4 minute read
III.Kendala dan Tantangan ...................................................................................................................82 A. Koordinasi Pekan Kebudayaan Daerah dan Pekan Kebudayaan Nasional
terjadi di masyarakat melalui event-event kebudayaan. Untuk anggaran Kegiatan PKN dan PKD dapat dilaksanakan secara kolaborasi dengan Pemda, dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sehingga bisa menjadi suatu kegiatan yang besar dan tepat sasaran.
• Beberapa daerah mengharapkan agar event PKN seperti PON ada perlombaan, namun kebudayaan itu bukan berarti seni saja. Yang termasuk dalam kebudayaan meliputi 10 objek pemajuan kebudayaan, yaitu tradisi lisan, manuscript, adat-istiadat, permainan rakyat, olahraga tradisional, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa, dan ritus. Sehingga setiap provinsi bisa menampilkan 10 objek kebudayaan ini sehingga masyarakat Indonesia tahu tentang kekayaan budaya Indonesia.
Advertisement
III. Kendala dan Tantangan
A. Koordinasi Pekan Kebudayaan Daerah dan Pekan Kebudayaan Nasional
Perihal keterkaitan Pekan Kebudayaan Daerah dan Pekan Kebudayaan Nasional perlu sejauh pelaksanaan yang dilaksanakan 2019 dan 2020 maka pekan kebudayaan dilaksanakan oleh daerah, dilakukan untuk meningkatkan komitmen dan kepedulian terhadap Pemerintah Daerah dan Pemerintah Provinsi dalam pelaksanaan Pekan Kebudayaan Daerah. Selama 2 tahun pelaksanaan, belum diperoleh gambaran untuk menangkap poin-poin pelaksanaan PKN sebagai penyelenggara berjenjang dari tingkat paling bawah (daerah) sampai tingkat paling atas (pusat).
Selama ini Pekan Kebudayaan Daerah dilakukan secara parsial per-daerah, diharapkan platform Festival Kebudayaan se-Indonesia dapat bersinergi dengan prinsip gotong royong partisipatif, penguatan lokal dan keberagaman. Sehingga lebih efektif dalam penyelenggaraan dan peningkatan SDM. Evaluasi dilakukan sejauh mana festival kebudayaan Indonesia mencapai tujuannya. Seperti misalnya kasus yang terjadi di Solo, PKN terlaksana dengan baik namun tujuan penyelenggaran festival belum sepenuhnya tercapai dalam artian belum terintegrasi dengan Pemerintah Daerah. Promosi yang dilakukan belum terlalu optimal sementara kegiatan di Solo melibatkan hingga setingkat nasional dan internasional. Diharapkan dari kegiatan yang dilakukan dengan level seIndonesia, Festival Kebudayaan Daerah dapat mendorong keterlibatan banyak pihak dan memberikan dampak pada aspek pariwisata ekonomi kreatif.
Beberapa daerah yang mengundurkan diri dari keterlibatan Festival Indonesiana. Kegiatan Evaluasi Tematik Event Kebudayaan akan menilai program kinerja PKN dan Festival Indonesiana, tidak hanya dari segi anggaran, namun juga sejauh mana penyerapan, ketepatan program PKN dan Festival Indonesiana. Bagaimana agar dampak penyelenggaran event Indonesiana mampu meningkatkan karya dan seni budaya serta dan kesejahteraan, dan memperoleh rekomendasi perbaikan perencanaan dan pelaksanaan PKN dan Festival Indonesiana. Pada tahun 2020 PKN dilaksanakan secara daring. Berdasarkan survey yang telah dilakukan, pihak-pihak yang mengikuti kegiatan PKN secara daring merasa banyak mendapatkan keterlibatan publik, keberagaman, juga mendapat testimoni dengan adanya PKN dapat melihat keberagaman karena disiarkan tanpa barrier. Parade budaya melibatkan anak muda dari berbagai provinsi sehingga terdapat partisipasi daerah dan internasional. Dalam artian publik mulai melihat adanya PKN.
PKN yang sudah dilaksanakan masih dengan cara pagelaran saja (belum mengikuti 4 tahapan yang ada). Kegiatan tersebut terkena dampak refocusing karena pandemic sehingga hanya 93 kab/kota/provinsi yg ikut PKD dengan kegiatan yang dinilai belum optimal karena tidak mendatangkan penonton atau mendatangkan penonton tetapi dalam jumlah terbatas. Harapannya kegiatan ini akan dilaksanakan dengan koordinasi yang berjenjang dari tingkat desa sampai pusat, koordinasi selama pandemic baru bisa melibatkan sekian kab/kota/provinsi saja.
PKN merupakan sebagian dari kekuatan bangsa ke depan melalui Direktorat PMMB. Melalui PKN, anak-anak muda membuat sesuatu yang ada di daerahnya sesuai dengan kearifan lokal daerahnya. Dan tidak hanya tampil di ujung tetapi juga melakukan riset. Ruang-ruang ini yang diberikan melalui PKN sehingga perlu perkuat hal-hal yang ada dalam wastra misalnya. Pada event PKN tentunya dimulai dari perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan menjadi suatu rangkaian yang harus dihidupkan ekosistem tersebut.
PKD merupakan bagian dari PKN karena ketidakmampuan sehingga PKD dimulai berjenjang seperti yang telah dilaksanakan di daerah. Kerja keras merupakan bagian dari revolusi mental yang harus dimulai dari pendidikan keluarga. Untuk menurunkan suatu kebudayaan kepada generasi muda atau anak-anak tentunya harus dimulai dari keluarga dan pendidikan. Sehingga revolusi mental akan menjadi kelihatan melalui ruang-ruang ini yang selama ini belum ada.
Untuk kedepannya PKN akan dilaksanakan 2 tahun sekali dan pada tahun 2022 akan ada PKD dengan konsep yang sama. Melalui PKD, daerah dapat mengeksplor apa yang terdapat di daerahnya masing-masing dan akan dibawa ke tingkat nasional kedepannya. Komunitas atau pegiat budaya daerah yang tau untuk menghubungkan budaya dengan masyarakatnya.
Juknis PKN akan segera disiapkan dan tahun depan ikut mendampingi bersama-sama dalam event PKD sehingga di tahun 2023 bisa melaksanakan PKN secara maksimal dan dampaknya dirasakan melalui program ini. Kedepannya perlu memperkuat kolaborasi antar kementerian/lembaga dan komunitas dalam hal kerja sama dan pendanaan. Penguatan melalui curator, akurasi dan lain-lain akan dilakukan penguatan kedepannya.
PKN sebetulnya bisa menghubungkan apa yang terjadi dalam konteks daerah dan nasional sehingga perlu terus dilangsungkan. PKN itu sendiri juga bisa menjadi suatu platform yang lebih menunjukan cosmopolitan Indonesia. Karane ketika menyelenggarakan PKN, itulah ajang mendialogkan berbagai unsur kebudayaan yang ada di Indonesia bahkan di luar Indonesia.
Kebudayaan hanya bisa dibagikan, jika kebudayaan dimiliki maka akan bersifat esensialis. Seluruh aspek cosmopolitan ini diharapkan direngkuh dan direfleksikan bersama dalam PKN. Keterbukaan pikiran yang terwakili dalam aspek cosmopolitan ini yang kemudian membuat nalar identitas kita menjadi hybrid identitas sebagaimana produk kebudayaan itu sendiri.
Pergaulan nasional terbentuk lewat pertukaran-pertukaran dan ajang prestasi itu sendiri. Secara teknis, pelaksanaan PKN ini perlu direncanakan secara strategis. Untuk seni kontemporer biasanya jika sudah masuk pada anggaran maka event ini yang selalu terpinggirkan.PKN menjadi suatu platform besar dan menjadi perayaan bersama untuk mewujudkan suatu peristiwa tetapi pada saat