Dari Redaksi Pembaca sekalian, mulai edisi 16 ini ORGANIS tampil dengan wajah baru kembali. Kini kami hadir dengan 24 halaman dan beberapa perubahan tata letak dan tambahan rubrikasi. Rubrik “Hortikultura”, “Kabar dari BIOCert”, “Kebun &Ternak “serta “Tanah & Hama” adalah rubrik-rubrik yang kini hadir dan akan menjadi rubrik tetap yang dapat anda baca di setiap edisi ORGANIS mendatang. Tambahan rubrikasi tersebut kami harap akan lebih mewarnai ORGANIS dengan berbagai informasi yang anda butuhkan tentunya. Kami telah berusaha semampu kami agar ORGANIS dapat memenuhi semua kebutuhan informasi dari pembaca sekalian. Namun kami yakin, dengan segala keterbatasan yang kami punyai, tentunya masih banyak informasi yang belum dapat kami sajikan. Karenanya, meskipun dengan tampilan baru, kami masih tetap mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Karena dengan masukan dari anda semualah maka kami dapat berkaca dan memperbaiki diri agar tampil lebih baik dan menarik di masa mendatang. Perlu kami sampaikan pula bahwa sejak Juli 2007 ini Aliansi Organis Indonesia (AOI) mulai menempati kantor baru di Graha Sukadamai Lt.2, Budi Agung, Bogor, tidak begitu jauh dari kantor lama. Semua bentuk korespendensi silakan dikirimkan ke alamat baru AOI. Mewakili sekretariat AOI, redaksi ORGANIS memohon doa restu pembaca sekalian agar kami dapat semakin baik berkarya di tempat yang baru. Selamat membaca....
DAFTAR ISI Dari Redaksi Hal 1
Pustaka
Surat Pembaca
BEKATUL Makanan yang Menyehatkan
Hal 2
Hal 12
Isu Utama Baduy:
Kearifan Membuat Mereka Terus Bertahan Jauh dari hiruk pikuk kota, teguh menjaga adat istiadat dan ...
Kabar dari BIOCert
Sertifikasi Madu Hutan Organik Pertama di Indonesia Hal 13 - 14
Hal 4 - 6
Hortikultura Ber-organik:
Hama & Tanah
Alternatif Solusi Menyiasati & Menyikapi Fenomena Hasil Panen Padi yang Fluktuatif
PENGELOLAAN TANAH UNTUK BUDIDAYA ORGANIK
Hal 7 - 8
Hal 15 - 16
Kebun Ternak Atasi Serangan Penyakit Buah Kakao Konsumen dengan Teknik Sambung Samping Adanya serangan Penyakit Buah Kakao (PBK) pada perkebunan kakao rakyat ternyata memicu ...
Hal 9 - 10
Jendela Konsultasi
Sertifikat Organik untuk Melon
Tomat Organik Mengandung Anti Oksidan Lebih Banyak Hal 17 - 18
Opini
Memaknai Pertanian
Organik Hal 19 - 20
Hal 11
Profil PENERBIT: Aliansi Organis Indonesia PEMIMPIN REDAKSI: Sri Nuryati TIM REDAKSI: Indro Surono, Rasdi Wangsa DESAIN GRAFIS: Andreas Setiyawan ALAMAT REDAKSI: Graha Sukadamai Lt.2, Jl. Sukadamai Indah 1, Budi Agung, Bogor Telp./Fax: 0251-331 785 e-mail: organicindonesia@organicindonesia.org website: www.organicindonesia.org Buletin ORGANIS diterbitkan oleh Aliansi Organis Indonesia (AOI), sebuah organisasi masyarakat sipil yang dibentuk oleh sejumlah LSM, akademisi, organisasi tani, koperasi, peneliti, dan pihak swasta Yang bergerak di bidang pertanian organik dan fair trade di Indonesia.
2
Edisi No. 16/Th 4 (Agst - Okt 2007)
Pemasar Organik dari Kaki Merapi Hal 21 - 22
Agenda 16 Juli 2007 Penyerahan Sertifikat Sistem Pangan Organik ... 16-20 Juli 2007 Pelatihan Sistem Pengawasan ...
Hal 23
Surat Pembaca Ingin Bergabung dengan AOI
Bagaimana Bergabung Dengan AOI?
Saya belum tahu banyak tentang AOI namun saya tertarik untuk lebih tahu tentang AOI. Bagaimana caranya bisa bergabung? Saat ini saya sedang mengorganisir 230 petani di wilayah Tulung Agung.
Saya tertarik untuk bergabung menjadi anggota Aliansi Organis Indonesia. Bagaimana cara menjadi anggota dan bisa ikut aktif didalamnya?
Widi Hariyanto Tulung Agung - Jawa Timur
Anthony Utomo BIOTAMA Jl. Basuki Rakhmat 149 Surabaya - Jawa Timur
Redaksi: Informasi tentang AOI dan bagaimana cara bergabung dengan AOI dapat Bapak akses di www.organicindonesia.org. Bapak juga dapat berkirim surat atau telepon ke sekretariat AOI di Bogor.
Ingin Mengetahui Organik Lebih Lanjut Saya tinggal di Kota Batu, Jawa Timur dan ingin mengetahui organik lebih lanjut. Bagaimana caranya? Tri Agus Abdi Sholeh Batu Malang - Jawa Timur triagus_abdisholeh@yahoo.com Redaksi: Untuk mengetahui pertanian organik lebih lanjut, silahkan bapak menghubungi Bapak Toto Himawan (himawan_ongko@plasa.com atau di nomor telepon: 0817 9103300, 0813 3314 5625). Beliau adalah anggota Aliansi Organis Indonesia, staf pengajar di Universitas Brawijaya, pelaku organis dan anggota Komisi Standar Aliansi Organis Indonesia serta tinggal di Malang.
Redaksi: Terima kasih atas ketertarikan Bapak untuk bergabung dengan AOI. Silakan berkirim surat ke sekretariat AOI atau e-mail ke organicindonesia@organicindonesia.org
mengenai keinginan Bapak tersebut. Bagaimana menjadi anggota dan manfaat apa yang dapat Bapak petik setelah menjadi anggota AOI dapat Bapak akses di www.organicindonesia.org
Ke Madrasah Alam Cibolang Dong.. . Saat ini saya mengelola distro beras "Ambu Home Gourmet" di komplek Pasar Sarijadi Bandung dan sedang merintis Madrasah Alam Cibolang di Lembang yang salah satu program utamanya adalah pertanian organik. Seandainya ada waktu mohon teman-teman di AOI menyempatkan berkunjung ke kios Ambu dan Cibolang untuk bersamasama melihat peluang atau sekedar minum teh bersama. Iman Lukmanul Hakim Rural Planning & Development Project Madrasah Alam Cibolang Bandung – Jawa Barat Redaksi: Senang sekali dapat tawaran untuk berkunjung ke Bandung....Insya Allah, jika kami ke Bandung pasti akan kami sempatkan mampir ke Cibolang.
Tertarik ORGANIS Saya petani sayur di daerah Darmaga Bogor. Saya tertarik untuk berlangganan majalah ORGANIS. Bagaimana prosedur berlangganannya? Putro Jl. Palem Putri 7 No.18 Taman Yasmin Sektor V Bogor – Jawa Barat
Redaksi: Hingga tahun 2007 ORGANIS masih dibagikan free, namun untuk tahun-tahun selanjutnya kami akan mengenakan biaya cetak. Untuk sementara ini Bapak sudah kami masukkan dalam mailing list penerima ORGANIS.
Edisi No. 16/Th 4 (Agst - Okt 2007)
Isu Utama
Baduy:
Kearifan Membuat Mereka Terus Bertahan Jauh dari hiruk pikuk kota, teguh menjaga adat istiadat dan selalu menjaga kelestarian alam menjadikan Baduy mampu mempertahankan kearifannya hingga kini Walaupun telah berusaha berangkat sepagi mungkin dari Bogor, namun kami terpaksa harus bermalam di Kampung Cijahe. Kampung ini merupakan pintu gerbang menuju Kampung Cikeusik yang menjadi bagian dari wilayah Baduy Dalam (Baduy Kajeroan). Esok paginya, tepat pukul 07.00 WIB, baru kami melanjutkan perjalanan menuju Baduy Dalam yang terdiri dari tiga kampung yang membentang dari Utara ke Selatan, yaitu Cikeusik, Cikatawarna, dan Cibeo. Jarak ke kampung Cibeo dan Cikeusik ini dapat ditempuh selama sekitar empat jam berjalan kaki yang sebagian besar medannya berupa jalan tanah setapak yang naik turun dengan kemiringan 45 sampai 60 derajat dan lereng-lereng bukit curam. Harus ekstra hati-hati untuk menghindari kecelakaan tak terduga, terlebih jika musim hujan. Rumah Panggung Pada umumnya permukiman suku Baduy ini berada di lereng-lereng bukit, lembah yang ditumbuhi pohon-
Edisi No. 16/Th 4 (Agst - Okt 2007)
Ladang Tadah Hujan Saat memasuki wilayah Baduy Dalam, terlihat bukit-bukit gundul bekas ladang-ladang yang sengaja ditelantarkan sebelum diolah kembali. Nampak pula hamparan pegunungan Kendeng yang dilintasi aliran sungai Ciujung yang jernih, berkelok Rumah-rumah adat mereka berbentuk memasuki celah-celah bukit. Dan rumah panggung dengan ukuran kira- sesekali tampak beberapa orang Baduy kira 10x12 meter, atapnya terbuat dari tengah membuka lahan untuk daun rumbia dan dinding rumah dari berladang, atau terkadang berpapasan dengan kami. bambu. Umumnya hanya terdiri dari dua ruang, satu berfungsi sebagai Sebagian besar masyarakat Baduy dapur dan yang lain dapat sebagai mengandalkan hidup dari sektor tempat menerima tamu atau kamar pertanian. Karenanya berladang tidur jika malam menjelang. Sama adalah pekerjaan utama suku yang sekali tak berjendela. menempati 53 kampung di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Selalu ada 4-6 potongan bambu sepanjang setengah meter yang ujung Kabupaten Lebak, Banten (sekitar 120 kilometer arah Barat Daya Jakarta) ini. bagian atasnya dilubangi berjejer di setiap rumah. Dan ternyata potongan- Tidak mengherankan jika sejak usia tiga tahun, anak lelaki Baduy sudah potongan bambu tersebut adalah dikenalkan dengan golok dan selalu wadah menyimpan air bersih untuk diajak ke ladang oleh orang tua keperluan memasak. Mereka tak mereka. Perladangan yang diterapkan mengenal kasta, ini nampak dalam bentuk bangunan rumah mereka yang oleh masyarakat Baduy ini adalah Foto : APR perladangan berpindah dengan sistem nyaris sama semua. pohon besar, dekat dengan sumber mata air atau aliran sungai. Ada lima sungai yang mengalir ke wilayah perkampungan Baduy yaitu Cimangseuri, Ciparahiang, Cibeueung, dan Cibarani yang semua bermuara ke Sungai Ciujung.
Isu Utama tadah hujan dengan padi sebagai tanaman pokoknya. Hampir setiap hari komunitas Baduy ini pergi ke ladang. Mereka bekerja di ladang sejak pukul 07.00 WIB hingga sekitar pukul 17.00 WIB. Saat itulah kampung-kampung di Baduy sepi, sama seperti saat pertama kali kami menginjakkan kaki di perkampungan baik Baduy Dalam maupun Baduy Luar, tak satupun kami jumpai orang Baduy di perkampungan mereka. ”Kalau pagi sampai sore, tidak akan ada orang di kampung Baduy ini. Nanti menjelang sore, barulah ramai karena mereka baru pulang dari berladang” papar Mamo, pemandu kami.
Memangkas: salah satu kegiatan awal membuka lahan (foto: sny)
Ubi jalar sebagai tanaman selingan (foto: sny)
Setiap kali membuka ladang baru, ada tiga pekerjaan yang mereka lakukan yaitu memangkas tumbuhan yang ada, membakarnya kemudian membersihkan areal yang akan mereka Ladang yang baru dibuka tanami. Setelah tanah siap, dimulailah (foto: sny) tanam padi atau yang dikenal dengan nama ngaseuk. Masa tanam padi di kampung-kampung Baduy Dalam Setiap kali membuka ladang baru, ada tiga pekerjaan yang dimulai ketika puun (tetua adat - red) mereka lakukan yaitu memangkas tumbuhan yang ada, sudah menanam padi. Puun membakarnya kemudian membersihkan ladang-ladang bertanggung jawab menjaga adat Baduy agar tidak berubah. Setelah Yang akan mereka tanami. puun barulah warga lain mulai menanam. Setiap warga yang akan Ardi ketika ditanya apakah hasil panen benih - red), serta etem (ani-ani). menanam padi cukup memberi tahu selalu bagus. ”Kalau ada yang gagal Mereka memiliki beberapa jenis padi kepada puun kapan waktu mereka akan panen, biasanya mereka akan pinjam lokal, sebut saja pare merah, pare menanam padi. putih, limar, sengke dan ketan bodas. (padi) ke teman dan akan dikembalikan tahun depan saat panen Meskipun masyarakat Baduy tidak berikutnya,” tambahnya. Kearifan merawat huma (ladang – red) mereka Warga Baduy, terlebih Baduy Dalam, tidak menggunakan obat-obatan kimia yang nampak dalam melakukan ritual dengan teratur, namun jarang sekali tanam padi di suku Baduy ini adalah selama berladang. Di Baduy Dalam, mereka mengalami gagal panen. upacara untuk menghormati Dewi Sri, pemberantasan hama dilakukan Mereka hanya membersihkan ladang yang dikenal sebagai dewi padi. dengan membacakan mantra-mantra. dari tumbuhan yang dapat ”Upacara seperti itu dilakukan Hama pun jarang menyerang ladang. mengganggu tanaman mereka dan sebelum bertanam padi. Gunanya ”Kalau ada hama, siramkan aja laja dapat mengurangi produksi padi. untuk menghormati Dewi Sri,” kata (lengkuas red) dibebek (ditumbuk Masa tanam padi sengaja dipilih pada Pak Ardi. ”Dalam upacara ini, ada red) ditambah cuka dan air lalu awal musim hujan atau sekitar bulan mantra-mantra yang dibacakan disiramkan ke pohon padi. Kalau ada Agustus/Oktober. Ini karena padi yang mereka tanam adalah padi huma tikus, kan ada kucing,” kata Pak Ardi, dengan diiringi alunan angklung. Setiap orang yang akan menanam padi salah seorang warga Baduy yang yang hanya mengandalkan air hujan menemani kami berbincang sore hari harus mengadakan upacara semacam dan panen setahun sekali. Alat ini. Agar hasil panennya bagus,” selepas dari ladang. pertanian yang mereka gunakanpun tambahnya. tergolong sederhana, yaitu arit, tugal ”Kalau gagal panen jarang, paling(kayu kering yang ujungnya dibuat paling hasil panen kurang,” tutur Pak lancip untuk membuat lubang tempat
Edisi No. 16/Th 4 (Agst - Okt 2007)
5
Isu Utama Masyarakat Baduy, terutama Baduy Dalam yang tinggal di tiga kampung: Cibeo, Cikartawana, dan Cikeusik hingga kini masih memegang teguh adat istiadatnya. Di bidang pertanian, bentuk kepatuhan tersebut adalah dengan tidak mengubah kontur lahan untuk bertani, sehingga cara berladangnya sangat sederhana, tidak mengolah lahan dengan bajak, tidak membuat terasering, hanya menanam menggunakan tugal. Begitupun pada pembangunan rumah, kontur permukaan tanah dibiarkan apa adanya, sehingga tiang penyangga rumah Kanekes seringkali tidak sama Kawasan Baduy yang berbukit panjang. (foto: sny)
Leuit, Lumbung Padi Baduy Tipikal perkampungan Baduy umumnya berada tidak jauh dari anak sungai. Sebagai ciri khas perbatasan Baduy luar dan dalam ialah jembatan yang terbuat dari bambu yang disebut rawayan. Jembatan diikat dengan tali ijuk ke tiap pohon besar yang ada di sisi sungai sehingga bergoyang. Leuit (lumbung padi - red) mereka kumpulkan di ujung kampung, berjauhan dengan kompleks rumah mereka. ”Kalau ada kebakaran supaya lumbung tidak ikut habis terbakar juga,” jelas Narja, warga Baduy yang mengijinkan rumahnya kami jadikan tempat menginap.
punya uang, beli dari Ciboleger (desa terdekat dengan perkampungan Baduy Luar - red),” papar Narja. Padi dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan pangan warga Baduy. Berkurangnya produksi padi sejak sekitar empat tahun lalu mendorong warga Baduy untuk membeli beras dari luar Baduy. Pembelian beras ini dilakukan untuk mencegah kekurangan stok beras mereka. Selain menanam padi, lahan di ladang juga dimanfaatkan untuk menanam jagung, ubi, yang ditanam di antara padi. Selain itu mereka juga mendapatkan penghasilan lain dari menjual hasil hutan seperti asam kranji dan madu hutan yang banyak terdapat di hutan sekitar pemukiman Baduy. Melalui keteguhan memegang adat istiadat dan keinginan untuk selalu
menjaga lingkungan, masyarakat Baduy hingga kini terbukti mampu menghidupi diri mereka sendiri tanpa mengandalkan pihak luar. Semoga mereka tidak serta-merta berubah akibat pengaruh dari luar yang menyerbu suku Baduy dari berbagai penjuru. (**)
Sri Nuryati Manajer Media dan Advokasi AOI
Media tanam yang diberi mulsa
Setiap keluarga Baduy mempunyai lumbung, dan jumlah lumbung yang dimiliki oleh setiap keluarga tidak sama jumlahnya. Ada yang hanya memiliki satu buah lumbung, tetapi ada juga yang memiliki lebih dari satu. ”Padi-padi yang disimpan di lumbunglumbung ini bisa bertahan sampai puluhan tahun! Kalau ada capitan (sunatan - red) atau pernikahan barulah kami mengambil padi dari lumbung,” tambah Narja. ”Minggu depan saya akan menikahkan anak saya. Saya akan mengambil padi di lumbung saya itu,” katanya pula. ”Lumbung biasanya hanya digunakan untuk menyimpan stok, takut ada kemarau panjang. Padi disimpan takut kalau ada kekurangan padi. Kalau
Edisi No. 16/Th 4 (Agst - Okt 2007)
Leuit (lumbung padi masyarakat Baduy) (foto: sny)
hortikultura
Ber-organik:
Alternatif Solusi Menyiasati & Menyikapi Fenomena Hasil Panen Padi yang Fluktuatif “Serumpun padi tumbuh di sawah, hijau menguning daunnya Tumbuh di sawah penuh berlumpur, di pangkuan ibu pertiwi Serumpun jiwa suci, hidupnya nista abadi Serumpun padi mengandung janji, harapan ibu pertiwi...�
Sebagian besar bangsa Indonesia tentu tidak asing lagi dengan apa yang disebut padi yang kelak dikonsumsi dalam bentuk nasi (beras). Tanaman dengan nama latin Oryza sativa ini memang tidak kunjung bosan untuk terus dibicarakan. Ada banyak aspek yang melingkupi komoditas ini yang pada akhirnya bermuara pada fluktuasi/stabilitas tanaman yang merupakan makanan pokok sebagian besar bangsa Indonesia ini.
Di kalangan masyarakat Jawa khususnya, padi (lokal) merupakan bagian penting pada acara ritual seperti pernikahan, peresmian bangunan, pergelaran wayang, dan sebagainya. Secara khusus untuk menghargai tanaman padi ditradisikan pula adanya upacara ritual seperti upacara labuan (awal tanam) atau upacara wiwit (panen padi). Dan dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, tanaman padi andai terkena serangan hama/penyakit yang cukup membahayakan juga dilakukan upacara dengan berbagai unsur sarana seperti kunyit, dringo dan bengle (jenis empon-empon).
unggul nasional (hasil hibridisasi, persilangan) dan padi transgenik (hasil rekayasa genetika). Tidak dipungkiri hasil panen padi unggul nasional berlipat ganda ketimbang padi lokal. Sebagai komparasi padi varietas IR-64 (unggul nasional) mampu menghasilkan ratarata 5,5 ton kering pungut per hektar sawah, sementara Rojolele (unggul lokal) hanya memberikan panenan 2,5 ton per hektar. Melalui teknologi modern dihasilkan panenan yang tinggi dan tahanan terhadap serangan hama/penyakit tertentu. Namun padi unggul nasional ini menuntut prasyarat pemeliharaan yang khusus.
perakaran padi secara sehat. Tanaman yang sehat dengan rumpun padi (anakan) yang optimal (sesuai jenis) dapat berkorelasi positif terhadap produksi bulir dalam malai padi.
Penetapan jarak tanam sering keliru di masyarakat tani. Anggapan petani, semakin pendek jarak antar rumpun akan semakin efisien penggunaan lahan dan dengan jumlah tanaman yang ada hasilnya akan melimpah. Kenyataan menjadi lain, tanaman berebut makanan (nutrisi, air, udara, dan sinar matahari). Pada akhirnya hasil panen tidak seperti yang dibayangkan. Saat ini tengah dikembangkan model SRI (Sytem of Rice Intensification) dan TABELA Fluktuasi Hasil Panen Padi (tanam benih langsung) Kedua cara Budidaya Terkait hasil panen, secara umum ada ini diterapkan demi efisiensi Cara bertanam atau budidaya tanaman empat faktor yang berpengaruh penggunaan benih, tenaga kerja, cukup dominan dalam mempengaruhi terhadap fluktuasi panen padi. waktu dengan hasil yang cukup tinggi. hasil panen padi. Jika diurutkan, langkah-langkah budidaya yang Varietas Pemupukan berimbang, diharapkan Pada awalnya hanya ada dua jenis padi: berpengaruh terhadap hasil padi mampu memacu hasil per satuan luas. adalah: pengolahan lahan, penentuan Japonica dan Indica, yang dalam Jumlah dan jenis pupuk tidak jarak tanam, pemupukan, irigasi dan sejarahnya terus berkembang hingga otomatis berpengaruh baik terhadap drainase, serta pengendalian bermunculan aneka jenis padi. Hal ini hasil, namun masih dipengaruhi hama/penyakit. terjadi secara alami maupun atas dengan saat pemupukan. Hal yang campur tangan manusia. Saat ini terakhir inilah yang masih langka Lahan yang diolah cukup dalam akan secara umum terdapat 3 golongan diketahui oleh saudara kita para menciptakan lapisan olah tanah yang besar jenis padi yakni: unggul lokal, petani. cukup baik untuk berkembangnya
Edisi No. 16/Th 4 (Agst - Okt 2007)
7
hortikultura Dalam teknik budidaya yang tidak kalah pentingnya adalah irigasi dan drainase. Bagi daerah dengan surplus air (sumber alam, maupun irigasi teknis) pengadaan air tidak menjadi masalah, namun bagi kawasan yang termasuk tadah hujan, maka kendala air sering menurunkan hasil panen. Terlebih ketika tanaman pada fase vegetatif (awal pertumbuhan) di mana kebutuhan air cukup tinggi, maka kekurangan air menjadi sangat fatal. Pertumbuhan awal yang kurang baik berdampak kurang baik pula pada hasil panen. Demikian juga pada fase generatif terutama saat pengisian bulir, kekurangan air akan dapat berakibat meningkatnya bulir hampa (hasil menurun). Pengetahuan irigasi dan drainase inipun jarang dimiliki petani.
Lingkungan Lingkungan di mana tanaman padi tumbuh dan berkembang ikut menentukan keberhasilan budidaya padi. Lingkungan yang dimaksud adalah seperti lahan/tanah (tata air dan siklus hara), maupun lingkungan biotis (hama, penyakit, musuh alami). Hasil yang melimpah akibat diterapkannya modernisasi pertanian yang sarat dengan bahan kimiawi sintetis ternyata dibarengi dengan menurunnya produktivitas lahan dan lingkungan secara drastis. Hal yang kasat mata adalah tanah semakin mengeras, lapisan olah tanah (top soil: yang subur) semakin tipis, biota sawah sahabat kaum tani (cacing, belut, labalaba, belalang sembah, katak hijau dan ular) menjadi barang langka. Dalam hamparan sawah yang luas hanya ada satu jenis tanaman padi (monokultur). Erosi keanekaragaman hayati terjadi. Pemakaian pestisida kimiawi sintetis telah memicu dampak negatif pada hama, seperti resistensi dan resurjensi. Penggunaan bahan kimia tersebut tidak menjawab persoalan serangan hama, tetapi sebaliknya semakin memicu perkembang-biakan hama dan membangun kekebalan dalam dirinya.
8
Edisi No. 16/Th 4 (Agst - Okt 2007)
Tanaman yang hidup di atas lahan yang “sakit” dan lingkungan yang tidak kondusif jangan harap akan membuahkan hasil panen yang baik! Kondisi ini semakin parah dengan semakin buruknya tata air. “Pranata Mangsa” (Jawa: Tata Iklim) tidak karuan.... rusak.... sulit diprediksi. Pola curah hujan-kemarau tidak menentu lagi. Di satu daerah terlanda banjir (merusak sawah) namun di daerah lain kemarau panjang sehingga kekurangan air (merusak sawah). Sosial Ekonomi Arus globalisasi terus menggejala di berbagai penjuru dunia. Tuntutan hidup yang serba praktis, cepat, gampang, dan langsung dapat dirasakan hasilnya makin membentuk perilaku manusia. Para petani tak ketinggalan hanyut dalam “mainstream” ini. Penggunaan traktor dalam pengolahan lahan menjadi bumerang bagi petani. Tanah semakin memadat, biaya produksi cenderung meningkat, sementara di pedesaan pencarian tenaga kerja harian untuk menggarap sawah semakin sulit. Belum lagi tuntutan lahan dengan produktifitas yang makin menurun, sehingga jumlah penggunaan pupuk menjadi lebih besar. Saat ini, di daerah Bantul, DIY bahkan ada petani yang sudah memakai pupuk sebanyak 1 ton/ha. Sedangkan di Karang Anyar (Jawa Tengah) sudah mencapai 1,6 ton. Sangat tragis..... !!! Ironisnya penambahan pupuk tidak menjamin peningkatan hasil, justru sebaliknya. Hal ini sesuai dengan hukum Leibig, yakni tanah yang telah jenuh tak mungkin akan terus ditambah pupuk untuk menambah hasil panen. Padahal harga pupuk terus membumbung tinggi, sering terjadi kelangkaan pupuk, bahkan tidak jarang beredar pupuk palsu. Kasus-kasus keracunan pestisida atas diri petani dan keluarganya, semakin memperkeruh dunia pertanian Indonesia yang pernah
berswasembada beras. Di sisi lain yang makin marak adalah alokasi lahan produktif menjadi perumahan, kawasan industri, pusat pertokoan, atau kepentingan lain turut juga berpengaruh terhadap hasil panen padi.
Sebuah Lingkaran Setan: Menyiasati dan Menyikapi Keempat faktor besar di atas sangat berpengaruh terhadap fluktuasi/stabilitas hasil tanaman padi. Sesungguhnya antar faktor tersebut saling terkait dan berpengaruh baik positif maupun negatif. Hal-hal yang berpengaruh negatif tidak semudah membalik telapak tangan untuk meniadakannya. Banyak variabel yang berkait memperpanjang rantai persoalan sehingga terciptalah lingkaran setan yang dilematis. Yang jelas, mentalitas petani yang telah terbangun lebih dari 30 tahun bukan hal yang mudah pula untuk mengikisnya. Membangun komitmen untuk berorganik dan mengimplementasikan secara konsisten, arif, dan bijaksana barangkali menjadi alternatif solusi untuk menyiasati dan menyikapi adanya lingkaran setan dalam fenomena hasil panen padi yang fluktuatif. Yang perlu ditandaskan adalah: bahan pangan pokok (sumber karbohidrat) tidak hanya beras (padi). Negeri ini kaya akan tanaman penghasil karhohidrat. Perlu penganekaragaman penggunaan bahan pangan pokok. Dan semoga lirik lagu di awal tulisan ini masih bermakna bagi siapa saja. (**)
Daniel Supriyono Anggota Komisi Standar AOI
Foto: Http://www.cns.fr/externe/English/Projets /Projet_CC/organisme_CC.html
Kebun Ternak
Atasi Serangan Penyakit Buah Kakao dengan Teknik Sambung Samping Adanya serangan Penyakit Buah Kakao (PBK) pada perkebunan kakao rakyat ternyata memicu petani untuk memilih dan melakukan rehabilitasi kebun kakaonya dengan teknik sambung samping dan menempatkan cabang kakao yang berbuah besar. Kreatifitas Rahmadi dan kawan-kawan dari Asahan, Sumatera Utara ini telah memberi inspirasi pada petani kakao lain.
samping, buah kakao menjadi lebih mudah untuk dipanen karena posisi buah menjadi lebih rendah, sementara buah-buah kakao yang di bagian atas biarlah untuk hama PBK. Namun seiring waktu, Rahmadi dan kawankawan mengembangkan teknik untuk Hasil sambung samping setelah dipotong dahan utamanya menyelamatkan buah(foto: sbr) buah kakao ini dengan cara penyelubungan buah-buah kakao Adalah Rahmadi bersama beberapa muda (pentil) dengan cara yang petani di Desa Lubuk Palas disebut kondomisasi. Kecamatan Air Joman mencari sesuatu untuk mengatasi hama tanaman kakao. Kreatifitasnya adalah Perkembangan selanjutnya, yakni pada tahun 1997/1998, dengan melakukan proses sambung memperlihatkan bahwa teknik samping pada tanaman kakao miliknya. Rahmadi dan kawan-kawan sambung samping berhasil (cabang telah mendapatkan satu klon unggulan tempelan sudah hidup dan mulai berbuah-red), karenanya batang utama lokal yang berasal dari kebun rakyat pohon kakao harus dipotong. yang diperoleh dari Desa Meranti. Sebelum melakukan pemotongan, ada Klon unggulan lokal inilah yang beberapa pertimbangan saat itu: kemudian disambung sampingkannya pertama, untuk petani yang memang pada cabang kakao produktif di tanaman kakao yang ada. Keunggulan memiliki lahan yang kecil dapat lokal buah kakao dari Desa Meranti ini memotong batang utama kakao secara berangsur-angsur sehingga petani adalah ukuran buahnya yang cukup besar. Biji dalam satu pod buah kakao setiap minggunya masih mendapatkan hasil yang cukup untuk kebutuhan mencapai 60-70 buah dan ukuran keluarganya. Namun untuk petani bijinya yang lebih besar. yang memiliki lahan yang luas, dapat saja memotong langsung batang Awalnya gagasan dari Rahmadi ini utama kakao yang ada sehingga adalah bagaimana agar petani masih perkembangan hasil sambung bisa mendapatkan hasil dari kebun sampingnya akan lebih bagus dan kakaonya. Dengan teknik sambung
produksi yang akan dihasilkan akan lebih bagus lagi. Kondisi kebun kakao rakyat yang telah disambung samping dan telah dipotong batang utamanya, jelas menghasilkan ekosistem yang tidak disenangi oleh hama PBK. Beberapa lahan kakao petani yang telah menerapkan teknik sambung samping terbukti belum pernah menghadapi serangan PBK yang serius. Lahan kakao seperti ini memang layak untuk menerapkan cara pengendalian dengan apa yang disebut dengan PsPSP (Panen sering setiap minggu, Pemangkasan teratur, Sanitasi kebun, dan Pemupukan). Klon Unggulan Lokal Pilihan buah besar juga menjadi hal yang menarik untuk dikaji dan mudah diterapkan petani kakao. Dengan buah besar, maka petani tidak perlu mengondom buah-buah muda terlalu banyak, tetapi akan mendapatkan hasil yang cukup baik. Jika serangan PBK masih tinggi, maka dengan mengondom sekian banyak buah sudah dapat menghasilkan biji kakao yang lumayan. Pengalaman selama ini bahwa dengan 8-12 buah kakao, sudah mampu menghasilkan biji kering kakao sebanyak 1 kg. Dari perjalanan keliling di perkebunan kakao rakyat di Indonesia, ternyata cukup banyak potensi klon unggul lokal yang mestinya mampu dikembangkan di tingkat lokal sebagai klon yang memang memiliki keunggulan. Keberhasilan petani kakao di Sumatera Utara dalam
Edisi No. 16/Th 4 (Agst - Okt 2007)
9
Kebun Ternak mengembangkan klon unggul lokal bisa menjadi contoh. Periset di bidang perkakaoan mestinya juga lebih proaktif untuk mencari, mengidentifikasi dan mengembangkan klon unggul lokal ini. Beberapa lokasi seperti Luwu (Sulawesi Selatan) dan Berau (Kalimantan Timur) juga memiliki potensi kakao unggul lokal yang memiliki ukuran buah lebih besar. Khusus di Sumatera Utara, klon kakao yang paling banyak diminati petani adalah jenis RCL (Rahmadi Clon Lubuk Palas) atau ACC (Asahan Cocoa Clone), jenis TSH 858 dan RCC 71. Beberapa klon unggulan lokal ini kini menjadi pilihan banyak petani kakao sebagai bahan untuk memperbaiki atau merehabilitasi tanaman kakao yang ada baik dengan cara sambung samping atau okulasi pada bibitan baru. Mutu kandungan lemak bijibiji kakao tersebut (hasil uji di pabrik pengolah biji kakao) umumnya berkisar antara 51-52%.
oleh kreatifitas petani sendiri, atau paling ada sedikit dukungan dari para praktisi lapangan yang berasal dari PPL dan LSM. Kondisi ini sangatlah memungkinkan untuk berkembangnya kakao rakyat yang organik. Mengapa demikian, karena tanaman kakao ini memang tidak secara khusus membutuhkan asupan yang tinggi terhadap input luar seperti pupuk kimia dan pestisida kimia. Hasil ujicoba petani di beberapa lokasi yang sudah tidak menggunakan
Klon unggulan lokal yang telah dimiliki petani kakao Buah RCL atau ACC hasil sambung samping (foto: sbr) Sumatera Utara sendiri di tingkat lapangan sudah terjadi seleksi lokasi. Seperti petani di asupan kimia (pupuk dan pestisida) Kabupaten Langkat, lebih ternyata hasilnya cukup baik. Laporan menggandrungi jenis Klon RCC dan dari banyak petani kakao yang sudah TSH. Sementara di Kabupaten Deli menggunakan pupuk organik yang Serdang, petani lebih antusias untuk dibuat sendiri secara lokalan, telah mengembangkan jenis ACC. menumbuhkan keyakinan yang kuat Sementara petani-petani lain yang bahwa pupuk organik buatan sendiri melakukan kunjungan silang ke petani lebih baik ketimbang pupuk kimia. yang ada di Sumatera Utara seperti Pupuk organik lokal yang dibuat oleh petani kakao dari Lampung, Sulawesi, petani pembuatannya sangat Kalimantan Timur, Pulau Simelue dan sederhana. Hanya dengan menyiapkan Nias sangat antusias untuk drum plastik 100 literan, kotoran mengembangkan jenis klon ACC atau ternak segar 10 kg, gula merah 1 kg RCL ini. dan bio-starter 100 ml sejenis EM yang juga sudah dibuat oleh petani Kakao Rakyat Mestinya Organik sendiri. Bahan tersebut dimasukkan Produksi kakao Indonesia terletak dalam drum plastik dan diisi penuh pada produksi biji kakao yang dengan air bersih, kemudian dihasilkan oleh perkebunan rakyat. ditempatkan pada lokasi yang teduh, Bukan oleh perkebunan besar negara setiap hari dilakukan pengocokan dan atau perkebunan besar swasta. Teknik- dalam waktu 2 minggu pupuk organik teknik untuk keberlanjutan kakao di cair tersebut sudah dapat digunakan Indonesia, ternyata sangat ditentukan langsung. Sementara untuk pupuk
10
Edisi No. 16/Th 4 (Agst - Okt 2007)
organik padat, petani mengolah dari bahan baku lokal seperti sampah (serasah kakao), ditambah dengan pupuk kandang dan difermentasikan dengan menggunakan Bio-starter, hasil proses fermentasi selama 10 hari sudah dapat menghasilkan pupuk organik yang baik untuk kebun kakao. Sementara petani-petani kakao yang selama ini masih menggunakan bahan kimia, sudah melihat sendiri kemunduran perkembangan tanaman kakaonya, yakni meranggas dan tidak memiliki buah. Penggunaan pupuk organik cair pada tanaman kakao dilakukan oleh petani setiap bulannya secara rutin. Setiap pohon diberi larutan hasil pembuatan pupuk organik cair tersebut sebanyak 2 liter, dengan cara membuat lubang kecil jarak 75-100 cm dari batang utama kakao dan disiramkan. Sedang untuk pupuk organik padat, biasanya dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan dosis 3-5 kg per batang tanaman. Tanaman kakao sungguhpun tidak memerlukan perhatian khusus, namun proses pemangkasan dan pemberian pupuk organik menjadi kewajiban utama. Pemangkasan kakao yang baik adalah bagaimana membuat keseimbangan tajuk tanaman sehingga tidak akan akan terjadi kemiringan pohon. Pemangkasan rutin ini dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan tujuan agar produksi tanaman akan dapat terus berlangsung, sedang pemangkasan untuk cabang/tunas air menjadi wajib saat melakukan pemanenan buah yakni setiap minggu. (**)
Sabirin Yayasan BITRA/PANSU Medan – Sumatera Utara
Jendela Konsultasi
Sertifikat Organik untuk Melon
Dear Redaksi, Saat ini saya ingin menanam melon di Jambi dan akan menuju untuk mendapatkan sertifikat organik. Apakah bibit melonnya juga harus organik? Jika bibitnya harus organik, varietas melon apa yang organik? Sebagai informasi tambahan, lokasi kebun melon saya adalah lokasi baru, belum pernah ditanami, awalnya adalah hutan muda. Luasnya adalah 10 hektar dan yang baru dibuka (inmas, tebang, cincang, tanpa bakar) sekitar 1 hektar. Apakah lokasi tersebut memenuhi syarat untuk mendapatkan sertifikat organik? Rio Prihanto CV Green Sumatra Pembibitan Kelapa Sawit Jambi Phone: 081366832290
Agung Prawoto menjawab: Produksi melon organik harus berasal dari bibit organik. Apabila bibit organik tidak tersedia, maka berdasarkan SNI, bibit non organik dapat digunakan pada tahap awal namun ditanam dan dikelola sesuai prinsip organik dan tanpa perlakuan bahan-bahan yang dilarang. Tentang sejarah lahan, tujuan pertanian organik adalah untuk menjaga pelestarian dan keseimbangan ekosistem (sebagai prasyarat mendapatkan sertifikat organik). Model agroforestry (Wana Tani) disarankan untuk terapkan. Peralihan fungsi hutan menjadi lahan pertanian dengan cara menebang hutan sebaiknya dihindarkan karena bertentangan dengan tujuan pertanian organik itu sendiri. Foto: http://www.produceoasis.com/Items_folder/Fruits/Honeydew.html
Edisi No. 16/Th 4 (Agst - Okt 2007)
Pustaka
BEKATUL Makanan yang Menyehatkan
Judul Penulis Penyunting Penerbit
Tebal
: BEKATUL Makanan yang Menyehatkan : Letkol TNI (purn) dr. Yusuf Nursalim (dr. Liem) & Dra. Zalni Yetti Razali, Mpd : Mulyono : PT AgroMedia Pustaka Jl. H. Montong No.57 Ciganjur, Jagakarsa Jakarta Selatan : vi + 50 hal.
Masyarakat perkotaan, terutama kaum mudanya, pasti banyak yang tidak mengenal bekatul, apalagi mengetahui asalnya. Lapisan luar dari beras yang terlepas saat proses penggilingan gabah ini umumnya berwarna krem atau cokelat muda dan diperoleh dari proses penumbukan gabah padi menjadi beras. Selama ini banyak orang menganggap bekatul hanya sebagai hasil samping penggilingan padi, bersifat limbah dan dimanfaatkan sebagai pakan ternak dengan nilai ekonomi rendah. Padahal, dari berbagai penelitian, bekatul memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi dan sangat layak dikonsumsi manusia. Zat gizi paling menonjol yang terkandung dalam bekatul adalah vitamin B15. Vitamin inilah yang memiliki manfaat yang luar biasa bagi tubuh. Siapa sangka kulit ari beras yang lebih dikenal dengan nama bekatul (rice bran) ini dapat mencegah dan mengobati aneka penyakit? Bukankah selama ini bekatul hanya merupakan limbah penggilingan beras yang cocok untuk pakan ternak? Apa saja kandungan bekatul? Penyakit apa saja yang dapat dicegah dan diobati dengan bekatul? Berapa dosis ideal mengkonsumsi bekatul perhari? Buku yang ditulis oleh dokter yang telah 30 tahun menggeluti bekatul, dan telah meresepkannya kepada pasiennya ini adalah jawabannya. (sny)
12
Edisi No. 16/Th 4 (Agst - Okt 2007)
Kabar dari BIOCert
Sertifikasi Madu Hutan Organik Pertama di Indonesia Setelah berhasil mengantongi sertifikat organik dari BIOCert, dan mendapat bantuan pemasaran dari PT Dian Niaga Jakarta, bukan tidak mungkin madu hutan dari kawasan Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) akan mampu menembus pasar nasional, bahkan dunia. Dengan adanya sertifikat organik ini, taraf hidup petani madu hutan di kawasan ini juga dapat terdongkrak Tanpa harus merusak lingkungan. Petani-petani madu hutan di Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) Kapuas Hulu Kalimantan Barat yang tergabung dalam Asosiasi Periau Danau Sentarum (APDS) telah mendapatkan Sertifikat Sistem Pangan Organik untuk madu hutan dari BIOCert. Sertifikat tersebut diserah terimakan secara simbolis oleh Menteri Kehutanan Republik Indonesia, MS Kaban kepada perwakilan APDS pada tanggal 16 Juli 2007 bersamaan dengan Rakor Teknis Ditjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam di Safari Garden Hotel, Cisarua, Bogor. APDS melakukan pengumpulan madu hutan secara lestari di areal seluas 7.378,4 ha dalam kawasan TNDS yang memiliki luas keseluruhan 132.000 ha. Dengan menggunakan mekanisme pengawasan mutu kelompok (internal control system /ICS), APDS memastikan bahwa madu hutan yang dikumpulkan memenuhi persyaratan sertifikasi BIOCert, SNI 01-6729-2002 dan mutu produk madu. Pemberian sertifikat organik bagi produk madu hutan ini merupakan yang pertama di Indonesia dan yang kedua bagi sertifikat organik yang dimiliki kelompok tani. Pengumpulan madu hutan secara lestari ini dilakukan dengan cara membuat tikung [dahan tiruan tempat
Bapak Mulyadi, perwakilan dari APDS, saat menerima sertifikat organik BIOCert dari Menteri Kehutanan Republik Indonesia. (foto: sny)
hinggap lebah yang dibuat dari kayu Tembesu (Fagraea fragans) yang sudah mati dengan lebar 20-25 cm dan panjang 180-220 cm]. Tikung tersebut diletakkan di pohon-pohon sebagai sarang lebah hutan (Apis dorsata). Dan saat lebah mencari makan di pepohonan sekitar TNDS, mereka akan tertarik untuk membuat sarang di tikung-tikung tersebut.
Program Madu Hutan Organik ini selain untuk mendukung peningkatan pendapatan masyarakat juga sekaligus berkontribusi bagi konservasi
Saat pemanenan, hanya kepala madu saja yang diambil, sehingga lebah masih mempunyai persedian madu untuk makanan anak lebah agar mereka dapat tumbuh menjadi dewasa dan membentuk koloni baru. Selain itu dengan panen lestari mereka dapat memanen hingga 3x dalam setahun dari yang awalnya hanya 1x panen dengan cara mengambil semua bagian sarang. Proses pengolahan yang dilakukan adalah dengan cara sarang dibuka bagian lilin penutup sarangnya. Sarang tersebut kemudian diiris tipistipis secara horisontal supaya madu
Edisi No. 16/Th 4 (Agst - Okt 2007)
Kabar dari BIOCert bisa keluar lebih cepat. Irisan tersebut kemudian di letakan di atas kain (ditiriskan) supaya madu menetes ke dalam tempat penampungan. Hal ini menjadikan madu lebih higienis (tidak bercampur dengan kotoran dan keringat), tidak bercampur dengan anak lebah sehingga madu bisa lebih tahan lama. Proses pengolahan semacam ini dapat menghasilkan madu bermutu tinggi. Lebah hutan ini amat sensitif dengan kondisi lingkungan semisal kebakaran hutan dan banjir. Kedua hal tersebut akan mengakibatkan produksi lebah terganggu. Seperti di tahun 1997 saat terjadi kebakaran hutan di TNDS yang menyebabkan migrasinya lebah-lebah hutan ke kawasan lainnya. Begitu juga di tahun 2005 saat terjadi banjir di TNDS, yang berasal dari sungai Leboyan, sehingga menenggelamkan sarang-sarang lebah di kawasan tersebut.
Program Madu Hutan Organik ini selain untuk mendukung peningkatan pendapatan masyarakat juga sekaligus berkontribusi bagi konservasi di kawasan TNDS dan Sungai Leboyan yang menjadi penghubung antara TNDS dan TNBK (Taman Nasional Betung Kerihun). Setiap tahun biasanya terdapat 2 x musim panen. Dan biasanya musim panen madu hutan berlangsung di saat hasil tangkapan ikan atau hasil olahan ladang sedang sedikit sehingga madu hutan menjadi berkah bagi masyarakat sekitar hutan. Madu-madu hutan tersebut dikumpulkan masyarakat di musim penghujan. Saat pohon-pohon di kawasan TNDS berbunga. Pada waktu itu pendapatan ikan rendah. Bunga-bunga pakan lebah di kawasan ini biasanya adalah bunga putat (Barringtonia acutangula), Masung (Syzygium clauvitora), Marbembam (Xanthophyllum sp.). Sementara di
musim kemarau, mereka memperoleh pendapatan dari ikan. Tujuh Puluh persen ikan air tawar di Kalimantan Barat berasal dari kawasan Danau Sentarum. Untuk itu, APDS mewajibkan anggotanya untuk menjaga kawasan periau (kelompok tradisional petani madu) dari pembakaran dan penebangan pohon. APDS juga melarang anggotanya untuk melakukan kegiatan penubaan dan penggunaan agro kimia (input-input kimia pertanian) untuk menangkap ikan dan kegiatan pertanian yang dapat mencemari danau. Sertifikasi organik ini juga membantu meningkatkan harga madu hutan di tingkat petani. Madu hutan sebelum sertifikasi dihargai sekitar Rp.18 – 20 ribu/kg, sementara harga madu hutan organik adalah Rp.25 ribu/kg. Sedangkan ditingkat APDS sendiri, harga madu hutan mencapai Rp.28 ribu/kg. Pemasaran adalah salah satu kesulitan yang dihadapi para petani madu hutan di kawasan ini. Salah satu upaya yang dilakukan oleh para petani madu ini adalah melakukan sertifikasi organik untuk madu hutan yang dihasilkannya. Diharapkan dengan mutu yang terjaga baik, ditambah label organik, akan semakin meningkatkan daya tawar sehingga masyarakat sekitar danau mampu menjual madu hutannya dengan harga Foto: koleksi pribadi yang lebih baik sementara itu kelestarian alam-pun akan tercapai. Program sertifikasi ini berjalan atas kerjasama Aliansi Organis Indonesia, Riak Bumi, dan Jaringan Madu Hutan Indonesia (JMHI) serta dibantu oleh Balai TNDS (dulu Balai KSDA) dan WWF Putussibau Indonesia. (**)
Ragam bunga pakan lebah (foto: riak bumi)
Edisi No. 16/Th 4 (Agst - Okt 2007)
Agung Prawoto Direktur Eksekutif BIOCert
Hama & Tanah
PENGELOLAAN TANAH UNTUK BUDIDAYA ORGANIK Keberhasilan budidaya pertanian organik antara lain dipengaruhi oleh pemilihan lahan yang tepat/sesuai untuk komoditas yang akan diusahakan.Teknologi pengelolaan kesuburan tanah yang diterapkan juga harus mengacu pada kriteria yang ditetapkan yakni menggunakan bahan-bahan alami yang ada di sekitar lahan (spesifik lokasi) dengan tujuan mengoptimalkan produktivitas lahan secara alami.
Pengelolaan kesuburan tanah dalam sistem budidaya pertanian organik bertujuan untuk menjaga dan meningkatkan produktivitas tanah melalui cara-cara alami untuk mengoptimalkan perbaikan sifat fisik, kimia dan aktivitas biologi di dalam tanah yang selanjutnya akan berperan mengefisienkan penyediaan hara bagi tanaman. Cara-cara alami tersebut dapat ditempuh antara lain dengan:
cepat tumbuh dan mempunyai biomas banyak seperti kacangkacangan (leguminosa) yang dapat menambah nitrogen tanah dan perakarannya tidak memberikan kompetisi yang berat terhadap tanaman pokok. Meskipun demikian tanaman leguminosa tertentu menunjukkan kelemahan yaitu bijinya berkulit keras sehingga perkecambahannya sangat rendah, sarang hama dan penyakit, dapat tumbuh terbatas pada tempat-tempat tertentu karena kurangnya kemampuan mengadaptasi diri.
1. Menanam tanaman legum sebagai tanaman penutup tanah atau tanaman pagar (hedgerow) yang bermanfaat melindungi permukaan Pada umumnya penanaman legum tanah, sebagai sumber pupuk penutup tanah dilakukan pada saat organik, pakan ternak, dan disisi lain tanah diistirahatkan (bera) atau pada berfungsi sebagai perangkap inang awal masa konversi menuju lahan atau predator. Tanaman penutup organik tanah atau cover crop adalah tanaman yang khusus ditanam untuk melindungi tanah dari kerusakan 2. Mengembalikan Hara yang erosi dan untuk memperbaiki sifat terangkut saat panen dengan fisik dan kimia tanah. Tanaman menambahkan pupuk organik dan penutup tanah mempunyai fungsi serasah sisa tanaman dari berbagai sebagai (a) pelindung tanah terhadap sumber secara periodik ke dalam daya perusak butir-butir hujan yang tanah baik dalam bentuk segar atau jatuh (b) pelindung tanah terhadap telah dikomposkan. daya perusak aliran air diatas Pupuk organik. Bahan organik permukaan tanah (run off) dan memegang peranan penting dan (c) perbaikan kapasitas infiltrasi tanah merupakan faktor kunci dalam dan penahanan air yang berpengaruh keberhasilan sistem pertanian terhadap jumlah dan kecepatan aliran organik karena bahan organik akan permukaan (d) menambah bahan berperan dalam memperbaiki sifat organik tanah melalui batang, ranting fisik, kimia dan biologi tanah. Dari dan daun mati yang jatuh, dan aspek kesuburan tanah ketiga proses (e) melakukan transpirasi yang tersebut tidak dapat dipisahkan. mengurangi kandungan air tanah. Pengaruh langsung bahan organik terhadap pertumbuhan tanaman Jenis tanaman yang sesuai untuk adalah dalam hal penyediaan zat tanaman penutup tanah adalah tumbuh dan vitamin-vitamin serta tanaman yang mudah diperbanyak, enzim yang dapat diserap langsung
oleh tanaman dan memperbaiki pertumbuhan tanaman. Kualitas pupuk organik juga sangat bervariasi tergantung pada bahan dasarnya. Sumber utamanya dapat dibagi kedalam 2 jenis yaitu yang berasal dari limbah pertanian seperti jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, sabut kelapa, serbuk gergaji, kotoran hewan, pangkasan tanaman pagar dan limbah media jamur. Dan yang berasal dari limbah non pertanian seperti, pasar, rumah tangga, dan pabrik. Pupuk organik ini dapat diaplikasikan dalam bentuk bahan segar atau yang sudah dikomposkan. Pemakaian pupuk organik segar ditujukan untuk tujuan konservasi tanah dan air (sebagai mulsa) karena dapat melindungi permukaan tanah dari percikan air hujan. Sedangkan pupuk organik dalam bentuk kompos, volume lebih ringan, bibit penyakit dan gulma sudah mati, bahan sudah matang sehingga unsur hara segera tersedia bagi tanaman. Sisa tanaman. Kandungan hara beberapa tanaman pertanian ternyata cukup tinggi dan bermanfaat sebagai sumber energi utama mikro organisme di dalam tanah. Apabila digunakan sebagai mulsa, maka ia akan mengontrol kehilangan air melalui evaporasi dari permukaan tanah, dan pada saat yang sama dapat mencegah erosi tanah. Hara dalam tanaman dapat dimanfaatkan setelah tanaman mengalami pengomposan.
Edisi No. 16/Th 4 (Agst - Okt 2007)
Hama & Tanah Sampah rumah tangga. Sampah (waste) didefinisikan sebagai bahanbahan yang sudah tidak digunakan dan tidak bermanfaat sehingga disebut bahan buangan. Sampah organik limbah rumah tangga dapat dimanfaatkan sebagai sumber hara tanaman setelah mengalami proses pengomposan. Sampah organik terdiri dari sisa sayuran, tanaman, dan sisa makanan yang mengandung karbon (C) berupa senyawa sederhana maupun kompleks. Selulosa merupakan salah satu senyawa kompleks yang memerlukan proses pengomposan yang relatif lama namun dapat dipecah oleh enzim selulosa yang dihasilkan oleh bakteri menjadi senyawa monosakarida, alkohol, CO2, dan asam-asam organik lain. Vermikompos. Vermikompos disebut juga kompos cacing, vermicast atau pupuk kotoran cacing, yang merupakan hasil akhir dari hasil penguraian bahan organik oleh jenis-jenis cacing tertentu. Vermikompos merupakan bahan yang kaya hara, dapat digunakan sebagai pupuk alami atau soil conditioner (pembenah tanah). Proses pembuatan vermikompos sendiri disebut vermikomposting. Cacing yang digunakan dalam proses pembuatan vermikompos diantaranya adalah brandling-worms (Eisenia foetida), redworms (Cacing merah) dan cacing tanah (Lumbricus rubellus). Cacing-cacing ini jarang ditemukan di dalam tanah, dan dapat menyesuaikan dengan kondisi tertentu di dalam pergiliran tanaman. Vermikomposting dalam skala kecil dapat mendaur ulang sampah dapur menjadi vermikompos yang berkualitas dengan menggunakan ruang terbatas. 3. Mengintegrasikan ternak dalam kebun organik. Kotoran hewan yang berasal dari usaha tani pertanian antara lain adalah kotoran ayam, sapi, kerbau, kambing, kuda dan sebagainya. Komposisi hara pada masing-masing kotoran hewan berbeda tergantung pada jumlah dan jenis makanannya. Secara umum, kandungan hara dalam kotoran hewan jauh lebih rendah dari pada
16
Edisi No. 16/Th 4 (Agst - Okt 2007)
pupuk kimia sehingga dosis penggunaannya juga akan lebih tinggi.
mengalami proses pengomposan yang benar.
4. Pergiliran Tanaman. Pergiliran Namun demikian, hara dalam atau rotasi tanaman mempunyai kotoran hewan ini ketersediaannya fungsi ganda, pertama sebagai cara (release) lambat sehingga tidak mudah memutus siklus hama dan penyakit hilang. Ketersediaan hara sangat dan kedua menjaga keseimbangan dipengaruhi oleh tingkat hara di dalam tanah. Jenis tanaman dekomposisi/mineralisasi dari yang sama apabila ditanam secara bahan-bahan tersebut. Rendahnya terus menerus akan menguras hara ketersediaan hara dari pupuk tertentu dari dalam tanah. Adanya kandang antara lain disebabkan pergiliran tanaman akan mendaur karena bentuk N, P serta unsur lain kembali hara yang hilang dengan terdapat dalam bentuk senyawa sumber hara yang baru. Tanaman komplek organo protein atau yang baik untuk pola pergiliran senyawa asam humat atau lignin adalah jenis kacang-kacangan/legum yang sulit terdekomposisi. Selain yang mempunyai kemampuan mengandung hara bermanfaat, mandiri mencukupi kebutuhan N pupuk kandang juga mengandung dari hasil fiksasi N udara. Biomasa bakteri saprolitik, pembawa yang dikembalikan ke dalam tanah penyakit, dan parasit akan menyuburkan tanah. mikroorganisme yang dapat membahayakan hewan atau manusia. 5. Pupuk hayati. Mikroba tanah Contoh: kotoran ayam mengandung bersama bahan organik tanah Salmonella sp. Oleh karena itu merupakan komponen penting dalam pengelolaan dan pemanfaatan pupuk tanah dan berperan sebagai kandang harus hati-hati. penyangga biologi tanah yang menjaga penyediaan hara dalam Hasil penelitian pembuatan kompos jumlah berimbang bagi tanaman. dari kotoran hewan menunjukkan Beberapa mikroba penting dalam bahwa 10-25% dari N dalam bahan tanah antara lain mikroba penambat asal kompos akan hilang sebagai gas N dari udara, mikroba pelarut P, NH3 selama proses pengomposan. mychoriza dan mikroba yang dapat Selain itu dihasilkan pula 5% CH4 mengubah elemen S menjadi sulfat sehingga tersedia bagi tanaman. dan sekitar 30% N2O yang Selain itu terdapat pula mikroba berpotensi untuk mencemari perombak (decomposer) yang dapat lingkungan sekitarnya. Sebaliknya mempercepat dekomposisi bahan akan terjadi penyusutan volume organik sehingga hara cepat tersedia. bahan dan mempunyai rasio C/N Mikroba-mikroba tersebut secara yang lebih rendah dan suhu 60 – indigeneous telah terdapat di dalam 65oC saat proses pengomposan tanah, oleh karena itu upaya untuk berakhir. meningkatkan jumlah/populasi dan keragaman di dalam tanah harus Tidak semua produk usaha tani terus dilakukan dengan cara ternak dapat digunakan sebagai mempertahankan makanan dan bahan penyubur tanah pada sumber energinya berupa bahan pertanian organik. Pupuk organik organik.(**) yang diijinkan adalah yang berasal dari produk pertanian organik. Pupuk kandang yang berasal dari “factory farming� tidak diijinkan digunakan pada praktek pertanian organik. Namun demikian, mengingat kondisi saat ini belum Diah Setyorini banyak peternakan ayam organik, Anggota Komisi Standar AOI dan penggunaan kompos kotoran ayam Peneliti pada Balai Penelitian Tanah, Bogor masih diperbolehkan asalkan telah
Konsumen
Tomat Organik Mengandung Anti Oksidan Lebih Banyak Hampir semua orang mengenal tomat (Licopersicum esculentum). Buah yang tanpa kenal musim ini ternyata mengandung beragam nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Berbagai penelitian juga menunjukan bahwa tomat organik memiliki kandungan flavanoid yang secara signifikan lebih banyak ketimbang tomat non-organik. Di antara berbagai jenis sayuran dan buah, tomat dijuluki sebagai pembasmi oksigen aktif yang paling hebat. Itu disebabkan karena tomat mengandung banyak vitamin C, vitamin E, dan likopin yang berfungsi sebagai antioksidan. Cara kerja antioksidan setiap jenis sayur dan buah tentu berbeda-beda. Dan bila dibandingkan dengan sayur dan buah jenis lain, antioksidan yang terkandung dalam tomat lebih berkhasiat untuk menghancurkan oksigen aktif. Likopin, unsur pembentuk warna merah pada tomat, merupakan salah satu jenis fight chemical yang memiliki daya antioksidan yang sangat ampuh untuk mengurangi jumlah oksigen aktif di dalam tubuh. Kemudian,
vitamin C yang juga terkandung di dalam tomat bekerja untuk mencegah oksigen aktif agar tidak mendekat ke sel dengan cara memblokir di cairan di sekeliling sel. Vitamin E menjaga dinding sel yang terselubung di dalam lipid. Bila oksigen aktif berusaha untuk masuk ke dalam sel, vitamin E ini akan menendangnya keluar. Kaya Antioksidan Keisitimewaan buah tomat adalah tingginya kandungan likopen. Selain memberikan warna merah pada buah tomat, likopen terbukti efektif sebagai zat antioksidan. Likopen juga dapat menurunkan risiko terkena kanker, terutama kanker prostat, lambung, tenggorokan dan usus besar.
Kandungan asam klorogenat dan asam p-kumarat di dalam tomat ini mampu melemahkan zat nitrosamin penyebab kanker. Tomat juga banyak dimanfaatkan di dalam industri kecantikan, banyak masker dan pil anti penuaan yang berbahan dasar tomat. Bukan tanpa alasan, pigmen likopen memang terbukti efektif sebagai antioksidan. Baru-baru ini, dalam studi perbandingan selama periode 10 tahun antara tomat organik dengan tomat biasa, para peneliti dari Universitas California, AS, menemukan tomat organik memiliki kandungan flavonoid, jenis zat antioksidan, dua kali lebih banyak. Dalam studi ini para peneliti mengukur jumlah quercetin dan
Edisi No. 16/Th 4 (Agst - Okt 2007)
Konsumen
Tomat organik di kebun Wahana Cory, Bogor
kaempferol, dua jenis flavanoid, dalam contoh tomat kering. Mereka menemukan bahwa jumlah quercetin 79% lebih tinggi dan kaempferol 97% lebih tinggi pada tomat organik ketimbang tomat non organik. Flavonoid sendiri memiliki segudang manfaat, antara lain menurunkan tekanan darah, mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke, serta disebut-sebut sebagai penangkal kanker dan demensia (pikun). Hasil studi yang dipublikasikan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry menyatakan bahwa kadar nitrogen dalam tanah yang dipakai untuk pertanian organik mungkin adalah penyebab tingginya kadar flavonoid. Sementara itu majalah New Scientist melaporkan perbedaan kadar flavonoid antara sayur organik dan non organik disebabkan karena tidak adanya pupuk kimia dalam pertanian organik.
Dimasak Lebih Baik Mengkonsumsi buah tomat sebaiknya dimasak terlebih dahulu. Seperti yang terungkap dari penelitian badan pangan dunia FAO-WHO. Hasil penelitian lembaga ini menunjukan jika kandungan likopen tidak rusak dan jumlahnya tidak jauh berubah selama pemanasan. Bahkan kandungan likopen akan meningkat 10 kali lipat ketika tomat diolah menjadi saus atau pasta tomat. Likopen merupakan bagian dari karotenoid yang larut dalam lemak, namun likopen yang lalrut di dalam lemak justru sulit di serap oleh tubuh. Karenanya, disarankan mengolah tomat dengan cara di rebus atau dikukus.
�Dari sisi nutrisi, kandungan gizi tomat organik lebih baik dibandingkan tomat anorganik. Tomat organik lebih sehat karena bebas dari residu kimia, baik dari pupuk dan pestisida. Tomat dari hasil organik juga lebih tinggi Flavonoid diproduksi sebagai kandungan kalsiumnya, sekitar 23 mg mekanisme pertahanan alami akibat dibandingkan tomat unorganik yang kurangnya nutrisi, seperti rendahnya hanya mengandung 5 mg kalsium,� kadar nitrogen dalam tanah. Sedangkan demikian kata Budi Sutomo dalam pertanian non organik biasanya Likopen Tomat Pencegah Penyakit memakai pupuk yang sudah Jantung. mengandung nitrogen.
Edisi No. 16/Th 4 (Agst - Okt 2007)
Dengan mengonsumsi tomat, kita dapat memperoleh manfaat dari kolaborasi kerja unsur-unsur antioksidan sebagai pemerang oksigen aktif tersebut. Terlebih lagi, asam organik yang merupakan pembentuk rasa asam pada buah tomat berkhasiat untuk mendorong pensekresian air liur yang berfungsi untuk menguraikan zat gula, cairan lambung yang berfungsi untuk menguraikan protein, lipase yang disekresikan oleh usus dua belas jari, yang berfungsi untuk menguraikan lipid, dan lain-lain. (**)
Diolah dari: The New Scientist, Medical News Today dan The Journal of Agricultural and Food Chemistry dan Info Boga
Gandhi Bayu Manajer Pemasaran LESTARI, Cijeruk, Bogor
Opini
Memaknai Pertanian Oleh: Lily N. Batara
Perkembangan dunia pertanian dan industri dalam sistem petanian modern, telah menghasilkan dampak negatif yang besar terhadap ekosistem alam. Tentu kita masih ingat, betapa pencemaran bahan kimia beracun akibat tingginya intensitas pemakaian pupuk, pestisida dan herbisida pernah kita rasakan. Ketahanan (resistensi) hama yang semakin meningkat terhadap pestisida mengakibatkan terputusnya rantai makanan ekosistem. Pertanian modern juga telah mengurangi keragaman spesies tanaman secara drastis akibat penerapan sistem monokultur secara besar-besaran. Ekosistem alam yang semula tersusun sangat kompleks, berubah menjadi ekosistem yang susunannya sangat sederhana akibat berkurangnya spesies-spesies tanaman. Sistem pertanian semakin tergantung pada input luar seperti: pupuk dan pestisida kimia, benih hibrida, mekanisasi yang memanfaatkan bahan bakar minyak dan irigasi. Bersamaan dengan meningkatnya kebutuhan akan produk pertanian, maka teknologi baru untuk pengembangan varietas baru, seperti jagung, padi, kedelai, serta tanaman komersial lainnya juga semakin menantang. Ketergantungan petani akan saprodi buatan pabrik semakin tinggi. Hal ini kemudian menimbulkan dampak besar, bukan hanya terhadap ekologi dan lingkungan, tetapi bahkan terhadap situasi ekonomi, sosial dan politik. Penguasaan (hegemoni) pertanian
Organik
terjadi melalui input produksinya. Keadaan inilah yang kemudian mendorong adanya perubahan sistem pertanian dari konvensional ke pertanian organik. Sehingga banyak istilah yang digunakan. Ada yang menyebutnya pertanian berkelanjutan, pertanian alami, petanian selaras alam, dan lain-lain. Namun pada intinya, sistem pertanian ini adalah praktik bertani secara alami, tanpa bahan kimia, sedikit mengolah tanah, produknya lebih ramah terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, serta mempunyai visi kemerdekaan dan kemandirian petani.
Pendekatan ekologi misalnya, menekankan pada kemampuan menjaga keseimbangan ekosistem terutama ekologi tanah sebagai media tanam. Sementara pendekatan ekonomi melihat aktivitas produksi pertanian organik lebih murah karena dibuat sendiri, mampu memberikan nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan produk konvensional. Selain itu, praktik ini mengajarkan bagaimana membuat pupuk dan pestisida organik yang bahan bakunya bisa didapatkan di sekitar kita sehingga harganya pun jauh lebih murah.
Pertanian organik pun dikampanyekan secara massal sebagai jalan keluar dari pertanian modern. Berbagai cara digunakan orang atau organisasi untuk mengkampanyekan pertanian organik. Lebih ramah lingkungan, tidak butuh biaya besar karena bisa dibuat sendiri, menghasilkan makanan sehat, dan harga jualnya lebih baik daripada produk pertanian konvensional kini menjadi kalimat yang sering dilontarkan untuk menarik minat bertani organik. Tidak ketinggalan, Pemerintah pun mengeluarkan program “Go Organic 2010� dengan target Indonesia mengekspor produk organik pada 2010.
Penyadaran yang dilakukan saat kini sebatas menyehatkan lingkungan dan manusia serta ramah terhadap ekosistem. Peluang inilah yang ditangkap berbagai perusahaan agrobisnis yang dulunya memproduksi pupuk dan pestisida kimia, kini mulai memproduksi pupuk dan pestisida yang dilabeli “organik�. Mereka memanfaatkan karakter petani yang telah dibangun sejak pertanian modern diperkenalkan melalui input produksi instan (benih, pupuk dan pestisida tinggal pakai). Karena proses penyadaran yang tidak utuh dilakukan, maka petani lebih memilih paket organik ini dibandingkan harus membuat sendiri pupuk dan pestisida yang membutuhkan waktu lama dan tenaga banyak, demi alasan efektif dan efisien. Namun jika hal ini terus dibiarkan maka petani akan selalu bergantung pada produk buatan pabrik yang bahan baku, kualitas, dan harganya selalu ditentukan oleh
Masing-masing orang atau institusi boleh berbeda pengertian, tujuan dan pendekatan yang digunakan dalam pertanian organik. Pendekatan yang menonjol digunakan oleh praktisi pertanian organik adalah pendekatan ekologi, ekonomi dan teknologi.
Edisi No. 16/Th 4 (Agst - Okt 2007)
Opini pengusaha agrobisnis. Itu berarti, petani tidak akan pernah bisa mandiri sebagai produsen pangan, karena input produksinya selalu tergantung pada perusahaan agrobisnis.
subyeknya. Proses hegemonisasi, eksploitasi, dehumanisasi tidak akan ditemukan karena petani menentukan sendiri input produksi; penggunaan benih, pupuk atau pestisida dengan bebas ditentukan sendiri oleh petani Praktik pertanian organik seharusnya tanpa harus tergantung pada membawa perubahan mendasar dalam perusahaan agribisnis. Petani menjadi kehidupan sosial petani, mampu produsen sendiri atas input produksinya. Begitu pula dengan membangun ikatan-ikatan solidaritas sosial yang dulu pernah ada dan hidup distribusinya, harga yang lebih adil bagi petani sehingga mampu di komunitas pedesaan. Kalau dulu hubungan di antara pemilik tanah dan menjamin kehidupan petani yang bermartabat dan berdaulat atas penggarap tidak hanya didasarkan dirinya. pada ikatan ekonomis saja, tapi lebih dari itu. Mereka menjalin hubungan Mengembalikan peran perempuan yang berdasarkan pada ikatan-ikatan dalam proses produksi juga solidaritas sosial. Contohnya, bila salah seorang keluarga petani ditimpa merupakan pendekatan yang harus musibah atau mengalami gagal panen, terintegrasi dalam pertanian organik. Sebelum masa pertanian moderen, maka beban ini ditanggung bersama perempuan menguasai sekitar 60% oleh anggota komunitas lainnya, proses produksi mulai dari seleksi termasuk oleh pemilik tanah. benih hingga panen. Kaum Sehingga terbangunlah solidaritas perempuan khususnya keluarga dalam masyarakat desa, dan hal ini miskin menghidupi keluarga dengan pulalah yang mencegah dan memperoleh pekerjaan selama panen, menyelamatkan keluarga-keluarga petani miskin jatuh ke dalam bencana sehingga menyumbang kepada pemasukan rumah tangga secara kelaparan akibat kerawanan ekologis. berarti. Pertanian modern (revolusi Namun melalui industrialisasi, tatanan hijau) menggusur perempuan dari peran mereka di sawah, sementara sosial seperti ini diubah, dari masyarakat agraris menuju masyarakat anggapan bahwa laki-laki adalah pemimpin rumah tangga yang kapitalistik. Revolusi hijau telah memberangus hak-hak politik petani. mengakibatkan banyak informasi tentang program ini tidak menyentuh Untuk mencegah terjadinya kaum perempuan. Belum lagi jenis penolakan akibat program ini, padi dan teknologi yang digunakan pemerintah menerapkan suatu secara sistematik mengabaikan mekanisme kontrol politik dengan melarang organisasi massa dan politik perempuan, input produksi juga menyimpan residu kimia dalam tubuh berkembang di tingkat desa. Pemilihan kepala desa diganti dengan perempuan. Sehingga perempuan sistem penunjukan langsung, dan dipaksa meninggalkan pertanian. pembentukan KUD sebagai satuNamun untuk memenuhi satunya koperasi sebagai salah satu tanggungjawabnya sebagai tiang kontrol pemerintah. Hal ini terjadi pangan keluarga mereka menjadi karena stabilitas politik negara tenaga kerja di luar negeri seperti bergantung pada pinjaman Bank pekerja seks, pekerja rumah tangga, Dunia. Sehingga program ini dibiayai buruh pabrik, dan lain-lain yang oleh utang, yang kemudian lebih rentan dengan pelecahan dan meletakkan modal dan investasi diskriminasi. menjadi lebih berharga ketimbang manusia. Menghidupkan kembali kearifan lokal seperti ritual tanam, kalender Sebaliknya, pertanian organik lebih musim/pronoto mongso, kecocokan meletakkan manusia sebagai tanaman dengan karakteristik petani,
Edisi No. 16/Th 4 (Agst - Okt 2007)
dan kondisi topografi/geografi setiap daerah seharusnya tidak dilupakan dalam pertanian organik. Namun, kearifan lokal dengan berbagai ragam pengetahuan manusia dihapus oleh pertanian modern, menjadi hanya satu pola bentuk pertanian. Bibit lokal, kearifan pengetahuan pertanian lokal dicap “primitif � oleh penggiat pertanian modern. Julukan primitif ini diikuti promosi besar-besaran jenis padi hibrida unggul, tahan segala jenis penyakit dan hama, produksi lebih tinggi, dan waktu panen yang cepat. Praktik pertanian organik selayaknya membuat kehidupan sosial petani lebih baik, mampu membangun ikatan solidaritas sosial yang dulu pernah ada di komunitas pedesaan. Apabila pendekatan pertanian organik tidak holistik, pertanian organik tak ubahnya seperti revolusi hijau; tidak berkelanjutan dan tidak memberi solusi kepada masalah yang sudah ada, namun malah akan memperparah masalah tersebut. (**)
Lily N. Batara Unit Pertanian Berkelanjutan Bina Desa,
Jakarta
Profil
Pemasar Organik dari Kaki Merapi Jangan bayangkan Pasar Tani layaknya seperti pasar-pasar tradisional pada umumnya Tak ada aktivitas bongkar muat barang, atau para pedagang yang sibuk menjajakan barang dagangannya, atau... hiruk pikuk proses tawar menawar antara penjual dan pembeli. Walaupun bernama “pasar” namun jauhkan gambaran semacam itu di benak anda. “Pasar Tani Alami (PTA) adalah sebuah lembaga yang berfungsi sebagai pusat informasi, tempat bertemunya produsen konsumen, usaha bersama pemasaran, dan advokasi harga untuk mewujudkan sistem yang adil dalam menetapkan nilai tukar yang layak bagi produsen sebagai penghasil produk dan konsumen sebagai pemanfaat produk,” tutur Theresia Eko Setyowati, pendamping lapang LESMAN, sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Jawa Tengah yang memayungi kegiatan PTA. Menaikkan nilai tukar produk usaha tani yang diproduksi oleh kelompok dampingannya, ingin memperpendek rantai pemasaran dan menyediakan produk sehat bagi konsumen secara terus-menerus, adalah cita-cita mulia mereka, para pendamping petani organik di kaki Merapi, yang hingga kini masih terus diperjuangkan. Usaha mereka untuk membantu para petani memasarkan produk-produk pertaniannya ternyata tidak sia-sia. PTA yang didirikan oleh 18 lumbung kelompok yang tersebar di kabupaten Boyolali, Kulon Progo dan Gunung Kidul pada 14 Maret 2001 tersebut, kini telah mempunyai anggota sebanyak 22 Kelompok Tani dengan jumlah keseluruhan sebanyak 660 orang yang terdiri dari 240 perempuan dan 420 lelaki.
dengan harga relatif lebih mahal dibandingkan produk pertanian konvensional yang masih menggunakan asupan kimiawi. Dengan demikian petani dapat meraih keuntungan lebih dengan menerapkan sistem pertanian organik. “Sebenarnya Ketika disinggung manfaat apa yang harga premium ini didapat karena dapat dipetik jika menjadi anggota lahan yang belum siap dikelola secara PTA, Haryono, pengelola PTA yang organik sehingga ada penurunan juga masih berkegiatan di LESMAN produksi, ditambah saat ini menuturkan bahwa beberapa ketersediaan produk organik masih keuntungannya adalah mendapatkan kurang dibandingkan permintaan harga layak lebih dari nilai pasaran konsumen,” tutur Haryono. Maka umum (selisih Rp.1.000,-/kg), adanya berlakulah hukum pasar ”jika jaminan pasar produk yang jelas, dan permintaan lebih banyak ketimbang jika menanam saham di PTA maka produk yang ada, maka harga akan akan memperoleh Sisa Hasil Usaha cenderung tinggi”. Namun untuk (SHU). ”Ibu Yekti dari Kelompok Tani mensiasati agar harga produk organik Randusari, Dlingo, Boyolali telah tetap dapat dijangkau oleh semua merasakan salah satu manfaat tersebut. komponen konsumen tanpa harus Ibu Yekti ini mempunyai lahan seluas membedakan kelas, PTA kini berusaha 2.500 m2. Lahannya tersebut ditanami menyediakan produk-produk organik padi menthik wangi dengan hasil panen sebanyak-banyaknya. 1,5 ton Gabah Kering Giling (GKG). Bila ditebaskan semua/dijual di Model pasar berkeadilan dimana pasaran umum, Ibu Yekti hanya produk organik dijual melalui memperoleh Rp. 3.750.000,- dari hasil penjualan langsung ke konsumen atau penjualan produknya ini. Namun jika pengecer sehingga rantai pemasaran dijual di PTA, beliau memperoleh hasil dapat diperpendek adalah model yang penjualan sebesar Rp 4.350.000,- Ada kini tengah dikembangkan oleh petani selisih harga sebesar Rp. 600.000,padi organik yang diorganisir oleh PTA Cukup menguntungkan,” cerita Boyolali ini. Selain itu, harga jual Haryono panjang lebar. produk juga diperhitungkan secara adil dengan keuntungan yang rasional bagi Pasar Berkeadilan petani (fair price). Penerapan Pertanian Organik dapat menjadi salah satu pemicu penciptaan Model pemasaran ini, sekarang cukup harga yang lebih baik. Adanya banyak berkembang di berbagai pandangan bahwa produk pertanian daerah. Bahkan, seolah manjadi tren organik lebih sehat dan ramah bahwa produk organik harus didukung lingkungan di kalangan konsumen dengan pengembangan pemasaran menjadi keuntungan tersendiri bagi alternatif, yaitu perdagangan adil (fair para petani. Karena dengan pandangan trade). Namun, seringkali petani organik tersebut, produk organik dapat dijual tetap tidak dapat menikmati harga jual
Edisi No. 16/Th 4 (Agst - Okt 2007)
Profil yang tinggi. Hal ini salah satunya didasari oleh kesulitan untuk memasarkan produk organik ke pasar yang lebih luas akibat sistem pasar yang telah dikuasai oleh pedagang besar dan sistem ritel yang menerapkan konsinyasi. Sehingga, keuntungan kemudian lebih banyak dinikmati oleh para pedagang. Promosi Saat ini beras organik yang dipasarkan oleh PTA adalah jenis Menthik Wangi, Pandan Wangi dan Merah Slegreg dengan volume pemasaran masingmasing sebanyak 4.000 kg, 700 kg, dan 500 kg setiap bulannya. Namun kini tak hanya beras organik yang coba dikembangkan pemasarannya. Lembaga yang berada 80 km sebelah Utara Yogyakarta ini kini juga berusaha memasarkan produk organik lain milik petani anggota seperti kacang hijau, kedelai, bawang merah, jahe, kunyit, kencur, dan emping garut. Dan untuk lebih memperkenalkan lembaga yang sudah kurang lebih 7 tahun berdiri ini, para penggiat di lembaga yang diketuai oleh Bapak Sarjimin dari Kelompok Tani Ngudi Rahayu ini berupaya melakukan promosi dengan mengikuti berbagai kegiatan pameran baik di dalam
produk dlam pameran
maupun di luar kota, juga melakukan publikasi dengan membuat brosur, leaflet, pemasangan spanduk, dan juga menerbitkan Buletin ”Wani Mandiri”. Selain itu, ada juga jasa layanan pesan antar lho.... ”Dengan mengikuti berbagai ajang pameran, PTA dapat memperluas jaringan pemasaran dan juga sebagai ajang promosi bagi PTA itu sendiri. Selain pameran, ada satu lagi cara yang cukup efektif untuk memperluas jaringan yaitu melalui temu produsen dan konsumen,” kata Eko. Mulai Mandiri ”Sejak 2 bulan ini, PTA sudah mandiri, keuntungan bersih yang bisa diperoleh untuk satu bulan dapat mencapai Rp. 2.200.000,- dan seluruh pengeluaran untuk operasional lembaga kini sudah dapat dibiayai sendiri,” tutur haryono bangga. Berkembangnya PTA juga ditandai dengan semakin banyaknya konsumen PTA baik perorangan, toko maupun distributor luar kota. Juga semakin banyaknya simpul yang dimiliki. Hingga saat ini sebaran simpul PTA sudah mencapai 16 simpul yang meliputi: Bogor 1 simpul (IPB), Depok: 1 simpul (koperasi Brimob), Jakarta 4 simpul (Bina Desa, Koperasi Indogreen, Toko Kusnadi, Toko
Satu sisi saat pameran
Mahendra), Semarang 1 simpul (PT. Inticipta), Yogyakarta 1 simpul (Toko Sahani), Salatiga 1 simpul (Toko Andre), Solo 1 simpul (Yayasan Duta Awam), dan Boyolali 7 simpul (Pemda Boyolali, BKK, Dinas Peternakan, Kantor Amdal, Kantor PMD, Bagian Perekonomian), dan konsumen perorangan. Alasan kesehatan masih menjadi alasan utama para konsumen PTA. ”Kesehatan adalah alasan terbanyak dari konsumen kami. Setelah itu jaminan kualitas, lalu jaminan harga dan jaminan kontinuitas,” kata Haryono. Kendala Itu.... Layaknya sistem pemasaran organik yang lain, PTA juga menghadapi berbagai kendala dalam memasarkan produk-produk organiknya. ”Beberapa kendala yang sering dihadapi diantaranya adalah ketersediaan produk organik dan unggul lokal masih minim, sistim penjaminan mutu belum optimal, peralatan masih sederhana dan permodalan yang terbatas,” kata Haryono menutup pembicaraan dengan ORGANIS. (sny)
Merekalah yang berada dibelakang PTA
PASAR TANI ALAMI (CP: Bpk. Sarjimin) Jl. Regulo 79B Sidomulyo, Pulisen Boyolali Jawa Tengah Telp./Fax: (0276) 325770 ylesman@gmail.com
Edisi No. 16/Th 4 (Agst - Okt 2007)
Agenda 16 Juli 2007 Penyerahan Sertifikat Sistem Pangan Organik Untuk Madu Hutan Kepada Asosiasi Periau Danau Sentarum (APDS) Pada tanggal 16 Juli 2007, dilakukan serah terima Sertifikat Sistem Pangan Organik untuk madu hutan dari BIOCert kepada petani-petani madu hutan di Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) Kapuas Hulu Kalimantan Barat yang bergabung dalam Asosiasi Periau Danau Sentarum (APDS). Sertifikat tersebut diserah terimakan secara simbolik oleh Menteri Kehutanan Republik Indonesia, MS Kaban kepada perwakilan APDS di Safari Garden Hotel, Cisarua, Bogor. Program Sertifikasi Madu Hutan ini adalah salah satu Pilot Project dari Aliansi Organis Indonesia (AOI) yang telah dimulai sejak tahun 2004.
16-20 Juli 2007 Pelatihan Sistem Pengawasan Mutu Internal (Internal Control System/ICS) Untuk Sertifikasi Kelompok - Pilot Project Sertifikasi Mete Organik Pelatihan ini dibagi menjadi dua materi yaitu materi lapangan yang dilaksanakan di perkebunan mete Desa Banga Kecamatan Mawasangka, kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara pada tanggal 16-18 Juli 2007 dan materi kelas yang dilaksanakan pada tanggal 19-20 Juli 2007 di Hotel Rosichan, Kota Bau-Bau. Kedua materi difasilitasi oleh Rasdi Wangsa dan Arief E. Rahmanto. Kegiatan yang dihadiri oleh 30 orang petani mete ini bertujuan untuk membangun pemahaman dan harapan yang sama mengenai sistem pengawasan mutu di kelompok produsen, membangun sistem pengawasan mutu di kelompok produsen yang efektif dan benar disesuaikan dengan kondisi lokal, membangun manajemen produksi dan pemasaran yang dibangun bersama dalam kelompok produsen, membangun kapasitas bersama dalam kelompok produsen untuk memperoleh sertifikasi sistem pangan organik yang berbasis kelompok produsen, dan memahami kondisi, standar dan regulasi pasar produk organik dan ramah lingkungan sehingga dapat memberikan informasi yang memadai untuk memilih pasar yang ingin dimasuki.
27 Juli 2007 Pelatihan Lanjutan Sistem Pengawasan Mutu Internal (Internal Control System/ICS) untuk Sertifikasi Kelompok - Pilot Project Sertifikasi Kayu Manis Organik Pelatihan lanjutan ini digelar pada tanggal 27 Juli 2007 di Pondok Informasi Mangkuraksa, Kampung Malaris Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Propinsi Kalimantan Selatan. Pondok Malaris ini juga berfungsi sebagai kantor Organisasi ICS Petani Mete Malaris. Kegiatan yang diinisiasi oleh Aliansi Organis Indonesia dan Yayasan Cakrawala Hijau (YCHI) ini dihadiri oleh sekitar 28 orang petani anggota ICS. Kegiatan kali ini lebih difokuskan pada penguatan organisasi ICS dan diskusi mengenai pengembangan pasar produk kayu manis Malaris. Fasilitator kegiatan ini adalah Rasdi Wangsa dan Rudi Redhany. Diharapkan, pada Desember 2007 petani mete Malaris sudah dapat mengantongi sertifikat organik.(sny)
Edisi No. 16/Th 4 (Agst - Okt 2007)
Edisi No. 16/Th 4 (Agt - Okt 2007)