai dengan selera mereka sendiri mulai dari resep khusus yang memerlukan ambergris, zat warna keunguan berlilin yang diambil dari dalam usus ikan paus, hingga bahan lebih umum seperti kayu manis atau cengkeh. Namun, yang paling sering ditambahkan adalah gula. Sebaliknya, cokelat MesoAmerika tampaknya tidak dibuat manis. Cokelat mengandung alkaloid-alkaloid seperti teobromin, fenetilamina, dan anandamida, yang memiliki efek fisiologis untuk tubuh. Kandungan-kandungan ini banyak dihubungkan dengan tingkat serotonin dalam otak. Menurut ilmuwan, cokelat yang dimakan dalam jumlah normal secara teratur dapat menurunkan tekanan darah. Cokelat hitam akhirakhir ini banyak mendapatkan promosi karena menguntungkan kesehatan bila dikonsumsi dalam jumlah sedang, termasuk kandungan anti oksidannya yang dapat mengurangi pembentukan radikal bebas dalam tubuh.(*)
Foto: Dok. CV. DIVA MAJU BERSAMA Aneka kemasan produk organik CV. DIVA MAJU BERSAMA
K
eaneka ragaman hayati Indonesia sebagai negara Tropis menjadikan Indonesia mempunyai potensi yang sangat sangat besar sebagai “Sourcing Country” bagi pengembangan produkproduk organik yang bernilai komersial tinggi, eksotik (hanya bisa diproduksi di daerah Tropis dari sisi jenis, warna, rasa, kandungan nutrisi, vitamin & mineral)
dan dalam jumlah yang memadai untuk skala ekspor. Pemasaran bukanlah menjadi tantangan utama, tetapi mampu memproduksi dengan kualitas yang stabil sesuai spek yang dikehendaki negara buyer (pembeli), berkelanjutan dan tepat waktu suplainya adalah faktor-faktor utama yang menjadi tantangan bagi para pelaku ekspor di
negara kita. Eksportir dengan bermodalkan mentalitas pedagang (trader mentality) tidak akan bertahan lama untuk bisa menjaga kualitas, keberlanjutan (sustainable) dan pasokan (reliable supply) tepat waktu (on time delivery). Tujuan ke negara-negara ekspor seperti USA dan Eropa yang sudah sangat terbiasa bekerja 37
Hal-hal tersebut merupakan poin-poin penting untuk menunjang pengembangan ekport produk-produk organik dari Indonesia, bukan hanya terpaku dan bangga dengan hanya pada besarnya peluang yang ada di negara kita saja. Selain itu, kemasan yang menarik (packaging design) yang sesuai dengan negara tujuan dan segmen pasar yang dibidik memang sangatlah penting karena dapat berfungsi dalam berbagai hal sebagai berikut: • meningkatkan nilai jual produk (commercial value) • meningkatkan tingkatan kelas produk (product positioning) • menarik perhatian dan mudah dicari (attractiveness) • pemberian atribut logo yang berkarakter kuat pada design kemasan akan mempermudah identifikasi dan meningkatkan pengenalan sebagai suatu produk merk tertentu (brand awareness) • meningkatkan kepuasan enduser (customer satisfaction), pembeli merasa bangga dan puas membeli produk tersebut dan ingin kembali membelinya lagi atau menceritakan ke temantemannya (self-promotion effect) 38
Kemasan beras organik
Kerjasama untuk Inovasi Kemasan Sebagai produser/prosesor dan eksportir, kita selalu bekerja sama (work closely) dengan buyer untuk mengerti keinginan buyer kita (buyer requirement) terhadap inovasi-inovasi kemasan yang selalu berkembang mengikuti trend dan isu-isu yang berkembang di pasar dunia, seperti misalnya isu lingkungan (terkait daur ulang kertas), tren organik (terkait pilihan warna tanah, bukan lagi warna terang), penjelasan tentang proses produksi di label (terkaitbahan makanan), isu pemberdayaan masyarakat dan ketenagakerjaan (terkait isu fair trade), friendly packaging (mudah dibuka/disobek) dan lain sebagainya. Kita juga harus aktif mendampingi dan mengarahkan buyer mencari suplier-suplier bahan kemasan yang sesuai dengan harga yang kompetitif sehingga seluruh aspek produksi kemasan juga dapat dilakukan di Indonesia, tidak perlu lagi import dari negara buyer kita. Kita juga perlu meningkatkan pengetahuan kita terhadap tren design dan kualitas cetak/printing yang dikehendaki buyer, kendala pengetahuan teknis dan format file sering menjadi kendala untuk mendapatkan kualitas hasil cetak yang sama
Foto: Dok. Bloom Agro
dengan jadwal musim yang sangat ketat, membutuhkan eksportir-eksportir credible/ handal yang bisa dipercaya dan diandalkan. Perhitungan mereka akurat sesuai dengan permintaan pasar di setiap musim yang berbeda. Mereka tidak mempunyai keleluasaan musim kerja kapan saja seperti kita, keterbatasan tenaga kerja untuk mengurus suplai berlebihan yang datang tidak pada waktu yang diinginkan dan keterbatasan storage space (gudang penyimpanan) yang sangat diefisienkan berdasarkan siklus simpan per meter perseginya.
dengan negara asal buyer, perlu kejelian, ketekunan dan niat membantu memecahkan masalah bersama-sama dengan buyer dan rekanan suplier yang ada di Indonesia. Perlu juga kreatifitas yang tinggi untuk terus mencari suplier yang pas dan aktif berkomunikasi sehingga dapat mencapai tujuan akhir yang dikehendaki. Secara prinsip pengemasan produk organik yang dipasarkan baik di pasar lokal maupun ekspor sama saja berusaha menampilkan design graphic se-inovatif mungkin. Yang berbeda hanyalah focus atau titik penekanannya saja, pasar lokal masih menggunakan warna dan manfaat/kegunaan produk sebagai faktor utama menarik customer (pelanggan) sedangkan pasar ekspor sudah lebih ke arah penjelasan yang tercantum di label, tentang cerita bagaimana produk ini ditemukan dan diproduksi, penekanan nilai-nilai sosial, budaya, tradisi petani yang menanam tanaman tersebut, proses produksinya sehingga dapat dikategorikan sebagai “organic & raw food� dan nilai-nilai sosial serta usaha konservasi lingkungan alam. Buyer lokal masih belum cukup kritis untuk mengidentifiasi produk organik yang dibeli apakah benar-benar mempunyai jaminan bersertifikat organik atau belum, dengan melihat logo institusi yang mensertifikasi tercantum di label kemasan atau menanyakan ke toko penjual produk organik (organic shop atau supermarket) tentang jaminan ketersediaa sertifikatnya. Belum adanya keterlibatan pihak ketiga sebagai auditor/inspektor terhadap toko-toko yang mengklaim menjual produk-produk organik. Padahal semua itu sudah kita lakukan di pasar-pasar tujuan ekspor seperti di Eropa maupun USA. Buyer sudah lebih kritis dan bahkan bisa memperkarakan/menuntut apabila ditemukan produk-produk yang
tidak bersertifikat organik di jual di toko-toko organik dengan harga premium. Pada umumnya kiat pengemasan produk organik ekspor ke masing-masing negara tujuan kiatnya sama dan sederhana saja, be a good observer and listener, turuti apa yang buyer/customer mau bukan menuruti apa yang menjadi ambisi kita. Sementara itu faktor-faktor penting yang harus diperhatikan dalam pengemasan, khususnya untuk pasar ekspor: •
storage life : memilih jenis, bahan dan bentuk kemasan yang sesuai, supaya bisa mendukung/ menjaga kualitas produk dapat disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama.
•
food safety : supaya produk organik kita tidak terkontaminasi bahan-bahan kimia anorganik yang bersifat racun atau tidak aman untuk digunakan sebagai kemasan makanan.
•
packaging cost : supaya tidak menambah biaya produksi terlalu besar dan bisa lebih kompetitif dalam menetapkan harga jual produk akhirnya.
•
labeling & barcoding : mempermudah buyer untuk mengidentifikasi isi produk di dalam karton box, mempermudah penyimpanan sesuai tumpukan produksi dan pelacakan (traceability).(*)
39