Boulevard #84 "Golden Ticket Seleksi Mandiri ITB 2021" - Mei 2021

Page 1

Illustrator : Nasyita Alvina R. D.


Illustrator : Levana Amelia

ii


GOLDEN SM ITB 2021

TICKET

Saat pendidikan tinggi telah menjadi komoditas yang mahal, asa siswa dari semua kalangan untuk mengejar mimpinya pun dapat dipastikan akan lama-kelamaan sirna. Ironisnya, kini ITB mengeluarkan mekanisme baru di Seleksi Mandiri (SM) ITB 2021 yang terkesan ‘menjual kursi’ dan memberi ‘hak istimewa’ bagi mereka yang ‘bermodal lebih’. Apabila kita menengok ke belakang, kebijakan ini sebenarnya bukan hal yang baru. Namun, setelah cukup lama tidak bergaung, kini mahasiswa merasa berkabung. Massa kampus resah, mereka terus mempertanyakan siapa yang bersalah. Pada awal tahun 2021, ITB mengeluarkan mekanisme SM ITB yang sama sekali baru daripada tahun-tahun sebelumnya. Calon mahasiswa yang mendaftar melalui jalur SM ITB 2021 memiliki hak untuk langsung memilih jurusan, bahkan jurusan yang dianggap ‘favorit’. Tak hanya dari segi mekanisme seleksinya, SM ITB 2021 juga memiliki beberapa perbedaan pada biaya pendidikan dan mekanisme keringanan biaya pendidikan bagi para mahasiswa jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Untuk itu, tuntutan transparansi rektorat terus dikumandangkan. Lantas, bagaimana sebenarnya kebijakan ini dilihat dari kacamata mahasiswa dan rektorat? Adakah hal lain yang terjadi dalam dinamika kampus di masa ini? Apa saja yang baru? Bagaimana massa menyikapi hal itu?

iii


DAFTAR ISI Kilas 1

Konser Angklung Rakyat VIII : Charity Concert 2021

5

Semarak Selebrasi dan Apresiasi di parade Wisuda April ITB 2021

Laporan Utama 9

Mempertanyakan Kebijakan Jalur Privilege Menuju Jurusan Impian

13

Pandangan Mahasiswa terhadap Kebijakan SM ITB Terbaru

15

TPB Sisi gitu TPB, gatauKe judulnya Dua Mana Mahasiswa Memihak?

19

Baru Tahun Ini: STEI Jatinangor!

Galeri 21

iv

Galeri Karya


Kampus 22

Krisis Kepemimpinan: Fenomena Calon Pemimpin Tunggal di Organisasi Kemahasiswaan ITB

Jelajah 25

Standar kecantikan? Apakah Perlu?

27

Bencana Banjir di Indonesia pada Awal Tahun 2021

Gelitik 29

Serba-Serbi Kuliah Daring

Ulas 32

Rekomendasi Gadget Penunjang Kuliah Teknik

35

Spirit Fingers, Kisah Petualangan Mencari Warna Jati Diri

37

Pergi ke Daegu 1979 lewat “Girls’ Generation 1979”

Sastra 40

Hari yang Sama

42

Menyentuh Langit

44

Jalan Menuju Kita

v


Kilas

Boulevard ITB

Konser Angklung Rakyat VIII : Charity Concert 2021 Oleh Clarice Silvanus (FTI ’20) dan Thoriq Waldri (FTI ’20) agar tidak hilang ditelan zaman yang salah satunya adalah angklung. Mereka juga mengingatkan bagi penonton yang ingin berdonasi dapat membuka tautan dan scan barcode yang tertera pada layar, dilengkapi dengan pemutaran video tata cara berdonasi yang lebih lengkap. Seperti biasa, sebelum konser dimulai, ada kata sambutan dari Anita Sari selaku Ketua Pelaksana KAR VIII dan Muhammad Arif Sadewo selaku Ketua Badan Pengurus KPA ITB ke-48. Anita menyampaikan rasa terima kasihnya kepada seluruh pihak yang telah terlibat dan mendukung keberlangsungan acara ini. “Pada era pandemi ini, tentunya tidak menghalangi kami untuk berkarya,” tutur Anita. Ia juga meminta maaf atas segala kekurangan dan berharap supaya acara ini dapat dinikmati oleh penonton. Sama seperti Anita, Arif juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi pada acara ini.

Acara KAR VIII tepat dimulai pukul 19.45 WIB dan diawali dengan pemutaran teaser menarik yang membuat penonton semakin penasaran dengan acara ini. Tak lama kemudian, Alya Rabbani (KPA 2019) dan Azriel Andradit (KPA 2019), selaku pembawa acara, membuka acara dengan meriah sembari menyapa penonton dan memperkenalkan diri. Mereka menjelaskan pentingnya pelestarian budaya Indonesia

1

Illustrator : Kinanti Arumsari S. Editor : Robieth Eqtada M.

Pada tanggal 14 Maret 2021, Keluarga Paduan Angklung ITB (KPA ITB) menyelenggarakan Konser Angklung Rakyat (KAR) VIII yang disiarkan secara langsung di kanal Youtube angklung ITB. Ini merupakan acara tahunan yang menjadi program kerja dari Divisi Pengabdian Masyarakat KPA ITB. KAR bertujuan untuk memperkenalkan angklung kepada masyarakat sekaligus membuka donasi yang nantinya akan dikelola lebih lanjut oleh Wakaf Salman ITB.


Kilas

Boulevard ITB

Ia juga menjelaskan bahwa konser akan diisi dengan penampilan angklung dari anak didik KPA ITB yakni Pondok Senyum Indonesia dan berbagai penampilan hasil kolaborasi KPA ITB dengan pihak eksternal.

adalah penampilan kedua yang berasal dari grup Mahaka (Manusa Haben Kalangenan), grup musik yang mengkolaborasikan angklung dengan musik modern. Pada penampilan ini, lima anggota Mahaka berbaju hitam menampilkan tiga lagu berturut-turut. Lagu pertama yang mereka tampilkan adalah lagu “He’s a Pirate” yang merupakan original soundtrack film “Pirates of Caribbean”. Mereka memainkannya dengan genre pop dan ditambah sentuhan angklung. Lalu dilanjutkan dengan lagu “Kaze no Uta” dan “Densetsu” dari anime “Hunter x Hunter”, lagu medley dari anime “Shinchan”, “Chibi Maruko Chan”, dan “Doraemon”. Mahaka menunjukkan bahwa alat musik tradisional Indonesia dapat memainkan lagu-lagu internasional dengan merdu.

KAR VIII dimulai dengan video yang merupakan lanjutan dari teaser sebelumnya yang bercerita tentang seorang mahasiswa bernama Rey yang tidak bisa bertemu dengan teman-temannya secara tatap muka karena pandemi. Rey bertemu dengan ketiga temannya melalui online meeting. Setelah berbincang-bincang mengenai aktivitas mereka, KPA ITB mempersembahkan virtual performance pertama. Penampilan pertama ini diisi dengan kolaborasi antara KPA dengan PSM dengan lagu “Sahabat Kecil” oleh Ipang dengan menggunakan angklung dan nyanyian solo. Penyanyi diposisikan di tengah layar dan bernyanyi dengan latar belakang sawah yang menunjukkan kesan sederhana. Penampilan virtual ini memiliki tema persahabatan.

Kembali kepada Rey dan teman-temannya. Mereka sedang asyik mengomentari penampilan Mahaka, tiba-tiba koneksi Rey terputus. Sambil menunggu Rey kembali, salah satu temannya bercerita bahwa dia pernah menyaksikan vlog tentang jalan-jalan yang

Setelah penampilan selesai, acara dilanjutkan dengan cerita Rey dan teman- temannya yang memutuskan untuk menonton film bersama. Film yang mereka tonton ternyata

2


Kilas

Boulevard ITB

anak-anak yang ada di Pondok. Senyum Indonesia. Ternyata video ini menampilkan proses di balik layar pembuatan video penampilan angklung dari Pondok Senyum Indonesia sebelumnya. Mereka datang kemudian berkenalan dengan anak-anak di pondok tersebut sembari bercengkrama dan berbagi tawa. Kang Lutfi (KPA 2019) menjadi konduktor yang membimbing anak-anak dalam memainkan angklung. Meskipun anak-anak letih, tetap terlihat keseruan dan semangat mereka pada saat berlatihan dan merekam. Terakhir, perwakilan dari anak-anak di pondok mengucapkan rasa terima kasihnya kepada KPA dan mereka sangat senang atas kehadiran mereka.

seru. Selanjutnya, penonton disajikan penampilan dari Pondok Senyum Indonesia, yang merupakan puncak acara dari konser ini. Mereka menampilkan lagu “Naik Kereta Api” dan “Kring-Kring Ada Sepeda”. Pada penampilan ini, semua anak berbaris ke belakang dan memainkan angklungnya, sedangkan dirigen direkam di layar terpisah. Mereka memainkan kedua lagu tersebut dengan cukup serius dan fokus. Setelah pertunjukkan tersebut, penonton kembali melihat kelanjutan cerita dari Rey. Ternyata, koneksi Rey terputus karena kuotanya habis. Alya dan Azriel kembali mengambil alih acara selama Rey mencoba untuk reconnect dan menampilkan video dokumentasi dari Pondok Senyum Indonesia. Pondok ini didirikan oleh Yayasan Senyum Indonesia di Kota Bandung, tepatnya di daerah Coblong. Pondok ini membina anak-anak mandiri melalui konsep tauhidpreneur, dengan harapan bahwa setelah pembinaan, anak-anak menjadi orang yang sukses, memiliki karakter yang baik, dan peduli terhadap permasalahan di masyarakat Indonesia.

Setelah penampilan vlog, kedua pembawa acara kembali memberitahu tata cara berdonasi dan beralih ke Rey yang sudah bergabung lagi dengan teman-temannya. Mereka langsung melanjutkan ke film “Sherina” yang merupakan penampilan ke-4 sekaligus terakhir dari KPA VIII ini. Pertunjukan ini merupakan kolaborasi KPA dan ISO (ITB Student Orchestra) yang menampilkan lagu “Jagoan” secara instrumental. Mereka menggabungkan angklung dengan alat musik modern mengenakan seragam SMA yang menunjukkan kesan nostalgia.

Acara selanjutnya adalah pemutaran vlog dari tim KPA yang menyambangi kediaman

3


Kilas

Boulevard ITB

Rey dan teman-temannya menjadi rindu dengan masamasa sebelum pandemi. Mereka lalu memutuskan untuk mengakhiri online meeting dan melanjutkan aktivitas mereka masing-masing. Sebelum menutup acara, Azriel dan Alya menyampaikan kesan dari Rey dan teman-teman tadi bahwa meskipun pandemi sekarang membatasi kita untuk berkegiatan di luar rumah, interaksi dengan teman-teman tetap dapat dilakukan. Mereka juga tidak lupa untuk mengingatkan kembali agar penonton ikut serta berdonasi. Lewat KAR VIII, KPA berpesan untuk jangan lupa untuk terus berkarya walaupun di masa pandemi. Konser ditutup pada pukul 20.55 WIB dengan kemunculan cuplikan keseruan tim KPA di Pondok Senyum Indonesia.

4

KAR VIII Sumber : Dokumentasi KPA ITB


Kilas

Boulevard ITB

Oleh Annisa Rizqiadewi (SITH-R ‘20) dan Sekar Dianwidi Bisowarno (BE ‘19)

nastudi, tetapi juga memberikan semangat resiliensi bagi mereka. Ia berharap, para wisudawan dapat menjadi cahaya yang menerangi diri sendiri dan orang-orang lain yang ada di sekitar mereka. Selanjutnya, Nada Zharfania Zuhaira selaku Ketua Kabinet KM ITB pun ikut memberikan kata-kata sambutan. Dalam sambutannya, Nada menyelamati para wisudawan atas kelulusan mereka. Mahasiswi Teknik Lingkungan itu juga mengingatkan para wisudawan bahwa kelulusan ini bukan hanya semata-mata perjuangan diri masing-masing. Namun, juga perjuangan para sahabat, dosen, serta keluarga yang tentunya berperan dalam membentuk mereka hingga momen ini.

Bertemakan “The Light of Hope in Times of Change”, parade wisuda dibuka dengan sambutan dari Ketua Perayaan Wisuda April 2021, Nabila Fathonah. Dalam sambutannya, Nabila mengatakan bahwa tahun ini, arak-arakan tidak hanya berperan sebagai momentum untuk mengapresiasi para pur-

5

Illustrator : Levana Amelia Editor : Amalia Nanda Syafira

Pada hari Sabtu tanggal 10 April 2021, lebih dari 700 mahasiswa sarjana diwisuda melalui Sidang Terbuka Wisuda Kedua ITB Tahun Akademik 2020/2021. Setelah melalui serangkaian prosesi, wisudawan kemudian melakukan tradisi rutinnya dalam parade wisuda yang dilaksanakan secara daring. Kemeriahan arak-arakan dapat disaksikan oleh khalayak umum melalui live streaming dari channel Youtube Perayaan Wisuda April ITB 2021. Wadah apresiasi ini berlangsung mulai pukul sepuluh pagi hingga sekitar pukul tujuh malam dan melibatkan seluruh elemen himpunan-himpunan mahasiswa jurusan di ITB.

Nabila Fathonah & Nada Zharfania Z.


Kilas

Boulevard ITB

ngan melakukan arak-arakan melalui Roblox. Tak kalah seru dengan yang lainnya, massa HMRH pun menampilkan video kompilasi bernyanyi bersama.

Seusai sambutan dari Nada, prosesi apresiasi wisudawan April 2021 pun mulai diselenggarakan. Parade wisuda ini terbagi menjadi tiga shift, yakni shift pagi, siang.dan sore. Setiap himpunan jurusan akan menampilkan konten apresiasi wisudawan mereka masing-masing dan diikuti dengan pemanggilan nama setiap wisudawan oleh protokoler. Seperti yang telah disampaikan oleh Nada, pemanggilan nama setiap wisudawan ini merupakan salah satu bentuk apresiasi dari KM ITB kepada seluruh wisudawan April 2021.

Selanjutnya, shift siang pun dimulai sekitar pukul 12.00 dengan diikuti HMPP ‘VADRA’, HIMAMIKRO ‘ARCHAEA’, HMP PL, HIMATIKA, serta IMMG. Sama seperti pada shift pagi, setiap himpunan menunjukkan kreativitas mereka dalam mengapresiasi para wisudawan. Walaupun dilaksanakan secara daring, konten mereka tetap dikemas dengan menarik. Salah satu himpunan dengan prosesi apresiasi wisudawan yang menarik pada shift ini adalah IMMG. Himpunan mahasiswa jurusan Teknik Metalurgi ini memberikan berbagai predikat penghargaan kepada para wisudawan. Predikat-predikat itu di antaranya adalah predikat MVP, Grandmaster, Tercantik, Tersejahtera, dan masih banyak lagi.

Pada shift pagi, ada dua belas himpunan jurusan yang melakukan arak-arakan wisudawan. Himpunan-himpunan tersebut adalah, HMF ‘ARS PRAEPARANDI, HIMAFI, HMS, HMH ‘SELVA’, MTM, HMME ‘ATSMOSPHAIRA’, HMM, HMO ‘TRITON’, HMRH, HIMAREKTA ‘AGRAPANA’, HIMABIO ‘NYMPHAEA’, dan HMTB ‘RINUVA’. Shift pagi dimulai dengan HMF ‘ARS PRAEPARANDI’ yang menampilkan video arak-arakan pada masa sebelum pandemi yang menunjukkan betapa meriahnya suasana di kala itu. Selain itu, mereka juga menayangkan film pendek beserta penampilan tari, menyanyi, sekaligus bermain alat musik. Setelahnya, HIMAFI, HMH ‘SELVA’ dan HMM melakukan prosesi apresiasi wisudawan mereka deSumber: Youtube Perayaan Wisuda April ITB 2021

Himastron membuka arak-arakan di shift sore dengan tayangan video bernarasi ciamik tentang terang dan gelap kehidupan. Dalam video tersebut, mereka mengapresiasi para wisudawan dengan menampilkan foto-foto kilas balik kegiatan berhimpun layaknya sebuah pameran di galeri. Selanjutnya, Himasda, HMTM ‘PATRA’, KMIL, HMT, KMPN,

6


Kilas

Boulevard ITB

KMKL, HMK ‘AMISCA’, HMFT, HMTL, MTI, HMTG ‘GEA’, HIMA TG ‘TERRA’, KMM, IMK, HMIF, HME, IMG, dan IMA-G pun secara berturut-turut mendapatkan giliran untuk menampilkan budaya arak-arakannya. Dengan membawa harapan dan semangat kekeluargaan, massa himpunan mengantar para wisudawan untuk memasuki lembaran baru kehidupan mereka. Melalui orasi dan nyanyian kebanggan, euforia apresiasi juga dapat dirasakan para penonton parade wisuda yang terus meramaikan kolom live chat. IMT ‘SIGNUM’ menjadi himpunan terakhir yang melakukan prosesi arak-arakan di acara perayaan ini. Di awal, mereka menampilkan video jenaka yang berisikan cuplikan-cuplikan meme yang sangat mengisahkan kehidupan mahasiswa ITB. Kemudian, beberapa massa himpunan juga mempersembahkan rekaman pesan, kesan, dan harapan mereka untuk kesuksesan para wisudawan Sarjana Teknik Telekomunikasi ITB. Dengan berakhirnya giliran IMT ‘SIGNUM’, Parade Wisuda April ITB 2021 pun resmi selesai. Kiranya, dengan kenangan menempuh pendidikan di kampus gajah dan semangat baru untuk melangkah maju, para wisudawan ITB dapat meraih segala cita-citanya. Selamat atas kelulusannya!

Sumber: Youtube Perayaan Wisuda April

7


Kilas

Boulevard ITB

Illustrator : Levana Amelia

Sumber: berbagai sumber

8


Laporan Utama

Boulevard ITB

Mempertanyakan Kebijakan Jalur Privilege Menuju Jurusan Impian Oleh Annisa Rizqiadewi (SITH-R ‘20), Rhea Elka Pandumpi (IF ‘19), dan Sekar Dianwidi Bisowarno (BE ‘19)

ditentukan oleh perguruan tinggi terkait. Harapannya, ketiga seleksi tersebut dapat memberikan peluang yang lebih besar dalam menjangkau siswa di seluruh Indonesia dan mendorong kemajuan pendidikan nasional. Apabila kita menengok ke belakang, jalur seleksi mandiri sebenarnya bukanlah suatu hal yang asing. ITB pernah menyelenggarakannya hingga tahun 2011 sebelum akhirnya ditiadakan. Menurut Wakil Rektor Bidang Komunikasi, Kemitraan, dan Alumni ITB pada periode tersebut, Prof. Hasanuddin Z. Abidin, jalur seleksi mandiri berpotensi menghambat semangat untuk melanjutkan pendidikan ke universitas. Mekanisme yang dilaksanakan berupa ujian tulis sebelum SPMB dan dikenakan biaya uang pangkal sebesar 45-55 juta rupiah dengan opsi pembebasan serta subsidi.

Bincangan tentang kebijakan ini cenderung diabaikan oleh mahasiswa ITB karena tidak berdampak langsung kepada seluruh elemen massa kampus, tetapi sebenarnya sefatal apakah kebijakan ini? Histori Seleksi Mandiri di ITB Dikutip dari Permendikbud No. 6 Tahun 2020 tentang Penerimaan Mahasiswa Baru Program Sarjana pada PTN, ITB memiliki wewenang untuk menyelenggarakan seleksi penerimaan mahasiswa baru melalui SNMPTN, SBMPTN, dan seleksi lainnya yang dapat dilakukan berdasarkan tata cara yang

Setelah berselang beberapa tahun, tampaknya pihak rektorat

9

Illustrator : Levana Amelia Editor : Amalia Nanda Syafira

Saat pendidikan tinggi telah menjadi komoditas yang mahal, asa siswa dari semua kalangan untuk mengejar mimpinya pun dapat dipastikan akan lama-kelamaan sirna. Ironisnya, kini ITB mengeluarkan mekanisme baru di Seleksi Mandiri (SM) ITB 2021 yang terkesan ‘menjual kursi’ dan memberi ‘hak istimewa’ bagi mereka yang ‘bermodal lebih’.

Rp1 Rp1


Laporan Utama

Boulevard ITB

melalui jalur SNMPTN dan SBMPTN. Seperti tahun-tahun sebelumnya, calon mahasiswa yang lulus lewat jalur-jalur tersebut hanya diperbolehkan memilih fakultas di awal pendaftaran.

memiliki pertimbangan baru dan kembali memperkenalkan jalur SM ITB di tahun 2019, yang kemudian berlanjut pula pada tahun 2020. Seleksi mandiri kali ini menggunakan mekanisme desk evaluation dengan pertimbangan nilai rapor SMA dan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK).

Kebijakan baru SM ITB 2021 ini memicu keresahan di kalangan mahasiswa ITB. Keluarga Mahasiswa (KM) ITB pun menyatakan ketidaksetujuannya terhadap mekanisme tersebut lewat sebuah kajian yang disusun oleh Kementrian Advokasi Kebijakan Kampus, Kemenkoan Kesejahteraan Maha siswa. Saat diminta menjelaskan lebih lanjut oleh Boulevard ITB, M. Ghullam Reza A., selaku Menko Kesma, merasa bahwa kemampuan memilih jurusan secara langsung akan membuat maha-

Keresahan akan Mekanisme SM ITB 2021 Pada awal tahun 2021, ITB mengeluarkan mekanisme SM ITB yang sama sekali baru daripada tahun-tahun sebelumnya. Calon mahasiswa yang mendaftar melalui jalur SM ITB 2021 memiliki hak untuk langsung memilih jurusan, bahkan jurusan yang dianggap ‘favorit’. Dengan kebijakan ini, sudah jelas tercipta suatu perbedaan signifikan dengan calon mahasiswa yang lulus

Jurusan Impian

Tidak bisa masuk! Uang tidak mencukupi.

SM ITB

100,000Rp100,000Rp100,000Rp100,000Rp100,000Rp100,000Rp100,000Rp100,000 100,000Rp100,000Rp100,000Rp100,000Rp100,000Rp100,000Rp100,000Rp100,000

10

RpXXXXXXX

OK

M. Ghullam Reza A.


Laporan Utama

Boulevard ITB

siswa akan dipertajam untuk menghindari salah jurusan. Lebih jauh lagi, mahasiswa bisa saja menemukan ketertarikan baru pada jurusan yang sebelumnya kurang dikenalnya lewat TPB. Kira-kira, saat merumuskan kebijakan ini, apa ada suatu poin plus yang dapat mempermudah mahasiswa juga yang terlintas di benak pihak rektorat? Ataukah poin plus yang terpikirkan kala itu, bukan berpihak pada mahasiswa?

siswa baru memiliki privilege dengan sistem pay to win. Walaupun tetap mengikuti TPB selama setahun, mereka sudah mendapatkan jurusan yang diinginkan. Sementara itu, mahasiswa lainnya harus berjuang di jenjang tersebut untuk mendapatkan IP terbaik agar bisa mendapatkan jurusan yang diinginkan. Dilihat dari sisi lain, Ghullam menjadikan esensi TPB sebagai alasan lain yang memperkuat penolakan terhadap kebijakan baru ini. TPB bertujuan untuk memperkokoh pengetahuan ilmu dasar, kemampuan umum mahasiswa, dan membentuk kebiasaan belajar yang baik di perguruan tinggi. Oleh karena itu, TPB memiliki peran dan fungsi penting bagi mahasiswa tahun pertama ITB. Dengan adanya TPB, mahasiswa ditempa untuk membangun semangat belajar dan berkompetisi untuk memilih jurusan sesuai dengan minat masing-masing. Namun, dengan adanya hak langsung memilih jurusan bagi calon mahasiswa jalur SM ITB 2021, fungsi TPB pun seolah kehilangan artinya. Mengenai isu ini, Ghullam juga menjelaskan bahwa di TPB, para mahasiswa baru akan diajak untuk mengenal fakultas yang mereka tempati, baik melalui mata kuliah maupun survei jurusan. Lewat cara-cara inilah, pemahaman para maha-

Tuntutan Transparansi Rektorat Tak hanya dari segi mekanisme seleksinya, SM ITB 2021 juga memiliki beberapa perbedaan pada biaya pendidikan dan mekanisme keringanan biaya pendidikan bagi para mahasiswa jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Oleh karena baru dilakukan selama dua tahun terakhir, biaya yang ditetapkan untuk SM ITB belum pernah konstan. Pada tahun 2019, biaya pendidikan yang perlu dibayarkan berupa UKT dengan nominal kelipatan 5 juta rupiah dari 0 rupiah hingga 25 juta rupiah dengan opsi mekanisme banding dan penangguhan. Selanjutnya pada tahun 2020, ITB mewajibkan iuran pengembangan institusi senilai minimum 25 juta rupiah untuk fakultas non-SBM dan minimum 40 juta rupiah untuk SBM.

11


Laporan Utama

Boulevard ITB

Informasi terkait hal ini bertentangan dengan informasi pada Peraturan Rektor ITB Nomor 248/IT.1A/PER/2020 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Rektor ITB Nomor 135A/IT1.A/PER/ 2020 mengenai Biaya Penyelenggaraan Pendidikan. Peraturan rektor tersebut mengatur nominal UKT bahwa UKT mahasiswa yang diterima di seleksi mandiri bisa terdiri dari 25 juta rupiah, 12,5 juta rupiah, 1 juta rupiah, dan 0. SM ITB terindikasi boleh dimasuki oleh yang memiliki KIP-K. Akan tetapi, perihal tersebut menjadi ambigu karena tidak tercantum di laman resmi Penerimaan Mahasiswa Baru 2021 sehingga memperoleh perhatian khusus dari Kesma KM ITB. Sifat pihak rektorat yang seolah memberi ‘tembok’ terhadap tanda tanya yang dilontarkan mahasiswa pun menjadi kerumitan tersendiri.

12

Akibatnya, pihak kabinet hanya bisa menduga-duga maksud dari kebijakan baru ini tanpa kepastian yang jelas. Sudah ada langkah-langkah untuk membuka komunikasi, berbagai surat dikirimkan, bahkan sampai mendatangi ruangan kantor. Hasilnya? Bukannya memperoleh jawaban, mereka seolah di-ghosting dan bahkan, ada salah satu anggota kabinet yang diblokir. Kalau terus-menerus begini, Ghullam mengungkapkan bahwa ada rencana untuk melakukan aksi turun ke jalan guna menyuarakan penolakan tersebut secara lebih lantang. Ketika ditanyai tentang target akhir, Ghullam tidak mau kompromi sama sekali pada kemungkinan pihak rektorat akan tetap bersikeras melanjutkan kebijakan tersebut. Targetnya tetap kukuh, yaitu untuk menggagalkan kebijakan tersebut. “Sekurang-kurangnya yang pilih jurusan langsung dihilangkan dan kejelasan mengenai biaya pendidikan dapat diperoleh,” pungkas Ghullam menutup wawancara.

PAY

SM ITB to

RpXXXXXXX

Selain itu, level UKT dipersempit menjadi empat yaitu 25 juta rupiah, 12,5 juta rupiah, 1 juta rupiah, dan 0 rupiah. Kemudian lagi-lagi, pada tahun 2021, seolah terjadi perubahan terkait biaya Seleksi Mandiri. Sebab apabila merujuk pada laman Penerimaan Mahasiswa Baru ITB, mahasiswa yang diterima melalui SM ITB 2021 wajib membayar UKT sebesar 25 juta rupiah bagi fakultas non-SBM dan SBM.

WIN


Boulevard ITB Laporan Utama

Illustrator : Adra Ananda Efra Editor : Uswatun Hasanah L.

13


Laporan Utama

Boulevard ITB

14


Laporan Utama

Boulevard ITB

Dua Sisi TPB, Ke Mana Mahasiswa Memihak? Ditulis Oleh :Ardiansyah Satria Aradhana (SITH-R ‘20), Arofaza Briantino Alfariz (FMIPA ‘20), dan Muhammad Dzaki Akbar (STEI ‘20)

Institut Teknologi Bandung (ITB) adalah salah satu perguruan tinggi ternama di Jawa Barat, bahkan di Indonesia. ITB juga dikenal sebagai perguruan tinggi berbasis teknik pertama di Indonesia. Tentunya penyematan gelar perguruan tinggi berbasis teknik ini bukanlah tanpa alasan, penyematan tersebut didasarkan pada fakta bahwa mayoritas fakultas di ITB berfokus pada bidang engineering. ITB sering menjadi incaran utama para siswa SMA untuk menjadi pilihannya dalam melanjutkan studinya pada jenjang sarjana. Meskipun demikian, ternyata masih banyak juga siswa SMA yang belum mengetahui bagaimana sistem pendidikan di ITB.

Bersama atau disingkat menjadi TPB. Oleh karena itu, umumnya saat siswa SMA mendaftar di ITB, yang dipilih adalah fakultas bukan jurusan. Lantas, kapan memilih jurusannya? Mahasiswa ITB akan memilih jurusannya nanti pada tahun kedua setelah menyelesaikan jenjang TPB. Kenapa sih Harus ada TPB ?

ITB memiliki sistem pendidikan yang unik dan sangat jarang ditemukan pada perguruan-perguruan tinggi lainnya di Indonesia. Pasalnya, di ITB, mahasiswa tahun pertama tidak langsung ditempatakan di jurusan atau program studi, melainkan belajar bersama-sama bercampur dengan teman satu fakutas. Sistem ini dikenal sebagai Tahap Persiapan

15

Illustrator : Alvero Editor : Rifky Rizkullah Fahmi

Pertanyaan ini sangat umum dan sering ditanyakan baik oleh khalayak umum, calon mahasiswa baru, maupun massa kampus. TPB dibuat supaya mahasiswa dapat lebih mengenal jurusan-jurusan yang akan dipilihnya sehingga meminimalisasi terjadinya salah jurusan. TPB memiliki peran untuk menjadi jembatan pengantar menuju pembelajaran di jurusan melalui mata kuliah dasardasar sains, pengantar fakultas, pengantar engineering, dan lainlain. Sebagai tahap persiapan, TPB juga berfungsi sebagai bentuk pemerataan ketimpangan kurikulum bagi mereka yang datang dari berbagai SMA di seluruh Indonesia.


Laporan Utama

Boulevard ITB

Dua Sisi Sistem TPB

Sistem Penjurusan dan Peminatan

Suatu sistem yang dibentuk untuk sebuah komunitas tentunya akan menimbulkan dua sisi pandangan dari komunitas itu sendiri. Oleh karena itu, timbulnya pandangan pro dan kontra bukanlah sebuah hal yang dapat dihindari.

Baik di ITB maupun di perguruan tinggi lainnya, tidak semua jurusan memiliki jumlah peminat yang sama. Ada jurusan yang peminatnya ramai dan ada juga jurusan yang peminatnya sepi. Program peminatan ini merupakan salah satu terobosan yang dibuat untuk mengisi jurusan-jurusan tersebut. Walaupun sudah memiliki jurusan sejak awal, mahasiswa program peminatan juga diwajibkan mengikuti TPB. Meskipun begitu, alasan ini masih belum bisa dipastikan sepenuhnya benar.

Ibarat sebuah koin, sistem TPB juga memiliki dia sisi bagi mahasiswa. Di satu sisi, dengan adanya TPB, mereka diuntungkan karena dapat memiliki periode adaptasi dari kehidupan SMA ke perkuliahan yang tentunya sangat berbeda. Selain itu, mahasiswa juga dapat mengeksplorasi pilihan-pilihan jurusan di fakultasnya sehingga lebih siap baik secara akademik maupun mental.

Pro dan Kontra Opini Mahasiswa Sistem TPB yang ada saat ini masih menjadi pro kontra di kalangan mahasiswa ITB. Sebagian besar mahasiswa yang setuju berpendapat bahwa TPB adalah kesempatan untuk beradaptasi pada masa transisi SMA ke kuliah. Selain itu, TPB juga menjadi momen yang tepat untuk mengeksplor jurusan-jurusan di masing-masing fakultas lalu mencocokannya dengan minat dan bakat mahasiswa.

Di sisi lain, bagi sebagian mahasiswa, TPB justru malah menjadi sumber tekanan yang menimbulkan stress karena harus kembali berkompetisi untuk mendapatkan jurusan yang diinginkan. Konsekuensinya cukup berat, mahasiswa akan terlempar dan harus menjalani kuliah sampai akhir pada jurusan yang tidak ia minati bila IPKselama TPB tidak mencukupi untuk masuk ke jurusan yang ia inginkan.

16


Laporan Utama

Boulevard ITB

Sementara itu, sebagian besar mahasiswa yang tidak setuju berpendapat bahwa TPB hanya menambah beban akademik saja karena luasnya materi yang harus dipelajari secara detail dalam waktu yang sangat singkat sehingga terasa seperti sedang berada didalam rollercoaster. Bahkan, materi-materi tersebut pun nantinya belum tentu akan terpakai saat kuliah di jurusan. Hal ini yang membuat sebagian mahasiswa beranggapan bahwa TPB seperti membuang waktu dan memberi beban yang seharusnya dapat dihindari. Adanya TPB membuat mahasiswa ITB start lebih lama dibanding mahasiswa perguruan tinggi lain pada umumnya.Mahasiswa juga harus mengambil sekitar 36 SKS sehingga cenderung lebih sulit untuk menyelesaikan studinya dalam waktu 3,5 tahun.

Pendapat lain juga datang dari mahasiswa lainnya. Mereka beranggapan bahwa masa TPB ini tidak perlu diberlakukan di semua fakultas karena di beberapa fakultas ada jurusan yang tidak memanfaatkan ilmu yang diberikan semasa TPB karena tidak berkaitan. Ada beberapa mahasiswa pula yang menilai bahwa sistem TPB ini memang cocok untuk mahasiswa yang sedang beradaptasi dan bereksplorasi, tetapi dapat menghambat mahasiswa lainnya yang sudah mengetahui kapabilitas dan kemampuan dirinya sehingga sudah sangat paham bahwa dirinya cocok di jurusan tertentu. Adanya pro dan kontra terkait topik ini juga melahirkan opini-opini lainnya, seperti mahasiswa lebih baik jika sejak awal sudah memiliki jurusannya masing-masing, kemudian belajar dasar-dasar yang berhubungan dengan jurusannya di TPB.

17


Laporan Utama

Boulevard ITB

Keuntungannya, mahasiswa TPB tidak perlu membuang waktu mempelajari materi yang tidak akan dipakai dan juga tidak khawatir akan terlempar di jurusan yang tidak diminati. Ada pula yang beropini bahwa sistem TPB sudah baik namun untuk jurusan yang memiliki banyak peminat, sebaiknya diberikan kuota yang lebih besar sehingga dapat menampung lebih banyak mahasiswa

serta sebagai tempat beradaptasi. Di asrama ini, mahasiswa bisa lebih saling mengenal, belajar bersama, dan juga akan disediakan berbagai macam fasilitas, salah satunya akses Wi-Fi gratis. Sedangkan di ITS, sistem TPB-nya hampir mirip dengan ITB, namun mahasiswa tingkat satu sudah masuk ke jurusannya masing-masing. Fokus materi yang diberikan juga disesuaikan dengan masing-masing jurusan serta dengan pertimbangan apakah akan dipakai pada mata kuliah yang lebih spesifik nantinya. Tidak jauh berbeda dengan dua kampus sebelumnya, pada masa TPB, mahasiswa ITS juga akan mempelajari dasar-dasar sains dan praktikum.

Intip Kampus Tetangga, Bagaimana Sistem TPB di Sana? Ternyata, bukan hanya ITB yang menerapkan sistem TPB. Selain ITB, ada IPB dan ITS yang juga menerapkannya. Di IPB, sistem TPB dikenal dengan nama Program Pendidikan Kompetensi Umum atau disingkat PPKU. Sedikit berbeda dengan di ITB, pada tahun pertama, mahasiswa IPB akan belajar bersama satu fakultas namun sudah berada di jurusannya masing-masing. Di PPKU, mereka akan mempelajari beberapa materi SMA sebagai persiapan dan pendalaman ilmu untuk tahun-tahun berikutnya.

Adanya TPB ini juga berfokus pada adaptasi dan transisi mahasiswa baru ke kehidupan perkuliahan yang berbeda dengan kehidupan semasa SMA. Walaupun saat ini terkadang kita masih merasakan adanya kekurangan-kekurangan, pasti sistem TPB akan selalu dievaluasi dan diperbaiki oleh pihak kampus demi melahirkan mahasiswa-mahasiswi terbaik bangsa. So, kalian masih semangat tidak nih kuliah daringnya? Jangan lupa untuk minum air putih, olahraga, dan istirahat yang cukup. Jaga kesehatan dan tetap semangat ya!

Nah, yang unik dari PPKU, pada tahun-tahun sebelumnya, semua mahasiswa tahun pertama akan tinggal di asrama selama satu tahun untuk melatih jiwa sosial dan organisasi

18


Laporan Utama

Boulevard ITB

Baru Tahun Ini: STEI Jatinangor! untuk membuka tambahan kelas di Jatinangor untuk ketiga program studi ini. Pihak dekanat STEI dan FSRD pun sudah setuju untuk mempersiapkan penambahan jumlah mahasiswa ini.

Penulis:Rahmah Khoirussyifa' Nurdini (IF ‘19) dan Asiyah Hafidzah Fauziyyah (SAPPK ‘20)

Beberapa waktu yang lalu, ketika Institut Teknologi Bandung (ITB) mengadakan kegiatan Informasi Penerimaan Mahasiswa Baru Program Sarjana ITB 2021, ramailah sebuah perbincangan mengenai Sekolah Teknik Informatika (STEI) di kalangan pelajar, terlebih calon mahasiswa ITB dan mahasiswa ITB itu sendiri. Pada kegiatan tersebut, pihak ITB menginformasikan kuota untuk mahasiswa baru STEI tahun ini akan bertambah dan sebagian di antaranya akan ditempatkan di Jatinangor. Hal ini membuat kalangan pelajar tersebut merasa penasaran, sebenarnya apa alasan dibalik penambahan jumlah mahasiswa STEI ini?

Rencananya, jumlah mahasiswa baru STEI yang akan ditempatkan di Jatinangor sebanyak satu kelas untuk IF dan satu kelas untuk STI.

Untuk tempat, memang tidak ada tempat lain yang bisa menjadi target tempat STEI yang kedua sehingga harus

Cetusan STEI Jatinangor Pada kegiatan tersebut, disampaikan bahwa berdasarkan data yang ada di lapangan, ITB melihat kebutuhan yang besar, perkembangan industri yang sangat cepat, dan potensi yang kuat untuk keilmuan di bidang Informatika, Sistem dan Teknologi Informasi, dan Desain dan Komunikasi Visual. Maka dari itu, pihak rektorat pun memutuskan

Kampus Jatinangor sumber: itb.ac.id

19

Illustrator : Robieth Eqtada M. Editor : Fatimah Nur Azizah

Untuk mempersiapkan hal tersebut, ITB membuka open recruitment untuk dosen tidak tetap yang akan menjadi tenaga pendidik Prodi IF dan STI di Jatinangor supaya jumlah tenaga pendidik bagi seluruh mahasiswa tercukupi.


Laporan Utama

Boulevard ITB

mengembangkan di multikampus Jatinangor. Harapannya, kehadiran dua prodi ini juga dapat membuat sesuatu yang baru dan menjadi motor awal supaya program-program studi Kampus Jatinangor ini dapat lebih berkolaborasi. Selain itu, Kampus Ganesha memiliki luas lahan lebih kecil dibandingkan kampus Jatinangor, yaitu 25 hektar, sedangkan kampus Jatinangor memiliki luas 47 hektar. Di sisi lain, ITB telah dituntut pemerintah untuk menerima lebih banyak mahasiswa sehingga pilihan untuk mengembangkan kampus Jatinangor menghadirkan fakultas baru, yakni STEI menjadi pilihan yang tepat.

sedangkan STEI Jatinangor hanya menerima mahasiswa dari Ujian Mandiri. Perbedaan lainnya adalah dari lokasi kampusnya, jarak antara kampus Ganesha dengan kampus Jatinangor terpaut sangat jauh, yaitu 23,6 km. Penambahan jumlah mahasiswa STEI yang akan ditempatkan di Jatinangor ini memang sempat ramai dibincangkan. Pasalnya, jumlah mahasiswa STEI yang saat ini terbanyak di antara fakultas lain sekarang semakin bertambah lagi. Sebenarnya, tidak hanya STEI tetapi Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) juga melakukan penambahan jumlah mahasiswa di Jatinangor untuk Program Studi Desain dan Komunikasi Visual (DKV). Penambahan jumlah mahasiswa kedua fakultas ini diharapkan dapat merealisasikan kolaborasi antar program studi yang ada sehingga lulusan yang dihasilkan tidak hanya mengerti akan bidangnya, tetapi juga mengerti akan bidang lain yang memiliki korelasi.

Perbedaan di Kedua Kampus Hal utama yang menjadi pembeda adalah STEI Ganesha dapat menerima mahasiswa baru dari semua jalur, yakni SNMPTN, SBMPTN, dan Ujian Mandiri,

20


Galeri

Galeri Karya

Butterfly On Its Last Legs @ clarice_silvanus

Kindness @zhaayaya

Still Life @zhaayaya

Merenung @itkkhr

21

Pilu Membiru @uswa.hl

Harta Karun Yang Redup @zhaayaya

Kiki’s House @ fatimahnur1

Illustrator : Aldi Fadlian Sunan

1000 Steps Away from Heaven @von.grechii

Boulevard ITB


Boulevard ITB Kampus

Illustrator : Zahra Azkiya Nabila Editor : Michelle Jacqueline

22


Kampus

Boulevard ITB

23


Kampus

Boulevard ITB

24


Boulevard ITB Jelajah

Illustrator : Figlia Sophia Editor : Uswatun Hasanah L.

25


Jelajah

Boulevard ITB

26


Boulevard ITB Jelajah

Illustrator : Sarah Alya Editor : Husnul Abidah

27


Jelajah

Boulevard ITB

28


Boulevard ITB Gelitik

Illustrator : Hana Luthfiyah E. Editor : Michelle Jacqueline

29


Gelitik

Boulevard ITB

30


Gelitik

Boulevard ITB

31


Ulas

Boulevard ITB

Rekomendasi Gadget Penunjang Kuliah Teknik Oleh: Edward Christopher Chow

Menjadi alat krusial penunjang perkuliahan di tengah kemajuan teknologi, harga gadget cenderung lebih tinggi daripada budget yang dimiliki mahasiswa teknik. Hal ini karena gadget memiliki teknologi yang mampu dengan cepat memproses data serta dapat digunakan dalam pemakaian berat. Namun, sebaiknya kita memilih gadget yang budget-nya sesuai isi kantong dan sesuai kebutuhan kita.

Spesifikasi gadget untuk Anak Teknik? Intel Core i5 AMD Ryzen 5 (dengan tingkat GHz 2.4 GHz ke atas)

Minimal 8 GB (semakin besar RAM, semakin cepat proses pengoperasian aplikasi)

Memori 32 GB ke atas (pilihlah gadget dengan memori yang banyak)

Kapasitas baterai di atas 4000 mAh (agar performa gadget se-makin baik)

Memiliki SSD (Solid State Drive) dan VGA (Video Graphic Array) untuk keperluan rendering

Prosesor

RAM

Memori

Baterai

Graphic card

32

Illustrator Illustrator : Nadhira : Nadhira Alsya Qaulika Alsya Qaulika Editor : Robieth Editor : Robieth Eqtada M. Eqtada M.

Apa saja pilihan gadget yang dibutuhkan dalam dunia perkuliahan? Laptop, smartphone, dan tablet adalah gadget yang umum digunakan oleh mahasiswa. Laptop memberikan kemudahan dalam melakukan berbagai macam tugas. Bagi mahasiswa teknik, laptop pastinya menjadi gadget andalan dalam melakukan berbagai tugas kuliah. Sedangkan smartphone dan tablet sebagai alat sampingan kuliah berguna untuk komunikasi dengan dosen, media catatan, hingga membaca buku elektronik.


Ulas

Boulevard ITB

check!

Laptop

Smartphone

Apa saja gadget yang Memenuhi Berbagai Pertimbangan tadi?

Laptop

Smartphone

Sumber : https://www.blibli.com/p/xiaomi-poco-x3-nfc-smartphone-6gb-64gb/pc--MTA-9165123

Sumber : https://www.asus.com/id/Laptops/For-Home/ZenBook/ASUS-ZenBook-13-UX333/

Poco X3 NFC

Asus Zenbook 13 UX333FA

Walau kebanyakan dari kita sudah memiliki smartphone tersendiri, smartphone dengan memori tinggi bisa menjadi pertimbangan untuk penggantinya. Salah satu smartphone direkomendasi adalah Poco X3 NFC yang rilis pada 27 Desember 2020.

Memiliki banyak varian, spesifikasi laptop yang dapat dipertimbangkan adalah prosesor dengan minimal Intel Core i5 atau AMD Ryzen 5, tingkat GHz minimal 2.4 GHz, RAM minimal 8GB, memiliki baterai yang tahan lama, memiliki SSD, serta VGA. salah satu rekomendasi laptop yang memenuhi adalah Asus Zenbook 13 UX333FA yang rilis pada 17 Januari 2019.

- Kapasitas baterai mencapai 5160 mAh yang mampu bertahan hingga dua hari. Memori 64GB/6GB RAM, 128GB/6GB RAM, dan 128GB/8GB RAM serta dapat ditingkatkan lagi menggunakan Micro SD-card. - Chipset terbaru, Snapdragon 732G, dan prosesor Octa-core yang mampu mengatasi multitasking tanpa overheat. - Ukuran diagonal 6,67 inci dan kecepatan refresh layar 120 Hz sehingga lebih lancar saat dilihat. Tahan percikan air (fitur IP53). Harganya berkisar dari Rp3.000.000,00 - Rp3.350.000,00.

Laptop ini ditenagai prosesor Intel Core i5 Generasi ke-8 dengan graphic card tanam Intel UHD Graphics 620. Laptop ini juga memiliki RAM sebesar 8GB dan dapat ditingkatkan hingga 16GB. Tidak hanya itu, laptop ini memiliki memori SSD sebesar 256GB dan baterai yang mampu bertahan 8 -14 jam. Harga laptop cukup terjangkau dengan harga mulai dari Rp10.800.000,00.

33


Ulas

Boulevard ITB

Apa saja gadget yang Memenuhi Berbagai Pertimbangan tadi?

Huawei MatePad

check!

Tablet

jang diagonal layar sentuhnya sebesar 10.4 inci. Dengan desain mewah serta elegan, tablet ini tetap ringan dan nyaman dibawa karena hanya memiliki massa sebesar 450 gram. Tidak hanya itu, tablet ini dilengkapi chipset Kirin 810 (7 nm) yang terbilang canggih sehingga dapat terhindar dari gangguan performa. Huawei MatePad ini memiliki kapasitas baterai sebesar 7250 mAh yang mampu bertahan hingga 2 hari dengan penggunaan ringan. Namun, pengisian baterainya berlangsung lambat, yakni sekitar 3 -4 jam dan Huawei MatePad ini tidak dilengkapi dengan pena Huawei. Harganya sekitar Rp3.910.000,00 hingga Rp4.299.000,00.

Tablet

Sumber : https://consumer.huawei.com/en/tablets/matepad-new/

Penggunaan tablet kini semakin digemari karena kepraktisan dan kemudahannya. Namun, tidak semua mahasiswa ingin mencatat catatan kuliah dalam media digital. Jika ingin membeli tablet untuk memenuhi kebutuhan kuliah, sebaiknya memperhatikan beberapa spesifikasi yang telah disebutkan. Ukuran layar, kapasitas baterai, serta harga akan sangat berpengaruh dalam membeli tablet. Tidak lupa prosesor yang cukup kuat juga diperlukan untuk melakukan multitasking ketika sedang mencatat. Salah satu tablet yang memenuhi kriteria adalah Huawei MatePad yang rilis pada 28 April 2020.

info tambahan! SSD (Solid State Disk), tidak memiliki komponen bergerak di dalamnya. HDD (Hard Disk Drive), komponen disket berputar, bekerja lebih cepat dibandingkan HDD. SSHD (Solid State Hybrid Drive), gabungan dari SSD dan HDD.

Huawei MatePad memberikan layar berukuran luas dengan

34


Ulas

Boulevard ITB

Spirit Fingers, Kisah Petualangan Mencari Warna Jati Diri Penulis: Clara Fortunata (FTSL ‘20)

“Ada orang baik hati yang bilang kalau, ‘Kau juga cantik, Kau juga spesial’”

akhirnya ia setuju. Di sinilah petualangan Wooyeon untuk mencari warna jati dirinya dimulai.

-Wooyeon Song, Episode 93 Wooyeon Song adalah seorang siswi yang selalu menganggap dirinya biasa saja hingga ia menemukan sebuah klub menggambar yang mengubah kehidupannya. Kisah webtoon Spirit Fingers diawali dari perspektif Wooyeon yang membatin sembari mengamati perempuan-perempuan di sekelilingnya, “Cantik…, cantik…, cantik! Kecuali aku!” Wooyeon yang sedang tenggelam dalam pikirannya untuk diet tiba-tiba dikagetkan dengan seorang kakak yang berpose aneh dan berpakaian tipis di tengah musim dingin. Ternyata, kakak aneh tersebut tengah menjadi model untuk sebuah klub menggambar bernama Spirit Fingers. Melihat betapa senangnya mereka saat menggambar, Wooyeon merasa sedikit iri karena saat kecil, ia juga suka menggambar. Kemudian, salah satu anggota klub itu, Blue, mengajak Wooyeon untuk bergabung dengan mereka hingga

35

Kyoungchal Han menggambarkan Wooyeon Song sebagai seseorang yang baru memasuki masa pubertas. Ia belum mempunyai kepercayaan diri, tetapi sangat andal dalam berkhayal. Ia memiliki banyak hal yang disukai dan ingin dilakukan, tetapi belum menemukan hal yang paling dia sukai ataupun hal yang paling ingin dilakukan. Ia juga seringkali kesal karena tidak tahu siapa dirinya sendiri akibat terlalu banyak memperhatikan pandangan orang lain. Karakter Wooyeon Song menjadi tidak asing di kalangan remaja, termasuk penulis. Kita pernah merasakan berada di titik saat menjadi gagap di tengah tatapan sekumpulan pasang mata ataupun mengurung diri terhadap hal baru karena takut membuat kesalahan. Keterkaitan ini menjadi kelebihan cerita; penggambaran tokohnya yang realistis membuat pembaca tertarik dan penasaran untuk membacanya sampai selesai.


Ulas

Boulevard ITB

Gambar Kyoungchal Han memiliki proporsi yang pas sehingga tampak nyata. Menurut penulis, gaya gambar tersebut juga stylish dan eye-catching. Pada intinya, webtoon ini sangat direkomendasikan untuk pembaca yang ingin mencari inspirasi tentang kepercayaan diri hingga mencari kehangatan dari sebuah cerita. Keduanya dapat ditemukan melalui kisah di web-

Tidak hanya itu, kisah petualangan Wooyeon juga disisipi oleh romansanya dengan Kijeong Nam, adik dari Green Finger. Interaksi manis di antara keduanya membuat hati terasa hangat. Hal ini menjadi suatu daya tarik terutama bagi pembaca yang ingin ikut terhanyut dalam kisah cinta remaja yang sederhana nan penuh afeksi. Jika kita tilik dari segi visual, webtoon ini pun memiliki ilustrasi dengan kombinasi palet warna pastel yang menyenangkan mata.

36

Illustrator : Nasyita Alvina R. D. Editor : Fatimah Nur Azizah

Dengan bisa mengubah seorang Wooyeon Song yang memiliki self esteem sangat rendah, Spirit Fingers memang bukan sebuah klub menggambar biasa. Masing-masing anggota dari Spirit Fingers memiliki ciri khas tersendiri dan mereka tidak takut untuk menunjukkannya. Dengan cara inilah mereka bersinar melalui warnanya masing-masing. Para Finger menuntun Wooyeon untuk menemukan warna dirinya hingga akhirnya ia pun perlahan mulai memancarkan sinarnya. Pengembangan karakter tokoh utama ke arah yang lebih baik pada cerita ini sangat terlihat. Kita dapat melihat kontras yang mencolok pada Wooyeon antara episode pertama dan episode terakhir.


Boulevard ITB Ulas

Illustrator : Adristi Sahasika Editor : Rifky Rizkullah Fahmi

37


Ulas

Boulevard ITB

38


Ulas

Boulevard ITB

39


Sastra

Boulevard ITB

40


Boulevard ITB Sastra

Illustrator : Elvia Arum Editor : Husnul Abidah

41


Sastra

Boulevard ITB

42


Boulevard ITB Sastra

Illustrator : Elvia Arum Editor : Husnul Abidah

43


Sastra

Boulevard ITB

Jalan Menuju Kita Penulis: Reza Pahlawan (FMIPA ‘20)

Agit telah melanggar perjanjian sepulang kuliahnya dengan Rachel. Di depan perpustakaan kampus pukul lima sore. Terpampang di pesan terakhir Rachel kepadanya. Sudah jam setengah enam, tetapi Agit baru menyelesaikan lomba larinya dengan waktu. Di hadapan Agit yang terengah-engah, Rachel termanyun-manyun sebal. Sebagai alasan, Agit menyelisik tas selempang hitamnya untuk mencari hadiah lomba barusan.

“Kok kamu tahu itu kesukaan aku?” Rachel menyambar salah satunya sambil mengaurkan senyuman karena tingkah temannya. “Kamu dari kemarin cerewet soal

44

Agenda utama dari perjanjian ini adalah pergi ke toko buku. Penulis kesayangan Agit, Eden Payung, baru merilis buku yang berjudul “Rapi Amat”; Agit berambisi untuk memiliki cetakan pertamanya. Tepat hari ini, buku itu dirilis di toko buku mal tengah kota. Rachel pun tak punya alasan untuk menolak. Ia beruntung karena perjalanan ini bisa ia manfaatkan sebagai pengganti agenda galau karena gebetannya dua bulan lalu. Setelah bungkus es krim milik Rachel terlucuti, sebelum menjilatnya untuk pertama kali, mindanya menerima sebuah memori. Ia memulai penyampaian wahyu tersebut kepada Agit dengan

Illustrator : Elvia Arum Editor : Husnul Abidah

Layaknya seorang bintang iklan, Agit mempertunjukkan dua bungkus es krim pada kedua sisi pipinya dengan senyuman dari ujung ke ujung. Tak lupa, matanya juga ikut-ikutan tersenyum. Promo di minimarket seberang terlalu menggoda untuk dibiarkan kedaluwarsa. Poster beli satu gratis satu, mengaso di etalase toko. Setelah kelas bubar terlambat, ia segera memburu diskon itu hingga ia tak sempat membalas pesan Rachel.

es krim rasa ini toh.” Itu salah satunya. Alasan yang lain muncul setelah ia melihat Rachel keluar dari minimarket tiga malam yang lalu, dengan mata yang basah, menenteng keresek putih berisi mangkuk es krim. Sebelum menjauhi toko, ia menengok ke kanan-kiri untuk memastikan tak ada siapa pun yang ia kenal melihatnya. Dengan kepercayaan itu, ia mengusap air mata dengan lengan jaket merah muda yang tak pernah ia cuci.


Sastra

Boulevard ITB

dengan sebuah frasa, “Oh iya. Kamu ingat, ‘kan?” Telinga lawannya mengosong karena jalanan melengang. Keduanya lalu memulai perjalanan mereka.

“Sut! Aku cuman mengikuti perkembangan zaman!” “Betul,” Agit mengangguk untuk meledek, “Kak April memang auranya cowok yang suka nongkrong di warkop.”

Wahyu yang pertama, perihal gebetan bulan April, yaitu Kak April. Ternyata, kakak tingkat yang spontan buat Rachel jatuh cinta pada pandangan pertama lahir di bulan Juni. Rachel belum sempat mengantisipasi hal itu. Dalam sebulan ini, Rachel cerewet nian perihal persiapan hadiah ulang tahun “Mas” April. Semuanya ia tanyakan kepada Agit, tetapi Agit pun gelagapan karena tak begitu mengenal gebetannya tersebut. Pada akhirnya, setelah berdamai dengan diri sendiri, ia membeli sebuah papan catur.

Satu set papan catur itu dibungkus kertas kado bercorak geometri biru. Tak ada dekorasi tambahan apa pun; Rachel tahu bahwa Kak April adalah penganut minimalisme. Seminggu yang lalu, pada hari pemberian itu, pada hari prediksi ulang tahun itu, Rachel menyuruk di belakang gerbang keluar dan menunggunya hingga pulang. Namun, reaksi April jelas terbaca palsu. Ia malah menampakkan wajah yang serius seperti bapak-bapak yang keasyikan momen mengopinya diganggu karena harus membenarkan atap bocor.

“Kamu kira dia bapak-bapak yang suka nongkrong di warkop apa?” Agit berkacak pinggang dan tergelak.

April menautkan jemarinya pada lengan Rachel dan membawanya ke suatu tempat. Di bangku taman pinggir jalan, keduanya terduduk. Udara sibuk mengantarkan berbagai suara. Zikir magrib telah berkumandang. Pak Satpam sibuk menyebrangkan. April berulang tahun pada 4 Juni. Nama April muncul dari tanggal lahirnya. Bulan lahirnya diwakilkan oleh nama panjangnya, Yuniardi. Ia bercerita bahwa kependudukan belum bisa membedakan ejaan

45


Sastra

Boulevard ITB

lama dengan ejaan baru. Niat menamainya April Juniardi malah berujung dengan staf kependudukan menuliskan April Yuniardi. Ia menolak hadiah Rachel. Namun, ia menerima dengan alasan hari ini adalah hari Sabtu. Fakta kedua lebih mengejutkan. April hanya menganggap Rachel sebagai adiknya. Ia serba salah di dalam hubungan ini: ia tak mau memberi harapan, tetapi ia ingin tetap bersamaan. Hari-harinya ke depan akan sibuk karena beberapa alasan. Jenisnya sama seperti masa depan. Tak jelas. Setelah menengok jam tangannya, yang Rachel tahu sudah rusak, ia mengedarkan salam perpisahan kepada Rachel dan menepuk pucuk kepalanya. Sapaan “dek” kini memiliki arti secara harfiah; tidak menyempurnakan sapaan “mas”.

“Kamu masih ingat apa ambisi aku buat masuk kampus?” “Aku adalah perempuan yang ingin merasakan cinta yang membara!” Agit tidak lupa menekan suara er pada kata “membara”, seperti yang Rachel selalu lakukan. Rachel menyikutnya dan mengoreksinya. Tidak berlebihan seperti itu.

Sirop menetes dari es krim dan menjalar ke tangan Rachel. Ia mengistirahatkan penyampaian wahyu untuk menjilat cairan tersebut. Cerita berlanjut ke kehidupan Rachel pasca-April, di bulan Mei. Perbedaannya adalah senarai cek yang harus dilakukan hanya bisa diselesaikan seorang diri, khususnya perjamuan es krim pada malam Minggu. Perjamuan sukses dilaksanakan dengan limbur air mata yang asin. Kisah-kisah barusan diedarkan Rachel dengan nada bahagia, tak sedikit pun kesedihan.

Agit memandang Rachel sebagai Instagram karena ia instan menjepret target gebetan barunya. Penampakannya sudah ia tonton selama tujuh kali banyaknya sejak pertemuan pertama kali mereka di masa orientasi mahasiswa hingga kini. Tujuh pria yang berbeda dengan alasan yang sama. Mereka pergi dengan alasan yang buruk. “Orang seperti apa, sih, yang kamu cari memangnya?”

46


Sastra

Boulevard ITB

“Yang kayak Mas April.” Wahyu yang kedua, walau tidak langsung disampaikan, adalah perihal tipe idaman. Setelah terkekeh dengan jawaban sendiri, ia menangkisnya dengan kata bercanda. Pria yang ia dambakan adalah pria yang perhatian kepadanya. Rachel tidak terlalu memedulikan penampilan, tetapi ia ingin memiliki pacar yang berbadan tinggi, berpenampilan rapi, dan bermata seri. Kalau bisa, yang berkacamata sekalian. Para “mantan” Rachel jelas masuk ke kriteria, tetapi Agit tak tahu alasan mereka kabur. Seorang kasir toko di depan pintu otomatis memberhentikan percobaan makan es krim Rachel. Jauh tertinggal dari Agit yang telah membuang stik es krimnya di tong sampah gerbang utama mal, Rachel terpaksa menghabiskannya pada momen itu dengan menanggung malu. Saksi mata di sebelahnya hanya tersenyum canggung kepada kasir. Lagu bergenre jazz bervolume rendah menyambut kedatangan mereka. Agit mengedarkan pandangan ke setiap sudut toko untuk mencari poster buku incarannya. Nihil. Mungkin tersembunyi di balik lorong-lorong. Agit meniti gang sastra, politik, psikologi, dan sosiologi hingga ia menemukan sesua-

tu yang menarik intuisinya. Di sisi lain, Rachel sudah lebih dulu pergi ke koleksi alat tulis bersembunyi, di sudut paling belakang toko. Walau ia tak pernah menulis catatan kuliah, ia senang menyimpan pelangi di dalam tempat alat tulisnya. Pandangannya jatuh di tumpukan buku jurnal. Resolusinya tahun ini menulis jurnal harian; sudah Mei, ia baru menulis satu entri. Ia meniti dari bawah, yang paling kekanakan, menuju atas, yang paling formal. Namun, konsentrasinya teralihkan saat tawa familier dan asing beriringan beralunan. Sekitar dua meter darinya berdiri April dengan seorang wanita. Mata April dan Rachel kepalang bertemu. Untungnya, April yang pertama kali menyapanya. Ini pertama kali mereka berhubungan setelah berhari-hari tanpa pertemuan dan obrolan. Wanita di sebelah April diperkenalkan sebagai rekan magangnya. Namanya Aru. Informasi itu tidak tahu harus Rachel apakan sehingga ia membalasnya dengan senyum kurung siku. “Bagaimana kabarnya, Chel?” “Ya begitu, Kak,” kekeh Rachel. “Kalau Kakak sendiri bagaimana?” “Ya sama-sama saja kayak kemarin.”

47


Sastra

Walau sudah Mei, April masih sama. Ambigu. Setelah hak milik buku berpindah ke tangan, Agit pergi memberitahu Rachel. Kemunculannya berasal dari arah belakang Rachel. Ia disambut dengan penampilan perlente pasangan di depannya. April memang pantas lolos dari babak penyisihan kriteria Rachel. Nilai plusnya, ia sedang memakai kacamata tak berlensa. Aru mengimbangi penampilan keduanya dengan fasad terbingkai potongan rambut berponi yang gres.

Boulevard ITB

Agit sempat satu kepanitiaan dengan April. Namun, ini kali pertama menyaksikannya sedekat ini. Sejenak, ia membandingkan dirinya dengan lelaki itu. Penampilan berada pada urutan kelima perhatiannya. Namun, di hadapan April, peringkatnya turun ke dua-puluhan. “Oh, perkenalkan, Kak. Ini Agit.” “Pacar?” “Teman seperjuangan,” spontan keluar dari mulut Rachel. Percakapan tak bisa dilanjutkan, apalagi setelah reaksi berlebihan itu. Agit pun tak tahan menunggu tiga orang lain menyudahinya. “Kalau begitu kami duluan ya, Kak. Ada agenda lain.” Agit meraih lengan Rachel untuk menuntunnya keluar. Ia berbalik, “Semoga beruntung, Kak.” Keduanya mengaso di bawah tenda depan minimarket dengan dua kaleng soda di hadapan. Satu berperisa nanas dan satu berperisa sirsak. Belum ada yang menyambarnya. Agit menunggu Rachel membuka salah satu di antara kaleng itu atau percakapan. “Apa aku enggak selayak itu buat dicintai?” Rachel menengok ke sepatunya. Suara itu buram,

48


Sastra

Boulevard ITB

mungkin karena tertiup angin. Soda sirsak pun Agit buka. Gas-gas di dalamnya berlomba untuk keluar hingga menimbulkan bunyi desis. Ia meneguknya untuk pertama kali.

Rachel melengak. Agit mungkin telah senewen karena minum malam dengan soda berperisa sirsak. Namun, Agit tidak bermain kali ini. Ia merogoh tas selempangnya.

“Kamu layak dicintai,” meneguk singkat kedua, “kamu cuman belum menemukan orang yang tepat,” dan menyeka sisa dari bibir, “atau dia masih berdiam diri.”

“Bab satu. Bermain dengan hantu,” Agit membaca keras-keras buku barunya.

Setelah dahaganya terpenuhi, Agit yang bercerita, tentang Rachel. Tidak mungkin Rachel yang ia kenal hampir setahun hilang dalam satu malam. Agit melafalkan perjuangan Rachel mencari cinta, begitu jauh hingga ia meniti kerumunan orang tak dikenal. Dari yang ia dengar dari Rachel, ada dua cara menemukan cinta, yaitu mencari dan menunggu. Jika salah satu mencari, lawannya menunggu, begitu pun sebaliknya. Mencari adalah keputusan Rachel, sedangkan mempertimbangkan adalah keputusan Agit.

“Heh! Kamu beli buku aliran sesat, ya!” Rachel meraih buku itu untuk mengintip isinya. “Kalau bisa, ambil saja.” Agit menaikkan target penangkapan Rachel. Pertimbangan Agit sudah berada pada ujungnya. Ia akan bergerak dari sini. Pertemuan akan lebih cepat bila keduanya bergerak. Karena tujuan sudah jelas, bila salah satunya keluar dari lajur, ia akan menariknya dan mengajaknya berlari bersama.

Agit terbangun dari duduknya. Ia memecah keheningan halaman depan minimarket dengan sebuah tepukan tangan. Tanda untuk membubarkan setiap agenda galau dan kembali ke agenda utama. “Sudah. Daripada galau terus, mending kita bermain sama hantu saja.”

49


Susunan Kepengurusan Pemimpin Umum

Redaktur Artistik

Hafsah Restu N. A.

Levana Amelia Nasyita Alvina R. D. Aldi Fadlian Sunan

Pemimpin Redaksi Sekar Dianwidi B.

Staf Artistik

Staf Redaksi

Adra Ananda Efra Adristi Sahasika Alvero Dhia Permata S. Elvia Arum Figlia Sophia Hana Luthfiyah E. James Parluhutan H. Kinanti Arumsari S. M. Faikar Ihsan Nadhira Alsya Qaulika Rafanisa I. A. Sarah Alya Zahra Rahastuti Tiara Adysti Robieth Eqtada M. Zahra Azkiya Nabila Rifky Rizkullah Fahmi Amalia Nanda Syafira Fatimah Nur Azizah Husnul Abidah Michelle Jacqueline Uswatun Hasanah L.

Aisyah Ramadhani Annisa Rizqiadewi Ardiansyah Satria A. Arofaza Briantino A. Asiyah Hafidzhah F. Asri Adam Aulia Gading Nur F. Auliya Rusyda H. A. Clarice Silvanus Edward Christopher C. Elly Widyaningrum Evelyn Caroline Gabrielly Erneistha S. Gwyneth Wynn Hanifa Juliana Marsheila Mega Mahardika M. Dzaki Akbar M. Sayyidurrahman Mutesra Andhika G. P. Pandu Adinata P. S. Reza Pahlawan Rifa Nahda Hawari Rizki Ardika Fadilah Rizky Ramdhany H. Ryan Akhandanand S. Shefira Herlindya P. Thoriq Waldri Vincent Hanzel H.

Pemimpin Perusahaan Maria Kirana Prima S. Gayuh Tri Rahutami Farah Syahidah Zahra Annisa Fitri

Staf Perusahaan Nazelia Amanda C. M. Dzaki Naufal R. Regita Pramesthi Sella Oriana Talitha

Selamat Atas Kelulusannya! Massa Boulevard ITB Tahun Angkatan 2015 & 2016

50



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.