STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR (SOP)
PT. ARFAK INDRA Kantor Pusat : Wisma Nugraha Lt. 4 Jl. Raden Saleh No. 6 Jakarta Pusat Telepon (021)31904328 Fax (021)31904329 Kantor Perwakilan : Jl Yos Sudarso No.88 Fakfak Papua Barat Indonesia Telepon (0956)22854
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENANDAAN MAKAM DAN TEMPAT KERAMAT
1.
No. Dok
: SOP-0705
Revisi
: 00
Terbit
: 19/11/2011
PENGERTIAN a. Makam adalah tempat seseorang yang telah meninggal dunia dikuburkan yang berada dalam areal konsesi PT. Arfak Indra b. Tempat-tempat keramat adalah tempat-tempat yang diyakini oleh suatu kelompok masyarakat sebagai tempat spritual mereka yang berada di dalam areal konsesi PT. Arfak Indra. c. Alur batas adalah rintisan selebar 1,5 meter sebagai batas makam dan tempat religius di lapangan yang dibuat dengan memberi tanda cat pada pohon-pohon yang berada di sepanjang alur batas tersebut.
2. TUJUAN Tujuan dari pelaksanaan penandaan makam dan tempat keramat adalah agar pada makam dan tempat religius tersebut tidak dilakukan kegiatan eksploitasi (seperti penebangan, penyaradan, dll) yang dapat merusak kondisi makam dan tempat religius tersebut sehingga dapat menimbulkan konflik dengan masyarakat setempat terutama para ahli waris. 3. SASARAN Untuk memberikan tanda batas yang nyata di lapangan terhadap makam dan tempat religius yang terdapat dalam blok/ petak kerja tahunan. 4. PROSEDUR PELAKSANA 4.1 . Ketentuan Pelaksanaan 4.1.1 Waktu pelaksanaan Kegiatan penandaan makam dilaksanakan pada blok/petak kerja tahunan sebelum kegiatan penebangan. 4.1.2 Identifikasi lokasi Sebelum dilakukan penandaan makam dan tempat keramat di lapangan, terlebih dahulu mengumpulkan data dan informasi tentang makam yang berada di blok/ petak kerja tahunan yang akan ditebang dengan melibatkan masyarakat setempat (ahli waris makam). Selain itu juga berdasarkan data dan informasi yang diperoleh di lapangan oleh tim survey sebelumnya (seperti survey PAK, ITSP,dll), untuk selanjutnya dilakukan pemetaan pendugaan lokasi makam pada peta kerja. 4.1.3 Tim Pelaksana Tim pelaksana terdiri dari personil bagian perencanaan hutan, bagian produksi (pengawas blok) dan masyarakat setempat (ahli waris makam) 4.1.4 Peralatan yang digunakan 
Peta kerja yang telah dipetakan lokasi pendugaan makam
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENANDAAN MAKAM DAN TEMPAT KERAMAT
GPS
Kompas
Klinometer
Pita ukur (meteran)
Kalkulator
Alat-alat tulis
Cat merah
Plang/ seng alumunium
No. Dok
: SOP-0705
Revisi
: 00
Terbit
: 19/11/2011
4.2 . Pelaksanaan Lapangan 4.2.1 Penentuan lokasi makam Lokasi makam di lapangan ditentukan dengan melibatkan ahli waris makam mengingat kadang-kadang lokasi yang ditentukan sebagai makam tidak terdapat tanda-tanda sebagaimana layaknya makam pada umumnya. Hal ini dimaksudkan agar dikemudian hari tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan seperti kesalahan lokasi makam, selain itu juga untuk mengetahui secara pasti nama orang yang telah meninggal tersebut. Selanjutnya ditentukan koordinat geografis makam tersebut dengan menggunakan GPS. 4.2.2 Membuat alur batas makam dan tanda-tanda di lapangan Alur batas makam dibuat dengan radius 50 meter jarak datar dari pusat makam dengan arah timur barat dan utara selatan berbentuk bujur sangkar, dengan lebar rintisan 2 meter dibersihkan dari tumbuhan bawah dan diberi tanda cat merah silang 2 (XX) di sepanjang alur batas, sedang di pusat makam dipasang plang dengan ukuran 20 cm x 50 cm atau seng alumunium dengan ukuran 25 cm x 35 cm dengan tulisan “MAKAM.......”, seperti gambar di bawah ini :
MAKAM TETUA MARGA
Gambar 1. Contoh Plang Makam
Cat Merah
Gambar 2. Tanda pada alur batas makam
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENANDAAN MAKAM DAN TEMPAT KERAMAT
No. Dok
: SOP-0705
Revisi
: 00
Terbit
: 19/11/2011
5. PELAPORAN Setelah selesai melaksanakan kegiatan di lapangan segera membuat laporan yang ditujukan kepada Forest Planning dan Rehabilitation Departement Manager dengan tembusan Forestry Division Manager. Laporan penandaan makam harus melampirkan peta lokasi makam.
100 m
50 m 50 m Alur Batas Makam
50 m
100 m
50 m Makam
Gambar 3. Alur Batas Makam