Sop pengukuran debit air

Page 1

STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR (SOP)

PT. ARFAK INDRA Kantor Pusat : Wisma Nugraha Lt. 4 Jl. Raden Saleh No. 6 Jakarta Pusat Telepon (021)31904328 Fax (021)31904329 Kantor Perwakilan : Jl Yos Sudarso No.88 Fakfak Papua Barat Indonesia Telepon (0956)22854


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGUKURAN DEBIT AIR

I.

No. Dok

: SOP-0512

Revisi

: 00

Terbit

: 24/09/2012

PENGERTIAN 

Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah daerah tertentu yang bentuk dan sifat alamnya demikian rupa, sehingga merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya yang melalui daerah tersebut, dalam fungsinya untuk menampung air yang berasal dari curah hujan dan sumber-sumber air lainnya, penyimpanannya serta pengalirannya dihimpun dan didata berdasarkan hukum-hukum alam sekelilingnya demi keseimbangan daerah tersebut.

Stasiun Pengamat Arus Sungai (SPAS) adalah suatu bangunan berikut perlengkapannya, yang dibangun pada suatu potongan sungai/anak sungai atau pada setiap outlet suatu DAS/Sub DAS untuk keperluan monitoring tata air secara terus menerus.

Tata air adalah suatu keadaan yang menggambarkan tentang kuantitas, kualitas (sedimentasi) dan penyebaran air menurut waktu dan tempat serta pengaruhnya terhadap kondisi yang bersangkutan.

Debit air adalah banyaknya air yang mengalir melewati suatu penampung basah sungai tertentu selama kurun waktu tertentu.

Sedimen adalah setiap material atau fragmental yang terangkut melalui proses suspensi maupun pengendapan oleh air atau angin.

II.

Outlet adalah titik keluaran aliran sungai dalam suatu DAS/Sub DAS.

TUJUAN Sebagai pedoman tata cara kerja pada tahapan pelaksanaan pengukuran dan pengolahan data kecepatan arus sungai di areal pengusahaan hutan.

III.

RUANG LINGKUP Diterapkan dalam kegiatan pengukuran dan pengolahan data stasiun arus

sungai di areal

IUPHHK PT Arfak Indra.

IV.

DASAR DAN ACUAN a.

Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 276/Kpts-II/95 tentang Pembangunan Stasiun pengamatan arus sungai di Areal Pengusahaan Hutan.

b.

Keputusan Direktur Jenderal Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan Nomor : 058/Kpts/V/1995 tentang Pedoman Pembangunan Stasiun Pengamatan Arus Sungai (SPAS) di Areal Pengusahaan Hutan.

c.

Direktorat Rehabilitasi dan Konservasi Tanah. 1995 Petunjuk Teknis Pembangunan dan Pengolahan Data Stasiun Pengamat Arus Sungai di Areal Pengusahaan Hutan.


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGUKURAN DEBIT AIR d.

Direktorat Rehabilitasi dan Konservasi Tanah, 1996.

No. Dok

: SOP-0512

Revisi

: 00

Terbit

: 24/09/2012

Petunjuk Teknis Penyusunan

Rancangan Stasiun Pengamat Arus Sungai.

V.

PERSIAPAN AWAL a.

Tim Survey Tim survey untuk menetapan lokasi titik pengukuran data curah hujan dilakukan bersamaan waktunya dengan pelaksanaan survay penetapan lokasi SPAS.

Tim survay

terdiri dari 6 (enam) orang dengan pembagian tugas sebagai berikut :  1 orang ketua tim dari BP DAS  2 orang pemegang alat ukur (theodolith dan kompas)  1 orang pembuat rintis batas  1 orang pengukur  1 orang pembantu umum b.

Peralatan  Penyiapan peta kerja dan peta topografi  Peralatan yang digunakan antara lain: - buku lapangan, alat-alat tulis, tally sheet - kompas - clinometer - parang - rool meter

c.

Penetapan Lokasi  Lokasi pengukuran kecepatan air sungai diupayakan sedekat mungkin dengan lokasi bangunan alat SPAS  Dari hasil pengamatan lapangan terhadap rencana beberapa lokasi pengukuran, maka dilakukan eveluasi untuk menetapkan lokasi yang terbaik.  Lokasi yang terpilih dan memenuhi persyaratan ditandai secara visual langsung di lapangan yaitu dengan tanda cat yang digoreskan pada pohon atau batu di dekatnya.  Pada peta topografi dan petak kerja, maka ditandai tanda merah untuk lokasi yang terpilih.

VI.

PELAKSANAAN a.

Pengukuran Penampang Sungai Pengukuran bentuk penampang sungai dilakukan untuk mengetahui luas penampang basah aliran dan titik nol (dasar sungai), sehingga memudahkan perhitungan luas penampang basah. Dalam pelaksanaannya dapat dilakukan sebagai berikut :  Ukur lebar sungai antara tebing yang satu dengan yang lainnya.  Pengukuran dibagi menjadi beberapa bagian dengan jarak yang sama.  Ukur ketinggian (kedalaman) tiap-tiap bagian dan ikatkan dengan titik ikat yang telah ada.


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGUKURAN DEBIT AIR

No. Dok

: SOP-0512

Revisi

: 00

Terbit

: 24/09/2012

 Catat hasil pengukuran azimuth, jarak dan beda tinggi dicatat dalam buku ukur.  Ukur kedalaman aliran yang paling dalam yang akan dipergunakan sebagai titik nol (datum nol). b.

Pemasangan Cableway Cableway merupakan sarana pengukuran kecepatan aliran air arus sungai terutama bila terjadi banjir atau aliran yang deras. Perlu tidaknya pemasangan cableway ditentukan oleh kondisi setempat, bila ada jembatan di dekat bangunan atau pohon yang melintang maka dapat digunakan untuk sarana jalan pengukuran kecepatan arus sungai. Didalam pemasangan cableway perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:  Pemasangan cableway agar disesuaikan dengan desain.  Tempat kedudukan cableway diusahakan pada tempat yang stabil di kedua bantaran sungai dengan pondasi cor berukuran (panjang x lebar x tinggi) = 0,4m x 0,4m x 0,25m.  Tinggi tiang di atas permukaan tanah adalah 1,20 m ditanam dalam pasangan cor beton sedalam  30cm.

c.

Pemasangan Alat  Bagian-bagian Peralatan - Meter Boy - Propeller - Alat Penghitung (Z 30 Counter) - Minyak Pelumas (Propeller Oil) - Kabel Connect - Tangkai Propeller - Tas Peralatan  Teknik Pemasangan Alat - Sambung bagian-bagian meter boy sesuai kedalaman yang ingin diukur dengan menggunakan sekrup dan kemudian dikencangkan. - Pasang tangkai propeller dengan cara memasukkannya per meter body dan putar ujungnya sampai kencang. - Masukkan minyak pelumas pada propeller dan pasang pada tangkainya, dan kemudian diputar hingga berada pada posisi yang tepat. - Pasang kabel connect pada alat penghitung dengan posisi (+) dan (-), selanjutnya hubungkan pada bagian tangkai propeller. - Apabila pengukuran menggunakan jembatan kabel (cableway), maka meter boy diikat/diletakkan pasa cableway yang telah dibuat sebelumnya.

d.

Pengoperasian Alat  Kegiatan pengukuran diupayakan untuk dilakukan pada setiap perubahan muka air (kalau memungkinkan) dengan metode pengukuran : - Metode satu titik


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGUKURAN DEBIT AIR

No. Dok

: SOP-0512

Revisi

: 00

Terbit

: 24/09/2012

Digunakan bila kedalaman sungai (h) < 60 cm.

Pengukuran dilakukan pada

kedalaman 0.6 h, sehingga kecepatan rata-rata (V) = V(0.6 h) - Metode dua titik Digunakan bila kedalaman sungai (h) > 60 cm. kedalaman

Pengukuran dilakukan pada

0.2 h dan 0.8 h di bawah permukaan, dimana h adalah kedalaman

vertikal, sehingga : v rata-rata =  Masukkan meter body yang telah terpasang propeller pada posisi letak dan kedalaman diinginkan  Setelah posisi alat tepat, maka tekan tombol start (mulai) pada alat penghitung dan install hingga nilai pada layar penghitung menjadi nol.  Atur waktu yang diinginkan pada pengukuran yang sudah tertera pada alat  Setelah alat berada pada kedalaman yang diinginkan dengan posisi tegak lurus, maka tekan tombol start.  Alat akan berhenti setelah waktu yang ditetapkan, kemudian cata angka yang terlihat pada layar monitor.  Selanjutnya dicari nilai yang tertera pada layar monitor dengan menggunakan tabel yang telah disediakan.  Catat setiap hasil pengukuran pada buku ukur, dengan dilengkapi: - tangga/jam pengambilan - ketinggian (kedalaman) pengukuran - nama petugas

VII.

PENGOLAHAN DATA a.

Current Meter  Data kecepatan arus air diperoleh dengan mencari nilai yang tertera pada layar monitor dengan menggunakan tabel yang telah disediakan. Contoh : Nilai yang tertera pada layar monitor adalah 4,5, maka kecepatan arus sungai berdasarkan nilai di tabel adalah :

N

0

1

2

3

4

5

6

0 1 2 3 4 5

1,1


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGUKURAN DEBIT AIR

No. Dok

: SOP-0512

Revisi

: 00

Terbit

: 24/09/2012

 Disamping itu hasil pengukuran dapat juga dihitung dengan cara : (khusus propeller tipe 1-135318) n < 0,65

v = 0,2085*n + 0,030

0,65 = < n < = 10,16

v = 0,2455*n + 0,006

contoh : misalkan dari hasil pengukuran dengan waktu 40 detik (t) diperoleh angka 180 ®, maka: N=r/t N

V

=

180 / 40

=

4,5

=

0,2028 x 4,5 + 0,006

=

1,1 meter / detik

dimana : r t b.

= putaran baling-baling = waktu

Secara Empiris (Perkiraan) Data kecepatan aliran air yang dihitung secara empiris dapat menggunakan rumus Manning dengan langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut :  Hitung luas penampang basah (A) dan keliling basah (O)  Hitung kemiringan muka alirannya  Hitung jari-jari hidrolik (R), yaitu : R = A/O  Kekasaran saluran atau sungai (n) Maka kecepatan aliran dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

1 2/3 1/2 V = ------- R - S n Nilai Koefisien Kekasaran Saluran (Manning) No. 1.

Dinding saluran Tanah

Kondisi

Nilai Koefisien

1. Rata-rata dalam keadaan baik

0.020

2. Dalam keadaan baik

0.025

3. Dengan batu-batuan dan tumbuh-

0.025

tumbuhan 4. Dalam keadaan jelek 5. Sebagian terganggu oleh batu-batu atau tumbuhan

0.035 0.050


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGUKURAN DEBIT AIR

2.

c.

Pasangan batu

No. Dok

: SOP-0512

Revisi

: 00

Terbit

: 24/09/2012

1. Plesteran semen halus

0.100

2. Plesteran semen dan pasir

0.012

3. Pasangan batu, keadaan jelek

0.020

4. Halus, dipasang rata

0.013

Debit Air Sungai

Setelah kecepatan aliran dihitung dan luas penampang basah maka diketahui, maka debit untuk setiap ketinggian muka air dihitung dengan rumus sebagai berikut : Q=A/V

dimana :

Q = Debit air (m3/detik) A = luas penampang basah (m2) V = kecepatan aliran (m/detik)

VIII.

PELAPORAN a.

Persiapan  Periksa data-data dari hasil pendataan lapangann dan pastikan bahwa data-data tersebut sudah benar dan disahkan oleh penanggung jawab.  Lakukan perhitungan secara manual, bila ada data yang perlu dihitung terlebih dahulu.  Lakukan proses pengolahan data dengan menggunakan komputer sesuai dengan petunjuk dari masing-masing kegiatan.  Setelah proses pengolahan data selesai, periksa kembali untuk perbaikan-perbaikan seperlunya.  Pastikan bahwa proses pengolahan data sudah benar dan data-data tersebut sudah siap untuk dijadikan dasar pembuatan laporan.

b.

Pembuatan Laporan  Periksa kembali seluruh data-data yang ada dan pastikan bahwa seluruh data-data telah lengkap dan telah dilakukan pengolahan.  Buat laporan berdasarkan data-data tersebut sesuai petunjuk masing-masing kegiatan dengan format yang telah dibakukan  Periksa dan koreksi kembali laporan yang telah dibuat, kemudian pastikan bahwa laporan yang telah dibuat tersebut sudah benar.  Setelah pembuatan laporan selesai, lakukan pencetakan (print out) dan serahkan hasil cetakan kepada penanggung jawab untuk diperiksa dan diberikan pengesahan.  Periksa kembali dan pastikan bahwa pembuatan laporan sudah lengkap daan benar.


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGUKURAN DEBIT AIR

IX.

No. Dok

: SOP-0512

Revisi

: 00

Terbit

: 24/09/2012

PEMELIHARAAN ALAT Untuk menjamin presisi alat dan ketelitian hasil pengukuran, maka peralatan perlu dilakukan pemeliharaan secara rutin. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut : a.

Minyak pelumas pada baling-baling sebaiknya diganti setiap akhir pengukuran atau balingbaling telah lama tak dipakai

b.

Pelu dilakukan pengecekan sumber listrik/baterai dan jaringan listrik yang menghantarkan pulsa putaran baling-baling

c.

Perlu dilakukan kalibrasi alat sebelum digunakan dilapangan.

d.

Bersihkan alat yang telah dipergunakan secara hati-hati,apabila perlu dicuci gunakan deterjen dan kain lap yang halus permukaan.

e.

Sebelum disimpan keringkan semua bagian-bagian paralatan dengan melepas satu per satu bagian peralatan.

f.

Cek kembali bagian-bagian peralatan dan disimpan peralatan pada tempat yang aman bila sudah selesai dipergunakan.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.