Sop konservasi tanah dan air di areal penebangan

Page 1

STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR (SOP)

PT. ARFAK INDRA Kantor Pusat : Wisma Nugraha Lt. 4 Jl. Raden Saleh No. 6 Jakarta Pusat Telepon (021)31904328 Fax (021)31904329 Kantor Perwakilan : Jl Yos Sudarso No.88 Fakfak Papua Barat Indonesia Telepon (0956)22854


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KONSERVASI TANAH DAN AIR DI AREAL PENEBANGAN

I.

No. Dok. Revisi

: SOP-0508 : -

Terbit

: 19/11/2011

PENGERTIAN a. Konservasi tanah adalah upaya memperbaiki dan meningkatkan daya guna tanah sesuai dengan peruntukannya. b. Areal penebangan adalah bagian dari areal pengusahaan hutan yang dilakukan penebangan menurut ketentuan yang berlaku, baik letak lokasinya maupun teknisnya. c. Jalan hutan adalah sarana angkutan yang diperlukan untuk mengangkut kayu/hasil hutan ke (TPn/TPk) atau ke tempat pengolahan hasil hutan (industri). d. Jalan utama adalah jalan hutan yang dapat dipergunakan untuk kegiatan pengusahaan hutan selama 5-20 tahun secara terus menerus. e. Jalan cabang adalah jalan yang dapat dipergunakan untuk kegiatan pengusahaan selama 1-5 tahun secara terus menerus. f.

Jalan sarad adalah jalan hutan yang dapat dipergunakan untuk kegiatan penyaradan kayu bulat selama 1 tahun secara terus menerus.

g. Kawasan resapan air adalah kawasan yang dapat meresapkan dan menyimpan air ke dalam tanah sehingga menambah cadangan air tanah dan tidak terbuang menjadi aliran permukaan yang membahayakan (banjir).

II.

TUJUAN DAN SASARAN Untuk pedoman tata cara kerja pada tahapan pelaksanaan konservasi tanah dan air di areal penebangan.

III.

DASAR DAN ACUAN Keputusan Direktur Jenderal Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan Nomor : 028/Kpts/V/1994 tentang Pedoman Teknis Konservasi Tanah di Areal Pengusahaan Hutan.

IV.

PENANGGUNG JAWAB a. Direktur Direktur bertanggung jawab atas segala hal yang berlangsung diperusahaan, khususnya bagian manajerial perusahaan. b. Camp Manager Camp Manager bertanggung jawab atas kebenaran pelaksanaan dan hasil pekerjaan yang dilakukan di lapangan. c. Kepala Bagian Kelola Lingkungan & SCR


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KONSERVASI TANAH DAN AIR DI AREAL PENEBANGAN

No. Dok. Revisi

: SOP-0508 : -

Terbit

: 19/11/2011

Kepala Bagian Kelola Lingkungan & SCR bertanggung jawab atas kebenaran proses pengolahan dan pelaporan data. d. Kepala Seksi Kelola Lingkungan Kepala Seksi Kelola Lingkungan dibawah Kepala Bagian Kelola Lingkungan & SCR bertanggung jawab atas monitoring dan pengelolaan pelaksanaan pekerjaan di lapangan sampai dengan proses pelaporan.

V.

MASUKAN YANG DIBUTUHKAN a. Sebelum kegiatan penebangan dilakukan, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam rangka mencegah terjadinya degradasi lahan dan hutan adalah mempertahankan kawasankawasan lindung setempat di areal penebangan, yang kegiatannya meliputi : b. Tidak menebang pohon pada lereng lapangan lebih besar dari 40% c. Tidak menebang pohon pada kawasan resapan air d. Tidak menebang pohon pada jalur pengamanan aliran sungai, sekurang-kurangnya 100 meter di kiri kanan sungai besar dan 50 meter di kiri-kanan anak sungai (sungai kecil) e. Tidak menebang pohon pada areal pelindungan, mata air, sekurang-kurangnya dengan radius 200 meter f. Tidak menebang pohon pada areal untuk keperluan/kepentingan khusus sebagai areal yang tidak boleh ditebang.

VI.

KELUARAN YANG DIHASILKAN a. Periksa kembali seluruh data-data kegiatan konservasi tanah dan pastikan bahwa seluruh data-data telah lengkap. b. Buat laporan berdasarkan data-data tersebut sesuai petunjuk masing-masing kegiatan dengan format yang telah dibakukan. c. Periksa dan koreksi kembali laporan yang telah dibuat, kemudian pastikan laporan yang telah dibuat tersebut sudah benar. d. Setelah pembuatan laporan selesai, lakukan pencetakan (print out) dan serahkan hasil cetakan kepada penanggung jawab untuk diperiksa dan diberikan pengesahan.

VII.

TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN Diterapkan dalam kegiatan pelaksanaan konservasi tanah dan air di lokasi penebangan pada areal pengusahaan IUPHHK PT. ARFAK INDRA.

VIII.

URUTAN KERJA a. Orientasi Lapangan Bertujuan untuk memperoleh gambaran data kuantitatif yang lebih jelas mengenai kerusakan atau kemungkinan terjadinya kerusakan di areal penebangan yang diakibatkan oleh erosi dan sedimentasi. Kegiatannya meliputi :


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KONSERVASI TANAH DAN AIR DI AREAL PENEBANGAN

No. Dok. Revisi

: SOP-0508 : -

Terbit

: 19/11/2011

(1) Memberi tanda pada peta kerja atau pada peta areal penebangan, mengenai lokasilokasi yang perlu dibuat bangunan atau tindakan konservasi tanah. (2) Mengindentifikasi daerah-daerah yang tererosi dan terjadi sedimentasi atau yang mungkin akan mengalami erosi, kelongsoran dan sedimentasi b. Pengukuran dan Pemetaan (1) Lakukan kegiatan pengukuran dan pemetaan skala 1 : 5.000 pada tempat-tempat yang mengalami kerusakan akibat erosi maupun sedimentasi. (2) Catat kondisi/gambaran lokasi pengukuran, meliputi : - Bentuk topografi - Luas dan tingkat kerusakaan terutama besarnya erosi/aliran permukaan yang terjadi - Sifat fisik dan kimia tanah yang rusak. - Ketersediaan bahan-bahan yangg ada pada lokasi setempat. (3) Apabila pada tempat tersebut harus dibangun dengan bangunan pengendali jurang, maka pengukuran dilakukan meliputi seluruh daerah tangkapan airnya. c. Penetapan Teknik Konservasi Pelajari secara seksama dan mendetail hasil orientasi dan pemetaan di lapangan dengan mempertimbangkan : (1) Keadaan curah hujan harian (2) Kecuraman lereng (3) Kepekaan tanah terhadap erosi (4) Teknik pengendalian/pencegahan erosi berdasarkan teknik pengendalian erosi dan sedimentasi yang sesuai dengan kondisi di lapangan, terutama pada lereng dan jurang.

IX.

INSTRUKSI KERJA a. Pelaksanaan Kegiatan (1) Stabilisasi Pengaman lereng di areal penebangan ditekankan pada penanganan secara vegetatif, karena : - Penerapannya luas dan mudah disesuaikan - Ekonomis dan efektif dalam pelaksanaannya - Mudah dalam pemeliharaan - Serasi dengan lingkungan alami Penanaman 

Persiapan - Tentukan jenis tanaman yang akan dipilih untuk kegiatan konservasi, terutama jenis-jenis tanaman cepat tumbuh dan atau jenis rumput-rumputan. - Hitung jumlah tanaman yang diperlukan pada lokasi yang akan dilakukan konservasi tanah.


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KONSERVASI TANAH DAN AIR DI AREAL PENEBANGAN 

No. Dok. Revisi

: SOP-0508 : -

Terbit

: 19/11/2011

Pelaksanaan - Lakukan pemasangan ajir pada tempat-tempat yang akan dilakukan konservasi / penanaman sesuai dengan kondisi di lapangan. - Untuk daerah-daerah yang curam (kelerengan> 25%) penanaman dilakukan disepanjang teras dengan mengikuti kontur. - Pada lereng dengan tanah yang stabil dan kecuramannya rendah penanaman dilakukan dapat dilakukan sesuai kondisi yang ada dengan jarak tanam 3m x 3m, tetapi apabila erodibilitasnya tinggi, maka jarak tanam harus lebih rapat lagi. - Untuk menghindari erosi permukaan di sekitar tanaman, perlu diberi perlakuan berupa pemulsaan.

Penutupan Ranting (Brush Layer Cover) -

Tonggak-tonggak/pasak-pasak kayu dengan panjang ď‚ą 60-80 cm ditancapkan tegak lurus permukaan lereng sedalam 20 cm sepanjang garis kontur.

-

Jarak antar pasak dalam satu larikan ď‚ą1 meter, dan jarak antar larikan ď‚ą 10-20 meter tergantung dari gradien lereng dan panjang ranting.

-

Ranting-ranting yang telah disiapkan disebar merata ke arah lereng dan serapat mungkin.

-

Antar pasak dihubungkan dengan tali mendatar untuk menekan ranting menempel ke tanah.

Untuk lereng yang curam, kadang sulit meletakkan ranting sebelum tali dipasang. Ada teknik yang dapat dilakukan yaitu : -

Antar pasak diikat dahulu dengan tali sebelum ranting diletakkan.

-

Sepanjang dasar lereng dipasang ikatan/bendel ranting untuk mencegah ranting yang disebar ke bawah.

-

Secara parsial ranting-ranting tersebut ditutup dengan tanah 40-50%.

-

Tanah yang dibutuhkan untuk menutup ranting-ranting dapat diambil dari bagian atas lereng apabila tidak dilakukan dengan baik, erosi akan berlanjut ke bagian atasnya.

-

Apabila tanah dari atas tidak tersedia, dapat diambil dari tempat lain yang tidak jauh karena tanpa penutupan tanah metode ini tidak dapat berhasil.

-

Untuk memberikan kondisi lingkungan yang baik, maka perlu diberi mulsa dengan rumput atau daun-daunan.

Teras bangku-bangku (Bench Brush Layers) -

Pada dasar lereng, teras bangku pertama digali dengan kedalaman 80 - 120 cm dengan sudut sekitar 25 derajat.

-

Ukuran teras disesuaikan dengan kedalaman solum tanah dan kemiringan (slope).

-

Serasah cabang/ranting disebar pada teras bangku dengan pangkal mengarah ke dalam.

-

Tanah yang dipindahkan dari teras bangku berikutnya yang berada di sebelah atas dipergunakan untuk menutup serasah cabang.


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KONSERVASI TANAH DAN AIR DI AREAL PENEBANGAN -

No. Dok. Revisi

: SOP-0508 : -

Terbit

: 19/11/2011

Jarak antara teras-teras tergantung pada tingkat kelerengan dan stabilitas tanah atau dengan rata-rata ď‚ą 3.0 meter

-

Teras bangku dengan pelapisan ranting ini dapat dibuat memanjang sepanjang kontur atau pada tanah yang kurang stabil dibuat terputus berselang seling.

-

Untuk menghindari pengeringan maka seluruh area bagian teratas ranting harus ditutup dengan mulsa rumput atau daun.

-

Dintara teras-teras ditanam bibit dari jenis-jenis tanaman cepat tumbuh dan yang memiliki sistem perakaran yang kuat.

Anyaman Ranting (Wattling) -

Anyaman ranting terdiri dari jalinan ranting/cabang pada parit yang dangkal.

-

Dalam parit dangkal ď‚ą 25 cm, potongan cabang (70-90 cm) ditancapkan sedalam 570 cm, dan bagian yang tidak masuk dalam tanah dijalin satu sama lain dengan batang tanaman.

-

Batang-batang harus dijalin satu sama lain dari mulai cabang/batang sampai pangkal batang yang masuk ke tanah atau yang akan ditutup tanah.

-

Dimungkinkan juga memasukkan potongan-potongan ranting di dalam struktur anyaman ranting.

-

Parit yang telah dibuat anyaman ditimbun kembali dan menutupi sebagian struktur pagar anyaman ranting.

-

Lakukan penutupan menggunakan mulsa untuk membantu menjaga kelembaban.

-

Jarak antar pagar anyaman tidak boleh kurang dari 2 meter atau tergantung dari stabilitas tanah.

-

Interval-interval antar pagar anyaman dengan jenis-jenis tanaman cepat tumbuh dan tanaman cover.

(2) Stabilitas Jurang Jurang terbentuk biasanya dari konsentrasi aliran sungai di permukaan tanah, yang biasanya dimulai dari jalan sarad rebahan kayu dsb, yang dilanjutkan oleh curah hujan yang tinggi dan peningkatan kekuatan erosivitas yang besar. Penyempurnaan Daerah Tangkapan -

Apabila penyebab terbentuknya jurang adalah genangan dipercepat aliran permukaan, maka pembentukkan penutup vegetasi merupakan cara yang cocok.

-

Upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan penanaman jenis-jenis tanaman cepat tumbuh dan tanamna penutup tanah yaitu untuk memperbaiki kondisi tanah, meningkatkan infiltrasi dan mengurangi aliran permukaan.

-

Pada kondisi yang berat, maka kapasitas penyerapan dari daerah tangkapan dapat ditingkatkan dengan Countoeur bunding, yaitu konstruksi dam rendah sepanjang kontur dimana air dapat meresap kedalam tanah.

Stabilitas Gully Head - Apabila jurang bukan merupakan sistem drainase alami dan stabilitas hanya dilakukan dengan penanaman maka aliran permukaan yang memasuki gully head harus ditahan/dibelokkan dengan sebuah kanal diversi.


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KONSERVASI TANAH DAN AIR DI AREAL PENEBANGAN -

No. Dok. Revisi

: SOP-0508 : -

Terbit

: 19/11/2011

Kanal dibuat dengan menggali sebelah hulu gully head pada jarak 1-2 kali dalamnya jurang.

-

Penampang lintang dari kanal harus berbentuk trapesium dan dirancang untuk mengalirkan curah hujan maksimum.

Namun harus dihindari jangan terbentuk

jurang baru dari kanal yang dibuat. -

Untuk menghentikan terjadinya jurang yang berkelanjutan, maka yang perlu dilakukan adalah mengurangi gradien gully head menjadi ď‚ą 450 dengan beberapa metode stabilitas.

(3) Riprap Lay out dari riprap harus berbentuk cekung untuk mengkonsentrasikan air di tengah, apron di bawah sangat penting untuk mencegah penggerusan.

Gambar 1. Stabilisasi Gully Head Dengan Metode Riprap (4) Struktur batang Struktur ini berbentuk v untuk mengkonsentrasikan air pusat, dimana apron harus dibuat di bawah dan sebuah kanal diatasnya.

Arah Jalur Air

Arah Aliran Air

Potongan-potongan Batang

Apron Gambar 2. Stabilisasi Gully Head Dengan Struktur Batang

Apron


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KONSERVASI TANAH DAN AIR DI AREAL PENEBANGAN

No. Dok. Revisi

: SOP-0508 : -

Terbit

: 19/11/2011

b. Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan sangat diperlukan untuk memperpanjang umur fungsi bangunanbangunan konservasi tanah yang telah dibuat. Bangunan Konservasi Sipil Teknis -

Bangunan-bangunan konservasi harus selalu dipantau. Apabila terjadi kerusakan harus segera diperbaiki sebelum menyebabkan kerusakan-kerusakan lainnya.

-

Lakukan pemeliharaan tanaman pada bangunan konservasi vegetatif dengan melakukan penyiangan, pendangiran dan penyulaman.

-

Pada tanah-tanah yang seharusnya tertutup vegetasi tetapi tidak ada vegetasinya, maka segera dilakukan penanaman dengan jarak tanam sesuai dengan kecepatan tumbuh tanaman, kesuburan tanah dan tingkat kelerengan.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.