TANGGUH 2035
Perencanaan Wilayah dan Kota Departemen Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
memaknai PERENCANAAN
“Perencanaan bagai merangkai asa masa depan dengan fakta, data, dan aksara dari masa ke masa”
Tanpa rencana, wilayah bagai sajak tanpa makna Pembangunan entah jalan kemana Pemerintah bisa berbuat semena-mena
mengenal wonogiri
Perencana bukanlah dewa Bertindak semena-mena Dalam menyusun rencana kota
Wonogiri merupakan Kabupaten yang memiliki peranan cukup besar terhadap keberlanjutan lingkungan wilayah di sekitarnya.
Tapi perencana adalah nyata Turun ke lapangan melihat fakta Menelisik birokrasi meraup data Perencanaan pun punya banyak tantangan Mengubah wilayah menjadi berkelanjutan Mengurangi kemiskinan dan ketimpangan Hingga membuat hunian yang nyaman Perencanaan tak bisa hanya duduk bersimpuh Harus memiliki pendirian yang teguh Mengubah yang rentan menjadi tangguh Pastikan yang ada untuk terus tumbuh
Melihat kondisi dirinya, Wonogiri dapat dibentuk menjadi kabupaten tangguh dengan karakter ekonomi yang inklusif, ruang hidup yang lestari, dan modal sosial yang mantap.
Wonogiri memiliki potensi sumber daya manusia yang besar.
Wonogiri berpeluang terdampak dengan adanya spread effect dari terus berkembangnya Yogyakarta dan Solo karena adanya JJLS.
Jika harapan itu ada, mengapa tidak beranjak bersama?
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
langkah kerja Strategic Spatial Planning
FGD Bappeda Kabupaten Wonogiri
Berguna untuk memahami kondisi eksisting dari wilayah perencanaan pengumpulan data dilakukan dengan survey, yaitu survey primer dan sekunder Ÿ Survey Primer - FGD bersama pihak Bappeda Kabupaten Wonogiri - Grandtour, menyelusuri kabupaten, melihat kondisi ruang dan kegiatan masyarakat - Wawancara, masyarakat menjadi subjek untuk mengetahui informasi tentang wilayah amatan Ÿ Survey Sekunder pertama yang dilakukan adalah list instansi yang akan dikunjungi guna mendapatkan data pendukung dalam analisis data yang dibutuhkan mulai dari fisik dasar, keruangan, Demografi, Ekonomi dan Sarpras. semua data yang diperoleh baik sekunder maupun primer, di input dan diolah baik menjadi peta, tabel, grafik maupun diagram
Grandtour ke PKLp Kecamatan Pracimantoro
PERUMUSAN PERENCANAAN Ÿ Perumusan konsep perencanaan Ÿ Penyusunan substansi RTRW
- Tujuan kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah - Rencana Struktur ruang - Rencana Pola ruang - Penetapan Kawasan strategis - Arahan pemanfaatan ruang wilayah - Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Ÿ Strategi implementasi perwujudan struktur ruang dan
“
Analisis komprehensif menelurkan strategi implementasi pembangunan berkelanjutan yang siap membidik pengentasan masalah Wonogiri.
Wawancara terkait proyek JJLS
ANALISIS PERENCANAAN
PERSIAPAN PERENCANAAN Ÿ Pemahaman pedoman perencanaan wilayah Ÿ Kajian literatur dan data sekunder Ÿ Penyimpulan data awal
Dari data yang sudah di input dan diolah, data tersebut kemudian menjadi bahan dalam menganalisis, Lingkup substansi analisis dan perencanaan Kabupaten Wonogiri mencakup 1. Fisik Dasar - Analisis kesesuaian lahan - Analisis daya dukung - Analisis daya tampung 2. Fisik Ruang Struktur: - Identifikasi Struktur Ruang (Skalogram) - Evaluasi Struktur Ruang (Analisis konektivitas, aksesibilitas, dan interaksi simpul kegiatan) Pola: - Identifikasi Pola Ruang - Evaluasi Pola Ruang (Analisis Kesesuaian
Lahan) - Proyeksi Pola Ruang (Analisis Neraca Sumber Daya Alam) 3. Kependudukan - Proyeksi penduduk - Analisis IPM (Indeks Pembangunan Manusia) 4. Ekonomi - Analisis sektor unggulan (tipologi Klassen, LQ, Shift Share) - Analisis disparitas (Indeks Gini) - Proyeksi Ekonomi 5. Sarana dan Prasarana - Analisis ketersediaan Perumusan potensi, masalah, dan isu strategis
N A R A B M A G m u m u WONOGIRI DALAM DATA FISIK DASAR
Rasio penduduk
KEPENDUDUKAN
51.40 48.60
512 jiwa/km2
949.017 jiwa
Kepadatan penduduk
Wonogiri memiliki bentang alam beragam dari dataran rendah, cekungan, dan perbukitan Kars Selatan Pulau Jawa, serta memiliki kerawanan bencana kekeringan dan tanah longsor.
Jumlah penduduk
Kerawanan bencana kekeringan dan tanah longsor tinggi.
25
Upah Minimum Kabupaten (UMK) Wonogiri hanya Rp. 1.101.000/bulan
Kecamatan
Kepadatan penduduk mencapai 512 jiwa/km2, namun tidak merata di setiap kecamatan. IPM Wonogiri masih lebih rendah dibandingkan Jawa Tengah.
EKONOMI
Sarana Prasarana
106 - 600 Mdpl
IPM Wonogiri (67.76 ) masih tertinggal dibandingkan IPM Jawa Tengah
Ketercukupan dan persebaran sarana pendidikan masih kurang. Kualitas infrastruktur jalan belum merata dan konektivitas antar kecamatan masih rendah
Curah hujan rata-rata 17.7 mm/ hari
7 32' - 8 15' LS 110 41' - 111 18' BT
24 C - 32 C
Luas
U S
Kab. Sukoharjo Kab. Karanganyar Samudera Hindia
182.236,02 ha
T B
Sektor pertanian, kehutana, perikanan, dan kelautan menjadi sektor basis. Namun mulai bergeser pada sektor industri pengolahan.
Kab. Karanganyar Kab. Ponorogo (Jawa Timur) Daerah Istimewa Yogyakarta Kab. Klaten
isu strategis
KONSTELASI
Ÿ Ancaman bencana kekeringan dan longsor terhadap produktivitas
Kabupaten Wonogiri sebagai penunjang irigasi pertanian untuk kabupaten subosukowonosraten
Kabupaten Wonogiri sebagai kawasan penyangga untuk kabupaten di sekitarnya
Kabupaten Wonogiri sebagai Kontributor ke-3 terbesar sektor pertanian se-jawa tengah
Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ
Kabupaten Wonogiri sebagai produsen pertanian
wilayah Fenomena sedimentasi Waduk Gajah Mungkur di Kabupaten Wonogiri Pembangunan pabrik semen di Gunung Sewu Pembangunan industri Tekstile dan Produk Tekstile di Kabupaten Wonogiri Pembangunan Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS) Belum optimalnya pengembangan sektor pariwisata Kurangnya perhatian dan pemahaman akan potensi keanggotaan UNESCO GGN Gunung Sewu di Kabupaten
skenario perencanaan Proyeksi merupakan peningkatan jumlah penduduk dan sektor ekonomi berdasarkan tren, oleh karena itu dibuatlah skenario sebagai salah satu bentuk implementasi rencana pembangunan.
pohon potensi
pohon masalah Keberlanjutan pembangunan wilayah terancam
Jumlah tenaga kerja melimpah
Produktivitas wilayah rendah
Kerentanan wilayah tinggi
Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan menjadi sektor unggulan Produktivitas wilayah rendah
Konektivitas wilayah rendah
Penguasaan teknologi rendah
Kapasitas mitigasi rendah
Simpul-simpul kegiatan belum terhubung
Kualitas SDM rendah
Rawan bencana kekeringan dan longsor
Aksesibilitas wilayah kurang
Ketersediaan lahan masih cukup hingga proyeksi
Potensi Rencana Pengembangan Masalah
Pengembangan Agrobisnis
Kapasitas mitigasi bencana rendah
Konektivitas wilayah rendah
“WONOGIRI TANGGUH” INOVASI
Konsep yang dipilih dalam perencanaan wilayah Kabupaten Wonogiri adalah konsep Ketangguhan (Resilience). Ketangguhan adalah kondisi jangka panjang suatu wilayah dalam memiliki kemampuan inovasi, mitigasi, dan adaptasi untuk bertahan diri (coping) dan menyembuhkan diri (recovery) dari paparan risiko internal dan eksternal. konsep ketangguhan ini merupakan interpretasi dari pembangunan wilayah yang berkelanjutan.
MITIGASI
WONOGIRI TANGGUH
ADAPTASI
PILAR WONOGIRI TANGGUH Menurut Christoperson, et al. dalam Cambridge Journal of Regions, Economy, and Society 2010 terdapat faktor-faktor ketangguhan wilayah, yaitu: • Adanya kekuatan inovasi wilayah dan faktor-faktor yang menimbulkan daya belajar wilayah (learning region) • Infrastruktur modern untuk meningkatkan produktifitas. • Kemampuan tenaga kerja yang tinggi, inovatif, dan berjiwa kewirausahaan. • Adanya sistem pembiayaan dan modal yang mendukung • Adanya diversifikasi basis ekonomi, tidak bergantung pada satu jenis kegiatan ekonomi.
Konsep Wonogiri Tangguh dapat dicapai melalui pengembangan aspek spasial dan aspasial yang selaras. Terdapat 4 pilar ketangguhan Wonogiri, yaitu: • Ketangguhan Lingkungan dan Mitigasi Bencana • Ketangguhan Tata Ruang • Ketangguhan Ekonomi • Ketangguhan Sumber Daya Manusia
WONOGIRI TANGGUH Aspek Spasial (Fisik)
Pilar Lingkungan/ Bencana AGROFORESTRI
Aspek Aspasial (Sosial)
kesiapan
Pilar Ekonomi
Pilar Tata Ruang
AGROBISNIS AGROWISATA
AGROPOLITAN
MITIGASI
Pilar SDM
INOVASI
TENAGA KERJA HANDAL
ADAPTASI
ARAHAN KONSEP WONOGIRI TANGGUH Ketangguhan lingkungan
muatan
Pengurangan environmental cost melalui peningkatan inovasi sains dan teknologi dalam mitigasi bencana.
rtrw
Ketangguhan Ekonomi
Pengembangan wilayah dengan model agropolitan dan penataan subsistemnya, yaitu kawasan hulu, usaha tani, hilir, dan penunjang produksi dan industri pertanian.
Pengembangan ekonomi kerakyatan melalui pemberdayaan UMKM berbasis agrobisnis dan agrowisata.
Ketangguhan Tata Ruang
Peningkatan sumber daya manusia yang handal melalui pelayanan pendidikan, keterampilan, gizi dan kesehatan
Ketangguhan SDM
tujuan PENATAAN RUANG WIAYAH Kabupaten Wonogiri sebagai pusat pertumbuhan pertanian dengan memperhatikan ekologi untuk mencapai kesejahteraan masyarakat.
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WIAYAH 1. Pengembangan klaster prioritas Ÿ Menetapkan klaster prioritas pengembangan Ÿ Meningkatkan sarana dan prasaranarana dan
pendukung klaster kegiatan
3. Optimalisasi kawasan strategis Menetapkan dan mengembangkan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi, sosial budaya, kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, dan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi
2.Pengembangan konsep agropolitan Ÿ Penyediaan dan pengoptimalan sarana pendukung
pertanian Ÿ Peningkatan produktivitas dan pengolahan hasil pertanian Ÿ Menetapkan peruntukan lahan pertanian abadi Ÿ Mengembangkan pemasaran dan pengolahan hasil pertanian
4. Optimalisasi pusat kegiatan Ÿ Menetapkan fungsi pusat kegiatan Ÿ Mengembangkan jaringan penghubung antar pusat
kegiatan Ÿ Mengoptimalkan sarana dan prasarana pendukung
5. Optimalisasi pariwisata Ÿ Mengembangkan kepariwisataan berbasis lingkungan Ÿ Meningkatkan akses destinasi wisata Ÿ Mengembangkan potensi wisata Kabupaten Wonogiri
Konsep Klaster
perikanan kawasan di sekitar Waduk Gajah Mungkur
pertanian lahan kering
buah dan sayur
agroforestri
lahan dengan jenis tanah lempung dan gamping
lahan dengan jenis tanah vulkanik
Untuk mencapai ketangguhan wilayah, dibutuhkan diversifikasi kegiatan ekonomi dan pengembangan produk unggulan Kabupaten Wonogiri yang diwujudkan dalam konsep klaster (klasterisasi). Michael Porter (1990) menekankan 3 komponen utama klaster: Ÿ Linkage antara supply input terhadap kegiatan produksi dengan infrastruktur pendukung. Ÿ Adanya jalur dan pusat distribusi komoditas. Ÿ Adanya rekayasa manajerial dan kelembagaan.
komersil
pusat pelayanan kombinasi tanaman perdagangan, pergudangan, keras dan hortikultura dan perindustrian di kawasan rawan longsor
pola ruang
Struktur Ruang
input
input klasifikasi perdesaan dan perkotaan
proses
output
proses
guna lahan
identifikasi
output pola ruang eksisting
curah hujan agregasi permukiman
indeks kependudukan
kawasan lindung
indeks kumulatif
overlay struktur ruang eksisting
overlay
inventarisasi fasilitas
penetapan hirarki
agregasi fasilitas
kelerengan
kesesuaian lahan
kawasan penyangga
skoring jenis tanah
kawasan budidaya
kerawanan longsor
sesuai
persebaran fasilitas indeks aksesibilitas jarak antar simpul
indeks tour DI
overlay
konektivitas
keterjangkauan fasilitas
overlay
simpul permukiman aksesibilitas
evaluasi struktur ruang
jumlah penduduk valuasi travel cost
evaluasi pola ruang
kerawanan kekeringan
tidak sesuai
hukum dan peraturan
best use guna lahan
interaksi antar simpul
hutan
identifikasi karakteristik wilayah, potensi, dan masalah
perikanan
Konsep tangguh
potensi NSDA rencana struktur ruang
perkebunan hortikultura
Identifikasi potensi Neraca Sumber Daya Alam
tan. pangan
pola ruang eksisting
struktur ruang eksisting
rencana pola ruang
proyeksi pola ruang berdasarkan potensi sumber daya alam
kondisi eksisting Ÿ Berbentuk Pistol Ÿ Terdiri dari 1 PKL, 3 PKLp,
21 PKK
permasalahan Konektivitas rendah di sisi Timur Kabupaten Wonogiri
rencana struktur ruang aspek konektivitas Ÿ Ÿ
ŸPenambahan Penambahan Jalan Jalan ŸPeningkatan Peningkatan Kelas Jalan Kelas Jalan
aspek aksesibilitas
Didominasi oleh pemanfaatan ruang budidaya dengan klasifikasi pertanian lahan basah seluas 67.691,18 Ha (37%).
rencana pola ruang
Peta di samping memperlihatkan luas potensi sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan oleh Wonogiri. Hasil tersebut didapatkan dari overlay peta NSDA dan variabel lain, seperti kerawanan bencana dan kesesuaian lahan.
Ÿ Aglomerasi PKL hingga ke
Kecamatan Selogiri Ÿ Peningkatan hirarki struktur ruang Kecamatan Jatisrono menjadi PKLp
Implementasi agroforestri Ÿ Peningkatan konversi lahan menjadi hutan produksi terbatas dan pertanian lahan kering (sebagai upaya mitigasi bencana)
aspek diversifikasi ekonomi
Proyeksi kegiatan : Ÿ Peningkatan konversi lahan menjadi permukiman dan industri
Ÿ Implementasi Konsep
Klaster
Kawasan Strategis
sudut pandang ekonomi
sudut sosial budaya
Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh (kawasan perkotaan wonogiri dan praciantoro)
Merupakan asset nasional/internasional yang harus dilestarikan (Museum Wayang di Puluton Kulon, Wuryantoro)
pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi
fungsi dan daya dukung lingkungan
memiliki potensi untuk dikembangkan teknologi tinggi (Kawasan Waduk Gajah Mungkur)
rawan bencana alam (Kecamatan Karangtengah, Tirtomoyo, Jatiroto)
arahan pemanfaatan ruang Arahan pemanfaatan ruang RTRW Kabupaten Wonogiri Tangguh 2035 terdiri dari program utama perwujudan rencana struktur ruang, perwujudan rencana pola ruang, dan perwujudan rencana kawasan strategis, sebagai berikut: Perwujudan Rencana Struktur Ruang
1. Perwujudan pusat kegiatan 1.1 Penguatan peran pusat kegiatan lokal (PKL) Wonogiri 1.2 Pengembangan pusat kegiatan lokal promosi (PKLp) 2. Perwujudan sistem prasarana 2.1 Jaringan jalan: pembangunan Jaringan Jalan Lintas Selatan (JJLS) Jawa, penambahan ruas jalan arteri sekunder tengah kabupaten 2.2 Jaringan transportasi: pembangunan terminal Tipe A dan C 2.3 Jaringan persampahan: pengadaan landfill baru 2.4 Jaringan telekomunikasi: pengadaan wireless perkotaan 2.5 Jaringan sumber daya air: modernisasi sistem irigasi skala besar, program 1000 embung, peningkatan perpipaan air domestik, revitalisasi Waduk Gadjah Mungkur, eksplorasi hidrologi bawah tanah 2.6 Jaringan energi: pemerataan listrik pedesaan
Perwujudan Rencana Pola Ruang
1. Perwujudan kawasan lindung 2. Perwujudan kawasan budidaya 2.1 Hutan produksi terbatas 2.2 Hutan produksi tetap 2.3 Permukiman 2.4 Pertanian lahan basah 2.5 Pertanian lahan kering 2.6 Pertanian tanaman tahunan 2.7 Agroforestri 2.8 Kawasan industri dan pergudangan 2.9 Kawasan pengolahan ikan
ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang Dalam Pasal 26 ayat 1 UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang disebutkan bahwa ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten dilakukan melalui ketentuan umum peraturan zonasi, perizinan, intensif dan disintensif serta arahan sanksi. Pengendalian pemanfaatan ruang bertujuan untuk mewujudkan tertib tata ruang sesuai dengan yang direncanakan.
Perwujudan Rencana Kawasan Strategis
1. Kawasan strategis ekonomi cepat tumbuh: kawasan perkotaan Wonogiri, Pracimantoro, Purwantoro, Baturetno, Jatisrono, Koridor ekonomi Jalan Provinsi, Koridor Pantai Selatan 2. Kawasan strategis sosial budaya: Desa Wisata Wayang Pulutan, Reog Singo Mulyo, Pusaka Mangkunegaran, Sedekah Bumi dan Ruwatan Masal, pariwisata pantai Labuhan Ageng Sembukan 3. Kawasan strategis pendayagunaan SDA dan teknologi tinggi: kawasan Waduk Serbaguna Gajah Mungkur, kawasan eksplorasi hidrologi karst 4. Kawasan strategis secara fungsi dan daya dukung lingkungan: kawasan sempadan WGM, kaki Gunung Lawu, kawasan agroforestri, kawasan karst
TAHAP I
TAHAP II
TAHAP III
TAHAP IV
2016-2020
2021-2025
2026-2030
2031-2035
Periode Implementasi Agropolitan
Periode Pengembangan Sektor Industri Pengolahan
Periode Pengendalian Bencana
Periode Pemantapan Inovasi Sains dan Teknologi
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Pola Ruang Kawasan Kabupaten
Ketentuan Umum Kegiatan Diperbolehkan/Diizinkan
Dilarang/Diizinkan Dengan Syarat
Ketentuan Umum Intensitas Bangunan
Ketentuan Umum Prasarana Minimum
Ketentuan Umum Lainnya
A. Kawasan Lindung A1. Kawasan Lindung yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahnya
Kawasan Hutan Lindung
diperbolehkan selama kegiatan budidaya tidak mengolah tanah secara intensif
dilarang, apabila kegiatan budidaya tidak menjamin fungsi lindung yang ada.
diperbolehkan, apabila terdapat hutan produksi, dan kegiatan budidaya lain yang disertai dengan upaya konservasi, menjadi hutan produksi terbatas.
tidak diperbolehkan adanya perbuatan hukum yang berpontensi mempersulit perwujudan fungsi lindung
tanah rusak atau tanah gundul yang ada di hutan lindung segera dilakukan reboisasi dan penghijauan
kelestarian sumber air di kawasan hutan, hutan cadangan, dan hutan lainnya harus dipertahankan.
pembatasan pembangunan sarana dan prasarana. Bangunan yang sudah ada tetap diperbolehkan selama tidak mengganggu dan memenuhi ketentuan tata bangunan.
hak atas tanah yang ada, akan dihormati dan dikuasai selama kegiatan dan penggunaan tanah memenuhi fungsi lindung
kegiatan eksplorasi dan ekploitasi diperbolehkan setelah mendapat izin dari Menteri yang terkait.
dilarang melakukan pemungutan hasil hutan menggunakan alat-alat yang bisa mengakibatkan kerusakan
KDB yang diizinkan = 10%, KLB = 10% dan KDH =90%
Sarana prasarana yang diizinkan berupa gazebo dan jalan setapak
dilarang, apabila kegiatan budidayatidak menjamin fungsi lindung yang ada.
tidak seorangpun diperbolehkan melakukan penebanagan pohon dalam radius tertentu dari mata air, tepi jurang, waduk, sungai dan anak sungai.
strategi implementasi mitigasi bencana longsor Mempertimbangkan kontur, jenis tanah, dan curah hujan Kabupaten Wonogiri wilayah ini mememiliki kerawanan longsor. Kerawanan ini dapat diselesaikan melalui beberapa inovasi sains-teknologi. 1. Rekayasa vegetatif teknik dengan penggunaan tumbuhan untuk mengurangi erosi karena curah hujan yang tinggi. 2. Agroforestri sistem penggunaan lahan secara spasial melalui pemanfaatan tanaman semusim dan tanaman tahunan 3. Sistem Teknologi dan Infrastruktur Adanya Early warning system, hal ini dilakukan melalui pemberian tanda khusus pada daerah rawan longsor.
Strategi ini mendukung rencana pola ruang Kabupaten Wonogiri NPV: ± 2,8 M Total Anggaran: ± 25 M CBA: 1,1
Berikut merupakan beberapa strategi implementasi perwujudan struktur ruang dan pola ruang yang layak secara finansial dan dapat diterapkan di Kabupaten Wonogiri.
Peningkatan Produktivitas Pertanian 1. Kebijakan pencegahan alih fungsi lahan pertanian Kebijakan yang diterapkan berupa penetapan lahan sawah abadi yakni 90% dari luas lahan eksisting 2. Peningkatan kelembagaan petani Dilakukan dengan pembentukan Gabungan Kelompok Tani di setiap kecamatan yang akan diintegrasikan 3. Pengembangan bibit unggul Berupa penetapan penangkaran benih tanaman pangan dan melakukan sertifikasi 4. Regenerasi petani Berupa pelatihan petani muda agar melahirkan petani muda yang kompeten
Program ini mendukung Rencana Pola Ruang Kabupaten Wonogiri. NPV: ± 65 M Total Anggaran: ± 11 M CBA: 6,99
pengembangan transportasi wilayah Ÿ Pembangunan dan Peningkatan Kelas Jalan di wilayah
timur Wonogiri Ÿ Peningkatan Terminal Pracimantoro menjadi Tipe A Ÿ Peningkatan Terminal Purwantoro menjadi Tipe B Ÿ Meningkatkan kualitas Teminal Selogiri, Baturetno dan
Jatisrono Ÿ Pengadaan BRT sebagai moda transportasi utama antar
wilayah Wonogiri Ÿ Pengadaan Angkutan Logistik Agrobisnis Wilayah
Wonogiri
Strategi ini mendukung rencana struktur ruang Kabupaten Wonogiri NPV: ± 667 M Total Anggaran: ± 2 T CBA: 2,5