Sop pengadaan bibit & persemaian

Page 1

STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR (SOP)

PT. ARFAK INDRA Kantor Pusat : Wisma Nugraha Lt. 4 Jl. Raden Saleh No. 6 Jakarta Pusat Telepon (021)31904328 Fax (021)31904329 Kantor Perwakilan : Jl Yos Sudarso No.88 Fakfak Papua Barat Indonesia Telepon (0956)22854


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No. Dok. Revisi Terbit

PENGADAAN BIBIT DAN PERSEMAIAN

: SOP-0202 : 04 : 19/11/2011

1. PENGERTIAN a. Pengadaan bibit adalah kegiatan yang meliputi penyiapan sarana, prasarana, pengumpulan bibit berkualitas baik berupa biji maupun anakan alam (wilding) ataupun teknik lainnya yang diperuntukan sebagai penyedia materi (bibit) khususnya dalam kegiatan penanaman, pengayaan (enrichment planting) rehabilitasi hutan maupun peruntukan lainnya. b. Pembibitan/persemaian

didefinisikan

sebagai

suatu

tempat

yang

digunakan

untuk

menyemaikan benih suatu jenis tanaman dengan perlakuan tertentu dan selama periode waktu yang telah ditetapkan. c. Pembibitan adalah suatu kegiatan dimana biji atau bibit yang berasal dari hutan atau kebun bibit/kebun pangkas dikumpulkan dan dipelihara pada suatu tempat yang tertata dengan baik. d. Bibit adalah tanaman anakan yang akan dibudidayakan.

2. TUJUAN a. Untuk memperoleh bibit yang berkualitas tinggi dalam jumlah yang memadai

sesuai

dengan rencana penanaman dan tata waktu yang tepat. b. Untuk meningkatkan produktifitas maupun kualitas hasil hutan berupa pohon kayu yang sesuai dengan kondisi tempat tumbuh, dengan menggunakan bibit yang berkualitas tinggi dari jenis-jenis yang dikehendaki.

3. SASARAN Mendapatkan bibit siap tanam dengan kuantitas dan kualitas yang baik guna menunjang kegiatan bina hutan selanjutnya (pengayaan/rehabilitasi dan pemeliharaan penanaman pengayaan/rehabilitasi).

4. PENANGGUNG JAWAB a. Direktur Direktur bertanggung jawab atas segala hal yang berlangsung di perusahaan, khususnya bagian manajerial perusahaan. b. Camp Manager Camp manager bertanggung jawab atas kebenaran pelaksanaan dan hasil pekerjaan yang dilakukan di lapangan.


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGADAAN BIBIT DAN PERSEMAIAN

No. Dok. Revisi Terbit

: SOP-0202 : 04 : 19/11/2011

c. Kepala Bagian Bina Hutan Kepala Bagian Bina Hutan bertanggung jawab atas kebenaran proses pengolahan dan pelaporan data d. Kepala Seksi Pengadaan Bibit/Persemaian Kepala Seksi Pengadaan Bibit dibawah Kepala Bagian Bina Hutan bertanggung jawab atas monitoring dan pelaksanaan pekerjaan di lapangan sampai dengan proses pelaporan.

5. MASUKAN YANG DIBUTUHKAN Beberapa masukan yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pengadaan bibit/persemaian adalah : a. Luas areal yang akan dilakukan pengayaan/rehabilitasi serta penyulaman untuk menghitung jumlah kebutuhan bibit per tahun. b. Prestasi kerja per HOK untuk setiap segmen kegiatan. c. Jenis dan sumber bibit (biji, cabutan, puteran, dsb.). d. Bahan material yang diperlukan.

6. KELUARAN YANG DIHASILKAN Keluaran yang diharapkan antara lain: a. Tersedianya bibit siap tanam yang berkualitas baik sesuai dengan rencana pengayaan/ rehabilitasi dan penyulaman. b. Jumlah dan jenis bibit yang dihasilkan setiap bulan. c. Asal bibit (biji, cabutan, puteran, dsb.).

7. CYCLE TIME Pengadaan bibit dipersiapkan untuk areal bekas tebangan 2 tahun setelah penebangan (ET+2) berdasarkan hasil ITT dan penyulaman.

8. URUTAN KERJA 8.1.

Bagan Alir

Bagan Alir Proses Pengadaan Bibit dapat dilihat pada skema berikut :


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No. Dok. Revisi Terbit

PENGADAAN BIBIT DAN PERSEMAIAN

: SOP-0202 : 04 : 19/11/2011

BAGAN ALIR PROSES PENGADAAN BIBIT

HUTAN

BIJI

CABUTAN

SELEKSI

SELEKSI

PUTERAN

KEBUN PANGKAS

GAGAL

STEK

SEMAI REJECT

SIAP TANAM

BAK PERAKARAN

ANGKUT

SAPIH

BEDENG TABUR

SAPIH

SAPIH

RUANG KELEMBABAN

GAGAL/ TANAH PECAH

KURANG SEHAT

SIAP TANAM

MATI

ANGKUT

TANAM

SIAP TANAM

ANGKUT MATI/ RUSAK

MATI SULAM TANAM

MATI

MATI/ RUSAK

TANAM

PELIHARA

SULAM

MATI SULAM

PEMELIHARAAN

8.2.

PEMELIHARAAN LANJUTAN

PEMELIHARAAN

Persiapan Kerja 8.2.1. Susunan Tim Dalam pengadaan bibit, satu tim terdiri dari : a. 1 Orang team leader bertugas, mengkoordinir team dalam pelaksanaan kerja merangkap sebagai pencatat


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGADAAN BIBIT DAN PERSEMAIAN

No. Dok. Revisi Terbit

: SOP-0202 : 04 : 19/11/2011

b. 2 Orang pembuat bedeng c. 3 Orang penyapih dan penyiang d. 2 Orang pengisi polybag e. 1 Orang pengumpul/ pengolahan media f.

1 Orang pembantu umum

8.2.2. Peralatan Kerja Peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan, antara lain : a. Lay out persemaian b. Kompas + helm c. Parang d. Keranjang bibit e. Kaos tangan f.

Alat tulis

g. Polybag h. Seng i.

Karung

j.

Gunting stek

k. Ember plastik l.

Gembor

m. Tali rafia n. Sungkup/sahron o. Gerobak dorong 8.3.

Pelaksanaan Kerja 8.3.1. Persiapan Kegiatan dalam persiapan antara lain : a. Pembersihan lapangan dari rumput, gulma dan semak belukar yang mengganggu. b. Pengumpulan top soil guna pengisian bedeng tabur, bedeng semai, polybag (semai dan sapih). c. Pemagaran lokasi persemaian, kantor, gudang, gubuk kerja, camp kerja. d. Pembuatan papan nama persemaian, bedeng tabur, bedeng sapih, papan mutasi bibit, dan tanda-tanda lain yang dibutuhkan. e. Pemasangan instalasi penyiraman; Pemasangan tangki air; Pemilihan sumber air; Penyiapan pompa air dan saluran-salurannya. 8.3.2. Pembuatan Bedeng Tabur Dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Untuk biji halus (ukuran sangat kecil), ditabur di bak penabur dengan ukuran: 0,5m x 0,5 m atau sesuai kebutuhan, dan ditempatkan di atas rak berukuran 5,0m x 1,0m atau sesuai kebutuhan.


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGADAAN BIBIT DAN PERSEMAIAN

No. Dok. Revisi Terbit

: SOP-0202 : 04 : 19/11/2011

b. Untuk biji ukuran besar, memerlukan bedeng tabur sebagai berikut : 1. Siapkan tanah untuk bedeng tabur ukuran (5 x 1) m, atau sesuai keperluan (arah Utara – Selatan). 2. Tanah dicangkul dan dihaluskan semua akar dan batu dibuang. 3. Tepi bedeng diperkuat batu/kayu/bambu; permukaan bedeng ditinggikan 10 s/d 15 cm dari permukaan tanah. 4. Jarak antar bedeng diberi jalur antara 0,5 m dan setiap 5 – 10 bedeng dibuat jalur inspeksi selebar 1 - 2 m. 5. Saluran air dibuat sepanjang kiri kanan jalan inspeksi. Pembuatannya harus sedemikian rupa sehingga mudah menyalurkan air ke setiap bagian persemaian. Aliran air harus lancar dan tidak boleh ada genangan. Penyiraman dianjurkan menggunakan sprayer / embrat. 6. Benih yang memerlukan naungan, bedengan ditutup atap posisi miring (bagian Timur 75 cm dan Barat 50 cm). 7. Apabila tanah kurang gembur, campur dengan pasir 25 % (1 : 3). 8. Lima hari sebelum benih ditabur, dilakukan sterilisasi media. Tiap 1 m2 tanah dengan 4 liter campuran formalin dan air (1 : 14), kemudian ditutup dan diamankan selama 3 hari. c. Pembuatan bedeng sapih: 1. Bedeng sapih dibuat dengan ukuran 5m x 1m, arah Utara - Selatan. 2. Bersihkan dari gulma, akar dsb, kemudian diratakan. 3. Tepi bedeng dibatasi batang kayu/papan/bambu. 4. Ukuran polybag 7cm (lebar ) x 10cm (tinggi). Kemudian isi dengan media top soil yang sudah disiapkan. Tiap bedeng sapih berisi 500 polybag. 5. Setiap bedeng sapih dibuat papan nama (nomor bedeng, jenis, dan tanggal penyapihan) 8.3.3. Pengadaan Bibit Dari Biji Terdiri dari kegiatan: a. Pengadaan benih : 1. Biji dikumpulkan dari pohon, yang berbatang lurus, percabangan tinggi, tajuk lebat, sehat dan sudah cukup umur (diameter 50 cm ke atas). 2. Biji segera diangkut ke persemaian, kemudian diseleksi. b. Persiapan media semai : 1. Media semai memiliki sifat fisik, kimia tanah yang baik, bebas hama/ penyakit (perlu disterilisasi dengan fungisida). 2. Apabila kurang gembur, dicampur dengan pasir dengan perbandingan (tanah : pasir = 3 : 1). 3. Setelah media semai siap, selanjutnya biji ditabur. 4. Biji berukuran besar dapat pula langsung ditanam di polybag yang telah diisi media, kemudian disusun pada bedeng semai. c. Penyemaian benih : 1. Media bedeng tabur atau polybag yang telah diisi media diberikan penyiraman.


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGADAAN BIBIT DAN PERSEMAIAN

No. Dok. Revisi Terbit

: SOP-0202 : 04 : 19/11/2011

2. Benih ditabur/diletakan pada larikan atau lubang yang telah dibuat. 3. Kemudian ditutup dengan tanah halus dan gembur, setipis mungkin (maksimal setebal 2 cm). 4. Tutup dengan serasah atau daun untuk menjaga kelembaban. 5. Setelah tumbuh rata-rata tinggi 15 cm, siap dipindah ke bedeng sapih. 8.3.4. Pemeliharaan Benih Terdiri dari kegiatan : a. Penyiraman dilakukan pagi dan sore hari, menggunakan sprayer atau embrat dengan percikan halus. b. Pemberantasan hama/penyakit : gulma atau bila ada serangan jamur atau bakteri. 8.3.5. Pengadaan Bibit dari Puteran Pengadaan bibit dari puteran dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Anakan disekitar pohon induk dengan radius maksimal 10 m dari proyeksi tajuk pohon induk. b. Ukuran cabutan : tinggi 15 – 20 cm dengan jumlah daun 2 – 5 helai. Lebih baik tinggi puteran kurang dari 15 cm. c. Sebaiknya dilakukan pada musim penghujan. d. Pada saat membuat puteran dan cabutan, akar bibit tidak boleh rusak/ putus dan terbungkus tanah. e. Puteran disusun rapi dan segera angkut ke lokasi persemaian. 8.3.6. Pengadaan Bibit Dari Cabutan Pengadaan bibit dari cabutan dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Pengadaan bahan bibit cabutan 

Anakan disekitar pohon induk dengan radius maksimal 10 m dari proyeksi tajuk pohon induk.

Ukuran cabutan; tinggi 15 – 20 cm dengan jumlah daun 2 – 5 helai. Lebih baik tinggi puteran kurang dari 15 cm.

Sebaiknya dilakukan pada musim penghujan.

Anakan langsung dicabut dengan hati-hati dan lurus sejajar batangnya, diupayakan sistem perakarannya tidak ada yang putus.

Tempat bibit disusun rapi dan segera diangkut ke lokasi persemaian.


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR No. Dok. Revisi Terbit

PENGADAAN BIBIT DAN PERSEMAIAN

: SOP-0202 : 04 : 19/11/2011

SUSUNAN BEDENGAN DAN UKURANNYA

20 cm

20 cm 150 cm 20 cm

20 cm

20 cm

100 cm

100 cm

b. Persiapan dan pengisian media 

Pengaturan tempat bibit sebelum pengisian.

Media semai diupayakan memiliki sifat fisik, kimia tanah yang baik, bebas hama/penyakit (perlu disterilisasi dengan fungisida).

Apabila kurang gembur, dicampur dengan pasir dengan perbandingan (tanah : pasir = 3 : 1).

c. Penyapihan anakan : 1. Apabila kurang gembur, dicampur dengan pasir dengan perbandingan (tanah : pasir = 3 : 1). 2. Anakan yang telah terkumpul paling lama disimpan selama 5 hari. 3. Untuk mengurangi penguapan, daun dipangkas. 4. Tanam kedalam polybag yang telah diisi media. d. Penyapihan anakan 1. Penyiraman dilakukan jika media agak kering atau tidak ada embun pada atap plastik.


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGADAAN BIBIT DAN PERSEMAIAN

No. Dok. Revisi Terbit

: SOP-0202 : 04 : 19/11/2011

2. Setelah anakan membentuk daun, atap peneduh dibuka secara bertahap. 3. Pemberantasan hama/ penyakit : gulma atau bila ada serangan jamur dan bakteri. e. Pengangkutan bibit 1. Bibit diseleksi, kemudian masukan kedalam kotak bibit atau kantong plastik besar untuk setiap 50 polybag. 2. Sebelum diangkut, bibit disiram terlebih dahulu. 3. Pengangkutan jarak jauh, diupayakan menggunakan kendaraan tertutup untuk mengurangi penguapan. 8.3.7. Pengadaan Bibit Dari Stek Umur tanaman bahan stek maksimum 5 tahun dan dianjurkan membangun kebun stek untuk penghasil stek dalam jumlah yang besar dan mutu terjamin. a. Pengadaan bibit dari stek dilakukan dengan cara sebagai berikut : (1) Memotong tunas orthrotrop (cabang keatas bukan kesamping) 

Tunas orthotrop dipotong dengan pemotong atau gunting yang tajam.

Pada tunas disisakan 2-3 helai daun, demikian juga pada stek.

Tunas dipotong hanya pada saat istirahat (yaitu bila kuncup sudah terbuka dan menjadi daun semua, dan belum membentuk perpanjangan batang baru).

Stek dipotong lagi tepat dibawah nodum (buku).

Pemotongan daun hingga tersisa 1/3 atau 1/2nya saja.

(2) Perendaman Stek 

Stek yang sudah dipotong daunnya selanjutnya direndam dengan air agar tidak kering.

(3) Pemberian Hormon 

Stek diikat dan dicelupkan kedalam hormon sedalam 2 cm sebelum ditanam di media padat.

Untuk kultur air, hormon langsung dilarutkan pada media air sehingga stek yang telah siap segera dipasang pada profil ijuk.

Tunas dipotong hanya pada saat istirahat (yaitu bila kuncup sudah terbuka dan menjadi daun semua, dan belum membentuk perpanjangan batang baru).

b. Penyiapan media (1) Media Pasir


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGADAAN BIBIT DAN PERSEMAIAN

No. Dok. Revisi Terbit

: SOP-0202 : 04 : 19/11/2011

Pasir yang baik adalah yang berdiameter 0,5-1,0 mm (atau pasir sungai).

pH media sebaiknya 5-6 (pengaturan dengan menggunakan HCl atau KOH).

Sebelum digunakan media pasir dicuci dan di pasteurisasi terlebih dahulu.

Pasteurisasi dilakukan dengan menjemur selama 3 jam dengan suhu 50°C.

Stek yang sudah dipotong daunnya selanjutnya direndam dengan air agar tidak kering.

(2) Media air 

Air harus dipasteurisasi dengan cara meletakkan selang air diatas beton terjemus sebelum mengisi bak stek hingga temperatur mencapai 45-60°C.

Air diganti setiap 2 minggu dan temperaturnya dipertahankan 2739°C.

Pemberian oksigen cukup 12 jam sehari dengan interval 15 menit.

Intensitas sinar dan temperatur sama seperti untuk bak media padat.

Sterilkan semua alat yang digunakan.

c. Pemeliharaan (1) Pemeliharaan dalam bak perakaran :  Diupayakan agar stek tetap bersih dan terhindar dari jamur.  Volume air dalam bak harus selalu membasahi ijuk.  Disiram setiap hari agar media dalam ruangan di dalam plastik selalu lembab. (2) Penyapihan dan inokulasi mikhoriza : 

Media untuk penyapihan digunakan campuran : top soil (1) : pupuk kandang (1) : Pasir (1) : gambut (1).

Akar harus kontak langsung dengan media.

Stek harus memiliki akar minimal 2,5 cm.

Setelah stek ditanam kemudian dimasukkan kedalam sungkup selama 3 minggu.

Inokulasi dilakukan dengan menaburkan jamur mikhoriza atau meletakkan bibit disekitar pohon muda yang telah memiliki mikhoriza.

(3) Pemeliharaan di bedeng sapih : 

Pada bulan pertama diperlukan naungan 50%.

Pemupukan dilakukan setiap 2 minggu sekali.

d. Pengangkutan bibit Pengangkutan bibit dilakukan sebagaimana sistem pengangkutan bibit yang lain (puteran, cabutan dan anakan).


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGADAAN BIBIT DAN PERSEMAIAN

No. Dok. Revisi Terbit

9. PELAPORAN Laporan berisi informasi tentang : a. Rekapitulasi jumlah bibit setiap bedeng sapih/tabur. b. Jumlah hari kerja efektif. c. Lay out persemaian. d. Jumlah bibit yang hidup/mati. e. Jumlah/jenis bibit siap tanam. f.

Laporan ke Instansi Kehutanan sebagai bahan Laporan TPTI.

: SOP-0202 : 04 : 19/11/2011



STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGADAAN BIBIT DAN PERSEMAIAN

No. Dok. Revisi Terbit

: SOP-0202 : 04 : 19/11/2011

Lampiran REGISTER PENGADAAN BIBIT TAHUN KEGIATAN …………….

JUMLAH BIBIT (BATANG)

JENIS BIBIT Biji

Cabutan

Stek

Jumlah

JUMLAH (HOK)

JUMLAH BIAYA (RP)

LOKASI PENANAMAN PTK/BLK

KET.

I. Stock Awal a. Mrt b. Lain-lain Jumlah II. Penambahan a. Mrt b. Lain-lain Jumlah III. Pengurangan a. Mrt b. Lain-lain Jumlah IV. Pengurangan a. Mrt b. Lain-lain Jumlah

Base Camp, ……………… Mengetahui,

Dibuat oleh,

(………………………………………) Kepala Seksi Pengadaan Bibit

(…………………) Team Leader


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.