Dimana bisa Membeli Produk Organik Terjangkau & Terpercaya?
Pasar Alternatif : Harga Lebih Terjangkau Pesan Langsung ke Petani yuk‌!!
Dimana bisa Membeli Produk Organik ya? Terjangkau & Terperca Pasar Alternatif : Harga Lebih Terjangkau i yuk‌!! Pesan Langsung ke Petan
inspirasi gaya hidup organik
Dari Redaksi,
Foto Sampul Belanja sehat setelah mengantar anak sekolah Foto Dokumentasi AOI
ISSN : 2089 7294
Redaksi Penerbit Aliansi Organis Indonesia (AOI) Penanggung Jawab Direktur Program AOI Pemimpin Redaksi Sri Nuryati Redaksi Pelaksana Ani Purwati Staf Redaksi Rasdi Wangsa Lidya Inawati Sucipto K. Saputro Desain Grafis Arief Rifali Firman Keuangan Endang Priastuti Marketing Rizki Ratna A. Distribusi Ilyas Alamat Redaksi Jl. Kamper Blok M No.1 Budi Agung, Bogor, Jawa Barat Telp./Fax +62 0251-8316294 E-mail organis@organicindonesia.org Website www.organicindonesia.org
diterbitkan oleh Aliansi Organis Indonesia (AOI), sebuah organisasi masyarakat sipil yang dibentuk oleh beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), akademisi, organisasi tani, koperasi, peneliti dan pihak swasta yang bergerak di bidang pertanian organik dan fairtrade.
be part of our movement
Daftar isi
Surat Pembaca
04
Isu Utama Dimana bisa Membeli Produk Organik Terjangkau & Terpercaya? Pasar Alternatif : Harga Lebih Terjangkau
05
Pesan Langsung ke Petani yuk‌!!
08 11
Jendela Konsultasi Pertanian Untuk Dataran Tinggi
14
Penjaminan Organis Penjaminan Komunitas: Bantu Petani Kecil
15
Profil Donna Agnesia: Konsumsi Organik Untuk Jaga Kesehatan Keluarga
18
Agribisnis Jurus Jitu Bisnis Sosial di Produk Organik
21
Info Organis BOF 2 - FHI, Pasar Organik dan Fairtrade Terbesar di Indonesia
24
Bijak di Rumah Bahan Pencuci Ramah Lingkungan
28
Ragam Mengenal Pangan Olahan Organik
30
Foto: hibban fathurrahman
Surat Pembaca Tambahkan Informasi Herbal
Sebarluaskan Majalah
Ingin Mendapatkan
Berharap Dapat
4
|
Edisi 28 / Th. 9 (Mei - Agustus 2012)
Isu Utama |
Dimana bisa Membeli Produk Organik Terjangkau & Terpercaya? Mendapatkan produk organik yang berkualitas tidaklah sulit. Meski tinggal di tengah kota yang jauh dari sumber daya pertanian, penikmat setia produk organik tetap bisa menikmatinya. Konsumen bisa melakukan bermacam cara untuk bisa mendapatkan dan mengkonsumsinya.
Pisang, mangga dan labu organik Satvika Bhoga Foto: Dok AOI
Edisi 28 / Th. 9 (Mei - Agustus 2012) |
5
Bhoga Outlet organik yang dikelola pasangan Hira dan Deepak ini berlokasi di Denpasar, Bali. Outlet ini menyediakan bermacam beras putih, beras pecah kulit, beras merah, beras hitam, kacang-kacangan, buah kering, bua h-buahan, sayuran, almond, tepung gasol, kaldu jamur, daging sintetis (dari kacang kedelai), garam laut, mie cassava, telur ayam lepas, oat (millet green), apricot kering, mie sehat, bumbu-bumbu kering dan kosmetik lokal dan alami.
ada yang tidak cocok dengan harga maka disesuaikan kembali. Untuk harga sayur, kesepakatan dengan petani dibangun per bulan, sehingga harga bisa berubah setiap bulannya.
Semua harga produk organik dan sehat ini sangat terjangkau. Terutama untuk produk olahan, masih kompetitif dengan tempat lain. “Untuk produk segar, dalam penentuan harganya, kami tergantung kesepakatan harga dengan petani, baru kami lanjutkan dengan penambahan harga operasional. Jika dalam perjalanannya harga yang ditentukan ternyata jauh di atas harga yang ada di pasaran, maka harga akan kami sesuaikan atau diubah, tetapi diutamakan adalah harga hasil perundingan dengan petani,” kata Hira.
Usaha yang dirintisnya ini dimulai dengan jasa delivery order “. Kami menerima jasa delivery produk organik khususnya sayur dengan menggunakan mobil di daerah Sanur dan Danau Tamblingan, dengan pelanggan kurang lebih 12 orang dengan pembelian minimal 150.000 rupiah. Setelah bertahan selama 2 tahun (sejak 2009), baru di tahun 2011, outlet Satvika Bhoga dibuka dengan menempati outlet di kawasan Sanur,” ungkap Hira.
Menurut pemerhati lingkungan hidup ini, penentuan harga tersebut juga merupakan hasil pembelajaran dengan pendekatan penawaran produsennya. Dalam menjalankan outlet ini juga ada aspek sosialnya, karena membantu petani kecil. Jika 6
|
Edisi 28 / Th. 9 (Mei - Agustus 2012)
Yang menyuplai produk organik dan sehat di outlet ini sebagian besar dan diutamakan dari petani lokal Bali. “Untuk sayuran dari Kelompok Tani Pancasari, selada air dari Baturiti, beras dari Tabanan, garam laut dari Klungkung, Bali,” tambah Hira.
Untuk mempromosikan produknya Satvika Bhoga memanfaatkan berbagai sosial media seperti facebook, blog, dan twitter ( untuk blog dan twitter masih belum terlalu digarap), juga kerjasama dengan salon dan toko di sebelah Satvika Bhoga dengan saling menaruh brosur.
Selain promosi, Satvika Bhoga juga berupaya memberikan pelayanan yang optimal dengan menjaga kualitas produk diantaranya melakukan pengecekan kualitas setiap kedatangan dan pengecekan secara langsung ke lahan secara berkala. Meski demikian Satvika Bhoga tidak memiliki standar khusus bagi produk yang masuk ke outlet. Untuk beras, Satvika Bhoga menjaga kualitasnya dengan melakukan cara yang alami. Yaitu beras ditaruh di tempat curah, tidak tertutup dan di atasnya ditaruh arang untuk menyerap kadar air. Pengalaman menaruh beras dalam kemasan tertutup membuat kutu semakin cepat muncul sehingga cara yang paling efektif adalah menyimpannya secara curah kemudian ditempatkan arang dan kemiri sebagai pengawet alami dan anti kutu. Bagi konsumen Satvika Bhoga, harga produk di outlet ini tidak mahal, dan kualitasnya pun bagus, tak heran jika mereka tidak pernah komplain. (*) Satvika Bhoga Jl. Hang Tuah 9 Sanur, Denpasar, Bali, 80227 Telp. 0361 783 6741, Email. satvikabhoga@gmail.com, satvikabhoga@telkom.net Blog. satvikabhoga.wordpress.com
Hira dan Deepak di depan outlet organik mereka Foto: Dok AOI
Satvika
Organik
Klub Santi Wibisono, pemilik outlet Organik Klub di Tebet, Jakarta Selatan bertekad menjual produk organik karena ingin memenuhi kebutuhan konsumsi organik. Kesadaran pentingnya hidup sehat dengan makanan organik membuat Santi tidak membuang kesempatan ketika rumah penjualan Pastor Agatho di dekat rumahnya tidak aktif lagi pada 2004. “Bisnis saya tumbuh secara organik. Awalnya dari garasi lalu berkembang masuk ke dalam rumah. Saya pesan sayur dan beras organik lebih dari kebutuhan. Kelebihan ini saya tawarkan ke teman-teman,” kata Santi. Perkembangan kebutuhan konsumsi produk organik keluarga Santi juga meningkat. Selain dapat manfaatnya, Santi makin berani memperluas usaha dengan menjual produk organik dari rumah ke rumah dan melayani delivery juga. Bila ada yang perlu produk organik saya tawarkan untuk mensuplainya. Mulai 2007, Santi membuka outlet organik dengan nama Organik Klub di rumahnya. Pada 2008 usaha Santi mendapat dukungan dari CSR Bank Mandiri dengan mendapatkan kredit murah. Santi dan outlet organiknya menjadi mitra binaan bank terkemuka di Indonesia ini. Dukungan ini membuat bisnis outlet organik Santi makin berkembang. Sampai akhirnya Santi bisa melebarkan sayap Organik Klub di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Bisnis yang berawal dari rumah Santi ini berkembang bersamaan dengan makin banyaknya informasi hidup sehat dengan organik dan kegiatan Go Green. Santi pun mengajak orang di sekitarnya untuk makan sayur
yang merupakan kebutuhan dasar tubuh. Dan jenis sayur lokal dan bebas pestisida-lah yang terbaik untuk tubuh. Organik Klub pun menyediakan dan menjual 90% produk lokal, organik, alami, bebas pewarna dan pengawet. Pada 2010, Santi mengembangkan sayap aktivitasnya dengan membuka Organic Club Center secara resmi. Dengan mengundang konsumen organik, Santi mengenalkan bagaimana mengolah sayur organik dengan tepat sehingga tetap berkualitas nutrisinya. Selain itu Santi ingin membudayakan kembali kebiasaan masak dan makan di rumah bersama anggota keluarga. Sebuah kebiasaan yang hampir jarang dilakukan warga ibukota Jakarta. “Banyak ibu yang tidak bisa masak. Maka terpikir oleh saya mendirikan HEY Organic Cooking Club, ungkap Santi. Dengan adanya HEY Organic Cooking Club, aktivitas Santi tidak hanya menjual produk organik. Melainkan juga mengajari bagaimana masak yang benar. Secara rutin Santi mengundang Chef untuk demo masak bersama konsumen organik lainnya. Saat ini anggota klub ini mencapai 1000 orang di seputar Jabodetabek.(*) Santi Wibisono, pemilik outlet Organik Klub & bermacam produk organik lainya. Foto: Dok AOI
ORGANIK KLUB CENTRE Jl. Tebet Barat Raya 49 C, Jakarta Selatan DELIVERY POINT: Pondok Indah dan Kelapa Gading : Telp. 08170828427
Edisi 28 / Th. 9 (Mei - Agustus 2012) |
7
| Isu Utama
Warung Daun Mengolah dan menyajikan produk organik dengan tepat juga telah dipraktikkan Aji Leddy Susanti dengan membuka resto dengan bahan organik pada 2003. Berawal dari kesadaran pentingnya produk organik bagi kesehatan keluarga dan lingkungan hidup, akhirnya suami Leddy, Hariyanto Prayitno juga memutuskan keluar dari perusahaan penghasil pupuk kimia terbesar nasional, dan terjun secara penuh di bisnis resto produk-produk organik bersama Leddy. Menurut Leddy, bisnis resto produk organik ini khas, beda dari yang lain sehingga bisa menarik pengunjung. Dengan menyasar konsumen penikmat produk-produk makanan yang sehat dan alami, akhirnya 2004 resto organik dengan nama Warung Daun bisa mulai memenuhi produk organik secara penuh. Bahan-bahan organik ini berasal dari Bina Sarana Bhakti (Bogor) dan Amani untuk sayur-sayuran dan dari Sragen, Jawa Tengah untuk beras jenis merah dan putih. Saat ini Leddy bersama suami juga mulai berupaya mengembangkan kebun organik di kawasan puncak Bogor untuk memenuhi kebutuhan masakan Warung Daun. Mereka yang datang tidak hanya dari dalam negeri, dari luar negeri 8
|
Edisi 28 / Th. 9 (Mei - Agustus 2012)
//Go Organic, No MSG.
juga ada yang datang seperti dari Malaysia, Jepang, dan Australia. Para penikmat sajian tradisional ala Sunda bisa menikmati bermacam lalapan segar organik dan bermacam menu masakan tradisional lain seperti sambal, sayur asam, tahu, tempe, daging ayam kampung dan sebagainya. Selain di Wolter Monginsidi dan Cikini, Warung Daun juga mempunyai cabang di kawasan Paku Buwono, Jakarta Selatan dengan nama Asam Garam. Di sini juga tersedia aneka macam masakan dari daging sapi seperti soto dan sebagainya. Namun Leddy belum bisa menyebut bahan daging ini sebagai organik karena belum bisa memantau sampai detail asal usul dari daging sapi ini. Meski bagi Leddy, organik memerlukan kepercayaan (trust) antara produsen dan konsumen, namun asal-usul bagaimana bahan terkait diproduksi juga sangat penting. Semua harus jelas bagi konsumen sehingga mereka berani membayar mahal untuk produk yang sehat dan bisa dipercaya. Tak heran bila omset dari ketiga resto berkaryawan 100 orang ini mencapai ratusan juta tiap bulannya. Warung Daun menyediakan menu makanan yang tidak menggunakan
bahan kimia buatan mulai dari penanaman sampai penyajian. Beras, sayur, dan buah dipilih dari bahanbahan alami tidak mengandung pupuk dan pestisida kimia. Saat penyajian juga tidak menggunakan pengawet dan penyedap rasa buatan. Bermacam menu makanan di Warung Daun yang mempunyai cabang di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, berasal dari bahan-bahan sehat dan alami, tidak menggunakan pupuk dan pestisida kimia buatan, dan cara memasak dengan menggunakan rempah-rempah alami. Meski belum berani menyebut organik, namun Leddy bersama suaminya, ingin menghadirkan rumah makan yang menyajikan produk makanan sehat tanpa bahan kimia. “Bagi saya untuk sampai organik itu melalui proses yang lama dan terus menerus. Organik itu harmonis, saling mendukung dan tergantung antara satu dengan lainnya, antara berbagai mahkluk hidup yang ada di situ,� kata Leddy yang menyebut menu makanan sehatnya “Go Organic, No MSG.� (*) WARUNG DAUN Jl. Woltermoginsidi No. 41, Jakarta Selatan Jakarta, Indonesia 12170 Telp. 021-72786138 (Woltermonginsidi) 021-3910909 (Cikini)
Pasar Alternatif :
Isu Utama |
Harga Lebih Terjangkau
Tanpa banyak bicara, ibu-ibu memilih dan membayar. Bahkan saat yang empunya, Teh Mumun belum siap melayani karena masih sibuk mengeluarkan dan menata produk dari keranjang ke meja. Sementara Mang Aji masih sibuk mengangkut keranjang produk dari tempat parkir menuju area kerumunan ibu-ibu ini. Anak-anak juga ikut melihat dan memilih dengan ibunya. Sementara beberapa bapak-bapak juga tak mau ketinggalan, ikut memilih dan membeli.
biasanya ramainya pagi jam segini bertepatan dengan waktu mengantar anak sekolah dan siang sekitar jam satu ketika menjemput anak pulang sekolah,� jelas Teh Mumun di sela kesibukannya. Layaknya pasar, keramaian dan antusias pembeli produk organik ini berlangsung. Yang penting di sini juga tertib dan jujur. Para pembeli memilih dan membayar sesuai harga yang tercantum di setiap produk, sementara penjual dalam hal ini Warung Organis Lestari menyediakan produk organik yang berkualitas dan harga yang terjangkau.
Edisi 28 / Th. 9 (Mei - Agustus 2012) |
9
| Isu Utama konsumennya. Petani organik harus mengutamakan kejujuran melakukan praktik pertanian benar sehingga konsumen menjadi percaya dan merasa terbayar kepercayaannya dengan mendapatkan produk organik yang berkualitas.
Dekat dan Mudah Bertempat di area sekolah ini petani organik juga bisa semakin dekat secara fisik dan emosi dengan konsumennya. Warung Organis Lestari dapat menjadi tempat mendapatkan produk organik dengan mudah dan ajang berkeluh kesah tentang produk organik, selain bisa menjadi ajang promosi dan edukasi produk organik. “Ya saya tahu produk organik yang dijual di sini. Dengan mengkonsumsinya kita bisa mendapat manfaat untuk kesehatan tubuh,” ungkap Mariska, salah seorang konsumen organik.
Aktivitas jual beli Warung Organis Lestari di sebuah sekolah di Bogor, Jawa Barat Foto: Dok AOI
Aktivitas jual beli ini terjadi setiap Selasa dan Kamis di area sekolah ini. Tepatnya di sekitar kantin dan tempat istirahat para siswa. Cara memasarkan produk organik di sekolah ini sangat membantu untuk menjual produk organik yang notabene berbeda dengan produk konvensional. Karena melalui proses organik yang ramah lingkungan serta memerlukan ketelitian dan ketekunan yang lebih tinggi daripada produk konvensional, sudah semestinya produk organik mendapatkan nilai lebih daripada produk konvensional.
Edukasi Konsumen Warung Organis Lestari yang dimotori KSU Lestari memilih sekolah sebagai salah satu pangsa pasar masa depan karena tidak semata pasar aktual dari kalangan guru dan orang tua murid, tetapi juga ada pelajar yang kelak merupakan konsumen produk organik masa depan. Kedua pasar ini perlu digarap bersama sehingga bisa sinergi. Meski anak murid bukanlah
10
|
Edisi 28 / Th. 9 (Mei - Agustus 2012)
pasar langsung, tetapi dengan diberi penyadaran intensif tentang gagasan organik sejak dini (TK dan SD), maka mereka akan mampu juga mempengaruhi pola konsumsi keluarganya. Cara memasarkan di pasar alternatif ini bisa membedakan produk organik dengan konvensional dan memberikan nilai lebih untuk produk organik. Selain itu juga ada nilai edukasi atau pembelajaran bagi konsumen bahwa produk yang dijual di sini adalah produk organik yang dihasilkan tanpa menggunakan pupuk dan pestisida kimia sintetis. Dengan membeli produk organik berarti konsumen ikut menghargai petani yang sudah menghasilkan produk organik dan menjaga lingkungan. Melalui cara memasarkan ini, Warung Organis Lestari juga ingin mengembangkan nilai kejujuran, keramahan, ketanggapan, kedekatan antara petani organik dan
Ibu yang mengantar anaknya ke sekolah ini mengaku sudah pernah membeli dan mengkonsumsi organik sebelum ikut berbelanja di Warung Organis Lestari ini. Menurutnya, Warung Organis Lestari ini bisa membantunya mendapatkan produk organik dengan mudah karena sebelumnya dia mendapatkan produk organik dari Bina Sarana Bhakti (BSB) yang berada di kawasan puncak, Cisarua, Bogor. “Produk yang dijual di sini (Warung Organis Lestari - red) berbeda dengan produk yang dijual di BSB atau supermarket lain. Ada beberapa produk yang tidak ditemukan di BSB tapi ada di sini, atau sebaliknya,” jelas Mariska. Selain itu dari segi tampilan dan pengepakan juga berbeda. Sepintas kualitas sepertinya juga berbeda. Mariska berharap kualitas dari produk organik yang dijual langsung dari kelompok petani di pasar alternatif ini bisa lebih baik. “Saya percaya dengan produk organik yang dijual di sini. Karena dengan iman, saya percaya petani melakukan praktik organik dengan benar untuk menghasilkan produk organik,” terang Mariska.
Isu Utama | Menurut Mariska, harga produk organik yang dijual di pasar alternatif ini lebih terjangkau karena langsung dari petani. Berbeda dengan produk organik yang sudah masuk outlet atau supermarket yang harganya lebih tinggi karena ada biaya operasional. Selain itu pasar alternatif untuk produk organik ini membantunya mendapatkan produk organik dengan mudah karena tidak semua outlet atau supermarket menyediakan produk organik.
Percaya Petani Organik Jalil, seorang terapis dari Bogor juga mengatakan hal yang sama. Pasar alternatif untuk produk organik membantunya mendapatkan produk organik dengan harga yang terjangkau. Jalil percaya dengan kualitas produk organik di Warung Organis Lestari, ini karena Jalil telah mengenal petani dan pendampingnya yang tidak diragukan lagi semangat untuk mengembangkan pertanian organiknya.
Harga produk organik ini tercetus setelah melalui perhitungan produksi. Mang Aji, salah seorang petani organik yang turut memasarkan produknya melalui Warung Organis Lestari mengaku bahwa dia sangat terbantu dengan adanya Warung Organis Lestari ini. Hampir semua hasil panen organiknya terjual dengan harga rata-rata Rp. 5.000,-/ kg untuk jenis sayur-sayuran sekali panen. Dalam sekali panen Mang Aji menghasilkan rata-rata 10 kg untuk bermacam sayur-sayuran/minggu. Dengan kesederhanaanya, ayah tiga anak ini mensyukuri hasil jerih payahnya yang bisa mencukupi kebutuhan keluarganya. Di kesehariannya yang selain sebagai petani organik, Mang Aji juga adalah staf di KSU Lestari, beliau berusaha membagi waktunya dengan bijak. Saat pagi sebelum berangkat kerja ke KSU Lestari, beliau selalu meluangkan
waktu ke lahan organiknya untuk bertani. Mulai dari tanam hingga pemasaran Mang Aji terjun langsung. Semoga kerja keras Mang Aji dan semua organ di Warung Organis Lestari ini semakin mendekatkan mereka pada konsumennya. (*)
WARUNG ORGANIS LESTARI Jl. Ence Sumantadiraja No. 6, Kampung Palasari Rt. 01 Rw. 07, Desa Palasari, Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor Telp: 0251-7140881 Email: ksulestari@gmail.com
Aneka produk organik Warung Organis Lestari Foto: Dok AOI
Bermacam sayur organik seperti jagung muda, bayam, caysim, jagung manis, labu siam, daun bawang, kacang panjang dan lain-lain dijual di
sini dengan harga antara Rp 2.000,- Rp 4.000,-. Bermacam buah seperti pisang, pepaya dan nenas dijual dengan harga antara Rp. 3000,- - Rp. 13.000,- tergantung besar kecilnya buah.
Edisi 28 / Th. 9 (Mei - Agustus 2012) | 11
| Isu Utama
Pesan Langsung ke Petani yuk‌!! Bagi konsumen organik, mengkonsumsi produk organik sudah menjadi kebutuhan. Namun tak sedikit pula konsumen organik yang mengeluh sulit mendapatkan produk yang dipercaya menyehatkan ini. Sementara petani organik pun sering mengaku sulit untuk bisa memasarkan hasil panennya.
Untuk mempertemukan petani organik dan konsumen-nya perlu bermacam upaya dan trik pemasaran agar konsumen tetap bisa mendapatkan produk organik yang berkualitas dan petani organik pun mendapatkan harga yang sesuai untuk hasil panen-nya. Beberapa cara mendapatkan produk organik ini diantaranya adalah pesan langsung dari petani, agen, distributor maupun outlet organik terdekat. Sebaliknya, petani, agen, distributor maupun outlet organik bisa memasarkan produk organik dengan langsung menghubungi konsumen terdekat (saudara, tetangga, teman, dan sebagianya) dan menginformasikan produk organik yang dimilikinya. Tentu saja lengkap dengan penjelasan manfaat hingga asal-usul produk organik sehingga konsumen lama dan baru bisa memahami, memesan dan membelinya. Cara lain untuk mendapatkan dan memasarkan produk organik adalah melalui warung atau pasar periodik di sebuah komunitas tertentu (sekolah, perkantoran, perumahan, aktivis, pemerhati, pertemuan dan kegiatan tertentu), outlet, rumah makan dan pameran. Lewat pertemuan secara 12 | Edisi 28 / Th. 9 (Mei - Agustus 2012)
periodik (sekali atau dua kali seminggu) antara konsumen dan petani atau produsen organik di komunitas tertentu ini, konsumen bisa mendapatkan produk organik dengan kualitas terjaga dan harga yang terjangkau.
Jamin Kualitas Produk Sebagai konsumen organik yang sadar akan manfaat produk organik bagi kesehatan tubuh dan keluarga, Yasmin Wiryawan, istri Menteri Perdagangan Duta Wiryawan, mengaku mendapatkan produk organik untuk konsumsi keluarganya langsung dari kelompok petani organik yang tergabung di Learning Farm. Sebuah yayasan anak jalanan di Cianjur, Jawa Barat. “Biasanya saya delivery dari petani organik Learning Farm selain beli dari tempattempat tertentu yang menyediakan, pameran UKM atau home industry dan supermarket,� jelas Yasmin. Untuk mempermudah bertemunya konsumen dengan petani atau
produsen organik, Yasmin mengatakan pentingnya upaya menghubungkan antara konsumen, suplayer dan produsen organik. Para pihak yang bertemu bisa saling bertukar informasi ketersediaan dan kebutuhan produk organik. Selain itu bisa saling menjamin kualitas produk. Bagi Yasmin apakah produk itu bersertifikat atau tidak bukanlah masalah. Yang terpenting sudah menggunakan bahan-bahan alami dan petani memegang prinsip tidak memakai pupuk dan pestisida kimia sintetis. Yasmin lebih mengutamakan kejujuran dan hubungan petani dengan Yang Maha Esa. Meski saat ini ada
Isu Utama | kriteria produk organik yang tidak begitu ketat. Bila distributor dan supermarket minta jumlah minimum yang cukup besar dengan ukuran maupun bentuk seragam dan mulus, maka pengguna langsung tidak begitu mempermasalahkan itu. Dengan jumlah pesanan pengguna langsung yang bisa dipenuhi, KebonKu tak perlu khawatir mendapat pinalti dan bisa menjual semua hasil panennya dalam bentuk segar. Beda dengan distributor dan supermarket yang menerapkan penalty ke penyuplai atau produsen bila tidak bisa memenuhi jumlah pesanannya yang cukup besar dan kriteria ketat.
Ditimbang terlebih dahulu sebelum dipasarkan Foto: Dok AOI
perdebatan penting atau tidaknya sertifikasi, namun biaya sertifikasi sangat mahal bagi petani kecil. Jadi cukup untuk produk ekspor yang perlu sertifikasi dulu. Untuk pasar lokal sertifikasi belum perlu.
Bisa Pesan Antar Nani Afriani, Koordinator Greenhouse dan Administrasi Marketing Learning Farm membenarkan adanya jasa pesan antar produk organik kepada konsumen yang pesan secara langsung. Biasanya konsumen yang sebagian besar orang asing dan pejabat di Jakarta ini mengetahui dari teman-teman sejawat yang telah mengetahui dan memesan produk organik dari Learning Farm. Selain itu juga mengetahui dari promo Learning Farm lewat internet. “Konsumen ini memesan sesuai kemauan, namun ada jumlah minimum pesanan senilai 500 ribu rupiah baru bisa kami antarkan. Cara pesan bisa lewat telpon atau email,� jelas Afriani. Bagi Learning Farm, bertani organik dan memasarkannya merupakan upaya pendidikan bagi anak-anak jalanan seluruh Indonesia yang tergabung di kelompok ini sehingga
tidak mengutamakan keuntungan. Pemasaran dari mulut-mulut antar anggota Learning Farm dan konsumen, antar konsumen dan konsumen atau bisa disebut door to door merupakan salah satu cara yang dilakukan anggota saat lulus dari pelatihan.
Harga Terjangkau
KebonKu yang menghasilkan sayursayuran organik juga melayani dan mengantar kepada konsumen yang pesan langsung. Selain mendapatkan sayur organik yang berkualitas dengan harga curah yang cukup terjangkau, konsumen juga bisa mendapatkan harga diskon untuk jumlah pemesanan tertentu. Selain komunitas di seputar pemilik KebonKu, konsumen lain bisa mengetahui produk organik KebonKu lewat website dan selebaran tentang KebonKu sebelum pesan. Pemasaran langsung pada konsumen atau pengguna (user) ini memudahkan KebonKu memasarkan produk organiknya juga. Dibandingkan dengan distributor dan supermarket, pelanggan dari rumah tangga dan rumah makan biasanya mempunyai
Sekitar 80% pelanggan tetap dan tidak tetap KebonKu di seputar Jabodetabek adalah pengguna langsung seperti rumah tangga, rumah makan dan rumah sakit. Karena untuk konsumsi sendiri biasanya pesanan pengguna ini tidak banyak dan perlu variasi jenis sayur-sayuran. Agar bisa memenuhi permintaan konsumen yang pesan langsung, dan tetap menghemat ongkos kirim, KebonKu berupaya menyediakan bermacam jenis sayur sehingga konsumen pesan lebih banyak dalam sekali kirim. Banyak tidaknya pelanggan yang pesan langsung ke KebonKu juga dipengaruhi jumlah produksi tiap panen. Rata-rata hasil panen KebonKu saat musim normal berkisar 800-1000 kg berupa bermacam sayur-sayuran dari luas lahan 2,5 hektar. Saat musim ekstrim hasil panennya bisa mencapai 3000 kg dan pelanggan yang pesan juga bisa lebih banyak. (*)
Learning Farm
Komplek Perkebunan Teh Maleber Rt 01 Rw12 Desa Ciherang Kecamatan Pacet, Cianjur Jawa Barat 43253 Tel/Fax : 0263-514840 Email : thelearningfarm@gmail.com
KebonKu
CP : Imron Hp : 085814477106, 081802992555, 081280460969 Blok Cikoneng Kampung Cisuren Desa Tugu Utara Kecamatan Cisarua Bogor, Jawa Barat
EdisiEdisi 28 /26 Th./ 9Th. (Mei 8 (Sept-Des - Agustus2011) 2012) | | 13
| Jendela Konsultasi
Pertanian Untuk Dataran Tinggi Agus Kardinan Pestisida Nabati
Dear Redaksi,
Pertanian apa yang prospeknya menjanjikan di dataran tinggi seperti di Kledung, Temanggung, Jawa Tengah, daerah dengan hawa dingin? Bila dilakukan secara organik apa saja yang harus dikerjakan bila lahan itu sebelumnya pernah dipraktikkan pertanian konvensional? Lalu bagaimana perlakuan pertanian bila lahan itu belum pernah dipraktikkan pertanian organik? Jenis tanaman apa yang cocok untuk daerah tersebut? Apakah sayur-sayuran juga cocok? Salam, Mulud Rira Desa Petarangan Rt 01 RW 03 Kecamatan Kledung Kabupaten Temanggung Jawa Tengah
Agung Prawoto
YP Sudaryanto
Diah Setyorini
Daniel Supriyono
Standar dan Sertifikasi
Kesuburan Tanah
Sayuran Organik
Padi Organik
YP. Sudaryanto menjawab:
Pada dasarnya pertanian organik lebih menjanjikan, hanya butuh petani yang berhati tekun, teliti dan punya spirit karena yang dibangun adalah tanahnya dengan bahan organik atau biasa juga disebut organis yang memadai seperti kompos dan pupuk kandang matang agar mikroba tanah berkembang secara alamiah. Pemeliharaan mulsa dan sanitasi dapat membantu proses-proses tersebut. Lahan yang sudah tercemar (karena praktik pertanian konvensional) butuh masa transisi sesuai sejarah lahan. Setidaknya selama setahun prosesnya: bero (3 bulan) - pupuk hijau (3 bulan) - kombinasi sayur kacang-kacangan (6 bulan) baru penerapan kombinasi dan rotasi pola panjang (legume-leaf-fruith-root) dan seterusnya. Pastikan terjadi integrasi dari berbagai jenis sayur, herb, hias dan ternak. Untuk dataran tinggi lebih dari 1000 mdpl sangat cocok untuk jenis tanaman wortel, kentang, brokoli, kapri, spinach bahkan asparagus dan paprika. Semua itu banyak permintaan untuk organik. Untuk ketinggian 700-900 mdpl kurang maksimal untuk jenis tanaman tersebut, tapi lebih sesuai bila jenis tanamannya pakchoi, jagung manis, spinach, caisim, buncis, ubi manis. Untuk ketinggian di bawah 700 mdpl bisa jenis tanaman tomat, cabe jagung, ubi, sayuran biasa seperti bayam, kangkung, slada umumnya bisa tumbuh. Termasuk tanaman buah cocok di dataran dengan ketinggian 500-600 mdpl kecuali alpukat yang bisa tumbuh di dataran lebih tinggi.
ba,.. o c n e M t a m Sela 14 | Edisi 28 / Th. 9 (Mei - Agustus 2012)
Sabirin
Tanaman Tahunan
Toto Himawan
Hama dan Penyakit Tanaman
Redaksi Ahli
Penjaminan Organis |
Penjaminan Komunitas: Bantu Petani Kecil
Adanya pertumbuhan sektor pertanian organik dan meningkatnya permintaan pasar yang semakin luas dengan jarak produsen dan konsumen yang cukup jauh, maka penjaminan atau sertifikasi produk organik sangat diperlukan. Sertifikasi organik merupakan salah satu bentuk penjaminan pasar atas produk organik. Tanpa ada jaminan tersebut, sulit membuktikan kepada konsumen bahwa produk yang akan mereka konsumsi benar-benar produk organik.
Edisi 28 / Th. 9 (Mei - Jun 2012) |
15
|Penja Organ
| Penjaminan Organis
Ragam Ragam Penjaminan Penjaminan Proses penyusunan standar penjaminan organik PAMOR INDONESIA Foto: Dok AOI
Menjamurnya produk organik di pasaran membuat konsumen mulai mempertanyakan jaminan atas produk tersebut. Di pasar domestik, pada umumnya produsen menjamin sendiri produk organiknya (self declaratioan). Ada juga Penjaminan Berbasis Komunitas (PBK) yang di tingkat internasional disebut Participatory Guarantee System (PGS). Penjaminan berbasis komunitas merupakan penjaminan yang melibatkan banyak pihak dalam prosesnya, terutama produsen dan konsumen dalam proses penjaminannya. Selain penjaminan berbasis komunitas ini, bentuk penjaminan lainnya adalah penjaminan pihak pertama, penjaminan pihak kedua, dan penjaminan pihak ketiga. Produsen atau petani yang langsung memasarkan produk organik pada konsumen biasanya menggunakan penjaminan pihak pertama. Caranya cukup dengan pengakuan secara pribadi petani.
pihak ketiga dengan menggunakan bantuan pihak ketiga /eksternal. Pihak eksternal tersebut akan menginspeksi dengan tujuan untuk memastikan bahwa produsen telah patuh pada standar tertentu. Setelah dipastikan bahwa produsen tersebut mematuhi dan produknya diproduksi dengan standar maka pihak ketiga akan mengeluarkan sertifikat sebagai bukti keorganikan. Bermacam penjaminan ini tentu saja punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Penjaminan pihak ketiga mempunyai kelebihan pasar yang mengakuinya memiliki ruang lingkup yang luas. Hingga saat ini pun penjaminan pihak ketiga masih merupakan alat penjualan komoditas lintas negara. Namun menurut Sabastian Saragih penerapan penjaminan pihak ketiga relatif mahal. Sebagai contoh dengan biaya sertifikat katakan 30 juta rupiah, dengan asumsi 10% keuntungan akan dialokasikan untuk sertifikat maka dibutuhkan tingkat kenaikan keuntungan sekitar 300 juta rupiah karena sertifikasi.
adalah 0,2 ha, maka berarti ada 200 petani yang perlu diorganisir. Dan itu sangat sulit, baik dari segi ketersediaan lahan maupun dari segi pengembangan organisasi. Apalagi di masa transisi yang perlu banyak investasi. Kendala lain dari penjaminan pihak ketiga adalah tidak membolehkan proses pendampingan pada petani berbarengan fungsinya dengan penjaminan ini karena akan menyebabkan konflik kepentingan. Sementara itu pada penjaminan komunitas, proses ini dapat dilakukan, sehingga selain proses sertifikasi yang akan diterapkan, membangun pemahaman kepada petani mengenai proses penjaminan juga penting dan dapat memberikan keuntungan. Karena sebenarnya di balik penerapan standar dan penjaminan ada tujuan membangun ekonomi, lingkungan dan sosial pertanian.
Penjaminan Organis Pendamping atau lembaga yang membantu produsen atau petani untuk memasarkan produk organiknya menggunakan penjaminan pihak kedua. Seperti yang banyak dilakukan oleh koperasi – koperasi yang memasarkan produk anggotannya. Produsen atau petani organik juga bisa mendapatkan penjaminan
16 | Edisi 28 / Th. 9 (Mei - Agustus 2012)
Misalnya dalam kasus beras, jika kenaikan harga beras karena sertifikat sebesar Rp.1000,-/kg maka perlu produksi 300 ton beras atau setara 600 ton padi per tahun. Jika per tahun petani bisa panen 15 ton padi maka diperlukan 40 hektar lahan. Jika rata-rata kepemilikan lahan petani
PBK merupakan penjaminan yang melibatkan banyak pihak dalam prosesnya. Mulai dari penyusunan standarnya termasuk kaidah dasar penjaminan ini. Di banyak negara sudah mengakui penjaminan berbasis komunitas sehingga produk yang mendapatkan penjaminan ini dapat dijual di pasar nasional. Biaya penjaminan ini juga lebih murah dan terjangkau karena tidak melibatkan pihak eksternal dalam proses penjaminannya. Saat ini di Indonesia
aminan nis
n
Penjaminan Organis |
Biaya Biaya Sertifikasi Sertifikasi Produk organik berlabel PAMOR INDONESIA Foto: Dok AOI
masih dalam upaya agar pemerintah mengakui penjaminan berbasis komunitas. Selain PBK, biaya penjaminan pihak pertama dan kedua juga tidak mahal, karena tidak melibatkan pihak eksternal dalam proses penjaminannya. Selain itu konsumen bisa melihat langsung bagaimana produsen menjalankan budidayanya. Kedua penjaminan ini bisa digunakan untuk pemasaran produk organik di tingkat lokal, belum bisa dijual di tingkat nasional maupun internasional. Ketiga jenis penjaminan dibanding penjaminan pihak ketiga memiliki perbedaan dalam kesederhanaan dokumennya. Kekuatan lainya adalah mekanisme yang dibangun sesuai dengan konteks lokal setempat. Aktivitas penjaminan tidak hanya dimiliki segelintir orang yang memerlukan. Semisal dalam penjaminan pihak ketiga, perusahaan yang membutuhkan bisa mengintervensi sertifikasi. Petani yang terlibat didalamnya tidak benarbenar mengerti apa yang mereka lakukan. Sedangkan pada proses penjaminan berbasis komunitas semangat untuk membangun kegiatan penjaminan (sertifikasi) menjadi kegiatan bersama adalah yang utama.
Satu hal yang tak lepas dari sertifikasi atau penjaminan pihak ketiga adalah biaya yang cukup memberatkan petani organik kecil. Di Indonesia, biaya penjaminan pihak ketiga berkisar Rp. 25-35 juta per sertifikasi. Setiap tahunnya ada pengecekan tentang pelaksanaan budidaya produsen, maka harganya akan meningkat 2 kali lipat jika ingin mendapatkan sertifikat Eropa, Jepang dan Amerika Serikat. Biaya sertifikasi pihak ketiga meliputi registrasi (pendaftaran awal), inspeksi (termasuk persiapan dan inspeksi lapangan dan pembuatan laporan inspeksi, waktu perjalanan dan sertifikasi (nasional dan internasional memiliki tarif yang berbeda). Dari beberapa pengalaman, komponen terbesar pada biaya penjaminan pihak ketiga adalah biaya inspeksi (meliputi persiapan inspeksi, inspeksi lapangan, dan pembuatan laporan inspeksi). Berbeda dengan penjaminan berbasis komunitas. Bisa dikatakan biaya untuk proses penjaminan ini hampir tidak ada, karena praktik penjaminannya dilakukan bersama dengan pihak yang terkait dengan produksi dan konsumsi produk organik. Semua proses penjaminan dilakukan bersama oleh sekelompok orang yang menyatakan diri terlibat dalam penjaminan ini. Sehingga komponen biaya untuk membayar
keterlibatan pihak luar bisa ditekan. Jika pun ada biaya hanya untuk biaya administrasi saja. Demikian juga dengan penjaminan pihak pertama dan kedua yang dari sisi biaya tidak mahal. Saat ini fakta petani organik skala kecil yang menjalankan budidaya secara berkelompok dalam jumlah terbatas, banyak sekali jumlahnya. Mereka sudah mengembangkan PBK sejak lama, sebut saja BSB Agatho dan Koperasi Serba Usaha (KSU) Lestari di Jawa Barat, Koperasi SAHANI dan SPTN-HPS di Yogyakarta, Pasar Tani dan APPOLI-LSKBB-Gita Pertiwi di Jawa Tengah, Wehasta dan Brenjonk di Jawa Timur, JAPPSA di Sumatra Utara, BOA di Bali dan masih banyak lagi. Survey Aliansi Organis Indonesia (AOI) menunjukkan jutaan petani organik di Indonesia menjalankan dan merasakan manfaat penjaminan komunitas ini dan kecenderungan ini bahkan terus meningkat. Saat ini AOI tengah mengembangkan PBK yang dinamai PAMOR Indonesia. (*) Penulis: Sucipto K. Saputro dan Lidya Inawati Sekretariat PAMOR INDONESIA Jl Kamper Blok M No. 1 Budi Agung - Bogor 161265 INDONESIA Phone / Fax : +62 251 8316294 Edisi 28 / Th. 9 (Mei - Agustus 2012) | 17
| Profil
/// Donna Agnesia:
Konsumsi Organik Untuk Jaga Kesehatan Keluarga Donna Agnesia: Konsumsi Organik Untuk Jaga Kesehatan Keluarga Kesehatan sangatlah penting dan paling berharga dalam hidup ini. Tanpa kesehatan kita tak akan mampu menjalani aktivitas sehari-hari dengan lancar. Begitupun kesehatan keluarga kita. Bila ada anggota keluarga kita yang sakit tentu saja kita akan sedih dan repot. Tak heran bila kita harus menjaga kesehatan diri dan keluarga.
18 | Edisi 28 / Th. 9 (Mei - Agustus 2012)
Profil | Salah satu hal terpenting untuk menjaga kesehatan adalah dengan mengontrol menu makanan kita. Sebagai bahan asupan untuk tubuh kita, makanan sangat penting dalam menentukan kualitas kesehatan. Apakah makanan itu cukup mengandung nutrisi yang seimbang untuk tubuh dan apakah makanan itu cukup steril dari bahan-bahan yang berbahaya untuk tubuh? Tubuh mampu mencegah berbagai penyakit melalui mekanisme pertahanan tubuh. Mencegah penyakit dengan cara meningkatkan sistem pertahanan tubuh merupakan salah satu cara untuk menolong diri sendiri. Makanan yang cukup gizi, baik dan seimbang serta alami merupakan salah satu pilihan yang dapat diandalkan dalam menjaga kesehatan tubuh. Inilah yang menjadi alasan bagi sebagian besar konsumen organik termasuk Donna Agnesia (33), seorang model dan bintang iklan papan atas di negeri ini. Semangat Donna mengkonsumsi makanan yang sehat untuk tubuh ini semakin bertambah setelah menikah dan berkeluarga. Istri dari aktor Darius Sinatria ini menyadari pentingnya asupan makanan yang sehat dan berkualitas untuk keluarganya. Sebagai seorang ibu rumah tangga, Donna juga berupaya memenuhi kewajibannya untuk menghadirkan makanan sehat ini. “Saya selalu ingin memilih menu makanan yang kualitasnya bagus karena akan mempunyai dampak yang baik juga untuk tubuh,” ungkap Donna. “Kombinasi antara makanan yang sehat dengan olahraga sangat penting untuk menjaga kebugaran tubuh. Terutama bagi saya yang aktif di modeling dan tentu saja terbaik untuk anak-anak saya,” lanjutnya. Tak salah jika pilihan Donna jatuh ke makanan organik. Terlebih dorongan dari sang suami yang untuk selalu memperhatikan masalah kesehatan mulai dari menu makanan dan kebiasaan sehari-hari. Karenanya Donna semakin terpacu untuk mengkonsumsi makanan organik yang lebih menyehatkan tubuh ini.
Bagi pasangan artis ini, makanan organik mempunyai banyak manfaat untuk tubuh. Bila sebelumnya Donna hanya mendapat rekomendasi dari Bude Darius Sinatria yang aktif di kegiatan pertanian organik di Bina Sarana Bhakti bahwa makanan organik terutama jenis beras merah mempunyai manfaat untuk tubuh, kini setelah mengkonsumsinya, Darius dan Donna bisa membuktikannya sendiri. Selain bisa memenuhi nutrisi tubuh, makanan organik bisa meningkatkan daya tahan tubuh dari penyakit dan menu diet terbaik untuk bisa mengembalikan bentuk tubuh menjadi ideal. Meski menu makanannya belum 100% organik, Donna mengaku sangat merasakan manfaat ini. Setelah mengkonsumsi organik kondisi tubuhnya, anakanak dan suaminya jadi lebih fit dan tidak gampang sakit.
Lebih Mudah Didapat Beberapa jenis makanan organik pilihan Donna Agnesia dan Darius Sinatria adalah beras merah dan bermacam sayur-sayuran organik (brokoli dan wortel) untuk ketiga anaknya, Sabrina, Lionel dan Diego. Selain itu ada telur, kaldu, garam, gula dan bermacam produk organik lainnya. “Saat ini lebih mudah mendapatkan produk organik di pasar modern. Beda dengan dulu yang masih jarang produk organik di pasar modern,” ungkap perempuan berparas cantik ini. Selama ini Donna membeli produk organik di pasar modern yang terletak di kawasan tempat tinggalnya, BSD, Tangerang. Selain itu juga memesan langsung dari rekan sesama artis Melly Manuhutu yang aktif menyediakan dan menjual produk organik di outletnya. Hampir tiga hari sekali Donna belanja produk organik di pasar modern atau outlet organik. Baik sendiri maupun ditemani sang Mama, Donna tak segan belanja
produk organik di pasar modern. Yang terpenting pasar ini bersih dan bisa menjaga kualitas produk organik yang dicarinya. Bagi Donna, selain tempat yang bersih, yang lebih utama menjaga kualitas produk organik adalah bagaimana cara membersihkan dan menyimpannya. “Biasanya saya menyetok dan menyimpan produk organik ini tidak lama dari tiga hari. Setiap sayur dan buah punya ketahanan yang terbatas jadi tidak bisa disimpan lama-lama. Harus segera dimasak dan dimakan. Terlebih lagi produk organik yang tidak menggunakan bahan-bahan kimia dimana ulat menyukainya,” jelas Donna.
Harga Sesuai Manfaat Soal harga produk organik yang lebih mahal ketimbang produk non organik, Donna tidak mempersalahkan. Donna menyadari produk organik memerlukan perawatan yang lebih sulit dan hati-hati karena tidak menggunakan pupuk dan pestisida kimia sintetis. Dengan menggunakan pupuk dan pestisida organik, petani juga memerlukan ketrampilan dan ketekunan yang lebih tinggi. Sehingga layak mendapat nilai dan harga yang lebih tinggi. “Harga produk organik yang lebih mahal sudah sesuai dengan manfaatnya bagi hidup lebih baik yang berharga juga,” tegas Donna. “Yang terpenting harganya masih wajar dan konsumen bisa menjangkaunya,” tambahnya. Selain itu harga yang lebih mahal secara tidak langsung bisa memberi penghargaan bagi petani yang telah menjaga lingkungan hidup pertaniannya. Dengan melakukan praktik pertanian organik yang tidak menggunakan bahan-bahan kimia sintetis, petani mencegah terjadinya kerusakan lingkungan hidup. Seperti diketahui bersama bahwa bahan-bahan kimia sintetis di lahan pertanian ini bisa mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup seperti lahan pertanian, keragaman hayati, air, dan sekitarnya.
Edisi 28 / Th. 9 (Mei - Agustus 2012) |
19
| Profil
Informasi Ditingkatkan Banyaknya manfaat dari produk organik, baik langsung untuk ketahanan tubuh yang lebih baik maupun tidak langsung untuk lingkungan petani yang lebih baik tersebut tak serta merta menyadarkan semua konsumen beralih ke menu organik. Sebagai public figure, model dengan tubuh jenjang ini menyadari kenyataan itu. Saat ini konsumen organik masih terbatas di kalangan tertentu. Semuanya bukan karena harganya yang lebih mahal melainkan pengetahuan dan kesadaran konsumen yang belum ada akan manfaat produk organik, maupun masih terbatasnya stok produk organik di kota tertentu. Ini karena informasi organik yang masih kurang, masih terbatas di kota-kota besar dan belum menjangkau pedesaan. Selain itu juga tergantung dari pilihan dan
pendapat masing-masing konsumen ingin memilih organik atau tidak. Menurutnya sah-sah saja bagaimana pilihan konsumen. “Apakah konsumen memilih organik untuk manfaat jangka panjang kesehatan tubuh atau tidak, setiap konsumen mempunyai pilihan dan pendapatnya sendiri sesuai kemampuannya,� lanjut Donna. Namun menurutnya tidak menutup kemungkinan bagi konsumen ini beralih ke organik melalui upaya penyadaran dan sosialisasi pemerintah dan para pihak terkait. Ketersediaan informasi dan teknologi harus bisa menjangkau semua lapisan masyarakat baik di perkotaan maupun pedesaan, baik dalam bentuk online, elektronik dan media cetak. (*) Dhona Agnesia & si buah hatinya Foto: google.com
20 | Edisi 28 / Th. 9 (Mei - Agustus 2012)
Agribisnis |
///Jurus Jitu Bisnis Sosial
di Produk Organik
“Pada tahun-tahun awal merintis bisnis, yang terpenting cash flow dapat berjalan dan pelaku bisnis dapat setidaknya makan dari berbisnis, lupakan keinginan untuk meraup profit yang tinggi. Jangan berpikir “short cut” untuk menjadi entrepreneur, it takes times! Dengan adanya branding dan pendekatan yang tepat untuk meraih konsumen, one day the world is yours” – Rhenald Kasali Kewirausahaan sosial menjadi fenomena yang sangat menarik saat ini karena perbedaannya dengan kewirausahaan tradisional yang hanya fokus terhadap keuntungan materi dan kepuasan pelanggan, serta signifikansinya terhadap kehidupan masyarakat. Kewirausahaan sosial melihat masalah sebagai peluang untuk membentuk sebuah model bisnis baru yang bermanfaat bagi pemberdayaan masyarakat sekitar.
kebaruan yang dikreasikan dalam memberikan dampak terhadap kehidupan sosial masyarakat. Awalnya kewirausahaan sosial ditujukan sebagai kegiatan nirlaba dimana praktikpraktik yang dilaksanakan hanya bertujuan untuk perubahan sosial di masyarakat. Tetapi, inovasi yang muncul dari kewirausahaan sosial justru menumbuhkan hasil ekonomi sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kewirausahaan sosial mampu menciptakan inovasi sosial yang diukur dari seberapa besar unsur
Perilaku manusia selalu didorong motif ekonomi. Dengan mendapat hasil ekonomi, manusia akan terpacu dan
terus memelihara usahanya. Peran sosial tercapai, kemiskinan bisa diatasi, dan keberlanjutan (sustainability) kegiatan lebih terjamin. Meski begitu, kewirausahaan sosial masih tetap mempertimbangkan untung rugi layaknya bisnis pada umumnya. Prinsip-prinsip ekonomi seperti efisiensi pendanaan juga diterapkan. Kewirausahaan sosial sangat berhubungan dengan sosial ekonomi. Ada empat elemen dalam sosial entreprise ini, yang pertama adanya misi sosial dari bisnis yang dijalankan, adanya sistem yang terstruktur mulai dari Edisi 28 / Th. 9 (Mei - Agustus 2012) |
21
| Agribisnis pengambilan keputusan hingga pengawasan, adanya pasar untuk penjualan, dan adanya distribusi yang jelas mengenai keuntungan yang didapatkan. Menurut Rhenald Kasali, pakar bisnis ternama, kewirausahaan sosial sejatinya adalah cara melatih kepekaan untuk berbagi terhadap sesama. “Kaya adalah akibat, bukan tujuan. Kaya adalah hasil dari kerja keras kita. Dalam kewirausahaan sosial, tidak hanya orang kaya yang bisa berbagi. Disini, orang miskin pun bisa berbagi,” jelas Rhenald.
Bisnis & B
Bagi Renald, tidak ada jalan pintas dalam mengembangkan wirausaha. Suatu brand produk ada setelah ada investasi. Untuk menjadi besar harus membangun sistem dengan investasi mulai dari awal. Begitu pun dalam agribisnis. Pelaku bisnis harus mampu melihat pergeseran yang terjadi pada konsumen untuk memenangkan persaingan bisnis. Perilaku konsumen mengalami perubahan cepat. Perubahan ini, menuntut pelaku bisnis untuk beradaptasi agar dapat memenangkan hati konsumen. “Pelaku bisnis harus dapat melakukan komunikasi dengan konsumen,” terang perintis Rumah Perubahan ini. Perkembangan zaman dan teknologi diikuti dengan peningkatan Pendapatan Domestik Bruto yang mengakibatkan pergeseran perilaku konsumen dalam membelanjakan penghasilan mereka, juga mempengaruhi cara mereka dalam memilih barang atau jasa. Pola hidup masyarakat yang semakin sibuk dengan rutinitas keseharian mereka menjadi salah satu faktor yang mendukung pergeseran perilaku konsumen. “Konsumen cenderung lebih kritis dan tidak terburu-buru dalam membeli barang atau menggunakan jasa,” katanya. Ia mengungkapkan, konsumen biasanya akan mencari informasi yang lengkap mengenai barang atau jasa sebelum mereka membeli atau menggunakannya. Konsumen juga membandingkan harga dan kualitas barang atau jasa dari pesaingnya. “Marketing itu bukan ilmu yang dengan mudah dikuasai dalam semalam” tambah Rhenald. Branding yang selama ini telah dikenal setidaknya membutuhkan paling sedikit 2 hingga 5 tahun untuk dapat tertanam di pikiran konsumen.
Suasana penyuluhan herbal Ning Hermanto Foto: Dok AOI
22
|
Edisi 28 / Th. 9 (Mei - Jun 2012)
Ning Hermanto, PT Mahkotadewa Indonesia Foto: google.com
Ning Harmanto, penggiat bisnis herbal yang juga merupakan anggota kelompok tani, dulunya pun masih awam dengan dunia marketing dan bisnis. Titik awal perkenalan Ning dengan herbal, bermula dari keprihatinan terhadap kondisi ibunya yang sedang sakit kronis dan dapat mempertahankan umurnya hingga tiga tahun dengan bantuan mahkota dewa. Tidak hanya itu saja, dengan herbal beliau juga berhasil menyembuhkan dirinya dari tumor payudara.
Agribisnis |
Berbagi_
menempuh cara enterpreunerial dengan cara menunggang pasar. “Organik itu tidak hanya produk namun juga filososofi dan sistem,” ungkap Helianti. Bisnis yang beliau buka dengan payung brand “Javara” ini memang meraup profit untuk bisa tetap sustain di pasaran. Namun, profit yang dia raup juga menguntungkan baik petani dan produsen kecil yang dirangkul juga menguntungkan konsumen. Ia menyadari bahwa untuk memulai bisnis herbal memang bukan hal yang mudah, akan tetapi dengan belajar terus - menerus ditambah dengan kesadaran masyarakat tentang hidup sehat maka produknya semakin laku di pasaran. Usaha yang dirintisnya ini juga dapat dikategorikan sebagai salah satu kewirausahaan sosial, mengingat bahwa pelaksanaannya sangat melibatkan para petani organik. Selain itu dalam hal penentuan harga, Helianti juga tidak mematok harga dengan merugikan para petani.
“Dari sana, saya sadar Indonesia ternyata kaya,” tegas Ning. Ning juga mengutarakan bahwa bisnis tersebut tidak hanya sekedar media mencari untung namun juga berbagi. “Berbisnis dengan memberi akan membuat bisnis kita lebih berkembang,” pungkasnya. Helianti Hilman, pelaku bisnis “Javara” dengan produk slow food-nya pun menuturkan kisah yang serupa dengan Ning. Helianti mengawali kinerjanya sebagai penggerak NGO (Non Government Organisation), namun dia memiliki hambatan utama dengan pasar yang tak percaya modal dari produk sosial dapat berjalan dengan kontinyu dan produk yang dijalankan akan bisa sustainable. Helianti pun lelah dengan banyaknya proposal tanpa realisasi bisnis, sehingga beliau pun mulai
Penentuan harga jual setiap produknya dilakukan bersama-sama dengan mitra yaitu petani. Semua mitra harus membicarakan secara terang-terangan mengenai biaya yang dikeluarkan dan menginginkan untung berapa banyak, sehingga apabila nantinya ada kerugian dapat ditopang bersama-sama. “Apabila pemasaran telah memasuki pasar yang lebih besar dan harga jual lebih mahal, maka keuntungan yang lebih pun akan dibagi secara merata,” tandas Helianti. Saat ini ia sudah menghasilkan ratusan produk dari hasil pertanian yang ditampung langsung dari petani seperti berbagai jenis beras organik dan bumbu masakan organik hingga minyak kelapa. Pasar yang telah ditembus hingga benua Eropa dan Amerika. Ia mengakui bahwa semua produk yang berada dalam merk Javara adalah hasil dari olahan para petani yang bermitra dengan dirinya. “Sebagai seorang mitra, tugas saya mencari informasi mengenai produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat,” kata Helianti.
Rhenald pun mencontohkan gerakan yang beliau rintis dalam “Rumah Perubahan” yang berlandaskan misi bisnis sosial dan tidak mengambil dividen dalam bentuk apapun dari para pelaku yang terlibat. Proses yang dialami pun tak mudah, dibangun dengan jerih payah, namun kini NGO dari luar negeri maupun dalam negeri banyak melirik usaha yang dia rintis tersebut. “Saya mengharapkan mahasiswa kini, tidak hanya bergerak membentuk franchise apalagi dengan gerobak camilan yang justru berhadapan dengan masyarakat kelas bawah,” ujar Rhenald. Mahasiswa justru harusnya menjadi penengah, menjadi kendaraan para pebisnis di tingkat rendah untuk dapat meningkatkan perekonomian mereka. Para petani khususnya memerlukan tangantangan social expertise untuk mengenalkan mereka ke jaringan bisnis yang lebih luas. “Air harus mengalir, bila air tidak mengalir, jadilah dia penuh dengan kuman dan tidak menimbulkan kesejahteraan apa-apa sama seperti dengan rejeki,” ungkap Rhenald. (*)
Rumah Perubahan Jl. Raya Hankam (Samping Gardu Induk PLN Jati Ranggon) Jatimurni, Pondok Melati Bekasi 17431 Jawa Barat Telp: (021) 845 90010 (021) 843 04579 Fax: (021) 845 90211 email: info@rumahperubahan.com
PT. Mahkotadewa Indonesia Ning Hermanto Jalan Gaharu AA1 Jakarta Utara, Jakarta 14230 – Indonesia Telp: +62 – 21 – 43912313 +62 – 21 –4302762 sms: 087882505899 Fax: +62 – 21 – 43938420
JAVARA Helianti Hilman GRAHA BS, JL. Kemang Utara A No. 3 Jakarta Selatan 12730 - Indonesia Telp: +62 21 7183550 Fax: +62 21 7183554
Edisi 28 / Th. 9 (Mei - Agustus 2012) |
23
| Info Organis
Kemeriahan Bogor Organik Fair 2 dan Festival Herbal Indonesia Foto: Dok AOI
24 | Edisi 28 / Th. 9 (Mei - Agustus 2012)
Info Organis |
BOF 2 - FHI, Pasar Organik dan Fairtrade Terbesar di Indonesia Untuk kedua kalinya Bogor Organic Fair 2 dan Festival Herbal Indonesia (BOF 2 & FHI) digelar. Perhelatan akbar ini diadakan di Bogor, Jawa Barat pada 9-10 Juni 2012 dan diselenggarakan atas kerjasama Aliansi Organis Indonesia (AOI), Asosiasi Kewirausahaan Sosial Indonesia (AKSI), Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Pemerintah Kota Bogor.
Dibuka dengan menerbangkan balon udara Foto: Dok AOI
Beberapa produk yang dipamerkan di BOF2 Foto: Dok AOI
“Melalui perhelatan akbar yang merupakan rangkaian kegiatan perayaan Ulang Tahun Kota Bogor yang ke-530, AOI ingin menginformasikan ke masyarakat luas tentang bagaimana hidup sehat, ramah lingkungan dan sosial dengan pertanian dan gaya hidup organik,” jelas Sri Nuryati Ketua BOF 2 - FHI.
mengolah dan mendapatkan keuntungan ekonomi dari usaha produk organik secara fairtrade atau perdagangan yang adil di Indonesia.
Menurutnya, gaya hidup organik tidak hanya menghasilkan pangan yang sehat, tapi juga kualitas hidup petani dan konsumen yang meningkat baik. BOF yang kedua kali ini menyuguhkan produk organik, herbal, informasi, dan ketrampilan yang menghasilkan produk organik dan sehat dari para pakar dan narasumber seluruh Indonesia. Tidak hanya menghasilkan produk yang sehat namun juga bagaimana bisa
“Indonesia harus merubah arah pertaniannya sehingga menjadi produser penting produk pertanian organik di dunia. Simulasi yang dilakukan oleh AOI untuk beberapa produk pertanian perkebunan menunjukkan bahwa kenaikan investasi untuk beralih organik hanyalah sekitar 10% dan setelah 3 tahun kenaikan keuntungan sekitar 50%,” tegas Sabastian Saragih, Presiden AOI yang turut membuka gelaran ini.
Edisi 28 / Th. 9 (Mei - Agustus 2012) 25 |
| Info Organis Namun yang penting menurutnya, kampanye lawan bisnis dengan isu lingkungan dan pelanggaran hak asasi manusia akan terpatahkan jika produk pertanian kita dijual sebagai produk organik, sebab sebuah produk yang disertifikasi sebagai produk organik secara otomatis sudah sesuai dengan standar lingkungan dan standar sosial. BOF diharapkan dapat menjadi pameran tahunan. Apalagi posisi Bogor tepat dijadikan “tempat bertemu” karena berada di tengah antara lokasi produsen organik, yang rata-rata berada di kawasan Puncak Bogor dan konsumen organik
yang sebagian besar berada di Jakarta dan di kota Bogor. Gelaran akbar ini dimeriahkan oleh 35 stand peserta dan 10 food festival. Selain bazaar aneka produk organik, informasi dan produk herbal, ada banyak side event seperti talk show, seminar, workshop, berbagai lomba organik dan herbal digelar disana. Berbagai pihak pelaku dan pemerhati organik juga menyemarakkan side event ini, seperti Fadly Padi, Bibong Widyarti, dr. Rini Damayanti, Rizal Akbar dari Proecosystem, Sandiaga F. Uno, Ning Harmanto dari AKSI, Putri Aisyah dari Yayasan Kehati, Sisyantoko dari Wehasta, Andoyo Wurjanto dari ITB, Setiyo dari Indonesia Berkebun dan lain-lain. (*)
Gaya Hidup Organik, Cara Mudah untuk Sehat ingin mengembalikan fungsi ekologi di seputar rumahnya. Apa yang dilakukan Fadly Padi sebagai publik figure ini, bisa menjadi contoh bagi masyarakat untuk melakukan hal yang sama. Dengan melihat contoh dan mengetahui manfaatnya untuk diri sendiri, lalu juga ber-efek baik untuk lingkungan, biasanya masyarakat akan tergugah dan melakukannya juga.
- FHI Talkshow Gaya Hidup Organik di BOF2 Foto: Dok AOI
Gaya hidup organik perlu diketahui lebih banyak orang karena manfaatnya untuk tubuh. Tanpa menggurui atau mengajari tapi bisa lebih menggugah. Melalui berbagai media sosial yang saat ini telah berkembang, orang-orang yang telah melakukan gaya hidup organik bisa menyebarkan kegiatannya.
Banyak hal yang bisa dilakukan untuk hidup sehat sekaligus menjaga lingkungan. Gaya hidup organik adalah salah satu cara yang bisa dipilih. “Seperti saya yang waktu kecil hanya melihat orang tua bertani, sekarang bisa melakukannya sendiri juga. Setiap minggu saya mengajak anak-anak menanam agar mulai dari kecil bisa melakukan dari diri sendiri,” kata Fadly Padi saat Talkshow Gaya Hidup Organik di BOF 2 – FHI yang digelar di Bogor. 26 | Edisi 28 / Th. 9 (Mei - Agustus 2012)
“Saat ini orang-orang mencari gaya hidup yang green dan organik bisa ke fashion, musik dan lain-lain. Maka fungsi public figure seperti Fadly Padi sebagai musisi sangat penting. Orang-orang akan berpikir, artis saja melakukan, maka saya juga akan melakukan,” kata Rizal dari Proecosystem Jakarta.
“Intinya saya cinta gaya hidup organik dan keluarga saya cinta organik, tahu yang dimakan dan ditanam, lebih banyak berbuat daripada bicara,” lanjut Fadly.
Hal yang sama dikatakan oleh dr. Rini Damayanti, seorang dokter yang peduli dengan organik. “ Jadilah contoh, saya dobrak dengan segala cara agar orangorang mengikuti pola hidup sehat secara alami dan organik,” kata dokter yang tinggal di Bandung ini.
Sebagai kepala rumah tangga, Fadly ingin tahu yang dikonsumsi keluarganya. Untuk memastikan apa yang dimakan keluarganya, Fadly menanam sendiri di lahan seputar rumahnya yang seluas 150 m2. Dengan melakukan pertanian terpadu di lahan rumahnya ini, Fadly
Bergaya hidup sehat secara alami merupakan cara termurah untuk menjadi sehat fisik, mental rohani maupun sosial. Lima cara untuk dipraktikkan dalam kehidupan seharihari antara lain: berpola pikir positif serta menghindari stres dengan baik, makan
Info Organis | yang baik dan benar, olah raga rutin dan teratur, cukup mendapatkan udara segar dan sinar matahari, memelihara sistem pembuangan tubuh secara teratur dan baik. Menurut dr. Rini, makan yang baik dan benar menghindarkan kita dari malnutrisi yang merupakan awal dari berbagai penyakit. Seorang ibu RT juga dituntut untuk menjadi seorang dokter keluarga, karena melalui tangan, karya dan idenya akan dapat tercipta sebuah keluarga yang harmonis, sehat dan sejahtera. Seorang ibu harus
mengetahui dan memahami betul bahwa makanan adalah dasar kesehatan kita dan makanan adalah obat yang terbaik bagi tubuh kita. Lalu makanan bagaimanakah yang disebut makanan yang sehat dan alami yang dapat membuat kita sehat dan dapat menjadi obat bagi tubuh kita? Makanan yang sehat adalah bahan makanan yang terbebas dari pencemaran (polluted free food) yang hanya dapat kita peroleh dari suatu sistem pertanian organik yaitu suatu sistem pertanian yang menghasilkan
bahan makanan sehat, bebas dari pencemaran dan terbebas dari input luar terutama yang bersifat kimiawi, Dan karena tidak ada input kimiawi, maka tidak ada atau sangat sedikit proses pengasaman tubuh. Bertani organik juga dapat dikerjakan di rumah pada luasan lahan yang terbatas dan berguna untuk menghasilkan bahan makanan sehari-hari. Dengan bertani organik juga dapat menghilangkan stres, mendapatkan sinar matahari serta berolah raga setiap harinya.(*)
Nonton Bareng - “Bisa Dhewek” petani bisa sejahtera karena menghemat biaya produksi dan meningkatkan hasil panen. Peran pengajar juga cukup penting, selain mengajarkan ilmu pertanian yang bisa diterapkan oleh mahasiswanya, lembaga pendidikan juga bisa melakukan upaya pendampingan kepada petani untuk berorganik seperti yang diterapkan oleh Universitas Djuanda Bogor (UNIDA).
Suasana nonton bareng pre event BOF 2 - FHI Foto: Dok AOI
“Bisa Dhewek” menceritakan bagaimana petani yang nota bene tak pernah ‘makan’ bangku pendidikan ternyata mampu membuat benih (padi). Melalui kegiatan Sekolah Lapang, tukar menukar informasi dan bermacam upaya yang dilakukan secara tekun, rajin dan ulet, petani bisa mendapatkan benih, pupuk dan pestisida organik sendiri. Ini nampak dari petani yang mampu menyilangkan benih dan mendapatkan varietas baru. Itulah benang merah film “Bisa Dewek” atau “(We Can Do It Ourselves)”.
“Jadi pendapat bahwa yang bisa menyilangkan benih hanya orang pintar itu tidak benar. Ternyata dengan ketekunan, kerajinan dan keuletan, petani bisa menyilangkan benih sendiri,” kata Gandhi Bayu dari KSU Lestari yang selama ini mendampingi petani organik di Cijulang, Bogor, Jawa Barat. Dengan mengadakan benih, pupuk dan pestisida organik sendiri petani bisa menghemat biaya produksi. Petani juga bisa melakukan perlindungan varietas tanaman unggul yang selama ini tergantung pada industri benih. Harapannya
Menurut Nur Rochman, salah seorang pengajar di UNIDA, hasil panen pertanian organik dengan metode SRI terbukti bisa meningkatkan produksi. Dengan menggunakan air irigasi yang sedikit, bibit yang telah adaptif, penanaman bibit yang cukup satu untuk satu lubang tanam, hasil panen padi bisa melimpah dan pendapatan petani pun bisa meningkat. Tak hanya itu, petani juga bisa mengkonsumsi produk organik sehat yang dihasilkannya. Ini karena, kunci pertanian organik mengutamakan kebutuhan keluarganya terlebih dahulu, baru menjual sisa hasil panennya. Bagi Nur Rochman, penyadaran akan pentingnya pertanian dan gaya hidup organik harus dilakukan secara berkelanjutan dengan menggunakan berbagai media seperti film, tulisan, pameran, talk show dan sebagainya. (*)
Edisi 28 / Th. 9 (Mei - Agustus 2012) | 27
| Bijak di Rumah
BahanPencuci Ramah Lingkungan Deterjen merupakan limbah rumah tangga yang paling potensial mencemari air. Saat ini hampir setiap rumah tangga menggunakan deterjen, padahal limbah deterjen sangat sukar diuraikan oleh bakteri, sehingga tetap aktif untuk jangka waktu yang lama.
28 | Edisi 28 / Th. 9 (Mei - Agustus 2012)
Bijak di Rumah |
VS Lerak
Melihat dampak penggunaan detergen yang sulit terurai oleh bakteri dan mencemari air, maka penggunaannya selayaknya dikurangi. Dengan memanfaatkan produk-produk alami yang berfungsi sama dengan detergen, maka pencemaran air bisa dihindarkan. Salah satunya adalah dengan menggunakan lerak. Biji lerak mengandung saponin, suatu alkaloid beracun. Saponin inilah yang menghasilkan busa dan berfungsi sebagai bahan pencuci, dan dapat pula dimanfaatkan sebagai pembersih berbagai peralatan dapur, lantai, bahkan memandikan dan membersihkan binatang peliharaan. Kandungan racun biji lerak juga berpotensi sebagai insektisida. Kulit buah lerak dapat digunakan sebagai pembersih wajah untuk mengurangi jerawat dan kudis. Selain memanfaatkan lerak, ada beberapa bahan pencuci atau pembersih dari bahan yang ramah lingkungan lainnya. Berikut ini bahan-bahan yang diperlukan dalam membuat pembersih yang lebih aman menurut Karyn Siegel-Maier, penulis buku The Naturally Clean Home: 150 Super-Easy Herbal Formulas for Green Cleaning (http://www.rodale.com/green-cleaning-kit):
Cuka
Bahan ini merupakan solusi sederhana karena hanya dengan 5 persen asam asetat yang dikandung cuka putih maka bisa membunuh sejumlah strain bakteri, termasuk E. coli. Bahan ini juga efektif untuk membunuh berbagai jenis jamur.
Minyak Esensial Murni
Minyak esensial seperti kemangi, rosemary, thyme, jeruk manis dan teh dapat membantu membasmi kuman sekaligus memberikan aroma alami yang menyegarkan.
Jus Lemon
Borax
Washing Soda/ Soda Ash
Castile Soap
Baking Soda
Saus Tartar
Bahan pembersih dan pengangkat kotoran alami yang bersifat antimikroba
Sabun berbahan minyak zaitun yang dinamakan sesuai daerah asalnya yaitu Castile di Spanyol. Sabun ini biasa ditemukan di berbagai toko bahan makanan alami.
Gunakan sebagai pembersih peralatan rumah tangga yang berminyak. Bahan ini juga bisa menyerap dan menghilangkan bau tak sedap dari peralatan tersebut.
Bahan ini luar biasa untuk alat rumah tangga atau bagian rumah yang harus dibersihkan dengan digosok seperti ubin kamar mandi
Kekuatan pembersihnya terletak dari bahan dasarnya yaitu sodium karbonat. Anda bisa menjumpainya di rak produk laundry di supermarket favorit Anda.
Campurkan dengan air dan cuka putih untuk melawan noda. Carilah dalam bentuk bubuk di toko langganan Anda.
Edisi 28 / Th. 9 (Mei - Agustus 2012) | 29
| Ragam
n Pangan Organik Seminar Pengolaha I photo by: Dok AO
di BOF2 - FHI
k i n a g r O n a h a l O n a g n a P l a n Menge di kalangan para ih menjadi polemik as m a ny alah negara pa ru k ni yang notabene ad sia ne Produk pangan orga do In . sia ne olahan di Indo nggal dibandingkan pengusaha pangan an, masih jauh terti ng pa h, an am ag ar ek an ta Sabastian Saragi yang kaya akan ke India, demikian ka n da rbal d an He l ail va Th sti rti Fe pe 2 (BOF2) dan ir Fa c ni negara tetangga se ga Or r go ah acara di Bo Presiden AOI di sebu Ja r, wa Barat. Indonesia di Bogo engamini bahwa s Pertanian juga m na Di ri da ni, ha Ro an, Anjar hingga banyak diisi Senada dengan Basti olahan di Indonesia masih terbatas, se nik produk pangan orga impor. akan n ha ola uk ususnya bagi petern od pr an deng han terbuka luas, kh ola nik ga or an ng Pangsa pasar pa jarang diminati. organik yang masih a nik yang diantarany h pasar produk orga n ole da i an ap liti ad ne dih pe ng n, ya ala n Beberapa tantanga knologi, wawasan akan pasar, permod naga, hingga te i te adalah keterbatasan onisasi standar, jumlah dan kompetens rm ha , an pengembang . an dan pengawasan rendahnya pembina organik adalah: ndung di pertanian rka te ng ya ing nt Empat prinsip pe yang harus 3. prinsip keadilan s ru ha an kan hubungan ng ar de as n ngun berd ba di 1. prinsip kesehata n ka at gk adanya kejujuran dan menin yang memastikan mempertahankan , an m na ta n an lingkungan sehata dan keadilan deng kesuburan tanah, ke bagai sesuatu pan dan ia se dan peluang kehidu um um hewan, dan manus dapat dipisahyang utuh dan tak pisah. gan/kepedulian 4. prinsip perlindun k harus n ka ta ya en ni m ga ng yaitu pertanian or 2. prinsip Ekologi ya nik harus ng penuh ya ra ga ca kelola dalam di bahwa pertanian or n bertanggung siklus da kehati-hatian dan berdasarkan kepada dup, bekerja ungi kesehatan hi jwab untuk melind sistem ekologi yang uinya dan generasi dan pa dan kesejahteraan dengannya, melam hankannya. dan masa ng ra rta ka lingkungan se membantu mempe datang.
30 | Edisi 28 / Th. 9 (Mei - Agustus 2012)
Salah satu produk organik berlabel PAMOR INDONESIA Foto: Dok AOI
“Dengan menjaga integritas keorganikan sejak pemanenan sampai siap dikonsumsi, produk pangan yang dibuat dan diolah dari bahan organik dapat diklaim sebagai pangan olahan organik,” ungkap Ahmad Sulaeman, salah seorang Guru Besar IPB. Agar klaim dapat dinyatakan dalam label, penanganan harus mengikuti caracara yang baik sesuai dengan SNI dan peraturan BPOM terkait pangan olahan organik dan disertifikasi. Hal ini memerlukan tingkat kejujuran yang tinggi dan itikad baik dari produsen agar terbangun kepercayaan dari konsumen, tambahnya. Sementara itu, untuk memperoleh klaim sebagai pangan organik, produk yang diklaim harus dibuktikan dengan sertifikat organik yang diterbitkan oleh Lembaga Sertifikasi yang terakreditasi atau terverifikasi oleh Otoritas Kompeten di Indonesia. Untuk produk pangan yang akan dimasukkan ke dalam wilayah Indonesia (impor) sertifikat diterbitkan oleh Lembaga Sertifikasi yang terakreditasi dan disahkan oleh Otoritas Kompeten di negara asal. Sertifikat organik dari luar negeri juga harus terlebih dulu mendapatkan jaminan rekomendasi keabsahan dari Departemen Pertanian selaku
Otoritas Kompeten Pangan Organik. Pangan olahan organik harus mengandung bahan pangan organik sekurang-kurangnya 95% dari total berat atau volume, tidak termasuk air dan garam. Bahan pangan non organik yang digunakan dalam pangan olahan organik sebanyakbanyaknya 5 % dari total berat atau volume, tidak termasuk air dan garam. ”Air dan garam yang dimaksud merupakan air dan garam yang ditambahkan selama proses pengolahan pangan,” kata Yusra Egayanti dari Badan POM. Selain itu, bahan pangan organik yang digunakan dalam pangan olahan organik bukan merupakan campuran bahan pangan organik dan non organik yang sejenis. Bahan tambahan pangan dan/atau bahan lain yang boleh digunakan hanya yang diizinkan untuk pangan olahan organik. Bahan baku, bahan tambahan pangan, bahan lain dan pangan olahan organik juga tidak boleh mendapat perlakuan iradiasi dan tidak boleh berasal dari produk rekayasa genetika. Sementara itu Ning Harmanto yang juga adalah penggiat bisnis herbal, membagi tips bagaimana meningkatkan daya jual produk
melalui keyakinannya bahwa produk atau jasa yang ia geluti kini akan dibutuhkan masyarakat terus menerus, selain itu produk yang dihasilkan harus memiliki ijin maupun legalitas resmi, inovatif dan berkualitas. Yang juga penting adalah adanya promosi baik on-line maupun off-line. “Kelemahan petani di Indonesia, membuat hasil pertanian dengan bagus namun jarang mengolah hasil pertaniannya menjadi produk yang baik,” ungkapnya. Tak salah Ning Harmato menyebut hal tersebut, dia yang awalnya anggota kelompok tani yang masih awam, tak malu belajar dari yang ahli. Hingga usaha yang dia rintis dari bawah pun kini telah mengantongi berbagai persyaratan meliputi GMP, HACCP, klaim merek dari BPOM, hingga tak sulit bagi Ning untuk meraih kepercayaan masyarakat. Dengan prinsip bisnis yang terjaga, wawasan yang luas dan inovatif, pengolahan pangan organik yang tepat hingga klaim produk dan sertifikasi yang benar, mari kita bangun dan usahakan petani pangan organik untuk menjadi raja di negerinya sendiri! (*)
Edisi 28 / Th. 9 (Mei - Agustus 2012) | 31