1 minute read
B. Rekomendasi
• Sekolah penggerak sebagai kelanjutan dari konsep merdeka belajar, Kemendikbudristek ingin membuat sebuah model terkait dengan sekolah unggul karena prototype sekolah unggul sudah banyak dilakukan namun berbeda dengan kurikulum prototype untuk sekolah-sekolah penggerak sebagai katalis yang diharapkan bisa menjabarkan perwujudan visi pendidikan Indonesia kedepan, dimana sekolah berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistic untuk mewujudkan profil pelajar pancasila dan starting poinnya adalah diawali dengan SDM yang unggul (melalui pemilihan kepala sekolah dan guru yang berprestasi).
B. Rekomendasi
Advertisement
• Dilakukannya ujicoba yang berkesinambugan untuk Lima 5 intervensi program sekolah penggerak, yaitu: (1) pendampingan konsultatif dan asimetris, (2) penguatan SDM di sekolah, (3) pembelajaran dengan paradigm baru terkait dengan kurikulum prototype, (4) perencanaan berbasis data terkait dengan profil dan raport pendidikan, dan (5) digitalisasi sekolah berupa platform yang bisa membantu proses pembelajaran maupun manajemen sekolah dengan sekolah penggerak ada intervensi khusus berupa pendampingan konsultatif dan asimetris yang dilakukan oleh pusat yaitu GTK melalui tenaga ahli yang ditempatkan di daerah yang terdapat sekolah-sekolah penggerak. • Secara kelembagaan penyusunannya konsep kurikulum dimulai dari pusat oleh Badan
Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), pada tataran implementasinya melalui pelatihan kepada sekolah ditangani oleh GTK Pusat, dan ketika sekolah sudah mulai mengimplementasikan maka harus ada pendampingan implementasinya oleh tenaga ahli yang dibiayai oleh kementerian.
• Perencanaan berbasis data, meliputi (1) melakukan identifikasi kebutuhan pendampingan berdasarkan profil dan rapor pendidikan melalui intervensi oleh pusat (Paud dasmen, UPT, dan daerah), (2) melakukan pendampingan atau advokasi kepada daerah dalam menyusun perencanaan berbasis data sehingga program-program kegiatan yang dibuat daerah menjawab persoalan yang masih terjadi sebagai hasil refleksi dari identifikasi profil dan rapor pendidikan.