PENGANTAR
Dua Windu PPA dan Momentum Kekinian
PPA dalam hal mendukung visi dan misi pemerintah bertugas sebagai perusahaan yang diberikan kewenangan menjadi agen restrukturisasi BUMN. PPA diamanahi untuk melakukan restrukturisasi dan revitalisasi BUMN yang sedang “sakit”, contohnya PT Industri Gelas (Iglas), PT Kertas Kraft Aceh (KKA), PT Merpati Nusantara Airlines (MNA), dan PT Kertas Leces. Alasan PPA ditunjuk sebagai agen restrukturisasi untuk membantu Kementerian BUMN adalah karena Kemente rian BUMN tidak sefleksibel korporasi. Peran PPA sebagai agen restrukturisasi inilah yang akan dimaksimalkan dan dioptimalkan agar perusahaan-perusahaan tersebut bisa berkontribusi lagi untuk Negara. PPA saat ini sudah melakukan bisnisnya sesuai dengan apa yang diinginkan Kementerian BUMN dalam Peraturan Pemerintah (PP) pendiriannya, yaitu sebagai agen restrukturisasi, dan revitalisasi BUMN. Saat ini Kementerian BUMN akan lebih fokus mengoptimalkan PPA bukan hanya sebagai agen restrukturisasi, melainkan juga optimalisasi peran agen investasi sehingga secara grup BUMN, kemanfaatan PPA akan menjadi lebih optimal. Jika dilihat dari angka, capaian pendapatan PPA induk meningkat signifikan, dari semula pada tahun 2015 hanya sekitar Rp290 miliar menjadi Rp532 miliar pada 2020 ini (proyeksi). Pertumbuhan pendapatan ini mengindikasikan bahwa kemampuan investasi PPA semakin membaik setiap tahunnya. PPA juga Dua Windu PPA : Sang Dokter Korporasi |
5