Sop penetapan kawasan indung

Page 1

STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR (SOP)

PT. ARFAK INDRA Kantor Pusat : Wisma Nugraha Lt. 4 Jl. Raden Saleh No. 6 Jakarta Pusat Telepon (021)31904328 Fax (021)31904329 Kantor Perwakilan : Jl Yos Sudarso No.88 Fakfak Papua Barat Indonesia Telepon (0956)22854


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENETAPAN KAWASAN LINDUNG

No. Dok.

: SOP -0109

Revisi

: 04

Terbit

: 19/11/2011

1. PENGERTIAN a. Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan. b. Kawasan Perlindungan Setempat (KPS) adalah kawasan lindung pada hutan produksi dengan fungsi utama untuk pelestarian lingkungan. Kawasan Perlindungan Setempat (KPS) terdiri dari : sempadan sungai, kawasan sekitar danau/waduk dan kawasan sekitar mata air. c. Sempadan Sungai adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai, termasuk sungai buatan/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan fungsi sungai. d. Kawasan Perlindungan Plasma Nutfah (KPPN) adalah suatu tipe kawasan pelestarian didalam habitat aslinya (in situ) di kawasan hutan produksi untuk kepentingan pelestarian plasma nutfah baik dari jenis tumbuhan maupun hewan dan jasad renik. e. Areal Sumber Daya Genetik (ASDG) adalah suatu areal yang ditetapkan sebagai tempat untuk konservasi in situ sumber daya genetik jenis sasaran dalam hutan dan sebagai sumber benih.

2. TUJUAN Tujuan dari penetapan kawasan lindung adalah : a. Menetapkan metode penetapan kawasan lindung dan tanggung jawab dalam pelaksanaanya di areal Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK). b.

Meningkatkan fungsi lindung terhadap air, yanah, iklim, tumbuhan dan satwa.

c. Mempertahankan keanekaragaman tumbuhan, satwa, tipe ekosistem dan keunikan alam.

3. SASARAN a. Untuk pedoman tata cara kerja pada tahapan pelaksanaan di kawasan lindung/konservasi dan ditetapkan dalam kegiatan penetapan kawasan lindung di areal IUPHHK PT. Arfak Indra. b. Prosedur ini mencakup metoda dalam penetapan kawasan lindung terdiri dari : 1)

Sempadan Sungai.

2) Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah (KPPN). 3) Areal Sumber Daya Genetik (ASDG).


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENETAPAN KAWASAN LINDUNG

No. Dok.

: SOP -0109

Revisi

: 04

Terbit

: 19/11/2011

4) Kawasan Pelestarian Satwa Liar. 5) Kawasan Pelestarian Tumbuhan Obat.

4. DASAR DAN ACUAN a. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. b. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. c. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. d. Keputusan Presiden RI Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung. e. Peraturan Pemerintah RI Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan. f.

Peraturan Pemerintah RI Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan.

g. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 357/Kpts-II/1998 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah di Hutan Produksi.

5. PENANGGUNG JAWAB a. Kepala

Bagian

Kelola

Lingkungan

dan

CSR

(Social

Community

Responsibility),

bertanggung jawab atas terselenggaranya kegiatan penetapan kawasan lindung. b. Kepala Seksi Pengelolaan Lingkungan dibawah Kepala Bagian Kelola Lingkungan dan CSR, bertanggung jawab secara operasional terhadap pelaksanaan lapangannya, serta melakukan monitoring dan evaluasi secara internal di lapangan apakah telah sesuai dengan target dan prosedur kerja standar yang digunakan.

6. MASUKAN YANG DIBUTUHKAN Masukan yang dibutuhkan dari kegiatan penetapan kawasan lindung ini adalah : a. Kapasitas kerja per jam. b. Tabel Supply Logistik, material, medikal survey. c. Peta RKT skala 1 : 50.000.

7. KELUARAN YANG DIHASILKAN Peta Kawasan Lindung skala 1 : 10.000 yang menggambarkan lokasi kegiatan penetapan kawasan lindung dan kondisi flora dan fauna yang didalam kawasan lindung.

8. CYCLE TIME Waktu pelaksanaan penetapan kawasan lindung disesuaikan dengan skedul pada Activity Plan Bagian Pengelolaan Lingkungan dan SCR di Site.

9. PROSEDUR KERJA


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENETAPAN KAWASAN LINDUNG a.

No. Dok.

: SOP -0109

Revisi

: 04

Terbit

: 19/11/2011

Sempadan Sungai Tujuan dari penetapan sempadan sungai adalah perlindungan terhadap badan aliran serta kualitasnya terhadap erosi dan sedimentasi. (1)

Penetapan Areal Sempadan Sungai  Menyiapkan peta skala 1 : 20.000 yang menunjukan lokasi sungai/aliran air.  pengukuran lebar sungai/aliran air di lapangan, dari kedua tepi badan sungai/aliran yang permanent untuk menetapkan lebar sempadan sungai yang akan dilindungi. - Sungai atau aliran air selebar  30 meter. Sempada sungai selebar 100 meter dari kedua sisi badan sungai yang permanent. - Anak sungai atau aliran air selebar  3 - < 30 meter. Sempadan sungai selebar ± 50 meter dari kedua sisi badan sungai yang permanent.  Pemasangan patok batas ukuran dengan tinggi 150 cm, diameter > 2 cm disetiap titik pembacaan, dan patok diameter > 5 cm setiap interval 100 meter.  Untuk pemeriksaan, pengukuran kembali ke tepi sungai untuk mengetahui lebar sempadan sungai pada kondisi : - Di setiap interval 200 meter atau lebih sering. - Pada saat garis batas melintasi percabangan sungai.  Di setiap titik pemeriksaan, pengukuran lebar sungai. Sesuaikan lebar sempadan dengan ketentuan lebar minimum.  Penandaan batas yang benar dengan cat merah dan atau putih selebar 10 cm di sekeliling pohon pada ketinggian 150 cm. interval pohon ditandai < 20 meter.  Melakukan penandaan batas sempadan sungai pada lebar yang sesuai dengan persyaratan dan melakukan pengecatan pada pohon yang terletak di batas sempadan sungai pada ketinggian 100 cm dari permukaan tanah.

(2)

Signboards  Pemasangan papan nama dan peringatan di areal sempadan sungai yang dilintasi jalan. 120 cm

KAWASAN LINDUNG

Tulisan hijau Dasar putih

80 cm

Peruntukan

: Sempadan Sungai

Batasan

: 50 meter kiri-kanan sungai

Lokasi

:

200 cm

PT. ………………………………..

Gambar 1. Papan Nama Sempadan Sungai

200 cm


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENETAPAN KAWASAN LINDUNG

No. Dok.

: SOP -0109

Revisi

: 04

Terbit

: 19/11/2011

120 cm

MERUSAK ATAU MENEBANG POHON

Tulisan

PADA AREAL SEMPADAN SUNGAI DAPAT MENYEBABKAN TANAH LONGSOR DAN BANJIR ATAU

Dasar putih

80 cm

KEKERINGAN PT. …………………………………

200 cm 50 cm ditanam dalam tanah

Gambar 2. Papan Peringatan Sempadan Sungai

b. Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah (1)

Tujuan penetapan KPPN adalah untuk melindungi keterwakilan areal berhutan alam mencakup flora dan fauna.

(2)

Signboards  Signboards Perlindungan Vegetasi dan Perlindungan satwa liar Pemasangan papan nama dan peringatan di : - Simpang jalan menuju KPPN - Jalan masuk ke KPPN

(3)

Inventarisasi KPPN Tahap-tahap pelaksanaan inventarisasi di KPPN adalah :  Membuat sketsa jalur inventarisasi dengan interval 400 meter dan plot biodiversity interval 100 meter dengan ukuran plot 20 x 20 meter (intensitas sampling 1%). Jalur inventarisasi yang pertama berjarak > 100 meter dari batas areal. Plot pertama berjarak > 50 meter dari batas areal.  Di setiap plot, mengukur dan mencatat dalam Form Survey Vegetasi, data-data yang diambil adalah : -

Diameter setinggi dada untuk tingkat tiang dan pohon.

-

Nama spesies untuk tingkat semai, pancang, tiang dan pohon.

-

Jumlah setiap spesies untuk tingkat semai dan pancang.

 Nomori dengan 1, 2, 3……, untuk setiap tingkat tiang dan pohon dengan menggunakan label plastik dan spidol, pasang patok disetiap sudut plot tingkat pohon.


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENETAPAN KAWASAN LINDUNG

No. Dok.

: SOP -0109

Revisi

: 04

Terbit

: 19/11/2011

 Setelah kegiatan inventarisasi di lapangan : -

Menghitung kerapatan, Dominansi dan frekuensi untuk tingkat tiang dan pohon setiap jenis

-

Menghitung kerapatan dan frekuensi untuk tingkat tiang dan pohon setiap jenis

-

Menghitung Indeks Nilai Penting dan Keragamannya

 Membuat register yang memuat nama spesies, INP setiap spesies, keragaman dan manfaatnya.

(4)

Penanaman Pengayaan  Mengidentifikasi dan menandai dalam peta bagian-bagian kosong dari KPPN yang membutuhkan pengayaan.  Pengayaan dilaksanakan dengan cara : -

Regenerasi alami : memberi kesempatan kepada sumber anakan alami untuk beradaptasi dengan kondisi lingkungan lokal.

-

Penyerakan serasah, humus, top soil di areal kosong dari sempadan sungai. Hal ini dilakukan setelah periode inspeksi pertama, atau pada saat periode kedua, ditemukan bahwa di areal yang kosong tidak ditemukan adanya regenerasi alam.

-

Penanaman anakan : pengayaan buatan dengan penanaman anakan yang diperoleh dari areal Sumber Daya Genetik. Hal ini dilakukan jika dalam waktu 1 (satu) tahun atau 2 periode inspeksi, ditemukan bahwa cara yang kedua tidak menghasilkan anakan.

-

Penanaman anakan dengan prioritas dari jenis dilindungi atau jenis lokal.

-

Penanaman anakan dengan jenis pohon buah dilakukan setelah adanya konsultasi dan kesepakatan dengan masyarakat sekitar. Hal ini untuk menghindari kemungkinan terjadinya sengketa areal.

c.

Areal Sumber Daya Genetik Penetapan kawasan konservasi sebagai Areal Sumber Daya Genetik bertujuan untuk melindungi pohon induk sebagai Sumber Daya Genetik. (1)

Penetapan ASDG  Memilih kawasan ASDG (luas 10 ha) dengan jenis pohon yang bernilai komersial tinggi (dalam kawasan KPPN).  Membuat sketsa batas ASDG yang dipilih dari peta KPPN skala 1 : 5.000.  Mengukur dan menandai batas ASDG dengan patok pada interval 100 meter sekeliling areal.

(2)

Inventarisasi ASDG  Memilih pohon induk dengan kriteria


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENETAPAN KAWASAN LINDUNG -

No. Dok.

: SOP -0109

Revisi

: 04

Terbit

: 19/11/2011

Pohon lindung, pohon lokal dengan nilai niagawi tinggi dengan diameter ≥ 30 cm

-

Pohon induk  10 pohon/ha.

 Mengukur dan mencatat data pohon induk yang dipilih ke dalam form ASDG dengan : -

Nama pohon

-

Lokasi pohon

-

Diameter setinggi dada

-

Tinggi pohon (total dan bebas cabang)

-

Proyeksi tajuk (lebar dan tinggi)

 Bentuk pohon (lurus atau bengkok)  Menandai pohon induk dengan label plastic dan spidol  Membuat peta ASDG dengan minimum skala 1 : 5.000  Membuat tabel dan risalah Data Lapangan dan Pohon ASDG  Membersihkan tumbuhan-tumbuhan pengganggu di pohon induk yang dipilih

10.PELAPORAN a. Persiapan 

Periksa data-data dari hasil pendataan lapangan dan pastikan bahwa data-data tersebut sudah benar dan disahkan oleh penanggung jawab.

Lakukan penghitungan secara manual, bila ada data yang perlu dihitung terlebih dahulu.

Lakukan proses pengolahan data dengan menggunakan komputer sesuai dengan petunjuk dari masing-masing kegiatan.

Setelah proses pengolahan data selesai, periksa kembali untuk perbaikan-perbaikan seperlunya.

Pastikan bahwa proses pengolahan data sudah benar dan data-data tersebut sudah siap untuk dijadikan dasar pembuatan laporan.

b. Pembuatan Laporan. 

Periksa kembali data-data yang ada dan pastikan bahwa seluruh data-data telah lengkap dan telah dilakukan pengolahan.

Buat laporan berdasarkan data-data tersebut sesuai petunjuk masing-masing kegiatan.

Periksa dan koreksi kembali laporan yang telah dibuat, kemudian pastikan bahwa laporan yang telah dibuat tersebut sudah benar.

Setelah pembuatan laporan selesai,lakukan pencetakan (print out) dan serahkan hasil cetakan kepada penanggung jawab untuk diperiksa dan diberikan pengesahan.

Laporan

kegiatan

Kehutanan.

Penetapan

kawasan

lindung

disampaikan

kepada

instansi


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.