Penggunaan G-Form sebagai Alternatif Penyimpanan Data Pasien Saat Lis Tdk Terkoneksi di Lab Teratai

Page 1

LAPORAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II ANGKATAN 1

OPTIMALISASI PENYIMPANAN DATA PASIEN MELALUI GOOGLEFORM

DI UNIT LABORATORIUM TERATAI

RSUP Dr HASAN SADIKIN BANDUNG

DISUSUN OLEH : Della Dwiyanti NIP. 199806092022032001

BAPELKES CIKARANG

KEMENTERIAN KESEHATAN RI 2022

i
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH ىلاعت و هناحبسatas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN ini tepat pada waktunya. Laporan Aktualisasi ini berisi utaian laporan rencana kegiatan yang mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif. Nilai-nilai dasar tersebut diimplementasikan di lingkungan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pada unit Instalasi Laboratorium Patologi Klinik

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan aktualisasi ini mendapat banyak bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Delita Prihati. dr., Sp.PK(K).,M.Kes. selaku Kepala Instalasi Laboratorium Klinik RSUP

Dr. Hasan Sadikin sekaligus mentor yang telah memberikan arahan dan masukan yang berharga dalam penyusunan laporan aktualisasi ini.

2. Bapak Rosmananda, SKM., MTP, selaku faslitator pada agenda 1 dan 4 yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya selama proses pembelajaran distance learning untuk kami internalisasi dan aktualisasikan di Instansi kami masing-masing

3. Bapak Yugi Mugi Rahayu, S.Psi, MM.RS selaku coachdan fasilitator pada agenda 2 yang telah membimbing, memfasilitasi dan memotivasi penulis.

4. Bapak Mhd. Rusydi, SPd., SKp., MH.Kes., selaku faslitator pada agenda 3 yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya selama proses pembelajaran distance learning untuk kami internalisasi dan aktualisasikan di Instansi kami masing-masing

5. Seluruh panitia penyelenggara Pelatihan Dasar CPNS Kementrian Kesehatan Tahun 2022

UPTD Pelatihan Dinas Kesehatan Jawa Barat

6. Seluruh rekan di Instalasi Laboratorium Klinik RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

7. Seluruh rekan Pelatihan Dasar CPNS Kementrian Kesehatan Tahun 2022

iii

Penulis pun sangat mengharapkan kritik dan saran terkait laporan aktualisasi ini sehingga penulis dapat terus meningkatkan, memperbaiki aktualisasi ini yang jauh dari kata sempurna dan dapat dijadikan landasan pelaksanaan dan pelaporan aktualisasi serta habituasi nilai-nilai dasar ASN yang tentunya memberikan dampak positif bagi seluruh pihak.

Bandung, 03 Juli 2022

iv
Della Dwiyanti
v DAFTAR ISI LAPORAN RANCANGAN AKTUALISASI....................................................... i LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ ii KATA PENGANTAR .................................................................................. iv DAFTAR ISI............................................................................................ v BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................ 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1 1.2 Tujuan........................................................................................... 2 1.3 Manfaat ......................................................................................... 3 1.4 Ruang Lingkup ............................................................................... 3 BAB II. PROFIL INSTANSI DAN PESERTA............................................... 4 2.1 Profil Instansi ................................................................................. 4 2.2 Profil Peserta.................................................................................. 9 2.3 Role Model..................................................................................... 9 BAB III. RANCANGAN AKTUALISASI 15 3.1 Deskripsi Isu .................................................................................. 15 3.1.1 Belum Masih terjadinya kesalahan penginputan data pasien saat LIS tidak terkoneksi di Laboratorium Teratai................................................ 15 3.1.2 Belum optimalnya penyediaan berkas hasil pemeriksaan Laboratorium pada buku status pasien di Lab Teratai................................. 16 3.1.3 Terjadinya penundaan pemeriksaan glukosa puasa pada pasien di Laboratorium Teratai............................................................................... 16 3.2 Penetapan Core Isu...................................................................... 16 3.3 Analisis Faktor Penyebab Core Isu ................................................. 18 3.4 Gagasan Kreatif Penyelesaian Core Isu........................................... 18 3.5 Matrik Rancangan Aktualisasi......................................................... 20 3.6 Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi Core Value ASN BerAKHLAK...................................................................................... 35 3.7 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi.............................................. 35 BAB IV PELAKSANAAN AKTUALISASI..................................................... 31 4.1 Berkoordinasi dan Konsultasi dengan Ka Instalasi dan Rekan Kerja di Laboratorium Teratai............................................................................... 36 4.2 Membuat rancangan formulir pendaftran data pasien berbasis online (Google Form) saat LIS tidak terkoneksi.................................................... 38
vi 4.3 Melakukan uji akses dengan QRCodeatau Link ............................. 41 4.4 Membuat E-Book Panduan Pengisian Formulir GoogleFormsaat LIS saat LIS tidak terkoneksi.......................................................................... 44 4.5 Melakukan sosialisasi tentang penggunaan GoogleForm.................. 16 4.6 Monitoring dan Evaluasi penggunaan Google Form sebagai tahapan Pendaftaran Data Pasien Saat LIS tidak terkonekso.................................... 48 4.7 Kendala dan Solusi serta Tindak Lanjut........................................... 50 BAB V PENUTUP................................................................................. 53 5.1 Simpulan ..................................................................................... 53 5.2 Saran ........................................................................................ 53 DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 54 LAMPIRAN ........................................................................................ 55

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945), diperlukan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang professional, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme, mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai perekat pemersatu persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 (Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 2019).

Berdasarkan UU No 05 Tahun 2014, Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. Sedangkan Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil (PNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dalam sambutannya menegaskan bahwa setiap ASN baik pegawai pusat maupun pegawai daerah dimanapun bertugas harus memegang teguh nilai-nilai dasar serta semboyan yang sama yaitu Core Values “BerAKHLAK” (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) dan Employer Branding “Bangga Melayani Bangsa”. Diharapkan dengan core values ini ASN mempunyai orientasi memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat; menggunakan otoritas dan sumber daya secara akuntabel dengan loyalitas tinggi kepada masyarakat, bangsa dan negara serta menjaga kehidupan masyarakat yang harmonis; meingkatkan kapasitas dan kompetensi menjadi keniscayaan dalam menghadapi era disrupsi; meningkatkan kolaborasi dalam penyelenggaraan pemerintahan baik lintas organisasi, daerah, ilmu dan profesi (Humas MENPANRB, 2021).

Oleh karena itu, sesuai dengan PerLAN No. 10 Tahun 2021 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) wajib menjalani Masa Prajabatan yang dilaksanakan selama 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal pengangkatan sebagai CPNS. Pelatihan terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) bertujuan untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang (Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 2019).

1

Aktualisasi dalam LATSAR CPNS merupakan suatu kegiatan yang dijalankan peserta

LATSAR sebagai upaya pemecahan isu strategis yang terdapat di lingkungan instansi kerja para peserta LATSAR. Kegiatan aktualisasi ini dimaksudkan pula sebagai wadah pembiasaan (habituasi) bagi para peserta untuk tanggap dan solutif terhadap permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar. Adapun bentuk Pendidikan dan Pelatihan yang penulis jalani saat ini ialah Blended Learning yang terdiri dari 3 (tiga) tahap yaitu Pembelajaran Mandiri melalui platform MOOC Swajar; Distance Learning melalui platform LMS LAN dan Zoom dengan agenda pembelajaran synchronous & asynchronous terdiri dari Agenda I. Sikap Perilaku Bela Negara, Agenda II. Nilai-nilai Dasar PNS, Agenda III. Kedudukan dan Peran PNS dalam mendukung terwujudnya Smart Governance, Agenda IV. Habituasi; serta Pelaksanaan

Habituasi melalui e-coaching (Humas LAN RI, 2021). Agenda Habituasi merupakan tahap akhir dan penentu kelulusan seorang CPNS (Rancangan Aktualisasi sebesar 20% dan Pelaksanaan Aktualisasi sebesar 30%). Dimana habituasi akan menilai apakah seorang ASN mampu menerepkan substansi mata Pelatihan ke dalam rancangan aktualisasi, pembibingan pembelajaran aktualisasi, melaksanakan seminar rancangan, melakukan aktualisasi di tempat kerja, menyiapkan rencana presentasi laporan pelaksana aktualisasi dan melakukan seminar aktualisasi (Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 2017).

Sehubung dengan penyusunan Rancangan Aktualisasi, penulis mengakat isu dan menggas kegiatan kreatif sesuai dengan masalah yang ada ditempat kerja yaitu “MasihTerjadinya KesalahanPenginputanData PasienSaatLISTidakTerkoneksidiLaboratorium Teratai”sehingga judul dari Laporan Rancangan Aktualisasi ini ialah “PenggunaanGoogle FormSebagaiPenyimpananDataPasienSaatLISTidakTerkoneksidiLaboratorium TerataiRSUPDr.HasanSadikinBandung”

1.2Tujuan

Tujuan secara umum dari Rancangan Aktualisasi Pelatihan Dasar CPNS Kementrian Kesehatan Tahun 2022 yaitu mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan perekat pemersatu bangsa dengan menerapkan nilai-nilai dasar Ber-AKHLAK dalam setiap pelaksanaan tugas jabatannya, yang berkomitmen memberikan pelayanan prima demi tercapainya kepuasan masyarakat, bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan, terus belajar dan mengembangkan kapabilitas, saling peduli dan menghargai perbedaan, berdedikasi dan mengutamkaan kepentingan Bangsa dan Negara dengan terus berinovasi dalam menggerakan atau menghadapi perubahan dan senantiasa membangun kerjasama yang sinergis.

2

1.3Manfaat

Adapun manfaat dari pelaksanaan Laporan Rancangan Aktualisasi Pelatihan Dasar CPNS

Kementrian Kesehatan Tahun 2022 ini antara lain sebagai berikut :

1. Manfaat bagi Organisasi

Ada dua manfaat bagi organisasi yang diharapkan oleh penulis. Pertama, sebagai bentuk evaluasi dan pengoptimalan tugas dan fungsi ASN dalam menjalankan tugas dan fungsi serta kewajibannya di instansi tempat bekerja. Kedua, dapat membantu menyelesaikan isu belum optimalnya pelayanan dalam alur pendaftaran di Laboratorium Teratai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

2. Manfaat bagi Masyarakat

Dalam kegiatan aktualisasi ini akan membantu memudahkan pelayanan dan mengurangi kesalahan input data pendaftaran di Laboratorium Teratai sehingga meningkatkan kepuasan pelayanan publik.

3. Manfaat bagi Penulis

Ada beberapa manfaat yang penulis dapatkan pada kegiatan Rancangan Habituasi yaitu meningkatkan pengetahuan mengenai profil satker, struktur organisasi serta tugas dan fungsi jabatan yang diduduki di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Kedua, menambah kemampuan menyadari isu yang terjadi di sekitar dan dapat memecahkannya dengan kreatif serta pembiasaan diri untuk mengimplementasi nilai-nilai dasar ASN Ber-AKHLAK pada kegiatan di satuan kerja.

1.4Ruang Lingkup

Adapun ruang lingkup atau batasan dalam rancangan aktualisasi ini adalah sebagai berikut:

a. Implementasi nilai-nilai dasar profesi ASN - BerAKHLAK, yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.

b. Waktu pelaksanaan aktualisasi akan dilaksanakan mulai tanggal 6 Juli - 16 Agustus 2022 di Instalasi Laboratorium Klinik RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung.

c. Output yang diharapkan dari rancangan aktualisasi ini yaitu penerapan nilai-nilai dasar ASN dalam kegiatan aktualisasi.

3

BAB II

PROFIL INSTANSI DAN PESERTA

2.1 Profil Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung

RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dibangun pada tahun 1920 dan selesai pada tahun 1923 dengan kapasitas 300 tempat tidur oleh pemerintah Belanda. Pada tanggal 15 Oktober 1923

diresmikan dan diberi nama Met Algemeene Bangoengsche Ziekenhui. Pada tahun 1942, pecah

Perang Pasifik dan rumah sakit ini oleh Belanda dijadikan rumah sakit militer yang pengelolaannya diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Militer. Kemudian, masih di tahun 1942 bala tentara Jepang menduduki Pulau Jawa, fasilitas rumah sakit dijadikan rumah sakit militer

Jepang dan diberi nama menjadi Rigukun Byoin sampai tahun 1945.

Setelah Jepang menyerah kepada Sekutu, pada tanggal 17 Agustus 1945 Bung Karno rnemproklamasikan kemerdekaan Indonesia, namun rumah sakit masih tetap dikuasai oleh

Belanda sebagai rumah sakit militer dibawah pimpinan WJ. van Thiel. Pada tahun 1948, fungsi rumah sakit diubah kembali menjadi peruntukan bagi kalangan umum.

Dalam perkembangan selanjutnya, rumah sakit masuk ke dalam naungan Kotapraja

Bandung dan diberi nama Rumah Sakit Rantja Badak (RSRB), sesuai dengan sebutan nama kampung lokasi berdirinya rumah sakit ini yaitu Rantja Badak. Pimpinan masih tetap oleh W. J. van Thiel sampai tahun 1949, Setelah itu rumah sakit dipimpin oleh Dr Paryono Suriodipuro sampai tahun 1953. Pada tahun 1954, oleh Menteri Kesehatan, RSRB ditetapkan menjadi RS Provinsi dan langsung di bawah Departemen Kesehatan. Pada tahun 1956, RSRB ditetapkan menjadi Rumah Sakit Umum Pusat dengan kapasitas perawatan meningkat menjadi 600 tempat tidur. Pada tanggal 8 Oktober 1967, RSRB berganti nama menjadi Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin sebagai penghormatan terhadap almarhum Direktur Rumah Sakit yang meninggal dunia pada tanggal 16 Juli 1967 sewaktu masih menjabat sebagai Direktur dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (UNPAD).

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, RSHS mengembangkan berbagai fasilitas (sarana, prasarana dan alat) sesuai dengan Master Plan Pengembangan RSHS sebagai Teaching Hospital. Master Plan RSHS yang mendukung fungsi RSHS sebagai RS Pendidikan, pertama kali dirancang pada tahun 1972, kemudian dikaji ulang dan dikembangkan menjadi Master Plan RSHS tahun 1982. Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi di bidang kesehatan, dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan peningkatan cakupan, jangkauan dan mutu pelayanan rumah sakit, melalui soft loan dari OECF/JBIC (Jepang), tersusun Master Plan RSHS tahun 1995 sebagai Model RS Pendidikan di Indonesia, dengan

4

filosofi integral pelayanan medis dan pendidikan kedokteran untuk peningkatan kualitas hidup manusia.

Masterplan 1995 Realisasi tahap pertama dan Master Plan tersebut adalah pembangunan

Gedung Gawat Darurat dan Bedah Sentral (Emergency Unit – Central Operating Theatre (EUCOT) termasuk Ruang Rawat Intensif, yang diselesaikan pada tahun 2001, dilengkapi dengan fasilitas peralatan medik yang canggih pada masanya. Dari efisiensi biaya pembangunan tersebut, telah sekailgus dapat dibangun Gedung Rawat Inap Khusus (kelas VIP), berkapasitas 75 tempat tldur, yang kemudian diberi nama Paviliun Parahyangan.

RSHS kini miliki gedung anggrek khusus untuk layani pasien rawat jalan. Gedung Rawat jalan yang telah menjadi Master Plan tahun 2012 dan mulai dibangun tahun 2015 ini telah beroprasional. Gedung Anggrek yang menjadi one stop service pelayanan rawat jalan. Mulai dari pendaftaran, loket pembayaran, ruang pemeriksaan, sampai farmasi berada di satu gedung. Dengan demikian pelayanan kepada pasien lebih cepat dan mudah. Rencana kedepan, RSHS akan memindahkan ruang penyimpanan rekam medis sehingga lebih mudah dan dekat ke ruangan pemeriksaan selain itu akan anjungan pendaftaran mandiri agar pasien dapat langsung menuju klinik yang dituju. Untuk kenyamanan pasien anak, RSHS juga akan membangun taman bermain anak, serta ornamen-ornamen di dinding sebagai salah satu media edukasi serta meningkatkan kenyamanan pasien.

1. Visi RSHS Bandung

VISI PEMERINTAH KABINET INDONESIA MAJU 2020 - 2022

Terwujudnya Indonesia Maju Yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian, Berlandaskan Gotong Royong

2. Misi RSHS Bandung

Mewujudkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia yang Tinggi, Maju, dan Sejahtera

3. Motto RSHS Bandung

Kesehatan Anda Menjadi Prioritas Kami

4. Tata Nilai RSHS Bandung

“Pamingpin Pituin” : Kepemimpinan, Profesional, Inovatif, Tulus, Unggul, Integritas

 Kepemimpinan: Nilai yang menggambarkan kepeloporan dan menyiapkan talenta-talenta terbaik di bidangnya

 Professional: Nilai yang berorientasi pada pencapaian kinerja melalui penjalinan kemitraan

5

 Inovatif: Nilai yang menggambarkan keinginan untuk menghasilkan suatu yang baru dan senantiasa melakukan perbaikan secara berkesinambungan

 Tulus: Keinginan untuk memberi tanpa pamrih, proaktif dan responsif

 Unggul: Keinginan untuk menjadi yang terbaik menghasilkan kualitas prima

 Integritas: Nilai yang menggambarkan kejujuran, amanah dan menjunjung etika yang tinggi dalam menjalankan tugas

5. Struktur organisasi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung

Gambar 1.1 Struktur Organisasi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

6

6. Instalasi Laboratorium Patologi Klinik

a. Struktur Organisasi Instalasi Laboratorium Patologi Klinik Rumah Sakit

Gambar 1.2 Struktur Organisasi Instalasi Laboratorium Patologi Klinik Rumah

Sakit

b. Tugas Pokok dan Fungsi Instalasi Laboratorium Patologi Klinik

Instalasi Laboratorium Klinik RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung merupakan salah satu unit pelayanan yang berfungsi sebagai unsur penunjang dalam penegakan diagnostik klinik bagi para klinisi di lingkungan RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Instalasi Laboratorium Klinik sudah berstandar ISO 15189, memiliki kebijakan-kebijakan dan prosedur yang di terapkan dilingkungan Instalasi Laboratorium Klinik yaitu memiliki komitmen perbaikan berkelanjutan terhadap Sumber Daya Manusia (SDM), sarana prasarana dan alat yang diperlukan untuk menjamin mutu pelayanan sesuai dengan harapan pelanggan.

Instalasi Laboratorium Klinik RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung terdiri dari :

1. Laboratorium Anggrek (Laboratorium khusus flebotomi pasien rawat jalan)

2. Laboratorium Teratai

3. Laboratorium Sentral terdiri dari beberapa unit diantaranya :

- Unit Hematologi Rutin

- Unit Kimia Klinik

- Unit Klinik Rutin

- Unit Imunoserologi

4. Laboratorium Mikrobiologi

7

5. Laboratorium Biomolekuler

6. Unit Pelayanan Darah

7. Laboratorium Patologi Anatomi

8. Laboratorium Skrining Bayi Baru Lahir (SBBL)

Dengan total karyawan sampai dengan 2021 :

- 15 Dokter Konsulen

- 91 orang Pranata Laboratorium Kesehatan

- 31 Petugas Administrasi

- 16 orang Pekarya

- 7 orang Cleaningserviece

a. Tugas Pokok

 Menyediakan fasilitas baik sarana maupun prasarana dan sumber daya manusia non dokter untuk operasional pelayanan laboratorium

 Menyelenggarakan kegiatan pelayanan Laboratorium Klinik untuk menunjang pelayanan di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut diatas, Instalasi Laboratorium Klinik menyelenggarakan fungsi :

 Fungsi pelayanan laboratorium

 Fungsi administrasi dan pelaporan kegiatan

 Fungsi penjaminan mutu pelayanan (QualityAssurance)

 Fungsi pendidikan dan penelitian profesi dan non-profesi

8
1) Tugas Pokok dan Fungsi Instalasi Laboratorium b. Fungsi

2.2 Profil Peserta

Peserta merupakan Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dari Kementerian Kesehatan. Adapun profil lengkap adalah sebagai berikut :

Nama : Della Dwiyanti

NIP : 199806092022032001

Pangkat/Gol

Ruang : Pengatur / IIc

Jabatan : Pranata Laboratorium Kesehatan Terampil

Unit Kerja : Laboratorium Teratai

Instansi : Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan

Sadikin Bandung

Dalam pelaksanaan aktualisasi, kegiatan yang dilakukan oleh peserta latsar mengacu pada Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), inovasi, perintah dan/ atau tugas dari atasan. Sebagai Pranata Laboratorium Kesehatan Terampil, peserta memiliki tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :

 Melakukan penerimaan sampel dan verifikasi kelengkapan ID selain flebotomi unit sampling

 Mempersiapkan peralatan dan bahan habis pakai untuk pemeriksaan unit sampling

 Membuat laporan permintaan BMHP ke gudang logistik (Unit Sampling)

 Melakukan flebotomi dan pengambilan sampel lain di laboratorium ( Unit Sampling)

 Melakukan penerimaan, pemeriksaan kembali bahan sampel dan flebotomi checkin pada computer (Unit Sampling)

 Melakukan distribusi sampel

 Melakukan flebotomi pada bayi/anak-anak/orang dewasa dengan tingkat kesulitan tinggi (Unit Sampling)

 Membuat laporan evaluasi pasien HIV (Poli Teratai)

2.3 Role Model

Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat merupakan nama lengkap RA Kartini. Ia lahir pada tanggal 21 April 1879 di Mayong, Jepara, Jawa Tengah. Ayahnya bernama Raden mas Adipati Ario Sosroningrat yang merupakan seorang bupati Jepara. Kartini adalah keturunan ningrat. Hal ini bisa dilihat dari silsilah keluarganya. Kartini adalah putri dari istri pertama, tetapi bukan istri utama. Ibunya bernama M.A Ngasirah yang merupakan putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono yang merupakan seorang guru agama di Telukawur, Jepara.

9

Beliau merupakan salah satu pahlawan wanita Indonesia yang rela berjuang untuk rakyat

Indonesia di masa penjajahan. Beliau adalah wanita terdidik yang memiliki harapan atas kesamaan gender. Di masa itu memang wanita tidak dihargai, tidak boleh mendapatkan pendidikan yang layak hanya tugasnya harus di rumah mengurus suami, anak dan memasak.

Kemudian RA Kartini berjuang agar wanita tidak ditindas dan bisa sejajar dengan pria lewat sebuah perjuangannya yang menyuarakan kebenaran. Beliau memang wanita cerdas yang pemberani hingga semua yang dilakukan memberi arti yang sangat besar bagi wanita Indonesia sampai saat ini.

Kehidupan R.A.Kartini dan Pemikirannya tentang emansipasi Wanita

Kartini merupakan anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan kiri. Dari saudara sekandungnya, Kartini merupakan putri tertua. Kakeknya adalah Pangeran Ario Tjondronegoro IV diangkat menjadi Bupati diusia 25 Tahun dan dikenal pada pertengahan abad ke-19 sebagai salah satu bupati pertama yang memberi pendidikan Barat kepada anak-anaknya. Kakak kartini yaitu Sosrokartono seorang yang pintar dalam bidang bahasa.

Sampai usia 12 tahun, Kartini diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School).

Disana Ia belajar bahasa Belanda. Namun pada umur 15 tahun ia harus tinggal dirumah karena sudah bisa dipingit.

Karena kepandaiannya dalam berbahasa Belanda, maka dirumah ia mulai belajar sendiri dan menulis surat untuk teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda. Salah satu teman yang mendukunya adalah Rosa Abendanon.Dari sanalah Kartini mulai tertarik dengan pola pikir yang dimiliki oleh perempuan Eropa dari surat kabar, majalah, serta buku yang ia baca.

Hingga kemudian ia mulai berpikir dan berusaha untuk memajukan perempuan pribumi karena dalam pikirannya kedudukan wanita pribumi masih tertinggal jauh atau memiliki status sosial yang cukup rendah kala itu.

R.A. Kartini banyak membaca surat kabar atau majalah-majalah dari kebudayaan Eropa yang menjadi langganannya denga barbahasa Belanda. Di usianya yang masih 20 Tahun ia

bahkan sudah banyak membaca buku karya Louis Coperus yang berjudul De Stille Kraacht, karya Van Eeden, Augusta de Witt serta berbagai roman-roman beraliran feminis yang kesemuanya berbahasa belanda, selain itu ia juga membaca buku karya Multatuli yang

berjudul Max Havelaar dan Surat-Surat Cinta.

Selain itu, Kartini juga menuliskan suratnya kepada Nyonya Nellie van Kol, istri dari H.H

van Kol seorang anggota 2de Kamer dari tahun 1997-1909 dan datang berkunjung ke Pulau

Jawa dalam tahun 1902. “Dengan pendidikan yang bebas itu, bukanlah sekali-kali maksud

10

kami menjadikan orang Jawa itu orang Jawa Belanda, melainkan cita-cita kami ialah memberikan kepada mereka juga, sifat-sifat yang bagus yang ada pada bangsa-bangsa lain, akan jadi penambah sifat-sifat yang sudah ada padanya, bukanlah akan mengalangkan sifatsifatnya sendiri itu, melainkan akan memperbaiki dan memperbagusnya,” tulis Kartini dalam surat kepada Nyonya van Kol, Agustus 1901 dan berhasil mendirikan sekolah untuk perempuan di Jepara.

Ketertarikannya dalam membaca membuat ia memiliki pengetahuan yang cukup luas tentang ilmu pengetahuan dan kebudayaan. R.A.Kartini memberi perhatian khusus pada masalah emansipasi wanita dengan melihat perbandingan antara wanita eropa dan wanita pribumi. Selain itu ia juga menaruh perhatiannya pada masalah sosial yang terjadi. Menurutnya seorang wanita perlu memperoleh persamaan, kebebasan , otonomi serta kesetaraan hukum.

Didirikannya Yayasan Kartini

Berkat kegigihannya, kemudian didirikanlah Sekolah wanita oleh Yayasan Kartini di semarang pada tahun 1912, dan kemudian di dirikan di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cireboh dan daerah lainnya. Sekolah tersebut diberi nama “Sekolah Kartini”, Yayasan tersebut didirikan oleh keluarga Van Deventer. seorang tokoh Politik Etis.

Setelah Kartini wafat, Mr.J.H. Abendanon yang saat itu menjabat sebagai Menteri kebudayaan, Agama dan Kerajinan Hindia-Belanda mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan oleh R.A Kartini kepada teman-temannya di Eropa. Bukunya diberi judul Door Duisternis tot Licht yang arti harfiahnya “Dari Kegelapan Menuju Cahaya”. Buku kumpulan surat Kartini ini diterbitkan pada 1911. Buku ini dicetak sebanyak lima kali, dan pada cetakan terakhir terdapat tambahan surat Kartini.

Penghargaan untuk R.A.Kartini

Dengan terbitnya surat-surat Kartini yang hanya seorang perempuan pribumi, sangat menarik perhatian masyarakat Belanda. Pemikiran-prmikian Kartini mulai mengubah pandangan masyarakat Belanda terhadap perempuan Pribumi di Jawa. Selain itu atas pemikiran-pemikirannya pula yang menjadi inspirasi bagi tokoh-tokoh kebangkitan nasional Indonesia, seperti W.R Soepratman yang menciptakan lagu berjudul Ibu Kita Kartini. Lagu tersebut kini sangat populer dikalangan siswa di Indonesia, lagu ini menggambarkan inti perjuangan wanita untuk merdeka.

Sesuai Keppres No. 108 Tahun 1964 pada 2 Mei 1964, Kartini resmi digelari pahlawan nasional oleh pemerintah Indonesia. Keppres ini juga menetapkan tanggal 21 April sebagai Hari Kartini.

11

Karya-Karya Raden Adjeng Kartini

Setelah Raden Adjeng Kartini wafat, Mr.J.H. Abendanon mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan Raden Adjeng Kartini pada teman-temannya di Eropa. Terbitnya surat-surat Raden AdjengKartini, seorang perempuan pribumi, sangat menarik perhatian masyarakat Belanda, dan pemikiran-pemikiran Raden Adjeng Kartini mulai mengubah pandangan masyarakat Belanda terhadap perempuan pribumi di Jawa. Pemikiranpemikiran Raden AdjengKartini yang tertuang dalam surat-suratnya juga menjadi inspirasi bagi tokoh-tokoh kebangkitan nasional Indonesia, antara lain W.R. Soepratman yang menciptakan lagu berjudul Ibu Kita Kartini.

Kumpulan surat-surat Raden Adjeng Kartini yang berisikan tentang pemikiran-pemikiran

Raden Adjeng Kartini tentang emansifasi wanita dan hakhak wanita yang ia kirimkan kepada sahabat penanya dan berhasil dibukukan, buku-buku yang membahas isi dan pemikiran Raden Adjeng Kartini lewat surat-suratnya yaitu:

 Habis Gelap Terbitlah Terang

 Surat-surat Kartini, Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya

 Letters from Kartini, An Indonesian Feminist 1900–1904

 Panggil Aku Kartini Saja

 Kartini Surat-surat kepada Ny RM Abendanon-Mandri dan suaminya

 Aku Mau ... Feminisme dan Nasionalisme. Surat-surat Kartini kepada Stella

Zeehandelaar 1899-1903

2.4

Nilai-nilai Dasar ASN

BerAKHLAK

Nilai Dasar ASN bertujuan sebagai panduan perilaku bagi para ASN dalam melaksanakan pekerjaan untuk mencapai kinerja terbaik. Adapun nilai dasar tersebut meliputi aspek Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (BerAKHLAK) yang akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Berorientasi Pelayanan

Berorientasi pelayanan adalah tindakan atau perilaku yang mencerminkan komitmen untuk memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat. Inti dari pelayanan prima yaitu dengan memahami kebutuhan dan mengutamakan kepuasan masyarakat, melayani dengan sikap hormat, sopan, cepat, ikhlas, dan sigap, serta melakukan perbaikan terus menerus dalam memberikan pelayanan. Oleh karena itu ASN sebagai pelayan publik harus dapat

memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas. Inti dari Berorientasi

Pelayanan ini ialah Responsivitas, Kualitas dan Kepuasan.

b. Akuntabel

12

Akuntabel dapat dipahami sebagai sikap jujur dan bertanggungjawab, memiliki disiplin dan berintegritas yang tinggi dalam setiap pelaksanaan tugas. Akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban atau keadaan yang dapat dimintai pertanggungjawaban. Dalam pelaksanaan tugas-tugas kedinasan, seorang ASN dituntut untuk menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggungjawab, efektif dan efisien. Inti dari Akuntabel ini ialah Integritas, Konsisten, Dapat Dipercaya dan Transparan.

c. Kompeten

ASN sebagai profesi memiliki kewajiban mengelola dan mengembangkan dirinya dan mempertanggungjawabkan kinerjanya dan menerapkan prinsip merit dalam pelaksanaan manajemen ASN. Dalam rangka menjabarkan dan mengoperasikan nilai Kompeten tersebut, dicerminkan dengan perilaku yang meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah, membantu orang lain belajar dan melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik. Inti dari Kompeten ini adalah terus belajar dan mengembangkan kapabilitas, kinerja terbaik, sukses, keberhasilan, learningagilitydan ahli di bidangnya.

d. Harmonis

Berakar dari Semboyan Negara Indonesia yakni Bhinneka Tunggal Ika, yang berarti “Berbeda-beda Namun Tetap Satu Jua”, seorang pelayan publik harus dapat menghargai setiap orang apapun latar belakangnya. Penting bagi setiap ASN untuk dapat menciptakan dan membangun lingkungan kerja yang kondusif. Karena dengan kenyamanan lingkungan kerja, ASN diyakini dapat lebih produktif. Inti dari Harmonis ini adalah Peduli (Caring), Perbedaan (Diversity), dan Selaras (Sembodo).

e. Loyal

Loyal yang dimiliki seorang PNS merupakan sikap perilaku berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai seorang

PNS. Panduan perilaku penanaman nilai loyal diantaranya yaitu memegang teguh ideologi

Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta pemerintahan yang sah, menjaga nama baik

sesama ASN, pimpinan, instansi, negara serta menjaga rahasia jabatan dan negara. Inti dari Loyal ini adalah Komitmen, Dedikasi, Kontribusi, Nasionalisme dan Pengabdian.

f. Adaptif

Situasi dan zaman yang senantiasa berkembang, membuat seorang aparatur harus dapat dengan cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan yang ada. Harus selalu diingat, istilah yang sering kita dengar yaitu “Yang Abadi adalah Perubahan itu sendiri”, membuat siapapun yang tidak dapat beradaptasi akan semakin tertinggal. Adaptasi dapat dilakukan

13

dengan terus berinovasi dengan mengembangkan kreativitas. Setiap pegawai juga harus

selalu bertindak proaktif dan tidak hanya berpangku tangan. Inti dari Adaptif ini adalah Inovasi, Antuisi terhadap perubahan dan Proaktif.

g. Kolaboratif

Dalam konteks Nilai ASN, Kolaboratif adalah membangun kerja sama yang sinergis. Dalam rangka menjabarkan dan mengoperasionalkan nilai kolaboratif tersebut dicerminkan dengan perilaku yang memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi, terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah dan menggerakkan pemanfataan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama. Inti dari Kolaboratif ini adalah Kesediaan bekerja sama serta Sinergi untuk hasil yang baik.

14

BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Deskripsi Isu

Dalam suatu pembuatan rancangan aktualisasi, menentukan suatu isu adalah penting yang kemudian akan diangkat menjadi permasalahan utama yang perlu dengan segera mendapatkan pemecahan masalah. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi isu-isu yang nantinya akan dipilih satu untuk menjadi isu permasalahan utama.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksut dengan isu adalah masalah yang dikedepenkan untuk ditanggapi. Isu muncul Ketika ada ketidaksesuaian antara pengharapan public dengan praktek organisasi yang jika diabaikan bisa berdampak merugikan bagi organisasi. Isu bisa berupa masalah, perubahan, peristiwa, situasi, kebijakan atau nilai.

Berdasarkan pemaparan dalam Modul Aktualisasi (2017), terdapat 3 (tiga) kemampuan mengidentifikasi dan/atau menetapkan isu yang perlu diperhatikan. Pertama, Enviromental Scanning, yaitu peduli terhadap masalah dalam organisasi dan mampu memetakan hubungan. Kedua, Problem Solving, yaitu mampu mengembangkan dan memilih alternatif serta mampu memetakan actor terkait dan perannya masing-masing. Ketiga, Analysis, yaitu mampu berpikir konseptual mengaitkan isu dengan substansi mata pelatihan yang didapat dalam pembelajaran latsar, lalu diidentifikasi bagaimana implikasi / dampak / manfaat dari sebuah pilihan kebijakan / program / kegiatan / tahapan kegiatan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, terdapat beberapa isu atau permasalahan yang ditemukan di Laboratorium Teratai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung sebagai berikut:

3.1.1. Isu ke-1 : Masih terjadinya kesalahan penginputan data pasien saat LIS tidak terkoneksi di Laboratorium Teratai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Temuan isu adalah jaringan yang tidak stabil di Laboratorium Teratai. Tidak

terkoneksinya jaringan membuat pelayanan menjadi terganggung. Lokasi Laboratorium Teratai yang berada diluar gedung RSHS membuat petugas harus mencatat ulang data secara manual untuk didaftarkan di RSHS saat LIS tidak terkoneksi sehingga menyebabkan tingginya potensi kesalahan input. Penggunaan kertas untuk pencatatan ulang data juga bertolak belakang dengan anjuran pemerintah untuk melakukan administrasi secara paperless. Dan belum adanya alur pendaftaran ketika LIS tidak

terkoneksi membuat pekerjaan menjadi tidak efisien. Jika isu ini tidak diselesaikan akan mengganggu pelayanan pada pasien.

15

3.1.2. Isu ke-2 : Belum optimalnya penyediaan berkas hasil pemeriksaan laboratorium pada buku status pasien di Laboratorium Teratai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Temuan isu kedua adalah belum optimalnya penyediaan berkas hasil pemeriksaan laboratorium. Jika isu ini tidak diselesaikan, maka akan mengganggu pada proses pelayanan. Pasien yang seharusnya bisa langsung berkonsultasi mengenai keadaanya ke dokter harus tertunda karena tidak adanya hasil laboratorium pada buku status pasien. Isu ini terjadi karena petugas rekam medis yang kurang disiplin dalam penyediakan berkas hasil pemeriksaan laboratorium sehingga pasien harus menanyakan ulang hasil pemeriksaan ke laboratorium. Hal ini juga karena tidak adanya buku ekspedisi serah terima dari laboratorium ke unit rekam medis untuk berkas hasil laboratorium. Tidak tersedianya tempat penyimpanan berkas hasil juga menjadi masalah karena berkas yang bercampur dengan berkas lainnya.

3.1.3. Isu ke-3 : Terjadinya penundaan pemeriksaan glukosa puasa pada pasien di Laboratorium Teratai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Temuan isu ketiga adalah terjadinya penundaan pemeriksaan glukosa puasa. Jika isu ini tidak diselesaikan akan membuat hasil pemeriksaan tidak akurat. Menurut Jurnal Husada Mahakam, sampel darah yang didapatkan harus segera diproses dan dipisahkan dari sel darah merah karena akan terjadi glikolisis berlebihan yang akan menyebabkan penurunan kadar glukosa. Faktanya di Laboratorium teratai belum menerapkan pemisahan serum sesuai ketentuan berdasarkan Jurnal Husada Mahakam. Pengiriman sampel dari Laboratorium Teratai ke Lab. Sentral pula hanya dilakukan disatu waktu yaitu siang hari yang dimana pemeriksaan menjadi tertunda.

3.2 Penetapan CoreIsu

Dalam proses penetapan isu yang berkualitas, diperlukan kemampuan berpikir kritis yang ditandai dengan penggunaan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu (Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 2017). Dari beberapa isu atau permasalahan yang terjadi di Laboratorium Teratai RSUP Dr. Hasan Sadikin, penulis akan memilah/menapis isu menggunakan alat bantu Teknik USG (Urgency, Seriousness, Growth) hingga menghasilkan satu isu utama yang kemudian dianalisis/didalami lebih lanjut menggunakan Teknik Fish Bone. Teknik USG (Urgency, Seriousness, Growth) adalah kriteria analisis yang menetapkan rentang penilaian (1-5) dari mulai sangat USG (skor 5) sampai tidak sangat USG (skor 1). Urgencydinilai dari seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti.

16

Seriousnessdinilai dari seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan. Growthdinilai dari seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditagani segera (Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, 2017). Dari 3 (tiga) isu yang sedang terjadi akan ditapis menggunakan Teknik USG sehingga menghasilkan satu isu teratas, Adapun keterangan pemberian skor dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Nilai Indikator

5 Sangat penting

4 Penting

3 Netral

2 Tidak penting

1 Sangat tidak Penting

Tabel 3.1. Keterangan pemberian Skor

No Isu Kriteria Jumlah Nilai Peringkat U S G

Belum

optimalnya

Masih terjadinya 3 4 4 11 3 3 Terjadinya penundaan pemeriksaan glukosa puasa pada pasien di 4 4 4 12 2

17
kesalahan pengimputan data pasien saat LIS tidak terkoneksi di Laboratorium Teratai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung 5 4 5 14 1 2
penyediaan berkas
1 pemeriksaan laboratorium pada buku status pasien di Laboratorium Teratai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
hasil

Laboratorium Teratai

RSUP Dr. Hasan Sadikin

Bandung

Tabel 3.2. Penetapan CoreIsu dengan Tapisan USG

Berdasarkan tapisan USG diatas, dapat disimpulkan isu yang dipilih adalah sebagai berikut :

”Masih terjadinya kesalahan pengimputan data pasien saat LIS tidak terkoneksi di Laboratorium Teratai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung”.

3.3 Analisis Faktor Penyebab CoreIsu

Berdasarkan 3 isu yang telah dianalisis dengan teknik tapisan USG dan dilanjutkan dengan analisis secara mendalam isu yang telah memenuhi kriteria USG tersebut menggunakan alat bantu diagram fishbone. Analisis terhadap core issue dilakukan untuk menggambarkan permasalahan atau akar isu sehingga dapat dirumuskan alternatif pemecahan isunya. Berikut hasil analisis isu menggunakan diagram fishboneterhadap isu ”Masihterjadinya kesalahan pengimputan data pasien saat LIS tidak terkoneksi di Laboratorium Teratai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung”.

Manusia

Kesalahan input ( Human Error)

Tidak adanya back up jaringan

Media

Lingkungan

Jarak antara Lab teratai dan Gedung RSHS berjauhan

Belum adanya SOP pendaftaran saat LIS tidak terkoneksi

Metode

Belum optimalnya pelayanan dan pekerjaan menjadi tidak efisien

3.4 Gagasan Kreatif Penyelesaian CoreIsu

Setelah diperoleh akar permasalahan dari coreissue, maka gagasan yang menjadi solusi penyelasaian isu tersebut yaitu ”Pembuatan Google Form sebagai alternatif penyimpanan data pasien saat LIS tidak terkoneksi”. Gagasan tersebut sejalan dengan konsep Manajemen ASN

18
Gambar 3.1 Diagram Fishbone

dengan menjadi SMART ASN yang diwujudkan melalui implementasi literasi digital. Gagasan dan konsep yang diajukan membutuhkan adaptasi dan kompetensi terkait penggunaan aplikasi maupun media digital guna mendukung pekerjaan dan pelayanan menjadi lebih efektif dan efisien.

19

3.5 Matrik Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja Instalasi Laboratorium Klinik ( Laboratorium Teratai) RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Identifikasi Isu

1. Masih terjadinya kesalahan penginputan data pasien saat LIS tidak terkoneksi di Laboratorium

Teratai

2. Belum optimalnya penyediaan berkas hasil pemeriksaan laboratorium pada buku status pasien di Laboratorium Teratai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

3. Penundaan pemeriksaan glukosa puasa pada pasien di Laboratorium Teratai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

Isu yang Diangkat Masih terjadinya kesalahan penginputan data pasien saat LIS tidak terkoneksi di Laboratorium Teratai

Gagasan Pemecahan Isu Pembuatan Google Form sebagai penyimpanan sementara data pasien

No. Kegiatan

1 Berkoordinasi

dan Konsultasi

dengan Kepala

Instalasi

Laboratorium

Klinik dan

Rekan Kerja

(Senior) Lab.

Teratai

Tahapan Kegiatan

a. Menyampaikan

Usulan dan

berkonsultasi

serta meminta

izin untuk

melakukan

rancangan

kegiatan

aktualisasi

Hasil Kegiatan/Output

a. Mendapat respon yang baik dengan

kegiatan yang akan

dilakukan

b. Menyamakan persepsi

c. Saran dan masukan

Nilai-Nilai Dasar ASN

Keterkaitan dengan nilai-

nilai BerAKHLAK :

 Berorientasi

Pelayanan : saya

berkoordinasi dan

berkonsultasi dengan

Mentor-Atasan untuk

menyampaikan gagasan

Kontribusi

Terhadap Visi/Misi

Kegiatan ini

diharapkan dapat

mendukung

Visi RSHS yaitu

“Terwujudnya

Indonesia Maju yang

Berdaulat, Mandiri

dan Berkepribadian,

Penguatan Nilai Organisasi

Sesuai dengan tata

nilai RSHS yaitu

Pampimpin Pituin

Professional : nilai yang berorientasi

pada pencapaian

kinerja melalui

perjalanan

20

b. Mendiskusikan mengenai

rancangan

aktualisasi yang

akan dilakukan

c. Meminta saran

dan masukan

terkait rancangan

gagasan dan

kegiatan

pemecahan

masalah untuk

isu yang akan

diangkat

digunakan untuk

menyempurnakan

kegiatan yang akan

dilakukan

Solutif yaitu optimalisasi

Pendaftaran Data Pasien

secara digitalisasi untuk

dapat memberikan

pelayanan yang prima

bagi pasien.

 Akuntabel :

Menjelaskan maksud dan

tujuan rancangan

aktualisasi dengan jelas

dan penuh kejujuran

dan tanggungjawab.

 Kompeten :

Saya akan

meningkatkan

kompetensi diri dalam

berkomunikasi

menyampaikan

rancangan optimalisasi

pendaftaran data pasien

secara digitalisasi saat

LIS tidak terkoneksi

dengan jelas sehingga

mudah dipahami oleh

Mentor-Atasan.

Berlandaskan

Gotong Royong”

Misi RSHS yaitu “

Mewujudkan kualitas

hidup manusia

Indonesia yang

tinggi, maju dan sejahtera”.

kemitraan

Integritas : nilai yang

menggambarkan

kejujuran, amanah, dan menjungjung

tinggi etika yang

tinggi dalam

menjalankan tugas.

 Harmonis :

21

Saya akan menghargai

saran dan masukan dari

Mentor-Atasan untuk

menyelaraskan

rancangan optimalisasi

pendaftaran data pasien

berbasis digitalisasi

 Loyal : Saya akan

bermusyawarah dengan

mentor dalam merancang

Formulir Digital (Google

Form) dalam alur

perdaftaran sebagai

pengamalan Pancasila

sila ke 4

Adaptif : Saya akan

mengemukakan inovasi

dengan digitalisasi

menggunakan Google

Form dalam pemecahan

isu

 Kolaboratif :

Saya akan bersinergi

terbuka dengan mentor

dalam pemanfaatan

22

2 Membuat rancangan formulir pendaftaran data pasien

berbasis online (Google Form) saat

LIS tidak terkoneksi

a. Mempelajari prosedur

pembuatan GoogleForm

b. Membuat rancangan formulir (Google Form) yang

diakses dengan

QRCodeatau

Link

c. Melaporkan rancangan formulir (Google Form) yang

diakses dengan

QRCodeatau

Link

a. Mengetahui prosedur

pembuatan

Pendaftaran Data

Pasien berbasis

GoogleForm

b. Tersedianya formulir yang dapat diakses

menggunakan QR

Codeatau Link

c. Mendapatkan respon berupa

masukan berupa

saran untuk

menyempurnakan

Formulir Google Form

teknologi untuk

rancangan aktualisasi

Keterkaitan dengan nilainilai BerAKHLAK :

 Berorientasi

Pelayanan :

Saya akan memenuhi

Pelayanan Pendaftaran

Data Pasien saat LIS

tidak terkoneksi menjadi

lebih mudah dan efektif

dalam pelayanan terhadap pasien.

 Akuntabel :

Saya akan cermat

membuat rancangan

formulir pendaftaran

data pasien berbasis

digital

 Kompeten

saya akan berusaha

membuat rancangan

formulir pendaftaran

saat LIS tidak terkoneksi

dengan kualitas

terbaik

Kegiatan ini

diharapkan dapat

mendukung

Visi RSHS yaitu

“Terwujudnya

Indonesia Maju yang

Berdaulat, Mandiri

dan Berkepribadian, Berlandaskan

Gotong Royong”

Misi RSHS yaitu “

Mewujudkan kualitas

hidup manusia

Indonesia yang

tinggi, maju dan sejahtera”.

Sesuai dengan tata

nilai RSHS yaitu

Pampimpin Pituin

Professional :

nilai yang

berorientasi pada

pencapaian kinerja

melalui perjalanan

kemitraan

Inovatif : Nilai yang

menggambarkan keinganan Untuk

menghasilkan

suatu yang baru dan senantiasa berkesinambungan.

23

 Harmonis : Saya akan menghargai

saran dan masukan

mengenai rancangan

formulir dari rekan kerja

dan mentor untuk

menyempurnakannya.

 Loyal : Saya akan berdedikasi

menghasilkan formulir

pendaftaran (Google

Form) dengan sebaik

mungkin

 Adaptif : Saya akan berinovasi

membuat optimalisasi

Pendaftaran Data

Pasien saat LIS tidak

terkoneksi menjadi

lebih mudah dan cepat

dengan digitalisasi

 Kolaboratif : Saya akan terbuka

untuk bekerja sama

dengan rekan kerja

24

3 Melakukan uji

akses dengan

QRCodeatau

Link

a. Meminta bantuan

beberapa

pegawai untuk

membuka akses

QRdan uji coba

mengisi formulir

GoogleForm

Pendaftaran Data

Pasien

b. Meminta saran

dan masukan

berbagai pegawai

tentang akses QR

Codeatau Link

dan formulir

Pendaftaran

Pasien

a. Isian data pada

formulir Google

Formakan muncul

di GoogleSheet

b. Catatan perbaikan

formulir Google

FormPendaftaran

Data Pasien saat

LIS tidak terkoneksi

demi menghasilkan

formulir pendafaftaran

(Google Form) sebaik mungkin.

Keterkaitan dengan nilai-

nilai BerAKHLAK :

 Berorientasi

Pelayanan :

Saya akan melakukan

perbaikan rancangan

formulir pendaftaran

data pasien sesuai

saran dan masukan

 Akuntabel :

Saya akan cermat

memperbaiki rancanga

formulir sesuai saran

dan masukan dari rekan

kerja

 Kompeten :

Saya akan berusaha

membuat Formulir

Digital Pendaftaran

Data Pasien dengan

kualitas terbaik

setelah dilakukan uji

Kegiatan ini

diharapkan dapat

mendukung

Visi RSHS yaitu

“Terwujudnya

Indonesia Maju yang

Berdaulat, Mandiri

dan Berkepribadian,

Berlandaskan

Gotong Royong”

Misi RSHS yaitu “

Mewujudkan kualitas

hidup manusia

Indonesia yang

tinggi, maju dan sejahtera”.

Sesuai dengan tata

nilai RSHS yaitu

Pampimpin Pituin

Professional : nilai yang

berorientasi pada

pencapaian kinerja

melalui perjalanan

kemitraan

Unggul :

Keinginan untuk

menjadi yang

terbaik dan

menghasilkan

kualitas prima.

Integritas : nilai yang

menggambarkan

kejujuran, amanah, dan

menjungjung

tinggi etika yang

25

coba dan menampung

semua saran dan

masukan

 Harmonis : Saya akan

menghargai saran

dan masukan dari

seluruh pegawai serta

pimpinan tanpa

memandang bulu

(bukan karena

jabatannya) demi

hasil yang terbaik.

 Loyal : Saya akan berdedikasi

membuat Formulir

(Google Form) sebaik

mungkin

Dengan komitmen

mensosialisasikan

penggunaan Google

Form pada semua unit

di Laboratorium Teratai

 Adaptif

Saya cepat

menyesuaikan/

merubah rancangan

tinggi dalam menjalankan

tugas.

26

4 Membuat eBookPanduan

Pengisian

Formulir

GoogleForm

saat LIS tidak

terkoneksi

a. Merancang e-Book

tentang Tata Cara

Pengisian Formulir

Pendaftaran

menggunakan

GoogleForm

semenarik

mungkin dan

mudah dipahami

b. Meminta saran

dan masukan dari

kepala instalasi

dan rekan kerja

(senior) di Lab.

Teratai terkait e-

BookTata Cara

Formulir Digital

Pendaftaran

Laboratorium sesuai

saran dan masukan .

 Kolaboratif :

Saya akan terbuka dan

bekerjasama dengan

semua pegawai untuk

pelaksanaan uji coba

pengisian Formulir

(Google Form)

a. Didapatkan eBook Tata Cara

pengisian Formulir

GoogleForm

b. Masukan atau

Persetujuan

mengenai e-Book

Tata Cara

Pengisian Formulir

GoogleForm

Keterkaitan dengan nilai-

nilai BerAKHLAK :

 Berorientasi

Pelayanan :

Saya akan membuat eBook Tata Cara

Pengisian

menggunakan Google

Form dengan sebaik

mungkin agar mudah

dipahami

 Akuntabel :

saya akan cermat

dalam pembuatan eBook sehingga

Kegiatan ini

diharapkan dapat mendukung

Visi RSHS yaitu

“Terwujudnya

Indonesia Maju yang

Berdaulat, Mandiri

dan Berkepribadian, Berlandaskan

Gotong Royong”

Misi RSHS yaitu “

Mewujudkan kualitas

hidup manusia

Indonesia yang

Sesuai dengan tata

nilai RSHS yaitu

Pampimpin Pituin

Inovatif : Nilai yang

menggambarkan

keinganan Untuk

menghasilkan

suatu yang baru

dan senantiasa berkesinambungan.

27

Pengisian Formulir

GoogleForm

pelayanan dapat

dilakukan dengan

efektif dan efisien

 Kompeten : Saya akan berusaha

membuat e-Book

dengan kualitas

terbaik agar mudah

dipahami oleh pasien

 Harmonis : Saya akan

menghargai masukan

tentang e-Bookagar

didapatkannya hasil

terbaik

 Loyal : Saya akan berdedikasi

membuat e-Booksesuai

saran dan arahan dari

Kepala Instalasi dan Rekan Kerja (Senior)

 Adaptif : Saya akan cepat

menyesuaikan dan

merubah e-Book

tinggi, maju dan sejahtera”.

28

5 Melakukan sosialisasi tentang

pengunaan GoogleForm

a. Menginformasika n mengenai

penggunaan

Formulir Google

Formdan e-Book

Tata Cara

Pengisian

Formulir

b. Menempelkan QR

Code Formulir dan QR e-Book

a.Mendapatkan pemahaman dari petugas mengenai

penggunaan

Formulir Google

Form

b.QR Code Formulir dan QR e-Book

tertempel pada ruangan Laboratorium

sesuai arahan dan masukan

 Kolaboratif : Saya akan terbuka

untuk bekerja sama

dengan Kepala Instalasi

dan Rekan Kerja

(Senior) untuk hasil eBookterbaik

Keterkaitan dengan nilai-

nilai BerAKHLAK :

 Berorientasi

Pelayanan : Saya akan

memaparkan mengenai

penggunaan Google

Form beserta buku

panduan berupa eBook dengan jelas

dan mudah

dimengerti

 Akuntabel :

Saya akan transparan

dalam penyampaian

mengenai Google Form

agar dapat dipercaya

Kegiatan ini

diharapkan dapat

mendukung

Visi RSHS yaitu

“Terwujudnya

Indonesia Maju

yang Berdaulat, Mandiri dan

Berkepribadian, Berlandaskan

Gotong Royong”

Misi RSHS yaitu “

Mewujudkan kualitas

hidup manusia

Indonesia yang

Sesuai dengan tata

nilai RSHS yaitu

Pampimpin Pituin

Professional : nilai yang

berorientasi pada pencapaian kinerja

melalui perjalanan

kemitraan

Integritas : nilai yang

menggambarkan

kejujuran, amanah, dan menjungjung

tinggi etika yang

tinggi dalam

29

untuk dilakukan

kegiatan ini

 Kompeten : Saya akan membantu

petugas lain dalam

memahami

penggunaan Google

Form

 Harmonis : Saya akan peduli dan memberi

kesempatan pada

petugas untuk

bertanya jika ada

sesuatu yang belum

dipahami.

 Loyal : Saya akan

berdedikasi untuk

memaparkan dengan

baik dan mudah

dimengerti oleh semua

petugas

 Adaptif : Saya akan

tinggi, maju dan sejahtera”. menjalankan tugas.

30

6 Monitoring

dan Evaluasi

penggunaan

GoogleForm

sebagai

tahapan

Pendaftaran

Data Pasien

saat LIS tidak

terkoneksi

a. Berkonsultasi

dengan Kepala

Instalasi dan Rekan Kerja (Senior)

b. Berkoordinasi

dengan petugas

admin mengenai

penggunaan

GoogleForm

sebagai tahapan

Pendaftaran Data

Pasien saat LIS

tidak terkoneksi

a. Masukan dan saran dari mentor

mengenai

kegiatan

aktualisasi

b. Mengetahui

seberapa efisien

penggunaan

GoogleForm

sebagai tahapan

Pendaftaran saat

LIS tidak

terkoneksi

menyesuaikan waktu

sosialisasi dengan jam

kerja petugas agar

tidak mengganggu

pelayanan

 Kolaboratif :

Saya akan terbuka

dalam bekerja sama

dengan petugas lain

untuk pelaksanaan

penggunaan Google

Form sehingga

didapatka hasil terbaik.

Keterkaitan dengan nilai-

nilai BerAKHLAK :

 Berorientasi

Pelayanan :

Saya akan terus

melakukan perbaikan

digitalisasi pendaftaran

sehingga tercapainya

pelayanan yang prima

 Akuntabel :

Saya akan

bertanggung jawab

apabila terdapat

Kegiatan ini

diharapkan dapat

mendukung

Visi RSHS yaitu

“Terwujudnya

Indonesia Maju

yang Berdaulat, Mandiri dan

Berkepribadian, Berlandaskan

Gotong Royong”

Misi RSHS yaitu “

Mewujudkan

Sesuai dengan tata

nilai RSHS yaitu

Pampimpin Pituin

Professional : nilai yang

berorientasi pada

pencapaian kinerja

melalui perjalanan

kemitraan

Integritas : nilai

yang

menggambarkan

kejujuran,

31

c. Mengetahui

seberapa efektif

penggunaan

GoogleForm

untuk

mengurangi

kesalahan input

data saat LIS

tidak terkoneksi

kendala penggunaan

Google Form

 Kolaboratif : Saya akan terbuka

dalam bekerjasama

dengan admin untuk

berjalannya

pendaftaran data

pasien secara

digitalisasi

 Harmonis : Saya akan

menghargai saran

masukan dari pimpinan

ataupun rekan kerja

demi tercapainya

pelayanan yang prima

 Loyal : Saya akan berdedikasi

untuk keberhasilan

penggunaan Google

Form untuk instansi dan

negara

 Adaptif : Saya akan terus

kualitas hidup

manusia Indonesia

yang tinggi, maju dan sejahtera”.

amanah, dan menjungjung

tinggi etika yang

tinggi dalam

menjalankan

tugas.

32

melakukan monitoring

dan evaluasi dalam

penggunaan Google

Form sehingga

terwujudnya pelayanan

yang prima

 Kolaboratif :

Saya akan selalu

terbuka untuk

bekerjasama dengan

semua pegawai untuk

keberhasilan kegiatan

aktualisasi ini.

Tabel 3.2 Matrik Rancangan Aktualisasi

33

3.6

3.7 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi

Rancangan aktualisasi ini akan dilakukan mulai tanggal 6 Juli sampai 16 Agusutus 2022 yang bertempat di Unit Laboratorium Teratai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung

1 Berkoordinasi dengan Kepala Instalasi Laboratorium Klinik dan Koordinator Lab. Teratai

2 Membuat rancangan formulir pendaftaran data pasien berbasis online (GoogleForm) saat LIS tidak terkoneksi

3 Melakukan uji akses dengan QRCodeatau Link

4 Membuat e-BookPanduan Pengisian

Formulir GoogleFormsaat LIS tidak

terkoneksi

5 Melakukan sosialisasi tentang pengunaan GoogleForm

6 Monitoring dan Evaluasi penggunaan Google

Formsebagai tahapan Pendaftaran Data

Pasien saat LIS tidak terkoneksi

34
No Mata Pelatihan Kegiatan Jumlah Aktualisasi per Mata Pelatihan Ke1 Ke2 Ke3 Ke4 Ke5 Ke6 1 Berorientasi Pelayanan 1 1 1 3 2 Akuntabel 1 1 1 1 4 3 Kompeten 1 1 1 1 4 4 Harmonis 1 1 1 1 4 5 Loyal 1 1 1 1 4 6 Adaptif 1 1 1 1 1 5 7 Kolaboratif 1 1 1 1 1 5 Jumlah Mata Pelatihan yang Diaktualisasikan per Kegiatan 6 5 5 4 5 4 29
Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi CoreValue ASN (BerAKHLAK) Tabel 3.3 Matrik Rekapitulasi Rencana Habituasi CoreValueASN
No Kegiatan Juli Agustus I II III IV I II III
Tabel 3.4 Jadwal Rencana Kegiatan Aktualisasi

BAB IV

PELAKSANAAN AKTUALISASI

Kegiatan Aktualisasi ini dilaksanakan oleh Penulis di Unit Laboratorium Teratai RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung terhitung sejak tanggal 6 Juli sampai 16 Agustus 2022. Kegiatan aktualisasi ini mulai dilaksanakan setelah Rancangan Aktualisasi disetujui dan disahkan di hadapan Penguji, Coach, Mentor pada Seminar Rancangan Aktualisasi yang dilaksanakan pada hari Selasa, 5 Juli 2022, secara daring. Dalam melaksanakan kegiatan habituasi, peserta latsar melakukan serangkaian kegiatan kreaktif aktualisasi nilai-nilai Dasar ASN sebagai inovasi dan pembaruan dalam penanganan isu yang ditemukan. Rangkaian kegiatan yang telah Peserta

Latsar susun terbagi menjadi 6 (enam) kegiatan utama yaitu Konsultasi dan Berkoordinasi, Membuat rancangan formulir dan akses QRCode& Link, Uji Coba, Membuat e-Book,Sosialisasi dan Evaluasi & Monitoring.

4.1 Berkoordinasi dan Konsultasi dengan Kepala Instalasi Laboratorium Klinik dan Rekan Kerja (Senior) Laboratorium Teratai

Kegiatan Berkoordinasi dan Konsultasi yang dilaksanakann dengan 3 (tiga) tahapan kegiatan , dimulai dengan menyampaikan usulan, berkonsultasi dan meminta izin untuk pelaksanaan kegiatan. Kegiatan ini sangat penting dilakukan karena dapat berdiskusi dengan

Pimpinan-Atasan Langsung-Mentor dan Rekan Kerja (Senior) terkait isu yang berhasil ditemukan dan masukan pemecahan masalaha dengan sebuah gagasan/inovasi. Selain itu, dengan konsultasi dan koordinasi yang dilakukan, isu yang terjadi dapat ditindaklanjuti

bersama dengan bantuan berupa saran, izin dan masukan serta dukungan yang diberikan oleh

Pimpinan-Atasan Langsung-Mentor dan Rekan Kerja (Senior).

35

Gambar 4.1

Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN

Berorientasi Pelayanan

Berkoordinasi dan berkonsultasi dengan Mentor-Atasan Langsung dan Rekan Kerja (Senior) untuk menyampaikan gagasan Solutif yaitu optimalisasi pendaftaran laboratorium secara digitalisasi demi memberikan pelayanan yang prima.

Kompeten

Saya akan meningkatkan kompetensi diri dalam berkomunikasi menyampaikan rancangan optimalisasi pendaftaran data pasien secara digitalisasi dengan jelas sehingga mudah dipahami oleh Mentor-Atasan.

Harmonis

Saya akan menghargai saran dan masukan dari Mentor-Atasan untuk menyelaraskan rancangan optimalisasi pendaftaran data pasien berbasis digitalisasi

Adaptif

Saya akan mengemukakan inovasi dengan digitalisasi menggunakan Google Form dalam pemecahan isu

Kolaboratif

Saya akan bersinergi terbuka dengan mentor dan rekan kerja (senior) dalam pemanfaatan teknologi untuk rancangan aktualisasi

36
Konsultasi bersama Atasan Langsung-Mentor (Ka. Instalasi laboratorium Klinik) Gambar 4.2 Konsultasi bersama Rekan Kerja (Senior) di Unit Laboratorium Teratai

4.2 Membuat rancangan formulir pendaftaran data pasien berbasis online (GoogleForm) saat LIS tidak terkoneksi

Tahapan selanjutnya yaitu membuat rancangan formular digital yang terdiri dari 3 (tiga) tahapan kegiatan, dimulai dari mempelajari prosedur pembuatan GoogleForm, membuat rancangan formulir Google Form serta akses QR Code dan Link dan melaporkan kepada mentor. Penulis pada kegiatan ini, mempelajari terlebih dahulu tata cara pembuatan formulir digital danQRCode,lalu membuat rancangan formulir digital setelah meninjau data-data yang diperlukan dalam pendaftaran laboratorium. Setelah rancangan formular selesai, Penulis melaporkan hasil kepada mentor dan co mentor dan melakukan perbaikan rancangan formular digital atas masukan co mentor yaitu

1. Menambahkan penjelasan terkait nama Laboratorium pada judul Formulir

Digital

Asal : Judul Formulir Digital tidak tertulis secara spesifik nama unit Laboratorium

Gambar 4.3 Judul Formulir Digital Awal

Menjadi : Judul Formulir Digital tertulis secara spesifik nama unit Laboratorium

Gambar 4.4 Judul Formulir Digital setelah Perbaikan

37

2. Revisi penulisan dalam Formulir Digital

Asal: Tulisan NO MEDREK

Gambar 4.5 Sebelum di revisi

Menjadi: Tulisan di revisi menjadi NOMER REKAM MEDIS, agar mempermudah pasien dalam memahami pengisian Formulir Digital

Gambar 4.6 Sesudah di revisi

Selain itu, Penulis juga membuat brosur akses formulir Digital berupa QRCodedan Link

Gambar 4.7 Brosur QRCodedan Link

38

Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN

Berorientasi Pelayanan

Saya akan memenuhi Pelayanan Pendaftaran Data Pasien saat LIS tidak terkoneksi menjadi lebih mudah dan efektif dalam pelayanan terhadap pasien.

Kompeten

saya akan berusaha dan mengembangkan kapabilitas dalam membuat rancangan formulir pendaftaran saat LIS tidak terkoneksi dengan kualitas terbaik.

Loyal

39
Gambar 4.8 Konsultasi dengan Atasan Langsung-Mentor (Formulir Digital dan Brosur Akses) dan Izin melanjutkan kegiatan rancangan aktualisasi Gambar 4.9 Konsultasi dengan co mentor (dr. Fajar Wasilahi, SpPK) terkait Formulir Digital dan Brosur Akses

Saya akan berdedikasi menghasilkan formulir pendaftaran (Google Form) dengan sebaik mungkin

Adaptif

Saya akan berinovasi membuat optimalisasi Pendaftaran Data Pasien saat LIS tidak terkoneksi menjadi lebih mudah dan cepat dengan digitalisasi

Kolaboratif

Saya akan terbuka untuk masukan dan saran dari mentor dan co mentor demi menghasilkan formulir pendafaftaran (GoogleForm) sebaik mungkin.

4.3 Melakukan uji akses denganQRCodeatau Link

Selanjutnya, kegiatan Ketiga yaitu melakukan uji coba yang dilaksanakan dengan 2 (dua) tahapan, dimulai dari meminta tolong kepada beberapa pegawai untuk mengakses QRCode atau Linkdan mengisi formulir digital dan meminta tanggapan dan masukan untuk finalisasi formulir digital. Uji coba mengakses QRCodeatau Linkdibantu beberapa staff pegawai yang berasal dari beberapa unit antara lain staff administrasi, staff farmasi dan staff pendamping pasien. Dalam kegiatan ini semua staff menyampaikan bahwa akses dengan QRCodelebih mudah dan tidak ditemukanya hambatan dalam pengisian GoogleForm. Ada satu saran dan masukan dari Ibu Muthia Nurul selaku Staff Administrasi mengenai Isian GoogleForm, yang penulis tindak lanjuti, yaitu sebagai berikut:

1. Revisi penulisan dalam Formulir Digital

Asal : Pada awal tampilan cara bayar untuk pasien, GoogleFormPendaftaran menampilkan empat (4) pilihan cara bayar yang dimana terlalu sulit untuk pasien dalam memilih.

Gambar

Menjadi : Tampilan cara bayar untuk pasien pada GoogleFormPendaftaran menjadi dua (2) pilihan saja sehingga memudahkan pasien dalam pengisian GoogleForm

40
4.10 Tampilan awal cara bayar di GoogleForm
41
Gambar 4.11 Tampilan cara bayar setelah diperbaiki Gambar 4.12 Uji Coba Akses QR Code atau Link dengan staff Administrasi pendaftaran Pemeriksaan Laboratorium Gambar 4.13 Uji Coba Akses QR Code atau Link dengan staff Farmasi

Gambar 4.14 Uji Coba Akses QR Code atau Link dengan staff Pendamping Pasien

Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN

Berorientasi Pelayanan

Saya akan melakukan perbaikan rancangan Formulir Pendaftaran sesuai dengan saran dan masukan dari staff Administrasi

Akuntabel

Saya cermat memperbaiki rancangan Formulir Pendaftaran agar mudah dipahami oleh pasien sesuai dengan saran dan masukan

Harmonis

Saya menghargai saran dan masukan dari Staff Administrasi tanpa memandang bulu (tanpa melihat jabatannya) tapi lebih kepada apa yang disampaikan demi menghasilkan yang terbaik.

Adaptif

Saya cepat menyesuaikan/ merubah rancangan Formulir Digital Pendaftaran Laboratorium sesuai saran dan masukan .

Kolaboratif

Saya terbuka dalam bekerjasama dengan semua staff setiap unit kerja untuk menghasilkan Formulir Digital Pendaftaran Laboratorium yang terbaik.

42

4.4 Membuat e-Book Panduan Pengisian Formulir Google Form saat LIS tidak terkoneksi

Kegiatan Keempat yaitu membuat e-Book sebagai Panduan Pengisian Formulir Google Form yang dilaksanakan dengan 2 (dua) tahapan dimulai dari merancang e-BookTata Cara Pengisian GoogleForm dengan desain (menggunakan canva) dan isi yang menarik serta mudah dipahami. Pada kegiatan ini, penulis mengumpulkan foto dari formulir digital yang diharapkan dapat memudahkan mengvisualisasikan langkah-langkah untuk melakukan pengisian GoogleForm, tidak sampai disitu design yang dibuat memperlihatkan ukuran teks yang sesuai dan warna-warna yang tidak mencolok serta penggunaan kalimat yang jelas dan padat sehingga memudahkan para pembaca untuk memahami isi dari panduan e-Book.Ada saran dan masukan dari Atasan Langsung-Mentor untuk brosur yang ditempel berukuran kertas A4.

43
Gambar 4.15 Konsultasi dengan Atasan Langsung-Mentor (Panduan Pengisian Google Form e-Book dan Brosur Akses)

Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN

Berorientasi Pelayanan

Saya Saya akan membuat e-Book Tata Cara Pengisian menggunakan Google Form dengan

sebaik mungkin agar mudah dipahami

Akuntabel

saya akan cermat dalam pembuatan e-Book sehingga pelayanan dapat dilakukan dengan

efektif dan efisien

Kompeten

44
Gambar 4.16 Konsultasi dengan Rekan Kerja (Senior) di Unit Laboratorium Teratai (Panduan Pengisian Google Form e-Book dan Brosur Akses) Gambar 4.17 Brosur e Book Tata Cara Pengisian Google Form

Saya akan berusaha membuat e-Book dengan kualitas terbaik agar mudah dipahami oleh pasien.

Loyal

Saya akan berdedikasi membuat e-Book sesuai saran dan arahan dari Kepala Instalasi dan Rekan Kerja (Senior).

Adaptif

Saya akan cepat menyesuaikan dan merubah e-Book sesuai arahan dan masukan.

Kolaboratif

Saya akan terbuka untuk bekerja sama dengan Kepala Instalasi dan Rekan Kerja (Senior) untuk hasil e-Book terbaik.

4.5 Melakukan sosialisasi tentang pengunaan GoogleForm

Kegiatan Kelima yaitu Sosialisasi yang dilaksanakan dengan 2 (dua) tahapan dimulai dari sosialisasi secara langsung dengan memaparkan e-Book Tata Cara Pengisian Google Form Pemeriksaan Laboratorium hingga menempelkan brosur QR Google Form di Laboratorium yang mudah terlihat oleh pasien. Pada tahapan sosialisasi peserta latsar juga memberikan brosur pada para pegawai yang ukurannya lebih kecil dan mudah untuk disimpan disaku yang diharapkan dapat berguna saat memberikan informasi mengenai Google Form Pemeriksaan Laboratorium pada pasien yang belum memahami cara pengisian. Terdapat masukan dari

Mentor-Atasan Langsung mengenai ukuran brosur QR Google Form yang ditempel di Laboratorium minimal berukuran a4.

45
Gambar 4.18 Sosialisasi e-Book dan Pembagian Brosur dengan petugas Administrasi
46
Gambar 4.19 Sosialisasi e-Book dan Pembagian Brosur dengan petugas Farmasi dan Pendamping Sebaya Pasien (LSM) Gambar 4.20 Brosur QR Google Form Penyimpanana Data Pasien tertempel di Laboratorium

Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN

Berorientasi Pelayanan

Saya akan memaparkan e-Book Tata Cara Pengisian Google Form kepada para petugas dan Responsif dalam menjawab pertanyaanya.

Akuntabel

Saya transparan dalam menginformasikan e-Book Tata Cara Pengisian Google Form Pendaftaran pemeriksaan laboratorium kepada para petugas .

Kompeten

Saya membantu para petugas dalam memahami penggunaan e-Book Tata Cara Pengisian Google Form untuk pemeriksaan laboratorium.

Loyal

Saya melakukan sosialisasi e-Book Tata Cara Penggunaan Google Form dengan komitmen kepada seluruh petugas yang akan membantu dalam pengaplikasian.

Adaptif

Saya adaptif melakukan sosialisasi tidak hanya mengandalkan pertemuan langsung namun memberikan brosur yang mudah untuk disimpan.

Kolaboratif

Saya terbuka dan bekerjasama dengan seluruh petugas untuk pelaksanaan digitalisasi penyimpanan data pasien saat LIS tidak terkoneksi.

4.6 Monitoring dan Evaluasi penggunaan Google Form sebagai tahapan

Pendaftaran Data Pasien saat LIS tidak terkoneksi

Terakhir, kegiatan Keenam yaitu Monitoring dan Evaluasi penggunaan GoogleFormyang dilaksanakan dengan 2 (dua) tahapan dimulai dengan berkonsultasi dengan Kepala Instalasi dan Rekan Kerja (Senior) dan berkoordinasi dengan petugas administrasi mengenai penggunaan GoogleFormpada tahapan pendaftaran. Penulis menonitoring langsung kegiatan penggunaan Google Form dan menemukan adanya kendala dalam pelaksanaan aktualisasi.

47

Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN

Berorientasi Pelayanan

Saya akan terus melakukan perbaikan digitalisasi pendaftaran sehingga tercapainya

pelayanan yang prima.

Akuntabel

Saya akan bertanggung jawab apabila terdapat kendala penggunaan Google Form.

Harmonis

48
Gambar 4.21 Konsultasi dengan Mentor Gambar 4.22 Monitoring dan Evaluasi Penggunaan Google Form oleh Pasien

Saya akan menghargai saran masukan dari pimpinan ataupun rekan kerja demi tercapainya pelayanan yang prima.

Loyal

Saya akan berdedikasi untuk keberhasilan penggunaan Google Form untuk instansi dan Negara.

Adaptif

Saya akan terus melakukan monitoring dan evaluasi dalam penggunaan Google Form sehingga terwujudnya pelayanan yang prima.

Kolaboratif

Saya akan selalu terbuka untuk bekerjasama dengan semua pegawai untuk keberhasilan kegiatan aktualisasi ini.

4.7 Kendala dan Solusi serta Tindak Lanjut

Dalam melaksanakan dan menyelesaikan Kegiatan Habituasi dan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN ini, penulis menemukan beberapa kendala. Namun, penulis berusaha menemukan solusinya sehingga Kegiatan Habituasi dan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar ASN ini dapat terwujud dan tetap diselesaikan tepat pada waktutnya. Disamping itu, penulis akan terus menjalankan dan mengembangkan Digitalisasi Penyimpanan Data Pasien dengan Google Form untuk Pemeriksaan Laboratorium agar dapat terus berjalan dan bermanfaat untuk satuan kerja. Adapun, kendala dan solusi serta rencana tindak lanjut tersebut dapat dipaparkan secara ringkas dalam tabel di bawah ini:

49

1 Berkoordinasi dan Konsultasi dengan Kepala Instalasi Laboratorium Klinik dan Rekan Kerja (Senior) Laboratorium Teratai

2 Membuat rancangan formulir pendaftaran data pasien berbasis online (Google Form) saat LIS tidak terkoneksi

Tidak Ada

Tidak Ada Selesai Dilaksanakan

Adanya kemunduran pelaksanaan kegiatan karena hal berikut:

 Revisi rancangan dilakukan atas saran & masukan secara berjenjang dari Co Mentor baru ke Mentor-Atasan Langsung

 Sulit bertemu dengan Mentor yang memiliki jadwal seperti sedang dinas diluar

3 Melakukan uji akses dengan QR Code atau LinK Tidak Ada

4 Membuat e-Book Panduan Pengisian Formulir Google Form saat LIS tidak terkoneksi

5 Melakukan sosialisasi tentang pengunaan Google Form

Tidak Ada

 Sulitnya membuat jadwal waktu temu sosialisasi semua bagian di Unit Klinik Teratai

 Adanya kemunduran pelaksanaan kegiatan karena penulis tidak memiliki jadwal di Unit Laboratorium Teratai karena sedang di Perbantukan ke Bagian Lain

 Melakukan revisi dari setiap pihak dengan secepatnya, sehingga dapat terselesaikan

 Melakukan pertemuan secepatnya saat Mentor memiliki waktu luang

Tidak Ada

Selesai Dilaksanakan

6 Monitoring dan Evaluasi penggunaan Google Form sebagai tahapan Pendaftaran Data Pasien saat LIS tidak terkoneksi

 Monitoring tidak bisa dilakukan secara terus menerus karena penulis tidak memiliki jadwal kerja di Unit Laboratorium Teratai.

 Petugas Pendamping Sebaya Pasien belum bisa turun langsung dalam kegiatan Aktualisasi karena bersamaan dengan waktu Pelatihan dari Lembaga yang mengaungi mereka.

 Masih terdapat beberapa pasien yang camera smartphonenya tidak bisa scan barcode/QR dari Google Form

Selesai Dilaksanakan

Tidak Ada Selesai Dilaksanakan

 Sosialisasi dilakukan terpisah disesuaikan dengan waktu kerja

pegawai yang memiliki waktu luang

 Melakukan sosialisasi sesuai dengan

jadwal penulis di Unit Laboratorium

Teratai

 Komunikasi dengan Rekan Kerja (Senior) di Unit Laboratorium Teratai via Whatsapp

 Kegiatan aktualisasi diwakilkan dengan penulis langsung

 Menggunakan smartphone dari petugas yang membantu dalam proses pendaftaran

Selesai Dilaksanakan

Selesai Dilaksanakan

50
No. KEGIATAN/TAHAPAN KEGIATAN KENDALA SOLUSI KET
Tabel 4.1 Kendala dan Solusi

No. RENCANA KEGIATAN RENCANA TINDAKLANJUT KEGIATAN NILAI-NILAI DASAR (BERAKHLAK)

1 Monitoring dan Evaluasi

penggunaan Google Form sebagai

tahapan Pendaftaran Data Pasien saat LIS tidak terkoneksi

 Melakukan monitoring setiap bulannya atas pelaksanaan Digitalisasi Penyimpanan Data

Pasien menggunakan Google Form sebagai

tahapan Pendaftaran saat LIS tidak terkoneksi

dari sisi Pengguna maupun Petugas disesuaikan dengan e-Book yang ada

 Melakukan evaluasi dan update berkala formulir Google Form, jika terdapat fitur yang dapat diperbarui menyesuaikan saran dan masukan

 Beorientasi Pelayanan

 Akuntabel

 Kompeten

 Harmonis

 Loyal

 Adaptif

 Kolaboratif

TEKNIK AKTUALISASI

 Saya akan melakukan perbaikan Digitalisasi

Penyimpanan Data Pasien dengan Google Form sesuai hasil monitoring dan evaluasi dari sisi pengguna maupun petugas

 Saya akan transparan melaporkan hasil monitoring Digitalisasi Penyimpanan Data

Pasien dengan Google Form kepala MentorAtasan Langsung

 Saya akan terus belajar dan mengembangkan kapabilitas untuk dapat memperbaiki Digitalisasi Penyimpanan Data

Pasien dengan Google Form dengan hasil monitoring dan evaluasi

 Saya akan memperbaiki Google Form yang diselarakan kembali dengan kebutuhan pendaftaran pemeriksaan laboratorium

 Saya akan berdedikasi menghasilkan

Formulir Digital Penyimpanan data pasien yang terbaik

 Saya akan cepat menyesuaikan/merubah

Formulir Digital Google Form sesuai dengan hasil monitoring dan evaluasi maupun pembaruan dari Google jika ada

 Saya akan terbuka dan bekerjasama dengan pengguna, petugas dan mentor dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi Tabel 4.2 Rencana Tindak Lanjut

51

BAB V PENUTUP

5.1 SIMPULAN

Pelatihan Dasar CPNS adalah pendidikan dan pelatihan dalam masa prajabatan yang dilakukan secara integrasi untuk membentuk ASN Indonesia yang berakhlak, Profesional, Amanah, Berkarakter dan Smart. Adapun tugas akhir dari pembelajaran Latsar CPNS ialah agenda Habituasi yang merupakan kegiatan kreatif pemecehan isu-isu strategis untuk menguatkan kompetensi teknis bidang tugas sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan tugas dan menginternalisasi nilai-nalai dasar PNS yaitu Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif (BerAKHLAK).

Melalui laporan ini pelaksanaan Aktualisasi dan Habituasi CPNS Kementrian Kesehatan Indonesia Golongan II Angkatan I Tahun 2022 terlaksana dengan baik dengan masukan maupun saran dari Mentor, Coach dan Rekan Kerja (Senior) sesuai dengan timeline yang direncanakan yaitu mulai 6 Juli sampai 16 Agustus 2022. Dengan disusunnya Laporan Aktualisasi ini, diharapkan tergambar secara jelas kegiatan-kegiatan yang telah Penulis

laksanakan untuk memecahan isu di Unit Laboratorium Teratai RSUD dr. Hasan Sadikin Bandung dengan implementasi Nilai Dasar ASN Ber-AKHLAK, Visi, Misi dan Nilai Organisasi.

5.2 SARAN

Berdasarkan pelaksanaan aktualisasi di unit kerja, saran penulis adalah perlunya inisiatif, komitmen dan disiplin yang tinggi dari dari individu CPNS agar aktualisasi dapat berjalan sesuai dengan rencanakan. Selain itu dari segi eksternal, CPNS juga harus menjaga komunikasi dan melakukan koordinasi dengan Coach dan Mentor sehingga aktualisasi dan habituasi dapat terlaksana.

52

REFERENSI

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul Berorientasi Pelayanan.

Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul Akuntabel. Jakarta: Lembaga

Administrasi Negara Republik Indonesia.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul Kompeten. Jakarta: Lembaga

Administrasi Negara Republik Indonesia.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul Harmonis. Jakarta: Lembaga

Administrasi Negara Republik Indonesia.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul Loyal. Jakarta: Lembaga

Administrasi Negara Republik Indonesia.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul Adaptif. Jakarta: Lembaga

Administrasi Negara Republik Indonesia.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul Kolaboratif. Jakarta:

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2021. Modul SMART ASN. Jakarta:

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Peraturan LAN Nomor 10 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Lembaga

Administrasi Negara Nomor 1 Tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri

Sipil

Buku saku Akreditasi JCI RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Tahun 2018

53

Surat Izin Sosialisasi

LAMPIRAN

54

Daftar Hadir Sosialisasi

55
56
Konsul
Lembar
57
58
59
60
61

OPTMALSASPENYMPANANDATAPASENMELALU GOOGLEFORM DUNTLABORATORUMTERATA RSUPD HASANSADKNBANDUNG

LATSARCPNSKEMENTRANKESEHATANGOL ANGKATAN1TAHUN2022

62 PPT PRESENTASI AKTUALISASI - EMI
LATSARCPNSKEMENTRANKESEHATANGOL ANGKATAN1TAHUN2022 De aD ia i,AMdKe P L S P L K T R a a da,SKM,MTP, C P F P B S B S B K ,K BAPEDA D DeiaPiha id ,S PK(K),MKe M P K L K RSUP D H S D She a ,MKe P P K B P K C J D L LAOANAK ALIAI
ALA A AK ALIAI
63 KEGATAN&TAHAPANKEGATAN Bek aida bek diai 1 Me b a a ca ga f i e dafaa daa aie 2 Meak ka jiake de ga QRCde aa Li k 3 Me b a e-B k Pa d a Pe giia F i G ge F 4 6K ;14T K Meak ka iaiai e a g e g aa G ge F 5 M i i gda Ea ai 6 C V ASN B P A K C V ASN B P K A C V ASN K L H C V ASN B P A A C V ASN A A C V ASN A K L A N RSHS P N RSHS P N RSHS P U N RSHS P N RSHS K P N RSHS P
64
65
66
67
68
69

SMP LANAK ALSAS

Digialiai Pe imaa Daa Paie ag daa

diake dimaa da kaa meme igka e da meghema ak e a eagaPe ga

Sehigga ak keja ag dimiliki k a admii ai aie ecaama aldaabek agda

dialihka mejadi ak dkif membeika elaaa ag ima da bek ag a e i kealaha i daa

TERIMAKASIH

WalaikmalamWa hma allahiWaba ka

Saabehaa Ak aliai agelahdilakka daa dialikaika dega keeaa ak da hail agebaik Ami YRA

70
LA A CPN KEMEN ANKEEHAANGOL ANGKAAN1 AH N2022 LATSARCPNSKEMENTRIANKESEHATANGOLIIANGKATAN TAHUN

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.