Poster Lomba Studio Perencanaan Tata Ruang - 2017

Page 1

TANGGUH 2035

Perencanaan Wilayah dan Kota Departemen Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

memaknai PERENCANAAN

“Perencanaan bagai merangkai asa masa depan dengan fakta, data, dan aksara dari masa ke masa”

Tanpa rencana, wilayah bagai sajak tanpa makna Pembangunan entah jalan kemana Pemerintah bisa berbuat semena-mena

mengenal wonogiri

Perencana bukanlah dewa Bertindak semena-mena Dalam menyusun rencana kota

Wonogiri merupakan Kabupaten yang memiliki peranan cukup besar terhadap keberlanjutan lingkungan wilayah di sekitarnya.

Tapi perencana adalah nyata Turun ke lapangan melihat fakta Menelisik birokrasi meraup data Perencanaan pun punya banyak tantangan Mengubah wilayah menjadi berkelanjutan Mengurangi kemiskinan dan ketimpangan Hingga membuat hunian yang nyaman Perencanaan tak bisa hanya duduk bersimpuh Harus memiliki pendirian yang teguh Mengubah yang rentan menjadi tangguh Pastikan yang ada untuk terus tumbuh

Melihat kondisi dirinya, Wonogiri dapat dibentuk menjadi kabupaten tangguh dengan karakter ekonomi yang inklusif, ruang hidup yang lestari, dan modal sosial yang mantap.

Wonogiri memiliki potensi sumber daya manusia yang besar.

Wonogiri berpeluang terdampak dengan adanya spread effect dari terus berkembangnya Yogyakarta dan Solo karena adanya JJLS.

Jika harapan itu ada, mengapa tidak beranjak bersama?

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

langkah kerja Strategic Spatial Planning

FGD Bappeda Kabupaten Wonogiri

Berguna untuk memahami kondisi eksisting dari wilayah perencanaan pengumpulan data dilakukan dengan survey, yaitu survey primer dan sekunder Ÿ Survey Primer - FGD bersama pihak Bappeda Kabupaten Wonogiri - Grandtour, menyelusuri kabupaten, melihat kondisi ruang dan kegiatan masyarakat - Wawancara, masyarakat menjadi subjek untuk mengetahui informasi tentang wilayah amatan Ÿ Survey Sekunder pertama yang dilakukan adalah list instansi yang akan dikunjungi guna mendapatkan data pendukung dalam analisis data yang dibutuhkan mulai dari fisik dasar, keruangan, Demografi, Ekonomi dan Sarpras. semua data yang diperoleh baik sekunder maupun primer, di input dan diolah baik menjadi peta, tabel, grafik maupun diagram

Grandtour ke PKLp Kecamatan Pracimantoro

PERUMUSAN PERENCANAAN Ÿ Perumusan konsep perencanaan Ÿ Penyusunan substansi RTRW

- Tujuan kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah - Rencana Struktur ruang - Rencana Pola ruang - Penetapan Kawasan strategis - Arahan pemanfaatan ruang wilayah - Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Ÿ Strategi implementasi perwujudan struktur ruang dan

Analisis komprehensif menelurkan strategi implementasi pembangunan berkelanjutan yang siap membidik pengentasan masalah Wonogiri.

Wawancara terkait proyek JJLS

ANALISIS PERENCANAAN

PERSIAPAN PERENCANAAN Ÿ Pemahaman pedoman perencanaan wilayah Ÿ Kajian literatur dan data sekunder Ÿ Penyimpulan data awal

Dari data yang sudah di input dan diolah, data tersebut kemudian menjadi bahan dalam menganalisis, Lingkup substansi analisis dan perencanaan Kabupaten Wonogiri mencakup 1. Fisik Dasar - Analisis kesesuaian lahan - Analisis daya dukung - Analisis daya tampung 2. Fisik Ruang Struktur: - Identifikasi Struktur Ruang (Skalogram) - Evaluasi Struktur Ruang (Analisis konektivitas, aksesibilitas, dan interaksi simpul kegiatan) Pola: - Identifikasi Pola Ruang - Evaluasi Pola Ruang (Analisis Kesesuaian

Lahan) - Proyeksi Pola Ruang (Analisis Neraca Sumber Daya Alam) 3. Kependudukan - Proyeksi penduduk - Analisis IPM (Indeks Pembangunan Manusia) 4. Ekonomi - Analisis sektor unggulan (tipologi Klassen, LQ, Shift Share) - Analisis disparitas (Indeks Gini) - Proyeksi Ekonomi 5. Sarana dan Prasarana - Analisis ketersediaan Perumusan potensi, masalah, dan isu strategis


N A R A B M A G m u m u WONOGIRI DALAM DATA FISIK DASAR

Rasio penduduk

KEPENDUDUKAN

51.40 48.60

512 jiwa/km2

949.017 jiwa

Kepadatan penduduk

Wonogiri memiliki bentang alam beragam dari dataran rendah, cekungan, dan perbukitan Kars Selatan Pulau Jawa, serta memiliki kerawanan bencana kekeringan dan tanah longsor.

Jumlah penduduk

Kerawanan bencana kekeringan dan tanah longsor tinggi.

25

Upah Minimum Kabupaten (UMK) Wonogiri hanya Rp. 1.101.000/bulan

Kecamatan

Kepadatan penduduk mencapai 512 jiwa/km2, namun tidak merata di setiap kecamatan. IPM Wonogiri masih lebih rendah dibandingkan Jawa Tengah.

EKONOMI

Sarana Prasarana

106 - 600 Mdpl

IPM Wonogiri (67.76 ) masih tertinggal dibandingkan IPM Jawa Tengah

Ketercukupan dan persebaran sarana pendidikan masih kurang. Kualitas infrastruktur jalan belum merata dan konektivitas antar kecamatan masih rendah

Curah hujan rata-rata 17.7 mm/ hari

7 32' - 8 15' LS 110 41' - 111 18' BT

24 C - 32 C

Luas

U S

Kab. Sukoharjo Kab. Karanganyar Samudera Hindia

182.236,02 ha

T B

Sektor pertanian, kehutana, perikanan, dan kelautan menjadi sektor basis. Namun mulai bergeser pada sektor industri pengolahan.

Kab. Karanganyar Kab. Ponorogo (Jawa Timur) Daerah Istimewa Yogyakarta Kab. Klaten

isu strategis

KONSTELASI

Ÿ Ancaman bencana kekeringan dan longsor terhadap produktivitas

Kabupaten Wonogiri sebagai penunjang irigasi pertanian untuk kabupaten subosukowonosraten

Kabupaten Wonogiri sebagai kawasan penyangga untuk kabupaten di sekitarnya

Kabupaten Wonogiri sebagai Kontributor ke-3 terbesar sektor pertanian se-jawa tengah

Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ Ÿ

Kabupaten Wonogiri sebagai produsen pertanian

wilayah Fenomena sedimentasi Waduk Gajah Mungkur di Kabupaten Wonogiri Pembangunan pabrik semen di Gunung Sewu Pembangunan industri Tekstile dan Produk Tekstile di Kabupaten Wonogiri Pembangunan Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS) Belum optimalnya pengembangan sektor pariwisata Kurangnya perhatian dan pemahaman akan potensi keanggotaan UNESCO GGN Gunung Sewu di Kabupaten

skenario perencanaan Proyeksi merupakan peningkatan jumlah penduduk dan sektor ekonomi berdasarkan tren, oleh karena itu dibuatlah skenario sebagai salah satu bentuk implementasi rencana pembangunan.

pohon potensi

pohon masalah Keberlanjutan pembangunan wilayah terancam

Jumlah tenaga kerja melimpah

Produktivitas wilayah rendah

Kerentanan wilayah tinggi

Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan menjadi sektor unggulan Produktivitas wilayah rendah

Konektivitas wilayah rendah

Penguasaan teknologi rendah

Kapasitas mitigasi rendah

Simpul-simpul kegiatan belum terhubung

Kualitas SDM rendah

Rawan bencana kekeringan dan longsor

Aksesibilitas wilayah kurang

Ketersediaan lahan masih cukup hingga proyeksi

Potensi Rencana Pengembangan Masalah

Pengembangan Agrobisnis

Kapasitas mitigasi bencana rendah

Konektivitas wilayah rendah


“WONOGIRI TANGGUH” INOVASI

Konsep yang dipilih dalam perencanaan wilayah Kabupaten Wonogiri adalah konsep Ketangguhan (Resilience). Ketangguhan adalah kondisi jangka panjang suatu wilayah dalam memiliki kemampuan inovasi, mitigasi, dan adaptasi untuk bertahan diri (coping) dan menyembuhkan diri (recovery) dari paparan risiko internal dan eksternal. konsep ketangguhan ini merupakan interpretasi dari pembangunan wilayah yang berkelanjutan.

MITIGASI

WONOGIRI TANGGUH

ADAPTASI

PILAR WONOGIRI TANGGUH Menurut Christoperson, et al. dalam Cambridge Journal of Regions, Economy, and Society 2010 terdapat faktor-faktor ketangguhan wilayah, yaitu: • Adanya kekuatan inovasi wilayah dan faktor-faktor yang menimbulkan daya belajar wilayah (learning region) • Infrastruktur modern untuk meningkatkan produktifitas. • Kemampuan tenaga kerja yang tinggi, inovatif, dan berjiwa kewirausahaan. • Adanya sistem pembiayaan dan modal yang mendukung • Adanya diversifikasi basis ekonomi, tidak bergantung pada satu jenis kegiatan ekonomi.

Konsep Wonogiri Tangguh dapat dicapai melalui pengembangan aspek spasial dan aspasial yang selaras. Terdapat 4 pilar ketangguhan Wonogiri, yaitu: • Ketangguhan Lingkungan dan Mitigasi Bencana • Ketangguhan Tata Ruang • Ketangguhan Ekonomi • Ketangguhan Sumber Daya Manusia

WONOGIRI TANGGUH Aspek Spasial (Fisik)

Pilar Lingkungan/ Bencana AGROFORESTRI

Aspek Aspasial (Sosial)

kesiapan

Pilar Ekonomi

Pilar Tata Ruang

AGROBISNIS AGROWISATA

AGROPOLITAN

MITIGASI

Pilar SDM

INOVASI

TENAGA KERJA HANDAL

ADAPTASI

ARAHAN KONSEP WONOGIRI TANGGUH Ketangguhan lingkungan

muatan

Pengurangan environmental cost melalui peningkatan inovasi sains dan teknologi dalam mitigasi bencana.

rtrw

Ketangguhan Ekonomi

Pengembangan wilayah dengan model agropolitan dan penataan subsistemnya, yaitu kawasan hulu, usaha tani, hilir, dan penunjang produksi dan industri pertanian.

Pengembangan ekonomi kerakyatan melalui pemberdayaan UMKM berbasis agrobisnis dan agrowisata.

Ketangguhan Tata Ruang

Peningkatan sumber daya manusia yang handal melalui pelayanan pendidikan, keterampilan, gizi dan kesehatan

Ketangguhan SDM

tujuan PENATAAN RUANG WIAYAH Kabupaten Wonogiri sebagai pusat pertumbuhan pertanian dengan memperhatikan ekologi untuk mencapai kesejahteraan masyarakat.

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WIAYAH 1. Pengembangan klaster prioritas Ÿ Menetapkan klaster prioritas pengembangan Ÿ Meningkatkan sarana dan prasaranarana dan

pendukung klaster kegiatan

3. Optimalisasi kawasan strategis Menetapkan dan mengembangkan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi, sosial budaya, kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, dan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi

2.Pengembangan konsep agropolitan Ÿ Penyediaan dan pengoptimalan sarana pendukung

pertanian Ÿ Peningkatan produktivitas dan pengolahan hasil pertanian Ÿ Menetapkan peruntukan lahan pertanian abadi Ÿ Mengembangkan pemasaran dan pengolahan hasil pertanian

4. Optimalisasi pusat kegiatan Ÿ Menetapkan fungsi pusat kegiatan Ÿ Mengembangkan jaringan penghubung antar pusat

kegiatan Ÿ Mengoptimalkan sarana dan prasarana pendukung

5. Optimalisasi pariwisata Ÿ Mengembangkan kepariwisataan berbasis lingkungan Ÿ Meningkatkan akses destinasi wisata Ÿ Mengembangkan potensi wisata Kabupaten Wonogiri


Konsep Klaster

perikanan kawasan di sekitar Waduk Gajah Mungkur

pertanian lahan kering

buah dan sayur

agroforestri

lahan dengan jenis tanah lempung dan gamping

lahan dengan jenis tanah vulkanik

Untuk mencapai ketangguhan wilayah, dibutuhkan diversifikasi kegiatan ekonomi dan pengembangan produk unggulan Kabupaten Wonogiri yang diwujudkan dalam konsep klaster (klasterisasi). Michael Porter (1990) menekankan 3 komponen utama klaster: Ÿ Linkage antara supply input terhadap kegiatan produksi dengan infrastruktur pendukung. Ÿ Adanya jalur dan pusat distribusi komoditas. Ÿ Adanya rekayasa manajerial dan kelembagaan.

komersil

pusat pelayanan kombinasi tanaman perdagangan, pergudangan, keras dan hortikultura dan perindustrian di kawasan rawan longsor

pola ruang

Struktur Ruang

input

input klasifikasi perdesaan dan perkotaan

proses

output

proses

guna lahan

identifikasi

output pola ruang eksisting

curah hujan agregasi permukiman

indeks kependudukan

kawasan lindung

indeks kumulatif

overlay struktur ruang eksisting

overlay

inventarisasi fasilitas

penetapan hirarki

agregasi fasilitas

kelerengan

kesesuaian lahan

kawasan penyangga

skoring jenis tanah

kawasan budidaya

kerawanan longsor

sesuai

persebaran fasilitas indeks aksesibilitas jarak antar simpul

indeks tour DI

overlay

konektivitas

keterjangkauan fasilitas

overlay

simpul permukiman aksesibilitas

evaluasi struktur ruang

jumlah penduduk valuasi travel cost

evaluasi pola ruang

kerawanan kekeringan

tidak sesuai

hukum dan peraturan

best use guna lahan

interaksi antar simpul

hutan

identifikasi karakteristik wilayah, potensi, dan masalah

perikanan

Konsep tangguh

potensi NSDA rencana struktur ruang

perkebunan hortikultura

Identifikasi potensi Neraca Sumber Daya Alam

tan. pangan

pola ruang eksisting

struktur ruang eksisting

rencana pola ruang

proyeksi pola ruang berdasarkan potensi sumber daya alam

kondisi eksisting Ÿ Berbentuk Pistol Ÿ Terdiri dari 1 PKL, 3 PKLp,

21 PKK

permasalahan Konektivitas rendah di sisi Timur Kabupaten Wonogiri

rencana struktur ruang aspek konektivitas Ÿ Ÿ

ŸPenambahan Penambahan Jalan Jalan ŸPeningkatan Peningkatan Kelas Jalan Kelas Jalan

aspek aksesibilitas

Didominasi oleh pemanfaatan ruang budidaya dengan klasifikasi pertanian lahan basah seluas 67.691,18 Ha (37%).

rencana pola ruang

Peta di samping memperlihatkan luas potensi sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan oleh Wonogiri. Hasil tersebut didapatkan dari overlay peta NSDA dan variabel lain, seperti kerawanan bencana dan kesesuaian lahan.

Ÿ Aglomerasi PKL hingga ke

Kecamatan Selogiri Ÿ Peningkatan hirarki struktur ruang Kecamatan Jatisrono menjadi PKLp

Implementasi agroforestri Ÿ Peningkatan konversi lahan menjadi hutan produksi terbatas dan pertanian lahan kering (sebagai upaya mitigasi bencana)

aspek diversifikasi ekonomi

Proyeksi kegiatan : Ÿ Peningkatan konversi lahan menjadi permukiman dan industri

Ÿ Implementasi Konsep

Klaster

Kawasan Strategis

sudut pandang ekonomi

sudut sosial budaya

Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh (kawasan perkotaan wonogiri dan praciantoro)

Merupakan asset nasional/internasional yang harus dilestarikan (Museum Wayang di Puluton Kulon, Wuryantoro)

pendayagunaan sumber daya alam dan teknologi

fungsi dan daya dukung lingkungan

memiliki potensi untuk dikembangkan teknologi tinggi (Kawasan Waduk Gajah Mungkur)

rawan bencana alam (Kecamatan Karangtengah, Tirtomoyo, Jatiroto)


arahan pemanfaatan ruang Arahan pemanfaatan ruang RTRW Kabupaten Wonogiri Tangguh 2035 terdiri dari program utama perwujudan rencana struktur ruang, perwujudan rencana pola ruang, dan perwujudan rencana kawasan strategis, sebagai berikut: Perwujudan Rencana Struktur Ruang

1. Perwujudan pusat kegiatan 1.1 Penguatan peran pusat kegiatan lokal (PKL) Wonogiri 1.2 Pengembangan pusat kegiatan lokal promosi (PKLp) 2. Perwujudan sistem prasarana 2.1 Jaringan jalan: pembangunan Jaringan Jalan Lintas Selatan (JJLS) Jawa, penambahan ruas jalan arteri sekunder tengah kabupaten 2.2 Jaringan transportasi: pembangunan terminal Tipe A dan C 2.3 Jaringan persampahan: pengadaan landfill baru 2.4 Jaringan telekomunikasi: pengadaan wireless perkotaan 2.5 Jaringan sumber daya air: modernisasi sistem irigasi skala besar, program 1000 embung, peningkatan perpipaan air domestik, revitalisasi Waduk Gadjah Mungkur, eksplorasi hidrologi bawah tanah 2.6 Jaringan energi: pemerataan listrik pedesaan

Perwujudan Rencana Pola Ruang

1. Perwujudan kawasan lindung 2. Perwujudan kawasan budidaya 2.1 Hutan produksi terbatas 2.2 Hutan produksi tetap 2.3 Permukiman 2.4 Pertanian lahan basah 2.5 Pertanian lahan kering 2.6 Pertanian tanaman tahunan 2.7 Agroforestri 2.8 Kawasan industri dan pergudangan 2.9 Kawasan pengolahan ikan

ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang Dalam Pasal 26 ayat 1 UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang disebutkan bahwa ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten dilakukan melalui ketentuan umum peraturan zonasi, perizinan, intensif dan disintensif serta arahan sanksi. Pengendalian pemanfaatan ruang bertujuan untuk mewujudkan tertib tata ruang sesuai dengan yang direncanakan.

Perwujudan Rencana Kawasan Strategis

1. Kawasan strategis ekonomi cepat tumbuh: kawasan perkotaan Wonogiri, Pracimantoro, Purwantoro, Baturetno, Jatisrono, Koridor ekonomi Jalan Provinsi, Koridor Pantai Selatan 2. Kawasan strategis sosial budaya: Desa Wisata Wayang Pulutan, Reog Singo Mulyo, Pusaka Mangkunegaran, Sedekah Bumi dan Ruwatan Masal, pariwisata pantai Labuhan Ageng Sembukan 3. Kawasan strategis pendayagunaan SDA dan teknologi tinggi: kawasan Waduk Serbaguna Gajah Mungkur, kawasan eksplorasi hidrologi karst 4. Kawasan strategis secara fungsi dan daya dukung lingkungan: kawasan sempadan WGM, kaki Gunung Lawu, kawasan agroforestri, kawasan karst

TAHAP I

TAHAP II

TAHAP III

TAHAP IV

2016-2020

2021-2025

2026-2030

2031-2035

Periode Implementasi Agropolitan

Periode Pengembangan Sektor Industri Pengolahan

Periode Pengendalian Bencana

Periode Pemantapan Inovasi Sains dan Teknologi

Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Pola Ruang Kawasan Kabupaten

Ketentuan Umum Kegiatan Diperbolehkan/Diizinkan

Dilarang/Diizinkan Dengan Syarat

Ketentuan Umum Intensitas Bangunan

Ketentuan Umum Prasarana Minimum

Ketentuan Umum Lainnya

A. Kawasan Lindung A1. Kawasan Lindung yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahnya

Kawasan Hutan Lindung

diperbolehkan selama kegiatan budidaya tidak mengolah tanah secara intensif

dilarang, apabila kegiatan budidaya tidak menjamin fungsi lindung yang ada.

diperbolehkan, apabila terdapat hutan produksi, dan kegiatan budidaya lain yang disertai dengan upaya konservasi, menjadi hutan produksi terbatas.

tidak diperbolehkan adanya perbuatan hukum yang berpontensi mempersulit perwujudan fungsi lindung

tanah rusak atau tanah gundul yang ada di hutan lindung segera dilakukan reboisasi dan penghijauan

kelestarian sumber air di kawasan hutan, hutan cadangan, dan hutan lainnya harus dipertahankan.

pembatasan pembangunan sarana dan prasarana. Bangunan yang sudah ada tetap diperbolehkan selama tidak mengganggu dan memenuhi ketentuan tata bangunan.

hak atas tanah yang ada, akan dihormati dan dikuasai selama kegiatan dan penggunaan tanah memenuhi fungsi lindung

kegiatan eksplorasi dan ekploitasi diperbolehkan setelah mendapat izin dari Menteri yang terkait.

dilarang melakukan pemungutan hasil hutan menggunakan alat-alat yang bisa mengakibatkan kerusakan

KDB yang diizinkan = 10%, KLB = 10% dan KDH =90%

Sarana prasarana yang diizinkan berupa gazebo dan jalan setapak

dilarang, apabila kegiatan budidayatidak menjamin fungsi lindung yang ada.

tidak seorangpun diperbolehkan melakukan penebanagan pohon dalam radius tertentu dari mata air, tepi jurang, waduk, sungai dan anak sungai.

strategi implementasi mitigasi bencana longsor Mempertimbangkan kontur, jenis tanah, dan curah hujan Kabupaten Wonogiri wilayah ini mememiliki kerawanan longsor. Kerawanan ini dapat diselesaikan melalui beberapa inovasi sains-teknologi. 1. Rekayasa vegetatif teknik dengan penggunaan tumbuhan untuk mengurangi erosi karena curah hujan yang tinggi. 2. Agroforestri sistem penggunaan lahan secara spasial melalui pemanfaatan tanaman semusim dan tanaman tahunan 3. Sistem Teknologi dan Infrastruktur Adanya Early warning system, hal ini dilakukan melalui pemberian tanda khusus pada daerah rawan longsor.

Strategi ini mendukung rencana pola ruang Kabupaten Wonogiri NPV: ± 2,8 M Total Anggaran: ± 25 M CBA: 1,1

Berikut merupakan beberapa strategi implementasi perwujudan struktur ruang dan pola ruang yang layak secara finansial dan dapat diterapkan di Kabupaten Wonogiri.

Peningkatan Produktivitas Pertanian 1. Kebijakan pencegahan alih fungsi lahan pertanian Kebijakan yang diterapkan berupa penetapan lahan sawah abadi yakni 90% dari luas lahan eksisting 2. Peningkatan kelembagaan petani Dilakukan dengan pembentukan Gabungan Kelompok Tani di setiap kecamatan yang akan diintegrasikan 3. Pengembangan bibit unggul Berupa penetapan penangkaran benih tanaman pangan dan melakukan sertifikasi 4. Regenerasi petani Berupa pelatihan petani muda agar melahirkan petani muda yang kompeten

Program ini mendukung Rencana Pola Ruang Kabupaten Wonogiri. NPV: ± 65 M Total Anggaran: ± 11 M CBA: 6,99

pengembangan transportasi wilayah Ÿ Pembangunan dan Peningkatan Kelas Jalan di wilayah

timur Wonogiri Ÿ Peningkatan Terminal Pracimantoro menjadi Tipe A Ÿ Peningkatan Terminal Purwantoro menjadi Tipe B Ÿ Meningkatkan kualitas Teminal Selogiri, Baturetno dan

Jatisrono Ÿ Pengadaan BRT sebagai moda transportasi utama antar

wilayah Wonogiri Ÿ Pengadaan Angkutan Logistik Agrobisnis Wilayah

Wonogiri

Strategi ini mendukung rencana struktur ruang Kabupaten Wonogiri NPV: ± 667 M Total Anggaran: ± 2 T CBA: 2,5


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.