Edisi 27/Th. 9 (Jan-Apr 2012)
Edisi 27/Th. 9 (Jan-Apr
2012)
Foto Sampul Fira, Anak petani organik dari Pacet, Mojokerto, Jawa Timur Foto Dokumentasi AOI inspirasi gaya hidup organik
Dari Redaksi,
ISSN : 2089 7294
Redaksi Penerbit Aliansi Organis Indonesia (AOI) Penanggung Jawab Direktur Program AOI Rasdi Wangsa Pemimpin Redaksi Sri Nuryati Redaksi Pelaksana Ani Purwati Staf Redaksi Rasdi Wangsa Lidya Inawati Sucipto K. Saputro Desain Grafis Arief Rifali Firman Keuangan Endang Priastuti Marketing Rizki Ratna A. Distribusi Ilyas Alamat Redaksi Jl. Kamper Blok M No.1 Budi Agung, Bogor, Jawa Barat Telp./Fax +62 0251-8316294 E-mail organicindonesia@organicindonesia.org Website www.organicindonesia.org
diterbitkan oleh Aliansi Organis Indonesia (AOI), sebuah organisasi masyarakat sipil yang dibentuk oleh beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), akademisi, organisasi tani, koperasi, peneliti dan pihak swasta yang bergerak di bidang pertanian organik dan fairtrade.
be part of our movement
Daftar isi Surat Pembaca Isu Utama Harga Sebuah Masa Depan Terjangkau Konsumen dan Adil untuk Petani Putus Rantai Pasar Produk Organik Layak Dapat Harga Lebih Jendela Konsultasi Daun Tomat Menggulung & Buah Melon Jadi Kecoklatan Penjaminan Organis Sejahterakan Petani Melalui Sertifikasi Organik Profil Indonesia Berkebun: Komunitas Berkebun di Tengah Kota Agribisnis Petani Organik Raih Keuntungan Info Organis Sehat dengan Pangan Organik Bijak di Rumah Langkah Praktis Hidup Organik Ragam Fadly PADI Terapkan Hidup Organik!
04 05 08 11 14
15 18 21 24 28 30
Surat Pembaca
Ingin Berlangganan
Ingin Dapat Referensi Bacaan
4
|
Edisi 27 / Th. 8 (Sept-Des 2011)
Pupuk Apa Ya?
Bagaimana Cara Berlangganan
?
Isu Utama |
Harga Sebuah Masa Depan
Terjangkau Konsumen & Adil untuk Petani
K em Fot asan o: D ja oku gun me g or nta gan si A ik B OI ina Sar ana
Bh
akt
i (B
SB) d
i Bo
go
r, Ja wa B
ara t
Harga yang relatif lebih tinggi ketimbang produk konvensional membuat produk organik terkesan mahal dan eksklusif. Seolah hanya mereka yang berpenghasilan tinggi yang mampu membelinya. Padahal di balik harga yang relatif lebih mahal tersebut ada nilai - nilai manfaat baik untuk konsumen maupun petani sebagai produsen-nya.
Edisi 27 / Th. 9 (Jan-Apr 2012) |
5
| Isu Utama
G
aya hidup back to nature semakin banyak diminati warga di perkotaan. Masyarakat yang mengenal dan mengkonsumsi produk ramah lingkungan pun semakin hari semakin banyak. Kesadaran masyarakat akan produk yang sehat inilah yang akhirnya meningkatkan pilihan pada produk organik, produk yang proses produksinya tidak menggunakan bahanbahan kimia sintetis dan mengutamakan harmonisasi alam. Namun, tingginya minat masyarakat akan produk organik masih terbatas pada kalangan menengah ke atas. Kesan mahal dan eksklusif pada produk organik ini tak lepas dari harga produk pertanian yang seringkali ditafsirkan harus murah layaknya harga bahan sembako. Ya, produk pertanian memang murah, bahkan bisa dikatakan lebih murah dari produk- produk lainnya. Lalu bagaimana dengan petani yang telah bersusah payah menghasilkan bahan makanan untuk masyarakat luas? Akankah si petani harus menanggung beban jerih payahnya selama ini? Terus menerus hidup sederhana di batas kemiskinan?
berakibat pada kesejahteraan petani. Di pihak lain produk organik yang harganya relatif tinggi dibandingkan produk konvensional sebenarnya bisa ditelusuri asal muasalnya. Yaitu dari biaya produksinya yang meliputi biaya kebutuhan tenaga kerja, pupuk kompos, peralatan atau tenaga pengembangan. Hasil hitungan dari biaya kebutuhan ini merupakan biaya atau ongkos riil (nyata) produksi. Ongkos riil ini ditambahkan dengan nilai lebih dari produksi yang dipertimbangkan bagi petani, yaitu meliputi aspek kesehatan, pendidikan, saving (tabungan) dan sosial, sebesar 20%. Lalu ditambah pula untuk keamanan keluarga petani sebesar 15%. Maka terwujudlah harga produk organik yang terjangkau bagi konsumen, dan adil bagi petani.
Skema alur proses produksi organik
Transparan dan Adil Lahan pertanian organik Bina Sarana Bakti (BSB) di Bogor, Jawa Barat Foto: Dokumentasi AOI
“Salah kaprah kalau harga produk pertanian harus murah. Kesalahan yang telah berlangsung lama ini membuat produk organik yang harganya relatif lebih tinggi jadi masalah,� tegas Y.P. Sudaryanto, Ketua Bina Sarana Bakti (BSB), pioneer kebun organik yang berlokasi di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat. Menurutnya, harga sebuah produk pertanian itu relatif. Produk pertanian yang murah agar bisa memenuhi kebutuhan akan bahan sembako jelas tidak adil bagi petani. Harga produk pertanian yang murah membuat penghasilan petani kecil, tidak memadai untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Tentu saja ini
Y.P Sudaryanto menekankan agar perhitungan dan penentuan harga produk organik ini transparan dan berasas keadilan bagi semua pihak baik petani maupun konsumen, bahkan juga distributor. Dalam rantai pemasaran produk organik, distributor juga sangat berperan dalam menentukan harga bagi konsumen. Maka petani, distributor dan konsumen selayaknya membangun jaringan komunitas yang kuat untuk menghasilkan harga yang layak sehingga bermanfaat untuk semua pihak. Ketiga pihak ini harus menjalin komunikasi dalam menerapkan sistem perdagangan berdasarkan aspek keterbukaan, kejujuran dan kepercayaan menuju citacita bersama melestarikan alam, mendukung keadilan dan kesejahteraan semua pihak. Konsep perdagangan adil (fairtrade) harus bisa terlaksana di semua rantai pemasaran mulai petani hingga konsumen. Mira, penjaga sebuah outlet produk organik di Bogor menyebutkan bahwa harga yang tertera di produk organik di outlet-nya merupakan hasil perhitungan dan kesepakatan dari produsen, distributor, outlet dengan mempertimbangkan kepentingan konsumen. Beda harga dari produsen (BSB – red) dengan distributor (agen - Red) 5%, sedangkan beda harga dari distributor dengan outlet adalah 30%.
Aktivitas petani membersihkan gulma di lahan pertanian organik Bina Sarana Bakti (BSB) di Bogor, Jawa Barat Foto: Dokumentasi AOI
6
|
Edisi 27 / Th. 9 (Jan-Apr 2012)
“Untuk konsumen yang membeli sayur-sayuran berjumlah 10-15 per hari, sedangkan yang membeli bahan-bahan organik mentah ada 5 orang tiap minggu,� kata Mira.
Isu Utama |
Display produk organik di salah satu outlet di Bogor, Jawa Barat Foto: Dokumentasi AOI
Menurutnya, konsumen yang berkunjung di outlet ini sebagian besar pelanggan, tapi ada juga yang bukan pelanggan. Dan rata-rata dari konsumen ini, yang sebagian besar adalah konsumen kelas menengah ke atas, tidak mempersalahkan harga produk organik yang lebih tinggi dari harga produk non organik karena tahu manfaat produk organik, yaitu untuk kesehatan.
Penentu Harga Menurut Sri Widiastuti, konsumen dan juga distributor produk organik Sahani Yogyakarta di seputar Jabodetabek, harga produk organik memang mahal dan terkesan eksklusif, hal ini didukung oleh outletoutlet organik tertentu yang berlokasi di kawasan elit dan eksklusif. “Namun dari situ kita bisa tahu kenapa harga jadi mahal. Salah satunya mungkin adalah jarak yang jauh dari lahan ke outlet,” kata Wiwied, panggilan akrabnya.
Dalam penentuan harga, Wiwied mengatakan ada kenaikan 30% dari harga petani dan sudah termasuk biaya kirim. “Bila ada orang ingin menjadi agen berikutnya, kita buat kesepakatan untuk agen menjual harga retail yang telah ditentukan oleh distributor. Namun selama ini, bila beli putus, maka agen berhak menjual dengan harga yang ditentukan sendiri,” jelasnya. “Kami menerapkan transparansi pada konsumen, karena fairtrade. Jadi konsumen tahu, kenapa harga dari segini menjadi segitu,” katanya mengakhiri pembicaraan dengan ORGANIS. (*) Yayasan Bina Sarana Bakti Pusat Pengembangan Organis Organic Development Center Jl Gandamanah no. 74, Tugu Selatan, P.O. Box 32, Cisarua – Bogor 16750 Telephone: +62 251 8254531 Fax : +62 251 8253334 E-mail: info@bsb-agatho.org
Edisi 27 / Th. 9 (Jan-Apr 2012) |
7
| Isu Utama
Putus rantai pasar
8
|
Edisi 27 / Th. 9 (Jan-Apr 2012)
Panjangnya rantai pemasaran akan meningkatkan biaya distribusi dan harga produk organik. Perlu suatu langkah antisipatif untuk mendekatkan konsumen dan petani sebagai produsen sehingga harga menjadi layak.
Isu Utama |
P
emasaran produk-produk pertanian termasuk produk organik seringkali melalui rantai pemasaran yang panjang. Mulai dari produsen ke tengkulak, lalu ke distributor dan ke pengecer baru sampai ke tangan konsumen. Hal ini akan berpengaruh pada lebih rendahnya harga produk di petani atau produsennya dibandingkan harga produk di konsumen. Sementara itu kualitas dari produk akan berkurang ketika sampai di tingkat konsumen. Semakin panjang saluran pemasaran, biaya pemasaran juga akan semakin besar karena semakin banyak pelakupelaku yang ikut serta dalam kegiatan pemasaran. Dan yang menyebabkan biaya pemasaran semakin besar, tidak hanya dari semakin banyaknya biaya transportasi karena perpindahan produk berkali-kali, tetapi juga karena setiap pelaku pasar mengambil keuntungan.
LSKBB, mencontohkan jalur distribusi beras yang terjadi di lembaganya. Lembaga ini membeli beras dari kelompok tani lalu menjualnya ke distributor di kota-kota besar. Selanjutnya distributor tersebut menjual ke supermarket atau ke rumah makan dengan selisih harga yang sangat tinggi. Tentu saja ini menyebabkan konsumen harus membayar harga yang sangat tinggi. “Dengan rantai pemasaran seperti ini memang yang memperoleh keuntungan besar adalah distributor,� kata Suswadi.
Transparansi Harga
Kendala Pasar
Kemasan beras organik LSKBB di Solo, Foto: Dokumentasi AOI
Tidak efisiennya pemasaran yang dicerminkan dengan panjangnya rantai pemasaran berakar dari kondisi infrastruktur pedesaan yang kurang memadai seperti ketersediaan informasi, sarana transportasi dan jalan desa. Sistem pemasaran yang tidak adil terkait dengan keterbatasan permodalan yang menyebabkan petani banyak terjebak dalam sistem ijon, justru semakin melemahkan posisi tawar mereka. Juga kemampuan petani yang terbatas dalam menyimpan produknya, sehingga seringkali hasil panen harus segera dijual sesaat sesudah panen. Kondisi ini semakin diperburuk dengan membanjirnya produk impor di pasar domestik sebagai akibat dari liberalisasi perdagangan.
Jawa Tengah
“Kemudian antara petani, LSKBB dan kelompok konsumen menentukan harga menurut kesepakatan bersama. Dengan cara ini harga produk organik tidak terlalu tinggi dan semua lapisan masyarakat mampu membeli,� jelas Suswadi lebih lanjut. Untuk mengatasi masalah ini dan konsumen kelas menengah ke bawah bisa membeli beras organik, LSKBB mengembangkan rantai pemasaran yang berbeda. Yaitu dengan mengkoordinir kelompok-kelompok konsumen di Solo Raya. Selanjutnya kelompok konsumen di Solo Raya ini memesan kebutuhan beras organik ke LSKBB dengan jumlah yang telah ditentukan.
Yang juga membuat prihatin adalah panjangnya rantai pemasaran sebagian besar masih dikuasai pihak swasta yang memang mempunyai cukup modal. Mereka juga sering mengambil untung yang sangat tinggi. Dan biasanya yang mendapat marjin keuntungan terbesar adalah para distributor.
Untuk menentukan harga beli ke petani dan harga jual dari LSKBB ke distributor, LSKBB dan petani membuat kesepakatan harga dengan cara menghitung biaya usaha tani dan biaya yang di keluarkan di LSKBB. Dalam model penjualan produk organik dengan kelompok konsumen di Solo Raya, LSKBB selalu mengutamakan transparansi. Tapi untuk pemasaran di kota-kota besar transparansi hanya ada antara petani dan LSKBB, sedangkan dengan distributor lebih diserahkan kepada distributor bersangkutan.
Ada banyak pemain dalam rantai pemasaran beras organik, salah satunya adalah Lembaga Studi Kemasyarakatan dan Bina Bakat (LSKBB) Solo. Suswadi, Wakil Direktur
Selama ini LSKBB telah mempunyai beberapa kelompok dampingan yang telah mengembangkan produk organik antara lain di Kabupaten Boyolali 45 kelompok, Kabupaten Edisi 27 / Th. 9 (Jan-Apr 2012) |
9
| Isu Utama Karang Anyar 2 kelompok dan di Kabupaten Sukoharjo 1 kelompok. Jenis produknya yaitu beras Pandan Wangi, Beras Merah, Mentik Susu dan Ciherang yang sudah mendapatkan sertifikat organik dari PT BIOCert Indonesia dan sedang mendapatkan proses sertifikasi dari Institute for Marketocology (IMO), sebuah lembaga sertifikasi internasional yang berbasis di Swiss. Lalu produk lainnya yaitu palawija, empon-empon, dan sayuran yang telah menerapkan standar Internal Control System (ICS). Dalam satu bulan omzet untuk beras berkisar 6 - 8 ton dan petani umumnya sudah bisa memetik keuntungan.
Promosi Produk-produk organik LSKBB sebagian besar sudah memiliki konsumen atau pelanggan tetap. Biasanya, kalau konsumen sudah mempunyai kepercayaan maka akan menjadi pelanggan tetap untuk produk organik ini. Untuk memperluas pemasaran dari produk organik, LSKBB melakukan promosi dengan cara ikut pameran yang diadakan oleh pihak lain, lobby ke pihak swasta, promosi melalui radio dan membangun jaringan dengan organisasi non pemerintah (Ornop) lain. Pada umumnya suatu jaringan pemasaran antara produsen dan pedagang yang ada memiliki suatu kesepakatan yang membentuk suatu ikatan yang kuat. Kesepakatan tersebut merupakan suatu rahasia tidak tertulis yang sulit untuk diketahui oleh pihak lain.
Simpul Penjualan Cara lain yang dilakukan lembaga pendamping petani ini adalah bermitra dengan beberapa Ornop di Solo Raya, membuat simpul-simpul penjualan dan pusat informasi di RT, RW atau kelurahan, yang bertujuan lebih mendekat dengan domisili konsumen. Dengan cara ini konsumen terlayani untuk memperoleh informasi, produk dengan kualitas baik dan harga yang lebih murah. Informasi pasar juga merupakan faktor yang menentukan apa yang diproduksi, dimana, mengapa, bagaimana dan untuk siapa produk dijual dengan keuntungan terbaik. Oleh sebab itu informasi pasar yang tepat dapat mengurangi risiko usaha sehingga pedagang dapat beroperasi dengan margin pemasaran yang rendah dan memberikan keuntungan bagi pedagang itu sendiri, produsen dan konsumen.(*)
10
|
Edisi 27 / Th. 9 (Jan-Apr 2012)
Pameran dan pasar rakyat, beberapa upaya kegiatan promosi Foto: Dokumentasi AOI
Lembaga Studi Kemasyarakatan dan Bakat (LSKBB) Suswadi Jl. Bromo 2 Clolo Rt. 05 RW. 19 Kadipiro Banjarsari, Solo Jawa Tengah
Bina
Isu Utama |
Produk organik
Layak Dapat Harga Lebih Kesehatan, kelestarian lingkungan, kesejahteraan petani dan menghargai kearifan lokal, inilah alasan kenapa produk organik layak dapat harga lebih.
Display produk organik di Serambi Botani, Bogor, Jawa Barat Foto: Dokumentasi AOI
Edisi 27 / Th. 9 (Jan-Apr 2012) |
11
| Isu Utama
P
roduk organik yang juga dikenal sebagai produk alami atau natural mempunyai nilai tambah tersendiri, salah satunya adalah manfaat untuk kesehatan. Menurut Dwiko, salah seorang pengelola Serambi Botani, sebuah outlet produk alami di Bogor, Jawa Barat, sebagian besar konsumen yang menyadari akan manfaat produk alami ini adalah dari kalangan menengah ke atas yang relatif memiliki kemampuan daya beli yang lebih tinggi. Melihat perilaku konsumen dari kalangan ini, sebagian besar berpendapat bahwa produk organik atau alami yang punya manfaat lebih baik ketimbang produk biasa, layak mendapatkan nilai atau harga yang lebih juga. “Kalau harga produk alami yang menyehatkan ini sama dengan produk biasa, apa mereka percaya kualitasnya bagus juga?” kata Dwiko. Menurutnya, faktor psikologis dari konsumen ini yang mempengaruhi harga juga. Biasanya konsumen bersedia membayar produk organik yang relatif mahal karena nilai yang melekat yaitu kesehatan, kelestarian lingkungan hidup, kesejahteraan petani, dan menghargai kearifan lokal dari produk ini.
“Rata-rata konsumen yang menyadari akan nilai ini tidak mempersalahkan harga karena ada keuntungan yang terdeteksi,” ungkap Dwiko. Bagi Fitri, seorang konsumen dari Bandung, produk organik ini mempunyai nilai manfaat untuk kesehatan dan lingkungan hidup karena tidak menggunakan bahan kimia sintetis. Sehingga wajar bila harganya lebih mahal ketimbang produk biasa. Selain itu juga bisa memberikan kompensasi bagi petani yang telah bersusah payah mengembangkan produk pangan sehat bagi keluarga. “Ya bila harga produk organik ini mahal dan terkesan eksklusif itu karena juga produksinya yang relatif masih sedikit dan baru dijumpai di tempat-tempat tertentu saja. Bila nantinya produk organik sudah banyak dan bisa dijumpai di pasar tradisional, harapannya harganya bisa lebih terjangkau dan bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia, ” harap ibu yang berprofesi sebagai PNS di Dinas Pertanian Jawa Barat ini. Harga produk organik yang relatif mahal juga disebabkan masih sedikitnya produksi dari produk organik. Bila produk non organik menghasilkan 50 kg, maka produk organik menghasilkan 5 kg selama masa konversi. “Bila nanti
Fitri, konsumen organik memilih prod uk alami dan organik di Serambi Bota ni Bogor, Jawa Barat Foto: Dokumentasi AOI
12 | Edisi 27 / Th. 8 (Sept-Des 2011)
Isu Utama | lingkungan hidup pertanian sudah membaik setelah masa konversi, produksi pertanian organik akan meningkat. Maka harga produk organik bisa lebih turun,� terang Dwiko. Penyebab lain dari lebih mahalnya produk organik dibandingkan non organik adalah penempatan produk organik yang biasanya di kawasan - kawasan ekslusif seperti di mall-mall atau outlet yang beban operasional atau sewanya mahal dibandingkan pasar biasa. Juga karyawan toko yang pendidikannya lebih tinggi daripada penjaga di pasar sehingga memerlukan biaya gaji yang lebih tinggi. “Maka beban sewa dan operasional ini akan berpengaruh pada harga produk organik,� kata Dwiko. Seperti Serambi Botani yang terletak di salah satu mall terbesar di kota Bogor, biaya operasionalnya 27 persen. Terdiri dari 12% biaya sewa, 6% biaya listrik dan sisanya ongkos SDM. Biaya ini bisa mencapai 30 juta per bulan atau sekitar 1 juta per hari. Ini yang menyebabkan mahalnya produk organik.
Terbuka dalam Penentuan Harga Selain biaya operasional dan sewa, yang menentukan harga dari produk organik ini juga nilai keuntungan yang diambil, yaitu sekitar 10%. Perhitungan inilah yang menentukan harga produk organik atau alami di Serambi Botani yang berkisar antara Rp. 7.000,00 – Rp. 220.000,00 untuk bermacam produk mulai dari sayur, buah, beras, gula aren, kecap, sabun, lotion, minyak goreng dan sebagainya. Dalam penentuan harga ini, Dwiko mengaku adanya keterbukaan dengan supplier, pembina atau petani organik. Pihak pengelola Serambi Botani menjelaskan kepada mereka tentang apa saja yang mempengaruhi harga produk di outlet binaan Institut Pertanian Bogor (IPB) ini. Rata-rata suplayer dari Serambi Botani adalah petani di seputar Bogor, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Yogyakarta. Sebagian besar juga merupakan petani binaan dari dosen maupun alumni dari IPB. Menurut Dwiko, adanya outlet Serambi Botani ini juga untuk membantu petani kecil agar bisa memasarkan produknya. Tanpa sertifikasi yang harganya relatif mahal untuk petani kecil, maka produk yang dipasarkan oleh Serambi Botani tidak menggunakan kata organik melainkan alami atau natural. Selain itu, Serambi Botani diharapkan bisa menjadi lokomotif yang menggandeng dan menggerakkan gerbong usaha binaan alumni IPB lainnya. Saat ini Serambi Botani sudah membuka outlet baru di seputar Jakarta dan Tangerang yaitu di Kalibata City, Gandaria City, Artha Gading, Teras Kota (BSD).(*)
Serambi Botani
Sayur organik di Ser ambi Botani di Bogo r, Jawa Barat Foto: Dokumentasi AOI
Botani Square Mall Jl. Pajajaran, Bogor Phone: (62-251) 8400836. Fax: (62-251) 8400836. Email: otani. com mbib sera info@
Edisi Edisi26 27/ Th. / Th.89(Sept-Des (Jan-Apr 2012) 2011) |
13
| Jendela Konsultasi
Daun Tomat Menggulung, Buah Melon Jadi Kecoklatan seperti Busuk
Toto Himawan
Hama dan Penyakit Tanaman
Agus Kardinan Pestisida Nabati
Diah Setyorini
Kesuburan Tanah
Dear Redaksi, Saya sedang menanam tomat dan melon di halaman rumah. Tapi saya mengalami beberapa problem seperti: Ketika muncul buah, daun tomat tiba-tiba mengering, menggulung. Kalau untuk melon adalah buah-buah yang masih kecil berubah warna dari hijau menjadi kecoklatan seperti busuk. Bagaimana menangani hal tersebut secara organis? Salam Diyan Hastarini, Kompleks Bukit Mekar Wangi Blok C15 No.27 Mekar Wangi, Tanah Sareal, Bogor Jawa Barat
Toto Himawan, menjawab :
Agung Prawoto Standar dan Sertifikasi
YP Sudaryanto Sayuran Organik
Redaksi Ahli
Daniel Supriyono
Padi Organik
Sabirin
Tanaman Tahunan
Ada beberapa cara yang digunakan untuk menangani penyakit tersebut, yaitu : TOMAT Gejala daun kering tanda panah merah, sepertinya karena penyakit hawar daun yang disebabkan jamur Phytopthora sp. Agar tidak bertambah parah, daun-daun tersebut sebaiknya dibuang dan setelah itu tanaman disemprot menggunakan agens hayati (Trichoderma sp.) ke seluruh daun sekalian ke media tanam.
MELON Gejala yang tampak pada buah melon menjadi coklat merata kalau juga disertai gejala yang sama pada tangkai buah ada kemungkinan karena penyakit Antraknosa yang disebabkan oleh Colletotrichum lagenarium. Untuk menanggulangi bisa digunakan agens hayati seperti Trichoderma sp., Gliocladium sp.
Saran : Untuk penanaman mendatang hendaknya digunakan kompos yang benar-benar sudah matang dan perkaya kompos tersebut dengan pupuk hayati, setelah tumbuh kalau bisa setiap 10 hari sekali disemprot dengan agen hayati.
ncoba,.. e M t a m a l e S
14 |
Edisi 27 / Th. 9 (Jan-Apr 2012)
Penjaminan Organis |
i n a t e P n a k a r e t h a j e S k i n a g r O i s a k fi i t r e S Melalui
Produk segar berlabel sertifikasi organik di “D’Natural Resto and Cafe� Surabaya Foto: Dokumentasi AOI
Pertanian organik di Indonesia tahun 2010 seluas 238,872.24 Ha, meningkat 10% dari tahun sebelumnya (2009). Meski perkembangan ini belum cukup signifikan di tahun 2011, namun merupakan sebuah kebahagiaan bagi penggiat pertanian organik yang mendambakan masa depan produk pangan menjadi lebih sehat dan lingkungan yang lebih lestari.
Edisi 27 / Th. 9 (Jan-Apr 2012) |
15
| Penjaminan Organis Menurut Y.P. Sudaryanto, ketua Bina Sarana Bakti (BSB) di Bogor, Jawa Barat, paradigma pertanian organis adalah harmonis, maka keterbukaan, kejujuran, kepercayaan menjadi panglimanya. Dengan demikian ketika tanamannya rusak tidak serta merta menyalahkan OPT dan meragukan sistem organis. Paradigma pertanian organis ini sama sekali tidak terpikir tentang bisnis tapi murni karena 3 hal: Pertama, contoh pertanian organik yang berhasil dikembangkan oleh Fukuoka dari buku The One Straw Revolution bahwa alam menjadi panglima dalam pertanian. Alam sudah cukup kaya untuk menyediakan makanan bagi manusia. Pertanian harus mengikuti alam bukan sebaliknya. Jangan minta durian saat musim duku atau sebaliknya. Cukup dua jam bekerja di ladang selebihnya untuk kegiatan menulis, melukis dan lain-lain. Semua indah bernuansa alam. Kedua, contoh pertanian konvensional yang merusak. Pada waktu itu sudah menjadi keprihatinan bagi Pater Agatho dan Romo Utomo tentang apa yang terjadi dengan pertanian Panca Usaha Tani yang di Indonesia sudah berlangsung 15 tahun. Banyak indikator tentang kerusakan tanah, pencemaran sumber-sumber kehidupan bahkan gangguan kesehatan manusia. Ketiga, Karya Penciptaan. Dari sudut pandang lain tentang bagaimana alam diciptakan Tuhan. Dapat dikatakan semua yang ada untuk kehidupan barsama. Alam diciptakan dengan baik. Semua mahkluk hidup diberi secara gratis untuk sumber makanan, tempat tinggal, alat reproduksi, alat perlindungan diri untuk bertahan bahkan kemampuan beradaptasi. Maksudnya hanya satu harmoni antar mahkluk hidup. Jadi tidak mungkin manusia menciptakan teknologi untuk merusak harmoni, ada yang salah bila terjadi ketidakseimbangan alam. Sang Pencipta menjadikan semua itu dalam satu keluarga besar yaitu penghuni bumi yang berhak untuk hidup nyaman, damai dan sejahtera. “Ketika BSB didirikan semangatnya positif yaitu menjaga agar alam 16 |
Edisi 27 / Th. 9 (Jan-Apr 2012)
tidak rusak setidaknya berusaha menghambat kerusakan yang timbul oleh kekeliruan manusia, mendorong agar tumbuh pemikiran alternatif dalam pengembangan pertanian yang selaras alam, memahami apa kehendak Sang Pencipta dalam menciptakan alam, mengumpulkan ide-ide yang memberi harapan bagi generasi akan datang terutama petani, mengadakan demplotdemplot pertanian organik untuk pengamatan dan menyebarkan ide organis,� kata Pak Dar, panggilan akrab Y.P. Sudaryanto. Paradigma pertanian organis inilah yang seringkali menjadi motivasi petani mengembangkan pertanian organis atau organik. Namun seiring perkembangan pertanian organis ini, bermacam kendala juga petani rasakan. Mulai dari cara mendapatkan harga yang layak, menjaga kepercayaan konsumen, pemasaran hingga gangguan dari pelaku yang memalsu produk organik. Yang mempengaruhi antusiasme petani dalam mengembangkan pertanian organik ini juga adalah tuntutan sertifikasi untuk jalur distribusi tertentu.
Tingkatkan Kualitas Produk Untuk menjaga kepercayaan konsumen, menjaga dari pemalsuan produk serta permintaan pasar, seringkali sertifikasi diperlukan. Namun, biaya sertifikasi yang mahal saat ini menjadi salah satu kendala bagi petani untuk mendapatkan sertifikasi atau penjaminan bagi produk organik. Untuk itulah Aliansi Organis Indonesia (AOI) hadir. Salah satunya adalah dengan mengembangkan pilot project sertifikasi organik. Melalui program ini, AOI berupaya membantu petani organik khususnya anggota AOI dengan memberdayakan kemampuannya dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas produk organik dengan sistem pengawasan internal (internal control system), manajemen bisnis dan kemampuan akses pasar.
Penjaminan Organis | “Program ini dimaksudkan untuk sertifikasi pihak ketiga bagi petani organik, cakupanya untuk pasar nasional dan ekspor. Untuk tahun ini yang mendapatkan program ini adalah SAHANI dan LSKBB untuk pasar nasional serta JAMBATA untuk pasar ekspor,” jelas Sucipto Kusumo Saputro sebagai penanggung jawab pilot project sertifikasi AOI. Ketiga lembaga anggota AOI ini bisa terpilih dalam program yang berlangsung hingga 2013 setelah melalui beberapa tahap proses pemilihan yang diikuti seluruh anggota AOI yaitu mengajukan proposal, seleksi administrasi, penilaian kelayakan di lapangan dan tim penilai dari Sekretariat AOI.
Tingkatkan Pendapatan & Akses Pasar Setelah mendapatkan proyek sertifikasi di akhir tahun ini, Sucipto berharap kelompok tani dampingan dari masing-masing lembaga tersebut bisa meningkat pendapatnya dengan akses pasar produk organik yang semakin luas juga. Untuk SAHANI, produk organik yang akan mendapatkan sertifikasi adalah beras, lalu empon-empon (seperti kencur dan kunyit) untuk produk organik LSKBB dan kakao untuk produk organik JAMBATA.
Indah-Desa Produk Kakao Organik Kel. Tani Tunas i Tengah Bobo-Kec. Palolo-Kab.Sigi-Prop.Sulawes AOI i entas Foto : Dum
“Program Internal Countrol System dengan nama PAMOR (Penjaminan Mutu Organik) memang sudah menjadi syarat produk yang dipasarkan oleh SAHANI, meskipun masih terbatas pada produk beras. Tetapi ke depan semua produk yang kami pasarkan harus memiliki PAMOR,” tegas Imam Hidayat dari SAHANI menanggapi pilot project sertifikasi ini. “Untuk sertifikasi organik memang ada permintaan khusus dari konsumen. Maka dengan adanya program sertifikasi organik ini akan sangat membantu dan kami berterima kasih kepada pihak AOI yang telah mempercayai kami untuk melaksanakan kegiatan tersebut,” lanjutnya. Selanjutnya Imam berharap, petani yang sudah terlibat dalam PAMOR nantinya akan menuju untuk sertifikasi organik dari PT BIOCert Indonesia, sebuah lembaga sertifikasi yang berkantor di Bogor. Karena PAMOR merupakan tahap awal, jika memang sudah dirasa lolos dengan model PAMOR, maka akan kami pilih yang paling baik dan potensial untuk didaftarkan ke PT BIOCert Indonesia sehingga kemungkinan lolos akan lebih besar. Meski produk organik yang diajukan mendapatkan sertifikasi adalah beras, namun menurut Imam, beberapa produk lain seperti palawija, sayuran, ikan karena sistem yang dikembangkan adalah MinaPadi. Dan ke depannya bila memungkinkan adalah umbi dan produk olahan lainnya.
Harga Premium Bila sudah mendapatkan sertifikasi organik nantinya, Imam juga berharap produk organik tersebut bisa menggunakan harga premium. “Dan tentu saja selain secara proses sudah organik, juga akan kami tingkatkan dari sisi tampilan produk tersebut untuk mengimbangi status organiknya, dari sisi fisiknya, kebersihan, aroma, warna, kemasan dan cerita di balik produk tersebut. Sehingga diperlukan penanganan pasca panen hingga siap pajang secara khusus pula,” ungkap Imam. Maka selain organik, produk tersebut juga memiliki keunggulan lain yaitu bersih, enak, dan menarik. Dan ke depan hasil pemasaran produk yang sudah bersertifikat organik bisa membiayai operasional dan perpanjangan sertifikat secara berkelanjutan dan membantu kelompok lain untuk memperolah sertifikasi organik juga, sebagai bentuk saling berbagi dan peduli kepada sesama petani. Sementara itu Suswadi dari LSKBB juga berharap rencana dukungan ICS dan sertifikasi dari AOI akan mendukung peningkatan kualitas produk dan kepercayaan konsumen sebagai pihak pembeli. Sehingga harapannya pihak swasta bersedia melakukan kerjasama dan akan meningkatkan gairah dan semangat petani untuk mengembangkan komoditi empon-empon yang menjadi andalan lembaganya. (*)
LSKBB Kencur, produk unggulan I AO asi ent um Dok Foto:
Edisi 27 / Th. 9 (Jan-Apr 2012) |
17
| Profil
: n u b e k r e B a i s Indone itas Berkebun n u m a o t o K K h a di Teng pu an fun, mam g n e d n a k b u e k ny ar nik yang dilaunitas yang cepat mela a rg o i n a s dan rt e enjadi komg dilakukan dengan ik berupa dan cara b . n c Keterbukaaann Indonesia Berkebunam upaya ya Google In s Award. . Dan berk tktan penghargaan dariW ia mengantark d e m l a eb-Heroe si g so pa lewat jejarinnesia Berkebun menda fun ini, Indo
Aktivitas menanam organik Komunitas Jakarta Berkebun sebagai bagian Komunitas Indonesia Berkebun Foto: Sigit Kusumawijaya
18 |
Edisi 27 / Th. 9 (Jan-Apr 2012)
Profil |
A
dalah Ridwan Kamil, seorang arsitek yang karena ingin berbuat sesuatu yang bermanfaat, berinisiatif untuk melakukan gerakan komunitas berkebun di tengah kota. Dan agar sekaligus bisa memberi manfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya, perkebunan atau pertanian yang diterapkannya dilakukan secara organik atau bebas dari bahan-bahan kimia. Tak tanggung-tanggung, Ridwan mengajak teman-teman di jejaring sosial media (red: twitter) untuk bergabung dan berperan juga.
Tanpa Pupuk dan Pestisida Kimia
“Melalui jejaring sosial media, bapak Ridwan Kamil menyebarkan inisiatif ini. Beliau ingin memanfaatkan lahan proyek perumahan yang sedang dikerjakannya seluas 1 hektar, sebelum area tersebut dibangun,� jelas Sigit Kusumawijaya, Humas Indonesia Berkebun.
Berawal dari sinilah mulai berkembang komunitas Indonesia Berkebun. Awalnya komunitas ini bernama Jakarta Berkebun. Dengan terus melakukan sosialisasi dan komunikasi yang fun, mudah dimengerti, santai (tidak terlalu serius), dengan nada-nada yang humoris, Jakarta Berkebun mudah mengajak orang-orang bergabung lewat jejaring sosial media. Lahan pertanian kota pun meluas ke kawasan seputar Jakarta lainnya, seperti Kelapa Gading, Bumi Bintaro Permai dan Bumi Pesanggrahan Mas.
Menurut Sigit, cukup banyak follower (teman-teman di jejaring sosial media) yang merespon niat baik ini. Tanpa bekal ilmu berkebun organik yang utuh, Ridwan Kamil dan para pihak yang bergabung tidak ragu-ragu bertindak. Semua langsung dipraktikkan dengan terus mempelajari cara berkebun organik yang benar. Pada Oktober 2010, para penggagas awal melakukan brainstorming bagi teman-teman di jejaring sosial medianya yang bergabung untuk mewujudkan impian mereka bersama. Pada Januari 2011, para penggiat mulai untuk berkunjung ke lokasi yang terletak di Kemayoran, Jakarta Utara ini. Ternyata sambutan baik juga datang dari developer proyek ini yang memberi ijin untuk memanfaatkan lahan. Tanpa menunggu lagi, para penggiat dan teman-teman lain yang ingin ikut terlibat bersama warga sekitar mulai mengolah lahan ini. Mulai dengan membuat gundukan tanah, menggemburkan dan memupuk tanahnya lalu menanaminya dengan tanaman percobaan awal yaitu kangkung.
“Tentunya semua dilakukan tanpa menggunakan pupuk dan pestisida kimia sintetis. Tanpa pengetahuan yang memadai, semua bisa diatasi dengan berbagi pengalaman dari anggota yang sudah punya pengetahuan dengan berkebun secara organik,� jelas Sigit.
Jakarta Berkebun terbuka bagi semua orang dan membuka kerjasama dengan berbagai pihak yang mempunyai visi yang sama yaitu tidak menggunakan pupuk dan pestisida kimia sintetis. Tak ayal anggotanya meluas dan menyebar hingga mencapai 1.000 follower dalam waktu satu bulan. Semakin banyak yang tertarik dan bergabung, muncullah komunitas-komunitas yang sama di kota-kota lain seperti Depok, Bogor, Bekasi, Bandung, Medan, Aceh dan lain-lain seluruh Indonesia. Untuk menyatukan payung komunitas yang belum berbadan hukum ini, akhirnya terbentuklah komunitas dengan nama Indonesia Berkebun.
Konsep 3E Indonesia Berkebun terbuka untuk umum tentunya yang punya visi sama dengan Indonesia Berkebun yaitu 3E: edukasi, ekologi dan ekonomi. Edukasi, bagaimana mengenalkan cara bertani atau berkebun yang aman dengan cara organik atau tidak menggunakan bahan-
Aktivitas panen raya Komunitas Jakarta Berkebun Foto: Sigit Kusumawijaya
Edisi 27 / Th. 9 (Jan-Apr 2012) |
19
| Profil
Komunitas Indonesia Berkebun mengenalkan cara berkebun kepada anak-anak Foto: Sigit Kusumawijaya
bahan kimia sintetis. Ekologi, bagaimana menyelamatkan lingkungan hidup, kesuburan tanah, menurunkan jejak karbon dan polusi. Ekonomi, bagaimana menghasilkan bahan pangan yang sustainable (berkelanjutan), menambah penghasilan warga dengan menanam di lahan sendiri atau sekitarnya. Yang perlu diperhatikan juga, bila ada pengembangan pertanian organik di kota (urban farming) di lahan luas yang ditawarkan, masyarakat sekitar harus terlibat. “Harapannya adanya keuntungan bersama dan pemberdayaan masyarakat untuk urbang farming ini,” tegas Sigit.
20 |
Indonesia Berkebun mendapatkan penghargaan dari Google Inc. berupa Web-Heroes Award. Tentunya karena banyaknya pengaruh (influenze) dari tindakan nyata dan sosialisasi aktif via jejaring sosial media yang mampu menggaet lebih dari 7000 follower dalam waktu singkat. Dalam kurun waktu kurang lebih 1 tahun kegiatan Indonesia Berkebun ini telah menyebar di 22 kota dan 1 kampus. Akun twitter yang menjadi alat untuk berjejaring pun mulai meramaikan timeline.
Bergabung
Bermacam teknik berkebun atau bertani secara organaik di kota ini bisa dilakukan dimana saja. Di lahan sempit atau luas, langsung di lahan kebun, halaman rumah atau menggunakaan teknik vertikultur dan pot.
“Alasan kami bergabung adalah karena visi dan misi serta tujuan Indonesia Berkebun sejalan dengan visi misi dan tujuan kami terhadap kota Bogor, yaitu menciptakan lingkungan yang lebih baik dengan konsep 3E (Edukasi, Ekologi, dan Ekonomi),” jelas Retno Wulandari dari Bogor Berkebun.
Keterbukaan dan cara bertani organik yang dilakukan dengan fun ini, mampu mengantarkan Indonesia Berkebun menjadi komunitas yang cepat menyebar lewat jejaring sosial media. Berkat upaya yang dilakukan dengan iklas dan fun ini,
Menurutnya, Bogor memiliki masalah sekaligus potensi yang dapat dikembangkan untuk kemajuan kota Bogor di bidang lingkungan. Selain memang inisiator awal Bogor Berkebun adalah menjadi anggota Indonesia Berkebun.
Edisi 27 / Th. 9 (Jan-Apr 2012)
Saat ini jumlah anggota (penggiat) aktif di Bogor ada sekitar 23 orang yang terdiri dari berbagai profesi (mahasiswa, arsitek, aktifis pertanian, pegawai swasta, pegawai negeri, Ibu rumah tangga, dsb). Dengan follower di twitter @bgrberkebun ada 625 follower. Luas lahan Bogor Berkebun merupakan beberapa gabungan lahan. Ada 4 lahan dan 2 calon lahan. Lahan 1 di Cijeruk, luasnya 150 m², lahan 2 di Kompleks Vila Bogor Indah, luasnya 28 m², lahan 3 di Kompleks Griya Indah Bogor, luasnya 300 m², dan lahan 4 di Kedai Kopi Ijo di Jl. Dr. Semeru, luas 90 m². Calon lahan selanjutnya adalah lahan 5 di Mutiara Sentul, luasnya 150 m² dan lahan 6 di Ciawi, luasnya 300 m².
Indonesia Berkebun Sigit Kusumawijaya Twitter: @IDberkebun Website: www.indonesiaberkebun.org Telp: +6281-386249900 (Humas) Email: IDberkebun@gmail.com Video: YouTube IDberkebun
Agribisnis |
Aktivitas petani organik anggota Pasar Tani Alami Boyolali, Jawa Tengah Foto: Dokumentasi Pasar Tani Alami
Petani Organik Raih Keuntungan
Bermacam kendala bukanlah halangan untuk keberhasilan sebuah usaha. Petani organik di Boyolali, Kulon Progo dan Gunung Kidul yang tergabung dalam Koperasi Serba Usaha (KSU) Pasar Tani Alami akhirnya bisa menuai keuntungan dari produk organik yang dihasilkannya.
Edisi Edisi27 27/ /Th. Th.99(Jan-Apr (Jan-Apr2012) 2012) | | 21 21
| Agribisnis
U
ntuk berhasil dalam sebuah usaha tidak bisa secara serta merta. Menurut Renald Kasali, pakar bisnis terkemuka di Indonesia, membangun usaha memerlukan langkah yang tersusun dengan baik. Diantaranya adalah dengan mengembangkan institusi seperti membeli tanah, rumah atau gedung. Lalu membuat brand dan menyusun informasi yang lengkap dan jelas seperti melalui sebuah website. Demikian juga dengan usaha pertanian di Indonesia. Menurut Rhenald, petani di Indonesia nasibnya mengenaskan. Tanah yang tidak produktif lagi membuat petani putus asa lalu menjualnya. Kondisi ini memerlukan usaha bersama untuk mencari solusinya. Berbagai pihak yang mempunyai kemampuan dan pemikiran seperti ahli, peneliti dan akademisi bisa bekerjasama membantu petani Indonesia lepas dari keterpurukan ini. Dengan integrated farming atau pertanian terpadu, petani Indonesia bisa bangkit.
Kendala Itu‌ Ya, petani organik harus bangkit! Seperti jerih payah petani organik yang tersebar di Kabupaten Boyolali (Jawa Tengah), Kulon Progo dan Gunung Kidul (DI Yogyakarta) yang telah mampu menghasilkan produk organik yang berkualitas.
Kendala lainnya yang cukup menguras pemikiran petani adalah terbatasnya pasar karena hasil pertanian organik hanya dikonsumsi oleh kalangan tertentu saja, kesulitan menggantungkan pasokan dari alam, seperti pupuk, serta sulitnya meninggalkan kebiasaan petani yang bergantung pada pupuk kimia dan pestisida.
Hasilkan Produk Semua kendala ini bukanlah halangan bagi petani untuk tetap mengembangkan pertanian organik. Dengan pendampingan LESMAN, petani organik mengatasinya dengan turut melakukan sosialisasi pada masyarakat mengenai pertanian yang ramah lingkungan, menggalakkan konsumsi produk hasil pertanian organik. Hal lain yang perlu dilakukan juga adalah kajian lebih banyak untuk mendapatkan saprotan (sarana produksi pertanian) organik yang terbaik serta menciptakan pasar alternatif. Kini kelompok tani organik ini bisa menuai hasil yang memuaskan. Dalam sebulan mampu memproduksi ratarata 28 ton beras dan 2-3 ton bermacam produk organik
Mulai mengembangkan pertanian organik sejak 2002 bukanlah tanpa halangan. Awalnya hanya beberapa kelompok tani yang merupakan dampingan dari sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Boyolali, LESMAN, yang mengembangkan pertanian organik setelah mengikuti Sekolah Lapang (SL). Tidak semua alumni SL menerapkan sistem pertanian organik, namun cukup banyak yang melakukan kegiatan ini sampai sekarang. Mulanya mereka ber-organik dengan berbagai alasan. Saat itu sebagian besar beralasan karena semakin rendahnya produktifitas lahan sebagai akibat penggunaan pupuk kimia yang berlebihan, adanya risistensi terhadap hama dan penyakit, petani tidak mampu membeli pupuk dan adanya kesadaran akan pentingnya kesehatan bagi diri sendiri, orang lain serta lingkungan. Walau dengan beragam alasan, namun mereka tetap bersemangat untuk melewati bermacam kendala pengembangan pertanian organik yang diantaranya adalah hama transmigran dari kebun non organik yang menyebabkan menurunnya produksi, dan tanah yang sudah banyak mengandung residu. Sementara itu pendapat bahwa tanah untuk pertanian organik sebaiknya tanah yang masih perawan atau asli, padahal banyak penelitian yang menyatakan bahwa tanah pertanian di Indonesia sudah jenuh fosfat, juga membuat para petani organik ini khawatir dengan pertanian organik yang dikembangkannya. Tani Alami di Boyolali, Aktivitas petani organik anggota Pasar i Alam Tani Foto: Dokumentasi Pasar
22
|
Edisi 27 / Th. 9 (Jan-Apr 2012)
Jawa Tengah
Agribisnis | lainnya seperti kacang merah, kedelai kuning, kedelai hitam, kacang tanah, kacang hijau, jagung unyil, bawang merah, bawang putih, dan kentang. Dalam perkembangannya, semakin meningkatnya produksi dari pertanian organik ini, tentunya memerlukan upaya pemasaran yang baik. Dimana hasil panen mampu terserap dengan baik di tingkat konsumen. Di sinilah perlu suatu wadah yang bisa mempertemukan adanya kebutuhan konsumen dengan jumlah produksi organik dari petani.
Tingkatkan Pemasaran Untuk memberikan informasi produk dan pasar bagi petani sebagai produsen dan konsumen, LESMAN membentuk Koperasi Pasar Tani Alami sebagai pasar alternatif bagi petani pada 14 Maret 2001. Seiring perkembangan waktu agar Pasar Tani Alami (PTA) menjadi milik bersama dari dan untuk petani, maka dibentuklah Koperasi Serba Usaha Pasar Tani Alami (KSU PTA) dengan Badan Hukum: No. 891/BH/ XIV.5?XII/2009 dan PPAK Np: 02 Desember 2009.
KSU PTA sebagai tempat bertemunya produsen dan konsumen organik juga berfungsi untuk meningkatkan usaha pemasaran petani dan advokasi harga untuk mewujudkan sistem yang adil dalam menetapkan nilai tukar yang layak bagi petani sebagai penghasil produk dan konsumen sebagai pemanfaat produk. Dalam menentukan harga, koperasi selalu melibatkan produsen dan konsumen agar terjadi transparansi. Koperasi selalu memberikan informasi terkait dengan jenis dan cara budidaya produk kepada konsumen dan juga memberikan informasi kepada konsumen terkait dengan jenis-jenis produk yang disukai oleh konsumen maupun kualitas dan kuantitasnya. Sementara itu dalam pembagian kuota produksi berdasarkan pada potensi daerah masingmasing. Dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan produk non organik, konsumen tetap merasa puas. Bila terjadi komplain dapat diselesaikan sesuai dengan mekanisme yang telah disepakati bersama di awal kerja sama.
Berkembang Saat ini produk-produk PTA sudah menjangkau Jakarta, Bogor, Bandung, Semarang, Yogjakarta, Surabaya, Solo, dan Bali. Dan selama ini upaya mempromosikan produk organik dari PTA adalah dengan menggunakan strategi pemasaran secara on-line maupun off-line yaitu melalui pameran, kontak langsung dengan mengirimkan contoh produk, dan lewat jaringan. Upaya ini tentunya bisa menunjukkan hasil yang memuaskan. Sejak berdiri hingga saat ini, petani anggota KSU Pasar Tani Alami yang berjumlah 123 orang mendapatkan keuntungan yang meningkat. Jika saat awal pembentukan ada 18 lumbung kelompok tani, maka saat ini sudah menjadi 34 lumbung, dengan 9 lumbung yang berfungsi sebagai lumbung pangan dan benih. Dan seiring perkembangan, suplayer kelompok untuk penjualan produk yang tadinya melalui KSU, kini beralih melalui CPU (Central Processing Unit). Dengan melakukan pertanian organik, petani diharapkan lepas dari ketergantungan akan pupuk kimia dan pestisida kimia sintetis yang merusak tanah pertanian dan juga merusak lingkungan yang hijau, dan yang terpenting adalah petani mendapatkan harga yang layak. (*)
KSU Pasar Tani Alami Setiyo Jl. Kates No. 46 Boyolali (Utara Pasar Burung) Jawa Tengah Tlp : (0276) 3331454 Email : pasartani.boyolali@gmail.com www.pasartani.lestarimandiri.org
Edisi 27 / Th. 9 (Jan-Apr 2012) |
23
| Info Organis
Sehat dengan Pangan Organik Kesehatan adalah hal yang sangat penting. Tanpa kesehatan kita tak dapat menjalankan aktivitas sehari-hari, namun yang lebih penting lagi adalah menjaga kesehatan. Dan cara yang paling mudah adalah dengan makan makanan yang baik dan sehat. Makan yang baik dan benar menghindarkan kita dari malnutrisi yang merupakan awal dari berbagai penyakit.
Dr. Rini Damayanti (kiri) Foto: Dokumentasi AOI
24 |
Edisi 27 / Th. 9 (Jan-Apr 2012)
Info Organis |
Keragaman tanaman menjadi salah satu standar dalam pertanian organik Foto: Dokumentasi AOI
Dalam bidang kesehatan pencegahan, seorang ibu rumah tangga juga dituntut untuk menjadi seorang dokter keluarga, karena melalui tangannya, karyanya dan idenya akan dapat tercipta sebuah keluarga yang harmonis, sehat dan sejahtera. Seorang ibu harus mengetahui dan memahami betul bahwa makanan adalah dasar kesehatan dan makanan adalah obat yang terbaik bagi tubuh. Kita semua dibentuk oleh bahan makanan yang kita konsumsi. Akan menjadi orang sehatkah kita atau akan menjadi orang berpenyakitan atau bahkan menjadi orang yang cacat fisik, mental maupun sosialnya? Ada 7 hukum makanan sebagai pegangan untuk dapat menghindari malnutrisi, yaitu: makanan harus utuh, murni dan alami; makanan harus proporsional; sebaiknya 60% bahan makanan dapat dikonsumsi secara mentah/ segar; makanan dapat memenuhi 20% asam dan 80% basa, kombinasi makanan harian agar dapat memenuhi hukum ke-4 adalah:1 macam karbohidrat, 1 macam protein hewani, 6 macam sayuran, 2 macam buah-buahan; makanan hendaknya bervariasi dari hari ke hari; benar dan tepat dalam memilih, menyimpan dan mengolah bahan makanan.
Apa Itu Makanan Sehat? Lalu bagaimanakah yang disebut makanan sehat dan alami yang dapat membuat kita sehat dan dapat menjadi obat bagi tubuh kita ? Bahan makanan ini adalah bahan makanan yang terbebas dari pencemaran (polluted free food) yang hanya dapat kita peroleh dari suatu sistem pertanian organik yaitu suatu sistem pertanian yang menghasilkan bahan makanan sehat, bebas dari pencemaran dan terbebas dari input luar terutama yang bersifat kimiawi, ramah lingkungan dan berkesinambungan. Terjadinya kasus-kasus keracunan makanan, baik yang berasal dari kontaminasi bahan kimia maupun mikro biologi serta berubahnya pola hidup orang menuju kesehatan secara alami menyebabkan kebutuhan akan pangan organik menjadi meningkat. Pertanian modern atau konvensional mungkin menghasilkan tanaman yang cantik akan tetapi sesungguhnya hanya alam yang dapat mensuplai makanan atau nutrisi yang tepat dan baik bagi tanaman tersebut .
Edisi 27 / Th. 9 (Jan-Apr 2012) | 25
| Info Organis
The Power of Healing
maupun peternakan. Bahaya pestisida telah terdeteksi merusak sistem saraf pusat kita dan bersifat karsikogenik (memacu keganasan).
Apa keuntungan pertanian organik ini bagi kesehatan alamiah? Sistem pertanian organik dapat dikerjakan di rumah pada luasan lahan yang terbatas dan berguna untuk menghasilkan bahan makanan sehari-hari.
Pengaruhi Kelenjar Seks
Dengan bertani organik kita dapat menghilangkan stres, mendapatkan sinar matahari serta berolah raga setiap harinya, keanekaragaman hayati menghasilkan sayuran dan buah-buahan untuk memenuhi kebutuhan serat bagi tubuh, kacang-kacangan dapat menjadi sumber protein nabati, padi dan umbi-umbian sebagai sumber karbohidrat penghasil energi dan beternak untuk menghasilkan sumber protein hewani. Karena tidak ada input kimiawi maka tidak ada atau sangat sedikit proses pengasaman tubuh. Tanah yang diolah secara organis adalah tanah yang sehat dan tinggi imunitasnya, tanah yang demikian ini menghasilkan tanaman yang sehat dan tinggi imunitasnya, sehingga hewan dan manusia yang mengkonsumsinya juga akan mendapatkan nutrisi yang prima dan menghasilkan imunitas tubuh yang tinggi. Tubuh yang demikian sangat mudah untuk dipacu the power of healing-nya pada saat terserang penyakit .
Produk Organik Lebih Tinggi Vitaminnya Berdasarkan penelitian Dr. Virginia Worthington, seorang ahli gizi dari Amerika Serikat yang dipublikasikan dalam Alternative Therapies (Vol.4, 1998) melalui studinya dengan membandingkan kandungan nutrisi lebih dari 300 produk yang dihasilkan secara organik mengandung vitamin C, besi (Fe), Magnesium (Mg) dan Phosphat (P) lebih tinggi daripada yang diproduksi secara konvensional. Pendapat tersebut diperkuat oleh Pitcher & Hall (1999) yang mengatakan bahwa bobot kering produk-produk organik mengandung vitamin C, kalium dan beta karoten lebih tinggi ketimbang produk konvensional.
Bahaya Pestisida Bahan-bahan agrokimia seperti pestisida dan pupuk kimia yang dipergunakan pada pertanian konvensional dapat merusak ekosistem alam dan kesuburan tanah. Flora dan fauna yang berguna bagi pertumbuhan tanaman menjadi terganggu dan menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan ekosistem lahan pertanian tersebut. Akibatnya kesuburan tanah menjadi berkurang serta timbul berbagai macam hama penyakit yang sulit dibasmi. Bahan-bahan agrokimia ini juga sangat berbahaya bagi kesehatan yang dapat masuk ke dalam tubuh kita melalui kontak langsung pada kulit, pernafasan, melalui saluran pencernaan baik tertelan langsung ataupun berupa residu dalam bahan makanan kita yang berasal dari pertanian 26 |
Edisi 27 / Th. 9 (Jan-Apr 2012)
Penelitian Dr. Lug Multigner dari INSERM (Perancis) menemukan bahwa pestisida secara signifikan berkaitan dengan penurunan jumlah sperma. Artinya pestisida memiliki efek racun pada testikel atau kelenjar seks lainnya. Hal ini dapat pula menjawab mengapa pada petani-petani pemakai pestisida kimiawi banyak yang mempunyai anak dengan cacat bawaan yang cukup tinggi prosentasenya.
Info Organis |
ASI Tercemar Telah dilaporkan pula bahwa dalam Air Susu Ibu (ASI) terdapat sejumlah residu pestisida sehingga ibu-ibu ini dilarang untuk menyusui anaknya. Dapat dibayangkan bila seorang bayi meminum ASI yang tercemar pestisida maka sejak usia bayi dia telah mengalami peracunan. WHO di tahun 1972 telah melarang beredarnya dan dipakainya pestisida karena adanya data bahwa waktu paruh efek peracunan pestisida dalam tubuh manusia tergantung pada jenisnya berkisar antara 10 hingga 30 tahun. Dapat dibayangkan efek kumulatif racun ini pada generasi yang dilahirkan saat diberlakukannya revolusi hijau.
Pengganggu Sistem Hormon Pestisida juga telah dilaporkan sebagai pengganggu sistem hormon (Hormone disruptors) dalam tubuh manusia melalui bermacam cara, antara lain berinteraksi dengan reseptor, terlibat dengan produksi atau eliminasi/pengurangan jumlah hormon dan reseptor yang kesemuanya mempengaruhi pesan hormon yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang normal. Pengaruh gangguan hormon ini baru terlihat dalam jangka waktu lama antara lain perubahan tingkah laku sebagai akibat perubahan respon syaraf dan kecerdasan, abnormalitas saluran reproduksi, ketidakseimbangan sistem hormonal tubuh serta menurunkan fungsi kekebalan tumor dalam jaringan reproduksi.
Renungan Yang menjadi pertanyaan bagi kita semua saat ini, amankah bahan makanan yang kita makan? Apalah artinya nilai gizi yang tinggi, tetapi diperoleh dari proses kimiawi yang membahayakan? Di zaman modern seperti sekarang, tidak mudah bagi kita untuk bebas sama sekali dari efek-efek yang dapat menyebabkan tubuh kekurangan gizi. Banyak faktor yang dapat menurunkan kualitas penyerapan gizi antara lain polusi, stres berkepanjangan, sakit keras, baru sembuh dari sakit yang lama, pasca operasi besar, menjalani diet keras, lesu kronis, kecanduan rokok, minuman keras dan narkotika, wanita hamil dan menyusui, wanita yang mulai menopouse, pengikut vegetarian ketat dan mereka yang mengalami gangguan metabolisme. Selain itu makanan yang tumbuh di atas tanah miskin mineral, proses penyimpanan dan pengolahan makanan yang kurang tepat juga berpotensi menurunkan nilai gizi makanan. Dengan melihat begitu banyaknya dampak negatif yang kita dapatkan pada penggunaan input kimia dalam produk pertanian dan peternakan yang menjadi bahan makanan kita, maka tidak ada cara lain untuk mendapatkan bahan makanan sehat selain meminimalisasi atau meninggalkan sama sekali asupan bahan kimia. (*)
Dr. Rini Damayanti Konsultan gizi dan iridologi Jln. Budiraya I/B2 Komplek Cimindi Raya V Rt. 04 Rw. 04 Kelurahan Pasir Kaliki, Kecamatan Cimahi Utara, Cimahi, Jawa Barat.
Edisi 27 / Th. 9 (Jan-Apr 2012) | 27
| Bijak di Rumah
s i t s k i t a r k a P r h P a h k a g k LLaanng k i n a g k r i O n a p u g r HHid idup O
28 |
Edisi 27 / Th. 9 (Jan-Apr 2012)
Bijak di Rumah |
G
aya hidup organik lebih mengutamakan kelestarian dan kesehatan lingkungan sekitarnya dalam tindakan keseharian.
Secara psikologis dan fisik, hidup organik betul-betul mampu menjadikan orang hidup sehat. Meskipun itu tampak mahal pada awalnya, biaya perawatan kesehatan dari orang menjalani hidup organik akan lebih murah. Orang dengan gaya hidup organik akan cenderung lebih jarang sakit. Hidup sehat secara organik tidak hanya pada pola makan, tetapi juga sehat secara fisik, psikologis, dan sosial. Berpikir positif adalah merupakan salah satu bagian dari penerapan gaya hidup organik. Salah satu pengaruh positif dari gaya hidup organik terhadap ekonomi yaitu meningkatnya kesejahteraan keluarga. Hal ini karena kesejahteraan dianggap mampu memperpanjang usia produktif seseorang karena terhindar dari gangguan penyakit. Berikut ini beberapa langkah praktis hidup organik yang dapat Anda lakukan di rumah: 1. Pilah sampah organik dan non organik. 2. Olah sampah organik menjadi kompos. Jual atau berikan sampah plastik kepada pemulung. 3. Buat lubang biopori di halaman rumah. 4. Buat saluran air limbah lancar dan menjaganya terbebas dari sampah. 5. Tanam tanaman jenis sayuran, buah, bumbu secara organik di halaman, pot, atau vertikultur untuk menjadi bahan konsumsi sekaligus bernilai estetika. 6. Hindari zat tambahan buatan pada makanan (perasa, pewarna dan lain-lain). 7. Masak dan makan sesuai kebutuhan sehingga tidak bersisa. 8. Tidak menggunakan bahan-bahan wadah makanan dari plastik dan sterofoam. 9. Biasakan tidak membungkus makanan. Bila harus membungkus, gunakan bungkus kertas atau wadah makanan yang bisa dipakai ulang. 10. Pilih menu makanan dari bahan organik. 11. Hindari air minum kemasan dalam plastik. Gunakan gelas atau tempat air minum yang bisa dipakai ulang. (Dari berbagai sumber)
Bermacam contoh pengelolaan sampah dan biopori di RSUP Persahabatan, Jakarta Foto: Dokumentasi AOI
Edisi 27 / Th. 9 (Jan-Apr 2012) | 29
| Ragam
FADLY PADI
Terapkan Hidup Organik “Bila ada kemauan untuk berkorban, masyarakat bisa melakukan teknik-teknik bertani di halaman rumah dengan bahanbahan alami seperti kompos. Dengan hasil produksi yang sama besar pun tidak perlu menggunakan pupuk dan pestisida kimia,� ungkap Andi Fadly Arifuddin atau biasa disapa Fadly, vokalis di grup band ternama di Indonesia, PADI.
S
elain mendapat produktivitas yang sama besar, dengan menggunakan pupuk dan pestisida alami juga lebih sehat tanpa bahan kimia. Sementara dengan pupuk dan pestisida kimia, hanya mendapat hasil produksi yang besar tanpa terjamin kesehatannya karena adanya bahan-bahan kimia. Nilai-nilai bermanfaat dari gaya hidup sehat itu, menurut Fadly harus disebarkan kepada dan oleh semua kalangan masyarakat, tidak hanya kalangan elit dan artis saja. Namun masyarakat biasa dari kalangan manapun bisa menjadi ikon untuk menyebarkan informasi bernilai itu. Beberapa masyarakat yang telah menunjukan kepeduliannya pada lingkungan semestinya mendapat penghargaan dan dukungan agar lebih mengembangkan kepedulian dan kehidupannya menjadi lebih baik. Selain bermanfaat untuk kehidupannya sendiri, juga bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat lainnya agar melakukan langkahlangkah kepedulian yang sama. Menurut Fadly, masyarakat sebagai konsumen sangat membutuhkan langkah-langkah nyata ramah lingkungan yang dapat dilakukan. Seperti bagaimana mengelola sampah serta menjaga lingkungan agar tetap bersih dan nyaman.
Bertani Organik di Rumah
Fadly Padi Foto: Dokumentasi AOI
28 Edisi2727/ Th. / Th.9 9(Jan-Apr (Jan-Apr2012) 2012) 30 | | Edisi
Pria berusia 36 tahun ini mengaku sudah lama mengenal pertanian organik dan pupuk alami. Sejak dulu orang tuanya telah mengembangkan teknik budidaya yang ramah lingkungan dengan tidak menggunakan pupuk kimia melainkan memakai pupuk alami seperti kompos. Saat ini pun Fadly telah membuat kompos, menanam dan memelihara ikan sendiri di halaman rumahnya. “Saya mencoba menanam tanaman sayur-sayuran dan
Ragam |
Bermacam tanaman dan teknik bertani organik di halaman rumah Fadly Padi Foto: Dokumentasi Fadly Padi
bumbu-bumbu di halaman rumah sendiri. Saya berpikir bagaimana bila kita bisa hidup secara organik dan memenuhi kebutuhan makanan keluarga sendiri?” ungkap sosok yang aktif di beberapa kegiatan lingkungan dan sosial ini. “Bila mulai dari bumbu-bumbu dapur seperti salam, cabai, rempah-rempah dan sayuran bisa terpenuhi sendiri, maka bangsa Indonesia tidak akan kekurangan makanan,” lanjut ayah dari empat orang anak ini. Fadly mengaku seringkali mengajak anak-anaknya berkebun secara organik di sekitar rumahnya tersebut. “Seperti saya yang waktu kecil hanya melihat orang tua bertani, sekarang bisa melakukannya sendiri juga. Setiap minggu saya mengajak anak-anak saya menanam agar mulai dari kecil bisa melakukannya sendiri,” kata Fadly. “Intinya saya cinta gaya hidup organik dan keluarga saya cinta organik, tahu yang dimakan dan ditanam, lebih banyak berbuat daripada bicara,” lanjut Fadly. Sebagai kepala rumah tangga, Fadly ingin tahu yang dikonsumsi keluarganya. Untuk memastikan apa yang dimakan keluarganya, Fadly menanam sendiri di lahan seputar rumahnya yang seluas 150 meter persegi. Dengan melakukan pertanian terpadu di lahan rumahnya ini, Fadly ingin mengembalikan fungsi ekologi di seputar rumahnya. Fadly menegaskan pertanian organik sesungguhnya dapat dilakukan di lahan yang sangat sempit. Alat yang biasa dia gunakan antara lain adalah pot dan verticultur. Fadly mengatakan cara bertanam tersebut tidak harus mengeluarkan banyak biaya, ia sendiri hanya mengeluarkan sekitar 5 juta rupiah untuk membuat pertanian organik di lahan tersebut. Biaya itu pun sudah termasuk untuk pembuatan sistem akuaponik, yakni pertanian yang digabungkan dengan pemeliharaan ikan di kolam-kolam. Fadly mengatakan bahwa hasil kebunnya tersebut ternyata
cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Kini ia bahkan menularkan kegiatannya tersebut kepada sang mertua.
Organik Dekatkan dengan Lingkungan Bagi Fadly, pertanian organik tidak berhenti pada pemenuhan gizi keluarga. Setelah menjalani pertanian organik, ia merasa makin dekat dengan lingkungan dan mengerti wujud nyata kehidupan yang berkelanjutan (sustainable). Dengan pertanian tanpa pupuk dan pestisida, kesuburan tanaman sangat bergantung pada kondisi unsur hara tanah. Maka mereka yang menjalankan pertanian organik sebenarnya tidak hanya berorientasi pada hasil panen yang banyak, tapi lebih kepada menjaga kesuburan tanah dan kelestarian lingkungan. Pupuk yang digunakan adalah pupuk alami, seperti pupuk kandang, agar tanah bisa meregenerasi unsur hara. Fadly mengatakan pertanian organik membuatnya mengerti konsep timbal balik dengan alam. “Kita melakukan sesuatu yang baik buat alam, maka alam juga akan memberikan sesuatu yang lebih dari yang kita berikan,” kata Fadly. Fadly juga percaya produk organik lebih menyehatkan. Keyakinan tersebut berdasarkan pengalamannya sejak kecil yang jarang mengkonsumsi produk atau obat berbahan kimia. Ketika ia sakit, sang ibunda yang seorang apoteker justru lebih sering memberi Fadly obat dari tumbuhtumbuhan. Kebiasaan masa kecil tersebut dibawa Fadly hingga kini. Tidak hanya dalam kegiatan bertani, dalam seluruh sisi hidup pun Fadly berusaha lebih ramah pada lingkungan. (*)
Edisi 27 / Th. 9 (Jan-Apr 2012) | 31