14 minute read

B. Event Kebudayaan Masa Pandemi

Next Article
A. Kesimpulan

A. Kesimpulan

bersamaan mungkin juga diperlukan breakout room sehingga masing-masing unsur kebudayaan yang muncul pada breakout room bisa fokus pada persoalan spesifik yang dimilikinya. Mungkin tidak semua pengelolaan event kebudayaan harus dipegang oleh Kemendikbud sehingga kemudian akan menjadi sangat besar. Sehingga perlu ada interaksi dan kerja sama dengan para pelaku kebudayaan di lapangan.

Identitas bukan sesuatu yang statis tetapi sesuatu yang selalu bergerak, karena kebudayaan itu selalu bergerak sesuai dengan zamannya. Kebudayaan tidak bisa diukur oleh kuantitas seperti yang ada pada event olahraga. Waktu itu sangat penting untuk mempersiapkan segala sesuatu seperti event PKN sehingga acara yang diselenggarakan menjadi peristiwa yang bermakna. Selain itu juga pelaksanaan PKN harus realistis dengan sumber daya anggaran. Akuntabilitas curator diterapkan dalam praktik merawat dan menemani proses, sehingga peristiwa yang muncul adalah sesuatu yang bisa mendorong produksi pengetahuan tentang diri kita sendiri dan satu sama lain melalui kebudayaan.

Advertisement

Pada prinsipnya ingin memastikan betul bahwa program dan juga kegiatan yang dilaksanakan untuk sebagian besar menjadi program prioritas atau program unggulan yang menjadi bagian dari event kebudayaan dan salah satunya adalah PKN dan juga beberapa turunan dari event-event kebudayaan. Secara pelaksanaan harus benar-benar efektif dan memberi dampak yang nyata dan luas. Evaluasi terkait efektivitas pemanfaatan anggaran, sasaran audiens yang mengikuti program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Ditjen Kebudayaan Kemendikbud sehingga akan menjadi masukan bagi Ditjen APK Bappenas dalam menyusun perencanaan dan program di tahun-tahun berikutnya.

B. Event Kebudayaan Masa Pandemi

Hajatan tahunan Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) kembali bergulir. Pada Senin 25 Oktober 2021, Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim dan Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid secara resmi meluncurkan PKN Tahun 2021 pada pukul 19.00 hingga 20.00 WIB via dalam jaringan (daring). Peluncuran tersebut akan dimeriahkan aksi keelokan para artis nasional mengolah budaya bangsa. Musisi multitalenta Alffy Ref, musisi retropop, Diskoria dan grup vokal Shine of Black dari Papua bakal mengulik kekayaan tradisi menjadi tampilan cemerlang.

Selain itu ada fashion show yang menampilkan busana-busana bernuansa kontemporer dengan corak tradisi. Acara peluncuran ini bisa disaksikan secara live zoom (daring) dengan mendaftar ke laman www.pkn.id/. Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid menjelaskan, tema dari PKN Tahun 2021 adalah “Cerlang Nusantara Pandu Masa Depan”. Fokus utama PKN Tahun 2021 mengangkat tiga sektor kearifan lokal sebagai akar ketahanan budaya, yaitu sandang, pangan, dan papan. Tiga subtema tersebut diaplikasikan pada program-program yang berupa kompetisi, konferensi dan lokakarya, pameran, pergelaran, dan pekan kebudayaan daerah.

"Dikarenakan kenaikan angka penyebaran Covid-19, terjadi beberapa perubahan rencana kegiatan yang dilakukan, terutama terkait pelaksanaannya yang seluruhnya melalui daring. Media tayang yang digunakan adalah Kanal Budaya (indonesiana.tv), situs website (pkn.id), dan kanal Youtube (Budaya)," ujar Hilmar Farid seperti dilansir dari laman Kemenko PMK.

Lebih lanjut, menurutnya, venue acara yang semula direncanakan di Istora, Plaza Timur, dan Parkir Timur di Jakarta berubah menjadi di masing-masing lokus dan ruang publik komunitas. Waktu pelaksanaan juga diundur, dari awalnya dilaksanakan pada 15 hingga 21 Oktober 2021, menjadi 5 hingga 12 November 2021. Program PKN 2021 merupakan perhelatan ketiga yang dilakukan Kemendikbudristek, setelah sebelumnya digulirkan pada 2019 dan 2020. Presiden RI Joko Widodo dijadwalkan akan membuka kegiatan PKN 2021 pada 5 November 2021. Sedangkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim menampilkan pembacaan puisi pada acara pembukaan tersebut. Rencananya, acara pembukaan akan diliput secara langsung oleh dua Televisi Nasional.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dijadwalkan akan menutup kegiatan PKN 2021 yang dilaksanakan pada 12 November 2021 dengan dilanjutkan penampilan narasi penutup oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek.

Terdapat beberapa program utama PKN 2021, di antaranya, kompetisi, konferensi dan lokakarya, pameran, pergelaran, dan pekan kebudayaan daerah (PKD) yang diikuti berjenjang mulai dari tingkat kabupaten/kota hingga provinsi. Sebagai rangkaian kegiatan PKN Tahun 2021, akan didahului dengan pra-PKN yang diselenggarakan sejak Juli hingga Oktober 2021 dengan beberapa program seperti kompetisi, konferensi, dan lokakarya. Beberapa kegiatan pra PKN sudah dilakukan sejak Juli 2021 seperti lokakarya mengenai wastra (kain) tradisi, kuliner Nusantara, cita rasa olahan sagu, kisah rasa Indonesia dari lima benua, catatan biokultural mulai mengglobal, pantun tradisi, dan mengenal kembali permainan rakyat.

Kegiatan PKN 2021 digelar masih dalam suasana pandemi Covid-19. Sama halnya dengan PKN 2020, maka pelaksanaan tahun ini dikombinasikan antara daring dan aktivitas secara fisik. Sebelumnya, Dirjen Hilmar Farid menyampaikan, PKN 2020 hadir sebagai pijakan dasar dalam menghadapi pandemi.

"Tema Pekan Kebudayaan Nasional tahun ini secara spesifik adalah ‘Cultural Resilience’, yang intinya adalah kebudayaan, yang di dalamnya terdapat pengetahuan tradisional, kesenian, dan ragam ekspresi budaya lainnya sebagai basis kita untuk menghadapi masa pandemi ini. Karena di dalam kebudayaan, kita menemukan elemen-elemen yang dibutuhkan oleh tubuh kita untuk memperkuat diri dalam menghadapi situasi saat ini”. Pada penyelenggaraan tahun lalu, PKN menampilkan empat program dasar yang secara umum dapat disaksikan melalui tayangan daring, yaitu kompetisi, pameran, pergelaran, dan konferensi. Khusus untuk pameran, akan ada dua pameran yang juga dapat disaksikan langsung secara fisik, tentunya terbatas dan dengan protokol kesehatan, yaitu Pameran Imersif Affandi di Galeri Nasional, Jakarta, dan Pameran Pusaka Pangeran Diponegoro di Museum Nasional, Jakarta.

Pergelaran PKN 2021 kali ini melibatkan komunitas dan pegiat budaya dari 100 kabupaten/kota yang berada di tujuh provinsi. Pelbagai agenda PKN 2021, selain dapat disimak di laman pkn.id, juga dapat mengikuti informasinya melalui akun media sosial Instagram: @pekankebudayaannasional, Twitter: @PKN_Indonesia, dan Facebook: Pekan Kebudayaan Nasional. Bagi yang berminat berpartisipasi maupun sekadar menonton harus melakukan registrasi terlebih dulu.

IV. Ketahanan Budaya Melalui Event Kebudayaan

PKN bila dilaksanakan secara daring harus bisa dievaluasi sejauh mana pelaksanaan PKN dalam hal pemajuan kebudayaan yang jika dilihat dari keseimbangan antara anggaran dan jumlah viewers dinilai masih belum sesuai. PKN masih banyak yang belum kenal dilihat dari survey dan terdapat beberapa masukan yang mengatakan secara teknis dalam penyiaran suara tidak keluar.

Terdapat beberapa program utama PKN 2021, di antaranya, kompetisi, konferensi dan lokakarya, pameran, pergelaran, dan pekan kebudayaan daerah (PKD) yang diikuti berjenjang mulai dari tingkat kabupaten/kota hingga provinsi. Sebagai rangkaian kegiatan PKN Tahun 2021, akan didahului dengan pra-PKN yang diselenggarakan sejak Juli hingga Oktober 2021 dengan beberapa program seperti kompetisi, konferensi, dan lokakarya.

Ada 15 isu yang akan dibicarakan dalam konferensi PKN, di antaranya Sastra Adaptasi, Kearifan Lokal Ekologi sebagai Sumber Daya Pemajuan Kebudayaan, Jalur Rempah, Paradoks Budaya 4.0, Etno Astronomi, Kebaya Talk, dan masih banyak lagi. Pertunjukan Dalam PKN, ruang pertunjukan dipersembahkan untuk mewadahi ekspresi dan eksplorasi kreatif dari para pelaku budaya dalam bentuk tari, musik, monolog, dan rupa pertunjukan seni lainnya.

Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) adalah ruang interaksi seluruh unsur kebudayaan dan merayakan keragaman ekspresi budaya Indonesia yang sesuai mandat Kongres Kebudayaan Indonesia 2018 yang lalu. PKN ini adalah wujud pengibaran bendera itu, yang tidak tunduk dan tetap berkibar di tengah pandemi, memperjuangkan eksistensi dan mencari jalan sumbangsih kebudayaan terhadap situasi ini.

Koordinator Umum PKN, Sri Hartini menyampaikan, “PKN ini memberikan ruang ekpresi seni dan budaya kepada masyarakat serta sekaligus menggerakkan ekonomi budaya di tengah pandemi COVID-19 dan mewujudkan keberpihakkan kepada seniman dan pekerja seni”. Kegiatan yang sangat menarik saat PKN adalah pagelaran, yakni pertunjukan seni berbasis Objek Pemajuan Kebudayaan terkait dengan isu yang diangkat dan pertunjukan seni yang menggugah apresiasi seni dan budaya bagi generasi muda.

Pada PKN 2020, tidak diintervensi, dan Ditjen Kebudayaan benar-benar memerdekakan para seniman untuk menggagas dan menggarap tradisi dengan cara baru, apalagi dengan metode virtual seperti ini, supaya kita bisa semakin ‘mengkini’. 2021 Pergelaran Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2021 melibatkan komunitas dan pegiat budaya dari 100 kabupaten/kota yang berada di tujuh provinsi.

Tiga subtema tersebut diaplikasikan pada program-program yang berupa kompetisi, konferensi dan lokakarya, pameran, pergelaran, dan pekan kebudayaan daerah. Media tayang yang digunakan adalah Kanal Budaya (indonesiana.tv), situs website (pkn.id), dan kanal Youtube (Budaya Saya,

venue acara yang semula direncanakan di Istora, Plaza Timur, dan Parkir Timur di Jakarta berubah menjadi di masing-masing lokus dan ruang publik komunitas.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dijadwalkan akan menutup kegiatan PKN 2021 yang dilaksanakan pada 12 November 2021 dengan dilanjutkan penampilan narasi penutup oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek. "Tema Pekan Kebudayaan Nasional tahun ini secara spesifik adalah ‘Cultural Resilience’, yang intinya adalah kebudayaan, yang di dalamnya terdapat pengetahuan tradisional, kesenian, dan ragam ekspresi budaya lainnya sebagai basis kita untuk menghadapi masa pandemi ini. Khusus untuk pameran, akan ada dua pameran yang juga dapat disaksikan langsung secara fisik, tentunya terbatas dan dengan protokol kesehatan, yaitu Pameran Imersif Affandi di Galeri Nasional, Jakarta, dan Pameran Pusaka Pangeran Diponegoro di Museum Nasional, Jakarta.

Sebagian besar festival yang diadakan didukung selama tiga tahun, dan beberapa festival dihentikan pendukungannya dengan alasan-alasan force majeure atau karena ekosistem kebudayaan yang dinilai tidak memungkinkan. Memilih nama dan penanda budaya untuk diangkat dalam festival tersebut, mengesankan bagaimana sebenarnya kita dapat mengenali kekayaan khazanah dan sejarah budaya kita yang luar biasa.

Namun demikian, sebenarnya festival yang didukung tersebut merupakan hasil dari penilaian oleh Direktorat Kebudayaan, melalui tim kurasi dan produksi, yang berarti banyak daerah-daerah lain yang mengusulkan kegiatannya. Kemungkinan besar pada tahun-tahun mendatang akan lebih banyak lagi daerah dan materi kegiatan seni budaya yang akan muncul, jika festival Indonesiana ini tetap digelar.

Sikap dualisme yang mesti dihilangkan atau setidaknya dikurangi, karena bangunan ekosistem kesenian dan kebudayaan tidak akan berkembang dengan baik dengan sikap ini. Tawaran pengelolaan manajemen festival oleh Indonesiana diarahkan pada sistem atau strategi yang modern, dengan pendekatan-pendekatan yang berbasis pada manajemen yang terukur dan terpola.

Pelaksanaan peristiwa seni budaya yang berbasis kesenian tradisional biasanya dilakukan dengan manajemen yang bersifat lokal dan mengikuti alur yang sudah dibangun dengan dasar-dasar yang mempertimbangkan pranata dan komunikasi lokal.Tidak jarang muncul konflik di luar urusan artistik dan estetik, ketika materi festival adalah kesenian tradisional dan dikelola oleh masyarakat atau komunitas lokal, dengan iming-iming bantuan pendanaan dan penanganan yang modern.

Upaya Direktorat Kebudayaan dengan mengadakan festival Indonesiana tentu saja sebuah terobosan yang menarik bagi strategi penguatan dan promosi kebudayaan. Berbeda dengan pelaksanaan dan pemahaman perayaan kesenian dan kebudayaan pada masa lalu, dimana terjadi sentralisasi, festival Indonesiana menjadikan masing-masing daerah pelaksana dan masyarakatnya sebagai tempat pelaksanaan festival.

Akan tetapi, langkah strategis lebih lanjut yang harus dilakukan oleh Direktorat Kebudayaan dan pemerintah daerah, terutama dinas kebudayaan dan lembaga serta komunitas budaya, adalah bagaimana mengelola materi-materi festival, komunitas seni budaya, seniman dan budayawan, menjadi sebuah kekuatan yang benar-benar menjadi bagian dalam strategi kebudayaan secara nasional, dan menunjukkan posisinya yang konkrit dalam peta kebudayaan.

Dengan alokasi pendanaan yang cukup besar, pelibatan sumber daya manusia dan lembaga yang cukup banyak, tujuan yang ambisius dalam memajukan kebudayaan, festival Indonesiana ini setidaknya harus dapat menjadi sebuah langkah dan contoh baik dalam memajukan kebudayaan Indonesia 2020 Kompetisi musik bertajuk “Festival Indonesiana 2020” di TS Suite Sutos Surabaya pada Sabtu, punya tujuan mengenalkan lagi karya-karya musisi asli Indonesia.

Kali ini Ditjen Kebudayaan pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui program Platform Indonesiana berencana akan mendukung pelaksanaan festival yang dilaksanakan di lokasi kawasan kampung adat terpopuler tersebut.“Termasuk akan kita bawa ke Pekan Budaya Nasional (PKN) yang temanya tahun ini terkait dengan “papan”, yang cocok dengan bangunan rumah gadang itu sendiri”.

Rekam Jejak Pelaksanaan Event Kebudayaan yang Dilaksanakan oleh Kemendikbud Pelaksanaan event kebudayaan pada tahun 2019 dan sebelumnya itu sangat banyak dimana dalam satu tahun bisa menyelenggarakan sekitar 700 event kebudayaan dengan alokasi anggaran kurang lebih Rp 200 Miliar. Bersama Dirjen Kebudayaan Kemendikbud terus mendorong untuk bisa melaksanakan event-event kebudayaan yang sifatnya memberi dampak yang lebih baik bagi masyarakat dalam upaya mendukung pariwisata dan ekonomi, dan juga dalam hal kemajuan kebudayaan itu sendiri.

Pada tahun 2020 ada 200 event kebudayaan saja dengan alokasi anggaran Rp 336 Miliar karena ada pecan kebudayaan nasional, meskipun di tahun 2019 sudah ada PKN namun alokasi anggarannya pada saat itu tersebar di beberapa rincian output. Selain itu juga diharapkan ada perubahan pola dari penyelenggaraan event kebudayaan ini yang semula kecil-kecil agar bisa menjadi lebih bermakna dan disiapkan platform sehingga bisa lebih besar dan berdampak.

Hal-hal atau isu-isu yang didiskusikan pada forum ini: indikator keberhasilan event kebudayaan, dampak dari event kebudayaan, penguatan ekosistem, dan keberlanjutan program event kebudayaan. Evaluasi PKN dan PKD (Sekretaris Ditjen Kebudayaan, Kemendikbud Ristek) Di Ditjen Kebudayaan terlihat terdapat banyak satuan-satuan event kebudayaan yang sebenarnya ini terdapat pada UPT-UPT di daerah seperti pameran-pameran kecil yang dampaknya besar bagi daerah, sehingga kedepannya tidak lagi banyak event kebudayaan namun dibuat dalam bentuk yang besar.

PKN harus dilanjutkan terus karena merupakan resolusi kebudayaan nasional sehingga PKN ini menjadi agenda strategi Kemendikbud untuk menyiapkan ruang bagi keragaman ekspresi budaya serta mendorong interaksi budaya guna memperkuat kebudayaan yang inklusif. Program-program

PKN tahun 2021 berupa kompetensi, konferensi dan lokakarya, pameran, pergelaran, dan Pekan Kebudayaan Daerah (PKD).

Dan yang lebih penting lagi, yaitu ruang ini memastikan nyala api dan semangat kebudayaan tetap terjaga pada masa-masa sulit pandemi covid-19, Kemudian ada konferensi dan lokakarya yang banyak diminati oleh masyarakat; kelas generasi cemerlang seperti kuliner, lumbung inspirasi warga desa, dan wahana alam; pameran di galeri dan museum; pergelaran dilakukan di setiap daerah; ragam budaya melalui variety show di masing-masing daerah dengan temanya masingmasing.

Pada PKN tahun 2021 ada event pengembangan musik tradisional Indonesia yang menjadi sebuah tontonan yang menarik dan menjadi bagian dalam menyelamatkan music-musik tradisional di masa lalu.

Program penting lainnya pada PKN tahun 2021 yaitu Kemah Budaya Kaum Muda (KBKM) yang diperuntukan bagi anak-anak muda Indonesia sebagai platform kerja budaya untuk menjawab berbagai tantangan pemajuan kebudayaan di daerah. Yang tidak ada adalah: ajang presentasi seni pertunjukan nasional yang dikelola secara progresif dan akuntabel, didukung penuh oleh pemerintah dan dikelola bersama/oleh praktisi. Ibu Helly Minarti (Produser, Kurator, Akademisi) Seni Kontemporer dalam Kebijakan Kebudayaan Nasional Kesenian dan kebudayaan merupakan identitas, dan jati diri bangsa. Pak Irwan Jibja (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat) Event kebudayaan yang berpengaruh pada penguatan kapasitas pelaku budaya dan keberhasilan program adalah event yang dilaksanakan oleh pemilik kebudayaan itu sendiri baik masyarakat atau personal karena event tersebut masih kuat sebagai tradisi di daerah pemilik kebudayaan atau pun secara personal sebagai seniman.

Apakah PKN itu cukup menjadi platform besar untuk menyatu berbagai macam event kebudayaan dan apakah ada masukan/saran guna perbaikan PKN tersebut agar unsul globalisasinya dapat Nampak di PKN ini. Dimana dalam persyaratan harus menggunakan talent, namun dari 4 daerah yang lolos yang masuk dalam konten resmi hanya 2 daerah yang menggunakan talent sedangkan lainnya seperti film dokumenter.

Untuk anggaran Kegiatan PKN dan PKD dapat dilaksanakan secara kolaborasi dengan Pemda, dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sehingga bisa menjadi suatu kegiatan yang besar dan tepat sasaran. Yang termasuk dalam kebudayaan meliputi 10 objek pemajuan kebudayaan, yaitu tradisi lisan, manuscript, adat-istiadat, permainan rakyat, olahraga tradisional, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa, dan ritus.

Pekan Kebudayaan Nasional adalah platform untuk menjaga semangat yang inklusif dan gerakan budaya terpadu yang dibangun secara berjenjang, dari Pekan Kebudayaan Daerah di tiap kabupaten/kota. Pada tahun ini, peserta yang mengikuti PKN berasal dari 26 provinsi, dan diharapkan tahun depan bisa bertambah sampai 34 provinsi di seluruh Indonesia.

Sementara kategori acara yang diadakan adalah Kompetisi Daerah, Kompetisi Nasional, Konferensi Pemajuan Kebudayaan, Ekshibisi Kebudayaan, Pergelaran Karya Budaya Bangsa, dan Parade Budaya. Ekshibisi Kebudayaan yang merupakan pameran artefak-artefak kebudayaan, purwarupa teknologi pemajuan kebudayaan hasil inovasi dari Kemah Budaya Kaum Muda, serta karya-karya unggulan dari kementerian/lembaga dan pemerintah daerah.

Koordinasi Pekan Kebudayaan Daerah dan Pekan Kebudayaan Nasional Perihal keterkaitan Pekan Kebudayaan Daerah dan Pekan Kebudayaan Nasional perlu sejauh pelaksanaan yang dilaksanakan 2019 dan 2020 maka pekan kebudayaan dilaksanakan oleh daerah, dilakukan untuk meningkatkan komitmen dan kepedulian terhadap Pemerintah Daerah dan Pemerintah Provinsi dalam pelaksanaan Pekan Kebudayaan Daerah. Selama ini Pekan Kebudayaan Daerah dilakukan secara parsial per-daerah, diharapkan platform Festival Kebudayaan se-Indonesia dapat bersinergi dengan prinsip gotong royong partisipatif, penguatan lokal dan keberagaman.

Diharapkan dari kegiatan yang dilakukan dengan level se-Indonesia, Festival Kebudayaan Daerah dapat mendorong keterlibatan banyak pihak dan memberikan dampak pada aspek pariwisata ekonomi kreatif. Kegiatan hari ini akan menilai program kinerja PKN dan Festival Indonesiana, tidak hanya dari segi anggaran, namun juga sejauh mana penyerapan, ketepatan program PKN dan Festival Indonesiana.

Bagaimana agar dampak penyelenggaran event Indonesiana mampu meningkatkan karya dan seni budaya serta dan kesejahteraan, dan memperoleh rekomendasi perbaikan perencanaan dan pelaksanaan PKN dan Festival Indonesiana. Untuk kedepannya PKN akan dilaksanakan 2 tahun sekali dan pada tahun 2022 akan ada PKD dengan konsep yang sama.

Juknis PKN akan segera disiapkan dan tahun depan ikut mendampingi bersama-sama dalam event PKD sehingga di tahun 2023 bisa melaksanakan PKN secara maksimal dan dampaknya dirasakan melalui program ini. PKN sebetulnya bisa menghubungkan apa yang terjadi dalam konteks daerah dan nasional sehingga perlu terus dilangsungkan.

PKN menjadi suatu platform besar dan menjadi perayaan bersama untuk mewujudkan suatu peristiwa tetapi pada saat bersamaan mungkin juga diperlukan breakout room sehingga masingmasing unsur kebudayaan yang muncul pada breakout room bisa focus pada persoalan spesifik yang dimilikinya.Akuntabilitas curator diterapkan dalam praktik merawat dan menemani proses, sehingga peristiwa yang muncul adalah sesuatu yang bisa mendorong produksi pengetahuan tentang diri kita sendiri dan satu sama lain melalui kebudayaan. Pada prinsipnya ingin memastikan betul bahwa program dan juga kegiatan yang dilaksanakan untuk sebagian besar menjadi program prioritas atau program unggulan yang menjadi bagian dari event kebudayaan dan salah satunya adalah PKN dan juga beberapa turunan dari event-event kebudayaan.

Evaluasi terkait efektifitas pemanfaatan anggaran, sasaran audiens yang mengikuti program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Ditjen Kebudayaan Kemendikbud sehingga akan menjadi

This article is from: