Benchmark magz

Page 1

profile

energy

finance

Amran Nukman, Ketua Real Estat Indonesia (REI) DKI Jakarta

Jalan Berliku Pembangkit 35 Ribu MW

Asuransi Jiwa Tugu Mandiri tak gentar hadapi pasar bebas

Indonesia Seksi di Mata Asing

volume 01 - issue 02 - 2015

analysis and corporate action news, finance, stocks and global markets

BTN Strive

to Face Slowdown “We are still in control of the housing market in Indonesia. We will maintain this position and improve our performance,� Maryono,

President Director PT Bank Tabungan Negara, Tbk

Bilingual Harga Rp. 55.000,Luar Pulau Jawa Harga Rp. 55.000,-




editor’s letter Property, Construction, Infrastructure, Energy, Investment and Finance

published by PT. Jurnalis Adi Media director Ir. H. Indra Utama - President Director H. Armensyah - Managing Director H. Adrian Putra - Marketing Director Editorial Mukhtar Wijaya - Editor in Chief M. Ridaf Sukri - Managing Editor Jayadi - Deputy Editor Indriana - Editor Secretary Maxmun - Photographer design/production Artoio Gomes - Head Designer grioDisain - Editorial Designer Donnie Eka Andryanto - IT & Web marketing H. Deden - Account Executive eLiNe Communication - Business Devp. circulation Dedi Sutarya Riri accounts Nurul Jaka administration Bubun Gunawan - Traffic Coordinator Address Editorial, Marketing & Circulation GRAHA JURNALIS Jl. Gudang Peluru Raya Blok B1 No. 24A Tebet, Jakarta Selatan - Indonesia Ph. 62+21 - 837 06084 837 06250 709 50275 705 15719 Fx. 62+21 - 830 9868 redaksi@benchmarkmagz.com iklan@benchmarkmagz.com No part of this magazine may be reproduced without the written permission from the Publisher. All right reserved. This Magazine is published by PT Jurnalis Adi Media.

2The Benchmark|Volume 01|Issue 02 - 2015

Dulu Jeblok, Kini Bangkit

A

pa kabar pembaca budiman? Semoga Anda semua senantiasa sehat dan tetap semang-at menyongsong perekonomian Indonesia yang kembali bergairah. Bicara tentang perekonomian, akhir-akhir ini sejumlah kalangan mempertanyakan kredibilitas kebijakan ekonomi pemerintah pada enam bulan pertama tahun 2015. Bahkan, Institute For Development Of Economics and Finance (INDEF) menilai perekonomian nasional saat ini sudah menunjukkan lampu kuning (waspada). Dalam enam bulan terakhir, kinerja ekonomi Joko Widodo – Jusuf Kalla ‘jeblok’. Hal itu terindikasi dari perlambatan pertumbuhan ekonomi menjadi 4,71 persen, penurunan kontribusi investasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dari 33.46 persen menjadi 31,94 persen, dan defisit neraca pembayaran sebesar 5,1 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Sementara surplus perdangan hanya ditopang penurunan impor sebesar 17,03 persen. Selain itu, depresiasi rupiah tahun berjalan (year to date/ytd) yang mencapai 6,7 persen hingga level Rp13.300 per dolar, perlambatan kredit dari 11,6 persen menjadi 11,3 persen, dan indeks tendesi bisnis turun menjadi 103,42 dari 104,07 di kuartal I -2014. Hal ini dikonfirmasi perkembangan sektor rill (pertumbuhan kredit) sebesar 12,2 persen atau dibawah target Bank Indonesia (BI) 15-17 persen. Namun ditengah kekecewaan pasar terhadap kondisi tersebut, beberapa pelaku indstri sektor keuangan optimistis kondisi perekonomian tanah air akan kembali pulih memasuki paruh kedua tahun ini. Satu diantaranya adalah PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Masuk akal, bila BTN punya keyakinan seperti itu. Mengingat, sepanjang semester I-2015, emiten berkode BBTN ini mampu menunjukkan performa kinerja terbaiknya. Lihat saja, ditengah tantangan perlambatan ekonomi domestik, bank fokus di kredit properti tersebut justru mencatat pertumbuhan laba sebesar 54,25 persen (Rp831 miliar) pada semester I-2015 dibanding periode sama tahun lalu. Perolehan laba didukung pedapatan NII (nett interest

income) sebesar Rp3,187 triliun. Tak hanya itu, aset BTN juga tercatat Rp155,952 triliun, atau tumbuh 14,99 persen dari posisi sama di 2014, yang sebesr Rp135,623 triliun. Pembaca budiman, ulasan tentang kinerja Bank BTN secara rinci tersaji pada main review yang mengusung topik: “Gelora BTN di Tengah Kelesuan”. Pada edisi dua ini, kami juga menyajikan ulasan tentang langkah ekspansi PT Metropolitan Land, Tbk yang menggandeng pengembang terkemuka asal Singapura, Ascendas Group dan ulasan tentang update pembangunan megaproyek infastruktur, Trans Sumatera. Lalu, di Rubrik Profile, edisi kali ini menampilkan sosok Amran Nukman, Ketua Real Estate Indonesia (REI) Wilayah DKI Jakarta. Sementara, pada Rubrik Regulasi, menyajikan upaya peme-rintah dalam menarik minat investor melalui kemudahan berusaha. Tak lupa, seperti biasa kami pun menyajikan informasi ringan tentang destinasi wisata menarik di Vietnam, pada Rubrik Leisure bertajuk: “Mengenang Vietcong Hingga James Bond”. Akhirnya, kami berharap semua pihak tetap punya optimisme tinggi bahwa perekonomian Indonesia akan segera pulih dan kembali berjaya. Hal itu hanya bisa dicapai dengan semangat sama, menuju Indonesia yang lebih baik dan bermartabat di mata dunia. Kini, saatnya Indonesia bangkit. Selamat membaca…!

Mukhtar Wijaya Editor in Chief


TESTIMONY Acuan Investasi dan Akses Permodalan Hadir dua bahasa (bilingual) Indonesia – English, The Benchmark merupakan media informasi pertama dan utama penggerak pertumbuhan investasi, perluasan akses bisnis, dan permodalan. Sesuai namanya, The Benchmark diharapkan jadi acuan bagi investor lokal maupun asing dalam berinvestasi. The Benchmark diterbitkan oleh PT Jurnalis Adi Media, perusahaan media dengan Sumber Daya Manusia (SDM) andal dan profesional yang telah belasan tahun berkecimpung di dunia jurnalistik dan penerbitan media nasional. Selain desain tampil eye catching, gaya penulisan ringan, sehingga tak membosankan dan mudah dicerna oleh setiap pembaca.

Lukman Purnomosidi

President Director PT Eureka Prima Jakarta, Tbk

Dinanti Industri

Candra Ciputra

President Director Ciputra Group

Elegan dan Berkelas Saat pertama kali melihat tampilan Majalah The Benckmark, saya cukup terkesan. Elegan, berkelas, dan tidak membosankan. Karenanya, saya berharap The Benchmark mampu mempertahan image-nya sebagai media dengan kalangan menengah atas sebagai segemen pembacanya.

Majalah The Benchmark merupakan media yang dinanti oleh para pelaku industri properti. Selama ini, industri sangat membutuhkan referensi informasi terkait investasi, aksi-aksi korporasi dari perusahaan listed di bursa efek, akses permodalan, serta regulasi di sektor properti. Melalui pemberitaan yang konsisten, aktual, mendalam, dan akurat, kehadiran The Benchmark diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pelaku industri tersebut. Selamat atas terbitnya Majalah The Benchmark. Sukses selalu untuk team Jurnalis Adi Media.

Terus jaga kualitas konten serta desain dengan maintenance Sumber Daya Manusia (SDM) secara baik dan benar sesuai ketentuan yang berlaku. Semoga sukses dan berjaya selalu di bisnis media seperti pendahulunya, Majalah Property&Bank. Volume 01|Issue 02 - 2015|The

Benchmark|ď ´3


contents

12 Maryono

Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara, Tbk.

4ď ľThe Benchmark|Volume 01|Issue 02 - 2015


contents REGULARS: 2 6 56 58

non bank

26

20  Gaya Dandan Asuransi

main review 12  Gelora BTN

28  Kuasai Separuh Lebih

10

di Tengah Kelesuan Tren perlambatan ekonomi masih medera Indonesia. Hingga awal paruh kedua 2015 pasar industri keuangan mengalami kelesuan. Namun, gairah Bank Tabungan Negara dalam menggapai kinerja bisnis terbaiknya tetap menggelora.

business matters

Ketua Real Estat Indonesia (REI) DKI Jakarta

40  Infinity by Crown

Bukti Indonesia Hebat

boleh saja melambat, namun kinerja indeks saham sektor industri jasa keuangan harus tetap prima. Itulah harapan besar para pelaku bisnis termasuk sektor keuangan di tanah air.

construction 50  Proyek Digeber

Pelat Merah Moncer

energy

Himpitan peraturan tentang

di Tengah Himpitan

pasar properti tak membuat pengembang berhenti berkarya. Sampai kini, beberapa developer tetap giat membangun proyek andalannya di sejumlah wilayah seperti Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

Mengubah Mimpi Jadi Nyata

Selama 20 tahun masyarakat

Sumatera bermimpi punya jalan tol yang terhubung ke Pulau Jawa. Akhir April 2015 lalu, saat Presiden Jokowi melakukan groundbreaking Tol Trans Sumatera di Lampung Selatan, mimpi itupun menjadi nyata.

36  Amran Nukman

26  Geliat Metland

45  Tol Trans Sumatera

profile

Sektor Keuangan...!

Kondisi perekonomian nasional

Bagi Metland, Megapolitan:

Jelang MEA

global

10  Ayo Bangkit

Pasar Nasional

Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi merupakan pasar empuk untuk wilayah pengembangan bisnisnya. Menguasai Jabodetabek sama artinya sukses merebut lebih dari separuh pasar properti di Indonesia.

Editor's Letter News in Brief Lifestyle Leisure

43  Memacu Ekonomi

Memicu Infrastruktur

Tren perlambatan ekonomi masih

52  Jalan Berliku

Pembangkit 35 Ribu MW

regulation 54  Investasi di Indonesia

Kian Mudah

56

terjadi di Indonesia. Peningkatan spending dana pembangunan infrastruktur berkualitas amatlah penting untuk memicu pertumbuhan ekonomi di tanah air.

view points 18  Saham BBTN

Bergerak Positif

58

34  Memburu Cuan

45

Via Properti Baru 48  Infrastruktur Motor Indeks Saham 2015 Volume 01|Issue 02 - 2015|The

Benchmark|5


NEWS IN BRIEF

SEND IN YOUR STORIES

keuangan | investasi

Binakarya Resmi Melantai di Bursa Perusahaan properti PT Binakarya Jaya Abadi, Tbk resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai emiten ke-11 di tahun 2015. Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat di Jakarta, awal Juli 2015, mengharapkan saham PT Binakarya Jaya Abadi, Tbk dapat memberikan kontribusi positif bagi kinerja industri pasar modal dan perekonomian domestik. “Setelah resmi tercatat di BEI, diharap-kan saham Binakarya Jaya Abadi diminati oleh investor sehingga dapat mewarnai dan mempengaruhi kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG),” ujarnya. Ia menambahkan, seiring dengan resminya Binakarya Jaya Abadi tercatat di BEI maka status perusahaan telah berubah menjadi Tbk (Terbuka) sehingga akan lebih dikenal oleh publik. Perseroan diharapkan dapat meningkatkan praktik tata kelola perusahaan yang baik (GCG). Selain itu, lanjut dia, perseroan juga akan lebih mudah untuk meraih pembiayaan dari perbankan maupun masyarakat dalam rangka mengembangkan usaha menunjang aksi korporasi.

Sementara itu, Presiden Direktur Binakarya Jaya Abadi (BIKA) Budianto Halim mengemukakan, jumlah saham yang dilepas sebanyak 150 juta lembar saham baru atau sekitar 25,34 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penuh dengan harga penawaran sebesar Rp1.000 per lembar. Dengan demikian, perseroan meraih dana dari hasil penawaran umum perdana saham (IPO) sebesar Rp150 miliar. “Sebesar 40 persen dana IPO akan digunakan sebagai belanja modal, 45,02 persen untuk pembiayaan kembali utang dan sisanya 14,98 persen bagi modal kerja,” katanya. Binakarya Jaya Abadi yang memiliki kode perdagangan efek BIKA itu, sedang fokus dalam proyek pembangunan enam apartemen, tiga proyek residensial, dan komersial sebanyak 11 proyek. Saat ini perseroan memiliki pengembangan lahan seluas 689.625 meter persegi dengan landbank seluas 369.524 meter persegi. Pada perdagangan perdana, saham BIKA dibuka menguat Rp440 menjadi Rp1.440 per lembar saham. RHB OSK Securities bertindak sebagai sole lead underwriter Binakarya Jaya Abadi. (*)

Target Laba Bukit Uluwatu Rp55 M

solusiproperti

“Fasilitas tax allowance yang tadinya ada persyaratan investasi minimal sebesar Rp 1 triliun mau dihilangkan”

6The Benchmark|Volume 01|Issue 02 - 2015

Emiten properti PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA) menargetkan laba bersih tahun ini sebesar Rp55 miliar, atau tumbuh 83 persen dibandingkan raihan 2014 senilai Rp29,9 miliar. Direktur Bukit Uluwatu, Hendry Utomo mengatakan, pertumbuhan kinerja keuangan juga akan didukung penambahan kamar hotel menjadi 240 unit dengan rasio okupansi sekitar

75 persen. Tahun lalu, Bukit Uluwatu memiliki dua hotel resor dengan total 133 unit hunian eksklusif di Ubud dan Uluwatu. Rasio okupansi kamar dan vila perseroan meningkat menjadi 69 persen pada 2014, dibandingkan tahun 2013 sebesar 65 persen. “Diproyeksikan jumlah kunjungan wisatawan asing (wisman) menjadi 20 juta jiwa pada 2019, dibandingkan realisasi tahun lalu sebanyak 9,4 juta. Kenaikan ini tentu akan menguntungkan Jakarta dan Bali, karena kedua daerah ini menjadi pintu masuk utama wisatawan mancanegara,” jelas Hendry pada paparan publik di Jakarta, pertengahan Juni 2015. Dengan didukung faktor-faktor di atas, lanjutnya, perseroan memproyeksikan pendapatan tahun ini bertumbuh 34 persen menjadi Rp345 miliar dari tahun lalu yang tercatat Rp256,5 miliar. Adapun pendapatan sepanjang kuartal I-2015 sebesar Rp35,8 miliar, naik tipis dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp35,5 miliar. Sementara rugi bersih meningkat menjadi Rp12,5 miliar dari sebelumnya Rp11,2 miliar. “Kuartal I tahun ini merupakan low season jadi masih sepi. Selain itu biaya operasi juga terus berjalan karena kami juga terus melanjutkan penyelesaian proyek-proyek baru. Namun biasanya kuartal II dan seterusnya akan jauh lebih tinggi,” ungkapnya. (*)


GOT A STORY SHOULD BE REPORTING ON? CONTACT US AT redaksi@benchmarkmagz.com

properti

Penjualan Century 21 di Atas Rp10 T hktdc.com

Hong Kong Gencarkan Promosi Dagang Pemerintah Hong Kong semakin gencar melakukan promosi dagang di Indonesia. Lihat saja, “In Style Hong Kong,” sebuah promosi skala besar negara ini akan digelar di Jakarta, dari 14 hingga 20 September 2015. Promosi ini akan menghadirkan sejumlah penawaran dari Hong Kong untuk bisnis, pedagang, dan konsumen Indonesia. Melanjutkan kesuksesan pameran produkproduk Hong Kong yang digelar oleh Hong Kong Trade Development Council (HKTDC) selama tiga tahun terakhir ini, promosi tahun 2015 ini diperluas sehingga akan mencakup pameran produk untuk pembeli dagang, promosi ritel, dan makanan di seluruh Jakarta. Indonesia dan Hong Kong menikmati hubungan dekat di bidang perdagangan, dengan angka mencapai USD5,13 miliar di tahun 2014, dan di bidang investasi, Hong Kong menjadi investor terbesar ke-9 di Indonesia dengan nilai investasi mencapai USD657 juta.(*)

Sepanjang 2015 ini Agen Properti Century 21 menargetkan penjualan rumah diatas Rp10 triliun. Seperti tahun sebelumnya, angka penjualan banyak ditopang oleh transaksi rumah – rumah di kawasan Jabodetabek. Associate Executive Director Century 21 Daniel Handojo mengatakan, sampai Mei 2015, perusahaan berhasil menjual sebanyak 2.800 hingga 3.000 unit rumah. Dengan pencapaian itu, Daniel optimistis para agen Century 21 mampu mencapai angka penjualan di atas Rp10 triliun. "Sampai akhir tahun nanti, kami targetkan pencapaian penjualan sebanyak dua digit. Kami yakin mampi mencapai penjualan di atas Rp10 triliun,” tegas Daniel di Jakarta, belum lama ini.

Hanya saja, lanjut Daniel, target penjualan tersebut tidak bisa serta merta disetarakan, dengan 10 ribu rumah. Sebab, target penjualan bertumpu pada nilai kapitalisasi total. "Tidak bisa, misalnya, target penjualan Rp10 triliun, akan tercapai jika kami menjual 10 ribu rumah. Yang kami targetkan itu angka penjualannya. Apalagi kami juga menjual rumah – rumah murah. Walaupun volumenya banyak, namun nilai penjualanya tidak terlalu besar,” papar dia. Kendati demikian, jumlah unit rumah yang berhasil dijual pada 2015, diyakini lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2014, kata Daniel, Century 21 berhasil menjual 7.000 unit rumah. "Pada 2015, kami yakin penjualannya lebih besar,” ujar dia. (*)

Volume 01|Issue 02 - 2015|The

Benchmark|7


NEWS IN BRIEF

SEND IN YOUR STORIES

perbankan

Commonwealth - Ashmore Luncurkan Reksa Dana Saham Director of Ashmore Asset Management Indonesia, Arief Wana, mengatakan, kemitraan dengan Commonwealth Bank Indonesia merupakan langkah penting bagi komitmen Ashmore untuk memperluas dan memperkenalkan reksa dana Ashmore sebagai salah satu instrumen investasi yang unik bagi masyarakat. “Karakter reksa dana kami sesuai dengan

Commonwealth Bank Indonesia, anak perusahaan dari Commonwealth Bank of Australia Group (CBA), awal Juli 2015 mengumumkan kemitraan strategis pertamanya dengan PT Ashmore Asset Management Indonesia (Ashmore), dengan meluncurkan produk reksa dana saham Ashmore Dana Ekuitas Nusantara dan Ashmore Dana Progresif Nusantara. Commonwealth Bank menawarkan kedua produk ini melalui jaringan Commonwealth Bank di 91 cabang dan kantor yang beroperasi di 32 kota yang tersebar di seluruh Indonesia. Presiden Direktur Commonwealth Bank Indonesia, Tony Costa, mengatakan, Commonwealth Bank dan Ashmore merupakan penyedia layanan keuangan terpercaya, yang memiliki komitmen untuk menyediakan apa yang menjadi kebutuhan para nasabah, rangkaian produk investasi yang lebih lebih beragam untuk kebutuhan investasi jangka panjang mereka. Dana Progresif Nusantara, reksa dana unggulan dari Ashmore memenangkan Best Mutual Fund Award 2015 untuk kategori reksa dana saham dengan AUM > Rp1 triliun dari salah satu lembaga penyediaan informasi dan riset pasar modal. Reksa dana ini berfokus pada saham-saham small cap di mana 50 persen dari produk ini diinvestasikan di emiten-emiten dengan market cap kurang dari Rp30 triliun. Sementara itu, Dana Ekuitas Nusantara berfokus pada saham-saham large cap dengan market cap lebih dari Rp30 triliun. Kedua produk ini ditujukan untuk keuntungan jangka panjang dengan investasi pada sekuritas saham. 8The Benchmark|Volume 01|Issue 02 - 2015

segmen nasabah Commonwealth Bank yang mayoritas berada pada usia produktif serta agresif dalam melakukan akumulasi kekayaan, Ashmore menawarkan peluang berinvestasi pada saham-saham emiten yang masih dalam fase pertumbuhan, belum menarik minat mayoritas investor, namun memiliki potensi luar biasa dalam jangka panjang.” tambah Arief. (*)

BNI Gelar E-Banking Days 2015 Upaya untuk meningkatkan Gerakan Nasional Non Tunai terus dilakukan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI, Rabu, 8 Juli 2015, BNI menggelar BNI e-Ban-king Days 2015, yaitu acara yang mengawali upaya terencana dan berkesinambungan untuk meningkatkan jumlah pengguna layanan e-Banking yang dimiliki BNI, mulai dari bertransaksi melalui ATM, SMS Banking, Internet Banking, Phone Banking, hingga aplikasi BNI Experience. Untuk mendorong penggunaannya, aktivasi layanan e-Banking BNI dibuat semakin mudah, cepat, dan aman. Direktur Konsumer Banking BNI Anggoro Eko Cahyo,mengatakan, demi meningkatkan awareness tentang BNI e-Banking, meningkatkan jumlah penggunanya, menaikkan jumlah transaksi, serta menumbuhkan pendapatan berbasis komisi (FBI) dari layanan e-banking, maka perlu dilakukan edukasi oleh segenap pegawai BNI kepada nasabah. Dengan fitur yang semakin lengkap dan memudahkan nasa-

bah, diharapkan akan banyak nasabah yang tertarik mengaktifkan BNI e-Banking. “Untuk itu, selama bulan Juli 2015 dilaksanakan program BNI e-Banking Days 2015 dengan 2 sub program, yaitu Program Edukasi dan Program Awareness oleh Duta E-Banking. Duta e-Banking terdiri atas Pimpinan Cabang, kantor layanan, Penyelia, Sales, Customer Service, Teller hingga petugas Satpam,” ujarnya. Setiap Duta e-Banking BNI akan secara bergiliran memberikan edukasi dan awareness kepada nasabah yang datang ke kantor cabang. Ini berlaku di seluruh kantor cabang BNI yang saat ini sudah mencapai lebih dari 1.700 outlet di seluruh Indonesia. Khusus pada periode 8 Juli hingga 12 Juli 2015, setiap kantor cabang BNI menggelar event BNI e-Banking Days, dimana program edukasi, aktivasi, dan transaksi dapat dilakukan di BNI ATM Gallery. Terdapat lebih dari 150 BNI ATM Gallery di seluruh Indonesia. (*)


GOT A STORY SHOULD BE REPORTING ON? CONTACT US AT redaksi@benchmarkmagz.com

Muamalat Targetkan Jiwasraya - BNI Gagas Sinergi Layanan Kredit Rp50 T PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) PT Bank Muamalat Indonesia Tbk menargetkan pembiayaan pada tahun ini mencapai Rp50 triliun atau tumbuh 16,5 persen dari total pembiayaan 2014 senilai Rp43,03 triliun. Direktur Utama Bank Muamalat Indonesia (BMI) Endy Abdurrahman mengatakan, tahun ini perusahaan akan lebih fokus pada pembiayaan sektor usaha kecil menengah (UKM) dan consumer. “Tahun ini kami fokus mengembangkan bisnis mikro. Selain itu, kita juga akan mengembangkan pembiayaan komersial,” kata Endy di Jakarta, akhir Juni 2015. Dia mengatakan, tahun ini pihaknya akan lebih meningkatkan komposisi tabungan dari total DPK retail. Menurutnya, upaya ini dilakukan dengan cara meningkatkan pelayanan di kantor-kantor cabang Bank Muamalat di seluruh Indonesia. “Dana pihak ketiga (DPK) kami targetkan tumbuh sebesar Rp54,35 triliun atau meningkat 6,14 persen secara year on year (yoy). Pertumbuhan DPK ditekankan pada pertumbuhan dana murah yang akan diakuisisi secara lebih agresif,” papar Endy. Diketahui, hingga pertengahan 2015 ini, dampak perlambatan ekonomi global masih sangat terasa di Indonesia. Ekonomi Indonesia dihadapkan pada depresiasi rupiah yang cukup tinggi dan inflasi yang menembus angka 7 persen pada Mei 2015 dan pertumbuhan ekonomi yang masih di bawah 5 persen. (*)

terpilih menjadi bank umum yang mengelola keuangan PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dan penggunaan produk Asuransi Jiwasraya untuk nasabah BNI. Kerja sama dengan Asuransi Jiwasraya mencakup penyediaan Cash Management Services, Custodian Services, E-Banking Services, Premium Collection, Claim Payment, Payroll dan Bancassurance. Kerjasama BNI dengan Asuransi Jiwasraya ditandai penandatanganan Nota Kesepahaman Pemanfaatan Jasa Layanan Perbankan dan Bancassurance antara Direktur Utama Asuransi Jiwasraya, Hendrisman Rahim dengan Direktur Utama BNI, Achmad Baiquni di Gedung BNI, pada hari Kamis, tanggal 25 Juni 2015. Baiquni menyebutkan, selama ini kerja sama yang erat antara BNI dengan Asuransi Jiwasraya telah berjalan secara berkesinambungan dan saling menguntungkan. Kerja sama Pemanfaatan Jasa Layanan Perbankan dan Bancassurance antara BNI dengan Asuransi Jiwasraya kali ini diharapkan akan menjadi pintu masuk menuju kerja sama yang lebih luas antara Asuransi Jiwasraya dengan BNI, antara lain pembayaran premi melalui layanan e-channel : ATM dan sms banking. Selain pembayaran premi, BNI juga menyediakan layanan Cash Management untuk transaksi pembayaran klaim kepada seluruh nasabah beserta mitra-mitra Asuransi Jiwasraya dan pembayaran pajak yang terintegrasi secara

online dengan host Modul Penerimaan Negara (MPN) di Direktorat Jenderal Pajak. BNI juga memberikan layanan Custody yang efektif dan efisien untuk mempermudah dan memperlancar layanan operasional transaksi perbankan perusahaan khususnya terkait pasar modal. BNI siap memberikan jasa layanan pembayaran gaji melalui BNI Taplus ke seluruh karyawan Asuransi Jiwasraya yang mencapai 1.400 pegawai dan 9000 agency yang tersebar di seluruh Indonesia. "Kami berkeyakinan bahwa dengan kerja sama ini akan meningkatkan sinergi antara BNI dengan Asuransi Jiwasraya”, ujar Baiquni. (*)

Danamon Rilis Layanan E-Commerce Seiring dengan meningkatnya transaksi berbelanja melalui internet saat ini, PT Bank Danamon Indonesia, Tbk. (Danamon) meluncurkan layanan pembayaran e-Commerce atau transaksi belanja online. Michellina Triwardhany, Direktur Consumer Banking Danamon, mengatakan berdasarkan data dari TechinAsia, masyarakat yang belanja melalui online di Indonesia mampu mengeluarkan dana hingga sebesar USD2,60 miliar (sekitar Rp34,3 triliun) di sepanjang tahun 2014. Angka ini diperkirakan akan naik hampir dua kali lipat menjadi sebesar USD4,89 miliar (sekitar Rp64,5 triliun) di tahun 2016.

“Danamon menghadirkan Danamon Online Banking untuk mendukung kebutuhan belanja online bagi masyarakat agar bisa bertransaksi dengan aman dan nyaman. Sampai dengan 31 Mei 2015 tercatat sebanyak 275.571 nasabah telah terdaftar di Danamon Online Banking.” katanya. Untuk saat ini terdapat 21 merchant online yang telah bekerja sama dengan Danamon dalam pembayaran transaksi belanja online yaitu Bhinneka, Citilink, Electronic City, Jakarta Notebook, Kereta Api Indonesia (KAI), Dinomarket, Foodpanda, Perkakasku, Klik Hotel, eVoucher, Metrox, IT KLIK, Idgameland, Hartono

Elektronika, InstanTicket, Padiciti, Dewaweb, Aksi Cepat Tanggap (ACT), Blibur, Gogo Mal, dan Sriwijaya Air. Danamon juga akan terus melakukan penambahan merchant-merchant secara berkala di sepanjang tahun 2015 dan pada tahun-tahun mendatang. “Dengan Danamon Online Banking ini, selain memberi kemudahan bagi para nasabah dalam belanja online juga mendukung gerakan menuju cashless society,” tambah Vincent S Tee, Alternative Channel Head Danamon. (*) Volume 01|Issue 02 - 2015|The

Benchmark|9


10

business matters

Volume 01 I Issue 02 - 2015

Ayo Bangkit Sektor Keuangan...! Kondisi perekonomian nasional boleh saja melambat, namun kinerja indeks saham sektor industri jasa keuangan harus tetap prima. Itulah harapan besar para pelaku bisnis termasuk sektor keuangan di tanah air.

H

arapan tersebut bukanlah isapan jempol belaka. Buktinya, di tengah kekecewaan pasar terhadap perekonomian nasional pada kuartal I-2015 termasuk perlambatan kinerja perbankan, sejak April 2015 kinerja indeks saham sektor industri jasa keuangan kembali menggeliat. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia yang dikutip awal Juni lalu, pertumbuhan pergerakan indeks sektor keuangan itu mencapai 15,65 persen pada April 2015 atau meningkat dibandingkan kinerja April 2014 yang sempat terpuruk dalam empat tahun terakhir (2011-2014) yaitu -4,69 persen. Pertumbuhan itu melampaui kinerja saham sektor konsumer yang tumbuh 15,16 persen, infrastruktur -2,29 persen, industri dasar -15,97 persen, perkebunan -17,25 persen, perdagangan, jasa dan investasi 8,71 persen, aneka industri -6,82 persen, dan pertambangan -18,81 persen. Kinerja indeks keuangan juga lebih tinggi dibandingkan dengan kinerja IHSG yang tumbuh 5,09 persen pada April 2015 dibandingkan April 2014. Satu-satunya sektor yang tidak dikalahkan oleh sektor keuangan adalah saham properti yang tumbuh mencapai 26,36 persen pada April 2015. Pada periode yang sama tahun lalu, kinerja saham sektor properti tersungkur sebesar -11,74 persen atau lebih buruk dibandingkan dengan kinerja saham sektor keuangan setelah pada tahun sebelumnya properti berada di peringkat tertinggi. Sementara itu, tim riset PT Henan Putihrai menilai posisi likuditas perbankan pada saat ini diperkirakan cukup dalam memenuhi kebutuhan penyaluran kredit. Dipekirakan, kredit akan tumbuh signifikan pada semester II-2015, menyusul realisasi pembangunan infrastuktur mulai berjalan.

www.benchmarkmagz.com

“Likuditas yang baik juga akan memberikan ruang bagi perbankan dalam melakukan penurunan suku bunga deposit, sehingga menopang pertumbuhan margin,� tulis riset terkait panduan investasi Mei 2015. Menurut riset itu, Bank Indonesia memberikan prediksi pertumbuhan kredit mencapai 15-17 persen atau di atas konsensus analis di level 13 -15 persen. Non performing loan (NPL) perbankan dilaporkan terus meningkat menjadi 2,43 persen pada Februari dari 2.37 persen pada Januari. “Potensi pertumbuhan pada NPL akan memberikan tekanan pada perbaikan NIM di 2015,� tulis riset itu. Seiring dengan hal itu, kinerja emiten PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk menunjukkan performa terbaiknya. Lihat saja, di tengah tantangan perlambatan ekonomi domestik tahun ini yang berakibat pada melambatnya pertumbuhan perbankan, emiten berkode BBTN justru mencatatkan pertumbuhan laba sebesar 54,25 persen, senilai Rp831 miliar di semester I-2015. Dimana, laba semester I-2014 sebesar Rp539 miliar. Direktur Utama BTN, Maryono, mengatakan, pertumbuhan laba yang cukup signifikan tersebut didukung oleh perolehan NII (nett interest income) sebesar Rp3,187 triliun, atau meningkat 19,06 persen dibanding 2014 yang mencapai Rp2,676 Triliun. "Laba semester I-2015 tumbuh tinggi karena kami mempunyai target sampai akhir tahun bisa diatas 40 persen. Kami optimis bisa mencapai pertumbuhan itu, karena peluang untuk tumbuh masih sangat terbuka sampai dengan

akhir 2015, " katanya, akhir Juli 2015. Maryono bilang, Bank BTN membukukan aset sebesar Rp155,952 triliun, atau tumbuh 14,99 persen dari posisi yang sama 2014 yang bernilai Rp135,623 Triliun. Laba bersih meningkat, karena Bank BTN mencatatkan pendapatan bunga (Interest Income) pada semester I 2015 sebesar Rp7,353 triliun, atau tumbuh 13,69 persen dari posisi yang sama pada 2014 sebesar Rp6,467 Triliun. (Wijaya)


finance

Volume 01 I Issue 02 - 2015

Let's Revive Financial Sector! The condition of the national economy may be slowing, but the performance of stock index financial services industry sector should remain vibrant. That is the great hope of the businesses including the financial sector in the country.

T

he hope was not a figment. The evidence is that amid market disappointment on national economy of the first quarter 2015, including banking performance slowdown since April 2015, stock index performance of financial services industry is back in stretch. Based on Indonesia Stock Exchange data of early June 2015, financial sector index growth reached 15.65 percent in April 2015, an increase compared to April 2014. The index had slumped in the last four years (2011-2014) down to -4.69 percent. The growth outperformed the consumer sector (15.16 percent growth), infrastructure (-2.29 percent), basic industries (-15.97 percent), plantation (-17.25 percent), trade, services and investment (8.71 percent), miscellaneous industrial (-6.82 percent), and mining (-18.81 percent). Financial index performance is

erty was ranked highest in the previous year. PT Henan Putihrai research team assessment concludes that banking liquidity at this moment should be enough to meet lending needs. It is expected that, loan will grow significantly in the second half of 2015, following the realization of infrastructure projects. "Good liquidity will also provide space for

Financial index performance is also higher than JCI performance with 5.09 percent growth in April 2015 compared to April 2014 also higher than JCI performance with 5.09 percent growth in April 2015 compared to April 2014. The only sectors that has not been defeated by the financial sector is growing property shares, reached 26.36 percent in April 2015. In the same period last year, property sector stocks fell by -11.74 percent or worse than financial stocks, as the prop-

banks to decrease deposit interest rates, in order to sustain margin growth," as mentioned by an investment guidelines research in May 2015. According to the research, Bank Indonesia predicted credit growth to reach 15-17 percent or above analyst consensus at 13 -15 percent level. Net-performing loans (NPLs) of banks reported rising to 2.43 percent in February from 2.37 percent in January. "NPL growth potential will put pressure to NIM improvement in 2015," wrote the research.

11

Along with it, PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk showed its best performance. We can see that in the midst of the challenges of the domestic economic slowdown this year, which resulted in slower growth in banking, BBTN recorded Rp831 billion (54.25 percent) profit growth in the first half of 2015. While the first half of 2014 profit was Rp539 billion. BBTN President Director Maryono mentioned that said significant profit growth was supported by NII (Nett Interest Income) acquisition up to Rp3.187 trillion, 19.06 percent increase compared to 2014, which reached Rp2.676 trillion. "High growth of profit in first half of 2015 was a result of over 40 percent target until the end of the year. We are optimistic to achieve it, growth opportunity is still very open until the end of 2015," he said, by the end of July. Maryono said that Bank BTN recorded Rp155.952 trillion assets, 14.99 percent increase from Rp135.623 trillion, from the same period in 2014. Net income increased, because BTN recorded interest income (Interest Income) in the first half 2015 amounted to Rp7.353 trillion, or an increase of 13.69 percent from the same period in 2014 amounted to Rp6.467 trillion.(Wijaya) www.benchmarkmagz.com


12

main review

Volume 01 I Issue 02 - 2015

“Kami dari sisi perbankan sudah mendorong para pengembang untuk membangun rumah dan dananya telah kami siapkan,� Maryono,

Dirut PT Bank Tabungan Negara Tbk

www.benchmarkmagz.com


finance

Volume 01 I Issue 02 - 2015

Gelora BTN

13

di Tengah Kelesuan Tren perlambatan ekonomi masih medera Indonesia. Hingga awal paruh kedua 2015 pasar industri keuangan mengalami kelesuan. Namun, gairah Bank Tabungan Negara dalam menggapai kinerja bisnis terbaik tetap menggelora.

B

ukan perkara mudah, mencipta sikap optimistis dan jiwa pantang menyerah ditengah kondisi ekonomi serba sulit seperti sekarang. Namun, enteng saja bagi PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Terbukti, bank pelat merah yang fokus pada pembiayaan properti ini sukses menyulut semangat seluruh karyawannya sehingga dapat menggapai kinerja bisnis sesuai terget. Di saat institusi perbankan lain terkoreksi amat dalam, kinerja Bank BTN justru tumbuh signifikan. Selain laba meningkat 54,25 persen, perseroan juga membukukan aset sebesar Rp155,952 triliun, tumbuh 14,99 persen dari posisi yang sama di tahun 2014 sebesar Rp135,623 triliun. Sementara kredit dan pembiayaan tumbuh 18,33 persen dari Rp106,5 triliun pada tahun 2014 menjadi Rp126,1 triliun pada 30 Juni 2015. Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK), tumbuh dari Rp101,3 triliun pada tahun 2014 menjadi Rp114,7 triliun di tahun 2015 atau naik sebesar 13,20 persen. Pertumbuhan ini ditopang oleh kenaikan giro yang mencapai 36,16 persen. Hal ini juga meningkatkan rasio current account saving account (CASA) menjadi 47,27 persen. Sedangkan ditengah-tengah tren non performing loan (NPL) industri perbankan yang cenderung meningkat, Bank BTN komitmen untuk terus menurunkan NPL perseroan sampai dengan akhir tahun 2015 di kisaran 3 persen. Proses untuk menekan NPL itu sudah dapat dilihat dari kinerja 30 Juni 2015 dimana NPL perseroan turun dibanding tahun sebelumnya. NPL Nett semester I-2015 Bank BTN tercatat 3,37 persen atau turun dari tahun sebelumnya yang sebesar 3,83 persen. www.benchmarkmagz.com


14

main review

Volume 01 I Issue 02 - 2015

“Sampai dengan akhir tahun kami menargetkan NPL Gross akan berada pada kisaran 3 persen,” tegas Maryono. Oleh karena itu perseroan serius melakukan recovery asset agar kualitas kredit perseroan dapat diperbaiki. Bank BTN sampai dengan semester I-2015 telah melakukan recovery asset sebesar Rp761,126 miliar atau sekitar 59,93 persen dari target. Sampai dengan akhir tahun 2015 Bank BTN merencanakan dapat melakukan recovery asset sekitar Rp1,270 Triliun.

Konsisten di KPR Bank BTN tetap konsisten terhadap core business-nya dalam bidang pembiayaan perumahan. Dimana, kinerja perseroan semester I-2015 masih menunjukkan konsistensi pada bisnis utamanya. Ini dapat dilihat dari porsi pembiayaan pada kredit perumahan masih mendominasi dengan komposisi 89,52 persen atau Rp112,903 triliun dari total kredit yang disalurkan perseroan sebesar Rp126,125 Triliun. Sementara sisanya, 10,48 persen atau Rp13,223 triliun disalurkan untuk pembiayaan kredit non perumahan. Dari total kredit yang disalurkan ke sektor perumahan tersebut, 30,14 persen atau sebesar Rp38,001 triliun disalurkan untuk rumah subsidi. Sementara Rp49,755 triliun atau sekitar 39,45 persen disalurkan untuk rumah non subsidi. Sisanya masing-masing disalurkan untuk pembiayaan terkait perumahan sebesar Rp8,712 triliun dan kredit konstruksi sebesar Rp16,424 Triliun. Berdasarkan data per 30 Maret 2015, BTN masih menguasai pasar pembiayaan perumahan di Indonesia. Pangsa pasar BTN tercatat 28,4 persen, berada diatas BCA (17,0 persen), BNI (10,3 persen), Mandiri (9,2 persen), BRI (4,6 persen), Niaga (7,0 persen), sementara sisanya sekitar 23,6 persen dikuasai oleh bank-bank lain. “Kami masih menguasai pasar perumahan di Indonesia dan posisi ini akan dipertahankan dan terus diupayakan peningkatannya,” tegasnya. Sementara untuk pasar rumah bersubsidi yang menjadi program Pemerintah, Bank BTN menguasai pasar lebih dari 98 persen. Sementara 2 persen sisanya dikuasai oleh bank lainnya. Walaupun porsi untuk kredit rumah bersubsidi ini semua bank diberikan kesempatan yang sama untuk memberikan dukung-annya, Bank BTN tetap mendominasi dalam pembiayaannya. Tidak hanya itu, Unit Usaha Syariah (UUS) Bank BTN pun terkelola dengan baik. Ini www.benchmarkmagz.com

dapat dilihat dari pertumbuhan asetnya yang tercatat sebesar Rp11,829 triliun atau naik 18,82 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp9,956 triliun. Penghimpunan dananya juga meningkat dari Rp7,354 triliun pada tahun 2014 menjadi Rp9,232 triliun atau meningkat 25,53 persen.

POSISI KEUANGAN BBTN

Per 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 (dalam jutaan rupiah) Juni 2015

Desember 2014

Rp 155.951.940  Asset 

Rp 144.575.961

Rp 143.193.798  Liabilitas  Rp 132.404.077 Rp 12.758.142  Ekuitas  Rp 12.171.884 Rp 126.100.000  Landing  Rp 106.500.000 (Kredit)

Rp 114.7000.000  Dana 

Rp 101.300.000

Pihak Ketiga (DPK)

LABA RUGI BBTN

Periode 1 Januari S/d 30 Juni 2015 dan 2014 Rp 3.186.502

Rp 2.676.447

PENDAPATAN BUNGA BERSIH Rp 1.163.027

Rp 741.087

LABA SEBELUM PAJAK Rp 831.157

Rp 538.845

LABA SETELAH PAJAK Rp 1.150.679

Rp 742.721

LABA OPERASIONAL 2015

2014

Sementara untuk pembiayaan UUS Bank BTN hingga akhir Juni 2015 tercatat sebesar Rp10,174 triliun atau tumbuh 15,89 persen dari tahun sebelumnya, Rp8,779 triliun. Sepanjang semester I-2015, UUS Bank BTN telah mencatatkan keuntungan sebesar Rp130,80 miliar. Laba ini tumbuh 34,40 persen dibanding tahun sebelumnya, Rp97,32 miliar.

Dukung Sejuta Rumah Sejak pemerintah mencanangkan peresmian program sejuta rumah yang dipusatkan di Semarang, 29 April 2015, Bank BTN menyatakan siap mendukung program tersebut. Pasalnya, kebijakan tersebut dapat mempercepat penyelesaian masalah backlog perumahan nasional dan punya multiplier effect positif bagi industri properti dan turunannya di Indonesia. Program ini akan membuat masyarakat semakin mudah memiliki rumah. Seperti diketahui, hingga 30 Juni 2015 Bank BTN telah merealisasikan KPR Subsidi untuk program satu juta rumah sebanyak 53.369 unit rumah, dengan total kredit mencapai Rp5,25 Triliun. “Kami dari sisi perbankan sudah mendorong para pengembang untuk membangun rumah dan dananya telah kami siapkan,” terang Maryono. Namun, Maryono menambahkan, progam satu juta rumah butuh dukungan serius dari pemerintah. “Penempatan modal pemerintah masih dibutuhkan untuk memperkuat eksistensi perseroan dalam memperoleh dukungan dari lembaga internasional,” pungkasnya. (Wijaya)

RASIO KEUANGAN BTN, Tanggal 30 Juni 2015 dan 2014 No

Rasio

Juni 2015

Juni 2014

1.

Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)

14,78%

15,03%

2.

Aset produktif bermasalah dan aset non produktif bermasalah terhadap total aset produktif dan aset non produktif

3,81%

4,05%

3.

Aset produktif bermasalah terhadap total aset produktif

4,22%

4,42%

4.

Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) aset keuangan terhadap aset produktif

1,26%

1,16%

5.

NPL gross

4,70%

5,01%

6.

NPL net

3,37%

3,83%

7.

Return on Asset (ROA)

1,55%

1,11%

8.

Return on Equity (ROE)

15,62%

10,19%

9.

Net Interest Margin (NIM)

4,72%

4,53%

10.

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

85,40%

89,17%

11.

Loan to Deposit Ratio (LDR)

109,94%

105,17%

12.

Current Account Saving Account (CASA)

Sumber: Laporan Keuangan PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk Semester I-2015

47,27%


finance

to Face Slowdown

Trending economic slowdown will continue to affect Indonesia. The financial market continued to decline until the beginning of the second semester. However, Bank Tabungan Negara is in great spirit and passion to achieve the best performance in business.

N

ot an easy task to create an optimistic attitude and unyielding spirit in the midst of the difficult economic conditions as it is now. However, that’s not the case for PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk. Evidently, the state-owned bank that focuses on property financing successfully ignited the spirit of its employees in order to achieve top business performance and reach the target.

www.benchmarkmagz.com

Volume 01 I Issue 02 - 2015

BTN Strive

15


16

main review

Volume 01 I Issue 02 - 2015

It’s evident. When other banking institutions fell deep down, Bank BTN showed its best performance. Throughout the first half of 2015, BTN recorded significant profits, Rp831 billion; 54.25 percent increase from Rp539 billion, profit of the same period last year. That’s not all. The company recorded Rp155.952 trillion assets, 14.99 percent growth from Rp135.623 trillion, recorded asset on the same period of 2014. Loans and financing grow 18.33 percent; from Rp106.5 trillion in 2014 to Rp126.1 trillion as per June 30, 2015. While the Third Party Fund (DPK), grow from Rp101.3 trillion in 2014 to Rp114.7 trillion in 2015; 13.20 percent increase. This growth was underpinned by the increase in demand deposits, which reached 36.16 percent. It also improves Current and Savings Accounts (CASA) ratio to 47.27 percent. Amid the increasing trend of non-performing loans (NPLs) in banking industry, Bank BTN www.benchmarkmagz.com

is committed to decrease its NPL to 3 percent range by the end of 2015. The efforts made to suppress NPL is evident in its performance as per June 30, 2015, NPL is recorded lower than the previous year. Bank BTN recorded 3.37 percent Nett NPL in the first half of 2015, down from 3.83 percent in 2014. "By the end of the year, we targeted Gross NPL in the range of 3 percent," said Maryono. Therefore, the company is serious about asset recovery in order to improve its loan quality. In the first semester of 2015, Bank BTN has done Rp761.126 billion of asset recovery; 59.93 percent of the total target. Until the end of 2015, Bank BTN targets Rp1.270 trillion asset recovery.

Consistency in Mortgages Bank BTN remains consistent in its core business, housing finance. The company's performance the first semester still showed

consistency in its core business. The facts show. From Rp126.125 trillion total outstanding loans, housing loans financing dominate the composition with Rp112.903 trillion, 89.52 percent from the total amount. The reminding 10.48 percent or Rp13.223 trillion was channeled to finance non-housing loans. Of the total housing sector loans, Rp38.001 trillion (30.14 percent) was allocated to subsidized property; Rp49.755 trillion (39.45 percent) was allocated to non-subsidized homes. The remaining amount, Rp8.712 trillion was channeled to housing-related financing and Rp16.424 trillion for construction loans. Based on March 30, 2015 data, BTN still in domination of property financing market in Indonesia. BTN recorded market share of 28.4 percent; while other players are BCA (17.0 percent), BNI (10.3 percent), Independent (9.2 percent), BRI (4.6 percent), Commerce (7.0 percent), and the remaining 23.6 percent shared by other banks. "We are still in control of the housing market in Indonesia. We will maintain this position and improve our performance," he said. In subsidized home market, which is a government’s programs, Bank BTN dominates with 98 percent market share. The remaining two percent were shared by other banks. Despite the fact that same opportunity in subsidized home loans financing were given to all financing banks, Bank BTN continued its domination. That is not all. Bank BTN Sharia Business Unit (UUS) is also well performing unit.


finance

17

Volume 01 I Issue 02 - 2015

Its assets were recorded at Rp11.829 trillion, growing 18.82 percent from the previous year’s Rp9.956 trillion. Raising funds also increased from Rp7.354 trillion in 2014 to Rp9.232 trillion; 25.53 percent increase. As for financing, BTN Bank UUS recorded Rp10.174 trillion by the end of June 2015, up 15.89 percent from Rp8.779 trillion of the previous year. Throughout the first half of 2015, UUS BTN Bank recorded Rp130.80 billion profit; 34.40 percent growth from Rp97.32 billion in the previous year.

Supporting Million Houses Program Since the government inaugurated the million homes program in Semarang, April 29, 2015, Bank BTN expressed its readiness to support the program. The reason behind that is these policies can accelerate the completion of the national housing backlog problem and had a positive multiplier effect for the property industry and its derivatives in Indonesia. This program will facilitate people have a home. As is known, until June 30, 2015 Bank BTN has completed the process of 53,369 housing units’ mortgage subsidy, as part of Million Houses Program; reaching Rp5.25 trillion total loans. "As part of financing institution, we has been encouraging developers to build houses and the funds are ready," said Maryono. However, Maryono emphasizes that Million Houses Program need serious support from the government. "Government capital is still needed to reinforce corporate existence to attract the support from international institutions," he concluded. (Wijaya)

In subsidized home market, which is a government’s programs, Bank BTN dominates with 98 percent market share. www.benchmarkmagz.com


18

view point

Volume 01 I Issue 02 - 2015

Saham BBTN Bergerak Positif Kinerja bisnis yang cukup kinclong sepanjang semester I-2015, membuat harga saham BBTN terus bergerak positif. Bahkan, berpeluang menguat sebesar 27,6 persen dari harga saat ini.

D

avid Sutyanto anlis riset First Asia Capital mengatakan, harga saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), berpeluang ditransaksikan dengan rata-rata Price Book Value (PBV) 1 kali setahun ke depan sesuai dengan historisnya. Harga sahamnya ditargetkan mencapai Rp1.525 per saham. Dimana, hingga pekan terakhir, Juli 2015, harga saham memiliki support Rp1.160 dan resisten Rp1.200 per saham. Di tengah tekanan jual yang dialami saham sektor perbankan, harga saham emiten BBTN berhasil bergerak dalam tren

www.benchmarkmagz.com

positif sejak pertengahan Juni lalu. Ini terutama ditopang kinerjanya yang positif tahun ini di atas rata-rata emiten bank lainnya yang mengalam perlambatan pertumbuhan. "Perseroan yang memiliki portofolio kredit yang dominan di sektor properti diuntungkan dengan target pembangunan sejuta rumah oleh pemerintahan baru dan pelonggaran Loan to Value (LTV) sektor properti yang dilakukan Bank Indonesia (BI). Harga sahamnya juga relatif murah dibandingkan rata-rata emiten bank saat ini," katanya, akhir Juli 2015.

David memaparkan, harga saham BBTN saat itu berusaha menembus level psikologis di Rp1.200 namun masih gagal tutup di Rp1.180 menyusul buruknya kondisi pasar. Kondisi pasar yang belum kondusif membuat pergerakan harganya sulit bergerak di atas Rp1.200. Selain itu, para pelaku pasar bisa mengakumulasi sahamnya apabila terkoreksi akibat sentimen pasar yang kurang kondusif. Sepanjang paruh pertama Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) mencatatkan pertumbuhan laba hingga 54,25 persen secara tahunan mencapai Rp831 miliar. Pertumbuhan laba tersebut ditopang pertumbuhan kredit 18,33 persen mencapai Rp126,12 triliun dan pertumbuhan DPK 13,2 persen mencapai Rp114,72 triliun. Pendapatan bunga bersih perseroan naik 19,06 persen mencapai Rp3,19 triliun dengan rasio NIM 4,72 persen, naik dari 4,53 persen, paruh pertama 2014. David menambahkan, sebelumnya perseroan menargetkan laba bersih tahun ini tumbuh 40

persen mencapai Rp1,6 triliun. Pertumbuhan kredit antara 17 – 19 persen dan pertumbuhan DPK 19 – 20 persen. Jiak dilihat dari sisi valuasi, harga saham BBTN dibandingkan emiten perbankan lainnya saat ini relatif murah karena hanya ditransaksikan dengan Price Book Value (PBV) hanya 0,8 kali. Sedangkan ratarata PBV emiten bank dengan kelas aset yang sama saat ini ditransaksikan dengan PBV 1 kali. "Sebelumnya kami memproyeksikan harga saham BBTN berpeluang ditransaksikan sesuai historisnya dengan PBV 1,1 kali atau mencapai target harga di Rp1.525 atau memiliki ruang penguatan sekitar 27,6 persen dari harga saat ini," kata David. Secara teknikal level support saat ini di Rp1.160 dan resisten di kisaran Rp1.200 hingga Rp1.220. Namun kondisi pasar yang masih tidak menentu disarankan melakukan pembelian bertahap ketika harga terkoreksi. "Saya rekomendasikan saham BBTN, buy on weakness. Level stop loss berada di Rp1.150," ucapnya. (*)


finance

19

Volume 01 I Issue 02 - 2015

BBTN Stock Positive Move Sleek Business performance in the first half2015 improves BBTN stock prices to positive move. In fact, it is likely to rise 27.6 percent from the current price.

F

irst Asia Capital research analyst David Sutyanto said that PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) stock price has the potential to be transacted at an average Price Book Value (PBV) one time per year in accordance to its records. Its stock price is expected to reach Rp1.525 per share. Until last week, in July 2015, the stock price has Rp1.160 support and Rp1.200 resistance per share. Amidst of selling pressure experienced by banking sector shares, BBTN stock price successfully engaged in positive trend since mid-June. This fact was

mainly sustained by its positive performance this year is, above the average of other bank who experienced a slowdown in growth. "The company that has a dominant loan portfolio in the property sector benefited from the housing construction targets from the government and easing of property sector Loan to Value (LTV) conducted by Bank Indonesia (BI). The stock price is also relatively low compared to the average current bank issue, "he said, the end of July 2015. David explained, BBTN share price at that moment attempted

to penetrate Rp1,200 psychological level, but still failed to close at Rp1,180 following the market poor condition. Unfavorable market conditions make it difficult to move the price above Rp1.200. Moreover, market players can accumulate shares when corrected due to the unfavorable market sentiment. Throughout the first half of the State Savings Bank Tbk (BBTN) recorded growth profit of up to 54.25 percent, reached Rp831 billion annually The profit growth is sustained by Rp126.12 trillion credit growth (18.33 percent) and deposit growth of Rp114.72 trillion (13.2 percent). Net interest income rose 19.06 percent to reach Rp3.19 trillion with 4.72 percent NIM ratio, up from 4.53 percent of the first half of 2014. David added that before, the company targeted net profit 40 percent growth this year to Rp1.6 trillion; 17-19 percent

credit growth and 19-20 percent deposit growth. Viewed from valuations side, BBTN share price is relatively low compared to other listed banks as it is only transacted 0.8 times from its Price Book Value (PBV); While the average bank issuers with the same asset class is currently traded at 1 time of PBV. "Before, we projected BBTN stock price likely transacted BBTN in accordance to its history with PBV of 1.1 times or at Rp1.525 target price or have in reinforcement space around 27.6 percent of the current price," said David. Technically, support level at the moment is at Rp1.160 and resistant in Rp1,200 - Rp1,220 in range. However, due to uncertain market conditions it is advisable to purchase in stages in a corrected price. "I recommend BBTN stocks, buy on weakness. Stop loss level at Rp1,150" he said. (*) www.benchmarkmagz.com


20

non bank

Volume 01 I Issue 02 - 2015

J

elang ASEAN Economic Community atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), industri asuransi mesti berbenah. Berbagai persiapan harus dilakukan sejak dini. Jika tidak, bukan tidak mungkin pemain asuransi lokal bakal menjadi objek dan penonton, bukan pemain utama. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai, jika persiapan tidak dilakukan sejak dini, bukan tidak mungkin pelaku industri asuransi di Tanah Air justru kalah bersaing. "Kalau kita melihat outlook tahun 2015, maka tahun tersebut adalah the really war bagi industri asuransi. Maka, kita semua harus rapatkan barisan," kata Deputi Komisioner OJK Dumoly Freddy Pardede. Dumoly mengingatkan pelaku bisnis industri asuransi untuk melakukan persiapan sejak dini agar sanggup bersaing dalam MEA, coordination of benefit (CoB) dari BJS Kesehatan, hingga adanya penerapan pengawasan terhadap LKM. Menurutnya, salah satu persiapan yang harus dilakukan adalah mitigasi risiko. Dalam pandangannya, industri asuransi harus bisa memanfaatkan pelbagai peluang bisnis yang ada. "Bagaimana asuransi mendapatkan peranan untuk memitigasi risiko, bagaimana asuransi berperan dalam memanfaatkan adanya LKM, bagaimana menghadapi MEA," ujarnya. Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menilai, subsektor asuransi masih perlu mendapat perhatian yang lebih agar mampu tumbuh dan berkembang dengan baik seperti sektor keuangan lainnya. Ketua Umum Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulisto mengatakan, jaminan kepastian dalam asuransi jika diperankan dengan benar akan dapat menciptakan kepastian dalam investasi dan keberlangsungan usaha. Menurutnya, guna memperkuat peran industri asuransi dalam pembangunan ekonomi, kita memang memerlukan adanya kepercayaan timbal balik antara industri asuransi dan konsumen yang diatur oleh sistem legislasi yang baik. Asuransi memerlukan integrasi antara regulasi asuransi dan berbagai regulasi lain, juga dengan tata kelola kehidupan masyarakat.

www.benchmarkmagz.com

Gaya Dandan Asuransi Jelang MEA MEA yang akan diberlakukan akhir tahun ini membuat industri asuransi bakal menghadapi tantangan dan persaingan yang semakin sengit.

Peluang Ekspansi Sementara Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perbankan dan Finansial Rosan P Roeslani mengatakan, peluang asuransi dalam MEA cukup besar karena pasar Indonesia yang sudah besar ditambah penduduk negaranegara ASEAN lainnya. "Ini peluang bagi perusahaan asuransi Indonesia untuk mencoba melakukan ekspansi ke negaranegara ASEAN lainnya," ujarnya. Hingga kini, industri asuransi nasional belum melakukan ekspansi ke luar. Padahal, penetrasi asuransi masih bisa dilakukan ke Filipina, Vietnam, dan Myanmar. Di sisi lain, negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura telah melakukan hal tersebut. "Tanpa pemberlakuan MEA, industri asuransi telah lama terliberalisasi di Indonesia di mana asing telah menguasai industri ini, khususnya asuransi jiwa," ujarnya. Untuk menghadapi MEA, lanjut Rosan, perlu adanya pengaturan mengenai persyaratan masuk perusahaan asuransi asing. Misalnya dalam hal peringkat, jumlah modal, dan

kompetensi tenaga kerja asing. Asuransi nasional juga harus meningkatkan kompetensi SDM, modal, dan dukungan teknologi informasi. Direktur Utama PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri Donny J. Subakti mengatakan, pelaku industri asuransi membutuhkan langkahlangkah strategis sejak dini guna menghadapi tantangan dan persaingan yang semakin ketat saat pemberlakuan MEA. "Satu hal yang telah kami lakukan lebih awal adalah pembenahan internal, dimana jajaran kami berhasil melakukan pemetaan terhadap posisi perusahaan dalam industri asuransi jiwa dan mengembangkan alternatif strategi untuk meningkatkan daya saing. Jadi kami sudah menyiapkan dan menerapkan strategi baru agar tetap eksis dan berkembang," ujar Donny kepada Majalah Benchmark di kantornya. Menurutnya, industri asuransi jiwa di Indonesia sangat dinamis dan lebih siap dalam menghadapi pasar bebas. Donny memandang MEA sebagai peluang bagi industri untuk melakukan literasi mengenai manfaat asuransi serta membangun kepercayaan masyarakat kepada perusahaan lokal. (Tama Febrian)

“Di Indonesia perusahaan asuransi asing telah menguasai, khususnya asuransi jiwa�


finance

21

Volume 01 I Issue 02 - 2015

AJTM Tak Gentar Hadapi Pasar Bebas Nilai-nilai luhur yang telah menjadi komitmen seluruh pekerja membuat Asuransi Jiwa Tugu Mandiri yakin dapat menghadapi tantangan berat pasar bebas ASEAN.

Donny J. Subakti

Direktur Utama Asuransi Jiwa Tugu Mandiri

www.benchmarkmagz.com


22

non bank

Volume 01 I Issue 02 - 2015

PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri (“Tugu Mandiri�) berdiri pada 28 Juni 1985. Salah satu tonggak sejarah berdirinya tidak lepas dari kerja keras serta dedikasi pemegang sahamnya, yaitu dari Dana Pensiun Pertamina, PT Timah (Persero), Tbk., PT Tugu Pratama Interindo, dan Kementerian Keuangan RI, dalam menyelesaikan kesepakatan bersama untuk mendirikan perusahaan asuransi jiwa nasional. Visi Menjadi perusahaan asuransi jiwa, kesehatan, dan dana pensiun yang terpercaya dan menjadi pilihan masyarakat.

Misi 1. Menyediakan produk-poduk asuransi jiwa, kesehatan, dan dana pensiun yang inovatif dan kompetitif 2. Mengelola dana nasabah secara transparan, akurat, dan akuntabel 3. Memberikan kepuasan pelayanan kepada nasabah secara maksimal dan terpercaya yang dilakukan dengan professional 4. Memberikan nilai tambah berkelanjutan kepada para stakeholders 5. Menyelenggarakan usaha berdasarkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan manajemen resiko

“Dengan adanya pemberlakuan MEA dapat menjadi proses pembelajaran bagi setiap pelaku usaha asuransi untuk segera menyiapkan strategi baru menghadapi setiap perubahan, sesuai dengan perkembangan zaman.�

I

ndustri asuransi jiwa nasional memang masih menghadapi sejumlah tantangan diantaranya literasi asuransi di masyarakat yang rendah, investasi teknologi informasi, dan sumber daya manusia (SDM). Namun itu bukan berarti pelaku industri tidak mempersiapkan diri dalam 'pertarungan' di era pasar bebas ASEAN. Salah satu perusahaan asuransi jiwa dalam negeri yang telah siap menghadapi

www.benchmarkmagz.com

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah PT Asuransi Jiwa Tugu Mandiri (AJTM). Menurut Direktur Utama AJTM Donny J. Subakti, perseroan telah mengambil langkah-langkah strategis menjelang pemberlakuan pasar bebas ASEAN. Tindakan itu antara lain penetrasi pasar individu dan korporat, melakukan inovasi untuk meraih kepuasan pelanggan agar menjadi pilihan utama masyarakat dengan

produk-produk yang kompetitif, memaksimalkan pengelolaan investasi, dan menerapkan risk management. Perseroan juga telah meningkatkan kualitas para agen asuransi, serta membuat program pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan bagi pekerja. "Kami telah meningkatkan kompetensi dan kapabilitas dari para karyawan karena kami sadar bahwa SDM dari negara lain mungkin lebih siap pakai dalam bekerja. Per-


finance

Rp 231,76 miliar ď °13,38%

2013

Rp 204,41 miliar Total pendapatan premi bersih

2014

2014

Rp 1.90 miliar

Laba bersih yang dibukukan

ASURANSI JIWA TUGU MANDIRI DALAM STATISTIK

2014

78.2 %

Rp 240,44 miliar

ď ° 2013

Rp 220,42 miliar Jumlah beban klaim dan manfaat

2014

103 %

2013

ď ° 2013

53.8 %

110 %

Rasio likuiditas perseroan

Rasio kecukupan investasi

ď °13,38%

seroan sejak tahun lalu dengan pendidikan dan pelatihan serta serta melakukan transformasi budaya kerja, sehingga pekerja AJTM lebih inovatif dan kompetitif sebagaimana nilai-nilai luhur yang menjadi komitmen seluruh pekerja," ujarnya kepada Majalah Benchmark di Jakarta. Nilai-nilai luhur yang dimaksud Donny adalah sikap dan perilaku seragam dalam bekerja melayani nasabah sehingga visi dan

misi perseroan dapat terimplementasi dengan baik. Hal tersebut diberi nama SPIRIT yang berarti Service Excellence, Professional, Integrity, Responsibility and trustworthy, Innovative, serta Team work. Service excellence merupakan sikap karyawan dalam mengutamakan kepuasan pelanggan atau nasabah, professional mengenai cara bekerja dengan etika dan standar tinggi, serta integrity terkait penerapan kejujuran dan kepercayaan dalam melakukan pekerjaan. Sedangkan responsibility and trustworthy tentang perilaku karyawan yang harus bertanggung jawab dan dapat dipercaya dalam bekerja. Adapun innovative terkait pandangan karyawan selalu berpikir ke depan. "Team work tentang mengutamakan kerja sama dan kebersamaan dalam bekerja," jelas Donny. Sesungguhnya, imbuh Donny, industri asuransi jiwa di Indonesia sangat dinamis. Dengan adanya pemberlakuan MEA maka hal tersebut dapat menjadi proses pembelajaran bagi setiap pelaku usaha asuransi untuk segera menyiapkan strategi baru menghadapi setiap perubahan, sesuai dengan perkembangan zaman. Namun, MEA bukan hanya untuk pelaku

www.benchmarkmagz.com

Volume 01 I Issue 02 - 2015

2014

industri lokal. "Calon pendatang pun perlu belajar banyak untuk memasuki pasar Indonesia," ujarnya. Oleh karena itu Donny tetap optimis AJTM dapat menjadi perusahaan asuransi jiwa, kesehatan, dan dana pensiun yang terpercaya dan menjadi pilihan masyarakat. Keyakinan itu diperkuat oleh peluang penetrasi asuransi di Asia Tenggara yang mencapai 3,2 persen pada 2013, dan berpeluang untuk terus tumbuh di atas penetrasi rata-rata negara berkembang yang pada saat sama sebesar 2,7 persen. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) juga mencatat premi asuransi tumbuh 23-29 persen, aset tumbuh 18-32 persen, dan investasi tumbuh 13-33 persen. Bonus demografi dan meningkatnya kelas menengah mendukung tumbuhnya industri asuransi nasional. "Potensi pasar Indonesia di ASEAN merupakan yang terbesar dan cantik. Kami juga sedang mempertimbangkan peluang bermitra dengan calon investor sebagaimana yang sudah dilakukan beberapa perusahaan lain," ungkap Donny. Khusus di Indonesia, perusahaan asuransi asing memang tidak diperbolehkan untuk langsung membuka cabangnya, tetapi diharuskan melalui mekanisme usaha patungan (joint venture) dengan akuisisi atau merger. Tahun lalu, perseroan berhasil membukukan laba dengan menggenjot kinerja pendapatan premi. Total pendapatan premi bersih sepanjang 2014 mencapai Rp 231,76 miliar atau tumbuh 13,38 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 204,41 miliar. Sementara itu, laba bersih yang dibukukan sepanjang 2014 sebesar Rp 1,90 miliar. Adapun jumlah beban klaim dan manfaat naik menjadi Rp 240,44 miliar dari tahun sebelumnya sebesar Rp 220,42 miliar. Rasio likuiditas perseroan meningkat jadi 782 persen dari sebelumnya 538 persen, sedang rasio kecukupan investasi naik menjadi 103 persen dari 101 persen, rasio perimbangan hasil investasi dengan pendapatan premi neto naik jadi 19 persen dari 16 persen, dan rasio beban terhadap premi bersih turun menjadi 123 persen dari 126 persen. Selain mencatat kinerja yang cemerlang di tahun lalu, perseroan juga mencatat adanya pertumbuhan pada total asetnya, dimana aset perseroan hingga akhir 2014 menjadi Rp637,53 miliar atau tumbuh 18,85 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya. (Tama. F)

23


24

Volume 01 I Issue 02 - 2015

business matters 26 Geliat Metland di Tengah Himpitan

28 main review

view point 34 Memburu Cuan Via Properti Baru

Kuasai Separuh Lebih Pasar Nasional

profile 36 Indonesia Seksi di Mata Asing global 40 Infinity by Crown Bukti Indonesia Hebat www.benchmarkmagz.com



26

business matters

Volume 01 I Issue 02 - 2015

Geliat Metland di Tengah Himpitan Himpitan peraturan tentang pasar properti tak membuat pengembang berhenti berkarya. Sampai kini, beberapa developer tetap giat membangun proyek andalannya di sejumlah wilayah seperti Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

B

ila Kementerian Keuangan tetap merealisasikan PPh pasal 22 atas transaksi rumah dengan harga jual atau pengalihan lebih dari Rp2 miliar atau luas bangunan lebih dari 400 meter persegi, maka pasar properti kelas menengah atas akan semakin terpuruk. Head of Equity Research Mandiri Sekuritas, John Rachmat, meminta agar pemerintah mengkaji ulang aturan tersebut. Sebab, pemberlakuan aturan itu bisa merontokkan saham-saham properti yang selama ini terbilang cukup bagus. Bahkan, berbagai kemungkinan risiko lain akan muncul. Wacana tentang pajak PPnBM ke transaksi jual-beli properti, menurut perhitungannya, akan ada beban pajak tambahan mencapai 15 persen dari nilai properti, masing-masing akan dikenakan 7,5 persen baik penjual maupun pembeli. Namun di tengah himpitan yang menimpa developer dalam negeri, jusrtu para investor asing positif melihat potensi pasar properti Indonesia. Meski negara berpenduduk terbesar di kawasan Asia Tenggara itu juga mengalami perlambatan ekonomi, tetapi mereka masih beresdeia mena-namkan modalnya di Negeri ini. Country Head Jones Lang LaSalle Indonesia (konsultan properti), Todd Lauchlan, mengatakan, kondisi properti saat ini mengalami perlambatan, namun para investor lokal maupun asing masih cukup positif melihat pro-perti di Indonesia. Hal itu ditandai dengan beberapa kerja sama yang terjado antara investor asing dengan pengembang lokal baik di subsektor residensial atau hunian, subsektor komersial, maupun di subsektor industrial. Beberapa pengembang tetap menjalankan rencana pemba-ngunan proyek-proyeknya di sejumlah wilayah seperti Jakarta, Bogor,

www.benchmarkmagz.com

Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Satu diantaranya, PT Metropolitan Land, Tbk. Bahkan, Metland berhasil menggandeng developer terkemuka asal Singapura, Ascendas Group untuk menggenjot ekspansi bisnisnya. Melalui PT Metropolitan Karyadeka Development, Ascendas membentuk perusahaan patungan dengan kepemilikan saham berimbang. Keduanya akan mengembangkan proyek mix-used seluas 9,7 hektar di Metland Cyber City, Tangerang, Banten. Proyeksi ini memiliki nilai investasi sebesar 300 juta dollar Singapura. PT Metland Karyadeka Development merupakan usaha patungan antara PT Metropolitan Land Tbk dengan Karyadeka

John Rachmat Head of Equity Research Mandiri Sekuritas

Group. Sedangkan, Ascendas Group merupakan perusahaan properti Singapura yang memiliki spesialisasi sebagai penyedia solusi ruang usaha. Presiden Direktur Metropolitan Karyadeka Development, Nanda Widya, mengaku memilih menggandeng Ascendas, mengingat segudang pengalaman yang dimiliki oleh perusahaan asal Negeri Merlion tersebut dalam perencanaan proyek, pengembangan, dan manajemen properti. "Kami berharap dapat mengembangkan proyek work-live-play unik yang mampu menyuntikkan semangat dinamis bagi komunitas lokal di Tangerang," ujarnya, di Hotel Raffles, Jakarta, akhir Mei 2015. (Wijaya)


property

Housing developers cannot be knoked out only by a sharp increase in property tax regulation. Until now, several developers still doing some f lagship projects in Greater Jakarta. Todd Lauchlan Country Head Jones Lang LaSalle Indonesia

T

o provide certainty for luxurious property buyers, the goverment will issue Director General Regulation (Perdirjen) about Article 22 of income tax (PPh) for luxurious stuffs. If the reduction of the price limit for the income tax was approved, any property purchases that fit the regulations mentioned above (landed houses more than Rp 2 billion and 500 sqm or apartments more than Rp 2 billion and 400 sqm) would be subjected to a total transaction tax of about 40 percent. As a result, the price of houses and apartments would increase because developers are likely to pass the tax onto the consumers. The potential increase will probably suppress the demand for residential properties and eventually cause a slowdown in the property sector. Head of Equity Research Mandiri Securities John Rachmat said the government needs to review the rules to be set. Enforcement can be knocked property stocks. John says, there will be a variety of risk from the application of these rules. According to him, the discourse about the luxury sales tax for buying and selling property, according to his calculations, there will be an additional tax burden reaches 15 percent of the value of the property, each will be charged a 7,5 percent both sellers and buyers. But, Todd Lauchlan, Jones Lang LaSalle chief representative for Indonesia, remains confident that the property market will continue to improve. This is evident from the positive signals given by the government, who are committed to improve regulations in land and property ownership for foreigners, licensing bureaucracy, as well as efforts to raise the people's affordability home-buying. Some developers still run a development plan projects in Greater Jakarta or Jabodetabek (Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi). One

of them, PT Metropolitan Land, Tbk. In fact, Metland managed to hold the leading developer from Singapore, Ascendas Group to boost its business expansion. Ascendas will help develop a complex that will house office and apartment buildings, shops and other facilities inside the huge Metland Cyber City under development in Tangerang. Making its entry into Indonesia, Ascendas signed a contract to form a joint venture with PT Metropolitan Karyadeka Development (MKD) to build the S$ 300 million (US$225 million) mixed-use project. “The joint venture marks our first step in Indonesia, which is experiencing robust economic growth and rapid urbanization,” Ascendas president and CEO Manohar Khiatani told reporters at the signing in Jakarta. Indonesia’s burgeoning middle-income bracket would soon require more modern and comfortable living, he added. MKD is a joint venture involving Indonesian property group PT Metropolitan Land (Metland) and Karyadeka Group. The project with Ascendas covers 9.7 hectares of the 60-hectare plot of land Metland has designated for its cyber city, located about 11 kilometers from SoekarnoHatta International Airport and scheduled for launch in the third quarter of 2015. The entire project is expected to be completed in ten years. It was agreed at Wednesday’s signing that initial capital would be used to construct the first phase, over an area of 1.3 hectares, starting in 2016. Ascendas, which currently operates in 10 countries, is a wholly owned subsidiary of JTC, the Singapore government agency responsible for the development of industrial infrastructure. (Wijaya) www.benchmarkmagz.com

Volume 01 I Issue 02 - 2015

Metland and Property Tax Formula

27


28

main review

Volume 01 I Issue 02 - 2015

Kuasai Separuh Lebih Pasar Nasional Bagi Metland, Megapolitan: Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi merupakan pasar empuk untuk wilayah pengembangan bisnisnya. Menguasai Jabodetabek sama artinya sukses merebut lebih dari separuh pasar properti di Indonesia.

K

unci sukses developer nasional dapat diukur dari keberhasilannya mengembangkan bisnis di wilayah Megapolitan. Bila mampu menguasai kelima wilayah tersebut, maka sesungguhnya sudah berhasil menaklukkan persaingan bisnis di Indonesia. Diperkirakan, lebih dari 60 persen perputaran uang nasional terjadi di wilayah Megapolitan. Demikian diungkapkan Direktur Utama PT Metropolitan Land (Metland), Tbk., Nanda Widya, di Jakarta beberapa waktu lalu. Karena

www.benchmarkmagz.com

itu sejak awal pembentukannya, Metland memfokuskan diri pada bisnis pengembangan perumahan dan bangunan komersial di wilayah Jabodetabek. Di sektor komersial, proyek pertama yang dikembangkan adalah Mal Metropolitan Bekasi. Mal Metropolitan adalah pusat perbelanjaan dan hiburan yang dibuka pada 1994 seluas lebih dari 85,500 m² dengan 225 pertokoan. Terdiri dari dua bangunan, Mal Metropolitan 1 dan 2. Mal 2 dibuka 12 tahun

kemudian, yakni pada tahun 2005. Segmentasi pasar yang dibidik adalah kelas menengah. Dalam waktu bersamaan, Metland juga mengoperasikan Hotel Horison: delapan lantai, 166 rooms, dan 30 funtions rooms, dan kembali mengoperasikan Hotel Horison Bekasi Extentions pada pertengahan 2014. Proyek berikutnya, @HOM Hotel Tambun pada 2011 dan pembukaan Horison Seminyak, sebagai hotel pertama strata title di Bali. Masih dalam lingkup komersial, pada 2013


property

29

Volume 01 I Issue 02 - 2015

Metland meluncurkan Grand Metropolitan Bekasi, disusul pembukaan Metland Hotel Cirebon di tahun 2014. Sementara di sektor residensial, adalah Metland Menteng, Cakung – Jakarta Timur di atas lahan 135 hektar. Kemudian pada 1995, mengembangkan Metland Puri seluas 60 hektar. Setahun kemudian meluncurkan Metland Tambun (1996) seluas 37 hektar dan Metland Transyogi di tahun 1997 dengan luas area 136 hektar.

Upaya pengembangan sektor residensial tak berhenti sampai di situ. Selang enam tahun kemudian berhasil mengembangkan proyek Metland Cileungsi (2003) dengan area cukup luas, yakni 133 hektar. Terakhir, tahun 2011 kembali meluncurkan Metland Cibitung, Bekasi – Jawa Barat di atas lahan seluas 292 hektar. Nanda mengaku, kesuksesan Metland hari ini tidak lain karena kepuasan konsumen, produk-produk berkualitas, manajemen profe-

sional serta terjalin kerja sama yang baik di lingkungan anak perusahaan dan mitra bisnisnya. Fakta lain meningkatnya kepercayaan para stakeholders, adalah bergabungnya perusahaan investasi Singapura, Reco Newtown Pte.Ltd dalam perseroan di tahun 2004. Pada tahun yang sama, Metland memperoleh pengakuan resmi atas sistem manajemen mutu sesuai standar internasional yang ditandai dengan Sertifikat ISO 9001:2000. Kesuksesan ini didasari oleh kemampuan

www.benchmarkmagz.com


30

main review

Volume 01 I Issue 02 - 2015

dalam menciptakan produk properti terbaik bagi kepuasan konsumen. “Dalam mengembangkan sebuah hunian, Metland tidak hanya membangun rumah berkualitas tetapi juga membantu menciptakan lingkungan yang indah dan nyaman melalui konsep lingkungan hijau,” paparnya. Diungkapkan Nanda, pihaknya selalu memberikan usaha terbaiknya untuk mempersembahkan konsep bangunan berkualitas di setiap properti yang dikembangkannya. Fasilitas terintegrasi, akesibilitas, dan kenyamanan lingkungan hunian yang memberikan keleluasaan dalam menikmati waktu bersama keluarga setelah beraktivitas rutin. “Akar keunggulan perusahaan semakin solid karena tak saja menghasilkan bangunan berkualitas tetapi juga menjadikan hidup menjadi lebih baik,” tukasnya bangga. Tak hanya itu, investasi yang terus bergerak naik menjadi pelengkap nilai setiap properti Metland. Untuk menjaga tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi, tahun 2011 Metland melakukan aksi korporasi menuju perusahaan terbaik melalui pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia. Sejak saat itu Metland secara resmi menjadi perusahaan publik.

Metland Cyber City Upaya pengembangan bisnis Metropolitan Land tak berhenti sampai di situ. Berbagai upaya terus dilakukan, termasuk menggandeng investor asing untuk mengembangkan

www.benchmarkmagz.com

POSISI KEUANGAN PT METROPOLITAN LAND, TBK 30 JUNI 2015 dan PER 31 DESEMBER 2014 (Rp. ‘000) ASSET 30 Juni 2015

3.344.695.838

31 Desember 2014

3.250.885.371

LIABILITIES AND EQUITY 30 Juni 2015

3.344.695.838

31 Desember 2014

3.250.885.371

REVENUES 30 Juni 2015

25 527.236.062

31 Desember 2014

494.136.321

GROSS PROFIT 30 Juni 2015

318.677.876

31 Desember 2014

253.506.866

PROFIT BEFORE TAX 30 Juni 2015

155.666.754

31 Desember 2014

145.292.387

NET PROFIT FOR THE PERIOD 30 Juni 2015

125.041.232

31 Desember 2014

117.147.365

Sumber: Laporan Keuangan PT Metropolitan Land, Tbk Semester I-2015 @artoiogomes

proyek-proyek barunya, antara lain Metland Cyber City di Cipondoh, Tangerang - Banten. Kini, baru satu investor dari Singapura, Ascendas Group, yang siap menggarap proyek Metland Cyber City. Nanda Widya, mengatakan Metland Cyber City merupakan megaproyek terpadu seluas 60 hektare yang memakan waktu pengembangan hingga 10 tahun. Adapun investor dari Singapura bakal menggarap lahan seluas 9,7 hektare. "Lahan kami kan masih luas, jadi kami terbuka jika ada investor masuk. Beberapa kami sudah melakukan penjajakan," katanya. Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan Metropolitan Land Olivia Surodjo menjelaskan, selain perusahaan asal Sigapura, pihaknya telah melakukan penjajakan dengan mitra asing lainnya. Baginya, menggandeng mitra asing yang kompeten menjadi jurus pemasaran yang jitu. Oleh karena itu, perusahaan tidak ingin salah pilih mitra sehingga menyebabkan proyeknya terganggu. “Nanti tahap selanjutnya, kami bangun mal di mana kami telah menjajaki kerjasama dengan operator asing. Jadi bentuknya adalah joint venture antara operator lokal dan operator asing,” ujarnya seraya berharap, mitra tersebut mampu mendatangkan tenant-tenant asing yang berkualitas. (Wijaya)


property

Volume 01 I Issue 02 - 2015

Metland Dominates Half National Market Share

31

To Metland, Megapolitan is an ideal market to developing property business.

www.benchmarkmagz.com


32

main review

Volume 01 I Issue 02 - 2015

J

abodetabek is able to capture Indonesia's housing market. Actually, success factors for property developers is the ability to develop real estate business in Megapolitan region (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi). If you can do that, it means you that you already concord half national market share. It is just because more than 60 percent national velocity of money is in Megapolitan region. This statement by President Director of PT Metropolitan Land (Metland), Tbk., Nanda Widya, in Jakarta, recently. So that is why Metland focuses on developing housing business and commercial real estate located Jabodetabek region. The first commercial project of Metland is Mal Metropolitan Bekasi. Metropolitan Mall opened on 1993, is a shopping and entertainment center in Bekasi city, Indonesia. It has over 85,500 m² of floor space with 225 stores. It comprises two buildings, the Metropolitan Mall 1 and 2. Mall 2 opened in 2005. Target costumer is a uppermiddle class families. In the same time, Metland also launch Hotel Horison Bekasi which offers the essence of the true warm welcome hospitality, fine accomodations, facilities and our wide variety food and beverages. Hotel Horison Bekasi features 166 spacious elegantly designed guest rooms which equipped to meet the facilities of four stars international hotel standard, and impressive range of meeting facilities, recreations and spa, restaurant and bar. Next project is @HOM Tambun, Metland's first budget hotel and Hotel Horison Seminyak Bali, strata-titled condotel located in the heart of Seminyak, Double Six. In 2014, Metland Hotel Cirebon was oppened. In residential development, there is Metland Menteng, Cakung, East Jakarta. Total project size is 135 hectare with 3,570 units. In 1995, Metland Puri comes in 60 hectare. A year later Metland Tambun (37 hectare), Metland Transyogi (136 hectare). Six year later (2003), Metland Cileungsi stands in the 133 hectare. Last but not least, Metland Cibitung Bekasi in 2011 opened for costumers in 292 hectare area. Nanda said, the company keep focusing on residential and commercial development. The success of Metland nowadays shows in customer satisfaction, good quality of products, professional management and also good relationship with subsidiaries environment and partnership. Since 2004, a Singapore investment company named Reco Newtown www.benchmarkmagz.com

Pte. Ltd has joined the company, convincing the fact that trust from stakeholder is increasing. In the same year, Metland achieved ISO 9001:2000 Certification from United Registrar System, proving that the management system of Metland has met the international standard and showing its high professionalism to public as well. “In developing its properties, Metland not only builds quality housing, but also helps create a beautiful and comfortable environment with the concept of green living,” he went on. Metland is always making serious effort to present quality concept in building every property. Integrated facilities, accessibility and convenient living environment will provide more time to enjoy with family at home after a day spent outside. “It is getting complete as the value of residential investment continues to increase,” he told, proudly. Metland was first listed on the Indonesia stock market in June 2011 and since then Metland become a public company. The

company roots of excellence are getting more solid in encrompassing not only masterpiece buildings, but also a living for better tomorrow. “Solid Growth, Promising Future,” he told about company’s profile.

Become Cyber City Asia’s leading business space solutions provider Ascendas Group (Ascendas) has entered into a joint venture agreement with Indonesia’s PT Metropolitan Karyadeka Development (MKD) to develop a mixed-use development located in Tangerang, Greater Jakarta, Indonesia. Ascendas and MKD will hold equal stakes in the joint venture project. MKD is a joint venture company between PT Metropolitan Permata Development, a wholly-owned subsidiary of leading property developer listed on the Indonesian Stock Exchange PT Metropolitan Land Tbk, and privately owned business group Karyadeka. Situated within Metland Cyber City, the 9.7-hectare mixed-use development will comprise a mix of offices, apartments, retail


property largest urban area in Greater Jakarta, and is well-connected to Indonesia’s major transport infrastructure. It is situated 10 kilometres south of Soekarno-Hatta International Airport, three kilometres to Jakarta city’s Outer Ring Road, and is in close proximity to the JakartaMerak Highway, which connects the city to Merak Port. Metland Cyber City, which will be launched in the third quarter of 2015, will provide a lively urban mixed-use destination offering a variety of services and everchanging entertainment. Metland Cyber City is easily accessible from Jakarta-Merak toll road through new direct access km 11 toll exit, as well as from several main high-traffic roads crossing of the site. This sustainable eco-friendly city center features a network of lushly landscaped and shaded pathways that allows residents and visitors to meander through a series of parks and experience outdoor dining and entertainment and myriad retail shopping options. As an integrated live-work-play environment, Metland Cyber City also offers ample

office space, roomy apartments, a luxury hotel, a spacious convention center, a vibrant lifestyle center with alfresco dining options, and entertainment. This diversity makes Metland Cyber City an attractive gathering place with wide market appeal. (Wijaya)

Nanda Widya President Director of PT Metropolitan Land (Metland), Tbk.

www.benchmarkmagz.com

Volume 01 I Issue 02 - 2015

and supporting amenities. The entire development is expected to enhance Metland Cyber City as a premier destination for businesses and a vibrant lifestyle community in the Greater Jakarta region. Phase 1 of the project, which will be developed on 1.3 hectares of land, comprises residential apartments and office space with supporting amenities, providing a total gross floor area of about 130,000 square metres. Construction of Phase 1 is expected to commence in 2016. Director Corporate Affair & Corporate Secretary PT Metropolitan Land Tbk., Olivia Surodjo, said that Metland are excited to work with Ascendas, Asia’s leading provider of business space solutions in Asia, to jointly develop this project. Ascendas brings to the table a wealth of experience in master planning, development and property management. We look forward to creating a unique work-liveplay development that will further inject vibrancy to the local community in Tangerang. Located 15 kilometres west of Jakarta’s central business district, Tangerang is the third

33


34

view point

Volume 01 I Issue 02 - 2015

M

enurut Jones Lang LaSalle (JLL) Asia Pasifik, Indonesia punya modal sebagai pasar besar yang akan menstimulasi bisnis perumahan semakin bergerak dinamis. Jumlah penduduk sebanyak 250 juta jiwa saat ini, diperkirakan akan bertambah lebih dari 3 juta per tahun sejak 2015 hingga 2020 mendatang. Mengutip World Economic Forum, tak hanya jumlah populasi yang demikian potensial, melainkan juga kelas menengah yang saat ini berjumlah 45 juta juga diprediksi bakal membengkak 7 juta per tahun sehingga akan mencapai 80 juta pada tahun 2020 nanti. "Kurangnya pasokan hunian selama dua tahun berikutnya serta laju urbanisasi yang kian meningkat, dibanding pertumbuhan permintaan, kami anggap sebagai modal dan keuntungan buat pasar perumahan," tulis JLL. Dalam catatan JLL, ekuilibrium hunian belum tercipta saat ini. Pasalnya, pasokan hunian yang tersedia di pasar hanya sekitar 100.000 unit apartemen. Sebanyak 60.000 unit di antaranya dalam tahap konstruksi dan sudah 80 persen terjual. Mengapa apartemen menjadi patokan dinamika pasar residensial? Karena harga tanah perumahan di Jakarta sudah sangat selangit, meroket 300 persen dalam empat tahun terakhir. Hal ini memaksa pembeli rumah pertama berpaling ke apartemen. Terang saja, fenomena tersebut dianggap sebagai stimulus yang kuat mendorong pengembang dan investor baik lokal, dan asing, membangun lebih banyak lagi apartemen. Sebut saja pengembang yang berbasis di Singapura, CapitaLand Group. Mereka menggandeng Credo Group, konglomerat lokal, bersama mengembangkan proyek hunian yang terintegrasi dengan perkantoran, dan pusat belanja di Jakarta Pusat. Menyusul berikutnya Keppel Land. Tak tanggung-tanggung, raksasa properti berbasis di Singapura ini membenamkan dana senilai Rp2,6 triliun untuk mengembangkan West Vista di Jl Lingkar Luar Barat, Cengkareng, kawasan barat Jakarta. Dana sebesar itu, di luar anggaran Rp381,5 miliar akuisisi lahan seluas 3 hektar pada Januari 2014, akan dimanfaatkan untuk merealisasikan konstruksi apartemen sebanyak 2.855 unit dalam bangunan dua menara. Kemudian, pengembang PT Metropolitan Land Tbk (Metland). Emiten properti ini melihat kebutuhan akan hunian bagi kelas menengah masih tinggi. Maka itu, Metland

www.benchmarkmagz.com

konsisten mengincar pasar properti di kelas menengah sebagai end user. Salah satu proyek Metland yang diluncurkan semester II-2015 adalah apartemen di perumahan Metland Transyogi Cibubur yang dibanderol mulai Rp300 juta per unit itu ditargetkan bisa beroperasi di 2016. Bahkan, Metland sudah menggandeng developer terkemuka asal Singapura, Ascendas Group untuk menggenjot ekspansi bisnis dengan mengembangkan proyek mix-used seluas 9,7 hektar di Metland Cyber City, Tangerang, Banten. Dengan demikan, tidak mengherankan bila mereka menggeber rencana pengembangan termasuk meluncurkan sejumlah proyek anyar. Karena mereka melihat cuan bisnis memasuki semester dua tahun ini bisa lebih baik ketimbang semester pertama. (Wijaya)

Memburu Cuan Via Properti Baru Secara fundamental, sektor residensial Indonesia didorong oleh jumlah populasi dan pertumbuhan pendapatan. Ekspansi ekonomi berkelanjutan, pertumbuhan masyarakat kelas menengah, serta urbanisasi, membuat permintaan hunian kian menguat.


property

I

ndonesia has capital as a major market that will stimulate the housing business increasingly. The total population of 250 million people today is expected to increase by more than 3 million per year from 2015 to 2020, according Jones Lang LaSalle (JLL) Asia Pasific. Not only the population of such a potential, says World Economic Forum, but also the middle-class which now consists of 45 million is also predicted to increase to 7 million per year that will reach 80 million by the year 2020.

age developers and investors, both local and foreign, to build more apartments. For example CapitaLand Group, a real estate developer from Singapore. They took a local conglomerate, Credo Group, jointly develop an integrated residential project with offices and shopping centers in central Jakarta. Next is Keppel Land, singapore-based property developer. They buried funds worth Rp 2,6 trillion to develop West Vista on Jl Outer Ring Road West, Cengkareng, West Jakarta area. They also spend Rp 381,5 billion acquisition area of 3 hectares in January 2014, will be used to realize the construction of the apartment building as many as 2,855 units in two towers. According PT Metropolitan Land Tbk, housing market for the middle-class in Jakarta

Chasing Profits Through New Residential Residensial property Indonesia, specially in Jakarta, is fundamentally driven by the number of population and income growth. With sustained economic expansion over the past few years, a growing middle class along with household income, and urbanization, making residential demand growing stronger. is still high. That is why the company, known as Metland, consistently targeting the property market in the middle class as the end user. One of Metland projects that launched in second semester 2015 is named Metland Transyogi in Cileungsi sub-district, worth Rp 300 billion. The company would sell the remaining 1,200 apartments in the second and third towers in 2016 and plans to start construction on the buildings in 2017. Metland is also building a Rp 200 billion shopping mall called Mall Cileungsi, in the Transyogi area. The mall will open next year. The company would start marketing 500 apartments in the first tower after Idul Fitri, in order to raise enough money to construct the first tower early next year. Metland is among a number of rapidly growing Indonesian property developers that mirror their peers in pre-financial crisis China, benefiting from high demand as Indonesia lacks an estimated 15 millions homes for its growing population. (Wijaya) www.benchmarkmagz.com

Volume 01 I Issue 02 - 2015

"The lack of residential supply over the next two years and that the rate of urbanization is increasing, compared to the growth in demand, we think of as capital and profits for the housing market," wrote JLL. Residential equilibrium has not been created at this time, said JLL, just because the supply of housing available in the market only about 100,000 units of apartments. A total of 60,000 units are under construction and already 80 percent sold. Why apartment become a benchmark of residential market? It is because the price of land in Jakarta has been very expensive, up until 300 percent in the last four years. It forced home buyers turn to the apartment. This phenomenon is regarded as a powerful stimulus to encour-

35


36

property

profile

Volume 01 I Issue 02 - 2015

Amran Nukman

Ketua Real Estat Indonesia (REI) DKI Jakarta

Indonesia Seksi di Mata Asing

Sektor properti punya segudang persoalan yang dapat menghambat pengembangan investasinya. Tapi, sejumlah investor asing memandang Indonesia cukup seksi sebagai tujuan investasi mereka di sektor rancang bangun tersebut.

www.benchmarkmagz.com


37

Volume 01 I Issue 02 - 2015

www.benchmarkmagz.com


38

Volume 01 I Issue 02 - 2015

www.benchmarkmagz.com


property Karena itu, belakangan pemerintah mulai concern melakukan berbagai langkah perbaikan layanan di bidang investasi. Lihat saja upaya yang dilakukan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dengan menggulirkan kebijakan pelayanan terpadu satu atap demi kenyaman dan kemudahan, pemerintah juga menjamin proses perizinan investasi di sektor properti dapat diselesaikan dalam waktu singkat. Tidak terkecuali proses perizinan untuk pembangunan rumah sederhana tapak bersubsidi. Bahkan, beberapa waktu lalu Kementerian Dalam Negeri memangkas proses perizinan dari 44 tahapan menjadi delapan tahapan. Kedelapan tahap itu antara lain izin lingkungan, izin rencana umum tata ruang (RUTR), izin pemanfaatan lahan, dan izin prinsip. Pemangkasan izin pembangunan perumahan itu merupakan hasil bahasan dengan

Volume 01 I Issue 02 - 2015

B

uktinya, belum lama pengembang PT Metropolitan Karyadeka Development berhasil menggandeng property developer asal Singapura, Ascendas Group. Tidak tanggung-tanggung, salah satu pengembang terkemuka asal Negeri Kepala Singa tersebut menggondol dana sebesar 300 juta dolar Singapura untuk membangun proyek mixused seluas 9,7 hektare di Metland Cyber City, Tangerang, Banten. Amran Nukman, yang juga Direktur PT Metropolitan Land, Tbk. mengungkapkan, kondisi tersebut membuktikan betapapun persoalan-persoalan terkait perizinan, pembebasan lahan, dan minimnya infrastruktur belum dapat teratasi secara menyuluruh, namun tak dapat dipungkiri bahwa Indonesia memang punya daya pikat yang kuat bagi investor mancanegara sebagai salah satu negara tujuan investasinya.

“Bisnis properti memang sudah merupakan satu garis linier yang harus terjadi, nggak bisa berhenti dan di-stop”. Hal itu dapat dimaklumi, mengingat Indonesia dengan jumlah populasi penduduk terbesar di kawasan Asia Tenggara merupakan salah satu market paling potensial untuk properti office, komersial, maupun residensial. “Saat ini kondisi kita memang sedang lesu. Tapi, saya yakin dalam dua hingga tiga tahun ke depan potensi pasar dalam negeri akan kembali pulih,” ujarnya. Apalagi, lanjut Amran, kesadaran pemerintah semakin tumbuh terkait pentingnya peningkatan investasi di sektor properti. Karena, properti dan bisnis jasa terkait selama ini mampu berkontribusi sebesar 10 - 15 persen terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Menurutnya, angka tersebut bukan nilai yang kecil untuk dikesampingkan sebagai anak tiri. Justru, pertumbuhannya harus di-maintenance sesuai dengan ekspektasi masyarakat banyak. Ketersediaan properti tak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi dari sisi bisnis, tetapi juga sebagai upaya pemenuhan kebutuhan tempat tinggal maupun lokasi berusaha yang layak. “Bisnis properti memang sudah merupakan satu garis linier yang harus terjadi, nggak bisa berhenti dan di-stop. Pengembangannya pun nggak boleh turun, harus naik terus,” imbuh Amran.

39

sejumlah instansi lain seperti Kementerian PU-Pera, Kementerian Agraria dan Tata Tuang/ Badan Pertanahan Nasional, Kementerian Perhubungan, pemerintah daerah, dan DPP Realestat Indonesia (REI). “Jadi, kesulitan apapun sebenarnya bisa diselesaikan. Pasti ada solusi. Asal, cara berpikir masing-masing instansi terkait harus menyeluruh, tidak sektoral,” tukasnya. Amran memprediksi, apabila berbagai hambatan investasi terus ditekan, maka kondisi ekonomi Indonesia akan pulih dalam kurun waktu setahun ke depan. Bahkan, bila semua pihak mendukungnya dengan melakukan tugas dan fungsi masing-masing secara profesional demi tujuan bersama yang lebih luas, maka perekonomian nasional akan kembali bergairah dalam hitungan bulan. Menurut sejumlah pengamat, kondisi ekonomi di manapun termasuk Indonesia terdapat siklus naik dan turun. Saat ini, perekonomian tanah air memang tengah mengalami penurunan namun karena hal ini merupakan siklus, maka akan ada periode naik. “Saya perkirakan, ekonomi akan pulih paling lambat satu semester ini. Jadi, nggak nunggu dua hingga tiga tahun. Apalagi sampai lima tahun ke depan,” pungkas Amran. (Wijaya) www.benchmarkmagz.com


40

global

Volume 01 I Issue 02 - 2015

Infinity by Crown

Bukti Indonesia Hebat Infinity by Crown Group adalah interpretasi arti sesungguhnya dari smart city, the future city yang mampu mengakomodasi tren urbanisasi saat ini. Mahakarya ini merupakan bukti nyata Indonesia hebat di kancah internasional.

C

rown Group Holdings, perusahaan pengembang terkemuka yang berbasis di Sydney Australia, kembali mengumumkan brand resmi dari proyek terbarunya senilai Rp5,75 triliun yang terletak di kawasan Green Square, Infinity by Crown Group. Secara harfiah, infinity mengandung arti sesuatu yang tidak terbatas. Sedangkan Infinity by Crown Group adalah representasi dari desain state of the art yang menembus batasan arsitektur selama ini ada. Desain konsepnya menggambarkan semangat Crown Group akan inovasi yang berkelanjutan, sebagai salah satu pengembang swasta terbesar di Australia. Dirancang oleh Koichi Takada Architects, pembangunan 401 unit apartemen mewah ini tampil futuristik dan memiliki sejumlah terobosan elemen desain. Infinity by Crown Group merupakan semangat revolusioner pusat kota Green Square baru di Sydney. Kawasan Green

www.benchmarkmagz.com


property

“Infinity by Crown Group adalah masa depan dan masa kini” Koichi Takada

Populasi Departemen PBB Urusan Ekonomi dan Sosial dalam Laporan Revisi Prospek Urbanisasi Dunia 2014. Infinity by Crown Group menggabungkan unsur-unsur alam dengan teknologi terkini untuk menjadi sebuah konsep Five Stars Resort. Pemenang penghargaan desain bangunan ini mengintegrasikan unsur alam, teknologi, transportasi, hiburan dan fasilitas umum. Proyek ini merepresentasikan DNA dari Crown Group Holdings yang terdiri dari SPACE, yaitu Substance, Prestige, Architectural Intelligence, Commercial and Experience. Adapun salah satu fitur yang paling mencolok adalah bentuk bangunan unik, melingkar dengan “rongga” yang menghadap ke utara façade. Ini memungkinkan cahaya alami menembus pusat taman plaza dan balkon apartemen, yang membuat bayangan di sisi lain bangunan. Struktur apartemen yang berjenjang pada pengembangan ini sisi selatan - lengkap dengan kebun eksternal yang bertingkat akan memberikan sinar matahari sepanjang tahun untuk apartemen yang menghadap ke selatan. Sementara lounge dan ruang serba guna di sisi utara, The Sky Lounge, akan menangkap pemandangan dan cahaya dari utara. Sedangkan kebun eksternal yang bertingkat adalah merupakan interprestasi modern tentang Taman Gantung Babylonia yang legendaris. Head of Crown Asia Michael Ginarto, mengatakan, Infinity by Crown Group adalah hunian vertikal modern yang menciptakan standar baru desain arsitektur dunia. “Infinity by Crown Group adalah The Jewel of Sydney’s

Eastern Suburb. Sebuah mahakarya desain arsitektur yang akan menjadi menara utama yang ikonik di kawasan Green Square,” ungkap pria yang akrab disapa Michael ini. CEO Crown Group Iwan Sunito, menambahkan, Infinity by Crown Group mewakili semangat dari revitalisasi kawasan Green Square yang baru serta menjadi yang terdepan dalam perubahan wajah kota Sydney secara radikal. Desain jendela kaca dari lantai ke langit-langit yang customer made dan teras rooftop nan spektakuler, membuat Infinity berhasil meraih salah satu penghargaan bergengsi untuk desain industri 2014 Urban Development Institute of Australia (UDIA) NSW Best Concept Design. Menurut Iwan, hal itu merupakan bukti solid bahwa Bangsa Indonesia mampu bersaing di kancah international. Bukan hanya bersaing, namun menjadi pemenang. Infinity by Crown Group bukan hanya sebuah pencapaian tertinggi dari sisi arsitektur, namun juga kebanggaan bagi Bangsa Indonesia. “Saya persembahkan Infinity by Crown Group untuk tanah kelahiran saya, Indonesia,” tukas Iwan bangga. Koichi Takada bahkan mengungkapkan bahwa desain Infinity by Crown Group terinsiprasi dari harmonisasi alam dengan desain terkini yang menggabungkan masa lalu, saat ini, dan masa depan dalam sebuah menara hunian vertikal terintegrasi dengan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh sebuah hunian modern. “Infinity by Crown Group adalah Masa Depan dan Masa Kini,” kata Koichi Takada. (Wijaya) www.benchmarkmagz.com

Volume 01 I Issue 02 - 2015

Square telah dirancang sebagai kota pintar (smart city), konsep kota masa depan, konsep hunian terintegrasi dengan semua hal yang diperlukan bagi penghuninya untuk tempat tinggal, bekerja, dan menikmati hidup, dari hub transportasi ke restoran. Smart City, sebuah konsep kota masa depan dalam menjawab meningkatnya urbanisasi, tren yang melihat lebih banyak orang akan tinggal di daerah perkotaan. Diperkirakan ada tambahan sebesar 2,5 miliar orang yang akan tinggal di daerah perkotaan pada tahun 2050, berdasarkan laporan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyoroti kebutuhan akan agenda perencanaan kota yang sukses serta perhatian yang lebih besar harus diberikan kepada kotakota kecil. “Saat ini, 54 persen dari populasi dunia tinggal di wilayah perkotaan, proporsi yang diperkirakan akan meningkat menjadi sebesar 66 persen pada tahun 2050,” menurut Divisi

41


42

Volume 01 I Issue 02 - 2015

business matters 43 Memacu Ekonomi Memicu Infrastruktur view point 48 Infrastruktur Motor Indeks Saham 2015 construction 50 Proyek Digeber Pelat Merah Moncer energy 52 Jalan Berliku Pembangkit 35 Ribu MW regulation 54 Investasi di Indonesia Kian Mudah www.benchmarkmagz.com

45 main review Tol Trans Sumatera

Mengubah Mimpi Jadi Nyata


infrastructure

business matters

Tren perlambatan ekonomi masih terjadi di Indonesia. Peningkatan spending dana pembangunan infrastruktur berkualitas amatlah penting untuk memicu pertumbuhan ekonomi di tanah air.

M

eski pertumbuhan ekonomi di Indonesia lebih tinggi dibandingkan negara-negara eksportir komoditas lainnya, namun melemahnya pertumbuhan investasi jangka panjang serta belanja konsumen, mengakibatkan penurunan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB). Hal tersebut tercantum dalam laporan Economic Quarterly (IEQ) Edisi Juli 2015 yang dipaparkan World Bank (Bank Dunia) di Jakarta. Bank Dunia lantas memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi tanah air hingga di level 4,7persen. Prediksi tersebut melemah dari estimasi World Bank sebelumnya yang 5,2persen. Menurut World Bank Country Director for Indonesia Rodrigo Chaves, ada beberapa kondisi yang membuat pihaknya menurunkan prediksinya. Salah satunya terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal pertama tahun 2015 yang hanya mencapai 4,7persen. Tingkat pertumbuhan tersebut merupakan yang paling lambat sejak tahun 2009. "Selain itu, kondisi yang kurang mendukung seperti rendahnya harga komoditas dan melemahnya pertumbuhan investasi terus menekan sehingga ekonomi maju perlahan," ujar Rodrigo. Ekonom utama World Bank Ndiame Diop menambahkan, perekonomian Indonesia masih menyesuaikan diri dengan penurunan tajam harga komoditas dan prospek normalisasi kebijakan moneter Amerika Serikat, seperti halnya negara berpendapatan menengah lainnya. Hal tersebut menyebabkan defisit pada neraca transaksi berjalan, mengurangi pendapatan bagi perusahaan komoditas, dan memperlambat investasi swasta. Meskibegitu, menurut dia, Indonesia masih mampu menjaga fondasi makroekonominya dengan baik. "Fondasi makro-ekonomi yang baik berhasil mencegah merosotnya pertumbuhan secara tajam akibat jatuhnya harga dan

permintaan komoditas, seperti yang dialami negara-negara eksportir komoditas lainnya: Brazil, Afrika Selatan, Chile dan Peru. Indonesia tetap tumbuh dengan laju yang lebih cepat," ujar Diop. Namun, lanjut Diop, untuk memacu pertumbuhan yang lebih tinggi, dibutuhkan reformasi fiscal guna peningkatan pendapatan dan belanja anggaran yang lebih baik. Selain itu juga perlu dilakukan perbaikan kebijakankebijakan yang mempengaruhi persaingan, perdagangan, dan investasi swasta. Sebab, investasi tetap berkontribusi sebesar 1,4 persen untuk pertumbuhan PDB year-on-year pada kuartal pertama 2015 atau separuh dari rata-rata kontribusinya pada tahun 2010. Karena itu, investasi diharapkan akan meningkat pada paruh kedua 2015. "Tapi jumlahnya tidak akan setinggi prediksi sebelumnya, akibat pembelanjaan anggaran pemerintah yang diperkirakan lebih rendah untuk tahun 2015," lanjutnya. Selain itu, World Bank juga menyoroti, pertumbuhan yang terus melambat telah mempengaruhi belanja konsumen, yang hanya tumbuh 4,7 persen year on year dalam kuartal pertama, dibandingkan rata-rata pertumbuhan 5,3 persen tahun lalu. Menurunnya data penjualan sepeda motor dan kendaraan lainnya menunjukkan belanja konsumen juga melambat pada kuartal kedua.

Volume 01 I Issue 02 - 2015

Memacu Ekonomi Memicu Infrastruktur

43

Ndiame Diop, World Bank Lead Economist for Indonesia

Melemahnya permintaan konsumen tersebut menyebabkan kontraksi tingkat impor, turun 14,4 persen year on year pada kuartal pertama. Tingkat ekspor baik komoditas maupun manufaktur juga turun sebesar 13 persen, karenapermintaan yang melemah dari Tiongkok dan negara tetangga di Asia Tenggara. Kemajuan dalam menghadapi tantangan fiskal, kata Diop, juga sangat krusial. Dari sisi pengeluaran, pihaknya menilai cukup penting untuk melenyapkan hambatan-hambatan pembelanjaan modal dimana anggarannya ditargetkan meningkat hingga dua kali lipat. Dari sisi penerimaan, pendapatan pajak ditargetkan meningkat hingga 30 persen, namun hingga bulan Mei 2015, penerimaan tercatat turun sebanyak 1,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. "Upaya memperkenalkan pelaporan pajak dan langkah refomasilainnya adalah hal positif. Tapi diperlukan lebih banyak lagi upaya untuk meningkatkan penerimaan pajak. Selain itu, Indonesia dapat bertindak dengan meningkatkan belanja infrastruktur yang berkualitas selama tetap menjaga defisit fiscal dalam batasan 3 persen dari PDB. Perbaikan infrastruktur akan mengurangi biaya logistic dan harga berbagai barang dan jasa, mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesetaraan," pungkasnya. (Tama Febrian)

www.benchmarkmagz.com


44

business matters

Volume 01 I Issue 02 - 2015

Higher Infrastructure Spending Needed to Support the Economy The economic slowdown trend is still going on in Indonesia. Improvement of quality infrastructure development fund spending is essential to spark economic growth in the country.

A

lthough still growing faster than other commodity exporting countries, subdued fixed investment and weaker consumer spending growth are lowering GDP growth in Indonesia, says a new World Bank report. Growth is forecasted at 4.7 percent for 2015, revised down from the previous forecast of 5.2 percent, and the 4.7 percent growth of GDP in the first quarter of 2015 is the slowest pace since 2009, says the July 2015 edition of the Indonesia Economic Quarterly, or IEQ, which outlines the country’s options to achieve a strong and sustainable rebound. “Unfavorable conditions such as continued low commodity prices and moderating investment growth have led to slower gains for the economy. But Indonesia can respond by raising quality spending in infrastructure while containing the fiscal deficit to within the legal limit of 3 percent of GDP. Improved infrastructure will reduce logistics costs and lower prices, boosting economic growth and equity” said Rodrigo Chaves, World Bank Country Director for Indonesia. Progress in addressing fiscal sector challenges will also be vital. On the expenditure side, it is crucial to remove the implementation constraints to capital spending, which is targeted by the Budget to double. On the revenue side, tax revenue was targeted by the Budget to increase by 30 percent but fell 1.3 percent in 2015 through May compared with the same period last year. The introduction of electronic tax return submissions and other reforms are positive, but more measures to improve revenue collection would also help shore up Indonesia’s fiscal position in the medium-term. Like many middle-income countries,

www.benchmarkmagz.com

Indonesia’s economy is still adjusting to the sharp decline in recent years of commodity prices and the near prospect of normalization of US monetary policy. This has turned the current account balance into a deficit, hurt corporate revenues in commodity sectors and slowed private investments. Fixed investment contributed 1.4 percent of GDP year-on-year in the first quarter of 2015 – or half its average contribution in 2010. Investment is expected to pick up in the second half of 2015, but by less than previously forecasted, partly due to lower than previously projected public capital spending over 2015 as a whole. “Good macroeconomic fundamentals allowed Indonesia to prevent growth from sliding following declining demand and prices, as was the case with many large commodityexporting countries such as Brazil, South Africa, Chile and Peru. Indonesia is still grow-

ing at a faster pace. But reverting to higher growth will require fiscal reforms to collect more and spend better on infrastructure as well as improving market regulations that affect competition, trade, and private investment. Public policies to reduce food inflation would also help consumer confidence” said Ndiame Diop, World Bank Lead Economist for Indonesia. Continued growth slowdown has affected consumer spending, which grew by only 4.7 percent year on year in the first quarter, compared to an average growth rate of 5.3 percent last year. Weakening sales data of motorcycles and other vehicles show that spending is also slowing in the second quarter. Private consumption accounts for 55 percent of total GDP expenditure. Moderating consumer demand has contributed to the contraction in imports, down by 14.4 percent year on year in the first quarter. Exports – of both commodities and manufacturing – also fell, by 13 percent year on year, due to continued subdued global demand, including from China and Southeast Asian neighbors. The July 2015 edition of the Indonesia Economic Quarterly also discusses the country’s tremendous geothermal energy potential and the need for a more conducive regulatory environment to harness it. The report also takes stock of Indonesia’ school grants program, or BOS, which has helped provide operational funds to 220,000 primary and junior secondary schools since its inception ten years ago. (Rega)


main review

infrastructure

Mengubah Mimpi Jadi Nyata

Selama 20 tahun masyarakat Sumatera bermimpi punya jalan tol yang terhubung ke Pulau Jawa. Akhir April 2015 lalu, saat Presiden Jokowi melakukan groundbreaking Tol Trans Sumatera di Lampung Selatan, mimpi itupun menjadi nyata.

K

ala itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang didampingi oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Menteri BUMN Rini Soemarno, meresmikan pembangunan dua ruas tol yang termasuk dalam megaproyek Jalan Tol Trans Sumatera. Dua ruas yang dimaksud adalah Bakauheni-Terbanggi Besar sepanjang 139 kilometer (km) dan Palembang-Simpang Indralaya sepanjang 22 km. Menurut Jokowi, groundbreaking jalan tol tersebut merupakan impian dari masyarakat Sumatera yang ditunggutunggu sejak 20 tahun lamanya. Walaupun groundbreaking hanya dilakukan pada beberapa titik dan belum seutuhnya menghubungkan daerah lainnya. www.benchmarkmagz.com

Volume 01 I Issue 02 - 2015

Tol Trans Sumatera

45


46

main review

Volume 01 I Issue 02 - 2015

Jokowi menambahkan, nantinya pembangunan ruas tol ini akan dilanjutkan pada tahun depan, sehingga akan menghubungkan Lampung hingga ke Aceh. "Di Lampung dan tengah di Palembang juga dibuka. Insya Allah tahun depan buka di Aceh, tembus di Medan dan Palembang," paparnya. Dilansir dari laman Sekretariat Kabinet, pembangunan proyek jalan tol bebas hambatan sepanjang 2.818 kilometer ini akan dimulai dari pelabuhan Bakauheni (Kabupaten Lampung Selatan) hingga Terbanggi Besar (Lampung Tengah). Rencana pembangunan segmentasi konstruksi tol Trans Sumatera di Lampung akan dibangun melalui tiga tahap. Jalan tol direncanakan melintasi Bakauheni, Lampung Selatan melewati sebelah Timur Kota Bandar Lampung hingga Terbanggi Besar, Lampung Tengah. Pada tahap pertama, pembangunan akan dilakukan di jalur Bakauheni–Natar dengan panjang 104,7 kilometer (km). Jalan tol sepanjang 104,7 km ini akan melewati Kecamatan Bakauheni, Penengahan, Ketapang, Palas, Kalianda, Way Panji, Sidomulyo, Candipuro, Katibung, Merbau Mataram, Tanjung Bintang, Jati agung, hingga Natar di Kabupaten Lampung Selatan Pada tahap kedua, pembangunan dilakukan di jalur Babatan-Tegineneng dengan panjang 59,202 km. Sedangkan tahap ketiga jalur Tegineneng-Terbanggi Besar sepanjang 34,135 km. Dengan demikian total panjang tol Trans Sumatera dari Bakauheni-Bandar Lampung-Terbanggi Besar mencapai 140,410 km. Sedangkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berencana mengembangkan konsep High Grade Highway (HGH) pada Trans Sumatera. Konsep ini berupa jalan bebas hambatan dan jalan tol. Jalan bebas hambatan merupakan jalan yang bisa diakses secara gratis, sementara jalan tol ditetapkan biaya khusus. HGH Sumatera rencananya akan terbentang sepanjang pantai Timur Sumatera dengan perkiraan 2.048 kilometer. Estimasi biaya pembebasan lahan dengan lebar minimum 60 meter adalah Rp22,53 triliun. Sementara biaya konstruksi yang dibutuhkan adalah Rp144 triliun dan investasi sebesar Rp273 triliun. Konsep tersebut juga akan didukung penghubung (feeder) sepanjang 770 kilometer, yaitu Sibolga-Tebing Tinggi, PadangPekanbaru dan Bengkulu-Palembang. Estimasi www.benchmarkmagz.com

rincian rencana tol trans sumatera A. LINTAS UTAMA NO

RUAS

PANJANG

1

Bakauheni-Terbanggi Besar

150 km

2

Terbanggi Besar-Pematang Panggang

100 km

3

Pematang Panggang-Kayuagung

4

Kayuagung-Palembang-Betung

5

Jambi-Betung

191 km

6

Jambi-Rengat

190 km

7

Rengat-Pekanbaru

175 km

8

Pekanbaru-Dumai

135 km

9

Dumai-Rantau Prapat

175 km

10

Rantau Prapat-Kisaran

100 km

85 km 111,7 km

11

Kisaran-Tebing Tinggi

60 km

12

Tebing Tinggi-Medan

61,7 km

13

Medan-Binjai

15,8 km

14

Binjai-Langsa

110 km

15

Langsa-Lhokseumawe

135 km

16

Lhokseumawe-Sigli

135 km

17

Sigli-Banda Aceh

75 km

B. LINTAS PENGHUBUNG NO

RUAS

PANJANG

1

Indralaya-Palembang

22 km

2

Indralaya-Muara Enim

110 km

3

Muara Enim-Lahat Lubuk Linggau

125 km

4

Lubuk Linggau-Curup-Bengkulu

5

Pekanbaru-Bengkinang-Payakumbuh-Bukittinggi

6

Bukittinggi-Padang Panjang-Lubuk Alung-Padang

7

Tebing Tinggi-Pematang Siantar-Prapat-Tarutung-Sibolga

95 km 185 km 5 km 200 km

“Jalan bebas hambatan merupakan jalan yang bisa diakses secara gratis, sementara jalan tol ditetapkan biaya khusus.” biaya antara lain biaya tanah Rp5 triliun, biaya konstruksi Rp49 triliun dan biaya investasi sebesar Rp95 triliun. Ruas jalan Tol Trans Suma-tera dibagi atas tiga lintasan, yaitu lintas utama, lintas penghubung, dan non lintas Sumatera. Jalur lintas utama terdiri atas 17 pembangunan dengan total 2.048 kilometer dan estimasi

biaya Rp119,376 triliun. Untuk 770 kilometer jalur lintas penghubung, terbagi atas tujuh pembangunan dengan total estimasi biaya Rp41,780 triliun. “Konsep HGH diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan lapangan kerja, meningkatkan akses, mengurangi biaya transportasi, dan


infrastructure

MEDAN

BINJAI

SIBOLGA

DUMAI

KESIAPAN TOL KORIDOR SUMATERA

PEKANBARU

Ruas Tol Pekanbaru - Kandis - Dumai Panjang : 135 Km. Biaya Investasi : Rp17,347 triliun. Biaya Tanah : Rp974 miliar. Masa Konsesi : 40 tahun. Rencana Operasi : 2019. Progres Tanah : 7,72 persen.

PADANG JAMBI memberi strimulus terhadap pertumbuhan sektor industri, Ruas Tol Palembang - Indralaya PALEMBANG pariwisata, lapangan kerja, dan Panjang : 22 Km. pertumbuhan regional,” papar Biaya Investasi : Rp2,31 triliun. INDRALAYA Biaya Konstruksi : Rp1,41 triliun. Menteri Pekerjaan Umum dan Biaya Tanah : Rp156 miliar. BENGKULU Perumahan Rakyat Basuki Masa Konsesi : 40 tahun. TERBANGGI BESAR Hadimuljono, di Jakarta, belum Rencana Operasi : 2018. lama ini. Progres Tanah : 24,91 persen. Hal senada diungkapkan IRR : 9,89 persen. BANDAR LAMPUNG BAKAUHENI Menteri BUMN Rini Soemarno, seraya menambahkan, sementara jalur nonRuas Tol Bakauheni -Terbanggi lintas Sumatera terbentang 25 kilometer dari Besar Batu Ampar, Muka Kuning, hingga Bandara Pertumbuhan Produk Domestik Regional Panjang : 138 Km. Bruto (PDRB) Sumatera 2014. Nadim. Sebanyak 24 ruas jalan Tol Trans Biaya Investasi : Rp16,94 triliun. Biaya Konstruksi : Rp9,54 triliun. Sumatera ini, pengusahaannya akan dilakNo Wilayah Prosentase Biaya Tanah : Rp1,03 triliun. sanakan dengan penugasan kepada Badan 1 Aceh 1,7 % Masa Konsesi : 40 tahun. Usaha Milik Negara (BUMN). Untuk tahap Rencana Operasi : 2019. 2 Sumatera Barat 5,9 % awal, pembangunan pada jalan tol MedanProgres Tanah : persiapan. 3 Sumatera Utara 5,2 % Kualanamu-Tebing Tinggi dilaksanakan oleh IRR : 10,41 persen. pemerintah dan swasta. Sementara BUMN 4 Riau 2,6 % 2015 ini. Pembangunan itu tidak terlepas dari membangun empat ruas jalan tol. 5 Jambi 7,9 % Penyertaan Modal Negara (PMN) yang telah “Pembangunan empat ruas Tol Trans 6 Bengkulu 5,5 % disetujui DPR untuk pembangunan infrastrukSumatera, antara lain Bakauheni-Terbanggi 7 Kep Riau 6,9 % tur sebesar Rp 290 triliun,” ujar Rini, sapaan Besar, Palembang-Indralaya, Riau-Dumai, dan

Medan-Binjai akan mulai dilakukan tahun

akrabnya. (Wijaya)

Magnet Baru Ekonomi Indonesia

P

embangunan tol Trans Sumatera akan menjadi magnet ekonomi baru di Indonesia. Kekuatan ekonomi dipercaya akan bangkit di Sumatera, karena sejumlah wilayah, pelabuhan dan bandara akan terkoneksi. Sumatera tercatat memiliki 49 bandara, 20 pelabuhan dan 102 terminal. Jika tol Trans Sumatera terea-

lisasi, maka infrastruktur itu akan melengkapi fasilitas infrastruktur yang sudah ada di Sumatera selama ini. Jalan raya Lintas Sumatera, yakni dari Banda Aceh sampai ke Pelabuhan Bakauheni, Lampung, membentang sepanjang 2.508,5 km. Kontribusi Sumatera sangat besar dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Dalam lima

8

Babel

4,7 %

9

Sumatera Selatan

4,7 %

10

Lampung

5,1 %

tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Sumatera memberikan kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional sebesar 24 persen. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2014, di wilayah Sumatera, pertumbuhan ekonomi tertinggi diraih Pemprov Jambi yakni sebesar 7,93 persen. Sementara itu, Data Bapennas menyebut-

kan wilayah Sumatera dalam Rencana Pembangunan Jangka Mene-ngah Nasiona (RPJMN) 2015-2019 diproyeksikan sebagai pintu gerbang Indonesia dalam perdagangan Internasional. Sumatera juga dijadikan sebagai lumbung energi nasional dan menjadi pusat industri berbasis komoditas kelapa sawit, karet, timah, bauksit dan kaolin. (Wijaya) www.benchmarkmagz.com

Volume 01 I Issue 02 - 2015

Ruas Tol Medan - Binjai Panjang : 16.72 Km. Biaya Investasi : Rp1,60 triliun. Biaya Konstruksi : Rp1,29 triliun. Biaya Tanah : Masa Konsesi : 40 tahun. Rencana Operasi : 2018. Progres Tanah : 69,70 persen. IRR : 12,29 persen.

BANDA ACEH

47


48

viewpoint

Volume 01 I Issue 02 - 2015

Infrastruktur Motor Indeks Saham 2015 Saham-saham sektor infrastruktur dan perbankan bakal menjadi penggerak utama indeks harga saham gabungan (IHSG). Hingga akhir 2015, IHSG berpotensi menembus level 6.200 poin.

S

eiring dengan arah kebijakan pemerintah yang ingin mempercepat pembangunan infrastruktur Indonesia, begitu pula dengan strategi para manajer investasi (MI) di tahun 2015. Saham-saham sektor infrastruktur bakal menjadi pilihan para MI untuk meramu portofolio reksadana saham agar bisa menghasilkan return maksimal. Steven Satya Yudha, Associate Director Marketing and Distribution Ashmore Asset Management Indonesia mengatakan, Pemerintah Joko Widodo berani memangkas subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan mengalihkan sebagian dananya untuk membangun infrastruktur. Hal ini akan membawa efek berantai ke sektor-sektor lain. Ia mencontohkan, sektor konstruksi yang akan menikmati berkah dari proyek pembangunan infrastruktur. Selain itu, sektor industri dasar dan kimia, semisal emiten semen, juga akan ketiban rezeki dari pertumbuhan proyek infrastruktur. "Saham SMGR dan INTP patut dicermati karena akan terimbas sentimen positif," ujar Steven. Presiden Direktur Schroder Invesment Management Indonesia, Michael Tjoajadi pendapat serupa. Selain sektor infrastruktur, Michael menyebut saham-saham sektor konstruksi dan perbankan juga akan dicermati Schroder di 2015. Kata Michael, selain tren kinerja yang bagus, sektorsektor tersebut menarik lantaran terimbas positif dari rencana pemerintah menggeber proyek infrastruktur. Sektor-sektor tersebut saling bertalian. "Kami akan lebih fokus ke saham-saham sektor konstruksi, infrastruktur, dan juga perbankan," tuturnya. Sejumlah saham dari sektor infrastruktur bakal masuk menjadi pilihan racikan para manajer investasi di tahun depan. Ambil contoh, saham TLKM dan PGAS. Edward P Lubis, Presiden Direktur Bahana TCW Investment Management mengatakan, saham-saham sektor infrastruktur seperti PGAS, TLKM, TBIG dan JSMR terbukti mampu bertahan di tengah situasi pasar saham yang volatil. Selain saham sektor infrastruktur, Edward juga menjagokan saham sektor konsumsi. Sebab, diakui pada tahun 2015 volatilitas pasar saham masih akan terasa.

www.benchmarkmagz.com

“Sejumlah saham dari sektor infrastruktur bakal masuk menjadi pilihan racikan para manajer investasi di tahun depan� Michael Tjoajadi

Pada saat itulah saham-saham sektor konsumsi dapat menjadi penyeimbang. "Saham GGRM dan ICBP menarik karena diuntungkan dengan penurunan harga komoditas global,� imbuh Edward. Presiden Direktur Samuel Aset Manajemen Agus Yanuar menambahkan, pihaknya akan mencermati juga saham sektor lain yang lebih berorientasi domestik. Masuk dalam katagori ini adalah saham perbankan yang menopang 25 persen dari bobot di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat ini. Ia memprediksi, saham-saham sektor perbankan masih akan menjadi penggerak bursa. Tanpa menyebut nama, Agus menyatakan saham lima saham terbesar di Indonesia layak masuk keranjang investasi pada tahun 2015. Selain saham perbankan, "Saham-saham sektor konstruksi dan juga properti juga akan menggeliat tahun depan," imbuh Agus. Saham sektor konstruksi juga akan masuk racikan sejumlah MI di tahun depan. Saham sektor ini tetap memikat lantaran paling dekat hubungannya dengan sektor infrastruktur. Beberapa saham sektor ini yang bakal masuk keranjang para investasi manajer investasi adalah saham emiten konstruksi milik negara. Contohnya, ADHI, WSKT, PTPP, dan WIKA. (*)


infrastructure

Volume 01 I Issue 02 - 2015

Infrastructure Riding The Stock Market Infrastructure and bank stocks have become major players on Indonesia's main stock index (IHSG) in this year. The Jakarta Composite Index will be 6,200 points in the end of 2015.

T

he Indonesian government will focus on developing infrastructure in 2015. Pretty much like investment managers. They are going to focuses on infrastructure stocks and bonds, to blend into a portofolio, to get a higest return. President Joko "Jokowi" Widodo plans to cut energy subsidies to raise funds for building sea ports and construction programs, will have a multiplier effect on the Indonesian economy, according to Steven Satya Yudha, analyst at Ashmore Asset Management Indonesia. There are some industry will get positive impact because that program such as construction industry and basic chemichal industry. Stocks of cement companies will have clean balance sheets. "SMGR and INTP stocks will get positive effect," said Steven. President Director at Schroder Investment Management Indonesia, Michael Tjoajadi also said construction stocks has been particularly fired up since the goverment prioritised developing infrastructure such as ports, airports and roads across the sprawling archipelago to boost economic growth. "We more focusing in construction and bank stocks," he said. Investor appetite for construction stocks this year is PGAS, TLKM, TBIG dan JSMR, said Edward P Lubis, President Director at Bahana TCW Investment Management. They can survive in a volatile trading activity, according to Edward. However, Edward also recommend consumer goods stocks to buy in this year. The consumer sector is home to many popular brands and successful businesses, so it offers plenty of opportunities for investors who know how to pick the best stocks in the sector. "GGRM and ICBP are recommended because of global commodity prices down." Meanwhile, President Director at PT Samuel Aset Manajemen Agus Yanuar expect the domestic banking sector to remain on a strong growth supported by sustained loan growth amid an improving business environment and the potential for further consolidation. The sector net interest income still 25 percent on Indonesia's main stock index. Indonesia banks will remain robust going forward, given the improved business environment in the country and the entry of foreign banks in the industry. Whithout

“A number of stocks from the infrastructure sector would be an option inbox raspark investment managers in the next year� Michael Tjoajadi

saying the brands, Agus said there are five bank stocks that came out as promising candidates to consider. "Property and construction stocks could potentially contribute to overheated asset prices." In a world consumed by conflict, poverty and social change, it may seem like there are few things all nations have in common. Yet no matter their geography or agenda, they are united in the need for roads, bridges and energy: in short, infrastructure. (*)

RECOMENDED STOCKS

49

PT. INTI PERSADA IDR 27.500

PT. WIKA IDR 3.900

PT. SEMEN GRESIK IDR 19.000

PT. PGN IDR 7.000

PT. TELKOM IDR 8.300

PT. PP IDR 3.600

@artoiogomes

www.benchmarkmagz.com


50

construction

Volume 01 I Issue 02 - 2015

S

eiring perwujudan berbagai rencana pembangunan infrastruktur, sejumlah perusahaan konstruksi milik negara (BUMN) berharap kontribusi proyek pemerintah terhadap perolehan kontrak baru dapat membesar porsi di paruh kedua tahun ini. PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk., misalnya, berharap porsi pemerintah dapat mencapai 20 persen sampai akhir semester II-2015 atau lebih tinggi dibandingkan dengan kontribusi pada semester sebelumnya, yang sebesar 11 persen. Hal itu membuat nilai kontribusi proyek swasta diperkirakan mencapai 40 persen pada semester II-2015, lebih rendah dibandingkan dengan 49 persen pada paruh pertama tahun ini. Proyek lainnya berasal dari perusahaan sebesar 15 persen. Direktur Keuangan PP (Persero) Tumiyana mengatakan, pencapaian kontribusi 20 persen dari proyek pemerintah bukan hal sulit. Budget cycle itu akan terjadi percepatan di kuartal III dan kuartal IV. Mengingat, anggaran yang cukup besar disiapkan oleh pemerintah melalui Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk keperluan pembangunan infrastruk-

www.benchmarkmagz.com

tur. Kendati menargetkan kontribusi proyek pemerintah pada semester II-2015 lebih besar dibandingkan realisasi pada semester I-2015, perkiraan porsi proyek pemerintah itu sebenarnya lebih kecil dibandingkan dengan perkiraan awal. Sebagai perbandingan, berdasarkan paparan emiten berkode saham PT PP kepada publik pada awal tahun ini, kontribusi proyek pemerintah diperkirakan mencapai 30 persen atau meningkat dibandingkan dengan porsi 20 persen pada akhir tahun lalu. Sementara pada tahun ini, perseroan menargetkan kontrak baru Rp27,4 triliun, dimana perusahaan telah mengumpulkan Rp13,45 triliun pada semester I-2015 atau sekitar 49,09 persen dari target. Realisasi itu tumbuh sekitar 61,27 persen dibandingkan dengan Rp8,34 triliun pada semester I-2014. Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Suradi juga mengharapkan kontribusi proyek pemerintah dapat kian membesar terhadap perolehan kontrak perseroan dibandingkan dengan proyek swasta. Pada saat ini, kontribusi proyek pemerintah telah mencapai 40 persen, di samping proyek

swasta sebesar 35 persen dan proyek BUMN 25 persen. Sampai awal Juli 2015, perolehan kontrak baru emiten berkode saham WIKA itu telah mencapai Rp10,59 triliun atau sekitar 33,47 persen dari target perusahaan sebesar Rp31,64 triliun. Sementara itu, emiten konstrusi lainnya yakni PT Adhi Karya (Persero) Tbk. juga masih lebih banyak mengandalkan proyek swasta dalam perolehan kontrak barunya pada semester I-2015. Kontribusi proyek pemerintah yang didanai oleh APBN atau APBD baru mencapai 36 persen dan BUMN sekitar 15 persen, sedangkan swasta mencapai 49 persen. Emiten berkode saham ADHI itu telah mengumpulkan kontrak baru senilai Rp6,1 triliun atau sekitar 36,62 persen dari target Rp18,7 triliun pada tahun ini. Realisasi itu tumbuh sekitar 74,29 persen dibandingkan dengan Rp3,5 triliun pada periode yang sama 2014.

Laba Waskita Melonjak 182 Persen Sementara itu, sepanjang semester I-2015, kinerja perusahaan konstruksi milik negara


infrastructure

Volume 01 I Issue 02 - 2015

Proyek Digeber Pelat Merah Moncer Pembangunan infrastruktur jadi kata kunci kinerja perusahaan sektor konstruksi milik negara pada semester II-2015. Percepatan realisasi proyek pemerintah itu sangat dinanti.

lainnya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk. menunjukkan performa terbaiknya. Perseroan berhasil membukukan laba bersih Rp171 miliar atau tumbuh 182 persen dibandingkan dengan Rp60 miliar pada periode sama tahun sebelumnya. Sekretaris Perusahaan Waskita Karya Antonius Yulianto memaparkan pendapatan perusahaan mencapai Rp3,9 triliun pada semester I-2015 atau tumbuh 25,25 persen. Segmentasi nilai kontrak baru (NKB) antara lain berasal dari pemerintah 35 persen, BUMN 43 persen, swasta 22 persen. Hingga Juni 2015, perolehan kontrak baru emiten berkode saham WSKT telah mencapai Rp9,9 triliun atau sekitar 42 persen dari target Rp23,4 triliun pada tahun ini. Kontrak tersebut tumbuh 39,6 persen dibandingkan dengan Rp7,1 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Sedangkan untuk menggenjot kinerja konsolidasi, kontraktor pelat merah ini menyuntik modal bagi empat anak usaha sebesar Rp736,6 miliar. Dimana, suntikan modal tersebut digunakan bagi pembelian saham-saham di perusahaan lain. Suntikan

modal paling besar untuk Waskita Tol Road, belanja modalnya sampai lebih dari Rp2 triliun tahun ini. Teranyar, emiten berkode saham WSKT itu menyuntik modal bagi PT Waskita Beton Precast senilai Rp135 miliar. Suntikan modal ini digunakan untuk melakukan aksi korproasi berupa pembelian saham maupun aset di kemudian hari. Perseroan juga telah menyuntikkan modal berupa inbreng aset kepada Waskita Beton Precast dengan nilai Rp82,48 miliar. Secara keseluruhan, kontraktor badan usaha milik negara (BUMN) itu telah menambah modal Rp217,48 miliar untuk Waskita Beton Precast tahun ini. Anak usaha perseroan yang bergerak dalam bidang kontraktor jalan tol, PT Waskita Toll Road, mengantongi tambahan modal Rp320 miliar. Penambahan modal dilakuan dalam tiga tahap dalam dua bulan terakhir, masing-masing Rp150 miliar, Rp70 miliar dan Rp100 miliar. Pada sektor properti, perseroan menyuntik modal bagi PT Waskita Karya Realty senilai total Rp725,72 miliar. Waskita Realty menda-

51

pat suntikan modal Rp545,72 miliar secara tunai dan inbreng aset, serta Rp180 miliar melalui penyertaan saham. Adapun, PT Waskita Sangir Energi telah disuntik modal oleh perseroan sebesar Rp19,12 miliar melalui penyertaan saham. Dia menilai, suntikan modal bagi anak usaha bakal berdampak positif bagi kinerja konsolidasi perseroan. Dikatakan Antonius, serapan belanja modal (capital expenditure/capex) hingga Mei 2015 mencapai Rp620 miliar. Perseroan menaikkan anggaran belanja modal 140,8 persen menjadi Rp4,36 triliun tahun ini dari sebelumnya Rp1,81 triliun pascapencairan dana rights issue. (Tama Febrian) www.benchmarkmagz.com


52

energy

Volume 01 I Issue 02 - 2015

D

alam jangka waktu lima tahun (2014 – 2019), Pemerintah Joko Widodo – Jusuf Kalla telah berkomitmen untuk merealisasikan penyediaan listrik sebesar 35.000 megawatt (MW). Sepanjang kurun waktu itu, pemerintah bersama PLN dan swasta akan membangun 109 pembangkit; masing-masing terdiri 35 proyek oleh PLN dengan total kapasitas 10.681 MW dan 74 proyek oleh swasta (Independent Power Producer/IPP) dengan total kapasitas 25.904 MW. Dimana, pada tahun 2015 PLN menandatangani kontrak pembangkit sebesar 10 ribu MW sebagai tahap I dari total keseluruhan 35 ribu MW. Dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi 6-7 persen setahun, penambahan kapasitas listrik di dalam negeri membutuhkan sedikitnya 7.000 MW per tahun. Artinya, selama lima tahun, penambahan kapasitas sebesar 35.000 MW menjadi suatu keharusan. Kebutuhan sebesar itu telah dikukuhkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 – 2019. Dari 35 ribu MW pembangkit yang akan dibangun, dibutuhkan dana lebih dari Rp1.127 triliun. Oleh karena itu, keterlibatan pihak swasta/IPP yang akan membangun 10.681 MW mutlak dibutuhkan. Untuk mempermudah pihak swasta, dukungan pemerintah pun telah dilakukan melalui penerbitan dan pemberlakuan sejumlah regulasi, antara lain: UU 12/2014 tentang Perubahan Atas UndangUndang Nomor 23 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2014 serta Peraturan Menter ESDM 1/2015 tentang Kerja Sama Penyediaan Tenaga Listrik Dan Pemanfaatan Bersama Jaringan Tenaga Listrik. Namun, amat disayangkan upaya pemerintah untuk merealisasikan program pembangkit listrik berkapasitas total 35 ribu megawatt (MW) masih menemui jalan panjang dan berliku. Bahkan, Ketua Harian Dewan Energi Nasional (DEN) yang juga Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengakui terdapat tiga hambatan besar yang menggelayuti proyek tersebut. Pertama, belum padunya kerjasama Pemerintah Pusat dan Daerah dalam hal pengadaan hingga pembebasan lahan. "Undang Undang No 22 Tahun 2012 sudah efektif, tapi tetap dalam implementasinya masih butuh dukungan daerah karena butuh tapak untuk pembangkit dan transmisi," katanya, akhir Juli 2015. Kedua, jelas Sudirman tantangan yang

www.benchmarkmagz.com

Jalan Berliku Pembangkit 35 Ribu MW Keinginan pemerintah menambah pembangkit listrik berkapasitas 35 megawatt masih menemukan jalan berliku. Guna mengatasi hal itu, Presiden Joko Widodo pun terpaksa turun tangan dengan menerbitkan peraturan khusus.

juga harus dihadapi ialah tumpang tindih mekanisme perizinan. Meski pemerintah pusat telah mengupayakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), tetapi masih terdapat perizinan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah dan instansi lainnya. Hambatan ketiga, lanjut Sudirman, problematika hukum yang rentan dialami jajaran

PT PLN (Persero) dalam mengakselerasikan proyek 35 ribu MW. "Masalah hukum sedang dihadapi kawan kita di PLN sektor lain. Ini mengganggu Presiden. Sebab itu khusus bagaimana menanganinya ke depan," ucapnya. Untuk menyelesaikan masalah-masalah tadi, Presiden Joko Widodo dikabarkan akan menerbitkan peraturan presiden (Perpres)


infrastructure Dua peraturan itu, sebut Sudirman, mengenai proporsi energi mixed. Sudirman menjelaskan bahwa Wakil Presiden Jusuf kalla meminta dalam merealisasikan program pembangunan pembangkit listrik 35 ribu MW ini porsi-porsi energi yang menjadi sumber energi pembangkit harus sesuai yakni 50 persen berasal dari batu bara, 25 persen dari gas, dan 25 persen dari energi baru dan terbarukan. "Satu, proprosi energi mixed. Wapres minta 50 persen batu bara, 25 persen gas,

dan 25 persen dari energi baru dan terbarukan. Supaya pada waktu melakukan tender proporsi ini terjaga," jelasnya. Hal ini merupakan target ambisius pemerintah, ditambah dengan menaruh porsi 25 persen untuk pembangkit dengan sumber energi berasal dari energi baru terbarukan. Kendati demikian, kebijakan ini diklaim sesuai dengan kebijakan energi nasional. "Satu target yang ambisius tapi itu sejalan dengan kebijakan energi nasional. Tekanan akan pada solar, hydro dan geothermal," ujar dia. Kemudian, peraturan kedua, Sudirman mengatakan peraturan yang ini PT PLN (Per-

sero) didorong untuk membagi peran yakni antara ikut membangun pembangkit listrik dan membangun transmisi. "Peraturan kedua adalah PLN akan didorong untuk membagi peran. Dari 35 ribu sekarang PLN 5 ribu sisanya transmisi. Tapi transmisi juga akan melibatkan swasta nasional maupun asing. Keterlibatannya seperti apa, ini yang sedang dibicarakan," pungkas dia. (Tama Febrian)

“Amat disayangkan upaya pemerintah untuk merealisasikan program pembangkit listrik berkapasitas total 35 ribu megawatt (MW) masih menemui jalan panjang dan berliku.� www.benchmarkmagz.com

Volume 01 I Issue 02 - 2015

terkait proyek pembangkit listrik 35.000 MW dalam waktu dekat ini. Perpres tersebut dinilai akan mengurai sumbatan-sumbatan yang tengah terjadi diantaranya terkait pembebasan lahan, negosiasi harga, proses penunjukan dan pemilihan IPP, pengurusan perizinan, serta kinerja pengembang dan kontraktor. Selain itu Kementerian ESDM juga akan menerbitkan dua kebijakan sebagai upaya mempercepat terealisasinya program 35 ribu megawatt dalam kurun waktu lima tahun. "Akan ada dua peraturan baru," katanya.

53


54

regulation

Volume 01 I Issue 02 - 2015

Investasi di Indonesia Kian Mudah Berbagai upaya dilakukan Badan Koordinasi Penanaman Modal untuk memikat investor agar bersedia berinvestasi di Indonesia. BKPM juga menjanjikan kemudahan berusaha.

H

ingga paruh pertama 2015, penanaman modal asing (PMA) di Indonesia tumbuh 20 persen, tertinggi di Asia Tenggara. Demikian menurut data World Investment Report 2015 milik United Nations Conference Trade and Development (UNCTAD). Data ini memberikan optimisme bahwa Indonesia masih menjadi negara tujuan investasi potensial di Asean bahkan Asia. Terlebih pemerintah saat ini sedang memperbaiki indikator kemudahan berusaha (doing business) di tanah air sehingga daya saing investasi Indonesia semakin meningkat. Karenanya, BKPM berjanji akan membuka pintu lebih luas bagi pemilik modal melalui berbagai kemudahan berusaha. Kepala BKPM, Franky Sibarani optimistis pertumbuhan PMA Indonesia meningkat

www.benchmarkmagz.com

Franky Sibarani Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

seiring dengan upaya perbaikan iklim investasi. Untuk itu, BKPM tengah bekerja sama dengan kementerian dan lembaga lain guna memperbaiki tujuh dari sepuluh indikator indikator kemudahan berusaha. Ketujuh indikator tersebut meliputi proses memulai usaha, izin mendirikan bangunan, pendaftaran properti, penyambungan listrik, pembayaran pajak, penegakan kontrak, dan penyelesaian perkara kepailitan. "Kita telah mempresentasikan perbaikan yang dilakukan kepada Bank Dunia, sehingga diharapkan peringkat daya saing investasi Indonesia semakin meningkat," tuturnya, awal Juli 2015. Menyadari bahwa indeks kemudahan berusaha


infrastructure

Volume 01 I Issue 02 - 2015

Indonesia masih di bawah rata-rata negara Asia Tenggara lain, Franky berharap pemerintah mengeluarkan sejumlah kebijakan guna menarik investasi asing ke Indonesia. Salah satunya adalah kebijakan perjanjian perdagangan bebas (Free Trade Agreement) dengan sejumlah negara termasuk Uni Eropa, seperti yang telah dilakukan Vietnam. Kebijakan tersebut sangat efektif karena investor asing yang menanamkan modal ke Vietnam diberikan kemudahan dalam memperoleh lahan untuk kegiatan usaha, sehingga investasi bisa bertumbuh pesat. "Vietnam harus kita akui akan menjadi salah satu pesaing terberat kita. Saat ini, Indonesia masih berada di bawah Vietnam dalam menarik investasi dari Korea Selatan. Samsung dan LG adalah dua perusahaan Korsel yang memilih Vietnam sebagai basis produksinya di Asean," jelas Franky. Seperti diketahui, World Bank Group menempatkan Indonesia pada peringkat 114 dari 189 negara yang disurvei dalam indeks kemudahan berusaha 2015, di mana posisi ini membaik dibanding tahun sebelumya dengan peringkat 120. Meskipun demikian, peringkat Indonesia jauh di bawah negara-negara tetangga seperti Malaysia (peringkat 18) atau Filipina (peringkat 95). BKPM mengatakan bahwa salah satu kebijakan yang dinilai mampu meningkatkan peringkat Indonesia di indeks kemudahan berusaha adalah amandemen terkait ketentuan minimum modal disetor pada pembentukan Perseroan Terbatas (PT) pada pasal 33 UU Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Dengan mengandemen pasal tersebut, BKPM berharap salah satu indikator indeks kemudahan berusaha, starting a business, bisa sejajar dengan negara-negara lainnya. Sedangkan laporan World Investment Report 2015 sendiri menunjukkan bahwa pertumbuhan PMA Indonesia mencapai 20 persen. Angka ini merupakan yang tertinggi diantara negara Asean lainnya, di mana pertumbuhan Singapura sendiri mencapai 4,2 persen meskipun jumlah PMA-nya sebesar USD67,5 miliar, atau tiga kali lipat lebih besar dari Indonesia. Di sisi lain, Thailand mengalami penurunan pertumbuhan investasi sebesar 10,3 persen. Sedangkan Vietnam hanya berhasil membukukan investasi asing senilai 3 persen akibat kebijakan peningkatan upah minimum.

DOING BUSINESS 2015 RANK 114

DOING BUSINESS 2014 RANK 117 CHANGE IN RANK down 3

DOING BUSINESS 2015 DTF** 59.15 %

Target Rp7.000 Triliun Sementara itu, BKPM menargetkan dapat menarik minat investasi yang diwujudkan melalui pengajuan izin prinsip (IP) hingga Rp7.000 triliun selama 2015-2019. Target ini naik dua kali lipat dari realisasi investasi periode tersebut. Dalam lima tahun mendatang, BKPM mematok

55

DOING BUSINESS 2014 DTF** 58.10 % CHANGE IN DTF** down 1.05

realisasi investasi Rp3.500 triliun. Jumlah ini merupakan kontribusi sektor investasi untuk menopang target rata-rata pertumbuhan ekonomi 7 persen yang ditetapkan pemerintah. Berdasar analisis BKPM, selama ini rata-rata rasio realisasi investasi sekitar 40 - 50 persen dari rencana yang izin prinsipnya diajukan ke BKPM. Artinya untuk mencapai realisasi investasi Rp3.500 triliun, BKPM membutuhkan pengajuan izin prinsip hingga Rp7.000 triliun. Diungkapkan Franky, stok izin prinsip antara 2010 - April 2015 yang diharapkan dapat terealisasi dalam kurun waktu 2015 – 2019 tercatat Rp4.125 triliun. Untuk itu, pihaknya masih harus mengejar izin prinsip investasi hingga Rp3.000 triliun. Diakui Franky, target tersebut memang cukup berat mengingat kondisi perekonomian global yang cenderung melambat. Meski demikian, dirinya tetap optimistis BKPM dapat memenuhinya karena minat investasi ke Indonesia masih tinggi. Dia merujuk kepada hasil kunjungannya ke Jepang pada 25-29 Mei lalu. Sepanjang Oktober 2014 – Mei 2015, BKPM tercatat mengawal minat investasi yang diharapkan segera masuk dalam pengajuan izin prinsip senilai USD151,1 miliar atau sekitar Rp196,43 triliun dari tujuh sektor. Yakni kelistrikan, hilirisasi pertanian, maritim, industri padat karya, industri substitusi impor, hilirisasi produk tambang, dan infrastruktur. Hal itu menunjukkan tingginya minat investasi ke Indonesia dalam enam bulan terakhir. Karena itu, pihaknya optimistis minat investasi ke depan tetap tinggi menyusul pengakuan lembaga pemeringkat internasional terhadap kondisi Indonesia. (Taufan) www.benchmarkmagz.com


lifestyle

Rolling

Makan Steak Sambil Nonton Live Musik

N

ama 'Rolling Stone' pastinya mengingatkan kita akan band rock legendaris asal Inggris dan sebuah majalah musik terkemuka asal Amerika Serikat. Oleh karena itu, elemen musik sungguh kental terasa di cafe ini. Bangunan cafe yang terletak di Jalan Ampera, Jakarta Selatan ini cukup besar dan didominasi kaca yang menonjolkan unsur modern. Jika malam menjelang, lampu-lampu berwarna ungu, magenta, dan biru membuat suasana cafe semakin menarik. Desain cafe ini memang unik, pintu masuk yang terletak di pojok kiri membuatnya berbeda dari kebanyakan cafe pada umumnya. Saat masuk, pengunjung akan disambut oleh deretan wall of fame memorabilia foto-foto musisi Indonesia. Kemudian agak ke dalam terdapat sebuah panggung yang cukup besar untuk ukuran cafe terletak di atrium, lengkap dengan backdrop, screen, dan proyektor. Tepat di depannya tertata sofa-sofa dan meja untuk makan. Suasana outdoor pun tak kalah terasa nyaman karena terdapat beberapa tanaman gantung dan palem botol yang ditanam rapi sepanjang tembok. Saat menaiki tangga menuju lantai dua, terlihat pajangan sampul-sampul majalah Rolling Stone. Di dindingpun tertempel kolase hitam putih foto-foto musisi ternama. Keunikan tata letak bangunan dan desain panggung dengan berbagai fasilitasnya itu menegaskan bahwa cafe tersebut amat terbiasa menggelar konser musik skala internasional. Yang tak kalah unik, adalah desain toilet untuk laki-laki dan perempuan dibedakan oleh topeng Bali, bukan berupa papan bertuliskan pria dan wanita. Toilet berukuran sedang yang tampak rapi dan nyaman ini kerap dijadikan ruang ganti bagi para artis saat manggung. 56ď ľThe Benchmark|Volume 01|Issue 02 - 2015

Keberadaan cafe tak melulu menjadi daya tarik, dikunjungi banyak pelanggan. Namun, konsep desain bangunan dan nama pun bisa dibilang punya pengaruh besar. Cafe Rolling Stone buktinya. Desain cafe yang unik mejadi daya tarik tersendiri.

Oleh karena musik menjadi inti dari pengelolaan, hampir setiap hari cafe ini menampilkan beragam hiburan dari berbagai jenis aliran musik, seperti pop, jazz, rock, blues, alternatif, atau Top 40, diselingi DJ-DJ memainkan lagu-lagu classic rock, classic disco, chill out, atau jazzy groove. “Diluar Hari Rabu, pertunjukan musik digelar mulai dari Senin – Minggu. Kini, daftar manggung dari group band ternama maupun yang baru juga sudah antre,� ujar Rifa Edwin, Sales Manager Rolling Stone Cafe.

Bagi group band maupun penyanyi tersohor, rasanya memang kurang afdol bila belum manggung di Rolling Stone Cafe. Ini lantaran keterikatan mereka terhadap Majalah Rolling Stone yang turut membesarkan namanya di blantika musik tanah air - secara kebetulan majalah dan cafe berada di bawah naungan manajemen yang sama. Tak heran bila penyanyi sekelas Iwan Fals, Group Band Godbless, Slank, dan Ungu telah berkali-kali menggelar konser di tempat ini.


Stone Cafe

Apa yang ditawarkan dalam buku menu mereka? Banyak, mulai dari western sampai eastern seperti: Escargots de Bourgoignon, Rock and Roll Tenderloin, Angus Burger, Steak Sandwich, Pan Roasted Rib Eye, dan Old Fashion Fish and Rockin Short Rib. Chicken Salad with Java Dressing yang begitu segar, Potato Wedges dengan paprika hijaumerah nan gurih, Barbeque Short Ribs amat juicy, Penne Spicy Seafood Marinara sungguh spicy, serta Chicken Parmigiana yang dipanggang

dengan mozarella, membuat para pengunjung semakin betah menikmati alunan musik live. “Nasi Goreng Bebek damn steak yang menjadi menu favorit cafe kami, dipastikan terasa semkin lezat saat disantap dalam kondisi hangat diiringi alunan musik rock era 1970an. Jadi, tak hanya secara lahir terasa kenyang tetapi batin pun dijamin senang,� ucap pecinta goyang salsa berpromosi. Menu terakhir, dijamin sukses membuat pengunjung kecanduan. Sebagai dessert, ada White Chocolate Bread Pudding, Blueberry Cheese Cake, Apple Pie Ala Mode, Rolling Stone Cheese

Cake, Strawberry Mille Fuille, dan Warm Brownies yang sama sekali tidak akan mengecewakan. Sementara untuk minuman, tersedia racikan atau pilihan 30 jenis anggur dari berbagai kategori. Pilihan minuman beralkohol pun tampak lengkap, mulai dari cocktail, vodka, rum, tequila, hingga whiskey. Hanya sedikit pilihan soft drink dan mocktail yang tersedia. Berbagai keunikan desain bangunan cafe serta kelengkapan menu yang disajikan, membuat cafe ini amat layak dijadikan pilihan pas sebagai tempat kongkow atau makan sambil menonton pertunjukan musik dari bandband ternama. Soal harga, tak perlu khawatir. Semua kalangan masyarakat dipastikan dapat menikmati keunikan dan kelezatan masakan Rolling Stone Cafe. Pasalnya, harga menu-menu yang ditawarkan relatif terjangkau mulai dari Rp10 ribu hingga Rp200 ribu. (Wijaya) Volume 01|Issue 02 - 2015|The

Benchmark|ď ´57


leisure

Cháo MÙng ÇÍn ViŒt Nam

Mengenang Vietcong Hingga James Bond

Bagi penyuka traveling sambil mengasah pengetahuan tentang sejarah, Vietnam merupakan salah satu negara yang layak untuk dikunjungi.

C

hao Mung Den Vietnam (Selamat Datang di Vietnam). Salah satu negara Asean yang dilanda konflik perang saudara dan baru reunifikasi pada 1975 terus menggeliat di berbagai bidang termasuk pariwisata. Tidak seperti tetangganya (Thailand), Vietnam menawarkan paket pariwisata lebih ke ilmu pengetahuan, budaya dan sejarah. Konflik antara selatan dan utara yang melibatkan blok negara barat dan blok timur justru dijadikan 'jualan' bagi pemerintah Vietnam. Terutama di Kota Ho Chi Minh atau yang kerap disebut Kota Saigon yang berada di selatan serta Kota Hanoi sebagai pusat pemerintahan Republik Sosialis Vietnam, yang berada di utara. Sebagai contoh, di kota Ho Ci Minh biro travel bekerja sama Kementerian Pariwisata Vietnam menawarkan paket wisata sejarah yakni city tour ke Central Old Post Office, Notre Dame Cathedral, dimana kedua bangunan eksotis tersebut berasitektur Perancis -seperti diketahui seluruh bangunan tua di Vietnam

58The Benchmark|Volume 01|Issue 02 - 2015

dirancang oleh Perancis yang menjajah negaranegara Indo China selama 100 tahun. War Museum yang mengkoleksi ratusan foto serta benda-benda peninggalan perang Vietnam seperti pesawat tempur/helikopter, senjata, peluru, tank serta seluruh dokumen perang. Kemudian peserta tour melewati Reunifica-

tion Palace, sebuah istana bekas pemerintahan Vietnam Selatan serta terakhir mengunjungi Cu Chi Tunnel, sebuah terowongan bawah tanah sepanjang 200 kilo meter yang dibuat Vietcong. Di Chu Chi Tunnel, bahkan Pemerintah Vietnam menghadirkan tidak hanya replika tentara Vietkong, melainkan juga menghadirkan manusia lengkap dengan berbagai aksesoris tentara Vietcong yang menghadirkan suasana asli pada saat mereka melawan tentara AS beserta sekutunya. Luar biasa 'niat' mereka menghadirkan wisata sejarah yang benar benar nyata!!. Saigon tak ubahnya kota-kota besar di dunia. Bila ditilik secara seksama, mirip seperti Jakarta yang menjadi pusat bisnis dan hiburan masyarakat metropolitan. Hotel berbintang hingga kelas backpacker berderet di sepanjang jalan utama. Tempat-tempat kongkow seperti bar and cafe, karaoke, spa, serta jenis' hiburan' lain digeber selama 24 jam. Saigon boleh dibilang surganya para pelancong mancanegara. Bagi Anda yang senang belanja, tak perlu khawatir. Seluruh pernak pernik khas Vietnam seperti mug, gantungan kunci, kaos, topi Vietnam/Vietcong, caping dan souvenir lain ada di Ben Thanh Market. Pasar tradisional ini terbilang unik, selain harga miring, juga menawarkan suasana


belanja yang berbeda. Bebas, sesuai selera masing-masing pengunjung. Bagi yang nggak mau ribet dengan urusan tawar menawar, tersedia area fixed price. Namun, harap berhati-hati ketika berjalanjalan di Kota Saigon dan pastikan tas atau barang bawaan Anda berada di depan badan. Mengingat, tingkat kriminalitas di kota ini cukup tinggi. Copet yang menyaru sebagai wisatawan maupun menggunakan kendaraan bermotor selalu mengintai dan kerap beraksi saat Anda lengah. Mereka tak segan-segan merampas barang-barang berharga milik Anda termasuk tas yang diletakkan di belakang badan. Selain Ben Thanh, wisatawan juga dapat secara bebas belanja di toko-toko khusus souvenir di sepanjang jalan utama Kota Saigon. Hanya saja, harga yang ditawarkan di sini sedikit lebih mahal dibanding pasar tradisional. Derasnya wisatawan asal Malaysia dan Indonesia ternyata berimbas pada lihainya para pedagang di kedua pusat perbelanjaan tersebut berbahasa Melayu. Tak heran, bila mereka tergolong mahir mengucapkan pecahan mata uang Rupiah. Berbeda dengan kondisi di Kota Hanoi di utara Vietnam. Wilayah yang berbatasan lang-

sung dengan Tiongkok ini justru menampilkan suasana yang jauh lebih teratur dan asri. Maklum, kawasan ini dihuni oleh mayoritas masyarakat berstatus pegawai negeri sipil (PNS), kaum pelajar, dan manula. Selain menikmati pemandangan jalan-jalan yang tertata rapi dengan pepohonan rindang, wisatawan pun dapat menyaksikan bangunan kuno khas arsitektur Perancis. Suhu udara di Hanoi lebih dingin, rata rata 16-17 derajat celcius. Karenanya, saat berada di kota ini para wisatawan disarankan mengenakan jaket. Seperti halnya Saigon, di kota tersebut pihak travel dan Kementerian Pariwisata Vietnam masih mengedepankan wisata sejarah. Para wisatawan dapat mengunjungi temple of literature, sebuah bangunan kuno berasitektur Tingkok yang merupakan universitas tertua di Vietnam. Dalam sebuah kawasan yang cukup luas, terdapat Danau Hoan Kiem, One pillar Pagoda, dan Ho Chi Minh House - sebuah bangunan megah bercat dominan kuning yang merupakan kantor maupun rumah the founding father Vietnam, Presiden Ho Chi Minh (Uncle Ho). Di kawaswan ini, juga ada tempat bersejarah lain, seperti gedung parlemen, Museum Ho Chi Minh, dan kantor Partai Komunis Vietnam.

Vietnam juga masih memiliki destinasi wisata andalan lainnya. Adalah Ha Long Bay, salah satu keajaiban dunia dengan gugusan lebih dari 3000 pulau batu karang. Bahkan, keindahan teluk ini pernah diangkat dalam salah satu serial film James Bond, “Tomorrow Never Dies". Ha Long Bay terletak di Kota Ha Long. Dari pusat Kota Vietnam, dapat ditempuh dengan jalan darat selama kurang lebih empat jam. (Arief) Volume 01|Issue 02 - 2015|The

Benchmark|ď ´59





Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.